BREEDING BREEDING • Polutry breeding dalam produksi ternak unggas adalah penerapan prinsipprinsip genetika dalam upaya mengembangkan bibit unggul untuk menghasilkan ayam pedaging maupun petelur. • Genetika merupakan ilmu yang berkaitan dengan mekanisme hereditas yaitu transmisi sifat-sifat tetua kepada keturunannya unit dari hereditas Suatu unit informasi genetik yang dibawa seekor hewan untuk mempengaruhi karakter spesifik. Setiap gena menempati locus pada kromosom Kromosom : pembawa informasi genetik yang terdapat pada inti sel, materi genetik terpenting dalam inti sel adalah DNA (Deoxyrib Nucleic Acid) Pada sel normal kromosom selalu berpasangan, sepasang kromosom mengandung karakter yang secara anatomis, fisiologis dan psikologis diturunkan kepada keturunannya. AYAM MEMILIKI 39 KROMOSOM Kromosom sex pada ayam berbeda dengan mamalia Manusia : XY pria XX wanita Ayam : ZZ jantan ZW betina Gena : Ektensif Breeding : Tanpa campur tangan manusia Sifat-sifat kualitatif Intensif Breeding : Ada campur tangan manusia Sifat kualitatif dan sifat kuantitatif INDUSTRI PETERNAKAN AYAM PEMBIBITAN Ada pejantan Petelur : Starter Grower Developer Layer ( 0 – 6 minggu) (6 – 14 minggu) (14-18 minggu) (> 18 minggu) KOMERSIL Hanya betina Petelur : Starter Grower Developer Layer Jantan Telur Tetas Telur Konsumsi Betina Pedaging Starter Grower Developer Layer ( 0 – 6 minggu) (6 – 14 minggu) (14-18 minggu) (> 18 minggu) Pedaging Starter (0 – 2 minggu) Finisher (2 – 6 minggu) Jantan dan Betina Jantan Telur Tetas Ayam Pedaging Betina Manusia (Breeder) : sangat berperan dalam proses persilangan untuk mendapatkan sifat yang dikehendaki ayam unggul Contoh : Persilangan yang dilakukan untuk mendapatkan ayam unggul ♂ ♀ A x A ♂ ♀ B x B ♂ ♀ C x C ♂ ♀ D x D GPS A♂ Galur murni Terseleksi B♀ C♂ D♀ PS AB ♂ CD ♀ (Two-way cross) PS/CS/CH (Four-way cross) ABCD [♂&♀] Faktor-faktor yang diamati : Tipe Petelur : • Tingkat produksi telur • Tebal kerabang telur • Kualitas albumen • Efesiensi penggunaan ransum • Bobot telur • Lama bertelur • Umur mencapai produksi 50% Tipe Pedaging: • Laju pertumbuhan • Efisiensi penggunaan ransum • Kecepatan pertumbuhan bulu • Tahan terhadap penyakit • Kaki kokoh dan kuat • Warna bulu dan kulit yang dikehendaki SEX LINKAGE Gena yang terikat pada chromosom sex Contoh : Bila seekor ♀ memiliki gena yang linkage pada ♀ ZW chromosome Z maka sifat tersebut hanya akan diturunkan pada anak ♂ >< ZZ ♂ ZZ ♀ ♂ ZZ Sifat seperti ini dapat dimanfaatkan secara ekonomis, misalnya : untuk menentukan jenis kelamin saat menetas Contoh : Warna Bulu RIR ♂ non barred bb b b >< B Barred PR♀ barred B- bB bbarred non barred F1 : ♂ barred ada totol bulu warna terang pada kepala ♀ non barred Contoh : Bentuk Jengger Jengger bentuk rose (rose comb) dominan terhadap jengger tunggal (single comb) ♂ Rose comb >< ♀ Single comb Genotip Gamet RR R rr r F1 ♂ Rose ♀ Rose Genotip Gamet Rr R Rr R F2 Genotip r RR Rr Rose rose Kurang memiliki nilai ekonomis r Rr rr Rose rose Contoh : kecepatan Pertumbuhan Bulu • Bulu tumbuh lambat bersifat dominan terhadap bulu tumbuh cepat • • Ayam tipe ringan : bulu tumbuh cepat (RF) Ayam tipe berat : bulu tumbuh lambat (SF) ♂ RF >< ♀ ZF Pada saat menetas anak ayam : ♀ Bulu-bulu sekunder tumbuh baik ♂ Bulu primer tumbuh kurang baik, bulu sekunder kadangkadang tumbuh kurang baik SIFAT KUALITATIF ~ POLYGENIC • Ditentukan oleh banyak gena • Merupakan sifat yang secara ekonomis sangat penting Contoh : kualitas telur, bobot telur, kecepatan pertumbuhan, dll • Pewarisan sifat dari induk tidak sesederhana sifat kualitattif • Sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan Contoh ; betina dengan potensi produksi telur 300 butir/tahun tidak akan dapat mengekspresikan kemampuan tersebut tanpa pemberian ransum yang baik EXAMPLE OF SEX-LINKED CROSSES FOR BROILERS A sex-link trait that has been used in sexing day-old broiler chicks is the speed of feather growth. Slow feathering in chickens is caused by a dominant gene (referred to as K) on the Z chromosome (remembering that males are ZZ and females are ZW). The difference in the length of the primary and covert wing feathers can be seen between one to three days from hatching. After this age it is not possible to use this sex-link cross for sexing chickens. Fast-feathering: Primary feathers are long and the coverts are shorter than the primaries. Slow-feathering: The primary wing feathers are short and the coverts are as long as the primary feathers. Fast-feathering female chickens have a single copy of the recessive form on their one Z gene (indicated as k_). Fast-feathering male chickens have two copies of the recessive form of the gene (indicated as kk). The sex-linked cross involves mating a male with two K genes (i.e., KK) with a female that has the recessive form of the gene (indicated as k_). •Offspring from this cross will be fast-feathering females and slow-feathering males, as shown below