Return - rimadasuki

advertisement
MANAJEMEN KEUANGAN
LANJUTAN
UNTUK DIPERGUNAKAN DI LINGKUNGAN
SENDIRI(IKOPIN)
BIAYA MODAL
(COST OF CAPITAL)
Rima E Dasuki
BIAYA MODAL
 MERUPAKAN
SEMUA BIAYA YANG
SECARA RIEL DIKELUARKAN OLEH
PERUSAHAAN DALAM RANGKA
MENDAPATKAN SUMBER DANA.
 BIAYA YANG DIKELUARKAN BISA
IMLISIT MAUPUN EXPLISIT
 PADA DASARNYA BIAYA MODAL
MERUPAKAN PROSENTASE DARI
BIAYA RIEL DENGAN PENERIMAAN
BERSIH

FUNGSI BIAYA MODAL ;
Sebagai cut of rate atau tingkat pembatas suatu
keputusan investasi apakah diterima atau ditolak.
 Suatu investasi diterima bila keuntungan yang
diterima bisa menutup semua biaya modal yang
dikeluarkan.

JENIS BIAYA MODAL ;
•Biaya modal individual
•Biaya modal perusahaan(biaya modal
rata-rata tertimbang)
BIAYA MODAL INDIVIDUAL
Sumber dana jangka panjang ;
1.dana dari hutang
2.dana dari pemilik atau modal sendiri

1.Biaya hutang(cost of debt)
Biaya yang ditanggung perusahaan
karena menggunakan sumber dana yang
berasal dari pinjaman
2.Biaya saham preferen(cost of preferred
stock)
Saham preferen adalah surat bukti
kepemilikan saham yang memberikan
penghasilan tetap berupa deviden yang
besarnya telah ditentukan prosentasenya
terhadap harga sahamnya
3.Biaya modal saham biasa
Saham biasa adalah bukti kepemilikan
perusahaan yang tidak mempunyai hak-hak
istimewa seperti saham preferen,dibayarkan
jika perusahaan mempunyai laba
BIAYA MODAL PERUSAHAAN
Biaya modal rata-rata tertimbang
 Apabila perusahaan menggunakan kombinasi
beberapa jenis sumber dana, maka cost of capital
yang perlu diperhitungkan adalah keseluruhan
biaya modal (weighted average cost of
capital/wacc)
 Sifatnya eksplisit sama dengan discount rate
yang dapat menjadikan present value dari modal
neto yang diterima perusahaan sama dengan
present value dari semua biaya yang harus
dibayarkan karena penggunaan modal modal tsb

BIAYA MODAL MARGINAL
TERTIMBANG
 Biaya
modal rata-rata tertimbang selalu
berubah sepanjang terjadi perubahan
jumlah kebutuhan dana perusahaan.
 Dengan bertambahnya kebutuhan
investor yang didanai dengan hutang
jangka panjang baru,maka biaya ratarata akan berubah,biasanya akan
meningkat
 WACC yang baru karena adanya
tambahan kebutuhan modal disebut
weighted marginal cost of
capital/wmcc(biaya modal marjinal
tertimbang)
STRUKTUR MODAL
Struktur modal merupakan imbangan antara
modal asing dengan modal sendiri
 Perubahan struktur modal dapat menyebabkan
perubahan nilai perusahaan
 Teori struktur modal menjelaskan apakah ada
pengaruh perubahan struktur modal terhadap
nilai perusahaan.
 Nilai perusahaan dapat diukur dengan harga
saham atau biaya modal yang dikeluarkan oleh
perusahaan dalam memperoleh sumber dana
ybs.

:
Setiap ada perubahan struktur modal akan
mempengaruhi biaya modal secara
keseluruhan,karena masing-masing jenis modal
mempunyai biaya modal sendiri-sendiri.
 Besarnya biaya modal keseluruhan akan digunakan
sebagai cut of rate pada pengambilan keputusan

investasi
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
penentuan kebijaksanaan struktur modal adalah:
1.Persesuaian
2.Pengawasan
3.Laba atau earning pershare
4.Tingkat risiko
TEORI STRUKTUR MODAL
Asumsi:
a.Keuntungan yang diperoleh perusahaan dianggap
konstan
b.Seluruh keuntungan yang diperoleh merupakan
hak pemegang saham
c.Hutang yang digunakan bersifat permanen
d.Perusahaan dapat mengubah struktur modalnya
secara langsung
PENDEKATAN TRADISIONAL :
Berpendapat bahwa pada pasar modal bisa
dilakukan dengan melihat besarnya nilai
perusahaan atau biaya modal.Bila tujuan
perusahaan adalah meningkatkan nilai
perusahaan artinya sama dengan menurunkan
biaya modal
PENDEKATAN MODIGLIANI DAN MILLER
 Pendekatan ini menyatakan bahwa tidak ada
hubungan antara nilai perusahaan dan biaya
modal dengan struktur modalnya
 Ada proses arbitrase yang membuat harga
saham atau nilai perusahaan baik yang
menggunakan hutang ataupun tidak,ahirnya
sama.
 Proses arbitrase ini muncul karena investor
bersifat rasional artinya investor lebih
menyukai investasi yang sama tapi
menghasilkan keuntungan yang lebih besar
atau investasi yang lebih kecil tapi
menghasilkan keuntungan yang sama




STRUKTUR MODAL BILA ADA PAJAK
Menurut Modigliani dan Miller apabila ada pajak maka
perubahan struktur modal menjadi relevan.
Bunga yang dibayarkan berfungsi sebagai pengurang pajak.
Perusahaan yang menggunakan hutang akan membayar pajak
lebih kecil,sehingga menghemat pajak,dan akan bisa
meningkatkan nilai perusahaan
FAKTOR YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN
UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR MODAL OPTIMUM:
•Tingkat penjualan
•Struktur asset
•Tingkat pertumbuhan perusahaan
•Profitabilitas
•Skala perusahaan
•Variable laba,perlindungan pajak
•Kondisi intern perusahaan dan ekonomi makro
KAPITALISASI DAN
STRUKTUR MODAL
Hubungan Kapitalisasi dan Struktur Modal
Menurut Charles W. Gerstenberg :
Kapitalisasi adalah sejumlah securities yang beredar
(outstanding) dalam bentuk modal saham dan obligasi
Susunan dari jenis–jenis modal yang membentuk
kapitalisasi disebut sebagai struktur modal
Kesimpulan : Kapitalisasi menekankan pada arti
kuantitatif sedangkan struktur modal
menekankan pada arti kualitatif
Masalah kapitalisasi dan struktur modal dalam
perusahaan umumnya timbul :
Pada saat mengorganisir atau mendirikan
perusahaan baru
Pada waktu membutuhkan tambahan modal
baru untuk ekspansi
Pada waktu diadakan konsolidasi, baik dalam
bentuk merger atau akuisisi
Pada waktu diadakan rekapitalisasi
recapitalization), debt readjusment dan
reorganisasi finansial
Teori–teori Kapitalisasi
Teori Kapitalisasi Berdasarkan Pendapatan
(The Earning Theory of Capitalization)
Teori Kapitalisasi Berdasarkan Biaya
(The Cost Theory of Capitalization)
Struktur Modal :
Struktur modal merupakan perbandingan antara modal
asing dengan modal sendiri
Struktur modal yang optimum :
Struktur modal yang dapat meminimumkan biaya
penggunaan modal rata–rata (average cost of capital)
Arti penting teori struktur modal :
Setiap ada perubahan struktur modal akan
mempengaruhi biaya modal secara keseluruhan
karena masing–masing jenis modal mempunyai
biaya modal sendiri–sendiri
Besarnya biaya modal keseluruhan ini akan
digunakan sebagai cut of rate pada pengambilan
keputusan investasi. Oleh karena itu, kebijakan
struktur modal akan mempengaruhi keputusan
investasi
Faktor–faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal :
Tingkat bunga
Pada waktu perusahaan merencanakan pemenuhan
kebutuhan modal, tingkat bunga yang berlaku pada
saat itu sangat mempengaruhi.
Tingkat bunga akan mempengaruhi pemilihan jenis
modal apa yang akan ditarik, apakah perusahaan
akan mengeluarkan saham atau obligasi. Penarikan
obligasi hanya akan dibenarkan apabila tingkat
bunganya lebih rendah daripada earning power dari
tambahan modal tersebut.
Stabilitas dari pendapatan
Stabilitas dan besarnya pendapatan yang diperoleh
suatu perusahaan akan menentukan apakah
perusahaan tersebut dibenarkan untuk menarik modal
dengan beban tetap atau tidak. Suatu perusahaan
yang mempunyai pendapatan yang stabil akan selalu
dapat memenuhi kewajiban finansialnya sebagai
akibat dari penggunaan modal asing.
Sebaliknya perusahaan yang mempunyai pendapatan
yang tidak stabil dan tidak dapat diprediksikan, akan
menanggung risiko tidak dapat membayar beban
bunga atau tidak dapat membayar angsuran–
angsuran utangnya pada tahun–tahun atau keadaan
yang buruk.
Susunan dari aktiva
Banyak perusahaan industri yang sebagian
besar dari modalnya tertanam dalam aktiva
tetap akan mengutamakan pemenuhan
kebutuhan modalnya dari modal yang
permanen, yaitu modal sendiri sedangkan
modal asing sifatnya adalah sebagai
pelengkap. Hal ini dapat dihubungkan dengan
adanya aturan struktur finansial konservatif
horizontal yang menyatakan bahwa besarnya
modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat
menutupi jumlah aktiva tetap plus aktiva lain
yang sifatnya permanen.
Kadar risiko dari aktiva
Tingkat atau kadar risiko dari setiap aktiva di
dalam perusahaan tidak sama. Makin panjang
jangka waktu penggunaan suatu aktiva di
dalam perusahaan, makin besar derajat
risikonya. Dalam hubungan ini dikenal adanya
prinsip aspek risiko yang menyatakan bahwa
apabila ada aktiva yang peka risiko, maka
perusahaan harus lebih banyak
membelanjainya dengan modal sendiri, modal
yang tahan risiko dan sedapat mungkin
mengurangi pembelanjaan dengan modal
asing atau modal yang takut risiko. Secara
singkat dapat dikatakan bahwa semakin lama
modal harus terikat, semakin tinggi derajat
risikonya, semakin mendesak keperluan akan
pembelanjaan seluruhnya atau sebagian
besar dengan modal sendiri.
Besarnya jumlah modal yang dibutuhkan
Apabila jumlah modal yang dibutuhkan hanya dapat
dipenuhi dari satu sumber saja, maka tidak perlu
mencari sumber lain. Sebaliknya apabila jumlah
modal yang dibutuhkan sangat besar sehingga tidak
dapat dipenuhi dari satu sumber saja (misalnya
dengan saham biasa), maka perlu dicari sumber lain
(misalnya dengan saham preferen dan obligasi).
Keadaan pasar modal
Keadaan pasar modal sering mengalami perubahan
yang disebabkan karena adanya gelombang konjungtur.
Pada umumnya apabila gelombang meninggi (up swing),
para investor lebih tertarik untuk menanamkan modalnya
dalam saham.
Sifat manajemen
Seorang manajer yang bersifat optimis dalam memandang masa
depannya, mempunyai keberanian untuk menanggung risiko yang
besar (risk seeker), lebih berani untuk membiayai pertumbuhan
penjualannya dengan dana yang berasal dari utang (debt financing)
meskipun metode pembelanjaan dengan utang ini memberikan
beban finansial yang tetap. Sebaliknya seorang manajer yang
bersifat pesimis yang serba takut untuk menanggung risiko (risk
averter), lebih suka membelanjai pertumbuhan penjualannya
dengan dana yang berasal dari sumber intern atau dengan modal
saham (equity financing yang tidak mempunyai beban finansial
yang tetap.
Besarnya suatu perusahaan
Suatu perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat
luas, setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai
pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau
tergesernya kontrol dari pihak dominan terhadap perusahaan yang
bersangkutan. Sebaliknya, perusahaan yang kecil dimana sahamnya
hanya tersebar di lingkungan kecil, penambahan jumlah saham
akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemungkinan
hilangnya kontrol dari pihak dominan terhadap perusahaan yang
bersangkutan.
The Time Value of
Money
Money NOW
is worth more than
money LATER!
BASIC TYPES
 Future
value or present value
 Future value of an annuity
 Present value of an annuity
 Perpetuities and growing perpetuities
A sum of money today is called a
present value.

We designate it mathematically with a subscript, as occurring in
time period 0

For example: P0 = 1,000 refers to $1,000 today
A sum of money at a future
time is termed a future value

We designate it mathematically with a subscript showing that it
occurs in time period n.

For example: Sn = 2,000 refers to $2,000 after n periods from now.
As already noted, the number of time periods
in a time value problem is designated by n.
n may be a number of years
 n may be a number of months
 n may be a number of quarters
 n may be a number of any defined time periods

The interest rate or growth rate in a
time value problem is designated by i
i must be expressed as the interest rate per period.
For example if n is a number of years, i must be the interest rate
per year.
 If n is a number of months, i must be the interest rate per month.


The first of the general type of time value
problems is called future value and present
value problems. The formula for these
problems is:(Future Value)

Sn = P0(1+i)n
An example problem:

If you invest $1,000 today at an interest rate of 10 percent, how
much will it grow to be after 5 years?



Sn = P0(1+i)n
Sn = 1,000(1.10)5
Sn = $1,610.51
Another example problem:




Assume you will receive an inheritance of $100,000, six years
from now. How much could you borrow from a bank today and
spend now, such that the inheritance money will be exactly
enough to pay off the loan plus interest when it is received?
Assume the bank charges an interest rate of 12 percent?
Sn = P0(1+i)n so, P0 = Sn/(1+i)n
P0 = 100,000/(1.12)6
P0 = $50,663
Another example problem:




How long will it take for $10,000 to grow to $20,000 at an interest
rate of 15% per year?
Sn = P0(1+i)n
20,000 = 10,000(1.15)n
n = 4.96 years (or, about 5 years)
One more example problem:




If you invest $11,000 in a mutual fund today, and it grows to be
$50,000 after 8 years, what compounded, annualized rate of
return did you earn?
Sn = P0(1+i)n
50,000 = 11,000(1+i)8
i = 20.84 percent per year
Calculations
Some of the answers to the problems are tricky to work out with an
ordinary calculator.
 A financial calculator (one that has buttons for FV, PV, N, and I) can
make these calculations very simple.
 Time value tables can also be used to simplify the calculations.

The next two general types of time
value problems involve annuities
An annuity is an amount of money that occurs (received or paid)
in equal amounts at equally spaced time intervals.
 These occur so frequently in business that special calculation
methods are generally used.

For example:
If you make payments of $2,000 per year into a retirement fund, it
is an annuity.
 If you receive pension checks of $1,500 per month, it is an annuity.
 If an investment provides you with a return of $20,000 per year, it
is an annuity.

A common mathematical symbol for
an annuity amount is PMT
A financial calculator usually has a key labeled PMT
 Time value tables for future value of annuities and for present
value of annuities can also be used to simplify calculations.


OR, the following formulas can be used:
For the future value of an
annuity:

FV = PMT[(1+i)n - 1]/i
For the present value of an
annuity:

PV = PMT[(1+i)n -1]/[i(1+i)n]
An example problem:





If you save $50 per month at 12 percent per annum, how much
will you have at the end of 20 years?
Note that since time periods are months, i = 12%/12 months =
1% per period, for 240 periods.
FV = PMT[(1+i)n - 1]/i
FV = 50[(1.01)240 - 1]/.01
FV = $49,463
Another example problem:
If you want to save $500,000 for retirement after 30 years, and
you earn 10 percent per annum, how much must you save each
year?

FV = PMT[(1+i)n - 1]/i
 500,000 = PMT[(1.1)30 - 1]/.1
 PMT = $3,040 per year

An example problem:




If you borrow $100,000 today at 9 percent interest per annum,
and repay it in equal annual payments over 10 years, how much
are the payments?
PV = PMT[(1+i)n -1]/[i(1+i)n]
100,000 = PMT[(1+.09)10 -1]/[.09(1.09)10]
PMT = $15,582 per year
Other annuity problems:

In some annuity problems you may need to solve for the number of
periods, or to solve for the effective interest rate per period. These
will require much more complicated mathematical solutions, but
again, these calculations are very simple to make using a financial
calculator.
A last type of time value problem
involves what are called, perpetuities
A perpetuity is simply an annuity that continues forever
(perpetually).
 The formula for finding the present value of a perpetuity is:


PV = PMT/i
CAPITAL BUDGETING
Capital budgeting (penganggaran modal) :
Keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan
tentang pengeluaran dana untuk jangka panjang.
Arti penting capital budgeting berkaitan dengan :
• Jumlah dana investasi yang sangat besar
• Jangka waktu terikatnya dana yang sangat panjang
• Harapan terhadap hasil keuntungan di masa yang
akan datang
• Konsekuensi kerugian karena kesalahan dalam
pengambilan keputusan
Bentuk pengeluaran dana :
 Pembelian aktiva tetap
 Proyek-proyek jangka panjang
Jenis-jenis usulan investasi :
 Investasi penggantian
 Investasi penambahan kapasitas
 Investasi penambahan jenis produk baru
Sifat-sifat usulan investasi :
 Mutually exclusive
 Independent project
 Dependent project
Cash flow (aliran kas) :
CF
= earning after tax + depresiasi
= EAT + depr + bunga (1 – pajak)
CF meliputi :
a. Initial cash flow :
Aliran kas yang berhubungan dengan seluruh pengeluaran kas untuk
investasi, yang dikeluarkan pada awal pendirian suatu proyek investasi.
b. Operational cash flow :
Aliran kas yang dibutuhkan untuk menutup investasi, yang diterima setiap
tahun selama usia investasi dalam bentuk net cash flow.
c.Terminal cash flow :
Aliran kas yang diterima sebagai akibat habisnya umur ekonomis
suatu proyek investasi.
Cash out flow meliputi :
 Capital expenditure
 Revenue expenditure
METODE PENILAIAN INVESTASI :
 Accounting rate of return method (ARR method)
 Payback period method (PP method)
 Net present value method (NPV method)
 Internal rate of return method (IRR method)
 Profitability index method (PI method)
ARR method :
Rata-rata EAT
Rata-rata investasi
PP method :
 Jika CF sama setiap tahun : PP = Investasi / CF
 Jika CF tidak sama setiap tahun, payback period harus dicari dari
tahun ke tahun
NPV method : NPV =  [CF x discount factor] – Investasi
IRR method
: IRR = rr +
PI method
: PI
NPVrr
TPVrr – TPVrt
= PV of CF / Investasi
(rt – rr)
PEMILIHAN INVESTASI DENGAN UMUR BERBEDA
Metode yang dapat digunakan :
a. Replacement chain approach (common life approach), merupakan metode yang menjadikan
kedua investasi yang umurnya berbeda dibuat menjadi sama dengan mengasumsikan
membeli mesin tersebut beberapa kali, sehingga menghasilkan umur yang sama.
b. Equivalent annual annuity method, merupakan metode yang mencari NPV dari kedua
investasi untuk kemudian dibuat rata-rata tahunan dengan cara membagi NPV tersebut
dengan discount factor anuitasnya selama umur ekonomis masing-masing investasi.
Dengan demikian langkah-langkah analisis adalah sebagai berikut :
1. Menghitung NPV masing-masing investasi dengan tingkat diskonto tertentu
2. Menghitung discount factor annuitas masing-masing investasi dengan discount
rate yang sama dengan untuk mencari NPV
3. Menghitung equivalent annual annuity (EAA) masing-masing investasi dengan
cara membagi NPV investasi dengan discount factor annuity-nya
CAPITAL RATIONING
Apabila pihak manajemen harus mengambil keputusan atas
beberapa proyek investasi secara bersamaan, sementara dana
yang tersedia terbatas, maka pihak perusahaan harus memilih
proyek mana yang paling menguntungkan.
Tingkat keuntungan proyek diukur dari nilai profitability indexnya. Proyek dengan profitability index (PI) paling besar
menempati rangking pertama.
Dasar pertimbangan adalah dengan melihat sifat proyek,
apakah mutually exclusive, independent atau dependent.
CAPITAL ASSET PRICING MODEL
(CAPM)
CAPM atau Model Penilaian Aktiva Modal menjelaskan adanya keseimbangan
antara tingkat systematic risk dan tingkat keuntungan yang diisyaratkan sekuritas
portofolio
Latar belakang penggunaan CAPM :
a.
Pada umumnya, investor termasuk dalam risk averter yang menginginkan
adanya keseimbangan antara pendapatan dan risikonya
b.
Risiko dibedakan ke dalam kelompok systematic risk dan unsystematic risk
Tujuan utama penggunaan CAPM adalah untuk menentukan tingkat keuntungan
minimum yang diisyaratkan (minimum required rates of return) dari investasi
asset yang berisiko
Dasar-dasar CAPM :
1.
Terdapat hubungan antar tingkat pendapatan dengan risiko pasar dan
hubungannya dengan penilaian surat-surat berharga
2.
Dalam keseimbangan pasar, suatu surat berharga akan menghasilkan
ekspektasi pendapatan yang seimbang dengan risiko yang tidak terhindarkan
Ekuilibrium Pasar Modal
Ekuilibrium pasar terjadi jika harga-harga dari aktiva berada di suatu
tingkat yang
tidak dapat memberikan insentif lagi untuk melakukan perdagangan
spekulatif.
Implikasi dari asumsi ekuilibrium ini adalah sebagai berikut :
a.
Semua investor akan memilih portofolio pasar, yaitu portofolio yang
berisi semua aktiva yang ada di pasar
b.
Portofolio pasar ini merupakan portofolio aktiva berisiko yang
optimal, yaitu yang berada di efficient frontier (menurut Markowitz)
Dalam keadaan ekuilibrium, semua aktiva berisiko harus berada di
portofolio
pasar (M). Karena portofolio pasar menggunakan semua aktiva berisiko,
maka
portofolio pasar ini merupakan portofolio dengan diversifikasi sempurna
Pendekatan CAPM :
1.
1.
CML (Capital Market Line)
SML (Security Market Line)
Garis Pasar Modal (Capital Market Line – CML)
Keadaan ekuilibrium pasar yang menyangkut return ekspektasi dan
risiko
dapat digambarkan oleh garis pasar modal (capital market line)
E(RP)
CML
E(RM)
M
Premium risiko = E(RM) – RBR
RBR
Risiko portofolio
pasar
P
M
CML merupakan garis yang menunjukan semua
kemungkinan
kombinasi portofolio efisien yang terdiri dari aktiva-aktiva
berisiko
dan aktiva bebas risiko
Slope CML merupakan harga pasar dari risiko untuk
portofolio efisien.
Harga pasar risiko menunjukkan tambahan return yang
dituntut oleh
pasar karena adanya kenaikan risiko portofolio relatif
terhadap risiko
pasar
Rumus-rumus :
Garis Pasar Sekuritas (Security Market Line – SML)
CML menggambarkan trade-off antara risiko dan return ekspektasi
untuk
portofolio efisien, sedangkan SML menunjukkan trade-off antara risiko
dan
return ekspektasi untuk sekuritas individual. SML merupakan
penggambaran
secara grafis dari model CAPM
Untuk portofolio, tambahan return ekspektasi diakibatkan oleh
tambahan
risiko dari portofolio yang bersangkutan. Untuk sekuritas individual,
tambahan
return ekspektasi diakibatkan oleh tambahan risiko individual tersebut,
yang
diukur dengan beta ()
Beta menentukan besarnya tambahan return ekspektasi untuk
sekuritas
individual, dengan argumentasi bahwa untuk portofolio yang
didiversifikasi
secara sempurna, unsystematic risk cenderung hilang dan risiko yang
relevan
hanya systematic risk (yang diukur dengan beta)
Secara konsensus, beta portofolio pasar bernilai 1 (satu)
Suatu sekuritas dengan beta :
<1
mempunyai tingkat risiko lebih kecil daripada risiko
pasar (atau return
ekspektasinya lebih kecil daripada return
ekspektasi portofolio pasar)
>1
mempunyai tingkat risiko lebih besar daripada risiko
pasar (atau return
ekspektasinya lebih besar daripada return
ekspektasi portofolio pasar)
=1
mempunyai tingkat risiko sama dengan tingkat risiko
pasar (atau return
ekspektasinya sama dengan return ekspketasi
portofolio pasar)
Persamaan SML untuk sekuritas ke-i :
E(Ri)
i
=
=
RBR +
i. [ E(RM) – RBR ]
Cov Ri, RM
2 M
KEBIJAKAN DIVIDEN
Kebijakan dividen berhubungan dengan penentuan
pembagian pendapatan (earning) antara penggunaan
pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang
saham sebagai dividen atau untuk digunakan di dalam
perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus
ditahan di dalam perusahaan
Persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan
kepada pemegang saham sebagai cash dividend
disebut sebagai dividend pay out ratio
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen
suatu perusahaan :
Posisi likuiditas perusahaan
Kebutuhan dana untuk membayar utang
Tingkat pertumbuhan perusahaan
Pengawasan (kontrol) terhadap perusahaan
Berbagai macam kebijakan dividen :
Kebijakan dividen yang stabil
Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah
dividen minimal plus jumlah ekstra tertentu
Kebijakan dividen dengan penetapan
dividend pay out ratio yang konstan
Kebijakan dividen yang fleksibel
Stock dividend
Stock dividend adalah pembayaran dividen dalam
bentuk saham (stock).
Stock splits
Stock splits adalah pemecahan jumlah lembar saham
menjadi jumlah lembar yang lebih banyak dengan
pengurangan harga nominal per lembarnya secara
proporsional.
Lawan dari stock splits adalah reserve splits yang
artinya perusahaan mengurangi jumlah lembar
sahamnya.
Repurchasing of Stock
Repurchasing of stock (pembelian kembali saham) dapat
dilakukan melalui 2 cara, yaitu : tender offer dan melalui
pembelian kembali di pasar
LEASING
Leasing :
Kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang
modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan dalam jangka waktu
tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran berkala disertai
dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barangbarang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu
sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati
Tiga pihak utama yang terkait dalam transaksi leasing :
1. Lessor, yaitu perusahaan yang memberikan pembiayaan dalam bentuk
leasing. Lessor mempunyai hak kepemilikan atas barang modal
2. Lessee, yaitu perusahaan yang memanfaatkan jasa leasing
3. Supplier, yaitu perusahaan yang menjual barang modal
Bentuk leasing
a. Direct financial lease :
Bentuk leasing ini terjadi apabila lessee mengadakan perjanjian sewa guna
usaha atas aktiva tetap dimana kepemilikan aktiva tetap masih ada pada lessor.
Lesse mempunyai hak untuk memilih apakah setelah habis masa kontrak akan
membeli aktiva tetap yang bersangkutan atau akan memperpanjang masa sewa
gunanya, atau bahkan menghentikan masa sewa.
b. Sale and lease back :
Bentuk leasing ini terjadi apabila suatu perusahaan yang mempunyai aktiva
tetap tidak mempunyai dana untuk membiayai operasinya, sehingga aktiva tetap
tersebut dijual kepada perusahaan leasing untuk kemudian disewa lagi oleh
perusahaan. Dengan demikian, perusahaan mempunyai dana untuk modal
kerja, dan masih dapat memanfaatkan aktiva tetapnya untuk mendukung proses
produksi.
c. Leverage lease :
Nilai barang modal yang akan dibiayai oleh lessor terkadang sangat besar,
sehingga lessor tidak mampu untuk menyediakan dana secara mandiri. Dengan
demikian, lessor membutuhkan lembaga lain seperti bank atau lembaga
keuangan lainnya untuk ikut membiayai. Leasing seperti ini disebut sebagai
leverage lease.
Pembayaran sewa leasing :
a. Payment in advance (angsuran sewa leasing yang dibayar di muka)
Pembayaran sewa leasing yang pertama dibayarkan saat perjanjian leasing
ditandatangani, dengan rumus :
S = Besarnya sewa
{(Nb – Ns) (1 + i) n-1 } i
S =
Nb = Nilai barang modal
Ns = Nilai sisa
(1 + i) n – 1
i = Tingkat bunga
n = Jumlah periode
b. Payment in arrears (angsuran sewa leasing yang dibayar di belakang)
Angsuran sewa yang pertama dibayar di belakang satu periode angsuran
setelah perjanjian, dengan rumus :
{(Nb – Ns) (1 + i) n } i
S =
(1 + i) n – 1
Pembayaran sewa dapat dilakukan secara bulanan, kuartalan
maupun semesteran. Bila pembayaran dilakukan secara kuartalan
atau semesteran, maka tingkat bunganya dapat dihitung dengan
menggunakan simple interest rate atau compound interest rate,
sesuai dengan perjanjian.
Simple interest rate :
Bunga dihitung dengan cara membagi suku bunga setahun dengan
jumlah periode
Compound interest rate :
C = { (1 + i) n – 1 } x 100%
C = compound interest rate
i = tingkat bunga dalam satu periode
n = jumlah data
EKSPANSI
Ekspansi : perluasan modal, baik modal kerja saja, atau modal kerja dan modal
tetap yang digunakan secara tetap dan terus menerus di dalam
perusahaan
Ekspansi dapat dilakukan dengan cara :
a. Ekspansi intern, co. menambah kapasitas pabrik, unit produksi, dan divisi baru
b. Merger dan akuisisi
Motif ekspansi :
a. Motif ekonomi : Ekspansi didasarkan atas pertimbangan untuk memperbesar
atau menstabilkan laba yang diperoleh
b. Motif psikologis : Ekspansi suatu perusahaan didasarkan pada personal
ambition dari pemilik perusahaan untuk memperoleh prestise
dan kekuasaan yang lebih besar
Bentuk-bentuk ekspansi :
a. Business expansion : ekspansi dijalankan tanpa mengakibatkan perubahan
struktur modal perusahan
b. Financial expansion : terjadi perubahan struktur modal karena adanya
pembelian atau penambahan aktiva tetap
LEVERAGE ANALYSIS
Leverage
Penggunaan aktiva atau sumber dana di mana untuk
penggunaan tersebut perusahaan harus menanggung biaya
tetap atau membayar beban tetap
Leverage operasi
(operating leverage)
Leverage
Leverage finansial
(financial leverage)
Leverage operasi (operating leverage)
Penggunaan aktiva yang menyebabkan
perusahaan harus menanggung biaya tetap
berupa penyusutan. Penghasilan yang
diperoleh atas penggunaan aktiva tetap
tersebut diharapkan cukup untuk menutup
tetap dan biaya variabel
biaya
Leverage finansial (financial leverage)
Penggunaan dana yang menyebabkan
perusahan harus menanggung beban tetap
berupa bunga. Penghasilan yang diperoleh
atas
penggunaan dana tersebut diharapkan
lebih besar
daripada beban yang dikeluarkan
Operating Leverage
Ukuran operating leverage adalah DOL (degree of
operating leverage), dengan rumus :
DOL =
atau
Ket. :
S
=
VC =
V
=
FC =
Q =
P
=
% perubahan dalam EBIT
% perubahan dalam sales
S – VC
S – VC – FC
Sales
Variable Cost ( total )
Variable Cost per unit
Fixed Cost
Quantity
Price per unit
=
Q ( P –V )
Q ( P – V ) – FC
Financial Leverage
Ukuran financial leverage adalah DFL
(degree of financial leverage), dengan rumus :
DFL
=
atau
=
EBIT
EBIT – I
Q ( P – V ) – FC
Q( P – V ) – FC – I
I = bunga dalam rupiah
Leverage Kombinasi (Combine Leverage)
Pengaruh perubahan penjualan terhadap
perubahan laba setelah pajak, yang diukur
dengan DCL (degree of combine leverage)
DCL =
=
S – VC
EBIT – I
Q ( P –V )
Q( P – V ) – FC – I
Indifferent Point
Tingkat EBIT yang dapat menyamakan
keuntungan (diukur dengan EPS dan
ROE) bagi pemegang saham pada
berbagai kombinasi leverage factor
Leverage factor
Perbandingan antara hutang dengan
modal sendiri
Apabila sebelum analisis perusahaan hanya mempunyai modal
sendiri dalam struktur modalnya :
X ( 1 –T )
S1
=
( X – C ) ( 1 –T )
S2
Ket. :
X = EBIT pada indifferent point
C = bunga hutang (Rp)
T = pajak
S1 = jumlah lembar saham bila dibelanjai dengan
modal sendiri
S2 = jumlah lembar saham bila dibelanjai dengan
modal asing
Apabila sebelum analisis perusahaan mempunyai modal sendiri
dan modal asing dalam struktur modalnya :
( X - C1 ) ( 1 – T )
S1
=
( X – C2 ) ( 1 – T )
S2
Ket. :
C1 = bunga sebelum ada tambahan dana
C2 = bunga sebelum dan sesudah ada tambahan dana
LEVERAGE ANALYSIS
Leverage
Penggunaan aktiva atau sumber dana di mana untuk
penggunaan tersebut perusahaan harus menanggung
biaya tetap atau membayar beban tetap
Leverage operasi
(operating leverage)
Leverage
Leverage finansial
(financial leverage)
Leverage operasi (operating leverage)
Penggunaan aktiva yang menyebabkan
perusahaan harus menanggung biaya tetap
berupa penyusutan. Penghasilan yang
diperoleh atas penggunaan aktiva tetap
tersebut diharapkan cukup untuk menutup
biaya tetap dan biaya variabel
Leverage finansial (financial leverage)
Penggunaan dana yang menyebabkan
perusahan harus menanggung beban tetap
berupa bunga. Penghasilan yang diperoleh
atas penggunaan dana tersebut diharapkan
lebih besar daripada beban yang dikeluarkan
Operating Leverage
Ukuran operating leverage adalah DOL (degree of
operating leverage), dengan rumus :
DOL =
atau
Ket. :
S
=
VC =
V
=
FC =
Q =
P
=
% perubahan dalam EBIT
% perubahan dalam sales
S – VC
S – VC – FC
Sales
Variable Cost ( total )
Variable Cost per unit
Fixed Cost
Quantity
Price per unit
=
Q(P–V)
Q ( P – V ) – FC
Financial Leverage
Ukuran financial leverage adalah DFL
(degree of financial leverage), dengan rumus :
DFL
=
atau
=
EBIT
EBIT – I
Q ( P – V ) – FC
Q( P – V ) – FC – I
I = bunga dalam rupiah
Leverage Kombinasi (Combine Leverage)
Pengaruh perubahan penjualan terhadap
perubahan laba setelah pajak, yang diukur
dengan DCL (degree of combine leverage)
DCL =
=
S – VC
EBIT – I
Q ( P–V)
Q( P – V ) – FC – I
Indifferent Point
Tingkat EBIT yang dapat menyamakan
keuntungan (diukur dengan EPS
dan
ROE) bagi pemegang
saham pada
berbagai kombinasi
leverage factor
Leverage factor
Perbandingan antara hutang dengan
modal sendiri
Apabila sebelum analisis perusahaan hanya
mempunyai modal sendiri dalam struktur modalnya :
X(1–T)
S1
=
(X–C)(1–T)
S2
Ket. :
X = EBIT pada indifferent point
C = bunga hutang (Rp)
T = pajak
S1 = jumlah lembar saham bila dibelanjai dengan
modal sendiri
S2 = jumlah lembar saham bila dibelanjai dengan
modal asing
Apabila sebelum analisis perusahaan mempunyai modal
sendiri dan modal asing dalam struktur modalnya :
( X - C1 ) ( 1 – T )
S1
=
( X – C2 ) ( 1 – T )
S2
Ket. :
C1 = bunga sebelum ada tambahan dana
C2 = bunga sebelum dan sesudah ada tambahan dana
MERGER DAN AKUISISI
Motif merger dan akuisisi : motif ekonomi
Kondisi saling menguntungkan terjadi bila dari peristiwa merger dan
akuisisi diperoleh synergy
Synergy berarti bahwa nilai gabungan dari perusahaan yang bergabung
lebih besar daripada jumlah masing-masing nilai perusahaan
Di samping alasan synergy, akuisisi dilakukan dengan alasan yang
meragukan (dubious), yaitu diversifikasi dan EPS.
Dalam konsep CAPM, disebutkan bahwa diversifikasi hanya mengurangi
risiko tidak sistematik saja sedangkan pasar biasanya menentukan nilai
perusahaan berdasarkan risiko sistematik yang tidak dapat dihilangkan
dengan diversifikasi. Sedangkan untuk alasan EPS yang dubious dapat
dilihat dalam contoh berikut :
Contoh 1 :
PT. A merencanakan akan mengakuisisi PT. B. Data dari kedua
perusahaan tersebut adalah sebagai berikut :
EPS
Harga per lembar saham
PER
Jumlah lembar saham
Laba setelah pajak
Nilai pasar equity
PT. A
Rp. 2.000,00
Rp. 20.000,00
10 x
10 juta
Rp. 20 milyar
Rp. 200 milyar
PT. B
Rp. 2.000,00
Rp. 8.000,00
4x
10 juta
Rp. 20 milyar
Rp. 80 milyar
Misalnya PT. A dapat membeli PT. B dengan harga seperti saat ini
dengan cara menukar saham, dan diharapkan tidak terjadi synergy.
Bagaimana kondisi EPS, harga saham, PER, jumlah lembar saham,
laba setelah pajak dan nilai equity setelah merger?
Jawab : PT A (setelah merger)
EPS
Harga per lembar saham
PER
Jumlah lembar saham
Laba setelah pajak
Nilai pasar equity
PT. A
Rp. 2.857
Rp. 20.000
7x
14 juta
Rp. 40 milyar
Rp. 280 milyar
Analisis harga saham & EPS PT. A setelah merger !
Apakah PT. A diuntungkan dengan adanya merger ini ?
Menaksir Biaya dan Manfaat Akuisisi
Analisis dilakukan dengan menggunakan asumsi pasar modal yang efisien
sehingga harga saham yang tercantum di bursa merupakan harga yang wajar.
Contoh 2 :
Jumlah lembar saham PT. Satu sebesar 10.000.000 lembar dengan harga saat
ini sebesar Rp. 8.000 per lembar (nilai equity PT Satu = PVS = Rp. 80 milyar).
PT. Satu (sebagai acquired company) akan dibeli oleh PT. Dua (sebagai acquiring
company). Kemungkinan para pemegang saham PT. Satu akan meminta harga
yang lebih tinggi dari Rp. 8.000 per lembar karena jika PT. Dua hanya menawar
dengan harga Rp. 8.000, maka pemegang saham PT. Satu juga dapat menjual
saham yang mereka miliki ke bursa (atau pemodal lain) dan memperoleh harga
yang sama.
Jika PT. Dua menawarkan harga Rp. 9.000 per lembar, maka biaya akuisisi
adalah : 10.000.000 x (Rp. 9.000 – Rp. 8.000) = Rp. 10 milyar
Dengan demikian PT. Dua hanya bersedia membayar PT. Satu dengan harga
Rp. 10 milyar lebih mahal kalau dengan pembelian tersebut diharapkan PT. Dua
akan mendapat manfaat yang lebih besar dari Rp. 10 milyar. Manfaat ini hanya
akan terjadi jika diharapkan akan timbul synergy
Contoh 3 :
PT. Dua adalah perusahaan industri makanan dan minuman, sedangkan PT. Satu
adalah perusahaan distribusi. Apabila diharapkan dari akuisisi tersebut PT. Dua
akan dapat menghemat biaya distribusi sebesar Rp. 1 milyar pada tahun depan,
dan penghematan tersebut diharapkan akan meningkat sebesar 10% per tahun
selamanya (sesuai dengan tingkat inflasi). Apabila tingkat keuntungan yang
dipandang layak adalah 17%, maka manfaat akuisisi adalah :
Manfaat = 1 milyar / (0,17 – 0,10) = Rp. 14,3 milyar
(manfaat positif menunjukkan adanya manfaat ekonomi)
Apabila jumlah lembar saham PT. Dua adalah Rp. 50 juta lembar dengan harga
Rp. 12.000 per lembar, maka PVD = Rp. 600 milyar.
Sedangkan gabungan PT. Dua dan PT. Satu setelah memperoleh synergy (PVSD)
adalah :
(Rp. 600 milyar + Rp. 14,3 milyar + Rp. 80 milyar) = Rp. 694,3 milyar
Atau dapat dihitung dengan cara : Manfaat = PVSD – (PVD + PVS)
Manfaat bersih (NPV) = Rp. 14,3 milyar – Rp. 10 milyar
= Rp. 4,3 milyar
Contoh 3 disebut sebagai operating synergy, yaitu synergy
yang dinikmati oleh perusahaan karena kombinasi dari beberapa
operasi sehingga dapat menekan biaya dan/atau menaikkan
penghasilan
Financial synergy merupakan synergy yang berasal dari
penghematan yang dinikmati perusahaan dari sumber pendanaan
(financing). Jenis synergy ini dapat diperoleh dari conglomerate
merger, yaitu penggabungan perusahaan dari berbagai jenis
kegiatan yang secara operasional tidak berkaitan satu dengan
yang lain, contoh : perusahaan semen yang membeli jaringan
supermarket.
Contoh 4 :
PT. A yang bergerak dalam bidang garmen mengakuisisi PT. B yang bergerak
dalam bidang farmasi. Sebagai akibat akuisisi tersebut, PT. A saat ini dapat
meningkatkan utangnya dari Rp. 20 milyar menjadi Rp. 80 milyar tanpa harus
menanggung tingkat bunga yang lebih tinggi. Apabila tingkat bunga utang
adalah 16% per tahun, tarif pajak 35% dan tambahan kemampuan meminjam
tersebut bersifat permanen, maka PV penghematan pajak karena penggunaan
tambahan utang tersebut adalah : 0,35 (20 milyar) = Rp. 7 milyar
Ini berarti bahwa PT. A mungkin menawar PT. B dengan harga lebih tinggi
daripada harga pasar yang saat ini terjadi, sejauh tawaran tersebut tidak lebih
tinggi daripada Rp. 7 milyar. Jadi apabila harga pasar PT. B saat ini adalah
Rp. 30 milyar, PT. A dapat menawar dengan harga, misalnya Rp. 34 milyar.
Menaksir biaya apabila akuisisi dilakukan dengan cara pertukaran saham
Apabila akuisisi dilakukan dengan cara pertukaran saham, maka pemegang saham
perusahaan yang diakuisisi akan menjadi pemegang saham perusahaan yang
mengakuisisi.
Contoh 5 :
Berdasarkan contoh 2, apabila saham PT. Satu dihargai Rp. 9.000,- sedangkan
10 juta lembar saham tersebut akan diganti dengan saham PT. Dua, maka PT. Dua
perlu menggantinya dengan jumlah lembar saham (harga saham PT. Dua adalah
Rp. 12.000 per lembar)
10 juta x Rp. 9.000,- / Rp. 12.000,= 7.500.000 lembar
Jumlah lembar saham yang baru adalah : 50 juta + 7,5 juta = 57,5 juta lembar
Nilai perusahaan setelah merger (PVSD) adalah Rp. 694,3 milyar.
Dengan demikian harga saham adalah per lembar setelah merger adalah :
Rp. 694,3 milyar / 57,5 juta lembar = Rp. 12.075 (dibulatkan)
Fiendly Merger dan Hostile Takeover
Friendly merger :
Merger yang dilakukan secara bersahabat, yaitu melalui perundingan
antara acquired company dan acquired company, kemudian hasilnya
disampaikan kepada para pemegang saham
Hostile takeover :
Merger yang dilakukan apabila pihak manajemen acquired company
menolak untuk bekerjasama. Dengan cara ini, acquiring company
secara langsung menawarkan persyaratan-persyaratan yang dinilai
cukup menarik kepada pemegang saham acquired company. Misalnya,
harga saham acquired company saat ini sebesar Rp. 8.000,- maka para
pemegang saham akan ditawari harga yang lebih tinggi apabila mereka
bersedia menjualnya ke acquiring company
PEMILIHAN PORTOFOLIO
Masalah yang timbul dalam membentuk suatu portofolio
adalah akan terdapat banyak sekali kemungkinan portofolio
yang dapat dibentuk dari kombinasi aktiva berisiko yang
tersedia di pasar. Apabila terdapat kemungkinan portofolio
yang jumlahnya tidak terbatas, maka akan timbul pertanyaan :
portofolio mana yang akan dipilih oleh investor ? Jika investor
adalah rasional, maka mereka akan memilih portofolio yang
optimal
Menurut Markowitz, untuk menentukan portofolio optimal,
terlebih dahulu harus menentukan portofolio efisien.
Portofolio efisien adalah portofolio yang memberikan return
ekspektasi terbesar dengan tingkat risiko yang sudah pasti
atau portofolio yang mengandung risiko terkecil dengan tingkat
return ekspektasi yang sudah pasti.
Investor dapat memilih kombinasi dari aktiva-aktiva untuk
membentuk
portofolionya.
Seluruh set yang memberikan kemungkinan portofolio yang dapat
dibentuk dari kombinasi n aktiva yang tersedia disebut dengan
opportunity set atau attainable set atau feasible set
Kumpulan (set) dari portofolio yang efisien disebut dengan efficient
set
atau efficient frontier
Portofolio terbaik dari berbagai alternatif proporsi tiap saham disebut
portofolio optimal
Langkah pemilihan portofolio :
1.
Menentukan himpunan portofolio yang dapat dicapai, melalui
tabel himpunan dan gambar feasible set
2.
Menentukan portofolio efisien, yaitu portofolio yang memiliki
tingkat pendapatan tertinggi pada derajat risiko tertentu dengan
menggunakan prinsip dominasi
3.
Menentukan portofolio optimal dengan mencari titik singgung
antara portofolio efisien dengan kurva indiferensi investor
Contoh :
Diketahui informasi sebagai berikut :
Saham
A
0,1758
B
0,1604
CovAB
ρAB
a.
b.
E(Rj)
 j2
0,1100
0,0309
0,0950
0,0257
j
= -0,0095
= -0,3350
Bila investor bersifat risk seeker, tentukan posisi portofolio
optimalnya pada kombinasi saham A atas B : 100%, 60%,
50%, 0%
Tentukan juga posisi portofolio optimal seorang risk
averter
INVESTASI PENGGANTIAN
:
 Investasi
penggantian
(replacement)
:
penggantian aktiva tetap lama yang masih
mempunyai umur ekonomis dengan aktiva
tetap baru yang lebih menguntungkan.
 Nilai
buku : selisih antara harga perolehan
aktiva
dikurangi
dengan
akumulasi
penyusutannya.
 Dalam
menilai kelayakan penggantian aktiva
tetap, perlu dihitung : investasi bersih dan
tambahan cashflow.
Perhitungan investasi bersih
Perhitungan penjualan aktiva tetap lama :
Harga beli aktiva tetap lama
Akumulasi penyusutan
Nilai buku
Harga jual aktiva tetap lama
Laba (rugi) penjualan aktiva tetap lama
Pajak
Laba bersih penjualan aktiva tetap lama
Perhitungan investasi bersih :
Nilai buku aktiva tetap lama
Laba (rugi) penjualan aktiva tetap lama
Penerimaan bersih
Harga beli aktiva tetap baru
Investasi bersih
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Perhitungan tambahan cash flow :
Penghematan tunai
Tambahan penyusutan :
Penyusutan mesin baru
Penyusutan mesin lama
Tambahan
Pajak
Tambahan
Tambahan
Tambahan
EBIT
EAT
penyusutan
cash flow
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
RETURN DAN RISIKO PORTOFOLIO
Proses Investasi :
1.
Menentukan kebijakan investasi
2.
Analisis sekuritas
3.
Pembentukan portofolio
4.
Melakukan revisi portofolio
5.
Evaluasi kinerja portofolio
Portofolio :
Investasi pada berbagai aset dengan tujuan
mengurangi risiko perusahaan secara keseluruhan
Teori portofolio :
Teori yang membicarakan hubungan antara tingkat
keuntungan
dan tingkat risiko pada saat investor melakukan
investasi pada
lebih dari satu jenis aset
Risiko portofolio :
a. Risiko sistematik (systematic risk) atau risiko
pasar
b. Risiko tidak sistematik (un-systematic risk)
systematic risk + un-systematic risk = total
risks
Diversifikasi :
Kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi
risiko portofolio lebih rendah daripada risiko
setiap jenis aset (saham) secara individual
Return Portofolio
a. Return realisasi (realized return)
portofolio
Rp
=
 (Wi. Ri)
Rp
Wi
seluruh
portofolio
Ri
i
= return realisasi portofolio
= porsi sekuritas i terhadap
sekuritas dalam
= return realisasi sekuritas ke-
b. Return ekspektasi (expected return)
portofolio
E(Rp)
=
 [ Wi. E(Ri) ]
Portofolio dengan dua aset (saham)
a. Return realisasi
:
Rp = Wa . Ra + Wb . Rb
b. Return ekspektasi:
E(Rp) = Wa . E(Ra) + Wb . E(Rb)
c. Proporsi dana yang diinvestasikan pada masing-masing surat
berharga :
Wa
=
Wb
=
 a2
b [b – (ρab.a)]
+ b2 – 2 (ρab.ab)
a2
a [a – (ρab.b)]
+ b2 – 2 (ρab.ab)
Wa + Wb = 1
d. Risiko portofolio merupakan varians dari return sekuritas –
sekuritas pembentuk portofolio tersebut
Var (Rp) = p2 = Wa2 a2 + Wb2 b2 + 2 WaWb
Covab
Covarians merupakan pengukur yang menunjukkan arah
pergerakan dua buah variabel, dengan rumus :
Covab
Wa
Wb
 a2
 b2
= Cov (Ra Rb) = a b
=  ([Ra – E(Ra)] . [Rb – E(Rb)] .Pi)
= proporsi investasi pada saham a
= proporsi investasi pada saham b
= varians hasil saham a = var (Ra)
= varians hasil saham b = var (Rb)
e. Koefisien korelasi menunjukkan besarnya hubungan pergerakan
antara dua variabel relatif terhadap masing–masing deviasi
standarnya
ρab = Covab / ab
jika
Covab
= ρab . ab
maka rumus risiko portofolio (varians Rp) menjadi :
Var (Rp) = p2 = Wa2 a2 + Wb2 b2 + 2 WaWb ρab .
ab
ρab = koefisen korelasi return saham a dan b, dimana -1 ≤
ρab ≤ 1
ρab = - 1
korelasi negatif sempurna, risiko
dapat
dapat
ρab =
1
ρab =
0
didiversifikasi
korelasi positif sempurna, risiko tidak
didiversifikasi
tidak ada hubungan antara
a dan b
RETURN DAN RISIKO PORTOFOLIO
Proses Investasi :
1.
Menentukan kebijakan investasi
2.
Analisis sekuritas
3.
Pembentukan portofolio
4.
Melakukan revisi portofolio
5.
Evaluasi kinerja portofolio
Portofolio :
Investasi pada berbagai aset dengan tujuan mengurangi risiko
perusahaan secara keseluruhan
Teori portofolio :
Teori yang membicarakan hubungan antara tingkat keuntungan
dan tingkat risiko pada saat investor melakukan investasi pada
lebih dari satu jenis aset
Risiko portofolio :
a. Risiko sistematik (systematic risk) atau risiko pasar
b. Risiko tidak sistematik (un-systematic risk)
systematic risk + un-systematic risk = total risks
Diversifikasi :
Kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko
portofolio lebih rendah daripada risiko setiap jenis aset
(saham) secara individual
Return Portofolio
a. Return realisasi (realized return) portofolio
Rp =  (Wi. Ri)
Rp = return realisasi portofolio
Wi = porsi sekuritas i terhadap seluruh
sekuritas dalam portofolio
Ri = return realisasi sekuritas ke-i
b. Return ekspektasi (expected return) portofolio
E(Rp) =  [ Wi. E(Ri) ]
Portofolio dengan dua aset (saham)
a. Return realisasi
:
b. Return ekspektasi
:
Rp = Wa . Ra + Wb . Rb
E(Rp) = Wa . E(Ra) + Wb . E(Rb)
c. Proporsi dana yang diinvestasikan pada masing-masing surat berharga :
Wa
=
b [b – (ρab.a)]
a2 + b2 – 2 (ρab.ab)
Wb
=
a [a – (ρab.b)]
a2 + b2 – 2 (ρab.ab)
Wa + Wb = 1
d. Risiko portofolio merupakan varians dari return sekuritas – sekuritas
pembentuk portofolio tersebut
Var (Rp) = p2 = Wa2 a2 + Wb2 b2 + 2 WaWb Covab
Covarians merupakan pengukur yang menunjukkan arah pergerakan
dua buah variabel, dengan rumus :
Covab
= Cov (Ra Rb) = a b
=  ([Ra – E(Ra)] . [Rb – E(Rb)] .Pi)
Wa
Wb
= proporsi investasi pada saham a
= proporsi investasi pada saham b
 a2
 b2
= varians hasil saham a = var (Ra)
= varians hasil saham b = var (Rb)
e. Koefisien korelasi menunjukkan besarnya hubungan pergerakan antara
dua variabel relatif terhadap masing–masing deviasi standarnya
ρab
= Covab / ab
jika
Covab = ρab . ab
maka rumus risiko portofolio (varians Rp) menjadi :
Var (Rp) = p2 = Wa2 a2 + Wb2 b2 + 2 WaWb ρab . ab
ρab = koefisen korelasi return saham a dan b, dimana -1 ≤ ρab ≤ 1
ρab = - 1
korelasi negatif sempurna, risiko dapat
didiversifikasi
ρab =
1
korelasi positif sempurna, risiko tidak dapat
didiversifikasi
ρab =
0
tidak ada hubungan antara a dan b
RETURN DAN RISIKO AKTIVA TUNGGAL
realisasi
Return dan risiko
aktiva tunggal
ekspektasi
Return realisasi (realized return) dapat digunakan sebagai salah satu
pengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return
dan risiko di masa yang akan datang (expected return dan expected
risk)
Return dan risiko realisasi dihitung berdasarkan data historis.
A. Pengukuran Return Realisasi
Return = capital gain (loss) + yield
dimana :
Capital gain (loss)
Yield
= Pt – Pt-1 / Pt-1
= Dt / Pt-1
dengan demikian :
Return
Pt
Pt-1
= Pt – Pt-1 / Pt-1 + Dt / Pt-1
= investasi pada saat ini
= investasi pada periode lalu
B. Pengukuran Risiko Return Realisasi
 =
 (Xi – X)2
n–1
Keterangan :
 = risiko return realisasi
Xi = nilai ke – i
X = nilai rata – rata
n
= jumlah dari observasi
C. Pengukuran Return Ekspektasi
E(Ri) =  (Ri.Pi)
Keterangan :
E(Ri) = ekspektasi return dari suatu aktiva
atau sekuritas
Ri
= hasil di masa depan ke – i
pi
= probabilitas hasil masa depan ke – i
D. Pengukuran Risiko Return Ekspektasi
2
Var (Ri)
= 
Ri – E(Ri)
2
Var (Ri)

=
= 
var (Ri)
Ri – E(Ri)
. Pi
PENILAIAN (VALUATION)
1. Penilaian obligasi (bond valuation)
a. Obligasi yang tidak mempunyai umur jatuh tempo
(perpetual bond)
Ct
Kd
i
P
Vb
= Ct / Kd
= Kupon obligasi, Ct = i x P
= Biaya modal / suku bunga pinjaman yang wajar
= tingkat bunga obligasi
= nilai nominal obligasi
b. Obligasi yang mempunyai tanggal jatuh tempo, bunga
dibayarkan
satu kali dalam satu tahun (annually)
n)
Vb
= Ct (PVIFA Kd % ; n) + P (PVIF Kd % ;
c. Obligasi yang mempunyai tanggal jatuh tempo, bunga
dibayarkan
lebih dari satu kali dalam satu tahun, misalnya m kali,
maka :
Vb = Ct / m (PVIFA Kd % / m ; t) + P (PVIF Kd % /
m ; t)
jangka waktu t = n.m
2. Penilaian Saham Preferen
Vps
=
Dps
Pps
Dps
Pps
=
=
Dividen saham preferen
Biaya modal saham preferen
3. Penilaian Saham Biasa
a. Pendekatan Arus Dividen
1. Tanpa pertumbuhan (zero growth)
hari ini
t
pertama
dibutuhkan
P0
=
d1 / K s
P0
= harga saham biasa (common stock)
dt
= dividen yang diharapkan setiap tahun
d1
dt = d0 (1 + g)t
= dividen yang diharapkan di tahun
Ks
= Tingkat hasil pengembalian yang
2. Laju pertumbuhan normal atau konstan
P0
diharapkan
=
d1 / K s – g
g = tingkat pertumbuhan dividen yang
3. Laju pertumbuhan super normal
P0 =
g
gs
n
d0 (1 + gs)t
(1 + Ks)t
=
=
=
+
dn + 1
+
Ks – g
(1 + Ks)n
tingkat pertumbuhan normal
tingkat pertumbuhan super normal
periode pertumbuhan super normal
1
b. Pendekatan Arus Kas Bebas atau Penilaian Perusahaan
Modal yang dimiliki perusahaan :
1) Seluruhnya merupakan modal sendiri (unleverage), VU
2) Terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman
(leverage), VL
Nilai perusahaan tanpa pinjaman (VU)
(1) Tanpa pertumbuhan
VU
=
S
=
X (1 – T)
KU
VU
X
KU
S
T
=
=
=
=
=
nilai perusahaan tanpa pinjaman
laba operasi bersih perusahaan
biaya modal perusahaan tanpa pinjaman
nilai modal saham dalam perusahaan
tarif pajak
(2) Pertumbuhan normal atau konstan
VU
=
S
g
=
b
=
dengan NOI
R
perusahaan
=
X0 (1 –T) (1 – b) (1 + g)
KU – g
tingkat pertumbuhan = R.b
rasio investasi bersih (I) dalam periode t
setelah pajak dalam periode t
b = It / Xt (1 – T)
= tingkat profitabilitas investasi baru dalam
R =
X (1 – T) / I
(3) Pertumbuhan super normal
VU = X0 (1 – T) (1 – b)
gs)n
gs
n
=
=
(1 + gs)t
(1 + KU)t
+
X0 (1 – T) (1 +
KU (1 + KU)n
tingkat pertumbuhan super normal
tahun – tahun pertumbuhan super normal
Nilai perusahaan dengan modal pinjaman (VL)
(Menurut Modigliani – Miller)
Ke = KU + (KU – Kd). D / E . (1 – T)
K
= Kd (1 – T) . D / D + E + Ke . E / D + E
VL
VL
VL
VL
konstan
= D+E
= VU + T. D
= X (1 – T),
tanpa pertumbuhan
K
= X0(1 – T) (1 – b) (1 + g), pertumbuhan
K–g
D
E
K
KU
=
=
=
=
market value of debt
market value of stock (equity)
cost of capital of the firm
cost of capital unleverage
Download