Krisis Ekonomi Uni Eropa dan Pengaruhnya pada Kerjasama Antar Kawasan Uni Eropa seringkali disebut sebagai contoh regionalisme tersukses di era modern ini. Karena itu, krisis yang saat ini melanda menjadi perhatian besar bagi masa depan regionalisme termasuk ASEAN, dimana saat ini Indonesia adalah pemimpinnya. Terkait hal ini, Rabu (16/11), mantan Sekretaris United Nations European Economic Commision (UNEEC), Yves Berthelot, menyampaikan kuliah tamu bertajuk “Economic Crisis and Its Impact on InterRegional Cooperation”. Dalam paparannya, Berthelot membagi Uni Eropa menjadi dua yakni Kawasan Eropa dan Eurozone. Eurozone beranggotakan 17 negara-negara Eropa yang menggunakan mata uang Euro diantaranya Yunani, Irlandia, Italia, Spanyol, Portugal, Jerman dan Perancis. Seiring dengan krisis yang terjadi di negara-negara seperti Yunani, Irlandia, Italia, Spanyol dan Portugal, pemanfaatan mata uang bersama menjadi sebuah dilematika. “Kebiasaan hidup mewah menyebabkan krisis ini”, kata Berthelot saat diwawancarai PRASETYA Online. Atas nama kebersamaan, negara yang berada dibawah rata-rata kemudian terbelit hutang dan terancam kebangkrutan. Melalui pemakaian mata uang bersama, maka penanganan krisis juga melibatkan negara-negara Eurozone. Dengan karakteristik yang berbeda, krisis yang melanda Amerika Serikat beberapa waktu silam ternyata juga mempengaruhi negara lain di dunia termasuk Uni Eropa. Sebagai salah satu negara dengan perekonomian terkuat, Jerman merupakan alternative solusi krisis. Walaupun menurut Berthelot, Jerman masih enggan melakukan hal tersebut. Penyelamatan terhadap negara-negara krisis ini, tambahnya, dengan mempertimbangkan hak mereka untuk tetap tinggal dan terlibat dalam Eurozone. Sinyalemen positif tampaknya juga disampaikan para ekonomis yang lebih berpihak pada pemberian dukungan bagi negara-negara krisis daripada memperkuat restrictive policy. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam mengatasi krisis ini adalah dengan kebijakan moneter yang kembali mengasumsikan pasar keuangan pada nilai terendah. Fleksibilitas menurutnya diperlukan untuk menangani perbedaan dengan tetap berpihak pada kebersamaan yang merupakan perspektif jangka panjang. Pasar Komoditas Dengan mempelajari kemampuannya bertahan pada pasar komoditas yang sangat fluktuatif, Berthelot menggarisbawahi pola perdagangan China yang sangat fleksibel. Meskipun begitu, tradisi Eropa yang mempertahankan kualitas menurutnya merupakan kunci dalam memenangkan persaingan pasar global yang semakin ketat dan dinamis. Terkait ASEAN, Berthelot menekankan bahwa krisis ekonomi global saat ini akan mempengaruhi kawasan tersebut dalam cara yang berbeda. Daripada kebijakan proteksionisme yang lebih banyak dianut Eropa dan Amerika Serikat, ia lebih sepakat membentuk sebuah kebijakan perdagangan bersama (Common Trade Policy). Dengan memperkuat kebijakan fiskal dan sosial, ia optimis akan mampu meminimalisir dampak asimetris yang mungkin ditimbulkan dalam hubungan global tersebut. [nok] European Union Economy Crisis and Its Influence to Inter-Regional Cooperation European Union is commonly called as the most success regionalism in this modern era. Therefore, the crisis becomes the big attention for the future or regionalism including ASEAN where Indonesia is the leader now. Related to this, on Wednesday (16/11), the former Secretary of United Nations European Economic Commission (UNEEC), Yves Berthelot, delivered a guest lecturing with a theme of "Economic Crisis and Its Impact on Inter-Regional Cooperation". In his speech, Berthelot divided European Union into two regions, European region and Eurozone. Eurozone has 17 members of European countries which use euro are Greek, Ireland, Italy, Spain, Portuguese, Germany and France. Along with the economic crisis in some countries such as, Greek, Ireland, Italy, Spain, and Portuguese, the use of a common currency becomes a dilemma. "The habit of living a luxury causes of this crisis," said Berthelot as interviewed by PRASETYA Online. For the name of togetherness, a country which is under the rates will be twisted with debt and threatened to bankrupt. By using common currency, then handling of crisis also involves Eurozone countries. With different characteristics, a crisis than happens in Unites States some times ago was also influence other countries in the world including European Union. As one of the countries with strong economics, Germany is the alternative solution for the crisis. Although, according to Berthelot, Germany still does not want to do it. The rescuing to these crisis countries, he added, by considering the their right to stay and involve in Eurozone. The positive indications also seem to be stated by the economists who take sides to support the crisis countries then to strenghten restcictive policies. One point that becomes the consideration in solving this crisis is by monetary policy which also assumes finance market on the lower score. Flexibility, according to him, i needed to handle the differences by keep taking sides to togetherness which has long term perspective. Commodities Market By studying its ability to survive in very fluctuating commodities market, Berthelot underlines the patterns of flexible China market. However, Europe tradition to keep the quality, according to him, is the key to win the competition of global market which is tighter and more dynamic. Related to ASEAN, Berthelot underlined that today global economy crisis will influence those region in different ways. Rather than protectionism policy which is believed more by Europe and United States, he agrees more to form a policy of common trade policy. By strengthening fiscal and social policies, he is optimistic that it will be able to minimize the asymmetric impact which is caused by those global cooperation. [nok/ps2]