File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id Rancang Bangun Riset Akuntansi Kritis Oleh: Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak Disampaikan pada Accounting Research Training Series 5 Pasca Sarjana Akuntansi FEB-UB, 22-23 Januari 2013 File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id Makna Riset • Bagi akademisi, dalam mana semestinya dia juga sebagai ilmuwan-cendekiawan, riset semestinya menjadi ajang perjuangan dan penuangan idealisme untuk berkontribusi dalam peningkatan kualitas ilmu pengetahuan yang kemudian berdampak pada meningkatnya martabat kehidupan. • Riset, pada tataran tertentu, seharusnya melahirkan temuantemuan baru ataupun setidaknya menutupi kekurangan bangunan teori sebelumnya yang sekiranya akan berdampak lebih positif untuk peningkatan kualitas kehidupan. File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id Desain Riset • Suatu rencana sistematis atas proses pengumpulan dan analisis data sehingga dapat menjawab pertanyaan riset atau mencapai tujuan riset. • Penyusunannya diawali dengan fenomena yang akan diteliti dan tertuang dalam latar belakang riset. File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id Asumsi Dasar Riset Kritis • Ilmu sosial bukanlah sekedar memahami ketidakadilan dalam distribusi kekuasaan dan distribusi sumberdaya, melainkan berupaya untuk membantu menciptakan kesamaan dan emansipasi dalam kehidupan. • Memiliki keterikatan moral untuk mengkritik status quo dan membangun masyarakat yang lebih adil. • Ideologically oriented inquiry (Guba 1990). File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id Beberapa Pandangan dalam Teori Kritis • Ilmu tidaklah bebas nilai • Pendekatan teori kritis mengeksplisitkan ideologi dalam pengembangan ilmu • Memasalahkan praktik-praktik kehidupan yang tidak adil • Dalam teori kritis, perilaku orang akan mengubah makna konteks selanjutnya. • Teori kritis bersifat aktif mencipta makna, bukan sekedar pasif menerima makna atas perannya. • Makna diperoleh, misalnya, lewat visi memprotes ketidakadilan, ideologi atau pandangan hidup. File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id Fenomena Akuntansi dan Ide Riset Kritis? File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id Fenomena (akuntansi) yang Bagaimana (?) • Mengisyaratkan nilai temuan yang signifikan dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan maupun pemecahan masalah dalam suatu masyarakat • Mengisyaratkan adanya “ketidakberesan” dalam akuntansi. • “Ketidakberesan” karena adanya ketidakadilan, dominasi, hegemoni, kolonisasi atau yang lainnya. 7 File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id Sebuah Pendapat dari Mautz (dikutip oleh Belkaoui, 1996; h. 2) “Akuntansi berhubungan dengan perusahaan, yang mana tentu saja adalah suatu kelompok sosial; ia berhubungan dengan transaksi-transaksi dan kejadian ekonomi lain yang mempunyai konsekuensi sosial dan memengaruhi hubungan sosial; ia menghasilkan pengetahuan yang berguna dan bermakna bagi manusia yang terlibat dalam aktifitas yang berimplikasi sosial; ia terutama berkaitan dengan persoalan mental. Berdasar pedoman-pedoman yang ada, akuntansi adalah suatu ilmu sosial” 8 File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id Akuntansi… (?) • Keseluruhan aktifitas akuntansi meliputi pengumpulan dan analisa informasi yang berguna bagi orang-orang yang harus mengambil keputusan (Carsbeg, 1984). File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id Akuntansi… (?) • Faktor-faktor manusia dan sosial merupakan hal yang paling penting dari aspek desain dan operasi sistem akuntansi (Hopwood, 1974; 12). File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id Akuntansi… (?) • Sistem akuntansi dipakai untuk tujuan-tujuan individu, organisasi dan sosial, yang mana mereka diakui sangat berpengaruh terhadap akuntansi sebagaimana sebaliknya mereka juga dipengaruhi oleh akuntansi (Parker et al., 1989; 6). File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id (Ide Riset) Akuntansi (Kritis) ...? • Akuntansi mempunyai konsekuensi sosial dan memengaruhi hubungan sosial sehingga pengumpulan dan analisa informasi untuk pengambilan keputusan harus memerhatikan faktor manusia dan sosial. Oleh karena hal-hal itu merupakan yang paling penting dari aspek desain dan operasi sistem akuntansi, maka ide riset akuntansi pun seharusnya berfokus pada konteks individu, organisasi maupun sosial. File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id Protecting agricultural accounting in the UK [by Lisa Jack (Department of Accounting, Finance and Management, University of Essex)] Abstract from Accounting Forum 30 (2006) 227–243: • This paper examines a particular accounting practice prevalent in the UK agriculture industry and reveals the ‘canopy of legitimations’ that appears to protect the practice and make it highly resistant to change. Agricultural gross margin accounting was innovated through Government sponsored agricultural extension programmes in the post-war period in Britain. The practice is not maintained primarily by farmers but rather by actors within Government agencies and agricultural service industries (including management consultants). New Institutionalism in Sociology (NIS) is used as a theoretical framework, and extended to consider the concept of legitimation as a reflexive process. Although the context is specifically UK agriculture, the theme of the protection of accounting methods by Government and other advisors is of more universal interest. The paper adds to the very few studies in the accounting literature that consider the agriculture and food industries 13 File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id Second attempt at localising imperial accountancy: The case of the Institute of Chartered Accountants of Jamaica (ICAJ) (1970s–1980s) (by Owolabi M. Bakre, Department of Management Studies, University of the West, Jamaica) Abstract from Critical Perspectives on Accounting 17 (2006) 1–28 • This paper essentially examines the evolving dynamics of accountancy in former colonies. In this case, the author analyses the situation in Jamaica, particularly, since the Institute of Chartered Accountants of Jamaica (ICAJ) first attempt at localisation in the 1950s to early 1970s turned out to be a failure. The paper argues that this was due to the desire of the influential minority members of the ICAJ and the UK-based Association of Chartered Certified Accountants (ACCA) to continue to enjoy their monopoly of accountancy market in Jamaica. Nonetheless, there was concerted effort to put in place an independent profession that would positively respond to the socio-political and economic problems of Jamaica. These efforts continued to be met with resistance due to the nature of the old colonial relationship with the ACCA which significantly affected the failure of the first attempt at localising the accountancy profession in Jamaica. Internally, the influential and powerful minority members of the profession could not be ignored as they preferred to remain loyal to the ACCA. On the other hand, developments in the UK led the ACCA to consider the abandonment of its dominating role in the ICAJ. This in effect, would have forced the ICAJ to deal with the independence in a complete and less ambivalent manner. The paper examines the developments which took place in the aforementioned context and adopts argues that these developments cannot be isolated or examined without situating them in the largely framework of capitalist and (neo)colonial processes, which govern these internal and external complexities. Based on the outcome of this investigation, the paper reinforces the previous conclusion that, the ability of the ICAJ to make fundamental changes to the status quo in its imperial Accountancy profession inherited from the UK-based ACCA continues to be constrained by these internal and external influences. File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id SILENCES IN ANNUAL REPORTS (by MICHELE CHWASTIAK AND JONI J. YOUNG, Anderson Schools of Management, University of New Mexico, Albuquerque) Abstract from Critical Perspectives on Accounting (2003) 14, 533–552: • In this paper, we show how annual reports rely upon the silencing of injustices in order to make profit appear to be an unproblematic measure of success. In particular, we examine the ways in which corporations silence the negative impact of their activities upon the earth, the hell of war and the beauty of peace, the spiritual, human and social impoverishment arising from excessive consumption, and the dehumanization of workers. Only by breaking silence and counter-posing corporate values with alternatives can we hope to free humankind from the limitations of profit maximization and promote a world in which peace, happiness, respect for diversity, etc. take precedence to capital accumulation. File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id Enhancing organizational global hegemony with narrative accounting disclosures: an early example (by Jeffrey Unerman the Management Centre, King’s College London) Abstract from Accounting Forum Vol 27 No 4 December 2003: • Transnational corporations (TNCs) have been an important element in the development of globalisation practices. This paper explores politically related narrative accounting disclosures made by an early TNC (Shell), and analyses how these disclosures might have been used as part of a strategy aimed at protecting and enhancing the political and economic hegemony of Shell (and other oil industry TNCs) in relation to the power of nation states, at a time when Shell was transforming into a TNC. Using a theoretical framework drawn from classical political economy of accounting, it identifies patterns of disclosure consistent with a corporate strategy of protecting and advancing the power and wealth of capital in a global corporation with little regard to the impact this might have had on individual states. File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id The issue of Australian indigenous world-views and accounting (by Susan Greer and Chris Patel, School of Economic and Financial Studies, Macquarie University) Abstract from Accounting, Auditing & Accountability Journal: 2000. Vol. 13, Iss. 3; pg. 307: • The aim of our paper is to demonstrate that Australian indigenous cultures embody core values that conflict with the values encapsulated within Western systems of accounting and accountability. This is done by illuminating differences between indigenous Australian cultural values and the Western, capitalist values implicit in the language of accounting that relate to conceptions of work and land. The conceptions of work-related and land-related values have been selected to demonstrate differences for the following reasons. First, prior studies have shown that work-related values are important in differentiating between cultures. Second, the recent introduction of "native title" into property law granted the Australian indigenous conception of land some legal recognition alongside other forms of property rights. The unique form of communal title available after Mabo contrasts starkly with the individualistic, economic form of property title incorporated in commercial contracts and accounting. Third, the main indigenous representative body, the Aboriginal and Torres Strait Islander Commission has been increasingly forced by the Federal Government to pursue a policy of economic development, almost totally to the exclusion of social and cultural matters. Research studies suggest, however, that this separation into economic and cultural domains is inconsistent with Australian indigenous world-views. File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id Atau pikirkan.... • • • • • Laporan keuangan suatu institusi bisnis Laporan kinerja pemerintahan daerah Penentuan harga suatu produk Penganggaran dalam suatu entitas atau institusi Proses audit atau hubungan antara auditor dengan auditee • Penentuan atau pelaporan pajak oleh suatu entitas • ..... File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id Mengeksplorasi Latar belakang Riset Merumuskan Fokus & Tujuan Riset Mereview Teori Kritis Mengumpulkan Data Menganalisis Data Narasi Riset 19 File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id Latar Belakang • Sebagai uraian konteks riset • Menjawab pertanyaan mengapa riset atas suatu fenomena sosial (permasalahan) dilakukan • Menjelaskan informasi awal atas suatu fenomena yang bersumber dari pengamatan, percakapan intens dengan orang-orang tertentu atau pelaku suatu tindakan sosial, jurnal, media massa, laporan penelitian atau literatur lainnya • Menjelaskan keunikan riset dan posisinya di antara riset yang sudah ada • Sebagai dasar penentuan fokus riset. 20 File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id Fokus Riset • Pernyataan yang menunjukkan orientasi khusus peneliti atas kompleksitas suatu fenomena sosial atau problematika kehidupan manusia yang diteliti yang diliputi ketidakadilan, kesenjangan dll. • Dalam hal penulisan proposal, peneliti belum perlu merumuskan masalah karena permasalahan sesungguhnya dapat ditemukan kelak ketika peneliti sudah memasuki lapangan dan terlibat di dalam realitas sosial yang diteliti. 21 File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id Tujuan Riset • Tujuan riset kritis adalah mengkritisi (to criticize) suatu fenomena, memberdayakan (to empower) atau membebaskan (to liberate) seseorang atau suatu komunitas dari suatu belenggu, atau mentransformasi (to transform) pemikiran atau keadaan. • Dinyatakan secara tegas, jelas dan eksplisit • Merupakan keterkaitan logis dengan fokus penelitian dan kesimpulan yang ditarik ketika penelitian selesai dilakukan. 22 File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id Perspektif Teoritik • Digunakan sebagai alat bantu untuk mengkritik “suatu keadaan” yang diteliti atau panduan dalam mengadvokasi komunitas menghadapi keadaannya. • Teori ini bersifat menginspirasi dan dalam beberapa keadaan mengintervensi realitas yang diteliti. • Pemilihan dan penggunaannya harus luwes sesuai konteks lapangan. 23 File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id Metode Pengumpulan Data • • • • • Wawancara/Interviews Observasi berpartisipasi Dokumentasi Catatan-catatan dalam arsip Artefak fisik/Physical artefacts (technological devices, tools or instruments, a work of art) 24 File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id Tentang Wawancara • Dilakukan secara alamiah dan dalam suasana yang tidak formal • Lebih tepat disebut sebagai dialog • Peneliti banyak mendengar, sedikit bicara • Sebaiknya tidak dilakukan hanya pada sekali kesempatan • Dilakukan pada waktu dan suasana apapun • Berkaitan dengan aktifitas pengamatan berperan serta 25 File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id Instrumen Pengumpulan Data • Manusia • Recorder • Kamera & video Hasil penggalian data dari lapangan harus segera dicatat dalam bentuk transcript sebagai fieldnotes 26 File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id Analisis dan Interpretasi Data (1) • Analisis data meliputi proses aktifitas mengorganisasikan dan mengurutkan data • Berlangsung dinamis yang dilakukan secara simultan dengan pengumpulan data • Mereduksi data berdasarkan pada suatu kategori data • Kategori dapat didasarkan pada tema-subtema yang terdapat pada suatu teori tertentu. 27 File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id Analisis dan Interpretasi Data (2) • Interpretasi sangat dipengaruhi oleh teori yang digunakan serta nilai-nilai atau keyakinan diri peneliti, sehingga muatan subyektif peneliti atas hasil riset merupakan suatu keniscayaan. • Kedalaman analisis tergantung pada usaha eksplorasi data, daya kritis peneliti dan kecukupan referensi. 28 File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id wassalam