ABSTRAK Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak sejak semula ditujukan sebagai upaya perlindungan serta mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya. Meskipun demikian kejahatan terhadap anak masih kerap terjadi bahkan semakin eskalatif misalnya persetubuhan terhadap anak padahal ancaman hukumannya tergolong tinggi. Dalam penelitian ini misalnya pemicu persetubuhan terjadi akibat hubungan asmara dan suka sama suka antara pelaku dan saksi korban yang tergolong anak. Memperhatikan hal ini maka permasalahan yang timbul adalah bagaimana pengaturan persetubuhan terhadap anak menurut hukum pidana di Indonesia dan bagaimana penegakan hukum pidana yang dilakukan judex facti dalam kasus persetubuhan terhadap anak dalam Putusan Nomor 2417/Pid.B/2008-Mdn juncto Putusan Nomor 38/Pid/2009/PT-Mdn dan bagaimana penegakan hukum pidana oleh judex juris terhadap kasus persetubuhan terhadap anak dalam Putusan Nomor 1202K/Pid.Sus/2009. Metode penelitian yang digunakan bersifat normatif preskriptif dengan pendekatan analitis serta pendekatan perundang-undangan dengan menganalisa perkara Nomor 1202K/Pid.Sus/2009. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumen kemudian menganalisis data yang diperoleh secara kualitatif dengan pemilihan teori-teori, asasasas, norma-norma, doktrin dan pasal-pasal perundang-undangan yang relevan serta menghubungkan data-data dimaksud dengan permasalahan yang diteliti. Pengaturan tentang persetubuhan terhadap anak diatur dalam KUHP, UndangUndang No. 23 Tahun 2003 Tentang Perlindungan Anak serta Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Penegakan hukum pidana yang dilakukan judex facti dalam Putusan Nomor 2417/Pid.B/2008-Mdn juncto Putusan Nomor 38/Pid/2009/PT-Mdn telah sesuai dengan ketentuan hukum acara pidana, yaitu pembacaan dakwaan, pemeriksaan saksi, pemeriksaan surat, dan pemeriksaan terdakwa, tuntutan, pembelaan dan putusan. Penjatuhan hukuman didasarkan atas teori pembuktian berdasarkan undang-undang secara negatif dan menganut teori kesalahan akan tetapi tidak mempertimbangkan teori kesalahan korban. Penegakan hukum pidana oleh judex juris dalam Putusan Nomor 1202K/Pid.Sus/2009 telah sesuai dengan ketentuan hukum acara pidana dan mencerminkan teori kesalahan korban. Kata Kunci: Penegakan Hukum, Tindak Pidana, Persetubuhan, Anak. Universitas Sumatera utara ABSTRACT Law No. 23/2003 on Child Protection is initially intended to protect children and to ensure their safety by providing security for their rights. Nevertheless, sexual harassment toward children often occurs and indicates its escalation even though it is regarded as a felony. In this research, for example, it was found that sexual harassment was caused by erotic love and courting between a male adult and a female who was still very young. Therefore, the problems which arose in the research were as follows: how about the regulation on sexual harassment according to the criminal law in Indonesia, how about the enforcement of criminal law in judex facti in the case of sexual harassment toward children under the Verdict No. 2417/Pid.B/2008-Mdn, in conjunction with the Verdict No. 38/Pid/2009/PT-Mdn, and how about the enforcement of criminal law in judex juris on sexual harassment toward children under the Verdict No. 1202K/Pid.Sus/2009. The research used perspective normative method with analytic and legal provision approaches by analyzing the case No. 1202K/Pid.Sus/2009. The source of data was secondary data which comprised primary, secondary, and tertiary legal materials. They were gathered by conducting documentary study and analyzed qualitatively by selecting relevant theories, principles, norms, doctrines, and articles in legal provisions and correlated them with the problems of the research. Sexual harassment toward children is regulated in the Criminal Code, in Law No. 23/2003 on Child Protection, and in Law No. 23/2004 on the Abolition of Violence in Household. The enforcement of criminal law in judex facti under the Verdict No. 2417/Pid.B/2008-Mdn, in conjunction with the Verdict No. 38/Pid/2009/PT-Mdn is in line with law of criminal procedure; namely, the reading of accusation, examining witnesses, examining documents, examining defendants, indictment, advocacy, and verdict. Handing down a verdict is based on the authentication theory according to law negatively and follows fault theory although the victim’s fault is not considered. The enforcement of criminal law in judex juris under the Verdict No. 1202K/Pid.Sus/2009 is in line with law of criminal procedure and reflects the theory of the victim’s fault. Keywords: Law Enforcement, Criminal Act, Sexual Harassment, Child. Universitas Sumatera utara