Alzheimer – Farter 1

advertisement
ALZHEIMER
DISEASE
????
Alzheimer Disease
• Suatu gangguan psikiatri yang merupakan
bentuk progresifitas dari dementia, yang
berefek pada gangguan kognitif, behavior, dan
fungsional
• penyakit penurunan fungsi otak yang
kompleks dan progresif sehingga daya ingat
seseorang merosot tajam dan tidak dapat
disembuhkan.
Etiologi
– Belum diketahui secara pasti
– Kemungkinan faktor genetik dan lingkungan
sedang diteliti (gen ApoE atau β-secretase)
Faktor Resiko
– Usia
– Riwayat keluarga
– Hipertensi
– Peningkatan LDL
– Penurunan HDL
– Diabetes
Patogenesis
1. Atrofi kortikal
2. Neurofibrillary Tangles (NFTs)
3. Plaque Amyloid
4. Kerusakan saraf kolinergik
5. Penurunan sintesis asetilkolin
1. Atrophy
3. Neurofibrillary tangles
2. Amyloid Plaques
Beta-amyloid Plaques
• dense deposits of βprotein and cellular
material that accumulate outside and around
nerve cells
Amyloid precursor protein (APP) is the
precursor to amyloid plaque.
1. APP sticks through the neuron membrane.
2. Enzymes cut the APP into fragments
protein, including beta-amyloid.
of
3. Beta-amyloid fragments come together
in clumps to form plaques.
Beta-amyloid juga dijumpai pada geriatri
normal, tetapi tidak terkonsentrasi pada
korteks/limbik
Neurofibrillary tangles (NFTs)
Terjadi karena adanya hiperfosforilasi dari protein tau,
sehingga menyebabkan mikrotubul kolaps
4. Terjadinya penurunan aktifitas kolinergik
berpengaruh terhadap keparahan dari
Alzheimer Disease
5. Terjadi penurunan jumlah enzim kolin
asetiltransferase di korteks serebral dan
hipocampus menyebabkan penurunan
sintesis asetilkolin di otak
Diagnosis
• a detailed patient history
• information from family and
friends
• physical and neurological
exams and lab tests
• neuropsychological tests
• imaging tools such as CT
scan, or magnetic resonance
imaging (MRI). PET scans
are used primarily for
research purposes
• MMSE
Tahapan Penurunan Kognitif Menurut MMSE
Mild
(MMSE score
26–18)
Moderate
(MMSE score
17–10)
Difficulty remembering recent events, ability to manage finances, prepare
food, and carry out other household activities declines. May get lost while
driving. Begins to withdraw from difficult tasks and to give up hobbies.
Patient requires assistance with activities of daily living. Frequently
disoriented with regard to time (date, year, season). Recall for recent
events is severely impaired. May forget some details of past life and names of
family and friends. Functioning may fluctuate from day to day. Patient
generally denies problems. May become suspicious or tearful. Loses ability to
drive safely. Agitation, paranoia, and delusions are common.
Severe
(MMSE score
Patient loses ability to speak, walk, and feed self. Incontinent of urine and
feces. Requires care 24 hours a day and 7 days a week.
9–0)
Mini Mental State Examination (MMSE)
Gejala Alzheimer
Tujuan Terapi
• Menjaga fungsi-fungsi pasien selama mungkin
• Menunda perkembangan penyakit
Strategi Terapi
Non farmakologi
Terapi non-farmakologi melibatkan pasien,
keluarga, atau pengasuh khusus untuk
mensupport, menghadapi dan memahami
kondisi pasien
Farmakologi
• Terapi untuk mengatasi gejala penurunan
kognisi atau menunda progresivitas penyakit
• Terapi simptomatik
Terapi Farmakologi
• inhibitor kolinesterase akan meningkatkan
kadar asetilkolin (takrin, donepezil, rivastigmin,
galantamin)
• Antagonis reseptor NMDA : Memantine
• Antioksidan dapat memperlambat progresivitas
penyakit ( Vit E, selegilin (MAO inhibitor))
• Alternatif terapi : ekstrak gingko biloba sebagai
neuroprotektif --- mengurangi kerapuhan kapiler,
efek antioksidan, dan menghambat agregasi
platelet tetapi masih perlu evidence yang lebih
banyak.
Terapi Berdasarkan Stage AD
• Mild - Moderate AD
– Inhibitor Cholinesterase ( Donepezil,
Rivastigmin, Galantamine)
• Moderate - Severe AD
– Antagonis NMDA (Memantine)
Terapi simptomatik
Selain gejala gangguan kognitif juga terdapat
gejala gangguan non kognitif seperti
depresi,seperti gelisah, pelupa, dan insomnia
• Gejala depresi --- antidepresan (SSRI,TCA)
• Insomnia --- perlu hipnotik, atau antidepresan
yang bersifat sedatif
• Delusi --- curiga, menduga-duga yang salah,
paranoid --- antipsikotik (dicari yang paling
kurang efek sampingnya) --- atipikal (klozapin,
quetiapin, risperidon)
THANK YOU ...
Download