Felicia N. Utorodewo
B = Bahasa
I = Indonesia
P = untuk Penutur
A = Asing
Indonesian Language for
Non-native Speaker
Indonesian as a
Foreign Language
A BIPA teacher or lecturer is expected to master the Indonesian grammar.
They really have to know all the nuts and bolts of the problems in the
Indonesian grammar.
The problem in teaching
Indonesian as a foreign language is that there are no standard as yet.
• In teaching language, we all need standards.
• Because of no standardisation in
Indonesian, every institution or course has their own standard.
• In our research, we tried to trace down all kind of possibility concepts concerning
Indonesian grammar.
• Phonology, morphology, syntax, and semantics
• It depends very much on where you learned Bahasa
Indonesia or where your teacher is from. Is it
Yogyakarta, Medan?
• If we are talking about grammar, then we have to start from phonology. In
Bahasa, we have:
22 consonants and
6 vowels
1. /b/ b apak, i b u, se b a b [p]
2. /c/ c u c i, ba c a
3. /d/ d apat, ja d i, aba d [t]
4. /f/ f atwa , mu f akat,
12. /n/ n akal, mi n um, lenga n
13. /ñ/ ny a ny i, su ny i
14. /ŋ/ ng eri, teli ng a, waka f (from arabic) kupi ng
5. /g/ g arpu, te g ap, bedu g 15. /p/ p i p i, sa p i, tutu p
[k]
6. /h/
7. /j/
8. /k/
j h k ati, pa aga, sa alau, k h j a a a, sedi k a k h
, adik
9. /x/ kh as, a kh ir,
10. /l/ l ari, ta l i, misa l
11. /m/ m ata, ru m ah, gara m
16. /r/ r upa, la r i, kasu r
17. /s/ s epatu, ra s a, beti s
18. /ʃ/ sy arat, a sy ik
19. /t/ t angan, sa t u, t epa t
20. /w/ w aktu, a w as
21. /y/ y aitu, sa y ang
22. /z/ z iarah, ija z ah
a
a
a
a
i
i
i
e
e
e
e
e
e
e
o
o
o
u
u
u
u
In Bahasa Indonesia there are 5
Morphology processes:
1. Affixes
2. Reduplication
3. Compound Words
4. Abbreviation
5. Combination of the four processes mentioned above
No. Jenis Afiks
1.
me-
2.
me-kan
3.
me-i
4.
memper-
5. memperkan
6. memper-i
7. memberkan
8. ber-
9.
ber-R
10. ber-R-an
Contoh melihat, menggunting, membeku, meletakkan, meninggalkan, menaikkan menaiki, menyirami, mengobati
Memperindah, memperluas, memperoleh
Mempermalukan, mempersiapkan, mempergunakan
Memperbaiki, memperbarui
Memberlakukan, memberdayakan
Berjalan, beranak, berdiam, bernyanyi
Berjalan-jalan, bermain-main, bersenangsenang
Berdua-duaan, bermesra-mesraan, berpukul-pukulan
No.
Jenis
Afiks
11. ber-an
12. ber-kan
13. berke-an
14. berpe-an
15. bersi-
16. di-
17. di-kan
18. diper-
19. diper-kan
20. diper-i
Contoh
Bermainan, berangkulan, bersapaan
Berdasarkan, bertaburkan, bersenjatakan
Berkepentinganan, berkeadilan
Berpenghasilan, berpendidikan
Bersikukuh, bersikeras
Diambil, dibuat, dikail
Dijahitkan, ditutupkan
Diperbuat
Dipermalukan
Diperingati
No. Jenis Afiks
21. ter-
22. ter-kan
23. ter-i
24. ter-R
25. ke-
26.
ke-an
(noun)
27.
ke-an
(passive)
28. ke-R-an
29. keber-an
30. kese-an
Contoh
Terinjak, terbawa, terkuras, terurai
Terabaikan, tersebarkan
Tersaingi, terbujuki
Terbawa-bawa, tersenyum-senyum
Ketua, kekasih
Ketinggian, kelebihan, kebalikan
Kecopetan, kehujanan, kelupaan keserta-mertaan,
Keberhasilan, keberuntungan
Keseimbangan, keserasian
No. Jenis Afiks
31. keter-an
32. kepe-an
33. pe-
34. pe-an
35. per-kan
36. per-i
37. pemer-
38. pember-an
39. pemer-an
40. perse-an
Contoh
Keterlambatan, keterlibatan
Kepemimpinan, kepedulian
Pemain, pemalu, penerima
Perbuatan, pengaturan, percobaan
Perlihatkan, permainkan
Peringati, perbaiki
Pemersatu pemberdayaan
Pemersatuan, pemerolehan
Persekutuan, persesuaian
No.
Jenis
Afiks
41. se-
42. se-nya
43. se-R-nya
44. -an
45. R-an
46. -el-
47. -er-
48. -in-
49. -em-
50. -ha-
Contoh
Sesuatu, setelah, sekamar, setinggi, sebuah
Seandainya, sebaiknya
Sebesar-besarnya, sebanyak-banyaknya
Ruangan, masukan, masakan
Sakit-sakitan, mobil-mobilan
Geletar, geligi, gelegar
Seruling, gerigi, gigi-gerigi
Kinerja, sinambung
Gemetar, kemilau, jari-jemari, tali-temali
Sahaja, sahaya, baharu
• Besides all the affixes mentioned, there are still affixes adapted from foreign languages such as Arabic: –i, -iah, -wi
(alami, alamiah, maknawi), English: -isasi, - isme.
• There are affixes that are no longer productive, such as –nda (ananda, ayahanda, ibunda), -wan, -wati, -man (wartawan, wartawati, budiman).
• Not to mention the morphophonemics processes of the affixes: /meN-/, /beR-/,
/peR-/, ect.
We have 5 types of reduplication:
1) dwipurwa: tetangga, lelaki, sesama
2) dwilingga: rumah-rumah, pagi- pagi, makan-makan, kumur-kumur
3) Dwilingga salin swara: mondar- mandir, bolak-balik, corat-coret
4) Dwiwasana: perlahan-lahan, sekali-kali
5) Trilingga salin swara: dag-dig- dug, cas-cis-cus
We have two ways of writing a compound word:
As two words
• Orang tua
• Tanggung jawab
• Kereta api
As a word
• Matahari
• Saputangan
• Kacamata
• Singkatan: SMP, MPR
• Penggalan:Prof, Dok, Bu, Pak
• Akronim/Kontraksi: ABRI, Rudal, pemilu
• Lambang huruf: cm, dng, yg
In Bahasa Indonesia, there are a combination of those abrreviation and creates an overlap between acronim and phrases, e.g:
Kobangdiklat TNI-AD Komando Pengembangan
Pendidikan dan Pelatihan Tentara Nasional
Indonesia Angkatan Darat
The different view and concepts has been presented by Indonesian linguists creates problem:
• Word classification
• Phrases
• clauses
• Sentence Structure
Alwi, 2003 Keraf, 1991 (8) Kridalaksana,
1999 (13) nomina, pronomina, verba, adjektiva, numeralia, preposisi, konjungsi, adverbia verba, adjektiva, adverbia, nomina, pronomina, numeralia, interogativa, artikula, demonstrativa, preposisi, konjungsi, interjeksi, fatis
Verba, adjektiva, adverbia, nomina, pronomina, numeralia, kata tugas: preposisi, konjungtor, interjeksi, artikel, partikel
Chaer, 2006
(15) benda, ganti, kerja, sifat, sapaan, penunjuk, bilangan, penyangkal, depan, penghubung, keterangan, tanya, seru, sandang, penegas
Keraf, 1991 endosentris atributif, koordinatif
(aditif, alternatif, apositif, korelatif; eksosentris direktif
(objektif, patikel direktif, konjungtif), konektif
Kridalaksana,
1999 endosentris
berhulu 1, berhulu majemuk
(koordinatif: hipotaktis, parataktis; apositif).
Eksosentris: preposisional
(direktif, nondirektif), nonpreposisiona l (artikulatif dan konjungtif)
Alwi, 2003
Frase verbal, adjektival, nominal, pronominal, numeralia
Chaer, 2006 benda, kerja, sifat, preposisi dan Keterangan
Keraf, 1991
Klausa: bebas dan terikat, urutan kata
Alwi, 2003 Kridalaksana,
1999
1. Berdasarkan strukturnya: klausa lengkap dan taklengkap
2. Berdasarkan potensinya menjadi kalimat: bebas dan terikat
3. Berdasarkan predikatnya: klausa verbal dan nonverbal
Chaer, 2006
Keraf,
1991
1. Berdasarkan jumlah inti: kalimat minor dan mayor
2. Berdasarkan kontur: kalimat minim dan panjang
3. Berdasarkan pola2 dasar: kalimat inti, luas, transformasi
4. Berdasarkan ragam/diatesis: kalimat aktif dan pasif
5. Berdasarkan urutan katanya: kalimat normal dan inversi
6. Berdasarkan jumlah pola dan hubungan antarpola: kalimat tunggal dan majemuk (setara, bertingkat, campuran.
7. Berdasarkan tujuan/sasran yang akan dicapai: kalimat berita, tanya, perintah, harapan, pengandaian
SENTENCE
Alwi,
2003
Chaer,
2006
1. Berdasarkan jumlah klausanya: kalimat tunggal
(berdasarkan kategori predikat: kalimat nominal, adjektival, verbal, dan numeral) dan majemuk
(kalimat majemuk setara dan bertingkat)
2. Berdasarkan kategori sintaktisnya: kalimat deklaratif, imperatif, interogatif, eksklamatif
3. Berdasarkan kelengkapan unsurnya: Kalimat lengkap (mayor) dan taklengkap (minor)
4. Berdasarkan susunan S dan P: kalimat biasa dan inversi
( 1) Kalimat rapatan, (2) luas rapatan, (3) luas bersisipan, (4) setara, (5) bertingkat, (6) kompleks, (7) elips, (8) berita, (9) tanya, (10) perintah, (11) larangan,
(12) seruan.
SENTENCE
Kridalaksana,
1999
1. Berdasarkan jumlah klausa: kalimat tunggal, kalimat majemuk (setara, bersusun, bertopang), kalimat kombinasi
2. Berdasarkan struktur klausa: kalimat lengkap, taklengkap
(elips, sampingan, urutan, minor: panggilan, salam, ucapan, seruan, judul, moto, inskripsi, ungkapan khusus: larangan, peringatan, permintaan, anjuran, harapan, perintah, pernyataan)
3. Berdasarkan kategori predikat: kalimat verbal, nonverbal
4. Berdasarkan pola intonasi: kalimat deklaratif, interogativa, imperatif, aditif, responsif, eksklamatif.
5. Berdasarkan amanat wacana: pernyataan (performatif, seruan, makian/imprekatif, harapan/optatif), pertanyaan
(pilihan, terbuka, retoris, pengukuh, fatis), perintah
(biasa, larangan/prihibitif/vetatif, ajakan/hortatif, peringatan, penyilaan)
6. Berdasarkan penyematan: kalimat langsung, taklangsung.
• Alwi, Hasan. 1993. Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia (ed. Ke-2). Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
• Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis
Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta
• Keraf, Gorys. 1991. Tata bahasa rujukan bahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo
• Kridalaksana, Harimurti. 1999.
Tata Wacana Deskriptif Bahasa
Indonesia. Belum diterbitkan.
• Not to mention th inference of the different local dialects
• The stucture of this sentence is heavily influence by East Indonesian Malay
(Manado, Makasar, Ambon, Papua) : Torang pe ayah
• In proper Indonesian, we should use:
Selera pria
• This structure could be altered into
Seleranya Pria. A structur that is heavily influenced by the Javanese Dialect:
Selerane pria