METODE ANALISIS DAN PENYAJIAN DATA KEUANGAN Tugas dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Aplikasi Keuangan Disusun oleh: Luis Figo Romario H. 185121016 Putro Satriansyah 185121025 3A KPN Program Studi D3 Keuangan dan Perbankan Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bandung 2020 Metode Analisis dan Penyajian Data Keuangan 1. Analisis Du Pont Menurut Harahap (1998) Du Pontsystem ini memberikan informasi mengenai berbagai faktor yang menyebabkan naik turunnya kinerja keuangan sebuah perusahaan. Metode hampir sama dengan analisa laporan keuangan biasa, namun pendekatannya lebih integrative dan menggunakan komposisi laporan keuangan sebagai elemen analisisnya. Sistem du pont adalah sistem yang menggunakan pendekatan tertentu terhadap analisis rasio untuk mengevaluasi efektivitas perusahaan (Horne & Wachowicz, 2012:182) Menurut Syafarudin (1993) analisis Du Pont bagi manajer untuk mengetahui factor mana yang paling kuat pengaruhnya antara profit margin dan Total asset turnover terhadap Return on Investment. Analisis du pont system merupakan pendekatan untuk mengevaluasi profitabilitas dan tingkat pengembalian ekuitas (Keown, Martin, Petty & Scott, 2011:88). Tahapan-Tahapan dalam mengukur kinerja keuangan menggunakan Analisis Du Pont System Tahapan-tahapan dalam melakukan analisis Du Pont System adalah sebagai berikut: (Horne & Wachowicz, 2012:182) 1. Menentukan Total Assets Turnover = 2. Menentukan Net Profit Margin = Penjualan Bersih Total Aset Laba bersih setelah pajak Penjualan Bersih 3. Menentukan Return on Investment = πππ‘ ππππππ‘ ππππππ × πππ‘ππ π΄π π ππ‘π ππ’ππππ£ππ 4. Menentukan Return on Equity = πππ‘ ππππππ‘ ππππππ × πππ‘ππ π΄π π ππ‘π × πΈππ’ππ‘π¦ ππ’ππ‘ππππππ ππ’ππππ£ππ Contoh Perhitungan Seorang investor telah mengamati dua perusahaan, yaitu SuperCo dan GearInc. Investor tersebut ingin mengetahui mana diantara kedua perusahaan tersebut yang memiliki peluang lebih baik untuk investor tersebut menanamkan modal. Investor tersebut memilih Dupont Analysis untuk melihat nilai ROE dari kedua perusahaan. Nilai ROE tersebut kemudian digunakan untuk dasar analisis bagi investor. Hasil perhitungan ROE serta komponen lain dari perusahaan terangkum pada tabel di bawah ini: Setelah melakukan Dupont Analysis, bagaimana keputusan yang diambil investor tersebut? Jawab: Seperti yang terlihat di tabel, SuperCo meningkatkan marjin laba dengan meningkatkan laba bersih dan mengurangi total asetnya. Perubahan SuperCo meningkatkan margin keuntungan dan perputaran aset. Investor juga dapat menarik kesimpulan bahwa SuperCo juga mengurangi sebagian utangnya karena rata-rata ekuitas tetap sama. Sementara itu, pada GearInc, investor dapat melihat bahwa seluruh perubahan ROE disebabkan oleh peningkatan leverage keuangan. Ini berarti GearInc. meminjam lebih banyak uang, yang mengurangi ekuitas rata-rata. Sementara itu, pinjaman tambahan dinilai tidak mengubah laba bersih perusahaan, pendapatan atau margin laba, dimana hal ini menandakan bahwa leverage tidak menambah nilai riil bagi perusahaan. Atas dasar hasil Dupont Analysis, dapat disimpulkan bahwa investor memilih menanamkan modal kepada Perusahaan SuperCo daripada GearInc, karena keadaan kinerja ekonomi dan perkembangan laba yang telah dijabarkan dari Dupont Analysis. Setelah mencerna contoh perhitungan, tentu dapat diketahui bahwa Dupont Analysis merupakan suatu analisis yang digunakan untuk mengevaluasi indikator-indikator utama dari ROE beserta ROE-nya. Hal ini membuat investor mengetahui kegiatan keuangan apa yang paling berkontribusi terhadap perubahan ROE pada perusahan tersebut. Atas dasar itu, seorang investor menjadi dapat membandingan efisiensi operasional dari dua perusahaan. Selain berguna untuk investor, Dupont Analysis juga berguna untuk seorang manajer perusahaan. Perhitungan Dupont Analysis yang merinci berbagai komponen keuangan yang mempengaruhi kinerja perusahaan dalam memperoleh laba membuat manajer mengetahui kekuatan dan kelemahan dari indikator komponen keuangan perusahaan. Hal ini dapat digunakan manajer untuk mengambil kebijakan dalam mengelola perusahaannya agar operasinya ebih efisien. Itulah definisi lengkap mengenai Dupont Analysis. Seperti yang telah dipaparkan, penggunaan Dupont Analysis sangat efektif karena dapat melihat perkembangan dari indikator penyumbang laba dari perusahaan. SUMBER: Tarmizi, R., & Marlim, M. (2016). Analisis du pont system dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan (studi kasus pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2012-2014). Jurnal akuntansi dan keuangan, 7(2). http://jurnal.ubl.ac.id/index.php/jak/article/view/756 https://www.simulasikredit.com/apa-itu-dupont-analysis-definisi-dupont-analyisis/ 2. Analisis Break Even Break Even Point adalah titik dimana jumlah pendapatan sama dengan modal yang dikeluarkan, tidak terjadi kerugian ataupun keuntungan. Total keuntungan dan kerugian berada pada posisi 0 titik break even yang artinya pada titik ini perusahaan tidak mengalami kerugian ataupun mendapatkan keuntungan. Hal tersebut akan terjadi apabila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variable. BEP sangat penting bagi sebuah perusahaan, selain itu break even point juga sering digunakan oleh para pelaku saham. Kalkulasi saham yang dibuat dengan menggunakan metode BEP saat seseorang melakukan kegiatan jual beli saham dapat menganalisa kapan saat yang tepat untuk membeli (call) dan kapan harus menjual (put). Perhitungan atau penutupan BEP tergantung pada konsep-konsep yang mendasari asumsi yang digunakan didalamnya. Menurut Susan Irawati dalam bukunya “Manajemen Keuangan” asumsi dasar yang digunakan dalam BEP adalah sebagai berikut: 1. Biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan harus digolongkan kedalam biaya tetap dan biaya variable. 2. Biaya variable yang secara total berubah sesuai dengan perubahan volume, sedangkan biaya tetap tidak mengalami perubahan secara total. 3. Jumlah biaya tetap tidak berubah walaupun ada perubahan kegiatan, sedangkan biaya tetap per unit akan berubah-ubah. 4. Harga jual per unit konstan selama periode dianalisis. 5. Jumlah produk yang diproduksi dianggap selalu habis terjual. 6. Perusahaan menjual dan membuat satu jenis produk, bila perusahaan membuat atau menjual lebih dari satu jenis produk maka “perimbangan hasil penjualan” setiap produk tetap. Komponen Penghitungan Dasar Break Even 1. Fixed cost (biaya tetap) adalah biaya yang tidak berubah meskipun volume produksi berubah. 2. Variable cost (biaya variable) adalah biaya yang berubah-ubah seiring dengan perubahan volume produksi. 3. Revenue (penghasilan) adalah sejumlah pendapatan yang diterima oleh penjual barang. 4. Profit (laba) merupakan sisa penghasilan setelah dikurangi biaya tetap dan biaya variable. Sumber: https://www.jurnal.id/id/blog/analisa-break-even-point-penjelasan-dan-contoh soal/#Pengertian_Break_Even_Point Contoh soal break even point dan penyelesaiannya Sebuah perusahaan melakukan investasi sebesar Rp. 1.000.000,Perusahaan menetapkan return atau laba sebesar 15% per tahun. Biaya tetap saat ini per tahun Rp. 400.000,- dengan biaya variable Rp 15,- per unit produk. Pada tahun sebelumnya perusahaan memproduksi dan menjual produknya sebanyak 50.000 unit dengan harga Rp. 25,- per unit. Berapa unit produk yang harus diproduksi dan nilai rupiahnya agar perusahaan mencapai titik impas atau break even point? Pembahasan: 1. Contribution margin unit: = Harga jual produk – Biaya variable produk per unit = Rp. 25 – Rp. 15 = Rp. 10 2. Contribution Margin Ratio: = 100% - 60%(15/25) = 40% Dari data diatas, maka dapat diketahui bahwa titik impasnya adalah sebagai berikut: 1. BEP dalam unit (Q): = 400.000 : 10 = 40.000 unit 2. BEP dalam rupiah: = 400.000 : 40% = Rp 1.000.000,Jadi, agar investasi perusahaan tidak mengalami kerugian maka perusahaan harus memproduksi produknya dengan jumlah minimal 40.000 unit dengan nilai sebesar Rp 1.000.000,- Contoh 2 Perusahaan menjual dua jenis produk A dan B. ο· ο· Volume penjuala A sebanyak 40 unit dan B sebanyak 60 unit Harga jual A sebesar Rp. 1000,- biaya variable Rp 750,- Harga jual produk B sebesar Rp. 2000,- biaya variable sebesar Rp 1.000,- dan biaya tetap perusahaan sebesar Rp. 42.000,Maka kita dapat menghitung analisis-analisis berikut ini: 1. Marjin kontribusi Produk A = Rp 1.000 – Rp 750 = Rp 250 Produk B = Rp 2.000 – Rp 1.000 = Rp 1.000 Proporsi A = 40 : 100 = 40% Proporsi B = 60 : 100 = 60% 2. Break even point dalam unit = 42.000 : (250 x 40%) + (1.000 x 60%) = 42.000 : 700 = 60 unit Atau masing masing terjual: Produk A = 40% x 60 unit = 24 unit Produk B = 60% x 60 unit = 36 unit 3. Break even point dalam rupiah = Unit x Harga Jual Produk A = 24 x Rp 1.000 = Rp 24.000,Produk B = 36 x Rp 2.000 = Rp 72.000,Total BEP dalam rupiah produk A dan B adalah sebesar Rp 96.000,4. Perhitungan Laba Rugi Penjualan: Rp 96.000,Biaya Variabel: - Produk A = 24 x Rp 750 = Rp 18.000 - Produk B = 36 x Rp 1.000 = Rp 36.000 Total Biaya Variabel = Rp 54.000 Marjin Kontribusi : = Rp 96.000 – Rp 54.000 = Rp 42.000,Laba Rugi: = Marjin Kontribusi – Biaya Tetap = Rp 42.000 – Rp 42.000 = Rp 0 Grafik Sumber: https://manajemenkeuangan.net/analisis-break-even-point-untuk-single-dan-mixproduct/ 3. Analisis Financial Highlight Metode yang dipakai oleh pihak yang berkepentingan seperti investor, kreditur, dan manajemen untuk menilai keadaan yang telah lalu, saat ini, dan proyeksi masa datang serta kinerja perusahaan. Tujuan Analisis Financial Highlight 1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertent, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil ussaha yang telah dicapai untuk beberapa periode. 2. Untuk mengetahui kelamahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan. 3. Untuk mengetahui kekuatan-keuatan yang dimiliki 4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini 5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal 6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai. Teknik dan Metode Analisis Financial Highlight Terdapat teknik dalam analisis laporan keuangan menurut Harahap (2010) adalah sebagai berikut: 1. Metode komparatif (Comparative Method) Metode ini digunakan dengan memanfaatkan angka-angka laporan keuangan dan membandingkannya dengan angka-angka laporan keuangan lainnya. 2. Analisis Trend (Trend Analysis) Rasio adalah gambaran situasi perusahaan pada suatu waktu tertentu dan dari gambaran ini sebenarnya dapat kita bayangkan kecenderungan (tren) situasi perusahaan di masa yang akan datang melalui gerakan yang terjadi pada masa lalu sampai masa kini. Analisis ini harus menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan beberapa tahun dan dari sini digambarkan trennya. Tren analisis ini biasanya dibuat melalui grafik. 3. Common size financial statement Metode ini merupakan metode analisis yang menyajikan laporan keuangan dalam bentuk prestasi. Prestasi itu biasa dikaitkan dengan suatu jumlah yang dinilai penting misalnya asset untuk neraca, penjualan untuk laba rugi. 4. Metode indeks time series Dalam metode ini dihitung indeks dan digunakan untuk mengkonversikan angkaangka laporan keuangan. Biasanya ditetapkan tahun dasar yang diberi indkes 100. Beranjak dari tahun dasar ini, dibuat indeks tahun-tahun lainnya sehingga dapat dibaca dengan mudah perkembangan angka-angka laporan keuangan perusahaan tersebut pada periode lain. 5. Rasio laporan keuangan Rasio laporan keuangan adalah perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos lain yang memiliki hubungan signifikan (berarti). Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai hubungan antara pos dan dapat membandingkannya dengan rasio sehingga dapat diberikan penilaian. Adapaun rasio keuangan adalah: ο· ο· ο· ο· ο· ο· ο· Likuiditas, menggambarkan kemampuan perusahaan menyelesaikan semua kebutuhan jangka pendek. Solvabilitas, kemampuan perusahaan memenuhi atau menyelesaikan kebutuhan jangka panjang. Rentabilitas/profitabilitas, kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua sumber yang ada, penjualan, kas, asset, dan modal. Leverage, mengetahui posisi utang perusahaan terhadap modal maupun asset. Activity, mengetahui aktivitas dalam menjalankan operasinya baik dalam penjualan dan kegiatan lainnya. Produktivitas, mengetahui produktivitas unit yang dinilai. Analisis sumber dan penggunakaan kas dan dana Analisis sumber dan penggunaan dana dilakukan dengan menggunakan laporan keuangan dua periode. Laporan ini dibandingkan dan dilihat mutasinya. Setiap mutasi mempengaruhi pos lainnya. Sumber: https://www.kajianpustaka.com/2013/12/analisis-finansial.html 4. Analisis Trend Pengertian Analisis Trend Menurut Para Ahli Abdullah (2005) mendefinisikan analisis trend sebagai berikut: “Analisis trend (tendensi posisi) merupakan teknik analisis untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan perubahan naik atau mengalami penurunan”. Dalam analisis trend perbandingan analisis dapat dilakukan dengan menggunakan analisis horizontal atau dinamis. Data yang digunakan umumnya dua atau tiga periode, karena jika hanya satu periode mengakibatkan data sulit untuk di analisis. Jika data yang digunakan lebih dari dua atau tiga periode, metode yang digunakan adalah angka indeks. Dengan menggunakan angka indeks akan dapat diketahui kecenderungan atau trend dari posisi keuangan, apakah meningkat, menurun atau tetap. Hasil analisis trend biasanya dihitung dalam persentase. Sumber: https://specialpengetahuan.blogspot.com/2014/07/pengertian-analisis-trend-menurutpara.html 5. Analisis Common Size Analisis common-size ialah analisis yang disusun dengan menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca). Laporan keuangan dalam persentase per-komponen (Common-size statement) menyatakan masing-masing posnya dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya. Cara penyusunan laporan keuangan ini disebut teknik analisis common-size dan termasuk metode analisis vertikal. Suatu neraca yang disusun dalam persentase per-komponen (Common-size statement) dapat memberikan informasi sebagai berikut: 1. Komposisi investasi (aktiva) suatu perusahaan dapat memberikan gambaran tentang posisi relatif aktiva lancar terhadap aktiva tak lancar. 2. Struktur modal (komposisi pasiva), yang dapat memberikan gambaran mengenai posisi relatif utang perusahaan terhadap modal sendiri. Apabila Neraca dalam persentase per-komponen disusun secara komparatif (misalnya dua tahun berturut-turut), dapat memberikan informasi mengenai perubahan komposisi, baik komposisi investasi maupun struktur modal. Laporan laba-rugi yang disusun dalam persentase per-komponen (Common-size percentage) dapat menggambarkan distribusi/alokasi setiap Rp 1,00 penjualan kepada masing-masing elemen biaya dan laba. Apabila disusun secara komparatif, dapat menggambarkan perubahan distribusi tersebut. Berikut laporan keuangan yang telah dianalisis dengan analisis common size. Sumber: https://elsadb.blogspot.com/2015/10/analisis-perbandingan-common-size-dan.html PT MAHARI FAEREL DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN KOMPARATIF Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan khusus) ASET Aset Lancar Kas dan setara kas Piutang usaha Persediaan Beban dibayar dimuka Aset lancar lainnya Total Aset Lancar Aset Tidak Lancar Aset tetap, bersih Aset pajak tangguhan, bersih Aset tidak lancar lainnya Total Aset Tidak Lancar TOTAL ASET LIABILITAS Liabilitas Jangka Panjang Pendek Pinjaman bank jangka Pendek Utang Usaha Utang pajak Beban akrual Total Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang 31 Desember / December 2014 2013 % total dari 2014 2013 950.000 472.275 546.977 609.368 596.086 439.327 28 14 16 20 19 14 142.247 124.580 4 4 437.894 381.078 13 12 2.549.393 2.150.439 74 69 189.164 187.889 6 6 94.733 158.145 3 5 604.404 618.730 18 20 888.301 964.764 26 31 3.437.694 3.115.203 100 100 281.472 589.169 166.475 294.763 129.787 689.169 148.816 189.163 8 17 5 9 4 22 5 6 1.331.879 1.156.935 39 37 Liabilitas imbalan kerja Liabilitas pajak tangguhan, bersih Total Liabilitas Jangka Panjang TOTAL LIABILITAS EKUITAS Modal saham Agio saham Selisih transaksi (pihak nonpengendali) Saldo laba Ekuitas (pemilik entitas induk) Kepentingan nonpengendali TOTAL EKUITAS TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 326.455 386.301 11 12 122.445 136.496 4 4 448.900 522.797 13 17 1.780.779 1.679.732 52 54 762.044 153.700 762.044 153.700 22 4 24 5 (13.109) 518.907 (13.109) 380.614 0 15 0 12 1.421.542 1.283.249 41 41 235.373 1.656.915 152.222 1.435.471 7 48 5 46 3.437.694 3.115.203 100 100 PT. MAHARI FAEREL DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KOMPARATIF Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus) 2014 2013 2014 2013 AKUN/POS $ $ % % PENJUALAN BERSIH 2.178.763 1.942.655 100,00% 100,00% HARGA POKOK PENJUALAN (1.534.561) (1.595.072) -70,43% -82,11% LABA KOTOR 644.202 347.583 29,57% 17,89% Beban Penjualan (140.817) (145.950) -6,46% -7,51% Beban Umum dan Administrasi (26.209) (30.902) -1,20% -1,59% Beban Keuangan (898) (901) -0,04% -0,05% Penghasilan Keuangan 8.847 7.271 0,41% 0,37% Lain-lain, bersih 33.722 29.473 1,55% 1,52% LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 518.847 206.574 23,81% 10,63% Beban Pajak Penghasilan (61.812) (90.464) -2,84% -4,66% Laba Bersih yg Dapat Diatribusikan kpd Pemilik Perusahaan 457.035 116.110 20,98% 5,98% Pendapatan Komprehensif Lainnya Total Laba Komprehensif yg Dapat Diatribusikan kpd Pemilik Perusahaan (nilai penuh) 457.035 116.110 20,98% 5,98% LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 0,18 0,18 6. Series Indeks Teknik ini bisa menggunakan angka indeks bisa juga angka-angka yang ada dalam laporan keuangan disusun dan disajikan dalam rentang waktu berseri misalnya 5 atau 10 tahun. Jika laporan itu dikonversi menjadi angka indeks maka menjadi laporan indeks berseri. Semua laporan keuangan yang dibandingkan secara berseri dikonversikan ke indeks. Untuk menetapkan indeks ini maka perlu menetapkan tahun dasar. Tahun dasar ini dipilih menurut kriteria tertentu misalnya dipilih tahun pe ndirian sebagai tahun dasar atau tahun tertentu yang bisa dijadikan sebagai suatu moment penting agar kita lebih mudah dan lebih cepat melakukan perbandingan dengan indeks tahun lainnya. Sumber: https://ariefmuliadi30.blogspot.com/2014/05/a-nal-i-s-i-s-c-o-m-m-on-s-i-z-e-i-nd e.html 7. Analisis Perbandingan Berkala Analisis ini merupakan bagian dari analisis horizontal, yaitu suatu teknik analis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua atau tiga periode. Laporan keuangan yang diperbandingkan untuk beberapa periode dapat diketahui sifat dan tendensi perubahan yang terjadi dalam perusahaan tersebut. Analisa perbandingan merupakan metode analisa terhadap laporan keuangan dengan cara memperbandingkan untuk dua periode atau lebih atau memperbandingkan laporan keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan lain. Tujuan analisa horizontal adalah untuk menentukan bagaimana setiap pos laporan keuangan berubah, mengapa pos-pos tersebut berubah dan apakah perubahan tersebut menguntungkan ataukah tidak Analisis perbandingan terbagi menjadi dua: 1. Analisis Perubahan (naik turun) Yaitu analisis untuk melihat perubahan posisi keuangan dalam dua atau tiga periode laporan keuangan. 2. Analisis Kecenderungan (Trend) Yaitu untuk melihat kecenderungan arah posisi keuangan dalam waktu lebih dari tiga periode laporan keuangan. Biasanya menggunakan angka indeks. Contoh analisis perbandingan seperti dibawah ini: SUMBER: http://ariefmuliadi30.blogspot.com/2014/05/analisisperbandingan-1.html 8. Analisis Stock Summary