Uploaded by LUIS FIGO ROMARIO HUTAHAEAN -

Tugas 1 3A KP Luis Putro

advertisement
METODE ANALISIS DAN PENYAJIAN DATA KEUANGAN
Tugas
dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Aplikasi Keuangan
Disusun oleh:
Luis Figo Romario H.
185121016
Putro Satriansyah
185121025
3A KPN
Program Studi D3 Keuangan dan Perbankan
Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri Bandung
2020
Metode Analisis dan Penyajian Data Keuangan
1. Analisis Du Pont
Menurut Harahap (1998) Du Pontsystem ini memberikan informasi mengenai berbagai
faktor yang menyebabkan naik turunnya kinerja keuangan sebuah perusahaan. Metode
hampir sama dengan analisa laporan keuangan biasa, namun pendekatannya lebih
integrative dan menggunakan komposisi laporan keuangan sebagai elemen analisisnya.
Sistem du pont adalah sistem yang menggunakan pendekatan tertentu terhadap analisis
rasio untuk mengevaluasi efektivitas perusahaan (Horne & Wachowicz, 2012:182)
Menurut Syafarudin (1993) analisis Du Pont bagi manajer untuk mengetahui factor
mana yang paling kuat pengaruhnya antara profit margin dan Total asset turnover terhadap
Return on Investment. Analisis du pont system merupakan pendekatan untuk mengevaluasi
profitabilitas dan tingkat pengembalian ekuitas (Keown, Martin, Petty & Scott, 2011:88).
Tahapan-Tahapan dalam mengukur kinerja keuangan menggunakan Analisis Du
Pont System
Tahapan-tahapan dalam melakukan analisis Du Pont System adalah sebagai berikut:
(Horne & Wachowicz, 2012:182)
1. Menentukan Total Assets Turnover =
2. Menentukan Net Profit Margin =
Penjualan Bersih
Total Aset
Laba bersih setelah pajak
Penjualan Bersih
3. Menentukan Return on Investment = 𝑁𝑒𝑑 π‘ƒπ‘Ÿπ‘œπ‘“π‘–π‘‘ π‘€π‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘–π‘› × π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑𝑠 π‘‡π‘’π‘Ÿπ‘›π‘œπ‘£π‘’π‘Ÿ
4. Menentukan Return on Equity = 𝑁𝑒𝑑 π‘ƒπ‘Ÿπ‘œπ‘“π‘–π‘‘ π‘€π‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘–π‘› × π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑𝑠 ×
πΈπ‘žπ‘’π‘–π‘‘π‘¦ π‘€π‘’π‘™π‘‘π‘–π‘π‘™π‘–π‘’π‘Ÿ π‘‡π‘’π‘Ÿπ‘›π‘œπ‘£π‘’π‘Ÿ
Contoh Perhitungan
Seorang investor telah mengamati dua perusahaan, yaitu SuperCo dan GearInc. Investor tersebut
ingin mengetahui mana diantara kedua perusahaan tersebut yang memiliki peluang lebih baik
untuk investor tersebut menanamkan modal. Investor tersebut memilih Dupont Analysis untuk
melihat nilai ROE dari kedua perusahaan. Nilai ROE tersebut kemudian digunakan untuk dasar
analisis bagi investor.
Hasil perhitungan ROE serta komponen lain dari perusahaan terangkum pada tabel di bawah ini:
Setelah melakukan Dupont Analysis, bagaimana keputusan yang diambil investor tersebut?
Jawab:
Seperti yang terlihat di tabel, SuperCo meningkatkan marjin laba dengan meningkatkan laba bersih
dan mengurangi total asetnya. Perubahan SuperCo meningkatkan margin keuntungan dan
perputaran aset. Investor juga dapat menarik kesimpulan bahwa SuperCo juga mengurangi
sebagian utangnya karena rata-rata ekuitas tetap sama.
Sementara itu, pada GearInc, investor dapat melihat bahwa seluruh perubahan ROE
disebabkan oleh peningkatan leverage keuangan. Ini berarti GearInc. meminjam lebih banyak
uang, yang mengurangi ekuitas rata-rata. Sementara itu, pinjaman tambahan dinilai tidak
mengubah laba bersih perusahaan, pendapatan atau margin laba, dimana hal ini menandakan
bahwa leverage tidak menambah nilai riil bagi perusahaan.
Atas dasar hasil Dupont Analysis, dapat disimpulkan bahwa investor memilih
menanamkan modal kepada Perusahaan SuperCo daripada GearInc, karena keadaan kinerja
ekonomi dan perkembangan laba yang telah dijabarkan dari Dupont Analysis.
Setelah mencerna contoh perhitungan, tentu dapat diketahui bahwa Dupont Analysis
merupakan suatu analisis yang digunakan untuk mengevaluasi indikator-indikator utama dari ROE
beserta ROE-nya. Hal ini membuat investor mengetahui kegiatan keuangan apa yang paling
berkontribusi terhadap perubahan ROE pada perusahan tersebut. Atas dasar itu, seorang investor
menjadi dapat membandingan efisiensi operasional dari dua perusahaan.
Selain berguna untuk investor, Dupont Analysis juga berguna untuk seorang manajer
perusahaan. Perhitungan Dupont Analysis yang merinci berbagai komponen keuangan yang
mempengaruhi kinerja perusahaan dalam memperoleh laba membuat manajer mengetahui
kekuatan dan kelemahan dari indikator komponen keuangan perusahaan. Hal ini dapat digunakan
manajer untuk mengambil kebijakan dalam mengelola perusahaannya agar operasinya ebih efisien.
Itulah definisi lengkap mengenai Dupont Analysis. Seperti yang telah dipaparkan,
penggunaan Dupont Analysis sangat efektif karena dapat melihat perkembangan dari indikator
penyumbang laba dari perusahaan.
SUMBER: Tarmizi, R., & Marlim, M. (2016). Analisis du pont system dalam mengukur
kinerja keuangan perusahaan (studi kasus pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di bursa
efek
Indonesia
periode
2012-2014). Jurnal
akuntansi
dan
keuangan, 7(2).
http://jurnal.ubl.ac.id/index.php/jak/article/view/756
https://www.simulasikredit.com/apa-itu-dupont-analysis-definisi-dupont-analyisis/
2. Analisis Break Even
Break Even Point adalah titik dimana jumlah pendapatan sama dengan modal yang
dikeluarkan, tidak terjadi kerugian ataupun keuntungan. Total keuntungan dan kerugian
berada pada posisi 0 titik break even yang artinya pada titik ini perusahaan tidak mengalami
kerugian ataupun mendapatkan keuntungan. Hal tersebut akan terjadi apabila perusahaan
dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk
menutup biaya tetap dan biaya variable.
BEP sangat penting bagi sebuah perusahaan, selain itu break even point juga sering
digunakan oleh para pelaku saham. Kalkulasi saham yang dibuat dengan menggunakan
metode BEP saat seseorang melakukan kegiatan jual beli saham dapat menganalisa kapan
saat yang tepat untuk membeli (call) dan kapan harus menjual (put).
Perhitungan atau penutupan BEP tergantung pada konsep-konsep yang mendasari
asumsi yang digunakan didalamnya. Menurut Susan Irawati dalam bukunya “Manajemen
Keuangan” asumsi dasar yang digunakan dalam BEP adalah sebagai berikut:
1. Biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan harus digolongkan kedalam biaya tetap
dan biaya variable.
2. Biaya variable yang secara total berubah sesuai dengan perubahan volume,
sedangkan biaya tetap tidak mengalami perubahan secara total.
3. Jumlah biaya tetap tidak berubah walaupun ada perubahan kegiatan, sedangkan
biaya tetap per unit akan berubah-ubah.
4. Harga jual per unit konstan selama periode dianalisis.
5. Jumlah produk yang diproduksi dianggap selalu habis terjual.
6. Perusahaan menjual dan membuat satu jenis produk, bila perusahaan membuat atau
menjual lebih dari satu jenis produk maka “perimbangan hasil penjualan” setiap
produk tetap.
Komponen Penghitungan Dasar Break Even
1. Fixed cost (biaya tetap) adalah biaya yang tidak berubah meskipun volume
produksi berubah.
2. Variable cost (biaya variable) adalah biaya yang berubah-ubah seiring dengan
perubahan volume produksi.
3. Revenue (penghasilan) adalah sejumlah pendapatan yang diterima oleh penjual
barang.
4. Profit (laba) merupakan sisa penghasilan setelah dikurangi biaya tetap dan biaya
variable.
Sumber: https://www.jurnal.id/id/blog/analisa-break-even-point-penjelasan-dan-contoh
soal/#Pengertian_Break_Even_Point
Contoh soal break even point dan penyelesaiannya
Sebuah perusahaan melakukan investasi sebesar Rp. 1.000.000,Perusahaan menetapkan return atau laba sebesar 15% per tahun.
Biaya tetap saat ini per tahun Rp. 400.000,- dengan biaya variable Rp 15,- per unit produk.
Pada tahun sebelumnya perusahaan memproduksi dan menjual produknya sebanyak
50.000 unit dengan harga Rp. 25,- per unit.
Berapa unit produk yang harus diproduksi dan nilai rupiahnya agar perusahaan mencapai
titik impas atau break even point?
Pembahasan:
1. Contribution margin unit:
= Harga jual produk – Biaya variable produk per unit
= Rp. 25 – Rp. 15
= Rp. 10
2. Contribution Margin Ratio:
= 100% - 60%(15/25)
= 40%
Dari data diatas, maka dapat diketahui bahwa titik impasnya adalah sebagai berikut:
1. BEP dalam unit (Q):
= 400.000 : 10
= 40.000 unit
2. BEP dalam rupiah:
= 400.000 : 40%
= Rp 1.000.000,Jadi, agar investasi perusahaan tidak mengalami kerugian maka perusahaan harus
memproduksi produknya dengan jumlah minimal 40.000 unit dengan nilai sebesar
Rp 1.000.000,-
Contoh 2
Perusahaan menjual dua jenis produk A dan B.
ο‚·
ο‚·
Volume penjuala A sebanyak 40 unit dan B sebanyak 60 unit
Harga jual A sebesar Rp. 1000,- biaya variable Rp 750,-
Harga jual produk B sebesar Rp. 2000,- biaya variable sebesar Rp 1.000,- dan biaya tetap
perusahaan sebesar Rp. 42.000,Maka kita dapat menghitung analisis-analisis berikut ini:
1. Marjin kontribusi
Produk A = Rp 1.000 – Rp 750 = Rp 250
Produk B = Rp 2.000 – Rp 1.000 = Rp 1.000
Proporsi A = 40 : 100 = 40%
Proporsi B = 60 : 100 = 60%
2. Break even point dalam unit
= 42.000 : (250 x 40%) + (1.000 x 60%)
= 42.000 : 700
= 60 unit
Atau masing masing terjual:
Produk A = 40% x 60 unit = 24 unit
Produk B = 60% x 60 unit = 36 unit
3. Break even point dalam rupiah
= Unit x Harga Jual
Produk A = 24 x Rp 1.000 = Rp 24.000,Produk B = 36 x Rp 2.000 = Rp 72.000,Total BEP dalam rupiah produk A dan B adalah sebesar Rp 96.000,4. Perhitungan Laba Rugi
Penjualan: Rp 96.000,Biaya Variabel:
- Produk A = 24 x Rp 750 = Rp 18.000
- Produk B = 36 x Rp 1.000 = Rp 36.000
Total Biaya Variabel = Rp 54.000
Marjin Kontribusi :
= Rp 96.000 – Rp 54.000
= Rp 42.000,Laba Rugi:
= Marjin Kontribusi – Biaya Tetap
= Rp 42.000 – Rp 42.000
= Rp 0
Grafik
Sumber: https://manajemenkeuangan.net/analisis-break-even-point-untuk-single-dan-mixproduct/
3. Analisis Financial Highlight
Metode yang dipakai oleh pihak yang berkepentingan seperti investor, kreditur, dan
manajemen untuk menilai keadaan yang telah lalu, saat ini, dan proyeksi masa datang serta
kinerja perusahaan.
Tujuan Analisis Financial Highlight
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertent, baik harta,
kewajiban, modal, maupun hasil ussaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.
2. Untuk mengetahui kelamahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan
perusahaan.
3. Untuk mengetahui kekuatan-keuatan yang dimiliki
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan
yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau
tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal
6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil
yang mereka capai.
Teknik dan Metode Analisis Financial Highlight
Terdapat teknik dalam analisis laporan keuangan menurut Harahap (2010) adalah
sebagai berikut:
1. Metode komparatif (Comparative Method)
Metode ini digunakan dengan memanfaatkan angka-angka laporan keuangan dan
membandingkannya dengan angka-angka laporan keuangan lainnya.
2. Analisis Trend (Trend Analysis)
Rasio adalah gambaran situasi perusahaan pada suatu waktu tertentu dan dari
gambaran ini sebenarnya dapat kita bayangkan kecenderungan (tren) situasi
perusahaan di masa yang akan datang melalui gerakan yang terjadi pada masa lalu
sampai masa kini. Analisis ini harus menggunakan teknik perbandingan laporan
keuangan beberapa tahun dan dari sini digambarkan trennya. Tren analisis ini biasanya
dibuat melalui grafik.
3. Common size financial statement
Metode ini merupakan metode analisis yang menyajikan laporan keuangan dalam
bentuk prestasi. Prestasi itu biasa dikaitkan dengan suatu jumlah yang dinilai penting
misalnya asset untuk neraca, penjualan untuk laba rugi.
4. Metode indeks time series
Dalam metode ini dihitung indeks dan digunakan untuk mengkonversikan angkaangka laporan keuangan. Biasanya ditetapkan tahun dasar yang diberi indkes 100.
Beranjak dari tahun dasar ini, dibuat indeks tahun-tahun lainnya sehingga dapat dibaca
dengan mudah perkembangan angka-angka laporan keuangan perusahaan tersebut pada
periode lain.
5. Rasio laporan keuangan
Rasio laporan keuangan adalah perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos
lain yang memiliki hubungan signifikan (berarti). Rasio keuangan ini hanya
menyederhanakan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan
penyederhanaan ini kita dapat menilai hubungan antara pos dan dapat
membandingkannya dengan rasio sehingga dapat diberikan penilaian. Adapaun rasio
keuangan adalah:
ο‚·
ο‚·
ο‚·
ο‚·
ο‚·
ο‚·
ο‚·
Likuiditas, menggambarkan kemampuan perusahaan menyelesaikan semua kebutuhan
jangka pendek.
Solvabilitas, kemampuan perusahaan memenuhi atau menyelesaikan kebutuhan jangka
panjang.
Rentabilitas/profitabilitas, kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua
sumber yang ada, penjualan, kas, asset, dan modal.
Leverage, mengetahui posisi utang perusahaan terhadap modal maupun asset.
Activity, mengetahui aktivitas dalam menjalankan operasinya baik dalam penjualan dan
kegiatan lainnya.
Produktivitas, mengetahui produktivitas unit yang dinilai.
Analisis sumber dan penggunakaan kas dan dana
Analisis sumber dan penggunaan dana dilakukan dengan menggunakan laporan
keuangan dua periode. Laporan ini dibandingkan dan dilihat mutasinya. Setiap mutasi
mempengaruhi pos lainnya.
Sumber: https://www.kajianpustaka.com/2013/12/analisis-finansial.html
4. Analisis Trend
Pengertian Analisis Trend Menurut Para Ahli
Abdullah (2005) mendefinisikan analisis trend sebagai berikut: “Analisis trend
(tendensi posisi) merupakan teknik analisis untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan
apakah menunjukkan perubahan naik atau mengalami penurunan”.
Dalam analisis trend perbandingan analisis dapat dilakukan dengan menggunakan
analisis horizontal atau dinamis. Data yang digunakan umumnya dua atau tiga periode,
karena jika hanya satu periode mengakibatkan data sulit untuk di analisis. Jika data yang
digunakan lebih dari dua atau tiga periode, metode yang digunakan adalah angka indeks.
Dengan menggunakan angka indeks akan dapat diketahui kecenderungan atau trend
dari posisi keuangan, apakah meningkat, menurun atau tetap. Hasil analisis trend biasanya
dihitung dalam persentase.
Sumber: https://specialpengetahuan.blogspot.com/2014/07/pengertian-analisis-trend-menurutpara.html
5. Analisis Common Size
Analisis common-size ialah analisis yang disusun dengan menghitung tiap-tiap
rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk
laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca). Laporan keuangan dalam
persentase per-komponen (Common-size statement) menyatakan masing-masing posnya
dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya. Cara penyusunan laporan keuangan ini
disebut teknik analisis common-size dan termasuk metode analisis vertikal.
Suatu neraca yang disusun dalam persentase per-komponen (Common-size statement)
dapat memberikan informasi sebagai berikut:
1. Komposisi investasi (aktiva) suatu perusahaan dapat memberikan gambaran tentang
posisi relatif aktiva lancar terhadap aktiva tak lancar.
2. Struktur modal (komposisi pasiva), yang dapat memberikan gambaran mengenai posisi
relatif utang perusahaan terhadap modal sendiri.
Apabila Neraca dalam persentase per-komponen disusun secara komparatif (misalnya
dua tahun berturut-turut), dapat memberikan informasi mengenai perubahan komposisi,
baik komposisi investasi maupun struktur modal.
Laporan laba-rugi yang disusun dalam persentase per-komponen (Common-size
percentage) dapat menggambarkan distribusi/alokasi setiap Rp 1,00 penjualan kepada
masing-masing elemen biaya dan laba. Apabila disusun secara komparatif, dapat
menggambarkan perubahan distribusi tersebut. Berikut laporan keuangan yang telah
dianalisis dengan analisis common size.
Sumber: https://elsadb.blogspot.com/2015/10/analisis-perbandingan-common-size-dan.html
PT MAHARI FAEREL DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN KOMPARATIF
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dalam ribuan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
ASET
Aset Lancar
Kas dan setara
kas
Piutang usaha
Persediaan
Beban dibayar
dimuka
Aset lancar
lainnya
Total Aset
Lancar
Aset Tidak
Lancar
Aset tetap, bersih
Aset pajak
tangguhan, bersih
Aset tidak lancar
lainnya
Total Aset
Tidak Lancar
TOTAL ASET
LIABILITAS
Liabilitas Jangka
Panjang Pendek
Pinjaman bank
jangka Pendek
Utang Usaha
Utang pajak
Beban akrual
Total
Liabilitas Jangka
Pendek
Liabilitas Jangka
Panjang
31 Desember / December
2014
2013
% total dari
2014
2013
950.000
472.275
546.977
609.368
596.086
439.327
28
14
16
20
19
14
142.247
124.580
4
4
437.894
381.078
13
12
2.549.393
2.150.439
74
69
189.164
187.889
6
6
94.733
158.145
3
5
604.404
618.730
18
20
888.301
964.764
26
31
3.437.694
3.115.203
100
100
281.472
589.169
166.475
294.763
129.787
689.169
148.816
189.163
8
17
5
9
4
22
5
6
1.331.879
1.156.935
39
37
Liabilitas imbalan
kerja
Liabilitas pajak
tangguhan, bersih
Total
Liabilitas Jangka
Panjang
TOTAL
LIABILITAS
EKUITAS
Modal saham
Agio saham
Selisih transaksi
(pihak
nonpengendali)
Saldo laba
Ekuitas (pemilik
entitas induk)
Kepentingan
nonpengendali
TOTAL EKUITAS
TOTAL
LIABILITAS DAN
EKUITAS
326.455
386.301
11
12
122.445
136.496
4
4
448.900
522.797
13
17
1.780.779
1.679.732
52
54
762.044
153.700
762.044
153.700
22
4
24
5
(13.109)
518.907
(13.109)
380.614
0
15
0
12
1.421.542
1.283.249
41
41
235.373
1.656.915
152.222
1.435.471
7
48
5
46
3.437.694
3.115.203
100
100
PT. MAHARI FAEREL DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KOMPARATIF
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013
(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
2014
2013
2014
2013
AKUN/POS
$
$
%
%
PENJUALAN BERSIH
2.178.763
1.942.655 100,00% 100,00%
HARGA POKOK
PENJUALAN
(1.534.561) (1.595.072) -70,43% -82,11%
LABA KOTOR
644.202
347.583
29,57%
17,89%
Beban Penjualan
(140.817)
(145.950)
-6,46%
-7,51%
Beban Umum dan
Administrasi
(26.209)
(30.902)
-1,20%
-1,59%
Beban Keuangan
(898)
(901)
-0,04%
-0,05%
Penghasilan Keuangan
8.847
7.271
0,41%
0,37%
Lain-lain, bersih
33.722
29.473
1,55%
1,52%
LABA SEBELUM PAJAK
PENGHASILAN
518.847
206.574
23,81%
10,63%
Beban Pajak Penghasilan
(61.812)
(90.464)
-2,84%
-4,66%
Laba Bersih yg Dapat
Diatribusikan kpd Pemilik
Perusahaan
457.035
116.110
20,98%
5,98%
Pendapatan Komprehensif
Lainnya
Total Laba Komprehensif yg
Dapat Diatribusikan kpd
Pemilik Perusahaan (nilai
penuh)
457.035
116.110
20,98%
5,98%
LABA BERSIH PER SAHAM
DASAR
0,18
0,18
6. Series Indeks
Teknik ini bisa menggunakan angka indeks bisa juga angka-angka yang ada
dalam laporan keuangan disusun dan disajikan dalam rentang waktu berseri
misalnya 5 atau 10 tahun.
Jika laporan itu dikonversi menjadi angka indeks maka menjadi laporan indeks
berseri. Semua laporan keuangan yang dibandingkan secara berseri dikonversikan
ke indeks. Untuk menetapkan indeks ini maka perlu menetapkan tahun dasar.
Tahun dasar ini dipilih menurut kriteria tertentu misalnya dipilih tahun pe
ndirian sebagai tahun dasar atau tahun tertentu yang bisa dijadikan
sebagai suatu
moment penting agar kita lebih mudah dan lebih cepat melakukan perbandingan dengan
indeks tahun lainnya.
Sumber: https://ariefmuliadi30.blogspot.com/2014/05/a-nal-i-s-i-s-c-o-m-m-on-s-i-z-e-i-nd
e.html
7. Analisis Perbandingan Berkala
Analisis ini merupakan bagian dari analisis horizontal, yaitu suatu teknik analis
dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua atau tiga periode. Laporan
keuangan yang diperbandingkan untuk beberapa periode dapat diketahui sifat dan tendensi
perubahan yang terjadi dalam perusahaan tersebut.
Analisa perbandingan merupakan metode analisa terhadap laporan keuangan
dengan cara memperbandingkan untuk dua periode atau lebih atau memperbandingkan
laporan keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan lain.
Tujuan analisa horizontal adalah untuk menentukan bagaimana setiap pos laporan
keuangan berubah, mengapa pos-pos tersebut berubah dan apakah perubahan tersebut
menguntungkan ataukah tidak
Analisis perbandingan terbagi menjadi dua:
1. Analisis Perubahan (naik turun)
Yaitu analisis untuk melihat perubahan posisi keuangan dalam dua atau tiga periode
laporan keuangan.
2. Analisis Kecenderungan (Trend)
Yaitu untuk melihat kecenderungan arah posisi keuangan dalam waktu lebih dari tiga
periode laporan keuangan. Biasanya menggunakan angka indeks.
Contoh analisis perbandingan seperti dibawah ini:
SUMBER: http://ariefmuliadi30.blogspot.com/2014/05/analisisperbandingan-1.html
8. Analisis Stock Summary
Download