TERJEMAHAN BUKU KECIL TAMANSISWA Halaman 41-50 Oleh: Bonifasia Ekta Fima N. NIM. 2015083001 Bahasa Indonesia English BAB IX CHAPTER IX MENYAMBUT KEBUDAYAAN WELCOMING CULTURE KEMBALI KE HABITAT PENDIDIKAN BACK TO EDUCATIONAL HABITAT Perencanaan Pembangunan Nasional Tamansiswa sebagai badan perjuangan National Development Planning Tamansiswa as an institution of kebudayaan dan pembangunan masyarakat cultural struggles and community tentulah menyambut dengan gembira development is certainly welcome the kembalinya lagi Kebudayaan ke habitat return of Culture in Education habitat. Pendidikan. Ketika kebudayaan dipisahkan dari When the culture is separated from education and being put together with the pendidikan dan disatukan dengan Pariwisata di Tourism in the Ministry of State, dalam satu Kementerian Negara, Tamansiswa Tamansiswa voted as a national menilainya sebagai suatu kecelakaan nasional apprehensive misadventure. The society yang memprihatinkan. Pembudayaan civilization can be implemented masyarakat bisa dilaksanakan secara substantif, substantively, effectively and efficiently efektif dan efisien hanya bila dilaksanakan only if implemented through education. melalui pendidikan. Masyarakat atau bangsa Community or nation that loses its culture yang kehilangan kebudayaannya akan will lose its identity and its essence of kehilangan identitas dan esensi existancialism, and will be drawn into eksistensialismenya, dan akan hanyut di dalam global change without any soul. perubahan global yang tanpa jiwa. Tamansiswa Tamansiswa has been farsighted on the telah berpandangan jauh ke depan tentang close relationship between education and eratnya hubungan antara pendidikan dan culture, on duty of improving Indonesian kebudayaan, tentang tugas meningkatkan human dignity, reinforce the Indonesianity. harkat dan martabat manusia Indonesia, memperteguh keindonesiaan. Undang-Undang Dasar 1945 The Constitution of 1945 affirms that menegaskan tugas Negara untuk mencerdaskan the State's duty is to educate the nation. kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan Educating the nation is more focuses on the bangsa lebih merupakan konsepsi budaya cultural concept rather than the biological - daripada sekedar konsepsi biologis-genetika. genetic concept. Educating the nation does Mencerdaskan kehidupan bangsa bukan not just educate the brain of the nation, but sekedar mencerdaskan otak bangsa, melainkan substantively raises the dignity of the secara substantif mengangkat harkat dan nation, able to eliminate the mentality of martabat bangsa, mampu menghilangkan rasa inferiority and low self confidence, to be minder dan mentalitas asor penuh rendah-diri, ready to assume the culture of excellence in untuk siap memangku the culture of excellence enriching themselves with science and dalam memperkaya diri dengan ilmu technology. pengetahuan dan teknologi. Perencanaan Pembangunan Nasional Without the substance of culture, tanpa substansi budaya adalah pembangunan National Development Planning is the nasional tanpa isi, tanpa ruh dan akan hampa national development without any content, akan humanisme serta humanisasi sebagai inti without spirit and will void the core of kemajuan peradaban luhur. Perencanaan humanism and humanization as the Pembangunan Nasional tanpa perencanaan progress of civilization sublime. Without budaya, tanpa penggarisan strategi dan planning and hatching cultural development kebijakan pembangunan budaya akan tidak policies and strategies, National mampu mendapatkan posisi bangsa Indonesia Development Planning culture will not be secara mondial dan di dan untuk masa depan. able to get in Indonesia’s position as a nation and to mondial and in the future. Caturdarma sebagai Ujung Tombak Bagi Tamansiswa, pada tataran Caturdarma as the Spearheads At the level of higher education, for pendidikan tinggi, kembalinya Kebudayaan ke Tamansiswa, the return of culture to habitat pendidikan adalah kembalinya educational habitat is the return of Caturdarma Pendidikan Tinggi (pendidikan, Caturdarma Higher Education (education, penelitian, pengabdian masyarakat dan research, community service and higher pendidikan tinggi sebagai pusat pengembangan education as a center for the development budaya nasional). Caturdarma pada hakikatnya of national culture) . Caturdarma essentially merupakan kristalisasi dari Asas Tamansiswa is a crystallization of the Principle of 1922, yang dirumuskan oleh satu Tim yang Tamansiswa 1922, which was formulated diketuai sendiri oleh Ki S. Mangunsarkoro by a team headed solely by Ki S. pada kongres Tamansiswa 1947. Mangunsarkoro on Tamansiswa congress in 1947. Word-Class Education Caturdarma mempertegas bahwa Word - Class Education Caturdarma emphasizes that pendidikan (dan pengajaran) adalah usaha education (and teaching) is purely a cultural kebudayaan semata-mata. Ki Hadjar effort. Ki Hadjar Dewantara also confirmed Dewantara menegaskan pula bahwa perguruan that the college is a nursery garden seeds of tinggi adalah taman persemaian benih-benih the culture of a nation. Therefore, the world kebudayaan suatu bangsa. Oleh karena itu - class education is not meant to alienate tentulah world-class education tidak students from Indonesian culture, in dimaksudkan untuk mengasingkan peserta- contrary, to lift and carry a capability and didik dari kebudayaan Indonesia, sebaliknya distinctive strengths of Indonesia’s national untuk mengangkat dan mengumandangkan culture, wealth and potential and kemampuan dan keunggulan khas budaya uniqueness of Indonesia's natural resources nasional Indonesia, kekayaan dan potensi serta which can be reflected by our campuses. keunikan sumber daya alam Indonesia yang Therefore, distinctiveness , uniqueness and harus dapat kita cerminkan dalam kampus- the Indonesianity will became a specific kampus kita. Dengan demikian keunggulan, outstanding world- class education which kekhasan, keunikan dan keindonesiaan menjadi by its existence on the equator, as well as a specific outstanding world-class education broad maritime country, rich of human and yang berkat keberadaannya di khatulistiwa, natural resources, which has no counterpart sekaligus merupakan negara maritim yang in the outside world, following its local sangat luas, kaya-raya akan sumber daya wisdoms, surely is able to inspire a global manusia dan sumber daya alam, yang tidak solution. memiliki padanan di dunia luar, berikut local wisdoms-nya, tidak disangsikan dapat menginspirasi global solution. Tamansiswa mengajak semua pihak Tamansiswa invites all parties to untuk selalu terbuka pada kemajuan adab, always open on the progress of manners, budaya dan persatuan dengan tidak menolak culture and unity by not rejecting the new bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang sources of foreign culture which can dapat memperkembangkan dan memperkaya develop and enrich the national culture, and kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi heightens the degree of humanity of the derajat kemanusiaan bangsa Indonesia. Namun Indonesian. However, it does not need to sekaligus juga jangan sampai kehilangan lose the vigilance against new colonialism kewaspadaan terhadap penjajahan baru dalam in the form of a war of ideology and the wujud perang ideologi dan perang budaya culture wars through subjugation cultural melalui penundukan pola-pikir budaya. mindset. Pendidikan dan kebudayaan harus Education and culture should secara substantif memberi ruh kepada substantively give spirit to the National Perencanaan Pembangunan Nasional. Development Planning. National Perencanaan Pembangunan Nasional adalah Development Planning is an effort to upaya budaya untuk mendesain masa depan. design a future culture. BAB X CHAPTER X PENUTUP: CONCLUSION BUNG KARNO DAN BUNG HATTA BUNG KARNO AND BUNG HATTA MENYAMBUT TAMANSISWA WELCOMES TO TAMANSISWA Keberadaan Tamansiswa mendapat Bung Karno and Bung Hatta sambutan dan perhatian yang sungguh- concerned to the existence Tamansiswa. sungguh dari Bung Karno dan Bung Hatta. From the acknowledgement of Indonesian Dari sambutan kedua Proklamator independence proclaimers which being Kemerdekaan Indonesia yang dikutipkan di cited below shows that they put bawah ini menunjukkan betapa keduanya Tamansiswa as an institution of struggle menempatkan Tamansiswa sebagai badan and development of society which is very perjuangan dan pembangunan masyarakat important and strategic in the pre- yang sangat penting dan strategis di masa pra- independence era and then later in Kemerdekaan dan kemudian sesudahnya Indonesian independence. dalam mengisi Kemerdekaan Indonesia. Tentu At the same time, of course, to describe sekaligus untuk menggambarkan betapa kedua how both this proclaimers respected Ki Proklamator ini menaruh hormat sebesar- Hadjar Dewantara very much. besarnya terhadap Ki Hadjar Dewantara. Dikutipkan sebagai berikut: It was cited as follows: Sambutan Bung Karno: Bung Karno's speech : "...Berpuluh-puluh tahun yang lalu Taman " ... Decades ago Tamansiswa said the Siswa berkata: bangsa Indonesia haus akan Indonesian people thirst teaching and pengajaran dan pendidikan! Pihak asing education! Foreign party has denied saying membantah ucapan itu, tetapi lihatlah that, but look at the reality now! Back in kenyataannya sekarang! Dulu di zaman colonial times there is a shortage of schools kolonial sekolah-sekolah ada yang kekurangan pupils , now in the era of independent murid, sekarang di zaman merdeka sekolah- schools has increased in number , there are sekolah yang sudah bertambah banyak still far insufficient in number to receive a jumlahnya itu, masih jauh tak mencukupi flood of students . Indonesian nation jumlahnya untuk menerima banjirnya murid. hungry for instruction and education! Bangsa Indonesia haus pengajaran dan Indeed, as said by the President of Mexico pendidikan!... Benito Juarez first one hundred years ago, Memang, sebagai dikatakan oleh Benito every man wants to learn and wants to go Juarez Presiden Mexico pertama seratus tahun forward. This desire is that shackles of yang lalu, tiap-tiap manusia ingin belajar dan poverty and injustice. The desire to learn ingin maju. Yang membelenggu keinginan ini and to improve himself is innate in the heart ialah kemiskinan dan kezaliman. The desire to of man. Take away the shackles of misery learn and to improve himself is innate in the and despotism and education follows heart of man. Take away the shackles of almost naturally". misery and despotism and education follows almost naturally"... Di tengah-tengah meletusnya In the midst of the outbreak of "kehausan bangsa kita" kepada pengajaran dan "thirst of our nation" to teaching and pendidikan itu, Taman Siswa masih tetap education, Tamansiswa still run dharma and menjalankan dharmanya dan kita semua tahu we all know that the five principles of bahwa kelima- Pancasila is also the principle of sila Pancasila itu adalah pula silanya Taman Tamansiswa…" Siswa...". (Sambutan Bung Karno ini (This speech of Bung Karno was delivered disampaikan dalam bentuk tulisan tangan in the form of Bung Karno's own Bung Karno sendiri, tertangg al 5 April 1952). handwriting, dated on 5th April 1952) . Sambutan Bung Hatta: Bung Hatta’s speech: "... Pada masa kita di tengah-tengah " ... In our days in the middle of the perjuangan nasional menuju Indonesia national struggle towards Indonesian Merdeka. Pergerakan rakyat di waktu itu independence, the movement of the people menempuh masa peralihan, dari masa at that time to take the transition, from cooperation ke masa non-cooperation. noncooperation time to cooperation time. Setelah mengalami dengan kecewa betapa After experiencing with dismay how easy mudahnya Pemerintah Hidia Belanda Hidia Dutch government to cancel the membatalkan "November-belofte" 1918, "November - Belofte" in 1918 people began orang mulai yakin bahwa politik minta- to believe that politics which begged to minta dengan angkat tangan tidak akan raise its hands will not bring any result. membawa hasil. Lambat laun tertanamlah Gradually, it was believed that Indonesian keyakinan bahwa Indonesia Merdeka harus independence should be achieved with dicapai dengan usaha dan tenaga sendiri, effort and energy by itself, without any dengan tiada bergantung kepada bantuan support from other countries. dari luar... Non-cooperation sifatnya menolak dan The characteristics of non-cooperation are negatif; self-help sifatnya positif refusing and negative nature; self-help membangun, berdasarkan usaha sendiri builds a positive nature, based on their own dengan percaya kepada tenaga dan effort by believing in its own power and kesanggupan sendiri. Self-help dijadikan ability. Self-help slogan was used to build semboyan untuk membangun perekonomian the people's economy based on cooperation rakyat yang berdasarkan koperasi dan and build people-based education and membangun pendidikan rakyat yang national program. Union and the national berdasar asional. Koperasi dan perguruan universities became the dream of all nasional menjadi cita-cita seluruh movement of nationality. pergerakan kebangsaan …. Dalam suasana itulah lahir In this atmosphere, Tamansiswa was Tamansiswa sebagai suatu Sekolah Nasional established as a National School based on berdasarkan kebudayaan sendiri. Bukan their own culture. Its teaching style did not mendidik intelektualisme yang menjadi corak educate intellectualism, but someone who pengajarannya, melainkan mendidik manusia conscious about educating himself as a pribadi yang insyaf akan dirinya sebagai member of society. Indonesian society need anggota masyarakat. Masyarakat Indonesia to be leaders and workers who have a sense butuh akan pemimpin dan pekerja yang of responsibility and are willing to mempunyai rasa tanggungjawab dan bersedia sacrifice. Self-help is done in practice by berkorban. Self-help dilakukan dalam praktek Tamansiswa using oleh Tamansiswa dengan memakai “zelfbeduipingssysteem", live from his own "zelfbeduipingssysteem", hidup dari modest income. Subsidies from the colonial pendapatan sendiri yang sederhana. Subsidi government not only is not required, even dari Pemerintah jajahan tidak saja tidak in principle be rejected. Teachers live from diminta, malahan prinsipiil ditolak. Guru- money which come and being received guru hidup dari uang masuk dan uang from the school pupils. Their lives are very sekolah yang diterima dari murid. Hidup simple it is a mental exercise to realize the mereka yang sangat sederhana itu adalah national obligations. A sacrifice that must suatu latihan jiwa untuk menginsyafi also be given to achieve the betterment of kewajiban nasional. Suatu pengorbanan pula society itself. Aside from the practice of yang harus diberikan untuk mencapai self-help, also practice basic Tamansiswa kemajuan masyarakat sendiri. Selain dari kinship. School is seen as a family, teachers mengamalkan self-help, Tamansiswa and students nexus is regarded as the father mempraktekkan pula dasar kekeluargaan. or mother with children. The distance is in Sekolah dipandang sebagai suatu keluarga, the feeling of controversy between the perhubungan guru dengan murid dianggap school and parents. The emphasis rather sebagai perhubungan bapa atau ibu dengan than teaching and education placed on the anak. Jarak yang ada dalam perasaan anfara national culture. sekolah dan orang tua murid. Titik berat daripada pengajaran dan pendidikan diletakkan pada kebudayaan nasional. ...Sekolah nasional sebagai Tamansiswa ... National schools as Tamansiswa aim to tujuannya meluaskan pengetahuan dan expand the knowledge and the widest perasaan nasional seluas-luasnya. Memang national feelings. tujuan itu tidak akan pernah tercapai oleh Indeed, that goal will never be achieved by usaha partikulir atau pergerakan dengan self effort or movement with less versatile alatnya yang serba kurang. Akan tetapi ia tool. But he gave no little impetus to the memberi dorongan yang tidak sedikit kepada community itself. He helped turn a free aktivitet sendiri dalam masyarakat. Ia man, a free soul. Next to Tamansiswa there membantu menghidupkan orang merdeka, were also precisely national schools. Even jiwa merdeka. Di sebelah Tamansiswa timbul though such diverse shades, they had the pulalah sekolah-sekolah nasional lainnya. same purpose and characteristics: to Sungguhpun corak berlain-lainan, tujuan dan establish a school for the benefit of the sifatnya sama: mendirikan sekolah untuk nation. By the national school, the kepentingan bangsa. Dengan sekolah consciousness of nation will be better. nasional mempertebal keinsyafan kebangsaan! Apabila kita insyaf akan kewajiban kita If we aware of our duty to the country and terhadap nusa dan bangsa, hendaklah kita nation, we have to take a part in the state sungguh-sungguh memperhatikan masalah and society development. It is necessary to pembangunan Negara dan masyarakat. Untuk improve knowledge and knowledge can be membangun perlu pengetahuan dan raised on the first level in schools... pengetahuan pada tingkat pertama diasuh di The sense of responsibility can be taught in sekolah... . student's mind, when education in schools, Rasa tanggungjawab dapat dihidupkan dalam especially to improve and strengthen dada si murid, apabila pendidikan di sekolah morale. The teaching was not placed in terutama tujuan mempertinggi moral dan advance, but education.... memperkuat moril. Tidak pengajaran ditaroh di muka, melainkan pendidikan... . Sebaliknya, Negara dan masyarakat harus In the other side, the state and society tahu menghargai guru sebagaimana mestinya, should know how to appreciate the teachers memberikan kedudukan yang terhormat as well, giving them respectable position. kepadanya. Dalam pertemuan yang opisil In a meeting such as opisil, teachers must misalnya, guru-guru harus didudukkan pada be seated at the place in the top or as the bagian tempat yang di atas atau terkemuka. leaders. The former people did it to the Demikianlah penghargaan orang dulu dalam teacher in our society. We to do the same masyarakat kita kepada guru. Kita harus thing as in the previous time. Those award kembali kepada penghargaan yang lama itu. was precisely can captivate the youth to Penghargaan itu pulalah yang dapat menarik join the school teachers. hati pemuda-pemuda kita kesekolah guru. Mestilah ada berbagai jenis sekolah There can be various types of secondary menengah vak yang seimbang schools sub discipline equal in number to jumlahnya dengan kepentingan the society interest, require a high school masyarakat, membutuhkan sekali teacher, middle school of technique sekolah menengah guru, sekolah majoring in the building of wood, the menengah teh-nik dalam segala building of iron, motors and electrical, etc, bagiannya sebagai bangunan dari kayu, high school of agriculture, secondary bangunan dari besi, motor dan listrik dls, school of forestry, secondary school of sekolah menengah pertanian, sekolah chemistry, nursery and midwife high menengah kehutanan, sekolah menengah school, the maintenance of society high kimia, sekolah menengah jururawat dan school, middle school of cooperation, trade bidan, sekolah menengah pemeliharaan and administrative secondary school, masyarakat, sekolah menengah middle school and civil service police high kooperasi, sekolah menengah dagang school. dan administrasi, sekolah menengah pamong praja dan sekolah menengah polisi. Pada umumnya, di segala negeri, gaji Generally, in all countries, teacher salaries guru terbilang rendah, tidak sesuai are relatively low, not in accordance with dengan kepentingan kedudukannya the interests of his position in society. But dalam masyarakat. Tetapi di situ pulalah there is also the position of honor that terletak artinya jabatan kehormatan yang responsibility means. That position cannot bertanggungjawab. Jabatan itu tidak be compared to the material. The scale is an dapat ditimbang beratnya dengan ukuran award ... ". materi. Timbangannya ialah (Speech Bung Hatta dipidatokan by penghargaan...". (Sambutan Bung Hatta Bung Hatta in Tamansiswa Yogyakarta, ini dipidatokan oleh Bung Hatta sendiri dated on 17th March 1952). di Tamansiswa Yogyakarta, tertangga117 Maret 1952). Demikianlah pandangan serta pesan Bung Those are the views and message of Bung Karno dan Bung Hatta tentang betapa Karno and Bung Hatta about how important pentingnya Tamansiswa dalam ikut mengukir Tamansiswa in participating carve out the masa depan Indonesia sebagaimana dikutipkan future of Indonesia, as quoted above. di atas.