KONTRIBUSI TERJEMAHAN BUKU KECIL TAMANSISWA HAL 32

advertisement
KONTRIBUSI TERJEMAHAN BUKU KECIL TAMANSISWA
HAL 32-40
Susana Endang Cahyani
NIM. 2015083012
INDONESIAN
ENGLISH
BAB VI
CHAPTER VI
PENDIDIKAN TAMANSISWA
EDUCATION of Tamansiswa
Pengertian Pendidikan
Definition of Education
1.
Education is a cultural work that is
intended to give guidance in students’
1. Pendidikan adalah usaha kebudayaan
yang bermaksud memberi bimbingan
life and growth of spirit so that they
dalam hidup dan tumbuh kembangya
make progress to cope with their
jiwa rasa anak didik, agar dalam
personal way of life and the influence
menjalani garis kodrat pribadinya
of the environment.
serta dalam menghadapi pengaruh
2.
To pursue the cultural and
lingkungannya mendapat kemajuan
citizenship forces, then every
hidup lahir batin.
implementation of education is
2. Sebagai usaha kebudayaan dan
required to maintain and develop
kemasyarakatan, maka tiap
every way of life at every spiritual
pelaksanaan pendidikan wajib
and social track to attain their noble
memelihara dan mengembangkan
character and way of living for the
garis hidup yang terdapat dalam tiap
sake of humanity.
aliran kerohanian dan kemasyarakatan
3.
The National Education is held in
untuk mendapatkan kehalusan budi
accordance with the nation’s way of
dan penghidupan menuju ke arah
life to reach life which can uphold the
adab kemanusiaan.
humanitarian, nation and state.
3. Pendidikan Nasional ialah pendidikan
yang berdasarkankan garis hidup
bangsa yang ditujukan untuk
keperluan peri kehidupan yang dapat
mengangkat derajat manusia, bangsa,
dan Negara.
Tujuan pendidikan
Education Goal
Tujuan pendidikan di Perguruan
The education goal of Tamansiswa
Tamansiswa ialah membangun anak-didik
Institution is to create students who have
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
good faith and obey to God, having physical
kepada Tuhan Yang Maha Esa, merdeka lahir and mental freedom, good manners,
batin, luhur akal budinya, cerdas dan
intelligence and skills, and also healthy to
berketrampilan, serta sehat jasmani dan
become independent and responsible member
rohaninya untuk menjadi anggota masyarakat
of society for the sake of nation, state and all
yang mandiri dan bertanggungjawab atas
human
kesejahteran bangsa, tanah air, serta manusia
pada umumnya.
.
Upaya-Upaya Mencapai Tujuan
Kurikulum:
Tamansiswa menetapkan kurikulum
Some Efforts
Curriculum:
All the educational curriculum is
pendidikannya untuk bagian-bagian
created for all institution and courses held
perguruan dan kursus-kursus yang
around the institution. There are two
diselenggarakan dalam lingkungan usahanya.
curriculums of Tamansiswa “ Government
Kurikulum Tamasiswa meliputi Kurikulum
Curriculum and Tamansiswa Curriculum.
Pemerintah ditambah Pendidikan
Ketamansiswaan.
Proses (Tri-Pusat dan Sistem Among):
a. Untuk mencapai tujuan pendidikan,
Process ( Tri -Center and System of
Among ) :
a. To achieve the goal of education ,
Tamansiswa organizes Tri Education Center
Tamansiswa menyelenggarakan Tri Pusat
, namely : family environment , school
Pendidikan, yaitu: lingkungan keluarga,
environment , and society .
lingkungan perguruan, dan lingkungan
b . Education at Tamansiswa University
masyarakat.
implements the Tamansiswa System of
b. Pendidikan di Perguruan Tamansiswa
Among, an educational system which is
dilaksanakan menurut Sistem Among,
organized as a family and based on real facts
yaitu suatu sistem pendidikan yang
and Independence . The Among system is
berjiwa kekeluargaan dan bersendikan
also called Tut Wuri Handayani system .
Kodrat Alam dan Kemerdekaan. Sistem
Among menurut cara berlakunya disebut
sistem Tutwuri Handayani.
Evaluation:
Evaluasi:
Tamansiswa takes the teacher’s evaluation
Tamansiswa mengutamakan Evaluasi
into priority.
yang dilakukan oleh pamong pengampu.
Pamong :
Tutors :
Pamong adalah pendidik, pengajar,
pelatih, dan pembimbing.
Pengelolaan:
Tutors are educators , teachers , coaches , and
mentors .
Management:
Pengelolaan dilaksanakan dengan
Management system is implemented on the
dasar sistem Paguron dengan sehingga
basis of paguron in which togetherness and
menumbuhkan budaya kebersamaan dan
kinship are upheld.
kekeluargaan.
Sarana/Prasarana/Pendanaan:
Sarana dan prasarana berasal dari
pendanaan mengutamakan prinsip kemandirian, tanpa menolak bantuan-bantuan
sukarela khususnya dari pihak yang sealiran
Facilities / Infrastructure / Funding :
Facilities and infrastructure is donated by
independent sources. Voluntary assistance is
welcome from any parties that support
Tamansiswa values.
atau dari para pendukung Ketamansiswaan.
CHAPTER VII
BAB VII
KEBUDAYAAN TAMANSISWA
Pengertian
THE CULTURE of TAMANSISWA
Definition
Apa yang tersurat sebagai
Pasal 32 UUD 1945 (asli) berikut
Penjelasannya sangat selaras dan
Article 32 UUD 1945 (original) is in line
with and closee to Tamansiswa’s viewpoints
stated since in the pre-Independence era.
dekat dengan pandangan yang
Culture is a human manifestation of the
telah didengungkan oleh
human mind which contains the properties of
Tamansiswa sejak di zaman pra-
the sublime and beautiful, as a result of the
Kemerdekaan.
struggle of human life against the forces of
Kebudayaan adalah buah
budi manusia yang mengandung
sifat-sifat luhur dan indah, sebagai
hasil perjuangan hidup manusia
terhadap kekuatan alam dan zaman
yang berlangsung terus-menerus
sepanjang hidup manusia, demi
memberi kemajuan hidup dan
penghidupan kepada manusia
untuk mewujudkan hidup tertib,
damai, salam dan bahagia.
Kebudayaan nasional: (a)
nature and with high values and it resuls from
human’s struggle against nature strengths
and the never ending history of human life.
Culture proceeds to make life progress and
life to create settled and peaceful life, bond
of friendship and happiness.
The National cultures are : (a) Indonesian
National culture is a culture that is based on
the Indonesian personality, reflecting the
morality of Indonesian people resulting
from the continuous struggle for the sake of
settled and peaceful life, bond of friendship
and happiness. (b) The typical cultures of
Kebudayaan Nasional Indonesia
local selected wisdoms from many
adalah kebudayaan yang
Indonesian regions and the new creations and
berdasarkan kepribadian bangsa
findings are Indonesian richness of cultures.;
Indonesia, sebagai buah budi
(c) In the international intercourse, foreign
manusia Indonesia dan merupakan
cultures are welcome as long as they are
hasil perjuangan hidup yang
accordance with Indonesian characters with
berlangsung terus-menerus yang
spirit of Pancasila, and those can enrich and
memberi kemajuan dalam
develop Indonesuan cultures.
mewujudkan hidup tertib-damai,
salam dan bahagia; (b)
Kebudayaan asli yang merupakan
puncakpuncak dan sari-sari
kebudayaan yang tumbuh di daerah
serta hasil penciptaan dan
penemuan baru, merupakan
kekayaan budaya bangsa
Indonesia; (c) Dalam pergaulan
hidup antarbangsa, pengaruh
kebudayaan asing dapat diterima
sepanjang selaras dengan jiwa
Pancasila sebagai kepribadian
bangsa Indonesia, serta dapat
memperkaya dan mengembangkan
kebudayaan nasional bangsa
Indonesia.
Aims
Tujuan
Memelihara, memajukan, dan
memperkaya kebudayaan Nasional.
To maintain, improve and enrich the national
cultures
Efforts
Usaha
To promote and implement the Trikon
Mensosialisasikan dan melaksanakan mission as stated in Article A.3.
Trikon sebagaimana tersebut butir A.3 di
atas.
BAB VIII
CHAPTER VIII
TAMANSISWA COPING WITH
TAMANSISWA MENGHADAPI
GLOBALIZATION
GLOBALISASI
Globalisasi telah menyeleweng dari
Globalization has actually strayed from the
cita-cita globalisme mulia. Globalisme
real ideals of globalism. Globalism
menekankan pentingnya menjaga kelestarian
emphasizes o the importance of conserving
planet bumi secara bersama dan
the planet simultaneously and continuously.
berkesinambungan. Globalisme mendorong
Globalism should promote the establishment
terwujudnya solidaritas global dan antar umat of global solidarity among people, raised the
manusia, mengangkat kembali doktrin
doctrine of togetherness "alle Menschen
kebersamaan "alle Menschen werden Brį¹»der" werden Bruder" - brotherhood among
- persaudaraan antar sesama manusia, serta
humans, as well as cope with famine, poverty
mengatasi bahaya kelaparan dan kemiskinan
and unemployment that hit the world,
serta pengangguran yang melanda dunia,
especially in the Third World. *
khususnya di Dunia Ketiga.*
Oleh para cendikiawan pengamat
globalisasi, di antaranya para pemenang
Nobel, globalisasi digambarkan sebagai:
"...terjadinya perusakan serius terhadap
kesadaran-diri pada tingkat peradaban,
kemasyarakatan dan etnis (inilah yang sering
disebut dengan globalisasi kebudayaan yang
mencemaskan). Globalisasi dinyatakan pula
sebagai proses amerikanisasi dan dominasi
Amerika, dunia akan kacau balau karena
terbentuk suatu masyarakat global dan
ekonomi global namun tanpa adanya suatu
pemerintahan global, sehingga yang kuat
tidak terhalangi menggusur lemah; bahkan
dinyatakan pula bahwa globalisasi
merupakan kedok imperialisme baru;
globalisasi merupakan lahan perang dagang
dan perang mata uang yang akhirnya makin
mendorong perang ekonomi berdasar
kekuatan pasar-bebas, yang akhirnya
The scholars observers of globalization,
among them are the Nobel winners,
describe globalization as: "... the serious
destruction of the self-consciousness at the
level of civilization, social and ethnic (this is
often said as the annoying cultural
globalization. Globalization is also stated as a
process Americanization and American
domination, the world will be chaotic
because a global society and global economy
are fored but in the absence of a global
government, so the strong will inevitably
replace is the weak; even globalization is
stated to be the new imperialism under the
guise; globalization becomes the trade and
currency wars that eventually further
encourage economic war based on freemarket forces, which eventually plunge into
economic recession that threatening the
world economy ... "*.
menjerumuskannya ke dalam resesi ekonomi
yang mengancam keselamatan kehidupan
perekonomian dunia..."*.
Globalisasi budaya merusak identitas,
Cultural globalization ruins identity, both
baik manusia individu maupun identitas
individual and group identity of human
kelompok masyarakat, melunturkan
society, fade self-awareness; the forces of
kesadarandiri; kekuatan-kekuatan ideologi
foreign ideologies move to expand its
asing bergerak memperluas hegemoninya,
hegemony, echoing expressions on the
mengumandangkan ungkapan-ungkapan the
borderless-world, the end of nation-states and
borderless-world, the end of nation-states dan of history (destroying all ideology but
the end of history (berakhirnya ideologi lain
capitalism). The idea on ending history,
kecuali kapitalisme). Dari memainkan ide the
neoliberalism gains its legitimacy to revive
end of history ini neoliberalisme memperoleh
neo-capitalism, neo-imperialism, materialism
legitimasi untuk kebangkitan neokapitalisme,
and greedy life that ignores humanism and
neoimperialisme, materialisme dan
humanization.
kehidupan rakus yang mengabaikan
humanisme dan humanisasi.
Dalam proses globalisasi yang makin
akseleratif ini, tidak ada pilihan lain kecuali
keharusan kembali ke pendidikan yang sarat
dengan kadar budaya dan sarat dengan nilainilai budaya nasional untuk memperteguh
kesadaran-diri, jati-diri dan kebanggaan
nasional, menegaskan keindonesiaan. Setiap
usaha pendidikan harus merupakan usaha
kebudayaan yang mempertebal rasa
kebangsaan dan kerakyatan serta
memperkaya pekerti luhur, serta harkat dan
martabat segenap anak bangsa.
In the increasingly accelerated
process of globalization, there is no other
choice but returning to the education with
cultural aspects and national cultural values
to strengthen self-awareness, self-identity
and national pride, insisting the
Indonesianity. Every educational effort
should be culturally-oriented to strengthen
nationalism and democracy and to enrich the
noble and dignity of the whole nation. While
real globalism running, the predatory
globalization roams vigorously.
Memang globalisme mulia tetap berjalan dan
diupayakan, namun bersamaan dengan itu
globalisasi predatorik berjalan pula tanpa
halangan.
Pendidikan menjadi usaha
Education is a means by which
pembudayaan Pancasila sebagai pegangan
Pancasila, as our national guide and platform
dan platform, Pancasila sebagai asas bersama
is civilized. Pancasila is the pluralism base
dalam pluralisme dan multikulturalisme
for Indonesian togetherness and
Indonesia, Pancasila sebagai penyebut yang
multiculturalism. Pancasila is the common
sama (common denominator) yang
denominator to form the unity so as to be
membentuk persatuan sejati, sehingga kita
settled despite of the stormy globalization.
tidak mudah menjadi ela-elo diterpa oleh
Here is Tamansiswa as "school plus",
pancaroba globalisasi. Di sinilah Tamansiswa growing as the national institution and
menampilkan diri sebagai "sekolah plus",
community development, inviting other
sebagai badan perjuangan nasional dan
schools to build, affirm and strengthen the
pembangunan masyarakat, mengajak yang
national cultures and to produce people of
lain-lain menjadi sekolah yang membangun,
Indonesian culture.
mempertegas dan memperteguh budaya
nasional, serta membentuk manusia
Indonesia yang berbudaya.
Download