PENJELASAN 1. Pelaksanaan lapangan SUPAS 2005 berlangsung selama bulan Juni 2005. Pengolahan data dilakukan di BPS Pusat (Direktorat Statistik Kependudukan). PENDAHULUAN 2. TAHAP-TAHAP KEGIATAN SUPAS 2005 Sumber utama data statistik kependudukan ialah Sensus Penduduk yang dilakukan sepuluh tahun sekali. Sensus Penduduk sudah dilakukan lima kali di Indonesia, yakni tahun 1961, 1971, 1980, 1990, dan 2000. Selanjutnya akan dilakukan pada setiap tahun yang berakhiran nol, seperti tahun 2010, 2020 dan seterusnya. Diantara dua Sensus Penduduk dilakukan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS). Selama ini sudah dilaksanakan SUPAS tahun 1976, 1985, 1995, dan terakhir 2005. SUPAS 2005 dirancang khusus untuk mendapatkan data ststistik kependudukan yang dapat dibandingkan dengan hasil Sensus Penduduk 2000 (SP2000). Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik demografi, ketenagakerjaan, dan sosial budaya. Karakteristik demografi yang dikumpulkan adalah mengenai fertilitas, mortalitas dan migrasi, serta riwayat kelahiran dan kematian anak dari wanita pernah kawin. Keterangan yang dihimpun dibidang ketenagakerjaan mencakup lapangan usaha, jenis pekerjaan, dan status pekerjaan. Data sosial budaya mencakup tingkat pendidikan, kondisi tempat tinggal, dan kegiatan penduduk lanjut usia (lansia). SUPAS 2005 juga mencakup pelaporan kejadian vital kelahiran, kematian, dan perpindahan. 2.1. Tahap Persiapan a. Pemilihan Blok Sensus (BS) Pemilihan sampel BS dilakukan dengan teknik PPS (Probability Proportional to Size)-Linear Systematic Sampling yaitu setiap BS mempunyai peluang terpilih sebanding dengan jumlah rumah tangganya. Kerangka sampel yang digunakan dalam SUPAS 2005 adalah daftar blok sensus dalam setiap kabupaten/kota yang dibedakan menurut daerah perkotaan dan perdesaan. b. Rekrutmen dan Pelatihan Petugas Petugas SUPAS 2005 terdiri dari: 1. Instruktur Nasional (Innas), ialah pengajar berpengalaman dan terlatih dari BPS Pusat dan BPS Propinsi. 2. Pengawas/Pemeriksa (PMS), adalah Kepala Seksi Statistik Sosial BPS kabupaten/kota atau staf BPS propinsi atau kabupaten/kota atau mantri statistik yang telah mendapat pelatihan. 3. Pencacah (PCS), adalah staf BPS propinsi atau kabupaten/kota atau mantri statistik atau mitra statistik. Setiap pencacah bertugas mendaftar bangunan dan rumah tangga pada 2-3 BS dan xv mencacah 16 rumah tangga sampel disetiap blok sensus. Pelaksanaan pencacahan SUPAS 2005 meliputi kegiatan: a. Pendaftaran semua rumah tangga pada BS terpilih untuk mengetahui jumlah rumah tangga biasa. b. Pemilihan sampel rumah tangga sebanyak 16 setiap BS dengan teknik linier systematic. Rumah tangga khusus tidak ikut dalam kerangka sampel. c. Pencacahan rumah tangga dan setiap anggota rumah tangga sampel. Pelatihan PMS dan PCS dilaksanakan selama lima hari. Materi pelatihan meliputi tata cara wawancara dan pengisian daftar-daftar SUPAS 2005 dan pemahaman konsep dan definisi yang digunakan. Diskusi dan role playing juga dilaksanakan selama pelatihan. c. Uji Coba Pencacahan Untuk mendapatkan gambaran penyelenggaraan SUPAS 2005 yang sesungguhnya, diadakan satu kali percobaan lapangan yang dilakukan di tiga propinsi, yaitu Bengkulu, Sulawesi Selatan, dan Papua. Uji coba dilakukan pada Bulan September 2004. Hasil uji coba digunakan untuk menyempurnakan metodologi dan tata laksana SUPAS 2005. Kuesioner diperbaiki berdasarkan temuan lapangan pada saat uji coba. 2.2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan pencacahan SUPAS 2005 menggunakan sketsa peta blok sensus yang digunakan sebagai panduan dalam pelaksanaan pencacahan untuk menghindari terjadinya cacah ganda atau lewat cacah. Sketsa peta blok sensus yang dipakai adalah sketsa yang dibentuk ketika Sensus Penduduk 2000 dan telah diperbaharui (update) segmen-segmennya saat Sensus Pertanian 2003. xvi 2.3. Tahap Pengolahan Data a. Penyuntingan/Penyandian Kegiatan penyuntingan/penyandian adalah kegiatan pra komputer. Kegiatan ini merupakan proses pengolahan manual yang mencakup pemeriksaan daftar dan pemberian kode. Pemeriksaan daftar yang dimaksud adalah pengecekan isian setiap pertanyaan, dan pemeriksaan konsistensi isian dalam blok maupun antar blok. Pemberian kode numerik hanya dilakukan untuk pertanyaan terbuka misalnya suku bangsa, lapangan usaha dan jenis pekerjaan utama. Hasil dari kegiatan berupa dokumen yang diharapkan telah bersih dari semua kesalahan dan siap untuk direkam di komputer. 2. Seri S-1.1 s.d. 1.30: Penduduk per Propinsi Hasil SUPAS 2005. 3. Seri S-2: Estimasi Fertilitas, Mortalitas dan Migrasi Hasil SUPAS 2005. 4. Seri S-3: Proyeksi Penduduk b. Data Entry Perekaman data ke dalam media komputer menggunakan CS Pro 2.5 (Census and Survey Processing System). c. Secondary Editing Secondary Editing adalah pengecekan data yang telah direkam ke dalam media komputer. Hal ini dilakukan untuk validasi yang belum tercakup pada program entri data. 3. METODOLOGI 3.1. Rancangan Penarikan Sampel Prosedur penarikan sampel SUPAS 2005 untuk suatu kabupaten/kota adalah sebagai berikut: d. Tabulasi Tahap pertama, dari master frame blok sensus dipilih n h blok sensus (h = 1, untuk perkotaan ; h = 2, untuk pedesaan) secara PPS–sistematik dengan size banyaknya rumah tangga hasil pencacahan P4B (April 2004). Selanjutnya, dari n h dipilih n h blok sensus secara sistematik untuk SUPAS 2005. Pendaftaran rumah tangga dilakukan pada setiap blok sensus terpilih. Tahap kedua, memilih m 16 rumah tangga pada setiap blok sensus terpilih secara sistematik. Semua tabel-tabel pokok diolah dengan komputer yang menggunakan program SPSS (Statistical Package for Sosial Science) versi ke-13. 2.4. Evaluasi Hasil Evaluasi tabel-tabel pokok dilakukan untuk meyakinkan apakah seluruh prosedur telah dilakukan dengan tepat dan benar. 2.5. Tahap Penyajian Data hasil pengolahan SUPAS 2005 disajikan dalam 33 seri publikasi, yang terdiri: 1. Seri S-1: Penduduk Indonesia Hasil SUPAS 2005. 3.2. Metode Estimasi Misalkan target sampel blok sensus di suatu kabupaten/kota adalah n h . X hi menyatakan jumlah rumah tangga pencacahan P4B pada blok sensus terpilih ke-i dalam daerah ke-h, M hi dan Phi masing- xvii masing menyatakan jumlah rumah tangga dan penduduk hasil pencacahan SUPAS 2005 pada blok sensus terpilih ke-i dalam daerah ke-h, dan m =16 menyatakan banyaknya rumah tangga terpilih pada setiap blok sensus. Estimasi Total Karakteristik organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah camat, dan tidak berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri. Ciri utama kelurahan adalah kepala kelurahannya (lurah) sebagai pegawai negeri dan tidak dipilih oleh rakyat. 4.3. 2 nh m M Rumah-tangga Yˆ Fhi'(1) hi y hij m h i j 2 nh m h i j Penduduk Zˆ Fhi'(1) Klasifikasi Daerah Perkotaan/Perdesaan Penentuan suatu desa atau kelurahan digolongkan perkotaan atau perdesaan dilakukan pada Sensus Penduduk 2000. Klasifikasi didasarkan pada skor yang dihitung dari kepadatan penduduk, persentase rumah tangga yang bekerja di bidang pertanian, dan tersedianya fasilitas kota seperti sekolah, pasar, rumah sakit, jalan aspal, dan listrik. Phi( s ) z hij m p hi( s ) 4. KONSEP/DEFINISI YANG DIGUNAKAN 4.4. 4.1. Desa Desa adalah satuan wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat, termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah dan langsung di bawah camat, serta berhak menyelenggarakan rumah tangga sendiri dalam ikatan negara kesatua Republik Indonesia. Ciri utama desa adalah kepala desanya dipilih oleh masyarakat setempat. 4.2. Kelurahan Kelurahan adalah satuan wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk yang mempunyai xviii Blok Sensus Blok sensus adalah bagian dari suatu wilayah desa/kelurahan yang merupakan daerah kerja seorang pencacah. Dalam pembentukannya, desa/kelurahan dibagi habis menjadi beberapa blok sensus. Setiap blok sensus mempunyai batas jelas dan mencakup 80-120 rumah tangga, atau bengunan fisik bukan tempat tinggal atau gabungan dari keduanya. 4.5. Segmen Segmen adalah bagian dari blok sensus dan mempunyai batas jelas baik batas alam atau buatan, seperti sungai, jalan, gang, dan sebagainya. Besarnya segmen tidak dibatasi oleh jumlah rumah tangga atau bangunan fisik tetapi mengacu pada batas jelas. 4.6. 4.8. Anggota rumah tangga (ART) adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik yang sedang berada di rumah pada waktu pencacahan maupun yang sementara tidak berada di rumah. Anggota rumah tangga yang bepergian 6 bulan atau lebih, dan anggota rumah tangga yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah atau akan meninggalkan rumah 6 bulan atau lebih tidak dianggap sebagai anggota rumah tangga. Tamu yang telah tinggal di rumah tangga 6 bulan atau lebih dan tamu yang tinggal di rumah tangga kurang dari 6 bulan tetapi akan bertempat tinggal 6 bulan atau lebih dianggap sebagai anggota rumah tangga. Bangunan a. Bangunan Fisik adalah tempat berlindung tetap maupun sementara, yang mempunyai dinding, lantai dan atap, baik yang digunakan untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal. Bangunan fisik yang tidak digunakan untuk tempat tinggal dianggap sebagai satu bangunan fisik jika luas lantainya paling sedikit 10 m2. Persyaratan luas ini tidak berlaku untuk bangunan tempat tinggal, artinya apabila suatu bangunan dihuni, meskipun luasnya tidak sampai 10 m2, bangunan tersebut tetap dihitung sebagai bangunan fisik. 4.9. b. Bangunan Sensus adalah sebagian atau seluruh bangunan fisik yang mempunyai pintu keluar masuk sendiri dan merupakan satu kesatuan penggunaan. 4.7. Penduduk Yang dimaksud dengan penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap. Rumah Tangga Rumah tangga biasa adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik atau sensus dan biasanya tinggal bersama serta makan bersama dari satu dapur. Yang dimaksud dengan satu dapur adalah pengurusan kebutuhan sehari-harinya dikelola menjadi satu. Anggota Rumah Tangga 4.10. Umur Umur seseorang dapat diketahui apabila tanggal, bulan, tahun kelahirannya diketahui. Di dalam pencacahan dengan Daftar SUPAS05-S, pencacah menanyakan tanggal kelahiran setiap orang dan dinyatakan dalam Kalender Masehi. Di dalam penghitungan umur seseorang harus selalu xix dibulatkan ke bawah atau umur menurut ulang tahun terakhir. Apabila tanggal, bulan maupun tahun kelahiran seseorang tidak diketahui, maka pencacah harus berusaha mendapatkan keterangan mengenai umur dengan beberapa cara misalnya dengan menghubungkan kejadian-kejadian penting baik yang bersifat nasional maupun daerah, misalnya Proklamasi kemerdekaan RI (1945), pemilihan Umum pertama (1955), dan lain-lain. 4.12. Status Perkawinan Status Perkawinan dibedakan menjadi: a. Belum kawin b. Kawin c. Cerai hidup d. Cerai mati Kawin adalah status dari mereka yang terikat dalam perkawinan pada saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun terpisah. Dalam hal ini tidak saja mereka yang kawin sah, secara hukum (adat, agama, negara dan sebagainya) tetapi juga mereka yang hidup bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami istri. Dengan cara penghitungan umur seperti di atas maka: a. Yang berumur 0 adalah penduduk yang berumur kurang dari satu tahun b. Yang berumur 1 adalah penduduk yang berumur kurang dari dua tahun, sama dengan satu tahun atau lebih. c. Yang berumur 0-4 adalah penduduk yang berumur kurang dari lima tahun. d. Yang berumur 5-9 adalah penduduk yang berumur lima tahun atau lebih, kurang dari sepuluh tahun, dan seterusnya. e. Yang berumur 75 adalah penduduk yang berumur 75 tahun dan lebih. Cerai hidup adalah status dari mereka yang hidup berpisah sebagai suami istri karena bercerai dan belum kawin lagi. Cerai mati adalah status dari mereka yang suami/istrinya telah meninggal dunia dan belum kawin lagi. 4.13. Pendidikan 4.11. Penduduk Lansia Penduduk lansia (lanjut usia) adalah mereka yang berumur 60 tahun ke atas. xx a. Kepandaian membaca dan menulis 1. Orang yang dapat membaca dan menulis surat atau kalimat sederhana dalam huruf latin ataupun lainnya. 2. orang buta yang dapat membaca dan menulis Huruf Braille. 3. Orang yang sebelumnya dapat membaca dan menulis, kemudian karena cacat mereka tidak dapat membaca dan menulis. 4. Orang yang hanya dapat membaca saja tetapi tidak dapat menulis dianggap tidak dapat membaca dan menulis. b. Pendidikan yang ditamatkan Yang dimaksud dengan “tamat’ adalah selesai mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi suatu sekolah sampai akhir dengan mendapatkan tanda tamat/ijazah. Seseorang yang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi, tetapi ia mengikuti ujian dan lulus, dianggap “tamat”. Dalam SUPAS 2005, pendidikan yang ditamatkan dibagi menjadi 9 golongan yaitu: 1. Tidak punya 2. Sekolah Dasar (SD)/MI/Sederajat 3. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)/MTs/Sederajat/Kejuruan 4. Sekolah Menengah Umum (SMU)/MA/Sederajat 5. Sekolah Menengah Kejuruan 6. Diploma I/II 7. Diploma III/Sarjana Muda 8. Diploma IV/S1 9. S2 dan S3 4.14. Perpindahan Penduduk a. Tempat Lahir Tempat lahir responden adalah propinsi dan kabupaten/kota tempat tinggal ibu responden pada saat melahirkan responden. Misalnya seorang ibu bertempat tinggal di Kota Jakarta Pusat (DKI Jakarta), ia melahirkan anaknya di Kabupaten Malang (Jawa Timur). Apabila ibu dan anak tersebut kembali ke Jakarta Pusat (DKI Jakarta) dalam waktu kurang dari 6 bulan, maka anak tersebut dicatat lahir di Kota Jakarta Pusat (DKI Jakarta). Tetapi apabila anaknya tetap tinggal di Kabupaten Malang selama 6 bulan atau lebih, maka anak tersebut dicatat lahir di Kabupaten Malang (Jawa Timur). b. Tempat Tinggal Terakhir Tempat tinggal terakhir adalah propinsi dan kabupaten/kota tempat tinggal terakhir sebelum responden tinggal di propinsi dan kabupaten/kota tempat tinggal sekarang. c. Tempat Tinggal 5 Tahun yang Lalu (Juni 2000) Tempat tinggal 5 tahun yang lalu adalah propinsi dan kabupaten/kota tempat tinggal responden 5 tahun yang lalu atau tempat tinggal responden pada saat Sensus Penduduk 2000 (Juni 2000). xxi 4.15. Fertilitas a. Wanita Pernah Kawin Yang dimaksud dengan wanita pernah kawin adalah anggota rumah tangga wanita yang pada saat pencacahan status perkawinannya kawin, cerai hidup, atau cerai mati. b. Anak Lahir Hidup Anak lahir hidup adalah anak yang pada waktu dilahirkan menunjukkan tanda-tanda kehidupan, walaupun mungkin hanya beberapa saat saja, seperti: jantung berdenyut, bernafas, menangis, dan tanda-tanda kehidupan lainnya. c. Anak Masih hidup Anak masih hidup adalah semua anak yang dilahirkan hidup oleh seorang ibu yang pada saat pencacahan masih hidup baik tinggal bersama-sama maupun tinggal di tempat lain. xxii EXPLANATORY NOTES 1. INTRODUCTION The main source of data for the population statistics is Population Census which will do every ten years. For Indonesia, Population Census have been done in five times, in 1961, 1971, 1980, 1990 and 2000. The next Population Census will be conduct in 2010, 2020 and every year with zero ending. Between two repectively censuses, an Intercensal Population Suvey was carried out. The 2005 Intercensal Population Survey is the last survey, the previous were taken in 1976, 1985 and 1995. The 2005 Intercensal Population Survey was designed to have population data which comparable with the results of the 2000 Population Census. Data was collected on various population characteristics such as demography, employment and socio-cultural. The demographic data consist of fertility, mortality, and migration, including birth and death history of ever married women. The employment data consist of main industry, occupation, and employment status. The socio-cultural data consist of educational attainment, etchnicity, housing condition and elderly activities. The 2005 Intercensal Population Census also covers birth, death, and migration registrations data. The 2005 Intercensal Population Survey enumeration took place within the period of June 2005. Data processing was done in BPS Statistics-Indonesia (Directorate of Population Statistics). 2. STAGES OF OPERATION 2.1. Preparatory a. Census Block Selection Census block selection was done based on PPS (Probability Proportional to Size)-Linear Systematic Sampling that is for each of census block has the same probability which proportional to its household size. The frame work of sample used in the 2005 Intercensal Population Survey was the list of census blocks in every regency/municipality which were classified by urban and rural area. b. Recruitment and Training for Survey Workers Survey workers for the 2005 Intercensal Population Survey were: 1. National Instructor is experienced and trained instructor from BPS Statistics Indonesia and Regional Statistical Offices. 2. Supervisor/Editor is the chief of Population Subdivision or staff of Regional Statistical xxiii Offices or Statistics Officer at the sub-district level (Mantri Statistik) who have been trained. 3. Enumerator is the staff of Regional Statistical Offices or Mantri Statistik or temporary personnel (Mitra Statistik). Every enumerator completed the household listing in 2-3 Census Blocks and then interviewed 16 selected household samples of each census block. 2.2. The enumeration of the 2005 International Population Survey used the sketch of census blocks from 2000 Population Census as a guidance in the implementation in order to avoid double enumeration or miss enumeration. This sketch of census block sketches had been updated on the 2003 Agricultural Census. The implementation of the 2005 Intercensal Population Survey was made up of three activities: The supervisor and enumerator were trained for five days. The training covered the procedure of conducting an interview and filling out the questionnaire and understanding the concept and definition. Discussion and role playing were also conducted during the training. a) Household listing in the selected Block Census to know the number of ordinary households. b) The selection of 16 household samples was based on linier systematic technique, while special households were not included in the sample frame. c) Enumeration of household samples and household member samples. c. Try-Out In order to get information of a real picture of the 2005 Intercensal Population Survey, a pilot survey was conducted. Pilot survey was conducted in September 2004 and took place in three provinces: Bengkulu, Sulawesi Selatan and Papua. The results of the pilot survey were used to improve the 2005 Intercensal Population Survey methodology and field operation system. The 2005 Intercensal Population Survey instruments were improved based on facts gathered during the pilot survey. xxiv Implementation 2.3. Data Processing a. Editing and Coding Editing and coding is the pre-computer processing which was done manually including checking questionnaire and writing a code. Checking questionnaire covers checking the content of every questions in the questionnaire, checking the consistency between question in one block and between one block to another related block. Numeric codes are given for open questions, such as; ethnicity, type of industry and occupation in main activity. Then, it is expected that the questionnaires contain no mistakes and ready for data entry processing. 2.5. Publication The results of the 2005 Intercensal Population Survey were published in 33 publication series, which are: 1. S-1 Series: Population of Indonesia, Results of the 2005 Intercensal Population Survey. 2. S-1.1 to S-1.30 Series: Population by Province, Results of the 2005 Intercensal Population Survey. 3. S-2 Series: Fertility, Mortality and Migration Estimation, Results of the 2005 Intercensal Population Survey. 4. S-3 Series: Population Projection. b. Data Entry Data entry uses the CS Pro 2.5 (Census and Survey Processing System). c. Secondary Editing Secondary editing is checking the data after the the data entry process. It was done for data validation which was uncovered in the data entry program. 3. METHODOLOGY d. Tabulation 3.1. All of the primary tables had been done by computer using the 13th version of Statistical Packages for Social Science (SPSS). 2.4. Sampling Design The sampling design of 2005 Intercensal Population Survey for a regency/municipality shall be as follows: The Result Evaluation All basic tables had been evaluated to make sure the procedure were right and valid. First stage, from census block master frame, we selected n h census block (h = 1, for urban area; h = 2, for rural area) by PPS-systematic with household size is the number of households from P4B result (April 2004). Hereinafter, from n h we selected n h census block systematicly for xxv 3.2. the 20005 Intercensal Population Survey. Household listing was conducted in each chosen census block. Second stage, choosing m 16 households in each chosen census block systematicly. Estimation Method Census block target of a regency/municipality is n h . X hi expresses number of households of P4B result on ith selected census block in hst area, M hi and Phi express the number of households and population based on 2005 Intercensal Population Survey result at ith selected census block in hth area, and m = 16 expresses the number selected households in each census block. 4. CONCEPTS AND DEFINITIONS 4.1. A village refers to the territory which belong to or is under the jurisdiction of the lowest administration unit of the Indonesian government. This includes the community which is headed by a village head who ranks directly below a subdistrict head. The head of Desa are democratically chosen by the community. 4.2. 2 nh m h i j Population Zˆ Fhi'(1) xxvi Phi( s ) z hij m p hi( s ) Village (Kelurahan) A village refers to the territory which belong to or is under the jurisdiction of the lowest administration unit of the Indonesian government. This includes the community which is headed by a village head who ranks directly below a subdistrict head. The head of Kelurahan (Lurah) are appointed as public servant. Total Estimation of Characteristic 2 nh m M ˆ Household Y Fhi'(1) hi y hij m h i j Village (Desa) 4.3. Urban/Rural Classsification The criteria used to classify a particular village into either urban or rural are practically have done in the 2000 Population Census. Urban or rural classification was decided based on the score of each village, and the value of which was determined by several factors: population density, percent of agricultural households, and the availability of urban-related facilities such as school, market, hospital, road, and electricity. 4.4. Census Block 4.5. A census block is an area of a particular village which is created for enumeration purposes. A census block must have distinct boundaries, either natural or man-made, which are expected to remain unchanged for about 10 years. A census block should contain approximately 80-120 households or non-residential physical building units or combination of the two. Segment b. A census building unit is a physical building unit or partition there of having separate entrance/exit but one utilization. 4.7. An ordinary household is an individual or a group of people living in a physical or census building unit or part there of who make common provision for food and other essential of living. 4.8. Segment is an area of a particular census block and has a clear boundaries, either natural or manmade. The size of segment is not depending on households/physical building but it depends on the clear boundaries. 4.6. Household Member Those who usually live in a particular household regardless their location at the time of enumeration are classified as household member. A person was no longer be regarded as a member of his or her former household if the person had been absent from home for six months or longer, or had left home for the purpose of moving away even when the six-months limit had not been reached. On the other hand, a guest who had stayed for six months or more, or even for less than six months but intended to move in was recorded as a household member. Building Unit a. A physical building unit is a permanent or temporary shelter having walls, floors and roofs regardless of whether it is used as a place of residence or not. A non-residential unit is regarded as a physical building if the floor area is 10 square meters and more. The restriction of floor area is not applied for dwelling unit, it means if a dwelling unit has floor area less than 10 square meters, that dwelling unit remain to be considered as physical building. Household 4.9. Population The population of the census include all the residents of the entire geographic territory of Republic of Indonesia who have stayed for six xxvii months or longer, and those who intended to stay even though their length of stay was less than six months. Elderly is a person who aged 60 years and over. 4.12. Marital Status Marital status is distinguished into: a. Not yet/never married b. Married c. Divorced d. Widowed 4.10. Age Information on respondent’s date, month and year of birth is recorded in Christian calendar sytem. This information is used to determine the age of the respondent. The age should be rounded down, or in other words, the age refers to the respondent’s latest birthday. When birth date is not known, the enumerator should relates the date with any regional or national important events, for instance, the country’s independent day (1945), the first general election (1955), etc. With such way of determining age, then: a. The 0-year-old would be those whose aged were less than one year. b. The 1-year-old would be those whose aged one year or more but less than 2 years. c. The 0-4 years group would be those who aged less than 5 years. d. The 5-9 years group would be those who aged 5 years or more but less than 10 years. e. The 75+ group included those who aged 75 years or older. 4.11. Elderly xxviii Married is a status for those who on the enumeration date were bound by marriage regardless of whether they lived together or separately. This includes those who by law (e.g. tradition, religion, state etc.) are formally married but also those who lived together and regarded by their surrounding community as husbands and wives. Divorced is a category for those who divorced their husbands or wives and not yet remarried. Widowed is a status for those whose husbands or wives were deceased and not yet remarried. 4.13. Education a. Ability to Read and Write 1) People who were able to read and write simple sentence or letter in Latin letter or oher letter. 2) Blind persons who are able to read and write Braille characters are regardded as able to read and write. 3) People who were able to read and write prior to their disability condition are regarded as able to read and write. 4) Those who are able to read and not to write are regarded as unable to read and write. b. Educational Attainment Graduated is a classification for those who passed the highest level of a particular school with certificate or diploma regardless of whether the school is governmently or privately managed. In addition, a person who had taken the final examination at the highest level and passed, is regarded as graduated even though the person had not gone through the highest level. In the 2005 Intercensal Population Survey, educational attainment is divided into 9 categories: (1) No schooling (2) Primary school (3) Junior high school (4) General senior high school (5) Vocational senior high school (6) College (7) Academy (8) Undergraduate (9) Postgraduate 4.14. Migration a. Place of Birth A respondent’s place of birth is the province and regency/municipality where his or her natural mother lived at the time the respondent was born. For example, a mother who lived in Jakarta Pusat, DKI Jakarta; went to Malang, Jawa Timur, to deliver her child. If the mother and her child returned to Jakarta Pusat in less than 6 months, the birth place of the child would be in Jakarta Pusat. On the other hand, if the child remained in Malang for 6 months or more after the delivery, the birth place would be in Jawa Timur. b. Place of Previous Residence A respondent place of previous residence is the province and regency/municipality where the respondent lived before he or she lived in present province and regency/municipality. c. Place of 5 Years Ago (June 2000) Place of 5 years ago is the province and regency/municipality where the respondent lived 5 years ago or the residence place of respondent at the 2000 Population Census (June 2000). xxix 4.15. Fertility a. Ever Married Women Ever married women are women whose marital status at the time of enumeration were married, divorced or widowed. b. Children Ever Born Children ever born are any children who at the time of their births showed any living sign, although momentarily, such as beating heart, breathing, crying and other sign of living. c. Children Still Alive Children still alive are any children who were born alive and still living at the time of enumeration, regardless of whether they live with their parents or separately. xxx