Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D., Sp.Gk. (Kepala BKKBN) Disampaikan pada Kuliah Umum Universitas Nusa Cendana 19 Desember 2013 BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL 1 2 3 KONDISI KEPENDUDUKAN DUNIA DAN DAYA DUKUNG BUMI • Jumlah penduduk dunia tahun 2010 (7 Milyar) SDA sebanyak 1,5 bumi • Jika jumlah penduduk dunia terus bertambah (skenario sedang dari UN) tahun 2050 SDA sebanyak 3 bumi • Apabila diterapkan skenario penurunan fertilitas yang cepat sejak tahun 2010, maka pada tahun 2050 diperlukan sumber daya alam sebanyak 1 bumi saja (terlihat dari kurva dalam grafik yang cenderung menurun). 4 Census Population of Indonesia 19302010 Indonesia Population Census 1930-2010 source: BPS 2010 PERKEMBANGAN PENDUDUK INDONESIA (JUTA) 340 JUTA 300.00 285 JUTA 275.00 KELAHIRAN TERCEGAH HAMPIR 238 JT100 JUTA KELAHIRAN TERCEGAH 80 JUTA 250.00 225.00 200.00 178,6 205 JT 175.00 146,9 150.00 125.00 119.2 100.00 75.00 40.2 50.00 25.00 10.8 14.2 18.3 0.00 1600 1700 1800 1900 1971 1980 1990 Source. Indonesia Statistics, Census 2000 2010 Keluarga Berencana : Transisi Demografi akan menciptakan Windows of Opportunity pada 2020-2030 Tren Jumlah Anak-Anak, Usia Kerja dan Manula, Indonesia, 1950-2050 Rasio Ketergantungan 0-14, 65+ & Total Indonesia 1950-2050 90 250 Total 80 70 Usia Kerja 100 Anak-anak 0-14 50 40 30 20 10 Manula 65+ 0 Tua [>65] 0 Tahun • Window of Opportunity 150 50 • • Muda [<15] 60 Persen Populasi dalam Juta 200 Demographic Dividend Tahun Perubahan dalam struktur umur ini adalah sebuah kesempatan untuk memfasilitasi pertumbuhan ekonomi. Indonesia menikmati bonus demografi sejak tahun 2000, dan bergerak menuju terbukanya windows of opportunity di 2020-2030, yaitu ketika rasio ketergantungan pada level yang terendah yaitu 44 per 100 orang usia produktif. Tetapi rasio ini akan meningkat lagi sesudah 2030 karena meningkatnya penduduk lansia. Persiapan untuk menyambut momen emas ini harus dimulai dari sekarang dengan memperkuat dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia demi mendorong pertumbuhan ekonomi sebelum rasio ketergantungan meningkat. Sumber : Prof. Sri Moertiningsih Adioetomo SE MA PhD Head of Masters Program on Population and Labor University of Indonesia; 2011 Rasio ketergantungan dan Bonus Demografi 1971 2000 2010 20202030 >2030 86 54 51 46 >50 Anak dan lansia per 100 usia produktif Anak dan lansia per 100 usia produktif Anak dan lansia per 100 usia produktif Anak dan lansia per 100 usia produktif Naik terus karena naiknya proporsi lansia. • Pertumbuhan pekerja melebihi pertumbuhan anak-anak, kesempatan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi 1950-2050. • Pekerja berlimpah dengan kerja produktif akan meningkatkan pendapatan per kapita • Peningkatan tabungan rumah tangga menyebabkan investasi produktif untuk membuka lapangan kerja • Nilai keluarga kecil memberikan kesempatan bagi perempuan untuk memasuki peningkatan pendapatan rumah tangga • Sejumlah besar sumber daya manusia yang berkualitas baik merupakan aset bagi pertumbuhan ekonomi Source : Prof. Sri Moertiningsih Adioetomo SE MA PhD Head of Masters Program on Population and Labor University of Indonesia; 2011 PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA PROYEKSI DITRENDUK 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2.4 2.3 2.2 2.1 2.0 2.0 Births 4,727,970 4,572,863 4,500,965 4,463,255 4,381,183 4,243,281 Deaths 1,412,844 1,454,384 1,609,649 1,849,275 2,089,305 2,367,398 CBR per 1000 19.9 18 16.8 15.8 14.9 13.9 CDR per 1000 5.9 5.7 6 6.6 7.1 7.8 Input TFR Total population Sex ratio 237,641,326 253,640,674 268,538,537 282,163,661 294,292,009 304,526,710 101.37 101.34 101.22 100.97 100.66 100.32 Dependency ratio 0.51 0.49 0.46 0.46 0.47 0.48 Doubling time 50 56.7 64.7 75.2 89.4 112.9 • Dengan asumsi TFR 2,1 dicapai di tahun 2025 hingga tahun 2035 penduduk Indonesia masih terus bertambah; • Penduduk tanpa pertumbuhan dicapai bila CDR mendekati CBR tahun 2035 CBR: 13.9 dan CDR: 7,8; • Perbedaan kondisi (parameter kependudukan) penduduk antar provinsi, berakibat Bonus Demografi tidak terjadi pada periode yang sama beberapa provinsi sudah memasuki periode tersebut. Asian Century institutions and natural endowments. Its transformation into the world’s most dynamic economic region has been a defining development of our time. Over the past 20 years, one-third of the world’s population has re-engaged with the global economy and more are set to do so (Chart 1.1). Living standards for billions of people in Asia have improved at a rate not previously experienced in human history. Asia’s Rising Chart 1.1: Asia’s rising Share of world output 100 Per cent Per cent 100 75 75 50 50 25 25 0 0 1950 Asia 1970 North America and Europe 1990 2010 Rest of the world Note: GDP is adjusted for purchasing power parity (2011 prices). See glossary for the definition of country groupings in this chart. Source: Conference Board (2012). Between 2000 and 2006, around a million people were lifted out of poverty every Asia has shifted global production, trade and investment Asia’s manufacturing output With the emergence of ‘Factory Asia’, Asia has become the production engine for the world (Chart 1.5). As it has done so, it has also transformed the way the world produces goods and services. Chart 1.5: Asia’s manufacturing output Share of world production 50 Per cent Per cent 50 40 40 30 30 20 20 10 10 0 1970 1975 1980 1985 1990 China India Japan Indonesia Note: See glossary for the definition of Asia in this chart. Source: UN (2011a). 1995 South Korea 2000 2005 Rest of Asia 0 2010 trajectory. As the large ‘boom’ cohorts reached prime working and saving age (Chart 1.2), the productive capacity of economies such as Japan and South Korea expanded. During this phase—from 1965 to 1990—East Asia’s working-age population grew nearly four times faster than its dependent population (Bloom & Williamson 1997). Demographic dividend Chart 1.2: Asia’s demographic dividend Share of working-age population 80 Per cent Per cent Per cent Per cent 80 80 70 70 70 70 60 60 60 60 50 50 50 50 40 1950 1975 Australia Japan Thailand Source: UN (2011b). 2000 40 2025 China Malaysia 40 1950 1975 India Philippines 2000 80 40 2025 Indonesia South Korea 13 who did not start from as strong a base also improved access to primary education sharply—primary school net enrolment rates are currently nearly 90 per cent in the Philippines and are close to universal in Cambodia and Indonesia (World Bank 2012d). Average Years of Formal But the most profound changes occurred in secondary and higher education. Average years of formal education were extended across the region, as more people stayed in Schooling education for longer (Chart 1.3). Chart 1.3: Average years of formal schooling Population aged 15 and above Average years of formal schooling Years Years 15 Years Years 15above Population 15 aged 15 and 15 10 10 10 10 5 5 5 5 0 1950 1970 Australia Japan Taiwan 1990 0 2010 China Malaysia United States 0 1950 India 1970 Singapore 0 1990 2010 Indonesia South Korea Source: Barro & Lee (2010). 14 Between 1970 and 2001, secondary school enrolment rates in some of the region’s Output Per Person Output per person Chart 2.6: Output per person Per cent of United States output per person Per cent of United States output per person 100 Per cent Per cent 100 80 80 60 60 40 40 20 20 0 1950 1965 China 1980 India 1995 Indonesia 2010 Japan 0 2025 South Korea Note: GDP adjusted for purchasing power parity (2011 prices). 15 Sources: UN (2011b), Conference Board (2012), IMF (2012c), Maddison (2010) and Treasury projections. Demand for Skilled Worker’s is Growing 16 17 Kondisi Produktivitas SDM Indonesia SEBAGAI INDIVIDU & SEBAGAI KELOMPOK MASYARAKAT 8: Average working hours: 2100 hrs/yr (Hasil Survey IMD tahun 2012 dari 59 Negara Terkemuka) 20 27: Brain drain 31: Flexibility & adaptability 33: Emphasis on customer’s satisfaction 27: Values System of Society 31: Corporate value toward employee 40 41: Adaptability of companies to market change 45: Quality of skilled labor 48: Efficiency of SME’s 57: Productivity of Services (PPP) 58 50 10 20: Acceptance of foreign ideas 28: Attitudes toward Globalization 30 32: Workers motivation 33: Image of Indonesia abroad 36: Values System of Society 41: Competent Senior Manager 1 34: Entrepreneurship 28: Atracting & retaining talents 32: Employee training 34: Social system sesponsibility 39: Auditing & accounting practices implementation 44: Ethical practices 47: Labor relations 52: Productivity of agricultures (PPP) 58: Labor productivity 47: International experiences 47: Efficiency of large companies 52: Productivity of Industry (PPP) 58: Overall productivity Indonesia 18 labor force composition by schooling attained Education Attainment 2001 2006 2010 Up to primary Education 63.0% 55.5% 51.5% Junior HS 17.7% 20.2% 18.9% General HS 10.3% 12.7% 14.6% Vocational General HS 5.5% 6.2% 7.8% Diploma I,II,III 1.6% 2.2% 2.7% University 1.8% 3.2% 4.6% Source: BPS, 2010 19 Labor force structure & unemployment in Indonesia (BPS, July 2010) Labor Force Structure Unemployment Rate Nasional University 7.4% 4.6% University Diploma I,II,III 14.2% 2.7% Diploma I,II,III Vocational General HS 15.7% 7.8% Vocational General HS General HS Junior HS Up to primary Education 14.6% 13.8% General HS 18.9% 11.9% Junior HS 7.6% 51.5%Up to primary Education 0.0% 10.0%20.0%30.0%40.0%50.0%60.0% 3.7% 0.0% 5.0% 10.0% 15.0% 20.0% Source: BPS, 2010 20 Perbandingan antara Kontribusi Sektor pada GDP dan Serapan Tenaga Kerja (2009) Kontribusi GDP (%) Pemerint.& Pertahanan 5% Jasa Lainnya 10% Serapan Tenaga Kerja (%) Pertanian 14% Perbankan &Keuangan 7% Pertambang an dan Penggalian 10% Transp. & Komunikasi 6% Perdaganga n 12% Konstruksi 10% Listrik, Gas, Air 1% Industri Pengolahan 25% Perbankan dan Keuangan 1% Transp. & Komunikasi 6% Pemerint. & Pertahanan 13% Pertanian 41% Perdagangan 21% Konstruksi Industri Pengolahan 5% 12% Listrik, Gas, Air 0% Diolah dari BPS, 2010 Pertambangan 1% 21 Demographic Disaster 22 Demographic Disaster 23 Menggunakan Pendekatan Siklus Hidup PEMBINAAN KETAHANAN LANSIA PEMBINAAN KETAHANAN ANAK PEMBINAAN KETAHANAN REMAJA/PEMUDA PENGARAHAN KESEHATAN REPRODUKSINYA PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA 24 Keluarga : kurang intim Kenapa Remaja Berperilaku Hidup Tidak Sehat ? Sekolah : semakin kompetitif Media : semakin permisif Teman sebaya : semakin liberal Masyarakat: semakin individualistik 25 HAMIL DILUAR NIKAH PUTUS ASA 26 Kasus AIDS kumulatif tahun 1987 s/d Des 2012 sebesar 42.887 kasus • 35,2% diantaranya kelompok usia 20 – 29 tahun • 3.3% diantaranya kelompok usia 15-19 tahun (Kemenkes RI, Februari 2013). 27 Data BNN Tahun 2013 : 22% dari 4 juta penduduk Indonesia penyalahguna narkoba, atau sekitar 880 ribu penyalah guna napza adalah pelajar dan remaja/mahasiswa. Data BNN Tahun 2012 : • Kasus Narkoba kumulatif tahun 2007-2011 : 138.475 • Tersangka kasus Narkoba : 189.294 • Tersangka Narkoba usia < 16 – 24 tahun : 40.690 (21,5%) • Tersangka kasus Narkoba pada Mahasiswa : 3.143 (1,7%) • Tersangka kasus Narkoba pada Pelajar : 3.137 (1,7%) 28 AGRESIVITAS PESERTA DIDIK 29 30 1 Kebutuhan Kompetensi Abad 21 21st Century Skills Bernie & Charles, 2011 32 Soft skills/competency • Sering dikaitkan dengan eq (emotional quotient) – – – – – – Communication skills Intra-personal skills Inter-personal skills Entrepreneurial skills Initiative Marketing skills cukupkah? Betulkah? 33 Competency Soft Competency ~ karakter Skills Hard Competency Attitude Knowledge 34 Pengembangan Kompetensi Skills Attitude Knowledge 35 Adaptasi pemikiran Ki Hardjar Dewantara Komponen karakter keluarga masyarakat sekolah agama sosial media masa 36 Sisi buruk/baik karakter manusia Indonesia (Mochtar Lubis, 1977) • Hipokrit alias munafik • Tidak mau bertanggung jawab atas perbuatannya • Berjiwa feodal • Percaya takhayul • • Berjiwa seni • ramah, mudah tertawa sekalipun mengalami hal pahit, suka menolong, suka damai, hatinya lembut, sayang keluarga, dan kekuatan ikatan keluarga besar (extended family), mudah belajar, dan cepat belajar keterampilan pemboros alias tidak hemat, senang pesta, suka penampilan bagus, tidak suka kerja keras (kecuali terpaksa atau dipaksa), bermalas-malasan karena dimanja alam, ingin cepat jadi orang kaya secara instan tanpa kerja keras, suka pakai gelar sekalipun harus membeli gelar atau memalsukannya demi prestise, tidak sabar, suka mengeluh, dan iri hati (dengki), suka menyombongkan diri, suka mengamuk, mengeroyok, membunuh, berkhianat 37 Pilar-pilar karakter • • • • • • • • • • Honesty Responsibility Trustworthiness Respect Courage Fairness/Justice Diligence Caring Integrity Citizenship • • • • • • • • • • Kejujuran Tanggung-jawab Amanah Rasa hormat Keberanian Adil Tekun Setiakawan Integritas Kebangsaan 38 Karakter Dasar yang Harus Ada Kejujuran (honesty) Integritas (integrity) Kepedulian (empathy) Kerja keras (hard working) Kompeten (competency) Visioner Ulet tak mudah menyerah Taat hukum 39 Pembangunan Karakter • “Bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan karakter …kalau tidak dilakukan bangsa Indonesia akan menjadi bangsa kuli!” [Soekarno] • Keprihatinan (tak hanya di Indonesia): Modern educators have placed more emphasis on competence than character [Huitt, et.al., 2000] 40 Keluarga Pengalaman masa kanak-kanak Tokoh panutan (orang tua/dewasa/karakter lain) Pengaruh teman Lingkungan sosial, budaya, fisik Media massa Pelajaran sekolah, agama (masjid, gereja, pura, dsb) Kondisi-kondisi lainnya 41 Faktor Perkembangan Karakter Keluarga Tetangga Sekolah Teman Lingk Kerja Media Komunikasi Lingk Sosial/b udaya Figur/To koh 42 Tiga isu besar pendidikan: ◦ Visi: menemukan apa yang mungkin terjadi pada diri dan masyarakat; termasuk menemukan pilihan misi hidup dan gaya hidup ◦ Kompetensi: pengembangan pengetahuan, nilai, sikap, ketrampilan yang diperlukan untuk berhasil di masyarakat ◦ Karakter: kualitas moral, pilihan nilai dan perilaku [Huitt,et.al, 2000] 43 Sastra dan pembangunan karakter Usia Karya sastra Tantangan Peluang Usia emas dan berlian Dongeng Dongen tutur semakin jarang Pendongen profesional, multi media Komik Komik impor dominan Gerakan komik di beberapa daerah Komik Komik impor dominan Gerakan komik di beberapa daerah Cerpen/Novelet Dominasi impor & terjemahan Pengarang-pengarang muda bermunculan Puisi Semakin jarang Sastrawan Komik remaja Komik impor dominan Gerakan komik di beberapa daerah Cerita pendek Dominasi impor & terjemahan Pengarang-pengarang muda bermunculan Novel Semakin jarang Sastrawan Non-fiksi Dominasi impor & terjemahan Ilmiah populer Usia kanakkanak Usia remaja 44 Langkah-langkah membangun karakter • Leadership/tokoh panutan Pendidikan formal Mulai PAUD hingga perguruan tinggi Guru dan dosen sebagai panutan Hidden curriculum, soft skills Kegiatan ekstra kurikuler Penanaman nilai-nilai melalui perilaku dan lingkungan yang mendukung Pendidikan non-formal & informal Sanggar remaja, pramuka, karang taruna, pecinta alam, BLK, media massa!! 45 Pertanyaan besar Kenalkah anak-anak kita dengan pemikiran-pemikiran besar dari Soekarno? Muhammad Hatta? Muhammad Yamin? Sutan Syahrir? Ki Hadjar Dewantara? Sutan Takdir Alisyahbana? Sudjatmoko? dan sederet nama-nama besar yang menyemai karakter bangsa ini.... Di mana mereka bisa menemukan buku-buku beliau? Bagaimana mereka akan tertarik pada tulisan-tulisan beliau 46 Semailah karakter • “Sow a thought and you reap an action; sow an act and you reap a habit; sow a habit and you reap a character; sow a character and you reap a destiny." • “Semailah pikiran kan kau panen perbuatan; semailah perbuatan kan kau panen kebiasaan; semailah kebiasaan kan kau panen karakter; semailah karakter kan kau panen takdirmu." Ralph Waldo Emerson (1803 - 1882) Ralph Waldo Emerson (1803 - 1882) 47 Pemanfaatan Bonus Demografi > Peluang peningkatan kualitas penduduk Investasi Pendidikan dgn skill dan kompetensi serta ETHOS yg tinggi utk penyerapan tenaga kerja Perubahan struktur umur penduduk, meningkatnya penduduk usia kerja Bonus demografi dan pertumbuhan ekonomi Pekerja sehat produktif dimulai dari kecukupan pangan dan gizi, kespro Good Governance kondusif utk investasi penciptaan lapangan kerja Kebijakan ekonomi kondusif utk penciptaan lapangan kerja dan kredit mikro SourceL SM Adioetomo. Diadaptasi dari Population Referencec Bureau (PRB) 2013 MP3EI Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011 -2025 49 50 Kenaikan dari kelompok konsumer/kelas menengah dan jumlah penduduk yang besar 51 52