Laporan Keberlanjutan Tahun 2011

advertisement
Bekerja Secara
Berkelanjutan
Work Sustainably
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
DAFTAR ISI
TENTANG LAPORAN KEBERLANJUTAN
PT PLN (PERSERO)
SUSTAINABILITY REPORT OF PT PLN (PERSERO)
LAPORAN DIREKSI
Message from the Board of Directors
PROFIL PT PLN (PERSERO)
PT PLN (Persero) Profile
Sekilas PT PLN (Persero) PT PLN (Persero) in brief
2
5
12
13
Visi, Misi, Moto dan Strategi Umum Perusahaan
The Company’s Vision, Mission, Motto, and
General Strategy
16
Grup Usaha PLN PLN Business Group
20
Bidang Usaha Line of Business
22
Peta Operasional Perusahaan
Map of Company’s Operational Regions
28
Peristiwa Penting Significant Events
30
Penghargaan dan Sertifikasi
TATA KELOLA KEBERLANJUTAN
SUSTAINABLE GOVERNANCE
Pedoman, Struktur dan Mekanisme Tata Kelola
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL
PERUSAHAAN
77
Maksud dan Tujuan Purpose and Objectives
78
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PROGRAM
Visi dan Misi Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial PLN
The Vision and Mission of PLN’s
Social Responsibility Program
Struktur Organisasi Pelaksana
Executive Board Organizational Structure
Dasar Hukum Pelaksanaan Program Tanggung
Jawab Sosial
Legal Foundation of CSR Program Implementation
Program dan Pelaksanaan Program
79
80
82
Program and their Implementation
83
Kisah Mitra Binaan Foster Partners Stories
90
26
Struktur Organisasi Organization Structure
Awards and Certifications
Table of Contents
40
44
PENGEMBANGAN SDM
HUMAN RESOURCE DEVELOPMENT
94
Hubungan dengan Pegawai Employee Relations
96
Kepatuhan pada Peraturan Perundangan
Bidang Kepegawaian
97
Compliance with Labor Laws and Regulations
Demografi dan Jumlah Pegawai
103
46
Demography and Worker Numbers
46
Competence Improvement and Career Development
108
47
Paket Kesejahteraan Welfare Package
112
Dewan Komisaris Board of Commissioners
48
Penyelarasan Organisasi dan Penyempurnaan
Sistem Manajemen SDM
Direksi Board of Directors
49
GCG Guidelines, Structure and Mechanism
RUPS GMS
Dewan Komisaris dan Direksi
The Board of Commissioners and The Board Directors
Remunerasi Komisaris dan Direksi
Remuneration of the BoC and BoD
Komite Dewan Komisaris
Committees under the Board of Commissioners
Komite Direksi Board of Directors’ Committee
Kebijakan Pokok Tata Kelola
Corporate Basic Governance Policies
Kode Etik Perilaku dan Budaya Perusahaan
Code of Conduct and Corporate Culture
Keterlibatan Pemangku Kepentingan
Stakeholder Engagement
Perkara Hukum yang Dihadapi Perseroan
Litigation
49
50
51
53
57
58
63
Peningkatan Kompetensi dan Pengembangan Karir
Organizational Coordination and Perfection of the
Human Resources System
Peningkatan Budaya Unggul
Enhancement of Excellence Culture
116
117
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
1
Lingkungan, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
Occupational Environment, Safety and
Health
Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Occupational Environment, Safety and Health
Komite Keselamatan Ketenagalistrikan
Electrical Power Safety Committee
Kegiatan-kegiatan Utama di Tahun 2011
Major Activities in 2011
118
119
120
122
PENGELOLAAN DAN PERLINDUNGAN
LINGKUNGAN
Environmental Management and
Protection
159
Kebijakan Lingkungan Environmental Policy
161
Pengelolaan Lingkungan dengan Sistem
Terakreditasi
162
Accredited System on Environmental Management
Pengelolaan Lingkungan sekitar Instalasi
Management of Installation Environment
164
Kecelakaan Kerja Occupational Safety
123
Pemakaian Bahan Materials Usage
167
Kesehatan Kerja Occupational Health
129
Penggunaan Energi Energy Usage
171
Penghargaan Awards
130
Penggunaan Air Use of Water and Geothermal
173
Biodiversitas Biodiversity
174
Pengendalian Emisi Emission Control
174
KINERJA EKONOMI ECONOMIC PERFORMANCE
Kontribusi pada Negara
Contribution to the Nation
Subsidi Listrik Pemerintah
Government Electricity Power Subsidy
Mendorong Pertumbuhan Perekonomian Daerah
dan Nasional
Promoting Regional dan National Economic Growth
Hubungan dengan Mitra Kerja
131
Pengelolaan dan Pengolahan Limbah
136
Waste Management and Processing
137
Research and Development
Penelitian dan Pengembangan
Kegiatan Terkait Mitigasi Perubahan Iklim
138
Climate Change Mitigation Activities
Biaya dan Penghargaan untuk Pengelolaan dan
Pelestarian Lingkungan
Relationship with business Partners
139
Produk dan Jasa Products and Services
140
Manajemen Produk Product Management
145
Pengendalian Mutu Quality Control
147
Layanan Kepada Pelanggan Service to Customers
149
Pemasaran dan Promosi Marketing and Promotion
156
CROSS REFERENCES GRI - G 3.0 - electricity
industry and other utilities
157
KANTOR PUSAT HEAD OFFICE (2.1, 2.4)
Implikasi Keuangan terhadap Perubahan Iklim
Financial Implication of Climate Change
Environmental Management and Preservation
Costs and Rewards
Referensi Silang dengan GRI – G 3.0Industri Listrik dan Utilitas Lain
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-I No.135
Kebayoran Baru, Jakarta 12160, Indonesia
Tel. +62 21 7251234, 7250550, 7261122
Fax. +62 21 7221330
www.pln.co.id
175
177
177
178
179
PT PLN (Persero)
Tentang laporan keberlanjutan pt pln (persero) Sustainability Report of PT PLN (Persero)
2
TENTANG LAPORAN
KEBERLANJUTAN
PT PLN (PERSERO)
Sustainability Report of PT PLN (Persero)
Laporan Keberlanjutan PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero)—selanjutnya disebut pula dengan PLN atau
Perseroan—memberi gambaran menyeluruh tentang
upaya Perseroan melakukan aktivitas ekonomi,
program tanggung jawab sosial, dan
pelestarian
lingkungan secara berkelanjutan. Dengan Laporan
ini PLN menunjukkan usahanya dalam memastikan
keberlanjutan Perseroan yang menghasilkan kinerja
ekonomi
dalam
jangka
panjang,
memberikan
kesempatan yang luas kepada masyarakat untuk
ikut berkembang bersama Perseroan, serta menjamin
pengelolaan lingkungan hidup yang bertanggung jawab
untuk diwariskan kepada generasi mendatang.
The Sustainability Report of PT Perusahaan Listrik Negara –
hereinafter referred to as PLN or “the Company” – provides
a full picture of the Company’s efforts in carrying out its
economic activities, social responsibility program, and
sustainable environmental preservation. This report shows
PLN’s efforts in ensuring its own sustainability, resulting
in long-term economic performance, providing ample
opportunity for the public to develop alongside the Company,
and guarantees that the management of the environment is
responsible for next generation.
Laporan Keberlanjutan ini meski dibuat terpisah namun
tidak dapat dipisahkan dari laporan kinerja perusahaan
selama satu tahun operasional yang disajikan dalam
bentuk Laporan Tahunan PT PLN (Persero). Sebelumnya,
laporan ini juga pernah dibuat terpisah pada Mei 2008 dan
Juni 2011. (3.2)
This Sustainability Report is made separately but cannot be
separated from the company’s performance report covering
the last one year of operation, which is presented as the PT
PLN Annual Report. This report was previously published
separately in May 2008 and June 2011. (3.2)
Melalui laporan ini, PLN berupaya menyampaikan laporan
pelaksanaan seluruh kegiatan tersebut secara menyeluruh
dan transparan tanpa terpaku pada pedoman Sustainability
Reporting Guidelines (SRG) versi 3.0, yang dikeluarkan oleh
Global Reporting Initiative (GRI) atau GRI-G3.0.
Through this report, PLN aims to report fully and transparently
its implementation of all such activities without being
completely bound to Sustainability Reporting Guidelines
(SRG) version 3.0, issued by the Global Reporting Initiatives
(GRI) or GRI-G30.
Laporan ini mengemukakan beberapa poin ketaatan (point
of compliance) sesuai dengan pedoman, yang tidak terbatas
pada kegiatan Perseroan saja tetapi mencakup seluruh
kegiatan PLN, satuan usaha dan seluruh anak perusahaan.
Laporan tentang informasi finansial disusun menggunakan
metode ekuitas dan investasi berdasarkan laporan
keuangan konsolidasi yang telah diaudit. Sementara
data atau informasi nonfinansial disajikan berdasarkan
prinsip materialitas serta mempertimbangkan pengaruh
dan signifikansi materi tersebut terhadap PLN secara
keseluruhan. (3.7, 3.8)
This report articulates several points of compliance in
accordance with the guidelines, which are not limited to
the activities of the just the Company but also cover all of
PLN’s activities, the business units and subsidiaries. The
report on the financial information is prepared according
to the equity method and investments based on the
audited consolidated financial report. Meanwhile, data or
non-financial information presented is based on material
principles and has taken into consideration the influence
and significance of such materials on PLN. (3.7, 3.8)
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
3
Untuk menggambarkan keberhasilan seluruh program,
pengukuran diambil melalui metode pengumpulan data
terstandar. Untuk informasi keuangan PLN menggunakan
metode pencatatan sesuai dengan ketentuan PSAK yang
berlaku. Sementara informasi nonfinansial menggunakan
ukuran-ukuran yang lazim dan metode pengumpulan
informasi sesuai standar terakreditasi lain, seperti
pada pengukuran informasi hasil pemantauan
lingkungan, metode pencatatan kualitas dan kuantitas
daya dan sebagainya. (3.9)
To illustrate the success of the entire program, all measurements
are based on a standard data collection method. For financial
information, PLN uses a data recording method that is in
accordance with the prevailing GAAP regulations. While,
for non-financial information, PLN uses measuring and
data-gathering methods that are in accordance with other
accredited standards, such as the measurement of results of
environmental monitoring, methods to measure the quality
and quantity of power, and et cetera. (3.9)
Dengan demikian Perseroan telah menerapkan prinsip
keseimbangan antara kinerja ekonomi (profit), kinerja
lingkungan (planet) dan kinerja sosial (people), serta
mengungkapkan hal-hal tersebut secara transparan,
akuntabel dan berimbang, baik mengenai hal yang positif
maupun yang negatif.
Thus, the Company applies a principle of balance between
economic performance (profit), working environment (the
planet) and social performance (people), and expresses
these things in a transparent, accountable and balanced way,
whether about positive or negative issues.
PERIODE LAPORAN DAN PEDOMAN PELAPORAN
Laporan Keberlanjutan ini dibuat secara tahunan, meliputi
periode 1 Januari s/d 31 Desember 2011, mengacu pada
Sustainability Reporting Guidelines versi 3.0 dari GRI.
(3.3, 3.1) Indeks GRI G3.0 yang ditetapkan dalam
laporan ini disajikan dengan huruf berwarna hijau di
dalam kurung pada setiap pernyataan yang relevan, untuk
memudahkan pembaca memahami ketaatan yang telah
dipenuhi dan dilaporkan oleh Perseroan. Pemenuhan
seluruh poin ketaatan dan referensi silang dengan indeks
GRI dikompilasi dalam satu tabel yang dapat dilihat pada
halaman 179 (3.12)
Reporting Period and Reporting Guidelines
This Sustainability report is prepared annually, and covers the
period from January 1 until December 31, 2011, and refers
to Sustainability Guidelines version 3.01 from GRI. (3.3, 3.1)
The GRI G3.0 Index set out in this report is presented in green
lettering in brackets at the end of every relevant statement, to
help readers understand the Company’s full compliance with
reporting requirements. The table listed on page 179 shows
PLN’s compliance with all points and the cross-references with
the GRI Index. (3.12)
Dalam laporan periode 2011 ini, seperti laporan tahun
sebelumnya, fokus uraian tertuju pada beberapa topik
utama berdasarkan prinsip materiali dan relevansinya
dengan keberlanjutan Perseroan, yaitu mencakup tata
kelola, pelaksanaan program tanggung jawab sosial,
pengelolaan SDM, Lingkungan, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, kinerja ekonomi dan pengelolaan
lingkungan. (3.5) Laporan mencakup kinerja perusahaan
dan anak perusahaan. (3.11) Perseroan belum
menggunakan jasa penjamin (assurance) atas Laporan
Keberlanjutan ini, namun pada tahun-tahun mendatang
Perseroan berencana menggunakan jasa penjamin dari
pihak eksternal yang kredibel. (3.13)
In the 2011 reporting period, as in previous annual reports,
the main focus is on several main topics based on the material
principle and its relevance to the Company’s sustainability,
namely governance, corporate social responsibility, SDM
management, Occupational Environment, Safety and Health,
economic performance and environmental management. (3.5)
The report covers the performance of the Company and its
subsidiaries. (3.11) The Company has not utilized an assurance
service in this Sustainability Report, however the Company
plans to use an assurance service supplied by a credible
external party in the years to come. (3.13)
Informasi dan data yang disajikan dalam laporan ini
mencakup data keuangan konsolidasi Perseroan dengan
anak perusahaan yang dicatat berdasarkan metode ekuitas.
(3.6) Pada laporan ini seluruh data tahun sebelumnya
Information and data presented in this report covers the
consolidated financial data of the Company and its subsidiaries
gathered through the equity method. (3.6) This year’s report
PT PLN (Persero)
Tentang laporan keberlanjutan pt pln (persero) Sustainability Report of PT PLN (Persero)
4
yang ditampilkan tidak mengalami pernyataan ulang,
sedangkan khusus untuk laporan keuangan, yang terjadi
adalah reklasifikasi atas beberapa posisi akun sesuai
dengan ketentuan PSAK terbaru yang digunakan. (3.10)
does not contain any recycled data from previous years, while
regarding financial reporting; there has been reclassification of
some account positions in compliance with the most recent
PSAK provisions. (3.10)
Dari keseluruhan uraian dan data kompilasi ketaatan yang
dilakukan, Perseroan berpendapat bahwa berdasarkan
penilaian sendiri, level aplikasi standar GRI pada laporan
ini memenuhi kriteria peringkat “B”.
Based on all of the descriptions and compliant data
compilation carried out, the Company is of the opinion, based
on its own judgement, that this report meets the criteria for
the “B” rating.
Untuk permintaan, pertanyaan, masukan atau komentar
atas laporan ini, dapat menghubungi (3.4):
For requests, enquiries, input or comments on this report,
please contact (3.4):
SEKRETARIS PERUSAHAAN
BIDANG HUBUNGAN INVESTOR
CORPORATE SECRETARY
INVESTOR RELATIONS DIVISION
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-I No.135
Kebayoran Baru, Jakarta 12160, Indonesia
Tel.+62 21 7251234, 7250550, 7261122
Fax.+62 21 7221330
www.pln.co.id
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
LAPORAN DIREKSI
Message from the Board of Directors
NUR PAMUDJI
Kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial merupakan satu
kesatuan yang perlu dicapai oleh Perseroan untuk memastikan
keberlanjutan usaha Perseroan selama mungkin.
Economic, environmental and social performance are unity that defines company‘s
sustainability for lifetime period.
BEKERJA SECARA BERKELANJUTAN
Sebagai perusahaan yang menyediakan layanan tenaga
listrik bagi masyarakat, PLN menyadari sepenuhnya
bahwa keberlanjutan usahanya bergantung pada tiga
pilar utama: kinerja ekonomi, kinerja lingkungan dan
kinerja sosial.
Working Sustainably
As a company that provides electrical power for the public,
PLN is fully aware that the business’ sustainability depends
on three main pillars: economic performance, environmental
performance and social performance.
Kinerja ekonomi yang stabil dan mapan akan menjamin
keberlanjutan usaha Perseroan dalam menyediakan
investasi
untuk
dapat
memenuhi
pertumbuhan
permintaan listrik yang semakin tinggi. Kinerja
Economic performance that is stable and well established
will ensure the sustainability of the Company’s operations in
providing investments needed to fulfill the steadily growing
demand for electricity. Environmental performance will ensure
5
PT PLN (Persero)
SAMBUTAN DIREKTUR UTAMA
Message from President Director
6
lingkungan
akan
memastikan
seluruh
aktivitas
operasional Perseroan, yang berlokasi di wilayah yang
luas di seluruh Indonesia, dapat mengurangi atau bahkan
meniadakan kerusakan pada lingkungan; dan sebaliknya
PLN justru turut aktif mengelola kelestarian lingkungan
di sekitar lokasi operasi maupun di area yang lebih luas.
Kinerja sosial menunjukkan pertanggungjawaban sosial
Perseroan dalam memastikan seluruh aktivitas yang
dilakukan Perseroan, selain bertujuan meningkatkan
nilai perusahaan, sekaligus memberi arti dan manfaat
bagi kemandirian dan kesejahteraan masyarakat. Ketiga
pilar ini merupakan satu kesatuan yang perlu dicapai
oleh Perseroan untuk memastikan keberlanjutan usaha
Perseroan selama mungkin. (1.1)
that all of the Company’s operational activities, which are
spread widely across Indonesia, can reduce or even eliminate
damage to the environment; and vice versa, PLN will also
actively manage the environment around operational areas
as well as in larger areas. Social performance shows the
Company’s social responsibility in ensuring that all activities
carried out by the Company, as well as aiming to improve
the value of the firm, and at the same time giving meaning,
benefitting the public’s welfare and self-reliance. These three
pillars are a single unit that must be achieved by the Company
to ensure the sustainability of the Company’s operations for as
long as possible. (1.1)
Laporan Keberlanjutan PLN 2011 ini akan memberikan
gambaran yang transparan dan berimbang tentang ketiga
hal di atas, yaitu kinerja ekonomi, kinerja lingkungan
dan kinerja sosial yang dilakukan Perseroan. Laporan ini
dibuat terpisah dari Laporan Tahunan dengan standar
pelaporan internasional mengikuti Global Reporting
Initiative (GRI)-G3.0. Pemisahan laporan ini dibuat agar
para pemegang saham dan pemangku kepentingan yang
luas dapat menilai inisiatif dan kesungguhan Perseroan
dalam mencapai kinerja yang maksimal secara ekonomis,
dengan memperhatikan aspek pelestarian lingkungan
dan pemberdayaan sosial masyarakat.
This PLN Sustainability Report 2011 will provide a transparent
and balanced picture about these three things, namely
economic performance, environmental performance and
social performance, which are carried out by the Company.
This report is produced separately from the Annual Report and
in line with reporting standards following the Global Reporting
initiative (GRI)-G3.0. The reports are separated so that the
wide range of shareholders and stakeholders can assess the
Company’s seriousness in achieving the maximal economic
performance, by taking into account the environmental
sustainability and social empowerment aspects.
KINERJA KEBERLANJUTAN
Bidang usaha Perseroan yang utama bergerak pada kegiatan
pembangkitan daya listrik, serta menjaga kehandalan
proses transmisi dan distribusi daya listrik hingga dapat
digunakan oleh konsumen akhir, yakni kalangan industri,
komersial, infrastruktur publik dan masyarakat umum.
Selain menjual tenaga listrik dengan perhitungan bisnis
untuk menciptakan laba, PLN juga mengemban tugas dari
pemerintah sebagai perusahaan yang menjalankan fungsi
public service obligation (PSO) di bidang penyediaan tenaga
listrik sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang
RI No 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara
Pasal 66 ayat 1. Menurut UU No. 19 Tahun 2003 tersebut,
pemerintah dapat memberikan penugasan khusus kepada
BUMN untuk menyelenggarakan fungsi kemanfaatan
umum dengan tetap memperhatikan maksud dan tujuan
kegiatan BUMN.
sustainable performance
The Company’s main line of business is engaged in electrical
power generation, as well as maintaining the reliability of
the transmission and distribution of electrical power so that
it can be used by the end consumer, industry, commercial,
public infrastructure and the general public. Apart from
selling electrical power with the aim to achieve a profit,
PLN has also been tasked by the government with carrying
out public service obligations (PSO) in the field of supplying
electrical power as mandated by Law No. 19 2003 on StateOwned Enterprises, Chapter 66, article 1. According to this
law, the government can provide a special assignment to a
state-owned company to perform a public welfare function
while still taking into account the purpose and goals of the
state-owned enterprise.
Public Service Obligation (PSO) adalah biaya yang harus
dikeluarkan oleh negara akibat disparitas/perbedaan
harga pokok penjualan BUMN/swasta dengan harga atas
produk/jasa tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah
agar pelayanan produk/jasa tetap terjamin dan terjangkau
oleh sebagian besar masyarakat (publik).
Public Service Obligations (PSO) are a cost that must be
covered by the country due to the disparity between the cost
of sales of SOEs/public companies and the price of certain
products/services set by the Government so that these
products/services remain stable and can be afforded by the
majority of the public.
Dalam usaha meningkatkan pelayanan publik, PLN
membangun pembangkit listrik dengan menggunakan
bauran energi berupa air, gas alam, bahan bakar minyak,
In trying to improve public services, PLN has built power
stations that use a mixture of energy sources, including
water, natural gas, oil, coal, geothermal, as well as other
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
7
batu bara, panas bumi, serta energi terbarukan lainnya.
Penggunaan sumber energi primer berupa fosil, seperti
BBM dan batu bara, dapat menghasilkan CO2 dan
meningkatkan emisi gas buang ke udara bebas. Sayangnya,
pemakaian energi fosil, khususnya minyak diesel, sampai
dengan saat ini masih belum dapat dihindarkan oleh
PLN mengingat masih terbatasnya pasokan gas alam dan
pembangkit listrik yang menggunakan energi terbarukan.
Namun demikian, PLN tetap berupaya mengurangi
dampak kerusakan lingkungan antara lain dengan
menekan emisi karbon pada pembangkit yang berbahan
bakar minyak dan batubara, dengan tidak mengurangi
kemampuan Perseroan dalam melayani listrik kepada
seluruh pelanggan. Di masa depan, setidaknya sampai
2019, PLN berencana meningkatkan kapasitas pembangkit
yang menggunakan panas bumi sebanyak 8.655 MW.
Perseroan juga melakukan perawatan pembangkit secara
berkala sehingga lebih efisien dalam mengkonsumsi
energi primer.
renewable energy sources. The use of primary fossil
fuel energy resources, like oil and coal, produce CO 2 and
increase the amount of gas emissions released into the
atmosphere. Unfortunately, the use of fossil energies,
especially diesel, still has not been avoided by considering
the limited supply of natural gas, and electrical power
that uses renewable energies. However, PLN is still trying
to reduce environmental damage by, among other ways,
reducing carbon emissions at oil and coal-fired power
plants, while not reducing the Company’s ability to provide
power to all of its customers. In the future, at least by 2019,
PLN plans to increase the capacity of its geothermal power
generation by 8,655 MW. The Company also carries out
periodic power station maintenance to increase primary
energy consumption efficiency.
Sementara itu, pemantauan emisi dan udara di sekitar
pembangkitan yang secara rutin dilakukan oleh PLN
menunjukkan hasil yang aman dan berada di bawah
baku mutu.
Meanwhile, routine air and emissions monitoring activities
that PLN carried out near its power plants has revealed safe
results that fall within quality standards.
Ditinjau dari sisi ekonomi, Perseroan mencatat kinerja
positif dengan perolehan nilai ekonomi yang meningkat
25,5% menjadi sebesar Rp209 triliun dibandingkan tahun
2010 sebesar Rp166 triliun. Peningkatan ini ditunjang
oleh naiknya pendapatan usaha perseroan sebesar 28%
dibandingkan tahun sebelumnya.
Seen from an economic standpoint, the Company has recorded
a positive performance by achieving a 25.5 percent increase in
economic value to Rp209 trillion, compared to Rp166 trillion
in 2010. This increase was supported by the increase by a
28 percent increase in operating revenue compared to the
previous year.
Dari perolehan ini, nilai ekonomi yang dapat didistribusikan
kepada pemangku kepentingan mengalami peningkatan
61,8% atau sebesar Rp205,4 triliun dibandingkan tahun
2010 sebesar Rp166 triliun. Pendistribusian pendapatan
masih didominasi oleh keperluan biaya operasional yang
mengalami kenaikan sebesar 32,3% dari tahun sebelumnya.
Besarnya biaya operasional ini mempengaruhi nilai ekonomi
yang dapat ditahan untuk kepentingan pengembangan
usaha Perseroan, sehingga kemampuan investasi sangat
bergantung pada dana dari pemerintah atau pinjaman
perbankan. Selaras dengan hal tersebut, kontribusi
Perseroan pada negara berupa pajak juga mengalami
penurunan yang signifikan sebesar 51,7% menjadi Rp679
miliar dari periode sebelumnya sebesar Rp1,3 triliun.
Owing to this achievement, the economic value that was
distributed to stakeholders increased by 61.8 percent or
Rp205.4 trillion, compared to Rp166 trillion in 2010. Revenue
distribution was still dominated by operational costs, which
rose 32.3 percent from the previous year. This large total
operational cost affected the economic value that can be
withheld for the development of the Company’s operational
interests, meaning that the investment capability is greatly
dependent on government funding or bank loans. In
line with this, the Company’s state tax contribution also
decreased significantly by 51.7 percent or Rp679 billion
from the previous year to Rp1.3 trillion.
Pada aspek sosial, kinerja PLN ditunjukkan dengan telah
dilaksanakannya berbagai komitmen yang berhubungan
dengan dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan
dalam berbagai tingkat kegiatan. Program tanggung jawab
sosial yang terdiri dari kegiatan hubungan komunitas,
pelayanan komunitas, dan pemberdayaan komunitas secara
rutin dilaksanakan oleh PLN setiap tahun. Kegiatan-kegiatan
ini dapat meningkatkan hubungan yang saling pengertian dan
lebih baik antara perusahaan dengan pemangku kepentingan,
On the social front, PLN’s performance was demonstrated
though several commitments related to all stakeholders
through various levels of activity. The social responsibility
program, which consists of community relations, community
service, and community empowerment activities, is
routinely carried out by PLN every year. These activities can
improve relations and mutual understanding between the
Company and stakeholders, for example: Raising awareness
about the existence of high voltage electrical installations,
PT PLN (Persero)
SAMBUTAN DIREKTUR UTAMA
Message from President Director
8
Dampak utama yang paling
nyata bagi Perseroan adalah
perubahan iklim ekstrem.
Cuaca yang memburuk seperti
hujan lebat disertai angin
topan dapat menimbulkan
kerusakan pada jaringan
transmisi dan distribusi, yang
mengakibatkan terganggunya
pasokan listrik ke konsumen.
The main and most obvious impact
affecting the Company is extreme climate
change. Bad weather like heavy rain as
well as strong winds can trigger damage
to the distribution and transmission
networks, which results in the disruption
of power supply to consumers.
Sebagai contoh : dilakukan sosialisasi mengenai keberadaan
instalasi listrik tegangan tinggi, sehingga masyarakat dapat
memahami aktivitas perusahaan yang dapat berisiko bagi
lingkungan, namun memberikan manfaat bagi mereka.
Masyarakat juga diajak terlibat dalam menentukan kegiatan
pengembangan atau pemberdayaan komunitas, sehingga
manfaatnya dapat diperoleh secara maksimal untuk
kepentingan komunitas itu sendiri.
so that the public understands the company activities that
put their environment at risk, but that also benefit them.
The public are also invited to get involved in determining
development or community empowerment activities, so
that they can get the maximum benefit in the interests of
their own community.
Pada tahun 2011, anggaran CSR ditetapkan sebesar Rp45
miliar, yang berasal dari dana bergulir dan penyisihan laba
perusahaan sebesar Rp20 miliar.
In 2011, the CSR budget was set at Rp45 billion, which is drawn
from a rolling fund, as well as up to a maximum of Rp20 billion
from the Company’s profits.
DAMPAK, RISIKO DAN PELUANG USAHA (1.2)
Sebagai perusahaan pengelola pembangkit dan penyedia
layanan listrik, PLN menghadapi situasi internal dan
eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.
Sebaliknya, aktivitas operasi perusahaan dapat pula
mempengaruhi kondisi lingkungan hidup dan masyarakat
di sekitar lokasi usaha Perseroan.
Impacts, Risks and Opportunities (1.2)
As a company that manages the generation and distribution of
electricity, PLN faces internal and external situations that can
affect the company’s performance. Reversely, the company’s
operational activities can also affect the environment and the
public in the vicinity of the Company’s operations.
Dampak utama yang paling nyata bagi Perseroan adalah
perubahan iklim ekstrem. Cuaca yang memburuk seperti
hujan lebat disertai angin topan dapat menimbulkan
kerusakan pada jaringan transmisi dan distribusi, yang
mengakibatkan terganggunya pasokan listrik ke konsumen.
The main and most obvious impact affecting the Company is
extreme climate change. Bad weather like heavy rain as well
as strong winds can trigger damage to the distribution and
transmission networks, which results in the disruption of
power supply to consumers.
Keterbatasan pasokan gas dan batu bara juga memberikan
dampak besar bagi perusahaan yaitu dari sisi gangguan
The limited supply of gas and coal also has a major
impact on the company, both financially and in terms of
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
9
pelayanan maupun finansial. Akibat terjadinya kondisi
ini, Perseroan mengoperasikan pembangkitnya dengan
bahan bakar minyak yang biaya operasionalnya tinggi.
disruption of service. Where this situation occurs, the
Company operates power plants fueled by oil, which has
high operational costs.
Pengoperasian pembangkit PLN juga memberi dampak
langsung maupun tidak langsung pada masyarakat, sebagai
contoh radiasi elektromagnetik, limbah padat, debu,
pencemaran air dan suara bising. Menghadapi kondisi ini,
Perseroan telah berkomitmen untuk mengelola semua
dampak lingkungan bagi kelestarian dan kesejahteraan
masyarakat. Perseroan juga terus-menerus melakukan
sosialisasi kepada masyarakat agar mereka paham tentang
keberadaan dan kegunaan instalasi listrik.
The operation of PLN’s power stations can also directly as well as
indirectly impact upon the public, for example electromagnetic
radiation, solid waste, dust, water, water contamination and
noise pollution. Faced with this condition, the Company has
committed to manage all environmental impacts for the
preservation and welfare of the public. The Company also
continues to raise awareness among the public so that they
are aware of the existence and uses of electrical installations.
Di masa depan, Perseroan dengan dukungan Pemerintah
membuka peluang yang lebih luas dalam membangun
pembangkit yang menggunakan energi yang ramah
lingkungan, seperti pemanfaatan panas bumi, gas alam,
sinar matahari, bayu, dan mikro hidro dalam skala kecil.
Perseroan secara rutin memantau dan menjaga kadar udara,
debu dan air di sekitar lokasi operasi perusahaan pada
kondisi di bawah baku mutu, selalu memelihara kinerja
operasi pembangkit, dan meningkatkan bauran energi agar
pengoperasian pembangkit menjadi lebih efisien.
In the future, the Company, with the support of the Government,
will open up wider opportunities in building power stations
that use environmentally friendly energy, such as the benefits
of geothermal, natural gas, solar, wind, and micro hydro on a
small scale. The Company routinely monitors and maintains
air, dust and water levels in the vicinity of the company’s
operations in line with quality standards, and always maintains
the operational performance of power plants, and improves
energy mixtures so that generators operate more efficiently.
PERLINDUNGAN KERJA DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT
Sebagai perusahaan penyedia layanan listrik yang
turut menentukan tingkat kesejahteraan manusia,
PLN berkomitmen mematuhi dan memenuhi hak-hak
azasi yang paling dasar yang melekat pada seluruh
pegawainya maupun pemangku kepentingan yang lebih
luas, yaitu masyarakat yang paling dekat dengan lokasi
operasi perusahaan.
Protection of Work and Community
Development
As an electricity service provider that also determines the
level of human wellbeing, PLN is committed to abiding by
and fulfilling the most basic rights of all of its employees and
the wider stakeholders, namely communities who live in the
vicinity of PLN’s operations.
Hal yang dilakukan oleh Perseroan adalah menerapkan
standar Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(LK3) yang maksimum sesuai Standar Manajemen K3
(SMK3), serta sistem standar K3 dari OHSAS 18001:2007
yang telah dijalankan oleh beberapa unit usaha, selain
itu Perseroan juga meminta kepada mitra kerja maupun
kontraktor pelaksana untuk memberlakukan standar K3
dalam melaksanakan pekerjaannya. Dengan persyaratan
ini, Perseroan berharap tidak terjadi kesalahan yang dapat
menyebabkan kecelakaan kerja yang fatal.
The Company implements Operational Safety and Health
standards, which are in maximum accordance with the K3
Management Standards (SMK3), as well as the K3 system
standard OHSAS 18001:2007, which has already been put into
effect by several business units. As well as this, the Company
also requests the heads of its partner companies as well as
contractors implement the K3 standards in carrying on their
work. With these requirements, the Company expects there to
be no mistakes that could lead to fatal accidents.
Menilik wilayah operasional yang luas dan berlokasi di
area terbuka, kecelakaan dapat saja terjadi dan tidak dapat
dihindari. Namun, Perseroan akan terus menerapkan
standar kerja yang tinggi sehingga di masa depan tingkat
kecelakaan kerja menjadi nol.
Given the operations are spread over a vast area and are
located in the open; accidents can happen and sometimes
cannot be avoided. However, the Company will continue to
enforce the highest operational standards so that in the future
there are no workplace accidents.
Tingkat kesejahteraan pegawai terus ditingkatkan,
sehingga diharapkan dapat menghasilkan output kerja
yang maksimal. Perseroan terus-menerus melakukan
The level of employee wellbeing continues to be increased
with the expectation of achieving maximal work output. The
Company continues to carry out employee empowerment
PT PLN (Persero)
SAMBUTAN DIREKTUR UTAMA
Message from President Director
10
pemberdayaan pada pegawainya agar menghasilkan
sumber daya manusia yang berkualitas untuk kepentingan
kemajuan perusahaan maupun pengembangan kualitas
manusia secara umum. Rekrutmen pegawai baru
dilakukan secara ketat dengan memberikan kesempatan
kepada semua pihak tanpa diskriminasi, dengan tujuan
akhir dapat memenuhi kebutuhan Perseroan dengan
kualifikasi tertentu.
to produce quality human resources for the interest of the
Company’s progress as well as the development of people in
general. New employee recruitment is carried out strictly so that
it provide opportunities to all parties without discrimination,
with the eventual goal of fulfilling the needs of the Company
with certain qualifications.
Selain menjadi pegawai perusahaan, Perseroan juga
membuka kesempatan bagi masyarakat luas untuk
terlibat dalam kemajuan perusahaan. Salah satunya
melalui program tanggung jawab sosial yang bertujuan
memberdayakan
masyarakat
sehingga
menjadi
lebih mandiri. Kegiatan pengembangan kehidupan
kemasyarakatan tersebut dirancang dengan melibatkan
partisipasi aktif para tokoh masyarakat sekitar dan
pemerintah daerah sebagai subjek pelaksana program,
sehingga hasilnya lebih optimal. Beberapa kegiatan
pemberdayaan masyarakat dilaksanakan bersama-sama
dengan perguruan tinggi sebagai bentuk kerja sama yang
saling menguntungkan, baik dari sisi konsep program,
sasaran komunitas dan target pencapaian hasil.
Apart from being an employee’s company, the Company also
opens up opportunities for the wider public to get involved
in the Company’s development. One of the ways of doing
this is through the social responsibility program, which
aims to empower the people so that they can be more selfreliant. Such social life development activities are designed to
encourage the active participation of community leaders and
regional governments as the drivers of the program, so that
the results are optimal. Several public development activities
have been carried out in cooperation with universities as
mutually beneficial cooperations, as well as concept programs,
community targets and achievement targets.
Kegiatan kemitraan yang diselenggarakan Perseroan
telah membina 35.672 mitra binaan dengan tingkat
pengembalian pinjaman yang relatif lancar. Melalui
program kemitraan ini, Perseroan berharap dapat
berpartisipasi mengembangkan potensi masyarakat
dengan memudahkan akses kelompok komunitas
bermodal lemah kepada sumber keuangan, sehingga
mereka dapat mandiri dan meningkat derajat hidupnya.
The Company’s partnership activities have fostered 35,672
Foster Partners with a relatively sound loan repayment rate.
Through this partnership program, the Company hopes to be
able to participate in developing the public’s potential by easing
community groups’ access to financial resources, so that they
can be self-reliant and improve their quality of life.
PRAKTIK TATA KELOLA BERKELANJUTAN
Pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik akan
menjamin pertumbuhan usaha secara berkelanjutan
dalam jangka panjang. Setiap tahun, Perseroan terus
memperbaiki praktik-praktik tata kelola sehingga azasazas akuntabilitas, kewajaran, keterbukaan, kemandirian
dan pemenuhan tanggung jawab dapat dilaksanakan
dengan lebih baik.
Sustainable Good Governance Practices
Implementing good corporate governance will ensure the
sustainable growth of the business in the long term. Every year,
the Company continues to improve its governance practices so
that the principles of accountability, fairness, transparency,
self-reliance, and the fulfillment of responsibilities can be
better implemented.
Seperti yang disiapkan pada periode sebelumnya, pada
2011 ini PLN telah menyelesaikan studi mengenai tata
laksana sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing
system). Kelak diharapkan dengan rencana penerapan
sistem pelaporan pelanggaran dapat mengurangi kerugian
perusahaan, serta memastikan pencapaian tujuan yang
dicita-citakan oleh Perseroan untuk menjadi perusahaan
kelas dunia yang unggul dan terpercaya.
As with what was prepared in the previous year, in 2011, PLN
completed a study into a whistleblowing system. Later on,
this system is expected to report violations so as to reduce
company losses, and ensure the achievements of goals that
the Company aspires to in order become a trusted world
class company.
Selain itu, Perseroan juga melakukan audit lingkungan
hidup secara rutin, sehingga dampak sebelum, sesudah
maupun saat pengoperasian usaha semakin positif
bagi pelestarian lingkungan. Di masa depan, Perseroan
berencana untuk melakukan penilaian atas Laporan
Keberlanjutan ini oleh penilai independen.
In addition, the Company also carries out routine environmental
audits so that environmental impacts before, during and after
operations become more positive for the preservation of the
environment. In the future, the Company plans to organize for
an independent appraiser to assess the Sustainability Report.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
11
PENUTUP
Dengan selesainya Laporan Keberlanjutan PT PLN
(Persero) 2011 ini, atas nama Direksi, saya menyampaikan
terima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan dan
pemegang saham atas dukungan dan sumbangsih yang
diberikan bagi kemajuan perusahaan. Di masa depan,
kami berharap dapat terus melanjutkan peningkatan
kinerja ekonomi, lingkungan maupun sosial PLN secara
berimbang dan berkelanjutan sehingga kontribusi
terhadap perkembangan ekonomi makro di Indonesia
dapat meningkat secara signifikan. Semoga.
Jakarta, Juni 2012
Atas nama Direksi PT PLN (Persero)
On Behalf of Board of Directors of PT PLN (Persero)
NUR PAMUDJI
Direktur Utama
President Director
Conclusion
With the completion of this PLN 2011 Sustainability Report,
on behalf of the Board of Directors, I would like to thank
all of our stakeholders and shareholders for their support
and contribution to the advancement of the company. In
the future, we hope that we can continue to increase PLN’s
economic, environmental and social performance in a
balanced and sustainable manner so that our contribution
toward macroeconomic development in Indonesia can
significantly increase.
PT PLN (Persero)
PROFIL PT PLN (PERSERO) PT PLN (Persero) Profile
12
PROFIL
PT PLN (PERSERO)
PT PLN (Persero) Profile
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
13
SEKILAS PT PLN (PERSERO)
PT PLN (Persero) in brief
PLN merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
didirikan untuk mentransmisikan tenaga listrik dari
pusat-pusat pembangkit yang bertenaga air, diesel, tenaga
uap berbahan bakar batu bara maupun gas, ke pengguna
akhir seperti kawasan industri, komersial, pemukiman
maupun sarana publik. (2.2)
PLN is a state-owned company that was established exclusively
to transmit and distribute electrical power produced at power
plants fueled by hydro electric power, diesel, coal, gas and
steam energy, to industrial and commercial users, residential
areas and public utilities. (2.2)
Untuk mentransmisikan tenaga listrik tersebut, Perseroan
mengelola jaringan transmisi dan distribusi di atas tanah
maupun kabel bawah tanah, beserta serangkaian pusat
trafo dan gardu induk pengatur tegangan dan beban
atau daya listrik untuk kemudian disalurkan ke terminal
instalasi listrik domestik di tempat pengguna. (2.7)
To perform this duty, the Company manages the power grid,
both above and below ground, as well as central transformers,
voltage and load or electricity power substations, from where
electricity is then distributed to domestic electrical terminals
at the user destination. (2.7)
Perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia dimulai
sejak awal abad ke-19, saat beberapa perusahaan asal
Belanda yang bergerak di industri gula dan teh mendirikan
pembangkit listrik untuk keperluan pabriknya sendiri.
Melalui serangkaian peristiwa sejarah, kemudian seluruh
pusat pembangkit ini dikelola oleh perusahaan induk,
yang kemudian dikenal sebagai PLN.
The development of electrical power in Indonesia began in the
early 19th century, when several Dutch companies engaged
in sugar and tea production built power generating stations
to power their factories. Through a series of historical events,
all of these power plants came to be managed by a holding
company, which was later known as PLN.
PLN kini mengelola jaringan listrik mulai dari pusat
pembangkitan yang dikelola sendiri maupun milik
swasta, dengan daerah operasi melingkupi seluruh
kawasan wilayah Indonesia, mulai dari perkotaan hingga
ke area terpencil.
PLN currently manages the power transmission network that
starts at power stations owned either by the Company or
private enterprises, operating throughout Indonesia’s regions,
both in cities and remote areas.
PT PLN (Persero)
PROFIL PT PLN (PERSERO) PT PLN (Persero) Profile
14
Secara singkat, tonggak penting yang telah dicapai PLN
dapat digambarkan berikut ini.
TONGGAK
PENTING
PLN
TONGGAK
PENTING
PLN
• Awal abad ke-19 - Beberapa perusahaan asal Belanda
yang bergerak di industri gula dan teh mendirikan
pembangkit listrik untuk keperluan pabriknya sendiri.
• Tahun 1942-1945 - Pengalihan pengelolaan perusahaanperusahaan Belanda kepada Jepang, setelah Belanda
menyerah kepada pasukan tentara Jepang di awal
Perang Dunia II.
The following are some of the Company’s milestones:
Company Milestones
• Beginning at the end of the 19th century, several Dutch
companies operating sugar and tea plantations began
to accelerate the development of electrical power in
Indonesia for their own purposes.
• 1942-1945 saw a transfer of management of the companies
away from the Dutch after the Dutch surrendered to the
Japanese army at the beginning of World War 2.
• Agustus 1945 - Peralihan pengelolaan perusahaan
pengelola listrik kepada pihak Sekutu, bersamaan
dengan menyerahnya Jepang pada Perang Dunia II.
• August 1945 saw the transfer of management of the
electricity companies to the Allies, as a result of Japan
surrendering to the Allied forces at the end of Word War 2.
• 27 Oktober 1945 - Pembentukan Jawatan Listrik dan Gas
di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga
oleh Presiden Soekarno dengan kapasitas pembangkit
tenaga listrik sebesar 157,5 MW.
• October 27, 1945, President Soekarno establishes the
Electricity and Gas Bureau under the Public Works Ministry,
with a total power output of 157.5 MW.
• 1 Januari 1961 – Perubahan nama Jawatan Listrik dan
Gas menjadi Badan Pimpinan Umum Perusahaan
Listrik Negara (BPU-PLN) yang bergerak di bidang
listrik, gas dan kokas.
• January, 1961, the Gas and Electricity Bureau becomes
the Board of general administration of the State Electricity
Company (BPU-PLN), focusing on electricity, gas and coke.
•
1 Januari 1965 – Pembubaran BPU-PLN disertai peresmian
2 perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara
(PLN) sebagai pengelola tenaga listrik dan Perusahaan
Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas.
• January 1, 1965, the BPU-PLN is dissolved, while two
new state-owned companies are established, namely
PLN, tasked with managing electrical power, and PGN, to
manage gas power.
• Tahun 1972 - Sesuai Peraturan Pemerintah No.17,
status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan
sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan
sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan
(PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi
kepentingan umum.
• In 1972, in accordance with Government Regulation No.
17, the state-owned electricity company is redefined as
the State-owned General Electricity Company, and as the
Electrical Business Authority (PKUK), which is charged with
providing electricity for the public.
• Tahun 1994 - Status PLN beralih dari Perusahaan
Umum menjadi Perusahaan (Persero) dan juga
sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi
kepentingan umum.
• 1994 – PLN changes from General Company to Corporation,
as well as Electrical Business Authority, tasked with
providing electricity for the public.
• Tahun 2009 – Sesuai UU Nomor 30 Tahun 2009, PLN
bukan lagi sebagai PKUK namun sebagai Badan Usaha
Milik Negara dengan tugas menyediakan tenaga listrik
bagi kepentingan umum.
• 2009 – in accordance with Law No.30 2009, PLN is no
longer the PKUK, but instead officially becomes a Stateowned Enterprise, tasked with providing electricity for
the public.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
15
SAHAM PERSEROAN
Company Shares
SAHAM PERSEROAN
Perseroan merupakan perusahaan Badan Usaha Milik
Negara dengan badan hukum berbentuk persero, bersifat
terbuka, namun sahamnya tidak terdaftar dan tidak
diperdagangkan di pasar saham Bursa Efek Indonesia.
Seluruh saham Perseroan dimiliki oleh Pemerintah
Indonesia. (2.6-2.8) Selama periode pelaporan tidak ada
perubahan kepemilikan yang signifikan terkait dengan
kepemilikan saham Perseroan. (2.9)
The Company is a State-Owned Enterprise in the legal form of a
public limited liability company whose shares are not listed nor
traded on the Indonesian Stock Exchange. All of the Company’s
shares are owned by the Government of Indonesia. (2.6-2.8)
During the reported period, there was no significant change in
the ownership of the Company shares. (2.9)
SKALA EKONOMI
Economic Scale
SKALA EKONOMI
PLN beroperasi di seluruh wilayah Indonesia, dengan
dukungan sekitar 47.615 pekerja pada tahun 2011. Selain
menyalurkan kebutuhan listrik di wilayah Indonesia,
PLN secara terbatas juga melakukan pembelian maupun
penyaluran tenaga listrik dengan negara tetangga yang
berbatasan, seperti Malaysia. (2.5) Untuk melakukan
pembangunan dan pemeliharaan pembangkit listrik,
membangun, memelihara jaringan transmisi dan distribusi
termasuk gardu induk dan gardu distribusi, PLN memiliki
modal per akhir tahun 2011 sebesar Rp155,3 triliun dengan
nilai penjualan sebesar Rp208 triliun. Skala ekonomi PLN
selebihnya dapat dilihat berikut ini. (2.6, 2.8)
PLN operates throughout all of Indonesia’s regions, with the
support of about 47,615 employees in 2011. Besides meeting
the electrical power needs of Indonesia’s regions, PLN is also
limited to the purchase and distribution of electricity with
neighboring countries that share their borders with Indonesia,
such as Malaysia. (2.5) To build and maintain power plants,
and maintain the power grid and the distribution network,
including substations and distribution substations, PLN had a
capital of Rp155.3 trillion as of the end of 2011, and a company
valuation of Rp208 trillion. Further details of PLN’s financial
value can be seen below. (2.6, 2.8)
PERIODE PERIOD
Jumlah karyawan
Number of employee
Total pendapatan neto
(miliar Rp)
2011
2010
2009
2008
2007
47.615
46.296
45.000
44.750
46.113
208.018
162.375
145.222
164.209
114.042
271.170
155.349
219.508
149.683
192.517
141.196
163.732
126.986
137.067
136.412
157.993
147.297
134.581
129.018
121.246
426.519
369.191
333.713
290.718
273.479
Total revenue (billion Rp)
Total kapitalisasi (miliar Rp):
Total capitalization (billion Rp)
- Kewajiban Liabilities
- Ekuitas Equity
Kuantitas listrik terjual (GWH)
Quantity of electricity sales
Total aset (miliar Rp)
Total assets (billion Rp)
PT PLN (Persero)
PROFIL PT PLN (PERSERO) PT PLN (Persero) Profile
16
VISI, MISI, MOTO DAN STRATEGI UMUM PERUSAHAAN
The Company’s Vision, Mission, Motto, and General Strategy
VISI VISION
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang
bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya
dengan bertumpu pada potensi insani.
To be recognized as a world class company that growing, excels and is
trustworthy through its reliance on human potential.
MISI MISSION
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang
terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan,
anggota perusahaan dan pemegang saham;
Run the business and other related fields, oriented toward
the satisfaction of customers, company members and
shareholders.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
Make electrical power a medium by which to improve the
quality of the life for the public.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi
pendorong kegiatan ekonomi.
Strive to make electrical power a driving force for economic
activities.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan
lingkungan.
Operate an environmentally friendly business.
MOTTO
Listrik untuk kehidupan yang lebih baik.
Electricity for a Better Life.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
17
SOSIALISASI DAN UPAYA PENCAPAIAN
VISI DAN MISI PERSEROAN
Dissemination and Achievements of
the Company’s VISION and MISSION
Perseroan mempertimbangkan upaya pencapaian visi
dan misi perusahaan pada setiap perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan operasional. Seluruh perencanaan
dan pelaksanaan kegiatan operasional adalah bagian dari
upaya pencapaian visi dan misi perusahaan.
The Company takes into account its vision and mission in
planning and executing its operations. All planning and
implementation of operations is part of the Company’s effort
to achieve its vision and mission.
Untuk menjamin tercapainya visi dan misi perusahaan,
Perseroan mensosialisasikan visi dan misi kepada seluruh
pegawai secara periodik. Proses penerimaan, evaluasi
kinerja pegawai, promosi dan rotasi merupakan salah satu
momen yang biasa digunakan Perseroan untuk melakukan
proses sosialisasi visi dan misi perusahaan. (4.8)
To ensure the achievements of its vision and mission, the
Company regularly disseminates information about its
vision and mission to all employees. Recruiting, employee
performance evaluation, promotions and rotations are some
of the typical methods that the Company uses to spread
awareness about its mission and vision. (4.8)
PT PLN (Persero)
PROFIL PT PLN (PERSERO) PT PLN (Persero) Profile
18
STRATEGI UMUM PERUSAHAAN
strategi umum perusahaan
The Company’s General Strategy
Seiring berlakunya UU No.30 Tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan yang tidak lagi menyatakan PLN sebagai
PKUK, maka strategi perusahaan kini diarahkan menjadi
entitas korporasi yang sehat secara finansial, sehingga
dapat melakukan investasi untuk mempertahankan
pangsa pasar dan berkembang sesuai dengan kaidahkaidah korporasi.
With the enactment of Regulation No. 30 2009 on electrical
power, which stipulates that PLN is no longer the sole
authorized General Electrical Business, the Company’s focus
shifted toward becoming a financially healthy corporate entity,
so that it can make investments in order to retain market share
and develop in line with the regulations of the company.
Di samping kondisi keuangan yang sehat, PLN juga
terus berusaha untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
pada tingkat keandalan dan pelayanan yang sesuai dan
didukung dengan SDM yang memiliki kompetensi tinggi
dan berperilaku sesuai tata kelola perusahaan yang baik
(GCG) dalam menjalankan usahanya.
In addition, PLN also strives to fulfill the needs of its customers
in terms of reliability and service, which are supported by highly
competent human resources who behave in accordance with
Good Corporate Governance policies in running the business.
Untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan serta
menyesuaikan diri dengan peraturan perundangan
terbaru tersebut, PLN telah menetapkan tujuan strategis
untuk periode 2011-2015 sebagai berikut:
• Memperbaiki kondisi keuangan PLN.
• Meningkatkan efisiensi investasi dan operasi.
• Memperbaiki kinerja operasional dan perbaikan citra PLN.
To realize the mission and vision, and comply with the latest
regulations, PLN has set out the following strategic objectives
for the 2011-2015 period.
PRIORITAS JANGKA PENDEK
Prioritas jangka pendek adalah mengatasi kekurangan
pasokan listrik untuk mengurangi pemadaman di hampir
seluruh wilayah Indonesia, mengatasi krisis likuiditas dan
kemampuan pendanaan jangka pendek.
Short-Term Priorities
Short-term priorities are addressing electricity supply
shortages to reduce the number of power outages in almost
all regions, and address the liquidity crisis and short-term
funding capabilities.
PRIORITAS JANGKA PANJANG
Aspirasi
jangka
panjang
perusahaan
adalah
bertransformasi menuju Perusahaan Kelas Dunia,
Menguntungkan dan Dicintai Pelanggan dengan Cara
yang Ramah Lingkungan dan Aman.
Long-Term Priorities
Long-term aspirations are to transform into a world class,
profitable company and to be the preferred company
among customers through environmentally friendly and
safe operations.
TRANSFORMASI PLN
Terdapat dua hal utama dalam transformasi PLN yakni
transformasi dari sisi soft skill dan hard skill. Transformasi
soft skill terkait dengan budaya kerja yang berorientasi
kinerja tinggi, bersinergi dan terarah.
PLN’s Transformation
There are two major factors regarding PLN’s transformation, namely
transformation by soft skills and transformation by hard skills. Soft
skill transformation is related to a working culture that is oriented
toward high performance, synergized and in a good direction.
MENJADI PERUSAHAAN KELAS DUNIA
Untuk menjadi perusahaan kelas dunia fungsi utama PLN
yang terkait dengan kinerja operasi pembangkit, transmisi
dan distribusi harus berada pada prioritas pertama.
Peningkatan kinerja operasi pembangkit dilakukan secara
bertahap, diawali dengan memperbaiki SAIDI/SAIFI,
produktivitas pegawai dan susut jaringan.
Becoming a World Class Company
In order to become a world class company, PLN must prioritize
the operational performance of power generation, transmission
and distribution. Improving the operational performance of
power plants can be done in stages, beginning with improving
SAIDI/SAIFI, employee productivity and network losses.
BEROPERASI SECARA MENGUNTUNGKAN
Menjadi perusahaan kelas dunia saja tidaklah cukup.
PLN memerlukan kemampuan dan kemandirian dalam
hal keuangan. Oleh karena itu untuk dapat tumbuh
Profitable Operations
It is not enough to become a world class company. PLN
requires ability and independence in financial matters.
• Improve PLN’s financial condition
• Improve Investment and operational efficiency
• Improve PLN’s image and improve operational performance
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
19
dan berkembang, PLN haruslah mendapatkan margin
yang baik.
Therefore, the Company must enjoy healthy profits to be able
to grow and develop.
RAMAH LINGKUNGAN
PLN turut bertanggung jawab menjaga lingkungan yang
sehat dan terus berupaya memanfaatkan energi terbarukan
(renewable energy) yang fokus pada pengembangan energi
panas bumi (geothermal) dan pemanfaatan energi air. Batu
bara tetap menjadi andalan utama PLN, namun di masa
mendatang akan terus diupayakan penggunaan teknologi
bersih yang dapat menjamin gas buang pembangkit batu
bara menjadi lebih ramah lingkungan.
Environmental Friendliness
PLN is responsible for safeguarding a healthy environment
and to strive to produce renewable energy, with a focus on
geothermal energy and the development of hydro energy.
Coal remains PLN’s mainstay, but in the coming future PLN
will continue to pursue the use of clean technologies that can
ensure that the waste gases produced by coal burning can
become more environmentally friendly.
MENJAGA KEAMANAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA
Perusahaan mengutamakan keamanan (safety) pegawai.
Dengan jumlah pegawai yang mencapai lebih dari 40.000
orang, Perseroan selalu mengutamakan keselamatan
(safety) dan kesehatan pegawainya sehingga diharapkan
tidak terjadi kecelakaan kerja (zero accident). Perseroan
mengharuskan setiap unit untuk memperoleh sertifikat
ISO 27000 dengan sasaran “zero accident”.
Maintaining Safety in the Work Environment
PLN prioritizes employee safety. With a workforce of more than
40,000 people, PLN always prioritizes the safety and health
of its employees, expecting a zero accident environment.
The Company requires each unity to achieve an ISO 27000
certification, with the goal of achieving zero accident status.
SASARAN JANGKA PANJANG PLN TAHUN 2010-2015
PLN’s Long-Term Goals for 2010-2015
• increase generation capacity to 30 GW by 2015 or 5 GW
per year;
• decrease primary production costs to Rp 1,099 per kWh;
• Menambah kapasitas pembangkit menjadi 30 GW
pada tahun 2015 atau 5 GW per tahun;
• Menurunkan biaya pokok produksi menjadi Rp1.099
per kWh;
• Menurunkan susut jaringan dari 9,93% menjadi
7,98% dan SAIDI/SAIFI dari 300 menit/9 kali gangguan
menjadi 120 menit/4kali gangguan;
• Memperkecil gap keuangan menjadi Rp113-124 triliun;
• Return On Assets (ROA) menjadi 5,6% sampai dengan
tahun 2015; dan
• Meningkatkan kemampuan dan menambah jumlah
pegawai lebih dari 20.000 pegawai.
INISIATIF STRATEGIS (1.1)
Untuk mencapai tujuan di atas, PLN telah menetapkan
program transformasi yang diberi nama program
Metamorfosa, yang diwujudkan dalam sembilan inisiatif
strategis – lima inisiatif strategis berkaitan dengan
fungsi bisnis inti, dua inisiatif strategis sebagai yang
memungkinkan (enabler), dan dua inisiatif strategis sisanya
adalah infrastruktur pendukung untuk membangun citra
positif dan keberhasilan implementasi.
• decrease network losses from 9.93% to 7.98% and SAIDI/
SAIFI from 300 minutes/9 times disruption to 120 minutes/4
times;
• reduce the finance gap to Rp 113 – Rp 124 trillion;
• Raise Return On Assets (ROA) to 5.6% by 2015, and
• Upgrade capabilities and increase the number of personnel
to over 20,000.
Strategic Initiative (1.1)
To achieve the above goals, PLN has established a program
called Metamorphosis, which is realized through nine strategic
initiatives – five of which are related to the functions of the
core business, two are enablers, and the remaining two are
designed to support infrastructure and build a positive image
as well as to support its successful implementation.
PT PLN (Persero)
PROFIL PT PLN (PERSERO) PT PLN (Persero) Profile
20
GRUP USAHA PLN (2.3)
PLN BUSINESS GROUP (2.3)
PLN saat ini memiliki 12 anak usaha dengan kepemilikan
mayoritas dan satu anak usaha dengan kepemilikan
minoritas. Bidang usaha anak perusahaan bervariasi,
namun pada intinya bergerak di sektor yang memberikan
efek sinergi bagi Perseroan. Bidang usaha anak-anak
perusahaan PLN adalah pembangkit listrik, bidang
keuangan, rancang bangun, pemasokan batu bara dan
konstruksi. Grup usaha PLN saat ini terdiri atas:
NAMA PERUSAHAAN
COMPANY NAME
PT Indonesia Power
PT Indonesia Comnets Plus
PLN currently owns 12 subsidiaries through majority
ownership and one subsidiary through minority ownership.
The sectors of the subsidiaries are varied, and their core
operations, provide synergy for PLN. The sectors of PLN’s
subsidiaries are electrical power generation, finance,
engineering design, coal supplies and construction. The PLN
business group currently consists of the following:
BIDANG USAHA
CORE BUSINESS
PT Pelayanan Listrik Nasional Batam
PT Prima Layanan Nasional Enjiniring
Beroperasi
Electricity generation and transmission
Kepemilikan Ownership 99,99%
Operating
Teknologi informasi dan komunikasi
Beroperasi
PT PLN Geothermal
PT Geo Dipa Energi (PT GDE)
Majapahit Holding BV
PT Pelayaran Bahtera Adhiguna
PT Haleyora Power
Operating
Pembangkitan dan transmisi listrik
Beroperasi
Electricity generation and transmission
Kepemilikan Ownership 99,99%
Utilitas listrik Electricity utility
Kepemilikan Ownership 99,99%
Operating
Rekayasa dan rancang bangun
Engineering and design build
Kepemilikan Ownership 99,99%
PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan Utilitas listrik Electricity utility
Kepemilikan Ownership 99,99%
PT PLN Batubara
STATE
Pembangkitan dan transmisi listrik
Information and communication technology
Kepemilikan Ownership 99,99%
PT Pembangkitan Jawa Bali
STATUS
Perdagangan batu bara Coal supplier
Kepemilikan Ownership 99,99%
Pembangkit listrik panas bumi
Beroperasi
Operating
Beroperasi
Operating
Beroperasi
Operating
Beroperasi
Operating
Beroperasi
Geothermal power generation
Kepemilikan Ownership 99,99%
Operating
Pembangkit listrik panas bumi
Beroperasi
Geothermal power generation
Kepemilikan Ownership 33,00%
Operating
Holding bidang keuangan
Beroperasi
Offshore bond financing vehicle
Kepemilikan Ownership 100%
Operating
Angkutan pelayaran batu bara
Beroperasi
Coal shipping transport
Kepemilikan Ownership 100%
Bidang kelistrikan Electricity business
Kepemilikan Ownership 99,99%
Operating
Beroperasi
Operating
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
21
STRUKTUR USAHA DAN ANAK PERUSAHAAN PLN
BUSINESS STRUCTURE AND PLN SUBSIDIARIES
PT PLN (PERSERO)
99,99%
Indonesia Power
Electricity Generation
100%
Majapahit Holding BV
Offshore Bond
Financing Vehicle
99,99%
PLN Geothermal
Geothermal Generation
99,99%
99,99%
99,99%
Pembangkitan
Jawa Bali
Pelayanan Listrik
Nasional Batam
Pelayanan Listrik
Nasional Tarakan
Electricity Generation
Electricity Utility
Electricity Utility
99,99%
Indonesia Comnets
Plus (Icon+)
100%
Pelayaran Bahtera
Adhiguna
99,99%
Prima Layanan
Nasional Enjiniring
33%
Geo Dipa Energi
99,99%
PLN Batubara
Coal Supplier
99,99%
PT Haleyora Power
PT PLN (Persero)
PROFIL PT PLN (PERSERO) PT PLN (Persero) Profile
22
BIDANG USAHA
LINE OF BUSINESS
Sesuai Undang-undang No. 30 Tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan dan berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, berikut adalah rangkaian kegiatan usaha
Perseroan:
• Menjalankan usaha penyediaan tenaga listrik yang
mencakup:
-Pembangkitan tenaga listrik.
-Penyaluran tenaga listrik.
- Distribusi tenaga listrik.
-Perencanaan dan pembangunan sarana penyediaan
tenaga listrik.
-Pengembangan penyediaan tenaga listrik.
-Penjualan tenaga listrik.
In accordance with Law No. 30 2009 on electrical power and
based on Company Articles of Association, the Corporate
business sectors are as follows:
• Menjalankan usaha penunjang tenaga listrik yang
mencakup:
- Konsultasi ketenagalistrikan.
-Pembangunan
dan
pemasangan
peralatan
ketenagalistrikan.
-Pemeliharaan peralatan ketenagalistrikan.
-Pengembangan
teknologi
peralatan
yang
menunjang penyediaan tenaga listrik.
• The running of the electricity support business includes:
• The running of the electrical power supply company
includes:
-- Electricity generation.
-- Transmission of electricity.
-- Distribution of electricity.
-- Planning and building infrastructure for supplying
electricity.
-- Development of electricity supply.
-- Sales of electricity.
-- Electrical power consultation
-- Development and installation of electrical power
equipment
-- Maintenance of electrical power equipment
-- Development of technology for equipment that
supports the supply of electrical power
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
23
Dalam memberikan seluruh
jasa kelistrikan, PLN memiliki
unit-unit bisnis yang tersebar di
seluruh wilayah Indonesia.
To provide all of electricity services, PLN
has the largest number of business units
in Indonesia.
• Kegiatan-kegiatan lainnya mencakup:
- Kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumber
daya alam dan sumber energi lainnya untuk
kepentingan tenaga listrik.
-Pemberian jasa operasi dan pengaturan (dispatcher)
pada pembangkitan, penyaluran, distribusi dan
retail tenaga listrik.
- Kegiatan perindustrian perangkat keras dan lunak
di bidang ketenagalistrikan dan peralatan lain
terkait dengan tenaga listrik.
- Kerja sama dengan pihak lain atau badan
penyelenggara bidang ketenagalistrikan baik dari
dalam maupun luar negeri di bidang pembangunan,
operasional, telekomunikasi dan informasi terkait
dengan ketenagalistrikan.
- Usaha jasa ketenagalistrikan.
• Other activities include:
-- Management and utilization of natural resources and
other energy sources for the purpose of electrical
power.
-- Provision of operation and dispatch service for
electrical power generation, transmission, distribution
and sales.
-- Activities of “hard” and “soft” industry in the fields
of electrical power and other equipment related to
electricity.
-- Cooperation with other organizing parties or bodies
in the electrical power sector from inside or outside
the country in the construction, operational,
telecommunication and information sectors related to
electrical power.
-- Electrical power services businesses.
KEGIATAN USAHA PERUSAHAAN DIBAGI MENJADI
BEBERAPA KATEGORI:
1. Kegiatan Perencanaan
Kegiatan
yang
dilaksanakan
oleh
Perseroan
sebagai induk perusahaan termasuk di antaranya
perencanaan pengembangan fasilitas tenaga listrik
The Company’s business activities are divided
into the following categories
1. Planning
The activities performed by the Company as a holding
company include among others the planning and
development of electrical power facilities (generation,
PT PLN (Persero)
PROFIL PT PLN (PERSERO) PT PLN (Persero) Profile
24
(pembangkitan, transmisi dan distribusi umum) dan
penunjangnya, rencana pendanaan, pengembangan
usaha, pengembangan organisasi, dan SDM.
Kegiatan perencanaan yang berkaitan dengan jaringan
distribusi dan listrik pedesaan akan dilakukan oleh
induk Perseroan perihal pokok-pokok kebijakan makro,
sedangkan perencanaan turunannya akan dilakukan
oleh satuan organisasi wilayah atau distribusi.
transmission and general distribution) and supporting,
financial planning, business development, organizational
development, and human resources.
Planning related to the distribution network and rural
network is carried out by the parent Company concerning
the key points of macroeconomic policy, while micro policy
implementation is carried out by a regional organizational
or distribution unit.
2. Kegiatan Pembangunan
Kegiatan pembangunan yang mencakup konstruksi
sarana penyediaan tenaga listrik pembangkitan,
transmisi dan gardu induk merupakan tugas dari
satuan organisasi konstruksi Proyek Induk. Sementara
pelaksanaan pembangunan jaringan distribusi
dilakukan oleh masing-masing unit organisasi
wilayah dan distribusi. Kegiatan pembangunan proyek
kelistrikan desa yang berasal dari pendanaan APBN
adalah tugas Pemerintah melalui Direktorat Jenderal
Ketenagalistrikan.
2. Development
Development activities that include the construction of
power generating infrastructure, transmission and subrelay stations, is the task of the Parent Project construction
organization unit. Meanwhile, the implementation of
developing the distribution network is conducted by
various regional and distribution units. Rural electrification
projects stemming from State Budget funding falls under
the Government’s responsibility through the Directorate
General of Electricity.
3. Kegiatan Pengusahaan/Operasi
Produksi tenaga listrik dihasilkan oleh pembangkitpembangkit tenaga listrik yang terdiri dari beberapa jenis
pembangkit, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
berbasis batu bara, gas alam atau bahan bakar minyak
(BBM); Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berbasis
tenaga air sebagai penggerak turbin; Pembangkit Listrik
Tenaga Gas (PLTG-gas turbine) berbasis gas alam atau
BBM; Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
berbasis tenaga uap panas bumi; dan Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel (PLTD) berbasis BBM. Selain itu PT PLN
(Persero) juga melakukan pembelian tenaga listrik yang
diproduksi oleh pembangkit tenaga listrik swasta (IPP).
3. Operational Activities
Electrical power is produced by electricity power plants
that consist of various types of plant, including coal based
Steam Power Plant, natural gas or fuel oil, hydro power
plant, which uses water to turn turbines, gas-turbine
power plants using natural gas or oil, geothermal power
plants and diesel power plants. Alternatively, electricity is
bought from privately owned power stations.
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit
disalurkan ke gardu induk melalui jaringan transmisi
dengan berbagai tingkat tegangan seperti Tegangan
Ekstra Tinggi (500 kV), Tegangan Tinggi (150 dan 70 kV).
Electricity produced by power plants is transmitted to substations via the power grid using various levels of voltage,
including Extra High Voltage (500 kV) and High Voltage
(between 150 kV and 70 kV).
Untuk kategori pelanggan besar dilayani dengan jaringan
tegangan tinggi sebesar 150 dan 70 kV, dan jaringan
menengah sebesar 20 kV. Untuk pelanggan kecil, energi
listrik disalurkan ke gardu distribusi melalui Jaringan
Tegangan Menengah (JTM) 20 kV dan selanjutnya di
gardu distribusi tegangan diturunkan ke tingkat 380/220
volt untuk kemudian disalurkan melalui Jaringan
Tegangan Rendah (JTR) ke sambungan rumah (SR).
The majority of customers are connected via High Voltage
networks (between 150 kV and 70 kV), and medium-size
networks of 20kV. For smaller customers, electricity is sent
to medium distribution substations via Medium Voltage
Distributions lines (JTM) of a 20kV capacity, before the
voltage is lowered to 380/220 volts at the distribution
substation, from where it is sent to residential connections
(SR) through Low Voltage Distribution lines (JTR).
4. Kegiatan Riset dan Penunjang (EU 8)
Kegiatan yang dilakukan oleh satuan organisasi
penunjang mencakup:
-PT PLN (Persero) Jasa Pendidikan dan Latihan
yang bertugas untuk menyelenggarakan berbagai
pendidikan dan latihan di bidang teknik,
manajemen, keuangan dan administrasi umum.
4. Research and Support (EU 8)
Activities conducted by supporting organization units
include:
-- The PLN Education and Training Center is tasked with
organizing various workshops and training programs
in engineering, management, finance and general
administration.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
25
-PLN Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan yang
bertugas untuk memberikan dukungan dalam
studi kelayakan, desain dan supervisi konstruksi
sarana penyediaan tenaga listrik.
-PT PLN (Persero) Penelitian dan Pengembangan
Ketenagalistrikan yang bertugas untuk memberi
dukungan dalam standardisasi, kalibrasi dan
pengujian peralatan listrik serta instrumen lainnya.
-PT PLN (Persero) Jasa Sertifikasi yang bertugas
untuk memberikan dukungan dalam sertifikasi
produk peralatan listrik, sistem manajemen mutu
dan lingkungan bidang ketenagalistrikan serta
kelalaian instalasi tenaga listrik dan tera meter.
-PT PLN (Persero) Jasa Manajemen Konstruksi
yang bertugas untuk memberikan dukungan
dalam manajemen konstruksi lapangan untuk
konstruksi dan layanan perbaikan terutama di
sektor kelistrikan.
-PT
PLN
(Persero)
Pusat
Pemeliharaan
Ketenagalistrikan
yang
bertugas
untuk
memberikan dukungan terhadap produksi dan
layanan perbaikan terutama di sektor kelistrikan.
-- PLN Center of Electricity Engineering is tasked with
providing support for feasibility studies, design and
energy infrastructure construction supervision.
Dalam memberikan seluruh jasa tersebut, PLN memiliki
unit-unit bisnis yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia,
dengan jumlah seluruh unit bisnis adalah unit bisnis (2.5)
To provide all of these services, PLN has the largest number of
business units in Indonesia, with in total. (2.5)
-- PLN Electricity Research and Development is tasked
with giving support for standardization, calibration
and the testing of electrical equipment and other
instruments.
-- PLN Certification Service is tasked with supporting
electrical equipment certification, quality system
management and the environment in the field of
electricity and negligence in electrical equipment
installation and meter calibration.
-- PLN Construction Management is tasked with
providing support in the field of construction
management for construction and repair services,
especially in the electricity sector.
-
PLN Electricity Maintenance Center is obliged to
support the maintenance process in utilities industry.
PT PLN (Persero)
PROFIL PT PLN (PERSERO) PT PLN (Persero) Profile
26
PETA OPERASIONAL PERUSAHAAN (2.3, 2.5, 2.7)
MAP OF COMPANY’S OPERATIONAL REGIONS (2.3, 2.5, 2.7)
Daerah operasional Perseroan melingkupi seluruh wilayah Indonesia, dan secara terbatas, daerah perbatasan IndonesiaMalaysia. Adapun gambaran wilayah operasional PLN sesuai dengan daerah operasi utama Strategic Business Unit (SBU)
tergambar dalam peta wilayah operasional sebagai berikut.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
27
The Company’s operational regions encompass all of Indonesia, as well as in border areas with Malaysia. This map
shows PLN’s operational regions in accordance with the main regional operations of the Strategic Business Unit (SBU).
PT PLN (Persero)
PROFIL PT PLN (PERSERO) PT PLN (Persero) Profile
28
STRUKTUR ORGANISASI
ORGANIZATION STRUCTURE
Direktur Utama
President Director
Kepala Satuan
Pengawasan
Intern
Dahlan Iskan
Head of Internal
Audit
Unit
Direktur
Energi Primer
Director of
Primary Energy
Nur Pamuji
Direktur
Sdm dan Umum
Director of HR
and General
Affairs
Eddy D.
Erningpraja
Direktur
Perencanaan dan
Teknologi
Direktur
Pengadaan
Strategis
Director of
Planning and
Technology
Director of
Strategic
Procurement
Nasri Sebayang
Bagiyo Riawan
Paiman
Direktur Operasi
Jawa Bali
Director of Java Bali Operations
I.G.A. Ngurah
Adnyana
Direktur Operasi
Indonesia Barat
Direktur Operasi
Indonesia Timur
Director of
West Indonesia
Operations
Director of
East Indonesia
Operations
M. Harry Jaya
Pahlawan
Vickner Sinaga
Direktur Bisnis
Dan Manajemen
Resiko
Direktur
Keuangan
Director of
Business and Risk
Management
Director of
Finance
Murtaqi
Syamsuddin
Setio Anggoro
Dewo
Sekretaris
Perusahaan
Corporate
Secretary
I.B.G. Mardawa P.
Kepala Divisi
Batubara
Kepala Divisi
Pengembangan
Organisasi
Head of Coal
Division
Head of
Organisation
Development
Division
Misbachul Munir
Iwan Bachtiar
Made Ro Sakya
Kepala Divisi
Gas Dan BBM
Kepala Divisi
Pengembangan
Sistem Sdm
Head of Gas &
Oil Fuel Division
Prawoko
Kepala Divisi
Perencanaan
Strategis
Korporat
Kepala Divisi
Perencanaan
Pengadaan
Kepala Divisi
Pembangkitan
Jawa-Bali
Kepala Divisi
Pembangkitan
Indonesia Barat
Kepala Divisi
Pembangkitan
Indonesia Timur
Kepala Divisi
Niaga
Divisi
Keuangan
Korporat
Head of Java-Bali
Power Generation
Division
Head of West
Indonesia Power
Generation
Division
Head of East
Indonesia Power
Generation
Division
Head of
Commerce
Division
Head of Corporate
Finance Division
Doddy Hertanto
Paingot M
Nasser Iskandar
Sapto Triono W.
Benny Marbun
Yusuf Hamdani
Kepala Divisi
Perencanaan
Sistem
Kepala Divisi
Pengadaan
Strategis
Kepala Divisi
Transmisi
Jawa-Bali
Kepala Divisi
Transmisi
Indonesia Barat
Kepala Divisi
Bisnis Dan
Transaksi
Listrik
Kepala Divisi
Perencanaan
Pengendalian
Anggaran
Head of HR
Development
System Division
Head of System
Planning Division
Head of Strategic
Procurement
Division
Head of Java-Bali
Transmission
Division
Head of West
Indonesia
Transmission
Division
Kepala Divisi
Transmisi
Indonesia Timur
Dadang Daryono
Joko Prasetio
Tonny Tondojoyo
Ramli Hutasuhut
Head of
Head of Corporate
Procurement
Strategic Planning
Planning Division
Division
Kepala Divisi
Distribusi dan
Pelayanan
Pelanggan JawaBali
Kepala Divisi
Enjiniring dan
Teknologi
Kepala Divisi
Pengadaan Ipp
Head of HR and
Skill Develpoment
Division
Head of
Engineering
and Technology
Division
Head of IPP
Procurement
Division
Head of Java-Bali
Distribution and
Customer Services
Division
Roikhan
Bowo Setiadji
Monstar Panjaitan
Haryanto Ws
Kepala Divisi
Umum dan
Manajemen
Kantor Pusat
Kepala Divisi
Energi Baru dan
Terbarukan
Kepala Divisi
Pengembangan
Sdm dan
Talenta
Head of General
Head of New and
Affairs and
Renewable Energy
Management Hfor
Division
Head Office Division
Eddy Sukmoro
Moch. Sofyan
GM Unit Bisnis
Pln Pembangkitan
GM of PLN Power
Generation
Business Unit
GM Unit Bisnis
Pln Penyaluran
/P3b
GM of Transmission
and Center for
Load Dispatching
Business Unit
Kepala Divisi
Konstruksi
dan Ipp Jawa-Bali
Head of East
Indonesia
Transmission
Head of Business
and Electricity
Transaction
Division
Head of Budget
Monitoring
Planning Division
Yanuar Hakim
Susanto Wibowo
Binarto B M.
Hudiono
Kepala Divisi
Distribusi dan
Pelayanan
Pelanggan
Indonesia Barat
Kepala Divisi
Distribusi dan
Pelayanan
Pelanggan
Indonesia Timur
Head of East
Head of West
Indonesia
Indonesia
Distribution and
Distribution and
Customer Services Customer Services
Division
Division
Karel Sampe
Pajung
Syarifuddin
Ibrahim
Head of East
Indonesia
Construction and
IPP Division
Henky H
Basudewo
Eko A Sudartanto
Widodo Mulyono
GM Unit Bisnis
PLN Wilayahv
GM of PLN Region
Business Unit
GM Unit Bisnis
Pln Distribusi
GM of PLN
Distribution
Business Unit
Sampai dengan Oktober 2011 Up to end of October 2011
Kepala Divisi
Manajemen
Resiko
Head of Risk
Management
Division
Kepala Divisi
Kepala Divisi
Konstruksi
Konstruksi
dan Ipp Indonesia dan Ipp Indonesia
Barat
Timur
Head of West
Indonesia
Construction and
IPP Division
GM Unit Bisnis Pln
Proyek Induk
GM Pln Pusat
Pendidikan
dan Pelatihan
GM of PLN Main
Project Business
Unit
GM of PLN
Education and
Training Center
GM Unit Bisnis
Jasa Penunjang
GM Pln Pusat
Penelitian dan
Pengembangan
Ketenagalistrikan
GM of Supporting
Services Business
Unit
GM of Electricity
Research and
Development
Head of Corporate
Delivery Unit
Harry Hartoyo
Kepala Satuan
Pelayanan
Hukum
Korporat
Head of Corporate
Legal Services Unit
Amir Rosyidin
Head of Java-Bali
Construction and
IPP Division
Kepala Satuan
Pengendalian
Kinerja
Korporat
Kepala Divisi
Akuntansi,
Pajak
dan Asuransi
Head of
Accounting Tax and
Insurance Division
Beni
Hermawan
Kepala Divisi
Perbendaharaan
Head of Treasury
Division
Tjutju
Kurnia S.
Kepala Divisi
Sistem Informasi
Manajemen
Direktur Anak
Perusahaan
Director of
Subsidiary
Head of
Management
Information
System Division
Rully Fasri
Direktur Usaha
Patungan
Director of Joint
Ventures
Budi Kristanto
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
29
Direktur Utama
President Director
Kepala Satuan
Pengawas Intern
Nur Pamudji
Internal
Supervisory Unit
Iryanto Hutagaol
Direktur
SDM Dan Umum
Direktur
Pengadaan
Strategis
Direktur
Konstruksi
Direktur
Operasi Jawa
Bali
Direktur Operasi
Indonesia Barat
Director Of Human
Resources And
General Affairs
Director Of
Construction
Director Of
Strategic
Procurement
Director Of Java Bali Operations
Director Of
West Indonesia
Operations
Eddy
D. Erningpraja
Nasri Sebayang
Bagiyo Riawan
I.G.A Ngurah
Adnyana
M. Harry Jaya
Pahlawan
Kepala Divisi
Pengembangan
Organisasi
Kepala Divisi
Konstruksi dan
Ipp Jawa Bali
Head of Java Bali
Head of Organization
Construction &
Development
Independent
Power
Division
Producers Division
Kepala Divisi Gas
dan BBM
Head of Gas and
Fuel Division
Kepala Divisi
Pembangkitan
Jawa Bali
Kepala Divisi
Pembangkitan
Indonesia Barat
Direktur Operasi
Indonesia Timur
Director Of
East Indonesia
Operations
Kepala Divisi
Pembangkitan
Indonesia Timur
Head of East
Indonesia Power
Plant Division
Head of Java
Bali Power Plant
Divison
Head of West
Indonesia Power
Plant Division
Nasser Iskandar
Sapto Triono W.
Kepala Divisi
Transmisi
Indonesia Barat
Kepala Divisi
Transmisi
Indonesia Timur
Henky H Basudewo
M Suryadi M
Paingot M
Kepala Divisi
Pengembangan
Sistem SDM
Head of Human
Resources
Development
System Division
Kepala
Divisi Energi
Terbarukan
Kepala Divisi
Pengadaan
Strategis
Head of
Renewable Energy
Division
Kepala Divisi
Transmisi
Jawa Bali
Head of Strategic
Procurement
Division
Head of Java Bali
Transmission
Division
Head of West
Indonesia
Transmission
Division
Head of East
Indonesia
Transmission
Division
Dadang Daryono
Moch Sofyan
Karmiyono
Agoes Priambodo
Jemjem Kurnaen
Widodo Mulyono
Kepala Divisi
Pengembangan
SDM dan
Talenta
Kepala Divisi
Konstruksi dan
IPP IB
Kepala Divisi
Pengadaan IPP
Kepala Divisi
Distribusi Dan
Pelayanan
Pelanggan JB
Kepala Divisi
Distribusi Dan
Pelayanan
Pelanggan IB
Head of IPP
Procurement
Division
Roikhan
Eko Sudartanto A
Monstar Panjaitan
Kepala Divisi
Umum dan
Manajemen
Kantor Pusat
Kepala Divisi
Konstruksi dan
IPP IT
Kepala Divisi
Bisnis dan
Transaksi
Listrik
Head of Human
Resources
Development &
Talent Division
Head of Java Bali
Distribution &
Customer Services
Division
Kepala Divisi
Distribusi
dan Pelayanan
Pelanggan IT
Head of West
Head of East Indonesia
Indonesia Distribution
Distribution &
& Customer Services
Customer Services
Division
Division
Achmad Taufik H
Karel Sp
Director of
Planning and Risk
Management
Wirabumi Kaluti
Direktur
Keuangan
Director Of
Finance
Setio Anggoro
Dewo
Kepala Divisi
Niaga
Kepala Divisi
Keuangan
Korporat
Head of Commerce
Division
Head of Corporate
Finance Division
Benny Marbun
Gong Matua
Hasibuan
Kepala Divisi
Manajemen
Risiko
Kepala Divisi
Perencanaan dan
Pengendalian
Anggaran
Head of Risk
Management
Division
Head of Budget
Planning and
Controlling Division
Amir Rosyidin
Jani Suryadi (Ph)
Kepala Divisi
Perencanaan
Strategis Korporasi
Kepala Divisi
Akuntansi, Pajak
dan Asuransi
Head of Corporate
Strategic Planning
Division
Head of
Accountant, Tax
and Insurance
Division
I Made Ro Sakya
Beni Hermawan
Kepala Divisi
Perencanaan
Sistim
Kepala Divisi
Perbendaharaan
Head General Affair
and Head Office
Management
Division
Head of East
Indonesia
Construction and
IPP Division
Head of Utilities
Business and
Transaction Division
Head of System
Planning Division
Head of Treasury
Division
Eddy Sukmoro
Setiyadi Dewantoro
Binarto Bekti M
Djoko Prasetyo
Tjutju Kurnia S.
Kepala Divisi
Batubara
Kepala Divisi
Perencanaan
Pengadaan Strategis
Enjiniring dan
Teknologi
Kepala Divisi
Sistem Informasi
Basuki Siswanto
Rully Fasri
Kepala Divisi
Administrasi
Konstruksi
Head of Construction
Administration
Division
Tri Setyo Nugroho
Head of Coal
Division
Head of Engineering &
Technology Strategic
Procurement Division
Helmi Najamuddin
Unit Bisnis
Pembangkitan
Unit Bisnis PLN
Wilayah
Power Plant
Business Unit
Regional Business
Unit
Unit Bisnis PLN
Penyaluran
Unit Bisnis PLN
Distribusi
Unit Bisnis
Penunjang
Center for Load
Dispatching
Business Units
Distribution
Business Units
Supporting
Business Units
Unit Bisnis PLN
Proyek Induk
Main Project
Business Units
Per November 2011 sampai dengan Desember 2011
PLN Pusat
Pendidikan dan
Latihan
Education and
Training Center
Units of PLN
PLN Pusat
Penelitian dan
Pengembangan
Ketenagalistrikan
Center of Utilities
Research and
Development
Anak
Perusahaan
Subsidiaries
Usaha-Usaha
Patungan
Joint Ventures
As of November 2011 to December 2011
Sekretaris
Perusahaan
Corporate
Secretariat
IBG. Mardawa P.
Murtaqi
Syamsuddin
Vickner Sinaga
Sriyono D Siswoyo
Head of West
Indonesia
Construction and
IPP Division
Direktur
Perencanaan dan
Manajemen Risiko
Head of
Information
System Division
Kepala Satuan
Pengendalian
Kinerja Korporat
Head of Corporate
Delivery Unit
Harry Hartoyo
Kepala Satuan
Pelayanan
Hukum Korporat
Head of Corporate
Legal
Budi Kristanto
PT PLN (Persero)
PROFIL PT PLN (PERSERO) PT PLN (Persero) Profile
30
PERISTIWA PENTING
SIGNIFICANT EVENTS
JANUARI
JANUARY
05
Komitmen Bersama Pembangunan Kelistrikan 2011
Mengawali tahun 2011, PLN bersama para mitra kerja
menegaskan kembali komitmennya untuk melaksanakan
pembangunan kelistrikan Indonesia dengan lebih
berkualitas, lebih cepat, lebih hemat, serta bebas dari
korupsi. Komitmen ini dinyatakan pada gelar ”Apel
Kesiapan Pelaksanaan Pembangunan 2011” di Parkir
Timur Senayan, Jakarta. Acara dihadiri oleh Direktur
Utama PLN Dahlan Iskan, Direktur Operasi Jawa Bali
Ngurah Adnyana, jajaran Direksi PLN, para General
Manager PLN se-Jawa Bali, dan mitra kerja PLN yang
berjumlah sekitar 500 orang.
Electricity Development Joint Commitment 2011
Kicking off 2011, PLN and its partners reaffirmed their
commitment to speed up the development of Indonesia’s
electricity, as well to improve its quality, reduce its cost and
ensure it is not hampered by corruption. This commitment
was expressed in the title “Development Implementation
Readiness 2011 Event” at the East Park Senayan in Jakarta. The
event was attended by PLN Chairman Dahlan Iskan, Java and
Bali Operational Director Ngurah Adnyana, the PLN Board of
Directors, PLN’s General Managers for Java and Bali and 500
people from PLN’s partner companies.
Apel serupa dilaksanakan di wilayah Indonesia Bagian
Barat yang dipusatkan di Tanjung Karang, propinsi
Lampung, dan kota Balikpapan untuk wilayah Indonesia
Bagian Timur.
Similar events were held in Indonesia’s western regions, the
center of which was Tanjung Karang, as well as Lampung,
Balikpapan for Indonesia’s eastern regions.
FEBRUARI
FEBRUARY
06
Listrik Pulau Bunaken 100% dari Tenaga
Matahari
PLN meresmikan PLTS Bunaken dan membagikan
lampu hemat energi yang dikenal dengan lampu SEHEN
(super ekstra hemat energi) berdaya 3 watt yang setara
dengan lampu pijar 25 watt kepada para pelanggan di
Pulau Bunaken.
100 Percent of Bunaken Island’s Power from
Solar Energy
PLN officiated Bunaken’s first Solar Power Plant and distributed
energy efficient light bulbs known as SEHEN (super extra energy
efficient), which are 3 watt bulbs with an equivalent energy
output of 25 watts, to customers on Bunaken Island.
PLTS Bunaken merupakan PLTS pertama yang dapat
menerangi satu pulau selama 24 jam dan menggantikan
pembangkit listrik tenaga diesel yang selama ini dipakai.
The Bunaken Solar Power Plant was the first Solar Power Plant
able to light an entire island for 24 hours, replacing the existing
diesel power generators for the duration.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
31
MARET
MARCH
11
Jual Beli Listrik Panas Bumi 435 MW
PLN dan dua pengembang Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi
(PLTP), yaitu PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan
PT Westindo Utama Karya, menandatangani perjanjian
jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) dari
enam PLTP dengan total kapasitas 435 megawatt (MW).
Lima PLTP berasal dari PGE, yaitu PLTP Lumut Balai (2 ×
55 MW) di Sumatera Selatan; PLTP Ulubelu unit 3 dan 4
(2×55 MW) di Tanggamus, Lampung; PLTP Lahendong unit
5 dan 6 (2 x 20 MW) di Sulawesi Utara; PLTP Karaha (1 x 30
MW) dan PLTP Kamojang unit 5 (1 x 30 MW) di Jawa Barat.
Sedangkan PT Westindo mengembangkan PLTP Atadei (2
x 2,5 MW) di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.
APRIL
435 MW Geothermal Energy Power Purchase
Agreement
PLN and two Geothermal Power Station (PLTB) partners, namely
PT Pertamina Geothermal Energy and PT Westindo Utama Karya,
signed a Power Purchase Agreement (PPA) concerning six PLTBs
with a total capacity of 435 megawatts (MW). Five of the PLTBs
derive from PGEs, namely Geothermal Power Plant Lumut Balai
(2 × 55 MW) in South Sumatera; Geothermal Power Plant Ulubelu
units 3 and 4 (2 × 55 MW) in Tanggamus, Lampung; Geothermal
Power Plant Lahendong units 5 and 6 (2 x 20 MW) in North
Sulawesi; Geothermal Power Plant Karaha (1 x 30 MW) and
Geothermal Power Plant Kamojang unit 5 (1 x 30 MW) in West
Java. While PT Westindo developed the Atadei Geothermal Power
Plant (2 x 2.5 MW) in Lembata District, East Nusa Tenggara.
APRIL
17
PLTU Kendari Mulai Beroperasi
PLTU Kendari berkapasitas 2x10 MW adalah salah satu
proyek PLTU 10.000 MW tahap I yang mulai beroperasi dan
yang pertama di luar Jawa.
MEI
Kendari Steam Power Plant Starts Operating
Kendari Steam Power Plant, capacity 2x10 MW, is one of the
10,000 MW Stage 1 Steam Power Plant projects that has begun
operating, and is the first in Java.
MAY
25
Presiden Yudhoyono Meresmikan Proyek
Kelistrikan
Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono
meresmikan
beberapa
proyek
kelistrikan
pada
peluncuran Master Plan dan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011 – 2025.
Proyek-proyek itu adalah PLTA Peusangan 1 dan 2
berlokasi di Peusangan River, Takengon, Aceh (2 x 22,5
MW); PLTS Miangas di Pulau Miangas, Sulawesi Utara (85
kW Peak); serta PLTS Sebatik di Pulau Sebatik, Kalimantan
Timur (340 kW Peak).
President Yudhoyono inaugurates Electricity
Project
Indonesian President Susilo Bambang Yudhoyono inaugurated
several electricity projects during the launch of the Master
Plan for the Acceleration and Expansion of Indonesian
Economic Development (MP3EI) 2011-2025. The projects are
the Peusangan hydropower plant, 1 and 2, located along the
Peusangan River in Takengon, Aceh (2 x 22.5 MW); the Solar
Power Plant on Miangas Miangas Island, North Sulawesi (85
kW Peak); and the Solar Power Plant on Sebatik Sebatik Island
in East Kalimantan (340 kW Peak).
PT PLN (Persero)
PROFIL PT PLN (PERSERO) PT PLN (Persero) Profile
32
Proyek PLTS Miangas dan PLTS Sebatik merupakan
bagian dari proyek PLTS 100 Pulau dengan kapasitas total
mencapai 22.000 kW Peak. Proyek PLTS ini merupakan
salah satu program unggulan PLN untuk mempercepat
rasio elektrifikasi di pulau-pulau terluar, khususnya di
wilayah timur Indonesia.
JUNI
The Solar Power Plant Miangas and Solar Power Plant Sebatik
projects are part of the 100 Islands Solar Power Plant project,
which will have a combined total peak capacity of 22 000
kW. The Solar Power Plant project is one of PLN’s flagship
programs to accelerate the electrification rate in outlying
islands, particularly in eastern Indonesia.
JUNE
01
Kerja Sama Pengembangan Pembangkit Listrik di
Halmahera Timur
PT PLN (Persero) dan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
menandatangani perjanjian pokok untuk pengembangan
pembangkit listrik Pusat Listrik Tenaga Uap 3 x 30 MW
dan Pusat Listrik Tenaga Diesel 10 x 17 MW di Halmahera
Timur, Maluku Utara.
Power Development Co-operation in East
Halmahera
PT PLN (Persero) and PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. signed
a Heads of Agreement to develop a steam power station (3
x 30 MW) and a diesel power station (10 x 17 MW) in East
Halmahera, North Maluku.
09
PLN Tuntaskan Daftar Tunggu Sambungan
Listrik
PLN dan unit-unit pelayanan di seluruh Indonesia serentak
menggelar kembali Gerakan Sehari Sejuta Sambungan
(Grasss), dengan target menuntaskan seluruh daftar
tunggu permintaan sambungan listrik sampai selesai
pada akhir Juni.
Upaya strategis untuk menuntaskan daftar tunggu
ini, antara lain dengan memperkuat pasokan listrik di
sejumlah daerah, melakukan up-rating (memperkuat
output daya listrik), mengoptimalkan pembangkit, sewa
pembangkit diesel di beberapa lokasi, perluasan jaringan,
penambahan kapasitas dan jumlah trafo serta upaya
teknis lainnya. Program Grasss juga dimaksudkan untuk
melindungi masyarakat (calon pelanggan) dari praktikpraktik kecurangan yang tidak terpuji, termasuk percaloan
dan “pasar gelap” dalam penyambungan baru.
PLN Finalize Electrical Connection Waiting List
PLN and its service units throughout Indonesia simultaneously
held the Million Daily Connections Movement (Grasss),
targeting to fulfill all requests on the PLN waiting list for
electrical connections by the end of June.
The strategic effort to accomplish this includes strengthening
the power supply in some areas by amplifying electrical power
output to optimize power, renting diesel power generators
at some locations, network expansion, increasing capacity
and number of transformers and other technical efforts.
The Grasss program is also intended to protect the potential
customers from fraudulent practices, including brokering and
the “black market”.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
33
28
PT Salamander Pasok Gas untuk Kebutuhan
Pembangkit di Kalimantan
PLN dan PT Salamander Energy Limited menandatangani
perjanjian jual beli gas (PJBG) lapangan Bangkanai yang
berada di Kabupaten Muara Teweh, Kalimantan Tengah.
PT Salamander sepakat memasok volume gas sebesar 20
bbtud, dengan harga US$ 4,79/mmbtu dengan eskalasi
3% per tiga tahun.
PT Salamander Supply Gas for power plants in
Kalimantan
PT PLN and Salamander Energy Limited signed a gas purchase
agreement (PJBG) for a field located in Bangkanai Teweh Muara
District, Central Kalimantan. PT Salamander agreed to supply
20 bbtud of gas for US$ 4.79 per mmbtu, with a 3 percent
increase every three years.
PT Salamander Energy akan memasok gas mulai Juni
2013 hingga 2033. Pasokan gas Bangkanai nantinya
bakal memasok kebutuhan gas untuk pembangkit
listrik di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Timur.
PT Salamander Energy will supply gas from June 2013 until
2033. The Bangkanai field will eventually supply gas to power
plants in South Kalimantan, Central Kalimantan and East
Kalimantan.
juli
july
01
Sinergi BUMN untuk Pembelian Tenaga Listrik
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara PLN, PT
Krakatau Steel (Persero) Tbk. dan PT Aneka Tambang
(Persero) Tbk. tentang sinergi antar-Badan Usaha Milik
Negara dalam rangka pembelian tenaga listrik.
juli
SOE Synergy for Power Purchase
PLN, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. and PT Aneka Tambang
(Persero) Tbk. signed a Memorandum of Understanding on
synergy between State-Owned Enterprises for the purchase
of electricity.
july
08
Dirut PLN Dahlan Iskan Raih Inspiring Leader
Award
Keteladanan dan komitmen yang ditunjukkan Dahlan Iskan
dalam memimpin PLN dua tahun terakhir dinilai membawa
banyak perubahan yang positif. Dirut PLN ini punya andil
besar membangun dan memperbaiki pelayanan PLN dalam
menyediakan pasokan listrik secara nasional. Koran Sindo
mengapresiasi hasil kerja Dirut PLN dengan memberikan
penghargaan “Inspiring Leader Award”.
PLN president director Dahlan Iskan Wins
Inspiring Leader Award
Dahlan Iskan was rewarded for his commitment and
leadership in spearheading PLN over the last two years. The
PLN President Director played a big hand in developing and
improving PLN’s distribution of electricity nationwide. Koran
Sindo honored the PLN President Director’s work with the
“Inspiring Leader Award”.
PT PLN (Persero)
PROFIL PT PLN (PERSERO) PT PLN (Persero) Profile
34
18
Kerja Sama Interkoneksi di Kalimantan barat
dengan Sarawak Energy
PLN dan Sarawak Energy Berhad (SEB) sepakat bekerja
sama membangun interkoneksi di wilayah Kalimantan
Barat. Kesepakatan di bidang ketenagalistrikan ini
ditandatangani oleh Direktur Perencanaan dan Teknologi
PLN Nasri Sebayang, Chief Executive Officer Sarawak
Energy Berhad Torstein Dale Sjotveit, dan Second Minister
of Planning and Resource Management & Minister of
Public Utilities Negara Bagian Sarawak Datuk Amar Haji
Awang Tengah Ali Hasan.
Interconnection Cooperation in West
Kalimantan with Sarawak Energy
Sarawak Energy Berhad and PLN (SEB) have agreed to work
together to build an interconnection in West Kalimantan.
The agreement was signed by PLN Director of Planning and
Technology Nasri Sebayang, Chief Executive Officer of Sarawak
Energy Berhad Torstein Dale Sjotveit, and Second Minister of
Planning and Resource Management and Minister of Public
Utilities Sarawak Datuk Amar Haji Awang Tengah Ali Hasan.
25
Badan Pertanahan Nasional (BPN) Bantu PLN
Amankan Aset
PLN bekerja sama dengan Badan Pertanahan Nasional
(BPN) mempercepat proses sertifikasi tanah milik PLN.
Sertifikasi ini bertujuan untuk mengamankan, serta
memberikan kepastian dan perlindungan hukum terhadap
aset milik PLN.
AGUSTUS
National Land Agency (BPN) Helps PLN Secure
Assets
PLN in cooperation with the National Land Agency (BPN)
accelerated the process of certification of land owned by PLN.
The certification aims to secure and provide certainty and legal
protection for assets owned by PLN.
AUGUST
05
PT Pelayaran Bahtera Adhiguna Resmi Milik PLN
Pe m e r i n t a h s e c a r a r e s m i m e ny e r a h k a n s a h a m
P T Pelayaran Bahtera Adhiguna (BAG) kepada PLN.
Sebanyak 21.674 lembar saham PBA kini resmi menjadi
milik PLN, dengan nilai wajar seluruhnya mencapai
Rp90 miliar (atau tepatnya Rp90.225.861.000,00). Setelah
pengalihan saham ini maka PT BAG akan menjalani proses
menjadi anak perusahaan PLN. PLN akan mengembangkan
bisnis PT BAG menjadi perusahaan yang sehat sekaligus
mendukung keamanan pasokan batu bara ke pembangkit
listrik milik PLN.
PLN officially gains ownership of PT Pelayaran
Bahtera Adhiguna
The Government formally handed over the shares of
PT Pelayaran Bahtera Adhiguna (PBA) to PLN. A total of 21,674
shares of PBA now officially belong to PLN, the total value of
which is US$90 billion (or US$90,225,861,000.00 to be exact).
After the transfer of shares, PT BAG will undergo the process
of becoming a subsidiary of PLN. PLN will develop BAG into
a healthy company, while also able to support the security of
coal supplies to power plants owned by PLN.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
35
Menteri Negera BUMN Mustafa Abubakar, selaku wakil
pemegang saham PBA, menyerahkan secara langsung
pengalihan kepemilikan saham negara itu kepada
Direktur Utama PLN Dahlan Iskan di Kantor Kementerian
BUMN, Jakarta.
AGUSTUS
State Minister for SOEs Mustafa Abubakar, as representative
of the shareholders of the PBA, transferred the state shares
directly to PLN President Director Dahlan Iskan at the SOEs
Ministry in Jakarta.
AUGUST
19
PLN dan PPA Bekerja Sama Mengelola Aset
Agar seluruh aset dapat dikelola lebih baik maka PLN
menjalin kerja sama dengan PT Perusahaan Pengelola Aset
(Persero). Dengan kerja sama ini aset milik PLN, khususnya
dalam bentuk tanah dan bangunan yang tersebar di
banyak tempat, dapat sekaligus ditingkatkan nilainya.
Optimalisasi pengelolaan aset dengan mengikuti
prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG) ini
bisa memberikan kontribusi nilai tambah bagi kedua
belah pihak.
september
PLN and PPA Work Together in Managing Assets
PLN began working with PT Perusahaan Pengelola Aset to
improve the management of all of its assets. Under this
partnership, PLN’s assets, especially those in the form of land
and buildings, which are widely scattered, could even see
their value increase. Both parties can benefit through the
optimization of the management of these assets in line with
the principles of Good Corporate Governance.
SEPTEMBER
12
HAPUA Meeting dan ARSEPE 2011
HAPUA (HEADS OF ASEAN POWER UTILITIES/AUTHORITIES)
Meeting dan ASEAN Residential School in The Electric Power
Engineering (ARSEPE) merupakan suatu wadah pertukaran
ilmu pengetahuan tentang ketenagalistrikan bagi negaranegara ASEAN. Agenda HAPUA Meeting kali ini adalah (i)
merestrukturisasi 8 Working Group HAPUA agar aktivitas
untuk merealisasikan jaringan listrik ASEAN dapat lebih
efektif dan fokus; dan (ii) memperkuat kerja sama dan
jaringan komunikasi regional.
HAPUA Meeting and ARSEPE 2011
The HAPUA (Heads of ASEAN Power Utilities/Authorities)
Meeting and ARSEPE (ASEAN Residential School in The Electric
Power Engineering) are a forum for the exchange of knowledge
about electricity for the ASEAN member nation. On the HAPUA
Meeting agenda this year were (i) to restructure the 8 HAPUA
Working Groups so that activities to realize the ASEAN power
grid are more effective and focused, and (ii) to strengthen
cooperation and the regional communications network.
Sedangkan tema ARSEPE ke-5 adalah “The Economic
and optimization of power system operation in the new
millennium.” Indonesia sudah kali kedua menjadi tuan
rumah kegiatan ARSEPE, yang pertama diselenggarakan
di Bandung pada 2009.
The theme of the 5th ARSEPE was “The Economic and
optimization of power system operation in the new millennium.”
This was the second time that Indonesia has hosted an ARSEPE
event, after Bandung in 2009.
PT PLN (Persero)
PROFIL PT PLN (PERSERO) PT PLN (Persero) Profile
36
september
SEPTEMBER
19
PLN Pasang Kabel Bawah Tanah untuk Perkuat
Kelistrikan Jakarta
PLN menyepakati kerja sama dengan NKT Cables GmnH
membangun proyek kabel bawah tanah untuk kapasitas
150 kV. Pembangunan proyek ini dalam rangka peningkatan
pelayanan dan kehandalan pasokan listrik untuk wilayah
Jakarta. Proyek Paket 3 ini mengerjakan kabel bawah
tanah meliputi Kebon Sirih-Gambir Lama, Senayan Baru
dan Semanggi Barat-Semanggi Timur, yang seluruhannya
berjarak 9.500 meter.
OKTOBER
PLN Installs Underground Cable to strengthen
Jakarta’s Power Grid
PLN agreed to work together with NKT Cables GmnH to build
a 150 kV underground cable project. The project falls within
the framework of improving the service and reliability of the
power supply for the Jakarta region. Package 3 of the project
covers the installation of 9,500 meters of underground cables
spanning Kebon Sirih-Gambir Lama, Senayan Baru and West
Semanggi-East Semanggi.
OCTOBER
06
KERJA SAMA PEMERINTAH SWASTA
Pada tanggal 6 Oktober 2011 telah ditandatangani Kerja
Sama Pemerintah Swasta (KPS) untuk pembangunan
proyek pembangkit listrik tenaga uap 2x1000 MW.
Penandatanganan kerja sama ini meliputi:
1.Perjanjian Jual Beli Listrik (Power Purchase Agreement)
antara PT PLN (Persero) dengan pihak pengembang
listrik swasta PT Bhimasena Power Indonesia/”PT BPI”;
2.Perjanjian Penjaminan (Guarantee Agreement) antara
Menteri Keuangan RI dan PT PII (Persero) sebagai penjamin,
dengan pihak pengembang listrik swasta PT BPI;
3.Perjanjian Regres (Recourse Agreement) antara Menteri
Keuangan RI sebagai penjamin dengan PT PLN (Persero);
4.Perjanjian Regres (Recourse Agreement) antara PT PII
(Persero) sebagai penjamin dengan PT PLN (Persero);
5. Sponsor Agreement untuk pengembangan proyek
antara J-Power, Itochu dan Adaro.
Public-Private Cooperation
October 6, 2011, saw the signing of a Public Private Cooperation
(PSC) on the construction of a 2x1000 MW steam power
station. The cooperation included:
Proyek KPS PLTU Jawa Tengah ini merupakan proyek
Showcase KPS skala besar pertama dengan nilai investasi
lebih dari Rp30 triliun, sekaligus proyek KPS pertama
yang dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden No.
67 Tahun 2005 tentang Kerja Sama Pemerintah Dengan
Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur). Pada tahun
2006, Pemerintah telah menetapkan proyek PLTU Jawa
Tengah sebagai salah satu model proyek KPS. Disamping
itu, proyek ini juga merupakan salah satu proyek yang
turut dimasukkan di dalam Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3EI) dan juga
merupakan model showcase KPS yang telah dicanangkan
oleh Pemerintah pada tahun 2010.
The Central Java KPS Steam Power Plant project is the largescale showcase KPS project with an investment value of
more than Rp30 trillion, as well as the first KPS project
carried out based on Presidential Regulation No. 67 2005
in Cooperation with Government Business Entities in the
Provision of Infrastructure. In 2006, the Government set out
a steam power plant project in Central Java as a model for KPS
projects. In addition, this project is one of those included in
the Masterplan for Economic Development Acceleration and
Expansion (MP3EI) and is also a showcase KPS project that was
initiated by the Government in 2010.
1. Power Purchase Agreement between PT PLN (Persero)
and private power developer PT Bhimasena Indonesia
Power/“PT BPI”
2. Guarantee Agreement between the Minister of Finance
and PT PII (Limited) as a guarantor, with private power
developer PT BPI
3. Recourse Agreement between the Minister of Finance as a
guarantor with PT PLN
4. Recourse Agreement between PT PII as the guarantor
and PT PLN (Persero);
5. Sponsor Agreement for project development between
J-Power, Itochu, and Adaro.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
37
12
PLTU 1 Jawa Barat-Indramayu Resmi Beroperasi
Sistem kelistrikan Jawa-Bali dipastikan semakin tangguh
menyusul beroperasinya PLTU 1 Jawa Barat-Indramayu
berkapasitas 3×330 MW. Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian Hatta Rajasa, Direktur Utama PLN Dahlan
Iskan, dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan
menandatangani prasasti tanda beroperasinya Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU) 1 Jawa Barat- Indramayu.
East Java-Indramayu Steam Power Plant 1
Officially Starts Operations
The Java-Bali power grid was strengthened with the addition
of the East Java-Indramayu Steam Power Plant (capacity
3x330MW). Coordinating Minister for the Economy Hatta
Rajasa, PLN President Director Dahlan Iskan and East Java
Governor Ahmad Heryawan signed an inscription marking the
operation of the East Java-Indramayu Steam Power Plant 1.
PLTU yang dibangun di atas lahan seluas 83 hektar di Desa
Sumur Adem, Sukrak, Indramayu ini merupakan bagian
dari fast track program 10.000 MW Tahap Satu (FTP-1).
The Steam Power Plant is built on an area of 83 hectares in
Sumur Adem village in Sukrak, Indramayu, and is part of the
first stage of the 10,000 MW fast track program.
OKTOber
OCTOBER
19
Dirut PLN Dahlan Iskan Dipercaya Menjadi
Menteri BUMN
Direktur Utama PLN Dahlan Iskan mendapat kepercayaan
dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menduduki
jabatan Menteri BUMN. Dahlan Iskan telah siap menyusun
program kerja 100 hari pertama agar perusahaanperusahaan BUMN dapat lebih efisien.
OKTOber
PLN President Director Dahlan Iskan installed as
State-Owned Enterprises Minister
PLN Chairman Dahlan Iskan is appointed by President Susilo
Bambang Yudhoyono to fill the position of SOEs Minister.
Dahlan Iskan has already prepared a first 100-day work program
to increase the efficiency of the state’s enterprises.
OCTOBER
27
Sinergi PLN dan Pertamina dalam
Infrastruktur Gas
PLN menandatangani Nota Kesepahaman dengan
PT Pertamina (Persero) untuk proyek Pengembangan
Sistem Transportasi dan Receiving Terminal LNG di
Kawasan Timur Indonesia (LNG KTI) serta Revitalisasi
Industri Aceh.
Synergy between PLN and Pertamina in
Infrastructure and Gas
PLN signed a Memorandum of Understanding with PT Pertamina
Persero for Transportation Systems and LNG Receiving Terminal
Development in Eastern Indonesia and the Revitalization of
Industry in Aceh.
Kesepakatan itu menyangkut pokok-pokok perjanjian
jual beli gas bumi untuk pembangkit listrik di kawasan
timur Indonesia antara PT Pertagas Niaga dan PLN dan
penjanjian usaha patungan antara PT Pertamina Gas
(Pertagas) dan PT Indonesia Power.
The agreement stipulates agreements on the purchase and
sale of natural gas for power stations in Indonesia’s eastern
regions between PT Pertagas Niaga and PLN and a
joint venture between PT Pertamina Gas (Pertagas)
and PT Indonesia Power.
PT PLN (Persero)
PROFIL PT PLN (PERSERO) PT PLN (Persero) Profile
38
NOVEMBER
NOVEMBER
01
Serah Terima Jabatan Direktur Utama PLN
Menteri BUMN Dahlan Iskan melaksanakan serah
terima jabatan Direktur Utama PT PLN (Persero) kepada
penggantinya Nur Pamudji. Nur Pamudji sebelumnya
menjabat sebagai Direktur Energi Primer PLN. Acara serah
terima yang berlangsung di lokasi gardu induk Karet,
Jakarta Pusat, juga dihadiri oleh Menteri ESDM Jero Wacik.
DESember
PLN President Director Handover
State-Owned Enterprises Minister Dahlan Iskan hands over the
position of PLN Chairman to his replacement, Nur Pamudji.
Nur Pamudji was previously PLN’s Director of Primary Energy.
The handover ceremony took place at the Karet substation
in Central Jakarta, and was attended by Energy and Natural
Resources Minister Jero Wacik.
DECEMBER
02
Listrik Prabayar PLN Pemenang Inovasi Produk
Jasa BUMN Terbaik
Listrik Prabayar terpilih sebagai “Inovasi Produk Jasa
BUMN Terbaik” di ajang Anugerah BUMN 2011 yang
diselenggarakan oleh majalah BUMN Track bekerja sama
dengan Forum Humas BUMN.
PLN Prepaid Electricity wins Best State-Owned
Enterprises Innovative Product Development Award
Prepaid Electricity was chosen as “The best SOE innovative
product” at the 2011 SOEs Champions Awards, which was
held by BUMN Track magazine in cooperation with the Forum
Humas BUMN.
Dewan Juri Anugerah BUMN 2011 juga menobatkan PLN
sebagai BUMN yang paling inovatif dalam pelayanan publik
dengan mereformasi layanan dan meluncurkan layanan
Penyambungan Baru/Perubahan Daya/Penyambungan
Sementara via “call center 123” dan “klik www.pln.co.id”.
The SOEs Jury Council Award also crowned PLN as the most
innovative SOE in public services for having reformed its public
services and launched the programs New Connections/ Power
Change/Current Connections services via its “123 call center”
and web site www.pln.co.id.
Lewat layanan Listrik Prabayar yang diberi judul
“Prabayar Merupakan Solusi Kreatif Menyelesaikan
Masalah”, PLN dinilai memiliki inovasi yang mampu
memberikan kemudahan, kepraktisan dan kenyamanan
bagi masyarakat dalam berlangganan listrik PLN. Layanan
baru PLN ini memberikan solusi kreatif untuk menjamin
kemudahan, kecepatan dan kenyamanan bagi masyarakat
dalam mengajukan permintaan listrik.
Through its prepaid electricity service, titled “Prepaid is a
Problem-Solving Creative Solution”, PLN was considered to
have investments able to provide simplicity, practicality and
convenience for members of the public who subscribe to PLN.
This new PLN service offers a creative solution to ensure ease,
speed and convenience in the field of power demand.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
39
07
Jual Beli Listrik Swasta PLTU Pontianak-3
PLN dan PT Leyand Pontianak Power menandatangani
kontrak perjanjian pembelian listrik dari proyek listrik
swasta PLTU Pontianak-3 kapasitas 2x25 MW, di Kantor
PLN Pusat, Jakarta. Listrik dari PLTU Pontianak-3, yang
dilaksanakan dengan skema Independent Power Producer,
akan memenuhi kebutuhan sistem kelistrikan di
Kalimantan Barat.
Sale and Purchase Agreement for Private Electric
STEAM Power Plant Pontianak-3
PLN and PT Leyand Pontianak Power signed a Electrical Power
Sale and Purchase Agreement on the private electric steam
power plant Pontianak-3 (2x25 MW), at PLN’s central office in
Jakarta. Power produced by the steam power plant, which was
undertaken by the Independent Power Producer scheme, will
fulfill the needs of West Kalimantan.
28
Presiden SBY Resmikan Tiga PLTU
Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono
meresmikan beroperasinya tiga Pusat Listrik Tenaga
Uap (PLTU) baru di Jawa, yaitu: PLTU 1 Banten-Suralaya
kapasitas 1x625 MW, PLTU 3 Banten-Lontar unit 1 kapasitas
1x315 MW, dan PLTU Tanjung Jati B ekspansi unit 3
kapasitas 1x660 MW. Dua PLTU pertama yang diresmikan
tersebut adalah bagian dari proyek percepatan (fast track
program) 10.000 MW tahap 1. Total kapasitas PLTU yang
diresmikan hari ini adalah 1.600 MW. Peresmian ini
dilakukan bersamaan dengan ground breaking proyek
Resid Fluid Catalytic Cracking (RFCC) PT Pertamina (Persero)
Refinery Unit IV di Cilacap, Jawa Tengah. Direktur Utama
PLN Nur Pamudji menyampaikan laporan dari lokasi PLTU
1 Banten-Suralaya kepada Presiden yang berada di Cilacap
melalui fasilitas video conference.
President Susilo Bambang Yudhoyono Inaugurates
Three Steam Power Plants
Indonesian President Susilo Bambang Yudhoyono inaugurated
the operation of three new steam power plants in Java, namely
the 1 Bantam-Suralaya power plant (1x625 MW capacity) the
Banten-Lontar steam power plant 3 unit 1 (1x315 MW capacity),
and the Tanjung Jati B steam power plant unit 3 (1x660 MW
expanded capacity). The first two power plants that were
officiated are part of the first stage of the 10,000 MW fast track
program. The combined total capacity of the steam power
plant officiated on this day is 1,600 MW. The inauguration was
done in tandem with the ground breaking ceremony of the
Resid Fluid Catalytic Cracking project at PT Pertamina’s Unit IV
Refinery in Cilacap, Central Java. PLN Chairman Nur Pamudji
delivered a report from the Banten-Suralaya power plant to
the President in Cilacap via video conference.
Pengoperasian tiga PLTU ini secara signifikan menambah
pasokan listrik ke sistem interkoneksi Jawa-Bali. Saat ini
beban puncak rata-rata di sistem kelistrikan Jawa Bali
mencapai sekitar 19.700 MW. Sampai akhir tahun 2011
daya mampu di sistem Jawa Bali menjadi 23.000 MW.
The operation of these three power plants significantly
increases the power supply to the Java-Bali power grid.
Currently, the average peak load on the Java-Bali power grid is
19,700 MW. As of the end of 2011, the Bali-Java power grid’s
maximum output was 23,000 MW.
Pembangunan PLTU ini juga upaya diversifikasi pembangkit
non-BBM menjadi batu bara sehingga biaya pokok
penyediaan listrik menjadi lebih murah.
The construction of these power plants is also an effort to
diversify the country’s non-oil power generation to coal so that
the price of supplying power becomes cheaper.
PT PLN (Persero)
PROFIL PT PLN (PERSERO) PT PLN (Persero) Profile
40
PENGHARGAAN DAN SERTIFIKASI
Awards and Certifications
ISO 14001:2000
ISO 9001 : 2008
PT PLN Batam
4
PLN Wilayah Aceh PLN Aceh Region
3
TOTAL
4
PLN Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah
dan Gorontalo
4
PLN Wilayah Sumatera Barat PLN West Sumatera Region
1
PLN Wilayah Riau & Kepulauan Riau
1
PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu
2
PLN Wilayah Bangka Belitung PLN Bangka Belitung Region
1
PLN Wilayah Lampung PLN Lampung Region
3
PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
1
PLN Distribusi Jawa Tengah & Yogyakarta
1
PLN Wilayah Kalimantan Barat
4
PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah
5
PLN Pembangkitan Tarahan
1
PLN Proyek Pembangkit dan Jaringan Jawa Bali dan
Nusa Tenggara
1
PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan
2
PLN North, Central Sulawesi and Gorontalo Region
ISO 14001 : 2005
1
PLN Pembangkitan Tarahan
PLN Tarahan Power Plant
PLN Riau and Riau Island Region
1
PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan
PLN South Sumatera Power Plant
PLN South Sumatera, Jambi and Bengkulu Region
TOTAL
2
ISO 14001 : 2004
PLN Distribution of Greater Jakarta and Tangerang
PLN Wilayah Aceh PLN Aceh Region
2
PLN Wilayah Riau & Kepulauan Riau
3
PLN Riau and Riau Island Region
PLN Wilayah
Sumatera
Selatan, Jambi
dan
1
Bengkulu
PLN South Sumatera, Jambi and Bengkulu Region
PLN West Kalimantan Region
PLN South and Central Kalimantan Region
PLN Tarahan Power Plant
PLN Wilayah Kalimantan Barat
2
PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan
8
PLN West Kalimantan Region
PLN Distribution of Central Java and Yogyakarta
Tengah
PLN Power Plant and Transmission Project of Java, Bali
and Nusa Tenggara
PLN South Sumatera Power Plant
PLN South and Central Kalimantan Region
PLN Wilayah Kalimantan Timur
1
PLN Construction Management Service
PLN Jasa Manajemen Konstruksi
1
5
PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban
Sumatera (P3B)
1
PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara,
PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara
3
PLN Pusat Enjinering Ketenagalistrikan
1
PLN Wilayah Kalimantan Timur
1
PLN Wilayah Maluku & Maluku Utara
3
PLN Wilayah Papua PLN Papua Region
1
PLN Unit Pembangkitan Jawa Bali
6
PLN Pembangkitan Tanjung Jati B
1
PLN UIP Jaringan Jawa Bali
1
PT PLN Batam
1
Icon +
1
Total
51
PLN East Kalimantan Region
Sulawesi Barat
PLN South, South East and West Sulawesi Region
PLN Transmission and Load Dispatching Center of
Sumatera
PLN Wilayah Maluku & Maluku Utara
5
PLN North Sumatera Power Plant
PT Indonesia Power
8
PLN Electricity Engineering
PLN Wilayah Papua PLN Papua Region
1
PLN East Kalimantan Region
PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara
1
PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan
27
PLN Maluku and North Maluku Region
PLN North Sumatera Power Plant
PLN South Sumatera Power Plant
PLN Pembangkitan Muara Tawar
PLN Muara Tawar Power Plant
PLN Jawa Bali Power Plant
1
PLN Tanjung Jati B Power Plant
PLN PLTGU Cilegon
1
PT PLN Batam
4
PLN Cilegon Combined Cycle Power Plant
TOTAL
PLN Maluku & North Maluku Region
70
PLN Transmission Project Java Bali
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
41
ISO 9001 : 2001
PLN Wilayah Kalimantan Timur
ISO 9001 : 2000
2
PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban
Sumatera
2
PLN Transmission and Load Dispatching of
Sumatera
PLN East Kalimantan Region
TOTAL
PLN Pemeliharaan Ketenagalistrikan
ISO 9001 : 2000
PLN Wilayah Sumatera Barat
28
PLN Wilayah Riau & Kepulauan Riau
7
PLN Wilayah Bangka Belitung
1
10
1
PLN Wilayah Kalimantan Barat
2
11
PLN South Kalimantan
Kalimantan Region
4
PT Indonesia Power
4
TOTAL
5
and
11
10
PLN Distribusi Bali PLN Distribution of Bali
13
PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban
Jawa Bali
45
PLN Transmission and Load Dispatching
Center of Jawa Bali
SMT
PT Indonesia Power
PT Indonesia Power
PLN Wilayah Aceh PLN Aceh Region
1
PLN Wilayah Riau & Kepulauan Riau
1
PLN Riau and Riau Island Region
PLN Wilayah Papua PLN Papua Region
4
PLN Wilayah Kalimantan Timur
2
PLN East Kalimantan Region
PLN Distribution of West Java
PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Tengah
22
3
PLTD Terbaik | Best Diesel Power Plant
8
PLN East Nusa Tenggara Region
1
OHSAS 18001 : 1999
PT Indonesia Power
PLN Distribusi Jawa Barat
Central
1
PLN Distribution of East Java
PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur
1
3
PLN Distribution of Central Java Region
PLN Distribusi Jawa Timur
243
PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Tengah
PLN Distribution of Greater Jakarta & Tangerang
PLN Distribusi Jawa Tengah
2
ISO 14001 : 1996
PLN West Nusa Tenggara Region
PLN Distribusi Jakarta Raya & Tangerang
1
PLN Cilegon Combined Cycle Power Plant
TOTAL
PLN Maluku and North Maluku Region
PLN Wilayah Nusa Tenggara Barat
1
PLN Muara Tawar Power Plant
3
PLN South, South-east and West Sulawesi
Region
PLN Wilayah Maluku & Maluku Utara
26
PLN South Sumatera Power Plant
PT PLN Batam
PLN South Kalimantan and Central Region
PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara, Sulawesi Barat
Bagian
PLN PLTGU Cilegon
PLN West Kalimantan Region
PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Tengah
Sumatera
PLN Pembangkitan Muara Tawar
PLN East Kalimantan Region
17
PLN North Sumatera Power Plant
PLN Pembangkitan
Selatan
PLN South Sumatera, Jambi and Bengkulu Region
PLN Wilayah Kalimantan Timur
1
PLN Sertification Service
PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara
PLN Bangka Belitung Region
PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan
Bengkulu
1
PLN Electricity Engineering
PLN Jasa Sertifikasi
PLN Riau and Riau Island Region
6
PLN Center of Maintenance
PLN Pusat Enjinering Kelistrikan
PLN West Sumatera Region
2
2
1
PLN South and Central Kalimantan Region
TOTAL
5
PT PLN (Persero)
PROFIL PT PLN (PERSERO) PT PLN (Persero) Profile
42
SMK3
PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau
ISO 17205:2005
PLN Penelitian & Pengembangan
3
PT Indonesia Power
4
TOTAL
5
PLN Riau and Riau Island Region
PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi
dan Bengkulu
PLN South Sumatera, Jambi and Bengkulu
Region
PLN Wilayah Kalimantan Barat
Kecelakaan Nihil | Zero Accident
PLN Riau and Riau Island Region
3
PLN Pembangkitan Sumatera bagian
Selatan
4
3
PLN Distribution of Central Java Region
PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan
Bengkulu
PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Tengah
9
PLN Wilayah Papua
2
PLN South Kalimantan and Central Kalimantan
Region
4
PLN Kalimantan Region
1
PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara, Sulawesi Barat
PLN Papua Region
PLN Wilayah Kalimantan Barat
PLN West Nusa Tenggara Region
PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur
PLN East Nusa Tenggara Region
PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur
Beban Sumatera
8
1
27
PLN South Sumatera Power Plant
PT PLN Batam
1
PLN P3B Sumatera
1
PLN Transmission and Load Dispatching
Center of Sumatera
PLN PLTGU Cilegon
PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban
Jawa Bali
1
1
1
2
PLN Transmission and Load Dispatching of
Java and Bali
PT Indonesia Power
9
PT PLN Tarakan
1
PLN Distribusi Jawa Tengah & DIY
2
PLN Distribution of Central Java and
DI Yogyakarta
PLN P3B Sumatera
1
PLN Transmission and Load Dispatching
Center of Sumatera
83
TOTAL
PLN Cilegon Combined Cycle Power Plant
TOTAL
4
PLN South, South-east and West Sulawesi
Region
PLN Distribusi Jawa Timur
PLN North Sumatera Power Plant
PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan
2
PLN Distribution of East Java
PLN Transmission and Load Dispatching
Center of Sumatera
PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara
4
PLN South Sumatera, Jambi and Bengkulu
Region
PT Indonesia Power
PLN Wilayah Nusa Tenggara Barat
2
PLN South Sumatera Power Plant
PLN West Nusa Tenggara Region
PLN Distribusi Jawa Tengah
PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau
1
PLN South, South-East, and West Sulawesi Region
PLN Wilayah Nusa Tenggara Barat
1
17
PLN East Kalimantan Region
PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara, Sulawesi Barat
PLN Penelitian & Pengembangan
PLN Research and Development
PLN South and Central Kalimantan Region
PLN Wilayah Kalimantan Timur
PLN Research and Development
SNI 19-17205:2009
2
PLN West Kalimantan Region
PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan
Tengah
1
1
7
36
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
43
Pelayanan Pelanggan Terbaik
Kementerian Lingkungan Hidup
PLN Wilayah Riau & Kepulauan Riau
1
PLN Riau and Riau Island Region
PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan
Bengkulu
PLN South Sumatera, Jambi and Bengkulu
Region
PLN Distribusi Jawa Timur
PLN Pembangkitan Tanjung Jati B
1
PLN Tanjung Jati B Power Plant
TOTAL
1
1
2
1
PLN Distribution of East Java
Dirjen Transportasi Kelautan
PLN Distribusi Bali
1
PLN Distribution of Bali
dan
PLN South Kalimantan and Central Kalimantan
Region
TOTAL
1
1
PLN Distribution of West Java and Banten
Selatan
PLN Pembangkitan Tanjung Jati B
PLN Tanjung Jati B Power Plant
PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten
PLN Wilayah Kalimantan
Kalimantan Tengah
PLN Kalimantan Timur
PLN East Kalimantan Region
1
Carrier Ethernet Certification
PT ICON+
2
6
CALL CENTER AWARD
PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
Inovasi Terbaik
PLN Pusat Penelitian dan Pengembangan
PLN Research and Development
TOTAL
3
PLN Distribution of Greater Jakarta and
Tangerang
1
3
Indonesia Quality Award
Industri Ramah Lingkungan
PLN Aceh
PLN Pembangkitan Cilegon
PLN Sumatera Barat
PLN Cilegon Power Plant
TOTAL
1
1
PT Indonesia Power
2
TOTAL
2
3
PLN Distribution of Central Java and DI Yogyakarta
PLN Disjaya
PLN Transmission Development Unit of Sulawesi,
Maluku and Papua Region
TOTAL
Sistem Manajemen Pengamanan (SMP)
PT Indonesia Power
PLN Distribusi Jawa Tengah dan DIY
PLN UIP Jaringan Sulawesi, Maluku
dan Papua
OHSAS 14001 : 1999
1
PLN Sumsel, Jambi dan Bengkulu
PLN South Sumatera, Jambi and Bengkulu
Region
OHSAS 2009
PT Indonesia Power
PLN West Sumatera Region
1
1
1
1
1
6
3
MURI
KSN Awards
PT Indonesia Power
PLN Wilayah Bangka Belitung
1
PLN Bangka Belitung Region
2
PT PLN (Persero)
TATA KELOLA KEBERLANJUTAN Sustainable Governance
44
TATA KELOLA
BERKELANJUTAN
SUSTAINABLE GOVERNANCE
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
45
Penerapan praktik terbaik dalam tata kelola perusahaan
(Good
Corporate
Governance/GCG)
di
PLN
akan
meningkatkan kepercayaan sekaligus nilai perusahaan
secara berkelanjutan. Penerapan lima prinsip dasar GCG,
yakni transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
kemandirian dan kewajaran, secara konsisten akan
meningkatkan kualitas pelaksanaan GCG.
The application of the best practices of Good Corporate
Governance (GCG) at PLN will increase trust in PLN as
well as the value of the company for the foreseeable
future. Applying the five basic principles of GCG, which are
transparency, accountability, responsibility, independence
and equality, in a consistent manner will improve the quality
of corporate governance.
Tiga sasaran utama penerapan GCG di PLN yaitu:
• Memaksimalkan
kinerja
perusahaan
melalui
terciptanya proses pengambilan keputusan yang
lebih baik dan berkualitas, peningkatan efisiensi
operasional serta peningkatan layanan kepada
pemangku kepentingan.
• Meningkatnya nilai perusahaan melalui peningkatan
kinerja keuangan dan meminimalkan risiko keputusan
investasi yang mengandung benturan kepentingan.
• Meningkatnya
kepercayaan
pemegang
saham
serta kepuasan pemangku kepentingan karena
meningkatnya nilai perusahaan.
The three main objectives of applying GCG at PLN are:
• Maximizing the Company’s performance by improving
the quality of decision-making, improving operational
efficiency and improving services for stakeholders.
PLN memastikan tujuan itu dapat tercapai dengan
melakukan
langkah-langkah
perbaikan
secara
berkesinambungan, baik dari sisi perangkat lunak GCG
(yakni pedoman, aturan-aturan dan sistem kerja) maupun
dari sisi perangkat keras (yakni pembentukan lembaga
pelaksana
unit kerja). Untuk mendapatkan umpan
balik bagi perbaikan praktik GCG di masa depan, PLN
melaksanakan penilaian secara berkala mengenai praktik
dan perangkat tersebut.
PLN ensures that these goals can be achieved by taking
continuous steps to improve the GCG system, including
through guidelines, rules and regulations and operational
systems, as well as through a more concrete approach, such as
forming work units. In order to gain feedback, thus to improve
the future performance of the GCG system, PLN carries out
periodic appraisals of the system.
• Increasing the company’s value by improving financial
performance and minimizing investment decisions that
risk conflicts of interest.
• Promoting shareholder trust and stakeholder satisfaction
through the increase of the company’s value.
PT PLN (Persero)
TATA KELOLA KEBERLANJUTAN Sustainable Governance
46
PEDOMAN, STRUKTUR DAN MEKANISME TATA KELOLA
GCG GUIDELINES, STRUCTURE AND MECHANISM
Dalam
rangka
mendukung
peningkatan
mutu
implementasi GCG tersebut, PLN telah melengkapi seluruh
pranata yang diperlukan, meliputi: (4.1)
To support improvements to the quality of GCG, PLN has
completed all of the necessary directives, including: (4.1)
• Pedoman Perilaku, yang berisi pedoman perilaku
kebiasaan baik dan tata pergaulan profesional di
lingkungan Perseroan.
• Pedoman GCG, sebagai pegangan pelaksanaan tata
kelola di perusahaan berikut kebijakan-kebijakan
pengelolaan operasional perusahaan.
• Board Manual, yakni Pedoman Kerja Direksi dan
Dewan Komisaris yang berisi panduan bagi Direksi
dan Dewan Komisaris yang menjelaskan aktivitas
secara terstruktur, sistematis, mudah dipahami dan
dapat dijalankan dengan konsisten sehingga menjadi
acuan bagi Direksi dan Dewan Komisaris dalam
melaksanakan tugas masing-masing untuk mencapai
visi dan misi Perseroan.
• Code of Conduct, which consists of guidance for good
behavior, and professionalism within the Company.
PLN melengkapi keseluruhan pedoman pelaksanaan GCG
dengan struktur tata kelola yang melibatkan interaksi
tiga organ perusahaan utama, yakni Rapat Umum
Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi serta
organ pendukung yang meliputi Komite-komite di tingkat
Dewan Komisaris dan Direksi.
PLN complements the GCG Guidelines with a structure
of governance that involves the interaction of three main
company foundations, which are; the General Meeting of
Shareholders, the Board of Commissioners and the Board of
Directors, and supporting agencies with connections to the
Board of Commissioners and the Board of Directors.
RAPAT
UMUM
PEMEGANG
SAHAM (4.7)
RAPAT
UMUM
PEMEGANG
SAHAM
(4.7)
• Corporate Governance Guidelines, used as the mechanism for
implementing good governance at the company in accordance
with the company’s operational management policies.
• Board Manual, or Operational Guidelines for the Board
of Commissioners and Board of Directors, which contains
guidelines for the Board of Commissioners and Board of
Directors, which defines their duties in a structured, systematic,
easy-to-understand, easy-to-implement and consistent manner,
so that it serves as a reference for the Board of Commissioners
and Board of Directors in carrying out their various duties in
order to achieve the vision and mission of the Company.
General Meeting of Shareholders (4.7)
Dalam struktur tata kelola perusahaan, Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) merupakan lembaga tertinggi.
RUPS merupakan forum para pemegang saham untuk
mengambil keputusan penting yang berkaitan dan
didasarkan pada kepentingan usaha Perseroan. RUPS terdiri
atas Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
The General Meeting of Shareholders (GMS) represents the
highest level within the company’s corporate governance
structure. GMS is a forum for shareholders to make important
decisions connected to and based on the interests of the
Company’s operations. GMS consists of the Annual General
Meeting of Shareholders (AGMS) and the Extraordinary
General Meeting of Shareholders (EGMS).
Melalui RUPST maupun RUPSLB, para pemegang saham
dapat mempergunakan haknya dalam mengevaluasi kinerja
Dewan Komisaris maupun Direksi sekaligus memberikan
pendapat dan suaranya untuk mengambil keputusan penting
secara independen dan seimbang antara kepentingan
pemegang saham dan kepentingan perusahaan. (4.4)
Through the GMST or the EGMS, the shareholders can
exercise their rights to evaluate the performance of the
Board of Commissioners and the Board of Directors, while
also expressing their balanced and independent aspirations
and opinions, and making important decisions based on the
interests of the shareholders. (4.4)
Beberapa keputusan penting menyangkut keberlangsungan
perusahaan yang dilakukan melalui RUPS di antaranya
adalah: evaluasi atas kinerja ekonomi, lingkungan
maupun sosial perusahaan yang dilaksanakan oleh
pengurus (Dewan Komisaris dan Direksi), mengangkat dan
memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi;
meningkatkan permodalan Perseroan; menggabungkan,
Several important resolutions concerning the sustainability of
the company are made during the GMS, including evaluating the
performance of the company’s economic, environmental and
social performance as presided over by the management (Board
of Commissioners and Board of Directors), electing, appointing
and removing members of the Board of Commissioners and the
Board of Directors, increasing the company’s capital, mergers
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
47
melebur, mengambil alih maupun memisahkan unit
usaha Perseroan dengan perusahaan lain atau menjadi
unit usaha yang lain; menjaminkan sebagian aset
perusahaan untuk mencari pendanaan; menerbitkan
surat utang baik berupa obligasi maupun promissory
notes dan sejenisnya, mengesahkan transaksi material
atau perubahan kegiatan usaha utama yang dilakukan
Perseroan, serta benturan kepentingan sebagaimana yang
dimaksud dalam peraturan Bapepam-LK. (4.10)
DEWAN
KOMISARIS
DAN DIREKSI
DEWAN
KOMISARIS
DAN DIREKSI
and acquisitions, as well as splitting up internal divisions or
merging them with other units, securing certain company
assets in order to acquire funding, notes issuance such as
bonds or promissory notes among others, authorize material
transactions or changes in main business activities as advised
by management, and deal with conflicts of interests identified
by Bapepam-LK. (4.10)
The Board of Commissioners
and the Board of Directors
Perseroan menganut sistem dua badan sebagai pelaksana
segala keputusan yang diambil melalui RUPS dan
melakukan pengelolaan perusahaan sesuai peraturan
perundangan.
Sesuai
ketentuan
Undang-Undang
Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007, kedua badan
pengelola perusahaan tersebut adalah Dewan Komisaris
dan Direksi.
The company utilizes a two-body system to carry out
all decisions made during the GMS and conducts the
management of the company in accordance with the rules
and regulations. In accordance with the Limited Liability
Company Act No. 40 2007, the company’s two executive
management bodies are the Board of Commissioners and
the Board of Directors.
Dewan Komisaris dan Direksi yang masing-masing
mempunyai tugas dan wewenang yang jelas sesuai
dengan fungsinya seperti yang diamanatkan dalam
Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku (fiduciary responsibility). Keduanya secara
bersama-sama memiliki tanggung jawab untuk
memelihara kesinambungan usaha perusahaan dalam
jangka panjang. Dewan Komisaris berkewajiban
melakukan pengawasan dan memberikan nasihat untuk
memastikan bahwa tujuan Perseroan serta keputusan
RUPS dilaksanakan dan dicapai. Untuk memastikan
keberhasilan dan kelancaran pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab yang sedemikian besar, Dewan Komisaris
dibantu oleh Komite Penunjang sedangkan Direksi
dibantu oleh unit kerja yang terkait dengan mekanisme
tata kelola tersebut. Sementara pelaksanaan atas setiap
keputusan RUPS tersebut dan pengelolaan perusahaan
sehari-hari dilakukan oleh Direksi. (4.2, 4.3)
The Board of Commissioners and the Board of Directors
each has clear duties and authorities in accordance with
their respective functions as mandated in the Articles
of Association and prevailing regulations (fiduciary
responsibility). Together they are responsible for maintaining
the long-term sustainability of the company’s operations.
The Board of Commissioners is tasked with monitoring and
providing counsel to ensure that the goals of the company
are achieved and the decisions made during the General
Meeting of Shareholders are carried out. In order to ensure
the success and fluidity of the implementation of these major
duties and responsibilities, the Board of Commissioners is
assisted by the Supporting Committee, while the Board of
Directors is assisted by working units related to governance
mechanisms. Meanwhile, the implementation of each GMS
resolution as well as the daily management of the company is
conducted by the Board of Directors. (4.2, 4.3)
Kedua badan tertinggi tersebut bertanggung jawab
atas kinerja Perseroan baik kinerja ekonomi, kinerja
lingkungan dan sosial, termasuk dalam mengelola risiko
dan memanfaatkan peluang usaha. Ukuran kinerja ini
ditetapkan dalam Key Performance Indicator (KPI) Direksi
dan Komisaris. KPI ditinjau setiap periode operasional dan
dilaporkan dalam RUPS. (4.9)
These two important bodies are responsible for the performance
of the company as well as its economic performance,
environmental performance and social performance,
including risk management and taking advantage of business
opportunities. Performance is measured via the Board of
Directors and Board of Commissioners’ Key Performance
Indicator (KPI). The KPI is reviewed during every operational
period, and results are reported during the GMS. (4.9)
Baik Komisaris maupun Direksi dipilih, diangkat dan
diberhentikan melalui RUPS. Proses pemilihan Komisaris
dan Direksi dilakukan melalui kelayakan dan kepatutan
atau fit and proper test. Berdasarkan ukuran kinerja yang
telah ditetapkan sebelumnya (KPI), anggota Dewan
Komisaris dan Direksi bisa diangkat kembali atau bahkan
diganti sebelum masa tugasnya berakhir. (4.7)
Members of the Board of Commissioners as well as the Board
of Directors are elected, selected and removed during the GMS.
Commissioners and Directors are selected through the fit and
proper test. Based on predetermined performance measures
(KPI), members of the BoC and BoD can be reappointed or
replaced before their tenure expires. (4.7)
PT PLN (Persero)
TATA KELOLA KEBERLANJUTAN Sustainable Governance
48
DEWAN
KOMISARIS
DEWAN
KOMISARIS
Board of Commissioners
Tugas Dewan Komisaris, sesuai dengan Anggaran Dasar
terutama adalah pengawasan terhadap kebijaksanaan
pengurus Perseroan yang dilakukan Direksi serta memberi
nasihat kepada Direksi termasuk mengenai rencana
pengembangan Perusahaan, Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan, pelaksanaan ketentuan-ketentuan Anggaran
Dasar dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Agar
tugas pengawasan ini berjalan efektif, Dewan Komisaris
memiliki wewenang tertentu, di antaranya memeriksa
buku-buku, surat-surat dan catatan-catatan operasional
Perseroan yang relevan, termasuk mengusulkan dan
menonaktifkan anggota Direksi dengan alasan yang jelas.
The duties of the Board of Commissioners, in accordance
with the Articles of Association, are primarily the
supervision of company management policies carried out
by the Board of Directors, and to give advice to the Board
of Directors, including about Company development plans,
Company budget and operations plans, implementation of
the provisions of the Articles of Association and General
Meeting of Shareholders decisions and presiding regulations.
To ensure effective monitoring, the Board of Commissioners
has certain authorities, including inspecting books, letters
and notes relevant to the company’s operations, including
firing and deactivating members of the Board of Directors
for a clear reason.
Dewan Komisaris melaporkan pelaksanaan tugas
pengawasan dalam RUPS. Mengingat besarnya beban
pengawasan PLN, Dewan Komisaris Perseroan kini terdiri
atas 7 orang Komisaris, termasuk Komisaris Utama,
dengan 2 di antaranya adalah Komisaris Independen.
The Board of Commissioners reports its supervisory activities
during the GMS. Due to the scope of PLN’s monitoring
obligations, the Board of Commissioners currently consists of
seven Commissioners, including the President Commissioner,
and two Independent Commissioners.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
49
Penerapan praktik terbaik tata kelola
perusahaan akan meningkatkan
kepercayaan sekaligus nilai PLN secara
berkelanjutan.
The application of the best practices of corporate
governance will increase trust in PLN as well as the value
of the company for the foreseeable future.
Board of Directors
DIREKSI
DIREKSI
Sesuai dengan Anggaran Dasar dan ketentuan UU
Perseroan, Direksi Perseroan berwenang dan bertanggung
jawab penuh atas pengelolaan perusahaan untuk
kepentingan Perseroan sesuai dengan maksud dan
tujuan perusahaan serta mewakili Perseroan baik di
dalam maupun di luar pengadilan. Direksi bertugas
dan bertanggung jawab secara kolegial sekalipun dapat
bertindak dan mengambil keputusan sesuai dengan
pembagian tugas dan wewenangnya. Direksi diangkat dan
diberhentikan oleh RUPS. Pada tahun pelaporan, Direksi
PLN terdiri atas 10 orang anggota Direktur, termasuk
Direktur Utama.
REMUNERASI
KOMISARIS
DAN DIREKSI
(4.5)
REMUNERASI
KOMISARIS
DAN DIREKSI
(4.5)
Jumlah dan jenis honorarium Komisaris, gaji Direksi,
tantiem dan tunjangan-tunjangan yang keseluruhan
disebut remunerasi, dievaluasi dan diputuskan dalam
RUPS. Tiap anggota Komisaris menerima sejumlah
In accordance with the Articles of Association and Company
Regulations, the Board of Directors is authorized with, and
is fully responsible for, the Company’s management for the
benefit of the Company in accordance with the aims and
objectives of the Company and to represent the company in
and out of court. The Board of Directors is tasked with taking
corporate action and making decisions in line with their given
authorities and duties. Directors are appointed and dismissed
during the GMS. In the reported year, PLN’s Board of Directors
consisted of 10 members, including the Chairman.
Remuneration of the BOC and BOD (4.5)
The amount and type of the honorariums for the
Commissioners, the Directors’ salaries, as well as bonuses and
benefits, which are together referred to as remuneration, are
evaluated and set by the GMS. Each Commissioner receives
PT PLN (Persero)
TATA KELOLA KEBERLANJUTAN Sustainable Governance
50
honorarium bulanan dan tunjangan tertentu, serta
mendapatkan sejumlah tantiem atas kinerja dan prestasi
PLN yang jumlahnya ditetapkan dalam RUPS.
a monthly honorarium and certain benefits, and receives a
bonus according to the performance and achievements of the
PLN, which is defined in the GMS.
Tiap Anggota Direksi menerima gaji bulanan dan tunjangan
lainnya, serta mendapatkan sejumlah tantiem atas kinerja
dan prestasi PLN. Pajak atas tantiem Komisaris maupun
Direksi ditanggung masing-masing. Anggota Dewan
Komisaris maupun Direksi juga mendapat fasilitas dan
tunjangan jabatan seperti kendaraan/tunjangan transpor,
tunjangan komunikasi, keanggotaan klub/profesi, jasa
perlindungan hukum, jaminan kesehatan, asuransi,
tunjangan hari raya dan tunjangan representasi.
Every member of the Board of Directors receives a monthly
salary and benefits, and receives a bonus based on the
performance and achievements of PLN. The tax on the
bonus is paid by the respective recipient. Commissioners
and Directors also receive facilities and benefits such
as a vehicle or transportation benefits or allowances,
communication allowances, club memberships, legal
protection, health insurance, insurance, holiday allowances
and representation allowances.
KOMITE
DEWAN
KOMISARIS
KOMITE
DEWAN
KOMISARIS
Committees under the Board
of Commissioners
Dalam menjalankan tugas pengawasan, Dewan Komisaris
dibantu oleh empat komite fungsional di bawah
pengawasannya, yakni Komite Audit, Komite Tata Kelola
Perusahaan yang Baik (Komite GCG), Komite Manajemen
Risiko dan Komite Nominasi & Remunerasi. Komite tersebut
bersifat independen dengan kriteria mencakup di antaranya:
tidak memiliki hubungan keluarga karena perkawinan dan
keturunan sampai derajat kedua dengan anggota Direksi dan
atau anggota Dewan Komisaris; tidak memiliki hubungan
usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan
dengan kegiatan usaha PLN dan bukan merupakan Direksi
atau karyawan PLN dan atau anak perusahaan PLN
sekurangnya dalam satu tahun terakhir sebelum diangkat
sebagai Komite Audit PLN. Dalam kegiatan operasional
sehari-hari, Dewan Komisaris Perseroan juga dibantu oleh
Sekretaris Dewan Komisaris dan beberapa Tenaga Ahli. (4.1)
In carrying out its supervisory duties, the Board of
Commissioners is assisted by four working committees under
its control, namely the Audit Committee, the Good Governance
Committee (GCG committee), the Risk Management Committee
and the Nomination and Remuneration Committee. The criteria
ensuring the independence and impartiality of the members
on these committees include: not having a family relationship
by marriage or descent to the second degree or closer to a
member or members of the Board of Directors or Board of
Commissioners, not having any direct or indirect business
relations related to the business activities of PLN, and not
being a Director or employee of PLN, or any of its subsidiaries,
within a minimum of one year before being appointed to the
PLN Audit Committee. In day-to-day operational activities, the
Board of Commissioners is also assisted by the Secretary of the
Board of Commissioners and various experts. (4.1)
Komite Audit (KA)
Tugas Komite Audit mencakup di antaranya: menelaah
informasi keuangan yang akan dikeluarkan PLN;
melakukan pemilihan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
memadai dan kompeten dalam melaksanakan audit
atas Laporan Keuangan PLN; memastikan bahwa sistem
pengawasan intern berjalan efektif; melakukan telaah
dan evaluasi program audit tahunan yang dibuat oleh
Satuan Pengawas Internal (SPI); menelaah ketaatan PLN
terhadap peraturan perundang-undangan khususnya yang
berhubungan dengan pelaporan kepada para pemangku
kepentingan dan menelaah pengaduan yang berkaitan
dengan PLN. Tugas Komite Audit selengkapnya tertuang
dalam Piagam (Charter) Komite Audit yang ditetapkan dan
ditinjau secara berkala oleh Dewan Komisaris.
Audit Committee
The Audit Committee’s duties include: Reviewing financial
information to be produced by PLN, selecting a Public
Accountant Office capable of carrying out audits of PLN’s
Financial Statements, ensuring that the internal monitoring
system runs effectively, and evaluating the annual audit
program organized by the Internal Supervisory Unit,
evaluating PLN’s compliance with rules and regulations,
especially those related to reports for stakeholders and
reviewing complaints directed at the company. The
complete duties of the Audit Committee are outlined in the
Audit Committee Charter, which is defined and periodically
reviewed by the Board of Commissioners.
Untuk menjalankan tugasnya, Komite Audit memiliki
wewenang di antaranya mengakses secara penuh, bebas
dan tidak terbatas terhadap catatan, karyawan, dana, aset
serta sumber daya perusahaan lainnya yang berkaitan
dengan tugasnya. Komite Audit Perseroan diketuai oleh
seorang Komisaris Independen.
To carry out their duties, the Audit Committee is authorized
with, among other things, full, free and unrestricted access
to records of employees, funds, assets and other relevant
Company resources. The Audit Committee is chaired by an
Independent Commissioner.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
51
Komite Nominasi dan Remunerasi (KNR)
Tugas KNR antara lain: menyusun kriteria seleksi
dan prosedur nominasi serta sistem penggajian dan
pemberian tunjangan bagi Anggota Dewan Komisaris,
Direksi serta pejabat satu level di bawah Direksi; menilai
dan memberikan rekomendasi mengenai jumlah Anggota
Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan; memastikan
kesesuaian remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi
dan merekomendasikan calon anggota Komisaris dan
Direksi dalam RUPS. Uraian tugas lengkap KNR tercantum
pada Piagam (Charter) KNR yang ditinjau dan ditetapkan
secara berkala oleh Dewan Komisaris.
Nomination and Remuneration Committee (NRC)
The Nomination and Remuneration Committee’s tasks include:
Compiling selection criteria, nomination procedure and the
remuneration system as well as the allocation of benefits
for members of the Board of Commissioners and Board of
Directors and officials one level below the directors; evaluating
and providing recommendations concerning the number of
members of the Board of Commissioners and Board of Directors;
ensuring appropriate remuneration for members of the Board
of Commissioners and Board of Directors and recommending
candidates for the Board of Commissioners and Board of Directors
during the General Meeting of Shareholders. A full description
of the duties of the NRC is outlined in the NRC Charter, which is
defined and regularly reviewed by the Board of Commissioners.
Komite Good Corporate Governance (KGCG)
Tugas komite ini antara lain: membantu Dewan Komisaris
dalam mengawasi implementasi GCG sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan peraturan, mendorong dan
mengingatkan Perseroan agar selalu mematuhi peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan memastikan
setiap keputusan Dewan Komisaris telah sesuai dengan
ketentuan peraturan yang berlaku dan keputusan RUPS.
Good Corporate Governance Committee (GCGC)
The duties of the GCGC include: Assisting the Board of
Commissioners in supervising the implementation of GCG
practices in accordance with provisions set out in the
regulations, reminding and encouraging the Company to always
abide by the prevailing rules and regulations and ensuring that
each decision made by the Board of Commissioners is in line
with the prevailing regulations and GMS resolutions.
Komite Manajemen Risiko (KMR)
Tugas komite ini antara lain: memberikan keyakinan
yang memadai atas dilaksanakannya kajian risiko oleh
Direksi atas semua kegiatan Perseroan yang memiliki
potensi risiko, serta memberikan rekomendasi tentang
manajemen risiko pada Dewan Komisaris; memberi
rekomendasi tentang risiko usaha dan jenis serta jumlah
asuransi yang ditutup oleh Perusahaan.
Risk Management Committee (RMC)
The duties of the RMC include: Providing adequate assurance
for the implementation of risk management by the Board of
Directors for each and every Company activity that carries risk,
and providing recommendations pertaining to risk management
for the Board of Commissioners, providing recommendations
about operational risk and types and the amount of insurance
that the Company covers.
(Informasi lebih lengkap mengenai tugas Komisaris dan
Direksi, komposisi dan tugas Komite-Komite Komisaris
dapat dilihat pada Laporan Tahunan Perseroan).
(More detailed information about the duties of the
Commissioners and Directors, and the composition and duties
of the Board of Commissioners’ committees is available in the
Company’s Annual Report).
KOMITE
DIREKSI
KOMITE
DIREKSI
Board of Directors’ Committee
Dalam rangka mendukung efektivitas pengelolaan
perusahaan, Direksi membentuk beberapa komite
fungsional yang langsung bertanggung jawab kepada
Direksi. Komite-komite ini dibentuk untuk tugas-tugas
khusus yang memerlukan perhatian lebih dalam rangka
menjaga keberlangsungan usaha. Pada tahun pelaporan,
komite di bawah Direksi ada 6, dengan uraian tugas utama
dijelaskan berikut ini.
To support the company’s management effectively, the Board
of Directors have established several working committees that
report directly to the Board of Directors. These committees
were formed to perform specific tasks that require special
attention in order to protect the sustainability of the
Company’s operations. In the reported year, there were six
committees under the Board of Directors. Their main tasks
are listed below.
Komite Independent Power Producer (IPP) dan
Kerja Sama Kemitraan
Tugas Komite ini antara lain: melakukan analisis dan
kajian serta melakukan pengambilan keputusan strategis
di bidang perusahaan listrik swasta (IPP) dan kerja sama
kemitraan yang dilakukan oleh Perseroan.
Independent
Power
Producer
(IPP)
and
Partnership Cooperation Committee
The duties of this committee are analyzing and reviewing
and strategic decision-making in the Independent Power
Producer sector, and cooperation partnerships undertaken
by the company.
PT PLN (Persero)
TATA KELOLA KEBERLANJUTAN Sustainable Governance
52
Komite Energi Primer
Tugas Komite ini antara lain: melakukan analisis dan
kajian serta melakukan pengambilan keputusan strategis
di bidang energi primer yang dilakukan oleh Perseroan.
Primary Energy Committee
The duties of this committee are analyzing and reviewing and
strategic decision-making in the primary energy sector.
Komite Investasi
Tugas Komite ini antara lain: melakukan analisis dan
kajian serta melakukan pengambilan keputusan strategis
di bidang investasi yang dilakukan oleh Perseroan.
Investment Committee
The duties of this committee are analyzing and reviewing
and strategic decision-making in the field of investments
undertaken by the Company.
Komite Pendanaan
Tugas Komite ini antara lain: melakukan analisis dan
kajian serta melakukan pengambilan keputusan strategis
di bidang pendanaan yang dilakukan oleh Perseroan.
Funding Committee
The duties of this committee are analyzing and reviewing and
strategic decision-making in the field of financing activities
undertaken by the Company.
Komite Niaga
Tugas Komite ini antara lain: melakukan analisis dan
kajian serta melakukan pengambilan keputusan strategis
di bidang niaga yang dilakukan oleh Perseroan.
Commerce Committee
The duties of this committee are analyzing and reviewing and
strategic decision-making in the field of commerce undertaken
by the Company.
Komite Sumber Daya Manusia
Tugas Komite ini antara lain: melakukan analisis
dan kajian serta melakukan pengambilan keputusan
strategis di bidang sumber daya manusia yang dilakukan
oleh Perseroan.
Human Resources Committee
The duties of this committee are analyzing and reviewing and
strategic decision-making in the field of human resources at
the Company.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
53
KEBIJAKAN POKOK TATA KELOLA (2.10)
CORPORATE Basic Governance Policies
Berikut adalah beberapa aturan kebijakan (soft-structure)
yang telah selesai disusun dan diimplementasikan untuk
menunjang tercapainya praktik terbaik penerapan tata
kelola berkelanjutan yang baik.
The following are several “soft-structure” policies already
issued and implemented in order to achieve the best practices
in applying sustainable good governance.
Kebijakan Pengelolaan Risiko Perseroan
Perseroan menyusun dan menetapkan Kebijakan
Manajemen Risiko sebagai bagian dari sistem
pengawasan dan pengendalian internal dengan
tujuan akhir meminimalisasi potensi kerugian yang
mungkin terjadi. PLN telah menindaklanjuti penetapan
kebijakan manajemen risiko dengan membentuk Divisi
Manajemen Risiko. Divisi ini dibentuk sebagai upaya
meningkatkan pengelolaan risiko secara terus-menerus,
tepat dan komprehensif, disertai upaya mitigasi risiko
yang telah diidentifikasi.
Corporate Risk Management Policy
The Company outlined and established Corporate Risk
Management Policy as part of the internal monitoring and
control system with the aim of minimizing the potential for
possible losses. PLN then went a step further on from risk
management policy by establishing the Risk Management
Division. This Division was established in an asserted and
comprehensive effort to improve the management of risk on a
long-term basis, as well as to mitigate identified risks.
KEBIJAKAN SISTIM PELAPORAN PELANGGARAN (4.11)
Terkait dengan usaha penerapan good corporate governance
dan termasuk di dalamnya pemberantasan korupsi, suap
dan praktik kecurangan lainnya, saat ini perusahaan
sedang menyusun sistem pelaporan pelanggaran
(Whistleblower system) sebagai tindak lanjut atas tuntutan
transparansi, akuntabilitas dan fairness hubungan bisnis.
Whistleblower Policy (4.11)
In relation with the implementation of good corporate
governance, including efforts to eradicate corruption, kickbacks
and other fraudulent practices, the Company is currently setting
up a Whistleblower System as a follow up to the demand for
transparent, accountable and fair business relations.
PT PLN (Persero)
TATA KELOLA KEBERLANJUTAN Sustainable Governance
54
Dengan penyusunan sistem pelaporan pelanggaran
ini nantinya diharapkan tercipta iklim kondusif dalam
bekerja dan mendorong pelaporan pelanggaran yang
dapat menimbulkan kerugian finansial maupun
nonfinansial yang dapat merusak citra PLN. PLN akan
memperkuat mekanisme sistem pelanggaran untuk
memperkuat sistem deteksi dini dan mencegah terjadinya
tindak pidana korupsi, kolusi dan nepotisme. (SO4)
The system is expected to create a conducive environment at
work and to encourage the reporting of violations that could
lead to financial or non-financial losses that could damage
PLN’s image. PLN intends to strengthen this anti-violation
system in order to enhance its early warning system, thus
preventing the actions of perpetrators of corruption, bribery,
collusion and nepotism. (SO4)
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN INTERNAL
PLN menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian
internal sebagai bagian dari implementasi asas
akuntabilitas dan transparansi dari prinsip dasar GCG.
Melalui unit Internal Audit, manajemen PLN memberikan
jaminan atas efektivitas dan efisiensi operasi, ketaatan
terhadap aturan dan perundang-undangan serta ketepatan
dan keandalan pelaporan keuangan.
Internal Control and Supervision
PLN carries out internal supervision and control in accordance
with its implementation of transparency implementation
principles based on GCG. Through the Internal Audit Unit,
PLN’s management guarantees the efficiency and effectiveness
of operations, adherence to rules and regulations as well as
the accuracy and reliability of financial reporting.
Setiap auditor SPI wajib mematuhi Standar Profesi Audit
Internal yang dikeluarkan oleh Konsorsium Organisasi
Profesi Audit Internal.
Each internal auditor shall comply with the Internal Audit
Professional Standards issued by the Consortium of the Internal
Audit Professional Organization.
Pada tahun pelaporan, Formasi Tenaga Kerja (FTK) pada
Satuan Pengawasan Intern adalah sebanyak 61 pegawai
yang terdiri dari 49 tenaga auditor, 6 tenaga sekretariat
dan 1 Kepala Satuan. Dari formasi tersebut saat ini
terdapat 13 auditor telah bersertifikat QIA dan 1 orang
bersertifikat CFE. Auditor SPI PLN telah dibekali dengan
pendidikan khusus mengenai tindakan korupsi dan
upaya pencegahannya. (SO3)
In the reported year, manpower formation at the Internal
Control Unit consisted of 61 personnel, consisting of 49 auditors,
six secretaries and one Unit Head. From this formation, there
are currently 13 QIA-certified auditors and 1 CFE-certified
auditor. PLN’s SPI auditors have received special training in
preventing acts of corruption, collusion and nepotism. (SO3)
Guna mempertahankan dan meningkatkan kualitas hasil
audit sesuai dengan standar audit yang berlaku, personil
Auditor Internal senantiasa meningkatkan kompetensi
melalui berbagai pendidikan baik pendidikan berjenjang
sertifikasi profesi auditor internal seperti QIA (Qualified
Internal Auditor), PIA (Profesional Internal Auditor) maupun
CIA (Certified Internal Auditor), termasuk diklat bidang
operasional dan perkembangan saat ini yang sangat
memperhatikan pencegahan tindakan-tindakan yang
tergolong perbuatan korupsi, kolusi dan nepotisme. (SO3)
In order to maintain and improve the quality of auditing, in
accordance with the prevailing auditing standards, Internal
Audit personnel continually enhance their competencies
though tiered educational training and professional internal
audit certification such as QIA (Qualified Internal Auditor),
PIA (Professional Internal Auditor) and CIA (Certified Internal
Auditor), including operational training and development that
is currently focused on preventing acts of corruption, nepotism
and collusion. (SO3)
Kegiatan Satuan Pengawasan Intern di lingkungan PLN
mengacu kepada aturan-aturan yang ada berupa Surat
Keputusan, Surat Edaran, Instruksi, Kebijakan Akuntansi
dan praktik-praktik bisnis yang sehat. Dalam melakukan
Audit di lingkungan PLN, SPI mempunyai Pedoman
Pengawasan Intern sesuai Keputusan Direksi PLN
No.030.K/DIR/2005 tanggal 2 Februari 2005.
The activities of the Internal Supervisory Unit at PLN adhere
to the existing regulations of Decrees, Circulars, Instructions,
Accounting Policies, and healthy business practices. In
conducting auditing at PLN, SPI has Internal Supervisory
Guidelines, in accordance with PLN BoD Resolution No.030.K/
DIR/2005 dated February 2, 2005.
Pada tahun 2011, Sesuai Program Kerja Pengawasan
Tahunan (PKPT) 2011, Tim SPI telah melaksanakan
Pemeriksaan Operasional Periode I, II, III, IV, V, VI dan VII
terhadap 26 Unit Bisnis dan 6 Direktorat, dengan jumlah
temuan sebanyak 296 temuan yang harus diklarifikasi
oleh Manajemen Unit Bisnis terkait dan 60 temuan pada
In 2011, in accordance with the Annual Supervisory Program
2011, the SPI team carried out Operational Inspection Period
I, II, III, IV, V, VI and VII directed at 26 Business Units and six
Directorates, finding a total of 296 cases that must be clarified
by the relevant Business Unit Management and 60 cases at
the Directorate. Inspections were carried out on work units
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
55
Direktorat. Pemeriksaan dilakukan terhadap unit-unit
kerja yang rawan terhadap tindak pidana korupsi, seperti
bagian pengadaan, pemeliharaan dan keuangan. (SO2)
prone to corruption, such as the complaints procurement,
maintenance and finance divisions. (SO2)
Dari 356 temuan tersebut, tindak lanjut yang telah
dinyatakan selesai sebanyak 260 temuan. PLN menerapkan
sanksi tegas berupa pemberhentian dari status pegawai
disertai proses hukum atas setiap tindakan yang
terindikasi kuat berupa perbuatan korupsi. (SO4)
Of the 356 said cases, 260 have already been followed up.
PLN imposes heavy punishments in the form of suspension of
working status, as well as legal action for every act that carries
a strong indication of corruption. (SO4)
Transaksi Benturan Kepentingan
PLN memiliki peraturan “Transaksi Benturan Kepentingan”,
dengan ketegasan bahwa pihak-pihak internal maupun
eksternal yang memiliki peluang tersangkut dalam transaksi
dimaksud dilarang terlibat dalam proses pembuatan
keputusan menyangkut transaksi tersebut. (4.6)
Conflict of Interest Transactions
PLN’s regulations on “Conflict of Interest Transactions” forbid
any party, whether internal or external, who is suspected of
involvement in a transaction from playing a role in the decisionmaking process of that transaction.(4.6)
Kebijakan Manajemen Kinerja
PLN mulai merintis penetapan Key Performance Indicator
(KPI) sebagai ukuran kinerja yang harus dicapai oleh
manajemen. Selain itu, dalam rangka optimalisasi kinerja
korporasi, PLN juga membuat komitmen yang disepakati
dan ditandatangani bersama oleh Direksi dan Dewan
Komisaris yang meliputi antara lain: Kinerja Perseroan,
Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik, Pengurangan
Subsidi, Pengurangan Susut Jaringan dan SAIDI maupun
SAIFI, Kinerja bidang Sosial, Kinerja di bidang pelestarian
lingkungan dan lain lain. (4.9)
Performance Management
PLN has been a pioneer in the establishment of the Key
Performance Indicator (KPI) as a management performance
benchmark. In addition, to optimize corporate performance,
PLN has also set out commitments agreed and signed by
the Board of Directors and Board of Commissioners related
to the following areas: Company Performance, Power Plant
Construction, Subsidy Reduction, Reduce Network Losses and
SAIDI and SAIFI, Social Affairs Performance, performance in the
field of environmental preservation and more. (4.9)
Larangan Pemberian dan Penerimaan Hadiah dan
Donasi
PLN melarang pemberian maupun penerimaan hadiah
dan donasi baik oleh pihak didalam maupun diluar
lingkungan Perusahaan. Larangan ini diberlakukan
untuk
menegakkan
independensi
pengambilan
keputusan maupun potensi terjadinya benturan
kepentingan dan atau turunnya kepercayaan publik
terhadap integritas Perusahaan.
Prohibition of Giving and Receiving Gifts and
Donations
PLN forbids the giving and receiving of gifts and donations
by parties within or outside of the Company. This prohibition
is enforced to ensure independent decision making and to
prevent conflict of interests and or loss of public confidence in
the integrity of PLN.
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
PLN menerapkan kebijakan pengadaan yang transaparan
dan akuntabel, memenuhi prinsip-prinsip efektif dan
efisien, terbuka dan bersaing adil dan tidak diskriminatif.
Proses pengadaan barang dan jasa diupayakan melalui
persaingan yang sehat sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
Procurement of Goods and Services
PLN implements transparent and accountable procurement
policies, fulfilling the principles of efficient, effective, open
and non-discriminatory business practices. The process for
the procurement of goods and services is carried out through
fair competition and in accordance with the prevailing laws
and regulations.
Keterlibatan politik (SO6)
PLN melarang penggunaan dana atau aset Perseroan
untuk kepentingan partai politik atau calon dari partai
politik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal
ini sesuai dengan peraturan Menteri Negara BUMN yang
melarang semua BUMN untuk memberikan kontribusi
secara finansial dan bentuk lainnya kepada partai politik,
politisi, dan institusi yang terkait.
Political Involvement (SO6)
PLN prohibits the use, whether direct or indirect, of Company
funds or assets for the interest of political parties or political
party candidates. This is in accordance with the policies of the
Ministry of State Owned Enterprises, which forbids all State
Owned Enterprises from providing financial or any other kind of
support to political parties, politicians and related institutions.
PT PLN (Persero)
TATA KELOLA KEBERLANJUTAN Sustainable Governance
56
Keterlibatan Perseroan dalam pembuatan kebijakan
publik pun hanya terbatas pada pemberian pandangan
dihadapan DPR atas undangan pihak terkait
sehubungan penyusunan kebijakan pemenuhan
kebutuhan listrik maupun presentasi besaran nilai
subsidi yang diperlukan oleh PLN untuk menutup
selisih biaya produksi dan penjualan listrik pada
golongan masyarakat tidak mampu.
The company’s involvement in public policy making is
limited to the outlook of the House of Representatives at the
invitation of related parties concerning the formulation of
policy on electricity power needs, as well as presenting the
amount of subsidy required by PLN to cover the difference
between the production cost and sales price of electrical
power for the underprivileged.
Sistem Manajemen Mutu (ISO)
Sejak tahun 2004, PLN mengintensifkan pelaksanaan
program Sertifikasi Bidang Pembangkitan yang meliputi
ISO 9001 tentang Pelayanan, ISO 14001 tentang Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan, SMK3 Kelaikan Operasi,
Sertifikasi Kompetensi Operasi dan Pemeliharaan.
Quality Management System
Since 2004, PLN has intensified the implementation of the
Certification Program, which covers ISO 9001 on Services,
ISO 14001 on Environmental Management and Monitoring,
SMK3 on Trustworthy Operations, and the Operations and
Maintenance Competency Certification.
Sasaran yang hendak dicapai adalah setiap Pusat
Tenaga Listrik (Pembangkit) harus dikelola dengan
mengikuti standar internasional yang dibuktikan dengan
diperolehnya Sertifikasi Bidang Pembangkitan.
The objective is to manage each Electric Power Plant based
on internationally recognized standards, and thus obtain
Certification on Power Plant.
PLN juga mengintensifkan pelaksanaan program sertifikasi
bidang Pelayanan Pelanggan yaitu ISO 9001 di unit bisnis
distribusi dan wilayah dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan terhadap pelanggan.
PLN has also intensified the implementation of the Customer
Service certification program, ISO 9001, in distribution business
units across the region in order to improve the quality of
customer services.
PLN selalu mengutamakan keselamatan (safety) dan
kesehatan pegawainya sehingga diharapkan tidak terjadi
kecelakaan kerja (zero accident) dengan mengharuskan
setiap unit untuk memperoleh sertifikat ISO 27000.
PLN always prioritizes employee safety and health with the
goal of achieving a zero accident scenario by requiring each
unit to obtain the ISO 27000 certificate.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
57
KODE ETIK PERILAKU DAN BUDAYA PERUSAHAAN
CODE OF CONDUCT CORPORATE CULTURE
Kode Etik Perilaku
KODE ETIK PERILAKU
Code of Conduct
Pada Oktober 2005, PLN menerbitkan Code of Conduct
sebagai
bentuk
implementasi
peningkatan
dan
penyempurnaan penerapan GCG serta kode etik yang
dianut oleh seluruh pegawai di lingkungan Perseroan.
In October 2005, PLN published its Code of Conduct, as a
realization of the improvement of its implementation of
GCG, as well as a code of ethics, which is followed by all
company employees.
Code of Conduct berisi kebiasaan baik dan tata pergaulan
profesional di lingkungan PLN. Petunjuk ini mengatur
mengenai aspek kepemimpinan PLN, keanggotaan yang
bertanggung jawab, hubungan profesional antar anggota
dan hubungan dengan pihak eksternal.
The Code of Conduct is a guideline for professionalism and
good behavior at PLN. These directives regulate leadership
values, responsible membership professional relations
between members and relations with external parties.
Secara paralel, Buku Pedoman Perilaku PLN secara
terus-menerus akan disempurnakan untuk mengikuti
perkembangan dan perubahan lingkungan bisnis
Perseroan.
Implementasi
berkesinambungan
dari
Pedoman Perilaku ini adalah salah satu bagian dari upaya
PLN untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan GCG.
In parallel, PLN’s Code of Conduct will be continually improved
through the adoption of developments and changes at the
Company. The continuous implementation of the Code of
Conduct has become a part of the company’s efforts to improve
the quality of GCG.
Budaya Perusahaan
BUDAYA PERUSAHAAN
Corporate Culture
Budaya perusahaan PT PLN (Persero) diresmikan pada
tanggal 27 Oktober 2002 bertepatan dengan Hari Listrik
Nasional yang ke-57. Warga PLN meyakini bahwa
perwujudan Falsafah, Visi dan Misi Perusahaan, harus
dilakukan secara bersama-sama dengan berlandaskan
Budaya Perusahaan yang mengandung nilai-nilai Saling
Percaya, Integritas, Peduli, Pembelajar.
The Corporate Culture of PT PLN (Pesero) was officiated on
October 27, 2002, to coincide with the 57th National Electricity
Day. PLN believes that the realization of the Company’s
Philosophy, Vision and Mission, must be done in line with
its Corporate Culture, which comprises the values of Faith,
Integrity, Care and Learning.
Implementasi Budaya Perusahaan di seluruh jajaran
Perusahaan
dilaksanakan
melalui
sosialisasi
ke
seluruh Unit PLN oleh Tim Sosialisasi PLN Kantor Pusat.
Pelaksanaan sosialisasi Budaya Perusahaan dilakukan
dengan cara presentasi, diskusi tanya-jawab dan diskusi
kelompok. Penanaman nilai-nilai Budaya Perusahaan juga
diberikan kepada pegawai baru yang dalam masa orientasi.
Hal ini merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas
penerapan GCG dari sisi terciptanya integritas seluruh
warga PLN.
The implementation of Corporate Culture throughout all
levels of the Company is conducted by the Central Office’s
Information Dissemination Team. Corporate Culture is spread
through presentations, discussions, question and answer
sessions and group discussions. New recruits learn about the
values of Corporate Culture during orientation. Corporate
Culture is thus fostered in an effort to improve the quality of
GCG by cultivating integrity among all PLN members.
PT PLN (Persero)
TATA KELOLA KEBERLANJUTAN Sustainable Governance
58
KETERLIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN
Stakeholder Engagement
Sebagai perusahaan yang melayani kebutuhan listrik
untuk kepentingan publik dan wilayah operasional
luas yang meliputi seluruh Indonesia, PLN memerlukan
hubungan yang harmonis dengan para pemangku
kepentingan, khususnya masyarakat dan Pemerintah.
Keterlibatan pemangku kepentingan merupakan hal yang
paling strategis dalam menjaga keberlangsungan usaha
Perseroan. Oleh karena itu, Perseroan melaksanakan
program tanggung jawab perusahaan yang berkualitas
agar kegiatan tersebut menjadi penyelaras hubungan
antara Perseroan, masyarakat dan Pemerintah. Untuk
maksud tersebut Perseroan melaksanakan peningkatan
intensitas dan kualitas pertemuan dengan para pemangku
kepentingan, menjaga kualitas produk dan layanan serta
melakukan kunjungan lapangan untuk menyerap aspirasi
yang berkembang menyangkut peran PLN.
As a company that serves the electrical power needs for the
interests of the public and a wide operational region that
covers all of Indonesia, PLN requires a harmonious relationship
with stakeholders, especially the public and the Government.
Stakeholder engagement is the most important strategic aspect
in maintaining the sustainability of the Company’s operations.
Therefore, the Company implements a corporate responsibility
program capable of harmonizing the relationship between
the Company, the public and the Government. To this end,
the Company carries out improvements to the intensity and
quality of meetings with stakeholders, maintains the quality of
products and services, and conducts field visits to absorb the
developing aspirations concerning PLN’s role.
Mekanisme yang digunakan untuk meningkatkan intensitas
dan kualitas pertemuan adalah melalui kegiatan hubungan
dengan komunitas, pelaksanaan RUPS, forum Bipartit dan
Tripartit dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.
Melalui pertemuan dan silaturahmi tersebut, maka tujuan
Perseroan untuk mendorong terjadinya pembangunan
perekonomian, meningkatkan kesejahteraan sekaligus
menjaga kelestarian lingkungan secara seimbang akan
lebih cepat tercapai. Atas dasar inilah, maka penyusunan
rencana dan pelaksanaan program kegiatan tanggung
jawab sosial perusahaan didiskusikan dan disosialisasikan
kepada Pemerintah Daerah, tokoh masyarakat dan
masyarakat sekitar untuk membentuk partisipasi aktif dan
positif dari semua pihak terkait.
The mechanism used to improve the quality and intensity
of meetings includes community relations activities,
implementing Good Corporate Governance, Bipartite and
Tripartite forums, and Partnership Programs and Community
Development. Through such meetings and gatherings, the
Company’s objectives toward economic development,
improving well-being and also maintaining environmental
sustainability will be achieved faster. On this basis, the
planning and implementation of social responsibility programs
are discussed and disseminated to Regional Governments,
community leaders, and the public to establish active and
positive participation among all related parties.
Secara umum PLN memiliki tujuh pemangku kepentingan
utama yang secara langsung berpengaruh pada
keberlangsungan usaha Perseroan. Namun demikian
dalam pelaksanaan program tanggung jawab sosial,
PLN tetap memperhatikan pemangku kepentingan
lain yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap
kelangsungan usahanya. Tujuh pemangku kepentingan
utama PLN adalah:
In general, PLN has seven main stakeholders who directly
influence the sustainability of the Company’s operations.
However, in implementing its social responsibility program, PLN
works with other stakeholders who do not directly influence its
operations. PLN’s seven main stakeholders are:
PEMEGANG SAHAM
Untuk
membina
hubungan
harmonis
dengan
pemegang saham, yakni Pemerintah, PLN secara rutin
dan konsisten mengadakan Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) minimal dua kali dalam setahun untuk
melaporkan kinerja perusahaan secara keseluruhan,
termasuk kinerja tanggung jawab sosial perusahaan
dan untuk mengesahkan rencana kerja dan anggaran
perusahaan. Dari pembahasan pokok-pokok agenda
Shareholders
To foster good harmonious relations with shareholders, namely
the Government, PLN consistently and routinely holds the
General Meeting of Shareholders (GMS) at least twice a year in
order to report the Company’s overall performance, including
social responsibility performance and confirm the company’s
work plan and budget. From the meeting’s discussion,
shareholders set out the company’s development goals and
strategic policy. Outside of the GMS forum, the Company’s is
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
59
rapat ini, pemegang saham (RUPS) menetapkan arah
perkembangan dan kebijakan strategis Perseroan. Di luar
forum RUPS, Perseroan aktif terlibat berbagai pembahasan
dengan Pemerintah, melalui Kementerian ESDM dalam
merancang dan menyusun program pemenuhan listrik di
seluruh wilayah Indonesia untuk mendukung percepatan
pertumbuhan perekonomian.
actively involved in various Government discussions, through
the Ministry of Energy, in planning and developing electrical
compliance programs in all of Indonesia’s regions to support
the acceleration of economic growth.
PEGAWAI
Sumber daya manusia merupakan aset utama PLN
dalam menjalankan kegiatan usaha. Seluruh prestasi
dan pencapaian kinerja PLN diraih melalui dedikasi dan
kerja keras seluruh Sumber Daya Manusia Perseroan. Oleh
karenanya, PLN secara rutin mengadakan pertemuan
antara pihak perusahaan dengan SP PLN (Serikat Pekerja
PLN) dan perwakilan SPSI (Serikat Pekerja Seluruh
Indonesia), sebagai wakil dari pihak pegawai. Melalui forum
Bipartit ini seluruh persoalan menyangkut hubungan kerja
dan permasalahan kepegawaian dibahas dan dicarikan
penyelesaiannya untuk kepentingan bersama.
Staff
Human resources are PLN’s main asset in running the business.
All of PLN’s performance achievements are accomplished
through the hard work and dedication of all of the Company’s
human resources. Therefore, PLN routinely holds meetings
between company parties and the PLN Workers Union and
representatives of the SPSI, or Indonesia Workers Union, as a
representative of the employees. Through this Bipartite forum,
all issues related to work and personnel issues are discussed
and solutions are sought for the common interest.
MITRA KERJA
PLN memiliki pedoman kerja dan etika dalam
melaksanakan kerja sama dengan semua mitra kerja
untuk kepentingan bersama. Setiap permasalahan kerja
sama senantiasa didiskusikan dan dikonsultasikan
berpedoman pada pedoman etika. Kesepakatan yang
tercapai kemudian dituangkan dalam perjanjian
kontraktual yang saling menghormati dan dijalankan
untuk mengatur hubungan operasional yang baik dan
saling menguntungkan. PLN tidak tergabung dalam satu
asosiasi industri sejenis. (4.13)
Work Partners
PLN refers to ethics and work guidelines in working and
cooperating with its partners for the common interest. Work
issues are always discussed and consulted based on the
ethics guidelines. Any agreement reached is then put into a
contractual arrangement of mutual respect that comprises
good cooperation and that is mutually beneficial. PLN has no
connections to any industrial association. (4.13)
PEMERINTAH
PLN bertemu secara rutin dengan perwakilan pemerintah
melalui forum BUMN maupun forum khusus untuk
membahas dan merencanakan pembangunan daerah,
khusus di bidang kelistrikan maupun melaksanakan
pertemuan
konsultatif
untuk
merancang
dan
melaksanakan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan
di sekitar wilayah operasi yang dapat dilakukan agar
didapat hasil yang optimal.
Government
PLN meets regularly with government representatives through
State Owned Enterprises forums as well as special forums
to discuss and plan out regional development, especially in
the field of electricity, with consultations held to design and
implement social responsibility programs in regional operations
that can be done in order to obtain optimum results.
MASYARAKAT
PLN melaksanakan program kemitraan sesuai dengan
potensi dan situasi wilayah, mengingat kondisi pada
masing-masing daerah operasional SBU berbeda. PLN
merancang program kemitraan yang memungkinkan
tumbuh dan berkembangnya potensi masyarakat
dan wilayah sekitar sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan, sekaligus menjaga keamanan aset
Perseroan di wilayah-wilayah terpencil maupun
padat penduduk.
Public
PLN carries out a partnership program in accordance
with regional potentials and situations, and the various
conditions in the different SBU operational regions. PLN
designed a partnership program that enables growth and
development potential of the community’s regions in order
to improve well-being, and at the same time maintain the
safety of the Company’s assets in isolated as well as densely
populated regions.
PT PLN (Persero)
TATA KELOLA KEBERLANJUTAN Sustainable Governance
60
Program kemitraan dicanangkan dan dirancang setiap
tahun anggaran, dengan luas cakupan dan jenis program
disesuaikan dengan kemampuan dan tujuan mendukung
pembangunan yang diemban oleh Perseroan. PLN
melibatkan tokoh masyarakat dan Pemda dalam menggali
dan mengembangkan program-program yang dapat
dilaksanakan. Selain itu, PLN membina hubungan baik
dengan beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang
berperan sebagai mitra, kontrol dan penghubung antara
pihak perusahaan, pemerintah dan masyarakat dengan
melihat kondisi sebelum maupun setelah pelaksanaan.
PLN juga bekerja sama dengan akademisi dan konsultan
sebagai tenaga ahli yang dapat memberikan saran demi
optimalisasi keberhasilan pelaksanaan program tanggung
jawab sosial perusahaan.
The partnership program is initiated and designed each fiscal
year, with a wide area of coverage and program types that are
tailored to the capabilities and objectives needed to support
developments carried out by the Company. PLN involves
community leaders and local governments in exploring and
developing programs that can be implemented. In addition,
PLN builds good relations with several Non-Governmental
Organizations that act as partners, controllers and liaisons
between company, government and community parties, to
survey conditions before and after implementation. PLN also
works with academics and consultants acting as experts
who can provide advice in order to optimize social
responsibility programs.
KONSUMEN
Untuk
menjaga
kepercayaan
konsumen,
PLN
menyelenggarakan berbagai kegiatan di antaranya
meliputi: temu pelanggan, layanan pengaduan pelanggan
dan menjaga kualitas jasa pelayanan PLN. Hal ini dilakukan
karena PLN meyakini kepercayaan konsumen merupakan
salah satu pilar keberlangsungan usaha jangka panjang.
Di samping itu, PLN melakukan evaluasi dan survei
kepuasan pelanggan terhadap kualitas dan layanan PLN
yang dilaksanakan oleh pihak independen.
Consumers
To maintain consumer confidence, PLN conducts various
activities, including: meetings with customers, customer
complaint service, and maintain the quality of PLN’s customer
services. This is done because PLN believes that consumer
confidence is one of the pillars of long-term corporate
sustainability. In addition, PLN organizes evaluations and
surveys, carried out by independent parties, to measure client
satisfaction regarding PLN’s quality and services.
MEDIA
Untuk mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada
publik dan pada seluruh pemangku kepentingan, PLN
melakukan berbagai program jumpa pers atau media
gathering untuk menjaga kepercayaan dan hubungan
dengan media. Selain melakukan hubungan dengan media,
PLN aktif mengelola beberapa media yang dikelola secara
internal untuk mengkomunikasikan berbagai rencana
perusahaan, berbagai keberhasilan dan hambatan yang
dihadapi agar mendapatkan umpan balik yang positif.
Media
To communicate the Company’s performance to the public and
to all stakeholders, PLN organizes various media gatherings to
maintain confidence and relations with the media. In addition
to media relations, PLN actively manages several internally
managed media in order to communicate various company
plans, results and successes and obstacles faced in order to
gather positive feedback.
PLN melaksanakan beberapa program interaksi dengan
masing-masing kelompok pemangku kepentingan untuk
memenuhi ekspektasi sekaligus mendapatkan umpan
balik dari para pemangku kepentingan sebagaimana
disajikan dalam tabel berikut. Adapun elaborasi dari
masing-masing program tersebut, diuraikan pada bagian
lain yang terkait dari Laporan Keberlanjutan ini.
PLN also runs various interactive programs with various
stakeholder groups to fulfill the expectations and gather
feedback from stakeholders, as shown in the following table.
The details of these various programs are described in another
section of the Sustainability Report.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
61
Keterlibatan Pemangku Kepentingan (4.14 - 4.17)
TIPE PEMANGKU
KEPENTINGAN
Stakeholder Involvement (4.14 - 4.17)
METODE PELIBATAN
METHOD OF ENGAGEMENT
EKSPEKTASI PEMANGKU KEPENTINGAN
STAKEHOLDER EXPECTATION
STAKEHOLDER TYPE
Pelanggan
Customer satisfaction survey Index (CSI).
Pelayanan yang melebihi harapan.
Customers
Customer satisfaction survey Index (CSI).
Service that exceeds expectation.
Layanan pengaduan pelanggan.
Customer Complaint Service.
Pusat pelayanan pelanggan.
Customer Service Center.
Temu pelanggan Customer Gathering
Peluncuran program layanan khusus
(GRASSS dan layanan lain).
Special Service Program Launching (GRASSS
and other Services).
Pemegang Saham
• RUPS GMS
Shareholders
Peningkatan kinerja Perseroan.
Company’s Performance Improvement.
• Raker Working Meeting
Menghormati seluruh aturan, AD/ART.
Upholding all the rules, Articles of Association.
• Forum bipartit Bipartite forum
Keberhasilan peran sebagai stimulan pembangunan.
Successful role as stimulants for development.
Pegawai
Melalui SP-PLN
Employees
Through PLN Labor Union
Kesetaraan. Equality.
Tidak ada praktik diskriminatif.
No practice of discrimination.
Jaminan keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja.
Guaranteed security, health and safety at work.
Kesejahteraan purnabakti.
Post retirement welfare.
Pemerintah dan
Regulator
Government
Authorities and
Regulators
Pertemuan Bipartit
Dengar Pendapat DPR
Temu BUMN
Bipartite Forum
House of Representatives Public Hearing
SOE Meeting
Terjalinnya hubungan yang harmonis dan
konstruktif atas dasar kejujuran dengan regulator.
The creation of harmonious and constructive
relationship with the regulator based on fairness.
PLN dan segenap karyawannya melaksanakan
tata kelola, tunduk dan mematuhi hukum, serta
perundangan yang berlaku.
PLN and the whole employees conduct the GCG, adhere
and comply to the prevailing laws and regulations.
PLN menjadi contoh sebagai perusahaan yang
mampu mendorong percepatan pembangunan yang
dicanangkan oleh Pemerintah.
PLN becomes the role model of a company that is
capable of driving the development scheme acceleration
as stated by the Government.
PT PLN (Persero)
TATA KELOLA KEBERLANJUTAN Sustainable Governance
62
TIPE PEMANGKU
KEPENTINGAN
EKSPEKTASI PEMANGKU KEPENTINGAN
STAKEHOLDER EXPECTATION
METODE PELIBATAN
METHOD OF ENGAGEMENT
STAKEHOLDER TYPE
Mitra Kerja (vendor, • Pelatihan mitra kerja
Business Partner Training
supplier, agen,
• Kontrak pengadaan
reseller, installer)
Business partner
(vendor, supplier,
agent, reseller,
installer)
Proses pengadaan secara fair dan transparan
Seleksi dan evaluasi secara objektif dalam
pemilihan mitra.
Procurement Contract
Fair and transparent process of procurement
Objective selection and evaluation on choosing business
partners.
• Manajemen vendor
Vendor Management
• Pemilahan pemasok
Suppliers Selection
• Penerapan e-procurement
Hubungan saling menguntungkan/Mutually
beneficial growth. Mutually beneficial relationship.
• Pelibatan masyarakat
Terjalinnya hubungan yang serasi dan harmonis
serta memberi manfaat kepada masyarakat di sekitar
wilayah operasi.
e-procurement Implementation
Masyarakat
Public
Community Involvement
• Kegiatan sumbangan
Donation Activities
• Kegiatan bimbingan dan penyuluhan
Guidance and Counseling Activities
• Penjagaan aset bersama
Retaining of Mutual Asset
Creation of balanced and harmonious relationship
and providing benefit to the surrounding operational
communities.
Mengurangi seminimal mungkin dampak operasional
perusahaan terhadap lingkungan.
Minimize environmental effect of Company’s operation.
Turut serta dalam kegiatan pelestarian lingkungan.
Berkembangnya kehidupan masyarakat selaras
dengan perkembangan perusahaan.
Taking role in the environmental preservation activities
community developed as the Company’s grew bigger.
Terbukanya pengertian manfaat penjagaan aset
perusahaan sebagai milik bersama.
The opening of Company’s assets retaining benefit as a
mutual property.
Media
Press Release
Media Gathering
Penerbitan buletin internal
Internal Media Publishing
Pemberitaan yang akurat, akuntabel dan dapat
diandalkan.
Accurate, accountable and reliable reporting.
Nara sumber berita yang kredibel.
Credible sources of news.
Kejelasan program pengembangan Perseroan dan
arah pembangunan kelistrikan nasional
Clarity of Company’s development program and the
direction of national electricity development.
Melalui penjagaan hubungan yang harmonis, saling
menghargai dengan seluruh pemangku kepentingan yang
dilakukan dalam rangka meningkatkan pembangunan
bangsa tersebut akan menjadikan PLN sebagai
perusahaan berkualitas, menjadi salah satu katalisator
percepatan pembangunan perekonomian nasional yang
terdepan di bidangnya.
By maintaining good relations, and mutual respect with all
stakeholders within a framework of improving the nation’s
development, PLN will become a quality company, and one
of the catalysts for the acceleration of national economic
development, and the leader in its field.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
63
PERKARA HUKUM YANG DIHADAPI
LITIGATION
Pada tahun 2011, PLN menghadapi 23 perkara hukum
perdata. Beberapa perkara telah selesai diputus oleh
Pengadilan dan sebagian lagi masih akan menjalani
proses persidangan, atau diputus pada 2012.
NO
JENIS KASUS
TYPE OF CASE
1. Perbuatan
melawan
hukum.
JURIDIKSI
PERKARA
JURISDICTION
Pengadilan
Negeri
Bekasi.
NOMOR
PERKARA
CASE
NUMBER
Perkara
No. 147/
Pdt.G/2008/
PN.Bks.
Unlawful Act Bekasi District
Court.
Case
(tort).
No. 147/
Pdt.G
/2008/
PN.Bks
NAMA
PENGACARA
LAWYER
In House
Lawyer
Surat Kuasa
Khusus
Direktur
Utama
PT PLN
(Persero)
Nomor: 266
SKU/DIR/2008
Tanggal 30
Juni 2009.
In 2011, PLN was faced with 23 civil law cases. Several of the
cases were settled in court and some others are still in session,
or were settled in 2012.
LAWAN BERPERKARA
GARIS BESAR PERKARA
POSISI TERAKHIR PERKARA
OPPOSING LITIGANT
CASE OUTLINE
MOST RECENT STATUS
Gugatan diajukan oleh
Jamsuri dan Maswi)
Tergugat PT PLN
(Persero) selaku
Penggugat.
Lawsuit filed by Jamsuri
and Maswi, Plaintiff
PT PLN (Persero) as
Defendant.
Penggugat menyatakan
bahwa Direktur Utama
PT PLN (Persero) telah
melakukan perbuatan
melawan hukum akibat
tanaman Penggugat
dilalui Jaringan SUTET
nilai gugatan Rp25 miliar,
Dwangsom Rp50.000.000/
hari.
The Plaintiff states that
the President Director of
PT PLN (Persero) has acted
unlawfully due to the high
voltage line (SUTET) crossing
the Plaintiff’s plants. Lawsuit
value is Rp25 billion, Penalty
Rp50,000,000/day.
In House
Lawyer
Special Power
of Attorney
from PT PLN
(Persero)
President
Director No:
266 SKU/
DIR/2008
dated 30 June
2009.
PLN memenangkan perkara
a quo telah diputus tanggal
23 Desember 2008. Penggugat
mengajukan Banding tanggal
3 Maret 2009 dan PLN sudah
menyampaikan Kontra
Memori Banding pada tanggal
20 Maret 2009.
PLN won the lawsuit with the
verdict decided on 23 December
2008. The Plaintiff submitted an
Appeal on 3 March 2009 and
PLN submitted a counter appeal
on 20 March 2009.
PLN menang di tingkat
Pengadilan Tinggi Bandung
putusan tanggal 10 Juni 2009.
PLN won the case at the level
of Bandung High Court with a
decision reached on 10 June
2009.
Penggugat Kasasi, Tergugat
I menyampaikan Kontra
Memori Kasasi pada tanggal
27 Oktober 2009.
(Dalam Proses MARI).
The Plaintiff submitted a
Cassation appeal, Defendant I
submitted a Counter Cassation
Appeal on 27 October 2009.(In
Process at Supreme Court).
2. Gugatan
Pengadilan
wanprestasi. Negeri
Jakarta
Selatan.
Breach of
Contract.
South Jakarta
District Court.
In House
Perkara
Lawyer
No. 740/
Pdt.G/2008/
PN-JKT.Sel
tanggal 9
Juni 2008.
Case No.
740/
Pdt.G/2008/
PN-JKT.
Sel dated 9
June 2008.
Gugatan diajukan oleh
DPD-Serikat Pekerja PT
PLN (Persero) Distribusi
Jawa Tengah dan D.I.
Yogyakarta kepada:
Penggugat menyatakan
bahwa Direktur Utama
PT PLN (Persero) telah
melakukan wanprestasi
terhadap PKB Tahun 2006Lawsuit filed by PT PLN
2008. Penggugat menuntut
(Persero) DPD-Trade
agar PLN memgembalikan
Union Central Java and D.I. tanah objek sengketa
Yogyakarta Distribution:
Dengan nilai tuntutan
Dwangsom Rp100.000.000/
PT PLN (Persero) sebagai hari.
Tergugat.
PT PLN (Persero) as
Defendant .
The Plaintiff states that the
President Director of PT
PLN (Persero) is in breach
of contract of the 2006 –
2008 Labor Agreement.
The Plaintiff demands
that PLN return the land
under dispute. The value of
the penalty demanded is
Rp100,000,000/day.
Sudah diputus dan
dimenangkan oleh PLN PN.
Jakarta Selatan tak berwenang
mengadili sengketa antara
Serikat Pekerja PLN dengan
Direksi PLN diputus tanggal 10
September 2008.
(Dalam Proses MARI).
Decided and won by PLN. South
Jakarta District Court does not
have the authority to try cases
between PLN trade unions and
the PLN Board of Directors.
Decided 10 September 2008.(In
Process at Supreme Court)
PT PLN (Persero)
TATA KELOLA KEBERLANJUTAN Sustainable Governance
64
NO
JENIS KASUS
TYPE OF CASE
JURIDIKSI
PERKARA
JURISDICTION
NOMOR
PERKARA
CASE
NUMBER
Perkara
Nomor:
1123/
South Jakarta Pdt.G/2008/
District Court. PN.Jkt.Sel
tanggal 17
September
2008.
3. Gugatan
PN Jakarta
wanprestasi. Selatan.
Breach of
Contract.
Case No:
1123/
Pdt.G/2008/
PN.Jkt.Sel
dated 17
September
2008.
NAMA
PENGACARA
LAWYER
LAWAN BERPERKARA
GARIS BESAR PERKARA
POSISI TERAKHIR PERKARA
OPPOSING LITIGANT
CASE OUTLINE
MOST RECENT STATUS
Gugatan diajukan oleh
Ny. Tjut Julisna Rijanto
selaku Penggugat
melawan Tergugat I:
General Manager PT
PLN (Persero) Distribusi
Jawa Tengah dan
D.I. Yogyakarta dan
Tergugat II: DIRUT PT
PLN (Persero) sebagai
In House Lawyer Tergugat.
In House
Lawyer
Surat Kuasa
DIRUT
Nomor: 036.
SKU/432/
DIR/2009
tanggal 16
Januari 2009.
President
Director’s
Power of
Attorney No:
036.SKU/432/
DIR/2009
dated 16
January 2009.
Lawsuit filed by Mrs.
Tjut Julisna Rijanto as
Plaintiff against Defendant
I: PT PLN (Persero)
General Manager for
Central Java and D.I.
Yogyakarta Distribution
and Defendant II: PT
PLN (Persero) President
Director.
Penggugat menyatakan
bahwa Direktur Utama
PT PLN (Persero) telah
melakukan ingkar janji
( wanprestasi) terhadap
Pembayaran Perjanjian Jasa
Pengurusan Pembayaran
Tunggakan Rekening Listrik
PT Polysindo Eka Perkasa
Tbk. Nomor: 054.PJ/160/
DJTY/2005 dan Nomor: 001.
PJ/CLH/2005 tanggal 14
April 2005.
The Plaintiff states that the
President Director of
PT PLN (Persero) is in
breach of contract for the
Payment of an Agreement
for Settlement Services of
Electricity Bills in Arrears of
PT Polysindo Eka Perkasa Tbk.
No: 054.PJ/160/ DJTY/2005
and No: 001.PJ/CLH/2005
dated 14 April 2005.
Perkara ini sudah diputus dan
dimenangkan oleh PLN.
Amar Putusan: Gugatan
Penggugat ditolak untuk
seluruhnya.
Diputus tanggal 28 April
2009, dan Penggugat Banding.
Tergugat II menyampaikan
Kontra Memori Banding
tanggal 22 Oktober 2009.
Masih dalam proses banding.
This lawsuit was decided and
won by PLN.
Verdict: The Plaintiff’s lawsuit
was refused in its entirety
Decided on 28 April 2009,
and the Plaintiff Appealed.
Defendant II submitted a Counter
Appeal on 22 October 2009.
Still under appeal.
Dalam tingkat Banding
Perkara No. 28/PDT/2010/
PT.DKI telah diputus dan PLN
Kalah. Putusan tanggal 27
Oktober 2010. Selanjutnya
Nilai tuntutan Imbalan
PLN menyatakan:
Jasa: Rp9.215.255.172
Kasasi tanggal 28 Desember
Dwangsom: Rp5.000.000/
2010 dan menyerahkan
hari.
Memori Kasasi tanggal 10
Value demanded for Services: Januari 2011.
Rp9,215,255,172 and Penalty At the Appeal Level Case No.
of Rp5,000,000/day.
28/PDT/2010/PT.DKI was
decided and PLN Lost. Decision
dated 27 October 2010.
PLN then submitted:
Cassation Appeal dated 28
December 2010 and submitted
a Cassation ‘Memori’ on 10
January 2011.
4.. Gugatan
Citizen Law
Suit
(Perbuatan
Melawan
Hukum).
Citizen Law
Suit (unlawful
act).
PN Jakarta
Pusat.
Perkara
Nomor:
476/
Central
Pdt.G/2009/
Jakarta District PN.Jkt.Pst.
Court PN.Jkt.
Pst.
In House
Lawyer
Surat Kuasa
DIRUT
Nomor: 038.
Case No
SKU/432/
: 476/
DIR/2009
Pdt.G/2009/ tanggal 19
PN.Jkt.Pst. Januari 2010.
President
Director’s
Power of
Attorney No :
038.SKU/432/
DIR/2009
dated 19
January 2010.
Gugatan diajukan oleh
David M.L. Tobing, SH
dan Agus Soetopo, SH,
MH selaku Penggugat
melawan Presiden RI
(Tergugat I), Menteri
ESDM (Tergugat II),
Direktur Utama PT PLN
(Persero) (Tergugat III).
Lawsuit filed by David
M.L. Tobing, SH and
Agus Soetopo, SH, MH as
Plaintiff against Indonesian
President (Defendant
I), Minister for Energy
and Mineral Resources
(Defendant II), and PT
PLN (Persero) President
Director (Defendant III).
Gugatan CLS ini diajukan
atas Dasar PLN tidak
mampu memberikan
Tenaga Listrik Secara Terus
Menerus Dengan Mutu dan
Keandalan Yang Baik Sesuai
Dengan Undang-Undang
No. 30 Tahun 2009 Tentang
Ketenagalistrikan. Tuntutan
Ganti rugi Rp1.
Sudah diputus tanggal 1
September 2010 dan hasilnya
PLN memenangkan Perkara
tersebut.
Amar Putusan:
Gugatan Para Pengggugat
ditolak untuk seluruhnya.
Tergugat III tidak terbukti
melakukan kelalaian.
Penggugat Banding 7
September 2010. (Proses
Banding) dan Tergugat III telah
menyampaikan Kontra Memori
Banding 22 Agustus 2011.
CLS filed due to PLN not
being able to provide
a Continual Supply of
Electricity of Good Quality
and Reliability in accordance
with Law No. 30/ 2009
Decided on 1 September 2010
regarding Electrical Power.
with the result that PLN won
Damages demanded are Rp1. the lawsuit.
Verdict:
The Plaintiffs’ lawsuit was
rejected in its entirety.
Defendant III was not proven
to have been negligent.
The Plaintiffs Appealed on
7 September 2010. (Under
Appeal) and Defendant III
submitted a Counter Appeal on
22 August 2011.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
65
NO
JENIS KASUS
TYPE OF CASE
JURIDIKSI
PERKARA
JURISDICTION
NOMOR
PERKARA
CASE
NUMBER
5. Perbuatan
melawan
hukum.
PN Surabaya. Perkara
Nomor:
Surabaya
698/
District Court. Pdt.G/2010/
Unlawful act.
PN.Sby
tanggal 30
Agustus
2010.
Case no:
698/
Pdt.G/2010/
PN.Sby
dated 30
August
2010.
NAMA
PENGACARA
LAWYER
LAWAN BERPERKARA
GARIS BESAR PERKARA
POSISI TERAKHIR PERKARA
OPPOSING LITIGANT
CASE OUTLINE
MOST RECENT STATUS
Tindakan Para Tergugat
yang telah melakukan lego
Jangkar di daerah larangan
berlabuh jangkar dan atas
kejadian tersebut telah
menggaruk kabel laut PLN
sirkuit 1 Jawa-Madura.
Untuk hal ini PLN
menuntut ganti rugi
sebesar Rp25.675.453.000.
Sudah diputus tanggal 17
Maret 2011 dan hasilnya
PLN memenangkan Perkara
tersebut.
In House
Lawyer
Surat Kuasa
DIRUT
Nomor: 574.
SKU/432/
DIR/2010
tanggal 3
Agustus 2010.
Gugatan diajukan oleh
PT PLN (Persero) selaku
Penggugat melawan:
Tergugat I: PT Dharma
Lautan Utama.
In House
Lawyer
President
Director’s
Power of
Attorney No:
574.SKU/432/
DIR/2010
dated 3
August 2010.
Tergugat II:
PT Dharma Lautan Cab.
Surabaya.
Lawsuit filed by PT PLN
(Persero) as Plaintiff
against: Defendant I: PT
Dharma Lautan Utama.
Action by the Defendant
who dropped anchor in an
Defendant II : PT Dharma area where anchoring is
Lautan, Surabaya branch. prohibited and which action
damaged the PLN undersea
Tergugat III: Subyantoro, cable, circuit 1 Java-Madura.
PLN is demanding damages
Nakhoda Kapal KM
of Rp25,675,453,000.
Kirana III.
Defendant III: Subyantoro,
Nakhoda Kapal KM Kirana
III.
(Putus tingkat Banding
tanggal 5 Desember 2011
PLN kalah Perkara No.
635/PDT/2011/PT.Sby).
(Decided at Appeal on 5
December 2011 PLN lost
Case No. 635/PDT/2011/
PT.Sby).
Decided on 17 March 2011 and
PLN won the lawsuit.
Amar Putusan:
Mengabulkan Gugatan
Pengggugat sebagian
Menyatakan T3 telah
melakukan perbuatan
melawan hukum.
Menyatakan Tergugat 1 dan 2
terikut dan ikut bertanggung
jawab atas perbuatan T3.
Menyatakan sah dan
berharga sita jaminan yang
dilakukan oleh Pengadilan
Menyatakan Tergugat
secara tanggung renteng
memberikan ganti rugi
kepada Penggugat sebesar
Rp25,6 miliar. Menolak
gugatan Penggugat untuk
selebihnya. Proses Banding.
Verdict:
Partially granted the Plaintiff’s
claims. Declared Defendant III
had acted unlawfully. Declared
Defendants 1 and 2 took part
and were jointly responsible for
the behavior of Defendant III.
Declared legal and valuable
sequestration by the Court.
Stated the Defendants were
jointly responsible for payment
of damages to the Plaintiff
amounting to Rp25.6 billion.
Refused the Plaintiff’s suit for
extra fees. Appeal Process.
PT PLN (Persero)
TATA KELOLA KEBERLANJUTAN Sustainable Governance
66
NO
JENIS KASUS
TYPE OF CASE
6. Gugatan
Pembatalan
Sertifikat.
JURIDIKSI
PERKARA
JURISDICTION
NOMOR
PERKARA
CASE
NUMBER
NAMA
PENGACARA
LAWYER
Pengadilan
Tata Usaha
Negara
Medan.
No.
In House
04/G/2011/ Lawyer.
PTUN MDN. Surat Kuasa
Khusus
Certificate
No.
Nomor:
Cancellation. State
04/G/2011/ 100-1.
Administrative PTUN MDN. SKU/432/
Court of
DIR/2011 21
Medan.
Februari 2011.
In House
Lawyer.
Special Power
of Attorney
No : 100-1.
SKU/432/
DIR/2011
21 February
2011.
LAWAN BERPERKARA
GARIS BESAR PERKARA
POSISI TERAKHIR PERKARA
OPPOSING LITIGANT
CASE OUTLINE
MOST RECENT STATUS
Sudah diputus tanggal 19 Mei
2011 dan hasilnya PLN kalah
dalam Perkara tersebut
Amar Putusan:
1. Mengabulkan Gugatan
The Plaintiff believes that the
Penggugat untuk
certificate purchase process
seluruhnya;
was not in accordance with 2. Menyatakan batal Surat
regulations.
Keputusan Tergugat
yaitu Sertifikat Hak Guna
Lawsuit submitted by Suabir
Bangunan No. 1/Desa
(heir) in relation to PT PLN
Tanjung Sarang Elang
(Persero) No. 1 Building Use
tertanggal 5 Juni 1998 atas
Certificate dated 5 June
nama PT Perusahaan Listrik
1998 located on Jalan Desa
Negara seluas 1.195 meter
Tanjung Sarang Elang, Panai
persegi;
Tengah District, Labuhan
3. Memerintahkan kepada
Batu Regency.
Tergugat untuk mencabut
Surat Keputusan Tergugat
(Putusan Tingkat Banding
yaitu Sertifikat Hak Guna
PLN Menang Perkara
Bangunan No.1 tertanggal
No. 150/B/2011/PT TUN
5 Juni 1998 atas nama PT
Medan tanggal 23
Perusahaan Listrik Negara
November 2011 amar:
seluas 1.195 meter persegi;
(Verdict at Appeal PLN Won
4. Menghukum Tergugat
Case No. 150/B/2011/
untuk membayar biaya
PT TUN Medan dated
perkara yang timbul
23 November 2011 with
dalam perkara ini sebesar
verdict:
Rp255.000 (dua ratus lima
puluh lima ribu Rupiah).
• Menerima Eksepsi
Tergugat/Pembanding.
(PLN ajukan Banding pada
Accept Defendant’s
tgl 31 Mei 2011, Amar
Appeal.
Putusan Banding PLN telah
• Membatalkan Putusan
memenangkan perkara a quo).
Pengadilan Tata usaha
Decided on 19 May 2011 and
Medang No. 04/G/2011/
PLN lost this lawsuit.
PTUN. MDN.
Gugatan diajukan Suabir
(Ahli Waris) sehubungan
dengan Sertifikat Hak
Guna Bangunan PT PLN
(Persero) No. 1 Tanggal 5
Juni 1998 yang terletak
di Jalan Desa Tanjung
Sarang Elang, Kecamatan
Panai Tengah, Kabupaten
Labuhan Batu.
Cancel Decision of Medan
Administrative Court No.
04/G/2011/PTUN. MDN.
• Menyatakan Gugatan
Penggugat/Terbanding
ditolak untuk
seluruhnya.
Rejected Plaintiff’s lawsuit
in its entirety.
• Menyatakan sah
Sertifikat Hak Guna
Bangunan No.1
tertanggal 05 Juni
1998 atas nama PT
Perusahaan Listrik
Negara seluas
1.195 M2.
Declared valid Building
Use Certificate No.1
dated 05 June 1998 in the
name of PT Perusahaan
Listrik Negara amounting to
1,195 M2..
• Menghukum Tergugat
untuk membayar biaya
perkara.
Sentenced the Defendant
to pay court fees.
Penggugat menganggap
bahwa proses pembelian
sertifikat tidak sesuai
dengan ketentuan.
Verdict:
1. Granted the Plaintiff’s suit in
its entirety.
2. Cancelled the Defendant’s
Decision i.e. Certificate of
Building Use No. 1/Desa
Tanjung Sarang Elang dated
5 June 1998 in the name of
PT Perusahaan Listrik Negara
amounting to 1,195 square
meters;
3. Ordered the Defendant to
withdraw the Defendant’s
Decision Letter i.e. Building
Use Certificate No.1 dated
5 June 1998 in the name of
PT Perusahaan Listrik Negara
amounting to 1,195 square
meters;
4. Ordered the Defendant to
pay court costs for the lawsuit
amounting to Rp255,000 (two
hundred fifty five thousand
rupiah).
(PLN submitted an Appeal on 31
May 2011, Appeal Verdict: PLN
won this lawsuit).
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
67
NO
JENIS KASUS
TYPE OF CASE
7. Perbuatan
melawan
hukum.
Unlawful act
JURIDIKSI
PERKARA
JURISDICTION
NOMOR
PERKARA
CASE
NUMBER
PN Jakarta
Selatan.
Perkara
Nomor:
637/
South Jakarta Pdt.G/2010/
District Court. PN.Jkt.Sel
1 November
2010.
Case No:
637/
Pdt.G/2010/
PN.Jkt.Sel
1 November
2010.
8. Gugatan
PN Ternate.
Perwakilan
Ternate
Kelompok
(Class Action). District Court.
Class Action.
Perkara
Nomor: 08/
Pdt.G/2009/
PN.Tte
tanggal 3
April 2009
dan
Nomor: 10/
PDT/ 2010/
PT.MALUT.
Case
No: 08/
Pdt.G/2009/
PN.Tte
dated 3
April 2009
and No: 10/
PDT/ 2010/
PT.MALUT.
NAMA
PENGACARA
LAWYER
In House
Lawyer
Berdasarkan
Surat Kuasa
Khusus
Nomor.
In House
Lawyer
Based on
Special Power
of Attorney.
In House
Lawyer
Surat Kuasa
Manajer
Cabang
Ternate
Nomor: 001.
SKU/432/
TNT/2009
tanggal 12
Mei 2009.
In House
Lawyer
Power of
Attorney
Ternate Branch
Manager No:
001.SKU/432/
TNT/2009
dated 12 May
2009.
LAWAN BERPERKARA
GARIS BESAR PERKARA
POSISI TERAKHIR PERKARA
OPPOSING LITIGANT
CASE OUTLINE
MOST RECENT STATUS
Gugatan diajukan oleh
Aris Munandar selaku
Penggugat melawan:
Tergugat I: PT PLN
(Persero) Kantor Pusat
Tergugat II: Ir. Agus
Salim, MM.
Lawsuit filed by Aris
Munandar as Plaintiff
against: Defendant I: PT
PLN (Persero) Head Office
Defendant II: Agus Salim,
MM, engineer.
Gugatan diajukan oleh
Muhammad Konoras,
Cs selaku Penggugat
melawan Tergugat
PT PLN (Persero) Cabang
Ternate.
Penggugat menyatakan
bahwa PT PLN (Persero)
Kantor Pusat telah
melakukan perbuatan
melawan hukum akibat
tidak dijawabnya suratsurat Penggugat dengan
tidak menunjukan
kepedulian dan itikad
baiknya kepada Penggugat.
Nilai Tuntutan Materil:
Rp219.166.655
Immateril: Rp2.000.000.000.
Sudah diputus tanggal 23
Agustus 2011 dan hasilnya
PLN memenangkan Perkara
tersebut.
Amar Putusan:
Gugatan Penggugat ditolak
untuk seluruhnya.
Decided on 23 August 2011 and
PLN won this lawsuit.
Verdict:
The Plaintiff’s lawsuit was
rejected in its entirety.
The Plaintiff states that PT
PLN (Persero) Head Office
has acted unlawfully in not
responding to the Plaintiff’s
letters, thus demonstrating
lack of care and goodwill
toward the Plaintiff.
Material Demand:
Rp219,166,655
Non-material Demand:
Rp2,000,000,000.
Gugatan ini diajukan atas
dasar sering padamnya
aliran listrik di daerah
Ternate sejak Februari 2009
akibatnya Penggugat tidak
nyaman.
Ganti Rugi: Rp33,4 miliar.
Dwangom: Rp1 juta per hari.
Lawsuit filed by
Muhammad Konoras,
Cs as Plaintiff against
The case was filed based on
Defendant PT PLN
the frequent power cuts in
(Persero) Ternate Branch. Ternate from February 2009
causing discomfort to the
Plaintiffs.
Damages: Rp33.4 billion
Penalty: Rp1 million per day
Perkara ini sudah diputus
pada tanggal 16 Februari
2010 dan hasilnya PLN kalah.
PLN mengajukan banding
tanggal 24 Februari 2010 dan
menyerahkan Memori Banding
tgl. 26 Maret 2010.
Putusan PT Maluku
Tgl. 19 Juli 2010 hasilnya
PLN memenangkan perkara
tersebut. (Proses Kasasi)
This lawsuit was decided on 16
February 2010 and PLN lost.
PLN submitted an appeal on 24
February 2010 and submitted an
Appeal ‘Memori’ on 26 March
2010.
The decision of the Maluku
District Court on 19 July 2010
was that PLN won the lawsuit.
(Under Cassation Process)
PT PLN (Persero)
TATA KELOLA KEBERLANJUTAN Sustainable Governance
68
NO
JENIS KASUS
TYPE OF CASE
9. Gugatan
perbuatan
melawan
hukum.
Unlawful act.
JURIDIKSI
PERKARA
JURISDICTION
PN
Tangerang.
NOMOR
PERKARA
CASE
NUMBER
NAMA
PENGACARA
LAWYER
Perkara
Nomor:
376/
Tangerang
Pdt.G/2009/
District Court. PN.Tng.
In House
Lawyer
Surat
Keterangan
DIRSDM
Nomor:
Case No:
024.SKT/432/
376/
DIR/2009
Pdt.G/2009/ tanggal 19
PN.Tng.
November
2009.
Surat Kuasa
DIRUT
Nomor: 879.
SKU/432/
DIR/2009
tanggal 18
November
2009.
In House
Lawyer
DIRSDM
Clarification
No: 024.
SKT/432/
DIR/2009
dated 19
November
2009.
President
Director’s
Power of
Attorney No:
879.SKU/432/
DIR/2009
dated 18
November
2009.
LAWAN BERPERKARA
GARIS BESAR PERKARA
POSISI TERAKHIR PERKARA
OPPOSING LITIGANT
CASE OUTLINE
MOST RECENT STATUS
Gugatan ini diajukan
oleh Penggugat karena
tanahnya digunakan oleh
PLN untuk Gardu Induk
sejak tahun 1986 tanpa PLN
memberikan kompensasi.
Penggugat menuntut ganti
rugi Rp10.552.000.000
Dwangsom: Rp10 juta/hari.
Perkara ini sudah diputus tgl.
22 Sept 2010 dan hasilnya PLN
Kalah.
Amar Putusan: Gugatan
Penggugat dikabulkan
sebagian PLN diwajibkan
membayar tanah yang
dibangun gardu Rp100.000/m2
PLN diwajibkan membayar
sewa tanah Rp300.000 selama
pemakaian sejak tahun 1976.
Tergugat dibebankan
ongkos perkara. PLN telah
menyatakan banding atas
Putusan PN Tangerang
tersebut. Tingkat PT PLN
Kalah putusan 30 Mei 2011
dengan amar Menguatkan
Putusan Pengadilan Negeri
Tangerang tanggal 22
September 2010 Nomor: 376/
Pdt.G/2009/PN.Tng Putusan
tanggal 30 Mei 2011 dan atas
kekalahan tersebut PLN Kasasi
penyerahan Memori Kasasi
pada tanggal 4 Juli 2001.
Gugatan diajukan oleh
H. Ismail Radi selaku
Penggugat melawan PT
PLN (Persero) selaku
Tergugat.
Lawsuit filed by H. Ismail
Radi as Plaintiff against
PT PLN (Persero) as
Defendant.
This lawsuit was filed by
the Plaintiff because his
land has been used by PLN
for a substation since 1986
without PLN providing any
compensation.
The Plaintiff
demands damages of
Rp10,552,000,000
Penalty: Rp10 million/day.
The lawsuit was decided on 22
September 2010 and PLN Lost.
Verdict: The Plaintiff’s lawsuit
was partially granted.
PLN is required to pay for the
land on which the substation
stands at Rp100,000/m2
PLN is required to pay rental for
the land at Rp300,000 for the
duration of its use since 1976.
The Defendant shall bear the
cost of the lawsuit.
PLN stated its intention to
appeal the Decision of the
Tangerang District Court.
PLN then lost the case on
30 May 2011 with a verdict
strengthening the Decision of the
Tangerang District Court dated
22 September 2010 No: 376/
Pdt.G/2009/PN.Tng Decision
dated 30 May 2011, and on this
loss, PLN submitted a Cassation
‘Memori’ on 4 July 2011.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
69
NO
JENIS KASUS
TYPE OF CASE
10. Class Action/
Perbuatan
Melawan
Hukum.
Class Action /
Unlawful Act.
JURIDIKSI
PERKARA
JURISDICTION
PN Bandung.
NOMOR
PERKARA
CASE
NUMBER
Perkara
Nomor:
Bandung
194/
District Court. Pdt.G/2011/
PN.Bdg.
NAMA
PENGACARA
LAWYER
LAWAN BERPERKARA
GARIS BESAR PERKARA
POSISI TERAKHIR PERKARA
OPPOSING LITIGANT
CASE OUTLINE
MOST RECENT STATUS
Gugatan diajukan
oleh Dindin Cs selaku
Penggugat melawan:
Tergugat I: PT PLN
(Persero) Kantor Pusat
Tergugat II: PT PLN
Case No:
(Persero) Pikitring JBN
194/
Tergugat III: PT PLN
Pdt.G/2011/
(Persero) Prokitring Jawa
PN.Bdg.
In House
Barat. Tergugat IV: Dirjen
Lawyer
LPE. Tergugat V: Tim
Special Power Fasilitasi Penyelesaian
of Attorney No: Masalah Pembangunan
384.SKU/432/ dan Pengoperasian
DIR/2011
SUTET 500 Kv (PMPPS).
In House
Lawyer
Surat Kuasa
Khusus
Nomor: 384.
SKU/432/
DIR/2011 tgl
20 Juni 2011.
dated 20 June
2011.
Bahwa Penggugat
menuntut ganti guri atas
pembangunan jaringan
SUTET 500 kV yang
melintasi Kabupaten
Bogor, Cianjur, Bandung,
Sumedang, Majalengka, dan
Kabupaten Cilegon.
Nilai tuntutan kerugian:
Rp15.655.100.000
Immaterial:
Rp85.000.000.000
Dwangsom: Rp10.000.000/
hari.
Perkara ini telah diputus
tanggal 29 Februari 2012
dan hasil PLN kalah dengan
amarnya sbb:
This lawsuit was decided on
29 February 2012 and PLN lost
with a verdict as follows:
Dalam Eksepsi: Menolak
Eksepsi Tergugat I, II, III.
In the Exception: Rejected the
Exception of Defendant I, II, III.
Dalam Pokok Perkara
For the points of the lawsuit
The Plaintiffs are demanding
1. Menerima dan
Lawsuit filed by Dindin Cs damages due to the
mengabulkan gugatan
as Plaintiff against:
construction of a high voltage
Penggugat untuk sebagian.
Defendant I: PT PLN
network (SUTET 500 kV)
Accepted and granted the
(Persero) Head Office.
crossing Bogor Regency,
case of the Plaintiff in part.
Defendant II: PT PLN
Cianjur, Bandung, Sumedang,
2. Menghukum Tergugat I, II,
(Persero) Pikitring JBN
Majalengka, and Cilegon
III secara tanggung renteng
Defendant III: PT PLN
Regency.
membayar ganti rugi secara
(Persero) Prokitring West Damages claimed are:
meterial kepada Penggugat
Java.
Rp15,655,100,000
sebesar Rp15.655.100 yang
Defendant IV: LPE Director Non-material losses:
diberikan secara langsung
General
Rp85,000,000,000
kepada masing-masing
Defendant V: Facilitation Penalty: Rp10,000,000/day.
kepala keluarga melalui
Team for Settlement of
wesel pos.
Building and Operations
Found that Defendants I, II,
Problems related to High
III jointly shall pay material
Voltage Network SUTET
damages to the Plaintiff
500 Kv (PMPPS).
amounting to Rp15,655,100
to be given directly to each
household in the form of a
money order.
3. Menghukum Tergugat
I, II, dan III membayar
kerugian Imaterill sebesar
Rp8.200.000.000 yang dikirim
secara langsung ke rekening
kepala Desa dan uang ganti
rugi tersebut diberikan
untuk kepentingan umum
dan sosial.
Found that Defendants I, II,
and III should pay nonmaterial damages amounting
to Rp8,200,000,000 to be sent
directly to the account of the
Village Head and that these
damages should be used for
public and social interests
4. Menghukum Tergugat I,
II, III untuk patuh dalam
putusan ini.
Found that Defendants I, II, III
should comply with this verdict.
5. Menghukum Para Tergugat
untuk membayar biaya
perkara sebesar Rp1.600.000.
Found that the Defendants
should pay court fees
amounting to Rp1,600,000.
PT PLN (Persero)
TATA KELOLA KEBERLANJUTAN Sustainable Governance
70
NO
JENIS KASUS
TYPE OF CASE
JURIDIKSI
PERKARA
JURISDICTION
NOMOR
PERKARA
CASE
NUMBER
11. Gugatan
PN Surabaya. Perkara
Perlawanan
Nomor:
Pihak Ketiga. Surabaya
301/Pdt.
District Court. PLW/2011/
Third Party
PN.Sby
Resistance.
Tanggal 2
Mei 2011.
12. Gugatan
Perbuatan
Melawan
Hukum.
Claim of
Unlawful Act.
PN
Indramayu.
Indramayu
District Court.
NAMA
PENGACARA
LAWYER
In House
Lawyer
Surat Kuasa
Khusus
Nomor: SKK
DIRUT No.
471.SKU/432/
DIR/2011 tgl
2 Agustus
2011.
LAWAN BERPERKARA
GARIS BESAR PERKARA
POSISI TERAKHIR PERKARA
OPPOSING LITIGANT
CASE OUTLINE
MOST RECENT STATUS
Gugatan diajukan oleh
Ny. Soetartini Soekarno
selaku Penggugat
melawan:
PT PLN (Persero)
(sidang pertama tgl. 3
Mei 2011).
Case No:
301/Pdt.
PLW/2011/
PN.Sby
In House
dated 2 May Lawyer
2011.
Special Power
of Attorney
No: SKK
DIRUT No.
471.SKU/432/
DIR/2011
dated 2
August 2011.
Lawsuit filed by Mrs.
Soetartini Soekarno as
Plaintiff against:
PT PLN (Persero)
(first court date 3 May
2011).
Perkara
Nomor: 21/
Pdt.G/2011/
PN.Im.
Gugatan diajukan oleh
Agung Rijoto selaku
Penggugat melawan:
PT PLN (Persero).
Case
No: 21/
Pdt./2011/
PN.Im.
In House
Lawyer
Surat Kuasa
Khusus
Nomor: SKK
DIRUT No.
543.SKU/432/
DIR/2011 tgl
7 September
Agustus 2011.
Lawsuit filed by Agung
Rijoto as Plaintiff against:
PT PLN (Persero).
Bahwa Penggugat
menyatakan mengenai
Penetapan Sita Jaminan
yang telah dikeluarkan
oleh PN. Surabaya tidak sah
karena PT DLU statusnya
mengontrak dengan
Penggugat, perkara ini
dalam kaitannya dengan
gugatan PT PLN (Persero)
kepada PT DLU.
The Plaintiff states that the
Sequestration defined by
the Surabaya District Court
is invalid because the status
of PT DLU was a contractor
with the Plaintiff; this case
is related to the lawsuit filed
by PT PLN (Persero) against
PT DLU.
Bahwa Penggugat merasa
tanah miliknya sesuai
sertifikat seluas 23 ha.
Belum dibayar ganti rugi
oleh PLN.
The Plaintiff states that
his land according to land
certificate as much as 23 ha
haven’t paid by PLN.
In House
Lawyer
Power of
Attorney No.
SKK DIRUT No.
543. SKU/432/
DIR/2011
dated 7
September
2011.
13. Gugatan
Pengadilan
Wanprestasi. Negeri
Jakarta
Breach of
Selatan.
Contract.
South Jakarta
District Court.
No. 123/
Pdt.G/2011/
PN.Jkt.Sel.
Tanggal 23
Februari
2011.
No.123/
Pdt.G/2011/
PN.Jkt.Sel.
dated 23
February
2011.
In House
Lawyer
Surat Kuasa
Khusus
Nomor: 232
SKU/432/
DIR/2011 8
April 2011.
In House
Lawyer
Special Power
of Attorney
No: 232
SKU/432/
DIR/20118
April 2011.
Putusan tanggal 11 Januari
2011 PLN Kalah amar
putusan:
Gedung dan Kantor
dikeluarkan dari sita jaminan.
Decision dated 11 January
2011, PLN lost.
Verdict:
Building and Offices were
removed from sequestration.
Perkara dicabut pada tanggal
18 Januari 2012 dengan
alasan bahwa ada perubahan
gugatan secara prinsip.
Dengan demikian perkara ini
dianggap telah selesai.
The case was redeem on 8
January 2012 based on changes
in the lawsuit principles. The
case is done.
Sudah diputus tanggal 25
Agustus 2011 dan hasilnya
PLN memenangkan Perkara
tersebut.
Amar Putusan:
PN Jalarta Selatan tidak
The Plaintiff believes that PLN berwenang memeriksa
has unilaterally terminated
perkara a quo.
Gugatan diajukan oleh
PT Matahari Anugerah
Perkasa kepada
Perusahaan terhadap
Perjanjian Nomor: 35411.PJ/041/DIR/2010, 23
Agustus 2010.
Penggugat menganggap
bahwa PLN telah memutus
kontrak secara sepihak
Nilai Tuntutan Ganti Rugi:
Rp2.015.640.000.000.
Lawsuit filed by PT
Matahari Anugerah
Perkasa (Company facing
Contract No.: 354-11.
PJ/041/DIR/2010, 23
August 2010.
the contract.
Damages sought:
Rp2,015,640,000,000.
Decision reached 25 August
2011 and PLN won this lawsuit.
Verdict:
South Jakarta District Court does
not have the authority to try
this case.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
71
NO
JENIS KASUS
TYPE OF CASE
14. Gugatan
Perselisihan
Hubungan
Industrial.
Industrial
Relations
Dispute.
JURIDIKSI
PERKARA
JURISDICTION
NOMOR
PERKARA
CASE
NUMBER
Civil lawsuit.
Court.
In House
Lawyer
Surat Kuasa
Khusus
Nomor:
471.SKU/432/
DIR/2011 2
No. 187/
Agustus
PHI.G/2011/ 2011.
Civil lawsuit.
In House
Lawyer
Special Power
of Attorney
No: 471.
SKU/432/
DIR/2011 2
August 2011.
Pengadilan
No. 397/
Negeri
PDT.G
Jakarta Pusat. /2011/
PN.Jkt.Pst.
Central
Tanggal 29
Jakarta District September
Court.
2011.
In House
Lawyer
Surat Kuasa
Khusus
Nomor:
719.SKU/432/
DIR/2011
tanggal 15
No. 397/
November
DT.G/2011/ 2011.
PN.Jkt.Pst.
dated 29
September
2011.
16. Gugatan
Perdata.
LAWYER
Pengadilan
No. 187/
Negeri
PHI.G/2011/
Jakarta Pusat. PN.Jkt.Pst.
Tanggal 24
Central
Agustus
Jakarta District 2011.
PN.Jkt.Pst.
dated 24
August
2011.
15. Gugatan
Perdata.
NAMA
PENGACARA
Pengadilan
Negeri
Medan.
No. /PDT.G
/2011/
PN.Mdn
Tanggal 15
Medan
November
District Court. 2011.
No./PDT.G
/2011/
PN.Mdn
dated 15
September
2011.
In House
Lawyer
Special Power
of Attorney
No: 719.
SKU/432/
DIR/2011
dated 15
November
2011.
In House
Lawyer
Surat Kuasa
Khusus
Nomor:
022.SKU/432/
DIR/2011
tanggal 15
November
2011.
In House
Lawyer
Special Power
of Attorney
No: 022.
SKU/432/
DIR/2011
dated 15
November
2011.
LAWAN BERPERKARA
GARIS BESAR PERKARA
POSISI TERAKHIR PERKARA
OPPOSING LITIGANT
CASE OUTLINE
MOST RECENT STATUS
Gugatan diajukan oleh
Riza Fauzi, SH & Dodo
Dwi Sukmono melawan
PT PLN (Persero) selaku
Tergugat.
Penggugat menganggap
bahwa yang berhak
melakukan perundingan
PKB 2008 – 2010 dan
Penandatangan PKB adalah
DPP SP PT PLN (Persero) di
Lawsuit filed by Riza Fauzi, bawah kepemimpinan Sdr.
SH & Dodo Dwi Sukmono Ahmad Daryoko sebagai
against PT PLN (Persero) as Ketua Umum bukan Sdr.
Defendant.
Rijo Supriyanto.
The Plaintiff believes that
the party with the right
to conduct Negotiations
for the 2008 – 2010 Labor
Agreement and to Sign the
Labor Agreement is DP SP
PT PLN (Persero) under the
leadership of Mr. Ahmad
Daryoko as General Head no
Mr. Rijo Supriyanto.
Gugatan diajukan oleh
PT META EPSI melawan
PT BANK CIMB NIaga TBK
selaku Tergugat I dan
PT PLN (Persero) selaku
Tergugat II.
Penggugat menganggap
Tergugat I telah melakukan
pencarian Bank Garansi
atas Perintah Tergugat II.
Nilai Tuntutan:
US$3.444.523 dan
Rp34.271.143.460.
Lawsuit filed by PT META
EPSI against PT BANK CIMB
Niaga TBK as Defendant
The Plaintiff considers
I and PT PLN (Persero) as Defendant I has sought a Bank
Defendant II.
Guarantee on the Instructions
of Defendant II.
Damages sought:
US$3,444,523 and
Rp34,271,143,460.
Gugatan diajukan oleh
Sdr. LISA melawan
PT PT PLN (Persero) dkk.
Lawsuit filed by LISA
against PT PLN (Persero)
and others.
Penggugat menganggap
pemutusan sambungan
aliran listrik tanpa
seizin Penggugat dan
mengambil alat Pembatas
dan Pengukur (APP)
yang menempel di persil
bangunan Penggugat.
The Plaintiff is claiming
that the electrical power
was disconnected without
permission and the
Measurement and Limitation
Equipment (APP) from the
Plaintiff’s personal property
removed.
PLN Kalah putusan tanggal 13
Februari 2012. Dengan amar:
1. Membatalkan PKB 2010.
2. Memberlakukan kembali
PKB 2006 - 2008.
3. Melibatkan kedua belah
pihak atau melibatkan
penggabungan dari mereka.
PLN Lost this case on 13 February 2012.
Verdict:
1. Cancellation of 2010 Labor
Agreement.
2. Re-enactment of 2006 – 2008
Labor Agreement.
3. Involvement of both parties or a
joint party.
Sidang tanggal 16 Februari
2012 acara putusan. PLN telah
memenangkan perkara a quo.
Amar:
Mengabulkan Eksepsi
kewenangan Relatif bahwa PN
Jakarta Pusat tidak berwenang
memeriksan dan mengadili
perkara a quo.
PLN won this lawsuit on 16 February 2012.
Verdict:
Granted Relative Authority Exception
that Central Jakarta District Court
does not have the authority to try
this case.
Gugatan Penggugat
dinyatakan gugur putusan
tanggal 15 Februari 2012.
The Plaintiff’s lawsuit was
dismissed on 15 February 2012.
PT PLN (Persero)
TATA KELOLA KEBERLANJUTAN Sustainable Governance
72
NO
JENIS KASUS
TYPE OF CASE
17. Gugatan
Perdata
(Perbuatan
melawan
hukum).
Civil lawsuit
(Unlawful
act).
18. Gugatan
Perdata
(Perbuatan
melawan
hukum).
Civil lawsuit
(Unlawful
act).
JURIDIKSI
PERKARA
JURISDICTION
NOMOR
PERKARA
CASE
NUMBER
Pengadilan
Negeri
Jakarta
Selatan.
No.639/
PDT.G
/2011/
PN.Jkt.Sel
Tanggal 2
South Jakarta Desember
District Court. 2011.
No.639/
PDT.G
/2011/
PN.Jkt.Sel
dated 2
December
2011.
Pengadilan
Negeri
Jakarta
Selatan.
No.640/
PDT.G
/2011/
PN.Jkt.Sel
Tanggal 2
South Jakarta Desember
District Court. 2011.
No.640/
PDT.G
/2011/
PN.Jkt.Sel
dated 2
December
2011.
NAMA
PENGACARA
LAWYER
In House
Lawyer
Surat Kuasa
Khusus
Nomor:
039.SKU/432/
DIR/2011
tanggal 15
November
2011.
In House Lawyer
Special Power
of Attorney No:
039.SKU/432/
DIR/2011 dated
15 November
2011.
In House
Lawyer
Surat Kuasa
Khusus
Nomor:
060.SKU/432/
DIR/2011
tanggal 15
November
2011.
In House
Lawyer
Special Power
of Attorney
No: 060.
SKU/432/
DIR/2011
dated 15
November
2011.
LAWAN BERPERKARA
GARIS BESAR PERKARA
POSISI TERAKHIR PERKARA
OPPOSING LITIGANT
CASE OUTLINE
MOST RECENT STATUS
Gugatan diajukan oleh
Sdr. Citra Buana Unggul
d/h PT Ancol Terang
Metal Printing Industri.
Lawsuit filed by Citra
Buana Unggul previously
PT Ancol Terang Metal
Printing Industri.
Penggugat meminta
membongkar jaringan kabel
yang berada di atas milik
Pengguat yang terletak di
atas tower 12 dan tower 13
untuk dipindahkan ke areal
lain di luar lokasi tanah
milik Penggugat.
Sidang pada tanggal
16 Februari 2012.
Court hearing scheduled for
16 February 2012.
Nilai Tuntutan:
Ganti Rugi: Rp1.936.800.000
Immaterial: Rp1.000.000.000
Dwangsom: Rp5.000.000/
hari.
The Plaintiff requests the
removal of the overhead
cable network located above
Towers 12 and 13 to an area
other than the Plaintiff’s land.
Demands:
Damages:Rp1,936,800,000
Non-material:
Rp1,000,000,000
Penalty: Rp5,000,000/day.
Gugatan diajukan oleh
Sdr. Citra Buana Unggul
d/h PT Ancol Terang
Metal Printing Industri.
Lawsuit filed by Citra
Buana Unggul previously
PT Ancol Terang Metal
Printing Industri.
Penggugat meminta
membongkar jaringan kabel
yang berada di atas milik
Pengguat yang terletak di
atas tower 12 dan tower 13
untuk dipindahkan ke areal
lain di luar lokasi tanah
milik Penggugat.
Nilai Tuntutan:
Ganti Rugi: Rp1.562.400.000
Immaterial: Rp3.000.000.000
Dwangsom: Rp5.000.000/
hari.
The Plaintiff requests the
removal of the overhead
cable network located above
Towers 12 and 13 to an area
other than the Plaintiff’s land.
Demands:
Damages: Rp1,562,400,000
Non-material:
Rp3,000,000,000
Penalty: Rp5,000,000/day.
Sidang pada tanggal
16 Februari 2012.
Court hearing scheduled for
16 February 2012.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
73
NO
JENIS KASUS
TYPE OF CASE
19. Gugatan
Perdata
(Perbuatan
melawan
hukum) dan
Tuntutan
Ganti Rugi.
Civil lawsuit
(Unlawful
act) and claim
for Damages.
JURIDIKSI
PERKARA
JURISDICTION
NOMOR
PERKARA
CASE
NUMBER
Pengadilan
Negeri
Jakarta
Selatan.
No.662/
PDT.G
/2011/
PN.Jkt.Sel
Tanggal 14
South Jakarta Desember
District Court. 2011.
No.662/
PDT.G
/2011/
PN.Jkt .Sel
dated 14
December
2011.
NAMA
PENGACARA
LAWYER
In House
Lawyer
Surat Kuasa
Khusus
Nomor:
053.SKU/432/
DIR/2012
tanggal 30
Januari 2012.
In House
Lawyer
Special Power
of Attorney
No: 053.
SKU/432/
DIR/2012
dated 30
January 2012.
LAWAN BERPERKARA
GARIS BESAR PERKARA
POSISI TERAKHIR PERKARA
OPPOSING LITIGANT
CASE OUTLINE
MOST RECENT STATUS
Gugatan diajukan oleh
Sdr. Heri Santoso.
Lawsuit filed by Mr. Heri
Santoso.
Penggugat memiliki tanah
di Dusun Tanjakan Kersik,
Desa Mekar Sari Kecamatan
Cikalong Kulon, Kabupaten
Cianjur Sertifikat No. 17
Tahun 2000 seluas 9660 M2
di atas tanah Penggugat
telah dibangun 2 (dua) tiang
listrik Tegangan Menengah
dan belum ada ganti rugi
dan Kompensasi sampai
dengan sekarang.
Nilai Tuntutan:
Ganti Rugi: Rp2.750.000.000
Dwangsom: Rp1.000.000/
hari.
The Plaintiff owns land in
Tanjakan Kersik Hamlet,
Mekar Sari Village, Cikalong
Kulon District, Cianjur
Regency, with Certificate
No. 17 of the year 2000
amounting to 9,660 M2.
Above the Plaintiff’s land
2 (two) medium voltage
power lines have been
constructed and no damages
or compensation has been
paid to date.
Demands:
Damages: Rp2,750,000,000
Penalty: Rp1,000,000/day.
Sidang pada tanggal
29 Februari 2012.
Court hearing scheduled for
29 February 2012.
PT PLN (Persero)
TATA KELOLA KEBERLANJUTAN Sustainable Governance
74
NO
JENIS KASUS
TYPE OF CASE
20. Gugatan
Perdata
(Perbuatan
melawan
hukum).
Civil lawsuit
(Unlawful
act).
JURIDIKSI
PERKARA
JURISDICTION
NOMOR
PERKARA
CASE
NUMBER
Pengadilan
Negeri
Bojonegoro.
No.38./
PDT.G
/2011/
PN.BJN
Bojonegoro
Tanggal 29
District Court. Desember
2011.
No.38./
PDT.G
/2011/
PN.BJN
dated 29
December
2011.
NAMA
PENGACARA
LAWYER
In House
Lawyer
Surat Kuasa
Khusus
Nomor:
066.SKU/432/
DIR/2011
tanggal 6
Februari 2012
2011.
In House
Lawyer
Special Power
of Attorney
No: 066.
SKU/432/
DIR/2011
dated 6
February
2012.
LAWAN BERPERKARA
GARIS BESAR PERKARA
POSISI TERAKHIR PERKARA
OPPOSING LITIGANT
CASE OUTLINE
MOST RECENT STATUS
Gugatan diajukan oleh
Sdri. Ni Luh SUPHENI.
Lawsuit filed by Miss Ni
Luh SUPHENI.
Penggugat memiliki 3 (tiga)
bidang Tanah bahwa di atas
tanah Penggugat dibangun
gardu listrik tanpa seizin
dan sepengetahuan
Penggugat.
Bahwa atas kejadian ini
Penggugat meminta ganti
rugi kepada Tergugat
I namun dijawab oleh
Tergugat I dijawab tidak ada
ketentuan yang mengatur
masalah tersebut.
Nilai Tuntutan:
Ganti Rugi materil:
Rp1.404.000.000
Immaterial: Rp3.000.000.000
The Plaintiff owns 3 (three)
plots of land and on which
a substation has been built
without the permission or
knowledge of the Plaintiff.
The Plaintiff is requesting
damages from Defendant
I however, Defendant I
responded that there are no
stipulations regulating such
matters.
Demands:
Material damages:
Rp1,404,000,000
Non-material:
Rp3,000,000,000.
Sidang pada tanggal
13 Maret 2012.
Court hearing scheduled for
13 March 2012.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
75
NO
JENIS KASUS
TYPE OF CASE
21. Pemutusan
Hubungan
Kerja.
JURIDIKSI
PERKARA
JURISDICTION
PT TUN
Jakarta.
NOMOR
PERKARA
CASE
NUMBER
Perkara
Nomor:
22/G/2010/
State
PT.TUN.JKT
Termination Administrative dan No.
of
Court of
Perkara
Employment. Jakarta.
Kasasi
No. 409.K/
TUN/2010
tgl. 6
Desember
2010.
NAMA
PENGACARA
LAWYER
In House
Lawyer
Surat Kuasa
DIRUT
Nomor: 039.
SKU/432/
DIR/2010
tanggal 19
Januari 2010.
In House
Lawyer
President
Case No:
Director’s
22/G/2010/ Power of
PT.TUN.JKT Attorney No:
and
039.SKU/432/
Cassation
DIR/2010
Appeal
dated 19
No. 409.K/ January 2010.
TUN/2010
dated 6
December
2010.
LAWAN BERPERKARA
GARIS BESAR PERKARA
POSISI TERAKHIR PERKARA
OPPOSING LITIGANT
CASE OUTLINE
MOST RECENT STATUS
Gugatan diajukan oleh
Sdr. Musri Mustafa
selaku Penggugat
melawan Direksi PLN
selaku Tergugat.
Gugatan ini diajukan
berkaitan dengan PHK
terhadap Penggugat sebagai
Pegawai PT PLN (Persero)
Wilayah Sumbar.
Telah diputus pada tanggal 1
Juni 2010 dan PLN Kalah.
Lawsuit filed by Musri
Mustafa as Plaintiff against
the PLN Board of Directors
as Defendant.
This lawsuit was filed in
relation to the Redundancy
of the Plaintiff as an
employee of PT PLN (Persero)
West Sumatera.
Memori Kasasi disampaikan
pada tanggal 24 Juni 2010.
Atas putusan tersebut PLN
menyatakan kasasi.
Putusan Kasasi PLN Kalah
diputus tanggal 8 April 2011
dengan amar:
1. Menolak permohonan
Kasasi dari Pemohon Kasasi
Direksi PT PLN (Persero)
2. Menghukum Pemohon
Kasasi untuk membayar
biaya perkara pada tingkat
Kasasi.
3. Menguatkan amar putusan
Pengadilan Tinggi Tata
Usaha Negara.
PLN melakukan upaya
Peninjauan Kembali pada
tanggal 19 Januari 2012 dan
Memori PK sudah diserahkan.
Decision reached on 1 June
2010 and PLN Lost.
PLN has declared cassation on
this decision.
A Cassation ‘Memori’ was
submitted on 24 June 2010.
PLN lost the Cassation on 8 April
2011 with the following verdict:
1. Rejection of the request for
Cassation by the Board of
Directors of PT PLN (Persero)
2. Punish the Cassation
Requestee with requirement
to pay lawsuit costs at
cassation level.
3. Strengthen the verdict of the
State Administrative High
Court.
PLN submitted a request to
Review on 19 January 2012
and the ‘Memori’ has been
submitted.
PT PLN (Persero)
TATA KELOLA KEBERLANJUTAN Sustainable Governance
76
NO
JENIS KASUS
TYPE OF CASE
JURIDIKSI
PERKARA
JURISDICTION
22. Gugatan
Pengadilan
Wanprestasi. Negeri
Jakarta
Breach of
Selatan.
Contract.
NOMOR
PERKARA
CASE
NUMBER
NAMA
PENGACARA
LAWYER
No. 554/
Pdt.G/2011/
PN.Jkt.Sel.
Tanggal 13
Oktober
2011.
In House
Lawyer
Surat Kuasa
Khusus
Nomor: 720
South Jakarta
SKU/432/
District Court.
DIR/20115
No. 554/
November
Pdt.G/2011/ 2011.
PN.Jkt.Sel.
dated 13
October
2011.
Pengadilan
No. 13/
23. Gugatan
Wanprestasi. Negeri Blitar. Pdt.G/2012/
PN.Blt
Breach of
Blitar District Tanggal 7
Contract.
Court.
Februari
2012.
No.13/
Pdt.G/2012/
PN.Blt
dated 7
February
2012.
In House
Lawyer
Special Power
of Attorney
No: 720
SKU/432/
DIR/20115
November
2011.
In House
Lawyer
Surat Kuasa
Khusus
Nomor:
SKU/432/
DIR/2012.
In House
Lawyer
Special Power
of Attorney
No: SKU/432/
DIR/2012.
LAWAN BERPERKARA
GARIS BESAR PERKARA
POSISI TERAKHIR PERKARA
OPPOSING LITIGANT
CASE OUTLINE
MOST RECENT STATUS
Gugatan diajukan oleh
PT Arumindo Karya
Utama (Arumindo)
melawan PT PLN
(Persero) selaku Turut
Tergugat.
Bahwa alasan Penggugat
mengajukan gugatan
karena menurutnya
PT PLN (Persero) telah
melakukan wanprestasi
atas Perjanjian Kerja
Sama antara Penggugat
Lawsuit filed by PT
(PT Arumindo Karya
Arumindo Karya Utama
Utama (Arumindo) dengan
(Arumindo) against PT PLN Tergugat PT Indonesia
(Persero) as Co-Defendant. Comnets Plus (Icon ++)
Penyelenggaraan Jaringan
VSAT, Nomor ICON+: 155.
PJ/061/ICON+/2003 dan
Nomor ARUM Nomor: 011/
AKU-MKT/X/2003.
The Plaintiff has filed this
lawsuit because in his
opinion PT PLN (Persero)
is in breach of contract for
a Cooperation Agreement
between the Plaintiff (PT
Arumindo Karya Utama
(Arumindo) and the
Defendant PT Indonesia
Comnets Plus (Icon ++) the
Operator of a VSAT Network,
No ICON+ : 155.PJ/061/
ICON+/2003 and No ARUM
No : 011/AKU-MKT/X/2003.
Sudah diputus tanggal 16
Februari 2012 dan hasilnya
PLN memenangkan Perkara
tersebut.
Amar Putusan:
PN Jakarta Selatan tidak
berwenang memeriksa
perkara a quo.
Verdict reached on 16 February
2012 and PLN won this lawsuit.
Verdict:
South Jakarta District Court
does not have the authority to
examine this case.
Bahwa alasan Penggugat
mengajukan gugatan
karena menurutnya PT
PLN (Persero) selaku
Turut Tergugat telah
memperkerjakan Nanang
Lawsuit filed by Bala
Hardianto sebagai Pegawai
Vevkateswara Rao Jamula PT PLN (Persero) padahal
against PT PLN (Persero) as Tergugat terikat Perjanjian
Co-Defendant.
No. YTLJT/LTR/2010/00890
antara Tergugat (Nanang
Hardianto) dengan PT YTL
Jawa Timur.
Gugatan diajukan oleh
Bala Vevkateswara Rao
Jamula melawan PT PLN
(Persero) selaku Turut
Tergugat.
Tuntutan Materil:
Rp612.500.000.
Dwangsom: Rp100.000.
The Plaintiff has filed this
lawsuit because in his
opinion PT PLN (Persero) as
Co-Defendant has employed
Nanang Hardianto as an
Employee of PT PLN (Persero)
despite the Defendant being
bound by Contract No. YTLJT/
LTR/2010/00890 between the
Defendant (Nanang Hardianto)
and PT YTL Jawa Timur.
Material Damages:
Rp612,500,000.
Penalty: Rp100,000.
Untuk seluruh kasus yang telah selesai, PLN tidak
mengeluarkan dana. (PR 9, SO 8)
For all cases that have been completed, PLN did not release
funds. (PR 9, SO8)
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
77
PROGRAM
TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PROGRAM
PT PLN (Persero)
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Corporate Social Responsibility Program
78
MAKSUD DAN TUJUAN
PURPOSE AND OBJECTIVE
Sesuai isi beberapa butir misi perusahaan yang
menyatakan bahwa PLN “berkomitmen menjadikan
tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat, mengupayakan tenaga listrik
menjadi pendorong kegiatan ekonomi dan menjalankan
kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan”, PLN
bertekad menerapkan kebijakan triple bottom lines, yang
menyelaraskan pengembangan ketiga aspek, yaitu
ekonomi, sosial dan lingkungan.
In accordance with the Company’s mission statement, which
states that PLN is “committed to produce electricity as a
medium to improve quality of life for the public, and to strive
to produce electricity as the driving force of economy and to
run an environmentally friendly business,” PLN is determined
to implement the “triple bottom lines” policy, by aligning the
development of three aspects, which are the economic, social
and environmental aspects.
Penyelarasan pengembangan ketiga aspek tersebut
dilaksanakan dengan melibatkan seluruh stakeholders,
melaksanakan investasi sosial melalui pendalaman
hubungan timbal balik dengan masyarakat sekitar serta
bekerja sama dengan berbagai pihak seperti Pemerintah,
Lembaga Swadaya Masyarakat, Organisasi Massa dan lainlain, dengan tujuan:
• Mewujudkan hubungan yang harmonis antara
perusahaan dengan masyarakat.
• Mendorong tumbuhnya profesionalitas pengelolaan
usaha kecil dan koperasi agar semakin mandiri,
tangguh dan berdaya saing.
The three aspects are aligned by involving all stakeholders,
investing in society by deepening mutual relationships with
the surrounding communities, as well as cooperating with
several parties, including the Government, Non-Governmental
Organizations (NGOs), Mass Organizations and others, with the
aim of:
• Membina usaha kecil dan koperasi berdasarkan
pendekatan
aspek
pemerataan,
kemandirian,
profesional, dan etika.
• Memelihara kelestarian lingkungan hidup, serta
membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat
melalui pengembangan sarana dan prasarana di
bidang pendidikan, kesehatan dan fasilitas umum
serta pemberian bantuan sosial.
• Creating a harmonious relationship between the Company
and public.
• Spurring the growth of professionalism in the managements
of small enterprises and cooperative union management
so that they can be more independent, resilient and
competitive.
• Fostering small enterprises and a cooperative approach
based on equality, independence, professionalism and
ethics.
• Preserving the environment, and help improve quality of
life through infrastructure development in the fields of
education, health, public facilities and welfare.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
79
VISI DAN MISI PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PLN
The Vision and Mission of PLN’s Social Responsibility Program
VISI
VISI
Vision
VISION
Terwujudnya keharmonisan hubungan PT PLN (Persero)
dengan masyarakat sehingga akan menunjang keberhasilan
kegiatan PT PLN (Persero) dalam menyediakan tenaga
listrik bagi masyarakat.
Realizing a harmonious relationship between PLN and the
community, which will foster support for PLN’s success in
providing electricity to the public.
MISI
MISI
Mission
MISSION
• Membantu pengembangan kemampuan masyarakat
agar dapat berperan dalam pembangunan.
• Berperan aktif dalam meningkatkan kualitas hidup
masyarakat dengan jalan Program Community Empowering.
• Berperan aktif dalam mencerdaskan masyarakat
melalui pendidikan.
• Berperan aktif dalam mendorong tersedianya tenaga
listrik untuk meningkatkan kualitas hidup dengan jalan
penggunaan listrik pada siang hari untuk Industri Rumah
Tangga dan pengembangan desa mandiri energi.
• Berperan aktif dalam menjaga kesinambungan
lingkungan melalui pelestarian alam.
• Assist the development of the public’s ability to participate
in development.
• Play an active role in improving the public’s quality of life
through the Community Empowering Program.
• Play an active role in empowering the public through
education.
• Play an active role in supporting the availability of electricity
during the day to improve the quality of life for the Home
Industries, as well as the development of village energy
independence.
• Play an active role in preserving environmental sustainability
through nature conservation.
PT PLN (Persero)
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Corporate Social Responsibility Program
80
STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA
Executive Board Organizational Structure
Berdasarkan Surat Penugasan Nomor. 022-1Atg/432/
DIR/2012 Dirut memberikan penugasan kepada Sekretaris
Perusahaan menjadi Ketua Unit PKBL yang berada
dibawah pengawasan Direktur Keuangan, dengan struktur
organisasi sebagai berikut:
Based on Letter of Assignment No. 022-1Atg/432/DIR/2012, the
CEO gave the Company Secretary, as the PKBL Unit Chairman,
which is under the supervision of the Director of Finance, an
assignment detailing the following organizational structure:
Direktur Keuangan
Selaku Pengawas Unit PKBL
Finance Director
as PKBL Unit Supervisor
Ketua Unit PKBL
(ex officio Sekretaris Perusahaan)
PKBL Unit Chairman
(ex officio Corporate Secretary)
Ketua Unit Pelaksana PKBL
(ex officio MS CSR)
Head of PKBL Executive Board
(ex officio MS CSR)
Ketua Bidang Program
(ex Officio Asmen Pengembangan
dan Pembinaan PKBL)
Head of Programs
(ex Officio PKBL Construction and
Development Assistant Manager)
Ketua Bidang Administrasi
Keuangan dan Laporan PKBL
(ex Officio Asmen Administrasi
Keuangan dan Laporan PKBL)
Head of PKBL Financial
Administration and Reports
(ex Officio PKBL Assistant Manager)
Ketua Bidang Keuangan dan Pelaporan LK PKBL
(ex officio Manager Bidang Keuangan)
(Distribusi/Wilayah)
Head of LK PKBL Finance and Reports
(ex Officio Financial Manager) (Distribution/Region)
Ketua Sub Bidang Keuangan dan Pelaporan LK PKBL
(ex officio Asisten Manager Keuangan)
(Cabang/APJ)
Sub Head of LK PKBL Finance and Reports
(ex Officio Financial Assistant Manager) (Branch/APJ)
BUMN Penyalur/
Lembaga Penyalur
BUMN Distributor
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
81
Struktur Organisasi Corporate Social Responsibility (CSR)
PT PLN (Persero)
Organization Structure Corporate of Social Responsibility
(CSR) PT PLN (Persero)
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
General Manager
Manager Sektor/Cabang
Sector/Branch Manager
Manager KHA/SDM
Human Resources Manager/Law
Communication and Administration Manager
Manager Senior CSR
CSR Manager Senior
Asisten Manager CSR
CSR Assistant Manager
DM Komunikasi, SPV PKBL(Program Kemitraan Bina
Lingkungan) dan CSR (Corporate Social Responsibility)
Communication Deputi Manager, Supervisor of PKBL and csr
Adapun uraian ringkas tugas utama, wewenang dan
tanggung jawab Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
(PKBL) dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
PT PLN (Persero), mencakup di antaranya:
• Menyusun dan melaksanakan kebijakan pemberdayaan
masyarakat di lingkungan perusahaan sebagai bagian
dari tanggung jawab sosial perusahaan dan CSR
dengan lingkup kegiatan Community relation, Community
Services, Community Empowering dan Pelestarian alam.
• Menyusun dan melaksanakan program kepedulian
sosial perusahaan.
•
Menyusun dan melaksanakan program kemitraan sosial
dan bina UKM dan peningkatan citra perusahaan.
• Memastikan tersedianya dan terlaksananya program
pelestarian alam termasuk penghijauan dan upaya
pengembangan citra perusahaan sesuai dengan
prinsip Good Corporate Governance.
The following is a concise description of the main duties,
authorities and responsibilities of the Partnership and
Community Development Program (PKBL) and PLN.
• Prepare and implement community empowerment
policies at the company as part of PLN’s Corporate
Responsibility Program, in the scope of community
relations, Community Services, Community Empowering
and nature conservation.
• Prepare and implement a Corporate social
responsibility program.
• Prepare and implement social partnerships and SMEC
patronage programs and improve the company’s image.
• Ensure the availability and implementation of conservation
programs and development efforts, including regreening,
and company image development in line with the principles
of Good Corporate Governance.
PT PLN (Persero)
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Corporate Social Responsibility Program
82
DASAR HUKUM PELAKSANAAN PROGRAM
TANGGUNG JAWAB SOSIAL
Legal Foundation of CSR Program Implementation
Dasar hukum pelaksanaan kegiatan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan PT PLN (Persero) adalah:
• Keputusan Direksi No. 366.K/SK.DIR/2007 tentang SOP
PKBL PT PLN (Persero).
• Peraturan Menteri BUMN No. 05/MBU/2007 tentang
Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan.
• Undang-Undang No. 40 th 2007 tentang Perseroan
Terbatas, pasal 74 tentang tanggung jawab sosial bagi
perusahaan.
The following comprise the legal foundation of PLN’s Corporate
Responsibility program:
• Board of Directors’ Decision No. 366.K/SK.DIR/2007 on
SOP PKBL PT PLN (Persero).
• Minister of SOEs Regulation No. 05/MBU/2007 on
Partnership Program and Community Development
Program.
• Law No. 40, 2007, on the Limited Liability Companies,
article 74 on corporate social responsibility.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
83
PROGRAM DAN PELAKSANAAN PROGRAM
Programs and Their Implementation
Berdasarkan tujuan-tujuan tersebut, PLN kemudian
menyusun dan melaksanakan program tanggung jawab
sosial perusahaan yang melibatkan dan memberikan
nilai tambah bagi konsumen, karyawan, mitra bisnis,
pemegang saham, komunitas sekitar, bagi bangsa dan
lingkungan hidup. Sesuai dengan sumber dan alokasi
anggaran yang ditetapkan sebelumnya, PLN menyusun
dan melaksanakan program tanggung jawab sosial melalui
dua kegiatan utama yakni Program CSR dan Program
Pengembangan Masyarakat.
Based on its objectives, PLN then prepares and implements
its corporate responsibility programs by involving and
delivering added value to its consumers, employees, business
partners, shareholders and surrounding communities for the
nation and the environment. In accordance with available
resources and pre-set budget allocation, PLN prepares
and implements its social responsibility programs through
two main activities, which are the CSR Program and the
Community Development Program.
PROGRAM
TANGGUNG
JAWAB
SOSIAL
PROGRAM
TANGGUNG
JAWAB SOSIAL
PERUSAHAAN
PERUSAHAAN (CSR)
(CSR)
CORPORATE
SOCIAL
RESPONSIBILITY
Corporate
Social
Responsibility
Progr
am
(CSR)
PROGRAM
(CSR)
Program tanggung jawab perusahaan PLN (CSR)
dilaksanakan dalam beberapa kegiatan, meliputi:
pelaksanaan community relation, community service,
community empowering, pelestarian alam termasuk
penghijauan dan kegiatan yang berhubungan dengan
pemangku kepentingan lain. Kegiatan tanggung jawab
sosial perusahaan PLN dilaksanakan pada tahun 2011,
adalah sebagai berikut.
The Company’s Social Responsibility Program (CSR) is carried out
though several activities, including: Implementing community
relations, community service, community empowerement,
environmental preservation including regreening, and activies
related to other stakeholder interests. PLN’s corporate social
responsibility activities implemented in 2011 were as follows:
Community Relation (EU 24)
Kegiatan ini menyangkut pengembangan kesepahaman
melalui komunikasi dan informasi kepada para pihak
yang terkait. Beberapa kegiatan yang dilakukan PLN
antara lain:
Melaksanakan sosialisasi instalasi listrik, contohnya melalui
penerangan kepada pelajar SMA di Jawa Barat tentang
SUTT/SUTET, dan melaksanakan sosialisasi bahaya layanglayang di daerah Sumenep, Pulau Madura, Jawa Timur
• Sosialisasi instalasi listrik; masih rendahnya
pengetahuan & pemahaman warga terhadap dampak
SUTT/SUTET mendorong PLN untuk selalu memberikan
informasi secara terus-menerus. Salah satunya
dilakukan kepada pelajar SMA di Jawa Barat. Dengan
harapan, anak-anak remaja setingkat SMA dianggap
cukup terpelajar dan terdidik sehingga dapat membagi
pengetahuan dan informasi, serta memberikan
pengertian yang benar kepada keluarganya, tetangga
dan kerabatnya tentang SUTT/SUTET berdasarkan
pengetahuan yang mereka peroleh di sekolah.
• Sosialisasi bahaya layang-layang; layang-layang
merupakan salah satu mainan khas musiman yang
dimainkan oleh rakyat di pesisir pantai. Permainan ini
kadang berbahaya karena alat beserta trik permainan
yang menggunakan kawat dapat mengenai kabel
jaringan transmisi PLN. Kawat yang bersifat sebagai
Community Relations (EU 24)
These activities involve the development of understanding
through communication and information transferred to the
related parties. PLN’s activities included:
Raising awareness about electrical installations, for example
informing High School students in West Java about SUTT/
SUTET (Overhead electricity transmission lines), and raising
awareness about the danger of flying kites in Sumenep,
Madura Island, East Java.
• Raising awareness about electrical installations; There
is still a lack of knowledge and understanding among
citizens about the impact of SUTT/SUTET, pushing PLN to
continually raise awareness of this. This is one of the things
that the West Java High School students learned about.
It is expected that high school students are educated
enough to be able to share information, and pass on their
understanding to their family, neighbors and relatives
about SUTT/SUTET based on the information they are
given at school.
• Raising awareness about the dangers of flying kites;
Kite flying is one of the typical seasonal games played
by children on the coast. This game can sometimes be
dangerous because the kites have strings. Strings that
can act as electrical conductors can lead to short circuits,
which could disrupt the availability of electrical power.
PT PLN (Persero)
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Corporate Social Responsibility Program
84
penghantar listrik bisa mengakibatkan hubungan
arus pendek sehingga bisa mengganggu ketersediaan
pasokan listrik. Sosialisasi ini diselenggarakan di
daerah Sumenep, Pulau Madura (Jawa Timur).
Information to this effect was disseminated in Sumenep,
Madura Island, in East Java.
Community Services
Program bantuan dalam kegiatan ini berkaitan dengan
pelayanan masyarakat atau kepentingan umum.
Kegiatan yang dilakukan selama tahun 2011, antara lain
memberikan :
• Bantuan bencana alam.
• Bantuan peningkatan kesehatan di sekitar instalasi
PLN, antara lain di Kelurahan Asemrowo, Surabaya
yang berada di sekitar SUTT 150kV Sawahan-Waru.
• Bantuan sarana umum pemasangan turap untuk
warga pedesaan di Kecamatan Rumpin - Kabupaten
Bogor, Jawa Barat serta bantuan pengaspalan jalan
umum di Bogor - Buleleng, Bali.
• Bantuan perbaikan sarana ibadah.
• Operasi Katarak gratis di Aceh, Pekanbaru, Jawa Barat,
dan kota lainnya di Indonesia.
• Bantuan Sarana air bersih.
Community Services
Assistance Programs such as these are directed at public
services and public interests. Activities carried out in
2011 include:
Community Empowering
Kegiatan ini terdiri dari program-program yang
memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat
untuk menunjang kemandiriannya. (EC 8, EN 5, EN 6)
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
• Bantuan produksi dan pengembangan pakan ikan
alternatif di sekitar SUTET, bekerja sama dengan
Fakultas Pertanian UGM.
• Bantuan alat pertanian kepada kelompok tani Ngaran
Jaya Kabupaten Kulonprogo, Jawa Tengah.
• Bantuan pengembangan budi daya pertanian pepaya
organik untuk komunitas di sekitar Gunung Merapi
Yogyakarta yang bekerja sama dengan Fakultas
Pertanian UGM.
• Bantuan pengembangan pola tanam padi SRI
produktivitas tinggi.
• Bantuan pelatihan pengembangan budi daya tanaman
organik di sekitar instalasi PLN.
• Pemberdayaan anggota PKK Asemrowo, Surabaya.
• Program budi daya jamur tiram masyarakat Desa
Umbul Metro, Lampung.
• Bantuan Pelatihan budidaya rumput lain di Kalimantan
Timur.
• Bantuan Pelatihan kelompok tani tambak ikan tawar
Danau Sentani, Papua.
• Pelatihan
manajemen
UKM
dan
kiat-kiat
pengembangan UKM di Papua.
• Pelatihan manajemen pemasaran dan keuangan bagi
pengrajin souvenir khas Papua.
• Penyuluhan pertanian untuk petani di Genyem, Papua
• Pemberian bibit coklat masyarakat dibawah ROW P3B
Sumatera.
Community Empowerment
This activity consists of programs that provide wider access to
the public to support their independence. (EC 8, EN 5, EN 6)
Activities undertaken include:
• Natural disaster assistance.
• Assistance in improving health near PLN electrical
installations, including in Kelurahan Asemrowo, Surabaya,
which is in the vicinity of SUTT 150kV Sawahan-Waru.
• Assistance in plastering in public facilities for rural residents
in Rumpin District - Bogor, West Java, and assistance in
asphalting public roads in Bogor – Buleleng, Bali.
• Assistance in repairing houses of worship.
• Free cataract operations in Aceh, Pekanbaru, East Java, and
other cities in Indonesia.
• Assistance in developing clean water.
• Supporting production and development of alternative
fish feed in the vicinity of SUTETs, and cooperating with
the Faculty of Agriculture at UGM.
• Helping farmers in Ngaran Jaya district in Kulonprogo,
Central Java, obtain farming equipment.
• Supporting the development of organic papaya farming
for farming communities in the vicinity of Mount Merapi
in Jogyakarta that work with the Faculty of Agriculture
at UGM.
• Supporting the development of high-output SRI
paddy fields.
• Supporting training programs for the development of
organic farming near PLN installations
• Empowering members of PKK Asemrowo, Surabaya
• Supporting the development of an oyster mushroom
cultivation community in Umbul Metro village, Lampung.
• Supporting training for grass cultivation in East Kalimantan
• Supporting training for freshwater fish farmers on Sentani
Lake, Papua.
• SME management training and tips for SME development
in Papua.
• Marketing and financial management training for Papua
souvenirs’ artist.
• Agricultural expansion for farmers in Genyem, Papua.
• Provision of cocoa seeds for the ROW P3B Sumatera
community.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
85
Selain memberikan penerangan listrik untuk keperluan
dan aktivitas kesehariannya, masyarakat penerima
manfaat juga diberikan pembekalan dan pelatihan untuk
meningkatkan sumber daya alam potensi setempat guna
peningkatan ekonomi masyarakat. Dengan pembekalan
dan pelatihan, diharapkan taraf kesejahteraan sosial
akan meningkat seiring dengan meningkatnya kegiatan
perekonomian. (EC 9)
Besides providing electricity for their daily needs and activities,
receiving communities are also provided with provisions and
training to improve their local natural resources potential to
strengthen the local economy. These provisions and training
programs are expected to improve their social welfare and
improve local economic activity. (EC 9)
Beberapa bentuk pelaksanaan Program Desa Mandiri
Energi di antaranya:
The following are several examples of Energy Independent
Village programs:
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro
Hidro (PLTMH)
PLTMH dibangun di areal yang relatif terpencil, sulit
diakses oleh jaringan listrik secara ekonomis, namun
memiliki potensi sumber air yang potensial dan
luas hutan yang memadai untuk menjamin pasokan
air. Untuk memberi manfaat penerangan sekaligus
mendorong
masyarakat
setempat
memelihara
kelestarian lingkungan, PLN membantu pembangunan
PLTMH bekerja sama dengan perguruan tinggi. Salah
satu unit PLTMH hasil kerja sama ini dibangun di Desa
Pesawaran Indah, Lampung.
Construction of Micro Hydro Power Plant Generating Units
Micro Hydro Power Units are built in relatively remote areas
that are difficult to connect to the power grid, but that have
water resources and large forest areas ensure adequate
water supply. To provide lighting as well as to encourage the
public to maintain environmental sustainability, PLN helps
build Micro Hydro Power Plant by working with universities.
One of the Micro Hydro Power Plant units built through such
a cooperation is in Pesawaran Indah village in Lampung.
!
PT PLN (Persero)
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Corporate Social Responsibility Program
86
Beberapa unit PLTMH kerja sama PLN dengan Universitas
Gadjah Mada, juga dibangun di beberapa lokasi lain,
yakni:
• Dusun Lebak Picung, menerangi 52 KK, 1 sekolah dasar
dan 1 mushola.
• Desa Adat Susuan Karang Asem, Provinsi Bali dengan
kapasitas 25 KW.
• Dusun Kampung Sawah, kapasitas 6 KW, menerangi
40 KK.
• Dusun Bojong Cisono, kapasitas 6KW, menerangi
70 KK.
• Dusun Cibadak, kapasitas 6KW, menerangi 266 KK.
• Dusun Cisuren, kapasitas 12KW, menerangi 120 KK.
• Dusun Ciawi, kapasitas 6KW, menerangi 180 KK.
• Dusun Luewi Gajah, kapasitas 6KW, menerangi 70 KK.
• Dusun Parakan Darai, kapasitas 10 KW, menerangi 54 KK
• PLTMH di Sungai Code, Yogyakarta.
Several Micro Hydro Power Plant units have been built in
several locations in cooperation with UGM. These are:
Pembangkit Listrik Biogas
Pembangit biogas didirikan di daerah dengan kegiatan
peternakan yang dominan. Pembangkit ini memanfaatkan
kotoran ternak, biasanya sapi, sebagai bahan utama. Proses
pembangkitan listrik dilakukan dengan memanfaatkan
gas methane dari proses fermentasi kotoran ternak.
Gas methane yang dihasilkan dapat digunakan untuk
membangkitkan tenaga listrik atau dapat digunakan
untuk memasak. Sisa fermentasi dapat digunakan sebagai
pupuk. PLN telah mendukung pengembangan komunitas
berbasis optimalisasi biogas dan potensi lokal di Desa
Bojong Sleman yang mandiri, bekerja sama dengan
Fakultas Teknik UGM.
Biogas Power Plant
Biogas power plants are developed in areas with major farming
activities. These plants utilize manure, usually from cows,
as their primary fuel. Electricity is generated by producing
methane by a manure fermenting process. Methane produced
can be used to produce electricity or for cooking. What is left
over from the fermentation process can be used as fertilizer. PLN
has supported the development of independent communitybased biogas optimization in Bojong Sleman in cooperating
with the Faculty of Engineering at UGM.
Pendidikan dan Penyuluhan
Selain kegiatan pembangunan prasarana yang berkaitan
dengan energi, dalam Program CSR Desa Mandiri
Energi PLN juga menyelenggarakan berbagai program
pendidikan dan penyuluhan yang bertujuan memberi
pengertian mengenai pengaruh listrik, jaringan transmisi
dan distribusi listrik terhadap lingkungan dan kesehatan
masyarakat selain pelaksanaan program bantuan untuk
meningkatkan kemandirian masyarakat.
Education and Outreach
In addition to infrastructure development activities related
to energy, the PLN Energy Independent Village program
also organizes various educational and outreach programs
aimed at providing an understanding on the influence of
electricity, the power transmission and distribution network
on the environment and community health, as well as the
implementation of assistance programs designed to enhance
community self-reliance.
Pelestarian Alam, termasuk Penghijauan
Penanaman dan kegiatan pemeliharaan pohon yang
selama ini telah rutin dilakukan untuk membantu
lingkungan dalam pemulihan dampak aktivitas manusia.
Pada tahun 2010 sampai dengan 2011 PLN telah menanam
pohon sebanyak 126.705 pohon.
Nature Conservation, including Regreening
Tree planting and conservation activities have so far been
carried out routinely to help the environment recover from the
impacts of human activity. From 2010 until 2011, PLN planted
126,705 trees.
• Lebak Picung village, lighting over 52 households, one
school and one mosque.
• Susuan village, Karangasem, Bali, capacity 25 KW.
• Kampung Sawah village, capacity of 6 KW, lighting 40
households.
• Bojong Cisono village, capacity of 6KW, lighting 70
households.
• Cibadak village, capacity of 6KW, lighting 266 households.
• Cisuren village, capacity of 12KW, lighting 120 households.
• Ciawi village, capacity of 6KW, lighting 180 households.
• Luewi Gajah village, capacity of 6KW, lighting 70 households.
• Parakan Darai village, capacity of 10 KW, lighting 54 households
• Micro Hydro Power Plant on the Code River, Yogyakarta.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
87
PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Community Development Program
Program ini dilaksanakan dalam bentuk Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan, yang telah dilakukan sejak tahun
1991, berdasarkan pada SK MENKEU No.316/MK.016/1994
tentang Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK).
Pada tahun 1999 penugasan tersebut diganti menjadi
Program Kemitraan dengan Usaha Kecil dan Program Bina
Lingkungan, namun pada tahun 2000 sesuai dengan SE
No. 31/MK.1/2000 program tersebut dikembalikan menjadi
Program Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK).
This program has been implemented in the form of Partnership
and Community Development programs since 1991, based
on the Minister of Finance decree No.316/MK.016/1994 on
the Development of Small Enterprises and Cooperatives. In
1999, the program was changed to the State-Owned Small
Business Partnership Program and Community Development
Program, but in 2000, based on Letter No. 31/MK.1/2000, it
was changed back to the Development of State-Owned Small
Business Partnership and Cooperatives program.
Selanjutnya pada tahun 2003 terbit SK Meneg BUMN No.
KEP. 236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang Program
Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil
dan Program Bina Lingkungan serta Keputusan Direksi PT
PLN (Persero) No. 112-1.K/010/DIR/2004 tanggal 18 Juni 2004
tentang Pelaksanaan Program Kemitraan BUMN dengan
Usaha Kecil dan program Bina Lingkungan (PKBL).
In 2003, the Ministry of SOEs issued Decree No. KEP. 236/
MBU/2003 dated June 17, 2003, on the State-owned
Small Businesses Partnership Program and the Community
Development Program and PT PLN Board of Directors’
decision No. 112-1.K/010/DIR/2004 dated June 18, 2004, on
the Implementation of the State-Owned Small businesses
Partnership Program and Community Development Program.
Peraturan Meneg BUMN No: PER-05/MBU/2007 tentang
Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan
Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan serta Keputusan
Direksi PT PLN (Persero) No. 366.K/DIR/2007 tanggal 28
Desember 2007 tentang Pelaksanaan Program Kemitraan
BUMN dengan Usaha Kecil dan program Bina Lingkungan/
Program Partisipasi Pemberdayaan Lingkungan (PKBL/P3L).
SOE Minister Regulation No: PER-05/MBU/2007 on StateOwned Small Business Partnership Program and Community
Development Program, and PT PLN Board of Directors
Decision No. 366.K/DIR/2007 dated December 28, 2007, on
the implementation of the State-Owned Small Businesses
Partnership Program and the Environmental Empowerment
Participation Program (PKBL/P3L).
PROGRAM
kemitraan
Program
Kemitraan
(PK)
partnership
Partnership
Programprogram
PROGRAM pengembangan masyarakat
(pk)
community development program
Program
Kemitraan
merupakan
program
untuk
meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi
tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana yang
berasal dari bagian laba BUMN.
The Partnership program focuses on improving the abilities
of small businesses so that they can become independent
and resilient through the use of funds derived from the
profits of SOEs.
Pelaksanaan PK umumnya dilakukan melalui pembinaan
secara struktural oleh Perseroan langsung pada Mitra
Binaan melalui Kantor Wilayah/Distribusi, Cabang,
Unit Pelayanan, Area Pelayanan (kecuali yang berlokasi
sama dengan Kantor Wilayah/Distribusi). Pelaksanaan
PK pada dasarnya dilakukan melalui beberapa tahap,
sebagai berikut:
• Melakukan
survei
penelitian
lapangan
atas
permohonan bantuan dari calon Mitra Binaan.
Evaluasi kelayakan dilakukan sesuai kaidah usaha
yang layak dan sehat, serta dikoordinasikan dengan
instansi terkait;
• Melakukan pembinaan kemitraan berupa pendidikan
dan pelatihan, pemasaran, bantuan modal kerja,
memproses jaminan kredit, pemantauan dan evaluasi
pada Mitra Binaan, pencatatan dan pembukuan
transaksi yang terkait;
• Membuat laporan secara periodik (triwulan dan tahunan).
Partnership Programs are usually conducted through structural
guidance given by the Company directly to the partner through
the Regional/Distribution office, Branch, Office, Service Unit,
Service Area (except those located at the Regional/Distribution
Office). Program implementation is essentially carried out
through several stages, which are as follows:
• Conduct a field research survey at the request of the
prospective Foster Partner. Evaluation of the feasibility is
conducted in accordance with appropriate and healthy
business practices, and is to be coordinated with relevant
agencies;
• Conducting a coaching partnership covering education,
training, marketing, working capital assistance, processing
loan guarantees, monitoring and evaluation of Foster
Partner, bookkeeping for related transactions;
• Producing periodic reports (quarterly and annually).
PT PLN (Persero)
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Corporate Social Responsibility Program
88
Kegiatan Kemitraan tersebut dilakukan dengan dukungan
dana yang telah ada (dana bergulir) ditambah dengan
penyisihan laba perusahaan sebesar Rp20 miliar, yang
akan didistribusikan ke seluruh unit PKBL yang ada di
PLN. Jumlah mitra binaan PLN sampai akhir 2011 sebanyak
35.672 mitra.
Dana tersedia dan penggunaannya
Available fund and the utilization
Saldo awal Initial balance
Penerimaan dana BUMN pembina
Mentoring SOE fund proceeds
Pengembalian pinjaman mitra binaan
Foster partners loan settlement
Pendapatan jasa administrasi pinjaman
Loan administrative service revenue
Angsuran belum teridentifikasi
Installments not yet identified
Kelebihan Pembayaran Angsuran
Excess payment of installments
Pendapatan bunga Interest income
Pendapatan lain-lain Other revenues
Jumlah dana tersedia Total available fund
Penggunaan dana
Fund utilization
Penyaluran pinjaman kemitraan
Partnership loan disbursement
Dana pembinaan kemitraan Partnership fostering fund
Pembayaran hutang jangka pendek
Settlement of short-term loan
Beban Pembinaan Expenses guidance
Beban upah tenaga kerja The burden of wage labor
Beban administrasi dan umum
Administrative and general expenses
Beban pemeliharaan The cost of maintenance
Beban sewa Rent expense
Beban lain - lain Other expenses
Perolehan aset tetap Acquisition of fixed assets
Penyisihan program BUMN Peduli
SOE Care allowance program
JUMLAH PENGGUNAAN DANA TOTAL USAGE OF FUND
SISA SALDO REMAINING FUND
Dari keseluruhan dana Program Kemitraan tersebut,
Perseroan menyalurkan dana ke berbagai sektor
ekonomi, perincian penyaluran pada tahun 2011 adalah
sebagai berikut.
Partnership activities are carried out using existing funds
as well as up to Rp20 billion from Company profits, which is
distributed to all PKBL units at PLN. PLN had a total of 35,672
partners at the end of 2011.
2010 (Rp)
2011 (Rp)
643.518.288
2.190.812.451
1.500.000.000
70.000.000.000
13.283.449.631
12.693.686.305
1.548.193.721
1.486.084.945
75.015.168
14.745.446
403.001
9.833.550
56.957.523
856.127.351
42.630.036
23.298.563
17.150.167.368
87.274.588.611
2010 (Rp)
2011 (Rp)
13.904.644.933
245.500.000
468.130.000
109.493.600
5.295.000
360.000
22.399.910
33.311.000
42.401.750
5.000.000
112.289.078
114.827.891
5.700.000
74.120.000
21.150.000
6.000.000
90.250.246
204.618.519
137.094.000
368.835.750
150.000.000
13.525.000.000
14.959.354.917
19.221.690.880
2.190.812.451
68.052.897.731
From the total Partnership Program fund, the Company
distributes funds to various economic sectors. Details of the
distribution of the funds in 2011 is as follows:
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
89
SEKTOR USAHA
AKUMULASI PENYALURAN
BUSINESS SECTOR
ACCUMULATED DISBURSEMENT
JUMLAH MITRA BINAAN
TOTAL FOSTER PARTNERS
Industri Industrial
46.007.286.886
7.135
Perdagangan Trading
93.810.994.997
13.866
Pertanian Agriculture
4.119.529.750
427
Perkebunan Plantation
Perikanan Fishery
403.575.000
57
4.857.719.115
427
Peternakan Cattle Breeding
13.229.207.130
1.875
Jasa Services
83.981.934.402
10.676
Lain-lain Other
Total
Total penyaluran pinjaman
Total disbursement
Jumlah mitra binaan Total foster partners
6.936.294.254
937
35.650
35.672
2010
2011
253.101.041.534
287.506.576.982
35.650
35.672
Program
Bina Lingkungan
PROGRAM
bina lingkungan
Community
Development
Program
community
development
Program bina lingkungan dilaksanakan dalam bentuk
kegiatan bantuan pendidikan bagi masyarakat sekitar
lokasi transmisi dan distribusi yang tidak mampu,
namun memiliki kecerdasan dan kemauan besar
untuk melanjutkan pendidikan. Selain itu, dilakukan
melalui kegiatan pelestarian alam berupa partisipasi
program penghijauan yang diselenggarakan oleh pihak
eksternal bekerja sama dengan Pemerintah dan realisasi
penghijauan sekitar instalasi PLN.
The Community Development Program is carried out in the
form of educational assistance for the underprivileged who
live in transmission and distribution areas, and who also have
the the intelligence and desire to continue their education.
Meanwhile, nature conservation programs in the form of
regreening activities organized by external parties working with
the Government aim to regreen areas near PLN installations.
Kegiatan lain yang dilakukan dalam rangka Bina
Lingkungan adalah kegiatan bantuan bencana alam
(BUMN Peduli) yang terjadi di Merapi, Mentawai,
Gunung Sinabung, banjir bandang Wasior dan kegiatan
sosial lainnya.
Other Community Development activities included natural
disaster relief at Mount Merapi, Mentawai, Mount Sinabung,
and the Wasior flash floods, as well as other social activities.
Anggaran
Pelaksanaan
Program
anggaran
pelaksanaan
Program
Implementation
Budget
program
implementation
program
Anggaran CSR Tahun 2011 adalah sebesar Rp45 miliar,
namun yang sudah direalisasikan sebesar Rp37.273.169.359,
dengan rincian sebagai berikut:
NO
KEGIATAN
ACTIVITIES
program
budget
The CSR budget for 2011 was Rp45 billion. However,
Rp37,273,169,359 was actually spent. The details are
as follows:
REALISASI DANA
PROSENTASE (%)
6
48
37
10
REALIZED FUND (Rp)
PERCENTAGE
1
2
3
4
Community Relation
Community Services
Community Empowering
Pelestarian alam Nature preservation
3.193.171.954
18.857.945.985
12.336.458.430
1.868.091.825
5
Biaya operasional Operational fee
Total
1.017.501.165
1
37.273.169.359
100
PT PLN (Persero)
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Corporate Social Responsibility Program
90
KISAH MITRA BINAAN
FOSTER PARTNERS STORIES
KISAH SUKSES MITRA
BINAAN PLN,
JAT’S CRAFT – KOTA
GEDE YOGYAKARTA,
(PENGRAJIN TEMBAGA)
PLN Foster Partners
Success Story,
Jat’s Crafts in Kota
Gede Yogyakarta
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
91
Salah satu mitra binaan PT PLN (Persero) yang merasa
mendapat manfaat dari Peraturan Menteri Negara BUMN
No. PER-05/MBU/2007 tentang PKBL itu adalah Bapak Ojat
Sudrajat Pemilik JAT’S CRAFT di Kota Gede, Yogyakarta. Bapak
tiga anak yang bermigrasi di saat masa kanak-kanaknya
ke Yogyakarta dari Sumedang Jawa Barat mengikuti orang
tuanya yang berdarah wiraswasta. Di kota pengrajin tembaga
itu, dimulailah usaha kecil Pak Ojat di tahun 2001. Namun,
badai krisis moneter 97-98 berimbas pada usaha kecilnya.
Pak Ojat pun membuat banyak proposal ke hampir seluruh
instansi. Tak putus asa hingga di tahun 2000, PKBL PT PLN
(Persero) mencairkan bantuannya sebesar kurang lebih Rp4
jutaan dan semenjak itu, ia menjadi mitra binaan PT PLN
(Persero). Dua tahun setelah menjadi mitra PT PLN (Persero),
Jat’s Craft—sudah mengikuti pameran di Surabaya. Tahun
2003 mengajukan proposal lagi ke PKBL PT PLN (Persero)
setelah pinjaman yang pertama sukses ia tunaikan, PKBL
PT PLN (Persero) karena kepercayaannya memberikan
dana Rp14 juta. tahun 2004 ada pameran ke Singapore.
Gempa bumi Jogjakarta tahun 2006 membuat kegiatan
usahanya berhenti. Mulai dari rumah, workshop dan mesin
hancur total. tetapi, PT PLN (Persero) memberi kelonggaran
satu tahun tidak mengangsur. Tidak hanya kelonggaran
angsuran, PT PLN (Persero) mengajak mitra kerja yang
ulet ini untuk pameran ke Berlin, memberi kesempatan
pameran di tingkat internasional untuk menjual karyakaryanya. “Saya beruntung, sudah lama menjadi mitra PT
PLN (Persero), karena UKM-UKM baru lainnya kalau ingin
mendapatkan bantuan, harus ada jaminannya. Mungkin
untuk penghindaran kredit macet di masa depan.” Pak
Ojat juga mengutarakan bahwa semestinya ada tingkatan
kepercayaan yang lebih tinggi ketika mitra binaan telah
terjalin lebih dari sepuluh tahun. Ini adalah pengalaman Pak
Ojat ketika pameran oleh PT PLN (Persero) di Berlin. Seorang
pembeli memesan kerajinannya hingga 1,3 M rupiah. Tapi,
pemesan tersebut hanya mau memberi uang muka 30%
saja, Pak Ojat kelimpungan darimana ia peroleh 20% untuk
modal awalnya. “Saya minta saran dari PT PLN (Persero) saat
itu, bahkan saya menawarkan bagi hasil dengan PT PLN
(Persero). Tapi karena belum ada programnya, PLN tidak bisa
mencairkan dana untuk saya. Ya sudah, saya lepas pesanan
itu karena memang saya tidak punya modal cukup.” Akan
tetapi, hal itu tidak membuatnya putus asa. Justru memacu
Pak Ojat semakin kreatif dan ulet lagi.
One of PLN’s Foster Partners that has benefited from SOEs
Minister Regulation No. PER-05/MBU/2007 on PKBL is Mr.
Ojat Sudrajat, the owner of Jat’s Crafts. The father of three
moved during childhood to Yogyakarta from Sumedang in
West Java, following his parents who hail from Wiraswasta.
In the city of copper craftsmen, Mr. Ojat started a small
company in 2001. However, the economic crisis of 1997-98
hit his company hard. Mr. Ojat sought capital loans from
almost all institutions. Still refusing to despair, in 2000 PLN’s
PKBL program disbursed assistance amounting to about Rp4
million to Ojat’s business, and since then he has become a
Foster Partner of PT PLN. Two years after becoming a PLN
partner, Jat’s Craft took part in an exhibition in Surabaya.
In 2003, Mr. Ojat again made another loan proposal to
PLN after the success of the initial loan. PLN, believing in
his business, gave him a fund of Rp14 million. In 2004, his
business took part in an exhibition in Singapore. However,
the Jogyakarta earthquake of 2006 brought the company to
a standstill. With his workshop and equipment destroyed,
he was forced to start again from home. However, PLN gave
him an extra year to pay off the loans. Furthermore, PLN
also invited its resilient partner to an exhibition in Berlin,
giving Mr. Ojat the opportunity to sell his products to the
international market. “I was lucky to have been a longtime PLN partner, because its other partners were asked to
provide guarantees if they wished to receive aid. Probably
to avoid a credit crunch later on.” Mr. Ojat also said that
there should be a greater level of trust in trained partners
who had been partners for 10 years. The following is Mr.
Ojat’s experience of the PLN exhibition in Berlin. One buyer
ordered Rp1.3 billion worth of crafts. However, the buyer
only wanted to pay a 30 percent down payment, but Mr.
Ojat only had 20 percent of the required initial capital to
fill the order. “I asked PLN for advice at that time, I even
offered to share the profits with PLN. However, because
they did not have a program yet, PLN did not disperse the
funds I needed. So I dropped the order because I did not
have enough capital.” However, the experience did not
make me despair. In fact, it only made Mr. Ojat even more
creative and more resilient.
PT PLN (Persero)
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Corporate Social Responsibility Program
92
KISAH SUKSES
MITRA BINAAN
PLN, SURYA UTAMA
MANDIRI
(IBU HARYANTI)
Pengrajin
TEMPURUNG
PLN Foster
Partners Success
Story, Surya
Utama Mandiri
(Ibu Haryanti)
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
93
Awalnya, sambil bekerja sebagai guru TK honorer, Haryanti
membuat kreasi dari tempurung kelapa yang sederhana.
Hingga suatu hari, seorang datang padanya untuk
membuat kreasi baru, tas dari batok. “Wah, pertama sih
takut gagal, tapi ada hasrat untuk membuat kreasi yang
lain.” Kata perempuan kelahiran tanggal 23 Desember ini.
Setelah mencoba dan berhasil ditambah pelanggannya
puas, membuat semangat untuk berkreasi bentuk baru.
‘’Kalau barangnya itu-itu saja, pelanggan bisa bosan. Kita
juga bisa kalah dengan mereka yang memiliki usaha
serupa.’’ Kata mantan guru honorer ini. Usaha yang
dirintis tahun 2002 ini, awalnya membuat sendiri produkproduknya. Namun, itu dilakukannya sebelum pesanan
melimpah seperti sekarang. Mulai dari mengambil limbah
tempurung, membentuknya menjadi karya seni hingga
pemasaran, ia lakoni dengan bantuan sang suami. Kini,
ketika usahanya telah mekar, ia tak sanggup lagi bekerja
sendiri sehingga mempekerjakan orang lain. Sebanyak
10 karyawan sekarang membantunya memproduksi
aneka kerajinan tempurung kelapa ini. ‘’Saya dan suami
tinggal membagi-bagi tugas. Saya memegang pemasaran,
sedangkan suami bagian produksi barang-barang,’’ tambah
ibu tiga anak ini. Untuk memasarkan produknya, ajang
pameran menjadi andalan. Apalagi setelah mendapat
suntikan dana PKBL dari PT PLN (Persero), ajang pameran
yang menjadi salah satu keberhasilannya. “Program PKBLnya PT PLN (Persero) itu bagusnya tidak hanya kasih
uang saja, tapi PLN benar-benar memberdayakan kami,
salah satunya ajang pameran,” tuturnya gembira. Lulusan
sekolah perguruan ini mengaku diajak teman untuk
membuat proposal kepada PKBL PT PLN (Persero) tahun
2008 dengan dana Rp20 juta. “Ini pertama kali, dan sebulan
kemudian, saya dapat telepon kalau proposal saya disetujui
dan dana segera cair.” Pameran terbukti ampuh untuk
memperkenalkan produk ini pada kalangan yang lebih
luas. Buktinya, pesanan datang dari mana-mana seperti
Jakarta, Bali, bahkan dari negeri yang jauh, Jamaica, Kanada
dan Malaysia. Haryanti sangat terbantukan sebagai salah
satu mitra binaan PT PLN (Persero). “UKM itu kan yang
paling penting adalah pameran dan pemasaran. PKBL PT
PLN (Persero) membuat saya nyaman dengan program ini.”
Tidak hanya sekedar memberi bantuan berupa materi dan
pemasaran, Haryanti tertolong sekali dengan para pejabat
PKBL PLN yang menurutnya dapat memberi tenggang rasa
apabila dia tidak bisa mengangsur. Meski relatif jarang,
namun pernah ia mengalami kesulitan keuangan, hingga
menunggak 1 bulan. PT PLN (Persero) tidak memberikan
beban bunga kepada tagihannya yang telat. “Berbeda dong
dengan Bank, telat sedikit pasti kami ketar ketir karena
ada beban bunga dan biaya keterlambatan. Alhamdulillah,
PT PLN (Persero) begitu percaya pada saya, toh karena
waktu itu saya memang kurang. Ini hampir lunas doakan
lancar dan PT PLN (Persero) tetap percaya kepada saya
sebagai binaan mereka.”
A shell handicraft maker. Initially, when she was working as
an honorarium teacher, Haryanti made simple handicrafts
from coconut shells. But one day a person came to her to
ask her to make a new handicraft; a bag made from shells.
“Goodness, at first I was afraid of failure, but I had the
desire to make other handicrafts,” said the woman born
on December 23. After trying and succeeding and pleasing
her customer, she was driven to make new handicrafts. “If
I’m just making one thing, the customers will get bored. We
can lose out to those who have similar businesses,” said the
former teacher who started the company in 2002 initially
to make her own products. However, this was before the
orders became as abundant as they are now. Starting with
discarded shells, she makes them into works of art for the
market, and now works with the help of her husband.
With the business flourishing, she is no longer able to work
alone, and has had to hire others. Now 10 employees
help her produce various coconut shell-based handicrafts.
“My husband and I live with the other workers. I do the
marketing, while my husband is in charge of production,”
said the mother of three. Exhibitions have become their
marketing mainstay. Especially, after receiving an injection
of PKBL funding from PLN, exhibitions became one of
their success stories. “The good thing about PT PLN’s PKBL
program is that it does not just hand out money, but PLN
really empower us, the exhibitions are one example of
this,” she said excitedly. The teacher admitted that she had
been encouraged by her friends to ask PLN’s PKBL program
for a Rp20 million loan in 2008. “That was the first time,
and a month afterwards, I received a phone call saying
that my proposal had been accepted that the money
would be immediately disbursed.” The exhibitions proved
a success at introducing her products to a wider audience.
The proof: orders began flooding in from everywhere,
including Jakarta, Bali and even from far away countries,
like Jamaica, Canada as well as Malaysia. Haryanti feels
blessed to be a Foster Partner of PLN. “The most important
things for small enterprises are marketing and exhibitions.
PLN’s PKBL program allowed me to get to grips with this
way of doing things.” Not only assisting though providing
marketing and materials, Haryanti was really helped out
by officials from PLN’s PKBL program, who she says helped
her in ways she could not repay. Although relatively rarely,
she has nevertheless experienced financial hardships,
once finding herself one month in arrears. However, PLN
did not burden her with interest because she was late with
her payment. “It’s different to a bank, where if you are a
little late we can find ourselves in trouble with interest as
well as late fees. Thank God, PLN believed in me as it
did, because at that time I was really short of cash. It
has almost been paid off and PLN still believe in me as
their partner.”
PT PLN (Persero)
PLN manusia
(Persero) Profile
Human Resources Development
profil pt pln (persero)
PENGEMBANGAN
sumber PT
daya
94
PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA
MANUSIA
HUMAN RESOURCES DEVELOPMENT
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
95
PLN memandang sumber daya manusia (SDM) sebagai
mitra sekaligus aset yang akan mendukung jalannya
operasional
perusahaan
secara
berkelanjutan.
Pengembangan SDM semakin bernilai strategis seiring
dengan meningkatnya permintaan listrik, pertumbuhan,
dan luasnya cakupan operasional perusahaan. Untuk
mengelola SDM sehingga memenuhi harapan pelanggan
dan pemegang saham, PLN membentuk Komite Sumber
Daya Manusia yang dibebani tugas untuk menganalisis
dan mengkaji serta mengambil keputusan strategis di
bidang SDM Perseroan.
PLN considers human resources (SDM) as a partner as well as
an asset that continually supports its business operations. The
value of SDM is increasingly strategic in line with increasing
electricity demand, growth, and the Company’s wide expanse of
business operations. To manage SDM to meet the expectations
of our customers and shareholders, PLN has formed a Human
Resources Committee, tasked with analyzing, considering
and taking strategic decisions in the area of corporate human
resources management.
Sesuai dengan program transformasi bidang SDM
yakni transformasi soft skill terkait dengan budaya kerja
yang berorientasi kinerja tinggi, bersinergi dan terarah,
maka PLN telah menyusun langkah-langkah strategis
pengelolaan SDM yang meliputi:
• Melakukan penambahan karyawan secara terencana,
mengembangkan
kompetensi
pegawai
dan
menyiapkan
calon-calon
manajemen/pemimpin
Perseroan yang berkualitas dan profesional;
• Melakukan penyelarasan struktur organisasi dan
penyempurnaan sistem manajemen SDM;
• Memfasilitasi pembentukan budaya pelayanan prima
kepada pelanggan.
In accordance with a human-resources transformation
program aimed at soft-skill transformation in a well-ordered
work environment that is oriented toward high performance
and synergy, PLN has taken strategic steps for human-resources
management, including:
• Conducting the planned recruitment of employees,
developing employee competencies, and readying
qualified and professional candidates for management and
leadership positions for the Company;
• Aligning its organizational structure with the process of
SDM management;
• Facilitating the formation of a culture of excellent service
for customers.
PT PLN (Persero)
PLN manusia
(Persero) Profile
Human Resources Development
profil pt pln (persero)
PENGEMBANGAN
sumber PT
daya
96
HUBUNGAN DENGAN PEGAWAI
EMPLOYEE RELATIONS
Hubungan kemitraan tiga pihak, yakni pegawai, serikat
pekerja dan perusahaan, perlu dibangun secara sinergis
dan saling mendukung dalam menjalankan operasi dan
mencapai misi dan visi perusahaan. PLN sangat mendukung
pembentukan maupun aktivitas Serikat Pekerja yang
bertujuan meningkatkan kesejahteraan Pekerja dan
mendukung kinerja perusahaan secara maksimal.
A partnership of three parties – employees, unions and the
company – needs to be built with synergy, and must support
the execution of the company’s operations and the realization
of its mission and vision.
Hubungan tiga arah yang saling mendukung ini,
difasilitasi dan didasarkan pada butir-butir kesepakatan
dan aturan sebagaimana tercantum pada Perjanjian Kerja
Bersama (PKB) yang ditandatangani oleh setiap pegawai
dan perusahaan serta diketahui oleh Serikat Pekerja PKB
antara PLN dengan pegawai dicapai melalui tahapan
perundingan yang melibatkan 9 perwakilan serikat
pekerja dan 9 perwakilan perusahaan.
This three-way relationship is mutually supportive, and is
facilitated and based on the points of agreement and rules
contained in the Collective Work Agreement (PKB) that was
signed by employees and the company with the knowledge of
the Employee Union. The PKB between PLN and its employees
was implemented in phases and maximally supports the
performance of the company.
Pada tahun 2010 yang lalu, perjanjian kolektif antara
pegawai dengan pihak Perseroan yang tertuang dalam
PKB telah disepakati oleh seluruh pegawai PLN (100%),
sehingga tidak ada satupun pegawai PLN yang tidak
terlindungi dan terwakili hak-haknya dalam Perjanjian
Kerja Bersama (PKB). (LA 4)
In 2010, there were no employees who were not covered or
whose rights were not represented in the collective agreement
between employees and the firm set forth by the PKB and that
was agreed to by all (100 percent) of PLN’s employees. (LA 4)
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
97
KEPATUHAN PADA PERATURAN
PERUNDANGAN BIDANG KEPEGAWAIAN
COMPLIANCE WITH LABOR LAWS AND REGULATIONS
Manajemen
PLN
berkomitmen
meminimalisasi
kemungkinan terjadinya pelanggaran terhadap hak-hak
azasi manusia dalam hubungan kerja. Untuk meneguhkan
komitmen itu manajemen senantiasa mematuhi
perundang-undangan
di
bidang
ketenagakerjaan,
serta melandaskan pengelolaan pegawai berdasarkan
Perjanjian Kerja Bersama (PKB) terakhir yang telah
ditandatangani dan didaftarkan di Instansi yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan, dalam hal
ini Direktorat Jendral Pembinaan Hubungan Industrial
dan JAMSOSTEK (Keputusan No. KEP 66/PHIJSK-PKKAD/
PKB/V/2010 tanggal 18 Mei 2010 Tentang Pendaftaran
Perjanjian Kerja Bersama antara PT PLN (Persero) dengan
Serikat Pekerja PT PLN (Persero).
The management of PLN is committed to minimizing the
possibility of the occurrence of human rights violations
in the workplace. To reinforce that commitment, PLN has
continued to follow manpower regulations, along with basing
its management of employees on the most recent Collective
Work Agreement (PKB) that was signed and registered with
the responsible authorities for manpower, in this case the
Industrial Relations Directorate General and JAMSOSTEK
(Decree No. KEP66/PHIJSK-PKKAD/PKB/V, dated May 18, 2010,
on the registration of the Collective Work Agreement between
PT PLN (Persero) and the PT PLN (Persero) Employee Union.
PKB tersebut memuat hal-hal penting yang menyangkut
hak dan kewajiban pegawai maupun perusahaan sebagai
acuan dalam implementasi operasional perusahaan
sehari-hari. Termasuk di dalamnya ketetapan tentang
perlunya pemberitahuan kepada pegawai paling lambat
30 hari sebelum suatu perubahan menyangkut suatu
aturan yang signifikan maupun perubahan operasional
diberlakukan. PKB ini ditinjau dan diperbaharui setiap 2
tahun sekali untuk menyesuaikan dengan kondisi industri
yang umum dan aturan ketenagakerjaan terakhir. (LA 5)
The PKB contains important issues concerning the rights and
responsibilities of employees and the company as a guide
for the conduct of daily business operations. Included in the
agreement is a determination to provide employees with at
least 30 days notice before any operational change or change
related to a significant regulation is implemented. The PKB is
reviewed and updated every two years to ensure it accords
with general industry conditions and the latest manpower
regulations. (LA 5)
Uraian berikut menunjukkan ketaatan PLN terhadap
peraturan ketenagakerjaan dalam pengelolaan pegawai.
The following description shows PLN’s adherence to labor
regulations in the management of employees.
Kebebasan Berserikat (HR 5)
PLN menjamin hak pegawai untuk berserikat dan
membentuk organisasi pegawai atau serikat pegawai
di lingkungan perusahaan, termasuk kebebasan
menjadi pengurusnya. Hal ini adalah wujud komitmen
manajemen yang menganggap bahwa hubungan pegawai
dan perusahaan adalah hubungan kerja sama yang saling
membutuhkan satu sama lain. Jaminan atas kebebasan
pegawai untuk membentuk serikat pegawai tercantum
dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang
Serikat Pegawai/Serikat Buruh.
Freedom to Organize (HR 5)
PLN guarantees employees’ right to organize and form
employee organizations or employee unions in the corporate
environment, including the freedom to unionize. It is the
management’s commitment to ensure that the relationship
between employees and management is cooperative and
involves both parties. The guarantee for employees to form
employee unions is stipulated in Law No.21/2000 on Employee
Unions and Labor Unions.
Untuk menunjang berbagai program kegiatan Serikat
Pekerja yang selaras dengan kepentingan Perseroan,
maka Perseroan memberikan bantuan dan fasilitas yang
diperlukan sesuai dengan kemampuan Perseroan. Namun
demikian untuk menghindari benturan kepentingan,
dalam perjanjian kerja bersama (PKB) diatur suatu
ketentuan khusus yang menegaskan bahwa pegawai
di satuan kerja tertentu, yakni: Sumber Daya Manusia
To support Employee Union activity programs that are suitable
with the Company’s interests, the Company will give needed
aid and facilities appropriate with its abilities. However, to
avoid conflicts of interest, the Collective Work Agreement (PKB)
established special stipulations against forming an employee
union for employees in specific work units, specifically: Human
Resources (SDM), the Corporate Secretary, Accounting and
Budgeting, Treasury and Finance and the Internal Supervisory
PT PLN (Persero)
PLN manusia
(Persero) Profile
Human Resources Development
profil pt pln (persero)
PENGEMBANGAN
sumber PT
daya
98
(SDM), Sekretaris Perusahaan, Akuntansi dan Anggaran,
Perbendaharaan dan Pendanaan serta Satuan Pengawas
Internal, dilarang menjadi pengurus serikat pegawai.
Seluruh mekanisme menyangkut dukungan Perseroan
terhadap serikat pegawai maupun pengurusnya diatur
dan dijamin dalam PKB yang ditandatangani perwakilan
serikat pegawai dengan perwakilan Perseroan. (HR 5)
Unit. The entire mechanism related to the support of the
Company for employee unions and leaders was regulated and
guaranteed in the PKB that was signed by representatives of the
employee union and representatives of the Company. (HR 5)
Lingkungan Kerja
Salah satu faktor yang dapat berpengaruh langsung kepada
kinerja pegawai adalah lingkungan kerja yang sehat,
aman dan nyaman. Perseroan berusaha membangun
lingkungan fisik maupun psikis di seputar areal kegiatan
kerja agar suasana kerja senantiasa kondusif. Dengan
berbagai upaya tersebut, Perseroan sejauh ini cukup
mampu menjaga suasana lingkungan kerja yang kondusif
sehingga mendukung rasa nyaman pegawai dalam
bekerja. Suasana kondusif tersebut ditunjukkan dengan
relatif rendahnya tingkat kepergian (turn over) karyawan.
Work Environment
One factor affecting the performance of employees is a
work environment that is healthy, safe and comfortable. The
company has worked to develop a physical and psychological
environment for work areas that is always conducive. With
these efforts, the Company has so far been able to maintain a
work environment with relatively low employee turnover.
Selama periode laporan ada sebanyak 973 pegawai
dari jumlah 41.204 pegawai aktif sampai dengan akhir
tahun 2011 yang berhenti bekerja. Jumlah tersebut
adalah jumlah pegawai dengan pensiun normal. Selain
karena pensiun normal, penyebab lain berhentinya
In the period of this report, 973 of 41,204 active employees
stopped working by the end of 2011. That number of workers
was the number who retired under normal circumstances.
Other than usual retirements, deaths were also a reason
for ending employment. There were also several employees
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
99
pegawai adalah meninggal dunia. Hanya ada beberapa
pegawai yang berhenti bekerja di Perseroan karena
mengundurkan diri atas permintaan sendiri dengan
latar belakang alasan pribadi. (LA 2)
who left the Company at their own request for a variety of
personal reasons. (LA 2)
Waktu Kerja dan Perubahan Waktu Kerja
Untuk menghindari eksploitasi tenaga kerja secara
berlebihan, Perseroan menetapkan batasan waktu kerja
bagi pegawai. Sesuai dengan sifat usaha yang menuntut
kontinuitas pasokan daya listrik pada konsumen, maka
PLN memberlakukan waktu kerja biasa, waktu kerja giliran,
dan waktu kerja khusus untuk pelaksanaan pekerjaan di
daerah tertentu.
Working Hours and Changes to Working Hours
To reduce the overexploitation of manpower, the Company has
set limits on working hours for employees. In accordance with
the demanding nature of supplying electricity to consumers,
PLN has established standard work hours, shift work and
special work hours for executing work in certain areas.
PLN memberikan kompensasi berupa upah lembur sesuai
ketentuan perundang-undangan untuk pegawai yang
harus menyelesaikan pekerjaan melebihi waktu kerja
yang ditentukan sebelumnya. Manakala ada perubahan
peraturan menyangkut waktu kerja maupun perubahan
pola operasional yang cukup signifikan, Perseroan
memberikan waktu jeda minimal 3 bulan sebelum
perubahan dimaksud berlaku efektif. (LA 5)
PLN gives compensation in the form of overtime pay in
accordance with the regulatory stipulations for employees
who must complete tasks outside regular working hours.
If there are changes in the regulations concerning work
hours and the change to the operational system is
significant, the Company will give a three-month period
before the change is implemented. ( LA 5)
Penetapan Upah
Upah pegawai terdiri atas komponen gaji tetap, uang cuti,
penghargaan masa kerja, penghargaan karyawan teladan,
insentif kinerja, bonus dan tunjangan lainnya. Besaran
upah untuk pegawai tetap dan tidak tetap ini ditinjau
setiap periode tertentu. (Lihat lebih lengkap pada uraian
”Paket Kesejahteraan”).
Wage Determination
Employee wages are comprised of several elements: fixed
wages, vacation wages, exemplary-employee bonuses,
performance bonuses, performance incentives and other
benefits. Wage increases for permanent and non-permanent
employees are reviewed at specified intervals. (See more detail
in the “Welfare Benefits Attachment).
Besaran upah minimum yang diterima seorang pegawai
baru Perseroan golongan terendah dipastikan lebih
besar dibandingkan upah minimum regional (UMR) atau
provinsi (UMP) di mana lokasi utama Perseroan berada.
Gaji terendah pegawai PLN sesuai dengan SK Dir No.
115.K/DIR/2009 tentang Tarif Grade dan SK Dir No. 090.K/
DIR/2009 tentang Tunjangan Posisi telah lebih tinggi dari
UMR di masing-masing Daerah Utama (Ibukota Provinsi).
Sebagai contoh, berikut ini adalah tabel perbandingan gaji
pegawai PLN terendah yang baru diangkat dibandingkan
dan contoh UMP beberapa daerah. (EC 5)
The minimum wage received by a new employee of the
Company at the lowest level is definitely greater when
compared to the Regional Minimal Wage (UMR) or Provincial
Minimum Wage (UMP) in the Company’s primary operating
areas. The lowest wage paid to a PLN employee accords with
Decree No. Dir. 115.K/DIR/2009 on Position Allowances (Pay
for Persons) and Decree No. Dir.090.K/DIR/2009 on Position
Benefits and exceeds the minimum wage in the respective
provincial capitals in the Company’s main operating areas. For
example, the table below compares the lowest salaries paid
to new PLN employees with the Regional Minimum Wage in
several areas. (EC 5)
PT PLN (Persero)
PLN manusia
(Persero) Profile
Human Resources Development
profil pt pln (persero)
PENGEMBANGAN
sumber PT
daya
100
The Regional Group is a collection of PLN Work Units based on
a similar quality of living standards.
Kelompok Daerah, adalah pengelompokan PLN Unit Kerja
berdasarkan tingkat kualitas hidup
KETERANGAN
DESCRIPTION
Tarif Grade
Tarif Grade
Transisi
P2
PUSAT
CENTRAL
DAERAH
AREA 1
PLN UNIT INDUK
PLN UNIT PELAKSANA
PLN SUB UNIT PELAKSANA
PLN PROJECT UNIT
PLN IMPLEMENTATION UNIT
PLN IMPLEMENTATION SUB UNIT
DAERAH
AREA 2
DAERAH
AREA 3
DAERAH
AREA 4
DAERAH
AREA 5
DAERAH
AREA 1
DAERAH
AREA 2
4.234.0000 4.234.000 4.234.000 4.234.000 4.234.000 4.234.000 4.234.000
DAERAH
AREA 3
DAERAH
AREA 4
DAERAH
AREA 5
DAERAH
AREA 1
DAERAH
AREA 2
DAERAH
AREA 3
DAERAH
AREA 4
DAERAH
AREA 5
4.23.000 4.234.000 4.234.000 4.234.000 4.234.000 4.234.000 4.234.000 4.234.000 4.234.000
135.000
0
135.000
271.000
406.000
542.000
0
135.000
271.000
406.000
542.000
0
135.000
271.000
406.000
542.000
638.000
567.000
580.000
589.000
598.000
608.000
518.000
529.000
537.000
546.000
555.000
439 000
449.000
455.000
463.000
470.000
Total Spe 4
(S1/D4)
5.007.000 4.801.000 4.949.000 5.094.000 5.238.000 5.384.000 4.752.000 4.898.000 5.042.000 5.186.000 5.331.000 4.673.000 4.818.000 4.960.000 5.103.000 5.246.000
Tarif Grade
3.512.000 3.512.000 3.512.000 3.512.000 3.512.000 3.512.000 3.512.000 3.512.000 3.512.000 3.512.000 3.512.000 3.512.000 3.512.000 3.512.000 3.512.000 3.512.000
Tarif Grade
Transisi
P2
99.000
0
99.000
204.000
308.000
412.000
0
99.000
204.000
308.000
412.000
0
99.000
204.000
308.000
412.000
447.000
397.000
406.000
413.000
419.000
426.000
363.000
371.000
377.000
383.000
389.000
307.000
314.000
319.000
324.000
329.000
Total Bas 2
(D3)
4.058.000 3.909.000 4.017.000 4.129.000 4.239.000 4.350.000 3.875.000 3.982.000 4.093.000 4.203.000 4.313.000 3.819.000 3.925.000 4.035.000 4.144.000 4.253.000
Tarif Grade
2.915.000 2.915.000 2.915.000 2.915.000 2.915.000 2.915.000 2.915.000 2.915.000 2.915.000 2.915.000 2.915.000 2.915.000 2.915.000 2.915.000 2.915.000 2.915.000
Tarif Grade
Transisi
P2
Total Bas 4e
(D1/SMA)
55.000
0
55.000
141.000
226.000
331.000
0
55.000
141.000
226.000
331.000
0
55.000
141.000
226.000
331.000
447.000
397.000
406.000
413.000
419.000
426.000
636.000
371.000
377.000
383.000
389.000
307.000
314.000
319.000
324.000
329.000
3.417.000 3.312.000 3.376.000 3.468.000 3.560.000 3.672.000 3.278.000 3.341.000 3.433.000 3.524.000 3.635.000 3.222.000 3.284.000 3.375.000 3.465.000 3.575.000
Regional Groups Provincial
Kelompok Daerah
DAERAH AREA 1
KOTA CITY
Cepu
Jember
Kendal
Klaten
Kudus
Kutowinangun
Magelang
Mojokerto
Pekalongan
Salatiga
Semarang
Solo
Tegal
Wonosobo
Yogyakarta
DAERAH AREA 2
DAERAH AREA 3
DAERAH AREA 4
KOTA CITY
KOTA CITY
KOTA CITY
KOTA CITY
Banda Aceh
Barabai
Bima
Bontang
Gorontalo
Kotamobagu
Krueng Raya
Kuala Kapuas
Langsa
Lhokseumawe
Meulaboh
Palangkaraya
Rantau
Seikpakning
Sumbawa
Tanjung (Kalsel)
Tembilahan
Banggai
Bau-Bau
Ende
Gunung Sitoli
Kijang
Kolaka
Kotabaru
Kupang
Mamuju
Mentawai
Pangkalanbun
Pulang Pisau
Raha
Sabang
Sampit
Sanga-sanga
Sanggau (Kalbar)
Sintang
Tanah Grogot
Tanjungpinang
Tarakan
Toli-toli
Waingapu
Ambon
Bula
Larantuka
Sambu
Sanana
Saumlai
Ternate
Tobelo
Tual
Biak
Dobo
Jayapura
Kaimana
Manokwari
Merauke
Nabire
Natuna/
Ranai
Sentani
Serui
Sorong
Tahuna
Wamena
KOTA CITY
KOTA CITY
KOTA CITY
Banten
Banyuwangi
Bogor
Ciamis
Cianjur
Cikampek
Cirebon
Garut
Gresik
Jatibarang
Kamojang
Karang
Ampel
Kediri
Madiun
Malang
Padalarang
Pemekasan
Pasuruan
Porong
Probolinggo
Purwakarta
Sukabumi
Sumedang
Tasikmalaya
Balikpapan
Bandar
Lampung
Banyuwangi
Bekasi
Belawan
Binjai
Belitung
Bukittinggi
Depok
Kertapati
Kisaran
Kotabumi
Kuala Tanjung
Lahendong
Makassar
Manado
Mataram
Medan
Mentok
Metro
P. Bangka
P. Belitung
P. Brandan
P. Gerong
P. Susu
Padang
Palembang
Pematang
Siantar
Rantau Prapat
Surabaya
Banjarmasin
Batulicin
Baturaja
Bengkulu
Brastagi
Bulukumba
Denpasar
Donggala
Dumai
Jakarta
Jambi
Kendari
Kota Agung
Lahat
Lubuk Linggau
Padang
SIdempuan
Palopo
Palu
Pare-pare
Pekanbaru
Pinrang
Pontianak
Poso
Prabumulih
Rengat
Samarinda
Sibolga
Singkawang
Solok
Talangpadang
Watampone
DAERAH AREA 5
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
101
UMP beberapa provinsi
Provinsi Province
Minimum Wage for Selected Provinces
Upah Minimum Provinsi (dalam rp penuh)
Province Minimum Payment (in idr)
Aceh
1.300.000
Riau
1.016.000
Bangka Belitung
Lampung
DKI Jakarta
910.000
767.500
1.118.009
Banten
955.300
Jawa Tengah Central Java
660.000
Kalimantan Selatan South Kalimantan
1.024.000
Sulawesi Utara North Sulawesi
1.000.000
Papua
1.316.500
Penghargaan pada Hak Asasi Manusia (HAM)
Perseroan berkomitmen untuk senantiasa memperhatikan
aspek pengakuan dan penegakkan HAM dalam setiap
kegiatan operasionalnya. Kebijakan kebebasan berserikat,
berpolitik dan menyalurkan aspirasi politik secara bebas
maupun memberikan sumbang saran bagi kemajuan
perusahaan (melalui Serikat Pekerja maupun saluran
yang disediakan untuk maksud tersebut) adalah salah
satu wujud penghargaan terhadap HAM. (HR 5)
Honoring Human Rights (HAM)
The Company has always been committed to observing all aspects
related to the recognition and enforcement of human rights in all
its operations. A policy recognizing the freedom of association,
politics and political aspirations as a source of advice for the
company for its advancement (through the Employee Union or
channels provided for this purpose) is one manifestation of the
company’s respect for human rights. (HR 5)
Pelatihan dan Sosialisasi HAM
PLN telah mempunyai Prosedur Tetap (PROTAP) Keamanan
dan Ketertiban PT PLN (Persero) yang meliputi tindakantindakan di bidang keamanan seperti sabotase, teror,
unjuk rasa, juga di bidang ketertiban seperti keluar masuk
barang/material, penerimaan tamu dan lain-lain yang
telah memasukkan aspek penghormatan pada hak asasi
manusia (HAM).
Human Rights Training and Socialization
PLN has Standard Operating Procedures (SOP) for Safety
and Order from PT PLN (Persero), including safety measures
in the areas of sabotage, terrorism, and protests and also for
entrance/exit procedures, a guest policy, and others areas that
honor human rights (HAM).
Selain itu, pada kontrak pemberian pekerjaan kepada
Perusahaan Penerima Pekerjaan dipersyaratkan adanya
pelaksanaan pelatihan yang menunjang kompetensi bagi
Satuan Pengamanan. Kurikulum pelatihan disesuaikan
dengan kurikulum yang disusun oleh POLRI sekaligus
sebagai tempat pelatihan awal bagi tenaga satuan
pengaman. Kurikulum tersebut juga berisi pembekalan
pengetahuan dan pengetahuan mengenai HAM terhadap
para anggota Satpam. Dengan demikian pada tahun
pelaporan seluruh (100%) anggota satpam Perseroan telah
diberikan materi mengenai HAM dalam program pelatihan
pelaksanaan tugas pengamanan. (HR 3, HR 8)
In addition, the work contracts for Recipients of the
Company’s Work have stipulations requiring training to assure
the competency of Safety units. The training program is in
accordance with the curriculum developed by the National
Police (Polri), and also includes a training center for security
personnel. The curriculum contains briefings and information
related to HAM for security guards (Satpam). Through this, in
the reporting period, one hundred percent of the Company’s
security guards were given material related to human rights
under the security-duty education program. (HR 3, HR 8)
Pelanggaran Disiplin
Perseroan senantiasa menekankan pendekatan pembinaan
pegawai atas terjadinya tindakan pelanggaran disiplin
kerja, seperti tercermin pada tahapan tindakan yang
dimulai dari teguran lisan, pemberian peringatan tertulis
sampai dengan pemberian sanksi. Pada kasus pelanggaran
disiplin kerja sanksi dapat diberikan dalam bentuk
pemotongan insentif kinerja, demosi atau pemutusan
Disciplinary Violations
The Company continually emphasizes an approach to building
employees with measures for violations of work discipline, as
can be seen in measures starting with oral warnings, written
warnings up to levying sanctions. In cases of disciplinary
violations at work, sanctions are given in the form of reduced
work incentives, demotion or termination of employment. The
final stages of industrial dispute resolution, up to termination
PT PLN (Persero)
PLN manusia
(Persero) Profile
Human Resources Development
profil pt pln (persero)
PENGEMBANGAN
sumber PT
daya
102
hubungan kerja. Tahap-tahap penyelesaian terjadinya
perselisihan hubungan industrial, hingga terjadinya
pemutusan hubungan kerja, dijaga agar sejalan dengan
Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang penanganan
perselisihan hubungan industrial.
of employment, are completed in accordance with Law No.
2/2004 on Handling Industrial Relations Disputes.
Pekerja Anak dan Pekerja Paksa
Sebagai perusahaan nasional yang kegiatan operasionalnya
mencakup seluruh wilayah Indonesia, termasuk kawasan
terpencil, Perseroan menaruh perhatian besar pada
upaya pencegahan adanya pekerja anak. PLN mendukung
kebijakan pemerintah sesuai UU No. 13 Tahun 2003
untuk tidak memperkerjakan pegawai yang berusia di
bawah umur. Oleh karena itu, pegawai harus memiliki
latar belakang pendidikan minimal setingkat SMA/SMK
dan usia minimal calon pegawai di Perseroan adalah 18
tahun. PLN juga mendorong mitra kerjanya untuk turut
mendukung kebijakan tersebut. (HR 6)
Child Labor and Forced Labor
As a national company with operational activities covering
the entire area of Indonesia, including isolated areas, the
Company gives great care to guaranteeing the prevention of
child labor practices. PLN supports the government’s policies,
as per Law No. 13/2003, to not employ workers who are
underage. For this reason, employees must meet a minimal
educational requirement of a high school or vocational high
school diploma, and the minimal age for a job applicant
for the Company is 18. PLN also encourages its partners to
support such policies. (HR 6)
Pada uraian mengenai pengaturan waktu kerja untuk
menjamin keandalan operasi pembangkit maupun
penyaluran daya listrik pada konsumen, bagian
operasional Perseroan seringkali dituntut untuk
mampu bekerja 24 jam. Untuk itu Perseroan melengkapi
sistem pergantian jam (shift) pada beberapa bagian
operasionalnya. Kebutuhan shift disesuaikan dengan
kondisi di lapangan yang dihadapi, namun biasanya ada
2 hingga 3 shift dalam sehari.
In the description of relevant work-hour regulations for
ensuring reliable plant operations and electric power
supply to consumers, the Company’s operational sections
are often required to operate 24 hours a day. For this
reason, the Company has arranged a system of shift
work for several operating sections. Shift work is done in
accordance with conditions found in the field; usually two
or three shifts per day.
Selama bekerja, setiap pegawai diberi kesempatan untuk
beristirahat pada jam tertentu. Sistem ini ditujukan untuk
mencegah dan meniadakan terjadinya tindakan yang
dikategorikan kerja paksa. Apabila melewati batas waktu
shift kerja, maka pada pegawai diberikan kompensasi yang
diperhitungkan dalam imbal jasa pekerjaan yang telah
diketahui dan disepakati bersama. (HR 7)
While working, every employee is given an opportunity to rest
at fixed times. The system is intended to reduce and prevent
measures that can be categorized as forced labor. If shift hours
are exceeded, the employee is given compensation calculated
as identified and agreed to collectively. (HR 7)
Kompensasi kerja shift dan lembur yang diberikan berupa
Tambahan Tunjangan Posisi sebagaimana ditetapkan
dalam Keputusan Direksi No. SK Dir No. 090.K/DIR/2009
tentang Tunjangan Posisi (Pay for Position), sebagai berikut:
• Pekerjaan yang berkesinambungan dan dilaksanakan
secara bergilir (shift) dengan siklus tidak tetap di luar
jam kerja (shift sore s.d. malam atau malam s.d. pagi),
di antaranya: Operasi Pembangkit, Operasi Transmisi
dan Operasi Distribusi;
• Pekerjaan di luar jam kerja (piket di luar jam kerja),
di antaranya: piket pemeliharaan, piket gangguan
dan pekerjaan di lokasi Proyek Konstruksi yang tidak
dalam status Perjalanan Dinas;
• Pekerjaan dengan risiko keselamatan kerja yang
tinggi, di antaranya: Pekerjaan Dalam Keadaan
Bertegangan (PDKB);
• Tambahan Tunjangan Posisi sebesar maksimum 100%
Pay for Position juga diberikan untuk jabatan fungsional
dan struktural (Supervisor) yang bertanggung jawab
secara langsung di lapangan.
Compensation for shift work and overtime is given as specified
in Decision Directive No. SK Dir. No. 090.K/DIR/2009 on Pay for
Position as follows:
• Work carried out continuously or on shift on an irregular
schedule outside regular working hours (evening-to-night
shifts or night-to-morning shifts) for plant operations,
transmission operations and distribution operations;
• Work outside regular working hours, such as plant guard
duty (piket), disruption guard duty and work at construction
sites not given status by the Travel Office;
• Work with a high risk to personal safety, such as highvoltage (PDKB);
• Additional pay equal to 100 percent of Pay for Position will
also be given to functional and structural supervisors with
direct responsibility in the field.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
103
DEMOGRAFI DAN JUMLAH PEGAWAI
DEMOGRAPHICS AND WORKER NUMBERS
Status pegawai di PLN ada dua, yakni pegawai tetap dan
pegawai alih daya (outsourcing). Pada tahun pelaporan,
jumlah pegawai tetap Perseroan adalah 41.204 (jika
termasuk anak perusahaan berjumlah 47.615) pegawai
yang bertugas di bagian teknik maupun nonteknik. Jumlah
tenaga alih daya berkisar 72.000 orang, dengan tugas
meliputi bidang: pelayanan kebersihan, pramukantor
(office boy), sopir, satpam, jasa boga (katering), tenaga
bantu operasional & administrasi. (LA 1)
There are two categories of PLN workers: permanent employees
and outsourced employees. For the year of this report, the
number of Company employees was 41,204 (or 47,615, if
including employees at subsidiaries), assigned to technical and
non-technical areas. The number of outsourced employees
was around 72,000, in several areas: cleaning service, office
boy, drivers, security guards, caterers, operational help and
administration. (LA 1)
Dari seluruh pegawai tetap PLN (tidak termasuk anak
perusahaan), pegawai PLN yang berjenjang pendidikan D3
sampai SMA berjumlah tiga per empat dari seluruh pegawai.
Pegawai dengan tingkat pendidikan S1 sebanyak 22% dan
sisanya berpendidikan setingkat S2 dan S3. Komposisi
pegawai yang kebanyakan berpendidikan di bawah D3
ini berkaitan dengan lingkup pekerjaan Perseroan yang
banyak berkutat di bidang teknis lapangan.
The number of PLN employees at the high school to D3
(diploma) educational level constitute 75 percent of all PLN
employees, excluding subsidiary employees. The number of
employees at the S1 (bachelor’s degree) level constitute 22
percent, and those holding S2 (master’s) or S3 (doctoratal)
degrees comprise the remainder. The majority of employees
are educated at the D3 level or below, reflecting the Company’s
scope of work, which is primarily in technical fields.
Dalam pelaksanaan pembangunan pembangkit, perawatan
pembangkit dan pembangunan instalasi transmisi dan
distribusi, selain tenaga alih daya PLN juga melibatkan
pekerja kontraktor dan subkontraktor. Sekalipun pekerja
ini tidak termasuk pegawai PLN, namun persyaratan
PLN also involves contractor and subcontractor employees,
in addition to outsourced workers, in implementing the
development of power plant, maintenance and transmission
and distribution. Although their work does not involve PLN
employees, the rules and regulations on working hours,
PT PLN (Persero)
PLN manusia
(Persero) Profile
Human Resources Development
profil pt pln (persero)
PENGEMBANGAN
sumber PT
daya
104
jumlah waktu kerja, hak dan kewajiban disesuaikan
dengan standar PLN. Sesuai dengan kontrak pemeliharaan
dan operasional yang telah ditandatangani kedua belah
pihak, maka dalam satu tahun ada beberapa hari kerja
perawatan maupun operasional yang dikerjakan oleh
kontraktor dan subkontraktor. (EU 17)
rights and policies are in accordance with PLN standards. In
accordance with maintenance and operational contracts
previously signed by both sides, in a given year, contractors and
subcontractors work on several maintenance and operational
projects. (EU 17)
Sesuai dengan daerah operasional yang menjangkau
seluruh wilayah di Indonesia, pegawai Perseroan bertugas
dan berdomisili pada lokasi sesuai dengan lokasi
tempatnya bekerja. Komposisi pegawai PLN pada tahun
2011 menurut jenjang pendidikan dan wilayah kerja
adalah sebagai berikut. (LA 1)
Reflecting an operational area that spans the entire area of
Indonesia, the Company’s employees are assigned to and are
domiciled at locations appropriate with their work areas. A
breakdown of PLN employees by education level and area is
offered below. (LA 1)
Komposisi Pegawai Menurut Pendidikan dan Wilayah
Kerja, 2011 (LA 1)
Employee Breakdown by Education and Work Area, 2011
(LA 1)
NO
UNIT BISNIS
JUMLAH PEGAWAI
BUSINESS UNIT
EMPLOYEE NUMBERS
TINGKAT PENDIDIKAN
EDUCATION LEVEL
≤ D1
D3
S1
S2
S3
1
Wilayah Aceh Aceh Region
1.110
782
123
195
10
0
2
Wilayah Sumatera Utara North Sumatera Region
1.641
1.136
239
255
11
0
3
Wilayah Sumatera Barat West Sumatera Region
1.013
603
229
175
6
0
931
666
118
138
9
0
1.197
766
200
219
12
0
4
Wilayah Riau Dan Kepulauan Riau
Riau and Riau Islands Region
5
Wilayah Sumatera Selatan, Jambi Dan Bengkulu
South Sumatera, Jambi and Bengkulu Region
6
Wilayah Bangka Belitung Bangka Belitung Region
375
146
146
80
3
0
7
Wilayah Lampung Lampung Region
641
276
153
195
17
0
8
Wilayah Kalimantan Barat West Kalimantan Region
873
577
103
182
11
0
1.374
946
153
259
16
0
824
538
95
171
20
0
1.325
914
176
227
8
0
1.999
1.263
204
493
37
2
775
527
111
125
12
0
688
536
65
81
6
0
749
551
83
107
8
0
842
587
94
150
11
0
2.718
1.827
379
474
38
0
3.583
2.302
451
777
53
0
2.272
1.420
279
515
58
0
9
Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah
South Kalimantan and Central Kalimantan Region
10
11
Wilayah Kalimantan Timur East Kalimantan Region
Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo
North Sulawesi, Central Sulawesi and Gorontalo Region
12
Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara &
Sulawesi Barat
South Sulawesi, South East Sulawesi &
West Sulawesi Region
13
Wilayah Nusa Tenggara Barat
West Nusa Tenggara Region
14
Wilayah Nusa Tenggara Timur
East Nusa Tenggara Region
15
Wilayah Maluku dan Maluku Utara
Maluku and North Maluku Region
16
Wilayah Papua dan Papua Barat
Papua and West Papua Region
17
Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
Distribution of Greater Jakarta & Tangerang
18
Distribusi Jawa Barat dan Banten
Distribution of West Java & Banten
19
Distribusi Jawa Tengah dan Diy
Distribution of Central Java & DI Yogyakarta
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
105
NO
20
UNIT BISNIS
JUMLAH PEGAWAI
BUSINESS UNIT
EMPLOYEE NUMBERS
Distribusi Jawa Timur
TINGKAT PENDIDIKAN
EDUCATION LEVEL
≤ D1
D3
S1
S2
S3
3.054
1.956
247
764
87
0
949
465
226
246
12
0
958
469
227
250
12
0
1.215
773
230
208
4
0
64
5
21
31
7
0
4
0
2
1
1
0
133
30
62
36
5
0
163
16
51
89
7
0
90
10
25
54
1
0
21
0
4
13
4
0
312
92
90
114
16
0
189
50
29
101
9
0
180
69
45
58
8
0
196
53
52
84
7
0
128
33
36
54
5
0
86
10
20
49
7
0
92
17
20
46
9
0
131
5
58
62
6
0
90
13
19
47
11
0
35
8
4
22
1
0
20
1
10
7
2
0
83
5
16
57
5
0
4.078
3.135
279
613
51
0
1.363
882
223
243
15
0
Distribution of East Java
21
Distribusi Bali
Distribution of Bali
22
Pembangkitan Sumatera Bagian Utara
North Sumatera Power Plant
23
Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan
South Sumatera Power Plant
24
Pembangkitan Tanjung Jati B
Tanjung Jati B Power Plant
25
Pembangkitan Muara Tawar
Muara Tawar Power Plant
26
Pembangkitan Cilegon
Cilegon Power Plant
27
Pembangkitan Lontar
Lontar Power Plant
28
Pembangkitan Indramayu
Indramayu Power Plant
29
Uip Jaringan Interkoneksi Transmisi Tegangan Ekstra
Tinggi Sumatera
Extra-High Voltage Transmission Interconnection Network
Development Unit for Sumatera
30
Uip Jaringan Jawa Bali
Java Bali Power Plant Development Unit
31
Uip Jaringan Sulawesi, Maluku, dan Papua
Power Plant Development Unit for Sulawesi, Maluku and Papua
32
Uip Jaringan Sumatera I
Sumatera I Power Plant Development Unit
33
Uip Jaringan Sumatera II
Sumatera II Power Plant Development Unit
34
Uip Pembangkit dan Jaringan Kalimantan
Kalimantan Power Plant Development Unit
35
Uip Pembangkit dan Jaringan Nusa Tenggara
Nusa Tenggara Power Plant Development Unit
36
Uip Pembangkit Sumatera I
Sumatera 1 Power Plant Development Unit
37
Uip Pembangkit Sumatera II
Sumatera II Power Plant Development Unit
38
Uip Pembangkit Thermal Jawa Bali
Thermal Power Plant Development Unit for Java Bali
39
Uip Pembangkit Hidro Jawa Bali
Hydro-electric Power Plant Development Unit for Java Bali
40
Unit Pembangkit Jawa Bali
Power Plant Development Unit for Java Bali
41
Uip Pembangkit Sulawesi, Maluku dan Papua
Power Plant Development Unit for Sulawesi, Maluku and Papua
42
Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali
Transmission and Load Dispatching Center of Java Bali
43
Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera
Transmission and Load Dispatching Center of Sumatera
PT PLN (Persero)
PLN manusia
(Persero) Profile
Human Resources Development
profil pt pln (persero)
PENGEMBANGAN
sumber PT
daya
106
NO
44
UNIT BISNIS
JUMLAH PEGAWAI
BUSINESS UNIT
EMPLOYEE NUMBERS
Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan
TINGKAT PENDIDIKAN
EDUCATION LEVEL
≤ D1
D3
178
65
12
118
16
407
S1
S2
S3
80
21
0
25
66
11
0
138
60
172
37
0
191
32
18
113
28
0
269
160
50
47
12
0
302
86
91
117
8
0
1.175
300
123
537
212
3
5.776
9.199
967
5
Electricity Research and Development
45
Jasa Sertifikasi
Certification Services
46
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Education & Training Centre
47
Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan
Central of Electricity Engineering
48
Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan
Electricity Maintenance Center
49
Jasa Manajemen Konstruksi
Construction Management Services
50
Kantor Pusat (+ Tk) Head Office (+ Tk)
JUMLAH TOTAL
41.204
25.257
Perseroan tidak mendiskriminasi atau membatasi
persentasi jumlah tertentu pegawai berdasarkan gender.
Namun demikian demi keselamatan sesuai dengan sifat
pekerjaan di lapangan, maka jumlah pegawai wanita
lebih sedikit dibandingkan dengan pegawai pria, dengan
persentasi pegawai wanita adalah sebesar 16%. Kebanyakan
dari pegawai wanita bertugas di bidang administrasi serta
pekerjaan lain selain kegiatan lapangan. (LA 13)
The Company does not discriminate or limit the number of
permanent employees based on gender. However, for safety
reasons in accordance with working conditions in the field,
the number of women employees is less than the number of
male employees, with the percentage of women at 16 percent.
The majority of women employees work in the administration
field, in addition to others working in the field. (LA 13)
Demografi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin
Employee Demography based on Gender
16%
Laki-laki Male
Perempuan Female
84%
Pada akhir tahun 2011, komposisi pegawai PLN
berdasarkan usia lebih didominasi oleh pegawai dengan
usia di atas atau sama dengan 41 tahun sebanyak 62%.
Oleh karenanya, Perusahaan mulai beberapa tahun
terakhir mengembangkan sistem rekrutmen yang mampu
menjamin tersedianya pegawai baik dari sisi kuantitas
maupun kualitas. Komposisi pegawai PLN (dalam persen)
menurut usia, untuk tahun 2011 digambarkan dalam
diagram sebagai berikut. (LA 13)
For 2011, the composition of the PLN employee workforce was
dominated (62 percent) by employees 41 years old and above.
For this reason, over the last several years, the Company
has been developing a recruitment system to guarantee the
availability of good employees in terms of quality and quantity.
A breakdown of PLN employees by age (by percent) for 2011
can be found in the diagram on the next page. (LA 13)
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
107
Komposisi pegawai PLN menurut usia, 2011 (dalam %)
PLN Employee Breakdown by Age, 2010 (in percent)
< 25
23,37%
26 - 30
27,48%
31 - 35
36 - 40
11,52%
41 - 45
15,64%
6,06%
46 - 50
12,29%
> 50
3,65%
Batasan usia pensiun PT PLN (Persero) adalah 56 tahun.
Sehingga dengan kondisi demografi pegawai seperti
digambarkan tersebut di atas, jumlah pegawai yang akan
memasuki masa pensiun dalam 5 tahun ke depan (usia
>50 tahun) berjumlah 9.005 orang dan untuk 10 tahun ke
depan (usia 46-50) berjumlah 9.631 orang. Dengan demikian
total pegawai yang akan memasuki usia pensiun pada 10
tahun ke depan berjumlah 18.636 orang atau 34,89% dari
seluruh pegawai pada 2011. Tabel rincian pegawai yang
akan memasuki pensiun pada 5 dan 10 tahun ke depan
adalah sebagai berikut: (EU 15)
KETERANGAN DESCRIPTION
5 Tahun ke Depan (usia 50 tahun)
In the Next 5 Years (aged 50 years)
10 Tahun ke Depan (usia 46-50 tahun)
In the Next 6 to 10 Years (aged 46-50 Years)
Jumlah Total
The retirement age for PT Persero is 56 years. Given the
employee demographic conditions described above, the
number of employees who will reach retirement age (aged 50
or above) in the next five years is 9,005 and the number who
will reach retirement age in the next six to 10 years (aged 46
to 50) is 9,631. Accordingly, the total number of employees
who will reach retirement age in the next 10 years is 18,636,
or 34.89 percent of all employees in 2011. A detailed table on
the number of employees who will reach retirement age in the
next five to 10 years is shown below: (EU 15)
JUMLAH PEGAWAI PENSIUN Total Employees Eligible for Retirement
9.005
9.631
18.636
PT PLN (Persero)
PLN manusia
(Persero) Profile
Human Resources Development
profil pt pln (persero)
PENGEMBANGAN
sumber PT
daya
108
PENINGKATAN KOMPETENSI DAN PENGEMBANGAN KARIR
COMPETENCE IMPROVEMENT AND CAREER DEVELOPMENT
PLN melaksanakan Sistem Manajemen SDM Berbasis
Kompetensi secara konsisten dan selaras dengan upaya
menuju perubahan pola pikir SDM terkait penerapan
strategi korporat yang semakin berorientasi kepada
pemenuhan kebutuhan pelanggan. Menimbang komposisi
SDM yang didominasi tenaga kerja berusia di atas 45
tahun, tantangan industri kelistrikan, dan keberlanjutan
usaha, maka sejak beberapa tahun terakhir Perseroan telah
menyiapkan berbagai program penambahan dan pelatihan
kompetensi pegawai baru maupun pegawai lama.
PDM has implemented a Competency-Based Human Resource
Management System that is consistent and suitable with
an effort to change mind-sets connected to implementing a
corporate strategy that will increase the orientation toward
fulfilling customer needs. Considering that its human resources
are dominated by a work force aged 45 years and above, the
challenges of the electricity industry and sustaining business,
the Company has prepared a recruitment program and
competency instruction for new and old employees for the last
several years.
Untuk mendukung keberhasilan peningkatan kompetensi
SDM, menjamin keberlangsungan usaha dan keberhasilan
penerapan strategi korporat, PLN mengambil kebijakan
untuk merencanakan program pengembangan sejak
saat rekrutmen. PLN meyakini dengan penerapan sistem
rekrutmen yang berkualitas, maka akan didapat calon
pegawai yang memiliki kompetensi tinggi dan lebih
menjamin tingkat keberhasilan program pengembangan
pegawai yang akan dijalankan.
To support the successful improvement of human resources,
ensure business continuity and the successful implementation
of corporate strategies, PLN has adopted policies for
implementing development programs from the moment of
recruitment. PLN is certain that with a quality recruitment
system, it will recruit highly-qualified candidates and guarantee
the success of its employee development program in the years
to come.
Program pengembangan kompetensi untuk pegawai
lama, selanjutnya diselaraskan dengan program
pelatihan pegawai baru, sehingga didapat sinergi baik
dari sisi kompetensi pegawai maupun dari sisi efisiensi
biaya pelatihan.
The competency-development program for existing employees
has been aligned with the training program for new employees
to create a good synergy between employee competency and
training cost effectiveness.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
109
rekrutmen
Rekrutmen
recruitment
Recruitment
Mengingat lokasi operasional yang tersebar di seluruh
wilayah negara Indonesia dengan beragam kondisi dan
tantangan, PLN menetapkan beberapa kebijakan dasar
dalam proses rekrutmen dan melaksanakan program
peningkatan kompetensi pegawai. Pelaksanaan rekrutmen
dilaksanakan berdasarkan rencana kebutuhan tenaga
kerja jangka menengah maupun jangka panjang. Proses
seleksi melibatkan pihak ketiga dan dilakukan melalui
pemenuhan aspek administrasi, tes sikap, psikotes, tes
kesehatan, dan wawancara. Sebelum diangkat menjadi
pegawai tetap, terlebih dahulu para calon pegawai tersebut
mengikuti program orientasi.
Considering its operating locations spread throughout every
part of Indonesia and various other conditions and challenges,
PLN has established several basic policies for the recruitment
process and has implemented programs to improve the
competency of employees. The execution of recruitment
has been implemented based on medium-term and longterm needs assessments. The selection process involves a
third party, and its execution includes administrative aspects,
attitude tests, aptitude tests (psikotes), physical examinations
and interviews. Before becoming permanent employees,
candidates complete new-employee orientation programs.
Untuk menjamin ketersediaan tenaga kerja yang trampil
dalam proses perekrutan, PLN menyelenggarakan Direct
Shopping dan Job Fair yang bekerja sama dengan lembaga
pendidikan tinggi yang terbagi dalam 3 kelompok kegiatan
rekrutmen yaitu: (i) rekrutmen S1/D4/D3 (ii) rekrutmen
program D3 kerja sama (iii) rekrutmen operator PLTU.
Selain itu, PLN juga menyelenggarakan program beasiswa
ikatan dinas dan daily online application. Proses rekrutmen
kemudian ditindaklanjuti dengan berbagai program
pelatihan untuk meningkatkan kompetensi pegawai baru
maupun pegawai lama. (EU 14)
To guarantee the availability of a highly-skilled workforce
as a result of the recruitment process, PLN conducts “Direct
Shopping” events and “Job Fairs” in coordination with higher
education institutions. The activities can be divided into three
types of recruitment programs: (i) recruiting the holders of
university degrees (S1) or diplomas (D4, D3), (2) recruitment
programs for the holders of D3 diplomas and (3) the recruitment
of steam power plant operators. Additionally, PLN also runs
scholarship programs through education service agencies
and daily online applications. The recruitment process is then
followed by training programs for improving the competency
of new and existing employees. (EU 14)
Terkait kegiatan rekrutmen, untuk dapat menyerap
tenaga kerja lokal, rekrutmen dilakukan di berbagai
daerah mulai dari Aceh, Medan, dan seterusnya hingga
di Jayapura, semuanya meliputi 38 lokasi tes. Demi
misi mengembangkan SDM di wilayah Indonesia Timur
khususnya Papua, PLN kini tengah melaksanakan berbagai
program kerja sama dengan pemerintah setempat untuk
memberdayakan masyarakat asli. Program tersebut
meliputi pemberian kursus keahlian kepada tenaga
pengajar Sekolah Menengah Kejuruan, pemberian
beasiswa kuliah kepada lulusan SLTA bibit unggul dan
rekrutmen tenaga kerja lokal. Target yang dicanangkan
adalah jumlah peserta program pemberdayaan ini pada
tahun 2014 mencapai 60% dari jumlah pegawai PLN di
Wilayah Papua. (EC 7)
In connection with recruitment activities, and in order to
absorb members of the local workforce, recruitment has
also begun in various areas, such as Aceh, Medan and all
the way to Jayapura, covering 38 test locations. As part of
its mission to expand human resources in areas of eastern
Indonesia, especially Papua, PLN currently implements
several programs in cooperation with local governments to
empower local residents. These programs cover giving expert
classes to the teaching staff of vocational schools, granting
college scholarships to superior high school candidates and
recruiting from the local workforce. The target number for
empowerment programs for 2014 is 60 percent of the number
of PLN employees recruited from the Papua Region. (EC 7)
pelatihan
dan pengembangan
Pelatihan
dan Pengembangan
Kompetensi
training
and developing
Training
and Developing
Competence
Setiap tahun Perseroan menyelenggarakan berbagai
kegiatan pendidikan dan pelatihan yang diikuti seluruh
pegawai di semua jenjang jabatan maupun fungsi, untuk
meningkatkan kompetensi dan keterampilan. Program
pelatihan untuk pegawai dibagi ke dalam beberapa jenis
pelatihan sesuai dengan jenjang kepegawaian dan pola
pengembangan kompetensi yang diberikan, meliputi:
(LA 10, EU 14).
Every year, the Company runs several training and educational
activities for all its employees at every rank and in every
functional area to improve their competence and skills. Training
programs for employees can be divided into several types
depending on employee position and the skills-development
system that is given, and cover: (LA 10, EU 14)
kompetensi
competence
PT PLN (Persero)
PLN manusia
(Persero) Profile
Human Resources Development
profil pt pln (persero)
PENGEMBANGAN
sumber PT
daya
110
• Program diklat prajabatan untuk pembekalan calon
pegawai PLN. Program ini wajib diikuti oleh semua
calon pegawai PLN dari rekrutmen reguler.
• Program
diklat
profesi
untuk
peningkatan
kemampuan pegawai sesuai bidang kerjanya.
Program ini dapat diusulkan oleh semua pegawai dan
disetujui oleh atasan. Diklat ini diutamakan dapat
dilaksanakan oleh PLN Pusdiklat, penyelenggaraan
dari provider diklat lain bila PLN Pusdiklat belum
ada/dapat menyelenggarakan.
• Program pendidikan peningkatan pendidikan formal
S1/S2/S3 yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Peserta pendidikan adalah pegawai yang telah
terseleksi secara khusus atau pegawai yang menerima
beasiswa. Pendidikan ini juga dapat dilaksanakan
dengan restitusi biaya bila jurusan pendidikan sesuai
dengan kebutuhan organisasi dan telah mendapat
persetujuan lebih dahulu dari KDIV TLN.
• Program diklat penjenjangan adalah diklat pegawai
yang akan dipromosikan ke level di atasnya (SSE) atau
jabatan struktural yang lebih tinggi (EE). Untuk tahun
2010, diklat penjenjangan diikuti oleh 24 orang.
• Program diklat penunjang adalah program diklat yang
sifatnya umum untuk meningkatkan kompetensi
pegawai. Diklat penunjang dan diklat profesi ditahun
2010 diikuti oleh 519 peserta.
• Program diklat pembekalan masa purna bakti adalah
prgram diklat untuk pegawai dalam mempersiapkan
masa purna bakti, yang pada tahun 2010 diikuti oleh
87 peserta.
• Program pengembangan eksekutif adalah program
tugas belajar untuk pegawai yang lulus seleksi untuk
melanjutkan jenjang pendidikannya di berbagai
perguruan tinggi yang berada di dalam maupun di
luar negeri.
• Pre-employment training programs to prepare PLN’s
job candidates. All candidates recruited under regular
procedures participate in this training.
• Professional training programs for improving employee
skills in accordance with their work areas. Any
employee can request to participate in this program
with supervisory approval. This program is managed
by PLN’s Training Center (Pusdiklat) and can be run by
an external provider if PLN Pusdiklat does not have or
cannot manage such a program.
• Educational programs to improve the formal education
of the holders of bachelor’s, master’s and doctoral
degrees in accordance with organizational needs.
Participants are specially selected or are scholarship
recipients. These programs can also be administered
through cost reimbursement for degree programs
appropriate with organizational needs and previously
agreed to by Head of Talent Division.
• Support programs for employees who will be promoted to
the next level (SSE) or to a higher structural level (EE). In
2010, 24 people participated in the support program.
Pada tahun 2011, PLN Pusdiklat telah melaksanakan
program-program pelatihan kepada 61.198 peserta baik
yang berasal dari PLN, anak perusahaan, maupun pihak
eksternal, dengan total realisasi anggaran diklat sebesar
Rp230.257.801.294 (LA 10, LA 11)
In 2011, PLN Pusdiklat managed training programs for 61.198
percent of the employees of PLN, as well as external parties,
with a total realized education budget of Rp230,257,801,294.
(LA 10, LA 11)
Kegiatan lain yang dilaksanakan untuk mendukung
program SDM berbasis kompetensi adalah melaksanakan
Assessment Kompetensi Inti yang bertujuan untuk
lebih memahami kompetensi pegawai secara lebih pasti
dan terarah. Selain itu, sejalan dengan penerapan GCG,
Perseroan juga mengirimkan beberapa pegawai dari
bagian SPI untuk mengikuti pelatihan yang materinya
berkaitan penerapan antikorupsi yang dilaksanakan oleh
pihak eksternal. (SO 3)
Other activities that were managed to support competencybased SDM programs were Core-Competency Assessments
to increase the understanding of employee competencies
in a definite and through manner. In addition, through
the application of GCG, the Company also sent several
employees to SPI for relevant training that was principally
focused on anti-corruption and was managed by an external
third party. (SO 3)
• Training programs that support the general training of
employees to improve employee competence. In 2010,
training support and professional training was given to
519 participants.
• Retirement training programs for employees preparing
for retirement. In 2010, 87 employees participated in
retirement-training programs.
• Executive development programs for employees selected
to continue their education inside or outside the nation.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
111
Penilaian
Kinerjakinerja
Pegawai
penilaian
Employee
Performance
Appraisals
employee
performance
pegawai
appraisals
Penilaian kinerja dilakukan secara periodik oleh
atasan langsung maupun tidak langsung. PLN telah
mengembangkan dan menerapkan tools balanced
scorecards dalam melakukan penilaian kinerja pegawai
secara transparan dan akuntabel. Hasil penilaian kinerja
digunakan sebagai dasar bagi penerapan pengembangan
karir dan penempatan pegawai. Program penilaian
ini dilaksanakan sepanjang masa kerja pegawai,
sebagai bagian dari pola pengembangan karir pegawai
berdasarkan kompetensi. (LA 11)
Supervisors periodically make performance appraisals, directly
and indirectly. PLN has been developing and implementing
“balanced scorecards tools” to make employee performance
appraisals transparent and accountable. The results of
performance appraisals are used as a basis for career
development and employee placement. The assessment
program is implemented throughout an employee’s
tenure, as part of a competency-based employee careerdevelopment system. (LA 11)
Tindak lanjut penilaian kinerja adalah pelaksanaan
program rotasi, mutasi dan promosi pekerja dengan tujuan,
di antaranya: memenuhi kebutuhan organisasi, proses
pembelajaran dan pengkayaan pengalaman, pembinaan,
penghargaan terhadap hasil kerja, pengembangan karir dan
proses regenerasi.
Following performance assessments, is the implementation
of a rotation program, transfer and promotion system with
the following goals: filling organizational needs, training and
enriching experience, coaching, appreciating good work,
career development and the regeneration process.
Rotasi, Promosi,
dan Demosi dilaksanakan sesuai
ketentuan yang berlaku sebagaimana diatur dalam
Keputusan Direksi No.387.K/DIR/2008 jo. Keputusan
Direksi No. 307.K/DIR/2009. Promosi Pegawai dilakukan
setelah memenuhi persyaratan yang ditetapkan seperti
telah memenuhi kriteria talenta tertentu, telah lulus
diklat profesi atau diklat penjenjangan atau dengan Uji
Portofolio Kompetensi. Selama tahun 2011, PLN telah
melakukan penilaian terhadap 41.204 pegawai dalam
rangka pelaksanaan rotasi, mutasi dan demosi. (LA 12)
Rotations, promotions and demotions are managed in
accordance with regulations as stipulated in Decision Directive
No.387.K/DIR/2008 and Decision Directive No. 307.K/
DIR/2009. Employee promotions are made after fulfilling the
rules and regulations set forth, such as fulfilling specific talent
criteria and completing professional training, required training
classes, or Portfolio Competency Tests. Since 2011, PLN has
appraised 41,204 employees under its rotation, promotion and
demotion scheme. (LA 12)
Kesetaraan
Dalam Jenjang
Karir
kesetaraan
dalam
jenjang
Equality
in Career
equality
inPaths
career
karir
PLN menjamin persamaan kesempatan bagi seluruh
pegawai dalam mengembangkan karir-nya sesuai
kompetensi dan perkembangan perusahaan. Kompetensi
dan kemampuan pegawai dinilai menurut tools “balanced
scorecard” untuk menjamin akurasi dan kesetaraan.
Penerapan yang konsisten atas asas ini menjadikan tidak
adanya lagi kasus diskriminasi yang berkaitan dengan
suku, ras, agama dan gender pada semua level jabatan di
Perseroan. (HR 4)
paths
PLN guarantees equal opportunity for all employees in
developing their careers and competence in a manner
appropriate with corporate development. Employee
competency and ability is appraised using balancedscorecard tools to guarantee accuracy and equality. A
consistent application of the principle of equality was made
in this reporting year. There were no cases of discrimination
connected with ethnicity, race, religion or gender at any level
of the Company. (HR 4)
PT PLN (Persero)
PLN manusia
(Persero) Profile
Human Resources Development
profil pt pln (persero)
PENGEMBANGAN
sumber PT
daya
112
PAKET KESEJAHTERAAN
WELFARE PACKAGE
Seperti tertuang dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
yang ditandatangani oleh pegawai dan perusahaan serta
diketahui oleh Serikat Pekerja, maka sebagai bentuk
apresiasi PLN memberikan penghasilan kepada pegawai
setiap bulan sebagai imbalan jasa karena melaksanakan
suatu pekerjaan/jabatan. Penghasilan dimaksud terdiri
atas gaji, tunjangan tetap, tunjangan tidak tetap dan
tunjangan lainnya. Tunjangan tetap yang dimaksud
adalah tunjangan jabatan atau tunjangan fungsional atau
tunjangan tanggung jawab. Tunjangan tidak tetap terdiri
atas tunjangan kinerja, uang bantuan makan, imbalan
risiko kerja dan imbalan gilir.
As stated in the Collective Work Agreement (PKB) that was
signed by employees and representatives of the company
with the knowledge of the Employee Union, as a form of
appreciation, PLN pays a salary to employees every month
as compensation in accordance with their work and position.
Salary is understood to consist of wages, fixed and non-fixed
benefits and other benefits. Fixed benefits are understood to
consist of position benefits, functional benefits or responsibility
benefits. Non-fixed benefits comprise performance bonuses,
food allowances, risk pay and shift-deferential pay.
PLN juga memberikan tunjangan lain kepada karyawan
dalam bentuk Tunjangan Hari Raya (THR), asuransi
kesehatan, uang pensiun, jaminan layanan kesehatan dan
hak cuti yang ditentukan sesuai dengan peraturan yang
berlaku, di luar remunerasi.
PLN also gives other benefits to employees in the form of
Holiday Bonuses (THR), health insurance, pension benefits,
sick leave and the right for vacation time in accordance with
existing regulation, outside of remuneration.
Besaran remunerasi pegawai akan dipengaruhi oleh
beberapa parameter, mencakup di antaranya:
• Peringkat Pegawai dan Jenjang Jabatan.
• Peringkat Pegawai ditetapkan pada seorang pegawai
pada awal bekerja berdasarkan Tingkat Pendidikan.
• Jabatan seorang pegawai ditentukan berdasarkan hasil
penilaian (teknis atau melalui assessment centre).
The amount of employee remuneration will be affected by
several parameters, including:
• Employee rank and position.
• Employee rank as fixed for employees at the start of their
service based on their education level.
• An employee’s assignment, as determined based on
the results of their appraisals (technical or through an
assessment center).
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
113
PLN menjamin persamaan kesempatan
bagi seluruh pegawai dalam
mengembangkan karirnya sesuai dengan
kompetensinya dan sejalan dengan
perkembangan perusahaan.
PLN guarantees equal opportunity for all
employees in developing their careers and
competence in a manner appropriate with
corporate development.
Adapun mekanisme yang diberlakukan dalam menetapkan
besaran remunerasi adalah sebagai berikut:
The mechanism for determining the amount of remuneration
is described below:
Pay for Person:
Ditetapkan kepada Pegawai pada saat pertama kali
diangkat sebagai Pegawai (diberikan grade dan skala grade)
berdasarkan kompetensi yang bersangkutan mencakup
tingkat pendidikan pada saat diangkat menjadi Pegawai,
pengalaman kerja dan masa kerja. Pay for Person tetap
meningkat setiap tahun melalui kenaikan skala grade
Pegawai yang dilakukan setiap tahun.
Pay for Person:
Determined for employees the first time they enter employment
(given a grade and grade level) based on their competence in
connection with their educational level at the point when a
candidate becomes an employee, and work experience and
length of service. Pay for Person is fixed every year following
the increase in an employee’s grade on an annual basis.
Pay for Position:
Tunjangan jabatan ditetapkan kepada Pegawai sesuai
Level Kompetensi Pegawai (berdasarkan bobot jabatan dan
indeks daerah). Tidak diberikan kepada Pegawai untuk
sementara waktu, apabila Pegawai tidak masuk kerja
lebih dari 1 bulan dan akan diberikan kembali apabila
Pegawai telah masuk kerja kembali.
Pay for Position:
Position pay is determined for employees in accordance with
the employee’s level of competency (based on their position
value according to the regional index). Will not be paid on
a temporary basis if the employee is in absence for more
than one month and will be paid again after the employee
resumes work.
Pay for Performance:
Diberikan kepada Pegawai berdasarkan prestasi kerja
individu, prestasi kerja dalam tim dan prestasi kerja
dalam inovasi.
Pay for Performance:
Given to employees based on individual achievement,
team achievement and work-related achievements
involving innovation.
PT PLN (Persero)
PLN manusia
(Persero) Profile
Human Resources Development
profil pt pln (persero)
PENGEMBANGAN
sumber PT
daya
114
Paket kesejahteraan yang diterapkan pada pekerja alih
daya berbeda dengan pekerja tetap/pegawai PLN. Pekerja
tetap mendapatkan hak pensiun pada saat berakhirnya
masa kerja sesuai yang telah disepakati, sementara
pekerja alih daya tidak mendapatkan hak semacam ini
saat berakhirnya masa kerja yang telah ditetapkan. (LA 3)
The welfare package that has been established for outsourced
workers is different from that for permanent workers/PLN
employees. Permanent workers have pension rights at the end
of their employment in accordance with previous agreements,
while outsourced workers do not have such entitlements at the
end of their employment, as previously determined. (LA 3)
Kesejahteraan yang diberikan kepada Tenaga Alih Daya
antara lain, diberikan upah setiap bulan yang besarnya di
atas Upah Minimum Regional/Provinsi yang berlaku, yang
meliputi: upah pokok, biaya transportasi, uang lembur, serta
diberikan Tunjangan Hari Raya, iuran Jamsostek, seragam
kerja. Hak-hak lainnya sesuai dengan ketentuan perundangundangan di bidang tenaga kerja, yang dicantumkan dan
dipersyaratkan di dalam kontrak pekerjaan oleh Perseroan
kepada Perusahaan Penerima Pekerjaan.
The welfare benefits given to outsourced workers include,
among other things, the payment of monthly wages in
accordance with the prevailing Regional/Provincial Minimum
Wage, which covers basic wages, transportation costs, overtime
pay, holiday bonuses (THR), Jamsostek contributions, work
uniforms, and other rights in accordance with the stipulations
of the regulations pertaining to manpower, and as stipulated
and regulated in the work contract between the Company and
the third party which received jobs from PLN.
Kesetaraan Gender Dalam Hal Remunerasi
Sistem remunerasi PLN tidak mengenal pembedaan gender.
Sama halnya dengan kesamaan dalam pengembangan
karir, PLN memberlakukan standar upah atau gaji yang
sama antara pegawai pria dan pegawai wanita. Perbedaan
hanya terjadi karena adanya perbedaan peringkat pegawai,
jenjang jabatan, dan masa kerja, serta kinerja individu.
Gender Equality in Remuneration Rights
PLN’s remuneration system does not recognize gender
differences. Similar to its career development policy,
PLN has implemented standard wages that are the same
for male and female workers. Any differences are due to
differences in employee level, position, length of service
and individual performance.
Program Pensiun
PLN menyelenggarakan program pensiun bekerja sama
dengan perusahaan yang kompeten di bidang ini.
Perseroan menyelenggarakan dua program pensiun, yakni
program pensiun manfaat pasti dan program pensiun
iuran pasti. (EC 3)
1. Program pensiun manfaat pasti (EC 3)
Besaran dana pensiun untuk program pensiun manfaat
pasti didasarkan atas masa kerja, tingkat gaji pada
saat pensiun dan dapat dialihkan kepada tanggungan
jika pegawai bersangkutan meninggal dunia. Sumber
utama dana pensiun adalah iuran dari karyawan dan
sumbangan Perseroan.
2. Program pensiun iuran pasti (EC 3)
Program pensiun iuran pasti dilaksanakan untuk para
pegawai yang direkrut dan diangkat pada atau setelah
bulan Juli 2009. Pada program ini pegawai mempunyai
pilihan kepesertaan pada beberapa yayasan pengelola
dana pensiun yang diakui dan direkomendasikan
dalam program ini.
Pension Program
PLN has implemented a worker pension program equivalent
to other companies in the industry. The Company has
implemented two pension programs: a fixed-benefit pension
program and a fixed-contribution pension program. (EC 3)
1.Fixed-benefit pension program (EC 3)
The amount of the pension under the fixed-benefit pension
program is based on length of service, the highest salary at
the time of retirement and can be shifted to an employee’s
dependents in case of death. The primary source of funding
for such pensions is worker contributions and contributions
from the Company.
2.Fixed-contribution pension program (EC 3)
The fixed-contribution pension program has been
implemented for employees that were recruited and
entered service on or after July 2009. Under this program,
employees have a choice of participating in several
pension-fund management foundations authorized and
recommended under the program.
Iuran Pensiun diberikan dari dua sumber yaitu:
1. Iuran Pemberi Kerja (IPK) sebesar 10 s.d 11% dari
PhDP Pegawai.
2. Iuran Pegawai sebesar 6% dari PhDP Pegawai.
Pension contributions come from two sources:
1. Employer Contributions (IPK) amounting from 10 to 11
percent of an employee’s Basic Retirement Income (PhDP).
2. Employee Contributions amounting to 6 percent of an
employee’s PhDP.
Dana pensiun yang diterima, kelak diberikan setiap
bulan melalui Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK).
Pension funds are received and later awarded every
month via the Employer Pension Fund (DPPK).
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
115
Koperasi
Sebagai bagian dari upaya memberikan kesejahteraan
kepada pegawai, PLN mendukung pendirian Koperasi
Pegawai Perusahaan Kantor Pusat (KP PLN). Jenis usaha
yang diselenggarakan oleh Koperasi Karyawan Perusahaan
antara lain:
• Menerima simpanan dari anggota.
• Melakukan perdagangan barang dan jasa.
• Melakukan usaha simpan pinjam.
• Menyediakan barang-barang kebutuhan anggota.
• Melakukan usaha lainnya, seperti penyediaan alat
tulis kantor dan alat-alat yang berhubungan dengan
Perusahaan.
• Menambah
pengetahuan
anggota
tentang
perkoperasian.
Cooperatives
As part of the consideration given to employees, PLN has
supported the establishment of the head office employee
cooperatives (KP PLN). The types of enterprise fostered by the
Employee Cooperative include:
Program penghargaan terhadap pegawai
Selain
program-program
tersebut,
Perseroan
menyelenggarakan program pemberian penghargaan
kepada pegawai sebagai salah satu bentuk pembinaan
terhadap pegawai. Penghargaan kepada pegawai tersebut
terdiri dari:
1. Penghargaan Prestasi
Penghargaan yang diberikan kepada pegawai atau
sekelompok pegawai yang dipandang telah memberikan
prestasi yang luar biasa seperti menemukan formulaformula kerja baru yang ternyata sangat efisien dan
bermanfaat secara signifikan bagi Perusahaan.
2. Penghargaan Teladan
Penghargaan yang diberikan kepada pegawai yang
telah memperlihatkan keteladanan baik di tempat
kerja maupun di lingkungan masyarakat.
3. Penghargaan Pengabdian
Penghargaan yang diberikan kepada pegawai atas
dasar lamanya masa kerja secara terus-menerus
selama 16, 24, 32 dan 40 tahun.
4. Penghargaan Purnakarya
Penghargaan yang diberikan kepada pegawai yang
telah memasuki masa usia pensiun normal.
Employee Recognition Programs
Under these programs, as one part of staff development,
the Company fosters gift programs recognizing employees.
Recognition given to employees includes:
•
•
•
•
•
Accepting savings deposits from members.
Offering goods and services.
Making loans.
Making available needed goods to members.
Conducting other businesses, such as stationery and office
supplies and other items connected to the business of the
Company.
• Increasing member knowledge about cooperatives.
1.Recognition of Achievement
This recognition is given to employees or to groups of
employees for outstanding achievements, such as creating
a new work process that is extremely efficient and beneficial
in a significant manner for the Company.
2.Recognition of Model Employees
Recognition is given to employees who provide a good
example in the work place or work environment.
3. Devoted Service
This recognition is given to employees with a long service
record at the 16th, 24th, 32nd and 40th years of employment.
4.Retirement Recognition
This recognition is given to employees when reaching
normal retirement age.
PT PLN (Persero)
PLN manusia
(Persero) Profile
Human Resources Development
profil pt pln (persero)
PENGEMBANGAN
sumber PT
daya
116
PENYELARASAN ORGANISASI DAN PENYEMPURNAAN
SISTEM MANAJEMEN SDM
ORGANIZATIONAL COORDINATION AND PERFECTION OF THE
Human Resources SYSTEM
Langkah penting yang dilakukan adalah penyempurnaan
sistem pengembangan pegawai melalui penerapan “Talent
Management” dengan tujuan diperolehnya gambaran
rinci mengenai ketersediaan dan penempatan pegawai
sesuai kebutuhan organisasi. Melalui penerapan tersebut,
maka pengembangan, seleksi dan nominasi pegawai
berbasis pada kompetensi dan kinerja yang bersangkutan.
PLN telah melakukan telaah atas model kompetensi yang
digunakan sebagai acuan, diikuti dengan pengembangan
Assessment Center.
An important step that was taken was improving the employee
development system through the application of “Talent
Management” with the goal of obtaining a detailed picture of
the availability and placement of employees in accordance with
organizational needs. Following the application of the program,
the development, selection and nomination of employees was
based on relevant competencies and performance. PLN also
conducted a study on competency models that was established
as a reference for development at Assessment Centers.
Melalui langkah tersebut PLN menyempurnakan
model kompetensi dan menyusun panduan penilaian,
melalui telaah atas katalog kompetensi inti, manajerial,
karakteristik pribadi dan teknis, serta panduan penilaian
kompetensi teknis.
Through these steps, PLN refined its competency models and
developed an appraisal guide; a catalog of core competencies
along with management, personal, and technical characteristics;
and a technical competency appraisal guide.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
117
PENINGKATAN BUDAYA UNGGUL
enhancement of excellence culture
Sesuai dengan penerapan strategi transformasi soft
skill yang terkait dengan budaya kerja yang berorientasi
kinerja tinggi, bersinergi dan terarah. PLN terus bergerak
ke arah manajemen kinerja yang kuat, melaksanakan
pendelegasian wewenang dengan tepat dan bijaksana
serta berupaya memberdayakan unit-unit terkait. Hal ini
dilakukan melalui pembentukan dan peningkatan Budaya
Unggul yang merupakan bagian dari upaya memotivasi
pegawai agar senantiasa berkinerja dan memberikan
kontribusi terbaik bagi Perseroan.
In accordance with a strategy of transforming soft skills in
connection with developing a high-performance, synergistic
and well-ordered oriented work culture, PLN has been
moving in the direction of high-performance management,
developing the delegation of authority with policies together
with the empowerment of related units. This has been done
through forming a culture of increasing excellence to motivate
employees to continuously perform and make the best-possible
contributions to the Company.
Program pembentukan dan peningkatan budaya unggul
yang dilakukan pada tahun 2011, mencakup antara lain:
• Pengembangan Assessment Center, penyempurnaan
model kompetensi dan penyusunan panduan
penilaian.
• Sosialisasi dan Implementasi sistem penghargaan dan
sanksi yang dilakukan secara transparan dan terukur.
• Implementasi Balanced Score Card di seluruh
satuan kerja Perseroan, melalui standardisasi
sistem manajemen kinerja yang diharapkan dapat
mempercepat pembentukan budaya berbasis kinerja.
• Pembinaan mental dan spiritual pegawai serta
mensosialisasikan nilai-nilai unggul Perseroan sebagai
mana tertera pada buku Kode Etik Perseroan dan
Manual GCG yang telah diperbaharui.
• Melakukan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai (PPKP),
pada setiap semester, menggunakan KPI yang
ditetapkan sebelumnya, sebagai acuan pemberian
penghargaan dan pengembangan pegawai.
The program of developing and fostering a culture of excellence
that was implemented in 2011 covered, among other things:
• Development of an Assessment Center, perfection of the
competency model and the preparation of an appraisal
guide.
• The socialization and implementation of a system of appraisals
and sanctions that was transparent and measurable.
• Implementation of a Balanced Score Card for all the
Company’s work units and standardizing a performancemanagement system that will hopefully hasten the
formation of a performance-based culture.
• Developing the employee’s mental and spiritual growth
by socializing the values of corporate excellence through
a printed Corporate Code of Ethics and revised GCG
Manual.
• Performing Employee Work-Achievement Appraisals (PPKP)
every semester and making KPI a pre-established reference
for appraisal administration and employee development.
PT PLN (Persero)
keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH
118
Lingkungan,
Keselamatan
dan Kesehatan
Kerja (LK3)
occupational safety and health
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
119
Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (LK3)
Pengelolaan aspek Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (LK3) di PLN dilakukan secara terencana dengan
perhitungan yang standar dan rinci. Tujuan dari pengelolaan
aspek K3 adalah agar setiap proses kerja di PLN memberikan
rasa aman pada seluruh pegawai dan semua pihak yang
terlibat, baik pada sebelum, saat memulai, maupun saat
selesai proses operasional di perusahaan. Kebijakan PLN
dalam mengelola Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (LK3) tercantum dalam SK Direksi PT PLN (Persero) No.
134.K/DIR/2007 tentang Kebijakan Lingkungan, Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (LK3). Komitmen Perseroan dalam
kebijakan K3 terdiri dari hal-hal seperti berikut ini:
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Mencegah pencemaran lingkungan dan degradasi
keanekaragaman hayati; serta melindungi Lingkungan,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja karyawan di sekitar
wilayah kerja perusahaan;
Menaati
peraturan
perundang-undangan
dan
ketentuan-ketentuan lain dengan mengontrol risiko
Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja
karyawan, serta mengendalikan aspek dan dampak
penting lingkungan setiap kegiatan, proses dan produk
dari berbagai unit kerja dan anak perusahaan;
Mendokumentasikan, mengimplementasikan, memelihara
dan mengkaji ulang secara periodik kebijakan
lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini
sehingga senantiasa relevan, sesuai dan menjadi
pedoman dasar bagi manajemen lingkungan,
keselamatan dan kesehatan kerja yang diterapkan
secara spesifik
di setiap unit kerja dan anak
perusahaan;
Menjadikan kebijakan ini sebagai landasan untuk
penetapan dan evaluasi pencapaian tujuan dan
sasaran manajemen lingkungan, keselamatan dan
kesehatan kerja;
Mendorong setiap unit kerja dan anak perusahaan
terus-menerus melakukan perbaikan kinerja sistem
manajemen lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja;
Menyediakan dan memfasilitasi sumber daya yang
dibutuhkan
untuk
mengimplementasikan
dan
memelihara kebijakan LK3 ini sehingga setiap unit
kerja, anak perusahaan, dan para mitra kerja dapat
menerapkan kebijakan ini secara bertahap dengan
memperhatikan kemampuan perusahaan dan kondisi
lingkungan setempat;
Menjadikan pengelolaan lingkungan hidup dan
perlindungan
Lingkungan,
Keselamatan
dan
Kesehatan Kerja sebagai sikap dan perilaku setiap lini
manajemen dan individu karyawan perusahaan;
Mendorong pengembangan masyarakat di sekitar
unit-unit kerja dan anak perusahaan sebagai upaya
menjadikan perusahaan sebagai bagian yang integral
dengan masyarakat sekitarnya;
Menjamin kebijakan ini senantiasa tersedia bagi pihakpihak yang berkepentingan dan masyarakat luas.
Occupational Environment, Safety and Health
The management of Occupational Environment, Safety and
Health (K3) at PLN is carried out through a plan of action
based on standard and detailed calculations. The purpose
of the management aspect of K3 is for every occupational
process at PLN to provide a feeling of safety for all employees
and all related parties, before, during and after all company
operations. PLN’s policy on Occupational Environment,
Safety and Health is stipulated in the PLN Board of Directors
Decision No. 134.K/DIR/2007 on Occupational Environment,
Safety and Health policy (LK3). The Company’s commitment
to the K3 policies consists of the following:
• Prevent environmental pollution and bio diversity
degradation, and protect the Safety and Health of
employees in the company’s workplaces.
• Comply with the laws and other regulations by controlling
risks involving employee Occupational Environment, Safety
and Health, as well as important environmental impacts
and aspects in all activities processes and products in all of
the various business units and the subsidiaries.
• To periodically document, implement, maintain and review
Environmental Safety and Health policies to ensure they
are relevant, appropriate and serve as the basic guidelines
for the management of occupational environment, Safety
and Health that applies specifically to each business unit
and subsidiary.
• Make this policy as a basis for determining and evaluating
the achievements of goals and objectives of environmental,
Safety and Health management.
• Encourage each business unit and subsidiary to continue
to improve performance of the environmental, Safety and
Health management system.
• Provide and facilitate the provision of natural resources
needed to implement and maintain the LK3 policies so
that each business unit, subsidiary and work partners can
implement these policies in stages by taking into account
the abilities of the company and the local environmental
conditions.
• Ensure the attitude and behavior of each management
body and all Company employees are in line with the
policies on environmental protection and Occupational
Environment, Safety and Health policies.
• Encourage the development of the public in the business
sectors and subsidiaries as an effort to make the company
an integral part of the surrounding communities.
• Ensure these policies are always available for related
parties and the wider public.
PT PLN (Persero)
keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH
120
PLN menerapkan kebijakan pengelolaan K3 tersebut
melalui penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Kerja & Kesehatan Kerja (SMK3) yang dilengkapi
dengan sertifikasi OHSAS 18001 serta penerapan ISO
14001. Dalam menerapkan dan mengelola K3, PLN pada
dasarnya menetapkan serangkaian kebijakan umum
seperti disebutkan di atas. PLN menerapkan target
dicapainya zero-accident pada setiap periode operasional
dalam pelaksanaan K3 sebagai acuan bagi seluruh unit
bisnis untuk dipenuhi dan dijadikan sebagai pedoman
target pelaksanaan kegiatan K3. Kebijakan dan standar
mengenai K3 yang serupa juga dipersyaratkan untuk
dijalankan oleh kontraktor dan subkontraktor pelaksana
pekerjaan konstruksi maupun perawatan pembangkit,
jaringan transmisi maupun distribusi PLN. (EU 16)
PLN applies the K3 management policies through the
application of the Occupational Safety and Health
Management System (SMK3), which carries the OHSAS 18001
and ISO 14001 certifications. In applying and managing K3, PLN
has basically established a series of policies, as stated above.
PLN applies a zero-accident target during every operational
period, implementing K3 as a reference for all business units
to serve as target guidelines in implementing K3 activities.
Contractors and subcontractors carrying out construction
or maintenance on PLN’s generators, or transmission line or
distributions networks are also required to implement the K3
policies and standards. (EU 16)
KOMITE KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
Agar dapat mengelola K3 di 49 unit bisnis PLN yang berlokasi
di seluruh Indonesia, PLN membentuk badan khusus sejenis
Komite untuk mengoordinasikan kegiatan dan program
terkait K3. Manajemen lalu menerbitkan SK Direksi No.
570.K/DIR/2010 untuk membentuk Komite Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, yang kemudian diperbaharui lagi melalui
Electrical Power Safety Committee
In order to manage K3 in PLN’s 49 business units, which are
located throughout Indonesia, PLN formed a special committee
to coordinate the activities and programs related to K3. The
management therefore produced Letter of Association No.
570.K/DIR/2010 to form the Occupational Safety and Health
Committee, which later was updated with Letter of Association
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
121
Tujuan dari pengelolaan
aspek K3 adalah agar
setiap proses kerja di PLN
memberikan rasa aman pada
seluruh pegawai dan semua
pihak yang terlibat, baik
pada sebelum, saat memulai,
maupun saat selesai proses
operasional di perusahaan.
The purpose of the management
aspect of K3 is for every occupational
process at PLN to provide a feeling of
safety for all employees and all related
parties, before, during and after all
company operations.
SK Direksi No. 017.K/DIR/2011 dan mengubah namanya
menjadi Komite Keselamatan Ketenagalistrikan. Ketentuan
mengenai fungsi dan kedudukan Komite Keselamatan
Ketenagalistrikan serta tugas yang menjadi tanggung
jawabnya, ditegaskan pula dalam pasal Perjanjian Kerja
Bersama, yang merupakan bentuk kesepakatan antara
Perseroan dengan pegawai. (LA 9)
Direksi No. 017.K/DIR/2011 thus changing the name of the
committee to the Electrical Power Safety Committee. Provisions
regarding the functions and structure of the Electrical Power
Safety Committee and the tasks that it is responsible for, is also
affirmed in the Cooperation Agreement article, which is an
agreement between the Company and its employees. (LA 9)
Susunan
Keanggotaan
Komite
Keselamatan
Ketenagalistrikan ini anggotanya terdiri atas Direktur
Sumber Daya Manusia dan Umum, Kepala Divisi
Umum dan Manajemen Kantor Pusat serta 7 anggota
pelaksana. (LA 6)
The structure of the Electrical Power Safety Committee
Membership consists of the Director of Human Resources, the
Head of the General Division and Central Office Management
and seven executive members. (LA 6)
Adapun tugas Komite Keselamatan Ketenagalistrikan
sebagai berikut:
• Membahas/mendiskusikan
setiap
permasalahan
keselamatan ketenagalistrikan meliputi kegiatan
perlindungan, pencegahan dan penyelesaian terhadap
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan atau penyakit
yang timbul akibat hubungan kerja, agar dapat
dicapai tingkat keselamatan ketenagalistrikan yang
tinggi pada setiap pelaksanaan pekerjaan. Hasil dari
The tasks of the Electrical Power Safety Commission are as
follows:
• Discuss every electrical power safety issue, covering
protection, prevention and resolution of the possibility of
an accident or ailment related to work, to achieve a high
level of safety every time work is carried out. The results
of the discussion should be relayed to the Company’s
PT PLN (Persero)
keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH
122
•
•
•
•
pembahasan/diskusi disampaikan kepada pimpinan
unit perseroan sebagai bahan pengambilan keputusan
dalam kegiatan keselamatan ketenagalistrikan;
Mengadakan
investigasi
kasus
keselamatan
ketenagalistrikan
yang
meliputi
keselamatan
instalasi, keselamatan kerja dan keselamatan
masyarakat umum;
Memberikan
penilaian
kinerja,
keselamatan
ketenagalistrikan
yang
meliputi
standardisasi,
sertifikasi, keselamatan instalasi, keselamatan kerja
dan keselamatan masyarakat umum;
Melakukan evaluasi atas pelaksanaan keselamatan
ketenagalistrikan yang meliputi keselamatan instalasi,
keselamatan kerja dan keselamatan masyarakat
umum di unit-unit PT PLN (Persero);
Membuat
laporan
pelaksanaan
investigasi
Keselamatan Ketenagalistrikan yang meliputi
keselamatan instalasi, keselamatan kerja dan
keselamatan masyarakat umum di unit-unit
PT PLN (Persero).
unit leader as a reference for decision making in electrical
power safety activities;
• Conduct investigations into electrical power safety cases
covering installation safety, occupational safety and the
safety of the general public;
• Provide performance assessments on electrical power
safety covering standardization, certification, installation
safety, occupational safety and the safety of the general
public;
• Carry out evaluations on the implementation of electrical
power safety policies covering installation safety,
occupational safety and the safety of the general public at
PLN’s Units.;
• Make reports on the implementation of Electrical
Power Safety investigations covering installation safety,
occupational safety and the safety of the general public at
PLN’s units.
PLN secara rutin melaksanakan pertemuan safety committee
baik dengan unit-unit bisnis terkait maupun dengan
mitra kerja/kontraktor pembangunan atau perawatan
pembangkit/gardu induk. Pertemuan rutin bertujuan
mengingatkan semua pihak agar tetap melaksanakan
segala ketentuan yang berkaitan dengan Keselamatan
Ketenagalistrikan.
PLN routinely carries out safety committee meetings with
related business units as well as with business or power plant/
substation construction or maintenance contractor partners.
These periodic meetings aim to remind all parties to continue
to implement all provisions related to Electrical Power safety.
KEGIATAN-KEGIATAN UTAMA DI TAHUN 2011
Pelaksanaan
Keselamatan
Ketenagalistrikan
perlu
dijamin kualitasnya secara terus-menerus. Dengan
wilayah operasional PLN yang luas di seluruh Indonesia,
maka kegiatan-kegiatan atau langkah-langkah strategis
berkaitan
dengan
Keselamatan
Ketenagalistrikan
diselenggarakan secara rutin dan menyeluruh, terutama
dalam aspek pelatihan, penyediaan peralatan APAR dan
penetapan kebijakan. Kegiatan-kegiatan berhubungan
dengan K3 pada 2011, antara lain:
Major Activities in 2011
The implementation of Electrical Power Safety requires
continuous quality assurance. Given the vastness of PLN’s
operational regions throughout Indonesia, strategic steps
or activities related to Electrical Power Safety are carried
out regularly and thoroughly, especially training, provision
of APAR equipment and policy making. Activities related to
K3 in 2011 included:
Peningkatan kompetensi organisasi dan sumber
daya manusia berbasis K3 yang sesuai dengan
standardisasi atau sertifikasi akreditasi pengamanan
dan keselamatan kerja pembangkitan maupun gardu
induk dan transmisi; tujuannya adalah memotivasi
pegawai dalam semua jenjang manajerial (dimulai
dari lini manajemen) untuk menumbuhkan perhatian
dan perilaku yang mendahulukan aspek Lingkungan,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja; (LA 8)
Peningkatan kelaikan peralatan perawatan dan
peralatan pemadam kebakaran (APAR) sesuai
standarisasi atau sertifikasi peralatan; tujuannya adalah
agar peralatan dijamin aman saat dipergunakan, handal
serta memenuhi kaidah Lingkungan, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Di semua unit bisnis telah tersertifikasi
dan memiliki prosedur standar keahlian terkait K3
yang terakreditasi; peralatan APAR yang memadai dan
personil yang terlatih di bidang K3;
• Increasing the competency of organizational and human
resources competency based on K3, which is in accordance
with the standardization or certification or accreditation
of security and safety of power generators as well as
substations and transmission stations; the goal is to
motivate employees of all managerial levels (starting with
the line management), to foster care and behavior that
prioritizes Occupational Environment, Safety and Health
aspects; (LA 8)
• Improve maintenance equipment and fire fighting
equipment (APAR) in accordance with equipment
standardization or certification; the point of which is to
guarantee that the equipment is safe and reliable when it is
used, and meets occupation Safety and Health regulations.
All business units have been certified and incorporate
expert standard procedures with K3 accreditation;
adequate APAR equipment and personnel trained in K3;
•
•
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
123
Memasukkan aspek Lingkungan, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dalam prakualifikasi calon kontraktor
pelaksana pembangunan unit pembangkit maupun
kontraktor perawatan pembangkit dengan tujuan
mengetahui dan memastikan kinerja kontraktor/mitra
kerja pada perseroan dalam penerapan SMK3;
Melibatkan
pekerja
kontraktor
pembangunan
pembangkit, transmisi, distribusi dan perawatan
ketenagalistrikan
dalam
latihan
K3
yang
diselenggarakan PLN. (EU 18)
• Incorporate aspects of Occupational Environment,
Safety and Health aspects during the prequalification
stage for prospective power plant construction or power
plant maintenance contractors in order to ensure the
performance of contractors/partners in applying SMK3;
Sebagai
persiapan
menghadapi
penanggulangan
kecelakaan,
kebakaran
maupun
bencana,
PLN
melaksanakan kegiatan lain berupa pelatihan bersama
di bidang penanggulangan kebakaran dan K3 yang
diselenggarakan secara periodik. (EU 23) Ada pula kegiatan
yang melibatkan utusan/wakil dari unit bisnis yang
bertujuan untuk membagi pengalaman dan pengetahuan
untuk
meningkatkan
kesiapan
penanggulangan
kecelakaan, kebakaran maupun bencana. (LA 8)
As preparation for prevention of accidents fires as well as
disasters, PLN implements other activities including joint
training in the field of fire prevention and K3, which are held
periodically. (EU 23) There is also a meeting that involves the
delegates/representatives of business units that are aimed at
sharing experience and knowledge to improve accident, fire
and disaster prevention readiness. (LA 8)
KECELAKAAN KERJA
Meski sudah ada ketetapan tentang prosedur kerja yang
sangat memperhatikan keselamatan para pegawai dan
lingkungan, namun kemungkinan terjadinya kecelakaan
tetap ada, mengingat kegiatan pembangkitan dan
transmisi dan distribusi tenaga listrik berlangsung di
lahan terbuka.
Occupational Accidents
Although there are provisions and occupational procedures
that are greatly concerned with the safety of employees
and the environment, there is still the possibility of
accidents occurring, considering the electricity generation,
distribution and transmission activities that take place in
the external field.
Pada tahun 2011 telah terjadi total 70 kali kecelakaan, baik
berupa kecelakaan kerja, kecelakaan instalasi, kecelakaan
masyarakat umum dan kecelakaan dinas. (LA 7)
In 2011, 70 accidents occurred, including workplace accidents,
installation accidents, accidents involving the general public,
and accidents involving agencies. (LA 7)
•
•
• Involve power plant, transmission and distribution
construction or electrical power maintenance contractors
in K3 training provided by PLN. (EU18)
PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali 3x kejadian
PLN TRANSMISSION & LOAD DISPATchING CENTER OF JAVA BALI 3X INCIDENTS
NO.
1.
2.
3.
TANGGAL KEJADIAN
KETERANGAN
DATE
UNIT
29 Januari 2011
Region Jawa Barat
West Java
Fatality
12 Mei 2011
SUTT Sunyaragi Unit Pelaksana Teknis Cirebon
Luka bakar
Unit Pelaksana Teknis Jakarta Utara
Luka bakar
29 January 2011
12 May 2011
21 November 2011
SUTT Sunyaragi Technical Implementation Unit
North Jakarta Technical Implementation Unit
DESCRIPTION
Tewas
Burn victim
Burn victim
PLN Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta 13x kejadian
PLN distribution of Central Java and DI Yogyakarta 13x incidents
NO.
1.
2.
3.
TANGGAL KEJADIAN
KETERANGAN
DATE
UNIT
1 Maret 2011
Unit Pelayanan Jaringan Borobudur
24 Januari 2011
Area Pelayanan Jaringan Semarang
Semarang Area Network Service Unit
Fatality
19 Februari 2011
Unit Pelayanan Jaringan Sragen
Luka bakar
1 March 2011
24 January 2011
19 February 2011
Borobudur Network Service Unit
Sragen Network Service Unit
DESCRIPTION
Tewas & luka
Fatality & Injury
Tewas
Burn victim
PT PLN (Persero)
keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH
124
NO.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
TANGGAL KEJADIAN
KETERANGAN
DATE
UNIT
1 Maret 2011
Area Pelayanan Jaringan Magelang
17 Maret 2011
Area Pelayanan Jaringan Purwokerto
Purwokerto Network Service Unit
Fatality
7 Januari 2011
Unit Pelayanan Jaringan Demak
Luka bakar
8 Januari 2011
Unit Pelayanan Jaringan Semarang
Luka bakar
24 Februari 2011
Unit Pelayanan Jaringan Tegowanu
Luka bakar
1 March 2011
17 March 2011
7 January 2011
8 January 2011
24 February 2011
Magelang Area Network Service Unit
Demak Network Service Unit
Semarang Network Service Unit
Tegowanu Network Service Unit
DESCRIPTION
Tewas
Fatality
Tewas
Burn victim
Burn victim
Burn victim
24 February 2011
Semarang Network Service Unit Semarang
Unit Pelayanan Jaringan Semarang
Luka bakar
26 Februari 2011
Unit Pelayanan Jaringan Semarang
Luka bakar
31 Januari 2011
Unit Pelayanan Jaringan Palur
Luka bakar
8 Februari 2011
Unit Pelayanan Jaringan Sragen
24 Februari 2011
26 February 2011
31 January 2011
8 February 2011
6 November 2011
Semarang Network Service Unit
Palur Network Service Unit
Sragen Network Service Unit
Area Pelayanan Jaringan Jogja
Jogja Network Service Unit
Burn victim
Burn victim
Burn victim
Tewas
Fatality
Tewas
Fatality
PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten 8x kejadian
PLN Distribution of West Java and Banten 8x incidents
NO.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
TANGGAL KEJADIAN
DATE
UNIT
5 Januari 2011
Area Pelayanan Jaringan Tasikmalaya
15 Januari 2011
Area Pelayanan Jaringan Tasikmalaya
5 Maret 2011
Area Pelayanan Jaringan Bekasi
11 Maret 2011
Area Pelayanan Jaringan Tasikmalaya
28 Maret 2011
Area Pelayanan Jaringan Purwakarta
29 Maret 2011
Area Pelayanan Jaringan Tasikmalaya
5 January 2011
15 January 2011
5 March 2011
11 March 2011
28 March 2011
29 March 2011
7.
14 April 2011
8.
15 November 2011
Tasikmalaya area Network Service Unit
Tasikmalaya area Network Service Unit
Bekasi Network Service Unit
Tasikmalaya area Network Service Unit
Puwakarta area Network Service Unit
Tasikmalaya area Network Service Unit
Area Pelayanan Jaringan Bandung
Bandung Network Service Unit
Area Pelayanan Jaringan Garut
Garut area Network Service Unit
KETERANGAN
DESCRIPTION
Tewas
Fatality
Tewas
Fatality
Tewas
Fatality
Tewas
Fatality
Tewas
Fatality
Tewas
Fatality
Tewas
Fatality
Tewas
Fatality
PLN Distribusi Jawa TIMUR 13x kejadian
PLN Distribution of EAST Java 13x incidents
NO.
1.
2.
3.
TANGGAL KEJADIAN
DATE
UNIT
16 Januari 2011
Area Pelayanan Jaringan Surabaya
6 Januari 2011
Area Pelayanan Jaringan Kediri
13 Januari 2011
Area Pelayanan Jaringan Kediri
16 January 2011
6 January 2011
13 January 2011
Surabaya Network Service Unit Area
Kediri Network Service Unit Area
Kediri Network Service Unit Area
KETERANGAN
DESCRIPTION
Luka berat
Serious injury
Tewas
Fatality
Tewas
Fatality
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
125
NO.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
TANGGAL KEJADIAN
DATE
UNIT
7 Februari 2011
Area Pelayanan Jaringan Ponorogo
16 Januari 2011
Area Pelayanan Jaringan Ponorogo
1 Februari 2011
Area Pelayanan Jaringan Malang
4 Februari 2011
Area Pelayanan Jaringan Mojokerto
17 Juli 2011
Area Pelayanan Jaringan Mojokerto
3 Agustus 2011
Area Pelayanan Jaringan Surabaya
7 February 2011
16 January 2011
1 February 2011
4 February 2011
17 July 2011
3 August 2011
10.
10 November 2011
11.
3 November 2011
12.
13.
Ponorogo Network Service Unit Area
Ponorogo Network Service Unit Area
Malang Network Service Unit Area
Mojokerto Network Service Unit Area
Mojokerto Network Service Unit Area
Surabaya Network Service Unit Area
Area Pelayanan Jaringan Sumenep
Sumenep Network Service Unit Area
Area Pelayanan Jaringan Jombang
Jombang Network Service Unit Area
12 Desember 2011
Area Pelayanan Jaringan Surabaya
10 Desember 2011
Area Pelayanan Jaringan Surabaya
12 December 2011
10 December 2011
Surabaya Network Service Unit Area
Surabaya Network Service Unit Area
KETERANGAN
DESCRIPTION
Luka berat
Serious injury
Tewas
Fatality
Tewas
Fatality
Tewas
Fatality
Tewas
Fatality
Tewas
Fatality
Tewas
Fatality
Tewas
Fatality
Tewas
Fatality
Tewas
Fatality
PLN Wilayah Sumatera Barat 2X KEJADIAN
PLN West Sumatera region 2X INCIDENTS
NO.
1.
2.
TANGGAL KEJADIAN
DATE
UNIT
23 Juni 2011
Cabang Padang
23 Oktober 2011
Padang Pariaman
23 June 2011
Padang branch
23 October 2011
Padang Pariaman
KETERANGAN
DESCRIPTION
Luka bakar
Burn victim
Tewas
Fatality
PLN Wilayah KALIMANTAN SELATAN DAN TENGAH 2X KEJADIAN
PLN SOUTH AND EAST KALIMANTAN region 2X INCIDENTS
NO.
1.
2.
TANGGAL KEJADIAN
DATE
UNIT
21 Januari 2011
Banjarmasin
23 September 2011
Banjarmasin
21 January 2011
KETERANGAN
DESCRIPTION
Luka berat
Serious injury
Tewas
Fatality
PLN Wilayah Kalimantan Barat
PLN West Kalimantan region
NO.
1.
TANGGAL KEJADIAN
UNIT
DATE
31 Desember 2011
Palangka Raya
31 December 2011
KETERANGAN
DESCRIPTION
Tewas
Fatality
PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Barat 4X KEJADIAN
PLN South, East and West Sulawesi region 4X INCIDENTS
NO.
1.
2.
TANGGAL KEJADIAN
DATE
UNIT
16 Januari 2011
Area Pelayanan Jaringan Pinrang
18 Juni 2011
Cabang Makassar Rayon Makassar Utara
16 January 2011
18 June 2011
Pinrang Network Service Unit Area
Makassar Rayon North Makassar Branch
KETERANGAN
DESCRIPTION
Tewas
Fatality
Tewas
Fatality
PT PLN (Persero)
keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH
126
NO.
3.
4.
TANGGAL KEJADIAN
DATE
UNIT
31 Juli 2011
Cabang Makassar Rayon Makassar Utara
8 November 2011
Makassar
31 July 2011
Makassar Branch Rayon North Makassar
KETERANGAN
DESCRIPTION
Tewas
Fatality
Tewas
Fatality
PLN Wilayah Kalimantan Timur
PLN East Kalimantan region
NO.
1.
TANGGAL KEJADIAN
UNIT
DATE
17 Januari 2011
Balikpapan
17 January 2011
KETERANGAN
DESCRIPTION
Tewas
Fatality
PLN Wilayah Sulawesi Utara, Tengah, dan Gorontalo 3X KEJADIAN
PLN North and Central Sulawesi and Gorontalo region 3X INCIDENTS
NO.
1.
2.
3.
TANGGAL KEJADIAN
UNIT
DATE
11 Januari 2011
Tombatu
11 January 2011
Juni 2011 June 2011
Cabang Manado Manado Branch
Cabang Palu Palu Branch
14 November 2011
KETERANGAN
DESCRIPTION
Tewas
Fatality
Luka bakar
Burn victim
Luka bakar
Burn victim
PLN Wilayah Nusa Tenggara Barat
PLN West Nusa Tenggara region
NO.
1.
TANGGAL KEJADIAN
UNIT
DATE
31 Oktober 2011
Mataram
31 October 2011
KETERANGAN
DESCRIPTION
Tewas
Fatality
PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara
PLN Maluku and North Maluku region
NO.
1.
TANGGAL KEJADIAN
DATE
UNIT
10 November 2011
Cabang Ambon Ambon Branch
KETERANGAN
DESCRIPTION
Tewas
Fatality
PLN Distribusi Jakarta dan Tangerang
PLN distribution of Greater Jakarta and Tangerang
NO.
1.
TANGGAL KEJADIAN
DATE
UNIT
28 Oktober 2011
Area Pelayanan Kramatjati
28 October 2011
KECELAKAAN INSTALASI
Kramatjati area
KETERANGAN
DESCRIPTION
Tewas
Fatality
INSTALATION ACCIDENTS
PLN Unit Induk Pembangkitan Sumatera I
PLN Sumatera I main power plant Unit
NO.
1.
TANGGAL KEJADIAN
DATE
UNIT
31 Januari 2011
Gudang Material Medan
31 January 2011
Medan Material warehouse
KETERANGAN
DESCRIPTION
Tidak ada
korban
No casualties
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
127
PLN Distribusi Jawa Tengah & DI Yogyakarta
PLN distribution of Central Java and DI Yogyakarta
NO.
1.
TANGGAL KEJADIAN
UNIT
DATE
Pembangunan Jaringan Tegangan Menengah 3 Phasa Klaten
2 November 2011
Mid-3 Phase Klaten Network development
KETERANGAN
DESCRIPTION
Tewas
Fatality
PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera 2x kejadian
PLN transmission & load dispatching center of sumatera 2x incidents
NO.
1.
2.
TANGGAL KEJADIAN
DATE
UNIT
28 Maret 2011
Robohnya Tower No. 8 & 9 Unit Pelaksana Teknis Pekanbaru
28 March 2011
Collapse of towers No. 8 & 9 of the Technical Unit in Pekanbaru
Terbakarnya Trafo Gardu Induk Sibolga
16 Juni 2011
16 June 2011
Fire at Trafo Gardu Induk Sibolga
KETERANGAN
DESCRIPTION
Tidak ada
korban
No casualties
Tidak ada
korban
No casualties
PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara
PLN Maluku and North Maluku region
NO.
1.
TANGGAL KEJADIAN
DATE
UNIT
9 Juli 2011
Over Heating Gardu Hubung Cabang Ambon
9 July 2011
Overheating Gardu Hubung Ambon branch
KETERANGAN
DESCRIPTION
Tidak ada
korban
No casualties
PLN Unit Pembangkitan Jawa Bali
PLN java bali power PLANT unit
NO.
1.
TANGGAL KEJADIAN
UNIT
DATE
21 September 2011
Terbakar Boiler PLTU.
Fire at the Steam power plant boiler
KETERANGAN
DESCRIPTION
Tidak ada
korban
No casualties
PLN Unit Induk Pembangunan Jaringan Jawa Bali
PLN java bali main transmission development unit
NO.
1.
TANGGAL KEJADIAN
UNIT
DATE
4 April 2011
Terbakar Kabel 48 Hasfel Gudang
Unit Pelaksana Konstruksi Jaringan Jawa Bali Region V
Fire at the Hasfel 48 Warehouse while under construction for the
Java-Bali Region V
KETERANGAN
DESCRIPTION
Tidak ada
korban
No casualties
PLN Unit Induk Pembangunan Sulawesi Maluku dan Papua
PLN maluku and Papua primary development unit
NO.
1.
TANGGAL KEJADIAN
DATE
UNIT
7 Desember 2011
Tower SUTT 150 KV Lolak-Buroko T31-T33 Roboh
7 December 2011
Tower SUTT 150 KV Lolak-Buroko T31-T33 collapse
KETERANGAN
DESCRIPTION
Tidak ada
korban
No casualties
PT PLN (Persero)
keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH
128
WORK ACCIDENTS
KECELAKAAN KERJA
PLN Unit Induk Pembangunan Pembangkit Thermal Jawa Bali
PLN primary Thermal Java-Bali development Unit
NO.
1.
TANGGAL KEJADIAN
KETERANGAN
UNIT
DATE
DESCRIPTION
Diduga tewas
laporan tdk jelas
20 Mei 2011
Fatality suspected
but report not
confirmed
Swicthyard PLTU Muara Karang
20 May 2011
PLN Distribusi Jawa Timur 2X KEJADIAN
PLN distribution of East Java 2X INCIDENTS
NO.
1.
2.
TANGGAL KEJADIAN
DATE
UNIT
3 Mei 2011
Pemeliharaan Gardu Distribusi
3 May 2011
Distribution Substation Maintenance
11 Juli 2011
Penggantian Konduktor
Area Pelayanan Jaringan Pamekasan
11 July 2011
KETERANGAN
DESCRIPTION
Tewas
Fatality
Tewas
Conductor replacement for Pamekasan Network services area
Fatality
PLN Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta 2X KEJADIAN
PLN distribution of Central Java and DI Yogyakarta 2X INCIDENTS
NO.
1.
2.
TANGGAL KEJADIAN
4 Oktober 2011
4 October 2011
2 November 2011
KETERANGAN
UNIT
DATE
DESCRIPTION
Resetting Rele Proteksi Gi Weleri
Luka bakar
Rele protection resetting of Weleri Substation
Burn victims
Tewas
Ganti Tiang Pal. Area Pelayanan Jaringan Jogja
Replacement of pole network in Jogja
Fatality
PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali 2X KEJADIAN
PLN transmission & load dispatching center of Java- Bali 2X INCIDENTS
NO.
1.
2.
TANGGAL KEJADIAN
16 Mei 2011
16 May 2011
16 Juli 2011
16 July 2011
KECELAKAAN DINAS
KETERANGAN
UNIT
DATE
DESCRIPTION
Membongkar Line Damper Gardu Induk Tegangan Ekstra
Tinggi Grati Unfold of damper line in extra high voltage
substation in Grati
Pembersihan Isolator SUTT Unit Pelaksana Teknis Tegal
Cleaning of the SUTT Isolator Technical Operational Unit in Tegal
Tewas/ jatuh
Fatality/ casualty
Luka bakar
Burn victim
ACCIDENTS WHILE ON DUTY
PLN Distribusi Jawa Timur
PLN distribution of East Java
NO.
1.
TANGGAL KEJADIAN
UNIT
DATE
1 Juni 2011
1 June 2011
Area Pelayanan Jaringan Pamekasan
Pamekasan Network Service Unit Operating Area
KETERANGAN
DESCRIPTION
Tewas/tabrakan
Dead in car collision
PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali
PLN transmission AND load dispatching center of Java-Bali
NO.
1.
TANGGAL KEJADIAN
DATE
UNIT
21 Maret 2011
Region Jawa Timur
21 March 2011
East Java
KETERANGAN
DESCRIPTION
Tewas/jatuh dari motor
Death from motorbike fall
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
129
Untuk menekan tingkat kejadian kecelakaan kerja di
masa-masa mendatang, Perseroan melaksanakan berbagai
kegiatan meliputi: (LA 7)
• Sosialisasi tentang pelaksanaan K3 di unit–unit untuk
mengurangi kecelakaan kerja/kecelakaan dinas;
• Melakukan analisis terhadap setiap terjadinya
kecelakaan kerja/kecelakaan dinas untuk menghindari
kecelakaan serupa di kemudian hari;
• Melaksanakan pembinaan terhadap unit–unit PLN
melalui nilai pengurang bobot kinerja (KPI) K2 dan K3
apabila tidak memenuhi target.
In order to reduce the occupational accidents rate in the future,
the Company implements several activities, including: (LA 7)
• Raising awareness about K3 implementation among the
business units to reduce occupational accidents/ agency accidents.
• Carry out analysis of every occupational/agency
accident that occurs to prevent such accidents from
happening again.
• Establish and implement guidelines for PLN units through
(KPI) K2 and K3 in case targets are not reached.
Selain itu, pada tahun pelaporan, PLN melakukan berbagai
kegiatan untuk meningkatkan kesadaran seluruh
pegawai akan pentingnya aspek K3 untuk menjaga
keberlangsungan operasional tiap unit bisnis, sebagai
bagian dari pelaksanaan road map peningkatan kinerja
K3. Program-program yang dilaksanakan pada tahun
pelaporan meliputi:
a. Melaksanakan sertifikasi SMK3 di sejumlah unit.
b. Menyusun dan menerapkan prosedur kerja upaya
penyelamatan diri untuk setiap pekerjaan berisiko
kecelakaan kerja.
c. Menyusun prosedur tetap bagi penanggulangan
kebakaran.
d. Menyusun dan melaksanakan pendidikan dan
pelatihan bidang K3 dan K2 di lingkungan PT PLN
(Persero) yang dilaksanakan oleh PLN PUSDIKLAT.
In addition, during the reported year, PLN carried out various
activities to increase the awareness among all employees
about the importance of K3 in sustaining the operations of
each business unit, as a part of the implementation of the K3
performance improvement road map. Programs carried out in
the reported year include:
KESEHATAN KERJA
PLN juga memperhatikan kesehatan para pegawai maupun
keluarga mereka, seperti diamanatkan dalam peraturan
perundangan yang berlaku. Untuk menjaga kesehatan
para pegawai, Perseroan melakukan kegiatan peningkatan
kesadaran akan kesehatan kerja. Peningkatan kesadaran
akan kesehatan kerja dilakukan dengan memberikan
pendidikan, pelatihan, konseling, pencegahan dan
pengontrolan terhadap risiko terjangkitnya berbagai
penyakit serius maupun penyakit menular, seperti demam
berdarah, malaria dan sebagainya. Kegiatan terkait
Kesehatan kerja yang dilakukan meliputi: (LA 8)
• Melaksanakan
penyuluhan/ceramah
tentang
kesehatan kerja kepada seluruh Pegawai baik di PLN
Pusat maupun di Unit PLN.
• Memeriksa kesehatan pegawai secara berkala
terutama bagi karyawan yang bekerja pada daerah
yang berisiko terhadap kesehatan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
• Melaksanakan kegiatan Spiritual, Budaya, dan Olahraga
di lingkungan Perseroan sesuai dengan jadwal kegiatan
untuk menunjang kesehatan dan produktivitas.
Occupational Health
PLN also pay attention to the health of its employees as well as
their families, as mandated by existing regulations. In order to
take care of the health of its employees, the Company carries
out Occupational Environment, Safety and Health improvement
activities. Increasing awareness about occupational health
is carried out by providing education, training, counseling,
prevention and control of the risk of the spread of various
serious illnesses and infectious diseases, such as dengue fever,
malaria and others. The following are the activities related to
occupational health that have been carried out: (LA 8)
PLN membagi pengelolaan kegiatan kesehatan kerja jadi
dua kelompok besar, yakni kesehatan kerja yang bersifat
medis dan kesehatan kerja yang bersifat kesehatan
lingkungan kerja. Kesehatan kerja yang bersifat medis
PLN divides the management of Occupational Environment,
Safety and Health into two major groups, namely medical
occupational health and occupational health related to the
working environment. Medical occupational health is carried
a. Implementing SMK3 certification in several units.
b. Develop and implement a self-rescue occupation procedure
for every accident-prone job.
c. Develop standard procedures for preventing fire.
d. Develop and implement K3 and K2 education and field
training programs in all PT PLN environments, which were
implemented by the PLN Education and Training Center.
• Holding counseling and lectures about occupational
health for all employees at PLN’s Head Office as well as
PLN’s Unit Offices.
• Checking employee health on a regular basis for employees
who work in areas with health risks in accordance with the
prevailing regulations.
• Hold spiritual, cultural and sports activities in the Company’s
environment in line with the activity schedules to support
health and productivity.
PT PLN (Persero)
profil pt pln (persero) PT PLN (Persero) Profile
130
dilaksanakan dengan pola kerja sama dengan berbagai RS
milik pemerintah di dekat lokasi unit bisnis. Kegiatannya
antara lain pemeriksaan kesehatan berkala karyawan
sesuai ketentuan (UU No. 1 Tahun 1970) dan tertuang
pada butir PKB, penyuluhan/ceramah kesehatan untuk
karyawan dan keluarga karyawan dll. (LA 9)
out in cooperation with various state hospitals in the vicinity
of PLN’s business units. The activities include, among others,
regular medical check-ups in accordance with provisions ( Law
No.1 1970) and those contained in PKB, and health seminars/
lectures for employees and their families. (LA 9)
Pengelolaan kesehatan kerja yang bersifat kesehatan
lingkungan kerja, dilaksanakan oleh satuan kerja K3 dan
Lingkungan di masing-masing unit bisnis, kegiatannya
antara lain pengukuran kebisingan, pencahayaan, polusi
debu, tingkat emisi, dll.
The management of occupational health related to the working
environment is carried out by the Environment and K3 working
units in the respective business units. Activities include the
measurement of noise, lighting, dust pollution and emission
levels, etc.
PENGHARGAAN
Atas usaha-usaha/kinerja dalam pengelolaan Lingkungan,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sepanjang tahun
2011 di lingkup PT PLN (Persero), beberapa unit bisnis
menerima penghargaan atau prestasi terkait K3 berupa
penghargaan kecelakaan nihil. (2.10)
AWARDS
For efforts and performance in Occupational Environment,
Safety and Health management at PLN throughout 2011,
various business units received awards or achievements
related to K3 in the form of zero accident awards. (2.10)
KECELAKAAN NIHIL ZERO ACCIDENT
PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau PLN Riau and Riau Island Region
PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan
PLN South Sumatera Power Plant
PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu
PLN South Sumatera, Jambi and Bengkulu Region
PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah
PLN South Kalimantan and Central Kalimantan Region
PLN Wilayah Kalimantan Barat
PLN West Kalimantan Region
PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat
PLN South, South-east and West Sulawesi Region
PLN Distribusi Jawa Timur PLN Distribution of East Java
PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali
PLN Transmission and Load Dispatching Center of Java and Bali
PT Indonesia Power
PLN Tarakan
PLN Distribusi Jawa Tengah dan DIY
PLN Distribution Central Java and Yogyakarta
PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera
PLN Transmission and Load Dispatching Center of Sumatera
Total
2
4
2
4
1
1
1
2
9
1
2
7
36
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
131
KINERJA EKONOMI
ECONOMIC PERFORMANCE
PT PLN (Persero)
KINERJA EKONOMI ECONOMIC PERFORMANCE
132
Kinerja ekonomi PLN sepanjang 2011 menunjukkan
beberapa hasil yang positif. Komitmen Perseroan untuk
memberikan layanan penyediaan tenaga listrik berhasil
diwujudkan dengan memacu penuntasan daftar tunggu
permintaan listrik. Pengoperasian beberapa pembangkit
Program Percepatan tahap I ikut menambah pasokan
listrik produksi sendiri, selain dari pembangkit sewa dan
pembelian listrik swasta, untuk mendorong stabilitas
pasokan listrik.
PLN’s economic performance throughout 2011 showed some
positive results. The Company’s commitment to providing
electrical power supply services was successfully fulfilled with
the completion of the electricity demand waiting list. The
operation of several power plant of Fast Track Program stage
1 power stations helped in adding of PLN’s own electricity
production supply, in addition to power plant rentals and
the purchase of private electricity, to support the stability of
electricity supply.
Penyediaan tenaga listrik yang maksimal selain telah
meningkatkan penjualan, dan selanjutnya pendapatan
usaha dan mempertahankan laba Perseroan, juga berhasil
meningkatkan rasio pemenuhan listrik untuk masyarakat
pada tahun pelaporan menjadi 74% dari tahun sebelumnya
sebesar 67%.
The provision of maximal electrical power in addition to
increased sales, and subsequent revenue and the maintaining
of Company profits, ensured they also were able to increase
the electrification ratio fulfillment for the public in the
reported year had reached 74 percent, from 67 percent in
the previous year.
Di sisi lain, kenaikan ini juga meningkatkan bauran energi
menggunakan bahan bakar minyak (BBM) yang mencapai
24,8%* (tidak termasuk beli) dari seluruh pemakaian energi
untuk mendukung pengoperasian beberapa pembangkit
listrik. Tingginya konsumsi BBM disebabkan oleh
turunnya pasokan gas dan keterlambatan pengoperasian
pembangkit batu bara, serta masih dioperasikannya
On the other hand, these increases also improved the
composition of energies using oil, which reached 24.8 percent
(not including purchases) from all energy usage to support
the operation of several electricity power generating plants.
The level of oil consumption was caused by a decrease in gas
supply and the late operation of coal power plants, as well as
the continued operation of rented fossil fuelled power plants
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
133
Kemampuan
mempertahankan
pertumbuhan laba
sangat penting untuk
menjaga keberlanjutan
usaha Perseroan di masa
mendatang.
The ability to maintain profit
growth is most important in order
to maintain the sustainability of the
Company’s operations in the future.
pembangkit sewa berbahan bakar fosil ini untuk mencegah
terjadinya pemadaman. Biaya untuk memasok BBM dan
pelumas sangat menguras keuangan Perseroan sehingga
laba bersihnya menurun dari tahun sebelumnya.
to prevent blackouts. The cost of providing oil and lubricants is
a major drain on the Company, resulting in a net profit decline
from last year.
Bagaimanapun,
kemampuan
mempertahankan
pertumbuhan laba sangat penting untuk menjaga
keberlanjutan usaha Perseroan di masa mendatang.
Berdasarkan proyeksi yang dibuat PLN, pertumbuhan
permintaan listrik akan mencapai rata-rata 8,5% per tahun.
Sehingga kemampuan Perseroan dalam kelangsungan
investasi akan diuji seiring dengan berjalannya waktu, di
tengah upaya Perseroan untuk melakukan efisiensi operasi
dan memanfaatkan potensi energi terbarukan dari panas
bumi atau air secara maksimal.
However, the ability to maintain profit growth is most
important in order to maintain the sustainability of the
Company’s operations in the future. Based on projects
undertaken by PLN, the growth in demand for electricity will
reach 8.5 percent per year. Since the Company’s ability to
continue to make investments will be frequently tested over
time, the Company is now in the middle of efforts to carry
out efficient operations and to maximize the utilization of
renewable energy in the form of geothermal or hydro.
Manajemen Perseroan bertekad untuk dapat mewujudkan
danterusmencapaitujuanpembangunanyangberkelanjutan
berdasarkan pada tiga nilai dasar, yakni ketangguhan
ekonomi
(economic
viability),
pertanggungjawaban
lingkungan (environmental accountability) dan tanggung
jawab sosial (social responsibility).
The Company management is committed to realize and
achieve its sustainability development goals based on three
basic values, namely economic viability, environmental
accountability and social responsibility.
PT PLN (Persero)
KINERJA EKONOMI ECONOMIC PERFORMANCE
134
Gambaran mengenai perolehan nilai ekonomi dan
pendistribusiannya kepada para pemangku kepentingan
selama periode pelaporan dapat dilihat pada tabel Ikhtisar
Kinerja Ekonomi berikut. Ikhtisar Kinerja Ekonomi
ini disusun mengacu pada indikator kinerja ekonomi
berdasarkan pedoman pelaporan keberlanjutan Global
Reporting Initiative versi 3.0. (EC 1)
An overview of the acquisition and distribution of economic
value to stakeholders during the reported period can be
seen in the following Economic Performance table. This
Economic Performance Table draws on economic performance
indicators based on the Global Reporting Initiative version 3.0
sustainability report guidelines. (EC 1)
Tabel Ikhtisar Distribusi Nilai Ekonomi (EC 1)
Chart of Economic Value Distribution Highlights (EC 1)
KINERJA EKONOMI ECONOMIC PERFORMANCE
2011
2010
Perolehan Nilai Ekonomi Economic Value Generated
(miliar Rp)
(miliar Rp)
Change
(billion Rp)
%
208.108
162.375
128,1
504
753
66,9
-
-
-
34
72
46,9
(1.325)
2.237
(159,2)
1.827
1.159
158,5
209.148
166.596
125,5
180.200
136.154
132,3
13.197
12.954
101,8
3.500
4.000
87,5
7.754
6.010
129
11.254
10.010
112,4
679
1.313
51,7
37
46
(81,2)
205.367
160.477
61,8
281
2113
13,28
3.781
6.113
61,85
Pendapatan Revenue
Pendapatan bunga bank dan deposito
Interest income from bank and deposits
Hasil investasi pada anak perusahaan
Net profit from subsidiaries
Hasil penjualan aktiva tetap
Revenue from current asset
Pendapatan/ (pengeluaran) selisih kurs
Gain (Loss) on foreign exchange
Pendapatan lain-lain
Other incomes
Jumlah nilai ekonomi diperoleh
Total economic value generated
(billion Rp)
Perubahan
Pendistribusian nilai ekonomi
Economic value distributed
Biaya Operasional (tidak termasuk biaya pegawai)
Operating Costs
Gaji Karyawan dan benefit lainnya
Total employee’s salary and other benefit
Pembayaran kepada penyandang dana: Payment for funds provider
- Pemegang saham (Dividen) Dividend (shareholders)
- Bank (bunga pinjaman) Bank (Loan Interest)
Jumlah pembayaran kepada penyandang dana
Total payment for funds provider
Pengeluaran untuk pemerintah (pajak, royalti, dsb)
Expenditure for government (tax, royalty, etc)
Pengeluaran untuk masyarakat Expenditure for public
Jumlah nilai ekonomi yang didistribusikan
Total economic value distributed
Nilai ekonomi yang ditahan sebelum dividen
Economic Value Retained Excluding Dividend Paid
Nilai Ekonomi Yang Ditahan Economic Value Retained
Pada tahun 2011, Perseroan dapat menghasilkan kenaikan
pendapatan sebesar 128% menjadi Rp208 triliun dari
sebelumnya Rp162 triliun. Total nilai perolehan ekonomi
adalah sebesar Rp209 triliun atau naik 125% dari tahun
sebelumnya Rp166 triliun.
In 2011, the Company was able to achieve a revenue
increase of 128 percent to Rp208 trillion from Rp162 trillion
in the previous year. The total generated economic value
was Rp209 trillion, a 125 percent increase from Rp166
trillion in the year before.
Perseroan dapat mendistribusikan kembali perolehan nilai
ekonomi hingga mencapai Rp205.367 triliun kepada para
pemangku kepentingan atau naik 61.8 % dari tahun 2010
sebelumnya. Bagian terbesar nilai perolehan Perseroan ini
terpakai untuk biaya operasional yang mencapai Rp180
triliun, gaji pegawai Rp13 triliun, dan distribusi kepada
The company was able to redistribute generated economic
value of Rp205.367 trillion to stakeholders, or a 61.8 percent
increase from 2010. The largest part of the generated economic
value was used on operational costs, which reached Rp180
trillion, Rp13 trillion for employee’s salaries, and Rp11 trillion
for distribution to fund providers (dividends for the government
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
135
penyandang dana (dividen untuk pemerintah dan bunga
pinjaman bank) sebesar Rp11 triliun. Sisanya terpakai
untuk membayar pajak, royalti, dan pengeluaran untuk
masyarakat. Selisih antara nilai ekonomi yang diperoleh
dan didistribusikan pada tahun 2011 mengalami penurunan
cukup signifikan daripada tahun sebelumnya. Sehingga nilai
ekonomi yang dapat ditahan untuk membiayai kegiatan
Perseroan tahun berikutnya menjadi minus Rp3.781 miliar
atau turun 61,85% dari periode sebelumnya.
and interest on bank loans). The remainder was used to pay
tax, royalties, and expenditure for the public. The difference
between the economic value obtained and distributed in
2011 experienced a fairly significant drop compared to in the
previous year. The result was that the economic value that
can be saved to pay for company activities in the following
year ended up as negative Rp3.781 trillion, which was a 61.85
percent decrease from the previous year.
Tabel distribusi ekonomi tersebut memberikan gambaran
bahwa kinerja PLN memiliki pengaruh positif kepada para
pemangku kepentingan lainnya namun belum cukup
untuk keberlanjutan usaha Perseroan di tahun berikutnya,
kecuali ada suntikan modal kerja dari pemegang saham,
pinjaman perbankan atau penundaan pembayaran
dividen kepada pemerintah. Keterangan lebih mendetail
mengenai kinerja keuangan Perseroan dapat dilihat pada
Laporan Tahunan PT PLN (Persero) 2011.
The economic distribution table shows that PLN’s performance
had positive influences on other stakeholders, while not
enough for the sustainability of the Company’s operations in
the following year. That is unless there is an injection of working
capital from shareholders, bank loans or delayed payments
of dividends to the government. More detailed information
about the Company’s financial performance can be seen in the
PT PLN 2011 Annual Report.
PT PLN (Persero)
KINERJA EKONOMI ECONOMIC PERFORMANCE
136
KONTRIBUSI PADA NEGARA
CONTRIBUTION TO THE NATION
Sebagai sebuah perusahaan yang sahamnya seluruhnya
dimiliki Pemerintah maka setiap tahun Perseroan
memberikan berbagai jenis kontribusi kepada negara,
yakni dalam bentuk pajak, dividen, retribusi, iuran tetap
dan bea masuk.
As a Company whose shares are all owned by the Government,
every year the Company provides several kinds of contribution
to the state, namely in the form of taxes, dividends, fees, fixed
fees and import duties.
Total pajak yang dibayarkan kepada negara pada tahun
2011 adalah sebesar Rp679 miliar atau turun 51.7% dari
pajak tahun 2010 yang besarnya Rp1,3 triliun. Sedangkan
komponen dividen yang dibayarkan kepada negara dengan
jumlah yang ditetapkan dalam RUPS sebesar Rp3,5 triliun
untuk tahun buku 2011.
The total amount of tax paid to the state in 2011 was Rp679
billion, a 51.7 percent decrease from Rp1.3 trillion paid in 2010.
At the same time, dividend payouts to the state of a value set
by RUPS amounted to Rp3.5 trillion for the 2011 fiscal year.
Total kontribusi yang dibayarkan kepada negara
pada periode laporan adalah sebesar Rp4,179 triliun
atau turun 11% dari kontribusi tahun sebelumnya
sebesar Rp5,3 triliun.
The total contributions paid to the state in the reported period
was Rp4.179 trillion, which was an 11 percent decrease from
Rp5.3 trillion in 2010.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
137
SUBSIDI LISTRIK PEMERINTAH
GOVERNMENT ELECTRICITY SUBSIDY
Sesuai dengan awal pendiriannya sebagai perusahaan
negara dengan tugas khusus memberikan jasa
penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum (public
service obligation/PSO), dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya PLN menerima bantuan finansial dalam
bentuk subsidi selisih tarif penjualan. Subsidi listrik
dihitung dari selisih negatif antara harga jual tenaga
listrik rata-rata (Rp/kWh) dari masing-masing golongan
tarif; dikurangi Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik
(Rp/kWh) pada tegangan di masing-masing golongan tarif;
dikalikan volume penjualan (kWh) untuk setiap golongan
tarif. BPP tenaga listrik dihitung berdasarkan formula,
termasuk tingkat susut jaringan transmisi dan distribusi,
yang ditetapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral c.q. Direktorat Jenderal Kelistrikan. (EC 4)
In accordance with its establishment as a state-owned
company tasked specifically with providing electrical power
services for the public interest (public service obligation/
PSO), in running its operational activities PLN received
financial assistance in the form of sales price subsidies.
Electricity subsidies are calculated from the negative balance
between the electricity sales prices (Rp/kWh) from each
price category deduced by the Basic Cost of Supply (BPP) of
electricity (Rp/kWh) on the voltage of each price category;
multiplied by the sales volume (kWh) for each price category.
The electricity BPP is calculated based on a formula, which
includes the transmission and distributions network losses,
which is set by the Ministry of Energy and Natural Resources,
c.q. the Directorate General of Electricity. (EC 4)
Pemerintah Republik Indonesia memberikan subsidi
listrik kepada pelanggan melalui Perseroan. Tata cara
penghitungan dan pembayaran subsidi listrik Tahun
Anggaran 2011 menggunakan Peraturan Menteri Keuangan
Republik Indonesia (PMK) No. 111/PMK.02/2007 tanggal
14 September 2007 yang diperbaharui dengan Peraturan
No.162/PMK.02/2007 tanggal 17 Desember 2007.
The Indonesian Government provides electricity subsidies
to customers through the Company. The procedure for the
calculation and payment of electricity subsidies for the
2011 Fiscal Year uses Ministry of Finance Regulation (PMK)
No. 111/PMK.02/2007 dated September 14, 2007, which
was updated with Regulation No.162/PMK.02/2007 dated
December 17, 2007.
Besarnya subsidi listrik dalam satu tahun anggaran
secara final ditetapkan berdasarkan hasil audit atas
ketaatan penggunaan subsidi listrik yang dilakukan oleh
auditor yang ditunjuk Menteri Keuangan c.q. Direktorat
Jenderal Anggaran.
The size of the electricity subsidy in one fiscal year is finalized
based on the results of an audit into electricity subsidy usage
compliance, which is carried out by an auditor appointed by the
Ministry of Finance, c.q. the Directorate General of Budgeting.
Pada tanggal 26 Maret 2012 dan 25 Maret 2011, Perseroan
telah menerima hasil audit perhitungan subsidi listrik
tahun 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp93.177
miliar dan Rp58.108 miliar.
On March 26, 2012, and on March 25, 2011, the Company
received the results of the 2011 and 2010 electricity subsidy
calculation, which were respectively Rp93.177 billion and
Rp58.108 billion.
PT PLN (Persero)
KINERJA EKONOMI ECONOMIC PERFORMANCE
138
MENDORONG PERTUMBUHAN PEREKONOMIAN
DAERAH DAN NASIONAL
PROMOTING REGIONAL AND NATIONAL ECONOMIC GROWTH
Selain kontribusi langsung kepada Pemerintah, Perseroan
memberi kontribusi tak langsung, berupa penyerapan
tenaga kerja lokal di daerah operasional Perseroan.
Semakin banyak tenaga kerja lokal yang terserap, maka
kegiatan perekonomian di areal seputar operasional
Perseroan makin meningkat dan semakin meningkatkan
taraf hidup masyarakat sekitar. (EC 9)
Apart from directly contributing to the Government, the
Company also provides indirect contribution, in the form of
absorbing the local workforce in the Company’s operational
areas. The greater the local workforce is absorbed, the more
economic activities in the vicinity of the Company’s operations
will increase and the more the lives of the people in the area
will be improved. (EC 9)
Mengingat pentingnya penyerapan tenaga kerja lokal ini,
Perseroan mempertimbangkan butir besaran penyerapan
tenaga kerja lokal dalam memilih mitra pemasok maupun
mitra kerja kontraktor pembangunan dan perawatan
pembangkit. Selain melalui penyerapan tenaga kerja,
Perseroan berkontribusi pada pertumbuhan perekonomian
daerah melalui pembayaran pajak kendaraan bermotor
atas seluruh armada kendaraan operasional yang
beroperasi di daerah, sehingga turut menyumbang pada
komponen pendapatan asli daerah (PAD).
Given the importance of of absorbing the local workforce, the
Company takes into account the importance of local manpower
employment in choosing supply partners as well as power
plant construction and maintenance contractor partners. In
addition to absorbing manpower, the Company contributes to
the growth of the regional economy through payment of tax on
vehicles on the entire fleet of operational vehicles operating in
the area, thus contributing to regional revenue (PAD).
PLN memberikan kontribusi lain kepada perekonomian
nasional berupa semakin meningkatnya keandalan
pasokan listrik, sehingga kegiatan perekonomian, terutama
aktivitas produksi dapat berlangsung setiap hari, 24 jam.
Kegiatan perdagangan dan kegiatan masyarakat lain
pada dasarnya dapat dilangsungkan setiap saat dengan
dukungan penerangan yang semakin akuntabel.
PLN provides additional contribution to the national economy
by increasing the reliability of electrical power supply, so that
economic activities, especially production activities, can take
place at any time supported by reliable lighting.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
139
HUBUNGAN DENGAN MITRA KERJA
RELATIONSHIP WITH BUSINESS PARTNERS
Area operasional PLN yang meliputi seluruh wilayah
Indonesia membuat Perseroan sangat menyadari
pentingnya interaksi positif dengan para pihak yang
bertindak sebagai pemasok. Interaksi positif antara
Perseroan dengan para pemasok, akan berdampak
positif pula pada kinerja perusahaan, pada penciptaan
lapangan kerja dan pada akhirnya akan mampu turut
memacu pertumbuhan ekonomi lokal maupun nasional.
Oleh karena itu, bagi Perseroan pemasok atau supplier
merupakan mitra-kerja yang penting.
PLN’s operational area covers all regions of Indonesia,
meaning the Company is very aware of the importance of
positive interaction with partners that act as suppliers. Positive
interaction between the Company and its suppliers will also
positively impact operational performance, job creation and
will eventually be able to stimulate local as well as national
economic growth. This is why the Company regards suppliers
as important business partners.
Pada tahun pelaporan, jumlah mitra kerja yang terlibat
dalam interaksi dengan operasional Perseroan cukup
besar bergantung pada besaran unit bisnis masingmasing dan kompleksitas pekerjaan. Hubungan Perseroan
dengan para mitra berdasar pada azas profesionalisme,
dengan
mempertimbangkan
berbagai
persyaratan
yang mencakup standar mutu, sistem manajemen dan
keselamatan kerja (SMK3), serta sistem manajemen
lingkungan (SML). Azas profesionalisme mencakup juga
pemenuhan ketentuan harga yang bersaing, kredibilitas,
akuntabilitas, dan ketepatan atas pasokan barang maupun
jasa dari para mitra kerja. Perseroan juga mensyaratkan
dipenuhinya aspek-aspek HAM dalam pelaksanaan
investasi pembangunan pembangkit, kerja sama maupun
kegiatan pemasokan oleh para mitra kerja. (HR 1)
In the reported year, the total number of business partners
engaged in interactions with the Company’s operations is
large, depending on the size of the respective business units
and operational complexity. The Company’s relations with its
partners is based on the principles of professionalism, taking
into account various requirements that cover quality standards,
occupational safety and management systems (SMK3), as well
as environmental management system (SML). Principles of
professionalism also span compliance with competitive price
requirements, credibility, accountability and the accuracy of
goods and services supplied by the business partners. (HR 1)
Untuk itu, Perseroan menjalankan program evaluasi
daftar mitra kerja yang dilakukan secara berkala, baik
di dalam tahapan proses kerja maupun akhir kontrak
kerja, sebagai dasar penilaian untuk proses seleksi
selanjutnya, yang dilakukan secara transparan dan
akuntabel. Untuk menjamin kualitas dan kontinuitas
proses seleksi, Perseroan saat ini telah menggunakan
kebijakan “Prosedur dan Tata Cara Pengadaan Barang
dan Jasa”, yang melibatkan mekanisme pengawasan oleh
Satuan Pengawas Internal dan menggunakan prosedur
e-procurement untuk mendapatkan efisiensi penawaran.
For that purpose, the Company regularly evaluates its list of
business partners, not only during the business process stage,
but also at the end of the business contract, to act as a basic
assessment for the next selection process, which is carried
out transparently and accountably. To ensure quality and
continuity in the selection process, the Company currently uses
the “Procedures and Conduct of Goods and Services” policy,
which involves supervision by the Internal Supervisory Unity
and incorporates the e-procurement procedure to ensure
efficiency in the bidding process.
Perseroan juga memberikan kesempatan kepada usaha
kecil dan koperasi setempat yang memiliki kompetensi
untuk pekerjaan-pekerjaan jasa tertentu sebagai bagian
pemberdayaan ekonomi setempat.
The Company also provides opportunities for small enterprises
and cooperatives that have the competency to perform certain
job services as part of its local economy empowerment.
PT PLN (Persero)
KINERJA EKONOMI ECONOMIC PERFORMANCE
140
PRODUK DAN JASA
Products and Services
Produk utama PLN adalah daya listrik yang dihasilkan
dari instalasi pembangkit milik sendiri maupun dari
pembangkit milik swasta (Independent Power Producer/
IPP). Perseroan mengalirkan daya listrik dari stasiun
pembangkit melalui jaringan kabel transmisi bertegangan
tinggi ke gardu induk, selanjutnya melalui kabel transmisi
tegangan menengah dialirkan ke area-area sekitar
pemukiman, untuk selanjutnya melalui jaringan distribusi
bertegangan rendah dialirkan ke konsumen industri dan
konsumen rumah tangga.
PLN’s main product is electrical power, which is produced at
power generation installations that it owns itself, or privately
owned power stations (Independent Power Producer/IPP). The
Company sends the electricity from power stations through a
network of high voltage transmission cables to substations,
and then through medium voltage transmission cables to
settlement areas, and then through a low voltage distribution
network to industrial and residential consumers.
Pada setiap tahap penurunan tegangan yang
dilakukan di gardu-gardu distribusi, hingga akhirnya
di instalasi pengguna, PLN memasang peralatan
pengaman dan pengatur tegangan untuk kawasan
tertentu yang membutuhkannya.
For household consumers, PLN installs external installation
devices complete with circuit breakers, standard voltage
regulators and power usage meters. During every period,
PLN recalibrates power consumption meters to ensure
measurement accuracy.
Sedang untuk konsumen rumah tangga PLN memasang
instalasi luar lengkap dengan pengatur pembatas daya,
tegangan standar yang ditentukan dan pengukur pemakaian
daya. Pada setiap periode PLN melakukan kalibrasi ulang
(terra) atas akurasi peralatan pengukur pemakaian
daya untuk menjamin akurasi pencatatan. Pemasangan
seluruh instrumen pengaman di instalasi akhir di tempat
konsumen juga dimaksudkan untuk menjamin keamanan
konsumen. Perseroan juga mencantumkan petunjuk
besaran tegangan listrik yang dialirkan dan peralatan
yang mampu membatasi daya maksimum yang terpasang,
sesuai kontrak pemasangan listrik yang ditanda-tangani
kedua belah pihak. (PR 1, PR 3, PR 4)
The installation of all safety equipment at the end-stage
installations at the consumer locations is also intended
to ensure the safety of the consumer. The Company also
includes directions for high voltage electricity and equipment
able to limit the maximum power that has been installed,
in accordance with electricity installation contracts which
are signed by both parties. The voltage is lowered at each
substation right until the end-user installations. PLN installs
safety equipment and voltage regulators in areas that require
them. (PR 1, PR 3, PR 4)
Sepanjang jalur transmisi dan distribusi serta arealareal gardu induk, gardu distribusi dan areal trafo,
Perseroan memasang peringatan agar masyarakat
luas dan konsumen berhati-hati dan menjaga jarak
aman dengan areal dimaksud. Hal ini dilakukan untuk
menjaga keamanan jaringan maupun kesehatan
konsumen dan mencegah terjadinya kecelakaan akibat
tersengat aliran listrik. (PR 1)
All along the transmission and distribution lines and in
substation, distribution and transformer areas, the Company
installs warnings for the general public and consumers to be
careful and keep their distance in such areas. This is done to
protect the network as well as the health of the consumers and
prevent accidents caused by electrocution. (PR 1)
Sekalipun Perseroan melakukan prosedur perawatan
instalasi pembangkitan, jaringan transmisi, distribusi,
perawatan trafo di gardu induk maupun gardu distribusi
untuk menjaga kualitas dan keandalan pasokan listrik,
gangguan terhadap aliran listrik sesekali tetap terjadi.
Sehingga pada periode pelaporan, Perseroan tetap
menerima komplain dari konsumen menyangkut
pelanggaran atas peraturan dan etika mengenai dampak
kesehatan, keamanan dan keandalan aliran listrik. Namun
demikian Perseroan mampu menyelesaikan komplain
tersebut dengan baik. (PR 2)
Although the company also conducts regular maintenance on
power stations, transmission and distribution networks, and
transformers at substations as well as distribution substations
in order to maintain the quality and reliability of electricity
supply, disturbances to the power transmission network still
occur. As a result, during the reported period, the Company
still received complaints from consumers regarding equipment
and ethics violations pertaining to health, safety and reliability
impacts caused by electricity. (PR 2)
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
141
KAPASITAS DAN KOMPOSISI PEMBANGKIT
Pembangkit tenaga listrik yang dimiliki perusahaan terdiri
dari pembangkit dengan menggunakan tenaga air, diesel,
gas, gas uap, panas bumi dan uap dengan komposisi
terbesar adalah pembangkit menggunakan tenaga uap
yang mencapai 41% dari total kapasitas. Dari seluruh
kapasitas pembangkit yang ada, tidak seluruh pembangkit
mampu menghasilkan daya hingga 100%. Tergantung
perawatan dan kondisi kebutuhan listrik, umumnya
instalasi pembangkit beroperasi pada 85% kapasitas
terpasang. (EU 1, EU 2)
Capacity and Composition of Generating Units
Power plants owned by the Company consists of power plants
powered by hydro energy, diesel, gas, gas steam, geothermal
and steam, with steam comprising the largest composition,
reaching 41 percent of the total capacity. None of the power
plants are 100 percent efficient. Depending on the care and
condition of power requirements, generally power generating
units operate at 85 percent of their capacity. (EU 1, EU 2)
Data perkembangan rinci dari sarana penyediaan tenaga
listrik selama periode 5 tahun terakhir dapat dilihat pada
tabel di bawah ini. (EU 1, EU 30)
Detailed data showing the development of power supply
infrastructure over the last five years is shown in the table
below. (EU 1, EU 30)
PEMBANGKIT POWER PLANTS
PLTA Hydro Power Plant
2007
3.501
2008
3.504
2009
3.508
2010
3.523
2011
3.511
PLTD Diesel Power Plant
2.968*
3.020
2.980
3.268
2.568
PLTG Gas Power Plant
2.783
2.496
2.570
3.224
2.839
PLTGU Combined Cycle Power Plant
7.021
7.370
7.370
6.951
7.833
PLTP Geothermal Power Plant
PLTU Steam Power Plant
Total
415
415
415
439
435
8.534
8.764
8.764
9.452
12.052
25.222
25.571
25.607
26.895
29.268
EFISIENSI STASIUN PEMBANGKIT
Jenis energi yang menggerakkan generator pembangkit
dapat
mempengaruhi
efisiensi
pembangkitan.
Berdasarkan perhitungan biaya operasional, pembangkit
yang menggunakan tenaga air (PLTA) memberikan
perhitungan biaya paling rendah, diikuti oleh biaya
pembangkit tenaga gas. Sedang pembangkit listrik tenaga
diesel (PLTD) merupakan pembangkit paling boros bahan
bakar tetapi lebih fleksibel karena dapat ditempatkan di
mana saja dengan besaran daya sesuai yang dibutuhkan.
Tingkat efisiensi masing-masing jenis pembangkit dapat
dikemukakan dalam tabel berikut berdasarkan jenis
bahan bakar dan perbandingan penggunaan bahan bakar
per kWh yang dihasilkan. (EU 11)
Jenis Pembangkit
Type of Generation
Generating Unit Efficiency
The type of energy that powers the generator influences
its efficiency. Based on operational cost calculations, Hydro
Power Plant provide the lowest cost calculation, followed by
Gas Power Plant. Whereas Diesel Power Plant are the most
inefficient, but are also the most flexible because they can
be placed anywhere and produce the required amount of
power. The efficiency levels of the respective types of power
generators can be seen in the following table based on fuel
type and the ratio of fuel consumption to kWh produced.
(EU 11)
SFC
TARA KALOR
EQUIVALENT HEAT
BBM FUEL
BATUBARA COAL
GAS
Kcal/KWh
Ltr/KWh
Kg/KWh
MMBTU/KWh
PLTD Diesel Power Plant
2.534
0,2761
-
0,0140
PLTU Steam Power Plant
2.708
0,2800
0,4990
0,0100
PLTGU Combined Cycle Power Plant
2.210
0,2439
-
0,0080
PLTG Gas Power Plant
3.332
0,3677
-
0,0130
PRODUKSI TENAGA LISTRIK DAN BAURAN ENERGI
Produksi tenaga listrik tahun 2011 mencapai 183.421
GWh atau mengalami kenaikan sebesar 8% dibandingkan
tahun sebelumnya yang mencapai 169.786 GWh.
Kenaikan tertinggi dari produksi tenaga listrik berasal
dari sewa pembangkit, hal ini sejalan dengan upaya untuk
mengatasi pemadaman bergilir pada daerah krisis yang
kurang pasokan daya.
Energy Mixture and Electricity Production
Electrical power production in 2011 reached 183.421 GWh,
which was an 8 percent increase, compared to 169.786 GWh
produced in 2010. The highest increase in electrical energy
production was derived from rented power generators, which
was in line with efforts to solve power blackouts in crisis areas
that do not receive enough power supply.
PT PLN (Persero)
KINERJA EKONOMI ECONOMIC PERFORMANCE
142
Data rinci produksi tenaga listrik selama periode 5 tahun
terakhir terdapat pada tabel di bawah ini.
The following table contains detailed power production data
over the last five years.
Tabel Produksi Tenaga Listrik (GWh)
Electricity Production (GWh)
Produksi Production
Produksi Sendiri Own production
Pembelian Tenaga Listrik Power purchase
Sewa Genset Rental of genset
Total Produksi Total production
2007
2008
2009
2010
2011
107.984
113.340
115.434
123.477
128.853
31.199
31.389
36.169
38.076
40.682
3.257
4.707
5.194
8.233
13.886
142.440
149.437
156.797
169.786
183.421
Dalam memproduksi tenaga listrik, PLN berusaha untuk
mengoptimalkan bauran energi dengan tujuan untuk
mengurangi penggunaan BBM secara optimal. Pada tahun
2011 pemakaian bahan bakar minyak meningkat dari
semula 19,90% menjadi 24,78%.
In producing electrical power, PLN endeavors to optimize
energy mixtures in order to optimize the reduction of fuel
consumption. In 2011, fuel consumption increased 24.78
percent, from 19.90 percent previously.
Rincian bauran energi selama periode 5 tahun terakhir
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
(EU 2, EU 30)
Details of energy mixes over the past five years can be seen in
the below table. (EU 2, EU 30)
Tabel Bauran Energi (%)
Energy Mix (%)
SUMBER ENERGI ENERGY RESOURCES
Bahan Bakar Minyak Oil fuel
2007
2008
2009
2010
2011
25,5
27,7
22,06
19,90
24,78
Non-Bahan Bakar Minyak Non oil fuel
Air Water
Batu bara Coal
Panas Bumi Geothermal
7,5
7,2
6,57
9,32
6,77
29,3
27,6
27,51
27,50
42,39
2,2
2,3
2,24
2,00
5,20
Gas Alam Natural Gas
13,5
14,2
18,59
18,86
20,86
Beli Purchase
22,0
20,9
23,07
22,43
*
*) Produksi tenaga listrik yang berasal dari pembelian telah
didistribusikan berdasarkan jenis bahan bakar
*)Electrical power production from purchases distributed based on
fuel type
RENCANA PENAMBAHAN DAYA
Berdasarkan
target
peningkatan
pertumbuhan
perekonomian dalam beberapa tahun ke depan, Pemerintah
dan Manajemen Perseroan telah memperhitungkan bahwa
Indonesia harus menambah daya listrik dan kapasitas
pembangkit sebesar 20.000 MW selama sepuluh tahun
mendatang. Asumsi makro ekonomi digunakan dalam
perhitungan tersebut, termasuk target untuk memenuhi
tingkat elektrifikasi nasional hingga 94,4% pada 2020.
Power Capacity Building Plan
Based on the economic growth enhancement target for the
coming years, the Government and Company’s management
board have calculated that Indonesia must increase its electrical
power plan capacity by 20,000 MW within the next 10 years.
This calculation is based on a macroeconomic assumption,
including the target to increase the nation’s electrification rate
to 94.4 percent in 2020.
Berdasarkan pendekatan sasaran makroekonomi dan
kenyataan bahwa konsumsi listrik per rumah tangga/
kapita di Indonesia yang saat ini masih tergolong paling
rendah di Asia, Perseroan dan Pemerintah Indonesia kini
tengah melaksanakan Program Percepatan Pembangunan
Pembangkit Listrik 10.000 MW tahap I, dengan sumber
energi pembangkit berbahan bakar batu bara. Langkah
ini disusul dengan pelaksanaan Program Percepatan
Pembangunan Pembangkit Listrik 10.000 MW tahap II,
dengan sumber energi bauran, PLTA, batu bara, panas
bumi dan gas. Penjelasan lebih mendetail atas kedua
program ini dapat dilihat pada Laporan Tahunan PT PLN
(Persero) 2011. (EU 10, EU 23, EN 4)
Based on the approach to macroeconomic targets and the fact
that electricity consumption per household/capita in Indonesia
is currently still considered the lowest in Asia, the Indonesian
Government and the Company are now in the middle of
implementing stage I of the 10,000 MW Fast Track Program,
using coal as the fuel to power the plants. This step will be
combined with the implementation of stage II of the 10,000
MW Fast Track Program, which will incorporate a mixture
of fuels – hydro, coal, geothermal and gas. A more detailed
explanation of the two programs can be seen in the 2011 PLN
Annual Report. (EU 10, EU 23, EN 4)
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
143
Selain dua program percepatan tersebut, Perseroan
menjalin kerja sama dengan pembangkit listrik swasta
(IPP) dengan membeli daya listrik dari stasiun pembangkit
yang mereka kelola untuk kemudian didistribusikan
melalui jaringan transmisi dan distribusi milik PLN.
Apart from these two programs, the Company will cooperate
with Independent Power Producer (IPP) by buying electricity
from power plant that they manage, for distribution through
PLN’s transmission and distribution network.
Pada umumnya pembangunan stasiun pembangkit baru
milik PLN baik dalam rangka percepatan pembangunan
maupun realisasi rencana pembangunan pada skema
yang wajar dilakukan di atas tanah yang telah dibebaskan.
Jika ada lokasi pembangunan yang berada di areal tanah
adat/ulayat, maka dilakukan pendekatan yang memadai
sehingga tidak menimbulkan konflik.
In general, the development of power stations owned by PLN
both in framework of the construction acceleration as well as
the realization of construction planning, is being carried out in
areas that have already been cleared. If the construction areas
are in customary or traditional areas, then an appropriate
approach is taken to ensure no conflict of interests arise.
Sebagai contoh, pembangunan PLTA Genyem di Provinsi
Papua berlokasi di tanah kehutanan dan tanah adat.
Proses pinjam pakai kawasan hutan telah diproses sesuai
peraturan yang berlaku sedangkan pembebasan tanah
adat telah dilakukan dengan perturan yang berlaku serta
dengan mekanisme adat. Tidak ada peristiwa pemindahan
penduduk untuk PLTA Genyem karena tidak ada penduduk
yang bermukim di tanah lokasi pembangunan PLTA
Genyem. (EU 19, EU 20)
As an example, the construction of the Genyem Hydro Power
Plant in Papua Province was located in both a forest and
traditional area. The process of leasing the land has been carried
out in accordance with the prevailing regulations while the
clearing of traditional land has been carried out according to the
prevailing regulations and with traditional mechanisms. There
has been no relocation of residents for the Genyem Hydro Power
Plant because there are no residents settled at the Genyem
Hydro Power Plant construction location. (EU 19, EU 20)
Untuk mengantisipasi terjadinya perselisihan dengan
masyarakat pemilik tanah adat, PLN telah menyusun
program pemberdayaan masyarakat adat (community
development action plan/CDAP) yang berisi program-program
pemberdayaan masyarakat sebagai wujud kepedulian
sosial PLN (Corporate Social Responsibility/CSR). Program CSR
disusun berdasarkan hasil konsultasi dengan pemerintah
daerah setempat dan masyarakat adat di sekitar lokasi
proyek PLTA Genyem. Program CSR tersebut antara lain
pembangunan proyek air bersih dan penyambungan
listrik. Sehingga tidak ada kasus perselisihan dengan
penduduk asli menyangkut hak tanah selama periode
pelaporan. (HR 9, EU 19)
To anticipate disputes with traditional land owners, PLN has
prepared the community development action plan (CDAP),
which consists of public empowerment programs in the form
of Corporate Social Responsibility (CSR). The CSR program
is based on the results of a consultation with the regional
government and the traditional community in the vicinity of
the Genyem Hydro Power Plant project. This CSR program
includes electricity connectivity and clean water development
projects. As a result there have been no disputes between
the local residents concerning land rights during the reported
period. (HR 9, EU 19)
SUSUT JARINGAN (EU 12)
Secara total, realisasi susut jaringan tahun 2011 mencapai
9,41% dengan komposisi 2,25% untuk transmisi dan 7,34%
untuk distribusi. Pencapaian susut jaringan ini lebih baik
dari tahun-tahun sebelumnya, misalnya 2010 sebesar
9,7% dan 2009 sebesar 9,93%. Untuk menurunkan susut
nonteknis, upaya jangka pendek yang dilakukan Perseroan
adalah melalui peningkatan kualitas pembacaan
pemakaian tenaga listrik, dengan cara :
• melakukan pengawasan terhadap hasil baca meter;
• membaca pemakaian tenaga listrik pelanggan
potensial secara remote dengan menggunakan
Automatic Meter Reading (AMR) yang dipasang pada
pelanggan tersebut;
• menertibkan pemakaian tenaga listrik kepada
pelanggan yang melakukan pencurian tenaga listrik.
NETWORK LOSSES (EU 12)
In total, the realized network losses in 2011 reached 9.41
percent, comprising 2.25 percent from transmission losses and
7.34 percent from distribution losses. The total losses were an
improvement from previous years, for example 9.7 percent in
2010 and 9.93 percent in 2009. In order to decrease non-technical
losses, the short-term efforts undertaken by the Company are
in accordance with increasing electrical power consumption
measuring improvements, through the following means:
• Supervise meter readings;
• Measure the potential power consumption of customers
remotely through Automatic Meter Reading (AMR), which
are installed at the customers’ locations;
• Curb power use by those who steal electricity.
PT PLN (Persero)
KINERJA EKONOMI ECONOMIC PERFORMANCE
144
Untuk meningkatkan efektivitas penggunaan listrik
Perseroan melakukan tindakan tegas atas setiap
keterlambatan pembayaran maupun tindak pencurian
tenaga listrik. (EU 27)
In order to improve the effectiveness of electricity use, the
Company is cracking down on late payments and electricity
theft. (EU 27)
Di samping usaha tersebut di atas, secara berkesinambungan
Perseroan berupaya menurunkan susut teknis melalui:
• Pemasangan trafo sisipan dan penambahan jumlah
Jaringan Tegangan Rendah (JTR), agar arus penghantar
lebih kecil dan tegangan ujung menjadi lebih baik;
• Pembentukan organisasi di cabang dan wilayah/
distribusi yang bertanggung jawab terhadap akurasi
pengukuran pemakaian tenaga listrik;
• Perolehan sertifikasi mutu ISO 9001 pada proses
bisnis Pengelolaan Alat Pencatat Pemakaian (APP)
tenaga listrik.
• Penertiban Penggunaan Tenaga Listrik (P2TL),
penertiban Penerangan Jalan Umum (PJU) dan
penerangan reklame ilegal secara intensif;
• Pemeriksaan rutin pelanggan besar terhadap akurasi
Current Transformer (CT), Potential Transformer (PT) dan
wiring (pengawatan).
In addition to the above efforts, the Company is continuously
striving to reduce technical losses through the following ways:
• Installation of transformers and additions to the Low
Voltage Network (JTR), so that the current is smaller and
end voltage is better.
• Form an organization in regional and distribution offices
that are responsible for the accuracy of electrical power
measurements.
• Obtain the ISO 9001 quality certification on electrical
power Consumption Measurement Device Management
in business process.
• Strongly enforce Electrical Power Consumption (P2TL),
Public Street Lighting (PJU) and illegal billboard lighting.
Tabel Susut Jaringan
Network Losses
2007
• Routine inspection of major customers’ Current
Transformers (CT), Potential Transformers (PT) and wiring.
2008
2009
2010
2011
Susut Transmisi Transmission Losses
%
2,24
2,17
2,18
2,25
2,25
Susut Distribusi Distribution Losses
%
8,84
8,29
7,93
7,64
7,34
Susut Jaringan Network Losses
%
11,08
10,67
9,93
9,70
9,41
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
145
MANAJEMEN PRODUK
product management
PLN melakukan identifikasi dan inovasi produk untuk
memenuhi persyaratan kelompok pelanggan dan
segmen pasar dengan berpedoman pada surat Dirjen
LPE No 114-12/39/600.2/2002 tanggal 2 Mei 2002 tentang
Indikator Mutu Pelayanan Ketenagalistrikan dan dengan
cara mendengarkan kebutuhan pelanggan atas mutu
tenaga listrik untuk keperluan masing-masing kelompok
pelanggan melalui kegiatan temu pelanggan, temu
asosiasi kelompok industri/usaha serta memperhatikan
data komplain pelanggan.
PLN carries out identification and inventory of products
to meet the requirements of customer groups and market
segments with reference to Directorate General Letter LPE No.
114-12/39/600.2/2002 dated May 2, 2002, on Electrical Energy
Service Quality Indicators and through listening to the needs
of customers on electricity quality for the respective needs
of customer groups in accordance with customer gatherings,
industrial/business group meetings and as well as taking into
account customer complaint data.
Masukan ini, dibahas, dianalisis dalam pertemuan PLN
Pusat dengan unit untuk mencari solusi pemenuhan
mutu listrik, dengan melihat kemampuan instalasi
ketenagalistrikan yang ada. Metode tersebut diterapkan di
seluruh unit, dengan melakukan inovasi operasi maupun
pemasangan peralatan baru. Untuk menarik pelanggan
baru dan memperluas hubungan pelanggan yang telah
ada, PLN meningkatkan ketersediaan daya di satuan
sistem ketenagalistrikan, rehabilitasi jaringan, serta
menawarkan inovasi produk dan layanan sebagaimana
pada tabel di bawah, yang dilaksanakan di seluruh unit
pelayanan PLN.
This input is discussed and analyzed in PLN’s Head Office
meetings with units to find solutions to power quality
fulfillment issues, by considering the capabilities of existing
electrical power installations. This method is carried out in all
units, through innovative operations as well as by installing
new equipment. To draw new customers and strengthen
relations with existing customers, PLN increases the availability
of power in electrical power system units, network repairs, and
offers innovative products and services, as shown in the below
table, which are carried out in all of PLN’s service units.
Hasil perbaikan mutu produk ini diukur, dievaluasi kembali,
sebelum dan sesudah dikonsumsi pelanggan. Evaluasi dan
sharing layanan dilakukan pada forum niaga setiap triwulan.
Pengukuran dan evaluasi meliputi tegangan pelayanan,
urutan fase, frekuensi.
The results of product quality improvement is monitored
and reevaluated before and after they are consumed by the
customer. Evaluation and service sharing is conducted during
the quarterly business forum. Measurement and evaluation
includes voltage, phase sequence and frequency.
NO
1
2
3
4
KELOMPOK PELANGGAN
CUSTOMER CATEGORY
Rumah Tangga (R) Household
Bisnis (B) Business
Industri (I) Industry
Publik (P) Public
INOVASI LAYANAN
INOVASI PRODUK
SERVICE INNOVATION
PRODUCT INNOVATION
PDKB, Genset bergerak, Trafo bergerak
Prabayar Prepaid, PPOB
Hotline Maintenance, Mobile Genset,
Prabayar Prepaid PPOB, B to B, AMR
Mobile Trafo
Prabayar Prepaid PPOB, B to B, AMR
Prabayar Meterisasi Prepaid Meterization,
AMR
DEMAND SIDE MANAGEMENT (EU 7)
Untuk menjaga keandalan dan kontinuitas pasokan
listrik kepada seluruh pelanggan ditengah keterbatasan
kapasitas pembangkit, terutama pada saat beban puncak,
Perseroan menerapkan program Demand Side Management.
Program ini dilaksanakan untuk memangkas atau
mengalihkan beban puncak dengan cara:
• Mekanisme konservasi energi dengan mendorong
masyarakat untuk melakukan penghematan energi;
• Memberikan paket diskon kepada pelanggan industri
dan bisnis skala besar yang dapat mengalihkan bebannya
dari waktu beban puncak ke waktu luar beban puncak;
DEMAND SIDE MANAGEMENT (EU 7)
To maintain the reliability and continuity of electricity supply to
all customers amid a limited power supply capacity, especially
during times of peak load, the Company implements the
Demand Side Management program. This program is carried out
to reduce or alternate peak load through the following ways:
• Energy conservation mechanism by encouraging the public
to save on energy;
• Provide discount packages for industrial customers and
large business that can alternate their electricity loads
from peak load times to non-peak load times;
PT PLN (Persero)
KINERJA EKONOMI ECONOMIC PERFORMANCE
146
PLN selalu memastikan mutu
layanan agar memenuhi
standar kesehatan,
keselamatan & keamanan.
PLN always ensure a quality service
to meet health, safety and security
standards.
• Untuk
daerah-daerah
yang
daya
mampu
pembangkitnya masih kritis, maka permintaan
sambungan baru bagi pelanggan tarif industri dapat
diberikan dengan catatan tidak menggunakan listrik
pada waktu beban puncak (WBP);
• Melakukan kampanye pengurangan beban listrik pada
waktu beban puncak.
• For areas whose power generation capacity is critical,
new industry rate connection requests can be
accepted provided the industry does not use power
at peak load times.
SUPPLY SIDE MANAGEMENT
Di lain pihak, untuk mengatasi masalah kekurangan daya
pembangkit yang dikelola sendiri, Perseroan melakukan
upaya lain dalam menjaga kendala pasokan di waktu
beban puncak, yakni dengan menerapkan program Supply
Side Management (SSM) dengan membeli kelebihan tenaga
listrik yang dibangkitkan dari beberapa pembangkit swasta
untuk memenuhi kekurangan pasokan tenaga listrik dari
pembangkit milik PT PLN (Persero).
SUPPLY SIDE MANAGEMENT
On the other hand, to overcome power shortages at power
plants owned by PLN, the Company conducts other efforts
to manage power supply during peak load times, including
implementing the Supply Side Management (SSM) program
to purchase excess electricity generated by private power
plants to offset electricity supply shortages at PLN owned
power stations.
• Run a campaign to reduce power load during peak load
times.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
147
PENGENDALIAN MUTU
quality control
PLN selalu memastikan mutu layanan agar memenuhi
standar kesehatan, keselamatan & keamanan baik untuk
pelanggan maupun tempat kerja melalui penerapan
sistem LK2 dan pengelolaan lingkungan hidup sesuai
Kpts Direksi No.090.K/DIR/2005 tentang Pedoman
Keselamatan
Instalasi,
No.091.K/DIR/2005
tentang
Pedoman Keselamatan Umum dan No.092.K/DIR/2005
tentang Pedoman Keselamatan Kerja yang merupakan
penjabaran dari Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja.
PLN always ensure a quality service to meet health, safety
and security standards, not only for customers but all places
of work, through the application of the LK2 system and
environmental management in accordance with Board
of Directors decisions No.090.K/DIR/2005 on Installation
Safety Guidelines, No.091.K/DIR/2005 on General Safety
Guidelines and No.092.K/DIR/2005 on Occupational Safety
Guidelines which are an elaboration of Law No. 1 1970 on
Occupational Safety.
Dalam mengimplementasikan ketentuan tersebut PLN
menggunakan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga
Kerja No.PER.05/MEN/1996. Monitoring dan evaluasi
implementasinya dilaksanakan setiap semester melalui
sistem penilaian tingkat kinerja (Kpts Dir No.031.K/
DIR/2010 dan Kpts Dir No.032.K/DIR/2010) dengan
mengacu pada faktor-faktor sebagaimana digambarkan
pada tabel di bawah.
In implementing these provisions, PLN applies the Occupational
Environment, Safety and Health Management System in
accordance with Ministry of Manpower Regulation No. PER.05/
MEN/1996. The implementation of monitoring and evaluation
is carried out every half a year through the performance
level rating system (Kpts Dir No.031.K/DIR/2010 and Kpts Dir
No.032.K/DIR/2010)by referring to the factors shown in the
below table.
FAKTOR
FACTOR
Kesehatan
Health
INDIKATOR
INDICATOR
UKURAN
SIZE
Studi & Penyusunan Dokumen Lingkungan
(AMDAL dan atau UKLUPL dan atau DPPL).
TARGET/SASARAN
TARGET/OBJECTIVES
Tepat waktu atau lebih cepat.
Environmental Document Preparation & Studies
(AMDAL and/or UKL-UPL and/or DPPL).
On time or even faster.
Kesehatan
Pelaksanaan pengelolaan lingkungan.
Health
Environmental Management Execution.
Kegiatan pengelolaan dilaksanakan
sesuai dengan RKL/UKL.
Kesehatan
Pelaksanaan pemantauan lingkungan.
• Baku mutu limbah cair terpenuhi.
Health
Environmental Monitoring Execution.
Management activities carried out in
accordance with RKL / UKL.
Fulfillment of Liquid Effluent Quality
Standard.
• Baku mutu udara terpenuhi.
Fulfillment of Air Quality Standard
UPL, UKL
• Tidak ada keluhan dari masyarakat.
No complaint from the communities.
• Dibuat neraca limbah B3.
Hazardous waste balance is to be
prepared.
Kesehatan
Health
Review/revisi/peninjauan kembali dokumen
lingkungan (AMDAL atau RKL-RPL atau UKLUPL atau DPPL).
Review/Revision/Re-evaluation on the
Environmental Documents ((AMDAL and/or UKLUPL and/or DPPL).
Tepat waktu atau lebih cepat.
On time or even faster.
PT PLN (Persero)
KINERJA EKONOMI ECONOMIC PERFORMANCE
148
FAKTOR
FACTOR
Keselamatan
Safety
INDIKATOR
INDICATOR
Kecelakaan kerja & penyakit akibat kerja
(PAK).
Work Accident or Ailments due to Work.
Keselamatan
Safety
Keselamatan
Safety
Keamanan
Security
Kecelakaan masyarakat umum karena
kelalaian PLN.
Public Community Accident due to PLN
Negligence.
Kebakaran instalasi/bangunan dan gangguan/
kerusakan instalasi.
Burning of installation/building and disruption/
damage of installation.
Penerapan standar SNI, SPLN dan
standar lainnya pada setiap kegiatan
ketenagalistrikan.
UKURAN
SIZE
TARGET/SASARAN
TARGET/OBJECTIVES
0 (zero accident)
Jumlah
kecelakaan
Frequency of
Accident
Kali
0 (zero accident)
0
Times
%
100
%
100
%
100
%
100
Implementation of SNI, SPLN standards and other
standards on each electricity event.
Security
Sertifikasi kompetensi tenaga teknik
ketenagalistrikan.
Keamanan
Sertifikasi laik operasi bagi instalasi.
Keamanan
Electricity Technical Manpower Competence
Certification.
Security
Operational Feasibility Certification for
Installation.
Keamanan
Sertifikasi system manajemen K3 (SMK3).
Security
EHS Management System Certification.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
149
LAYANAN KEPADA PELANGGAN
services to customers
JUMLAH
PELANGGAN,
KOMPOSISI
DAN
DAYA
TERSAMBUNG
Jumlah pelanggan pada tahun 2011 mencapai 45.895 ribu
pelanggan, naik 8,15% dibandingkan tahun 2010 setelah
keberhasilan program Gerakan Sehari Sejuta Sambungan
(GRASSS). Hasil upaya Perseroan menghapus daftar tunggu
akhirnya dapat menambah pelanggan baru sebanyak 3,4
juta pelanggan.
Number
and
Composition
of
Connected
Customers
The number of customers in 2011 reached 45,895,000, up 8.15
percent from 2010 following the success of the One Million
Connections a Day Movement (GRASSS). The result of the
Company’s efforts to clear the waiting list ended with the
addition of 3.4 million new customers.
Tabel Pertumbuhan Pelanggan
Customer Growth Table
Jumlah pelanggan Customers numbers
(Ribu plg)
Pertumbuhan Growth
(%)
Rumah Tangga Household
Usaha Bisnis Business
Industri Industry
Umum Public
Jumlah Total
2009
2010
2011
40.117
42.435
45.895
4,43
4,05
3,28
5,78
8,15
2007
2008
2009
2010
2011
34.684
36.025
37.099
39.324
42.578
1.611
1.716
1.802
1.912
2.049
47
48
48
49
50
992
1.055
1.168
1.150
1.218
37.334
38.844
40.117
42.435
45.895
Sedangkan daya tersambung pada tahun 2011 mengalami
kenaikan sebesar 7.750 MVA dari tahun sebelumnya,
sehingga menjadi total 75.189 MVA. Peningkatan daya
tersambung ini sangat berkaitan erat dengan penambahan
pelanggan. Semakin banyak calon pelanggan yang dapat
dilayani penyambungannya, maka semakin tinggi pula
jumlah daya tersambungnya.
Meanwhile, the total connected power increased in 2011 by
7,750 MVA from the previous year to reach a total of 75,189
MVA. This increase in connected power is greatly related to the
increase in customers. The greater the number of customers
that can be connected, the greater the total connected power
will be.
Connected Power (MVA) Table
Tabel Daya Tersambung (MVA)
Daya Tersambung Connected Power
MVA
Pertumbuhan Growth
(%)
Tabel Daya Tersambung Menurut Kelompok Pelanggan (MVA)
URAIAN DESCRIPTION
2008
38.844
Number of Customers Table (Thousand Subscribers) (EU3)
Tabel Jumlah Pelanggan (Ribu Pelanggan) (EU3 )
URAIAN DESCRIPTION
2007
37.334
2007
2008
2009
2010
2011
56.549
60.086
62.894
67.439
75.189
6,06
6,25
4,67
7,23
11,49
Power Connections Based on Customer Groups (MVA) Table
2007
2008
2009
2010
2011
Rumah Tangga Household
27.777
29.335
30.700
33.202
37.183
Usaha Bisnis Business
10.939
11.942
12.710
13.772
15.236
Industri Industry
13.881
14.531
14.790
15.566
17.478
3.952
4.278
4.694
4.899
5.292
56.549
60.086
62.894
67.439
75.189
Umum Public
Jumlah Total
Dengan pertumbuhan jumlah pelanggan sebesar 8,15%
dan peningkatan daya tersambung sebesar 11,5% maka
pada akhir tahun 2011 tingkat elektrifikasi telah mencapai
74,28% dari tahun sebelumnya sebesar 66,51%. Artinya
masih ada lebih dari seperempat daerah atau masyarakat
Indonesia yang belum menikmati aliran listrik. (EU 26)
With an 8.15 percent growth in the total number of customers,
and an 11.5 percent increased in total connected power, by the
end of 2011 the electrification rate had reached 74.28 percent,
up from 66.51 percent in the previous year. That means that more
than a quarter of all regions, or a quarter of the population do
not yet enjoy electricity. (EU 26) The Company seeks to expand
PT PLN (Persero)
KINERJA EKONOMI ECONOMIC PERFORMANCE
150
Perseroan berupaya melakukan ekspansi penambahan
jumlah pembangkit dan jaringan transmisi dan distribusi
untuk menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
and increase the number of power plants and the transmission
and distribution network to reach all of Indonesia’s regions.
PUSAT PENGADUAN
PLN mengelola keluhan pelanggan melalui “call centre 123”,
website www.pln.co.id, atau melalui loket dinas gangguan
dan loket pengaduan. Setiap keluhan pelanggan tersebut
dimonitor penyelesaiannya secara harian, mingguan, dan
bulanan oleh supervisor, asisten manajer dan manajer
unit pelaksana. (PR 4, PR 8)
COMPLAINTS CENTER
PLN manages all complaints through the “123 call center”
and www.pln.co.id, or through official disruption service
counters and complaint counters. Every customer complaint
settlement is monitored on a daily, weekly and monthly basis
by the supervisor, assistant manager and implementation
unit manager. (PR 4, PR 8)
Untuk menjamin terselesaikannya keluhan secara tuntas,
maka penanganan keluhan pelanggan dicatat pada jurnal
(logbook) pelayanan. Seluruh data keluhan pelanggan
tercatat dalam database yang sudah terkomputerisasi.
Penyelesaian keluhan pelanggan dimasukkan ke dalam
target kinerja unit.
To ensure all complaints are completely resolved, the handling
of customer complaints is recorded in a customer logbook. All
customer complaint data recorded in the database is inputted
into a computer. Settlement of customer complaints is inputted
into the unit’s performance targets.
Untuk memastikan keluhan pelanggan ditangani dengan
tepat dan efektif, PLN menetapkan standar waktu pelayanan
per jenis gangguan pada unit pelaksana, yaitu: (PR 6)
• Kedatangan petugas: 30 menit.
• Gangguan trafo: 4 jam.
• Gangguan JTR: 1,5 jam
• Gangguan SR: 30 menit.
To ensure customer complaints are handled completely and
effectively, PLN sets standard service times standards for each
complaint by the unit handling the complaint, as follows: (PR 6)
• Officer arrival: 30 minutes.
• Transmission disruption: 4 hours.
• JTR disruption: 1.5 hours.
• SR disruption: 30 minutes.
Setiap tahun dilakukan lomba pelayanan gangguan
unit yang diselenggarakan oleh PLN Pusat. Manajemen
keluhan pelanggan dilaksanakan untuk mengembalikan
kepercayaan pelanggan dan meningkatkan keterikatan
pelanggan
dengan
cara
memperbaiki
standar
pelayanan, dan menjelaskan penyebab gangguan
kepada pelanggan dan permintaan maaf kepada
pelanggan atas terjadinya gangguan.
Every year a customer complaint unit competition is held by
PLN’s Head Office. The management of customer complaints
is undertaken to rebuild customer trust and improve customer
engagement by improving service standards, and explaining
the causes of disturbances to customers and apologizing to
customers for disruptions.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
151
Adanya kebijakan sesuai Kep. Dirjen LPE No.1612/43/600.3/2003, bahwa apabila standar pelayanan
terlampaui dari yang dijanjikan maka akan diberikan
kompensasi sebesar 10% Biaya Beban. Kompensasi
ini dilaksanakan di seluruh unit pelaksana pelayanan
pelanggan. Kumpulan dan analisis keluhan pelanggan
digunakan untuk perbaikan organisasi dan pengembangan
instalasi ketenagalistrikan dan dijadikan masukan dalam
penyusunan Rencana Jangka Panjang dan Rencana Kerja
dan Anggaran Perusahaan Tahunan.
The Company implements policies in accordance with Board
of Directors Decision LPE No.16-12/43/600.3/2003, which
stipulates that if service standards exceed what is promised
then they will be given compensation amounting to 10 percent
of the Cost Expense. Compensation is carried out at all customer
service units. Collection and analysis of customer complaints is
used to improve the organization and development of electrical
power installations and as input for the preparation of the Long
Term Plan, Occupational Plan and Annual Corporate Budget.
Perseroan senantiasa menghormati privasi pelanggan,
dalam menyampaikan keluhannya, sehingga selama
periode pelaporan tidak ada denda terkait pelanggaran
atas privasi pelanggan. (PR 9)
The Company always respects the privacy of its customers,
in addressing complaints, with the result that in the
reported period, no fees were incurred owing to customer
privacy violations. (PR 9)
SURVEI KEPUASAN PELANGGAN
Survei kepuasan pelanggan dilakukan setiap tahun.
Tujuan pelaksanaan survei adalah untuk mengetahui
tingkat kualitas pelayanan pelanggan dipandang dari
perspektif pelanggan, dan sekaligus memberikan
penilaian terhadap kemampuan unit operasional dalam
memelihara kualitas pelayanan yang diberikan kepada
pelanggan dari hari ke hari. (PR 5)
CUSTOMER SURVEY SATISFACTION
A customer satisfaction survey is carried out every year. The
goal of the survey is to determine the level of customer service
quality as seen from the perspective of the customers, and at
the same time give a rating to the abilities of operational units
in maintaining customer quality provided to customers from
day to day. (PR 5)
Hasil yang ditampilkan berdasarkan survei yang dilakukan
terhadap pelanggan listrik yang dilayani oleh 5 PLN
Distribusi dan 16 PLN Wilayah. Survei dikelompokkan atas
6 produk pelayanan, antara lain:
1. Frekuensi Gangguan.
2. Lama Pemadaman.
3.Respon Pengaduan.
4. Transparansi biaya.
5. Layanan Pasang Baru/Perubahan Daya/Penyambungan
Sementara.
6. Layanan Informasi, Sikap Petugas dan Kemudahan
Pembayaran.
The results shown are based on a survey conducted on
electricity customers served by five PLN Distribution Units
and 16 PLN Regional Units. The survey is categorized into six
service criteria, including:
1. Frequency of disturbances.
2. Duration of power outages.
3. Complaint response.
4. Price transparency.
5. New Connection/Power Alteration/Temporary Connection
services.
6. Ease of payment, officer attitude and information
services.
Rentang Skala Kepuasan adalah:
Range of Satisfaction:
16,66%-33,32%
Sangat tidak puas Very Unsatisfied
50,00%-66,66%
Kurang puas Less Satisfied
83,33%-100%
Puas Satisfied
Hasil survei tahun 2011 adalah sebagai berikut: (PR 5)
The results of the 2011 survey are as follows: (PR 5)
Tinggi rendahnya Kepuasan Pelanggan (KP) dipengaruhi
oleh nilai mutu layanan dan nilai harapan pelanggan
PLN. Pada Survei ini KP tertinggi dimiliki oleh wilayah Bali
dengan nilai 89,59% (puas) dan terendah wilayah Bangka
Belitung dengan nilai 70,79% (cukup puas).
The highs and lows of Customer Satisfaction (KP) are influenced
by the PLN customers’ expectations of service, quality and value.
In the Survey, the highest KP rating belonged to the Bali region
with 89.59 percent (satisfaction) and lowest was the Bangka
Belitung region with 70.79 percent (reasonably satisfied).
Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP) yang tinggi tidak selalu
menggambarkan keberhasilan wilayah dalam melayani
pelanggan, demikian pula IKP yang rendah tidak selalu
menggambarkan kegagalan pelayanan pada wilayah yang
bersangkutan. Faktor di luar kendali internal wilayah yang
dapat mempengaruhi tinggi rendahnya IKP adalah faktor
harapan pelanggan.
A high Customer Satisfaction Rating (IKP) does not always
perfectly depict a region’s success in serving its customers, just
as a low IKP does not always perfectly depict a region’s failure
in providing services in its respective area. Factors beyond the
control of the region that can trigger high and low IKPs play a
role in determining customer expectations.
PT PLN (Persero)
KINERJA EKONOMI ECONOMIC PERFORMANCE
152
Indeks Kepuasan Pelanggan adalah jumlah total dari skor
layanan dikurangi skor harapan, yang dikalikan dengan
bobot berupa skor kepentingan, yang kemudian dibagi oleh
jumlah total skor kepentingan. Apabila hasilnya nol atau
positif artinya responden telah puas atas layanan yang
diberikan. Hal ini dikarenakan layanan yang diberikan
telah sama bahkan melebihi harapan yang diinginkan.
The Customer Satisfaction Index is the total service score
minus customer expectations, which is multiplied by the
weighted importance score, and then divided by the total
importance score. If the score is zero or positive, this means
the customers were satisfied with the provided services.
This is because the services provided have met or exceeded
customer expectations.
Pada kajian ini IKP tertinggi dimiliki oleh Wilayah Maluku
(-0,6195), sementara rata-rata mutu layanan yang diberikan
rendah (3,914). Hal ini dipengaruhi oleh rendahnya ratarata harapan pelanggan (4,505). Sebaliknya dapat dilihat
pada IKP wilayah Kalimantan Timur yang tergolong
rendah (-1,2756) padahal tingkat mutu layanan rata-rata
cukup tinggi (4,054), Rendahnya IKP Kalimantan Timur
ternyata dipengaruhi oleh tingginya rata-rata harapan
(5,332) pelanggan di daerah itu.
In this study, the highest IKP went to Maluku (-0,6195),
while the average service quality of service provided was
low (3.914). This is influenced by the low average customer
expectation (4.505). Reversely, it can be seen that the IKP of
East Kalimantan was low (-1,2756), while the average level of
service quality was quite high (4.054). East Kalimantan’s low
IKP was influenced by the high customer expectations level
(5.332) in the area.
Indeks kepuasan pelanggan secara keseluruhan di
Indonesia berada pada kategori kurang puas dengan nilai
(-0,9929). Sementara untuk IKP responden rumah tangga
dan IKP non responden rumah tangga juga berada dalam
kategori kurang puas dengan nilai (-1,0343) dan (-0,9979).
The overall customer satisfaction index in Indonesia fell into
the “not satisfied” category (-0.9929). While household IKP
respondents, and household IKP non-respondents were also in
the not satisfied category (-1,0343) and (-0,9979).
Permasalahan yang dihadapi PT PLN (Persero) dalam
meningkatkan kepuasan pelanggannya adalah aspekaspek yang berada pada Kuadran I, yakni kuadran dengan
kinerja rendah sedangkan tingkat kepentingan di mata
pelanggan tinggi. Prioritas utama yang harus dibenahi
adalah lama gangguan dan frekuensi gangguan.
Problems faced by PLN in improving customer satisfaction
are aspects in Quadrant 1, which is the quadrant with
the lowest performance while the level of importance in
the eyes of the customer is high. The main problems that
must be addressed are the duration of disruption and the
frequency of disruption.
Fakta ini menunjukkan masih lemahnya pengelolaan
PT PLN terutama dalam penyediaan pasokan/suplai tenaga
listrik untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggan,
sehingga durasi yang panjang dan frekuensi pemadaman
sering terjadi antara lain kebijakan pemadaman bergilir
yang dilakukan. Bagi sistem yang telah terpenuhi
pasokannya maka perawatan sistem perlu dilakukan untuk
meminimalkan terjadinya pemadaman karena gangguan.
These factors shows that there are still weaknesses in PLN’s
management, especially in providing electricity supply to meet
customer needs, resulting in long and frequent power outages
and policies such as rolling blackouts. For systems whose supply
has been filled, maintenance systems need to be carried out to
minimize power outages due to interferences.
Kepuasan Pelanggan (KP) dan Indeks Kepuasan Pelanggan
(IKP) dipengaruhi oleh faktor di luar kendali wilayah,
yaitu harapan pelanggan pada wilayah tersebut. Tinggi
rendahnya harapan dipengaruhi oleh berbagai hal antara
lain pendidikan, akses terhadap pengetahuan baru,
kesejahteraan masyarakat dan kebutuhan-kebutuhan
tersier yang memerlukan fasilitas listrik dan masih banyak
lagi. Oleh karena itu rekomendasi bagi wilayah yang ingin
meningkatkan kepuasan pelanggan adalah dengan selalu
fokus pada perkembangan masyarakat di wilayahnya.
Kemampuan memahami kebutuhan masyarakat serta
kemampuan memaksimalkan layanan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat merupakan kunci keberhasilan
dalam mencapai tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi. Customer Satisfaction and the Customer Satisfaction
Index is influenced by factors beyond a region’s control,
namely customer expectations in that region. High and low
expectations are influenced by various things, including
education, access to new information, public welfare and
tertiary needs that require electricity facilities and many
other things. Therefore, the recommendation for regions
that wish to improve customer satisfaction is to always
focus on community development in the area. The ability to
understand the needs of the public is key to succeeding in
achieving a high customer satisfaction level.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
153
IKP Summary Table
Tabel Ringkasan IKP
WILAYAH REGION
NO
IKP
1
Wilayah Maluku Maluku Region
-0.6195
2
Distribusi Bali Distribution of Bali
-0.6405
3
Wilayah Kalimantan Selatan dan Tengah South and Central Kalimantan Region
-0.6898
4
Distribusi Jawa Tengah Distribution of Central Java
-0.7507
5
Distribusi Jawa Timur Distribution of East Java
-0.7607
6
Wilayah Sumatera Barat West Sumatera Region
-0.8416
7
Distribusi Jawa Barat Distribution of West Java
-0.8758
8
Distribusi Jakarta Raya & Tangerang Distribution of Greater Jakarta & Tangerang
-0.8789
9
Wilayah NTB West Nusa Tenggara Region
-0.9248
10
Wilayah Lampung Lampung Region
-1.0341
11
Wilayah Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo North and Central Sulawesi and Gorontalo Region
-1.0514
12
Wilayah Kalimantan Barat West Kalimantan Region
-1.0574
13
Wilayah Nusa Tenggara Timur East Nusa Tenggara Region
-1.1128
14
Wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat South, South East and West of Sulawesi Region
-1.1511
15
Wilayah Aceh Aceh Region
-1.1568
16
Wilayah Riau dan Kepulauan Riau Riau and Riau Island Region
-1.1942
17
Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu South Sumatera, Jambi and Bengkulu Region
-1.2009
18
Wilayah Kalimantan Timur East Kalimantan Region
-1.2756
19
Wilayah Papua Papua Region
-1.3756
20
Wilayah Sumatera Utara North Sumatera Region
-1.5194
21
Wilayah Bangka Belitung Bangka Belitung Region
-1.6151
Tabel Ringkasan KtP dan Kepuasan Pelanggan
NO.
KtP and Customer Satisfaction Summary Table
PLN Wilayah & distribusi PLN DISTRIBUTION
KtP
KP
1
Wilayah Kalimantan Barat West Kalimantan Region
2.43%
82.17%
2
Distribusi Jawa Tengah dan DIY Distribution of Central Java and DI Jogjakarta
5.92%
87.77%
3
Distribusi Jawa Timur Distribution of East Java
5.93%
85.89%
4
Wilayah Sumatera Barat West Sumatera Region
6.11%
85.45%
5
Wilayah Kalimantan Selatan dan Tengah South and Central Kalimantan Region
8.13%
88.48%
6
Distribusi Bali Distribution of Bali
9.88%
89.59%
7
Distribusi Jakarta Raya & Tangerang Distribution of Greater Jakarta & Tangerang
10.32%
88.36%
11.12%
80.38%
12.48%
81.05%
8
9
Wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat
South, South East and West of Sulawesi Region
Wilayah Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo
North and Central Sulawesi and Gorontalo Region
10
Wilayah Maluku Maluku Region
13.90%
88.07%
11
Wilayah Lampung Lampung Region
14.01%
80.43%
12
Distribusi Jawa Barat dan Banten Distribution of West Java and Banten
14.13%
83.79%
13
Wilayah Nusa Tenggara Barat West Nusa Tenggara Region
14.63%
83.15%
PT PLN (Persero)
KINERJA EKONOMI ECONOMIC PERFORMANCE
154
NO.
PLN Wilayah & distribusi PLN DISTRIBUTION
KtP
KP
14
Wilayah Papua Papua Region
14.86%
74.73%
15
Wilayah Riau dan Kepulauan Riau Riau and Riau Island Region
14.97%
78.14%
16
Wilayah Aceh Aceh Region
16.34%
81.29%
16.84%
83.93%
17
Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu
South Sumatera, Jambi and Bengkulu Region
18
Wilayah Kalimantan Timur East Kalimantan Region
17.05%
77.20%
19
Wilayah Sumatera Utara North Sumatera Region
17.97%
72.83%
20
Wilayah Nusa Tenggara Timur East Nusa Tenggara Region
22.51%
82.44%
21
Wilayah Bangka dan Belitung Bangka and Belitung Region
36.97%
70.79%
Tindak lanjut perbaikan yang memerlukan biaya dan
waktu perbaikan berjangka panjang, dimasukkan dalam
Rencana Jangka Panjang (RJP), sedangkan untuk yang
berjangka pendek dimasukkan dalam Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan (RKAP). Penggunaan sumber daya
untuk perbaikan yang dialokasikan dalam RKAP maupun
RJP tersebut diukur dengan perbaikan target kinerja
produk atau layanan.
Follow-up improvements that require substantial cost and
a long repair time are included in the Long Term Plan (RJP),
whereas short-term improvements are included in the
Company Budget and Work Plan (RKAP). The use of power
resources for repairs that are allocated within the RJP and
RKAP are measured against service and product performance
improvement targets.
Hasil pengukuran kepuasan dan keterikatan pelanggan
ini juga disampaikan kepada pihak internal terkait yang
selanjutnya akan dicantumkan sebagai target perbaikan
kinerja dan dituangkan pada dokumen Service Level
Agreement (SLA) yang disepakati dalam kontrak alih
daya (outsourcing).
The result of customer satisfaction and engagement
measurements are also forwarded to relevant internal parties
to be later recorded as performance improvement targets and
put into Service Level Agreement (SLA) documents, which are
agreed to in outsourcing contracts.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
155
TINGKAT LAYANAN – MUTU DAN KEANDALAN
Perusahaan melaksanakan program peningkatan mutu
layanan kepada konsumen secara bertahap sesuai
dengan kemampuan pendanaan, melalui kegiatankegiatan berikut:
• Mengembangkan komunikasi mutu layanan kepada
publik secara transparan.
• Melakukan klasifikasi tingkat mutu layanan secara
nasional.
• Menjadikan tingkat mutu layanan sebagai dasar
penyusunan kegiatan investasi.
SERVICE QUALITY AND RELIABILITY RATING
The company carries out customer service quality improvement
programs in stages according to financial capacity, through the
following activities:
Tingkat keandalan mutu layanan diukur melalui jumlah
frekuensi pemadaman yang dialami pelanggan selama
setahun yang dinyatakan dalam System Average Interruption
Frequency Index (SAIFI), dan berapa lama waktu pemadaman
yang dialami pelanggan yang dinyatakan dalam System
Average Interruption Duration Index (SAIDI). (EU 28, EU 29)
The level of service quality reliability is measured by the
frequency of power outages experienced by customers
during the year as stated in the System Average Interruption
Frequency Index (SAIFI), and the duration of the power outage
experienced by customers as stated in the System Average
Interruption Duration Index (SAIDI). (EU 28, EU 29)
Program jangka pendek yang telah dilakukan Perusahaan
untuk meningkatkan mutu layanan kepada pelanggan
adalah: (EU 6)
• Menunda jadwal pemeliharaan pembangkit;
• Melakukan sewa genset;
• Memanfaatkan kelebihan daya listrik (excess power)
dari perusahaan yang memiliki pembangkit sendiri;
• Melakukan relokasi mesin pembangkit dari daerah
yang tidak mengalami kekurangan pasokan daya ke
daerah yang mengalami kekurangan pasokan daya;
• Menurunkan beban puncak dengan melaksanakan
program demand side management.
The short-term programs carried out by the Company to
improve the quality of services to the customer’s area: (EU 6)
Dalam jangka panjang untuk meningkatkan mutu dan
keandalan pasokan listrik, Perseroan tengah berusaha
mempercepat penyelesaian proyek pembangunan
pusat pembangkit tenaga listrik 10.000 MW tahap I
yang akan diikuti tahap II serta penyelesaian jaringan
transmisi distribusi.
To improve the quality and reliability of power supply in the long
term, the Company is currently accelerating the completion of
stage I of the 10,000 MW electrical power generator station
development project, with stage II to follow, and the completion
of the transmission and distribution network.
Capaian angka SAIDI tahun 2011 sebesar 4,71 jam/
pelanggan/tahun, menurun secara signifikan dari angka
SAIDI tahun 2010 sebesar 6,96jam/pelanggan/tahun. Begitu
pula dengan pencapaian angka SAIFI tahun 2011 sebesar
4,9 kali/pelanggan, lebih baik dari tahun sebelumnya
sebesar 6,82 kali/pelanggan. Ukuran keandalan mutu
selama lima tahun terakhir adalah sebagai berikut.
The SAIDI achievement rate in 2011 was 4.71 hours/customer/
year, a significant decrease from the SAIDI rate in 2010 of 6.96
hours/customer/year. Similarly, the SAIFI achievement rate in
2011 was 4.9 times/customer, better than the previous year’s
6.82 times/customer. The measurement of reliability levels
over the last five years is as follows:
• Develop transparent and quality customer communication
services.
• Carry out classification of service quality levels
nationwide.
• Make quality of service the basis for the preparation of
investment activities.
• Postpone power station maintenance;
• Rent portable generators;
• Utilize excess power from companies that own their own
power generators;
• Relocate power generator engines from areas that are not
experiencing power supply shortages to areas that are
experiencing power supply shortages;
• Decrease peak loads by implementing the demand side
management program.
Tabel SAIDI / SAIFI (EU 28, EU 29)
SAIDI
SAIFI
menit/pelanggan
kali/pelanggan
2007
28,90
12,77
2008
80,90
13,33
2009
16,70
10,78
2010
6,96
6,82
2011
4,71
4,90
PT PLN (Persero)
KINERJA EKONOMI ECONOMIC PERFORMANCE
156
PEMASARAN DAN PROMOSI
marketing and promotion
Usaha-usaha terkait kegiatan pemasaran yang dilakukan
pada tahun 2011 antara lain meneruskan promosi listrik
prabayar ke seluruh wilayah kerja PLN. Implementasi
listrik prabayar telah menjangkau 3.645.142 pelanggan
di seluruh Indonesia. Secara rinci di wilayah Jawa Bali
implementasi listrik prabayar telah menjangkau 2.854.321
pelanggan, di Indonesia Barat sebanyak 293.858 pelanggan,
dan di Indonesia Timur sebanyak 496.963 pelanggan.
Efforts related to marketing carried out in 2011 include
continuing to promote prepaid electricity in all of PLN’s
operational areas. Implementation of prepaid electricity
has reached 3,645,142 customers throughout Indonesia.
Specifically, in the Bali and Java region, the implementation of
prepaid electricity has reached 2,854,321 customers, and in
western Indonesia total of 293,858 customers, and in eastern
Indonesia total of 496,963 customers.
Program penuntasan daftar tunggu dilakukan dengan
berbagai cara, antara lain melaksanakan gerakan sejuta
sambungan dalam sehari bagian ke dua (GRASSS 2) pada
tahun 2011. Dalam rangka memberikan kemudahan pada
pelanggan, PLN juga melaksanakan program Tambah Daya
Gratis dari 450/900 VA ke 1300/2200 VA.
The waiting list completion program was carried out in several
ways, including conducting the second stage of the one million
connections a day program in 2011. As part of providing
convenience for customers, PLN also carried out the Increase
Free Energy program from 450/900 to 1300/2200 VA.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
157
IMPLIKASI KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM (EC 2)
Financial Implications of Climate Change (EC 2)
Kegiatan operasional PLN yang meliputi seluruh wilayah
Indonesia dan mayoritas dilaksanakan di luar ruang, tentu
sangat rentan terhadap perubahan iklim. Kondisi cuaca
ekstrem saat ini, baik berupa kemarau berkepanjangan
maupun musim hujan yang berkepanjangan memberikan
dampak terhadap kelancaran operasional PLN dan
berimplikasi pada peningkatan biaya operasional.
All of PLN’s operational activities that cover all regions in
Indonesia, and that are conducted mostly in outdoor spaces,
are highly vulnerable to climate change. The current extreme
weather conditions, whether in the form of prolonged
draughts or the prolonged rainy season, have an impact on
the smoothness of PLN’s operations and are implicated in the
increase in operational costs.
Sejalan dengan visi perusahaan yaitu Menjalankan
Kegiatan Usaha yang Berwawasan Lingkungan, PT PLN
(Persero) selalu berusaha untuk memperhatikan aspek
lingkungan dalam menjalankan setiap kegiatannya.
PLN telah dan akan terus mengupayakan pengurangan
pencemaran tanah, air dan udara oleh zat-zat polutan
termasuk didalamnya adalah pengurangan emisi
Gas Rumah Kaca (GRK). Upaya ini dilakukan secara
menyeluruh dalam semua kegiatan penyediaan listrik
oleh PLN baik itu instalasi Pembangkit, Transmisi/Gardu
Induk dan Distribusi.
In line with the company’s vision – Applying Environment
Oriented Business Activities – PLN always strives to pay
attention to environmental aspects in running each of its
activities. PLN has and will always seek to reduce air, water and
soil contamination caused by polluting chemicals including
through the reduction of Greenhouse Gases. These efforts are
carried out across all of PLN’s electricity production activities
including at power stations, transmitters, substations and
distribution stations.
Sebagai implementasi dari kebijakan tersebut di atas,
perusahaan telah menetapkan aspek lingkungan
sebagai salah satu unsur penilaian dalam kinerja unit
bisnis PLN di seluruh Indonesia. Melalui penilaian
kinerja ini, perusahaan dapat mengevaluasi pemenuhan
komitmennya dalam bidang lingkungan.
a. Instalasi PLN secara rutin melaksanakan pengelolaan
dan pemantauan lingkungan sesuai dengan dokumen
lingkungan (AMDAL/UKL-UPL).
b.Pembinaan Program Penilaian Peringkat Kinerja
Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan atau
dikenal dengan PROPER yang dilaksanakan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).
c. Partisipasi pada upaya penurunan gas rumah
kaca melalui skema Clean Development Mechanism
(CDM) telah dilakukan dengan dikembangkannya
proyek CDM antara lain PLTP Kamojang IV, PLTP
Lahendong II, PLTP Lahendong III, PLTA Genyem,
PLTMH Lobong, PLTMH Mongango, PLTMH Merasap
dan PLTMG Bontang.
The Company has outlined environmental aspects as one of the
elements in appraising the performance of PLN’s business units
throughout Indonesia. Through this performance appraising,
the company can evaluate the fulfillment of its commitments
related to the environment.
d. Selain melalui mekanisme CDM, PLN juga
memanfaatkan mekanisme pasar karbon sukarela
(Voluntary Carbón Mechanism/VCM) untuk mendapatkan
insentif dari hasil penjualan kredit karbon pembangkit
energi terbarukan.
a. PLN installations routinely carry out environment
management and monitoring in accordance with
environmental documentation (AMDAL/UKL-UPL).
b. Development of the Company Performance Improvement
Rating in Environment Management program, which is also
known as PROPER, which is carried out by the Ministry of
Environment.
c. Participation in efforts to reduce greenhouse gas emissions
through the Clean Development Mechanism (CDM), which
is carried out with the support of CDM projects including
Geothermal Power Plant Kamojang IV, Geothermal Power
Plant Lahendong II, Geothermal Power Plant Lahendong III,
Hydro Power Plant Genyem, Micro Hydro Power Plant Lobong,
Micro Hydro Power Plant Mongango, Micro Hydro Power Plant
Merasap and Gas & Fuel Power Plant Bontang.
d. As well as through CDM, PLN also utilizes voluntary
carbon markets (Voluntary Carbon Mechanism/VCM) to
gain incentives from the sale of carbon credits produced
through renewable energy production.
PT PLN (Persero)
KINERJA EKONOMI ECONOMIC PERFORMANCE
158
e.Pembangkit
energi
terbarukan
yang
sedang
dikembangkan sebagai proyek VCM adalah PLTA
Renun, PLTA Sipansihaporas dan PLTA Musi.
f.Pada triwulan IV tahun 2011, perkembangan proyek
CDM dan VCM sebagai berikut:
• PLTP Kamojang IV: sudah mendapatkan persetujuan
revisi dokumen monitoring plan dari UNFCCC.
• PLTP Lahendong II: sudah dilaksanakan site visit
verifikasi oleh DOE untuk periode kredit Desember
2009-Desember 2010.
• PLTA Renun sudah memperoleh penerbitan kredit
karbon dari Voluntary Carbon Standard.
• Project Design Document (PDD) PLTMH Lobong,
PLTMH Mongango, PLTMH Merasap dan PLTA
Genyem dalam proses penyusunan.
e. Renewable energy power plants that are currently being
developed as VCM projects are the Renun Hydro Power
Plant, the Sipansihaporas Hydro Power Plant and the Musi
Hydro Power Plant.
f. In the fourth quarter of 2011, the development of CDM
and VCM projects was as follows:
• Kamojang IV Geothermal Power Plant: Monitoring plan
document revision has been agreed to by UNFCCC.
• Lahendong II Geothermal Power Plant:Site visit
verification has been carried out by DOE for the
December 2009-December 2010 crediting period.
• Renun Hydro Power Plant hasalready obtained
the issuance of carbon credits from the Voluntary
Carbon Standard.
• The Project Design Documents (PDD) of the Lobon
Micro Hydro Power Plant, the Mongagno Micro Hydro
Power Plant, the Merasap Micro Hydro Power Plant
and the Genyem Hydro Power Plant are currently in
the drafting process.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
159
PENGELOLAAN DAN
PERLINDUNGAN
LINGKUNGAN
Environmental Management and Protection
PT PLN (Persero)
pengelolaan dan perlindungan lingkungan Environmental Management and Protection
160
Sejalan dengan visi perusahaan yaitu Menjalankan
Kegiatan Usaha yang Berwawasan Lingkungan,
PT PLN (Persero) berusaha untuk memperhatikan aspek
lingkungan dalam menjalankan setiap kegiatannya.
PLN telah dan akan terus mengupayakan pengelolaan
lingkungan secara terus menerus dan melakukan
pemantauan lingkungan secara periodik. Upaya ini
dilakukan secara menyeluruh dalam semua kegiatan
penyediaan listrik oleh PLN baik itu instalasi Pembangkit,
Transmisi/Gardu Induk dan Distribusi.
In line with the company’s vision, “Running Environment
Oriented Business Activities”, PLN strives to take into account
environmental aspects in running all of its activities. PLN has
and will continue to seek to pursue continuous environmental
management and periodic environmental monitoring. This
effort is carried out across all of PLN’s electricity supply
activities at power generators, transmitters/substations and
distribution terminals.
Bukti komitmen itu ditunjukkan dengan ketaatan
Perseroan
pada
peraturan, seperti
diamanatkan
dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Setiap instalasi memiliki dokumen lingkungan yang
mendukung pengelolaan, perlindungan, dan pelestarian
lingkungan lain seperti AMDAL dan UKL-UPL. Dokumendokumen ini telah disusun dan dipresentasikan kepada
seluruh pemangku kepentingan sebelum dilakukannya
pembangunan pembangkit listrik maupun jalur transmisi
dan distribusi baru, sehingga setiap aktivitas operasional
Perseroan akan tunduk pada prasyarat dan parameter
yang tercantum dalam dokumen lingkungan (AMDAL dan
UKL-UPL) dan peraturan lingkungan hidup yang berlaku.
Ketaatan pada aturan ini sebagai upaya Perseroan untuk
mendukung keberlanjutan pembangunan, sejalan dengan
usaha untuk mempertahankan kualitas lingkungan serta
memberi manfaat positif bagi masyarakat. (1.2)
Our commitment is evinced by the Company’s compliance
with regulations, such as those stipulated in Law No.32
2009 on Environmental Management and Protection. Every
installation has an environmental document that encourages
environmental management, protection and preservation, such
as AMDAL and UKL-UPL. These documents have been prepared
and presented to all stakeholders prior to the construction
of power plants as well as new transmitters and distribution
terminals. The result is that each of the Company’s operational
activities is subject to the preconditions and parameters
stipulated in the environmental documents (AMDAL and
UKL-UPL) as well as the prevailing environmental regulations.
Compliance with these regulations is the Company’s effort to
support sustainable development, in line with operations to
maintain environmental quality and provide positive benefits
for the public. (1.2)
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
161
KEBIJAKAN LINGKUNGAN
ENVIRONMENTAL POLICY
Untuk menjabarkan visi tersebut, PLN telah menetapkan
Kebijakan Lingkungan dengan Komitmen Perusahaan
sebagai berikut:
a. Mencegah pencemaran lingkungan dan degradasi
keanekaragaman hayati; wilayah kerja perusahaan.
b. Mentaati peraturan perundang-undangan dan
ketentuan-ketentuan lain serta mengendalikan
aspek dan dampak penting lingkungan setiap
kegiatan, proses dan produk dari berbagai unit kerja
dan anak perusahaan.
c. Mendokumentasikan,
mengimplementasikan,
memelihara dan mengkaji ulang secara periodik
kebijakan lingkungan ini sehingga senantiasa relevan,
sesuai dan menjadi pedoman dasar bagi manajemen
lingkungan, yang diterapkan secara spesifik di setiap
unit kerja dan anak perusahaan.
d. Menjadikan kebijakan ini sebagai landasan untuk
penetapan dan evaluasi pencapaian tujuan dan
sasaran manajemen lingkungan.
e. Mendorong setiap unit kerja dan anak perusahaan
terus menerus melakukan perbaikan kinerja sistem
manajemen lingkungan.
f. Menyediakan dan memfasilitasi sumber daya yang
dibutuhkan
untuk
mengimplementasikan
dan
memelihara kebijakan lingkungan ini sehingga setiap
unit kerja, anak perusahaan dan para mitra kerja dapat
menerapkan kebijakan ini secara bertahap dengan
memperhatikan kemampuan perusahaan dan kondisi
lingkungan setempat.
g. Menjadikan pengelolaan lingkungan hidup sebagai
sikap dan perilaku setiap lini manajemen dan individu
karyawan perusahaan.
h. Mendorong pengembangan masyarakat di sekitar
unit-unit kerja dan anak perusahaan sebagai upaya
menjadikan perusahaan sebagai bagian integral
dengan masyarakat di sekitarnya.
i. Berpartisipasi dalam program Pemerintah untuk
menurunkan emisi gas rumah kaca.
j. Menjamin kebijakan ini senantiasa tersedia bagi pihakpihak yang berkepentingan seperti pihak pendana
(lender) dan masyarakat luas
To outline this vision, PLN has established the Environmental
Policy with Company Commitment, as follows:
a. Prevent
environmental pollution and biodiversity
degradation in company operational areas.
b. Obey laws and regulations and control important
environmental aspects and impacts in all activities,
processes and products at all operational units and
subsidiaries.
c. Document, implement, maintain and periodically review
these environmental policies to ensure their relevancy,
in accordance with and serve as basic guidelines for
environmental management, which apply to each specific
unity at every operational unit and subsidiary.
d. Make these policies the basis for determining
and evaluating the achievement of environmental
management goals and objectives.
e. Encourage each unit and subsidiary to continue
to carry out improvements to environmental
management systems.
f. Provide and facilitate resources needed to implement
and maintain these environmental policies so that
each operational unit, subsidiary and business partner
can implement these policies in stages, by taking into
account the company’s abilities and the condition of the
environment in the area.
g. Imbue environmental management into the
behavior and attitude of every line management
and individual employee.
h. Encourage community development in unit and subsidiary
operational areas in an effort to make the company an
integral part of the local community.
i. Participate in Government programs to reduce greenhouse
gas emissions.
j. Ensure that these policies are readily available for interested
parties, such as lenders and the wider community.
PT PLN (Persero)
pengelolaan dan perlindungan lingkungan Environmental Management and Protection
162
PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN SISTEM TERAKREDITASI
ACCREDITED SYSTEM ON ENVIRONMENTAL MANAGEMENT
Sebagian besar instalasi Pengelolaan lingkungan
yang dilakukan oleh PLN sudah terakreditasi secara
internasional menurut standar ISO 14001:2004 dan ISO
14001: 2005. Dengan sistem yang terakreditasi maka
pengelolaan lingkungan di PLN bisa meningkat dari
sisi efektivitasnya yang mencakup sistem manajemen
lingkungan, audit lingkungan, evaluasi kinerja lingkungan,
kajian daur hidup pokok serta menjaga kredibilitas
Perseroan dalam pengelolaan lingkungan.
Most of the environmental management of installations carried
out by PLN has been internationally accredited through the ISO
14001:2004 and ISO 14001: 2005 standards. With accredited
systems, PLN’s environmental management can increase their
effectiveness in terms of covering environmental management
systems, environmental auditing, environmental performance
evaluation, basic life cycle assessments and maintaining the
Company’s credibility in environmental management.
PLN melaksanakan 5 kegiatan utama dalam bidang
lingkungan hidup, yaitu:
PLN carries out five main activities in the environmental sector,
which are:
Studi Lingkungan
Sebagai wujud ketaatan terhadap peraturan-peraturan
di bidang Lingkungan Hidup, PLN selalu membuat studi
lingkungan baik berupa AMDAL dan UKL-UPL dalam
tahapan
perencanaan
pembangunan
pembangkit
dan jaringan transmisi. Pada tahun 2011, PLN telah
menyelesaikan 6 studi lingkungan yang menjadi rujukan
untuk mengindentifikasi dan mengatasi dampak
pembangunan instalasi pembangkit, maupun jaringan
transmisi dan distribusi selama masa pembangunan
maupun pengoperasian terhadap lingkungan dan
kehidupan masyarakat sekitar. (SO 1, EU 22)
Environmental Studies
As part of the Company’s commitment to regulations in
the environmental sector, PLN continuously conducts
environmental studies in the form of AMDAL and UKL-UPL in
the planning stage of power plant or transmission network
development. In 2011, PLN completed six studies that became
references for identifying and overcoming power generator,
as well as transmission and distribution network installation
development impacts during development and operations,
which affected the environment and lives of the local
community. (SO 1, EU 22)
Selain pembuatan AMDAL atau UKL-UPL, Perseroan
juga membuat beberapa Dokumen Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL), Dokumen
Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) bagi kegiatankegiatan yang belum memiliki dokumen lingkungan.
Apart from making AMDAL and UKL-UPL reports, the Company
also produces several Environmental Management and
Monitoring Documents (DPPL), Environmental Management
Documents (DPLH) for activities that do not yet have
environmental documentation.
Studi LARAP dan Laporan LARAP oleh IMA
Studi Land Acquisition and Resettlement Plan (LARAP)
dan Laporan Evaluasi Implementasi LARAP oleh
Independent Monitoring Agency (IMA), merupakan dokumen
perencanaan pembebasan tanah sesuai dengan peraturan
pemerintah Indonesia dan peraturan pendana proyek.
Dokumen Laporan Evaluasi implementasi LARAP disusun
oleh pihak eksternal yang independen yang bertujuan
untuk mengevaluasi pelaksanaan pembebasan tanah
yang telah dilaksanakan. Hasil studi ini menjadi panduan
Perseroan untuk melakukan pembebasan lahan, selain
menggunakan pendekatan persuasif, sehingga tidak ada
sengketa lahan dengan penduduk asli maupun penduduk
setempat. (HR 9)
LARAP Studies and LARAP Reports by the IMA
Land Acquisition and Resettlement Plan (LARAP) studies and
LARAP Implementation Evaluation Reports by the Independent
Monitoring Agency (IMA), consist of land clearance planning
documents in accordance with the Indonesian government
regulations and project founder regulations. LARAP
Implementation Evaluation Reports are prepared by external
independent parties who aim to evaluate land clearance that
has been carried out. The results of these studies become
Company guidelines for carrying out land clearance, and employ
a persuasive approach so that there are no land disputes with
indigenous people or residents in the area. (HR 9)
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
163
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Di setiap instalasi PLN secara rutin dilaksanakan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai
dengan dokumen lingkungan (AMDAL dan UKL-UPL).
Laporan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
disampaikan kepada instansi terkait.
Environmental Monitoring and Management
Every PLN installation routinely carries out environmental
management and monitoring in accordance with environmental
documents (AMDAL and UKL-UPL). Reports on environmental
management and monitoring are sent to the related agency.
Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan
Untuk mewujudkan visi PLN menjadi perusahaan kelas
dunia, PLN menerapkan standar internasional sistem
manajemen lingkungan ISO 14001 khususnya di unitunit pembangkit. Sampai dengan akhir tahun 2011 sudah
ada 46 unit PLN yang tersebar di seluruh Indonesia yang
mendapatkan sertifikat ISO 14001. (4.12)
Applying the Environmental Management System
To realize PLN’s vision of becoming a world-class company, PLN
adopts the ISO 14001 international standard environmental
management system, especially at power plants. As of the end
of 2011, the 46 largest PLN units in Indonesia were certified
with ISO 14001. (4.12)
Kegiatan terkait Mitigasi Perubahan Iklim
PLN turut mendukung program Pemerintah dalam upaya
mitigasi perubahan iklim dengan membangun pembangkit
listrik energi terbarukan seperti pembangkit tenaga panas
bumi, tenaga surya dan pembangkit tenaga air.
Climate Change Mitigation Activities
PLN participates in supporting Government programs in an
effort to mitigate climate change by building renewable energy
power plants such as geothermal, solar and hydro plants.
Keberhasilan pelaksanaan program-program tersebut
diukur melalui pemenuhan terhadap serangkaian
parameter Baku Mutu Lingkungan (BML) yang ditetapkan
sesuai dengan peraturan daerah setempat/pemerintah
pusat atau standar akreditasi yang digunakan dan
pengukurannya
dilaksanakan
oleh
pihak-pihak
independen yang kompeten.
The success of these programs can be measured through the
fulfillment of a series of Environmental Quality Standard (BML)
parameters, which are set in accordance with regional/central
government regulations or accreditation standards that are
used and whose measurement is carried out by competent
independent parties.
PT PLN (Persero)
pengelolaan dan perlindungan lingkungan Environmental Management and Protection
164
PENGELOLAAN LINGKUNGAN SEKITAR INSTALASI
Management of Installation Environment
Sebagai implementasi dari kebijakan tersebut di atas, PLN
telah menetapkan aspek lingkungan sebagai salah satu
unsur penilaian dalam kinerja unit bisnis PLN di seluruh
Indonesia. Melalui penilaian kinerja ini, Perseroan dapat
mengevaluasi pemenuhan komitmen perusahaan dalam
bidang lingkungan.
To implement the above policies, PLN has set out
environmental aspects as one of the means to judge
performance at PLN’s operational units throughout Indonesia.
Through this performance rating, the Company can evaluate
the fulfillment of the company’s commitments in the field of
the environment.
• Pada setiap instalasi PLN secara rutin dilaksanakan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai
dengan dokumen lingkungan (AMDAL dan UKLUPL). Sebanyak 34 unit PLN yang tersebar di seluruh
Indonesia sudah mendapatkan sertifikat ISO 14001
dan sebanyak 32 unit sudah mendapatkan sertifikat
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3).
• Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
Dalam Pengelolaan Lingkungan atau dikenal dengan
PROPER yang dilaksanakan oleh Kementerian
Lingkungan Hidup (KLH) tahun 2011 sudah
• Each PLN installation routinely carries out environmental
management and monitoring in accordance with
environmental documents (AMDAL and UKL-UPL). A total
of 34 of PLN’s largest nits in Indonesian have achieved ISO
14001 certification and a total of 32 units have achieved
Occupational Safety and Health Management System
(SMK3) certification.
• The Company’s Environmental Management Performance
Improvement Rating Program, also known as PROPER,
which was conducted by the Ministry of the Environment
(KLH) in 2011 has been carried out at 43 power station
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
165
Ketaatan pada
aturan sebagai upaya
Perseroan mendukung
keberlanjutan
pembangunan,
sejalan dengan usaha
mempertahankan
kualitas lingkungan serta
memberi manfaat bagi
masyarakat.
Compliance with regulations is
the Company’s effort to support
sustainable development, in
line with operations to maintain
environmental quality and provide
positive benefits for the public.
dilaksanakan di 43 unit pembangkit dengan peringkat
hijau = 5 unit, peringkat biru = 22 unit, peringkat
merah = 16 unit sedangkan untuk peringkat hitam
tidak ada. Upaya untuk melestarikan lingkungan
juga dilakukan dengan melakukan penghijauan pada
area instalasi, melakukan pengelolaan daerah aliran
sungai (DAS) terpadu, kerja sama dengan universitas
untuk melakukan kajian pemanfaatan abu batu bara
dan lain-lain.
units with five units achieving green rating, 22 units
achieving blue rating, 16 units achieving red rating, and
none receiving the black rating. Efforts to preserve the
environment are also carried out through re-greening
in installation areas, integrated river flow management
(DAS), and cooperations with universities to carry out coal
ash utilization studies and others.
Dalam rangka pengelolaan lingkungan tersebut Perseroan
melakukan pengukuran dan pemantauan indikator utama
pada area sekitar instalasi, baik instalasi pembangkit
tenaga diesel (PLTD), pembangkit tenaga uap, pembangkit
tenaga uap (PLTU), pembangkit tenaga gas (PLTG) dan
pembangkit tenaga gas uap (PLTGU). Berikut adalah hasil
pengukuran pemantauan lingkungan pada beberapa
instalasi pembangkit di tahun 2011. (EN 20)
In the framework of environment management, the Company
carries out measuring and monitoring of major indicators in
areas near installations, as well as Diesel Power Plant, Steam
Power Plant, Gas Power Plant and Combined Cycle Power Plant.
The following are the results of environmental monitoring and
measuring conducted at several power stations in 2011. (EN 20)
PT PLN (Persero)
pengelolaan dan perlindungan lingkungan Environmental Management and Protection
166
Hasil Monitoring Emisi dan Udara Ambien
Pembangkitan Pltd, Pltu, Pltg & Pltgu
pada
Emission and Ambience Air Monitoring Result at the Diesel
Power Plant, Steam Power Plant, Gas Power Plant & Combined
Cycle Power Plant.
NAMA INSTALASI
JENIS KOMPONEN
YANG DIPANTAU
PARAMETER
YANG DIPANTAU
TITIK PANTAU
HASIL
PEMANTAUAN
NAME OF
INSTALLATION
TYPES OF MONITORED
COMPONENT
MONITORED
PARAMETERS
POINTS OF
MONITORING
PLTD Kotabaru, Emisi PLTD
Kalimantan
Diesel Power Plant
Emission
Selatan
Kotabaru
Diesel Power
Plant, South
Kalimantan
SO2
NO2
Cerobong PLTD
Diesel Power
Plant Chimney
CO
Partikulat
SO2
NO2
Lokasi PLTD
Diesel Power
Plant Location
SO2
NO2
Partikulat
Particulate
Opasitas
Opacity
Udara Ambien
Air Ambience
SO2
NO2
CO
Pemukiman
Penduduk
People Residences
SO2
NO2
Muara Tawar Gas
Power Plant Unit
3.1, West Java
Gas Power Plant
Emission
Environment Minister
Regulation No. 21/2008
of emission quality for
business sector / activities
of thermal Power Plant.
PP 41 Tahun 1999 Tentang
Pengendalian
Pencemaran Udara.
75,98 ug/Nm3
86,13 ug/Nm3
3
Government Regulation
No. 41/1999 of air
pollution control.
68,68 ug/Nm
Steam Power
Plant Unit 1
Chimney
200 m dari
Cerobong #1
200 m from
chimney 1
People Residences
600 mg/Nm3
150 mg/Nm3
20%
900 ug/Nm3
400 ug/Nm3
30.000 ug/Nm3
230 ug/Nm3
900 ug/Nm3
3
86,13 ug/Nm
400 ug/Nm3
3.599,08 ug/Nm3
30.000 ug/Nm3
3
230 ug/Nm3
Permen LH No. 21/2008
0,18 mg/Nm
3
66,52 mg/Nm3
Environment Minister
Regulation No. 21/2008
750 mg/Nm3
850 mg/Nm3
2,06 mg/Nm3
150 mg/Nm3
15%
20%
PP 41 Tahun 1999
3,02 ug/Nm3
12,05 ug/Nm3
550,10 ug/Nm
Government Regulation
No. 41/1999 12,07 ug/Nm3
400 ug/Nm3
230 ug/Nm3
PP 41 Tahun 1999
9,73 ug/Nm3
900 ug/Nm3
30.000 ug/Nm3
3
215,22 ug/Nm3
Pemukiman
Penduduk
1.000 mg/Nm3
Government Regulation
No. 41/1999
900 ug/Nm3
400 ug/Nm3
CO
614,75 ug/Nm
Debu Dust
69,42 ug/Nm3
230 ug/Nm3
SO2
3,52 ug/Nm3
900 ug/Nm3
17,18 ug/Nm3
400 ug/Nm3
471,66 ug/Nm3
30.000 ug/Nm3
363,60 ug/Nm3
230 ug/Nm3
CO
Emisi PLTG
452,16 mg/Nm3
91,74 ug/Nm3
Cerobong PLTU
Unit 1
Debu Dust
NO2
PLTG Muara
Tawar Unit 3.1,
Jawa Barat
800 mg/Nm3
30,58 ug/Nm3
Debu Dust
Asam-asam
Steam Power
Plant Unit
1, South
Kalimantan
Permen LH No. 21 Tahun
2008 tentang Mutu Emisi
Bagi Usaha dan/atau
kegiatan Pembangkit
Listrik Tenaga Termal.
Debu Dust
CO
Steam Power Plant
Emission
305,49 mg/Nm
4.240,60 ug/Nm
NO2
Emisi PLTU
QUALITY STANDARDS
CO
SO2
PLTU Asamasam Unit 1,
Kalimantan
Selatan
BENCHMARK
3
13%
Opacity
Udara Ambien
MONITORING RESULT
66,45 mg/Nm3
Opasitas
Air Ambience
BAKU MUTU
477,21 mg/Nm3
Particulate
TOLAK UKUR
Pemukiman
Karyawan PLTU
Debu Dust
Steam Power
Plant Employee
Residences
SO2
Cerobong PLTG
Unit 3.1
NO2
Partikulat
Particulate
Opasitas
Opacity
Gas Power Plant
Unit 3.1
3
117,56 mg/Nm3
293,42 mg/Nm3
25,84 mg/Nm3
10%
Permen LH No. 21 Tahun
2008 tentang Mutu Emisi
Bagi Usaha dan/atau
kegiatan Pembangkit
Listrik Tenaga Termal
Environment Minister
Regulation No. 21/2008
of emission quality for
business sector / activities
of thermal Power Plant
30.000 ug/Nm3
150 mg/Nm3
400 mg/Nm3
30 mg/Nm3
20%
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
167
NAMA INSTALASI
JENIS KOMPONEN
YANG DIPANTAU
PARAMETER
YANG DIPANTAU
TITIK PANTAU
HASIL
PEMANTAUAN
NAME OF
INSTALLATION
TYPES OF MONITORED
COMPONENT
MONITORED
PARAMETERS
POINTS OF
MONITORING
MONITORING RESULT
SO2
Cerobong PLTGU
Unit 1.3
PLTGU Muara
Tawar Unit 1.3,
Jawa Barat
Muara Tawar
Combined Cycle
Power Plant Unit
1.3, West Java
Emisi PLTGU
Combined Cycle
Power Plant
Emission
NO2
Partikulat
Particulate
Combined Cycle
Power Plant
Chimney Unit 1.3
Opasitas
Udara Ambien
SO2
NO2
CO
Debu Dust
SO2
NO2
CO
65,74 mg/Nm3
8,71 mg/Nm3
<5%
Opacity
Air Ambience
20,86 mg/Nm3
Lokasi PLTG
dan PLTGU
35,97 ug/Nm3
Gas Power Plant
and Combined
Cycle Power Plant
Location
Pemukiman
Penduduk
<114,5 ug/Nm
3
169,34 ug/Nm3
31,96 ug/Nm
3
BAKU MUTU
BENCHMARK
QUALITY STANDARDS
Permen LH No. 21 Tahun
2008 tentang Mutu Emisi
Bagi Usaha dan/atau
kegiatan Pembangkit
Listrik Tenaga Termal.
Environment Minister
Regulation No. 21/2008
of emission quality for
business sector / activities
of thermal Power Plant.
PP 41 Tahun 1999
Tentang Pengendalian
Pencemaran Udara.
Government Regulation
No. 41/1999 of air
pollution control.
150 mg/Nm3
400 mg/Nm3
30 mg/Nm3
20%
900 ug/Nm3
400 ug/Nm3
30.000 ug/Nm3
230 ug/Nm3
900 ug/Nm3
20,82 ug/Nm
400 ug/Nm3
171,75 ug/Nm3
30.000 ug/Nm3
164,97 ug/Nm3
230 ug/Nm3
3
People Residence
Debu Dust
28,20 ug/Nm
3
TOLAK UKUR
Berdasarkan hasil-hasil pemantauan atas kualitas lingkungan
sekitar instalasi tersebut, Perseroan kemudian menjalankan
program-program pengelolaan lingkungan, di antaranya
melalui kegiatan pemeliharaan tanaman; pembibitan
dan penanaman; penanggulangan erosi; penelitian dan
pengembangan; penanganan limbah B3, Emisi dan Effulent
serta program kemitraan dan bina lingkungan.
Based on the results of monitoring the quality of the
environmental effects, in the said installation areas, the
Company subsequently carries out environmental management
programs, including the maintenance of plant life, seeding and
planting, preventing soil erosion, research and development,
B3 waste management, emissions and effluent as well as
partnership programs and environmental development.
Perseroan menggunakan standar parameter yang ditetapkan
oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah
mengenai Baku Mutu Lingkungan (BML) Emisi Sumber
Tidak Bergerak (STB) untuk mengelola emisi, effluent dan
limbah. Hasil pemantauan menunjukkan seluruh indikator
berada di bawah baku mutu yang ditetapkan, sehingga
selama periode pelaporan tidak ada denda moneter yang
dibebankan terhadap Perseroan sehubungan dengan
pelanggaran di bidang lingkungan. (EN 28)
The Company uses standard parameters set by the Company’s
Head Office as well as the Regional Government on
Environmental Quality Standards (BML), Stationary Emissions
Sources (STB) to manage emissions, effluent and waste.
Monitoring results have shown that all indicators are below
the defined quality standards, with the result that during the
reported period, there were no fines incurred on the Company
related to environmental violations. (EN 28)
Sesuai dengan dampak lingkungan yang ditimbulkannya,
selanjutnya penjelasan pelaksanaan program pengelolaan
lingkungan sekitar instalasi seperti tersebut di atas
diuraikan pada sub-sub topik bahasan sebagai berikut.
In accordance with environmental impacts caused, further
explanation of environmental management programs in the
vicinity of installations such as those described above are
described in the following sub-topics.
PEMAKAIAN BAHAN
PLN menjalankan usaha penyaluran daya listrik melalui
serangkaian kegiatan meliputi pembangunan stasiun
pembangkit listrik, pembangunan gardu induk, jaringan
transmisi dan distribusi, beserta gardu-gardu berukuran
lebih kecil yang dilengkapi trafo dengan berbagai
kapasitas sebagai stasiun penurun tegangan, dan gardu
pembagi daya untuk menyalurkan daya listrik kepada para
pelanggan. Untuk menyalurkan daya tersebut, bahanbahan utama yang digunakan adalah kabel-kabel berbagai
ukuran, insulator keramik tahan panas dan tiang-tiang
listrik berbagai ukuran.
MATERIAL USAGE
PLN runs electricity distribution operations through a series
of activities covering power station construction, substation
construction, the transmission and distribution network, as
well as smaller substations equipped with transformers with
various capacities that act as voltage step-down stations and
power divider relay stations for distributing electricity to
customers. To distribute this power, the main materials used
are cables of various sizes, ceramic heat-resistant insulators
and electricity pylons of various sizes.
PT PLN (Persero)
pengelolaan dan perlindungan lingkungan Environmental Management and Protection
168
Ketinggian tiang listrik penyangga kabel bervariasi sesuai
dengan besar tegangan yang melalui jaringan sesuai
aturan yang berlaku. Hampir seluruh kabel penyalur listrik
ke kawasan akhir pengguna rumah tangga terbungkus
isolator untuk menjaga keamanan penyaluran, sehingga
tidak ada dampak bagi penduduk atau biota yang ada di
dekatnya. (EN 26, EN 29)
The height of cable-carrying electricity pylons varies depends
on the level of voltage flowing through the network in
accordance with the prevailing regulations. Almost all cables
distributing electricity to the neighborhoods of household
end-users are wrapped in insulation to protect the supply, so
that there is no impact on residents, plant or animal life in the
vicinity. (EN 26, EN 29)
Sementara bahan lain yang digunakan dalam proses
pembangkitan terutama adalah pelumas untuk menjaga
kinerja generator pembangkit agar tidak aus serta pelumas
untuk kendaraan operasional PLN. (EN 1)
Meanwhile, other materials are used in the power generating
process, especially lubricants for maintaining the performance
of power station generators so that they do not suffer wear, as
well as lubricants for PLN’s operational vehicles. (EN 1)
Kabel-kabel transmisi dan distribusi baik yang
dibentangkan di atas tanah maupun di dalam tanah
umumnya digunakan dalam waktu yang cukup lama
dan jarang mengalami proses penggantian, sehingga
kebutuhan bahan ini akan sejalan dengan proses ekspansi
atau penambahan jaringan transmisi dan distribusi.
Seiring dengan misi PLN untuk menjangkau seluruh
wilayah operasi di Indonesia, panjang jaringan transmisi
dan distribusi yang dimiliki PLN terus bertambah. Hingga
akhir tahun pelaporan, panjang seluruh jaringan transmisi
dan distribusi yang dimiliki oleh PLN adalah sebagai
berikut. (EN 1, EU 4)
Transmission and distribution cables that are laid on the
ground, or under the ground, are generally used for a long time
and rarely need to be replaced. As a result, these materials are
needed for distribution and transmission network expansion or
additions. In line with PLN’s mission to reach all of Indonesia’s
regions, PLN’s expansive distribution and transmission network
continues to grow. As of the end of the reported year, the total
length of PLN’s transmission and distribution networks were as
follows: (EN 1, EU 4)
Panjang Jaringan Transmisi (kms) di tahun 2011
Transmission Network Length (in kmc) in 2011
TEGANGAN VOLTAGE
SATUAN PLN/PROVINSI
PLN UNIT/PROVINCE
25 – 30 kV
70 kV
150 kV
275 kV
JUMLAH
TOTAL
500 kV
Wilayah Aceh Aceh Region
-
-
-
-
-
-
Wilayah Sumatera Utara North Sumatera Region
-
-
-
-
-
-
Wilayah Sumatera Barat West Sumatera Region
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Wilayah Riau dan Kepulauan Riau Riau and Riau
Island Region
Riau
Kepulauan Riau Riau Island
Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu
South Sumatera, Jambi & Bengkulu Region
Sumatera Selatan South Sumatera
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Jambi
Bengkulu
-
-
-
-
-
-
Wilayah Bangka Belitung Bangka Belitung Region
-
-
-
-
-
-
Wilayah Lampung Lampung Region
Wilayah Kalimantan Barat
-
-
-
-
-
-
-
-
293,77
-
-
293,77
-
123,08
1035,82
-
-
1.158,90
-
123,08
748,14
-
-
871,22
-
-
287,68
-
-
287,68
-
-
350,60
-
-
350,60
0,76
377,02
979,90
-
-
1.357,68
608,51
West Kalimantan Region
Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah
South Kalimantan & Central Kalimantan Region
Kalimantan Selatan South Kalimantan
Kalimantan Tengah Central Kalimantan
Wilayah Kalimantan Timur
East Kalimantan Region
Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo
North Sulawesi, Central Sulawesi and Gorontalo Region
Sulawesi Utara North Sulawesi
0,76
275,82
331,93
-
-
Gorontalo
-
-
647,97
-
-
647,97
Sulawesi Tengah Central Sulawesi
-
101,20
-
-
-
101,20
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
169
SATUAN PLN/PROVINSI
PLN UNIT/PROVINCE
Wilayah Sul Selatan, Sultra dan Sulbar
South Sulawesi, South East Sulawesi & West Sulawesi
Sulawesi Selatan South Sulawesi
Sulawesi Tenggara South East Sulawesi
Sulawesi Barat West Sulawesi
25 – 30 kV
TEGANGAN VOLTAGE
70 kV
150 kV
275 kV
JUMLAH
TOTAL
500 kV
11,20
150,70
2.007,73
-
-
2.169,63
11,20
150,70
2.007,73
-
-
2.169,63
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Wilayah Maluku dan Maluku Utara
Maluku and North Maluku Region
Maluku
-
-
-
-
-
-
Maluku Utara North Maluku
-
-
-
-
-
-
Wilayah Papua Papua Region
Papua
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Papua Barat West Papua
-
-
-
-
-
-
Distribusi Bali Distribution of Bali
Wilayah Nusa Tenggara Barat
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
157,83
-
-
-
157,83
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
331,89
8439,14
1028,30
-
9.799,34
982,69 13.264,79
1.028,30
-
15.287,75
West Nusa Tenggara Region
Wilayah Nusa Tenggara Timur
East Nusa Tenggara Region
PT PLN Batam
PT PLN Tarakan
Pembangkitan Sumatera Bagian Utara
North Sumatera Power Plant
Pembangkit Sumatera Bagian Selatan
South Sumatera Power Plant
P3B Sumatera
Transmission and Load Dispatching Center of Sumatera
Luar Jawa Outside Java
11,96
Disttribusi Jawa Timur Distribution of East Java
Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3.474,00 12.906,00
-
5.052,00
21.432,00
-
3.474,00 12.906,00
-
5.052,00
21.432,00
11,96
4.456,69 26.170,79
1.028,30
5.052,00
36.719,74
Distribution of Central Java and DI Yogyakarta
- Jawa Tengah Central Java
DI Yogyakarta
Distribusi Jawa Barat dan Banten
Distribution of West Java and Banten
- Jawa Barat West Java
Banten
Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
Distribution of Greater Jakarta and Tangerang
PT Indonesia Power
PT PJB
P3B Jawa Bali
Transmission and Load Dispatching Center of Java Bali
Jawa Java
Indonesia
Panjang Jaringan Distribusi (kms) di tahun 2011
SATUAN PLN/PROVINSI
PLN UNIT/PROVINCE
Wilayah Aceh Aceh Region
Wilayah Sumatera Utara North Sumatera Region
Wilayah Sumatera Barat West Sumatera Region
Wilayah Riau dan kepulauan Riau Riau and Riau Island Region
Riau
Kepulauan Riau Riau Island
Transmission Distribution Length (in kmc) in 2011
TEGANGAN MENENGAH MEDIUM
TEGANGAN
VOLTAGE
RENDAH
6 – 7 kV
-
10 – 12 kV
-
15 – 20 kV
13.994,00
23.195,21
8.338,00
6.778,00
5.789,00
989,00
LOW VOLTAGE
13.412,00
25.075,92
10.556,00
9.754,29
8.803,09
951,20
PT PLN (Persero)
pengelolaan dan perlindungan lingkungan Environmental Management and Protection
170
SATUAN PLN/PROVINSI
PLN UNIT/PROVINCE
Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu
South Sumatera, Jambi & Bengkulu Region
Sumatera Selatan South Sumatera
Jambi
Bengkulu
Wilayah Bangka Belitung
Bangka Belitung Region
Wilayah Lampung Lampung Region
Wilayah Kalimantan Barat
West Kalimantan Region
Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah
South Kalimantan & Central Kalimantan Region
Kalimantan Selatan South Kalimantan
Kalimantan Tengah Central Kalimantan
Wilayah Kalimantan Timur
East Kalimantan Region
Wilayah Sul Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo
North Sulawesi, Central Sulawesi and Gorontalo Region
Sulawesi Utara North Sulawesi
Gorontalo
Sulawesi Tengah Central Sulawesi
Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Sulawesi Barat
South Sulawesi, South East Sulawesi & West Sulawesi
Sulawesi Selatan South Sulawesi
Sulawesi Tenggara South East Sulawesi
Sulawesi Barat West Sulawesi
Wilayah Maluku dan Maluku Utara
Maluku and North Maluku Region
Maluku
Maluku Utara North Maluku
Wilayah Papua Papua Region
Papua
Papua Barat West Papua
Distribusi Bali Distribution of Bali
Wilayah Nusa Tenggara Barat
West Nusa Tenggara Region
Wilayah Nusa Tenggara Timur
East Nusa Tenggara Region
PT PLN Batam
PT PLN Tarakan
Kit Sumbagut North Sumatera Power Plant
Kit Sumbagsel South Sumatera Power Plant
P3B Sumatera
Transmission and Load Dispatching Center of Sumatera
Luar Jawa Outside Java
Distribusi Jawa Timur Distribution of East Java
Distribusi Jawa Tengah dan Yogyakarta
Distribution of Central Java and Yogyakarta
- Jawa Tengah Central Java
DI Yogyakarta
Distribusi Jawa Barat dan Banten
Distribution of West Java and Banten
- Jawa Barat West Java
Banten
Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
Distribution of Greater Jakarta and Tangerang
PT Indonesia Power
PT PJB
P3B Jawa Bali
Transmission and Load Dispatching Center of Java Bali
Jawa Java
Indonesia
TEGANGAN MENENGAH MEDIUM
VOLTAGE
6 – 7 kV
10 – 12 kV
15 – 20 kV
TEGANGAN
RENDAH
LOW VOLTAGE
-
242,26
15.574,49
15.314,58
-
242,26
-
8.523,04
4.564,33
2.487,12
7.424,28
3.826,07
4.064,23
-
-
2.573,53
2.021,04
7,38
-
7.625,87
10.273,80
-
-
8.729,67
8.582,14
3,68
-
10.895,45
9.936,99
3,68
-
-
7.056,30
3.839,15
6.791,38
3.145,61
-
-
4.602,00
4.607,00
46,68
-
10.852,10
10.186,29
46,68
-
-
3.848,49
1.699,99
5.303,62
3.930,07
2.016,69
4.239,53
-
-
14.025,99
17.098,00
-
-
10.118,50
2.992,60
914,89
12.144,76
4.065,90
887,34
-
-
4.812,54
2.718,36
-
-
3.055,43
1.757,11
2.718,00
1.631,00
1.087,00
5.358,86
1.741,92
976,44
3.637,00
2.304,00
1.333,00
7.403,14
-
-
4.065,74
3.888,31
-
-
4.401,96
4.473,90
-
-
1.143,19
153,06
-
1.616,11
255,85
-
-
-
-
-
57,74
-
242,26
-
149.837,66
31.795,39
160.810,72
59.159,10
-
-
48.101,94
54.688,36
-
-
43.136,61
4.965,33
46.965,29
7.723,07
-
-
40.316,02
91.175,59
-
-
34.511,43
5.804,59
79.034,41
12.141,18
-
-
18.368,35
24.871,17
-
-
-
-
-
-
-
-
57,74
242,26
138.581,70
288.419,36
229.894,22
390.704,94
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
171
Bahan utama lain yang digunakan adalah tiang-tiang
listrik dari beton/besi dan insulator keramik tahan panas
maupun bahan kimia, yang juga jarang mengalami
penggantian, kecuali insulator yang akan diganti jika pada
saat inspeksi ditemukan kerusakan. (EN 1)
The main other material used is electricity pylons made
from steel or concrete and ceramic heat-resistant insulation
as well as chemical materials, which also rarely need to be
replaced, except insulation, which is replaced if damage is
found during inspections. (EN 1)
PLN juga menggunakan bahan-bahan lain yang tidak
langsung berkaitan dengan aspek produksi listrik maupun
transmisi dan distribusi, yakni kertas, plastik insulator,
tinta printer dan sejenisnya untuk keperluan administrasi.
Seluruh bahan-bahan bekas keperluan administrasi ini
setiap saat dikumpulkan untuk dikelola sebagai bahan
daur ulang oleh pihak yang berkompeten. (EN 2)
PLN also uses other materials that are not directly related to
electricity production, transmission and distribution, namely
paper, plastic insulation, printer ink, and others used for
administrative purposes. All used administrative materials are
collected for recycling by a competent party. (EN 2)
PENGGUNAAN ENERGI
PLN menggunakan berbagai sumber energi primer
sebagai bahan bakar langsung untuk menggerakkan
turbin generator pembangkit listrik utama. Bahan bakar
langsung yang digunakan adalah batu bara, minyak diesel
dan gas. Selain tiga bahan bakar fosil, turbin generator
PLN juga digerakkan oleh tenaga air dan panas bumi
sebagai sumber energi tidak langsung. Minyak diesel/solar
dan BBM lain (bensin) juga digunakan PLN sebagai bahan
bakar bagi kendaraan operasional.
ENERGY USAGE
PLN uses a variety of primary energy sources for direct fuels
to turn the main generator turbines at power plant. The
direct fuels used are coal, fuel oil, diesel, and gas. Apart from
these three fossil fuels, PLN’s generator turbines are also
powered by hydro or geothermal as indirect energy sources.
Diesel fuel, solar power and gasoline are also used by PLN as
fuel for vehicles.
Seiring dengan peningkatan kapasitas pembangkit, jumlah
penggunaan energi primer Perseroan terus bertambah.
Komposisi dan jumlah penggunaan energi langsung
sebagai bahan bakar penggerak generator disajikan pada
tabel berikut.
In line with power plant capacity improvements, the Company’s
total primary energy use continues to grow. The composition
and total usage of direct energy as fuel to power generators is
presented in the following the table.
Tabel penggunaan bahan bakar sebagai sumber energi
langsung. (EN 3)
Table showing the use of fuels as a direct energy source.
(EN 3)
BAHAN BAKAR FUEL
Batu bara Coal
Minyak diesel Diesel petrol
Gas Gas
SATUAN UNIT
2010
2011
%
Juta ton million tons
23.958
27.434
14,5
Juta liter million litters
9.324
11.466
22,9
283.274
285.722
0,8
MMcft
Mengingat sumber bahan bakar fosil tersebut kurang
ramah lingkungan dan merupakan sumber tidak
terbarukan, PLN telah menyiapkan dan melaksanakan
program untuk melakukan konservasi penggunaan energi
untuk meningkatkan efisiensi PLTU melalui pemilihan
teknologi PLTU yang lebih efisien, seperti “super-critical”.
Salah satu program untuk mengurangi penggunaan
bahan bakar minyak yaitu dengan membangun
pembangkit berbahan bakar batu bara, selain itu untuk
mendukung program Pemerintah RI dalam meningkatkan
pemanfaatan sumber energi terbarukan (renewable energy)
dan megurangi emisi CO2 maka PLN juga membangun
pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), pembangkit
listrik tenaga air (PLTA). Terkait dengan hal ini, dalam
RUPTL 2010-2019 PLN telah merencanakan pembangunan
pembangkit energi terbarukan sebesar 8.655 MW. Langkah
lain yang dilaksanakan adalah dengan menjaga unjuk
Given that these fossil fuels are not environmentally friendly
and are not renewable, PLN has prepared and implemented
programs to conserve energy usage by increasing power of
the steam power plant efficiency by choosing more efficient
steam power plant technologies, like “super-critical”. One of
the programs to reduce oil consumption is to build coal-fired
power plants, as well as supporting Government programs to
increase the utilization of renewable energy sources and reduce
CO2 emissions. Thus, PLN has built Geothermal Power Plant
and Hydro Power Plant. Concordantly, in the 2010-2019 RUPTL,
PLN has already planned the construction of renewable energy
power plant amounting to a total of 8,655 MW. Other steps
taken are to maintain the performance of generators through
PT PLN (Persero)
pengelolaan dan perlindungan lingkungan Environmental Management and Protection
172
kerja generator melalui perawatan berkala, sehingga
kinerjanya efisien dan mampu mengurangi volume bahan
bakar per satuan daya listrik yang dihasilkan. (EN 5, EN 6)
regular maintenance, resulting in efficient performance and
a reduction in the volume of fuel per unit of electrical power
generated. (EN 5, EN 6)
Untuk mengurangi konsumsi energi tak langsung (energi
yang digunakan untuk kendaraan operasional), Perseroan
juga melakukan langkah-langkah penghematan, baik
melalui perawatan rutin kendaraan operasional maupun
dengan penyediaan sarana perumahan pegawai di
sekitar instalasi utama. Sementara Langkah maupun
kebijakan yang ditempuh untuk menghemat pemakaian
listrik mencakup: (EN 7)
• Pemanfaatan bank kapasitor;
• Sosialisasi dan implementasi ke karyawan untuk :
- Menaikkan setting AC temperatur ke 25oC;
- Mengurangi jumlah AC pada ruangan yang
menggunakan AC Over Capacity;
-Pemanfaatan cahaya alami:
• Pengantian lampu-lampu listrik yang hemat
energi dari lampu TL ke lampu SL secara
bertahap;
• Penggantian AC (Biasa) ke AC Split (Inverter dan
Bio);
• Pembenahan kualitas kelistrikan.
To reduce indirect energy consumption (energy used for
operational vehicles), the Company has also taken austerity
measures, not only comprising routine vehicle maintenance
but also by providing housing for employees in the vicinity of
main installations. The adopted steps and policies to save on
energy usage are: (EN 7)
Upaya-upaya ini berhasil menurunkan konsumsi BBM dan
mengurangi penggunaan listrik di tahun 2011. (EN 7)
These efforts helped reduce fuel consumption and reduce
electricity use in 2011. (EN 7)
• Utilize capacitor banks;
• Raise awareness among employees concerning the
following:
- Set air conditioning units to 25oC.
- Reduce the number of air conditioners in rooms that
already have too many units (AC Over Capacity)
- Utilize natural light:
• Replace light bulbs with energy-saving light bulbs;
from TL bulbs to SL bulbs, in stages;
• Replace normal air conditioner units with split air
conditioners (Inverter and Bio);
• Improve the quality of electricity.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
173
PENGGUNAAN AIR dan UAP PANAS BUMI
Air digunakan untuk dua hal, yakni sebagai pendingin dan
sebagai sumber energi tak langsung. Air digunakan diubah
menjadi uap bertekanan yang kemudian menggerakkan
turbin generator. Pola ini digunakan pada stasiun PLTU
maupun PLTP (panas bumi).
USE OF WATER and GEOTHERMAL
Water can be used for two things, namely as a coolant and
as an indirect energy source. Water is used to generate
compressed steam, which is then used to turn generator
turbines. This system is used in Steam power plant as well as
Geothermal Power Plant (geothermal) power plant.
Sumber air yang digunakan dalam produksi tenaga listrik
pada umumnya berasal dari air permukaan. (EN 8, EN 9)
Seluruh air untuk kondensat setelah ditampung di kolam,
kemudian digunakan kembali sebagai kondensat dengan
pola closed loop system. (EN 10)
Water sources used in electricity production generally derive
from surface water. (EN 8, EN 9) All water formed through
condensation is stored in a pool, and then reused in a closed
loop system. (EN 10)
Untuk meminimalisasi penggunaan air dan memperbaiki
kualitas air limbah, Perseroan mengambil langkahlangkah di antaranya:
• Merencanakan jumlah air yang akan digunakan dalam
proses pembangkitan tenaga listrik sejak awal dengan
membuat neraca air;
• Air limbah yang dihasilkan diolah dalam instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) sebelum dibuang ke
badan air penerima. Kuantitas dan kualitas air limbah
dipantau secara rutin untuk memastikan bahwa
parameter pencemar yang terkandung dalam air limbah
memenuhi baku mutu lingkungan. Hasil pemantauan
kualitas air limbah dilaporkan secara rutin kepada
instansi terkait antara lain Kementerian Lingkungan
Hidup (KLH) dan Badan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Daerah (BPLHD). Hasilnya menunjukkan, tidak
ada pengaruh negatif dari buangan air terhadap
keanekaragaman hayati. Hasil pemantauan Biota
Perairan yang dilakukan menunjukan bahwa perairan
sekitar lokasi kegiatan tidak mengalami gangguan. Hal
ini ditunjukkan dengan pemantauan selama tahun
pelaporan, dimana nilai indeks keanekaragamannya
sedang, tetapi secara umum cukup baik dan masih
dapat mendukung kehidupan biota perairan. (EN 12, EN
21, EN 25)
To minimize the use of water and to improve the quality of
waste water, the Company takes the following steps:
Dalam rangka menjaga ketersediaan air permukaan dan
memelihara kelestarian lingkungan, khususnya sumber
air, Perseroan juga melakukan kegiatan konservasi sumber
daya air melalui beberapa kegiatan, yakni: (EN 10, EN 21)
• Pemanfaatan air hujan untuk keperluan MCK;
• Penggunaan air dengan sistem tertutup (closed loop);
• Pembuatan embung-embung air untuk konservasi air
dan lubang Biopori di perkantoran dan pemukiman
sekitar instalasi.
In the framework of maintaining the availability of surface water
and preserving the environment, especially water sources, the
Company also carries out water source conservation through
several activities, which are: (EN 10, EN 21)
• Utilize rain water for MCK needs;
• Use water in a closed loop system;
• Create ponds for water conservation and bio pore holes in
office and residential areas in the vicinity of installations.
Melalui langkah-langkah tersebut, Perseroan berpartisipasi
untuk memelihara dan melestarikan sumber air
permukaan yang digunakan sesuai kaidah pelestarian
lingkungan yang dipegang teguh. Dengan seluruh upaya
tersebut selama periode pelaporan tidak ada laporan
maupun pengaduan yang diterima Perseroan perihal
terganggunya sumber air karena turunnya permukaan air
akibat pengambilan sumber air. (EN 9)
Through these steps, the Company participates in maintaining
and preserving surface water sources that are used in
accordance with environmental preservation regulations.
Throughout all of the said efforts during the reported period,
there were no reports or complaints received by the Company
concerning disturbance of water sources owing to a decrease
in water levels due to water extraction. (EN 9)
• Determine the amount of water to be used in the electricity
production process from the beginning by making a water
balance sheet;
• Waste water produced is treated in the waste water
treatment plant (IPAL) before it is discharged to the water
receptacle. The quantity and quality of waste water is
routinely monitored to ensure that pollutant parameters
contained in the waste water meet the environment
quality standard. The results of waste water quality
monitoring is reported routinely to the relevant agencies,
including the Ministry of the Environment (KLH) and the
Regional Environmental Management Body (BPLHD). The
results showed that waste water had no negative effects
on biodiversity. Aquatic Biota monitoring results showed
that water in the vicinity was not impaired. This was shown
through monitoring during the reported period, where the
biodiversity index level was average, but generally it was
quite good and still capable of supporting aquatic biota.
(EN 12, EN 21, EN 25)
PT PLN (Persero)
pengelolaan dan perlindungan lingkungan Environmental Management and Protection
174
BIODIVERSITAS
Beberapa pembangkit dan jalur transmisi PLN berada
atau melewati kawasan hutan lindung atau kawasan
konservasi. Perseroan mengikuti seluruh mekanisme
penggunaan tanah pada kawasan hutan lindung dan
kawasan konservasi sesuai ketentuan undang-undang
kehutanan dan peraturan turunannya.
BIODIVERSITY
Several PLN power plants and transmission lines exist in or pass
through protected forests or conservation areas. The Company
adheres to all land use mechanisms on protected forest areas
and conservation areas in accordance with forestry regulations
and provisions.
Untuk menjaga biodiversitas sebagai akibat dari kegiatan
pembangkit tenaga listrik, Perseroan melakukan beberapa
program, mencakup: (EN 11, EN 13, EN 14, EN 15)
• Melakukan transplantasi terumbu karang;
• Terumbu karang termasuk spesies yang dilindungi
sesuai ketentuan International Union for the Conservation
of Nature (IUCN). PLN melakukan upaya untuk
melindungi fauna yang dilindungi ini, yaitu di perairan
sekitar lokasi pembangunan PLTU Paiton Unit 9. Untuk
mengganti kerusakan terumbu karang akibat kegiatan
dredging pada proses pembangunan dermaga PLTU
Paiton Unit 9, PLN telah melakukan transplantasi
terumbu karang pada lokasi lain di perairan yang
sama yang memiliki kondisi lingkungan yang
mendukung kehidupan terumbu karang. Pemantauan
hasil transplantasi karang dilakukan setiap minggu
selama satu tahun untuk memastikan bahwa terumbu
karang tersebut dapat hidup dengan baik. Berdasarkan
hasil pemantauan, 98,98% dari terumbu karang yang
ditanam tumbuh dengan baik. (EU 13)
• Menyediakan area hijau di daerah sekitar instalasi
pembangkit-pembangkit PLN. Tidak ada data luasan
area hijau secara detail, namun program penghijauan
dilaksanakan secara rutin khususnya pada lokasi
catchment area PLTA.
To maintain biodiversity from power plant activities, the
Company carries out several programs, including:
(EN 11, EN 13, EN 14, EN 15)
• Transplanting coral reefs;
• Coral reefs belong to a species protected in accordance
with the provisions of the International Union for the
Conservation of Nature (IUCN). PLN strives to protect this
protected species, namely that located in the vicinity of
the Paiton Unit 9 Steam power plant. To replace coral reef
damaged due to dredging activities during the construction
of the dock at the Paiton Unit 9 Steam power plant, PLN
has transplanted coral reefs in other locations in the same
waters that have the same environmental conditions to
support coral reefs. Coral reef transplantation monitoring
is carried out every week throughout the year to ensure
that the coral reef can thrive. Based on the monitoring
results, 98.98 percent of the transplanted coral reef
grows well. (EU 13)
PENGENDALIAN EMISI
Sumber emisi karbondioksida berasal dari kegiatan
pembangkitan listrik terutama pembangkit listrik
berbahan bakar fosil seperti PLTU, PLTG, PLTGU dan PLTD.
Total emisi dari kegiatan pembangkitan tenaga listrik
pada tahun 2010 adalah sebesar 105.263.131 ton CO2
ekuivalen. PLTU batu bara memberikan kontribusi emisi
terbesar yakni 62.202.767 ton CO2 ekuivalen, sedangkan
pembangkit berbahan bakar gas dan BBM memberikan
kontribusi berturut-turut sebesar 16.766.379 ton CO2
ekuivalen dan 26.294.046 ton CO2 ekuivalen. (EN 16)
EMISSIONS CONTROL
Carbon dioxide emission sources derive from power plant
activities, especially those powered by fossil fuels, like Steam
Power Plant, Gas Power Plant, Combined Cycle Power Plant
and Diesel Power Plant. The total emission from electrical
power generation in 2010 was a total of 105,263,131, tons of
CO2 equivalent. Coal-fired Steam power plants contributed the
largest amount of emissions, totaling 62,202,767 tons of CO2
equivalent, while gas-fired power plants and oil-fired power
plants contributed 16,766,379 tons of CO2 equivalent and
26,294,046 tons of CO2 equivalent, respectively. (EN 16)
Untuk mengetahui kualitas emisi dari stasiun pembangkit,
PLN melakukan uji emisi pada setiap pembangkit sebagai
bagian dari uji kelayakan operasi pembangkit. Selanjutnya
uji emisi dilaksanakan secara rutin sesuai dengan
peraturan yang berlaku dan sesuai dengan rencana
pemantauan lingkungan yang tercantum dalam dokumen
AMDAL dan UKL-UPL. (EN 17)
To comprehend the quality of emissions from power stations,
PLN carries out emissions testing at every power plant as part
of due diligence. Subsequent emission testing is carried out
routinely in accordance with the prevailing regulations and
with the environmental monitoring plan, which is recorded in
the AMDAL and UKL-UPL documents. (EN 17)
• Provide green areas in PLN power plant installation
areas. Although there is no available detailed data on
the amount of green areas, the greening program is
carried out routinely, especially in Hydro Power Plant
catchment areas.
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
175
Untuk menekan emisi CO2 ini Perseroan melaksanakan
beberapa program, yakni: (EN 18)
• Menambah pembangunan pembangkit dengan sumber
energi yang terbarukan, yakni PLTP dan PLTA;
• Membangun pembangkit tenaga surya (PLTS) di 5
pulau yang dilaksanakan pada tahun 2010 sebesar 920
kWp. Jumlah ini mengurangi emisi sebesar 967 ton
CO2 ekuivalen per tahun dengan asumsi PLTS tersebut
menggantikan pembangkit listrik tenaga diesel yang
berbahan bakar solar (HSD);
• Membangun PLTM Merasap, Lobong, Mongango
sehingga mengurangi emisi per tahun sebesar 16.000
ton CO2 ekuivalen;
• Memanfaatkan salah satu mekanisme Protokol Kyoto
yaitu Clean Development Mechanism (CDM) dan Voluntary
Carbon Market (VCM) untuk mendapatkan kredit
dari upaya penurunan emisi gas rumah kaca dari
pembangunan beberapa pembangkit menggunakan
sumber energi terbarukan.
To reduce CO2 emissions, the Company carries out several
programs, which are: (EN 18)
• Add more renewable energy power plants, namely
Geothermal Power Plant and Hydro Power Plant.
• Construction of Solar Power Plants on five islands carried
out in 2010, totaling 920 kWp. This reduced emissions
by 967 tons of CO2 equivalent per year based on the
assumption that the said Solar Power Plant replaced dieselpowered generators.
• Construction of the Merasap, Lobong and Mongango PLTM
plants resulting in emissions reduction of 16,000 tons of
CO2 equivalent per year.
• Utilization of one of the Kyoto Protocol mechanisms,
namely the Clean Development Mechanism (CDM)
and Voluntary Carbon Market (VCM) to obtain carbon
credits from greenhouse gas emissions reduction efforts
through the construction of power plants that use
renewable energy.
Selain upaya mengurangi emisi CO2, Perseroan juga
berupaya mengurangi emisi debu dari stasiun pembangkit
berbahan bakar batu bara. Upaya-upaya yang dilakukan
mencakup:
• Pemasangan electrostatic precipitator;
• Pembangunan sarana penyimpanan fly ash dan bottom ash;
• Kerjasama untuk pemanfaatan kembali fly ash dan
bottom ash;
• Menutupi bagian bak belakang kendaraan pengangkut
fly ash dan bottom ash;
• Menyiram area penyimpanan batu bara untuk
mengurangi debu.
Apart from efforts to reduce CO2 emissions, the Company also
strives to reduce dust emissions at coal-fired power stations.
The efforts carried out are as follows:
Kegiatan pemantauan kadar debu di udara kemudian
dilaksanakan secara rutin sesuai dengan peraturan
yang berlaku dan sesuai dengan rencana pemantauan
lingkungan yang tercantum dalam dokumen AMDAL atau
UKL-UPL. Perseroan sampai saat ini belum melaksanakan
program terkait upaya menekan pelepasan bahan perusak
ozon lainnya, seperti CFC (freon). (EN 19)
Airborne dust content monitoring activities are then carried
out routinely in compliance with the prevailing regulations
and in accordance with the environmental monitoring plan,
which is recorded in AMDAL and UKL-UPL documents. So
far, the Company has not carried out any program related to
reducing the release of ozone depleting substances, such as
CFCs (freon). (EN 19)
PENGELOLAAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH
Proses pembangkitan listrik pada instalasi pembangkit
dan transmisi listrik menghasilkan beberapa limbah
spesifik, yakni:
• Limbah cair, berupa air dari pembangkit PLTU;
• Limbah cair berupa pelumas bekas yang termasuk B3
(hazardous waste);
• Limbah padat seperti insulator keramik, kabel bekas,
aki bekas kendaraan operasional dan tiang-tiang
listrik.
Waste Management and Processing
Electricity generation at electricity transmission and power
plant installations produces several specific kinds of waste,
which are:
• Liquid waste, in the form of water from steam power plants.
• Liquid waste in the form of used lubricant, including B3
(hazardous waste).
• Solid waste such as ceramic insulation, used cables, used
batteries from operational vehicles and electricity pylons.
• Install electrostatic precipitators;
• Construct fly ash and bottom ash storage facilities;
• Conduct cooperations to utilize fly ash and bottom ash;
• Cover the backs of fly ash and bottom ash transportation
vehicles.
• Water down fly ash and bottom ash storage areas to
decrease dust.
PT PLN (Persero)
pengelolaan dan perlindungan lingkungan Environmental Management and Protection
176
Untuk mengelola limbah-limbah tersebut, Perseroan
menempuh beberapa cara pengelolaan, yakni: (EN 22, EN 23)
1. Pengelolaan Limbah Cair
Limbah cair dari kegiatan pembangkitan tenaga
listrik diolah dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) sebelum dialirkan ke badan air penerima.
Pada beberapa pembangkit, air yang telah diolah
dimanfaatkan kembali untuk berbagai keperluan
antara lain menyiram tanaman.
2. Limbah Cair B3
Pengelolaan limbah cair B3 seperti pelumas bekas
dilakukan sesuai dengan PP No. 18 Tahun 1999 tentang
Pengelolaan Limbah B3 serta peraturan-peraturan
menteri terkait pengelolaan limbah B3. PLN sebagai
penghasil limbah cair B3 tidak melakukan pengolahan
secara langsung, namun hanya menyimpan sementara
limbah cair B3 tersebut sebelum diserahkan ke pihak
ke-3 yang memiliki izin pengelolaan dan pemanfaatan
limbah B3.
3. Pengelolaan bahan-bahan bekas selain limbah B3
Bahan-bahan bekas selain limbah B3 dimusnahkan
sesuai dengan mekanisme pemusnahan aset yang
berlaku di Perseroan.
4. Sepanjang tahun 2011 tidak ada kejadian tumpahan
limbah B3 yang mencemari lingkungan. (EN 23)
To manage the said waste, the Company carries out several
management schemes, including: (EN 22, EN 23)
1. Liquid Waste Management
Liquid waste produced through electrical power generation
is processed in a Waste Water Treatment Plant (IPAL)
before it flows to the water catchment receptacle. At
several power stations, processed waste water is reused
for various purposes including water plants.
2. Hazardous waste water
The management of hazardous liquid waste, such as
used lubricant is done in accordance with Government
Regulation No.18/1999 on the Management of
Hazardous Waste as well as ministry regulations related
to the management of hazardous liquid waste. PLN, as a
company that produces hazardous liquid waste, does not
carry out waste management directly, but rather briefly
stores the hazardous liquid waste before handing it over
to third parties who have permission to manage and utilize
hazardous (B3) waste.
3. Management of non-hazardous used materials
Non-hazardous used materials are destroyed in
accordance with the prevailing asset destruction
mechanism at the Company.
4. Throughout 2011, there were no hazardous waste spills
that contaminated the environment. (EN 23)
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
177
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
research and development
Perseroan melakukan sejumlah kajian dan penelitian yang
ditujukan untuk meningkatkan tingkat efisiensi penyaluran
daya listrik, mencari bahan-bahan insulator yang tahan
lama, mencari alternatif pembangkit yang ramah lingkungan
dan berpartisipasi pada upaya perlindungan lingkungan.
Beberapa kegiatan penelitian dan pengembangan yang
dilaksanakan pada tahun 2011 adalah Studi identifikasi
potensi pembangkit hydro di Indonesia.
The Company carried out a number of studies and research
aimed at improving the level of efficiency of electricity
distribution, as well as searching for highly durable insulation
materials, searching for alternative environmentally friendly
power stations and participating in environmental protection
efforts. One of the research and development activities
carried out in 2011 was a study to identify hydro-electric
potential in Indonesia.
KEGIATAN TERKAIT MITIGASI PERUBAHAN IKLIM
climate change mitigation ACTIVITIES
PLN turut mendukung program Pemerintah dalam upaya
mitigasi perubahan iklim dengan membangun pembangkit
listrik energi terbarukan seperti pembangkit tenaga panas
bumi dan pembangkit tenaga air. PLN memanfaatkan salah
satu mekanisme protokol Kyoto yaitu Clean Development
Mechanism (CDM) untuk mendapatkan kredit dari upaya
penurunan emisi gas rumah kaca beberapa pembangkit
energi terbarukan. (EU 5)
PLN also supports Government programs to mitigate climate
change by building renewable energy power stations such as
hydro-electric and geothermal power stations. PLN utilizes
one of the Kyoto Protocol mechanisms, namely the Clean
Development Mechanism (CDM) to earn credit through
greenhouse gas emission reduction efforts at several renewable
energy power stations. (EU 5)
Mekanisme CDM merupakan kerja sama antara negara
maju yang telah meratifikasi protokol Kyoto (ANNEX – 1
COUNTRY) dengan negara berkembang (Non ANNEX – 1
COUNTRY) dalam upaya penurunan emisi gas rumah
kaca. Keuntungan CDM bagi negara maju adalah untuk
memenuhi komitmennya dalam Protokol Kyoto, sedangkan
bagi negara berkembang mekanisme ini berkontribusi
dalam upaya melaksanakan pembangunan berkelanjutan
(sustainability development).
The CDM mechanism constitutes cooperation between
developed countries that have ratified the Kyoto Protocol
(ANNEX – 1COUNTRY) and developing countries (Non ANNEX
– 1COUNTRY) in greenhouse gas emission reduction efforts.
The benefit of CDM for developed countries is to fulfill
their Kyoto Protocol commitments, while for developing
countries this mechanism contributes to efforts to implement
sustainability development.
Beberapa proyek CDM yang sedang dikembangkan PLN
antara lain: PLTP Kamojang IV, PLTP Lahendong II, PLTA
Genyem, PLTMH Lobong, PLTMH Mongango, PLTMH
Merasap dan PLTMG Bontang dengan potensi Certified
Emission Reduction (CER) yang akan dihasilkan sebesar 2,5
juta ton sampai dengan tahun 2012.
Some CDM projects are currently being developed by PLN, including:
the Kamojang IV Geothermal Power Plant, the Lahendong II
Geothermal Power Plant, the Genyem Geothermal Power Plant,
the Lobong Micro Hydro Power Plant, the Mongango Micro Hydro
Power Plant, the Merasap Micro Hydro Power Plant and the Bontang
Gas & Fuel Power Plant, with a total potential Certified Emission
Reduction (CER) of 2.5 million tons in 2012.
Selain melalui mekanisme CDM, PLN juga memanfaatkan
mekanisme pasar karbon sukarela (Voluntary Carbón
Mechanism/VCM) untuk mendapatkan insentif dari hasil
penjualan karbon kredit pembangkit energi terbarukan.
Pembangkit energi terbarukan yang sedang dikembangkan
sebagai proyek VCM adalah PLTA Renun, PLTA
Sipansihaporas dan PLTA Musi.
In addition to CDM, PLN also utilizes a voluntary carbon market
mechanism (Voluntary Carbón Mechanism/VCM) to obtain
incentives from the proceeds of carbon credit sales from
renewable energy generation. Renewable energy power plants
currently in development as VCM projects are the Renun Hydro
Power Plant, the Sipansihaporas Hydro Power Plant and the
Musi Hydro Power Plant.
Pada tahun 2011, perkembangan proyek CDM dan VCM
sebagai berikut:
PLTP Kamojang IV: sudah mendapatkan issuance CER’s dari
periode monitoring 16 Desember 2010 s.d. 28 Februari 2011
sebanyak 92691 tCER’s.
In 2011, the development of CDM and VCM projects was as
follows:
Kamojang IV Geothermal Power Plant: Has already obtained
CER issuance from the December 16, 2010 to February 28,
2011 monitoring period, totaling 92691 tCER.
PT PLN (Persero)
pengelolaan dan perlindungan lingkungan Environmental Management and Protection
178
BIAYA DAN PENGHARGAAN UNTUK PENGELOLAAN
DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN
ENVIRONMENTAL MANAGEMENT AND PRESERVATION COSTS AND REWARDS
PLN telah menyisihkan dana untuk kegiatan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Biaya
pengelolaan dan pemantauan ini dimasukkan ke dalam
komponen biaya operasional pembangkit dari masingmasing unit bisnis. (EN 30)
PLN has allocated funds for environmental management and
monitoring activities. The cost of these activities is incorporated
into the power plant operational cost component of each
business unit. (EN 30)
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
179
Referensi Silang
dengan GRI – G 3.0Industri Listrik
dan Utilitas Lain
CROSS REFERENCES GRI - G 3.0 - electricity
industry and other utilities
PT PLN (Persero)
referensi silang dengan gri -g3.0- industri listrik dan utilitas lain
Cross References GRI -G3.0 - Electricity Industry and Other Utilities
180
INDEKS
INDIKATOR
INDEX
INDICATOR
HAL
PAGE
Profil PROFILE
1
1.1
Strategi dan Analisis Strategy and Analysis
Pernyataan dari pejabat pembuat kebijakan yang paling senior dalam organisasi (misalnya
CEO, ketua, atau posisi senior sejenis) mengenai relevansi keberlanjutan terhadap organisasi
dan strateginya.
6, 19
Statement from the most senior decision maker of the organization
(e.g., CEO, Chairman, or equivalent senior position).
1.2
Deskripsi dampak, risiko, dan peluang utama.
Description of key impacts, risks, and opportunities.
2
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
8, 160
Profil Organisasi Organizational Profile
Nama organisasi. Name of the organization.
1
Merek, produk, dan atau jasa utama. Primary brands, products, and/or services.
13
Struktur operasional organisasi, termasuk di dalamnya divisi utama, perusahaan yang
menjalankan usaha (operating companies), anak perusahaan dan usaha patungan.
Operational structure of the organization, including main divisions, operating companies,
subsidiaries, and joint ventures.
Lokasi kantor pusat organisasi. Location of organization’s headquarters.
Jumlah negara di mana perusahaan beroperasi, serta nama negara di mana operasi utama
dilaksanakan, atau yang relevan dengan isu keberlanjutan yang dicakup dalam laporan.
Number of countries where the organization operates, and names of countries with either major
operations or that are specifically relevant to the sustainability issues covered in the report.
Sifat kepemilikan dan bentuk legal. Nature of ownership and legal form.
Pasar yang dilayani (termasuk di dalamnya diperinci berdasarkan geografi,
sektor yang dilayani dan jenis konsumen/penerima manfaat).
Markets served (including geographic breakdown, sectors served,
and types of customers/beneficiaries).
20, 26
1
15, 25
15
13, 26
2.8
Skala organisasi. Scale of the reporting organization.
15
2.9
Perubahan signifikan yang terjadi selama periode laporan
terkait ukuran, struktur, dan kepemilikan.
15
Significant changes during the reporting period regarding size, structure, or ownership.
2.10
EU1
EU2
EU3
EU4
Penghargaan yang diterima dalam periode laporan.
Awards received in the reporting period.
Kapasitas terpasang, diuraikan menurut sumber energi dan aturan.
Installed capacity, broken down by primary energy source and by regulatory regime.
Kapasitas pembangkit bersih, diuraikan menurut sumber energi dan aturan.
Net energy output broken down by primary energy source and by regulatory regime.
Jumlah pelanggan rumah tangga, industri, lembaga dan kawasan komersial.
Number of residential, industrial, institutional and commercial customer accounts.
Panjang jaringan transmisi dan distribusi diatas dan dibawah tanah yang sesuai aturan
yang berlaku.
53, 130
141
141, 142
149
169
Length of above and underground transmission and distribution lines by regulatory regime.
EU5
Alokasi cadangan atau kompensasi untuk emisi CO2, dirinci menurut ketentuan kerangka
perdagangan karbon.
177
Allocation of CO2 emissions allowances or equivalent, broken down by carbon trading framework.
3
PARAMETER LAPORAN REPORT PARAMETERS
Profil Laporan Report Profile
3.1
3.2
3.3
Periode pelaporan. Reporting period (e.g., fiscal/calendar year) for information provided.
Tanggal dari laporan sebelumnya yang paling baru (jika ada).
Date of most recent previous report (if any).
Siklus Pelaporan (tahunan, dua tahun sekali, dan sebagainya).
Reporting cycle (annual, biennial, etc.)
3
2
3
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
181
INDEKS
INDIKATOR
INDEX
3.4
INDICATOR
Alamat Kontak apabila ada pertanyaan terkait laporan dan isinya.
Contact point for questions regarding the report or its contents.
HAL
PAGE
4
3.5
Proses dalam menetapkan isi laporan. Process for defining report content.
3
3.6
Batasan laporan. Boundary of the report.
3
3.7
3.8
3.9
3.10
Nyatakan setiap keterbatasan ruang lingkup atau batasan laporan.
State any specific limitations on the scope or boundary of the report.
Dasar untuk melaporkan usaha patungan, anak perusahaan, fasilitas yang disewakan,
kegiatan melalui outsourcing, serta entitas lainnya yang berpengaruh signifikan dan dapat
diperbandingkan informasinya setiap saat / antar organisasi.
Basis for reporting on joint ventures, subsidiaries, leased facilities, outsourced operations, and
other entities that can significantly affect comparability from period to period and/or between
organizations.
Teknik pengukuran data dan dasar perhitungannya.
Data measurement techniques and the bases of calculations.
Penjelasan dampak dari pernyataan ulang terhadap informasi yang disediakan dalam
laporan sebelumnya.
2
2
3
4
Explanation of the effect of any re-statements of information provided in earlier reports.
3.11
Perubahan signifikan dari laporan periode sebelumnya.
Significant changes from previous reporting periods.
3
Indeks Isi GRI GRI Table Index
3.12
Tabel yang menunjukan lokasi dari Standar Pengungkapan dalam laporan.
Table identifying the location of the Standard Disclosures in the report.
180
Assurance Assurance
3.13
4
Kebijakan dan praktik saat ini yang ditujukan untuk mencari assurance eksternal untuk laporan.
Policy and current practice with regard to seeking external assurance for the report.
3
TATA KELOLA, KOMITMEN DAN KETERLIBATAN
GOVERNANCE, COMMITMENTS, AND ENGAGEMENT
Tata Kelola Governance
4.1
Struktur tata kelola organisasi, termasuk komite di bawah badan pengelola tertinggi yang
bertanggung jawab untuk tugas khusus, seperti dalam menetapkan strategi atau mekanisme
pengawasan organisasi.
46, 50
Governance structure of the organization, including committees under the highest governance
body responsible for specific tasks, such as setting strategy or organizational oversight.
4.2
4.3
Tunjukkan apakah Ketua dari badan pengelola tertinggi juga merangkap pejabat eksekutif.
Indicate whether the Chair of the highest governance body is also an executive officer.
Untuk organisasi yang memiliki struktur satu dewan, nyatakan jumlah anggota dari
badan pengelola tertinggi yang berasal dari kelompok independen dan atau anggota
noneksekutif.
47
47
For organizations that have a unitary board structure, state the number of members of the highest
governance body that are independent and/or non-executive members.
4.4
4.5
4.6
Mekanisme untuk pemegang saham dan pegawai dalam menyampaikan rekomendasi atau
arahan kepada badan pengelola tertinggi.
Mechanisms for shareholders and employees to provide recommendations or direction to the
highest governance body.
Hubungan antara kompensasi untuk anggota badan pengelola tertinggi, manajer senior, dan
eksekutif (termasuk dalam hal pengaturan perjalanan) dengan kinerja organisasi (termasuk
didalamnya kinerja sosial dan lingkungan).
Linkage between compensation for members of the highest governance body, senior managers,
and executives (including departure arrangements), and the organization’s performance (including
social and environmental performance).
Proses yang ada di dalam badan pengelola tertinggi untuk dalam menjamin terhindarnya
konflik kepentingan.
Processes in place for the highest governance body to ensure conflicts of interest are avoided.
46
49
55
PT PLN (Persero)
referensi silang dengan gri -g3.0- industri listrik dan utilitas lain
Cross References GRI -G3.0 - Electricity Industry and Other Utilities
182
INDEKS
INDEX
4.7
4.8
4.9
4.10
INDIKATOR
INDICATOR
Proses dalam menentukan kualifikasi dan keahlian dari anggota badan pengelola tertinggi
dalam mengarahkan strategi organisasi terkait topik ekonomi, lingkungan, dan sosial.
Process for determining the qualifications and expertise of the members of the highest governance
body for guiding the organization’s strategy on economic, environmental, and social topics.
Pengembangan secara internal pernyataan misi atau nilai, kode tingkah laku, dan prinsip yang
relevan dengan kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial serta status dari implementasinya.
Internally developed statements of mission or values, codes of conduct, and principles relevant to
economic, environmental, and social performance and the status of their implementation.
Prosedur dalam badan pengelola tertinggi untuk mengawasi manajemen dan identifikasi
organisasi terhadap kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial, termasuk di dalamnya risiko
dan peluang yang relevan.
Procedures of the highest governance body for overseeing the organization’s identification and
management of economic, environmental, and social performance, including relevant risks
and opportunities.
Proses dalam mengevaluasi kinerja dari badan pengelola tertinggi, khususnya yang terkait
dengan kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial.
Processes for evaluating the highest governance body’s own performance, particularly with respect
to economic, environmental, and social performance.
HAL
PAGE
46, 47
17
47, 55
47
Komitmen Terhadap Inisiatif Eksternal Commitments to External Initiatives
4.11
4.12
4.13
Penjelasan mengenai bagaimana pendekatan atau prinsip pencegahan digunakan oleh
organisasi.
Explanation of whether and how the precautionary approach or principle is addressed by
the organization.
Piagam, prinsip, atau insiatif lainnya yang dikembangkan secara eksternal terkait ekonomi,
lingkungan, dan sosial yang turut didukung/diadopsi oleh organisasi.
Externally developed economic, environmental, and social charters, principles, or other initiatives
to which the organization subscribes or endorses.
Keanggotaan dalam asosiasi (seperti asosiasi industri) dan atau organisasi advokasi
nasional/internasional.
Memberships in associations (such as industrial associations) and/or national/international
advocacy organizations.
53
163
59
Keterlibatan Pemangku Kepentingan Stakeholder Engagement
4.14
4.15
Daftar kelompok pemangku kepentingan yang dilibatkan oleh organisasi.
List of stakeholder groups engaged by the organization.
Dasar yang digunakan dalam mengidentifikasi dan memilih pemangku kepentingan yang
akan dilibatkan.
61, 62
61, 62
Basis for identification and selection of stakeholders with whom to engage.
4.16
4.17
Pendekatan yang digunakan untuk melibatkan pemangku kepentingan, termasuk di
dalamnya frekuensi pelibatan berdasarkan jenis dan kelompok pemangku kepentingan.
Approaches to stakeholder engagement, including frequency of engagement by type and by
stakeholder group.
Topik dan perhatian utama yang dimunculkan melalui pelibatan pemangku kepentingan,
dan bagaimana organisasi merespons topik dan perhatian utama tersebut, termasuk
melalui pelaporannya.
61, 62
61, 62
Key topics and concerns that have been raised through stakeholder engagement, and how the
organization has responded to those key topics and concerns, including through its reporting.
Aspek: Ketersediaan dan Keandalan Aspect: Availability and Reliability
EU6
Pendekatan manajemen untuk memastikan ketersediaan dan keandalan tenaga listrik
dalam jangka pendek maupun panjang.
155
Management approach to ensure short and long-term electricity availability and reliability.
Aspek: Demand-side management Aspect: Demand-side management
EU7
Pogram demand-side management termasuk program pelaksanaan pemasangan listrik
untuk area perumahan, komersial, lembaga dan kawasan industri.
Demand-side management programs including residential, commercial, institutional and
industrial programs.
145
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
183
INDEKS
INDEX
INDIKATOR
INDICATOR
HAL
PAGE
Aspect: Penelitian dan pengembangan Aspect: Research and Development
EU8
Kegiatan penelitian dan pengembangan untuk menjamin keandalan penyaluran listrik dan
mendukung pembangunan berkelanjutan, melingkupi kegiatan dan biaya.
Research and development activity and expenditure aimed at providing reliable electricity and
promoting sustainable development.
24
Aspek: Plant Decomissioning Aspect: Plant Decomissioning
EU8
Cadangan untuk mengembangkan pusat pembangkit tenaga listrik.
Provisions for decommissioning of nuclear power sites.
24
INDIKATOR KINERJA EKONOMI ECONOMIC PERFORMANCE INDICATORS
Aspek : Kinerja Ekonomi Aspect: Economic Performance
EC1
EC2
EC3
EC4
Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung, meliputi pendapatan, biaya operasi, imbal
jasa karyawan, donasi, dan investasi komunitas lainnya, laba ditahan, dan pembayaran
kepada penyandang dana serta pemerintah.
Direct economic value generated and distributed, including revenues, operating costs, employee
compensation, donations and other community investments, retained earnings, and payments to
capital providers and governments.
Implikasi finansial dan risiko lainnya akibat perubahan iklim serta peluangnya bagi
aktivitas organisasi.
Financial implications and other risks and opportunities for the organization’s activities due to
climate change.
Jaminan kewajiban organisasi terhadap program imbalan pasti.
Coverage of the organization’s defined benefit plan obligations
Bantuan finansial yang signifikan dari pemerintah.
Significant financial assistance received from government.
134
150
114
137
Aspek : Kehadiran Pasar Aspect: Market Presence
EC5
EC6
EC7
Rentang rasio standar upah terendah dibandingkan dengan upah minimum setempat pada
lokasi operasi yang signifikan.
Range of standard entry level wage ratios compared to local minimum wage at significant locations
of operation.
99
Kebijakan, praktek, dan proporsi pengeluaran untuk pemasok lokal pada lokasi operasi yang
signifikan.
Policy, practices, and proportion of spending on locally-based suppliers at significant locations
of operation.
Prosedur penerimaan pegawai lokal dan proporsi manajemen senior lokal yang dipekerjakan
pada lokasi operasi yang signifikan.
Procedures for local hiring and proportion of senior management hired from the local community
at locations of significant operation.
109
Aspek : Dampak Ekonomi Tidak Langsung Aspect: Indirect Economic Impacts
EC8
EC9
Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur serta jasa yang diberikan untuk
kepentingan publik secara komersial, natura, atau pro bono.
Development and impact of infrastructure investments and services provided primarily for public
benefit through commercial, inkind, or pro bono engagement.
Pemahaman dan penjelasan dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan, termasuk
seberapa luas dampaknya.
Understanding and describing significant indirect economic impacts, including the extent
of impacts.
84
85, 138
Aspek: Ketersediaan dan Keandalan Aspect: Availability and Reliability
EU10
Rencana pembangunan berdasarkan proyeksi kebutuhan tenaga listrik dalam jangka
panjang dirinci menurut sumber energi pembangkit dan peraturan yang berlaku.
Planned capacity against projected electricity demand over the long term, break down by energy
source and applied regulatory.
142
PT PLN (Persero)
referensi silang dengan gri -g3.0- industri listrik dan utilitas lain
Cross References GRI -G3.0 - Electricity Industry and Other Utilities
184
INDEKS
INDIKATOR
INDEX
INDICATOR
HAL
PAGE
Aspek: Demand-side management Aspect: Demand-side management
EU11
Rata-rata tingkat efisiensi pembangkit tenaga uap dirinci menurut bahan bakar dan menurut
aturan yang berlaku.
141
Average generation efficiency of thermal plants by energy source and by applied regulatory.
Aspek: System Efficiency Aspect: System Efficiency
EU12
Tingkat kehilangan (loss) dari jaringan transmisi dan distribusi dari total daya listrik.
Transmission and distribution losses as a percentage of total energy.
143
INDIKATOR KINERJA LINGKUNGAN ENVIRONMENTAL PERFORMANCE INDICATORS
Aspek : Material Aspect: Materials
EN1
EN2
Penggunaan Bahan; diperinci berdasarkan berat atau volume.
Materials used by weight or volume.
Persentase Penggunaan Bahan Daur Ulang. Percentage of recycled materials used.
169, 171
171
Aspek : Energi Aspect: Energy
EN3
EN4
EN5
EN6
Penggunaan Energi Langsung dari Sumberdaya Energi Primer.
Direct energy consumption by primary energy source.
Pemakaian Energi Tidak Langsung berdasarkan Sumber Primer.
Indirect energy consumption by primary source.
Penghematan Energi melalui Konservasi dan Peningkatan fisiensi.
Energy saved due to conservation and efficiency improvements.
Inisiatif untuk mendapatkan produk dan jasa berbasis energi efisien atau energi yang dapat
diperbarui, serta pengurangan persyaratan kebutuhan energi sebagai akibat dari inisiatif
tersebut.
171
142
84, 172
84, 172
Initiatives to provide energy-efficient or renewable energy based products and services, and
reductions in energy requirements as a result of these initiatives.
EN7
Inisiatif untuk mengurangi konsumsi energi tidak langsung dan pengurangan
yang dicapai.
172
Initiatives to reduce indirect energy consumption and reductions achieved.
Aspek : Air Aspect : Water
EN8
EN9
EN10
Total pengambilan air per sumber. Total water withdrawal by source.
Sumber air yang terpengaruh secara signifikan akibat pengambilan air.
Water sources significantly affected by withdrawal of water.
Persentase dan total volume air yang digunakan kembali dan didaur ulang.
Percentage and total volume of water recycled and reused.
173
173
173
Aspek : Biodiversitas (Keanekaragaman Hayati) Aspect : Biodiversity
EN11
Lokasi dan luas tanah dimiliki, disewa, dikelola oleh pelapor yang berlokasi di dalam, atau
berdekatan dengan daerah yang dilindungi yang memiliki nilai keanekaragaman hayati
yang tinggi di luar daerah yang diproteksi.
174
Location and size of land owned, leased, managed in, or adjacent to, protected areas and areas of
high biodiversity value outside protected areas.
EN12
Uraian atas berbagai dampak signifikan yang diakibatkan oleh aktivitas, produk, dan jasa
org pelapor thp biodiversivitas diproteksi (dilindungi) dan yang memiliki keanekaragaman
hayati bernilai tinggi di luar daerah yang diproteksi (dilindungi).
173
Description of significant impacts cause by activities, products, and services on biodiversity in
protected areas and areas of high biodiversity value outside protected areas.
EU13
EN13
EN14
Biodiversitas dari daerah penggganti dibandingkan biodiversitas areal awal.
Biodiversity of offset habitats compared to the biodiversity of the affected areas.
Perlindungan dan Pemulihan Habitat. Habitats protected and restored.
Strategi, tindakan, dan rencana pengelolaan dampak terhadap biodiversitas.
Strategies, current actions, and future plans for managing impacts on biodiversity.
174
174
174
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
185
INDEKS
INDIKATOR
INDEX
EN15
INDICATOR
Jumlah spesies yang masuk dalam Daftar Merah IUCN dan yang masuk dalam daftar
konservasi nasional di daerah yang terkena dampak operasi berdasar tingkat kepunahan.
Number of IUCN Red List species and national conservation list species with habitats in areas
affected by operations, by level of extinction risk.
HAL
PAGE
174
Aspek : Emisi, Efluen dan Limbah. Aspect : Emissions, Effluents and Waste
EN16
EN17
EN18
EN19
EN20
Jumlah emisi gas rumah kaca langsung maupun tidak langsung, berdasarkan berat.
Total direct and indirect greenhouse gas emissions by weight.
Emisi gas rumah kaca tidak langsung lainnya diperinci berdasarkan berat.
Other relevant indirect greenhouse gas emissions by weight.
Inisiatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan pencapaiannya.
Initiatives to reduce greenhouse gas emissions and reductions achieved.
Emisi bahan kimia yang merusak lapisan ozon, dirinci berdasarkan berat.
Emissions of ozone-depleting substances by weight.
NOx, SOx dan emisi udara signifikan lainnya, berdasarkan jenis dan berat.
NOx, SOx, and other significant air emissions by type and weight.
EN21
EN22
EN23
EN24
EN25
Jumlah buangan air menurut kualitas dan tujuan.
Total water discharge by quality and destination.
Jumlah berat limbah menurut jenis dan metode pembuangan.
Total weight of waste by type and disposal method.
Jumlah dan volume tumpahan yang signifikan.
Total number and volume of significant spills.
174
174
175
175
165
173
176
176
Berat limbah yang diangkut, diimpor, diekspor, atau diolah yang dianggap berbahaya
menurut Lampiran Konvensi Basel I, II, III dan VIII, dan persentase limbah yang diangkut
secara internasional.
Weight of transported, imported, exported, or treated waste deemed hazardous under the terms
of the Basel Convention Annex I, II, III, and VIII, and percentage of transported waste shipped
internationally.
Identitas, ukuran, status proteksi dan nilai keanekaragaman hayati badan air serta habitat
terkait yang secara signifikan dipengaruhi oleh pembuangan dan limpasan air.
Identity, size, protection status, and biodiversity value of water bodies and related habitats
significantly affected by the reporting organization’s discharges of water and runoff.
173
Aspek : Produk dan Jasa. Aspect : Product and Services
EN26
EN27
Inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan produk dan jasa dan sejauh mana dampak
pengurangan tersebut.
Initiatives to mitigate environmental impacts of products and services, and extent of
impact mitigation.
Persentase produk terjual dan bahan kemasannya yang ditarik menurut kategori.
Percentage of products sold and their packaging materials that are reclaimed by category.
168
n.a.
Aspek : Kepatuhan. Aspect : Compliance
EN28
Nilai yang signifikan dan jumlah sanksi nonmoneter atas pelanggaran terhadap hukum dan
regulasi lingkungan.
Monetary value of significant fines and total number of non-monetary sanctions for noncompliance
with environmental laws and regulations.
167
Aspek : Pengangkutan/Transportasi. Aspect : Transport
EN29
Dampak lingkungan yang signifikan akibat pemindahan produk dan barang-barang lain serta
material yang digunakan untuk operasi perusahaan, dan tenaga kerja yang memindahkan.
Significant environmental impacts of transporting products and other goods and materials used for
the organization’s operations, and transporting members of the workforce.
168
PT PLN (Persero)
referensi silang dengan gri -g3.0- industri listrik dan utilitas lain
Cross References GRI -G3.0 - Electricity Industry and Other Utilities
186
INDEKS
INDIKATOR
INDEX
INDICATOR
HAL
PAGE
Aspek : Menyeluruh. Aspect : Overall
EN30
Jumlah pengeluaran untuk proteksi dan investasi lingkungan menurut jenis.
Total environmental protection expenditures and investments by type.
178
PRAKTIK TENAGA KERJA DAN PEKERJAAN YANG LAYAK
LABOR PRACTICES and DECENT WORK PERFORMANCE INDICATORS
Aspect : Ketenagakerjaan khusus untuk bidang listrik dan utilitas.
Aspect : Employment for Specific Electric Utilities
EU14
EU15
EU16
Program dan proses untuk menjamin ketersediaan tenaga terampil.
Programs and processes to ensure the availability of a skilled workforce.
Pesentase jumlah tenaga kerja yang akan pensiun 5 dan 10 thn mendatang, dirinci menurut
jenis pekerjaan dan tempat kerja.
Percentage of employees eligible to retire in the next 5 and 10 years break down by job category
and by region.
Kebijakan yang diterapkan mengenai kesehatan dan keselamatan pekerja pelapor maupun
pekerja kontraktor dan subkontraktor.
Policies and requirements regarding health and safety of employees and employees of contractors
and subcontractors.
109
107
120
Aspek : Ketenagakerjaan. Aspect : Employment
LA1
LA2
Jumlah angkatan kerja menurut jenis pekerjaan, kontrak pekerjaan, dan wilayah.
Total workforce by employment type, employment contract, and region.
Jumlah dan tingkat perputaran karyawan menurut kelompok usia, jenis kelamin, dan
wilayah.
103, 104
99
Total number and rate of employee turnover by age group, gender, and region.
EU17
EU18
LA3
Jumlah hari kerja dari pekerja kontraktor and subkontraktor yang terlibat dalam kegiatan
konstruksi, pengoperasian dan perawatan.
Days worked by contractor and subcontractor employees involved in construction, operation &
maintenance activities.
Persentasi pekerja kontraktor dan subkontraktor yang pernah mengikuti pelatihan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Percentage of contractor and subcontractor employees that have undergone relevant health and
safety training.
Manfaat yang disediakan bagi karyawan tetap (purna waktu) yang tidak disediakan bagi
karyawan tidak tetap (paruh waktu) menurut kegiatan pokoknya.
Benefits provided to full-time employees that are not provided to temporary or part-time
employees, by major operations.
104
123
114
Aspek : Tenaga kerja / Hubungan Manajemen. Aspect : Labor/Management Relations.
LA4
LA5
Persentase karyawan yang dilindungi perjanjian tawar-menawar kolektif tersebut.
Percentage of employees covered by collective bargaining agreements.
Masa pemberitahuan minimal tentang perubahan kegiatan penting, termasuk apakah hal
itu dijelaskan dalam perjanjian kolektif tersebut.
Minimum notice period(s) regarding operational changes, including whether it is specified in
collective agreements.
96
97, 99
Aspek: Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Aspect: Occupational Health and Safety
LA6
Persentase jumlah angkatan kerja yang resmi diwakili dalam panitia Kesehatan dan
Keselamatan antara manajemen dan pekerja yang membantu memantau dan memberi
nasihat untuk program keselamatan dan kesehatan kerja.
121
Percentage of total workforce represented in formal joint management–worker health and safety
committees that help monitor and advise on occupational health and safety programs.
LA7
Tingkat kecelakaan fisik, penyakit karena jabatan, hari-hari yang hilang, dan ketidakhadiran,
dan jumlah kematian karena pekerjaan menurut wilayah.
Rates of injury, occupational diseases, lost days, and absenteeism, and number of work related
fatalities by region.
123, 129
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
187
INDEKS
INDIKATOR
INDICATOR
PAGE
LA8
Program pendidikan, pelatihan, penyuluhan, pencegahan, pengendalian risiko setempat
untuk membantu karyawan, anggota keluarga/masyarakat, mengenai penyakit berat/
berbahaya.
122, 123, 129
INDEX
HAL
Education, training, counseling, prevention, and risk-control programs in place to assist workforce
members, their families, or community members regarding serious diseases.
LA9
Aspek Kesehatan dan Keselamatan yang tercakup dalam perjanjian dengan serikat
karyawan.
121, 130
Health and safety topics covered in formal agreements with trade unions.
Aspek: Pelatihan dan Pendidikan. Aspect: Training and Education
LA10
LA11
LA12
Rata-rata jam pelatihan tiap tahun tiap karyawan menurut kategori/kelompok karyawan.
Average hours of training per year per employee by employee category.
Program untuk pengaturan keterampilan dan pembelajaran sepanjang hayat yang menujang
kelangsungan pekerjaan karyawan dan membantu mereka dalam mengatur akhir karier.
Programs for skills management and lifelong learning that support the continued employability of
employees and assist them in managing career endings.
Persentase karyawan yang menerima peninjauan kinerja dan pengembangan karier secara
teratur.
109, 110
110, 111
111
Percentage of employees receiving regular performance and career development reviews.
Aspek: Keberagaman dan Kesempatan Setara. Aspect: Diversity and Equal Opportunity
LA13
Komposisi badan pengelola/penguasa dan perincian karyawan tiap kategori/kelompok
menurut jenis kelamin, kelompok usia, keanggotaan kelompok minoritas, dan
keanekaragaman indikator lain.
106
Composition of governance bodies and breakdown of employees per category according to gender,
age group, minority group membership, and other indicators of diversity.
LA14
Perbandingan/rasio gaji dasar pria terhadap wanita menurut kelompok karyawan.
Ratio of basic salary of men to women by employee category.
INDIKATOR KINERJA HAK ASASI MANUSIA HUMAN RIGHTS PERFORMANCE INDICATORS
Aspek : Praktek Investasi dan Pengadaan. Aspect: Investment and Procurement Practices
HR1
HR2
HR3
Persentase dan jumlah perjanjian investasi signifikan yang memuat klausul HAM atau telah
menjalani proses skrining/ filtrasi terkait dengan aspek hak asasi manusia.
Percentage and total number of significant investment agreements that include human rights
clauses or that have undergone human rights screening.
139
Persentase pemasok dan kontraktor signifikan yang telah menjalani proses skrining/ filtrasi
atas aspek HAM.
Percentage of significant suppliers and contractors that have undergone screening based on human
rights and actions taken.
Jumlah waktu pelatihan bagi karyawan dalam hal kebijakan serta prosedur terkait dengan
aspek HAM yang relevan dengan kegiatan organisasi, termasuk persentase karyawan yang
telah menjalani pelatihan.
101
Total hours of employee training on policies and procedures concerning aspects of human rights
that are relevant to operations, including the percentage of employees trained.
Aspek: Nondiskriminasi. Aspect: Non-discrimination
HR4
Jumlah kasus diskriminasi yang terjadi dan tindakan yang diambil/dilakukan.
Total number of incidents of discrimination and actions taken.
111
Aspek: Kebebasan Berserikat dan Berkumpul.
Aspect: Freedom of Association and Collective Bargaining
HR5
Segala kegiatan berserikat dan berkumpul yang diteridentifikasi dapat menimbulkan risiko
yang signifikan serta tindakan yang diambil untuk mendukung hak-hak tersebut.
Operations identified in which the right to exercise freedom of association and collective bargaining
may be at significant risk, and actions taken to support these rights.
97, 98, 101
PT PLN (Persero)
referensi silang dengan gri -g3.0- industri listrik dan utilitas lain
Cross References GRI -G3.0 - Electricity Industry and Other Utilities
188
INDEKS
INDIKATOR
INDEX
HAL
INDICATOR
PAGE
Kegiatan yang teridentifikasi mengandung risiko signifikan dapat menimbulkan kasus
pekerja anak, dan tindakan ditempuh untuk mendukung upaya penghapusan pekerja
anak.
102
Aspek: Pekerja Anak. Aspect: Child Labor
HR6
Operations identified as having significant risk for incidents of child labor, and measures taken to
contribute to the elimination of child labor.
Aspek: Kerja Paksa dan Kerja Wajib. Aspect: Forced and Compulsory Labor
HR7
Kegiatan yang teridentifikasi mengandung risiko signifikan dapat menimbulkan kasus kerja
paksa atau kerja wajib, dan tindakan untuk menghapus kerja paksa atau kerja wajib.
Operations identified as having significant risk for incidents of forced or compulsory labor, and
measures to contribute to the elimination of forced or compulsory labor.
102
Aspek: Praktek/Tindakan Pengamanan. Aspect: Security Practices
HR8
Persentase personel penjaga keamanan yang terlatih dalam hal kebijakan dan prosedur
organisasi terkait dengan aspek HAM yang relevan.
Percentage of security personnel trained in the organization’s policies or procedures concerning
aspects of human rights that are relevant to operations.
101
Aspek: Hak Penduduk Asli. Aspect: Indigenous Rights
HR9
Jumlah kasus pelanggaran yang terkait dengan hak penduduk asli dan langkah-langkah
yang diambil.
143, 162
Total number of incidents of violations involving rights of indigenous people and actions taken.
INDIKATOR KINERJA MASYARAKAT SOCIETY PERFORMANCE INDICATORS
Aspek: Keterbukaan Thd Masyarakat Untuk Sektor Listrik dan Utilitas.
Aspect: Community Disclosure Specific for Electricity and Utilities.
EU19
EU20
Keterlibatan pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan menyangkut rencana
penggunaan energi dan pengembangan prasarana/infrastruktur.
Stakeholder participation in the decision making process related to energy planning and
infrastructure development.
Pendekatan yang dilakukan dalam mengelola dampak pemindahan.
Approach to managing the impacts of displacement.
143
143
Aspek: Bencana thd Masyarakat /Rencana Tanggap Darurat Khusus untuk Bidang Usaha
Listrik dan Utilitas.
Aspect: Community Disaster/Emergency Planning and Response Disclosure Specific for Electricity
and Utilities.
EU21
Ukuran Perencanaan wajib, rencana penanggulangan bencana/ pengelolaan tanggap
darurat, pelatihan dan rencana rehabilitasi/restorasi.
Contingency planning measures, disaster/emergency management plan and training programs,
and recovery/restoration plans.
Aspek: Komunitas. Aspect: Community.
SO1
Sifat dasar, ruang lingkup dan keefektifan setiap program dan praktek yang dilakukan untuk
menilai dan mengelola dampak operasi terhadap masyarakat baik pada saat memulai, saat
beroperasi dan saat mengakhiri.
162
Nature, scope, and effectiveness of any programs and practices that assess and manage the impacts
of operations on communities, including entering, operating, and exiting.
EU22
Sifat dasar, ruang lingkup dan keefektifan setiap program dan praktek yang dilakukan untuk
menilai dan mengelola dampak operasi terhadap masyarakat baik pada saat memulai, saat
beroperasi dan saat mengakhiri.
162
Nature, scope, and effectiveness of any programs and practices that assess and manage the impacts
of operations on communities, including entering, operating, and exiting.
Aspek: Korupsi. Aspect: Corruption
SO2
SO3
Persentase dan jumlah unit usaha yang memiliki risiko terhadap korupsi.
Percentage and total number of business units analyzed for risks related to corruption.
Persentase pegawai yang dilatih dalam kebijakan dan prosedur antikorupsi.
Percentage of employees trained in organization’s anti-corruption policies and procedures.
55
54
PT PLN (Persero)
Laporan KEBERLANJUTAN 2011 SUSTAINABILITY Report
189
INDEKS
INDIKATOR
INDEX
SO4
HAL
INDICATOR
PAGE
Tindakan yang diambil dalam menanggapi kejadian korupsi.
54, 55
Actions taken in response to incidents of corruption.
Aspek: Kebijakan Publik. Aspect : Public Policy
SO5
Kedudukan kebijakan publik dan partisipasi dalam proses melobi dan pembuatan kebijakan
publik.
Public policy positions and participation in public policy development and lobbying.
SO6
Nilai kontribusi finansial dan natura kepada partai politik, politisi, dan institusi terkait
berdasarkan negara di mana perusahaan beroperasi.
Total value of financial and in-kind contributions to political parties, politicians, and related
institutions by country.
55
Aspek: Kelakuan Tidak Bersaing. Aspect: Anti-Competitive Behavior
SO7
Jumlah tindakan hukum terhadap pelanggaran ketentuan antipersaingan, anti-trust, dan
praktek monopoli serta sanksinya.
Total number of legal actions for anticompetitive behavior, anti-trust, and monopoly practices and
their outcomes.
n.a
Aspek: Kepatuhan. Aspect: Compliance
SO8
Nilai uang dari denda signifikan dan jumlah sanksi nonmoneter untuk pelanggaran hukum
dan peraturan yang dilakukan.
Monetary value of significant fines and total number of non-monetary sanctions for noncompliance
with laws and regulations.
76
INDIKATOR KINERJA TANGGUNG JAWAB PRODUK
PRODUCT RESPONSIBILITY PERFORMANCES INDICATORS
Aspek: Access Disclosure Specific for Electricity and Utilities.
Aspect: Access Disclosure Specific for Electricity and Utilities.
EU23
Program-program, termasuk kerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan atau
memelihara akses terhadap listrik dan layanan kepada pelanggan.
Programs, including those in partnership with government, to improve or maintain access to
electricity and customer support services.
Aspek: Pengawasan
ketenagalistrikan.
keterbukaan
tentang
informasi
yang
spesifik
123, 142
mengenai
Aspect: Provision of Information Disclosure Specific for Electricity and Utilities.
EU24
Praktek bimbingan pada para penyandang cacat, bisu, buta huruf dan berpendidikan rendah
lainnya untuk dapat menggunakan listrik dengan aman dan kegiatan pelayanan pelanggan
yang mendukungnya.
83
Practices to address language, cultural, low literacy and disability related barriers to accessing and
safely using electricity and customer support services.
Aspek: Kesehatan dan Keselamatan Pelanggan. Aspect: Customer Health and Safety
PR1
EU25
Tahapan daur hidup di mana dampak produk dan jasa yang menyangkut kesehatan dan
keamanan dinilai untuk penyempurnaan, dan persentase dari kategori produk dan jasa
yang penting yang harus mengikuti prosedur tersebut
Life cycle stages in which health and safety impacts of products and services are assessed for
improvement, and percentage of significant products and services categories subject to such
procedures.
Jumlah korban luka ringan dan berat di kalangan masyarakat akibat kecelakaan yang
melibatkan aset perusahaan, termasuk perkara hukum dalam penyelesaian maupun yang
masih dalam proses.
Number of injuries and fatalities to the public involving company assets, including legal judgments,
settlements and pending legal cases of diseases.
140
n.a
PT PLN (Persero)
referensi silang dengan gri -g3.0- industri listrik dan utilitas lain
Cross References GRI -G3.0 - Electricity Industry and Other Utilities
190
INDEKS
INDIKATOR
INDEX
INDICATOR
HAL
PAGE
Aspek: Akses keterbukaan secara spesifik mengenai ketenagalistrikan
Aspect: Access Disclosure Specific for Electricity and Utilities
EU26
EU27
Persentasi populasi yang belum terlayani di areal distribusi yang dikuasakan.
Percentage of population unserved in licensed distribution or service areas.
Jumlah pemutusan aliran listrik, dirinci berdasarkan keterlambatan pembayaran maupun
oleh peraturan lain yang diberlakukan.
Number of residential disconnections for non-payment, break down by duration of disconnection
and by regulatory regime.
149
144
EU28
Frekuensi pemadaman listrik. Power outage frequency.
155
EU29
Rata-rata lama pemadaman listrik. Average power outage duration.
155
EU30
Rata-rata jumlah pembangkit menurut sumber energi maupun menurut ketentuan lain
yang berlaku.
141, 142
Average plant availability factor by energy source and by regulatory regime.
PR2
Jumlah pelanggaran terhadap peraturan dan etika mengenai dampak kesehatan dan
keselamatan suatu produk dan jasa selama daur hidup, per produk.
Total number of incidents of non-compliance with regulations and voluntary codes concerning
health and safety impacts of products and services during their life cycle, by type of outcomes.
140
Aspek: Pemasangan Label bagi Produk dan Jasa. Aspect : Product and Service Labeling
PR3
PR4
PR5
Jenis informasi produk dan jasa yang dipersyaratkan oleh prosedur dan persentase produk
dan jasa yang signifikan yang terkait dengan informasi yang dipersyaratkan tersebut.
Type of product and service information required by procedures, and percentage of significant
products and services subject to such information requirements.
Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes mengenai penyediaan informasi produk
dan jasa serta pemberian label, per produk.
Total number of incidents of non-compliance with regulations and voluntary codes concerning
product and service information and labeling, by type of outcomes.
Praktek yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan termasuk hasil survei yang mengukur
kepuasaan pelanggan.
Practices related to customer satisfaction, including results of surveys on measuring customer
satisfaction.
140
140, 150
151
Aspek: Komunikasi Pemasaran. Aspect : Marketing Communications.
PR6
Program-program untuk ketaatan pada hukum, standar dan voluntary codes yang terkait
dengan komunikasi pemasaran, termasuk periklanan, promosi, dan sponsorship.
Programs for adherence to laws, standards, and voluntary codes related to marketing
communications, including advertising, promotion, and sponsorship.
150
Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes sukarela mengenai komunikasi
pemasaran termasuk periklanan, promosi, dan sponsorship, menurut produknya.
PR7
Total number of incidents of non-compliance with regulations and voluntary codes concerning
marketing communications, including advertising, promotion, and sponsorship by type of
outcomes.
n.a.
Aspek: Keleluasaan Pribadi (privacy) Pelanggan. Aspect : Customer Privacy
PR8
Jumlah keseluruhan dari pengaduan yang berdasar mengenai pelanggaran keleluasaan
pribadi (privacy) pelanggan dan hilangnya data pelanggan.
Total number of substantiated complaints regarding breaches of customer privacy and losses of
customer data.
150
Aspek: Kepatuhan. Aspect: Compliance
PR9
Nilai moneter dari denda pelanggaran hukum dan peraturan mengenai pengadaan dan
penggunaan produk dan jasa.
Monetary value of significant fines for noncompliance with laws and regulations concerning the
provision and use of products and services.
76, 151
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M I No.135
Kebayoran Baru, Jakarta 12160
Indonesia
T. 62 21 725 0550
F. 62 21 722 2328
www.pln.co.id
Download