Laporan Keberlanjutan Tahun 2012

advertisement
BRIGHT AND CARE
Laporan Keberlanjutan 2012 Sustainability Report
PLN konsisten menjalankan tugas menyediakan
tenaga listrik yang terjangkau bagi seluruh
rakyat Indonesia. Upaya menerangi hingga ke
seluruh pelosok negeri dijalankan selaras
dengan upaya perbaikan kualitas pengelolaan
operasional agar semakin transparan dan
akuntabel melalui peningkatan kualitas
penerapan tata kelola terbaik yang dilakukan
secara berkelanjutan.
PLN juga konsisten dalam upaya menciptakan
keseimbangan kinerja bidang ekonomi, sosial
dan lingkungan sebagai perwujudan falsafah
tripple bottom lines demi mewujudkan
pertumbuhan usaha yang berkelanjutan.
PLN consistently carries out the task of providing electricity at affordable
prices for all Indonesian people. The efforts to provide power for lighting
across the country including remote areas are in accordance with the efforts
to improve operational management so as to be more transparent and
accountable. This is conducted by continuously improving good corporate
governance (GCG) to the maximum.
PLN also consistently seeks to put the economic, social and environmental
performances in balance as a manifestation of the ‘triple bottom lines’
philosophy, in order to make sustainable business growth.
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
1
RINGKASAN PROGRAM
DAN KINERJA UTAMA
D
MAIN PROGRAM AN
LINE
PERFORMANCE OUT
2
BIDANG EKONOMI
ECONOMIC
• Nilai perolehan dan distribusi nilai ekonomi
meningkat
• Meningkatkan perekonomian daerah melalui
perluasan mitra kerja lokal
• Jumlah pelanggan bertambah 10% sehingga
tingkat rasio elektrifikasi menjadi 76%
•
• Bauran energi membaik dengan menurunnya
volume pemakaian BBM
• Kapasitas dan produksi listrik mengalami kenaikan
•
• Susut jaringan menurun
•
Bidang Sosial Kemasyarakatan
Social and Community
• Penyaluran dana kemitraan meningkat, jumlah
mitra binaan bertambah.
• Pengembangan Kemasyarakatan yang mencakup
6 bidang kegiatan utama.
• Peningkatan kualitas program CSR di bidang
pendidikan
• Edukasi pengelolaan sampah menjadi produk
daur ulang dan kompos
• Higher partnership funding distribution, higher
number of foster partners.
• Community Development covering six main
areas of activity.
• To improve quality of CSR programs in
education
• Education of waste recycle into recycled
products and compost
Bidang Lingkungan
Environmental
• Perbaikan kualitas bauran energi
• Peningkatan penggunaan gas alam sebagai
sumber energi ramah lingkungan
• Partisipasi pada gerakan Clean Development
Mechanism (CDM) dan Verified Carbon Standard
(VCS)
• Partisipasi pada upaya penghijauan areal kantor,
DAS dan waduk-waduk
• Program pengurangan kertas dalam aktifitas
kerja (paperless work)
• To improve energy mix quality
• To increase the use of natural gas as an
environmentally friendly energy source
• Participation in the Clean Development
Mechanism (CDM) and theVerified Carbon
Standard (VCS) movements
• Participation in the reforestation program in
office areas, watersheds and reservoirs.
• Paper reduction in work activity (paperless work)
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
•
•
•
To increase the economic value acquisition
and distribution
To improve the local economy through the
addition of local partners
To increase the number of customers by 10%
so as to make the rate of electrification ratio
go up to 76%
To improve energy mix by decreasing the
volume of fuel consumption
To increase the electricity capacity and
production
To lower network losses.
Bidang Tata Kelola
Governance
• Asesmen berkala mengenai kualitas penerapan tata
kelola terbaik
• Kerja sama dengan Transparansi Internasional
Indonesia untuk meningkatkan kualitas tata kelola
• Kerjasama dengan BPK dan KPK untuk
meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan dan
pelaporan transaksi bisnis
• Penindakan tegas setiap pelanggaran kode etik dan
disiplin kepegawaian
• Periodic assessment of the quality of GCG
application.
• Cooperation with Transparency International
Indonesia to improve GCG quality.
• Cooperation with the Supreme Audit Agency (BPK)
and Corruption Eradication Commission (KPK)
to improve the accountability of the business
transaction performance and reporting.
• Declaration of PLN Clean, No Corruption, No
Gratification .
• Implementation and dissemination of
Whistleblowing System at all levels of PLN and
PLN partners.
• Firm penalty against any violations of code of
conduct and personnel disciplinary
Bidang Sumber Daya Manusia
Human Resources
•
•
•
•
Penyempurnaan Talent Management
Peningkatan kompetensi melalui pelatihan
Penyelenggaraan uji kompetensi secara online
Penetapan jenjang karir dan remunerasi berbasis
kompetensi
• Umpan balik pengelolaan kepegawaian melalui
Employee Engagement Survey
•
•
•
•
Tanggung Jawab Konsumen
Consumer Responsibility
• Peningkatan unjuk kerja jaringan dengan
menurunkan SAIDI dan SAIFI
• Kemudahan pembayaran tagihan dan tambah daya
melalui penerapan AP2T (Aplikasi Pengelolaan
Pelanggan Terpusat) dan P2APST(Pengelolaan dan
Pengawasan Arus Pendapatan Secara Terpusat)
• Peningkatan mutu layanan dengan penerapan
aplikasi permintaan sambungan on-line dan melalui
layanan PLN-123
• Improved network performance by reducing SAIDI
and SAIFI.
• Ease of payment of bills and power capacity
upgrade through the application AP2T (Central
Application of Management and Customer Service)
and P2APST (Centralized Management and
Supervision of Revenue Flow).
• Improved quality of service by applying connection
requests through on-line and PLN-123 call center.
• Deklarasi PLN Bersih, Bebas Korupsi dan Gratifikasi
• Penerapan dan sosialisasi Whistleblowing System di
seluruh jajaran PLN dan mitra kerja PLN
Perfecting the Talent Management
Increasing competency through training
Implementation of online competency test
Establishment of career paths and competencybased remuneration
• Feedback on personnel management through the
Employee Engagement Survey
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
3
DAFTAR ISI
Table of Contents
06
Tentang Laporan Keberlanjutan PT
PLN (Persero)
Sustainability Report of PT PLN
(Persero)
07
Periode Laporan Reporting Period
07
Proses Penetapan Isi Laporan
Setting the Report Content
08
Batasan Laporan dan Teknik Pengukuran Data
Report Limitation and Data Measurement
Techniques
08
08
09
10
Perubahan dengan Laporan Tahun
Sebelumnya
Changes from the Previous Sustainability
Report
Indeks GRI dan Assurance
GRI Index and Assurance
28
Grup Usaha PLN PLN Business Group
31
Bidang Usaha Line of Business
34
Peta Operasional Perusahaan
Map of Company’s Operational Regions
36
Struktur Organisasi Organization Structure
37
Peristiwa Penting Significant Events
43
Penghargaan dan Sertifikasi
Awards & Certifications
46
48
Alamat Kontak Contact Details
Sambutan Direktur Utama
Message from President Director
Mendorong Pertumbuhan
Ekonomi
Driving Economic Growth
Meningkatkan Peran Katalis Pertumbuhan
Perekonomian Nasional
Improving the Catalyst Role for National
Economic Growth
48
Rencana Jangka Panjang
Long Term Plans
51
Kinerja Perusahaan
Company’s Performance
62
Pengendalian Mutu Quality Control
63
Layanan Pelanggan Customer Service
65
Survei Kepuasan Pelanggan
Customer Satisfaction Survey
69
Pemasaran dan Promosi
Marketing and Promotion
70
Implikasi Keuangan Terhadap Perubahan Iklim
Financial Implications of Climate Change
72
Tata Kelola Keberlanjutan
Sustainability Governance
74
Pedoman, Struktur Dan Mekanisme Tata Kelola
GCG Guidelines, Structure and Mechanism
75
Rapat Umum Pemegang Saham
General Meeting of Shareholders
76
Dewan Komisaris dan Direksi
The Board of Commissioners and The Board
of Directors
78
Remunerasi Komisaris dan Direksi
Remuneration of the BOC and BOD
78
Komite Dewan Komisaris
Committees under the Board of
Commissioners
79
Komite Direksi
Board of Directors’ Committee
20
Profil PLN
PLN’s Profile
54
Kontribusi Pada Negara
Contribution to the Nation
22
Sekilas PLN PLN in Brief
55
24
Saham Perseroan Company Shares
Mendorong Pertumbuhan Perkonomian
Daerah
Promoting Regional Economic Growth
79
23
Skala Ekonomi Economic Scale
55
Kebijakan Pokok Tata Kelola
Corporate Basic Governance Policies
23
Tonggak Sejarah Milestones
Hubungan dengan Mitra Kerja
Relations with Business Partners
84
Kode Etik Berperilaku Code of Conduct
56
Produk dan Jasa Products and Services
84
Budaya Perusahaan Corporate Culture
57
Kapasitas dan Komposisi Pembangkit
Power Plant Capacity and Composition
84
Sosialisasi dan Upaya Pencapaian Visi dan
Misi Perseroan
Dissemination and achievements of the
Company’s Vision and Mission
58
Produksi Tenaga Listrik dan Bauran Energi
Electrical Power Production and Energy Mix
Manajemen Pelibatan Pemangku
Kepentingan
Stakeholder Engagement Management
93
61
Manajemen Produk Product Management
Perkara Hukum Yang Dihadapi
Litigation
Inisiatif Strategis Strategic Initiatives
62
Demand Side Management (DSM)
62
Supply Side Management (SSM)
26
28
28
Visi, Misi, Moto Dan Nilai Luhur Perusahaan
The Company’s Vision, Mission, Motto, and
Corporate Core Values
Halaman Pa
72
ge
tan
Keberlanju
Tata Kelola vernance
Sustainable
Go
10
ge
ma
Direktur Uta
ta
Sambu n the President Director
om
Halaman Pa
Message fr
Halaman
1
40
Partisipa
s
i
p
a
da
Pelestar
ian Lingk
Participa
ungan
ti
Page
o
Preserva n In Environmenta
tion
l
94
Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Human Resources Management
96
Kesetaraan Dalam Pengelolaan Sumber
Daya Manusia
Equality in Human Resources Management
97
Hubungan Dengan Pegawai
Employee Relations
98
Kepatuhan Pada Peraturan Perundangan
Bidang Kepegawaian
Compliance with Labor Laws and
Regulations
102
105
Demografi dan Jumlah Pegawai
Demographics and Worker Numbers
Sistem Pengelolaan SDM
Human Resources Management System
108
Paket Kesejahteraan Welfare Package
111
Peningkatan Budaya Unggul
Enhancement of Excellence Culture
112 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Occupational Safety and Health
115
Komite Keselamatan Ketenagalistrikan
Electrical Power Safety Committee
116
Kegiatan Utama di Tahun 2012
Major Activities in 2012
118
Statistik Kinerja K-3 Tahun 2012
K3 Performance Statistics 2012
120
Kesehatan Kerja Occupational Health
120
Penghargaan Awards
122 Program Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan
Corporate Social Responsibility
Program
140 Partisipasi Pada Pelestarian
Lingkungan
Participation on Environmental
Protection
124
Maksud dan Tujuan Purpose and Objectives
143
124
Struktur Organisasi Pelaksana
Executive Board Organizational Structure
Kebijakan Lingkungan
Environmental Policy
143
126
Visi dan Misi Vision and Mission
Pengelolaan Lingkungan Sekitar Instalasi
Management of Installation Environment
148
126
Dasar Hukum Pelaksanaan
Legal Foundation Of Csr Program
Implementation
Pemakaian Bahan Materials Usage
152
Penggunaan Energi Energy Usage
155
Pengendalian Emisi Emission Control
158
Pengelolaan dan Pengolahan Limbah Waste Management and Processing
157
Partisipasi Pada Upaya Mitigasi Gas
Rumah Kaca
Participation in Greenhouse Gas Mitigation
Efforts
161
Biaya dan Penghargaan untuk Pengelolaan
dan Pelestarian Lingkungan
Cost and Award for Environmental
Management and Preservation
127
127
Program dan Pelaksanaan Program
Programs and their Implementation
Program Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan (CSR)
Corporate Social Responsibility Program
129
Program Pengembangan Masyarakat
Community Development Program
129
Program Kemitraan (PK)
Partnership Program
132
Program Bina Lingkungan
Environmental Development Program
136
Kisah Sukses Program Bina Lingkungan
Success Story of Environmental
Development Program
162 Indeks GRI 3.1-EUSS
GRI 3.1-EUSS Index
N
TENTANG LAPORA
KEBERLANJUTAN
PT PLN (PERSERO)
PORT OF
SUSTAINABILITY RE
PT PLN (Persero)
6
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
TENTANG LAPORAN KEBERLANJUTAN PT PLN (PERSERO)
ABOUT PT PLN (PERSERO) SUSTAINABILITY REPORT
Laporan Keberlanjutan PT PLN (Persero ) Tahun 2012 (“Laporan”
atau “Kami”) ini disampaikan untuk menunjukkan kepada para
pemangku kepentingan kinerja keberlanjutan PLN dalam bidang
ekonomi, lingkungan, dan sosial selama tahun 2012. Sebagian
materi Laporan ini telah kami sajikan dalam Laporan Tahunan
PLN Tahun 2012, dan oleh karenanya merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari Laporan Tahunan dimaksud. Sebelumnya,
laporan ini juga pernah dibuat terpisah pada tahun 2008, 2010
dan 2011. (3.2)
The 2012 Sustainability Report of PT Perusahaan Listrik Negara
– hereinafter referred to as PLN or “the Company” – is presented
to show to the stakeholders the Company’s efforts in carrying
out its economic activities, social responsibility program, and
sustainable environmental preservation. Some of the contents
of this report have been presented in the PLN’s 2012 Annual
Report and is thus an inseparable part of the said report. This
type of report has been previously made separately in 2008,
2010 and 2011. (3.2)
Laporan ini merupakan laporan tahun ke-empat, sejak laporan
pertama disampaikan pada tahun 2008. Laporan ini disusun
antara lain untuk memenuhi ketentuan Pasal 66 ayat 2c, UndangUndang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang
mewajibkan penyampaian laporan kegiatan Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan (“TJSL”) dalam Laporan Tahunan.
This is the fourth year of the report since the first one delivered
in 2008. This report is prepared, among others, to comply with
the provision of Article 66 paragraph 2c, Law Number 40 of 2007
on Limited Liability Companies, which requires the submission of
report on the Corporate Social and Environmental Responsibility
activities in the Annual Report.
TJSL menurut Pasal 1 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 adalah
“komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan
ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan
dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri,
komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya”.
Pursuant to Article 1 of Law No. 40 of 2007, corporate social and
environmental responsibility is “the commitment of the company
to participate in sustainable economic development to improve
the quality of life and environmental which benefits either the
Company itself, the local community, or the society at large”.
Dalam menyusun Laporan ini, kami menggunakan kerangka
pelaporan keberlanjutan yang dikeluarkan oleh Global Reporting
Initiative (“GRI”) lengkap dengan suplemen industri kelistrikan
yang telah diakui dan diterima luas secara internasional.
Kerangka pelaporan ini lebih dikenal dengan sebutan “Pedoman
Penyusunan Laporan Keberlanjutan GRI versi 3.1 & Electric
Utilities Sector Supplement (GRI G3.1-EUSS) Final Version”. Pada
tahun sebelumnya, kami menggunakan kerangka GRI G3.0-EUSS
Final Version.
In compiling this report, we used sustainability reporting
framework issued by the Global Reporting Initiative (“GRI”)
including the supplement electricity industry that has been
recognized and accepted internationally. Reporting framework
is better known as the “GRI Sustainability Reporting Guidelines
version 3.1 and Electric Utilities Sector Supplement (GRI G3.1EUSS) Final Version”. In the previous year, we utilized the
framework of GRI G3.0-EUSS Final Version.
Periode Laporan (3.1, 3.2, 3.3)
Reporting Period
Periode laporan ini adalah 1 Januari – 31 Desember 2012.
Penerbitan Laporan sebelumnya, Laporan Keberlanjutan Tahun
2011, diterbitkan pada bulan Juni 2012. Penerbitan Laporan
Keberlanjutan dilakukan setiap tahun, untuk memberikan
gambaran yang jelas serta untuk menilai kinerja manajemen
dalam bidang ekonomi, lingkungan dan sosial sebagai informasi
tambahan terhadap kinerja finansial yang disampaikan dalam
Laporan Keuangan Tahunan.
The reporting period is January 1 to December 31, 2012. The
previous report, 2011 Sustainability Report, was published in
June 2012. Sustainability Report is published annually to give a
clear picture as well as to assess the performance of management
in the field of economic, environmental and social as well as to
function as additional information to the financial performance
presented in the Annual Financial Statements.
Proses Penetapan Isi Laporan
Setting the Report Content
(3.5)
Dalam menetapkan topik dan isi Laporan, kami menggunakan
prinsip materialitas sebagai pertimbangan utama. Materialitas
dalam hal ini diartikan sebagai isu-isu yang relevan dengan
bidang usaha PLN dan berpengaruh signifikan serta berdampak
luas bagi pemangku kepentingan dalam pengambilan
keputusan.
(3.1, 3.2, 3.3)
(3.5)
In setting the topic and content of the Report, we refer to the
principle of materiality as the primary consideration. Materiality
in this case is defined as issues relevant to the PLN’s business
lines and have significant and broad influence of such materials
on stakeholders in decision-making.
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
7
Batasan Laporan dan Teknik
Pengukuran Data (3.6-3.9)
Report Limitation and Data
Measurement Techniques (3.6-3.9)
Data kuantitatif mengenai kinerja keberlanjutan atau TJSL dalam
Laporan ini mencakup data PLN sebagai perusahaan induk,
tidak termasuk data keberlanjutan yang dikelola oleh masingmasing entitas anak. Sedangkan data finansial, seperti nilai-nilai
ekonomi yang diterima dan didistribusikan (EC1) merupakan
data konsolidasian dengan entitas-entitas anak berdasarkan
standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia.
Quantitative data regarding the performance of sustainability
in this report include the data of PLN as the parent company,
and exclude the sustainability data managed by each of its
subsidiaries. While for financial data, such as economic values
generated and distributed (EC1) are consolidated data with
subsidiaries in accordance with applicable financial accounting
standards in Indonesia.
Untuk pengukuran data finansial, kami menggunakan
teknik berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(“PSAK”) Indonesia, sedangkan untuk data keberlanjutan, kami
menggunakan teknik pengukuran data yang berlaku secara
internasional. Data kuantitatif dalam Laporan , disajikan dengan
menggunakan prinsip daya banding (comparability) minimal
dalam dua tahun berturut-turut, sehingga pengguna Laporan
dapat melakukan analisa tren. Informasi dan data yang disajikan
mencakup data keuangan konsolidasi Perseroan dengan anak
perusahaan yang dicatat berdasarkan metode ekuitas. (3.10)
The financial data are measured using a technique based on
Statement of Financial Accounting Standards (“PSAK”) Indonesia,
while for sustainability data, we use data measurement techniques
that apply internationally. Quantitative data in the report are
presented referring to comparability principle of at least two
years in a row, so that users can analyze the trend. Information
and data presented in this report include consolidated financial
data of the Company with its subsidiaries recorded under the
equity method. (3.10)
Perubahan dengan Laporan Tahun
Sebelumnya (3.10, 3.11)
Changes from the Previous
Sustainability Report (3.10, 3.11)
Selama periode pelaporan tidak terdapat perubahan yang
fundamental terhadap struktur bisnis PLN. Perubahan
fundamental yang dimaksudkan adalah terjadinya perubahan
struktur usaha karena aksi-aksi korporasi seperti: akuisisi,
merger, restrukturisasi perusahaan dan downsizing. Begitu pula
tidak terdapat perubahan signifikan dengan Laporan tahun
sebelumnya dalam hal batasan, ruang lingkup dan teknik
pengukuran. Seluruh data yang tertulis dalam Laporan tahun
sebelumnya tidak mengalami pernyataan ulang, sedangkan
khusus untuk laporan keuangan, terjadi reklasifikasi atas
beberapa posisi akun sesuai dengan ketentuan PSAK terbaru.
During the reporting period there were no fundamental
changes to the business structure of PLN. The fundamental
change referred to above is the change in business structure
due to corporate actions such as acquisitions, mergers,
corporate restructuring and downsizing. Neither were there
any significant changes to the previous year’s report in terms
of limitation, the scope and measurement techniques. This
year’s report does not contain any recycled data from previous
years, while regarding financial reporting, there has been
reclassification of some account positions in compliance with
the most recent PSAK provisions.
Indeks GRI dan Assurance
GRI Index and Assurance
(3.12, 3.13)
Kami mencantumkan indeks GRI dalam tanda kurung dengan
warna merah pada setiap halaman yang relevan untuk
memudahkan pengguna Laporan dalam melihat indikator GRI,
sedangkan daftar indeks GRI secara keseluruhan dapat dilihat
pada halaman 162 Laporan ini.
8
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
(3.12, 3.13)
We include the GRI index in brackets in red on each relevant
page to allow users to view the GRI indicators, while in overall
the GRI index list can be found on page 162 in this report.
TENTANG LAPORAN KEBERLANJUTAN PT PLN (PERSERO)
ABOUT PT PLN (PERSERO) SUSTAINABILITY REPORT
Indikator GRI G3.1 yang diungkapkan dalam Laporan ini
merupakan isu-isu yang dianggap material dan relevan dengan
bidang usaha PLN. Sebagian indikator GRI G3.1 yang tidak
diungkapkan dalam laporan ini disebabkan oleh sifatnya yang
tidak material atau tidak relevan dengan bisnis PLN, dan belum
tersedianya sistem kompilasi data.
The GRI G3.1 indicators expressed in this report are issues that
are considered material and relevant to PLN’s business line.
Some GRI G3.1 indicators are not disclosed in this report due to
the nature of which is not material or relevant to the business
PLN, and the unavailability of data compilation system.
Manajemen berupaya menyampaikan data tersebut pada Laporan
tahun yang akan datang sesuai dengan penyempurnaan sistem
dan prosedur akuntansi keberlanjutan yang tengah dilakukan.
The Management seeks to deliver the data in the coming
reports in accordance with the improvement of systems and
sustainability accounting procedures being performed.
Seperti laporan tahun sebelumnya, maka pada periode
laporan tahun 2012 fokus uraian tertuju pada beberapa
topik utama berdasarkan prinsip material dan relevansinya
dengan keberlanjutan Perseroan, yaitu mencakup tata kelola,
pelaksanaan program tanggung jawab sosial, pengelolaan
SDM, keselamatan dan kesehatan kerja, kinerja ekonomi dan
pengelolaan lingkungan. (3.5) Pada penyampaian Laporan
tahun 2012, Perseroan belum menggunakan jasa penjamin
(assurance), namun pada tahun mendatang diharapkan
Perseroan menggunakan jasa penjamin yang kredibel dari pihak
eksternal. (3.13)
As in the previous reports, the main focus is on several main
topics based on the material principle and its relevance to the
Company’s sustainability, namely governance, corporate social
responsibility, human resources management, Occupational
Environment, Safety and Health, economic performance and
environmental management. (3.5) The Company has not utilized
an assurance service, however the Company plans to use an
assurance service supplied by a credible external party in the
years to come. (3.13)
Dari keseluruhan uraian dan data kompilasi ketaatan yang
dilakukan, Perseroan berpendapat bahwa berdasarkan penilaian
sendiri, level aplikasi standar GRI pada laporan ini memenuhi
kriteria peringkat “B”.
Based on all of the descriptions and compliant data compilation
carried out, the Company is of the opinion, based on its own
judgement, that this report meets the criteria for the “B” rating.
mentar atas
aan, masukan atau ko
ny
rta
pe
n,
aa
int
rm
pe
Untuk
hubungi (3.4):
laporan ini, dapat meng
report, please
ut or comments on this
inp
s,
irie
qu
en
st,
ue
req
For
contact (3.4):
ARY
AN CORPORATE SECRET
SEKRETARIS PERUSAHA
estor Relations
Hubungan Investor Inv
PT PLN (Persero)
.135
Jl. Trunojoyo Blok M-I No
12160, Indonesia
a
art
Kebayoran Baru, Jak
50550, 7261122
Tel.+62 21 7251234, 72
Fax.+62 21 7221330
ww w.pln.co.id
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
9
SAMBUTAN
DIREKTUR
UTAMA
Message from President Director
ntingan melalui upaya
pe
ke
u
gk
an
m
pe
n
pa
Memenuhi hara
ketenagalistrikan yang
an
un
ng
ba
m
pe
n
da
depankan proses
pengembangan
ge
en
m
an
ng
de
ri
ge
ne
ilayah
tata
menjangkau seluruh w
akuntabel sesuai kaidah
n
da
an
ar
sp
an
tr
in
ak
nkan kinerja yang
bisnis yang sem
pa
de
ge
en
m
ad
ek
rt
be
PLN
kelola terbaik. Selain itu
gan demi menjaga
un
gk
lin
n
da
l
sia
so
i,
ekonom
n.
berimbang dari aspek
aha yang berkelanjuta
us
n
ha
bu
um
rt
pe
n
ka
dan meningkat
nt and construction
through the developme
rs
lde
ho
ke
sta
of
ns
tio
nsparent and
Meeting the expecta
try, prioritizing more tra
un
co
e
th
s
ros
ac
ch
rea
ce. In
of electrical power that
best corporate governan
th
wi
ce
an
rd
co
ac
in
s
se
omic,
oces
rformance from the econ
accountable business pr
pe
d
ce
lan
ba
ize
as
ph
ned to em
hen sustainable
addition, PLN is determi
to maintain and strengt
er
ord
in
cts
pe
as
al
nt
social and environme
business growth.
10
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
SAMBUTAN DIREKTUR UTAMA
MESSAGE FROM PRESIDENT DIRECTOR
NUR PAMUDJI
11
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
11
12
Para Pemangku Kepentingan yang terhormat,
Dear Stakeholders,
Kembali kami menyajikan Laporan Keberlanjutan yang terpisah dari
Laporan Tahunan untuk melaporkan kinerja PLN dalam mendukung
upaya menjaga keberlanjutan bumi beserta isinya di tahun 2012.
Pada tahun pelaporan 2012, kami membuat Laporan Keberlanjutan
dengan mengacu pada sistim pelaporan berstandar internasional
yakni Sustainability Reporting Guidelines & Electric Utilities Sector
Supplement RG Version 3.1/EUSS Final Version.
Once again we present the Sustainability Report which is separated
from the Annual Report, to report on the performance of PLN in
supporting the efforts to maintain the sustainability of the earth
and its resources, conducted in 2012. In preparing the sustainability
report of 2012, we refer to the international standard of reporting
system, namely Sustainability Reporting Guidelines & Electric Utilities
Sector Supplement 3.1/EUSS RG Version Final Version.
Melalui laporan ini kami ingin memberikan gambaran
kesungguhan komitmen Perseroan dalam berpartisipasi pada
upaya mengatasi dampak pemanasan global yang semakin
mempengaruhi kehidupan sosial kemasyarakatan di seluruh
dunia melalui berbagai upaya nyata yang direalisasikan sepanjang
tahun pelaporan.
In this report, we would like to provide an overview of the Company’s
true commitment to participating in efforts to mitigate the effects of
global warming that are increasingly affecting the social life around
the world through making real efforts during the reported year.
Bidang usaha kami adalah BUMN yang memiliki tugas khusus
menyediakan dan mendistribusikan tenaga listrik kepada seluruh
lapisan masyarakat dengan harga yang terjangkau. Adapun kegiatan
operasional kami meliputi pembangunan dan pengoperasioan
pembangkit, serta pembangunan dan pengoperasian jaringan
transmisi dan distribusi tenaga listrik dari stasiun pembangkit ke
instalasi di tempat pelanggan.
Our business line as a State-Owned Enterprise is specifically to
provide and distribute electricity to all walks of like at affordable
prices. Our operations include the construction and operation of
power plant, and the construction and operation of transmission and
distribution of electrical power from power stations to installations at
the customer premises.
Untuk membangkitkan tenaga listrik, kami menggunakan
pembangkit sesuai sumber energi yang digunakan, yakni PLTA
(Pusat Listrik Tenaga Air), PLTD (Pusat Listrik Tenaga Diesel), PLTU
(Pusat Listrik Tenaga Uap), PLTG (Pusat Listrik Tenaga Gas), PLTGU
(Pusat Listrik Tenaga Gas Uap), PLTP (Pusat Listrik Tenaga Panas
Bumi). Pada areal terbatas, kami juga menggunakan pembangkit
listrik dengan sumber energi yang berasal dari dari tenaga
matahari dan angin. Penggunaan sumber energi fosil tidak
terbarukan, yakni gas alam, BBM dan batubara membuat bidang
ketenaga listrikan yang dijalankan menjadi salah satu kontributor
utama emisi gas CO2, atau Gas Rumah Kaca (GRK), selain kegiatan
transportasi dan industri.
To generate electricity, we utilize plants which are fired according to
the energy sources, namely hydropower (Hydro Power Plant), diesel
(Diesel Power Plant), steam (Steam Power Plant), gas (Gas Power
Plant), steam gas (Combined Cycle Power Plant), and geothermal
(Geothermal Power Plant). In certain areas, we also use the energy
source of solar and wind power. In addition to transportation and
industrial activities, the use of non-renewable fossil energy sources,
namely natural gas, fuel oil and coal, makes the electrical power
business line one of the major contributors of CO2, or greenhouse
gases (GHG) emissions.
Dengan semakin intensifnya gejala cuaca ekstrem telah menggugah
masyarakat dunia untuk bersama-sama mengurangi besaran
emisi GRK demi keselamatan bumi beserta seluruh isinya untuk
kebaikan generasi mendatang. PLN menyadari sepenuhnya kondisi
tersebut, dan bertekad untuk berpartisipasi secara aktif mengurangi
emisi GRK, melalui pelaksanaan berbagai inisiatif strategis yang
memberi dampak nyata pada upaya bersama masyarakat dunia.
Sebagai perusahaan yang menyediakan layanan tenaga listrik bagi
masyarakat, PLN menyadari sepenuhnya bahwa keberlanjutan
usahanya bergantung pada tiga pilar utama yaitu : kinerja ekonomi,
kinerja lingkungan dan kinerja sosial.
The more extreme weather changes have stirred the international
community to work together to reduce the amount of GHG emissions
to save the earth and all its resources for the interest of future
generations. PLN is fully aware of the condition, and determined
to actively participate in reducing GHG emissions, through the
implementation of strategic initiatives that shall bring real impact on
the joint efforts of the international community. As a company that
provides electricity to the public, PLN is fully aware that its business
sustainability relies on three main pillars: economic performance,
environmental performance and social performance.
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
SAMBUTAN DIREKTUR UTAMA
MESSAGE FROM PRESIDENT DIRECTOR
PELUANG DAN TANTANGAN PEMENUHAN
LISTRIK DI INDONESIA (1.1, 1.2)
CHALLENGES AND OPPORTUNITIES OF
POWER PROVISION IN INDONESIA (1.1, 1.2)
Kondisi ketenagalistrikan di Indonesia saat ini terus tumbuh pesat
seiring dengan pertumbuhan permintaan tenaga listrik dan sejalan
dengan pembangunan infrastruktur yang tengah dipacu Pemerintah
untuk mendukung pertumbuhan perekonomian nasional. Dengan
rasio elektrifikasi yang relatif lebih rendah dari negara kawasan, PLN
menghadapi peluang pengembangan usaha sekaligus tantangan
untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional. Kami berupaya keras
untuk meningkatkan kinerja ekonomi agar mampu merespon
kebutuhan tersebut dengan membangun pembangkit listrik baru
sesuai perkembangan.
Condition of Indonesia is that electricity continues to grow rapidly
along with the growth in electricity demands and infrastructure
development, which the central government supports to drive
the growth of national economy. With the electrification ratio
relatively lower than countries in the region, PLN is facing business
development opportunities as well as challenges to meet national
electricity needs. We strive to improve the economic performance to
be able to respond to these needs by building new power plants in
accordance with the condition.
Melalui kinerja ekonomi yang baik, kami mampu mendistribusikan
perolehan nilai ekonomi kepada seluruh pemangku kepentingan,
terutama kepada pemasok, kontraktor, penyandang dana,
karyawan dan pemerintah. Pada akhirnya distribusi nilai ekonomi
terbesar kami tujukan untuk pelanggan melalui pembangunan
unit-unit pembangkit baru untuk menjamin kontinuitas pasokan
listrik pada pelanggan.
With good economic performance, we were able to distribute the
economic value acquired to all stakeholders, especially suppliers,
contractors, fund providers, the government and employees.
Eventually, we distribute the greatest economic value to our
customers through the development of new power plants to ensure
continuity of electricity supply to customers.
Tahun 2012, perolehan nilai ekonomi PLN meningkat 9,7%
menjadi sebesar Rp228,8 triliun, dari Rp208,6 triliun di tahun 2011.
Peningkatan diperoleh dari naiknya pendapatan sebesar 11,8% dari
tahun sebelumnya sebagai hasil dari penambahan jumlah pelanggan
dan migrasi kelompok pelanggan di segmen pelanggan rumah
tangga, sehingga rata-rata harga jual listrik meningkat, sekalipun
tidak ada kebijakan kenaikan tarif dasar listrik.
In 2012, the acquisition of the economic value of PLN increased by
9.7 percent to Rp228.8 trillion, from Rp208.6 trillion in 2011. This was
derived from revenue which rose 11.8 percent from the previous
year as a result of increasing in the number of customers and the
migration of residential customer group. Thus the average selling
price of electricity increased, notwithstanding there was no policy of
electricity tariff hike.
Mayoritas nilai perolehan tersebut kemudian kami distribusikan
kembali kepada pemasok dan mitra kerja utama, dalam bentuk biaya
operasional dengan porsi sampai sebesar 81,29%. Sisanya kami
distribusikan kepada penyandang dana dan kepada para karyawan.
Total nilai perolehan yang didistribusikan kepada para pemangku
kepentingan di tahun 2012 mencapai Rp232,1 triliun, lebih besar dari
perolehan nilai ekonomi PLN.
We subsequently distribute the majority of our acquired values
back to suppliers and key partners, in the form of operational costs
with a portion of up to 81.29%. We distribute the remainder to the
fund providers and the employees. The total of the acquired values
distributed to stakeholders in 2012 reached Rp232.1 trillion, higher
than the acquisition of PLN’s economic value.
Dengan memperhatikan proyeksi kebutuhan listrik yang
terus meningkat di tahun mendatang, maka PLN akan sangat
bergantung pada dukungan dana dari para penyandang dana
dalam memenuhi biaya investasi pembangunan pembangkit
termasuk sistem transmisi dan distribusi. Agar memperoleh cukup
dana untuk investasi di masa mendatang, salah satu jalan yang
ditempuh PLN adalan berupaya mengendalikan dan menekan
biaya operasional.
Taking into account the projected demands for electricity that
would continue to increase in the coming years, PLN would
rely much on financial support from fund providers to meet the
investment cost of the power plant development including for
transmission and distribution systems. To obtain sufficient funds for
future investments, one of the ways PLN takes is seeking to control
and reduce operating costs.
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
13
14
Salah satu cara yang telah dijalankan dengan konsisten adalah
dengan meningkatkan efiesiensi operasional pembangkitan
dengan tujuan meningkatkan unjuk kerja stasiun pembangkit,
sehingga penggunaan bahan bakar sebagai energi pembangkit
optimal. Cara lain yang ditempuh adalah dengan memperbaiki
kualitas bauran energi, sehingga komposisi pemakaian BBM yang
mahal, semakin dikurangi.
The measure that has been consistently run is improving generation
operational efficiency with the aim of improving the performance of
the power generating station, so that the use of fuels for plants is
optimum. Another measure is improving the quality of the energy
mix, so that the use of costly fuel in energy composition can be
further reduced.
PLN juga berupaya meningkatkan efisiensi operasional khususnya
dengan cara memperbaiki kualitas jaringan distribusi, sehingga
susut jaringan secara keseluruhan terus menurun. Keseluruhan
upaya tersebut ditargetkan untuk membuat beban operasional
terkendali, sehingga PLN mampu mencetak laba operasional yang
semakin besar dan mampu menyisihkan dana yang lebih besar
untuk kepentingan investasi.
PLN is also working to improve operational efficiency in particular by
improving the quality of the distribution network, so that the overall
network losses continued to decline. In overall the efforts are aimed
to put the operational expenses under control, so that PLN is able
to make greater operational profit and to set aside more funds for
investment purposes.
Oleh karena besarnya kebutuhan biaya pembangunan listrik , PLN
membuka kesempatan dengan berbagai pihak untuk membangun
pembangit listrik baik dalam konteks kerjasama maupun secara
mandiri. Keseluruhan upaya tersebut dilaksanakan untuk mendukung
pertumbuhan kegiatan ekonomi nasional.
Due to the large fund needs for the cost of electricity development,
PLN opens opportunities to a variety of parties to build power
station under partnership schemes as well as independently. In
overall the efforts undertaken are aimed to support the growth of
the national economy.
MENINGKATKAN TARAF KEHIDUPAN
MASYARAKAT
IMPROVING PEOPLE’S WELFARE
Ada dua cara yang ditempuh PLN untuk meningkatkan taraf
kehidupan masyarakat. Pertama merealisasikan berbagai program
peningkatan kehidupan masyarakat secara langsung melalui
pelaksanaan program Tanggung Jawab Sosial (Corporate Sosial
Responsibilities/CSR) dan Program Pengembangan Masyarakat dalam
bentuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Kedua,
melalui peningkatan kerjasama dengan mitra lokal untuk memasok
kebutuhan operasional Perusahaan.
PLN has two schemes to improve people’s lives. First, the realization
of various programs that directly improve people’s lives through by
applying the Corporate Social Responsibilities (CSR) programs and
the Community Development Program in the form of the Partnership
Program and Community Empowerment Program (collectively
named PKBL). Second, increasing cooperation with local partners to
supply the needs of the Company’s operations.
Pada cara pertama, PLN merealisasikan berbagai program bantuan
fisik, program pelatihan maupun finansial untuk menumbuh
kembangkan kemampuan perekonomian masyarakat sekitar
kegiatan operasional, terutama pada sistem pembangkitan
maupun jalur-jalur transmisi tegangan ekstra tinggi di daerah
marginal yang masih tertinggal. Program tersebut dilaksanakan
secara mandiri maupun dalam bentuk kerjasama dengan lembaga
yang kompeten di bidangnya. Selain itu melalui program CSR, PLN
juga berupaya meningkatkan akses kemandirian dalam berbagai
aspek kesejahteraan baik secara ekonomi, kesepahaman perihal
pembangunan berkelanjutan, kehidupan kemasyarakatan, maupun
hal lainnya secara lebih luas. Program yang dijalankan dikenal dengan
sebutan community relation, community services dan community
empowering. Untuk kegiatan PKBL ini, PLN menyisihkan anggaran
sebesar Rp128,1 miliar, terdiri atas Program Kemitraan sebesar Rp52,8
In connection to the first scheme, PLN realizes various physical
assistance programs, financial as well as training programs to
cultivate the ability of the economy of communities living near the
operations, particularly in the generation system and extra-high
voltage transmission lines in marginal or underdeveloped areas. The
programs are implemented independently or in cooperation with
competent institutions in the respective field. In addition, through its
CSR program, PLN is also working to improve access to independence
in many aspects both economic prosperity, understanding about
sustainable development, social life, and other things in broader
sense. The programs are called community relations, community
services and community empowering. PLN allocates a budget for
these activities of Rp128.1 billion, consisting of Partnership Program
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
SAMBUTAN DIREKTUR UTAMA
MESSAGE FROM PRESIDENT DIRECTOR
miliar, Bina Lingkungan sebesar Rp34,4 miliar dan BUMN Peduli
Rp40,9 miliar. Sementara untuk program CSR, PLN menyalurkan dana
sebesar Rp16,8 miliar.
amounting to Rp52.8 billion; Community Development, Rp34.4
billion and SOE Care, Rp40.9 billion. As for the CSR program, PLN
distributed funds amounting to Rp16.8 billion.
Pada cara kedua, PLN berupaya meningkatkan kehidupan
perekonomian setempat dengan menjalin kerjasama erat dengan
pemasok lokal di area sekitar operasional sebagai mitra kerja
potensial. Dengan melibatan pemasok lokal , maka kegiatan ekonomi
setempat diharapkan semakin berkembang.
With regard to the second scheme, PLN endeavors to improve
the economic lives of local community by working closely with
local suppliers surrounding the operations area as potential
partners. By involving local suppliers, the local economic activity
is expected to grow.
Selain melalui cara-cara yang telah disebutkan di atas, PLN berperan
besar bagi upaya meningkatkan taraf kehidupan masyarakat melalui
perluasan jaringan listrik hingga ke seluruh pelosok negeri. Jaringan
listrik yang terjamin hingga ke pelosok negeri membuat aktifitas
masyarakat tidak lagi terkendala oleh keterbatasan penerangan saat
malam hari, sehingga kegiatan perekonomian dapat berlangsung
lebih baik.
Apart from the schemes mentioned above, PLN plays a major role
in improving the people’s lives through the power grid expansion
through to across the country. Guaranteed electrical network all
across the country frees the people’s activities from impediments of
night lighting, so economic activity can be performed better.
PERBAIKAN KUALITAS BAURAN ENERGI,
SEBAGAI RESPON TERHADAP PERUBAHAN
IKLIM
ENERGY MIX OF QUALITY IMPROVEMENT AS
A RESPONSE TO CLIMATE CHANGE
Pada aspek lingkungan, PLN berpartisipasi pada upaya mengurangi
dampak lingkungan dari kegiatan usahanya melalui dua pendekatan,
yaitu (i) melalui perbaikan operasional yang menjadi sumber dampak
lingkungan; (ii) melalui upaya non-operasional yang memberi
dampak positif terhadap perbaikan kualitas lingkungan.
From environmental aspect, PLN participates in efforts to reduce
the environmental impacts caused by its business activities in
two approaches, namely (i) improvement of operations that cause
environmental impact, (ii) non-operational efforts which have
positive impact on environmental quality.
Untuk perbaikan operasional, PLN telah melaksanakan beberapa
inisisatif strategis yakni mencakup perbaikan unjuk kerja pembangkit,
peningkatan kualitas bauran energi dan penurunan susut jaringan.
Perbaikan dan peningkatan unjuk kerja pembangkit membuat
pemakaian sumber energi menjadi semakin efisien, sehingga emisi
GRK sebagai dampak pemakaian bahan bakar fosil relatif terkendali.
Perbaikan kualitas bauran energi, memberi manfaat bagi lingkungan,
apabila komposisi bauran energi tersebut semakin mengarah pada
penggunaan bahan bakar yang menghasilkan emisi GRK paling
sedikit. Dari beberapa sumber energi yang digunakan, besaran
emisi GRK yang dihasilkan secara berturut-turut adalah batubara,
yang terbesar diikuti oleh BBM, gas, panas bumi dan tenaga air.
Sumber energi panas matahari dan bayu juga tidak mengeluarkan
emisi, namun karena penggunaanya yang masih terbatas, belum
dimasukan ke dalam perhitungan bauran energi.
For operational improvements, PLN has implemented several strategic
initiatives, including plant performance improvements, better energy
mix quality and network loss reduction. Improved plant performance
makes the use of energy sources more efficient, thus GHG emissions
resulted from fossil fuel use are relatively under control. Energy mix
quality improvement brings benefits to the environment, when the
composition of the energy mix leads to the use of fuels that produce
the least GHG emissions. of some energy sources used, the amount
of GHG emissions produced in descending order is coal, followed by
oil, gas, geothermal and hydropower. Energy sources of solar and
wind do not emit GHG, but given that the use of the two sources is
still limited, it has not been included in the energy mix calculation.
Menyadari bahwa bauran energi memberi dampak terbesar terhadap
upaya mitigasi GRK, PLN berupaya meningkatkan kualitas bauran
energi yang optimal bagi upaya penyediaan tenaga listrik sekaligus
mengendalikan bahkan mengurangi besaran emisi GRK. Pada tahun
pelaporan, penggunaan batubara dan gas meningkat, menggantikan
Realizing that the energy mix provides the greatest impact on GHG
mitigation efforts, PLN seeks to improve the quality of the energy mix
for electricity supply as well as efforts to control and even reduce the
amount of GHG emissions. In the reported year, the use of coal and
gas increased, as these replaced fuel. Similarly, geothermal and hydro
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
15
16
penggunaan BBM. Demikian pula penggunaan penggunaan panas
bumi dan air yang beroperasi pada kapasitas maksimum. Secara
keseluruhan dari total produksi listrik PLN tahun 2012 sebesar
131.684 GWH (2011; 128.853 GWH), bauran energi yang digunakan
adalah: Batubara (50,38%), BBM (14,97%), Gas alam (23,41%), Panas
Bumi (4,85%) dan Air (6,39%).
were used in operation at maximum level. In overall, total electricity
production in 2012 amounted to 131,684 GWH (2011; 128,853 GWH),
energy mix comprised: coal (50.38%), oil fuel (14.97 percent), natural
gas (23.41%), geothermal (4.85%) and hydro (6.39%).
Dengan kombinasi bauran energi di tahun 2012 tersebut, sesuai
perhitungan berdasarkan standar EIA (US Energy Information
Administration), perkiraan emisi GRK yang dikeluarkan adalah
sebesar 118.270.645 ekivalen ton CO2, naik dari perkiraan angka
sebesar 105.263.131 eq ton CO2 di tahun 2010.
With the said energy mix in 2012, according to the calculation based
on the EIA (U.S. Energy Information Administration) standards, the
estimated GHG emissions amounted to 118,270,645 tons of CO2
equivalent, an increase from the estimated figure of 105,263,131 tons
of CO2 equivalent in 2010.
Mempertimbangkan manfaat ganda yang diperoleh dari
penggunaan gas dan sumber panas bumi, dalam rencana jangka
panjang yang kini tengah dijalankan, PLN berupaya meningkatkan
penggunaan sumber energi gas alam serta memanfaatkan secara
optimal panas bumi. Tingkat emisi bahan bakar fosil yang paling
rendah menjadikan gas alam sebagai salah satu pilihan mengingat
sumber daya gas alam di Indonesia cukup memadai. Apabila alokasi
gas alam untuk keperluan dalam negeri, khususnya pembangkitan
tenaga listrik, dapat diatur lebih maksimum, maka penggunaan
gas alam akan membuat emisi GRK dari pembangkit listrik semakin
berkurang. Proyeksi peningkatan penggunaan gas sendiri telah
diperhitungkan dalam rencana realisasi Fast Track Program 10,000
MW tahap kedua.
Taking into account the multiple benefits derived from the use of gas
and geothermal resources, in accordance with the long-term plan
which is being applied, PLN seeks to increase the use of natural gas
and geothermal optimally. As fossil fuel with the lowest emission
levels, natural gas becomes an option, given the ample natural gas
resources in Indonesia. If the allocation of natural gas for domestic
needs, particularly for power generation, can be set to maximum
level, the use of natural gas will reduce GHG emissions from power
plants. The projected increase of gas use has been taken into account
in the realization of the second phase of the 10,000 MW Fast Track
program plan.
PLN juga berencana memaksimalkan potensi panas bumi Indonesia
yang sesuai perhitungan para ahli dapat membangkitkan tenaga
listrik dengan kapasitas sebesar 28.528 MW. Pada tahun pelaporan,
kapasitas pembangkit panas bumi milik PLN sebesar 548 MW.
Pengembangan dan pengelolaan PLTP memberikan insentif
lain, yakni dapat disertakan pada mekanisme pembangunan
bersih (Clean Development Mechanism/CDM). Melalui mekanisme
tersebut dimungkinkan perolehan keuntungan finansial dari
penjualan karbon kredit yang dihitung dari jumlah emisi GRK yang
berhasil dikompensasikan melalui pengoperasian PLTP. PLN telah
menyertakan beberapa proyek pengembangan pemanfaatan panas
bumi pada skema CDM.
PLN also plans to maximize geothermal potential in Indonesia,
which can generate electricity with a 28 528 MW capacity
according to the experts’ calculations. In the reported year, PLN’s
geothermal power plant capacity is 548 MW. Development and
management of geothermal power plants provide an incentive, i.e.
the inclusion in the Clean Development Mechanism (CDM). Such
mechanism allows financial gains from the sale of carbon credits,
which are calculated from the amount of GHG emissions through
the geothermal power plant operation which is successfully
compensated. PLN included some of the utilization of geothermal
development projects in the CDM.
Mengingat besarnya manfaat pengembangan pembangkit dengan
sumber energi terbarukan, maka PLN dengan dukungan Pemerintah
membuka peluang yang lebih luas dalam upaya pembangunan
pembangkit yang menggunakan energi yang ramah lingkungan,
seperti pemanfaatan panas bumi, gas alam, sinar matahari, bayu,
dan mikro hidro dalam skala kecil. PLN berkomitmen untuk terus
mengembangkan pembangunan pembangkit tersebut untuk
meningkatkan kualitas bauran energi pembangkitan sebagai salah
satu respon terhadap perubahan iklim.
Given the large benefits of the development of plants using
renewable energy sources, PLN, with the support of the Government,
opens wider opportunities in the effort of developing plants that use
environmentally friendly energy, such as geothermal, natural gas,
solar, wind, and micro-hydro. PLN is committed to continuing to
develop the plants to improve the quality of the plant’s energy mix
as one response to climate change.
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
SAMBUTAN DIREKTUR UTAMA
MESSAGE FROM PRESIDENT DIRECTOR
PENINGKATAN KUALITAS PENERAPAN
PRAKTIK TATA KELOLA KEBERLANJUTAN
IMPROVING QUALITY OF SUSTAINABILITY
GOVERNANCE PRACTICES
PLN berkomitmen penuh pada upaya meningkatkan kualitas
pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik, mengingat hal
ini pada akhirnya akan menjamin pertumbuhan usaha secara
berkelanjutan dalam jangka panjang. Pada tahun pelaporan, PLN
berupaya keras untuk meningkatkan kualitas transparansi dan
akuntabilitas dalam setiap proses bisnis. Berbagai program yang
dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas penerapan tata kelola
perusahaan mencakup:
• Perbaikan proses bisnis dengan mengurangi kontak fisik antara
calon pelanggan dengan pelaksana pelayanan pelanggan
melalui dukungan teknologi informasi yang dikembangkan
secara spesifik.
PLN is fully committed to improving the quality of good corporate
governance application, as this will ultimately ensure sustainable
business growth in the long term. In the reported year, PLN strived
to improve transparency and accountability in all business processes.
Various programs were implemented to improve the quality of the
implementation of corporate governance, including:
•
Improve business processes by minimizing physical contact
between prospective customers and customer service officers
by implementing support of specifically developed information
technology system.
•
Menerapkan sistem e-procurement pada proses pengadaan
barang dan jasa dengan keputusan pemenang ditetapkan
tiap limit-limit tertentu yang diputuskan sesuai kewenangan
masing-masing jenjang manajemen.
•
Implement e-procurement system in the process of
procurement of goods and services where the provider is
determined with certain limits set in accordance with each
management level’s authority.
•
Menjalin kerjasama erat dengan Transparansi Internasional
Indonesia untuk meningkatkan keterbukaan penyampaian
penyelenggaraan bisnis PLN.
Menjalin kerjasama dengan Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) dan Komite Pemberantasan Korupsi (KPK)
untuk meningkatkan akuntabilitas dan responsibilitas
penyelenggaraan transaksi, pengelolaan, pencatatan dan
pelaporan posisi keuangan Perseroan.
•
Establish close cooperation with Transparency International
Indonesia to increase openness in delivery of PLN business
administration.
Establish cooperation with the Supreme Audit Agency (BPK) and
the Corruption Eradication Commission (KPK) to improve the
accountability and responsibility in transaction, management,
recording and reporting of the Company’s financial positions.
•
Penindakan secara tegas setiap pelanggaran kode etik dan
penyalahgunaan kekuasaan yang berindikasi korupsi.
•
Impose firm action against any code violations and abuse of
power that have indications of corruption.
•
Penerapan dan sosialisasi Whistleblowing System di seluruh
jajaran PLN dan mitra kerja PLN.
•
Implement and disseminate Whistleblowing System at all levels
of PLN and PLN’s partners.
•
Mendeklarasikan PLN sebagai wilayah Bebas Korupsi dan
Gratifikasi bersama seluruh jajaran PLN yang diikuti mitra kerja
dan pemasok utama.
•
Declare PLN as a Corruption- and Gratification-free premise,
together with all levels of PLN, followed by its main partners and
suppliers.
•
PLN juga melakukan penilaian kualitas implementasi GCG secara
berkala untuk mendapatkan umpan balik bagi langkah perbaikan
di masa mendatang, serta menindaklanjuti butir-butir rekomendasi
yang diberikan oleh asesor independen berkualitas yang
melaksanakan penilaian.
•
PLN also assesses the quality of GCG application on a regular basis
to obtain feedback for corrective measures in the future, as well as
following up the recommendations passed by the independent
assessors which carry out the assessment.
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
17
18
PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM SERTA
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DEVELOPMENT OF HUMAN RESOURCES
COMPETENCY AND OCCUPATIONAL HEALTH
AND SAFETY
Sumber Daya Manusia (SDM) dalam konteks keberlanjutan
adalah juga pemangku kepentingan yang harus dipenuhi hakhaknya serta dijamin tingkat kesejahteraannya. PLN memahami
dan berkomitmen penuh untuk mematuhi dan memenuhi hakhak asasi pegawai akan kesejahteraannya, namun dalam waktu
bersamaan PLN berupaya meningkatkan kompetensi pegawai
agar mampu memenuhi harapan perusahaan akan SDM yang
dapat bekerja dengan efektif dan efisien dalam mencapai
tujuan bersama.
Human Resources in the context of sustainability are also stakeholders
whose rights must be fulfilled and the welfare level must be assured.
PLN understands and is fully committed and fulfillment of the rights
of employees and the compliance with the related regulations, while
at the same time seeks to improve the employee competency in
order to meet the Company’s expectations of human resources who
are able to work effectively and efficiently to achieve common goals.
PLN menerapkan sistem penilaian kinerja dan penetapan jenjang
karir yang terukur dan transparan, serta memberikan kesejahteraan
berupa remunerasi yang memadai, yang ditetapkan berdasarkan
kinerja individu, dan senantiasa ditinjau secara berkala agar sesuai
dengan perkembangan industri sejenis, serta mencakup juga
jaminan purna bakti. PLN juga berkomitmen untuk menciptakan
suasana kerja yang kondusif, nyaman, aman dan sehat dengan
menerapkan aturan yang disusun serta disepakati bersama dalam
bentuk Perjanjian Kerja Bersama.
PLN implements measurable and transparent performance
appraisal system and career path, as well as providing pay in the
form of adequate remuneration, which is determined based on
individual performance and is reviewed periodically to match the
development of similar industries, and includes retirement benefits.
PLN is also committed to creating a conducive, comfortable, safe
and healthy working atmosphere by applying the rules that are
collectively set down and agreed upon, manifested in the Collective
Work Agreement.
Selain itu, untuk menjaga produktifitas dan keselamatan pekerja
dan di lingkungannya, PLN menerapkan standar Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) yang maksimum sesuai Standar Manajemen
K3 (SMK3), serta sistem standar K3 dari OHSAS 18001:2007 yang
terakreditasi dan dijalankan dengan konsisten demi mencegah
terjadinya kecelakaan kerja yang fatal dan menjaga kesehatan
para pekerja.
In addition, to maintain the productivity and safety of employee
and the environment, PLN consistently applies maximum standards
of Occupational Health and Safety (K3) in accordance with the K3
Management Standards (SMK3), as well as the accredited OHSAS
18001:2007 standards to prevent fatal accidents and maintain the
health of the workers.
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
SAMBUTAN DIREKTUR UTAMA
MESSAGE FROM PRESIDENT DIRECTOR
PENUTUP
CLOSING
PLN berkomitmen penuh untuk berupaya memenuhi harapan para
pemangku kepentingan demi menjaga keberlanjutan usaha dan
menjaga keselamatan bumi beserta seluruh isinya. PLN meyakini bahwa
upaya menerangi seluruh pelosok negeri serta upaya menerapkan
perbaikan sistem kerja sesuai norma tata kelola yang baik secara
berkelanjutan, akan memberikan hasil terbaik pada seluruh pemangku
kepentingan, yakni tumbuhnya perekonomian secara berkualitas dan
meningkatnya kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
PLN is fully committed to the efforts to meet the expectations
of the stakeholders in order to maintain business sustainability
and preserve the earth and all its resources. PLN believes that the
efforts to provide lighting all across the country as well as improve
work system in accordance with good corporate governance in a
sustainable manner, will give the best results to all the stakeholders,
namely the quality economic growth and elevated prosperity of the
Indonesian people.
Akhir kata, atas nama Direksi, saya menyampaikan terima kasih
kepada seluruh pemangku kepentingan dan pemegang saham atas
dukungan dan sumbangsih yang diberikan serta keterlibatannya
pada upaya kami menyeimbangkan kinerja ekonomi, lingkungan
maupun sosial untuk mencipatkan pertumbuhan dan perkembangan
PLN yang berkesinambungan.
To conclude, on behalf of the Board of Directors, I would like to
thank all stakeholders and shareholders for their support and
contribution, and their involvement in our efforts to strike a balance
among economic, environmental and social aspects to drive PLN’s
sustainable growth and development.
Kami mengharapkan sumbang saran, masukan maupun kritik
konstruktif bagi penyempurnaan Laporan Keberlanjutan selanjutnya.
Any advice, input and constructive criticism are welcome for our
improvement in the next Sustainability Report.
Jakarta, Juni 2013
Atas nama Direksi PT PLN (Persero)
Jakarta, June 2013
On behalf of the Board of Directors of PT PLN (Persero)
Nur Pamudji
Direktur Utama President Director
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
19
N
PROFIL PERUSAHAA
PLN’S PROFILE
20
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
PROFIL PERUSAHAAN COMPANY PROFILE
Perubahan struktur organisasi,
diikuti perubahan mindset
jajaran SDM untuk memberi
•Beroperasi
di seluruh
pelosok
karya terbaik,
pengembangan
wilayah
Indonesia.
transaksi
bisnis berbasis
•Memulai
usaha sejak
awal abad
IT, peningkatan
standar
operasional sistem distribusi
ke-19.
dan bauran
sumber
•Mengelola
aset
senilaienergi
lebih
pembangkitan
yang
dari
Rp540 triliun
di memberi
akhir
hasil peningkatan efisiensi
tahun 2012.
operasional untuk mendukung
•Mensuplai
tenaga listrik
kepada
pengembangan
usaha.
hampir 50 juta pelanggan di
Indonesia.
TERANG LEBIH BAIK
•
•
•
•
Operation covers all across Indonesia reaching remote areas
Its business was started in early 19th century
Managing assets worth over Rp540 trillion as of end 2012.
Supplying electrical power to nearly 50 million customers in Indonesia.
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
21
Sekilas tentang PLN
PLN in Brief
22
PT PLN (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha penyediaan dan
pendistribusian tenaga listrik dari pusat-pusat pembangkit
listrik yang bertenaga air, diesel, uap, tenaga angin maupun
tenaga surya, dengan bahan bakar minyak, batu bara, gas
dan panas bumi ke pengguna akhir yaitu kawasan industri,
komersial, pemukiman maupun sarana publik dengan harga
yang terjangkau. (2.2)
PT PLN is a State-Owned Enterprises that is engaged in the
business of transmitting and distributing electrical power
produced from hydro, diesel, steam, wind, and solar power
plants fueled by oil-based fuels, coal, gas and geothermal to
the end users, i.e. industrial and commercial users, residential
areas and public facilities, at affordable prices. (2.2)
Dalam usaha menyediakan tenaga listrik, PLN membangun
dan mengelola pembangkit listrik secara mandiri maupun
melalui skema kerjasama dengan pihak ketiga, termasuk
membeli tenaga listrik dari pembangkit milik swasta. Untuk
mendistribusikan tenaga listrik kepada pelanggan, PLN
membangun dan mengelola jaringan transmisi dan distribusi
di atas tanah maupun kabel bawah tanah, lengkap dengan
rangkaian pusat trafo dan gardu induk pengatur tegangan dan
beban atau daya listrik untuk kemudian disalurkan ke terminal
instalasi listrik domestik di tempat pelanggan. (2.7)
To perform this duty, PLN builds and manages the power plants,
either independently or through cooperation schemes with a
third party, including the provision of electrical power from
private plants. In distributing electrical power to its customers,
PLN constructs and administers the power grid, both above
and below ground, as well as central transformers, voltage and
load or electricity power substations, from where electricity is
then distributed to domestic electrical terminals at the user
destinations. (2.7)
Usaha ketenagalistrikan yang dikelola PLN melingkupi jaringan
listrik mulai dari pusat pembangkit milik sendiri maupun milik
swasta, jaringan transmisi dan distribusi serta jasa kelistrikan
terkait, dengan daerah operasi mencakup seluruh wilayah
Indonesia, mulai dari perkotaan hingga ke area terpencil.
The electricity business under PLN’s management covers the
power transmission network that starts at power stations
either owned by the Company or private enterprises, operating
throughout Indonesia’s regions, both in cities and remote
areas.
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
PROFIL PERUSAHAAN COMPANY PROFILE
Saham Perseroan
Company Shares
The Company is a State-Owned Enterprise in the legal form of a
public limited liability company whose shares are not listed nor
traded on the Indonesian Stock Exchange. All of the Company’s
shares are owned by the Government of Indonesia. (2.6 - 2.8).
During the reported period, there was no significant change in
the ownership of the Company shares. (2.9)
Perseroan merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara dengan
badan hukum berbentuk persero, bersifat terbuka, namun sahamnya
tidak terdaftar dan tidak diperdagangkan di pasar saham Bursa
Efek Indonesia. Seluruh saham Perseroan dimiliki oleh Pemerintah
Indonesia. (2.6 - 2.8). Selama periode pelaporan tidak ada perubahan
kepemilikan yang signifikan terkait dengan kepemilikan saham
Perseroan. (2.9)
Skala Ekonomi
Economic Scale
PLN beroperasi di seluruh wilayah Indonesia, dengan dukungan
sekitar 47.976 pekerja pada tahun 2012. Selain menyalurkan
kebutuhan listrik di seluruh wilayah Indonesia, PLN secara terbatas
juga melakukan pembelian maupun penyaluran tenaga listrik
dengan negara tetangga yang berbatasan yaitu Malaysia. (2.5) Untuk
melakukan pembangunan dan pemeliharaan pembangkit listrik,
jaringan transmisi dan distribusi termasuk gardu induk dan gardu
distribusi, PLN memiliki modal per akhir tahun 2012 sebesar Rp150,6
triliun dengan nilai pendapatan sebesar Rp232,7 triliun. Skala
ekonomi PLN selebihnya dapat dilihat berikut ini. (2.6, 2.8)
Nama Perusahaan
Subsidiary
Jumlah karyawan
Number of employee
Total pendapatan neto (miliar Rp)
Total revenue (billion Rp)
Total kapitalisasi (miliar Rp) :
Total capitalization (billion Rp)
• Kewajiban
• Liabilities (*)
• Ekuitas
• Equity
Kuantitas listrik terjual (GWH)
Quantity of electricity sales
Total aset (miliar Rp)
Total assets (billion Rp)
PLN operates throughout all of Indonesia’s regions, with the
support of about 47,976 employees in 2012. Besides meeting
the electrical power needs of Indonesia’s regions, PLN also
conducts, to certain extent, the purchase and distribution of
electricity with neighboring country, Malaysia. (2.5)To build
and maintain power plants, and maintain the power grid and
the distribution network, PLN had a capital of Rp150.6 trillion
and revenues of Rp232.7 trillion as of the end of 2012. Further
details of PLN’s financial value can be seen below. (2.6, 2.8)
2012
2011*
2010*
2009*
2008*
47.976
47.615
46.296
45.000
44.750
232.656
208.018
162.375
145.222
164.209
390.106
321.770
263.987
238.341
214.803
150.600
146.013
142.114
133.465
115.036
173.991
157.993
147.297
134.581
129.018
540.706
467.783
406.100
371.806
329.838
*) Penyajian kembali Laporan Keuangan PT PLN (Persero)
Representing PT PLN (Persero) Financial Statement
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
23
Tonggak Sejarah
Milestone
Akhir Abad 19
End of the 19th Century
1 Januari 1961
January 1, 1961
Perusahaan-perusahaan Belanda di
bidang Pabrik Gula dan Perkebunan Teh
membangun pembangkit listrik untuk
keperluan sendiri.
Jawatan Listrik dan Gas diubah
menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan
Umum Perusahaan Listrik Negara)
dengan bidang usaha penyediaan
listrik, gas dan kokas.
Several Dutch companies operating sugar
and tea plantations began to accelerate
the development of electrical power in
Indonesia for their own purposes.
1970
The Gas and Electricity Bureau
becomes the Board of general
administration of the State Electricity
Company (BPU-PLN), focusing on
electricity, gas and coke.
1942-1945
Seluruh perusahaan Penyedia Tenaga
Listrik eks Belanda diambil alih Jepang.
Ex Dutch electricity supplier companies’ are
taken over by Japan.
27 Oktober 1945
October 27, 1945
Presiden Soekarno membentuk Jawatan
Listrik dan Gas di bawah Departemen
Pekerjaan Umum dan Tenaga.
Presiden Soekarno establishes the
Electricity and Gas Bureau under the Public
Works Ministry, with a total power output
of 157.5 MW.
1 Januari 1965
January 1, 1965
BPU-PLN dibubarkan, dibentuk
Perusahaan Listrik Negara (PLN)
sebagai pengelola tenaga listrik dan
Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai
pengelola gas.
The BPU-PLN is dissolved, while two
new state-owned companies are
established, namely PLN, tasked with
managing electrical power, and PGN, to
manage gas power.
Status Perusahaan berubah
menjadi Perusahaan Umum
(Perum) sesuai ketetapan Peraturan
Pemerintah No. 30 tahun 1970.
The Company’s status is changed
to General Company as stipulated
byGovernment Regulation No. 30
of 1970.
1972
Status PLN berubah menjadi
Perusahaan Umum Listrik Negara dan
bertindak sebagai Pemegang Kuasa
Usaha Ketenagalistrikan (PKUK)
dengan tugas menyediakan tenaga
listrik bagi kepentingan umum
In accordance with Government
Regulation No. 17, the state-owned
electricity company is redefined as
the State-owned General Electricity
Company, and as the Electrical
Business Authority (PKUK), which is
charged with providing electricity for
the public.
1992
Tahun pertama mendapatkan dana
dari pasar modal domestik, melalui
penerbitan Obligasi PLN I.
The first time the Company obtains
funds from domestic capital market
through the issuance of PLN I Bonds.
Akhir Abad 19
End of 19 Century
th
24
1942
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
1943
1944
1945
1961
PROFIL PERUSAHAAN COMPANY PROFILE
1994
2009
2010
Status badan hukum berubah
menjadi Perseroan Terbatas, sesuai
Akta no 169 30 Juli 1994 dari Sutjipto
S.H. Notaris, Jakarta.
Undang-undang No 30 tahun 2009
disahkan, PLN bukan lagi sebagai
PKUK, namun beroperasi sebagai
Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
dengan tugas menyediakan tenaga
listrik bagi kepentingan umum.
PLN mulai menerapkan teknologi
sistem pengelolaan tagihan terpadu
melalui penerapan Pengelolaan dan
Pengawasan Arus Pendapatan Secara
Terpusat (P2APST).
The Company’s legal entity status
is changed to a limited liability
company (PT), in accordance with
notarial deed of Sutjipto S.H., notary
in Jakarta, No. 169 dated July 30,
1994.
In accordance withLaw Number 30 of
2009, PLN is no longer the PKUK, but
instead officially becomes a Stateowned Enterprise that is tasked with
providing electricity for the public.
2005
PLN memulai program Transformasi
menjadi Perusahaan Penyedia dan
Penyalur Listrik Kelas Dunia.
The Company started its
Transformation program to become
a world-class company in electricity
procurement and transmission.
2006
Sesuai Peraturan Presiden no 71
tahun 2006, PLN ditugasi untuk
membangun berbagai PLTU
berbahan bakar batubara sebesar
10.000 MW tahap pertama (FTP I).
Pursuant to President
Regulation No. 71 of 2006, PLN
was assigned to build coal-fired
steam power plants with a total
capacity of 10,000 MW of the
first phase (FTP I).
1965
1970
PLN started implementing
integrated billing management
system technology by applying
the Centralized Management and
Supervision of Revenue Flows.
2010
2010
Sesuai Peraturan Presiden No.4.
tahun 2010, PLN ditugasi untuk
membangun berbagai PLTU
berbahan bakar batubara, gas
maupun panas bumi sebesar 10.000
MW tahap kedua (FTP II).
PLN mulai memperkenalkan sistem
listrik prabayar untuk meningkatkan
mutu layanan dan mengamankan
pendapatan.
PLN introduced prepaid electricity
system to raised the service quality
and secure revenues.
Pursuant to President Regulation No.
4 of 2010, PLN was assigned to to
build coal-fired steam power plants
with a total capacity of 10,000 MW of
the second phase (FTP II).
2010
2009
2006
2005
1992
1972
1994
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
25
26
Visi*
Vision*
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh
kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada
potensi insani.
To be recognized as a world class company that grows,
excels and is trustworthy through its reliance on human
potential.
Misi*
Mission*
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang
terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota
perusahaan, dan pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi
pendorong kegiatan ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan
lingkungan.
1. Run the business and other related fields, oriented
toward the satisfaction of customers, company members
and shareholders.
2. Make electrical power a medium by which to improve
the quality of the life for the public.
3. Strive to make electrical power a driving force for
economic activities.
4. Operate an environmentally friendly business.
* Keterangan:
Pernyataan visi dan misi telah disepakati oleh Direksi dan Dewan Komisaris
pada tahun 2002 yang telah dideklarasikan pada saat Hari Listrik Nasional
27 Oktober 2002.
* Note:
The vision and mission have been approved by the Board of Directors and
Commissioners in 2002 and declared on the National Electricity Day on
October 27, 2007.
Moto
Motto
Listrik untuk kehidupan yang lebih baik
Electricity for a Better Life
Nilai-nilai Luhur Perusahaan
Corporate Core Values
Sejak awal berdiri, Perusahaan telah menanamkan nilainilai budaya yang kuat dalam menjalin hubungan yang
berkesinambungan dengan para pemangku kepentingan.
Since establishment, the Company has instilled strong
cultural values in forming lasting relations with its
stakeholders.
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
PROFIL PERUSAHAAN COMPANY PROFILE
Falsafah Perusahaan:
Company’s philosophy:
Saling percaya, Integritas, Peduli
dan Pembelajar
Mutual Trust,
Learning
Saling percaya
Suasana saling menghargai dan terbuka diantara sesama
anggota perusahaan yang dilandasi oleh keyakinan akan
integritas, itikad baik, dan kompetensi dari pihak-pihak
yang saling berhubungan dalam penyelenggaraan praktik
bisnis yang bersih dan etis.
Mutual Trust
An atmosphere of mutual trust and openness between
fellow members of the company based on a belief in
integrity, good faith and competence from parties
connected in the implementation of clean and ethnical
business practices.
Integritas
Wujud dari sikap anggota perusahaan yang secara
konsisten menunjukkan kejujuran, keselarasan antara
perkataan dan perbuatan, dan rasa tanggung jawab
terhadap pengelolaan perusahaan dan pemanfaatan
kekayaan perusahaan untuk kepentingan baik jangka
pendek maupun jangka panjang, serta rasa tanggung
jawab terhadap semua pihak yang berkepentingan.
Integrity
The manifestation of an attitude shown by members
of the company in which they consistently show
honesty, harmony between words and deeds, and a
sense of responsibility toward company management
and use of corporate property for short- and long-term
benefit, as well as a sense of responsibility toward all
stakeholders.
Peduli
Cerminan dari suatu niat untuk menjaga dan memelihara
kualitas kehidupan kerja yang dirasakan anggota
perusahaan, pihak-pihak yang berkepentingan dalam
rangka bertumbuh kembang bersama, dengan dijiwai
kepekaan setiap permasalahan yang dihadapi Perusahaan
serta mencari solusi yang tepat.
Care
A reflection of the intention to protect and care for
the work-life quality felt by company members and
stakeholders growing together imbued with sensitivity
toward problems faced by the Company and the desire to
find the right solution.
Pembelajar
Sikap anggota perusahaan untuk selalu berani
mempertanyakan
kembali
sistem
dan
praktik
pembangunan, manajemen dan operasi, serta berusaha
menguasai perkembangan ilmu dan teknologi mutakhir
demi pembaharuan Perusahaan secara berkelanjutan.
Learning
The attitude of company members who always have
the courage to question the system and practices of
development, management and operations, as well as
mastering cutting-edge science and technology for the
renewal and sustainability of the Company.
Integrity,
Care
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
and
27
Sosialisasi dan Upaya Pencapaian Visi dan
Misi Perseroan
Dissemination and achievements of the Company’s
Vision and Mission
Perseroan mempertimbangkan upaya pencapaian visi dan
misi perusahaan pada setiap perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan operasional.
The Company takes into account its vision and mission in
planning and executing its operations.
Untuk menjamin tercapainya visi dan misi perusahaan,
Perseroan mensosialisasikan visi dan misi kepada seluruh
pegawai secara periodik. Proses penerimaan, evaluasi kinerja
pegawai, promosi dan rotasi merupakan salah satu momen
yang biasa digunakan Perseroan untuk melakukan proses
sosialisasi visi dan misi perusahaan. (4.8)
To ensure the achievements of its vision and mission, the
Company regularly disseminates information about its vision
and mission to all employees. Recruiting, employee performance
evaluation, promotion and rotations are some of the typical
methods that the Company uses to spread awareness about its
mission and vision. (4.8)
Inisiatif Strategis (1.1)
Strategic Initiatives
Untuk mencapai tujuan di atas, PLN telah menetapkan program
transformasi yang diberi nama program Metamorfosa, yang
diwujudkan dalam sembilan inisiatif strategis – lima inisiatif
strategis berkaitan dengan fungsi bisnis inti, dua inisiatif
strategis sebagai yang memungkinkan (enabler), dan dua
inisiatif strategis sisanya adalah infrastruktur pendukung untuk
membangun citra positif dan keberhasilan implementasi.
To achieve the above goals, PLN has set a transformation
program named Metamorphosis, which is carried out through
nine strategic initiatives – five of which are related to the
function of the core business, two are enabler, and the remaining
two are designed to support infrastructure and build a positive
image as well as to support its successful implementation.
Grup Usaha Pln (2.3)
PLN Business Group
28
PLN saat ini memiliki 11 anak usaha dengan kepemilikan
mayoritas dan 10 (sepuluh) usaha asosiasi dengan kepemilikan
minoritas. Bidang usaha anak perusahaan bervariasi, namun
pada intinya bergerak di sektor yang memberikan efek sinergi
bagi Perseroan. Bidang usaha anak-anak perusahaan PLN
adalah pembangkit listrik, bidang keuangan, rancang bangun,
pemasokan batu bara dan konstruksi.
PLN currently owns 11 subsidiaries through majority ownership
and ten associated businesses through minority ownership. The
sectors of the subsidiaries are varied, and their core operations,
provide synergy for PLN. The sectors of PLN’s subsidiaries are
electrical power generation, finance, engineering design, coal
supplies and construction.
Adapun Anak Usaha PLN terdiri dari:
The PLN business group currently consists of the following:
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
PROFIL PERUSAHAAN COMPANY PROFILE
Entitas Anak Perusahaan dan Asosiasi, Daftar Anak Perusahaan PT PLN (Persero) dan Kepemilikan Saham
Subsidiaries and Affiliates, List of PT PLN (Persero) Subsidiaries and Shareholders
Nama Perusahaan
Bidang Usaha
Kepemilikan
Status Operasional
Subsidiary
Business Line
Ownership
Operational Status
PT Indonesia Power
Pembangkit Listrik Electricity Power Plant
99,99% Beroperasi Operating
PT Pembangkitan Jawa Bali
Pembangkit Listrik Electricity Power Plant
99,99% Beroperasi Operating
PT Indonesia Comnets Plus
Teknologi Informasi Information Technology
99,99% Beroperasi Operating
PT Pelayanan Listrik Nasional Batam
Pembangkit dan Distribusi Listrik Electricity Power Plant and Distribution
99,99% Beroperasi Operating
PT Prima Layanan Nasional Enjiniring
Rekayasa / Konstruksi Listrik
Electricity Engineering/Construction
99,90% Beroperasi Operating
PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan
Pembangkit dan Distribusi Listrik
Electricity Power Plant and Distribution
99,97% Beroperasi Operating
PT PLN Batubara
Tambang dan Trading Batubara Coal Mining and Trading
99,99% Beroperasi Operating
PT PLN Geothermal
Pembangkit Geothermal Geothermal Power Plant
99,99% Beroperasi Operating
Majapahit Holding BV
Keuangan Finance
PT Pelayaran Bahtera Adhiguna
Pengangkutan Batubara Coal Shipping
99,99% Beroperasi Operating
PT Haleyora Power
Pembangkit Listrik Electricity Power Plant
99,99% Beroperasi Operating
100,00% Beroperasi Operating
Daftar Asosiasi dan Ventura Bersama PT PLN (Persero) beserta Kepemilikan Saham
List of PT PLN (Persero) Affliates and Joint Ventures and Shareholders
Nama Perusahaan
Company Name
Bidang Usaha
Business Line
Kepemilikan
Share Ownership
langsung
Direct
Status Operasional
Operational Status
Tidak langsung
Indirect
Perusahaan Asosiasi Association Company
PT Geo Dipa Energi (PT GDE)
Pembangkit Geothermal Geothermal Power Plant
33,00%
PT Unelec Indonesia
Penunjang penyedia tenaga listrik Electrical Supports
32,35%
Beroperasi Operating
PT Mitra Energi Batam
Pembangkit tenaga listrik Electricity Power Plant
30,00% / PT PLN Batam
Beroperasi Operating
PT Sumber Segara Primadaya
Pembangkit tenaga listrik Electricity Power Plant
49,00 % / PT PJB
Beroperasi Operating
PT Dalle Energy Batam
Pembangkit tenaga listrik Electricity Power Plant
20,00 % / PT PLN Batam Beroperasi Operating
PT Bajradaya Sentranusa
Pembangkit tenaga listrik Electricity Power Plant
26,06 % / PT PJB
Beroperasi Operating
PT Bukit Pembangkit Innovative
Pembangkit tenaga listrik Electricity Power Plant
40,25 % / PT PJB
Belum Beroperasi
Not Operating
PT Komipo Pembangkitan Jawa Bali
Operasi dan pemeliharaan Operational and Maintenance
49,00 % / PT PJB
Beroperasi Operating
PT Rajamandala Electric Power
Pembangkit tenaga listrik Electricity Power Plant
51,00 % / PT IP
Belum Beroperasi
Not Operating
PT Perta Daya Gas
Transportasi dan penyimpanan LNG
LNG Transportation and Storage
35,00 % / PT IP
Belum Beroperasi
Not Operating
Beroperasi Operating
Ventura Bersama Joint Ventures
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
29
STRUKTUR GRUP PERUSAHAAN
STRUCTURE OF PLN BUSINESS GROUP
PLN mengusahakan produk dan jasanya melalui entitas anak, entitas
asosiasi, joint venture, dan special purpose vehicle (SPV).
PLN seeks to provide its products and services through the business
units and subsidiaries that it directly and indirectly owns, as shown
in the scheme below.
46 Unit Bisinis PLN *)
PT Indo Pusaka Berau (IPB), 46,8%
PT Artha Daya Coalindo (ADC), 60%
PT Indonesia Power (IP), 99,99%
PT Cogindo Daya Bersama (CBD), 99,9%
PT Indo Ridlatama Power (IRP), 55,0%
PT PLN Batubara (PLN Batubara),
99,99%
PT Tangkuban Perahu
Geothermal Power (TPGP), 95,2%
PT Pelayanan Listrik Nasional
Batam (PLN Batam), 99,99%
PT Pelayanan Listrik Nasional
Tarakan (PLN Tarakan) 99,97%
PT PLN (PERSERO)
PT Haleyora Power (HP), 99,99%
PT PJB Services (PJBS), 98%
PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB),
99,99%
PT Pengembangan Listrik Nasional
Geothermal (PLN Geothermal)
99,99%
Majapahit Holding B.V (MH), 100%
PT Pelayaran Bahtera Adhiguna
(BAg) 99,99%
PT Rekadaya Elektrika (RE) 98,4%
PT Rekadaya Elektrika Consult (REC), 99,8%
PT Navigat Innovative Indonesia (NII), 73%
Majapahit Finance B.V (MF), 100%
Legenda Legends
Listrik Terintegrasi
Integrated Electricity
PT Adhiguna Putera, 100%
PT Indonesia Comnets Plus
(ICON+) 99,99%
Angkutan Laut
Shipping
Keuangan
Finance
Pembangkit Listrik
Electricity Power Plant
PT Prima Layanan Nasional
Enjiniring (PLNE) 99,90%
Telekomunikasi
Telecommunication
Jasa Enjiniring & konstruksi kelistrikan
Electricity Engineering and Construction
Catatan:
(*) Unit Bisnis adalah Unit Operasional PLN yang melakukan fungsi usaha tertentu. Daftar unit bisnis ini serta bidang
kegiatannya masing-masing mengacu ke Lampiran “Data Perusahaan” per 31 Desember 2012
Note:
(*) Business Unit is PLN’s Operational Unit that executes certain business function. The list of this business unit along with the
respective field of activities refer to the Appendix of “Corporate Data” as of December 31, 2012
30
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
Pemeliharaan Pembangkit
Power Plant Cogeneration
Perdagangan Batubara
Coal Trading
PROFIL PERUSAHAAN COMPANY PROFILE
Bidang Usaha
Line of Business
Sesuai Undang-undang No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
dan berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, rangkaian kegiatan
usaha Perseroan adalah :
In accordance with Law No. 30 of 2009 on electrical power and based
on Company Articles of Association,the Corporate business sectors
are as follows:
1.
Menjalankan usaha penyediaan tenaga listrik yang mencakup:
• Pembangkitan tenaga listrik.
• Penyaluran tenaga listrik.
• Distribusi tenaga listrik.
• Perencanaan dan pembangunan sarana penyediaan tenaga
listrik.
• Pengembangan penyediaan tenaga listrik.
• Penjualan tenaga listrik.
1.
The running of the electrical power supply company includes:
• Electricity generation.
• Transmission of electricity.
• Distribution of electricity.
• Planning and building infrastructure for supplying
electricity.
• Development of electricity supply.
• Sales of electricity.
2.
Menjalankan usaha penunjang tenaga listrik yang mencakup:
• Konsultasi ketenagalistrikan.
• Pembangunan dan pemasangan peralatan ketenagalistrikan.
• Pemeliharaan peralatan ketenagalistrikan.
• Pengembangan teknologi peralatan yang menunjang
penyediaan tenaga listrik.
2.
The running of the electrical power supply company includes:
• Electrical power consultation
• Development and installation of electrical power equipment
• Maintenance of electrical power equipment.
• Development of technology for equipment that supports
the supply of electrical power
3.
Kegiatan-kegiatan lainnya mencakup:
• Kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam
dan sumber energi lainnya untuk kepentingan tenaga listrik.
• Pemberian jasa operasi dan pengaturan (dispatcher) pada
pembangkitan, penyaluran, distribusi dan retail tenaga listrik.
• Kegiatan perindustrian perangkat keras dan lunak di
bidang ketenagalistrikan dan peralatan lain terkait dengan
tenaga listrik.
• Kerja sama dengan pihak lain atau badan penyelenggara
bidang ketenagalistrikan baik dari dalam maupun luar negeri
di bidang pembangunan, operasional, telekomunikasi dan
informasi terkait dengan ketenagalistrikan.
• Usaha jasa ketenagalistrikan.
3.
Other activities include:
• Management and utilization of natural resources and other
energy sources for the purpose of electrical power.
• Provision of operation and dispatch service for electrical
power generation, transmission, distribution and sales.
• Activities of “hard” and “soft” industry in the fields of electrical
power and other equipment related to electricity.
• Cooperation with other organizing parties or bodies in the
electrical power sector from inside or outside the country
in the construction, operational, telecommunication and
information sectors related to electrical power.
• Electrical power services businesses.
KEGIATAN USAHA PERUSAHAAN DIBAGI
MENJADI BEBERAPA KATEGORI:
THE COMPANY’S BUSINESS ACTIVITIES ARE
DIVIDED INTO THE FOLLOWING CATEGORIES
1.
1.
Kegiatan Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Perseroan sebagai
induk perusahaan termasuk diantaranya perencanaan
pengembangan fasilitas tenaga listrik (pembangkitan, transmisi
dan distribusi umum) dan penunjangnya, rencana pendanaan,
pengembangan usaha, pengembangan organisasi, dan SDM.
Kegiatan perencanaan yang berkaitan dengan jaringan distribusi
dan listrik pedesaan akan dilakukan oleh induk Perseroan perihal
pokok-pokok kebijakan makro, sedangkan perencanaan turunannya
akan dilakukan oleh satuan organisasi wilayah atau distribusi.
Planning
The activities performed by the Company as a holding company
include among others the planning and development of electrical
power facilities (generation, transmission and general distribution)
and supporting, financial planning, business development,
organizational development, and human resources.
Planning related to the distribution network and rural network
is carried out by the parent Company concerning the key points
of macroeconomic policy, while micro policy implementation is
carried out by a regional organizational or distribution unit.
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
31
32
2.
Kegiatan Pembangunan
Kegiatan pembangunan yang mencakup konstruksi sarana
penyediaan tenaga listrik pembangkitan, transmisi dan gardu
induk merupakan tugas dari satuan organisasi konstruksi
Proyek Induk. Sementara pelaksanaan pembangunan jaringan
distribusi dilakukan oleh masing-masing unit organisasi wilayah
dan distribusi. Kegiatan pembangunan proyek kelistrikan desa
yang berasal dari pendanaan APBN adalah tugas Pemerintah
melalui Direktorat Jenderal Kelistrikan - Departemen Energi &
Sumber Daya Mineral dan Pemanfaatan Energi.
2.
Development
Development activities that include the construction of power
generation infrastructure, transmission and sub-relay stations,
is the task of the Parent Project construction organization unit.
Meanwhile the implementation of developing the distribution
network is conducted by various regional and distribution
units. Rural electrification projects stemming from State Budget
funding falls under the Government’s responsibility through the
Directorate General of Electricity and Energy Utilization.
3.
Kegiatan Pengusahaan/Operasi
Produksi tenaga listrik dihasilkan oleh pusat-pusat pembangkit
tenaga listrik yang terdiri dari beberapa jenis pembangkit, yaitu
Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batu bara, gas alam
atau bahan bakar minyak (BBM); Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA)
berbasis tenaga air sebagai penggerak turbin; Pusat Listrik
Tenaga Gas (PLTG-gas turbine) berbasis gas alam atau BBM;
Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) berbasis tenaga uap
panas bumi; dan Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berbasis
BBM. Selain itu melakukan pembelian tenaga listrik yang
diproduksi oleh pusat pembangkit tenaga listrik milik swasta.
3.
Operational Activities
Electrical power is produced by electricity power plants that
consist of various types of plant, including coal based Steam
Power Plant, natural gas or fuel oil, hydro power plant, which
uses water to turn turbines, gas-turbine power plants using
natural gas or oil, geothermal power plants and diesel power
plants. Alternatively, electricity is bought from privately owned
power stations.
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pusat pembangkit disalurkan
ke gardu induk melalui jaringan transmisi dengan berbagai tingkat
tegangan seperti Tegangan Ekstra Tinggi (500 kV), Tegangan Tinggi
(150 dan 70 kV).
Electricity produced by power plants is transmitted to substations via the power grid using various levels of voltage,
including Extra High Voltage (500 kV), and High Voltage
(between 150 kV and 70 kV).
Untuk kategori pelanggan besar dilayani dengan jaringan
tegangan tinggi sebesar 150 dan 70 kV, dan jaringan menengah
sebesar 20 kV. Untuk pelanggan kecil, energi listrik disalurkan
ke gardu distribusi melalui Jaringan Tegangan Menengah (JTM)
20 kV dan selanjutnya di gardu distribusi tegangan diturunkan
The majority of customers are connected via High Voltage
networks (between 150 kV and 70 kV), and medium-size networks
of 20 kV. For smaller customers, electricity is sent to medium
distribution substations via Medium Voltage Distribution lines
(JTM) 20 kV capacity, before the voltage is lowered to 380/220 at
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
PROFIL PERUSAHAAN COMPANY PROFILE
ke tingkat 380/220 volt untuk kemudian disalurkan melalui
Jaringan Tegangan Rendah (JTR) ke sambungan rumah (SR).
4.
Kegiatan Riset dan Penunjang (EU8)
Kegiatan yang dilakukan oleh satuan organisasi penunjang
mencakup:
• PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Latihan yang
bertugas untuk menyelenggarakan berbagai pendidikan
dan latihan di bidang teknik, manajemen, keuangan dan
administrasi umum.
• PT PLN (Persero) Jasa Enjiniring yang bertugas untuk
memberikan dukungan dalam studi kelayakan, desain dan
supervisi konstruksi sarana penyediaan tenaga listrik.
• PT PLN (Persero) Penelitian dan Pengembangan
Ketenagalistrikan yang bertugas untuk memberi dukungan
dalam standardisasi, kalibrasi dan pengujian peralatan listrik
serta instrumen lainnya.
• PT PLN (Persero) Jasa Sertifikasi yang bertugas untuk
memberikan dukungan dalam sertifikasi produk peralatan
listrik, sistem manajemen mutu dan lingkungan bidang
ketenagalistrikan serta kelalaian instalasi tenaga listrik dan
tera meter.
• PT PLN (Persero) Jasa Manajemen Konstruksi yang bertugas
untuk memberikan dukungan dalam manajemen konstruksi
lapangan untuk konstruksi dan layanan perbaikan terutama
di sektor kelistrikan.
• PT PLN (Persero) Pemeliharaan Ketenagalistrikan yang
bertugas untuk memberikan dukungan terhadap produksi
dan layanan perbaikan terutama di sektor kelistrikan.
Dalam memberikan seluruh jasa tersebut, PLN memiliki unit-unit
bisnis yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dengan jumlah
seluruh unit bisnis di tahun 2012 adalah 46 unit bisnis (2.5)
the residential connections (SR) through residential connections
(SR) through Low Voltage Distribution lines (JTR).
4.
Research and Support (EU8)
Activities conducted by supporting organizations units
include:
• PLN Education and Training Center is tasked with organizing
various workshops and training programs in engineering,
management, finance and general administration.
•
•
PLN Center of Electricity Engineering is tasked with
providing support for feasibility studies, design and energy
infrastructure construction supervision.
PLN Electricity Research and Development is tasked with
giving support for standardization, calibration and the
testing of electrical equipment and other instruments.
•
PLN Certification Service is tasked with supporting electrical
equipment certification, quality system management and
the environment in the field of electricity and negligence
in electrical equipment installation and meter calibration.
•
PLN Construction Management is tasked with providing
support in the field of construction management for
construction and repair services, especially in the electricity
sector.
PLN Electricity Maintenance is obliged to support the
production and repair particularly in electricity industry.
•
To provide all these services, PLN has business units spread
throughout Indonesia, with 46 business units in total as of 2012. (2.5)
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
33
Peta Operasional Perusahaan (2.3, 2.5, 2.7)
Map of Company’s Operational Regions
Daerah operasional Perseroan melingkupi seluruh wilayah Indonesia, dan secara terbatas, daerah perbatasan Indonesia-Malaysia.
Adapun gambaran wilayah operasional PLN sesuai dengan daerah operasi utama Strategic Business Unit (SBU) tergambar dalam
peta wilayah operasional sebagai berikut.
34
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
PROFIL PERUSAHAAN COMPANY PROFILE
The Company’s operational regions encompass all of Indonesia, and at a limited scale, in the border areas with Malaysia. This
map shows PLN’s operational regions in accordance with the main regional operations of the Strategic Business Unit (SBU).
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
35
STRUKTUR ORGANISASI organizational structure
Direktur Utama
President Director
Kepala Satuan
Pengawasan
Intern
Internal Supervisory
Unit
Nur Pamudji
Direktur
Sdm dan Umum
Director of Human
Resources and
General Affairs
Direktur
Konstruksi
Director of
Construction
Direktur
Pengadaan
Strategis
Director of
Strategic
Procurement
Direktur Operasi
Jawa Bali
Director of Java Bali Operations
Direktur Operasi
Indonesia Barat
Director of
West Indonesia
Operations
Direktur Operasi
Indonesia Timur
Director of
East Indonesia
Operations
Eddy D. Erningpraja
Nasri Sebayang
Bagiyo Riawan
Kepala Divisi
Pengembangan
Organisasi
Head of
Organization
Development
Division
Kepala Divisi
Konstruksi dan IPP
Jawa-Bali
Head of Java-Bali
Construction and
IPP Division
Kepala Divisi
Gas & BBM
Head of Gas & Oil
Division
Sriyono D. Siswoyo
Henky Heru
Basudewo
Kepala Divisi
Energi Baru
Terbarukan
Head of Renewable
Energy Division
Direktur Bisnis
dan Manajemen
Risiko
Director of
Business and Risk
Management
Direktur
Keuangan
Director of Finance
I.G.A. Ngurah
Adnyana
M. Harry Jaya
Pahlawan
Vickner Sinaga
Murtaqi
Syamsuddin
Setio Anggoro
Dewo
Kepala Divisi
Pembangkitan
Jawa-Bali
Head of Java-Bali
Power Generation
Division
Kepala Divisi
Pembangkitan
Indonesia Barat
Head of West
Indonesia Power
Generation Division
Kepala Divisi
Pembangkitan
Indonesia Timur
Head of East
Indonesia Power
Generation Division
Kepala Divisi
Niaga
Head of Commerce
Division
Divisi
Keuangan
Korporat
Head of Corporate
Finance Division
M. Suryadi Mardjoeki
Supangkat Iwan S.
Nasser Iskandar
Sapto Triono W.
Benny Marbun
M. Ikbal Nur
Kepala Divisi
Pengadaan
Strategis
Head of Strategic
Procurement
Division
Kepala Divisi
Transmisi Jawa-Bali
Head of Java-Bali
Transmission
Division
Kepala Divisi
Transmisi
Indonesia Barat
Head of West
Indonesia
Transmission
Division
Kepala Divisi
Transmisi
Indonesia Timur
Head of East
Indonesia
Transmission
Division
Kepala Divisi
Manajemen Risiko
Head of Risk
Management
Division
Kepala Divisi
Perencanaan
Pengendalian
Anggaran
Head of Budget
Monitoring
Planning Division
Iryanto Hutagaol
Sekretaris
Perusahaan
Corporate Secretary
Adi Supriono
Kepala Divisi
Pengembangan
Sistem Sdm
Head of Human
Resources
Development
System Division
36
Dadang Daryono
Moch. Sofyan
SY Wahyudi Agus
Agoes Priyambodo
Jemjem Kurnaen R.J
Widodo Mulyono
Amir Rosidin
Gong Matua H.
Kepala Divisi
Pengembangan
Sdm dan
Talenta
Head of Human
Resource and Talent
Development
Division
Kepala Divisi
Konstruksi dan IPP
Indonesia Barat
Head of West
Indonesia
Construction and
IPP Division
Kepala Divisi
Pengadaan Ipp
Head of IPP
Procurement
Division
Kepala Divisi
Distribusi dan
Pelayanan
Pelanggan JawaBali
Head of Java-Bali
Distribution and
Customer Services
Division
Kepala Divisi
Distribusi dan
Pelayanan
Pelanggan
Indonesia Barat
Head of West
Indonesia
Distribution and
Customer Services
Division
Kepala Divisi
Distribusi dan
Pelayanan
Pelanggan
Indonesia Timur
Head of East
Indonesia
Distribution and
Customer Services
Division
Kepala Divisi
Perencanaan
Strategis Korporasi
Head of Corporate
Strategic Planning
Division
Kepala Divisi
Akuntansi,
Pajak
dan Asuransi
Roikhan
Eko Sudartanto Aris
Hernadi Buhron
Achmad Taufik Haji
Oman Sumantri
Wirabumi Kaluti
I Made Ro Sakya
Beni Hermawan
Kepala Divisi
Umum dan
Manajemen
Kantor Pusat
Head of General
Affair and Head
office Management
Division
Kepala Divisi
Konstruksi dan IPP
Indonesia Timur
Head of East
Indonesia
Construction and
IPP Division
Kepala Divisi
Bisnis dan Transaksi
Tenaga Listrik
Head of Utilities
Business and
Transaction Division
Kepala Divisi
Perencanaan
Sistem
Head of System
Planning Division
Kepala Divisi
Perbendaharaan
Edi Sukmoro
Setiyadi Dewantoro
Binarto Bekti M
Djoko Prasetyo
Kepala Divisi
Administrasi
Konstruksi
Head of
Construction
Administration
Division
Kepala Divisi
Batubara
Head of Coal
Division
Kepala Divisi
Perencanaan
Pengadaan Strategis
Enjiniring dan
Teknologi
Head of Engineering
and Technology
Strategic
Procurement
Planning Division
Kepala Divisi Sistem
Informasi
Head of Information
System Division
Tri Setyo Nugroho
Helmi Najamuddin
Basuki Siswanto
Rully Fasri
Unit Bisnis
Pembangkit
Power Plant Business
Units
Unit Bisnis PLN
Wilayah
Regional Business
Unit
Unit Bisnis Pln
Proyek Induk
PLN Main Project
Business Unit
Pln Pusat
Pendidikan
dan Pelatihan
Education and
Training Center Units
of PLN
Anak
Perusahaan
Subsidiaries
Unit Bisnis
Pln Penyaluran
Center for Load
Dispatching Business
Units
Unit Bisnis
Pln Distribusi
PLN Distribution
Business Units
Unit Bisnis
Penunjang
Supporting Business
Units
Pln Pusat
Penelitian dan
Pengembangan
Ketenagalistrikan
Center of Utilities
Research and
Development
Usaha - usaha
Patungan
Joint Ventures
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
Head of Accounting
Tax and Insurance
Division
Head of Treasury
Division
Tjutju
Kurnia S.
Kepala Satuan
Pengendalian
Kinerja
Korporat
Head of Corporate
Delivery Unit
Harry Hartoyo
Kepala Satuan
Pelayanan
Hukum
Korporat
Head of Corporate
Legal
Budi Kristanto
PROFIL PERUSAHAAN COMPANY PROFILE
Rangkaian Peristiwa
Penting
Significant Events
JANUARI
9 Januari 2012
PT PLN (Persero) mengadakan Rapat
Umum Pemegang Obligasi (RUPO)
dan Rapat Umum Pemegang Sukuk
Ijarah (RUPSI) PLN dalam rangka
implementasi PSAK 30, ISAK 8 dan
ISAK 16
JANUARY
January 9, 2012
PT PLN (Persero) held a general
meeting of bondholders and
general meeting of sharia
bondholders in order to implement
PSAK (Indonesian GAAP) 30, ISAK 8
and 16.
31 Januari 2012
Perkuat Kemitraan dengan
Dunia Usaha, PLN tandatangan
MoU dengan APINDO
Direktur Utama PLN, Nur Pamudji
dan Ketua Asosiasi Pengusaha
Indonesia (APINDO), Sofyan Wanandi,
melakukan penandatanganan MoU
(Memorandum of Understanding)
mengenai kerjasama peningkatan
komunikasi / pertukaran informasi
dan upaya peningkatan pelayanan
serta kerjasama pelaksanaan kegiatan
in-house training berjenjang.
January 31, 2012
Strengthens Partnership with
Business Entities, PLN Signs
MoU with APINDO
PLN President Director Nur Pamudji
and Chairman of Indonesian
Entrepreneur Association (APINDO)
Sofyan Wanandi signed an MoU
on cooperation to strengthen
communication/information
exchange and enhance service and
cooperate in in-house training.
FEBRUARI
2 Februari 2012
Dua sirkuit Saluran Udara Tegangan
Tinggi (SUTT) 150 kV Lontar – New
Tangerang beroperasi, PLN dapat
menghemat pemakaian BBM sekitar
Rp488 miliar per bulan.
FEBRUARY
February 2, 2012
Two circuits of the 150 kV
Transmission Line Lontar – New
Tangerang started its operation,
PLN is to able to save fuel oil usage
worth approximately up to Rp488
billion a month.
6 Februari 2012
Menteri ESDM Jero Wacik
meresmikan PLTU Tanjung Jati B
Unit 4 yang berkapasitas 662 MW.
Pembangkit ini terletak di desa
Tubanan, kecamatan Kembang,
Jepara Jawa Tengah.
February 6, 2012
Jero Wacik, Minister of Energy and
Mineral Resources inaugurated
Steam Power Plant (PLTU) Tanjung
Jati B unit 4 with capacity amounting
to 662 MW. This plant is located in
Tubanan village, Kembang District,
Jepara Central Java.
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
37
38
27 Februari 2012
PT PLN (Persero) dan Garuda
Maintenance Facility Aero Asia (PT
GMF AeroAsia) melakukan kerjasama
dalam hal pemeliharaan mesin
pembangkit listrik.
February 27, 2012
PT PLN (Persero) and Garuda
Maintenance Facility Aero Asia (PT
GMF AeroAsia) held cooperation in
the field of maintenance of power
plant machinery.
MARET
5 Maret 2012
PT PLN (Persero) telah berhasil
membuat pulau Mansinam yang
terletak di distrik Manokwari Timur,
Kabupaten Manokwari, Propinsi
Papua Barat, menjadi terang
benderang selama 24 jam
MARCH
March 5, 2012
PT PLN (Persero) succeeded to make
Mansinam Island, East Manokwari,
Manokwari Regency, West Papua,
luminous for 24 hours.
6 Maret 2012
PT PLN (Persero) menjalin kerjasama
dengan Transparency International
Indonesia (TII) dalam hal penerapan
Good Corporate Governance (GCG)
dan anti korupsi dalam penyediaan
tenaga listrik
March 6, 2012
PT PLN (Persero) established
cooperation with Transparency
International Indonesia (TII) in the
field of Good Corporate Governance
(GCG) implementation and anti
corruption in electricity provision.
APRIL
12 April 2012
Sinergi pemenuhan kebutuhan listrik
seluruh kawasan pelabuhan antara
PT PLN (Persero) dan PT Pelabuhan
Indonesia II (IPC). Nota Kesepahaman
ditandatangani oleh Direktur Utama
PT PLN (Persero) Nur Pamudji dengan
Direktur Utama Pelindo II, R.J. Lino
APRIL
April 12, 2012
Synergy in the fulfillment of
electricity needs across seaport
areas between PT PLN (Persero)
and PT Pelabuhan Indonesia
II (IPC). The Memorandum of
Understanding was signed by PT
PLN (Persero) President Director
Nur Pamudji and PT Pelindo II
President Director R.J. Lino.
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
PROFIL PERUSAHAAN COMPANY PROFILE
MEI
10 Mei 2012
Pelanggan Listrik Prabayar mencapai
5 juta, PLN tercatat sebagai
perusahaan listrik dengan Jumlah
Pelanggan Prabayar terbesar di dunia
MAY
May 10, 2012
Total of PLN’s prepaid customers
reached 5 millions, making PLN an
electricity Company with the largest
prepaid customers in the world.
16 Mei 2012
Kesepakatan kerjasama PT PLN
(Persero) dengan Pusat Investasi
Pemerintah (PIP) untuk mendukung
pengembangan proyek-proyek
kelistrikan memanfaatkan energi
baru dan terbarukan (Energi Baru dan
Terbarukan ).
May 16, 2012
Agreement in cooperation
between PT PLN (Persero) and State
Investment Agency (PIP) to support
the development of electricity
projects by using renewable energy.
JUNI
8 Juni 2012
PT PLN (Persero) dan PT Siemens
Industrial Power (SIP) sepakat
menjalin kerjasama penyediaan
turbin dan generator untuk
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
milik PLN.
JUNE
June 8, 2012
PT PLN (Persero) and PT Siemens
Industrial Power (SIP) agreed to
undertake cooperation in supplying
turbines and generators for PLN’s
Steam Power Plants.
JULI
10 Juli 2012
PT PLN (Persero) menjalin
kerjasama sekaligus membangun
sinergitas antar BUMN dengan
PT Surveyor Indonesia (Persero)
dalam hal pemastian kesesuaian
(Independence Assurance)
infrastruktur ketenagalistrikan yang
meliputi pembangkit, jaringan, dan
gardu induk.
JULY
July 10, 2012
PT PLN (Persero) engages in
cooperation and builds synergy
between State Owned Enterprises
and PT Surveyor Indonesia
(Persero) in terms of independence
assurance of electricity infrastructure
comprising power plants,
transmission and substations.
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
39
40
AGUSTUS
1 Agustus 2012
Direktur Utama PLN Nur Pamudji
bersama dengan Bupati Jayawijaya,
John Wempi Wetipo, dan Bupati
Kabupaten Yahukimo, Ones Pahabol,
menandatangani prasasti tanda
dimulainya pembangunan PLTA
Baliem berkapasitas 50 MW, di
Wamena Propinsi Papua
AUGUST
August 1, 2012
PLN President Director Nur Pamudji,
Jayawijaya Regent John Wempi
Wetipo and Yahukimo Regent
Ones Pahabol signed a plaque
commemorating the establishment
of Hydro Power Plant Baliem with
capacity of 50 MW in Wamena, Papua.
OKTOBER
3 Oktober 2012
PT PLN (Persero) memaksimalkan
energi yang berasal dari Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk
menerangi Kabupaten Rote
Ndao, Nusa Tenggara Timur yang
merupakan pulau terluar yang
berada di sebelah selatan Indonesia
dan berbatasan langsung dengan
Australia. PT PLN (Persero) segera
memperluas jaringan di Pulau Rote
untuk memenuhi permintaan listrik
masyarakat, sekaligus mendukung
perkembangan sektor pariwisata.
OCTOBER
October 3, 2012
PT PLN (Persero) maximized energy
generated from Solar Power Plants
for the lighting in Rote Ndao,
East Nusa Tenggara, which is the
southern most island of Indonesia
and borders to Australia. PT PLN
(Persero) immediately expanded the
network in Rote Island to meet the
electricity demands of the locals,
while supporting the development
of tourism.
9 Oktober 2012
Pulau Maitara sebagai Pulau
pertama di Indonesia yang 100%
penduduknya menggunakan
Listrik Pintar.
October 9, 2012
Maitara Island is the first island in
Indonesia where all of its population
used Listrik Pintar.
19 Oktober 2012
Kabupaten Banggai Kepulauan
(Bangkep), Provinsi Sulawesi
Tengah dikukuhkan oleh MURI
(Museum Rekor Indonesia) sebagai
Kabupaten Kepulauan pertama
di Indonesia yang menggunakan
Listrik Pintar 100%.
October 19, 2012
Banggai Islands, Central Sulawesi
was named by Indonesia Records
Museum (MURI) as the first Islands
regency in Indonesia using 100%
Listrik Pintar.
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
PROFIL PERUSAHAAN COMPANY PROFILE
21 Oktober 2012
Peringatan Hari Listrik
Nasional ke-67
Puncak Acara Hari Listrik Nasional
ke 67 - jalan sehat dan sepeda
santai oleh ribuan pegawai PLN
se-Jabodetabek yang dilepas secara
langsung oleh Direktur Utama PLN,
Nur Pamudji.
October 21, 2012
Commemoration of the 67th
National Electricity Day
The peak of the 67th National Electricity
Day event was fun bike and stroll
where thousands of PLN employees of
Greater Jakarta area participated. The
event was launched by PLN President
Director Nur Pamudji.
29 Oktober 2012
PLN Terbitkan Buku Panduan
Memahami Gratifikasi
Sejalan dengan program PLN Bersih
yang saat ini sedang dilaksanakan di
internal PLN, maka PLN menerbitkan
buku mengenai Panduan
Memahami Gratifikasi.
October 29, 2012
PLN Publishes Guidebook on
Gratification Identification
In line with the PLN Bersih
program (Clean PLN) which is
being implemented in internal
PLN, the company published the
book Guidelines of Gratification
Identification.
NOVEMBER
14 November 2012
Launching PLN Corporate
University
PT PLN me-launching PLN Corporate
University di PT PLN (Persero)
Pusdiklat sebagai langkah awal
menuju learning organization yang
berkelanjutan dan mendorong
munculnya para pemimpin PLN masa
depan yang profesional, maupun
memiliki sertifikat atau kompetensi
nasional/internasional.
NOVEMBER
November 14, 2012
PLN Corporate University
Launching
PT PLN launched PLN Corporate
University at PT PLN (Persero)
Education and Training Center
(Pusdiklat) as the first step toward
a sustainable learning organization
to encourage the emergence of
PLN’s future professional leaders
who are certified or nationally or
internationally competent.
30 November 2012
2 mobil Evina di pameran IJIC
2012
Evina kependekan dari Electric
Vehicle Indonesia adalah mobil
listrik nasional yang digagas PT PLN
(Persero) dengan PT Sarimas Ahmadi
Pratama (SAP), dipamerkan pada
acara Indonesia Japan Innovation
Convention 2012 (IJIC).
November 30, 2012
Two Evina cars at IJIC 2012
Evina, the short for Electric Vehicle
Indonesia, is the national electric
car initiated by PT PLN (Persero)
in collaboration with PT Sarimas
Ahmadi Pratama (SAP). The car was
showcased at the Indonesia Japan
Innovation Convention (IJIC) 2012.
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
41
DESEMBER
21 Desember 2012
Deklarasi PLN Bersih
Direktur Utama PLN, Nur Pamudji,
Direktur Pencegahan dan
Pendidikan Anti Korupsi KPK, Dedie
A. Rachin dan Sekjen Transparency
Internasional Indonesia (TII),
Natalia Subagyo menandatangani
Deklarasi PLN Bersih, di PLN Kantor
Pusat Jakarta.
21 Desember 2012
Kenaikan Tarif Tenaga Listrik
Telah diterbitkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral No 30 Tahun 2012 tentang Tarif Tenaga Listrik Yang
Disediakan Oleh Perusahaan Perseroan (Perseroan) PT PLN,
yang mulai diberlakukan terhitung tanggal 1 Januari 2013.
42
DECEMBER
December 21, 2012
PLN Bersih Declaration
PLN President Director Nur Pamudji,
Director of Prevention and Anti
Corruption Education of Corruption
Eradication Commission (KPK) Dede
A. Rachin and Secretary General of
Transparency International Indonesia
(TII) Natalia Subagyo signing of PLN
Bersih (Clean PLN) held at PLN’s
headquarters in Jakarta.
December 21, 2012
Electricity Rate Hike
Energy and Mineral Resources Ministerial Decree No. 30
of 2012 concerning the tariffs of Electrical Power provided
by PT PLN (Persero) was issued. It came into effect as of
January 1, 2013.
21 Desember 2012
PLN dapat Pinjaman Rp8,5
triliun dari Sindikasi Bank
Nasional
Untuk kebutuhan investasi
kelistrikan tanah air, PLN menerima
pinjaman sejumlah Rp8,5 triliun dari
sindikasi kredit 4 Bank yaitu Bank
BRI, Mandiri, BCA, dan Bank BNI.
December 21, 2012
PLN Receives Loan Rp8.5
trillion from National
Syndicated Banks
For the purpose of electricity
investment in Indonesia, PLN
received bank loans with a total of
Rp8.5 trillion from credit syndicate of
four banks, i.e. Bank BRI, Mandiri, BCA,
and Bank BNI.
26 Desember 2012
PLN Tandatangani Head of
Agreement Pembelian LNG 23,96 juta
Metrik Ton dengan BP Berau Ltd
December 26, 2012
PLN, BP Berau Signs Head of
Agreement of 23.96 million Metric
Ton LNG Purchase
BP Berau Ltd. akan memasok gas ke
PLN dalam bentuk Liquefied Natural
Gas (LNG) selama 20 tahun dengan
total volume 23,96 juta Metrik Ton.
BP Berau Ltd. will supply gas to PLN
in the form of Liquefied Natural Gas
(LNG) in duration of 20 years with
the total volume of 23.96 million
metric tons.
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
PROFIL PERUSAHAAN COMPANY PROFILE
Penghargaan dan Sertifikasi
Awards and Certifications
PENGHARGAAN
AWARDS
Pada tahun 2012 PLN menerima berbagai penghargaan baik
secara langsung maupun melalui unit bisnis dan anak usaha dari
berbagai lembaga independen.
During 2012, PLN received a variety of awards from independent
bodies either for itself or through its business units and subsidiaries.
Penghargaan yang diperoleh mencakup:
The awards are, among others:
19 Mei
Penghargaan dari ajang ICCA Award
Layanan Contact Center (CC) PLN 123, mendapatkan penghargaan sebagai The Best Bussiness
Contribution-Silver Medal dan The Best Contact Center Operation – Bronze Medal dalam acara ICCA
Award.
May 19
Winning Awards in ICCA Award
PLN’s Contact Center 123 received ICCA awards of The Best Bussiness Contribution-Silver Medal
and The Best Contact Center Operation – Bronze Medal.
27 Mei
Penghargaan MURI untuk PLN Bangka
Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan Penghargaan untuk PLN Bangka atas gagasan dan
inovasi “Mobil Listrik Pintar Pertama Dengan Catu Tenaga Surya” di Indonesia.
May 27
MURI Award for PLN Bangka
The Indonesian Record Museum (MURI) bestowed an award for PLN Bangka for the idea and
innovation of the first solar-powered smart electric car in Indonesia.
20 Juni
Penghargaan BUMN Marketing Day 2012
June 20
State-Owned Enterprises Marketing Day 2012
Awards
Listrik Pintar (Listrik Prabayar), produk layanan PLN, mendapat
3 Penghargaan Bidang Marketing:
1. Strategic Marketing (Silver Winner)
2. Tactical Marketing (Bronze Winner)
3. Special Award (Bronze Winner)
Dalam Acara “BUMN Marketing Day 2012″, yang diadakan oleh
Majalah BUMN Track bekerjasama dengan BUMN Marketers
Club dan Markplus Inc.
The PLN’s service Listrik Pintar (prepaid electricity) received three
awards in Marketing field:
1. Strategic Marketing (Silver Winner)
2. Tactical Marketing (Bronze Winner)
3. Special Award (Bronze Winner)
In the “BUMN Marketing Day 2012” held by BUMN Track magazine
in collaboration with BUMN Marketers Clun and Markplus Inc.
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
43
19 Oktober
Penghargaan MURI untuk PLN Sulawesi Tenggara
Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep), Provinsi Sulawesi Tengah dikukuhkan oleh
MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai Kabupaten Kepulauan pertama di Indonesia
yang menggunakan Listrik Pintar 100%.
October 19
Indonesian Records Museum (MURI) Awards for PLN
Southeast Sulawesi
Banggai Islands (Bangkep) Regency, Central Sulawesi was named by MURI as the first
archipelago regency in Indonesia using 100% of Listrik Pintar (“Smart Electricity”).
44
24 Oktober 2012
October 24, 2012
International Finance Corporation (IFC)
memberikan peringkat lebih baik kepada Indonesia
dalam hal kemudahan akses listrik
Upaya PLN dalam memperbaiki dan meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat untuk mendapatkan akses kelistrikan mendapat
apresiasi dan pengakuan dari International Finance Corporation (IFC).
International Finance Corporation (IFC) provide
better rating to Indonesia for getting electricity
Apresiasi diberikan karena PLN dianggap berhasil dalam
memberikan Kemudahan Melakukan Bisnis (Ease of Doing Business)
di Indonesia, sebagaimana rilis resmi yang dikeluarkan IFC dalam
Business 2013 Report : Smarter Regulations for Small and MediumSize Enterprises.
The appreciation was delivered as the company was considered
successful in facilitating Ease of Doing Business in Indonesia,
as in IFC’s official release in the Business 2013 Report: Smarter
Regulations for Small and Medium-Size Enterprises.
21 November 2012
November 21, 2012
PLN dan Anak Perusahaannya Raih 7 Anugrah dari
IQAF 2012
Tujuh anugrah penghargaan yang diperoleh PLN dan anak
perusahaannya yaitu 2 kategori Early Improvement diperoleh
oleh PLN Tarakan dan PT Geodipa, 4 kategori Good Performance
oleh PLN Pusat, Indonesia Power, PLN Batam dan PLN Enjiniring
sedangkan kategori Emerging Industry Leader diterima oleh PT
Pembangkitan Jawa Bali (PJB).
PLN and Subsidiaries received 7 of IQAF
2012 Awards
PLN and its subsidiaries received seven awards, i.e. two in Early
Improvement category received by PLN Tarakan and PT Geodipa,
four in Good Performance category each received by PLN
Headquarters, Indonesia Power, PLN Batam, and PLN Enjiniring.
Whereas the Emerging Industry Leader title was awarded to PT
Pembangkitan Jawa Bali (PJB).
24 Desember 2012
December 24, 2012
Nur Pamudji – Direktur Utama PLN terpilih menjadi salah satu
diantara 6 CEO BUMN terbaik pilihan majalah Tempo
Tempo magazine named Nur Pamudji – PLN President Director
was named as one of the six Best SOE CEOs
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
PLN’s efforts in upgrading and improving its service to people to
provide access to electricity, were appreciated and recognized by
International Finance Corporation (IFC).
PROFIL PERUSAHAAN COMPANY PROFILE
SERTIFIKASI
CERTIFICATION
Sejak 2004, secara intensif PLN melaksanakan program sertifikasi
Bidang Pembangkitan dan Pelayanan Pelanggan meliputi:
1. ISO 9001 tentang Pelayanan Pelanggan
2. ISO 14001 tentang Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan,
3. SMK3,
4. Kelaikan Operasi,
5. Sertifikasi Kompetensi Operasi dan Pemeliharaan.
6. OHSAS untuk Keselamatan dan Kesehatan pegawai, dan
7. Sertifikasi dari Pihak Independen Lainnya.
PLN has intensively conducted Generation and Customer Service
certification programs, consisting of:
1. ISO 9001 for Customer Service
2. ISO 14001 on Environmental Management and Monitoring,
3. Occupational Health & Safety Systems,
4. Operational Worthiness,
5. Operations and Maintenance Competency Certification.
6. OHSAS for Occupational Health & Safety, and
7. Other certification from independent parties.
Realisasi kebijakan sertifikasi membuat hampir Seluruh Unit Bisnis
(46 unit Bisnis) dan Anak Usaha (10 anak usaha) telah memiliki
sertifikasi dimaksud, sehingga daftar dan jumlah sertifikasi yang
diperoleh PLN beserta seluruh unit bisnis dan anak usaha yang
masih berlaku sampai dengan tahun buku 2012 tercakup dalam
daftar berikut.
The certification policy made 46 business units (nearly all of PLN’s
business units) and all 10 subsidiaries have secured the standard
certifications above. The recapitulation for 2012 is as follows.
Rekapitulasi Sertifikasi Berdasarkan Jenis ISO & Sertifikat lainnya
Certification Recapitulation by ISO Type & Others
Jenis Sertifikasi
Certification
Deskripsi
Description
Jumlah 2012
Total 2012
ISO 14001: 2004
Sertifikasi Manajemen Environmental Management Certification”
ISO 9001: 2000
Sertifikasi Manajemen Layanan Environmental Management Certification”
ISO 9001: 2008
Sertifikasi Manajemen Layanan Service Management Certificate
OHSAS 18001: 1999
Sertifikat Keselamatan Kerja dan Keamanan Lingkungan
Occupational Safety and the Environment Certificate
1
SMK 3
Sertifikasi Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Occupational Health and Safety Management Certificate
39
ISO 28000:2007 / SNI ISO 28000: 2009
Sistem Manajemen Keamanan Tantai Pasokan
Supply-Chain Security Management System
14
Sertifikat Pemeliharaan
Maintenance Certificate
18
3
68
7
SLO
Sertifikat Laik Operasi Operational Worthiness Certification”
14
OHSAS 18001: 2007
Sertifikat Keselamatan Kerja dan Keamanan Lingkungan
Occupational Health & Safety, and the Environment Certification”
1
ISO / IEC 17021: 2006
Sertifikasi Sistem Mutu Quality System Certificate
1
BSN 401-2000
Sertifikasi Produk Product Certificate
1
SNI/ISO/IEC 17201: 2008
Sertifikasi Manajemen Lingkungan
Environmental Management Certificate
1
168
Jumlah Sertifikasi Total Certification
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
45
MENDORONG
PERTUMBUHAN
EKONOMI
OMIC
PROMOTING ECON
GROWTH
46
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI
PROMOTING ECONOMIC GROWTH
Kami berupaya memenuhi
komitmen untuk
mendukung pembangunan
perekonomian Nasional
melalui penyediaan
tenaga listrik yang
semakin memadai, handal,
terjangkau dan meliputi
seluruh wilayah nusantara
We seek to meet our commitment to support national economic
development through the provision of more sufficient, reliable, and
affordable electrical power to a scope covering all accross
the archipelago
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
47
48
Meningkatkan Peran Katalis
Pertumbuhan Perekonomian Nasional
Improving the Catalyst Role for
National Economic Growth
Indonesia semakin dikenal sebagai negara dengan pertumbuhan
ekonomi yang stabil dalam beberapa tahun terakhir, kendati
kondisi perekonomian global berlangsung kurang kondusif.
Kekayaan alam dan jumlah sumber daya manusia membuat
permintaan domestik Indonesia selama beberapa tahun
meningkat, dan menghindarkan perekonomian nasional dari
pengaruh pelemahan perekonomian global.
Indonesia is increasingly recognized as a country with stable
economic growth over the last few years, despite the ongoing global
economic conditions are less favorable. Natural wealth and the
amount of human resources are factors that make the number of
Indonesian domestic demand increased for the last few years, and
prevent the national economy from implicated by global economic
downturn.
Sekalipun mengalami pertumbuhan moderat, berbagai pengamat
perekonomian global maupun nasional berpendapat bahwa
Indonesia memiliki kekurangan dalam bidang penyediaan
infrastruktur yang memadai, diantaranya adalah ketersediaan sarana
jalan, pelabuhan dan listrik.
Despite experiencing moderate growth, global and national
economic observers argue that Indonesia has a deficiency in the
provision of infrastructure, including roads, ports and electricity.
Ketersediaan tenaga listrik membuat kegiatan perekonomian di
suatu kawasan berlangsung secara terbatas, baik dari sisi waktu
kegiatan maupun nilai kegiatan perekonomian yang berlangsung.
Jaminan pasokan listrik di suatu daerah pada umumnya membuat
intensitas kegiatan perekonomian meningkat dengan waktu yang
semakin lama dan nilai transaksi yang semakin besar. Kebijakan
pengembangan kawasan pertumbuhan ekonomi baru, dalam
beberapa kasus bahkan tidak dapat berlangsung sesuai program
karena ketiadaan sarana listrik.
The availability of electric power makes economic activities in a
region take place under limitations, both in terms of time and value of
the ongoing economic activities. Generally, guarantees of electricity
supply in an area raise the intensity of economic activity in longer
time and with greater transaction value. Policy of development of
new economic growth areas, in some cases may not even take place
according to the program due to lack of electricity facility.
Hingga akhir tahun 2012, rasio elektrifikasi di Indonesia sebesar
76,16% (termasuk pelanggan Non PLN). Rasio elektrifikasi
tersebut masih tertinggal dibandingkan negara-negara ASEAN
yang sudah berada pada kisaran 95% (Filipina), bahkan 100%
(Singapura, Thailand, Malaysia). Untuk menstimulir perkembangan
pembangunan ketenaga listrikan di Indonesia, pada tahun 2009
Pemerintah bersama-sama DPR telah mengesahkan pemberlakuan
Undang-Undang No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan.
Pada tanggal 25 Januari 2012 Pemerintah menerbitkan Peraturan
Pemerintah no 14 tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik, yang memberi penjelasan lebih detil mengenai
kegiatan penyediaan listrik.
As of end of 2012, Indonesia’s electrification ratio is 76.16% (including
non-PLN subscribers). Such electrification ratio is still lagging behind
compared to some other ASEAN countries, which already about
95 percent (the Philippines) and even 100 percent (Singapore,
Thailand, Malaysia). To stimulate the development of electrical
power construction in Indonesia, in 2009 the Government along with
the House of Representatives passed the of Law No. 30 of 2009 on
Electricity. On January 25, 2012 the Government issued Government
Regulation No. 14 of 2012 on Electrical Power Provision Business
Activities, which provides more detailed explanation regarding the
supply of electricity.
Menyadari besarnya kaitan tingkat pertumbuhan dengan
ketersediaan infrastruktur, Pemerintah dan PLN khususnya, bertekad
membangun infrastruktur ketenagalistrikan untuk mencukupi
kebutuhan tenaga listrik baik di pedesaan maupun perkotaan dan di
kawasan pusat pertumbuhan agar menjadi katalis bagi meningkatnya
pembangunan perekonomian nasional yang berkelanjutan.
Realizing the close relation between growth rate and the availability
of infrastructure, the government, with PLN in particular, is
determined to build electricity power infrastructure to meet the
electricity needs in both rural and urban areas as well as regional
growth centers in order to be a catalyst for the growth of sustainable
national economy.
Rencana Jangka Panjang
Long Term Development Plan
PLN menyusun rencana dan merealisasikan pembangunan
infrastruktur ketenagalistrikan di Indonesia dalam tahapan yang
dituangkan dalam Rencana Kerja Jangka Panjang perusahaan (RJPP).
PLN plans and realizes electricity infrastructure development in
Indonesia in stages as outlined in the company’s Long-Term Plan
(RJPP). The development plan is divided into a series of long-term
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI
PROMOTING ECONOMIC GROWTH
Rencana pengembangan tersebut dituangkan melalui serangkaian
program strategis jangka panjang 10 tahunan yang akan dievaluasi
pada setiap periode tertentu setelah atau pada saat dilakukannya
implementasi sesuai tahapan tertentu. Arah strategis pengembangan
10 tahun mendatang dibagi menjadi dua bagian, yaitu masa tumbuh
(growth) pada periode 2012-2016, dan masa ekselen pada periode
2017-2021, seperti tergambar pada tabel berikut.
decadal strategic programs that shall be evaluated every certain
period after or during implementation of specified stages. The
orientation of the strategic development of the next ten years is
divided into two phases, i.e. growth phase in the 2012-2016 period,
and the excellence phase in the 2017-2021 period, as illustrated in
the following chart.
Masa Tumbuh (2012-2016)
Growing age
Produk dan
Layanan
Product and
Services
Pelanggan
Customer
Keandalan
(SAIDI dan SAIFI)
pada level 25%
terbaik utility
Asia
• Kepuasan
pelanggan pada
level 25% terbaik
utility Asia.
• Komposisi
pelanggan semakin
menguntungkan
Reliability (SAIDI
and SAIFI) at
level of 25
percent best
utility in Asia
• Customers
satisfaction at level
of 25 best utility
in Asia
• Customers
composition grows
more profitable
Keuangan dan
Pasar
Financial and
Market
• Keuangan Sehat
• Dipercaya
oleh investor
dan lembaga
keuang¬an
• Subsidi + marjin
yang wajar
• Automatic Tariff
Adjustment dan
sistem tarif baru
sudah dapat
diterapkan
• Sound financial
condition
• Trusted by investors
and financial
institutions
• Subsidy + fair
margin
• Automatic tariff
adjustment and the
implementation of
new tariff system
SDM
Human Resources
• Jumlah dan
komposisi SDM
baik
• Kompetensi SDM
meningkat
• Knowledge
Management
berjalan baik
• Proportional
number and
composition of
human resources
• Increasing
human resources
competence
• Good knowledge
management
Proses Bisnis Internal
Internal Business Process
• Krisis energi
terpecahkan (Kapasitas
bertambah signifikan
dan mengimbangi
permintaan)
• Pasokan energi primer
terjamin
• EAF pada level 25%
terbaik utility Asia
• Prosentase produksi
daya listrik dari stasiun
pembangkit berbasis BBM
menurun, maksimum 5%
dari total pembangkit
pada 2016
• Susut jaringan pada level
25% terbaik utility Asia
• IT- yang terintegrasi
• Zero accident
• Baku mutu lingkungan
hidup sesuai standard
KLH
• Energy crisis is solved
(the capacity significantly
increases and the demand
is met)
• Primary energy supply is
assured
• EAF is at level of 25
percent best utility in Asia
• The percentage of
electricity produced
by fuel oil-based plant
decreases, maximum
5 percent of the total
number of the plants by
2016.
• Network losses at level
of 25 percent best utility
in Asia
• Integrated IT system
• Zero accident
• Environment quality
in accordance with
Environment Ministry’s
standards
Kepemimpinan
Leadership
• GCG berjalan baik
(skor minimal 85)
• Score penilaian MB
minimal 476 point
(Good Performance)
pada tahun 2012
dan 625 point
(Emerging Industry
Leader) pada tahun
2016
• GCG runs well
(minimum score
is 85)
• MB minimum
score is 476 (good
performance)
by 2012 and 625
(Emerging Industry
Leader) by 2016.
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
49
Masa Ekselen (2017-2021)
Excellence Phase (2017-2021)
Produk dan
Layanan
Product and
Services
Pelanggan
Customer
Keandalan (SAIDI dan
SAIFI) pada level 10%
terbaik utility Asia
• Kepuasan
pelanggan pada
level 10% terbaik
utility Asia
• Komposisi
pelanggan
menguntungkan
Reliability (SAIDI and
SAIFI) at level of 10
percent of the best
utility in Asia
Keuangan dan
Pasar
Finance and
Market
SDM
Human Resources
• Keuangan Sangat • Struktur organisasi
Sehat
efektif (Lean & Clean
Organi- zation,
• Subsidi dan
marjin yang
PLN Pusat Non
Operating Holding)
wajar
• Tarif makin
• Kompetensi SDM
mendekati harga
baik
• Inovasi berjalan
keekonomian
baik
• Customers
satisfaction is at
• Financial
level of 10 percent
condition is very • Effective
of the best utility in
stable
organization
Asia
• Fair subsidy and
structure (lean &
• Customers
margin
clean organization,
• Tariff nearly
PLN headquarters
composition is
profitable
reaches
is non operating
holding)
economic price
• Competent human
resources
• Innovation runs
well
Untuk memastikan tercapainya target pengembangan usaha
jangka panjang , PLN telah menyusun 8 (delapan) inisiatif strategis
– 5 (lima) inisiatif strategis berkaitan dengan fungsi bisnis inti, 2
(dua) inisiatif strategis sebagai enabler, dan 1 (satu) inisiatif strategis
sebagai ultimate result dari inisiatif strategis lainnya.
50
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
Proses Bisnis Internal
Internal Business Process
Kepemimpinan
Leadership
• Pasokan energi primer
terjamin
• EAF pada level 10% terbaik
utility Asia
• Susut jaringan pada level
10% terbaik utility Asia
• IT- Based organization
• Teknologi ramah
lingkungan dan
penggunaan renewable
energy
• GCG berjalan
sangat baik (skor
minimal 95)
• Menjadi Industry
Leader dengan
Score penilaian MB
minimal 676 point
• Primary energy supply is
assured
• EAF is at level of 10 percent
of the best utility in Asia
• Network losses is at level
of 10 percent of the best
utility in Asia
• IT-Based organization
• Environmental- friendly
technology and the use of
renewable energy
• GCG runs very well
(minimum score
is 95)
• Becoming industry
leader with MB
score at least 676
To assure the achievement of the long-term business development
targets, PLN has prepared eight strategic initiatives, five of which are
related to the functions of the core business, two are enablers, and
the remaining two are designed to support infrastructure and build a
positive image as well as to support its successful implementation.
MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI
PROMOTING ECONOMIC GROWTH
Delapan inisiatif strategis adalah:
1. Mengoptimalkan ekspansi kapasitas dan pembiayaan
2. Mengoptimalkan biaya energi primer
3. Melanjutkan Operational Performance Improvement (OPI)
4. Melanjutkan Procurement and Construction Excellence
5. Melanjutkan Commercial Excellence
6. Meningkatkan Manajemen Stakeholders dan regulatory
7. Melanjutkan budaya kinerja tinggi dan kepemimpinan
yang kuat
8. Meningkatkan pembentukan citra yang positif
The eight strategic initiatives are:
1. Optimizing capacity and financing expansion
2. Optimizing primary energy cost
3. Continuing Operational Performance Improvement (OPI)
4. Continuing Procurement and Construction Excellence
5. Continuing Commercial Excellence
6. Improving stakeholder and regulatory management
7. Continuing high performance work culture and strong
leadership
8. Elevating positive image
Lima inisiatif strategis pertama diharapkan akan memberikan hasil
yang terukur dan berdampak langsung pada kinerja keuangan
perusahaan, sedangkan keberhasilan inisiatif strategis enabler
dan infrastruktur pendukung lainnya meskipun tidak berdampak
langsung pada kinerja keuangan PLN, namun kesuksesannya
akan sangat penting untuk memastikan keberhasilan lima inisiatif
strategis utama.
It is expected that the first five strategic initiatives would bring
measurable results and direct impact on the Company’s financial
performance. While the success in enabler strategic initiaves and
other supporting infrastructure, although not having direct impact
on the Company’s financial performance, is important to assure the
success of the other five strategic initiatives.
Kinerja Perusahaan
Company Performance
Komitmen PLN untuk mendukung pertumbuhan perekonomian
nasional dengan merealisasikan berbagai program pengembangan
di tahun 2012 menunjukkan beberapa perkembangan yang positif.
Tambahan pasokan daya listrik dari realisasi beberapa pembangkit
dari Proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit 10.000 MW tahap
I, selain dari pembangkit sewa dan pembelian listrik swasta, telah
berhasil menciptakan stabilitas pasokan listrik dan menghilangkan
kondisi pemadaman bergilir karena kekurangan daya.
PLN’s commitment in supporting national economic growth by
realizing a variety of development programs in 2012 showed
positive progress. The electrical power supply addition from the
operation of some plant projects of the first phase of 10,000 MW
Fast Track Program (FTP-1), excluding power from rented plants and
purchase from private power plants, has managed to create stability
of electricity supply and eliminate rolling power outage caused by
power insufficiency.
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
51
52
Penyediaan tenaga listrik yang maksimal selain telah meningkatkan
volume penjualan listrik dan nilai pendapatan, juga berhasil
meningkatkan rasio elektrifikasi (termasuk pelanggan listrik nonPLN) pada tahun pelaporan menjadi 76,16 % dari tahun sebelumnya
sebesar 74,3%. PLN juga berhasil meningkatkan efisiensi penggunaan
bahan bakar pembangkit, sehingga komposisi bauran energi
membaik, dengan tingkat penggunaan bahan bakar minyak (BBM)
turun menjadi sebesar 14,97% dari angka tahun sebelumnya yang
sebesar 24,78%. Sebaliknya persentasi penggunaan sumber energi
non-bbm terutama batu-bara dan gas meningkat, demikian juga
halnya dengan pasokan listrik dari PLTA.
The provision of maximal electrical power in addition to increased
sales, and subsequent revenue and the maintaining the Company
profits, ensuredthey were also able to increase the electricification
ratio (including non-PLN subscribers) in the reporting period to
increase at 76.16 percent from the previous year of 74.3 percent. PLN
also managed to increase efficiency in power plant fuel usage, or
better energy mix. Oil-based fuel usage rate down to 14.97 percent
from previously 24.78 percent. On the other hand, the percentage
of non oil-based fuel usage especially coal and gas increased, so did
electricity supply from hydro power plants.
Peningkatan pasokan daya listrik dari sumber pembangkit PLTA
terjadi sebagai dampak positif melimpahnya pasokan air ke waduk
reservoir, sehingga pasokan daya listrik dari unit pembangkit PLTA
menjadi optimal. Sementara pasokan listrik dari PLTU berbahan
bakar batubara meningkat sebagai hasil realisasi program
percepatan pembangunan pembangkit tahap I dan pasokan dari
PLTU berbahan bakar gas juga meningkat seiring dengan mulai
pulihnya pasokan gas.
The increase of electricial power supply from hydro power plant was
resulted from the abundant water supply toward reservoir dams, thus
the electrical power supply from hydro power plant units reached its
optimum level. Meanwhile, electrical power supply from coal-fired
power steam plants increase as a result of the realization of the FTP-I
and in accordance with gas supply that started to recover.
Pengaturan bauran energi yang optimal berpengaruh positif pada
upaya meningkatkan laba melalui efisiensi operasional, yakni melalui
pengendalian biaya pokok penyediaan tenaga listrik (BPP). PLN
sangat berkepentingan menjaga pertumbuhan laba untuk menjaga
keberlanjutan usaha Perseroan di masa mendatang. Sebagaimana
diprakirakan dalam penyusunan rencana jangka panjang perusahaan,
pertumbuhan permintaan listrik akan mencapai rata-rata 8,5% per
tahun, atau berarti kebutuhan penambahan daya sebesar 5 GW per
tahun. Kemampuan memperoleh laba operasional berarti menjamin
tersedianya dana pengembangan untuk memenuhi peningkatan
kebutuhan listrik.
Optimum energy mix arrangements have positive impacts on the
efforts to raise profits through operational efficiency, i.e. controlling
electrical power basic cost of supply. PLN has an interest to maintain
profit growth to sustain the Company’s business in the future.
As predicted in the company long-term plan, electricity demand
growth would reach 8.5 percent a year, meaning the demands for
power addition is 5 GW a year. The ability to acquire operational
profit assures the availability of funds for development to meet the
increasing electricity needs.
Manajemen PLN bertekad untuk dapat mewujudkan dan terus
mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan berdasarkan
pada tiga nilai dasar, yakni ketangguhan ekonomi (economic viability),
pertanggung-jawaban lingkungan (environmental accountability)
dan tanggung jawab sosial (social responsibility).
PLN’s management is committed to realize and achieve its
sustainability development goals based on three basic values,
namely economic viability, environmental accountability and social
responsibility.
Gambaran
mengenai
perolehan
nilai
ekonomi
dan
pendistribusiannya kepada para pemangku kepentingan selama
periode pelaporan dapat dilihat pada tabel Ikhtisar Kinerja Ekonomi
yang disusun berdasarkan pedoman pelaporan keberlanjutan Global
Reporting Initiative versi 3.1. (EC1)
An overview of the acquisition and distribution of economic value to
stakeholders during the reported period can be seen in the following
Economic Performance table, which was compiled based on the
Global Reporting Initiative version 3.1. (EC1)
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI
PROMOTING ECONOMIC GROWTH
Tabel Ikhtisar Distribusi Nilai Ekonomi (miliar rupiah) (EC1)
Chart of Economic Value Distribution Highlights (billion rupiah)
KINERJA EKONOMI
Perolehan Nilai Ekonomi
2012
2011
Perubahan ECONOMIC PERFORMANCE
% Economic Value Generated
(dlm Rp miliar)
(in billion Rp)
(dlm Rp miliar)
(in billion Rp)
Pendapatan
Pendapatan bunga bank dan deposito
Hasil Investasi pada anak perusahaan
Hasil penjualan aktiva tetap
Pendapatan/ (pengeluaran) selisih kurs
Pendapatan Lain-lain
Jumlah Nilai Ekonomi Diperoleh
Pendistribusian Nilai Ekonomi
232,656
384
(5,938)
1,657
228,759
208,108
504
(1,833)
1,827
208,606
11.8% Revenue
-23.8% Interest Income from bank and deposits
Net Profit from Associated Companies
- Gain from asset disposal
223.9% Gain from forex differential
-9.3% Other Incomes
9.7% Total Economic Value Generated
Economic Value Distributed
Biaya Operasional (tidak termasuk biaya pegawai)
Gaji Karyawan dan benefit lainnya
Pembayaran kepada penyandang dana :
- Pemegang saham (Dividen)
- Bank (bunga pinjaman)
Jumlah pembayaran kepada penyandang dana:
Pengeluaran untuk Pemerintah (pajak, royalty, dsb)
Pengeluaran untuk masyarakat
Jumlah Nilai Ekonomi Yang Didistribusikan
188,714
14,401
3,500
24,612
28,112
821
92
232,141
172,443
13,197
3,500
17,361
20,861
679
37
207,217
9.4%
9.1%
0.0%
41.8%
34.8%
20.9%
149.8%
12.0%
Nilai ekonomi yang ditahan sebelum dividen
(6,882)
281
Nilai Ekonomi Yang Ditahan
(3,382)
3,781
Operating Costs
Total employee’s salary and other benefit
Payment for funds provider
Dividend (shareholders)
Interest (creditors)
Total payment for funds provider
Expenses fo Government (tax, royalties, etc)
Expenditures for public
Total Economic Value Distributed
-2549.0% Economic Value Retained Excluding
Dividend Paid
-189.4% Economic Value Retained
Perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan total yang berasal
dari perolehan penjualan daya listrik dan subsidi, sebesar 11,8%
menjadi Rp232,7 triliun dari sebelumnya Rp208,1 triliun. Selain
pendapatan utama tersebut, PLN mencatatkan pendapatan serta
beban lain-lain, sehingga pada tahun 2012, total nilai perolehan
ekonomi menjadi sebesar Rp229 triliun atau naik 9,7% dari tahun
sebelumnya Rp209 triliun.
The Company recorded an increase in the total revenues, which
derived from the sales of electrical power and subsidy, amounting
to 11.8 percent, to Rp232.7 trillion from previously Rp208.1 trillion. In
addition to the largest part of revenue, PLN recorded revenues and
other expenses, thus in 2012 the generated economic value totalled
Rp229 trillion, or an increase of 9.7 percent from the previous year of
Rp209 trillion.
Perseroan mendistribusikan kembali perolehan nilai ekonomi 2012
hingga mencapai Rp232 triliun kepada para pemangku kepentingan,
naik 12,0% dari tahun sebelumnya. Bagian terbesar nilai perolehan
digunakan untuk biaya operasional, mencapai Rp189 triliun, gaji
pegawai Rp14 triliun, dan distribusi kepada penyandang dana
(dividen untuk pemerintah dan bunga pinjaman bank) sebesar
Rp28 triliun. Sisanya digunakan untuk membayar pajak, royalti, dan
pengeluaran untuk masyarakat. Dengan demikian, seluruh perolehan
nilai ekonomi tahun 2012 habis didistribusikan.
The Company distributed generated economic value in 2012 of
Rp232 trillion to stakeholders, or a 12.0 percent increase from the
previous year. The largest part of the generated economic value
was used on operational costs, which reached Rp189 trillion, Rp14
trillion for employee’s salaries, and Rp28 trillion for distribution to
fund providers (dividends for the government and interest on bank
loans). The remainder was used to pay tax, royalties, and expenditure
for the public. The result was that all the economic value in 2012 was
distributed completely.
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
53
54
Tabel distribusi ekonomi tersebut memberikan gambaran bahwa
kinerja PLN memiliki pengaruh positif kepada para pemangku
kepentingan lainnya. Keterangan lebih mendetail mengenai kinerja
keuangan Perseroan dapat dilihat pada Laporan Tahunan PT PLN
(Persero) 2012.
The economic distribution table shows that PLN’s performance had
positive influences on other stakeholders. More detailed information
about the Company’s financial performance can be seen in the PT
PLN 2012 Annual Report.
KONTRIBUSI PADA NEGARA
CONTRIBUTION TO THE NATION
Sebagai salah satu perusahaan yang seluruh saham dimiliki
Pemerintah maka setiap tahun Perseroan memberikan berbagai
jenis kontribusi kepada negara, yakni dalam bentuk pajak, dividen,
retribusi, iuran tetap dan bea masuk.
As a Company whose all of its shares are owned by the Government,
every year the Company provides several kinds of contribution to
the state, namely in the form of taxes, dividends, fees, fixed fees and
import duties.
Total pajak yang dibayarkan kepada negara pada tahun 2012 adalah
sebesar Rp821 miliar atau naik 20,91% dari pajak tahun 2011 yang
sebesar Rp679 miliar. PLN juga memberikan dividen yang dibayarkan
kepada negara dengan jumlah sesuai ketetapan RUPS, yakni sebesar
Rp3,5 triliun untuk tahun buku 2012.
The total amount of tax paid to the state in 2012 was Rp821 billion, a
20.91% increase from Rp679 million paid in 2011. At the same time,
dividend payouts to the state of a value set by GMS amounted to
Rp3.5 trillion for the 2012 fiscal year.
Total kontribusi yang dibayarkan kepada negara pada periode
laporan adalah sebesar Rp4,4 triliun atau naik 4,76% dari kontribusi
tahun sebelumnya sebesar Rp4,2 triliun.
The total contributions paid to the state in the reported period
was Rp4.4 trillion, which was an 4.76% increase from Rp4.2 trillion
in 2011.
SUBSIDI LISTRIK PEMERINTAH (EC4)
GOVERNMENT ELECTRICITY SUBSIDY (EC4)
Sebagai perusahaan BUMN yang bertugas memberikan jasa
penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum (public service
obligation/PSO), PLN menerima bantuan finansial dalam bentuk
subsidi selisih tarif penjualan kepada pelanggan dari Pemerintah
Republik Indonesia.
As a State-Owned Enterprise tasked with providing electrical power
services for the public interest (public service obligation/PSO), in
running its operational activities PLN received financial assistance
from the Government of the Republic of Indonesia in the form of
sales price subsidies.
Adapun tata cara penghitungan dan pembayaran subsidi listrik
untuk Tahun Anggaran 2012 mengacu pada Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia (PMK) No. 111/PMK.02/2007 tanggal
14 September 2007 yang diperbaharui dengan Peraturan No. 162/
PMK.02/2007 tanggal 17 Desember 2007.
The procedure for the calculation and payment of electricity subsidies
for the 2011 Fiscal Year uses Ministry of Finance Regulation (PMK) No.
111/PMK.02/2007 dated September 14, 2007, which was updated
with Regulation No.162/PMK.02/2007 dated December 17, 2007.
Subsidi listrik dihitung dari selisih negatif antara harga jual tenaga
listrik rata-rata (Rp/kWh) dari masing-masing golongan tarif; dikurangi
Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik (Rp/kWh) pada tegangan
di masing-masing golongan tarif; dikalikan volume penjualan (kWh)
untuk setiap golongan tarif. BPP tenaga listrik dihitung berdasarkan
formula, termasuk tingkat susut jaringan transmisi dan distribusi,
yang ditetapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral c.q.
Direktorat Jenderal Kelistrikan
Electricity subsidies are calculated from the negative balance
between the electricity sales prices (Rp/kWh) from each price
category deduced by the Basic Cost of Supply (BPP) of electricity
(Rp/kWh) on the voltage of each price category; multiplied by the
sales volume (kWh) for each price category. The electricity BPP is
calculated based on a formula, which includes the transmission and
distributions network losses, which is set by the Ministry of Energy
and Natural Resources, c.q. the Directorate General of Electricity.
Besarnya subsidi listrik dalam satu tahun anggaran secara final
ditetapkan berdasarkan hasil audit atas ketaatan penggunaan subsidi
listrik yang dilakukan oleh auditor yang ditunjuk Menteri Keuangan
c.q. Direktorat Jenderal Anggaran.
The size of the electricity subsidy in one fiscal year is finalized based
on the results of an audit into electricity subsidy usage compliance,
which is carried out by an auditor appointed by the Ministry of
Finance, c.q. the Directorate General of Budgeting.
Pada tanggal 9 April 2013 dan 26 Maret 2012, Perseroan telah
menerima hasil audit perhitungan subsidi listrik tahun 2012 dan
2011 masing-masing sebesar Rp103,3 triliun dan Rp93,2 triliun.
On April 9, 2013 and March 26, 2012, the Company received the
results of the 2012 and 2011 electricity subsidy calculation, which
were respectively Rp103.3 trillion and Rp93.177 billion.
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI
PROMOTING ECONOMIC GROWTH
MENDORONG PERTUMBUHAN PERKONOMIAN
DAERAH
PROMOTING REGIONAL AND NATIONAL
ECONOMIC GROWTH
Selain kontribusi langsung kepada negara, PLN juga memberi
kontribusi tak langsung dalam hal penyerapan tenaga kerja lokal
di daerah operasional Perseroan. Semakin banyak tenaga kerja
lokal yang terserap, maka kegiatan perekonomian di areal seputar
operasional Perseroan makin meningkat sehingga taraf hidup
masyarakat sekitar pun turut meningkat. (EC9)
Apart from directly contributing to the Government, the Company
also provides indirect contribution, in the form of absorbing the local
workforce in the Company’s operational areas. The greater the local
workforce is absorbed, the more economic activities in the vicinity of
the Company’s operations will increase, so the more the lives of the
people in the area will also be improved. (EC9)
PLN mempertimbangkan besaran penyerapan tenaga kerja lokal
dalam memilih mitra pemasok maupun mitra kerja kontraktor
pembangunan dan pemeliharaan pembangkit dengan dilandasi
kesadaran akan pentingnya penyerapan tenaga kerja lokal. Selain
melalui penyerapan tenaga kerja langsung maupun melalui mitra
pemasok, Perseroan berkontribusi pada pertumbuhan perekonomian
daerah melalui pembayaran pajak kendaraan bermotor atas seluruh
armada kendaraan operasional yang beroperasi di daerah, sehingga
turut menyumbang pada komponen pendapatan asli daerah (PAD).
The Company takes into account the importance of local manpower
employment in choosing supply partners and power plant contractor
partners as well as in power plant maintenance. In addition to
absorbing manpower through supply partner, the Company
contributes to the growth of the regional economy through payment
of tax on vehicles on the entire fleet of operational vehicles operating
in the area, thus contributing to regional revenue (PAD).
PLN memberikan kontribusi lain kepada perekonomian daerah
maupun nasional berupa peningkatan keandalan pasokan listrik,
sehingga kegiatan perekonomian terutama aktifitas produksi
dapat berlangsung setiap hari, 24 jam. Selain kegiatan produksi,
aktifitas perdagangan maupun kegiatan masyarakat lain juga dapat
dilakukan dengan lebih baik, akibat meningkatnya kualitas distribusi
listrik yang semakin akuntabel.
PLN provides additional contribution to the national economy by
increasing the reliability of electrical power supply, so that economic
activities, especially production activities, can take place at any time
supported by reliable lighting.
HUBUNGAN DENGAN MITRA KERJA
RELATIONSHIP WITH BUSINESS PARTNERS
Dengan area operasional yang meliputi seluruh wilayah Indonesia,
PLN sangat menyadari makna penting interaksi positif dengan para
pemasok. Interaksi tersebut akan berdampak positif pula pada kinerja
perusahaan, dan penciptaan lapangan kerja, yang pada akhirnya
akan memacu pertumbuhan ekonomi lokal maupun nasional.
Having operational area covers all regions of Indonesia, the Company
is very aware of the importance of positive interaction with partners
that act as suppliers. Such interaction will also positively impact
operational performance and job creation, which will eventually be
able to stimulate local as well as national economic growth.
Pada tahun pelaporan, jumlah mitra kerja yang terlibat dalam
interaksi dengan operasional Perseroan cukup besar bergantung
pada besaran unit bisnis masing-masing dan kompleksitas
pekerjaan. Hubungan Perseroan dengan para mitra berdasar
pada azas profesionalisme, dengan mempertimbangkan berbagai
persyaratan yang mencakup standar mutu, sistem manajemen dan
keselamatan kerja (SMK3), serta sistem manajemen lingkungan
(SML). Azas profesionalisme mencakup juga pemenuhan ketentuan
harga yang bersaing, kredibilitas, akuntabilitas, dan ketepatan
atas pasokan barang maupun jasa dari para mitra kerja. Perseroan
juga mensyaratkan dipenuhinya aspek HAM dalam pelaksanaan
investasi pembangunan pembangkit, kerja sama maupun kegiatan
pemasokan oleh para mitra kerja. (HR1)
In the reported year, the total number of business partners engaged
in interactions with the Company’s operations is large, depending on
the size of the respective business units and operational complexity.
The Company’s relations with its partners is based on the principles
of professionalism, taking into account various requirements that
cover quality standards, occupational safety and management
systems (SMK3), as well as environmental management system (SML).
Principles of professionalism also span compliance with competitive
price requirements, credibility, accountability and the accuracy of
goods and services supplied by the business partners. (HR1)
Perseroan menjalankan program evaluasi terhadap kinerja mitra kerja
secara berkala, baik dalam tahapan proses kerja hingga akhir kontrak
kerja, sebagai dasar penilaian untuk proses seleksi dalam rangka
For that purpose, the Company regularly evaluates its list of business
partners, not only during the business process stage, but also at the
end of the business contract, to act as a basic assessment for the next
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
55
56
menetapkan daftar mitra kerja, yang dilakukan secara transparan dan
akuntabel. Untuk menjamin kualitas dan kontinuitas proses seleksi,
PLN menggunakan kebijakan “Prosedur dan Tata Cara Pengadaan
Barang dan Jasa”, yang melibatkan mekanisme pengawasan oleh
Satuan Pengawas Intern dan menggunakan prosedur e-procurement
untuk mendapatkan efisiensi penawaran.
selection process, which is carried out transparently and accountably.
To ensure quality and continuity in the selection process, the Company
currently uses the “Procedures and Conduct of Goods and Services”
policy, which involves supervision by the Internal Supervisory Unity
and incorporates the e-procurement procedure to ensure efficiency
in the bidding process.
Perseroan juga memberikan kesempatan kepada usaha kecil dan
koperasi setempat yang memiliki kompetensi untuk pekerjaan jasa
tertentu sebagai bagian pemberdayaan ekonomi setempat.
The Company also provides opportunities for small enterprises
and cooperatives that have the competency to perform certain job
services as part of its local economy empowerment.
PRODUK DAN JASA
PRODUCTS AND SERVICES
Produk utama PLN adalah daya listrik yang dihasilkan dari instalasi
pembangkit milik sendiri, sewa, maupun dari pembangkit milik
swasta (Independent Power Producer/IPP). Perseroan mengalirkan
daya listrik dari stasiun pembangkit melalui jaringan kabel
transmisi bertegangan tinggi ke gardu induk, selanjutnya melalui
kabel transmisi tegangan menengah dialirkan ke area-area
sekitar pemukiman, untuk selanjutnya melalui jaringan distribusi
bertegangan rendah dialirkan ke konsumen industri dan konsumen
rumah tangga.
PLN’s main product is electrical power, which is produced at power
generation installations of its own, rented, as well as privately owned
power stations (Independent Power Producer/IPP). The Company
sends the electricity from power stations through a network of
high voltage transmission cables to substations, and then through
medium voltage transmission cables to settlement areas, and
then through a low voltage distribution network to industrial and
residential consumers.
Pada titik-titik distribusi tertentu, dilakukan tahap penurunan
tegangan di gardu-gardu distribusi, hingga akhirnya di instalasi
pengguna, PLN memasang peralatan pengaman dan pengatur
tegangan untuk kawasan tertentu yang membutuhkannya, sesuai
kontrak penyaluran tenaga listrik yang disepakati bersama.
At certain distribution points, voltage at the substations is
reduced in phases until in the end. The end-user installation has
circuit breaker and voltage regulator in areas that require them,
according to electrical power distribution contracts which are
signed by both parties.
Untuk konsumen rumah tangga PLN memasang instalasi luar yang
dilengkapi dengan pengatur pembatas daya, tegangan standar
yang ditentukan dan pengukur pemakaian daya. Secara berkala PLN
melakukan kalibrasi ulang (terra) atas akurasi peralatan pengukur
pemakaian daya untuk menjamin akurasi pencatatan. Pemasangan
seluruh instrumen pengaman di instalasi akhir di tempat konsumen
juga dimaksudkan untuk menjamin keamanan konsumen. Perseroan
juga mencantumkan petunjuk besaran tegangan listrik yang
dialirkan dan peralatan yang mampu membatasi daya maksimum
yang terpasang, sesuai kontrak pemasangan listrik yang ditandatangani kedua belah pihak. (PR1, PR3, PR4)
For residential customers, PLN installs external installation devices
complete with circuit breakers, standard voltage regulators and power
usage meters. Periodically, PLN recalibrates power consumption
meters to ensure measurement accuracy. The installation of all safety
equipment at the end-stage installations at the consumer locations is
also intended to ensure the safety of the consumer. The Company also
includes directions for high voltage electricity and equipment able to
limit the maximum power that has been installed, in accordance with
electricity installation contracts which are signed by both parties.
(PR1,PR3,PR4)
Sepanjang jalur transmisi dan distribusi serta areal gardu induk,
gardu distribusi dan areal trafo, PLN memasang peringatan agar
masyarakat luas dan konsumen berhati-hati dan menjaga jarak aman
dengan areal dimaksud. Hal ini dilakukan untuk menjaga keamanan
jaringan maupun kesehatan konsumen serta mencegah terjadinya
kecelakaan fatal akibat sengatan aliran listrik. (PR1)
All along the transmission and distribution lines and in substation,
distribution and transformer areas, the Company installs warnings
for the general public and consumers to be careful and keep their
distance in such areas. This is done to protect the network as well
as the health of the consumers and prevent accidents caused by
electrocution. (PR1)
Sekalipun Perseroan telah melakukan prosedur pemeliharaan
instalasi pembangkitan, jaringan transmisi, distribusi, pemeliharaan
trafo gardu induk maupun gardu distribusi, namun gangguan
terhadap aliran listrik sesekali tetap terjadi. Pada periode pelaporan,
Perseroan tetap menerima keluhan dari konsumen menyangkut
Although the company conducts regular maintenance on power
stations, transmission and distribution networks, and maintainance
of transformers at substations as well as distribution substations,
disturbances to the power transmission network still occur once
in a while. During the reported period, the Company still received
complaints regarding compliance with regulationsequipment and
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI
PROMOTING ECONOMIC GROWTH
pemenuhan peraturan dan etika mengenai dampak kesehatan,
keamanan dan keandalan aliran listrik, namun demikian Perseroan
mampu menyelesaikan seluruh keluhan tersebut dengan baik. (PR2)
ethics violations pertaining to health, safety and reliability impacts
caused by electricity. However, the Company managed to solve all
such problems. (PR 2)
KAPASITAS DAN KOMPOSISI PEMBANGKIT
CAPACITY AND COMPOSITION OF
GENERATING UNITS
PLN membangun dan mengelola pembangkit tenaga listrik
dengan menggunakan tenaga air, diesel, gas, gas uap, panas bumi,
surya dan bayu dengan komposisi terbesar adalah pembangkit
tenaga uap yang mencapai 43,9% dari total kapasitas. Dari seluruh
kapasitas pembangkit yang ada, tidak seluruh pembangkit mampu
mengasilkan daya hingga 100%. Tergantung perawatan dan kondisi
kebutuhan listrik, umumnya instalasi pembangkit beroperasi pada
85-95 % kapasitas terpasang. (EU1, EU2)
PLN builds and manages power plants powered by hydro energy,
diesel, gas, gas steam, geothermal, solar and wind power, with steam
comprising the largest composition, reaching 43.9 percent of the
total capacity. None of the power plants are 100 percent efficient.
Depending on the care and condition of power requirements,
generally power generating units operate at between 85 and 95
percent of their capacity. (EU1, EU2)
Data perkembangan kapasitas pembangkit untuk mendukung
penyediaan tenaga listrik selama periode 5 tahun terakhir dapat
dilihat pada tabel berikut. (EU1, EU30)
Detailed data showing the development of power supply
infrastructure over the last five years is shown in the table below.
(EU1, EU30)
Pembangkit
2008
2009
2010
2011
2012
Power Plants
PLTA
3.504
3.508
3.523
3.511
3.516
Hydro Power Plant
PLTD
3.020
2.980
3.268
2.568
2.599
Diesel Power Plant
PLTG
2.496
2.570
3.224
2.839
2.973
Gas Power Plant
PLTGU
7.370
7.370
6.951
7.833
8.814
Gas Steam Power Plant
PLTP
415
415
439
435
548
Geothermal Power Plant
PLTU
8.764
8.764
9.452
12.052
14.446
Steam Power Plant
Total
25.594
25.637
26.895
29.268
32.902
Total
EFISIENSI DAYA STASIUN PEMBANGKIT
GENERATING UNIT EFFICIENCY
Jenis sumber energi pembangkitan sangat berpengaruh terhadap
besaran nilai efisiensi pembangkitan yang dihitung dari besaran
tenaga maupun biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan
daya listrik per kilowatt/jam. Pada umumnya pembangkit yang
menggunakan tenaga air (PLTA) memberikan perhitungan
tenaga dan biaya paling rendah, diikuti oleh biaya pembangkit
tenaga gas. Pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) merupakan
pembangkit paling boros bahan bakar dan membutuhkan biaya
per kWh paling tinggi.
The type of energy that powers the generator influences its efficiency,
which is calculated from labor and operational costs required to
generate electrical power per kilowatt/hour. In general, Hydro Power
Plant provide the lowest cost calculation, followed by Gas Power
Plant. Whereas Diesel Power Plant are the most inefficient and the
cost per kWh is the highest.
Namun demikian, PLTD mampu memberikan fleksibilitas pasokan
tenaga listrik paling tinggi, karena dapat memberikan suplai
daya listrik maksimal paling cepat. Karena kecepatan suplai daya
tersebut, PLTD sangat dibutuhkan dan akan terus dibutuhkan untuk
mendukung penambahan daya listrik pada saat beban puncak atau
sebagai sumber daya listrik cadangan saat ada gangguan pada
stasiun pembangkit jenis lain. Unit PLTD juga memiliki fleksibilitas
tinggi dari sisi pembangunan, besaran daya dan pemenuhan sumber
energi, sehingga menjadi pilihan pertama dalam penyediaan tenaga
listrik di kawasan yang sulit dijangkau oleh sistem transmisi dan
distribusi utama, seperti di pulau-pulau kecil dan daerah terpencil.
However, Diesel Power Plant are the most flexible in supplying
electrical power, as they are the fastest to supply power. Due to their
supply speed, they are very much needed in the present and the
future to support electrical capacity upgrade during peak load or
fuctioning as reserved electrical power sources during disturbances
at other type of power plant stations. Diesel Power Plant unit is
more flexible from the aspects of construction, power capacity and
energy source procurement, thus it is the most preferable option for
electrical power provision in areas that the main transmission and
distribution systems are hampered to reach, such as small islands
and remote areas.
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
57
Tingkat efisiensi masing-masing jenis pembangkit yang dikemukakan
dalam tabel berikut menyajikan kebutuhan kalori setiap kWh
menurut jenis bahan bakar stasiun pembangkit. (EU11)
Jenis Pembangkit
Type of Generation
The efficiency levels of the respective types of power generators can
be seen in the following table based on fuel type and the ratio of fuel
consumption to kWh produced. (EU11)
Tara Kalor
Equivalent Heat
SFC
Kcal/KWh
BBM Fuel
Batubara Coal
Gas
Ltr/KWh
Kg/KWh
MMBTU/KWh
PLTD Diesel Power Plant
2.534
0,2761
-
0,0140
PLTU Steam Power Plant
2.708
0,2800
0,4990
0,0100
PLTGU Gas Steam Power Plant
2.210
0,2439
-
0,0080
PLTG Gas Power Plant
3.332
0,3677
-
0,0130
PRODUKSI TENAGA LISTRIK DAN BAURAN
ENERGI
ENERGY MIXTURE AND ELECTRICITY
PRODUCTION
Produksi tenaga listrik tahun 2012 mencapai 200.318 GWh atau
naik 9,2% dari tahun sebelumnya, 183.421 GWh. Kenaikan tertinggi
dari produksi tenaga listrik berasal dari sewa pembangkit dan
pembelian tenaga listrik, sejalan dengan upaya untuk mengatasi
pemadaman bergilir melalui pemenuhan pasokan tenaga listrik yang
memadai. Hal ini juga sejalan dengan kebijakan Pemerintah untuk
melibatkan peran swasta dalam berpartisipasi pada pembangunan
dan penyediaan tenaga listrik melalui pembangunan stasiun
pembangkit berskema IPP maupun distribusi tenaga listrik secara
terbatas sebagaimana diamanatkan dalam UUD no 30 tahun 2009
dan Peraturan Pemerintah no 14 tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha
Penyediaan Tenaga Listrik.
Electrical power production in 2012 reached 200,318 GWh, which
was a 9.2 percent increase, compared to 183,421 GWh produced
in 2011. The highest increase in electrical energy production was
derived from rented power generators and power purchase, which
was in line with efforts to solve rolling power blackouts by meeting
the required electrical power supply. Further, this is in line with the
Government’s policy to involve the private parties in electrical power
development and supply by constructing power plant stations under
IPP scheme or limited electrical power distribution as mandated in
the Law Number 30 of 2009 and Government Regulation Number 14
of 2012 on Business Activities of Electrical Power Supply.
Perkembangan produksi tenaga listrik Nasional selama periode 5
tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut.
The following table contains details of national electrical power
production over the last 5 years.
Tabel Produksi Tenaga Listrik
Electricity Production (GWh)
Produksi
Produksi Sendiri
Pembelian Tenaga Listrik
Sewa Pembangkit
Total Produksi
58
2008
2009
2010
2011
2012
Production
113.340
115.434
122.073
128.853
131.684
Own Production
31.389
36.169
38.076
40.682
50.563
Power Purchase
4.707
5.194
8.233
13.886
18.071
Lease Power Plant
149.437
156.797
168.381
183.421
200.318
Total Production
Untuk menekan biaya pokok penyediaan tenaga listrik (BPP)
dengan tujuan meminimalkan besaran subsidi listrik dan memenuhi
listrik yang terjangkau pelanggan, PLN mengoptimalkan bauran
sumber energi pembangkitan dengan tujuan untuk mengurangi
penggunaan BBM secara optimal. Sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya, penggunaan BBM (diesel) merupakan sumber energi
paling mahal dalam pembangkitan daya listrik per kWh.
To further decrease the cost of power procurement (BPP) with the
aim of suppressing the amount of electricity subsidies and supplying
affordable electricity for customer, PLN optimizes energy mix in
power generation to optimally reduce fuel usage. As previously
mentioned, oil fuel (diesel) is the most expensive energy sources in
generation of power per kWh.
Upaya maksimalisasi bauran energi di tahun 2012 membuat konsumsi
BBM pada pembangkit yang dikelola PLN menurun dengan signifikan,
dari kisaran 24,78% menjadi 14,97%. Sebaliknya, konsumsi batubara
dan gas sebagai meningkat sejalan dengan realisasi pembangunan
pembangkit dalam skema Percepatan 10.000 MW tahap pertama dan
pulihnya pasokan gas untuk pembangkit. Persentase penggunaan
Efforts to maximize the energy mix in 2012 made ​​fuel consumption at
plants managed by PLN decreased significantly, from 24.78 percent
to 14.97 percent. In contrast, the consumption of coal and gas
increased in line with the realization of the construction of the 10,000
MW Phase 1 of Fast Track Program (FTP-1) and the restoration of gas
supply to power plants. Percentage of geothermal energy resources
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI
PROMOTING ECONOMIC GROWTH
sumber energi panas bumi dan air cenderung stagnan, mengingat
pada tahun 2012, tidak ada tambahan pasokan daya listrik sebagai
hasil penyelesaian pembangunan pembangkit PLTGU dan PLTA.
and hydropower usage is stagnant, given that in 2012 there was no
additional power supply as a result of the completed construction of
some combined cycle power plants and hydropower plants.
Gambaran bauran energi selama periode 5 tahun terakhir adalah
sebagai berikut. (EU2, EU30)
Overview of energy mixes over the last five years is as follows.
(EU2, EU30)
Tabel Bauran Energi
Energy Mix (%)
Sumber Energi
Bahan Bakar Minyak
Non-Bahan Bakar Minyak
Air
Batu bara
Panas Bumi
Gas Alam
Beli
2008
27,7
2009
22,06
2010
19,90
2011
24,78
2012
14,97
7,2
27,6
2,3
14,2
20,9
6,57
27,51
2,24
18,59
23,07
9,32
27,50
2,00
18,86
22,43
6,77
42,39
5,20
20,86
*
6,39
50,38
4,85
23,41
*
Energy Resources
Oil Fuel
Non oil fuel
Water
Coal
Geothermal
Natural Gas
Purchase
*)Produksi tenaga listrik yang berasal dari pembelian telah didistribusikan sesuai
jenis sumber energi
*) Electrical power production from purchases distributed based on fuel type
RENCANA PENAMBAHAN DAYA
POWER CAPACITY BUILDING PLAN
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik yang semakin meningkat
dan memenuhi target rasio elektrifikasi diatas 80% untuk seluruh
wilayah Indonesia di tahun 2014, PLN menargetkan penambahan
daya sebesar 5 MW per tahun. Dalam rangka memenuhi sasaran
pertambahan daya tersebut, PLN membangun berbagai stasiun
pembangkit, baik dilaksanakan sendiri, bekerjasama dengan pihak
swasta maupun membeli daya listrik dari pembangkit milik swasta
yang dibangun dengan skema Independent Power Plant (IPP).
In order to meet the demands for the increasing electrical power
and the targeted 2014 electrification ratio of over 80 percent of the
entire Indonesian territory, PLN sets a goal of power addition of 5
MW a year. To meet such goal, PLN builds some power generation
stations, either by itself, collaborating with private party or power
purchase from private plants under the Independent Power Plant
(IPP) scheme.
Oleh karenanya, PLN bersama Pemerintah Indonesia kini tengah
melaksanakan Program Percepatan Pembangunan Pembangkit
Listrik 10.000 MW tahap I, dengan sumber energi pembangkit
berbahan bakar batu bara. Langkah ini disusul dengan pelaksanaan
Program Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik 10.000 MW
tahap II, dengan sumber energi baru/terbarukan, PLTA, batu bara,
panas bumi dan gas. Penjelasan lebih mendetail atas kedua program
ini dapat dilihat pada Laporan Tahunan PT PLN (Persero) 2012. (EU10,
EU23, EN4)
Thus, PLN along with the Indonesian Government are now in
the middle of implementing stage I of the 10,000 MW Fast Track
Program (FTP-1), using coal as the fuel to power the plants. This step
will be combined with the implementation of stage II of the 10,000
MW Fast Track Program (FTP-2), which will incorporate a renewable
– hydro, coal, geothermal and gas. A more detailed explanation
of the two programs can be seen in the 2012 PLN Annual Report.
(EU10, EU23, EN4)
Pada umumnya pembangunan stasiun pembangkit baru milik PLN
baik melalui skema FTP I dan II maupun pembangunan reguler
dilakukan di atas tanah yang telah dibebaskan. Jika ada lokasi
pembangunan yang berada di areal tanah adat/ulayat, maka
dilakukan pendekatan yang memadai sehingga tidak menimbulkan
konflik. Sebagai contoh, pembangunan PLTA Genyem di Provinsi
Papua berlokasi di tanah kehutanan dan tanah adat. Proses pinjam
pakai kawasan hutan telah kemudian dilakukan dengan peraturan
yang berlaku sedangkan pembebasan tanah adat telah dilakukan
sesuai dengan peraturan yang berlaku serta dilaksanakan dengan
mekanisme adat. Tidak ada peristiwa pemindahan penduduk untuk
PLTA Genyem karena tidak ada penduduk yang bermukim di tanah
lokasi pembangunan PLTA Genyem. (EU19, EU20)
In general, new power stations are developed and owned by PLN
itself, either in framework of the FTP-1 and FTP-2, as well as by regular
construction that is carried out in areas that have already been cleared.
If the construction areas are in customary or traditional areas, then an
appropriate approach is taken to ensure no conflict of interests arise.
As an example, the construction of the Genyem Hydro Power Plant in
Papua Province was located in both a forest and traditional area. The
process of leasing the land has been carried out in accordance with
the prevailing regulations while the clearing of traditional land has
been carried out according to the prevailing regulations and with
traditional mechanisms. There has been no relocation of residents for
the Genyem Hydro Power Plant because there are no residents settled
at the Genyem Hydro Power Plant construction location. (EU19, EU20)
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
59
60
Untuk mengantisipasi terjadinya perselisihan dengan masyarakat
pemilik tanah adat, PLN telah menyusun program pemberdayaan
masyarakat adat (community development action plan/CDAP) yang
berisi program-program pemberdayaan masyarakat sebagai wujud
kepedulian sosial PLN (Corporate Social Responsibility/CSR). Program
CSR disusun berdasarkan hasil konsultasi dengan pemerintah daerah
setempat dan masyarakat adat di sekitar lokasi proyek PLTA Genyem.
Program CSR tersebut antara lain pembangunan proyek air bersih
dan penyambungan listrik. Pendekatan tersebut juga membuat
seluruh kepentingan para pihak terakomodasi, sehingga tidak ada
persoalan hukum dengan penduduk asli maupun denda pelanggaran
yang dialami oleh PLN menyangkut hak tanah adat selama periode
pelaporan. (HR9, EU19)
To anticipate disputes with traditional land owners, PLN has
prepared the community development action plan (CDAP), which
consists of public empowerment programs in the form of Corporate
Social Responsibility (CSR). The CSR program is based on the results
of a consultation with the regional government and the traditional
community in the vicinity of the Genyem Hydro Power Plant project.
This CSR program includes electricity connectivity and clean water
development projects. As a result there have been no disputes
between the local residents concerning land rights during the
reported period. (HR9, EU19)
SUSUT JARINGAN (EU12)
NETWORK LOSSES (EU12)
Peningkatan efisiensi operasional melalui perbaikan unjuk kerja
sistim transmisi dan distribusi akan membuat BPP menurun,
mengurangi jumlah subsidi yang diperlukan, meningkatkan
profitabilitas, meningkatkan kemampuan ekspansi dan pada
akhirnya menjamin keberlangsungan usaha. Oleh karenanya,
PLN berupaya keras meningkatkan unjuk kerja sistim transmisi
dan distribusi melalui perbaikan sistim operasi dan teknologi
distribusi agar susut jaringan menurun.
The improvement of operational efficiency through the betterment
of transmission and distribution system performance will result in
lower basic cost of electricity supply (BPP), reduction in the required
subsidy, increased profitability, wider expansion and eventually,
guarantee in business sustainability. This, PLN endeavors to
improve transmission and distribution performance by repairing
distribution operation system and technology so as network losses
can be reduced.
Realisasi susut jaringan tahun 2012 menjadi 9,21% dengan komposisi
2,44% untuk transmisi dan 7,34% untuk distribusi. Pencapaian susut
jaringan ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, yakni 9,41
untuk tahun 2011 dan 9,7% untuk 2010. Inisiatif jangka pendek yang
terus dilakukan PLN dalam rangka menurunkan susut jaringan ini
meliputi:
•
Melakukan pembinaan kepada petugas baca meter
•
Menetapkan target kesalahan baca meter sebagai salah satu
indikator kinerja
•
Intensifikasi pelaksanaan P2TL (Penertiban Pemakaian
Tenaga Listrik)
•
Penagihan pemakaian tenaga listrik (kWh) kepada PJU
(Penerangan Jalan Umum) ilegal
•
Perbaikan jaringan distribusi.
In total, the network losses in 2012 reached 9.21 percent, comprising
2.44 percent from transmission losses and 7.34 percent from
distribution losses. The total losses were an improvement from
previous years, for example 9.41 percent in 2011 and 9.7 percent in
2010. PLN continues to carry out short-term initiatives to decrease
network losses, comprising:
• Supervise meter readings;
• Set targets of meter-reading error as one performance
indicator
• Intensify order in Electrical Power Consumption (P2TL)
Untuk meningkatkan efektivitas penggunaan listrik PLN melakukan
tindakan tegas atas setiap keterlambatan pembayaran maupun
tindak pencurian tenaga listrik. (EU27)
In order to improve the effectiveness of electricity use, the Company
is cracking down on late payments and electricity theft. (EU27)
Di samping usaha tersebut di atas, secara berkesinambungan PLN
berupaya menurunkan susut teknis melalui:
•
Pemasangan trafo sisipan dan penambahan jumlah Jaringan
Tegangan Rendah (JTR), agar arus penghantar lebih kecil dan
tegangan ujung menjadi lebih baik;
•
Pembentukan organisasi di cabang dan wilayah/distribusi yang
bertanggung jawab terhadap akurasi pengukuran pemakaian
tenaga listrik;
In addition to the above efforts, the Company is continuously striving
to reduce technical losses through the following ways:
• Installation of transformers and additions to the Low Voltage
Network (JTR), so that the current is smaller and end voltage
is better.
•
Form an organization in regional and distribution offices that are
responsible for the accuracy of electrical power measurements.
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
•
Billing electricity use (kWh) to illegal public street lighting
•
Improve distribution networks.
MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI
PROMOTING ECONOMIC GROWTH
•
Perolehan sertifikasi mutu ISO 9001 pada proses bisnis
Pengelolaan Alat Pencatat Pemakaian (APP) tenaga listrik.
•
•
Penertiban Penggunaan Tenaga Listrik (P2TL), penertiban
Penerangan Jalan Umum (PJU) dan penerangan reklame ilegal
secara intensif;
Pemeriksaan rutin pelanggan besar terhadap akurasi Current
Transformer (CT), Potential Transformer (PT) dan wiring
(pengawatan).
•
•
•
Obtain the ISO 9001 quality certification on electrical
power Consumption Measurement Device Management in
business process.
Strongly enforce Electrical Power Consumption (P2TL), Public
Street Lighting (PJU) and illegal billboard lighting.
Routine inspection of major customers’ Current Transformers
(CT), Potential Transformers (PT) and wiring.
Tabel Susut Jaringan
Network Losses
Susut Transmisi
Susut Distribusi
Susut Jaringan
%
%
%
2008
2,17
8,50
10,46
2009
2,18
7,93
9,93
2010
2,25
7,64
9,70
2011
2,25
7,34
9,41
2012
2,44
6,95
9,21
Transmission Losses
Distribution Losses
Network Losses
MANAJEMEN PRODUK
PRODUCT MANAGEMENT
PLN melakukan identifikasi dan inovasi produk untuk memenuhi
persyaratan kelompok pelanggan dan segmen pasar dengan
berpedoman pada surat Dirjen LPE No 114-12/39/600.2/2002 tanggal
2 Mei 2002 tentang Indikator Mutu Pelayanan Ketenagalistrikan
dan dengan cara mendengarkan kebutuhan pelanggan atas mutu
tenaga listrik untuk keperluan masing-masing kelompok pelanggan
melalui kegiatan temu pelanggan, temu asosiasi kelompok industri/
usaha serta memperhatikan data komplain pelanggan.
PLN carries out identification and inventory of products to meet
the requirements of customer groups and market segments with
reference to Directorate General Letter LPE No. 114-12/39/600.2/2002
dated May 2, 2002, on Electrical Energy Service Quality Indicators
and through listening to the needs of customers on electricity
quality for the respective needs of customer groups in accordance
with customer gatherings, industrial/business group meetings and
as well as taking into account customer complaint data.
Masukan ini, dibahas, dianalisis dalam pertemuan PLN Pusat dengan
unit untuk mencari solusi pemenuhan mutu listrik, dengan melihat
kemampuan instalasi ketenagalistrikan yang ada. Metode tersebut
diterapkan di seluruh unit, dengan melakukan inovasi operasi
maupun pemasangan peralatan baru. Untuk menarik pelanggan
baru dan memperluas hubungan pelanggan yang telah ada, PLN
meningkatkan ketersediaan daya di satuan sistem ketenagalistrikan,
rehabilitasi jaringan, serta menawarkan inovasi produk dan layanan
sebagaimana pada tabel di bawah, yang dilaksanakan di seluruh unit
pelayanan PLN.
This input is discussed and analyzed in PLN’s Head office meetings
with units to find solutions to power quality fulfillment issues, by
considering the capabilities of existing electrical power installations.
This method is carried out in all units, through innovative operations
as well as by installing new equipment. To draw new customers and
strengthen relations with existing customers, PLN increases the
availability of power in electrical power system units, network repairs,
and offers innovative products and services, as shown in the below
table, which are carried out in all of PLN’s service units.
Hasil perbaikan mutu produk ini diukur, dievaluasi kembali, sebelum
dan sesudah dikonsumsi pelanggan. Evaluasi dan sharing layanan
dilakukan pada forum niaga setiap triwulan. Pengukuran dan evaluasi
meliputi tegangan pelayanan, urutan fase, frekuensi.
The results of product quality improvement is monitored and
reevaluated before and after they are consumed by the customer.
Evaluation and service sharing is conducted during the quarterly
business forum. Measurement and evaluation includes voltage,
phase sequence and frequency.
No
1
2
3
4
Kelompok Pelanggan
Customer Category
Rumah Tangga (R) Household
Bisnis (B) Business
Industri (I) Industry
Publik (P) Public
Inovasi Layanan
Service Innovation
Prabayar, AP2T, P2APST
Prabayar, AP2T, P2APST, B to B, AMR
Prabayar, AP2T, P2APST, B to B, AMR
Prabayar Meterisasi, AMR
Inovasi Produk
Product Innovation
PDKB, Genset bergerak, Trafo bergerak
Hotline Maintenance, Mobile Genset,
Mobile Trafo
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
61
62
Demand Side Management (DSM) (Eu7)
Demand Side Management (EU7)
PLN menerapkan program Demand Side Management (DSM) untuk
menjaga keandalan dan kontinuitas pasokan listrik kepada seluruh
pelanggan ditengah keterbatasan kapasitas pembangkit, terutama
pada saat beban puncak. Program ini dilaksanakan untuk mengurangi
atau mengalihkan beban puncak dengan cara:
•
Konservasi energi, yakni dengan mendorong masyarakat untuk
melakukan penghematan energi;
•
Mendukung pemakaian produk elektronik yang hemat energi.
•
Pengenaan tarif progresif.
•
Memberikan paket diskon kepada pelanggan industri dan
bisnis skala besar yang dapat mengalihkan bebannya dari
waktu beban puncak ke waktu luar beban puncak;
•
Untuk daerah-daerah yang daya mampu pembangkitnya masih
kritis, maka permintaan sambungan baru bagi pelanggan tarif
industri dapat diberikan dengan catatan tidak menggunakan
listrik pada waktu beban puncak (WBP);
•
Melakukan kampanye pengurangan beban listrik pada waktu
beban puncak.
The Company implements the Demand Side Management program
to maintain the reliability and continuity of electricity supply to all
customers amid a limited power supply capacity, especially during
times of peak load. This program is carried out to reduce or alternate
peak load through the following ways:
• Energy conservation by encouraging the public to save on
energy;
• Support the use of energy-saving electronic products
• Imposition of progressive tariffs
• Provide discount packages for industrial customers and large
business that can alternate their electricity loads from peak load
times to non-peak load times;
• For areas whose power generation capacity is critical, new
industry rate connection requests can be accepted provided
the industry does not use power at peak load times.
Supply Side Management (SSM)
Supply Side Management
Di lain pihak, untuk mengatasi masalah kekurangan daya
pembangkit yang dikelola sendiri, PLN melakukan upaya lain dalam
menjaga kendalan pasokan di waktu beban puncak, yakni dengan
menerapkan program Supply Side Management (SSM) dengan
membeli kelebihan tenaga listrik yang dibangkitkan dari beberapa
pembangkit swasta untuk memenuhi kekurangan pasokan tenaga
listrik dari pembangkit milik PT PLN (Persero).
On the other hand, to overcome power shortages at power plants
owned by PLN, the Company conducts other efforts to manage
power supply during peak load times, including implementing
the Supply Side Management (SSM) program to purchase excess
electricity generated by private power plants to offset electricity
supply shortages at PLN owned power stations.
PENGENDALIAN MUTU
QUALITY CONTROL
PLN selalu memastikan mutu layanan agar memenuhi standar
kesehatan, keselamatan & keamanan baik untuk pelanggan maupun
tempat kerja melalui penerapan sistem LK2 dan pengelolaan
lingkungan hidup sesuai Keputusan Direksi No. 090.K/DIR/2005
tentang Pedoman Keselamatan Instalasi, No. 091.K/DIR/2005 tentang
Pedoman Keselamatan Umum dan No.092.K/DIR/2005 tentang
Pedoman Keselamatan Kerja yang merupakan penjabaran dari
Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
PLN always ensure a quality service to meet health, safety and security
standards, not only for customers but all places of work, through the
application of the LK2 system and environmental management in
accordance with Board of Directors decisions No.090.K/DIR/2005 on
Installation Safety Guidelines, No.091.K/DIR/2005 on General Safety
Guidelines and No.092.K/DIR/2005 on Occupational Safety Guidelines
which are an elaboration of Law No. 1 1970 on Occupational Safety.
Dalam mengimplementasikan ketentuan tersebut PLN menggunakan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai dengan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER.05/MEN/1996.Monitoring
dan evaluasi implementasinya dilaksanakan setiap semester melalui
sistem penilaian tingkat kinerja (Kpts Dir No. 031.K/DIR/2010 dan
Kpts Dir No. 032.K/DIR/2010) dengan mengacu pada faktor-faktor
sebagaimana digambarkan pada tabel berikut.
In implementing these provisions, PLN applies the Occupational
Environment, Safety and Health Management System in accordance
with Ministry of Manpower Regulation No. PER.05/ MEN/1996. The
implementation of monitoring and evaluation is carried out every
half a year through the performance level rating system (Board
of Directors Decision No. 031.K/DIR/2010 and Board of Directors
Decision No.032.K/DIR/2010) by referring to the factors shown in the
below table.
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
•
Run a campaign to reduce power load during peak load times.
MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI
Faktor
Factor
Kesehatan
Health
PROMOTING ECONOMIC GROWTH
Kesehatan
Health
Indikator
Ukuran
Indicator
Size
Studi & Penyusunan Dokumen Lingkungan (AMDAL
dan atau UKLUPL dan atau DPPL)
Environmental Document Preparation & Studies
(AMDAL and/or UKL-UPL and/or DPPL)
UPL, UKL
Pelaksanaan pengelolaan lingkungan
Environmental Management Execution
Kesehatan
Health
Pelaksanaan pemantauan lingkungan
Environmental Monitoring Execution
Kesehatan
Health
Keselamatan
Safety
Keselamatan
Safety
Keselamatan
Safety
Keamanan
Security
Keamanan
Security
Keamanan
Security
Keamanan
Security
Review/revisi/peninjauan
kembali
dokumen
lingkungan (AMDAL atau RKL-RPL atau UKL-UPL atau
DPPL)
Review/Revision/Re-evaluation on the Environmental
Documents ((AMDAL and/or UKL-UPL and/or DPPL)
Kecelakaan kerja & penyakit akibat kerja (PAK)
Work Accident or Ailments due to Work
Kecelakaan masyarakat umum karena kelalaian PLN
Public Community Accident due to PLN Negligence
Kebakaran instalasi/bangunan dan gangguan/
kerusakan instalasi
Burning of installation/building and disruption/
damage of installation
Penerapan standar SNI, SPLN dan standar lainnya
pada setiap kegiatan ketenagalistrikan
Implementation of SNI, SPLN standards and other
standards on each electricity event
Sertifikasi kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan
Electricity Technical Manpower Competence
Certification
Sertifikasi laik operasi bagi instalasi
Operational Feasibility Certification for Installation
Sertifikasi system manajemen K3 (SMK3)
EHS Management System Certification
Target/Sasaran
Target/Objectives
Tepat waktu atau lebih cepat
On time or even faster
Kegiatan pengelolaan dilaksanakan sesuai dengan
RKL/UKL
Management activities carried out in accordance
with RKL / UKL
• Baku mutu limbah cair terpenuhi
• Baku mutu udara terpenuhi
• Tidak ada keluhan dari masyarakat
• Dibuat neraca limbah B3
• Fulfillment of Liquid Effluent Quality Standard
• Fulfillment of Air Quality Standard
• No complaint from the communities.
• Hazardous waste balance is to be prepared.
Tepat waktu atau lebih cepat
On time or even faster
Jumlah kecelakaan
Frequency of
Accident
0 (zero accident)
Kali
Times
0
%
100
%
100
%
100
%
100
0 (zero accident)
LAYANAN PELANGGAN
SERVICES TO CUSTOMERS
Jumlah Pelanggan, Komposisi dan Daya
Tersambung
Number and Composition of Connected
Customers
Jumlah pelanggan PLN pada tahun 2012 mencapai 49.795 ribu
pelanggan, naik 8,5% dibandingkan tahun 2011, yakni 45.895
ribu pelanggan. Pertambahan jumlah pelanggan sebesar 3,9 juta
pelanggan adalah buah keberhasilan PLN dalam menuntaskan daftar
tunggu sambungan baru dan keberhasilan PLN dalam menambah
daya terpasang.
The number of PLN customers in 2012 reached 49,795,000, up 8.5
percent from 2011 of 45,895,000. The addition of 3.9 million new
customers was the result of the Company’s efforts to clear the waiting
list and its success in adding the installed capacity.
Pertumbuhan Pelanggan
Number of Customers Growth
Jumlah pelanggan
Pertumbuhan
(Ribu plg)
(%)
2008
38.844
4,05
2009
40.117
3,28
2010
42.435
5,78
2011
45.895
8,15
2012
49.795
8,50
Customers numbers
Growth
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
63
Jumlah Pelanggan (Ribu Pelanggan) Menurut Golongan (EU3)
Number of Customers Table (Thousand Subscribers) (EU3)
Uraian
Rumah Tangga
Usaha Bisnis
Industri
Umum
Jumlah
2008
36.025
1.716
48
1.055
38.844
2009
37.099
1.802
48
1.168
40.117
2010
39.324
1.912
49
1.150
42.435
Sementara itu, daya tersambung tahun 2012 juga mengalami
kenaikan sebesar 8.709 MVA dari tahun sebelumnya, sehingga
menjadi total 83.898 MVA. Peningkatan daya tersambung ini sangat
berkaitan erat dengan penambahan pelanggan. Semakin banyak
calon pelanggan yang dapat dilayani penyambungannya, maka
semakin tinggi pula jumlah daya tersambungnya.
2011
42.578
2.049
50
1.218
45.895
2012
46.220
2.218
53
1.304
49.795
Description
Household
Business
Industry
Public
Total
Meanwhile, the total connected power increased in 2012 by 8,709 MVA
from the previous year to reach a total of 83,898 MVA. This increase in
connected power is greatly related to the increase in customers. The
greater the number of customers that can be connected, the greater
the total connected power will be.
Tabel Daya Tersambung (MVA)
Number of Customers Growth
Daya Tersambung Pertumbuhan
2008
60.086
6,25
MVA
(%)
2009
62.894
4,67
2010
67.439
7,23
2011
75.189
11,49
2012
83.898
11,58
Connected Power
Growth
Tabel Daya Tersambung Menurut Kelompok Pelanggan (MVA)
Connected Power Based on Costumers Segment
Uraian
Rumah Tangga
Usaha Bisnis
Industri
Umum
Jumlah
64
2008
29.335
11.942
14.531
4.278
60.086
2009
30.700
12.710
14.790
4.694
62.894
2010
33.202
13.772
15.566
4.899
67.439
2011
37.183
15.236
17.478
5.292
75.189
2012
40.869
17.229
19.981
5.819
83.898
Description
Household
Business
Industry
Public
Total
Dengan pertumbuhan jumlah pelanggan sebesar 8,50% dan daya
tersambung meningkat sebesar 11,58% maka pada akhir tahun
2012 tingkat elektrifikasi Nasional (termasuk pelanggan Non-PLN)
telah mencapai 76,16% dari tahun sebelumnya sebesar 74,28%. Hal
ini berarti masih ada sekitar seperempat daerah atau masyarakat
Indonesia yang belum menikmati aliran listrik. (EU26) Sebagaimana
disampaikan sebelumnya, PLN telah menyiapkan dan tengah
menjalankan rencana pengembangan jangka panjang, melakukan
program ekspansi terencana untuk menambah jumlah pembangkit
dan meningkatkan kapasitas jaringan transmisi dan distribusi untuk
meningkatkan rasio elektrifikasi.
With an 8.50 percent growth in the total number of customers, and
an 11.58 percent increased in total connected power, by the end
of 2012 the electrification rate had reached 76,16 percent, up from
74.28 percent in the previous year. That means that more than a
quarter of all regions, or a quarter of the population do not yet enjoy
electricity. (EU26) As previously mentioned, PLN has prepared and is
currently implementing its long-term development plans, executing
the planned expansion program of constructing more power plants,
and upgrading the transmission and distribution capacity to raise the
electrification ratio.
Pusat Pengaduan
Complaints Center
PLN mengelola keluhan pelanggan melalui “call centre 123”,
website www.pln.co.id, atau melalui loket dinas gangguan dan
loket pengaduan. Setiap keluhan pelanggan tersebut dimonitor
penyelesaiannya secara harian, mingguan, dan bulanan oleh
supervisor, asisten manajer dan manajer unit pelaksana. (PR4, PR8)
PLN manages all complaints through the “123 call center” and www.
pln.co.id, or through official disruption service counters and complaint
counters. Every customer complaint settlement is monitored on a
daily, weekly and monthly basis by the supervisor, assistant manager
and implementation unit manager. (PR4, PR8)
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI
PROMOTING ECONOMIC GROWTH
Untuk menjamin terselesaikannya keluhan secara tuntas, maka
penanganan keluhan pelanggan dicatat pada jurnal (logbook)
pelayanan. Seluruh data keluhan pelanggan tercatat dalam database
yang sudah terkomputerisasi. Penyelesaian keluhan pelanggan
dimasukkan ke dalam target kinerja unit.
To ensure all complaints are completely resolved, the handling
of customer complaints is recorded in a customer logbook. All
customer complaint data recorded in the database is inputted into
a computer. Settlement of customer complaints is inputted into the
unit’s performance targets.
Untuk memastikan keluhan pelanggan ditangani dengan tepat
dan efektif, PLN menetapkan standar waktu pelayanan per jenis
gangguan pada unit pelaksana, yaitu: (PR6)
• Kedatangan petugas: 30 menit.
• Gangguan trafo: 4 jam.
• Gangguan JTR: 1,5 jam
• Gangguan SR: 30 menit.
To ensure customer complaints are handled completely and
effectively, PLN sets standard service times standards for each
complaint by the unit handling the complaint, as follows: (PR6)
• officer arrival: 30 minutes.
• Transmission disruption: 4 hours.
• JTR disruption: 1.5 hours.
• SR disruption: 30 minutes.
Adanya kebijakan sesuai Kep. Dirjen LPE No.16-12/43/600.3/2003,
bahwa apabila standar pelayanan terlampaui dari yang dijanjikan
maka akan diberikan kompensasi sebesar 10% Biaya Beban.
Kompensasi ini dilaksanakan di seluruh unit pelaksana pelayanan
pelanggan. Kumpulan dan analisis keluhan pelanggan digunakan
untuk perbaikan organisasi dan pengembangan instalasi
ketenagalistrikan dan dijadikan masukan dalam penyusunan
Rencana Jangka Panjang dan Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan Tahunan.
The Company implements policies in accordance with Board of
Directors Decision LPE No.16-12/43/600.3/2003, which stipulates
that if service standards exceed what is promised then they will be
given compensation amounting to 10 percent of the Cost Expense.
Compensation is carried out at all customer service units. Collection
and analysis of customer complaints is used to improve the
organization and development of electrical power installations and
as input for the preparation of the Long Term Plan, Occupational Plan
and Annual Corporate Budget.
Perseroan senantiasa menghormati privasi pelanggan, dalam
menyampaikan keluhannya, sehingga selama periode pelaporan
tidak ada denda terkait pelanggaran atas privasi pelanggan. (PR9)
The Company always respects the privacy of its customers, in
addressing complaints, with the result that in the reported period,
no fees were incurred owing to customer privacy violations. (PR9)
Survei Kepuasan Pelanggan
Customer Satisfaction Survey
PLN melaksanakan survei kepuasan pelanggan setiap tahun. Tujuan
pelaksanaan survei adalah untuk mengetahui tingkat kualitas
pelayanan pelanggan dipandang dari perspektif pelanggan,
dan sekaligus memberikan penilaian terhadap kemampuan unit
operasional dalam memelihara kualitas pelayanan yang diberikan
kepada pelanggan dari hari ke hari. (PR5)
PLN carries out a customer satisfaction survey every year. The goal
of the survey is to determine the level of customer service quality
as seen from the perspective of the customers, and at the same
time give a rating to the abilities of operational units in maintaining
customer quality provided to customers from day to day. (PR5)
Hasil yang ditampilkan berdasarkan survei yang dilakukan terhadap
pelanggan listrik yang dilayani oleh 5 PLN Distribusi dan 16 PLN
Wilayah. Survei dikelompokkan atas 6 produk pelayanan, antara lain :
The results shown are based on a survey conducted on electricity
customers served by five PLN Distribution Units and 16 PLN Regional
Units. The survey is categorized into six service criteria, including:
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
Frekuensi Gangguan
Lama Pemadaman
Respon Pengaduan
Transparansi biaya
Layanan PB/PD/PS
Frequency of disturbances.
Duration of power outages.
Complaint response.
Price transparency.
New Connection/Power Alteration/Temporary Connection
services.
Ease of payment, officer attitude and information services.
6. Layanan Informasi, Sikap Petugas dan Kemudahan Pembayaran
6.
Rentang Skala Kepuasan adalah:
Range of Satisfaction:
16,66%-33,32%
Sangat tidak puas Very Unsatisfied
50,00%-66,66%
83,33%-100%
Kurang puas Less Satisfied
Puas Satisfied
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
65
Hasil survei tahun 2011 adalah sebagai berikut: (PR5)
•
Tinggi rendahnya Kepuasan Pelanggan (KP) dipengaruhi oleh
nilai mutu layanan dan nilai harapan pelanggan PLN. Pada
Survei ini KP tertinggi dimiliki oleh wilayah Bali dengan nilai
89,59% (puas) dan terendah wilayah Bangka Belitung dengan
nilai 70,79% (cukup puas).
•
Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP) yang tinggi tidak selalu
menggambarkan keberhasilan wilayah dalam melayani
pelanggan, demikian pula IKP yang rendah tidak selalu
menggambarkan kegagalan pelayanan pada wilayah yang
bersangkutan. Faktor di luar kendali internal wilayah yang dapat
mempengaruhi tinggi rendahnya IKP adalah faktor harapan
pelanggan.
•
Indeks Kepuasan Pelanggan adalah jumlah total dari skor
layanan dikurangi skor harapan, yang dikalikan dengan bobot
berupa skor kepentingan, yang kemudian dibagi oleh jumlah
total skor kepentingan. Apabila hasilnya nol atau positif
artinya responden telah puas atas layanan yang diberikan. Hal
ini dikarenakan layanan yang diberikan telah sama bahkan
melebihi harapan yang diinginkan.
•
Pada kajian ini IKP tertinggi dimiliki oleh Wilayah Maluku
(-0,6195), sementara rata-rata mutu layanan yang diberikan
rendah (3,914). Hal ini dipengaruhi oleh rendahnya rata-rata
harapan pelanggan (4,505). Sebaliknya dapat dilihat pada IKP
wilayah Kalimantan Timur yang tergolong rendah (-1,2756)
padahal tingkat mutu layanan rata-rata cukup tinggi (4,054),
Rendahnya IKP Kalimantan Timur ternyata dipengaruhi oleh
tingginya rata-rata harapan (5,332) pelanggan di daerah itu
•
Indeks kepuasan pelanggan secara keseluruhan di Indonesia
berada pada kategori kurang puas dengan nilai (-0,9929).
Sementara untuk IKP responden rumah tangga dan IKP non
responden rumah tangga juga berada dalam kategori kurang
puas dengan nilai (-1,0343) dan (-0,9979).
•
Permasalahan yang dihadapi PT PLN (Persero) dalam
meningkatkan kepuasan pelanggannya adalah aspek-aspek
yang berada pada Kuadran I, yakni kuadran dengan kinerja
rendah sedangkan tingkat kepentingan di mata pelanggan
tinggi. Prioritas utama yang harus dibenahi adalah lama
gangguan dan frekuensi gangguan.
•
Fakta ini menunjukkan masih lemahnya pengelolaan PT PLN
terutama dalam penyediaan pasokan/suplai tenaga listrik
untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggan, sehingga durasi
yang panjang dan frekuensi pemadaman sering terjadi antara
lain kebijakan pemadaman bergilir yang dilakukan. Bagi sistem
yang telah terpenuhi pasokannya maka perawatan sistem perlu
dilakukan untuk meminimalkan terjadinya pemadaman karena
gangguan.
•
Kepuasan Pelanggan (KP) dan Indeks Kepuasan Pelanggan
(IKP) dipengaruhi oleh faktor di luar kendali wilayah, yaitu
harapan pelanggan pada wilayah tersebut. Tinggi rendahnya
harapan dipengaruhi oleh berbagai hal antara lain pendidikan,
akses terhadap pengetahuan baru, kesejahteraan masyarakat
66
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
The results of the 2011 survey are as follows: (PR5)
• The highs and lows of Customer Satisfaction (KP) are influenced
by the PLN customers’ expectations of service, quality and value.
In the Survey, the highest KP rating belonged to the Bali region
with 89.59 percent (satisfaction) and lowest was the Bangka
Belitung region with 70.79 percent (reasonably satisfied).
• A high Customer Satisfaction Rating (IKP) does not always
perfectly depict a region’s success in serving its customers, just
as a low IKP does not always perfectly depict a region’s failure
in providing services in its respective area. Factors beyond the
control of the region that can trigger high and low IKPs play a
role in determining customer expectations.
•
•
The Customer Satisfaction Index is the total service score
minus customer expectations, which is multiplied by the
weighted importance score, and then divided by the total
importance score. If the score is zero or positive, this means
the customers were satisfied with the provided services. This is
because the services provided have met or exceeded customer
expectations.
In this study, the highest IKP went to Maluku (-0,6195), while the
average service quality of service provided was low (3.914). This
is influenced by the low average customer expectation (4.505).
Reversely, it can be seen that the IKP of East Kalimantan was low
(-1,2756), while the average level of service quality was quite
high (4.054). East Kalimantan’s low IKP was influenced by the
high customer expectations level (5.332) in the area.
•
The overall customer satisfaction index in Indonesia fell into
the “not satisfied” category (-0.9929). While household IKP
respondents, and household IKP non-respondents were also in
the not satisfied category (-1,0343) and (-0,9979).
•
Problems faced by PLN in improving customer satisfaction are
aspects in Quadrant 1, which is the quadrant with the lowest
performance while the level of importance in the eyes of the
customer is high. The main problems that must be addressed
are the duration of disruption and the frequency of disruption.
•
These factors shows that there are still weaknesses in PLN’s
management, especially in providing electricity supply to meet
customer needs, resulting in long and frequent power outages
and policies such as rolling blackouts. For systems whose supply
has been filled, maintenance systems need to be carried out to
minimize power outages due to interferences.
•
Customer Satisfaction and the Customer Satisfaction Index
is influenced by factors beyond a region’s control, namely
customer expectations in that region. High and low expectations
are influenced by various things, including education, access
to new information, public welfare and tertiary needs that
MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI
PROMOTING ECONOMIC GROWTH
dan kebutuhan-kebutuhan tersier yang memerlukan fasilitas
listrik dan masih banyak lagi. Oleh karena itu rekomendasi
bagi wilayah yang ingin meningkatkan kepuasan pelanggan
adalah dengan selalu fokus pada perkembangan masyarakat
di wilayahnya. Kemampuan memahami kebutuhan masyarakat
serta kemampuan memaksimalkan layanan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat merupakan kunci keberhasilan dalam
mencapai tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi. require electricity facilities and many other things. Therefore,
the recommendation for regions that wish to improve customer
satisfaction is to always focus on community development in
the area. The ability to understand the needs of the public is key
to succeeding in achieving a high customer satisfaction level.
Tabel Ringkasan IKP IKP Summary
No
Wilayah Region
IKP
1
Wilayah Maluku Maluku Region
-0.6195
2
Distribusi Bali Bali Distribution
-0.6405
3
Wilayah Kalselteng South Kalimantan and South-east Region
-0.6898
4
Distribusi Jateng Central Java Distribution
-0.7507
5
Distribusi Jatim East Java Distribution
-0.7607
6
Wilayah Sumbar West Sumatera Region
-0.8416
7
Distribusi Jabar West Java DIstribution
-0.8758
8
Distribusi Jaya & Tangerang Jakarta Raya and Tangerang Distribution
-0.8789
9
Wilayah NTB West Nusa Tenggara Region
-0.9248
10
Wilayah Lampung Lampung Region
-1.0341
11
Wilayah Suluttenggo North Sulawesi, South-east Sulawesi and Gorontalo Region
-1.0514
12
Wilayah Kalbar West Kalimantan Region
-1.0574
13
Wilayah NTT South-east Nusa Tenggara Region
-1.1128
14
Wilayah Sulselra South Sulawesi and South-east Sulawesi Region
-1.1511
15
Wilayah Aceh Aceh Region
-1.1568
16
Wilayah Riau Riau Region
-1.1942
17
Wilayah S2JB South Sumatera, Jambi and Bengkulu Region
-1.2009
18
Wilayah Kaltim East Kalimantan Region
-1.2756
19
Wilayah Papua Papua Region
-1.3756
20
Wilayah Sumut North Sumatera Region
-1.5194
21
Wilayah Babel Bangka Belitung Region
-1.6151
Table Ringkasan KtP dan kepuasan Pelanggan
KtP Summary and Customer Satisfaction
NO.
PLN Wilayah & Distribusi PLN Region and Distribution
% KtP
% KP
1
Wilayah Kalimantan Barat West Kalimantan Region
2.43%
82.17%
2
Distribusi Jawa Tengah dan DIY Central Java and Yogyakarta Distribution
5.92%
87.77%
3
Distribusi Jawa Timur East Java Distribution
5.93%
85.89%
4
Wilayah Sumatera Barat West Sumatera Region
6.11%
85.45%
5
Wilayah Kal. Selatan dan Tengah
South Kalimantan and Central Kalimantan Region
8.13%
88.48%
6
Distribusi Bali Bali Distribution
9.88%
89.59%
7
Distribusi Jaya dan Tangerang Jakarta Raya and Tangerang Distribution
10.32%
88.36%
8
Wilayah Sulselra South Sulawesi and South-east Sulawesi Region
11.12%
80.38%
9
Wilayah Suluttenggo North Sulawesi, South-east Sulawesi and Gorontalo Region
12.48%
81.05%
10
Wilayah Maluku Maluku Region
13.90%
88.07%
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
67
NO.
68
PLN Wilayah & Distribusi PLN Region and Distribution
% KtP
% KP
11
Wilayah Lampung Lampung Region
14.01%
80.43%
12
Distribusi Jawa Barat dan Banten East Java and Banten Distribution
14.13%
83.79%
13
Wilayah Nusa Tenggara Barat West Nusa Tenggara Region
14.63%
83.15%
14
Wilayah Papua Papua Region
14.86%
74.73%
15
Wilayah Riau Riau Region
14.97%
78.14%
16
Wilayah N A D Aceh Region
16.34%
81.29%
17
Wilayah S2JB South Sumatera, Jambi and Bengkulu Region
16.84%
83.93%
18
Wilayah Kalimantan Timur East Kalimantan Region
17.05%
77.20%
19
Wilayah Sumatera Utara North Sumatera Region
17.97%
72.83%
20
Wilayah Nusa Tenggara Timur East Nusa Tenggara Region
22.51%
82.44%
21
Wilayah Bangka dan Belitung Bangka and Belitung Region
36.97%
70.79%
Tindak lanjut perbaikan yang memerlukan biaya dan waktu
perbaikan berjangka panjang, dimasukkan dalam Rencana Jangka
Panjang (RJP), sedangkan untuk yang berjangka pendek dimasukkan
dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). Penggunaan
sumber daya untuk perbaikan yang dialokasikan dalam RKAP
maupun RJP tersebut diukur dengan perbaikan target kinerja produk
atau layanan.
Follow-up improvements that require substantial cost and a long
repair time are included in the Long Term Plan (RJP), whereas shortterm improvements are included in the Company Budget and Work
Plan (RKAP). The use of power resources for repairs that are allocated
within the RJP and RKAP are measured against service and product
performance improvement targets.
Hasil pengukuran kepuasan dan keterikatan pelanggan ini juga
disampaikan kepada pihak internal terkait yang selanjutnya akan
dicantumkan sebagai target perbaikan kinerja dan dituangkan
pada dokumen Service Level Agreement (SLA) yang disepakati dalam
kontrak alih daya (outsourcing).
The result of customer satisfaction and engagement measurements
are also forwarded to relevant internal parties to be later recorded
as performance improvement targets and put into Service Level
Agreement (SLA) documents, which are agreed to in outsourcing
contracts.
TINGKAT LAYANAN – MUTU DAN KEANDALAN
SERVICE QUALITY AND RELIABILITY RATING
PLN melaksanakan program peningkatan mutu layanan kepada
konsumen secara bertahap sesuai dengan kemampuan pendanaan,
melalui kegiatan berikut :
• Pengembangan komunikasi mutu layanan kepada publik secara
transparan.
• Pelaksanaan klasifikasi tingkat mutu layanan secara nasional.
• Menjadikan tingkat mutu layanan sebagai dasar penyusunan
kegiatan investasi.
PLN carries out customer service quality improvement programs
in stages according to financial capacity, through the following
activities:
• Development of transparent and quality customer
communication services.
• Classification of service quality levels nationwide.
• Making quality of service the basis for the preparation of
investment activities.
Untuk mengukur tingkat keandalan pelayanan, PLN menggunakan
indeks lama gangguan (System Average Interruption Duration Index/
SAIDI) yang menghitung lamanya pelanggan mengalami gangguan
dalam satuan menit per pelanggan per tahun. Sedangkan indeks
frekuensi gangguan (System Average Interruption Frequency/SAIFI)
menghitung banyaknya jumlah gangguan per pelanggan per
tahun. (EU28, EU29)
To measure the level of service quality reliability PLN uses the index
of the power outage duration (System Average Interruption Duration
Index (SAIDI), which shows the duration of power outage experienced
by customer in unit of minute per customer per year. While the index
of power outages frequency (System Average Interruption Frequency
Index (SAIFI) shows the frequency of power outage per customers
during the year. (EU28, EU29)
PLN telah melaksanakan berbagai program jangka pendek untuk
meningkatkan mutu layanan kepada pelanggan, meliputi: (EU6)
• Menunda jadwal pemeliharaan pembangkit;
• Melakukan sewa genset;
PLN carries out short-term programs to improve the quality of
services to the customer’s area, including: (EU6)
• Postpone power station maintenance;
• Rent portable generators;
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI
•
•
•
PROMOTING ECONOMIC GROWTH
Memanfaatkan kelebihan daya listrik (excess power) dari
perusahaan yang memiliki pembangkit sendiri;
Melakukan relokasi mesin pembangkit dari daerah yang tidak
mengalami kekurangan pasokan daya ke daerah yang mengalami
kekurangan pasokan daya;
Menurunkan beban puncak dengan melaksanakan program
demand side management.
•
•
•
Utilize excess power from companies that own their own power
generators;
Relocate power generator engines from areas that are not
experiencing power supply shortages to areas that are
experiencing power supply shortages;
Decrease peak loads by implementing the demand side
management program.
Dalam jangka panjang untuk meningkatkan mutu dan keandalan
pasokan listrik, PLN tengah berusaha mempercepat penyelesaian
proyek pembangunan pusat pembangkit tenaga listrik 10.000 MW
tahap I yang akan diikuti tahap II, diikuti perbaikan dan peningkatan
kapasitas maupun unjuk kerja jaringan transmisi distribusi.
To improve the quality and reliability of power supply in the long
term, PLN is currently accelerating the completion of stage I of the
10,000 MW electrical power generator station development project,
with stage II to follow, and the completion of the transmission and
distribution network.
Berbagai program yang dilakukan tersebut membuat PLN berhasil
meningkatkan tingkat keandalan layanan seperti ditunjukkan oleh
angka SAIDI tahun 2012 yang sebesar 3,85 jam/pelanggan/tahun,
menurun dari angka SAIDI tahun 2011 sebesar 4,71 jam/pelanggan/
tahun. Begitu pula dengan capaian angka SAIFI tahun 2012 yang
sebesar 4,22 kali/pelanggan/tahun, lebih baik dari tahun sebelumnya
sebesar 4,9 kali/pelanggan/tahun. Ukuran keandalan mutu selama
lima tahun terakhir adalah sebagai berikut.
The various programs PLN carries out brought success in raising
service reliability as shown by SAIDI rate in 2012 of 3.85 hours/
customer/ year, a decrease from the SAIDI rate in 2011 of 4.71 hours/
customer/year. Similarly, the SAIFI achievement rate in 2012 was 4.22
times/customer, better than the previous year’s 4.9 times/customer.
The measurement of reliability levels over the last five years is as
follows:
Tabel SAIDI
SAIFI (EU28, EU29)
SAIDI
SAIFI
jam/pelanggan hour/customer
kali/pelanggan times/customer
2008
80,90
13,33
2009
16,70
10,78
2010
6,7
6,82
2011
4,71
4,90
2012
3,85
4,22
PEMASARAN DAN PROMOSI
MARKETING AND PROMOTION
Strategi pemasaran Perseroan terdiri dari tiga program utama, yakni:
The Company’s marketing strategy comprises three main
programs, namely:
1. Customer migration from low-level residential group to a higher
level.
2. Customer migration from post-paid subscription to prepaid
subscription.
3. Increasing the number of customers under special service
category for business and industrial customer groups.
1. Migrasi pelanggan dari kelompok pelanggan rumah tangga level
rendah, ke level yang lebih tinggi.
2. Migrasi pelanggan pasca bayar menjadi pelanggan pra-bayar.
3. Meningkatkan jumlah pelanggan dengan kategori pelayanan
khusus, untuk kelompok pelanggan bisnis dan industri.
Peningkatan jumlah pelanggan yang cukup signifikan adalah
sebagai hasil penerapan inovasi PLN dalam meningkatkan kualitas
layanan pelanggan yaitu dengan melakukan perbaikan proses
bisnis penyambungan baru dan penyediaan layanan fasilitas antara
lain melalui:
• “Call Center 123” Penyambungan Baru, Penambahan Daya dan
Penyambungan Sementara Online (“PB/PD/PS Online”) melalui
website.
• Pemasaran Listrik Prabayar.
A significant increase in the number of customers is resulted from
the application of PLN’s innovation aimed at improving customer
service quality, i.e. new connection business process improvement
and service facility as follows:
Melalui penerapan proses bisnis baru ini, pelanggan dapat
langsung melakukan proses pemasangan listrik baru tanpa harus
datang ke kantor unit layanan PLN, sehingga dapat mencegah dan
menghilangkan praktik percaloan.
Through these new business processes, customers can take the new
electricity connection process without coming to PLN service unit
office, so that brokering practices can be avoided and eliminated.
•
Call Center 123, Online New Connection, Capacity Upgrade and
Temporary Connection
•
Prepaid electricity marketing
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
69
70
Hasil penerapan strategi pemasaran, termasuk layanan prabayar
menunjukkan bahwa penambahan pelanggan di tahun 2012
didominasi oleh pelanggan pra bayar yang merupakan salah satu
program prioritas perusahaan.
The results of marketing strategy implementation, including prepaid
service, indicate that the addition of total customers in 2012 is
dominated by customers of prepaid electricity, which is one of the
Company’s priority programs.
Pada tahun 2012 penambahan pelanggan prabayar mencapai
4.178.684 pelanggan yang terdiri pelanggan baru dan pelanggan
migrasi dari pasca bayar ke prabayar, sehingga jumlah pelanggan
prabayar mencapai 7.832.713 pelanggan. Jumlah pelanggan
prabayar meningkat sangat signifikan dibanding tahun lalu yang
hanya sebesar 3.654.029 pelanggan.
In 2012 there were 4,178,684 new prepaid electricity customers,
comprising new customers and customers migrating from post-paid
electricity service. Thus the total of prepaid electricity customers has
reached 7,832,713, a significant increase from the previous year of
3,654,029.
IMPLIKASI KEUANGAN TERHADAP
PERUBAHAN IKLIM
FINANCIAL IMPLICATIONS OF CLIMATE
CHANGE
Kegiatan operasional PLN yang mayoritas dilaksanakan di ruang
terbuka, tentu sangat rentan terhadap perubahan iklim. Kondisi
cuaca ekstrem saat ini, baik berupa kemarau maupun musim hujan
yang berkepanjangan memberikan dampak terhadap kelancaran
operasional PLN dan berimplikasi pada peningkatan biaya
operasional.
All of PLN’s operational activities that are conducted mostly in
outdoor spaces, are highly vulnerable to climate change. The
current extreme weather conditions, whether in the form of
prolonged draughts or the prolonged rainy season, have an impact
on the smoothness of PLN’s operations and are implicated in the
increase in operational costs.
Sejalan dengan visi perusahaan yaitu “Menjalankan Kegiatan Usaha
yang Berwawasan Lingkungan”, PT PLN (Persero) selalu berusaha untuk
memperhatikan aspek lingkungan dalam menjalankan setiap kegiatannya.
PLN telah dan akan terus mengupayakan pengurangan pencemaran
tanah, air dan udara oleh zat-zat polutan termasuk didalamnya adalah
pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Upaya ini dilakukan secara
menyeluruh dalam semua kegiatan penyediaan listrik oleh PLN baik itu
instalasi Pembangkit, Transmisi/Gardu Induk dan Distribusi.
In line with the company’s vision, “Applying Environment Oriented
Business,“ PLN always strives to pay attention to environmental
aspects in running each of its activities. PLN has and will always
seek to reduce air, water and soil contamination caused by polluting
chemicals including through the reduction of Greenhouse Gases.
These efforts are carried out across all of PLN’s electricity production
activities including at power stations, transmitters, substations and
distribution stations.
Sebagai implementasi dari kebijakan tersebut di atas, PLN telah
menetapkan aspek lingkungan sebagai salah satu unsur penilaian
dalam kinerja unit bisnis PLN di seluruh Indonesia. Melalui penilaian
kinerja ini, Perseroan dapat mengevaluasi pemenuhan komitmennya
dalam bidang lingkungan. Berbagai kegiatan yang menunjukkan
komitmen terhadap upaya pelestarian meliputi:
The Company has outlined environmental aspects as one of the
elements in appraising the performance of PLN’s business units
throughout Indonesia. Through this performance appraising, the
company can evaluate the fulfillment of its commitments related to
the environment.
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI
PROMOTING ECONOMIC GROWTH
a. Instalasi PLN secara rutin melaksanakan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan sesuai dengan dokumen lingkungan
(AMDAL/UKL-UPL).
b. Pembinaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
dalam Pengelolaan Lingkungan atau dikenal dengan PROPER
yang dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).
a.
c. Partisipasi pada upaya penurunan gas rumah kaca melalui skema
Clean Development Mechanism (CDM) melalui pengembangan
proyek CDM antara lain di PLTP Kamojang IV, PLTP Lahendong
II, PLTA Genyem, PLTMH Lobong, PLTMH Mongango, PLTMH
Merasap dan PLTMG Bontang.
c.
d. Selain melalui mekanisme CDM, PLN juga memanfaatkan
mekanisme pasar karbon sukarela (Verified Carbon Standard/
VCS) untuk mendapatkan insentif dari hasil penjualan kredit
karbon pembangkit energi terbarukan.
e. Pembangkit energi terbarukan yang sedang dikembangkan
sebagai proyek VCS adalah PLTA Renun, PLTA Sipansihaporas dan
PLTA Musi.
d.
f. Pelaksanaan proyek CDM dan VCS
f.
b.
e.
PLN installations routinely carry out environment management
and monitoring in accordance with environmental
documentation (AMDAL/UKL-UPL).
Development of the Company Performance Improvement
Rating in Environment Management program, which is also
known as PROPER, which is carried out by the Ministry of
Environment.
Participation in efforts to reduce greenhouse gas emissions
through the Clean Development Mechanism (CDM), which
is carried out with the support of CDM projects including
Geothermal Power Plant Kamojang IV, Geothermal Power Plant
Lahendong II, Hydro Power Plant Genyem, Micro Hydro Power
Plant Lobong, Micro Hydro Power Plant Mongango, Micro Hydro
Power Plant Merasap and Gas & Fuel Power Plant Bontang.
As well as through CDM, PLN also utilizes voluntary carbon
markets (Verified Carbon Standard/VCS) to gain incentives
from the sale of carbon credits produced through renewable
energy production.
Renewable energy power plants that are currently being
developed as VCS projects are the Renun Hydro Power Plant,
the Sipansihaporas Hydro Power Plant and the Musi Hydro
Power Plant.
CDM and VCS projects
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
71
TATA KELOLA
KEBERLANJUTAN
CE
NAN
GOVER
E
L
AB
N
SUSTAI
72
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
TATA KELOLA KEBERLANJUTAN
SUSTAINABLE GOVERNANCE
Kami meningkatkan kualitas
pengelolaan perusahaan sebagai
bagian dari upaya menjaga
keberlangsungan Perseroan melalui
penerapan seluruh prinsip dasar
tata kelola yang baik, melakukan
penilaian atas kualitas penerapan
tata kelola, melaksanakan
rekomendasi perbaikan,
melengkapi pranata dan peraturan
yang diperlukan dan bekerja sama
dengan lembaga yang kredibel
di bidang perbaikan tata kelola
perusahaan
We improve the corporate sustainable governance as part of the efforts
to maintain the Company’s sustainability by implementing all the basic
good corporate governance (GCG) principles, assessing the governance
application quality, executing the recommendation for improvement,
adding the bodies and regulations as required and cooperating with
credible institutions related to GCG.
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
73
74
PLN bertekad terus menerapkan best practice Tata Kelola
Perusahaan yang Baik untuk menunjang tercapainya tujuan
perusahaan. Hal ini dilandasi oleh keyakinan seluruh jajaran
manajamen puncak maupun jajaran pelaksana, bahwa penerapan
best practices GCG akan meningkatkan kepercayaan sekaligus nilai
perusahaan secara berkelanjutan. Penerapan lima prinsip dasar
GCG yakni: Transparansi, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban,
Kemandirian dan Kewajaran, secara konsisten diyakini akan
meningkatkan kualitas pelaksanaan GCG dengan target tercapainya
tiga sasaran utama dari penerapan GCG bagi PLN, yakni:
•
Memaksimalkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses
pengambilan keputusan yang lebih baik dan berkualitas,
peningkatan efisiensi operasional serta peningkatan layanan
kepada pemangku kepentingan.
•
Meningkatnya nilai perusahaan melalui peningkatan kinerja
keuangan dan meminimalkan risiko keputusan investasi yang
mengandung benturan kepentingan.
•
Meningkatnya kepercayaan pemegang saham serta
kepuasan pemangku kepentingan karena meningkatnya
nilai perusahaan.
PLN aims to continue applying the best practices of GCG in order to
reach the company’s objectives. This arises from all the management
and officer levels of the Company’s belief that The application of
the best practices of corporate governance will increase trust in
PLN as well as the value of the company for the foreseeable future.
It is believed that applying the five basic principles of GCG, which
as transparency, accountability, responsibility, independence
and equality in a consistent manner will improve the quality
of corporate governance and eventually meet the three main
objectives as follows:
• Maximizing the Company’s performance by improving the
quality of decision-making, improving operational efficiency
and improving services for stakeholders.
Penerapan terbaik praktik tata kelola perusahaan yang baik merupakan
induk dari penerapan seluruh sistem operasional terakreditasi
yang kini dijadikan rujukan dalam pelaksanaan kegiatan. Oleh
karenanya, PLN memastikan adanya pelaksanaan langkah-langkah
perbaikan secara berkesinambungan, baik dari sisi perangkat lunak
GCG (yakni pedoman, aturan-aturan dan sistem kerja) maupun dari
sisi perangkat keras (yakni pembentukan lembaga pelaksana unit
kerja). Untuk mendapatkan umpan balik bagi perbaikan praktik
GCG di masa depan, PLN melaksanakan penilaian secara berkala
mengenai praktik dan perangkat tersebut.
The application of the best practices of GCG is the root of the
application of the entire accredited operational system, to which
activities now refer. Thus, PLN ensures that these goals can be
achieved by taking continuous steps to improve the GCG system,
including through guidelines, rules and regulations and operational
systems, as well as through a more concrete approach, such as
forming work units. In order to gain feedback, thus to improve the
future performance of the GCG system, PLN carries out periodic
appraisals of the system.
PLN kemudian melakukan berbagai perbaikan sesuai rekomendasi
yang menyertai pelaksanaan penilaian kualitas implementasi GCG
dan sesuai dengan kondisi yang dihadapi Perseroan. Bagi PLN,
perbaikan kualitas implementasi GCG akan memberi hasil maksimal
pada upaya pemenuhan harapan seluruh pemangku kepentingan
secara efektif, efisien, transparan dan oleh karenanya meningkatkan
akuntabilitas pelaksanaan kegiatan operasional sehari-hari. Pada
akhirnya upaya peningkatan kualitas praktek terbaik GCG akan
memberikan hasil yaitu meningkatnya kepercayaan pemangku
kepentingan serta peningkatan nilai perusahaan.
Consecutively PLN make improvements in line with the
recommendations that come with the application of GCG best
practices and the conditions of the Company. To PLN, the improvement
of GCG application quality will bring out maximum results in
meeting all the stakeholders’ expectations in effective, efficient, and
transparent manner, and thus improve the accountability of daily
operational activities. Eventually it will result in the elevated trust of
the stakeholders and the corporate value.
PEDOMAN, STRUKTUR DAN MEKANISME TATA
KELOLA
GCG GUIDELINES, STRUCTURE AND
MECHANISM
Dalam rangka mendukung peningkatan mutu implementasi
GCG, PLN telah melengkapi seluruh pranata yang diperlukan,
meliputi: (4.1)
•
Pedoman Perilaku, yang berisi pedoman perilaku kebiasaan
baik dan tata pergaulan profesional di lingkungan Perseroan.
•
Pedoman GCG, sebagai pegangan pelaksanaan tata kelola
di perusahaan berikut kebijakan-kebijakan pengelolaan
operasional perusahaan.
To support improvements to the quality of GCG, PLN has completed
all of the necessary directives, including: (4.1)
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
• Increasing the company’s value by improving financial
performance and minimizing investment decisions that risk
conflicts of interest.
• Promoting shareholder trust and stakeholder satisfaction
through the increase of the company’s value.
• Code of Conduct, which consists of guidance for good
behavior, and professionalism within the Company.
• Corporate Governance Guidelines, used as the mechanism for
implementing good governance at the company in accordance
with the company’s operational management policies.
TATA KELOLA KEBERLANJUTAN
•
SUSTAINABLE GOVERNANCE
Board Manual, yakni Pedoman Kerja Direksi dan Dewan
Komisaris yang berisi panduan bagi Direksi dan Dewan
Komisaris yang menjelaskan aktivitas secara terstruktur,
sistematis, mudah dipahami dan dapat dijalankan dengan
konsisten sehingga menjadi acuan bagi Direksi dan Dewan
Komisaris dalam melaksanakan tugas masing-masing untuk
mencapai visi dan misi Perseroan.
• Board Manual, or Operational Guidelines for the Board of
PLN melengkapi keseluruhan pedoman pelaksanaan GCG dengan
struktur tata kelola yang melibatkan interaksi tiga organ perusahaan
utama, yakni Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris
dan Direksi serta organ pendukung yang meliputi Komite-komite
di tingkat Dewan Komisaris dan Direksi, dengan bagan struktur
interaksi ringkas sebagai berikut.
PLN complements the GCG Guidelines with a structure of
governance that involves the interaction of three main company
foundations, which are; the General Meeting of Shareholders, the
Board of Commissioners and the Board of Directors, and supporting
agencies with connections to the Board of Commissioners and the
Board of Directors.
Commissioners and Board of Directors, which contains guidelines
for the Board of Commissioners and Board of Directors, which
defines their duties in a structured, systematic, easy-tounderstand, easy-to-implement and consistent manner, so that
it serves as a reference for the Board of Commissioners and Board
of Directors in carrying out their various duties in order to achieve
the vision and mission of the Company.
Company Organ
Organ Utama
Rapat Umum Pemegang Saham
General Meeting of
Shareholders
Direksi
Board of Directors
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Komite Audit
Audit Committee
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
Satuan Pengawasan Intern
Internal Supervisory Unit
Divisi Manajemen Risiko
Risk Management Division
Organ Pendukung
Komite Manajemen Risiko
Risk Management Committee
Supporting Organ
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (4.7)
GENERAL MEETING OF SHAREHOLDERS (4.7)
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan lembaga tertinggi,
yakni forum para pemegang saham untuk mengambil keputusan
penting yang berkaitan dan didasarkan pada kepentingan usaha
Perseroan. RUPS terdiri atas Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
(RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
The General Meeting of Shareholders (GMS) represents the highest
level within the company’s corporate governance structure. GMS is
a forum for shareholders to make important decisions connected
to and based on the interests of the Company’s operations. GMS
consists of the Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) and
the Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMS).
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
75
76
Melalui RUPST maupun RUPSLB, para pemegang saham dapat
mempergunakan haknya dalam mengevaluasi kinerja Dewan
Komisaris maupun Direksi sekaligus memberikan pendapat dan
suaranya untuk mengambil keputusan penting secara independen
dan seimbang antara kepentingan pemegang saham dan
kepentingan perusahaan serta dalam posisi yang setara antara para
pemegang saham, baik mayoritas maupun minoritas. (4.4)
Through the GMS or the EGMS, the shareholders can exercise their
rights to evaluate the performance of the Board of Commissioners
and the Board of Directors, also to express their balanced and
independent aspirations and opinions, and make important decisions
based on the interests of the shareholders from an equal position
among the shareholders, both the majority and the minority. (4.4)
Melalui RUPS juga, para pemegang saham dapat melakukan
evaluasi kinerja Direksi dan Dewan Komisaris dengan melihat
capaian Key Performance Indicators (KPI) Perseroan dan
Manajemen Puncak yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab atas kinerja
Perseroan baik kinerja ekonomi, kinerja lingkungan dan
sosial, termasuk dalam mengelola risiko dan memanfaatkan
peluang usaha. Ukuran kinerja KPI terdiri atas KPI Direksi dan
KPI Komisaris.
Also through the GMS, the shareholders can evaluate the performance
of the Board of Directors and Board of Commissioners to see the
achievement of predetermined Key Performance Indicators (KPI) of
the Company and Top Management. The Board of Commissioners
and Board of Directors are responsible for the good performance of
the Company’s economic, environmental and social performance,
including in relation to risk management and taking advantage of
business opportunities. KPI performance measurement consists of
KPI of Directors and KPI of Board of Commissioners.
KPI ditinjau setiap periode operasional dan dilaporkan dalam
RUPS. KPI tersebut menetapkan dengan jelas target-target kinerja
Perusahaan di bidang ekonomi, sosial, lingkungan, serta keselamatan
dan kesehatan kerja, termasuk parameter lain mencakup pelayanan
kepada pelanggan, persepsi terhadap perseroan, kepatuhan
terhadap peraturan perundangan dan sebagainya. (4.9, 4.10)
KPIs are reviewed each operational period and the results are reported
in the GMS. KPIs clearly set out the Company’s performance targets
in the areas of economic, social, environmental, and occupational
safety and health, including other parameters such as customer
service, perception toward the Company, as well as compliance with
laws and regulations. (4.9, 4.10)
DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
THE BOARD OF DIRECTORS
Perseroan menganut sistem dua badan sebagai pelaksana segala
keputusan yang diambil melalui RUPS dan melakukan pengelolaan
perusahaan sesuai peraturan perundangan. Sesuai ketentuan
Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007, kedua
badan pengelola perusahaan tersebut adalah Dewan Komisaris
dan Direksi.
The company utilizes a two-body system to carry out all decisions
made during the GMS and conducts the management of the
company in accordance with the rules and regulations. In accordance
with the Limited Liability Company Act No. 40 2007, the company’s
two executive management bodies are the Board of Commissioners
and the Board of Directors.
Dewan Komisaris dan Direksi yang masing-masing mempunyai tugas
dan wewenang yang jelas sesuai dengan fungsinya seperti yang
diamanatkan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundangundangan yang berlaku (fiduciary responsibility). Keduanya secara
bersama-sama memiliki tanggung jawab untuk memelihara
kesinambungan usaha perusahaan dalam jangka panjang.
The Board of Commissioners and the Board of Directors each has
clear duties and authorities in accordance with their respective
functions as mandated in the Articles of Association and
prevailing regulations (fiduciary responsibility). Together they are
responsible for maintaining the long-term sustainability of the
company’s operations.
Dewan Komisaris berkewajiban melakukan pengawasan dan
memberikan nasihat untuk memastikan bahwa tujuan Perseroan
serta keputusan RUPS dilaksanakan dan dicapai. Untuk memastikan
keberhasilan dan kelancaran pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab yang sedemikian besar, Dewan Komisaris dibantu oleh komite
penunjang sedangkan Direksi dibantu oleh unit kerja yang terkait
dengan mekanisme tata kelola tersebut. Sementara pelaksanaan
atas setiap keputusan RUPS dan pengelolaan perusahaan sehari-hari
dilakukan oleh Direksi. Oleh karena masing-masing fungsinya yang
harus independen, maka pada susunan kepengurusan Perseroan
maupun anak usahanya, tidak ada anggota Dewan Komisaris yang
merangkap sebagai Direksi. (4.2, 4.3)
The Board of Commissioners is tasked with monitoring and providing
counsel to ensure that the goals of the company are achieved and
the decisions made during the General Meeting of Shareholders
are carried out. In order to ensure the success and fluidity of the
implementation of these major duties and responsibilities, the Board
of Commissioners is assisted by the Supporting Committee, while the
Board of Directors is assisted by working units related to governance
mechanisms. Meanwhile, the implementation of each GMS resolution
as well as the daily management of the company is conducted by the
Board of Directors. As all functions of the respective bodies must be
independent, neither any of the Board of Commissioner members
is concurrently a Board of Directors member within the structure of
both the Company and its subsidiaries. (4.2, 4.3)
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
TATA KELOLA KEBERLANJUTAN
SUSTAINABLE GOVERNANCE
Baik Komisaris maupun Direksi dipilih, diangkat dan diberhentikan
melalui RUPS. Proses pemilihan Komisaris dan Direksi dilakukan
melalui uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test.
Berdasarkan ukuran kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya (KPI),
anggota Dewan Komisaris dan Direksi bisa diangkat kembali atau
bahkan diganti sebelum masa tugasnya berakhir. (4.7)
Members of the Board of Commissioners as well as the Board
of Directors are elected, selected and removed during the GMS.
Commissioners and Directors are selected through the fit and proper
test. Based on predetermined performance measures (KPI), members
of the BoC and BoD can be reappointed or replaced before their
tenure expires. (4.7)
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Tugas Dewan Komisaris, sesuai dengan Anggaran Dasar terutama
adalah pengawasan terhadap kebijaksanaan pengurus Perseroan
yang dilakukan Direksi serta memberi nasihat kepada Direksi termasuk
mengenai rencana pengembangan Perusahaan, Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan, pelaksanaan ketentuan-ketentuan Anggaran
Dasar dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham termasuk
mengawasi ketaatan terhadap seluruh peraturan perundangan yang
berlaku di seluruh bidang kegiatan operasional.
The duties of the Board of Commissioners, in accordance with the
Articles of Association, are primarily the supervision of company
management policies carried out by the Board of Directors, and
to give advice to the Board of Directors, including about Company
development plans, Company budget and operations plans,
implementation of the provisions of the Articles of Association and
General Meeting of Shareholders decisions and presiding regulations
for all fields of operational activities.
Agar tugas pengawasan berjalan efektif, Dewan Komisaris memiliki
wewenang tertentu, diantaranya memeriksa buku-buku, surat-surat
dan catatan-catatan operasional Perseroan yang relevan, termasuk
mengusulkan dan menonaktifkan anggota Direksi dengan alasan
yang jelas. Dengan mekanisme tersebut, Perseroan terhindar dari risiko
denda moneter maupun sanksi lain karena melakukan pelanggaran
atas ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. (SO8)
To ensure effective monitoring, the Board of Commissioners
has certain authorities, including inspecting books, letters and
notes relevant to the company’s operations, including firing and
deactivating members of the Board of Directors for a clear reason.
Under such mechanism, the Company shall be avoided from the risks
of monetary fines or other penalty for the breach of the provisions of
the presiding regulations. (SO8)
Dewan Komisaris melaporkan pelaksanaan tugas pengawasan dalam
RUPS. Mengingat besarnya beban pengawasan PLN, Dewan Komisaris
Perseroan kini terdiri atas 7 orang Komisaris, termasuk Komisaris
Utama, dengan 2 di antaranya adalah Komisaris Independen.
Dengan demikian, persentase komposisi Komisaris Independen
dalam Dewan Komisaris berjumlah 33%, yang berarti komposisi
Dewan Komisaris telah memenuhi syarat minimal yang ditetapkan
dalam UU tentang Perseroan Terbatas. (4.3)
The Board of Commissioners reports its supervisory activities during
the GMS. Due to the scope of PLN’s monitoring obligations, the
Board of Commissioners currently consists of seven Commissioners,
including the President Commissioner, and two Independent
Commissioners. Thus, the percentage of Independent Commissioners
in the Board of Commissioners composition is 33%, which meets the
minimum requirement as stipulated in the Law on Limited Liabilities
Company. (4.3)
Susunan Dewan Komisaris PLN pada akhir tahun 2012
The PLN’s Board of Commissioners as of end of 2012
Komisaris Utama President Commissioner
Yogo Pratomo
Komisaris Commissioner
Wimpy S.Tjetjep
Komisaris Commissioner
Syahrial Loetan
Komisaris Commissioner
Jarman
Komisaris Commissioner
andin Hadiyanto
Komisaris Independen Independent Commissioner
Abdul Aziz
Komisaris Independen Independent Commissioner
Adang Firman
Direksi
Board of Directors
Sesuai dengan Anggaran Dasar dan ketentuan UU Perseroan,
Direksi Perseroan berwenang dan bertanggung jawab penuh atas
pengelolaan perusahaan untuk kepentingan Perseroan sesuai
dengan maksud dan tujuan perusahaan serta mewakili Perseroan
baik di dalam maupun di luar pengadilan. Direksi bertugas dan
bertanggung jawab secara kolegial sekalipun dapat bertindak
dan mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan
wewenangnya. Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS.
In accordance with the Articles of Association and Company
Regulations, the Board of Directors is authorized with, and is fully
responsible for, the Company’s management for the benefit of
the Company in accordance with the aims and objectives of the
Company and to represent the company in and out of court. The
Board of Directors is tasked with taking corporate action and making
decisions in line with their given authorities and duties. Directors are
appointed and dismissed during the GMS.
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
77
Pada tahun pelaporan, Direksi PLN terdiri atas 9 orang anggota
Direktur, termasuk Direktur Utama, dengan susunan personalia
sebagai berikut.
Direktur Utama President Director
Nur Pamudji
Direktur Operasi Jawa-Bali Java-Bali Operation Director
I.G.A Ngurah Adnyana
Direktur Operasi Indonesia Barat West Indonesia Operation Director
Moch. Harry Jaya Pahlawan
Direktur Operasi Indonesia Timur East Indonesia Operation Director
Vickner Sinaga
Direktur Pengadaan Strategis Strategic Procurement Director
Bagiyo Riawan
Direktur Konstruksi Construction Director
Nasri Sebayang
Direktur Perencanaan dan Manajemen Risiko Planning and Risk Management Director
Murtaqi Syamsuddin
Direktur SDM dan Umum Human Resource & General Affairs Director
Eddy D. Erningpraja
Direktur Keuangan Finance Director
78
In the reported year, PLN’s Board of Directors consisted of 9 members,
including the Chairman.
Setio Anggoro Dewo
Remunerasi Komisaris dan Direksi (4.5)
Remuneration of The Boc and Bod (4.5)
Jumlah dan jenis honorarium Komisaris, gaji Direksi, tantiem
dan tunjangan-tunjangan , dievaluasi dan diputuskan dalam
RUPS. Tiap anggota Komisaris menerima sejumlah honorarium
bulanan dan tunjangan tertentu, serta mendapatkan sejumlah
tantiem atas kinerja dan prestasi PLN yang jumlahnya
ditetapkan dalam RUPS.
The amount and type of the honorariums for the Commissioners,
the Directors’ salaries, as well as bonuses and benefits, which are
together referred to as remuneration, are evaluated and set by the
GMS. Each Commissioner receives a monthly honorarium and certain
benefits, and receives a bonus according to the performance and
achievements of the PLN, which is defined in the GMS.
Tiap Anggota Direksi menerima gaji bulanan dan tunjangan lainnya,
serta mendapatkan tantiem atas kinerja dan prestasi PLN. Pajak atas
tantiem Komisaris maupun Direksi ditanggung masing-masing.
Anggota Dewan Komisaris maupun Direksi juga mendapat fasilitas
dan tunjangan jabatan seperti kendaraan/tunjangan transpor,
tunjangan komunikasi, keanggotaan klub/profesi, jasa perlindungan
hukum, jaminan kesehatan, asuransi, tunjangan hari raya dan
tunjangan representasi.
Every member of the Board of Directors receives a monthly salary
and benefits, and receives a bonus based on the performance
and achievements of PLN. The tax on the bonus is paid by the
respective recipient. Commissioners and Directors also receive
facilities and benefits such as a vehicle or transportation benefits
or allowances, communication allowances, club memberships,
legal protection, health insurance, insurance, holiday allowances
and representation allowances.
Penetapan remunerasi (termasuk tantiem) Komisaris dan Direksi
juga mempertimbangkan ukuran kinerja di bidang ekonomi,
kinerja lingkungan dan sosial, termasuk dalam mengelola risiko
dan memanfaatkan peluang usaha sebagaimana ditetapkan
dalam KPI. (4.9)
The setting of remuneration (including bonuses) of Board of
Commissioners and Board of Directors also take into account the
performance measurement in the field of economic, environmental
and social performance, including in risk management and taking
advantage of business opportunities as defined in KPI. (4.9)
KOMITE DEWAN KOMISARIS
COMMITTEES UNDER THE BOARD OF
COMMISSIONERS
Dalam menjalankan tugas pengawasan, Dewan Komisaris dibantu
oleh 2 komite fungsional, yakni Komite Audit dan Komite Manajemen
Risiko. Komite tersebut bersifat independen dengan kriteria
mencakup diantaranya: tidak memiliki hubungan keluarga karena
perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua dengan anggota
Direksi dan atau anggota Dewan Komisaris; tidak memiliki hubungan
usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan
kegiatan usaha PLN dan bukan merupakan Direksi atau karyawan
PLN dan atau anak perusahaan PLN sekurangnya dalam satu tahun
terakhir sebelum diangkat sebagai Komite Audit PLN. Dalam kegiatan
operasional sehari-hari, Dewan Komisaris Perseroan juga dibantu
oleh Sekretaris Dewan Komisaris dan beberapa tenaga ahli. (4.1)
In carrying out its supervisory duties, the Board of Commissioners is
assisted by two working committees under its control, namely the
Audit Committee and the Risk Management Committee. The criteria
ensuring the independence and impartiality of the members on these
committees include: not having a family relationship by marriage or
descent to the second degree or closer to a member or members of
the Board of Directors or Board of Commissioners, not having any
direct or indirect business relations related to the business activities
of PLN, and not being a Director or employee of PLN, or any of its
subsidiaries, within a minimum of one year before being appointed
to the PLN Audit Committee. In day-to-day operational activities, the
Board of Commissioners is also assisted by the Secretary of the Board
of Commissioners and various experts. (4.1)
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
TATA KELOLA KEBERLANJUTAN
SUSTAINABLE GOVERNANCE
KOMITE DIREKSI
BOARD OF DIRECTORS’ COMMITTEE
Untuk mendukung efektivitas pengelolaan perusahaan, Direksi
membentuk beberapa komite fungsional yang langsung bertanggung
jawab kepada Direksi. Komite-komite ini dibentuk untuk tugas-tugas
khusus yang memerlukan perhatian lebih dalam rangka menjaga
keberlangsungan usaha. Pada tahun pelaporan, komite di bawah
Direksi ada 6 (enam), dengan tugas masing-masing :
To support the company’s management effectively, the Board of
Directors have established several working committees that report
directly to the Board of Directors. These committees were formed to
perform specific tasks that require special attention in order to protect
the sustainability of the Company’s operations. In the reported year,
there were six committees under the Board of Directors. Their main
tasks are listed below.
• Independent Power Producer (IPP) and Partnership
Cooperation Committee
The duties of this committee are analyzing and reviewing and
strategic decision-making in the Independent Power Producer
sector, and cooperation partnerships undertaken by the company.
• Primary Energy Committee
The duties of this committee are analyzing and reviewing and
strategic decision-making in the primary energy sector.
• Investment Committee
The duties of this committee are analyzing and reviewing and
strategic decision-making in the field of investments undertaken
by the Company.
• Funding Committee
The duties of this committee are analyzing and reviewing and
strategic decision-making in the field of financing activities
undertaken by the Company.
• Commerce Committee
The duties of this committee are analyzing and reviewing and
strategic decision-making in the field of commerce undertaken
by the Company.
• Human Resources Committee
The duties of this committee are analyzing and reviewing and
strategic decision-making in the field of human resources at
the Company.
•
•
•
•
•
•
Komite Independent Power Producer (IPP) dan Kerja Sama
Kemitraan
Melakukan analisis dan kajian serta mengambil keputusan
strategis di bidang perusahaan listrik swasta (IPP) dan kerja
sama kemitraan yang dilakukan oleh Perseroan.
Komite Energi Primer
Melakukan analisis dan kajian serta mengambil keputusan
strategis di energi primer yang dilakukan oleh Perseroan.
Komite Investasi
Melakukan analisis dan kajian serta mengambil keputusan
strategis di bidang investasi yang dilakukan oleh Perseroan.
Komite Pendanaan
Melakukan analisis dan kajian serta mengambil keputusan
strategis di bidang pendanaan yang dilakukan oleh
Perseroan.
Komite Niaga
Melakukan analisis dan kajian serta mengambil keputusan
strategis di bidang niaga yang dilakukan oleh Perseroan.
Komite Sumber Daya Manusia
Melakukan analisis dan kajian serta mengambil keputusan
strategis di bidang sumber daya manusia yang dilakukan
oleh Perseroan.
KEBIJAKAN POKOK TATA KELOLA (2.10)
CORPORATE BASIC GOVERNANCE POLICIES (2.10)
Beberapa aturan kebijakan (soft-structure) yang telah selesai disusun
dan diimplementasikan untuk menunjang tercapainya praktik terbaik
penerapan tata kelola berkelanjutan yang baik adalah :
Several “soft-structure” policies which are already issued and
implemented in order to achieve the best practices in applying
sustainable good governance are as follows:
•
Pengelolaan Risiko Perseroan (EC9, 4.9, 4.11)
Perseroan menyusun dan menetapkan Kebijakan Manajemen
Risiko sebagai bagian dari sistem pengawasan dan
pengendalian internal dengan tujuan akhir meminimalisasi
potensi kerugian yang mungkin terjadi. PLN telah
menindaklanjuti penetapan kebijakan manajemen risiko
dengan membentuk Divisi Manajemen Risiko. Satuan ini
dibentuk sebagai upaya meningkatkan pengelolaan risiko
secara terus-menerus, tepat dan komprehensif, disertai upaya
mitigasi risiko yang telah diidentifikasi.
•
Corporate Risk Management Policy (EC9, 4.9, 4.11)
The Company outlined and established Corporate Risk
Management Policy as part of the internal monitoring and control
system with the aim of minimizing the potential for possible
losses. PLN then went a step further on from risk management
policy by establishing the Risk Management Division. This
Division was established in an asserted and comprehensive
effort to improve the management of risk on a long-term basis,
as well as to mitigate identified risks.
•
Kebijakan Sistim Pelaporan Pelanggaran
Terkait dengan usaha penerapan good corporate governance dan
termasuk di dalamnya pemberantasan korupsi, suap dan praktik
kecurangan lainnya, saat ini PLN telah mengimplementasikan
kebijakan sistem pelaporan pelanggaran (Whistleblower System)
•
Whistleblower Policy
In relation with the implementation of good corporate
governance, including efforts to eradicate corruption, kickbacks
and other fraudulent practices, the Company has set up
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
79
sebagai tindak lanjut atas tuntutan transparansi, akuntabilitas
dan fairness hubungan bisnis.
80
a Whistleblower System as a follow up to the demand for
transparent, accountable and fair business relations.
Dengan penerapan sistem pelaporan pelanggaran ini, PLN
menargetkan terciptanya iklim kondusif dalam bekerja,
terciptanya transparansi dalam pelaksanaan kegiatan tender,
pengelolaan keuangan dan pencegahan terjadinya pelanggaran
yang dapat menimbulkan kerugian finansial maupun non finansial
yang dapat merusak citra PLN. PLN akan terus memperkuat dan
menyempurnakan mekanisme sistem pelaporan pelanggaran
untuk memperkuat sistem deteksi dini dan mencegah terjadinya
tindak pidana korupsi, kolusi dan nepotisme.
The system is expected to create a conducive environment at
work and to encourage the reporting of violations that could
lead to financial or non-financial losses that could damage
PLN’s image. PLN intends to strengthen this anti-violation
system in order to enhance its early warning system, thus
preventing the actions of perpetrators of corruption, bribery,
collusion and nepotism.
Demi menjamin efektivitas pengawasan pelanggaran
dan deteksi dini, Perseroan kemudian menetapkan halhal pokok yang terkait, termasuk diantaranya: menyediakan
media pelaporan pelanggaran (hotline, email, kotak pos
khusus), menetapkan prosedur pelaporan, dan menetapkan
dengan jelas jenis-jenis pelanggaran yang dapat dilaporkan.
Untuk mendorong keberanian saksi pelapor, maka Perseroan
menetapkan prosedur yang mampu menjamin kerahasiaan
identitas pelapor dan petugas investigasinya. (HR3, SO3)
To ensure the effectiveness of monitoring and early detection of
violations, the Company then set the relevant key points, including:
providing media of whistleblowing (hot line, e-mail, a dedicated
post office box), establishing reporting procedures, and clearly
defining the types of violations that are reportable. To encourage
the whistleblowing rapporteur, the Company established
procedures that ensure the confidentiality of the identity of the
rapporteur and the investigation officer. (HR3, SO3)
Selain memperkuat deteksi dini, PLN juga menerapkan sanksi
tegas terhadap pelaku yang terindikasi disertai adanya buktibukti pelanggaran, termasuk memproses secara hukum. (SO4)
In addition to strengthening early detection, PLN also imposes
sanctions against perpetrators indicated with evidenced
violations, including legal proceedings. (SO4)
Untuk mendukung tercapainya tekad menciptakan suasana
kerja yang kondusif bebas kecurangan, maka pada tanggal 21
Desember 2012 PLN mendeklarasikan gerakan “PLN Bersih,
Bebas Korupsi”. PLN menjalin kerja sama dengan Transparency
Internasional Indonesia (TII) untuk mendukung penerapan
deklarasi tersebut.
To support the efforts to create a fraud-free conducive working
atmosphere, on December 21, 2012 PLN declared the “Clean
and Corruption-Free PLN” movement. PLN has worked with
Transparency International Indonesia (TII) to support the
implementation of the declaration.
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
TATA KELOLA KEBERLANJUTAN
•
SUSTAINABLE GOVERNANCE
Pengawasan dan Pengendalian Internal
PLN menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian
internal sebagai bagian dari implementasi asas akuntabilitas
dan transparansi dari prinsip dasar GCG. Melalui unit internal
audit, manajemen PLN memberikan jaminan atas efektivitas
dan efisiensi operasi, ketaatan terhadap aturan dan perundangundangan serta ketepatan dan keandalan pelaporan
keuangan.
•
Internal Control and Supervision
PLN carries out internal supervision and control in accordance
with its implementation of transparency implementation
principles based on GCG. Through the Internal Audit Unit, PLN’s
management guarantees the efficiency and effectiveness of
operations, adherence to rules and regulations as well as the
accuracy and reliability of financial reporting.
Pada tahun pelaporan, Formasi Tenaga Kerja (FTK) pada Satuan
Pegawas Intern (SPI) adalah 244 pegawai yang terdiri dari 220
orang tenaga auditor, 4 orang Kepala Bidang SPI, 13 orang
Kepala Bidang Audit Region, 5 orang tenaga ahli, 1 orang
sekretaris, dan 1 orang Kepala Satuan.
In the reported year, manpower formation at the Internal Control
Unit consisted of 244 personnel, consisting of 220 auditors, four
SPI Heads, 13 Regional Audit Heads, five experts, one secretary
and one Unit Head.
Guna mempertahankan dan meningkatkan kualitas hasil
audit sesuai dengan standar audit yang berlaku, personil
Auditor Internal senantiasa meningkatkan kompetensi melalui
berbagai pendidikan, baik pendidikan berjenjang sertifikasi
profesi auditor internal seperti QIA (Qualified Internal Auditor),
PIA (Profesional Internal Auditor) maupun CIA (Certified Internal
Auditor), termasuk diklat bidang operasional dan perkembangan
saat ini yang sangat memperhatikan pencegahan tindakan yang
tergolong perbuatan korupsi, kolusi dan nepotisme. Seluruh
auditor SPI PLN telah dibekali dengan pendidikan khusus
mengenai tindakan korupsi dan upaya pencegahannya. Selain
personalia SPI, hampir seluruh personalia pegawai di bidang
keuangan telah dibekali pendidikan mengenai pencegahan
korupsi, sehingga setidaknya sekitar 0,001% pegawai PLN
telah dibekali pelatihan pencegahan tindak korupsi, fraud dan
pelanggaran sejenis lain. (SO3)
In order to maintain and improve the quality of auditing, in
accordance with the prevailing auditing standards, Internal Audit
personnel continually enhance their competencies though tiered
educational training and professional internal audit certification
such as QIA (Qualified Internal Auditor), PIA (Professional
Internal Auditor) and CIA (Certified Internal Auditor), including
operational training and development that is currently focused
on preventing acts of corruption, nepotism and collusion. All
the SPI auditors has been undergone special education on
corruption and efforts of corruption prevention. In addition to
SPI personnel, nearly all employees in the finance personnel have
been provided with education on the prevention of corruption,
so that at least about 0.001% PLN employees have been provided
with training on prevention of corruption, fraud and other similar
violations. (SO3)
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
81
82
Kegiatan Satuan Pengawasan Intern di lingkungan PLN mengacu
kepada aturan-aturan yang ada berupa Surat Keputusan, Surat
Edaran, Instruksi, Kebijakan Akuntansi dan praktik-praktik bisnis
yang sehat. Dalam melakukan Audit di lingkungan PLN, SPI
mempunyai Pedoman Pengawasan Intern sesuai Keputusan
Direksi PLN No.030.K/DIR/2005 tanggal 2 Februari 2005.
The activities of the Internal Supervisory Unit at PLN adhere to the
existing regulations of Decrees, Circulars, Instructions, Accounting
Policies, and healthy business practices. In conducting auditing at
PLN, SPI has Internal Supervisory Guidelines, in accordance with PLN
BoD Resolution No.030.K/ DIR/2005 dated February 2, 2005.
Pada tahun 2012 sesuai Program Kerja Pengawasan Tahunan
(PKPT) 2012, Tim SPI telah melaksanakan Pemeriksaan
Operasional pada seluruh region terhadap 44 unit bisnis, 1
direktorat, dan 2 anak perusahaan dengan jumlah temuan
sebanyak 3.977 temuan yang harus diklarifikasi oleh Manajemen
Unit Bisnis dan anak perusahaan terkait, serta 5 temuan pada
direktorat.
In 2012, in accordance with the Annual Supervisory Program 2012,
the SPI team carried out Operational Inspection Period directed at 44
Business Units, one Directorate and two subsidiaries, finding a total
of 3,977 cases that must be clarified by the relevant Business Unit
Management and five cases at the Directorate.
Pemeriksaan dilakukan terhadap unit-unit kerja yang rawan
terhadap tindak pidana korupsi, seperti fungsi pengadaan,
pemeliharaan dan keuangan, atau sekitar 70%dari total bagian
atau divisi di PLN. (SO2)
Inspections were carried out on work units that are prone to
corruption, such as complaints procurement, maintenance and
finance divisions. (SO2)
Dari 3.982 temuan tersebut, tindak lanjut yang telah dinyatakan
selesai sebanyak 2881 temuan. PLN menerapkan sanksi tegas
berupa pemberhentian dari status pegawai disertai proses
hukum atas setiap tindakan yang terindikasi kuat berupa
perbuatan korupsi. (SO4)
of the 3,982 said cases, 2,881 have already been followed up. PLN
imposes heavy punishments in the form of suspension of working
status, as well as legal action for every act that carries a strong
indication of corruption. (SO4)
•
Transaksi Benturan Kepentingan (4.6)
PLN memiliki peraturan “Transaksi Benturan Kepentingan”,
dengan ketegasan bahwa pihak-pihak internal maupun
eksternal yang memiliki peluang tersangkut dalam transaksi
dimaksud dilarang terlibat dalam proses pembuatan keputusan
menyangkut transaksi tersebut.
•
Conflict of Interest Transactions (4.6)
PLN’s regulations on “Conflict of Interest Transactions” forbid
any party, whether internal or external, who is suspected of
involvement in a transaction from playing a role in the decisionmaking process of that transaction. (4.6)
•
Kebijakan Manajemen Kinerja
PLN mulai merintis penetapan Key Performance Indicator (KPI)
sebagai ukuran kinerja yang harus dicapai oleh manajemen.
Selain itu, dalam rangka optimalisasi kinerja korporasi, PLN
juga membuat komitmen yang disepakati dan ditandatangani
bersama oleh Direksi dan Dewan Komisaris yang meliputi
antara lain: Kinerja Perseroan, Pembangunan Pembangkit
Tenaga Listrik, Pengurangan Susut Jaringan dan SAIDI - SAIFI,
Kinerja bidang Sosial, Kinerja di bidang pelestarian lingkungan
dan lain lain. (4.9)
•
Performance Management
PLN has been a pioneer in the establishment of the Key
Performance Indicator (KPI) as a management performance
benchmark. In addition, to optimize corporate performance, PLN
has also set out commitments agreed and signed by the Board of
Directors and Board of Commissioners related to the following
areas: Company Performance, Power Plant Construction, Reduce
Network Losses and SAIDI and SAIFI, Social Affairs Performance,
performance in the field of environmental preservation and
more. (4.9)
•
Larangan Pemberian dan Penerimaan Hadiah dan Donasi
(SO2)
PLN melarang pemberian maupun penerimaan hadiah dan
donasi baik oleh pihak di dalam maupun di luar lingkungan
Perusahaan. Larangan ini diberlakukan untuk menegakkan
independensi pengambilan keputusan maupun potensi
terjadinya benturan kepentingan dan atau turunnya
kepercayaan publik terhadap integritas Perusahaan.
•
Prohibition of Giving and Receiving Gifts and
Donations
(SO2)
PLN forbids the giving and receiving of gifts and donations by
parties within or outside of the Company. This prohibition is
enforced to ensure independent decision making and to prevent
conflict of interests and or loss of public confidence in the
integrity of PLN.
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
TATA KELOLA KEBERLANJUTAN
SUSTAINABLE GOVERNANCE
•
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
PLN menerapkan kebijakan pengadaan yang transaparan dan
akuntabel, memenuhi prinsip-prinsip efektif dan efisien, terbuka,
bersaing adil dan tidak diskriminatif. Proses pengadaan barang
dan jasa diupayakan melalui persaingan yang sehat sesuai
dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
•
•
Menghindarkan Keterlibatan politik (SO5, SO6)
PLN melarang dengan tegas penggunaan dana atau aset
Perseroan untuk kepentingan partai politik atau calon dari
partai politik, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Hal ini sesuai dengan peraturan Menteri Negara BUMN yang
melarang semua BUMN untuk memberikan kontribusi secara
finansial dan bentuk lainnya kepada partai politik, politisi, dan
institusi yang terkait.
•
Keterlibatan Perseroan dalam pembuatan kebijakan publik
pun hanya terbatas pada pemberian pandangan di hadapan
DPR atas undangan pihak terkait sehubungan penyusunan
kebijakan pemenuhan kebutuhan listrik maupun presentasi
besaran nilai subsidi yang diperlukan oleh PLN untuk menutup
selisih biaya produksi dan penjualan listrik pada golongan
masyarakat tidak mampu.
The company’s involvement in public policy making is limited
to the outlook of the House of Representatives at the invitation
of related parties concerning the formulation of policy on
electricity power needs, as well as presenting the amount of
subsidy required by PLN to cover the difference between the
production cost and sales price of electrical power for the
underprivileged.
Sistem Manajemen Mutu (ISO)
Sejak tahun 2004, PLN mengintensifkan pelaksanaan program
Sertifikasi Bidang Pembangkitan yang meliputi ISO 9001
tentang Pelayanan Pelanggan, ISO 14001 tentang Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan, SMK3 Kelaikan Operasi,
Sertifikasi Kompetensi Operasi dan Pemeliharaan. Sasaran yang
hendak dicapai adalah setiap Pusat Tenaga Listrik (Pembangkit)
harus dikelola dengan mengikuti standar internasional
yang dibuktikan dengan diperolehnya Sertifikasi Bidang
Pembangkitan.
•
Quality Management System
Since 2004, PLN has intensified the implementation of the
Certification Program, which covers ISO 9001 on Services, ISO
14001 on Environmental Management and Monitoring, SMK3 on
Trustworthy Operations, and the Operations and Maintenance
Competency Certification. The objective is to manage each
Electric Power Plant based on internationally recognized
standards, and thus obtain Certification on Power Plant.
PLN juga mengintensifkan pelaksanaan program sertifikasi
bidang Pelayanan Pelanggan yaitu ISO 9001 di unit bisnis
distribusi dan wilayah dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan terhadap pelanggan.
PLN has also intensified the implementation of the Customer
Service certification program, ISO 9001, in distribution business
units across the region in order to improve the quality of customer
services.
PLN selalu mengutamakan keselamatan dan kesehatan
pegawainya sehingga diharapkan tidak terjadi kecelakaan
kerja (zero accident) dengan mengharuskan setiap unit untuk
memperoleh sertifikat ISO 27000.
PLN always prioritizes employee safety and health with the goal
of achieving a zero accident scenario by requiring each unit to
obtain the ISO 27000 certificate.
Hasilnya, pada pelaporan tahun 2012 ini, seluruh unit bisnis PLN
telah mendapatkan akreditasi atas beberapa sertifikasi dasar
yang harus dipenuhi.
As a result, in the 2012 reporting period, all PLN business units
have been accredited for the basic compulsory certifications.
•
Procurement of Goods and Services
PLN implements transparent and accountable procurement
policies, fulfilling the principles of efficient, effective, open
and non-discriminatory business practices. The process for the
procurement of goods and services is carried out through fair
competition and in accordance with the prevailing laws and
regulations.
Political Involvement (SO5, SO6)
PLN prohibits the use, whether direct or indirect, of Company
funds or assets for the interest of political parties or political
party candidates. This is in accordance with the policies of the
Ministry of State-Owned Enterprises, which forbids all State
Owned Enterprises from providing financial or any other kind of
support to political parties, politicians and related institutions.
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
83
84
KODE ETIK BERPERILAKU (4.6, 4.11, HR1)
CODE OF CONDUCT (4.6, 4.11, HR1)
Pada Oktober 2005, PLN menerbitkan Code of Conduct sebagai
bentuk implementasi peningkatan dan penyempurnaan penerapan
GCG serta kode etik yang dianut oleh seluruh pegawai di lingkungan
Perseroan. Code of Conduct berisi mengenai kebiasaan baik
dan tata pergaulan profesional di lingkungan PLN.Petunjuk ini
mengatur mengenai aspek kepemimpinan PLN, keanggotaan yang
bertanggung jawab, hubungan profesional antar anggota dan
hubungan dengan pihak eksternal.
In October 2005, PLN published its Code of Conduct, as a realization
of the improvement of its implementation of GCG, as well as a code
of ethics, which is followed by all company employees. The Code
of Conduct is a guideline for professionalism and good behavior
at PLN. These directives regulate leadership values, responsible
membership professional relations between members and relations
with external parties.
Secara paralel, Buku Pedoman Perilaku PLN terus-menerus
disempurnakan untuk mengikuti perkembangan dan perubahan
lingkungan bisnis Perseroan. Implementasi berkesinambungan dari
Pedoman Perilaku ini adalah salah satu bagian dari upaya PLN untuk
meningkatkan kualitas pelaksanaan GCG.
In parallel, PLN’s Code of Conduct continually improves through
the adoption of developments and changes at the Company. The
continuous implementation of the Code of Conduct has become a
part of the company’s efforts to improve the quality of GCG.
BUDAYA PERUSAHAAN (4.6, 4,11)
CORPORATE CULTURE (4.6, 4,11)
Budaya Perusahaan PT PLN (Persero) diresmikan pada tanggal
27 Oktober 2002 bertepatan dengan Hari Listrik Nasional yang
ke-57. Warga PLN meyakini bahwa perwujudan Falsafah, Visi dan
Misi Perusahaan, harus dilakukan secara bersama-sama dengan
berlandaskan Budaya Perusahaan yang mengandung nilai-nilai
Saling Percaya, Integritas, Peduli, Pembelajar.
The Corporate Culture of PT PLN (Pesero) was officiated on October
27, 2002, to coincide with the 57th National Electricity Day. PLN
believes that the realization of the Company’s Philosophy, Vision
and Mission, must be done in line with its Corporate Culture, which
comprises the values of Faith, Integrity, Care and Learning.
Implementasi Budaya Perusahaan di seluruh jajaran Perusahaan
dilaksanakan melalui sosialisasi ke seluruh Unit PLN oleh Tim
Sosialisasi PLN Kantor Pusat. Pelaksanaan sosialisasi Budaya
Perusahaan dilakukan dengan cara presentasi, diskusi tanya-jawab
dan diskusi kelompok. Penanaman nilai-nilai Budaya Perusahaan
juga diberikan kepada pegawai baru yang dalam masa orientasi. Hal
ini merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas penerapan
GCG dari sisi terciptanya integritas seluruh warga PLN.
The implementation of Corporate Culture throughout all levels
of the Company is conducted by the Central office’s Information
Dissemination Team. Corporate Culture is spread through
presentations, discussions, question and answer sessions and group
discussions. New recruits learn about the values of Corporate Culture
during orientation. Corporate Culture is thus fostered in an effort to
improve the quality of GCG by cultivating integrity among all PLN
members.
MANAJEMEN PELIBATAN PEMANGKU
KEPENTINGAN
MANAGEMENT OF STAKEHOLDER
ENGAGEMENT
Keberlanjutan usaha dalam jangka panjang sangat erat kaitannya
dengan kemampuan manajemen beserta segenap jajarannya
dalam berinteraksi dan menyelenggarakan hubungan positif yang
memberi mutual benefit dengan para pemangku kepentingan.
Bagi Perseroan interaksi positif berarti memahami dan berupaya
memenuhi harapan para pemangku kepentingan
dengan
menggunakan sumber daya yang ada, seefisien mungkin dan
dengan cara yang dapat dipertanggungjawabkan. Sementara
bagi pemangku kepentingan, hal tersebut berarti dipahami
dan dipenuhinya seluruh harapan dari operasional PLN dalam
memberikan jasa dan layanan ketenagalistrikan.
Long-term sustainability efforts are closely associated with the ability
of management and all employees in interacting and organizing
positive relationship that mutually benefit the stakeholders. To
the Company, positive interaction means seeking to understand
and meeting the expectations of stakeholders using the existing
resources, as efficiently as possible and in an accountable way. While
to the stakeholders, it means understandability and feasibility of all
the expected PLN’s operations in providing electricity services.
PLN berupaya mempertemukan dua kepentingan tersebut
melalui penyelenggaraan manajemen pemangku kepentingan.
Dalam penyelenggaraan kegiatan bisnis yang dijalani, PLN telah
mengidentifikasi dengan seksama grup pemangku kepentingan
utama yang memiliki pengaruh dominan terhadap keberlangsungan
usaha. Para pemangku kepentingan, terdiri atas pemegang obligasi,
PLN seeks to reconcile the two interests by organizing stakeholder
management. In the operation of business activities undertaken,
PLN has carefully identified the main stakeholder groups which have
dominant influence on business sustainability. Such stakeholders
consist of bondholders, employees, the Government or Regulator (as
a shareholder and a regulator through Financial Services Authority),
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
TATA KELOLA KEBERLANJUTAN
SUSTAINABLE GOVERNANCE
pegawai, Pemerintah/Regulator (sebagai
pemegang
saham
maupun sebagai regulator-melalui OJK), legislator (DPR), mitra
kerja/pemasok (vendor), pelanggan, kreditor, masyarakat sekitar dan
media massa.
the parliament, work partners, customers, creditors, the general
public and the media.
Pelibatan terbatas para pemangku kepentingan dalam
mendiskusikan berbagai persoalan yang dihadapi PLN untuk
merealisasikan rencana kerja akan memberi sumbangsih yang
penting dalam upaya memenuhi harapan tersebut. Terlebih bagi PLN
sebagai perusahaan yang berkewajiban menyediakan dan melayani
kebutuhan listrik bagi kepentingan publik dan wilayah operasional
seluruh Indonesia. Pelibatan terbatas berupa pemberian saran
konstruktif yang disampaikan melalui saluran yang disediakan, yaitu
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dengar pendapat dengan
legislator dan sebagainya, namun hal tersebut tidak melebihi
ketentuan sebagaimana diatur dalam AD-ART maupun peraturan
perundangan yang berlaku.
The limited engagement of stakeholders in discussing the various
problems faced by PLN to realize the work plan will provide an
important contribution to the efforts to meet these expectations.
Moreover, PLN is the company tasked to provide and serve the
electricity needs for the public interest with operational areas
throughout Indonesia. Limited engagement for the provision of
constructive advice are delivered through the existing channels,
i.e. the General Meeting of Shareholders (AGM), a hearing with
legislators and so on, but this should not exceed the requirements
as set out in the Company’s Articles of Association bylaws as well as
applicable regulations.
Dengan kata lain pelibatan tersebut lebih ditekankan pada upaya
menjalin komunikasi intensif yang terstruktur dan konstruktif,
sehingga PLN dapat memahami harapan para pemangku
kepentingan dengan jelas. Dilain pihak, para pemangku kepentingan
dapat mengetahui tingkat upaya yang dilakukan PLN dalam
memenuhi harapan, mengetahui hambatan utama yang dihadapi,
bahkan dapat mengantisipasi sampai berapa jauh harapannya
terpenuhi. Oleh sebab itu, untuk mengetahui tingkat keberhasilan
upaya yang telah dilakukan PLN dalam rangka memenuhi
harapan para pemangku kepentingan, maka Perseroan senantiasa
mengkomunikasikan kinerja operasionalnya secara periodik melalui
berbagai media untuk mendapatkan umpan balik berupa saran
maupun harapan yang diinginkan para pemangku kepentingan
In other words, the engagement is more focused on intensive efforts
to establish a structured and constructive communication, so that
PLN can clearly understand the stakeholders’ expectations. On the
other hand, stakeholders can determine the level of PLN’s efforts
in meeting the expectations, know the key constraints, and even
be able to anticipate the extent to which the expectations are met.
Therefore, to assess the success of PLN’s efforts in order to meet
the stakeholders’ expectations, the Company continues intensive
communication periodically through a variety of media to obtain
feedback in the form of suggestions and desired expectations of
stakeholders.
Dalam rangka menjaga dan meningkatkan manfaat positif komunikasi
konstruktif, sesuai dengan AD/ART dan peraturan perundangan yang
berlaku, maka Perseroan menyelenggarakan komunikasi intensif
dan mengelola keterlibatan pemangku kepentingan. Komunikasi
yang dilakukan diupayakan sesuai dengan karakteristik harapan yang
melekat pada masing-masing kelompok pemangku kepentingan.
Beberapa mekanisme yang dilakukan meliputi pelaksanaan
hubungan dengan komunitas, pelaksanaan RUPS, forum Bipartit dan
Tripartit dan penyelenggaraan tanggungjawab sosial perusahaan
yang berkualitas, baik melalui Program Pemberdayaan Lingkungan
maupun Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Uraian ringkas
mengenai interaksi dan pengeloaan pelibatan kepentingan yang
dilakukan untuk dalam menjaga keberlanjutan usaha Perseroan
sebagai berikut. (4.14, 4.15)
To maintain and enhance the positive benefits of constructive
communication, in accordance with the Company’s Articles of
Association and bylaw as well as the applicable regulations, the
Company organizes intensive communication and manages
stakeholder engagement. Such communications are made in
accordance with the specific expectations inherent in each
stakeholder group. The mechanisms of such efforts include the
implementation of community relations, implementation of
the GMS, bipartite and tripartite forums and organizing quality
corporate social responsibility, either through Environmental
Empowerment Program or Partnership and Community
Development Program. Brief description of the interaction and
interest engagement management in maintaining the Company’s
operation sustainability is as follows. (4.14, 4.15)
•
•
Pemegang Saham
Untuk membina hubungan harmonis dengan pemegang saham,
PLN secara rutin dan konsisten mengadakan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) minimal dua kali dalam setahun untuk
melaporkan kinerja perusahaan secara keseluruhan, termasuk
kinerja tanggung jawab sosial perusahaan serta mengesahkan
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan. Dari pembahasan
Shareholders
To foster good harmonious relations with shareholder,
PLN consistently and routinely holds the General Meeting
of Shareholders (GMS) at least twice a year in order to
report the Company’s overall performance, including social
responsibility performance and confirm the company’s work
plan and budget. From the meeting’s discussion, shareholders
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
85
pokok-pokok agenda rapat ini, pemegang saham (RUPS)
menetapkan arah perkembangan dan kebijakan strategis
Perseroan. Di luar forum RUPS, Perseroan aktif terlibat berbagai
pembahasan dengan Pemerintah, melalui Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral dalam merancang dan menyusun
program pemenuhan listrik di seluruh wilayah Indonesia untuk
mendukung percepatan pertumbuhan perekonomian.
•
86
set out the company’s development goals and strategic
policy. Outside of the GMS forum, the Company’s is actively
involved in various Government discussions, through the
Ministry of Energy, in planning and developing electrical
compliance programs in all of Indonesia’s regions to support
the acceleration of economic growth.
Dalam interaksi yang cukup intens , PLN dapat menyampaikan
berbagai permasalahan pokok yang dihadapi dalam memenuhi
kewajiban PSO ketenagalistrikan di seluruh wilayah Indonesia.
Permasalahan pokok krusial yang biasanya hanya dapat
diselesaikan dalam pembahasan lintas Kementerian adalah
pemenuhan bahan bakar PLTU, khususnya ketersediaan
pasokan gas, diikuti pasokan BBM dan batubara. Interaksi yang
cukup intens juga berlangsung pada saat pembahasan tarif
dasar listrik, penentuan besaran subsidi listrik atas pelaksanaan
kewajiban PSO ketenagalistrikan.
In a moderately intense interaction, PLN can convey various main
problems faced in meeting Public Service Obligation in terms of
electricity in all parts of Indonesia. The crucial problems which
can only normally be resolved in the inter-ministry discussion
is the fulfillment of the steam power plant fuel, particularly gas
supply, followed by oil-based fuel and coal supplies. Fairly intense
interaction also took place during the discussion of the basic
electricity tariff, the determination of the amount of electricity
subsidies for the implementation of PSO in terms of electricity.
Selain itu, PLN bertemu secara rutin dengan perwakilan
pemerintah melalui forum BUMN maupun forum khusus
untuk membahas dan merencanakan pembangunan
daerah khusus di bidang kelistrikan, maupun melaksanakan
pertemuan konsultatif untuk merancang dan melaksanakan
kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan agar didapat
hasil yang optimal.
In addition, PLN regularly meets with government representatives
through the State Owned Enterprises forums and special forums
to discuss and plan the regional development in the field of
electricity, as well as carrying out consultative meetings to
design and implement corporate social responsibility activities
in order to obtain optimum results.
Regulator dan Legislator
Sebagai salah satu perusahaan yang mengandalkan pendanaan
bagi kegiatan ekspansi/pengembangan usaha dari pasar
modal, melalui penerbitan obligasi nasional/internasional, PLN
menjalin komunikasi intens dengan OJK (dahulu Bapepam-LK)
sebagai regulator di pasar modal Indonesia. Komunikasi intens
•
Regulators and Legislators
As one of the companies that rely on funding from the capital
markets for business development, through the issuance of
national and international bonds, PLN establishes communication
with the FSA (formerly Bapepam-LK), as a regulator of Indonesian
capital market. Intense communication is done through special
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
TATA KELOLA KEBERLANJUTAN
SUSTAINABLE GOVERNANCE
dilakukan melalui forum pertemuan khusus, melalui komunikasi
tertulis maupun pemenuhan segala kewajiban yang berlaku di
pasar modal termasuk penerbitan laporan tahunan, laporan
triwulanan dan laporan lain yang dipersyaratkan.
•
forums, written communication and fulfillment of all obligations
that apply in capital market including the issuance of annual
reports, quarterly reports and other reports as required.
Mengingat PLN adalah perusahaan BUMN yang mendapat
tugas menyediakan tenaga listrik dengan harga yang terjangkau
(Public Service Obligation) dan mendapatkan subsidi atas
pelaksanaan kegiatan operasionalnya, PLN menjalin komunikasi
intens dengan pihak Legislator (Dewan Perwakilan Rakyat/
DPR). Komunikasi intens dilakukan baik pada saat adanya
agenda pembahasan mengenai aturan-aturan baru dibidang
ketenagalistrikan, maupun pembahasan besaran subsidi listrik
yang harus ditetapkan sebagai bagian dari anggaran belanja
Pemerintah yang harus disetujui oleh DPR.
Given that PLN is a state-owned enterprise tasked to provide
electricity at affordable price (or the Public Service Obligation)
and receives subsidies for the implementation of its operations,
PLN establishes intense communication with the legislator
(House of Representatives). Intense communication is done
either at the occasions bearing the agenda of discussing the new
rules of electricity, as well as the electricity subsidy that should
be allocated in the government budget that must be approved
by the Parliament.
Rapat yang dilakukan dengan DPR biasanya berlangsung
dengan berbagai kalangan, terutama Kementerian Keuangan,
Kementerian ESDM, Kementrian Kehutanan dan kalangan
Pemerintah lain yang terkait. Rapat dengan legislator ini tidak
hanya berlangsung di DPR-Pusat, namun juga berlangsung
dengan DPRD. Intensitas komunikasi dan pelaksanaan rapat
dengan kalangan Regulator dan Legislator ini cukup tinggi.
Sebagai gambaran, selama tahun 2012 PLN hadir dalam rapat
DPR sebanyak 79 kali.
The House sessions normally take place involving various
groups, particularly the Ministry of Finance, Ministry of Energy,
Ministry of Forestry and other relevant government agencies.
The said sessions do not only take place at the House, but also
at the regional representative councils. The communication and
the execution of meetings with regulators and legislators are
quite intense. As an illustration, during 2012 PLN 79 House of
Representatives sessions.
Pegawai
Sumber daya manusia merupakan aset utama PLN dalam
menjalankan kegiatan usaha. Seluruh prestasi dan pencapaian
kinerja PLN diraih melalui dedikasi dan kerja keras seluruh
sumber daya manusia Perseroan. Oleh karenanya, PLN secara
rutin mengadakan pertemuan antara pihak perusahaan dengan
Serikat Pekerja (SP-PLN) dan perwakilan SPSI (Serikat Pegawai
•
Employee
Human resources are PLN’s main asset in running the business. All
of PLN’s performance achievements are accomplished through
the hard work and dedication of all of the Company’s human
resources. Therefore, PLN routinely holds meetings between
company parties and the PLN Workers Union and representatives
of the SPSI, or Indonesia Workers Union, as a representative of
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
87
•
88
Seluruh Indonesia), sebagai wakil dari pihak pegawai. Melalui
forum bipartit ini seluruh persoalan menyangkut hubungan
kerja dan permasalahan kepegawaian dibahas dan dicarikan
penyelesaiannya untuk kepentingan bersama. Untuk menjaga
dan meningkatkan hubungan dengan pegawai, PLN bersama
SP-PLN menuangkan hak dan kewajiban masing-masing dalam
Perjanjian Kerja Bersama (PKB) sebagai pedoman kedua belah
pihak dalam berinteraksi.
the employees. Through this Bipartite forum, all issues related
to work and personnel issues are discussed and solutions are
sought for the common interest. To maintain and improve the
relations with the staff, PLN together with the Workers Union
stipulate each party’s rights and obligations in a Collective Work
Agreement (PKB), which becomes the guidelines of interaction
between the two parties.
Selain penyusunan dan penerapan butir-butir PKB secara
konsisten, PLN juga merealisasikan berbagai langkah-langkah
strategis dalam pengelolaan SDM, untuk meningkatkan
kompetensi pegawai sekaligus untuk menjamin peningkatan
kinerja perusahaan, sebagai berikut:
–– Mengusahakan pengembangan dan pemenuhan
kompetensi pegawai serta penyiapan manajemen/
pemimpin Perseroan yang profesional.
–– Melakukan penyelarasan (alignment) organisasi dan
penyempurnaan sistem manajemen SDM.
–– Memberlakukan sistem insentif yang mampu
memotivasi pegawai untuk senantiasa memberikan
kemampuan
terbaiknya
bagi
tumbuh
dan
berkembangnya perusahaan.
–– Meyelenggarakan pertemuan rutin antara pegawai
dengan Manajemen Perseroan sebagai forum dialog
langsung untuk mendapatkan masukan atau media
penyampaian pesan atas berbagai program/rencana yang
harus mendapat perhatian seluruh pihak
In addition to the preparation and consistent application of PKB
provisions, PLN also realizes various strategic steps in the human
resources management to increase the employee competency while
ensuring the enhancement performance of the company, as follows:
Mitra Kerja / Supplier (Vendor)
PLN memiliki pedoman kerja dan etika dalam melaksanakan
kerja sama dengan semua mitra kerja untuk kepentingan
bersama. Setiap permasalahan kerja sama senantiasa
didiskusikan dan dikonsultasikan berpedoman pada pedoman
etika. Kesepakatan yang tercapai kemudian dituangkan dalam
perjanjian kontraktual yang saling menghormati dan dijalankan
untuk mengatur hubungan operasional yang baik dan saling
menguntungkan. Untuk meningkatkan kualitas hubungan
kerja dengan mitra kerja dan sebagai bagian dari peningkatan
kualitas penerapan tata kelola, PLN melibatkan mitra kerja
dalam deklarasi “PLN Bersih”, disertai dengan himbauan agar
mitra kerja dapat menjaga dan mendukung manajemen PLN
dalam menerapkan seluruh butir-butir deklarasi tersebut.
•
Work Partners
PLN refers to ethics and work guidelines in working and
cooperating with its partners for the common interest. Work
issues are always discussed and consulted based on the ethics
guidelines. Any agreement reached is then put into a contractual
arrangement of mutual respect that comprises good cooperation
and that is mutually beneficial. To improve the quality of
working relationships with business partners and as part of
the improvement of governance quality, PLN involve partners
in the “Clean PLN” declaration, and calls for them to maintain
and support the Company’s management in applying all the
provisions of the said declaration.
PLN menerapkan hubungan timbal balik jangka panjang
yang saling menunjang. Dalam rangka menjaga kelangsungan
hubungan jangka panjang tersebut, Perseroan menerapkan
persyaratan yang mencakup standar mutu, Sistem Manajemen
dan Keselamatan Kerja (SMK3), serta Sistem Manajemen
Lingkungan (SML).
PLN implements a long-term reciprocal supportive relations.
In order to sustain the long-term relations, the Company
implements the requirements that include quality standards,
and occupational safety and management system, as well as the
environmental management system.
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
- Pursue development and fulfillment of the employee
competency as well as preparation of professional
management or leader of the Company.
- Align the organization and improve the human resources
management system.
- Enact the incentive system that is able to motivate employees
to always provide their best capability for the growth and
development of the Company.
- Hold regular meetings between the Company’s employee and
Management as a forum of dialogue to directly acquire input
or as the means of transmitting messages on various programs
or plans to which all parties should pay attention.
TATA KELOLA KEBERLANJUTAN
•
•
•
SUSTAINABLE GOVERNANCE
Sampai akhir tahun pelaporan 2012, PLN adalah satu-satunya
penyelenggara usaha ketenagalistrikan yang beroperasi dalam
skala luas, sehingga PLN tidak tergabung dalam satu asosiasi
industri sejenis. (4.13)
Until the end of the reporting year, PLN has been the sole
provider of electricity that operates on a large scale, thus PLN is
not incorporated in any similar industry associations. (4.13)
Kreditor
PLN memiliki eksposur pinjaman cukup substansial, baik
dalam bentuk kredit pinjaman langsung, kredit pinjaman
penerusan dari kreditor bank swasta maupun bank pemerintah
dan lembaga pemerintah di luar negeri. Selain itu PLN
memiliki eksposur pinjaman dalam bentuk surat hutang
(obligasi) nasional maupun internasional yang dikuasai oleh
perseorangan, lembaga swasta maupun lembaga pemerintah.
•
Creditors
PLN is substantially exposed to loans, either in the form of
direct loans, two-step loans from private banks and state bank
creditors and government agencies abroad. Additionally PLN
has loan exposure in the form of national and international debt
securities (bonds) held by individuals, private organizations or
government agencies.
Untuk menjaga, meningkatkan dan mengantisipasi relasi di masa
mendatang, PLN menyelenggarakan berbagai kegiatan dengan
para kreditor maupun calon kreditor potensial, mencakup:
–– Corporate Presentation, sesuai kebutuhan.
–– Non-deal Roadshow, sesuai kebutuhan.
–– Club deal, sesuai kebutuhan.
–– Conference-call, sesuai kebutuhan.
–– Project visit, sesuai kebutuhan.
–– Analyst update dan Analyst Meeting.
To maintain, improve and anticipate future relations, PLN
organizes various activities with creditors or potential creditors,
including:
- Corporate Presentation, as necessary.
- Non-deal Roadshow, as necessary.
- Club deal, as necessary.
- Conference-call, as necessary.
- Project visit, as necessary.
- Analyst update and Analyst Meeting.
Masyarakat Sekitar
PLN melaksanakan program kemitraan sesuai dengan potensi
dan situasi wilayah, mengingat kondisi pada masing-masing
daerah operasional unit bisnis berbeda. PLN merancang program
kemitraan yang memungkinkan tumbuh dan berkembangnya
potensi masyarakat di wilayah sekitar, sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan, sekaligus menjaga keamanan
aset Perseroan di wilayah terpencil maupun padat penduduk.
•
Public
PLN carries out a partnership program in accordance with
regional potentials and situations, and the various conditions
in the different business unit operational regions. PLN designed
a partnership program that enables growth and development
potential of the community’s regions in order to improve wellbeing, and at the same time maintain the safety of the Company’s
assets in isolated as well as densely populated regions.
Program kemitraan dicanangkan dan dirancang setiap tahun
anggaran, dengan luas cakupan dan jenis program disesuaikan
dengan kemampuan guna mendukung pembangunan yang
diemban oleh Perseroan. PLN melibatkan tokoh masyarakat dan
Pemda dalam menggali dan mengembangkan programyang
dapat dilaksanakan. Selain itu, PLN membina hubungan baik
dengan beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang
berperan sebagai mitra, kontrol dan penghubung antara pihak
perusahaan, pemerintah dan masyarakat dengan melihat
kondisi sebelum maupun setelah pelaksanaan. PLN juga bekerja
sama dengan akademisi dan konsultan sebagai tenaga ahli
yang dapat memberikan saran demi optimalisasi keberhasilan
pelaksanaan program tanggung jawab sosial perusahaan.
The partnership program is initiated and designed each fiscal year,
with a wide area of coverage and program types that are tailored to
the capabilities and objectives needed to support developments
carried out by the Company. PLN involves community leaders
and local governments in exploring and developing programs
that can be implemented. In addition, PLN builds good relations
with several Non-Governmental Organizations that act as
partners, controllers and liaisons between company, government
and community parties, to survey conditions before and after
implementation. PLN also works with academics and consultants
acting as experts who can provide advice in order to optimize
social responsibility programs.
Konsumen
Untuk menjaga kepercayaan konsumen, PLN menyelanggarakan
berbagai kegiatan di antaranya : temu pelanggan, layanan
pengaduan pelanggan serta menjaga kualitas jasa pelayanan.
•
Consumers
To maintain consumer confidence, PLN conducts various
activities, including: meetings with customers, customer
complaint service, and maintain the quality of PLN’s customer
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
89
Hal ini dilakukan karena PLN meyakini kepercayaan konsumen
merupakan salah satu pilar keberlangsungan usaha jangka
panjang. Di samping itu, PLN melakukan evaluasi dan survei
kepuasan pelanggan terhadap kualitas dan layanan PLN yang
dilaksanakan oleh pihak independen.
•
90
services. This is done because PLN believes that consumer
confidence is one of the pillars of long-term corporate
sustainability. In addition, PLN organizes evaluations and
surveys, carried out by independent parties, to measure client
satisfaction regarding PLN’s quality and services.
Untuk meningkatkan kualitas hubungan dengan
pelanggan, PLN merealisasikan beberapa program
peningkatan layanan kepada pelanggan, meliputi:
Penyediaan layanan on-line PLN-123, peningkatan standar
layanan secara internal, perbaikan layanan PPOB dengan
menerapkan P2APST dan P2AT, percepatan layanan
sambungan listrik dalam daftar tunggu.
To improve the customer relations, PLN realizes some programs
for customer service improvement, including: providing PLN
123 hotline, internal service standard elevation, PPOB service
improvement by applying Centralized Management and
Supervision of Revenue Flows (P2APST) and Central Application
of Management and Customer Services (AP2T), and acceleration
of clearing the electricity connection waiting list.
Media Massa
Untuk mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada publik
dan seluruh pemangku kepentingan, PLN melakukan berbagai
program jumpa pers atau media gathering untuk menjaga
kepercayaan dan hubungan dengan media. Selain itu, PLN juga
aktif mengelola beberapa media yang dikelola secara internal
untuk mengkomunikasikan berbagai rencana perusahaan,
tingkat keberhasilan dan hambatan yang dihadapi agar
mendapatkan umpan balik yang positif. Kegiatan Perseroan
yang berhubungan dengan media massa diantaranya:
–– Press release, penyampaian berita mengenai keberhasilan
atau realisasi rencana kerja yang telah disiapkan kepada
media massa tanpa melalui acara tatap muka. Di tahun
2012, PLN merelease tidak kurang 50 kali berita mengenai
realisasi pengembangan dan hasil operasional.
–– Press conference, penyampaian berita secara langsung,
disertai sesi tanya jawab.
–– Press briefing, penjelasan singkat kepada media
mengenai perkembengan yang mendesak untuk segera
disampaikan.
–– Press Tour, kunjungan proyek bersama-sama awak media.
–– Seluruh acara tersebut pada dasarnya diselenggarakan
sesuai kebutuhan.
•
Media
To communicate the Company’s performance to the public and
to all stakeholders, PLN organizes various media gatherings to
maintain confidence and relations with the media. In addition,
PLN actively manages several internally managed media in order
to communicate various company plans, results and successes
and obstacles faced in order to gather positive feedback. Some
of the Company’s activities related to the media are as follow:
Adapun elaborasi secara lebih mendetail dari masing-masing
program yang dilaksanakan dalam rangka menjalin hubungan
komunikasi dan interaksi positif dengan para pemangku
kepentingan tersebut, termasuk pengelolaan pelibatan
pemangku kepentingan diuraikan pada bagian lain yang terkait
dari Laporan Keberlanjutan ini.
A more detailed elaboration of each of the programs carried out in
order to establish positive communication and interaction with the
stakeholders, including the stakeholder engagement management,
is outlined in another section of this Sustainability Report.
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
-
-
-
-
–
Press releases, conveying news regarding the success or the
realization of the pre-determined work plan to the media
without face-to-face events. In 2012, PLN has released no
less than 50 press releases regarding the realization of the
development and results of operations.
Press conference, delivering the news in person, accompanied
by a question and answer session.
Press briefing, media briefing on development that is urgent
for publication.
Press Tour, the visit to project locations with media people.
All the steps above are organized on the basis of necessity.
TATA KELOLA KEBERLANJUTAN
SUSTAINABLE GOVERNANCE
Pelibatan Pemangku Kepentingan (4.4, 4.14 - 4.17)
Stakeholders Engagement
Tipe Pemangku
Kepentingan
Stakeholder
Type
Metode Pelibatan
Method of Engagement
Frekuensi
Frequency
Stakeholder Expectation
Pelanggan
•
•
•
•
•
Survey kepuasan pelanggan
Layanan pengaduan
Pusat pelayanan pelanggan
Temu pelanggan
Program layanan khusus
•
•
•
•
•
Disesuaikan
Disesuaikan
Disesuaikan
Disesuaikan
Disesuaikan
1. Mutu sambungan listrik dan kecukupan daya yang
terjaga.
2. Bebas pemadaman bergilir dan drop daya
3. Kemudahan penambahan daya dan penyelesaian keluhan
4. Pelayanan yang melebihi harapan.
Customer
• Customer satisfaction survey
index (CSI)
• Customer Complaint Service
• Customer Service Center
• Customer Gathering
• Special Service Program
•
•
•
•
•
As necessary
As necessary
As necessary
As necessary
As necessary
Pemegang saham • RUPS
dan Investor
• Investor road shows
• Analyst Update & Conf -Call
• Plant visit
• RUPO (Rapat Umum Pemegang
Obligasi)
•
•
•
•
1 kali (minimal)
1 kali
10 kali
Disesuaikan
Shareholders and
Investors
• 1 time
(minimum)
• 1 time
• 10 times
• As necessary
•
•
•
•
•
GMS
Investor road shows
Analyst Update & Conf -Call
Plant visit
General Meeting of
Bondholders
1.
2.
3.
4.
Maintain electricity connection and capacity sufficiency
Elimination of rolling outage and capacity drop
Easy capacity upgrade and complaint resolution
Service that exceeds expectation.
1. Menjaga dan meningkatkan nilai investasi melalui
peningkatan kinerja Perseroan.
2. Terpenuhinya hak-hak pemegang obligasi.
3. Keterbukaan informasi terhadap hal-hal yang substantial
dan kejelasan arah pengembangan usaha
4. Menghormati hak-hak pemegang saham sesuai UU,
Peraturan, AD/ART.
1.
2.
3.
4.
Maintain or increase investment amount through Company’s performance improvement.
The fulfillment of bondholders’ rights
Transparency of information on substantial matters and
clarity of business development orientation
Respecting the bondholders’ rights as stipulated in the
laws, regulation and Articles of Association
Pegawai
• Melalui SP-PLN
• Allignment organisasi SDM
• Training/hearing rutin
min 1 kali
setahun atau
sesuai kebutuhan
1. Kejelasan hak dan kewajiban.
2. Kejelasan atas penilaian kompetensi, jenjang karir dan
keseimbangan remunerasi dengan kinerja.
3. Kesetaraan dalam jenjang karir dan remunerasi.
4. Tidak ada praktek diskriminasi.
5. Terjaminnya keamanan, kesehatan, dan keselamatan
kerja.
6. Terjaganya kenyamanan lingkungan kerja
Employee
• Melalui SP-PLN
• Allignment organisasi SDM
• Training/hearing rutin
minimum once
a year or as
necessary
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Clarity of rights and obligations
Clarity of competency assessment, career path and balance between remuneration and performance
Equality in career path and remuneration.
No practice of discrimination.
Guaranteed security, health and safety at work.
Convenient work environment.
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
91
92
Tipe Pemangku
Kepentingan
Stakeholder
Type
Metode Pelibatan
Method of Engagement
Frekuensi
Frequency
Stakeholder Expectation
Pemerintah
/ Pembuat
peraturan
• Pertemuan Bipartit
• Dengar Pendapat DPR
• Kunjungan Kerja ke Lapangan
• Disesuaikan
• Disesuaikan
• Disesuaikan
1. Terjalinnya hubungan yang harmonis dan konstruktif atas
dasar kejujuran dengan regulator.
2. PLN dan segenap karyawannya tunduk dan mematuhi
hukum, perundangan,
3. PLN berkontribusi positif terhadap masyarakat sekitar.
4. Penurunan jumlah subsidi dari anggaran negara
Government
authorities and
regulators
• Bipartite forum
• House of Representatives
public hearing
• Work Site Visit
• As necessary
• As necessary
• As necessary
1. The creation of harmoniuos and constructive relationship
with the regulator based on fairness.
2. PLN and the whole employees conduct the GCG, adhere
to and comply with the prevailing laws and regulations,
3. PLN positively contributes to the surrounding
communities.
4. The reduction of subsidy from the state budget.
Mitra Kerja
(vendor,
supplier, agen,
reseller,
installer)
• Specific training for operational
partners
• Contract bidding and
procurement
• Supplier assessment and
management
• Manajemen Vendor
• Seleksi supplier
• Implementeasi e-Procurement
• minmal 1 kali
setahun
• Disesuaikan
• Disesuaikan
• Disesuaikan
1. Proses pengadaan secara fair dan transparan
2. Seleksi dan evaluasi secara obyektif dalam pemilihan
mitra.
3. Prosedur administrasi pengadaan yang akurat namun
simple
4. Penyelesaian pembayaran produk dan jasa yang tepat
waktu.
5. Hubungan saling menguntungkan
Work partners
• Specific training for operational
partners
• Contract bidding and
procurement
• Supplier assessment and
management
• Vendor management
• Supplier selection
• e-Procurement application
• minimum once
a year
• As necessary
• As necessary
1. Fair and transparent process of procurement
2. Objective selection and evaluation on choosing business
partners
3. Accurate and simple procurement administration
procedure
4. Timely product and service payment settlement.
5. Mutually beneficial growth.
Kreditor
•
•
•
•
Plant visit
Conference call
Club deal
Presentasi Rencana Aksi
Korporasi
•
•
•
•
Disesuaikan
Disesuaikan
Disesuaikan
Disesuaikan
1.
2.
3.
4.
Kejelasan rencana pengembangan.
Pembayaran kewajiban tepat waktu.
Transparansi kondisi operasional.
Update informasi mengenai kondisi operasional terakhir.
Creditors
•
•
•
•
Plant visit
Conference call
Club deal
Corporate Action Planning
Presentation
•
•
•
•
As necessary
As necessary
As necessary
As necessary
1.
2.
3.
4.
Clear business development
Timely payment of obligation.
Transparency of operational conditions.
Update of information on latest operational conditions.
Media massa
•
•
•
•
•
Press release
Media gathering
Press conference
Press briefing
Press Tour
•
•
•
•
•
Disesuaikan
Disesuaikan
Disesuaikan
Disesuaikan
Disesuaikan
1.
2.
3.
4.
Akurasi objek pemberitaan.
Informasi terkini.
Penyampaian berita tepat waktu.
Transparansi kondisi operasional.
Media
•
•
•
•
•
Press release
Media gathering
Press conference
Press briefing
Press Tour
•
•
•
•
•
As necessary
As necessary
As necessary
As necessary
As necessary
1.
2.
3.
4.
Accurate reporting
Latest information.
Timely news delivery.
Transparency of operational conditions.
• As necessary
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
TATA KELOLA KEBERLANJUTAN
SUSTAINABLE GOVERNANCE
Tipe Pemangku
Kepentingan
Stakeholder
Type
Metode Pelibatan
Method of Engagement
Frekuensi
Frequency
Stakeholder Expectation
Masyarakat
• Musyawarah dalam perencaan.
• Pengawasan realisasi program
bersama-sama
• Philanthropic activities
• Disesuaikan
• Disesuaikan
• Disesuaikan
1. Terjalinnya hubungan yang serasi dan harmonis.
2. Meminimalisir dampak operasional perusahaan terhadap
lingkungan.
3. Turut serta dalam kegiatan pelestarian lingkungan.
4. Melaksanakan program revegetasi dan reboisasi.
5. Kontribusi positif terhadap kehidupan ekonomi, sosial,
dan lingkungan masyarakat sekitar.
Public
• Negotiation in planning
• Collective monitoring over
program realization
• Philanthropic activities
• As necessary
• As necessary
• As necessary
1. Creation of balanced and harmonious relationship
2. Minimize environmental effect of the Company’s
operation
3. Taking role in the environmental preservation activities
4. Revegetation and reforestation program implementation
5. Positive contribution to economic, social and
environmental life of surrounding communities.
Legislator
• Dengar pendapat
• Sidang Komisi
• Pertemuan Tripartit
• Disesuaikan
• Disesuaikan
• Disesuaikan
1. Terjalinnya hubungan yang harmonis dan konstruktif atas
dasar kejujuran dengan legislator.
2. PLN beroperasi semakin efisien dan transparan
3. PLN berkontribusi positif terhadap masyarakat sekitar.
4. Penurunan jumlah subsidi dari anggaran negara.
Legislator
• Public hearing
• Commission session
• Tripartite forum
• As necessary
• As necessary
• As necessary
1. Creation of harmonious and constructive relationship
with legistators based on honesty.
2. PLN operates more efficiently and transparently.
3. PLN positively contributes to the surrounding
communities.
4. The reduction of subsidy from the state budget.
PERKARA HUKUM YANG DIHADAPI (SO4)
LITIGATION (SO4)
Pada tahun 2012, PLN menghadapi 20 perkara hukum perdata.
Beberapa perkara telah selesai diputus oleh Pengadilan dan sebagian
lagi masih akan menjalani proses persidangan, atau diputus setelah
tahun 2012. Dari seluruh kasus tersebut tidak ada yang melibatkan
Direksi dan Komisaris Perseroan, demikian juga, seluruh anak usaha
juga tidak dikenai denda administratif dari otoritas yang berwenang.
Uraian ringkas mengenai kasus hukum yang melibatkan PLN dapat
dilihat pada Laporan Tahunan – PT PLN (Persero) tahun 2012.
In 2012 PLN was faced with 20 civil law cases. Several of the cases
were settled in court and some others are still in session, or were
settled after 2012. None of those cases involved the Company’s
Board of Directors or the Board of Commissioners, neither was any
subsidiary inflicted with administrative penalty by the authorities.
Brief description on the legal cases involving the Company is
presented in the Annual Report of PT PLN (Persero) 2012.
PLN meyakini seluruh kasus tersebut tidak menimbulkan dampak
keuangan yang berarti, oleh karenanya Manajemen tidak
menyisihkan sejumlah dana tertentu. Untuk kasus yang telah
selesai, PLN juga tidak mengeluarkan dana. (PR9, SO8)
PLN believes that all the cases do not have significant financial impact.
Thus the management does not allocate a certain amount of funds.
PLN did not expend funds for the settled cases either. (PR9, SO8)
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
93
PENGELOLAAN
SUMBER DAYA
MANUSIA
HUMAN RESOURCES
MANAGEMENT
94
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
HUMAN RESOURCES MANAGEMENT
Kami mengelola sumber daya
manusia sebagai mitra sekaligus
aset yang paling berharga dengan
menerapkan Human Capital
Management System (HCMS)
yang mencakup seluruh aspek
pengelolaan SDM sesuai dengan
road map pengembangan SDM
dan pengembangan usaha dalam
jangka panjang
We manage human resources, considering them as a partner and the most
valuable asset by applying Human Capital Management System (HCMS) that
comprises all human resources management aspects in line with the human
resources development road map and long-term business development
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
95
96
PLN memandang sumber daya manusia (SDM) sebagai mitra sekaligus
aset yang akan mendukung jalannya operasional perusahaan secara
berkelanjutan. Pengembangan SDM semakin bernilai strategis
seiring dengan meningkatnya permintaan listrik, pertumbuhan, dan
luasnya cakupan operasional perusahaan. Untuk mengelola SDM
sehingga memenuhi harapan pelanggan dan pemegang saham,
PLN membentuk Komite Sumber Daya Manusia yang dibebani
tugas untuk menganalisis dan mengkaji serta mengambil keputusan
strategis di bidang SDM Perseroan.
PLN considers human resources (SDM) as a partner as well as an
asset that continually supports its business operations. The value
of SDM is increasingly strategic in line with increasing electricity
demand, growth, and the Company’s wide expanse of business
operations. To manage SDM to meet the expectations of our
customers and shareholders, PLN has formed a Human Resources
Committee, tasked with analyzing, considering and taking strategic
decisions in the area of corporate human resources management.
Sebagai bagian dari program pengembangan jangka panjang, PLN
telah menyusun road map SDM sebagai acuan dalam melakukan
review dan pembaruan rencana pengelolaan yang dilakukan
secara berkala. Penyusunan road map akan selalu memperhatikan
kondisi perusahaan terkini dan rencana strategis perusahaan
dalam beberapa tahun ke depan. Dalam implementasinya, setiap
pelaksanaan suatu program akan selalu mempertimbangkan
dan memperhatikan kebijakan umum pengelolaan SDM, yang
menyatakan bahwa “Pengembangan sumber daya manusia PLN
selalu mengikuti kondisi perusahaan terutama mengingat lokasi
operasional yang tersebar luas di wilayah Indonesia. Pelaksanaan
penambahan pegawai maupun peningkatan kualitas dan
kompetensi pegawai disesuaikan dengan kebutuhan PLN baik
untuk jangka menengah maupun jangka panjang”.
As part of the long-term development program, PLN has prepared
an SDM road map for reference in the periodic review and renewal
of management plan. The compiling of the road map shall always
take into account the Company’s current conditions and the
strategic plans for a few years to come. In the road map application,
every program is conducted by considering and observing the
general policy of human resources management, that “PLN human
resources development will always be in line with the Company’s
conditions, bearing in mind primarily the operational locations
widely distributed in the entire country. The recruitment as well
employee quality and competency improvement are adjusted to
PLN’s needs, medium-term or long-term.”
PLN telah merancang dan menerapkan strategi pengelolaan SDM
jangka panjang sebagai bagian dari implementasi road-map SDM
terutama dalam penetapan posisi SDM sesuai dengan kualifikasi dan
kebutuhan pengembangan usaha. Hal ini dilakukan dengan fokus
kepada: (i) memenuhi kualitas SDM sesuai kebutuhan organisasi
(ii) mengelola pegawai yang berkinerja rendah, (iii) outsourcing/
kebijakan kemitraan bisnis dan metodologinya, (iv) menciptakan
kemitraan dengan institusi pendidikan dan (v) membangun sistem
perekrutan pegawai yang kompetitif bagi fresh graduate.
PLN has been designing and implementing long-term human
resource management strategies as part of the implementation
of the human resources road-map especially in the determination
of the position in accordance with the qualification of human
resources and business development needs. This is done by
focusing on: (i) meeting the required HR quality of the organization
(ii) managing under-performing employees, (iii) outsourcing
/ following business partnership policies and methodologies,
(iv) creating partnerships with educational institutions and (v)
building competitive recruitment system for fresh graduates.
PLN juga telah menetapkan kebijakan dasar dalam melakukan
penambahan pegawai sesuai dengan perkembangan usaha dan
realisasi berbagai proyek pengembangan pembangkit listrik,sistim
transmisi dan distribusi yang menyertainya. PLN menerapkan
dua pendekatan utama dalam memenuhi kebutuhan pegawai,
yakni: (1), memastikan bahwa tenaga kerja yang ada telah
dioptimalkan atau memastikan bahwa setiap orang bekerja
secara efektif dan efisien dengan produktivitas yang setara
dengan perusahaan yang mempraktikkan standar terbaik di
dunia. (2), melakukan peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga
kerja sesuai kebutuhan organisasi.
PLN has also established basic policy for recruitment in
accordance with the business development and the realization
of development project of power plants, transmission and
distribution system that accompany it. PLN to implement the two
main approaches in meeting the needs of employees, namely: (1),
ensuring that the existing workforce has been optimized or that
everyone is working effectively and efficiently with productivity
equal to the company which practices world-class best standards.
(2), to improve the quality and quantity of labor in accordance
with organization needs.
KESETARAAN DALAM PENGELOLAAN
SUMBER DAYA MANUSIA
EQUALITY IN HUMAN RESOURCES
MANAGEMENT
PLN berupaya meningkatkan optimalisasi pengelolaan sumber
daya manusia dengan tetap memperhatikan kepentingan pegawai.
Untuk itu, PLN telah mengeluarkan SK Direksi No 570.K/DIR/2010,
yang kemudian diperbaharui lagi melalui SK Direksi No 017.K/
PLN seeks to improve the optimization of human resource
management by taking into account the interests of employees.
To that end, PLN has issued Board of Directors Decree No. 570.K/
DIR/2010, which was renewed through Board of Directors
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
HUMAN RESOURCES MANAGEMENT
DIR/2011 dan dinamakan Komite Keselamatan Ketenagalistrikan.
Sebagai bagian dari pelaksanaan kebijakan pengelolaan SDM yang
berkualitas dan memperhatikan kepentingan kedua belah pihak
secara adil, sesuai dengan kemampuan Perseroan, maka PLN
menerapkan kebijakan dasar pengelolaan SDM sebagai berikut:
1. Membina hubungan baik dengan pegawai berlandaskan
kerjasama timbal balik yang dituangkan dalam dokumen
Perjanjian Kerja Bersama dan ditinjau secara berkala.
2. Mematuhi seluruh peraturan-peraturan dan perundangundangan di bidang ketenagakerjaan.
3. Memberlakukan sistem pengupahan berdasarkan kinerja
yang diterapkan dengan adil, transparan dan dapat
dipertanggung jawabkan.
4. Menjunjung tinggi hak-hak asasi pegawai dan memberikan
dukungan penuh terhadap pembentukan Serikat Pegawai.
5. Menyiapkan berbagai program peningkatan dan pelatihan
kompetensi pegawai untuk meningkatkan kinerja individu,
kelompok dan akhirnya korporasi.
6. Menerapkan kesetaraan dalam jenjang karir.
7. Menerapkan kesetaraan gender dalam hal remunerasi.
Decree No. 017.K/DIR/2011 and established the Electricity Safety
Committee. As part of the implementation of quality human
resources management policies and taking into account the
interests of both parties fairly, to the extent of the Company’s
ability, PLN applies the basic HR management policy as follows:
1. Foster good relations with employees based on mutual
cooperation as outlined in the Collective Work Agreement and
reviewing the document periodically.
2. Comply with all regulations and legislation in the field of labor.
3. Fairly, transparently and accountably impose a wage system
based on performance.
4. Uphold the rights of employees and provide full support to the
establishment of the Workers Union.
5. Prepare a variety of training programs and increase employee
competency to improve the performance of individuals, groups
and, eventually, corporation.
6. Apply equality in career path.
7. Implement gender equality in terms of remuneration.
HUBUNGAN DENGAN PEGAWAI
EMPLOYEE RELATIONS
PLN memandang penting terjalinnya hubungan kemitraan tiga pihak
yang sinergis antara pegawai, serikat pegawai dan perusahaan agar
saling mendukung dalam menjalankan kegiatan operasional untuk
mencapai misi dan visi perusahaan. Oleh karenanya PLN mendukung
penuh pembentukan maupun aktivitas Serikat Pegawai yang
bertujuan meningkatkan kesejahteraan pegawai guna mendukung
kinerja perusahaan secara maksimal.
PLN views the importance to build a partnership of three parties –
employees, unions and the company – in synergy, so as to be able
mutually supportive in the execution of the company’s operations
to realize its mission and vision.
Untuk menciptakan hubungan tiga arah yang saling mendukung
ini, PLN bersama perwakilan pegawai memfasilitasi lahirnya butirbutir kesepakatan dan aturan sebagaimana tercantum pada
Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang ditandatangani oleh perwakilan
pegawai dalam Serikat Pegawai dan manajemen perusahaan. Untuk
mendapatkan kesepakatan yang dituangkan dalam PKB, diperlukan
serangkaian perundingan yang melibatkan perwakilan serikat
pekerja dan perwakilan perusahaan.
To build such relations, PLN together with employee representative
facilitate the creation of the points of agreement and rules
contained in the Collective Work Agreement (PKB) that was
signed by employees and the company with the knowledge of the
Workers Union. series of discussion involving representatives of
both the Workers Union and the company were held to reach the
agreement as stated in the PKB.
Pada tahun 2012 yang lalu, tahapan perundingan ini belum selesai,
sekalipun telah melalui berbagai pertemuan kolektif antara pihak
perwakilan pegawai dengan manajemen perusahaan. Oleh karena itu,
guna memberikan kepastian hukum, hak dan kewajiban pegawai, maka
saat ini PLN masih memberlakukan PKB yang disetujui dan ditetapkan
bersama periode Tahun 2006 – 2008 tanggal 24 November 2006.
In 2012 the negotiation were not yet concluded, although it has
gone through various collective meetings between representatives
of the employees and the company’s management. Therefore,
to provide legal certainty, as well as rights and obligations of
employees, currently PLN still imposes the PKB jointly agreed and
stipulated dated 24 November 2006 for period of 2006 - 2008.
Pemberlakuan PKB periode 2006 – 2008 hingga saat ini disebabkan
oleh keluarnya Amar Putusan Pengadilan Hubungan Industrial
pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor: 187/PHI/G/2011/
PN.JKT/PST Tanggal 13 Februari 2012, yang menyatakan bahwa
PKB Periode 2010 - 2012 dinyatakan batal demi hukum dan
menyatakan
PKB Periode 2006 - 2008 Nomor 0392.PJ/061/
DIR/2006 dan Nomor DPP-042/ KEP-ADM/2006 periode Tahun 2006
The enforcement of 2006 - 2008 PKB up to the present is due to
the release of Industrial Relations Court verdict at the Central
Jakarta District Court Number: 187/PHI/G/2011/PN.JKT/PST dated
February 13, 2012, which states that the PKB of 2010-2012 period is
declared null and void and that PKB of 2006 - 2008 period Number
0392.PJ/061/DIR/2006 and PKB of 2006 - 2008 period No. DPP-042
/ KEP-ADM/2006 dated 24 November 2006 shall remain effective
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
97
98
– 2008 tanggal 24 November 2006 dinyatakan tetap berlaku
sejak putusan diucapkan (13 Februari 2012) sampai dengan
terbentuknya Perjanjian Kerja Bersama (PKB) baru.
from date of the decision (February 13, 2012) to the establishment
of the new Collective Work Agreement (PKB).
Butir-butir kesepakatan yang tertuang dalam PKB 2006-2008 berisi
perjanjian kolektif antara pegawai dengan pihak Perseroan telah
disepakati oleh seluruh pegawai PLN (100%) pada saat selesainya
pembahasan, sehingga tidak ada satupun pegawai PLN yang
tidak terlindungi dan terwakili hak-haknya dalam Perjanjian Kerja
Bersama (PKB). (LA4) Untuk memperbaharui berbagai kesepakatan
agar lebih sesuai dengan kondisi terkini, lebih menjamin
terpenuhinya kepentingan kedua belah pihak dan menjamin
tercapainya visi dan misi perusahaan, Manajemen PLN bersamasama dengan perwakilan pegawai tengah berupaya merumuskan
kesepakatan yang diantaranya menyangkut beberapa persoalan
krusial yang tercantum dalam PKB 2008-2010 yang tidak dapat
diterima oleh pegawai. Beberapa persoalan krusial tersebut
misalnya menyangkut waktu pemberitahuan minimal jika ada
perubahan kondisi operasional yang substantial, ketentuan
pesangon saat penutupan unit usaha, pengalihan unit kegiatan
dan masa peralihan bagi pegawai yang menyertai kondisi tersebut
dan sebagainya. Kedua belah pihak berharap kesepakatan baru
dapat dicapai sehingga dapat dituangkan kedalam PKB baru
menggantikan PKB 2006-2008. (LA5)
Points of agreement contained in the 2006-2008 PKB comprise the
collective agreement between the employee and the Company
have been agreed by all PLN employees (100%) at the time of
completion of the negotiation, so that every single employee of
PLN is protected and his rights are represented in the PKB. (LA4) To
renew any agreements to better suit current conditions, guarantee
the interests of both parties more and ensure the achievement
of the vision and mission of the company, PLN management
together with employee representatives are working to formulate
an agreement that encompasses several crucial issues as the listed
in the 2008-2010 PKB which are not acceptable to the employees.
Some of the issues discussed are, among others, regarding the
minimum notice period when substantial changes in operating
conditions occur, severance provisions upon business unit
termination, as well as the transfer of units and transition activities
for employees that accompany these conditions. Both sides hope
a new agreement can be reached so that it can be encompassed in
the new PKB in replacement of the 2006-2008 PKB. (LA5)
KEPATUHAN PADA PERATURAN
PERUNDANGAN BIDANG KEPEGAWAIAN
COMPLIANCE WITH LABOR LAWS AND
REGULATIONS
Untuk meneguhkan komitmen minimalisasi kemungkinan terjadinya
pelanggaran terhadap hak-hak azasi manusia dalam hubungan
kerja, Manajemen PLN senantiasa mematuhi perundang-undangan
di bidang ketenagakerjaan, serta melandaskan pengelolaan pegawai
berdasarkan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) terakhir yang telah
ditandatangani dan didaftarkan pada Direktorat Jendral Pembinaan
Hubungan Industrial dan JAMSOSTEK (Keputusan No. KEP 66/PHIJSKPKKAD/PKB/V/2010 tanggal 18 Mei 2010 Tentang Pendaftaran
Perjanjian Kerja Bersama antara PT PLN (Persero) dengan Serikat
Pekerja PT PLN (Persero).
To reinforce the commitment of minimizing the occurrence of
breach against human rights, PLN management has continued
to comply with manpower regulations, along with basing its
management of employees on the most recent Collective
Work Agreement (PKB) that was signed and registered with the
responsible authorities for manpower, in this case the Industrial
Relations Directorate General and JAMSOSTEK (Decree No. KEP66/
PHIJSK-PKKAD/PKB/V, dated May 18, 2010, on the registration of
the Collective Work Agreement between PT PLN (Persero) and the
PT PLN (Persero) Workers Union.
Uraian berikut menunjukkan ketaatan PLN terhadap peraturan
ketenagakerjaan dalam pengelolaan pegawai.
The following description shows PLN’s adherence to labor
regulations in the management of employees.
Kebebasan Berserikat (LA4, HR5)
Freedom to Organize (LA4, HR5)
PLN menjamin hak pegawai untuk berserikat dan membentuk
organisasi pegawai atau serikat pegawai di lingkungan perusahaan,
termasuk kebebasan menjadi pengurusnya. Hal ini adalah wujud
komitmen manajemen yang menganggap bahwa hubungan
pegawai dan perusahaan adalah hubungan kerja sama yang saling
membutuhkan satu sama lain. Jaminan atas kebebasan pegawai
untuk membentuk serikat pegawai tercantum dalam Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pegawai/Serikat Buruh.
PLN guarantees employees’ right to organize and form employee
organizations or employee unions in the corporate environment,
including the freedom to unionize. It is the management’s
commitment to ensure that the relationship between employees
and management is cooperative and involves both parties. The
guarantee for employees to form employee unions is stipulated in
Law No.21/2000 on Employee Unions and Labor Unions.
Untuk menunjang berbagai program kegiatan Serikat Pekerja yang
selaras dengan kepentingan Perseroan, maka Perseroan memberikan
bantuan dan fasilitas yang diperlukan sesuai dengan kemampuan
To support Employee Union activity programs that are suitable with
the Company’s interests, the Company will give needed aid and
facilities appropriate with its abilities. However, to avoid conflicts of
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
HUMAN RESOURCES MANAGEMENT
Perseroan. Namun demikian untuk menghindari benturan
kepentingan, dalam perjanjian kerja bersama (PKB) diatur suatu
ketentuan khusus yang menegaskan bahwa pegawai di satuan kerja
tertentu, yakni: Sumber Daya Manusia (SDM), Sekretaris Perusahaan,
Akuntansi dan Anggaran, Perbendaharaan dan Pendanaan serta
Satuan Pengawas Internal, dilarang menjadi pengurus serikat
pegawai. Seluruh mekanisme menyangkut dukungan Perseroan
terhadap serikat pegawai maupun pengurusnya diatur dan dijamin
dalam PKB yang ditandatangani perwakilan serikat pegawai dengan
perwakilan Perseroan.
interest, the Collective Work Agreement (PKB) established special
stipulations against forming an employee union for employees
in specific work units, specifically: Human Resources (SDM), the
Corporate Secretary, Accounting and Budgeting, Treasury and
Finance and the Internal Supervisory Unit. The entire mechanism
related to the support of the Company for employee unions and
leaders was regulated and guaranteed in the PKB that was signed
by representatives of the employee union and representatives of
the Company.
Untuk menunjukkan pentingnya peranan keterlibatan pegawai
dalam pengambilan keputusan, pegawai dapat mengajukan usulan
perbaikan, pendapat, maupun kritik membangun untuk perbaikan
pola operasional maupun kesejahteraan kepada manajemen puncak
melalui SP-PLN. Masukan tersebut dapat disampaikan dalam forum
RUPS maupun forum interaksi lainnya antara manajemen puncak
dengan SPBA. Mekanisme tersebut diatur, mengingat bagi PLN,
pegawai adalah salah satu pemangku kepentingan yang memiliki
tanggung jawab terdepan dalam menjaga keberlangsungan usaha
dan perusahaan. (4.4)
To demonstrate the importance of employee involvement in
decision-making, an employee may submit proposals, opinions,
and constructive criticism to improve operational patterns and
welfare to the top-level management through SP-PLN. The input
can be submitted in GMS and other forums of interaction between
top management with the SPBA. Such mechanism is set bearing
in mind that, to PLN, employees are one of the stakeholders who
hold a leading responsibility in maintaining business continuity
and the company. (4.4)
Lingkungan Kerja dan Tingkat Perputaran
Pegawai (LA2)
Work Environment and Employee Turnover
(LA2)
Salah satu faktor yang berpengaruh langsung kepada kinerja
pegawai adalah lingkungan kerja yang sehat, aman dan nyaman.
Perseroan berusaha membangun lingkungan fisik maupun psikis
di seputar areal kegiatan kerja agar tercipta suasana kerja yang
kondusif. Sejauh ini Perseroan mampu menjaga suasana lingkungan
kerja yang kondusif, sehingga mendukung rasa nyaman pegawai
dalam bekerja. Suasana kondusif tersebut ditunjukkan dengan relatif
rendahnya tingkat kepergian (turn over) karyawan.
One factor affecting the performance of employees is a work
environment that is healthy, safe and comfortable. The company
has worked to develop a physical and psychological environment
to build conducive work areas. So far, the Company has so far
been able to maintain a work environment with relatively low
employee turnover.
Selama periode laporan sebanyak 2.190 PLN yang berhenti, atau
hanya mencapai 4,56% dari total pegawai PLN per-akhir tahun yang
mencapai 47.976 pegawai. Sejumlah 1.471 orang atau 3,07% dari
pegawai yang berhenti tersebut adalah karena faktor alami (pensiun),
550 orang meninggal dunia dan 169 orang atas permintaan sendiri.
Di sisi lain pada tahun 2012, PLN telah merekrut 2.113 pegawai baru
untuk berbagai posisi tertentu.
In the period of this report, 2,190 PLN employees stopped
working, or constituting only 4.56% of the total PLN employees
as of end of year, 47,976. As many as 1,471 employees, or 3.07%
of the employees who quit, retired under normal circumstances;
550 employees deceased and 169 employees quit at their own
request. On the other hand, throughout 2012 PLN recruited 2,113
employees for a variety of positions.
Waktu Kerja dan Perubahan Waktu Kerja
Working Hours and Changes to Working Hours
Untuk menghindari eksploitasi tenaga kerja secara berlebihan,
Perseroan menetapkan batasan waktu kerja bagi pegawai. Sesuai
dengan sifat usaha yang menuntut kontinuitas pasokan daya listrik
pada konsumen, maka PLN memberlakukan waktu kerja biasa, waktu
kerja giliran, dan waktu kerja khusus untuk pelaksanaan pekerjaan di
daerah tertentu.
To reduce the overexploitation of manpower, the Company has
set limits on working hours for employees. In accordance with
the demanding nature of supplying electricity to consumers, PLN
has established standard work hours, shift work and special work
hours for executing work in certain areas.
PLN memberikan kompensasi berupa upah lembur sesuai ketentuan
perundang-undangan untuk pegawai yang harus menyelesaikan
pekerjaan melebihi waktu kerja yang ditentukan sebelumnya.
Manakala ada perubahan peraturan menyangkut waktu kerja
PLN gives compensation in the form of overtime pay in
accordance with the regulatory stipulations for employees who
must complete tasks outside regular working hours. If there are
changes in the regulations concerning work hours and the change
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
99
maupun perubahan pola operasional yang cukup signifikan,
Perseroan memberikan waktu jeda minimal 3 bulan sebelum
perubahan dimaksud berlaku efektif. (LA5)
to the operational system is significant, the Company will give a
three-month period before the change is implemented. (LA5)
Dalam pelaksanaan proyek pembangunan stasiun pembangkitan,
pemeliharaan stasiun pembangkit dan pembangunan instalasi
transmisi dan distribusi, PLN melibatkan tenaga alih daya, pekerja
kontraktor dan subkontraktor. Sekalipun pekerja ini tidak termasuk
pegawai PLN, namun persyaratan jumlah waktu kerja, hak dan
kewajiban disesuaikan dengan standar PLN. Sesuai dengan kontrak
pemeliharaan dan operasional yang telah ditandatangani kedua
belah pihak, maka dalam satu tahun terdapat beberapa hari kerja
pemeliharaan maupun operasional yang dikerjakan oleh kontraktor
dan subkontraktor. (EU17)
In the implementation of generating station development
projects, maintenance of generating stations also transmission
and distribution construction, PLN involves outsourced labor, labor
contractors and subcontractors. Even if the said workers are not
PLN employees, the amount of work time requirements, as well as
the rights and obligations are in accordance with PLN standards.
In accordance with the maintenance and operational contracts
previously signed by both sides, contractors and subcontractors
work on several days in a year on maintenance and operational
projects. (EU17)
Penentuan Upah
Wage Determination
Upah pegawai terdiri atas komponen gaji tetap, uang cuti,
penghargaan masa kerja, insentif kinerja, bonus dan tunjangan
lainnya. Besaran upah untuk pegawai tetap dan tidak tetap ini
ditinjau setiap periode tertentu. (Selengkapnya ada pada uraian
”Paket Kesejahteraan”).
Employee wages are comprised of several elements: fixed wages,
vacation wages, performance bonuses, performance incentives
and other benefits. Wage increases for permanent and nonpermanent employees are reviewed at specified intervals. (See
more detail in the “Welfare Benefits Attachment).
Besaran upah minimum yang diterima seorang pegawai baru
Perseroan golongan terendah dipastikan lebih besar dibandingkan
upah minimum regional (UMR) atau provinsi (UMP) di mana lokasi
utama Perseroan berada. Hal ini mengacu pada Keputusan Direksi
PT PLN (Persero) Nomor 007.K/DIR/2008 tentang Sistem Remunerasi
Pegawai beserta peraturan perubahannya. Gaji terendah pegawai
PLN sesuai dengan SK Dir No. 115.K/DIR/2009 tentang Tarif Grade
(Pay for Person) dan SK Dir No. 090.K/DIR/2009 tentang Tunjangan
Posisi (Pay for Position) telah lebih tinggi dari UMR di masing-masing
daerah utama (Ibukota Provinsi). Sebagai contoh, berikut ini adalah
tabel perbandingan gaji pegawai PLN terendah yang baru diangkat
dibandingkan dan contoh UMP beberapa daerah. (EC5)
The minimum wage received by a new employee of the Company
at the lowest level is definitely greater when compared to the
Regional Minimal Wage (UMR) or Provincial Minimum Wage (UMP)
in the Company’s primary operating areas. The lowest wage paid
to a PLN employee accords with Decree No. Dir. 115.K/DIR/2009
on Position Allowances (Pay for Person) and Decree No. Dir.090.K/
DIR/2009 on Pay for Position and exceeds the minimum wage in
the respective provincial capitals in the Company’s main operating
areas. For example, the table below compares the lowest salaries
paid to new PLN employees with the Regional Minimum Wage in
several areas. (EC5)
Perbandingan Gaji Dasar Pegawai Baru PLN dengan UMP beberapa
provinsi, 2012.
Comparison between PLN New Recruits’ Basic Salary and province
Regional Minimum Wage in 2012.
Provinsi
Province
100
Gaji Pegawai Baru PLN
Untuk Level Terendah
Basic Salary of PLN Lowest
Level New Recruit
Upah Minimum Provinsi
(dlm Rp/bulan)
Province Minimum Payment
(in IDR/month)
Aceh - wilayah aceh Aceh area
3,520,000
1.300.000
Riau - wilayah riau & kepri Riau & Riau Islands area
3,405,000
1.016.000
Bangka Belitung - wilayah babel Bangka Belitung area
3,333,000
910.000
Lampung - wilayah lampung Lampung area
3,333,000
767.500
DKI Jakarta - dist jaya Distribution of DKI Jakarta
3,405,000
1.529.150
Banten - dist jabar Distribution of West Java
3,333,000
955.300
Jawa Tengah - dist jateng Distribution of Central Java area
3,333,000
660.000
Kalimantan Selatan - wil. Kalselteng
South and Southeast Kalimantan area
3,350,000
1.024.000
Sulawesi Utara - wil. Suluttenggo North and Southeast Sulawesi area
3,333,000
1.000.000
Papua - wil. Papua Papua area
3,311,000
1.316.500
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
HUMAN RESOURCES MANAGEMENT
Penghargaan pada Hak Asasi Manusia (HAM)
Honoring Human Rights (HAM)
Perseroan berkomitmen untuk senantiasa memperhatikan
aspek pengakuan dan penegakkan HAM dalam setiap kegiatan
operasionalnya. Kebijakan kebebasan berserikat, berpolitik dan
menyalurkan aspirasi politik secara bebas maupun memberikan
sumbang saran bagi kemajuan perusahaan (melalui Serikat Pegawai
maupun saluran yang disediakan untuk maksud tersebut) adalah
salah satu wujud penghargaan terhadap HAM. (HR5)
The Company has always been committed to observing all aspects
related to the recognition and enforcement of human rights in all
its operations. A policy recognizing the freedom of association,
politics and political aspirations as a source of advice for the
company for its advancement (through the Employee Union or
channels provided for this purpose) is one manifestation of the
company’s respect for human rights. (HR 5)
Pelatihan dan Sosialisasi HAM
Human Rights Training and Socialization
PLN telah mempunyai Prosedur Tetap (PROTAP) Keamanan dan
Ketertiban PT PLN (Persero) Kantor Pusat yang meliputi tindakantindakan di bidang keamanan seperti sabotase, teror, unjuk rasa,
juga di bidang ketertiban seperti keluar masuk barang/material,
penerimaan tamu dan lain-lain yang telah memasukkan aspek
penghormatan pada hak asasi manusia (HAM).
PLN has Standard Operating Procedures (SOP) for Safety and Order
from PT PLN (Persero), including safety measures in the areas
of sabotage, terrorism, and protests and also for entrance/exit
procedures, a guest policy, and others areas that honor human
rights (HAM).
Selain itu, pada kontrak pemberian pekerjaan kepada Perusahaan
Penerima Pekerjaan dengan nilai kontrak tertentu (diatas Rp100
miliar) dipersyaratkan adanya pelaksanaan pelatihan yang menunjang
kompetensi bagi Satuan Pengamanan. Kurikulum pelatihan disesuaikan
dengan kurikulum yang disusun oleh POLRI sekaligus sebagai tempat
pelatihan awal bagi tenaga satuan pengaman. Kurikulum tersebut
juga berisi pembekalan pengetahuan dan pengetahuan mengenai
HAM terhadap para anggota satuan pengaman. Dengan demikian
pada tahun pelaporan seluruh anggota satuan pengaman Perseroan
telah diberikan materi mengenai HAM dalam program pelatihan
pelaksanaan tugas pengamanan. (HR3, HR8)
In addition, the work contracts for Recipients of the Company’s
Work have stipulations requiring training to assure the
competency of Safety units. The training program is in accordance
with the curriculum developed by the National Police (Polri),
and also includes a training center for security personnel. The
curriculum contains briefings and information related to HAM for
security guards (Satpam). Through this, in the reporting period,
one hundred percent of the Company’s security guards were
given material related to human rights under the security-duty
education program. (HR3, HR8)
Pekerja Anak dan Pekerja Paksa
Child Labor and Forced Labor
Sebagai perusahaan nasional yang kegiatan operasionalnya
mencakup seluruh wilayah Indonesia, termasuk kawasan terpencil,
Perseroan menaruh perhatian besar pada upaya pencegahan adanya
pekerja anak. PLN mendukung kebijakan pemerintah sesuai UU No.
13 Tahun 2003 untuk tidak memperkerjakan pegawai yang berusia di
bawah umur. Untuk memastikan bahwa calon pegawai baru memiliki
ketrampilan dasar yang memadai dan telah cukup dewasa untuk
mengambil keputusan terbaik bagi masa depan yang bersangkutan,
PLN menetapkan batasan minimal bagi calon pegawai baru. Batasan
minimal tersebut adalah harus memiliki latar belakang pendidikan
minimal setingkat SMA/SMK dan usia minimal adalah 18 tahun. PLN
juga mendorong mitra kerjanya untuk turut mendukung kebijakan
tersebut. (HR6)
As a national company with operational activities covering the
entire area of Indonesia, including isolated areas, the Company
gives great care to guaranteeing the prevention of child labor
practices. PLN supports the government’s policies, as per Law No.
13/2003, to not employ workers who are underage. For this reason,
employees must meet a minimal educational requirement of a
high school or vocational high school diploma, and the minimal
age for a job applicant for the Company is 18. PLN also encourages
its partners to support such policies. (HR6)
Untuk menjamin keandalan operasi pembangkit maupun
penyaluran daya listrik pada konsumen, bagian operasional
Perseroan seringkali dituntut untuk mampu bekerja 24 jam. Oleh
karenanya Perseroan melengkapi sistem pergantian jam (shift)
pada beberapa bagian operasionalnya, yang disesuaikan dengan
kondisi di lapangan yaitu 2 hingga 3 shift dalam sehari.
To ensure reliable plant operations and electric power supply
to consumers, the Company’s operational sections are often
required to operate 24 hours a day. For this reason, the Company
has arranged a system of shift work for several operating sections.
Shift work is done adjusted to the conditions found in the field; i.e.
two or three shifts per day.
Selama bekerja, setiap pegawai diberi kesempatan untuk beristirahat
pada jam tertentu. Sistem ini ditujukan untuk mencegah dan
meniadakan terjadinya tindakan yang dikategorikan kerja paksa.
While working, every employee is given an opportunity to rest
at fixed times. The system is intended to reduce and prevent
measures that can be categorized as forced labor. If shift hours
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
101
Apabila melewati batas waktu shift kerja, maka pada pegawai
diberikan kompensasi yang diperhitungkan dalam imbal jasa
pekerjaan yang telah diketahui dan disepakati bersama. (HR7)
are exceeded, the employee is given compensation calculated as
identified and agreed to collectively. (HR7)
Kompensasi kerja shift dan lembur yang diberikan berupa Tambahan
Tunjangan Posisi sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Direksi
No. SK Dir No. 090.K/DIR/2009 tentang Tunjangan Posisi (Pay for
Position), sebagai berikut:
•
Pekerjaan yang berkesinambungan dan dilaksanakan secara
bergilir (shift) dengan siklus tidak tetap di luar jam kerja (shift
sore sampai dengan malam atau malam sampai dengan pagi),
diantaranya: Operasi Pembangkit, Operasi Transmisi dan
Operasi Distribusi;
•
Pekerjaan di luar jam kerja (piket di luar jam kerja), diantaranya:
piket pemeliharaan, piket gangguan dan pekerjaan di lokasi
Proyek Konstruksi yang tidak dalam status Perjalanan Dinas;
•
Pekerjaan dengan risiko keselamatan kerja yang tinggi,
diantaranya: Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB);
•
Tambahan Tunjangan Posisi sebesar maksimum 100% Pay for
Position juga diberikan untuk jabatan fungsional dan struktural
(Supervisor) yang bertanggung jawab secara langsung di
lapangan.
Compensation for shift work and overtime is given as specified
in Decision Directive No. SK Dir. No. 090.K/DIR/2009 on Pay for
Position as follows:
DEMOGRAFI DAN JUMLAH PEGAWAI
DEMOGRAPHICS AND WORKER NUMBERS
Pada tahun pelaporan 2012, jumlah pegawai tetap Perseroan adalah
47.976 pegawai terdiri dari 41.398 pegawai PT PLN (Persero) dan
6.578 pegawai anak perusahaan. (LA1)
For the year of this report, the number of Company permanent
employees was 47,976, comprising 41,398 PT PLN (Persero)
employees and 6,578 employees in subsidiaries. (LA1)
Dilihat dari tingkat pendidikannya, maka pegawai yg berpendidikan
sampai dengan D3 mendominasi sebesar 73,5% dari jumlah pegawai,
diikuti oleh pegawai dengan tingkat pendidikan S1 sebesar 23,3%
dan sisanya adalah pegawai dengan pendidikan S2 dan S3.
From the aspect of education level, the number of employees
at the high school to D3 (diploma) educational level constitute
73.5% of all PLN employees, and that at the S1 (bachelor’s degree)
level constitute 23.3%, while those holding S2 (master’s) or S3
(doctoral) degrees comprise the remainder.
Komposisi pegawai PLN pada tahun 2012 menurut jenjang
pendidikan dan wilayah kerja sebagai berikut. (LA1)
The composition of PLN employee in 2012 according to education
level and work area is as follows. (LA1)
Satuan PLN/Provinsi
PLN Unit/Province
Wilayah Nanggroe Aceh Darussalam
Nanggroe Aceh Darussalam region
Wilayah Sumatera Utara North Sumatra Region
Work carried out continuously or on shift on an irregular
schedule outside regular working hours (evening-to-night
shifts or night-to-morning shifts) for plant operations,
transmission operations and distribution operations;
•
Work outside regular working hours, such as plant guard
duty (piket), disruption guard duty and work at construction
sites not given status by the Travel office;
Work with a high risk to personal safety, such as high- voltage
(PDKB);
Additional pay equal to 100 percent of Pay for Position will
also be given to functional and structural supervisors with
direct responsibility in the field.
•
•
≤D1-D3
S1
S2
S3
Jumlah
Total
911
199
7
-
1.117
1.336
269
13
-
1.618
Wilayah Sumatera Barat West Sumatra Region
841
172
10
-
1.023
Wilayah Riau Riau Region
816
147
6
-
969
Wilayah Sumsel, Jambi, dan Bengkulu
South Sumatra, Jambi, and Bengkulu Region
942
207
11
-
1.160
Wilayah Bangka Belitung Bangka Belitung Region
289
75
3
-
367
Wilayah Lampung Lampung Region
434
193
14
-
641
Wilayah Kalimantan Barat West Kalimantan Region
716
192
15
-
923
1.134
267
11
-
1.412
Wilayah Kalsel dan Kalteng
South Kalimantan and Southeast Kalimantan Region
102
•
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
HUMAN RESOURCES MANAGEMENT
Satuan PLN/Provinsi
PLN Unit/Province
≤D1-D3
S1
S2
S3
Jumlah
Total
654
178
16
-
848
Wilayah Sulut, Sulteng, dan Gorontalo
North Sulawesi, Central Sulawesi and
Gorontalo Region
1.142
255
13
-
1.410
Wilayah Sulsel, Sultra, dan Sulbar
South Sulawesi, South East Sulawesi &
West Sulawesi Region
1.496
507
42
-
2.045
641
102
9
-
752
Wilayah Kalimantan Timur East Kalimantan
Wilayah Maluku dan Maluku Utara
Maluku and North Maluku Region
Wilayah Papua Papua Region
683
145
8
-
836
Distribusi Bali Bali Region
706
252
10
-
968
Wilayah Nusa Tenggara Barat
West Nusa Tenggara Region
645
137
11
-
793
Wilayah Nusa Tenggara Timur
East Nusa Tenggara Region
616
88
6
-
710
PT PLN Batam PT PLN Batam
171
154
22
-
347
PT PLN Tarakan PT PLN Tarakan
Kit Sumbagut North Sumatra Power Plant
77
18
2
-
97
780
246
8
-
1.034
Kit Sumbagsel South Sumatra Power Plant
1.092
199
6
-
1.297
P3B Sumatera
Transmission and Load Dispatching Center of Sumatra
1.112
247
14
-
1.373
17.234
4.249
257
-
21.740
Dist. Jawa Timur
Distribution of East Jawa
Luar Jawa Outside Java
2.143
728
84
-
2.955
Dist. Jawa Tengah dan Yogyakarta
Distribution of Central Java and Yogyakarta
1.668
500
56
-
2.224
Dist. Jawa Barat dan Banten
Distribution of West Java and Banten
2.671
750
48
-
3.469
Dist. Jakarta Raya dan Tangerang
Distribution of Jakarta Raya and Tangerang
2.083
471
41
-
2.595
PT Indonesia Power
2.564
844
89
1
3.498
PT PJB
1.378
814
97
1
2.290
P3B Jawa Bali
Transmission and Load Dispatching Center of Bali
3.232
614
49
-
3.895
Pembangkitan Tanjung Jati B
Tanjung Jati B Power Plant
25
28
12
-
65
Pembangkitan Lontar
Lontar Power Plant
42
49
4
-
95
124
90
11
Unit Pembangkitan Jawa Bali
Power Plant Development Unit of Bali
Jawa Java
225
15.930
4.888
491
2
21.311
PLN Kantor Pusat
PLN Head office
468
608
243
2
1.321
PLN Pusat Jasa PLN Service Center
750
634
134
1.518
Unit Induk Pembangunan
Development Unit
865
786
89
1.740
Anak Perusahaan Lainnya
Other subsidiaries
-
-
-
-
346
35.247
11.165
1.214
4
47.976
Indonesia
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
103
Perseroan tidak mendiskriminasi atau membatasi persentasi jumlah
tertentu pegawai berdasarkan gender. Namun demikian demi
keselamatan sesuai dengan sifat pekerjaan di lapangan, maka jumlah
pegawai wanita pada tahun 2012 lebih sedikit dibandingkan dengan
pegawai pria, yaitu sebesar 6.547 orang pegawai atau sekitar 15,8%
dari total pegawai PT PLN (Persero) (2011;16%). Kebanyakan dari
pegawai wanita bertugas di bidang administrasi serta pekerjaan lain
selain kegiatan lapangan. (LA13)
The Company does not discriminate or limit the number of
permanent employees based on gender. However, for safety
reasons in accordance with working conditions in the field, the
number of women employees in 2012 is less than the number of
male employees, i.e. 6,547 employees or about 15.8% of total PLN
employees (2011; 16%). The majority of women employees work
in the administration field, in addition to others working in the
field. (LA13)
Jumlah Pegawai PT PLN (Persero) berdasarkan Jenis Kelamin,
tidak termasuk pegawai Anak Perusahaan
Total employee based on Gender, not including subsidiary
6.547
Laki-laki Male
Perempuan Female
Total:
41.398 orang
Jumlah karyawan anak perusahaan 6.578 orang
Total Subsidiary employee 6,578 people
34.851
Jumlah Total Karyawan PT PLN (Persero) 47.976 orang
Total PT PLN (Persero) employee 47,976 people
Pada akhir tahun 2012, komposisi pegawai PLN berdasarkan usia lebih
didominasi oleh pegawai dengan usia di atas atau sama dengan 50
tahun sebesar 26,5% dar total pegawai PT PLN (Persero) Oleh karenanya,
sejak beberapa tahun terakhir mengembangkan sistem rekrutmen
yang mampu menjamin tersedianya pegawai baik dari sisi kuantitas
maupun kualitas. Komposisi pegawai PLN tahun 2012 berdasarkan
usia, digambarkan dalam diagram sebagai berikut. (LA13)
For 2012, the composition of the PLN employee workforce was
dominated by employees 50 years old and above, constituting
26.5% of the total PT PLN (Persero) employees. For this reason, since
last several years, the Company has been developing a recruitment
system to guarantee the availability of good employees in terms
of quality and quantity. A breakdown of PLN employees by age
(by percent) for 2012 can be found in the diagram below. (LA13)
Komposisi pegawai PLN menurut Kelompok Usia
PLN Employee Composition based on Age Grouping
Usia Age
2012
2011
2010
≤25
7.398
6.454
4.853
26- 3 0
5.743
5.063
4.091
31- 3 5
1.791
1.503
1.283
36- 4 0
2.083
2.497
3.169
41- 4 5
4.661
4.745
4.933
46- 5 0
8.754
9.631
10.549
> 50
10.968
11.321
11.230
6.578
6.401
6.188
47.976
47.615
46. 296
Anak Perusahaan Subsidiaries
Total
104
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
HUMAN RESOURCES MANAGEMENT
Batasan usia pensiun PT PLN (Persero) adalah 56 tahun, sehingga
dengan kondisi demografi pegawai seperti digambarkan di atas,
jumlah pegawai yang akan memasuki masa pensiun dalam 5 tahun
ke depan (usia >50 thn) berjumlah 10.968 orang dan untuk 10 tahun
ke depan (usia 46-50) berjumlah 8.754 orang. Dengan demikian total
pegawai yang akan memasuki usia pensiun pada 10 tahun ke depan
berjumlah 19.722 orang atau 47,64% dari seluruh pegawai pada
2012. Tabel rincian pegawai yang akan memasuki pensiun pada 5
dan 10 tahun ke depan adalah sebagai berikut: (EU15)
Keterangan
Description
The retirement age for PT PLN (Persero) is 56 years, given the
employee demographic conditions described above, the number of
employees who will reach retirement age (aged 50 or above) in the
next five years is 10,968 and the number who will reach retirement
age in the next six to 10 years (aged 46 to 50) is 8,754. Accordingly,
the total number of employees who will reach retirement age in the
next 10 years is 19,722, or 47.64% of all employees in 2012. A detailed
table on the number of employees who will reach retirement age in
the next five to 10 years is shown below: (EU15)
Jumlah Pegawai Pensiun
Total Employees On Retirement
5 Tahun ke Depan (usia 50 tahun)
5 Years Ahead (age 50 years)
10.968
10 Tahun ke Depan (usia 46-50 tahun)
10 Years Ahead (age 46-50 Years)
8.754
Jumlah Total
19.722
SISTEM PENGELOLAAN SDM
HUMAN RESOURCES MANAGEMENT SYSTEM
Dengan memperhatikan ketersediaan SDM dan keharusan
mengembangkan kegiatan operasional, jelas terlihat bahwa
PLN menghadapi tugas yang tidak ringan. Untuk mengelola SDM
agar dapat memberikan sumbangsih maksimal kepada kinerja
operasional, PLN menerapkan sistem manajemen SDM, yakni Human
Capital Management System (HCMS), yang mencakup pengelolaan
seluruh fungsi penambahan, pengembangan kompetensi, penilaian
kinerja, dan sebagainya, hingga persiapan purna bakti.
Taking into account human resources availability and the
necessity to develop operational activities, it is clear that PLN
faces uneasy tasks. To manage human resources so as they can
contribute maximally to operational performance, PLN applies
the human resources management system called Human Capital
Management System (HCMS), which comprises management
of all functions, i.e. recruitment, competency development,
performance appraisal up to preparation of retirement.
HCMS memiliki 7 pilar utama, yakni: i) Sistem Pengembangan
Organisasi dan Perencanaan Tenaga Kerja, ii) Sistem Rekrutmen,
iii) Sistem Pengembangan Kompetensi dan Karir, iv) Sistem
Pembelajaran, v) Sistem Manajemen Kinerja, vi) Sistem Penghargaan,
vii) Sistem Hubungan Industrial.
HCMS consists of seven main pillars, namely i) Organizational
Development and Manpower Planning System, ii) Recruitment
System, iii) Competency and Career Development System, iv)
Learning System, v) Performance Management System, vi)
Appraisal System, and vii) Industrial Relations System.
Penjelasan singkat aspek pilar HCMS tersebut adalah :
Brief description on these pillars is as follows.
1.
Sistem Organisasi dan Perencanaan
PLN memperhitungkan beberapa parameter dalam
mengelola SDM agar sesuai dengan kebutuhan organisasi
dan pengembangan usaha, meliputi: komposisi pegawai
unit-unit usaha, ketersediaan anggaran dan faktor efisiensi,
produktifitas pegawai secara keseluruhan maupun menurut
unit-unit usaha.
1. Organizational Development and Manpower Planning
System
PLN considers some parameters in managing human
resources so as to be in line with the organization needs and
business development, comprising: business unit employee
composition, budget availability and efficiency factor, and
employee productivity both overall and business unit-wise.
2.
Rekrutmen
Dalam proses rekrutmen, perusahaan menerapkan kebijakan
umum yang menetapkan bahwa proses penerimaan pegawai
berawal dari kebutuhan unit bisnis (user) dan dalam bagian
akhir (wawancara) juga melibatkan user. Proses rekrutmen
dilaksanakan secara regional sehingga memudahkan calon
pegawai dari daerah setempat untuk mengikuti rekrutmen dan
mendukung peningkatan komposisi karyawan lokal. Terkait
2. Recruitment
In recruitment process, the Company applies basic policy that
stipulates that recruitment process starts from the business
unit’s need (user) and the final process (interview) involves
the user. Recruitment is carried out at regional scale so as to
facilitate potential employees in the respective area to join the
recruitment and to support the increase in local employee in
the composition. In relation to absorption of members of local
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
105
dengan penyerapan tenaga kerja lokal, maka proses rekrutmen
dilakukan di berbagai daerah mulai dari Aceh, hingga Jayapura.
Pada beberapa kasus, untuk mendapatkan tenaga kerja lokal di
wilayah Indonesia Timur, maka Perseroan bekerja sama dengan
Pemda setempat, memberikan : (i) kursus keahlian kepada
tenaga pengajar Sekolah Menengah Kejuruan, (ii) beasiswa
kuliah kepada lulusan SLTA bibit unggul; dan (iii) kursus
tambahan kepada rekrutmen tenaga kerja lokal. (EC7)
3.
106
workforce, the recruitment is carried out in various areas, such
as Aceh, and all the way to Jayapura. In some cases, to absorb
members of local force in East Indonesia, the Company works
in cooperation with local governments by providing: (i) expert
classes to the teaching staff or vocational schools, (ii) granting
college scholarships to superior high school candidates; and
(iii) additional courses for local workforce. (EC7)
Secara umum, pelaksanaan
rekrutmen
dilaksanakan
berdasarkan rencana kebutuhan tenaga kerja jangka
panjang. Proses seleksi melibatkan pihak ketiga dan dilakukan
melalui pemenuhan aspek administrasi, aptitude test, psikotes,
tes kesehatan, dan wawancara. Sebelum diangkat menjadi
pegawai tetap, terlebih dahulu para calon pegawai tersebut
mengikuti program orientasi.
In general, recruitment is carried out based on long-term needs
assessments. The selection process involves a third party, and
its execution includes administrative aspects, attitude tests,
aptitude tests, physical examinations and interviews. Before
becoming permanent employees, candidates complete newemployee orientation programs.
Untuk menjamin ketersediaan tenaga kerja yang terampil, PLN
menyelenggarakan Direct Shopping dan Job Fair yang bekerja
sama dengan lembaga pendidikan tinggi yang terbagi dalam
3 kelompok kegiatan rekrutmen yaitu: (i) rekrutmen S1/D4/D3
(ii) rekrutmen program D3 kerja sama (iii) rekrutmen operator
PLTU. Rekrutmen fresh graduate dilakukan secara terpusat dan
dikoordinir oleh Kantor Pusat, sedangkan rekrutmen pekerja
untuk jenjang pendidikan SMA/SMK pelaksanaannya dilakukan
terbuka dan dilakukan oleh masing-masing Unit Induk PLN.
Selain itu, PLN juga menyelenggarakan program beasiswa
ikatan dinas dan daily online application. Proses rekrutmen
kemudian ditindaklanjuti dengan berbagai program pelatihan
untuk meningkatkan kompetensi pegawai baru maupun
pegawai lama. (EU14)
To guarantee the availability of a highly-skilled workforce
as a result of the recruitment process, PLN conducts “Direct
Shopping” events and “Job Fairs” in coordination with
higher education institutions. The activities can be divided
into three types of recruitment programs: (i) recruiting the
holders of university degrees (S1) or diplomas (D4, D3), (ii)
recruitment programs for the holders of D3 diplomas and (iii)
the recruitment of steam power plant operators. Recruitment
for fresh graduates is carried out centrally and coordinated
by PLN Headquarters, while recruitment for employee of
high school/vocational school graduates is open and carried
out by respective PLN Main Unit. PLN also runs scholarship
programs through education service agencies and daily
online applications. The recruitment process is then followed
by training programs for improving the competency of new
and existing employees. (EU14)
Sistim Pelatihan dan Pembelajaran
Setiap tahun PLN menyelenggarakan berbagai kegiatan
pendidikan dan pelatihan yang diikuti seluruh pegawai di
semua jenjang jabatan maupun fungsi, untuk meningkatkan
kompetensi dan keterampilan. Program pelatihan untuk
pegawai dibagi ke dalam beberapa jenis pelatihan sesuai
dengan jenjang kepegawaian dan pola pengembangan
kompetensi yang diberikan, meliputi: (LA10, LA11, EU14).
•
Program diklat prajabatan untuk pembekalan calon
pegawai PLN. Program ini wajib diikuti oleh semua calon
pegawai PLN dari rekrutmen reguler.
•
Program diklat profesi untuk peningkatan kemampuan
pegawai sesuai bidang kerjanya. Program ini dapat
diusulkan oleh semua pegawai dan disetujui oleh atasan.
Diklat ini diutamakan dapat dilaksanakan oleh PLN
Pusdiklat, penyelenggaraan dari provider diklat lain bila
PLN Pusdiklat belum ada/dapat menyelenggarakan.
•
Program pendidikan peningkatan pendidikan formal S1/
S2/S3 yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Peserta
pendidikan adalah pegawai yang telah terseleksi secara
3. Training and Learning System
Every year, the Company runs several training and educational
activities for all its employees at every rank and in every
functional area to improve their competence and skills.
Training programs for employees can be divided into several
types depending on employee position and the skillsdevelopment system that is given, and cover: (LA10, EU14)
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
•
•
•
Pre-employment training programs to prepare PLN’s job
candidates. All candidates recruited under regular procedures
participate in this training.
Professional training programs for improving employee
skills in accordance with their work areas. Any employee
can request to participate in this program with supervisory
approval. This program is managed by PLN’s Training Center
(Pusdiklat) and can be run by an external provider if PLN
Pusdiklat does not have or cannot manage such a program.
Educational programs to improve the formal education of
the holders of bachelor’s, master’s and doctoral degrees
in accordance with organizational needs. Participants
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
•
•
•
•
4.
HUMAN RESOURCES MANAGEMENT
khusus atau pegawai yang menerima beasiswa. Pendidikan
ini juga dapat dilaksanakan dengan restitusi biaya bila
jurusan pendidikan sesuai dengan kebutuhan organisasi
dan telah mendapat persetujuan lebih dahulu dari Divisi
Pengembangan SDM dan Talenta .
Program diklat penjenjangan adalah diklat pegawai yang
akan dipromosikan ke level di atasnya (SSE) atau jabatan
struktural yang lebih tinggi (EE). Untuk tahun 2012, diklat
penjenjangan diikuti oleh 1.441 orang.
Program diklat penunjang adalah program diklat yang
sifatnya umum untuk meningkatkan kompetensi pegawai.
Diklat penunjang dan diklat profesi ditahun 2012 diikuti
oleh 61.726 peserta.
Program diklat pembekalan masa purna bakti adalah
prgram diklat untuk pegawai dalam mempersiapkan masa
purna bakti, yang pada tahun 2012 diikuti oleh 87 peserta.
Program pengembangan eksekutif adalah program tugas
belajar untuk pegawai yang lulus seleksi untuk melanjutkan
jenjang pendidikannya di berbagai perguruan tinggi yang
berada di dalam maupun di luar negeri.
•
•
•
•
are specially selected or are scholarship recipients.
These programs can also be administered through cost
reimbursement for degree programs appropriate with
organizational needs and previously agreed to by Head of
Talent and HR Development Division.
Support programs for employees who will be promoted to
the next level (SSE) or to a higher structural level (EE). In
2012, 1,441 people participated in the support program.
Training programs that support the general training of
employees to improve employee competence. In 2012,
training support and professional training was given to
61,726 participants.
Retirement training programs for employees preparing
for retirement. In 2012, 87 employees participated in
retirement-training programs.
Executive development programs for employees selected to
continue their education inside or outside the nation.
Pada tahun 2012, PLN Pusdiklat telah melaksanakan berbagai
program-program pelatihan kepada 73.546 peserta baik yang
berasal dari PLN, anak perusahaan, maupun pihak eksternal,
dengan total realisasi anggaran diklat sebesar Rp324,78 miliar.
In 2012, PLN Pusdiklat managed training programs for 73,546
employees of PLN, PLN subsidiaries as well as external parties,
with a total realized education budget of Rp324.78 billion.
Kegiatan lain yang dilaksanakan untuk mendukung program
SDM berbasis kompetensi adalah melaksanakan asesmen
Kompetensi Inti yang bertujuan untuk lebih memahami
kompetensi pegawai secara lebih pasti dan terarah. Selain itu,
sejalan dengan penerapan GCG, Perseroan juga mengirimkan
beberapa pegawai Satuan Pengawas Intern untuk mengikuti
pelatihan yang materinya berkaitan dengan penerapan
antikorupsi yang dilaksanakan oleh pihak eksternal. (SO3)
Other activities that were managed to support competencybased SDM programs were Core-Competency Assessments
to increase the understanding of employee competencies
in a definite and through manner. In addition, through the
application of GCG, the Company also sent several employees
to SPI for relevant training that was principally focused on anticorruption and was managed by an external third party. (SO3)
Sistem Manajemen Kinerja dan Karir
PLN melaksanakan sistem manajemen SDM berbasis
kompetensi secara
konsisten
dengan
menerapkan
ketentuan bahwa pengembangan eksekutif dilakukan
melalui peningkatan kompetensi SDM sesuai persyaratan
yang ditentukan untuk setiap level, melalui penyempurnaan
sistem talent management. PLN telah melaksanakan
program pendidikan dan pelatihan serta program
pengembangan eksekutif.
4. Performance and Career Management
PLN consistently implements competency-based human
resource management system referring to the provision that
executive development is done by improving the competency
of human resources according to the requirements specified
for each level, by improving talent management system.
PLN has implemented education and training programs and
executive development programs.
Untuk mengukur kinerja pegawai, PLN telah mangembangkan
sistem penilain berbasiskan Key Performance Indicator
(KPI) individual sebagai dasar penilaian. Kegiatan lain yang
dilaksanakan untuk mendukung program SDM berbasis
kompetensi adalah pelaksanaan asesmen Kompetensi Inti yang
bertujuan untuk lebih memahami kompetensi pegawai secara
lebih pasti dan terarah. (LA11)
To measure the performance of employees, PLN has developed
appraisal system based on Key Performance Indicators (KPI)
for individual appraisal. Other activity carried out to support
the SDM program is a competency-based appraisal is the
implementation of the Core Competency that aims to better
understand employee competencies in a more defined and
focused manner. (LA11)
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
107
108
Dalam rangka proses asesmen tersebut, Perseroan telah
mengembangkan sistem penilaian kompetensi dan kinerja
berbasis teknologi informasi, dan dilakukan secara on-line.
Sistem tersebut dinamakan Sistem Ujian Online (Si-UJO). Pada
periode pelaporan 2012 ini, jumlah Pegawai yang mengikuti
Uji Kompetensi melalui Sistem Ujian Online (SI-UJO) berjumlah
33.963 pegawai, atau 82% total pegawai PLN. (LA12)
In the framework of the appraisal, the Company has developed
an IT-based competency and performance appraisal system,
and is done online. The system is called the Online Testing
System (Si-UJO). In the reporting period of 2012, the number of
employees who went through SI-UJO was 33,963 employees,
or 82% of total PLN employees. (LA12)
PLN menjamin persamaan kesempatan bagi seluruh pegawai
dalam mengembangkan karir-nya sesuai dengan kompetensi
dan sesuai dengan perkembangan perusahaan. Kompetensi dan
kemampuan pegawai dinilai menurut tools “balanced scorecard”
untuk menjamin akurasi dan kesetaraan. Penerapan yang
konsisten atas asas kesetaraan ini tidak menyebabkan adanya
kasus diskriminasi yang berkaitan dengan suku, ras, agama dan
gender pada semua level jabatan di Perseroan. (HR4)
PLN guarantees equal opportunity for all employees in
developing their careers and competence in a manner
appropriate with corporate development. Employee
competency and ability is appraised using balancedscorecard tools to guarantee accuracy and equality. A
consistent application of the principle of equality was made
in this reporting year. There were no cases of discrimination
connected with ethnicity, race, religion or gender at any level
of the Company. (HR 4)
PAKET KESEJAHTERAAN
WELFARE PACKAGE
Seperti tertuang dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang
ditandatangani oleh pegawai dan perusahaan serta diketahui oleh
Serikat Pegawai, maka sebagai bentuk apresiasi PLN memberikan
penghasilan kepada pegawai setiap bulan sebagai imbalan jasa
karena melaksanakan suatu pekerjaan/jabatan. Penghasilan
dimaksud terdiri atas gaji, tunjangan tetap, tunjangan tidak tetap dan
tunjangan lainnya. Tunjangan tetap yang dimaksud adalah tunjangan
jabatan atau tunjangan fungsional atau tunjangan tanggung jawab.
Tunjangan tidak tetap terdiri atas tunjangan kinerja, uang bantuan
makan, imbalan risiko kerja dan imbalan gilir.
As stated in the Collective Work Agreement (PKB) that was
signed by employees and representatives of the company with
the knowledge of the Workers Union, as a form of appreciation,
PLN pays a salary to employees every month as compensation in
accordance with their work and position. Salary is understood to
consist of wages, fixed and non-fixed benefits and other benefits.
Fixed benefits are understood to consist of position benefits,
functional benefits or responsibility benefits. Non-fixed benefits
comprise performance bonuses, food allowances, risk pay and
shift-deferential pay.
PLN juga memberikan tunjangan lain kepada karyawan dalam
bentuk Tunjangan Hari Raya (THR), asuransi kesehatan, uang
pensiun, jaminan layanan kesehatan dan hak cuti yang ditentukan
sesuai dengan peraturan yang berlaku, di luar remunerasi.
PLN also gives other benefits to employees in the form of Holiday
Bonuses (THR), health insurance, pension benefits, sick leave and
the right for vacation time in accordance with existing regulation,
outside of remuneration.
Besaran remunerasi pegawai akan dipengaruhi oleh beberapa
parameter, mencakup di antaranya:
•
Peringkat Pegawai dan Jenjang Jabatan
•
Peringkat Pegawai ditetapkan pada seorang pegawai pada awal
bekerja berdasarkan Tingkat Pendidikan
•
Jabatan seorang pegawai ditentukan berdasarkan hasil
penilaian (teknis atau melalui assessment centre)
The amount of employee remuneration will be affected by several
parameters, including:
• Employee rank and position.
• Employee rank as fixed for employees at the start of their
service based on their education level.
• An employee’s assignment, as determined based on the results
of their appraisals (technical or through an assessment center).
Adapun mekanisme yang diberlakukan dalam menetapkan besaran
remunerasi adalah sebagai berikut.
The mechanism for determining the amount of remuneration is
described below:
Pay for Person (P1):
Pay for Person (P1):
Ditetapkan kepada Pegawai pada saat pertama kali diangkat sebagai
Pegawai (diberikan grade dan skala grade) berdasarkan kompetensi
yang bersangkutan mencakup tingkat pendidikan pada saat diangkat
menjadi Pegawai, pengalaman kerja dan masa kerja. Pay for Person
tetap meningkat setiap tahun melalui kenaikan skala grade Pegawai
yang dilakukan setiap tahun.
Determined for employees the first time they enter employment
(given a grade and grade level) based on their competence in
connection with their educational level at the point when a
candidate becomes an employee, and work experience and length
of service. Pay for Person is fixed every year following the increase
in an employee’s grade on an annual basis.
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
HUMAN RESOURCES MANAGEMENT
Pay for Position (P2)
Pay for Position (P2)
Tunjangan jabatan ditetapkan kepada Pegawai sesuai Level
Kompetensi Pegawai (berdasarkan bobot jabatan dan indeks daerah)
yang menggambarkan pula know how, problem solving, accountability
dari pegawai.
Position pay is determined for employees in accordance with
the employee’s level of competency (based on their position
value according to the regional index) which also represents the
employee’s know-how, problem solving, and accountability.
Pay for Performance
Pay for Performance (P3)
Diberikan sebagai kompensasi atas prestasi kerja Pegawai
berdasarkan hasil kinerja yang dicapai baik secara individu atau
secara kelompok yang merupakan kontribusi nyata dan terukur.
Given to employees based on individual achievement, team
achievement and work-related achievements involving real and
measured contribution.
Pegawai Perseroan mendapatkan hak pensiun pada saat berakhirnya
masa kerja sesuai yang telah disepakati. (LA3)
Permanent workers have pension rights at the end of their
employment in accordance with previous agreements. (LA 3)
Kesejahteraan yang diberikan kepada tenaga alih daya antara lain,
diberikan upah setiap bulan yang besarnya di atas Upah Minimum
Regional/Provinsi yang berlaku, yang meliputi: upah pokok, biaya
transportasi, uang lembur, serta diberikan Tunjangan Hari Raya, iuran
Jamsostek, seragam kerja. Hak-hak lainnya sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan di bidang tenaga kerja, yang dicantumkan
dan dipersyaratkan di dalam kontrak pekerjaan oleh Perseroan
kepada Perusahaan Penerima Pekerjaan.
The welfare benefits given to outsourced workers include, among
other things, the payment of monthly wages in accordance with the
prevailing Regional/Provincial Minimum Wage, which covers basic
wages, transportation costs, overtime pay, holiday bonuses (THR),
Jamsostek contributions, work uniforms, and other rights in accordance
with the stipulations of the regulations pertaining to manpower, and as
stipulated and regulated in the work contract between the Company
and the third party which received jobs from PLN.
Kesetaraan Gender Dalam Hal
Remunerasi
GENDER EQUALITY IN REMUNERATION
RIGHTS
Sistem remunerasi PLN tidak mengenal pembedaan gender.
Sama halnya dengan kesamaan dalam pengembangan karir, PLN
memberlakukan standar upah atau gaji yang sama antara pegawai pria
dan pegawai wanita. Perbedaan hanya terjadi karena adanya perbedaan
peringkat pegawai, jenjang jabatan, dan masa kerja, serta kinerja
individu. Tabel berikut menunjukan kesamaan remenurasi dasar antara
pegawai pria dan wanita untuk level jabatan yang sama. (LA14)
PLN’s remuneration system does not recognize gender differences.
Similar to its career development policy, PLN has implemented
standard wages that are the same for male and female workers.
Any differences are due to differences in employee level, position,
length of service and individual performance. The table below
demonstrates equality in basic remuneration between male and
female workers of the same position level. (LA14)
Rasio Gaji dan Remunerasi Berdasarkan Jenis Kelamin Karyawan
2012
Employee Salary and Remuneration Ratio Based on Sex
Rasio gaji karyawan laki-laki tertinggi dan karyawan wanita tertinggi
1:0,92
Highest salary ratio between male and female employees
Rasio gaji karyawan laki-laki terendah dan karyawan wanita terendah
1:1,01
Lowest salary ratio between male and female employees
Program Pensiun
Pension Program
PLN menyelenggarakan program pensiun bekerja sama
dengan perusahaan yang kompeten di bidang ini. Perseroan
menyelenggarakan dua program pensiun, yakni program pensiun
manfaat pasti dan program pensiun iuran pasti. (EC3)
PLN has implemented a worker pension program equivalent to
other companies in the industry. The Company has implemented
two pension programs: a fixed-benefit pension program and a
fixed-contribution pension program. (EC3)
Program pensiun manfaat pasti
Fixed-benefit pension program
Besaran dana pensiun untuk program pensiun manfaat pasti
didasarkan atas masa kerja, tingkat gaji pada saat pensiun dan dapat
dialihkan kepada tanggungan jika pegawai bersangkutan meninggal
dunia. Sumber utama dana pensiun adalah iuran dari karyawan dan
sumbangan Perseroan.
The amount of the pension under the fixed-benefit pension
program is based on length of service, the highest salary at the
time of retirement and can be shifted to an employee’s dependents
in case of death. The primary source of funding for such pensions
is worker contributions and contributions from the Company.
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
109
110
Program pensiun iuran pasti
Fixed-contribution pension program
Program pensiun iuran pasti dilaksanakan untuk para pegawai
yang direkrut dan diangkat pada atau setelah bulan Juli 2009. Pada
program ini pegawai mempunyai pilihan kepesertaan pada beberapa
yayasan pengelola dana pensiun yang diakui dan direkomendasikan
dalam program ini.
The fixed-contribution pension program has been implemented
for employees that were recruited and entered service on or
after July 2009. Under this program, employees have a choice of
participating in several pension-fund management foundations
authorized and recommended under the program.
Iuran Pensiun diberikan dari dua sumber yaitu:
1. Iuran Pemberi Kerja (IPK) sebesar 10 s.d 11% dari PhDP
Pegawai
2. Iuran Pegawai sebesar 6% dari PhDP Pegawai
Pension contributions come from two sources:
1. Employer Contributions (IPK) amounting from 10 to 11% of an
employee’s Basic Retirement Income (PhDP).
2. Employee Contributions amounting to 6% of an employee’s
PhDP.
Dana pensiun yang diterima, kelak diberikan setiap bulan melalui
Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK).
Pension funds are received and later awarded every month via the
Employer Pension Fund (DPPK).
Koperasi
Cooperatives
Sebagai bagian dari upaya memberikan kesejahteraan kepada
pegawai, PLN mendukung pendirian Koperasi Pegawai Perusahaan
Kantor Pusat (KP PLN). Jenis usaha yang diselenggarakan oleh
Koperasi Karyawan Perusahaan antara lain:
•
Menerima simpanan dari anggota.
•
Melakukan perdagangan barang dan jasa.
•
Melakukan usaha simpan pinjam.
•
Menyediakan barang-barang kebutuhan anggota.
•
Melakukan usaha lainnya, seperti penyediaan alat tulis kantor
dan alat-alat yang berhubungan dengan Perusahaan.
•
Menambah pengetahuan anggota tentang perkoperasian.
As part of the consideration given to employees, PLN has
supported the establishment of the head office employee
cooperatives (KP PLN). The types of enterprise fostered by the
Employee Cooperative include:
• Accepting savings deposits from members.
• offering goods and services.
• Making loans.
• Making available needed goods to members.
• Conducting other businesses, such as stationery and office supplies
and other items connected to the business of the Company.
• Increasing member knowledge about cooperatives.
Program penghargaan terhadap pegawai
Employee Recognition Programs
Selain program-program tersebut, Perseroan menyelenggarakan
program pemberian penghargaan kepada pegawai sebagai salah
satu bentuk pembinaan terhadap pegawai. Penghargaan kepada
pegawai tersebut terdiri dari:
Under these programs, as one part of staff development,
the Company fosters gift programs recognizing employees.
Recognition given to employees includes:
Penghargaan Prestasi
Recognition of achievement
Penghargaan yang diberikan kepada pegawai atau sekelompok
pegawai yang dipandang telah memberikan prestasi yang luar biasa
seperti menemukan formula-formula kerja baru yang ternyata sangat
efisien dan bermanfaat secara signifikan bagi Perusahaan.
This recognition is given to employees or to groups of employees
for outstanding achievements, such as creating a new work
process that is extremely efficient and beneficial in a significant
manner for the Company.
Penghargaan Pengabdian
Devoted service
Penghargaan yang diberikan kepada pegawai atas dasar lamanya
masa kerja secara terus-menerus selama 16, 24, 32 dan 40 tahun.
This recognition is given to employees with a long service record
at the 16th, 24th, 32nd and 40th years of employment.
Penghargaan Purnakarya
Retirement recognition
Penghargaan yang diberikan kepada pegawai yang telah memasuki
masa usia pensiun normal.
This recognition is given to employees when reaching normal
retirement age.
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
HUMAN RESOURCES MANAGEMENT
PENINGKATAN BUDAYA UNGGUL
ENHANCEMENT OF EXCELLENCE CULTURE
Sesuai dengan penerapan strategi transformasi soft skill yang terkait
dengan budaya kerja yang berorientasi kinerja tinggi, bersinergi dan
terarah. PLN terus bergerak ke arah manajemen kinerja yang kuat,
melaksanakan pendelegasian wewenang dengan tepat dan bijaksana
serta berupaya memberdayakan unit-unit terkait. Hal ini dilakukan
melalui pembentukan dan peningkatan Budaya Unggul yang
merupakan bagian dari upaya memotivasi pegawai agar senantiasa
berkinerja dan memberikan kontribusi terbaik bagi Perseroan.
In accordance with a strategy of transforming soft skills in
connection with developing a high-performance, synergistic
and well-ordered oriented work culture, PLN has been moving
in the direction of high-performance management, developing
the delegation of authority with policies together with the
empowerment of related units. This has been done through
forming a culture of increasing excellence to motivate employees
to continuously perform and make the best-possible contributions
to the Company.
Program pembentukan dan peningkatan budaya unggul yang
dilakukan pada tahun 2012, mencakup:
•
Sosialisasi dan Implementasi sistem penghargaan dan sanksi
yang dilakukan secara transparan dan terukur.
•
Peningkatan kualitas implementasi Kompetensi Berbasis Kinerja
di seluruh unit kerja PLN untuk mempercepat pembentukan
budaya berbasis kinerja.
•
Melakukan Penilaian KPI pada setiap semester, menggunakan
KPI yang ditetapkan sebelumnya, sebagai acuan pemberian
penghargaan dan pengembangan karyawan.
•
Pembinaan mental dan spiritual pegawai serta internalisasi
Nilai-nilai Budaya Korporat sebagaimana tertera pada buku
Kode Etik Perseroan dan Manual GCG yang telah diperbaharui.
The program of developing and fostering a culture of excellence
that was implemented in 2012 covered, among other things:
• The socialization and implementation of a system of appraisals
and sanctions that was transparent and measurable.
• Improvement of performance-based management system to
hasten the formation of a performance-based culture.
•
•
Performing KPI appraisal every semester using a preestablished reference for appraisal administration and
employee development.
Developing the employee’s mental and spiritual growth by
socializing the values of corporate excellence through a
printed Corporate Code of Ethics and revised GCG Manual.
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
111
N
KESELAMATAN DA
KESEHATAN KERJA
(K3)
SAFETY
OCCUPATIONALTH
AND HEAL
112
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
WORK SAFETY AND HEALTH
Kami menunjukkan komitmen
untuk melaksanakan kegiatan
operasional yang bebas
kecelakaan kerja dengan
meningkatkan kualitas penerapan
standar operasional K3 yang
terakreditasi, melengkapi
perlengkapan keselamatan
kerja, meningkatkan kompetensi
dan kesadaran pegawai
akan pentingnya K3 dan
mensosialisasikan kondisi kerja
yang sehat dan aman tanpa
insiden kecelakaan kerja
We are demonstrating a commitment to carry out occupational accident-free operations
by improving the implementation of accredited Occupational Safety and Health (K3)
operational standards, acquiring complete safety equipment, increasing the employee
competency and awareness of the importance of K3 and promoting occupational
accident-free, healthy and safe working conditions.
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
113
114
Pengelolaan aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di PLN
dilakukan sebagai salah satu upaya menjaga kesuksesan pengelolaan
operasional perusahaan. Keberhasilan pengelolaan aspek K3
yang ditunjukkan dengan tidak adanya kejadian kecelakaan (zero
accident) membuat tidak ada jam kerja dan hari kerja yang hilang,
sehingga kegiatan perusahaan berjalan dengan semakin efisien. Hal
ini akan meningkatkan produktivitas kerja dan pada akhirnya lebih
menjamin keberlangsungan usaha. Disamping itu, keberhasilan
mencatatkan zero accident akan membuat reputasi Perseroan,
kenyamanan kerja juga meningkat, sehingga secara keseluruhan
akan memudahkan Perseroan dalam mendapatkan dukungan dari
pemangku kepentingan lain.
The management of Occupational Safety and Health (K3) aspects in
PLN is carried out as an effort to maintain the company’s success in
operational management. The successful management of K3 aspects
as indicated by the absence of accidence (zero accident) resulted in
the absence of lost working hours and working days, so the activities
of the company run more efficiently. This will increase productivity
and ultimately better ensure business continuity. In addition,
the success of zero accident record would make the Company’s
reputation and comfort in working condition be improved. Thus
this will in overall facilitate the Company in obtaining the support of
other stakeholders.
Oleh karena itu, PLN mengelola aspek K3 secara terencana sesuai
standar internasional yang terakreditasi dan menetapkan target
zero accident di seluruh wilayah kerja yang meliputi pembangkitan,
stasiun transmisi, distribusi dan gardu induk.
Due to this end, PLN manages K3 aspects according to plan and
international standards and set a target of zero accident in all areas
of work, which includes the generation, transmission stations, and
distribution substations.
Tujuan dari pengelolaan aspek K3 adalah agar setiap proses kerja di
lingkungan PLN memberikan rasa aman bagi seluruh pegawai dan
semua pihak yang terlibat, baik pada saat sebelum, saat memulai,
maupun saat selesai proses operasional di perusahaan. Kebijakan
PLN dalam mengelola keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
tercantum dalam SK Direksi PT PLN (Persero) No. 134.K/DIR/2007
tentang Kebijakan Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(LK3), sebagai berikut:
•
Mencegah
pencemaran
lingkungan
dan
degradasi
keanekaragaman hayati; serta melindungi keselamatan dan
kesehatan kerja karyawan di sekitar wilayah kerja perusahaan;
•
Menaati peraturan perundang-undangan dan ketentuanketentuan lain dengan mengontrol risiko keselamatan dan
kesehatan kerja karyawan, serta mengendalikan aspek dan
dampak penting lingkungan setiap kegiatan, proses dan produk
dari berbagai unit kerja dan anak perusahaan;
•
Mendokumentasikan, mengimplementasikan, memelihara
dan mengkaji ulang secara periodik kebijakan Lingkungan,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini sehingga senantiasa
relevan, sesuai dan menjadi pedoman dasar bagi manajemen
lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja yang diterapkan
secara spesifik di setiap unit kerja dan anak perusahaan;
•
Menjadikan kebijakan ini sebagai landasan untuk penetapan
dan evaluasi pencapaian tujuan dan sasaran manajemen
lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja;
•
Mendorong setiap unit kerja dan anak perusahaan, agar terusmenerus melakukan perbaikan kinerja sistem manajemen
lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja;
•
Menyediakan dan memfasilitasi sumber daya yang dibutuhkan
untuk mengimplementasikan dan memelihara kebijakan
LK3 ini sehingga setiap unit kerja, anak perusahaan, dan para
mitra kerja dapat menerapkan kebijakan ini secara bertahap
dengan memperhatikan kemampuan perusahaan dan kondisi
lingkungan setempat;
The purpose of the management of K3 aspect is for every occupational
process at PLN environment to provide a feeling of safety for all
employees and all related parties, before, during and after all
company operations. PLN’s policy on Occupational Environment,
Safety and Health is stipulated in the PLN Board of Directors Decision
No. 134.K/DIR/2007 on Occupational Environment, Safety and Health
policy (LK3). The Company’s commitment to the K3 policies consists
of the following:
•
Prevent environmental pollution and bio diversity degradation,
and protect the Safety and Health of employees in the company’s
workplaces.
•
Comply with the laws and other regulations by controlling risks
involving employee Occupational Environment, Safety and
Health, as well as important environmental impacts and aspects
in all activities processes and products in all of the various
business units and the subsidiaries.
•
Periodically document, implement, maintain and review
Environmental Safety and Health policies to ensure they are
relevant, appropriate and serve as the basic guidelines for the
management of occupational environment, Safety and Health
that applies specifically to each business unit and subsidiary.
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
•
•
•
Make this policy as a basis for determining and evaluating the
achievements of goals and objectives of environmental, Safety
and Health management.
Encourage each business unit and subsidiary to continue to
improve performance of the environmental, Safety and Health
management system.
Provide and facilitate the provision of natural resources needed
to implement and maintain the LK3 policies so that each
business unit, subsidiary and work partners can implement
these policies in stages by taking into account the abilities of
the company and the local environmental conditions.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
WORK SAFETY AND HEALTH
•
Menjadikan pengelolaan lingkungan hidup dan perlindungan
keselamatan dan kesehatan kerja sebagai sikap dan perilaku
setiap lini manajemen dan individu karyawan perusahaan;
•
•
Mendorong pengembangan masyarakat di sekitar unitunit kerja dan anak perusahaan sebagai upaya menjadikan
perusahaan sebagai bagian yang integral dengan masyarakat
sekitarnya;
Menjamin kebijakan ini senantiasa tersedia bagi pihak-pihak
yang berkepentingan dan masyarakat luas.
•
•
•
Ensure the attitude and behavior of each management body
and all Company employees are in line with the policies on
environmental protection and Occupational Environment,
Safety and Health policies.
Encourage the development of the public in the business
sectors and subsidiaries as an effort to make the company an
integral part of the surrounding communities.
Ensure these policies are always available for related parties and
the wider public.
PLN menerapkan kebijakan pengelolaan K3 melalui penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan Kerja & Kesehatan Kerja (SMK3)
yang dilengkapi dengan sertifikasi OHSAS 18001 serta penerapan
ISO 14001. PLN menerapkan target dicapainya zero-accident pada
setiap periode operasional dalam pelaksanaan K3 sebagai acuan
bagi seluruh unit bisnis untuk dipenuhi dan dijadikan sebagai
pedoman target pelaksanaan kegiatan K3. Kebijakan dan standar
mengenai K3 yang serupa juga dipersyaratkan kepada kontraktor
dan subkontraktor pelaksana pekerjaan konstruksi maupun
pemeliharaan pembangkit, jaringan transmisi maupun distribusi
PLN. (EU16)
PLN applies the K3 management policies through the application of
the Occupational Safety and Health Management System (SMK3),
which carries the OHSAS 18001 and ISO 14001 certifications. In
applying and managing K3, PLN has basically established a series
of policies, as stated above. PLN applies a zero-accident target
during every operational period, implementing K3 as a reference
for all business units to serve as target guidelines in implementing
K3 activities. The K3 policies and standards are compulsory
to contractors and subcontractors carrying out construction
or maintenance on PLN’s generators, or transmission line or
distributions networks. (EU16)
Komite Keselamatan Ketenagalistrikan
ELECTRICAL POWER SAFETY COMMITTEE
Agar dapat mengelola K3 di seluruh Unit Bisnis dan Anak Perusahaan,
PLN membentuk Komite Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk
mengkoordinasikan kegiatan dan program terkait K3, melalui SK
Direksi No. 570.K/DIR/2010, yang kemudian diperbarui melalui SK
Direksi No. 017.K/DIR/2011 dan mengubah nama menjadi Komite
Keselamatan Ketenagalistrikan.
In order to manage K3 in all PLN’s business units, PLN formed the
Occupational Safety and Health Committee to coordinate the
activities and programs related to K3. It was established through
Letter of Association No. 570.K/DIR/2010, which later was updated
with Letter of Association No. 017.K/DIR/2011 thus changing the
name of the committee to the Electrical Power Safety Committee.
Ketentuan mengenai fungsi dan kedudukan Komite Keselamatan
Ketenagalistrikan serta tugas yang menjadi tanggung jawabnya,
ditegaskan pula dalam pasal Perjanjian Kerja Bersama. (LA9)
Provisions regarding the functions and structure of the Electrical
Power Safety Committee and the tasks that it is responsible for, is
also affirmed in the Cooperation Agreement article, which is an
agreement between the Company and its employees. (LA9)
Susunan keanggotaan Komite Keselamatan Ketenagalistrikan terdiri
atas Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum, Kepala Divisi Umum
dan Manajemen Kantor Pusat serta 7 anggota pelaksana. (LA6)
The structure of the Electrical Power Safety Committee Membership
consists of the Director of Human Resources, the Head of the
General Division and Central office Management and seven
executive members. (LA6)
Adapun tugas Komite Keselamatan Ketenagalistrikan
sebagai berikut:
•
Membahas/mendiskusikan setiap permasalahan keselamatan
ketenagalistrikan meliputi kegiatan perlindungan, pencegahan
dan penyelesaian terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan
dan atau penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, agar
dapat dicapai tingkat keselamatan ketenagalistrikan yang tinggi
pada setiap pelaksanaan pekerjaan. Hasil dari pembahasan/
diskusi disampaikan kepada pimpinan unit perseroan sebagai
bahan pengambilan keputusan dalam kegiatan keselamatan
ketenagalistrikan;
The tasks of the Electrical Power Safety Commission are as follows:
• Discuss every electrical power safety issue, covering protection,
prevention and resolution of the possibility of an accident or
ailment related to work, to achieve a high level of safety every
time work is carried out. The results of the discussion should
be relayed to the Company’s unit leader as a reference for
decision making in electrical power safety activities;
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
115
•
Mengadakan investigasi kasus keselamatan ketenagalistrikan
yang meliputi keselamatan instalasi, keselamatan kerja dan
keselamatan masyarakat umum;
Memberikan penilaian kinerja, keselamatan ketenagalistrikan
yang meliputi standardisasi, sertifikasi, keselamatan instalasi,
keselamatan kerja dan keselamatan masyarakat umum;
Melakukan
evaluasi
atas
pelaksanaan
keselamatan
ketenagalistrikan yang meliputi keselamatan instalasi,
keselamatan kerja dan keselamatan masyarakat umum di unitunit PT PLN (Persero);
Membuat laporan pelaksanaan investigasi keselamatan
ketenagalistrikan yang meliputi keselamatan instalasi,
keselamatan kerja dan keselamatan masyarakat umum di unitunit PT PLN (Persero).
• Conduct investigations into electrical power safety cases
covering installation safety, occupational safety and the safety
of the general public;
• Provide performance assessments on electrical power safety
covering standardization, certification, installation safety,
occupational safety and the safety of the general public;
• Carry out evaluations on the implementation of electrical
power safety policies covering installation safety, occupational
safety and the safety of the general public at PLN’s Units;
PLN secara rutin melaksanakan pertemuan safety committee
baik dengan unit-unit bisnis terkait maupun dengan mitra kerja/
kontraktor pembangunan atau perawatan pembangkit/gardu induk.
Pertemuan rutin bertujuan mengingatkan semua pihak agar tetap
melaksanakan segala ketentuan yang berkaitan dengan keselamatan
ketenagalistrikan.
PLN routinely carries out safety committee meetings with related
business units as well as with business or power plant/ substation
construction or maintenance contractor partners. These periodic
meetings aim to remind all parties to continue to implement all
provisions related to electrical power safety.
Kegiatan Utama di Tahun 2012
MAJOR ACTIVITIES IN 2012
Untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan Keselamatan
Ketenagalistrikan, maka perlu diperhatikan kualitasnya secara terusmenerus. Dengan wilayah operasional PLN di seluruh Indonesia,
maka kegiatan atau langkah-langkah strategis berkaitan dengan
Keselamatan Ketenagalistrikan diselenggarakan secara rutin dan
menyeluruh, terutama dalam aspek pelatihan, penyediaan peralatan
APAR dan penetapan kebijakan. Kegiatan berhubungan dengan K3
pada 2012, antara lain:
•
Peningkatan kompetensi organisasi dan sumber daya manusia
berbasis K3 yang sesuai dengan standardisasi atau sertifikasi
akreditasi pengamanan dan keselamatan kerja pembangkitan
maupun gardu induk dan transmisi. Tujuannya adalah memotivasi
The efforts to make the Electrical Power Safety implementation
successful requires continuous quality assurance. Given the vastness
of PLN’s operational regions throughout Indonesia, strategic steps or
activities related to Electrical Power Safety are carried out regularly
and thoroughly, especially training, provision of APAR equipment
and policy making. Activities related to K3 in 2012 included:
•
•
•
116
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
• Make reports on the implementation of Electrical Power Safety
investigations covering installation safety, occupational safety
and the safety of the general public at PLN’s units.
• Increasing the competency of organizational and human
resources competency based on K3, which is in accordance
with the standardization or certification or accreditation of
security and safety of power generators as well as substations
and transmission stations; the goal is to motivate employees
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
WORK SAFETY AND HEALTH
pegawai dalam semua jenjang manajerial (dimulai dari lini
manajemen) untuk menumbuhkan perhatian dan perilaku yang
mendahulukan aspek keselamatan dan kesehatan kerja; (LA8)
Peningkatan kelaikan peralatan pemeliharaan dan peralatan
pemadam kebakaran (APAR), dengan standarisasi atau sertifikasi
peralatan, yang bertujuan
untuk menjamin keamanan
peralatan yang digunakan, bersifat reliable serta memenuhi
kaidah keselamatan dan kesehatan kerja. Semua unit bisnis
telah tersertifikasi dan memiliki prosedur standar keahlian
terkait K3 yang terakreditasi; peralatan APAR yang memadai
dan personel yang terlatih di bidang K3.
Memasukkan aspek keselamatan dan kesehatan kerja dalam
prakualifikasi calon kontraktor pelaksana pembangunan unit
pembangkit maupun kontraktor perawatan pembangkit
dengan tujuan mengetahui dan memastikan kinerja kontraktor/
mitra kerja pada perseroan dalam penerapan SMK3;
Melibatkan pekerja kontraktor pembangunan pembangkit,
transmisi, distribusi dan pemeliharaan ketenagalistrikan dalam
latihan K3 yang diselenggarakan PLN. (EU18).
of all managerial levels (starting with the line management),
to foster care and behavior that prioritizes Occupational
Environment, Safety and Health aspects; (LA8)
• Improve maintenance equipment and fire fighting equipment
(APAR) in accordance with equipment standardization or
certification; the point of which is to guarantee that the
equipment is safe and reliable to use, and meets occupation
Safety and Health regulations. All business units have been
certified and incorporate expert standard procedures with
K3 accreditation; adequate APAR equipment and personnel
trained in K3;
• Incorporate aspects of Occupational Environment, Safety
and Health aspects during the prequalification stage for
prospective power plant construction or power plant
maintenance contractors in order to ensure the performance
of contractors/partners in applying SMK3;
• Involve power plant, transmission and distribution construction
or electrical power maintenance contractors in K3 training
provided by PLN. (EU18)
Sebagai persiapan menghadapi penanggulangan kecelakaan,
kebakaran maupun bencana, PLN melaksanakan kegiatan lain
berupa pelatihan bersama di bidang penanggulangan kebakaran
dan K3 yang diselenggarakan secara periodik. (EU23) PLN juga
menyelenggarakan kegiatan yang melibatkan perwakilan unit bisnis
dengan tujuan untuk membagi pengalaman dan pengetahuan serta
meningkatkan kesiapan penanggulangan kecelakaan, kebakaran
maupun bencana. (LA8)
As preparation for prevention of accidents fires as well as
disasters, PLN implements other activities including joint training
in the field of fire prevention and K3, which are held periodically.
(EU 23) There is also a meeting that involves the delegates/
representatives of business units that are aimed at sharing
experience and knowledge to improve accident, fire and disaster
prevention readiness. (LA8)
Mengingat operasional PLN dalam proses transmisi dan distribusi
yang melewati area publik, maka Perseroan menganggarkan dan
melaksanakan kegiatan yang bersifat edukasi dan himbauan kepada
masyarakat akan perlunya menjaga keselamatan dan keamanan
jaringan serta memberi peringatan mengenai tingkat bahaya yang
akan dialami apabila melakukan aktifitas yang dekat dengan
instalasi listrik.
Bearing in mind PLN’s transmission and distribution operations
which pass public areas, the Company allocates budget for and
holds educational and campaign activities for the public about the
necessity to keep the network safety and security and reminds the
public about the potential hazard that may occur from activities near
electricity installation.
•
•
•
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
117
Statistik Kinerja K-3 Tahun 2012
K3 Performance Statistics 2012
Meski telah ada ketetapan tentang prosedur kerja yang sangat
memperhatikan keselamatan pegawai dan lingkungan, namun
kemungkinan terjadinya kecelakaan tetap ada, mengingat kegiatan
pembangkitan dan transmisi dan distribusi tenaga listrik berlangsung
di lahan terbuka maupun area publik.
Although there are provisions and occupational procedures that are
greatly concerned with the safety of employees and the environment,
there is still the possibility of accidents occurring, considering the
electricity generation, distribution and transmission activities that
take place in the external field and public areas.
Pada tahun 2012 telah terjadi total 70 kali kecelakaan, baik berupa
kecelakaan kerja, kecelakaan instalasi, kecelakaan masyarakat umum
dan kecelakaan dinas. (LA7)
In 2012, some accidents occurred, including workplace accidents,
installation accidents, accidents involving the general public, as
follows. (LA7)
No.
Unit PLN
PLN Unit
I
KECELAKAAN MASYARAKAT UMUM PUBLIC ACCIDENT
1.
PLN Distribusi Bali
PLN Bali Distribution
2.
Tanggal Kejadian
Date of accident
Area Bali Selatan/Rayon Tabanan
South Area Bali/Rayon Tabanan
2 Maret 2012
2 March 2012
Area Bali Selatan/Rayon Denpasar
South Area Bali/Rayon Denpasar
22 November 2012
Keterangan
Korban
Condition of Victims
Tewas dan luka berat
Died and severely
wounded
Luka bakar
Burn victim
3.
PLN P3B Jawa Bali
Transmission and Center for Load
Dispatching of Java Bali
Grati
4.
PLN Distribusi Jawa Timur
PLN East Java Distribution
APJ Surabaya Utara
14 September 2012
Tewas
Died
Area Pamekasan
31 Mei 2012
31 May 2012
Tewas
Died
APP Jakarta Selatan
South Jakarta Area
25 April 2012
Tidak ada keterangan
No remarks
APP Bali, GI sanur
Bali Area/GI Sanur
20 September 2012
Cacat tetap
Cacat tetap
5.
II
KECELAKAAN INSTALASI INSTALLATION ACCIDENT
1.
PLN P3B Jawa Bali
Transmission and Center for Load
Dispatching of Java Bali
Tewas
Died
2.
PLN Distribusi Jawa Tengah
PLN Central Java Distribution
APD Semarang / GI Sipayung
Semarang Area/GI Sipayung
17 Februari 2012
17 February 2012
Luka bakar
Burn victim
3.
PLN Wilayah Papua
PLN Papua Region
Sektor Pembangkitan Jayapura
Jayapura Power Plant Sector
25 Juni 2012
25 June 2012
Luka bakar
Burn victim
4
PLN Wilayah Riau dan Kep. Riau
PLN Riau and Riau Island Region
PLN Wilayah Riau
PLN Riau Region
19 Juni 2012
19 June 2012
Tidak ada korban
5.
PLN Wilayah Kalselteng
PLN South Kalimantan and
Central Kalimantan Region
Sektor Barito/PLTD Panangkalan
Barito Sector/Panangkalan Diesel
Power Plant
5 Maret 2012
5 March 2012
Sektor Barito/PLTD Trisakti
Barito Sector/Trisakti Diesel Power
Plant
1 September 2012
Area Sanggau PLTD Nanga Ella
Sanggau Area, Ella Diesel Power
Plant
2 Mei 2012
2 May 2012
No victims
6 Juli 2012
6 July 2012
No victims
6 Oktober 2012
6 October 2012
No victims
6.
118
Lokasi
Location
7.
PLN Wilayah Kalbar
PLN West Kalimantan Region
8.
UIP Kitring Kalimantan
UIP Kitring Kalimantan
9.
PLN P3B Sumatera
Transmission and Center for Load
Dispatching of Sumatera
GI Perbaungan
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
No victims
Tidak ada korban
No victims
Tidak ada korban
No victims
Tidak ada korban
Tidak ada korban
Tidak ada korban
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
No.
10.
Unit PLN
PLN Unit
PLN Wilayah Sulselrabar
PLN South Sulawesi, South-East
Sulawesi and West Sulawesi
Region
11.
WORK SAFETY AND HEALTH
Keterangan
Korban
Condition of Victims
Lokasi
Location
Tanggal Kejadian
Date of accident
PLTD Tello
Tello Diesel Power Plant
31 Oktober 2012
31 October 2012
Kebakaran
PLTD Sewa
Sewa Diesel Power Plant
7 Desember 2012
7 December 2012
Kebakaran
4 September
Luka bakar
Burn victim
5 Juli 2012
Tewas
Died
III
KECELAKAAN KERJA OCCUPATIONAL ACCIDENT
1.
PLN Distribusi Jawa Timur
PLN East Java Distribution
Area Bojonegoro
Bojonegoro Area
Area Malang / Rayon Batu
Malang Area/Rayon Batu
5 July 2012
Area Ponorogo
Ponorogo Area
Fire
Fire
Kecelakaan Kerja
Kecelakaan Kerja
Area Madiun
Madiun Area
17 Oktober October
Tewas
Died
11 Mei 2012
Tewas
Died
2.
PLN Wilayah Papua
PLN Papua Region
Sektor Pembangkitan Jayapura
Jayapura Power Plant Sector
11 May 2012
3.
PLN Wilayah Babel
PLN Bangka Belitung Region
Area Bangka
Bangka Area
11 January 2012
4.
PLN P3B Sumatera
Transmission and Center for Load
Dispatching of Sumatera
UPT Padang
Padang Unit
4 September 2012
Tewas
Died
5.
PLN Wilayah Sumatera Utara
PLN North Sumatera Region
Area Pematang Siantar / Ranting
Sidamantik
Pematang Siantar Area/Ranting
Sidamantik
Desember 2012
December 2012
Luka bakar
Burn victim
Area Rantau Parapat
Rantau Parapat Area
8 Desember 2012
8 December 2012
Tewas
Died
31 Januari 2012
Luka bakar
Burn victim
Untuk meminimalisasi kejadian kecelakaan kerja di masa mendatang,
PLN melaksanakan berbagai kegiatan meliputi: (LA7)
•
Sosialisasi tentang pelaksanaan K3 di unit-unit bisnis untuk
mengurangi kecelakaan kerja/kecelakaan dinas;
•
Melakukan analisis terhadap setiap terjadinya kecelakaan kerja/
kecelakaan dinas untuk menghindari kecelakaan serupa di
kemudian hari;
•
Melaksanakan pembinaan terhadap unit–unit bisnis melalui
nilai pengurang bobot kinerja (KPI) K2 dan K3 apabila tidak
memenuhi target.
In order to minimize the occupational accidents rate in the future, the
Company implements several activities, including: (LA7)
• Raising awareness about K3 implementation among the business
units to reduce occupational accidents/ agency accidents.
• Carry out analysis of every occupational/agency accident that
occurs to prevent such accidents from happening again.
Pada tahun pelaporan, PLN melakukan berbagai kegiatan guna
meningkatkan kesadaran seluruh pegawai akan pentingnya
aspek K3, sebagai bagian dari pelaksanaan road map peningkatan
kinerja K3.
During the reported year, PLN carried out various activities to
increase the awareness among all employees about the importance
of K3 in sustaining the operations of each business unit, as a part of
the implementation of the K3 performance improvement road map.
Adapun program yang telah dilaksanakan meliputi :
•
Melaksanakan sertifikasi dan pemerikasaan ketaatan serta
kelengkapan prosedur tetap (protap) mengenai SMK3 di
sejumlah unit bisnis;
•
Menyusun dan menerapkan prosedur kerja upaya penyelamatan
diri untuk setiap pekerjaan berisiko kecelakaan kerja;
The said programs include:
• Implementing SMK3 certification in several units.
• Establish and implement guidelines for PLN units through
(KPI) K2 and K3 in case targets are not reached.
• Develop and implement a self-rescue occupation procedure
for every accident-prone job.
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
119
•
•
Menyempurnakan prosedur tetap dan melakukan pelatihan
penanggulangan kebakaran;
Menyusun dan melaksanakan pendidikan dan pelatihan bidang
K3 dan K2 di lingkungan PT PLN (Persero) yang dilaksanakan
oleh PT PLN (Persero) Pusdiklat.
• Develop standard procedures for preventing fire.
• Develop and implement K3 and K2 education and field training
programs in all PT PLN environments, which were implemented
by the PT PLN (Persero) Education and Training Center.
KESEHATAN KERJA
OCCUPATIONAL HEALTH
Sebagaimana diamanatkan oleh peraturan perundangan yang
berlaku, PLN juga memperhatikan kesehatan para pegawai maupun
keluarga mereka yang dilakukan dengan cara memberikan pendidikan,
pelatihan, konseling, pencegahan dan pengontrolan terhadap risiko
terjangkitnya berbagai penyakit serius maupun penyakit menular,
seperti demam berdarah, malaria dan sebagainya.
PLN also pays attention to the health of its employees as well as their
families, by providing education, training, counseling, prevention
and control of the risk of the spread of various serious illnesses and
infectious diseases, such as dengue fever, malaria and others.
Kegiatan terkait kesehatan kerja yang dilakukan meliputi: (LA8)
Melaksanakan penyuluhan/ceramah tentang kesehatan kerja
kepada seluruh pegawai baik di PLN Pusat maupun di Unit PLN;
Memeriksa kesehatan pegawai secara berkala terutama bagi
karyawan yang bekerja pada daerah yang berisiko terhadap
kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
Melaksanakan kegiatan Spiritual, Budaya, dan Olahraga di
lingkungan Perseroan sesuai dengan jadwal kegiatan untuk
menunjang kesehatan dan produktivitas.
The following are the activities related to occupational health that
have been carried out: (LA8)
• Holding counseling and lectures about occupational health for
all employees at PLN’s Head office as well as PLN’s Unit offices.
• Checking employee health on a regular basis for employees
who work in areas with health risks in accordance with the
prevailing regulations.
• Hold spiritual, cultural and sports activities in the Company’s
environment in line with the activity schedules to support
health and productivity.
PLN membagi pengelolaan kegiatan kesehatan kerja menjadi 2
(dua) kelompok besar, yakni (i) kesehatan kerja yang bersifat medis
dan (ii) kesehatan kerja yang bersifat kesehatan lingkungan kerja.
Kesehatan kerja yang bersifat medis dilaksanakan dengan pola kerja
sama dengan berbagai Rumah Sakit milik pemerintah di dekat lokasi
unit bisnis. Kegiatannya antara lain pemeriksaan kesehatan berkala
karyawan sesuai ketentuan (UU No. 1 Tahun 1970) dan tertuang pada
butir PKB, penyuluhan/ceramah kesehatan untuk karyawan dan
keluarga karyawan dan lain-lain. (SO10, LA9)
PLN divides the management of Occupational Environment,
Safety and Health into two major groups, namely (i) medical
occupational health and (ii) occupational health related to the
working environment. Medical occupational health is carried out
in cooperation with various state hospitals in the vicinity of PLN’s
business units. The activities include, among others, regular medical
check-ups in accordance with provisions (Law No. 1 of 1970) and
those contained in PKB, also health seminars/ lectures for employees
and their families, and others. (SO10, LA9)
Pengelolaan kesehatan kerja yang bersifat kesehatan lingkungan
kerja yang dilaksanakan oleh satuan kerja K3 dan Lingkungan di
masing-masing unit bisnis antara lain: pengukuran kebisingan,
pencahayaan, polusi debu, tingkat emisi, dan lain-lain.
The management of occupational health related to the working
environment carried out by the Environment and K3 working units
in the respective business units, include the measurement of noise,
lighting, dust pollution and emission levels, etc.
•
•
•
PENGHARGAAN
Atas usaha/kinerja dalam pengelolaan keselamatan dan kesehatan
kerja sepanjang tahun 2012 di lingkungan PT PLN (Persero), terdapat
beberapa unit bisnis yang menerima penghargaan atau prestasi
terkait K3 berupa penghargaan kecelakaan nihil, seperti terlihat pada
tabel berikut: (2.10)
Unit-unit yang Sudah SMK3
Unit with Occupational Health & Safety Management Systems
No.
120
Unit
1
PLN Wilayah Sumatera Utara PLN North Sumatera Region
2
PLN Unit Induk Proyek Interkoneksi Jawa Sumatera PLN Java Sumatera Interconnection Head Unit Project
3
PLN Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan (PURHARLIS) PLN Electricity Cogeneration
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
No.
WORK SAFETY AND HEALTH
Unit
4
PLN Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) PLN Education and Training
5
PLN Wilayah Sumatera Utara, Area Medan PLN North Sumatera Region, Medan Area
6
PLN Wilayah Sumatera Utara, Area Lubuk Pakam PLN North Sumatera Region, Lubuk Pakam Area
7
PLN Wilayah Sumatera Utara, Area Pematang Siantar PLN North Sumatera Region, Pematang Siantar Area
8
PLN Wilayah Sumatera Utara, Area Sibolga PLN North Sumatera Region, Sibolga Area
9
PLN P3B Jawa Bali, APP Jakarta Selatan Java Bali Transmission and Center for Load Dispatching, South Jakarta Area
10
PLN P3B Jawa Bali, APP Bandung Barat Java Bali Transmission and Center for Load Dispatching, West Bandung Area
11
PLN P3B Jawa Bali, APP Cirebon Java Bali Transmission and Center for Load Dispatching, Cirebon Area
12
PLN P3B Jawa Bali, APP Surakarta Java Bali Transmission and Center for Load Dispatching, Surakarta Area
13
PLN P3B Jawa Bali, APP Yogyakarta Java Bali Transmission and Center for Load Dispatching, Yogyakarta Area
14
PLN P3B Jawa Bali, APP Malang Java Bali Transmission and Center for Load Dispatching, Malang Area
15
PLN P3B Jawa Bali, APP Surabaya Java Bali Transmission and Center for Load Dispatching, Surabaya Area
16
PLN P3B Jawa Bali, APP Bogor Java Bali Transmission and Center for Load Dispatching, Bogor Area
17
PLN P3B Jawa Bali, APP Bali Java Bali Transmission and Center for Load Dispatching, Bali Area
18
PLN DISJAYA, Area Tanjung Priok PLN Jakarta Raya Distribution, Tanjung Priok Area
19
PLN P3B Sumatera, UPT Bengkulu Sumatera Transmission and Center for Load Dispatching, Bengkulu Technical Implementing Unit
20
PLN P3B Sumatera, UPT Medan Sumatera Transmission and Center for Load Dispatching, Medan Technical Implementing Unit
21
PLN P3B Sumatera, UPT Padang Sumatera Transmission and Center for Load Dispatching, Padang Technical Implementing Unit
22
PLN P3B Sumatera, UPT Tanjung Karang Sumatera Transmission and Center for Load Dispatching, Tanjung Karang Technical Implementing Unit
23
PLN P3B Sumatera, UPT Palembang Sumatera Transmission and Center for Load Dispatching, Palembang Technical Implementing Unit
24
PLN Wilayah Kalimantan Barat, Area Sanggau PLN West Kalimantan Region, Sanggau Area
25
PLN Wilayah Sulselrabar, Area Pinrang PLN South Sulawesi, South-East Sulawesi and West Sulawesi Region, Pinrang Area
26
PLN Wilayah Sulselrabar, Area Sektor Tello PLN South Sulawesi, South-East Sulawesi and West Sulawesi Region, Sektor Tello Area
27
PLN Wilayah Kalselteng, Area Palangkaraya, Pltd Kahayan Baru
PLN South Kalimantan and Central Kalimantan Region, Palangkaraya Area, Kahayan Baru Diesel Power Plant
28
PLN Wilayah Kalselteng, Area Kotabaru, Pltd Kotabaru
PLN South Kalimantan and Central Kalimantan Region, Kotabaru Area, Kotabaru Diesel Power Plant
29
PLN Wilayah Nusa Tenggara Barat, Area Mataram PLN West Nusa Tenggara Region, Mataram Area
30
PLN DISJATIM, API Surabaya Selatan PLN East Java Distribution, Surabaya Unit
31
PLN Wilayah Sulut Tenggo, Area Manado PLN North Sulawesi, South-east Sulawesi and Gorontalo Region, Manado Area
32
PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur, Area Kupang PLN East Nusa Tenggara Region, Kupang Area
33
PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, Sektor Pekanbaru, PLTA Kota Panjang
PLN North Sumatera Power Plant, Pekanbaru Sector, Kota Panjang Hydro Power Plant
34
PLN Pembangkitan Lontar, Sektor Labuan PLN Lontar Power Plant, Labuan Sector
35
PLN Distribusi Bali, Area Bali Selatan PLN Bali Distribution, South Bali Area
36
PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara, Sektor Pembangkitan Maluku
PLN Maluku and North Maluku Region, Maluku Power Plant Sector
37
PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara, Sektor Pembangkitan Maluku, Pltd Poka
PLN Maluku and North Maluku Region, Maluku Power Plant Sector, Poka Diesel Power Plant
38
PLN Wilayah Maluku Dan Maluku Utara, Sektor Pembangkitan Maluku, Pltd Ternate
PLN Maluku and North Maluku Region, Maluku Power Plant Sector, Ternate Diesel Power Plant
39
PLN Wilayah Maluku Dan Maluku Utara, Sektor Pembangkitan Maluku, Pltd Hative
PLN Maluku and North Maluku Region, Maluku Power Plant Sector, Hative Diesel Power Plant
40
PLN DISJATENG & DIY, Area Surakarta PLN Central Java and Yogyakarta Distribution, Surakarta Area
41
PLN Unit Pembangkitan Jawa Bali, Sektor Pembangkit Cilegon
PLN Java Bali Power Plant Unit, Cilegon Power Plant Sector
42
PLN PUSDIKLAT, UDIKLAT Bogor PLN Education and Training, Bogor Unit
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
121
NG
PROGRAM TANGGU
JAWAB SOSIAL
PERUSAHAAN
L
CORPORATE SOCIA
ROGRAM
RESPONSIBILITY P
122
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PROGRAM
Kami menjalankan program
tanggung jawab sosial dengan
komitmen penuh untuk
meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sekitar melalui
pelaksanaan Program Partisipasi
Pemberdayaan Lingkungan (P3L)
dan Program Pemberdayaan
Masyarakat (PPM) atau disebut
juga Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL) yang dikelola
dengan transparan, akuntabel
serta terencana dengan baik
We conduct corporate social responsibility program by committing fully to
the improvement of the surrounding community through the Environmental
Empowerment Participation Program (P3L) and Community Empowerment Program
(PPM), or also named the State-Owned Small Businesses Partnership Program
(PKBL) which are well planned and managed in transparent and accountable manner
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
123
MAKSUD DAN TUJUAN
PURPOSE AND OBJECTIVE
Sesuai dengan Misi Perusahaan, PLN bertekad menerapkan
kebijakan triple
bottom
lines,
yang menyelaraskan
pengembangan aspek ekonomi, sosial dan
lingkungan
serta menetapkan keberhasilan penerapan ketiga aspek
tersebut sebagai salah satu ukuran keberhasilan operasional
perusahaan dalam penilaian key perforamance indicator.
The Company’s mission states that “PLN is committed to produce
electricity as a medium to improve quality of life for the public, and
to strive to produce electricity as the driving force of economy and to
run an environmentally friendly business”. As a consequence, PLN is
determined to implement the “triple bottom lines” policy, which aligns
the economic, social and environmental aspects as well as setting the
success of this as one of the elements in measuring the company’s
operational success in the key performance indicator assessment.
Pencapaian keseimbangan kinerja ekonomi, lingkungan dan
sosial ini terus dilakukan dengan melibatkan stakeholders,
melaksanakan investasi sosial melalui pendalaman hubungan
timbal balik dengan masyarakat sekitar, serta bekerjasama
dengan berbagai pihak yaitu Pemerintah, Lembaga Swadaya
Masyarakat, Organisasi Massa dan lain-lain. Komitmen dari
penerapan misi Perseroan dalam bidang CSR (Corporate Social
Responsibilities) dimanifestasikan melalui pelaksanaan berbagai
program kegiatan strategis yang langsung menyentuh
kehidupan masyarakat, dengan tujuan:
The efforts to align the three aspects are taken by involving
all stakeholders, investing in society by deepening mutual
relationships with the surrounding communities, as well as
cooperating with several parties, including the Government, NonGovernmental Organizations (NGOs), Mass Organizations and
others, with the aim of:
•
•
•
•
•
124
Mewujudkan hubungan yang harmonis antara perusahaan
dengan masyarakat.
Mendorong tumbuhnya profesionalitas pengelolaan usaha
kecil dan koperasi agar semakin mandiri, tangguh dan
berdaya saing.
Membina usaha kecil dan koperasi berdasarkan pendekatan
aspek pemerataan, kemandirian, profesional, dan etika.
Memelihara kelestarian lingkungan hidup, serta membantu
meningkatkan
kualitas
hidup
masyarakat
melalui
pengembangan sarana dan prasarana di bidang pendidikan,
kesehatan dan fasilitas umum serta pemberian bantuan sosial.
•
•
•
Creating a harmonious relationship between the Company
and public.
Spurring the growth of professionalism in the managements of
small enterprises and cooperative union management so that
they can be more independent, resilient and competitive.
Fostering small enterprises and a cooperative approach based
on equality, independence, professionalism and ethics.
Preserving the environment, and help improve quality of
life through infrastructure development in the fields of
education, health, public facilities and welfare.
STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA
EXECUTIVE BOARD ORGANIZATIONAL
STRUCTURE
Untuk memastikan tercapainya tujuan PLN dalam merealisasikan
berbagai program CSR, sesuai dengan Surat Penugasan
Nomor.022-1Atg/432/DIR/2012, maka sebagai Ketua Unit PKBL
adalah Sekretaris Perusahaan dibawah pengawasan Direktur
Keuangan, dengan struktur organisasi sebagai berikut:
To assure the achievement of PLN’s objectives in realizing the CSR
programs, in accordance with Letter of Assignment No. 022-1Atg/432/
DIR/2012, the Company Secretary acts as the PKBL Chairman, under
the supervision of the Director of Finance. Thus the organizational
structure is as follows:
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PROGRAM
Direktur Keuangan Selaku
Pengawasan Unit PKBL
Finance Director as PKBL Unit
Supervisor
Ketua Unit PKBL
(ex officio Sekretaris Perusahaan)
PKBL Unit Chairman
(ex officio Corporate Secretary)
Ketua Unit Pelaksana PKBL
(ex officio MS CSR)
Head of PKBL Executive Biard
(ex officio MS CSR)
Ketua Bidang Program
(ex officio Asmen Pengembangan dan
Pembinaan PKBL)
Head of Programs
(ex officio PKBL Construction and
Development Assistant Manager)
Ketua Bidang Administrasi Keuangan dan
Laporan PKBL
(ex officio Asmen Administrasi
Keuangandan Laporan PKBL)
Head of PKBL Financial Administration
and Reports
(ex officioPKBL Assistant Manager)
BUMN Penyalur/
Lembaga Penyalur
BUMN Distributor
Ketua Bidang Keuangan dan Pelaporan LK PKBL
(ex officio Manager Bidang Keuangan) (Distribusi/Wilayah)
Head of LK PKBL Finance adn Reports
(ex officio Financial Manager) (Distribution/Region)
Ketua Sub Bidang Keuangan dan Pelaporan LK PKBL
(ex officio Asisten Manager Keuangan Keuangan)
(Cabang/APJ)
Sub Head of LK PKBL Finance and Reports
(ex officio Financial Assistant Manager) (Branch/APJ)
Struktur Organisasi Organization Structure
Corporate Social Responsibility (CSR)
PT PLN (Persero)
SEKRETARIS PERUSAHAAN
CORPORATE SECRETARY
manajer sektor/cabang
sector/branch manager
general Manager
manajer senior csr
csr assistant manager
Manager kha/sdm
human resources manager/
law, communication and
administration manager
asman csr
csr assistant manager
dm komunikasi, spv pkbl (program
kemitraan dan bina lingkungan) & csr
(corporate social responsibility)
Communication deputi manager,
supervisor of pkbl and csr
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
125
Adapun uraian ringkas tugas utama, wewenang dan tanggung jawab
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan (CSR) PT PLN (Persero), mencakup:
•
Menyusun dan melaksanakan kebijakan pemberdayaan
masyarakat di lingkungan perusahaan sebagai bagian dari
tanggung jawab sosial perusahaan dan CSR dengan lingkup
kegiatan Community Rlation, Community Services, Community
Empowering dan Pelestarian alam.
•
Menyusun dan melaksanakan program kepedulian sosial
perusahaan.
•
Menyusun dan melaksanakan program kemitraan sosial dan
bina UKM dan peningkatan citra perusahaan.
•
Memastikan tersedianya dan terlaksananya program pelestarian
alam termasuk penghijauan dan upaya pengembangan
citra perusahaan sesuai dengan prinsip Good Corporate
Governance.
The following is a concise description of the main duties, authorities
and responsibilities of the Partnership and Community Development
Program (PKBL) and PLN:
•
Prepare and implement community empowerment policies at
the company as part of PLN’s Corporate Responsibility Program,
in the scope of community relations, Community Services,
Community Empowering and nature conservation.
VISI DAN MISI
VISION AND MISSION
Untuk memastikan tercapainya tujuan pelaksanaan program CSR
dan terpenuhinya tugas sebagaimana tertuang dalam penetapan
organisasi pelaksana program CSR, Perseroan menetapkan visi dan
misi PLN dalam pelaksanaan kegiatan tanggung jawab perusahaan
sebagai berikut:
To assure the achievement of CSR program objectives and the
fulfillment of tasks manifested in the establishment of CSR program
executive board organization, the Company sets its vision and
mission of executing the CSR program as follows:
Visi
Vision
Terwujudnya keharmonisan hubungan PT PLN (Persero) dengan
masyarakat sehingga akan menunjang keberhasilan kegiatan PT PLN
(Persero) dalam menyediakan tenaga listrik bagi masyarakat.
Realizing a harmonious relationship between PLN and the
community, which will foster support for PLN’s success in providing
electricity to the public.
•
•
Prepare and implement a Corporate social responsibility
program.
Prepare and implement social partnerships and SMEC patronage
programs and improve the company’s image.
Ensure the availability and implementation of conservation
programs and development efforts, including regreening, and
company image development in line with the principles of
Good Corporate Governance.
Misi
Mission
•
•
•
•
•
•
Membantu pengembangan kemampuan masyarakat agar
dapat berperan dalam pembangunan.
Berperan aktif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat
dengan jalan Program Community Empowering.
Berperan aktif dalam mencerdaskan masyarakat melalui
pendidikan.
Berperan aktif dalam mendorong tersedianya tenaga listrik
untuk meningkatkan kualitas hidup dengan jalan penggunaan
listrik pada siang hari untuk Industri Rumah Tangga dan
pengembangan desa mandiri energi.
Berperan aktif dalam menjaga kesinambungan lingkungan
melalui pelestarian alam.
DASAR HUKUM PELAKSANAAN
Dasar hukum pelaksanaan kegiatan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan PT PLN (Persero) adalah:
•
Keputusan Direksi No. 366.K/SK.DIR/2007 tentang SOP PKBL PT
PLN (Persero)
•
Peraturan Menteri BUMN No. 05/MBU/2007 tentang Program
Kemitraan dan Program Bina Lingkungan
126
•
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
•
•
•
•
Assist the development of the public’s ability to participate in
development.
Play an active role in improving the public’s quality of life
through the Community Empowering Program.
Play an active role in empowering the public through
education.
Play an active role in supporting the availability of electricity
during the day to improve the quality of life for the Home
Industries, as well as the development of village energy
independence.
Play an active role in preserving environmental sustainability
through nature conservation.
LEGAL FOUNDATION OF CSR PROGRAM
IMPLEMENTATION
The following comprise the legal foundation of PLN’s Corporate
Responsibility program:
•
Board of Directors’ Decision No. 366.K/SK.DIR/2007 on SOP PKBL
PT PLN (Persero).
•
Minister of SOEs Regulation No. 05/MBU/2007 on Partnership
Program and Community Development Program.
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
•
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PROGRAM
Undang-Undang No. 40 th 2007 tentang Perseroan Terbatas,
pasal 74 tentang tanggung jawab sosial bagi perusahaan.
•
Law No. 40, 2007, on the Limited Liability Companies, article 74
on corporate social responsibility.
PROGRAM DAN PELAKSANAAN PROGRAM
PROGRAMS AND THEIR IMPLEMENTATION
Berdasarkan tujuan, visi dan misi perusahaan di bidang CSR serta
landasan perundangan dan Peraturan Pemerintah tersebut, PLN
kemudian menyusun dan melaksanakan program tanggung jawab
sosial perusahaan yang melibatkan dan memberikan nilai tambah
bagi konsumen, karyawan, mitra bisnis, pemegang saham, komunitas
sekitar, bagi bangsa dan lingkungan hidup.
Based on its objectives, vision and mission in relation to CSR as well as
the above legal foundation and Government Regulation above, PLN
then prepares and implements its corporate responsibility programs
by involving and delivering added value to its consumers, employees,
business partners, shareholders and surrounding communities for
the nation and the environment.
Bagi PLN, pelaksanaan kegiatan CSR tidak hanya berupa kegiatan
donasi, tetapi lebih luas lagi mencakup kepedulian secara
berkelanjutan terhadap lingkungan hidup, penghormatan terhadap
Hak Asasi Manusia, kewajiban untuk menyediakan tempat
yang nyaman dan hubungan kerja yang baik dengan karyawan,
mengutamakan terjaganya kesehatan dan keselamatan kerja,
dan ikut serta mengembangkan ekonomi dan komunitas lokal.
Keyakinan tersebut juga dilandasi kenyataan bahwa, PLN saat ini
tengah merealisasikan pembangunan proyek pembangkit, sistem
transmisi dan distribusi yang langsung bersinggungan dengan
kepentingan masyarakat.
To PLN, the implementation of CSR activities does not only take the
form of donation or charity, but rather broader, including continuous
concern over the environment, respect for human rights, the
obligation to provide a comfortable and good working relationships
for employees, priority of well-maintained health and safety, and
participation in developing local economy and community. This
belief is also based on the fact that PLN is currently realizing the
construction of power plant, transmission and distribution system
projects that intersect with the interests of the society.
Oleh karenanya, sesuai dengan sumber dan alokasi anggaran yang
ditetapkan, PLN menyusun dan melaksanakan program tanggung
jawab sosial melalui dua kegiatan utama yakni Program CSR dan
Program Pengembangan Masyarakat.
Thus, in accordance with available resources and pre-set budget
allocation, PLN prepares and implements its social responsibility
programs through two main activities, which are the CSR Program
and the Community Development Program.
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL
PERUSAHAAN (CSR)
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
PROGRAM (CSR)
Program tanggung jawab sosial perusahaan PLN (CSR) disebut juga
Program Partisipasi Pemberdayaan Lingkungan (P3L) dilaksanakan
dalam beberapa kegiatan, meliputi: community relation, community
service, community empowering, pelestarian alam termasuk
penghijauan dan kegiatan yang berhubungan dengan pemangku
kepentingan lain. Penjelasan ringkas mengenai berbagai kegiatan
tanggung jawab sosial perusahaan PLN, atau P3L yang dilaksanakan
pada tahun 2012, adalah:
The Company’s Social Responsibility Program (CSR) is carried out
though several activities, including: community relations, community
service, community empowerment, environmental preservation
including regreening, and activities related to other stakeholder
interests. PLN’s corporate social responsibility activities implemented
in 2012 were as follows:
Community Relation (EU24)
Community Relations (EU24)
Kegiatan ini menyangkut pengembangan kesepahaman melalui
komunikasi dan informasi kepada para pihak yang terkait. Beberapa
kegiatan yang dilakukan PLN antara lain:
•
Sosialisasi menanam pohon dengan mempublikasikan
kegunaan penanaman pohon kepada pengguna jalan raya di
Jakarta dan Bandung,
•
Pembuatan buku mengenai teknologi pembuatan listrik,
•
Membantu penelitian pemanfaatan kemajuan ilmu untuk
masyarakat yang dilaksanakan oleh UGM, UI dan ITB.
These activities involve the development of understanding through
communication and information transferred to the related parties.
PLN’s activities included:
•
Dissemination about planting trees by publicizing the benefits
of regreening for public road users in Jakarta and Bandung,
•
•
Publishing book on technologies of making electricity,
Assisting the research on science advancement utilization for
the public which is done by Gadjah Mada University, University
of Indonesia and Bandung Institute of Technology.
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
127
128
Community Services
Community Services
Program ini berkaitan dengan pelayanan masyarakat atau
kepentingan umum. Adapun kegiatan yang dilakukan selama tahun
2012, antara lain:
•
Bantuan bencana alam
•
Kegiatan bimbingan belajar untuk pemuda/pemudi Papua
yang dipersiapkan agar dapat masuk dalam seleksi UMPTN
(Universitas Negeri),
•
Pasar murah BUMN kerjasama dengan Pegadaian, untuk
Kelurahan Manggarai, Jakarta Selatan
•
Bantuan Perlengkapan audio visual dan perlengkapan Cinema
Universitas Indonesia,
•
Bantuan Laboratorium Universitas Sumatera Utara
•
Bantuan 150 sumur gali di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten
Blora, Jawa Tengah
•
Bantuan operasi jantung anak bawaan untuk 10 orang anak
•
Bantuan untuk peningkatan sarana fasilitas laboratorium Elektro ITS
•
Bantuan mobil jemputan anak sekolah di pinggiran Danau
PLTA Saguling
•
Pembuatan bronjong agar masyarakat petani tidak gagal panen
akibat abrasi pantai di PLTU Indramayu
This program is related to community service or public interest. The
activities carried out in 2012 include:
Community Empowering
Community Empowering
Kegiatan ini terdiri dari program yang memberikan akses yang lebih
luas kepada masyarakat untuk menunjang kemandiriannya. (EC8,
EN5, EN6) Kegiatan yang dilakukan antara lain:
•
Bantuan kepada Lazis untuk beasiswa santri PETIK (Pesantren
Teknologi Informatika)
•
Bantuan Sahabat PLN Goes to School dalam pembuatan sepeda
listrik dan video publikasi program di Provinsi DKI Jakarta
•
Bantuan upgrading Kompetensi 1000 guru-guru SMK Negeri di
seluruh Indonesia,
•
Bantuan untuk kaum disable di Makasar Sulawesi Selatan
•
Pemberdayaan lapas Sukamiskin di Jawa Barat
This activity consists of programs that provide wider access to the
public to support their independence. (EC8, EN5, EN6) Activities
undertaken include:
•
Aid for Laziz as PEKIK information technology Islamic boarding
school scholarship
•
‘Sahabat PLN Goes to School’ assistance in the making of electric
bicycle and program publication video in Jakarta Province
•
Aid for upgrading the competency of 1,000 vocational school
teachers all across Indonesia,
•
Aid for the people with impairment in Makassar, South Sulawesi
•
Empowerment of Sukamiskin prison, West Java
Pelestarian alam, termasuk penghijauan
Nature Conservation, including regreening
Penanaman dan kegiatan pemeliharaan pohon yang selama ini rutin
dilakukan untuk membantu lingkungan dalam pemulihan dampak
aktivitas manusia. Hingga tahun 2012 PLN telah menanam pohon
sebanyak 250.000 pohon.
Tree planting and conservation activities have so far been carried
out routinely to help the environment recover from the impacts of
human activity. As of 2012, PLN planted 250,000 trees.
Total realisasi dana yang dikeluarkan untuk mendukung pelaksanaan
Program Partisipasi Pemberdayaan Lingkungan selama tahun 2012
sebesar Rp16,76 miliar, dengan rincian:
The total funds expended to support the implementation of the
Environmental Empowerment Participation Program in 2012 is
Rp16.76 billion with the following details:
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
•
•
Natural disaster assistance
Tutoring activities for Papuan youth as preparation to pass the
UMPTN (public university admission exam),
•
SOE bazaar cooperating with Pegadaian for Manggarai district
in South Jakarta
Aid of audio Visual equipment and Cinematic device, University
of Indonesia,
Aid for North Sumatra University Laboratory
Aid of 150 dug wells in Grobogan and Blora, Central Java
•
•
•
•
•
•
•
Aid for surgery of congenital heart problem for ten children
Aid for enhancement of ITS Electric Engineering laboratory facility
Aid of school car for the outskirts of Lake of Saguling Hydro
Power Plant
Making gabions to prevent crop failure due to coastal erosion in
Indramayu Steam Power Plant
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PROGRAM
Realisasi Dana Kegiatan CSR PLN 2012
PLN CSR Fund Realization in 2012
No
Kegiatan Activity
1
Community relations
2
Community services
8.191.720.725
3
Community empowering
7.540.855.500
4
Realisasi Dana Fund Realization
(Rp)
922.048.000
Pelestarian alam Nature Conservation
108.400.000
Total
16.763.024.225
PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT
COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAM
Program ini dilaksanakan dalam bentuk Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan, yang telah dilakukan sejak tahun 1991. Setelah melalui
berbagai perubahan aturan, program ini akhirnya dilaksanakan
dengan berpedoman kepada Peraturan Meneg BUMN No: PER-05/
MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara
dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.
This program has been implemented in the form of Partnership
and Community Development programs since 1991. Following
several regulatory changes, this program is now implemented with
guidelines of SOE Minister Regulation No: PER-05/MBU/2007 on
State- Owned Small Business Partnership Program and Community
Development Program.
Secara internal, pelaksanaan program pengembangan masyarakat
dilakukan dengan berdasarkan pada Keputusan Direksi PT PLN
(Persero) No. 366.K/DIR/2007 tanggal 28 Desember 2007 dan
Surat Penugasan Dirut Nomor.022-1Atg/432/DIR/2012 tentang
Pelaksanaan Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan
program Bina Lingkungan serta Program Partisipasi Pemberdayaan
Lingkungan (PKBL/P3L).
The Community Development Program is carried out internally as
stipulated by PT PLN Board of Directors Decision No. 366.K/DIR/2007
dated December 28, 2007, on the implementation of the StateOwned Small Businesses Partnership Program and the Environmental
Empowerment Participation Program (PKBL/P3L).
Program Kemitraan (PK)
Partnership Program
Program Kemitraan merupakan program untuk meningkatkan
kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui
pemanfaatan dana yang berasal dari bagian laba BUMN.
The Partnership program focuses on improving the abilities of small
businesses so that they can become independent and resilient
through the use of funds derived from the profits of SOEs.
Pelaksanaan Program Kemitraan umumnya dilakukan melalui
pembinaan secara struktural oleh Perseroan langsung pada mitra
binaan melalui Kantor Wilayah/Distribusi, Cabang, Unit Pelayanan,
Area Pelayanan (kecuali yang berlokasi sama dengan Kantor Wilayah/
Distribusi). Pelaksanaan Program Kemitraan dilakukan melalui
beberapa tahap, sebagai berikut:
•
Melakukan survei penelitian lapangan atas permohonan
bantuan dari calon mitra binaan. Evaluasi kelayakan dilakukan
sesuai kaidah usaha yang layak dan sehat, serta dikoordinasikan
dengan instansi terkait;
•
Melakukan pembinaan kemitraan berupa pendidikan dan
pelatihan, pemasaran, bantuan modal kerja, memproses
jaminan kredit, pemantauan dan evaluasi pada mitra binaan,
pencatatan dan pembukuan transaksi yang terkait;
•
Membuat laporan secara periodik (triwulan dan tahunan).
Partnership Programs are usually conducted through structural
guidance given by the Company directly to the foster partner
through the Regional/Distribution office, Branch, office, Service
Unit, Service Area (except those located at the Regional/Distribution
office). Program implementation is essentially carried out through
several stages, which are as follows:
•
Conduct a field research survey at the request of the prospective
Foster Partner. Evaluation of the feasibility is conducted in
accordance with appropriate and healthy business practices,
and is to be coordinated with relevant agencies;
•
Conducting a coaching partnership covering education,
training, marketing, working capital assistance, processing
loan guarantees, monitoring and evaluation of Foster Partner,
bookkeeping for related transactions;
•
Producing periodic reports (quarterly and annually).
Kegiatan Kemitraan dilakukan dengan dukungan dana yang telah
ada (dana bergulir) ditambah dengan penyisihan laba perusahaan
sebesar Rp20 miliar untuk tahun 2012, yang akan didistribusikan
Partnership activities are carried out using existing funds as well
as up to Rp20 billion from Company profits in 2012, which is
distributed to all PKBL units at PLN. Through the disbursement of
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
129
130
ke seluruh unit PKBL yang ada di PLN. Melalui kegiatan penyaluran
dana bergulir dan tambahan dana tersebut, jumlah mitra binaan
PLN terus bertambah, dari sejumlah 35.672 mitra sampai akhir 2011,
bertambah 8.200 mitra, sehingga akumulasi sampai dengan akhir
tahun 2012 jumlah mitra binaan PLN menjadi 43.872 mitra.
the existing funds and additional funds, the number of PLN’s foster
partners continues increasing, from 35,672 partners at the end of
2011, plus 8,200 partners, making the total of 43,872 partners as of
the end of 2012.
Total penyaluran dana pinjaman lunak kepada para mitra binaan
untuk tahun 2012 adalah sebesar Rp52,79 miliar. Disamping
pinjaman lunak, PLN menyisihkan dana pembinaan sebesar Rp5,43
miliar yang diberikan dalam bentuk pelatihan praktis maupun
tertulis, disamping untuk mempromosikan produk mitra binaan
melalui keikutsertaan dalam pameran-UKM berskala daerah, nasional
maupun internasional.
The soft loan funds channeled to foster partners in 2012 totaled
Rp52.79 billion. In addition to soft loans, PLN allocates fostering funds
amounting to Rp5.43 billion for practical and written trainings as well
as promoting foster partners’ products in their participation in smalland medium-scaled enterprises exhibition at regional, national and
international levels.
Realisasi Penyaluran Dana Program Kemitraan
Partnership Program Fund Distribution
Dari total penyaluran dana Program Kemitraan tahun 2012, mayoritas
yakni sebesar Rp 45,99 miliar atau 87,11% dialokasikan untuk sektor
Pertanian sedangkan sisanya sebesar Rp6,79 miliar dialokasikan
untuk mendukung kegiatan mitra binaan di sektor Peternakan.
of the total funds distributed for Partnership Program in 2012, the
largest portion amounting to Rp45.99 billion, or 87.11 percent, was
allocated for the Agricultural sector, while the remainder amounting
to Rp6.79 billion was allocated to support foster partner’s activities in
Animal Husbandry sector.
Terhitung tahun 2012, PLN tidak lagi menyalurkan dana Program
Kemitraan langsung kepada calon mitra maupun mitra binaan
individual, namun lebih berkonsentrasi pada pola kerjasama
penyaluran dengan lembaga BUMN penyalur, selain berkonsentrai
pada pembentukan kluster usaha di wilayah pembinaan tertentu.
Pembentukan kluster usaha ada kalanya dilaksanakan bersamaan
dengan atau dalam rangka pembentukan desa binaan. Adapun
realisasi penyaluran melalui program sinergi dengan BUMN
penyalur adalah:
As of 2012, the Company did not distribute funds for Partnership
Program directly to potential partner or individual foster partner
anymore, but rather concentrated more on distribution partnership
framework with SOE institutional partners apart from creating
business clusters in certain fostering regions. Some business clusters
were created coinciding with or on the occasion of building a
fostering village. The SOE partners for distributing the funds through
synergy program are:
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
a.
b.
c.
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PROGRAM
PT Sang Hyang Seri (Persero) dimana BUMN tersebut ditunjuk
oleh Kementerian BUMN sebagai avalis penyaluran Program
Kemitraan. Fokus penyaluran kepada sektor usaha pertanian
yaitu penanaman padi, sekaligus mendukung Gerakan
Peningkatan Produktivitas Pangan berbasis Korporasi (GP3K).
Penyaluran yang telah terealisasi sebesar Rp. 24.995.516.250,untuk 6.113 mitra binaan.
Kerjasama dengan PT Garam (Persero), besarnya penyaluran
dana Program Kemitraan yang disinergikan yaitu sebesar
Rp5.000.000.000 diperuntukkan bagi 74 mitra binaan petani
garam di Pulau Madura, Jawa Timur.
Kerjasama dengan PT Pertani (Persero), senilai Rp10.995.177.500
untuk 1.806 mitra binaan petani padi untuk mendukung
program GP3K di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur dan di
Kabupaten Indramayu Jawa Tengah.
Selain bekerja sama dengan BUMN, PLN juga menjalin kerjasama
dengan lembaga lain yang kompeten dalam menyalurkan dana
PK, yakni:
a. BPR Badan Kredit Kecamatan (BPR BKK) Taman, Kab. Pemalang,
Jawa Tengah. Nilai penyaluran sebesar Rp5.000.000.000 untuk
100 mitra binaan, dimana PT Permodalan Nasional Madani
(PNM) (Persero) bertindak sebagai channeling. PT PNM (Persero)
juga bertindak sebagai channeling agent dana pembinaan
senilai Rp1.000.000.000 (satu miliar rupiah), yang ditujukan
untuk memberdayakan petani cabai di Kabupaten Pemalang
yang dengan pembeli siaga PT Heinz ABC dengan yang pantas.
b. Kerjasama PLN dengan Rumah Zakat, untuk rencana penyaluran
senilai Rp6.800.000.000 (enam miliar delapan ratus juta rupiah)
untuk 108 mitra binaan peternak domba dan sapi di Kab.
Probolinggo, Jawa Timur.
a.
b.
c.
PT Sang Hyang Seri (Persero), which was appointed by SOE
Ministry as the availing partner for Partnership Programs
fund disbursement. The partnership is focused on agricultural
business sector, i.e. rice plantation, while supporting the
Corporation-Based Improved Food Production Movement
(GP3K). The disbursement realized amounts to Rp24,995,516,250
to 6,113 foster partners.
Partnership with PT Garam (Persero), the amount of Partnership
Program fund disbursement was Rp5 billion, for 74 foster
partners of salt farmers in Madura island, East Java.
Partnership with PT Pertani (Persero) with funds amounting
to Rp10,995,177,500 disbursed to 1,806 foster partners of rice
farmers for supporting GP3K program in Banyuwangi regency,
East Java and Indramayu regency, Central Java.
In addition to other SOEs above, PLN also collaborates with other
competent institutions for distributing the Partnership Program
funds, namely:
a. The Sub-district People’s Credit Bank (BPR BKK) Taman,
Pemalang regency, Central Java. The amount of funds under this
cooperation is Rp5 billion, for 100 foster partners. PT Permodalan
Nasional Madani (PNM) (Persero) acted as the channeling agent
for funds amounting to Rp1 billion, of which the program is
aimed to empower chili farmers in Pemalang regency of which
the market is secured by PT Heinz ABC with reasonable prices.
b.
PLN’s cooperation with donation body Rumah Zakat for the
distribution plan amounting to Rp6.8 billion to 108 foster
partners of sheep and cow farmers in Probolinggo regency,
East Java.
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
131
Program Bina Lingkungan
Community Development Program
Pelaksanaan Program Bina Lingkungan (BL) merupakan wujud
kepedulian PLN terhadap kesejahteraan sosial masyarakat di
sekitar unit kerja Perseroan dengan tujuan menciptakan hubungan
yang selaras dan serasi antara Perseroan dengan masyarakat dan
lingkungan sekitar.
The Community Development Program is a manifestation of PLN’s
concern over the social welfare of the people living around the
Company’s work unit, and is aimed to create harmonious relationships
between the Company and the surrounding community.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, PLN menggariskan kebijakan
pelaksanaan kegiatan Bina Lingkungan sebagai berikut :
•
Kegiatan yang dilaksanakan harus menyentuh langsung
kepentingan masyarakat.
•
Jenis bantuan yang dilaksanakan dan disalurkan senantiasa
masuk dalam ruang lingkup program sebagaimana diatur
dalam peraturan perundangan mengenai program PKBL.
•
Besaran bantuan ditetapkan secara proporsional dan sesuai
kewenangan pelaksana pada struktur pengelola PKBL dengan
mempertimbangkan letak lokasi sasaran bantuan terhadap
lokasi operasional PLN.
To achieve the said objective, PLN outlines the Community
Development Program policy as follows:
•
The activity must be directly related to the community’s interests.
Secara umum, program BL dilaksanakan dalam bentuk kegiatan
bantuan pendidikan bagi masyarakat sekitar lokasi transmisi dan
distribusi yang tidak mampu, namun memiliki kecerdasan dan
kemauan besar untuk melanjutkan pendidikan. Selain itu, dilakukan
melalui kegiatan pelestarian alam berupa partisipasi program
penghijauan yang diselenggarakan oleh pihak eksternal bekerja
sama dengan Pemerintah dan realisasi penghijauan sekitar instalasi
PLN. Kegiatan lain yang dilakukan dalam rangka Bina Lingkungan
adalah kegiatan bantuan bencana alam dan kepersertaan pada
kegiatan BUMN Peduli.
In general, the Community Development Program is carried out
in the form of educational assistance for the underprivileged who
live in transmission and distribution areas, and who also have the
intelligence and desire to continue their education. Meanwhile,
nature conservation programs take the form of regreening activities
organized by external parties working with the Government aim to
regreen areas near PLN installations. Another activity of this program
is natural disaster aid and participation in SOE Care activities.
Realisasi Kegiatan dan Kebutuhan Dana
Program Implementation and Fund Needs
Pada tahun 2012, PLN telah merealisasikan berbagai kegiatan dalam
rangka pelaksanaan Program Bina Lingkungan, baik dilaksanakan
oleh unit Kantor Pusat, Partisipasi pada BUMN Peduli dan dilimpahkan
ke Unit Pelaksana PKBL lain, sebagai berikut.
In 2012 PLN has realized a variety of activities on the occasion
of Community Development Program, either executed by PLN
Headquarters, in participation in SOE Care or transferred to other
PKBL Executing Unit. The details are as follows:
•
•
Public Health Assistance
–– Health assistance for the elderly in Surabaya.
–– Free health check-up in Bali.
–– Nutrition provision for five-year-old babies, pregnant
women and the elderly in South Sumatera and Bengkulu.
–– Cataract surgery in Riau, West Java and Aceh.
–– Integrated Health Services activities near high voltage
line (SUTET).
–– Free medicines and blood donating in Lampung.
–– Assistance in hospital construction for the underprivileged
in Bogor.
–– Donating 16,000 bags of blood to the Indonesian Red
Cross (PMI).
•
Education and Training Aid
–– Training of mobile phone repair.
–– Training of rabbit husbandry for Islamic school students,
mothers and others
Bantuan Kesehatan
–– Bantuan kesehatan untuk lansia di Surabaya.
–– Pemeriksaan gratis di Bali.
–– Perbaikan gizi balita, ibu hamil dan lansia di Sumatera
Selatan dan Bengkulu.
–– Pelaksanaan operasi mata katarak di Riau, Jawa Barat dan Aceh.
–– Kegiatan Posyandu di sekitar SUTET.
––
––
––
•
132
•
•
Kegiatan pengobatan gratis dan donor darah di Lampung.
Bantuan pembangunan rumah sakit untuk masyarakat
miskin di Bogor.
Sumbangan 16.000 kantung darah ke PMI
Bantuan Pendidikan dan Pelatihan
–– Pelatihan servis ponsel.
–– Pelatihan pemberdayaan beternak kelinci untuk santri,
kaum ibu serta masyarakat lain.
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
The types of assistance taken or distributed are always within the
program scope as stipulated in the regulations on Partnership
Program and Community Development Program (PKBL).
The amount of assistance is set proportionally and in accordance
with the executing agent in PKBL management structure, taking
into account the distance of the targeted location from PLN’s
operational location.
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
––
––
––
––
––
––
––
––
––
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PROGRAM
Pelatihan pemberdayaan petani ubi kayu dan papaya
california organik di sekitar SUTET Pedan – Ungaran
Bantuan pendidikan beasiswa “Duta Muda Bersinar” di
Jawa Timur.
Pelatihan “Duta Budaya Bersinar” pelatihan kesenian reog
dan ludruk Surabaya.
Pelatihan budidaya jamur dan pengolahannya di Bali.
Pelatihan perbengkelan di Jawa Timur dan Papua.
Pelatihan perikanan di Papua.
Pelatihan hidroponik di UGM Yogyakarta.
Beasiswa di Sumatera Barat, dan
Pelatihan bordir di Payakumbuh, Sumatera Barat.
––
––
––
––
––
––
––
––
Cassava and organic Californian papaya empowerment
training for farmers living in SUTET Pedan – Ungara area
Educational assistance of ‘Duta Muda Bersinar’ scholarship
in East Java.
Training of ‘Duta Budaya Bersinar’ reog dance and ludruk
dance in Surabaya.
Training of mushroom cultivation in Bali.
Training of fisheries in Papua.
Training of hydroponic at Gadjah Mada University (UGM),
Yogyakarta.
Scholarship provision in West Sumatra.
Training of embroidery in Payakumbuh, West Sumatra.
•
Bantuan Perbaikan Sarana Ibadah
Berupa perbaikan mesjid di Jawa Barat, Tangerang, Bekasi,
Palembang, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan daerah lainnya.
Selain itu, bantuan pemberian perbaikan pura di Denpasar –
Bali, dan bantuan perbaikan gereja di Papua.
•
Religious building renovation assistance.
Renovation of mosque in West Java, Tangerang, Bekasi,
Palembang, Central Java, East Java and others; assistance for
renovating temple in Denpasar Bali; assistance for renovating
church in Papua.
•
Bantuan Pelaksanaan Pelestarian Alam
–– Penghijauan dengan penanaman di daerah DAS Bengawan
Solo dan DAS Brantas sejumlah 200.000 pohon seluas 333
ha, bekerja sama dengan BUMN HL II
–– Pemanfaatan limbah fly ash menjadi batako di PLTU Asamasam
–– Pengelolaan eceng gondok menjadi pupuk kompos di
Bengkulu
–– Bank sampah di Singkarak Sumatera Barat, Kalimantan
Timur dan Surabaya
–– Pemanfaatan kiambang menjadi pupuk kompos di
Lampung
–– Penanaman pohon di Bali, Riau, Jawa Barat, Aceh,
Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Sumatera Barat,
Bengkulu, Lampung
–– Penghijauan berwawasan Konservasi & Peningkatan
Produktifitas Lahan Kritis di DAS Citarum dan DAS
Cimanuk
•
Nature conservation assistance
–– Reforestation by planting 200,000 trees in Bengawan
Solo and Brantas watershed areas covering an area of ​​333
hectares in cooperation with state-owned enterprise HL II
–– Utilization of fly ash waste made into brick acids in PLTU
Asam-asam
–– Water hyacinth management for making compost in
Bengkulu
–– Waste bank in Singkarak West Sumatera, East Kalimantan
and Surabaya
–– Salvinia utilization for compost in Lampung
Bantuan Pembangunan Sarana dan Prasarana Umum (EC8)
–– Program Sahabat PLN menertibkan jaringan listrik dan
lingkungan yang bersih dan indah di DKI dan Tangerang,
Palembang dan Jawa Timur
–– Pembangunan PLTMH di Tasikmalaya, Pandeglang Serang
Jawa Barat, Sikabung-Kabung, Sibahal-Bahal dan Pinal
Sumatera Utara dan Lampung
–– Pembangunan biogas di Depok, Bandung, Kerawang
Jawa Barat
–– Bantuan kapal pembersih eceng gondok di Suluttenggo
•
•
––
––
––
Bantuan lampu LED di Suluttenggo, Papua dan
Kalimantan Timur
Bantuan Penerangan Jalan Umum (PJU) di NTT
Bantuan renovasi puskesmas pembantu - Desa
Sumuradem, Jawa Barat
––
Planting trees in Bali, Riau, West Java, Aceh, East Kalimantan,
South Sumatera, West Sumatera, Bengkulu and Lampung.
––
Training of conservation-minded farming and increasing
productivity of degraded land of Citarum and Cimanuk
watershed areas.
Public Infrastructure Aid (EC8)
–– Sahabat PLN Program organized grid ordering and
activities for clean and beautiful environment in Jakarta,
Tangerang, Palembang and East Java
–– Development of Micro-Hydro Power Plant in Tasikmalaya,
Pandeglang Serang, West Java; Sikabung-Kabungl Sibahalbahal and Pinal in North Sumatra; and Lampung
–– Biogas development in Depok, Bandung, Kerawang
West Java
–– Aid of water hyacinth clearing ship in North Sulawesi,
Central Sulawesi and Gorontalo
–– Assistance of Public Street Lighting in East Nusa Tenggara
–– Aid for Community Health Center renovation in
Sumuradem village, West Java
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
133
––
––
––
––
Bantuan perlengkapan perawatan jenazah di Tangerang
Bantuan peningkatan sarana panti asuhan di Depok
Bantuan alat fermentasi kakao di Papua
Bantuan MCK, sumur bor, solar cell di Bangka Belitung
Aid of dead body treatment equipment in Tangerang
Aid for orphanage enhancement in Depok
Aid of cacao fermentation equipment in Papua
Aid for latrines, solar cell, boreholes in Bangka Belitung
•
Bantuan Penanggulangan Bencana Alam
–– Bantuan bencana alam tanah longsor di Bali.
–– Bantuan bencana alam banjir bandang di Maluku.
•
Natural disaster mitigation aid
–– Aid for landslide in Bali
–– Aid for flash flood in Maluku
•
Program BUMN Peduli
Dana untuk program BUMN Peduli tahun 2012 digunakan
untuk:
–– Pasar murah Maluku dan Maluku Utara senilai
Rp4.444.740.933,–– Pasar murah Jawa Barat senilai Rp551.993.000,–– Pasar murah di Jakarta senilai Rp860.140.000,–– Penghijauan berupa penanaman mangrove (hutan bakau)
di Morotai senilai Rp94.500.000,-.
•
SOE Care program
Funds allocated for 2012 SOE Care program were used to
finance:
–– Bazaar in Maluku and North Maluku amounting to
Rp4,444,740,933
–– Bazaar in West Java; Rp551,993,000
–– Bazaar in Jakarta; Rp860,140,000
–– Mangrove regreening in Morotai; Rp94,500,000
•
Program Bina Lingkungan kerjasama/dilimpahkan ke Unit
PKBL lain, digunakan untuk:
1. Program BUMN Peduli, dalam bentuk:
–– Kegiatan penghijauan di Daerah Aliran Sungai
(DAS) Citarum, Ciliwung dan Cimanuk senilai
Rp2.000.000.000, bekerjasama dengan PT Permodalan
Nasional Madani (Persero)
–– Kerjasama penyaluran dengan PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk.,berupa:
»» Kegiatan pasar murah, dimana PT BRI (Persero)
Tbk., ditunjuk sebagai koordinator pengumpul
dana, senilai Rp3.000.000.000,-.
»» Pengembalian sisa dana Pasar Murah BUMN
Peduli Tahun 2012 Provinsi Maluku dan Maluku
Utara sebesar Rp4.011.085.000.
»» Penyaluran dana Bina Lingkungan Peduli
untuk sektor pulau pasar murah sebesar
Rp3.000.000.000.
»» Kegiatan BUMN Peduli Sail Morotai berupa
pembangunan ruang kelas baru SMK Kesehatan
Yayasan Alkhairat sebesar Rp996.891.000.
•
Community Development Program in cooperation with/
transferred to other PKBL Unit was carried out as follows:
1. SOE Care
–– Regreening in Citarum, Ciliwung and Cimanuk
watershed areas amounting to Rp2 billion,
cooperating with PT Permodalan Nasional Madani
(Persero)
–– Fund channeling in cooperation with PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk, as follows:
»» Bazaar, where PT BRI (Persero) Tbk. was
appointed coordinator of fund collector,
amounting to Rp3 billion
»» Return of remaining balance from 2012 SOE Care
funds for Maluku and North Maluku provinces
amounting to Rp4,011,085,000
»» Community
Development
Care
funds
distribution for bazaar in island sector
amounting to Rp3 billion
»» SOE Care of Sail Morotai activity of vocational
school new class room construction amounting to
Rp996,891,000
––
––
134
––
––
––
––
Kegiatan BUMN Peduli Sail Morotai pada sub
bidang pemberdayaan masyarakat perikanan
senilai Rp2.339.000.000, kerjasama dengan PT Bank
Tabungan Negara (Persero).
Kegiatan BUMN Peduli Sail Morotai untuk kegiatan
rehabilitasi puskesmas Daruba senilai Rp996.931.000,bekerjasama dengan PT Jasa Raharja (Persero).
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
––
––
SOE Care of Sail Morotai activity for sub-field of
fisheries community development amounting
to Rp2,339,000,000, in cooperation with PT Bank
Tabungan Negara (Persero).
SOE Care of Sail Morotai activity for rehabilitation
of Daruba community health center amounting
to Rp996,931,000, in cooperation with PT Jasa
Raharja (Persero).
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
––
––
––
––
2.
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PROGRAM
Penyaluran dana Bina Lingkungan Peduli untuk
sektor
pulau
perbatasan/terpencil
senilai
Rp5.000.000.000,
bekerjasama
dengan
PT
Pelabuhan Indonesia II (Persero).
Penyaluran dana Bina Lingkungan Peduli untuk sektor
sarana prasarana umum dan rumah layak huni senilai
Rp7.000.000.000,- bekerjasama dengan PT Hutama
Karya (Persero).
Penyaluran dana Bina Lingkungan Peduli untuk
sektor pelestarian alam dan lingkungan senilai
Rp3.000.000.000,- bekerjasama
dengan PT
Perhutani (Persero).
Penyaluran dana Bina Lingkungan Peduli untuk
sektor daerah tertinggal senilai Rp3.000.000.000,
bekerjasama dengan PT Pertamina (Persero)
Program Bina Lingkungan Pembina PT Sang Hyang Seri
(Persero) berupa penyaluran dana bantuan alat pertanian
di Provinsi Kalimantan Barat senilai Rp150.000.000,-.
Ringkasan penggunaan dana Program Bina Lingkungan untuk tahun
2012 adalah
––
––
––
––
2.
Community Development Care funds distribution
for bazaar in border/remote island sector amounting
to Rp5 billion, in cooperation with PT Pelabuhan
Indonesia II (Persero).
Community Development Care funds distribution
for public facility and low-cost housing amounting
to Rp7 billion, in cooperation with PT Hutama
Karya (Persero).
Community Development Care funds distribution
for underdeveloped area sector amounting to Rp3
billion, in cooperation with PT Pertamina (Persero)
Community Development Care funds distribution
for underdeveloped area sector amounting to Rp3
billion, in cooperation with PT Pertamina (Persero)
Community Development Program Partnership with PT
Sang Hyang Seri (Persero), by distributing fund assistance
for farming equipment in West Kalimantan amounting to
Rp150 million.
Summary of Community Development Program fund utilization in
2012 is as follows:
Dana Untuk Kegiatan Bina Lingkungan
Funds for Environmental Development Programs
Jenis Kegiatan Activity
2012
Rupiah
Bantuan Kesehatan Health aid
4.042.918.850
Bantuan Pendidikan dan Pelatihan
Education and Training Aid
7.406.239.864
Bantuan Sarana Ibadah
Construction of Religious Buildings
939.148.000
Bantuan Pelestarian Alam
Conservation aid
5.791.042.752
Bantuan Sarana dan Prasaran Umum
Public Facilities and Infrastructure aid
15.200.716.885
Bantuan Bencana Alam
Natural Disaster aid
790.910.000
BUMN Peduli BUMN Peduli SOEs Care Program
5.951.373.933
Kerjasama/Pelimpahan dana ke Unit PKBL lain
Cooperation/Fund transfer to other Partnership & Environmental Care (PKBL) unit
34.493.907.000
Jumlah Dana Total Funds
74.616.257.284
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
135
Kisah Sukses
Program Bina
Lingkungan
LOPMENT
COMMUNITY DEVE STORY
PROGRAM SUCCESS
Bayar Listrik (cukup) Dengan Sampah
Trash for Paying Electricity Bill
136
Sampah plastik, kertas dan sampah domestik lainnya jika diolah
dapat menghasilkan dua produk yang berguna, yakni bahan baku
untuk produk daur ulang (kertas dan plastik) dan pupuk kompos
(sampah organik domestik). PLN telah bergerak jauh dalam
memanfaatkan potensi ekonomis dari pengelolaan sampah ini
dengan membentuk mitra binaan yang bergerak dalam bidang
pengelolaan sampah. Para mitra binaan ini membentuk bank
sampah yang ditampung dari aktifitas warga sekitar untuk
selanjutnya diolah menjadi bahan baku produk daur ulang
maupun bahan pembuatan pupuk kompos.
Plastic, paper and other domestic waste can be made into two
useful products after processing, i.e. raw material for recycled
products (paper and plastic) and compost (organic domestic
waste). PLN has moved far ahead in utilizing the economic
potential of waste management by establishing foster partners
which are engaged in the field of waste management. These
foster partners built a waste bank for waste coming from local
residents to be further processed into raw materials for recycled
products and composting materials.
Hingga akhir tahun 2012, di wilayah binaan PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Timur telah terbentuk 125 titik bank sampah
binaan di Surabaya dan 181 titik bank sampah di Malang. PLN
kemudian bergerak lebih jauh dengan meningkatkan aktifitas
mitra binaan dalam mengkoleksi tagihan listrik bulanan dengan
aktifitas pengumpulan sampah warga. Melalui program kampung
binaan, maka mitra binaan pengelola bank sampah kini dapat
menjalankan peran sebagai tempat pembayaran rekening listrik,
sehingga warga sekitar dapat menghemat transportasi maupun
biaya lain dalam proses pembayaran listrik.
As of end 2012, in PT PLN (Persero) Distribution of East Java’s
target area alone, as many as 125 waste banks have been built
in Surabaya and 181 in Malang . PLN then advanced further by
adding more activity for the foster partners while collecting the
waste, namely setting them as posts for electricity bill payment.
Through the village development program, the foster partners in
waste management can now be a place for paying electricity bills,
so the people in the neighborhood can save money allocated for
transportation or other costs.
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PROGRAM
Program tersebut diluncurkan melalui aksi Program Wirausaha
Bersinar “ PPOB - Bayar listrik dengan sampah” dan “Bank Sampah
Induk“. Mekanisme yang dijalankan sederhana, yakni warga
sekitar bank sampah dapat membayar tagihan listrik bersamaan
dengan kegiatan pengumpulan dan pembuangan sampahsampah yang dapat diolah di bank sampah. Dengan demikian
Program “bayar listrik dengan sampah” dapat membantu
pelanggan serta memudahkan masyarakat untuk membayar
listrik. Aksi ini bertujuan memberdayakan masyarakat untuk
meningkatkan pendapatan warga dan organisasi atau komunitas
diperkampungan, meningkatkan kebersihan lingkungan serta
menjaga kelestarian alam.
The program was launched under the Emerging Entrepreneurial
Program “PPOB - Pay electricity with trash” and “Main Waste Bank”.
The mechanism is simple, it starts from the locals paying utility
bills by giving away trash that can be processed in waste banks.
Thus this “trash for paying electricity bills” program can develop
the community and facilitate the customers in paying electricity
bills. This action aims to empower communities by raising the
revenue of the people, the community or local organizations,
improving environmental sanitation and conserve the nature.
Realisasi program Wirausaha Bersinar ini memberikan beberapa
manfaat lain, pertama diperoleh kawasan atau lingkungan
hidup yang bersih, kedua adanya kemudahan dan kedekatan
akses masyarakat dalam pembayaran rekening listrik dan yang
ketiga adalah peningkatan pendapatan/kas organisasi RT/RW/
Komunitas yang diperoleh dari jasa administrasi pencetakan
rekening listrik.
The realization of Emerging Entrepreneurial program provides
several other benefits, first, creating clean area and environment,
second, the ease of access for the people to the payment of utility
bills, and third is an increase in the community organization’s
revenue/cash obtained from administrative services for printing
electricity bills.
Manfaat lain yang diperoleh adalah sampah yang selama ini
diabaikan, jika dikelola ternyata masih memiliki nilai. Tabungan
sampah yang selama ini mulai dikelola oleh bank sampah binaan
PLN, akan bisa dikompensasi/auto debet dari buku tabungan
sampah untuk pembayaran tagihan listriknya. Proses auto debet
ini dapat langsung dilakukan di 20 bank sampah unit RT-RW yang
telah diberikan bantuan perlengkapan Payment Point Online
Bank (PPOB) dan bantuan permodalan.
Another benefit is that although it had been overlooked, trash has
actually values when it is processed. Waste savings that had been
managed by PLN foster partners will be compensated/ auto debit
from waste bank account for payment of electricity bills. The auto
debit process can be directly performed in 20 community waste
bank units which have been equiped with Payment Point Online
Bank (PPOB) devices and capital assistance.
Untuk meningkatkan pendapatan organisasi pengelola PLN juga
memberikan pelatihan untuk meningkatkan nilai jual sampah
hasil olahan, dan mendukung pembentukan induk bank sampah
termasuk mendukung kemampuan teknis maupun permodalan.
Caranya adalah peningkatan kemampuan pengelolaan
manajemen pergudangan, pengadaan mesin pencacahan
sampah, melalui penambahan mesin produksi, dan penyediaan
alat transportasi.
To improve revenue of waste management organization, PLN
also provides training to increase the selling value of processed
waste, and support the making of a main waste bank including
the required technical capabilities and capital support. The efforts
taken are to increase the warehousing management capability,
procure trash pulverizer machine, add production machinery,
and procure transportation equipment.
Hasilnya, Bank Sampah Malang (BSM) sebagai salah satu bank
sampah induk, telah mampu mengolah sampah menjadi
berbagai produk daur ulang dan bahan cacahan plastik. Produk
produk ini mampu meningkatkan nilai jual dan keuntungan bank
sampah secara signifikan.
As a result, one of the main waste banks, Malang Waste Bank
(BSM), has been able to process waste into recycled products
and shredded plastic materials. These products can increase the
waste bank’s selling price and profit significantly.
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
137
Bank Sampah Bintang Mangrove
Bintang Mangrove Waste Bank
Bank sampah yang beroperasi di Kampung Gunung Anyar
Tambak - Surabaya, awal mula berdirinya diilhami oleh kondisi
tanaman mangrove yang setiap tahun ditanam oleh PLN sering
mati, akibat banyaknya lilitan sampah sehingga tanaman mudah
terbawa arus. Selama ini proses pembersihan sungai dilakukan
melalui kerja bakti dengan membayar warga setempat, atau
pembersihan oleh dinas terkait. Namun proses kegiatan ini
tidak mungkin dilakukan melalui pengerahan warga dengan
membayar upah tertentu secara terus menerus.
138
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
The waste bank operating in Kampung Gunung Anyar Tambak
in Surabaya was inspired by the condition of mangroves PLN
plants every year. Most of the mangroves die as a lot of trash
was entangled, causing the plants swept away by the streams.
Previously the river was cleaned through paying local residents
to do it, or by the relevant agencies. But the process by taking
on the local people and pay them wage could not be done on a
continual basis.
PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PROGRAM
Melihat kondisi tersebut, PLN menciptakan terobosan yakni
bekerja sama dengan Bank Sampah induk yang selama ini dibina
oleh CSR PLN Distribusi Jawa Timur, dilakukan pendekatan kepada
warga untuk merintis berdirinya bank sampah di tepi sungai,
yang kemudian diberi nama Bank Sampah Bintang Mangrove.
Seeing these conditions, PLN make breakthrough of cooperating
with Waste Banks that had been fostered by PLN East Java CSR
Unit. The locals were approached to pioneer the establishment
of waste bank on the river bank, which was later named Bintang
Mangrove waste bank.
Bank Sampah Bintang Mangrove mulai beroperasi pada April
2012, saat ini memiliki 59 nasabah. Dalam kurun waktu sekitar
6 bulan operasi, bank sampah Bintang Mangrove terlihat
cukup aktif dan terus tumbuh berkembang. Setiap bulan saat
sekitar 500 sampai dengan 600 kg sampah plastik dan kardus
diangkat oleh nelayan dari sungai. Selain itu juga sampah dari
rumah tangga sekitar sungai sudah langsung ditabung di bank
sampah, sehingga kondisi sungai menjadi lebih bersih. Melihat
perkembangan yang positif, PLN kemudian memberikan
pelatihan pengurus untuk menjadikan Bank Sampah Bintang
Mangrove mampu berfungsi sebagai tempat pembayaran listrik
dengan dukungan perlengkapan Payment Point Online Bank
(PPOB) dan bantuan permodalan. Sehingga bank sampah yang
relatif baru berdiri ini juga mampu menjalankan program “bayar
listrik dengan sampah”.
Bintang Mangrove Waste Bank began operations in April 2012,
and currently has 59 clients. In a period of approximately six
months of operation, the waste bank appeared quite active and
continued to grow. Every month, 500 to 600 kg of plastic waste
and cardboard were lifted by the fishermen from the river. In
addition, waste from houses near the river is directly deposited
in the waste bank, so the river turned cleaner. Seeing the positive
development, PLN then provided training for the administrators
to enable Bintang Mangrove waste bank to function as an
electricity payment post with the support of Payment Point
Online Bank (PPOB) devices and capital assistance. Thus the
newly established waste bank is also capable of running the “pay
electricity bill with trash” program.
Walaupun masih relatif baru, namun semangat warga Gunung
Anyar Tambak untuk hidup bersih dan maju sudah mendapat
apresiasi dari berbagai pihak. Tim JICA (Japan International
Coorporatiaon Agency) sudah dua kali berkunjung ke lokasi,
bahkan pada kehadirannya yang kedua, tanggal 6 November
2012 , Tim JICA membawa serta perwakilan kota-kota di negaranegara ASEAN untuk melihat langsung pola perubahan perilaku
masyarakat setempat dalam mengelola sampah.
Despite the conducive condition was started only recently, the
spirit of the residents in Gunung Anyar Tambank to live hygienic
life has been appreciaetd by various parties. The JICA (Japan
International Coorporatiaon Agency) team came twice to the
location, and even in the visit on November 6, 2012, the JICA
team bring along representatives of cities in ASEAN countries to
personally see the immediate changes in the behavior patterns
of local communities in managing waste.
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
139
PARTISIPASI PADA
PELESTARIAN
LINGKUNGAN
participation oen
ction
t
o
r
p
l
a
t
n
e
m
o
ir
env
140
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
PARTISIPASI PADA PELESTARIAN LINGKUNGAN
PARTICIPATION ON ENVIROMENTAL PROTECTION
PLN berkomitmen tinggi dalam
menjaga kelestarian lingkungan
sebagaimana ditunjukkan dengan
menerapkan standar operasi
pembangkitan maupun pengelolaan
lingkungan terakreditasi, memenuhi
kebutuhan daya listrik dengan
membangun pembangkit yang
semakin ramah lingkungan, berupaya
menggali dan memanfaatkan potensi
pembangkitan bersumberkan
panas bumi yang bebas emisi
dan mengikutsertakan beberapa
stasiun pembangkit kelolaan
dalam menerapkan mekanisme
pembangunan yang bersih (Clean
Development Mechanism)
PLN is highly committed to maintaining environment preservation as demonstrated in
the application of power generation operation standards and accredited environmental
management, meeting the demands for electrical power by building more
environmentally friendly power plants, seeking to explore and utilize emission-free
geothermal-fired power generation potentials and involving some power generation
stations under the management in applying clean development mechanism.
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
141
142
Dari perspektif lingkungan, keberlanjutan adalah upaya yang
dilakukan oleh setiap badan usaha untuk melindungi bumi beserta
seluruh isinya bagi kehidupan generasi mendatang. Kondisi
cuaca ekstrem yang berlangsung saat ini ditengarai merupakan
dampak dari rusaknya tatanan lingkungan skala global akibat
emisi gas rumah kaca yang membuat suhu permukaan bumi yang
melingkupi atmosfir dan laut meningkat. Kondisi tersebut kini
telah menumbuhkan keprihatinan masyarakat dunia sebagaimana
ditunjukkan oleh semakin intensifnya pembahasan perubahan iklim
sebagai isu lingkungan yang paling menyita perhatian dunia.
From the environment perspective, sustainability is efforts that are
taken by every business entity to protect the earth and its entire
content for the life of the future generations. It is indicated that the
current extreme climate conditions are the impact of the globalscaled detrimental environment due to greenhouse emission that
raises the temperatures in the ocean and the atmospheres overlaying
the earth. Such conditions have been the concern of the international
society as shown by the discussions over the climate change that
have grown more intentive and become the largest topic the world’s
attention is paid to.
Kegiatan pembangkitan listrik sebagai pendukung kegiatan ekonomi
dan industri ditengarai menjadi salah satu kontributor bagi terjadinya
pemanasan global yang berdampak pada semakin seringnya
terjadi kondisi anomali cuaca, yakni cuaca ekstriem. Kontribusi
yang dimaksud adalah emisi CO2 atau gas rumah kaca (GRK) yang
ditimbulkan dari stasiun pembangkit yang berbahan bakar minyak
bumi (diesel) dan gas.
Evidently, the activities of electricity generation as driving the
economy and industry are one of the contributors to the global
warming that have impacts on the more frequent weather anomaly,
namely extreme weather. Such contribution is the CO2 emission
or greenhouse gas discharged from oil fuel- and gas-fired power
generation stations.
PT PLN (Persero) sebagai perusahaan pengelola dan penyedia
ketenagalistrikan di Indonesia sangat mempertimbangkan
keprihatinan masyarakat dunia dengan senantiasa berupaya
menjalankan kegiatan operasional yang semakin ramah
lingkungan. Bagi Perseroan, upaya menjaga kelestarian
lingkungan merupakan salah satu perwujudan penerapan
falsafah “triple bottom lines”, atau disebut 3-P, yakni keselarasan
dalam memberikan performa dari sisi ekonomi (Profit), masyarakat
sekitar (People) dan lingkungan (Planet).
As an enterprise that manages and supplies electrical power in
Indonesia, PT PLN (Persero) takes the international society’s concern
into account by seeking to perform more environmental-friendly
operations at all times. To the Company, the efforts to preserve
the environment is one of the manifestations of the ‘triple bottom
line’ (3P) philosophy, namely the synergy in performance from the
economic aspect (Profit), the surrounding communities (the People)
and the environment (the Planet).
Upaya PLN dengan memperhatikan dan menjaga kelestarian
lingkungan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya telah
sejalan dengan visi perusahaan yaitu “Menjalankan Kegiatan Usaha
yang Berwawasan Lingkungan”. PLN telah dan akan mengupayakan
pengelolaan lingkungan secara terus menerus serta melakukan
pemantauan lingkungan secara periodik. Selain hal tersebut,, PLN
juga bertekad untuk turut berpartisipasi pada upaya pelestarian
lingkungan dan mitigasi gas rumah kaca melalui pelaksanaan
kegiatan operasional dan kegiatan pendukung yang semakin efisien
serta pelaksanaan inovasi operasional yang ramah lingkungan.
Upaya ini dilakukan secara menyeluruh dalam semua kegiatan
penyediaan listrik, dan kegiatan pendukungnyabaik itu pada instalasi
pembangkit, transmisi/gardu induk dan distribusi serta pada kantorkantor operasional.
PLN’s efforts of observing and preserving the environment in running
its operational activities have been in line with the Company’s
vision, namely “Operating an environmentally friendly business”.
PLN always strives to pay attention to environmental aspects
continuously and observe the environment periodically. In addition,
PLN is also committed to participating in the efforts of environment
preservation and greenhouse gas mitigation by performing more
efficient operational and supporting activities and environmentalfriendly operational innovations. These are carried out across all
electricity supply activities and the complementary activities, either
in the power stations, transmitters, substations and distribution
stations as well as operational offices.
Bukti dan komitmen Perseroan terhadap pelestarian lingkungan
ditunjukkan dengan ketaatan pada seluruh peraturan terkait
lingkungan, yaituUndang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
The Company’s commitment is evinced by compliance with all
applicable regulations related to the enviroment, especially Law No.
32 of 2009 on Environmental Management and Protection.
Setiap instalasi yang dibangun telah dilengkapi dengan dokumen
lingkungan yang mendukung pengelolaan, perlindungan, dan
pelestarian lingkungan lain seperti AMDAL dan UKL-UPL. Dokumen ini
disusun dengan seksama dan telah dipresentasikan kepada seluruh
pemangku kepentingan sebelum proses pembangunan pembangkit
Every installation has an environmental document that encourages
environmental management, protection and preservation, such as
AMDAL and UKL-UPL. These documents have been prepared and
presented to all stakeholders prior to the construction of power
plants as well as transmitters and distribution terminals, so that each
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
PARTISIPASI PADA PELESTARIAN LINGKUNGAN
PARTICIPATION ON ENVIROMENTAL PROTECTION
listrik maupun jalur transmisi dan distribusi dilaksanakan, sehingga
setiap aktivitas operasional Perseroan akan tunduk pada prasyarat
dan parameter yang tercantum dalam dokumen lingkungan
(AMDAL dan UKL-UPL) dan peraturan lingkungan hidup yang
berlaku. Ketaatan pada aturan ini menunjukkan komitmen yang
tinggi sekaligus upaya yang sungguh-sunggh dari Perseroan dalam
mendukung pembangunan yang berkelanjutan, yang dilakukan
selaras dengan upaya mempertahankan kualitas lingkungan serta
memberi manfaat positif bagi masyarakat. (1.2)
of the Company’s operational activities is in compliance with the
terms and parameters stipulated in the environmental documents
(AMDAL and UKL-UPL) and the prevailing environmental regulations.
Compliance with these regulations demonstrates the Company’s
high commitment and serious efforts to support sustainable
development, in line with operations to maintain environmental
quality and provide positive benefits for the public. (1.2)
KEBIJAKAN LINGKUNGAN
ENVIRONMENTAL POLICY
PLN telah menetapkan Kebijakan Lingkungan dengan Komitmen
Perusahaan sebagai berikut:
•
Mencegah
pencemaran
lingkungan
dan
degradasi
keanekaragaman hayati wilayah kerja perusahaan.
•
Mentaati peraturan perundang-undangan dan ketentuanketentuan lain serta mengendalikan aspek dan dampak penting
lingkungan setiap kegiatan, proses dan produk dari berbagai
unit kerja dan anak perusahaan.
•
Mendokumentasikan, mengimplementasikan, memelihara
dan mengkaji ulang secara periodik kebijakan lingkungan ini
sehingga senantiasa relevan, sesuai dan menjadi pedoman
dasar bagi manajemen lingkungan, yang diterapkan secara
spesifik di setiap unit kerja dan anak perusahaan.
•
Menjadikan kebijakan ini sebagai landasan untuk penetapan
dan evaluasi pencapaian tujuan dan sasaran manajemen
lingkungan.
•
Mendorong setiap unit kerja dan anak perusahaan terus
menerus melakukan perbaikan kinerja sistem manajemen
lingkungan.
•
Menyediakan dan memfasilitasi sumber daya yang dibutuhkan
untuk mengimplementasikan dan memelihara kebijakan
lingkungan ini sehingga setiap unit kerja, anak perusahaan
dan para mitra kerja dapat menerapkan kebijakan ini secara
bertahap dengan memperhatikan kemampuan perusahaan
dan kondisi lingkungan setempat.
•
Menjadikan pengelolaan lingkungan hidup sebagai sikap dan
perilaku setiap lini manajemen dan individu karyawan perusahaan.
•
Mendorong pengembangan masyarakat di sekitar unit-unit kerja
dan anak perusahaan sebagai upaya menjadikan perusahaan
sebagai bagian integral dengan masyarakat di sekitarnya.
•
Berparstisipasi dalam program Pemerintah untuk menurunkan
emisi gas rumah kaca.
•
Menjamin kebijakan ini senantiasa tersedia bagi pihak-pihak
yang berkepentingan seperti pihak pendana (lender) dan
masyarakat luas
TPLN has established the Environmental Policy with Company
Commitment, as follows:
•
Prevent environmental pollution and biodiversity degradation
in company operational areas.
•
Obey laws and regulations and control important
environmental aspects and impacts in all activities, processes
and products at all operational units and subsidiaries.
•
Document, implement, maintain and periodically review
these environmental policies to ensure their relevancy,
in accordance with and serve as basic guidelines for
environmental management, which apply to each specific
unity at every operational unit and subsidiary.
•
Make these policies the basis for determining and evaluating
the achievement of environmental management goals and
objectives.
•
Encourage each unit and subsidiary to continue to carry out
improvements to environmental management systems.
•
Provide and facilitate resources needed to implement
and maintain these environmental policies so that each
operational unit, subsidiary and business partner can
implement these policies in stages, by taking into account
the company’s abilities and the condition of the environment
in the area.
•
Imbue environmental management into the behavior and
attitude of every line management and individual employee.
•
Encourage community development in unit and subsidiary
operational areas in an effort to make the company an
integral part of the local community.
•
Participate in Government programs to reduce greenhouse
gas emissions.
•
Ensure that these policies are readily available for interested
parties, such as lenders and the wider community.
PENGELOLAAN LINGKUNGAN SEKITAR
INSTALASI
MANAGEMENT OF INSTALLATION
ENVIRONMENTAL
Sebagian besar instalasi pengelolaan lingkungan yang dilakukan
oleh PLN sudah terakreditasi secara internasional menurut
standar ISO 14001:2004 dan ISO 14001: 2005. Dengan sistem yang
terakreditasi maka pengelolaan lingkungan di PLN dapat meningkat
dari sisi efektivitasnya yang mencakup sistem manajemen
Most of the environmental management of installations carried
out by PLN has been internationally accredited through the ISO
14001:2004 and ISO 14001: 2005 standards. With accredited systems,
PLN’s environmental management can increase their effectiveness
in terms of covering environmental management systems,
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
143
lingkungan, audit lingkungan, evaluasi kinerja lingkungan, kajian
daur hidup pokok serta menjaga kredibilitas Perseroan dalam
pengelolaan lingkungan. (4.12)
environmental auditing, environmental performance evaluation,
basic life cycle assessments and maintaining the Company’s
credibility in environmental management. (4.12)
PLN melaksanakan 5 kegiatan utama dalam bidang lingkungan
hidup, yaitu:
PLN carries out five main activities in the environmental sector,
which are:
•
Studi Lingkungan
PLN selalu membuat studi lingkungan baik berupa AMDAL dan
UKL-UPL sebagai salah satu tahapan perencanaan sebelum
memulai pembangunan pembangkit dan jaringan transmisi.
Pada tahun 2012, PLN telah menyelesaikan sedikitnya 29
studi lingkungan (2011:6 studi lingkungan) yang akan
dijadikan rujukan dalam mengindentifikasi dan mengatasi
dampak pembangunan instalasi pembangkit
maupun
jaringan transmisi pada masa pembangunan maupun saat
pengoperasiannya terhadap lingkungan dan kehidupan
masyarakat sekitar. (SO1, EU22)
•
Selain pembuatan AMDAL atau UKL-UPL, Perseroan juga membuat
beberapa Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup (DPPL), Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
bagi kegiatan yang belum memiliki dokumen lingkungan.
144
Environmental Studies
PLN continuously conducts environmental studies in the form
of AMDAL and UKL-UPL in the planning stage of power plant or
transmission network development. In 2012, PLN completed 29
studies at the minimum, that became references for identifying
and overcoming power generator, as well as transmission and
distribution network installation development impacts during
development and operations, which affected the environment
and lives of the local community. (SO1, EU 22)
Apart from making AMDAL and UKL-UPL reports, the Company
also produces several Environmental Management and Monitoring
Documents(DPPL),EnvironmentalManagementDocuments(DPLH)
for activities that do not yet have environmental documentation.
•
Studi LARAP dan Laporan LARAP oleh IMA
Studi Land Acquisition and Resettlement Plan (LARAP) dan
Laporan Evaluasi Implementasi LARAP oleh Independent
Monitoring Agency (IMA), merupakan dokumen perencanaan
pembebasan tanah sesuai dengan peraturan pemerintah
Indonesia dan peraturan pendana proyek. Dokumen Laporan
Evaluasi Implementasi LARAP disusun oleh pihak eksternal
yang independen dengan tujuan mengevaluasi pelaksanaan
pembebasan tanah yang telah dilaksanakan. Hasil studi ini
menjadi panduan Perseroan untuk melakukan pembebasan
lahan, selain menggunakan pendekatan persuasif, sehingga
tidak ada sengketa lahan dengan penduduk asli maupun
penduduk setempat pada saat pembangunan fisik maupun
tahapan operasional dilaksanakan. (HR9)
•
Larap Studies and Larap Reports by the IMA
Land Acquisition and Resettlement Plan (LARAP) studies
and LARAP Implementation Evaluation Reports by the
Independent Monitoring Agency (IMA), consist of land
clearance planning documents in accordance with the
Indonesian government regulations and project founder
regulations. LARAP Implementation Evaluation Reports are
prepared by external independent parties who aim to evaluate
land clearance that has been carried out. The results of these
studies become Company guidelines for carrying out land
clearance, and employ a persuasive approach so that there are
no land disputes with indigenous people or residents in the
area. (HR9)
•
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Di setiap instalasi, PLN secara rutin melaksanakan pengelolaan
dan pemantauan lingkungan sesuai dengan dokumen
lingkungan (AMDAL dan UKL-UPL). Keberhasilan pelaksanaan
program pengelolaan lingkungan diukur melalui pemenuhan
terhadap serangkaian parameter Baku Mutu Lingkungan (BML)
yang ditetapkan sesuai dengan peraturan daerah setempat /
pemerintah pusat atau standar akreditasi yang digunakan, dan
pengukurannya dilaksanakan oleh pihak-pihak independen
yang kompeten. Laporan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup kemudian disampaikan kepada instansi
terkait secara berkala.
•
Environmental Monitoring and Management
Every PLN installation routinely carries out environmental
management and monitoring in accordance with
environmental documents (AMDAL and UKL-UPL). The success
of environmental management program is measured by the
Environmental Quality Standard (BML) parameterswhich are set
in accordance with regional/central government regulations or
accreditation standards that are used and whose measurement
is carried out by competent independent parties. Reports on
environmental management and monitoring are sent to the
related agency.
•
Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan
Untuk mewujudkan visi PLN menjadi perusahaan kelas dunia,
PLN menerapkan standar internasional sistem manajemen
•
Applying the Environmental Management System
To realize PLN’s vision of becoming a world-class company, PLN
adopts the ISO 14001 international standard environmental
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
PARTISIPASI PADA PELESTARIAN LINGKUNGAN
PARTICIPATION ON ENVIROMENTAL PROTECTION
lingkungan ISO 14001 khususnya di unit-unit pembangkit.
Sampai dengan akhir tahun 2012 sudah ada 46 unit PLN yang
tersebar di seluruh Indonesia yang mendapatkan sertifikat ISO
14001. (4.12)
•
Partisipasi pada Upaya Mitigasi Perubahan Iklim
PLN turut mendukung program Pemerintah dalam upaya
mitigasi perubahan iklim dengan membangun pembangkit
listrik energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga
panas bumi, tenaga surya, pembangkit listrik tenaga air dan
secara terbatas membangun pembangkit listrik tenaga bayu.
management system, especially at power plants. As of the end
of 2012, the 46 largest PLN units in Indonesia were certified
with ISO 14001. (4.12)
•
Participation in Climate Change Mitigation Efforts
PLN participates in supporting Government programs in an
effort to mitigate climate change by building renewable energy
power plants such as geothermal, solar and hydro plants as
well as building wind power plants at limited scale.
Partisipasi terhadap mitigasi perubahan iklim juga dilakukan melalui
perbaikan bauran sumber energi pembangkit, pemeliharaan unjuk
kerja pembangkit dan efisiensi kegiatan operasional.
Participation in the climate change mitigation also takes the
form of improvement of plant energy mix, maintenance of plant
performance output and efficiency in operational activities.
Dalam rangka pengelolaan lingkungan, Perseroan melakukan
pengukuran dan pemantauan indikator utama pada area sekitar
instalasi, baik instalasi pembangkit tenaga diesel (PLTD), pembangkit
tenaga uap, pembangkit tenaga uap (PLTU), pembangkit tenaga gas
(PLTG) dan pembangkut tenaga gas uap (PLTGU).
In the framework of environment management, the Company carries
out measuring and monitoring of major indicators in areas near
installations, as well as Diesel Power Plant, Steam Power Plant, Gas
Power Plant and Combined Cycle Power Plant.
Berikut adalah hasil pengukuran pemantauan lingkungan pada
beberapa instalasi pembangkit di tahun 2012. (EN20)
The following are the results of environmental monitoring and
measuring conducted at several power stations in 2012. (EN20)
Hasil Monitoring Emisi dan Udara Ambien pada Pembangkitan Pltd, Pltu, PltG & Pltgu
Emission and Ambience Air Monitoring Result at The Pltd, Pltu, Pltg & Pltgu Power Plants
Nama
Instalasi
Name of
Installation
Jenis Komponen
Yang Dipantau
Types of
Monitored
Component
Emisi PLTD
PLTD Kotabaru,
Kalimantan Selatan
Diesel Power
Kotabaru Diesel
Plant Emission
Power Plant, South
Kalimantan
Udara Ambien
Air Ambience
Parameter
Titik Pantau
Yang Dipantau Points of
Monitored
Monitoring
Parameters
Hasil
Pemantauan
Monitoring
Result
Tolok Ukur
Benchmark
Baku Mutu
Quality
Standards
1,61 mg/Nm3
Permen LH No. 21 Tahun 2008
tentang Mutu Emisi Bagi Usaha
dan/atau kegiatan Pembangkit
Listrik Tenaga Termal
800 mg/Nm3
SO2
Cerobong PLTD
NO2
Diesel Power Plant 78,53 mg/Nm3
Chimney
CO
1,61 mg/Nm3
Partikulat
Particulate
Opasitas
Opacity
SO2
92,92 mg/Nm3
NO2
2%
Lokasi PLTD
2,98 ug/Nm3
Diesel Power Plant 11,91 ug/Nm3
Location
CO
20,62 ug/Nm3
Debu
Dust
SO2
147,47 ug/Nm3
NO2
CO
Debu
Dust
Pemukiman
Penduduk
People
Residences
2,98 ug/Nm3
Environment Minister
Regulation No.21/2008 of
emission quality for business
sector / activities of thermal
Power Plant
PP 41 Tahun 1999 Tentang
Pengendalian
Pencemaran Udara
Government Regulation
No. 41/1999 of air
pollution control
1.000 mg/Nm3
600 mg/Nm3
150 mg/Nm3
20%
900 ug/Nm3
400 ug/Nm3
30.000 ug/Nm3
230 ug/Nm3
900 ug/Nm3
11,90 ug/Nm3
400 ug/Nm3
494,60 ug/Nm3
30.000 ug/Nm3
174,29 ug/Nm3
230 ug/Nm3
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
145
Nama
Instalasi
Name of
Installation
PLTU Asam-asam
Unit 1, Kalimantan
Selatan
Asam-asam Steam
Power Plant Unit 1,
South Kalimantan
Jenis Komponen
Yang Dipantau
Types of
Monitored
Component
Emisi PLTU
Parameter
Titik Pantau
Yang Dipantau Points of
Monitored
Monitoring
Parameters
Steam Power
Plant Emission
NO2
SO2
Partikulat
Opasitas
Udara Ambien
SO2
Air Ambience
NO2
CO
SO2
NO2
CO
Cerobong PLTU
27,71 mg/Nm3
Unit 1
0,72 mg/Nm3
Steam Power Plant
Unit 1 Chimney
16,01 mg/Nm3
20%
Permen LH No. 21/2008
750 mg/Nm3
Environment Minister
Regulation No. 21/2008
850 mg/Nm3
200 m dari
Cerobong #1
200 m from
chimney 1
3,02 ug/Nm3
PP 41 Tahun 1999
900 ug/Nm3
12,06 ug/Nm3
Government Regulation
No. 41/1999 400 ug/Nm3
Pemukiman
Penduduk
People
Residences
150 mg/Nm3
20%
20,89 ug/Nm3
30.000 ug/Nm3
31,44 ug/Nm3
230 ug/Nm3
3,02 ug/Nm3
12,08 ug/Nm3
65,30 ug/Nm3
PP 41 Tahun 1999
Government Regulation
No. 41/1999
900 ug/Nm3
400 ug/Nm3
30.000 ug/Nm3
29,62 ug/Nm3
230 ug/Nm3
SO2
2,59 ug/Nm3
900 ug/Nm3
CO
Debu
146
Baku Mutu
Quality
Standards
Debu
NO2
PLTG Muara Tawar Emisi PLTG
Unit 3.1, Jawa Barat
Gas Power Plant
Muara Tawar Gas
Emission
Power Plant Unit
3.1, West Java
Tolok Ukur
Benchmark
Debu
Hasil
Pemantauan
Monitoring
Result
SO2
NO2
Partikulat
Particulate
Opasitas
Opacity
Pemukiman
Karyawan PLTU
Steam Power
Plant Employee
Resideces
Cerobong PLTG
Unit 3.1
Gas Power Plant
Unit 3.1
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
10,34 ug/Nm3
400 ug/Nm3
81,67 ug/Nm3
30.000 ug/Nm3
201,29 ug/Nm3
230 ug/Nm3
101,73 mg/Nm3 Permen LH No. 21 Tahun 2008
tentang Mutu Emisi Bagi Usaha
227,64 mg/Nm3 dan/atau kegiatan Pembangkit
Listrik Tenaga Termal
150 mg/Nm3
11,84 mg/Nm3
10%
Environment Minister
Regulation No. 21/2008 of
emission quality for business
sector / activities of thermal
Power Plant
400 mg/Nm3
30 mg/Nm3
20%
PARTISIPASI PADA PELESTARIAN LINGKUNGAN
Nama
Instalasi
Name of
Installation
Jenis Komponen
Yang Dipantau
Types of
Monitored
Component
PLTGU Muara Tawar Emisi PLTGU
Unit 1.3, Jawa Barat
Steam Gas Power
Muara Tawar Steam Plant Emission
Gas Power Plant
Unit 1.3, West Java
Udara Ambien
Air Ambience
PARTICIPATION ON ENVIROMENTAL PROTECTION
Parameter
Titik Pantau
Yang Dipantau Points of
Monitored
Monitoring
Parameters
SO2
NO2
Partikulat
Particulate
Opasitas
Opacity
SO2
NO2
CO
Debu
Dust
SO2
NO2
CO
Debu
Dust
Cerobong PLTGU
Unit 1.3
Steam Gas Power
Plant Chimney
Unit 1.3
Hasil
Pemantauan
Monitoring
Result
Tolok Ukur
Benchmark
Baku Mutu
Quality
Standards
71,48 mg/Nm3
Permen LH No. 21 Tahun 2008
tentang Mutu Emisi Bagi Usaha
dan/atau kegiatan Pembangkit
Listrik Tenaga Termal
150 mg/Nm3
84,94 mg/Nm3
10,36 mg/Nm3
5%
Lokasi PLTG
dan PLTGU
20,49 ug/Nm3
32,75 ug/Nm3
Gas Power Plant
and Steam Gas
Power Plant
Location
Pemukiman
Penduduk
<114,5 ug/Nm3
People
Residence
Environment Minister
Regulation No. 21/2008 of
emission quality for business
sector / activities of thermal
Power Plant
PP 41 Tahun 1999
Tentang
Pengendalian
Pencemaran Udara
112,45 ug/Nm3
Government Regulation
No. 41/1999 of air
pollution control
55,47 ug/Nm3
400 mg/Nm3
30 mg/Nm3
20%
900 ug/Nm3
400 ug/Nm3
30.000 ug/Nm3
230 ug/Nm3
900 ug/Nm3
104,91 ug/Nm3
400 ug/Nm3
229 ug/Nm3
30.000 ug/Nm3
175,66 ug/Nm3
230 ug/Nm3
Berdasarkan hasil-hasil pemantaun atas kualitas lingkungan sekitar
instalasi tersebut, Perseroan menjalankan program perbaikan
kualitas lingkungan dan pengelolaan lingkungan melalui berbagai
kegiatan, mencakup: kegiatan penanganan limbah B3, perbaikan
IPAL, pemasangan Continuous Emission Monitoring System (CEMs)
dan kegiatan lainnya yang mendukung upaya perbaikan kualitas
lingkungan sekitar instalasi.
Based on the results of monitoring the quality of the environmental
effects, in the said installation areas, the Company subsequently
carries out environmental management programs through activities
comprising B3 waste management, Waste Water Treatment Plant
(IPAL), installing Continuous Emission Monitoring Systems (CEMs)
and other activities that support the efforts of improving the quality
of installation environment.
Perseroan menggunakan standar parameter yang ditetapkan
oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah mengenai
Baku Mutu Lingkungan (BML). Hasil pemantauan menunjukkan
seluruh indikator berada di bawah baku mutu yang ditetapkan,
sehingga selama periode pelaporan tidak ada denda moneter yang
dibebankan terhadap Perseroan sehubungan dengan pelanggaran
di bidang lingkungan. (EN28)
The Company uses standard parameters set by the Company’s Head
office as well as the Regional Government on Environmental Quality
Standards (BML), Stationary Emissions Sources (STB) to manage
emissions, effluent and waste. Monitoring results have shown that
all indicators are below the defined quality standards, with the result
that during the reported period, there were no fines incurred on the
Company related to environmental violations. (EN28)
EVALUASI KINERJA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
ENVIRONMENTAL MANAGEMENT
PERFORMANCE EVALUATION
•
Evaluasi Internal
Sebagai implementasi dari seluruh kebijakan di bidang
lingkungan, PLN telah menetapkan aspek lingkungan sebagai
salah satu unsur penilaian dalam kinerja unit bisnis PLN di
seluruh Indonesia, Melalui penilaian kinerja ini, Perseroan
dapat mengevaluasi pemenuhan komitmen perusahaan dalam
bidang lingkungan.
•
Internal Evaluation
As the implementation of all policies in the field of environment,
PLN has set environmental aspects as one element for assessing
the performance of PLN business units in Indonesia, Through the
evaluation, the Company can see the extent of the company’s
commitment in the field of environment.
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
147
Pada evaluasi tahun 2012, hanya 2 unit dari 47 unit bisnis PLN
yang mendapatkan nilai kinerja lingkungan hidup minus.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar unit bisnis PLN
telah melaksanakan pengelolaan lingkungan sesuai standar
perusahaan.
•
148
Evaluasi Eksternal
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam
Pengelolaan Lingkungan (PROPER) yang dilaksanakan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2012 sudah dilaksanakan
di seluruh 55 unit (2011:43 unit), pembangkit dengan peringkat
hijau : 3 unit (2011:5 unit), peringkat biru : 38 unit (2011:22
unit), dan peringkat merah : 14 unit (2011:16 unit). Tidak ada
satupun pembangkit kelolaan PLN yang mendapatkan PROPER
peringkat hitam.
In the evaluation of 2012, only two of 47 PLN business units
scored minus in environmental performance. This implies that
most of the PLN business units have conducted environmental
management in accordance with the Company standards.
•
External Evaluation
Rating Program of Company Performance in Environmental
Management (PROPER) was carried out by the Ministry of the
Environment in 2012 in all 55 units (43 units in 2011). The results
are as follows: green ranked plants totalled three units (five in
2011), blue ranked plants: 38 units (22 in 2011), and red ranked
plants: 14 units (16 in 2011). None of the plants managed by
PLN was ranked black.
PEMAKAIAN BAHAN
MATERIAL USAGE
PLN menjalankan usaha penyaluran daya listrik melalui serangkaian
kegiatan meliputi pembangunan dan pengoperasian stasiun
pembangkit listrik, pembangunan gardu induk, jaringan transmisi
dan distribusi, beserta gardu-gardu berukuran lebih kecil yang
dilengkapi trafo dengan berbagai kapasitas sebagai stasiun penurun
tegangan, dan gardu pembagi daya untuk menyalurkan daya listrik
kepada para pelanggan.
PLN runs electricity distribution operations through a series
of activities covering power station construction, substation
construction, the transmission and distribution network, as well
as smaller substations equipped with transformers with various
capacities that act as voltage step-down stations and power divider
relay stations for distributing electricity to customers.
Bahan utama yang digunakan dalam proses pembangkitan adalah
air untuk menggerakan turbin baik dalam bentuk cair (pada PLTA)
maupun dalam bentuk uap air (pada PLTU dan PLTGU), dan air
sebagai media pendingin, bahan bakar (BBM dan gas), pelumas untuk
menjaga kinerja generator pembangkit agar tidak aus serta pelumas
untuk kendaraan operasional PLN. (EN1) Selain bahan-bahan untuk
kegiatan operasional utama, PLN juga membutuhkan bahan-bahan
pendukung untuk kegiatan administratif, seperti kertas, alat tulis,
plastik insulator, toner dan tinta printer. Seluruh bahan-bahan bekas
keperluan administrasi ini setiap saat dikumpulkan untuk dikelola
sebagai bahan daur ulang oleh pihak yang berkompeten. (EN2)
The main materials used in power generation process are water to
mobilize the turbines, either in liquid form (in Hydro Power Plant) or
steam (in Steam Power Plant and Combined Cycle Power Plant), and
water for cooling media, fuels (oil-based fuels and gas), lubricants for
maintaining the performance of power station generators so that they
do not suffer wear, as well as lubricants for PLN’s operational vehicles.
(EN1) In addition to materials for the main operational activities,
PLN also require those for administrative activities, including paper,
stationaries, plastic insulator, as well as printer toner and cartridge.
All of the used materials for administrative needs are collected at all
times to be recycled by the competent parties. (EN2)
Untuk menyalurkan daya listrik yang dihasilkan dari pembangkit
milik sendiri maupun pembangkit sewa milik pihak swasta, bahanbahan utama yang digunakan adalah kabel-kabel berbagai ukuran,
insulator keramik tahan panas dan tiang-tiang listrik berbagai ukuran.
Ketinggian tiang listrik penyangga kabel bervariasi sesuai dengan
besar tegangan yang melalui jaringan sesuai aturan yang berlaku.
Hampir seluruh kabel penyalur listrik ke kawasan akhir pengguna
rumah tangga terbungkus isolator untuk menjaga keamanan
penyaluran, sehingga tidak ada dampak kesehatan maupun dampak
lingkungan berarti lainnya bagi penduduk atau biota yang ada di
dekatnya. (EN26, EN29)
To distribute the electrical power generated by either owned plants
or plants leased from private party, the main materials used are cables
of various sizes, ceramic heat-resistant insulators and electricity
pylons of various sizes. The height of cable-carrying electricity pylons
varies depends on the level of voltage flowing through the network
in accordance with the prevailing regulations. Almost all cables
distributing electricity to the neighborhoods of household end-users
are wrapped in insulation to protect the supply, so that there is no
impact on residents, plant or animal life in the vicinity. (EN 26, EN 29)
Bahan utama lain yang digunakan dalam proses distribusi adalah
tiang-tiang listrik dari beton/besi dan insulator keramik tahan panas
maupun bahan kimia, yang juga jarang mengalami penggantian,
kecuali insulator yang akan diganti jika pada saat inspeksi ditemukan
kerusakan. (EN1)
The main other material used is electricity pylons made from steel
or concrete and ceramic heat-resistant insulation as well as chemical
materials, which also rarely need to be replaced, except insulation,
which is replaced if damage is found during inspections. (EN1)
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
PARTISIPASI PADA PELESTARIAN LINGKUNGAN
PARTICIPATION ON ENVIROMENTAL PROTECTION
Kabel-kabel transmisi dan distribusi baik yang dibentangkan di atas
tanah maupun di dalam tanah umumnya digunakan dalam waktu
yang cukup lama dan jarang mengalami proses penggantian,
sehingga kebutuhan bahan ini akan sejalan dengan proses ekspansi
atau penambahan jaringan transmisi dan distribusi. Seiring dengan
misi PLN untuk menjangkau seluruh wilayah operasi di Indonesia,
panjang jaringan transmisi dan distribusi yang dimiliki PLN terus
bertambah. Hingga akhir tahun pelaporan 2012, panjang seluruh
jaringan transmisi dan distribusi yang dimiliki oleh PLN adalah.
(EN1, EU4)
Transmission and distribution cables that are laid on the ground,
or under the ground, are generally used for a long time and rarely
need to be replaced. As a result, these materials are needed for
distribution and transmission network expansion or additions. In line
with PLN’s mission to reach all of Indonesia’s regions, PLN’s expansive
distribution and transmission network continues to grow. As of the
end of the reported year, the total length of PLN’s transmission and
distribution networks were as follows: (EN 1, EU 4)
Panjang Jaringan Transmisi (kms) Tahun 2012
Length of Transmission Lines (kmc) Year 2012
Satuan PLN/Provinsi
PLN Unit/Province
Tegangan Voltage
Jumlah Total
25-30 kV
70 kV
150 kV
275 kV
500 kV
Wilayah Nanggroe Aceh Darussalam
Nanggroe Aceh Darusalam Region
-
-
-
-
-
-
Wilayah Sumatera Utara
North Sumatra Region
-
-
-
-
-
-
Wilayah Sumatera Barat
West Sumatra Region
-
-
-
-
-
-
Wilayah Riau Riau Region
-
-
-
-
-
-
- Riau
-
-
-
-
-
-
- Kepulauan Riau Riau Island
-
-
-
-
-
-
Wilayah Sumsel, Jambi, dan Bengkulu
South Sumatra, Jambi & Bengkulu Region
-
-
-
-
-
-
- Sumatera Selatan South Sumatra
-
-
-
-
-
-
- Jambi
-
-
-
-
-
-
- Bengkulu
-
-
-
-
-
-
Wilayah Bangka Belitung
Bangka Belitung Region
-
-
-
-
-
-
Distribusi Lampung
Lampung Distribution
-
-
-
-
-
-
Wilayah Kalimantan Barat
West Kalimantan Region
-
-
587,50
-
-
587,50
Wilayah Kalsel dan Kalteng
South Kalimantan & Central Kalimantan
Region
-
123,08
1.538,82
-
-
1.661,90
- Kalimantan Selatan South Kalimantan
-
123,08
1.291,82
-
-
1.414,90
- Kalimantan Tengah Central Kalimantan
-
-
247,00
-
-
247,00
Wilayah Kalimantan Timur
East Kalimantan Region
-
-
350,60
-
-
350,60
Wilayah Sulut. Sulteng dan Gorontalo
North Sulawesi, Central Sulawesi & West
Sulawesi
0,76
377,02
980,94
-
-
1.358,71
- Sulawesi Utara North Sulawesi
0,76
275,82
256,74
-
-
533,32
- Gorontalo Gorontalo
-
-
724,19
-
-
724,19
- Sulawesi Tengah Central Sulawesi
-
101,20
-
-
-
101,20
Wilayah Sulsel, Sultra dan Sulbar
South Sulawesi, South East Sulawesi &
West Sulawesi
6,80
157,40
2.468,83
-
-
2.633,03
- Sulawesi Selatan South Sulawesi
6,80
133,40
2.087,95
-
-
2.228,15
-
24,00
-
-
-
24,00
- Sulawesi Tenggara South East Sulawesi
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
149
Satuan PLN/Provinsi
PLN Unit/Province
Tegangan Voltage
Jumlah Total
25-30 kV
70 kV
150 kV
275 kV
500 kV
- Sulawesi Barat West Sulawesi
-
-
380,88
-
-
380,88
Wilayah Maluku dan Maluku Utara
Maluku and North Maluku Region
-
-
-
-
-
-
- Maluku
-
-
-
-
-
-
- Maluku Utara North Maluku
-
-
-
-
-
-
Wilayah Papua Papua Region
-
-
-
-
-
-
- Papua
-
-
-
-
-
-
- Papua Barat West Papua
-
-
-
-
-
-
Distribusi Bali Bali Distribution
-
-
-
-
-
-
Wilayah Nusa Tenggara Barat
West Nusa Tenggara Region
-
-
-
-
-
-
Wilayah Nusa Tenggara Timur
East Nusa Tenggara Region
-
-
-
-
-
-
PT PLN Batam
-
-
157,83
-
PT PLN Tarakan
-
-
-
-
-
-
Kit Sumbagut North Sumatra Power Plant
-
-
-
-
-
-
Kit Sumbagsel South Sumatra Power Plant
-
-
-
-
-
-
P3B Sumatera
Sumatra Transmission and Center for
Load Dispatching
-
331,89
8.595,52
1.028,30
Luar Jawa Outside Java
157,83
9.955,71
7,56
989,39
14.680,04
1.028,30
Dist. Jawa Timur East Java Distribution
-
-
-
-
-
-
Dist. Jawa Tengah dan Yogyakarta
Central Java and Yogyakarta
Distribution
-
-
-
-
-
-
- Jawa Tengah Central Java
-
-
-
-
-
-
- D.I. Yogyakarta
-
-
-
-
-
-
Dist. Jawa Barat dan Banten
West Java and Banten Distribution
-
-
-
-
-
-
- Jawa Barat West Java
-
-
-
-
-
-
- Banten
-
-
-
-
-
-
Dist. Jakarta Raya dan Tangerang
Jakarta Raya and Tangerang
Distribution
-
-
-
-
-
-
PT Indonesia Power
-
-
-
-
-
-
PT PJB
-
-
-
-
-
-
P3B Jawa Bali
Java Bali Transmission and Center for
Load Dispatching
-
3.239,00
13.100,00
-
5.052,00
-
3.239,00
13.100,00
5.052,00
21.391,00
7,56
4.228,39
27.780,04
1.028,30
5.052,00
38.096,29
Jawa Java
Indonesia
16.705,28
Panjang Jaringan Distribusi (km) di Tahun 2012
Length of Medium and Low Voltage Lines (kmc) Year 2012
Satuan PLN/Provinsi PLN Unit/Province
150
Tegangan Menengah Medium Voltage
6- 7 kV
10 - 12 kV
15-20 kV
Tegangan
Rendah
Low Voltage
Wilayah Aceh Darussalam Nanggroe Aceh Darusalam Region
-
-
14.260,00
14.015,00
Wilayah Sumatera Utara North Sumatra Region
-
-
23.654,16
25.377.36
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
PARTISIPASI PADA PELESTARIAN LINGKUNGAN
PARTICIPATION ON ENVIROMENTAL PROTECTION
Satuan PLN/Provinsi PLN Unit/Province
Tegangan Menengah Medium Voltage
6- 7 kV
10 - 12 kV
15-20 kV
Tegangan
Rendah
Low Voltage
Wilayah Sumatera Barat West Sumatra Region
-
-
8.687,25
11.021.99
Wilayah Riau Riau Region
-
-
18.309,19
11.302 50
- Riau
-
-
6.500,29
10.246,25
- Kepulauan Riau Riau Island
-
-
11.809,90
1.056.25
Wilayah Sumsel, Jambi, dan Bengkulu
South Sumatra, Jambi & Bengkulu Region
-
242.86
16.872,80
16.946.63
- Sumatera Selatan South Sumatra
-
242.26
8.894,20
9.505.63
- Jambi
-
-
5.154,60
4.361.09
- Bengkulu
-
-
2.824,00
3.079,91
Wilayah Bangka Belitung Bangka Belitung Region
-
-
2.920,00
2.309.00
7,38
-
8.869,88
11.103.73
-
-
9.035,96
8.801,00
1,32
-
11.416,28
10.223,81
Distribusi Lampung Lampung Distribution
Wilayah Kalimantan Barat West Kalimantan Region
Wilayah Kalsel dan Kalteng
South Kalimantan & Central Kalimantan Region
- Kalimantan Selatan South Kalimantan
-
-
7.244,13
7.025.97
- Kalimantan Tengah Central Kalimantan
-
-
4.172,15
3.197,84
Wilayah Kalimantan Timur East Kalimantan Region
-
-
4.859,45
5.738.15
Wilayah Sulut, Sulteng dan Gorontalo
North Sulawesi, Central Sulawesi & West Sulawesi
46.68
-
11.215,49
12.943,69
- Sulawesi Utara North Sulawesi
46,68
-
4.068,49
3.906,00
- Gorontalo
-
-
1.714,00
2.016,69
- Sulawesi Tengah Central Sulawesi
-
-
5.433,00
7.021.00
Wilayah Sulsel, Sultra dan Sulbar
South Sulawesi, South East Sulawesi & West Sulawesi
-
-
15.842,95
18.497.35
- Sulawesi Selatan South Sulawesi
-
-
10.853,14
13.147.27
- Sulawesi Tenggara South East Sulawesi
-
-
3.819,34
4272.63
- Sulawesi Barat West Sulawesi
-
-
1.170,47
1077.45
Wilayah Maluku dan Maluku Utara
Maluku and North Maluku Region
-
-
4.851,61
2.797.92
- Maluku
-
-
2.994,92
1.786.83
- Maluku Utara North Maluku
-
-
1.856,69
1.011,09
Wilayah Papua Papua Region
-
-
3.126,48
3.916 34
- Papua
-
-
1.961,20
2.746,80
- Papua Barat West Papua
-
-
1.165,28
1.169 54
Distribusi Bali Bali Distribution
-
-
5.924,00
8.425.37
Wilayah Nusa Tenggara Barat West Nusa Tenggara Region
-
-
4.435,77
4384.52
Wilayah Nusa Tenggara Timur East Nusa Tenggara Region
-
-
5.005,19
5005.69
PT PLN Batam
-
-
1.156,32
1.681.09
PT PLN Tarakan
-
-
153,53
256.52
Kit Sumbagut North Sumatra Power Plant
-
-
-
-
Kit Sumbagsel South Sumatra Power Plant
-
-
-
-
P3B Sumatera
Sumatra Transmission and Center for Load Dispatching
-
-
-
-
Luar Jawa Outside Java
55,38
242,86
170.596,31
174.747.66
Dist. Jawa Timur East Java Distribution
-
-
32.463,00
64.335.00
Dist. Jawa Tengah dan Yogyakarta
Central Java and Yogyakarta Distribution
-
-
48.642,07
55.280.42
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
151
10 - 12 kV
15-20 kV
Tegangan
Rendah
Low Voltage
Tegangan Menengah Medium Voltage
Satuan PLN/Provinsi PLN Unit/Province
6- 7 kV
- Jawa Tengah Central Java
-
-
43.652,29
47.557.35
- D.I. Yogyakarta D.I. Yogyakarta
-
-
4.989,78
7.723.07
Dist. Jawa Barat dan Banten West Java and Banten Distribution
-
-
41.841,44
101.254.86
- Jawa Barat West Java
-
35.973,17
88.554.48
- Banten
-
-
5.868,27
12.700.38
Dist. Jakarta Raya dan Tangerang
Jakarta Raya and Tangerang Distribution
-
-
19.209,00
33.288.58
PT Indonesia Power
-
-
-
-
PT PJB
-
-
-
-
P3B Java Bali Transmission and Center for Load Dispatching
-
-
-
-
Jawa Java
-
-
142.155.51
254.158.86
Indonesia
55.38
242.86
312.751,82
428.906 52
PENGGUNAAN ENERGI
ENERGY USAGE
Perseroan menggunakan berbagai sumber energi primer sebagai
bahan bakar langsung untuk menggerakkan turbin generator
pembangkit listrik, yaitu batu bara, diesel dan gas. Selain itu, turbin
generator juga digerakkan oleh tenaga air dan uap panas bumi.
Minyak diesel/solar dan BBM lain (bensin) juga digunakan PLN
sebagai bahan bakar bagi kendaraan operasional.
The Company uses a variety of primary energy sources for direct
fuels to turn the main generator turbines at power plant, i.e. coal,
diesel, and gas. Apart from these three fossil fuels, the generator
turbines are also powered by hydro or geothermal as indirect
energy sources. Diesel fuel, solar power and gasoline are also used
by PLN as fuel for vehicles.
Seiring dengan peningkatan kapasitas pembangkit, jumlah
penggunaan energi primer Perseroan terus bertambah. Komposisi
dan jumlah penggunaan energi langsung sebagai bahan bakar
penggerak generator disajikan pada tabel berikut.
In line with power plant capacity improvements, the Company’s total
primary energy use continues to grow. The composition and total
usage of direct energy as fuel to power generators is presented in
the following the table.
Penggunaan Bahan Sebagai Sumber Energi Langsung (EN3)
Fuel Consumption as Direct Resource of Energy (EN3)
152
2012
BAHAN BAKAR FUEL
SATUAN UNIT
Batu bara Coal
Juta ton Million tons
Minyak diesel Diesel petrol
Juta liter Million litters
Gas Natural Gas
MMSCF
2011
%
35.514
27.434
29,5
8.215
11.466
-28,4
365.927
285.722
28,1
Bahan bakar batubara dan minyak bumi merupakan jenis bahan
bakar fosil tidak terbarukan yang kurang ramah lingkungan,
mengingat dalam proses pembakaran menghasilkan emisi CO2
atau gas rumah kaca / GRK yang relatif tinggi. Untuk mengurangi
dampak negatif penggunaan batubara, PLN telah menyiapkan dan
melaksanakan program untuk melakukan konservasi penggunaan
energi dengan cara meningkatkan efisiensi PLTU melalui pemilihan
teknologi PLTU yang lebih efisien, sebagai contoh: teknologi PLTU
“supercritical” berbahan bakar batubara yang lebih hemat bahan
bakar sehingga mengurangi jumlah emisi untuk tiap kWh listrik
yang dihasilkan.
These fossil fuels are not renewable and are not environmentally
friendly, PLN has prepared and implemented programs to conserve
energy usage by increasing efficiency in steam power plant by
choosing more efficient steam power plant technologies, e.g.
“super-critical” technology for fuel-saving coal-fired steam power
plant, so the emission discharged for every kWh of generated
electricity is lower.
Dalam rangka mendukung program Pemerintah RI untuk
meningkatkan pemanfaatan sumber energi terbarukan (renewable
energy) dan mengurangi emisi CO2, maka PLN juga membangun
pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dan pembangkit listrik
To support the Republic of Indonesia Government’s programs to
increase the utilization of renewable energy sources and reduce
CO2 emissions, PLN has built Geothermal Power Plant and Hydro
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
PARTISIPASI PADA PELESTARIAN LINGKUNGAN
PARTICIPATION ON ENVIROMENTAL PROTECTION
tenaga air (PLTA), selain itu dalam skala terbatas, membangun
pembangkit tenaga bayu dan tenaga surya. Untuk mengurangi
emisi GRK dari pembangkit listrik, PLN telah merencanakan
pembangunan pembangkit energi terbarukan, terutama panas
bumi. PLN juga menargetkan peningkatan penggunaan bahan
bakar gas sebagai sumber energi pembangkit listrik di masa depan,
mengingat jumlah emisi GRK yang dihasilkan dari pembangkit
berbahan bakar gas jauh lebih sedikit dibandingkan penggunaan
batubara maupun minyak bumi.
Power Plant, as well as wind and solar power plants on limited
scale. To reduce Greenhouse Gases emission from power plants,
PLN has designed renewable energy power plants, particularly
geothermal plants.PLN also sets a target of gas utilization for the
future power plant fuel, given that the amount of Greenhouses Gases
emited by gas-fueled power plants is much less compared to coal or
oil fuels.
Upaya lain yang dilakukan untuk mengurangi emisi adalah dengan
menjaga unjuk kerja generator melalui perawatan berkala, sehingga
kinerjanya efisien dan mampu mengurangi volume bahan bakar per
satuan daya listrik yang dihasilkan. (EN5, EN6).
Other steps taken are to maintain the performance of generators
through regular maintenance, resulting in efficient performance
and a reduction in the volume of fuel per unit of electrical power
generated. (EN 5, EN6)
Untuk mengurangi konsumsi energi tak langsung (energi
yang digunakan untuk kendaraan operasional), Perseroan juga
melakukan langkah-langkah penghematan, baik melalui perawatan
rutin kendaraan operasional maupun dengan penyediaan sarana
perumahan pegawai di sekitar instalasi utama. Sementara program
maupun kebijakan yang ditempuh untuk menghemat pemakaian
listrik mencakup: (EN7)
• Pemanfaatan bank kapasitor;
• Sosialisasi dan implementasi kepada karyawan untuk :
• Menaikkan setting AC temperatur ke 25oC;
• Mengurangi jumlah AC pada ruangan yang menggunakan
AC Over Capacity;
• Pemanfaatan cahaya alami:
§ Penggantian lampu-lampu listrik yang hemat energi dari
lampu TL ke lampu SL secara bertahap;
§ Penggantian AC (biasa) ke AC Split (Inverter dan Bio);
To reduce indirect energy consumption (energy used for operational
vehicles), the Company has also taken austerity measures, not only
comprising routine vehicle maintenance but also by providing
housing for employees in the vicinity of main installations. The
adopted steps and policies to save on energy usage are: (EN7)
§ Pembenahan kualitas kelistrikan.
• Utilize capacitor banks;
• Raise awareness among employees concerning the following:
• Set air conditioning units to 25oC.
• Reduce the number of air conditioners in rooms that already
have too many units (AC Over Capacity)
• Utilize natural light:
§ Replace light bulbs with energy-saving light bulbs; from
TL bulbs to SL bulbs, in stages;
§ Replace normal air conditioner units with split air
conditioners (Inverter and Bio);
§ Improve the quality of electricity. Upaya-upaya ini berhasil menurunkan konsumsi BBM dan
mengurangi penggunaan listrik untuk keperluan administratif dan
kegiatan pendukung lainnya di tahun 2012. (EN7)
These efforts helped reduce fuel consumption and reduce
electricity use for administrative needs and other supporting
activities in 2012. (EN7)
PENGGUNAAN AIR dan UAP PANAS BUMI
USE OF WATER AND GEOTHERMAL
Air digunakan untuk dua hal, yakni sebagai pendingin dan sebagai
sumber energi langsung. Dalam penggunaan air sebagai sumber
energi pembangkit listrik bertenaga uap, air diubah menjadi uap
bertekanan yang kemudian menggerakkan turbin generator.
Sementara penggunaan air dalam skema PLTA, air langsung
digunakan untuk menggerakan turbin melalui pipa pesat,
menggunakan daya tarik bumi sebagai media penggerak air yang
ditampung dalam bendungan/waduk yang didesain memiliki
perbedaan ketinggian yang cukup antara tinggi muka air dalam
bendungan dengan instalasi pembangkit yang berada di bawah
bangunan bendungan.
Water can be used for two things, namely as a coolant and as an
indirect energy source. When used as steam power plant energy
source, water is transformed into compressed steam, which then
turns generator turbines. While in Steam power plant, water is directly
used to turn turbines through pipelines where the gravity moves the
water that is contained in a dam designed to have sufficient height
difference between the water surface in the dam and the power plant
installation under the dam.
Sumber air yang digunakan dalam produksi tenaga listrik di stasiun
pembangkit listrik pada umumnya berasal dari air permukaan, kecuali
untuk skema PLTP, air berasal dari reservoir di dalam bumi sebagai
Water sources used in electricity production generally derive from
surface water, except for geothermal power plant scheme, where the
water is derived from rainwater reservoir beneath the earth. (EN8,
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
153
154
hasil rembesan air hujan kedalam tanah. (EN8, EN9) Seluruh air
untuk kondensat setelah ditampung di kolam, kemudian digunakan
kembali sebagai kondensat dengan pola closed loop system. (EN10)
EN9) All water formed through condensation is stored in a pool, and
then reused in a closed loop system. (EN10)
Untuk meminimalisasi penggunaan air dan memperbaiki kualitas air
limbah, Perseroan merealisasikan berbagai program, mencakup:
• Merencanakan jumlah air yang akan digunakan dalam proses
pembangkitan tenaga listrik sejak awal dengan membuat neraca air;
• Air limbah yang dihasilkan diolah dalam instalasi pengolahan
air limbah (IPAL) sebelum dibuang ke badan air penerima.
Kuantitas dan kualitas air limbah dipantau secara rutin untuk
memastikan bahwa parameter pencemar yang terkandung
dalam air limbah memenuhi baku mutu lingkungan. Hasil
pemantauan kualitas air limbah dilaporkan secara rutin kepada
instansi terkait antara lain Kementerian Lingkungan Hidup
(KLH) dan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(BPLHD). Hasilnya menunjukkan, tidak ada pengaruh negatif
dari buangan air terhadap keanekaragaman hayati. Hasil
pemantauan Biota Perairan yang dilakukan menunjukan bahwa
perairan sekitar lokasi kegiatan tidak mengalami gangguan. Hal
ini ditunjukkan dengan pemantauan selama tahun pelaporan,
dimana nilai indeks keanekaragamannya sedang, tetapi secara
umum cukup baik dan masih dapat mendukung kehidupan
biota perairan. (EN12, EN21, EN25)
To minimize the use of water and to improve the quality of waste
water, the Company takes the following steps:
• Determine the amount of water to be used in the electricity production
process from the beginning by making a water balance sheet;
• Waste water produced is treated in the waste water treatment
plant (IPAL) before it is discharged to the water receptacle. The
quantity and quality of waste water is routinely monitored to
ensure that pollutant parameters contained in the waste water
meet the environment quality standard. The results of waste
water quality monitoring is reported routinely to the relevant
agencies, including the Ministry of the Environment (KLH) and
the Regional Environmental Management Body (BPLHD). The
results showed that waste water had no negative effects on
biodiversity. Aquatic Biota monitoring results showed that
water in the vicinity was not impaired. This was shown through
monitoring during the reported period, where the biodiversity
index level was average, but generally it was quite good and still
capable of supporting aquatic biota. (EN12, EN21, EN25)
Dalam rangka menjaga ketersediaan air permukaan dan memelihara
kelestarian lingkungan, khususnya sumber air, Perseroan juga
melakukan kegiatan konservasi sumber daya air melalui beberapa
kegiatan, mencakup: (EN10, EN21)
• Pemanfaatan air hujan untuk keperluan MCK;
• Penggunaan air dengan sistem tertutup (closed loop);
• Pembuatan embung-embung air untuk konservasi air dan
lubang biopori di perkantoran dan pemukiman sekitar instalasi.
In the framework of maintaining the availability of surface water and
preserving the environment, especially water sources, the Company
also carries out water source conservation through several activities,
which are: (EN10, EN21)
• Utilize rain water for MCK needs;
• Use water in a closed loop system;
• Create ponds for water conservation and bio pore holes in office
and residential areas in the vicinity of installations.
Melalui langkah-langkah tersebut, Perseroan berpartisipasi dalam
memelihara dan melestarikan sumber air permukaan yang digunakan
sesuai kaidah pelestarian lingkungan. Dengan seluruh upaya tersebut
selama periode pelaporan tidak ada laporan maupun pengaduan yang
diterima Perseroan perihal terganggunya sumber air karena turunnya
permukaan air akibat pengambilan sumber air. (EN9)
Through these steps, the Company participates in maintaining and
preserving surface water sources that are used in accordance with
environmental preservation regulations. Throughout all of the said
efforts during the reported period, there were no reports or complaints
received by the Company concerning disturbance of water sources
owing to a decrease in water levels due to water extraction. (EN9)
BIODIVERSITAS
BIODIVERSITY
Beberapa pembangkit dan jalur transmisi PLN berada atau melewati
kawasan hutan lindung atau kawasan konservasi. Perseroan telah
mengikuti seluruh mekanisme penggunaan tanah pada kawasan
hutan lindung dan kawasan konservasi sesuai ketentuan undangundang kehutanan dan peraturan turunannya.
Several PLN power plants and transmission lines exist in or pass
through protected forests or conservation areas. The Company
adheres to all land use mechanisms on protected forest areas
and conservation areas in accordance with forestry regulations
and provisions.
Untuk menjaga biodiversitas sebagai akibat dari kegiatan
pembangkitan tenaga listrik, Perseroan merealisasikan berbagai
program, mencakup: (EN11, EN13, EN14, EN15)
• Melakukan transplantasi terumbu karang;
Terumbu karang termasuk spesies yang dilindungi sesuai
ketentuan International Union for the Conservation of Nature
To maintain biodiversity from power plant activities, the Company
carries out several programs, including:
(EN 11, EN 13, EN 14, EN15)
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
• Transplanting coral reefs;
Coral reefs belong to a species protected in accordance with
the provisions of the International Union for the Conservation
PARTISIPASI PADA PELESTARIAN LINGKUNGAN
PARTICIPATION ON ENVIROMENTAL PROTECTION
(IUCN). PLN melakukan upaya untuk melindungi fauna tersebut,
di perairan sekitar lokasi pembangunan PLTU Paiton Unit 9. Untuk
mengganti kerusakan terumbu karang akibat kegiatan dredging
pada proses pembangunan dermaga PLTU Paiton Unit 9, PLN
telah melakukan transplantasi terumbu karang pada lokasi lain
di perairan yang sama yang memiliki kondisi lingkungan yang
mendukung kehidupan terumbu karang. Pemantauan hasil
transplantasi karang dilakukan setiap minggu selama satu tahun
untuk memastikan bahwa terumbu karang dapat hidup dengan
baik. Berdasarkan hasil pemantauan, 98,98% dari terumbu
karang yang ditanam tumbuh dengan baik. (EU13)
• MenyediakanareahijaudidaerahsekitarinstalasipembangkitPLN.Tidak
ada data luasan area hijau secara detail, namun program penghijauan
dilaksanakan secara rutin khususnya pada lokasi catchment area PLTA
dan pada area pembangunan pembangkit PLTMH.
of Nature (IUCN). PLN strives to protect this protected species,
namely that located in the vicinity of the Paiton Unit 9 Steam
power plant. To replace coral reef damaged due to dredging
activities during the construction of the dock at the Paiton Unit
9 Steam power plant, PLN has transplanted coral reefs in other
locations in the same waters that have the same environmental
conditions to support coral reefs. Coral reef transplantation
monitoring is carried out every week throughout the year to
ensure that the coral reef can thrive. Based on the monitoring
results, 98.98 percent of the transplanted coral reef grows well.
(EU13)
• Provide green areas in PLN power plant installation areas.
Although there is no available detailed data on the amount
of green areas, the greening program is carried out routinely,
especially in Hydro Power Plant catchment areas.
PENGENDALIAN EMISI
EMISSIONS CONTROL
Sumber emisi karbondioksida berasal dari kegiatan pembangkitan listrik
terutama pembangkit listrik berbahan bakar fosil seperti PLTU, PLTG,
PLTGU dan PLTD. Total emisi dari kegiatan pembangkitan tenaga listrik
pada tahun 2012 diperkirakan mencapai sebesar 118.270.645 ton CO2
ekuivalen. PLTU batu bara memberikan kontribusi emisi terbesar yakni
76.434.195 ton CO2 ekuivalen, sedangkan pembangkit berbahan bakar
gas dan BBM memberikan kontribusi berturut-turut sebesar 19.918.008
ton CO2 ekuivalen dan 21.918.442 ton CO2 ekuivalen. (EN16)
Carbon dioxide emission sources derive from power plant activities,
especially those powered by fossil fuels, like Steam Power Plant,
Gas Power Plant, Combined Cycle Power Plant and Diesel Power
Plant. The total emission from electrical power generation in 2012
was a total of 118,270,645 tons of CO2 equivalent. Coal-fired Steam
power plants contributed the largest amount of emissions, totaling
76,434,195 tons of CO2 equivalent, while gas-fired power plants and
oil-fired power plants contributed 19,918,008 tons of CO2 equivalent
and 21,918,442 tons of CO2 equivalent, respectively. (EN16)
Perhitungan Emisi CO2 dari Pembangkit Berbahan Bakar Fosil
Table of Measurement of CO2 Emission from Fossil Fuels-Fired Plants
Total Konsumsi
Total Consumption
Konversi
Conversion
Emisi CO2 (juta ton eq)
CO2 Emission (million tons eq)
Juta liter Million liter
8,215.00
2.6681
21,918,442
Juta ton Million ton
35,514.00
2.1522
76,434,195
-
2.3247
-
365,927.00
0.0544
19,918,008
Jenis Bahan Bakar Fuel Type
Satuan Unit
Solar
Coal
Gasoline
Juta liter Million liter
Gas
MMCFt
Total Emisi Total Emission
118,270,645
Sumber : Angka konversi emisi CO2 sesuai EIA (US Energy Information Administration)
Source : CO2 emission conversion number according to EIA (US Energy Information Administration
Untuk mengetahui kualitas emisi dari stasiun pembangkit, PLN
melakukan uji emisi pada setiap pembangkit sebagai bagian dari uji
kelayakan operasi pembangkit. Selanjutnya uji emisi dilaksanakan
secara rutin sesuai dengan peraturan yang berlaku dan sesuai
dengan rencana pemantauan lingkungan yang tercantum dalam
dokumen AMDAL dan UKL-UPL. (EN17)
To comprehend the quality of emissions from power stations, PLN
carries out emissions testing at every power plant as part of due
diligence. Subsequent emission testing is carried out routinely
in accordance with the prevailing regulations and with the
environmental monitoring plan, which is recorded in the AMDAL and
UKL-UPL documents. (EN17)
Untuk menekan emisi CO2 ini Perseroan melaksanakan beberapa
program, meliputi: (EN18)
• Menambah pembangunan pembangkit dengan sumber energi
yang terbarukan, yakni PLTP dan PLTA;
• Membangun pembangkit tenaga surya (PLTS) di 5 pulau yang
dilaksanakan pada tahun 2010-2012 berkapasitas total sebesar
6,2 MW. Pembangunan PLTS ini menggantikan pembangkit
listrik tenaga diesel yang berbahan bakar solar (HSD);
To reduce CO2 emissions, the Company carries out several programs,
which are: (EN18)
• Add more renewable energy power plants, namely Geothermal
Power Plant and Hydro Power Plant.
• Construction of Solar Power Plants on five islands carried out
from 2010 to 2012, totaling 6.2 MW. This replaced Solar Power
Plant replaced diesel-powered generators.
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
155
• Membangun PLTM Merasap, Lobong, Mongango sehingga
mengurangi emisi per tahun sebesar 16.000 ton CO2 ekuivalen;
• Memanfaatkan salah satu mekanisme Protokol Kyoto yaitu Clean
Development Mechanism (CDM) dan Verified Carbon Standard
(VCS) untuk mendapatkan kredit dari upaya penurunan emisi
gas rumah kaca dari pembangunan beberapa pembangkit
menggunakan sumber energi terbarukan.
156
• Construction of the Merasap, Lobong and Mongango PLTM
plants resulting in emissions reduction of 16,000 tons of CO2
equivalent per year.
• Utilization of one of the Kyoto Protocol mechanisms, namely
the Clean Development Mechanism (CDM) and Verified Carbon
Standard (VCS) to obtain carbon credits from greenhouse gas
emissions reduction efforts through the construction of power
plants that use renewable energy.
Selain upaya mengurangi emisi CO2, Perseroan juga berupaya
mengurangi emisi debu dari stasiun pembangkit berbahan bakar
batu bara, melalui:
• Pemasangan electrostatic precipitator;
• Pembangunan sarana penyimpanan fly ash dan bottom ash;
• Kerjasama untuk pemanfaatan kemabli fly ash dan bottom ash;
• Menutupi bagian bak belakang kendaraan pengangkut fly ash
dan bottom ash;
• Menyiram area penyimpanan batu bara untuk mengurangi debu.
Apart from efforts to reduce CO2 emissions, the Company also strives
to reduce dust emissions at coal-fired power stations by as follows:
Kegiatan pemantauan kadar debu di udara kemudian dilaksanakan
secara rutin sesuai dengan peraturan yang berlaku dan sesuai
dengan rencana pemantauan lingkungan yang tercantum dalam
dokumen AMDAL atau UKL-UPL. Perseroan sampai saat ini belum
melaksanakan program terkait upaya menekan pelepasan bahan
perusak ozon lainnya, seperti CFC (freon). (EN19)
Airborne dust content monitoring activities are then carried out
routinely in compliance with the prevailing regulations and in
accordance with the environmental monitoring plan, which is
recorded in AMDAL and UKL-UPL documents. So far, the Company
has not carried out any program related to reducing the release of
ozone depleting substances, such as CFCs (freon). (EN19)
Perseroan bekerja sama secara aktif dengan KLH dan UNINDO dalam
penyusunan National Implementation Plan (NIP) terkait Persistent
Organic Pollutants (POPs) yang menjadi kewajiban Pemerintah
Indonesia dalam kerangka Konvensi Stockholm, Salah satu
kegiatan yang dilakukan perusahaan terkait NIP adalah melakukan
inventarisasi keberadaan PCB pada trafo sebagai baseline asesmen
situasi PCB.
The Company actively cooperates with the Ministry of Environment
and UNINDO in compiling the National Implementation Plan (NIP)
in connection with Persistent Organic Pollutants (POPs), which is
obligatory to the Indonesian Government under the Stockholm
Convention framework. One of the activities the Company carries
out regarding NIP is inventorying PCBs in the transformers as the
baseline of PCB situation assessment.
PENGELOLAAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH
WASTE MANAGEMENT AND PROCESSING
Proses pembangkitan listrik pada instalasi pembangkit dan transmisi
listrik menghasilkan beberapa limbah spesifik, yakni:
• Limbah cair, berupa air dari pembangkit PLTU;
• Limbah cair berupa pelumas bekas yang termasuk B3
(hazardous waste);
• Limbah padat seperti abu batubara, insulator keramik, kabel
bekas, aki bekas kendaraan operasional dan tiang-tiang listrik.
Electricity generation at electricity transmission and power plant
installations produces several specific kinds of waste, which are:
• Liquid waste, in the form of water from steam power plants.
• Liquid waste in the form of used lubricant, including B3
(hazardous waste).
• Solid waste such as ceramic insulation, used cables, used batteries
from operational vehicles and electricity pylons.
Untuk mengelola limbah-limbah tersebut, Perseroan menempuh
beberapa cara pengelolaan yakni: (EN22, EN23)
1. Pengelolaan Limbah Cair
Limbah cair dari kegiatan pembangkitan tenaga listrik diolah
dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sebelum dialirkan
ke badan air penerima. Pada beberapa pembangkit, air yang
telah diolah dimanfaatkan kembali untuk berbagai keperluan
antara lain menyiram tanaman.
2. Limbah Padat dan Cair B3
Pengelolaan limbah padat dan cair B3 seperti abu batubara dan
pelumas bekas dilakukan sesuai dengan PP No. 18 Tahun 1999
To manage the said waste, the Company carries out several
management schemes, including: (EN22, EN23)
1. Liquid Waste Management
Liquid waste produced through electrical power generation is
processed in a Waste Water Treatment Plant (IPAL) before it flows
to the water catchment receptacle. At several power stations,
processed waste water is reused for various purposes including
water plants.
2. Hazardous solid and liquid waste The management of hazardous solid and liquid waste, such
as coal dust and used lubricant is done in accordance with
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
•
•
•
•
•
Install electrostatic precipitators;
Construct fly ash and bottom ash storage facilities;
Conduct cooperation to utilize fly ash and bottom ash;
Cover the backs of fly ash and bottom ash transportation
vehicles.
Water down fly ash and bottom ash storage areas to decrease dust.
PARTISIPASI PADA PELESTARIAN LINGKUNGAN
PARTICIPATION ON ENVIROMENTAL PROTECTION
tentang Pengelolaan Limbah B3 serta peraturan-peraturan
menteri terkait pengelolaan limbah B3. PLN sebagai penghasil
limbah B3 tidak melakukan pengolahan secara langsung, namun
hanya menyimpan sementara limbah B3 tersebut sebelum
diserahkan ke pihak ke-3 yang memiliki izin pengelolaan dan
pemanfaatan limbah B3.
3. Pengelolaan bahan-bahan bekas selain limbah B3
Bahan-bahan bekas selain limbah B3 dimusnahkan sesuai dengan
mekanisme pemusnahan aset yang berlaku di Perseroan.
4. Sepanjang tahun 2012 tidak ada kejadian tumpahan limbah B3
yang mencemari lingkungan. (EN 23)
Government Regulation No.18/1999 on the Management of
Hazardous Waste as well as ministry regulations related to the
management of hazardous liquid waste. PLN, as a company
that produces hazardous liquid waste, does not carry out waste
management directly, but rather briefly stores the hazardous
liquid waste before handing it over to third parties who have
permission to manage and utilize hazardous (B3) waste.
3. Management of non-hazardous used materials Non-hazardous
used materials are destroyed in accordance with the prevailing
asset destruction mechanism at the Company.
4. Throughout 2012, there were no hazardous waste spills that
contaminated the environment. (EN 23)
PARTISIPASI PADA UPAYA MITIGASI GAS
RUMAH KACA
PARTICIPATION IN GREENHOUSE GAS
MITIGATION EFFORTS
Sebagai perusahaan penyedia tenaga listrik utama di Indonesia,
PLN memiliki komitmen jangka panjang untuk berpartisipasi
pada upaya mengendalikan emisi GRK yang berasal dari kegiatan
pembangkitan listrik dengan berbahan bakar fosil (gas, BBM,
batubara). Partisipasi PLN pada upaya mitigasi GRK ini dilaksanakan
selaras dengan upaya pemenuhan kebutuhan listrik nasional
yang terus tumbuh dengan pesat. Pemenuhan kebutuhan listrik
menjadi hal yang juga harus diprioritaskan mengingat rasio
elektrifikasi Indonesia masih relatif tertinggal di kawasan regional.
Kondisi tersebut adalah konsekuensi logis dari masih kurangnya
ketersedaan infrastruktur ketenaga listrikan di Indonesia, salah satu
hal yang tengah diatasi melalui inisiatif program Fast Track 10.000
MW Tahap I dan Tahap II.
As a major electrical power provider company in Indonesia, PLN
has a long-term commitment to participating in the efforts to
control GHG emissions from electricity generation activities that
use fossil fuel (gas, oil, coal). PLN’s participation in GHG mitigation
is carried out in line with efforts to meet national electricity needs
that continue to grow exponentially. Meeting the electricity needs
must also be prioritized given the electrification ratio in Indonesia
is still relatively lagging in the scope of the region. The condition is a
logical consequence of the lack of electricity power infrastructure in
Indonesia. One of the measures to address this issue is the initiative
of 10,000 MW Fast Track Program Phase I and Phase II.
Oleh karena itu, mitigasi yang dilaksanakan saat ini juga merupakan
bagian dari upaya pemenuhan kebutuhan listrik, baik untuk saat ini
maupun untuk masa depan. Beberapa inisiatif yang telah dijalankan
diuraikan pada penjelasan berikut.
Therefore, mitigation is implemented today is part of efforts to
meet the electricity needs, both for today and for the future. Some
initiatives that have been implemented are described below.
• Penelitian dan Pengembangan
Perseroan melakukan sejumlah kajian dan penelitian yang
ditujukan untuk meningkatkan tingkat efisiensi pembangkitan,
efisiensi penyaluran daya listrik, mencari bahan-bahan insulator
yang tahan lama dan mencari alternatif pembangkit yang ramah
lingkungan. Beberapa kegiatan penelitian dan pengembangan
yang dilaksanakan sejak beberapa tahun terakhir dan berlanjut
dai tahun 2012 adalah studi identifikasi potensi pembangkit
hydro di Indonesia.
•
Research and Development
The Company conducts a number of studies and research
aimed at improving the efficiency of power generation,
power distribution, searching durable insulator materials
and environmentally friendly plant alternatives. Some
research and development activities have been carried out
since recent years are study of identifying hydro power plant
potentials in Indonesia.
Provision of micro-hydro plants are very suitable to develop to
provide electricity in remote and hilly areas and yet-intact tropical
forests. Development of micro-hydro power plants, which are
water-fueled, has two positive sides, namely for environmental
conservation and free from emission.
•
Using Low-Carbon Technologies
PLN long-term electricity supply plan of 2012-2021 states
that the plans of power plant construction in Java shall only
Penyediaan pembangkit mikro hidro sangat cocok
dikembangkan untuk menyediakan tenaga listrik di kawasan
perbukitan yang terpencil dan memiliki kawasan hutan tropis
yang masih asri. Pembangunan pusat listrik mikro hidro, yang
menggunakan tenaga air, memiliki dua manfaat, menjaga
kelestarian lingkungan dan bebas emisi.
• Menggunakan Teknologi Rendah Karbon
Dalam rencana penyediaan tenaga listrik jangka panjang tahun
2012-2021 (RUPTL) perusahaan menyatakan bahwa rencana
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
157
pembangunan PLTU di Pulau Jawa hanya akan menggunakan
teknologi supercritical dan ultra seperctricial. Teknologi ini dapat
menghasilkan energi listrik yang lebih besar, sementara jumlah
bahan bakar yang digunakan sama, sehingga emisi CO2 per
kWh daya listrik yang dihasilkan semakin turun. Teknologi
rendah karbon lainnya yang dapat diadopsi di Indonesia adalah
Integrated Gasification Combined Cycle (IGCC).
• Meningkatkan Porsi Gas Sebagai Bahan Bakar PLTGU
Seperti ditunjukkan pada tabel perhitungan emisi sebelumnya,
gas mengeluarkan emisi GRK lebih rendah dibandingkan dua
jenis bahan bakar fosil lainnya, sementara efisiensi energi yang
dikeluarkan dalam proses pembakaran lebih baik. Indonesia
diketahui memiliki cadangan gas alam yang cukup berlimpah.
Oleh karenanya dalam rencana pembangunan pembangkit
listrik Program 10.000 MW tahap II, porsi bahan bakar gas
semakin dominan. Beberapa pembangkit yang kini beroperasi
juga telah dimodifikasi dengan menggunakan bahan bakar gas
sebagai sumber energi, menggantikan minyak bumi. Untuk
menjamin ketersediaan gas sebagai sumber energi PLTGU,
Pemerintah kini mengupayakan serangkaian aturan yang
bertujuan mengalokasikan sebagian produksi gas dari sumursumur produksi skala besar yang dikelola dalam skema KSO yang
telah berjalan maupun masih dalam tahap pengembangan.
•
Increasing Portion of Gas as Combined Cycle Power Plant’s Fuel
As shown in the previous table of emission measurement,
gas emits less greenhouse gases than the other two types of
fossil fuels, while the efficiency of the energy released in the
combustion process is higher. Indonesia is known for quite
plentiful natural gas reserves. Therefore, the construction of
the 10,000 MW power plant phase II program requires a greater
portion of the gas fuels. Some plants in operation have also
been modified to use gas fuels as the gasoline-replacing energy
source. To ensure the availability of gas as combined cycle power
plant energy source, the Government is now setting a set of rules
aimed to allocate parts of the gas production from run largescale wells under the KSO scheme, either those which have been
running or those in the development stage.
• Memanfaatkan Potensi Sumber Energi Terbarukan.
Ada lima teknologi pembangkitan yang umum digunakan
yakni potensi panas bumi, potensi air (air terjun) atau PLTA,
tenaga nuklir dan potensi tenaga sinar matahari dan tenaga
angin. Sumber energi terbarukan yang dapat digunakan
dalam skala besar secara ekonomis adalah energi nuklir
(PLTN), panas bumi (PLTP) dan tenaga air (PLTA). Di Indonesia,
pembangunan PLTN masih dalam tahap penelitian. Prospek
pembangunan masih mengalami banyak kendala, terlebih
dengan kejadian rusaknya PLTN di Chernobyl, Rusia maupun
di Jepang. Jepang telah menyatakan akan menutup PLTN di
seluruh negeri dan menggantinya dengan penggunaan gas
dan batubara.
•
Harnessing the Potential of Renewable Energy Sources.
There are five power generation technologies utilizing
common potentials, namely geothermal potential,
hydropower (waterfall), nuclear power, solar energy and wind
power. Renewable energy sources that can economically
be used on a large scale is nuclear energy, geothermal
and hydropower. In Indonesia, the construction of nuclear
power plants is still in the research stage. Its development
are still experiencing a lot of problems, given especially the
incidence of the Chernobyl nuclear plant damage in Russia
and Fukushima plant in Japan. As regards the latter, Japan
stated it would shut down the nuclear power plants across
the country and use gas and coal instead.
Pembangunan PLTA sekalipun memberi banyak manfaat lain dari
sisi ekonomi dan lingkungan, namun mengalami banyak kendala
dari sisi sosial dan kemasyarakatan, sehingga pembangunan
PLTA pada beberapa tahun belakangan relatif stagnan.
Despite hydropower plant development gives many benefits in
terms of economy and environment, it faces obstacles in terms
of social and community aspects. Thus, the development of
hydropower in the recent years has been relatively stagnant.
Pemanfaatan panas bumi di Indonesia justru memberikan
berbagai keuntungan yang menjanjikan, yakni bebas emisi
GRK, memerlukan lahan yang relatif terbatas, potensi yang
melimpah dan tidak memerlukan bahan bakar sehingga lebih
ramah lingkungan.
Utilization of geothermal energy in Indonesia provides
prospective benefits, i.e. GHG emission-free, requiring a relatively
smaller area, ample potentials and not requiring fuel. Thus it is
more environmentally friendly.
Indonesia merupakan negara dengan jumlah gunung berapi
aktif maupun tidak aktif terbanyak di seluruh dunia, dan oleh
Indonesia is a country with the greatest number of active
volcanoes and inactive volcanoes in the world, and thus has the
1
158
involve supercritical technology and ultra supercritical. These
technologies can produce larger electrical energy, while the
amount of fuel consumption is the same, so the CO2 emissions
per kWh of electricity generated shall be lowered further. Another
low-carbon technology that can be adopted in Indonesia is the
Integrated Gasification Combined Cycle (IGCC).
Kebijakan ini disertai dengan kajian bahwa ada kebutuhan beban dan tetap memperhatikan rencana pembangkit lain
This policy is supported by research noting that there are load needs and considering the plans of other plants.
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
PARTISIPASI PADA PELESTARIAN LINGKUNGAN
PARTICIPATION ON ENVIROMENTAL PROTECTION
karenanya memiliki potensi sumber energi panas bumi yang
paling besar. Studi para ahli menunjukkan total potensi panas
bumi di Indonesia yang dapat dimanfaatkan adalah setara
dengan 28.528 MW, atau setara dengan sekitar 40% potensi
panas bumi dunia. Jumlah tersebut juga setara dengan 64%
kapasitas terpasang pembangkit listrik di Indonesia per akhir
tahun 2012 yang sebesar 43.972,16 MW.
Hingga akhir tahun 2012, total potensi panas bumi yang telah
dimanfaatkan melalui pembangunan stasiun pembangkit
PLTU Panas Bumi di Indonesia adalah 548,0 MW (Sumber:
Kapasitas Terpasang Pembangkit PLN 2012), atau 1,67%
dari total potensi daya yang tersedia. Pemerintah Indonesia
berupaya memfasilitasi peningkatan pemanfaatan sumber
energi terbarukan, diantaranya melalui penerbitan Peraturan
Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.18/MenhutII/2011 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan
Yang Memungkinkan Pembangunan Pusat PLTP di Kawasan
Hutan Lindung.
largest potential of geothermal energy. Experts’ study showed
that the total utilizable geothermal potential in Indonesia
amounts to 28,528 MW, or equivalent to approximately 40
percent of the world’s geothermal potential. The amount is
also equivalent to 64 percent of installed capacity of power
plants in Indonesia by the end of 2012, which amounted to
43,972.16 MW.
As of end 2012, the total geothermal potential that has been
harnessed in the Geothermal Steam power plant development
in Indonesia is 548.0 MW (Source: Installed Capacity of PLN
Power Generation Station 2012), or 1.67 percent of the total
power potential available. Indonesian government seeks
to facilitate the rise of renewable energy source utilization,
including through the issuance of Minister of Forestry of the
Republic of Indonesia Regulation Number P.18/Menhut-II/2011
on Guidelines for Borrow-to-Use Permits for Forest Area, which
allows geothermal power plant development in protected
forest areas.
PT
PLN
(Persero)
sebagai
pelaksana
penyediaan
ketenagalistrikan, memiliki rencana jangka panjang untuk
meningkatkan produksi listrik dari sumber energi baru dan
terbarukan untuk memenuhi kebutuhan listrik yang terus
meningkat pesat, sekaligus berpartisipasi pada upaya mitigasi
dan mengurangi emisi GRK dari kegiatan pembangkitan
listrik. Berdasarkan RUPTL 2012-2021, PLN memprioritaskan
pemanfaatan PLTA dan PLTP untuk masuk ke sistem tenaga
listrik kapan saja mereka siap. Hal ini mengindikasikan bahwa
nilai keekonomian PLTP dan PLTA tidak menjadi faktor utama
dalam proses pemilihan kandidat pembangkit. Konsekuensi
dari kebijakan ini adalah adanya peningkatan biaya investasi
PLN, sehingga pemanfaatan insentif dari pendanaan karbon
(carbon finance) menjadi penting bagi PLN.
As the provider of electricity, PT PLN (Persero) has long-term
plans to increase electricity production from renewable energy
sources to meet the demands for electricity, which continue
rising rapidly, as well as participate in efforts to mitigate and
reduce GHG emissions from electricity generation activities.
According to the 2012-2021 Long-Term Development Plans,
PLN prioritizes hydropower and geothermal power plants
to enter the electric power system whenever they are ready.
This indicates that the economic value of geothermal and
hydropower is not a major factor in the selection process of
potential power generation. The consequence of this policy is
an increase in PLN’s investment costs, thus the incentive from
carbon finance is important to PLN.
PLN telah berpengalaman mengembangkan proyek yang dapat
menghasilkan kredit karbon, baik dalam kerangka UNFCCC
maupun di luar kerangka UNFCCC. Oleh karena itu kebijakan PLN
terkait mitigasi perubahan iklim adalah untuk terus memanfaatkan
pendanaan karbon guna mendukung kelayakan ekonomi proyekproyek rendah karbon, terutama PLTP dan PLTA.
PLN has experiences in developing projects that are able to
generate carbon credits, either under the UNFCCC framework
or outside it. Therefore PLN’s policy in connection with climate
change mitigation is to continue to harness carbon finance
to support the economic viability of low-carbon projects,
particularly geothermal and hydropower power plants.
•
Improving efficiency of the transmission/distribution and
operational-supporting activities
The better transmission and distribution quality, the less
network losses. As a result, the electricity supplied to the users
will increases, which will eventually lower the CO2 emissions per
kWh of electricity delivered.
• Peningkatan efisiensi kegiatan transmisi/distribusi dan
kegiatan pendukung operasional
Perbaikan kualitas transmisi dan distribusi akan menurunkan
susut jaringan, sehingga listrik yang disalurkan ke pengguna
meningkat yang pada gilirannya juga membuat emisi CO2 per
kWh listrik yang disalurkan menurun.
PLN berupaya menerapkan kegiatan pendukung operasional
yang semakin ramah lingkungan. Seperti telah disinggung
sebelumnya, prakarsa untuk menekan penggunaan energi tak
PLN seeks to implement more environmentally friendly
operational support activities. As mentioned previously, initiatives
to reduce indirect energy use for lighting purposes and setting
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
159
langsung untuk keperluan penerangan dan pengaturan batas
suhu pendingin gedung kantor turut akan berdampak pada
berkurangnya jumlah emisi GRK. Demikian juga penerapan
konsep kantor dengan sedikit kertas (paperless working process)
membuat jumlah batang pohon yang ditebang untuk membuat
kertas berkurang, disamping mengurangi jumlah limbah
kegiatan administratif yang harus ditangani.
• Partisipasi Pada Inisiatif Clean Development Mechanism
(CDM) dan Verified Carbon Standard (VCS)
PLN turut mendukung program Pemerintah dalam upaya
mitigasi perubahan iklim dengan membangun pembangkit
listrik energi terbarukan seperti pembangkit tenaga panas
bumi dan pembangkit tenaga air. PLN memanfaatkan salah
satu mekanisme protokol Kyoto yaitu Clean Development
Mechanism (CDM) untuk mendapatkan kredit dari upaya
penurunan emisi gas rumah kaca beberapa pembangkit energi
terbarukan. (EU5)
•
Partisipasi pada upaya penurunan gas rumah kaca melalui skema
Clean Development Mechanism (CDM) telah dilakukan dengan
dikembangkannya proyek CDM antara lain PLTP Kamojang IV
dan PLTP Lahendong II.
Participation in efforts to reduce greenhouse gas emissions
through the Clean Development Mechanism (CDM) has been
carried out through CDM mechanism by developing CDM
projects including Geothermal Power Plant Kamojang IV and
Geothermal Power Plant Lahendong II.
PLN juga memanfaatkan mekanisme pasar karbon sukarela
melalui Verified Carbon Standard (VCS) untuk mendapatkan
insentif dari hasil penjualan kredit karbon pembangkit energi
terbarukan. Pembangkit energi terbarukan yang sedang
dikembangkan sebagai proyek VCS adalah PLTA Renun, PLTA
Sipansihaporas dan PLTA Musi.
PLN also utilizes Verified Carbon Standard (VCS) mechanism to
gain incentives from the sale of carbon credits from renewable
energy power plants. Renewable energy power plants that are
currently being developed as part of the VCS project are the
Renun Hydro Power Plant, the Sipansihaporas Hydro Power Plant
and the Musi Hydro Power Plant.
160
the limit of office building’s air conditioner temperature will also
have an impact on the reduction of GHG emissions. Similarly, the
application of the concept of the office with paperless working
process will reduce the number of trees that are cut down to
make paper. In addition this reduces the amount of waste from
administrative activities.
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
Participating in Clean Development Mechanism (CDM) and
Verified Carbon Standard (VCS) Initiatives
PLN supports the government’s programs in efforts to mitigate
climate change by building renewable energy power generation
stations such as geothermal power plants and hydro power
plants. PLN applies one of the Kyoto Protocol mechanisms,
namely the Clean Development Mechanism (CDM) to acquire
credit from efforts of greenhouse gas emission reduction in
several renewable energy power plants. (EU5)
PARTISIPASI PADA PELESTARIAN LINGKUNGAN
PARTICIPATION ON ENVIROMENTAL PROTECTION
Sampai akhir tahun 2012, perkembangan proyek CDM dan VCM
sebagai berikut :
• PLTP Kamojang IV: sedang dalam tahap verifikasi untuk produksi
CERs periode Mei 2011 sampai dengan September 2012
• PLTP Lahendong II: verifikasi periode monitoring Januari
2011 sampai dengan Desember 2012.
• PLTA Musi dan PLTA Renun : PLN sudah berhasil sudah
menjual kredit karbon sejumlah 766.193 ton CO2eq
As of end 2012, the development of CDM and VCS projects was
as follows:
• Kamojang IV Geothermal Power Plant: in verification stage
for CERs production of May 2011 to September 2012 period.
• Lahendong II Geothermal Power Plant: verification for
the January 2011-December 2012 monitoring period.
• Musi Hydro Power Plant and Renun Hydro Power Plant: PLN
has successfully sold carbon credit amounting to 766,193
tons of CO2 equivalent.
BIAYA DAN PENGHARGAAN UNTUK
PENGELOLAAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN
ENVIRONMENTAL MANAGEMENT AND
PRESERVATION COSTS AND REWARDS
PLN telah mengalokasikan dana untuk kegiatan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan. Biaya pengelolaan dan pemantauan ini
dimasukkan ke dalam komponen biaya operasional pembangkit
dari masing-masing unit bisnis. Total biaya yang dikeluarkan untuk
kegiatan lingkungan hidup selama tahun 2012 sebesar Rp 160 miliar
mencakup kegiatan pembuatan dokumen lingkungan, realisasi
kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan serta realisasi
kegiatan penghijauan di sekitar area operasi pembangkitan maupun
area pendukung lainnya. (EN30)
PLN has allocated funds for environmental management and
monitoring activities. The cost of these activities is incorporated
into the power plant operational cost component of each business
unit. The costs expended for environmental activities in 2012
totaled Rp160 billion, comprising costs for environmental document
issuance, realization of environmental management and observation
activities and realization of reforestation in areas surrounding power
generation operations as well as other supporting areas. (EN30)
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
161
Indeks GRI 3.1-EUSS
GRI 3.1-EUSS Index
Indeks
Index
Indikator Indicator
Profil Profile
1
1.1
162
Strategi Dan Analisis Strategy and Analysis
Pernyataan dari pejabat pembuat kebijakan yang paling senior dalam organisasi (misalnya CEO,
ketua, atau posisi senior sejenis) mengenai relevansi keberlanjutan terhadap organisasi dan
strateginya.
Statement from the most senior decision maker of the organization
(e.g., CEO, Chairman, or equivalent senior position).
1.2
Deskripsi dampak, risiko, dan peluang utama.
Description of key impacts, risks, and opportunities.
2
Profil organisasi Organizational profile
2.1
Nama organisasi. Name of the organization.
2.2
Merek, produk, dan atau jasa utama. Primary brands, products, and/or services.
2.3
Struktur operasional organisasi, termasuk di dalamnya divisi utama, perusahaan yang menjalankan
usaha (operating companies), anak perusahaan dan usaha patungan.
Operational structure of the organization, including main divisions, operating companies,
subsidiaries, and joint ventures.
2.4
Lokasi kantor pusat organisasi. Location of organization’s headquarters.
2.5
Jumlah negara di mana perusahaan beroperasi, serta nama negara di mana operasi utama
dilaksanakan, atau yang relevan dengan isu keberlanjutan yang dicakup dalam laporan.
Number of countries where the organization operates, and names of countries with either major
operations or that are specifically relevant to the sustainability issues covered in the report.
2.6
Sifat kepemilikan dan bentuk legal. Nature of ownership and legal form.
2.7
Pasar yang dilayani (termasuk di dalamnya diperinci berdasarkan geografi,
Sektor yang dilayani dan jenis konsumen/penerima manfaat).
Markets served (including geographic breakdown, sectors served,
And types of customers/beneficiaries).
2.8
Skala organisasi. Scale of the reporting organization.
2.9
Perubahan signifikan yang terjadi selama periode laporan
Terkait ukuran, struktur, dan kepemilikan.
Significant changes during the reporting period regarding size, structure, or ownership.
2.10
Penghargaan yang diterima dalam periode laporan.
Awards received in the reporting period.
EU1
Kapasitas terpasang, diuraikan menurut sumber energi dan aturan.
Installed capacity, broken down by primary energy source and by regulatory regime.
EU2
Kapasitas pembangkit bersih, diuraikan menurut sumber energi dan aturan.
Net energy output broken down by primary energy source and by regulatory regime.
EU3
Jumlah pelanggan rumah tangga, industri, lembaga dan kawasan komersial.
Number of residential, industrial, institutional and commercial customer accounts.
EU4
Panjang jaringan transmisi dan distribusi diatas dan dibawah tanah yang sesuai aturan yang
berlaku.
Length of above and underground transmission and distribution lines by regulatory regime.
EU5
Alokasi cadangan atau kompensasi untuk emisi co2, dirinci menurut ketentuan kerangka
perdagangan karbon.
Allocation of CO2 emissions allowances or equivalent, broken down by carbon trading framework.
3
Parameter laporan Report parameters
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
Halaman Page
Indeks
Index
Indikator Indicator
Halaman Page
Profil laporan Report profile
3.1
Periode pelaporan. Reporting period (e.g., fiscal/calendar year) for information provided.
3.2
Tanggal dari laporan sebelumnya yang paling baru (jika ada).
Date of most recent previous report (if any).
3.3
Siklus pelaporan (tahunan, dua tahun sekali, dan sebagainya).
Reporting cycle (annual, biennial, etc.)
3.4
Alamat kontak apabila ada pertanyaan terkait laporan dan isinya.
Contact point for questions regarding the report or its contents.
3.5
Proses dalam menetapkan isi laporan. Process for defining report content.
3.6
Batasan laporan. Boundary of the report.
3.7
Nyatakan setiap keterbatasan ruang lingkup atau batasan laporan.
State any specific limitations on the scope or boundary of the report.
3.8
Dasar untuk melaporkan usaha patungan, anak perusahaan, fasilitas yang disewakan, kegiatan
melalui outsourcing, serta entitas lainnya yang berpengaruh signifikan dan dapat diperbandingkan
informasinya setiap saat / antar organisasi.
Basis for reporting on joint ventures, subsidiaries, leased facilities, outsourced operations, and
other entities that can significantly affect comparability from period to period and/or between
organizations.
3.9
Teknik pengukuran data dan dasar perhitungannya.
Data measurement techniques and the bases of calculations.
3.10
Penjelasan dampak dari pernyataan ulang terhadap informasi yang disediakan dalam laporan
sebelumnya.
Explanation of the effect of any re-statements of information provided in earlier reports.
3.11
Perubahan signifikan dari laporan periode sebelumnya.
Significant changes from previous reporting periods.
Indeks isi GRI GRI table index
3.12
Tabel yang menunjukan lokasi dari standar pengungkapan dalam laporan.
Table identifying the location of the standard disclosures in the report.
Assurance assurance
3.13
Kebijakan dan praktik saat ini yang ditujukan untuk mencari assurance eksternal untuk laporan.
Policy and current practice with regard to seeking external assurance for the report.
4
Tata kelola, komitmen dan keterlibatan
Governance, commitments, and engagement
Tata kelola Governance
4.1
Struktur tata kelola organisasi, termasuk komite di bawah badan pengelola tertinggi yang
bertanggung jawab untuk tugas khusus, seperti dalam menetapkan strategi atau mekanisme
pengawasan organisasi.
Governance structure of the organization, including committees under the highest governance
body responsible for specific tasks, such as setting strategy or organizational oversight.
4.2
Tunjukkan apakah ketua dari badan pengelola tertinggi juga merangkap pejabat eksekutif.
Indicate whether the chair of the highest governance body is also an executive officer.
4.3
Untuk organisasi yang memiliki struktur satu dewan, nyatakan jumlah anggota dari badan
pengelola tertinggi yang berasal dari kelompok independen dan atau anggota noneksekutif.
For organizations that have a unitary board structure, state the number of members of the highest
governance body that are independent and/or non-executive members.
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
163
Indeks
Index
Indikator Indicator
4.4
Mekanisme untuk pemegang saham dan pegawai dalam menyampaikan rekomendasi atau arahan
kepada badan pengelola tertinggi.
Mechanisms for shareholders and employees to provide recommendations or direction to the
highest governance body.
4.5
Hubungan antara kompensasi untuk anggota badan pengelola tertinggi, manajer senior, dan
eksekutif (termasuk dalam hal pengaturan perjalanan) dengan kinerja organisasi (termasuk
didalamnya kinerja sosial dan lingkungan).
Linkage between compensation for members of the highest governance body, senior managers,
and executives (including departure arrangements), and the organization’s performance (including
social and environmental performance).
4.6
Proses yang ada di dalam badan pengelola tertinggi untuk dalam menjamin terhindarnya konflik
kepentingan.
Processes in place for the highest governance body to ensure conflicts of interest are avoided.
4.7
Proses dalam menentukan kualifikasi dan keahlian dari anggota badan pengelola tertinggi dalam
mengarahkan strategi organisasi terkait topik ekonomi, lingkungan, dan sosial.
Process for determining the qualifications and expertise of the members of the highest governance
body for guiding the organization’s strategy on economic, environmental, and social topics.
4.8
Pengembangan secara internal pernyataan misi atau nilai, kode tingkah laku, dan prinsip yang
relevan dengan kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial serta status dari implementasinya.
Internally developed statements of mission or values, codes of conduct, and principles relevant to
economic, environmental, and social performance and the status of their implementation.
4.9
Prosedur dalam badan pengelola tertinggi untuk mengawasi manajemen dan identifikasi organisasi
terhadap kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial, termasuk di dalamnya risiko dan peluang yang
relevan.
Procedures of the highest governance body for overseeing the organization’s identification and
management of economic, environmental, and social performance, including relevant risks and
opportunities.
4.10
Proses dalam mengevaluasi kinerja dari badan pengelola tertinggi, khususnya yang terkait dengan
kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial.
Processes for evaluating the highest governance body’s own performance, particularly with respect
to economic, environmental, and social performance.
Komitmen terhadap inisiatif eksternal Commitments to external initiatives
4.11
Penjelasan mengenai bagaimana pendekatan atau prinsip pencegahan digunakan oleh organisasi.
Explanation of whether and how the precautionary approach or principle is addressed by the
organization.
4.12
Piagam, prinsip, atau insiatif lainnya yang dikembangkan secara eksternal terkait ekonomi,
lingkungan, dan sosial yang turut didukung/diadopsi oleh organisasi.
Externally developed economic, environmental, and social charters, principles, or other initiatives to
which the organization subscribes or endorses.
4.13
Keanggotaan dalam asosiasi (seperti asosiasi industri) dan atau organisasi advokasi nasional/
internasional.
Memberships in associations (such as industrial associations) and/or national/international
advocacy organizations.
Keterlibatan pemangku kepentingan Stakeholder engagement
164
4.14
Daftar kelompok pemangku kepentingan yang dilibatkan oleh organisasi.
List of stakeholder groups engaged by the organization.
4.15
Dasar yang digunakan dalam mengidentifikasi dan memilih pemangku kepentingan yang akan
dilibatkan.
Basis for identification and selection of stakeholders with whom to engage.
4.16
Pendekatan yang digunakan untuk melibatkan pemangku kepentingan, termasuk di dalamnya
frekuensi pelibatan berdasarkan jenis dan kelompok pemangku kepentingan.
Approaches to stakeholder engagement, including frequency of engagement by type and by
stakeholder group.
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
Halaman Page
Indeks
Index
4.17
Indikator Indicator
Halaman Page
Topik dan perhatian utama yang dimunculkan melalui pelibatan pemangku kepentingan,
dan bagaimana organisasi merespons topik dan perhatian utama tersebut, termasuk melalui
pelaporannya.
Key topics and concerns that have been raised through stakeholder engagement, and how the
organization has responded to those key topics and concerns, including through its reporting.
Aspek: ketersediaan dan keandalan Aspect: availability and reliability
EU6
Pendekatan manajemen untuk memastikan ketersediaan dan keandalan tenaga listrik dalam jangka
pendek maupun panjang.
Management approach to ensure short and long-term electricity availability and reliability.
Aspek: demand-side management Aspect: demand-side management
EU7
Pogram demand-side management termasuk program pelaksanaan pemasangan listrik untuk area
perumahan, komersial, lembaga dan kawasan industri.
Demand-side management programs including residential, commercial, institutional and industrial
programs.
Aspect: penelitian dan pengembangan Aspect: research and development
EU8
Kegiatan penelitian dan pengembangan untuk menjamin keandalan penyaluran listrik dan
mendukung pembangunan berkelanjutan, melingkupi kegiatan dan biaya.
Research and development activity and expenditure aimed at providing reliable electricity and
promoting sustainable development.
Aspek: plant decomissioning Aspect: plant decomissioning
EU8
Cadangan untuk mengembangkan pusat pembangkit tenaga listrik.
Provisions for decommissioning of nuclear power sites.
Indikator kinerja ekonomi Economic performance indicators
Aspek : kinerja ekonomi Aspect: economic performance
EC1
Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung, meliputi pendapatan, biaya operasi, imbal
jasa karyawan, donasi, dan investasi komunitas lainnya, laba ditahan, dan pembayaran kepada
penyandang dana serta pemerintah.
Direct economic value generated and distributed, including revenues, operating costs, employee
compensation, donations and other community investments, retained earnings, and payments to
capital providers and governments.
EC2
Implikasi finansial dan risiko lainnya akibat perubahan iklim serta peluangnya bagi aktivitas
organisasi.
Financial implications and other risks and opportunities for the organization’s activities due to
climate change.
EC3
Jaminan kewajiban organisasi terhadap program imbalan pasti.
Coverage of the organization’s defined benefit plan obligations
EC4
Bantuan finansial yang signifikan dari pemerintah.
Significant financial assistance received from government.
Aspek : kehadiran pasar Aspect: market presence
EC5
Rentang rasio standar upah terendah dibandingkan dengan upah minimum setempat pada lokasi
operasi yang signifikan.
Range of standard entry level wage ratios compared to local minimum wage at significant locations
of operation.
EC6
Kebijakan, praktek, dan proporsi pengeluaran untuk pemasok lokal pada lokasi operasi yang
signifikan.
Policy, practices, and proportion of spending on locally-based suppliers at significant locations of
operation.
EC7
Prosedur penerimaan pegawai lokal dan proporsi manajemen senior lokal yang dipekerjakan pada
lokasi operasi yang signifikan.
Procedures for local hiring and proportion of senior management hired from the local community
at locations of significant operation.
Aspek : dampak ekonomi tidak langsung Aspect: indirect economic impacts
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
165
Indeks
Index
Indikator Indicator
EC8
Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur serta jasa yang diberikan untuk kepentingan
publik secara komersial, natura, atau pro bono.
Development and impact of infrastructure investments and services provided primarily for public
benefit through commercial, inkind, or pro bono engagement.
EC9
Pemahaman dan penjelasan dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan, termasuk seberapa
luas dampaknya.
Understanding and describing significant indirect economic impacts, including the extent of
impacts.
Aspek: ketersediaan dan keandalan Aspect: availability and reliability
EU10
Rencana pembangunan berdasarkan proyeksi kebutuhan tenaga listrik dalam jangka panjang
dirinci menurut sumber energi pembangkit dan peraturan yang berlaku.
Planned capacity against projected electricity demand over the long term, break down by energy
source and applied regulatory.
Aspek: demand-side management Aspect: demand-side management
EU11
Rata-rata tingkat efisiensi pembangkit tenaga uap dirinci menurut bahan bakar dan menurut aturan
yang berlaku.
Average generation efficiency of thermal plants by energy source and by applied regulatory.
EU12
Tingkat kehilangan (loss) dari jaringan transmisi dan distribusi dari total daya listrik.
Transmission and distribution losses as a percentage of total energy.
Aspek: system efficiency Aspect: system efficiency
Indikator kinerja lingkungan environmental performance indicators
Aspek : material Aspect: materials
EN1
Penggunaan bahan; diperinci berdasarkan berat atau volume.
Materials used by weight or volume.
EN2
Persentase penggunaan bahan daur ulang. Percentage of recycled materials used.
EN3
Penggunaan energi langsung dari sumberdaya energi primer.
Direct energy consumption by primary energy source.
EN4
Pemakaian energi tidak langsung berdasarkan sumber primer.
Indirect energy consumption by primary source.
EN5
Penghematan energi melalui konservasi dan peningkatan fisiensi.
Energy saved due to conservation and efficiency improvements.
EN6
Inisiatif untuk mendapatkan produk dan jasa berbasis energi efisien atau energi yang dapat
diperbarui, serta pengurangan persyaratan kebutuhan energi sebagai akibat dari inisiatif tersebut.
Initiatives to provide energy-efficient or renewable energy based products and services, and
reductions in energy requirements as a result of these initiatives.
EN7
Inisiatif untuk mengurangi konsumsi energi tidak langsung dan pengurangan yang dicapai.
Initiatives to reduce indirect energy consumption and reductions achieved.
Aspek : energi Aspect: energy
Aspek : air Aspect : water
EN8
Total pengambilan air per sumber. Total water withdrawal by source.
EN9
Sumber air yang terpengaruh secara signifikan akibat pengambilan air.
Water sources significantly affected by withdrawal of water.
EN10
Persentase dan total volume air yang digunakan kembali dan didaur ulang.
Percentage and total volume of water recycled and reused.
Aspek : biodiversitas (keanekaragaman hayati) Aspect : biodiversity EN11
166
Lokasi dan luas tanah dimiliki, disewa, dikelola oleh pelapor yang berlokasi di dalam, atau
berdekatan dengan daerah yang dilindungi yang memiliki nilai keanekaragaman hayati yang tinggi
di luar daerah yang diproteksi.
Location and size of land owned, leased, managed in, or adjacent to, protected areas and areas of
high biodiversity value outside protected areas.
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
Halaman Page
Indeks
Index
Indikator Indicator
Halaman Page
EN12
Uraian atas berbagai dampak signifikan yang diakibatkan oleh aktivitas, produk, dan jasa org
pelapor thp biodiversivitas diproteksi (dilindungi) dan yang memiliki keanekaragaman hayati
bernilai tinggi di luar daerah yang diproteksi (dilindungi).
Description of significant impacts cause by activities, products, and services on biodiversity in
protected areas and areas of high biodiversity value outside protected areas.
EU13
Biodiversitas dari daerah penggganti dibandingkan biodiversitas areal awal.
Biodiversity of offset habitats compared to the biodiversity of the affected areas.
EN13
Perlindungan dan pemulihan habitat. Habitats protected and restored.
EN14
Strategi, tindakan, dan rencana pengelolaan dampak terhadap biodiversitas.
Strategies, current actions, and future plans for managing impacts on biodiversity.
EN15
Jumlah spesies yang masuk dalam daftar merah iucn dan yang masuk dalam daftar konservasi
nasional di daerah yang terkena dampak operasi berdasar tingkat kepunahan.
Number of iucn red list species and national conservation list species with habitats in areas affected
by operations, by level of extinction risk.
EN16
Jumlah emisi gas rumah kaca langsung maupun tidak langsung, berdasarkan berat.
Total direct and indirect greenhouse gas emissions by weight.
EN17
Emisi gas rumah kaca tidak langsung lainnya diperinci berdasarkan berat.
Other relevant indirect greenhouse gas emissions by weight.
EN18
Inisiatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan pencapaiannya.
Initiatives to reduce greenhouse gas emissions and reductions achieved.
EN19
Emisi bahan kimia yang merusak lapisan ozon, dirinci berdasarkan berat.
Emissions of ozone-depleting substances by weight.
Aspek : emisi, efluen dan limbah. Aspect : emissions, effluents and waste
EN20
Nox, sox dan emisi udara signifikan lainnya, berdasarkan jenis dan berat.
Nox, sox, and other significant air emissions by type and weight.
EN21
Jumlah buangan air menurut kualitas dan tujuan.
Total water discharge by quality and destination.
EN22
Jumlah berat limbah menurut jenis dan metode pembuangan.
Total weight of waste by type and disposal method.
EN23
Jumlah dan volume tumpahan yang signifikan.
Total number and volume of significant spills.
EN24
Berat limbah yang diangkut, diimpor, diekspor, atau diolah yang dianggap berbahaya menurut
lampiran konvensi basel i, ii, iii dan viii, dan persentase limbah yang diangkut secara internasional.
Weight of transported, imported, exported, or treated waste deemed hazardous under the terms
of the basel convention annex i, ii, iii, and viii, and percentage of transported waste shipped
internationally.
EN25
Identitas, ukuran, status proteksi dan nilai keanekaragaman hayati badan air serta habitat terkait
yang secara signifikan dipengaruhi oleh pembuangan dan limpasan air.
Identity, size, protection status, and biodiversity value of water bodies and related habitats
significantly affected by the reporting organization’s discharges of water and runoff.
Aspek : produk dan jasa. Aspect : product and services
EN26
Inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan produk dan jasa dan sejauh mana dampak
pengurangan tersebut.
Initiatives to mitigate environmental impacts of products and services, and extent of impact
mitigation.
EN27
Persentase produk terjual dan bahan kemasannya yang ditarik menurut kategori.
Percentage of products sold and their packaging materials that are reclaimed by category.
Aspek : kepatuhan. Aspect : compliance
EN28
Nilai yang signifikan dan jumlah sanksi nonmoneter atas pelanggaran terhadap hukum dan regulasi
lingkungan.
Monetary value of significant fines and total number of non-monetary sanctions for noncompliance
with environmental laws and regulations.
Aspek : pengangkutan/transportasi. Aspect : transport
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
167
Indeks
Index
EN29
Indikator Indicator
Dampak lingkungan yang signifikan akibat pemindahan produk dan barang-barang lain serta
material yang digunakan untuk operasi perusahaan, dan tenaga kerja yang memindahkan.
Significant environmental impacts of transporting products and other goods and materials used for
the organization’s operations, and transporting members of the workforce.
Aspek : menyeluruh. Aspect : overall
EN30
Jumlah pengeluaran untuk proteksi dan investasi lingkungan menurut jenis.
Total environmental protection expenditures and investments by type.
Praktik tenaga kerja dan pekerjaan yang layak
Labor practices and decent work performance indicators
Aspect : ketenagakerjaan khusus untuk bidang listrik dan utilitas.
Aspect : employment for specific electric utilities
EU14
Program dan proses untuk menjamin ketersediaan tenaga terampil.
Programs and processes to ensure the availability of a skilled workforce.
EU15
Pesentase jumlah tenaga kerja yang akan pensiun 5 dan 10 thn mendatang, dirinci menurut jenis
pekerjaan dan tempat kerja.
Percentage of employees eligible to retire in the next 5 and 10 years break down by job category
and by region.
EU16
Kebijakan yang diterapkan mengenai kesehatan dan keselamatan pekerja pelapor maupun pekerja
kontraktor dan subkontraktor.
Policies and requirements regarding health and safety of employees and employees of contractors
and subcontractors.
Aspek : ketenagakerjaan. Aspect : employment
LA1
Jumlah angkatan kerja menurut jenis pekerjaan, kontrak pekerjaan, dan wilayah.
Total workforce by employment type, employment contract, and region.
LA2
Jumlah dan tingkat perputaran karyawan menurut kelompok usia, jenis kelamin, dan wilayah.
Total number and rate of employee turnover by age group, gender, and region.
EU17
Jumlah hari kerja dari pekerja kontraktor and subkontraktor yang terlibat dalam kegiatan konstruksi,
pengoperasian dan perawatan.
Days worked by contractor and subcontractor employees involved in construction, operation &
maintenance activities.
EU18
Persentasi pekerja kontraktor dan subkontraktor yang pernah mengikuti pelatihan keselamatan dan
kesehatan kerja.
Percentage of contractor and subcontractor employees that have undergone relevant health and
safety training.
LA3
Manfaat yang disediakan bagi karyawan tetap (purna waktu) yang tidak disediakan bagi karyawan
tidak tetap (paruh waktu) menurut kegiatan pokoknya.
Benefits provided to full-time employees that are not provided to temporary or part-time
employees, by major operations.
LA4
Persentase karyawan yang dilindungi perjanjian tawar-menawar kolektif tersebut.
Percentage of employees covered by collective bargaining agreements.
LA5
Masa pemberitahuan minimal tentang perubahan kegiatan penting, termasuk apakah hal itu
dijelaskan dalam perjanjian kolektif tersebut.
Minimum notice period(s) regarding operational changes, including whether it is specified in
collective agreements.
Aspek : tenaga kerja / hubungan manajemen. Aspect : labor/management relations.
Aspek: keselamatan dan kesehatan kerja. Aspect: occupational health and safety
168
LA6
Persentase jumlah angkatan kerja yang resmi diwakili dalam panitia kesehatan dan keselamatan
antara manajemen dan pekerja yang membantu memantau dan memberi nasihat untuk program
keselamatan dan kesehatan kerja.
Percentage of total workforce represented in formal joint management–worker health and safety
committees that help monitor and advise on occupational health and safety programs.
LA7
Tingkat kecelakaan fisik, penyakit karena jabatan, hari-hari yang hilang, dan ketidakhadiran, dan
jumlah kematian karena pekerjaan menurut wilayah.
Rates of injury, occupational diseases, lost days, and absenteeism, and number of work related
fatalities by region.
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
Halaman Page
Indeks
Index
Indikator Indicator
Halaman Page
LA8
Program pendidikan, pelatihan, penyuluhan, pencegahan, pengendalian risiko setempat untuk
membantu karyawan, anggota keluarga/masyarakat, mengenai penyakit berat/berbahaya.
Education, training, counseling, prevention, and risk-control programs in place to assist workforce
members, their families, or community members regarding serious diseases.
LA9
Aspek kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam perjanjian dengan serikat karyawan.
Health and safety topics covered in formal agreements with trade unions.
Aspek: pelatihan dan pendidikan. Aspect: training and education
LA10
Rata-rata jam pelatihan tiap tahun tiap karyawan menurut kategori/kelompok karyawan.
Average hours of training per year per employee by employee category.
LA11
Program untuk pengaturan keterampilan dan pembelajaran sepanjang hayat yang menujang
kelangsungan pekerjaan karyawan dan membantu mereka dalam mengatur akhir karier.
Programs for skills management and lifelong learning that support the continued employability of
employees and assist them in managing career endings.
LA12
Persentase karyawan yang menerima peninjauan kinerja dan pengembangan karier secara teratur.
Percentage of employees receiving regular performance and career development reviews.
Aspek: keberagaman dan kesempatan setara. Aspect: diversity and equal opportunity
LA13
Komposisi badan pengelola/penguasa dan perincian karyawan tiap kategori/kelompok menurut
jenis kelamin, kelompok usia, keanggotaan kelompok minoritas, dan keanekaragaman indikator
lain.
Composition of governance bodies and breakdown of employees per category according to gender,
age group, minority group membership, and other indicators of diversity.
LA14
Perbandingan/rasio gaji dasar pria terhadap wanita menurut kelompok karyawan.
Ratio of basic salary of men to women by employee category.
Indikator kinerja hak asasi manusia Human rights performance indicators
Aspek : praktek investasi dan pengadaan. Aspect: investment and procurement practices
HR1
Persentase dan jumlah perjanjian investasi signifikan yang memuat klausul ham atau telah
menjalani proses skrining/ filtrasi terkait dengan aspek hak asasi manusia.
Percentage and total number of significant investment agreements that include human rights
clauses or that have undergone human rights screening.
HR2
Persentase pemasok dan kontraktor signifikan yang telah menjalani proses skrining/ filtrasi atas
aspek ham.
Percentage of significant suppliers and contractors that have undergone screening based on human
rights and actions taken.
HR3
Jumlah waktu pelatihan bagi karyawan dalam hal kebijakan serta prosedur terkait dengan aspek
ham yang relevan dengan kegiatan organisasi, termasuk persentase karyawan yang telah menjalani
pelatihan.
Total hours of employee training on policies and procedures concerning aspects of human rights
that are relevant to operations, including the percentage of employees trained.
Aspek: nondiskriminasi. Aspect: non-discrimination
HR4
Jumlah kasus diskriminasi yang terjadi dan tindakan yang diambil/dilakukan.
Total number of incidents of discrimination and actions taken.
Aspek: kebebasan berserikat dan berkumpul.
Aspect: freedom of association and collective bargaining
HR5
Segala kegiatan berserikat dan berkumpul yang diteridentifikasi dapat menimbulkan risiko yang
signifikan serta tindakan yang diambil untuk mendukung hak-hak tersebut.
Operations identified in which the right to exercise freedom of association and collective bargaining
may be at significant risk, and actions taken to support these rights.
Aspek: pekerja anak. Aspect: child labor
HR6
Kegiatan yang teridentifikasi mengandung risiko signifikan dapat menimbulkan kasus pekerja anak,
dan tindakan ditempuh untuk mendukung upaya penghapusan pekerja anak.
Operations identified as having significant risk for incidents of child labor, and measures taken to
contribute to the elimination of child labor.
Aspek: kerja paksa dan kerja wajib. Aspect: forced and compulsory labor
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
169
Indeks
Index
HR7
Indikator Indicator
Kegiatan yang teridentifikasi mengandung risiko signifikan dapat menimbulkan kasus kerja paksa
atau kerja wajib, dan tindakan untuk menghapus kerja paksa atau kerja wajib.
Operations identified as having significant risk for incidents of forced or compulsory labor, and
measures to contribute to the elimination of forced or compulsory labor.
Aspek: praktek/tindakan pengamanan. Aspect: security practices
HR8
Persentase personel penjaga keamanan yang terlatih dalam hal kebijakan dan prosedur organisasi
terkait dengan aspek ham yang relevan.
Percentage of security personnel trained in the organization’s policies or procedures concerning
aspects of human rights that are relevant to operations.
Aspek: hak penduduk asli. Aspect: indigenous rights
HR9
Jumlah kasus pelanggaran yang terkait dengan hak penduduk asli dan langkah-langkah yang
diambil.
Total number of incidents of violations involving rights of indigenous people and actions taken.
Indikator kinerja masyarakat society performance indicators
Aspek: keterbukaan thd masyarakat untuk sektor listrik dan utilitas.
Aspect: community disclosure specific for electricity and utilities.
EU19
Keterlibatan pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan menyangkut rencana
penggunaan energi dan pengembangan prasarana/infrastruktur.
Stakeholder participation in the decision making process related to energy planning and
infrastructure development.
EU20
Pendekatan yang dilakukan dalam mengelola dampak pemindahan.
Approach to managing the impacts of displacement.
Aspek: bencana thd masyarakat /rencana tanggap darurat khusus untuk bidang usaha listrik
dan utilitas.
Aspect: community disaster/emergency planning and response disclosure specific for
electricity and utilities.
EU21
Ukuran perencanaan wajib, rencana penanggulangan bencana/ pengelolaan tanggap darurat,
pelatihan dan rencana rehabilitasi/restorasi.
Contingency planning measures, disaster/emergency management plan and training programs,
and recovery/restoration plans.
Aspek: komunitas. Aspect: community.
SO1
Sifat dasar, ruang lingkup dan keefektifan setiap program dan praktek yang dilakukan untuk menilai
dan mengelola dampak operasi terhadap masyarakat baik pada saat memulai, saat beroperasi dan
saat mengakhiri.
Nature, scope, and effectiveness of any programs and practices that assess and manage the impacts
of operations on communities, including entering, operating, and exiting.
EU22
Sifat dasar, ruang lingkup dan keefektifan setiap program dan praktek yang dilakukan untuk menilai
dan mengelola dampak operasi terhadap masyarakat baik pada saat memulai, saat beroperasi dan
saat mengakhiri.
Nature, scope, and effectiveness of any programs and practices that assess and manage the impacts
of operations on communities, including entering, operating, and exiting.
Aspek: korupsi. Aspect: corruption
SO2
Persentase dan jumlah unit usaha yang memiliki risiko terhadap korupsi.
Percentage and total number of business units analyzed for risks related to corruption.
SO3
Persentase pegawai yang dilatih dalam kebijakan dan prosedur antikorupsi.
Percentage of employees trained in organization’s anti-corruption policies and procedures.
SO4
Tindakan yang diambil dalam menanggapi kejadian korupsi.
Actions taken in response to incidents of corruption.
Aspek: kebijakan publik. Aspect : public policy
SO5
170
Kedudukan kebijakan publik dan partisipasi dalam proses melobi dan pembuatan kebijakan publik.
Public policy positions and participation in public policy development and lobbying.
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
Halaman Page
Indeks
Index
SO6
Indikator Indicator
Halaman Page
Nilai kontribusi finansial dan natura kepada partai politik, politisi, dan institusi terkait berdasarkan
negara di mana perusahaan beroperasi.
Total value of financial and in-kind contributions to political parties, politicians, and related
institutions by country.
Aspek: kelakuan tidak bersaing. Aspect: anti-competitive behavior
SO7
Jumlah tindakan hukum terhadap pelanggaran ketentuan antipersaingan, anti-trust, dan praktek
monopoli serta sanksinya.
Total number of legal actions for anticompetitive behavior, anti-trust, and monopoly practices and
their outcomes.
Aspek: kepatuhan. Aspect: compliance
SO8
Nilai uang dari denda signifikan dan jumlah sanksi nonmoneter untuk pelanggaran hukum dan
peraturan yang dilakukan.
Monetary value of significant fines and total number of non-monetary sanctions for noncompliance
with laws and regulations.
Indikator kinerja tanggung jawab produk
Product responsibility performances indicators
Aspek: access disclosure specific for electricity and utilities.
Aspect: access disclosure specific for electricity and utilities.
EU23
Program-program, termasuk kerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan atau memelihara
akses terhadap listrik dan layanan kepada pelanggan.
Programs, including those in partnership with government, to improve or maintain access to
electricity and customer support services.
Aspek: pengawasan keterbukaan tentang informasi yang spesifik mengenai
ketenagalistrikan.
Aspect: provision of information disclosure specific for electricity and utilities.
EU24
Praktek bimbingan pada para penyandang cacat, bisu, buta huruf dan berpendidikan rendah
lainnya untuk dapat menggunakan listrik dengan aman dan kegiatan pelayanan pelanggan yang
mendukungnya.
Practices to address language, cultural, low literacy and disability related barriers to accessing and
safely using electricity and customer support services.
Aspek: kesehatan dan keselamatan pelanggan. Aspect: customer health and safety
PR1
Tahapan daur hidup di mana dampak produk dan jasa yang menyangkut kesehatan dan keamanan
dinilai untuk penyempurnaan, dan persentase dari kategori produk dan jasa yang penting yang
harus mengikuti prosedur tersebut
Life cycle stages in which health and safety impacts of products and services are assessed for
improvement, and percentage of significant products and services categories subject to such
procedures.
EU25
Jumlah korban luka ringan dan berat di kalangan masyarakat akibat kecelakaan yang melibatkan
aset perusahaan, termasuk perkara hukum dalam penyelesaian maupun yang masih dalam proses.
Number of injuries and fatalities to the public involving company assets, including legal judgments,
settlements and pending legal cases of diseases.
Aspek: akses keterbukaan secara spesifik mengenai ketenagalistrikan
Aspect: access disclosure specific for electricity and utilities
EU26
Persentasi populasi yang belum terlayani di areal distribusi yang dikuasakan.
Percentage of population unserved in licensed distribution or service areas.
EU27
Jumlah pemutusan aliran listrik, dirinci berdasarkan keterlambatan pembayaran maupun oleh
peraturan lain yang diberlakukan.
Number of residential disconnections for non-payment, break down by duration of disconnection
and by regulatory regime.
EU28
Frekuensi pemadaman listrik. Power outage frequency.
EU29
Rata-rata lama pemadaman listrik. Average power outage duration.
EU30
Rata-rata jumlah pembangkit menurut sumber energi maupun menurut ketentuan lain yang
berlaku.
Average plant availability factor by energy source and by regulatory regime.
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
171
Indeks
Index
PR2
Indikator Indicator
Jumlah Pelanggaran Terhadap Peraturan Dan Etika Mengenai Dampak Kesehatan Dan Keselamatan
Suatu Produk Dan Jasa Selama Daur Hidup, Per Produk.
Total Number of Incidents of Non-Compliance With Regulations and Voluntary Codes Concerning
Health and Safety Impacts of Products and Services During Their Life Cycle, By Type of Outcomes.
Aspek: Pemasangan Label Bagi Produk Dan Jasa. Aspect : Product and Service Labeling
PR3
Jenis Informasi Produk Dan Jasa Yang Dipersyaratkan OLeh Prosedur Dan Persentase Produk Dan
Jasa Yang Signifikan Yang Terkait Dengan Informasi Yang Dipersyaratkan Tersebut.
Type of Product and Service Information Required By Procedures, and Percentage of Significant
Products and Services Subject To Such Information Requirements.
PR4
Jumlah Pelanggaran Peraturan Dan Voluntary Codes Mengenai Penyediaan Informasi Produk Dan
Jasa Serta Pemberian Label, Per Produk.
Total Number of Incidents of Non-Compliance With Regulations and Voluntary Codes Concerning
ProdUct and Service Information and Labeling, By Type of Outcomes.
PR5
Praktek Yang Berkaitan Dengan Kepuasan Pelanggan Termasuk Hasil Survei Yang Mengukur
Kepuasaan Pelanggan.
Practices Related To Customer Satisfaction, Including Results of Surveys On Measuring Customer
Satisfaction.
Aspek: Komunikasi Pemasaran. Aspect : Marketing Communications.
PR6
Program-Program Untuk Ketaatan Pada Hukum, Standar Dan Voluntary Codes Yang Terkait Dengan
Komunikasi Pemasaran, Termasuk Periklanan, Promosi, DAn Sponsorship.
Programs For Adherence To Laws, Standards, and Voluntary Codes Related To Marketing
Communications, Including Advertising, Promotion, and Sponsorship.
PR7
Jumlah Pelanggaran Peraturan Dan Voluntary Codes Sukarela Mengenai Komunikasi Pemasaran
Termasuk Periklanan, Promosi, Dan Sponsorship, Menurut Produknya.
Total Number of Incidents of Non-Compliance With Regulations and Voluntary Codes Concerning
Marketing Communications, Including Advertising, Promotion, and Sponsorship By Type of
OutcOmes.
Aspek: Keleluasaan Pribadi (Privacy) Pelanggan. Aspect : Customer Privacy
PR8
Jumlah Keseluruhan Dari Pengaduan Yang Berdasar Mengenai Pelanggaran Keleluasaan Pribadi
(Privacy) Pelanggan Dan Hilangnya Data Pelanggan.
Total Number of Substantiated Complaints Regarding Breaches of Customer Privacy and Losses of
Customer Data.
Aspek: Kepatuhan. Aspect: Compliance
PR9
172
Nilai Moneter Dari Denda Pelanggaran Hukum Dan Peraturan Mengenai Pengadaan Dan
Penggunaan Produk Dan Jasa.
Monetary Value of Significant Fines For Noncompliance With Laws and Regulations Concerning The
Provision and Use of Products and Services.
LAPORAN KEBERLANJUTAN 2012 PT PLN (Persero)
Halaman Page
2012 SUSTAINABILITY REPORT PT PLN (Persero)
173
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M I No. 135
Kebayoran Baru, Jakarta 12160
Indonesia
T. 62 21 725 1234
F. 62 21 722 2328
www.pln.co.id
Download