Pertemuan - 11 Senin, 23 April 2012 - Kelas B Rabu, 25 April 2012 - Kelas A JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSIRAS DIPONEGORO SEMARANG 2012 4. MASA PERBURUAN 1. MASA BETERNAK MASA BERCOCOK TANAM TAHAPAN PERTUMBUHAN EKONOMI 2. FEODALISME KARL MARX KAPITALISME SOSIALISME PEREKONOMIAN TRADISIONAL PRAKONDISI TINGGAL LANDAS 3. ROSTOW KONDISI TINGGAL LANDAS TAHAP MENUJU KEDEWASAAN TAHAP KONSUMSI MASSA TINGGI WORLD BANK TAHAP PERINDUSTRIAN (tahapan kemajuan suatu negara) MASA PERDAGANGAN • UNDERDEVELOPMENT COUNTRIES • DEVELOPING COUNTRIES • DEVELOPED COUNTRIES ADAM SMITH DEPENDENCE ON FOREIGN LABOR – SAVING TECHNOLOGY EXTERNALLY INTRODUCED MORTALITY CONTROL HIGH POPULATION GROWTH RATES high labor supply POOR HEALTH AND NUTRITION HIGH FERTILITY poor attitudes to work low labor demand HIGH EMPLOYMENT AND UNDEREMPLOYMENT LOW LABOR - FORCE PRODUCTIVITY inadequate managerial skill LOW INCOME LOW INVESTMENT PER CAPITA LIMITED EDUCATIONAL OPPORTUNITIES LOW SAVINGS UNDERDEVELOPMENT POOR ATTITUDE AND LOW MOTIVATION INTERNATIONAL TRANSFER OF MATERIAL VALUES “BACKWASH” EFFECT OF INTERNATIONAL POWER RELATIONSHIPS 1. TINGKAT HIDUP RENDAH a. b. c. Absolute povertyinsuffucient the sustaining goods. Inadequate health. INTERNATIONAL Poor education and other social ECONOMIC services. TECHNOLOGICAL AND CULTURAL “VULNERABILITY” Mudah terpengaruh 3. KEBEBASAN YANG TERBATAS 2. HARGA DIRI RENDAH martabat (identity, dignity, respect, honor, recognition) kehormatan harga diri NONCONTROL OF OWN DESTINY (a) From external influance and dominance : takdir 1. Trade 2. Aid, public and WILLINGNESS private TO BE 1. Technology DOMINATED AND 2. Education DEPENDENT 3. Values, life style (b) Of choice 1. Material gain 2. Leisure 3. Contemplation 4. Beauty 5. Life style Sumber : Todaro, Michael P, 1985 : pp 89. DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI TERDAPAT PERBEDAAN PRINSIP ANTARA GROWTH & DEVELOPMENT • KALAU TERJADI GROWTH, BELUM TENTU TERJADI DEVELOPMENT. • KALAU TERJADI DEVELOPMENT DAPAT DIPASTIKAN TERJADI GROWTH. • TERJADINYA GROWTH DITANDAI DENGAN LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI YANG POSITIP. • TERJADINYA DEVELOPMENT DITANDAI DENGAN LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI YANG LEBIH BESAR DARI LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK, SEHINGGA TERJADI PENINGKATAN KESEJAHTERAAN. 1. 2. PEMBANGUNAN EKONOMI : Suatu proses di mana pendapatan per kapita suatu negara/wil/kota meningkat selama kurun waktu yangka panjang, dengan catatan bahwa jumlah penduduk yang hidup di bawah “garis kemiskinan absulut” semakin mengecil dan distribusi pendapatan tidak semakin timpang (Baldwin and Meier, 1995 :7) Suatu proses multidimensi yang mencakup perubahan struktur ekonomi, sikap hidup dan kelembagaan, yang mencakup peningkatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketidak-merataan distribusi pendapatan dan pemberantasan kemiskinan (Todaro, Mochael P; 1981 : 96 – 97) TOLOK UKUR HASIL PEMB. EKONOMI : PENDAPATAN PER KAPITA PENGERTIAN • • SALAH SATU UKURAN HASIL PEMBANGUNAN meningkatnya hasil pembangunan (walfare) yang didekati dari besaran income percapita. ADANYA KETIMPANGAN INCOME PERKAPITA ANTARA WILAYAH YANG SATU DENGAN WILAYAH LAINNYA ALAT UKUR a. Kurva Lorenz. b. Gini Coefisient. c. Index Williamson. 100 % PENDAPATAN % 90 P E N D A P A T A N E0 : 20% PENDAPATAN TERDISTRIBUSI PADA 50% PENDU DUKNYA. 80 70 NO SPATIAL DISPARITY 60 E1 : 20% PENDAPATAN TERDISTRIBUSI PADA 70% PENDU DUKNYA. 50 40 30 E0 E1 20 10 SPATIAL DISPARITY 0 10 20 30 40 50 60 % PENDUDUK 70 80 90 100 SEMAKIN MENJAUHI GARIS MERAH, DISPARITAS SPATIAL SEMAKIN SEMAKIN BESAR, DEMIKIAN PULA SEBALIKNYA. • UPAYA PENG-ANGKAAN DARI KURVA LORENZ. • BERGERAK DARI 0,00 s/d 1,00. • SEMAKIN MENDEKATI 0,00 DISPARITAS SPATIAL SEMAKIN KECIL, DAN SEMAKIN MENDEKATI 1,00 DISPARITY SEMAKIN BESAR. Contoh perhitungan : = Luasan segitiga ini sebesar 50% dari segi empatnya. = luasan bidang ini 32% dari luasan segi empatnya. KG = 32%/50% = 0,64 • SUATU BESARAN ANGKA YANG MENUNJUKKAN DISPARITAS SPATIAL PADA SUATU RUANG. • BESARAN IW. BERGERAK DARI 0,00 s/d TAK TERHINGGA. • BESARAN INDEK WILLIAMSON : o IW = 0,00 No Spatial Disparity. o IW = kecil Spatial Disparity kecil. o IW = besar Spatial Disparity besar. Perhitungannya sama dengan STANDARD DEVIATION Dalam ilmu Statistik KEBUTUHAN INVESTASI = LPE X ICOR PNB (Nas) PDRB (Reg) Laju Pertumbuhan Ekonomi yang diharapkan/direncanakan Incremental Capital Output Ratio Perbandingan antara tambahan Modal yang dibutuhkan untuk menambah satu-kesatuan produksi wilayah/nasional Produk Nasional Bruto untuk tingkat Nasional dan Produk Domestik Regional Bruto untuk tingkat Daerah/Kota. DATA : KOTA BATAM TAHUN 2010 • LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI YANG DIHARAP KAN : 9,63% • ICOR : 4,70 • PRODUK DOMESTIK RE GIONAL BRUTO Rp. 4,469 TRILYUN • LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK 12,87% KEBUTUHAN INVESTASI PEMKO BATAM 2010 (LPE x ICOR) PDRB (9,63% x 4,70) Rp. 4,469 Trilyun = Rp. 2,023 Trilyun hanya terjadi Growth tidak terjadi Development. Misalnya Pemkot memiliki dana investasi sebesar Rp. 350 Milyar dari APBD dan APBN, PMA 3,690 trilyun serta PMDN sebesar Rp. 334 milyar, total sebesar Rp. 4,374 trilyun, maka : LPE MENINGKAT MENJADI 20,82%, • LPE (20,82%) yang lebih besar dari laju pertumbuhan penduduk (12,87%) ada DEVELOPMENT kesejahteraan meningkat DI KOTA BATAM TERJADI GROWTH AND DEVELOPMENT 4 SUMBERDAYA MANUSIA (Labor supply, education, dicipline, motivation) PENENTU PERTUMBUHAN EKONOMI SUMBERDAYA ALAM (Land, mineral, minyak, kualitas lingkungan) FORMASI KAPITAL (Modal, Machines, factories, roads) TEKNOLOGI (Science, engineering, management, entrepreneurship) Aggregate Production Function : Q = AF(K,L,R) Di mana : Q = Output K = Produktivitas kapital L = Input tenaga kerja A = Tingkat teknologi F = Fungsi Produksi R = Input sumberdaya alam tingkat teknologi yang digunakan dalam memproduksikan output. HUMAN RESOURCES 1. 2. 3. NATURAL RESOURCES Size of labor force Labor supply Quality of workers (education, skills, discipline, motivation) 1. 2. 3. 4. Land Oil and gas Soils and climate Environmental quality THESE FOUR WHEELS OR FACTORS OF GROWTH CAPITAL FORMATION 1. 2. 3. 4. Equipment and factories Social overhead capital Financial capital Roads TECHNOLOGY AND ENTREPRENEURSHIP 1. 2. 3. Quality of scientific and engi neering knowledge Managerial knowhow Rewards for innovation 1. KLASIK : MODEL DINAMIK (Smith dan Malthus) Samuelson Lahan, jumlah penduduk & akumulasi kapital TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI 2. NEO KLASIK : MODEL PERTUMBUHAN (Robert Solow) Pertumbuhan ekonomi dengan akumulasi kapital, Analisa geometris dan Perubahan teknologi Clothing production 400 Dengan lahan un-limited dan penduduk naik 2 kali lipat, maka labor sebagai cerminan akumulasi modal dapat dieksploitasi untuk menghasilkan sandang dan pangan sebanyak 2 kali pula. L=4 200 L=2 100 200 Food production Smith’s Golden Age L = Faktor Produksi Labor dicerminkan dari jumlah penduduk. Clothing production PEMRAKARSA : 1. Adam Smith 2. T. Robert Malthus VARIABEL PENENTU PERTUMBUHAN : a. Lahan b. Akumulasi kapital Dengan lahan limited dan penduduk naik 2 kali lipat, maka labor sebagai cerminan akumulasi modal akibat diminishing returns dapat dieksploitasi menjadi 2 kali tetapi produksi pangan hanya naik 25% dan sandang 50% 300 L=4 200 L=2 100 125 Food production Malthus’s Dismal Science FAKTOR PENENTU PERKEMBANGAN EKONOMI WILAYAH/ KOTA OUTPUT DAN AKTIVITAS EKONOMI Dengan input tertentu yang diproses produksi secara efisien akan dihasilkan output yang optimize kunci perkembangan ekonomi suatu wilayah. INPUT KUANTITAS FAKTOR INPUT YANG DIPEKERJAKAN BAHAN BAKU BAHAN PEMBANTU TINGKAT KESEJAHTERAAN WILAYAH/KOTA (HASIL PEMBANGUNAN) PEMBAYARAN YANG DITERIMA OLEH FAKTOR PRODUKSI YANG DIGUNAKAN OUTPUT CAPITAL MAN POWER PROSES TECHNOLOGY PARTAMA CLASSIC 1. 2. Dibimbing oleh tangan-tangan yang tidak terlihat (invisible hand) Tokoh : Adam Smith. Semboyan : “laissez Faire, laissez passez, et le monde va de luime me” Biarkanlah masyarakat mengatur urusan perekonomiannya sendiri secara alamiah dan Pemerintah tidak perlu campur tangan di dalamnya. ECONOMIC DEVELOPMENT THEORY KEYNESIAN 1. 2. Tokoh : Keynes. Semboyan : “Pemerintah harus turun tangan” Untuk mengatasi depresi dan pengangguran diperlukan modal dari para pengusaha, dan untuk akumulasinya diperlukan campur tangan Pemerintah. NEO-CLASSIC 1. 2. Tokoh : Weber Semboyan : “ Untuk mencapai pertumbuhan ekono mi diperlukan teknologi: Teknologi sebagai faktor eksogen dapat dimanfaatkan oleh setiap wilayah, maka pertumbuhan ekonomi semua wilayah akan konvergen, sehingga kesenjangan (disparitas) akan berkurang CLASSIC DITENTANG KEYNESIANDIPERBAHARUI NEO-CLASSIC TOKOH : ADAM SMITH Biarkanlah masyarakat mengatur urusan perekonomiannya sendiri secara alamiah berdasar mekanisme pasar dan Pemerintah tidak perlu campur tangan CLASSIC THEORY PEREKONOMIAN DALAM MASYARAKAT AKAN BERKEMBANG DENGAN SENDIRINYA KARENA DIBIMBING OLEH TANGAN-TANGAN YANG TIDAK TERLIHAT (INVISIBLE HANDS) AWAL MUNCULNYA KAPITALISME 1. AKUMULASI MODAL MENEKANKAN 2 HAL PENTING, MELALUI CAMPUR TANGAN PEMERINTAH (PHISICAL CAPITAL FORMATION) 2. PENINGKATAN KUALITAS DAN INVESTASI SDM (HUMAN CAPITAL) KEYNESIAN THEORY = TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI MODERN 1. TOKOH : KEYNES Harrod (1948); Domar (1946) PERTUMBUHAN EKONOMI JANGKA PANJANG 1. 2. INVESTASI (TABUNGAN) ICOR 2. Arthur Lewis (1954) SURPLUS OF LABOR Dalam proses produksi mempekerjakan tenaga kerja yang banyak, tanpa harus meningkatkan upah. TEORI NEO KLASIK PERTUMBUHAN EKONOMI TEKNOLOGI 1. (Solow, 1957) Teknologi sebagai faktor eksogen dapat dimanfaatkan oleh setiap negara, dan pertumbuhan ekonomi semua negara di dunia akan konvergen, sehingga kesenjangan akan berkurang PERTAMBAHAN PENAWARAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI DAN TINGKAT KEMAJUAN TEKNOLOGI 2. Perekonomian berada dalam kondisi full employment dan kapasitas alat-alat modal sepenuhnya digunakan FAKTOR PRODUKSI (modal, tenaga kerja dan teknologi) DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL (Nurkse, 1953) Memunculkan Merkantilisme 3. KEDUA 1. TEORI PERTUMBUHAN ADAM SMITH TEORI PERTUMBUHAN LINIER TEORI PEMBANGUNAN KARL MARX TEORI PERTUMBUHAN ROSTOW TEORI PEMBANGUNAN EKONOMI (Pengelompokkan model Todaro) 2. 3. TEORI PERUBAHAN STRUKTURAL TEORI DEPENDENSIA 4. TEORI NEO KLASIK PENENTANG REVOLUSI TEORI PEMBANGUNAN ARTHUR LEWIS TEORI POLA PEMBANGUNAN CHENERY THE LEADING THEORIES FROM MICHAEL P. TODARO ROSTOW’S STAGES OF GROWTH THE LINIER STAGES THEORY THE HARROD DOMAR GROWTH MODEL LEADING THEORIES OF ECONOMIC DEVELOPMENT (3 APPROACH FROM MICHAEL P. TODARO) THE INTERNATIONAL DEPENDENCE MODELS NEOCLASSIC STRUCTURE CHANGE MODEL THE LEWIS THEORY OF DEVELOPMENT THE CHENERY OF PATTERNS DEVELOPMENT THE NEOCOLONIAL DEPENDENCE MODEL THE FALSE PARADIGM MODEL URBAN AND REGIONAL EXIST BECAUSE IT IS EFFICIENT TO PRODUCE SOME GOODS ON A LARGE SCALE. AN ACTIFITY IS SUBYECT TO ECONOMIES OF SCALE IF THE AVERAGE COST OF PRODUCTION DECREASES WHEN WE SCALE UP THE OPERATION AND PRODUCE MORE OUTPUT. THE WAY TO EXPLOIT ECONOMIES OF SCALE IS TO CONCENTRATE PRODUCTION AT A SMALL NUMBER OF SITES. BECAUSE WORKERS CAN ECONOMIES ON TRAVEL TIME, CITIES DEVELOP AROUND THESE PRODUCTION SITES. ONE OF THE FOLK THEORIES OF URBAN AND REGIONAL ECONOMIES IS THAT IF THERE WERE NO ECONOMIES OF SCALE. IN THIS CASE, EVERY HOUSEHOLD WOULD BE SELF SUFFICIENT, PRODUCING ITS OWN GOODS AND SERVICES IN ITS OWN HOME. THERE WOULD BE NO REASON FOR SPACE BECAUSE THE COST OF URBAN AND REGIONAL LIVING WOULD NOT BE OFFSET BY ANY BENEFITS. O’Sullivan, Arthur; Urban Economics, McGraw Hill, Fifth edition, 2003 : 19. 1. CLASSICAL THEORY LOCATION ECONOMIES DEFINITION AGLO MERATION URBAN/ REGIONAL GROWTH SPATIAL CON CENTRATION FOR ECONOMIC ACTIVITY IN URBAN AND REGIONAL AREA URBANI ZATION ECONOMIES INTERNAL ECONOMIES EKSTERNAL ECONOMIES URBAN FUNCTION SCALE INCREASING ECORETURN NOMIES CUMULATIVE CAUSITION BACKWASH AND FORWARD EFFECT Zona industri INDUSTRI TEKSTIL (Labor intensive) [D] Jalan Arteri Primer Zona/kawasan industri INDUSTRI POLIETHYLINE [B] INDUSTRI POLIPROPYLINE [C] INDUSTRI PIONER [A] (Misal : Industri pengilangan minyak) PERLUASAN INDUSTRI PENGILANGAN MINYAK [D] PUSAT PEMUKIMAN Jalan Arteri Sekunder Jalan Arteri Primer PASAR 1. Awalnya hanya ada industri [A] 2. Munculnya industri [B] dan [C] mendekati Industri [A] Location Economies 3. Perluasan industri Pengilangan Minyak yang belum full capacity [D] Scale Economies 4. Masuknya industri tekstil ke kawasan tersebut karena mendekati sumber tenaga kerja dan pasar produk [D] Urbanization Economies 2. MODERN PERSPECTIVE DYNAMIC EXTERNA LITY URBAN GROWTH SCHOOL TRANSACTI ON COST ANALYSIS PERAN TRANSFER PENGETAHUAN (KNOWLEDGE SPILLOVERS) ANTAR PERUSAHAAN DALAM SUATU INDUSTRI YANG DIPEROLEH LEWAT KOMUNIKASI YANG TERUS MENERUS ANTAR PERUSAHA AN LOKAL DALAM INDUSTRI YANG SAMA (Henderson, 1995) AKTIFITAS EKONOMI HASIL TARIK MENARIK ANTARA KEKUATAN SENTRIPETAL DAN SENTRIFUGAL (Fujita & Thisse, 1996) Aglomerasi ekonomis menarik aktifitas ekonomi ke daerah perkotaan (sentri petal) dan sebaliknya dispersi ke pinggiran kota (sentrifugal) BIAYA TRANSAKSI AKAN MEMPENGARUHI BARANG DAN JASA YANG DIPRODUKSI, DAN BIAYA INI MAMPU MENDORONG MUNCULNYA PERUSAHAAN (Coase, 1995)