View/Open - Hasanuddin University

advertisement
MITOS MENGENAI PERTUMBUHAN GIGI ANAK PADA KALANGAN ORANG TUA
DI WILAYAH URBAN DAN RURAL KOTAMADYA MAKASSAR,
SULAWESI SELATAN, INDONESIA
(Parents Myths Regarding Their Children’s Teething in Urban and Rural Makassar City,
South Sulawesi, Indonesia)
Rasmidar Samad*, Rizky Noerul Qazih**,Widya Hastuty**
*Staff of Dental Public Health Departement, Faculty of Dentistry, Hasanuddin University
**Post Graduate Student of Dental Public Health Departement, Faculty of Dentistry, Hasanuddin
University
Abstrak
Mitos orangtua yang salah tentang tanda dan gejala yang berkaitan dengan tumbuh gigi
dapat mengganggu diagnosa dan pengelolaan gigi tersebut. Makassar adalah kota metropolitan
yang mana terdapat daerah urban dan rural mempunyai mitos yang beragam. Oleh karena itu, ada
kebutuhan untuk menarik garis antara fakta dan mitos mengenai pertumbuhan gigi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan mitos orangtua mengenai tanda dan gejala
pertumbuhan gigi anak pada daerah urban dan rural di Kotamadya Makassar. Penelitian ini
menggunakan desain cross sectional study. Sebanyak 173 orangtua (114 pada daerah urban dan
59 pada daerah rural) yang mempunyai anak usia 6-36 bulan berpartisipasi dalam penelitian ini.
Masing-masing orangtua mengisi kuesioner yang terdiri dari 3 bagian pertanyaan yaitu bagian I
meneliti karakteristik demografi orangtua dan anak mereka, bagian II menilai secara umum
pengetahuan dan kepercayaan orangtua tentang pertumbuhan gigi anak mereka, bagian III
menyelidiki kebiasaan orangtua dalam menangani masalah pertumbuhan gigi dan mengurangi
rasa sakit. Analisis data menggunakan SPSS versi 12 dengan uji chi-square. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebanyak 48.2% orangtua berpengetahuan baik pada daerah urban dan
sebanyak 39.0% pada daerah rural. Mitos atau kepercayaan orangtua yang benar mengenai tanda
dan gejala pertumbuhan gigi pada daerah urban sebanyak 57.0% dan 57.5% pada daerah rural,
sedangkan untuk kebiasaan perlakuan orangtua yang benar pada daerah urban sebanyak 30.7%
dan 22.6% pada daerah rural. Tidak ada perbedaan pengetahuan umum dan mitos atau
kepercayaan mengenai tanda dan gejala pertumbuhan gigi anak antara orangtua di daerah urban
dan rural ( p > 0.05 ). Tetapi ada perbedaan kebiasaan perlakuan orangtua yang berhubungan
dengan pertumbuhan gigi anak antara orangtua pada daerah rural dan urban ( p < 0.05 ).
Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa hanya sebagian dari keseluruhan penduduk
wilayah urban dan rural Kotamadya Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia yang memiliki mitos
atau kepercayaan yang benar mengenai pertumbuhan gigi anak.
Kata Kunci : Mitos, tanda, gejala, pertumbuhan gigi
1
Abstract
False parents myths about signs and symptoms of children’s teething could distract the
diagnosis and management of the teeth. Makassar is a metropolitan city with urban and rural
areas that have various myths. This is why, it is necessary to draw a line between facts and myths
of children’s teething. The aim, of this study is to observe knowledge and myths of the parents
about signs and symptoms of children’s teething in rural and urban areas in Makassar. This study
use cross sectional study design. 173 parents (114 in urban areas and 59 in rural areas) that has
children 6-36 months old participated in this study. Each parents filled in the consist 3 section of
question : section I surveyed parents’ and the children’s demographic characteristic, section II
aimed to assess the general knowledge and beliefs of parents regarding their children’s teething.
Section III aimed at investigating the practices that the parents would do to manage teething
problems and relieve pain. Data analysis use SPSS version 12 with chi-square test. The result of
study show approximately 48.2% of parents in the urban area have good knowledge and 39.0%
in rural area. A true myth or believe of parents related to signs and symptoms of children’s
teething in urban area is 57.0% and 57.5% in rural area, while a true manners habit of parents in
urban area is 30.7% and 22.6% in rural area. No differences of general knowledge and myths or
believe according to signs and symptoms of children’s teething in urban and rural areas (p>0.05).
While there’s a differences between general manners habbit of parent’s related to their children’s
teething in urban and rural areas (p<0.05). As the conclusion of this study, only a half of
community in urban and rural areas in makassar city, south Sulawesi, Indonesia have to a true
myth or believe related to children’s teething.
Key word : myths, signs, symptoms, teething
2
PENDAHULUAN
Pertumbuhan gigi sudah banyak dibicarakan oleh para ahli sejarah dan mereka
menyatakan bahwa erupsi gigi memegang peranan penting dalam mempengaruhi keadaan umum
anak.1,2 Pengetahuan yang dimiliki orangtua terhadap perubahan tingkah laku anak tersebut
membuat orangtua mengambil suatu sikap atau tindakan yang dapat membantu anak dalam
menangani masalah erupsi gigi tersebut.1
Kebanyakan orangtua berpendapat bahwa erupsi gigi sangat mempengaruhi keadaan
umum anak sehingga dapat menyebabkan anak demam, batuk, flu, kurang nafsu makan, gelisah
dan gangguan tidur.1 Namun ada juga yang berpendapat bahwa erupsi gigi
merupakan
pengalaman biasa yang dialami oleh setiap anak, erupsi gigi dapat disertai gejala-gejala sehingga
mempengaruhi keadaan umum anak atau tanpa gejala.2
Pada abad ke-4 SM, para ahli sejarah (Hipocrates, Thomas Phaire dan Marshall Hall) dan
orangtua-orangtua dulu juga mempercayai adanya penyakit yang muncul bersamaan dengan
erupsi gigi. Hal ini hanyalah suatu mitos atau kepercayaan kuno yang diyakini harus terjadi pada
setiap anak sehingga hal ini dianggap sebagai suatu kewajaran bagi pertumbuhan anak.1
Hubungan antara erupsi gigi sulung dengan kesehatan umum bayi telah dicatat lebih dari
5000 tahun. Tanda-tanda dan gejala yang berhubungan dengan tumbuh gigi dapat bersifat lokal
atau sistemik. Gejala tumbuh gigi adalah pembengkakan gingiva, iritasi, gingiva yang berwarna
merah, mengisap ibu jari dan rasa gatal pada gingiva. Gangguan sistemik yang berhubungan
dengan tumbuh gigi adalah hilangnya nafsu makan, menangis, peningkatan saliva, air liur, diare,
bisul dan mudah marah. Selain itu juga dilaporkan adanya demam, ingusan, dan tidak dapat tidur
pada siang hari. Selain itu, sering menggigit, sulit tidur, rasa gatal pada telinga dan kemerahan
pada wajah juga dilaporkan berhubungan dengan tumbuh gigi. Orang tua dengan keyakinan yang
3
salah tentang tanda-tanda dan gejala terkait dengan tumbuh gigi dapat mengganggu diagnosis
dan pengelolaan berbagai penyakit yang serius. Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk menarik
garis antara fakta dan keyakinan yang salah disebabkan mengenai tumbuh gigi.3,4,5,6,7,8
Tanda dan gejala pertumbuhan gigi yang muncul biasanya tergantung dari daya tahan
tubuh masing-masing anak. Bila daya tahan tubuhnya kurang atau sensitif, anak bisa demam dan
mudah marah. Bila kondisi mulutnya tidak bersih, bisa terinfeksi kuman sehingga demamnya
berlanjut atau bertambah. Tapi bila daya tahan tubuhnya baik, kondisi mulutnya bersih, keadaan
gingival baik, aktivitas mengunyah baik, maka anak tidak akan mengalami gangguan berarti
ketika giginya mulai tumbuh. Peran orang tua dalam hal mendidik ini adalah tanggung jawab
penyedia perawatan kesehatan gigi.9
Kota Makassar merupakan kota terbesar keempat di Indonesia dan terbesar di kawasan
timur Indonesia. Secara administrasi, kota makassar terdiri dari 14 kecamatan dan 143 kelurahan
dimana penduduknya terdiri dari berbagai suku bangsa dan beberapa etnis yang hidup
berdampingan seperti etnis bugis, makassar, toraja, mandar, cina, jawa dan lain-lain. Meskipun
telah menjadi kota metropolitan, Kota Makassar masih terbagi menjadi daerah urban dan rural
sebagaimana pada umumnya daerah-daerah di Indonesia, dimana daerah ini mempunyai tingkat
sosial ekonomi dan tingkat pendidikan penduduk yang berbeda-beda.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui dan memastikan gejala-gejala apa
saja yang mungkin muncul pada saat erupsi gigi terjadi pada anak, dan sampai saat ini belum ada
di Makassar yang melakukan survei untuk mengetahui pendapat atau kepercayaan orangtua
khususnya ibu terhadap gejala-gejala yang menyertai erupsi gigi anaknya. Hal inilah yang
membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gejala-gejala yang berhubungan
dengan erupsi gigi susu pada ibu-ibu yang mempunyai anak usia 6-36 bulan di Makassar.
4
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan
mitos orangtua mengenai tanda dan gejala pertumbuhan gigi
anak terhadap tingkat sosial
ekonomi dan tingkat pendidikan orangtua pada daerah urban dan rural di Kotamadya Makassar.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Sebanyak 173 orangtua (114
pada daerah urban, tepatnya di kecamatan Ujung Pandang dan 59 pada daerah rural, tepatnya di
kecamatan Ujung Tanah) yang mempunyai anak usia 6-36 bulan berpartisipasi dalam penelitian
ini.
Masing-masing orangtua mengisi kuesioner yang terdiri dari 3 bagian pertanyaan yaitu
bagian I meneliti karakteristik demografi orangtua dan anak mereka, bagian II menilai secara
umum pengetahuan dan kepercayaan orangtua tentang pertumbuhan gigi anak mereka, bagian III
menyelidiki kebiasaan orangtua dalam menangani masalah pertumbuhan gigi dan mengurangi
rasa sakit. Tingkat pengetahuan orang tua mengenai tanda dan gejala erupsi gigi anak ditentukan
berdasarkan kuesioner domain (bagian II), yaitu tanda dan gejala yang menyertai erupsi gigi
anak yang terdiri dari 14 pernyataan dengan 3 item pilihan jawaban, yaitu setuju, tidak setuju dan
tidak tahu. Berdasarkan ke-14 pernyataan tersebut, tingkat pengetahuan orang tua dikategorikan
baik, jika orang tua menjawab ≥ 10 pernyataan dengan benar berdasarkan literature dan buruk,
jika orang tua menjawab < 10 pernyataan dengan benar berdasarkan literatur. Analisis data
menggunakan SPSS versi 12 dengan uji chi-square.
5
HASIL PENELITIAN
Dari hasil penelitian diperoleh jumlah sampel secara keseluruhan sebanyak 173 orangtua
yang terdiri dari 114 orangtua pada daerah urban dan 59 orangtua pada daerah rural.
Tabel 1. Data demografis pada daerah urban dan rural di Kotamadya Makassar
VARIABEL
URBAN
RURAL
Jumlah (n)
Persentase (%)
Jumlah (n)
Persentase (%)
Urbanisasi
114
65.9
59
34.1
Umur Orang Tua
< 30 thn
30-39 thn
40-49 thn
≥ 50 thn
17
75
19
3
14.9
65.8
16.7
2.6
19
31
9
0
32.3
52.5
15.3
0.0
Pekerjaan
Sektor Kesehatan
Sektor Pendidikan
Lainnya
Menganggur
5
5
94
10
4.4
4.4
82.5
8.8
1
9
38
11
1.7
15.3
64.4
18.6
Suku
Makassar
Bugis
Mandar
Toraja
Jawa
Lainnya
26
30
1
1
14
42
22.8
26.3
0.9
0.9
12.3
36.8
27
22
0
1
5
4
45.8
37.3
0.0
1.7
8.5
6.8
Tingkat Pendidikan Orang Tua
Universitas
SMA
SMP
SD
Buta huruf
63
44
5
2
0
55.3
38.6
4.4
1.8
0.0
15
27
7
10
0
25.4
45.8
11.9
16.9
0.0
Status Sosial Ekonomi
Tinggi (BLRT ≥2200 watt)
Sedang (BLRT 1300 watt)
Rendah (BLRT ≤ 900 watt)
16
36
62
14.0
31.6
54.4
1
7
51
1.7
11.9
86.4
Jumlah Anak
2-4 orang
>4 orang
103
11
90.4
9.6
54
5
91.5
8.5
*Jawaban benar yang sesuai literature
6
Berdasarkan tabel 1 di atas memperlihatkan data demografis pada daerah urban dan rural
di Kotamadya Makassar. Analisis data demografis menunjukkan bahwa mayoritas dari
responden berumur 30-39 tahun (65.8%) pada daerah urban, bermatapencaharian lainnya (selain
sektor pendidikan, kesehatan serta pengangguran) yaitu 82.5% pada daerah urban, dan memiliki
2-4 anak dalam keluarga (91.5%) pada daerah rural. Demografi juga menunjukkan bahwa
sebagian besar orangtua berpendidikan hingga universitas (55.3%) dengan status sosial ekonomi
rendah (54.4%) pada daerah urban dan sebagian besar orangtua berpendidikan hingga SMA
(45.8%) dengan status ekonomi rendah (86.4%) pada daerah rural.
Tabel 2. Distribusi jawaban responden mengenai pengetahuan umum tentang pertumbuhan gigi bayi pada
daerah urban dan rural di kota Makassar
Kuesioner pengetahuan umum
Urban
Rural
tentang pertumbuhan gigi bayi
Setuju Tidak
Tidak Total
Setuju Tidak
Tidak
Total
setuju
tahu
setuju
tahu
n(%)
n(%)
n(%)
n(%)
n(%)
n(%)
n(%)
n(%)
Gigi bayi’ mulai tumbuh sekitar
94
15
5
114
47
8
4
51
umur 6-7 bulan
(82.5)*
(13.2)
(4.4)
(100.0) (79.7)*
(13.6)
(6.8)
(100.0)
Gigi yang pertama muncul di
dalam mulut yaitu gigi seri depan
rahang bawah
91
(79.8)*
13
(11.4)
10
(8.8)
114
(100.0)
46
(78.0)*
5
(8.5)
8
(13.6)
59
(100.0)
Tumbuh gigi sempurna kira-kira
umur 2 tahun
85
(74.6)*
15
(13.2)
14
(12.3)
114
(100.0)
42
(71.2)*
7
(11.9)
10
(16.9)
59
(100.0)
Keterlambatan tumbuh gigi
29
mungkin di tandai dari timbulnya
(25.4)*
penyakit sistemik (riwayat
penyakit)
*Jawaban benar yang sesuai literature
33
(28.9)
52
(45.6)
114
(100.0)
14
(23.7)*
10
(16.9)
35
(59.3)
59
(100.0)
Tabel 2 menunjukkan distribusi jawaban responden mengenai pengetahuan umum
tentang pertumbuhan gigi bayi pada daaerah urban dan rural di Kotamadya Makassar. Untuk
pertanyaan mengenai mengenai mulai tumbuh gigi bayi sekitar umur 6 – 7 bulan, banyaknya
responden yang menjawab pertanyaan dengan benar (setuju) sebanyak (82.5%) pada daerah
7
urban dan sebanyak (79.7%) pada daerah rural. Untuk pertanyaan mengenai mengenai gigi yang
pertama muncul yaitu gigi seri depan rahang bawah, banyaknya responden yang menjawab
pertanyaan dengan benar (setuju) sebanyak (79.8%) pada daerah urban dan sebanyak (78.0%)
pada daerah rural. Untuk pertanyaan mengenai mengenai pengetahuan tumbuh gigi sempurna
kira-kira umur 2 tahun, banyaknya responden yang menjawab pertanyaan dengan benar (setuju)
sebanyak (74.6%) pada daerah urban dan sebanyak (71.2%) pada daerah rural. Untuk pertanyaan
mengenai mengenai pengetahuan keterlambatan tumbuh gigi yang mungkin di tandai dari
timbulnya penyakit sistemik, banyaknya responden yang menjawab pertanyaan dengan benar
(setuju) sebanyak (25.4%) pada daerah urban dan sebanyak (23.7%) pada daerah rural.
8
Tabel 3. Distribusi jawaban responden mengenai tanda dan gejala yang dipercayai orang tua tentang
pertumbuhan gigi bayi pada daerah urban dan rural di kota Makassar
kuesioner tanda dan gejala yang
dipercayai oleh orangtua
Urban
Setuju
n(%)
90
(78.9)
Tidak
setuju
n(%)
19
(19.7)*
Tidak
tahu
n(%)
5
(4.4)
Diare
77
(67.5)
31
(27.2)*
Gangguan Tidur
46
(40.4)
Hilangnya Nafsu Makan
Rural
n(%)
114
(100.0)
n(%)
44
(74.6)
Tidak
setuju
n(%)
9
(15.3)*
6
(5.3)
114
(100.0)
27
(45.8)
23
(39.0)*
9
(15.3)
59
(100.0)
46
(40.4)*
22
(19.3)
114
(100.0)
25
(42.2)
19
(32.2)*
15
(25.4)
59
(100.0)
61
(53.5)*
41
(36.0)
12
(10.5)
114
(100.0)
30
(50.8)*
16
(27.1)
13
(22.0)
59
(100.0)
Iritasi Gusi
37
(32.5)*
48
(42.1)
29
(25.4)
114
(100.0)
23
(39.0)*
20
(33.9)
16
(27.1)
59
(100.0)
Keinginan menggigit
106
(93.0)*
4
(3.5)
4
(3.5)
114
(100.0)
48
(81.4)*
6
(10.2)
5
(8.5)
59
(100.0)
Peningkatan Air Liur
96
(84.2)*
11
(9.6)
7
(6.1)
114
(100.0)
42
(71.2)*
9
(15.3)
8
(13.6)
59
(100.0)
Influenza
19
(16.7)
66
(57.9)*
29
(25.4)
114
(100.0)
11
(18.6)
34
(57.6)*
14
(23.7)
59
(100.0)
Masalah sistem pernapasan
2
(1.8)
76
(66.7)*
36
(31.6)
114
(100.0)
3
(5.1)
34
(57.6)*
22
(37.3)
59
(100.0)
Memar pada kulit
3
(2.6)
81
(71.1)*
30
(26.3)
114
(100.0)
2
(3.4)
33
(55.9)*
24
(40.7)
59
(100.0)
Muntah
7
(6.1)
85
(34.6)*
22
(19.3)
114
(100.0)
4
(6.8)
34
(57.6)*
21
(35.6)
59
(100.0)
Masalah pendengaran
2
(1.8)
84
(73.7)*
28
(24.6)
114
(100.0)
0
(0.0)
38
(64.4)*
21
(35.6)
59
(100.0)
Penyakit yang parah
3
(2.6)
84
(73.7)*
27
(23.7)
114
(100.0)
0
(0.0)
40
(67.8)*
19
(32.2)
59
(100.0)
Meningkatnya kerentanan terhadap
penyakit lain
4
(3.5)
73
(64.0)*
37
(32.5)
114
(100.0)
8
(13.6)
29
(49.2)*
22
(37.3)
59
(100.0)
Demam
Total
Setuju
Tidak
tahu
n(%)
6
(10.2)
Total
n(%)
59
(100.0)
*Jawaban benar yang sesuai literature
9
Tabel 3 menunjukkan distribusi jawaban responden mengenai tanda dan gejala yang
dipercayai orang tua tentang pertumbuhan gigi bayi pada daerah urban dan rural di kota
Makassar. Pada daerah urban, responden yang paling banyak menjawab dengan benar (setuju)
terdapat pada pertanyaan tanda dan gejala ‘kelainan menggigit’ yaitu sebanyak (93.0%)
sedangkan responden yang paling banyak menjawab salah ( setuju dan tidak tahu ) terdapat
pertanyaan tanda dan gejala ‘demam’ masing-masing (78,9%) dan (4,4%). Pada daerah rural,
responden yang paling banyak menjawab dengan benar (setuju) terdapat pada pertanyaan tanda
dan gejala ‘kelainan menggigit’ yaitu sebanyak (81.4%) sedangkan responden yang paling
banyak menjawab salah ( setuju dan tidak tahu ) terdapat pertanyaan tanda dan gejala ‘demam’
masing-masing (74.6%) dan (10.2%).
10
Tabel 4. Distribusi jawaban responden mengenai kebiasaan perlakuan orang tua tentang pertumbuhan gigi
bayi pada daerah urban dan rural di kota Makassar
kuesioner kebiasaan
perlakuan pada masalah
pertumbuhan gigi
Urban
Setuju
Rural
Tidak
tahu
n(%)
Total
n(%)
Tidak
setuju
n(%)
n(%)
Memberikan susu botol atau
merawat di malam hari
79
(69.3)*
66
(57.9)
27
(23.7)
32
(28.1)*
8
(7.6)
16
(14.0)
Menggunakan analgesik
sistemik
29
(25.4)*
68
(59.6)
Menggunakan anastesi topikal
untuk digosokkan ke gusi
4
(3.5)*
Memberikan anak cairan untuk
menghindari dehidrasi
Konsultasi pada penyedia
layanan kesehatan dalam kasus
beberapa masalah pertumbuhan
gigi
Setuju
n(%)
Tidak
setuju
n(%)
Tidak
tahu
n(%)
Total
114
(100.0)
114
(100.0)
36
(61.0)*
28
(47.5)
11
(18.6)
15
(25.4)*
12
(20.3)
16
(27.1)
59
(100.0)
59
(100.0)
17
(14.9)
114
(100.0)
18
(30.5)*
24
(40.7)
17
(28.8)
59
(100.0)
90
(78.9)
20
(17.5)
114
(100.0)
3
(5.1)*
39
(66.1)
17
(28.8)
59
(100.0)
74
(64.9)*
24
(21.1)
16
(14.0)
114
(100.0)
30
(50.8)*
10
(16.9)
19
(32.2)
59
(100.0)
99
(87.6)*
5
(4.4)
9
(8.0)
114
(100.0)
47
(79.7)*
4
(6.8)
8
(13.6)
59
(100.0)
n(%)
A. Untuk mengurangi rasa sakit
Memberikan anak suatu objek
untuk digigit
B. Kebiasaan lain
*Jawaban benar yang sesuai literature
Pada tabel 4 menunjukkan distribusi jawaban responden mengenai kebiasaan perlakuan
orang tua tentang pertumbuhan gigi bayi pada daerah urban dan rural di kota Makassar. Untuk
kebiasaan perlakuan ‘mengurangi rasa sakit’, responden yang paling banyak menjawab dengan
benar (setuju) terdapat pada pertanyaan ‘memberikan anak suatu objek untuk digigit’ yaitu
sebanyak (69.3%) pada daerah urban dan sebanyak (61.0%) pada daerah rural sedangkan
responden yang paling banyak menjawab salah (tidak setuju dan tidak tahu) terdapat pada
pertanyaan ‘menggunakan anastesi topikal untuk digosokkan ke gusi’ masing-masing (78.9%)
11
dan (17.5%) pada daerah urban dan responden yang paling banyak menjawab salah (setuju dan
tidak tahu) terdapat pada pertanyaan ‘memberikan susu botol di malam hari’ masing-masing
(47.5%) dan (27.1%). Untuk kebiasaan lainnya, responden yang paling banyak menjawab
dengan benar (setuju) terdapat pada pertanyaan ‘konsultasi pada penyedia layanan kesehatan
dalam kasus beberapa masalah pertumbuhan gigi’ yaitu sebanyak (87.6%) pada daerah urban dan
sebanyak (79.7%) pada daerah rural sedangkan responden yang paling banyak menjawab salah
(tidak setuju dan tidak tahu) terdapat pada pertanyaan ‘memberikan anak cairan untuk
mengurangi dehidrasi’ masing-masing (21.1%) dan (14.0%) pada daerah urban dan masingmasing (16.9%) dan (32.2%).
Tabel 5. Tingkat pengetahuan tanda dan gejala yang dipercayai orangtua tentang pertumbuhan gigi bayi
pada daerah urban dan rural di kotamadya Makassar
Daerah
Urban
Rural
Tingkat pengetahuan
Baik
Buruk
(%)
(%)
55
59
(48.2)
(51.8)
23
36
(39.0)
(61.0)
Total
Nilai P
114
(100.0)
59
(100.0)
0.246
Pada tabel 5 menunjukkan tingkat pengetahuan tanda dan gejala yang dipercayai
orangtua tentang pertumbuhan gigi bayi pada daerah urban dan rural di motamadya Makassar.
Pada daerah urban dan rural, sebagian besar orangtua memiliki tingkat pengetahuan yang buruk
dengan persentase masing-masing (51.8%) dan (61.0%).
12
DISKUSI
Tujuan studi ini akan mengevaluasi pengetahuan, kepercayaan dan kebiasaan perlakuan
mengenai pertumbuhan gigi anak pada kelompok orang tua. Analisa dari data demografis
menunjukkan bahwa kebanyakan dari populasi studi pada daerah urban memiliki tingkat
pendidikan hingga universitas sedangkan pada daerah rural hanya sampai tingkat SMA, dimana
hal ini dapat menjadi alasan bahwa semakin tingginya tingkat pendidikan responden maka akan
semakin mempengaruhi tingkat pengetahuannya mengenai pertumbuhan gigi anak.
Pada tabel 3 terlihat bahwa baik pada daerah urban maupun rural mempunyai jawaban
yang hampir sama mengenai tanda dan gejala yang dipercayai mengenai pertumbuhan gigi bayi.
Disini terlihat bahwa ada anggapan yang salah baik di daerah urban maupun rural mengenai
demam dan diare yang ternyata bukan merupakan tanda dan gejala pertumbuhan gigi bayi. Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hassan Mohammed Kawia di Tanzania yang
memberikan hasil bahwa 97% partisipan yakin bahwa muculnya gigi berhubungan dengan
gangguan sistemik, umumnya adalah demam rekuren dan diare5. Penelitian yang dilakukan oleh
Arwa dkk menunjukkan bahwa mayoritas dari orangtua mempunyai kepercayaan yang salah atau
mitos mengenai tanda dan gejala pertumbuhan gigi seperti demam (84,9%) dan diare (71,8%)4.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Essie dkk menyebutkan bahwa sebanyak 59,35% gejala
sistemik seperti diare muncul pada saat gigi tumbuh, namun ada sebagian ibu (40,65%) yang
tidak meyakini hal tersebut sebagai salah satu gejala yang berhubungan dengan erupsi gigi, hal
ini mungkin karena anak suka memasukkan tangan atau benda yang tidak bersih ke mulutnya
sehingga anak dapat terkena diare9. Temperatur yang lebih tinggi tidak harus dihubungkan
dengan pertumbuhan gigi dan harus diselidiki, kemungkinan adanya peradangan (iritasi gusi)
dapat menyebabkan gejala seperti demam dan hilangnya nafsu makan4.
13
Pada tabel 4 terlihat bahwa perlakuan orangtua terhadap tanda dan gejala pertumbuhan
gigi bayi baik daearah urban maupun rural juga hampir sama. Beberapa perlakuan seperti
menggunakan analgesik sistemik dan anestesi topikal dijawab tidak setuju oleh sebagian besar
responden, sedangkan memberikan susu botol di malam hari di jawab setuju oleh sebagian
responden. Penelitian yang dilakukan Hassan Mohammed Kawia memberikan hasil bahwa
hampir 60% anak dikirim ke RS dan mereka kemudian sembuh sedangkan 40% memberi sendiri
obat pada anak mereka dan gejala tersebut akan hilang. Penelitian lain oleh Essie dkk
memberikan hasil bahwa pengobatan yang dilakukan ibu terhadap gejala erupsi gigi antara lain
melakukan pengobatan sendiri 53,62%; membawa ke dokter umum/anak 41,30%; melakukan
pengobatan ke tempat lain seperti bidan atau mantri kesehatan 10,87%; hanya 4,35% ibu yang
membawa anaknya ke dokter gigi. Penelitian ini juga menjelaskan bahwa tindakan ibu yang
mengobati sendiri paling banyak adalah memberikan obat sistemik seperti obat analgesik dan
antipiretik yaitu 58,11%; yang melakukan pengobatan nonfarmakologis (seperti memberikan
teething toys atau teething food) 48,65%, selebihnya melakukan pengobatan pemijatan dan
memberikan obat jamu-jamuan9.
Tabel 5 menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat
pengetahuan tanda dan gejala yang dipercayai orangtua tentang pertumbuhan gigi bayi pada
daerah urban dan rural di kotamadya Makassar, dimana sebagian besar orangtua memiliki tingkat
pengetahuan yang buruk. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh Essie dkk pada
penelitiannya terhadap 149 ibu yang memiliki batita usia 6-3 tahun, sebanyak 83,89% ibu
percaya terhadap gejala yang menyertai erupssi gigi anaknya dan yang menjadi sumber
kepercayaan mereka berasal dari pengalaman ibu sendiri 53,60%, mitos 38,40% sedangkan
14
kepercayaan ibu yang diperoleh dari dokter/dokter gigi hanya 3,20%. Ini bisa saja berarti bahwa
masih kurangnya peran dokter gigi dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai
pertumbuhan gigi anak9.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pengetahuan
umum dan mitos atau kepercayaan mengenai tanda dan gejala pertumbuhan gigi anak antara
orangtua di daerah urban dan rural, tetapi terdapat perbedaan kebiasaan perlakuan orangtua yang
berhubungan dengan pertumbuhan gigi anak antara orangtua pada daerah rural dan urban.
Penelitian ini menunjukkan bahwa hanya sebagian dari keseluruhan penduduk wilayah urban dan
rural Kotamadya Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia yang memiliki mitos atau kepercayaan
yang benar mengenai pertumbuhan gigi anak.
DAFTAR PUSTAKA
1. MP. Ashley. It’s only teething. A report of myth and modern approach to
2.
teething.
www.nature.com/cgitaf/DynePage.taf?file=/bdj/journal/v191/n1/full/4801098a.html. Available at
Jan15, 2010.
2. Donna
D’Elessandro,
MD,
Lindsay
Huth,
B.
A.
Teething.
http//www.Vh.org/pediatric/patient/cqqa/teething.html. Available at Jan10, 2010.
3. B S Barlow, M J Kanellis and R L Slayton. Tooth eruption symtoms: A survey of parents and
health profesionals. J Dent Child. 2002; 69(2): 148-50.
4. Owais Arwa, Zawaideh Feda, Bataineh Ola. Challenging parents myths regarding their
children’s teething. Int J Dent Hygiene. 2009;
5. Kawia Hassan Mohamed, Kahabuka Febronia. Symptoms associated with teething in
Tanzania. Pediatric Dental Journal.2009;19(1).
15
6.
G.T.McIntyre, G.M.McIntyre. Teething troubles. British Dental Journal..2002;192(5).
7.
Wake, Hesketh, MA Allen. Parent beliefs about infant teething: A survey of Australian
parents. Journal Paediatr.Child Health.1999;35:447.
8.
P .H.R.Wilson, C.Mason. The trouble with teething-misdiagnosis and misuse of a topical
medicament. International Journal of Paediatric dentistry.2002;12:215-7.
9.
Essie Octiara, Susy Fransisca. Gejala-gejala yang menyertai erupsi gigi anak (Survei
kepercayaan dan pengalaman ibu). Dentika Dental Journal.2004;9(2);91-97.
16
PARENTS MYTHS REGARDING THEIR CHILDREN’S TEETHING IN URBAN AND
RURAL MAKASSAR MUNICIPALITY, SOUTH SULAWESI, INDONESIA
Rasmidar Samad*, Rizky Noerul Qazih**,Widya Hastuty**
*Staff of Dental Public Health Departement, Faculty of Dentistry, Hasanuddin University
**Post Graduate Student of Dental Public Health Departement, Faculty of Dentistry, Hasanuddin
University
Abstract
False parents myths about signs and symptoms of children’s teething could distract the
diagnosis and management of the teeth. Makassar is a metropolitan city with urban and rural
areas that have various myths. This is why, it is necessary to draw a line between facts and myths
of children’s teething. The aim, of this study is to observe knowledge and myths of the parents
about signs and symptoms of children’s teething in rural and urban areas in Makassar. This study
use cross sectional study design. 173 parents (114 in urban areas and 59 in rural areas) that has
children 6-36 months old participated in this study. Each parents filled in the consist 3 section of
question : section I surveyed parents’ and the children’s demographic characteristic, section II
aimed to assess the general knowledge and beliefs of parents regarding their children’s teething.
Section III aimed at investigating the practices that the parents would do to manage teething
problems and relieve pain. Data analysis use SPSS version 12 with chi-square test. The result of
study show approximately 48.2% of parents in the urban area have good knowledge and 39.0%
in rural area. A true myth or believe of parents related to signs and symptoms of children’s
teething in urban area is 57.0% and 57.5% in rural area, while a true manners habit of parents in
urban area is 30.7% and 22.6% in rural area. No differences of general knowledge and myths or
believe according to signs and symptoms of children’s teething in urban and rural areas (p>0.05).
While there’s a differences between general manners habbit of parent’s related to their children’s
teething in urban and rural areas (p<0.05). As the conclusion of this study, only a half of
community in urban and rural areas in makassar city, south Sulawesi, Indonesia have to a true
myth or believe related to children’s teething.
Key word : myths, signs, symptoms, teething
17
INTRODUCTION
Teething has been wide discussed historical teaching and old wives tales troughout
history, teething has been held responsible for a wide variety of childhood illnesses.1,2
Knowledge that parents have about the changing behavior of there children can help the parents
to make a judgement or attitude that eventually can help the children to solve the problem.1
Most of parents suggest that teething would influence a child general condition. That
could cause child fever, cough, runny nose, loss of appetite, restless, and sleep disturbance.1 But
there are also and opinion that teething is a common condition that will happen in every child.
Teething could be symptomatic that would influence child general condition or could be
asymptomatic.2
In the fourth century BC, historical teaching (Hipocrates, Thomas Paire and Marshall
Hall) and parents earlier also believed to be disease to appear accourding with teething. This only
myth or believed old which certained must be happen to every child so that considered as
normally for child growing.1
Relation teething with general condition child already to record more than 5000 years.
Signs and symptoms relation teething could local and systemic character. Symptom teething is
swollen gingival, irritation gum, hyperemic gingival, sucking thumb, and desire gingiva.
Systemic disturbance in relation with teething is loss of appetite, crying at night, increased
salivation, diarrhea, boil of skin, and petulance. There also a report of fever, having mucus, and
can’t sleep daylight. Except that, desire to bite, sleep disturbance, itching on ear, and red dish on
face also to reported relation with teething. Parents with false belief of signs and symptoms
related to dentition could faze diagnosis and management of some serious disease. Therefor,
there is a need to pull a line between fact and wrong belief related to teething.3.4,5,6,7,8
18
Signs and symptoms of teething depend on immunity of the children. If immunity is less
or sensitive the children can get a fever become easy to angry. If the children have a poor oral
hygene, can make infection who’s causes continue to fever. But if a children have a good
immunity oral hygene, gingival, and also chew activity the children will not have a big disturb
when the teeth start to grow. Role of parents in educate are become a responsible of dental health
care provider.9
Makassar city is the fourth of the biggest city in Indonesia and as the biggest in each side
of indonesia. Administrally, makassar city comprised of 14 subdistrict and 143 ravine areas
where the population consist of a various tribes and ethnics who lives in togetherness like bugis,
makassar, toraja, mandar, chinese, java ethnics etc. Eventhough makassar has already became a
metropolitan city but there still an urban and rural areas as it always in generally areas in
Indonesia, the population in this area have a different level of social economy and education.
A variety of study has been conducted to acknowledging and ensuring of symptoms that
could appear by the onset of tooth eruption on children, and untill now there is no survey that
been affirm to detect parents opinion or belief particulary in mothers related to symptoms that
could appear along with her children tooth erution. This is why the author interested on doing a
research related to symptoms that is associate to primary teeth eruption on Mothers with 6-36
month toddlers in Makassar.
This study aimed to acknowledging the association between the level of education and
myth in parents according to signs and symptoms of children dentition to a level of socioeconomy and education of parents in urban and rural areas in Makassar municipality.
19
MATERIAL AND METHODS
This study use cross sectional study design. 173 parents (114 in urban areas, Ujung
Pandang Subdistrict and 59 in rural areas, Ujung Tanah Subdistrict) that has children 6-36
months old participated in this study. Each parents filled in the consist 3 section of question :
section I surveyed parents’ and the children’s demographic characteristic, section II aimed to
assess the general knowledge and beliefs of parents regarding their children’s teething. Section
III aimed at investigating the practices that the parents would do to manage teething problems
and relieve pain. Level of parents knowledge about sign and symptoms teething depend on
questionnaire (section II), that is sign and symptoms related teething, consist of 14 questions
with three part of choice answer, that is “agree”, “disagree” and “don’t know”. Accourding that
14 choice questions, respondents were categorized as having a “good” knowledge about sign and
symptoms related to teething if answering 10 or more 14 items correctly accourding to the
literature, while answering less than 10 out of 14 items correctly resulted in a “poor” knowledge
score. Data analysis use SPSS version 12 with chi-square test.
20
RESULT
In present study, samples in general are 173 parents, comprised of 114 parents in urban
area and 59 parents in rural area.
Table 1. Demographic data in rural and urban areas in Makassar city
VARIABEL
URBAN
Jumlah (n)
Persentase (%)
Urbanisasi
114
65.9
Jumlah (n)
59
RURAL
Persentase (%)
34.1
Age parent’s
< 30 years old
30-39 years old
40-49 years old
≥ 50 years old
17
75
19
3
14.9
65.8
16.7
2.6
19
31
9
0
32.3
52.5
15.3
0.0
Employment
health sector
educational sector
others
unemployed
5
5
94
10
4.4
4.4
82.5
8.8
1
9
38
11
1.7
15.3
64.4
18.6
Tribe
Makassar
Bugis
Mandar
Torajan
Java
Others
26
30
1
1
14
42
22.8
26.3
0.9
0.9
12.3
36.8
27
22
0
1
5
4
45.8
37.3
0.0
1.7
8.5
6.8
Educational level
University
Senior High School
Junior High School
Primary School
Illiterate
63
44
5
2
0
55.3
38.6
4.4
1.8
0.0
15
27
7
10
0
25.4
45.8
11.9
16.9
0.0
Status Sosial Ekonomi
High (HEL ≥2200 watt)
Moderate (HEL 1300watt)
Low (HEL ≤ 900 watt)
16
36
62
14.0
31.6
54.4
1
7
51
1.7
11.9
86.4
Number of children in family
2-4 siblings
>4 siblings
103
11
90.4
9.6
54
5
91.5
8.5
Table 1 showed demography data in urban data in urban andd rural areas in Makassar
municipality. Demography data showed that majority of respondent, aged 30-39 years old (65,8
21
%) in urban areas, with livelihood (other than sectors of educational, health and unemployment)
are 82,5 % in urban areas and have 2-4 children in family (91,5 %) in rural areas. Demography
data also show a portion of parents who attained to university (55,3 %) with low social-economy
status (54,4 %) in rural area and parents with level of education attained to senior high school
(45,8 %) with low social-economy status (86,4 %) in rural areas.
Tabel 2. Responden answer distribution related to general knowledge about teething in rural and urban areas
in Makassar city
Questionnaire of general
knowledge regarding
Urban
Rural
teething
Agree Disagree Don’t Total
Agree
Disagree Don’t Total
know
know
n(%)
n(%)
n(%)
n(%)
n(%)
n(%)
n(%)
n(%)
Baby teeth start to erupt aroud 6-7
94
15
5
114
47
8
4
51
months of age
(82.5)*
(13.2)
(4.4)
(100.0) (79.7)*
(13.6)
(6.8) (100.0)
The first teeth to appear in the
91
13
10
114
46
5
8
59
mouth are the lower central
(79.8)*
(11.4)
(8.8)
(100.0) (78.0)*
(8.5)
(13.6) (100.0)
incisors
The eruption of teeth is complete
85
15
14
114
42
7
10
59
at approximately 2 years of age
(74.6)*
(13.2)
(12.3) (100.0) (71.2)*
(11.9)
(16.9) (100.0)
Delayed eruption of teeth may be
29
33
52
114
14
10
35
59
an indication for the presence of
(25.4)*
(28.9)
(45.6) (100.0) (23.7)*
(16.9)
(59.3) (100.0)
systemic disease
*Correct response accourding to the literature
Table 2 showed respondent answers distribution according to general knowledge of
infant dentition in urban and rural area in Makassar municipality related to question about onset
of teeth eruption on infant, age 6-7 month old, respondent who answered correctly (agree) are
(82,5 %) in urban area and (79,7 %) in rural area. Related to question about the teeth that will
firstly erupt, the answer is mandibular incisor. Respondents who answered the question correctly
(agree) are (79,8 %) in urban area and (78,0 %) in rural area related to question about knowledge
of complete eruption on teeth, the answer is approximately on age 2 year. Respondents who
answered correctly (agree) are (74,6 %) in urban area and (71,2 %) in rural area related to
22
question of knowledge about the delay of tooth eruptions that might be a symptoms of systemic
disease, respondents who answered correctly (agree) are (25,4 %) in urban areas and (23,7 %) in
rural areas.
23
Tabel 3. Responden answer distribution related parents myth about teething in rural and urban areas in
Makassar city
Questionnaire of sign and
symptoms believed by parents,
Urban
Rural
to be caused by teething
Agree Disagree Don’t Total
Agree
Disagree Don’t
Total
know
Know
n(%)
n(%)
n(%)
n(%)
n(%)
n(%)
n(%)
n(%)
Fever
90
19
5
114
44
9
6
59
(78.9)
(19.7)*
(4.4) (100.0) (74.6)
(15.3)*
(10.2) (100.0)
Diarrhoea
77
(67.5)
31
(27.2)*
6
(5.3)
114
(100.0)
27
(45.8)
23
(39.0)*
9
(15.3)
59
(100.0)
Sleep Disturbance
46
(40.4)
46
(40.4)*
22
(19.3)
114
(100.0)
25
(42.2)
19
(32.2)*
15
(25.4)
59
(100.0)
Loss of appetite
61
(53.5)*
41
(36.0)
12
(10.5)
114
(100.0)
30
(50.8)*
16
(27.1)
13
(22.0)
59
(100.0)
Gum Irritation
37
(32.5)*
48
(42.1)
29
(25.4)
114
(100.0)
23
(39.0)*
20
(33.9)
16
(27.1)
59
(100.0)
Desire to Bite
106
(93.0)*
4
(3.5)
4
(3.5)
114
(100.0)
48
(81.4)*
6
(10.2)
5
(8.5)
59
(100.0)
Increased Salivation
96
(84.2)*
11
(9.6)
7
(6.1)
114
(100.0)
42
(71.2)*
9
(15.3)
8
(13.6)
59
(100.0)
Runny nose
19
(16.7)
66
(57.9)*
29
(25.4)
114
(100.0)
11
(18.6)
34
(57.6)*
14
(23.7)
59
(100.0)
Respiratory System Problem
2
(1.8)
76
(66.7)*
36
(31.6)
114
(100.0)
3
(5.1)
34
(57.6)*
22
(37.3)
59
(100.0)
Skin Rash
3
(2.6)
81
(71.1)*
30
(26.3)
114
(100.0)
2
(3.4)
33
(55.9)*
24
(40.7)
59
(100.0)
Vomiting
7
(6.1)
85
(34.6)*
22
(19.3)
114
(100.0)
4
(6.8)
34
(57.6)*
21
(35.6)
59
(100.0)
Ear Problems
2
(1.8)
84
(73.7)*
28
(24.6)
114
(100.0)
0
(0.0)
38
(64.4)*
21
(35.6)
59
(100.0)
Convulsions
3
(2.6)
84
(73.7)*
27
(23.7)
114
(100.0)
0
(0.0)
40
(67.8)*
19
(32.2)
59
(100.0)
Increased Susceptibility to
Other Disseases
4
(3.5)
73
(64.0)*
37
(32.5)
114
(100.0)
8
(13.6)
29
(49.2)*
22
(37.3)
59
(100.0)
* Correct response accourding to the literature
24
Table 3 showed the distribution of respondents answers related to belief signs and
symptoms of parents according to infant dentition/teething in urban and rural area in Makassar
city. In urban area, most of correct answer (agree) were on question of signs and symptoms of
“abnormal biting” which is (93,0 %), while the most incorrect answers (disagree and don’t
know) were on question of “fever” as part of signs and symptoms which are (78,9 %) and (4,4
%) respectively. In rural area, most respondents answered correctly (agree) on question of
“abnormal biting” which are (81,4 %), while most respondents answered incorrectly (disagree
and don’t know) were on question of “fever” as part of signs and symptoms which are (74,6 %)
and (10,2 %) respectively.
25
Table 4. Responden answer distribution related practice to deal with teething problems in rural and urban
areas in Makassar city
Questionnaire of practice to
Urban
Rural
deal with teething problems
Agree Disagree Don’t Total
Agree
Disagree Don’t Total
Know
Know
n(%)
n(%)
n(%)
n(%)
n(%)
n(%)
n(%)
n(%)
A. To Relive Pain
Allow the child to bite on a
chilled object
79
(69.3)*
27
(23.7)
8
(7.6)
114
(100.0)
36
(61.0)*
11
(18.6)
12
(20.3)
59
(100.0)
Allow bottle feeding or nursing
at night
66
(57.9)
32
(28.1)*
16
(14.0)
114
(100.0)
28
(47.5)
15
(25.4)*
16
(27.1)
59
(100.0)
Use systemic analgesics
29
(25.4)*
68
(59.6)
17
(14.9)
114
(100.0)
18
(30.5)*
24
(40.7)
17
(28.8)
59
(100.0)
Apply topical analgesics to rub
the gums
4
(3.5)*
90
(78.9)
20
(17.5)
114
(100.0)
3
(5.1)*
39
(66.1)
17
(28.8)
59
(100.0)
Giving the child fluids to
prevent dehydration
74
(64.9)*
24
(21.1)
16
(14.0)
114
(100.0)
30
(50.8)*
10
(16.9)
19
(32.2)
59
(100.0)
Consultation of a primary healt
care provider in case of any
problems with the eruption of
teeth
99
(87.6)*
5
(4.4)
9
(8.0)
114
(100.0)
47
(79.7)*
4
(6.8)
8
(13.6)
59
(100.0)
B. Other Practices
* Correct response accourding to the literature
Table 4 showed the distribution of respondents answers related to parents habit in treating
infant dentition in rural and urban areas in Makassar municipality related to parents habit on
“reducing pain”, most respondent answered correctly (agree) by “give the child an object to be
bitten” are (69,3 %) in urban area and (61,0 %) in rural area, while the most respondent answered
incorrectly (disagree and don’t know) in “use a topical aenesthetic to rub a gum surface” are
(78,9 %) and (17,5 %) in urban and rural areas, respectively. Most respondent answered
incorrectly (disagree and don’t know) were on question “bottle feeding at night”, respectively
(47,5 %) and (27,1 %). Related to other habits, most respondent answered correctly (agree) on
26
“having a consultation to health care provider on some dentition cases” are (87,6 %) in urban
area and (79,7 %) in rural area, while most of incorrect answer (disagree and don’t know) are by
”giving additional fluids to reduce dehydration” which are (21,1 %) and (14,0 %) in urban area,
and (16,9 %) and (32,2 %) in rural area.
Table 5. Level of knowledge about sign and symptoms believed by parents, to be caused by teething in rural
and urban in Makassar city
Area
Urban
Rural
Level of Knowledge
Good
Poor
n (%)
n (%)
55
59
(48.2)
(51.8)
23
36
(39.0)
(61.0)
Total
P value
114
(100.0)
59
(100.0)
0.246
Table 5 showed level of knowledge in parents belief of infant dentition signs and
symptoms in urban and rural areas in Makassar municipality. Most of parents in urban and rural
areas, have a poor level of knowledge with percentage (51,8 %) and (61,0 %) respectively.
DISCUSSION
The purpose of this study is to evaluate knowlegde, belief and habits of treatment related
to child dentition in parents group. Demography data analysis indicated a level of education in
urban and rural areas. Level of knowledge most of population study in urban area are attained to
university while level of knowledge most of population study in rural area are attained to Senior
high school, a higher level of education would eventualy give a better influence on parents
knowledge related to child dentition.
Table 3 showed that wether in urban and rural areas there are a similarity of answers
according to parents belief on signs and symptoms in infant dentition/teething. There is a wrong
27
assumption neither in urban and rural areas according to fever and diarrhea that are not a portion
of signs and symptoms of infant dentition/teething. It is consistent with a research conducted by
Hasan Mohammed Kawia in Tanzania, who suggested that 97 % of participants believed the
onset of tooth eruption are related to systemic disturbance, mostly recurrent fever and diarrhea. A
research by Arwa et al. affirmated that majority of parents believe in one of myth related to signs
and symptoms that will eventually appear at infant dentition/teething process such as fever (84,9
%) and diarrhea (71,8 %). Other research conducted by Assie et al. suggested that 59,35 % of
signs and symptoms such as diarrhea appeared at the time of teething, but some mothers (40,65
%) did not believe it as one of symptoms related to teeth eruption. This could cause by child
behaviour to place their unclean hand or other object into their oral/mouth so that they could
develop a diarrhea. A higher temperature can not be dirrectly bonded and need to be investigate
more further, the possibility of inflammation (gum irritation) could also trigger symptoms such
as fever and loss of appetite.
Table 4 indicated that parents behaviour according to signs and symptoms of infant
dentition/teething in rural and urban areas were quite similar. Some of treatments like using
systemic and topical anaelgetic were answered disagreed by most of respondent, while bottle
feeding at night were answered agreed by some respondent. A research conducted by hasan
Mohammed Kawia affirmated that almost 60 % of child were sent to hospital to be convalesced
while 40 % of parents claimed that they have treat their child by giving medicine and the
symptoms will faded.
Other reseacrh by Essie et al. suggested some methods of teatment that performed by
mother related to tooth eruptions symptoms such as conduct their own treatment (53,62 %), take
their children to a general practitioner/pediatrics (41,30 %), take their children to elsewhere such
28
as to midwife or registered nurse (10,87 %), and only 4,35 % of mother who taken their children
to see a dentist. This research also explained tht most of treatment conduct by the mothers are by
gave the children a systemic drugs such as analgetics and antipyretics drugs (58,11 %), some
mothers (48,65 %) conducted a nonpharmacologist tratment (by gave their children a teething
toys or food). The others were conducted a massage tratment and by gave their childrean a
traditional drugs.
Table 5 indicated that there is no significant difference between knowledge level of belief
signs and symptoms of parents related to infant dentition/teething in urban and rural areas in
Makassar municipality, where most of parents have a poor level of knowledge. From the
conducted interview by Essie et al. in 149 mothers with 6 month-3 year old toddlers, 83,89 % of
mothers believed that symptoms will appear a long with tooth eruption on their child and as a
germinal of their belief came from the mother experience it self 53,60 %, through myths 38,40
%, while belief that obtained from doctor/dentist was only 3,2 %. This conditions might cause by
the lack of role by dentist in providing education/information to public related child dentition.
CONCLUSION
From this study, we conclude that there is no difference in general knowledge and myth
or belief according to signs and symptoms of child dentition/teething between parents in urban
and rural areas, but there is a difference of treatment habits of parents in rural and urban areas.
This study indicated that only a part of overall population in urban and rural areas of makassar
municipality, south sulawesi, Indonesia who has a true myth or right belief on children dentition
29
REFERENCES
1.
MP. Ashley. It’s only teething. A report of myth and modern approach to
teething.
www.nature.com/cgitaf/DynePage.taf?file=/bdj/journal/v191/n1/full/4801098a.html. Available at
Jan15, 2010.
2. Donna
D’Elessandro,
MD,
Lindsay
Huth,
B.
A.
Teething.
http//www.Vh.org/pediatric/patient/cqqa/teething.html. Available at Jan10, 2010.
3. B S Barlow, M J Kanellis and R L Slayton. Tooth eruption symtoms: A survey of parents and
health profesionals. J Dent Child. 2002; 69(2): 148-50.
4. Owais Arwa, Zawaideh Feda, Bataineh Ola. Challenging parents myths regarding their
children’s teething. Int J Dent Hygiene. 2009; 1-7.
5. Kawia Hassan Mohamed, Kahabuka Febronia. Symptoms associated with teething in
Tanzania. Pediatric Dental Journal.2009;19(1).
6.
G.T.McIntyre, G.M.McIntyre. Teething troubles. British Dental Journal..2002;192(5).
7.
Wake, Hesketh, MA Allen. Parent beliefs about infant teething: A survey of Australian
parents. Journal Paediatr.Child Health.1999;35:447.
8.
P .H.R.Wilson, C.Mason. The trouble with teething-misdiagnosis and misuse of a topical
medicament. International Journal of Paediatric dentistry.2002;12:215-7.
9.
Essie Octiara, Susy Fransisca. Gejala-gejala yang menyertai erupsi gigi anak (Survei
kepercayaan dan pengalaman ibu). Dentika Dental Journal.2004;9(2);91-97.
30
Download