BAB 1

advertisement
Production &
Operations
Management
HANDOJO HENDRA T
2003
ABOUT LECTURER
Name:
Handojo Hendra T
Education Background:
Bachelor’s Degree in Industrial & Systems Engineering
ITS, Surabaya
Working Experiences:
Matsushita/Panasonic
Seiko / Epson
Ciba Vision
TEC / Toshiba
CONTENTS :
CHAPTER 1 : OPERATIONS MANAGEMENT & PRODUCTIVITY
CHAPTER 2 : PRODUCT, PROCESS, AND CAPACITY DESIGN
CHAPTER 3 : LOCATION PLANNING & LAYOUT DESIGN
CHAPTER 4 : MAN AND WORK SYSTEM
CHAPTER 5 : FORECASTING & PRODUCTION PLANNING
CHAPTER 6 : INVENTORY CONTROL
CHAPTER 7 : TOTAL QUALITY MANAGEMENT
CHAPTER 8 : PROJECT MANAGEMENT
REFERENCES
CHAPTER
1
OPERATIONS MANAGEMENT & PRODUCTIVITY
Produksi adalah penciptaan barang dan jasa.
Manajemen Operasi adalah serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui
perubahan dari masukan menjadi keluaran.
Proses manajemen terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pembentukan staf,
kepemimpinan, dan pengendalian.
Tugas-tugas dalam Manajemen Operasi:
1. Teknologi/metode
Kesempatan paling besar dewasa ini adalah dalam bidang yang menggunakan
teknologi dan teknik-teknik pembangunan yang berkesinambungan. Termasuk di
dalamnya bidang aplikasi komputer, pemeliharaan, penyimpanan, pencari pesanan,
aliran kerja, dan ergonomi.
2. Pemanfaatan fasilitas/ruang
Pengembangan gugus kerja (team), penyediaan fasilitas, perbaikan tata-letak untuk
penyimpanan bahan-bahan mentah, pergudangan, barang dalam proses, dan barang
jadi yang semuanya menyediakan banyak peluang.
3. Isu-isu strategi
Mengenali kesempatan-kesempatan baru, memberikan visi, pengembangan organisasi,
sistem pelaporan dan pengukuran, benchmarking, juga proses pencapaian dan
mempertahankan posisi puncak adalah kesempatan yang utama.
4. Waktu tanggapan
Kecepatan dan waktu tanggap dari sebuah organisasi dan pemasok, pengurangan
waktu pemasangan, dan waktu desain produk dianggap penting pada masyarakat yang
serba cepat ini.
5. Manusia/pembentukan tim
Dalam proses produksi dan sistem distribusi, topik mengenai keterlibatan dan
pemberdayaan pegawai, kepemimpinan, komunikasi, dan pembentukan tim adalah
sangat penting untuk memaksimalkan peluang produktivitas.
6. Layanan pelanggan
7.
8.
9.
10.
Seiring dengan keinginan pelanggan untuk mendapatkan produk sesuai keinginan
mereka, layanan menjadi sangat penting, dan porsi teknologi jadi bertambah besar
untuk banyak produk, pemenuhan pesanan, layanan purna-jual, dan pembaruan
peralatan adalah kunci bagi suksesnya suatu operasi.
Mutu
Mutu produk dan mutu informasi tetap sangat penting bagi suksesnya suatu operasi.
Pengurangan biaya
Seperti biasanya, seorang manajer operasi harus memusatkan perhatian untuk
menghasilkan lebih maksimal dengan usaha minimal melalui penyederhanaan,
pengetatan, dan memusatkan perhatian pada sumber daya untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan biaya seminimal mungkin.
Pengurangan persediaan
Pengurangan dan perpindahan persediaan yang lebih cepat melalui mata rantai
perdagangan, mengurangi kerusakan dan kendala, kedatangan persediaan tepat waktu
(just-in-time) ini sangatlah membantu penggunaan aset untuk tujuan yang lebih
produktif.
Produktivitas
Peningkatan produktivitas adalah satu-satunya cara agar kita dapat meningkatkan
standarisasi kehidupan kita. Ini adalah tugas seorang manajer operasi secara
berkesinambungan supaya hal tersebut direalisasi.
Produktivitas = Unit yang diproduksi / Masukan yang digunakan
= Unit yang diproduksi / Jam kerja yang digunakan = 1.000 / 250 = 4
Misi sebagai sasaran organisasi. Apa yang akan perusahaan sumbangkan untuk masyarakat.
Strategi adalah rencana aksi organisasi untuk mencapai misi.
Strategi perusahaan:
• Bersaing pada diferensiasi
• Bersaing pada kepeloporan biaya
• Bersaing pada waktu tanggap yang cepat
Sepuluh keputusan Manajemen Operasi yang mendukung misi dan menerapkan strategi
adalah:
1. Mutu
2. Desain barang dan jasa
3. Desain proses dan kapasitas
4. Seleksi lokasi
5. Desain tata letak
6. Manusia dan sistem kerja
7. Manajemen dan rantai-pasokan
8. Persediaan
9. Penjadwalan
10. Pemeliharaan
CHAPTER
2
PRODUCT, PROCESS, AND CAPACITY DESIGN
Produk itu sebenarnya lahir, hidup, dan kemudian mati. Produk yang mati disingkirkan oleh
perubahan yang terjadi di masyarakat.
Kehidupan produk dibagi atas 4 fase:
• Perkenalan
• Pertumbuhan
• Dewasa
• Menurun
Siklus hidup produk bisa beberapa jam saja (koran), beberapa bulan (mode musiman),
beberapa tahun (video rekam Betamax), atau beberapa dekade (Volkswagen Beetle). Seorang
manajer operasi harus mendesain suatu sistem yang dapat membantu pengenalan produk baru
dengan sukses.Bila fungsi operasinya tidak berjalan secara efektif, perusahaan akan terjerat
dengan kekalahan, bisa berupa produk yang tidak dapat diproduksi secara efisien atau bahkan
tidak dapat diproduksi sama sekali.
Pengembangan produk melewati 8 tahapan, dimulai dengan ide dan diakhiri dengan
pengiriman pada pasar dan kemudian melakukan evaluasi akhir.
Dokumentasi Produksi:
1. Gambar teknik (engineering drawing)
2. Struktur produk (bill-of-material)
3. Gambar perakitan
4. Diagram perakitan
5. Lembar Rute
6. Perintah kerja (work order): job released, manufacturing order (MO)
7. Pemberitahuan perubahan teknis (ECN-Engineering Change Notice)
Desain Produk Jasa
4 teknik dalam desain jasa yang dapat menurunkan biaya dan memberikan jasa yang
bermutu:
1. Penyesuaian produk dengan keinginan konsumen dapat dilakukan belakangan.
2. Membuat modul produk
3. Membagi jasa menjadi bagian-bagian kecil dan mengidentifikasi bagian-bagian
yang bisa diotomatisasi atau dikurangi interaksinya dengan konsumen.
4. Memfokuskan desain pada titik-titik terkesan atau “moment-of-truth”. Momentof-truth adalah saat yang menunjukkan kesan mendalam, yang bisa
meningkatkan atau mengurangi harapan konsumen.
3 Strategi Proses:
1. Fokus Proses
2. Fokus Produk
3. Fokus Proses Berulang
Rekayasa Ulang Proses
Pertanyaan-pertanyaan yang dimunculkan dalam rekayasa ulang antara lain:
• Apakah proses didesain untuk menciptakan nilai konsumen?
• Apakah kita mencapai keuntungan kompetitif dalam hal mutu, produk,
kecepatan pengiriman atau harga?
• Apakah proses itu membantu memenangkan order?
• Apakah proses itu memaksimalkan persepsi konsumen tentang nilai?
Ada beberapa pendekatan dalam menganalisis proses dan merekayasa proses.
•
•
Salah satu pendekatan yaitu menggunakan diagram arus proses tradisional tetapi
dengan menambahkan waktu pada sumbu mendatarnya. Diagram seperti ini
disebut pemetaan fungsi-waktu atau pemetaan proses.
Analisis arus kerja, menyerupai cara manusia berkomunikasi. Ide yang
mendasari adalah bahwa setiap orang dalam organisasi merupakan konsumen
atau pelaku, tergantung transaksi yang terjadi. Analisis arus kerja membuat
dokumentasi atau suatu jaringan transaksi antara konsumen dan pelaku. Tujuan
dari setiap transaksi adalah untuk mencapai kepuasan konsumen. Analisis arus
kerja mencakup 4 tahap:
1. Permohonan dari konsumen atau penawaran untuk menyajikan
pelayanan jasa oleh pelaku.
2. Negosiasi, yang memungkinkan konsumen dan pelaku menyetujui cara
pengerjaan pekerjaan dan sejauh mana pekerjaan dapat dianggap
memuaskan.
3. Kinerja dari penugasan dan penyelesaiannya.
4. Penerimaan, yang menutup transaksi, asalkan konsumen mencerminkan
kepuasan dan menyetujui bahwa keinginannya telah dipenuhi.
Manajemen kapasitas
Kapasitas adalah hasil produksi (output) maksimal dari sistem pada periode tertentu.
Kapasitas biasanya dinyatakan dalam angka per satuan wkatu, misalnya jumlah bertonton baja yang dapat diproduksi setiap minggu, setiap bulan, atau setiap tahun.
Kapasitas efektif atau pemanfaatan efektif merupakan persentase kapasitas desain yang
benar-benar diharapkan mampu secara operasional. Kapasitas efektif tersebut dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:
Kapasitas efektif atau utilisasi efektif = Kapasitas yang diharapkan / Kapasitas
Efisiensi = Output aktual / kapasitas efektif
Kapasitas yang dijadikan patokan (rated capacity) adalah ukuran kapasitas dimana
fasilitas tertntu sudah diguanakan dengan maksimal.
Rate capacity = Kapasitas x Pemanfaatan x Efisiensi
CHAPTER 3
LOCATION PLANNING & LAYOUT DESIGN
4 Metode Evaluasi Alternatif Lokasi:
1. Metode Pemeringkatan Faktor
Memiliki 6 tahap:
• Mengembangkan daftar faktor-faktor terkait
• Menetapkan bobot pada setiap faktor untuk mencerminkan seberapa jauh
faktor itu penting bagi pencapaian tujuan perusahaan
• Mengembangkan suatu skala untuk setiap faktor (misalnya 1 sampai 10 atau 1
sampai 100 poin)
• Meminta manajer menentukan skor setiap lokasi untuk setiap faktor, dengan
menggunakan skala yang telah dikembangkan pada tahap 3
• Mengalikan skor itu dengan bobot dari setiap faktor, dan menentukan jumlah
total untuk setiap lokasi
• Membuat rekomendasi yang didasarkan pada skor laba maksimal, dengan juga
mempertimbangkan hasil dari pendekatan kuantitatif.
2. Analisis Titik-Impas Lokasi
Merupakan penggunaan analis biaya-volumen produksi untuk membuat suatu
perbandingan ekonomis terhadap alternatif-alternatif lokasi. 3 tahap yang ada:
• Tentukan biaya tetap dan biaya variabel untuk setiap lokasi
• Plot biaya untuk setiap lokasi, dengan biaya pada garis vertikal dan volume
produksi tahunan pada garis horisontal di grafik itu.
• Pilih lokasi yang biaya totalnya paling rendah, untuk setiap volume produksi
yang diinginkan.
3. Metode Pusat Gravitasi
Merupakan teknik matematika dalam menentukan loksi pusat distribusi yang akan
meminimasi biaya distribusi.
4. Model Transportasi
Tujuannya adalah untuk menentukan pola pengangkutan yang terbaik dari beberapa
titik penawaran (pasokan/sumber) ke beberapa titik permintaan (tujuan) agar dapat
meminimalkan produksi total dan biaya transportasi.
Ada 8 komponen besar volume dan pendapatan untuk perusahaan jasa, yaitu:
1. Daya beli pada area lokasi konsumen yang diseleksi
2. Kecocokan pelayanan jasa dan citra dengan demografi wilayah konsumen
3. Persaingan di wilayah tersebut
4. Mutu persaingannya
5. Keunikan lokasi perusahaan dan lokasi pesaing
6. Mutu fisik fasilitas perusahaan dan mutu fisik fasilitas perusahaan yang berdekatan
letaknya
7. Kebijakan operasi perusahaan
8. Mutu dari manajemen
Jenis Tata Letak:
1. Tata letak dengan posisi tetap
2. Tata letak yang berorientasi pada proses
3. Tata letak seluler
4. Tata letak kantor
5. Tata letak toko retail (eceran)
6. Tata letak pergudangan dan penyimpanan
7. Tata letak yang berorientasi pada produk
Penyeimbangan Lini Perakitan
Waktu siklus = waktu produksi yang tersedia setiap hari / permintaan per hari atau tingkat
produksi per hari
Efisiensi = Jumlah waktu tugas / (Jumlah stasiun kerja x Waktu siklus yang diberikan)
CHAPTER 4
MAN AND WORK SYSTEM
Desain pekerjaan menentukan spesifikasi tugas-tugas yang terkandung dalam pekerjaan untuk
seseorang atau suatu kelompok. Ada 6 komponen dari suatu desain pekerjaan:
1. spesialisasi tenaga kerja
2. perluasan pekerjaan
3. unsur kejiwaan
4. kelompok kerja yang mandiri
5. motivasi dan sistem insentif
6. ergonomis dan cara-cara kerja
Job enlargement (pembesaran pekerjaan) dimana pada pekerjaan yang bersangkutan
ditambahkan tugas-tugas yang membutuhkan keahlian yang sama.
Job rotation (rotasi pekerjaan) merupakan versi job enlargement yang terjadi bila tidak
dilakukan penambahan tugas, tetapi dilakukan dengan cara memberikan karyawan
pengalaman dengan pekerjaan lain, di mana karyawan dapat berpindah dari satu pekerjaan
terspesialisasi ke pekerjaan terspesialisasi lainnya.
Job enrichment (pengayaan pekerjaan) di mana kepada pekerjaan ditambah unsur
perencanaan dan pengendalian.
Pemberdayaan karyawan adalah praktik job enrichment di mana karyawan memperoleh
tanggung jawab yang lebih besar terhadap berbagai keputusan yang biasanya berkaitan
dengan pekerjaan, diberikan kepada staf yang spesialis.
Unsur kejiwaan suatu Desain Pekerjaan
Unsur kejiwaan dari desain pekerjaan memfokuskan pada bagaimana mendesain pekerjaan
yang memenuhi beberapa kebutuhan minimal kejiwaan.
Mendesain pekerjaan hendaknya dapat mencakup:
1. Variasi keahlian. Pekerjaan itu harus menuntu pekerja untuk menggunakan berbagai
keahlian dan bakat.
2. Identitas pekerjaan. Pekerjaan itu harus memungkinkan pekerja untuk memandang
pekerjaan tersebut secara menyeluruh dan mengetahui yang mana awal dan yang mana
akhir dari suatu pekerjaan.
3. Pentingnya pekerjaan. Pekerjaan harus memberikan suatu perasaan bahwa pekerjaan
tersebut mempengaruhi kehidupan organisasi dan masyarakatnya.
4. Otonomi. Pekerjaan itu harus memungkinkan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan
mempunyai kebebasan, ketidaktergantungan, dan keleluasaan.
5. Umpan balik. Pekerjaan itu harus memberikan informasi yang jelas dan tepat waktu atas
kinerja yang diharapkan.
Kelompok-kelompok Kerja yang Mandiri
Kelompok yang mandiri merupakan suatu kelompok-kelompok kerja yang terdiri dari orangorang yang berdayaguna yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. Kelompokkelompok kerja ini dapat diorganisir untuk tujuan-tujuan jangka pendek maupun tujuang jangka
panjang.
Motivasi dan Sistem Insentif
Bonus, biasanya dalam bentuk uang tunai atau opsi saham, sering digunakan pada tingkat
eksekutif dalam rangka memberi penghargaan kepada manajemen.
Sistem pembagian laba memberikan sebagian dari laba untuk dibagikan pada karyawan.
Teknik pembagian keuntungan memberikan pengharagaan pada karyawan untuk berbagai
peningkatan kinerja organisasi.
Ergonomi dan Metode Kerja
Manajer operasi tertarik untuk membangun hubungan yang baik antara manusia dengan mesin.
Studi mengenai hubungan ini dikenal dengan istilah ergonomi. Ergonomi berarti “studi tentang
kerja”.
Analisis Metode Kerja
Teknik-teknik metode kerja untuk menganalisis:
1. Perpindahan manusia atau bahan baku. Analisisnya dilakukan dengan menggunakan
diagram arus dan diagram proses dengan detail yang bermacam-macam.
2. Kegiatan manusia serta mesin dan kegiatan awak mesin. Analisis ini dilakukan dengan
menggunakan diagram kegiatan (juga dikenal sebagai diagram manusia-mesin dan
diagram awak mesin).
3. Gerakan tubuh (utamanya lengan dan tangan). Analisis ini dilakukan dengan menggunakan
diagram gerakan mikro.
Diagram arus adalah skema (gambar) yang digunakan untuk meneliti perpindahan manusia dan
bahan baku.
Diagram proses menggunakan simbol untuk membantu memahami perpindahan manusia atau
bahan baku. Dengan cara ini, perpindahan dan keterlambatan dapat dikurangi dan operasi
dapat dibuat lebih efisien.
Diagram kegiatan digunakan untuk mempelajari dan meningkatkan kinerja seorang operator
dan sebuah mesin atau gabungan operator-operator dan mesin-mesin. Melalui observasi,
analis akan mencatat metode kerja yang sekarang dipakai dan kemudian pada diagram
usulannya menganjurkan perbaikan.
Diagram operasi untuk menganalisis gerakan tubuh, untuk menganlisis segi ekonomi dari
gerakan dengan menghilangkan gerakan yang sia-sia dan waktu yang tidak produktif. Nama
lain diagram ini: diagram tangan kanan/tangan kiri.
Standar tenaga kerja: jumlah waktu yang diperlukan untuk melakukan suatu pekerjaan atau
bagian dari pekerjaan. Tujuannya untuk menentukan:
1. Kandungan tenaga kerja untuk satu unit produk yang diproduksi (biaya tenaga
kerjanya).
2. Kebutuhan penugasan staf organisasi (berapa orang yang diperlukan untuk
memproduksi sejumlah volume tertentu dari suatu produk).
3. Estimasi biaya dan waktu sebelum produksi dilakukan (untuk membantu berbagai
pengambilan keputusan, mulai dari mengembangkan estimasi biaya untuk konsumen
sampai ke keputusan beli-atau-buat sendiri).
4. Banyaknya operator dan keseimbangan kerja (siapa yang melakukan apa dalam
kegiatqn kelompok atau lini perakitan).
5. Produksi yang diinginkan (manajer dan juga pekerja harus mengetahui bagaimana hari
kerja bisa dianggap adil).
6. Dasar dari rencana insentif-upah (bagaimana insentif yang baik itu).
7. Efisiensi karyawan dan penyeliaan (standar itu perlu untuk kepentingan pengukuran
efisiensi).
Standar tenaga kerja bisa diterapkan denga 4 cara:
1. Pengalaman masa lalu
2. Studi waktu
3. Standar waktu yang telah ditetapkan sebelum pekerjaa dilakukan
4. Penetapan sampel kerja
Studi waktu
Seseorang yang terlatih dan berpengalaman dapat menetapkan standar dengan mengikuti 8
tahap berikut ini:
1. Mendefinisikan tugas yang kan dijadikan objek studi (setelah dilakukan analisis
metode).
2. Memilah tugas itu menjadi elemen-elemen dasar (bagian dari tugas yang sering
memakan waktu hanya beberapa detik saja).
3. Menentukan berapa kali tugas akan diukur (jumlah siklus atau sampel yang
dibutuhkan).
4. Menentukan waktu dan mencatat waktu pelaksanaan elemen dasar tugas itu dan
menetapkan peringkat bagi kinerja pelaksanaan itu.
5. Menghitung waktu siklus aktual rata-rata.
Waktu siklus rata-rata = Jumlah waktu tercatat yg diperlukan untuk melaksanakan elemen
dasar tugas / Jumlah siklus yang diamati
6. Menghitung waktu normal untuk setiap elemen.
Waktu normal = waktu siklus aktual rata-rata x faktor peringkat
7. Menjumlahkan waktu normal untuk setiap elemen, agar dapat peroleh waktu normal
total untuk suatu pelaksanaan tugas.
8. Menghitung waktu standar.
Waktu standar = waktu normal total / (1-faktor kelonggaran)
Sampel kerja digunakan dalam:
1. Studi pemborosan waktu
2. Penetapan standar tenaga kerja
3. Pengukuran kinerja kerja
Prosedur pengujian sampel dapat diringkas ke dalam 7 tahapan:
1. Ambil sampel awal untuk memperoleh estimasi dari nilai parameternya
2. Hitung ukuran sampel yang dibutuhkan
3. Siapkan jadwal pengamatan pekerja pada waktu-waktu yang tepat. Konsep nomor acak
digunakan untuk memberikan pengamatan yang acak pula.
4. Amati dan catat kegiatan pekerja; beri peringkat pada kinerjanya.
5. Catat jumlah unit yang diproduksi selama studi dilangsungkan.
6. Hitung waktu normal per bagian.
7. Hitung waktu standar per bagian.
CHAPTER 5
FORECASTING & PRODUCTION PLANNING
Peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu memprediksi peristiwa-peristiwa masa depan.
Peramalan memerlukan pengambilan data historis dan memproyeksikannya ke masa depan
dengan beberapa bentuk model matematis. Bisa jadi berupa prediksi subjektif atau intuitif
tentang masa depan. Atau peramalan bisa mencakup kombinasi model matematis yang
disesuaikan dengan penilaian yang baik oleh manajer.
Meramalkan horison waktu:
• Peramalan jangka pendek
• Peramalan jangka menengah
• Peramalan jangka panjang
Jenis-jenis peramalan:
• Ramalan ekonomi
• Ramalan teknologi
• Ramalan permintaan
Pendekatan peramalan:
• Peramalan kuantitatif
• Peramalan subjektif atau kualitatif
Ada 5 teknik peramalan kualitatif:
1. Juri dari opini eksekutif
2. Gabungan armada penjualan
3. Metode Delphi
4. Survei pasar konsumen
5. Pendekatan naif
Ada 4 metode peramalan kuantitatif:
1. Rata-rata bergerak (moving averages)
2. Penghalusan eksponensial (Exponential smoothing)
3. Proyeksi trend (Trend projection)
4. Regresi linear (Linear regression)
8 Tahap sistem peramalan:
1. Menentukan penggunaan peramalan itu --- apakah tujuan yang akan dicapai?
2. Memilih hal-hal yang akan diramalkan
3. Menentukan horison waktunya --- jangka pendek, menengah, atau panjang?
4. Memilih model peramalannnya
5. Mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk membuat ramalan
6. Menentukan model peramalan yang tepat
7. Membuat ramalan
8. Menerapkan hasilnya
Penjadwalan agregat menyangkut penentuan jumlah dan kapan produksi akan dilangsungkan
dalam waktu dekat, seringkali 3 sampai 18 bulan ke depan. Manajer operasi berupaya untuk
menentukan cara terbaik untuk memenuhi ramalan permintaan dengan menyesuaikan tingkat
produksi, tingkat kebutuhan tenaga kerja, tingkat persediaan, waktu lembur, tingkat nilai sub
kontrak, dan semua variabel lain yang dapat dikendalikan. Tujuan proses produksi biasanya
adalah meminimasi biaya sepanjang periode perencanaan.
Beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh manajer operasi dalam merumuskan rencana
agregat:
1. Apakah persediaan akan digunakan untuk menyerap perubahan permintaan selama
periode permintaan?
2. Apakah perubahan-perubahan akan diakomodasi dengan cara mengubah jumlah
tenaga kerja?
3. Apakah kita akan menggunakan tenaga-tenaga paruh waktu atau apakah waktu lembur
dan waktu kosong hendaknya menyerap fluktuasi?
4. Apakah kita perlu menggunakan subkontraktor dalam rangka mengantisipasi pesananpesanan yang berfluktuasi sehingga dapat dipertahankan tingkat jumlah tenaga kerja
yang stabil?
5. Apakah kita perlu mengubah harga atau faktor-faktor lainnya dalam mempengaruhi
permintaan?
Pilihan Kapasitas mendasar yang dapat dipilih perusahaan adalah:
Tingkat persediaan yang berubah-ubah
Mengubah jumlah tenaga kerja dengan cara mempekerjakan pekerja atau memberhentikan
pekerja
Mengubah tingkat produksi melalui waktu lembur atau waktu kosong.
Subkontrak
Mempekerjakan tenaga-tenaga paruh waktu
Pilihan permintaan yang mendasar adalah:
1. Mempengaruhi permintaan
2. Pesanan cadangan dalam memenuhi permintaan pada periode permintaan tinggi
3. Product mix antarmusim
Metode-metode untuk penjadwalan agregat:
1. Metode pembuatan grafik & diagram
Lima tahapan:
Tentukan permintaan pada setiap periode
Tentukan berapa kapasitas pada waktu-waktu biasa, waktu lembur, dan tindakan
subkontrak untuk setiap periode.
Tentukan biaya tenaga kerja, biaya pengangkatan dan pemberhentian pekerja, serta
biaya penahanan persediaan.
Pertimbangkan kebijakan perusahaan yang dapat diterapkan pada para pekerja dan
tingkatan persediaan.
Kembangkan rencana-rencana alternatif dan amatilah biaya totalnya.
2. Pendekatan Matematika untuk perencanaan
a. Metode Transporatasi dalam Program Linear
b. Linear Decision Rule (LDR)
c. Management Coefficients Model (MCM)
d. Simulasi
Output dari proses perencanaan agregat biasanya berupa jadwal produksi untuk
pengelompokan produk berdasarkan famili. Meskipun demikian, perusahaan tetap memerlukan
sebuah rencana dalam menangani produk tertentu: Berapa jumlah masing-masing produk yang
harus diproduksi, dan pada tanggal berapa harus selesai? Proses pemisahan rencana agregat
menjadi rencana yang lebih rinci disebut disagregasi. Disagregasi menghasilkan jadwal
produksi utama (MPS), yang menspesifikasikan ukuran dan waktu dari item tertentu yang
diproduksi dan dibeli.
Penjadwalan agregat dalam industri jasa
Pengendalian biaya tenaga kerja di perusahaan jasa merupakan sesuatu yang penting.
Pengendalian ini mencakup:
1. Pengendalian yang ketat atas jam kerja agar dapat dipastikan tanggapan yang cepat
terhadap konsumen.
2. Beberapa bentuk sumber tenaga kerja panggilan yang dapat ditambahkan atau
dihilangkan untuk memenuhi permintaan yang tak terduga.
3. Fleksiblitas keahlian pekerja perorangan yang memungkinkan realokasi tenaga kerja
yang ada.
4. Fleksibilitas pekerja perorangan pada tingkat output atau jam kerja untuk memenuhi
permintaan yang sudah diperkirakan.
Penjadwalan ke depan: memulai skedul/jadwal segera setelah persyaratan-persyaratan
diketahui. Digunakan di organisasi: rumah sakit, klinik, restoran unuk makan malam,
perusahaan alat-alat permesinan.
Penjadwalan ke belakang: dimulai dengan tanggal jatuh/tempo, menjadwal operasi final dahulu.
Tahap-tahap dalam pekerjaan kemudian dijadwal, pada suatu waktu, dibalik. Dengan
mengurangi lead time untuk masing-masing item, akan didapatkan waktu awal. Contoh
organisasi: perusahaan manufakur, katering atau penjadwalan pembedahan.
Kerusakan mesin, ketidakhadiran, problem mutu, kekurangan dan fakor-faktor lain membuat
penjadwalan menjadi semakin kompleks.
4 kriteria penjadwalan:
1. Meminimalkan waktu penyelesaian. Ini dinilai dengan menentukan rata-rata waktu
penyelesaian.
2. Memaksimalkan utilisasi. Ini dinilai dengan menentukan persentase waktu fasilitas itu
digunakan.
3. Meminimalkan persediaan barang dalam proses. Ini dinilai dengan menentukan ratarata jumlah pekerjaan dalam sistem. Hubungan antara jumlah pekerjaan dalam sistem
dan persediaan barang dalam proses adalah tinggi. Dengan demikian semakin kecil
jumlah pekerjaan yang ada di dalam sistem, maka akan semakin kecil persediaannya.
4. Meminimalkan waktu tunggu pelanggan. Ini dinilai dengan menentukan rata-rata jumlah
keterlambatan.
CHAPTER 6
INVENTORY CONTROL
Persediaan (inventory) dapat memiliki berbagai fungsi penting yang menambah fleksibilitas dari
operasi suatu perusahaan. Ada 6 penggunaan persediaan, yaitu:
1. Untuk memberikan suatu stok barang-barang agar dapat memenuhi permintaan yang
diantisipasi akan timbul dari konsumen.
2. Untuk memasangkan produksi dengan distribusi. Misalnya, bila permintaan produknya
tinggi hanya pada musim panas, suatu perusahaan dapat membentuk stok selama
musim dingin, sehingga biaya kekurangan stok dan kehabisan stok dapat dihindari.
Demikian pula, bila pasokan suatu perusahaan berfluktuasi, persediaan bahan baku
esktra mungkin diperlukan untuk “memasangkan” proses produksinya.
3. Untuk mengambil keuntungan dari potongan jumlah, karena pembelian dalam jumlah
besar dapat secara substansial menurunkan biaya produk.
4. Untuk melakukan hedging terhadap inflasi dan perubahan harga.
5. Untuk menghindari dari kekurangan stok yang dapat terjadi karena cuaca, kekurangn
pasokan, masalah mutu, atau pengiriman yang tidak tepat. “Safety stock” misalnya,
barang di tangan ekstra, dapat mengurangi risiko kehabisan stok.
6. Untuk menjaga agar operasi dapat berlangsung dengan baik dengan menggunakan
“work-in-process” dalam persediaannya. Hal ini karena perlu waktu untuk memproduksi
barang dan karena sepanjang berlangsungnya proses, terkumpul persediaanpersediaan.
Jenis persediaan:
1. Persediaan bahan mentah
2. Persediaan barang-dalam-proses (Work-in-process / WIP)
3. Persediaan MRO (perlengkapan pemeliharaan/perbaikan/operasi)
4. Persediaan barang jadi (finished-goods inventory)
Model pengendalian persediaan mengasumsikan bahwa permintaan untuk suatu barang
bersifat independen atau dependen terhadap permintaan barang lainnya. Misalnya, permintaan
untuk kulkas bersifat independen terhadap permintaan untuk oven pemanggangan roti.
Meskipun demikian, permintaan untuk oven pemanggangan roti bersifat dependen terhadap
kebutuhan produksi dari oven pemanggangan roti.
Biaya penyimpanan (holding cost): biaya-biaya yang berkaitan dengan penyimpanan atau
penahanan (carrying) persediaan sepanjang waktu tertentu. Mencakup biaya yang berkaitan
dengan gudang, seperti biaya asuransi, staffing tambahan, dan pembayaran bunga.
Biaya pemesanan (ordering cost) mencakup biaya-biaya pasokan, formulir, pemrosesan
pesanan, tenaga para pekerja, dll. Biaya pemasangan adalah biaya-biaya untuk
mempersiapkan mesin atau proses untuk memproduksi pesanan.
Model-model permintaan independen ini adalah:
1. Model dasar Economic Order Quantity (EOQ)
2. Model Production Order Quantity
3. Model Quantity Discount
Asumsi di dalam EOQ:
1. Tingkat permintaan diketahui dan bersifat konstan
2. Lead time, yaitu waktu antara pemesanan dan penerimaan pesanan, diketahui, dan
bersifat konstan
3. Persediaan diterima dengan segera. Dengan kata lain, persediaan yang dipesan tiba
dalam bentuk kumpulan produk, pada satu waktu.
4. Tidak mungkin diberikan diskon
5. Biaya variabel yang muncul hanya biaya pemasangan atau pemesanan dan biaya
penahanan atau penyimpanan persediaan sepanjang waktu. Biaya-biaya ii dibahas di
bagian sebelumnya.
6. Keadaan kehabisan stok (kekurangan) dapat dihindari sama sekali bila pemesanan
dilakukan pada waktu yang tepat.
Penggunaan model persediaan dependen yang efektif mengharuskan manajer operasi
mengetahui hal-hal sebagai berikut:
1. Jadwal produksi utama (apa yang akan dibuat dan kapan akan dilakukan)
2. Spesifikasi atau bill of material (bagaimana produk akan dibuat)
3. Ketersediaan persediaan (apa yang ada di persediaan)
4. Pesanan yang harus dipenuhi (apa yang dipesan)
5. Lead Time (berapa lama waktu yang diperlukan untuk mendapatkan berbagai
komponen = waktu antara).
Manfaat dari MRP:
Peningkatan pelayanan dan kepuasan konsumen
Peningkatan pemanfaatan fasilitas dan tenaga kerja
Perencanaan dan penjadwalan persediaan yang lebih baik
Tanggapan yang lebih cepat terhadap perubahan dan pergeseran pasar.
Tingkat persediaan menurun tanpa mengurangi pelayanan kepada konsumen.
CHAPTER 7
TOTAL QUALITY MANAGEMENT
Total Quality Management adalah seni mengelola seluruh sumber daya untuk mencapai
kesempurnaan.
(the art of managing the whole to achieve excellence).
Total = made up of the whole
Quality = degree of excellence a product or service provides.
Management = act, art, or manner of handling, controlling, directicng, etc.
TQM requires 6 basic concepts:
1. A committed and involved management to provide long-term top-to-bottom
organizational support.
2. An unwavering focus on the customer, both internally and externally.
3. Effective involvement and utilization of the entire work force.
4. Continuous improvement of the business and production process.
5. Treating suppliers as partners.
6. Establish performance measures for the processes.
Quality can be quantified as follows:
Q=P/E
Where: Q = quality; P = performance; E = expectations
According to ANSI/ASQC:
Quality is the totality of features and characteristics of a product or service that bear on its ability
to satisfy implied or stated needs.
The dimensions of quality:
1. Performance: primary product characteristics, such as the brightness of the picture
2. Features: secondary characteristics, added features, such as remote control
3. Conformance: meeting specifications or industry standards, workmanship
4. Reliability: consistency of performance over time, average time for the unit to fail
5. Durability: useful life, includes repair
6. Service: resolution of problems and complaints, ease of repair
7. Responses: human-to-human interface, such as the courtesy of the dealer
8. Aesthetics: sensory characteristics, such as exterior finish
9. Reputation: past performance and other intangibles, such as being ranked first
The Deming Philosophy:
1. Create and Publish the Aims and Purposes of the Organization
2. Learn the New Philosophy
3. Understand the Purpose of Inspection
4. Stop Awarding Business Based on Price Alone
5. Improve Constantly and Forever the System
6. Institute Training
7. Teach and Institute Leadership
8. Drive Out Fear, Create Trust, and Create a Climate for Innovation
9. Optimize the Efforts of Teams, Groups, and Staff Areas
10. Eliminate Exhortations for the Work Force
11. a. Eliminate Numerical Quotas for the Work Force
b. Eliminate Management by Objective
12. Remove Barriers that Rob People of Pride of Workmanship
13. Encourage Eduction and Self-improvement for Everyone
14. Take Action to Accomplish the Transformation
Principles & Practices:
1. Leadership
2. Customer Satisfaction
3. Employee Involvement
4. Continuous Process Improvement
5. Supplier Partnership
6. Performance Measures
Tools & Techniques:
1. Statistical Process Control
2. ISO 9000
3. Benchmarking
4. Quality Function Deployment (QFD)
5. Concurrent Engineering
6. Experimental Design
7. Taguchi’s Quality Engineering
8. Products Liability
CHAPTER 8
PROJECT MANAGEMENT
Organisasi proyek berfungsi dengan baik pada saat:
1. Pekerjaan bisa didefinisikan degnan tujuan tertentu dan tanggal batas waktunya
2. Pekerjaan itu unik, atau sesuatu yang tidak lazim atas organisasi yang sudah ada
3. Pekerjaan itu memuat tugas saling berkaitan yang kompleks yang membutuhkan
keahlian tertentu.
4. Proyek bersifat temporer tapi sangat penting/kritis terhadap perusahaan.
Penjadwalan dalam proyek menyediakan beberapa kegunaan:
1. Menunjukkan hubungan tiap aktivitas kepada yang lainnya dan kepada seluruh proyek.
2. Menunjukkan hubungan utama di antara kegiatan-kegiatan
3. Mendorong penentuan waktu yang diperlukan dan perkiraan biaya untuk setiap
kegiatan.
4. Membantu meningkatkan kegunaan sumber daya manusia, uang, dan material dengan
identifikasi hambatan kritis dalam proyek.
Gantt Chart: membantu manajer memastikan beberapa hal yaitu:
1. merencanakan semua kegiatan
2. perhitungan penyelesaian pesanan
3. pencatatan perkiraan waktu kegiatan
4. pengembangan keseluruhan jangka waktu proyek
6 langkah yang terdapat di PERT dan CPM:
1. Mendefinisikan proyek dan semua aktivitas atau tugas yang signifikan
2. Membuat keterkaitan antara aktivitas-aktivitasnya. Putuskan aktivitas mana yang harus
mendahului dan mana yang harus mengikuti yang lain.
3. Menggambar jaringan yang menghubungkan semua aktivitas.
4. Membebankan estimasi waktu dan atau biaya ke masing-masing aktivitas.
5. Hitunglah jalur waktu paling panjang melalui jaringan itu; ini disebut dengan jalur kritis.
6. Gunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian
proyek.
PERT dan CPM menjawab pertanyaan seperti berikut:
1. Kapan keseluruhan proyek akan diselesaikan
2. Apa aktivitas kritis atau tugas-tugas dalam proyek yakni satu pekerjaan yang akan
menunda keseluruhan proyek jika pekerjaan itu terlambat.
3. Apakah aktivitas non-kritis yakni pekerjaan-pekerjaan yang bisa berjalan terlambat
tanpa menunda penyelesaian keseluruhan proyek
4. Probabilitas apa yang akan membuat proyek itu diselesaikan pada tanggal tertentu
5. Pada suatu tanggal tertentu, apakah proyek sesuai jadwal, di belakang jadwal atau
mendahului jadwal.
6. Pada suatu tanggal yang telah ditentukan, apakah jumlah uang yang dibelanjakan itu
sama, kurang dari atau lebih besar dari jumlah yang telah dianggarkan.
7. Apakah ada sumber daya yang tersedia untuk menyelesaikan proyek tepat pada
waktunya.
8. Jika proyek harus diselesaikan dalam jangka waktu yang lebih singkat, apa cara paling
baik untuk menyelesaikan proyek ini dengan biaya yang sekecil mungkin.
Di dalam PERT, menggunakan 3 perkiraan waktu aktivitas untuk masing-masing aktivitas, yaitu:
waktu optimistis, waktu probabilitas yang paling besar, dan suatu perkiraan waktu pesimistis.
Sedangkan, dalam CPM, hanya menggunakan satu faktor waktu yang diberikan untuk masingmasing aktivitas.
Analisis Jalur Kritis
Sasaran dari analisis jalur kritis adalah untuk menentukan kuantitas masing-masing aktivitas
berikut ini:
ES: waktu mulai aktivitas paling awal. Semua aktivitas yang mendahuluinya harus diselesaikan
sebelum suatu aktivitas bisa dimulai. Ini adalah waktu paling awal suatu aktivitas untuk bisa
dimulai.
LS; waktu mulai aktivitas paling akhir. Semua aktivitas berikut harus diselesaikan tanpa
menunda keseluruhan proyek. Ini adalah waktu paling akhir bagi aktivitas untuk bisa dimulai
tanpa menunda keseluruhan proyek.
EF: waktu penyelesaian aktivitas paling awal.
LF: waktu penyelesaian aktivitas paling akhir.
S : waktu slak/waktu mundur aktivitas, yang sama dengan (LS-ES) atau (LF-EF)
EF = ES + t
LF = LS + t
S = LS – ES atau LF – EF
Sekali kita tahu kuantitas untuk setiap aktivitas, kita bisa menganalisis keseluruhan proyek.
Analisis ini meliputi:
1. Jalur kritis : kelompok ativitas di dalam proyek yang memiliki waktu slak/kelambatan 0.
Jalur ini kritis karena penundaan di semua aktivitas sepanjang jalur ini akan
menyebabkan penundaan keseluruhan proyek.
2. T : total waktu penyelesaian proyek, yang dihitung dengan menambahkan nilai waktu
yang diharapkan (t) dari aktivitas-aktivitas pada jalur kritis.
3. V : selisih pada jalur kritis, yang dihitung dengan menambahkan selisih (v) dari aktivitas
individu pada jalur kritis.
Probabilitas Penyelesaian Proyek
Contoh: Jika kita mengharapkan waktu penyelesaian proyek T dan selisih proyek V adalah 100,
berapa probabilitas bahwa proyek akan diselesaikan pada atau sebelum minggu ke-25.
T = 20
V = 100
Standar deviasi = akar dari selisih proyek = akar dari V = akar dari 100 = 10
C= 25 minggu
Z= (C – T) / Standar deviasi = (25 – 20) / 10 = 0,5
Area di bawah kurva untuk Z = 0,5 adalah 0,6915.
Jadi, probabilitas penyelesaian proyek di minggu ke-25 adalah sekitar 0,69 atau 69%
REFERENCES
1. Prinsip-prinsip Manajemen Operasi, Barry Render & Jay Heizer, Salemba Empat, 2001
2. Total Quality Management, Dale H. Besterfield, Carol Besterfield-Michna, etc., Prentice
Hall, 1995
Download