Identifikasi/Karakterisasi Fenotipik Dan Marka Gen Kandidat (Il-8 Receptor Gene) Untuk Menentukan Resistensi Mastitis Pada Sapi Perah Puguh Surjowardojo, Suyadi, Aulani’am Fakultas Peternakan UB Malang Abstrak Kemampuan produksi susu pada induk sapi di masyarakat sering dihambat oleh adaanya mastitis yang menyerang sapi-sapi yang sedang laktasi terutama ada kecenderungan pada sapi dengan produksi susu tinggi dan pemeliharaan yang kurang baik.Mastitis, suatu inflamasi pada kelenjar ambing terutama disebabkan oleh infiltrasi puting oleh bakteri, yang menyebabkan kerugian terbesar pada perusahaan sapi perah akibat penyakit. Adapun tujuan dari pada penelitian ini adalah menghasilkan marka genetik untuk sifat-sifat resisten mastitis yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pelaksanaan seleksi dini pada sapi perah,menghasilkan informasi tentang pola marka genetik untuk sapi-sapi yang resisten mastitis yang dapat digunakan sebagai dasar penyusunan program breeding pada sapi perah dan apkilasi marka genetik untuk sifat resistensi mastitis yang akan meningkatkan efisiensi pemeliharaan dan dalam jangka panjang dapat meningkatkan produksi susu dan pendapatan peternak secara nyata. Materi dan metode yang digunakan 72 ekor sapi perah pada tingkat laktasi 2-3 dan bulan laktasi 2-3. Adapun penentuan sampel sapi perah adalah purposive sampling dan data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil uji reduktase, kadar lemak, dan kadar protein pada sapi dengan produksi susu lebih dari 15 liter per hari adalah paling tinggi dengan nilai 429,63 ± 84,39 detik, 3,96 ± 0,71 %, dan 3,37 ± 0,31 %. Sedangkan sapi dengan produksi susu kurang dari 10 liter per hari adalah paling rendah dengan nilai secara berurutan 223,19 ± 81,61 detik, 2,74 ± 0,48 %, dan 2,85 ± 1,56 %. Sapi dengan produksi susu lebih dari 15 liter per hari memiliki berat jenis dan kadar garam terendah dengan nilai secara berurutan adalah 1,02 ± 0,01 dan 0,22 ± 0,07 %. Sedangkan sapi dengan produksi susu kurang dari 10 liter per hari memiliki kadar garam paling tinggi yaitu 0,33 ± 0,08 % dengan berat jenis sama dengan sapi produksi susu 10 sampai 15 liter per hari. Daerah Sawiran Nongkojajar memiliki persentase ternak yang terkena mastitis paling tinggi, kemudian disusul Pujon dengan persentase berurutan adalah 92,3% dan 65,9%. Hal tersebut menunjukkan bahwa manajemen pemeliharaan pada daerah Sawiran lebih rendah dari daerah Pujon terutama pada faktor kebersihan kandang, sapi, dan pemerahan. Konsentrasi DNA yang diperoleh antara 175-5125 µg/mL. Kemurnian DNA yang diketahui dari rasio A260/A280 diperoleh sekitar nilai 1,270 sampai 1,960. Menurut Sambrook dan Russel (2001) DNA yang diperoleh dikatakan murni jika memenuhi rasio antara 1,8-2,0. Sebaliknya jika nilai tersebut lebih rendah atau lebih tinggi diduga terjadi kontaminasi protein atau RNA. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sapi Perah yang ada di Jawa Timur memiliki variasi genetik untuk gen IL-8 sehingga memungkinkan untuk dilakukan seleksi berdasarkan kriteria ini Identifification/ Caracterization Of Fenoptype And Candidate ( Il- 8 Recepter Gen Forindentified Anastitis Resistency On Dairy Cattle Abstrack Identifification/ Caracterization Of Fenoptype And Candidate ( Il- 8 Recepter Gen Forindentified Anastitis Resistency On Dairy Cattle. Ability produce milk at mains of dairy cattle in society [is] often pursued by mastitis groaning ox which is lactation especially there are tendency on dairy cattle with production of high milk and the conservancy which less Mastitis, a inflammation of gland a especially because of infiltration teat by bacterium, causing biggest loss at company of dairy cattle of effect of disease. As for intention of at this research are yield genetic mark to the nature of resistance mastitis which can be used as basis for the execution select early on dairy cattle of produce of information about pattern of 17 genetic mark for the ox which resistance mastitis which can be used as a base of compilation program breeding on dairy cattle and application mark genetic mark to the nature of resistance mastitis to improve efficiency of conservancy and on a long term can increase product milk and earnings of breeder manifestly. Method And items used [by] 72 head of dairy cattle and lactation level 2-3 and month lactation 2-3. As for determination sample of dairy cattle are purposive data and sampling obtained to be analysed descriptively. Result of test reductase, fat rate, and the protein rate [of] [at] ox with milk production more than 15 litre per day [is] highest with value 429.63 ± 84.39 second, 3.96 ± 0.71 %, and 3.37 ± 0.31 %. While dairy cattle with milk production less than 10 litre per day are lowest with value alternately 223.19 ± 81.61 second; 2.74 ± 0.48 %, and 2.85 ± 1.56 %. Dairy cattle with milk production more than 15 litre per day own to specific gravity and the low salt rate with value alternately are 1.02 ± 0.01 and 0.22 ± 0.07 %. While ox with milk production less than 10 litre per day own highest salt rate that is 0.33 ± 0.08 % type weighing were equal to dairy cattle produce milk 10 until 15 litre per day. Area of Sawiran Nongkojajar own percentage of livestock incured highest mastitis, later;then caught up at Pujon with successive percentage are 92,3% and 65,9%. The mentioned indicate that management of conservancy at area of lower Sawiran from area of Pujon especially at factor of cage hygiene, dairy cattle, and pressing out. Concentration of DNA obtained among175-5125 µ g/mL. Purity of DNA knew from ratio of A260/A280 obtained about value 1.270 until 1.960. According to Sambrook and Russel ( 2001) DNA obtained to be told by purification if fulfilling ratio between 1.8-2.0. On the contrary if the value lower happened by anticipated higher or contamination of or RNA protein From result of this research are inferential that dairy cattle exist at East Java own variation of genetic for gene of IL-8 so that enable to be conducted by selection of pursuant to this criterion. Keywords : Gene Marker ( IL- 8 Receptor ) , Mastitis Dairy Cattle