1 IPDHK KULIAH 16 Pebr 2012 (GANGGUAN

advertisement
IPDHK
PENYAKIT
SALURAN PENCERNAAN
(KULIAH I)
DR. DRH. SUGITO, M. SI
GENAP TA 2011/2012
DESKRIPSI PENYAKIT SALURAN
PENCERNAAN: MEMPELAJARI SECARA
SISTEMATIS PENYAKIT PADA SALURAN
PENCERNAAN PADA HEWAN KECIL
(FOKUS ANJING DAN KUCING)
MENJELASKAN: ETIOLOGI, GEJALA,
PATOLOGI ANATOMI, DIAGNOSA, DAN
PENGOBATAN PADA PENYAKIT2
SALURAN PENCERNAAN ANJING DAN
ATAU KUCING.
TUJUAN INSTRUKSIONAL: DIHARAPKAN
MAHASISWA MAMPU MENJELASKAN
TENTANG BERBAGAI PENYAKIT2
SALURAN PENCERNAAN PADA HEWAN
KECIL (KHUSUSNYA ANJING DAN
KUCING) YANG TERKAIT DENGAN
ETIOLOGI, GEJALA, PATOLOGI
ANATOMI, DIAGNOSA, DAN
PENGOBATANNYA.
TUGAS KELOMPOK:
TUGAS KELOMPOK DIKERJAKAN OLEH 4 ORANG
MHS (MAKS). PILIH SATU ARTIKEL DARI LIMA
BUAH ARTIKEL YANG TELAH DISEDIAKAN
TUGAS KELOMPOK DISERAHKAN TANGGAL 22
PEBR 2012 SBLM JAM 12.00 DAN AKAN
DIDISKUSIKAN PADA TANGGAL 23 PEBR, JAM
10.00-12.00 DAN DILANJUTKAN 15.00-18.00.
PRESENTASI 10-15’ DAN DISKUSI 10-15’.
SOFT COPY TUGAS KELOMPOK DIEMAILKAN
TANGGAL 22 JAM SEBELUM 24.00. Email:
sugitosyarief@gmail.com
PENILAIAN PAPER/ARTIKEL (50%):
NAMA MHS
DISIPLIN WKT
PENYERAHAN &
KESESUAIAN JDL
(20%)
KERAPIAN
TULISAN DAN
SISTIMATIKA
(20%)
AKTIVITAS
KETERLIBATAN
DLM PENULISAN
(30%)
KEDALAMAN
PEMBAHASAN
(30%)
PENILAIAN KEGIATAN DISKUSI (50%):
NAMA MHS
DISIPLIN/
KEHADIRAN
(20%)
KERAPIAN
PENAMPILAN
(20%)
AKTIVITAS DLM
KELOMPOK (30%)
PEMAHAMAN
TANYA JAWAB
(30%)
TUGAS KELOMPOK:
1. A review of imflammatory bowel disease in cat
and dogs.
2. Advances in gastrointestinal disease in cats.
3. Diet and large intestinal disease in dogs and
cats.
4. Inflammatory bowel disease in the dog:
differences and similarities with humans.
5. Nutritional management of gastrointestinal
tract diseases of dogs and cats.
Types of Digestive Systems
Monogastrics
Chickens
Pigs
Ruminants
Beef Cattle
Hind Gut
Fermentors
Dairy Cattle
Horses
Turkeys
Dogs
Cats
Goats
Sheep
Deer
Rabbits
Ostrich
Digestive Process - Monogastrics
Proteins
Fats
MOUTH
Starch
amylase
Maltose
STOMACH
proteases
Peptides
SMALL
INTESTINE
amylase
maltase
bile salts
lipases
peptidases
Amino
acids
= main site of absorption
Fatty
acids
Glucose
1. Alimentary Canal (nutrition):
MULUT
FARINK
ESOFAGUS
LAMBUNG
USUS HALUS
USUS BESAR
HATI
GIGI
LIDAH
KLRJ LUDAH
PANKREAS
2. Accessory Digestive Organs:
K. EMPEDU
• Tube running from mouth to anus.
DIGESTIVE SYSTEM
• the wall of the digestive tube from the
mouth to the anus is composed of four
basic layers or tunics.
Any
questions?
BEBERAPA GANGGUAN
PADA
SALURAN PENCERNAAN
What clinical signs may indicate this procedure for
my pet?
- Upper gastrointestinal study: history of swallowing
a foreign body, chronic vomiting of food and green
tinged fluid, vomiting blood or “coffee grind” material
(digested blood), loose or dark stool, decreased
appetite, or weight loss
- Lower gastrointestinal study: straining to defecate,
frank red blood on stool, narrow stool, weight loss,
red/swollen rectum, rectal prolapse
Constipation
KONSTIPASI
ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGINYA:
Konstipasi terjadi disebabkan feses tertinggal di dalam kolon,
mengering menjadi lebih keras dan sulit untuk dikeluarkan.
Konstipasi kronis bisa karena adanya faktor-faktor intraluminal,
extraluminal, atau intrinsik (neuromuscular)
Faktor intraluminal disebabkan makanan kurang baik dicerna,
benda-benda keras,
Kurangnya intake air, dan
adanya hambatan untuk defikasi secara reguler:
- pengaruh lingkungan (menjadi stres) atau
- tingkah laku (litter box kotor)
- adanya penyakit anorectal sehingga
menyakitkan waktu defikasi
faktor extraluminal seperti:
- adanya tekanan pada kolon dan rektum oleh penyempitan
rongga pelvis
- adanya tekanan pada kolon dan rektum oleh pembesaran
kelenjar prostat
- konstipasi kronis atau obstipation dapat terjadi karena
terjadi megacolon
Faktor intrinsik (neuromuscular):
- kontrol neuromuskular kolon dan rektum termasuk
hypothyroidism, dan lesio pada spinal cord atau saraf pelvis
- Hipokalemia dan hiperkalsemia dapat mempengaruhi
kontrol pada otot
- Beberapa jenis obat (misalnya, opioid-opioid, diuretika,
obat anti alergi
Tanda-tanda klinis adalah tenesmus dan feses kering
Jika gangguan keluar feses terhalang oleh pembesaran
kelenjar prostat atau pembesaran nodulus limfa sublumbar,
feses yang keluar terlihat tipis atau seperti pita (“ribbon-like”).
Palpasi abdominal dan pemeriksaan rektum
- keberadaan feses yang tertahan berupa berungkel-berungkel
besar (volume feses yang besar)
- Feses yang dikeluarkan sering berbau busuk.
- memperlihatkan gejala kesakitan saat difikasi, lethargy
(kelesuan), depresi, anoreksia, muntah-muntah, dan
sering gelisah (discomfort) pada daerah abdominal
DIAGNOSIS:
Palpasi abdominal dan pemeriksaan rektum,
termasuk evaluasi prostata
- Rotgent abdominal
TERAPI:
Sasaran Terapi Konstipasi yaitu: (1) massa feses,
(2) refleks peristaltik dinding kolon
Strategi Terapi dapat menggunakan terapi farmakologis
DAN non-farmakologis
Terapi non-farmakologis digunakan untuk meningkatkan
frekuensi defikasi, yaitu dengan menambah asupan serat
dan meningkatkan volume cairan USUS ------ minum
Serat dapat menambah volume feses (karena dalam saluran
pencernaan ia tidak dicerna), mengurangi penyerapan
air dari feses
Feses dikeluarkan secara manual atau secara enema,
Terapi farmakologis dengan obat laksatif/pencahar
untuk meningkatkan frekuensi defikasi dan untuk
mengurangi konsistensi feses
Obat pencahar dapat dibedakan menjadi 3 golongan:
(1) pencahar yang melunakkan feses 1-3 hari (pencahar
bulk-forming, docusates, dan laktulosa);
(2) Pencahar yang mampu menghasilkan feses yang lunak
atau semi-cair dalam waktu 6-12 jam (derivat difenilmetan
dan derivat antrakuinon),
(3) Pencahar yang mampu menghasilkan pengluaran feses
yg cair dalam waktu 1-6 jam (saline cathartics, minyak
castor, larutan elektrolit polietilen-glikol).
Pencahar yang melunakkan feses secara umum merupakan senyawa yang tidak
diabsorpsi dalam saluran pencernaan dan beraksi dengan meningkatkan volume
padatan feses dan melunakkan feses
Related documents
Download