Patologi Umum Pertemuan 5 - IKP201

advertisement
SESI 5a
INFLAMASI AKUT,
&INFLAMASI KRONIK
&
EDEMA, ASCITES
1
DESKRIPSI
Pembahasan meliput gejala inflamsi akut dan
kronik berserta, cara kerja histamin, komplimen,
limfokines atau faktor serum lain, nasib sel
machrophage, efek sistemik pada inflamasi
kronik, sakit (pain), efek sistemik patologik,
kondisi yang mempengrauhi sistem multiple,
inflamasi sistem saraf dan edema, ascites
2
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Paham akan gejala dan tanda-tanda inflamasi
akut maupun kronik, efek inflamasi pada sistem
organ tubuh, mekanisme timbulnya rasa sakit,
edema, ascites dan efek sistemik patologis.
sistemik patologis
3
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Menjelaskan:
Gejala inflamasi akut dan kronik
Cara kerja histamin, komplimen, limfokines dan
faktor serum lain, nasib machrophage
Mekanisme timbulnya rasa sakit
Efek sistemik patologik
Kondisi yang mempengrauhi sistem multiple,
dan inflamasi sistem saraf.
Edema dan ascites
4
POKOK & SUBPOKOK BAHASAN
Inflamasi
Gejala inflamasi akut
Gejala inflamsi kronik
Cara kerja histamin, komplimen, limfokines dan
faktor serum lain, nasib machrophage
Mekanisme timbulnya rasa sakit
Efek sistemik patologik
Kondisi yang mempengrauhi sistem multiple,
dan inflamasi sistem saraf.
Edema & ascites
5
INFLAMASI
• INFLAMMATION (IFLAMASI)
Pada invertebrata, karena tidak memiliki sistem
sirkulasi maka bila terkena iritasi  akan mengelilingi
iritant dengan sel khusus haematocytes 
kemudian memakannya.
Apabila kerusakannya berat  bagian yang cedera akan
diapkir dari bagian anatominya  membuka regenerasi
bagian terkait.
Pada hewan yang kelasnya lebih tinggi: keadaan jadi
> komplek akibat:
- evolusi sistem sirkulasi
- menurunnya kemampuan regenerasi
6
INFLAMASI (Lanjutan-1)
 Reaksi lokal inflamasi terdiri dari 4 cardinal signs:
- Red (rubor) (merah),
- Hot (color) (panas),
- Swollen (tumor) (bengkak),
- Tender (dolor) (rasa sakit)
(Celcius, AD 35), kemudian ditambah, bergantung
dari site dan beratnya inflamasi  Loss of function
(Fungsio-lession) (Gangguan fungsi) (Virchow,
John Huntter)
7
Inflamasi (Lanjutan -2)
• Inflamasi = reaksi esensial mikrosirkulasi yang
hidup (berikut isinya)
Keadaan yang memberi reaksi inflamasi di antaranya:
-
Cedera (> pada infeksi bakterial)
Suhu terlalu tinggi atau terlalu rendah
Iritasi kimiawi
Reaksi antigen-antibodi (Contoh: penyakit infeksi)
8
Inflamasi (Lanjutan -3)
Mikrosirkulasi terdiri dari:
- arteriolae
- venulae
- kapiler
- limfatik
Isinya: - cairan tubuh dan sel-sel darah.
Inflamasi bisa akut atau kronik yang masing-2
memiliki pola khusus, walau biasanya kronik
didahului oleh fase akut.
9
Inflamasi (Lanjutan -4)
• Acute Inflammation (Inflamasi Akut)
Pada ini terjadi konstriksi arteriola singkat yang
diikuti dilatasi yang panjang:
 kemerahan sebagai gambaran pembuluh darah
yang terisi > darah
 pembukaan saluran kapiler, venula dan limfatik.
- aliran darah >> dan menetap
- sel leukosit dari tengah menepi:
 marginasi ke dinding endotel vaskular
 titik mula migrasi leukosit dari pembuluh
darah ke jaringan sekitarnya.
10
Inflamasi (Lanjutan -5)
Pada saat bersamaan: terjadi perubahan pada dinding
venula dan kapiler:
-
dinding yang umumnya permeable bagi air dan
solute kecil menjadi hanya sedikit permeable bagi
plasma darah (albumuin, globulin dan fibrinogin):
 pada inflamasi ada tekanan hidrostatik dalam
pembuluh yang meningkat (= naiknya
permeabilitas vaskuler)
 mengganggu balans sehingga air >>
meninggalkan darah masuk jaringan.
11
INFLAMASI (Lanjutan -6)
Pada saat yang sama dinding akan kehilangan
permeabilitasnya terhadap protein;
 cairan keluar dari pembuluh dan masuk ke jaringan
(komposisi cairan mirip plasma)
 edema (oedema) (bengkak)
Cairan = exsudat (eksudat)
Proses di luar pembuluh darah:
 protein (imunoglobulin dan komplement) diangkut
melalui sistem limfe yang akan mempercepat
destruksi bakteri.
 fibrinogen  insoluble fibrin (proses pembekuan
darah) + thrombin (protease).
12
INFLAMASI (Lanjutan -7)
Bagaimana ini berperan dalam mekanisme barrier
penyebaran bakteri  diduga:
Membantu fagositosis organisme non-opsonised
dan mengontrol perdarahan
Fibrin bisa membahayakan inang karena menimbulkan
rajutan pada dinding yang tadinya licin menjadi kasar,
Contoh:
Bila terjadi pada pericardium  gangguan fungsi
jantung.
Bila terjadi pada infeksi Diphtheria  membrane
tebal mentutup tenggorokan  asphyxia.
13
Inflamasi (Lanjutan -8)
Menguntungkan ataupun merugikan, kehadiran fibrin
dalam eksudat adalah akibat merembesnya fibrinogen
melalui pembuluh darah yang permeable, dan yang tak
terelakan menjadi  fibrin.
Meningkatnya permeabilitas pembuluh venule dan
kapiler terhadap protein jelas tidak menguntungkan
mikroorganisme maupun inangnya.
Bergantung kepada bentuk berat ringannya cedera
perembesan tersebut bisa berlangsung kurang dari
1 jam atau beberapa hari s/d berminggu-2.
14
Inflamasi (Lanjutan -9)
Histamin (Histamine)
Histamin merupakan mediator kimiawi yang
aksinya menimbulkan kontraksi aktif sel endotel:
terjadi:
 inter-endothelial gap
 filtrasi gel
 pelepasan protein plasma selektif,
dan konsentrasi yang berbeda-beda  akan
menentukan laju rembesannya lewat membrane
dasar.
Hanya sel endotel dan venula yang terpengaruh;
kapiler tidak, walau timbul rembesan protein plasma
akibat cedera langsung.
15
Inflamasi (Lanjtan-10)
• Proses tersebut diatur oleh Adenosinemonophosphat
(AMP) + adenyl-cyclase = siklus AMP.
• Singkatya:
Peningkatan permeabilitet vaskuler dapat
akibat kerusakan langsung pada endotel
kapiler & venula dan juga akibat aksi
mediator kimiawi yang hanya menimbulkan
kontraksi endotel venula saja.
16
Inflamasi (Lanjtan-11)
• Histamin dihasilkan oleh histidin decarboxylase dari
asam amino histidine dan tersebar luas di dalam
jaringan tubuh.
Histamin dilepas pada setiap jenis cedera dan sebagian
berasal dari mast-cell yang degranulated.
• Pada ‘triple respons’ (flare, erythem dan wheal)
(Lewis),vasomotor rhinitis, histamin bekerja sama
dengan vasodilatator axon reflex.
• Pada inflamasi berat, histamin hanya bekerja pada
perubahan dini, pada 1/2 jam pertama.
17
Inflamasi (Lanjutan -12)
• Di samping histamin ada serotonin 5-HT
(5-hydroxytryptamine) yang ada di dalam
platelets (sel keping) yang juga penting.
• Inaktivasi lokal adrenalin dan noradrenalin juga berperan
 menghambat reaksi inflamasi.
• Peran sistem kinin dan prostaglandins dan leukotriens
dan komplement juga penting.
• Faktor aktivasi sel keping = mediator yang berperan
pada immediate hypersensitivity (phospholipid)
18
Inflamasi (Lanjutan -13)
• Dikenal ada 3 (tiga) jenis mediator pada inflamasi:
1.
2.
3.
amine (histamin)
peptide (kinin, complement)
lipid (prostaglandin dan leukotriens)
• Suntikan adrenalin:
 menghambat dilatasi awal dan meningkatkan
permeabilitas pembuluh darah
 memungkinkan kuman survive dan memperbanyak diri.
19
Inflamasi (Lanjutan –14)
• Peningkatan vaskuler di samping membawa antibodi
namun juga mempercepat penyebaran agen
penyebab infeksi melalui cairan edem yang
diperlukan untuk mengencerkan toxin.
• Demikian juga peningkatan aliran limfe akan membawa
kuman ke lokasi nodi limfe yang mampu membunuh
kuman namun juga menjadi titik pusat penyebaran
kuman ke bagian lain tubuh.
• Pada inflamasi akut eksudasi cairan ditunjang oleh
hadirnya fagosit, leukosit biasa hadir dalam ½ jam
pertama post cedera.
20
Inflamasi (Lanjutan – 15)
• Leukosit yang terlibat langsung adalah neutrofil
granulosit yang dalam waktu singkat diikuti oleh
monosit.
• Eritrosit dan sel keping juga akan hadir merembes
pembuluh atau via spasi inter-endotelial = Cellular
exsudate
• Pergerakan sel disebut = chemokinesis (Kemokinesis)
Arah gerak sel = chemotaxis (kemotaksis)
• Aktivasi leukosit bisa melalui gerak ameboidnya atau
kemotaksis.
21
Inflamasi (Lanjutan -16)
• Complement (Komplement) (ada 9 fraksi berbeda)
Ini merupakan substansi faktor obligator dalam serum,
adalah plasma protein yang komplek, berperan dalam
alur reaksi enzym, dan berperan penting dalam
menghilangkan bakteri  menghasilkan
peptide yang bersifat kemotaksis bagi sel leukosit.
• Material biologis yang membentuk molekul kemotaksis
dari komplement diduga adalah:
spesies bakteri,
fungsi komplek antigen-antibodi,
- kerusakan jaringan,
granula lysosomes dari leukosit, dan
endotoxin bakterial.
22
Inflamasi (Lanjutan -17)
• Diduga aktivitas mikrotubuli sitoplasmik + cycles
AMP (adenosine monophosphat: adenine, ribose dan
phosphat, terlibat dalam proses yang memerlukan
transfer energi) pada permukaan sel dalam aksi C3
dan C5 meningkatkan mobilitas leukosit, mungkin
juga prostaglandin + esterase berperan di dalam
membrane leukosit.
• Pola infiltrasi leukosit bervariasi sesuai bentuk dan
usia lesi inflamasi.
Granulosit neutrofil digantikan secara progresif
oleh monosit sesuai waktu dan tingkat kerusakan.
23
Inflamasi (Lanjutan -16)
• Pada infestasi cacing, granulosit eosinofil
meningkat.
Hilangnya granulosit yang masa hidupnya pendek
bisa meningkatkan monosit, mengingat bahwa
kedua sel tersebut ini bermigrasi secara bersama.
• Complement fixation test: adalah test laboratoris
terkait pengikatan complement ke komplek yang
terbentuk akibat reaksi antibodi-antigen spesifik.
Karena komplement diambil dari serum pasien yang
sakit  ini membuktikan adanya kehadiran kuman
terkait dalam tubuhnya. Contoh: Wasserman (sifilis) dan
Widal (tifoid).
24
Inflamasi (Lanjutan -19)
• Ada kemungkinan:
complement,
limfokines atau
faktor serum lain
menghasilkan substansi yang lebih kemostatik
bagi satu jenis leukosit dibanding yang lain
(faktor semi-spesifik tersebut terbukti berperan
pada: - neutrofil,
- eosinofil,
- monosit
- dan juga B-limfosit)
25
FATE OF INFLAMMATORY MACHROPHAGE
FATE
CAUSE
Death
 Phagocytosis of toxic material
Migration from system  Disappearances of inflammatory
stimulus
Division
 (1) Entry into inflammed tissues
(2) Exposure to mitogens
Conversion of
 Phagocytosis of non-toxic ingestible
long-lived form
material
Conversion
to epithelioid
 (1) Immobilization without phagocytic
Conversion to giant
(macrophage
polykaryon)
 Co-existence of effect & young
activity
(2) Immobilization after successful
phagocytic activity
macrophage
in close proximity, with
simultaneous endocytosis
26
SUPURASI (SUPPURATION)
• Suppuration (Supurasi)
Masa hidup neutrofil hanya beberapa hari dan jarang
beraksi memakan atau membunuh mikroorganisme.
Ada kemungkinan bahwa aktivitas metabolisme
untuk menghancurkan dan melarutkan agen infeksi
mempercepat kematiannya sendiri  supurasi
(pernanahan)
Ada kalanya bakterinya lebih efektif membunuh
leukosit bila pasien tidak minum antibiotika.
27
SUPURASI (SUPPURATION) (Lanjutan)
Supurasi adalah situasi intermediat antara dua
komponen:
Banyak granulosit terpacu ke jaringan akibat daya
kemostatik bakteri tertentu (stafilokokus aureus).
Jumlah leukosit terbunuh banyak  hancur/melarut
atas pengaruh ensime lysosomes sendiri:
 menjadi cairan kental kaya lipid, protein dan
asam neucleic = pus = nanah.
Masa baktrei mati + leukosit + jaringan radang yang
hidup = Abses (di kulit disebut boil, furuncle,
carbuncle = bisul)
28
INFLAMASI KRONIK
• Inflamasi kronik umumnya sebagai kelanjutan dari
inflamai akut.
Bisa > dari 1 (satu) tahun, disertai rasa sakit dan
demam yang berulang, hilang timbul, dan juga ada
tanda-2 kardinal inflamasi.
• Secara mikroskopik:
nampak tidak terlalu beda dengan yang akut.
kadang nampak ada tanda penyembuhan di antara/
dua serangan.
ada masa padat terdiri dari kumpulan sel menggantikan edema, fibrin dan polimorfonukler 
bentuk tumor granulomas.
29
INFLAMASI KRONIK (Lanjutan-1)
Ada bentuk granuloma akibat bakteri,
contoh: - TB, lues dan
- leprosy.
 gambaran sel menunjukkan akibat inflamasi.
Adanya infiltrasi monosit dan derivatnya (makrofag) yang
bisa sangat massive, dapat diikuti kematian jaringan
yang akan menimbulkan cavitas (rongga) dan abses,
yang mengakibatkan cacat permanen (Tb) atau
adanya penggantian dengan jaringan fibrosis (juga
terjadi pada silicosis).
30
Inflamasi kronik (Lanjutan-2)
• Sumsum (ss) tulang menghasilkan promonosit
yang masuk ke sirkulasi darah.
• Promonosit + makrofag + monosit membentuk sistem
mononuklear fagosit (Mononuclear phagocyte
system).
• Beda dengan inflamasi akut adalah bahwa pada
akut selnya adalah neutrofil granulosit (Neutropfil
granulocyte), pada yang kronik selnya adalah
makrofag monosit.
31
Inflamasi kronik (Lanjutan-3)
• Keuntungan makrofag:
Berkemampuan memakan sel yang ukurannya > besar
Kapasitas survivalnya > panjang (hari -> minggu ->
bulan-bulan) dengan di dalamnya mengandung bakteri
hidup dan kadang membelah diri (suatu jalinan
hubungan simbiose antara inang dengan kumannya).
Keuletan ini akibat kemampuannya resintesis ensim
dan struktur intraseluler yang tidak dimiliki oleh
granulosit (pada inflamasi akut).
32
Inflamasi Kronik (Lanjutan -4)
• Contoh gangguan disertai inflamasi kronik:
Rheumatoid arthritis
Crohn’s disease
Sarcoidosis dan penyakit-2 tropis lain-lain.
Penyakit industri: pneumoconiosis
Organ tubuh yang rentan adalah:
- kantung empedu (vesica felea, gal bladder)
- ginjal (ren, kidney)
- usus besar (colon, large intestine)
33
Inflamasi kronik (Lanjutan-5)
EFEK SISTEMIK PADA INFLAMASI KRONIK:
Timbul akibat: - cedera persisten
- episode inflamasi akut yang berulang
- infeksi kronik
- cell-medaited immune respons
- reaksi benda asing
Tanda khas ada: - Limfositosis
- Plasma sel
- Makrofag (Mononuclear
inflammatory cells)
- Produksi jaringan ikat fibrosis 
menimbulkan kerusakan jaringan
yang progresif dan kerusakan fungsi.
34
Inflamasi Kronik (Lanjutan -6)
• Efek disertai: - low-grade fever
- malaise
- weight loss
- anemia
- fatigue
- leukocytosis
- lymphocytosis (viral infection)
Deteksi bisa melalui:
- Aktivitas ESR (Erythrocyte sedementation rate)
(laju endap eritrosit = LED) yang meningkat 
yang apabila sakit mengurang ERS menurun
35
Inflamasi kronik (Lanjutan-11)
B-sel infeksi selektif merupakan predisposisi individu
untuk terkena infeksi bakterial.
T-sel defisiensi predisposisi untuk infeksi virus dan fungi.
Defisiensi kombinasi (termasuk AIDS) adalah
berat karena predisposisi terkena banyak
macam infeksi virus, bakteri dan fungsi.
36
Inflamasi Kronik (Lanjutan -7)
• Faktor sistemik yang mempengaruhi penyembuhan:
Status gizi umum (protein dan vitamin)
Kesehatan psikososial
Penyakit cardiovaskuler
Kanker
Gangguan hematologik
Infeksi sistemik
Diabetes mellitus
Terapi corticosteroid/imunosupresi terapi.
37
Inflamasi Kronik (Lanjutan -8)
Penyembuhan organ spesifik bervariasi sesuai
dengan kausa cederanya.
Contoh:
1.
Infark miokard sembuh dengan jaringan parut 
otot jantung akan seterusnya lemah.
2.
CVA (cerebrovascular accident) / stroke 
mengakibatkan disability (ketidakmampuan)
permanent, dan penyembuhannya ada pada formasi
jaringan sarafnya (astrocyte, oligodendrocyte) dan
bukan jaringan parut kolagen (=gliosis).
38
Inflamasi kronik (Lanjutan-9)
3.
Pada organ lain, efektif regenerasi jaringan
bergantung utama pada site cederanya.
Necrosis yang hanya pada sel jaringan parenchym
(fungsional viceral) dengan retensi stroma
regenerasi dan restorasinya bisa anatomis normal,
sedangkan nekrosis yang meliputi jaringan
mesenchym (jaringan ikat termasuk darah dan
pembuluhnya) umumnya menghasilkan jaringan
parut.
39
Inflamasi Kronik (Lanjutan -10)
• Konsekuensi Defisiensi Imunitas:
Penyakit imunodefisiensi akibat kongenital ataupun
acquired (didapat setelah lahir), bisa akibat kegagalan
(failure) dari satu atau lebih dari satu fungsi sistem
imunitas, predisposisi individu terkait infeksi.
• Predisposisi opportunitas infeksi menghasilkan
manifestasi klinik seperti infeksi.
40
SAKIT (PAIN)
• Panas, merah dan bengkak pada inflamasi akut
dijelaskan akibat dilatasi pembuluh darah, dan
atau penekanan terhadapnya.
Rasa sakit timbul akibat adanya tekanan pada ujung
saraf sensoris, pengisian spatium yang kemampuan
pembesarannya terbatas.
Semua mediator medis bertanggungjawab terhadap
perubahan pembuluh  mengakibatkan rasa sakit.
1. histamin, serotonin, kinins dan prostaglandin.
2. kinin paling efektif.
UKK melepas histamin  gatal dan urticaria.
41
Sakit (Lanjutan-1)
Dalam kontek survival, walau sakit disebabkan oleh
stimuli saraf, daerah yang sakit harus diistirahatkan.
Sensasi sakit ditentukan di dalam sentral yang
lebih tinggi di otak dan dapat terhapus bila ada
mekanisme survival yang lebih urgen (perlu lari
menghindar, melindungi diri dll.)
Oleh karenanya hipnosis bisa menekan rasa sakit
cedera ringan.
42
Sakit (lanjutan-2)
• ENDORPHINS (Endogenous pain-suppressing
opiates)
(Endogenous morphines) (1973) Grup substansi ini
dihasilkan oleh otak, kelenjar pituitary dan adrenal.
Ia terdiri dari asam amino, beraksi pada cerebrum (otak
besar), sistem saraf, mempunyai basis farmakologis
variasi terhadap persepsi sakit.
Ia menghasilkan efek mirip morphin.
Zat sejenis lain adalah compare enkephalin: ini
dihasilkan oleh ujung saraf lain.
Endorphin ditemukan juga di organ pancreas dan testes.
Ia juga diduga terlibat pada kontrol stress, kontraksi
usus, menentukan mood (perangai) juga meregulasi
pelepasan hormon kelenjar pituitary
(hormon pertumbuhan & gonadotropin)
43
Sakit (Lanjutan-3)
Pada adiksi narkoba ada supresi produksi substansi ini,
 withrawal symptoms yang sangat menggangu diduga
akibat reaksi alamiah analgetik ini kurang.
Ini yang menjelaskan bahwa akupungtur bisa
berkhasiat analgetik, karena tusukan jarum yang
tepat dapat merangsang pelepasan endorphins dan
enkephalin.
44
EFEK SISTEMIK PATOLOGI
(Systemic Effects of Pathology)
• Efek Sistemik pada Inflamasi Akut
Respon dini jaringan pada cedera, infeksi dan nekrosis:
Ada tanda-2 pada site inflamasi: - merah,
- panas,
- bengkak,
- sakit, dan bisa
menimbulkan gangguan atau kehilangan fungsi site
terkait.
Inflamasi akut akan menjurus ke supurasi  Abses
Inflamasi kronis akan menimbulkan perlengketan.
45
EFEK SISTEMIK PATOLOGI (Lanjutan)
Efek sistemik meliputi juga:
fever,
tachycardia dan
keadaan hipermetabolik,
disertai gambaran darah khas dengan
meningkatnya:
- serum protein,
- serum amyloid A,
- komplement,
- faktor coagulasi darah dan
- luekositosis.
46
KONDISI yang MEMPENGARUHI SISTEM
MULTIPEL
Gangguan Autoimun
• Luka bakar
• Kanker
• Fibrosis kistik
• Gangguan jaringan ikat:
Rheumatoid arthritis;
Progresif sklerosis sistemik(Skleroderma);
Polymyositis;
Sjogran’s syndrome;
Systemic Lupus Erythematosus
47
Kondisi yang Mempengaruhi … (lanjutan)
Diabetes
Environmental & Occupational diseases
Gangguan genetic
Malnutrisi
Gangguan imbalans nutrisi
Gangguan metabolik
Sindroma Disfungsi organ multiple (MODS)
Sarcoidodis
Shock
Trauma
Tuberculosis
Vasculitis
48
INFLAMASI DAN SISTEM SARAF
• Stimuli pada reseptor primitif (polymodal receptors)
menghasilkan reflek axon  melepas neuropeptides
(substansi P) dari C-fibres pada neuron saraf afferent 
yang akan memicu perubahan-2 pada inflamasi.
• ‘Triple Respons’ tidak timbul apabila saraf sensoris
atau vasomotoris diblokade/terpotong.
• Pada kejadian yang lebih komplek, hypnosis bisa
mendorong seseorang merasa sakit/nampak gejala
inflamasi di satu sisi lengan, dan tidak merasa sakit di
sisi lengan lain.
49
OEDEMA (EDEMA)
• Edema adalah akumulasi cairan “serum like” di
dalam jaringan tubuh.
• Edema bisa:
tampak dari luar,
bisa tidak terlihat dari luar;
Juga bisa:
lokal (ump. pada post-cedera)
general menyeluruh tubuh
(contoh pada: cardiac edema)
= Anasarca edema.
50
Water balance (Kesetimbangan air tubuh):
• Air merupakan 3/5 berat badan tubuh, dan senantiasa
ada pertukaran keluar masuk antara yang ada di
pembuluh darah dan jaringan tubuh.
1.
Air terdorong ke luar kapiler ke jaringan, oleh
kekuatan tekanan pompa aliran darah menuju
ke seluruh tubuh (hidrsostatik/osmotik)  transudat.
2. Proses sebaliknya secara osmosis (kekuatan
dorongan protein darah), air diabsorbsi kembali
dari jaringan ke dalam kapiler (osmotik)
(perubahan permeabilitet dinding)  exudat
Proses 1 dan 2 di atas harus senantiasa seimbang
agar kadar di dalam darah dan jaringan konstan.
51
Edema (Lanjutan -1)
• Organ tubuh lain yang terlibat mengaturan ini adalah
kedua ginjal, yang akan mengeluarkan garam berlebih
dari darah ke urine,  dan diekskresi ke luar tubuh.
• Penyebab edema (Causes of edema)
Gagal jantung
Gagal ginjal dan Sindroma nephrotik
Gagal hati ( pada Cirrhosis hepatic)
Kurang gizi protein  mereduksi tekanan osmotik,
juga bisa karena defisiensi thiamin (Vit. B1) pada
Beri-beri.
Cedera yang merusak kapiler darah 
kebocoran cairan tubuh.
52
Edema (Lanjutan -2)
-
Lynmphedema akibat blokade aliran limfe
Obat-2 tertentu (kortikosteroid, androgen, estrogen
kadar tinggi (pada KB)  beraksi pada ginjal 
retensi sejumlah garam.
Antidiuretika (ADH)  meningkatkan retensi air
ginjal.
• Cairan ekstra-seluler dalam jumlah kecil senantiasa
terbentuk dan pertukaran dengan cairan sel tubuh.
Cairan didrain oleh sistem limfe.
Ada dua prubahan yang terjadi dalam limfatik berkaitan
dengan cairan ekstra-seluler ini, mereka bisa terblokir
atau ada peningkatan kepasitasnya.
53
Edema (Lanjutan -2)
Pemblokiran bisa kongenital atau aquisita.
• Blokade banyak akibat malignancy, pada infeksi filariasis
banyak terjadi blokade di saluran limfe tungkai bawah.
• Pada yang diakibatkan oleh peningkatan kapasitas,
tanda-2 timbulnya sangat lambat.
Simtoma & tanda-2:
• Kenaikan > 15%  nampak sebagai kenaikkan berat
badan.
• > bengkak di tubuh bagian bawah (> punggung dan
mata kaki)
• > kasus berat (severe), akumulasi cairan terjadi pada
satu atau > Satu rongga (cavitas)  ascites, pleural
effusion paru.
54
ASCITES (ASITES)
An excess of fluid in the peritoneal cavity (the space
between the two layers of membrane, or peritoneum,
that line the inside of the abdominal wall and the outside
of the abdominal organs.
A few gallons of fluid may be present, which causes
distention.
Causes:
Ascites may occur in any condition that causes
generalized edema (excessive accumulation of fluid in
the body tissues, The most important of these conditions
are congestive heart failure, nephrotic syndrome, and
liver cirrhosis.
55
ASCITES (Lanjutan-1)
Ascites may occur in cancer if metastases from lung,
breast, or intestinal tumors are deposited on the surface
of the peritoneum.
Ascites also occurs in cases of TB infecting the
abdomen, a rare disease today.
Symptoms and Treatment
abdominal swelling & discomfort
difficulty in breathing
Ascites is detected during physical examination,
removing and analysing a sample of ascites fluid via a
sterile needle inserted through the abdominal wall.
56
ASCITES (Lanjutan-2)
The fluid is examined under the microscope for
malignancy cells. Its color, turbidity (opacity), and
chemical composition also help identify whether the
cause is due to inflammation or condition such as
cirrhosis.
Treatment:
Depends on the precise cause of ascites, but in many
cases includes bed rest, and fluid and salt rstriction.
Alcohol is eliminated when liver disease is implicated.
Diuretic drugs, particularly spironolactone, may be
prescribed.
If the ascites causes discomfort or breathing difficulty,
fluid can be drained from the peritoneal cavity.
57
PULMONARY EDEMA
Mekanismenya sedikit berbeda. Umumnya pada
kegagalan jantung kiri (left heart failure).
Edema paru timbul akibat naiknya tekanan atrium kiri
dan menimbulkan tekanan balik ke bantaran kapiler
paru, filtrasi memenuhi spatium alveoli paru.
Perubahan permeabilitet terjadi di sirkulasi paru dan bila
yang severe akan terjadi edema pulmoner, walau
tekanan atrial kiri rendah  ini biasa terjadi pada kondisi
sepsis bakteri Gram-negatif septicaemia  paru >
permeable terhadap cairan tubuh  cairan akan
menggenangi alveoli paru dan  hypoxia  sesak
napas.
58
PULMONARY EDEMA (Lanjutan)
Perubahan permeabiliter juga bisa terjadi tanpa cedera
langsung.
Contoh:
Edema pulmoner terjadi post cedera kepala atau
neurosurgery (untuk ini memang penyebabnya `
belum jelas)
59
SESI 5b
NUTRITIONAL PATHOLOGY
&
VITAMIN
60
DESKRIPSI
Mata kuliah ini membahas tentang gangguan
yang timbul akibat gizi yang tidak seimbang,
kegunaan berbagai jenis vitamin berikut
gangguan yang timbul akibat kekurangan
atau kelebihannya.
61
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Mampu memahami tentang nutrisi yang adekuat
memenuhi kebutuhan tubuh, gangguan yang timbul
akibat kurang atau tidak seimbangnya asupan gizi.
berbagai jenis vitamin dan trace mineral yang
diperlukan tubuh berserta gangguan yang
ditimbulkannya.
62
TUJUAN INSTRUSIONAL KHUSUS
& POKOK BAHASAN
Menjelaskan:
- Nutrient yang adequate
- 8 (delapan) jenis asam amino esensial
- Gangguan nutrisi, protein-kalori defisieni
- Kwashiorkor dan marasmus
- Anorexia nervosa, bulemia
- Berbagai vitamin yang diperlukan tubuh dan
gangguan yang ditimbulkannya.
63
NUTRITIONAL PATHOLOGY
• NUTRIENT: A substance that provides nourishment.
• Essential nutrient are those necessary for body
function that are not synthesized in the body.
• Nutrisi adequate memenuhi:
1. Intake kalori harian yang cukup
2. Gizi meliputi bahan esensial yang diperlukan.
• Nutrient esensial terdiri dari:
protein, karbohidrat, fat, vitamin dan mineral.
- Kalori untuk dewasa: 2500/24 jam (sesuai sek,
kehidupan, pekerjaan dan usia)
- Usia muda memerlukan lebih, perlu untuk pertumbuhan
(> otak)
64
NUTRITION
• The science and study of foodstuffs people eat and
drink and the way they are ingested and assimilated.
• Both physicians and the public have shown growing
interest in the relationship between DIET and HEALTH.
• Until about 30 years ago the primary concern of
nutritionists was dietary deficiencies; their
recommendations concentrated on the minimum amount
of nutrients required for health.
• In Western societies the focus is now on the dangers of:
* too much or sugar in the diet,
* and the effects of food additives, coloring, and
preservatives on health.
65
NUTRITION (Lanjutan-1)
• The Basic Elements of the diet are:
* protein, carbohydrate, fats, fiber, vitamin, mineral
and water.
• A balanced diet contains adequate, not excessive
amount of each.
• Balanced Diet (Diet seimbang): setiap orang
memerlukan jumlah nutrient dan energy yang
berbeda-beda.
Paling ideal adalah sesuai dengan kebutuhan
individualnya.
Secara umum: sesuai RDA (recommended daily
allowance) maka rata-2 kebutuhan sehari dihitung
berdasarkan variabel: berat badan, usia, sek dan polahidup aktif atau santai.
66
Nutritional (Lanjutan -2)
• Gangguan nutrisi bisa akibat diet berlebih atau kurang
dari satu atau lebih dari satu yang diperlukan atau akibat
diet yang mengandung eleman beracun
• Defiensi protein-kalori malnutrisi bisa marasmus
atau kwarshiorkor. Intake protein-kalori yang defisien
bisa terjadi pada orang yang sedang diet menguruskan
badan, atau orang yang alkoholism dan perokok, dan
yang ketergantungan obat.
• Di negara barat banyak defisiensi nutrisi akibat
gangguan sistem pencernaan.
67
Nutritional (Lanjutan-3)
- Yang paling mudah diatasi adalah malnutrisi akibat
kurang kalori tanpa imbalance konstitusi gizinya, pada
anak disebut marasmus.
- Bayi perlu 100 kal/BBkg/hari yang menurun s/d dewasa,
penurunan sampai 30 kal/hari.
- Yang paling serious adalah jumlah kalori kurang dan
defisiensi gizi.
- Ada kira-kira 50 bahan organik dan inorganik yang tubuh
tidak mampu menyintesis sendiri, maka harus didapat
dari luar tubuh.
- Jenis makanan dibagi dalam 4 kelompok:
daging,
susu
cereal dan sayur.
68
Nutritional (Lanjutan -4)
• Ada 8 jenis protein asam amino yang esensial bagi
tubuh. Yakni:
Lysin,
Phenylalanine,
Methionine,
Leucine,
Isoleucine,
tryptophan,
theonine dan
valine.
Ke 8 protein yang memenuhi sarat mempunyai
nilai 100%, bila nilai hanya 60% maka tidak akan
memenuhi kebutuhan tubuh, oleh karenanya manusia
tidak dapat hidup tanpa makan cereal.
69
Nutritional (Lanjutan -5)
Keperluan harian: 0.5 – 1.0 gr protein/KgBB/Hari
dengan sarat 5% kalori harus terdiri dari protein
derajat tinggi.
Diet cukup kalori namun kurang protein tingkat
tinggi akan mengakibatkan kwashiorkor,
tanda-tanda kurang protein, plasma albumin rendah,
anemia, kulit dan rambut abnormal, fatty liver.
Kekurangan protein umumnya diikuti kurang
vitamin B komplek, thiamin, riboflavin dan niacin.
Keperluan vitamin dalam dosis kecil namun fatal
Di samping vitamin, perlu zat besi yang sumbernya
hampir sama dengan sumber protein.
70
NUTRIENT DEFICIENCY
• Suatu diet yang defisiensi karbohidrat umumnya juga
defisien protein. (Protein-calorie malnutrition).
• Gangguan defisiensi ini banyak dijumpai di benua Afrika
dan Asia akibat kemiskinan dan kelaparan.
• Kekurangan protein-kalori juga bisa timbul pada orang
yang ketat dalam diet dalam upaya menurunkan berat
badan.
71
NUTRIENT DEFICIENCY (Lanjutan)
Contoh:
Anorexia nervosa, bisa juga timbul akibat kepercayaan
yang salah tentang diet dan kesehatan atau akibat
kurangnya nafsu makan akibat kecanduan alkohol
dan obat.
• Di negara Barat, defisiensi nutrisi biasanya berkaitan
dengan gangguan pencernaan (sistem digesti),
di antaranya: celiac sprue, Crohn’s disease atau
anemia perniciosa.
72
KWASHIORKOR
•
Tipe gangguan malnutrisi berat pada anak kecil
timbul banyak di area kemiskinan negara tropik.
•
Umumnya ditemukan pada usia 1-3 tahun
Kwashiorkor adalah kata Ghanian =
“Disease suffered by a child displaced
from the breast”
•
Sebab-2:
Gangguan timbul apabila anak disapih tanpa
memperoleh diet yang baik (kurang kalori, protein
dan mikronutrient esensial tertentu) di antaranya:
zince, selenium dan vitamin A & E.
73
Kwashiorkor (Lanjutan-1)
Untuk memperoleh nutrient yang dibutuhkan, maka ia
harus memakan makanan yang melebihi jumlah yang
dapat ia makan, ditambah lagi pada anak-anak ini
umumnya nafsu makannya juga kurang (akibat sakit
dsb.)
• Di samping itu, diet yang defisien mikronutrient yang
diperlukan untuk memproteksi tubuh terhadap pengaruh
zat kimia lain yang dihasilkan saat infeksi  akan
menimbulkan mudah edema.
• Campak (measle = morbili) adalah penyakt infeksi
yang mudah menyerang anak kurang gizi/kwashiorkor.
74
Kwashiorkor (Lanjutan-2)
• Tanda dan gejala:
Pertumbuhan menjadi lamban, adanya edem membuat
anak tampak gemuk (berair), gejala emaciated dari
marasmus.
Anak jadi apatetik, lemah, iritabel dan inaktif.
Kulitnya kadang mengelupas(kering) menyebabkan
permukaan kasar, berair di bawahnya, rambut kering,
jarang dan mudah putus dan dari warna hitam menjadi
pirang.
Hati membesar (Hepatomegali), dehidrasi, anak
kehilangan resistensi terhadap infeksi yang bisa jadi
fatal.
Pada kasus berat, stadium lanjut, sering nampak
icterus, drowsiness dan suhu badan turun.
75
Kwashiorkor (Lanjutan-2)
• Diagnosis & Terapi:
Atas dasar pemeriksaan fisik dan riwayat medis dan diet
anak.
Pertahankan suhu badan agar hangat, beri cairan tubuh
bila kurang, terapi spesifik untuk mengatasi infeksinya.
• Pada permulaan anak diberi susu dalam porsi kecil
berikut vitamin dan mineral sebisa mungkin.
Zince diberikan untuk mencegah gangguan kulit.
• Apabila edem sudah menghilang dan nafsu makan
anak sudah timbul kembali, maka baru diberi diet
berkalori tinggi dan kaya protein (TKTP)
76
Kwashiorkor (Lanjutan-3)
• Prognosis:
Umumnya anak kwashiorkor sembuh dengan baik,
kecuali yang usianya di bawah 2 tahun dan menderita
gangguan permanent.
Pada anak yang sakit dan dirawat di RS, 85% sembuh
dengan baik.
Marasmus yang persisten dapat mengakibatkan
retardasi mental dan pelemahan pertumbuhan.
77
MARASMUS
• Bentuk gangguan protein-kalori malnutrisi yang
berat yang umumnya terjadi pada yang kelaparan,
atau semi-starvation.
• Di daeah negara berkembang, marasmus menyerang
luas anak-anak di bawah 3 tahun, umumnya akibat
mereka disapih terlalu dini diberi makanan yang tak
bergizi atau malah akibat diberi ASI yang kurang
suplemen.
• Kanak-2 dengan gangguan ini akan sangat lamban,
emasiasi, lipatan kulit pada kaki, bokong hilang
(akibat hilangnya kekuatan otot dan lemak)
78
MARASMUS (Lanjutan)
• Gejala lain adalah: rambut jarang, mudah putus,
diare dan dihidrasi.
• Diagnosis dan terapi:
Pemeriksaan fisik, riwayat diet,
Jaga suhu badan, TKTP.
NUTRIENT EXCESS
• Obesitas dan gigi carries adalah 2 (dua) bentuk
gangguan yang paling umum di USA, keduanya
akibat terlalu banyak makan nutirient.
• Obesitas disebabkan kelebihan karbohidrat dan lemak.
79
TOXIC EFFECTS
Gangguan nutrisional bisa timbul dari adanya
substansi racun di dalam makanan.
Substansi bisa saja substansi yang alamiah ada
pada makanan terkait, sebagai contoh:
aflatoxin adalah jamur yang umum ada di kacang
(peanuts), ternyata bisa menimbulkan kanker hati,
zat lain adalah jamur ergot yang ada di rye
(gandum hitam)  dapat menimbulkan
ergotism (berjamur).
Di bidang industri ada pesticides, fertilizers, pollutants,
dan zat kimia lain yang juga bisa mengkontaminasi
makanan.
80
ANOREXIA NERVOSA
• Suatu gangguan menolak makanan dalam waktu
lama, yang menimbulkan pengurusan berat badan,
berkurangnya siklus mens, problem mental tentang
penampilan tubuh, dan takut jadi gemuk.
Umumnya pada gadis remaja.
• Sering berkaitan dengan:
stres mental,
konflik, atau
cemas,
marah, dan
rasa takut.
• Stres bisa terkait dengan perubahan pola hidupnya
81
BULIMIA
Keadaan kekurangpuasan nafsu untuk
makan. sehingga makan terus menerus dan
diikuti periode depresi dan penolakan diri,
dalam kasus tertentu selalu dipaksakan untuk
dimuntahkan kembali.
TERAPI:
Meningkatkan kesehatannya,
Terapi psike untuk atasi konflik emosionalnya
82
VITAMIN
(I)
Sekelompok substansi di antara substansi organik
dari grup senyawa kimia kompleks yang esensial
bagi tubuh menjalankan fungsi normal.
Di antaranya, untuk:
Pertumbuhan
Vitalitas
Kesehatan secara menyeluruh.
(II)
Tubuh tidak dapat merekayasa substansi organik
tersebut (kecuali vitamin D), oleh karenanya vitamin
harus didapat dari:
Makanan (Zat organik)
Suplemen pada diet.
untuk: mempertahanakn kehidupan yang tidak
mungkin dijalankan tanpa vitamin esensial
83
Vitamin (Lanjutan-1)
(III) Vitamin bukan obat perangsang (bukan Pep pill)
juga bukan pengganti makanan.
(IV) Peran Vitamin:
Di dalam tubuh: belum diketahui dengan tuntas.
Pengetahuan hanya berdasarkan temuan gejala
yang timbul akibat defisiensi.
Sebagian besar terbukti:
- Memiliki aksi penting pada berbagai sistem organ
dan fungsi tubuh.
- Beberapa di antaranya:
Mengatur metabolisme tubuh melalui sistem
enzyme (substansi yang menjalankan reaksi
kimiawi di dalam tubuh)
84
Vitamin (Lanjutan-2)
(V) Diet yang Balans (seimbang)
Terdiri dari berbagai tipe dan variasi makanan,
biasanya
cukup vitamin.
Terbukti: bahwa orang-2 yang hanya mengkonsumsi gula, terigu putih, makanan kaleng 
menderita: penyakit defisiensi. Oleh karenanya
makanan diawetkan sering diberi label:
“enriched” sesuai standard yang berlaku.
85
Vitamin (Lanjutan-3)
(VI)
Alat cerna tubuh
Menyederhanakan zat gizi agar dapat diutilisasi
tubuh.
6 (enam) zat gizi yang penting:
Carbohidrat,
protein,
lemak,
mineral,
vitamin dan
air, yang berupa komponen makanan yang dapat
diserap usus  untuk energi, fungsi organ
tubuh, utilisasi makanan dan pertumbuhan sel.
 bila > atau < zat gizi  gangguan.
86
Vitamin (Lanjutan-4)
(VII)
Ada 2 (dua) golongan:
1.
Mikronutrient:
- Vitamin dan Mineral dan bukan penghasil
energi!
Vitamin ada 13 (tigabelas) jenis utama A.C.D.E.K.
B12 dan 7 (tujuh) B-komplek. Dikelompokkan ke
dalam 2 (dua) Tipe: (1) Tipe “fat soluble”
(2) Tipe “water soluble”
2.
Makronutrient:
- C-H, protein, lemak, dengan bantuan
mikronutrient yang memadai 
menghasilkan dan melepaskan
energi!
87
SIKNIFIKANSI VITAMIN NUTRISI
Vitamin A (Retinol) (Carotene) (Fat soluble)
Fungsi Fisiologis: untuk kesehatan mata,
kulit,
tulang,
gusi & gigi.
serta memperpendek masa sakit:
1.
2.
3.
4.
5.
formasi pigmen rhodopsin ( mata,  pengelihatan)
formasi dan pemeliharaan jaringan epitel
pengembangan tubuh dan gigi normal
pertumbuhan dan spermatogenesis
terlibat dalam formasi hormon tyroxine
88
VITAMIN A (Lanjutan-1)
Sumber, di antaranya:
Bentuk normal:
hati,
ginjal,
minyak ikan,
susu dan
produk non-skimmed,
kuning telur.
Provitamin A (carotene): wortel, kentang manis,
aprikot, bayam, brokoli, kool,
Hasil defisiensi:
Night blindness; xerophthalmia
Keratinisasi kulit (hardening, scaling)
Xeroderma
89
Vitamin A (Lanjutan-2)
- kering selaput lendir sal. napas, cerna dan
genitourinaria.
- kerusakan email gigi.
- kemunduran pertumbuhnan
- gangguan pertumbuhan tulang
- penurunan formasi thyroxine
Hypervitaminose A:
Gejala-2 dini: - irritable, anorexia, pruritis, fissures
di sudut hidung dan bibir.
Gejala-2 lanjutan:
- hepatomegali, icterus, retardasi pertum-buhan,
berat badan sulit meningkat, kerapuhan tulang
panjang, pembengkakan yang sakit di tungkai
dan occiput tengkorak kepala.
90
VITAMIN A (Lanjutan-3)
-
Bisa menimbulkan cacat lahir (akibat bumil
mengkomsumsi berlebih)
Note: konsumsi berlebih dalam bentuk vitamin
(bukan provitamin) dan carotene  warna
kuning-orange pada kulit.
91
VITAMIN B-KOMPLEK
• Kelompok vitamin yang terdiri dari:
1. Vitamin B1 (Thiamine)
2. Vitamin B2 (Riboflavin)
3. Vitamin B3 (Niacin, Niacinamide)
4. Vitamin B5 (Panthothenic Acid)
5. Vitamin B6 (Pyridoxine)
6. Vitamin B10
} Growth factors
7. Vitamin B11
(Biotin = Vitamin H = Co-”enzyme” R)
(Folic acid = Vitamin M = Folacin)
# Water soluble (Larut dalam air)
* Fat soluble (Larut dalam minyak)
92
Vitamin B 1 (Thiamine) #
Fungsi Fisiologis:
Co-enzyme pada metabolisme C-H, protein, dan
lemak
Perlu untuk kesehatan sistem saraf
Sumber: - Daging sapi, babi, hati, legumes, nuts, butir
gandum dan cereals, sayur hijau, buah, susu, beras
merah.
Defisiensi: Hypovitaminose B1, thiamine
- Gastro-intestinal; anorexia, constipation,
indigestion. polyneuritis, sakit otot betis, partial
anestesia, otot lemah, paresthesia, penurunan s/d
hilangnya reflex tendon, kejang, koma (pada bayi)
- Cardiovaskuler: palpitation, cardiac failure,
vasodilatasi periferal, edema.
Hyper-Vit B1: Headache, irritable, insomnia, pols
meninggi. Kelemahan umum.
93
Vitamin B2 (Riboflavin) #
Fungsi Fisiologis:
- Co-enzyme metabolisme C-H, protein dan lemak.
- Mempertahankan kesehatan kulit (sekitar mulut,
hidung dan mata)
Sumber:- susu dan produk susu, telur, organ dalam,
cereal, sayur hijau, legumes (tauge).
Defisiensi: - Ariboflavinosis
Bibir: Cheilosis Lidah: Glossitis
Hidung: irritable dan pecah-2 di kulit sudut hidung.
Mata: rasa panas, gatal, lecet, fotofobi, corneal
vascularization, cataracts, nutritional
amblyopia
Kulit: Seborrhoic dermatitis, perlambatan penyembuhan luka dan jaringan
Hyper-vit B2 : - Paresthesia, pruritis
94
Vitamin Niacin (Nicotinic acid, Nicotinamide) #
Fungsi Fisiologis:
- Co-enzyme pada metabolisme protein dan lema
- Untuk kesehatan sistem saraf, kulit dan percernaan
normal. Bisa menurunkan kolesterol.
Sumber: - Daging, unggas, ikan, kacang-kacangan,
bean, peas (kacang polong), peas,
butir biji-bijian (kecuali beras dan jagung)
- Susu dan produk susu (sebagai sumber
tryptophan (60 mg tryptophan = 1 mg niacin)
Defisiensi: Pellagra
Oral: Stomatitis, glossitis
Kulit: Scaly dermatitis pada areal terbuka.
Gastro-intestinal: Anorexia, BB turun, diare, lemah.
Neurologis: Apathy, anxiety, confusion, depression,
dementia.
95
Kematian.
Niacin (Lanjutan)
• Hyper-vit. Niacin
Release of Vasodilatator  Melepas histamin
(flushing, decreased blood pressure, increased
cerebral blood flow, aggravates asthma)
Masalah kulit: Pruritis, Rash, Hyperkeratosis,
Acanthosis nigricans
Increased gastric acidity (memperberat radang/tukak
lambung),
Hepatotoxicity
Increased serum uric acid levels
Elevated plasma glucose levels
Certain cardiac arrhythmias
96
Vitamin B6 (Pyridoxin) #
Fungsi Fisiologis:
- Co-enzyme metabolisme protein dan lemak.
- Dibutuhkan untuk formasi antibodi, hemoglobin.
- Dibutuhkan untuk utilisasi copper dan iron.
- Membantu konversi tryptophan menjadi niacin.
Sumber: Daging, hati, ginjal, cereal (gandum dan
jagung) ragi, kedele, kacang, tuna, ayam dan
salmon.
Defisiensi: Scaly dermatitis, BB turun, anemia, retardasi
pertumbuhan, irritabel, kejang, neuritis periferal.
Hypervit. B6:
Peripheral nervous system toxicity (jalan tak stabil,
kaki tangan dingin kurang rasa, serasa beku,
tangan lemah, rasa beku di peri-oral).
Bisa peptic ulcer dan kejang-kejang
97
Vitamin Folic Acid (B11) #
• Folacin, reduced form disebut folinic acid atau
citrovorum factor)
• Fungsi Fisiologis: - Co-enzyme untuk tranfers single
carbon (purin, thymin dan hemoglobin)
- Dibutuhkan untuk formasi darah merah.
Sumber: - Sayur hijau, kool, asparagus, hati, ginjal,
nuts, telur, biji-bijian cereals, legumes dan
pisang.
Defisiensi: - Makrositik anemia,
Depresi ss. tulang,
Glossitis, malabsorpsi usus.
Hyper vitaminose:
- Jarang terjadi karena tidak dijual bebas.
- Bisa menimbulkan: - insomnia
98
- irritabel
Vitamin B12 (Cobalamin) #
Fungsi Fisiologis:
Co-enzyme dalam sintese protein, efek indirek pada
formasi eritrosit (khusus pada formasi asam nucleic
dan metabolisme folic acid)
Dibutuhkan untuk fungsi normal jaringan saraf.
Produksi dan pembentukan eritrosit, utilisasi acid folic
dan C-H.
Defisiensi:
Pernicious anemia (salah satu bentuk defisiensi
akibat tidak adanya faktor intrinsik di dalam cairan
lambung)
Gejala umum anemia. Kulit kuning-lemon
Degenerasi corda spinalis. Pertumbuhan otak
lambat
Hypervitaminose: Jarang terjadi
99
Vit. B13, B15, B17, PABA, CHOLIN
Vitamin B13 (Orotic acid)
Vitamin B15 (Pangamic acid)
Vitamin B17 (Amygdalin)(Lactrile)
PABA (Para-aminobenzoic acid)
• Pelindung kulit (salep) terhadap sinar matahari.
• Mencegah keriput.
• Mempertahankan warna rambut (Folic acid)
CHOLINE  LIPOTROPIC
• Bersama inositol  utilisasi lemak  cholesterol
100
BIOTIN (Co-Enzyme R, Vit. H
Fungsi Fisiologis: -
Co-enzyme dalam metabolisme
C-H, protein dan lemak.
- Berinterrelasi dengan fungsi Vit B lain-2
Sumber: hati, ginjal, kuning telur, tomat, legumes, nuts.
Defisiensi: tak lazim karena disintese flora bakterial.
Hypervitaminose: belum dikenal.
• Mencegah rambut jadi uban. Mengurangi kebotakan.
• Mengurangi sakit otot. Meredakan serangan eksim kulit
dan dermatitis.
PANTOTHENIC ACID
Fungsi Fisiologis: - Co-enzyme – idem di atas Sintese asam amino, asam lemak dan hormon steroids.
Defisiensi: tak lasim, idem di atas.
Hypervitaminose: minimum toxicity (kadang diare dan
101
retensi air)
Vitamin C (Ascorbic Acid) #
Fungsi Fisiologis:
-
-
Esensial untuk formasi kolagen
Meningkatkan absorpsi zat besi untuk formasi
Hb darah.
Mempermudah konversi asam folic menjadi asam
folinic.
Berpengaruh pada sintesis kolesterol
Mungkin juga sebagai co-enzyme metabolisme
tyrosine dan phenylalanine
Bisa berperan pada hydroxylation dari steroids
adrenal.
102
VITAMIN C
Bisa memiliki efek stimulasi aktivitas fagositosis
leukosit dan formasi antibodies.
Agent antioxidant (melindungi vitamin lain dari
oksidasi)
Penyembuhan luka , menurunan cholesterol darah.
Mencegah viral/bacterial infeksi
< efek substansi penyebab alergi
Mencegah scurvy.
Defisiensi:
- Scurvy
- Kulit: kering, kasar, petechiae, perifollicular
hyperkeratotic papules
(raised area around hair
follicular)
103
Defisiensi vitamin C (Lanjutan)
- Musculoskeletal: perdarahan otot dan sendi,
pseudoparalysis akibat sakit, pembengkakan
sendi, costochondrial beading (scorbutic rosary).
- Gums: Spongy, irriable, pembengkakan, mudah
perdarahan, memar kebiruan-merah atau hitam,
gigi tanggal.
- General disposition: Irritable, anorexic, apprehensive,
in-pain, menolak untuk gerak, assumes semi-froglike
position when
supine (terlentang) (= scorbutic pose).
- Gejala: anemia
- Perlambatan penyembuhan luka.
- Peningkatan tertular infeksi.
104
Hyper-vitamin C
Hypervitaminosis C
- Diare
- Peningkatan ekresi asam urat dan acidification urine 
mempresipitasi urat dan formasi batu oxalate.
- Hemolysis
- Gangguan aktivitas leukositosis
- Merusak sel beta pancreas dan menurunkan insulin
produksi.
- Kegagalan reproduksi
- “Rebound scurvy” from withdrawal of large amount.
Sumber:
Buah jeruk, strawberries, tomat, kentang, melon,
kool, brokoli, kembang kool, bayam, pepaya dan
mangga.
105
VITAMIN D (Calciferol), VITAMIN D2 (Ergocalciferol) &
D3 (Cholecalciferol), Viosterol, Ergosterol, “Sunshine
Vitamin” *
Fungsi Fisiologis:
- Absorpsi calcium dan phosphorus ( tulang) dan
menurunkan ekskresi renal phosphorus. Bersama Vit A
dan Vit C  mencegah Common cold. Juga untuk
terapi konjungtivitis.
Sumber: - Sinar matahari langsung
- Minyak ikan, herring, mackerel, salmon,
tuna, sardine.
Sumber makanan yang diperkaya (enriched):
- Susu, produk susu, cereal, margarine, roti,
minuman makan pagi (breakfast)
106
RICKETS
Defisiensi: - Rickets
- Kepala: Craniotabes (> frontal), bentuk cranium
tak sempurna (gepeng), ubun-2 lambat menutup.
- Dada: Rachitis rosary Harrison grooves, pigeon
chest.
- Spine: Kyphose, scoliosis, lordosis
- Abdomen: Constipation.
- Ektrimitas: Bowing arm & leg, knock-knee,
instability of hip joint, deformitas pelvic, pembesaran
epiphysis ujung tulang panjang.
107
Hyper-vitamin D
Defisiensi (lanjutan):
- Gigi: Perlambatan kalsifikasi gigi permanen.
- Rachitic tetany: kejang-kejang.
Hypervitamin D
- Akut: muntah, dehidrasi, fever, kram perut, sakit tulang,
convulsions (kejang) & coma
- Kronik: lassitude, mental slowness, anorexia, failure to
thrive, haus, urinary urgency, polyuria, muntah, diare
dan kramp perut, sakit tulang, pathological fracture.
- Caicification jaringan lunak: Ginjal, paru, adrenal,
pembuluh darah (hypertension), jantung, selaput
gastric, membrane tympani telinga.
- Osteoporosis of long bones
- Kadar calcium serum dan phosphore meninggi
108
VITAMIN E (TOCOPHEROL) *
Fungsi Fisiologis:
- Produksi eritrosit dan memproteksi dari hemolysis.
- Integritas otot dan hati.
- Faktor co-enzyme dalam pernapasan jaringan.
- Meminimalkan oksidasi polyunsaturated fatty acids dan
vitamin A, C dalam usus dan jaringan
- Kemungkinan berperan dalam terapi dan pencegahan
bronchopumonary dysplasia dan retinopathy of
prematurity (masih dalam investigasi)
- Awet muda.
- Pencegah (pelarut) penggumpalan darah
- O2 suplier tubuh, + Vit.A  melindungi paru terhadap
polusi.
- Sebagai diuretica  menurunkan tekanan darah.
- Mencegah keguguran.
109
Defisiensi & Hypervitamin E
- Sumber:
- Minyak sayur, minyak gandum,
- Susu, kuning telur, daging-2, Ikan,
- Biji-bijian, nuts, legumes, bayam dan brokoli.
Defisiensi:
- Haemolytic anemia karena hemolyisi akibat
diperpendeknya
usia eritrosit, terutama pada bayi prematuritas, dan focal
nekrosis jaringan
- Penyebab infertility pada tikus, (tidak pada manusia, dan
tidak meningkatkan virility ataupun impotensi pada pria)
Hypervitaminoses
- Belum terlalu jelas
- Kurang toksis dibanding dengan vitamin fat-soluble lain.
110
VITAMIN K *
Fungsi Fisiologis:
- Katalisasi produksi prothrombin dan faktor pembeku
darah II,
VII, IX, dan X oleh hati.
- Mencegah perdarahan (internal dan haemorrhage)
- Menurunkan menorrhage
- Meningkatkan pembekuan darah  agar normal
- Esensial untuk pembentukan substansi
penjendalan/pembekuan darah di hepar
- Dibuat oleh bakteri usus
Sumber:
- Sayur hijau (bayam, kool) tomat
- Hati, kuning telur dan keju,
111
Vitamin K (Lanjutan) dan Vitamin P
Defisiensi: Haemorrhage
Hypervitaminoses; Hemolytic anemia pada orang yang
deficiency, G-6-PD (glucose-6-phosphate
dehydrogenase)
VITAMIN P (C-complex, Citrus Vioflavonoids, Rutin,
Hesperidin) = Capillary Permerability Factor
Mencegah oxidasi vitamin C
- Meningkatkan efektivitas vitamin C
- Menguatkan dinding kapiler darah
- Meningkatkan resistensi terhadap infeksi
- Menyembuhan perdarahan gusi, usus, urinary tract.
- Membantu pengobatan edema, pusing karena penyakit
112
otitis interna.
VITAMIN T (Subtansi Pengembangan Pertumbuhan)
• Belum banyak diketahui, membantu kuagulasi darah 
pembentukan platelets.
• Tidak/belum dijual di toko.
Sumber: ada di biji-2-an (wijen), kuning telur.
VITAMIN L (Diperlukan untuk Laktasi)
VITAMIN U (Ekstrak, cairan cabbage)
• Untuk penyembuhan tukak lambung.
113
MINERAL ESENSIAL
-
Calcium
Chlorine
Chromium
Cobalt
Copper
Fluorine
Iodine
Iron
Magnesium
Manganese
-
Molybdenum
Phosphorus
Potassium
Selenium
Sodium
Sulfur
Vanadium
Zinc
Water
114
Download