FILOSOFI – KONSEP DIRI
PROFESI FARMASI – KON
SEP FARMASI SOSIAL
DEFINISI, EKSPRESI, VISI,
PENGABDIAN PROFESI
Riswaka Sudjaswadi, drs., apt., S.U.
Dosen Fakultas Farmasi UGM.
FARMASI KESEHATAN
MASYARAKAT
Peran dan Fungsi
Farmasis dalam
Kesehatan Masyarakat
Riswaka Sudjaswadi, drs., apt., SU
Dosen Fakultas Farmasi UGM dan USD
P E N GA N T A R
* Penulisan hand out dimaksudkan untuk memberikan penjelasan
dan visi tentang peran Farmasis di bidang pelayanan kesehatan.
* Hasil yang tersaji merupakan suntingan beberapa sumber pustaka
seperti tersebut berikut : The Role of Pharmacist on Health Care System
(WHO,1990),Good Pharmacy Practice (WHO,1996),Pharmaceutical Care
(FIP,1998),Statement of Policy Good Pharmacy Education Practice (FIP,
1998),Social Pharmacy (Harding dkk,2001),Pharmacy Practice (Werthei
mer,2010;Taylor,2003),Pharmaceutical Practice (Winfield,2004),
Applied Social Psychology (Semin,1996), A Practical Guide to
Pharmaceutical Care ( Rovers dkk., 2003 ).
* Semoga bermanfaat bagi mahasiswa perguruan tinggi Farmasi
khususnya, dan Farmasis pada umumnya.
BAGIAN
PERTAMA
REVIEW
PHARMACY
* PHARMACY*
OBAT
PROFESI
Profession
Concerns
Comits
Competence
= specialised knowledge academic preparation
Professional = khusus
intelektual > fisik
kompensasi profit
Profession
Learned = Unusual Learning
Ethics >>> Market Place
Confid. Relations
Statutory
Legisl. Act
1990
2001
SPEC. KNOW
SERVICE
LENGT. TRAIN
ORIENT.
MONOPOLY
SELF –
OF PRACT.
REGUL.
***INTI PENGERTIANPROFESI****
OBAT  SENYAWA
ALAM / SINTESIS  AKTIVITAS BIOLOGIS
DIAGN
PREF
KURATIF
REHAB
PROMOT
OBAT HARUS TERJAMIN =
E.S.  AMAN
MUTU  KHASIAT
ILMU TTG (EFEK) OBAT
ILMU ESO
ILMU TTG NASIB OBAT DLM BADAN
ILMU ADR
ILMU TTG SEDIAAN OBAT
ILMU TOKSIKO
BIOLOGI
FARMA
FARMAKOL. &
KIMIA
FARMASI
SETIKA
FARM. KLIN
FARMASI
*** FAKULTAS ***
**** FARMASI ****
ASAL
PENG - olahan
- elolaan
Sed. Obat
MONITORING
Alam
SIFAT/EFEK OBT
KF-DS, K.ORG
BIOKIM, K.MED,
SAR, RADIOFARM
FISIKA, WJD ZAT
FARM.FIS.TSF
BIOL.SEL, BIOL.MOL.
FARMAKOG, FITOKIM
MICROBIOLOGI
FISIOLOGI
PARASITLG
3 B/S
NSB-SED OBT
FARMAKOL
BIOFARM
FARMAKOKIN
DRG DEL SYS
TSF PDT, TSFCSP
DISP & COMP
BIOTEKNOL
PRE- & FORM
INCOMTAB.
DRUG.INTERACT
TOKSIKOLOGY
ANALISIS
PEL FARM
I. RESEP
U.U
ETIKA
FARM KLIN
FARSOS
MANAG
I. SOSIALPERILAKU
DESIGN
FORMULASI
OBAT
ILMU FARMASI
(PHARMACEUTICS)
MANAGER
COG,AF,P.S.
=ACADEMIC PREPARATION=
Masa “Belajar”
Pre Prof.
Prof.
Medic. Doct.
3
4
Dentist.
2
4
Vet. Med.
2
4
Ophthalm.
2
4
Pharm. D.
2
4
....M. Pharm.
- - -B. Pharm.
...+1
2
3
TASK-BASED COMPETENCIES
Complex Bioavailability
 Parenteral Solution
 Monitoring
 Clinical Applications
Physician-Pharm interaction
ADVICER
Patients
SEJARAH
PERKEMBANGAN
MASA LALU
DI INDONS
APOTEK
TOKO OBT
MASA KINI MASA DEPAN
1970-1990 1990- ………..
HSL RISET PROFESSION
LAB KLINIK COM PHARM
R.S
HOSP PHARM
APOTEK
INDT PHARM
PEMERINT CLIN PHARM
RISET
DSR: L.A.
DSR: S & T BSC: SCI & TECH
PELENGKAP CONT PART PROF: HEALTH
POS:PARA
MENUJU POTENSI
OPTIMUM
• FARMASI : PROFESI KESEHATAN
OBAT & PENGG KLINIK
• FUNDAMENTAL : PELAYANAN TTG SAFE,
APPROP, RATIONAL USE OF DRUGS
• TUJUAN FUNDAMENTAL : PENINGKATAN
KESEHATAN – PENGG OBAT SCR BENAR
• PENCAPAIAN TJN : PERLU LEADERSHIP
BERCIRI LOW PROFILE:POSISI THD PASIEN
• SELF CONFIDENCE:TEGAR PADA POSISI DI
SETIAP KESEMPATAN
GAMBARAN TTG
FARMASI
•
•
•
•
PERSONIFIKASI :
JANTUNG & JIWANYA : DISP & COMPOUND, OTAKNYA : DRUGS &
THEIR ACTIONS, AKTIVITASNYA : MANAGING DRPs
SEBAGAI POHON :
AKAR: PHARMAKODINAMICS; BATANG: PHARMAKOKINETICS; DAUN:
PHARMACUETICS; BUNGA: TASK-BASED COMPETENCIES BUAH: 1&2
TASK-BASED COMPETENCIES- PRODUCT ORIENTED, 3&4 TASK-BASED
COMPETENCIES - PATIENT ORIENTED
SEBAGAI BANGUNAN :
BERLANDASKAN ILMU FARMASI,BERDIRI PILAR:PHARMACEUTICAL
CHEMISTRY,PHARMACOGNOSY,PHARMACOLOGY,PHARMCEUTICS;
LANGIT–LANGIT:BIOPHARMACY-PHARMACOKINETICS; ATAP:CLI
NICAL PHARMACY-SOCIAL PHARMACY; PUNCAK BANGUNAN:
PHARMACEUTICAL CARE
SEBAGAI KIPAS : KERANGKA: TASK-BASED COMPETENCIES; LAYAR:
INOVASI DAN DEVELOPMEN (PENGEMBANGAN).
PERSONIFIKASI FARMASI
OTAK
ANALISIS
MANAG.
DRPs-TRPs
JANTUNG
DRUGS &
THEIR
ACTION
DISP &
COMP.
Pd.Or.
C.B;
Parsol;
Manag;
UU/Etik
POR ;
“Buah;
Bunga;
Daun”
“ilmu tentang
nasib obat
dalam badan”
“ilmu
tentang
obat”
Pt.Or.
T/DTM
Cl.Apl.
Farsos
Frmsetik
Farmkokin;
Biofarm;
SPO;
FarmaTher;
FarmKlin;
ESO;
Toks;
D.Int
Fis;
Farm Ds;
KO;
KM;
KA;
Biokim;
Farfis;
Biol Sel;
Tekfarm;
Farmakol
///////////ILMU FARMASI//////////////
IPA
Matematik
Fisika
IPS
Biologi
Ilmu Sosial
Kode
ETIK
Sumpah
Pharmaceutical care
UU dan Etika
Farmasi Sosial
CB
Farmakoterapi
Farklin
Komunikasi
Informasi
ESO
DM
Edukasi
PS
SPO
Biofar
CIAP
Toksikologi
Teknologi Farmasi
Mikrobiologi
BioKimia
Farmasi
Fisika
Farmasetika
Dasar
Kimia
Analisis
Kimia
Dasar
Biologi
Molekuler
Botani
Dasar
Kimia
Organik
Biologi Sel
Farmakologi
Dasar
Konsep Diri Farmasis
“Pohon Ilmu”
Patient
Oriented
Farmakognosi
Fitokimia
PHARM CARE
UU
PEL.RSP. ETIKHOSP.PH
PHARMACOTH
TOKSIKOL
eso
MANAG.
KIE
BIOPHARMACEUT == PHARMACOKINET
L
I
F
E
S
C
I
P
H
A
R
M
P
H
A
R
M
S
C
I
I
N
D
C
L
I
N
S
O
C
P
H
A
R
M
P
H
A
R
M
****ILMU FARMASI***
Pharmaceutical discipline
MED
DISC
IPA
IPS
I
N
T
E
G
R
I
T
E
D
Profes
Interdis
Biopathology
ed &
comm
Sociopsychology
THE ROLES ON THE HEALTH CARE
SYSTEMS (WHO 90)
► QUALITY
ASSURANCE
► PROCUREMENT & DISTRIBUTION CHAIN
► PRICING STRUCTURES
► SOURCES OF DRUG INFORMATION
► INFORMED ADVICE PROVIDER OF MINOR
ILLNESSES, CHRONICAL CONDT ON ESTA
BLISHED MAINTENANCE THERAPY
► “BRIDGE” BETWEEN PHYSICIAN-PATIENT
PEKERJAAN TPT PENGABDIAN PROFESI (WHO 90)
• APOTEK = A.P.A
R.S = -IFRS=SELEKSI-PENGAD-DISTR.-PENGG.
PENYA.PROD
-CSSD -LAB KLINIK
-PEL.FARM.KLIN.
KES
• LEMBAGA PENELITIAN = -LIPI – BPPT - LIT.BANG. FAR
- BATAN - BPTO - BALAI POM - KOSMT. -MKN.
- YAN.FAR. - LAB. KRIM. - TNI - PENYLH.KES. - LINGK.
• INDUSTRI FARMASI = -DIR.UT. - MAN.MARK. - PROD.
UU.
BHN.BAKU
=
- Q.C. - R & D – GUDANG PACKG
HK.
- PUSAT PENLT.OBAT
• DOSEN/GURU, DEP KES, KES HEWAN, PEMANTAU
POLUSI/LINGKUNGAN, POLA PERESEPAN, PENGG, PIO, KIE
SOC
PS
C
*
*
*
*
D
*
*
*
*
*
L
M
* *
Dr
FARM
Science
CM
*
LF
*
T
*
CLINICAL
DATA PROFESI YANG DAPAT DIJABAT OLEH LULUSAN
1
Pada Industri Farmasi, menurut struktur organisasi yang umum, farmasis dapat menjabat
sebagai manager atau direktur utama, menager produksi, manager
kontrol kualitas, manager gudang, atau
menager marketing, atau staf dalam bidangbidang
tersebut.
Kompetensi
yang
dilaksanakan, dimulai sejak seleksi bahan
baku, bahan tambahan, preformulasi dan
formulasi, monitoring proses dan jaminan
mutu, kontrol kualitas, penyimpanan produk,
sehingga distribusi ke konsumen, serta
informasi yang proporsional, baik kepada
kolega
kesehatan
yang
lain,
maupun
masyarakat.
Gambar 1. Suasana proses produksi di industri obat
Gambar 2. Divisi Kontrol Kualitas
2.
Pada Industri Jamu juga berpeluang mengampu posisi-posisi seperti pada Industri Farmasi
tersebut, namun dalam seleksi bahan baku/tambahan, diperlukan kompetensi yang lebih
khusus dan karakteristik
Gambar 3. Simplisia Obat Tradisional
3.
Gambar 4. Proses Ekstraksi
Pada Instalasi Farmasi Rumah Sakit, farmasis berkompeten untuk seleksi
obat dan alat-alat kesehatan yang bermutu tinggi, selanjutnya
melaksanakan pengadaan dan penyimpanan obat dan alkes yang
bersangkutan dalam gudang yang memenuhi syarat, pendistribusian
kepada pasien disertai pemantauan yang baik tentang jaminan mutunya,
kemudian melakukan pengawasan tentang penggunaan obat yang
rasional. Farmasis juga dapat mengelola unit produksi Instalasi farmasi,
yang menyediakan preparat-preparat steril atau sediaan untuk keperluan
RS dan tidak tersedia di pasaran.
Gambar 6. Gudang
obat anti kanker dan
ruang produksi di
Gambar 5. Penerimaan barang
Rumah Sakit
4.
Farmasis juga dapat memimpin atau mengelola suatu
instalasi Rumah Sakit yang lain, dikenal sebagai
Central Sterile Supply Department/Division (CSSD),
yang melaksanakan pencucian, penyuci-hamaan, dan
penyiapan alat-alat bedah, serta pemantauan sterilitas
hingga penggunaannya selesai, pencegahan INOS
Gambar 7. Bagian CSSD di Rumah Sakit
5.
Farmasis dapat juga bekerja sebagai staf pada
Laboratorium Klinik rumah Sakit, yaitu melaksanakan
analisis (kimia) klinik zat-zat yang berpengaruh terhadap
sistem fisiologis dan kesetimbangan cairan-cairan badan
yang dapat berakibat patologis. Aplikasi pengetahuan
analisis (kimia/ obat/toksikologi/klinik), farmakokinetik,
dan instrumentasi sangat dominan. Untuk Laboratorium
Klinik swasta di luar Rumah sakit, Farmasis dapat
berperan lebih proporsional dan lebih tinggi.
Gambar 8. Bagian Patologi
Klinik di Rumah Sakit
6.
Pada lembaga-lembaga penelitian, farmasis dapat bekerja sebagai staf pada
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, yaitu untuk melaksanakan sintesis bahan
baku obat/obat baru, ekstraksi bahan obat dari tumbuhan atau hewan
untuk menghasilkan obat-obat alami. Pada Lembaga
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan atau Farmasi,
dapat memantau mutu obat lewat uji kontrol kualitas, uji
doping olah-ragawan, uji keracunan
makanan/minuman/polutan
Gambar 9. Pro Surf
Gambar 10. Solid
Liquid Extraction
Unit
Gambar 11. Solvent Recycling Systems
Gambar 12. Super Critical Fluid Extractor
Gambar 13. Two Stage Wiped Film Still Plant
7. Pada Badan Pemeriksaan Obat dan makanan, Farmasis dapat menjalankan
kompetensi analisis kimia/obat/zat-zat berbahaya, pemantauan terhadap
pemalsuan, dan utamanya analisis untuk kontrol kualitas
Gambar 14. Contoh Sampel Obat
Tradisional dan Kosmetik
Gambar 16. Pemeriksaan Sampel
Obat dengan Gas Kromatografi
Gambar 15. Alat Dissolution tester
Gambar 17. Alat Ekstraksi bahan
aktif dari suatu campuran obat
8. Pada BPTO, dapat melaksanakan pembudidayaan tanaman obat,
seleksi, dan kontrol kualitas, mulai pemilihan bahan, preparasi,
proses penyiapan simplisia agar menjadi bahan baku obat yang
mutunya terjamin.
Gambar 14. Kebun Tanaman Obat
Gambar 16. Contoh Simplisia
Gambar 15. Contoh Simplisia
9.
Selain fungsi-fungsi tersebut (data visual dapat disajikan), masih ada fungsi-fungsi
yang dapat diampu oleh Farmasis, diantaranya adalah menjadi dosen di perguruan
tinggi, mengajarkan salah satu ilmu pengetahuan yang relevan dan dipahaminya.
Gambar 17.
Kuliah Perdana
10.
Pada Departemen Kesehatan dapat menjadi staf terkait kefarmasian, misalnya:
direktur Jenderal. Pelayanan Farmasi dan Alat Kesehatan, melaksanakan
penyuluhan tentang pola hidup sehat, pencegahan penyakit, pengguanaan obat
yang rasional, gizi, nutrisi, keluarga berencana, dan sistem pengobatan sendiri.
11.
Pada lingkungan kemiliteran (TNI AD, AL, AU) dan Polisi Negara, melaksanakan
pengawasan terhadap bahaya penyalah-gunaan, penyelundupan, pemalsuan,
atau melaksanakan fungsi seperti di Industri Farmasi, mengingat masing-masing
unsur mempunyai pabrik obat yang relatif besar, disamping mengelola apotik dan
Rumah Sakit.
BAGIAN KEDUA
KONSEP
FARMASI
SOSIAL
 INOVASI
DAN
PERKEMBANGAN
FARMASI SOSIAL
•
DISIPLIN ILMU ( FIELD OF STUDY ) KEFARMASIAN YG BERKEM
BANG DNG DUKUNGAN DISIPLIN ILMU TERKAIT UTK MENGUJI,
MENELITI, MEMAHAMI, DAN MENGATASI PERSOALAN YG SELA
LU TIMBUL DALAM PRAKTEK KEFARMASIAN.
•
TUJUAN: PEMAHAMAN – PENJELASAN MENYELURUH TENTANG
MASALAH YG TERKAIT DNG KEFARMASIAN ATAU SEDANG DI
HADAPI OLEH FARMASIS DALAM PENGABDIAN PROFESI.
•
MRPK HIBRIDA ILMU KEFARMASIAN YG BERKEMBANG BERDA
SARKAN LANDASAN THEORI DAN METODOLOGI ILMU SOSIAL
DAN PERILAKU UTK MENGATASI MASALAH PHARMACY PRAC
TICE. ILMU YG TERKAIT ANTARA LAIN : POLITIK, KOMUNIKASI,
PSIKOLOGI, SOSIOLOGI, PENDIDIKAN, EKONOMI, SEJARAH, AN
TROPOLOGI, DAN PHARMACY PRACTICE.
• PERKEMBANGAN FARMASI SOSIAL DIPICU
OLEH PERUBAHAN KONSEP DAN KONTEKS
PELAYANAN KESEHATAN DARI POLA PENYA
KIT DAN PENATALAKSANAANNYA KE POLA
HIDUP SEHAT DAN PROMOSI KESEHATAN.
• FARMASI SOSIAL MERUPAKAN DISIPLIN ILMU
YG TUMBUH AKIBAT PERGESERAN KONSEP
PELAYANAN KESEHATAN DARI KONSEP BIOPATHOL KE SOCIO-PSYCHOL,DAN KONTEKS
PRODUCT ORIENTED KE PATIENT ORIEN
TED.
• PERUBAHAN KONSEP
PERUBAHAN KONTEKS
KEFARMASIAN
BERGESER DARI DISPN &
COMPD KE BENTUK HUBUNGAN CLIENTCOUNSELLOR, DAN FARMASIS BERFUNGSI SBG
KONSULTAN OBAT ( DRUG ADVICER )
• FARMASI SOSIAL MRPK DISIPLIN ILMU HASIL PERUBAHAN/PERGESERAN DARI DEMOGRAFI PENGG OBAT
DAN FARMAKOEPIDEMIOLOGI, DIPERLUAS MENJADI
ILMU PENGAWASAN DAN PENGGUNAAN OBAT
BERKEMBANG SBG PHARMACY PRACTICE DI AMERIKA,
ATAU FARMASI SOSIAL DI INGGRIS RAYA DAN
SKANDINAVIA.
• UNTUK PENYESUAIAN THD PERUBAHAN, PERLU USAHA
TERTENTU YG SISTEMATIK
PERLU INOVASI DAN
PERKEMBANGAN MENURUT PRIORITASNYA. FARMASI
SOSIAL MENGUSULKAN 4 MODEL/SISTEM :
1.HUBUNGAN ANTAR DISIPLIN ILMU (INTERDISCIPLI
NARITY): ILMU KEFARMASIAN DILAKSANAKAN DNG
DUKUNGAN FILOSOFI DAN METODOLOGI ILMU SO
SIAL DAN PERILAKU YG DIPILIH BERDASARKAN
MASALAH YG SEDANG DIHADAPI :
*UTK MENEKAN BEAYA PENGOBATAN–PERAWATAN
DAN MONITORING POLA PERESEPAN,DIHIBRIDKAN
DNG ILMU POLITIK.
*UTK MEMAHAMI PILIHAN IBU-IBU YG ANAKNYA SA
KIT DALAM MEMILIH OBAT, DIHIBRIDKAN DNG ILMU
PSIKOLOGI SOSIAL DAN METODE KUALITATIF.
*UTK MENEMUKAN CARA PEMECAHAN YG PROPOR
SIONAL MSL KE-TIDAK-HARMONIS-AN HUBUNGAN
ANTAR PROFESSIONAL KESEHATAN, DIPILIH
PENDEKATAN SOSIOLOGI, KOMUNIKASI, DAN
PSIKOLOGI.
2.
•
PROFESSIONALISATION :
SUATU STRATEGI KHUSUS UNTUK
MEMPERTAHANKAN STATUS PROFESI YG
BERBANDING LURUS DNG KEPUASAN KERJA
(ACHIEVEMENT SATISFACTION).
SIKAP PROFESSIONAL : DEDIKASI DAN
LOYALITAS TINGGI, MANDIRI, GEMBIRA,
BERSEMANGAT DALAM PENGABDIAN
PROFESI, ENTERPREUNER, ESOTERIK,
ALTRUISTIK, KHUSUS, DAN MENGUTAMAKAN
INTELEKTUAL.
•
PERKEMBANGAN KOMPUTERISASI PMRs
MENINGKATKAN STATUS PROFESI
PENGUASAAN INFORMASI PELAYANAN KESEHATAN.
HASIL ANALISIS
MONITORING POLA RESEP
YG DAPAT DIGUNAKAN A.L. UNTUK: * MENGETAHUI
KESALAHAN RESEP, IDENTIFIKASI INTERAKSI OBAT,
ADRs, IDIOSINKRASI, PENGGUNAAN OBAT SALAH,
PENYALAH-GUNAAN,SERTA EFEK SAMPING OBAT
BERBAHAYA. *MEMANTAU KEMAJUAN KESEHATAN
PASIEN (CLINIC HIST). *MEMANTAU RASIONALITAS
PELAYANAN KESEHATAN YG DITERIMA PASIEN.
*MENGEMBANGKAN PERAN FARMASIS SBG
PENYULUH POLA HIDUP SEHAT, KESEHATAN
LINGKUNGAN, GIZI, NUTRISI, KONSULTASI THERAPI,
DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT TERTENTU A.L.:
AIDS, INFEKSI, JANTUNG, DM, TBC, FLU BURUNG.
3. EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS BEAYA :
• UTK MENGATASI KENDALA BEAYA
PELAYANAN KESEHATAN.
• DILAKUKAN DNG AUDIT FORMAL TERUS
MENERUS DIIRINGI PENGENDALIAN
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN.
• PRINSIP MANAGEMEN : SUSUN SELURUH
MACAM PEKERJAAN YG HARUS
DILAKUKAN, KEMUDIAN DITETAPKAN
URUTAN SKALA PRIORITASNYA,
DILANJUTKAN DNG PENGAWASAN DAN
PENGENDALIAN
4. PENDIDIKAN DAN KOMUNIKASI:
PERAN FARMASIS YG BARU PERLU INOVASI DAN
PERKEMBANGAN YG PROPORSIONAL DI BIDANG
PENDIDIKAN DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI.
• KURIKULUM YG FLEKSIBEL, MACAM DAN JENIS MATA
KULIAH YG SESUAI, TERSUSUN PROPORSIONAL,
MENUMBUHKAN SIKAP RENDAH HATI DAN PERCAYA
DIRI UTK PELAKSANAAN KEWAJIBAN
PROFESSIONAL. MAMPU BERKOMUNIKASI DNG
PROFESI (KESEHATAN) LAIN.
• HASIL PROSES PENDIDIKAN : FARMASIS
PROFESSIONAL YG CEPAT TANGGAP DAN
BERADAPTASI DNG SITUASI DAN LINGKUNGAN YG
BERBEDA, MENGEMBANGKAN ENTERPRENEURSHIP.
•
MOMENTUM TEPAT DAN STRATEGIK UTK PELAKSANAAN
INOVASI PERKEMB
PELAKSANAAN REKOMENDASI
WHO YG DITERBITKAN SEKITAR 1996, GOOD PHARMACY
PRACTICE : IN COMMUNITY AND HOSPITAL PHARMACY
SETTING (GPP), YG BERDASARKAN KONSEP
PHARMACEUTICAL CARE.
•
GPP = STANDAR KUALITAS PHARMACY SERVICES.
•
PENGANTAR GPP
MEMACU ORG NASIONAL FARMA
SIS UTK MEMOTIVASI ANGGOTA MENGEMBANGKAN
ELEMEN PELAYANAN UTK PENYESUAIAN. GPP MRPK
FRAMEWORK SETIAP NEGARA ANGGOTA MENENTUKAN
METODE BAKU PELAKSANAANNYA YG SESUAI DNG
KONDISI SETEMPAT.
•
PERSYARATAN PELAKSANAAN GPP TERDIRI DARI 4
PRINSIP POKOK:
PHARM CARE = STANDAR PROFESSIONAL.
1.
PERHATIAN PERTAMA DAN UTAMA FARMASIS HARUS
PADA KESEJAHTERAAN PASIEN DLM SEGALA
ASPEKNYA.
2.
AKTIVITAS POKOK KEFARMASIAN ADALAH SUPLAI
PERBEKALAN FARMASI YG TERJAMIN MUTUNYA,
PENGELOLAAN INFORMASI YG TEPAT, ADVIS YG
TERPERCAYA BAGI PASIEN, DAN PEMANTAUAN EFEK
(EFEK SAMPING) OBAT.
3.
SUMBANGAN PARTISIPASI INTEGRAL FARMASIS
ADALAH PENINGKATAN PERESEPAN RASIONAL DAN
EKONOMIS, SERTA PENGGUNAAN OBAT YG TEPAT
GUNA DAN RASIONAL.
4.
TUJUAN SETIAP ELEMEN PELAYANAN KEFARMASIAN
HARUS RELEVAN UTK SETIAP INDIVIDU, DIDEFI
NISIKAN DNG JELAS DAN RINCI, DIKOMUNIKASIKAN
SCR EFEKTIF KEPADA SEMUA PIHAK TERKAIT.
PENYESUAIAN THD PERSYARATAN
DIPERLUKAN PENGERTIAN-PENGERTIAN
SBB:
• FILOSOFI UTAMA: PROFESSIONAL,
KEMUDIAN EKONOMIK UNTUK PRAK
TEK PROFESI.
• HARUS ADA MASUKAN FARMASIS DA
LAM PENENTUAN OBAT YG DIGUNA
KAN PASIEN (SARAN,INFORMASI,SE
LEKSI OBAT PILIHAN).
• INTERAKSI PROFESSIONAL (TU DNG
DOKTER) HARUS BERDASARKAN
THERAPEUTIC PARTNERSHIP.
• INTERAKSI ANTAR FARMASIS
KOLEGALITAS, BUKAN KOMPETITOR
TERFOKUS PADA PENINGKATAN PE
LAYANAN KEFARMASIAN.
• DALAM BERORGANISASI/BEKERJASAMA, PIMPINAN BERTANGGUNGJAWAB MENGENAI DEFINISI, EVALUA
SI, PENINGKATAN MUTU OBAT.
• FOKUS: THERAPI POKOK, DAN INFOR
MASI DASAR OBAT SETIAP PASIEN
TERSEDIA PATIENT’S MEDICATION
PROFILE PADA SATU APOTEK / TEM
PAT PELAYANAN KESEHATAN.
• PENGUMPULAN INFORMASI INDEPEN
DEN, KOMPREHENSIF, OBYEKTIF, RE
LATIF TERBATAS PADA JENIS OBATOBAT YG SEDANG BANYAK DIGUNA
KAN MASYARAKAT.
• BERTANGGUNG-JAWAB THD MAINTE
NANCE & ASSESMENT KOMPETENSI
NYA SELAMA PENGABDIAN PROFESI.
• PENDIDIKAN PROFESI HRS COCOK
DAN TEPAT GUNA DNG PERUBAHAN /
PERGESERAN PRAKTEK KEFARMASI
AN MASA DEPAN.
• ADA PATOKAN BAKU YG SPESIFIK UNTUK
PELAKSANAAN GPP YG BERSIFAT NASIO
NAL, SESUAI UNTUK FARMASIS SETEMPAT
• BAGIAN PENUTUP GPP MENGHARUSKAN
FARMASIS UTK BERJUANG MELAKSANA
KAN TUGAS DAN KEWAJIBAN PROFESINYA
SE-SEGERA MUNGKIN, TANPA HARUS ME
NUNDA LEBIH LAMA.
• DASAR GPP
PHARMACEUTICAL
CARE : TANGGUNG-JAWAB PELAYANAN KE
SEHATAN DALAM PENGGUNAAN OBAT UN
TUK THERAPI,AGAR MENCAPAI OUT-COME
TTT YG MENINGKATKAN/ MEMELIHARA KU
ALITAS HIDUP PASIEN.
• PELAKSANAAN PHARM CARE BERTUMPU
PADA 3 - 5 LANGKAH POKOK :
1.HUBUNGAN PROFESSIONAL HARUS DIBA
NGUN DAN TERPELIHARA ANTARA FARMA
SIS DNG PASIEN.
2.CATATAN MEDIK PASIEN DAN INFORMED
CONSENT-NYA HRS TERSIMPAN RAPI, IN
FORMASI TAMBAHAN YG SPESIFIK HRS DI
KUMPULKAN, DISUSUN, DIPANTAU, DAN DI
PELIHARA.
3.INFORMASI MEDIK SPESIFIK, TU OBAT YG
DIRESEPKAN HRS DIEVALUASI, THERAPY
PLAN DIKEMBANGKAN DNG MELIBATKAN
PASIEN DAN DOKTER PENULIS RESEP YBS
4. Farmasis yakin bahwa pasien
mendapatkan semua yang dibutuhkan,
informasi, dan pengetahuan yang
dibutuhkan untuk pemakaian obat pada
therapy plan
5. Farmasis harus review, monitor dan
modifikasi therapy plan jika diperlukan dan
tepat guna sesuai dengan kondisi pasien
dan tim health care
• LANGKAH POKOK TSB DILAKSANAKAN BERDA
SARKAN PRINSIP/PENGERTIAN :
1.HUBUNGAN PROFESS DIBANGUN DAN TERPELI
HARA ATAS DASAR CARING TRUST
OPEN
COMMUNICATION, SERTA HASIL KEPUTUSAN
BERSAMA. FARMASIS: FOKUS PADA PASIEN,
PASIEN: INFORMASI PERSONAL, AKTIF DALAM
THERAPEUTIC PLAN.
2.DATA TERKAIT OBAT/KESEHATAN DIKUMPUL
KAN,DITETAPKAN DATA YG PALING MENENTUKAN KESEJAHTERAAN PASIEN. DATA HRS
AKURAT, LENGKAP, SISTEMATIK, MUDAH DI-AK
SES, KRN MENENTUKAN THERAPY PLAN.
3.THERAPY PLAN HRS DIKEMBANGKAN BER
SAMA PARTISIPASI AKTIF PASIEN. FOKUS
FARMASIS: KESEIMBANGAN KOMPLEKSI
TAS THERAPI, BEAYA, TEPAT/COCOK
(INHERENT). PASIEN MENERIMA INFORMA
SI YG MUDAH DIPAHAMI, PENJELASAN RIN
CI TTG TANGGUNG-JAWABNYA. SEMUA KE
PUTUSAN DIKOMUNIKASIKAN KPD PIHAK
TERKAIT
4.FARMASIS AKAN MEMPEROLEH PROFESSI
ONAL FEE ATAS JASA PELAYANANNYA.
• PENGHARGAAN WHO 1997 KPD FARMASIS
DIKENAL SBG THE SEVEN STAR PHARMACIST
YG BERISI PENGAKUAN ATAS KOMPETENSI
PROFESI :
• 1.CARE GIVER:PEL, PERHATIAN, PERLIND
• 2.DECISION MAKER:EVALUASI DAN KPTS
• 3.COMMUNICATOR:POSISI STRTG dr-PSN
• 4.LEADER:PIMP PEL KES SAAT dr ABSEN
• 5.MANAGER:MANAG SDM/A DAN INFORM
• 6.LIFE-LONG LEARNER:KEMAJUAN S&T,PELY
• 7.TEACHER:DIK-LAT GEN PNRS,FARM YUNIOR
• DIUSULKAN: 8.RESEARCHER: PENLT OBAT
Farmasis
Task-based
competencies:
• Compl. Bioav
• Parent sol.
• Monitoring
• Clinic. Appl.
Problem solver/manager
Masalah-masalah
kefarmasian/kesehatan:
• Biopathology
• Drugs and their actions
• Appr/rational & safe use of
drugs
• Leadership
Perubahan konsep dan
konteks pelayanan
kesehatan
Behavioural – based
Competencies
(add – synergist)
Problem solver/manager
masalah-masalah
kefarmasian/kesehatan:
• Socio-psych
• Patient wellfare
• Rational & economic
prescrib
• DRPs/TRPs
• Med. error
Social & behavioural
Sciencies (hybride)
Pendidikan
• Standard profesi
ph. Care
• Standard kualitas pelayanan GPP
Manajerial
Fungsional
7star pharm:
• Care gaver
• Dec maker
• Comm
• Leader
• Manager
• Life – long learn
• Teacher
Problem avoider/korektor
masalah terkait
obat/kefarmasian
BAGIAN KETIGA
ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT
PERAN FARMASIS DALAM PELAYANAN
KESEHATAN MASYARAKAT
Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) adalah Ilmu (dan seni)
untuk:
*Mencegah penyakit
*Memperpanjang (masa) harapan hidup
*Meningkatakan kesehatan fisik dan mental,
efisiensinya melalui usaha masyarakat yg ter
organisir, misal sanitasi lingkungan dan peng
endalian penyakit menular
*Mendidik masyarakat ttg prinsip-2 kesehatan
perorangan
*Pengorganisasian usaha pel med dan perwt:
diagn awal, prev dan kuratif, promt dan pml
4
model pengertian (definisi) s e h a t :
1.Medical model: health is the absence of
physical and mental disease/infirmity.
2.Who MODEL: HEALTH encompasses comple
te physical, mental, and social well be
ing.
3.Wellness model: health is when a person can
make progress toward a state of higher
functioning,energy,and comfort, has integrated
the body,mind,and spirit.
4.Environmental model: Healthy people are well
adapted to physical,social surrnd and do not
suffer from undue pain,discomfort/disability.
* Untuk menuju sehat tsb Dept Pencegahan
Penyakit dan Promosi Kes AS menyusun tujuan
nasional kesehatan: healthy people 2010.

Terdiri dari 28 bagian, dan terdapat 10 indikator
utama kesehatan sbg prioritas:physical activity,
overweight and obes,tobacco use,substance ab
use,responsible sexual behaviour,mental health,
injury and violence, environment quality, immu
nization, access to health care
 Farmasis
dapat berpartisipasi langsung pada 8 indikator
dan tidak langsung pada injury and violence, serta
menjaga kualitas lingkungan, karena memang sukar
dikendalikan.
Tujuan
nasional tsb berhubungan langsung
dg pharmacy practice, yaitu membangun
dan eva luasi perencanaan peningkatan kes
mas yang berarti pengembangan praktek
kefarmasian.
###################
 Farmasis
dapat implementasi wellness and
health promotion, lewat 4 katagori potensial:
*Patient monitoring and education
*Patient assessment and risk factor analysis
*Preventive health care
*Health promotion and disease surveillance
 Pengertian
sehat model WHO dikembangkan menjadi konsep H.L.Blum,
yg menjadikan sehat sebagai pusat lingkaran, dikelilingi oleh 4 faktor yg
langsung berpengaruh, yaitu:
1.Kependudukan (population/herediter).
2.Pelayanan kesehatan.
3.Perilaku sehat (attitude and behaviour).
4.Lingkungan (environment).
 Diantara 4 faktor utama tsb terdapat 4 faktor :
a.Cultural system, antara faktor 1. dan 2.
b.Human satisfactory, antara faktor 2. dan 3.
c.Ecological balance, antara faktor 3. dan 4.
d.Human resources, antara faktor 4. dan 1.
Ukuran intensitas faktor kependudukan
life-span.
 Faktor pelayanan kesehatan diukur lewat partisipasi pada
pelayanan kesehatan, a.l. kunjungan ke pusat pelayanan, baik
primer, sekunder, tertier untuk menerima penyuluhan (pola
hidup sehat, informasi penggunaan obat, pencegahan
penyakit).
 Faktor perilaku sehat ditandai dng disability / social
behaviour. Usaha untuk optimalisasi hasil, a. l. dng
promosi kesehatan.
 Faktor lingkungan paling sulit dikendalikan, oleh karena
itu hanya dpt dimonitor/antisipasi.



Pelaksanaan kes masyarakat, secara umum
terkait 2 hal besar :
Permasalahan lingkungan.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan.
 Secara spesifik, dibagi 7 katagori :
1.Kegiatan yg hrs ada di masyarakat:
*supervisi, makanan, air, susu
*Pengendalian Insect, tikus, vektor lain
*Pengendalian pencemaran lingkungan,
termasuk atmosfer, tanah, air, mence
gah radiasi, kebisingan.
2.Kegiatan yg dirancang utk mencegah penyakit, kecacadan, atau kematian dini,
karena:
*penyakit menular, infeksi parasit
*defisiensi/kelebihan makanan
*kelainan perilaku: alkoholic, addict, suicide
*kelainan mental: retardasi mental (sakit jiwa)
*alergi (dan sumber-sumbernya)
*ISPA, penyakit kronik, penyakit menular
*penyakit neoplastik, metabolik, jantung, otak, terkait kerja/jabatan, gigi (caries,
periodontg)
*hal-hal yg terkait dng genetik
*resiko terkait kelahiran, pertumb, perkembang
*kecelakaan: rumah, kendaraan, industri.
3.Kegiatan yg berhubungan dng pelayanan (kedokteran)
kesehatan:
^distribusi yg menyangkut perimbangan tenaga/ fasilitas
^membantu pembangunan,pemeliharaan kuali tas/
kuantitas sumber daya,fasilitas mas,standar
RS,perawat,rehabilitasi medik/perawatan
^program deteksi dini penyakit
^pusat pengobatan yg bervariasi, dari sejenis klinik
spesialis hingga pusat pelyn medik terpadu
^partisipasi dalam pendidikan dasar hingga berkelan
jutan
4.Kegiatan yg berhubungan dng pengumpulan,
penyimpanan, dan analisis data individual
medication records (IMRs), life expectation.
5.Pendidikan masyarakat di bidang kesehatan pada
tingkat individu dan komunitas.
6.Merencanakan,melaksanakan,menganalisis, dan
mengevaluasi (pelayanan) kesehatan secara
terpadu.
7.Penelitian ilmiah, teknis, dan administratif.
INDIKATOR/DERAJAD KESEHATAN :
1. Life span : usia harapan hidup (panjang)
2. DiSEASE INFIRMITY : MINIMAL FREQUENSINYA
3. Discomfort or illness : sangat jarang
4. disability or incapacity : sangat kecil
5. participation on health care : tinggi
6. health behaviour : sangat baik
7. ecologic behaviour : terkendali
8. social behaviour : teradaptasi/toleran
9. interpersonal relationship : terjalin
10. reserve of positive health : tinggi/kuat
11. external satisfaction : proporsional
12. internal satisfaction : terkontrol dng kuat
Tugas administrasi kesehatan : menjaga agar 12
indikator selalu menampilkan performance optimal.
Fungsi dinamik adm kesehatan : melakukan
kegiatan manajemen sumber daya yg ada untuk
mencapai tujuan yg telah ditetapkan
Aktivitas manajemen yg harus dilaksanakan secara
sistematik meliputi: planning,organizing,actuat
ing,controlling,and evaluation.
Tujuan kesehatan masyarakat diuraikan oleh Clark menjadi 3
tk pencegahan (prevention) :
A.Prepathogenesis phase (primary preventi
on),td :
1.health promotion: pendidikan kesehatan, gizi,rumah dan
hiburan sehat, konsultasi perkawinan, pertumbuhan dan
pengem bangan
2.general and specific protection: immunisasi,higiene individu,
perlindungan lingkungan, penyelamatan kecelakaan, ke
selamatan kerja,perlindungan thd carcino
genics,toksin,alergen,pengendalian sumber
penyakit pencernaan.
B.Pathogenesis phase (secondary prevention):
3.early diagnosis and prompt treatment: early
care finding, gen check up, survey contact,
school, nursing hold, case holding, adequate
treatment, mass screening.
4.disability limitation: penyempurnaan dan
intensifikasi (mis:ganti tangan palsu), therapi
lanjut, pencegahan komplikasi, perbaikan
fasilitas kesehatan, pengurangan beban sosial.
C. Pathogenesis phase (tertiary prevention) :
5.rehabilitasi: pendidikan kesehatan lanjut, work
therapy utk penderita gangguan jiwa,
perkampungan rehabilitasi sosial, penyadaran
Peran Kesehatan Masyarakat Farmasis
Kesehatan Masyarakat : usaha yg diorganisir oleh masyarakat
untuk memelihara, meningkatkan, dan mengembalikan seperti
sediakala kesehatan (milik) masyarakat. Semua program,
pelayanan, dan institusi yg terlibat mengutamakan
pencegahan penyakit dan mencukupi kebutuhan kesehatan
masyarakat (populasi) secara keseluruhan.
 Masalah kes mas tidak sama dng masalah kesehatan/penyakit
secara individual, tetapi menyangkut komunitas.

Perspektif pelaku kes mas terdiri dari 2 level, makro dan mikro.
 Level tsb dapat langsung diperbandingkan, mis direktur klinik
kes mas -level mikro.Evaluator kebutuhan klinik kes
mas,perencana,dan peng-alokasi sumber daya -level makro.
 Community pharmacist -level mikro. Perencana kebijakan
pencegahan penyakit menular, penyuluhan promosi kesehatan level makro.
 Pelaku berasal dari berbagai profesional: kesehatan, biostatistik,
epidemiologis, lingkungan, nutrisi, penyuluh/pendidik kesehatan.
 Fokus: individual vs komunitas/populasi.

Parameter demografi :
Keseimbangan lama : angka kelahiran
tinggi, angka kematian tinggi.
Transisi demografi : angka kelahiran
rendah (akibat program keluarga
berencana dan kemajuan pendidikan)
dan angka kematian seimbang.
Keseimbangan baru : angka kelahiran
rendah, angka kematian
rendah,dicapai dng pendidikan
kesehatan,pengembangan tingkat
pendidikan,penggunaan teknologi
tinggi



Salah satu masalah pokok kes mas adalah determi nasi
prevalensi penyakit di masyarakat, analisis atau perbandingan
dng tahun sebelumnya, dan perencanaan pelayanan kesehatan
untuk mengurangi prevalensi penyakit ybs seminimal
mungkin.
Masalah yg ada dirumuskan, al seberapa tinggi fre quensi
suatu penyakit muncul, dimana terjadinya?, apakah
dampaknya di masyarakat?, bagaimana pe nularannya dan
dapatkah dicegah?, bagaimanakah usaha masyarakat untuk
meminimalkan dampak penyakit tsb?
Kes mas termasuk segala aktivitas akibat hasil per
hitungan,analisis masalah,perencanaan preventif.
Aktivitas farmasis pada kes mas dapat didasarkan atas 2
karakteristik:
1.Sebagai profesional: kewajiban dan tugas utamanya adalah
kesejahteraan pasien di atas kepentingan sendiri, ekonomi,
interes.
2.sebagai warganegara yg menikmati penghormatan khusus
(unusual) dari publik: kewajibannya adalah pengembangan
pengabdian profesi (privileged position) untuk kepentingan
publik (masyarakat) pelayanan kesehatan.
 Profesional dng konflik : profesional vs komersial,economic

interest vs public welfare
Aktivitas farmasis kes mas membentang dari formulasi kebijakan
hingga konseling pasien dari makro ke mikro.
 Makro : formulasi kebijakan, misal kebijakan obat nasional,
sistem pelayanan kesehatan, pelayanan kefarmasian,
penanggulangan penyakit menular, epidemi, lingkungan, dan pe
nyuluhan pola hidup sehat.
 Mikro : konseling penggunaan obat, analisis peresepan salah,
peningkatan peresepan rasional, TDM, maupun DTM.
 Aktivitas managing drug related problems dapat dikatagorikan
level makro/mikro.

 Keterkaitan farmasis dalam fungsi kes mas terutama dalam menyusun
kebijakan (menyangkut) kesehatan, baik organisasi, lokal, regional,
nasional,maupun internasional
 Parameter umum yg baku ttg hubungan farmasis dng kes mas adalah
penggunaan obat (rasional) yg terkait kebijakan publik. Jika farmasis
tidak terlibat dalam penentuan kebijakan tsb  pelayanan kesehatan
masyarakat tidak terlayani secara optimum.
* Beberapa hal yg dapat melibatkan farmasis :
> Identifikasi health-related public/comm problems: secara luas berprinsip
pada epidemiologi, termasuk pengumpulan data yg diperlukan untuk
penentuan penyebab penyakit, efek (obat), penyembuhan penyakit.
Problem yg muncul di antaranya: prevalensi dan insidensi
penyakit, jumlah dan penderitaan ADRs, tingkat kepatuhan
minum obat, beaya, karakteristik peresepan, kesalahan dispensing,
promosi medrep, dan pengobatan sendiri.
> Penentuan prioritas kesehatan : lewat proses legislative/regulasi 
penentuan alokasi dana untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan.
> Health planning : setelah prioritas ditentukan, program
pelaksanaan disusun secara sistematik sesuai tujuan yg telah
ditetapkan.
>Evaluasi program : data harus dikumpulkan untuk digunakan sbg umpan
balik bagi proses perencanaan tugas berikutnya, sehingga sistem
menjadi dinamik.
> Reimbursement/economics : alokasi beaya dan pengelolaannya secara
efektif – efisien merupakan faktor esensial. Kelancaran pembeayaan
untuk pelayanan seluruh populasi, termasuk untuk obat, harus
diupayakan secara optimal.
> Program legislative/regulasi : penentuan parameter baku mutu
pelayanan yg berlaku secara nasional.
>Increasing access to health services : farmasis merupakan profesional
kesehatan optimalisasi fungsi.
* Aktivitas farmasis dalam pelayanan kes mas :
 Imunisasi : dalam pemberian tidak berperan, namun suplai logistik
merupakan hal yg esensial. Hal yg lebih penting adalah peran
penyuluh kesht pada masyarakat, sehingga dapat meningkatkan
partisipasi.
Penyalah-gunaan dan penggunaan-salah: obat, alkohol, merokok, zat
addiktif yg lain, dosis. Pendidikan merupakan prioritas penentu.
Penyuluhan penularan penyakit seksual : AIDS  pendidikan
perilaku sehat.
Keluarga berencana : penyuluhan dan penyebaran informasi ke-
sehatan : informasi diit, latihan fisik, konsep health believe
model, adopsi-inovasi, penggunaan obat secara benar.
Fluoridation : keseimbangan elektrolit air bersih, kesehatan gigi.
Promosi kesehatan.
 Pencegahan keracunan : tindakan awal, pertolongan pertama
kesehatan, pemberian antidotum.
 Quackery : obesity, penyakit degeneratif, kronik, menular.
 Persiapan penanggulangan bahaya dan keadaan darurat :
perencanaan penanggulangan bahaya banjir, gempa, epidemi,
pandemi, kecelakaan beratpanduan informasi pencegahan,
penanggulangan penyakit, pppk korban, persiapan obat pertama,
Pelaksanaannya dalam kelompok terpadu dikelola dng baik.
Perlindungan (monitoring) thd lingkungan : dampak semua
bentuk polusi thd kesehatan harus di-informasikan kepada
masyarakat peran farmasis sbg pendidik kesehatan
mas/individualsesuai bintang ke 7 farmasis, teacher.
Keamanan tempat kerja: penjaminan keselamatan tempat
kerja, pengobatan sendiri sbg pppk, metode pelaporan dan
penanggulangan, shg dapat segera mendapat penatalaksana
an yg benar, serta mencegah terulang kembali kejadian yg
mirip.
> Peer review: asesmen kualitas pelaksanaan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat bersama kolega dokter,
peresepan rasional, askes.
> Pengumpulan data : dapat dilakukan 2 hal :
1. Laporan tentang masalah preparasi obat,alkes,label
ing,nomenklatur,dan promosi/penyediaan untuk
masyarakat laporan harus akurat,telah dianalisis
tajam, karena data tsb untuk meyakinkan penentu
kebijakan.
2. Laporan Adverse drug reaction : informasi yg di
tujukan untuk peningkatan kesejahteraan mas.
*Kemampuan mendidik/menyuluh vs komunikasi*
• (Partisipasi) aktivitas pasien : penyakit pasien dapat menular ke
mas, kesehatan individual berpengaruh pada kes maskonsep
HBM. Peran Farmasis dapat dilakukan sbb :
Pendidikan/penyuluhan kesehatan pasien secara individual 
penggunaan obat teresepkan yg benar, pengobatan
sendiri,kepatuhan, meso, nutrisi, dan pencegahan penyakit.
Screening & referral : informasi kesehatan dan pelaksanaan
(perilaku atau pola hidup sehat).
Medication maintenance : pasien dng penyakit kronik, generatif
(tergantug obat), monitoring kepatuhan, khasiat, dan efek samping.
Konseling : penggunaan obat yg benar dng bahasa sederhana,
mendapatkan kepatuhan optimal, menumbuhkan tanggung-jawab
pasien.
Patient monitoring : DTM  pemantauan out-comes (efektivitas
therapy)
Family counseling : lewat professional relationship  konseling obat,
ekonomi, kebutuhan kesehatan yg lain.
• Partisipasi Farmasis dalam aktivitas kesehatan masyarakat :
< makro vs mikro  safe, appropriate, rational use of drug dan
promosi kesehatan/pola hidup sehat
< Prinsip dasar : pola pikir dan sikap profesional Farmasis yg
karakteristik dalam pelayanan kesehatan  perhatian utama
adalah kesejahteraan pasien.
< Fungsi pendidik/penyuluh selain komunikator  learn to comm,
teach/persuade, motivate. Paling sukar dididik  tidak peduli
kesehatan  justru menjadi prioritas utama untuk ditolong.
a.
Individu
Pengalaman
Persepsi
Pemahaman
Penafsiran
Stimulus
Tindakan
-a-
b.
Sistem sosial
Sistem budaya
INDIVIDU
PERILAKU
Sistem kepribadian
-b-
Teori aksi menurut Weber (a) dan Parsons (b)
P
e
n
g
e
t
a
h
u
a
n
P
e
r
t
i
m
b
a
n
g
a
n
K
e
p
u
t
u
s
a
n
Diterima
(adopsi)
Tetap diadopsi
Ditolak
Penguatan
Ditolak
Tetap ditolak
Adopsi
Skema proses adopsi inovasi
Behavioural
beliefs
Outcome
evaluations
Attitude towards
the behaviour
Relative importance
of attitudinal and
normative factors
Normative
beliefs
Motivations
to comply
Subjective norm
The theory of reasoned action
I
n
t
e
n
t
i
o
n
B
e
h
a
v
i
o
u
r
Perceived susceptibility
(Because I often engage in
unprotected sex, I could get
infected with HIV
Perceived severity
(Practically all people who are
HIV-infected die eventually)
Perceived benefits
(if I always use condoms when
having sex, there will be no
risk of HIV infection)
Perceived barriers
(The use of condoms reduces
sexual enjoyment)
Belief in a personal
health threat
Health behaviour
(I will use condoms)
Belief in the
effectiveness of a
health behaviour
The health belief model applied to the reduction of sexual risk
Severity
(Lung cancer and coronary heart
diseases are serious diseases)
Vulnerability
(If I continue to smoke, I will run the
risk of getting these diseases)
Threat appraisal
Intrinsic rewards
(I enjoy smoking)
Extrinsic rewards
(Smoking is good for my image)
Response efficacy
(Stopping smoking considerably
reduces the risk of getting cancer or
heart disease)
Self-efficacy
(If I wanted to, I could stop smoking)
Protection motivation
(I intend to stop)
Coping appraisal
Response costs
(For the first few months I would
suffer terribly)
Protection motivation theory applied to the reduction of smoking
Predisposing factors
perception, knowledge
attitudes, beliefs, values
motivation
Enabling factors
skill, availability
accessibility, referral
facilitation
Behavioral causes
Skema Theori Green tentang Perubahan Perilaku
Reinforcing factors
support from family,
peers, teacher,
employers, health
provider
reinforcement
Attitude towards
Behavior
Subjective
Behavioral
Norm
Intention
Perceive
Behavioral
Control
Theory of Planed Behavior (Fishbein dan Ajzen)
Behavioral
Alternatifalternatif
Konsekuensikonsekuensi
(Risks and
Benefits)
Pemilihan yang
“terbaik”
Risks kecil
Benefits besar
Skema dasar pengambilan keputusan
K
E
P
U
T
U
S
A
N
Intelligence
(Penelusuran
masalah)
Design
Perencanaan
Penyelesaian masalah
Choice
Pemilihan tindakan
Implementation
pelaksanaan tindakan
berdasarkan keputusan
Pengalaman pribadi
Pengaruh orang lain
(yang dianggap penting)
Kebudayaan
Faktor emosional