Perencanaan dan Sampling Audit Sesuai Standar Auditing Berbasis ISA 1 Agenda Sesi 1 Perencanaan: penetapan strategi audit menyeluruh Sesi 2 Perencanaan: pengembangan rencana audit Sesi 3 Sampling audit: pengujian pengendalian Sesi 4 2 Sampling audit: pengujian rinci Acuan dan singkatan Standar Audit (Exposure Draft) SA 210, “Persetujuan atas Syarat-syarat Perikatan Audit” (“SA 210”) SA 220, “Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan” (“SA 220”) SA 230, “Dokumentasi Audit” (“SA 230”) SA 240, “Tanggung Jawab Auditor Terkait Dengan Kecurangan Dalam Suatu Audit Atas Laporan Keuangan” (“SA 240”) SA 250, “Pertimbangan Atas Peraturan Perundang-Undangan Dalam Audit Laporan Keuangan” (SA 250”) SA 260, “Komunikasi Dengan Pihak Yang Bertanggung Jawab Atas Tata Kelola” (“SA 260”) SA 265, “Pengomunikasian Defisiensi Dalam Pengendalian Internal Kepada Pihak Yang Bertanggung Jawab Atas Tata Kelola Dan Manajemen” (“SA 265”) SA 300, “Perencanaan Suatu Audit Atas Laporan Keuangan” (“SA 300”) SA 315, “Pengindentifikasian Dan Penilaian Risiko Salah Saji Material Melalui Pemahaman Atas Entitas Dan Lingkungannya” (“SA 315”) SA 320, “Materialitas Dalam Perencanaan Dan Pelaksanaan Audit” (“SA 320”) SA 330, “Respons Auditor Terhadap Risiko Yang Telah Dinilai” (“SA 330”) SA 402, “Pertimbangan Audit Terkait Dengan Entitas Yang Menggunakan Suatu OrganisasiJasa” (“SA 402”) SA 450, “Pengevaluasian Atas Salah Saji Yang Diidentifikasi Selama Audit” (“SA 450”) 3 Acuan dan singkatan SA 500, “Bukti Audit”. (“SA 500”) SA 501, “Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik Atas Unsur Pilihan”. (“SA 501”) SA 505, “Konfirmasi Eksternal”. (“SA 505”) SA 510, “Perikatan Audit Tahun Pertama - Saldo Awal”. (“SA 510”) SA 520, “Prosedur Analitis”. (“SA 520”) SA 530, “Sampling Audit”. (“SA 530”) SA 540, “Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, Dan Pengungkapan Yang Bersangkutan”. (“SA 540”) SA 550, “Pihak Berelasi”. (“SA 550”) SA 560, “Peristiwa Kemudian”. (“SA 560”) SA 570, “Kelangsungan Usaha”. (“SA 570”) SA 580, “Representasi Tertulis”. (“SA 580”) Panduan Guide to Using ISAs in the Audits of SME, 3rd ed.Volume 1 (“Guide,Vol 1”) Guide to Using ISAs in the Audits of SME, 3rd ed.Volume 2 (“Guide,Vol 2”) Buku teks Collings, Steve, “Intepretation and Application of International Standards on Auditing”, John Wiley & Son, 2011 (“Collings”) 4 Perencanaan: penetapan strategi audit menyeluruh Aktivitas awal perikatan – Surat Perikatan Audit 5 Aktivitas-aktivitas dalam perencanaan • Penerimaan atau keberlanjutan hubungan; Aktivitas awal • Surat perikatan audit. perikatan • • • Aktivitas perencanaan • 6 Penetapan strategi audit; Pelaksanaan prosedur penilaian risiko; Pengembangan rencana audit; Perancangan respons keseluruhan dan prosedur audit lanjutan. Aktivitas awal perikatan Pemenuhan ketentuan etika Kompetensi tim perikatan Penerimaan dan keberlanjutan hubungan Integritas klien Prakondisi suatu audit 7 Pembatasan lingkup Kesepakatan perikatan Surat perikatan audit Penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien Pemenuhan ketentuan etika Kompetensi tim perikatan Integritas klien KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur untuk penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan tertentu yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa KAP hanya akan menerima atau melanjutkan hubungan dan perikatan ketika KAP: SPM 1 par 26 8 Memiliki kompetensi dan kemampuan (termasuk waktu dan sumber daya) untuk melaksanakan perikatan; Dapat mematuhi ketentuan etika profesi yang relevan; dan Telah mempertimbangkan integritas klien, dan tidak memiliki informasi yang akan menuntun KAP untuk menyimpulkan bahwa klien tidak memiliki integritas. Penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien Pemenuhan ketentuan etika Kompetensi tim perikatan Auditor harus melaksanakan prosedur tentang keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan audit tertentu. Informasi yang membantu rekan dalam memutuskan: Integritas klien SA 300 par 6 9 Integritas pemiliki utama, manajemen inti dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola; Kompetensi tim perikatan dan kapabilitas yang diperlukan (termasuk waktu dan sumber daya); Kemampuan KAP dan tim perikatan untuk mematuhi ketentuan etika yang relevan; dan Hal signifikan yang timbul selama periode kini dan periode lalu, dan implikasinya terhadap kelangsungan perikatan. Mengevaluasi kepatuhan terhadap ketentuan etika, termasuk independensi. Menetapkan suatu pemahaman atas persyaratan perikatan . Prakondisi suatu audit Auditor harus (SA210 par 6) : Menentukan apakah kerangka pelaporan keuangan yang akan diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan dapat diterima, dan Memperoleh persetujuan dari manajemen bahwa manajemen mengakui dan memahami tanggung jawabnya: Untuk menyusun laporan keuangan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, termasuk jika relevan, penyajian wajar laporan tersebut; Untuk menetapkan pengendalian internal tertentu yang menurut manajemen diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian material, baik karena kecurangan maupun kesalahan; dan Memberikan auditor: Akses ke semua informasi yang dianggap relevan Informasi tambahan yang diminta oleh auditor Akses tidak terbatas ke personel dalam entitas yang dipandang perlu Prakondisi suatu audit 10 Pembatasan lingkup Kesepakatan perikatan Surat perikatan audit Apakah terdapat pembatasan lingkup? Jika manajemen atau pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola menetapkan suatu pembatasan terhadap ruang lingkup pekerjaan auditor yang harus dicantumkan dalam surat perikatan audit dan pembatasan tersebut akan menyebabkan auditor tidak dapat memberikan opini atas laporan keuangan, Auditor tidak boleh menerima perikatan tersebut sebagai perikatan audit, kecuali jika diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan. (SA 210 par 7) Prakondisi suatu audit 11 Pembatasan lingkup Kesepakatan perikatan Surat perikatan audit Kesepakatan perikatan dan surat perikatan Auditor harus menyepakati ketentuan perikatan audit dengan manajemen atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, jika relevan. (SA 210 par 9) Ketentuan yang disepakati harus dicatat dalam surat perikatan audit atau bentuk kesepakatan tertulis lain yang tepat dan harus mencakup: (SA 210 par 10) Tujuan dan ruang lingkup audit atas laporan keuangan Tanggung jawab auditor Tanggung jawab manajemen Identifikasi kerangka pelaporan keuangan yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan; dan Pengacuan ke bentuk dan isi laporan yang akan dikeluarkan oleh auditor dan suatu pernyataan bahwa dalam keadaan tertentu terdapat kemungkinan laporan yang dikeluarkan berbeda bentuk dan isinya dengan yang diharapkan. Prakondisi suatu audit 12 Pembatasan lingkup Kesepakatan perikatan Surat perikatan audit Overviu Perencanaan 13 Overviu perencanaan Perencanaan suatu audit melibatkan penetapan strategi audit secara keseluruhan untuk perikatan tersebut dan pengembangan rencana audit. (SA 300 par 2). Strategi audit secara keseluruhan akan menetapkan ruang lingkup, waktu, dan arah audit, serta memberikan panduan bagi pengembangan rencana audit. (SA 300 par 7) Rencana audit harus mencakup hal-hal sebagai berikut (SA 300 par 9): 14 Sifat, waktu, dan luas prosedur penilaian risiko yang direncanakan, seperti yang ditentukan dalam SA 315. Sifat, waktu, dan luas prosedur audit lanjutan pada tingkat asersi yang direncanakan, seperti ditentukan dalam SA 330. Overviu perencanaan Diskusi tim perikatan Materialitas Update? Prosedur penilaian risiko Identifikasi dan nilai risiko bawaan, termasuk risiko signifikan Identifikasi dan nilai risiko pengendalian 15 Strategi audit keseluruhan Risiko* yang dinilai pada tingkat: Laporan keuangan Asersi * yakni, risiko kesalahan penyajian material Respons auditor: Respons menyeluruh Prosedur audit lanjutan Rencana audit rinci Perencanaan: penetapan strategi audit menyeluruh 16 Tingkatan materialitas Materialitas pada tingkat laporan keuangan secara keseluruhan Materialitas untuk golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu, jika diperlukan Materialitas pelaksanaan, jika diperlukan Materialitas 17 Materialitas pelaksanaan untuk menilai risiko dan perencanaan prosedur audit lanjutan Diskusi tim perikatan Strategi audit keseluruhan Materialitas pada tingkat laporan keuangan secara keseluruhan Bisa disebut juga sebagai materialitas keseluruhan (overall materiality) Pada saat menetapkan strategi audit secara keseluruhan, auditor harus menentukan materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan. (SA 320, par 10) Materialitas akan digunakan antara lain untuk: (Guide,Vol 2, hal.62) Menentukan bidang-bidang laporan keuangan yang perlu diaudit. Menetapkan konteks untuk strategi audit menyeluruh. Merencanakan sifat, waktu dan luas dari prosedur audit spesifik. Menentukan materialitas untuk golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu, apabila satu atau lebih golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu yang mengandung kesalahan penyajian yang jumlahnya lebih rendah daripada materialitas laporan keuangan secara keseluruhan diperkirakan secara masuk akal akan mempengaruhi keputusan ekonomi yang dibuat oleh para pemakai berdasarkan laporan keuangan tersebut Materialitas 18 Diskusi tim perikatan Strategi audit keseluruhan Materialitas pada tingkat laporan keuangan secara keseluruhan Penentuan materialitas oleh auditor membutuhkan pertimbangan profesional, dan dipengaruhi oleh persepsi auditor tentang kebutuhan informasi keuangan oleh para pemakai laporan keuangan. (SA 320, par 4) Faktor kualitatif juga harus dipertimbangkan saat menetapkan materialitas, seperti sifat dari unsur dan dampak dari unsur yang terlibat. (Collings, hal.122) Sebagai langkah awal dalam menentukan materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan, persentase tertentu sering kali diterapkan pada suatu tolok ukur yang telah dipilih. Materialitas pada tingkat laporan keuangan secara keseluruhan = (Tolok Ukur) X (% Tertentu) Materialitas 19 Diskusi tim perikatan Strategi audit keseluruhan Materialitas pada tingkat laporan keuangan secara keseluruhan Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses identifikasi suatu tolok ukur yang tepat mencakup (SA 530, par A3): Unsur-unsur laporan keuangan (sebagai contoh, aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan, beban); Apakah terdapat unsur-unsur yang menjadi perhatian khusus para pemakai laporan keuangan suatu entitas tertentu (sebagai contoh, untuk tujuan pengevaluasian kinerja keuangan, pemakai laporan keuangan cenderung akan fokus pada laba, pendapatan maupun aset bersih); Sifat entitas, posisi entitas dalam siklus hidupnya, dan industri serta lingkungan ekonomi yang di dalamnya entitas tersebut beroperasi; Struktur kepemilikan dan pendanaan entitas (sebagai contoh, jika pendanaan sebuah entitas hanya dari hutang dan bukan dari ekuitas, maka pemakai laporan keuangan akan lebih menekankan pada aset dan klaim atas aset tersebut daripada pendapatan entitas); dan Fluktuasi relatif (volatility) tolok ukur tersebut. Materialitas 20 Diskusi tim perikatan Strategi audit keseluruhan Materialitas pada tingkat laporan keuangan secara keseluruhan Penentuan persentase: Membutuhkan pertimbangan profesional. Terdapat hubungan antara persentase dan tolok ukur yang dipilih (SA 320 par A7) Persentase yang diterapkan atas laba sebelum pajak dari operasi berjalan pada umumnya akan lebih tinggi daripada persentase yang diterapkan atas jumlah pendapatan. Namun, persentase yang lebih tinggi atau lebih rendah dapat juga dianggap tepat tergantung pada keadaan entitas yang bersangkutan. Materialitas 21 Diskusi tim perikatan Strategi audit keseluruhan Materialitas pada tingkat laporan keuangan secara keseluruhan Rule of thumbs • Laba dari operasi berlanjut: 3 – 7% • Pendapatan atau pengeluaran: 1 – 3% • Aset: 1 – 3% • Ekuitas: 3 – 5% SA 320 tidak memberikan panduan seperti ini Guide, Vol 2, hal. 61 Materialitas 22 Diskusi tim perikatan Strategi audit keseluruhan Ilustrasi menghitung materialitas pada tingkat laporan keuangan secara keseluruhan Kebijakan KAP, materialitas pada tingkat laporan keuangan dihitung 2% dari jumlah aset. Opsi 1, dihitung tanpa stratifikasi Opsi 2, dihitung dengan stratifikasi Opsi 3, dihitung berjenjang dengan stratifikasi 23 Rp200 milyar pertama, 1%; Rp300 milyar kedua, 0,6%; Kelebihannya, 0,4% Rp200 milyar pertama, 1%; Rp300 milyar kedua, 1,5%; Kelebihannya, 2%. Misalkan, jumlah aset PT Fiktif Tbk Rp907 milyar (lihat Lampiran 1) Opsi 1 Materilitas pada tingkat laporan keuangan = 2% x Rp907 milyar = Rp18,14 milyar Ilustrasi menghitung materialitas pada tingkat laporan keuangan secara keseluruhan Misalkan, jumlah aset Rp907 milyar Opsi 2 Materilitas pada tingkat laporan keuangan = 24 Misalkan, jumlah aset Rp907 milyar Opsi 3 Jenjang 1 = Rp200 milyar x 1% = Rp2 milyar; ditambah Jenjang 2 = Rp300 milyar x 0,6% = Rp1,8 milyar; ditambah Jenjang 3 = Rp407 [907 – 500] milyar x 0,4% = Rp1,63 milyar Rp2 milyar + Rp 1,8 milyar + Rp1,63 = Rp5,43 milyar Materilitas pada tingkat laporan keuangan = Jenjang 1 = Rp200 milyar x 1% = Rp2 milyar; ditambah Jenjang 2 = Rp300 milyar x 1,5% = Rp4,5 milyar; ditambah Jenjang 3 = Rp407 milyar x 2% = Rp8,14 milyar Rp2 milyar + Rp4,5 milyar + Rp8,14 milyar = Rp14,64 milyar Materialitas untuk golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu Bisa juga disebut sebagai materialitas spesifik (specific materiality) Dalam kondisi spesifik entitas, terdapat satu atau lebih golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu yang mengandung kesalahan penyajian yang jumlahnya lebih rendah daripada materialitas laporan keuangan secara keseluruhan diperkirakan secara masuk akal akan mempengaruhi keputusan ekonomi yang dibuat oleh para pemakai berdasarkan laporan keuangan tersebut: Auditor harus menetapkan materialitas yang akan diterapkan terhadap golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu tersebut. Materialitas 25 Diskusi tim perikatan Strategi audit keseluruhan Materialitas untuk golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu Faktor yg mempengaruhi keputusan pemakai Contoh-contoh Persyaratan Hukum, Peraturan dan Kerangka Akuntansi • Pengungkapan yang sensitif dalam laporan keuangan (misal, kompensasi karyawan kunci) • Transaksi pihak berelasi. • Ketidakpatuhan terhadap konvenan pinjaman, perjanjian kontraktual, provisi yang secara peraturan diwajibkan, dan persyaratan pelaporan statutori/regulatori. • Jenis pengeluaran tertentu (misal, illegal payment atau beban eksekutif) Pengungkapan Utama dalam Industri • Cadangan dan beban eksplorasi bagi perusahaan pertambangan. • Beban riset dan pengembangan bagi perusahaan farmasi. Materialitas 26 Diskusi tim perikatan Strategi audit keseluruhan Materialitas untuk golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu Faktor yg mempengaruhi keputusan pemakai Contoh-contoh Pengungkapan atas Peristiwa Signifikan dan Perubahan Signifikan dalam Operasi • • • • Bisnis yang baru saja diakuisisi atau ekspansi usaha. Segmen bisnis yang dilepas. Peristiwa yang tidak biasa atau kontinjensi (misal, tuntutan hukum). Peluncuran jenis/lini produk atau jasa yang baru. SA 320 par A10 dan Guide,Vol 1, hal, 96 – 97) Materialitas 27 Diskusi tim perikatan Strategi audit keseluruhan Ilustrasi menghitung materialitas untuk golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu Peraturan VIII.G.7 Modal disetor PT Fiktif Tbk adalah Rp75 milyar (lihat Lampiran 1) Materialitas untuk pengungkapan pihak berelasi = Rp75 milyar x 0,5% = Rp375 juta. 28 Materialitas pelaksanaan Perencanaan audit yang hanya ditujukan untuk mendeteksi kesalahan penyajian material secara individual mengabaikan fakta bahwa gabungan atas kesalahan penyajian yang tidak material secara individual dapat mengakibatkan kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan dan juga tidak meninggalkan celah bagi adanya kemungkinan kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi. (SA 320 par A12) Oleh karena itu, materialitas pelaksanaan ditetapkan untuk mengurangi ke tingkat rendah yang dapat diterima kemungkinan bahwa kesalahan penyajian yang tidak terkoreksi dan tidak terdeteksi dalam laporan keuangan tidak melebihi materialitas laporan keuangan secara keseluruhan. Materialitas 29 Diskusi tim perikatan Strategi audit keseluruhan Materialitas pelaksanaan Materialitas pelaksanaan adalah suatu jumlah yang ditetapkan oleh auditor, pada tingkat yang lebih rendah daripada materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan, untuk mengurangi ke tingkat rendah yang semestinya kemungkinan kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi dan yang tidak terdeteksi yang secara agregat melebihi materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan. (SA 320 par 9) Jika berlaku, materialitas pelaksanaan dapat ditetapkan oleh auditor pada jumlah yang lebih rendah daripada materialitas golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu. Materialitas pelaksanaan digunakan untuk: (SA 320, par 11) Menilai risiko kesalahan penyajian material; dan Menentukan sifat, saat dan luas prosedur audit lanjutan (further audit procedures). Materialitas 30 Diskusi tim perikatan Strategi audit keseluruhan Materialitas pelaksanaan Penentuan materialitas pelaksanaan bukan merupakan suatu perhitungan mekanis yang sederhana dan membutuhkan adanya pertimbangan profesional. (SA 320 par A12) Penentuan ini dipengaruhi oleh: Pemahaman auditor atas entitas, yang dimutakhirkan selama pelaksanaan prosedur penilaian risiko; dan Sifat serta luasnya kesalahan penyajian yang terdeteksi dalam audit sebelumnya serta harapan auditor berkaitan dengan kesalahan penyajian dalam periode berjalan. Materialitas 31 Diskusi tim perikatan Strategi audit keseluruhan Materialitas pelaksanaan Rule of thumbs 60% (dari materialitas keseluruhan atau materialitas spesifik) apabila risiko kesalahan penyajian material lebih tinggi, sampai dengan 85% (dari materialitas keseluruhan atau materialitas spesifik) apabila risiko kesalahan penyajian material lebih rendah. SA 320 tidak memberikan panduan seperti ini Guide, Vol 2, hal. 61 Materialitas 32 Diskusi tim perikatan Strategi audit keseluruhan Ilustrasi menghitung materialitas pelaksanaan Prinsip dasar: ditentukan berdasarkan pertimbangan profesional. Dalam praktiknya digunakan suatu % tertentu dari materialitas pada tingkat laporan keuangan Auditor perlu mempertimbangkan faktor risiko Materialitas pelaksanaan (“MP”) dapat ditetapkan 33 Satu MP untuk setiap area; Lebih dari satu MP untuk masing-masing area, tergantung pada penilaian risikonya. Ilustrasi menghitung materialitas pelaksanaan Contoh dengan pemakaian satu MP: MP untuk risiko kesalahan penyajian material secara keseluruhan tinggi, dan Tbk – 60%; MP untuk risiko risiko kesalahan penyajian material secara keseluruhan tinggi, tetapi non-Tbk – 70%; MP untuk risiko risiko kesalahan penyajian material secara keseluruhan rendah – 80%. Contoh dengan pemakaian lebih dari satu MP: 34 MP bagi asersi untuk golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan dengan risiko kesalahan penyajian material tinggi – 60%; MP bagi asersi untuk golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan dengan risiko kesalahan penyajian material sedang – 70%; dan MP bagi asersi untuk golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan dengan risiko kesalahan penyajian material rendah – 80%. Ilustrasi menghitung materialitas pelaksanaan Asumsi materialitas pada tingkat laporan keuangan secara keseluruhan yang digunakan adalah Rp18,14 milyar. Contoh dengan pemakaian satu MP: PT Fiktif adalah Tbk, MP = Rp18,14 x 60% = Rp10,88 milyar. MP ini akan diterapkan untuk seluruh area audit. Contoh dengan pemakaian lebih dari satu MP: 35 MP untuk risiko kesalahan penyajian material tinggi – Rp18,14 x 60%= Rp10,88 milyar; MP untuk risiko kesalahan penyajian material sedang – Rp18,14 x 70%= Rp12,70 milyar; dan MP untuk risiko kesalahan penyajian material rendah – Rp18,14 x 80% = Rp14,51 milyar. Ketiga MP ini akan diterapkan pada setiap area audit, tergantung pada hasil penilaian risiko kesalahan penyajian material. Komunikasi tim perikatan Penetapan anggota tim dan peran masing-masing Pertimbangan: Keahlian dan pengalaman; Kebutuhan pakar; Kebutuhan EQCR. Materialitas 36 Pertemuan tim dalam perencanaan Diskusikan: Materialitas Wawasan berdasarkan pemahaman atas entitas Risiko bisnis dan kecurangan yang potensial Bagaimana/dimana laporan keuangan mungkin rentan terhadap kesalahan penyajian material Rencana audit meliputi siapa, apa, dimana dan kapan Supervisi dan review Diskusi tim perikatan Strategi audit keseluruhan Pertemuan tim dalam perencanaan Tujuan pertemuan – Membagi wawasan mengenai entitas: Entitas Sejarah dan tujuan bisnis Budaya perusahaan Perubahan dalam operasi, personel atau sistem Kerangka pelapoan keuangan yang digunakan Diskusi tim perikatan Perubahan yang tidak terjelaskan dalam perilaku atau gaya hidup pegawai-pegawai kunci Indikasi adanya bias manajemen Faktor risiko yang diketahui Struktur entitas dan manajemen Sikap terhadap pengendalian internal Insentif untuk melakukan kecurangan Materialitas Manajemen Manajemen 37 Pengalaman audit tahun lalu Faktor risiko bisnis yg signifikan Peluang terjadinya kecurangan Strategi audit keseluruhan Pertemuan tim dalam perencanaan Tujuan pertemuan – Melakukan brainstorming ide-ide dan pendekatan audit: Potensi kesalahan dan kecurangan Bidang-bidang yang rentan terhadap kesalahan penyajian material Kemungkinan terjadinya fraudulent financial reporting Kemungkinan terjadinya misapropriasi aset Materialitas 38 Diskusi tim perikatan Respons terhadap risiko Prosedur/pendekatan audit apa yang perlu dipertimbangkan untuk merespons risiko yang diidentifikasi Pertimbangkan unsur kejutan/“unpredictability” dalam sifat, waktu dan luas prosedur audit Strategi audit keseluruhan Pertemuan tim dalam perencanaan Tujuan pertemuan – Memberikan arahan mengenai: Persyaratan spesifik dalam SA, misal: Prosedur audit terkait dengan kecurangan (SA 240) Prosedur terkait dengan estimasi akuntansi, termasuk estimasi nilai wajar (SA 540) Pihak berelasi (SA 550) Berkaitan dengan group audit (SA 600) Materialitas. Pembagian peran dan tanggung jawab, termasuk alokasi audit section bagi masingmasing anggota tim perikatan. Penerapan skeptisme profesional. Materialitas 39 Diskusi tim perikatan Strategi audit keseluruhan Manfaat penetapan strategi audit keseluruhan Membantu auditor untuk menentukan (SA 300 par A8): Sumber daya yang dialokasikan (penggunaan anggota tim yang berpengalaman atau keterlibatan pakar); Jumlah sumber daya yang dialokasikan untuk area audit tertentu, luas penelaahan yang dilakukan dalam konteks audit suatu grup, dan anggaran jam kerja audit; Kapan sumber daya tersebut dialokasikan (audit interim atau pada tanggal pisah batas); dan Bagaimana sumberdaya tersebut dikelola, diarahkan dan disupervisi, dan apakah perlu penelaahan pengendalian mutu perikatan. Materialitas 40 Diskusi tim perikatan Strategi audit keseluruhan Tahap tipikal dalam proses penetapan strategi audit keseluruhan Pelaksanaan aktivitas awal perikatan. (Disarikan dari Guide, Vol 2, hal 47 – 49) Mengumpulkan informasi relevan mengenai entitas (misal, hasil usaha tahun berjalan, hasil tahun lalu, perubahan signifikan dlm tahun berjalan). Menentukan staf perikatan (termasuk EQCR dan pakar). Jadwalkan audit team meeting (termasuk partner perikatan). Menentukan timeframes/tanggal setiap aspek pekerjaan audit (penghitungan persediaan, prosedur penilaian risiko, konfirmasi eksternal, kunjungan akhir tahun, dan pertemuan untuk mendiskusikan hasil audit). Menentukan materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan dan materialitas pelaksanaan. Materialitas 41 Diskusi tim perikatan Strategi audit keseluruhan Tahap tipikal dalam proses penetapan strategi audit keseluruhan Melakukan penilaian awal risiko pada tingkat laporan keuangan secara keseluruhan dan dampaknya Melakukan identifikasi awal mengenai: Golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan yang signifikan dan material; dan Bidang-bidang dimana terdapat risiko kesalahan penyajian material yang lebih tinggi Menentukan sifat dan luas prosedur penilaian risiko yang diperlukan dan siapa yang akan melakukan Materialitas 42 Diskusi tim perikatan Strategi audit keseluruhan Hal-hal yang didokumentasikan Mengenai Karakteristik perikatan • Kerangka pelaporan keuangan yang digunakan • Kebutuhan laporan lain (misal, MKBD dsb) • Kebutuhan pengetahuan/keahlian khusus untuk bidang-bidang audit yang kompleks, spesifik dan berisiko tinggi • Bukti apabila menggunakan organisasi jasa (apabila relevan) • Pemakaian hasil audit tahun lalu • Dampak teknologi informasi thd prosedur audit • Kebutuhan unsur kejutan/“unpredictability” dalam pelaksanaan prosedur audit • Ketersediaan data dan personel entitas Pelaporan • Timetable dari pelaporan • Waktu pertemuan dengan manajemen dan TCWG • Waktu pertemuan/komunikasi dengan anggota tim perikatan Materialitas 43 Diskusi tim perikatan Strategi audit keseluruhan Hal-hal yang didokumentasikan Mengenai Hal-hal penting Materialitas 44 • Materialitas • Penilaian awal risiko pada tingkat laporan keuangan secara keseluruhan dan dampaknya • Identifikasi awal mengenai: • Golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan yang signifikan dan material; dan • Bidang-bidang dimana terdapat risiko kesalahan penyajian material yang lebih tinggi • Hasil audit tahun lalu • Diskusi dengan personel KAP yang memberikan jasa lain • Bukti tentang sikap manajemen terhadap pengendalian internal • Volume transaksi Diskusi tim perikatan Strategi audit keseluruhan Hal-hal yang didokumentasikan Mengenai Perubahan dan perkembangan signifikan, seperti: • • • • Sumber daya • Susunan tim perikatan • Pembagian pekerjaan ke anggota tim • Anggaran perikatan Materialitas 45 Perkembangan bisnis (misal, merjer, migrasi sistem dsb) Perkembangan industri Perkembangan standar akuntansi Perkembangan lain, misal kondisi legal yang memengaruhi entitas Diskusi tim perikatan Strategi audit keseluruhan Ilustrasi penetapan strategi audit Consider the following client situations. What is the audit strategy of each situation? Situation 1: This is our second year on the engagement. In the prior year things were pretty messy and the client required a lot of assistance with general bookkeeping. We are hoping the client has improved their accounting processes and this year will be much better. It is a public client and the accounting personnel are relatively inexperienced. The client has issued a large number of stock options in the current year and some suppliers have been paid in shares rather than in cash. Situation 2: A privately held company that has been an audit client for four years. Accounting personnel have been with the company for a number of years and are very competent. There are a few journal entries every year, but nothing significant. The client is a wholesaler who receives a large amount of its product from a supplier in China. All transactions are in US dollars. They are involved in a dispute with the government over tariffs. 46 Ilustrasi penetapan strategi audit Major consideration in audit strategy Situation 1: the audit strategy shall include the need of for specialised knowledge of stock option valuation, i.e. audit expert to review management expert works. Situation 2: the audit strategy shall include identification of areas where there may be higher risks of material statements, either in the financial statements level or in the accounts balance, class of transaction and disclosures. In the F/S level, the application of PSAK 10 shall be assessed. In this situation the specific areas are inventory, accounts receivable due the nature of its business and commitments and contingencies arising from disputes with governments. 47 Overall audit strategy memo – PT Fiktif Tbk Tahun buku: 31 Desember 2011 Lingkup: Perkembangan selama 2011: Audit umum atas laporan keuangan PT Fiktif yang disusun sesuai dengan SAK di Indonesia termasuk peraturan terkait pasar modal Banyak PSAK baru yang berlaku 2011, beberapa diantaranya (PSAK 1, PSAK 5 dan PSAK 7) akan berpengaruh terhadap entitas. Pelepasan aset ke pihak berelasi yang menghasilkan laba sebesar Rp17,5 milyar – (Lihat Laporan Laba Rugi di Lamp.1) Perkembangan teknologi di 2011 cukup pesat, disamping adanya penurunan dalam industri. Risiko Risiko pada tingkat laporan keuangan dinilai tinggi, sebagai konsekuensi adanya SAK baru yang harus diterapkan entitas. Risiko pemenuhan peraturan Bapepam-LK IX.E.1 dan/atau IX.E.2 terkait pelepasan aset kepada pihak berelasi. Risiko penurunan nilai piutang sebagai konsekuensi penurunan dalam industri Risiko penurunan nilai persediaan sebagai akibat perkembangan teknologi. Memo ini disusun berdasarkan data yang terdapat dalam informasi latar 48 berlakang kasus Overall audit strategy memo – PT Fiktif Tbk Risiko yang diidentifikasi tahun lalu dan diperkirakan masih sama di tahun 2011: Eksistensi penjualan dan piutang usaha; dan Eksistensi persediaan. Strategi audit keseluruhan (overall audit strategy) Materialitas pada tingkat laporan keuangan adalah Rp18,14 milyar; materialitas untuk pengungkapan pihak berelasi adalah Rp375 juta; dan materialitas pelaksanaan adalah Rp10,88 milyar. Prosedur penilaian risiko akan dilakukan di akhir Desember. Area signifikan yang mengandung risiko kesalahan penyajian material: Penjualan dan piutang usaha; Persediaan dan beban pokok; Transaksi pihak berelasi. Planning meeting direncanakan pada…., yang mencakup topik: Kerentanan laporan keuangan terhadap kecurangan; Identifikasi skenario kecurangan oleh pegawai dan manajemen; Diskusi area audit yang sensitif, termasuk transaksi pihak berelasi. Memo ini disusun berdasarkan data yang terdapat dalam informasi latar 49 berlakang kasus Overall audit strategy memo – PT Fiktif Tbk Strategi audit keseluruhan (overall audit strategy) Observasi penghitungan fisik persediaan menjadi area yang signifikan dan perlu respons khusus, menimbang: Persediaan di gudang pihak ketiga material. (yakni sekitar 30%) Top 50 items, yang merupakan 45% dari persediaan. Penghitungan fisik fokus pada ke 50 item ini Jenis persediaan di gudang Perusahaan berbeda dengan gudang pihak ketiga. Kita harus hadir dalam penghitungan di gudang pihak ketiga, disamping gudang Perusahaan. Di gudang Perusahaan, fokus pada projectors. Di gudang pihak ketiga, fokus pada screens. EQCR adalah sdr…… Prosedur penilaian risiko direncanakan yang meliputi inquiry, prosedur analitis dan observasi & inspeksi akan dilakukan bulan…oleh… Jadwal pelaksanaan prosedur (pemeriksaan fisik, konfirmasi) dan timetable pelaporan, termasuk juga susunan tim perikatan terlampir. Memo ini disusun berdasarkan data yang terdapat dalam informasi latar 50 berlakang kasus Perencanaan: pengembangan rencana audit 51 Penetapan rencana audit rinci 2 1 Melaksanakan prosedur penilaian risiko 3 Mengikhtisarkan hasil penilaian risiko Merancang respons atas risiko yang dinilai dan mengembangkan rencana audit yang responsif Prosedur penilaian risiko Identifikasi dan nilai risiko bawaan, termasuk risiko signifikan Identifikasi dan nilai risiko pengendalian 52 Risiko yang dinilai pada tingkat: Laporan keuangan Asersi Respons auditor: Respons menyeluruh Prosedur audit lanjutan Rencana audit rinci Perencanaan: pengembangan rencana audit Melaksanakan Prosedur Penilaian Risiko 53 Prosedur penilaian risiko Prosedur penilaian risiko adalah prosedur audit yang dilaksanakan untuk memperoleh suatu pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal entitas… (SA 315 par 4d) Auditor harus melaksanakan prosedur penilaian risiko untuk menyediakan suatu dasar bagi: (SA 315 par 5): Pengidentifikasian risiko kesalahan penyajian material; dan Penilaian risiko kesalahan penyajian material pada tingkat (i) laporan keuangan, dan (ii) asersi. Prosedur penilaian risiko harus mencakup berikut (SA 315 par 6): 1. 2. 3. 54 Permintaan keterangan dari manajemen, dan personel lain dalam entitas yang menurut pertimbangan auditor kemungkinan memiliki informasi yang mungkin membantu dalam mengidentifikasi risiko kesalahan penyajian material karena kecurangan atau kesalahan. Prosedur analitis. Observasi dan inspeksi. Prosedur penilaian risiko Auditor harus melaksanakan ketiga prosedur penilaian risiko tersebut dalam pelaksanaan pemerolehan pemahaman entitas yang diharuskan (misal, aspek faktor eksternal atau sifat entitas dalam pemahaman entitas dalam lingkungannya, ataupun pengendalian internal) Tetapi tidak dituntut untuk melaksanakan semua prosedur untuk setiap aspek pemahaman tersebut. Dalam banyak keadaan, hasil pelaksanaan satu jenis prosedur akan menuntun pada prosedur lain. 55 Hasil prosedur analitis akan memicu pertanyaan kepada manajemen. Jawaban manajemen akan menyebabkan kebutuhan untuk melakukan inspeksi dokumen atau pengamatan aktivitas. Prosedur penilaian risiko Permintaan keterangan 56 TCWG (apabila tidak mengelola entitas) • Lingkungan dimana laporan keuangan disiapkan. • Pemantauan atas proses manajemen dalam mengidentifikasi dan merespons risiko kecurangan atau kesalahan, serta pengendalian internal yang ditetapkan manajemen untuk memitigasi risiko tsb. • Pengetahuan mengenai kecurigaan ataupun kondisi aktual berkaitan dengan kecurangan yang berpengaruh terhadap entitas. Manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas pelaporan keuangan • Penilaian manajemen atas risiko bahwa laporan keuangan akan salah saji secara material karena kecurangan atau kesalah, termasuk sifat, luas dan frekuensi yang dilakukannya. • Komunikasi manajemen kepada pegawai mengenai pandangan mereka mengenai praktik bisnis dan etika. • Budaya entitas (nilai dan etika) • Gaya operasi manajemen • Rencana insentif manajemen • Potensi pengabaian oleh manajemen • Pengetahuan mengenai kecurangan atau dugaan kecurangan • Bagaimana estimasi dibuat • Proses penyiapan dan reviu laporan keuangan • Komunikasi manajemen dengan TCWG Prosedur penilaian risiko Permintaan keterangan Pegawai kunci • Tren bisnis dan peristiwa tidak biasa • Luas pengabaian oleh manajemen • Ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan Personel pemasaran/penjualan • Strategi pemasaran dan tren penjualan • Insentif kinerja penjualan • Kontrak penjualan dengan konsumen • Luas pengabaian oleh manajemen Prosedur analitis • Kembangkan ekspektasi • Bandingkan ekspektasi dengan jumlah tercatat • Evaluasi hasil Observasi dan inspeksi • Observasi operasi entitas • Inspeksi dokumen (misal, business plann, kontrak yang utama, dsb) Lihat SA 315 par A6 – A11 57 Proses pelaksanaan prosedur penilaian risiko Auditor harus mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material pada (SA 315 par 25): (a) Tingkat laporan keuangan; dan (b) Tingkat asersi untuk golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan, untuk menyediakan suatu basis bagi perancangan dan pelaksanaan prosedur audit lanjutan. Untuk tujuan ini, auditor harus (SA 315 par 26): (a) Mengidentifikasi risiko sepanjang proses pemerolehan pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian relevan yang berkaitan dengan risiko, dan dengan mempertimbangkan golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan dalam laporan keuangan. (b) Menilai dan mengidentifikasi risiko, serta mengevaluasi apakah risiko tersebut berkaitan secara lebih pervasif terhadap laporan keuangan secara keseluruhan dan secara potensial memengaruhi banyak asersi. (c) Menghubungankan risiko yang diidentifikasi dengan apa yang bisa menjadi salah (what could go wrong) pada tingkat asersi, dengan memperhitungkan pengendalian relevan yang hendak diuji oleh auditor; dan (d) Mempertimbangkan kemungkinan kesalahan penyajian, termasuk kemungkinan salah saji multipel, dan apakah potensi salah saji yang besar tersebut dapat mengakibatkan suatu kesalahan penyajian material. 58 Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya Prosedur penilaian risiko adalah prosedur audit yang dilaksanakan untuk memperoleh suatu pemahaman tentang 1. 2. entitas dan lingkungannya, termasuk; pengendalian internal entitas… (SA 315 par 4d) Auditor harus memperoleh suatu pemahaman berikut: a. b. Faktor-faktor industri, peraturan, dan eksternal lain termasuk kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Sifat entitas, termasuk: (i) Operasinya (ii) Struktur kepemilikan dan tata kelolanya (iii) Jenis investasi yang dilakukan dan yang rencananya akan dilakukan oleh entitas, termasuk investasi dalam entitas bertujuan khusus; dan (iv) Cara entitas tersebut distrukturisasi dan bagaimana entitas tersebut dibelanjai, sehingga auditor dapat memahami golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan yang diharapkan ada dalam laporan keuangan. 59 Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya Auditor harus memperoleh suatu pemahaman berikut: (lanjutan…) c. d. e. Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi oleh entitas, termasuk alasan perubahannya. Tujuan dan strategi entitas, dan risiko bisnis terkait yang dapat menimbulkan risiko salah saji material. Pengukuran dan penelahaan atas kinerja keuangan entitas. Pemahaman atas entitas dan lingkungannya dapat dibagi menjadi: Pengidentifikasian risiko (menanyakan “what can go wrong”); dan Penilaian risiko (menentukan signifikansi dari masing-masing risiko). Terdapat dua klasifikasi risiko: 60 Risiko bisnis. Risiko kecurangan. Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya Risiko bisnis Risiko kecurangan Risiko bisnis dapat berasal dari kondisi, peristiwa, keadaan, tindakan atau tidak melakukan tindakan yang mempengaruhi secara negatif kemampuan entitas dalam memenuhi tujuan atau menjalankan strateginya. Risiko bisnis juga meliputi peristiwa yang berasal dari perubahan, kompleksitas atau kegagalan mengidentifikasi kebutuhan akan perubahan. Risiko kecurangan berkaitan dengan peristiwa/ kondisi yang menunjukkan insentif, tekanan untuk melakukan kecurangan, atau memberikan kesempatan terjadinya kecurangan. Risiko yang diasumsikan selalu ada (presumed fraud risk): Kecurangan dalam pengakuan pendapatan (SA 240 par 26) Pengabaian pengendalian oleh manajemen (SA 240 par 31) Tidak ada kewajiban auditor untuk mengidentifikasi/menilai semua risiko bisnis yang mungkin ada. Dalam banyak kondisi, suatu risiko dapat merupakan risiko bisnis sekaligus risiko kecurangan. Pemahaman atas risiko bisnis dan kecurangan meningkatkan probabilita untuk dapat mengidentifikasi risiko kesalahan penyajian material. 61 Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya Dalam penilaian risiko (menentukan signifikansi dari masing-masing risiko), auditor harus mempertimbangkan (i) kemungkinan kesalahan penyajian dan (ii) apakah potensi kesalahan penyajian yang besar tersebut dapat mengakibatkan suatu kesalahan penyajian material. (SA 315 par 26(d)) 62 Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya Sebagai bagian dari penilaian risiko, auditor harus menentukan juga apakah risiko yang diidentifikasi adalah, menurut pertimbangan auditor, suatu risiko yang signifikan (significant risk – risiko signifikan) SA (315 par 27). Dalam melakukan pertimbangan risiko signifikan, auditor harus tidak memperhitungkan pengaruh pengendalian yang diidentifikasi terkait dengan risiko tersebut. Risiko signifikan (significant risks) adalah suatu risiko kesalahan penyajian material yang diidentifikasi dan dinilai yang, dalam pertimbangan auditor, memerlukan pertimbangan audit khusus. (SA 315 par 4(e)) 63 Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya Hal-hal dalam penentuan suatu risiko sebagai risiko signifikan (SA 315 par 28): (a) Apakah risiko tersebut merupakan suatu risiko kecurangan; (b) Apakah risiko tersebut terkait dengan perkembangan terkini yang signifikan dalam bidang ekonomi, akuntansi, atau lainnya, dan oleh karena itu, membutuhkan perhatian spesifik; (c) Kompleksitas transaksi; (d) Apakah risiko tersebut melibatkan transaksi signifikan dengan pihak yang berelasi; (e) Derajat subjektivitas dalam pengukuran informasi keuangan yang berkaitan risiko, terutama pengukuran yang melibatkan ketidakpastian pengukuran yang luas; dan (f) Apakah risiko tersebut melibatkan transaksi signifikan yang terjadi di luar kegiatan bisnis normal entitas, atau yang tampaknya tidak biasa. 64 Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya Pengabaian pengendalian oleh manajemen dan kecurangan dalam pengakuan pendapatan selalu dinilai sebagai risiko signifikan (SA 240 par 26 & 31; Guide, Vol 1, hal 115) Risiko yang kemungkinan terjadinya besar dan dampaknya besar, harus dipertimbangkan sebagai risiko signifikan. (Guide, Vol 2, hal 121) Would be first considered as significant risks 65 Pengidentifikasian Risiko Lakukan Prosedur Penilaian Risiko Tujuan & strategi entitas, faktor ekstern, sifat entitas, kebijakan akuntansi, ukuran kinerja What can go wrong? Listing faktor risiko bisnis dan kecurangan yang dinilai. 1 2 3 4 M L H L Apabila terjadi, dampaknya material? (H,M,L) M M H L Tingkat Risiko yang Dinilai (H,M,L) M L H L Apakah merupakan risiko signifikan (significant risk)? – Y/T T T Y Y Penilaian Risiko Bagaimana kemungkinan terjadinya? (H,M,L) 66 presumed fraud risks Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya Auditor harus menghubungkan risiko yang diidentifikasi dengan apa yang bisa menjadi salah (what could go wrong) pada tingkat asersi, dengan memperhitungkan pengendalian relevan yang hendak diuji oleh auditor ((SA 315 par 26 (c)) Klasifikasi asersi (SA 315 par A111): Asersi tentang golongan transaksi dan peristiwa untuk periode yang diaudit: (i) Keterjadian (occurence): transaksi dan peristiwa yang telah terbukukan telah terjadi dan berkaitan dengan entitas. (ii) Kelengkapan (completeness): seluruh transaksi dan peristiwa yang seharusnya terbukukan telah dicatat. (iii) Keakurasian (accuracy): jumlah-jumlah dan data lainnya yang berkaitan dengan transaksi dan peristiwa yang telah dibukukan telah dicatat dengan tepat. (iv) Pisah batas (cut-off): transaksi dan peristiwa telah dibukukan dalam periode akuntansi yang tepat. (v) Klasifikasi (classification): transaksi dan peristiwa telah dibukukan dalam akun yang tepat. 67 Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya Klasifikasi asersi: (lanjutan…) Asersi tentang saldo akun pada akhir periode: (i) Eksistensi (existence): aset, liabilitas, dan ekuitas ada. (ii) Hak dan kewajiban (rights and obligations): entitas memiliki atau mengendalikan hak atas aset dan memiliki kewajiban atas liabilitas. (iii) Kelengkapan (completeness): seluruh aset, liabilitas, dan ekuitas yang seharusnya terbukukan telah dicatat. (iv) Penilaian dan pengalokasian (valuation and allocation): aset, liabilitas, dan ekuitas tercantum dalam laporan keuangan pada jumlah yang tepat dan penyesuaian penilaian atau pengalokasian yang terjadi dibukukan dengan tepat. Asersi tentang penyajian dan pengungkapan: (i) Keterjadian serta hak dan kewajiban (occurrence and rights and obligations): peristiwa, transaksi, dan hal-hal lainnya yang diungkapkan, telah terjadi dan berkaitan dengan entitas. (ii) Kelengkapan (completeness): seluruh pengungkapan yang seharusnya tercantum dalam laporan keuangan telah disajikan. (iii) Klasifikasi dan keterpahaman (classification and understandability): informasi keuangan disajikan dan dijelaskan secara tepat, serta pengungkapan disajikan dengan jelas. (iv) Keakurasian dan penilaian (accuracy and valuation): informasi keuangan dan informasi lainnya diungkapkan secara wajar dan pada jumlah yang tepat. 68 Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya Combined assertions Class of transactions Account balances Presentation and disclosures Completeness (C) Completeness Completeness Completeness Existence (E) Occurrence Existence Occurrence Accuracy and Cutoff (A) Accuracy Cutoff Classification Right and Obligation Accuracy Right and Obligation Classification and Understandability Valuation and allocation Valuation Valuation (V) Guide, Vol 1 hal. 83 69 Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya Guide, Vol 1 hal 83. Combined assertions Deskripsi Completeness (C) Segala sesuatu yang seharusnya dicatat atau diungkap dalam laporan keuangan telah dicantumkan. Tidak terdapat aset, kewajiban, transaksi, atau peristiwa yang tidak tercatat atau terungkap; tidak terdapat catatan laporan keuangan yang hilang atau tidak lengkap. Existence (E) Segala sesuatu yang tercatat atau diungkapkan dalam laporan keuangan adalah eksis pada tanggal yang tepat dan seharusnya dimasukkan. Aset, liabilitas, transaksi tercatat, dan hal lain yang terdapat dalam catatan laporan keuangan eksis, telah terjadi, dan berkaitan dengan entitas. Accuracy and Cutoff (A) Seluruh kewajiban, pendapatan, unsur-unsur beban dan hak atas aset merupakan properti atau kewajiban dari entitas dan telah dicatat pada jumlah yang tepat dan dialokasikan (pisah batas) pada periode yang tepat. Ini meliputi klasifikasi yang tepat atas jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Valuation (V) Aset, kewajiban dan bagian ekuitas dicatat dalam laporan keuangan pada jumlah (nilai) yang tepat. Setiap penyesuaian alokasi atau penilaian yang diharuskan berdasarkan sifatnya atau standar akuntansi telah dicatat dengan tepat. 70 Dokumentasi - kualitatif Materialitas… Penilaian Inherent Risks Peristiwa/ sumber risiko Asersi*) (P – CAEV) Dampak dari risiko Probabilita Dampak Rph Skor gabungan Risiko Signifikan? (Y/T) Risiko bisnis #1 C M M M T #2 EV L M L T #3 P H H H Y #4 A L L L Y& Risiko kecurangan *) P = Pervasif (semua asersi); C = completeness; A = accuracy; E = existence; V = valuation. 71 & - presumed fraud risks Dokumentasi - kuantitatif Materialitas… Penilaian Inherent Risks Peristiwa/ sumber risiko Asersi*) (P – CAEV) Dampak dari risiko Probabilita (a) Dampak Rph (b) Skor gabungan Risiko Signifikan? (Y/T) Risiko bisnis #1 C 3 3 9 T #2 EV 2 3 6 T #3 P 4 5 20 Y #4 A 2 3 6 Y& Risiko kecurangan *) P = Pervasif (semua asersi); C = completeness; A = accuracy; E = existence; V = valuation. (a) Probabilita 1 = Remote 2 = Unlikely 3 = Likely 4 = Most likely 5 = Almost certain (b) Dampak dalam rph 1 = Immaterial 2 = Minor 3 = Moderate 4 = Major 5 = Material Skor gabungan adalah (a) x (b). Apabila skor gabungan sama atau lebih dari 20, risiko tsb dinilai sebagai risiko signifikan & - presumed fraud risks 72 Penilaian risiko – PT Fiktif Tbk Materialitas pada tingkat laporan keuangan: Rp18,14 milyar Penilaian Inherent Risks Peristiwa/ sumber risiko Dampak dari risiko Asersi*) (P – CAEV) Prob (a) Dampak Rph (b) Skor gabu’n Risiko Signk’n? (Y/T) # 1 - PSAK baru 2011 Penyajian dan pengungkapan tdk sesuai P 5 4 20 Y # 2 – Perubahan teknologi NRV persediaan lebih rendah V 4 3 12 T # 3 – Persediaan di gudang pihak ketiga Kehilangan persediaan E 4 5 20 Y # 4 – Penjualan yg dilakukan dg barang dikirim dari gudang pihak 3. Piutang tidak eksis E 4 4 16 T # 5 – Penurunan ekonomi Kolektibilitas piutang V 3 3 9 T # 6 – Pelepasan aset Tidak memenuhi ketentuan pasar modal P 4 5 20 Y *) P = Pervasif (semua asersi); C = completeness; A = accuracy; E = existence; V = valuation. 73 (a) Probabilita 1 = Remote 2 = Unlikely 3 = Likely 4 = Most likely 5 = Almost certain (b) Dampak dalam rph 1 = Immaterial 2 = Minor 3 = Moderate 4 = Major 5 = Material Skor gabungan adalah (a) x (b). Apabila skor gabungan sama atau lebih dari 20, risiko tsb dinilai sebagai risiko signifikan Pemahaman atas Pengendalian Internal Entitas Auditor harus memperoleh suatu pemahaman atas pengendalian internal yang relevan dengan audit. (SA 315 par 12) Meskipun sebagian besar pengendalian yang relevan dengan audit kemungkinan berhubungan dengan pelaporan keuangan, tidak semua pengendalian yang berhubungan dengan pelaporan keuangan relevan dengan audit. Diperlukan pertimbangan profesional auditor apakah suatu pengendalian, secara individual atau bersama-sama dengan yang lain, merupakan hal yang relevan dengan audit. Pada waktu memperoleh suatu pemahaman tentang pengendalian yang relevan dengan audit, auditor harus mengevaluasi rancangan pengendalian tersebut dan menentukan apakah pengendalian tersebut telah diimplementasikan. (SA 315 par 13) 74 Pemahaman atas Pengendalian Internal Entitas Prosedur penilaian risiko untuk memperoleh bukti audit tentang rancangan dan implementasi pengendalian yang relevan dapat mencakup: (SA 315 par A67) 75 Meminta keterangan dari personel entitas. Mengamati penerapan pengendalian tertentu. Menginspeksi dokumen dan laporan. Menelusuri (satu atau dua) transaksi melalui sistem informasi yang relevan dengan pelaporan keuangan. Prosedur ini dikenal sebagai “walkthrough”. Pemahaman atas Pengendalian Internal Entitas Pengendalian internal dapat dibedakan menjadi yang bersifat pervasif (entitylevel control) untuk meng-address risiko pervasif; dan yang bersifat spesifik (transactional) untuk meng-address risiko spesifik. 76 Pemahaman atas Pengendalian Internal Entitas Komponen pengendalian internal dengan sifat dari pengendalian internal (pervasif atau spesifik) Pembahasan rinci mengenai komponen pengendalian internal, lihat SA 315 par 14 – 24 dan A69 – A104 77 Pemahaman atas Pengendalian Internal Entitas Harus diingat bahwa sesuai SA 315 par 12, auditor hanya diwajibkan untuk memperoleh suatu pemahaman atas pengendalian internal yang relevan dengan audit. 78 Penilaian Risiko Tingkat Risiko yang Dinilai (H,M,L) M L H L Apakah merupakan risiko signifikan (significant risk)? – Y/T T T Y Y T Y Y Y Y Y Evaluasi Rancangan Pengendalian Apakah pengendalian yang didesain oleh manajemen akan memitigasi risiko? – Y/T Evaluasi Implementasi dan Dokumentasi Apakah pengendalian yang memitigasi risiko telah diimplementasikan? – Y/T Apakah implementasi pengendalian tsb telah didokumentasikan? – Y/T T Lapor mengenai kelemahan dlm pengendalian 79 Documentation – one risk to many controls Risk Asersi Mitigating control Apakah rancangan pengendalian OK? Apakah pengendalian yang diidentifikasi memitigasi risiko? (Y/T) #1 C Tidak ada T #2 EV • Prosedur A Y #3 P • Prosedur B • Prosedur C Y #4 A • Prosedur C • Prosedur D Y 80 Documentation – many risks to many controls Proses:…. Risiko… Asersi #1 #2 #3 #4 C EV P A Pengendalian Komponen pengendalian internal Prosedur A Aktivitas pengendalian Prosedur B Pemantauan D Prosedur C Sistem informasi P Prosedur D Aktivitas pengendalian Apakah rancangan pengendalian OK? Apakah pengendalian yang diidentifikasi memitigasi risiko? (Y/T) 81 P Y P D T Y Key control – Y/T Y Y Y Pemahaman atas pengendalian internal- PT Fiktif Tbk Proses: Laporan Keuangan dan Persediaan Risiko # Asersi #1 #2 #3 P V E Pengendalian Komponen pengendalian internal Manajemen mengases dampak PSAK baru setelah men-train staffnya Penilaian risiko Review tingkat persediaan Aktivitas pengendalian Barang yang dibeli dicocokan ke PO Aktivitas pengendalian P Pemeriksaan fisik sebulan sekali Aktivitas pengendalian D Barang retur disisihkan dan diresale Aktivitas pengendalian Apakah rancangan pengendalian OK? Apakah pengendalian yang diidentifikasi memitigasi risiko? (Y/T) 82P = prevent; D = detect & correct Key control – Y/T P D Y D Y Y Y Y Perencanaan: pengembangan rencana audit Mengikhtisarkan Hasil Penilaian Risiko 83 Menilai risiko kesalahan penyajian material Auditor harus mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material pada (SA 315 par 25): (a) Tingkat laporan keuangan; dan (b) Tingkat asersi untuk golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan, untuk menyediakan suatu basis bagi perancangan dan pelaksanaan prosedur audit lanjutan (further audit procedures). Risiko kesalahan penyajian yang diidentifikasi dan dinilai tersebut harus didokumentasikan. (SA 315 para 32(c). Risiko kesalahan penyajian material = risiko bawaan x risiko pengendalian RMM = IR x CR 84 Menilai risiko kesalahan penyajian material RMM = IR x CR 85 Tingkat Risiko yang Dinilai – PT Fiktif Tbk Rpbio Tingkat laporan keuangan Asersi IR CR RMM Faktor risiko Perkembangan standar akuntansi. P H L M Perubahan dalam industri dan bisnis. Penilaian risiko dilakukan oleh manajemen Tingkat Asersi Area L/K atau pengungkapan 1 Piutang 2 Persediaan 3 Transaksi pihak berelasi 86 194 473 …. C, A L L L Pengendalian yg relevan ada. Thn lalu tidak ada kesalahan. E H M H Thn lalu terdapat kesalahan material. V M L L Perputaran penjualan tinggi. C, A L L L Pengendalian yg relevan ada. Thn lalu tidak ada kesalahan. E H M H Risiko signifikan. Persediaan di gudang pihak ke 3. V M L M Slow moving rendah. Ada asesmen manajemen. P H M H Risiko signifikan. Pemenuhan ketentuan pasar modal. Perencanaan: pengembangan rencana audit Merancang Respons atas Risiko yang Dinilai dan Mengembangkan Rencana Audit yang Responsif 87 Merancang respons audit yang efektif Tujuan auditor adalah untuk memperoleh bukti audit cukup dan tepat yang berkaitan dengan penilaian risiko kesalahan penyajian material, melalui pendesainan dan penerapan respons yang tepat terhadap risiko tersebut. (SA 330 par 3) 88 Merancang dan mengimplementasikan respons keseluruhan untuk menanggapi risiko kesalahan penyajian material yang telah dinilai pada tingkat laporan keuangan. (SA 330 par 5) Merancang dan mengimplementasikan prosedur audit lanjutan yang sifat, saat, dan luasnya didasarkan pada dan merupakan respons terhadap risiko kesalahan penyajian material yang telah dinilai pada tingkat asersi. (SA 330 par 7) Merancang respons audit yang efektif 89 Mengembangkan rencana audit yang responsif Langkah 1 – Menetapkan respons terhadap risiko yang dinilai pada laporan keuangan Mengembangkan respons keseluruhan Respons terhadap risiko yang dinilai pada tingkat asersi (menetapkan prosedur audit lanjutan) Langkah 2 – Melakukan identifikasi prosedur spesifik yang diperlukan untuk area laporan keuangan yang material Langkah 3 – Menentukan sifat dan luas prosedur audit yang diperlukan 90 Langkah 1 – Mengembangkan respons keseluruhan Dapat mencakup: Penekanan kepada tim audit atas perlunya mempertahankan skeptisisme profesional; Penugasan staf berpengalaman atau personil yang mempunyai kemampuan khusus atau penggunaan pakar; Penyediaan pengawasan tambahan; Penambahan prosedur audit yang tidak dapat diprediksi (“unpredictability”) dalam pemilihan prosedur lebih lanjut; Perubahan umum atas sifat, saat, atau luas prosedur audit, Misalnya: pelaksanaan prosedur substantif pada akhir periode bukan pada saat tanggal interim; atau modifikasi sifat prosedur audit untuk memperoleh bukti audit yang lebih meyakinkan Respons keseluruhan dipengaruhi oleh pemahaman auditor atas lingkungan pengendalian. Lingkungan pengendalian yang efektif memungkinkan auditor untuk lebih yakin terhadap pengendalian internal dan dapat diandalkannya bukti audit yang dihasilkan secara internal oleh entitas. Sebaliknya, defisiensi dalam lingkungan pengendalian, dapat menyebabkan auditor untuk: Melaksanakan prosedur audit tambahan pada akhir periode dan bukan pada tanggal interim; Memperoleh bukti audit yang lebih luas dari prosedur substantif. Meningkatkan jumlah lokasi yang dimasukkan dalam ruang lingkup audit. 91 Langkah 2 – Melakukan Indentifikasi prosedur spesifik yang diperlukan untuk area laporan keuangan yang material Apakah terdapat asersi yang tidak dapat dipenuhi hanya dengan pengujian substantif saja? Jika ya, diperlukan pengujian pengendalian Apakah pengendalian internal atas transaksi/proses terkait diperkirakan akan dapat diandalkan? Jika ya, pengujian pengendalian dimungkinkan. Apakah SARP tersedia? Apakah dibutuhkan unsur kejutan (“unpredictability”)? Apakah terdapat risiko signifikan yang memerlukan pertimbangan khusus? 92 Langkah 3 – Menentukan sifat dan luas prosedur audit yang diperlukan Memilih bauran prosedur audit lanjutan: Pengujian substantif Pengujian rinci Prosedur analitis substantif (SARP – substantive analytical review procedures) Pengujian pengendalian. Menentukan luas pengujian dari masing-masing prosedur 93 Prosedur audit lanjutan Prosedur substantif yakni suatu prosedur audit yang dirancang untuk mendeteksi kesalahan penyajian material pada tingkat asersi. Prosedur substantif terdiri dari: Pengujian rinci (dari setiap golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan); dan Prosedur analitis substantif Tanpa memperhatikan risiko yang telah dinilai atas kesalahan penyajian material, auditor harus merancang dan melaksanakan prosedur substantif untuk setiap golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan yang material. (SA 330 par 18) Dalam menentukan prosedur substantif yang paling responsif, kemungkinan auditor melakukan: 94 Hanya pengujian rinci saja; atau Apabila bukan merupakan risiko signifikan dari kesalahan penyajian material, hanya prosedur analitis substantif saja; atau Gabungan pengujian rinci dan prosedur analitis substantif. Prosedur audit lanjutan Auditor harus mempertimbangkan apakah prosedur konfirmasi eksternal harus dilaksanakan sebagai prosedur audit substantif. Faktor yang dapat membantu auditor dalam menentukan apakah prosedur konfirmasi eksternal perlu dilakukan sebagai prosedur audit substantif mencakup: (SA 330 par 19 & A51) Pengetahuan pihak yang akan dikonfirmasi tentang hal pokok—hasil konfirmasi dapat lebih andal jika diberikan oleh pihak yang memiliki pengetahuan memadai tentang informasi yang dikonfirmasi. Kemampuan atau kesediaan pihak yang dikonfirmasi untuk memberikan respons. Objektivitas pihak yang dikonfirmasi–jika pihak yang dikonfirmasi adalah pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan entitas, respons atas permintaan konfirmasi mungkin menjadi kurang andal. Prosedur substantif yang dilakukan auditor harus mencakup prosedur audit berikut yang berkaitan dengan proses tutup buku laporan keuangan: (SA 330 par 20) 95 Mencocokkan atau merekonsiliasi laporan keuangan dengan catatan akuntansi yang melandasinya; dan Memeriksa entri jurnal yang material dan penyesuaian lainnya yang dibuat selama penyusunan laporan keuangan Prosedur audit lanjutan Pengujian pengendalian yakni suatu prosedur audit yang dirancang untuk mengevaluasi efektivitas operasi pengendalian dalam mencegah, atau mendeteksi dan mengkoreksi, kesalahan penyajian material pada tingkat asersi. 96 Prosedur audit lanjutan Auditor‘s Tool Box Pengujian Pengendalian (Test of Control) Biasanya merupakan kombinasi dari: • Mengajukan pertanyaan ke personel yang tepat – Inquiry; • Menginspeksi dokumen yang relevan – Inspect • Mengamati operasi entitas – Observe • Melaksanakan ulang penerapan pengendalian – Reperformance 97 Pengujian Substantif SARP Kategori prosedur analitis: • Simple comparison; • Predictive model SARP sesuai SA 520 par 5: • Menentukan kecocokan prosedur analitis substantif untuk asersi yang tersedia; • Mengevaluasi keandalan data yang dijadikan dasar oleh untuk mengembangkan ekspektasi; • Mengembangkan ekspektasi atas jumlah tercatat atau rasio dan mengevaluasi apakah ekspektasi tersebut telah cukup tepat untuk mengidentifikasi kesalahan penyajian yang; dan • Menentukan jumlah perbedaan antara jumlah tercatat dengan nilai yang diharapkan. Pengujian rinci Prosedur yang dirancang untuk mendapatkan bukti yang mendukung jumlah -jumlah dalam laporan keuangan. Pengujian rinci digunakan untuk mendapatkan bukti audit atas asersi, seperti eksistensi, akurasi dan penilaian. Prosedur pengujian rinci yang lazim al, pemeriksaan fisik, konfirmasi, pemeriksaan dokumen. Respons atas risiko kecurangan Risiko kecurangan dalam pengakuan pendapatan, contoh respons: Respons atas presumed fraud risks Lakukan substantive analytical review procedures. Pertimbangkan penggunaan CAAT; Pengujian pisah batas (cut off); Uji pemenuhan syarat-syarat spesifik pengakuan pendapatan sesuai SAK (misal, PSAK 44); Konfirmasi ke konsumen terkait dengan persyaratan kontrak; Risiko pengabaian pengendalian oleh manajemen (a) Menguji ketepatan entri jurnal yang tercatat dalam buku besar dan penyesuaian lain yang dibuat dalam penyusunan laporan keuangan. Dalam merancang dan melaksanakan prosedur audit untuk pengujian tersebut, auditor harus: (i) Mewawancarai individu yang terlibat dalam proses pelaporan keuangan mengenai aktivitas yang tidak semestinya atau tidak biasa yang terkait dengan pemrosesan entri jurnal dan penyesuaian lain; (ii) Memilih entri jurnal dan penyesuaian lain yang dibuat pada akhir periode pelaporan; dan (iii) Mempertimbangkan apakah perlu dilakukan pengujian terhadap entri jurnal dan penyesuaian lain sepanjang periode laporan keuangan. 98 Respons atas risiko kecurangan Respons atas presumed fraud risks Risiko pengabaian pengendalian oleh manajemen (lanjutan) (b) Menelaah estimasi akuntansi untuk menemukan hal bias dan mengevaluasi apakah kondisi yang menyebabkan hal bias tersebut, jika ada, merupakan risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan. Dalam melaksanakan penelaahan tersebut, auditor harus: (i) Mengevaluasi apakah pertimbangan dan keputusan yang dibuat oleh manajemen dalam memasukkan estimasi akuntansi tersebut dalam laporan keuangan, meskipun jika estimasi akuntansi tersebut masuk akal secara individu, mengindikasikan suatu hal bias yang mungkin terjadi pada manajemen entitas yang mungkin merupakan kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan. Jika demikian, auditor harus mengevaluasi kembali estimasi akuntansi secara keseluruhan; dan (ii) Melakukan penelahaan retrospektif atas pertimbangan dan asumsi manajemen yang terkait dengan estimasi akuntansi signifikan yang tercermin dalam laporan keuangan tahun lalu. (c) Bagi transaksi signifikan di luar aktivitas bisnis normal entitas, atau yang sebaliknya terlihat tidak biasa berdasarkan pemahaman auditor atas entitas dan lingkungannya serta informasi lain yang diperoleh selama audit, auditor harus mengevaluasi apakah dasar bisnis yang ada (atau yang kurang atau tidak ada) atas transaksi tersebut menunjukkan bahwa transaksi tersebut mungkin telah dilakukan dengan tujuan untuk melakukan kecurangan dalam pelaporan keuangan atau untuk menyembunyikan terjadinya penyalahgunaan aset. 99 Untuk lebih detil, baca SA 240 par 32, A28 – 30, dan A41 – 48)) Respons atas RMM – PT Fiktif Tbk Rpbio Asersi RMM Tingkat laporan keuangan Respons keseluruhan • Pelaksaan prosedur audit atas risiko signifikan dilakukan oleh staf senior dengan supervisi manajer dan rekan perikatan P M • Pertimbangkan kebutuhan expert (lawyer/legal opinion) terkait peraturan IX.E.1 dan/atau IX.E.2 • Unsur kejutan dalam observasi persediaan Tingkat Asersi Pengujian substantif Area L/K atau pengungkapan 1 2 3 Piutang Persediaan Transaksi pihak berelasi 100 194 473 ToC SARP C, A L Ya Ya E H Ya Ya V L C, A L E H V M P H Pengujian rinci Konfirmasi piutang Pemeriksaan subsequent receipt Ya Ya Ya Ya Respons spesifik Observasi pemeriksaan fisik Review NRV assessment yang dilakukan manajemen • Tanya ke manajemen • Periksa pemenuhan IX.E.1 dan IX.E.2 • Konfirmasi ke counterparty Menentukan luas pengujian 101 Penentuan luas pengujian Penentuan luas pengujian antara lain dipengaruhi oleh: Materialitas (yakni, materialitas pelaksanaan); Risiko yang dinilai (yakni, risiko kesalahan penyajian material; dan Tingkat asurans yang ingin diperoleh auditor (yakni, confidence level) dari prosedur audit lanjutan. Auditor dapat: (SA 500 par A52) 102 Memilih semua unsur (pemeriksaan 100%); Memilih unsur tertentu; dan Menggunakan sampling audit Memilih semua unsur (pemeriksaan 100%) Pemeriksaan 100% tepat digunakan misalnya jika (SA 500 par A53): 103 Populasi terdiri dari sejumlah kecil unsur yang masing-masing memiliki nilai besar; Terdapat risiko signifikan, dan cara lain tidak dapat memberikan bukti audit yang cukup dan layak; atau Sifat pengulangan suatu perhitungan atau proses lain yang dilakukan secara otomatis oleh suatu sistem informasi membuat pemeriksaan 100% menjadi efektif dari segi biaya. Memilih unsur tertentu Faktor yang mungkin relevan dalam memutuskan untuk memilih unsur spesifik dalam suatu populasi mencakup: Pemahaman auditor atas entitas, Risiko yang telah ditentukan atas kesalahan penyajian material, dan Karakteristik populasi yang diuji. Pemilihan berdasarkan pertimbangan atas unsur spesifik ini tetap memiliki risiko non-sampling. Unsur spesifik pilihan dapat meliputi: 104 Unsur-unsur kunci bernilai tinggi atau karena unsur-unsur tersebut memperlihatkan beberapa karakterisik lain (misalnya, mencurigakan, tidak biasa, rawan risiko tertentu, atau memiliki jejak-rekam kesalahan). Semua unsur yang memiliki nilai di atas jumlah tertentu, sehingga dapat digunakan untuk memverifikasi proporsi total jumlah suatu golongan transaksi atau saldo akun. Unsur-unsur untuk memperoleh informasi, seperti informasi mengenai sifat entitas atau sifat transaksi. Memilih unsur tertentu Pemeriksaan secara selektif atas unsur spesifik suatu golongan transaksi atau saldo akun seringkali akan menjadi suatu cara efisien dalam memperoleh bukti audit. Memilih unsur tertentu bukan merupakan sampling audit. Hasil prosedur audit yang diterapkan untuk unsur-unsur yang telah dipilih melalui cara ini tidak dapat diprojeksikan untuk keseluruhan populasi; oleh karena itu, pemeriksaan secara selektif unsur-unsur spesifik tidak memberikan bukti audit atas sisa populasi yang tidak diperiksa. SA 500 par A54 - 55 105 Penentuan luas pengujian – PT Fiktif Tbk Tingkat Asersi Luas pengujian Area L/K atau pengungkapan 1 Piutang 194 Prosedur audit 100% C, A L Bandingkan saldo piutang dengan predictive model V E H • Bandingkan saldo piutang dengan predictive model • Periksa faktur penjualan, apakah dilampiri bukti pengiriman barang dan PO • Konfirmasi piutang V Unsur Ttnt Sampling V V 2 Persediaan 3 Transaksi pihak berelasi 106 473 V L Pemeriksaan subsequent receipt V- AR >60 hr C, A L ……….. E H Observasi pemeriksaan fisik di….lokasi V M Review NRV assessment yang dilakukan manajemen V P H • Tanya ke manajemen • Periksa pemenuhan IX.E.1 dan IX.E.2 • Konfirmasi ke counterparty V V V V Konsep dasar sampling 107 Sampling dan risiko sampling Sampling audit (sampling) adalah penerapan prosedur audit terhadap kurang dari 100% unsur dalam suatu populasi audit yang relevan sedemikian rupa sehingga semua unit sampling memiliki peluang yang sama untuk dipilih untuk memberikan basis memadai bagi auditor untuk menarik kesimpulan tentang populasi secara keseluruhan. Terdapat dua risiko dalam audit: Risiko nonsampling; dan Risiko sampling. Risiko nonsampling adalah risiko bahwa auditor mencapai suatu kesimpulan yang salah dengan alasan apapun yang tidak terkait dengan risiko sampling. 108 Sampling dan risiko sampling Risiko sampling adalah risiko bahwa kesimpulan auditor yang didasarkan pada suatu sampel dapat berbeda dengan kesimpulan jika prosedur audit yang sama diterapkan pada keseluruhan populasi. Risiko sampling dapat menimbulkan dua jenis kesimpulan yang salah: (SA 530 par 5(c)) Dalam suatu pengujian pengendalian, pengendalian tersebut lebih efektif daripada kenyataannya, atau dalam suatu pengujian rinci, suatu kesalahan penyajian material tidak ada padahal dalam kenyataannya ada. Dalam suatu pengujian pengendalian, pengendalian tersebut kurang efektif daripada kenyataannya, atau dalam suatu pengujian rinci, terdapat kesalahan penyajian material, padahal kenyataannya tidak ada. 109 Tipe kesimpulan salah ini mempengaruhi efektifitas audit dan mempunyai kemungkinan lebih besar untuk menyebabkan suatu opini audit yang tidak tepat. Tipe kesimpulan salah semacam ini berdampak terhadap efisiensi audit yang biasanya akan menyebabkan adanya pekerjaan tambahan untuk menetapkan bahwa kesimpulan semula adalah tidak benar. Risiko sampling – pengujian pengendalian EFEKTIFITAS PELAKSANAAN SEBENARNYA DARI PENGENDALIAN ADALAH: Sampel pengujian pengendalian menunjukkan Efektifitas pelaksanaan memadai Efektifitas pelaksanaan tidak memadai 110 Memadai untuk tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan Keputusan benar Keputusan salah (risiko menetapkan risiko pengendalian terlalu tinggi) Tidak memadai untuk tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan Keputusan salah (risiko menetapkan risiko pengendalian terlalu rendah) Keputusan benar Risiko sampling – pengujian rinci KONDISI SEBENARNYA AKUN TERSEBUT ADALAH: Sampel pengujian rinci menunjukkan Akun tidak berisi kesalahan penyajian material Akun berisi kesalahan penyajian material 111 Tidak berisi kesalahan penyajian material Berisi kesalahan penyajian material Keputusan benar Keputusan salah (risiko keliru menerima) Keputusan salah (risiko keliru menolak) Keputusan benar Sampling statistik vs nonstatistik Sampling statistik adalah suatu pendekatan sampling yang memiliki karakteristik sebagai berikut: i. ii. Pemilihan unsur-unsur sampel dilaksanakan secara acak; dan Penggunaan teori probabilitas untuk menilai hasil sampel, termasuk untuk mengukur risiko sampling. Sampling nonstatistik adalah pendekatan sampling yang tidak memiliki karakteristik-karakteristik (i) dan (ii) di atas Teknik sampling statistik a.l. random sampling, systematic sampling dan stratified sampling. Sementara sampling nonstatistik a.l. haphazard sampling, block selection dan judgment selection. (Collings, hal.183) 112 Tahap-tahap dalam penerapan sampling Perancangan ukuran dan pemilihan unsur-unsur sampel untuk diuji Pelaksanaan prosedur audit Pengevaluasian hasil sampling Menginvestigasi sifat dan penyebab penyimpangan atau kesalahan penyajian Memproyeksikan kesalahan penyajian atau penyimpangan dari sampel ke populasi Mengevaluasi hasil sampling Catatan: PPL ini tidak mencakup pembahasan mengenai tahap pelaksanaan prosedur dan pengevaluasian hasil sampling. 113 Perancangan ukuran dan pemilihan unsurunsur sampel untuk diuji Ketika merancang suatu sampel audit, auditor harus mempertimbangkan tujuan prosedur audit dan karakteristik populasi yang menjadi sumber suatu sampel yang akan diambil. (SA 530 par 6, A 5 – A8) Pertimbangan mengenai tujuan prosedur audit mencakup: tujuan spesifik yang hendak dicapai dan kemungkinan kombinasi prosedur audit terbaik untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Suatu pemahaman yang jelas tentang apa yang merupakan suatu penyimpangan atau kesalahan penyajian sehingga semua, dan hanya, kondisi-kondisi yang relevan dengan tujuan prosedur audit tersebutlah yang dimasukkan ke dalam evaluasi terhadap penyimpangan atau pemproyeksian kesalahan penyajian. Pertimbangan mengenai karakteristik populasi: 114 Melakukan suatu penilaian estimasi tingkat penyimpangan berdasarkan pemahaman auditor tentang pengendalian-pengendalian yang relevan atau berdasarkan pemeriksaan atas sejumlah kecil unsur dalam populasi (untuk pengujian pengendalian); atau auditor melakukan suatu penilaian tingkat kesalahan penyajian yang diperkirakan terjadi dalam populasi. (dalam pengujian rinci) Dalam mempertimbangkan karakteristik populasi yang menjadi sumber pengambilan sampel, auditor mungkin menentukan bahwa stratifikasi atau pemilihan nilai tertimbang (value-weighted selection) merupakan metode yang tepat. Perancangan ukuran dan pemilihan unsurunsur sampel untuk diuji Dua putusan pada tahap ini: 115 Menentukan suatu ukuran sampel yang cukup untuk mengurangi risiko sampling sampai ke tingkat rendah yang dapat diterima. Memilih unsur-unsur yang akan menjadi sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit sampling dalam populasi memiliki suatu peluang yang sama untuk dipilih. Sampling audit: pengujian pengendalian 116 Menentukan ukuran sampel Ukuran sampel dapat ditentukan melalui penerapan suatu formula berbasis statistik atau melalui pertimbangan profesional. Penentuan ukuran sampel ditentukan oleh faktor-faktor di bawah ini (SA 530 Lampiran 2): Penilaian risiko auditor yang telah memperhitungkan pengendalian yang relevan. Tingkat penyimpangan yang dapat diterima (tolerable deviation rate – TDR) Tingkat penyimpangan yang diperkirakan terjadi dalam populasi yang akan diuji (expected population deviation rate – EPDR) Tingkat asurans yang auditor harapkan bahwa tingkat penyimpangan yang dapat diterima tidak melebihi tingkat penyimpangan yang sesungguhnya dalam populasi Jumlah unit sampling dalam populasi Jika kondisinya sama, dampak faktor-faktor tersebut terhadap ukuran sampel akan sama tanpa mempertimbangkan pendekatan yang dipilih, apakah pendekatan statistik atau nonstatistik. (SA530 par A11) 117 Menentukan ukuran sampel SA 530 -Lampiran 2 Faktor Perubahan dalam Faktor Pengaruh thd Ukuran Sampel Penjelasan Penilaian risiko auditor yang telah memperhitungkan pengendalian yang relevan Meningkat Naik Semakin tinggi tingkat asurans yang hendak diperoleh oleh auditor atas efektifitas operasi pengendalian, semakin rendah risiko kesalahan penyajian material yang dinilai oleh auditor, dan semakin besar ukuran sampel yang diperlukan. Tingkat penyimpangan yang dapat diterima Meningkat Turun Semakin rendah tingkat penyimpangan yang dapat diterima, semakin besar ukuran sampel yang diperlukan 118 Menentukan ukuran sampel SA 530 -Lampiran 2 Faktor Perubahan dalam Faktor Pengaruh thd Ukuran Sampel Penjelasan Tingkat penyimpangan yang diperkirakan terjadi dalam populasi yang akan diuji Meningkat Naik Semakin tinggi tingkat penyimpangan yang diperkirakan terjadi, semakin besar ukuran sampel yang diperlukan sehingga auditor dapat membuat estimasi yang wajar tentang tingkat penyimpangan yang sesunggguhnya. Faktor-faktor relevan bagi auditor dalam mempertimbangan tingkat penyimpangan yang diperkirakan terjadi mencakup pemahaman auditor tentang bisnis klien, perubahan dalam personel atau pengendalian intern, hasil prosedur audit yang diterapkan dalam periode sebelumnya, dan hasil prosedur audit lain. Tingkat penyimpangan pengendalian yang tinggi umumnya hanya bisa sedikit, jika ada, mengurangi risiko kesalahan penyajian material yang telah ditentukan. 119 Menentukan ukuran sampel SA 530 -Lampiran 2 Faktor Perubahan dalam Faktor Pengaruh thd Ukuran Sampel Penjelasan Tingkat asurans yang auditor harapkan bahwa tingkat penyimpangan yang dapat diterima tidak melebihi tingkat penyimpangan yang sesungguhnya dalam populasi Meningkat Naik Semakin tinggi tingkat asurans yang auditor harapkan bahwa hasil sampel benar-benar mencerminkan penyimpangan yang terjadi dalam populasi, maka semakin besar ukuran sampel yang diperlukan. Jumlah unit sampling dalam populasi Meningkat Dampaknya dapat diabaikan Untuk populasi yang besar, ukuran aktual populasi sedikit berdampak, jika ada, terhadap ukuran sampel. Dalam populasi yang kecil, sampling audit tidak dapat seefisien dibandingkan dengan cara-cara alternatif dalam pemerolehan bukti audit yang cukup dan tepat. 120 Menentukan ukuran sampel – ilustrasi praktis Menentukan ukuran sampel dalam pengujian pengendalian biasanya menggunakan attribute sampling. Cocok untuk prosedur pengendalian yang berjalan secara harian. Rumus: Ukuran sampel = Confidence factor : TDR Confidence factor ditentukan oleh tingkat keyakinan (confidence level) 121 Menentukan ukuran sampel – ilustrasi praktis Confidence factor (a) TDR (b) 85% 1.9 10% 19 1.9 / 0.1 90% 2.3 10% 23 2.3 / 0.1 95% 3.0 10% 30 3.0 / 0.1 85% 1.9 5% 38 1.9 / 0.05 90% 2.3 5% 46 2.3 / 0.05 95% 3.0 5% 60 3.0 / 0.05 Confidence level 122 Ukuran sampel (c) = (a) / (b) Menentukan ukuran sampel – ilustrasi praktis Untuk prosedur pengendalian yang berjalan tidak secara harian, panduan berikut dapat digunakan. Guide, Vol 2, hal, 240 123 Memilih unsur-unsur sampel Auditor harus memilih unsur-unsur yang akan menjadi sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit sampling dalam populasi memiliki suatu peluang yang sama untuk dipilih. (SA 530 par 8) Dengan sampling statistik, unsur-unsur dipilih dengan suatu cara yang setiap unit sampling memiliki suatu probabilitas yang diketahui untuk dipilih. Dengan sampling nonstatistik, pertimbangan auditor digunakan untuk memilih unsur yang dijadikan sampel. Karena tujuan sampling adalah untuk menyediakan basis yang wajar bagi auditor untuk menarik kesimpulan tentang populasi yang menjadi sumber sampel yang dipilih, penting bagi auditor untuk memilih sampel yang representatif, dengan memilih unsur sampel yang memiliki karakteristik tipikal populasi sehingga keberpihakan dapat dihindari. (SA 530 par A12) Metode utama pemilihan sampel adalah penggunaan pemilihan acak, pemilihan sistematik dan pemilihan sembarang (haphazard selection) (SA 530 par A13) atau monetary unit sampling dan block selection (SA 530 Lamp 4) 124 Memilih unsur-unsur sampel – ilustrasi praktis Prosedur audit: Populasi yang diuji: 500 faktur (No faktur 250 –950). Ukuran sampel: Faktur penjualan. Jumlah populasi: Mengambil suatu sampel faktur penjualan dan diperiksa apakah dilampiri dengan bukti pengiriman barang dan PO. 23 (confidence 90%, TDR 10%) Metode yang dipilih: pemilihan acak menggunakan random table number. (lihat di slide berikut) Hitung sampling interval: 500/23 = 21.7 = 22; Kaitkan antara angka dalam tabel dengan populasi, misal diambil 3 angka terakhir dari tabel sebagai no faktur penjualan; Tentukan rute pengambilan sampel: misal dari atas ke bawah lalu naik lagi ke atas. Tentukan nomor awal secara acak dari tabel sebagai sampel pertama, misal diambil dari tabel angka 89707. 125 Tiga angka terakhir, 707 adalah nomor faktur pertama Pilih sampel berikutnya dengan mengikuti rute dan sampling interval yang ditetapkan. Memilih unsur-unsur sampel – ilustrasi praktis Tabel angka acak (random table number ) dibuat pada excell dg formula =RANDBETWEEN(10000,10 0000) 126 Memilih unsur-unsur sampel – ilustrasi praktis Sample no faktur penjualan: # 1 – 707 # 2 – 474 dst s.d. # 23. 127 Sampling audit: pengujian substantif 128 Menentukan ukuran sampel Ukuran sampel dapat ditentukan melalui penerapan suatu formula berbasis statistik atau melalui pertimbangan profesional. Penentuan ukuran sampel ditentukan oleh faktor-faktor di bawah ini (SA 530 Lampiran 3): Risiko yang telah dinilai oleh auditor atas risiko kesalahan penyajian material. Penggunaan prosedur substantif lain yang diarahkan ke asersi yang sama. Tingkat asurans yang diharapkan oleh auditor bahwa kesalahan penyajian yang dapat diterima tidak melebihi kesalahan penyajian aktual dalam populasi Jumlah kesalahan penyajian yang diharapkan akan ditemukan oleh auditor dalam populasi Stratifikasi populasi Jumlah unit sampling dalam populasi. Jika kondisinya sama, dampak faktor-faktor tersebut terhadap ukuran sampel akan sama tanpa mempertimbangkan pendekatan yang dipilih, apakah pendekatan statistik atau nonstatistik. 129 Menentukan ukuran sampel SA 530 -Lampiran 3 Faktor Perubahan dalam Faktor Pengaruh thd Ukuran Sampel Penjelasan Risiko yang telah dinilai oleh auditor atas risiko kesalahan penyajian material. Meningkat Naik Semakin tinggi risiko kesalahan penyajian material yang dinilai, auditor perlu menurunkan tingkat risiko deteksi yang rendah dan akan lebih mengandalkan pada prosedur substantif agar dapat mengurangi risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima . Semakin banyak bukti audit yang diperoleh dari pengujian rinci (yaitu semakin kecil risiko deteksi), semakin besar ukuran sampel yang diperlukan. Penggunaan prosedur substantif lain yang diarahkan ke asersi yang sama. Meningkat Turun Semakin auditor mengandalkan pada prosedur substantif lain untuk mengurangi risiko deteksi ke suatu tingkat yang dapat diterima berkaitan dengan suatu populasi tertentu, semakin berkurang asurans yang disyaratkan oleh auditor dari sampling, oleh karena itu, semakin kecil ukuran sampel yang diperlukan. 130 Menentukan ukuran sampel SA 530 -Lampiran 3 Faktor Perubahan dalam Faktor Pengaruh thd Ukuran Sampel Penjelasan Tingkat asurans yang diharapkan oleh auditor bahwa kesalahan penyajian yang dapat diterima tidak melebihi kesalahan penyajian aktual dalam populasi Meningkat Naik Semakin besar tingkat asurans yang disyaratkan oleh auditor bahwa hasil sampel pada kenyataannya mengindikasikan jumlah aktual kesalahan penyajian dalam populasi, semakin besar ukuran sampel yang diperlukan. Kesalahan penyajian yang dapat diterima Meningkat Turun Semakin rendah kesalahan penyajian yang dapat diterima, semakin besar ukuran sampel yang diperlukan. 131 Menentukan ukuran sampel SA 530 -Lampiran 3 Faktor Perubahan dalam Faktor Pengaruh thd Ukuran Sampel Penjelasan Jumlah kesalahan penyajian yang diharapkan akan ditemukan oleh auditor dalam populasi Meningkat Naik Semakin besar jumlah kesalahan penyajian yang diharapkan akan ditemukan oleh auditor dalam populasi, semakin besar ukuran sampel yang diperlukan untuk membuat estimasi yang masuk akal tentang jumlah kesalahan penyajian aktual dalam populasi. Faktor-faktor yang relevan dengan pertimbangan auditor tentang jumlah kesalahan penyajian yang diharapkan mencakup seberapa luas nilai-nilai unsur ditentukan secara subjektif, hasil prosedur penilaian risiko, hasil pengujian pengendalian, hasil prosedur audit yang diterapkan dalam periode sebelumnya, dan hasil prosedur substantif lain. 132 Menentukan ukuran sampel SA 530 -Lampiran 3 Faktor Perubahan dalam Faktor Pengaruh thd Ukuran Sampel Penjelasan Stratifikasi populasi Tepat digunakan Turun Jika terdapat suatu kisar lebar (variabilitas) dalam ukuran moneter unsur-unsur dalam populasi, adalah lebih bermanfaat untuk melakukan stratifikasi populasi tersebut. Jika suatu populasi dapat secara layak distratifikasi, ukuran sampel agregat dari strata tersebut pada umumnya akan lebih sedikit jika dibandingkan dengan ukuran sampel yang diperlukan untuk memperoleh tingkat risiko sampling tertentu, apabila suatu sampel diambil dari keseluruhan populasi. 133 Menentukan ukuran sampel SA 530 -Lampiran 3 Faktor Perubahan dalam Faktor Pengaruh thd Ukuran Sampel Penjelasan Jumlah unit sampling dalam populasi Meningkat Dampaknya dapat diabaikan Untuk populasi yang besar, ukuran aktual populasi memiliki sedikit, jika ada, dampak terhadap ukuran sampel. Jadi, untuk populasi yang kecil, sampling audit seringkali kurang efisien sebagai cara alternatif pemerolehan bukti audit cukup dan tepat. (Namun, jika menggunakan sampling unit moneter, kenaikan nilai moneter dalam populasi menaikkan ukuran sampel, kecuali jika hal ini diimbangi dengan kenaikan proporsional dalam materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan (dan, jika relevan, tingkat materialitas untuk golongan transaksi tertentu, saldo akun, atau pengungkapan.) 134 Menentukan ukuran sampel – ilustrasi praktis Metode yang umum digunakan adalah monetary unit sampling (“MUS”). Dalam merancang pengujian rinci auditor perlu menentukan tingkat pengurangan risiko yang diharapkan: rendah, sedang, tinggi. 135 Mempengaruhi tingkat keyakinan. Menentukan ukuran sampel – ilustrasi praktis Proses MUS Keluarkan unsur yang bernilai tinggi atau unsur kunci (high-value dan key items) dari populasi; Hitung sampling interval; Hitung ukuran sampel. 136 Sampling interval = Materialitas pelaksanaan : confidence factor Ukuran sampel = Populasi yang diuji : sampling interval Menentukan ukuran sampel – ilustrasi praktis Prosedur audit: RMM untuk asersi existence: Rp10,88 (dlm milyar) Sampling interval = 95% (3.0) Materialitas pelaksanaan: Rp100 (dlm milyar) – lihat Lamp. 2 Confidence level (confidence factor) yang digunakan: Rp194 (dlm milyar) – lihat Lamp. 2 Jumlah piutang yang besar dan diuji terpisah: Piutang usaha Jumlah populasi: tinggi Populasi yang diuji: Konfirmasi piutang, untuk menguji eksistensi. Materialitas pelaksanaan : confidence factor = 10,88 : 3 = Rp3,63 (dlm milyar) Ukuran sample = 137 Populasi yang diuji : sampling interval = (194 – 100) : 3,63 = 25,9 atau dibulatkan menjadi 26. Memilih unsur-unsur sampel – ilustrasi praktis Menetapkan unsur pertama sampel secara acak, misal piutang ADF sebesar Rp2,150 milyar. Sampling interval ditambahkan ke unsur pertama untuk menghasilkan sampling interval kumulatif. Jumlah kumulatif nilai tercatat diperoleh dengan menambahkan unsur pertama sampel dengan piutang selanjutnya. 138 Apabila jumlah kumulatif nilai tercatat > sampling interval kumulatif, piutang tsb dipilih sebagai sampel Apabila jumlah kumulatif nilai tercatat < sampling interval kumulatif, piutang tsb tidak dipilih sebagai sampel. Sampling interval kumulatif untuk piutang selanjutnya tidak berubah Memilih unsur-unsur sampel Jml kumulatif < sampling interval Belum ditambahkan dengan sampling interval krn piutang sblmnya tidak dipilih Hasil pemilihan yang selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3. 139 Sifat dan luas pengujian sebagai respons atas risiko yg diidentifikasi – PT Fiktif Tbk Tingkat Asersi Luas pengujian Area L/K atau pengungkapan 1 Piutang 194 Prosedur audit 100% C, A L Bandingkan saldo piutang dengan predictive model V E H • Bandingkan saldo piutang dengan predictive model • Periksa faktur penjualan, apakah dilampiri bukti pengiriman barang dan PO • Konfirmasi piutang V Unsur Ttnt 23 2 2 Persediaan 3 Transaksi pihak berelasi 140 473 Sampling V L Pemeriksaan subsequent receipt C, A L ……….. E H Pemeriksaan fisik V M Review NRV assessment yang dilakukan manajemen V P H • Tanya ke manajemen • Periksa pemenuhan IX.E.1 dan IX.E.2 • Konfirmasi ke counterparty V 26 V- AR >60 hr V V V Selesai Terima kasih 141 Lampiran-lampiran Data Kasus: PT Fiktif 142 Informasi latar belakang Anda adalah auditor dari PT Fiktif. Anda sedang merencanakan audit tahun 2011 yang merupakan audit tahun kedua. Tahun buku perusahaan adalah 31 Desember. PT Fiktif Tbk terutama bergerak di bidang pendistribusian audio-visual computer controlled presentation products. Pelanggan PT Fiktif adalah toko-toko besar. Kondisi perekonomian selama 2011 kurang begitu baik, sehingga kebanyakan pelanggan mengalami kesulitan menjual ke pembeli akhir. Dalam audit tahun buku 2010 penilaian anda terdapat risiko kesalahan penyajian material dalam eksistensi piutang adalah tinggi. Konfirmasi menjadi prosedur audit rinci yang utama dalam merespons risiko ini. Anda yakin tahun 2011 risiko ini masih tetap tinggi. Dalam tahun 2011, terdapat transaksi cukup signifikan, yakni pelepasan sebagian aset kepada pihak berelasi. Atas transaksi ini PT Fiktif mengakui laba pelepasan sebesar Rp17,5 milyar. Selama tahun 2011 dan awal 2012, perkembangan teknologi cukup radikal. Sebagai akibatnya banyak sekali produk-produk baru berteknologi tinggi yang dilaunch oleh pabrikan. 143 Informasi latar belakang Persediaan terdiri dari barang yang akan dijual kembali. Produk utama perusahaan adalah LCD/DLP projectors, LCD screens dan plasma screens serta interactive whiteboards. Bauran penjualan (sales mix) adalah 60% projector, 30% screen dan 10% interactive whiteboard. Akun persediaan per 31 Desember 2011: Rp milyar Projectors 303.0 Plasma screens 101.0 LCD monitors 4.0 Interactive whiteboards 27.0 Accessories 20.0 Spares 18.0 Total 473.0 144 Informasi latar belakang Persediaan dinilai berdasarkan terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih dan rumus biayanya adalah FIFO. Perusahaan menggunakan accounting package dengan ledger pembelian, penjualan, persediaan dan general ledger yang terpadu. Akan tetapi ledger aset tetap dioperasikan terpisah. Barang yang dikirim pemasok akan dicocokkan dengan purchase order sebelum diterima Kondisi barang juga diperiksa. Formulir penerimaan pembelian akan dibuat untuk setiap penerimaan, yang bersama dengan bukti pengiriman barang dari pemasok, akan dikirim ke bagian pencatatan. Ledger pembelian dan persediaan kemudian dimutakhirkan. Pasokan datang langsung dari pabrikan, seperti Epson, Sony, JVC, Hitachi, Pioneer dan Orion. Rekonsiliasi atas supplier statement disiapkan untuk masing-masing pemasok setiap bulan. 145 Informasi latar belakang Apabila sales order telah disetujui, dia akan dikirimkan ke gudang. Staf gudang akan mengambil barang untuk memenuhi pesanan tersebut dan menyiapkan picking note yang merinci barang yang dikirimkan. Picking note kemudian akan dikirim ke bagian pencatatan untuk dicocokan dengan sales order dalam sistem. Faktur kemudian dicetak, dan ledger penjualan dan persediaan dimutakhirkan. Perputaran persediaan relatif tinggi dan lazimnya keusangan tidak menjadi masalah. Pembelian didasarkan prakiraan penjualan dan tingkat persediaan terkini. Tingkat persediaan direview setiap bulan untuk setiap jenis barang. Harga akan disesuaikan apabila persediaan berputar lambat untuk menjamin dia dapat terjual. Peristiwa pencurian relatif kecil. Persediaan di gudang dan dalam perjalanan telah diasuransikan. Penghitungan persediaan dilakukan sekali sebulan. Keakuratan biasanya baik karena persediaan dikelola dengan baik. Rekonsiliasi dilakukan dari catatan ke jumlah fisik sehabis penghitungan. Selisihnya biasanya kurang dari 0,1%. 146 Informasi latar belakang Persediaan berada di dua lokasi – gudang perusahaan dan milik pihak ketiga. Beberapa persediaan bernilai tinggi, termasuk plasma screen, disimpan di gudang pihak ketiga. Sekitar 70% persediaan ada di gudang sendiri dan 30% di gudang pihak ketiga. Penghitungan fisik di gudang pihak ketiga dilakukan oleh pihak ketiga tersebut dengan dihadiri staf Perusahaan. Hasilnya difaks ke Perusahaan dan dimasukan ke sistem persediaan. Setiap perbedaan dikirimkan kembali ke pihak ketiga tersebut dan harus segera direkonsiliasikan. Penghitungan akan dilakukan pada 31 Desember 2011 dan 1 Januari 2012. Gudang akan tutup selama penghitungan fisik. Seluruh persediaan adalah barang jadi. 50 jenis persediaan merupakan 45% dari nilai persediaan. Sebagian kecil persediaan ”disisihkan”, yakni persediaan yang dikembalikan ke Perusahaan karena misalnya pengepakan yang rusak. Persediaan ini ditandai terpisah, dan akan dites lagi sebelum dijual kembali. Laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi disajikan dalam Lampiran 1. 147 Laporan posisi keuangan 148 Lampiran 1 Laporan laba rugi 149 Lampiran 1 Lampiran 2 150 Lampiran 3 151 Lampiran 3 152