COMPOUNDING AND DISPENSING - Blog Staff Unej: lidyaameliana

advertisement
“COMPOUNDING AND
DISPENSING”
Prof. Dr. RA. Oetari, SU. Apt.
“PHARMACIST ARE UNIQUE
PROFFESIONALS”
Pharmacist roles ambulatory care, can
include :
Dispensing and compounding medications
Counseling patients
Minimizing medication errors
Enhancing patient compliance
Monitoring drug therapy
Minimizing drug expenditures.
Compounding means :
Preparation
Mixing
Assembling
Packaging
Labelling
…..Of Drug or Device
Pharmacist is “LEGALLY” qualified
to compound.
a compounding pharmacist MUST :
– Have access to the most recent
information available.
– Maintain an inventory for proper storage
of drugs and flavoring agents and be
capable of obtaining any chemically
within a reasonable time.
Continue……
Be dedicated to pharmacy and willing
to put forth the necessary financial
and time investment.
Have the appropiate physical
facilities and equipment to do the job
right ( the extent and type of
compounding may be determined or
limited by the facility ).
Continue……….
Be committed to lifelong learning and
continuing education, since a major
advantage of compounded
prescriptions is that they provide
treatmens that are new, undeveloped,
and often not commercially available.
Have a willingness to tear down walls
and build bridges to share
experiences with others for the good
of all.
Resep adalah permintaan tertulis dari
dokter umum, dokter gigi, dokter hewan,
dokter spesialis kepada apoteker untuk
menyediakan dan menyerahkan obat
kepada pasien.
Resep merupakan bagian hubungan yang
profesional antara dokter, farmasis dan
pasien.
Farmasis tidak hanya sekedar meracik
obat tetapi juga memberi informasi untuk
meyakinkan pasien sehingga pasien akan
patuh dalam minum obat.
FORM RESEP
Resep biasanya ditulis dari form yang
dicetak yang terdiri ruangan kosong untuk
informasi. Biasanya dicetak nama, alamat,
telepon, alamat RS/ Klinik pada
sebelahnya.
Blanko resep disediakan di apotek tanpa
ditulis nama, alamat dokter, dapat
disediakan kalau dokter telepon atau
kalau dokter datang ke apotek untuk
menulis resep
BAGIAN RESEP
Inscriptio
– Identitas dokter penulis resep, SIP, alamat,
kota, tanggal dan R/
Praescriptio
– Inti resep terdiri dari:
Nama obat, bentuk sediaan obat, dosis,
jumlah
Signatura
– Petunjuk pemakaian dan nama pasien
Subscriptio
– Tanda tangan atau paraf dokter
Contoh Form Resep (Goth,1978) :
Nama Dokter
Alamat Rumah
Alamat Praktek
SIP
Tanggal
Kota ,tanggal
Superscriptio
R/
Inscriptio/Pr
escriptio
R.Cardinale
R.Adjuvan
Corrigen rasa,
bau, warna
Vehiculum
Subscriptio
Perintah
pembuatan
m f l a------
Signatura
S.Aturan pemakaian obat
Dosis
(mg,ml)
Dosis
(mg,ml)
Jumlah obat
Paraf/tanda tangan
Nama pasien
Alamat
APOGRAPH (salinan resep)
Menurut Kepmenkes no.280 th 1981:
Salinan resep adalah salinan yang dibuat
apotek, selain memuat semua keterangan
yang terdapat dalam resep asli harus
memuat pula: nama dan alamat apotek,
nama dan SIA, tanda tangan atau paraf
APA, det/ detur untuk obat yang sudah
diserahkan atau ne detur untuk obat yang
belum diserahkan, nomor resep dan
tanggal pembuatan.
Contoh Copi Resep/Apograph…..
APOTEK FARMAGAMA
Jl. Kolombo 345 jogjakarta
Telp. (0274) 7429458
Apoteker : Prof. Dr. Oetari SU.,Apt
HP
: 08122783386
No.SIK : 13560/Kanwil/FM1/XI/1991
APOGRAPH
No
:
Tgl.
Tertulis tgl. :
Dari dokter :
Untuk
:
R/
p.c.c
cap apotek
Tanda tangan APA
Menurut Permenkes no. 922 th
1993 pasal 117
Salinan resep harus ditandatangani
apoteker
Resep atau salinan resep hanya
boleh diperlihatkan kepada dokter
penulis resep atau yang merawat
penderita, penderita ybs, petugas
kesehatan atau petugas lain yang
berwenang menurut peraturan
perundangan yang berlaku
BAGIAN RESEP
Nama dan alamat dokter, SIP
Tanggal
Informasi tentang pasien
R/ =simbol = ambillah = superscription
Obat yang ditulis = inscription
Perintah pembuatan = subscription
Aturan pakai = signatura
Tandatangan
Informasi pasien
– Nama, alama, jenis kelamin
– SpA: usia, berat badan,
Beberapa singkatan Bahasa Latin yang sering digunakan pada
penulisan resep :
SINGKATAN
KEPANJANGAN
ARTI
S.d.c.f.
Signa da cum formula
tandailah serahkan dengan
formulanya
S.b.d.,d.pulv.I. a.c.
Signa bis de die pulverem
unum ante coenam
tandailah 2 X sehari 1 serbuk
sebelum makan
S.m. et v.gtt.l.o.d.s
Signa mane et vespere
guttam unam oculo dextro
et sinistro
tandailah tiap pagi dan sore 1
tetes pada mata kanan dan
kiri.
divide in partes equales
bagi sama banyak
gtt. auric
Guttae auriculares
Tetes hidung
Gtt.nasal.
Guttae nasales
Tetes telinga
S. collyr
Signa collyrium
Tandailah obat cuci mata
S. b. d. d. C.1
Signa bis de die cochlear
unum
tandailah dua kali sehari satu
sendok makan
S. collut. or.
Signa collutio oris
tandailah obat cuci mulut
S. o. m. caps.I
Signa omni mane capsula
unum
tiap pagi satu kapsul
S.haust.h.s.
Signa haustus Nora
somnitandailah minum
sekaligus sebelum tidur
tandailah minum sekaligus
sebelum tidur
s.u.c.
Signa usus cognitus
Tandailah,aturan pakai sudah
tahu
p.r.n
pro renata
Bila perlu
div. in part. eq.
DASAR PERTIMBANGAN
PENULISAN RESEP
Agar tujuan pengobatan tercapai
perlu diperhatikan:
– Zat aktif dibuat bentuk sediaan yang
cocok
– Rute penggunaan yang cocok
PEMBERIAN OBAT PERLU
DIPERTIMBANGKAN
Efek apa yang dikehendaki
Onzet yang bagaimana
Durasi yang bagaimana
Dilambung/ usus rusak tidak
Rute relatif aman dan
menyenangkan
Harga murah
RUTE PENGGUNAAN OBAT
Per oral
Parenteral
Inhalasi
Melalui selaput lendir
–
–
–
–
–
–
–
Selaput lendir mulut (sublingual,buccal)
Hipodermik (implantasi, vaginal)
Selaput mata (okulenta, guttae)
Selaput lendir hidung (gtt nassales, spray)
Selaput lendir telinga (gtt auriculares)
Selaput lendir anus (suppositoria)
Selaput lendir vagina (ovula)
Penggunaan topikal
– Serbuk (bedak)
– Sediaan basah: kompres, mandi
– lotion/(suspensi)
– Liniment
– Semi padat: salep, krim, pasta, jelly
– Aerosol: semprot
MONITOR OBAT DALAM
TERAPI
Efek obat yang dikehendaki
– Meniadakan penyebab/ gejala
– Mengganti/ menambah zat yang dibuat tubuh
Efek obat yang tak diinginkan
– Efek samping
– Alergi
– Efek toksik
– Fotosensitasi
– Efek teratogen
– Idiosinkrasi
– Efek pengulangan:
Reaksi hipersensitif
Kumulasi
Toleransi
Takhifilaksi
Habituasi
Adiksi
resistensi
SK MENKES1027/MENKES/SK/IX/2004
PELAYANAN
Pelayanan resep
Promosi dan edukasi
Pelayanan residensial (home care)
PELAYANAN RESEP
Skrining resep
Persyaratan administratif: nama, sip, alamat
dokter, tanggal penulisan resep, tt/paraf
dokter, nama alamat, umur, jenis kelamin,
berat badan pasien, nama obat, potensi, dosis,
jumlah yang diminta, cara pemakaian yang
jelas, informasi laiinnya.
Kesesuaian farmasetik: bentuk sediaan, dosis,
potensi, stabilitas, inkomp, cara dan lama
pemberian.
Pertimbangan klinis: adanya alergi, efek
samping, interaksi, kesesuaian (dosis, durasi,
jumlah obat dll).
Continue……..
Penyiapan obat
• Peracikan: menyiapkan, menimbang,
mencampur, mengemas, memberikan etiket pada
wadah.
• Etiket: jelas dan dapat dibaca.
• Kemasan obat yang diserahkan: rapi dalam
kemasan yang cocok sehingga terjaga
kualitasnya.
• Penyerahan obat: sebelum diserahkan dilakukan
pemeriksaan akhir. Penyerahan dilakukan
apoteker disertai pemberian informasi dan
konseling.
Continue…….
Informasi obat: Apoteker memberi informasi yang benar,
jelas, mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana,
dan terkini. Informasi meliputi: pemakaian obat, cara
penyimpanan, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta
makanan minuman yang harus dihindari selama terapi.
Konseling: tentang sediaan farmasi, pengobatan dan
perbekalan kesehatan sehingga memperbaiki kualitas hidup
pasien.
Monitoring penggunaan obat: terutama pasien DM,
kardiovaskuler, TBC, asma, penyakit kronis lainnya.
.
Resep
Administrasi Legalitas
Inkompatibilitas
Screening
Farmasetis
Suspensi PGA/PGS/CMC
Maximal Dose
Klinis
Sediaan Lazim
Spesialite
Sinonim
Alergi
Interaksi
Indikasi
Pemberian Harga
Penimbangan
Penyiapan
Peracikan
Pemberian Etiket
Recek / cek ulang
Penyerahan
Informasi
PROMOSI DAN EDUKASI
Pharmacist harus aktif dalam
menyampaikan promosi dan edukasi.
Penyebaran informasi bisa dengan
menggunakan media, antara lain :
melalui leaflet, brosur, poster,
penyuluhan langsung, dll.
Pelayanan Residensial (home care)
Melakukan pelayanan kefarmasian
yang bersifat kunjungan ke rumah,
Terutama untuk lansia dan pasien
dengan pengobatan penyakit kronis
lainnya.
 Apoteker harus membuat catatan
berupa catatan pengobatan
(medication record).
Format kartu stok obat…..
A-B-C-D-E-F-G-H-I-J-K-L-M-N-O-P-Q-R-S-T-U-------Z
Apotek FARMAGAMA
Jl.Colombo 345
…………………………………..
Yogyakarta,Tlp…
PENERIMAAN
Tangg
al
PBF &
NF
Banyaknya
/ BN
Nama barang :……………….
PENGELUARAN
E.D
.
Harg
a
Tangg
al
Kepad
a
Banyakn
ya
SISA
DOSIS
Dosis atau takaran obat adalah banyaknya
suatu obat yang dapat dipergunakan atau
diberikan kepada seorang penderita, baik
untuk obat dalam atau obat luar.
Kecuali dinyatakan lain, yang dimaksud
dosis maksimum adalah dosis maksimum
dewasa untuk pemakaian melalui mulut,
injeksi subkutan dan rektal.
Dosis lazim tercantum dalam FI untuk
dewasa dan anak yang merupakan
petunjuk yang tidak mengikat.
MACAM-MACAM DOSIS
Dosis terapi:takaran obat yang diberikan
dan dapat menyembuhkan penderita
Dosis minimum; takaran obat terkecil
yang masih dapat menyembuhkan dan
tidak menimbulkan resistensi
Dosis maksimum: takaran obat terbesar
yang masih dapat menyembuhkan dan
tidak menimbulkan keracunan penderita
Dosis toksik: takaran obat yang dapat
menyebabkan keracunan penderita
Dosis letalis: takaran obat yang
menyebabkan kematian pada penderita
PERHITUNGAN DOSIS
Faktor penderita: meliputu umur, bobot
badan, jenis kelamin, luas permukaan
tubuh, toleransi, habituasi, adiksi,
sensitivitas, serta kondisi penderita
Faktor obat: sifat kimia fisika obat, sifat
farmakokinetik (ADME) dan jenis obat
Faktor penyakit: sifat dan jenis penyakit
Secara pendekatan keamanan
obat dinyatakan:
Indeks Terapi Obat (IT)
– IT = DL50/DE50
– DL50 = median dosis letal
– DE50 = median dosis yang efek khusus
Margin Dosis Keamanan (MDK)
– MDK = dosis yang menimbulkan efek
samping/dosis yang memberi terapi efektif
– MDK digunakan untuk mengevaluasi
keamanan dalam penentuan dosis
PERHITUNGAN DOSIS
Berdasarkan umur
Berdasarkan bobot badan
Berdasarkan luas permukaan tubuh
Dengan pemakaian berdasarkan jam
PERHITUNGAN DOSIS
BERDASARKAN UMUR
Rumus Young (untuk anak < 8 th)
– Dosis = n(tahun)/n(tahun) +12 X dosis
dewasa
Rumrs Fried
– Dosis = n(bulan)/150 X dosis dewasa
Rumus Dilling
– Dosis = n(tahun)/20 X dosis dewasa
Rumus Cowling
– Dosis = n(tahun)/24 X dosis dewasa
– N = umur dalam satuan tahun yang
digenapkan keatas. Misal pasien 1 tahun 1
bulan dihitung 2 tahun.
Rumus Gaubius (pecahan X dosis dw
–
–
–
–
–
–
–
–
0-1th = 1/12 X dosis dws
1-2th = 1/8 X dosisi dws
2-3th = 1/6 dosis dws
3-4th = 1/4 X doisis dws
4-7th = 1/3 X dosis dws
7-14th = 1/2 X dosis dws
14-20 = 2/3 X doisis dws
21-60th = dosis dws
Rumus Bastedo
– Dosis = n(tahun)/30 X doisis dws
PERHITUNGAN BERDASAR
BOBOT BADAN
Rumus Clark (Amerika)
– Dosis = bobot badan (pon)/150 X dosis dws
Rumus Thremich-Fier (Jerman)
– Dosis = bobot badan anak (kg)/70 X dosis dws
Rumus Black (Belanda)
– Dosis = bobot badan anak (kg)/62 X doisis
dws
Rumus Junkker & Glaubius (paduan umur
dan bobot badan)
– Dosis = % X doisi dws
PERHITUNGAN DOSIS BERDASARKAN
LUAS PERMUKAAN TUBUH
Farmakologi
– Dosis = luas permukaan tubuh
anak/1,75 X dosis dewasa
Rumus Catzel
– Dosis = luas permukaan tubuh
anak/luas permukaan tubuh dewasa X
100 X dosis dewasa
PERHITUNGAN DOSIS DENGAN
PEMAKAIAN BERDASARKAN JAM
FI Satu hari dihitung 24 jam sehingga
untuk pemakaian sehari dihitung:
– Dosis = 24/n X
– N = selang waktu pemberian
– Tiap 3 jam = 24/3 X = 8 X sehari semalam:
Menurut Va Duin: pemakaian sehari
dihitung 16 jam, kecuali antibiotik sehari
dihitung 24 jam
– 16/3 +1X = 5,3 + 1 = 6,3 dibulatkan 7 X
DOSIS MAKSIMUM
GABUNGAN
Dosis = doiss1Xpemakaian a/DM a
sekali + dosis b sehari pemakaian/
DM b sehari
Ekstrak belladon dan sulfas atropin
Pulvis doveri dan pulvis opium
Untuk dosis maksimum yang
mengandung sirup > 16,6% atau 1/6
bagian, bobot jenis dihitung 1,3
– Volume = barat/BJ
Format surat pesanan (SP) apotek……..
Apotek FARMAGAMA
Kepada Yth :
Jl.Colombo 345
PBF……………………………..
Yogyakarta,Tlp…
di………………………………
SP No :………….
SURAT-PESANAN
Mohon dikirim obat-obatan untuk keperluan apotek sbb :
No
Nama Obat
Jumlah
Ket.
Yogyakarta,……………
Apoteker Pengelola Apotek
Nama/SIK…………..
PERACIKAN SEDIAAN OBAT
YANG BAIK
ASPEK FISIS KHEMIS
– Derajad halus
Griseovulfin 1-5 mikron
– Bentuk kristal zat aktif
Amorf: kloramfenikol palm. Lebih baik diabsorpsi dp kristal
Penisilin G kristal lebih stabil dp amorf
– Keadaan kimia obat
Hidrat lebih lambat diabsorpsi dp zat anhidrat
Dibuat kompleks denga EDTA, Mannitol,
Hormon bentuk ester tidak dirusak asam lambung
Tolbutamid Na kecep. Dissolusi 10.000 X tolbutamid
Kulit betametazon 17-valerat
Zat tambahan
– Alat dan keadaan fis,dapat berpengaruh kecepatan terlarut zat
aktif
Format surat pesanan (SP) Psikotropika Apotek
…
APOTEK FARMAGAMA
Jl. Kolombo 345 jogjakarta
Telp. (0274) 7429458
SURAT PESANAN PSIKOTROPIKA
No :
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Prof.Dr. RA.Oetari, SU, Apt
Alamat
: Barek Gg.Kinanti 4C Telp.(0274)561429 Yogyakarta
Jabatan
: Apoteker Pengelola Apotek
Mengajukan Permohonan kepada :
Nama Perusahaan
:
Alamat
:
Jenis Psikotropika sebagai berikut :
Untuk keperluan apotek :
Nama Apotek
Alamat
: FARMAGAMA
:Jl. Kolombo 345 jogjakarta.Telp. (0274) 7429458
Yogyakarta,
Penanggung Jawab
Nama APA / No SIK
Format surat pesanan (SP) Narkotika Apotek …
SURAT PESANAN NARKOTIKA
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
:
Jabatan :
Alamat rumah :
Mengajukan pesanan Narkotika kepada :
Nama distributor
:
Alamat&No.Telpon
:
Sebagai berikut :
Narkotika tersebut akan dipergunakan untuk keperluan :
Apotek
Lembaga
……………………………………20……….
Pemesan,
(…………………………………)
No.SIK………………………
Format Kartu Stelling Apotek…………
Nama Obat :………
Kemasan :……….
Tgl.
+
-
Ttd.
Medication Error
SOME COMMON CAUSES OF MEDICATION
ERRORS :
Failed communication
Poor drug distribution practices problems
Dose miscaculations
Drug and drug device-related problems
Incorrect drug administration
Lack of patient education
FAILED COMMUNICATION
Handwriting
– Terutama yang namanya mirip: longatin – largactil,
epatin – enatin, difenilhidantoin - difenilhidramin
Drugs with similar names
– Losec - Lasix
Zerroes and decimal points
– Vincristin 2.0 mg – 20 mg
Metric and apothecary systems
– Supaya ada standar
– 1/200 grain (0,3 mg) nitroglycerin tablet menggunakan
2x1/100 grain (0,6 mg masing-masing, atau 1,2 dosis
total) .
Continue……..
Ambiguous or incomplete orders
Cyclophosphamide dosis 4 g, 1 – 4 hari, maksudnya
4 gram untuk total 4 hari ( 1 gram per hari, tetapi
diberikan 4 gram per hari
Abbraviations
D/C – discharge and discontinue: digoxin,
propranolol, insulin Pasien pulang, obat masih
diteruskan, dikira pulang obat discontinue
HS – half strength,. Pasien menerima HS – hora
somni, hora somni dan full strength
POOR DRUG DISTRIBUTION
PRACTICES
Distribusi dengan satu unit doses adalah untuk
mengurangi kesalahan dalam pengobatan,
disiapkan, masuk wadah, diberi etiket dan dicek
oleh farmasis dan diberikan oleh perawat kepada
pasien dengan pengecekan tambahan untuk
kepastian.
Sekarang persediaan multiple-dose terswedia di
bangsal dimana perawat dapat lansung
menggunakan maka dapat terjadi salah vial.
Menggunakan label umum dengan komputer
dapat salah dibanding resep asli.
Pelaksana yang tidak dididik
DOSE MISCALCULATIONS
Biasanya terjadi pada obat yang
digunakan pediatri dan sediaan yang
digunakan intravenus. Perhitungan
dosis dapat mengakibatkan
kesalahan 10 kali lipat atau lebih.
PROBLEM RELATED to DRUGS
and DRUG DEVICES
Profesi kesehatan memebaca label
tiga kali yaitu waktu mengambil,
menggunakan dan mengembalikan.
Labeling dan packaging
menyebabkan medication errors.
INCORRECT DRUG
ADMINISTRATION
Walaupun dalam persiapan dispensing
sudah benar tetapi masih kemungkinan
terjadi kesalahan pada penggunaan obat.
Untuk memperoleh pengobatan tepat
pasien dengan tepat route dan tepat
waktu adalah esensial.
Pasien kadang kurang perhatian. Misal
tetes mata, tetes hidung, tetes diminum;
obat topikal diminum (vaginal tablet,
suppositoria), enteral feeding dengan
gasric tube diberikan iv
LACK of PATIENT EDUCATION
Farmasis mendidik pasien secara profesional
merupakan hal yang penting dalam meyakinkan
penggunaan obat.
Pasien yang tahu penggunaan obat untuk apa,
cara pemakaian, seperti apa obat tersebut,
bagaimana obat bekerja sangat membantu
meminimalkan tidak terjadinya medication errors
Kondeling dan edukasi tentang pengobatan dan
semua pengelolaan obat dan penyakit sangat
penting
Pasien diusahakan untuk bertanya dan mendapat
jawaban yang memuaskan
Adalah Obat keras yang dapat diserahkan
tanpa resep dokter di Apotek, dan
penyerahannya harus dilakukan oleh
Apoteker (APA).
perlu ditunjang adanya sarana yang dapat
meningkatkan pengobatan sendiri secara
tepat, aman dan rasional
Perlu peningkatana penyediaan obat yang
dibutuhkan dan menjamin penggunaan
obat secara tepat, aman dan rasional
Peran APA dalam KIE perlu ditingkatkan
Perlu ditetapkan OWA
PELAYANAN OWA
Memenuhi ketentuan dan batasan
tiap jenis obat
Membuat catatan pasien serta yang
telah diserahkan
Memberikan informasi meliputi dosis
dan aturan pakainya, kontraindikasi,
efek samping dan lai-lain yang perlu
diperhatikan oleh pasien
OBAT WAJIB APOTEK (OWA)
DAFTAR OWA NO 1
– 347/MENKES/SK/VII/1990
DAFTAR OWA NO 2
– 924/MENKES/PER/X/1993
DAFTAR OWA NO 3
– 1176/MENKES/SK/X/1999
DAFTAR OWA NO 1
Oral kontrasepsi
Obat saluran cerna
Obat mulut dan tenggorokan
Obat saluran napas
Obat yangmempengaruhi sistem
neuromuskuler
Antiparasit
Obat kulit topikal
DAFTAR OWA NO 2
34 item tambahan obat-obat
DAFTAR OWA NO 3
Saluran pencernaan dan
metabolisme
Obat kulit
Antiinfeksi umum
Sistem muskuloskeletal
Sistem saluran pernafasan
Organ-organ sensorik
OWA 3 YANG DIKELUARKAN
Obat saluran cerna + psiko -- dengan resep
Obat mulut dan tenggorokan -- heksetidin--obt
Obat saluran napas
obat asma: aminofilin,
sekretolitik/ mukolitik -- bromheksin
Obat yang mempengaruhi neuromuskuler
:analgetik antipiretik:
glafenin,
metampiron + klordiazepoksid/ diazepam
Antiparasit: obat cacaing mebendazol
Obat kulit topikal: antifungi tolfaftat
ALASAN DIKELUARKAN DARI
OWA
1. Obat yang mengandung psikotropika,
karena UU psikotropika menyebutkan
bahwa psikotropika hanya dapat diberikan
dengan resep dokter
2. OWA jadi lingkar biru atau hijau:
– Efek samping ringan
– Frekuensi penggunaan sering
– Masyarakat sudah makin pandai/ tahu tentang
obat
ADR & INTERAKSI OBAT
ADR & INTERAKSI OBAT
Faktor-faktor formulasi yang tidak dikehendaki
ADR bahan tambahan
ADR sediaan parenteral
ADR transit bentuk sediaan oral
Sifat fisis
Interaksi obat
Obat - obat
Obat - makanan
Obat - herbal
PENDAHULUAN
Eksipien = bahan tambahan = ajuvan
ZA + ajuvan --- memudahkan formulasi --sediaan seragam, stabil, cocok, karakteristik
fisika kimia, pelepasan dan enak dipakai
Eksipien -- dulu bahan inert, inaktif, tidak toksik - sekarang bukan bahan inaktif, merupakan
bahan terbesar, kemungkinan terjadi interaksi,
akan merubah bioavailabilitas ZA, penyebab
ADR.
KASUS
1937 - elixir sulfanilamid, 72% dietilenglikol yang toksik,
76 meninggal
1968 - 1969 - keracunan fenetoin di Autralia, pengisi
CaSO4 --- laktosa --- bioavailabilitas meningkat
1971 - rifampicin + PAS (granul + bentonit) -- absorpsi
Rifampicin turun -- efek turun
1972 - 1973 - digoksin -- ukuran partikel -- bioavalibilitas
naik, efek naik, pasien jantung -- over digitalisasi
1983 - indometazin + osmosin -- tertimbun dalam intestin
-- ulser/ lubang dalam usus.
1. ZAT WARNA: TARTRAZIN
(FDC Yellow 5)
Untuk makanan, kosmetika dan obat:
kortikosteroid --- bintik- bintik merah
Alergi (pruritus, urticaria, oedem pada bibir,
lidah, anak lidah, asmatis), iritasi konjuctiva,
sekresi nasofarengeal, headache, vomit,
palpitasi, anafilaksi, hipersensitif pada anak.
Dicantumlan pada label: oral, rektal, vaginal,
nasal.
ZAT WARNA TERAPEUTIK AKTIF TIDAK
TERMASUK KATEGORI BAHAN
TAMBAHAN
Indigo karmyn
Merah kongo
Metilen biru
Gentian violet
Brilian hijau
flourescein
2. FLAVOUR
Minyak kayu manis dan sinamil aldehid
Menyebabkan alergi
Dalam pasta gigi menyebabkan cholitis,
stomatitis, belahan pada bibir
Pada salep (ol cinnamomi) --- dihilangkan
3. GULA, PEMANIS BUATAN,
FLAVOUR
1. Laktosa
2. Sukrosa dan glukosa
3. Pemanis buatan: Siklamat, sakarin,
sorbitol, aspartam
LAKTOSA
Laktosa sebagai pengisi/ pengencer -- tablet,
kapsul, poeder -- merupakan bagian terbesar
Kalau absorpsi kurang bagus dapat
menyebabkan : kram perut, diare, flatulen,
kembung, vomit
Disebabkan efek osmotik dan fermentasi laktosa
-- terbentuk asam laktat + CO2
Pengatasannya: sediaan bebas laktosa: susu
LLM (Low Lactose Milk), Morinaga NL (Non
Lactose)
SUKROSA DAN GLUKOSA
Biasanya digunakan dalam sediaan cair -80%
Tablet chewable
Efek samping: penderita DM, karies (penyakit
kronis: asma, epilepsi) > 6 bulan, plaque,
inflamasi gingivale
Pengobatan
– sirup-- 44 anak-- 168 karies, 15 dicabut
– Tablet -- 47 anak -- 63 karies, tak ada
dicabut
PEMANIS BUATAN: SIKLAMAT,
SAKARIN, SORBITOL, ASPARTAM
1970, Amerika melarang untuk makanan, minuman,
obat karena menyebabkan kanker kandung kemih
Siklamat dan sakarin --- sel malignan kandung kemih
pada percobaan pada tikus, mencit, hamster --- gagal
menjelaskan karsinogenesis
Sakarin --- dicurigai karsinogenesis, alergi (urticaria)
Sorbitol: manisnya 1/2 sukrosa, untuk DM, efek
samping flatulen, diare, kembung
Aspartam: dari tanaman, paten: Diasweet, Equal
4. ZAT PENGAWET (PRESERVATIF)
Paraben : bakteriostatik & fungisid
– Krem, lotion, sabun, face powder, kosmetik, sirup,
soft-drink, susu, bahan konveksi
Klorasetamide : body lotion
Klorokresol
Asam sorbat
Fenilmerkuri nitrat: tm, salep, vaksin
– Glaukoma + pilokarpin --- keratopati -(iritasi, fotofobia,
lakrimasi) -- EDTA (chelating agent
Tiomersal : vaksin, tuberkulin
Triklosan : kosmetik, sabun, deterjen
5. KOMPONEN DALAM SALEP, KRIM,
FORMULASI TOPIKAL LAINNYA
Basis
– Lanolin
– Petrolatum (vaselin) -- hiperpigmentasi &
dermatitis kronis (Daryantulle, sofratulle)
– Peg BM 200 - 700) kasus alergi
– Minyak sesami
Surfaktan
– Anionik -- Na laurilsulfat -- iritasi
– Trietanolamin + asam lemak (stearat, oleat) -sabun -- pengemulsi -- eksim
– Nonionik: span 80, tween 40, 80, arlacel 83,
gliseril monostearat --- iritasi hanya beberapa
kasus
6. ALKOHOL
Etanol : sebagai soven
– Bahaya pada pasien alkoholisme
– Alkohol -- asetaldehid naik dalam darah
– ADR hipotensi, nausea, vomit, sweating, headche,
tachicardi, facial flushing
Benzil alkohol : sebagai preservatif
– Paraglagia, neurotoksisiti
– IV pada infant -- fatal poisoning
Isopropil alkohol : sebagai antiseptik
– Pasien DM menggunakan 70% isopropil alkohol
terjadi alergi --- ganti etilalkohol 70%
DRUG INTERACTIONS
Drug - drug interactions
Drug - food interactions
Drug - herb interactions
BEBERAPA DASAR
MEKANISME INTERAKSI
Apa itu interaksi obat?
Apakah akibat dari interaksi obat?
Seberapa serius inetraksi perlu
diperhatikan dan ditangani?
Mekanisme interaksi obat
Kesimpulan
APA ITU INTERAKSI OBAT
Interaksi adanya perubahan efek karena
obat lain, makanan, minuman atauzat
kimia lainnya
Peningkatan toksisitas: terjadi
pendarahan:
– warfarin + azopropazon
– Warfarin + fenilbutazon
Efek berkurang:
– warfarin + rimfapicin,
– tetrasiklin + antasida/ susu
Interaksi menguntungkan:
– antihipertensi + diuretik
– sulfamethoxazol + trimetoprim
APAKAH AKIBAT INTERAKSI
OBAT?
Makin banyak obat yang digunakan pasien
akan semakin besar terjadi reaksi yang
merugikan
7% yang mendapat 6 - 10 macam obat,
40% yang mendapat 16 - 20 obat,
peningkatan tidak sebanding
Insiden lebih tinggi pada pasien dewasa
karena adanya faktor umur dimana fungsi
ginjal dan hepar mulai menurun
77 potesial interaksi hanya 6,4% ADR
SEBERAPA SERIUS INTERAKSI PERLU
DIPERHATIKAN/ DITANGANI
Resiko mengobati pasien lebih dari 1 macam obat
pada saat yang sama
Perlu diketahui ada beberapa obat berinteraksi
dengan beberapa pasien tapi tidak pada yang lainnya.
2 obat berpotensi berinteraksi:
– solusi: diganti alternatif yang tidak berinteraksi,
dimonitor dengan baik, dosis diatur, pengurangan
dosis, efek juga akan berkurang
Cimetidin menghambat metabolisme warfarin bila
dosis dikurangi, kalau tdosis tinggi mungkin terjadi
Isoniazid menaikkan kadar phenytoin sampai kadar
toksik terutama untuk pasien yang asetilator lambat
untuk isoniazid
Pasien mempunyai variabel dalam memberikan
reaksi, perlu daftar/ dokumen interaksi obat
MEKANISME INTERAKSI
OBAT
Banyak obat yang berinteraksi 1
macam interaksi tetapi dapat 2 atau
lebih mekanisme inetraksi
Interaksi farmakokinetik
Interaksi farmakodinamik
Interaksi farmakodinamik
Adiktif/ sinergis/ campuran
Antagonis/ berlawanan
Interaksi terhadap perubahan dalam
mekanisme transport
Interaksi yang menyebabkan
gangguan keseimbangan elektrolit
dan cairan
Interaksi farmakokinetik
Absorpsi
– Efek perubahan pH gastrointestinal
– Adsorpsi, kelat, mekanisme komplek lai
– Perubahan motilitas gastrointestinal
– Malabsorpsi karena obat
Interaksi perpindahan obat (ikatan protei
Interaksi metabolisme obat (biotransformasi)
– Induksi enzim
– Inhibisi enzim
– Perubahan aliran darah yang melewati hati
Interaksi yang berkaitan dengan perubahan ekskresi
– Perubahan pH urin
– Perubahan ekskresi aktif tubuler ginjal
– Perubahan aliran darah di ginjal
– Ekskresi empedu dan siklus enterohepatik
…………….
Principles of prescribing drugs
for infants and children
Is drug terapy required.
If drug terapy is required, which
drug is appropriate.
Which route of administration and
preparation.
Estimation of drug dosage.
Duration of treatment.
Compliance, medication instructions
and education about disease.
Paediatri
Drug Delivery System
Inactive Ingredients
• Excipients cause ADR : benzyl alcohol.
• Dyes : tartrazine.
• Sweeteners : sucrose, sorbitol
Vehicle Selection
• Ethanol
<6—0,5%
6-12 < 5%
>12 th--<10%
Continue….
Paediatri Drug Delivery System
Administration
• Oral administration : <5 th, tidak bisa
menelan - liquid – unstable, ED pendek.
• Rectal administration : absorpsi
variabel, dosis tidak flexibel untuk dosis
tertentu.
• Transdermal administration : absorpsi
berlebihan – toksik.
• Parenteral administration : otot kecil,
perfusi tidak cukup pada im.
INACTIVE INGREDIENTS
Inactive ingredients – excipients.
Selecting excipients is complex.
Hospitalized – oral & parenteral.
Seriousevents : low birth, weight, neonatus,
asthmatics, diabetics.
Table of list the excipients that reported cause
ADR in pediatri.
Benzyl alcohol, propylen glycol, lactose,
polysorbates are associated with dose-related
toxic reactions..
1,5% benzyl alcohol as preservative have caused
metabolic acidosis, cardiovaskular, collaps. And
death in low bieth. Weightpremature neonate and
infant. (mmaturity of hepatic and renal function )
.
Azo-dyes tartrazine (FDC yellow
5)~potential danger.
FDC 5&6 ~ hypersensitivity reactions.
Tartrazine ~ induced bronchocontriction
commonly considered a cross-reaction to
aspirin in sensitive asthmatic.
Urticaria
Azo dyes suggests caution when using a
drug contining an azo dye in asthmatics.
Non-azo dyes are considered to be weak
sensitizers
SWEETENERS
(increase & palatability)
Sucrose
– Chewable tablets 20-60%.
– Liquid ~85%
– 107 antibiotic syrup ~4 free.
– Long term therapy (asthma)
~significant problem : labile diabetes,
dental caries formation.
Sweeteners
Continue………
Sorbitol : polyhidric alcohol
– 129 oral liquid ~ 42%
– Concentration 3,5-72%
– Low cariogenic potential ~is not
fermented by salivary bacteria.
– Doesn’t require insulin for metabolism.
– Intolerance : abdominal cramping,
diarrhea (osmotic diarrhea)
Sweeteners
Continue……..
Saccharine
– 300 X sucrose
– Chewable tablet 7 of 9
– Liquid 74 of 150
– Bladder cancer ~<1 g/day
VEHICLE SELECTION
Etanol
–
–
–
–
–
–
–
–
–
Solvent
Preservatif
Flavouring
Inhance the oral absorption of active
ingredient.
Hepatic metabolism~nonlinier
Young Children~a limited ability to metabolize
~intoxication
<6 years < 0,5%
6-12 < 5%
>12 ~ < 10%.
BENTUK SEDIAAN UNTUK
PEDIATRI
PER ORAL
PER RECTAL
TRANSDERMAL
PARENTERAL
MELALUI PARU-PARU
PER ORAL
Per oral – sangat disenangi.
< 5 tahun sulit menelan ~ cair- tidak
stabil, ED pendek.
> 3tahun ~ tablet kunyah
Perlu diperhatikan :
– Bau
– Rasa
– Tekstur
– Rasa yang tinggal
– warna
PER RECTAL
Pemberian melalui jalur ini
menimbulkan variasi kecepatan dan
jumlah absorpsi obat pada anakanak.
Ketidak fleksibelan dosis
menyebabkan rute pemberian ini
sebaiknya tidak digunakan pada
pasien pediatri.
TRANSDERMAL
Stratum korneum sudah berkembang
sangat sempurna pada saat kelahiran dan
mempunyai permeabilitas yang sama
dengan orang dewasa, kecuali umur <1
bulan.
Pada neonatus dan inflant, barrier
epidermis belum berkembang, sehingga
terjadi absorpsi yang berlebihan dari zat
yang berpotensi toksik jika digunakan
pada kulit.
PARENTERAL
Absorpsi obat lewat intra muskular
sangat tidak menentu pada
neonatus, karena, massa otot
mereka yang kecil dan perfusi dalam
intramuskular yang tidak cukup.
Volume yang diinjeksikan
menyebabkan rasa sakit dan tidak
enak.
………….
.
Download