KENDALI MUTU PADA MULANYA BERARTI PENGENDALIAN MUTU YANG DITERAPKAN PADA PROSES PRODUKSI, TERUTAMA PEMERIKSAAN UNTUK MENOLAK BAHAN BAKU ATAU BARANG-BARANG JADI YANG TIDAK MEENUHI SYARAT PADA AKHIR LINI PRODUKSI TETAPI SEGERA DISADARI BAHWA PEMERIKSAAN SAJA TIDAK CUKUP UNTUK MENYEMPURNAKAN MUTU PRODUKSI, DAN HAL ITU HARUS DIMULAI PADA TAHAP PRODUKSI. “MASUKKAN MUTU DALAM PROSES” ADALAH UNGKAPAN POPULER DALAM PENGENDALIAN MUTU DI JEPANG. KENDALI MUTU (KM) KEMUDIAN BERKEMBANG MENJADI PENGENDALIAN MUTU TERPADU (PMT) YANG MELIBATKAN SELURUH UNSUR DALAM ORGANISASI ATAU LEMBAGA MULAI DARI UNSUR PIMPINAN TERTINGGI SAMPAI UNSUR KARYAWAN TERENDAH UNTUK MENYEMPURNAKAN KEGIATAN MANAJER PADA SEMUA TINGKAT TUJUAN PMT ADALAH UNTUK MEMUASKAN PELANGGAN ATAU STAKEHOLDER. MELALUI PENERAPAN PMT, PERUSAHAAN JEPANG TELAH MEMBENTUK SISTEM UNTUK MENDESAIN, MENGEMBANGKAN, MEMPRODUKSI DAN MEMBERI LAYANAN PRODUK DENGAN SASARAN UTAMA MEMUASKAN PELANGGAN. ERA GLOBALISASI ADALAH ERA PERSAINGAN MUTU. MAHASISWA YANG BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI MENGHARAPKAN AKAN MEMPEROLEH ILMU PENGETAHUAN, GELAR, KETERAMPILAN, DAN PENGALAMAN YANG BERMUTU, SERTA KEYAKINAN, DAN PERILAKU LUHUR YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK SUKSES HIDUP DALAM PERSAINGAN GLOBAL. PERGURUAN TINGGI YANG TIDAK MAU MENGIKUTI ARUSNYA PERKEMBANGAN PERUBAHAN SEKARANG DAN DI MASA DATANG AKAN DITINGGALKAN OLEH MASYARAKAT DAN LAMBAT ATAU CEPAT AKAN MENGALAMI KEMUNDURAN , YANG AKHIRNYA AKAN MENGALAMI KERUNTUHAN. PENINGKATAN KEMAMPUAN UNTUK MENGELOLA DAN MENGEMBANGKAN PERGURUAN TINGGI SUDAH SANGAT DIRASAKAN PERLU TERUTAMA KEMAMPUAN MENGGUNAKAN PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN MODERN YANG BERORIENTASI PADA MUTU/KUALITAS. BAGI PARA PENGELOLA PERGURUAN TINGGI, SISTEM MANAJEMEN MUTU PADA HAKEKATNYA BERINTI PADA PERBAIKAN TERUS MENERUS UNTUK MEMPERKUAT DAN MENGEMB. MUTU TERSEBUT. MASALAH PENTING YANG PERLU DIPERHATIKAN ADALAH BAGAIMANA MANAJEMEN PT DIATUR DALAM SUATU ADMININSTRASI YANG RAPI, EFISIEN DAN TRANSPARAN Manajemen Kendali Mutu Kaizen/continuous Improvement SDCA SDCA SDCA SDCA Model PDCA Manajemen Kendali Mutu Prinsip yang melandasi pola pikir dan pola tindak pelaku manajemen kendali bebasis PDCA : Quality first Stakeholder-in The next process is our stakeholders Speak with data Upstream management COMMONLY USED WHEN DESCRIBING CONTINUAL QUALITY IMPROVEMENT. ESSENTIALLY, THE SYCLE SAYS: P – PLAN ACTIVITIES D – IMPLEMENT THE PLAN C – CHECK THE RESULT A – IMPROVE THE PROCESS. THE CYCLE WAS FIRST DEVELOPED BY WALTER A. SHEWHART & LATER INTRODUCE BY EDWARD DEMING IN JAPAN TITIK TOLAK SETIAP PENYEMPURNAAN IALAH MENGIDENTIFIKASI MASALAH PERIBAHASA: MASALAH ADALAH KUNCI HARTA TERSEMBUNYI. Manajemen Kendali Mutu Mulai Penentuan Standar Mutu Continuous Improvement (KAIZEN) Audit Standar Mutu Ya Mutu Berkelanjutan Sustainable Quality Ada gap antara Standar Mutu dan Hasil ? Tidak Evaluasi untuk peningkatan Standar Mutu Identifikasi action untuk memenuhi Standar Mutu Laksanakan Action Integrasikan pada proses SDCA lanjutnya APA DEFINISI MASALAH ANALISIS MASALAH PLAN/ RENCANAKAN MENGAPA ANALISIS PENYEBAB BAGAIMANA MERENCANAKAN TINDAKAN DO/LAKSANAKAN IMPLEMENTASI CHECK/PERIKSA PEMASTIAN HASIL ACT/TINDAKAN STANDARDISASI SETIAP KALI KITA MELAKSANAKAN SUATU TINDAKAN, KITA LIHAT BAGAIMANA KERJANYA, PERIKSA HASILNYA, CARI DAN AKUI KESALAHAN KITA DARI SUDUT MANAJEMEN, KEMUDIAN MENCOBA UNTUK BERBUAT YANG LEBIH BAIK. SETIAP ORANG, TIDAK PEDULI GELARNYA ATAU KEDUDUKANNYA, MAU MENGAKUI SECARA TERUS MENERUS SETIAP KESALAHAN YANG DIPERBUATNYA ATAU SETIAP KEGAGALAN YANG TERDAPAT DALAM TUGASNYA, DAN MENCOBA UNTUK BERBUAT LEBIH BAIK DI KEMUDIAN HARI. KEMAJUAN TIDAK MUNGKIN TERCAPAI TANPA KESEDIAAN UNTUK MENGAKUI KESALAHAN. KAIZEN ADALAH ISTILAH JEPANG YANG BERARTI PENYEMPURNAAN BERKESINAMBUNGAN (CONTINUOUS IMPROVEMENT) YANG MELIBATKAN SEMUA ORANG, BAIK MANAJEMEN PUNCAK, MANAJER, MAUPUN KARYAWAN. STRATEGI KAIZEN MERUPAKAN KUNCI KEBERHASILAN JEPANG DALAM PERSAINGAN. 1. 2. 3. CHANGE WORKER’S OPERATIONS TO MAKE HIS JOB MORE PRODUCTIVE, LESS TIRING, MORE EFFICIENT AND SAVER. IMPROVE EQUIPMENT, LIKE INSTALLING FOOLPROOF DEVICES AND/OR CHANGING THE MACHINE LAYOUT. IMPROVE PROCEDURES 1. 2. SORT: SORT OUT WHAT IS NEEDED AND WHAT IS NOT NEEDED. WHEN IN DOUBT THROW IT OUT. STRAIGHTEN: KEEP EVERYTHING THAT IS NEEDED IN AN ORDINARY FASHION, SO THAT THINGS CAN BE ACCESSED EASILY. 3. SWEEP: KEEP THE WORKPLACE CLEAN 4. STANDARDIZE: MAKE STANDARDS SO THAT ANY ABNORMALITY BECOMES OBVIOUS 5. SELF DISCIPLINE: ADHERE PROCEDURE AT WORK. 1. 2. 3. 4. OVERPRODUCTION AND INVENTORY NOT IMMEDIATELY NEEDED DEFECTIVE PRODUCTS REQUESTING REPAIR OR SCRAPING PROCESS IMPOSING INEFFICIENT AND/OR UNNECESSARY TASK, FAIL TO SYNCHRONIZE SYSTEMS MOTION : UNNECESSARY MOVEMENT AND ENERGY USED TO PERFORM TASKS 5. TRANPORT: TOO FREQUENT OR INFREQUENT MOVEMENT OF GOODS. 6. POOR TIMING OR WAITING 7. IDLING: BY EXCESSIVE SET-UP EQUIPMENT BREAKDOWNS 1. 2. 3. 4. 5. ABANDON FIXED IDEAS THINK OF WAYS TO MAKE IT POSSIBLE NO EXCUSE NEEDED GO FOR THE SIMPLE SOLUTION, NOT THE PERFECT ONE CORRECT MISTAKES RIGHT AWAY 6. 7. 8. 9. 10. USE YOUR WIST, NOT YOUR WALLET PROBLEMS ARE OPPORTUNITIES REPEAT “WHY?” FIVE TIMES SEEK IDEAS FROM MANY PEOPLE THERE IS NO END TO IMPROVEMENT Meet But Don’t discuss. Discuss But Don’t Decide. Decide But Don’t Do MANAJEMEN ADALAH PROSES MENGGERAKKAN ORGANISASI DENGAN MENGGGUNAKAN SUMBER-SUMBER YANG TERSEDIA DALAM ORGANISASI DENGAN SEBAIK MUNGKIN SEHINGGA MENCAPAI HASIL KERJA YANG MAKSIMAL DENGAN USAHA YANG MINIMAL John F. Mee (1962 MANAGEMENT IS THE ART OF SECURING MAXIMUM RESULT WITH MINIMUM OF EFFORT AS TO SECURE MAXIMUM PROSPERITY AND HAPPINESS FOR BOTH EMPLOYER AND EMPLOYEE AND GIVE THE PULIC THE BEST POSSIBLE SERVICE Skinner & Ivancevich (1992) MANAGEMENT IS DEFINED AS THE APPLICATION OF PLANNING, ORGANIZING, STAFFING, DIRECTING, AND CONTROLLING FUNCTIONS IN THE MOST EFFICIENT MANNER POSSIBLE TO ACCOMPLSH OBJECTIVES PENJAMINAN MUTU (QUALITY ASSURANCE) PENDIDIKAN TINGGI DAPAT DISELENGGARAKAN MELALUI PELBAGAI MODEL MANAJEMEN KENDALI MUTU. SALAH SATU MODEL YANG DAPAT DIGUNAKAN ADALAH MODEL PDCA Definisi Penjaminan Mutu Proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga stakeholder memperoleh kepuasan Konsep Penjaminan Mutu a. b. Perguruan tinggi tersebut mampu menetapkan dan mewujudkan visinya melalui pelaksanaan misinya (aspek deduktif) Perguruan tinggi tersebut mampu memenuhi kebutuhan stakeholder (aspek induktif), berupa: - Kebutuhan kemasyarakatan (societal needs) - Kebutuhan dunia kerja (industrial needs) - Kebutuhan profesional (professional needs) Tujuan Penjaminan Mutu Secara internal penjaminan mutu dilakukan untuk mewujudkan visi dan misi perguruan tinggi serta memenuhi kebutuhan stakeholder, yang dikontrol dan di audit oleh BAN-PT atau lembaga lain secara eksternal Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Secara Internal dan Eksternal MUTU Penjaminan Mutu (Eksternal) BAN/ Lembaga lain PENJAMINAN MUTU (Internal) PT Ybs Strategi Penjaminan Mutu a. Direktorat Jendral Pendidikan, Depdiknas menetapkan Pedoman Penjaminan Mutu pendidikan tinggi di perguruan tinggi b. Perguruan tinggi menggalang komitmen untuk menjalankan penjaminan mutu pendidikan tinggi yang diselenggarakannya; c. Perguruan tinggi memilih dan menetapkan sendiri standar mutu pendidikan tinggi yang diselenggarakan untuk tiap program studi Lanjutan.... Strategi Penjaminan Mutu d. Perguruan tinggi menetapkan dan menjalankan organisasi beserta mekanisme kerja penjaminan mutu pendidikan tinggi e. Perguruan tinggi melakukan benchmarking mutu pendidikan tinggi secara berkelanjutanm baik ke dalam maupun ke luar negeri Butir-Butir Mutu a. b. c. d. e. f. g. Kurikulum program studi Sumber daya manusia Mahasiswa Proses pembelajaran Sarana dan Prasarana Suasana akademik Keuangan Lanjutan.... Butir-butir Mutu (Lanjutan) h. Penelitian dan publikasi i. Pengabdian kepada masyarakat j. Tata pamong (governance) k. Manajemen lembaga (institutional management) l. Sistem informasi m.Kerjasama dalam dan luar negeri ARTI PENTING PENJAMINAN MUTU New Approach With FEE (Facilitating Empowering Enabling) HEALTS (2003-2010) Higher Education Longterm Strategy Workable QA paves The way for better future New Approach in QA (Internally Driven) Higher Education Institution HEI Workable QA High Quality of HEI’s Product New Approch in Objectives (Focus on Nation’s Competitveness) COMMUNITY Prosperity Security Social Welfare Proses Penjaminan Mutu Perguruan tinggi menetapkan visi dan misinya b. Setiap program studi menetapkan visi dan misinya berdasarkan perguruan tinggi c. Penjabaran visi, misi program studi menjadi serangkaian standar mutu d. Rumusan standar mutu harus spesifik dan terukur yaitu mengandung ABCD (Audience, Behavior, Competence, Degree) a. Proses Penjaminan Mutu (Lanjutan) Perguruan tinggi menetapkan organisasi dan mekanisme kerja penjaminan mutu f. Perguruan tinggi melaksanakan penjaminan mutu dengan menerapkan manajemen kendali mutu g. Perguruan tinggi mengevaluasi dan merevisi standar mutu melalui benchmarking secara berkelanjutan e. PELAKSANAAN PENJAMINAN MUTU 1. 2. 3. 4. 5. Komitmen Perubahan Paradigma Sikap Mental Pengorganisasian Kiat Komitmen Komitmen yang tinggi senantiasa menjamin dan meningkatkan mutu pendidikan tinggi yang diselenggarakan Perubahan Paradigma Paradigma Lama: Mutu pendidikan tinggi terpelihara dan dapat ditingkatkan apabila dilakukan pengawasan oleh pemerintah Paradigma Baru: PT harus menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan tinggi Sikap Mental “Plan your work And Work your Plan” Pengorganisasian Pengorganisasian harus mampu menumbuhkan kesepahaman tentang penjaminan mutu pendidikan tinggi sehingga menumbuhkan sikap suportif dari seluruh komponen Kiat Adakan lokakarya b. Susun rencana penjaminan mutu yang jelas c. Hubungi pihak-pihak yang berkompeten dalam penjaminan mutu sebagai fasilitator d. Informasi:qa_dikti@yahoogroups.com a.