Pluralisme Agama Dalam Perspektif Kristen Teologi Perbandingan Agama Pluralisme Agama Tiga Kategori definisi • Sosial • Etika/moral • Teologi-filosofi Pluralisme Agama Sosial The World’s Religious Blocs The Challenge of Unreached Peoples Total Population: 6 Billion 785 million Hindus 600 million Bible-believing Christians 365 million Buddhists 1.2 billion nominal Christians 1.2 billion Muslims 770 million non-religious 1.08 billion minor religions Source: Global Evangelisation Movement Database, 1992 OHP-108 Pluralisme Agama-Sosial Semua agama berhak untuk ada dan hidup Pluralisme Agama-Etika Semua pandangan moral dari masing-masing agama bersifat relatif dan sah PERSPEKTIF TERHADAP SEX DAN PERNIKAHAN • • • • • Islam Buddha Kristen Taoisme Ateis AL QUR’AN - POLIGAMI Surah 4:3 “Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau hamba sahaya perempuan yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat zalim.” DUA MACAM KEBAHAGIAAN (Tripitaka) Ada dua macam kebahagiaan, O para Bhikku: • Kebahagiaan yang berkenaan dengan seks dan kebahagiaan tanpa seks. Kebahagiaan tanpa seks adalah yang lebih tinggi. Pluralisme Agama teologi-filosofi Agama-agama pada hakekatnya setara, sama-sama benar dan sama-sama menyelamatkan Pluralisme Agama Teologi-filosofi The Real “GOD” Pluralisme Agama Teologi-filosofi Faktor-faktor Pendorong Pluralisme Agama • • • • • Iklim demokrasi Pragmatisme Relativisme Perennialisme Lain-lain: – Fundamentalisme – Globalisasi Bukankah semua agama mengajarkan kebaikan? Golden Rule dalam berbagai agama • "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi (Mat. 7:12) Golden Rule dalam berbagai agama • “Tak seorang pun menjadi orang percaya yang benar kecuali bila ia menginginkan bagi saudaranya apa yang ia inginkan bagi dirinya sendiri” (Hadits Islam, Muslim, Imam 71-72) Golden Rule dalam berbagai agama • Jangan seorang pun melakukan tindakan apapun yang ia sendiri tidak inginkan orang lain lakukan kepadanya karena tahu bahwa hal itu tentu akan menyakitinya (Mahabharatta Hindu, Shanti parva cclx.21) Golden Rule dalam berbagai agama • “jangan lakukan kepada orang lain apa yang engkau tidak ingin mereka lakukan kepadamu” (Kong Hu Cu, The Analects, Kitab XII, no. 2) Golden Rule dalam berbagai agama • Janganlah menyakiti orang lain dengan sesuatu yang akan menyakiti dirimu sendiri (Udanavarga Buddhis, ay. 18) Lagi pula, bukankah banyak orang kudus dalam semua agama? John Hick • Tokoh pluralisme agama • Editor “mitos keunikan agama Kristen” ALLAH • The Real = keberadaan mutlak dibalik segala sesuatu • The Real ini dipahami dan dibahasakan secara berbeda-beda oleh agama-agama – Personal – Tidak personal • Agama-agama yang berbeda-beda adalah hasil penafsiran yang dipengaruhi aspek historis dan budaya terhadap The Real tersebut Model Pluralisme Agama John Hick The Personal/impersonal Real Empat Orang Buta • Memegang gajah dan mendeskripsikannya: – – – – Lebar dan tipis Panjang dan kecil Besar dan gemuk bergerak-gerak dan sulit ditangkap Agama • Masing-masing deskripsi sah dan benar tetapi tidak benar secara total. • Agama-agama mendefinisikan Allah secara berbeda-beda. • Masing-masing benar tetapi tidak benar secara sempurna Konsep “The Real” John Hick • Membedakan “The Real” sebagai realitas tertinggi dan “The Real” yang ditangkap dan dipersepsikan oleh agama-agama sebagai – Personae: Allah, Yahweh, Krisna, Syiwa – Impersonae: Tao, Nirguna Brahman, Sunyata, Nirwana, Dharmakaya • Dalam konsep Hick, Personae dan Impersonae adalah penafsiran terhadap The Real. • The Real itu tidak dapat disebut personal atau impersonal, memiliki tujuan atau tidak memiliki tujuan, baik atau jahat, substansi atau proses, bahkan satu atau banyak. The Real itu melampaui semua kategori manusiawi seperti itu. Keselamatan John Hick • Keselamatan adalah proses perubahan manusia dari berpusat pada diri sendiri menjadi berpusat pada Realitas tertinggi AKU The Real Kriteria Orang yang Diselamatkan (John Hick, Interpretation of Religion, 301-302) • Kehidupan moral/spiritual=Kekudusan – belas kasihan, – kasih kepada semua manusia,bahkan semua kehidupan, – kekuatan dari jiwa, – kemurnian, – kemurahan hati, – kedamaian batin dan ketenangan, – sukacita yang memancar Pluralisme Agama John Hick • Keberadaan dari orang-orang kudus dalam tiap agama membuktikan bahwa masing-masing agama adalah respon yang sejati terhadap Realitas ilahi (The Real) TINJAUAN KRITIS TERHADAP PLURALISME AGAMA Teologi Perbandingan Agama Pluralisme agama merupakan pendangkalan iman • Agama-agama memiliki perbedaan ajaran yang saling bertentangan satu sama lain, bukan saling melengkapi • Pluralisme agama mereduksi keunikan klaim agama-agama TRITUNGGAL TIGA PRIBADI TETAPI SATU HAKEKAT TAUHID DALAM ISLAM Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan, yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada satu pun yang setara dengan Dia” (Q.S.Al-iklhash [at tauhid]:1-4) KONSEP ALLAH HINDU NIRGUNA BRAHMAN SAGUNA BRAHMAN/ ISWARA BRAHMA (PENCIPTA) WISNU (PEMELIHARA) SIWA (PERUSAK) SEPULUH INKARNASI YANG BERSIFAT MISTIS (AVATARS) DIANTARANYA KRISNA, ALLAH DJOKO MULYONO DAN PETRUS SANTOSO, STUDI BANDING AGAMA BUDDHA DAN KRISTEN (FREE PERS, 2005) • TIDAK PERSONAL – Terlepas dari dualisme (cinta-benci) • TIDAK DAPAT DIDESKRIPSIKAN – Tidak bersifat antropomorfmisme (wujud mns) – Antropopatisme (perasaan manusia) • TIDAK MENCIPTAKAN DUNIA TUHAN ADALAH SUATU SIFAT DASAR ABSOLUT YANG HARUS DITEMUKAN DALAM PERJALANAN AKHIR SPIRITUAL UMAT BUDDHIS STUDI BANDING KONSEP TUHAN (BEYOND BELIEF, AL DE SILVA) Sebuah buku Buddha yang bersifat apologetis terhadap Kristen BUDDHA • Tuhan=sifat dasar buddha • Semua mahluk memiliki sifat dasar buddha. Semua mahluk bisa mencapai pencerahan sempurna setelah melalui latihan KRISTEN • Tuhan= “mahluk” yang termulia • Semua mahluk selamanya akan menjadi hamba Tuhan • Tuhan bukan sesuatu yang ada di luar, melainkan adalah Absolut yang ada di dalam setiap mahluk, tetapi tergantung bagaimana kita merealisasikannya • Tuhan adalah suatu “entitas” yang berada di luar. Terjadi dualisme antara alam fenomena dengan Tuhan. Tuhan ada di luar kita, sehingga eksistensi kita harus harus tergantung selamanya kepada Tuhan K’ung Fu-Tzu bersikap agnostik terhadap hal metafisika • Chi lu bertanya tentang apa yang seharusnya kita lakukan terhadap arwah orang mati dan dewa. Sang suhu menjawab “Untuk melayani manusia saja kamu belum mampu, bagaimana mungkin kamu dapat melayani para arwah?” • Muridnya bertanya “Bolehkah saya bertanya tentang kematian?” jawab Suhu “tentang hidup pun kamu belum tahu, bagaimana kamu bisa mengerti tentang mati?” TAO TE CHING There is a thing, formless, yet complete; Before Heaven and Earth, it existed. Without sound, without substance, It stands alone without changing. It is all pervading and unfailing. One may think of it as the mother of all under Heaven, TAO TE CHING We do not know its name, But we call it Tao; Forced to give an appellation to it, I shall say it was Great Tao produced Oneness; Oneness produced duality; Duality evolved into all things KESIMPULAN • LAO TZU sendiri mengakui bahwa ia tidak dapat memahami sepenuhnya tentang Tao. • Tao ini adalah induk dari segala sesuatu, tetapi tao ini tidak dapat ia definisikan. • Masing-masing penganut agama tidak merasa bahwa konsep Allah mereka bersifat relatif dan hanya bahasa yang berbeda-beda dari “Allah” atau “The Real” yang sama. Perbedaan dalam Semua doktrin • Manusia • Masalah utama manusia • Jalan keluar • Kehidupan setelah kematian • Tiap agama memiliki konsep yang berbeda-beda dan saling bertentangan TABEL PERBANDINGAN WAWASAN DUNIA AGAMA Kristen (Injili) Islam (ortodoks) Poltheisme Monisme (Hindu, Budha, gerakan zaman baru) Atheisme Allah Satu hakekat tiga Pribadi (Tritunggal) Satu hakekat satu pribadi (maha esa) Banyak allah Kesatuan yang tidak berpribadi Tidak ada allah yang berpribadi Manusia Ciptaan Allah yang tertinggi. -membawa dosa asal sejak kejatuhan Ciptaan Allah yang tertinggi. -suci Dapat dipengaruhi bahkan dirasuki roh-roh Sama dengan Allah, hanya tidak disadari Bentuk yang kompleks dari materi Masalah utama Dosa: pelanggaran thd hukum Allah Dosa: kelalaian untuk mengikuti jalan Allah Membuat dewadewa marah Ketidaksadaran akan keilahian di dalam dirinya Kebodohan atau pemikiran yang tidak rasional Solusi Pembenaran oleh karya Yesus Kristus yang diterima melalui iman Iman dan amal Menyenangkan hati allah-allah (melalui korban-korban) Menyadari realitas keilahian dalam dirinya Menggunakan akal untuk memecahkan masalah Kehidupan setelah kematian Masuk sorga atau neraka. Terdapat perbedaan konsep sorga/neraka dalam Islam dan Kristen Manusia menjadi roh-roh yang berkeliaran -Reinkarnasi -Menyatu dengan kesatuan yang tidak berpribadi -Nirwana: padamnya keinginan Pribadinya hilang sama sekali. KONSEP Pluralisme agama memiliki dasar yang lemah • Iklim demokrasi – Toleransi-Penyamarataan semua agama-dangkal • Pragmatisme – Keuntungan bukan kebenaran • Relativisme – Kebenaran itu mutlak, bedakan dgn selera, opini • Perennialisme – Menghilangkan keunikan dan perbedaan Penganut pluralisme agama seringkali tidak konsisten • Penganut pluralisme agama seharusnya toleran terhadap penganut eksklusivisme, tetapi seringkali tidak • Penganut pluralisme agama seringkali memutlakkan pandangannya sehingga sebenarnya tidak berbeda dengan eksklusivisme Pluralisme agama seringkali menghasilkan toleransi yang semu • Jika toleransi harus dibangun diatas dasar kesamaan dengan cara menghilangkan perbedaan, bukankah itu semu? • Toleransi sejati justru mengakui perbedaan dan klaim-klaim eksklusif masing-masing agama Kritik Terhadap John Hick • Mengapa mendefinisikan KESELAMATAN sebagai transformasi dari berpusat pada diri menuju berpusat pada The Real? Ini bukanlah konsep agama-agama! • Hick sebenarnya sedang meremehkan klaim masing-masing agama dan merelatifkan mereka semua. Apakah ini toleran? – misal: menyebut Allah Maha Esa hanya sekedar bahasa orang Islam meresponi The Real? Kritik Terhadap John Hick • Jika memang The Real itu melampaui kategori moral, mengapa Hick menggunakan kategori moral (perubahan dari berpusat pada diri sendiri ke The Real, yang termanifestasikan dalam sifatsifat seperti belas kasihan, kemurahan, kemurnian) dalam menilai legitimasi sebuah agama? Apakah pluralisme lebih toleran daripada eksklusivisme • Bagi Hick semua agama tidak mungkin benar secara total. • John Hick berkata “agama-agama tidak mungkin semuanya benar secara penuh; mungkin tidak ada yang benar secara penuh; mungkin semua adalah benar secara sebagian” • Bukankah ini adalah suatu penghakiman yang amat berani? • Apakah ini lebih toleran daripada mengatakan “hanya ada satu agama yang benar?” Kesimpulan Eksklusif secara teologi dan Pluralis secara sosial Dalai Lama • The 14th Dalai Lama of Tibetan Buddhism, Pluralisme? • Saya sendiri merasa bahwa Buddhisme adalah yang terbaik buat saya. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa Buddhisme adalah yang terbaik bagi semua orang. Tetapi tetap memegang eksklusivisme • Moksha atau nirwana ini hanya dijelaskan dalam kitab suci buddha dan hanya bisa diraih melalui latihan-latihan dalam ajaran buddha. Bagaimana kita berpikir tentang agama-agama lain • Ada tiga tema biblika yang terkait 1. Penciptaan dan wahyu – Sensus divinitatis (John calvin) sebagai fondasi religiusitas walaupun tidak menuntun pada keselamatan – Imago dei-menolong kita untuk memiliki kesadaran moral-contoh golden rule dalam banyak agama menjadi contoh – General revelation (wahyu umum)-melalui ciptaan yang teratur dan hati nurani Isu urutan perspektif dalam melihat penganut agama lain • Kita perlu melihat orang lain pertama-tama dalam perspektif Penciptaan (semua orang membawa sensus divinitatis, imago dei walau rusak) baru kemudian melihat orang itu dari segi perbedaannya dengan kita-perpektif Penebusan. • Tetapi apakah ini perspektif Yesus, Paulus, para rasul? Rasanya tidak! • Mungkin yang tepat adalah perspektif yang seimbang! Tanpa harus ada urutan perspektif! 2. Dosa • • • Paradoks manusia adalah: mereka merindukan Allah tetapi juga menolak Allah yang benar dan menciptakan allah-allah palsu Roma 1:18-berbicara tentang penyembahan berhala sebagai pilihan manusia yang menolak wahyu umum Allah Contoh tentang religiusitas orang farisi yang ditegur Yesus karena hanya untuk membuat impresi terhadap Allah maupun sesama 3. Pengaruh dari Setan • • • PL dan PB berbicara tentang penolakan terhadap penyembahan berhala atau dewa-dewa lainnnya. Setan menggunakan tipuan-tipuan ajaran agama juga untuk membuat manusia jauh dari kebenaran. Ajaran Pantheis yang menyatakan bahwa manusia pada hakekatnya sama dengan Allah sebenarnya adalah GEMA dari tiuan SETAN “engkau akan menjadi seperti Allah” (Kej.3:5) Witness in the pluralistic context • Keyakinan pada Injil sebagai kekuatan Allah (Roma 1:16) • Pengikut Yesus harus menjadi dutaNya (2 Kor. 5:20-6:2) • Dunia kita mengagungkan relativitas, tetapi kita harus tetap memberitakan Yesus dengan sebuah keyakinan mutlak bahwa semua orang membutuhkannya.