Uploaded by sssalisa02

kumpulan tugas sebelum uts 5f4f2774d104404c8cde9ef1a313fd37

advertisement
kumpulan tugas sebelum uts
partis
tugas 1
1. Answer these questions in a concise but comprehensive manner.
Define off-balance-sheet financing and provide three examples.
off balance sheet financing ⇒ Istilah pembiayaan off-balance sheet (OBSF) mengacu pada
praktik akuntansi yang melibatkan pencatatan aset atau kewajiban perusahaan sedemikian rupa
sehingga tidak muncul di neraca perusahaan. OBSF memungkinkan perusahaan untuk menyimpan
aset dan kewajiban tertentu di luar neraca. Meskipun mungkin tidak ada dalam neraca, aset dan
kewajiban tersebut masih menjadi bagian dari bisnis. Praktik ini digunakan untuk menjaga rasio
utang terhadap ekuitas (D/E) dan leverage tetap rendah, terutama jika penyertaan pengeluaran
yang besar akan melanggar perjanjian utang negatif. Pembiayaan di luar neraca adalah praktik
yang legal selama perusahaan mengikuti aturan dan regulasi akuntansi. Ini menjadi ilegal jika
pimpinan perusahaan menggunakannya untuk menyembunyikan aset atau kewajiban dari investor
dan regulator keuangan.
contoh:
1. Leasing: Dalam leasing, perusahaan menyewa aset dari pihak lain untuk jangka waktu tertentu.
Aset tidak dicatat di neraca perusahaan, tetapi pembayaran sewa dicatat sebagai beban di
laporan laba rugi.
2. Factoring: Perusahaan menjual piutang kepada pihak lain dengan harga diskon, kemudian
pihak lain tersebut yang akan menagih piutang tersebut. Dalam hal ini, perusahaan
mendapatkan dana dari penjualan piutang dan tidak perlu menangani proses penagihan
piutang. Piutang tidak dicatat di neraca perusahaan, tetapi perusahaan menerima pembayaran
dari factor.
3. Joint venture: Perusahaan membentuk perusahaan patungan dengan pihak lain untuk
melakukan kegiatan bisnis tertentu. Dalam hal ini, perusahaan tidak perlu mengeluarkan dana
besar untuk membiayai kegiatan bisnis tersebut, karena biaya dibagi dengan pihak lain. Selain
itu, perusahaan juga dapat memperoleh keuntungan dari kegiatan bisnis tersebut.
source: OBSF definisi
Companies use various financing methods to avoid reporting debt on the balance sheet.
Identify and describe some of these off-balance-sheet financing methods.
1. operating leases ⇒ perusahaan dapat menyewa aset daripada memberli dan mencatat
utangnya di neraca. Pembayaran sewa aset dicatat sebagai biaya dan aset tidak muncul di
neraca. Sewa operasi melibatkan penyewaan atau sewa guna usaha peralatan atau bangunan
dan kemudian membelinya di akhir masa sewa dengan harga yang lebih murah, yang
menghasilkan kewajiban yang lebih rendah di neraca.
2. joint ventures and partnerships ⇒ Usaha patungan dan kemitraan penelitian dan
pengembangan memungkinkan perusahaan untuk berbagi biaya dan risiko suatu proyek
dengan entitas lain, yang dapat mengurangi jumlah utang yang harus mereka tanggung.
3. sale and leaseback ⇒ Perusahaan dapat menjual aset yang mereka miliki kepada pihak ketiga
dan kemudian menyewanya kembali, menghasilkan uang tunai langsung sambil tetap
menggunakan aset tersebut. Hal ini mengurangi utang di neraca tetapi menciptakan kewajiban
kumpulan tugas sebelum uts
1
sewa di masa depan. Melibatkan penjualan aset, seperti bangunan atau peralatan, dan
kemudian menyewanya kembali dari pembeli, yang dapat meningkatkan likuiditas dan
mengurangi arus kas keluar.
4. Sekuritisasi ⇒ Perusahaan dapat menjual piutang atau aset lainnya ke perusahaan dengan
tujuan khusus (special purpose vehicle/SPV) yang kemudian menerbitkan sekuritas yang
didukung oleh aset tersebut. Hal ini akan menghapus aset dan utang terkait dari neraca
perusahaan.
5. factoring (anjak piutang) ⇒ Perusahaan dapat menjual faktur mereka ke perusahaan factor
dengan diskon, menerima uang tunai langsung dan menghapus piutang dari neraca.
Perusahaan dapat memperoleh dana tunai dengan cepat tanpa harus menunggu pelanggan
membayar piutang. Factoring tidak dianggap sebagai pembiayaan utang karena melibatkan
penjualan aset (faktur) dan bukannya mengambil utang. Ketika perusahaan menjual
piutangnya, piutang tersebut dihapus dari neraca perusahaan, sehingga menurunkan debt
perusahaan.
source: definisi.
sale--leaseback definisi.
securitization.
Describe the required financial statement disclosures for financial instruments with offbalance-sheet risk of loss. How might these disclosures be used to assist financial analysis?
Memahami risiko-risiko kerugian akibat off balance sheet sangat penting untuk analisis keuangan.
Standar akuntansi mensyaratkan pengungkapan khusus untuk instrumen tersebut:
1. PSAK 71 → mengatur tentang pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan
instrumen keuangan. PSAK 71 bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan komparabilitas
informasi keuangan tentang instrumen keuangan. PSAK 71 membantu memitigasi risiko offbalance sheet dengan mensyaratkan pengungkapan yang komprehensif, pengukuran nilai
wajar, dan pengakuan instrumen keuangan tertentu di neraca. Hal ini memberikan informasi
yang lebih akurat, transparansi, dan membantu mengelola risiko off balance sheet
2. Penilaian risiko: Pengungkapan dapat membantu analis mengidentifikasi dan memahami
potensi risiko yang dihadapi perusahaan dari instrumen off balance sheet, seperti komitmen
pinjaman dan standby letter of credit, serta mengevaluasi dampak potensial terhadap posisi
keuangan perusahaan.
3. Evaluasi strategi mitigasi risiko manajemen: penilaian pengungkapan kualitatif mengenai
kebijakan manajemen risiko dapat memperoleh wawasan mengenai seberapa efektif
perusahaan mengelola risiko off-balance-sheet.
4. Memperkirakan potensi kerugian: Pengungkapan kuantitatif, khususnya potensi dan
ekspektasi kerugian, dapat membantu analis memperkirakan skenario terburuk dan potensi
dampaknya terhadap kinerja keuangan perusahaan.
5. Mengevaluasi akuntansi lindung nilai: Pengungkapan efektivitas akuntansi lindung nilai
membantu analis memahami apakah upaya perusahaan dalam mengelola risiko tertentu
berhasil dan bagaimana dampaknya terhadap laporan keuangan.
6. Analisis komparatif: Dengan membandingkan pengungkapan di berbagai perusahaan, analis
dapat memperoleh wawasan yang berharga tentang bagaimana perusahaan yang berbeda
mengelola risiko yang serupa dan membuat keputusan investasi yang lebih tepat.
7. Transparansi: Pengungkapan yang terperinci meningkatkan transparansi dalam pelaporan
keuangan, sehingga para pemangku kepentingan dapat memiliki gambaran yang lebih jelas
kumpulan tugas sebelum uts
2
mengenai praktik manajemen risiko perusahaan secara keseluruhan dan potensi
kerentanannya.
FASB Statement No. 105 mensyaratkan informasi berikut ini untuk diungkapkan untuk instrumen
keuangan yang memiliki risiko off-balance-sheet:
Nilai nominal atau nilai kontrak (atau nilai nosional pokok jika tidak ada nilai nominal atau nilai
kontrak)
Sifat dan persyaratan, termasuk minimal risiko kredit dan risiko pasar serta persyaratan kas
Kebijakan akuntansi
Jumlah kerugian akuntansi yang akan ditanggung oleh perusahaan pelapor jika pihak lain
dalam instrumen tersebut benar-benar gagal memenuhi persyaratan instrumen dan agunan
terbukti tidak bernilai bagi perusahaan pelapor
Kebijakan perusahaan pelapor dalam mensyaratkan agunan dan sifat agunan.
Pengungkapan FASB 105 mengenai instrumen off-balance-sheet sangat penting untuk analisis
keuangan:
Memahami risiko: Pelajari tentang ukuran, sifat, dan persyaratan instrumen, termasuk potensi
kerugian dan jaminan yang diambil.
Menilai risiko kredit: Mengukur potensi kerugian akibat gagal bayar pihak lawan dan efektivitas
strategi mitigasi risiko.
Mengukur kinerja: Memahami kebutuhan dana tunai dan bagaimana instrumen ini berdampak
pada arus kas dan stabilitas di masa depan.
Membandingkan perusahaan: Pengungkapan standar memungkinkan perbandingan yang adil
atas profil risiko dan praktik manajemen di seluruh industri.
Membuat keputusan investasi: Menganalisis potensi imbal hasil dan risiko untuk membuat
pilihan investasi yang tepat.
source: https://core.ac.uk/reader/288032560
2. Answer these questions in a concise but comprehensive manner.
Identify the different classifications of leases by a lessor. Describe the criteria for classifying
each lease type and explain the accounting procedures for leases by a lessor.
terdapat 5 kriteria yang harus dipertimbangkan perusahaan untuk mengklasifikasi sewa:
1. Kepemilikan aset yang mendasari dialihkan kepada penyewa guna usaha.
2. Penyewa (lessee) diberi opsi untuk membeli aset yang dapat dipastikan akan di-exercise.
3. Masa sewa mencakup sebagian besar umur ekonomis aset.
4. Suatu imbalan yang secara substansial mewakili seluruh nilai wajar aset dialihkan kepada
lessee. Imbalan tersebut harus dinilai berdasarkan nilai wajar dari seluruh pembayaran sewa
dan jaminan penyewa atas nilai sisa aset yang mendasari, jika ada.
5. Sewa memberikan hak untuk menggunakan aset yang mendasari secara khusus sehingga
tidak ada alternatif penggunaan lain atas aset yang mendasari tersebut bagi lessor setelah
masa sewa berakhir.
perlakuan akuntansi leasing oleh lessee (penyewa)
1. FINANCE LEASE
kumpulan tugas sebelum uts
3
Penyewa akan mencatat aset hak guna usaha dan liabilitas sewa dalam neraca.
Beban bunga dan amortisasi biasanya dicatat secara terpisah dalam laporan laba rugi.
Beban bunga ditentukan dengan menggunakan metode bunga efektif dan amortisasi
biasanya dicatat dengan menggunakan metode garis lurus atas aset hak pakai.
Dalam laporan arus kas, pembayaran kembali pokok pinjaman diklasifikasikan sebagai
aktivitas pendanaan, dan pembayaran sewa pembiayaan diklasifikasikan sebagai
bagian dari aktivitas operasi.
Bunga dari liabilitas sewa guna usaha akan mengikuti klasifikasi yang didasarkan pada
ASC 230.
2. OPERATING LEASE
Penyewa akan mencatat aset hak guna usaha dan liabilitas sewa guna usaha dalam
neraca.
Beban sewa guna usaha disajikan sebagai satu pos tunggal sebagai beban operasional
dalam laporan laba rugi.
Beban sewa harus dicatat dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa
sewa dengan menambahkan beban bunga pada amortisasi aset hak guna usaha.
Beban bunga ditentukan dengan menggunakan metode suku bunga efektif dan
amortisasi aset hak guna usaha ditentukan dengan menghitung selisih antara beban
garis lurus dengan beban bunga atas liabilitas sewa guna usaha.
Aset hak guna usaha diuji untuk pengurangan nilai sesuai dengan ASC 360.
Pembayaran sewa operasi diklasifikasikan sebagai bagian dari aktivitas operasi.
Pembayaran sewa yang dikapitalisasi sebagai biaya untuk membawa aset ke
penggunaan yang diinginkan diklasifikasikan sebagai aktivitas investasi.
perlakuan akuntansi leasing oleh lessors
1. Sale and leaseback
a. kriteria
Lessor menjual aset ke lessee dan kemudian menyewanya kembali.
Aset tersebut penting untuk operasi lessee.
Lessor mempertahankan kontrol substansial atas aset.
b. perlakuan akuntansi
Lessor mengikuti klasifikasi sewa operasi atau sewa pembiayaan berdasarkan
kriteria masing-masing.
Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset diakui pada saat penjualan.
Lessor mungkin mengakui sewa sebagai pembiayaan jika kriteria sewa pembiayaan
terpenuhi.
Dalam sewa guna usaha dengan hak opsi, aset yang mendasari dihentikan
pengakuannya dan investasi neto dalam sewa guna usaha dicatat dalam neraca.
Investasi neto dalam sewa dihitung berdasarkan jumlah nilai kini dari seluruh
pembayaran sewa di masa datang, dan nilai sisa yang tidak dijamin.
Pendapatan bunga ditambahkan, dan pembayaran yang ditagih dikurangkan dari
investasi neto.
kumpulan tugas sebelum uts
4
Laba atau rugi penjualan dicatat pada saat dimulainya sewa guna usaha dalam laporan
laba rugi.
Pendapatan bunga ditentukan dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Penerimaan kas dari seluruh sewa guna usaha dicatat sebagai bagian dari aktivitas
operasi dalam laporan arus kas.
2. financing lease
a. kriteria:
Aset dialihkan kepemilikannya ke lessee pada akhir masa sewa → ada hak opsi beli
Nilai residual dijamin oleh lessee atau tidak signifikan.
Masa sewa mendekati umur produktif aset.
Opsi pembelian menguntungkan bagi lessee.
lessor tidak boleh menyusutkan aset lease
b. perlakuan akuntansi:
Lessor menghapus aset dari neraca pada awal masa sewa.
Lessor mengakui penjualan aset dengan keuntungan atau kerugian pada awal
masa sewa.
Lessor mengakui bunga pinjaman atas saldo piutang dari lessee selama masa
sewa.
Biaya lain yang terkait dengan penjualan aset diakui sebagai beban pada awal
masa sewa.
3. operating lease
a. kriteria:
Aset tidak dialihkan kepemilikannya ke lessee pada akhir masa sewa → tidak ada
hak opsi beli
Aset memiliki nilai residual yang signifikan di akhir masa sewa.
Masa sewa kurang dari atau sama dengan umur produktif aset.
Opsi pembelian tidak menguntungkan bagi lessee.
b. perlakuan akuntansi:
Lessor mencatat aset pada neraca dan disusutkan selama masa manfaatnya.
Pendapatan sewa diakui secara linier selama masa sewa.
Biaya depresiasi aset dibebankan selama masa sewa.
Beban lain terkait kepemilikan aset (perawatan, asuransi) diakui sebagaimana
terjadi.
Penerimaan kas dari seluruh sewa guna usaha dicatat sebagai bagian dari aktivitas
operasi dalam laporan arus kas.
source: https://revgurus.com/knowledge-center-asc-842-classification-and-accountingtreatment-of-lease/
When a lease is considered an operating lease for both the lessor and the lessee, describe what
amounts will be found on the balance sheets of both the lessor and the lessee related to the lease
obligation and the leased asset.
kumpulan tugas sebelum uts
5
Lessor:
Balance sheet:
Aset: Lessor mencatat aset yang disewakan di neraca mereka, aset disusutkan selama
masa sewa
Kewajiban: Tidak ada yang terkait dengan sewa guna usaha.
Income statement:
Pendapatan: Lessor mengakui pembayaran sewa sebagai pendapatan sewa selama masa
sewa, yang biasanya diakui secara linier.
Beban: Lessor mencatat beban penyusutan atas aset sewaan dan beban lain yang terkait
(misal: pemeliharaan).
Lessee:
Balance Sheet:
Aset: Tidak ada aset yang terkait dengan sewa yang dicatat.
Kewajiban: Tidak ada kewajiban yang terkait dengan sewa.
Aset yang disewakan tidak akan dilaporkan dalam neraca, karena sewa operasi
diperlakukan sebagai off balance sheet
Income Statement:
Beban: Lessee mencatat pembayaran sewa sebagai beban sewa selama masa sewa, yang
biasanya diakui secara linier.
Poin-poin penting:
Kedua belah pihak mengakui sewa sebagai sewa operasi ⇒ tidak ada pengalihan kepemilikan
atau penanggungan risiko yang signifikan atas aset.
Lessor mempertahankan aset dalam pembukuannya dan mengakui penyusutan, sedangkan
lessee mengeluarkan beban sewa tetapi tidak mencatat aset tersebut.
Klasifikasi ini meminimalkan dampak sewa pada neraca kedua belah pihak, yang mengarah
pada laporan keuangan yang lebih bersih dan tidak berantakan.
When a lease is considered a capital lease for both the lessor and the lessee, describe what
amounts will be found on the balance sheets of both the lessor and the lessee related to the lease
obligation and the leased asset.
Lessor
Investasi dalam Sewa: Lessor akan mencatat investasi neto dalam sewa guna usaha, yang
merupakan nilai kini dari pembayaran sewa guna usaha minimum yang diterima dari lessee,
dikurangi dengan nilai residu yang didiskontokan dari aset sewaan pada akhir masa sewa guna
usaha, pada sisi aset di neraca. Ini merupakan investasi lessor dalam perjanjian sewa guna
usaha.
Piutang Sewa: Lessor juga akan mencatat nilai kini dari piutang pembayaran sewa minimum
dari lessee pada sisi aset di neraca. Ini merupakan piutang yang belum dibayar untuk
pembayaran sewa guna usaha.
Lessee
Aset lease: lessee mencatat nilai kini dari pembayaran lease minimum pada sisi aset di neraca.
Ini merupakan biaya perolehan aset melalui perjanjian sewa guna usaha.
kumpulan tugas sebelum uts
6
Kewajiban lease: lessee mencatat nilai kini dari pembayaran lease minimum di sisi kewajiban
dalam neraca. Ini merupakan kewajiban utang yang belum dibayar kepada lessor untuk sewa
guna usaha.
operating lease vs financing lease
operating lease
lessor
lessee
Aset dicatat di neraca.
Tidak mengakui aset di
neraca.
Pendapatan sewa diakui
secara linier.
Sewa diakui sebagai beban
di neraca.
Biaya depresiasi diakui
selama masa sewa.
Pembayaran sewa
dibebankan sebagai beban
operasional.
Risiko residual ditanggung
lessor
financing lease
lessor
lessee
Aset dihapus dari neraca.
Aset dicatat di neraca
Penjualan aset diakui dengan
keuntungan atau kerugian.
Kewajiban sewa diakui di
neraca.
Bunga pinjaman diakui
selama masa sewa
Beban penyusutan dan
bunga pinjaman diakui
Risiko residual dialihkan ke
lessee
Perbedaan Utama:
Transfer Kepemilikan: Operating lease tidak mentransfer kepemilikan aset ke lessee, sedangkan
finance lease mentransfer kepemilikan di akhir masa sewa.
Pengakuan Aset: Lessee hanya mengakui aset dalam finance lease.
Risiko Residual: Lessor menanggung risiko residual dalam operating lease, sedangkan lessee
menanggung risiko residual dalam finance lease.
Akuntansi Pendapatan: Lessor mengakui pendapatan secara linier dalam operating lease, sedangkan
dalam finance lease, pendapatan diakui pada awal masa sewa.
Dampak:
Neraca: Operating lease memiliki dampak yang lebih kecil pada neraca lessee dibandingkan finance
lease.
Beban Operasional: Operating lease menghasilkan beban operasional yang lebih stabil dibandingkan
finance lease.
Analisis Rasio Keuangan: Klasifikasi sewa yang tepat penting untuk analisis rasio keuangan yang
akurat.
kumpulan tugas sebelum uts
7
tugas 2
A balance sheet is often criticized for not reflecting all the assets controlled by a
company.
Describe at least two assets not recorded on the balance sheet.
Intangible assets: Ini adalah aset yang tidak memiliki wujud fisik tetapi memiliki nilai bagi
perusahaan.
Contoh: paten, hak cipta, merek dagang, goodwill, dan pengakuan merek.
Off-balance sheet financing arrangements
Operating lease: Saat perusahaan menyewa peralatan atau properti, aset yang disewakan
tidak tercermin dalam neraca mereka sebagai aset, meskipun pada dasarnya mereka
mengendalikan penggunaannya. Hanya pembayaran sewa yang dicatat sebagai kewajiban.
Anjak piutang (factoring): perusahaan dapat menjual piutangnya kepada anjak piutang
dengan potongan harga. Hal ini menghilangkan piutang dari neraca dan menciptakan
kewajiban baru (jumlah yang terutang kepada anjak piutang) tetapi dapat meningkatkan
arus kas dalam jangka pendek.
Sumber Daya Manusia: Sumber daya manusia mengacu pada pengetahuan, keterampilan,
pengalaman, dan kemampuan tenaga kerja di dalam perusahaan. Meskipun karyawan sangat
penting bagi keberhasilan dan operasi bisnis, nilai mereka biasanya tidak tercermin dalam
neraca. Keahlian dan kemampuan karyawan dapat secara signifikan memengaruhi kinerja
perusahaan dan potensi pendapatan di masa depan, namun mereka dianggap sebagai aset
tidak berwujud dan tidak dicatat di neraca.
Aset yang Tidak Tercatat di Neraca
Neraca merupakan salah satu laporan keuangan utama yang menunjukkan posisi keuangan suatu
perusahaan pada suatu waktu tertentu.
Meskipun neraca memberikan informasi penting tentang aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan,
namun neraca sering dikritik karena tidak mencerminkan semua aset yang dikendalikan oleh
perusahaan.
Berikut adalah beberapa contoh aset yang tidak tercatat di neraca:
1. Aset Tidak Berwujud:
Merek: Nilai merek yang kuat dapat membantu perusahaan menarik pelanggan dan
meningkatkan pangsa pasar. Namun, nilai merek tidak dicatat di neraca.
Hak Paten dan Lisensi: Hak paten dan lisensi memberikan hak eksklusif kepada perusahaan
untuk memproduksi atau menjual suatu produk atau layanan. Nilai aset ini dapat signifikan,
namun tidak dicatat di neraca.
Keahlian dan Pengetahuan Karyawan: Keahlian dan pengetahuan karyawan merupakan aset
penting bagi perusahaan, namun tidak dicatat di neraca.
2. Aset Kontraktual:
Hak Sewa: Hak sewa atas aset seperti properti atau peralatan tidak dicatat di neraca, meskipun
perusahaan memiliki hak untuk menggunakan aset tersebut selama periode tertentu.
Piutang Kontraktual: Piutang yang belum jatuh tempo dari kontrak jangka panjang tidak selalu
dicatat di neraca.
kumpulan tugas sebelum uts
8
3. Aset Lainnya:
Nilai Wajar Aset: Nilai wajar aset, seperti properti atau peralatan, mungkin lebih tinggi daripada
nilai tercatatnya di neraca. Selisih antara nilai wajar dan nilai tercatat tidak dicatat di neraca.
Goodwill: Goodwill adalah nilai yang melekat pada suatu perusahaan karena reputasi, merek,
atau aset tidak berwujud lainnya. Goodwill dicatat di neraca saat akuisisi, namun tidak
diamortisasi.
Penting untuk dicatat bahwa:
Beberapa aset yang tidak tercatat di neraca mungkin diungkapkan dalam catatan kaki laporan
keuangan.
Standar akuntansi terus berkembang dan mungkin ada perubahan di masa depan terkait aset
yang dicatat di neraca.
Analis keuangan menggunakan berbagai metode untuk memperkirakan nilai aset yang tidak
tercatat di neraca.
Kesimpulan:
Neraca tidak selalu mencerminkan semua aset yang dikendalikan oleh perusahaan. Aset yang tidak
tercatat di neraca dapat memiliki nilai yang signifikan dan dapat memengaruhi kinerja dan prospek
perusahaan di masa depan.
Analis keuangan dan investor perlu mempertimbangkan aset ini saat menilai kesehatan keuangan
suatu perusahaan.
Discuss the implications of those assets for financial statements analysis.
Aset tak berwujud, seperti merek dan keahlian karyawan, meskipun tidak tercantum di neraca,
memiliki pengaruh signifikan pada kinerja dan prospek perusahaan di masa depan. Keberadaan
aset ini menghadirkan kompleksitas dalam analisis laporan keuangan.
Pertama, nilai perusahaan tidak sepenuhnya terwakili dalam neraca. Analis dan investor perlu
mempertimbangkan aset tak berwujud ini untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang
nilai perusahaan.
Kedua, rasio keuangan yang umum digunakan, seperti rasio hutang terhadap ekuitas dan return on
equity, dihitung berdasarkan informasi neraca. Aset tak berwujud yang tidak tercantum dapat
menyebabkan rasio ini tidak akurat dan menyesatkan.
Ketiga, aset tak berwujud dapat mempersulit perbandingan antar perusahaan. Perusahaan dengan
aset tak berwujud yang signifikan tidak dapat dibandingkan secara langsung dengan perusahaan
yang tidak memiliki aset tersebut.
Keempat, aset tak berwujud dapat mewakili risiko tersembunyi bagi perusahaan. Penurunan nilai
merek, misalnya, dapat berdampak negatif pada pendapatan dan laba perusahaan di masa depan.
Oleh karena itu, untuk analisis yang lengkap, analis dan investor perlu menggali informasi lebih
lanjut tentang aset tak berwujud dari berbagai sumber, seperti catatan kaki laporan keuangan,
presentasi investor, dan sumber lainnya. Hal ini penting untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
lengkap tentang kesehatan keuangan perusahaan dan membuat keputusan investasi yang tepat.
Kesimpulannya: Aset tak berwujud penting dalam analisis laporan keuangan. Analis dan investor
perlu mempertimbangkannya untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang nilai dan
kesehatan keuangan perusahaan.
Aset yang tidak tercantum di neraca, seperti merek, hak paten, dan keahlian karyawan, dapat
memiliki nilai signifikan dan memengaruhi kinerja serta prospek perusahaan di masa depan. Aset
ini dapat membuat analisis laporan keuangan menjadi rumit karena:
kumpulan tugas sebelum uts
9
1. Nilai perusahaan tidak terwakili sepenuhnya karena hanya menunjukkan sebagian nilai
perusahaan. Analis dan investor perlu mempertimbangkan aset tak berwujud ini untuk
mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang nilai perusahaan.
2. Ketidakakuratan rasio keuangan: Rasio keuangan yang umum digunakan, seperti rasio hutang
terhadap ekuitas dan return on equity, dihitung berdasarkan informasi neraca. Aset tak
berwujud yang tidak tercantum dapat menyebabkan rasio ini tidak akurat dan menyesatkan.
3. Kesulitan dalam membandingkan perusahaan: Perusahaan dengan aset tak berwujud yang
signifikan tidak dapat dibandingkan secara langsung dengan perusahaan yang tidak memiliki
aset tersebut. Hal ini dapat mempersulit investor dalam memilih perusahaan mana yang akan
diinvestasikan.
4. Risiko tersembunyi: Aset tak berwujud dapat mewakili risiko tersembunyi bagi perusahaan.
Penurunan nilai merek, misalnya, dapat berdampak negatif pada pendapatan dan laba
perusahaan di masa depan.
5. Kebutuhan untuk informasi lebih lanjut: Analis dan investor perlu mencari informasi lebih
lanjut tentang aset tak berwujud dari catatan kaki laporan keuangan, presentasi investor, dan
sumber lainnya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap tentang kesehatan
keuangan perusahaan.
Kesimpulannya, aset tak berwujud dapat memiliki implikasi signifikan terhadap analisis laporan
keuangan. Analis dan investor perlu mempertimbangkan aset ini saat menilai kesehatan keuangan
perusahaan dan untuk membuat keputusan investasi yang tepat.
An analyst must be familiar with the determination of income. Income reported for a business entity
depends on proper recognition of revenues and expenses. In certain cases, costs are recognized as
expenses at the time of product sale; in other situations, guidelines are applied in capitalizing costs
and recognizing them as expenses in future periods. Under what circumstances is it appropriate to
capitalize a cost as an asset instead of expensing it? Explain.
biaya dapat dikapitalisasi apabila memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
1. Manfaat jangka panjang → Biaya tersebut terkait dengan perolehan aset yang diharapkan dapat
digunakan dalam jangka waktu yang lama, seperti aset tetap, seperti aset tetap, pabrik, dan
peralatan
2. Manfaat ekonomi masa depan → Biaya tersebut diharapkan menghasilkan manfaat ekonomi masa
depan bagi entitas
3. Capital asset: Biaya yang terkait dengan penerimaan aset modal dan menempatkannya ke dalam
layanan
4. Biaya yang terkait dengan PPE → Biaya yang terkait dengan aset tetap, pabrik, dan peralatan, dan
entitas bisnis mengikuti panduan yang diberikan oleh dewan standar akuntansi atau badan
pengatur
5. Kontrol terhadap aset → perusahaan harus memiliki kontrol yang dapat diandalkan terhadap aset
yang dihasilkan dari biaya tersebut. Dengan kata lain, perusahaan memiliki hak untuk
mengendalikan, menggunakan, atau mendapatkan manfaat dari aset tersebut.
Dengan demikian, kapitalisasi biaya sebagai aset dan bukan membebankannya ketika biaya tersebut
memenuhi kriteria manfaat jangka panjang, manfaat ekonomi masa depan, aset tetap, aset tetap, dan
pengakuan sebagai beban pada periode mendatang. Hal ini membantu untuk memastikan bahwa
biaya-biaya tersebut diakui dan dilaporkan dengan benar dalam laporan keuangan.
Identify and explain the basic accounting procedures governing valuation of these intangible
assets: goodwill and RnD.
kumpulan tugas sebelum uts
10
1. Goodwill
a. Metode pembelian: Ketika suatu bisnis diakuisisi, harga pembelian dialokasikan pada aset dan
liabilitas yang dapat diidentifikasi dari bisnis yang diakuisisi. Selisih lebih harga beli atas nilai
wajar aset neto yang diakuisisi diakui sebagai goodwill
b. Pengujian impairment: Goodwill diuji untuk penurunan nilai setiap tahun atau lebih sering jika
terdapat indikator-indikator penurunan nilai. Jika nilai wajar unit pelaporan lebih kecil dari nilai
tercatatnya, maka selisih lebih tersebut diakui sebagai rugi penurunan nilai, dan sebaliknya.
2. R&D: Penelitian dan pengembangan adalah aset takberwujud yang mewakili biaya yang
dikeluarkan dalam pengembangan produk, proses, atau teknologi baru. Prosedur akuntansi untuk
menilai R&D meliputi:
a. Kapitalisasi: Biaya R&D dikapitalisasi sebagai aset tak berwujud jika memenuhi kriteria sebagai
aset yang dihasilkan secara internal, memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun, dan dapat
dijual, dilisensikan, atau digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa.
b. Amortisasi: Biaya penelitian dan pengembangan yang dikapitalisasi diamortisasi selama masa
manfaatnya, yang biasanya lebih pendek antara umur hukum atau umur ekonomis aset atau
periode dimana aset tersebut diharapkan menghasilkan arus kas masuk bersih
c. Pengujian impairment: Aset litbang diuji untuk penurunan nilai setiap tahun atau lebih sering
jika terdapat indikator penurunan nilai. Jika nilai tercatat aset litbang lebih besar dari nilai
wajarnya, maka kerugian penurunan nilai diakui.
Secara ringkas, prosedur akuntansi dasar yang mengatur penilaian aset takberwujud seperti goodwill
dan R&D melibatkan kapitalisasi, amortisasi, dan pengujian penurunan nilai. Prosedur-prosedur ini
membantu memastikan bahwa aset-aset tersebut diakui dan dilaporkan dengan benar dalam laporan
keuangan.
kkeut
tugas 3
Format File Name: ALK_TI 3_NIU_Name
1. Describe weaknesses and inconsistencies in accounting for
noncurrent security investments that are relevant for analysis
purposes.
the classification of securities as noncurrent investments is based on management intent, a
subjective notion.
changes in the fair value of noncurrent available-for-sale securities bypass net income
equity securities of companies in which the enterprise has a 20% or larger interest, and in some
instatnces an even smaller interest than 20 percent, need not to be adjusted to market. instead, it is
reported using equity method, which may at times yield values significantly below and at other
times above. market.
with regard to such relatively substantial blocks of securities, the values at which they are carried
on the balance sheet may be substantially different that their realizable values
klasifikasi efek sebagai investasi tidak lancar didasarkan pada maksud manajemen, yang
merupakan gagasan subyektif.
perubahan nilai wajar efek tidak lancar yang tersedia untuk dijual tidak mempengaruhi laba bersih
kumpulan tugas sebelum uts
11
efek ekuitas perusahaan dimana perusahaan memiliki 20% atau lebih kepemilikan, dan dalam
beberapa kasus bahkan lebih kecil dari 20%, tidak perlu disesuaikan dengan pasar, melainkan
dilaporkan dengan menggunakan metode ekuitas, yang terkadang menghasilkan nilai yang jauh di
bawah dan terkadang di atas pasar.
Berkenaan dengan blok efek yang relatif besar tersebut, nilai yang dicatat dalam neraca mungkin
secara substansial berbeda dengan nilai yang dapat direalisasikan.
Translated with DeepL.com (free version)
Beberapa kelemahan dan inkonsistensi terkait dengan akuntansi untuk efek yang dapat dipasarkan
yang dicatat sebagai aset tidak lancar meliputi:
1. Klasifikasi subjektif:
Perusahaan memutuskan sendiri apakah suatu investasi dikategorikan sebagai jangka panjang atau
jangka pendek. Hal ini bisa menyebabkan bias karena perusahaan bisa saja memanipulasi
klasifikasi untuk membuat laporan keuangan terlihat lebih baik.
2. Pengabaian laba bersih:
Jika nilai investasi jangka panjang naik atau turun, perubahan nilainya tidak langsung dicatat dalam
laba bersih. Hal ini bisa menyesatkan investor karena laba bersih tidak mencerminkan nilai investasi
yang sebenarnya.
3. Metode ekuitas dan ketidaksesuaian pasar: Efek ekuitas dari perusahaan tempat entitas memiliki
20% saham atau lebih, dan terkadang bahkan di bawah 20%, tidak perlu disesuaikan dengan nilai
pasar. Sebagai gantinya, efek tersebut dilaporkan menggunakan metode ekuitas, yang terkadang
dapat menghasilkan nilai jauh di bawah atau di atas nilai pasar. Ketidaksesuaian ini dapat membuat
laporan keuangan kurang mencerminkan nilai sebenarnya dari investasi tersebut.
4. Nilai buku vs nilai realisasi:
Nilai investasi di neraca (nilai buku) bisa berbeda jauh dari nilai jualnya di pasar. Hal ini bisa
menyesatkan investor karena nilai buku tidak selalu mencerminkan potensi keuntungan atau
kerugian jika investasi dijual.
Kelemahan dan ketidakkonsistenan ini dapat membuat analisis kinerja perusahaan menjadi sulit.
Investor perlu berhati-hati saat menggunakan informasi akuntansi untuk menilai perusahaan dan
mempertimbangkan faktor lain di luar laporan keuangan.
What is a hedge transaction? Please describe the accounting
treatment for both fair value hedge and cash flow hedge and give an
example of fair value hedge and cash flow hedge.
Transaksi lindung nilai mengacu pada transaksi keuangan di mana perusahaan melakukan kontrak
derivatif dengan tujuan untuk mengimbangi risiko yang terkait dengan aset atau liabilitas yang
mendasarinya. Transaksi lindung nilai digunakan untuk mengelola risiko seperti risiko suku bunga,
mata uang, atau harga komoditas. Terdapat dua jenis transaksi lindung nilai: lindung nilai atas nilai
wajar dan lindung nilai atas arus kas.
Lindung Nilai atas Nilai Wajar: Dalam lindung nilai atas nilai wajar, keuntungan atau kerugian atas
derivatif diimbangi dengan keuntungan atau kerugian atas item yang dilindung nilai atas perubahan
risiko yang dilindung nilai. Perlakuan akuntansi untuk lindung nilai atas nilai wajar meliputi penyesuaian
nilai wajar item yang dilindung nilai untuk mencerminkan perubahan risiko yang dilindung nilai.
Perubahan nilai wajar derivatif diakui pada periode yang sama dengan perubahan nilai wajar item yang
dilindung nilai. Hal ini dilakukan untuk menyelaraskan waktu pengakuan keuntungan dan kerugian dari
item yang dilindung nilai dan instrumen lindung nilai.
Lindung nilai atas arus kas: Dalam lindung nilai atas arus kas, keuntungan atau kerugian dari derivatif
diakui dalam penghasilan komprehensif lain (OCI) dan direklasifikasi ke dalam laba rugi pada periode
kumpulan tugas sebelum uts
12
dimana item yang dilindung nilai mempengaruhi laba rugi. Perlakuan akuntansi untuk lindung nilai atas
arus kas adalah dengan mengakui perubahan nilai wajar derivatif dalam OCI dan menyesuaikan nilai
tercatat item yang dilindung nilai untuk mencerminkan perubahan risiko yang dilindung nilai.
Penyesuaian nilai tercatat item yang dilindung nilai juga akan diakui dalam OCI.
Translated with DeepL.com (free version)
3. Answer these questions in a concise but comprehensive manner.
Describe important information potentially disclosed in the
individual parent and subsidiary companies’ financial statements
that is not found in their consolidated statements.
Laporan keuangan konsolidasi adalah laporan yang menggabungkan informasi keuangan dari
perusahaan induk dan anak perusahaan sehingga menunjukkan gambaran keuangan dari keseluruhan
grup perusahaan sebagai satu kesatuan. Tujuannya adalah untuk menunjukkan mereka sebagai satu
entitas ekonomi tunggal, layaknya satu perusahaan besar. Namun, tidak semua informasi dari setiap
perusahaan anak dimasukkan ke dalam laporan keuangan konsolidasi. Hanya informasi yang dianggap
penting atau material yang dimasukkan. Informasi yang tidak material, beban tidak proporsional, anak
perusahaan untuk dijual, anak perusahaan dengan kegiatan berbeda, dan aset dengan pembatasan
jangka panjang dikecualikan.
Contohnya, jika ada biaya atau pengeluaran yang kecil dan tidak signifikan, informasi tersebut mungkin
tidak dimasukkan ke dalam laporan konsolidasi. Begitu pula jika perusahaan induk memiliki rencana
untuk menjual kembali sahamnya di anak perusahaan atau jika kegiatan bisnis anak perusahaan
berbeda dengan bisnis utama grup, maka anak perusahaan tersebut mungkin tidak dimasukkan ke
dalam laporan konsolidasi.
Jika ada batasan jangka panjang yang menghalangi perusahaan induk untuk mengakses atau
menggunakan aset anak perusahaan, maka aset tersebut juga mungkin tidak dimasukkan ke dalam
laporan konsolidasi. Selain itu, laporan konsolidasi tidak memberikan informasi tentang margin
keamanan yang dinikmati oleh kreditur perusahaan. Untuk itu, kreditur mungkin perlu melihat laporan
keuangan individual dari setiap perusahaan untuk menilai keamanan kewajiban mereka.
Hal ini penting untuk diketahui karena laporan keuangan konsolidasi memiliki beberapa keterbatasan.
Neraca konsolidasi tidak menunjukkan margin of safety seperti laporan individual, dan laporan
individual lebih tepat untuk menilai keamanan kewajiban.
Oleh karena itu, penting untuk membaca dan memahami laporan keuangan konsolidasi dan individual
untuk mendapatkan gambaran yang lengkap tentang kesehatan keuangan suatu perusahaan.
Identify and explain some of the important limitations of
consolidated financial statements.
Laporan keuangan konsolidasi memiliki beberapa keterbatasan yang harus dipertimbangkan:
1. Menyembunyikan kinerja yang buruk: Laporan keuangan konsolidasi menggabungkan data
keuangan perusahaan induk dan anak perusahaannya, yang dapat menyembunyikan masalah
profitabilitas di salah satu perusahaan. Hal ini dapat menyulitkan investor dan analis untuk menilai
kinerja masing-masing anak perusahaan di dalam grup.
2. Rasio keuangan yang miring: Dalam laporan keuangan konsolidasi, aset, kewajiban, dan
pendapatan setiap perusahaan dilaporkan sebagai satu kesatuan, yang berarti rasio turunannya
mungkin miring dan tidak secara akurat mencerminkan rasio masing-masing perusahaan. Hal ini
dapat menyulitkan untuk membandingkan rasio keuangan antar perusahaan dan industri.
kumpulan tugas sebelum uts
13
3. Menyamarkan pendapatan antar-perusahaan: Setiap transaksi antar perusahaan dieliminasi
ketika laporan keuangan dikonsolidasikan. Meskipun hal ini memberikan pandangan yang lebih
tepat mengenai perusahaan, yang menunjukkan tidak lebih dari aktivitas keuangan dengan pihak
yang tidak memiliki hubungan istimewa, hal ini tidak merepresentasikan transaksi antar-perusahaan
secara akurat. Hal ini dapat menyebabkan gambaran yang tidak lengkap mengenai kinerja
keuangan grup secara keseluruhan.
4. Penggunaan terbatas untuk kreditur dan pemegang saham minoritas anak perusahaan: Laporan
keuangan konsolidasi terutama bermanfaat bagi pemegang saham, manajer, dan direktur
perusahaan induk, karena laporan keuangan tersebut mencerminkan pendapatan dan kekuatan
atau kelemahan keuangan lainnya dari anak perusahaan. Namun, kreditor anak perusahaan
memiliki klaim terhadap anak perusahaan saja, dan pemegang saham minoritas di anak perusahaan
tidak mendapat manfaat atau menderita dari operasi perusahaan induk. Oleh karena itu, para
pemangku kepentingan ini lebih tertarik pada laporan keuangan individual anak perusahaan
daripada laporan konsolidasi.
5. Kompleksitas: Laporan keuangan konsolidasi dapat mencakup informasi yang kompleks, sehingga
menyulitkan beberapa pengguna untuk memahami dan menganalisis data.
6. Penggunaan terbatas untuk perusahaan swasta: Perusahaan swasta memiliki lebih sedikit
persyaratan untuk pelaporan laporan keuangan, termasuk laporan keuangan konsolidasi. Namun,
untuk perusahaan publik, semua laporan keuangan harus mengikuti Prinsip Akuntansi Berterima
Umum (GAAP) dari Financial Accounting Standards Board (FASB) dan, jika melaporkan secara
global, Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) dari International Accounting Standards
Board (IASB).
Singkatnya, meskipun laporan keuangan konsolidasi memberikan informasi berharga tentang kinerja
keuangan perusahaan induk dan anak perusahaan, laporan keuangan konsolidasi memiliki beberapa
keterbatasan, termasuk potensi untuk menyembunyikan kinerja yang buruk, rasio keuangan yang tidak
wajar, dan menyembunyikan pendapatan antar perusahaan. Penting bagi pengguna untuk menyadari
keterbatasan ini dan mempertimbangkannya ketika menganalisis dan menginterpretasikan data yang
disajikan dalam laporan keuangan konsolidasi.
Kutipan:
[1]
https://courses.lumenlearning.com/suny-finaccounting/chapter/consolidated-financial-statements/
[2]
https://www.venasolutions.com/blog/guide-consolidated-financial-statements
[3]
https://iimskills.com/consolidated-financial-statements/
[4]
https://www.carboncollective.co/sustainable-investing/consolidated-financial-statements
[5]
https://www.fluencetech.com/post/consolidated-financial-statements
tugas 4
1. What is the difference between nonrecurring and extraordinary items? Give two examples for both
nonrecurring and extraordinary items.
nonrecurring dan extraordinary items adalah dua jenis pengeluaran dan pendapatan yang tidak
berulang.
a. nonrecurring adalah transaksi atau peristiwa yang terjadi jarang atau hanya terjadi sekali dalam
jangka waktu tertentu, tidak memiliki dampak material terhadap keuntungan perusahaan.
Diungkapkan di bawah laba operasi berkelanjutan dalam laporan laba rugi.
kumpulan tugas sebelum uts
14
contoh:
Penjualan aset tetap yang tidak terkait dengan aktivitas operasional rutin.
Biaya restrukturisasi besar-besaran yang hanya terjadi sekali dalam beberapa tahun.
Penerimaan atau pengeluaran yang berkaitan dengan gugatan hukum yang tidak sering terjadi.
Keuntungan dari penjualan aset tetap
Kerugian dari restrukturisasi organisasi
Biaya litigasi
Penghasilan dari hibah pemerintah
b. extraordinary items adalah transaksi atau peristiwa yang sangat jarang terjadi dan tidak terkait
dengan operasi normal perusahaan. Mereka biasanya di luar kendali manajemen dan tidak dapat
diprediksi. memiliki dampak material terhadap keuntungan perusahaan. Diungkapkan terpisah
setelah laba operasi berkelanjutan dan laba bersih.
contoh:
Kerugian akibat bencana alam yang sangat langka, seperti gempa bumi atau badai besar yang
merusak fasilitas perusahaan.
Keuntungan dari penyelesaian suatu gugatan besar yang di luar perkiraan dan tidak terjadi
dalam operasi normal perusahaan.
Kerugian besar akibat perubahan perundang-undangan yang tiba-tiba dan tidak terduga yang
memengaruhi perusahaan secara signifikan.
kerugian dari penipuan
kesimpulan: Nonrecurring items terjadi jarang tetapi mungkin diprediksi atau diantisipasi dalam jangka
panjang, sementara extraordinary items sangat jarang terjadi dan biasanya tidak dapat diprediksi
2. Classify items that are classified as nonrecurring items and explain your answer.
nonrecurring items:
write off of goodwill ⇒ biasanya write-off goodwill terjadi sebagai hasil dari evaluasi nilai yang
tidak terduga terhadap aset dan kinerja bisnis. Ini bukan merupakan bagian dari operasi normal
perusahaan dan tidak terjadi secara rutin.
kumpulan tugas sebelum uts
15
gain on the sale of investment ⇒ tidak terjadi secara biasa dan tidak merupakan bagian dari
operasi perusahaan. Ini biasanya terjadi ketika perusahaan memutuskan untuk menjual aset
tertentu yang tidak relevan dengan kegiatan operasionalnya.
loss on the disposition of the wholesale division ⇒ Ini adalah kejadian yang jarang terjadi dan
biasanya terjadi sebagai bagian dari restrukturisasi besar-besaran atau perubahan strategis dalam
bisnis, bukan bagian dari operasi normal sehari-hari.
loss on operations of the wholesale division ⇒ terjadi sebagai hasil dari operasi yang tidak
menguntungkan dari divisi grosir. Sama seperti dengan kehilangan disposisi, ini adalah kejadian
yang jarang terjadi dan mungkin merupakan bagian dari perubahan besar dalam bisnis.
dividends declared on ordinary shares
devidends declared on preference shares
kumpulan tugas sebelum uts
16
Download