Uploaded by Daneta Luqma Aulia

Pasar dan Lembaga Keuangan (1)

advertisement
Paper Pasar dan Lembaga Keuangan
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Manajemen Keuangan”
Disusun Oleh
Daneta Luqma Aulia
(225020200111033)
Nicholas Damar Satrio
(225020201111005)
Risma Triani
(225020200111034)
Sukma Arum Maulidatu R
(225020201111022)
FAKULTAS EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
2023
PASAR DAN LEMBAGA KEUANGAN
1. Proses Alokasi Modal
Perusahaan biasanya selalu membutuhkan modal tambahan untuk mengembangkan
bisnisnya. Modal tambahan ini dapat diperoleh melalui transfer modal dari penabung pada
perusahaan. Orang-orang dengan penghasilan yang lebih besar dari pengeluaran akan
menyimpan kelebihannya. Tapi mereka pasti juga ingin mendapatkan keuntungan lebih dari
simpanan itu, sehingga mereka melakukan investasi dengan harapan memperoleh keuntungan
dari investasi tersebut. Sedangkan perusahaan yang memperoleh modal harus memberikan
bunga untuk para pemodal. Transfer modal dari orang yang memiliki surplus modal pada
perusahaan yang membutuhkan modal dapat dilakukan dengan tiga cara,yaitu
a. Direct transfer of money and securities, yaitu perusahaan menjual secara langsung
saham atau obligasinya pada penabung tanpa melalui institusi keuangan apapun.
Perusahaan memberikan sekuritasnya pada penabung yang akan memberikan uang
yang dibutuhkan oleh perusahaan. Prosedur ini biasanya dilakukan oleh perusahaan
yang relatif kecil.
b. Indirect transfer through investment banker. Transfer modal dapat dilakukan
melalui bank investasi yang menjamin masalah transfer modal. Underwriter atau
penjamin bertindak sebagai perantara dan menjamin penerbitan sekuritas. Perusahaan
menjual saham dan obligasinya pada bank investasi kemudian bank menjual saham dan
obligasi tersebut pada penabung. Sekuritas perusahaan dan penabung hanya melewati
bank investasi. Namun, dikarenakan bank investasi membeli dan memegang sekuritas
dalam periode waktu tertentu, hal ini menimbulkan risiko bahwa mungkin bank tidak
dapat menjual sekuritas sebesar harga beli. Hal ini karena transaksi melibatkan
sekuritas baru dan perusahaan menerima hasil penjualan.
c. Indirect transfer through a financial intermediary. Perantara keuangan dapat berupa
bank, perusahaan asuransi, maupun reksa dana. Perantara keuangan memperoleh dana
dari penabung kemudian menggunakan uang tersebut untuk membeli dan menyimpan
sekuritas bisnis, sedangkan penabung menyimpan sekuritas perantara. Perantara
sebenarnya menciptakan bentuk modal baru yang lebih aman untuk disimpan oleh
penabung. Adanya perantara meningkatkan efisiensi uang dan pasar modal.
2. Pasar Keuangan
A. Definisi Pasar Keuangan
Pasar keuangan adalah sistem yang menyediakan sarana bagi penjual dan pembeli
untuk memperdagangkan instrumen keuangan termasuk obligasi, saham, instrumen pasar uang,
komoditas, mata uang, dan lain-lain. Pasar keuangan memfasilitasi interaksi antara mereka
yang membutuhkan modal dengan mereka yang memiliki modal untuk berinvestasi.
Keuntungan dari pasar keuangan ini dapat berupa bunga, biaya administrasi, selisih kurs, atau
selisih antara harga jual dengan harga beli.
Misalnya pada pasar uang rumah tangga menawarkan dana yang dimilikinya pada pasar
ini dengan harapan menghasilkan pendapatan dalam bentuk deviden atas saham dan bunga atas
obligasi. Rumah tangga juga meminjam dana dari pasar uang untuk mendanai berbagai
pembelian mereka. Sedangkan perusahaan menerbitkan saham akan digunakan untuk
membangun fasilitas baru dan mengembangkan bisnisnya dengan harapan mendapatkan
penghasilan yang lebih besar. Pemerintah melakukan pinjaman dengan menerbitkan obligasi.
Hubungan pinjam-meminjam yang dilakukan oleh rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan
sektor internasional dikoordinasikan oleh Lembaga finansial. Lembaga ini memperoleh
simpanan dari satu kelompok dan meminjamkannya pada yang lain.
sc : https://www.occ.treas.gov/topics/supervision-and-examination/capital-markets/financialmarkets/index-financial-markets.html
B. Jenis-Jenis Pasar Keuangan
a. Physical asset markets dan financial asset market
Pasar aset fisik disebut juga pasar aset berwujud atau nyata misalnya seperti gandum,
mobil, properti, komputer, mesin, dan lain-lain. sedangkan, pasar aset keuangan sangat
berhubungan dengan saham, obligasi, wesel, hipotik, dan klaim-klaim atas aset nyata
lainnya, sekaligus efek derivatif yang nilainya diturunkan dari perubahan harga asetaset lain. Selembar saham PT XYZ disebut ‘aset keuangan murni’, sedangkan suatu
opsi untuk membeli saham PT XYZ merupakan suatu efek derivatif, yang nilainya
tergantung pada harga saham PT XYZ.
b. Spot market dan future market
Spot market atau biasa disebut pasar tunai adalah pasar dimana aset diperjualbelikan
untuk pengiriman on the spot atau saat itu juga. dalam sedangkan pengertian pasar
berjangka atau future market adalah para partisipannya melakukan persetujuan dihari
ini untuk membeli atau menjual aset pada suatu tanggal di masa depan.
c. Money market dan capital market
Pasar uang adalah pasar dimana dana dipinjam atau dipinjamkan dalam jangka waktu
kurang dari satu tahun. pasar uang merupakan pasar untuk efek utang jangka pendek
yang sangat liquid. contoh pasar uang terbesar di dunia adalah pasar uang New York,
London, dan Tokyo. pasar modal adalah pasar keuangan untuk saham dan utang jangka
menengah atau jangka panjang (biasanya satu tahun atau lebih). mekanisme transaksi
pasar modal dimana saham-saham perusahaan besar diperjualbelikan. contohnya
adalah New York Stock Exchange, Hangseng, dan IDX. Perbedaan antara pasar uang
dan pasar modal terkadang beririsan dan sebenarnya tidak ada aturan yang jelas
mengenai ukuran waktu untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Namun,
sesuai kelaziman jangka pendek biasa berarti kurang dari satu tahun, jangka menengah
berarti satu sampai sepuluh tahun, dan jangka panjang berarti lebih dari 10 tahun.
d. Pasar privat dan pasar publik
Pasar privat atau pasar tertutup adalah pasar dimana transaksinya dinegosiasikan secara
langsung antara kedua belah pihak. sedangkan pengertian pasar publik adalah pasar
dimana kontrak yang distandarisasi diperdagangkan melalui pertukaran yang
terorganisasi. Pinjaman bank dan penempatan utang pribadi pada perusahaan asuransi
merupakan transaksi pasar pribadi. Transaksi ini bersifat pribadi sehingga strukturnya
dapat dibuat sesuai keinginan kedua belah pihak. Sebaliknya, efek yang diterbitkan
dalam pasar publik , misalnya saham biasa dan obligasi perseroan akhirnya akan
dimiliki oleh banyak individu. Efek publik harus memiliki fitur kontraktual yang cukup
terstandarisasi, baik untuk menarik berbagai jenis investor. Atau karena investor publik
biasanya tidak memiliki cukup waktu dan keahlian untuk mempelajari kontrak yang
unik dan tidak standar. Kepemilikannya yang luas juga memastikan efek publik
merupakan efek yang relatif likuid. Jadi efek pasar pribadi merupakan efek yang lebih
sesuai keinginan, tapi kurang likuid. Sementara itu efek yang diperdagangkan kepada
publik lebih likuid, tapi memiliki standarisasi yang lebih besar.
e. Pasar primer (primary market) dan pasar sekunder (secondary market)
Pengertian Pasar Primer adalah pasar di mana perseroan menghimpun modal baru. Jika
perusahaan XYZ akan menjual emisi saham biasa baru untuk mendapatkan modal,
maka transaksi seperti ini merupakan transaksi pasar primer. Perusahaan yang menjual
saham baru menerima hasil penjualan dalam suatu transaksi pasar primer. Pengertian
pasar sekunder adalah pasar dimana efek yang telah ada dan beredar diperdagangkan di
antara investor. Jadi, misalnya Pak Budi memutuskan untuk membeli 1.000 lembar
saham PT XYZ, pembelian itu akan terjadi dalam pasar sekunder. New York Stock
Exchange merupakan suatu pasar sekunder karena pasar tersebut memperjualbelikan
saham dan obligasi yang telah beredar, bukan yang baru diterbitkan. Hipotek, jenisjenis pinjaman lain, dan aset keuangan lainnya juga memiliki pasar sekundernya
masing-masing. Perusahaan yang efeknya diperdagangkan tidak ikut terlibat dalam
transaksi pasar sekunder sehingga tidak menerima dana apa pun dan penjualan tersebut.
C. Trend Terbaru pasar keuangan
Kemajuan teknologi disertai dengan globalisasi telah merubah sedikit banyak pasar
keuangan sehingga meningkatkan persaingan di seluruh dunia. alhasil, terdapat banyak pasar
yang lebih efisien dan terhubung secara internasional dan jauh lebih kompleks dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. oleh karena itu regulator telah mengatur ulang bagian-bagian dari
sektor keuangan. berikut merupakan beberapa contoh menarik mengenai perubahan
pengoperasian pasar keuangan :
● Perubahan teknologi telah merubah seluruh kelas firma yang menggunakan algoritma
komputer untuk membeli dan menjual sekuritasnya, dengan kecepatan kurang dari satu
detik. perdagangan yang dilakukan oleh perusahan high-frequency trading (HFT)
merepresentasikan bagian yang sangat signifikan dari total volume perdagangan pada
hari tertentu. para pendukung berpendapat bahwa perusahaan HFT ini menghasilan
likuiditas, yang membantu mengurangi biaya transaksi dan memudahkan investor lain
untuk keluar masuk pasar. kritikus berpendapat bahwa kegiatan ini menciptakan
ketidakstabilan pasar dan bahwa perusahaan HFT sering terlibat dalam jejak yang
melayani mereka sendiri dan merugikan investor lain.
● Perubahan teknologi telah merubah cara banyak orang melakukan transaksi
pembayaran. banyak dari kita yang sudah jarang menggunakan uang tunai dan memilih
memakai kartu debit atau kredit saat melakukan pembayaran karena dirasa lebih
praktis. banyak orang lebih menyukai layanan perdagangan elektronik seperti paypal
untuk melakukan pembayaran online. baru- baru ini bitcoin menjadi sangat diminati
beberapa orang. bitcoin adalah mata uang virtual yang tidak melibatkan perantara dan
tidak memiliki biaya. namun, kurangnya regulasi pada bitcoin menjadi kekhawatiran
tersendiri karena menjadikan bitcoin sebagai sarana transaksi ilegal dan investor yang
menggunakan bitcoin tidak mendapatkan perlindungan hukum atas aktivitas penipuan.
● Perubahan teknologi telah memungkinkan beberapa individu atau perusahaan melewati
intermediasi dan langsung mengumpulkan uang dari investor untuk membantu
mendanai berbagai proyek. aktivitas ini biasanya disebut sebagai crowdfunding. dua
contoh utama dari platforms ini adalah Kickstarter dan Indiegogo.
Globalisasi menunjukkan perlunya kerjasama yang baik diantara para regulator di tingkat
internasional meskipun hal itu sangat tidak mudah. Faktor-faktor yang memperumit adalah :
a. Struktur yang berbeda dalam industri perbankan dan sekuritas negara
b. Kecenderungan konglomerat jasa keuangan yang mengaburkan perkembangan di
berbagai segmen pasar.
c. Keengganan masing-masing negara untuk melepaskan kendali atas kebijakan moneter
nasional mereka.
Namun, para regulator sepakat tentang perlunya menutup celah dalam pengawasan
pasar dunia. tren penting lainnya akhir-akhir ini adalah peningkatan penggunaan derivatif.
derivatif adalah sekuritas yang nilainya diturunkan dari harga beberapa aset dasar lainnya.
pilihan untuk membeli saham IBM adalah derivatif, seperti kontrak untuk membeli yen Jepang
6 bulan dari sekarang. nilai opsi IBM bergantung pada harga saham IBM dan nilai masa depan
yen Jepang bergantung pada nilai tukar antara yen dan dolar. pasar derivatif telah tumbuh lebih
cepat daripada pasar lainnya. dalam beberapa tahun terakhir, memberi investor dengan peluang
baru tapi juga mengekspor mereka terhadap risiko baru.
Semakin berkembangnya derivatif maka muncul CDS (credit default swab). CDS
didesain untuk mengalihkan resiko default atas aset yang dikelola kepada pihak ketiga
(Nomura Research, 2004). CDS adalah kontrak yang menawarkan perlindungan terhadap
default keamanan tertentu atau CDS merupakan kontrak antara penjual dan pembeli dengan
membayar biaya pada periode tertentu dan kompensasi tertentu apabila terjadi credit events
(kejadian luar biasa yang mempengaruhi kinerja pasar). Bank dapat mengadakan credit default
swap di mana bank setuju untuk melakukan pembayaran rutin ke lembaga keuangan lain.
Sebagai gantinya, lembaga keuangan itu setuju untuk mengasuransikan bank terhadap kerugian
yang akan terjadi jika peminjam gagal bayar. contoh lain misalnya X sebagai pemilik aset
rujukan yang diterbitkan Y mengikat kontrak dengan Z sebagai penjual CDS. Kontrak
mensyaratkan X melakukan pembayaran berkala/tahunan kepada Z. Apabila tidak terjadi credit
event, maka X terus melakukan pembayaran sampai dengan aset rujukan jatuh tempo. Apabila
terjadi credit event pada Y seperti default atau kebangkrutan, X menghentikan pembayaran
berkala ke Z dan mendapatkan pembayaran sejumlah nilai pari (nilai nyata atau nilai nominal)
aset rujukan.
Derivatif dapat digunakan untuk mengurangi risiko. ketika harga gandum naik biaya
pengolahannya naik dan laba turun. pengolah bisa mengurangi resikonya dengan membeli
derivatif gandum berjangka yang nilainya naik saat harga gandum naik. Ini adalah operasi
lihedging, dan tujuannya adalah untuk mengurangi eksposur risiko.di sisi lain, dilakukan
dengan harapan pengembalian yang tinggi, namun menimbulkan eksposur risiko (potensi
kerugian). Dalam lembaga keuangan, keadaan menjadi lebih rumit karena derivatif umumnya
didasarkan pada perubahan suku bunga, nilai tukar mata uang asing, atau harga saham, dan
bank internasional besar mungkin memiliki puluhan ribu kontrak derivatif tingkat terpisah.
Ukuran dan kerumitan transaksi ini menyangkut regulator, akademisi, dan anggota Kongres.
secara teori derivatif harus memungkinkan perusahaan untuk mengelola risiko dengan lebih
baik tetapi tidak jelas apakah inovasi terbaru telah meningkatkan atau menurunkan stabilitas
inheren sistem keuangan.
3. Lembaga Keuangan
A. Definisi Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan adalah badan resmi yang bertugas menyediakan produk serta
fasilitas dalam bidang keuangan, dan juga memutar arus uang di sistem perekonomiannya.
Lembaga keuangan biasanya mendapat keuntungan berbentuk bunga atau persentase, dan
Lembaga keuangan umumnya diatur oleh regulasi keuangan dari pemerintah.
B. Fungsi Lembaga Keuangan :
a. Mengumpulkan dana dari masyarakat dengan bentuk simpanan lalu menyalurkannya
kembali pada masyarakat dalam bentuk pinjaman.
b. Memberi pengetahuan dan informasi untuk kepentingan nasabah.
c.
Melancarkan pertukaran barang dan jasa lewat uang serta instrumen lainnya seperti
kredit.
d. Menciptakan dan memberikan likuiditas.
C. Peran Lembaga Keuangan :
Selain peran bank sentral dalam mencetak Rupiah, bank umum menerbitkan cek, serta
Lembaga keuangan lainnya turut berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi secara rutin, ada
beberapa peran Lembaga keuangan, yaitu :
a. Sebagai Penyalur Likuiditas
Likuiditas sendiri artinya kemampuan untuk mendapatkan dana berupa uang tunai
ketika diperlukan.
b. Transaksi Keuangan
Peran Lembaga keuangan berikutnya adalah menopang transaksi keuangan. Dengan
adanya Lembaga keuangan, aktivitas bisnis dan ekonomi dapat berjalan dengan mudah dan
terjamin keamanannya.
c. Pengalihan Aset
Peran Lembaga keuangan selanjutnya adalah sebagai Lembaga yang bermanfaat untuk
melakukan pengalihan aset. Pengalihan aset ini bisa dilakukan melalui cara peminjaman dana
dari tabungan kalangan masyarakat kepada pihak lain, kemudian dikelola dalam jangka waktu
tertentu.
D. Jenis – Jenis Lembaga Keuangan :
Di Indonesia, Lembaga Keuangan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1.
Lembaga Keuangan Bank
Lembaga Keuangan Bank merupakan Lembaga perantara keuangan dimana memiliki
wewenang menerima serta menghimpun simpanan dana, meminjamkannya, sampai
menerbitkan nota bank.
Contoh Lembaga Keuangan Bank :
a. Bank Sentral = Lembaga keuangan yang bertanggung jawab untuk mengawasi
sistem dan kebijakan moneter suatu negara, mengatur jumlah uang beredar, dan
menetapkan tingkat suku bunga.
b. Bank Umum = bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional
dan/atau berdasarkan prinsip syariah, dengan kegiatan yang memberikan jasa dalam
transfer pembayaran. Contohnya BRI, BNI, Bank Mandiri, dsb.
c. Bank Komersial = Jenis Lembaga keuangan yang menerima deposito,
menawarkan layanan rekening giro, membuat pinjaman bisnis, pribadi, hipotek, dan
menawarkan produk keuangan dasar sertifikat deposito, dan rekening tabungan.
d.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) = Lembaga keuangan yang menjalankan
aktivitas usaha secara konvensional maupun syariah. Dalam segala aktivitas
usahanya, BPR tidak menyediakan layanan dalam pemindahan dana antara
pengirim dan penerima dana. BPR tidak diperkenankan untuk menerima simpanan
seperti giro, kegiatan valas, maupun perasuransian
2.
Lembaga Keuangan Bukan Bank
Lembaga keuangan bukan bank merupakan Lembaga keuangan yang menjalankan
proses penghimpunan dana melalui cara mengeluarkan surat – surat berharga. Proses kepada
masyarakat bisa secara langsung maupun tidak langsung. Tujuan Lembaga keuangan ini adalah
untuk mendanai investasi perusahaan dan menjadi bagian dalam pengembangan pasar modal
dan pasar uang.
Contoh Lembaga Keuangan Bukan Bank :
a. Pegadaian = menawarkan layanan peminjaman uang kepada masyarakat
dengan menyertakan barang atau surat berharga sebagai jaminan yang disebut
pegadaian. Apabila ingin meminjam uang ke Lembaga ini, wajib menyerahkan
suatu barang untuk jaminan.
b.
Pasar Modal = Lembaga keuangan bukan bank seperti perusahaan atau institusi
lain yang memerlukan dana dari masyarakat yang memiliki dana untuk
diinvestasikan jangka Panjang. Dana investasi tersebut dipakai untuk keperluan
pengembangan bisnis, ekspansi, penambahan kapital bisnis, dan sebagainya,
contohnya jual beli saham, obligasi, reksadana
c.
Lembaga Asuransi = Lembaga yang berfungsi melindungi nasabah ketika
terjadi suatu resiko. Lembaga ini menghimpun dana melalui premi yang
dibayarkan oleh nasabah dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian
kedua belah pihak yang tercantum dalam polis asuransi, dan juga dapat
mengamankan keuangan pribadi ketika terjadi suatu hal yang tidak diinginkan.
Contohnya adalah asuransi Kesehatan, asuransi kendaraan, asuransi jiwa.
d. Koperasi Simpan Pinjam = Lembaga yang menghimpun dana para anggota
koperasi dan menyalurkannya pada sesama anggota maupun non-anggota.
Bunga yang diberikan oleh koperasi biasanya lebih kecil daripada bank atau
pegadaian.
sc
e.
Perusahaan Sewa Guna (Leasing)
f.
Perusahaan Modal Ventura
:
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2022/05/27/lembaga-keuangan-adalah
https://landx.id/blog/mengenal-jenis-jenis-lembaga-keuangan-landx/
4. Pasar Modal
A. Definisi Pasar Modal
Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan dan pemerintah serta
sebagai sarana berinvestasi bagi pemilik modal. Pasar uang merupakan salah satu instrumen
dari pasar modal. Pasar modal memiliki dua fungsi yaitu:
a. Fungsi Ekonomi. Pasar modal mempertemukan dua belah pihak yang memiliki kepentingan
yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer).
b. Fungsi keuangan. Pasar modal memberikan kemungkinan bagi pihak yang berkepentingan
untuk memperoleh return atau imbalan sesuai dengan kesepakatan atau jenis investasi yang
dipilihnya.
B. Teori Pasar Modal
Pasar modal memiliki beberapa teori yang dibedakan berdasarkan tujuannya. Teori-teori
tersebut diantaranya:
a. Teori DuPont
Teori DuPont merupakan teori analisis struktur sistem rasio keuangan yang dibuat
untuk menyelidiki faktor-faktor yang menyebabkan tingkat pengembalian terhadap ekuitas
pemilik saham dan pengembalian terhadap aktiva. Teori DuPont dilakukan dengan cara
memecah Return On Equity (ROE) menjadi beberapa bagian. Teori DuPont merupakan analisis
yang mengontrol perubahan dalam aktivitas rasio dan margin laba serta bagaimana
pengaruhnya terhadap pengembalian (Rate of Return).
Persamaan DuPont
Persamaan diatas menunjukkan bahwa sistematika dari Teori DuPont adalah
menguraikan ROA. ROA diperoleh dari perkalian antara Net Profit Margin dengan Total
Assets Turnover. ROE diperoleh dari perkalian antara Net Profit Margin, Total Assets
Turnover, dan Equity Multiplier. Contoh dari mekanisme teori Dupont:
Apabila perusahaan ingin menaikkan ROE nya, maka cara yang dapat ditempuh
perusahaan yaitu:
a. Perusahaan menaikkan ROA dengan cara menaikkan net profit margin atau menaikkan
perputaran aktivanya dan mempertahankan tingkat utang.
b. Perusahaan menaikkan financial leverage atau menaikkan utang. Utang yang naik akan
menaikkan rasio equity multiplier perusahaan.
c. Perusahaan menaikkan ROA dan financial leverage secara bersamaan.
b. Teori Time Value of Money
Teori ini menjelaskan bahwa nilai uang yang berlaku pada masa sekarang akan lebih
berharga daripada nilai uang yang berlaku di masa yang akan mendatang. Konsep ini mengacu
pada perbedaan waktu. Contoh nilai uang Rp 100.000 pada masa sekarang akan lebih berharga
dari Rp 100.000 pada masa yang akan datang. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa faktor
seperti inflasi, perubahan suku bunga, kebijakan pemerintah, dan suasana politik di sebuah
negara. Adanya Time Value of Money memungkinkan para investor untuk bisa memperkirakan
keuntungannya di masa yang akan datang.
c. Teori Asymmetric Information
Teori Asymmetric Information merupakan teori yang menjelaskan perbedaan informasi
yang didapat diantara salah satu pihak dan pihak lainnya dalam kegiatan perekonomian. Teori
ini dapat terjadi di pasar modal ketika investor ingin melakukan investasi. Investor harus
mencari tahu tentang saham yang akan ia investasikan secara lengkap sehingga ia bisa
mendapatkan keuntungan di masa yang akan mendatang. Namun, investor tidak akan
mendapatkan seluruh informasi tentang saham perusahaan karena perusahaan memiliki
informasi yang bersifat rahasia dan tidak dapat dipublikasikan. Hal ini menyebabkan investor
mencari informasi dan kemudian menganalisis untuk mendapatkan gambaran yang tepat.
Perbedaan informasi yang dimiliki oleh investor dan perusahaan disebut dengan Asymmetric
Information. Informasi asimetris memiliki dua bentuk dasar yaitu hidden knowledge dan
hidden action. Hidden Knowledge berarti bahwa salah satu pihak lebih mengetahui kualitas
dari barang atau jasa yang diperdagangkan. Hidden action berarti salah satu pihak
menyembunyikan kualitas asli dari produk atau jasa yang diperdagangkan dan tidak dapat
diamati oleh pihak lain.
d. Teori Portofolio
Menurut Harry M. Makowitz (1927), teori portofolio adalah pendekatan investasi yang
berkaitan dengan estimasi investor terhadap ekspektasi risiko dan return yang diukur secara
statistic untuk membuat portofolio investasinya. Ada dua jenis risiko yang akan dihadapi
investor:
a. Risiko tidak sistematis (unsystematic risk) yaitu risiko yang bersifat spesifik yang dapat
dihindari. Risiko ini umumnya dapat dikelola dengan menggunakan portofolio. Contoh: risiko
likuiditas, risiko kebangkrutan.
b. Risiko sistematis (systematic risk) merupakan risiko yang sifatnya sistematis dan sulit
dihindari. Contoh peningkatan suku bunga, kenaikan inflasi.
Portofolio yang efisien merupakan portofolio yang memberikan return ekspektasi
terbesar dengan tingkat risiko yang sama atau portofolio yang memberikan risiko terkecil
dengan tingkat return ekspetasi yang sama.
C. Jenis Transaksi pada Pasar Modal
Transaksi di pasar modal dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
1.
Saham beredar dari perusahaan milik public yang diperdagangkan. Transaksi ini
dilakukan pada pasar sekunder. Transaksi ini terjadi ketika suatu perusahaan memiliki
sejumlah saham beredar kemudian pemilik dari sebagian saham beredar tersebut menjual
sahamnya. Saham beredar atau saham bekas adalah pasar sekunder. Penjualan di pasar ini tidak
membuat perusahaan menerima uang baru.
2.
Saham tambahan yang dijual oleh perusahaan milik public yang sudah mapan.
Transaksi ini dilakukan pada pasar perdana. Transaksi ini terjadi ketika perusahaan
menerbitkan sejumlah saham tambahan untuk mendapatkan modal baru. Pasar perdana
3.
Penawaran umum perdana yang dilakukan oleh perusahaan swasta. Transaksi
Terjadi di pasar IPO. Transaksi ini terjadi ketika saham yang disimpan perusahaan ditawarkan
pada public untuk pertama kalinya. Ketika melakukan hal ini perusahaan dikatakan go public.
Pasar untuk saham yang baru ditawarkan pada public disebut Initial Public Offering (IPO).
D. Produk Pasar Modal
1.
Saham, merupakan surat yang dikeluarkan perusahaan sebagai tanda kepemilikan
perusahaan. Keuntungan yang dimiliki investor dari membeli atau memiliki saham adalah
dividend dan capital gain.
a.
Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan pada investor oleh perusahaan
dan berasal dari keuntungan perusahaan. Investor yang ingin menerima dividen harus
mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)
dan pemegang saham dalam waktu yang relatif lama.
b.
Capital Gain adalah selisih antara harga beli dan harga jual saham. Capital Gain
terbentuk karena adanya perdagangan saham di pasar sekunder. Capital Gain diperoleh ketika
harga jual saham lebih besar daripada harga belinya.
Selan keuntungan, saham juga memiliki risiko, yaitu Capital Loss dan Risiko Liquidasi.
a.
Capital Loss adalah kebalikan dari Capital Gain, yaitu terjadi ketika harga jual saham
kurang dari harga beli saham. Investor menjual saham dengan harga lebih rendah karena harga
saham mengalami penurunan dan karena takut harga saham terus turun maka investor
menjualnya.
b.
Risiko Lquidasi terjadi jika perusahaan dinyatakan bangkrut oleh pengadilan, maka
perusahaan menjual kekayaannya untuk melunasi seluruh kewajiban perusahaan. Dalam hal ini
investor menjadi prioritas terakhir yang menerima hasil. Apabila terdapat sisa hasil penjualan,
pemegang saham akan menerima sisa sesuai proporsi, namun apabila tidak ada sisa maka
pemegang saham tidak dapat menerima apapun dari hasil likuidasi kekayaan perusahaan. Maka
dari itu, pemegang saham harus terus mengikuti perkembangan perusahaan.
2.
Saham Syariah merupakan saham yang bidang usahanya ,memenuhi prinsip syariah.
Yang dimaksud dengan memenuhi prinsip syariah adalah:
a.
Bidang usaha perusahaan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
b.
Perusahaan dengan tingkat utangnya tidak berlebihan.
c.
Pendapatan perusahaan yang tidak memenuhi kaidah syariah seperti bunga bank tidak
lebih dari 10 % dari total penghasilan perusahaan.
Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia bekerja sama dengan Majelis Ulama
Indonesia menerbitkan daftar yang disebut dengan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
secara berkala. Indeks ini diperbaharui setiap 6 bulan sekali yang terdiri dari saham-saham di
Bursa Efek Indonesia yang memenuhi kaidah syariah.
3.
Obligasi merupakan surat utang yang memberikan hasil investasi yang bersifat tetap
selama periode waktu tertentu hingga jangka waktu jatuh tempo. Obligasi sendiri memiliki
beberapa jenis, diantaranya adalah:
a.
Obligasi dilihat dari sisi penerbit:
•
Corporate Bonds yaitu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik BUMN maupun
perusahaan swasta.
•
Government Bonds yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
•
Municipal Bonds yaitu obligasi yang diterbitkan pemerintah untuk membiayai proyek
yang berkaitan dengan kepentingan public.
b.
Obligasi dilihat dari sistem pembayaran utang:
•
Zero Coupon Bonds yaitu obligasi tidak membayar bunga secara periodic, melainkan
bunga dan pokok utang dibayar sekaligus saat jatuh tempo.
•
Coupon Bonds yaitu obligasi yang dapat diuangkan secara periodic sesuai dengan
ketentuan penerbitnya.
•
Fixed Coupon Bonds yaitu obligasi dengan tingkat bunga yang telah ditetapkan
sebelum penawaran pada pasar perdana dan dibayar secara periodic.
•
Floating Coupon Bonds yaitu obligasi dengan tingkat bunga yang ditentukan sebelum
jangka waktu tertentu berdasarkan suatu acuan seperti average time deposit (ATD) yaitu ratarata terimbang suku bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta.
c.
Obligasi dilihat dari hak penukaran/opsi:
•
Convertible Bonds yaitu obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi
untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.
•
Exchangeable Bonds yaitu obligasi yang memberikan hak pada pemegang obligasi
untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik
penerbitnya.
•
Callable Bonds yaitu obligasi memberikan hak pada emiten untuk membeli kembali
obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
•
Putable Bonds yaitu obligasi yang memberi hak pada investor yang mengharuskan
emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
d.
Obligasi dilihat dari segi jaminan kolateralnya:
•
Secure Bonds yaitu obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya
atau dengan jaminan dari pihak ketiga. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah:
a.
Guaranteed Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan
pertanggungjawaban dari pihak ketiga.
b.
Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan agunan
hipotik atas properti atau aset tetap.
c.
Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit dalam
portofolionya, seperti saham-saham anak perusahaan yang dimiliki.
•
Unsecured Bonds yaitu obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi
dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.
e.
Obligasi dilihat dari segi nilai nominal:
•
Conventional Bonds yaitu obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal.
•
Retail Bonds yaitu obligasi yang diperjualbelikan dalam satuan nilai nominal yang
kecil, yang saat ini beredar di Indonesia adalah obligasi pemerintah seperti Obligasi Ritel
Indonesia dan Sukuk Ritel.
f.
Obligasi dilihat dari segi perhitungan imbal hasil:
•
Conventional Bonds yaitu obligasi yang diperhitungkan menggunakan sistem kupon
bunga.
•
Sharia Bonds yaitu obligasi yang perhitungan imbal hasil menggunakan bagi hasil.
Dalam perhitungan ini ada dua macam obligasi syariah, yaitu:
a.
Obligasi Syariah Mudharabah yaitu menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga
pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui
pendapatan emiten.
b.
Obligasi Syariah Ijarah yaitu menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee
ijarah) bersifat tetap dan bisa diketahui/diperhitungkan sejak awal diterbitkan.
Harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase nilai nominal. Ada 3
kemungkinan harga pasar obligasi yang ditawarkan, yaitu:
a.
Par (nilai par) yaitu harga harga obligasi sama dengan nilai nominalnya.
b.
At premium (dengan premi) yaitu harga obligasi lebih besar dari nilai nominal.
c.
At discount (dengan diskon) yaitu harga obligasi lebih kecil dari nilai nominal.
Yield Obligasi adalah imbal hasil atau return yang diperoleh dari investasi obligasi. Ada 2
istilah dalam penentuan yield, yaitu current yield dan yield to maturity.
a.
Current Yield adalah yield yang dihitung berdasarkan jumlah kupon yang diterima
selama satu tahun terhadap harga obligasi.
b.
Yield to Maturity adalah tingkat pengembalian atau pendapatan yang diperoleh investor
apabila memiliki obligasi sampai jatuh tempo.
g.
Sukuk adalah istilah baru yang menggantikan istilah obligasi syariah. Terdapat dua
jenis sukuk, yaitu Sukuk Ijarah yang menggunakan sistem sewa dan memberikan imbal hasil
hasil tidak tetap.tetap dan Sukuk Mudharabah yang menggunakan sistem bagi hasil dan
memberikan imbal
h.
Efek Derivatif adalah efek turunan dari efek “utama” yang bersifat penyertaan maupun
utang. Derivative merupakan kontra atau perjanjian yang nilai atau peluang keuntungannya
terkait dengan kinerja aset lain yang disebut dengan underlying assets.
Produk pasar modal dengan cara investasi tidak langsung dapat dibedakan sebagai berikut:
1.
Reksa Dana Konvensional
a.
Reksa Dana Pasar Uang memiliki kebijakan investasi 100% ditempatkan pada
instrumen pasar uang (surat berharga yang jatuh tempo kurang dari 1 tahun) dan cocok untuk
investor dengan tujuan investasi yang jangka waktunya kurang dari 1 tahun.
b.
Reksa Dana Pendapatan Tetap dengan kebijakan investasi minimal 80% ditempatkan
pada instrumen pasar obligasi dan cocok untuk investor dengan tujuan investasi yang jangka
waktunya antara 1-3 tahun.
c.
Reksa Dana Campuran memiliki kebijakan investasi maksimal 79% ditempatkan pada
instrumen saham, obligasi, dan pasar uang. Jenis reksa dana ini cocok untuk investor dengan
tujuan investasi yang jangka waktunya antara 3-5 tahun.
d.
Reksa Dana Saham memiliki kebijakan investasinya minimal 80% ditempatkan pada
instrumen saham dan cocok untuk investor dengan tujuan investasi yang jangka waktunya di
atas 5 tahun.
2.
Reksa Dana Tidak Konvensional
a.
Reksa Dana Terstruktur
•
Reksa Dana Indeks adalah reksa dana yang portofolio investasinya mengacu pada
indeks tertentu. Indeks yang dijadikan acuan dapat berupa indek saham atau indeks obligasi.
Reksa dana indeks mengambil strategi investasi pasif dengan menghasilkan tingkat return yang
setara dengan return indeks yang ditirunya.
•
Reksa Dana Terproteksi adalah reksa dana yang berusaha memproteksi nilai investasi
awal investor. Mekanisme proteksi dilakukan dengan membeli instrumen surat utang(obligasi)
dan memegangnya hingga jatuh tempo. Sehingga kecuali obligasi yang bersangkutan
mengalami gagal bayar, maka nilai investasi awal akan terjaga seutuhnya.
•
Reksa Dana dengan penjaminan adalah reksa dana yang menggaransi nilai investasi
awal investor. Mekanisme garansi dilakukan dengan dengan melakukan perjanjian dengan
perusahaan asuransi sebagai guarantor.
b.
Exchange Traded Fund (ETF) adalah reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif
yang unit penyertaannya diperdagangkan di bursa efek. ETF dibeli melalui pasar sekunder
melalui pialang/broker atau langsung melalui Manajer Investasi. Dalam ETF dikenal Dealer
Partisipan, yaitu anggota bursa efek yang menandatangani perjanjian dengan Manajer Investasi
penerbit ETF untuk menjadi market maker. Market maker adalah pihak yang bersedia membeli
atau menjual ETF pada harga yang telah ditentukan sehingga instrument tersebut mudah
diperdagangkan.
c.
Reksadana yang mendukung sektor riil
•
Dana Investasi Real Estate (DIRE) yaitu wadah yang digunakan untuk menghimpun
dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan pada aset real estate, aset yang
berkaitan dengan real estate, dan atau kas da setara kas. Reksa dana ini dapat digunakan untuk
membeli real estate dalam bentuk tanah, gedung, bangunan atau saham atau obligasi yang
diterbitkan perusahaan berbasis property.
•
Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA)adalah reksa dana berbasis
keuangan seperti surat berharga komersial, tagihan kartu kredit, kredit kepemilikan rumah,
kredit kepemilikan kendaraan, dan lainnya.
•
Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) adalah reksa dana yang menghimpun dana
pemodal professional dan selanjutnya diinvestasikan pada portofolio efek.
d.
Reksa Dana Syariah adalah reksa dana yang pengelolaannya disesuaikan dengan kaidah
syariah.
Proses pembentukan reksa dana adalah sebagai berikut:
1.
Manajer investasi dan Bank Kustodian membuat perjanjian yang disebut Kontrak
Investasi Kolektif yang mengatur tugas dan kewajiban masing-masing pihak. Tugas Bank
Kustodian adalah:
a.
Melakukan penyelesaian transaksi
b.
Menyimpan surat berharga
c.
Menghitung NAB (Nilai Aktiva Bersih)
d.
Menjadi unit registrasi investor
Tugas Manajer Investasi adalah mengelola dana untuk diinvestasikan pada produk pasar
modal.
2.
Reksa dana yang berbentuk Kontrak Investasi Kolektif ditawarkan pada investor.
Investor yang berinvestasi di reksa dana memindahkan uangnya ke rekening reksa dana yang
terdaftar di di Bank Kustodian. Selanjutnya investor mendapat unit penyertaan sebagai satuan
kepemilikan reksa dana.
3.
Dana investor selanjutnya dikelola oleh Manajer Investasi ke Instrumen saham, utang,
dan pasar uang.
5. Efisiensi pada Pasar Modal
Efisiensi pada pasar berarti bahwa sebuah pasar mendekati nilai intrinsiknya (intrinsic
value) dan modalnya terlihat ekuilibrium. Intrinsic Value (Nilai intrinsic) dari sebuah pasar
adalah harga yang disetujui dari sebuah modal akan dijual apabila semua investor memiliki
informasi yang relevan tentang modal tersebut. Intrinsic Value pada sebuah pasar modal dapat
dilihat dari ekspektasi arus uang di masa depan dan ekspektasi resiko yang akan ditimbulkan.
Biasanya, harga pasar cenderung berfluktuasi disekitar Intrinsic Value dan Intrinsic Value bisa
berubah seiring dengan berjalannya waktu yang disebabkan oleh beberapa kondisi seperti
kegagalan atau keberhasilan perusahaan, adanya kompetitor yang keluar atau masuk, dan lain
sebagainya. Equilibrium price (harga keseimbangan) merupakan harga yang menunjukkan
keseimbangan diantara kegiatan pembelian dan penjualan pada waktu tertentu. Pasar modal
yang berada pada harga keseimbangan biasanya akan memiliki harga yang cenderung stabil
hingga adanya informasi baru yang menyebabkan perubahan harga.
Efisiensi merupakan salah satu hal yang utama dalam sebuah pasar modal. Sebuah pasar
modal yang efisien membuat para investor dapat yakin bahwa mereka bisa membeli dan
menjual saham atau modalnya dengan aman dan akan mendapatkan harga yang baik.
Inefisiensi pasar modal menyebabkan para investor akan merasa takut atau tidak yakin bahwa
mereka melakukan transaksi jual beli dengan baik atau hanya memberikan alokasi modal yang
buruk dan ekonomi yang tidak memberikan perubahan (stagnan).
Diagram menunjukkan kondisi pasar modal yang efisien dan inefisien. Adanya
“efficiency continuum” menunjukkan bahwa untuk beberapa modal atau saham perusahaan
bisa sangat efisien dan beberapa modal atau saham perusahaan bisa sangat tidak efisien. Faktor
utama yang mempengaruhi adalah ukuran perusahaan. Para analis pada perusahaan yang lebih
besar cenderung untuk mengikuti perkembangan informasi dengan cepat kemudian
menerapkannya kepada modal atau saham perusahaan. Perusahaan yang efisien dapat
berkomunikasi dengan baik dengan analis dan investor karena komunikasi yang lebih baik
membuat pasar modal akan lebih efisien. Pasar yang tidak efisien memungkinkan perusahaan
untuk melakukan arbitrase yaitu membeli modal dengan harga yang rendah kemudian
menjualnya dengan harga yang lebih tinggi untuk mendapatkan keuntungan.
Menurut Fama (1970), informasi dibagi menjadi tiga tipe yaitu perubahan harga di masa
lalu (past price changes), informasi yang tersedia untuk publik (public information), dan
informasi yang tersedia untuk publik maupun informasi privat (public and private
information). Efficient Markets Hypothesis atau EMH yaitu studi tentang efisiensi sebuah
pasar menyebutkan bahwa ada tiga level dari efisiensi yaitu:
a. Weak form berarti bahwa informasi yang ada pada masa lalu dicerminkan pada harga
saham. Hal ini menunjukkan bahwa tidak akan ada investor yang akan mendapatkan
keuntungan yang abnormal (di atas normal) dengan mempelajari perubahan di masa lalu
untuk memperoleh harga di masa yang akan datang. Kondisi ini terjadi karena gerakan
harga yang akan datang bersifat acak (random walk) sehingga perubahan harganya akan
sulit untuk diprediksi.
b.
Semi-strong form berarti bahwa semua informasi yang ada untuk umum segera
dimasukkan ke dalam harga saham atau modal. Harga-harga pada sebuah saham atau modal
dicerminkan melalui semua informasi yang dipublikasikan.
c. Strong form menyatakan bahwa semua informasi yang relevan tentang saham atau
modal akan tercermin dalam harganya baik informasi yang sudah dipublikasikan maupun
informasi yang bersifat pribadi atau belum dipublikasikan. Hal ini menunjukkan bahwa
investor tidak akan memperoleh abnormal return dengan informasi apapun karena mereka
memiliki informasi yang privat.
Teori Keuangan Perilaku (Behavioral Finance Theory)
Menurut The Efficient Markets Hypothesis (EMH) harga aset akan sama atau hampir sama
dengan nilai intrinsiknya (intrinsic value). Jika harga aset atau saham “sangat rendah”, trader
yang rasional akan mengambil keuntungan dengan cara membeli saham tersebut kemudian
mendorong harganya menjadi lebih tinggi hingga level yang tepat. Apabila harga saham
“sangat tinggi” maka trader akan mengambil keuntungan dengan menjual sahamnya kemudian
mendorong harganya turun hingga ke level ekuilibrium.
Hipotesis dari EMH merupakan teori yang logis. Namun, banyak kejadian di dunia nyata
yang berbeda dengan teori tersebut. Hal ini menyebabkan adanya teori baru yang berkembang
yang bernama “behavioral finance”. Behavioral Finance menjelaskan bahwa teori ini diambil
dari sisi psikologi untuk memahami bagaimana perilaku yang irasional bisa terjadi dari waktu
ke waktu.
Behavioral Finance menunjukkan bahwa faktor psikologis mempengaruhi para investor
yang akan berinvestasi. Contoh: Seorang manajer investasi A menawarkan investasi dengan
return sebesar 11% per tahun kepada investor. Kemudian, ada seorang manajer investasi B
menawarkan investasi dengan return sebesar 12% per tahun kepada investor. Investor pasti
akan memilih tawaran dari manajer investasi B karena memberikan return yang lebih besar.
Contoh lain dari Behavioral Finance adalah ketika investor melihat bahwa harga saham sudah
mulai untung, maka investor akan segera menjualnya dan menahan saham yang harganya
masih rendah. Hal ini disebabkan investor tidak mau rugi atas saham yang dibelinya. Ketika
nilai saham turun, maka investor akan menahannya hingga harga saham naik baru langsung
dijual untuk mengantisipasi harga turun lagi. Padahal saham merupakan investasi jangka
panjang dan mungkin saja harga saham akan naik lagi pada waktu yang akan datang serta
berpotensi naik berkali-kali lipat dari harga yang ia jual sekarang.Jadi, Behavioral Finance
menunjukkan bahwa faktor psikologis dapat menentukan emosi, karakter, dan preferensi pada
diri seseorang sehingga seseorang bisa bertindak secara tidak rasional.
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, E.F. and Houston, J.F. (2019) Fundamental of Financial Management.
15 e. Florida: Cengage.
Soetiono, K.S. and Nasir, M. (2016) Pasar Modal. Available at:
http://lib.ibs.ac.id/materi/ojk/Buku%203%20Pasar%20Modal.pdf
(Accessed: 20 February 2023).
Download