Paper Pasar dan Lembaga Keuangan Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Manajemen Keuangan” Disusun Oleh Daneta Luqma Aulia (225020200111033) Nicholas Damar Satrio (225020201111005) Risma Triani (225020200111034) Sukma Arum Maulidatu R (225020201111022) FAKULTAS EKONOMI BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM STUDI MANAJEMEN 2023 PASAR DAN LEMBAGA KEUANGAN 1. Proses Alokasi Modal Perusahaan biasanya selalu membutuhkan modal tambahan untuk mengembangkan bisnisnya. Modal tambahan ini dapat diperoleh melalui transfer modal dari penabung pada perusahaan. Orang-orang dengan penghasilan yang lebih besar dari pengeluaran akan menyimpan kelebihannya. Tapi mereka pasti juga ingin mendapatkan keuntungan lebih dari simpanan itu, sehingga mereka melakukan investasi dengan harapan memperoleh keuntungan dari investasi tersebut. Sedangkan perusahaan yang memperoleh modal harus memberikan bunga untuk para pemodal. Transfer modal dari orang yang memiliki surplus modal pada perusahaan yang membutuhkan modal dapat dilakukan dengan tiga cara,yaitu a. Direct transfer of money and securities, yaitu perusahaan menjual secara langsung saham atau obligasinya pada penabung tanpa melalui institusi keuangan apapun. Perusahaan memberikan sekuritasnya pada penabung yang akan memberikan uang yang dibutuhkan oleh perusahaan. Prosedur ini biasanya dilakukan oleh perusahaan yang relatif kecil. b. Indirect transfer through investment banker. Transfer modal dapat dilakukan melalui bank investasi yang menjamin masalah transfer modal. Underwriter atau penjamin bertindak sebagai perantara dan menjamin penerbitan sekuritas. Perusahaan menjual saham dan obligasinya pada bank investasi kemudian bank menjual saham dan obligasi tersebut pada penabung. Sekuritas perusahaan dan penabung hanya melewati bank investasi. Namun, dikarenakan bank investasi membeli dan memegang sekuritas dalam periode waktu tertentu, hal ini menimbulkan risiko bahwa mungkin bank tidak dapat menjual sekuritas sebesar harga beli. Hal ini karena transaksi melibatkan sekuritas baru dan perusahaan menerima hasil penjualan. c. Indirect transfer through a financial intermediary. Perantara keuangan dapat berupa bank, perusahaan asuransi, maupun reksa dana. Perantara keuangan memperoleh dana dari penabung kemudian menggunakan uang tersebut untuk membeli dan menyimpan sekuritas bisnis, sedangkan penabung menyimpan sekuritas perantara. Perantara sebenarnya menciptakan bentuk modal baru yang lebih aman untuk disimpan oleh penabung. Adanya perantara meningkatkan efisiensi uang dan pasar modal. 2. Pasar Keuangan A. Definisi Pasar Keuangan Pasar keuangan adalah sistem yang menyediakan sarana bagi penjual dan pembeli untuk memperdagangkan instrumen keuangan termasuk obligasi, saham, instrumen pasar uang, komoditas, mata uang, dan lain-lain. Pasar keuangan memfasilitasi interaksi antara mereka yang membutuhkan modal dengan mereka yang memiliki modal untuk berinvestasi. Keuntungan dari pasar keuangan ini dapat berupa bunga, biaya administrasi, selisih kurs, atau selisih antara harga jual dengan harga beli. Misalnya pada pasar uang rumah tangga menawarkan dana yang dimilikinya pada pasar ini dengan harapan menghasilkan pendapatan dalam bentuk deviden atas saham dan bunga atas obligasi. Rumah tangga juga meminjam dana dari pasar uang untuk mendanai berbagai pembelian mereka. Sedangkan perusahaan menerbitkan saham akan digunakan untuk membangun fasilitas baru dan mengembangkan bisnisnya dengan harapan mendapatkan penghasilan yang lebih besar. Pemerintah melakukan pinjaman dengan menerbitkan obligasi. Hubungan pinjam-meminjam yang dilakukan oleh rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan sektor internasional dikoordinasikan oleh Lembaga finansial. Lembaga ini memperoleh simpanan dari satu kelompok dan meminjamkannya pada yang lain. sc : https://www.occ.treas.gov/topics/supervision-and-examination/capital-markets/financialmarkets/index-financial-markets.html B. Jenis-Jenis Pasar Keuangan a. Physical asset markets dan financial asset market Pasar aset fisik disebut juga pasar aset berwujud atau nyata misalnya seperti gandum, mobil, properti, komputer, mesin, dan lain-lain. sedangkan, pasar aset keuangan sangat berhubungan dengan saham, obligasi, wesel, hipotik, dan klaim-klaim atas aset nyata lainnya, sekaligus efek derivatif yang nilainya diturunkan dari perubahan harga asetaset lain. Selembar saham PT XYZ disebut ‘aset keuangan murni’, sedangkan suatu opsi untuk membeli saham PT XYZ merupakan suatu efek derivatif, yang nilainya tergantung pada harga saham PT XYZ. b. Spot market dan future market Spot market atau biasa disebut pasar tunai adalah pasar dimana aset diperjualbelikan untuk pengiriman on the spot atau saat itu juga. dalam sedangkan pengertian pasar berjangka atau future market adalah para partisipannya melakukan persetujuan dihari ini untuk membeli atau menjual aset pada suatu tanggal di masa depan. c. Money market dan capital market Pasar uang adalah pasar dimana dana dipinjam atau dipinjamkan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. pasar uang merupakan pasar untuk efek utang jangka pendek yang sangat liquid. contoh pasar uang terbesar di dunia adalah pasar uang New York, London, dan Tokyo. pasar modal adalah pasar keuangan untuk saham dan utang jangka menengah atau jangka panjang (biasanya satu tahun atau lebih). mekanisme transaksi pasar modal dimana saham-saham perusahaan besar diperjualbelikan. contohnya adalah New York Stock Exchange, Hangseng, dan IDX. Perbedaan antara pasar uang dan pasar modal terkadang beririsan dan sebenarnya tidak ada aturan yang jelas mengenai ukuran waktu untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Namun, sesuai kelaziman jangka pendek biasa berarti kurang dari satu tahun, jangka menengah berarti satu sampai sepuluh tahun, dan jangka panjang berarti lebih dari 10 tahun. d. Pasar privat dan pasar publik Pasar privat atau pasar tertutup adalah pasar dimana transaksinya dinegosiasikan secara langsung antara kedua belah pihak. sedangkan pengertian pasar publik adalah pasar dimana kontrak yang distandarisasi diperdagangkan melalui pertukaran yang terorganisasi. Pinjaman bank dan penempatan utang pribadi pada perusahaan asuransi merupakan transaksi pasar pribadi. Transaksi ini bersifat pribadi sehingga strukturnya dapat dibuat sesuai keinginan kedua belah pihak. Sebaliknya, efek yang diterbitkan dalam pasar publik , misalnya saham biasa dan obligasi perseroan akhirnya akan dimiliki oleh banyak individu. Efek publik harus memiliki fitur kontraktual yang cukup terstandarisasi, baik untuk menarik berbagai jenis investor. Atau karena investor publik biasanya tidak memiliki cukup waktu dan keahlian untuk mempelajari kontrak yang unik dan tidak standar. Kepemilikannya yang luas juga memastikan efek publik merupakan efek yang relatif likuid. Jadi efek pasar pribadi merupakan efek yang lebih sesuai keinginan, tapi kurang likuid. Sementara itu efek yang diperdagangkan kepada publik lebih likuid, tapi memiliki standarisasi yang lebih besar. e. Pasar primer (primary market) dan pasar sekunder (secondary market) Pengertian Pasar Primer adalah pasar di mana perseroan menghimpun modal baru. Jika perusahaan XYZ akan menjual emisi saham biasa baru untuk mendapatkan modal, maka transaksi seperti ini merupakan transaksi pasar primer. Perusahaan yang menjual saham baru menerima hasil penjualan dalam suatu transaksi pasar primer. Pengertian pasar sekunder adalah pasar dimana efek yang telah ada dan beredar diperdagangkan di antara investor. Jadi, misalnya Pak Budi memutuskan untuk membeli 1.000 lembar saham PT XYZ, pembelian itu akan terjadi dalam pasar sekunder. New York Stock Exchange merupakan suatu pasar sekunder karena pasar tersebut memperjualbelikan saham dan obligasi yang telah beredar, bukan yang baru diterbitkan. Hipotek, jenisjenis pinjaman lain, dan aset keuangan lainnya juga memiliki pasar sekundernya masing-masing. Perusahaan yang efeknya diperdagangkan tidak ikut terlibat dalam transaksi pasar sekunder sehingga tidak menerima dana apa pun dan penjualan tersebut. C. Trend Terbaru pasar keuangan Kemajuan teknologi disertai dengan globalisasi telah merubah sedikit banyak pasar keuangan sehingga meningkatkan persaingan di seluruh dunia. alhasil, terdapat banyak pasar yang lebih efisien dan terhubung secara internasional dan jauh lebih kompleks dibandingkan dengan tahun sebelumnya. oleh karena itu regulator telah mengatur ulang bagian-bagian dari sektor keuangan. berikut merupakan beberapa contoh menarik mengenai perubahan pengoperasian pasar keuangan : ● Perubahan teknologi telah merubah seluruh kelas firma yang menggunakan algoritma komputer untuk membeli dan menjual sekuritasnya, dengan kecepatan kurang dari satu detik. perdagangan yang dilakukan oleh perusahan high-frequency trading (HFT) merepresentasikan bagian yang sangat signifikan dari total volume perdagangan pada hari tertentu. para pendukung berpendapat bahwa perusahaan HFT ini menghasilan likuiditas, yang membantu mengurangi biaya transaksi dan memudahkan investor lain untuk keluar masuk pasar. kritikus berpendapat bahwa kegiatan ini menciptakan ketidakstabilan pasar dan bahwa perusahaan HFT sering terlibat dalam jejak yang melayani mereka sendiri dan merugikan investor lain. ● Perubahan teknologi telah merubah cara banyak orang melakukan transaksi pembayaran. banyak dari kita yang sudah jarang menggunakan uang tunai dan memilih memakai kartu debit atau kredit saat melakukan pembayaran karena dirasa lebih praktis. banyak orang lebih menyukai layanan perdagangan elektronik seperti paypal untuk melakukan pembayaran online. baru- baru ini bitcoin menjadi sangat diminati beberapa orang. bitcoin adalah mata uang virtual yang tidak melibatkan perantara dan tidak memiliki biaya. namun, kurangnya regulasi pada bitcoin menjadi kekhawatiran tersendiri karena menjadikan bitcoin sebagai sarana transaksi ilegal dan investor yang menggunakan bitcoin tidak mendapatkan perlindungan hukum atas aktivitas penipuan. ● Perubahan teknologi telah memungkinkan beberapa individu atau perusahaan melewati intermediasi dan langsung mengumpulkan uang dari investor untuk membantu mendanai berbagai proyek. aktivitas ini biasanya disebut sebagai crowdfunding. dua contoh utama dari platforms ini adalah Kickstarter dan Indiegogo. Globalisasi menunjukkan perlunya kerjasama yang baik diantara para regulator di tingkat internasional meskipun hal itu sangat tidak mudah. Faktor-faktor yang memperumit adalah : a. Struktur yang berbeda dalam industri perbankan dan sekuritas negara b. Kecenderungan konglomerat jasa keuangan yang mengaburkan perkembangan di berbagai segmen pasar. c. Keengganan masing-masing negara untuk melepaskan kendali atas kebijakan moneter nasional mereka. Namun, para regulator sepakat tentang perlunya menutup celah dalam pengawasan pasar dunia. tren penting lainnya akhir-akhir ini adalah peningkatan penggunaan derivatif. derivatif adalah sekuritas yang nilainya diturunkan dari harga beberapa aset dasar lainnya. pilihan untuk membeli saham IBM adalah derivatif, seperti kontrak untuk membeli yen Jepang 6 bulan dari sekarang. nilai opsi IBM bergantung pada harga saham IBM dan nilai masa depan yen Jepang bergantung pada nilai tukar antara yen dan dolar. pasar derivatif telah tumbuh lebih cepat daripada pasar lainnya. dalam beberapa tahun terakhir, memberi investor dengan peluang baru tapi juga mengekspor mereka terhadap risiko baru. Semakin berkembangnya derivatif maka muncul CDS (credit default swab). CDS didesain untuk mengalihkan resiko default atas aset yang dikelola kepada pihak ketiga (Nomura Research, 2004). CDS adalah kontrak yang menawarkan perlindungan terhadap default keamanan tertentu atau CDS merupakan kontrak antara penjual dan pembeli dengan membayar biaya pada periode tertentu dan kompensasi tertentu apabila terjadi credit events (kejadian luar biasa yang mempengaruhi kinerja pasar). Bank dapat mengadakan credit default swap di mana bank setuju untuk melakukan pembayaran rutin ke lembaga keuangan lain. Sebagai gantinya, lembaga keuangan itu setuju untuk mengasuransikan bank terhadap kerugian yang akan terjadi jika peminjam gagal bayar. contoh lain misalnya X sebagai pemilik aset rujukan yang diterbitkan Y mengikat kontrak dengan Z sebagai penjual CDS. Kontrak mensyaratkan X melakukan pembayaran berkala/tahunan kepada Z. Apabila tidak terjadi credit event, maka X terus melakukan pembayaran sampai dengan aset rujukan jatuh tempo. Apabila terjadi credit event pada Y seperti default atau kebangkrutan, X menghentikan pembayaran berkala ke Z dan mendapatkan pembayaran sejumlah nilai pari (nilai nyata atau nilai nominal) aset rujukan. Derivatif dapat digunakan untuk mengurangi risiko. ketika harga gandum naik biaya pengolahannya naik dan laba turun. pengolah bisa mengurangi resikonya dengan membeli derivatif gandum berjangka yang nilainya naik saat harga gandum naik. Ini adalah operasi lihedging, dan tujuannya adalah untuk mengurangi eksposur risiko.di sisi lain, dilakukan dengan harapan pengembalian yang tinggi, namun menimbulkan eksposur risiko (potensi kerugian). Dalam lembaga keuangan, keadaan menjadi lebih rumit karena derivatif umumnya didasarkan pada perubahan suku bunga, nilai tukar mata uang asing, atau harga saham, dan bank internasional besar mungkin memiliki puluhan ribu kontrak derivatif tingkat terpisah. Ukuran dan kerumitan transaksi ini menyangkut regulator, akademisi, dan anggota Kongres. secara teori derivatif harus memungkinkan perusahaan untuk mengelola risiko dengan lebih baik tetapi tidak jelas apakah inovasi terbaru telah meningkatkan atau menurunkan stabilitas inheren sistem keuangan. 3. Lembaga Keuangan A. Definisi Lembaga Keuangan Lembaga keuangan adalah badan resmi yang bertugas menyediakan produk serta fasilitas dalam bidang keuangan, dan juga memutar arus uang di sistem perekonomiannya. Lembaga keuangan biasanya mendapat keuntungan berbentuk bunga atau persentase, dan Lembaga keuangan umumnya diatur oleh regulasi keuangan dari pemerintah. B. Fungsi Lembaga Keuangan : a. Mengumpulkan dana dari masyarakat dengan bentuk simpanan lalu menyalurkannya kembali pada masyarakat dalam bentuk pinjaman. b. Memberi pengetahuan dan informasi untuk kepentingan nasabah. c. Melancarkan pertukaran barang dan jasa lewat uang serta instrumen lainnya seperti kredit. d. Menciptakan dan memberikan likuiditas. C. Peran Lembaga Keuangan : Selain peran bank sentral dalam mencetak Rupiah, bank umum menerbitkan cek, serta Lembaga keuangan lainnya turut berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi secara rutin, ada beberapa peran Lembaga keuangan, yaitu : a. Sebagai Penyalur Likuiditas Likuiditas sendiri artinya kemampuan untuk mendapatkan dana berupa uang tunai ketika diperlukan. b. Transaksi Keuangan Peran Lembaga keuangan berikutnya adalah menopang transaksi keuangan. Dengan adanya Lembaga keuangan, aktivitas bisnis dan ekonomi dapat berjalan dengan mudah dan terjamin keamanannya. c. Pengalihan Aset Peran Lembaga keuangan selanjutnya adalah sebagai Lembaga yang bermanfaat untuk melakukan pengalihan aset. Pengalihan aset ini bisa dilakukan melalui cara peminjaman dana dari tabungan kalangan masyarakat kepada pihak lain, kemudian dikelola dalam jangka waktu tertentu. D. Jenis – Jenis Lembaga Keuangan : Di Indonesia, Lembaga Keuangan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu : 1. Lembaga Keuangan Bank Lembaga Keuangan Bank merupakan Lembaga perantara keuangan dimana memiliki wewenang menerima serta menghimpun simpanan dana, meminjamkannya, sampai menerbitkan nota bank. Contoh Lembaga Keuangan Bank : a. Bank Sentral = Lembaga keuangan yang bertanggung jawab untuk mengawasi sistem dan kebijakan moneter suatu negara, mengatur jumlah uang beredar, dan menetapkan tingkat suku bunga. b. Bank Umum = bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah, dengan kegiatan yang memberikan jasa dalam transfer pembayaran. Contohnya BRI, BNI, Bank Mandiri, dsb. c. Bank Komersial = Jenis Lembaga keuangan yang menerima deposito, menawarkan layanan rekening giro, membuat pinjaman bisnis, pribadi, hipotek, dan menawarkan produk keuangan dasar sertifikat deposito, dan rekening tabungan. d. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) = Lembaga keuangan yang menjalankan aktivitas usaha secara konvensional maupun syariah. Dalam segala aktivitas usahanya, BPR tidak menyediakan layanan dalam pemindahan dana antara pengirim dan penerima dana. BPR tidak diperkenankan untuk menerima simpanan seperti giro, kegiatan valas, maupun perasuransian 2. Lembaga Keuangan Bukan Bank Lembaga keuangan bukan bank merupakan Lembaga keuangan yang menjalankan proses penghimpunan dana melalui cara mengeluarkan surat – surat berharga. Proses kepada masyarakat bisa secara langsung maupun tidak langsung. Tujuan Lembaga keuangan ini adalah untuk mendanai investasi perusahaan dan menjadi bagian dalam pengembangan pasar modal dan pasar uang. Contoh Lembaga Keuangan Bukan Bank : a. Pegadaian = menawarkan layanan peminjaman uang kepada masyarakat dengan menyertakan barang atau surat berharga sebagai jaminan yang disebut pegadaian. Apabila ingin meminjam uang ke Lembaga ini, wajib menyerahkan suatu barang untuk jaminan. b. Pasar Modal = Lembaga keuangan bukan bank seperti perusahaan atau institusi lain yang memerlukan dana dari masyarakat yang memiliki dana untuk diinvestasikan jangka Panjang. Dana investasi tersebut dipakai untuk keperluan pengembangan bisnis, ekspansi, penambahan kapital bisnis, dan sebagainya, contohnya jual beli saham, obligasi, reksadana c. Lembaga Asuransi = Lembaga yang berfungsi melindungi nasabah ketika terjadi suatu resiko. Lembaga ini menghimpun dana melalui premi yang dibayarkan oleh nasabah dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak yang tercantum dalam polis asuransi, dan juga dapat mengamankan keuangan pribadi ketika terjadi suatu hal yang tidak diinginkan. Contohnya adalah asuransi Kesehatan, asuransi kendaraan, asuransi jiwa. d. Koperasi Simpan Pinjam = Lembaga yang menghimpun dana para anggota koperasi dan menyalurkannya pada sesama anggota maupun non-anggota. Bunga yang diberikan oleh koperasi biasanya lebih kecil daripada bank atau pegadaian. sc e. Perusahaan Sewa Guna (Leasing) f. Perusahaan Modal Ventura : https://www.ocbcnisp.com/id/article/2022/05/27/lembaga-keuangan-adalah https://landx.id/blog/mengenal-jenis-jenis-lembaga-keuangan-landx/ 4. Pasar Modal A. Definisi Pasar Modal Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan dan pemerintah serta sebagai sarana berinvestasi bagi pemilik modal. Pasar uang merupakan salah satu instrumen dari pasar modal. Pasar modal memiliki dua fungsi yaitu: a. Fungsi Ekonomi. Pasar modal mempertemukan dua belah pihak yang memiliki kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). b. Fungsi keuangan. Pasar modal memberikan kemungkinan bagi pihak yang berkepentingan untuk memperoleh return atau imbalan sesuai dengan kesepakatan atau jenis investasi yang dipilihnya. B. Teori Pasar Modal Pasar modal memiliki beberapa teori yang dibedakan berdasarkan tujuannya. Teori-teori tersebut diantaranya: a. Teori DuPont Teori DuPont merupakan teori analisis struktur sistem rasio keuangan yang dibuat untuk menyelidiki faktor-faktor yang menyebabkan tingkat pengembalian terhadap ekuitas pemilik saham dan pengembalian terhadap aktiva. Teori DuPont dilakukan dengan cara memecah Return On Equity (ROE) menjadi beberapa bagian. Teori DuPont merupakan analisis yang mengontrol perubahan dalam aktivitas rasio dan margin laba serta bagaimana pengaruhnya terhadap pengembalian (Rate of Return). Persamaan DuPont Persamaan diatas menunjukkan bahwa sistematika dari Teori DuPont adalah menguraikan ROA. ROA diperoleh dari perkalian antara Net Profit Margin dengan Total Assets Turnover. ROE diperoleh dari perkalian antara Net Profit Margin, Total Assets Turnover, dan Equity Multiplier. Contoh dari mekanisme teori Dupont: Apabila perusahaan ingin menaikkan ROE nya, maka cara yang dapat ditempuh perusahaan yaitu: a. Perusahaan menaikkan ROA dengan cara menaikkan net profit margin atau menaikkan perputaran aktivanya dan mempertahankan tingkat utang. b. Perusahaan menaikkan financial leverage atau menaikkan utang. Utang yang naik akan menaikkan rasio equity multiplier perusahaan. c. Perusahaan menaikkan ROA dan financial leverage secara bersamaan. b. Teori Time Value of Money Teori ini menjelaskan bahwa nilai uang yang berlaku pada masa sekarang akan lebih berharga daripada nilai uang yang berlaku di masa yang akan mendatang. Konsep ini mengacu pada perbedaan waktu. Contoh nilai uang Rp 100.000 pada masa sekarang akan lebih berharga dari Rp 100.000 pada masa yang akan datang. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti inflasi, perubahan suku bunga, kebijakan pemerintah, dan suasana politik di sebuah negara. Adanya Time Value of Money memungkinkan para investor untuk bisa memperkirakan keuntungannya di masa yang akan datang. c. Teori Asymmetric Information Teori Asymmetric Information merupakan teori yang menjelaskan perbedaan informasi yang didapat diantara salah satu pihak dan pihak lainnya dalam kegiatan perekonomian. Teori ini dapat terjadi di pasar modal ketika investor ingin melakukan investasi. Investor harus mencari tahu tentang saham yang akan ia investasikan secara lengkap sehingga ia bisa mendapatkan keuntungan di masa yang akan mendatang. Namun, investor tidak akan mendapatkan seluruh informasi tentang saham perusahaan karena perusahaan memiliki informasi yang bersifat rahasia dan tidak dapat dipublikasikan. Hal ini menyebabkan investor mencari informasi dan kemudian menganalisis untuk mendapatkan gambaran yang tepat. Perbedaan informasi yang dimiliki oleh investor dan perusahaan disebut dengan Asymmetric Information. Informasi asimetris memiliki dua bentuk dasar yaitu hidden knowledge dan hidden action. Hidden Knowledge berarti bahwa salah satu pihak lebih mengetahui kualitas dari barang atau jasa yang diperdagangkan. Hidden action berarti salah satu pihak menyembunyikan kualitas asli dari produk atau jasa yang diperdagangkan dan tidak dapat diamati oleh pihak lain. d. Teori Portofolio Menurut Harry M. Makowitz (1927), teori portofolio adalah pendekatan investasi yang berkaitan dengan estimasi investor terhadap ekspektasi risiko dan return yang diukur secara statistic untuk membuat portofolio investasinya. Ada dua jenis risiko yang akan dihadapi investor: a. Risiko tidak sistematis (unsystematic risk) yaitu risiko yang bersifat spesifik yang dapat dihindari. Risiko ini umumnya dapat dikelola dengan menggunakan portofolio. Contoh: risiko likuiditas, risiko kebangkrutan. b. Risiko sistematis (systematic risk) merupakan risiko yang sifatnya sistematis dan sulit dihindari. Contoh peningkatan suku bunga, kenaikan inflasi. Portofolio yang efisien merupakan portofolio yang memberikan return ekspektasi terbesar dengan tingkat risiko yang sama atau portofolio yang memberikan risiko terkecil dengan tingkat return ekspetasi yang sama. C. Jenis Transaksi pada Pasar Modal Transaksi di pasar modal dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: 1. Saham beredar dari perusahaan milik public yang diperdagangkan. Transaksi ini dilakukan pada pasar sekunder. Transaksi ini terjadi ketika suatu perusahaan memiliki sejumlah saham beredar kemudian pemilik dari sebagian saham beredar tersebut menjual sahamnya. Saham beredar atau saham bekas adalah pasar sekunder. Penjualan di pasar ini tidak membuat perusahaan menerima uang baru. 2. Saham tambahan yang dijual oleh perusahaan milik public yang sudah mapan. Transaksi ini dilakukan pada pasar perdana. Transaksi ini terjadi ketika perusahaan menerbitkan sejumlah saham tambahan untuk mendapatkan modal baru. Pasar perdana 3. Penawaran umum perdana yang dilakukan oleh perusahaan swasta. Transaksi Terjadi di pasar IPO. Transaksi ini terjadi ketika saham yang disimpan perusahaan ditawarkan pada public untuk pertama kalinya. Ketika melakukan hal ini perusahaan dikatakan go public. Pasar untuk saham yang baru ditawarkan pada public disebut Initial Public Offering (IPO). D. Produk Pasar Modal 1. Saham, merupakan surat yang dikeluarkan perusahaan sebagai tanda kepemilikan perusahaan. Keuntungan yang dimiliki investor dari membeli atau memiliki saham adalah dividend dan capital gain. a. Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan pada investor oleh perusahaan dan berasal dari keuntungan perusahaan. Investor yang ingin menerima dividen harus mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan pemegang saham dalam waktu yang relatif lama. b. Capital Gain adalah selisih antara harga beli dan harga jual saham. Capital Gain terbentuk karena adanya perdagangan saham di pasar sekunder. Capital Gain diperoleh ketika harga jual saham lebih besar daripada harga belinya. Selan keuntungan, saham juga memiliki risiko, yaitu Capital Loss dan Risiko Liquidasi. a. Capital Loss adalah kebalikan dari Capital Gain, yaitu terjadi ketika harga jual saham kurang dari harga beli saham. Investor menjual saham dengan harga lebih rendah karena harga saham mengalami penurunan dan karena takut harga saham terus turun maka investor menjualnya. b. Risiko Lquidasi terjadi jika perusahaan dinyatakan bangkrut oleh pengadilan, maka perusahaan menjual kekayaannya untuk melunasi seluruh kewajiban perusahaan. Dalam hal ini investor menjadi prioritas terakhir yang menerima hasil. Apabila terdapat sisa hasil penjualan, pemegang saham akan menerima sisa sesuai proporsi, namun apabila tidak ada sisa maka pemegang saham tidak dapat menerima apapun dari hasil likuidasi kekayaan perusahaan. Maka dari itu, pemegang saham harus terus mengikuti perkembangan perusahaan. 2. Saham Syariah merupakan saham yang bidang usahanya ,memenuhi prinsip syariah. Yang dimaksud dengan memenuhi prinsip syariah adalah: a. Bidang usaha perusahaan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. b. Perusahaan dengan tingkat utangnya tidak berlebihan. c. Pendapatan perusahaan yang tidak memenuhi kaidah syariah seperti bunga bank tidak lebih dari 10 % dari total penghasilan perusahaan. Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia menerbitkan daftar yang disebut dengan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) secara berkala. Indeks ini diperbaharui setiap 6 bulan sekali yang terdiri dari saham-saham di Bursa Efek Indonesia yang memenuhi kaidah syariah. 3. Obligasi merupakan surat utang yang memberikan hasil investasi yang bersifat tetap selama periode waktu tertentu hingga jangka waktu jatuh tempo. Obligasi sendiri memiliki beberapa jenis, diantaranya adalah: a. Obligasi dilihat dari sisi penerbit: • Corporate Bonds yaitu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik BUMN maupun perusahaan swasta. • Government Bonds yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat. • Municipal Bonds yaitu obligasi yang diterbitkan pemerintah untuk membiayai proyek yang berkaitan dengan kepentingan public. b. Obligasi dilihat dari sistem pembayaran utang: • Zero Coupon Bonds yaitu obligasi tidak membayar bunga secara periodic, melainkan bunga dan pokok utang dibayar sekaligus saat jatuh tempo. • Coupon Bonds yaitu obligasi yang dapat diuangkan secara periodic sesuai dengan ketentuan penerbitnya. • Fixed Coupon Bonds yaitu obligasi dengan tingkat bunga yang telah ditetapkan sebelum penawaran pada pasar perdana dan dibayar secara periodic. • Floating Coupon Bonds yaitu obligasi dengan tingkat bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tertentu berdasarkan suatu acuan seperti average time deposit (ATD) yaitu ratarata terimbang suku bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta. c. Obligasi dilihat dari hak penukaran/opsi: • Convertible Bonds yaitu obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya. • Exchangeable Bonds yaitu obligasi yang memberikan hak pada pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya. • Callable Bonds yaitu obligasi memberikan hak pada emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut. • Putable Bonds yaitu obligasi yang memberi hak pada investor yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut. d. Obligasi dilihat dari segi jaminan kolateralnya: • Secure Bonds yaitu obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan dari pihak ketiga. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah: a. Guaranteed Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan pertanggungjawaban dari pihak ketiga. b. Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau aset tetap. c. Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, seperti saham-saham anak perusahaan yang dimiliki. • Unsecured Bonds yaitu obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum. e. Obligasi dilihat dari segi nilai nominal: • Conventional Bonds yaitu obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal. • Retail Bonds yaitu obligasi yang diperjualbelikan dalam satuan nilai nominal yang kecil, yang saat ini beredar di Indonesia adalah obligasi pemerintah seperti Obligasi Ritel Indonesia dan Sukuk Ritel. f. Obligasi dilihat dari segi perhitungan imbal hasil: • Conventional Bonds yaitu obligasi yang diperhitungkan menggunakan sistem kupon bunga. • Sharia Bonds yaitu obligasi yang perhitungan imbal hasil menggunakan bagi hasil. Dalam perhitungan ini ada dua macam obligasi syariah, yaitu: a. Obligasi Syariah Mudharabah yaitu menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten. b. Obligasi Syariah Ijarah yaitu menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap dan bisa diketahui/diperhitungkan sejak awal diterbitkan. Harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase nilai nominal. Ada 3 kemungkinan harga pasar obligasi yang ditawarkan, yaitu: a. Par (nilai par) yaitu harga harga obligasi sama dengan nilai nominalnya. b. At premium (dengan premi) yaitu harga obligasi lebih besar dari nilai nominal. c. At discount (dengan diskon) yaitu harga obligasi lebih kecil dari nilai nominal. Yield Obligasi adalah imbal hasil atau return yang diperoleh dari investasi obligasi. Ada 2 istilah dalam penentuan yield, yaitu current yield dan yield to maturity. a. Current Yield adalah yield yang dihitung berdasarkan jumlah kupon yang diterima selama satu tahun terhadap harga obligasi. b. Yield to Maturity adalah tingkat pengembalian atau pendapatan yang diperoleh investor apabila memiliki obligasi sampai jatuh tempo. g. Sukuk adalah istilah baru yang menggantikan istilah obligasi syariah. Terdapat dua jenis sukuk, yaitu Sukuk Ijarah yang menggunakan sistem sewa dan memberikan imbal hasil hasil tidak tetap.tetap dan Sukuk Mudharabah yang menggunakan sistem bagi hasil dan memberikan imbal h. Efek Derivatif adalah efek turunan dari efek “utama” yang bersifat penyertaan maupun utang. Derivative merupakan kontra atau perjanjian yang nilai atau peluang keuntungannya terkait dengan kinerja aset lain yang disebut dengan underlying assets. Produk pasar modal dengan cara investasi tidak langsung dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Reksa Dana Konvensional a. Reksa Dana Pasar Uang memiliki kebijakan investasi 100% ditempatkan pada instrumen pasar uang (surat berharga yang jatuh tempo kurang dari 1 tahun) dan cocok untuk investor dengan tujuan investasi yang jangka waktunya kurang dari 1 tahun. b. Reksa Dana Pendapatan Tetap dengan kebijakan investasi minimal 80% ditempatkan pada instrumen pasar obligasi dan cocok untuk investor dengan tujuan investasi yang jangka waktunya antara 1-3 tahun. c. Reksa Dana Campuran memiliki kebijakan investasi maksimal 79% ditempatkan pada instrumen saham, obligasi, dan pasar uang. Jenis reksa dana ini cocok untuk investor dengan tujuan investasi yang jangka waktunya antara 3-5 tahun. d. Reksa Dana Saham memiliki kebijakan investasinya minimal 80% ditempatkan pada instrumen saham dan cocok untuk investor dengan tujuan investasi yang jangka waktunya di atas 5 tahun. 2. Reksa Dana Tidak Konvensional a. Reksa Dana Terstruktur • Reksa Dana Indeks adalah reksa dana yang portofolio investasinya mengacu pada indeks tertentu. Indeks yang dijadikan acuan dapat berupa indek saham atau indeks obligasi. Reksa dana indeks mengambil strategi investasi pasif dengan menghasilkan tingkat return yang setara dengan return indeks yang ditirunya. • Reksa Dana Terproteksi adalah reksa dana yang berusaha memproteksi nilai investasi awal investor. Mekanisme proteksi dilakukan dengan membeli instrumen surat utang(obligasi) dan memegangnya hingga jatuh tempo. Sehingga kecuali obligasi yang bersangkutan mengalami gagal bayar, maka nilai investasi awal akan terjaga seutuhnya. • Reksa Dana dengan penjaminan adalah reksa dana yang menggaransi nilai investasi awal investor. Mekanisme garansi dilakukan dengan dengan melakukan perjanjian dengan perusahaan asuransi sebagai guarantor. b. Exchange Traded Fund (ETF) adalah reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya diperdagangkan di bursa efek. ETF dibeli melalui pasar sekunder melalui pialang/broker atau langsung melalui Manajer Investasi. Dalam ETF dikenal Dealer Partisipan, yaitu anggota bursa efek yang menandatangani perjanjian dengan Manajer Investasi penerbit ETF untuk menjadi market maker. Market maker adalah pihak yang bersedia membeli atau menjual ETF pada harga yang telah ditentukan sehingga instrument tersebut mudah diperdagangkan. c. Reksadana yang mendukung sektor riil • Dana Investasi Real Estate (DIRE) yaitu wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan pada aset real estate, aset yang berkaitan dengan real estate, dan atau kas da setara kas. Reksa dana ini dapat digunakan untuk membeli real estate dalam bentuk tanah, gedung, bangunan atau saham atau obligasi yang diterbitkan perusahaan berbasis property. • Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA)adalah reksa dana berbasis keuangan seperti surat berharga komersial, tagihan kartu kredit, kredit kepemilikan rumah, kredit kepemilikan kendaraan, dan lainnya. • Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) adalah reksa dana yang menghimpun dana pemodal professional dan selanjutnya diinvestasikan pada portofolio efek. d. Reksa Dana Syariah adalah reksa dana yang pengelolaannya disesuaikan dengan kaidah syariah. Proses pembentukan reksa dana adalah sebagai berikut: 1. Manajer investasi dan Bank Kustodian membuat perjanjian yang disebut Kontrak Investasi Kolektif yang mengatur tugas dan kewajiban masing-masing pihak. Tugas Bank Kustodian adalah: a. Melakukan penyelesaian transaksi b. Menyimpan surat berharga c. Menghitung NAB (Nilai Aktiva Bersih) d. Menjadi unit registrasi investor Tugas Manajer Investasi adalah mengelola dana untuk diinvestasikan pada produk pasar modal. 2. Reksa dana yang berbentuk Kontrak Investasi Kolektif ditawarkan pada investor. Investor yang berinvestasi di reksa dana memindahkan uangnya ke rekening reksa dana yang terdaftar di di Bank Kustodian. Selanjutnya investor mendapat unit penyertaan sebagai satuan kepemilikan reksa dana. 3. Dana investor selanjutnya dikelola oleh Manajer Investasi ke Instrumen saham, utang, dan pasar uang. 5. Efisiensi pada Pasar Modal Efisiensi pada pasar berarti bahwa sebuah pasar mendekati nilai intrinsiknya (intrinsic value) dan modalnya terlihat ekuilibrium. Intrinsic Value (Nilai intrinsic) dari sebuah pasar adalah harga yang disetujui dari sebuah modal akan dijual apabila semua investor memiliki informasi yang relevan tentang modal tersebut. Intrinsic Value pada sebuah pasar modal dapat dilihat dari ekspektasi arus uang di masa depan dan ekspektasi resiko yang akan ditimbulkan. Biasanya, harga pasar cenderung berfluktuasi disekitar Intrinsic Value dan Intrinsic Value bisa berubah seiring dengan berjalannya waktu yang disebabkan oleh beberapa kondisi seperti kegagalan atau keberhasilan perusahaan, adanya kompetitor yang keluar atau masuk, dan lain sebagainya. Equilibrium price (harga keseimbangan) merupakan harga yang menunjukkan keseimbangan diantara kegiatan pembelian dan penjualan pada waktu tertentu. Pasar modal yang berada pada harga keseimbangan biasanya akan memiliki harga yang cenderung stabil hingga adanya informasi baru yang menyebabkan perubahan harga. Efisiensi merupakan salah satu hal yang utama dalam sebuah pasar modal. Sebuah pasar modal yang efisien membuat para investor dapat yakin bahwa mereka bisa membeli dan menjual saham atau modalnya dengan aman dan akan mendapatkan harga yang baik. Inefisiensi pasar modal menyebabkan para investor akan merasa takut atau tidak yakin bahwa mereka melakukan transaksi jual beli dengan baik atau hanya memberikan alokasi modal yang buruk dan ekonomi yang tidak memberikan perubahan (stagnan). Diagram menunjukkan kondisi pasar modal yang efisien dan inefisien. Adanya “efficiency continuum” menunjukkan bahwa untuk beberapa modal atau saham perusahaan bisa sangat efisien dan beberapa modal atau saham perusahaan bisa sangat tidak efisien. Faktor utama yang mempengaruhi adalah ukuran perusahaan. Para analis pada perusahaan yang lebih besar cenderung untuk mengikuti perkembangan informasi dengan cepat kemudian menerapkannya kepada modal atau saham perusahaan. Perusahaan yang efisien dapat berkomunikasi dengan baik dengan analis dan investor karena komunikasi yang lebih baik membuat pasar modal akan lebih efisien. Pasar yang tidak efisien memungkinkan perusahaan untuk melakukan arbitrase yaitu membeli modal dengan harga yang rendah kemudian menjualnya dengan harga yang lebih tinggi untuk mendapatkan keuntungan. Menurut Fama (1970), informasi dibagi menjadi tiga tipe yaitu perubahan harga di masa lalu (past price changes), informasi yang tersedia untuk publik (public information), dan informasi yang tersedia untuk publik maupun informasi privat (public and private information). Efficient Markets Hypothesis atau EMH yaitu studi tentang efisiensi sebuah pasar menyebutkan bahwa ada tiga level dari efisiensi yaitu: a. Weak form berarti bahwa informasi yang ada pada masa lalu dicerminkan pada harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa tidak akan ada investor yang akan mendapatkan keuntungan yang abnormal (di atas normal) dengan mempelajari perubahan di masa lalu untuk memperoleh harga di masa yang akan datang. Kondisi ini terjadi karena gerakan harga yang akan datang bersifat acak (random walk) sehingga perubahan harganya akan sulit untuk diprediksi. b. Semi-strong form berarti bahwa semua informasi yang ada untuk umum segera dimasukkan ke dalam harga saham atau modal. Harga-harga pada sebuah saham atau modal dicerminkan melalui semua informasi yang dipublikasikan. c. Strong form menyatakan bahwa semua informasi yang relevan tentang saham atau modal akan tercermin dalam harganya baik informasi yang sudah dipublikasikan maupun informasi yang bersifat pribadi atau belum dipublikasikan. Hal ini menunjukkan bahwa investor tidak akan memperoleh abnormal return dengan informasi apapun karena mereka memiliki informasi yang privat. Teori Keuangan Perilaku (Behavioral Finance Theory) Menurut The Efficient Markets Hypothesis (EMH) harga aset akan sama atau hampir sama dengan nilai intrinsiknya (intrinsic value). Jika harga aset atau saham “sangat rendah”, trader yang rasional akan mengambil keuntungan dengan cara membeli saham tersebut kemudian mendorong harganya menjadi lebih tinggi hingga level yang tepat. Apabila harga saham “sangat tinggi” maka trader akan mengambil keuntungan dengan menjual sahamnya kemudian mendorong harganya turun hingga ke level ekuilibrium. Hipotesis dari EMH merupakan teori yang logis. Namun, banyak kejadian di dunia nyata yang berbeda dengan teori tersebut. Hal ini menyebabkan adanya teori baru yang berkembang yang bernama “behavioral finance”. Behavioral Finance menjelaskan bahwa teori ini diambil dari sisi psikologi untuk memahami bagaimana perilaku yang irasional bisa terjadi dari waktu ke waktu. Behavioral Finance menunjukkan bahwa faktor psikologis mempengaruhi para investor yang akan berinvestasi. Contoh: Seorang manajer investasi A menawarkan investasi dengan return sebesar 11% per tahun kepada investor. Kemudian, ada seorang manajer investasi B menawarkan investasi dengan return sebesar 12% per tahun kepada investor. Investor pasti akan memilih tawaran dari manajer investasi B karena memberikan return yang lebih besar. Contoh lain dari Behavioral Finance adalah ketika investor melihat bahwa harga saham sudah mulai untung, maka investor akan segera menjualnya dan menahan saham yang harganya masih rendah. Hal ini disebabkan investor tidak mau rugi atas saham yang dibelinya. Ketika nilai saham turun, maka investor akan menahannya hingga harga saham naik baru langsung dijual untuk mengantisipasi harga turun lagi. Padahal saham merupakan investasi jangka panjang dan mungkin saja harga saham akan naik lagi pada waktu yang akan datang serta berpotensi naik berkali-kali lipat dari harga yang ia jual sekarang.Jadi, Behavioral Finance menunjukkan bahwa faktor psikologis dapat menentukan emosi, karakter, dan preferensi pada diri seseorang sehingga seseorang bisa bertindak secara tidak rasional. DAFTAR PUSTAKA Brigham, E.F. and Houston, J.F. (2019) Fundamental of Financial Management. 15 e. Florida: Cengage. Soetiono, K.S. and Nasir, M. (2016) Pasar Modal. Available at: http://lib.ibs.ac.id/materi/ojk/Buku%203%20Pasar%20Modal.pdf (Accessed: 20 February 2023).