Bank Sentral Republik Indonesia SISTEM PERBANKAN INDONESIA Presented By : Dr I Gde Made Sadguna Bank Indonesia - DPNP @ 2007 I. SISTEM KEUANGAN DAN PERBANKAN Definisi Sistem Keuangan A financial system consist of institutional units and markets that interact, typically in a complex manner, for the purpose of mobilizing funds for investment, and providing facilities, including payment system, for financing of commercial activity. The role of financial institutions within the system is primarily to intermediate between those that provide the funds and those that need the funds, and typically involves transforming and managing risk. Financial markets provide a forum within which financial claims can be traded under established rules of conduct, and can facilitate the management and transformation risk. They also play important role in identifying market prices (“price discovery”). IMF(http//:IMF.ORG., Nov.2004) Definisi Sistem Keuangan Sebuah sistem keuangan terdiri dari unit-unit kelembagaan dan pasar yang berinteraksi, biasanya dalam cara yang kompleks, untuk tujuan memobilisasi dana untuk investasi, dan menyediakan fasilitas, termasuk sistem pembayaran, untuk pembiayaan aktivitas komersial. Peran lembaga keuangan dalam sistem ini terutama untuk perantara antara mereka yang menyediakan dana dan yang membutuhkan dana, dan biasanya melibatkan mengubah dan mengelola risiko. Pasar keuangan menyediakan sebuah forum di mana klaim keuangan dapat diperdagangkan di bawah aturan perilaku yang mapan, dan dapat memfasilitasi dan transformasi manajemen risiko. Mereka juga memainkan peran penting dalam mengidentifikasi harga pasar ("penemuan harga"). IMF (http / /: IMF.ORG., Nov.2004) Konsep Sistem Keuangan • Sistem keuangan dalam suatu negara terdiri dari unit-unit lembaga keuangan baik institusi perbankan, lembaga keuangan bukan bank serta pasar yang saling berinteraksi secara kompleks dengan tujuan memobilisasi dana untuk investasi dan menyediakan fasilitas sistem pembayaran untuk pembiayaan aktivitas komersial. • Dalam Sistem keuangan terjadi intermediasi antara yang memiliki dana dan yang membutuhkan dana, transformasi dan pengelolaan resiko serta penemuan harga pasar. • Suatu sistem keuangan yang efisien dan kokoh adalah sistem keuangan yang mampu memobilisasi dan mengalokasikan sumber daya yang terbatas kepada aktivitas yang memberikan tingkat pengembalian yang optimal dan mampu berkontribusi secara penuh dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara secara sehat, berkelanjutan dan seimbang SISTEM KEUANGAN Sistem Moneter Perbankan UU No. 10/1998 Sistem Keuangan Bank Indonesia Bank Umum BPR Modal Ventura Leasing Anjak Piutang Non Sistem Moneter Perusahaan Pembiayaan Kartu Kredit Pembiayaan Konsumen Asuransi Dana Pensiun Perusahaan Keuangan Lain Perusahaan Sekuritas. Perusahaan Pemeringkat Perusahaan Gadai Pialang Pasar Uang Banking Supervision Otoritas Moneter TEORI SISTEM DAN KEBIJAKAN PERBANKAN Definisi & Fungsi Bank PEMINJAM PEMILIK DANA BANK “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak” Lembaga keuangan dengan fungsi intermediasi Lembaga Intermediasi Hanya dapat berjalan bila ada kepercayaan Lembaga Kepercayaan Kedudukan Perbankan Dalam Sistem Perekonomian SISTEM PEREKONOMIAN • Surplus Income Units • Deficit Spending Units SISTEM KEUANGAN • Direct Finance or Indirect Finance • Deposit Taker or Fund Provider SISTEM PERBANKAN • Indirect Finance • Deposit Taker and Fund Provider Aliran Dana dalam Sistem Keuangan FUNDS Financial Intermediaries FUNDS Financial Market DIRECT FINANCE FUNDS FUNDS Lender-Savers •Households •Firms •Government •Foreigners INDIRECT FINANCE FUNDS Borrower-spenders •Households •Firms •Government •Foreigners RISIKO BANK CREDIT COMPLIANCE STRATEGIC MARKET RISK TYPES LIQUIDITY OPERATIONAL REPUTATION LEGAL Manfaat Bank Apabila fungsi intermediasi berjalan baik, maka manfaat dari keberadaan bank adalah sebagai berikut: • • • • Pemilik dana mendapat penghasilan bunga. Peminjam terpenuhi kebutuhan dananya. Bank mendapatkan penghasilan dari selisih (spread) antara bunga dana dengan bunga pinjaman. Perekonomian mendapatkan mekanisme alokasi sumbersumber dana secara efektif dan efisien. Kondisi Sistem Keuangan Indonesia Kontribusi dan Peran Lembaga Keuangan Indonesia dalam GDP dibandingkan Negara Lain Indonesia Assets Commercial banks US$ billion Malaysia % of GDP US$ billion Thailand % of GDP Singapore US$ billion % of GDP US$ billion % of GDP 138 56% 166 160% 172 115% 213 233% 10 4% 20 20% 5 3% 46 50% Mutual funds 8 3% 21 20% 18 12% 18 20% Pension funds 4 2% 58 56% 7 5% 60 66% Stock market capitalization 55 22% 168 162% 119 79% 148 162% 4 2% 7 7% n/a n/a Insurance firms Funds raised through capital market GDP Exchange rate 247 104 150 91 8.441 4 39,7 1,7 Sumber: Srinivas, PS (2004) Bank mendominasi Sistem Keuangan Tahun 2001 Tahun 2002 Tahun 2003 Keterangan Asset Kontribusi Asset Kontribusi Asset Kontribusi 1,099.7 88.0% 1,112.2 86.4% 1,213.5 85.1% Bank Perkreditan Rakyat 4.7 0.4% 6.4 0.5% 9.1 0.6% Perusahaan Asuransi 64.8 5.2% 77.6 6.0% 94.1 6.6% Dana Pensiun 34.9 2.8% 41.2 3.2% 49.4 3.5% Perusahaan Pembiayaan 37.3 3.0% 39.9 3.1% 47.2 3.3% Persahaan Sekuritas 6.7 0.5% 7.8 0.6% 10.0 0.7% Pegadaian 1.8 0.1% 2.4 0.2% 2.7 0.2% 1.249,9 100% 1.287,5 100% 1.426,0 100% Bank Umum Total Sumber : BI, Depkeu, diolah Total aset perbankan dan non perbankan meningkat namun peningkatan NBFI lebih cepat dari perbankan sebagai akibat semakin menurunnya suku bunga perbankan dan peningkatan index di pasar modal serta mulai berkembangnya asuransi, dana pensiun, perusahaan pembiayaan. Historic Perspective of Risk Events 1932: Stock market crash & Great Depression 1994: IR increase catching many banks by surprisecollapse of several hedge funds Soros vs British Pound/EWSsystem collapse 1989: Jap stock market/real estate bubble Peso crisis 2000: Extreme high volatility in Equity markets-NASDAQ losses >50% of its value. Highest credit leverage in US history US Junk Bond market collapse 1990 2000 time 1970 1973: Oil price hike 1980 1987: US & world stock market crash 1997: Emerging market crisis 1998: Russia crisis, collapse of LTCM hedge funds creates fin crisis; FED and bank Consortium needed to step in 2002/3: High profile bankruptcies in US and Europe Debt crisis in Argentina Retail crisis in Korean Market KRONOLOGI REFORMASI PERBANKAN INDONESIA Pra-krisis 1997 Krisis 1998 - 1999 BPPN & Program Penjaminan Pemerintah diperkenalkan Krisis mata uang Regional Band Rupiah di lepas July Nov Dec Jan 98 May 98 Menkeu mengumumkan 16 bank dilikuidasi. Penarikan dana besarbesaran Program Restrukturisasi Perbankan & JITF didirikan July 98 INDRA didirikan Sept 98 Post-krisis 2000 Program Rekapitalisasi Perbankan dimulai Nov 98 Mar 99 Amandemen UU Perbankan 1992 UU BI disahkan May 99 Ketentuan Exit policy dikeluarkan Merger Bank MANDIRI Jun 99 July 99 Mar 00 Oct 00 Program Rekapitalisasisi selesai LPJK masih dalam proses Perkembangan Permodalan Bank (Sebelum dan sesudah Program Rekapitalisasi) Triliun Rp. Mar-01 63.6 Dec-01 53.5 Sep-00 33.6 6.0 Jun-00 -32.8 -41.2 -101.3 Dec-99 Sep-99 -243.0 Jun-99 -270.3 Mar-99 -129.8 -300.0 Mar-00 -250.0 -200.0 -150.0 Dec-98 -100.0 -50.0 0.0 50.0 100.0 II. TUGAS-TUGAS BANK INDONESIA DASAR HUKUM 1. UU No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan 2. UU No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia JENIS BANK Per April 2007 : 1. BANK UMUM (Konvensional dan Syariah) Jumlah Bank Umum di Indonesia saat ini ada 130 buah (jumlah kantor 9265) 2. BANK Perkreditan Rakyat (BPR) Jumlah BPR di Indonesia saat ini ada 1.833 buah (jumlah kantor 3.190) (UU No.23/1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No.3/2004 tentang Bank Indonesia) TUGAS BANK INDONESIA Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem MENCAPAI & pembayaran. MEMELIHARA KESTABILAN NILAI RUPIAH Mengatur & mengawasi Bank. KEBIJAKAN MONETER Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melaksanakan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi. Inflasi ialah suatu keadaan dimana jumlah uang beredar melampaui jumlah kebutuhan uang yang diperlukan untuk jalannya perekonomian di suatu negara. Keadaan ini ditandai dengan turunnya nilai beli dari mata uang negara ybs dan diikuti dengan kenaikan harga barang-barang secara umum dalam masa/ priode tertentu. BI dapat melakukan upaya pengendalian moneter antara lain melalui: i. Operasi Pasar Terbuka, seperti lelang SBI. ii. Penetapan tingkat diskonto. iii. Penetapan Cadangan Wajib Minimun. iv. Pengaturan kredit atau pembiayaan. Cara-cara pengendalian moneter juga dapat dilaksanakan berdasarkan prinsip syariah SISTEM PEMBAYARAN Bank Indonesia bertugas mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran secara tunai dan non tunai. Dalam hal pembayaran tunai, Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang mengeluarkan dan mengedarkan uang Rupiah serta mencabut, menarik, dan memusnahkan uang dari peredaran. TUGAS BI DALAM SISTEM PEMBAYARAN Bab V : UU RI No. 23 th. 1999 tentang BI : BI bertugas mengatur dan menjaga kelancaran Sistem Pembayaran Menyediakan fasilitas Sistem Pembayaran yang efisien, efektif, aman dan handal Sistem Finansial yang efisien Meningkatkan kinerja perekonomian dan sektor riil KETERKAITAN SISTEM PEMBAYARAN DENGAN MONETER DAN PERBANKAN Efektivitas pengendalian moneter memerlukan dukungan Sistem Pembayaran yang efisien, cepat, aman dan andal Sistem Pembayaran yang efisien, cepat, aman dan andal memerlukan sistem perbankan yang sehat Sistem perbankan yang sehat akan mendukung pengendalian moneter mengingat pelaksanaan kebijakan moneter terutama dilakukan melalui sistem perbankan yg sehat III. PENGATURAN & PENGAWASAN PERBANKAN Mengapa Bank Harus Diawasi? Perbankan Lembaga keuangan utama dalam sistem keuangan (terutama di negara berkembang) Di Indonesia, perbankan menguasai +/- 90% asset industri keuangan Kegagalan suatu bank dapat menyebabkan krisis perbankan Sistem keuangan Sistem perekonomian Biaya perbaikan yang sangat mahal PerbankanSistem dalam Sistem Interdependen Perbankan Lembaga kepercayaan sangat rentan / fragile Perlunya bank diatur dan diawasi Pengaturan & Pengawasan Perbankan Siapa yang mengatur Bank? Pengaturan Bank akan efektif kalau yang mengatur tunggal. Pengaturan Bank oleh Bank Indonesia sebagai Lembaga Otoritas Pengawas Bank. Siapa yang mengawasi Bank? 1. Pengurus (Pemilik dan Pengelola) 2. Masyarakat (Market Discipline) 3. Bank Indonesia (Otoritas Pengawas Bank) Pengawasan Bank oleh Bank Indonesia merupakan amanat UU No.23 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No.3 tahun 2004 tentang Bank Indonesia. Pengaturan Bank Bentuk pengaturan Ketentuan-ketentuan yang mengatur keberadaan dan seluruh kegiatan operasional bank. Prinsip Prinsip kehati-hatian Banking prudential principles. Maksud Untuk kepentingan pengawasan khususnya oleh lembaga otoritas, dan dalam rangka informasi bagi yang berkepentingan (pengawasan oleh masyarakat dan pengelola). Ruang Lingkup • • • • • Pengaturan izin pendirian (loose or tight). Pengaturan cakupan kegiatan (boleh/tidak). Pengaturan pemilik & pengurus (fit and proper). Pengaturan kecukupan modal (kriteria penilaian aktiva). Pengaturan risiko. PETA PENGAWASAN BANK Pengawasan Bank Pengaturan Bank (Prudential Banking Principles) Pengawasan Bank Memantau/memeriksa apakah pemilik/pengelola telah melaksanakan ketentuan Oleh Lembaga Otoritas (Bank Indonesia) TIDAK LANGSUNG Melalui laporan yang disampaikan oleh bank kepada Bank Indonesia LANGSUNG Mendatangi dan memeriksa bank • Umum • Periodik • Khusus • Ad hoc TUJUAN PENGAWASAN BANK Menciptakan sistem perbankan yang sehat yang memenuhi tiga aspek yaitu : 1. Sanggup memelihara kepentingan masyarakat. 2. Bermanfaat dalam mendorong pertumbuhan. perekonomian dan pengendalian moneter. 3. Mampu mengembangkan usahanya secara wajar. STRATEGI PENGAWASAN BANK 1. 2. 3. 4. 5. 6. Menetapkan Peraturan. Pengawasan Secara Dedicated. Penerapan Risk Based Supervision berorientasi pada forward looking analysis. Prudential Meeting/Interview. Pengenaan Sanksi. Monitoring. yang IMPLEMENTASI SISTEM PENGAWASAN 1. Pengawasan terpadu yaitu melalui kebijakan & ketentuan perbankan (Macro Economic Supervision Function). 2. “Full Responsibility” dalam pengawasan individual bank. 3. Prudential Regulation Approach. 4. Risk - Based Approach. 5. Consolidated Supervision Approach. SIKLUS PENGAWASAN BANK BERDASARKAN RISIKO UNDERSTANDING INSTITUTION (CORE KNOWLEDGE) 6 ISS EXECUTION & SUPERVISORY ACTIONS 1 1 QUARTERLY RISK PROFILE ASSESSMENT SUPERVISORY CYCLE 5 PELAKSANAAN PENGAWASAN INDIVIDUAL SUPERVISORY STRATEGY (ISS) EXAMINATION PLAN RISK FOCUSED EXAMINATION & AUDIT REPORT 4 2 3 SIKLUS PEMERIKSAAN BERDASARKAN RISIKO Pemeriksaan Lapangan Audit Plan Pre-Examination Planning Laporan Kemajuan Pemeriksaan Data Base Pemeriksaan Perencanaan Pemeriksaan Exit Meeting Penyusunan Laporan Penyampaian LHP INDIVIDUAL SUPERVISORY STRATEGY (ISS) Intern Tahap Pengumpulan Data & Informasi Tahap Evaluasi Kecukupan Data & Informasi Tahap Penyusunan ISS Format ISS Ekstern IV ARAH KEBIJAKAN PERBANKAN Arah Kebijakan Perbankan Meningkatkan Peran Perbankan untuk Menunjang Perekonomian Secara Berkelanjutan Memperkuat Struktur dan Kelembagaan Perbankan Nasional Bank Perkreditan Rakyat Perbankan Syariah Stabilitas Sistem Keuangan Melanjutkan Proses Konsolidasi Memperkuat Infrastruktur Kebijakan Prudensial Sesuai Standar Internasional Mendorong Fungsi Intermediasi ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA 6 PILAR API Sistem perbankan yang sehat, kuat, dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu pertumbuhan ekonomi nasional Sistem Pengawasan yang Independen dan Efektif Struktur Perbankan yang Sehat Sistem Pengaturan yang Efektif Pilar 1 Pilar 2 Infrastruktur Pendukung yang Mencukupi Industri Perbankan yang Kuat Pilar 3 Pilar 4 Perlindungan Nasabah Pilar 5 Pilar 6 PROGRAM UTAMA API • Program Penguatan Struktur Perbankan Nasional • Program Peningkatan Kualitas Pengaturan Perbankan • Program Peningkatan Fungsi Pengawasan • Program Peningkatan Kualitas Manajemen dan Operasional Perbankan • Program Pengembangan Infrastruktur Perbankan • Program Peningkatan Perlindungan Nasabah SASARAN KEBIJAKAN API NO PILAR API SASARAN 1. Struktur Perbankan yang sehat Penguatan permodalan dan peningkatan daya saing. 2. Sistem Pengaturan yang Efektif Peningkatan Compliance thdp 25 Basel Core Principles For Effectiveness Bank Supervision 3. Fungsi Pengawasan Efektif Peningkatan Koordinasi antara lembaga pengawas, penerapan Risk Based Supervision 4. Industri Perbankan yang kuat Penerapan GCG, peningkatan kualitas manajemen risiko dan peningkatan kemampuan operasional. 5. Infrasutuktur Perbankan yang memadai Pembentukan Credit Bereau, optimalisasi credit rating agency. 6. Perlindungan Konsumen Penyelesaian pengaduan nasabah, pembentukan lembaga mediasi perbankan dan transparansi. PENGUATAN STRUKTUR PERBANKAN NASIONAL Permodalan (tier 1) Penguatan Permodalan Bank Umum Bank Internasional Rp triliun 50 Bank Nasional 10 Bank dengan fokus: Daerah Korporasi Ritel Lainnya 0,1 BPR Bank dengan kegiatan usaha terbatas BASEL 2 3 Pilar Utama Supervisory Review Process Minimum Capital Requirements Bobot Risiko Risiko Kredit • Standardised App. • Internal Rating Based App.: Foundation Advanced Market Discipline Definisi Modal Risiko Operasional • Basic Indicator App. • Standardised App. • Advanced Measurement App. Risiko Pasar • Standardised Method • Internal Model ROADMAP BASEL II PILLAR 1 Parallel Run Penerapan Pendekatan Perhitungan Risiko 1) Penerbitan PBI (Standardized) atau Proses Validasi (Internal Model) Efektif Perhit. CAR PILLAR 2 Penyempurnaan LBU On line System Risiko Lainnya 4) Penerbitan Efektif PBI Perhit. CAR PILLAR 3 Transparansi Penerbitan PBI Market Risk Q1 2009 Q2 2008 Q2 2008 Q1 2009 Q3 2007 Q4 2009 Q1 2008 - Q1 2009 Q1 2009 dimulai Q1 2010 Q4 2010 Q4 2008 Q4 2010 Q3 2007 Q4 2009 Q1 2008 - Q1 2009 Q1 2009 dimulai Q1 2010 Q4 2010 dimulai Q2 2010 Q2 2011 Q4 2008 Q4 2010 Q4 2010 Q3 2007 Q4 2009 dimulai Q3 2007 2009 Q4 2008 Q1 Operational Risk Basic Indicator Standardized 3) AMA 3) Q1 2008 - Q4 2008 Q1 2009 2007 Credit Risk Standardized IRBA 3) Q3 2007 Q3 Standardized 2) Internal Model 3) Q1 2009 Q2 2011 Q1 2009 Q2 2011 Q2 2011