0• • ¥O@ <• àòÉÅ Pþ Tþ %Z@ •O@ `þ 0• 0• À‘( h• ãÉ|2 \- EO@ < Æ ^÷• ÓÏà ý üà Ðà PKN.doc docx I.docx š € BAB-1 LANDASAN ILMIAH `t' •#' " û• ø£ ô©Qu•#' `t' |t' ìÄ" ûÄ" ìÄ" €¤ •#' ,¤ áËËt `t' ìÄ" [( äÄ" u' ¤ @¤ €ÊËtàÄ" ÌÄ" ¤ 5ÊËtÌÄ" ˆÄ" u' ` ˆÄ" üÄ" ˜¤ 5ZËtüÄ" `t' BAB1L~1.DOC aÎt` ` ¸¤ OËt8aÎtˆÄ" ÌÄ" P§ ÛNËt` ˆÄ" °Ã" îNËtH ß ox P • ` €s-w• €s-w Ò' 0¥ 3é w€s-w ÄÄ" ÄÄ " ÄÅ" Å" ª (¨ ÄÄ" `t' / wp ! Ô¦ ½ wp•¥ Ô¦ í wp fÃ" wpü¦ P ! @c€P ! Xr! ! àÏ" *ƒ wi €Ä" . s P ! l ˆÄ" l øÃ" i h† Ä" Ä ! (o! H l- sÅ. s ' u' ! p4 wŸ4 wl €Ä" m˜o! ÈÅ" D¦ • ¿, sL¦ ˜¦ ! ® €¦ `u' ! àp! Z( °[( ` ! øÃ" l m ! ¨Ã" Ã" 𧠓1 w8 ! o1 w^‚ ÊjÄF u' |§ } |` X Ä" Ä ! (o! è ß ß ! ð Ä w ! °Ã" ! Ä ! Xr! ! Ä ! Xr! ! P ! Xr! ˜ } P ˜ Ä (Ã" (o! Xr! ä§ Xr! ˜o! } (Ã" Ä ! ˜ y| À ¨ § ðt' \½ M× w þÿÿÿo1 whw °Ã" °Ã" ¤¨ ¨Ã" $¨ p/úu ! °Ã" 4¨ fRúu°Ã" °Ã" D¨ CRúu °Ã" T¨ çQúu°Ã" ¨¨ Ôpüu˜m! Ôpüu ˜m! „¨ QSúuÔpüu¼ª ˜m! ïMûu„¨ „¨ è q|¢ €¦ btamail.net.cn w8 o1 wÖ† w ð Ì¢ pW¯u• u' iZËtP u' ð þÿÿÿo1 wh- w ð šZ( ‰uQu C¼-GþÿÿÿšuQu £ Ä ß “ºt ' P `t' ø P P Ä ÔZËt`t' @ • • ˜¢ ÊjÄFè§ M× w - `t' F • ¨”( ' ¸™( ô©Qu•#' `t' \ F ' ¨”( ¤¤ ž5 w8 ' Ÿ4 w w ¨ ' P ' ìÄ" €¤ P ' F äÄ" u' ¤ €s-w €s-w Ò' x¤ Ò' ¥ € ' áËËt\ 3é w€s-w\¥ P ' • p”( x¤ à•( x¤ • 9ï w$Ò' \¥ m w t w²€ w ¨ °”( Tþ M× wv<¨ p”( 0 Ò' ˆ €s-wE €s-w Ò' 0¥ 3é w€s-w ¨ E ¦Ò' P¥ XÓêÿ •o w þ¥ ‚ Š |¥ Dq wF D : \ D A T A \ F I l e D P K n \ D r s . H . D a d a n g S M . P d \ P G S D \ * . * ° ( ' øZ( 4§ ž5 þ¥ °”( p”( ˆ ¨ |¥ ox ü¥ ¨ Ò' °”( Œ§ <¨ ˆ o s e n J u r u s a n u n d a w a , w8 ' Ÿ4 wš‚ ‚ ˜Ã w w ' P ' ²¨ ŒuP ' ° ( t ' ••( ‚ ' P ' à•( ð&( à ' ø ¨”( w • À‘( [( [( ûZ( P ' ' }pQ d¦ Tþ M× wvþÿÿÿŸ4 wÊ4 w4 @ úZ( øZ( « [( ðt' [( ðt' ¬§ — } w q-w [( ¢ ð&( • ¬§ Ô¦ ôd wTþ À§ Ðø w [( Ô§ aÁQu [( « Àª Œ‹QuH h- `þ ¡‹Qu H¨ @ ` :•( « p”( € ' °”( :•( H Š Š °”( • Úé¬p ÏÊ Œ¼_ÑÏà T-D¨ ÏÊ *`ª ÏÊ ü© F ¨– ( ' ¸™( F œ© © |Ž w•Ž wºŒ w ü© %Z@ ¸– ( P ' ° ( € ' @ Ô¨ P ' - M× wjZ@ 4© ùe wü© f w - ä© Ëe wü© ü© ª Щ (°ý• ü© l© â• wü© ª `þ °–( Tþ M× wvš Ò' M 0 š š ª ª Щ ä© Ã• wü© « Ò' š @ U•ôd w? ; tª X }pQ r € 0- Wd w¼I wed w ª • # # `þ [( ôd wŸ Qu € ƒO ÿÿ 0- jZ@ F - # • €ÿÿ ø 9¦ 9¦ ˜© … û“• ÿÿÿÿ6ôaƒ4ýÿÿä 4ýÿÿÌ ZZ@ FZ@ Pþ Tþ %Z@ mO@ `þ 0- 0[ ( À‘( o1 w \O@ ”­ `þ \- \[( ”­ ãÉ|2PEMBˆ½ <O@ ”­ Úé¬p ÏÊ Œ¼_ÑÏà @v Û ÏÊ PEMB. PKn SD PKn PERDATA.pptx SOAL, 010308.ppt odel.ppt docx model.doc ' ¬u' ìÄ" ûÄ" ìÄ" ¬´ •#' X´ áËËt •u' ìÄ" „u' äÄ" ðx' Ì´ l´ €ÊËtàÄ" ÌÄ" Ì´ 5ÊËtÌÄ" ˆÄ" ðx' ` ˆÄ" üÄ" Ä´ 5ZËtüÄ" •u' PEMB~1.PKN M aÎt` ` ä´ OËt8aÎtˆÄ" ÌÄ" |· ÛNËt ` ˆÄ" °Ã" îNËt> ß G P • ` €s-w• €s-w À–( \µ 3é w€s-w ÄÄ" citizenship" atau ilmu kewarganegaraan, yang isinya mempelajari hubungan antar individu dan antara individu dengan negara. Selanjutnya pada tahun 1900-an, berkembang mata pelajaran "Civics" yang diisi dengan materi mengenai struktur pemerintahan negara bagian dan federal (Gross dan Zeleny:1958). Berikutnya, Dunn (1915) mengembangkan gagasan "New Civics" yang menitikberatkan pada "community living" atau kehidupan masyarakat. Dengan demikian, sampai tahun 1920-an istilah "Civics" telah digunakan untuk menunjukkan bidang pengajaran yang lebih khusus, yakni "vocational civics, community civics dan economic civics" (Gross dan Zeleny:1958) atau kewarganegaraan yang berkenaan dengan mata pencaharian, kemasyarakatan, dan perekonomian. Diantara tujuan dari mata petajaran "civics" pada tahun 1900-an itu, adalah pengembangan "social skills and civic competence" (Allen:1960) atau keterampilan sosial dan kompetensi waganegara, dan "ideas of good character" (Best: 1960) atau ide-ide tentang karakter atau watak yang baik. Selain istilah "civics", pada tahun 1900-an juga mulai diperkenalkan istilah "citizenship education", yang digunakan untuk menunjukkan suatu bentuk "character education" atau pendidikan watak, karakter dan "teaching personal ethics and virtues" atau pendidikan etika dan kebajikan (Best 1960). Lebih jauh Dimond (1953) mengelaborasi pandangannya mengenai "citizenship", yang menurut pendapatnya, konsep itu merupakan suatu pengertian yang mempunyai dua makna. Di satu pihak, ide itu berkenaan dengan peran dan fungsi warga negara dalam kegiatan politik, dan di lain pihak, hal itu berkenaan dengan apa yang disebut dengan "desirable personal qualities", atau kualitas pribadi yang didambakan dari warga negara, sebagaimana dicerminkan dalam kegiatannya sehari-hari. Selanjutnya Gross dan Zeleny (1958: 247), mengaitkan penggunaan istilah "civics" dan "citizenship education" sebagai berikut. "Civics" pada dasarnya berkenaan dengan pembahasan mengenai pemerintahan demokrasi dalam teori dan praktek, sedangkan "citizenship education", berkenaan dengan keterlibatan dan partisipasi warga negara dalam masyarakat. Kedua aspek ini biasanya diajarkan dalam satu mata pelajaran. Di situ, kita melihat penggunaan istilah "civics" dan "citizenship education" secara bertukar-pakai (interchangeably), untuk menunjukkan suatu studi mengenai pemerintahan yang diberikan di sekolah. Masih pada tahun 1900-an, muncul istilah "civic education" sebagai istilah baru, yang juga digunakan secara bertukar-pakai dengan istilah "citizenship education". Menurut Mahoney (Somantri, 1972: 8) "civic education" merupakan suatu proses pendidikan yang mencakup proses pembelajaran semua mata pelajaran, kegiatan siswa, proses administrasi, dan pembinaan dalam upaya mengembangkan perilaku warganegara yang baik. Di lain pihak, Allen (1960: 11) melihat "citizenship education" lebih luas lagi, yakni sebagai produk dari keseluruhan program pendidikan persekolahan, di mana mata pelajaran "civics" merupakan unsur yang paling utama dalam upaya " mengembangkan warga negara yang baik. Sejalan dengan pendapat tersebut "The National Council for the Social Studies" atau NCSS (Somantri, 1972: 9), menekankan bahwa "citizenship education", sesungguhnya mencakup "all positive influence coming from formal and informal education"atau segala macam dampak yang datang baik dari pendidikan formal maupun informal. Dari uraian tersebut tampak bahwa istilah-istilah "civics, dan "civic education", ternyata lebih cenderung digunakan dalam makna yang serupa untuk mata pelajaran di sekolah yang memiliki tujuan utama mengembangkan siswa sebagai warga negara yang cerdas dan baik (Chreshore:1886; Allen:1960; Somantri:1972). Adapun "citizenship education" lebih cenderung digunakan dalam visi yang lebih luas untuk menunjukkan "instructional effects" dan "nurturant effects" dari keseluruhan proses pendidikan terhadap pembentukan karakter individu sebagai warganegara yang cerdas dan baik (Dimond:1953; Gross dan Zeleny:1958; Allen:1960; NCSS:1972; Somantri:1972; Cogan dan Derricott:1998). Sementara itu menurut Cogan (1999:3) perkembangan pemikiran lebih maju mengenai "civic education", dapat ditelusurbalik ke perkembangannya di Amerika Serikat pada tahun 1916, pada saat mana "The National Education Association" membentuk "The Commision on the Reorganization of Secondary Education" yang mendapat tugas untuk mengkaji secara komprehensif kurikulum sekolah lanjutan dan memberikan rekomendasi untuk menyempurnakan kurikulum tersebut. Salah satu kelompok kajian yang dibentuk, yakni "The Civics Study Group", mengkaji bagaimana kekuatan dan kelemahan "civics" yang sebelum tahun 1916 diajarkan melalui kurikulum sejarah, yang pada era itu memang disiplin sejarah menjadi komponen utama "social studies". Kelompok kajian tersebut mengemukakan dua rekomendasi perubahan yang oleh Cogan (1999:3) dikemukakan pokok-pokoknya sebagai berikut. Pertama, mengusulkan pengembangan "Community Civics" sebagai mata pelajaran baru untuk kelas sembilan, yang berfungsi sebagai bekal bagi siswa yang memasuki dunia kerja setelah kelas sembilan. Kedua, di kelas 12, sebagai kelas akhir di "High School" diusulkan adanya mata pelajaran mengenai "Problems of ".Democracy". Kedua mata pelajaran itu dirancang untuk menyiapkan para pemuda melalui pengembangan keterampilan yang sungguh diperlukan untuk mengkaji 'civic problems", atau masalah-masalah kewarganegaraan dan isu-isu yang berkembang, sebagai upaya untuk memenuhi pelaksanaan peran dan tanggung jawabnya sebagai warganegara yang hidup dalam masyarakat yang demokratis. Tujuan utama dari mata pelajaran tersebut adalah "...to develop participatory citizenship" atau mengembangkan warganegara yang partisipatif, sekalipun dalam prakteknya tujuan tersebut temyata tidak dapat dicapai sepenuhnya. Yang tampak hanyalah pengetahuan tentang isi yang masih tetap bersifat Problematic (Cogan, 1999). Menyimak perkembangan pemikiran tentang "civic" dan "civic education" itu, atas dasar kajiannya secara teoritik, Winataputra (1978) merumuskan pengertian "civics', "citizenship/civic education" sebagai berikut: a. "Civics is the study of government taught in the schools. It is an area of learning dealing with how democratic government has been and should be carried out, and how the citizen should carry out his-duties and rights purposefully with full responsibility" b. "Civic/Citizenship education can be defined in two ways 1. in the first sense, Civic Education is an area of learning, primarily intended to develop knowledge, attitudes, and skills so the students become "good" citizens, with learning experiences carefully selected and organised around the basic concepts of political science, 2. in another sense, Civic education is a by-product of variety of areas of learning undertaken in and out-of formal school settings as well as a by-product of a complex network of human interactions in daily activities concerned with the development of civic responsibility". Dalam hal ini Winataputra (1978), melihat "civics" atau kewarganegaraan sebagai suatu studi tentang pemerintahan yang dilaksanakan di sekolah, yang merupakan mata pelajaran tentang bagaimana pemerintahan demokrasi dilaksanakan dan dikembangkan, serta bagaimana warganegara seyogyanya melaksanakan hak dan kewajibannya secara sadar dan penuh rasa tanggung jawab. Adapun "civic education/citizenship education merupakan program pembelajaran yang memiliki tujuan utama mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan sehingga siswa menjadi warganegara yang baik, melalui pengalaman belajar yang dipilih dan diorganisasikan atas dasar konsepkonsep ilmu politik. Dalam pengertian lain "civic education" juga dinilai sebagai "nurturant effects" atau dampak pengiring dari berbagai mata pelajaran di dalam maupun di luar sekolah dan sebagai dampak pengiring dari interaksi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari, yang berkenaan dengan pengembangan tanggung jawab warga negara. Di situ "civics" dilihat sebagai kajian akademis yang bersifat impersonal, sedangkan 'civic education/citizenship education" dilihat sebagai program pendidikan yang bersifat personal-pedagogis. Di dalam praktek, "civics" jelas merupakan konten utama dari "civic education". Atau secara metaporis, "civics" dapat dianggap sebagai muatannya, sedangkan "civic education' sebagai wahana atau kendaraannya. Sementara itu Cogan (1999), baru-baru ini mencoba menjemihkan dan sekaligus mempertegas pengertian "civic education" versus "citizenship education' yang sebelumnya oleh Somantri (1972) dan Winataputra (1978) dianggap sama. "Civic Education" bagi Cogan (1999:4) "...reffers generally to the kinds of course work taking place within the context of the formalized schooling structure" seperti "Civics" di kelas sembilan dan "problems of Democracy" di kelas 12. Dalam posisi ini "civic education' diperlakukan sebagai '...the foundational course work in school designed to prepare young citizens for an active role in their communities in their adult lives".Maksudnya adalah bahwa " civic education" ini merupakan mata pelajaran dasar yang dirancang untuk mempersiapkan para pemuda warganegara untuk dapat melakukan peran aktif dalam masyarakat, kelak setelah mereka dewasa. Adapun "citizenship education" atau "education for citizenship" dipandang sebagai "...the more inclusive term and encompasses both these in-school experiences as well as out-of-school or 'non-formal/informal' learning which takes place in the family, the religious organization, community organizations, the media etc, which help to shape the totality of the citizen". Artinya, "citizenship education" atau " education for citizenship" merupakan istilah generik yang mencakup pengalaman belajar di sekolah dan di luar sekolah, seperti yang terjadi di lingkungan keluarga, dalam organisasi keagamaan, dalam organisasi kemasyarakatan, dan dalam media. Oleh karena itu oleh Cogan(1999:5) disimpulkan bahwa "...education for citizenship is the larger overarching concept here while civic education is but one part, albeit a very important part, of one's development as citizen". Dengan kata lain "citizenship education" atau "education for citizenship" merupakan suatu konsep yang lebih luas di mana "civic education" termasuk bagian penting di dalamnya. Pada dasarnya apa yang sebelumnya disimpulkan dalam rumusan Winataputra (1978) mengandung jiwa yang sama dengan apa yang ditegaskan oleh Cogan (1999), karena di situ termasuk kegiatan pembelajaran formal dan dampak pengiring dan berbagai kegiatan yang ada dalam masyarakat. Dilihat visi lain perkembangan "citizenship education" dan "civic education", dalam kenyataannya secara historis-epistemologis memang tidaklah bisa dipisahkan dari perkembangan pemikiran tentang "social studies/social studies education", seperti dapat dilihat di USA. Karena itu tampaknya kita perlu menganalisis kedua jenis bidang kajian mata pelajaran dalam satu latar, karena memang antara kedua program pendidikan tersebut memiliki saling keterkaitan konseptual. Mengenai saling keterkaitan antara "citizenship education" dan "civic education" dan "social studies", pada dasarnya ada dua pandangan utama. Pandangan pertama melihat "citizenship education" dan "civic education" sebagai bagian dari 'social studies", dan pandangan kedua melihat "citizenship education' dan "civic education" sebagai esensi atau inti dari "social studies".Sementara itu secara epistemologis, sesungguhnya "social studies' juga memiliki kaitan sangat erat dengan "social sciences". Karena itu kedudukannya dan keterkaitannya satu sama lain juga perlu dipahami dengan jelas. Sebagai salah satu ilustrasi penjelasan mengenai "social sciences' diberikan oleh Dufty (1970: 7) sebagai berikut. 1. "They are bodies of organised scientific knowledge about human relationships. 2. Scientific knowledge is reliable and can be verified: it is a public knowledge and anyone can use the same instruments and check up on the knowledge claims of other people. 3. This knowledge is derived by process -of questioning, hypothesising, data gathering (by observation and experiment), and data analysis. It seeks measures of significant variables. 4. The data substantiated Social Scientists is used to develop generalisations and an attempt is made to state 'laws' or to develop powerful theories. These generalizations may assists in explaining the present or they may used for predictive inference about the future for prognosticating about what may occur, assuming certain sircumstances prevail". Dari penjelasan Dufty (1967) tersebut dapat dipahami bahwa ilmu-ilmu sosial adalah suatu tubuh pengetahuan ilmiah yang terorganisir mengenai hubungan manusia. Pengetahuan ini bersifat objektif yang diperoleh melalui proses penelitian ilmiah baku, yang dilakukan para ahli ilmu sosial sesuai bidangnya. Di lain pihak "social studies", diartikan sebagai "social sciences simplified for pedagogical purpose" (Wesley: 1937). Maksudnya adalah bahwa "social studies" merupakan penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial untuk- tujuan pendidikan. Selain itu, Estvant (1968: 32) melihat `social studies" sebagai "a portion of social sciences" atau sebagai "a federation of subjects" menurut Wesley dan Cartwright (1968). Pengertian yang lebih luas diberikan oleh Barr, Barth dan Shermis (1978: 18) sebagai berikut "Social Studies is an integration of Social Sciences and humanities for the purpose of instruction in citizenship education. We emphasize 'integration', for Social Studies is the only field which deliberately attempts to draw upon, in an integrated fashion, the data of the Social Sciences and the insights of humanities. We emphasize ‘citizenship’, for Social Studies, despite the difference in orientation, outlook, purpose, and method of teaching, is almost universally perceived as preparation for citizenship in a democracy". Dilihat dari pengertian tersebut di atas, "social studies" disikapi sebagai perpaduan ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk tujuan pembelajaran dalam rangka "citizenship education". Di situ "citizenship education" ditempatkan sebagai esensi atau tujuan akhir dari "social studies". Apa makna perpaduan yang dimaksud dalam pengertian di atas ? Yang dimaksud dengan perpaduan dalam pengertian di atas, adalah upaya yang disengaja untuk menggunakan data dari ilmu-ilmu sosial dan wawasan dari humaniora sebagai upaya untuk mempersiapkan warga negara dalam kehidupan demokrasi. Lebih jauh, mengenai keterkaitan "social studies" dengan "citizenship education" ditegaskan oleh Mehlinger (1977)bahwa memang betul, "social studies has no monopoly over citizenship education, but a social studies without citizenship education as its core is like yards of thread without a spool-all tangle and confusion". Dari pandangan ini dapat dilihat dengan jelas bahwa "citizenship education" dan "social studies" tidak bisa dipisahkan satu sama lain, seperti halnya ditegaskan oleh Mehlinger (1977) bahwa "social studies" tanpa `citizenship education" sebagai intinya, laksana benang tanpa gulungan, semuanya akan kacau dan semerawut. Apa makna pandangan ini bagi kita ? Jika pandangan ini diterapkan di Indonesia, dengan tegas dapat dikemukakan bahwa pendidikan kewarganegaraan merupakan inti dari pendidikan IPS. Perkembangan evolusioner dari "social studies" di USA, pada tataran konseptual dan praksis, oleh Barr, dkk (1977;1978)" dikelompokkan ke dalam tiga tradisi pedagogis yakni: "social studies" diajarkan sebagai "citizenship transmision", sebagai "social science", dan sebagai "reflective inquiry". Apa makna masing-masing tradisi tersebut ? Tradisi "citizenship transmision' merupakan tradisi tertua dari "social studies", yang isinya menekankan pada esensi bahwa "adult teachers process a particular conception of citizenship that they wish all students to share'. Maksudnya adalah bahwa para siswa perlu mendapatkan pengetahuan sebagai "self-evident truth" atau kebenaran yang diyakini sendiri. Karena itu tugas guru menurut tradisi ini, adalah menyampaikan pengetahuan yang telah diyakini kebenarannya itu. Dengan cara ini kelangsungan hidup masyarakat diyakini dapat dipertahankan. Tradisi "social sciences' merupakan tradisi yang dimotori oleh para sejarahwan dan ahli-ahli ilmu sosial dengan tujuan utama mengembangkan para siswa agar dapat menguasai pengetahuan, keterampilan, dan metode dari disiplin ilmu-ilmu sosial sebagai sarana untuk menjadi warganegara yang efektif. Pendukung tradisi ini percaya bahwa setiap disiplin ilmu sosial memiliki pendekatan khusus yang dapat melatih siswa untuk berfikir dan melihat dunia sebagaimana adanya. Tradisi ini tidak menekankan pada penguasaan fakta, tetapi pada metode kerja ahli ilmu sosial sebagai upaya memperkuat peranannya sebagai warganegara. Adapun tradisi "reflective inquiry", pada dasamya menekankan pada upaya melatih siswa agar dapat mengambil keputusan dalam konteks sosial politik, atas dasar asumsi bahwa demokrasi selalu menuntut warganegara untuk turut serta secara aktif dalam proses pengambilan keputusan. Dalam memasuki abad ke 21 tampaknya terdapat kecenderungan terbaru, seperti dapat dilihat dalam "Charting A Course: Social Studies for the 21' Century' (NCSS:1989) yang menggariskan adanya lima tujuan utama "social studies" yakni mengembangkan: "1) Civic responsibility and civic participation; 2) Perspective on their own life experiences so they see themselves as part of larger human adventure in time and place; 3)A critical understanding of the history, geography, economic, political, and social institutions, traditions, and values of the United States as expressed in both unity and diversity, 4) An understanding of other peoples and the unity and diversity of world history, geography, institutions, traditions, and values; 5) Critical attitudes and analytical perspective appropriate to analysis of human condition". Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, setiap disiplin ilmu sosial yakni: Anthropology, Economics, Geography, American History, World History, Political Science, Psychology, dan Sociology menggariskan konten dan tujuan pembelajarannya sesuai dengan karakter disiplinnya. Khusus untuk disiplin "Political Science" digariskan pentingnya pendidikan politik dalam konteks pendidikan ilmu-ilmu sosial di sekolah dasar dan sekolah lanjutan yang menekankan pada pengembangan :".. knowledge of political behaviour;... of formal governmental institutions and legal structure; ... of political systems and international systems; capacity to think about political phenomena; ... to distinguish facts and values; and capabilities and skills needed to participate effectively and HYPERLINK http://democratically.in democratically in the life of society". Kelihatannya, "political education" ini merupakan salah satu dimensi atau pendekatan dari "citizenship" dan "civic education" yang didudukkan dalam konteks "social science education". Atau dengan kata lain, "political education" merupakan tradisi "social studies taught as social science, yang berpijak pada disiplin ilmu politik. Bila dikaitkan dengan kelima tujuan seperti dikutip di muka, maka "political education" ini sangat relevan dengan esensi tujuan pertama dan ke dua. 2. Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia mulai dari secara formal munculnya mata pelajaran "civics" dalam kurikulum SMA tahun 1962. Mata pelajaran ini berisikan materi tentang pemerintahan Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 (Dept. P&K: 1962). Pada saat itu, kewarganegaraan pada dasamya berisikan pengalaman belajar yang digali dan dipilih dari disiplin sejarah, geografi, ekonomi, dan politik, pidatopidato presiden, deklarasi hak asasi manusia, dan pengetahuan tentang perserikatan bangsa-bangsa (Somantri, 1969: 7). Istilah 'Civics' secara formal tidak dijumpai dalam Kurikulum 1957 maupun 1946. Namun secara material dalam Kurikulum SMP dan SMA tahun 1957 terdapat mata pelajaran tata negara dan tata hukum yang di dalamnya dibahas konsep kewarganegaraan khususnya mengenai status legal warganegara dan syarat-syarat kewarganegaraan (Somantri:2001). Adapun dalam kurikulum 1946 terdapat mata pelajaran pengetahuan umum yang di dalamnya memasukkan pengetahuan mengenai pemerintahan. Di dalam kurikulum tahun 1968 dan 1969 istilah "civics' dan pendidikan kewargaan negara digunakan secara bertukar-pakai. Misalnya dalam kurikulum SD 1968 digunakan istilah pendidikan kewargaan negara yang digunakan sebagai nama mata pelajaran, yang di dalamnya tercakup sejarah Indonesia, geografi Indonesia, dan "civics" (yang diterjemahkan sebagai pengetahuan kewargaan negara). Di dalam kurikulum SMP 1968 digunakan istilah pendidikan kewargaan negara yang berisikan sejarah Indonesia dan Konstitusi' termasuk UUD 1945. Sedangkan di dalam kurikulum SMA 1968 mata pelajaran kewargaan negara berisikan materi terutama 'yang ' berkenaan dengan UUD 1945. Sementara itu di dalam kurikulum SPG 1969 mata pelajaran pendidikan kewargaan negara terutama berkenaan dengan sejarah Indonesia, konstitusi, pengetahuan kemasyarakatan dan hak asasi manusia (Dept. P&K 1968a; 1968b; 1968c;1969). Di dalam Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) , digunakan beberapa istilah, yakni Pendidikan Kewargaan Negara, Studi Sosial, "Civics" dan Hukum. Untuk SD 8 tahun pada PPSP digunakan istilah Pendidikad Kewargaan Negara yang merupakan mata palajaran IPS terpadu atau identik dengan `integrated social studies" di Amerika. Di sini istilah pendidikan kewargaan negara kelihatannya diartikan sama dengan pendidikan IPS. Di Sekolah Menengah 4 tahun digunakan istilah studi social sebagai pengajaran IPS yang terpadu untuk semua kelas dan pengajaran IPS yang terpisah-pisah dalam bentuk pengajaran geografi, sejarah, dan ekonomi sebagai program major pada jurusan IPS. Selain itu juga terdapat mata pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara sebagai mata pelajaran inti yang harus ditempuh oleh semua siswa, sedangkan mata pelajaran "Civics" dan Hukum diberikan sebagai mata pelajaran major pada jurusan IPS (PPSP IKIP Bandung; 1973a; 1973b). Selanjutnya dalam Kurikulum 1975 istilah Pendidikan Kewargaan Negara diubah menjadi Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang berisikan materi Pancasila sebagaimana diuraikan dalam Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau P4. Perubahan ini sejalan dengan misi pendidikan yang diamanatkan oleh Tap. MPR II/MPR/1973. Mata pelajaran PMP ini merupakan mata pelajaran wajib untuk SD, SMP, SMA, SPG dan Sekolah Kejuruan. Mata pelajaran PMP ini terus dipertahankan baik istilah maupun isinya sampai dengan berlakunya Kurikulum 1984 yang pada dasamya merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 1975 (Depdikbud: 1975 a, b, c,dan 1976). Dengan berlakunya Undang-Undang No. 2/1989 tentang Sistim Pendidikan Nasional yang menggariskan adanya Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai bahan kajian wajib kurikulum semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan (Pasal 39), Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah 1994 mengakomodasikan misi baru pendidikan tersebut dengan memperkenalkan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan atau PPKn. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya, Kurikulum PPKn 1994 mengorganisasikan materi pembelajarannya bukan atas dasar rumusan butirbutir nilai P4, tetapi atas dasar konsep nilai yang disaripatikan dari P4 dan sumber resmi lainnya yang ditata dengan menggunakan pendekatan spiral meluas atau "spiral of concept development"(Taba,1967). Pendekatan ini mengartikulasikan sila-sila Pancasila dengan jabaran nilainya untuk setiap jenjang pendidikan dan kelas serta catur wulan dalam setiap kelas. Menurut kurikulum 1994 (Depdiknas,1993) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) diartikan sebagai "..mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Nilai luhur dan moral tersebut diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk prilaku kehidupan seharihari siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, dan mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Dari pengertian ini dapat ditangkap dengan jelas bahwa mata pelajaran PPKn termasuk kategori ke dalam "social studies" tradisi citizenship transmision" dengan nilai dan moral yang bersumber dari budaya Indonesia sebagai muatannya yang pada gilirannya diharapkan akan dapat diwujudkan dalam prilaku sehari-hari dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagaimana dapat dibaca dalam tujuannya Iebih jauh dinyatakan bahwa mata pelajaran PPKn di SD bertujuan untuk" Menanamkan sikap dan prilaku dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan kepada nilai-nilai Pancasila baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat, dan memberikan bekal kemampuan untuk mengikuti pendidikan di SLTP". Dari rumusan tujuan tersebut tersimpul konsep `articulation" (Tyler 1949) dalam pengertian bahwa materi yang diberikan di jenjang pendidikan yang lebih rendah secara sinambung dikembangkan di jenjang pendidikan berikutnya. Selain itu, jika dilihat dari fungsinya mata pelajaran PPKn tersebut memiliki tiga misi besar. Pertama, misi "conservation education", yakni `.. mengembangkan dan melestarikan nilai luhur Pancasila"; kedua, misi "social and moral development', yakni '”..mengembangkan dan membina siswa yang sadar akan hak dan kewajibannya, taat pada peraturan yang berlaku, serta berbudi pekerti luhur" ;dan ketiga, fungsi "socio-civic development", yakni “...membina siswa agar memahami dan menyadari hubungan antar sesama anggota keluarga, sekolah, dan masyarakat, serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara". Ketiga misi tersebut tampak sekali bahwa mata pelajaran PPKn Iebih mencerminkan tradisi "citizenship transmision" yang ditopang oleh filsafat pendidikan "perenialism" yang menekankan pada pendidikan untuk melestarikan "accepted and tested values", dan "essentialism" yang menekankan pada pengembangan "essential values" (Brameld:1965). Misi PPKn tersebut memang diwujudkan dalam bentuk organisasi "curriculum content and learning experiences" yang berpijak dan bermuara pada jabaran nilainilai Pancasila seperti: "...kerapihan, kasih sayang, kebanggaan, ketertiban, tolong menolong, keyakinan, berterus terang, kepuasan hati, keyakinan, tenggang rasa, rela berkorban, ketekunan, keserasian, percaya diri, kebebasan, kedisiplinan, ketaatan, persamaan hak dan kewajiban, keteguhan hati, tata krama, keindahan, lapang dada, persatuan dan kesatuan, dan kebijaksanaan" (Depdiknas:1993). Namun demikian di dalam praksis pembelajarannya ternyata misi PPKn untuk pendidikan nilai dan moral tersebut tergelincir menjadi pembelajaran pengetahuan tentang nilai dan moral (Puskur,1998) sebagai akibat proses pembelajaran yang lebih terpusat pada guru dan pendidikan nilai yang lebih terperangkap oleh proses "value inculcation" (CICED:1999). Dari situ dapat disimpulkan bahwa PPKn yang ada selama ini secara konseptual masih belum koheren, dalam pengertian tidak tercapai kesinambungan dan keutuhan antara konsepsi tujuan dengan instrumentasi dan praksis pedagogisnya. Salah satu penyebanya adalah mungkin karena masih dominanya penerapan konsep dan prinsip "faculty psychology" yang menekankan pada proses latihan memorisasi guna mematangkan potensi fungsi-fungsi dalam pikiran secara terpisah. Sementara itu konsep dan prinsip "field psychology" yang menekankan pada proses tilikan atau "insight" yang bersifat holistik, yang akan melahirkan proses belajar yang lebih bermakna (meaningful), seperti proses pemecahan' masalah dan "inquiry" kurang mendapat perhatian. Sementara itu untuk mengimbangi dinamika perkembangan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) yang demikian cepat, sejak 2004 dilakukan pembaruan kurikulum persekolahan. Apa perubahan yang paling esensial dari Kurikulum 1994 ke Kurikulum 2004 itu ? Pembelajaran berdasarkan Kurikulum 1994 lebih mengarahkan peserta didik untuk menguasai materi pengetahuan. Materi pengetahuan diberikan pada peserta didik sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Metode belajar di kelas yang terutama digunakan adalah ceramah dan tanya jawab. Guru dalam posisi lebih banyak berceramah, sementara siswa mendengarkan, mencatat dan bertanya. Selebihnya, diberi tugas mengerjakan soal-soal yang disebut PR (pekerjaan rumah). Evaluasi yang dilakukan masih menggunakan metode tes klasikal (secara kelas). Di sekolah dasar hingga sekolah menengah, pertanyaan-pertanyaan disusun dalam bentuk tes pilihan ganda dan sebagiannya lagi esei atau tes bentuk uraian. Untuk menjawab soal-soal tersebut, peserta didik belajar dengan jalan menghafal materi pelajaran yang telah disampaikan guru di kelas. Untuk menghafal materi tersebut, tak jarang malam sebelum ujian peserta didik kurang tidur untuk mempersiapkan diri mengikuti ujian. Dengan jalan menghafal, maka peserta didik dapat lebih berpeluang mendapatkan nilai yang tinggi. Buku-buku yang dibeli dan dikumpulkan siswa banyak yang merupakan kumpulan soal-soal. Banyak buku-buku kumpulan soal yang dipelajari oleh peserta didik. Karena itu, tak heran jika berkembang lembaga bimbingan belajar di berbagai kota. Lembaga tersebut melatih peserta didik menjawab soal-soal. Pola pembelajaran seperti di atas tentu dapat menghasilkan peserta didik yang mampu mengerjakan soal-soal dan menjawab pertanyaanpertanyaan.Tetapi, pemilikan pengetahuan seperti itu belum mampu mengembangkan kompetensi peserta didik. Akibatnya, banyak lulusan pendidikan tidak memiliki kompetensi. Banyak di antara mereka tidak memiliki kesiapan dan kematangan ketika memasuki lapangan kerja. Mereka tidak memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk bekerja. Sekalipun pernah dilakukan upaya perbaikan, misalnya dengan mengeluarkan Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) tahun 1999, namun tetap saja bahwa pembelajaran berdasarkan Kurikulum 1994 lebih berorientasi pada kemampuan akademik dan kurang mengembangkan kompetensi peserta didik. Untuk mengatasi keterbatasan Kurikulum 1994, maka dlakukanlah penyempurnaan ke arah kurilulum yang lebih mengutamakan pencapaian kompetensi siswa yakni suatu desain kurikulum yang dikembangkan berdasarkan seperangkat kompetensi tertentu yang pada mulanya dikenal sebagai Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). KBK diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada kemampuan melakukan tugas-tugas dengan standar performansi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu (Mulyasa, 2003). Mengacu pada pengertian tersebut, dan juga untuk merespons terhadap keberadaan Peraturan Pemerintah (PP) No.25/2000, maka salah satu kegiatan yang perlu dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional adalah menyusun standar nasional untuk seluruh mata pelajaran, yang mencakup komponen-komponen: (1) standar kompetensi; (2) kompetensi dasar; (3) materi pokok; dan (4) indikator pencapaian. Standar kompetensi diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, dan tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu mata pelajaran. Cakupan standar kompetensi meliputi standar isi (content standard) dan standar penampilan (performance standard). Kompetensi dasar merupakan jabaran dari standar kompetensi, adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai dan dapat diperagakan oleh siswa pada masing-masing standar kompetensi. Materi pokok atau materi pembelajaran, yaitu pokok suatu bahan kajian yang dapat berupa bidang ajar, isi, proses, keterampilan, serta konteks keilmuan suatu mata pelajaran. Adapun indikator pencapaian dimaksudkan adalah kemampuankemampuan yang lebih spesifik yang dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menilai ketuntasan belajar. Selanjutnya pengembangan Kurikulum 2004, yang ciri paradigmanya adalah berbasis kompetensi, akan mencakup pengembangan silabus dan sistem penilaiannya. Silabus merupakan acuan untuk merencanakan dan melaksanakan program pembelajaran, sedangkan sistem penilaian mencakup jenis tagihan, seperti ulangan atau tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Bentuk instrumen terkait dengan jawaban yang harus dilakukan oleh siswa, seperti bentuk pilihan ganda aau soal uraian. Pengembangan Kurikulum 2004 harus berkaitan dengan tuntutan standar kompetensi, organisasi pengalaman belajar, dan aktivitas untuk mengembangkan dan menguasai kompetensi seefektif mungkin. Proses pengembangan kurikulum berbasis kompetensi juga menggunakan asumsi bahwa siswa yang akan belajar telah memiliki pengetahuan dan keterampilan awal yang dibutuhkan untuk menguasai kompetensi tertentu. Oleh karenanya pengembangan Kurikulum 2004 perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut. Berorientasi pada pencapaian hasil dan dampaknya (outcome oriented). Berbasis pada Standard Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bertolak dari Kompetensi Lulusan. Memperhatikan prinsip pengembangan kurikulum yang berdiferensiasi. Mengembangkan aspek belajar secara utuh dan menyeluruh (holistik). Menerapkan prinsip ketuntasan belajar (matery learning). Pada saat Kurikulum 2004 disosialisasikan di sekolah-sekolah, yang dikenal dengan sebutan kegiatan filoting, Peraturan Pemerintah (PP) tentang Standar Nasional Pendidikan (PP SNP) diterbitkan. PP tersebut mengamanatkan bahwa yang berwenang menyusun kurikulum adalah satuan pendidikan yang disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sementara dalam Kurikulum 2004, kurikulum masih disusun oleh pemerintah. Jika hal ini dibiarkan berarti kita melanggar aturan. Maka dilakukanlah perubahan berkelanjutan (kontinu) yang dilakukan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Dengan menggunakan bahan dasar Kurikulum 2004 BSNP mengembangkan Standar Isi (Permen Nomor 22 Tahun 2006) dan Standar Kompetensi Lulusan (Permen Nomor 23 Tahun 2006). Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan itu merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam menyusun KTSP. Dalam Standar Isi maupun Standar Kompetensi Lulusan, PPKn diubah lagi namanya menjadi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Dalam dokumen tersebut ditegaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Dalam Standar Isi juga dijelaskan ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturanperaturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri , Persamaan kedudukan warga negara. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi. Bila dianalisis dengan cermat, temyata sampai sejauh ini baik istilah yang dipakai, misi dan isi mata pelajaran "Civics"/ Pengetahuan Kewargaan Negara, Pendidikan Kewargaan Negara, Pendidikan Moral Pancasila, dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dan Pendidikan Kewarganegaraan yang berkembang selama hampir empat dasawarsa (1962-1998) menunjukkan terjadinya inkonsistensi pemikiran yang secara mendasar mencerminkan terjadinya krisis konseptual, yang tentunya berdampak pada terjadinya krisis operasional kurikuler. Keadaan ini mirip dengan situasi yang juga pemah dialami di Amerika Serikat, dimana "Civics, Civic Education, Citizenship Education, Social Studies/Social Science Education" sejak kelahirannya tahun 1880-an sampai dengan terbitnya dokumen akademis NCSS (1994) 'Curriculum Standards for Social Studies: Expectations of Excellence" dan dokumen akademis Civitas (1994) ‘National Standards for Civics and Government’. Tampaknya mereka kini telah berhasil mengatasi krisis konseptual dan kurikuler. Setidaknya mereka kini telah mencapai suatu konsensus akademis dan programatik yang pada gilirannya akan memandu terjadinya proses kurikulum yang Iebih koheren. Bagi Indonesia konsensus serupa sangatlah penting dan didambakan untuk mendapatkan paradigma yang cocok mengenai pendidikan bidang sosial di sekolah. Namun sampai saat ini rasanya belum juga tercapai. Sampai dengan saat ini sesuai dengan Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, terdapat tiga jenis pendidikan bidang sosial yakni Pendidikan Kewarganegaraan yang diwajibkan untuk semua jenis, jalur dan jenjang pendidikan; Ilmu Pengetahuan Sosiat (IPS) sebagai bendera dari kelompok mata pelajaran sosiologi, geografi, sejarah, dan ekonomi pada jenjang pendidikan dasar; dan mata pelajaran sosial yang berdiri sendiri secara terpisah seperti geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi, dan antropologi di sekolah menengah. Dalam upaya mencari kesepakatan, yang kalau bisa dapat melahirkan "curriculum standards" seperti di Amerika Serikat, ada beberapa pertanyaan yang perlu dicari bersama-sama jawabannya, antara lain: Tujuan pendidikan nasional yang mana yang secara logis seyogyanya menjadi garapan utama bidang pendidikan sosial ? Bagaimana paradigma -dasar bidang pendidikan sosial di sekolah ? Bila bidang pendidikan sosial itu perlu diwadahi oleh lebih dari satu mata pelajaran, bagaimana menetapkannya ? Bila telah ditetapkan adanya beberapa mata pelajaran sosial di sekolah bagaimanakah keterkaitannya satu dengan yang lainnya ? Dan bagaimanakah jati diri dari masing-masing mata pelajaran itu sehingga benar-benar memiliki keunikan yang nantinya harus dapat dilihat dad visi, misi, dan strateginya ? Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, tampaknya perlu diadakan pengkajian khusus terhadap perkembangan pemikiran mengenai pendidikan kewarganegaraan di Indonesia sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sampai dengan tahun 1999 sebagai titik akhir abad ke 20. Hal itu dapat dilihat dari cita-cita, konsep, nilai, prinsip yang secara konseptual tersurat dan atau tersirat dalam berbagai dokumen resmi, yang memang merupakan pilar-pilar pendidikan nasional Indonesia, sebagaimana dituangkan dalam buku "Lima Puluh tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia" (Djojonegoro:1996), dan berbagai dokumen resmi lainnya sejak tahun 1995 sampai sekarang. Di dalam teks Prokiamasi, yang merupakan rumusan "the highest political decision" bangsa Indonesia," pada kalimat pertama dengan tegas dinyatakan "Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia". Dengan proklamasi tersebut berarti kita pada saat itu memasuki kehidupan bermasyarakat-bangsa Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Selanjutnya di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang disyahkan oleh dan dalam Rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945, selain ditegaskan kembali tentang pertimbangan pokok dan pemyataan kemerdekaan Indonesia, sebagaimana tersurat dalam alinea pertama, kedua, dan ketiga, juga dinyatakan tujuan dan dasar negara Indonesia, sebagaimana tertuang dalam alinea keempat. Dalam alinea tersebut dengan tegas dinyatakan bahwa pemerintah negara Indonesia dibentuk untuk: "... melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abdi dan keadilan sosial,..." Jika dikaji dengan cermat, tujuan yang ketiga, yakni "... mencerdaskan kehidupan bangsa", secara tersirat mengandung arti bahwa kehidupan yang pertu dibangun itu adalah kehidupan masyarakat-bangsa Indonesia yang cerdas. Sebagaimana lebih jauh ditegaskan dalam alinea tersebut, kehidupan masyarakat-bangsa tersebut ditata dengan Undang-Undang Dasar negara Indonesia, dalam susunan negara Republik Indonesia yang berkedautatan rakyat. Di situ juga tersirat bahwa negara Republik Indonesia adalah negara demokrasi yang berdasarkan hukum. Lebih tanjut ditegaskan bahwa yang menjadi dasar kehidupan masyarakat-bangsa Indonesia adalah :"Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seturuh rakyat Indonesia". Dengan kata lain, kehidupan masyarakatbangsa Indonesia yang hendak diwujudkan adalah masyarakat-bangsa yang cerdas, religius, adil dan beradab,bersatu, demokratis, dan sejahtera. Karakteristik internal-konseptual masyarakat tersebut, pada dasarnya sangat koheren dengan konsep dan nilai "masyarakat madani". Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, maka "Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan", dengan "Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia...” (Pasal 31 UUD. 1945). Di dalam pasal tersebut tersirat adanya upaya yang sengaja untuk.mengembangkan warga negara yang cerdas, demokratis, dan religius, yang secara programatik merupakan tujuan dan misi dari pendidikan kewarganegaraan dalam arti yang sangat luas, atau "citizenship education" menurut Cogan (1996). Penegasan mengenai tujuan dan misi tersebut, secara konsisten terus dipertahankan dalam berbagai dokumen resmi yang berkenaan dengan pendidikan di Indonesia. Ontologi Pendidikan Kewarganegaraan Satu telaahan filsafati yang bertujuan menelaah hakikat suatu disiplin ilmu dilakukan oleh Filsafat Ilmu. Filsafat Ilmu dengan demikian merupakan telaahan secara filsafat yang ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu seperti: Pertama, objek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana ujud yang hakiki dari objek tersebut ? Bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa, dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan ? Kedua, bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu ? Bagaimana prosedurnya ? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar ? Apa yang disebut kebenaran itu sendiri ? Apakah kriterianya ? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu ? Ketiga, untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan ? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral ? Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional ? Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok pertanyaan yang pertama disebut landasan ontologi. Kelompok pertanyaan yang kedua merupakan landasan epistemologi. Kelompok pertanyaan ketiga merupakan landasan aksiologi. Pendidikan Kewarganegaraan dipandang sebagai suatu bidang kajian ilmiah pendidikan disiplin ilmu yang bersifat terapan. Oleh karenanya Pendidikan Kewarganegaraan tentu saja harus memiliki unsur ontologi, epistimilogi, dan aksiologi. Unsur ontologi Pendidikan kewarganegaraan memiliki dua dimensi, yakni objek telaah dan objek pengembangan (Winataputra, 2001). Yang dimaksud dengan objek telaah adalah keseluruhan aspek idiil, instrumental, dan praksis pendidikan kewarganegaraan yang secara internal dan ekstemal mendukung sistem kurikulum dan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah, serta format gerakan sosial-kutural kewarganegaraan masyarakat. Adapun yang dimaksud dengan objek pengembangan atau sasaran pembentukan (Joni:1999) adalah keseluruhan ranah sosio-psikologis peserta didik, yakni ranah kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik yang menyangkut status, hak, dan kewajibannya sebagai warganegara, yang perlu dimuliakan dan dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warganegara yang "cerdas, dan baik", dalam arti demokratis, religius, dan berkeadaban dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bemegara. Mengenai kedua dimensi ontologis tersebut dapat dikemukakan lebih jauh sebagai berikut. Objek Telaah Pendidikan Kewarganegaraan Objek telaah Pendidikan Kewarganegaraan terdiri atas aspek idiil, instrumental, dan praksis. Yang dimaksud dengan aspek idiil Pendidikan Kewarganegaraan adalah landasan dan kerangka filosofik yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muaranya Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia. Yang termasuk ke dalam aspek idiil Pendidikan Kewarganegaraan adalah landasan dan tujuan Pendidikan Nasional, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, serta perundangan lainnya yang relevan. Sementara itu yang dimaksud dengan aspek instrumental Pendidikan Kewarganegaraan adalah sarana programatik kependidikan yang sengaja dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil. Yang termasuk ke dalam aspek instrumental tersebut adalah kurikulum, bahan belajar, guru, media dan sumber belajar, alat penilaian belajar, ruang belajar, dan lingkungan. Adapun yang dimaksud dengan praksis atau "praxis" dalam bahasa Latin (Carr dan Kemis:1986, Murdiono:1995) Pendidikan Kewarganegaraan adalah perwujudan nyata dari sarana programatik kependidikan yang kasat mata, yang pada hakikatnya merupakan penerapan konsep, prinsip, prosedur, nilai, dalam Pendidikan Kewarganegaraan sebagai dimensi "poietike” (Carr dan Kemis:1986, Murdiono:1995) yang berinteraksi dengan keyakinan, semangat, dan kemampuan para praktisi, serta konteks Pendidikan Kewarganegaraan, yang diikat oleh substansi idiil sebagai dimensi "pronesis" yakni 'truth and justice" (Carr dan Kemis:1986, Murdiono:1995). Yang termasuk ke dalam praksis Pendidikan Kewarganegaraan adalah interaksi belajar di kelas dan atau di luar kelas, dan pergaulan sosial-budaya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang memberi dampak edukatif kewarganegaraan. Keseluruhan aspek tersebut, baik secara sendiri-sendiri maupun tergabung dapat dijadikan objek telaah dalam kajian ilmiah Pendidikan Kewarganegaraan. Aspek idiil. merupakan objek telaah yang tepat bagi studi kualitatif historis atau filosofik. Sedangkan, aspek instrumental dan praksis merupakan objek telaah yang tepat bagi penelitian deskriptif dan penelitian eksperimental (Winatputra, 2001). Objek Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan Jika objek telaah Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek idiil, instrumental, dan praksis, sedangkan objek pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan adalah ranah sosial-psikologis. Yang dimaksud dengan ranah sosial-psikologis, adalah keseluruhan potensi sosial-psikologis peserta didik yang oleh Bloom, dkk (1956), Kratzwohl (1962), Simpson (1967) dikategorikan kedalam ranah kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik, yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan. Ranah-ranah tersebut, seperti dapat disimak dalam perkembangan "citizenship/civic education atau pendidikan kewarganegaraan dikemas dalam berbagai label kompetensi atau kemampuan dan atau kepribadian warganegara. Yang termasuk kategori kompetensi atau kemampuan itu adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap (UU 20/2003); kecerdasan aqliyah (otak logis-rasional), kecerdasan membuat putusan dan memecahkan masalah (decision making and problem solving), (Sanusi:1998); memecahkan masalah yang kontroversial atau "closed areas" (Hunt dan Metcalf:1955); "reflective thinking” (Engle:1960); mode of inquiry (Bruner.1960, Schwab:1960, Barr dkk:1977,1978); "critical attitudes and analytical perspective" (NCSS:1989); "ability to make informed and reasoned decision" (NCSS:1994); "civic knowledge and :skills" (Quigley:1991), pengetahuan dan kemampuan (Depdikbud:1993). Kesemua itu dapat direkonseptualisasi menjadi pengetahuan kewarganegaraan, keterampilan berpikir kritis/reflektif, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan membuat keputusan bernalar, dan keterampilan sosial. Mengenai kepribadian dirumuskan dalam berbagai rincian, seperti beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU20/2003); kecerdasan ruhaniyah, kecerdasan naqliyah, kecerdasan emosional, kecerdasan menimbang (Sanusi:1998); democratic (Barr. dkk:1977, 1978), "conforms to certain accepted practices, hold particular belief, loyal to certain values, conforms to norms, reasoned patriotism, personal identity and integrity, appreciation of the heritage, active democratic participation, awareness of social problems, desirable ideals and attitudes" (Barr dkk:1978); "civic responsibility, active civic participation (NCSS:1989); civic competence (Allen:1960); "good character, personal ethics and virtues" (Best 1960); "participatory citizenship" (Cogan:1999); competent, confident, and committed"(CCE:1999); "civic virtue, civic dispositions, and civic participation" (Quigley, Buchanan, and Bahmueller,1991); cinta kepada negara, cinta kepada bangsa dan kebudayaan, ikut memajukan negara, keyakinan hidup tak terpisah dari masyarakat, keyakinan untuk tunduk pada tata tertib, jujur dalam pikiran dan tindakan (BP KNIP: 1945), manusia susila yang cakap, demokratis, dan bertanggung jawab tentang masyarakat dan tanah air (UU No 4/1950); "respect and responsibility" (Lickona:1992). Kesemua itu dapat direkonseptualisasi bahwa aspek kepribadian warganegara yang perlu dikembangkan adalah menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah (Visi Pendidikan Nasional menurut UU No. 20/2003). Sejalan dengan Visi Pendidikan Nasional tersebut, Depdiknas berhasrat untuk pada tahun 2025 menghasilkan INSAN INDONESIA CERDAS KOMPREHENSIF DAN KOMPETITIF (Insan Kamil/Insan Paripurna). Cerdas komprehensif dimaksud meliputi aspek-aspek sebagai berikut. Cerdas spiritual, yakni mampu beraktualisasi diri melalui olah hati/kalbu untuk menumbuhkan dan memperkuat keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur dan kepribadian unggul. Cerdas emosional, yakni mampu beraktualisasi diri melalui olah rasa untuk meningkatkan sensitivitas dan apresiasivitas akan kehalusan dan keindahan seni dan budaya, serta kompetensi untuk mengekspresikannya. Cerdas sosial, yakni mampu beraktualisasi diri melalui interaksi sosial yang: membina dan memupuk hubungan timbal balik; demokratis; empatik dan simpatik; menjunjung tinggi hak asasi manusia; ceria dan percaya diri; menghargai kebhinnekaan dalam bermasyarakat dan bernegara; serta berwawasan kebangsaan dengan kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara. Cerdas intelektual, yakni mampu beraktualisasi diri melalui olah pikir untuk memperoleh kompetensi dan kemandirian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi; dan aktualisasi insan intelektual yang kritis, kreatif dan imajinatif. Cerdas kinestetik, yakni mampu beraktualisasi diri melalui olah raga untuk mewujudkan insan yang sehat, bugar, berdaya-tahan, sigap, terampil, dan trengginas; dan aktualisasi insan adiraga. Adapun yang dimaksud dengan insan Indonesia yang kompetitif adalah memiliki seperangkat kompetensi sebagai berikut. Berkepribadian unggul dan gandrung akan keunggulan; Bersemangat juang tinggi; Mandiri ; Pantang menyerah; Pembangun dan pembina jejaring; Bersahabat dengan perubahan; Inovatif dan menjadi agen perubahan; Produktif; Sadar mutu; Berorientasi global; dan Pembelajar sepanjang hayat. C. Epistimologi Pendidikan Kewarganegaraan Jika ontologi Pendidikan Kewarganegaraan terpusat pada ontologi yang berdimensi objek telaah dan objek pengembangan, maka epistemologi Pendidikan Kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan metodologi pengembangan. Metodologi penelitian digunakan untuk mendapatkan pengetahuan baru melalui: (1) metode penelitian kuantitatif yang memfokuskan proses pengukuran dan generalisasi untuk mendukung proses konseptualisasi, dan (2) metode penelitian kualitatif yang memfokuskan pada pemahaman holistik terhadap fenomena alamiah untuk membangun suatu teori. Adapun metodologi pengembangan digunakan untuk mendapatkan paradigma pedagogis dan rekayasa kurikuler yang relevan guna mengembangkan aspek-aspek sosial-psikologis peserta didik, dengan cara mengorganisasikan berbagai unsur instrumental dan kontekstual pendidikan. Disamping dapat disikapi dan diperlakukan secara sendiri-sendiri, metode penelitian dan metode pengembangan, dapat pula disikapi dan diperlakukan secara terintegrasi sebagai kegiatan penelitian dan pengembangan (research and development), seperti dalam bentuk kegiatan penelitian tindakan atau "action research” (curriculum action research/classroom action research). Sepanjang sejarah perkembangan epistemologi "social studies, citizenship/civic education" secara umum, dan pendidikan ilmu pengetahuan sosial, serta Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia, tercatat berbagai kegiatan epistemologis penelitian, pengembangan, dan/atau penelitian dan pengembangan. Yang khusus merupakan kegiatan penelitian antara lain yang dilakukan oleh Capra (1998) tentang titik balik peradaban; Sanusi (1998) tentang 10 pilar demokrasi Indonesia; Bahmueller (1996) tentang perkembangan demokrasi; Welzer (1999) tentang konsep "civil society"; Gandal dan Finn (1992) tentang "education for democracy"; Barr, Bart, dan Shermis (1977) tentang konsep "social studies"; Remmers dan Radles (1960) tentang kesadaran politik dan hukum peserta didik; Stanley (1985) tentang perkembangan "social studies"; Shaver (1996) tentang penelitian dan pembelajaran "social studies'; Winataputra (1978) tentang pelaksanaan kurikulum PMP, CERP (1972) tentang pemikiran mengenai pendidikan IPS dan Kewarganegaraan; Cogan (1996) tentang "multidimensional citizenship education"; ETS (1991) tentang efektivitas program "We the People ... The Citizens and Constitution"; Tolo dkk (1998) tentang efektitas program "We the People... Project Citizens"; Djahiri dkk (1998) tentang profil kurikulum dan pembelajaran PPKN 1994, dan CICED (1999 dan 2000) tentang konsep "civic education for civil society" dan tentang "the needs for new Indonesian civic education". Sementara itu, kegiatan yang bersifat pengembangan kurikulum dan pembelajaran, tercatat antara lain yang dilakukan oleh Wesley (1937) tentang definisi awal "social studies"; Engle (1960) tentang "decision making" dalam "social science instruction"; Hanna(1960) tentang pengembangan "social studies" berdasarkan "basic human activities"; Taba (1967) tentang pendekatan "spiral of concept development" dalam social studies"; NCSS (1983) tentang "scope and sequence" dalam "social studies"; NCSS (1989) tentang paradigma "social studies" untuk abad ke21; NCSS (1994) tentang "standards for social studies"; Dunn (1915) tentang "new civics"; CCE (1991) tentang dokumen akademis "CIVITAS: A Framework for Civic Education"; CCE (1997) tentang Paket Belajar "We the People ... The Citizens and Constitution", "We the People... Project Citizen", "Law in a Free Society Series: Foundations of Democracy"; CCE (1998) tentang Paket Belajar "Exercise in Participation". Di Indonesia sendiri yang termasuk kegiatan pengembangan antara lain yang dilakukan oleh: PPSP IKIP Bandung (1973) tentang kurikulum IPS/PKN, Depdikbud (1974) tentang kurikulum IPS dan PMP 1975, Depdikbud (1983) tentang penyempurnaan kurikulum PMP, Depdikbud (1993) tentang kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Depdikbud (1999) tentang pengembangan suplemen dan petunjuk teknis PPKn untuk masa transisi; CICED (1999) tentang " civic education content mapping", dan BSNP (2006) tentang Standar Isi semua mata pelajaran termasuk Pendidikan Kewarganegaraan. Kegiatan penelitian dan pengembangan antara lain yang cukup terkenal adalah yang dilakukan oleh: Taba (1967) mengenai model proyek pembelajaran "Man: A Couse of Study" di Amerika Serikat; dan Stenhouse (1975) mengenai " humanities curriculum project" di Inggris. Hasil dari kegiatan epistemologi semua itu, sampai dengan saat ini tercatat antara lain adanya paradigma "social studies" ala NCSS yang menekankan pada konsep "integrated social studies", paradigma "social science education" ala SSEC yang menitikberatkan pada pembelajaran ilmu pengetahuan sosial yang bertolak dari dan berorientasi pada disiplin ilmu-ilmu sosial; paradigma "civic education" ala CIVITAS International dan sejumlah "center for civic education", yang menitikberatkan pada pengembangan "civic virtue dan civic culture"; paradigma "citizenship education" UK, dan paradigma baru pendidikan kewarganegaraan model CICED, aneka seri bahan belajar model CCE, dan kurikulum IPS/PMP/PPKn/PKn 1975, 1984, 1994, 2004, dan KTSP. D. Aksiologi Pendidikan Kewarganegaraan Yang dipandang sebagai aspek aksiologi Pendidikan Kewarganegaraan adalah berbagai manfaat dari hasil penelitian, hasil pengembangan, dan/atau hasil penelitian dan pengembangan dalam bidang kajian Pendidikan Kewarganegaraan yang telah dicapai bagi kepentingan dunia pendidikan, khususnya untuk dunia persekolahyan dan pendidikan tenaga kependidikan. Salah satu contoh penting manfaat tersebut adalah dikembangkannya berbagai model pembelajaran nilai yang merupakan salah satu misi dari Pendidikan Kewarganegaraan sendiri. Model pembelajaran nilai merupakan model utama dalam mengembangkan warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab dalam konteks kehidupan yang berjiwakan nilai-nilai Pancasila, dapat dikemukakan sebagai berikut. Sinopsis Model Model Pembelajaran Nilai menjadi Warga Negara yang Demokratis dan Bertanggung Jawab. (Model Praktik-Belajar Kewarganegaraan…Kami Bangsa Indonesia) merupakan kerangka operasional pembelajaran nilai yang berfungsi sebagai wahana psiko-pedagogis untuk memfasilitasi peserta didik mengenal, memahami, meyakini, dan menjalankan nilai-nilai yang terkandung hak, kewajiban dan tanggung jawab warga negara seperti peka, tanggap, terbuka, demokratis, pro patria primus patrialis, pro bono publico, kooperatif, kompetetif untuk kebaikan, empatik, argumentatif dan prospektif dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. Model ini secara adaptif menerapkan konsep dan prinsip pedagogis Problem Solving dan Project (Dewey: 1920) Inquiry-oriented citizenship transmision (Barr, Barth, dan Shermis:1978), social involvement (Newmann:1977), yang bersifat fasilitatif, empirik dan simulatif. Kompetensi Nilai yang dikembangkan Peserta didik mampu melaksanakan nilai-nilai nilai-nilai yang terkandung atau melekat dalam hak, kewajiban dan tanggung jawab warga negara seperti peka, tanggap, terbuka, demokratis, pro patria primus patrialis, pro bono publico, kooperatif, kompetetif untuk kebaikan, empatik, argumentatif dan prospektif dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia atas dasar keyakinan yang didukung oleh pemahaman dan pengenalannya secara utuh, dalam prasis kehidupan sehari-hari di lingkungannya. Sintaksmatik Model ini mempunyai urutan langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut. Langkah 1. Pendahuluan Pada langkah ini guru membuka pelajaran dan memberi ilustrasi mengenai nilai-nilai yang terkandung hak, kewajiban dan tanggung jawab warga negara seperti peka, tanggap, terbuka, demokratis, pro patria primus patrialis, pro bono publico, kooperatif, kompetetif untuk kebaikan, empatik, argumentatif dan prospektif dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. dengan memberi ilustrasi empirik mengenai berbagai isu dan trend dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini, khsusunya dalam rangka proses demokratisasi. Sebagai triger kegiatan lebih lanjut, selanjutnya guru mengajak siswa untuk merenungkan sebuang pertanyaan ”Bagaimana seharusnya kita sebagai warga negara, pewaris sejarah perjuangan bangsa Indonesia, dan pemimpin bangsa dan negara di masa yang akan datang seyogyanya memahami dan menjalankan nilai, konsep dan prinsip demokrasi dalam konteks sosial-politik dan sosial- kultural Indonesia?” Langkah 2. Kegiatan Inti Strategi instruksional lebih lanjut yang digunakan dalam model ini, pada dasarnya bertolak dari strategi “inquiry learning, discovery learning, problem solving learning, research-oriented learning” yang dikemas dalam model “Project” ala John Dewey. Dalam hal ini ditetapkan langkah-langkah sebagai berikut: Mengidentifikasi Masalah Kebijakan Publik dalam Masyarakat. Memilih suatu Masalah untuk dikaji oleh kelas. Mengumpulkan Informasi yang terkait pada Masalah itu. Mengembangkan Portofolio kelas. Menyajikan Portofolio. Melakukan Refleksi Pengalaman Belajar. Pada keseluruhan Langkah ini guru mengorganisasikan kelas ke dalam sejumlah kelompok kecil 3-5 dan 2 kelompok besar sekitar 20 orang yang masing-masing terdiri atas 4 subkelompok dan masing-masing beranggota sekitar 5 orang. Setiap kelompok ditugasi untuk mencari jawaban atas pertanyaan tersebut dengan cara mempelajari sumber kepustakaan yang ada, mengamati alam sekitar, bertanya kepada nara sumber misalnya guru agama, tokoh agama di lingkungannya. Informasi yang diperoleh dari semua sumber didiskusikan dalam kelompok kecil itu. Kesimpulan diskusi kelompok kecil dituliskan dalam buku kerja siswa masing-masing dan selembar kertas koran atau manila karton siap dipajang di depan kelas pada saat pertemuan tatap muka untuk diskusi kelas stelah masing-masing kelompok kecil menyelesaikan tugasnya dan siap memasuki diskusi kelas. Di dalam setiap langkah siswa belajar secara mandiri dalam kelompok kecil dengan fasilitasi dari guru dan menggunakan aneka ragam sumber belajar di sekolah dan di luar sekolah (manusia, bahan tertulis, bahan terrekam, bahan tersiar, alam sekitar, artifak, situs sejarah, dll). Disitulah berbagai keterampilan dikembangkan seperti: membaca, mendengar pendapat orang lain , mencatat, bertanya, menjelaskan, memilih, merumuskan, menimbang, mengkaji, merancang perwajahan, menyepakati, memilih pimpinan, membagi tugas, menarik perhatian, berargumentasi dll. Portofolio adalah tampilan visual dan audio yang disusun secara sistimatis yang melukiskan proses berfikir yang didukung oleh seluruh data yang relevan, yang secara utuh melukiskan “integrated learning experiences” atau pengalaman belajar yang terpadu yang dialami oleh siswa dalam kelas sebagai suatu kesatuan. Portofolio terbagi dalam dua bagian yakni “Portofolio Tampilan”, dan “Portofolio Dokumentasi”. Portofolio Tampilan berbentuk papan empat muka berlipat yang secara berurutan menyajikan: Rangkuman Permasalahan yang dikaji. Berbagai alternatif Kebijakan Pemecahan Masalah. Usulan Kebijakan untuk Memecahkan Masalah. Pengembangan Rencana Kerja/Tindakan. Adapun Portofolio Dokumentasi dikemas dalam Map Ordner atau sejenisnya yang disusun secara sistematis mengikuti urutan Portofolio Tampilan. Portofolio Tampilan dan Dokumentasi selanjutnya disajikan dalam suatu simulasi “Public Hearing” atau dengar pendapat yang menghadirkan pejabat setempat yang terkait dengan masalah portofolio tersebut. Acara dengar pendapat dapat dilakukan di masing-masing kelas atau dalam suatu acara “Show Case” atau “Gelar Kemampuan” bersama dalam suatu acara sekolah, misalnya di akhir catur wulan. Bila dikehendaki arena “Show Case” tersebut dapat pula dijadikan arena “contest” atau kompetisi untuk memilih kelas portofolio terbaik untuk selanjutnya dikirim ke dalam “Show Case and Contest” antarsekolah dalam lingkungan Kabupaten/Kota atau malah untuk acara regional propinsi atau nasional. Tujuan semua itu antara lain untuk saling berbagi ide dan pengalam belajar antar “young citizens” yang secara psiko-sosial dan sosial-kultural pada gilirannya akan dapat menumbuhkembangkan “ethos” demokrasi dalam konteks “harmony in diversity”. Setelah acara dengan pendapat, dengan fasilitasi guru diadakan kegiatan “refleksi” yang bertujuan untuk secara individual dan bersama merenungkan dan mengendapkan dampak perjalanan panjang proses belajar bagi perkembangan pribadi siswa sebagai warganegara. Ajaklah siswa untuk menjawab pertanyaan Apa yang kalian peroleh dari keterlibatan dalam keselutuhan proses pembelajaran itu? Topik Inti yang dapat dikembangkan dalam model tersebut adalah “Kebijakan Publik” sebagai suatu konsep politik yang bersifat “generik” yang di dalamnya “embedded” sejumlah nilai, konsep, dan prinsip demokrasi. Topik inti yang telah dikembangkan di sejumlah daerah di tanah air sebagai daerah rintisan adalah: Kerukunan Antar Umat Beragama. Konstitusi dalam Kehidupan Bernegara. Hidup Berdemokrasi. Kesadaran Hukum Masyarakat. Ethos Kebangsaan Indonesia. Harmony dalam Perbedaan. Pengertian Internasional. Tanggung jawab Warganegara. Untuk kegiatan inti ini diperlukan empat kali pertemuan tatap muka masing-masing dua sesi (2X40 menit) dan dua kali kegiatan terstruktur sebagai kegiatan ko-kurikuler di luar kelas untuk menggali dan mengumpulkan informasi yang diperlukan masing-masing kelompok kecil dan pembuatan Portofolio dan penyiapan Show Case. Pertemuan tatap muka pertama (2X40) digunakan untuk Langkah 1 Pendahuluan dan Sebagian Langkah 2 untuk mengatur pengaturan kelas menjadi kelompok kecil, penjelasan tugas, pemberian perangkat pengumpulan informasi, dan pemberian petunjuk teknis pengumpulan informasi, dan diskusi kelompok kecil di luar kelas. Pertemuan tatap muka kedua (2X40 menit) digunakan untuk diskusi kelas membahas rumusan jawaban atas pertanyaan dari masing-masing kelompok kecil dengan moderator guru. Petemuan tatap muka ini dilakukan pada minggu berikutnya. Pertemuan tatap muka ketiga (2X40 menit) digunakan untuk Show Case diskusi kelas membahas rumusan jawaban atas pertanyaan dari masing-masing kelompok kecil dengan moderator guru. Petemuan tatap muka ini dilakukan pada minggu berikutnya. Pertemuan tatap muka keempat (2X40 menit) digunakan untuk Refleksi dan diskusi pemantapan nilai (value internalisation). Petemuan tatap muka ini dilakukan pada minggu berikutnya. Langkah 3. Penutup Sepuluh menit dari pertemuan tatap muka kedua digunakan oleh guru untuk memberi debriefing atau penegasan dan penguatan terhadap nilai yang implisit melekat dalam pertanyaan triger, yakni nilai-nilai yang terkandung hak, kewajiban dan tanggung jawab warga negara seperti peka, tanggap, terbuka, demokratis, pro patria primus patrialis, pro bono publico, kooperatif, kompetetif untuk kebaikan, empatik, argumentatif dan prospektif dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. E. Pendidikan Kewarganegaraan dan Masyarakat Multikultural Negara bangsa (nation-state) Indonesia terdiri atas sejumlah besar kelompok-kelompok etnis, budaya, agama dan lain-lain. Hefner (2007:16) mengilustrasikan Indonesia sebagaimana juga Malaysia dan Singapura memiliki warisan dan tantangan pluralisme budaya (cultural pluralism) secara lebih mencolok, sehingga dipandang sebagai “lokus klasik” bagi bentukan baru “masyarakat majemuk” (plural society). Kemajemukan masyarakat Indonesia paling tidak dapat dilihat dari dua cirinya yang unik, pertama secara horizontal, ia ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama, adat, serta perbedaan kedaerahan, dan kedua secara vertikal ditandai oleh adanya perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam (Nasikun, 2007:33). Fenomena masyarakat dan kompeks kebudayaannya yang masing-masing plural (jamak) dan sekaligus juga heterogen (aneka ragam) itu (Kusumohamidjojo, 2000:45) tergambar dalam prinsip bhinneka tunggal ika, yang berarti meskipun Indonesia adalah berbhinneka, tetapi terintegrasi dalam kesatuan. Namun demikian, pengalaman Indonesia sejak masa awal kemerdekaan, khususnya pada masa demokrasi terpimpin Presiden Soekarno dan masa Orde Baru Presiden Soeharto memperlihatkan kecenderungan kuat pada politik monokulturalisme (Azra, 2006:152). Lebih lanjut Azra (2006:152) mengemukakan bahwa dalam politik ini, yang diberlakukan bukannya penghormatan terhadap keragaman (kebhinnekaan, atau multikulturalisme), tetapi sebaliknya adalah keseragaman (monokulturalisme) atas nama stabilitas untuk pembangunan. Berakhirnya sentralisasi Orde Baru yang memaksakan monokulturalisme, pada gilirannya telah memunculkan kesadaran akan pentingnya memahami kembali kebhinnekaan, multikulturalisme Indonesia. Di samping itu, wacana multikulturalisme Indonesia yang semakin mendapat tempat dalam masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa kondisi sebagaimana dikemukakan Saifuddin (2006:137) berikut: Pertama, desentralisasi mendorong ditingkatkannya batas-batas identitas kebudayaan di Indonesia, baik identitas etnik, agama maupun golongan. Integrasi sosial dan nasional mendapat tantangan besar dari perubahan yang terjadi. Kedua, desentralisasi politik masa kini sangat kurang memperhatikan dimensi kebudayaan. Keputusan untuk melaksanakan desentralisasi lebih pada keputusan politik oleh para elit politik partai ketimbang mempertimbangkan dimensi kebudayaan yang sesungguhnya sangat mendasar dan penting. Ketiga, ketika batas-batas kebudayaan itu semakin nyata dan tajam, dan orientasi primordialisme mulai memicu konflik yang tajam antar etnik, agama, dan golongan, dan gejala ini dikuatirkan mengancam integrasi bangsa, para elit politik tergesa-gesa mencari obat penawarnya, mencari strategi untuk membangun kembali integrasi bangsa dan kebudayaan mulai diperhatikan. Berkaitan dengan beberapa kondisi di atas, bangunan Indonesia Baru dari hasil reformasi adalah sebuah “masyarakat multikultural Indonesia”. Berbeda dengan masyarakat majemuk yang menunjukkan keanekaragaman suku bangsa dan kebudayaan suku bangsa, multikulturalisme dikembangkan dari konsep pluralisme budaya dengan menekankan pada kesederajatan kebudayaan yang ada dalam sebuah masyarakat (Suparlan, 2005:98). Multikulturalisme ini mengusung semangat untuk hidup berdampingan secara damai (peaceful coexistence) dalam perbedaan kultur yang ada baik secara individual maupun secara kelompok dan masyarakat (Azra, 2006:154, Suparlan 2005). Individu dalam hal ini dilihat sebagai refleksi dari kesatuan sosial dan budaya di mana mereka menjadi bagian darinya. Dengan demikian, corak masyarakat Indonesia yang bhinneka tunggal ika bukan lagi keanekaragaman suku bangsa dan kebudayaannya tetapi keanekaragaman kebudayaan yang ada dalam masyarakat Indonesia. Istilah multikulturalisme menurut Parekh (1997:2001) sebagaimana dikemukakan oleh Saifuddin (2006:139) mencakup sedikitnya tiga unsur, yaitu (1) terkait dengan kebudayaan, (2) merujuk kepada pluralitas kebudayaan, dan (3) cara tertentu untuk merespon pluralitas tersebut. Dengan demikian, maka multikulturalisme adalah cara pandang kebudayaan yang diwujudkan secara konkret dalam kehidupan yang nyata. Terminologi multikulturalisme menurut Stavenhagen (Supardan, 2004:8) mengandung dua pengertian. Pertama, ia merupakan realitas sosial dalam masyarakat yang majemuk dan kedua; multikulturalisme berarti keyakinan atau kebijakan yang menghargai pluralisme budaya sebagai khasanah kebudayaan yang diakui dan dihormati keberadaannya (Suparlan, 2003:31). Sejalan dengan terminologi di atas, Supardan (2004:8) mengemukakan bahwa kata kunci dalam multikulturalisme ini adalah “perbedaan” dan “penghargaan”, dua kata yang selama ini sering dikonfrontasikan. Multikulturalisme adalah landasan budaya yang terkait dengan pencapaian civility (keadaban), yang amat esensial bagi terwujudnya demokrasi yang berkeadaban, dan keadaban yang demokratis (Azra, 2004). Laporan UNDP 2004 menyatakan, berbagai studi kasus dan analisis menunjukkan, demokrasi yang bertahan dan berkelanjutan umumnya terdapat di negara-negara yang memiliki pandangan multikultural dan kemudian menerapkan multikulturalisme dalam berbagai kebijakan. Kebijakan-kebijakan responsif dan afirmatif sebagai bentuk ''politics of recognition'' yang menjadi dasar multikulturalisme memberikan insentif dalam penumbuhan dan penguatan perasaan ''kesatuan dalam keragaman'' (Hefner, 2007; Azra, 2006). Lebih jauh, dalam kerangka itu, seluruh warganegara dapat menemukan ruang politik dan institusional untuk mengidentifikasi diri mereka dengan negara-bangsa mereka sekaligus dengan identitas-identitas kultural lainnya. Semua ini mendorong tumbuhnya ''trust'' secara bersama-sama dalam diri warganegara, sehingga memperkuat partisipasi mereka dalam proses-proses politik demokratis. Semua ini merupakan faktor-faktor kunci dalam konsolidasi dan pendalaman demokrasi sehingga negara-bangsa mampu bertahan dan berkelanjutan. Yang tidak kurang pentingnya dalam membangun demokrasi multikultural adalah pengakuan atas kekurangan dan kelemahan yang pernah terjadi dalam upayaupaya penguatan nation-building, seperti misalnya monokulturalisme. Kesalahan dan kelemahan itu pada gilirannya justru menjadi dasar dan justifikasi untuk membangun demokrasi multikultural yang dapat merupakan solusi efektif bagi penciptaan stabilitas politik dan harmoni sosial. Terkait dengan pengembangan masyarakat dan demokrasi multikultural di atas, peran penting pendidikan menjadi tak terelakan. Dalam pandangan Azra (2006:153) pembentukan masyarakat multikultural Indonesia yang sehat tidak bisa secara taken for granted atau trial and error. Sebaliknya harus diupayakan secara sistematis, programatis, integrated dan berkesinambungan. Salah satu strategi penting itu adalah pendidikan multikultural yang dapat berlangsung dalam setting pendidikan formal atau informal, langsung atau tidak langsung. Pendidikan multikultural menurut Banks (Tilaar, 2004:181) adalah konsep atau ide sebagai suatu rangkaian kepercayaan (set of believe) dan penjelasan yang mengakui dan menilai pentingnya keragaman budaya dan etnis dalam membentuk gaya hidup, pengalaman sosial, identitas pribadi dan kesempatan-kesempatan pendidikan dari individu, kelompok maupun negara. Pendidikan multikultural ini diarahkan untuk mewujudkan kesadaran, toleransi, pemahaman, dan pengetahuan yang mempertimbangkan perbedaan kultural, dan juga perbedaan dan persamaan antar budaya dan kaitannya dengan pandangan dunia, konsep, nilai, keyakinan, dan sikap (Lawrence J. Saha, 1997, dalam Aly, 2005). Dalam konteks demikian, pendidikan kewarganegaraan memiliki peranan penting dalam upaya pengembangan masyarakat multikultural. Dalam UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pendidikan kewarganegaraan merupakan nama mata pelajaran wajib untuk kurikulum pendidikan dasar dan menengah dan mata kuliah wajib untuk kurikulum pendidikan tinggi (Pasal 37). Ketentuan ini lebih jelas dan diperkuat lagi pada Pasal 37 bagian Penjelasan dari Undang-Undang tersebut bahwa “Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air”. Pendidikan Kewarganegaraan yang berperan penting dalam pendidikan multikultural mempersiapkan peserta didik menjadi warganegara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia. Sebab dalam pandangan Banks (Tilaar, 2004:132), terdapat lima dimensi yang terkait dengan pendidikan multikultural, yaitu: content integration, mengintegrasikan berbagai budaya dan kelompok untuk mengilustrasikan konsep mendasar, generalisasi dan teori dalam mata pelajaran/disiplin ilmu. the knowledge construction process, membawa siswa untuk memahami implikasi budaya ke dalam sebuah mata pelajaran (disiplin). an equity paedagogy, menyesuaikan metode pengajaran dengan cara belajar siswa dalam rangka memfasilitasi prestasi akademik siswa yang beragam baik dari segi ras, budaya ataupun sosial. prejudice reduction, mengidentifikasi karakteristik ras siswa dan menentukan metode pengajaran mereka. empowering school culture, melatih kelompok untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, berinteraksi dengan seluruh staff dan siswa yang berbeda etnis dan ras dalam upaya menciptakan budaya akademik. Kelima dimensi tersebut memerlukan dukungan kompetensi/karakteristik yagn harus nampak pada diri warganegara. Cogan (1998:115) mengkonstruksi karakteritik yang harus dimiliki warganegara sebagai berikut: the ability to look at and approach problems as a member of a global society (kemampuan mengenal dan mendekati masalah sebagai warga masyarakat global); the ability to work with others in a cooperative way and to take responsibility for one’s roles/duties within society (kemampuan bekerjasama dengan orang lain dan memikul tanggung jawab atas peran atau kewajibannya dalam masyarakat); the ability to understand, accept, appreciate and tolerate cultural differences (kemampuan untuk memahami, menerima, dan menghormati perbedaan-perbedaan budaya); the capacity to think in a critical and systemic way (kemampuan berpikir kritis dan sistematis); the willingness to resolve conflict and in a non-violent manner (kemampuan menyelesaikan konflik dengan cara damai tanpa kekerasan); the willingness to change one’s lifestyle and consumption habits to protect the environment (kemampuan mengubah gaya hidup dan pola makanan pokok yang sudah biasa guna melindungi lingkungan); the ability to be sensitive towards and to defend human rights (eg, rights of women, ethnic minorities, etc), and (memiliki kepekaan terhadap dan mempertahankan hak asasi manusia (seperti hak kaum wanita, minoritas etnis, dsb); the willingness and ability to participate in politics at local, national and international levels (kemauan dan kemampuan berpartisipasi dalam kehidupan politik pada tingkatan pemerintahan lokal, nasional, dan internasional). Tuntutan pengembangan karakteristik warganegara di atas menurut Cogan (1998:117) harus dikonstruksi dalam kebijakan pendidikan kewarganegaraan yang multidimensional (multidimensional citizenship), yang ia gambarkan dalam empat dimensi yang saling berinterelasi, yaitu the personal, social, spatial and temporal dimension. Keempat dimensi ini akan melahirkan atribut kewarganegaraan yang mungkin akan berbeda di tiap negara sesuai dengan sistem politik negara masing-masing, yakni: (1) a sense of identity; (2) the enjoyment of certain rights; (3) the fulfilment of corresponding obligations; (4) a degree of interest and involvement in public affairs; and (5) an acceptance of basic societal values. Bagi Indonesia, karakter kewarganegaraan akan memiliki kekhususan sesuai dengan ideologi yang dianut, yakni Pancasila, dan Konstitusi yang berlaku di Indonesia, ialah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). Empat dimensi kewarganegaraan sebagaimana dikemukakan di atas, menjadi acuan untuk menggambarkan kompetensi yang semestinya dimiliki setiap warganegara/masyarakat multikultural. Kompetensi kewarganegaraan menurut Branson (1998:16), terdiri atas tiga komponen penting, yaitu: 1) Civic knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), berkaitan dengan kandungan atau apa yang seharusnya diketahui oleh warganegara; 2) Civic skill (keterampilan kewarganegaraan), adalah kecakapan intelektual dan partisipatoris warganegara yang relevan; dan 3) Civic disposition (watak kewarganegaraan) yang mengisyaratkan pada karakter publik maupun privat yang penting bagi pemeliharaan dan pengembangan demokrasi konstitusional. F. Ringkasan Secara historis-epistemologis, Amerika Serikat (USA) dapat dicatat sebagai negara perintis kegiatan akademis dan kurikuler dalam pengembangan konsep dan paradigma "citizenship education" dan "civic education". Untuk pertama kalinya, yakni pada pertengahan tahun 1880-an di USA mulai diperkenalkan mata pelajaran "Civics" sebagai mata pelajaran di sekolah yang berisikan materi mengenai pemerintahan. Selanjutnya lahir sebutan-sebutan lain seperti civic education dan citizenship education. Istilah-istilah "civics, dan "civic education", lebih cenderung digunakan dalam makna yang serupa untuk mata pelajaran di sekolah yang memiliki tujuan utama mengembangkan siswa sebagai warga negara yang cerdas dan baik. "Citizenship education" lebih cenderung digunakan dalam visi yang lebih luas untuk menunjukkan "instructional effects" dan "nurturant effects" dari keseluruhan proses pendidikan terhadap pembentukan karakter individu sebagai warganegara yang cerdas dan baik. Dilihat visi lain perkembangan "citizenship education" dan "civic education", dalam kenyataannya secara historis-epistemologis tidak bisa dipisahkan dari perkembangan pemikiran tentang "social studies/social studies education", seperti dapat dilihat di USA. Mengenai saling keterkaitan antara "citizenship education" dan "civic education" dan "social studies", pada dasarnya ada dua pandangan utama. Pandangan pertama melihat "citizenship education" dan "civic education" sebagai bagian dari 'social studies", dan pandangan kedua melihat "citizenship education' dan "civic education" sebagai esensi atau inti dari "social studies".Sementara itu secara epistemologis, sesungguhnya "social studies' juga memiliki kaitan sangat erat dengan "social sciences". Mencermati perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia, sampai sejauh ini baik istilah yang dipakai, misi dan isi mata pelajaran "Civics"/Pengetahuan Kewargaan Negara, Pendidikan Kewargaan Negara, Pendidikan Moral Pancasila, dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dan Pendidikan Kewarganegaraan yang berkembang selama hampir empat dasawarsa (1962-1998) menunjukkan terjadinya inkonsistensi pemikiran yang secara mendasar mencerminkan terjadinya krisis konseptual, yang tentunya berdampak pada terjadinya krisis operasional kurikuler. Keadaan ini mirip dengan situasi yang juga pemah dialami di Amerika Serikat, dimana "Civics, Civic Education, Citizenship Education, Social Studies/Social Science Education" sejak kelahirannya tahun 1880-an sampai dengan terbitnya dokumen akademis NCSS (1994) 'Curriculum Standards for Social Studies: Expectations of Excellence" dan dokumen akademis Civitas (1994) ‘National Standards for Civics and Government’. Tampaknya mereka telah berhasil mengatasi krisis konseptual dan kurikuler. Setidaknya mereka kini telah mencapai suatu konsensus akademis dan programatik yang pada gilirannya akan memandu terjadinya proses kurikulum yang Iebih koheren. Bagi Indonesia konsensus serupa sangatlah penting dan didambakan untuk mendapatkan paradigma yang cocok mengenai pendidikan bidang sosial di sekolah. Unsur ontologi Pendidikan kewarganegaraan memiliki dua dimensi, yakni objek telaah dan objek pengembangan. Objek telaah adalah keseluruhan aspek idiil, instrumental, dan praksis pendidikan kewarganegaraan yang secara internal dan ekstemal mendukung sistem kurikulum dan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah, serta format gerakan sosial-kutural kewarganegaraan masyarakat. Objek pengembangan atau sasaran pembentukan adalah keseluruhan ranah sosio-psikologis peserta didik, yakni ranah kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik yang menyangkut status, hak, dan kewajibannya sebagai warganegara, yang perlu dimuliakan dan dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warganegara yang "cerdas, dan baik", dalam arti demokratis, religius, dan berkeadaban dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bemegara. Epistemologi Pendidikan Kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan metodologi pengembangan. Metodologi penelitian digunakan untuk mendapatkan pengetahuan baru melalui: (1) metode penelitian kuantitatif yang memfokuskan proses pengukuran dan generalisasi untuk mendukung proses konseptualisasi, dan (2) metode penelitian kualitatif yang memfokuskan pada pemahaman holistik terhadap fenomena alamiah untuk membangun suatu teori. Adapun metodologi pengembangan digunakan untuk mendapatkan paradigma pedagogis dan rekayasa kurikuler yang relevan guna mengembangkan aspek-aspek sosial-psikologis peserta didik, dengan cara mengorganisasikan berbagai unsur instrumental dan kontekstual pendidikan. Aspek aksiologi Pendidikan Kewarganegaraan adalah berbagai manfaat dari hasil penelitian, hasil pengembangan, dan/atau hasil penelitian dan pengembangan dalam bidang kajian Pendidikan Kewarganegaraan yang telah dicapai bagi kepentingan dunia pendidikan, khususnya untuk dunia persekolahyan dan pendidikan tenaga kependidikan. G. Latihan Jelaskan bagaimana hubungan antara istilah “civics, civic education dan citizenship education” jika ditinjau secara historis epistimilogis. Dilihat visi lain perkembangan "citizenship education" dan "civic education", dalam kenyataannya secara historis-epistemologis tidak bisa dipisahkan dari perkembangan pemikiran tentang "social studies/social studies education". Jelaskan mengapa demikian. Deskripsikan perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia sejak secara formal munculnya mata pelajaran "civics" dalam kurikulum SMA tahun 1962 hingga diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Mencermati perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia selama hampir empat dasawarsa (1962-1998) ternyata baik istilah yang dipakai, misi dan isi mata pelajaran "Civics"/ Pengetahuan Kewargaan Negara, Pendidikan Kewargaan Negara, Pendidikan Moral Pancasila, dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dan Pendidikan Kewarganegaraan menunjukkan terjadinya inkonsistensi pemikiran yang secara mendasar mencerminkan terjadinya krisis konseptual, yang tentunya berdampak pada terjadinya krisis operasional kurikuler. Bagaimana usaha yang mesti dilakukan agar kita keluar dari problematik seperti itu. Unsur ontologi Pendidikan kewarganegaraan memiliki dua dimensi, yakni objek telaah dan objek pengembangan. Lakukanlah analisis terhadap kedua objek Pendidikan Kewarganegaraan tersebut dan bagaimana kaitannya dengan visi Pendidikan Nasional menurut UU No. 20/2003), serta pengembangan INSAN INDONESIA CERDAS KOMPREHENSIF DAN KOMPETITIF (Insan Kamil/Insan Paripurna). H. Kajian Lanjut Epistemologi Pendidikan Kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan metodologi pengembangan. Metodologi penelitian digunakan untuk mendapatkan pengetahuan baru melalui: (1) metode penelitian kuantitatif yang memfokuskan proses pengukuran dan generalisasi untuk mendukung proses konseptualisasi, dan (2) metode penelitian kualitatif yang memfokuskan pada pemahaman holistik terhadap fenomena alamiah untuk membangun suatu teori. Adapun metodologi pengembangan digunakan untuk mendapatkan paradigma pedagogis dan rekayasa kurikuler yang relevan guna mengembangkan aspek-aspek sosial-psikologis peserta didik, dengan cara mengorganisasikan berbagai unsur instrumental dan kontekstual pendidikan. Lakukanlah kajian lanjut tentang kemungkinan mengintegrasikan kegiatan penelitian dan pengembangan ( research and developmnt) untuk menghasilkan berbagai kegiatan penelitian tindakan atau "action research”.( curriculum action research/ classroom action research) dalam bidang Pendidikan Kewarganegaraan. Lakukanlah kajian pengembangan kompetensi kewarganegaraan yang bercirikan multikultural dalam upaya pengembangan warganegara multikultural melalui pendidikan kewarganegaraan. Dalam konteks ini, kompetensi kewarganegaraan multikultural yang dimaksud dapat didasarkan pada empat dimensi kewarganegaraan sebagaimana dikemukakan Cogan (1998), yaitu the personal, social, spatial, dan temporal dimension untuk selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen kewarganegaraan sebagaimana dikemukakan Branson (1998), yaitu civic knowledge, civic skill, and civic disposition. PAGE PAGE 39 1 / % ' . Ê ß ç ö ? ° 2 ± 4 Ò C D ç ¨ ì ° û ¸ ¾ e ¿ ) Ô ïßÏ¿³§œ‘†œ†œzœzœ‘œzœzœ‘œl_Q_Q_ h}M– h† Ä 6 •OJ QJ ^J h}M– h† Ä OJ QJ ^J h}M– h† Ä 5 •OJ QJ ^J h}M– h•&r 6 •OJ QJ h}M– hq| OJ QJ h}M– h† Ä OJ QJ h}M– h•&r OJ QJ h}M– h Yø 5 •OJ QJ h}M– hÙ.@ 5 •OJ QJ h}M– h† Ä 5 •CJ OJ QJ aJ h}M– h•&r 5 •CJ OJ QJ aJ h}M– hEy 5 •CJ OJ QJ aJ h}M– h·<¶ 5 •CJ OJ QJ aJ 1 2 3 4 D & ' . i ù S - ¯ O Ò Ó Ô Õ Ö 7 5 ÷ ÷ ï Ö ÷ ÷ ï Ö $ ï „H Ö ï „ˆ ^„H `„ˆ a$ gdÕ^ ÷ â Ö ï 9 ï â Ö Í ï Í ½ „ ]„ gd† Ä 9 & F „ ]„ gd† Ä 9 „ „ ]„ ^„ gd† Ä $ a$ gdÕ^ $ a$ gdô]î 5m Ô Õ Ö ^m ýý 0 5 6 7 ² Å R ƒEƒO š - Ê á u hœKÿ @ˆ L OJ n QJ Ž ‘ Õ h}M– h óçØȸȨȃvi\•O Yø @ˆ OJ QJ h}M– h Yø @ˆÿÿOJ QJ h}M– höaÄ @ˆþÿOJ QJ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ h}M– h Yø @ˆþÿOJ QJ h}M– h Yø OJ hh1y ñ CJ h† Ä QJ h}M– höaÄ 5 •CJ OJ QJ aJ h}M– 5 •CJ OJ QJ aJ h}M– h– ñ 5 •CJ OJ QJ aJ OJ QJ aJ h}M– hÍWô 5 •OJ QJ h}M– 5 •OJ QJ Õ e ¦ · ¼ Ñ â ç 1 4 5 ‚ óæÙÌ󿲧š€¿qbUHU9 h}M– : h– p x h}M– h ¿ Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– höaÄ OJ QJ ^J h}M– h Yø OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ hœKÿ h Yø @ˆ OJ QJ hœKÿ h Yø @ˆñÿOJ QJ h}M– h Yø OJ QJ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ h}M– h Yø @ˆÿÿOJ QJ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ T ‚ ˜ h}M– h ‚ Ü É ä " ô F ö e k ® ô ü ñäÕÆÕ·¨™Š{Õ¨l¨]N?0 Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆÿÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h¨ ¸ @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆôÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆöÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆóÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– höaÄ @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ Q Æ{^SF9S QJ ™ ^J á / h}M– h 0 ? & v 3 ‘ { Ü È ( j ® ÷ ñâÕñƷƨ™ÆŠ{Æk Yø @ˆ OJ QJ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ h}M– h Yø OJ QJ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ h}M– h Yø 6 @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h¨ ¸ @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆÿÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J 5 0) k) |* ï à Ÿ Ÿ ‘ • # ) Ë ð" =' Y' ã × ¯ • ,( l( × Ÿ { Ÿ( Ö( × Ÿ $ „) „8 „¸ÿ]„) ^„8 `„¸ÿa$ gdÕ^ $ „) Æ „¬ ]„) ^„¬ a$ gdÕ^ ˆ $ „) ]„) a$ gdÕ^ Æ ˆ $ „) „Ð ]„) ^„Ð a$ gdÕ^ „Ð dð `„Ð gdÕ^ „Ð dð `„Ð gdÕ^ $ „Ð `„Ð a$ gdÕ^ dð $ „H gdÕ^ „ˆ ^„H `„ˆ a$ gdÕ^ ÷ . • W ™ £ › æ Ö í ò û % óæóÙÌÙ¿²ó§óš‹~o`oQ`B` h}M– h Yø @ˆüÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆûÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆÿÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆþÿOJ QJ ^J h}M– h Yø OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ÷ÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ h}M– h Yø OJ QJ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ h}M– h¨ ¸ @ˆ OJ QJ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ h}M– h¨ ¸ @ˆ OJ QJ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ % 4 7 W i • • • ³ Ç Ý - - - #- &- ñâÓâıž‹žziVCž0 $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆùÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ÷ÿOJ QJ ^J mH! sH! h}M– h Yø OJ QJ ^J mH! sH! h}M– hñ•O OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆúÿOJ QJ ^J mH! sH! h}M– h Yø @ˆÿÿOJ QJ ^J h}M– h¨ ¸ @ˆýÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆýÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆùÿOJ - ý- QJ ^J &- .- 3- <- C- I- k- ‚- †- ‡- ˜- ¤- ´- º L íÚÇ´¡íÇŽÇ{jíWD¡1 $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆþÿOJ h QJ ^J mH! sH! $ h}M– hñ•O @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! h}M– Yø OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆûÿOJ h QJ ^J mH! sH! $ h}M– hñ•O @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆúÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! ± íÚÇ´¡Ž¡}l}YJ9( L N h}M– [ h m v ‚ ” œ ¸ ¼ â # j ® Yø @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø OJ QJ mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆñÿOJ QJ ^J mH! sH! h}M– hñ•O OJ QJ ^J mH! sH! h}M– h Yø OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hñ•O @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! ± ù ! ! ! 5! 8! M! p! U# ïÞïÐï¿®ïÞÞŒyfSyS@ w! ã! þ! %" @" B" Š" Ï" $ h}M– h ð" 5# I# Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ÷ÿOJ QJ ^J mH! sH! h}M– hñ•O @ˆýÿOJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆþÿOJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆûÿOJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆ OJ QJ mH! sH! hÃiÝ @ˆÿÿOJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆýÿOJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆÿÿOJ $ Ö$ Ü$ QJ mH! sH! U# íÚƳ Œ y fUCU0 l# u# |# ·# 6$ <$ F$ X$ $ h}M– h •$ ¥$ ¦$ § Yø @ˆðÿOJ QJ ^J mH! sH! # h}M– h Yø H* OJ QJ ^J mH! sH! h}M– h Yø OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆïÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆòÿOJ QJ ^J mH! sH! ' h}M– h Yø 6 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! ' h}M– h Yø 6 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! Ü$ % ÇŽWÇD1 c% •% ¤% -% ¹% ¿% Ã% $ h}M– h Ì% Ý% G& N& p& q& ³& íÚÇ´¡Ž{hÚ Yø @ˆ h OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hñ•O @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! h}M– Yø OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ ( l( OJ Ÿ( QJ ^J mH! sH! ³& ¾& Å& íÚÇ´¥’•lYFY7$ $ h}M– h û& =' Y' ¤' Ö' è' *( +( , Yø @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! h}M– h Yø @ˆ OJ l @ˆõÿOJ QJ QJ ^J ^J $ h}M– mH! sH! h $ h}M– h Yø @ˆõÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆøÿOJ QJ ^J mH! sH! h}M– h Yø OJ QJ mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆóÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! Ÿ( Ö( ó( ÷( þ( ) ) 0) k) Ñ) Ó) â) h}M– h * * L* íÚÇ´¡ÚŽ{nanRC4 Yø @ˆþÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– hE}V OJ QJ ^J h}M– h Yø OJ QJ ^J $ h}M– h Yø @ˆôÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ h OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hE}V @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– Yø @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! L* |* ê* -+ X+ ‘+ ™+ ¡+ Ù+ , , %, /, 4, F, P, ], ¢, æ, û, ñæÙÌ¿æ´æ§š€sæsšsfæsYsfLæs -, - - )- 3h}M– ;h H- Yø @ˆùÿOJ QJ h}M– hE}V @ˆþÿOJ QJ h}M– h Yø @ˆÿÿOJ QJ h}M– h Yø @ˆþÿOJ QJ h}M– h Yø @ˆúÿOJ QJ h}M– hE}V @ˆýÿOJ QJ h}M– h Yø @ˆýÿOJ QJ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ h}M– hE}V OJ QJ h}M– h Yø @ˆñÿOJ QJ h}M– h Yø @ˆðÿOJ QJ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ h}M– h Yø OJ QJ h}M– h Yø @ˆñÿOJ F ë « QJ |* ‘+ « ƒ $ ^J ß ó0 Ë ‡9 Z; ¨= > l> ? ¿ — ¿ ß Õ? ß s 6A ùC VD ß j „Ð „Ð ]„Ð ^„Ð a$ gdÕ^ $ „@ „8 „˜þ]„@ ^„8 `„˜þa$ gdÕ^ $ „ø „8 „˜þ]„ø ^„8 `„˜þa$ gdÕ^ $ „ˆ „8 „˜þ]„ˆ ^„8 `„˜þa$ gdÕ^ „Ð dð `„Ð gdÕ^ $ „H „H „ˆ ]„H ^„H `„ˆ a$ gdÕ^ $ „Ð `„Ð a$ gdÕ^ $ „) H- „8 „¸ÿ]„) ^„8 `„¸ÿa$ gdÕ^ M- V- ]- c- ï. :. <. [. |. ƒ. Î. / Y/ a/ ‡xiZK‡< h}M– h / î/ 50 x0 óæÙóÌ¿²¿Ìó¥– Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ÷ÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆøÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆûÿOJ QJ h}M– hE}V @ˆöÿOJ QJ h}M– h Yø @ˆöÿOJ QJ h}M– h Yø @ˆýÿOJ QJ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ h}M– h Yø @ˆþÿOJ QJ h}M– h Yø @ˆüÿOJ QJ x0 …0 ˆ0 ª0 µ0 ¿0 ó0 %1 51 h1 |1 —1 Ã1 2 72 \2 ¥2 Î2 í2 ñâñÓÄÓ¹¬Ÿ’…xk^QD7k h}M– h Yø @ˆÿÿOJ QJ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ h}M– h Yø @ˆîÿOJ QJ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ h}M– h Yø @ˆñÿOJ QJ h}M– h Yø @ˆøÿOJ QJ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ h}M– h Yø OJ QJ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆõÿOJ QJ ^J h}M– hE}V @ˆöÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆöÿOJ QJ ^J í2 õ2 ý2 43 •3 ˜3 š3 È3 4 R4 Z4 `4 š4 ¬4 ´4 ã4 5 5 F5 c5 Fq7€ h}M– h q5 óæÙ̿濲¥šš€qbU Yø @ˆÿÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆõÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆþÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆýÿOJ QJ ^J h}M– hE}V OJ QJ h}M– h Yø OJ QJ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ q5 ½5 T6 Œ6 œ6 ²6 Ó6 Ý6 '7 Y7 8 8 E8 Œ8 ±8 Ï8 9 L9 Z9 ‡9 Ô9 ñâÓâÄâĵ¦âÓ— ˆÓÄÓ{lÓµÓâ]N h}M– h t7 •7 …7 »7 Yø OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆüÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆðÿOJ QJ ^J h}M– h Yø OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆùÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆÿÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆûÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆñÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆýÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆÿÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆþÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ : -: OJ ³: QJ º: ^J Ô9 Õ9 ô9 ö9 Ú: é: ô: ;; Z; h}M– h ; è; ú; ñàÏàÀ­š‡šta­RC4 Yø @ˆýÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ h OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hðIÒ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! h}M– h Yø OJ QJ mH! sH! h}M– hE}V @ˆüÿOJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆüÿOJ h Y OJ > > $> QJ QJ /> mH! sH! h}M– mH! sH! ú; 0< r< ¾< = W= š= ¨= 2> <> W> l> o> ñâÓĵ¦—ˆ¦yj[Lˆ¦=. õ= h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆùÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆñÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆðÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆùÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆõÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆïÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J o> -> Â> É> Í> Ñ> Õ> Ú> ä> ? ? ? ? ? E? F? ñâÓÄ·¨™Š{Šl]N?1 h}M– h Yø H* OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆùÿOJ QJ ^J h}M– hðIÒ @ˆïÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆïÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆþÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆûÿOJ QJ ^J h}M– h Yø OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆüÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆýÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆøÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ @ {@ OJ †@ QJ ½@ ^J È@ F? I? V? j? s? t? x? ñâÓĵ¦µ—ˆ{pcVIV<h}M– h „? ˆ? ½? Õ? @ Q@ [ Yø @ˆüÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ h}M– hðIÒ @ˆ OJ QJ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ h}M– h Yø OJ QJ h}M– h Yø OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– hðIÒ @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J È@ ÷@ ,A 6A ‚A •A ¨A ºA ÃA B FB ‚B ²B ÂB ÔB ñâÓÀ­œ‰vc‰P‰=* $ h}M– h Yø @ˆúÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆóÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! h}M– h Yø OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆõÿOJ QJ ^J mH! sH! h}M– h Yø @ˆúÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆþÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆÿÿOJ QJ ^J ÔB ìB }M– h LC gC kC šC æC ùC úC -D VD iD xD •D íÜɶ£•}n_PA2# h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆïÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆÿÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆîÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– hðIÒ @ˆ OJ QJ ^J $ h}M– h Yø @ˆùÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆðÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆîÿOJ QJ ^J mH! sH! h}M– h Yø OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! •D ¹D ¼D ÈD ÓD E DE ¨™¨Œ}n_PA}2 €E ¤E ³E h}M– h ´E ¿E F 9F <F jF ¶F ñâÓĵ Yø OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆòÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆþÿOJ QJ ^J h}M– hðIÒ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆúÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆÿÿOJ QJ ^J ¶F ùF ?G ƒG — G œG ¥G ¾G ÀG H NH ’H ÙH -I J lJ ïÞͼ«¼«¼œ‹œziœXG6œ hI ¯I h}M– êI h - Yø @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆóÿOJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆÿÿOJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆýÿOJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆöÿOJ QJ mH! sH! h}M– h Yø OJ QJ mH! sH! h}M– h p) @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hðIÒ @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆ K ìK OJ øK QJ ýK mH! sH! L lJ ¹J èJ ýJ )K OK gK lK zK {K ŽK ÏK ß L ïàÏᆱ˜«‡«taPà?Pà h}M– h Yø @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆ OJ QJ mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! h}M– h Yø OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h p) @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! h}M– h p) @ˆòÿOJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆýÿOJ QJ mH! sH! h}M– h Yø OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆòÿOJ V XY 8[ • QJ 9[ Õ mH! sH! jF ßK RO r[ “] f_ Úb ó Ç • ‚ „Ð dð ¤ `„Ð gd×Yá $ a$ gd×Yá $ „h ^„h a$ gdÕ^ „ˆ dð `„ˆ gdÕ^ „ˆ dð ¤ `„ˆ gdÕ^ $ $ „ ÍR ÂS ó » ó å ¯ „Ð dð & ,D § /„ ^„ `„Ð gd×Yá „Ð „ˆ ]„Ð ^„ˆ a$ gdÕ^ „ˆ dð ¤ `„ˆ gdÕ^ „Ð dð `„Ð gdÕ^ L L L L #L .L 2L ;L @L FL JL •L §L ¯L ÁL ïÞͼ­œ­‹­z­¼œiͼXÍ­¼­G h}M– h WL eL hL nL sL …L ŒL ”L Yø @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆþÿOJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆöÿOJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆ M yM OJ ¼M QJ mH! sH! ÁL òáп®®ŽlYIY6 ÅL ÊL ÒL ÚL äL èL ðL M 2M 9M KM $ h}M– h O Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! - hÃiÝ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆõÿOJ QJ ^J mH! sH! h}M– h p) OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆöÿOJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆ OJ QJ mH! sH! hÃiÝ @ˆ OJ QJ mH! sH! ¼M N N #N )N .N 4N :N $ h}M– h FN ŒN ÀN ÔN O )O íÚÇ´¡Ž{ŽhUB´/ Yø @ˆíÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ÷ÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆùÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆúÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆûÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! )O RO –O ÝO #P %P 'P 7P WP kP — P ¹P óP Q "Q DQ ŽQ ¸Q ¿Q ûQ íÜͼ«š«š«‰x͉ÍgV‰E2 $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! h}M– h p) @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆóÿOJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h p) @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆ OJ QJ mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ S \S h OJ ¤S QJ ÂS ^J ÆS mH! sH! ûQ CR ŠR ÍR ÛS ßS åS íÚÇ´¡Ž{hYJ;, S h}M– Yø @ˆÿÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆûÿOJ QJ ^J $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆñÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆïÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆôÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆòÿOJ QJ ^J mH! sH! åS ÷S )T ˆyj[LÄ=. -T ;T fT ˜T £T h}M– h áT öT U ZU …U ŸU ÜU úU ñâÓĵ¦— Yø @ˆòÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆúÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆùÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆõÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆøÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆñÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆÿÿOJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J h}M– h Yø @ˆ V ˜V X ¡X OJ QJ ^J úU pW qW »W ËW ÐW ñâÓ±ž‹xexRAžx.R‹ V ÝW ìW $ h}M– ïW h ùW 5X DX GX – Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! h}M– h Yø OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆúÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! h}M– h p) @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø OJ QJ mH! sH! h}M– h Yø @ˆòÿOJ QJ ^J Y .Y /Y =Y >Y $ h}M– h @Y h}M– h p) @ˆòÿOJ QJ ^J ¡X ¥X âX AY BY XY |Y ŠY íÚÇ«”u«”\E«Eí2í Y Y - Yø @ˆúÿOJ QJ ^J mH! sH! - h}M– h Yø @ˆþÿB* OJ QJ ^J mH! ph sH! 0 h}M– h st @ˆþÿB* H* OJ QJ ^J mH! ph sH! < • j h}M– h Yø @ˆóÿB* OJ QJ U ^J mH! ph sH! - h}M– h Yø @ˆóÿB* OJ QJ ^J mH! ph sH! 6 j h}M– h Yø @ˆóÿB* OJ QJ U ^J mH! ph sH! $ h}M– h Yø @ˆóÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! ŠY ¢Y -Y ®Y [ 8[ 9[ <[ I[ íÚÇÚ¶£¶•}j•WL@4 h°cR 5 •OJ QJ h}M– h;,„ 5 •OJ QJ l OJ QJ $ h}M– h ÜY h}M– çY (Z h jZ •Z ÐZ h}M– [ Yø @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆïÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆîÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! h}M– h Yø OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h Yø @ˆøÿOJ QJ ^J mH! sH! I[ r[ ö[ ;\ }\ ¾\ ] ] #] -] 7] ;] A] J] N] “] Ö] ^ [^ •^ è^ "_ óàÍຩ– àƒàp]©ƒà]àJà7à $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! h}M– hùi1 OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! h}M– hßY£ 5 •OJ QJ "_ '_ ,_ /_ 8_ C_ X_ f_ -_ È_ î_ ` 3` Z ` t` ÿ` Da „a íÚÇí´Ú´¥”ƒra¥P?.” h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 OJ QJ mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! „a Èa ×a Ùa b \b cb kb vb ‚b Žb ºb Ôb Ùb Úb c c _c ïÞ;­œ¾‹z­iXG;Í6 h}M– hùi1 @ˆûÿOJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆñÿOJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆôÿOJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆúÿOJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆÿÿOJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆüÿOJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆöÿOJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆýÿOJ QJ mH! sH! _c gc ¨c îc :d md nd rd yd ½d Äd ô d ùd e Pe ïÞͼ«š‰x«gVEV2 $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! h}M– h¤\ä OJ QJ ^J mH! sH! h}M– hùi1 OJ QJ ^J mH! sH! h}M– h¤\ä @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆýÿOJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h¤\ä @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆóÿOJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆøÿOJ QJ mH! sH! Pe ™e àe åe f (f pf g –g íÚÇ´Ç¡Ž{hUhUD3ÚD3D3 h¤\ä OJ QJ ^J mH! sH! h¤\ä @ˆüÿOJ QJ ^J mH! hùi1 @ˆþÿOJ QJ ^J mH! hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! hùi1 @ˆóÿOJ QJ ^J mH! h¤\ä @ˆõÿOJ QJ ^J mH! hùi1 @ˆõÿOJ QJ ^J mH! hùi1 @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! hùi1 @ˆýÿOJ QJ ^J mH! l ¹o At æ{ T‚ “‡ eŒ ‘ é Û Û © • • & F Æ À! a$ gd×Yá " $ & F •f Òf áf g g g .g Fg Vg kg tg “ h}M– hùi1 OJ QJ ^J mH! sH! h}M– $ h}M– hùi1 @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– sH! $ h}M– sH! $ h}M– sH! $ h}M– sH! $ h}M– sH! $ h}M– sH! $ h}M– sH! $ h}M– sH! Úb •f i ¬j – '• l• ¤• Æ• Â Û Û © © © © † † $ „ dð ¤ ]„ a$ gd×Yá " $ „ „ „Ð dð ¤ ]„ ^„ `„Ð a$ gd×Yá % $ „ „ „Ð „Ð dð dð ¤ ¤ ]„ ^„ `„Ð gd×Yá `„Ð a$ gd×Yá „ h „ ih „Ð dð ¤ ]„ ^„ `„Ð gd×Yá –g Üg ñg òg ©h Ãh Åh éh ôh úh þh i i Fi íÚÇÚ´Ú¡Ž¡{jWDj3 h}M– hùi1 @ˆÿÿOJ QJ mH! sH! $ h}M– h¤\ä @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! h}M– hùi1 OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h¤\ä @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h¤\ä @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! Fi Œi Ôi j j 7j Zj ij nj •j ‘ j ¬j ´j Åj Ñj Ûj àj ñàϾ­¾œ‹¾zœgTAg. $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! h}M– hùi1 @ˆûÿOJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆþÿOJ QJ mH! sH! h}M– h¤\ä @ˆÿÿOJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆÿÿOJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆøÿOJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 OJ QJ mH! sH! àj åj ûj ýj 'k wk l Sl [l vl – l m m )m íÚÇÚ´¡Ž{hUF5$ h}M– h¤\ä @ˆýÿOJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆþÿOJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 OJ QJ mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆïÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h¤\ä @ˆïÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆôÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆîÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h¤\ä @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆúÿOJ QJ ^J mH! sH! )m [m xm ¿m Àm æm ûm 0n On tn xn ·n ¸n ôn øn o Io ïàÑÁÑ °ŸÑŽï}lYIY6 $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! - hÃiÝ @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! h}M– h¤\ä @ˆþÿOJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆþÿOJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆñÿOJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆïÿOJ QJ mH! sH! h}M– h¤\ä @ˆïÿOJ QJ mH! sH! h}M– h¤\ä H* OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 OJ QJ mH! sH! h}M– h¤\ä OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆýÿOJ QJ mH! sH! Io Jo Oo To Žo þo Fp •p Öp q fq ± q ûq r /r 8r @r Br Ir íÚÇ´¡•´¡}´j´W•D1D¡ $ h}M– h¤\ä @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆðÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! h}M– hùi1 OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆúÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h¤\ä @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! Ir Pr Rr Vr Wr er qr wr zr {r ²r ¸r ¹r ½r ëØȵ¢•|kZG3G# - hÃiÝ @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! ' h}M– hùi1 6 @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! h}M– hùi1 OJ QJ ^J mH! sH! h}M– h¤\ä OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! - hÃiÝ @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! ' h}M– hùi1 6 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! ½r ¾r år ær s Gs Us ms ns rs Žs ¢s £s íÚÇÚ¶£••lYF4 # h}M– h¤\ä H* OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h¤\ä @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! h}M– h¤\ä OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h¤\ä @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! h}M– hùi1 OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h¤\ä @ˆóÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆóÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! £s ´s Äs Ås ´¥–‡{‡–hWD1 hùi1 @ˆ OJ hùi1 @ˆýÿOJ hùi1 OJ QJ h×Yá OJ QJ hu ´ @ˆÿÿOJ hùi1 @ˆ OJ h¤\ä @ˆ OJ Ðs Ùs At Bt $ h}M– QJ ^J mH! sH! QJ ^J mH! sH! mH! sH! h}M– mH! sH! $ h}M– QJ ^J mH! sH! QJ ^J mH! sH! QJ ^J mH! sH! Jt «t ¯t Ît Ït Út èt ít ýt íÚíÚÇ hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h}M– hùi1 OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hÃiÝ OJ QJ mH! sH! h}M– hu ´ OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– $ h}M– $ h}M– ýt u u u %u )u 0u 9u =u Lu Qu •u “u Îu v `v ¥v év 4w ww íÚ Çí´¡Ž¡íÇ{hŽUB¡BŽ´ $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hu ´ @ˆöÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆöÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! ww ³w µw æw ïw õw ÷w ýw Bx Šx y y ƒy £y ¥y åy íÚÇ´Ç´¡ŽÇ{hU{B/ $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hu ´ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆøÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆúÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆëÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hu ´ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hu ´ @ˆôÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆôÿOJ QJ ^J mH! sH! åy %z ez fz ©z ïz .{ 3{ ~{ Ž{ ˜ { Á{ æ{ ô{ x| ‚| ¯| ÿ| íÚǸ§–…t–b–tSDSD5 h}M– h&2… OJ QJ mH! sH! h}M– hÏ ‚ OJ QJ mH! sH! h}M– h±Z- OJ QJ mH! sH! # h}M– hùi1 6 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆÿÿOJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 OJ QJ mH! sH! $ h}M– hu ´ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! ÿ| Ù~ Ú~ • .• T‚ U‚ b‚ ‚‚ 9„ :„ ’‡ “‡ Š Š 9Š MŠ eŒ fŒ CŽ EŽ '• (• Y• j• l• m• ¤• A‘ I‘ s‘ ‚‘ …‘ è‘ ð‘ ’ ìÙìÙìʻʻÊìÙì¦ì¦ìÊ»ÊìÊ»–»Ê»‡v‡v‡k_k h}M– hÏ ‚ 6 •OJ QJ h}M– hÏ ‚ OJ QJ h}M– hÏ ‚ 6 •B* OJ QJ ph h}M– hÏ ‚ B* OJ QJ ph h}M– hÏ ‚ 6 •OJ QJ mH! sH! ( h}M– hÏ ‚ 6 •B* OJ QJ mH! ph sH! h}M– hÏ ‚ OJ QJ mH! sH! h}M– h&2… OJ QJ mH! sH! % h}M– h&2… B* OJ QJ mH! ph sH! % h}M– hÏ ‚ B* OJ QJ mH! ph sH! # ‘ L‘ …‘ — Y— ô— œ˜ 6™ »™ öš œ Äœ ¬• až eŸ J ð ð ä Ì Ì Ì Ì ä ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ž ¶ * & F Æ ¡ Ð „Ð „˜þ1$ ^„Ð `„˜þgd×Yá * & F Æ ¡ Ð „Ð „˜þ^„Ð `„˜þgd×Yá ) $ & F Æ $ & F Æ Ð „Ð „˜þ^„Ð `„˜þa$ gd×Yá „Ð `„Ð a$ gd×Yá $ À! a$ gd×Yá ’ 5’ w“ †“ •“ Ž“ à” X• ™– Ÿ– — W— X— ò— ó— š˜ ›˜ 6™ f™ •™ •™ »™ ôš õš ä› å› œ œ Âœ Ãœ ª• «• _ž `ž Áž Þ cŸ dŸ H I ¡ ¡ 4¡ øíâíâíâ×Ì×»­»­»­»Ì×Ì×»­»›»­»­»­» ­»‰»­»­»zk h}M– hùi1 OJ QJ mH! sH! h}M– h vJ OJ hµ*Ð hµ*Ð hµ*Ð QJ mH! sH! # h}M– hµ*Ð 7 •OJ QJ aJ mH! sH! # h}M– 6 •OJ QJ aJ mH! sH! h¼ õ OJ QJ aJ mH! sH! h}M– OJ QJ aJ mH! sH! h}M– h@ O OJ QJ h}M– OJ QJ h}M– h&2… OJ QJ h}M– hÏ ‚ OJ QJ háoµ OJ QJ *J ® M³ · á¹ ° ž « ¡ â¹ µ¥ ê „¨ — Ü ˆ Ü u Æ m $ a$ gdÕ^ $ „ „Ð dð ^„ `„Ð a$ gd×Yá „ á „ $ „Ð dð ¤ ]„ ^„ `„Ð gd×Yá „ „Ð dð ¤ ^„ `„Ð gd×Y „ „ „Ð dð ¤ ]„ ^„ `„Ð gd×Yá # „ & F Æ „ „Ð „Ð dð dð ¤ ¤ ]„ ^„ `„Ð gd×Yá `„Ð gd×Yá * ¡ Ð „Ð „˜þ^„Ð `„˜þgd×Yá 4¡ T¡ V¡ n¡ ž¡ Þ¡ é¡ í¡ ø¡ ¢ ¢ ¢ 6¢ ;¢ £ $£ &£ ñâñâÑÀ¯ž•|âm\žÀâžK: h}M– hu ´ @ˆóÿOJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆóÿOJ QJ mH! sH! hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h |¢ ‡¢ h}M– ߢ vJ OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆþÿOJ QJ mH! sH! hùi1 @ˆ hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h}M– hùi1 @ˆÿÿOJ QJ mH! sH! h}M– OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆýÿOJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 OJ QJ mH! sH! h}M– hu ´ OJ QJ mH! sH! &£ £ i£ k£ Š£ “£ À£ ¤ J¤ P¤ s¤ ”¤ Á¤ Ĥ é¤ íÚÇ´Ç¡Ž¡}l[I8} h}M– ha,è OJ QJ ^J mH! sH! # h}M– ha,è OJ QJ ] •^J mH! sH! h}M– ha,è OJ QJ ^J mH! sH! h}M– hu ´ OJ QJ ^J mH! sH! h}M– hùi1 OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– ha,è @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hu ´ @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆôÿOJ QJ ^J mH! sH! é¤ ¦ ¥ ¥ 0¥ 1¥ x¥ µ¥ ü¥ ¦ C¦ i¦ j¦ †¦ •¦ ¥¦ ®¦ Ϧ צ û § I§ hùi1 hZdt hùi1 hùi1 hùi1 hZdt h}M– ha,è hùi1 ¨ „¨ hùi1 hùi1 hùi1 hZdt hùi1 hùi1 h}M– hZdt ª ´ª hùi1 hùi1 hùi1 hùi1 hùi1 hùi1 hùi1 hùi1 hùi1 « S« ¬ ²¬ hùi1 hùi1 hùi1 hD ý hùi1 hùi1 hùi1 ¯ 6¯ hùi1 hùi1 hùi1 hùi1 hùi1 hùi1 hùi1 hD ý ° É° hùi1 hùi1 hD ý hùi1 hÕ^ Q§ ™§ @ˆüÿOJ @ˆÿÿOJ @ˆþÿOJ @ˆÿÿOJ @ˆôÿOJ @ˆôÿOJ hùi1 OJ @ˆ OJ @ˆ OJ ª¨ © @ˆ÷ÿOJ @ˆõÿOJ @ˆ OJ OJ QJ @ˆüÿOJ @ˆüÿOJ @ˆþÿOJ hùi1 OJ OJ QJ Àª ª OJ QJ @ˆüÿOJ @ˆÿÿOJ @ˆ OJ @ˆýÿOJ @ˆøÿOJ @ˆ OJ @ˆöÿOJ @ˆþÿOJ •« ƒ« ü¬ ý¬ @ˆ OJ @ˆ OJ @ˆ OJ @ˆ OJ @ˆöÿOJ @ˆ OJ @ˆ OJ K¯ U¯ @ˆ OJ @ˆ OJ @ˆ OJ OJ QJ @ˆóÿOJ @ˆòÿOJ @ˆ OJ @ˆ OJ Ê° ± @ˆ OJ OJ QJ @ˆ OJ @ˆ OJ @ˆ OJ ¨§ QJ QJ QJ QJ QJ QJ QJ QJ QJ [© QJ QJ QJ ^J QJ QJ QJ QJ ^J éª mH! QJ QJ QJ QJ QJ QJ QJ QJ •« EQJ QJ QJ QJ QJ QJ QJ Z¯ QJ QJ QJ mH! QJ QJ QJ QJ V± QJ mH! QJ QJ QJ íÚíÚɶɣ•}jÉ}W}W}¶}íD}É $ h}M– ^J mH! sH! $ h}M– ^J mH! sH! $ h}M– ^J mH! sH! $ h}M– ^J mH! sH! $ h}M– ^J mH! sH! $ h}M– ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! ^J mH! sH! $ h}M– ^J mH! sH! $ h}M– ^J mH! sH! ¨§ »§ ħ ѧ ߧ ¨ '¨ _¨ c¨ n¨ o ¡© º© ¼© é© û© ïÞïÞ˸¥’¥’•lÞËYF¸Þ3 $ h}M– ^J mH! sH! $ h}M– ^J mH! sH! $ h}M– ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆòÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– ^J mH! sH! $ h}M– ^J mH! sH! $ h}M– ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! ^J mH! sH! h}M– mH! sH! û© ý© 9ª kª mª ƒª Šª “ª ˜ª ¢ª ©ª ¬ íÚÇí´¡Ž{jWÚ{ÇD5 h}M– sH! $ h}M– hð5Ä @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– ^J mH! sH! h}M– hùi1 OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– ^J mH! sH! $ h}M– ^J mH! sH! $ h}M– ^J mH! sH! $ h}M– ^J mH! sH! $ h}M– ^J mH! sH! $ h}M– ^J mH! sH! $ h}M– ^J mH! sH! éª ëª —« Ë« Ï« Ú« ïÞϾ°¾ïÏŸŽ}l[J7 $ h}M– ^J mH! sH! h}M– hD ý @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– mH! sH! h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– mH! sH! h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– mH! sH! hÃiÝ @ˆöÿOJ QJ mH! sH! h}M– mH! sH! h}M– hùi1 OJ QJ mH! sH! h}M– mH! sH! h}M– mH! sH! E- F- •- Ô® ® ® L® ^® ¨® ¯ b¯ íÚÇ´¡´’’p_p’N=, h}M– mH! sH! h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– mH! sH! h}M– hD ý @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– mH! sH! h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– sH! $ h}M– h×Yá @ˆóÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– ^J mH! sH! $ h}M– ^J mH! sH! $ h}M– ^J mH! sH! $ h}M– ^J mH! sH! b¯ f¯ q¯ }¯ ®¯ ô¯ õ¯ ;° <° €° È u± •± ïÞÍïÞ¼©–ƒ©paRA0A h}M– mH! sH! h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– sH! h}M– hD ý OJ QJ mH! sH! $ h}M– ^J mH! sH! $ h}M– ^J mH! sH! $ h}M– ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! h}M– hD ý @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆõÿOJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! •± Þ± $² ;² H² [² q² “² ¦² «² Û² ³ M³ Y³ †³ •³ ¢³ ïÞÏÀÏÀ¯Þžï•|iVC0 $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆùÿOJ QJ ^J mH! sH! h}M– hùi1 @ˆôÿOJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hD ý OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! ¢³ «³ ²³ ͳ ´ N´ Ž´ Õ´ ¶É•j£W£íD hùi1 @ˆ OJ hD ý @ˆ OJ hùi1 @ˆ OJ hùi1 @ˆ OJ hùi1 @ˆ OJ hùi1 @ˆ OJ h}M– hùi1 OJ hùi1 @ˆ OJ hùi1 @ˆ OJ · @· n· y· hùi1 @ˆ OJ hD ý @ˆ OJ hùi1 @ˆ OJ hùi1 @ˆ OJ hùi1 @ˆÿÿOJ hùi1 @ˆ OJ hùi1 @ˆ OJ hD ý @ˆ OJ y· „· ¦· §· µ bµ pµ vµ ’µ ˜µ Ÿµ ĵ ãµ çµ $ h}M– /¶ p¶ íÚíɶ£Ú•}É QJ ^J mH! sH! $ h}M– QJ ^J mH! sH! $ h}M– QJ ^J mH! sH! $ h}M– QJ ^J mH! sH! $ h}M– QJ ^J mH! sH! $ h}M– QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! QJ ^J mH! sH! $ h}M– QJ ^J mH! sH! $ h}M– QJ ^J mH! sH! p¶ s¶ y¶ …¶ ‰¶ Œ¶ ”¶ ¢¶ ¶¶ ú¶ íÛÉ·¥“ƒrcrP=* $ h}M– QJ ^J mH! sH! $ h}M– QJ ^J mH! sH! $ h}M– QJ ^J mH! sH! h}M– hùi1 OJ QJ mH! sH! h}M– QJ mH! sH! h}M– hùi1 OJ QJ ] •mH! sH! # h}M– QJ ] •mH! sH! # h}M– hD ý @ˆÿÿOJ QJ ] •mH! sH! # h}M– QJ ] •mH! sH! # h}M– QJ ] •mH! sH! # h}M– hùi1 @ˆþÿOJ QJ ] •mH! sH! $ h}M– QJ ^J mH! sH! ¨· ¶· ½· Æ· ¸ ¸ ¸ 5¸ hùi1 h}M– hùi1 hùi1 hùi1 hÕ^ hD ý hùi1 hùi1 hD ý ¹ ๠hæ.• h×Yá hÕ^ h}M– hÕ^ hùi1 hùi1 hùi1 hÕ^ Í è X¸ •¸ ’¸ –¸ ¸ íÚÇ´Ç´Ç¡´ÇŽ{hWD1 $ h}M– @ˆûÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! hùi1 OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– @ˆôÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– @ˆôÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– @ˆôÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! ¸ ϸ Ô¸ Ö¸ ׸ !¹ _¹ d¹ f¹ ¬¹ á¹ â¹ ã¹ ø¹ º º úº íÚíÚÇ´¡´•}j}^RF:F/ h}M– OJ QJ h}M– h‚z. 5 •OJ QJ h}M– hßY£ 5 •OJ QJ h}M– 5 •OJ QJ h}M– h°cR 5 •OJ QJ $ h}M– @ˆðÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆðÿOJ QJ ^J mH! sH! hùi1 OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– @ˆñÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– @ˆñÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! â¹ º [À dÄ eÄ •Ä ÁÆ <È £Ë âË Ü Ê ¼ ¢ • • • { f " $ ß 0 „ $ Æ & F Æ ° „ „ dð „Ð Ð „ h ¤ ¤ ]„ ^„ a$ gdE2' ^„ `„Ð a$ gdevØ „ ^„ `„ a$ gdevØ , $ „` „Pì dð ¤ ]„` `„PìgdE2' „& dð ¤ ]„& gdk(‘ „& „Ð dð ¤ ]„& `„Ð gdk(‘ $ „Ð `„Ð a$ gdE2' $ & F Æ 5 „h „˜þ^„h `„˜þa$ gdE2' úº » Ý» â» 5½ ;½ •¾ ‘¾ ö¾ ù¾ 6¿ 9¿ o¿ q¿ ø¿ 'À À 3À XÀ ZÀ [À jÀ kÀ „À …À •À ·À ÜÀ ðÀ ñÀ ôÀ óèóèóèÝèÝèÝèÕÊ ÝÊÝÊÝ蹨—¨¹ˆyjyY h}M– hYGy @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h‚z. OJ QJ mH! sH! h}M– ha s OJ QJ mH! sH! h}M– hYGy OJ QJ mH! sH! h}M– h‚z. @ˆøÿOJ QJ mH! sH! h}M– hYGy @ˆøÿOJ QJ mH! sH! h}M– hHu® @ˆøÿOJ QJ mH! sH! h}M– h-qÉ OJ QJ h P OJ QJ h}M– hYGy OJ QJ hæ.• 6 •OJ QJ -ôÀ 7Á 8Á CÁ Á ¬Á ÜÁ ðÁ ïÞͼ«š‰xg͉VE4‰« hYGy @ˆúÿOJ QJ mH! sH! h}M– h‚z. @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hYGy @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h‚z. @ˆ h}M– hæ.• OJ QJ h}M– hÁ lÁ tÁ uÁ •Á •Á ”Á ¡Á h}M– h‚z. @ˆúÿOJ QJ mH! sH! h}M– h‚z. @ˆõÿOJ QJ mH! sH! h}M– h‚z. @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– SÁ « OJ QJ mH! sH! h}M– h‚z. @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hYGy @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h‚z. @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hYGy @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h‚z. @ˆ OJ QJ mH! sH! ðÁ   " 1 ; p µÂ à à %à à 0à ;à ?à ïÜÉܶ£•}ïjWD1• $ h}M– h‚z. @ˆ * OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h‚z. @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h‚z. @ˆùÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h‚z. @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h‚z. @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h‚z. @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h‚z. @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hYGy @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h-qÉ @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h‚z. @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! h}M– h‚z. OJ QJ ^J mH! sH! ?Ã Ä Gà gà và ‚à –à —à ›Ã ÌÃ Ä SÄ hHu® hHu® h‚z. h-qÉ h‚z. h}M– h‚z. ha s dÄ eÄ •Ä íÚíǶ¥¶’•l¶YF2 5 @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h-qÉ OJ QJ ^J mH! sH! @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ ' h}M– $ h}M– h}M– h}M– h}M– h}M– h‚z. @ˆõÿOJ QJ ^J mH! sH! h}M– h‚z. OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h}M– h}M– h‚z. @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! •Ä ŽÄ Å Å 'Å kÅ ±Å ³Å ÞÅ ôÅ Æ 8Æ PÆ QÆ gÆ hÆ oÆ sÆ •Æ ŽÆ ÀÆ ÂÆ ÔÆ ÕÆ ñâÑÀ¯žâñâ•À|kÀZÀZÀZâKâñ h}M– hevØ OJ QJ mH! sH! h}M– hE2' @ˆÿÿOJ QJ mH! sH! h}M– hE2' @ˆþÿOJ QJ mH! sH! h}M– hå — @ˆþÿOJ QJ mH! sH! h}M– hå — @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hå — @ˆýÿOJ QJ mH! sH! h}M– hå — @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hå — @ˆÿÿOJ QJ mH! sH! h}M– hå — @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hå — OJ QJ mH! sH! h}M– hE2' OJ QJ mH! sH! ÕÆ øÆ Ç Ç !Ç Ç :Ç ?Ç GÇ PÇ TÇ •Ç •Ç ÛÇ "È íÚíɶ£•}j}WjD1 $ h}M– hå — @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆûÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆ÷ÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! h}M– hå — OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hE2' @ˆöÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆöÿOJ QJ ^J mH! sH! "È È 0È ;È =È CÈ fÈ uÈ }È ‚È ŒÈ ˜È ³È ÂÈ æÈ òÈ É É É íÚ íÇÚí´¡Ž{ŽhUŽBU/´$ h}M– hå — @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆøÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hE2' @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hŸ8U @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆùÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hevØ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hE2' @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! É É %É aÉ bÉ lÉ mÉ •É –É — É ¡É -É àÉ îÉ Ê !Ê 6Ê íÚÇ´Ú¡Ž¡Ž}jÇWD1D $ h}M– hE2' @ˆòÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆòÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! h}M– hå — OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hE2' @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hE2' @ˆûÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆûÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! 6Ê ‡Ê ÌÊ ØÊ Ë Ë !Ë %Ë /Ë =Ë CË MË ‰Ë £Ë ¤Ë íÚÇ´¡´Ž{hUD{h5 h}M– hE2' OJ QJ mH! sH! h}M– hå — OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hE2' @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆðÿOJ QJ ^J mH! sH! ¤Ë ËË ÚË áË âË ìË *Ì ±ñ¡ñ••n]L;* h}M– hå — @ˆ EÌ FÌ GÌ TÌ ^Ì cÌ ˆÌ •Ì ©Ì ÂÌ ñâñÑÀ OJ QJ mH! sH! h}M– hå — @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hå — @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hå — @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hå — @ˆøÿOJ QJ mH! sH! h}M– hå — @ˆýÿOJ QJ mH! sH! h}M– hE2' @ˆýÿOJ QJ mH! sH! h}M– hå — H* OJ QJ mH! sH! h}M– hE2' OJ QJ mH! sH! h}M– hå — @ˆüÿOJ QJ mH! sH! h}M– hå — OJ QJ ^J mH! sH! h}M– hevØ OJ QJ mH! sH! h}M– hå — OJ QJ mH! sH! ÂÌ ÏÌ éÌ üÌ /Í 0Í 1Í _Í ŒÍ ”Í »Í ÌÍ ìÍ Î VÎ •Î ŽÎ “Î -Ï ïÞͼͩ•†w†whw†WFW5 h}M– hk(‘ @ˆÿÿOJ QJ mH! sH! h}M– hj@× @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hk(‘ @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h 4« OJ QJ mH! sH! h}M– hj@× OJ QJ mH! sH! h}M– hk(‘ OJ QJ mH! sH! ' h}M– hHu® 5 @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! h}M– hE2' @ˆöÿOJ QJ mH! sH! h}M– hå — @ˆöÿOJ QJ mH! sH! h}M– hå — @ˆþÿOJ QJ mH! sH! h}M– hE2' @ˆþÿOJ QJ mH! sH! 0Í 1Í _Í «Ó ,Ù 1Û õÛ ÆÜ Ý ?Ý KÝ b Ý ‡Ý Ý âÝ õ ß Ì ½ ¦ ” ” ” y y y y y y $ & F Æ ì „V & F „ì dð ]„V ^„ì a$ gdùVá $ „V dð ]„V a$ gd• ¬ $ „Y „ „Ð dð ]„Y ^„ `„Ð a$ gd• ¬ 2 & F Æ $ ¤ ¤ [$ \$ a$ gd}qÖ ° h „Pì dð ¤ + `„PìgdE2' $ „Ð dð dð & ,D ¤ gdE2' /„ `„Ð gdj@× -Ï ^Ï ¥Ï ÅÏ ÏÏ ÔÏ ßÏ ýÏ Ð Ð Ð _Ð yÐ •Ð ¨Ð ©Ð ®Ð ´Ð ôÐ Ñ 7Ñ ïàÏï¾­àÏœ‹zÏiXiÏGÏà7 h}M– hk(‘ 6 •OJ QJ mH! sH! h}M– hj@× @ˆÿÿOJ QJ mH! sH! h}M– hj@× @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hk(‘ @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hk(‘ @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hk(‘ @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hk(‘ @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hk(‘ @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hk(‘ @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hk(‘ @ˆÿÿOJ QJ mH! sH! h}M– hk(‘ OJ QJ mH! sH! h}M– hk(‘ @ˆýÿOJ QJ mH! sH! 7Ñ 9Ñ :Ñ oÑ |Ñ ‘Ñ ±Ñ ÀÑ ÇÑ ÈÑ ÏÑ Ò #Ò [Ò dÒ nÒ {Ò ŒÒ •Ò ™Ò ÝÒ ñâÑÀѯÑÑÑâÑŠwdwQŠ> $ h}M– hk(‘ @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hk(‘ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hk(‘ @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hk(‘ @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hk(‘ @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! # h}M– hk(‘ 6 @ˆÿÿOJ QJ mH! sH! h}M– hj@× @ˆÿÿOJ QJ mH! sH! h}M– hk(‘ @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hk(‘ @ˆÿÿOJ QJ mH! sH! h}M– hk(‘ OJ QJ mH! sH! h}M– hj@× OJ QJ mH! sH! ÝÒ Ó Ó 6Ó HÓ UÓ `Ó £Ó «Ó ¬Ó ìÓ ŽÔ ›Ô ¥Ô »Ô ûÔ Õ Õ Õ .Õ íÚÇÚ´¡´ŽƒxmbmUH=2xU h}M– hyD³ OJ QJ h}M– h° „ OJ QJ h}M– hk(‘ @ˆ OJ QJ h}M– hk(‘ @ˆþÿOJ QJ h}M– h 4« OJ QJ h}M– h}qÖ OJ QJ h}M– hk(‘ OJ QJ h}M– hj@× OJ QJ $ h}M– hk(‘ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hk(‘ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hk(‘ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hk(‘ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hk(‘ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hk(‘ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! .Õ CÕ ”Õ áÕ }Ö ÃÖ × !× "× Y× ¦ × ¯× ·× å× *Ø wØ ¼Ø ÈØ ÎØ ÖØ áØ óæÙÌ¿²¥˜¥Ì‹~‹qÌ¥^K8K $ h}M– hk(‘ @ˆúÿCJ OJ QJ ^J aJ $ h}M– hk(‘ @ˆùÿCJ OJ QJ ^J aJ $ h}M– hk(‘ @ˆõÿCJ OJ QJ ^J aJ h}M– hk(‘ @ˆ OJ QJ h}M– h° „ @ˆ OJ QJ h}M– hk(‘ @ˆ OJ QJ h}M– h° „ @ˆýÿOJ QJ h}M– hk(‘ @ˆýÿOJ QJ h}M– hk(‘ @ˆñÿOJ QJ h}M– hk(‘ @ˆ OJ QJ h}M– hk(‘ @ˆþÿOJ QJ h}M– hk(‘ @ˆ OJ QJ h}M– hk(‘ @ˆðÿOJ QJ h}M– hk(‘ @ˆÿÿOJ QJ áØ ÿØ ,Ù 4Ù 8Ù >Ù RÙ XÙ ^Ù jÙ ŽÙ ÀÚ ÜÚ 1 Û AÛ õÛ Ü Ü íÚÇ´¡´ÇŽ{jYHY6Y6Y # h}M– h• ¬ 6 •OJ QJ ^J mH! sH! h}M– h 4« OJ QJ ^J mH! sH! h}M– h• ¬ OJ QJ ^J mH! sH! h}M– hk(‘ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hk(‘ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hk(‘ @ˆùÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hk(‘ @ˆûÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hk(‘ @ˆøÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hk(‘ @ˆ÷ÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hk(‘ @ˆ÷ÿCJ OJ QJ ^J aJ $ h}M– hk(‘ @ˆýÿCJ OJ QJ ^J aJ Ü Ü ÆÜ ÏÜ ÐÜ ÓÜ âÜ .Þ @Þ ß á ß à @à Aà sà tà •à Žà —à ˜à ©à ªà Éà Êà æà çà á á á "á #á 7á <á Wá Xá Yá [á `á ‰á ïÞ̺ÌïÞÌïÌï©Þï˜ï˜ï˜ï˜ï ˜ï˜ï˜ï˜ï˜ï˜ï˜ï‡xi h}M– hßY£ CJ OJ QJ aJ h}M– h 3' CJ OJ QJ aJ h}M– hm O OJ QJ ^J mH! sH! h}M– h 4« OJ QJ ^J mH! sH! h}M– hË o OJ QJ ^J mH! sH! # h}M– h 4« 6 •OJ QJ ^J mH! sH! # h}M– hùVá 6 •OJ QJ ^J mH! sH! h}M– h• ¬ OJ QJ ^J mH! sH! h}M– hùVá OJ QJ ^J mH! sH! 'âÝ .Þ ß á Ìß á Aà $á £ uà =á •à Yá £ — ™à Zá £ «à [á èà Ò £ £ — Ëà ä Ò £ £ » £ £ £ £ „ˆ dð & F Æ ì „ ]„ˆ gdm O „ˆ „|û dð ]„ˆ `„|ûgdË o $ „Y & F „ „Ð dð ]„Y ^„ `„Ð a$ gd 4« $ „V & F dð ]„V a$ gdùVá $ Æ ì „V „ì dð ]„V ^„ì a$ gdùVá ø æø aü bü ú æ Ô ú ‘ ‘ [á $ $ ´ „Üö ¤ ¤ „Ð `„Ð a$ gd?j Ãä æ ú 2 & F Æ ‰á 6æ ãë ëò Éõ È $ „h [$ \$ `„Üöa$ gd\.G ¤ Êõ òõ Ô ¤ Óø Ô ¿ [$ \$ ^„h a$ gd\.G „Ð `„Ð gd\.G Ô ¤ 2 $ „Ø „Ð dð ¤ ]„Ø `„Ð gdm O 3 Æ „ „ dð ^„ `„ gdm O gdHu® ‰á ™á £á ³á ¼á Áá Êá Ïá Úá àá çá ëá ñá â 6â Aâ Lâ Pâ [â ïÜɶ£•}Ü}j£É•}WD1W $ h}M– h. ’ @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ÷ÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆúÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆûÿOJ QJ ^J mH! sH! h}M– h. ’ OJ QJ ^J mH! sH! [â iâ ¬â çâ ïâ 7ã “ã ¿ã ýã >ä Jä \ ä dä kä rä íÚÇ´¡´Ž{h´UÇB1 h}M– h. ’ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆùÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆúÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆðÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! rä wä ‰ä “ä ™ä ¦ä ªä ¶ä Ää þä å Få ‹å — å íÚɶ£•}£jWÉD1 $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆûÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆùÿOJ QJ ^J mH! sH! h}M– h. ’ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! —å ˜å ™å ±å Âå ýå þå ÿå æ æ 3æ 6æ @æ ðß˸¥– …q`L9( h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! ' h}M– h. ’ 6 @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! ! h?j 6 @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! ' h}M – h. ’ 6 @ˆôÿOJ QJ ^J mH! sH! ! h?j 6 @ˆôÿOJ QJ ^J mH! sH! h?j H* OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆûÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! ' h}M– h. ’ 6 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! ! h?j 6 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! - h?j @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! @æ Hæ Uæ bæ jæ sæ …æ •æ — æ •æ ¡æ ¬æ ±æ ½æ Ëæ Öæ ææ éæ ç @ç ^ç sç ‡ç ¢ç ]è ñàñàÏà Ïñ¾­àñ­à­œ‹ñÏ­xeR? $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h. ’ @ˆÿÿOJ QJ mH! sH! h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h. ’ @ˆüÿOJ QJ mH! sH! h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h. ’ OJ QJ mH! sH! ]è gè iè xè ¤è ¦è ¨è Áè Éè é Fé Šé Ð é íÚíÇ´£•}jWD1 $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! h}M– h. ’ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hm O @ˆòÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆòÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hm O @ˆðÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆðÿOJ QJ ^J mH! sH! Ðé ëé h. h. h. h. h. h. hm h. ’ ’ ’ ’ ’ ’ O ’ ê ê ]ê Ÿê §ê Ãê Èê ñê 2ë 3ë >ë íÚÇ´¡•zdN;(; $ h}M– hm O @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! * h}M– 6 @ˆ OJ QJ ] •^J mH! sH! * h}M– 6 @ˆÿÿOJ QJ ] •^J mH! sH! * h}M– 6 @ˆùÿOJ QJ ] •^J mH! sH! h}M– OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆðÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– @ˆñÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– @ˆñÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– @ˆïÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! >ë ‚ë ƒë Ñë áë âë ãë äë íë òë ì 2ì Zì [ì iì °ì ¸ì íÚÇ´¡´’•p_N_=N_, h}M– h. ’ @ˆûÿOJ QJ mH! sH! h}M– hm O @ˆÿÿOJ QJ mH! sH! h. ’ @ˆýÿOJ QJ mH! sH! h}M– h. ’ @ˆÿÿOJ QJ mH! sH! h. ’ @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h. ’ @ˆüÿOJ QJ mH! sH! hm O OJ QJ mH! sH! $ h}M– hm O @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hm O @ˆòÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆòÿOJ QJ ^J mH! sH! ¸ì ¾ì Æì Îì Üì èì ðì ñì í ‰í Ší –í ¹í Áí î î î î h}M– h}M– h}M– h}M– ùì 9í € î î ?î ’î Ûî âî æî ïÞ;­œï‹ïÍziz¾­¾Z¾Z¾ÍIÍÞz¾ h}M– hm O @ˆÿÿOJ QJ mH! sH! h}M– hm O OJ QJ mH! sH! h}M– hm O @ˆþÿOJ QJ mH! sH! h}M– h. ’ @ˆþÿOJ QJ mH! sH! h}M– hm O @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h. ’ @ˆüÿOJ QJ mH! sH! h}M– h. ’ @ˆýÿOJ QJ mH! sH! h}M– h. ’ OJ QJ mH! sH! h}M– h. ’ @ˆÿÿOJ QJ mH! sH! h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ mH! sH! æî *ï oï ¢ï ¤ï ®ï ¶ï üï Að eð ¾ð ñ Bñ añ cñ ƒñ ãñ äñ åñ ò Yò £ò ïàϾϾϭœ‹zÏ‹à‹iZàIà8 h}M– h. ’ @ˆöÿOJ QJ mH! sH! h}M– h. ’ @ˆýÿOJ QJ mH! sH! h}M– hm O OJ QJ mH! sH! h}M– hm O @ˆþÿOJ QJ mH! sH! h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h. ’ @ˆþÿOJ QJ mH! sH! h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hm O @ˆÿÿOJ QJ mH! sH! h}M– h. ’ @ˆÿÿOJ QJ mH! sH! h}M– h. ’ OJ QJ mH! sH! h}M– h. ’ @ˆòÿOJ QJ mH! sH! £ò ½ò ¿ò éò ÷ò 7ó ~ó Šó – ó ¹ó Áó Õó ïó üó ô ô ô $ô &ô Kô ïàϾ«˜«‡t«ataNa;a;a $ h}M– hm O @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! h}M– h. ’ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆóÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! h}M– hm O @ˆüÿOJ QJ mH! sH! h}M– h. ’ @ˆüÿOJ QJ mH! sH! h}M– h. ’ OJ QJ mH! sH! h}M– h. ’ @ˆýÿOJ QJ mH! sH! Kô Lô •ô “ô ›ô ¤ô ¨ô ®ô ºô ¿ô Ïô Ô ô õ Wõ ]õ dõ jõ mõ íÚÇ´¡Ž{¡hÚUÚBU/{h $ h}M– h. ’ @ˆúÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ÷ÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hªP• @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hªP• @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! mõ nõ oõ uõ }õ ƒõ ˆõ Œõ – õ Èõ Éõ Êõ òõ è÷ -ø †ø íÚÇ´¡•¡}l•]NC8) h}M– h— y¼ OJ QJ mH sH h}M– h\.G OJ QJ h}M– h—y¼ OJ QJ h}M– hHu® CJ OJ QJ aJ h}M– h. ’ CJ OJ QJ aJ h}M– hªP• OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! h}M– h. ’ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆûÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ÷ÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hªP• @ˆ÷ÿOJ QJ ^J mH! sH! †ø ¦ø Óø Ôø ×ø æø )ú sú |ú Tû — û ²û Áû ãû çû éû ü ü aü bü …ü áü ·ý Kþ Nþ wþ xþ …þ Ïþ Ðþ çþ .ÿ xÿ •ÿ Z f ‚ ƒ œ ñâñÖÊâºâºâºâº-ºâºâñÊ¢–¢‹¢€Ê¢€Ê¢–¢–¢–tÊe h}M– h—y¼ CJ OJ QJ aJ h}M– h\.G 6 •OJ QJ h}M– h\.G OJ QJ h}M– h2 G OJ QJ h}M– h—y¼ 6 •OJ QJ h}M– h— y¼ OJ QJ hÃiÝ 6 •OJ QJ mH sH h}M– h— y¼ 6 •OJ QJ mH sH h}M– h—y¼ 5 •OJ QJ h}M– h\.G 5 •OJ QJ h}M– h—y¼ OJ QJ mH sH h}M– h\.G OJ : p ä Ñ QJ • mH § Ñ sH Î 'bü ¬ $ $ „h t ‹ Æ Ñ Ó - h 9 xþ …þ Ïþ Ðþ çþ ä ‚ ƒ œ Ñ Ñ º Ñ º „Üö ¤ n o ¤ p 2 $ „h ¤ ¤ º º º [$ \$ `„Üöa$ gd\.G Ž • ¥ ¦ Ì [$ \$ ^„h a$ gd\.G Í a Î Ï • • Ï Ñ Å Å ¤ð ^„h a$ gd\.G a$ gd\.G $ „h ^„h a$ gd\.G $ 8 wþ Ñ º 2 6 & F 6 & F Æ …ü : Ñ 2 $ ñ O P € • « ¬ Ð Ñ Ò ïàͺͺͺÍà«à«à«à h2 G CJ OJ QJ hÀ7Ö CJ OJ QJ y¼ CJ OJ QJ aJ y¼ OJ QJ h}M– sH $ h}M– h—y¼ CJ sH h}M– h—y¼ CJ ; s t - • àïà‚o‚\‚à«à«à«à«à$ h}M– aJ mH sH $ h}M– aJ mH sH $ h}M– h— mH sH h}M– h2 G OJ QJ hÀ7Ö CJ OJ QJ aJ $ h}M– OJ QJ aJ OJ QJ aJ h}M– h— hÀ7Ö CJ OJ QJ mH h}M– h—y¼ 6 •CJ OJ QJ aJ $: aJ mH Q ‚ - Ò ^ _ ý þ ³ Ò ø ( D ] Ð ç w ó ç ¸ - a$ $ $ $ gd\.G „h ^„h a$ gd2 G „h ^„h a$ gd\.G „Ð ^„Ð a$ gd—y¼ Ò Ä - - a$ gd\.G $ „Ð ^„Ð a$ gd—y¼ $ „h ^„h a$ gd\.G $ Û Ð ç - $ & F 6 6 6 & F 6 6 6 ó Ð - Ð ¸ - Ø _ k | ‡ ë ù ÿ ( 1 ‹ ‘ ’ ¢ ¨ æ ý ' } - O _ e s ¢ ¤ « ³ Ð Ñ ö ÷ & ' B C [ \ u v ñâÓâÃâÓ³ÃâÃâóÃÓâÃâÃâÓâÃâ • • • ‚w‚w‚w ‚w‚w‚w‚w h}M– hÀ7Ö OJ QJ h}M– h—y¼ OJ QJ $ h}M– h2 G CJ OJ QJ aJ mH sH $ h}M– h—y¼ CJ OJ QJ aJ mH sH h}M– hÀ7Ö 6 •CJ OJ QJ aJ h}M– h—y¼ 6 •CJ OJ QJ aJ h}M– hÀ7Ö CJ OJ QJ aJ h}M– h—y¼ CJ OJ QJ aJ h}M– h2 G CJ OJ QJ aJ .v ‘ ’ · Æ Ð ! + L M ˆ › ë õ ª H „ … † ‡ ‹ Œ Â Ï õêõÞõÞõÞõÞõÞõÒ õÞõÞõÀ®ŸŒyfU h}M– h6,ó OJ QJ aJ mH! sH! % h}M– hßY£ B* CJ OJ QJ aJ ph % h}M– hWZ B* CJ OJ QJ aJ ph % h}M– hHu® B* CJ OJ QJ aJ ph h}M– hJ#é CJ OJ QJ aJ # h}M– h =N 5 •OJ QJ ^J mH sH # h}M– h— y¼ 5 •OJ QJ ^J mH sH h}M– h—y¼ 5 •OJ QJ h}M– h— y¼ 6 •OJ QJ h}M– hÀ7Ö OJ QJ h}M– h— y¼ OJ QJ w “ ˆ › „ … † ‡  ú! y# æ& ž* V. "0 2 É4 ô æ Ó Ó È Ã ¾ µ µ ª µ š Ž Ž Ž Æ * 2 & F $ „Ð `„Ð a$ gd6,ó $ à À! „ì `„ì a$ gd6,ó „Ð ¤x `„Ð gd$ * „Ð `„Ð gd6,ó $ dh a$ gd—y¼ 2 $ „h ¤ ¤ $ „h ¤ð ^„h a$ gd\.G $ gd6,ó gdHu® [$ \$ ^„h a$ gd\.G a$ gd\.G Ï Ñ Ý Þ Á Ó ? M ¨ ¯ N- S- “ §y# €# [$ `$ w% }% æ& ï& ~( •( Î( Ï( ã( ä( * * ž* •, ïÝï̺̺̺̺̺̺̺̺̩̗̃pƒÌ\ÌQ h}M– h6,ó OJ QJ & h}M– h6,ó 6 •OJ QJ ] •aJ mH! sH! $ h}M– h6,ó 0J7 OJ QJ aJ mH! sH! ' h}M– h6,ó 0J7 6 •OJ QJ aJ mH! sH! # h}M– h6,ó 5 •OJ QJ aJ mH! sH! h}M– h =N OJ QJ aJ mH! sH! # h}M– h6,ó 6 •OJ QJ aJ mH! sH! h}M– h6,ó OJ QJ aJ mH! sH! # h}M– h‹-„ 6 •OJ QJ aJ mH! sH! h}M– h‹-„ OJ QJ aJ mH! sH! •, —, Ø, Ý, ž. ¦. _0 v0 2 2 Á3 Ð3 ±5 Â5 È5 ×5 ‘ È 7 ? O7 `7 ;8 r9 ˆ9 Q= d= ø= > u> ˆ> /? B? – ¯? ,A yA ÃA ÄA ÅA ;B -B ®B ¯B ÿB OC PC QC †C °C ±C ²C òC 5D 6D 7D “D õD öD ÷D 6E 7E bE ÙE ÚE ÛE >F cG •G ÉG óèóèÚèÚèÚèÚèóèóèͽÍè²èóèóèóèóèóèóè§èóè§èóè§èóè§èóè§èóè§èóèóè§èóèóè h}M– h}M– OJ QJ h}M– h$ OJ QJ - h}M– h6,ó 6 •OJ QJ ] •^J h}M– h6,ó OJ QJ ^J h}M– h6,ó 6 •OJ QJ ] • h}M– h6,ó OJ QJ h}M– h6,ó 6 •OJ QJ BÉ4 r9 Q= ø= u> /? – ? `@ ,A ÅA ¯B QC ²C 7D ÷D ÛE ½F fJ &M 'M 4M ó ó Þ Þ Þ Þ Þ ó Ä Ä Ä Ä Ä Ä Ä Ä ó ó ¿ ¿ gdHu ® $ & F Æ h Ð „Ê „›þ^„Ê `„›þa$ gd6,ó m$ $ & F „Ê „›þ^„Ê `„›þa$ gd6,ó m$ $ „Ð `„Ð a$ gd6,ó ÉG æG çG ýG žH xI |K ŒK þK L {L •L &M 4M ¯M ÂM N ON —N óN O O O O .O BO €O †O óèóèÚèóèóèóèËÀ³¦™À³‹³‹³|m`Q M– hOJ @ˆ÷ÿOJ QJ ^J h}M– hOJ OJ QJ ^J h}M– hOJ @ˆÿÿOJ QJ ^J h}M– hOJ @ˆþÿOJ QJ ^J h}M– hOJ 6 @ˆþÿOJ QJ h}M– hOJ @ˆ OJ QJ h}M– hOJ @ˆ OJ QJ h}M– hOJ @ˆþÿOJ QJ h}M– hOJ OJ QJ h}M– hÍWô CJ OJ QJ aJ h}M– h6,ó 6 •OJ QJ ] • h}M– h6,ó OJ QJ h}M– h6,ó 6 •OJ QJ †O ‹O •O ˜O O ¥O ®O µO »O ÝO P ¬P µP ÁP ÓP ÛP ýP þP ÿP LQ ñâÓĵ⦗Ä∗ Ó¦yˆâˆl_RG h}M– h~ ² OJ QJ h~ ² OJ QJ ^J h}M– h• h} úO <P h}M– MP š Ù OJ QJ OJ QJ @ˆ OJ @ˆþÿOJ @ˆ OJ @ˆüÿOJ @ˆúÿOJ @ˆýÿOJ @ˆ OJ @ˆÿÿOJ @ˆùÿOJ Å ^J ^J QJ QJ QJ QJ QJ QJ QJ QJ QJ Ü h}M– hOJ h}M– hOJ ^J h}M– hOJ ^J h}M– hOJ ^J h}M– hOJ ^J h}M– hOJ ^J h}M– hOJ ^J h}M– hOJ ^J h}M– hOJ ^J h}M– hOJ ^J 4M ýP þP óS Å Š Å ôS =Y µ >Y ž\ Ÿ\ œ Å $ „h ]_ £` ¤` ’ ¯` ì z Š „˜þ^„h `„˜þa$ gd ˜ & F Æ $ a$ gdOJ dð ¤ gdlP3 P „ „äý dð ¤ ^„ `„äýgd ˜ & F Æ $ P „ „h „äý^„ „˜þ^„h `„˜þa$ gd~ ² `„äýa$ gd $ ˜ $ „h $ & F Æ P „h ^„h a$ gd „˜þ^„h `„˜þa$ gdOJ ˜ LQ }Q R FR ¬ÙÊŽp_N=, ŽR R ÖR S dS h}M– hlP3 @ˆÿÿOJ ®S QJ óS ôS “T ÓT ÞT âT íT mH! sH! h}M– hlP3 @ˆ óèÙÊ» OJ QJ mH! sH! h}M– hlP3 @ˆýÿOJ QJ mH! sH! h}M– hlP3 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hlP3 OJ QJ mH! sH! h}M– h~ ² @ˆõÿOJ QJ ^J h}M– h~ ² @ˆïÿOJ QJ ^J h}M– h~ ² @ˆ OJ QJ ^J h}M– h~ ² @ˆ OJ QJ ^J h}M– h~ ² @ˆýÿOJ QJ ^J h}M– h~ ² @ˆ OJ QJ ^J h}M– h~ ² @ˆ OJ QJ ^J h}M– h~ ² OJ QJ h}M– h~ ² @ˆüÿOJ QJ íT ÷T ûT +U 0U qU |U ÔU üU V "V ^V µV ÷ V ?W ‰W ïÞϾ­œÏ­‹xeR?R. h}M– hlP3 OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hlP3 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hlP3 @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hlP3 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hlP3 @ˆôÿOJ QJ ^J mH! sH! h}M– hlP3 @ˆóÿOJ QJ mH! sH! h}M– hlP3 @ˆýÿOJ QJ mH! sH! h}M– hlP3 @ˆÿÿOJ QJ mH! sH! h}M– hlP3 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hlP3 OJ QJ mH! sH! h}M– hlP3 @ˆ OJ QJ mH! sH! h}M– hlP3 @ˆþÿOJ QJ mH! sH! ‰W ¶W ¹W ÙW !X hX ¦X ìX 3Y <Y =Y > Y €Y ¬Y òY ýY íÜ˸˥˒•l]PE8+ h}M– h ˜ @ˆ OJ QJ h}M– h ˜ @ˆ OJ QJ h}M– h ˜ OJ QJ h}M– h ˜ @ˆøÿOJ QJ h}M– hlP3 @ˆñÿOJ QJ ^J $ h}M– hOJ @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hlP3 @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hlP3 @ˆôÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hlP3 @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hlP3 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! h}M– hlP3 OJ QJ ^J mH! sH! h}M– hlP3 OJ QJ ^J mH! sH! # h}M– hlP3 OJ QJ ] •^J mH! sH! ýY "Z &Z /Z 9Z JZ NZ [Z fZ – Z ªZ ºZ ×Z [ G[ •[ ª[ ·[ ¼[ óæÙÌ¿Ù²¥Ùó˜‰zk\˜M> h}M– h ˜ @ˆùÿOJ QJ ^J h}M– h ˜ @ˆüÿOJ QJ ^J h}M– h ˜ @ˆ OJ QJ ^J h}M– h ˜ @ˆ OJ QJ ^J h}M– h ˜ @ˆ OJ QJ ^J h}M– h ˜ @ˆþÿOJ QJ ^J h}M– h ˜ OJ QJ ^J h}M– h ˜ @ˆúÿOJ QJ h}M– h ˜ @ˆ OJ QJ h}M– h ˜ @ˆ OJ QJ h}M– h ˜ @ˆõÿOJ QJ h}M– h ˜ @ˆ OJ QJ h}M– h ˜ @ˆ OJ QJ h}M– h ˜ @ˆ OJ \ ^\ •\ h}M– h QJ ž\ ¼[ Â[ Í[ Ñ[ \ \ Ÿ\ È\ Ñ\ Ü\ ç\ ë\ ö\ ñâÓĵ¨™Š{l]N?0Š? ˜ @ˆ OJ QJ ^J h}M– h ˜ @ˆ OJ QJ ^J h}M– h ˜ @ˆüÿOJ QJ ^J h}M– h ˜ @ˆ÷ÿOJ QJ ^J h}M– h ˜ CJ OJ QJ aJ @ˆþÿOJ QJ ^J h}M– hOJ h}M– h ˜ @ˆþÿOJ QJ ^J h}M– h ˜ @ˆõÿOJ QJ ^J h}M– h ˜ OJ QJ ^J h}M– h ˜ @ˆ OJ QJ ^J h}M– h ˜ @ˆ OJ QJ ^J h}M– h ˜ @ˆ OJ QJ ^J h}M– h ˜ @ˆ OJ QJ ^J h}M– h ˜ @ˆ OJ QJ _ _ _ $_ ._ ˆÄyÓj]N?]j ^J 4_ ö\ ] G] ‚] Š] Ò] .^ Z^ ˜^ ñâÓĵĦ— h}M– h Ù^ å^ ÷^ ÿ^ ˜ @ˆüÿOJ QJ ^J h}M– h ˜ @ˆ OJ QJ ^J h}M– h ˜ OJ QJ ^J h}M– h ˜ @ˆùÿOJ QJ ^J h}M– h ˜ @ˆúÿOJ QJ ^J h}M– h ˜ @ˆ OJ QJ ^J h}M– h ˜ @ˆ OJ QJ ^J h}M– h ˜ @ˆÿÿOJ QJ ^J h}M– h ˜ @ˆðÿOJ QJ ^J h}M– h ˜ @ˆþÿOJ QJ ^J h}M– h ˜ @ˆýÿOJ QJ ^J h}M– h ˜ @ˆ OJ QJ ^J h}M– h ˜ @ˆ OJ QJ ^J 4_ A_ E_ Q_ ]_ ¢` £` ¤` ¯` »` Ü` a a ‰a ºa :b ;b ‚b Çb øb c c †c OJ ˆc QJ ñâÓñÈñ¹ªŸ”Ÿ”Ÿ‡Ÿ|Ÿm^O@^O ^J h}M– h¾]K @ˆ OJ QJ h}M– ^J hz9B @ˆ h}M– h I @ˆ OJ QJ ^J h}M– h I @ˆÿÿOJ QJ ^J h}M– hz9B OJ QJ h¾]K OJ QJ h}M– h› ² OJ QJ hÍWô CJ OJ QJ aJ h}M– h h}M– h}M– h› ² @ˆüÿOJ QJ h}M– ˜ CJ OJ QJ aJ h}M– h ˜ OJ QJ h}M– h ˜ @ˆÿÿOJ QJ ^J h}M– h ˜ @ˆ OJ QJ ^J h}M– h ˜ @ˆûÿOJ QJ ^J ¯` ;a :b ;b c c ã qe re ãf äf ë ã õf öf „ „h dð m Ê Ê 3 „ æj m m ë Ê ´ Æ & F Æ åj ã ë ë ã Ï ´ Ê dð ^„ `„ gdz9B 3 P h & F Æ ^„h gd =N gdHu® $ $ a$ gdz9B $ P h & F Æ „h ^„h a$ gdC P h pe „h ^„h a$ gd¾]K qe re se ´e h}M– h ˆc Ïc d d -d )d 3d 7d gd Lf âf ãf õèÛÎÁ´§õÁÛõÁš€sf[N? sd ~d Öd þd I CJ OJ QJ aJ hC @ˆøÿOJ QJ hz9B @ˆóÿOJ QJ h}M– hC OJ QJ ^J h}M– hC @ˆóÿOJ QJ h}M– h› ² @ˆóÿOJ QJ h}M– hC h}M– h}M– h OJ QJ h}M– I @ˆóÿOJ QJ h}M– h I @ˆ OJ QJ h}M– h I @ˆþÿOJ QJ h}M– h I @ˆÿÿOJ QJ h}M– h I @ˆ OJ QJ h}M– h I @ˆýÿOJ QJ h}M– h I @ˆ OJ QJ h}M– h I g OJ QJ ãf äf õf öf ÷f (g 3g >g Bg Mg [g žg Ùg ág ñâÓÀ­š‡ta‡N;(a $ h}M– h =N @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h =N @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h =N @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h =N @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h =N @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h =N @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h =N @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h =N @ˆ÷ÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h =N CJ OJ QJ aJ mH! sH! h}M– h =N CJ OJ QJ aJ h}M– hÍWô CJ OJ QJ aJ h}M– hz9B CJ OJ QJ aJ ág h )h h h h h h h h h =N =N =N =N =N =N =N =N …h ±h @ˆ OJ @ˆùÿOJ @ˆýÿOJ @ˆúÿOJ @ˆ OJ @ˆ OJ @ˆÿÿOJ @ˆþÿOJ ïh QJ QJ QJ QJ QJ QJ QJ QJ 0i ^J ^J ^J ^J ^J ^J ^J ^J <i $ mH! mH! mH! mH! mH! mH! mH! mH! Ni h}M– sH! sH! sH! sH! sH! sH! sH! sH! Vi ]i di ii {i …i ‹i íÚÇ´¡ÚŽ{hWD1W h =N @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h}M– h =N OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– $ h}M– $ h}M– $ h}M– $ h}M– $ h}M– $ h}M– $ h}M– h =N @ˆðÿOJ QJ ^J mH! sH! ‹i ˜i œi ¨i j 1j Wj ‚j ƒj …j — j ºj äj åj æj ñj íÚÇí³ íŽ}iUB /B $ h}M– hz9B @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h =N @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! ' h}M– h =N 6 @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! ' h}M– h =N 6 @ˆôÿOJ QJ ^J mH! sH! h}M– h =N OJ QJ ^J mH! sH! # h}M– h =N H* OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h =N @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! ' h}M– h =N 6 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h =N @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h =N @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h =N @ˆûÿOJ QJ ^J mH! sH! ñj ÷j ùj ßk äk ?l \l bl tl äl ó l õl m m m m m m 4m 5m 6m 8m 9m ;m <m >m ?m Am Dm Em Km Lm Mm Om Pm Vm Wm íÚÏÄϸϸϸϸϸϩš„|x|x|x|xtjdjdtjdj h?j 0J hEy OJ j QJ h?j h}M– 0J h U h?j h«Fë j h«Fë U h}M– Yø OJ QJ h}M– hz9B CJ OJ QJ aJ h}M– h =N CJ OJ QJ aJ h}M– h =N 6 •OJ QJ h}M– hÊ. OJ QJ h}M– h =N OJ QJ $ h}M– h =N @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hÊ. @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ m m -m m m !m "m #m $m %m &m 'm (m )m *m +m ,m m .m /m 0m 1m 2m 3m 4m î Ý î Ý î Ý î Ý î Ý î Ý î Ý î Ý î Ý î Ý î Ý î Ý $ „ „î) „ž &•+DÞ a$ gdÕ^ $ „à „î) „n &•+Dç a$ gdÕ ^ 4m 5m 7m 8m :m ;m =m >m @m Am Cm Dm Mm Nm Om [m \m ]m ^m _m ó ñ ñ ñ ñ ñ ñ ñ ñ è ñ Ü Ó ñ Ü É ñ ñ ó „h H$ ]„h gd}p „h ]„h gd}p „øÿ „ &`#$ gd¥sÇ Æ Ù $ „h ^„h a$ gdz9B $ Wm $ Ym Zm [m ]m ^m h}M– hEy OJ QJ h«Fë h?j h?j 0J j h?j 0J U h P 0J mH nH u 8 0 0 P :p}p °Ð/ °à=!°Ÿ "°€ #•Ú $•O %° °Q ° _m ôêäàÜÑ •Ð , 1•h °Ð/ °à=!° "° #• $• %° °Ð °Ð •Ð ¦ D ÐÉêyùºÎ Œ‚ ª K© 4 àÉêyùºÎ Œ‚ ª K© h t t p : / / d e m o c r a t i c a l l y . i n / † : @ @ñÿ @ œ Ey N o r m a l L @ L CJ _H aJ mH! sH! tH µ*Ð H e a d i n g D A@òÿ¡ D 5 $ @& 5 •OJ QJ aJ mH sH D e f a u l t P a r a g r a p h F o n t R i óÿ³ R T a b l e N o r m a l l 4Ö aö ( k ôÿÁ ( N o ö 4Ö L i s t H þO ò H Yø S t y l e H þO H 5 $ d 1$ 7$ 8$ a$ mH sH Yø S t y l e D þO D 8 $ dà 1$ 7$ 8$ a$ mH sH Yø S t y l e 3 „ 1$ 7$ 8$ ^„ mH sH L þO " L Yø S t y l e L þO 2 L 7 $ dh ¤ø 1$ 7$ 8$ a$ mH sH Yø S t y l e T þO B T 2 $ d ¤ 1$ 7$ 8$ a$ mH sH Yø Æ d S t y l e 1 # $ dh ¤Ô 1$ 7$ 8$ a$ mH sH 4 @ R 4 Yø Æ H e a d e r à À! 4 @ b 4 8 Yø Æ F o o t e r à À! . )@¢ q . }p P a g e N u m b e r ^ þO ‚ ^ ùi1 `„àþa$ S t y l e mH sH 1 3 + $ L þO ’ L „ „àþ dh ¤° 1$ 7$ 8$ ^„ ùi1 T þO S t y l e ¢ T 1 5 „D dh 1$ 7$ 8$ ^„D mH sH ùi1 S t y l e 1 6 „˜þ døþ 1$ 7$ 8$ ^„Ð `„˜þ mH sH ^ þO ² ^ ! „Ð ùi1 S t y l e 2 2 + $ „Ð „ dh ¤¤ 1$ 7$ 8$ ]„Ð ^„ a$ mH sH h þO  h ,D ùi1 S t y l e 2 4 /„0 1$ 7$ 8$ ^„@ `„• a$ 5 $ mH $ sH „@ „• d|ü X þO Ò X & ùi1 S t y l e 2 0 % „@ „ø dh ¤° 1$ 7$ 8$ ]„@ ^„ø mH sH ^ þO â ^ ùi1 S t y l e 3 6 + - $ „• „ø d ¤ü 1$ 7$ 8$ ]„• ^„ø a$ mH sH \ þO ò \ ùi1 S t y l e 2 1 ) „@ „ „H dh 1$ 7$ 8$ ]„@ ^„ `„H mH sH f þO f ùi1 S t y l e 5 2 3 $ „Ð „ˆ „àþ d ¤Ì 1$ 7$ 8$ ]„Ð ^„ˆ `„àþa$ mH sH b þO b ùi1 S t y l e 5 4 / ! $ „h „Ð „àþ dh 1$ 7$ 8$ ]„h ^„Ð `„àþa$ mH sH X þO " X ùi1 S t y l e 5 5 % " „ˆ „h d ¤| 1$ 7$ 8$ ]„ˆ ^„h mH sH ^ þO 2 ^ ùi1 S t y l e 3 5 + # $ „Ø „ dh ¤ˆ 1$ 7$ 8$ ]„Ø ^„ a$ mH sH ^ þO B ^ ùi1 S t y l e 2 6 + $ $ „ð „Ð d ¤Ô 1$ 7$ 8$ ]„ð ^„Ð a$ mH sH X þO R X ùi1 S t y l e 2 5 % % „Ø „ d ¤ 1$ 7$ 8$ ]„Ø ^„ mH sH T þO b T Æ ùi1 D „h dì S t y l e 1$ 7$ 8$ ^„h 5 6 ! & mH sH ^ þO r ^ ùi1 S t y l e 5 7 + ' $ „Ø „ d˜ ¤\ 1$ 7$ 8$ ]„Ø ^„ a$ mH sH L þO ‚ L ùi1 H C@ S t y l e ’ H 3 9 ( „Ô dh 1$ 7$ 8$ ^„Ô mH sH µ*Ð B o d y T e x t I n d e n t ) aJ mH sH H B@ ¢ H µ*Ð Æ B o d y a$ T e x t * $ aJ mH sH X þO ² X ‚z. sH S t y l e 5 8 V þO  V % + $ $ d|ü & ,D /„0 1$ 7$ 8$ a$ mH å — Æ „Ä S t y l e 1 8 # , „˜þ1$ 7$ 8$ ^„Ä `„˜þ mH sH J þO Ò J å — L þO S t y l e â L 3 7 - „° ¤d 1$ 7$ 8$ ^„° mH sH å — S t y l e 5 9 . „ ! d 1$ 7$ 8$ ^„ ! mH sH T þO ò T k(‘ S t y l e 4 4 ! / „Ð „ˆ dà 1$ 7$ 8$ ]„Ð ^„ˆ mH sH ` þO ` Æ k(‘ à S t y l e 6 0 - 0 „@ „° dh ¤„ 1$ 7$ 8$ ]„@ ^„° mH sH 2 þO 2 }qÖ a 3 1 ¤d ¤d [$ \$ tH! 2 þO " 2 }qÖ a 4 2 ¤d ¤d [$ \$ tH! Z þO 2 Z . ’ S t y l e 1 4 ' 3 $ „° „˜þ dh X þO B X 1$ 7$ 8$ ^„° `„˜þa$ mH sH . ’ S t y l e 6 3 % 4 „Ø „Ø d ¤ 1$ 7$ 8$ ]„Ø ^„Ø mH sH j þO R j Æ . ’ ä! S t y l e 6 4 7 5 $ „ „° dh ¤Ð ¤ð 1$ 7$ 8$ ]„ ^„° a$ mH sH D >@ b D —y¼ QJ aJ mH T i t l e sH 6 2 X@¢ q 2 $ a$ CJ OJ 6,ó 6 •] •^J E m p h a s i s F þO¢ • F 6,ó C h a r C h a r 1 CJ _H aJ mH! sH! tH L T@ ’ L † Ä B l o c k T e x t - 9 $ „Ð 2 7 „Ð 7$ 8$ ]„Ð ^„Ð a$ 3 4 D & ' 5 e . i _e ù S „ ¯ O ÿÿÿÿ Ò :„ Ó Ô ÿÿÿÿ Õ 1 Ö ‘ • # ð = Y , l Ÿ Ö ! 0! k! |" ‘# ó( ‡1 Z3 ¨5 6 l6 7 Õ7 69 ù; V< j> ßC RG ÍJ ÂK N XQ 8S 9S rS “U fW ÚZ •^ a ¬b – d ¹g Al æs Tz “• e„ 'ˆ lˆ ¤ˆ ƈ ‰ L‰ …‰ • Y• ô• œ• 6‘ »‘ ö’ ” Ä” ¬• a– e— J˜ ™ µ• „ — £ ¦ M« ¯ á± â± ² [¸ d¼ e¼ •¼ Á¾ <À £Ã âà 0Å 1Å _Å «Ë ,Ñ 1Ó õÓ ÆÔ Õ ?Õ KÕ bÕ ‡Õ Õ âÕ .Ö × Ù Ì× AØ uØ •Ø ™Ø «Ø ËØ èØ Ù $Ù =Ù YÙ ZÙ [Ù ‰Ù ÃÜ 6Þ ãã ëê Éí bô …ô wö xö …ö Ïö Ðö çö ‚ú ƒú œú Ïû ü :ü pü •ü §ü Îü : ; s t Q ‚ Ò ^ _ ý þ ³ Ò ø Êí òí Óð Ôð æð aô ( D ] w “ ˆ › „ … † ‡  ú y æ- ž" V& "( ‘* É, r1 Q5 ø5 u6 /7 – 7 `8 ,9 Å9 ¯: Q; ²; 7< ÷< Û= ½> fB &E 'E 4E ýH þH óK ôK =Q >Q žT ŸT ]W £X ¤X ¯X ;Y :Z ;Z [ e e [ q] r] ã^ ä^ õ^ ö^ åb æb e e e e -e e !e "e #e $e %e &e 'e (e )e *e +e ,e .e /e 0e 1e 2e 3e 4e 5e 7e 8e :e ;e =e >e @e Ae Ce De Me Ne Oe [e \e ]e `e ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 90 € € ˜ 90 € € ˜ 90 € € ˜ 90 € € ˜ 90 € € ˜ 90 € € ˜ 90 € € ˜ 90 € € ˜ 90 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ %0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ "0 € € ˜ "0 € € ˜ "0 € € ˜ "0 € € ˜ "0 € € ˜ "0 € € ˜ "0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ )0 € € ˜ )0 € € ˜ )0 € € ˜ )0 € € ˜ 0 € € ˜ *0 € € ˜ *0 € € ˜ *0 € € ˜ *0 € € ˜ *0 € € ˜ *0 € € ˜ *0 € € ˜ *0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ #0 € € ˜ $0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 œ• € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 L‰ € ˜ ,0 € € ˜ ,0 € € ˜ ,0 € € ˜ 0 € € ˜ "0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 L‰ € ˜ +0 € € ˜ 20 € € ˜ 0 € 0 € € € ˜ ˜ 0 € 0 € € € ˜ ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € € ˜ 0 € 0 0 0 0 0 0 € € € € € € € ˜ € € ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ € 0 0 ˜ € € € ˜ 20 € € € € € € € ˜ € 0 0 € € € € € 0 0 € € € € 0 0 0 0 0 0 ˜ € ˜ € 0 € € € € € € € € € 30 € € ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ € 0 ˜ ˜ € 0 0 0 € € € ˜ € ˜ € 0 € 30 € ˜ ˜ € × ˜ € 20 ˜ 20 € € ˜ 20 € € × ˜ € 20 ˜ 20 € € ˜ 20 € € × ˜ € 60 60 60 60 € 20 € ˜ € € € € € ˜ € 60 60 60 € € € € ˜ € 0 0 0 0 € € € € ˜ € € ˜ *0 € 0 € € € € 60 € € € 60 € € € € 20 € ˜ € € ˜ 0 0 0 0 0 0 0 0 € € € € € € ˜ € € € € ˜ 30 30 € € € ˜ € ˜ € 0 0 ˜ € € € ˜ € € € € ˜ € 0 0 ˜ € ˜ 0 € € € € € € 60 ˜ € € 60 € € € € 60 *0 0 € ˜ € € ˜ ˜ ˜ ˜ € € 20 € ˜ 60 € ˜ 60 € 60 € ˜ € € € € € € € € € € € € 0 € € € € € 20 € 60 € 0 0 ˜ € € € ˜ € € € € € € € € ˜ € 0 € 0 *0 € ˜ € € ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ € ˜ ˜ ˜ ˜ 0 € ˜ € € € € € € € € ˜ ˜ ˜ ˜ € € € € 0 ˜ ˜ € ˜ 0 € ˜ € 0 0 0 0 0 ˜ € ˜ ˜ € ˜ 0 ˜ € € € 0 0 0 0 0 0 € € ˜ ˜ € € € € 0 ˜ € € 20 ˜ € € € € ˜ € ˜ € 60 ˜ € ˜ € 0 0 0 20 € € € 0 € € 0 € € ˜ ˜ 0 0 0 0 ˜ 30 0 ˜ € € ˜ € € € ˜ 60 ˜ € ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ € ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ ˜ € ˜ ˜ ˜ ˜ € ˜ ˜ € 0 € € 20 € € € € € ˜ 20 € 60 60 € ˜ ˜ ˜ ˜ € € ˜ 60 ˜ ˜ ˜ € € ˜ 0 ˜ ˜ ˜ ˜ € € ˜ 0 € € € € € € € € € 0 € € € € € € 0 € € € € 0 € € 0 ˜ 0 0 0 0 20 *0 0 € € € € € € € € 0 0 0 0 0 0 ˜ € 20 0 0 € ˜ € € ˜ € € ˜ € € ˜ ˜ € 0 ˜ € € € € € 0 0 0 0 ˜ € 0 € 0 0 € € € ˜ € ˜ € 0 ˜ € @ 0 € ˜ € € Iˆ 0 0 0 € ˜@ € 0 € ˜ • ˜@ 0 € € ˜@ 0 € € € ˜@ 0 € € è • 4 ˜ € 0 0 € € ˜ € • ˜@ 0 € € Iˆ 0 0 € € ˜@ 0 € € ˜@ 0 Ö 7 5 € 0 € Iˆ 0 0 ˜ € € ˜@ € 0 0 € Iˆ 0 0 € ˜ € • ˜@ 0 € 0 € € 1 € ˜@ € ˜@ 0 € € € € € Iˆ 0 0 0 • ˜ € 0 ‘ • # ð = Y , l Ÿ Ö ! 0! k! |" ‘# ó( ‡1 Z3 ¨5 6 l6 7 Õ7 69 ù; V< j> ßC RG ÍJ ÂK N XQ 8S 9S rS “U fW ÚZ •^ a ¬b – d ¹g Al æs Tz “• e„ 'ˆ lˆ ¤ˆ ƈ ‰ L‰ …‰ • Y• ô• œ• 6‘ »‘ ö’ ” Ä” ¬• a– e— J˜ ™ µ• „ — £ ¦ M« ¯ á± â± ² [¸ d¼ e¼ •¼ Á¾ <À £Ã âà 0Å 1Å _Å «Ë ,Ñ 1Ó õÓ ÆÔ Õ ?Õ KÕ bÕ ‡Õ Õ âÕ .Ö Ì× uØ •Ø ™Ø «Ø ËØ èØ Ù Ù $Ù =Ù [Ù ôK >Q `e š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š %0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š "0 € € € š "0 € € € š "0 € € € š "0 € € € š "0 € € € š "0 € € € š "0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š )0 € € € š )0 € € € š )0 € € € š )0 € € € š 0 € € € š *0 € € € š *0 € € € š *0 € € € š *0 € € € š *0 € € € š *0 € € € š *0 € € € š *0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š #0 € € € š $0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 üŠ € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 € € € š 0 ¯ƒ € € š ,0 € € € š ,0 € € € š ,0 € € € š 0 € € € š "0 € € € š 0 € € € š 0 ¯ƒ € € š +0 € € € š 20 € € € š € € š@ 0 € € € š@ š@ 0 € € € šA FÏ šA 0 FÏ € € šA FÏ šA 0 FÏ € € šA FÏ šA FÏ Kˆ 0l0 š@ 0 € € € š@ € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š@ 0 € € € š € € 0 0 0 0 0 € 0 € € € € € 0 € € € € € € ( Õ x0 ‚ í2 q5 ( ÷ Ô9 ( % ú; ( &o> ( ( ( ( ( + L ± U# Ü$ ³& Ÿ( L* F? È@ ÔB •D ¶F lJ Ô H- L g ÁL ¼M )O ûQ åS úU ¡X ŠY I[ "_ „a _c Pe – Fi àj )m Io Ir ½r £s ýt ww åy ÿ| ’ 4¡ &£ E- b¯ •± ¢³ p¶ y· ¸ úº ôÀ ðÁ ?à •Ä ÕÆ "È -Ï 7Ñ ÝÒ .Õ áØ Ü ‰á [â rä — å @æ ]è Ðé >ë ¸ì æî £ò Kô mõ †ø Ò é¤ ¨§ û© éª É 6Ê ¤Ë ÂÌ v _m Ì à ô Ï · Í •, º Î á ö ÉG » Ï â ÷ †O ¼ Ð ã ø LQ íT ‰W ýY ¼[ ö\ 4_ ˆc ãf ág ‹i ñj Wm ½ ¿ À Á Â Ã Ä Å Æ Ç È Ê Ë Ñ Ò Ó Ô Õ Ö Ø Ù Ú Û Ü Ý Þ ß ä å ç è é ê ë ì í î ï ð ñ ò ù ú û ü ý þ ÿ ! / jF w & " 0 Úb É4 ( ! # $ % ' ) * , 2 3 4 5 6 7 8 : ; < = > A 5 |* ‘ J â¹ 0Í âÝ [á bü : 4M ¯` m 4m _m ¸ ¾ É × æ ó õ + . 1 9 ? @ ^m ¹ Q .Q @Q _e X”ÿ•Œ $ + !• ! ÿ•€ ð8 ð @ -ñ ÿÿ ÿ €€€ ÷ ð’ ð ð0 ð( ð ð ð ðB S ð- ¿ Ë ? ( û ) ü f : < p q / 0 ÿ ð ? 5 A 7 _e ç è Œ • û ý e 0 % 4 ' C ß D à ° ö ± ù ¾ Ð À Ö 4 5 ‚ ƒ É Ê ô ö ˜ ™ F G e f û ü { | û ý / 0 ? B › œ í î ³ ´ û ü † ˆ º ¼ N O ¼ ¾ | ~ < = ¥ § ú û G- Kp- q- ú- û- Ö × * , Ñ! Ó! -$ $ ú$ û$ % % <& =& 5( 6( ˆ( ‹( ¿( À( ú) ü) Î* Ï* ˜+ š+ `, b, ¬, °, Ô1 Õ1 ú2 û2 r4 s4 ¾4 ¿4 7 7 s7 u7 ½7 ¾7 ‚: „: V< W< ¤= ¥= ³= ´= ¾? À? êA ëA B B )C *C zC {C ýC þC JD KD ŒD •D ¯D °D ÒD ÓD ðD ñD E E 9E :E 'H (H ¸I ¹I ¿I ÀI -K .K ÂK ÃK N N pO qO ÝO âO øO ùO ¡P ¥P Q /Q =Q >Q @Q BQ -Q ®Q (R )R 8S 9S øU ùU èV éV øV ùV ÙZ ÚZ [ [ g[ h[ ù\ ú\ ø] ù] _ _ ò_ ó_ þ` a ýb þb øc ùc ¿e Àe ûe üe ·f ¸f Ig Jg ÷g øg Pj Rj Vj Xj wj {j ¸j ¹j ½j ¿j åj èj õj öj Uk Vk m k nk ¢k ¦k Åk Æk Îl Ïl Úl Ûl m m =m >m •m ‘m Îm Ïm ôn õn ³o ´o ôp õp £q ¤q er fr 3s 4s ˜s ›s Ás Âs ‚t ƒt ôu õu Ùv Úv -y .y ôy õy ô{ õ{ ô} õ} ’• “• ‚ !‚ M‚ P‚ ô… õ… C† D† ô‡ õ‡ jˆ lˆ I‰ L‰ ‚‰ …‰ ð‰ ò‰ 1Š 2Š 4Š 5Š ûŠ üŠ •‹ •‹ ™Ž šŽ ûŽ üŽ W• Y• ò• ô• š• œ• ô’ ö’ ä“ å“ ” ” ” Ä” ª• ¬• _– a– Á– Ö — — c— e— H˜ J˜ š š š š $› %› Áœ Äœ 0• 1• iž jž ®ž ¯ž »Ÿ ½Ÿ ÄŸ ÆŸ ÑŸ ÒŸ n o º¡ ¼¡ û¡ ý¡ k¢ m¢ À¢ Á¢ é¢ ë¢ ƒ£ …£ •£ — £ ü¤ ý¤ E¥ F¥ ¦ ¦ ¨¦ ©¦ § § ô§ ö§ ;¨ <¨ Ȩ ɨ [ª \ª ¦ª «ª Ä- Å- n¯ q¯ ½¯ ¾¯ Ư ǯ ° ° •° ’° Ö° ×° _± a± ß± â± ² ² ³ ³ â³ ä³ ;µ =µ •¶ •¶ ö¶ ø¶ 6· 8· o· q· X¸ [¸ „¸ †¸ ð¸ ñ¸ 7¹ 8¹ t¹ u¹ «¹ ¬¹ ð¹ ñ¹ "º #º ¼ ¼ ½ d¼ e¼ •¼ Ž¼ ½ ³½ ´½ P¾ Q¾ h¾ i¾ s¾ t¾ •¾ Ž¾ À¾ ¾ Ô¾ Õ¾ ;À =À CÀ DÀ fÀ gÀ ‚À ƒÀ åÀ æÀ – Á ˜Á ‡Â ˆÂ Úà Ûà áà âà EÄ GÄ /Å 1Å ”Å •Å »Å ½Å ÌÅ ÍÅ •Æ •Æ “Æ ”Æ •È ŸÈ ¨È ªÈ ´È ·È 7É ;É ±É ³É ÇÉ ÈÉ ÏÉ ÑÉ nÊ oÊ {Ê |Ê •Ê ‘Ê ™Ê šÊ «Ë ¬Ë åÌ æÌ ûÌ üÌ Í Í .Í /Í Ï Ï !Ï "Ï ·Ï ¸Ï ÿÐ Ñ ŽÑ •Ñ åÑ æÑ AÓ CÓ Ô Ô Ô Ô ÓÔ Õ Ô @Ö BÖ × !× @Ø AØ sØ uØ •Ø •Ø — Ø ™Ø ©Ø «Ø ÉØ ËØ æØ èØ Ù Ù Ù Ù "Ù $Ù 7Ù 9Ù <Ù =Ù WÙ [Ù ‰Ù ŠÙ çÚ èÚ 7Û 8Û ÃÜ ÄÜ — Ý ™Ý ±Ý ´Ý ýÝ ÿÝ 3Þ 6Þ bÞ cÞ gà hà xà yà ¦à ¨à ãá åá Ÿâ £â 3ã 4ã ‚ã „ã áã ãã Zä [ä ¾ä ¿ä 9å :å ‰å Šå ¹å ºå æ !æ ?æ @æ âæ ææ *ç +ç ¤ç ¥ç ®ç ¯ç ¶ç ·ç aé cé ƒé …é ½ê ¿ê éê ëê Šë ‹ë &ì 'ì ›ì •ì ní oí Èí Êí ãî äî Óð ×ð sò tò Tó Vó ²ó ´ó éó ëó ô ô aô bô Nö Oö wö xö Ïö Ðö x÷ y÷ Zø [ø fù gù âù ãù ‚ú ƒú œú ¤ú ¥ú ²ú ³ú ¸ú ¹ú ¿ú Åú Îú Ïú Ôú Ûú Þú àú äú åú íú îú öú ÷ú ûú üú û gû nû oû tû •û šû ›û žû Ÿû ¢û £û -û ®û ½û ¾û Åû Æû Íû Ïû ü ü 8ü :ü nü pü }ü ~ü ˆü ‰ü Žü •ü šü ›ü ¥ü §ü °ü ±ü ¹ü ºü Äü Åü Ìü Îü •ý žý ' ( . 5 6 < = D E J K S T Y Z ` a k l p v y z … † ‹ Œ ‘ ’ ˜ ™ ¡ £ ¤ « ¬ ¯ ° ² ³ · ¸ ¿ Á È Ê Ï Ð Ø Ú ß à è ê ï ð ÷ ù ý þ " | ˜ ú % „ £ . Œ ¥ / Ž ¬ 7 – ® 8 D E Q R Y [ b d m n v w ¸ º Ã Å Í Ï Ø Ù ã å ð ò ù s œ b t • c 6 ’ ï z ¥ ! h 7 “ ð i C ˜ ÷ $ … ³ ) { « " q I ™ ø O £ ý & ‹ 4 • ´ / t ¸ 6 Ñ Q ¤ 5 ¹ < Ó Y « 8 ; E F L M U Ë Ò H Ù I ß N à O T n Á o  x Ð y Ò Ø ] ` l – À C Z - D d ¹ e º ä å U € ï Z ‚ Ù [ ˆ ã ‰ ä 8 • 7 Ž í î . p ¹ % A ˜ ö 4 u À , H ž = { & > ˆ I Ÿ S ¤ T ¥ \ - _ ¿ i à j Ä r Ê s Ë Ó v Q Ÿ ^ ¦ _ § d ¬ - w Ù ‚ å ƒ æ ü 5 v  & B ™ Ê Ë ( C Œ Í D Ž Î M “ Ó N ” Ô P • Ù Ú ß á å e æ i ² ñ j ³ o ¸ m Ô ! y n Õ Ú 2 z Û 6 • à 7 ‚ á @ „ æ A … ð F Š ø G £ ù N ¯ ý O ° þ T µ U ¶ _ À ` Á g Ê h Ð % v › * ‚ œ + ƒ ¦ 1 † § 2 ‡ « 9 – : = > A B J K R S X ± ² Ä Í Ö × Ü Ý ä þ — ¬ o u O • Á ñ V •  ò _ “ É ý ` ” Ê ÿ # e Î $ f ¡ Ï . l § Û 4 x ¨ Ü < { ² ã = | ³ ä E ƒ º é G „ » ê & ' * 7 > ? C D P Q V W b d j k w x { } ‚ ƒ ‡ • ’ “ Ÿ ¥ ¬ ´ µ » ½ Æ Ç Í Ï Ö × Ü Ý ã ä ë ñ ù û ( ) . 0 6 8 ; < C D M O e f Ð Ò ö ø & ( B D [ ] u w ‘ “ · ¸ Ð Ñ î ï L ¯ N ° • ~ Ù- õ S Î ö T Ï î § ã ï © å H î " I ï " „ € —$ ‡ ‚ ™$ Ï Ñ Ý ß Ó Õ M P î ð ` b } • ï- ðÝ$ ß$ ¦& ¨& Ð+ Ò+ Â- Ã- ×- / / O/ P/ ;0 <0 ˆ1 Š1 î2 ï2 d5 f5 6 6 ˆ6 Š6 B7 D7 ¯7 ±7 î7 ð7 í8 î8 y9 z9 Ã9 Å9 ;: <: -: ¯: ÿ: ; O; Q; †; ‡; °; ²; ñ; ó; 5< 7< “< ”< õ< ÷< 6= 7= b= e= Ù= Û= >> ?> •? ‚? æ? ç? ó? ô? ý? ÿ? ž@ Ÿ@ xA yA óA ôA ŒC •C D D •D ŽD &E 'E 3E 4E óE ôE G G G -G .G /G óG ôG øG ûG ûH þH K K dK eK òK ôK ¶O ¹O <Q >Q ªR «R •T ŸT ‚U ƒU ÒU ÓU \W ]W ¢X ¤X ®X ¯X Y Y óY õY :Z ;Z ‚Z ƒZ ÑZ ÒZ [ [ †[ ‡[ ] ] p] r] ö^ Ù_ Ú_ )` *` b b c c c c c %c /c 0c =c >c Cc Dc „c “c •c šc ›c ¢c £c åc ïc ðc ôc õc úc ûc d *d 9d >d ^d ad ud zd d ˜d œd •d ¥d ¦d µd ¶d :e ;e =e >e @e Ae ]e Ý] ß] ò] ó] {^ }^ •^ ‘^ â^ ä^ ô^ 1b 2b ‚b …b ºb ¼b äb æb ÷b øb ùb Ic Jc Vc Wc bc cc pc qc xc yc ƒc ¦c ¨c ²c ³c Âc Ãc Ðc Öc Þc ßc äc d d d d -d {d †d ‡d ‘d ’d — Ád Âd Íd Þd ãd 5e 5e 7e 7e 8e 8e `e 0 . h i ø ù R 4 S C ® D ¯ % N ' O Ñ Ö 6 7 4 5 • Ö ‘ € • " # ï ð < = X Y + , k l ž Ÿ Õ ! ! /! 0! j! k! {" |" •# ‘# ò( ó( †1 ‡1 Y3 Z3 §5 ¨5 6 6 k6 l6 7 7 Ô7 Õ7 59 69 ø; ù; U< V< i> j> ÞC ßC Q G RG ÌJ ÍJ ÁK ÂK N N WQ XQ 7S 9S qS rS ’U “U eW fW ÙZ ÚZ Œ^ •^ a a «b ¬b •d – d ¸g ¹g @l Al ås æs Sz Tz ’• “• d„ e„ &ˆ 'ˆ kˆ lˆ £ˆ ¤ˆ ň ƈ ‰ ‰ K‰ L‰ „‰ …‰ • • X• Y• ó• ô• ›• œ• 5‘ 6‘ º‘ »‘ õ’ ö’ ” ” Ô Ä” «• ¬• `– a– d— e— I˜ J˜ ™ ™ ´• µ• ƒ „ –£ — £ ¦ ¦ L« M« ¯ ¯ à± â± ² ² Z¸ [¸ c¼ e¼ Œ¼ Ž¼ À¾ ¾ ;À =À ¢Ã £Ã áà âà /Å 1Å ^Å _Å ªË ¬Ë +Ñ ,Ñ 0Ó 1Ó ôÓ õÓ ÅÔ ÆÔ Õ Õ >Õ ?Õ JÕ KÕ aÕ bÕ †Õ ‡Õ ŸÕ Õ áÕ âÕ -Ö .Ö × × Ë× Ì× @Ø AØ tØ uØ ŽØ •Ø ˜Ø ™Ø ªØ «Ø ÊØ ËØ çØ èØ Ù Ù ü ü Ù Ù #Ù $Ù <Ù =Ù XÙ [Ù ˆÙ ŠÙ ÂÜ ÄÜ 5Þ 6Þ âã ãã êê ëê Èí Êí ñí òí Òð ×ð åð æð `ô bô „ô …ô vö xö „ö …ö Îö Ðö æö çö •ú ƒú ›ú œú ”û Ïû 9ü P j O ² ³ Ñ Ò ÷ ø :ü Q oü • pü ‚ •ü ¬ Îü - Ñ Ò $ ] } _ ƒ ' t W , - ' ( C D \ ] v w ’ “ ‡ ˆ š › ƒ ‡ Á  ù ú x y å- æ- •" ž" U& V& !( "( •* ‘* È, É, q1 r1 P5 Q5 ÷5 ø5 t6 u6 .7 /7 •7 – 7 _8 `8 +9 ,9 Ä9 Å9 ®: ¯: P; Q; ±; ²; 6< 7< ö< ÷< Ú= Û= ¼> ½> eB fB %E 'E 3E 4E üH þH òK ôK <Q >Q •T ŸT \W ]W ¢X ¤X ®X ¯X :Y ;Y 9Z ;Z [ [ p] r] â^ ä^ ô^ ö^ äb æb •c 5e 5e 7e 7e 8e 8e :e ;e =e >e @e Ae ]e `e 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 b b • Ž ÁD ÅD KE OE ôf øf Rj Vj ¹j ½j «l ¯l 4Š 5Š W • X• ò• ó• š• ›• ô’ õ’ ” ” ” Ô ª• «• _– `– c— d— H˜ I˜ •£ ƒ£ o· q· —Ý ˜Ý ™Ý ™Ý ýÝ ÿÝ Þ Þ ãó çó ü ü 8ü 9ü nü oü Žü •ü ¥ü ¦ü Ìü Íü m m ª « Å Æ O P € • « ¬ Ð Ñ j k þ ÿ ‘ ’ ¨ ¨ Ï Ï Ð Ñ ö ÷ & ' B C [ \ u v ‘ ’ „ Ù= [ … æ- ï- `8 `8 Ã9 Ä9 -: ®: O; P; Ú= ½> ½> :Y ;Y 9Z ;Z [ p] q] â^ ã^ ä^ ä^ »b e 4e `e °; ±; 5e :e ;e =e >e @e Ae ]e `e ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ITæ 0Hšÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ NRÔ üfò²ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ · а0,ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ?Ö • 5e 5< 7e 6< õ< ö< 7e 8e 8e vf šƒ¨Rÿ ò Nÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ + † *!ò_ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ j}• ˆ^•ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ Dmo ŠùVuÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ¹ 4!øˆíÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ nSŒ$hr Ðÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ × S%§ˆ_Fÿ ÷ A,> – wÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ¬wY4`×F•ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿb½5n V#ÿ ªlÃ7ffæûÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ù\z@¤ à'ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ d}sB c ƒÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ Ë?– MÖ©žAÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ =IâS:ÖÄÖÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ‚7ýTŒ¡¨[ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ kì\ ÿ `ˆi˜ož5ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ šqpoÞQÜéÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ¬hõopñ~ºÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ àI¤vòä ¬ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ›i—}^OrOÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ JΕ ÿ Ð `„˜þCJ o( . € „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . „p „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ‡h ˆH . „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . € „ ¤#§~ „Ð ‚ € „˜þ Æ Ð ^„ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „à „° „€ „P „ì „ë „» „‹ ˆH „Lÿ Æ „˜þ Æ „˜þ Æ „Lÿ Æ „/þ Æ „˜þ Æ „Lÿ à ° € P ì ë Æ . ^„à ^„° ^„€ ^„P ^„ì ^„ë » ‚ `„Lÿ‡h ˆH . `„˜þ‡h ˆH . `„˜þ‡h ˆH . `„Lÿ‡h ˆH . `„/þo( ‡h ˆH ( `„˜þ‡h ˆH . ^„» `„Lÿ‡h ˆH € € ‚ Ð ) • ’ . Ð Ð • Ð „˜þ Æ ‹ ^„‹ `„˜þ‡h „[ „+ „û „Ë „› „ 5 ˆH „˜þ Æ [ „Lÿ Æ + „˜þ Æ û „˜þ Æ Ë „Lÿ Æ › „/þ Æ `„/þo( ‡h ^„5 `„kþo( „Ø „Lÿ Æ „¨ . ^„[ ^„+ ^„û ^„Ë ^„› ^„ ˆH . Ø • `„˜þ‡h `„Lÿ‡h `„˜þ‡h `„˜þ‡h `„Lÿ‡h ( ’ ^„Ø Ð ˆH ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . . ’ • • ’ Ð Ð Ð Ð Ð ) „5 „kþ Æ Ð `„Lÿ‡h ˆH . • Ð „˜þ Æ ¨ ^„¨ `„˜þ‡h „x „H „ „è „¸ „q „p „@ „Lÿ Æ ^„@ `„Lÿ‡h „ ˆH „˜þ Æ „Lÿ Æ „˜þ Æ „˜þ Æ „Lÿ Æ „/þ Æ „˜þ Æ x H è ¸ q p . ^„x ^„H ^„ ^„è ^„¸ ^„q ^„p • Ð `„˜þ‡h ˆH `„Lÿ‡h ˆH `„˜þ‡h ˆH `„˜þ‡h ˆH `„Lÿ‡h ˆH `„/þo( ‡h ˆH `„˜þ‡h ˆH @ ˆH . • Ð . . . . . ’ • • ’ ( . ) Ð Ð Ð Ð Ð • ’ Ð Ð „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „à „° „€ „P „ `„Lÿ‡h o( ( „ „p „@ „˜þ Æ ^„@ `„˜þ‡h „ ˆH „˜þ Æ „Lÿ Æ „˜þ Æ „˜þ Æ „Lÿ Æ ˆH ) „˜þ Æ „Lÿ Æ à ° € P p . ^„à ^„° ^„€ ^„P ^„ . ^„ `„˜þ‡h ^„p `„Lÿ‡h @ ˆH • `„˜þ‡h `„Lÿ‡h `„˜þ‡h `„˜þ‡h . Ð ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . ’ • • ’ Ð Ð Ð Ð „* ˆH ˆH . . „>þ Æ * ^„* `„>þ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH „à „Lÿ Æ „° „˜þ Æ „€ „˜þ Æ „P „Lÿ Æ „P „˜þ Æ P ^„P `„˜þo( ‡h ˆH „ „˜þ Æ „p „Lÿ Æ „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH „ à ° € P p . ^„à ^„° ^„€ ^„P `„Lÿ‡h `„˜þ‡h `„˜þ‡h `„Lÿ‡h ˆH ˆH ˆH ˆH . • ^„ `„˜þ‡h ^„p `„Lÿ‡h ˆH ˆH . • . . . . è è . . è ’ • è è „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ’ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h ± „·ý Æ ± ^„± `„·ýo( . „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „p „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ‡h „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . € „ è ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . • • ’ . . ‚ € „ € ˆH ˆH è è è „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH „à „Lÿ Æ à „° „˜þ Æ ° „€ „˜þ Æ € „P „Lÿ Æ P „Ü „˜þ Æ Ü „ „˜þ Æ $ „˜þ Æ $ `„˜þOJ QJ „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH „ . ‚ ^„à `„Lÿ‡h ˆH ^„° `„˜þ‡h ˆH ^„€ `„˜þ‡h ˆH ^„P `„Lÿ‡h ˆH ^„Ü `„˜þo( ‡h ˆH ^„ `„˜þ‡h ˆH ^„$ o( ‡h ˆH ·ð . € . . . . € € ‚ . . € h „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH „à „Lÿ Æ „° „˜þ Æ „€ „˜þ Æ „P „Lÿ Æ „P „˜þ Æ P ^„P `„˜þo( ‡h ˆH „ „˜þ Æ „p „Lÿ Æ „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH „ à ° € P p . ^„à ^„° ^„€ ^„P ‚ `„Lÿ‡h `„˜þ‡h `„˜þ‡h `„Lÿ‡h ˆH ˆH ˆH ˆH . • ^„ `„˜þ‡h ^„p `„Lÿ‡h ˆH ˆH . • . . . . € € ‚ . . ’ • è è è è è „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ’ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þo( . „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „p „Lÿ Æ p ^„p `„Lÿ‡h „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH . € „ è ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . • • ’ . . ‚ € „ € ˆH ˆH è è è „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h „¬ù Æ ^„ `„¬ùOJ QJ ^J „Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þOJ QJ o( " € „ „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ QJ o( " € „p „˜þ Æ p ^„p `„˜þOJ QJ o( " € „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þOJ QJ o( " € „ ˆH ˆH ˆH ˆH o( . . . . ·ð € € ‚ „ „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ QJ o( " „à QJ o( " „° QJ o( " „€ QJ o( " „P QJ o( " „Ð QJ o( " „ QJ o( " „p QJ o( " „@ „˜þ Æ ^„@ `„˜þOJ QJ o( " „ € „˜þ Æ à ^„à `„˜þOJ € „˜þ Æ ° ^„° `„˜þOJ € „˜þ Æ € ^„€ `„˜þOJ € „˜þ Æ P ^„P `„˜þOJ „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þOJ € „˜þ Æ € „˜þ Æ € @ € ^„ p `„˜þOJ ^„p `„˜þOJ „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ QJ o( " „à QJ o( " „° QJ o( " „€ QJ o( " „P QJ o( " € „˜þ Æ à ^„à `„˜þOJ € „˜þ Æ ° ^„° `„˜þOJ € „˜þ Æ € ^„€ `„˜þOJ € „˜þ Æ P ^„P `„˜þOJ h h „ „p „Lÿ Æ p „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ^J . „h „˜þ Æ h ^„h `„˜þ^J o( „Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þ^J o( . „˜þ Æ ^„ `„˜þ^J . ‚ ^„p `„Lÿ^J . € h € h „ . € h „@ „˜þ Æ ^„ `„˜þ^J . „q „p „@ „Lÿ Æ ^„@ `„Lÿ‡h „ . „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ^J „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ^J . „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ^J . ‚ „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ^J . Ð „/þ Æ q ^„q `„/þo( ‡h ˆH ( ) • Ð „˜þ Æ p ^„p `„˜þ‡h ˆH . ’ Ð € h ‚ h h @ ˆH . • Ð € h „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH „à „˜þ Æ „° „Lÿ Æ „€ „˜þ Æ „P „˜þ Æ „ „Lÿ Æ `„Lÿ‡h ˆH o( ( ) „ „˜þ Æ $ „˜þ Æ „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH „ à ° € P $ . ^„à ^„° ^„€ ^„P ^„ . • `„˜þ‡h `„Lÿ‡h `„˜þ‡h `„˜þ‡h ^„ ^„$ `„˜þ‡h `„˜þo( . Ð ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . ’ • • ’ Ð Ð Ð Ð „* € ˆH . . € „>þ Æ * ^„* `„>þ „ „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH „à „Lÿ Æ „° „˜þ Æ „€ „˜þ Æ „P „Lÿ Æ „P „˜þ Æ P ^„P `„˜þo( ‡h ˆH „ „˜þ Æ „p „Lÿ Æ „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þ‡h ˆH „ à ° € P p . ^„à ^„° ^„€ ^„P ‚ `„Lÿ‡h `„˜þ‡h `„˜þ‡h `„Lÿ‡h ˆH ˆH ˆH ˆH . . . . € € ‚ . € ^„ `„˜þ‡h ^„p `„Lÿ‡h ˆH ˆH . . ‚ € . € „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h Ð „˜þ Æ Ð ^„Ð `„˜þOJ QJ o( „ „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ ˆH ˆH ˆH ˆH ‡h . . . . ˆH € € ‚ h ·ð • „ h QJ ^J o( ‡h QJ o( ‡h „˜þ Æ ^„@ `„˜þOJ ˆH o • h „p ˆH §ð • h „@ „˜þ Æ p @ QJ o( ‡h ˆH ·ð • h „ ^„p `„˜þOJ „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h ˆH QJ o( ‡h ˆH QJ o( ‡h þOJ o • §ð ˆH h • ·ð h • h „à „˜þ Æ à „° „˜þ Æ ° „€ „˜þ Æ ^„à `„˜þOJ ^„° `„˜þOJ € ^„€ `„˜ QJ ^J o( ‡h ˆH QJ o( ‡h ˆH „Ð „˜þ Æ QJ o( " € „ „˜þ Æ QJ o( " € „p „˜þ Æ QJ o( " € „@ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þOJ QJ o( " € „ o • §ð Ð ^„Ð `„˜þOJ ^„ p `„˜þOJ ^„p `„˜þOJ h „P „˜þ Æ P ^„P `„˜þOJ „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ QJ o( " „à QJ o( " „° QJ o( " „€ QJ o( " „P QJ o( " € „˜þ Æ à ^„à `„˜þOJ € „˜þ Æ ° ^„° `„˜þOJ € „˜þ Æ € ^„€ `„˜þOJ € „˜þ Æ P ^„P `„˜þOJ „h „˜þ Æ h ^„q `„/þo( ‡h ˆH ^„p `„˜þ‡h ˆH . ^„h `„˜þ . Ð „q „p „@ „Lÿ Æ ^„@ `„Lÿ‡h „ „/þ Æ „˜þ Æ q p @ ˆH . • Ð ( ) • ’ Ð Ð „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h „à „° „€ „P „ „¡ „ „p „@ „˜þ Æ ^„@ `„˜þ‡h „ ˆH „˜þ Æ „Lÿ Æ „˜þ Æ „˜þ Æ „Lÿ Æ „/þ Æ „˜þ Æ „Lÿ Æ . ^„à ^„° ^„€ ^„P ^„ ¡ ^„¡ ^„ p ^„p à ° € P • Ð `„˜þ‡h ˆH `„Lÿ‡h ˆH `„˜þ‡h ˆH `„˜þ‡h ˆH `„Lÿ‡h ˆH `„/þo( ‡h ˆH `„˜þ‡h ˆH `„Lÿ‡h ˆH @ ˆH . € . . . . . ’ • • ’ ( . . ) Ð Ð Ð Ð € ‚ € „˜þ Æ ^„ `„˜þ‡h ˆH . ‚ „à „Lÿ Æ à ^„à `„Lÿ‡h „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þ‡h „€ „˜þ Æ € ^„€ `„˜þ‡h „P „Lÿ Æ P ^„P `„Lÿ‡h „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ QJ o( ‡h ˆH §ð • `„˜þOJ ˆH ˆH ˆH ˆH h . . . . € € ‚ h „Ø „˜þ Æ „ Ø ^„Ø QJ ^J o( ‡h ˆH o • h „¨ „˜þ Æ ¨ ^„¨ `„˜þOJ QJ o( ‡h ˆH QJ o( ‡h þOJ §ð ˆH • ·ð h • „x h „˜þ Æ x „H „˜þ Æ ^„x `„˜þOJ H ^„H `„˜ QJ ^J o( ‡h ˆH QJ o( ‡h ˆH QJ o( ‡h þOJ o • §ð ˆH h • ·ð h • h „ „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ „è „˜þ Æ è „¸ „˜þ Æ ^„è `„˜þOJ ¸ ^„¸ `„˜ QJ ^J o( ‡h QJ o( ‡h „Ð QJ o( " „ QJ o( „p QJ o( " „@ „˜þ Æ ^„@ `„˜þOJ QJ o( " „ ˆH o ˆH „˜þ Æ §ð Ð ^„Ð `„˜þOJ § „˜þ Æ € „˜þ Æ € @ € • ^„ p `„˜þOJ ^„p `„˜þOJ h „ˆ „˜þ Æ ˆ ^„ˆ `„˜þOJ „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ QJ o( " „à „˜þ QJ o( " „° „˜þ QJ o( " „€ „˜þ QJ o( " „P „˜þ QJ o( " „h „˜þ „p „˜þ Æ „˜þ Æ @ ^„@ `„˜þo( ( € Æ à ^„à `„˜þOJ € Æ ° ^„° `„˜þOJ € Æ € ^„€ `„˜þOJ € Æ P ^„P `„˜þOJ h h ^„h `„˜þo( ‡h p ^„p `„˜þo( . Æ ) h ˆH ) „@ „ „˜þ Æ ^„ `„˜þOJ QJ o( ‡h ^„à `„˜þo( ( ) . • ˆH ·ð • ˆH ·ð h „€ h „à „˜þ Æ à „° „˜þ Æ ° ^„° `„˜þo( „˜þ Æ € ^„€ `„˜þOJ QJ o( ‡h „P „˜þ Æ P ^„P `„˜þOJ QJ ^J o( ‡h QJ o( ‡h . ˆH o ˆH §ð • h „h „ „˜þ Æ h „˜þ Æ „h „˜þ Æ ^„h `„˜þ ^„ h . `„˜þOJ ^„h `„˜þ × S% ›i— } vf nSŒ$ NRÔ ‚7ýT ¬hõo Dmo JΕ `ˆi ì\ · =IâS šqpo d}sB ÷ A, k¤#§~ ù\z@ j}• àI¤v ¬wY4 • ÿb½5 ?Ö ITæ ªlÃ7 Ë?– M + † ¹ 4! ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿ ê!¨“ ƒè¼ ƒè¼¬@ÖA ƒè¼ -•äv 9Z" ú=®† -•äv fÆ|ô ²D’Èpl†Ë /ÞfÃ’Ò:˜2–Ð.ÜhHÁÆm²¹*|¦Œ l xb tlÂB4O¦ 8êÂÕÒ¦ø |Û"zÂz6»œ#2íF– l ƒè¼ &"¬µ ²5¾Ú ÿÿÿÿ -•äv PŒþ ¤ôâƒÒਾ>-°l¢Ä•¼yÐ4\»ž¡Öˆ†Mä†ú ƒè¼ ÌU ªzt&ðbˆ.ø€ l‚ ƒè¼ ¼4…ÊC:’ö¾ø ÂBnl’År^ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ,§øMÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ š/ªi–-´{ ö¦Ž‰ & )¶ q Ò q Ò |.5; T{B q Ò è0» h ¡P r q Ò xa£ è0» ¸qà q Ò ™ ì% ùo .“f­= Ù M5 I89 |.5; Ðvõ;í 'X ,:D<í 'X “f­= ÷ Ó=í 'X .1Œ>í 'X /?Bq Ò ¦ ¿A0??M Ör»Dq Ò | ÌHtiìO ÊIùo . —>ƒJq Ò €iTLq Ò 0??M™ ì% ÁUq Ò í WNùo . tiìO I89 h ¡P . 'XÙ M5 –j¶\q Ò Ü r^í 'X ”:˜^í 'X -ídè0» ”T+mí 'X œ1®sí 'X ¾N‹tí 'X } {q Ò å | C P q| WZ I OJ Q4 ?j }p Õ^ $ 2 òr ±Z- Ê. Ey 9>" ƒ-& E2' 3' p) Ÿ%* ‚z. ùi1 lP3 @ Ù.@ z9B N<D 2 G Ì,G \.G vJ ¾]K =N @ O m O ñ•O 4tQ °cR ´ S ¶hT Ÿ8U E}V t W ‹CX Y [ZY ýS` ñGj l Ë o •&r a s Zdt st { u 5`v h1y YGy æ.• ¬o€ Ï ‚ ° „ ‹-„ ;,„ *W„ &2… Mg† â~† ªP• *r• é4• k( ‘ . ’ }M– å — ˜ Z› ¼Q¢ ßY£ Oª 4« • ¬ Hu® ˆ ¯ › ² ~ ² %&³ yD³ u ´ áoµ ·<¶ ý · ¨ ¸ — y¼ † Ä ð5Ä öaÄ Ý~Å ¥sÇ -qÉ µ*Ð ðIÒ À7Ö }qÖ j@× evØ • Ù ÃiÝ ùVá ×Yá ¤\ä a,è J#é «Fë ô]î – ñ 6,ó ÍWô ¼ õ võ Yø D ý œKÿ G -G >Q •T < < < )² e ÿÿ qS xt \W ¢X < e ÿÿ † þY ÿÿ &E ÑZ 4E ] Ý] < < _e @ ÿÿ ÿÿ â^ @ ùb ÿÿ e `e < < 3 ÿ@ € e e U n k n o w n ÿÿ 3 ¬ G • R o m a n ‡z € ÿ 5 • ‡z € ÿ A r i a l K a l a t i n o L i n o t y p e ‡ Ÿ A ‡z a € ÿ T ‡ Ÿ V e r d a n a B o o k A n t i q u a M • k A n t i q u a , I t a l i c K o o k m a n O l d S t y l e CF• ‡ M S A&• ‡ Ÿ T ‡z € ÿ N e w ; • 1 ˆ ðÐ h ‘ÚºÆxƒÃ ? • ! ð T i m e s N e w € S y m b o l • ‡ à @ A&• r i a l N a r r o w a h o m a 7&• 3&• Ÿ P Ÿ B o o B 5&• ? • , ‡ Ÿ C o m i c S a n s r e b u c h e t M S ?5• C o u r i e r € W i n g d i n g s P5 å/ ¶ ˆ P5 å/ ¶ ´ ´ •• 4 d •d •d " ˆ 2ƒq ð ðÿ 2 I HP ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•Ey ÿÿ B A B P a _ D a s i m P a _ D a s i m ? ä | þÿ • 0 ˜ ¨ ´ È Ô à…ŸòùOh «‘ à +'³Ù0 ð t < H T \ d l ä - BAB I - - Pa_Dasim - - - Normal - Pa_Dasim Word @ +,ù®D €[ @ ÕÍÕœ. “— 63 -xÖG È @ +,ù®0 þÿ ì Microsoft Office ÀÃÊ2‡È P5 ÕÍÕœ. å/ “— h œ ¼ p ¤ | ¬ „ ´ Œ ” Î ä - - ˆ BAB I ¶ •d æ - Title ´ 8 @ _PID_HLINKS ä A l h t t p : / / d e m o c r a t i c a l l y . i n / õ - ! . @ R " / A S e d w ‰ ˜ ª ¼ T f x Š ™ « ½ Ï Î á ó # 0 B U g y ‹ š ¬ ¾ Ð â ô $ 1 C V h z Œ › ¿ Ñ ã õ % 2 D E W i { • œ ® À Ò ä ö & 3 F X j | Ž * 7 I [ m • ‘ ± à \ n ’ ² Ä ³ Å × é û ü ] o Æ Ø ê , 9 K • “ ¢ ´ ¡ Ö è ú + 8 J € Ÿ Õ ç ù H Z • °  ) 6 l ~ ž Ô æ ø G Y • ¯ Á ( 5 k } • Ó å ÷ ' 4 ^ p ‚ ” £ µ Ç Ù ë ý : L _ q ƒ • ¤ ¶ È Ú ì þ ; M ` r „ – ¥ · É Û í ÿ < N s … > P b t † ? Q c u ‡ v ˆ — ¦ ¸ Ê Ü î = O a § ¹ Ë Ý ï ¨ º Ì Þ ð © » Í ß ñ à ò $ % & ' ( ) * + , 1 2 3 4 5 6 7 8 9 : ; < = > ? þÿÿÿD E F G H I J þÿÿÿL M N O P Q R S T U V W X Y Z [ \ ] ^ _ ` a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z { | } ~ • € • ‚ ƒ „ … † ‡ ˆ ‰ Š ‹ Œ • Ž • • ‘ ’ “ ” • – — ˜ ™ š › œ • ž Ÿ ¡ ¢ £ ¤ ¥ ¦ § ¨ © ª « ¬ ® ¯ ° ± ² ³ þÿÿÿµ ¶ · ¸ ¹ º » þÿÿÿ½ ¾ ¿ À Á  à þÿÿÿýÿÿÿýÿÿÿýÿÿÿýÿÿÿÉ þÿÿÿþÿÿÿþÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿR o o t E n t r y ÿÿÿÿÿÿÿÿ À F pÂÚæ2‡È Ë € D a t a ! . @ " / A # 0 B ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ e C 1 T a b l ÿÿÿÿ o c u m e n t a t i o n ´ t i o n 8 C o m p O b j ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ K „Ð W o r d D ÿÿÿÿ h„ S u m m a r y I n f o r m ( ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ D o c u m e n t S u m m a r y I n f o r m a ÿÿÿÿÿÿÿÿ ¼ q ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ þÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ þÿ ÿÿÿÿ À F Microsoft Office Word Document MSWordDoc Word.Document.8 ô9²q