BAB-1_LANDASAN_ILMIAH_PKN.doc

advertisement
0•
•
¥O@ <•
àòÉÅ
Pþ
Tþ
%Z@ •O@
`þ
0•
0•
À‘( h•
ãÉ|2
\-
EO@ <
Æ ^÷• ÓÏà ý üà ÐÃ
PKN.doc docx I.docx
š
€ BAB-1 LANDASAN ILMIAH
`t' •#' " û•
ø£
ô©Qu•#' `t' |t' ìÄ" ûÄ"
ìÄ" €¤ •#'
,¤ áËËt
`t'
ìÄ"
[( äÄ"
u' ¤ @¤ €ÊËtàÄ" ÌÄ" ¤ 5ÊËtÌÄ" ˆÄ"
u' `
ˆÄ" üÄ" ˜¤ 5ZËtüÄ" `t' BAB1L~1.DOC aÎt`
`
¸¤
OËt8aÎtˆÄ" ÌÄ" P§ ÛNËt`
ˆÄ" °Ã" îNËtH
ß
ox P
•
`
€s-w•
€s-w
Ò' 0¥ 3é w€s-w
ÄÄ"
ÄÄ
" ÄÅ" Å"
ª
(¨ ÄÄ"
`t' /
wp
!
Ô¦ ½ wp•¥
Ô¦ í wp
fÃ"
wpü¦
P ! @c€P ! Xr!
! àÏ"
*ƒ
wi
ۀ"
. s
P ! l
ˆÄ"
l
øÃ"
i h†
Ä" Ä ! (o! H
l- sÅ. s ' u'
!
p4 wŸ4 wl
ۀ"
m˜o!
ÈÅ"
D¦
•
¿, sL¦
˜¦
!
®
€¦ `u'
! àp!
Z( °[( `
! øÃ"
l m ! ¨Ã"
Ã" 𧠓1 w8 ! o1 w^‚
ÊjÄF u' |§
}
|`
X
Ä" Ä ! (o! è
ß
ß
!
ð
Ä
w
! °Ã"
! Ä ! Xr!
! Ä ! Xr!
! P !
Xr!
˜
}
P
˜
Ä
(Ã"
(o!
Xr! ä§
Xr! ˜o! }
(Ã" Ä !
˜
y|
À
¨
§ ðt' \½ M× w þÿÿÿo1 whw
°Ã" °Ã"
¤¨ ¨Ã" $¨ p/úu !
°Ã" 4¨ fRúu°Ã" °Ã" D¨ CRúu
°Ã" T¨ çQúu°Ã" ¨¨ Ôpüu˜m! Ôpüu
˜m! „¨ QSúuÔpüu¼ª ˜m!
ïMûu„¨
„¨ è
q|¢
€¦
btamail.net.cn w8
o1 wÖ†
w
ð
Ì¢ pW¯u•
u'
iZËtP
u' ð
þÿÿÿo1 wh- w
ð
šZ(
‰uQu
C¼-GþÿÿÿšuQu
£ Ä
ß
Ҽt
'
P
`t' ø
P
P
Ä
ÔZËt`t' @ •
•
˜¢ ÊjÄFè§
M× w -
`t' F
•
¨”(
' ¸™( ô©Qu•#' `t'
\
F
' ¨”( ¤¤
ž5 w8 ' Ÿ4 w
w ¨
' P ' ìÄ" €¤ P '
F
äÄ"
u' ¤ €s-w
€s-w
Ò' x¤
Ò' ¥
€ ' áËËt\
3é w€s-w\¥
P ' •
p”( x¤
à•(
x¤
•
9ï w$Ò' \¥
m w t w²€
w ¨
°”( Tþ M× wv<¨
p”(
0
Ò' ˆ
€s-wE
€s-w
Ò' 0¥ 3é w€s-w ¨ E
¦Ò' P¥ XÓêÿ
•o w
þ¥ ‚ Š |¥
Dq wF
D : \ D A T A \ F I l e
D
P K n \ D r s .
H .
D a d a n g
S
M . P d \ P G S D \ * . *
° (
' øZ( 4§ ž5
þ¥
°”(
p”( ˆ
¨
|¥
ox ü¥
¨
Ò' °”( Œ§
<¨ ˆ
o s e n
J u r u s a n
u n d a w a ,
w8 ' Ÿ4 wš‚
‚
˜Ã w
w
' P ' ²¨
ŒuP ' ° ( t '
••(
‚
' P '
à•(
ð&(
à
' ø
¨”(
w
•
À‘(
[( [( ûZ(
P '
' }pQ d¦
Tþ M× wvþÿÿÿŸ4 wÊ4 w4
@
úZ( øZ(
«
[( ðt' [(
ðt' ¬§ —
} w q-w
[(
¢
ð&( •
¬§ Ô¦ ôd wTþ
À§ Ðø w [(
Ô§ aÁQu [(
« Àª Œ‹QuH
h- `þ ¡‹Qu
H¨ @
`
:•(
«
p”( € ' °”(
:•( H
Š Š
°”( •
Úé¬p ÏÊ Œ¼_ÑÏà T-D¨ ÏÊ *`ª ÏÊ
ü©
F
¨–
(
' ¸™(
F
ϩ
© |Ž w•Ž wºŒ
w
ü© %Z@ ¸–
( P ' ° ( € '
@ Ô¨ P ' - M× wjZ@ 4© ùe wü©
f w - ä© Ëe wü© ü©
ª Щ (°ý•
ü© l© â• wü©
ª `þ
°–( Tþ M× wvš
Ò' M
0
š
š
ª
ª
Щ
ä©
Õ wü©
«
Ò' š
@
U•ôd w?
;
tª
X
}pQ r
€
0-
Wd w¼I wed w ª
•
#
#
`þ
[( ôd wŸ Qu
€
ƒO
ÿÿ
0-
jZ@
F
-
#
•
€ÿÿ
ø 9¦ 9¦
˜© …
û“•
ÿÿÿÿ6ôaƒ4ýÿÿä
4ýÿÿÌ
ZZ@ FZ@ Pþ Tþ %Z@ mO@
`þ 0- 0[
( À‘( o1 w
\O@ ”­
`þ \- \[( ”­ ãÉ|2PEMBˆ½ <O@ ”­
Úé¬p ÏÊ Œ¼_ÑÏà @v Û ÏÊ
PEMB. PKn SD PKn PERDATA.pptx
SOAL, 010308.ppt odel.ppt docx model.doc ' ¬u' ìÄ" ûÄ"
ìÄ" ¬´ •#'
X´ áËËt
•u'
ìÄ"
„u' äÄ" ðx' Ì´
l´ €ÊËtàÄ" ÌÄ" Ì´ 5ÊËtÌÄ" ˆÄ" ðx' `
ˆÄ" üÄ" Ä´ 5ZËtüÄ" •u' PEMB~1.PKN M aÎt`
`
ä´
OËt8aÎtˆÄ" ÌÄ" |· ÛNËt
`
ˆÄ" °Ã" îNËt>
ß
G
P
•
`
€s-w•
€s-w
À–( \µ 3é w€s-w
ÄÄ"
citizenship" atau ilmu kewarganegaraan, yang isinya mempelajari hubungan
antar individu dan antara individu dengan negara. Selanjutnya pada tahun
1900-an, berkembang mata pelajaran "Civics" yang diisi dengan materi
mengenai struktur pemerintahan negara bagian dan federal (Gross dan
Zeleny:1958). Berikutnya, Dunn (1915) mengembangkan gagasan "New Civics"
yang menitikberatkan pada "community living" atau kehidupan masyarakat.
Dengan demikian, sampai tahun 1920-an istilah "Civics" telah digunakan
untuk menunjukkan bidang pengajaran yang lebih khusus, yakni "vocational
civics, community civics dan economic civics" (Gross dan Zeleny:1958)
atau kewarganegaraan yang berkenaan dengan mata pencaharian,
kemasyarakatan, dan perekonomian. Diantara tujuan dari mata petajaran
"civics" pada tahun 1900-an itu, adalah pengembangan "social skills and
civic competence" (Allen:1960) atau keterampilan sosial dan kompetensi
waganegara, dan "ideas of good character" (Best: 1960) atau ide-ide
tentang karakter atau watak yang baik.
Selain istilah "civics", pada tahun 1900-an juga mulai diperkenalkan
istilah "citizenship education", yang digunakan untuk menunjukkan suatu
bentuk "character education" atau pendidikan watak, karakter dan
"teaching personal ethics and virtues" atau pendidikan etika dan
kebajikan (Best 1960). Lebih jauh Dimond (1953) mengelaborasi
pandangannya mengenai "citizenship", yang menurut pendapatnya, konsep itu
merupakan suatu pengertian yang mempunyai dua makna. Di satu pihak, ide
itu berkenaan dengan peran dan fungsi warga negara dalam kegiatan
politik, dan di lain pihak, hal itu berkenaan dengan apa yang disebut
dengan "desirable personal qualities", atau kualitas pribadi yang
didambakan dari warga negara, sebagaimana dicerminkan dalam kegiatannya
sehari-hari. Selanjutnya Gross dan Zeleny (1958: 247), mengaitkan
penggunaan istilah "civics" dan "citizenship education" sebagai berikut.
"Civics" pada dasarnya berkenaan dengan pembahasan mengenai pemerintahan
demokrasi dalam teori dan praktek, sedangkan "citizenship education",
berkenaan dengan keterlibatan dan partisipasi warga negara dalam
masyarakat. Kedua aspek ini biasanya diajarkan dalam satu mata pelajaran.
Di situ, kita melihat penggunaan istilah "civics" dan "citizenship
education" secara bertukar-pakai (interchangeably), untuk menunjukkan
suatu studi mengenai pemerintahan yang diberikan di sekolah.
Masih pada tahun 1900-an, muncul istilah "civic education" sebagai
istilah baru, yang juga digunakan secara bertukar-pakai dengan istilah
"citizenship education". Menurut Mahoney (Somantri, 1972: 8) "civic
education" merupakan suatu proses pendidikan yang mencakup proses
pembelajaran semua mata pelajaran, kegiatan siswa, proses administrasi,
dan pembinaan dalam upaya mengembangkan perilaku warganegara yang baik.
Di lain pihak, Allen (1960: 11) melihat "citizenship education" lebih
luas lagi, yakni sebagai produk dari keseluruhan program pendidikan
persekolahan, di mana mata pelajaran "civics" merupakan unsur yang paling
utama dalam upaya " mengembangkan warga negara yang baik. Sejalan dengan
pendapat tersebut "The National Council for the Social Studies" atau NCSS
(Somantri, 1972: 9), menekankan bahwa "citizenship education",
sesungguhnya mencakup "all positive influence coming from formal and
informal education"atau segala macam dampak yang datang baik dari
pendidikan formal maupun informal.
Dari uraian tersebut tampak bahwa istilah-istilah "civics, dan "civic
education", ternyata lebih cenderung digunakan dalam makna yang serupa
untuk mata pelajaran di sekolah yang memiliki tujuan utama mengembangkan
siswa sebagai warga negara yang cerdas dan baik (Chreshore:1886;
Allen:1960; Somantri:1972). Adapun "citizenship education" lebih
cenderung digunakan dalam visi yang lebih luas untuk menunjukkan
"instructional effects" dan "nurturant effects" dari keseluruhan proses
pendidikan terhadap pembentukan karakter individu sebagai warganegara
yang cerdas dan baik (Dimond:1953; Gross dan Zeleny:1958; Allen:1960;
NCSS:1972; Somantri:1972; Cogan dan Derricott:1998).
Sementara itu menurut Cogan (1999:3) perkembangan pemikiran lebih maju
mengenai "civic education", dapat ditelusurbalik ke perkembangannya di
Amerika Serikat pada tahun 1916, pada saat mana "The National Education
Association" membentuk "The Commision on the Reorganization of Secondary
Education" yang mendapat tugas untuk mengkaji secara komprehensif
kurikulum sekolah lanjutan dan memberikan rekomendasi untuk
menyempurnakan kurikulum tersebut. Salah satu kelompok kajian yang
dibentuk, yakni "The Civics Study Group", mengkaji bagaimana kekuatan dan
kelemahan "civics" yang sebelum tahun 1916 diajarkan melalui kurikulum
sejarah, yang pada era itu memang disiplin sejarah menjadi komponen utama
"social studies".
Kelompok kajian tersebut mengemukakan dua rekomendasi perubahan yang oleh
Cogan (1999:3) dikemukakan pokok-pokoknya sebagai berikut. Pertama,
mengusulkan pengembangan "Community Civics" sebagai mata pelajaran baru
untuk kelas sembilan, yang berfungsi sebagai bekal bagi siswa yang
memasuki dunia kerja setelah kelas sembilan. Kedua, di kelas 12, sebagai
kelas akhir di "High School" diusulkan adanya mata pelajaran mengenai
"Problems of ".Democracy". Kedua mata pelajaran itu dirancang untuk
menyiapkan para pemuda melalui pengembangan keterampilan yang sungguh
diperlukan untuk mengkaji 'civic problems", atau masalah-masalah
kewarganegaraan dan isu-isu yang berkembang, sebagai upaya untuk memenuhi
pelaksanaan peran dan tanggung jawabnya sebagai warganegara yang hidup
dalam masyarakat yang demokratis. Tujuan utama dari mata pelajaran
tersebut adalah "...to develop participatory citizenship" atau
mengembangkan warganegara yang partisipatif, sekalipun dalam prakteknya
tujuan tersebut temyata tidak dapat dicapai sepenuhnya. Yang tampak
hanyalah pengetahuan tentang isi yang masih tetap bersifat
Problematic (Cogan, 1999).
Menyimak perkembangan pemikiran tentang "civic" dan "civic education"
itu, atas dasar kajiannya secara teoritik, Winataputra (1978) merumuskan
pengertian "civics', "citizenship/civic education" sebagai berikut:
a. "Civics is the study of government taught in the schools. It
is an area of learning dealing with how democratic
government has been and should be carried out, and how
the citizen should carry out his-duties and rights
purposefully with full responsibility"
b. "Civic/Citizenship education can be defined in two ways
1. in the first sense, Civic Education is an area of learning, primarily
intended to develop knowledge, attitudes, and skills so the students
become "good" citizens, with learning experiences carefully selected and
organised around the basic concepts of political science,
2. in another sense, Civic education is a by-product of variety of areas
of learning undertaken in and out-of formal school settings as well as a
by-product of a complex network of human interactions in daily activities
concerned with the development of civic responsibility".
Dalam hal ini Winataputra (1978), melihat "civics" atau kewarganegaraan
sebagai suatu studi tentang pemerintahan yang dilaksanakan di sekolah,
yang merupakan mata pelajaran tentang bagaimana pemerintahan demokrasi
dilaksanakan dan dikembangkan, serta bagaimana warganegara seyogyanya
melaksanakan hak dan kewajibannya secara sadar dan penuh rasa tanggung
jawab. Adapun "civic education/citizenship education merupakan program
pembelajaran yang memiliki tujuan utama mengembangkan pengetahuan, sikap
dan keterampilan sehingga siswa menjadi warganegara yang baik, melalui
pengalaman belajar yang dipilih dan diorganisasikan atas dasar konsepkonsep ilmu politik. Dalam pengertian lain "civic education" juga dinilai
sebagai "nurturant effects" atau dampak pengiring dari berbagai mata
pelajaran di dalam maupun di luar sekolah dan sebagai dampak pengiring
dari interaksi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari, yang berkenaan
dengan pengembangan tanggung jawab warga negara. Di situ "civics" dilihat
sebagai kajian akademis yang bersifat impersonal, sedangkan 'civic
education/citizenship education" dilihat sebagai program pendidikan yang
bersifat personal-pedagogis. Di dalam praktek, "civics" jelas merupakan
konten utama dari "civic education". Atau secara metaporis, "civics"
dapat dianggap sebagai muatannya, sedangkan "civic education' sebagai
wahana atau kendaraannya.
Sementara itu Cogan (1999), baru-baru ini mencoba menjemihkan dan
sekaligus mempertegas pengertian "civic education" versus "citizenship
education' yang sebelumnya oleh Somantri (1972) dan Winataputra (1978)
dianggap sama. "Civic Education" bagi Cogan (1999:4) "...reffers
generally to the kinds of course work taking place within the context of
the formalized schooling structure" seperti "Civics" di kelas sembilan
dan "problems of Democracy" di kelas 12. Dalam posisi ini "civic
education' diperlakukan sebagai '...the foundational course work in
school designed to prepare young citizens for an active role in their
communities in their adult lives".Maksudnya adalah bahwa " civic
education" ini merupakan mata pelajaran dasar yang dirancang untuk
mempersiapkan para pemuda warganegara untuk dapat melakukan peran aktif
dalam masyarakat, kelak setelah mereka dewasa. Adapun "citizenship
education" atau "education for citizenship" dipandang sebagai "...the
more inclusive term and encompasses both these in-school experiences as
well as out-of-school or 'non-formal/informal' learning which takes place
in the family, the religious organization, community organizations, the
media etc, which help to shape the totality of the citizen". Artinya,
"citizenship education" atau " education for citizenship" merupakan
istilah generik yang mencakup pengalaman belajar di sekolah dan di luar
sekolah, seperti yang terjadi di lingkungan keluarga, dalam organisasi
keagamaan, dalam organisasi kemasyarakatan, dan dalam media. Oleh karena
itu oleh Cogan(1999:5) disimpulkan bahwa "...education for citizenship is
the larger overarching concept here while civic education is but one
part, albeit a very important part, of one's development as citizen".
Dengan kata lain "citizenship education" atau "education for citizenship"
merupakan suatu konsep yang lebih luas di mana "civic education" termasuk
bagian penting di dalamnya. Pada dasarnya apa yang sebelumnya disimpulkan
dalam rumusan Winataputra (1978) mengandung jiwa yang sama dengan apa
yang ditegaskan oleh Cogan (1999), karena di situ termasuk kegiatan
pembelajaran formal dan dampak pengiring dan berbagai kegiatan yang ada
dalam masyarakat.
Dilihat visi lain perkembangan "citizenship education" dan "civic
education", dalam kenyataannya secara historis-epistemologis memang
tidaklah bisa dipisahkan dari perkembangan pemikiran tentang "social
studies/social studies education", seperti dapat dilihat di USA. Karena
itu tampaknya kita perlu menganalisis kedua jenis bidang kajian mata
pelajaran dalam satu latar, karena memang antara kedua program pendidikan
tersebut memiliki saling keterkaitan konseptual.
Mengenai saling keterkaitan antara "citizenship education" dan "civic
education" dan "social studies", pada dasarnya ada dua pandangan utama.
Pandangan pertama melihat "citizenship education" dan "civic education"
sebagai bagian dari 'social studies", dan pandangan kedua melihat
"citizenship education' dan "civic education" sebagai esensi atau inti
dari "social studies".Sementara itu secara epistemologis, sesungguhnya
"social studies' juga memiliki kaitan sangat erat dengan "social
sciences". Karena itu kedudukannya dan keterkaitannya satu sama lain juga
perlu dipahami dengan jelas.
Sebagai salah satu ilustrasi penjelasan mengenai "social sciences'
diberikan oleh Dufty (1970: 7) sebagai berikut.
1. "They are bodies of organised scientific knowledge about human
relationships.
2. Scientific knowledge is reliable and can be verified: it is a public
knowledge and anyone can use the same instruments and check up on the
knowledge claims of other people.
3. This knowledge is derived by process -of questioning, hypothesising,
data gathering (by observation and experiment), and data analysis. It
seeks measures of significant variables.
4. The data substantiated Social Scientists is used to develop
generalisations and an attempt is made to state 'laws' or to develop
powerful theories. These generalizations may assists in explaining the
present or they may used for predictive inference about the future for
prognosticating about what may occur, assuming certain sircumstances
prevail".
Dari penjelasan Dufty (1967) tersebut dapat dipahami bahwa ilmu-ilmu
sosial adalah suatu tubuh pengetahuan ilmiah yang terorganisir mengenai
hubungan manusia. Pengetahuan ini bersifat objektif yang diperoleh
melalui proses penelitian ilmiah baku, yang dilakukan para ahli ilmu
sosial sesuai bidangnya. Di lain pihak "social studies", diartikan
sebagai "social sciences simplified for pedagogical purpose" (Wesley:
1937). Maksudnya adalah bahwa "social studies" merupakan penyederhanaan
dari ilmu-ilmu sosial untuk- tujuan pendidikan. Selain itu, Estvant
(1968: 32) melihat `social studies" sebagai "a portion of social
sciences" atau sebagai "a federation of subjects" menurut Wesley dan
Cartwright (1968).
Pengertian yang lebih luas diberikan oleh Barr, Barth dan Shermis (1978:
18) sebagai berikut
"Social Studies is an integration of Social Sciences and humanities for
the purpose of instruction in citizenship education. We emphasize
'integration', for Social Studies is the only field which deliberately
attempts to draw upon, in an integrated fashion, the data of the Social
Sciences and the insights of humanities. We emphasize ‘citizenship’, for
Social Studies, despite the difference in orientation, outlook, purpose,
and method of teaching, is almost universally perceived as preparation
for citizenship in a democracy".
Dilihat dari pengertian tersebut di atas, "social studies" disikapi
sebagai perpaduan ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk tujuan
pembelajaran dalam rangka "citizenship education". Di situ "citizenship
education" ditempatkan sebagai esensi atau tujuan akhir dari "social
studies". Apa makna perpaduan yang dimaksud dalam pengertian di atas ?
Yang dimaksud dengan perpaduan dalam pengertian di atas, adalah upaya
yang disengaja untuk menggunakan data dari ilmu-ilmu sosial dan wawasan
dari humaniora sebagai upaya untuk mempersiapkan warga negara dalam
kehidupan demokrasi. Lebih jauh, mengenai keterkaitan "social studies"
dengan "citizenship education" ditegaskan oleh Mehlinger (1977)bahwa
memang betul, "social studies has no monopoly over citizenship education,
but a social studies without citizenship education as its core is like
yards of thread without a spool-all tangle and confusion". Dari
pandangan ini dapat dilihat dengan jelas bahwa "citizenship education"
dan "social studies" tidak bisa dipisahkan satu sama lain, seperti halnya
ditegaskan oleh Mehlinger (1977) bahwa "social studies" tanpa
`citizenship education" sebagai intinya, laksana benang tanpa gulungan,
semuanya akan kacau dan semerawut. Apa makna pandangan ini bagi kita ?
Jika pandangan ini diterapkan di Indonesia, dengan tegas dapat
dikemukakan bahwa pendidikan kewarganegaraan merupakan inti dari
pendidikan IPS.
Perkembangan evolusioner dari "social studies" di USA, pada tataran
konseptual dan praksis, oleh Barr, dkk (1977;1978)" dikelompokkan ke
dalam tiga tradisi pedagogis yakni: "social studies" diajarkan sebagai
"citizenship transmision", sebagai "social science", dan sebagai
"reflective inquiry". Apa makna masing-masing tradisi tersebut ? Tradisi
"citizenship transmision' merupakan tradisi tertua dari "social studies",
yang isinya menekankan pada esensi bahwa "adult teachers process a
particular conception of citizenship that they wish all students to
share'. Maksudnya adalah bahwa para siswa perlu mendapatkan pengetahuan
sebagai "self-evident truth" atau kebenaran yang diyakini sendiri. Karena
itu tugas guru menurut tradisi ini, adalah menyampaikan pengetahuan yang
telah diyakini kebenarannya itu. Dengan cara ini kelangsungan hidup
masyarakat diyakini dapat dipertahankan.
Tradisi "social sciences' merupakan tradisi yang dimotori oleh para
sejarahwan dan ahli-ahli ilmu sosial dengan tujuan utama mengembangkan
para siswa agar dapat menguasai pengetahuan, keterampilan, dan metode
dari disiplin ilmu-ilmu sosial sebagai sarana untuk menjadi warganegara
yang efektif. Pendukung tradisi ini percaya bahwa setiap disiplin ilmu
sosial memiliki pendekatan khusus yang dapat melatih siswa untuk berfikir
dan melihat dunia sebagaimana adanya. Tradisi ini tidak menekankan pada
penguasaan fakta, tetapi pada metode kerja ahli ilmu sosial sebagai upaya
memperkuat peranannya sebagai warganegara. Adapun tradisi "reflective
inquiry", pada dasamya menekankan pada upaya melatih siswa agar dapat
mengambil keputusan dalam konteks sosial politik, atas dasar asumsi bahwa
demokrasi selalu menuntut warganegara untuk turut serta secara aktif
dalam proses pengambilan keputusan.
Dalam memasuki abad ke 21 tampaknya terdapat kecenderungan terbaru,
seperti dapat dilihat dalam "Charting A Course: Social Studies for the
21' Century' (NCSS:1989) yang menggariskan adanya lima tujuan utama
"social studies" yakni mengembangkan:
"1) Civic responsibility and civic participation; 2) Perspective on their
own life experiences so they see themselves as part of larger human
adventure in time and place; 3)A critical understanding of the history,
geography, economic, political, and social institutions, traditions, and
values of the United States as expressed in both unity and diversity, 4)
An understanding of other peoples and the unity and diversity of world
history, geography, institutions, traditions, and values; 5) Critical
attitudes and analytical perspective appropriate to analysis of human
condition".
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, setiap disiplin ilmu sosial yakni:
Anthropology, Economics, Geography, American History, World History,
Political Science, Psychology, dan Sociology menggariskan konten dan
tujuan pembelajarannya sesuai dengan karakter disiplinnya. Khusus untuk
disiplin "Political Science" digariskan pentingnya pendidikan politik
dalam konteks pendidikan ilmu-ilmu sosial di sekolah dasar dan sekolah
lanjutan yang menekankan pada pengembangan :".. knowledge of political
behaviour;... of formal governmental institutions and legal structure;
... of political systems and international systems; capacity to think
about political phenomena; ... to distinguish facts and values; and
capabilities and skills needed to participate effectively and
HYPERLINK
http://democratically.in
democratically in the life of society".
Kelihatannya, "political education" ini merupakan salah satu dimensi atau
pendekatan dari "citizenship" dan "civic education" yang didudukkan
dalam konteks "social science education". Atau dengan kata lain,
"political education" merupakan tradisi "social studies taught as social
science, yang berpijak pada disiplin ilmu politik. Bila dikaitkan dengan
kelima tujuan seperti dikutip di muka, maka "political education" ini
sangat relevan dengan esensi tujuan pertama dan ke dua.
2. Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia
Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia mulai dari secara
formal munculnya mata pelajaran "civics" dalam kurikulum SMA tahun 1962.
Mata pelajaran ini berisikan materi tentang pemerintahan Indonesia
berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 (Dept. P&K: 1962). Pada saat itu,
kewarganegaraan pada dasamya berisikan pengalaman belajar yang digali dan
dipilih dari disiplin sejarah, geografi, ekonomi, dan politik, pidatopidato presiden, deklarasi hak asasi manusia, dan pengetahuan tentang
perserikatan bangsa-bangsa (Somantri, 1969: 7).
Istilah 'Civics' secara formal tidak dijumpai dalam Kurikulum 1957 maupun
1946. Namun secara material dalam Kurikulum SMP dan SMA tahun 1957
terdapat mata pelajaran tata negara dan tata hukum yang di dalamnya
dibahas konsep kewarganegaraan khususnya mengenai status legal
warganegara dan syarat-syarat kewarganegaraan (Somantri:2001). Adapun
dalam kurikulum 1946 terdapat mata pelajaran pengetahuan umum yang di
dalamnya memasukkan pengetahuan mengenai pemerintahan.
Di dalam kurikulum tahun 1968 dan 1969 istilah "civics' dan pendidikan
kewargaan negara digunakan secara bertukar-pakai. Misalnya dalam
kurikulum SD 1968 digunakan istilah pendidikan kewargaan negara yang
digunakan sebagai nama mata pelajaran, yang di dalamnya tercakup sejarah
Indonesia, geografi Indonesia, dan "civics" (yang diterjemahkan sebagai
pengetahuan kewargaan negara). Di dalam kurikulum SMP 1968 digunakan
istilah pendidikan kewargaan negara yang berisikan sejarah Indonesia dan
Konstitusi' termasuk UUD 1945. Sedangkan di dalam kurikulum SMA 1968 mata
pelajaran kewargaan negara berisikan materi terutama 'yang ' berkenaan
dengan UUD 1945. Sementara itu di dalam kurikulum SPG 1969 mata pelajaran
pendidikan kewargaan negara terutama berkenaan dengan sejarah Indonesia,
konstitusi, pengetahuan kemasyarakatan dan hak asasi manusia (Dept. P&K
1968a; 1968b; 1968c;1969).
Di dalam Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) , digunakan
beberapa istilah, yakni Pendidikan Kewargaan Negara, Studi Sosial,
"Civics" dan Hukum. Untuk SD 8 tahun pada PPSP digunakan istilah
Pendidikad Kewargaan Negara yang merupakan mata palajaran IPS terpadu
atau identik dengan `integrated social studies" di Amerika. Di sini
istilah pendidikan kewargaan negara kelihatannya diartikan sama dengan
pendidikan IPS. Di Sekolah Menengah 4 tahun digunakan istilah studi
social sebagai pengajaran IPS yang terpadu untuk semua kelas dan
pengajaran IPS yang terpisah-pisah dalam bentuk pengajaran geografi,
sejarah, dan ekonomi sebagai program major pada jurusan IPS. Selain itu
juga terdapat mata pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara sebagai mata
pelajaran inti yang harus ditempuh oleh semua siswa, sedangkan mata
pelajaran "Civics" dan Hukum diberikan sebagai mata pelajaran major pada
jurusan IPS (PPSP IKIP Bandung; 1973a; 1973b).
Selanjutnya dalam Kurikulum 1975 istilah Pendidikan Kewargaan Negara
diubah menjadi Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang berisikan materi
Pancasila sebagaimana diuraikan dalam Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila atau P4. Perubahan ini sejalan dengan misi pendidikan yang
diamanatkan oleh Tap. MPR II/MPR/1973. Mata pelajaran PMP ini merupakan
mata pelajaran wajib untuk SD, SMP, SMA, SPG dan Sekolah Kejuruan. Mata
pelajaran PMP ini terus dipertahankan baik istilah maupun isinya sampai
dengan berlakunya Kurikulum 1984 yang pada dasamya merupakan
penyempurnaan dari Kurikulum 1975 (Depdikbud: 1975 a, b, c,dan 1976).
Dengan berlakunya Undang-Undang No. 2/1989 tentang Sistim Pendidikan
Nasional yang menggariskan adanya Pendidikan Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai bahan kajian wajib kurikulum semua jalur, jenis
dan jenjang pendidikan (Pasal 39), Kurikulum Pendidikan Dasar dan
Menengah 1994 mengakomodasikan misi baru pendidikan tersebut dengan
memperkenalkan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
atau PPKn.
Berbeda dengan kurikulum sebelumnya, Kurikulum PPKn 1994
mengorganisasikan materi pembelajarannya bukan atas dasar rumusan butirbutir nilai P4, tetapi atas dasar konsep nilai yang disaripatikan dari P4
dan sumber resmi lainnya yang ditata dengan menggunakan pendekatan spiral
meluas atau "spiral of concept development"(Taba,1967). Pendekatan ini
mengartikulasikan sila-sila Pancasila dengan jabaran nilainya untuk
setiap jenjang pendidikan dan kelas serta catur wulan dalam setiap kelas.
Menurut kurikulum 1994 (Depdiknas,1993) Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) diartikan sebagai "..mata pelajaran yang digunakan
sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral
yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Nilai luhur dan moral tersebut
diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk prilaku kehidupan seharihari
siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, dan
mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Dari pengertian ini dapat ditangkap
dengan jelas bahwa mata pelajaran PPKn termasuk kategori ke dalam "social
studies" tradisi citizenship transmision" dengan nilai dan moral yang
bersumber dari budaya Indonesia sebagai muatannya yang pada gilirannya
diharapkan akan dapat diwujudkan dalam prilaku sehari-hari dalam
kehidupan bermasyarakat.
Sebagaimana dapat dibaca dalam tujuannya Iebih jauh dinyatakan bahwa mata
pelajaran PPKn di SD bertujuan untuk" Menanamkan sikap dan prilaku dalam
kehidupan sehari-hari yang didasarkan kepada nilai-nilai Pancasila baik
sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat, dan memberikan bekal
kemampuan untuk mengikuti pendidikan di SLTP". Dari rumusan tujuan
tersebut tersimpul konsep `articulation" (Tyler 1949) dalam pengertian
bahwa materi yang diberikan di jenjang pendidikan yang lebih rendah
secara sinambung dikembangkan di jenjang pendidikan berikutnya. Selain
itu, jika dilihat dari fungsinya mata pelajaran PPKn tersebut memiliki
tiga misi besar. Pertama, misi "conservation education", yakni `..
mengembangkan dan melestarikan nilai luhur Pancasila"; kedua, misi
"social and moral development', yakni '”..mengembangkan dan membina siswa
yang sadar akan hak dan kewajibannya, taat pada peraturan yang berlaku,
serta berbudi pekerti luhur" ;dan ketiga, fungsi "socio-civic
development", yakni “...membina siswa agar memahami dan menyadari
hubungan antar sesama anggota keluarga, sekolah, dan masyarakat, serta
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara".
Ketiga misi tersebut tampak sekali bahwa mata pelajaran PPKn Iebih
mencerminkan tradisi "citizenship transmision" yang ditopang oleh
filsafat pendidikan "perenialism" yang menekankan pada pendidikan untuk
melestarikan "accepted and tested values", dan "essentialism" yang
menekankan pada pengembangan "essential values" (Brameld:1965). Misi PPKn
tersebut memang diwujudkan dalam bentuk organisasi "curriculum content
and learning experiences" yang berpijak dan bermuara pada jabaran nilainilai Pancasila seperti: "...kerapihan, kasih sayang, kebanggaan,
ketertiban, tolong menolong, keyakinan, berterus terang, kepuasan hati,
keyakinan, tenggang rasa, rela berkorban, ketekunan, keserasian, percaya
diri, kebebasan, kedisiplinan, ketaatan, persamaan hak dan kewajiban,
keteguhan hati, tata krama, keindahan, lapang dada, persatuan dan
kesatuan, dan kebijaksanaan" (Depdiknas:1993). Namun demikian di dalam
praksis pembelajarannya ternyata misi PPKn untuk pendidikan nilai dan
moral tersebut tergelincir menjadi pembelajaran pengetahuan tentang nilai
dan moral (Puskur,1998) sebagai akibat proses pembelajaran yang lebih
terpusat pada guru dan pendidikan nilai yang lebih terperangkap oleh
proses "value inculcation" (CICED:1999). Dari situ dapat disimpulkan
bahwa PPKn yang ada selama ini secara konseptual masih belum koheren,
dalam pengertian tidak tercapai kesinambungan dan keutuhan antara
konsepsi tujuan dengan instrumentasi dan praksis pedagogisnya. Salah satu
penyebanya adalah mungkin karena masih dominanya penerapan konsep dan
prinsip "faculty psychology" yang menekankan pada proses latihan
memorisasi guna mematangkan potensi fungsi-fungsi dalam pikiran secara
terpisah. Sementara itu konsep dan prinsip "field psychology" yang
menekankan pada proses tilikan atau "insight" yang bersifat holistik,
yang akan melahirkan proses belajar yang lebih bermakna (meaningful),
seperti proses pemecahan' masalah dan "inquiry" kurang mendapat
perhatian.
Sementara itu untuk mengimbangi dinamika perkembangan masyarakat dan
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) yang demikian
cepat, sejak 2004 dilakukan pembaruan kurikulum persekolahan. Apa
perubahan yang paling esensial dari Kurikulum 1994 ke Kurikulum 2004 itu
? Pembelajaran berdasarkan Kurikulum 1994 lebih mengarahkan peserta didik
untuk menguasai materi pengetahuan. Materi pengetahuan diberikan pada
peserta didik sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Metode belajar di kelas yang terutama digunakan adalah
ceramah dan tanya jawab. Guru dalam posisi lebih banyak berceramah,
sementara siswa mendengarkan, mencatat dan bertanya. Selebihnya, diberi
tugas mengerjakan soal-soal yang disebut PR (pekerjaan rumah). Evaluasi
yang dilakukan masih menggunakan metode tes klasikal (secara kelas). Di
sekolah dasar hingga sekolah menengah, pertanyaan-pertanyaan disusun
dalam bentuk tes pilihan ganda dan sebagiannya lagi esei atau tes bentuk
uraian. Untuk menjawab soal-soal tersebut, peserta didik belajar dengan
jalan menghafal materi pelajaran yang telah disampaikan guru di kelas.
Untuk menghafal materi tersebut, tak jarang malam sebelum ujian peserta
didik kurang tidur untuk mempersiapkan diri mengikuti ujian. Dengan jalan
menghafal, maka peserta didik dapat lebih berpeluang mendapatkan nilai
yang tinggi. Buku-buku yang dibeli dan dikumpulkan siswa banyak yang
merupakan kumpulan soal-soal. Banyak buku-buku kumpulan soal yang
dipelajari oleh peserta didik. Karena itu, tak heran jika berkembang
lembaga bimbingan belajar di berbagai kota. Lembaga tersebut melatih
peserta didik menjawab soal-soal.
Pola pembelajaran seperti di atas tentu dapat menghasilkan peserta didik
yang mampu mengerjakan soal-soal dan menjawab pertanyaanpertanyaan.Tetapi, pemilikan pengetahuan seperti itu belum mampu
mengembangkan kompetensi peserta didik. Akibatnya, banyak lulusan
pendidikan tidak memiliki kompetensi. Banyak di antara mereka tidak
memiliki kesiapan dan kematangan ketika memasuki lapangan kerja. Mereka
tidak memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk
bekerja. Sekalipun pernah dilakukan upaya perbaikan, misalnya dengan
mengeluarkan Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) tahun 1999,
namun tetap saja bahwa pembelajaran berdasarkan Kurikulum 1994 lebih
berorientasi pada kemampuan akademik dan kurang mengembangkan kompetensi
peserta didik. Untuk mengatasi keterbatasan Kurikulum 1994, maka
dlakukanlah penyempurnaan ke arah kurilulum yang lebih mengutamakan
pencapaian kompetensi siswa yakni suatu desain kurikulum yang
dikembangkan berdasarkan seperangkat kompetensi tertentu yang pada
mulanya dikenal sebagai Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). KBK
diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada kemampuan
melakukan tugas-tugas dengan standar performansi tertentu sehingga
hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap
seperangkat kompetensi tertentu (Mulyasa, 2003).
Mengacu pada pengertian tersebut, dan juga untuk merespons terhadap
keberadaan Peraturan Pemerintah (PP) No.25/2000, maka salah satu kegiatan
yang perlu dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan
Nasional adalah menyusun standar nasional untuk seluruh mata pelajaran,
yang mencakup komponen-komponen: (1) standar kompetensi; (2) kompetensi
dasar; (3) materi pokok; dan (4) indikator pencapaian. Standar kompetensi
diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, dan
tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu mata
pelajaran. Cakupan standar kompetensi meliputi standar isi (content
standard) dan standar penampilan (performance standard). Kompetensi dasar
merupakan jabaran dari standar kompetensi, adalah pengetahuan,
keterampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai dan dapat diperagakan
oleh siswa pada masing-masing standar kompetensi. Materi pokok atau
materi pembelajaran, yaitu pokok suatu bahan kajian yang dapat berupa
bidang ajar, isi, proses, keterampilan, serta konteks keilmuan suatu mata
pelajaran. Adapun indikator pencapaian dimaksudkan adalah kemampuankemampuan yang lebih spesifik yang dapat dijadikan sebagai ukuran untuk
menilai ketuntasan belajar.
Selanjutnya pengembangan Kurikulum 2004, yang ciri paradigmanya adalah
berbasis kompetensi, akan mencakup pengembangan silabus dan sistem
penilaiannya. Silabus merupakan acuan untuk merencanakan dan melaksanakan
program pembelajaran, sedangkan sistem penilaian mencakup jenis tagihan,
seperti ulangan atau tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta
didik. Bentuk instrumen terkait dengan jawaban yang harus dilakukan oleh
siswa, seperti bentuk pilihan ganda aau soal uraian. Pengembangan
Kurikulum 2004 harus berkaitan dengan tuntutan standar kompetensi,
organisasi pengalaman belajar, dan aktivitas untuk mengembangkan dan
menguasai kompetensi seefektif mungkin. Proses pengembangan kurikulum
berbasis kompetensi juga menggunakan asumsi bahwa siswa yang akan belajar
telah memiliki pengetahuan dan keterampilan awal yang dibutuhkan untuk
menguasai kompetensi tertentu. Oleh karenanya pengembangan Kurikulum 2004
perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut.
Berorientasi pada pencapaian hasil dan dampaknya (outcome oriented).
Berbasis pada Standard Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
Bertolak dari Kompetensi Lulusan.
Memperhatikan prinsip pengembangan kurikulum yang berdiferensiasi.
Mengembangkan aspek belajar secara utuh dan menyeluruh (holistik).
Menerapkan prinsip ketuntasan belajar (matery learning).
Pada saat Kurikulum 2004 disosialisasikan di sekolah-sekolah, yang
dikenal dengan sebutan kegiatan filoting, Peraturan Pemerintah (PP)
tentang Standar Nasional Pendidikan (PP SNP) diterbitkan. PP tersebut
mengamanatkan bahwa yang berwenang menyusun kurikulum adalah satuan
pendidikan yang disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Sementara dalam Kurikulum 2004, kurikulum masih disusun oleh pemerintah.
Jika hal ini dibiarkan berarti kita melanggar aturan. Maka dilakukanlah
perubahan berkelanjutan (kontinu) yang dilakukan Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP). Dengan menggunakan bahan dasar Kurikulum 2004 BSNP
mengembangkan Standar Isi (Permen Nomor 22 Tahun 2006) dan Standar
Kompetensi Lulusan (Permen Nomor 23 Tahun 2006). Standar Isi dan Standar
Kompetensi Lulusan itu merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam
menyusun KTSP. Dalam Standar Isi maupun Standar Kompetensi Lulusan, PPKn
diubah lagi namanya menjadi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Dalam
dokumen tersebut ditegaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang
memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi
warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut.
Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
anti-korupsi.
Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya.
Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
Dalam Standar Isi juga dijelaskan ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan,
Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda,
Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan
negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia,
Keterbukaan dan jaminan keadilan.
Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga,
Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturanperaturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional.
Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban
anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan,
penghormatan dan perlindungan HAM.
Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai
warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan
pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri , Persamaan
kedudukan warga negara.
Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang
pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,
Hubungan dasar negara dengan konstitusi.
Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,
Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem
politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani,
Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi.
Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai
ideologi terbuka.
Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional
dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.
Bila dianalisis dengan cermat, temyata sampai sejauh ini baik istilah
yang dipakai, misi dan isi mata pelajaran "Civics"/ Pengetahuan Kewargaan
Negara, Pendidikan Kewargaan Negara, Pendidikan Moral Pancasila, dan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dan Pendidikan Kewarganegaraan
yang berkembang selama hampir empat dasawarsa (1962-1998) menunjukkan
terjadinya inkonsistensi pemikiran yang secara mendasar mencerminkan
terjadinya krisis konseptual, yang tentunya berdampak pada terjadinya
krisis operasional kurikuler. Keadaan ini mirip dengan situasi yang juga
pemah dialami di Amerika Serikat, dimana "Civics, Civic Education,
Citizenship Education, Social Studies/Social Science Education" sejak
kelahirannya tahun 1880-an sampai dengan terbitnya dokumen akademis NCSS
(1994) 'Curriculum Standards for Social Studies: Expectations of
Excellence" dan dokumen akademis Civitas (1994) ‘National Standards for
Civics and Government’. Tampaknya mereka kini telah berhasil mengatasi
krisis konseptual dan kurikuler. Setidaknya mereka kini telah mencapai
suatu konsensus akademis dan programatik yang pada gilirannya akan
memandu terjadinya proses kurikulum yang Iebih koheren.
Bagi Indonesia konsensus serupa sangatlah penting dan didambakan untuk
mendapatkan paradigma yang cocok mengenai pendidikan bidang sosial di
sekolah. Namun sampai saat ini rasanya belum juga tercapai. Sampai dengan
saat ini sesuai dengan Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, terdapat
tiga jenis pendidikan bidang sosial yakni Pendidikan Kewarganegaraan yang
diwajibkan untuk semua jenis, jalur dan jenjang pendidikan; Ilmu
Pengetahuan Sosiat (IPS) sebagai bendera dari kelompok mata pelajaran
sosiologi, geografi, sejarah, dan ekonomi pada jenjang pendidikan dasar;
dan mata pelajaran sosial yang berdiri sendiri secara terpisah seperti
geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi, dan antropologi di sekolah
menengah.
Dalam upaya mencari kesepakatan, yang kalau bisa dapat melahirkan
"curriculum standards" seperti di Amerika Serikat, ada beberapa
pertanyaan yang perlu dicari bersama-sama jawabannya, antara lain: Tujuan
pendidikan nasional yang mana yang secara logis seyogyanya menjadi
garapan utama bidang pendidikan sosial ? Bagaimana paradigma -dasar
bidang pendidikan sosial di sekolah ? Bila bidang pendidikan sosial itu
perlu diwadahi oleh lebih dari satu mata pelajaran, bagaimana
menetapkannya ? Bila telah ditetapkan adanya beberapa mata pelajaran
sosial di sekolah bagaimanakah keterkaitannya satu dengan yang lainnya ?
Dan bagaimanakah jati diri dari masing-masing mata pelajaran itu sehingga
benar-benar memiliki keunikan yang nantinya harus dapat dilihat dad visi,
misi, dan strateginya ?
Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, tampaknya perlu diadakan
pengkajian khusus terhadap perkembangan pemikiran mengenai pendidikan
kewarganegaraan di Indonesia sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sampai
dengan tahun 1999 sebagai titik akhir abad ke 20. Hal itu dapat dilihat
dari cita-cita, konsep, nilai, prinsip yang secara konseptual tersurat
dan atau tersirat dalam berbagai dokumen resmi, yang memang merupakan
pilar-pilar pendidikan nasional Indonesia, sebagaimana dituangkan dalam
buku "Lima Puluh tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia"
(Djojonegoro:1996), dan berbagai dokumen resmi lainnya sejak tahun 1995
sampai sekarang.
Di dalam teks Prokiamasi, yang merupakan rumusan "the highest political
decision" bangsa Indonesia," pada kalimat pertama dengan tegas dinyatakan
"Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia".
Dengan proklamasi tersebut berarti kita pada saat itu memasuki kehidupan
bermasyarakat-bangsa Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Selanjutnya di
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang disyahkan oleh dan dalam
Rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18
Agustus 1945, selain ditegaskan kembali tentang pertimbangan pokok dan
pemyataan kemerdekaan Indonesia, sebagaimana tersurat dalam alinea
pertama, kedua, dan ketiga, juga dinyatakan tujuan dan dasar negara
Indonesia, sebagaimana tertuang dalam alinea keempat. Dalam alinea
tersebut dengan tegas dinyatakan bahwa pemerintah negara Indonesia
dibentuk untuk: "... melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abdi dan keadilan sosial,..."
Jika dikaji dengan cermat, tujuan yang ketiga, yakni "... mencerdaskan
kehidupan bangsa", secara tersirat mengandung arti bahwa kehidupan yang
pertu dibangun itu adalah kehidupan masyarakat-bangsa Indonesia yang
cerdas.
Sebagaimana lebih jauh ditegaskan dalam alinea tersebut, kehidupan
masyarakat-bangsa tersebut ditata dengan Undang-Undang Dasar negara
Indonesia, dalam susunan negara Republik Indonesia yang berkedautatan
rakyat. Di situ juga tersirat bahwa negara Republik Indonesia adalah
negara demokrasi yang berdasarkan hukum. Lebih tanjut ditegaskan bahwa
yang menjadi dasar kehidupan masyarakat-bangsa Indonesia adalah
:"Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial
bagi seturuh rakyat Indonesia". Dengan kata lain, kehidupan masyarakatbangsa Indonesia yang hendak diwujudkan adalah masyarakat-bangsa yang
cerdas, religius, adil dan beradab,bersatu, demokratis, dan sejahtera.
Karakteristik internal-konseptual masyarakat tersebut, pada dasarnya
sangat koheren dengan konsep dan nilai "masyarakat madani".
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, maka "Setiap warga negara berhak
mendapat pendidikan", dengan "Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia...” (Pasal 31 UUD. 1945). Di
dalam pasal tersebut tersirat adanya upaya yang sengaja
untuk.mengembangkan warga negara yang cerdas, demokratis, dan religius,
yang secara programatik merupakan tujuan dan misi dari pendidikan
kewarganegaraan dalam arti yang sangat luas, atau "citizenship education"
menurut Cogan (1996). Penegasan mengenai tujuan dan misi tersebut,
secara konsisten terus dipertahankan dalam berbagai dokumen resmi yang
berkenaan dengan pendidikan di Indonesia.
Ontologi Pendidikan Kewarganegaraan
Satu telaahan filsafati yang bertujuan menelaah hakikat suatu disiplin
ilmu dilakukan oleh Filsafat Ilmu. Filsafat Ilmu dengan demikian
merupakan telaahan secara filsafat yang ingin menjawab beberapa
pertanyaan mengenai hakikat ilmu seperti: Pertama, objek apa yang
ditelaah ilmu ? Bagaimana ujud yang hakiki dari objek tersebut ?
Bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti
berpikir, merasa, dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan ? Kedua,
bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa
ilmu ? Bagaimana prosedurnya ? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar
kita mendapatkan pengetahuan yang benar ? Apa yang disebut kebenaran itu
sendiri ? Apakah kriterianya ? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita
dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu ? Ketiga, untuk apa
pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan ? Bagaimana kaitan antara
cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral ? Bagaimana penentuan
objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana kaitan
antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah
dengan norma-norma moral/profesional ? Pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan kelompok pertanyaan yang pertama disebut landasan
ontologi. Kelompok pertanyaan yang kedua merupakan landasan epistemologi.
Kelompok pertanyaan ketiga merupakan landasan aksiologi. Pendidikan
Kewarganegaraan dipandang sebagai suatu bidang kajian ilmiah pendidikan
disiplin ilmu yang bersifat terapan. Oleh karenanya Pendidikan
Kewarganegaraan tentu saja harus memiliki unsur ontologi, epistimilogi,
dan aksiologi.
Unsur ontologi Pendidikan kewarganegaraan memiliki dua dimensi, yakni
objek telaah dan objek pengembangan (Winataputra, 2001). Yang dimaksud
dengan objek telaah adalah keseluruhan aspek idiil, instrumental, dan
praksis pendidikan kewarganegaraan yang secara internal dan ekstemal
mendukung sistem kurikulum dan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di
sekolah dan di luar sekolah, serta format gerakan sosial-kutural
kewarganegaraan masyarakat. Adapun yang dimaksud dengan objek
pengembangan atau sasaran pembentukan (Joni:1999) adalah keseluruhan
ranah sosio-psikologis peserta didik, yakni ranah kognitif, afektif,
konatif, dan psikomotorik yang menyangkut status, hak, dan kewajibannya
sebagai warganegara, yang perlu dimuliakan dan dikembangkan secara
programatik guna mencapai kualitas warganegara yang "cerdas, dan baik",
dalam arti demokratis, religius, dan berkeadaban dalam konteks kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bemegara. Mengenai kedua dimensi ontologis
tersebut dapat dikemukakan lebih jauh sebagai berikut.
Objek Telaah Pendidikan Kewarganegaraan
Objek telaah Pendidikan Kewarganegaraan terdiri atas aspek idiil,
instrumental, dan praksis. Yang dimaksud dengan aspek idiil Pendidikan
Kewarganegaraan adalah landasan dan kerangka filosofik yang menjadi titik
tolak dan sekaligus sebagai muaranya Pendidikan Kewarganegaraan di
Indonesia. Yang termasuk ke dalam aspek idiil Pendidikan Kewarganegaraan
adalah landasan dan tujuan Pendidikan Nasional, sebagaimana tertuang
dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional, serta perundangan lainnya yang relevan.
Sementara itu yang dimaksud dengan aspek instrumental Pendidikan
Kewarganegaraan adalah sarana programatik kependidikan yang sengaja
dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil.
Yang termasuk ke dalam aspek instrumental tersebut adalah kurikulum,
bahan belajar, guru, media dan sumber belajar, alat penilaian belajar,
ruang belajar, dan lingkungan.
Adapun yang dimaksud dengan praksis atau "praxis" dalam bahasa
Latin (Carr dan Kemis:1986, Murdiono:1995) Pendidikan Kewarganegaraan
adalah perwujudan nyata dari sarana programatik kependidikan yang kasat
mata, yang pada hakikatnya merupakan penerapan konsep, prinsip, prosedur,
nilai, dalam Pendidikan Kewarganegaraan sebagai dimensi "poietike” (Carr
dan Kemis:1986, Murdiono:1995) yang berinteraksi dengan keyakinan,
semangat, dan kemampuan para praktisi, serta konteks Pendidikan
Kewarganegaraan, yang diikat oleh substansi idiil sebagai dimensi
"pronesis" yakni 'truth and justice" (Carr dan Kemis:1986,
Murdiono:1995). Yang termasuk ke dalam praksis Pendidikan Kewarganegaraan
adalah interaksi belajar di kelas dan atau di luar kelas, dan pergaulan
sosial-budaya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
yang memberi dampak edukatif kewarganegaraan.
Keseluruhan aspek tersebut, baik secara sendiri-sendiri maupun
tergabung dapat dijadikan objek telaah dalam kajian ilmiah Pendidikan
Kewarganegaraan. Aspek idiil. merupakan objek telaah yang tepat bagi
studi kualitatif historis atau filosofik. Sedangkan, aspek instrumental
dan praksis merupakan objek telaah yang tepat bagi penelitian deskriptif
dan penelitian eksperimental (Winatputra, 2001).
Objek Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan
Jika objek telaah Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek idiil,
instrumental, dan praksis, sedangkan objek pengembangan Pendidikan
Kewarganegaraan adalah ranah sosial-psikologis. Yang dimaksud dengan
ranah sosial-psikologis, adalah keseluruhan potensi sosial-psikologis
peserta didik yang oleh Bloom, dkk (1956), Kratzwohl (1962), Simpson
(1967) dikategorikan kedalam ranah kognitif, afektif, konatif, dan
psikomotorik, yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan
kuantitas dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan. Ranah-ranah
tersebut, seperti dapat disimak dalam perkembangan "citizenship/civic
education atau pendidikan kewarganegaraan dikemas dalam berbagai label
kompetensi atau kemampuan dan atau kepribadian warganegara. Yang termasuk
kategori kompetensi atau kemampuan itu adalah pengetahuan, keterampilan,
dan sikap (UU 20/2003); kecerdasan aqliyah (otak logis-rasional),
kecerdasan membuat putusan dan memecahkan masalah (decision making and
problem solving), (Sanusi:1998); memecahkan masalah yang kontroversial
atau "closed areas" (Hunt dan Metcalf:1955); "reflective thinking”
(Engle:1960); mode of inquiry (Bruner.1960, Schwab:1960, Barr
dkk:1977,1978); "critical attitudes and analytical perspective"
(NCSS:1989); "ability to make informed and reasoned decision"
(NCSS:1994); "civic knowledge and :skills" (Quigley:1991), pengetahuan
dan kemampuan (Depdikbud:1993). Kesemua itu dapat direkonseptualisasi
menjadi pengetahuan kewarganegaraan, keterampilan berpikir
kritis/reflektif, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan membuat
keputusan bernalar, dan keterampilan sosial.
Mengenai kepribadian dirumuskan dalam berbagai rincian, seperti
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab (UU20/2003); kecerdasan ruhaniyah,
kecerdasan naqliyah, kecerdasan emosional, kecerdasan menimbang
(Sanusi:1998); democratic (Barr. dkk:1977, 1978), "conforms to certain
accepted practices, hold particular belief, loyal to certain values,
conforms to norms, reasoned patriotism, personal identity and integrity,
appreciation of the heritage, active democratic participation, awareness
of social problems, desirable ideals and attitudes" (Barr dkk:1978);
"civic responsibility, active civic participation (NCSS:1989); civic
competence (Allen:1960); "good character, personal ethics and virtues"
(Best 1960); "participatory citizenship" (Cogan:1999); competent,
confident, and committed"(CCE:1999); "civic virtue, civic dispositions,
and civic participation" (Quigley, Buchanan, and Bahmueller,1991); cinta
kepada negara, cinta kepada bangsa dan kebudayaan, ikut memajukan negara,
keyakinan hidup tak terpisah dari masyarakat, keyakinan untuk tunduk pada
tata tertib, jujur dalam pikiran dan tindakan (BP KNIP: 1945), manusia
susila yang cakap, demokratis, dan bertanggung jawab tentang masyarakat
dan tanah air (UU No 4/1950); "respect and responsibility"
(Lickona:1992).
Kesemua itu dapat direkonseptualisasi bahwa aspek kepribadian warganegara
yang perlu dikembangkan adalah menjadi manusia yang berkualitas sehingga
mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah (Visi
Pendidikan Nasional menurut UU No. 20/2003). Sejalan dengan Visi
Pendidikan Nasional tersebut, Depdiknas berhasrat untuk pada tahun 2025
menghasilkan INSAN INDONESIA CERDAS KOMPREHENSIF DAN KOMPETITIF (Insan
Kamil/Insan Paripurna). Cerdas komprehensif dimaksud meliputi aspek-aspek
sebagai berikut.
Cerdas spiritual, yakni mampu beraktualisasi diri melalui olah hati/kalbu
untuk menumbuhkan dan memperkuat keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia
termasuk budi pekerti luhur dan kepribadian unggul.
Cerdas emosional, yakni mampu beraktualisasi diri melalui olah rasa untuk
meningkatkan sensitivitas dan apresiasivitas akan kehalusan dan keindahan
seni dan budaya, serta kompetensi untuk mengekspresikannya.
Cerdas sosial, yakni mampu beraktualisasi diri melalui interaksi sosial
yang:
membina dan memupuk hubungan timbal balik;
demokratis;
empatik dan simpatik;
menjunjung tinggi hak asasi manusia;
ceria dan percaya diri;
menghargai kebhinnekaan dalam bermasyarakat dan bernegara; serta
berwawasan kebangsaan dengan kesadaran akan hak dan kewajiban warga
negara.
Cerdas intelektual, yakni mampu beraktualisasi diri melalui olah pikir
untuk memperoleh kompetensi dan kemandirian dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi; dan aktualisasi insan intelektual yang kritis, kreatif dan
imajinatif.
Cerdas kinestetik, yakni mampu beraktualisasi diri melalui olah raga
untuk mewujudkan insan yang sehat, bugar, berdaya-tahan, sigap, terampil,
dan trengginas; dan aktualisasi insan adiraga.
Adapun yang dimaksud dengan insan Indonesia yang kompetitif adalah
memiliki seperangkat kompetensi sebagai berikut.
Berkepribadian unggul dan gandrung akan keunggulan;
Bersemangat juang tinggi;
Mandiri ;
Pantang menyerah;
Pembangun dan pembina jejaring;
Bersahabat dengan perubahan;
Inovatif dan menjadi agen perubahan;
Produktif;
Sadar mutu;
Berorientasi global; dan
Pembelajar sepanjang hayat.
C.
Epistimologi Pendidikan Kewarganegaraan
Jika ontologi Pendidikan Kewarganegaraan terpusat pada ontologi
yang berdimensi objek telaah dan objek pengembangan, maka epistemologi
Pendidikan Kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan metodologi
pengembangan. Metodologi penelitian digunakan untuk mendapatkan
pengetahuan baru melalui: (1) metode penelitian kuantitatif yang
memfokuskan proses pengukuran dan generalisasi untuk mendukung proses
konseptualisasi, dan (2) metode penelitian kualitatif yang memfokuskan
pada pemahaman holistik terhadap fenomena alamiah untuk membangun suatu
teori. Adapun metodologi pengembangan digunakan untuk mendapatkan
paradigma pedagogis dan rekayasa kurikuler yang relevan guna
mengembangkan aspek-aspek sosial-psikologis peserta didik, dengan cara
mengorganisasikan berbagai unsur instrumental dan kontekstual
pendidikan.
Disamping dapat disikapi dan diperlakukan secara sendiri-sendiri,
metode penelitian dan metode pengembangan, dapat pula disikapi dan
diperlakukan secara terintegrasi sebagai kegiatan penelitian dan
pengembangan (research and development), seperti dalam bentuk kegiatan
penelitian tindakan atau "action research” (curriculum action
research/classroom action research).
Sepanjang sejarah perkembangan epistemologi "social studies,
citizenship/civic education" secara umum, dan pendidikan ilmu pengetahuan
sosial, serta Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia, tercatat berbagai
kegiatan epistemologis penelitian, pengembangan, dan/atau penelitian dan
pengembangan. Yang khusus merupakan kegiatan penelitian antara lain yang
dilakukan oleh Capra (1998) tentang titik balik peradaban; Sanusi (1998)
tentang 10 pilar demokrasi Indonesia; Bahmueller (1996) tentang
perkembangan demokrasi; Welzer (1999) tentang konsep "civil society";
Gandal dan Finn (1992) tentang "education for democracy"; Barr, Bart, dan
Shermis (1977) tentang konsep "social studies"; Remmers dan Radles (1960)
tentang kesadaran politik dan hukum peserta didik; Stanley (1985) tentang
perkembangan "social studies"; Shaver (1996) tentang penelitian dan
pembelajaran "social studies'; Winataputra (1978) tentang pelaksanaan
kurikulum PMP, CERP (1972) tentang pemikiran mengenai pendidikan IPS dan
Kewarganegaraan; Cogan (1996) tentang "multidimensional citizenship
education"; ETS (1991) tentang efektivitas program "We the People ... The
Citizens and Constitution"; Tolo dkk (1998) tentang efektitas program "We
the People... Project Citizens"; Djahiri dkk (1998) tentang profil
kurikulum dan pembelajaran PPKN 1994, dan CICED (1999 dan 2000) tentang
konsep "civic education for civil society" dan tentang "the needs for new
Indonesian civic education".
Sementara itu, kegiatan yang bersifat pengembangan kurikulum dan
pembelajaran, tercatat antara lain yang dilakukan oleh Wesley (1937)
tentang definisi awal "social studies"; Engle (1960) tentang "decision
making" dalam "social science instruction"; Hanna(1960) tentang
pengembangan "social studies" berdasarkan "basic human activities"; Taba
(1967) tentang pendekatan "spiral of concept development" dalam social
studies"; NCSS (1983) tentang "scope and sequence" dalam "social
studies"; NCSS (1989) tentang paradigma "social studies" untuk abad ke21; NCSS (1994) tentang "standards for social studies"; Dunn (1915)
tentang "new civics"; CCE (1991) tentang dokumen akademis "CIVITAS: A
Framework for Civic Education"; CCE (1997) tentang Paket Belajar "We the
People ... The Citizens and Constitution", "We the People... Project
Citizen", "Law in a Free Society Series: Foundations of Democracy"; CCE
(1998) tentang Paket Belajar "Exercise in Participation". Di Indonesia
sendiri yang termasuk kegiatan pengembangan antara lain yang dilakukan
oleh: PPSP IKIP Bandung (1973) tentang kurikulum IPS/PKN, Depdikbud
(1974) tentang kurikulum IPS dan PMP 1975, Depdikbud (1983) tentang
penyempurnaan kurikulum PMP, Depdikbud (1993) tentang kurikulum
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Depdikbud (1999) tentang
pengembangan suplemen dan petunjuk teknis PPKn untuk masa transisi; CICED
(1999) tentang " civic education content mapping", dan BSNP (2006)
tentang Standar Isi semua mata pelajaran termasuk Pendidikan
Kewarganegaraan. Kegiatan penelitian dan pengembangan antara lain yang
cukup terkenal adalah yang dilakukan oleh: Taba (1967) mengenai model
proyek pembelajaran "Man: A Couse of Study" di Amerika Serikat; dan
Stenhouse (1975) mengenai " humanities curriculum project" di Inggris.
Hasil dari kegiatan epistemologi semua itu, sampai dengan saat ini
tercatat antara lain adanya paradigma "social studies" ala NCSS yang
menekankan pada konsep "integrated social studies", paradigma "social
science education" ala SSEC yang menitikberatkan pada pembelajaran ilmu
pengetahuan sosial yang bertolak dari dan berorientasi pada disiplin
ilmu-ilmu sosial; paradigma "civic education" ala CIVITAS International
dan sejumlah "center for civic education", yang menitikberatkan pada
pengembangan "civic virtue dan civic culture"; paradigma "citizenship
education" UK, dan paradigma baru pendidikan kewarganegaraan model CICED,
aneka seri bahan belajar model CCE, dan kurikulum IPS/PMP/PPKn/PKn 1975,
1984, 1994, 2004, dan KTSP.
D. Aksiologi Pendidikan Kewarganegaraan
Yang dipandang sebagai aspek aksiologi Pendidikan Kewarganegaraan adalah
berbagai manfaat dari hasil penelitian, hasil pengembangan, dan/atau
hasil penelitian dan pengembangan dalam bidang kajian Pendidikan
Kewarganegaraan yang telah dicapai bagi kepentingan dunia pendidikan,
khususnya untuk dunia persekolahyan dan pendidikan tenaga kependidikan.
Salah satu contoh penting manfaat tersebut adalah dikembangkannya
berbagai model pembelajaran nilai yang merupakan salah satu misi dari
Pendidikan Kewarganegaraan sendiri. Model pembelajaran nilai merupakan
model utama dalam mengembangkan warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab dalam konteks kehidupan yang berjiwakan nilai-nilai
Pancasila, dapat dikemukakan sebagai berikut.
Sinopsis Model
Model Pembelajaran Nilai menjadi Warga Negara yang Demokratis dan
Bertanggung Jawab. (Model Praktik-Belajar Kewarganegaraan…Kami Bangsa
Indonesia) merupakan kerangka operasional pembelajaran nilai yang
berfungsi sebagai wahana psiko-pedagogis untuk memfasilitasi peserta
didik mengenal, memahami, meyakini, dan menjalankan nilai-nilai yang
terkandung hak, kewajiban dan tanggung jawab warga negara seperti peka,
tanggap, terbuka, demokratis, pro patria primus patrialis, pro bono
publico, kooperatif, kompetetif untuk kebaikan, empatik, argumentatif dan
prospektif dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia.
Model ini secara adaptif menerapkan konsep dan prinsip pedagogis Problem
Solving dan Project (Dewey: 1920) Inquiry-oriented citizenship
transmision (Barr, Barth, dan Shermis:1978), social involvement
(Newmann:1977), yang bersifat fasilitatif, empirik dan simulatif.
Kompetensi Nilai yang dikembangkan
Peserta didik mampu melaksanakan nilai-nilai nilai-nilai yang terkandung
atau melekat dalam hak, kewajiban dan tanggung jawab warga negara seperti
peka, tanggap, terbuka, demokratis, pro patria primus patrialis, pro bono
publico, kooperatif, kompetetif untuk kebaikan, empatik, argumentatif dan
prospektif dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia atas
dasar keyakinan yang didukung oleh pemahaman dan pengenalannya secara
utuh, dalam prasis kehidupan sehari-hari di lingkungannya.
Sintaksmatik
Model ini mempunyai urutan langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut.
Langkah 1. Pendahuluan
Pada langkah ini guru membuka pelajaran dan memberi ilustrasi mengenai
nilai-nilai yang terkandung hak, kewajiban dan tanggung jawab warga
negara seperti peka, tanggap, terbuka, demokratis, pro patria primus
patrialis, pro bono publico, kooperatif, kompetetif untuk kebaikan,
empatik, argumentatif dan prospektif dalam konteks kehidupan berbangsa
dan bernegara Indonesia. dengan memberi ilustrasi empirik mengenai
berbagai isu dan trend dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini,
khsusunya dalam rangka proses demokratisasi. Sebagai triger kegiatan
lebih lanjut, selanjutnya guru mengajak siswa untuk merenungkan sebuang
pertanyaan ”Bagaimana seharusnya kita sebagai warga negara, pewaris
sejarah perjuangan bangsa Indonesia, dan pemimpin bangsa dan negara di
masa yang akan datang seyogyanya memahami dan menjalankan nilai, konsep
dan prinsip demokrasi dalam konteks sosial-politik dan sosial- kultural
Indonesia?”
Langkah 2. Kegiatan Inti
Strategi instruksional lebih lanjut yang digunakan dalam model ini, pada
dasarnya bertolak dari strategi “inquiry learning, discovery learning,
problem solving learning, research-oriented learning” yang dikemas dalam
model “Project” ala John Dewey. Dalam hal ini ditetapkan langkah-langkah
sebagai berikut:
Mengidentifikasi Masalah Kebijakan Publik dalam Masyarakat.
Memilih suatu Masalah untuk dikaji oleh kelas.
Mengumpulkan Informasi yang terkait pada Masalah itu.
Mengembangkan Portofolio kelas.
Menyajikan Portofolio.
Melakukan Refleksi Pengalaman Belajar.
Pada keseluruhan Langkah ini guru mengorganisasikan kelas ke dalam
sejumlah kelompok kecil 3-5 dan 2 kelompok besar sekitar 20 orang yang
masing-masing terdiri atas 4 subkelompok dan masing-masing beranggota
sekitar 5 orang. Setiap kelompok ditugasi untuk mencari jawaban atas
pertanyaan tersebut dengan cara mempelajari sumber kepustakaan yang ada,
mengamati alam sekitar, bertanya kepada nara sumber misalnya guru agama,
tokoh agama di lingkungannya. Informasi yang diperoleh dari semua sumber
didiskusikan dalam kelompok kecil itu. Kesimpulan diskusi kelompok kecil
dituliskan dalam buku kerja siswa masing-masing dan selembar kertas koran
atau manila karton siap dipajang di depan kelas pada saat pertemuan tatap
muka untuk diskusi kelas stelah masing-masing kelompok kecil
menyelesaikan tugasnya dan siap memasuki diskusi kelas.
Di dalam setiap langkah siswa belajar secara mandiri dalam kelompok kecil
dengan fasilitasi dari guru dan menggunakan aneka ragam sumber belajar di
sekolah dan di luar sekolah (manusia, bahan tertulis, bahan terrekam,
bahan tersiar, alam sekitar, artifak, situs sejarah, dll). Disitulah
berbagai keterampilan dikembangkan seperti: membaca, mendengar pendapat
orang lain , mencatat, bertanya, menjelaskan, memilih, merumuskan,
menimbang, mengkaji, merancang perwajahan, menyepakati, memilih pimpinan,
membagi tugas, menarik perhatian, berargumentasi dll.
Portofolio adalah tampilan visual dan audio yang disusun secara
sistimatis yang melukiskan proses berfikir yang didukung oleh seluruh
data yang relevan, yang secara utuh melukiskan “integrated learning
experiences” atau pengalaman belajar yang terpadu yang dialami oleh siswa
dalam kelas sebagai suatu kesatuan.
Portofolio terbagi dalam dua bagian yakni “Portofolio Tampilan”, dan
“Portofolio Dokumentasi”. Portofolio Tampilan berbentuk papan empat muka
berlipat yang secara berurutan menyajikan:
Rangkuman Permasalahan yang dikaji.
Berbagai alternatif Kebijakan Pemecahan Masalah.
Usulan Kebijakan untuk Memecahkan Masalah.
Pengembangan Rencana Kerja/Tindakan.
Adapun Portofolio Dokumentasi dikemas dalam Map Ordner atau sejenisnya
yang disusun secara sistematis mengikuti urutan Portofolio Tampilan.
Portofolio Tampilan dan Dokumentasi selanjutnya disajikan dalam suatu
simulasi “Public Hearing” atau dengar pendapat yang menghadirkan pejabat
setempat yang terkait dengan masalah portofolio tersebut. Acara dengar
pendapat dapat dilakukan di masing-masing kelas atau dalam suatu acara
“Show Case” atau “Gelar Kemampuan” bersama dalam suatu acara sekolah,
misalnya di akhir catur wulan. Bila dikehendaki arena “Show Case”
tersebut dapat pula dijadikan arena “contest” atau kompetisi untuk
memilih kelas portofolio terbaik untuk selanjutnya dikirim ke dalam “Show
Case and Contest” antarsekolah dalam lingkungan Kabupaten/Kota atau malah
untuk acara regional propinsi atau nasional. Tujuan semua itu antara lain
untuk saling berbagi ide dan pengalam belajar antar “young citizens” yang
secara psiko-sosial dan sosial-kultural pada gilirannya akan dapat
menumbuhkembangkan “ethos” demokrasi dalam konteks “harmony in
diversity”.
Setelah acara dengan pendapat, dengan fasilitasi guru diadakan kegiatan
“refleksi” yang bertujuan untuk secara individual dan bersama merenungkan
dan mengendapkan dampak perjalanan panjang proses belajar bagi
perkembangan pribadi siswa sebagai warganegara. Ajaklah siswa untuk
menjawab pertanyaan Apa yang kalian peroleh dari keterlibatan dalam
keselutuhan proses pembelajaran itu? Topik Inti yang dapat dikembangkan
dalam model tersebut adalah “Kebijakan Publik” sebagai suatu konsep
politik yang bersifat “generik” yang di dalamnya “embedded” sejumlah
nilai, konsep, dan prinsip demokrasi. Topik inti yang telah dikembangkan
di sejumlah daerah di tanah air sebagai daerah rintisan adalah:
Kerukunan Antar Umat Beragama.
Konstitusi dalam Kehidupan Bernegara.
Hidup Berdemokrasi.
Kesadaran Hukum Masyarakat.
Ethos Kebangsaan Indonesia.
Harmony dalam Perbedaan.
Pengertian Internasional.
Tanggung jawab Warganegara.
Untuk kegiatan inti ini diperlukan empat kali pertemuan tatap muka
masing-masing dua sesi (2X40 menit) dan dua kali kegiatan terstruktur
sebagai kegiatan ko-kurikuler di luar kelas untuk menggali dan
mengumpulkan informasi yang diperlukan masing-masing kelompok kecil dan
pembuatan Portofolio dan penyiapan Show Case. Pertemuan tatap muka
pertama (2X40) digunakan untuk Langkah 1 Pendahuluan dan Sebagian Langkah
2 untuk mengatur pengaturan kelas menjadi kelompok kecil, penjelasan
tugas, pemberian perangkat pengumpulan informasi, dan pemberian petunjuk
teknis pengumpulan informasi, dan diskusi kelompok kecil di luar kelas.
Pertemuan tatap muka kedua (2X40 menit) digunakan untuk diskusi kelas
membahas rumusan jawaban atas pertanyaan dari masing-masing kelompok
kecil dengan moderator guru. Petemuan tatap muka ini dilakukan pada
minggu berikutnya. Pertemuan tatap muka ketiga (2X40 menit) digunakan
untuk Show Case diskusi kelas membahas rumusan jawaban atas pertanyaan
dari masing-masing kelompok kecil dengan moderator guru. Petemuan tatap
muka ini dilakukan pada minggu berikutnya. Pertemuan tatap muka keempat
(2X40 menit) digunakan untuk Refleksi dan diskusi pemantapan nilai (value
internalisation). Petemuan tatap muka ini dilakukan pada minggu
berikutnya.
Langkah 3. Penutup
Sepuluh menit dari pertemuan tatap muka kedua digunakan oleh guru untuk
memberi debriefing atau penegasan dan penguatan terhadap nilai yang
implisit melekat dalam pertanyaan triger, yakni nilai-nilai yang
terkandung hak, kewajiban dan tanggung jawab warga negara seperti peka,
tanggap, terbuka, demokratis, pro patria primus patrialis, pro bono
publico, kooperatif, kompetetif untuk kebaikan, empatik, argumentatif dan
prospektif dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia.
E. Pendidikan Kewarganegaraan dan Masyarakat Multikultural
Negara bangsa (nation-state) Indonesia terdiri atas sejumlah besar
kelompok-kelompok etnis, budaya, agama dan lain-lain. Hefner (2007:16)
mengilustrasikan Indonesia sebagaimana juga Malaysia dan Singapura
memiliki warisan dan tantangan pluralisme budaya (cultural pluralism)
secara lebih mencolok, sehingga dipandang sebagai “lokus klasik” bagi
bentukan baru “masyarakat majemuk” (plural society). Kemajemukan
masyarakat Indonesia paling tidak dapat dilihat dari dua cirinya yang
unik, pertama secara horizontal, ia ditandai oleh kenyataan adanya
kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama, adat,
serta perbedaan kedaerahan, dan kedua secara vertikal ditandai oleh
adanya perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah
yang cukup tajam (Nasikun, 2007:33). Fenomena masyarakat dan kompeks
kebudayaannya yang masing-masing plural (jamak) dan sekaligus juga
heterogen (aneka ragam) itu (Kusumohamidjojo, 2000:45) tergambar dalam
prinsip bhinneka tunggal ika, yang berarti meskipun Indonesia adalah
berbhinneka, tetapi terintegrasi dalam kesatuan. Namun demikian,
pengalaman Indonesia sejak masa awal kemerdekaan, khususnya pada masa
demokrasi terpimpin Presiden Soekarno dan masa Orde Baru Presiden
Soeharto memperlihatkan kecenderungan kuat pada politik monokulturalisme
(Azra, 2006:152). Lebih lanjut Azra (2006:152) mengemukakan bahwa dalam
politik ini, yang diberlakukan bukannya penghormatan terhadap keragaman
(kebhinnekaan, atau multikulturalisme), tetapi sebaliknya adalah
keseragaman (monokulturalisme) atas nama stabilitas untuk pembangunan.
Berakhirnya sentralisasi Orde Baru yang memaksakan monokulturalisme, pada
gilirannya telah memunculkan kesadaran akan pentingnya memahami kembali
kebhinnekaan, multikulturalisme Indonesia. Di samping itu, wacana
multikulturalisme Indonesia yang semakin mendapat tempat dalam masyarakat
Indonesia disebabkan oleh beberapa kondisi sebagaimana dikemukakan
Saifuddin (2006:137) berikut:
Pertama, desentralisasi mendorong ditingkatkannya batas-batas identitas
kebudayaan di Indonesia, baik identitas etnik, agama maupun golongan.
Integrasi sosial dan nasional mendapat tantangan besar dari perubahan
yang terjadi. Kedua, desentralisasi politik masa kini sangat kurang
memperhatikan dimensi kebudayaan. Keputusan untuk melaksanakan
desentralisasi lebih pada keputusan politik oleh para elit politik partai
ketimbang mempertimbangkan dimensi kebudayaan yang sesungguhnya sangat
mendasar dan penting. Ketiga, ketika batas-batas kebudayaan itu semakin
nyata dan tajam, dan orientasi primordialisme mulai memicu konflik yang
tajam antar etnik, agama, dan golongan, dan gejala ini dikuatirkan
mengancam integrasi bangsa, para elit politik tergesa-gesa mencari obat
penawarnya, mencari strategi untuk membangun kembali integrasi bangsa dan
kebudayaan mulai diperhatikan.
Berkaitan dengan beberapa kondisi di atas, bangunan Indonesia Baru dari
hasil reformasi adalah sebuah “masyarakat multikultural Indonesia”.
Berbeda dengan masyarakat majemuk yang menunjukkan keanekaragaman suku
bangsa dan kebudayaan suku bangsa, multikulturalisme dikembangkan dari
konsep pluralisme budaya dengan menekankan pada kesederajatan kebudayaan
yang ada dalam sebuah masyarakat (Suparlan, 2005:98). Multikulturalisme
ini mengusung semangat untuk hidup berdampingan secara damai (peaceful
coexistence) dalam perbedaan kultur yang ada baik secara individual
maupun secara kelompok dan masyarakat (Azra, 2006:154, Suparlan 2005).
Individu dalam hal ini dilihat sebagai refleksi dari kesatuan sosial dan
budaya di mana mereka menjadi bagian darinya. Dengan demikian, corak
masyarakat Indonesia yang bhinneka tunggal ika bukan lagi keanekaragaman
suku bangsa dan kebudayaannya tetapi keanekaragaman kebudayaan yang ada
dalam masyarakat Indonesia.
Istilah multikulturalisme menurut Parekh (1997:2001) sebagaimana
dikemukakan oleh Saifuddin (2006:139) mencakup sedikitnya tiga unsur,
yaitu (1) terkait dengan kebudayaan, (2) merujuk kepada pluralitas
kebudayaan, dan (3) cara tertentu untuk merespon pluralitas tersebut.
Dengan demikian, maka multikulturalisme adalah cara pandang kebudayaan
yang diwujudkan secara konkret dalam kehidupan yang nyata. Terminologi
multikulturalisme menurut Stavenhagen (Supardan, 2004:8) mengandung dua
pengertian. Pertama, ia merupakan realitas sosial dalam masyarakat yang
majemuk dan kedua; multikulturalisme berarti keyakinan atau kebijakan
yang menghargai pluralisme budaya sebagai khasanah kebudayaan yang diakui
dan dihormati keberadaannya (Suparlan, 2003:31). Sejalan dengan
terminologi di atas, Supardan (2004:8) mengemukakan bahwa kata kunci
dalam multikulturalisme ini adalah “perbedaan” dan “penghargaan”, dua
kata yang selama ini sering dikonfrontasikan.
Multikulturalisme adalah landasan budaya yang terkait dengan pencapaian
civility (keadaban), yang amat esensial bagi terwujudnya demokrasi yang
berkeadaban, dan keadaban yang demokratis (Azra, 2004). Laporan UNDP 2004
menyatakan, berbagai studi kasus dan analisis menunjukkan, demokrasi yang
bertahan dan berkelanjutan umumnya terdapat di negara-negara yang
memiliki pandangan multikultural dan kemudian menerapkan
multikulturalisme dalam berbagai kebijakan.
Kebijakan-kebijakan responsif dan afirmatif sebagai bentuk ''politics of
recognition'' yang menjadi dasar multikulturalisme memberikan insentif
dalam penumbuhan dan penguatan perasaan ''kesatuan dalam keragaman''
(Hefner, 2007; Azra, 2006). Lebih jauh, dalam kerangka itu, seluruh
warganegara dapat menemukan ruang politik dan institusional untuk
mengidentifikasi diri mereka dengan negara-bangsa mereka sekaligus dengan
identitas-identitas kultural lainnya. Semua ini mendorong tumbuhnya
''trust'' secara bersama-sama dalam diri warganegara, sehingga memperkuat
partisipasi mereka dalam proses-proses politik demokratis.
Semua ini merupakan faktor-faktor kunci dalam konsolidasi dan pendalaman
demokrasi sehingga negara-bangsa mampu bertahan dan berkelanjutan. Yang
tidak kurang pentingnya dalam membangun demokrasi multikultural adalah
pengakuan atas kekurangan dan kelemahan yang pernah terjadi dalam upayaupaya penguatan nation-building, seperti misalnya monokulturalisme.
Kesalahan dan kelemahan itu pada gilirannya justru menjadi dasar dan
justifikasi untuk membangun demokrasi multikultural yang dapat merupakan
solusi efektif bagi penciptaan stabilitas politik dan harmoni sosial.
Terkait dengan pengembangan masyarakat dan demokrasi multikultural di
atas, peran penting pendidikan menjadi tak terelakan. Dalam pandangan
Azra (2006:153) pembentukan masyarakat multikultural Indonesia yang sehat
tidak bisa secara taken for granted atau trial and error. Sebaliknya
harus diupayakan secara sistematis, programatis, integrated dan
berkesinambungan. Salah satu strategi penting itu adalah pendidikan
multikultural yang dapat berlangsung dalam setting pendidikan formal atau
informal, langsung atau tidak langsung. Pendidikan multikultural menurut
Banks (Tilaar, 2004:181) adalah konsep atau ide sebagai suatu rangkaian
kepercayaan (set of believe) dan penjelasan yang mengakui dan menilai
pentingnya keragaman budaya dan etnis dalam membentuk gaya hidup,
pengalaman sosial, identitas pribadi dan kesempatan-kesempatan pendidikan
dari individu, kelompok maupun negara. Pendidikan multikultural ini
diarahkan untuk mewujudkan kesadaran, toleransi, pemahaman, dan
pengetahuan yang mempertimbangkan perbedaan kultural, dan juga perbedaan
dan persamaan antar budaya dan kaitannya dengan pandangan dunia, konsep,
nilai, keyakinan, dan sikap (Lawrence J. Saha, 1997, dalam Aly, 2005).
Dalam konteks demikian, pendidikan kewarganegaraan memiliki peranan
penting dalam upaya pengembangan masyarakat multikultural. Dalam UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas), pendidikan kewarganegaraan merupakan nama mata pelajaran
wajib untuk kurikulum pendidikan dasar dan menengah dan mata kuliah wajib
untuk kurikulum pendidikan tinggi (Pasal 37). Ketentuan ini lebih jelas
dan diperkuat lagi pada Pasal 37 bagian Penjelasan dari Undang-Undang
tersebut bahwa “Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk
peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta
tanah air”. Pendidikan Kewarganegaraan yang berperan penting dalam
pendidikan multikultural mempersiapkan peserta didik menjadi warganegara
yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan negara
kesatuan Republik Indonesia. Sebab dalam pandangan Banks (Tilaar,
2004:132), terdapat lima dimensi yang terkait dengan pendidikan
multikultural, yaitu:
content integration, mengintegrasikan berbagai budaya dan kelompok untuk
mengilustrasikan konsep mendasar, generalisasi dan teori dalam mata
pelajaran/disiplin ilmu.
the knowledge construction process, membawa siswa untuk memahami
implikasi budaya ke dalam sebuah mata pelajaran (disiplin).
an equity paedagogy, menyesuaikan metode pengajaran dengan cara belajar
siswa dalam rangka memfasilitasi prestasi akademik siswa yang beragam
baik dari segi ras, budaya ataupun sosial.
prejudice reduction, mengidentifikasi karakteristik ras siswa dan
menentukan metode pengajaran mereka.
empowering school culture, melatih kelompok untuk berpartisipasi dalam
kegiatan olahraga, berinteraksi dengan seluruh staff dan siswa yang
berbeda etnis dan ras dalam upaya menciptakan budaya akademik.
Kelima dimensi tersebut memerlukan dukungan kompetensi/karakteristik yagn
harus nampak pada diri warganegara. Cogan (1998:115) mengkonstruksi
karakteritik yang harus dimiliki warganegara sebagai berikut:
the ability to look at and approach problems as a member of a global
society (kemampuan mengenal dan mendekati masalah sebagai warga
masyarakat global);
the ability to work with others in a cooperative way and to take
responsibility for one’s roles/duties within society (kemampuan
bekerjasama dengan orang lain dan memikul tanggung jawab atas peran atau
kewajibannya dalam masyarakat);
the ability to understand, accept, appreciate and tolerate cultural
differences (kemampuan untuk memahami, menerima, dan menghormati
perbedaan-perbedaan budaya);
the capacity to think in a critical and systemic way (kemampuan berpikir
kritis dan sistematis);
the willingness to resolve conflict and in a non-violent manner
(kemampuan menyelesaikan konflik dengan cara damai tanpa kekerasan);
the willingness to change one’s lifestyle and consumption habits to
protect the environment (kemampuan mengubah gaya hidup dan pola makanan
pokok yang sudah biasa guna melindungi lingkungan);
the ability to be sensitive towards and to defend human rights (eg,
rights of women, ethnic minorities, etc), and (memiliki kepekaan terhadap
dan mempertahankan hak asasi manusia (seperti hak kaum wanita, minoritas
etnis, dsb);
the willingness and ability to participate in politics at local, national
and international levels (kemauan dan kemampuan berpartisipasi dalam
kehidupan politik pada tingkatan pemerintahan lokal, nasional, dan
internasional).
Tuntutan pengembangan karakteristik warganegara di atas menurut Cogan
(1998:117) harus dikonstruksi dalam kebijakan pendidikan kewarganegaraan
yang multidimensional (multidimensional citizenship), yang ia gambarkan
dalam empat dimensi yang saling berinterelasi, yaitu the personal,
social, spatial and temporal dimension. Keempat dimensi ini akan
melahirkan atribut kewarganegaraan yang mungkin akan berbeda di tiap
negara sesuai dengan sistem politik negara masing-masing, yakni: (1) a
sense of identity; (2) the enjoyment of certain rights; (3) the
fulfilment of corresponding obligations; (4) a degree of interest and
involvement in public affairs; and (5) an acceptance of basic societal
values. Bagi Indonesia, karakter kewarganegaraan akan memiliki kekhususan
sesuai dengan ideologi yang dianut, yakni Pancasila, dan Konstitusi yang
berlaku di Indonesia, ialah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (UUD 1945).
Empat dimensi kewarganegaraan sebagaimana dikemukakan di atas, menjadi
acuan untuk menggambarkan kompetensi yang semestinya dimiliki setiap
warganegara/masyarakat multikultural. Kompetensi kewarganegaraan menurut
Branson (1998:16), terdiri atas tiga komponen penting, yaitu: 1) Civic
knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), berkaitan dengan kandungan atau
apa yang seharusnya diketahui oleh warganegara; 2) Civic skill
(keterampilan kewarganegaraan), adalah kecakapan intelektual dan
partisipatoris warganegara yang relevan; dan 3) Civic disposition (watak
kewarganegaraan) yang mengisyaratkan pada karakter publik maupun privat
yang penting bagi pemeliharaan dan pengembangan demokrasi konstitusional.
F. Ringkasan
Secara historis-epistemologis, Amerika Serikat (USA) dapat dicatat
sebagai negara perintis kegiatan akademis dan kurikuler dalam
pengembangan konsep dan paradigma "citizenship education" dan "civic
education". Untuk pertama kalinya, yakni pada pertengahan tahun 1880-an
di USA mulai diperkenalkan mata pelajaran "Civics" sebagai mata pelajaran
di sekolah yang berisikan materi mengenai pemerintahan. Selanjutnya lahir
sebutan-sebutan lain seperti civic education dan citizenship education.
Istilah-istilah "civics, dan "civic education", lebih cenderung digunakan
dalam makna yang serupa untuk mata pelajaran di sekolah yang memiliki
tujuan utama mengembangkan siswa sebagai warga negara yang cerdas dan
baik. "Citizenship education" lebih cenderung digunakan dalam visi yang
lebih luas untuk menunjukkan "instructional effects" dan "nurturant
effects" dari keseluruhan proses pendidikan terhadap pembentukan karakter
individu sebagai warganegara yang cerdas dan baik.
Dilihat visi lain perkembangan "citizenship education" dan "civic
education", dalam kenyataannya secara historis-epistemologis tidak bisa
dipisahkan dari perkembangan pemikiran tentang "social studies/social
studies education", seperti dapat dilihat di USA. Mengenai saling
keterkaitan antara "citizenship education" dan "civic education" dan
"social studies", pada dasarnya ada dua pandangan utama. Pandangan
pertama melihat "citizenship education" dan "civic education" sebagai
bagian dari 'social studies", dan pandangan kedua melihat "citizenship
education' dan "civic education" sebagai esensi atau inti dari "social
studies".Sementara itu secara epistemologis, sesungguhnya "social
studies' juga memiliki kaitan sangat erat dengan "social sciences".
Mencermati perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia, sampai
sejauh ini baik istilah yang dipakai, misi dan isi mata pelajaran
"Civics"/Pengetahuan Kewargaan Negara, Pendidikan Kewargaan Negara,
Pendidikan Moral Pancasila, dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
dan Pendidikan Kewarganegaraan yang berkembang selama hampir empat
dasawarsa (1962-1998) menunjukkan terjadinya inkonsistensi pemikiran yang
secara mendasar mencerminkan terjadinya krisis konseptual, yang tentunya
berdampak pada terjadinya krisis operasional kurikuler. Keadaan ini mirip
dengan situasi yang juga pemah dialami di Amerika Serikat, dimana
"Civics, Civic Education, Citizenship Education, Social Studies/Social
Science Education" sejak kelahirannya tahun 1880-an sampai dengan
terbitnya dokumen akademis NCSS (1994) 'Curriculum Standards for Social
Studies: Expectations of Excellence" dan dokumen akademis Civitas (1994)
‘National Standards for Civics and Government’. Tampaknya mereka telah
berhasil mengatasi krisis konseptual dan kurikuler. Setidaknya mereka
kini telah mencapai suatu konsensus akademis dan programatik yang pada
gilirannya akan memandu terjadinya proses kurikulum yang Iebih koheren.
Bagi Indonesia konsensus serupa sangatlah penting dan didambakan untuk
mendapatkan paradigma yang cocok mengenai pendidikan bidang sosial di
sekolah.
Unsur ontologi Pendidikan kewarganegaraan memiliki dua dimensi, yakni
objek telaah dan objek pengembangan. Objek telaah adalah keseluruhan
aspek idiil, instrumental, dan praksis pendidikan kewarganegaraan yang
secara internal dan ekstemal mendukung sistem kurikulum dan pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah, serta format
gerakan sosial-kutural kewarganegaraan masyarakat. Objek pengembangan
atau sasaran pembentukan adalah keseluruhan ranah sosio-psikologis
peserta didik, yakni ranah kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik
yang menyangkut status, hak, dan kewajibannya sebagai warganegara, yang
perlu dimuliakan dan dikembangkan secara programatik guna mencapai
kualitas warganegara yang "cerdas, dan baik", dalam arti demokratis,
religius, dan berkeadaban dalam konteks kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bemegara.
Epistemologi Pendidikan Kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian
dan metodologi pengembangan. Metodologi penelitian digunakan untuk
mendapatkan pengetahuan baru melalui: (1) metode penelitian kuantitatif
yang memfokuskan proses pengukuran dan generalisasi untuk mendukung
proses konseptualisasi, dan (2) metode penelitian kualitatif yang
memfokuskan pada pemahaman holistik terhadap fenomena alamiah untuk
membangun suatu teori. Adapun metodologi pengembangan digunakan untuk
mendapatkan paradigma pedagogis dan rekayasa kurikuler yang relevan guna
mengembangkan aspek-aspek sosial-psikologis peserta didik, dengan cara
mengorganisasikan berbagai unsur instrumental dan kontekstual
pendidikan.
Aspek aksiologi Pendidikan Kewarganegaraan adalah berbagai manfaat dari
hasil penelitian, hasil pengembangan, dan/atau hasil penelitian dan
pengembangan dalam bidang kajian Pendidikan Kewarganegaraan yang telah
dicapai bagi kepentingan dunia pendidikan, khususnya untuk dunia
persekolahyan dan pendidikan tenaga kependidikan.
G. Latihan
Jelaskan bagaimana hubungan antara istilah “civics, civic education dan
citizenship education” jika ditinjau secara historis epistimilogis.
Dilihat visi lain perkembangan "citizenship education" dan "civic
education", dalam kenyataannya secara historis-epistemologis tidak bisa
dipisahkan dari perkembangan pemikiran tentang "social studies/social
studies education". Jelaskan mengapa demikian.
Deskripsikan perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia sejak
secara formal munculnya mata pelajaran "civics" dalam kurikulum SMA tahun
1962 hingga diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Mencermati perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia selama
hampir empat dasawarsa (1962-1998) ternyata baik istilah yang dipakai,
misi dan isi mata pelajaran "Civics"/ Pengetahuan Kewargaan Negara,
Pendidikan Kewargaan Negara, Pendidikan Moral Pancasila, dan Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, dan Pendidikan Kewarganegaraan menunjukkan
terjadinya inkonsistensi pemikiran yang secara mendasar mencerminkan
terjadinya krisis konseptual, yang tentunya berdampak pada terjadinya
krisis operasional kurikuler. Bagaimana usaha yang mesti dilakukan agar
kita keluar dari problematik seperti itu.
Unsur ontologi Pendidikan kewarganegaraan memiliki dua dimensi, yakni
objek telaah dan objek pengembangan. Lakukanlah analisis terhadap kedua
objek Pendidikan Kewarganegaraan tersebut dan bagaimana kaitannya dengan
visi Pendidikan Nasional menurut UU No. 20/2003), serta pengembangan
INSAN INDONESIA CERDAS KOMPREHENSIF DAN KOMPETITIF (Insan Kamil/Insan
Paripurna).
H. Kajian Lanjut
Epistemologi Pendidikan Kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian
dan metodologi pengembangan. Metodologi penelitian digunakan untuk
mendapatkan pengetahuan baru melalui: (1) metode penelitian kuantitatif
yang memfokuskan proses pengukuran dan generalisasi untuk mendukung
proses konseptualisasi, dan (2) metode penelitian kualitatif yang
memfokuskan pada pemahaman holistik terhadap fenomena alamiah untuk
membangun suatu teori. Adapun metodologi pengembangan digunakan untuk
mendapatkan paradigma pedagogis dan rekayasa kurikuler yang relevan guna
mengembangkan aspek-aspek sosial-psikologis peserta didik, dengan cara
mengorganisasikan berbagai unsur instrumental dan kontekstual
pendidikan. Lakukanlah kajian lanjut tentang kemungkinan mengintegrasikan
kegiatan penelitian dan pengembangan ( research and developmnt) untuk
menghasilkan berbagai kegiatan penelitian tindakan atau "action
research”.( curriculum action research/ classroom action research) dalam
bidang Pendidikan Kewarganegaraan.
Lakukanlah kajian pengembangan kompetensi kewarganegaraan yang bercirikan
multikultural dalam upaya pengembangan warganegara multikultural melalui
pendidikan kewarganegaraan. Dalam konteks ini, kompetensi kewarganegaraan
multikultural yang dimaksud dapat didasarkan pada empat dimensi
kewarganegaraan sebagaimana dikemukakan Cogan (1998), yaitu the personal,
social, spatial, dan temporal dimension untuk selanjutnya dirumuskan
dalam tiga komponen kewarganegaraan sebagaimana dikemukakan Branson
(1998), yaitu civic knowledge, civic skill, and civic disposition.
PAGE
PAGE
39
1
/
%
'
.
Ê
ß
ç
ö
?
°
2
±
4
Ò
C
D
ç
¨
ì
°
û
¸
¾
e
¿
)
Ô
ïßÏ¿³§œ‘†œ†œzœzœ‘œzœzœ‘œl_Q_Q_
h}M–
h† Ä 6 •OJ QJ ^J
h}M– h† Ä OJ QJ ^J
h}M–
h† Ä 5 •OJ QJ ^J
h}M– h•&r 6 •OJ QJ
h}M–
hq| OJ QJ
h}M– h† Ä OJ QJ
h}M– h•&r OJ QJ
h}M–
h
Yø 5 •OJ QJ
h}M– hÙ.@ 5 •OJ QJ
h}M– h† Ä 5 •CJ OJ QJ aJ
h}M– h•&r 5 •CJ OJ QJ aJ
h}M– hEy 5 •CJ OJ QJ aJ
h}M–
h·<¶ 5 •CJ OJ QJ aJ
1
2
3
4
D
&
'
.
i
ù
S
-
¯
O
Ò
Ó
Ô
Õ
Ö
7
5
÷
÷
ï
Ö
÷
÷
ï
Ö
$
ï
„H
Ö
ï
„ˆ ^„H `„ˆ a$ gdÕ^
÷
â
Ö
ï
9
ï
â
Ö
Í
ï
Í
½
„
]„
gd† Ä
9
&
F
„
]„
gd† Ä
9
„
„
]„
^„
gd† Ä
$ a$ gdÕ^
$ a$ gdô]î
5m
Ô
Õ
Ö
^m
ýý
0
5
6
7
²
Å
R
ƒEƒO
š
-
Ê
á
u
hœKÿ @ˆ
L
OJ
n
QJ
Ž
‘
Õ
h}M– h
óçØȸȨȝƒvi\•O
Yø @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆÿÿOJ
QJ
h}M–
höaÄ @ˆþÿOJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆþÿOJ
QJ
h}M–
h
Yø OJ
hh1y
ñ CJ
h† Ä
QJ
h}M– höaÄ 5 •CJ OJ QJ aJ
h}M–
5 •CJ OJ QJ aJ
h}M– h– ñ 5 •CJ OJ QJ aJ
OJ QJ aJ
h}M– hÍWô 5 •OJ QJ
h}M–
5 •OJ QJ
Õ
e
¦
·
¼
Ñ
â
ç
1
4
5
‚
óæÙÌ󿲧š€¿qbUHU9
h}M–
:
h–
p
x
h}M– h
¿
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
höaÄ OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
hœKÿ
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
hœKÿ
h
Yø @ˆñÿOJ
QJ
h}M–
h
Yø OJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆÿÿOJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆ OJ QJ
T
‚
˜
h}M– h
‚
Ü
É
ä
"
ô
F
ö
e
k
®
ô
ü
ñäÕÆÕ·¨™Š{Õ¨l¨]N?0
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆÿÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ QJ
^J
h}M–
h¨ ¸ @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆôÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆöÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆóÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
höaÄ @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ OJ
Q
Æ{^SF9S
QJ
™
^J
á
/
h}M– h
0
?
&
v
3
‘
{
Ü
È
(
j
®
÷
ñâÕñƷƨ™ÆŠ{Æk
Yø @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
Yø OJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
Yø 6 @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h¨ ¸ @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆÿÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ QJ ^J
5
0) k) |* ï
Ã
Ÿ
Ÿ
‘
•
#
)
Ë
ð"
='
Y'
ã
×
¯
•
,(
l(
×
Ÿ
{
Ÿ(
Ö(
×
Ÿ
$
„)
„8
„¸ÿ]„) ^„8 `„¸ÿa$ gdÕ^
$
„)
Æ
„¬ ]„) ^„¬ a$ gdÕ^
ˆ
$
„) ]„) a$ gdÕ^
Æ
ˆ
$
„)
„Ð ]„) ^„Ð a$ gdÕ^
„Ð dð
`„Ð gdÕ^
„Ð dð
`„Ð gdÕ^
$ „Ð `„Ð a$ gdÕ^
dð
$
„H
gdÕ^
„ˆ ^„H `„ˆ a$ gdÕ^
÷
.
•
W
™
£
›
æ
Ö
í
ò
û
%
óæóÙÌÙ¿²ó§óš‹~o`oQ`B`
h}M–
h
Yø @ˆüÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆûÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆÿÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆþÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ÷ÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
Yø OJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ QJ
h}M–
h¨ ¸ @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h¨ ¸ @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
%
4
7
W
i
•
•
•
³
Ç
Ý
-
-
-
#-
&-
ñâÓâıž‹žziVCž0
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆùÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ÷ÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
h}M–
h
Yø OJ
QJ
^J
mH! sH!
h}M–
hñ•O OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆþÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆÿÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆúÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆÿÿOJ
QJ
^J
h}M–
h¨ ¸ @ˆýÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆýÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆùÿOJ
- ý-
QJ
^J
&-
.-
3-
<-
C-
I-
k-
‚-
†-
‡-
˜-
¤-
´-
º
L
íÚÇ´¡íÇŽÇ{jíWD¡1
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆþÿOJ
h
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
hñ•O @ˆþÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
h}M–
Yø OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆûÿOJ
h
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
hñ•O @ˆÿÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆüÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆÿÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆúÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH!
±
íÚÇ´¡Ž¡}l}YJ9(
L N
h}M–
[
h
m
v
‚
”
œ
¸
¼
â
#
j
®
Yø @ˆ
OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø OJ
QJ
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆñÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
h}M–
hñ•O OJ
QJ
^J
mH! sH!
h}M–
h
Yø OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆÿÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆþÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆüÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
hñ•O @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
±
ù
!
!
! 5! 8! M! p!
U# ïÞïÐï¿®ïÞÞŒyfSyS@
w!
ã!
þ!
%"
@"
B" Š" Ï"
$ h}M– h
ð"
5#
I#
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ÷ÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
h}M–
hñ•O @ˆýÿOJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆþÿOJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆûÿOJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ QJ
mH! sH!
hÃiÝ @ˆÿÿOJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆýÿOJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆÿÿOJ
$ Ö$ Ü$
QJ mH! sH! U#
íÚƳ Œ y fUCU0
l#
u#
|#
·#
6$
<$ F$ X$
$ h}M– h
•$
¥$
¦$
§
Yø @ˆðÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
# h}M–
h
Yø H* OJ
QJ
^J
mH! sH!
h}M–
h
Yø OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆïÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆòÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
' h}M–
h
Yø 6 @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH! $ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
' h}M–
h
Yø 6 @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH! $ h}M–
h
Yø @ˆÿÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
Ü$
%
ÇŽWÇD1
c%
•%
¤%
-%
¹% ¿% Ã%
$ h}M– h
Ì%
Ý%
G&
N&
p&
q&
³&
íÚÇ´¡Ž{hÚ
Yø @ˆ
h
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
hñ•O @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
h}M–
Yø OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆÿÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
( l(
OJ
Ÿ(
QJ ^J mH! sH! ³& ¾& Å&
íÚÇ´¥’•lYFY7$
$ h}M– h
û&
='
Y'
¤'
Ö'
è'
*(
+(
,
Yø @ˆÿÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆ OJ
l @ˆõÿOJ
QJ
QJ
^J
^J
$ h}M–
mH! sH!
h
$ h}M–
h
Yø @ˆõÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆýÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆüÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆøÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
h}M–
h
Yø OJ
QJ
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆóÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH!
Ÿ( Ö( ó( ÷( þ(
)
) 0) k) Ñ) Ó) â)
h}M– h
*
*
L*
íÚÇ´¡ÚŽ{nanRC4
Yø @ˆþÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
hE}V OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø OJ
QJ
^J
$ h}M–
h
Yø @ˆôÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆýÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆþÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
h
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
hE}V @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
Yø @ˆÿÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
L* |* ê* -+ X+ ‘+ ™+ ¡+ Ù+
,
, %, /, 4, F, P, ], ¢, æ, û,
ñæÙÌ¿æ´æ§š€sæsšsfæsYsfLæs
-,
- -
)-
3h}M–
;h
H-
Yø @ˆùÿOJ
QJ
h}M–
hE}V @ˆþÿOJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆÿÿOJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆþÿOJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆúÿOJ
QJ
h}M–
hE}V @ˆýÿOJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆýÿOJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
h}M–
hE}V OJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆñÿOJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆðÿOJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ QJ
h}M–
h
Yø OJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆñÿOJ
F ë
«
QJ
|*
‘+
«
ƒ
$
^J
ß
ó0
Ë
‡9
Z;
¨=
>
l>
?
¿
—
¿
ß
Õ?
ß
s
6A
ùC
VD
ß
j
„Ð
„Ð ]„Ð ^„Ð a$ gdÕ^
$
„@
„8
„˜þ]„@ ^„8 `„˜þa$ gdÕ^
$
„ø
„8
„˜þ]„ø ^„8 `„˜þa$ gdÕ^
$
„ˆ
„8 „˜þ]„ˆ ^„8 `„˜þa$ gdÕ^
„Ð dð
`„Ð gdÕ^
$
„H
„H „ˆ ]„H ^„H `„ˆ a$ gdÕ^
$ „Ð `„Ð a$ gdÕ^
$
„)
H-
„8 „¸ÿ]„) ^„8 `„¸ÿa$ gdÕ^
M- V- ]- c- ï. :. <. [. |. ƒ. Î.
/ Y/ a/
‡xiZK‡<
h}M– h
/
î/
50
x0
óæÙóÌ¿²¿Ìó¥–
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ÷ÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆøÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆûÿOJ
QJ
h}M–
hE}V @ˆöÿOJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆöÿOJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆýÿOJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆþÿOJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆüÿOJ
QJ
x0
…0
ˆ0
ª0
µ0
¿0
ó0
%1
51
h1
|1
—1
Ã1
2
72
\2
¥2
Î2
í2
ñâñÓÄÓ¹¬Ÿ’…xk^QD7k
h}M–
h
Yø @ˆÿÿOJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ QJ
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆîÿOJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆñÿOJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆøÿOJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
Yø OJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆõÿOJ
QJ
^J
h}M–
hE}V @ˆöÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆöÿOJ QJ ^J
í2 õ2 ý2 43 •3 ˜3 š3 È3
4 R4 Z4 `4 š4 ¬4 ´4 ã4
5
5 F5 c5
Fq7€
h}M– h
q5
óæÙ̿濲¥šš€qbU
Yø @ˆÿÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆõÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆþÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆýÿOJ
QJ
^J
h}M–
hE}V OJ
QJ
h}M–
h
Yø OJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ QJ
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆ OJ QJ
q5 ½5 T6 Œ6 œ6 ²6 Ó6 Ý6 '7 Y7
8 8 E8 Œ8 ±8 Ï8
9 L9 Z9 ‡9 Ô9 ñâÓâÄâĵ¦âÓ—
ˆÓÄÓ{lÓµÓâ]N
h}M– h
t7
•7
…7
»7
Yø OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆüÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆðÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆùÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆÿÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆûÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆñÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆýÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆÿÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆþÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
: -:
OJ
³:
QJ
º:
^J
Ô9 Õ9 ô9 ö9
Ú: é: ô: ;; Z;
h}M– h
;
è;
ú;
ñàÏàÀ­š‡šta­RC4
Yø @ˆýÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
h
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
hðIÒ @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
h}M–
h
Yø OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
hE}V @ˆüÿOJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆüÿOJ
h Y OJ
>
> $>
QJ
QJ
/>
mH! sH!
h}M–
mH! sH! ú; 0< r< ¾<
= W= š= ¨=
2> <> W> l> o> ñâÓĵ¦—ˆ¦yj[Lˆ¦=.
õ=
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆùÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆñÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆðÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆùÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆõÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆïÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
o>
->
Â>
É>
Í>
Ñ>
Õ>
Ú>
ä>
?
?
?
?
?
E?
F?
ñâÓÄ·¨™Š{Šl]N?1
h}M–
h
Yø H* OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆùÿOJ
QJ
^J
h}M–
hðIÒ @ˆïÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆïÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆþÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆûÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆüÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆýÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆøÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
@
{@
OJ
†@
QJ
½@
^J
È@
F? I? V? j? s? t? x?
ñâÓĵ¦µ—ˆ{pcVIV<h}M– h
„?
ˆ?
½?
Õ?
@
Q@
[
Yø @ˆüÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
h}M–
hðIÒ @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
Yø OJ
QJ
h}M–
h
Yø OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
hðIÒ @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
È@
÷@
,A
6A
‚A
•A
¨A
ºA
ÃA
B
FB
‚B
²B
ÂB
ÔB
ñâÓÀ­œ‰vc‰P‰=*
$ h}M–
h
Yø @ˆúÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆóÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆþÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
h}M–
h
Yø OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆýÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆõÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆúÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆþÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆÿÿOJ
QJ
^J
ÔB ìB
}M– h
LC
gC
kC
šC
æC
ùC
úC
-D
VD
iD
xD
•D
íÜɶ£•}n_PA2#
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆïÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆÿÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆîÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
hðIÒ @ˆ
OJ
QJ
^J
$ h}M–
h
Yø @ˆùÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆðÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆîÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
h}M–
h
Yø OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH!
•D ¹D ¼D ÈD ÓD
E DE
¨™¨Œ}n_PA}2
€E ¤E ³E
h}M– h
´E
¿E
F
9F
<F
jF
¶F
ñâÓĵ
Yø OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆòÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆþÿOJ
QJ
^J
h}M–
hðIÒ OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆúÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆÿÿOJ QJ ^J
¶F ùF ?G ƒG —
G œG ¥G ¾G ÀG
H NH ’H ÙH -I
J lJ ïÞͼ«¼«¼œ‹œziœXG6œ
hI ¯I
h}M–
êI
h
-
Yø @ˆ
OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆóÿOJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆÿÿOJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆýÿOJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆöÿOJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h p) @ˆ
OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
hðIÒ @ˆ
OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆ
K ìK
OJ
øK
QJ
ýK
mH! sH!
L
lJ
¹J
èJ
ýJ
)K
OK
gK
lK
zK
{K
ŽK
ÏK
ß
L
ïàÏᆱ˜«‡«taPà?Pà
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
h}M–
h
Yø OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h p) @ˆÿÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆÿÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
h}M–
h p) @ˆòÿOJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆýÿOJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆòÿOJ
V XY 8[
•
QJ
9[
Õ
mH! sH! jF ßK RO
r[ “] f_ Úb ó
Ç
•
‚
„Ð dð
¤ `„Ð gd×Yá
$ a$ gd×Yá
$ „h ^„h a$ gdÕ^
„ˆ dð
`„ˆ gdÕ^
„ˆ dð
¤ `„ˆ gdÕ^
$
$
„
ÍR
ÂS
ó
»
ó
å
¯
„Ð
dð
& ,D
§
/„
^„
`„Ð gd×Yá
„Ð
„ˆ ]„Ð ^„ˆ a$ gdÕ^
„ˆ dð
¤ `„ˆ gdÕ^
„Ð dð
`„Ð gdÕ^
L
L
L
L #L .L 2L ;L @L FL JL
•L §L ¯L ÁL ïÞͼ­œ­‹­z­¼œiͼXÍ­¼­G
h}M– h
WL
eL
hL
nL
sL
…L
ŒL
”L
Yø @ˆ
OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆþÿOJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆöÿOJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆ
M yM
OJ
¼M
QJ mH! sH! ÁL
òáп®®ŽlYIY6
ÅL
ÊL
ÒL
ÚL
äL
èL
ðL
M
2M 9M KM
$ h}M– h
O
Yø @ˆ
OJ QJ
^J
mH! sH!
- hÃiÝ @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆõÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
h}M–
h p) OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆöÿOJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
mH! sH!
hÃiÝ @ˆ
OJ
QJ
mH! sH!
¼M
N
N
#N
)N
.N 4N :N
$ h}M– h
FN
ŒN
ÀN
ÔN
O
)O
íÚÇ´¡Ž{ŽhUB´/
Yø @ˆíÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ÷ÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆüÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆùÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆúÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆûÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ OJ QJ ^J mH! sH!
)O RO –O ÝO #P %P 'P 7P WP kP —
P ¹P óP
Q "Q DQ ŽQ ¸Q ¿Q ûQ íÜͼ«š«š«‰x͉ÍgV‰E2 $ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
h}M–
h p) @ˆ
OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆóÿOJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h p) @ˆ
OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
S \S
h
OJ
¤S
QJ
ÂS
^J
ÆS
mH! sH! ûQ CR ŠR ÍR
ÛS ßS åS íÚÇ´¡Ž{hYJ;,
S
h}M–
Yø @ˆÿÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆûÿOJ
QJ
^J
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆñÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆïÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆôÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆòÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
åS ÷S )T
ˆyj[LÄ=.
-T
;T
fT
˜T £T
h}M– h
áT
öT
U
ZU
…U
ŸU
ÜU
úU
ñâÓĵ¦—
Yø @ˆòÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆúÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆùÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆõÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆøÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆñÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆÿÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
Yø @ˆ
V ˜V
X ¡X
OJ QJ ^J
úU
pW qW »W ËW ÐW
ñâÓ±ž‹xexRAžx.R‹
V
ÝW ìW
$ h}M–
ïW
h
ùW
5X
DX
GX
–
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
h}M–
h
Yø OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆúÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆþÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆýÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆÿÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
h}M–
h p) @ˆ
OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø OJ
QJ
mH! sH!
h}M–
h
Yø @ˆòÿOJ QJ ^J
Y .Y /Y =Y >Y
$ h}M– h
@Y
h}M– h p) @ˆòÿOJ QJ ^J
¡X ¥X âX
AY BY XY |Y ŠY íÚÇ«”u«”\E«Eí2í
Y
Y
-
Yø @ˆúÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
- h}M–
h
Yø @ˆþÿB* OJ QJ ^J mH! ph
sH! 0 h}M– h
st @ˆþÿB* H* OJ QJ ^J mH! ph
sH! < • j
h}M–
h
Yø @ˆóÿB* OJ
QJ
U
^J
mH! ph
sH!
- h}M–
h
Yø @ˆóÿB* OJ
QJ
^J
mH! ph
sH! 6 j
h}M–
h
Yø @ˆóÿB* OJ
QJ
U
^J
mH! ph
sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆóÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆÿÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! ŠY ¢Y -Y ®Y
[ 8[ 9[ <[ I[ íÚÇÚ¶£¶•}j•WL@4
h°cR 5 •OJ QJ
h}M– h;,„ 5 •OJ QJ
l OJ QJ
$ h}M– h
ÜY
h}M–
çY
(Z
h
jZ
•Z ÐZ
h}M–
[
Yø @ˆüÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆïÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆîÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆÿÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆ
OJ
QJ
^J
mH! sH!
h}M–
h
Yø OJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆþÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆýÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
$ h}M–
h
Yø @ˆøÿOJ
QJ
^J
mH! sH!
I[
r[
ö[
;\
}\
¾\
]
] #] -] 7] ;] A] J] N] “] Ö]
^ [^ •^ è^ "_ óàÍຩ–
àƒàp]©ƒà]àJà7à $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH!
h}M– hùi1 OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ
OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH!
h}M–
hßY£ 5 •OJ QJ
"_ '_ ,_ /_ 8_ C_ X_ f_ -_ È_ î_
` 3` Z
` t` ÿ` Da „a íÚÇí´Ú´¥”ƒra¥P?.”
h}M– hùi1 @ˆ
OJ QJ mH! sH!
h}M– hùi1 @ˆ
OJ QJ mH! sH!
h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M– hùi1 @ˆ
OJ QJ mH! sH!
h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
hùi1 OJ QJ mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! „a Èa ×a Ùa
b \b cb kb vb ‚b Žb ºb Ôb Ùb Úb
c
c _c ïÞ;­œ¾‹z­iXG;Í6
h}M– hùi1 @ˆûÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
hùi1 @ˆñÿOJ QJ mH! sH!
h}M– hùi1 @ˆôÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
hùi1 @ˆúÿOJ QJ mH! sH!
h}M– hùi1 @ˆÿÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
hùi1 @ˆüÿOJ QJ mH! sH!
h}M– hùi1 OJ QJ mH! sH!
h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M– hùi1 @ˆöÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
hùi1 @ˆýÿOJ QJ mH! sH! _c gc ¨c îc :d md nd rd yd ½d Äd ô
d ùd
e Pe ïÞͼ«š‰x«gVEV2
$ h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH!
h}M– h¤\ä OJ QJ ^J mH! sH!
h}M–
hùi1 OJ QJ ^J mH! sH!
h}M– h¤\ä @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
hùi1 @ˆýÿOJ QJ mH! sH!
h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
h¤\ä @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
hùi1 @ˆ
OJ QJ mH! sH!
h}M– hùi1 @ˆóÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M– hùi1 @ˆøÿOJ QJ mH! sH!
Pe ™e àe åe
f (f pf
g –g íÚÇ´Ç¡Ž{hUhUD3ÚD3D3
h¤\ä OJ QJ ^J mH! sH!
h¤\ä @ˆüÿOJ QJ ^J mH!
hùi1 @ˆþÿOJ QJ ^J mH!
hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH!
hùi1 @ˆóÿOJ QJ ^J mH!
h¤\ä @ˆõÿOJ QJ ^J mH!
hùi1 @ˆõÿOJ QJ ^J mH!
hùi1 @ˆÿÿOJ QJ ^J mH!
hùi1 @ˆýÿOJ QJ ^J mH!
l ¹o At æ{ T‚ “‡ eŒ
‘ é
Û
Û
©
•
•
&
F
Æ
À! a$ gd×Yá " $
&
F
•f
Òf áf
g
g
g .g Fg Vg kg tg “
h}M– hùi1 OJ QJ ^J mH! sH!
h}M–
$ h}M– hùi1 @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
sH! $ h}M–
sH! $ h}M–
sH! $ h}M–
sH! $ h}M–
sH! $ h}M–
sH! $ h}M–
sH! $ h}M–
sH! Úb •f
i ¬j –
'• l• ¤• Æ•
Â
Û
Û
©
©
©
©
†
†
$
„
dð
¤
]„
a$ gd×Yá
"
$
„
„
„Ð
dð
¤
]„
^„
`„Ð a$ gd×Yá
%
$
„
„
„Ð
„Ð
dð
dð
¤
¤ ]„ ^„
`„Ð gd×Yá
`„Ð a$ gd×Yá
„
h
„
ih
„Ð dð
¤ ]„ ^„ `„Ð gd×Yá
–g Üg ñg òg ©h Ãh Åh éh ôh úh þh
i
i Fi íÚÇÚ´Ú¡Ž¡{jWDj3
h}M– hùi1 @ˆÿÿOJ QJ mH! sH! $ h}M– h¤\ä @ˆ
OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ
OJ QJ ^J mH! sH!
h}M– hùi1 OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h¤\ä @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h¤\ä @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! Fi Œi Ôi
j
j 7j Zj ij nj •j ‘
j ¬j ´j Åj Ñj Ûj àj ñàϾ­¾œ‹¾zœgTAg.
$ h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH!
h}M– hùi1 @ˆûÿOJ QJ mH! sH!
h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
hùi1 @ˆþÿOJ QJ mH! sH!
h}M– h¤\ä @ˆÿÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
hùi1 @ˆÿÿOJ QJ mH! sH!
h}M– hùi1 @ˆøÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
hùi1 OJ QJ mH! sH! àj åj ûj ýj 'k wk
l Sl [l vl –
l
m
m )m íÚÇÚ´¡Ž{hUF5$
h}M– h¤\ä @ˆýÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
hùi1 @ˆþÿOJ QJ mH! sH!
h}M– hùi1 OJ QJ mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆïÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h¤\ä @ˆïÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆôÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆîÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h¤\ä @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆúÿOJ QJ ^J mH! sH!
)m [m xm ¿m Àm æm ûm 0n On tn xn ·n ¸n ôn øn
o Io ïàÑÁÑ
°ŸÑŽï}lYIY6
$ h}M– hùi1 @ˆ
OJ QJ ^J mH! sH! - hÃiÝ @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH!
h}M– h¤\ä @ˆþÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
hùi1 @ˆþÿOJ QJ mH! sH!
h}M– hùi1 @ˆñÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
hùi1 @ˆïÿOJ QJ mH! sH!
h}M– h¤\ä @ˆïÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
h¤\ä H* OJ QJ mH! sH!
h}M– hùi1 OJ QJ mH! sH!
h}M–
h¤\ä OJ QJ mH! sH!
h}M–
hùi1 @ˆýÿOJ QJ mH! sH! Io Jo Oo To Žo þo Fp •p Öp
q fq ±
q ûq
r /r 8r @r Br Ir íÚÇ´¡•´¡}´j´W•D1D¡
$ h}M–
h¤\ä @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆðÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH!
h}M– hùi1 OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆúÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h¤\ä @ˆ
OJ QJ ^J mH! sH! Ir Pr Rr Vr Wr er qr wr zr {r ²r ¸r ¹r
½r ëØȵ¢•|kZG3G# - hÃiÝ @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! ' h}M–
hùi1 6 @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH!
h}M– hùi1 OJ QJ ^J mH! sH!
h}M– h¤\ä OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! - hÃiÝ @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆ
OJ QJ ^J mH! sH! ' h}M– hùi1 6 @ˆ
OJ QJ ^J mH! sH!
½r ¾r år ær
s Gs Us ms ns rs Žs ¢s £s íÚÇÚ¶£••lYF4
# h}M– h¤\ä H* OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h¤\ä @ˆ OJ QJ ^J mH! sH!
h}M– h¤\ä OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h¤\ä @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH!
h}M– hùi1 OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h¤\ä @ˆóÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆóÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH!
£s ´s Äs Ås
´¥–‡{‡–hWD1
hùi1 @ˆ OJ
hùi1 @ˆýÿOJ
hùi1 OJ QJ
h×Yá OJ QJ
hu ´ @ˆÿÿOJ
hùi1 @ˆ OJ
h¤\ä @ˆ OJ
Ðs
Ùs
At Bt
$ h}M–
QJ ^J mH! sH!
QJ ^J mH! sH!
mH! sH!
h}M–
mH! sH! $ h}M–
QJ ^J mH! sH!
QJ ^J mH! sH!
QJ ^J mH! sH!
Jt «t ¯t Ît Ït Út èt ít ýt íÚíÚÇ
hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h}M– hùi1 OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hÃiÝ OJ QJ mH! sH!
h}M–
hu ´ OJ QJ mH! sH!
h}M–
hùi1 @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
$ h}M–
$ h}M–
ýt
u
u
u %u )u 0u 9u =u Lu Qu •u “u Îu
v `v ¥v év 4w ww íÚ
Çí´¡Ž¡íÇ{hŽUB¡BŽ´
$ h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hu ´ @ˆöÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆöÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ
OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! ww ³w µw æw ïw õw ÷w ýw Bx Šx
y
y ƒy £y ¥y åy íÚÇ´Ç´¡ŽÇ{hU{B/
$ h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hu ´ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆøÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆúÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆëÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hu ´ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hu ´ @ˆôÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆôÿOJ QJ ^J mH! sH! åy %z ez fz ©z ïz .{ 3{ ~{ Ž{ ˜
{ Á{ æ{ ô{ x| ‚| ¯| ÿ| íÚǸ§–…t–b–tSDSD5
h}M–
h&2… OJ QJ mH! sH!
h}M– hÏ ‚ OJ QJ mH! sH!
h}M–
h±Z- OJ QJ mH! sH! # h}M– hùi1 6 @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
hùi1 @ˆÿÿOJ QJ mH! sH!
h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
hùi1 OJ QJ mH! sH! $ h}M– hu ´ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆ
OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! ÿ| Ù~ Ú~ • .• T‚ U‚ b‚ ‚‚ 9„ :„ ’‡ “‡
Š Š 9Š MŠ eŒ fŒ CŽ EŽ '• (• Y• j• l• m• ¤• A‘ I‘ s‘ ‚‘ …‘
è‘ ð‘
’ ìÙìÙìʻʻÊìÙì¦ì¦ìÊ»ÊìÊ»–»Ê»‡v‡v‡k_k
h}M–
hÏ ‚ 6 •OJ QJ
h}M– hÏ ‚ OJ QJ
h}M–
hÏ ‚ 6 •B* OJ QJ ph
h}M– hÏ ‚ B* OJ QJ ph
h}M–
hÏ ‚ 6 •OJ QJ mH! sH! ( h}M–
hÏ ‚ 6 •B* OJ QJ mH! ph
sH!
h}M– hÏ ‚ OJ QJ mH! sH!
h}M–
h&2… OJ QJ mH! sH! % h}M– h&2… B* OJ QJ mH! ph
sH! % h}M–
hÏ ‚ B* OJ QJ mH! ph
sH! # ‘ L‘ …‘
— Y— ô—
œ˜ 6™ »™ öš
œ Äœ ¬• až eŸ J
ð
ð
ä
Ì
Ì
Ì
Ì
ä
¶
¶
¶
¶
¶
ž
¶
*
&
F
Æ
¡ Ð
„Ð „˜þ1$ ^„Ð `„˜þgd×Yá *
&
F
Æ
¡ Ð
„Ð „˜þ^„Ð `„˜þgd×Yá ) $
&
F
Æ
$
&
F
Æ
Ð
„Ð „˜þ^„Ð `„˜þa$ gd×Yá
„Ð `„Ð a$ gd×Yá
$
À! a$ gd×Yá
’ 5’ w“ †“ •“ Ž“ à” X• ™– Ÿ–
— W— X— ò—
ó—
š˜ ›˜ 6™ f™ •™ •™ »™ ôš õš ä› å›
œ
œ Âœ Ãœ ª• «• _ž
`ž Áž Þ cŸ dŸ H
I
¡
¡ 4¡ øíâíâíâ×Ì×»­»­»­»Ì×Ì×»­»›»­»­»­»
­»‰»­»­»zk h}M– hùi1 OJ QJ mH! sH!
h}M– h
vJ OJ
hµ*Ð
hµ*Ð
hµ*Ð
QJ mH! sH! # h}M– hµ*Ð 7 •OJ QJ aJ mH! sH! # h}M–
6 •OJ QJ aJ mH! sH!
h¼ õ OJ QJ aJ mH! sH!
h}M–
OJ QJ aJ mH! sH!
h}M– h@ O OJ QJ
h}M–
OJ QJ
h}M– h&2… OJ QJ
h}M– hÏ ‚ OJ QJ
háoµ OJ QJ *J
® M³
· á¹
°
ž
«
¡
â¹
µ¥
ê
„¨
—
Ü
ˆ
Ü
u
Æ
m
$ a$ gdÕ^
$
„
„Ð
dð
^„
`„Ð a$ gd×Yá
„
á
„
$
„Ð
dð
¤
]„
^„
`„Ð gd×Yá
„
„Ð
dð
¤
^„
`„Ð gd×Y
„
„
„Ð
dð
¤
]„
^„
`„Ð gd×Yá
#
„
&
F
Æ
„
„Ð
„Ð
dð
dð
¤
¤ ]„ ^„ `„Ð gd×Yá
`„Ð gd×Yá *
¡
Ð
„Ð „˜þ^„Ð `„˜þgd×Yá
4¡ T¡ V¡ n¡ ž¡ Þ¡ é¡ í¡ ø¡
¢
¢
¢ 6¢ ;¢
£ $£ &£ ñâñâÑÀ¯ž•|âm\žÀâžK:
h}M–
hu ´ @ˆóÿOJ QJ mH! sH!
h}M– hùi1 @ˆóÿOJ QJ mH! sH!
hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M– h
|¢
‡¢
h}M–
ߢ
vJ OJ QJ mH! sH!
h}M–
hùi1 @ˆþÿOJ QJ mH! sH!
hùi1 @ˆ
hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
h}M– hùi1 @ˆÿÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
OJ QJ mH! sH!
h}M– hùi1 @ˆýÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M– hùi1 OJ QJ mH! sH!
h}M–
hu ´ OJ QJ mH! sH! &£ £ i£ k£ Š£ “£ À£
¤ J¤ P¤ s¤ ”¤ Á¤ Ĥ é¤ íÚÇ´Ç¡Ž¡}l[I8}
h}M–
ha,è OJ QJ ^J mH! sH! # h}M– ha,è OJ QJ ] •^J mH! sH!
h}M–
ha,è OJ QJ ^J mH! sH!
h}M– hu ´ OJ QJ ^J mH! sH!
h}M–
hùi1 OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
ha,è @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hu ´ @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ
OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆôÿOJ QJ ^J mH! sH!
é¤
¦
¥
¥
0¥
1¥
x¥
µ¥
ü¥
¦
C¦
i¦
j¦
†¦
•¦
¥¦
®¦
Ϧ
צ
û
§
I§
hùi1
hZdt
hùi1
hùi1
hùi1
hZdt
h}M–
ha,è
hùi1
¨ „¨
hùi1
hùi1
hùi1
hZdt
hùi1
hùi1
h}M–
hZdt
ª ´ª
hùi1
hùi1
hùi1
hùi1
hùi1
hùi1
hùi1
hùi1
hùi1
« S«
¬ ²¬
hùi1
hùi1
hùi1
hD ý
hùi1
hùi1
hùi1
¯ 6¯
hùi1
hùi1
hùi1
hùi1
hùi1
hùi1
hùi1
hD ý
° É°
hùi1
hùi1
hD ý
hùi1
hÕ^
Q§ ™§
@ˆüÿOJ
@ˆÿÿOJ
@ˆþÿOJ
@ˆÿÿOJ
@ˆôÿOJ
@ˆôÿOJ
hùi1 OJ
@ˆ OJ
@ˆ OJ
ª¨
©
@ˆ÷ÿOJ
@ˆõÿOJ
@ˆ OJ
OJ QJ
@ˆüÿOJ
@ˆüÿOJ
@ˆþÿOJ
hùi1 OJ
OJ QJ
Àª ª
OJ QJ
@ˆüÿOJ
@ˆÿÿOJ
@ˆ OJ
@ˆýÿOJ
@ˆøÿOJ
@ˆ OJ
@ˆöÿOJ
@ˆþÿOJ
•« ƒ«
ü¬ ý¬
@ˆ OJ
@ˆ OJ
@ˆ OJ
@ˆ OJ
@ˆöÿOJ
@ˆ OJ
@ˆ OJ
K¯ U¯
@ˆ OJ
@ˆ OJ
@ˆ OJ
OJ QJ
@ˆóÿOJ
@ˆòÿOJ
@ˆ OJ
@ˆ OJ
Ê°
±
@ˆ OJ
OJ QJ
@ˆ OJ
@ˆ OJ
@ˆ OJ
¨§
QJ
QJ
QJ
QJ
QJ
QJ
QJ
QJ
QJ
[©
QJ
QJ
QJ
^J
QJ
QJ
QJ
QJ
^J
éª
mH!
QJ
QJ
QJ
QJ
QJ
QJ
QJ
QJ
•«
EQJ
QJ
QJ
QJ
QJ
QJ
QJ
Z¯
QJ
QJ
QJ
mH!
QJ
QJ
QJ
QJ
V±
QJ
mH!
QJ
QJ
QJ
íÚíÚɶɣ•}jÉ}W}W}¶}íD}É
$ h}M–
^J mH! sH! $ h}M–
^J mH! sH! $ h}M–
^J mH! sH! $ h}M–
^J mH! sH! $ h}M–
^J mH! sH! $ h}M–
^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH!
^J mH! sH! $ h}M–
^J mH! sH! $ h}M–
^J mH! sH! ¨§ »§ ħ ѧ ߧ
¨ '¨ _¨ c¨ n¨ o
¡© º© ¼© é© û© ïÞïÞ˸¥’¥’•lÞËYF¸Þ3
$ h}M–
^J mH! sH! $ h}M–
^J mH! sH! $ h}M–
^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ
mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆòÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
^J mH! sH! $ h}M–
^J mH! sH! $ h}M–
^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH!
^J mH! sH!
h}M–
mH! sH! û© ý© 9ª kª mª ƒª Šª “ª ˜ª ¢ª ©ª ¬
íÚÇí´¡Ž{jWÚ{ÇD5
h}M–
sH! $ h}M– hð5Ä @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
^J mH! sH!
h}M– hùi1 OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
^J mH! sH! $ h}M–
^J mH! sH! $ h}M–
^J mH! sH! $ h}M–
^J mH! sH! $ h}M–
^J mH! sH! $ h}M–
^J mH! sH! $ h}M–
^J mH! sH! éª ëª
—« Ë« Ï« Ú«
ïÞϾ°¾ïÏŸŽ}l[J7
$ h}M–
^J mH! sH!
h}M– hD ý @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
mH! sH!
h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
mH! sH!
h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
mH! sH!
hÃiÝ @ˆöÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
mH! sH!
h}M– hùi1 OJ QJ mH! sH!
h}M–
mH! sH!
h}M–
mH! sH! E- F- •- Ô®
®
® L® ^® ¨®
¯
b¯ íÚÇ´¡´’’p_p’N=,
h}M–
mH! sH!
h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
mH! sH!
h}M– hD ý @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
mH! sH!
h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
sH! $ h}M– h×Yá @ˆóÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
^J mH! sH! $ h}M–
^J mH! sH! $ h}M–
^J mH! sH! $ h}M–
^J mH! sH! b¯ f¯ q¯ }¯ ®¯ ô¯ õ¯ ;° <° €° È
u± •± ïÞÍïÞ¼©–ƒ©paRA0A
h}M–
mH! sH!
h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
sH!
h}M– hD ý OJ QJ mH! sH! $ h}M–
^J mH! sH! $ h}M–
^J mH! sH! $ h}M–
^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH!
h}M– hD ý @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M– hùi1 @ˆõÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M– hùi1 @ˆ
OJ QJ mH! sH! •± Þ± $² ;² H² [² q² “² ¦² «² Û²
³ M³ Y³
†³ •³ ¢³ ïÞÏÀÏÀ¯Þžï•|iVC0
$ h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ
OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆùÿOJ QJ ^J mH! sH!
h}M–
hùi1 @ˆôÿOJ QJ mH! sH!
h}M– hùi1 @ˆ
OJ QJ mH! sH!
h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M– hD ý OJ QJ mH! sH!
h}M–
hùi1 OJ QJ mH! sH!
h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
hùi1 @ˆ OJ QJ mH! sH! ¢³ «³ ²³ ͳ
´ N´ Ž´ Õ´
¶É•j£W£íD
hùi1 @ˆ OJ
hD ý @ˆ OJ
hùi1 @ˆ OJ
hùi1 @ˆ OJ
hùi1 @ˆ OJ
hùi1 @ˆ OJ
h}M– hùi1 OJ
hùi1 @ˆ OJ
hùi1 @ˆ OJ
· @· n· y·
hùi1 @ˆ OJ
hD ý @ˆ OJ
hùi1 @ˆ OJ
hùi1 @ˆ OJ
hùi1 @ˆÿÿOJ
hùi1 @ˆ
OJ
hùi1 @ˆ OJ
hD ý @ˆ OJ
y· „· ¦· §·
µ
bµ
pµ
vµ
’µ
˜µ
ٵ
ĵ
ãµ çµ
$ h}M–
/¶
p¶
íÚíɶ£Ú•}É
QJ ^J mH! sH! $ h}M–
QJ ^J mH! sH! $ h}M–
QJ ^J mH! sH! $ h}M–
QJ ^J mH! sH! $ h}M–
QJ ^J mH! sH! $ h}M–
QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH!
QJ ^J mH! sH! $ h}M–
QJ ^J mH! sH! $ h}M–
QJ ^J mH! sH! p¶ s¶ y¶ …¶ ‰¶ Œ¶ ”¶ ¢¶ ¶¶ ú¶
íÛÉ·¥“ƒrcrP=*
$ h}M–
QJ ^J mH! sH! $ h}M–
QJ ^J mH! sH! $ h}M–
QJ ^J mH! sH!
h}M– hùi1 OJ QJ mH! sH!
h}M–
QJ mH! sH!
h}M– hùi1 OJ QJ ] •mH! sH! # h}M–
QJ ] •mH! sH! # h}M– hD ý @ˆÿÿOJ QJ ] •mH! sH! # h}M–
QJ ] •mH! sH! # h}M–
QJ ] •mH! sH! # h}M– hùi1 @ˆþÿOJ QJ ] •mH! sH! $ h}M–
QJ ^J mH! sH!
¨· ¶· ½· Æ·
¸
¸
¸
5¸
hùi1
h}M–
hùi1
hùi1
hùi1
hÕ^
hD ý
hùi1
hùi1
hD ý
¹ à¹
hæ.•
h×Yá
hÕ^
h}M–
hÕ^
hùi1
hùi1
hùi1
hÕ^
Í è
X¸ •¸ ’¸ –¸ ¸ íÚÇ´Ç´Ç¡´ÇŽ{hWD1
$ h}M–
@ˆûÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH!
hùi1 OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
@ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
@ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
@ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
@ˆôÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
@ˆôÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
@ˆôÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
@ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
@ˆ OJ QJ ^J mH! sH! ¸ ϸ Ô¸ Ö¸ ׸ !¹ _¹ d¹ f¹ ¬¹
á¹ â¹ ã¹ ø¹
º
º úº íÚíÚÇ´¡´•}j}^RF:F/ h}M–
OJ QJ
h}M– h‚z. 5 •OJ QJ
h}M– hßY£ 5 •OJ QJ
h}M–
5 •OJ QJ
h}M– h°cR 5 •OJ QJ $ h}M–
@ˆðÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hùi1 @ˆðÿOJ QJ ^J mH! sH!
hùi1 OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
@ˆñÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
@ˆñÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
@ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
@ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
@ˆ OJ QJ ^J mH! sH! â¹
º [À dÄ eÄ •Ä ÁÆ <È £Ë âË
Ü
Ê
¼
¢
•
•
•
{
f
" $
ß
0
„
$
Æ
&
F
Æ
°
„
„
dð
„Ð
Ð
„
h
¤
¤
]„ ^„ a$ gdE2'
^„ `„Ð a$ gdevØ
„ ^„ `„ a$ gdevØ
, $
„`
„Pì dð
¤
]„` `„PìgdE2'
„&
dð
¤
]„& gdk(‘
„&
„Ð dð
¤ ]„& `„Ð gdk(‘
$ „Ð `„Ð a$ gdE2'
$
&
F
Æ 5
„h „˜þ^„h `„˜þa$ gdE2'
úº
» Ý» â» 5½ ;½ •¾ ‘¾ ö¾ ù¾ 6¿ 9¿ o¿ q¿ ø¿ 'À À 3À XÀ ZÀ [À jÀ kÀ „À …À •À ·À ÜÀ ðÀ ñÀ ôÀ óèóèóèÝèÝèÝèÕÊ
ÝÊÝÊÝ蹨—¨¹ˆyjyY
h}M–
hYGy @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M– h‚z. OJ QJ mH! sH!
h}M–
ha s OJ QJ mH! sH!
h}M– hYGy OJ QJ mH! sH!
h}M–
h‚z. @ˆøÿOJ QJ mH! sH!
h}M– hYGy @ˆøÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
hHu® @ˆøÿOJ QJ mH! sH!
h}M– h-qÉ OJ QJ
h P OJ QJ
h}M– hYGy OJ QJ
hæ.• 6 •OJ QJ
-ôÀ 7Á 8Á CÁ
Á ¬Á ÜÁ ðÁ ïÞͼ«š‰xg͉VE4‰«
hYGy @ˆúÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
h‚z. @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
hYGy @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
h‚z. @ˆ
h}M– hæ.• OJ QJ
h}M–
hÁ lÁ tÁ uÁ •Á •Á ”Á ¡Á
h}M–
h‚z. @ˆúÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
h‚z. @ˆõÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
h‚z. @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
SÁ
«
OJ QJ mH! sH!
h}M– h‚z. @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
hYGy @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M– h‚z. @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
hYGy @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
h‚z. @ˆ OJ QJ mH! sH! ðÁ
Â
 " 1 ; p µÂ
Ã
à %Ã
à 0à ;à ?à ïÜÉܶ£•}ïjWD1•
$ h}M– h‚z. @ˆ
*
OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h‚z. @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h‚z. @ˆùÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h‚z. @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h‚z. @ˆ
OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h‚z. @ˆ
OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h‚z. @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hYGy @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h-qÉ @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h‚z. @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH!
h}M– h‚z. OJ QJ ^J mH! sH!
?Ã
Ä
GÃ
gÃ
vÃ
‚Ã
–Ã
—Ã
›Ã
ÌÃ
Ä
SÄ
hHu®
hHu®
h‚z.
h-qÉ
h‚z.
h}M–
h‚z.
ha s
dÄ eÄ •Ä íÚíǶ¥¶’•l¶YF2
5 @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH!
@ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $
@ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $
@ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $
@ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $
h-qÉ OJ QJ ^J mH! sH!
@ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $
@ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $
' h}M–
$ h}M–
h}M–
h}M–
h}M–
h}M– h‚z. @ˆõÿOJ QJ ^J mH! sH!
h}M– h‚z. OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h}M–
h}M– h‚z. @ˆ OJ QJ ^J mH! sH!
•Ä ŽÄ
Å
Å 'Å kÅ ±Å ³Å ÞÅ ôÅ
Æ 8Æ PÆ QÆ gÆ hÆ oÆ sÆ •Æ ŽÆ ÀÆ ÂÆ
ÔÆ ÕÆ ñâÑÀ¯žâñâ•À|kÀZÀZÀZâKâñ
h}M–
hevØ OJ QJ mH! sH!
h}M– hE2' @ˆÿÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
hE2' @ˆþÿOJ QJ mH! sH!
h}M– hå — @ˆþÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
hå — @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M– hå — @ˆýÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
hå — @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M– hå — @ˆÿÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
hå — @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M– hå — OJ QJ mH! sH!
h}M–
hE2' OJ QJ mH! sH! ÕÆ øÆ
Ç
Ç !Ç Ç :Ç ?Ç GÇ PÇ TÇ •Ç •Ç ÛÇ "È íÚíɶ£•}j}WjD1
$ h}M– hå — @ˆ
OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå —
@ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆûÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hå — @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå —
@ˆ÷ÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hå — @ˆ OJ QJ ^J mH! sH!
h}M– hå — OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hE2' @ˆöÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆöÿOJ QJ ^J mH! sH!
"È È 0È ;È =È CÈ fÈ uÈ }È ‚È ŒÈ ˜È ³È ÂÈ æÈ òÈ
É
É
É íÚ
íÇÚí´¡Ž{ŽhUŽBU/´$ h}M– hå — @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå —
@ˆøÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hE2' @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå —
@ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hŸ8U @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå —
@ˆùÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hevØ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hE2' @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå —
@ˆ OJ QJ ^J mH! sH!
É
É %É aÉ bÉ lÉ mÉ •É –É —
É ¡É -É àÉ îÉ
Ê !Ê 6Ê íÚÇ´Ú¡Ž¡Ž}jÇWD1D
$ h}M–
hE2' @ˆòÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå —
@ˆòÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hå — @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH!
h}M– hå — OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hå — @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hE2' @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hE2' @ˆûÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå —
@ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆûÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hå —
@ˆ OJ QJ ^J mH! sH! 6Ê ‡Ê ÌÊ ØÊ
Ë
Ë !Ë %Ë /Ë =Ë CË MË
‰Ë £Ë ¤Ë íÚÇ´¡´Ž{hUD{h5
h}M–
hE2' OJ QJ mH! sH!
h}M– hå — OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆ
OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå —
@ˆ
OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hå — @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå —
@ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hE2' @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hå — @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆðÿOJ QJ ^J mH! sH!
¤Ë ËË ÚË áË âË ìË *Ì
±ñ¡ñ••n]L;* h}M– hå — @ˆ
EÌ
FÌ
GÌ
TÌ
^Ì
cÌ
ˆÌ
•Ì
©Ì
ÂÌ
ñâñÑÀ
OJ QJ mH! sH!
h}M– hå — @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M– hå —
@ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M– hå — @ˆ
OJ QJ mH! sH!
h}M– hå — @ˆøÿOJ QJ mH! sH!
h}M– hå —
@ˆýÿOJ QJ mH! sH!
h}M– hE2' @ˆýÿOJ QJ mH! sH!
h}M– hå —
H* OJ QJ mH! sH!
h}M– hE2' OJ QJ mH! sH!
h}M– hå —
@ˆüÿOJ QJ mH! sH!
h}M– hå — OJ QJ ^J mH! sH!
h}M–
hevØ OJ QJ mH! sH!
h}M– hå —
OJ QJ mH! sH! ÂÌ ÏÌ éÌ üÌ /Í 0Í 1Í _Í ŒÍ ”Í »Í ÌÍ ìÍ
Î
VÎ •Î ŽÎ “Î -Ï ïÞͼͩ•†w†whw†WFW5
h}M–
hk(‘ @ˆÿÿOJ QJ mH! sH!
h}M– hj@× @ˆ
OJ QJ mH! sH!
h}M– hk(‘ @ˆ
OJ QJ mH! sH!
h}M– h 4« OJ QJ mH! sH!
h}M–
hj@× OJ QJ mH! sH!
h}M– hk(‘ OJ QJ mH! sH! ' h}M–
hHu® 5 @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hå — @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH!
h}M– hE2' @ˆöÿOJ QJ mH! sH!
h}M– hå — @ˆöÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
hå — @ˆþÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
hE2' @ˆþÿOJ QJ mH! sH! 0Í 1Í _Í «Ó ,Ù 1Û õÛ ÆÜ
Ý ?Ý KÝ b
Ý ‡Ý
Ý âÝ õ
ß
Ì
½
¦
”
”
”
y
y
y
y
y
y
$
&
F
Æ
ì
„V
&
F
„ì
dð
]„V ^„ì a$ gdùVá
$
„V
dð
]„V a$ gd• ¬
$
„Y
„
„Ð
dð
]„Y ^„
`„Ð a$ gd• ¬
2
&
F
Æ
$
¤
¤
[$ \$ a$ gd}qÖ
°
h
„Pì dð
¤
+
`„PìgdE2'
$
„Ð
dð
dð
& ,D
¤
gdE2'
/„
`„Ð gdj@×
-Ï
^Ï
¥Ï
ÅÏ
ÏÏ
ÔÏ
ßÏ
ýÏ
Ð
Ð
Ð _Ð yÐ •Ð ¨Ð ©Ð ®Ð ´Ð ôÐ
Ñ 7Ñ ïàÏï¾­àÏœ‹zÏiXiÏGÏà7
h}M– hk(‘ 6 •OJ QJ mH! sH!
h}M– hj@× @ˆÿÿOJ QJ mH! sH!
h}M– hj@× @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M– hk(‘ @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
hk(‘ @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M– hk(‘ @ˆ
OJ QJ mH! sH!
h}M–
hk(‘ @ˆ
OJ QJ mH! sH!
h}M– hk(‘ @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
hk(‘ @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M– hk(‘ @ˆÿÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
hk(‘ OJ QJ mH! sH!
h}M–
hk(‘ @ˆýÿOJ QJ mH! sH! 7Ñ 9Ñ :Ñ oÑ |Ñ ‘Ñ ±Ñ ÀÑ ÇÑ ÈÑ ÏÑ
Ò #Ò [Ò dÒ nÒ {Ò ŒÒ •Ò ™Ò ÝÒ ñâÑÀѯѝѝÑâÑŠwdwQŠ>
$ h}M– hk(‘ @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hk(‘ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hk(‘ @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hk(‘ @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hk(‘ @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! # h}M– hk(‘ 6 @ˆÿÿOJ QJ mH! sH!
h}M– hj@× @ˆÿÿOJ QJ mH! sH!
h}M– hk(‘ @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
hk(‘ @ˆÿÿOJ QJ mH! sH!
h}M– hk(‘ OJ QJ mH! sH!
h}M–
hj@× OJ QJ mH! sH! ÝÒ
Ó Ó 6Ó HÓ UÓ `Ó £Ó «Ó ¬Ó ìÓ ŽÔ ›Ô ¥Ô »Ô ûÔ
Õ
Õ
Õ .Õ íÚÇÚ´¡´ŽƒxmbmUH=2xU
h}M– hyD³ OJ QJ
h}M–
h° „ OJ QJ
h}M– hk(‘ @ˆ OJ QJ
h}M–
hk(‘ @ˆþÿOJ QJ
h}M– h 4« OJ QJ
h}M– h}qÖ OJ QJ
h}M–
hk(‘ OJ QJ
h}M– hj@× OJ QJ
$ h}M– hk(‘ @ˆ
OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hk(‘ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hk(‘ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hk(‘ @ˆ
OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hk(‘ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hk(‘ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! .Õ CÕ ”Õ áÕ }Ö ÃÖ
× !× "× Y× ¦
× ¯× ·× å× *Ø wØ ¼Ø ÈØ ÎØ ÖØ áØ óæÙÌ¿²¥˜¥Ì‹~‹qÌ¥^K8K
$
h}M– hk(‘ @ˆúÿCJ OJ QJ ^J aJ
$ h}M–
hk(‘ @ˆùÿCJ OJ QJ ^J aJ
$ h}M–
hk(‘ @ˆõÿCJ OJ QJ ^J aJ
h}M– hk(‘ @ˆ OJ QJ
h}M–
h° „ @ˆ OJ QJ
h}M– hk(‘ @ˆ OJ QJ
h}M–
h° „ @ˆýÿOJ QJ
h}M– hk(‘ @ˆýÿOJ QJ
h}M–
hk(‘ @ˆñÿOJ QJ
h}M– hk(‘ @ˆ OJ QJ
h}M–
hk(‘ @ˆþÿOJ QJ
h}M– hk(‘ @ˆ OJ QJ
h}M–
hk(‘ @ˆðÿOJ QJ
h}M–
hk(‘ @ˆÿÿOJ QJ
áØ ÿØ ,Ù 4Ù 8Ù >Ù RÙ XÙ ^Ù jÙ ŽÙ ÀÚ ÜÚ 1
Û AÛ õÛ
Ü
Ü íÚÇ´¡´ÇŽ{jYHY6Y6Y
# h}M–
h• ¬ 6 •OJ QJ ^J mH! sH!
h}M– h 4« OJ QJ ^J mH! sH!
h}M–
h• ¬ OJ QJ ^J mH! sH!
h}M– hk(‘ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hk(‘ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hk(‘ @ˆùÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hk(‘ @ˆûÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hk(‘ @ˆøÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hk(‘ @ˆ÷ÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hk(‘ @ˆ÷ÿCJ OJ QJ ^J aJ
$ h}M–
hk(‘ @ˆýÿCJ OJ QJ ^J aJ
Ü
Ü ÆÜ ÏÜ ÐÜ ÓÜ âÜ .Þ @Þ
ß
á
ß
à
@à
Aà
sà
tà
•à
Žà
—à
˜à
©à
ªà
Éà
Êà
æà
çà
á
á
á "á #á 7á <á Wá Xá Yá [á `á ‰á ïÞ̺ÌïÞÌïÌï©Þï˜ï˜ï˜ï˜ï
˜ï˜ï˜ï˜ï˜ï˜ï˜ï‡xi
h}M– hßY£ CJ OJ QJ aJ
h}M–
h 3' CJ OJ QJ aJ
h}M– hm O OJ QJ ^J mH! sH!
h}M–
h 4« OJ QJ ^J mH! sH!
h}M– hË o OJ QJ ^J mH! sH! # h}M–
h 4« 6 •OJ QJ ^J mH! sH! # h}M– hùVá 6 •OJ QJ ^J mH! sH!
h}M–
h• ¬ OJ QJ ^J mH! sH!
h}M– hùVá OJ QJ ^J mH! sH! 'âÝ .Þ
ß
á
Ìß
á
Aà
$á
£
uà
=á
•à
Yá
£
—
™à
Zá
£
«à
[á
èà
Ò
£
£
—
Ëà
ä
Ò
£
£
»
£
£
£
£
„ˆ dð
&
F
Æ ì „
]„ˆ gdm O
„ˆ
„|û dð
]„ˆ `„|ûgdË o
$
„Y
&
F
„
„Ð
dð
]„Y ^„
`„Ð a$ gd 4«
$
„V
&
F
dð
]„V a$ gdùVá
$
Æ
ì
„V „ì dð
]„V ^„ì a$ gdùVá
ø æø aü bü ú
æ
Ô
ú
‘
‘
[á
$
$
´
„Üö ¤
¤
„Ð `„Ð a$ gd?j
Ãä
æ
ú
2
&
F
Æ
‰á
6æ
ãë
ëò
Éõ
È
$
„h
[$ \$ `„Üöa$ gd\.G
¤
Êõ
òõ
Ô
¤
Óø
Ô
¿
[$ \$ ^„h a$ gd\.G
„Ð `„Ð gd\.G
Ô
¤
2
$
„Ø „Ð dð
¤ ]„Ø `„Ð gdm O
3
Æ
„
„
dð
^„ `„ gdm O
gdHu®
‰á ™á £á ³á ¼á Áá Êá Ïá Úá àá çá ëá ñá â 6â Aâ Lâ Pâ [â ïÜɶ£•}Ü}j£É•}WD1W
$ h}M–
h. ’ @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆ÷ÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆúÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆûÿOJ QJ ^J mH! sH!
h}M–
h. ’ OJ QJ ^J mH! sH! [â iâ ¬â çâ ïâ 7ã “ã ¿ã ýã >ä Jä \
ä dä kä rä íÚÇ´¡´Ž{h´UÇB1
h}M–
h. ’ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆùÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆúÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆðÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ
OJ QJ ^J mH! sH!
rä wä ‰ä “ä ™ä ¦ä ªä ¶ä Ää þä
å Få ‹å —
å íÚɶ£•}£jWÉD1
$ h}M–
h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆûÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆùÿOJ QJ ^J mH! sH!
h}M– h. ’ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH!
—å ˜å ™å ±å Âå ýå þå ÿå
æ
æ 3æ 6æ @æ ðß˸¥–
…q`L9(
h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! ' h}M–
h. ’ 6 @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! ! h?j 6 @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! ' h}M
–
h. ’ 6 @ˆôÿOJ QJ ^J mH! sH! ! h?j 6 @ˆôÿOJ QJ ^J mH! sH!
h?j
H* OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆûÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! ' h}M–
h. ’ 6 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! ! h?j 6 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! - h?j
@ˆ OJ QJ ^J mH! sH!
@æ Hæ Uæ bæ jæ sæ …æ •æ —
æ •æ ¡æ ¬æ ±æ ½æ Ëæ Öæ ææ éæ
ç @ç ^ç sç ‡ç ¢ç ]è ñàñàÏà
Ïñ¾­àñ­à­œ‹ñÏ­xeR? $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH!
h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M– h. ’ @ˆÿÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
h. ’ @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M– h. ’ @ˆüÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
h. ’ @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
h. ’ OJ QJ mH! sH! ]è gè iè xè ¤è ¦è ¨è Áè Éè
é Fé Šé Ð
é íÚíÇ´£•}jWD1
$ h}M–
h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ
OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ
OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH!
h}M– h. ’ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hm O @ˆòÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆòÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hm O @ˆðÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆðÿOJ QJ ^J mH! sH!
Ðé
ëé
h.
h.
h.
h.
h.
h.
hm
h.
’
’
’
’
’
’
O
’
ê
ê ]ê Ÿê §ê Ãê Èê ñê 2ë 3ë >ë íÚÇ´¡•zdN;(;
$ h}M– hm O @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
@ˆ OJ QJ ^J mH! sH! * h}M–
6 @ˆ OJ QJ ] •^J mH! sH! * h}M–
6 @ˆÿÿOJ QJ ] •^J mH! sH! * h}M–
6 @ˆùÿOJ QJ ] •^J mH! sH!
h}M–
OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆðÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
@ˆñÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
@ˆñÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
@ˆïÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH!
>ë
‚ë ƒë Ñë áë âë ãë äë íë òë
ì 2ì Zì [ì iì °ì ¸ì íÚÇ´¡´’•p_N_=N_,
h}M–
h. ’ @ˆûÿOJ QJ mH! sH!
h}M– hm O @ˆÿÿOJ QJ mH! sH!
h. ’ @ˆýÿOJ QJ mH! sH!
h}M– h. ’ @ˆÿÿOJ QJ mH! sH!
h. ’ @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M– h. ’ @ˆüÿOJ QJ mH! sH!
hm O OJ QJ mH! sH! $ h}M– hm O @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $
h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hm O @ˆòÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆòÿOJ QJ ^J mH! sH! ¸ì ¾ì Æì Îì Üì èì ðì ñì
í ‰í Ší –í ¹í Áí
î
î
î
î
h}M–
h}M–
h}M–
h}M–
ùì
9í
€
î
î ?î ’î Ûî âî æî ïÞ;­œï‹ïÍziz¾­¾Z¾Z¾ÍIÍÞz¾
h}M–
hm O @ˆÿÿOJ QJ mH! sH!
h}M– hm O OJ QJ mH! sH!
h}M–
hm O @ˆþÿOJ QJ mH! sH!
h}M– h. ’ @ˆþÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
hm O @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M– h. ’ @ˆüÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
h. ’ @ˆýÿOJ QJ mH! sH!
h}M– h. ’ OJ QJ mH! sH!
h}M–
h. ’ @ˆÿÿOJ QJ mH! sH!
h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
h. ’ @ˆ OJ QJ mH! sH! æî *ï oï ¢ï ¤ï ®ï ¶ï üï Að eð ¾ð
ñ Bñ añ cñ ƒñ ãñ äñ åñ
ò Yò £ò ïàϾϾϭœ‹zÏ‹à‹iZàIà8
h}M–
h. ’ @ˆöÿOJ QJ mH! sH!
h}M– h. ’ @ˆýÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
hm O OJ QJ mH! sH!
h}M– hm O @ˆþÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
h. ’ @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M– h. ’ @ˆþÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
h. ’ @ˆ
OJ QJ mH! sH!
h}M– h. ’ @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
hm O @ˆÿÿOJ QJ mH! sH!
h}M– h. ’ @ˆÿÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
h. ’ OJ QJ mH! sH!
h}M–
h. ’ @ˆòÿOJ QJ mH! sH! £ò ½ò ¿ò éò ÷ò 7ó ~ó Šó –
ó ¹ó Áó Õó ïó üó
ô
ô
ô $ô &ô Kô ïàϾ«˜«‡t«ataNa;a;a
$ h}M– hm O @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH!
h}M– h. ’ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆóÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH!
h}M– hm O @ˆüÿOJ QJ mH! sH!
h}M– h. ’ @ˆüÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
h. ’ OJ QJ mH! sH!
h}M–
h. ’ @ˆýÿOJ QJ mH! sH! Kô Lô •ô “ô ›ô ¤ô ¨ô ®ô ºô ¿ô Ïô Ô
ô
õ Wõ ]õ dõ jõ mõ íÚÇ´¡Ž{¡hÚUÚBU/{h
$ h}M–
h. ’ @ˆúÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆ÷ÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hªP• @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hªP• @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! mõ nõ oõ uõ }õ ƒõ ˆõ Œõ –
õ Èõ Éõ Êõ òõ è÷ -ø †ø íÚÇ´¡•¡}l•]NC8)
h}M– h—
y¼ OJ QJ mH sH
h}M– h\.G OJ QJ
h}M– h—y¼ OJ QJ
h}M–
hHu® CJ OJ QJ aJ
h}M– h. ’ CJ OJ QJ aJ
h}M–
hªP• OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH!
h}M–
h. ’ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h. ’ @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆûÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h. ’ @ˆ÷ÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hªP• @ˆ÷ÿOJ QJ ^J mH! sH! †ø ¦ø Óø Ôø ×ø æø )ú sú |ú Tû —
û ²û Áû ãû çû éû
ü
ü aü bü …ü áü ·ý Kþ Nþ wþ xþ …þ Ïþ Ðþ çþ .ÿ xÿ •ÿ Z
f
‚
ƒ
œ
ñâñÖÊâºâºâºâº-ºâºâñÊ¢–¢‹¢€Ê¢€Ê¢–¢–¢–tÊe
h}M–
h—y¼ CJ OJ QJ aJ
h}M– h\.G 6 •OJ QJ
h}M–
h\.G OJ QJ
h}M– h2 G OJ QJ
h}M– h—y¼ 6 •OJ QJ
h}M– h—
y¼ OJ QJ
hÃiÝ 6 •OJ QJ mH sH
h}M– h—
y¼ 6 •OJ QJ mH sH
h}M– h—y¼ 5 •OJ QJ
h}M–
h\.G 5 •OJ QJ
h}M– h—y¼ OJ QJ mH sH
h}M–
h\.G OJ
:
p
ä
Ñ
QJ
•
mH
§
Ñ
sH
Î
'bü
¬
$
$
„h
t
‹
Æ
Ñ
Ó
-
h
9
xþ
…þ
Ïþ
Ðþ
çþ
ä
‚
ƒ
œ
Ñ
Ñ
º
Ñ
º
„Üö ¤
n
o
¤
p
2
$
„h
¤
¤
º
º
º
[$ \$ `„Üöa$ gd\.G
Ž
•
¥
¦
Ì
[$ \$ ^„h a$ gd\.G
Í
a
Î
Ï
•
•
Ï
Ñ
Å
Å
¤ð ^„h a$ gd\.G
a$ gd\.G
$ „h ^„h a$ gd\.G
$
8
wþ
Ñ
º
2
6
&
F
6
&
F
Æ
…ü
:
Ñ
2
$
ñ
O
P
€
•
«
¬
Ð
Ñ
Ò
ïàͺͺͺÍà«à«à«à
h2 G CJ OJ QJ
hÀ7Ö CJ OJ QJ
y¼ CJ OJ QJ aJ
y¼ OJ QJ
h}M–
sH
$ h}M– h—y¼ CJ
sH
h}M– h—y¼ CJ
;
s
t
-
• àïà‚o‚\‚à«à«à«à«à$ h}M–
aJ mH sH
$ h}M–
aJ mH sH
$ h}M– h—
mH sH
h}M– h2 G OJ QJ
hÀ7Ö CJ OJ QJ aJ
$ h}M–
OJ
QJ
aJ
OJ
QJ
aJ
h}M– h—
hÀ7Ö CJ OJ
QJ
mH
h}M–
h—y¼ 6 •CJ
OJ
QJ
aJ
$:
aJ
mH
Q
‚
-
Ò
^
_
ý
þ
³
Ò
ø
(
D
]
Ð
ç
w
ó
ç
¸
-
a$
$
$
$
gd\.G
„h ^„h a$ gd2 G
„h ^„h a$ gd\.G
„Ð ^„Ð a$ gd—y¼
Ò
Ä
-
-
a$ gd\.G
$ „Ð ^„Ð a$ gd—y¼
$ „h ^„h a$ gd\.G
$
Û
Ð
ç
-
$
&
F
6
6
6
&
F
6
6
6
ó
Ð
-
Ð
¸
-
Ø
_
k
|
‡
ë
ù
ÿ
(
1
‹
‘
’
¢
¨
æ
ý
'
}
-
O
_
e
s
¢
¤
«
³
Ð
Ñ
ö
÷
&
'
B
C
[
\
u
v
ñâÓâÃâÓ³ÃâÃâóÃÓâÃâÃâÓâÃâ • • • ‚w‚w‚w
‚w‚w‚w‚w
h}M– hÀ7Ö OJ QJ
h}M– h—y¼ OJ QJ
$ h}M–
h2 G CJ OJ QJ aJ mH sH
$ h}M– h—y¼ CJ OJ QJ aJ mH sH
h}M– hÀ7Ö 6 •CJ OJ QJ aJ
h}M– h—y¼ 6 •CJ OJ QJ aJ
h}M–
hÀ7Ö CJ OJ QJ aJ
h}M– h—y¼ CJ OJ QJ aJ
h}M–
h2 G CJ OJ QJ aJ .v
‘
’
·
Æ
Ð
!
+
L
M
ˆ
›
ë
õ
ª
H
„
…
†
‡
‹
Œ
Â
Ï
õêõÞõÞõÞõÞõÞõÒ
õÞõÞõÀ®ŸŒyfU
h}M–
h6,ó OJ QJ aJ mH! sH! % h}M– hßY£ B* CJ OJ QJ aJ ph
% h}M–
hWZ
B* CJ OJ QJ aJ ph
% h}M– hHu® B* CJ OJ QJ aJ ph
h}M–
hJ#é CJ OJ QJ aJ
# h}M– h =N 5 •OJ QJ ^J mH sH # h}M– h—
y¼ 5 •OJ QJ ^J mH sH
h}M– h—y¼ 5 •OJ QJ
h}M– h—
y¼ 6 •OJ QJ
h}M– hÀ7Ö OJ QJ
h}M– h—
y¼ OJ QJ
w
“
ˆ
›
„
…
†
‡
Â
ú! y# æ& ž* V. "0
2 É4 ô
æ
Ó
Ó
È
Ã
¾
µ
µ
ª
µ
š
Ž
Ž
Ž
Æ
*
2
&
F
$ „Ð `„Ð a$ gd6,ó
$
à À! „ì `„ì a$ gd6,ó
„Ð ¤x `„Ð gd$
* „Ð `„Ð gd6,ó
$ dh
a$ gd—y¼
2 $ „h ¤
¤
$ „h ¤ð ^„h a$ gd\.G
$
gd6,ó
gdHu®
[$ \$ ^„h a$ gd\.G
a$ gd\.G
Ï
Ñ
Ý
Þ
Á
Ó
?
M
¨
¯
N- S- “ §y# €# [$ `$ w% }% æ& ï& ~( •( Î( Ï( ã( ä(
* * ž* •, ïÝï̺̺̺̺̺̺̺̺̩̗̃pƒÌ\ÌQ
h}M–
h6,ó OJ QJ
& h}M– h6,ó 6 •OJ QJ ] •aJ mH! sH! $ h}M–
h6,ó 0J7 OJ QJ aJ mH! sH! ' h}M–
h6,ó 0J7 6 •OJ QJ aJ mH! sH! # h}M– h6,ó 5 •OJ QJ aJ mH! sH!
h}M– h =N OJ QJ aJ mH! sH! # h}M– h6,ó 6 •OJ QJ aJ mH! sH!
h}M– h6,ó OJ QJ aJ mH! sH! # h}M– h‹-„ 6 •OJ QJ aJ mH! sH!
h}M– h‹-„ OJ QJ aJ mH! sH! •, —, Ø, Ý, ž. ¦. _0 v0
2
2 Á3 Ð3 ±5 Â5 È5 ×5
‘
È
7
?
O7 `7 ;8 r9 ˆ9 Q= d= ø=
> u> ˆ> /? B? –
¯? ,A yA ÃA ÄA ÅA ;B -B ®B ¯B ÿB OC PC QC †C °C ±C ²C
òC 5D 6D 7D “D õD öD ÷D 6E 7E bE ÙE ÚE ÛE >F cG •G ÉG
óèóèÚèÚèÚèÚèóèóèͽÍè²èóèóèóèóèóèóè§èóè§èóè§èóè§èóè§èóè§èóèóè§èóèóè h}M–
h}M– OJ QJ
h}M– h$
OJ QJ
- h}M–
h6,ó 6 •OJ QJ ] •^J
h}M– h6,ó OJ QJ ^J
h}M–
h6,ó 6 •OJ QJ ] •
h}M– h6,ó OJ QJ
h}M–
h6,ó 6 •OJ QJ
BÉ4 r9 Q= ø= u> /? –
? `@ ,A ÅA ¯B QC ²C 7D ÷D ÛE ½F fJ &M 'M 4M ó
ó
Þ
Þ
Þ
Þ
Þ
ó
Ä
Ä
Ä
Ä
Ä
Ä
Ä
Ä
ó
ó
¿
¿
gdHu
®
$
&
F
Æ h Ð
„Ê „›þ^„Ê `„›þa$ gd6,ó m$
$
&
F
„Ê „›þ^„Ê `„›þa$ gd6,ó m$
$ „Ð `„Ð a$ gd6,ó
ÉG æG çG ýG žH xI |K ŒK þK
L {L •L &M 4M ¯M ÂM
N ON —N óN
O
O
O O .O BO €O †O óèóèÚèóèóèóèËÀ³¦™À³‹³‹³|m`Q
M– hOJ
@ˆ÷ÿOJ QJ ^J
h}M– hOJ
OJ QJ ^J
h}M– hOJ
@ˆÿÿOJ QJ ^J
h}M– hOJ
@ˆþÿOJ QJ ^J
h}M– hOJ
6 @ˆþÿOJ QJ
h}M– hOJ
@ˆ OJ QJ
h}M– hOJ
@ˆ OJ QJ
h}M– hOJ
@ˆþÿOJ QJ
h}M– hOJ
OJ QJ
h}M– hÍWô CJ OJ QJ aJ
h}M–
h6,ó 6 •OJ QJ ] •
h}M– h6,ó OJ QJ
h}M–
h6,ó 6 •OJ QJ
†O ‹O •O ˜O
O ¥O ®O µO »O ÝO
P ¬P µP ÁP ÓP ÛP ýP þP ÿP LQ ñâÓĵ⦗Ä∗
Ó¦yˆâˆl_RG
h}M– h~ ² OJ QJ
h~ ² OJ QJ ^J
h}M– h•
h}
úO
<P
h}M–
MP
š
Ù OJ QJ
OJ QJ
@ˆ OJ
@ˆþÿOJ
@ˆ OJ
@ˆüÿOJ
@ˆúÿOJ
@ˆýÿOJ
@ˆ OJ
@ˆÿÿOJ
@ˆùÿOJ
Å
^J
^J
QJ
QJ
QJ
QJ
QJ
QJ
QJ
QJ
QJ
Ü
h}M– hOJ
h}M– hOJ
^J
h}M– hOJ
^J
h}M– hOJ
^J
h}M– hOJ
^J
h}M– hOJ
^J
h}M– hOJ
^J
h}M– hOJ
^J
h}M– hOJ
^J
h}M– hOJ
^J
4M ýP þP óS
Å
Š
Å
ôS =Y
µ
>Y
ž\
Ÿ\
œ
Å
$
„h
]_
£`
¤`
’
¯`
ì
z
Š
„˜þ^„h `„˜þa$ gd
˜
&
F
Æ
$ a$ gdOJ
dð
¤ gdlP3
P
„
„äý dð
¤
^„
`„äýgd
˜
&
F
Æ
$
P
„
„h
„äý^„
„˜þ^„h `„˜þa$ gd~ ²
`„äýa$ gd
$
˜
$
„h
$
&
F
Æ
P
„h ^„h a$ gd
„˜þ^„h `„˜þa$ gdOJ
˜
LQ }Q
R FR
¬ÙÊŽp_N=,
ŽR
R ÖR
S dS
h}M– hlP3 @ˆÿÿOJ
®S
QJ
óS ôS “T ÓT ÞT âT íT
mH! sH!
h}M– hlP3 @ˆ
óèÙÊ»
OJ QJ mH! sH!
h}M– hlP3 @ˆýÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
hlP3 @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M– hlP3 OJ QJ mH! sH!
h}M–
h~ ² @ˆõÿOJ QJ ^J
h}M– h~ ² @ˆïÿOJ QJ ^J
h}M– h~ ² @ˆ
OJ QJ ^J
h}M– h~ ² @ˆ OJ QJ ^J
h}M–
h~ ² @ˆýÿOJ QJ ^J
h}M– h~ ² @ˆ OJ QJ ^J
h}M–
h~ ² @ˆ OJ QJ ^J
h}M– h~ ² OJ QJ
h}M–
h~ ² @ˆüÿOJ QJ
íT ÷T ûT +U 0U qU |U ÔU üU
V "V ^V µV ÷
V ?W ‰W ïÞϾ­œÏ­‹xeR?R.
h}M–
hlP3 OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hlP3 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hlP3 @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hlP3 @ˆ
OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hlP3 @ˆôÿOJ QJ ^J mH! sH!
h}M–
hlP3 @ˆóÿOJ QJ mH! sH!
h}M– hlP3 @ˆýÿOJ QJ mH! sH!
h}M–
hlP3 @ˆÿÿOJ QJ mH! sH!
h}M– hlP3 @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
hlP3 OJ QJ mH! sH!
h}M– hlP3 @ˆ OJ QJ mH! sH!
h}M–
hlP3 @ˆþÿOJ QJ mH! sH! ‰W ¶W ¹W ÙW !X hX ¦X ìX 3Y <Y =Y >
Y €Y ¬Y òY ýY íÜ˸˥˒•l]PE8+
h}M– h
˜ @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
˜ @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
˜ OJ
QJ
h}M–
h
˜ @ˆøÿOJ QJ
h}M– hlP3 @ˆñÿOJ QJ ^J
$ h}M– hOJ
@ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hlP3 @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hlP3 @ˆôÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
hlP3 @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hlP3 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH!
h}M– hlP3 OJ QJ ^J mH! sH!
h}M– hlP3 OJ QJ ^J mH! sH! # h}M–
hlP3 OJ QJ ] •^J mH! sH!
ýY "Z &Z /Z 9Z JZ NZ [Z fZ –
Z ªZ ºZ ×Z
[ G[ •[ ª[ ·[ ¼[ óæÙÌ¿Ù²¥Ùó˜‰zk\˜M>
h}M– h
˜ @ˆùÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
˜ @ˆüÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
˜ @ˆ
OJ QJ
^J
h}M–
h
˜ @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
˜ @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
˜ @ˆþÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
˜ OJ
QJ
^J
h}M–
h
˜ @ˆúÿOJ
QJ
h}M–
h
˜ @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
˜ @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
˜ @ˆõÿOJ
QJ
h}M–
h
˜ @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
˜ @ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
˜ @ˆ OJ
\ ^\ •\
h}M– h
QJ
ž\
¼[ Â[ Í[ Ñ[
\
\ Ÿ\ È\ Ñ\ Ü\ ç\ ë\ ö\
ñâÓĵ¨™Š{l]N?0Š?
˜ @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
˜ @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
˜ @ˆüÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
˜ @ˆ÷ÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
˜ CJ OJ QJ aJ
@ˆþÿOJ QJ ^J
h}M– hOJ
h}M– h
˜ @ˆþÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
˜ @ˆõÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
˜ OJ
QJ
^J
h}M–
h
˜ @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
˜ @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
˜ @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
˜ @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
˜ @ˆ OJ QJ
_
_
_ $_ ._
ˆÄyÓj]N?]j
^J
4_
ö\
]
G]
‚]
Š]
Ò]
.^
Z^
˜^
ñâÓĵĦ—
h}M–
h
Ù^
å^
÷^
ÿ^
˜ @ˆüÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
˜ @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
˜ OJ
QJ
^J
h}M–
h
˜ @ˆùÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
˜ @ˆúÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
˜ @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
˜ @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
˜ @ˆÿÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
˜ @ˆðÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
˜ @ˆþÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
˜ @ˆýÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
˜ @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
˜ @ˆ
OJ QJ
^J
4_
A_
E_
Q_
]_
¢`
£`
¤`
¯`
»`
Ü`
a
a
‰a
ºa
:b
;b
‚b
Çb
øb
c
c
†c
OJ
ˆc
QJ
ñâÓñÈñ¹ªŸ”Ÿ”Ÿ‡Ÿ|Ÿm^O@^O
^J
h}M– h¾]K @ˆ
OJ
QJ
h}M–
^J
hz9B @ˆ
h}M– h
I
@ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
I
@ˆÿÿOJ QJ ^J
h}M– hz9B OJ QJ
h¾]K OJ QJ
h}M– h› ² OJ QJ
hÍWô CJ OJ QJ aJ
h}M– h
h}M–
h}M–
h› ² @ˆüÿOJ
QJ
h}M–
˜ CJ
OJ
QJ
aJ
h}M–
h
˜ OJ
QJ
h}M–
h
˜ @ˆÿÿOJ
QJ
^J
h}M–
h
˜ @ˆ
OJ
QJ
^J
h}M–
h
˜ @ˆûÿOJ
QJ
^J
¯`
;a
:b
;b
c
c
ã
qe
re
ãf äf
ë
ã
õf
öf
„
„h
dð
m
Ê
Ê
3
„
æj
m
m
ë
Ê
´
Æ
&
F
Æ
åj
ã
ë
ë
ã
Ï
´
Ê
dð
^„
`„
gdz9B
3
P
h
&
F
Æ
^„h gd =N
gdHu®
$
$ a$ gdz9B
$
P
h
&
F
Æ
„h ^„h a$ gdC
P
h
pe
„h ^„h a$ gd¾]K
qe re se ´e
h}M– h
ˆc Ïc
d
d -d )d 3d 7d gd
Lf âf ãf õèÛÎÁ´§õÁÛõÁš€sf[N?
sd
~d
Öd
þd
I
CJ OJ QJ aJ
hC
@ˆøÿOJ QJ
hz9B @ˆóÿOJ QJ
h}M– hC
OJ QJ ^J
h}M– hC
@ˆóÿOJ QJ
h}M– h› ² @ˆóÿOJ QJ
h}M– hC
h}M–
h}M– h
OJ
QJ
h}M–
I
@ˆóÿOJ
QJ
h}M–
h
I
@ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
I
@ˆþÿOJ
QJ
h}M–
h
I
@ˆÿÿOJ
QJ
h}M–
h
I
@ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
I
@ˆýÿOJ
QJ
h}M–
h
I
@ˆ
OJ
QJ
h}M–
h
I
g
OJ QJ
ãf äf õf öf ÷f (g 3g >g Bg Mg [g žg Ùg ág ñâÓÀ­š‡ta‡N;(a
$ h}M–
h =N @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h =N @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h =N @ˆ
OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– h =N @ˆþÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h =N @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h =N @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h =N @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h =N @ˆ÷ÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h =N CJ OJ QJ aJ mH! sH!
h}M– h =N CJ OJ QJ aJ
h}M–
hÍWô CJ OJ QJ aJ
h}M– hz9B CJ OJ QJ aJ
ág
h
)h
h
h
h
h
h
h
h
h
=N
=N
=N
=N
=N
=N
=N
=N
…h
±h
@ˆ OJ
@ˆùÿOJ
@ˆýÿOJ
@ˆúÿOJ
@ˆ OJ
@ˆ OJ
@ˆÿÿOJ
@ˆþÿOJ
ïh
QJ
QJ
QJ
QJ
QJ
QJ
QJ
QJ
0i
^J
^J
^J
^J
^J
^J
^J
^J
<i
$
mH!
mH!
mH!
mH!
mH!
mH!
mH!
mH!
Ni
h}M–
sH!
sH!
sH!
sH!
sH!
sH!
sH!
sH!
Vi ]i di ii {i …i ‹i íÚÇ´¡ÚŽ{hWD1W
h =N @ˆüÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h}M– h =N OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
$ h}M–
$ h}M–
$ h}M–
$ h}M–
$ h}M–
$ h}M–
$ h}M– h =N @ˆðÿOJ QJ ^J mH! sH!
‹i ˜i œi ¨i
j 1j Wj ‚j ƒj …j —
j ºj äj åj æj ñj íÚÇí³ íŽ}iUB /B
$ h}M–
hz9B @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h =N @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! ' h}M–
h =N 6 @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! ' h}M–
h =N 6 @ˆôÿOJ QJ ^J mH! sH!
h}M–
h =N OJ QJ ^J mH! sH! # h}M– h =N H* OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h =N @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! ' h}M–
h =N 6 @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h =N @ˆÿÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h =N @ˆ OJ QJ ^J mH! sH! $ h}M–
h =N @ˆûÿOJ QJ ^J mH! sH! ñj ÷j ùj ßk äk ?l \l bl tl äl ó
l õl
m
m
m
m
m
m 4m 5m 6m 8m 9m ;m <m >m ?m Am Dm
Em Km Lm Mm Om Pm Vm Wm íÚÏÄϸϸϸϸϸϩš„|x|x|x|xtjdjdtjdj
h?j 0J
hEy OJ
j
QJ
h?j
h}M–
0J
h
U
h?j
h«Fë
j
h«Fë U
h}M–
Yø OJ QJ
h}M– hz9B CJ OJ QJ aJ
h}M–
h =N CJ OJ QJ aJ
h}M– h =N 6 •OJ QJ
h}M– hÊ.
OJ QJ
h}M– h =N OJ QJ
$ h}M–
h =N @ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ h}M– hÊ.
@ˆýÿOJ QJ ^J mH! sH! $ m
m -m m
m !m "m #m $m %m &m 'm (m )m *m +m ,m m .m /m 0m 1m 2m 3m 4m î
Ý
î
Ý
î
Ý
î
Ý
î
Ý
î
Ý
î
Ý
î
Ý
î
Ý
î
Ý
î
Ý
î
Ý
$ „
„î) „ž &•+DÞ a$ gdÕ^
$ „à „î) „n &•+Dç a$ gdÕ
^
4m 5m 7m 8m :m ;m =m >m @m Am Cm Dm Mm Nm Om [m \m
]m ^m _m ó
ñ
ñ
ñ
ñ
ñ
ñ
ñ
ñ
è
ñ
Ü
Ó
ñ
Ü
É
ñ
ñ
ó
„h H$ ]„h gd}p
„h ]„h gd}p
„øÿ „
&`#$ gd¥sÇ
Æ
Ù
$ „h ^„h a$ gdz9B
$
Wm
$
Ym
Zm
[m
]m
^m
h}M– hEy OJ QJ
h«Fë
h?j
h?j 0J
j
h?j 0J U
h
P 0J mH nH u
8 0 0 P :p}p °Ð/ °à=!°Ÿ
"°€ #•Ú $•O %°
°Q °
_m
ôêäàÜÑ
•Ð , 1•h °Ð/ °à=!°
"°
#•
$•
%°
°Ð
°Ð
•Ð
¦
D
ÐÉêyùºÎ Œ‚ ª K©
4
àÉêyùºÎ Œ‚ ª K©
h t t p : / / d e m o c r a t i c a l l y . i n /
† :
@
@ñÿ
@
œ
Ey
N o r m a l
L @
L
CJ
_H
aJ
mH! sH! tH
µ*Ð
H e a d i n g
D A@òÿ¡ D
5
$ @&
5 •OJ
QJ
aJ
mH
sH
D e f a u l t
P a r a g r a p h
F o n t
R i óÿ³ R
T a b l e
N o r m a l
l 4Ö
aö
( k ôÿÁ (
N o
ö
4Ö
L i s t
H þO
ò H
Yø
S t y l e
H þO
H
5
$
d
1$ 7$ 8$ a$
mH
sH
Yø
S t y l e
D þO
D
8
$
dà
1$ 7$ 8$ a$
mH
sH
Yø
S t y l e
3
„
1$ 7$ 8$ ^„
mH
sH
L þO
" L
Yø
S t y l e
L þO 2 L
7
$
dh
¤ø 1$ 7$ 8$ a$
mH sH
Yø
S t y l e
T þO B T
2
$
d
¤
1$ 7$ 8$ a$
mH sH
Yø
Æ
d
S t y l e
1
#
$
dh
¤Ô 1$ 7$ 8$ a$
mH sH
4 @
R 4
Yø
Æ
H e a d e r
à À!
4
@
b 4
8
Yø
Æ
F o o t e r
à À!
. )@¢ q .
}p
P a g e
N u m b e r
^ þO
‚ ^
ùi1
`„àþa$
S t y l e
mH
sH
1 3
+
$
L þO ’ L
„
„àþ dh
¤° 1$ 7$ 8$ ^„
ùi1
T þO
S t y l e
¢ T
1 5
„D
dh
1$ 7$ 8$ ^„D
mH
sH
ùi1
S t y l e
1 6
„˜þ døþ 1$ 7$ 8$ ^„Ð
`„˜þ
mH
sH
^ þO ² ^
!
„Ð
ùi1
S t y l e
2 2
+
$
„Ð
„
dh
¤¤ 1$ 7$ 8$ ]„Ð ^„
a$
mH
sH
h þO
 h
,D
ùi1
S t y l e
2 4
/„0 1$ 7$ 8$ ^„@ `„• a$
5
$
mH
$
sH
„@ „• d|ü
X þO Ò X
&
ùi1
S t y l e
2 0
%
„@
„ø
dh
¤° 1$ 7$ 8$ ]„@ ^„ø
mH
sH
^ þO
â ^
ùi1
S t y l e
3 6
+ -
$
„•
„ø
d
¤ü 1$ 7$ 8$ ]„• ^„ø a$
mH
sH
\ þO
ò \
ùi1
S t y l e
2 1
)
„@
„
„H
dh
1$ 7$ 8$ ]„@ ^„
`„H
mH
sH
f þO
f
ùi1
S t y l e
5 2
3
$
„Ð
„ˆ
„àþ d
¤Ì 1$ 7$ 8$ ]„Ð ^„ˆ `„àþa$
mH
sH
b þO
b
ùi1
S t y l e
5 4
/ !
$
„h
„Ð
„àþ dh
1$ 7$ 8$ ]„h ^„Ð `„àþa$
mH
sH
X þO
" X
ùi1
S t y l e
5 5
% "
„ˆ
„h
d
¤| 1$ 7$ 8$ ]„ˆ ^„h
mH
sH
^ þO
2 ^
ùi1
S t y l e
3 5
+ #
$
„Ø
„
dh
¤ˆ 1$ 7$ 8$ ]„Ø ^„
a$
mH
sH
^ þO
B ^
ùi1
S t y l e
2 6
+ $
$
„ð
„Ð
d
¤Ô 1$ 7$ 8$ ]„ð ^„Ð a$
mH
sH
X þO
R X
ùi1
S t y l e
2 5
% %
„Ø
„
d
¤
1$ 7$ 8$ ]„Ø ^„
mH
sH
T þO
b T
Æ
ùi1
D
„h dì
S t y l e
1$ 7$ 8$ ^„h
5 6
! &
mH
sH
^ þO
r ^
ùi1
S t y l e
5 7
+ '
$
„Ø
„
d˜
¤\ 1$ 7$ 8$ ]„Ø ^„
a$
mH
sH
L þO
‚ L
ùi1
H C@
S t y l e
’ H
3 9
(
„Ô
dh
1$ 7$ 8$ ^„Ô
mH
sH
µ*Ð
B o d y
T e x t
I n d e n t
)
aJ
mH
sH
H B@
¢ H
µ*Ð
Æ
B o d y
a$
T e x t
*
$
aJ
mH
sH
X þO
² X
‚z.
sH
S t y l e
5 8
V þO Â V
% +
$
$
d|ü
& ,D
/„0 1$ 7$ 8$ a$
mH
å —
Æ
„Ä
S t y l e
1 8
# ,
„˜þ1$ 7$ 8$ ^„Ä `„˜þ
mH
sH
J þO
Ò J
å —
L þO
S t y l e
â L
3 7
-
„°
¤d 1$ 7$ 8$ ^„°
mH
sH
å —
S t y l e
5 9
.
„
! d
1$ 7$ 8$ ^„
!
mH
sH
T þO
ò T
k(‘
S t y l e
4 4
! /
„Ð
„ˆ
dà
1$ 7$ 8$ ]„Ð ^„ˆ
mH
sH
` þO
`
Æ
k(‘
à
S t y l e
6 0
- 0
„@
„°
dh
¤„ 1$ 7$ 8$ ]„@ ^„°
mH
sH
2 þO
2
}qÖ
a 3
1
¤d
¤d [$ \$
tH! 2 þO
" 2
}qÖ
a 4
2
¤d
¤d [$ \$
tH! Z þO
2 Z
. ’
S t y l e
1 4
' 3 $ „° „˜þ dh
X þO B X
1$ 7$ 8$ ^„° `„˜þa$
mH
sH
. ’
S t y l e
6 3
% 4
„Ø
„Ø
d
¤
1$ 7$ 8$ ]„Ø ^„Ø
mH
sH
j þO
R j
Æ
. ’
ä!
S t y l e
6 4
7 5
$
„
„°
dh
¤Ð
¤ð 1$ 7$ 8$ ]„
^„° a$
mH
sH
D >@
b D
—y¼
QJ
aJ mH
T i t l e
sH
6
2 X@¢ q 2
$ a$
CJ
OJ
6,ó
6 •] •^J
E m p h a s i s
F þO¢ • F
6,ó
C h a r
C h a r 1
CJ
_H
aJ
mH! sH! tH
L T@
’ L
† Ä
B l o c k
T e x t
- 9
$
„Ð
2
7
„Ð 7$ 8$ ]„Ð ^„Ð a$
3
4
D
&
'
5
e
.
i
_e
ù
S
„
¯
O
ÿÿÿÿ
Ò
:„
Ó
Ô
ÿÿÿÿ
Õ
1
Ö
‘
•
#
ð
= Y ,
l
Ÿ
Ö
! 0! k! |" ‘# ó( ‡1 Z3 ¨5
6 l6
7 Õ7 69 ù; V< j>
ßC RG ÍJ ÂK
N XQ 8S 9S rS “U fW ÚZ •^
a ¬b –
d ¹g Al æs Tz “• e„ 'ˆ lˆ ¤ˆ ƈ
‰ L‰ …‰
• Y• ô• œ• 6‘ »‘ ö’
” Ä” ¬• a– e—
J˜
™ µ• „
—
£
¦ M«
¯ á± â±
² [¸ d¼ e¼ •¼ Á¾ <À £Ã âà 0Å 1Å _Å «Ë
,Ñ 1Ó õÓ ÆÔ
Õ ?Õ KÕ bÕ ‡Õ
Õ âÕ .Ö
×
Ù
Ì× AØ uØ •Ø ™Ø «Ø ËØ èØ
Ù $Ù =Ù YÙ ZÙ [Ù ‰Ù ÃÜ 6Þ ãã ëê Éí
bô …ô wö xö …ö Ïö Ðö çö ‚ú ƒú œú Ïû
ü :ü pü •ü §ü Îü
:
;
s
t
Q
‚
Ò
^
_
ý
þ
³
Ò
ø
Êí
òí
Óð
Ôð
æð
aô
(
D
]
w
“
ˆ
›
„
…
†
‡
Â
ú
y
æ- ž" V& "( ‘* É, r1 Q5 ø5
u6 /7 –
7 `8 ,9 Å9 ¯: Q; ²; 7< ÷< Û= ½> fB &E 'E 4E ýH þH óK ôK
=Q >Q žT ŸT ]W £X ¤X ¯X ;Y :Z ;Z
[
e
e
[ q] r] ã^ ä^ õ^ ö^ åb æb
e
e
e
e -e e
!e "e #e $e %e &e 'e (e )e *e +e ,e .e /e 0e 1e 2e 3e 4e 5e 7e 8e :e ;e =e >e @e Ae Ce De
Me Ne Oe [e \e ]e `e ˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
90
€
€
˜
90
€
€
˜
90
€
€
˜
90
€
€
˜
90
€
€
˜
90
€
€
˜
90
€
€
˜
90
€
€
˜
90
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
%0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
"0
€
€
˜
"0
€
€
˜
"0
€
€
˜
"0
€
€
˜
"0
€
€
˜
"0
€
€
˜
"0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
)0
€
€
˜
)0
€
€
˜
)0
€
€
˜
)0
€
€
˜
0
€
€
˜
*0
€
€
˜
*0
€
€
˜
*0
€
€
˜
*0
€
€
˜
*0
€
€
˜
*0
€
€
˜
*0
€
€
˜
*0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
#0
€
€
˜
$0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
ϥ
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
L‰
€
˜
,0
€
€
˜
,0
€
€
˜
,0
€
€
˜
0
€
€
˜
"0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
L‰
€
˜
+0
€
€
˜
20
€
€
˜
0
€
0
€
€
€
˜
˜
0
€
0
€
€
€
˜
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
€
˜
0
€
0
0
0
0
0
0
€
€
€
€
€
€
€
˜
€
€
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
€
0
0
˜
€
€
€
˜
20
€
€
€
€
€
€
€
˜
€
0
0
€
€
€
€
€
0
0
€
€
€
€
0
0
0
0
0
0
˜
€
˜
€
0
€
€
€
€
€
€
€
€
€
30
€
€
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
€
0
˜
˜
€
0
0
0
€
€
€
˜
€
˜
€
0
€
30
€
˜
˜
€
×
˜
€
20
˜
20
€
€
˜
20
€
€
×
˜
€
20
˜
20
€
€
˜
20
€
€
×
˜
€
60
60
60
60
€
20
€
˜
€
€
€
€
€
˜
€
60
60
60
€
€
€
€
˜
€
0
0
0
0
€
€
€
€
˜
€
€
˜
*0
€
0
€
€
€
€
60
€
€
€
60
€
€
€
€
20
€
˜
€
€
˜
0
0
0
0
0
0
0
0
€
€
€
€
€
€
˜
€
€
€
€
˜
30
30
€
€
€
˜
€
˜
€
0
0
˜
€
€
€
˜
€
€
€
€
˜
€
0
0
˜
€
˜
0
€
€
€
€
€
€
60
˜
€
€
60
€
€
€
€
60
*0
0
€
˜
€
€
˜
˜
˜
˜
€
€
20
€
˜
60
€
˜
60
€
60
€
˜
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
€
0
€
€
€
€
€
20
€
60
€
0
0
˜
€
€
€
˜
€
€
€
€
€
€
€
€
˜
€
0
€
0
*0
€
˜
€
€
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
€
˜
˜
˜
˜
0
€
˜
€
€
€
€
€
€
€
€
˜
˜
˜
˜
€
€
€
€
0
˜
˜
€
˜
0
€
˜
€
0
0
0
0
0
˜
€
˜
˜
€
˜
0
˜
€
€
€
0
0
0
0
0
0
€
€
˜
˜
€
€
€
€
0
˜
€
€
20
˜
€
€
€
€
˜
€
˜
€
60
˜
€
˜
€
0
0
0
20
€
€
€
0
€
€
0
€
€
˜
˜
0
0
0
0
˜
30
0
˜
€
€
˜
€
€
€
˜
60
˜
€
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
˜
€
˜
˜
˜
˜
˜
˜
€
˜
˜
˜
˜
€
˜
˜
€
0
€
€
20
€
€
€
€
€
˜
20
€
60
60
€
˜
˜
˜
˜
€
€
˜
60
˜
˜
˜
€
€
˜
0
˜
˜
˜
˜
€
€
˜
0
€
€
€
€
€
€
€
€
€
0
€
€
€
€
€
€
0
€
€
€
€
0
€
€
0
˜
0
0
0
0
20
*0
0
€
€
€
€
€
€
€
€
0
0
0
0
0
0
˜
€
20
0
0
€
˜
€
€
˜
€
€
˜
€
€
˜
˜
€
0
˜
€
€
€
€
€
0
0
0
0
˜
€
0
€
0
0
€
€
€
˜
€
˜
€
0
˜
€
@
0
€
˜
€
€
Iˆ 0 0
0
€
˜@
€
0
€
˜
• ˜@
0
€
€
˜@
0
€
€
€ ˜@
0
€
€
è •
4
˜
€
0
0
€
€
˜
€
• ˜@
0
€
€
Iˆ 0 0
€
€ ˜@
0
€
€
˜@
0
Ö
7
5
€
0
€
Iˆ 0 0
˜
€
€
˜@
€
0
0
€
Iˆ 0 0
€
˜
€
• ˜@
0
€
0
€
€
1
€ ˜@
€ ˜@
0
€
€
€
€
€ Iˆ 0 0
0
• ˜
€
0
‘
•
#
ð
= Y ,
l
Ÿ
Ö
! 0! k! |" ‘# ó( ‡1 Z3 ¨5
6 l6
7 Õ7 69 ù; V< j>
ßC RG ÍJ ÂK
N XQ 8S 9S rS “U fW ÚZ •^
a ¬b –
d ¹g Al æs Tz “• e„ 'ˆ lˆ ¤ˆ ƈ
‰ L‰ …‰
• Y• ô• œ• 6‘ »‘ ö’
” Ä” ¬• a– e—
J˜
™ µ• „
—
£
¦ M«
¯ á± â±
² [¸ d¼ e¼ •¼ Á¾ <À £Ã âà 0Å 1Å _Å «Ë
,Ñ 1Ó õÓ ÆÔ
Õ ?Õ KÕ bÕ ‡Õ
Õ âÕ .Ö Ì× uØ •Ø ™Ø «Ø ËØ
èØ
Ù
Ù $Ù =Ù [Ù ôK >Q `e š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€
š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€
š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
%0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
"0
€
€
€ š
"0
€
€
€ š
"0
€
€
€ š
"0
€
€
€ š
"0
€
€
€ š
"0
€
€
€ š
"0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
)0
€
€
€ š
)0
€
€
€ š
)0
€
€
€ š
)0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
*0
€
€
€ š
*0
€
€
€ š
*0
€
€
€ š
*0
€
€
€ š
*0
€
€
€ š
*0
€
€
€ š
*0
€
€
€ š
*0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
#0
€
€
€ š
$0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€
š
0
€
€
€ š
0
üŠ
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
¯ƒ
€
€ š
,0
€
€
€ š
,0
€
€
€ š
,0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
"0
€
€
€ š
0
€
€
€ š
0
¯ƒ
€
€ š
+0
€
€
€ š
20
€
€
€ š
€
€ š@
0
€
€
€ š@
š@
0
€
€
€ šA
FÏ
šA
0
FÏ
€
€ šA
FÏ
šA
0
FÏ
€
€ šA
FÏ
šA
FÏ
Kˆ 0l0
š@
0
€
€
€ š@
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€
š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š@
0
€
€
€ š
€
€
0
0
0
0
0
€
0
€
€
€
€
€
0
€
€
€
€
€
€
(
Õ
x0
‚
í2
q5
(
÷
Ô9
(
%
ú;
(
&o>
(
(
(
(
(
+
L ±
U# Ü$ ³& Ÿ( L*
F? È@ ÔB •D ¶F lJ
Ô
H-
L
g
ÁL ¼M )O ûQ åS úU ¡X ŠY I[ "_ „a _c Pe –
Fi àj )m Io Ir ½r £s ýt ww åy ÿ|
’ 4¡ &£
E- b¯ •± ¢³ p¶ y· ¸ úº ôÀ ðÁ ?à •Ä ÕÆ "È
-Ï 7Ñ ÝÒ .Õ áØ
Ü ‰á [â rä —
å @æ ]è Ðé >ë ¸ì æî £ò Kô mõ †ø
Ò
é¤ ¨§ û© éª
É 6Ê ¤Ë ÂÌ
v
_m
Ì
à
ô
Ï
·
Í
•,
º
Î
á
ö
ÉG
»
Ï
â
÷
†O
¼
Ð
ã
ø
LQ íT ‰W ýY ¼[ ö\ 4_ ˆc ãf ág ‹i ñj Wm
½
¿
À
Á
Â
Ã
Ä
Å
Æ
Ç
È
Ê
Ë
Ñ
Ò
Ó
Ô
Õ
Ö
Ø
Ù
Ú
Û
Ü
Ý
Þ
ß
ä
å
ç
è
é
ê
ë
ì
í
î
ï
ð
ñ
ò
ù
ú
û
ü
ý
þ
ÿ
!
/
jF
w
&
"
0
Úb
É4
(
!
#
$
%
'
)
*
,
2
3
4
5
6
7
8
:
;
<
=
>
A
5
|*
‘ J
â¹ 0Í âÝ [á bü :
4M ¯`
m 4m _m ¸
¾
É
×
æ
ó
õ
+
.
1
9
?
@
^m ¹
Q .Q @Q _e
X”ÿ•Œ
$
+
!• ! ÿ•€
ð8
ð
@ -ñ
ÿÿ
ÿ €€€ ÷
ð’
ð
ð0
ð(
ð
ð
ð
ðB
S
ð-
¿
Ë
?
(
û
)
ü
f
:
<
p
q
/
0
ÿ
ð
?
5
A
7
_e
ç
è
Œ
•
û
ý
e
0
%
4
'
C
ß
D
à
°
ö
±
ù
¾
Ð
À
Ö
4
5
‚
ƒ
É
Ê
ô
ö
˜
™
F
G
e
f
û
ü
{
|
û
ý
/
0
?
B
›
œ
í
î
³
´
û
ü
†
ˆ
º
¼
N
O
¼
¾
|
~
<
=
¥
§
ú
û
G- Kp- q- ú- û- Ö × *
,
Ñ! Ó! -$
$ ú$ û$
%
% <& =& 5( 6( ˆ( ‹( ¿( À( ú) ü) Î* Ï* ˜+ š+
`, b, ¬, °, Ô1 Õ1 ú2 û2 r4 s4 ¾4 ¿4
7
7 s7 u7 ½7 ¾7
‚: „: V< W< ¤= ¥= ³= ´= ¾? À? êA ëA B
B )C *C zC {C ýC þC JD KD ŒD •D ¯D °D ÒD ÓD ðD ñD
E
E
9E :E 'H (H ¸I ¹I ¿I ÀI -K .K ÂK ÃK
N
N pO qO ÝO âO øO ùO ¡P ¥P
Q /Q =Q >Q @Q BQ -Q ®Q (R )R
8S 9S øU ùU èV éV øV ùV ÙZ ÚZ
[
[ g[ h[ ù\ ú\ ø] ù]
_
_ ò_ ó_ þ`
a ýb þb øc ùc ¿e Àe ûe üe ·f ¸f Ig Jg
÷g øg Pj Rj Vj Xj wj {j ¸j ¹j ½j ¿j åj èj õj öj Uk Vk m
k nk ¢k ¦k Åk Æk Îl Ïl Úl Ûl
m
m =m >m •m ‘m Îm Ïm ôn
õn ³o ´o ôp õp £q ¤q er fr 3s 4s ˜s ›s Ás Âs ‚t ƒt ôu
õu Ùv Úv -y .y ôy õy ô{ õ{ ô} õ} ’• “• ‚ !‚ M‚ P‚ ô… õ… C† D† ô‡ õ‡ jˆ lˆ I‰ L‰ ‚‰ …‰ ð‰ ò‰ 1Š
2Š 4Š 5Š ûŠ üŠ •‹ •‹ ™Ž šŽ ûŽ üŽ W• Y• ò• ô• š• œ• ô’
ö’ ä“ å“
”
” ” Ä” ª• ¬• _– a– Á– Ö
—
— c— e—
H˜ J˜
š
š
š
š $› %› Áœ Äœ 0• 1• iž jž ®ž ¯ž »Ÿ ½Ÿ
ÄŸ ÆŸ ÑŸ ÒŸ n
o
º¡ ¼¡ û¡ ý¡ k¢ m¢ À¢ Á¢ é¢ ë¢ ƒ£ …£
•£ —
£ ü¤ ý¤ E¥ F¥
¦
¦ ¨¦ ©¦
§
§ ô§ ö§ ;¨ <¨ Ȩ ɨ [ª \ª
¦ª «ª Ä- Å- n¯ q¯ ½¯ ¾¯ Ư ǯ
°
° •° ’° Ö° ×° _± a±
ß± â±
²
²
³
³ â³ ä³ ;µ =µ •¶ •¶ ö¶ ø¶ 6· 8· o· q·
X¸ [¸ „¸ †¸ ð¸ ñ¸ 7¹ 8¹ t¹ u¹ «¹ ¬¹ ð¹ ñ¹ "º #º
¼
¼
½
d¼
e¼
•¼
Ž¼
½
³½ ´½ P¾ Q¾ h¾ i¾ s¾ t¾ •¾ Ž¾ À¾ ¾ Ô¾ Õ¾ ;À =À CÀ DÀ
fÀ gÀ ‚À ƒÀ åÀ æÀ –
Á ˜Á ‡Â ˆÂ Úà Ûà áà âà EÄ GÄ /Å 1Å ”Å •Å »Å ½Å ÌÅ ÍÅ •Æ
•Æ “Æ ”Æ •È ŸÈ ¨È ªÈ ´È ·È 7É ;É ±É ³É ÇÉ ÈÉ ÏÉ ÑÉ nÊ
oÊ {Ê |Ê •Ê ‘Ê ™Ê šÊ «Ë ¬Ë åÌ æÌ ûÌ üÌ
Í
Í .Í /Í
Ï
Ï !Ï "Ï ·Ï ¸Ï ÿÐ
Ñ ŽÑ •Ñ åÑ æÑ AÓ CÓ
Ô
Ô
Ô
Ô ÓÔ Õ
Ô @Ö BÖ × !× @Ø AØ sØ uØ •Ø •Ø —
Ø ™Ø ©Ø «Ø ÉØ ËØ æØ èØ
Ù
Ù
Ù
Ù "Ù $Ù 7Ù 9Ù <Ù =Ù WÙ [Ù ‰Ù ŠÙ çÚ èÚ 7Û 8Û ÃÜ ÄÜ
—
Ý ™Ý ±Ý ´Ý ýÝ ÿÝ 3Þ 6Þ bÞ cÞ gà hà xà yà ¦à ¨à ãá åá Ÿâ
£â 3ã 4ã ‚ã „ã áã ãã Zä [ä ¾ä ¿ä 9å :å ‰å Šå ¹å ºå
æ !æ ?æ @æ âæ ææ *ç +ç ¤ç ¥ç ®ç ¯ç ¶ç ·ç aé cé ƒé …é ½ê
¿ê éê ëê Šë ‹ë &ì 'ì ›ì •ì ní oí Èí Êí ãî äî Óð ×ð sò
tò Tó Vó ²ó ´ó éó ëó
ô ô aô bô Nö Oö wö xö Ïö Ðö x÷ y÷ Zø [ø fù gù âù ãù ‚ú ƒú
œú ¤ú ¥ú ²ú ³ú ¸ú ¹ú ¿ú Åú Îú Ïú Ôú Ûú Þú àú äú åú íú
îú öú ÷ú ûú üú
û gû nû oû tû •û šû ›û žû Ÿû ¢û £û -û
®û ½û ¾û Åû Æû Íû Ïû
ü
ü 8ü :ü nü pü }ü ~ü ˆü ‰ü Žü •ü šü ›ü ¥ü §ü °ü ±ü ¹ü ºü
Äü Åü Ìü Îü •ý žý
'
(
.
5
6
<
=
D
E
J
K
S
T
Y
Z
`
a
k
l
p
v
y
z
…
†
‹
Œ
‘
’
˜
™
¡
£
¤
«
¬
¯
°
²
³
·
¸
¿
Á
È
Ê
Ï
Ð
Ø
Ú
ß
à
è
ê
ï
ð
÷
ù
ý
þ
"
|
˜
ú
%
„
£
.
Œ
¥
/
Ž
¬
7
–
®
8
D
E
Q
R
Y
[
b
d
m
n
v
w
¸
º
Ã
Å
Í
Ï
Ø
Ù
ã
å
ð
ò
ù
s
œ
b
t
•
c
6
’
ï
z
¥
!
h
7
“
ð
i
C
˜
÷
$
…
³
)
{
«
"
q
I
™
ø
O
£
ý
&
‹
4
•
´
/
t
¸
6
Ñ
Q
¤
5
¹
<
Ó
Y
«
8
;
E
F
L
M
U
Ë
Ò
H
Ù
I
ß
N
à
O
T
n
Á
o
Â
x
Ð
y
Ò
Ø
]
`
l
–
À
C
Z
-
D
d
¹
e
º
ä
å
U
€
ï
Z
‚
Ù
[
ˆ
ã
‰
ä
8
•
7
Ž
í
î
.
p
¹
%
A
˜
ö
4
u
À
,
H
ž
=
{
&
>
ˆ
I
Ÿ
S
¤
T
¥
\
-
_
¿
i
Ã
j
Ä
r
Ê
s
Ë
Ó
v
Q
Ÿ
^
¦
_
§
d
¬
-
w
Ù
‚
å
ƒ
æ
ü
5
v
Â
&
B
™
Ê
Ë
(
C
Œ
Í
D
Ž
Î
M
“
Ó
N
”
Ô
P
•
Ù
Ú
ß
á
å
e
æ
i
²
ñ
j
³
o
¸
m
Ô
!
y
n
Õ
Ú
2
z
Û
6
•
à
7
‚
á
@
„
æ
A
…
ð
F
Š
ø
G
£
ù
N
¯
ý
O
°
þ
T
µ
U
¶
_
À
`
Á
g
Ê
h
Ð
%
v
›
*
‚
œ
+
ƒ
¦
1
†
§
2
‡
«
9
–
:
=
>
A
B
J
K
R
S
X
±
²
Ä
Í
Ö
×
Ü
Ý
ä
þ
—
¬
o
u
O
•
Á
ñ
V
•
Â
ò
_
“
É
ý
`
”
Ê
ÿ
#
e
Î
$
f
¡
Ï
.
l
§
Û
4
x
¨
Ü
<
{
²
ã
=
|
³
ä
E
ƒ
º
é
G
„
»
ê
&
'
*
7
>
?
C
D
P
Q
V
W
b
d
j
k
w
x
{
}
‚
ƒ
‡
•
’
“
Ÿ
¥
¬
´
µ
»
½
Æ
Ç
Í
Ï
Ö
×
Ü
Ý
ã
ä
ë
ñ
ù
û
(
)
.
0
6
8
;
<
C
D
M
O
e
f
Ð
Ò
ö
ø
&
(
B
D
[
]
u
w
‘
“
·
¸
Ð
Ñ
î
ï
L
¯
N
°
•
~
Ù-
õ
S
Î
ö
T
Ï
î
§
ã
ï
©
å
H
î
"
I
ï
"
„
€
—$
‡
‚
™$
Ï
Ñ
Ý
ß
Ó
Õ
M
P
î
ð
`
b
}
•
ï- ðÝ$ ß$ ¦& ¨& Ð+ Ò+ Â- Ã- ×-
/
/ O/ P/ ;0 <0 ˆ1 Š1 î2 ï2 d5 f5
6
6 ˆ6 Š6 B7 D7 ¯7
±7 î7 ð7 í8 î8 y9 z9 Ã9 Å9 ;: <: -: ¯: ÿ:
; O; Q; †;
‡; °; ²; ñ; ó; 5< 7< “< ”< õ< ÷< 6= 7= b= e= Ù= Û= >>
?> •? ‚? æ? ç? ó? ô? ý? ÿ? ž@ Ÿ@ xA yA óA ôA ŒC •C
D
D •D ŽD &E 'E 3E 4E óE ôE
G
G
G -G .G /G óG ôG øG ûG
ûH þH
K
K dK eK òK ôK ¶O ¹O <Q >Q ªR «R •T ŸT ‚U ƒU
ÒU ÓU \W ]W ¢X ¤X ®X ¯X
Y
Y
óY
õY
:Z
;Z
‚Z
ƒZ
ÑZ
ÒZ
[
[ †[ ‡[
]
] p] r]
ö^ Ù_ Ú_ )` *`
b
b
c
c
c
c c %c /c 0c =c >c Cc Dc
„c “c •c šc ›c ¢c £c
åc ïc ðc ôc õc úc ûc
d *d 9d >d ^d ad ud zd
d ˜d œd •d ¥d ¦d µd ¶d
:e ;e =e >e @e Ae ]e
Ý] ß] ò] ó] {^ }^ •^ ‘^ â^ ä^ ô^
1b 2b ‚b …b ºb ¼b äb æb ÷b øb ùb
Ic Jc Vc Wc bc cc pc qc xc yc ƒc
¦c ¨c ²c ³c Âc Ãc Ðc Öc Þc ßc äc
d
d
d
d -d {d †d ‡d ‘d ’d —
Ád Âd Íd Þd ãd 5e 5e 7e 7e 8e 8e
`e
0
.
h
i
ø
ù
R
4
S
C
®
D
¯
%
N
'
O
Ñ
Ö
6
7
4
5
•
Ö
‘
€
•
"
#
ï
ð
< = X Y +
,
k
l
ž
Ÿ
Õ
!
! /! 0! j! k! {" |" •# ‘# ò( ó( †1 ‡1 Y3 Z3 §5 ¨5
6
6 k6 l6
7
7 Ô7 Õ7 59 69 ø; ù; U< V< i> j> ÞC ßC Q
G RG ÌJ ÍJ ÁK ÂK
N
N WQ XQ 7S 9S qS rS ’U “U eW fW ÙZ ÚZ Œ^ •^
a
a «b ¬b
•d –
d ¸g ¹g @l Al ås æs Sz Tz ’• “• d„ e„ &ˆ 'ˆ kˆ lˆ £ˆ ¤ˆ
ň ƈ
‰
‰ K‰ L‰ „‰ …‰
•
• X• Y• ó• ô• ›• œ• 5‘ 6‘ º‘ »‘
õ’ ö’
”
” Ô Ä” «• ¬• `– a– d— e—
I˜ J˜
™
™ ´• µ• ƒ
„
–£ —
£
¦
¦ L« M«
¯
¯ à± â±
²
² Z¸ [¸ c¼ e¼ Œ¼ Ž¼ À¾ ¾
;À =À ¢Ã £Ã áà âà /Å 1Å ^Å _Å ªË ¬Ë +Ñ ,Ñ 0Ó 1Ó ôÓ õÓ
ÅÔ ÆÔ
Õ
Õ >Õ ?Õ JÕ KÕ aÕ bÕ †Õ ‡Õ ŸÕ
Õ áÕ âÕ -Ö .Ö
×
×
Ë×
Ì×
@Ø
AØ
tØ
uØ
ŽØ
•Ø
˜Ø
™Ø
ªØ
«Ø
ÊØ
ËØ
çØ
èØ
Ù
Ù
ü
ü
Ù
Ù #Ù $Ù <Ù =Ù XÙ [Ù ˆÙ ŠÙ ÂÜ ÄÜ 5Þ 6Þ âã ãã êê ëê
Èí Êí ñí òí Òð ×ð åð æð `ô bô „ô …ô vö xö „ö …ö Îö Ðö
æö çö •ú ƒú ›ú œú ”û Ïû
9ü
P
j
O
²
³
Ñ
Ò
÷
ø
:ü
Q
oü
•
pü
‚
•ü
¬
Îü
-
Ñ
Ò
$
]
}
_
ƒ
'
t
W
,
-
'
(
C
D
\
]
v
w
’
“
‡
ˆ
š
›
ƒ
‡
Á
Â
ù
ú
x
y
å- æ- •" ž" U& V&
!( "( •* ‘* È, É, q1 r1 P5 Q5 ÷5 ø5 t6 u6 .7 /7 •7 –
7 _8 `8 +9 ,9 Ä9 Å9 ®: ¯: P; Q; ±; ²; 6< 7< ö< ÷< Ú= Û=
¼> ½> eB fB %E 'E 3E 4E üH þH òK ôK <Q >Q •T ŸT \W ]W
¢X ¤X ®X ¯X :Y ;Y 9Z ;Z
[
[ p] r] â^ ä^ ô^ ö^ äb æb •c 5e 5e 7e 7e 8e 8e :e ;e
=e >e @e Ae ]e `e
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
b
b
•
Ž
ÁD ÅD KE OE ôf øf Rj Vj ¹j ½j «l ¯l 4Š 5Š W
• X• ò• ó• š• ›• ô’ õ’
”
” ” Ô ª• «• _– `– c— d—
H˜ I˜ •£ ƒ£ o· q· —Ý ˜Ý ™Ý ™Ý ýÝ ÿÝ
Þ
Þ ãó çó
ü
ü 8ü 9ü nü oü Žü •ü ¥ü ¦ü Ìü Íü m
m
ª
«
Å
Æ
O
P
€
•
«
¬
Ð
Ñ
j
k
þ
ÿ
‘
’
¨
¨
Ï
Ï
Ð
Ñ
ö
÷
&
'
B
C
[
\
u
v
‘
’
„
Ù=
[
…
æ- ï- `8 `8 Ã9 Ä9 -: ®: O; P;
Ú= ½> ½> :Y ;Y 9Z ;Z
[ p] q] â^ ã^ ä^ ä^ »b
e 4e `e
°;
±;
5e
:e ;e =e >e @e Ae ]e `e
ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ITæ
0Hšÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
NRÔ üfò²ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
· а0,ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
?Ö
•
5e
5<
7e
6<
õ<
ö<
7e 8e 8e
vf šƒ¨Rÿ
ò Nÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
+ † *!ò_ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
j}•
ˆ^•ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
Dmo ŠùVuÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
¹ 4!øˆíÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
nSŒ$hr Ðÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
× S%§ˆ_Fÿ
÷ A,> –
wÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
¬wY4`×F•ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ÿb½5n V#ÿ
ªlÃ7ffæûÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ù\z@¤
à'ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
d}sB c ƒÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
Ë?–
MÖ©žAÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
=IâS:ÖÄÖÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
‚7ýTŒ¡¨[ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ÿ ÿ ÿ
kì\
ÿ
`ˆi˜ož5ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
šqpoÞQÜéÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ÿ ÿ ÿ ÿ
¬hõopñ~ºÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
àI¤vòä
¬ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
›i—}^OrOÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ ÿ
ÿ
JΕ
ÿ
Ð `„˜þCJ o(
.
€
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
ˆH
.
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
ˆH
.
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
¤#§~
„Ð
‚
€
„˜þ Æ
Ð
^„
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
„à
„°
„€
„P
„ì
„ë
„»
„‹
ˆH
„Lÿ Æ
„˜þ Æ
„˜þ Æ
„Lÿ Æ
„/þ Æ
„˜þ Æ
„Lÿ
à
°
€
P
ì
ë
Æ
.
^„à
^„°
^„€
^„P
^„ì
^„ë
»
‚
`„Lÿ‡h
ˆH
.
`„˜þ‡h
ˆH
.
`„˜þ‡h
ˆH
.
`„Lÿ‡h
ˆH
.
`„/þo( ‡h
ˆH
(
`„˜þ‡h
ˆH
.
^„» `„Lÿ‡h
ˆH
€
€
‚
Ð
)
•
’
.
Ð
Ð
•
Ð
„˜þ Æ
‹
^„‹
`„˜þ‡h
„[
„+
„û
„Ë
„›
„
5
ˆH
„˜þ Æ
[
„Lÿ Æ
+
„˜þ Æ
û
„˜þ Æ
Ë
„Lÿ Æ
›
„/þ Æ
`„/þo( ‡h
^„5 `„kþo(
„Ø
„Lÿ Æ
„¨
.
^„[
^„+
^„û
^„Ë
^„›
^„
ˆH
.
Ø
•
`„˜þ‡h
`„Lÿ‡h
`„˜þ‡h
`„˜þ‡h
`„Lÿ‡h
(
’
^„Ø
Ð
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
.
’
•
•
’
Ð
Ð
Ð
Ð
Ð
)
„5
„kþ Æ
Ð
`„Lÿ‡h
ˆH
.
•
Ð
„˜þ Æ
¨
^„¨
`„˜þ‡h
„x
„H
„
„è
„¸
„q
„p
„@
„Lÿ Æ
^„@
`„Lÿ‡h
„
ˆH
„˜þ Æ
„Lÿ Æ
„˜þ Æ
„˜þ Æ
„Lÿ Æ
„/þ Æ
„˜þ Æ
x
H
è
¸
q
p
.
^„x
^„H
^„
^„è
^„¸
^„q
^„p
•
Ð
`„˜þ‡h
ˆH
`„Lÿ‡h
ˆH
`„˜þ‡h
ˆH
`„˜þ‡h
ˆH
`„Lÿ‡h
ˆH
`„/þo( ‡h
ˆH
`„˜þ‡h
ˆH
@
ˆH
.
•
Ð
.
.
.
.
.
’
•
•
’
(
.
)
Ð
Ð
Ð
Ð
Ð
•
’
Ð
Ð
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
„à
„°
„€
„P
„
`„Lÿ‡h
o(
(
„
„p
„@
„˜þ Æ
^„@
`„˜þ‡h
„
ˆH
„˜þ Æ
„Lÿ Æ
„˜þ Æ
„˜þ Æ
„Lÿ Æ
ˆH
)
„˜þ Æ
„Lÿ Æ
à
°
€
P
p
.
^„à
^„°
^„€
^„P
^„
.
^„ `„˜þ‡h
^„p `„Lÿ‡h
@
ˆH
•
`„˜þ‡h
`„Lÿ‡h
`„˜þ‡h
`„˜þ‡h
.
Ð
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
’
•
•
’
Ð
Ð
Ð
Ð
„*
ˆH
ˆH
.
.
„>þ Æ
*
^„* `„>þ
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
„à „Lÿ Æ
„° „˜þ Æ
„€ „˜þ Æ
„P „Lÿ Æ
„P
„˜þ Æ
P
^„P
`„˜þo( ‡h
ˆH
„
„˜þ Æ
„p „Lÿ Æ
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
„
à
°
€
P
p
.
^„à
^„°
^„€
^„P
`„Lÿ‡h
`„˜þ‡h
`„˜þ‡h
`„Lÿ‡h
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
•
^„ `„˜þ‡h
^„p `„Lÿ‡h
ˆH
ˆH
.
•
.
.
.
.
è
è
.
.
è
’
•
è
è
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
’
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
± „·ý Æ
± ^„± `„·ýo(
.
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
è
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
•
•
’
.
.
‚
€
„
€
ˆH
ˆH
è
è
è
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
„à „Lÿ Æ
à
„° „˜þ Æ
°
„€ „˜þ Æ
€
„P „Lÿ Æ
P
„Ü „˜þ Æ
Ü
„
„˜þ Æ
$
„˜þ Æ
$
`„˜þOJ QJ
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
„
.
‚
^„à `„Lÿ‡h
ˆH
^„° `„˜þ‡h
ˆH
^„€ `„˜þ‡h
ˆH
^„P `„Lÿ‡h
ˆH
^„Ü `„˜þo( ‡h
ˆH
^„ `„˜þ‡h
ˆH
^„$
o( ‡h
ˆH
·ð
.
€
.
.
.
.
€
€
‚
.
.
€
h
„
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
„à „Lÿ Æ
„° „˜þ Æ
„€ „˜þ Æ
„P „Lÿ Æ
„P
„˜þ Æ
P
^„P
`„˜þo( ‡h
ˆH
„
„˜þ Æ
„p „Lÿ Æ
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
„
à
°
€
P
p
.
^„à
^„°
^„€
^„P
‚
`„Lÿ‡h
`„˜þ‡h
`„˜þ‡h
`„Lÿ‡h
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
•
^„ `„˜þ‡h
^„p `„Lÿ‡h
ˆH
ˆH
.
•
.
.
.
.
€
€
‚
.
.
’
•
è
è
è
è
è
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
’
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þo(
.
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þ‡h
„p „Lÿ Æ
p ^„p `„Lÿ‡h
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
.
€
„
è
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
•
•
’
.
.
‚
€
„
€
ˆH
ˆH
è
è
è
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
„¬ù Æ
^„ `„¬ùOJ QJ ^J
„Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þOJ
QJ
o(
"
€
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þOJ
QJ
o(
"
€
„p „˜þ Æ
p ^„p `„˜þOJ
QJ
o(
"
€
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þOJ
QJ
o(
"
€
„
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
o(
.
.
.
.
·ð
€
€
‚
„
„˜þ Æ
^„
`„˜þOJ
QJ
o(
"
„à
QJ
o(
"
„°
QJ
o(
"
„€
QJ
o(
"
„P
QJ
o(
"
„Ð
QJ
o(
"
„
QJ
o(
"
„p
QJ
o(
"
„@
„˜þ Æ
^„@
`„˜þOJ
QJ
o(
"
„
€
„˜þ Æ
à
^„à `„˜þOJ
€
„˜þ Æ
°
^„° `„˜þOJ
€
„˜þ Æ
€
^„€ `„˜þOJ
€
„˜þ Æ
P
^„P `„˜þOJ
„˜þ Æ
Ð
^„Ð `„˜þOJ
€
„˜þ Æ
€
„˜þ Æ
€
@
€
^„
p
`„˜þOJ
^„p `„˜þOJ
„˜þ Æ
^„
`„˜þOJ
QJ
o(
"
„à
QJ
o(
"
„°
QJ
o(
"
„€
QJ
o(
"
„P
QJ
o(
"
€
„˜þ Æ
à
^„à `„˜þOJ
€
„˜þ Æ
°
^„° `„˜þOJ
€
„˜þ Æ
€
^„€ `„˜þOJ
€
„˜þ Æ
P
^„P `„˜þOJ
h
h
„
„p „Lÿ Æ
p
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ^J
.
„h „˜þ Æ
h ^„h `„˜þ^J o(
„Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þ^J o(
.
„˜þ Æ
^„ `„˜þ^J
.
‚
^„p `„Lÿ^J
.
€
h
€
h
„
.
€
h
„@
„˜þ Æ
^„
`„˜þ^J
.
„q
„p
„@
„Lÿ Æ
^„@
`„Lÿ‡h
„
.
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ^J
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ^J
.
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ^J
.
‚
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ^J
.
Ð
„/þ Æ
q ^„q `„/þo( ‡h
ˆH
(
)
•
Ð
„˜þ Æ
p ^„p `„˜þ‡h
ˆH
.
’
Ð
€
h
‚
h
h
@
ˆH
.
•
Ð
€
h
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
„à „˜þ Æ
„° „Lÿ Æ
„€ „˜þ Æ
„P „˜þ Æ
„
„Lÿ Æ
`„Lÿ‡h
ˆH
o(
(
)
„
„˜þ Æ
$
„˜þ Æ
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
„
à
°
€
P
$
.
^„à
^„°
^„€
^„P
^„
.
•
`„˜þ‡h
`„Lÿ‡h
`„˜þ‡h
`„˜þ‡h
^„
^„$
`„˜þ‡h
`„˜þo(
.
Ð
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
’
•
•
’
Ð
Ð
Ð
Ð
„*
€
ˆH
.
.
€
„>þ Æ
*
^„* `„>þ
„
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
„à „Lÿ Æ
„° „˜þ Æ
„€ „˜þ Æ
„P „Lÿ Æ
„P
„˜þ Æ
P
^„P
`„˜þo( ‡h
ˆH
„
„˜þ Æ
„p „Lÿ Æ
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þ‡h
ˆH
„
à
°
€
P
p
.
^„à
^„°
^„€
^„P
‚
`„Lÿ‡h
`„˜þ‡h
`„˜þ‡h
`„Lÿ‡h
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
.
.
.
.
€
€
‚
.
€
^„ `„˜þ‡h
^„p `„Lÿ‡h
ˆH
ˆH
.
.
‚
€
.
€
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
Ð „˜þ Æ
Ð ^„Ð `„˜þOJ QJ o(
„
„˜þ Æ
^„ `„˜þOJ
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
‡h
.
.
.
.
ˆH
€
€
‚
h
·ð
•
„
h
QJ
^J
o( ‡h
QJ
o( ‡h
„˜þ Æ
^„@
`„˜þOJ
ˆH
o
•
h
„p
ˆH
§ð
•
h
„@
„˜þ Æ
p
@
QJ
o( ‡h
ˆH
·ð
•
h
„
^„p `„˜þOJ
„˜þ Æ
^„
`„˜þOJ
QJ
^J
o( ‡h
ˆH
QJ
o( ‡h
ˆH
QJ o( ‡h
þOJ
o
•
§ð
ˆH
h
•
·ð
h
•
h
„à
„˜þ Æ
à
„°
„˜þ Æ
°
„€ „˜þ Æ
^„à `„˜þOJ
^„° `„˜þOJ
€ ^„€ `„˜
QJ
^J
o( ‡h
ˆH
QJ
o( ‡h
ˆH
„Ð „˜þ Æ
QJ
o(
"
€
„
„˜þ Æ
QJ
o(
"
€
„p „˜þ Æ
QJ
o(
"
€
„@
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þOJ
QJ
o(
"
€
„
o
•
§ð
Ð ^„Ð `„˜þOJ
^„
p
`„˜þOJ
^„p `„˜þOJ
h
„P
„˜þ Æ
P
^„P `„˜þOJ
„˜þ Æ
^„
`„˜þOJ
QJ
o(
"
„à
QJ
o(
"
„°
QJ
o(
"
„€
QJ
o(
"
„P
QJ
o(
"
€
„˜þ Æ
à
^„à `„˜þOJ
€
„˜þ Æ
°
^„° `„˜þOJ
€
„˜þ Æ
€
^„€ `„˜þOJ
€
„˜þ Æ
P
^„P `„˜þOJ
„h
„˜þ Æ
h
^„q `„/þo( ‡h
ˆH
^„p `„˜þ‡h
ˆH
.
^„h `„˜þ
.
Ð
„q
„p
„@
„Lÿ Æ
^„@
`„Lÿ‡h
„
„/þ Æ
„˜þ Æ
q
p
@
ˆH
.
•
Ð
(
)
•
’
Ð
Ð
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
„à
„°
„€
„P
„
„¡
„
„p
„@
„˜þ Æ
^„@
`„˜þ‡h
„
ˆH
„˜þ Æ
„Lÿ Æ
„˜þ Æ
„˜þ Æ
„Lÿ Æ
„/þ Æ
„˜þ Æ
„Lÿ Æ
.
^„à
^„°
^„€
^„P
^„
¡ ^„¡
^„
p ^„p
à
°
€
P
•
Ð
`„˜þ‡h
ˆH
`„Lÿ‡h
ˆH
`„˜þ‡h
ˆH
`„˜þ‡h
ˆH
`„Lÿ‡h
ˆH
`„/þo( ‡h
ˆH
`„˜þ‡h
ˆH
`„Lÿ‡h
ˆH
@
ˆH
.
€
.
.
.
.
.
’
•
•
’
(
.
.
)
Ð
Ð
Ð
Ð
€
‚
€
„˜þ Æ
^„
`„˜þ‡h
ˆH
.
‚
„à „Lÿ Æ
à ^„à `„Lÿ‡h
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þ‡h
„€ „˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þ‡h
„P „Lÿ Æ
P ^„P `„Lÿ‡h
„˜þ Æ
^„ `„˜þOJ
QJ
o( ‡h
ˆH
§ð
•
`„˜þOJ
ˆH
ˆH
ˆH
ˆH
h
.
.
.
.
€
€
‚
h
„Ø
„˜þ Æ
„
Ø
^„Ø
QJ
^J
o( ‡h
ˆH
o
•
h
„¨
„˜þ Æ
¨
^„¨
`„˜þOJ
QJ
o( ‡h
ˆH
QJ o( ‡h
þOJ
§ð
ˆH
•
·ð
h
•
„x
h
„˜þ Æ
x
„H „˜þ Æ
^„x `„˜þOJ
H ^„H `„˜
QJ
^J
o( ‡h
ˆH
QJ
o( ‡h
ˆH
QJ o( ‡h
þOJ
o
•
§ð
ˆH
h
•
·ð
h
•
h
„
„˜þ Æ
^„
`„˜þOJ
„è
„˜þ Æ
è
„¸ „˜þ Æ
^„è `„˜þOJ
¸ ^„¸ `„˜
QJ
^J
o( ‡h
QJ
o( ‡h
„Ð
QJ
o(
"
„
QJ
o(
„p
QJ
o(
"
„@
„˜þ Æ
^„@
`„˜þOJ
QJ
o(
"
„
ˆH
o
ˆH
„˜þ Æ
§ð
Ð ^„Ð `„˜þOJ
§
„˜þ Æ
€
„˜þ Æ
€
@
€
•
^„
p
`„˜þOJ
^„p `„˜þOJ
h
„ˆ
„˜þ Æ
ˆ
^„ˆ `„˜þOJ
„˜þ Æ
^„
`„˜þOJ
QJ
o(
"
„à „˜þ
QJ
o(
"
„° „˜þ
QJ
o(
"
„€ „˜þ
QJ
o(
"
„P „˜þ
QJ
o(
"
„h „˜þ
„p „˜þ Æ
„˜þ Æ
@
^„@
`„˜þo(
(
€
Æ
à
^„à `„˜þOJ
€
Æ
°
^„° `„˜þOJ
€
Æ
€
^„€ `„˜þOJ
€
Æ
P
^„P `„˜þOJ
h
h ^„h `„˜þo( ‡h
p ^„p `„˜þo(
.
Æ
)
h
ˆH
)
„@
„
„˜þ Æ
^„
`„˜þOJ QJ o( ‡h
^„à `„˜þo(
(
)
.
•
ˆH
·ð
•
ˆH
·ð
h
„€
h
„à „˜þ Æ
à
„° „˜þ Æ
° ^„° `„˜þo(
„˜þ Æ
€ ^„€ `„˜þOJ QJ o( ‡h
„P „˜þ Æ
P ^„P `„˜þOJ
QJ
^J
o( ‡h
QJ
o( ‡h
.
ˆH
o
ˆH
§ð
•
h
„h
„
„˜þ Æ
h
„˜þ Æ
„h „˜þ Æ
^„h `„˜þ
^„
h
.
`„˜þOJ
^„h `„˜þ
× S%
›i—
}
vf
nSŒ$
NRÔ
‚7ýT
¬hõo
Dmo
JΕ
`ˆi
ì\
·
=IâS
šqpo
d}sB
÷ A,
k¤#§~
ù\z@
j}•
àI¤v
¬wY4
•
ÿb½5
?Ö
ITæ
ªlÃ7
Ë?–
M
+ †
¹ 4!
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿ
ê!¨“
ƒè¼
ƒè¼¬@ÖA
ƒè¼
-•äv
9Z"
ú=®†
-•äv
fÆ|ô
²D’Èpl†Ë /ޝfÃ’Ò:˜2–Ð.ÜhHÁÆm²¹*|¦Œ l
xb tlÂB4O¦ 8êÂÕÒ¦ø |Û"zÂz6»œ#2íF– l
ƒè¼
&"µ
²5¾Ú
ÿÿÿÿ
-•äv
PŒþ ¤ôâƒÒਾ>-°l¢Ä•¼yÐ4\»ž¡Öˆ†Mä†ú
ƒè¼
ÌU ªzt&ðbˆ.ø€ l‚
ƒè¼
¼4…ÊC:’ö¾ø ÂBnl’År^ ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ,§øMÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
š/ªi–-´{
ö¦Ž‰
& )¶ q Ò
q Ò
|.5;
T{B q Ò
è0» h ¡P
r q Ò
xa£ è0»
¸qà q Ò
™ ì%
ùo .“f­=
Ù M5
I89
|.5;
Ðvõ;í
'X
,:D<í
'X
“f­=
÷ Ó=í
'X
.1Œ>í
'X
/?Bq Ò
¦ ¿A0??M
Ör»Dq Ò
| ÌHtiìO
ÊIùo .
—>ƒJq Ò
€iTLq Ò
0??M™ ì%
ÁUq Ò
í
WNùo .
tiìO I89
h ¡P
.
'XÙ M5
–j¶\q Ò
Ü r^í
'X
”:˜^í
'X
-ídè0»
”T+mí
'X
œ1®sí
'X
¾N‹tí
'X
}
{q Ò
å
|
C
P
q|
WZ
I
OJ
Q4 ?j }p Õ^ $
2 òr ±Z- Ê. Ey
9>" ƒ-& E2' 3' p) Ÿ%* ‚z. ùi1 lP3
@ Ù.@ z9B N<D 2 G Ì,G \.G
vJ ¾]K =N @ O m O ñ•O 4tQ °cR ´ S ¶hT Ÿ8U E}V t W ‹CX
Y [ZY ýS` ñGj
l Ë o •&r a s Zdt
st { u 5`v h1y YGy æ.• ¬o€ Ï ‚ ° „ ‹-„ ;,„ *W„ &2… Mg† â~† ªP• *r• é4• k(
‘ . ’ }M– å —
˜
Z› ¼Q¢ ßY£ Oª 4« • ¬ Hu® ˆ ¯ › ² ~ ² %&³ yD³ u ´ áoµ ·<¶ ý · ¨ ¸ —
y¼ † Ä ð5Ä öaÄ Ý~Å ¥sÇ -qÉ µ*Ð ðIÒ À7Ö }qÖ j@× evØ •
Ù ÃiÝ ùVá ×Yá ¤\ä a,è J#é «Fë ô]î – ñ 6,ó ÍWô ¼ õ
võ
Yø D ý œKÿ
G -G >Q •T
<
<
<
)²
e
ÿÿ
qS xt
\W ¢X
<
e
ÿÿ
†
þY
ÿÿ
&E
ÑZ
4E ] Ý]
<
<
_e @
ÿÿ
ÿÿ
â^
@
ùb
ÿÿ
e
`e
<
<
3 ÿ@ €
e
e
U n k n o w n ÿÿ
3
¬
G •
R o m a n
‡z
€
ÿ
5 •
‡z
€
ÿ
A r i a l
K
a l a t i n o
L i n o t y p e
‡
Ÿ
A
‡z a
€
ÿ
T
‡
Ÿ
V e r d a n a
B o o k A n t i q u a
M •
k A n t i q u a , I t a l i c
K
o o k m a n
O l d
S t y l e
CF•
‡
M S
A&•
‡
Ÿ
T
‡z
€
ÿ
N e w
; •
1 ˆ ðÐ
h
‘ÚºÆxƒÃ
? •
! ð
T i m e s
N e w
€
S y m b o l
•
‡ à
@
A&•
r i a l
N a r r o w
a h o m a
7&•
3&•
Ÿ
P
Ÿ
B o o
B
5&•
? •
,
‡
Ÿ
C o m i c
S a n s
r e b u c h e t
M S
?5•
C o u r i e r
€
W i n g d i n g s
P5 å/
¶
ˆ
P5 å/
¶
´ ´ •• 4
d
•d
•d
"
ˆ
2ƒq ð
ðÿ
2
I
HP
ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•ÿÿÿ•Ey
ÿÿ
B A B
P a _ D a s i m
P a _ D a s i m
?
ä
|
þÿ
•
0
˜
¨
´
È
Ô
à…ŸòùOh «‘
à
+'³Ù0
ð
t
<
H
T
\
d
l
ä
-
BAB I
-
-
Pa_Dasim
-
-
-
Normal
-
Pa_Dasim
Word
@
+,ù®D
€[
@
ÕÍÕœ.
“—
63 -xÖG È @
+,ù®0
þÿ
ì
Microsoft Office
ÀÃÊ2‡È
P5
ÕÍÕœ.
å/
“—
h
œ
¼
p
¤
|
¬
„
´
Œ
”
Î
ä
-
-
ˆ
BAB I
¶
•d
æ
-
Title
´
8
@
_PID_HLINKS
ä
A
l
h t t p : / / d e m o c r a t i c a l l y . i n /
õ
-
!
.
@
R
"
/
A
S
e
d
w
‰
˜
ª
¼
T
f
x
Š
™
«
½
Ï
Î
á
ó
#
0
B
U
g
y
‹
š
¬
¾
Ð
â
ô
$
1
C
V
h
z
Œ
›
¿
Ñ
ã
õ
%
2
D
E
W
i
{
•
œ
®
À
Ò
ä
ö
&
3
F
X
j
|
Ž
*
7
I
[
m
•
‘
±
Ã
\
n
’
²
Ä
³
Å
×
é
û
ü
]
o
Æ
Ø
ê
,
9
K
•
“
¢
´
¡
Ö
è
ú
+
8
J
€
Ÿ
Õ
ç
ù
H
Z
•
°
Â
)
6
l
~
ž
Ô
æ
ø
G
Y
•
¯
Á
(
5
k
}
•
Ó
å
÷
'
4
^
p
‚
”
£
µ
Ç
Ù
ë
ý
:
L
_
q
ƒ
•
¤
¶
È
Ú
ì
þ
;
M
`
r
„
–
¥
·
É
Û
í
ÿ
<
N
s
…
>
P
b
t
†
?
Q
c
u
‡
v
ˆ
—
¦
¸
Ê
Ü
î
=
O
a
§
¹
Ë
Ý
ï
¨
º
Ì
Þ
ð
©
»
Í
ß
ñ
à
ò
$
%
&
'
(
)
*
+
,
1
2
3
4
5
6
7
8
9
:
;
<
=
>
?
þÿÿÿD
E
F
G
H
I
J
þÿÿÿL
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
[
\
]
^
_
`
a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
m
n
o
p
q
r
s
t
u
v
w
x
y
z
{
|
}
~
•
€
•
‚
ƒ
„
…
†
‡
ˆ
‰
Š
‹
Œ
•
Ž
•
•
‘
’
“
”
•
–
—
˜
™
š
›
œ
•
ž
Ÿ
¡
¢
£
¤
¥
¦
§
¨
©
ª
«
¬
®
¯
°
±
²
³
þÿÿÿµ
¶
·
¸
¹
º
»
þÿÿÿ½
¾
¿
À
Á
Â
Ã
þÿÿÿýÿÿÿýÿÿÿýÿÿÿýÿÿÿÉ
þÿÿÿþÿÿÿþÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿR o o t
E n t r y
ÿÿÿÿÿÿÿÿ
À
F
pÂÚæ2‡È Ë
€
D a t a
!
.
@
"
/
A
#
0
B
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
e
C
1 T a b l
ÿÿÿÿ
o c u m e n t
a t i o n
´
t i o n
8
C o m p O b j
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
K
„Ð
W o r d D
ÿÿÿÿ
h„
S u m m a r y I n f o r m
(
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
D o c u m e n t S u m m a r y I n f o r m a
ÿÿÿÿÿÿÿÿ
¼
q
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
þÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ þÿ
ÿÿÿÿ
À
F
Microsoft Office Word Document
MSWordDoc
Word.Document.8 ô9²q
Download