SO LONG AS YOU

advertisement
SO
LONG
AS
YOU
MOVE
SO LONG AS YOU MOVE
Daniel Crooks
Shaun Gladwell
Bianca Hester
David Rosetzky
Dengan para kurator dari Museum Seni Monash University | MUMA
dan Ark Galerie
Dipersembahkan oleh Asialink Arts
Ark Galerie, Yogyakarta, Indonesia
15 Agustus - 15 September 2014
Curated by Monash University Museum of Art | MUMA
and Ark Galerie
Presented by Asialink Arts
Ark Galerie, Yogyakarta, Indonesia
15 August - 15 September 2014
1
cover
David Rosetzky
Half brother 2013 (rincian foto dari film)
back cover
Bianca Hester
Hoops: sound tests, performance, documents 2011-13
Rincian penampilan di Raglan Street, North Melbourne, 22 Maret 2013.
Penampil: Agatha Gothe-Snape dan Helen Walter.
Foto: Bianca Hester
Gambar ditampilkan atas seizin sang seniman dan Sarah Scout
Presents, Melbourne
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Greg Moriarty, Duta Besar Australia untuk Indonesia
4
PENDAHULUAN
Charlotte Day, Direktur, MUMA
6
BODY AND URBANITY IN MOVING IMAGES: FLOWING BODIES
Alia Swastika, Direktur, Ark Galerie
8
A CITY IN MOTION
Patrice Sharkey, Asisten Kurator, MUMA
15
DANIEL CROOKS
20
SHAUN GLADWELL
24
BIANCA HESTER
28
DAVID ROSETZKY
32
BIOGRAFI SENIMAN
36
DAFTAR KARYA
41
MITRA42
UCAPAN TERIMA KASIH
44
CONTENTS
FOREWORD
Greg Moriarty, Australian Ambassador to Indonesia
5
INTRODUCTION
Charlotte Day, Director, MUMA
7
BODY AND URBANITY IN MOVING IMAGES: FLOWING BODIES
Alia Swastika, Director, Ark Galerie
12
A CITY IN MOTION
Patrice Sharkey, Assistant Curator, MUMA
18
DANIEL CROOKS
20
SHAUN GLADWELL
24
BIANCA HESTER
28
DAVID ROSETZKY
32
ARTIST BIOGRAPHIES
36
LIST OF WORKS
41
PARTNERS43
ACKNOWLEDGEMENTS44
3
KATA PENGANTAR
Greg Moriarty
Duta Besar Australia untuk Indonesia
Pemerintah Australia bangga mendukung pameran
inovatif, So Long as You Move.
Saya mengucapkan selamat kepada Asialink Arts
atas pengelolaan proyek ini dalam kemitraan dengan
Monash University Museum of Art (MUMA) dan
Diambil dari dari koleksi Monash University Museum
Ark Galerie di Yogyakarta. Saya juga mengucapkan
of Art, So Long as You Move menayangkan karya
selamat kepada para kurator Patrice Sharkey, Alia
video empat seniman mapan Australia: Daniel Crooks,
Swastika dan para staf di MUMA dan Ark Galerie
Shaun Gladwell, Bianca Hester dan David Rosetzky. atas profesionalisme tingkat tinggi yang mereka
perlihatkan dalam proyek ini. Pemerintah Australia
Saya berharap pameran ini akan memperlihatkan
mendukung kolaborasi budaya seperti ini melalui
kepada pemirsa Indonesia keanekaragaman
Departemen Luar Negeri dan Perdagangan dan
dan kecanggihan seni dan budaya kontemporer
Australia. Menggunakan seni untuk mempertunjukkan lembaga penyandang dana seni, the Australia Council
for the Arts.
aspek-aspek Australia modern membantu
mengembangkan hubungan antar-warga,
Perkenankan saya menyampaikan penghargaan
memperdalam pemahaman budaya dan mempererat
kepada Arts Victoria dan University of Melbourne atas
hubungan kedua negara kita.
peran mereka dalam proyek ini: dukungan lembagalembaga ini terus memfasilitasi pertukaran budaya
Banyak dari seniman yang tampil di pameran ini
dan dialog yang tengah berlangsung antara lembagatelah dikenal di dunia dengan karya mereka telah
dipamerkan di beberapa tempat termasuk di galeri Tate lembaga budaya, individu dan masyarakat Australia
dan Indonesia. Saya menantikan dengan gembira
Modern, London dan di acara Venice Biennale. Saya
untuk menyaksikan hubungan yang sudah terjalin
senang bahwa Indonesia kini menjadi salah satu tuan
ini berkembang semakin erat dan kedua negara kita
rumah para seniman ini.
semakin padu melalui proyek-proyek seni di masa
Sebagai salah satu dari hubungan bilateral yang
depan.
terpenting kami, Indonesia dan Australia telah lama
Selamat menyaksikan So Long as You Move.
menjalin hubungan di bidang bisnis, pertahanan,
pendidikan dan kebudayaan. Memperluas pertukaran
budaya dan kolaborasi seni menambah dimensi
menarik lainnya pada bagaimana masyarakat Australia
dan Indonesia dan lembaga-lembaga kita saling
berkiprah.
4
FOREWORD
Greg Moriarty
Australian Ambassador to Indonesia
The Australian Government is proud to be associated
with the innovative exhibition, So Long as You Move.
Drawn primarily from Monash University Museum
of Art (MUMA)’s collection, So Long as You
Move showcases video work by four established
Australian artists: Daniel Crooks, Shaun Gladwell,
Bianca Hester and David Rosetzky. Galerie in Yogyakarta. I also want to congratulate
curators Patrice Sharkey and Alia Swastika, and
the staff at MUMA and Ark Galerie, for the high
level of professionalism they have brought to this
project. The Australian Government supports cultural
collaborations such as this one through the Department
of Foreign Affairs and Trade and the arts funding
body, the Australia Council for the Arts.
I hope the exhibition will show Indonesian audiences
the diversity and sophistication of contemporary
Australian arts and culture. Using the arts to showcase
aspects of modern Australia helps to build people-topeople links, deepen cultural understanding and add
vigour to the relationship between our two countries.
I want to acknowledge Arts Victoria and the University
of Melbourne for their roles in this project: the
support of these organisations continues to facilitate
an ongoing cultural exchange and dialogue between
Australian and Indonesian cultural organisations,
individuals and audiences. I look forward to seeing
these existing ties strengthened and our two countries
Many of the artists showing in the exhibition have
been recognised internationally with their work shown further united through future arts projects.
in venues including the Tate Modern, London, and at
Please enjoy So Long as You Move.
the Venice Biennale. I’m pleased that Indonesia now
counts among the global venues for these artists.
As one of our most important bilateral relationships,
Indonesia and Australia share longstanding
connections in business, defence, education and
culture. Broadening cultural exchanges and artistic
collaboration adds another interesting dimension to
the way Australian and Indonesian people and our
institutions engage with one another.
I congratulate Asialink Arts for its management of
this project in partnership with MUMA and Ark
5
PENDAHULUAN
Charlotte Day
Direktur, Museum Seni Monash University | MUMA
Museum Seni Monash University (MUMA) dalam
kemitraan dengan Asialink Arts, senang dapat
menampilkan karya seni video dari empat seniman
kontemporer Australia, yang direpresentasikan dalam
Koleksi Monash University, dalam pameran So Long
as You Move.
pada seni visual dari peristiwa seni, gerakan dan tarian
yang dikoreografikan.
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada
Patrice dan Alia atas upaya kuratorial mereka untuk
terselenggaranya pameran ini, juga kepada para
seniman Daniel Crooks, Shaun Gladwell, Bianca
Awal dari Koleksi Monash University bermula dengan Hester dan David Rosetzky yang telah dengan
berdirinya universitas ini di tahun 1961 dan, setengah bermurah hati membantu kami berkaitan dengan
abad kemudian, koleksi lebih dari 1.900 karya seni
pameran dan katalog. Saya ingin menyampaikan
merupakan salah satu dari koleksi yang paling penting terima kasih teristimewa kepada Bianca Hester
dan terpandang dari seni kontemporer Australia pasca yang telah berkunjung ke Yogyakarta untuk
tahun 1960-an.
mengembangkan dan menampilkan suatu pertunjukan
di lokasi di Ark Galerie terkait dengan pameran dan
Dalam menjaga etos dari Monash University, fokus
partisipasi dalam program-program publik.
koleksi adalah pada praktik-praktik seni paling
inovatif dan eksperimental, dengan mendukung
MUMA juga ingin menyampaikan rasa terima kasih
budaya seni kontemporer saat itu muncul, dan pada
kepada Asialink Arts atas dukungannya dalam
saat yang sama juga memberikan kerangka kerja
pengembangan dan perjalanan pameran ini, dan yang
analitis dan historis.
tanpanya pameran ini tidak akan dapat terlaksana,
terutama Direktur Asialink Arts Lesley Alway dan
Kami sangat senang bahwa Patrice Sharkey dari
para staf Asialink Arts Sarah Bond, Louise Joel, dan
MUMA telah dapat bekerja sama dengan Alia
Jessica O’Brien, serta para staf luar biasa dari Ark
Swastika dan Ark Galerie untuk menjadi kurator bagi
Galerie.
gambaran dari koleksi ini yang menonjolkan pengaruh
dari tubuh yang bergerak dan performativitas pada
MUMA sangat senang untuk memperkenalkan karya
praktik kontemporer – dan khususnya pada seni video dari para seniman penting Australia ini kepada
belakangan ini di Australia. Pilihan kuratorial mereka penonton Indonesia dan kami menantikan untuk
merupakan cerminan dari keterlibatan para seniman
mengembangkan dialog berkelanjutan antara para
dengan ruang di sekitar mereka dan berkaitan dengan seniman dan kurator, mahasiswa dan khalayak seni di
satu sama lain, serta pengaruh yang semakin kuat
Melbourne dan Yogyakarta.
6
INTRODUCTION
Charlotte Day
Director, Monash University Museum of Art | MUMA
Monash University Museum of Art (MUMA) in
partnership with Asialink Arts is pleased to present
key video artworks by four leading contemporary
Australian artists, represented by Monash University
Museum of Art, in the exhibition So Long as You
Move.
curatorial work towards the realisation of this
exhibition, along with the artists Daniel Crooks, Shaun
Gladwell, Bianca Hester and David Rosetzky, who
have generously assisted us with the exhibition and
the catalogue. I would like to extend special thanks
to Bianca who has travelled to Yogyakarta to develop
and present a performance on site at Ark Galerie in
conjunction with the exhibition, and participate in the
associated public programs.
The beginning of the Monash University Collection
originates with the university’s own foundation in
1961 and, half a century on, the collection of more than
1900 artworks is one of the most significant and highly MUMA would also like to acknowledge the support
regarded collections of post-1960s contemporary
of Asialink Arts in the development and tour of this
Australian art.
exhibition, and without whom this exhibition would
not have been possible, especially Asialink Arts
In keeping with the ethos of Monash University,
Director Lesley Alway, and Asialink Arts staff Sarah
the focus of the collection is on the most innovative
Bond, Louise Joel and Jessica O’Brien, as well as the
and experimental of art practices, supporting
wonderful staff at Ark Galerie.
contemporary art culture as it unfolds, whilst also
providing an analytical and historical framework.
MUMA is excited to introduce the work of these
important Australian artists to Indonesian audiences,
We are delighted that MUMA’s Patrice Sharkey
and we look forward to developing an ongoing
has been able to work with Alia Swastika and Ark
dialogue between artists and curators, students and art
Galerie to curate this snapshot from the Collection
publics in Melbourne and Yogyakarta.
that highlights the influence of the moving body
and performativity on contemporary practice – and
especially on recent video art in Australia. Their
curatorial selection is reflective of artists’ engagement
with spaces around them and in relation to each other,
as well as the increasing influence on the visual arts of
art happenings, choreographed movement and dance.
I would like to thank Patrice and Alia for their
7
TUBUH DAN RUANG URBAN DALAM
GAMBAR BERGERAK: TUBUH-TUBUH YANG
MELINTAS
Alia Swastika
Bekerja lintas disiplin sekarang seperti menjadi sebuah
keharusan bagi seniman. Semakin banyak seniman
bekerja keluar dari studio, menjalin komunikasi
dengan berbagai pihak, menyerap pengetahuan dan
bahasa-bahasa yang digunakan dari displin lain,
lalu menganyamnya menjadi media apa pun yang
baginya paling sesuai. Tidak ada lagi batasan jelas
siapa pelukis, pematung, pembuat film, aktor, penari,
pemusik; setiap medium bisa dipinjam dan meminjam.
Demikian pula gagasan kita tentang konteks budaya:
semakin meluas. Para seniman memungut berbagai
peristiwa yang kita temui di berbagai belahan dunia,
menampilkannya tidak sekadar sebagai momentum,
tetapi bagian dari sebuah narasi besar. Sebagaimana
telah terjadi beratus tahun lalu, di sana-sini ada yang
terasa asing dan baru, dibawa oleh mereka yang datang
dan pergi, entah singgah atau berdiam lama. Sekarang
ini, yang berbeda adalah, segalanya seperti bergerak
lebih cepat dan simultan, sehingga ada penggandaan
dari perjumpaan-perjumpaan budaya yang kita temui
sehari-hari. Lama kelamaan, apa yang terasa asing,
menjadi semakin dekat.
Sekarang ini, kita berjumpa karya-karya dari
Australia. Saya tidak tahu apakah bagi kita apa yang
mereka bawa ini terasa asing dan berjarak? Bagi saya
sendiri, menyaksikan gambar-gambar bergerak di
layar, mendengar berbagai bunyi di ruang yang nyaris
gelap, seperti ada sensasi tersendiri yang membawa
saya menjadi bagian dari ruang yang jauh di sana.
Meski ruang-ruang ini bukan ruang keseharian saya,
tetapi ada tautan yang membawa saya masuk ke sana,
menjadi bagian dari pencarian baru atas diri saya.
Barangkali, dimensi inilah yang acapkali tak saya
temukan dalam medium-medium seni yang lain.
Gambar bergerak seperti membawa pengalaman lain
atas ruang dan waktu. Kita seperti dihadapkan pada
hitungan waktu yang berbeda, melompat seperti imaji
yang kita serap dari layar. Tak terasa, pada karyakarya video yang kuat, seperti pada karya yang kita
saksikan sekarang, di mana imaji visual menyerap kita
pada sebuah pertanyaan tentang dunia (barangkali
saya berlebihan), kita terbawa untuk mempertanyakan
subjek-subjek subtil yang seringkali ditawarkan oleh
para seniman.
8
PERFORMATIVITAS, TUBUH DAN RUANG
KOTA
Karena kita melompati ruang dan waktu, apa yang
terasa asing, lagi-lagi, seperti terjembatani. Karya
Daniel Crooks, A garden of parallel paths, juga
membicarakan tentang kota dan orang-orangnya.
Crooks menggunakan strategi performativitas,
yang sekali lagi, membawa kita pada dimensi baru
ruang dan waktu. Crooks tampaknya lebih melihat
bagaimana masyarakat urban membangun gestur
dan bahasa tubuh tertentu berdasarkan cara sebuah
kota ditata secara fisik. Melalui koridor-koridor
jalan yang dibentang, manusia kota berjalan,
melambaikan tangan, terkadang tampak sedikit
melayang. Crooks merentang gerak tubuh melalui
waktu yang dilambatkan, yang memberi kesan bahwa
ada laku keseharian yang ditata, atau dikoreografi.
Melalui pergerakan orang-orang, kita bisa mengamati
bagaimana warga menavigasi kota, bahkan, lebih jauh
lagi, menubuhkan, bahkan memanggungkan, sense
atas kota.
Seorang ahli tata kota Amerika, Kevin Lynch,
mengonseptualisasi modus pejalan sebagaimana yang
terlihat dalam karya Crooks, sebagai lima elemen
penting pada peta untuk mendeskripsikan kota-kota
urban: jalur (jalanan, gang, dan ruang penghubung lain
yang dilewati orang), batas (tembok, pagar, bangunan),
distrik (pembagian kota berdasarkan fungsi), nodes
(persimpangan), serta landmark (situs penanda).
Secara tidak langsung, manusia melintasi elemen satu
ke elemen lain, ruang kota membentuk tubuh mereka,
dan sebaliknya, gerak-gerak mereka juga membentuk
sebuah kota.1
Crooks dan Gladwell melihat kaitan yang kuat antara
tubuh dengan ruang, terutama dengan ruang publik
di perkotaan. Ruang publik kota selalu menunjukkan
ketegangan yang kuat antara yang kolektif dan
individu, yang sosial dan yang personal, yang sekarang
dan yang lalu. Perilaku keseharian inilah yang
kemudian menjadi rutin, menghubungkan pengalaman
fisikal pada sebuah tempat dengan memori atas
berbagai aktivitas yang pernah mereka lakukan, di
mana tubuh mereka menaruh jejak. Dalam kehidupan
Pendekatan yang sama dengan idiom visual yang
kita di Indonesia, ketegangan antara individual dan
berbeda bisa kita tunjuk pada karya Shaun Gladwell,
kolektif dalam ruang publik kota barangkali acap
Guide to recent architecture: fountains (excerpt),
terhambat oleh pemisahan kelas akibat minimnya
di mana kita melihat sosok seorang lelaki yang
infrastruktur publik. Sebagian kelas menengah atas di
berinteraksi dengan berbagai air mancur di seputaran
Indonesia tidak mengalami petualangan-petualangan
kota Sydney. Air mancur ini terutama menjadi bagian
menelusuri jalanan sebagaimana yang kita lihat
dari bangunan, merujuk lebih jauh pada lanskap
dalam karya Crooks, atau tidak bisa menjadi pemain
arsitektur kota. Sebagaimana yang tersebut dalam
papan luncur sebagaimana yang ditampilkan dalam
judulnya, Gladwell menggunakan tubuh (sebagai
karya Gladwell, karena sebagian besar waktu mereka
performer dan sebagai warga) untuk menggambarkan
melintasi kota dihabiskan dengan kendaraan pribadi,
relasi antara berbagai bangunan ini (sebagai
entah mobil ataupun sepeda motor. Seberapa sering
representasi dari ruang kota) dengan gerakan. Dengan
kita punya waktu mendengar lagu yang didendangkan
demikian, kita bisa melihat bahwa ada dua bentuk
pengamen jalanan hingga selesai, tanpa harus
gerak: yaitu gerak tubuh manusia dan gerak dari air
terpotong lampu yang menyala hijau? Pengalaman
yang mengucur dalam berbagai bentuk, dimana kita
tubuh kelas menengah terhadap ruang kota sangat
menghadapi kontradiksi, dan pada saat yang sama,
terbatas pada pergerakan antara rumah, kendaraan,
koneksi dari oposisi biner (antara yang bergerak dan
dan ruang aktivitas. Tubuh tidak dibiasakan untuk
yang diam, antara yang menjauh dan mendekat, antara
mengalami keriuhan sebagai bagian dari memori rutin,
kehadiran dan ketiadaan) dari tubuh lanskap dan
yang membawa kita kekurangan perangkat dalam
tubuh manusia. Sementara ia menggunakan air mancur
memori kita untuk membaca “yang lain”.
untuk menangkap lanskap kota dan arsitekturnya,
Gladwell tampaknya juga tertarik pada bagaimana
Batas antara tubuh yang sehari-hari dan tubuh yang
bangunan-bangunan, yang sering dilihat sebagai objek ekstra-ordinari menjadi semakin kabur; pergelaran
diam, pada dasarnya memiliki pola geraknya sendiri, seni berlangsung dalam ruang-ruang publik di
sehingga menampilkan sebentuk performativitas.
jalanan, tanpa panggung dan tanpa notifikasi itu seni.
Dengan gerakan pelan, lelaki dalam video ini seolah
Performativitas menjadi wilayah yang tidak lagi
sedang menari, mengajak kita untuk mengenali
bertumpu pada gagasan tentang tontonan (spectacle),
gagasan estetik dalam gerakannya, yang disejajarkan
tetapi tentang memberi ruang pada ke-“diri”-an yang
dengan air mancur yang menjadi bagian dari gagasan anonim.
estetik si bangunan.
9
KOSA GERAK, INTIMASI, PERSONIFIKASI
upaya menampilkan yang sehari-hari atau proses
latihan sebagai bagian dari hasil akhir, menjadi
Performativitas dalam pengertiannya yang luas
strategi untuk memberikan “bocoran” tentang apa
juga mencakup bagaimana benda bertransformasi
yang berlangsung “sebelum” atau “di luar panggung”.
menjadi sebuah subjek yang tidak hanya bergerak,
Pada Half brother, sepertinya justru latihan (rehearsal)
tetapi juga bercerita, dalam alur ruang dan waktu.
ini menjadi pokok yang penting, membangun narasi
Bianca Hester dengan puitis, tetapi juga segar dan
dan kosa gerak dari seluruh bangunan adegan. Dengan
ringan, membentangkan narasi tentang bagaimana
modus keintiman, Rosetzky seperti memanggungkan
“hoops” berevolusi dari sebuah elemen instalatif
perasaan. Ia ingin meminjam gestur keseharian
dalam kolase benda, kemudian mulai bergerak dan
sebagai penekanan terhadap perasaan-perasaan;
membangun dialog dengan benda-benda lain dalam
sebuah pergelaran emosi dengan ritme yang datar
sebuah ruang dalam (indoor). Dari situ, simpai ini
dan, hampir tak ada dramatika berarti, karena ia
bergerak keluar, menjelajahi bermacam-macam ruang,
mengajak audiens untuk menyelami soal-soal remeh
dan bertemu dengan bermacam-macam peristiwa
dan pertemuan-pertemuan kecil yang dikenang tubuh
termasuk menemui manusia, dan menjadi bagian
nyaris hanya sebagai rutin. Hester dan Rosetzky
dari ruang keseharian. Peristiwa berputarnya simpai
tertarik pada apa yang tampak berulang; seperti
ini tidak hanya memberikan tata visual yang punya
sebuah penyelidikan terhadap pola; dari sekian rutin
sense kepatungan (sculptural), tetapi Hester juga
yang tampak sama, hanya berubah pada konteks ruang
menekankan bahasa melalui suara yang dihasilkan
dan waktu, bagaimana otak menyeleksi beragam
dari gesekan dengan alas-alas yang berbeda.
peristiwa yang nyaris sama, dan memilih mana yang
Singkatnya, Hester menciptakan sebuah tata gerak,
masuk dalam ingatan.
nyaris menyerupai film tari, di mana ia menempatkan
simpai seperti tubuh sang penari. Ada pula peristiwa
Saya ingat bahwa masyarakat kita, membicarakan
dramatik di sana ketika Hester memainkan ritme
emosi atau perasaan ini nyaris dilihat sebagai bagian
ketika tubuh ini berputar makin lemah dan nyaris
dari tabu. Kita tidak terbiasa untuk mengekspresikan
jatuh, atau ketika ia mencapai kecepatan tertentu.
perasaan, dan diajarkan untuk memendam dalam hati
Di bagian akhir video, Hester bahkan membangun
kesan yang tertangkap dari kejadian yang kita alami.
sebuah ensemble ketika beberapa simpai ditampilkan
bersamaan, diputar secara bertahan, kemudian
berputar dan jatuh bersamaan.
****
Karya David Rosetzky menyentuh relasi-relasi
antar individu yang subtil dan intim. Perkara
tubuh dalam sebuah bagian koreografi lagi-lagi
berangkat dari gestur keseharian yang diberi tekanan
tertentu, di mana gerak menjadi bahasa dan medium
gagasan seniman. Half brother menginvestigasi
kemungkinan tentang bagaimana kita berbicara
tentang peristiwa-peristiwa kecil yang direkam oleh
tubuh, dan bagaimana kemudian ia dimunculkan
kembali dalam jarak tertentu sehingga ia punya pola
tertentu. Dalam pandangan seni pertunjukan yang
sadar kategori, hal semacam bisa dirujuk sebagai
koreografi. Bagi Rosetzky, tata gerak (koreografi)
merupakan representasi dari keseluruhan proses
tubuh bernegosiasi dengan konteks ruang dan waktu.
Menampilkan dua orang dalam situasi yang ordiner,
yang hampir terlihat seperti sebuah latihan menuju
pertunjukan. Ketimbang melihat hasil akhir sebagai
sebuah tatanan koreografi utuh di atas panggung,
karya yang terlihat pada layar lebih menampilkan
bagaimana latihan itu sendiri menjadi bagian dari
pertunjukan. Pada banyak karya tari kontemporer,
10
Praktik seni yang performatif, untuk tidak
menyebutnya sebagai performance art, pada
perkembangannya dewasa ini telah menunjukkan
kemungkinan-kemungkinan yang luas terhadap
eksplorasi medium dan kosa gerak/kosa peristiwa.
Dengan situasi yang demikian terbuka, apa
saja memang bisa dibingkai dengan kerangka
performativitas, semua orang bisa dilihat sedang
bermain dalam ruang performans, dan pada akhirnya,
apakah seni performans ini mencakup apa saja?
Dalam konteks Indonesia, dengan sejarah yang
panjang dalam kompleks dalam hal ruang publik
dan performativitas, dan pada saat yang sama,
fenomena atas kontestasi yang sedemikian intens
atas penggunaan ruang publik, kita mempunyai
bayangan yang sangat berbeda dibanding sosoksosok dalam video ini dalam kehidupan keseharian
kita. Dalam karya-karya video seniman Indonesia,
keinginan untuk menghubungkan antara tubuh dan
performativitas banyak diwujudkan dalam karya seni
yang berlatar belakang teatrikal, di mana aktor dan
penonton menjadi bagian dari skenario fiksi dengan
bentang waktu tertentu, seperti yang bisa kita lihat
dalam karya Krisna Murti dan Jompet Kuswidananto.
Ada pula yang bersifat performans tindakan yang
menggunakan latar belakang lanskap keseharian,
yang sering kali menampilkan seniman sebagai
penampilnya sendiri, seperti yang bisa kita temukan
dalam karya FX Harsono. Situasi dan lanskap yang
berbeda-beda telah mendorong munculnya gestur
dan gerakan tubuh yang spesifik bagi setiap konteks,
dan juga, dalam kasus seni performans dan seni
pertunjukan, bisa ditarik pula pengaruh yang cukup
besar dari ritual sehari-hari atau ritual sebagai bagian
dari seni tradisi, seperti bisa dirujuk pada karyakarya Melati Suryodarmo, yang sering menciptakan
panggung sebagai latar karya, yang memberi
kemungkinan bagi kita untuk sedikit berjarak, dan
memperlihatkan aspek ketidakbiasaan (extra-ordinary)
pada apa yang kita terima sebagai kebiasaan seharihari yang terberi.
Dengan strategi visualisasi para seniman ini, kita
bisa melihat bagaimana yang rutin dan sehari-hari
ini ditarik dari situasi ordinarinya, diberi bingkai,
dimainkan ritmenya, dan diberi kerangka dramaturgi
sehingga ia punya makna lebih; ia menunjukkan
bagaimana relasi-relasi inter-subjektivitas bekerja,
baik dalam ranah sadar maupun bawah sadar. Kita
bisa melihat bahwa seni bisa bicara perihal apa
saja, tetapi strategi pengolahan medium dan pilihan
perspektif membuat “apa saja” ini tidak menjadi
arbitrer, tetapi punya konteks dan relevansi tertentu.
Menikmati karya-karya seni dari negeri tetangga ini,
bisa menarik diri dari situasi keseharian kita, melihat
bagaimana kesadaran akan “liyan” bisa membawa
kita pada pandangan bahwa tempat asing adalah
panggung dan sosok-sosok baru adalah performer.
Dan dengan strategi artistik yang tepat, karya-karya
ini memberi ruang bagi kita untuk menelusup masuk
ke dalam, menjadi bagian dari konteks baru itu, dan
menempatkan diri kita sebagai “liyan”.
1 Kevin Lynch, The Image of the City, MIT Press, Cambridge,
Massachusetts, 1960.
11
BODY AND URBANITY IN MOVING IMAGES:
FLOWING BODIES
Alia Swastika
Working across disciplines has now become a must for
artists. More and more artists work outside the studio,
communicating with various parties, absorbing the
knowledge and language used in different disciplines
then weaving it into whatever medium is most
appropriate for them. There are no longer any clear
limitations between who is a painter, a sculptor, a film
maker, an actor, a dancer, a musician; every medium
can borrow and be borrowed from.
Hence our concept of the cultural context is expanded.
Artists adopt the various things that occur in different
parts of the world, displaying them not only as a
momentum, but as a part of a larger narrative. In the
same way as one hundred years ago, here and there are
new and strange things, brought by those that come
and go, whether momentarily or to stay longer. Now,
the difference is that everything moves faster and
simultaneously, so that meetings between our cultures
are reiterated every day. Eventually, that which once
felt foreign moves closer.
Now, we encounter works from Australia. Does
what they bring seem foreign and distant? I’m not
sure. For me, enjoying moving images on a screen,
hearing sounds in a space that is almost dark, is like a
sensation that takes me back to being a part of that faraway place. Although this is not my every-day space,
there is a link that takes me there, making it a part of
my search for myself. Perhaps these are dimensions
that I have not often encountered in other art mediums.
Moving images seem to bring us different experiences
through time and space. We seem to be faced with a
different way of counting time, jumping like images
that we have attained from the screen. Imperceptibly,
in strong video works like those we see now, where the
visual image absorbs us into questions about the world
(perhaps I am going too far), we are driven to question
the frequently subtle subjects that are offered by the
artists.
PERFORMATIVITY, THE BODY AND
URBANISM
Because we are leaping through time and space, that
which felt strange seems to have been bridged. Daniel
Crooks’ work, A garden of parallel paths, speaks
of the issues and relationship of city and its people.
Crooks uses performative strategies, that once again
bring us to new dimensions of space and time, staging
the ordinary people, capturing the gesture of everyday
life. Crooks seems to look more at how urban society
12
establishes particular gestures and body languages
based on the way that the city is physically arranged.
Through the corridors of walled streets, city people
walk, waving their arms. Sometimes they even seem to
fly a little. Crooks stretches the body by slowing down
time, giving the impression that everyday behaviour
is arranged, or choreographed. Through people’s
movements, we can observe how citizens navigate the
city, or even further, embody or stage their sense of
the city.
The same approach with a different social idiom can
be seen in the work of Shaun Gladwell, Guide to
recent architecture: fountains (excerpt), where the
artist moves around towards some buildings in the
city (in this case Sydney), encountering a fountain. As
mentioned in the title, Gladwell uses his body to draw
the connection between buildings (as a representation
of a cityscape) and movement. The movements are
represented both by the body and the fountain, where
we face a contradiction and a connection of binary
opposition between the body of landscape (fountain)
and the human body, and between the presence of
absence. While he uses the fountain to capture the city
landscape and its architecture, Gladwell also seems be
interested in how buildings, perceived as still objects,
have a particular pattern of movement, and show a
light form of performativity. With the slow rhythm the
artist looks as if he dances, so we can see a specific
aesthetic idea in his movement, which is juxtaposed
with the fountain as the representation of the aesthetic
of the building.
between the individual and the collective in public
space is perhaps impeded by the class separation, as
a consequence of minimal public infrastructure. The
upper-middle class in Indonesia do not experience the
adventures of wandering the streets as we see in Crooks’
work, or cannot be audience to street artists with skate
boards because most often their time moving through
the city is passed in or on private vehicles, whether it
be car or a motorcycle, and not really encountering city
by walking and moving their body around. How often
do we hear the whole of the busker’s song, without it
being cut off by the green light? The bodily experience
of the middle class in city spaces is largely limited to
movements between their home, their vehicle and the
spaces of their activities. Their bodies are not familiar
with the experience of bustle as a part of their routine
memories, which lessens the capacity of memory to read
‘the other’.
The boundary between the everyday body and the
extra-ordinary body has been blurred; performance
art now happens in public spaces—on the streets, in
public squares; often, in many cases, there is no need
for a stage anymore, and even there is no sign of this
daily practice as ‘art.’ Performativity had become a
territory not based on the notion of spectacle, but most
of the time staging ‘the anonym self’.
VOCABULARY OF MOVEMENT, INTIMACY,
PERSONIFICATION
Performativity in its broadest understanding also
encompasses how objects are transformed into subjects
that not only move, but also speak in the grooves of
space and time. Bianca Hester poetically, but also
with refreshing lightness, elucidates the narrative of
how ‘hoops’ evolved from an installation element to
move and build a dialogue with other objects in an
indoor space. From here, these hoops move outward,
exploring diverse spaces and encountering many
different events, including meeting people, and
becoming a part of everyday space. The spinning of
these hoops not only provides a visual order that has
Crooks and Gladwell see a strong connection between
a sculptural sense, but Hester also finds language
the body and space, particularly with public space in
through sounds that have been produced through
the city. Public space always displays strong tensions
friction with different surfaces. In short, Hester creates
between the collective and the individual, the social and
a kind of vocabulary of movement, almost resembling
the personal, the present and the past. This everyday
a dance film, where she locates the hoops as if they
behaviour then becomes routine, connecting the
were the dancer. Dramatic events occur when Hester
physical experience of a place with memories of various
plays with rhythm, as this body spins more weakly
activities that they have conducted, where their body
and nearly falls, or when it reaches a certain speed. At
has left a trace. In our lives in Indonesia, the tension
Kevin Lynch, an expert in urban planning,
conceptualised the mode of walking as displayed in
Crooks work as one of five important elements of a
map that describes urban cities: ways (roads, alleys,
and other connecting spaces that people pass through),
limits (walls, fences, buildings), districts (the division
of the city based on function), nodes and landmarks.
Indirectly, as people cross from one element to
another, city spaces form their bodies and, conversely,
their movements form the city.1
13
the end of the video, Hester builds an ensemble when
several hoops appear spinning, before falling down in
unison. The intervention to the rhythm of the city, as
we see the speed of how people move around, shows an
interesting dynamic of people’s lives being contrasted
with the movement of the hoops.
David Rosetzky’s work touches on the subtle and
intimate relations between individuals. In this case
the body is again a part of choreography departing
from everyday gestures that are given particular
emphasis, where movement becomes a language
and a medium for the artist’s concept. Half brother
investigates the possibilities of how we speak about
small occurrences recorded by our bodies, and
how these then re-appear after a particular time,
so that they transform into a new pattern. From the
perspective of category-conscious performance,
things like this can be referred to as choreography. For
Rosetzky, choreography is a representation of all of
the body’s processes negotiating with the context of
time and space. He shows three people in an ordinary
situation, which seems almost like a rehearsal for a
performance. Rather than seeing the final product
as a whole choreographic arrangement on the stage,
this work is seen on a screen that shows how the
rehearsal itself becomes part of the performance. In
many contemporary dance works, efforts to display
the everyday or rehearsal process as a part of the
final work become strategies to provide a ‘sneak
preview’ about what will happen ‘before’ or ‘off the
stage’. In Half brother the rehearsal becomes, in fact,
the main, building a narrative and vocabulary from
all of the scenes of buildings. Using intimacy as a
modus, Rosetzky seems to stage emotion. He seeks to
borrow everyday gestures as repressions of emotion;
a performance of emotion with a flat rhythm with
almost no meaningful dramatics, because he invites
the audience to dive into trivial issues and small
encounters that are remembered by the body, almost
by routine. Hester and Rosetzky are interested in that
which seems to repeat; as an investigation of pattern;
from umpteen routines that appear to be the same, only
changing in the context of space and time when the
brain selects various occurrences that are almost the
same, and chooses which will enter its memory.
I am reminded that for our society, speaking of
emotion or feelings is virtually seen as taboo. We are
not used to expressing feelings, and are taught to bury
our response to what we experience in our hearts.
14
****
Performative art practice, in order not to refer to it as
performance art, has in recent developments indicated
broad possibilities in exploring the mediums and
vocabularies of movements/events. With a situation
this open, anything can be framed within the structure
of performativity, anyone can be seen as playing in
the performative space; does this in the end mean that
performance art encompasses anything at all? In the
context of Indonesia, with our long and complex history
of the performativity of public, and at the same time the
intense contestation of the use of public space, we have
very different imagery of how the human body performs
in public. In many of our video art works, the idea of
connecting body and performativity is staged in the
theatrical setting of an art piece, in which actor (artists)
and spectators (audience) are part of a fictional scenario
in real time, as can be seen in works of Krisna Murti or
some of the works by Jompet Kuswidananto. There is
also action performance, using everyday life situations,
done by the artists themselves, such as works by FX
Harsono. Different situations and different landscapes
had formed specific body movements and gesture;
and, also, in the case performance/performing arts, the
influence of everyday traditional rituals still strongly
remains. This kind of performative body can be seen in
many performance works by Melati Suryodarmo, usually
in a stage setting, where she interestingly shows a way
to distinguish these rituals from everyday life reality,
underlining the extraordinary aspects of those gestures.
With the visualisation strategies of these artists, we can
see how the routine and the everyday are drawn out of
ordinary situations, given frames, have their rhythms
played with, and given dramaturgical structures so
that they become more meaningful; they show how
inter-subjective relations work, in both the conscious
and unconscious realms. We can see how art can speak
about anything, but that the strategies for processing the
medium and the choice of perspective makes ‘anything’
no longer arbitrary, but possessed of a particular
relevance and context. Enjoying art work from our
neighbouring countries, we pull ourselves out of our
everyday situations, seeing how awareness of the ‘other’
can bring us to a perspective in which foreign places are
a stage and their new characters are performers. Using
the right artistic strategy, these works give us space
to infiltrate, becoming a part of this new context, and
locating ourselves as the ‘other’.
1 Kevin Lynch, The Image of the City, MIT Press, Cambridge,
Massachusetts, 1960.
A CITY IN MOTION (KOTA DALAM GERAK)
Patrice Sharkey
… orang-orang yang bergerak di jalanan
adalah orang-orang asing. Di setiap
perjumpaan, mereka membayangkan beribu
hal tentang satu sama lain; pertemuan
yang mungkin terjadi di antara mereka,
percakapan, kejutan, belaian, gigitan. Tetapi
tidak ada yang saling menyapa; mata bertaut
sekejap, lalu berpaling, mencari mata baru,
tak pernah berhenti.
– Italo Calvino1
So Long as You Move menampilkan serangkaian
karya berbasis video yang dibuat oleh empat seniman
kontemporer Australia yang hadir dalam tubuh
yang bergerak. Baik itu berupa tarian, permainan
papan luncur, atau sekedar berjalan, setiap karya
mengeksplorasi cara-cara di mana tubuh bergerak di
ruang nyata. Tetapi para tokoh protagonis yang kita
temui tidak melewati tempat-tempat yang samar-samar
atau tidak jelas. Sebaliknya, adalah sejumlah besar
ciri-ciri khas kehidupan kota yang akrab – seperti
jalan raya, trotoar, kerumunan, pusat-pusat kegiatan
masyarakat, atap bangunan, interior rumah dan jalan
kecil – yang memberikan latar belakang bagi beragam
aksi ritmis yang tertangkap kamera di layar. Ini sangat
sesuai karena, seperti yang dikatakan Elizabeth Grosz,
tubuh dan kota adalah tidak sama sekali berbeda satu
sama lain:
Kota adalah salah satu faktor yang sangat
penting dalam produksi sosial dari realitas
tubuh – lingkungan yang terbentuk
memberikan konteks dan koordinat untuk
bentuk-bentuk kontemporer dari tubuh.2
So Long as You Move berbicara mengenai potensi
imajinatif tubuh, dan, dengan kata lain, yang
tersembunyi dari bentang kota; adalah kota yang
membuat tubuh bergerak.
SLOW MOTION [GERAK LAMBAT]
Kota memiliki konotasi kecepatan; kota digerakkan
oleh industri dan kemajuan, menjadikan waktu sebagai
sumber daya tak ternilai untuk dimanfaatkan. A
garden of parallel paths 2012 karya Daniel Crooks
dan Guide to recent architecture: fountains (excerpt)
2000-07 karya Shaun Gladwell jelas tidak sejalan
dengan ketergesa-gesaan yang biasa terjadi dalam
kehidupan kota dan para pelajunya yang tergopohgopoh. Keduanya direkam di lokasi-lokasi penting
metropolitan di Melbourne dan Sydney, masing15
masing film ini telah sangat diperlambat agar kita
dapat menjumpai keindahan seperti elegi dari tubuhtubuh yang berjalan dengan santai di bentang darat.
Dengan cara ini, Crooks dan Gladwell mengenang
kegiatan-kegiatan orang yang suka keluyuran, yang,
melalui banyak hubungannya dengan waktu luang, tak
berkegiatan, membuang waktu dan eksplorasi kota,
secara historis telah berperan dalam memahami dan
merepresentasikan kota.
tubuh dalam penampilan koreografi mereka sebagai
alat komunikasi, kerja sama dan penampilan
panggung.
Dalam karya Bianca Hester Hoops: sound tests,
performances, documents 2011-13, potensi kota
diungkap melalui kemampuannya untuk menghasilkan
bentang suara yang berbeda. Direkam di berbagai
tempat di Melbourne di beragam ruang seperti
lapangan parkir mobil dan gedung pertemuan, video
Terbentang di antara jalan yang pada gilirannya
tiga layar ini mendokumentasikan serangkaian
mengarah ke jalan besar di kota modern, jalanpenampilan oleh sang seniman dan sekelompok
jalan kecil adalah bagian integral dari layanan dan
kolaborator yang mengeksplorasi banyak gerakan dan
sanitasi Melbourne, seperti yang diimpikan oleh
bebunyian yang tercipta dengan menggelindingkan
para pensurvei abad ke-19 seperti Robert Hoddle.
dan membalikan Lingkaran baja. Hoops: sound tests,
A garden of parallel paths memberi penghormatan
performances, documents adalah perlambang dari
kepada perencanaan kota Melbourne yang unik,
praktik Hester yang biasanya menangkapnya sedang
dengan Crooks memadukan tracking shots (rekaman
mensurvei beragam ritme yang sedang dimainkan
bergerak) dari banyaknya jalan kecil kota ini menjadi dalam struktur sebuah kota, sementara di saat yang
pemandangan tak terputus dari irisan-irisan sempit
sama juga menghasilkan ritmenya sendiri (gerakan,
dari ruang kota. Saat kamera secara perlahan merekam materialitas, aksi) sebagai suatu cara untuk membuka
berbagai jalanan yang menyempit, orang-orang yang
kemungkinan untuk bagaimana kita menempati dan
melintasi di dalam dan luar bangkai kamera, dengan
menguasai ruang. Dengan tekanan pada aksi kolektif
penghuni kota yang memiliki tujuan seperti pekerja
alih-alih individu, Hoops: sound tests, performances,
kantoran dan pebelanja dibayangkan sebagai para
documents memperlihatkan Hester mengajukan
pengelana yang tak bergairah.
penggunaan alternatif dari ruang yang keluar dari pola
keseharian dari perilaku.
Seperti Storm sequence 2000– karya Gladwell yang
berpengaruh yang menggambarkan dirinya bermain
Sementara Hester menunaikan janji akan bunyi untuk
papan luncur di ujung tembok beton di Pantai
mengaktifkan tempat, Rosetzky mengeksplorasi
Bondi – Guide to recent architecture: fountains
dinamika kelompok dan bahasa tubuh. Dilaksanakan
(excerpt) mendokumentasikan sang seniman bermain di ruang sebuah studio seniman dengan sejumlah
papan luncur di tempat-tempat terkenal di Sydney.
kecil hadirin undangan, Half brother 2013 adalah
Penampilan ini terjadi di Cook + Phillip Park;
sebuah video intim yang menangkap tiga orang
sebuah tempat publik yang telah sering mengalami
pria yang tertangkap dalam tarian dengan satu rim
penataan ulang untuk dapat menjauhkan para
kertas. Saat para pria ini berinteraksi dengan materi
pemain papan seluncur yang menggunakannya.
ini – merobek, menumpuk dan menentukan kegunaan
Sebagaimana banyak orang sebelumnya, Gladwell
ulang dari lembaran kertas – mereka juga secara
mengusung kemungkinan-kemungkinan subversif
hati-hati mengatur tubuh dan gerakan masing-masing,
dari lingkungannya, memamerkan fungsi yang telah
sebagaimana halnya penonton mereka. Rosetzky
ditentukan sebelumnya dari tempat pertemuan publik sangatlah ahli dalam menciptakan pertemuansaat dia dengan indahnya bergerak melintasi gulungan pertemuan yang diatur yang rumit dan bertentangan
dan dindin air.
dalam tataran emosionalnya. Seringkali bersifat
solipsistik, pertemuan-pertemuan itu memiliki garis
halus antara ketulusan dengan kepalsuan. Dalam Half
WHEN I MOVE, YOU MOVE [SAAT AKU
brother setiap penari pria tampil secara senyap dan
BERGERAK, KAU BERGERAK]
bertumpu pada tubuhnya untuk menyampaikan atau
mengungkapkan emosi. Berpakaian seadanya seolahSebuah kota adalah jumlah keseluruhan dari bagianolah akan mengikuti gladi, ada nuansa informalitas
bagiannya. Atau lebih ekspresif lagi, itu terdiri dan
dan kasih saying di antara ketiga pria ini, tetapi
dibentuk oleh penduduknya. Ini adalah sesuatu
spontanitas dan otentisitas dari ikatan ini dilepaskan
yang dijelaskan oleh karya Bianca Hester dan David
oleh kehadiran para penonton; keintiman mereka
Rosetzky yang masing-masingnya menggunakan
terungkap sebagai penampilan yang dipersiapkan.
16
****
Dalam So Long as You Move kota berperan sebagai
platform bagi aliran manusia. Kadang tidak bergairah
dan melankolis, kadang kuat dan memberontak,
tubuh-tubuh yang kita jumpai merespon secara bijak
lingkungan dan situasi di mana kita temui mereka.
Tidak terbatasi oleh hukum fisika atau pedoman
infrastruktur kota, para seniman dalam pameran
ini memvisualisasikan bagaimana kota mungkin
didiami – bagaimana tubuh dapat digerakkan untuk
membayangkan kembali ruang-ruang yang kita
tempati dan hubungan yang kita pelihara. Ini semua
adalah dinamika-dinamika baru yang berada dalam
jangkauan, sepanjang kita bergerak.
1 Italo Calvini, Invisible Cities, Harcourt Brace Jovanovich, New York,
1974. 2 Elizabeth Grosz, Space, Time and Perversion: Essays on the Politics of
Bodies, Routledge, London, 1995.
17
A CITY IN MOTION
Patrice Sharkey
… the people who move through the streets
are all strangers. At each encounter, they
imagine a thousand things about one another;
meetings that could take place between them,
conversations, surprises, caresses, bites. But
no one greets anyone; eyes lock for a second,
then dart away, seeking other eyes, never
stopping.
– Italo Calvino1
So Long as You Move brings together a suite of videobased works by four Australian contemporary artists
that present the body in motion. Whether dancing,
spinning, skateboarding or simply walking, each work
explores ways in which the body performs in real
space. The protagonists we encounter do not, however,
traverse vague or undefined sites. Rather, it is the
many familiar features of urban life – such as roads,
pedestrians, crowds, civic centres, rooftops, house
interiors and laneways – that provide the backdrop
for the various rhythmic actions captured on screen.
This is fitting, since, as Elizabeth Grosz notes, bodies
and cities are by no means casually distinct from one
another:
The city is one of the crucial factors in the
social production of corporeality – the built
environment provides the contexts and
coordinates for contemporary forms of the
body.2
So Long as You Move speaks to the imaginative
potentialities of bodies and, equally, the latency of the
cityscape; it is the city that sets the body in motion.
SLOW MOTION
Cities connote speed; they are driven by industry and
progress, making time an invaluable resource to be
exploited. A garden of parallel paths 2012 by Daniel
Crooks and Guide to recent architecture: fountains
(excerpt) 2000-07 by Shaun Gladwell are decidedly out
of sync with the usual haste of city life and its hurried
commuters. Both shot in significant metropolitan
locales in Melbourne and Sydney, each film has been
slowed considerably so that we encounter the elegiac
beauty of figures ambling through the landscape. In
this way, Crooks and Gladwell recall the activities
of the flâneur, who, through his many associations to
leisure, idleness, time-wasting and urban exploration,
has historically played a key role in understanding and
representing the city.
18
Running between the streets that in turn lead into
the broad avenues of the modern city, laneways are
an integral part of the servicing and sanitisation of
Melbourne, as it was dreamed by nineteenth-century
surveyors such as Robert Hoddle. A garden of parallel
paths pays homage to Melbourne’s idiosyncratic urban
planning, with Crooks combining tracking shots of the
city’s many laneways into a seamless gaze down these
narrow slices of urban space. As the camera slowly
pans across the many tapered streetscapes, passersby stroll in and out of the frame, with purposeful
city dwellers such as office workers and shoppers
re-imagined as listless wanderers.
Like Storm sequence 2000 – Gladwell’s seminal
work which depicts him skateboarding on the edge
of a concrete drop at Bondi Beach – Guide to recent
architecture: fountains (excerpt) documents the
artist skating through well-known Sydney sites. The
performance takes place at Cook + Phillip Park; a
civic space that has undergone numerous redesigns in
order to displace the skateboarders who use it. Like
many before him, Gladwell embraces the subversive
possibilities of his environment, flaunting the
prescribed function of the public meeting spot as he
gracefully traverses his way through plumes and walls
of water.
rather than individual action, Hoops: sound tests,
performances, documents sees Hester propose
an alternative use of space that is out of line with
everyday patterns of behaviour.
While Hester enacts the promise of sound in order to
activate site, Rosetzky explores group dynamics and
body language. Set in an artist’s studio with a small
invited audience in attendance, Half brother 2013 is
an intimate video that captures three men caught in a
dance with a ream of paper. As the men interact with
this material – ripping, stacking and re-purposing
the sheets – they also carefully negotiate each other’s
bodies and movements, as well as their audience.
Rosetzky is adept at composing stylised encounters
that are complex and contradictory in their emotional
register. Often solipsistic in nature, they tread a fine
line between sincerity and superficiality. In Half
brother each male dancer performs silently and relies
upon his body to convey or externalise emotion.
Dressed casually as if for a rehearsal , there is a sense
of informality and affection between the three men,
however the spontaneity and authenticity of this bond
is undone by the presence of onlookers; their intimacy
revealed to be a constructed performance.
****
WHEN I MOVE, YOU MOVE
A city is a sum of its parts. Or, more expressly, it
is comprised and shaped by its populace. This is
something that is made clear in the work of Bianca
Hester and David Rosetzky who each utilise the body
in their choreographed performances as a means of
communication, cooperation and staging.
In Bianca Hester’s Hoops: sound tests, performances,
documents 2011-13, the city’s potential is uncovered
through its ability to produce distinct soundscapes.
Filmed across Melbourne in a variety of spaces such
as car parks and community halls, this three-channel
video documents a series of performances by the
artist and a host of collaborators who explore the
endless gestures and sounds created by rolling and
turning steel hoops. Hoops: sound tests, performances,
documents is emblematic of Hester’s practice which
regularly sees her survey the manifold rhythms at
play within the fabric of a city, whilst also generating
her own rhythms (movements, materialities, actions)
as a way to open up possibilities for how we might
engage and occupy space. With emphasis on collective
In So Long as You Move the city serves as the
platform for the flow of people. Sometimes languid
and melancholic, other times forceful and rebellious,
the bodies we encounter resourcefully respond to the
environments and situations in which we find them.
Not limited by the laws of physics or the guidelines
of urban infrastructure, the artists in the exhibition
visualise how cities might be lived – how the body can
be mobilised to reimagine the spaces we inhabit and
the relationships we foster. These are new dynamics
that are within reach, so long as you move.
1 Italo Calvini, Invisible Cities, Harcourt Brace Jovanovich, New
York, 1974. 2 Elizabeth Grosz, Space, Time and Perversion: Essays on the Politics
of Bodies, Routledge, London, 1995.
19
Daniel Crooks
A garden of parallel paths 2012 (foto dari film)
20
21
Daniel Crooks
A garden of parallel paths 2012 (foto dari film)
22
23
24
Shaun Gladwell
Guide to recent architecture: fountains (excerpt) 2000-07 (foto dari film)
25
26
Shaun Gladwell
Guide to recent architecture: fountains (excerpt) 2000-07 (foto dari film)
27
Bianca Hester
Hoops: sound tests, performance, documents 2011-13
Rincian penampilan di Raglan Street,
North Melbourne, 22 Maret 2013. Penampil: Agatha Gothe-Snape dan Helen Walter.
Foto: Bianca Hester Gambar ditampilkan atas seizin sang seniman dan Sarah Scout
Presents, Melbourne
28
Bianca Hester
Sonic alterations of constructed space, with metal objects 2014
Rincian penampilan di Halaman Depan Gereja Katedral St
Mary, Sydney, 4 Mei 2014. Penampil: Ivan Cheng dan Bianca Hester.
Foto: Laure Stephan
Gambar ditampilkan atas seizin sang seniman dan Sarah Scout
Presents, Melbourne
29
Bianca Hester
Hoops: sound tests, performances, documents 2011-13
Rincian penampilan di bagian atas tempat parkir multiplex di
Cambridge Street, Glasgow, April 2012. Penampil: Melissa Burn, Emily Donnini, Chris Dyson, Lauren
Gault, Dom Hastings, LaresaKosloff, dan David Rosetzky. Foto: Chris Dyson
Gambar ditampilkan atas seizin sang seniman dan Sarah Scout
Presents, Melbourne
30
Bianca Hester
Hoops: sound tests, performances, documents 2011-13 Rincian penampilan di Federation Square, Melbourne, 2011.
Penampil: Appiah Annan, Kathleen Gonzalez, Agatha GotheSnape, Rueben Heller-Quintanilla, Bianca Hester, Lucretia
Quintanilla, Geoff Robinson, Jonas Ropponen, Charlie Sofo,
Akira Tamura dan Makiko Yammamoto.
Foto: Mimmo Cozzolino
Gambar ditampilkan atas seizin sang seniman dan Sarah Scout
Presents, Melbourne
31
David Rosetzky
Half brother 2013 (foto dari film)
32
33
David Rosetzky
Half brother 2013 (foto dari film)
34
35
Daniel Crooks
Lahir di Hastings, Selandia Baru tahun 1973
Tinggal dan bekerja di Melbourne
Daniel Crooks
Born Hastings, New Zealand 1973
Lives and works in Melbourne
Daniel Crooks terkenal karena karya-karya videonya yang
menawan, kontemplatif yang menggali cara-cara baru
merepresentasikan ruang dan waktu. Dengan menggunakan
beragam teknik pembuatan film yang rumit, Crooks
menyambung dan menata ulang lingkungan-lingkungan yang
ada untuk menciptakan realitas-realitas alternatif di mana
dunia nyata menjadi lunak dan cair.
Daniel Crooks is well known for his arresting, contemplative
video works that investigate new ways of representing space
and time. Employing a complex range of filmic techniques,
Crooks splices and rearranges existing environments to create
alternate realities where the real world becomes malleable
and fluid.
Pameran perorangan pilihan meliputi: Daniel Crooks,
Anne & Gordon Samstag Museum of Art, Adelaide, 2013;
Imaginary Objects, Two Rooms, Auckland, 2012; Everywhere
Instantly, Christchurch Art Gallery Te Puna O Waiwhetu,
2008; Pan No.2 (one step forwards, one frame backwards),
Centre for Contemporary Photography, Melbourne, 2007; dan
2 videos & 2 devices, Rijksakademie van Beeldende Kunsten,
Amsterdam, 2005.
Pameran kelompok pilihan meliputi: Melbourne Now,
National Gallery of Victoria, Melbourne, 2013; Australia,
Royal Academy of Arts, London, 2013; Marking Time,
Museum of Contemporary Art, Sydney, 2012; Parallel
Collisions: 2012 Adelaide Biennial of Australian Art, Art
Gallery of South Australia, 2012; Daydream Believer, Yebisu
International Festival of Art and Alternative Visions, Tokyo,
2011; Monanism, Museum of Old and New Art, Hobart, 2011;
dan Move: The Exhibition, Queensland Art Gallery, Brisbane,
2010.
Daftar Pustaka Pilihan
Nicholas Chambers, ‘On Perspective and Motion (part 2)’,
Anne Landa Award for Video and New Media Arts, Art
Gallery of New South Wales, Sydney, 2006.
Sue Cramer and Lesley Harding (ed.s), Cubism & Australian
Art, Heide Museum of Modern Art, Melbourne University
Publishing, Melbourne, 2010.
Selected individual exhibitions include: Daniel Crooks,
Anne & Gordon Samstag Museum of Art, Adelaide, 2013;
Imaginary Objects, Two Rooms, Auckland, 2012; Everywhere
Instantly, Christchurch Art Gallery Te Puna O Waiwhetu,
2008; Pan No.2 (one step forwards, one frame backwards),
Centre for Contemporary Photography, Melbourne, 2007; and
2 videos & 2 devices, Rijksakademie van Beeldende Kunsten,
Amsterdam, 2005.
Selected group exhibitions include: Melbourne Now,
National Gallery of Victoria, Melbourne, 2013; Australia,
Royal Academy of Arts, London, 2013; Marking Time,
Museum of Contemporary Art, Sydney, 2012; Parallel
Collisions: 2012 Adelaide Biennial of Australian Art, Art
Gallery of South Australia, 2012; Daydream Believer, Yebisu
International Festival of Art and Alternative Visions, Tokyo,
2011; Monanism, Museum of Old and New Art, Hobart, 2011;
and Move: The Exhibition, Queensland Art Gallery, Brisbane,
2010.
Selected Bibliography
Nicholas Chambers, ‘On Perspective and Motion (part 2)’,
Anne Landa Award for Video and New Media Arts, Art
Gallery of New South Wales, Sydney, 2006.
Sue Cramer and Lesley Harding (ed.s), Cubism & Australian
Art, Heide Museum of Modern Art, Melbourne University
Publishing, Melbourne, 2010.
Sean Cubitt, Adrian Martin et al., Daniel Crooks: Everywhere
Sean Cubitt, Adrian Martin et al., Daniel Crooks: Everywhere Instantly, Christchurch Art Gallery Te Puna o Waiwhetu,
Instantly, Christchurch Art Gallery Te Puna o Waiwhetu,
Christchurch, 2008.
Christchurch, 2008.
Alexie Glass and Sarah Tutton, I Thought I Knew But I was
Alexie Glass and Sarah Tutton, I Thought I Knew But I Was
Wrong: New Video Art From Australia, Australian Centre for
Wrong: New Video Art From Australia, Australian Centre for the Moving Image and Asialink, Melbourne, 2004.
the Moving Image, Asialink, Melbourne, 2004.
Matthew Mason, ‘Beyond Likeness: Contemporary Portraits’,
Matthew Mason, ‘Beyond Likeness: Contemporary Portraits’,
Eyeline, no.77, 2012.
Russell Storer, ‘Video in the expanded field: Three recent
examples of Australian video installation’, Art & Australia,
vol.42, no.4, Musim Dingin 2005.
Untuk informasi lebih lanjut kunjungi:
danielcrooks.com
annaschwartzgallery.com
36
Eyeline, no.77, 2012.
Russell Storer, ‘Video in the expanded field: Three recent
examples of Australian video installation’, Art & Australia,
vol.42, no.4, Winter 2005.
For further information see:
danielcrooks.com
annaschwartzgallery.com
Shaun Gladwell
Lahir di Melbourne tahun 1972
Tinggal dan bekerja di London
Shaun Gladwell
Born Melbourne 1972
Lives and works in London
Shaun Gladwell membuat kajian-kajian video yang
menangkap penampilan-penampilan improvisasi maupun
yang dikoreografikan dengan ketat dalam sebuah kombinasi
tatanan desa dan kota. Berirama dan puitis, Gladwell
menggunakan alat-alat perfilman seperti gerak lambat dan
rentang lama untuk mendistorsikan kesan atas kecepatan,
gravitasi, ruang dan waktu yang ditemui dalam apa yang
digambarkannya sebagai ‘bentang alam performatif’. Sebuah
tema yang melingkupi dalam praktik Gladwell adalah
tubuh di dalam ruang, yang memperbaharui pola dasar abad
kesembilan belas dengan berfokus pada budaya jalanan dan
cara-cara para penari breakdance, pemain papan seluncur dan
sepeda BMX menggunakan ruang-ruang publik.
Shaun Gladwell makes video studies that capture both
improvised and tightly choreographed performances in a
combination of rural and city settings. Rhythmic and poetic,
Gladwell employs filmic devices such as slow-motion and
long spans to distort the sense of speed, gravity, space and
time encountered in what he describes as ‘performative
landscapes’. An overarching theme in Gladwell’s practice is
the body in space, updating the nineteenth century archetype
of the flâneur by focussing on street culture and the ways
break-dancers, skateboarders and BMX bike riders make use
of public spaces.
Selected individual exhibitions include: Shaun Gladwell:
Afghanistan / Field Recordings, Anne & Gordon Samstag
Pameran perorangan pilihan meliputi: Shaun Gladwell:
Museum of Art, Adelaide, 2014; Cycles of Radical Will, De
Afghanistan / Field Recordings, Anne & Gordon Samstag
La Warr Pavilion, UK, 2013; Broken Dance (Beatboxed), Art
Museum of Art, Adelaide, 2014; Cycles of Radical Will, De
Gallery of New South Wales, Sydney, 2012; Stereo Sequences,
La Warr Pavilion, UK, 2013; Broken Dance (Beatboxed), Art
Australian Centre for the Moving Image, Melbourne, 2011;
Gallery of New South Wales, Sydney, 2012; Stereo Sequences, MADDESTMAXIMVS: Planet & Stars Sequence, Australian
Australian Centre for the Moving Image, Melbourne, 2011;
Pavilion, 53rd Venice Biennale, 2009; and In a Station of the
MADDESTMAXIMVS: Planet & Stars Sequence, Australian
Metro, Artspace, Sydney, 2007.
Pavilion, 53rd Venice Biennale, 2009; dan In a Station of the
Selected group exhibitions include: Motopoétique, Lyon
Metro, Artspace, Sydney, 2007.
Museum of Contemporary Art, 2014; On Dry Land, Negev
Pameran kelompok pilihan meliputi: Motopoétique, Lyon
Museum of Art, Israel, 2014; Australia, Royal Academy
Museum of Contemporary Art, 2014; On Dry Land, Negev
of Arts, London, 2013; On Apology, Wattis Institute, San
Museum of Art, Israel, 2014; Australia, Royal Academy
Francisco, 2012; Parallel Collisions: 2012 Adelaide Biennial
of Arts, London, 2013; On Apology, Wattis Institute, San
of Australian Art, Art Gallery of South Australia, 2012;
Francisco, 2012; Parallel Collisions: 2012 Adelaide Biennial
Show Time: Choreography in Contemporary Art, Kunsthal
of Australian Art, Art Gallery of South Australia, 2012;
GI Holtegaard, Copenhagen, 2012; Paradise Lost, Istanbul
Show Time: Choreography in Contemporary Art, Kunsthal
Museum of Art, 2011; South by Southeast: Australasian Video
GI Holtegaard, Copenhagen, 2012; Paradise Lost, Istanbul
Art, Tokyo Metropolitan Museum of Photography, 2011; and
Museum of Art, 2011; South by Southeast: Australasian Video Adaptation, Power Plant, Toronto, 2010.
Art, Tokyo Metropolitan Museum of Photography, 2011; dan
Selected Bibliography
Adaptation, Power Plant, Toronto, 2010.
Daftar Pustaka Pilihan
Blair French (ed.), Shaun Gladwell: Videowork, Artspace,
Sydney, 2007.
Lindsay Harris, ‘Shaun Gladwell’, in Robert Storr (ed.), Think
with the Senses, Feel with the Mind – Art in the Present Tense,
52nd Biennale di Venezia, Marsilio, Italy, 2007, pp.122-125.
Warwick Heywood, ‘Shaun Gladwell’s Afghanistan portraits’,
Art Monthly, no.251, July 2012, pp.8-10.
Reuben Keehan, ‘Shaun Gladwell’s moving pictures’, Art &
Australia, vol.45, no.4, 2008, p.650.
Richard Leydier, ‘Shaun Gladwell corpus mundi,’ Artpress,
2014, p.409.
Jane Won (ed.), Shaun Gladwell: Cycles of Radical Will, De
La Warr Pavilion, UK, 2013.
Untuk informasi lebih lanjut kunjungi:
annaschwartzgallery.com
Blair French (ed.), Shaun Gladwell: Videowork, Artspace,
Sydney, 2007.
Lindsay Harris, ‘Shaun Gladwell’, in Robert Storr (ed.), Think
with the Senses, Feel with the Mind – Art in the Present Tense,
52nd Biennale di Venezia, Marsilio, Italy, 2007, pp.122-125.
Warwick Heywood, ‘Shaun Gladwell’s Afghanistan portraits’,
Art Monthly, no.251, July 2012, pp.8-10.
Reuben Keehan, ‘Shaun Gladwell’s moving pictures’, Art &
Australia, vol.45, no.4, 2008, p.650.
Richard Leydier, ‘Shaun Gladwell corpus mundi,’ Artpress,
2014, p.409.
Jane Won (ed.), Shaun Gladwell: Cycles of Radical Will, De
La Warr Pavilion, UK, 2013.
For further information see:
annaschwartzgallery.com
37
Bianca Hester
Lahir di Melbourne tahun 1975
Tinggal dan bekerja di Sydney
Bianca Hester
Born Melbourne 1975
Lives and works in Sydney
Bianca Hester adalah seorang seni multidisiplin yang
intervensi seni pahat jangka pendeknya menggali bagaimana
ruang dibentuk oleh – dan merupakan ekspresi dari – materi,
kekuatan-kekuatan sosial dan temporal. Bersifat puitis dan
politis, proyek-proyeknya menyertakan komunitas-komunitas
sementara yang membentuk acara-acara sederhana, simbolis
seperti berkumpul di suatu ruang publik atau membentangkan
sebuah spanduk abstrak di depan Gedung Parlemen. Bersama
Terri Bird dan Scott Mitchell, Hester juga menjadi bagian dari
kelompok OSW (didirikan tahun 2002).
Bianca Hester is a multidisciplinary artist whose ephemeral
sculptural interventions explore how space is fashioned
by – and is expressive of – material, social and temporal
forces. Poetic and political, her projects bring together
transient communities that form around simple, symbolic
events such as assembling in a public space or erecting an
abstract banner in front of Parliament House. Along with Terri
Bird and Scott Mitchell, Hester is also part of OSW collective
(founded in 2002).
Pameran perorangan pilihan meliputi: and only from
the perspective of a viewer situated upon the surface of
the earth does day and night occur, yang atas pesanan
dari The Common Guild sebagai bagian dari Festival
Seni Visual Internasional Glasgow, 2012; bits and pieces
here and there, Society, Sydney, 2011; please leave these
windows open overnight to enable the fans to draw in cool
air during the early hours of the morning, Australian Centre
for Contemporary Art, Melbourne, 2010; dan fashioning
discontinuities, Centre for Contemporary Photography,
Melbourne, 2009.
Pameran kelompok pilihan meliputi: You Imagine What
You Desire, 19th Biennale of Sydney, 2014; Melbourne Now,
National Gallery of Victoria, Melbourne, 2013; Collected
Collaborations (dengan OSW), Monash University Museum
of Art, Melbourne, 2011; big log jam (dengan OSW),
Australian Experimental Art Foundation, Adelaide, 2011; dan
have a look!, have a look!, formcontent, London, 2010.
Daftar Pustaka Pilihan
Andrew Benjamin, Terri Bird et al., Actions Will Occur
Intermittently, Australian Centre for Contemporary Art,
Melbourne, 2010.
Terri Bird, Adrian Parr et al., accommodating spaces,
materials, projects, people, videos, actions, objects, thoughts:
relatively, The Narrows, Melbourne, 2009.
Helen Hughes, ‘Aestheticising Architecture /
Architecturalising Aesthetics: Callum Morton and Bianca
Hester’, Discipline, no.2, Musim Dingin 2012, pp.35-47.
Liang Luscombe and Patrice Sharkey, ‘Sympathies and
Antagonisms: On Please leave these windows open over night
to enable the fans to draw in cool air during the early hours of
the morning’, Discipline, no.1, Musim Dingin 2011, pp.40-44.
Spiros Panigirakis, ‘It’s a wall: a recent history of the wall
in contemporary art practice’, un Magazine, edisi 6.1, 2012,
pp.36-41.
Helen Walter, ‘Wall/Wall, Chimney/Chimney’, Architecture
Australia, Mei 2012, pp.104-105.
Untuk informasi lebih lanjut kunjungi:
biancahester.net
sarahscoutpresents.com
38
Selected individual exhibition include: and only from the
perspective of a viewer situated upon the surface of the earth
does day and night occur, commissioned by The Common
Guild as a part of the Glasgow International Festival for
Visual Arts, 2012; bits and pieces here and there, Society,
Sydney, 2011; please leave these windows open overnight
to enable the fans to draw in cool air during the early hours
of the morning, Australian Centre for Contemporary Art,
Melbourne, 2010; and fashioning discontinuities, Centre for
Contemporary Photography, Melbourne, 2009.
Selected group exhibitions include: You Imagine What
You Desire, 19th Biennale of Sydney, 2014; Melbourne Now,
National Gallery of Victoria, Melbourne, 2013; Collected
Collaborations (with OSW), Monash University Museum of
Art, Melbourne, 2011; big log jam (with OSW), Australian
Experimental Art Foundation, Adelaide, 2011; and have a
look!, have a look!, formcontent, London, 2010.
Selected Bibliography
Andrew Benjamin, Terri Bird et al., Actions Will Occur
Intermittently, Australian Centre for Contemporary Art,
Melbourne, 2010.
Terri Bird, Adrian Parr et al., accommodating spaces,
materials, projects, people, videos, actions, objects, thoughts:
relatively, The Narrows, Melbourne, 2009.
Helen Hughes, ‘Aestheticising Architecture /
Architecturalising Aesthetics: Callum Morton and Bianca
Hester’, Discipline, no.2, Winter 2012, pp.35-47.
Liang Luscombe and Patrice Sharkey, ‘Sympathies and
Antagonisms: On Please leave these windows open over night
to enable the fans to draw in cool air during the early hours of
the morning’, Discipline, no.1, Winter 2011, pp.40-44.
Spiros Panigirakis, ‘It’s a wall: a recent history of the wall
in contemporary art practice’, un Magazine, issue 6.1, 2012,
pp.36-41.
Helen Walter, ‘Wall/Wall, Chimney/Chimney’, Architecture
Australia, May 2012, pp.104-105.
For further information see:
biancahester.net
sarahscoutpresents.com
David Rosetzky
Lahir di Melbourne tahun 1970
Tinggal dan bekerja di Melbourne
David Rosetzky
Born Melbourne 1970
Lives and works in Melbourne
David Rosetzky bekerja sebagian besar dalam format
video dan fotografis, secara teratur berkolaborasi dengan
para aktor, penari dan koreografer untuk membuat
skenario di mana perilaku dan identitas manusia, budaya
dan masyarakat kontemporer diamati secara teliti. Karya
Rosetzky disesuaikan dengan mode dan murung, mengingat
gambar-gambar ideal yang ditemukan dalam iklan kelas atas
sebagai suatu cara untuk memikirkan bagaimana orang-orang
mengendalikan yang ideal dan yang nyata.
David Rosetzky works predominantly in video and
photographic formats, regularly collaborating with actors,
dancers and choreographers to create scenarios in which
human behaviour, identity, contemporary culture and
community come under intimate observation. Rosetzky’s
work is stylised and moody, recalling the idealised images
found in high-end advertising as a way to consider how people
navigate the ideal and the real.
Pameran perorangan pilihan meliputi: David Rosetzky, Ten
Cubed, Melbourne, 2014; David Rosetzky: Selected Works,
Centre for Contemporary Photography, Melbourne, 2013; How
to Feel, The Common Guild, Glasgow, 2012, and Australian
Centre for Contemporary Arts, Melbourne, 2011; Summer
Blend, Le Case D’ArteVetrina, Milan, 2007; dan Self Defence,
Contemporary Art Centre of South Australia, Adelaide, 2005.
Selected individual exhibitions include: David Rosetzky,
Ten Cubed, Melbourne, 2014; David Rosetzky: Selected
Works, Centre for Contemporary Photography, Melbourne,
2013; How to Feel, The Common Guild, Glasgow, 2012, and
Australian Centre for Contemporary Arts, Melbourne, 2011;
Summer Blend, Le Case D’Arte Vetrina, Milan, 2007; and
Self Defence, Contemporary Art Centre of South Australia,
Adelaide, 2005.
Pameran kelompok pilihan meliputi: Melbourne Now,
National Gallery of Victoria, 2013; We used to talk about love,
Balnaves Contemporary: Photomedia, Art Gallery of New
South Wales, Sydney, 2013; Beyond Like-ness: Contemporary
Portraits, Lawrence Wilson Art Gallery, Perth, 2012; South
by Southeast: Recent Video Art from Australia and New
Zealand, Tokyo Metropolitan Museum of Photography,
2011; 21st Century: Art in the First Decade, Queensland Art
Gallery, Gallery of Modern Art, Brisbane, 2011; The Third
ICP Triennial of Photography and Video, International Centre
for Photography, New York, 2009; Viewpoints & Viewing
Points: Asian Art Biennial, National Taiwan Museum of Fine
Arts,Taichung, 2009; and Australian Culture Now, Australian
Centre for the Moving Image, Melbourne, 2004.
Selected group exhibitions include: Melbourne Now,
National Gallery of Victoria, 2013; We used to talk about love,
Balnaves Contemporary: Photomedia, Art Gallery of New
South Wales, Sydney, 2013; Beyond Like-ness: Contemporary
Portraits, Lawrence Wilson Art Gallery, Perth, 2012; South
by Southeast: Recent Video Art from Australia and New
Zealand, Tokyo Metropolitan Museum of Photography,
2011; 21st Century: Art in the First Decade, Queensland Art
Gallery, Gallery of Modern Art, Brisbane, 2011; The Third
ICP Triennial of Photography and Video, International Centre
for Photography, New York, 2009; Viewpoints & Viewing
Points: Asian Art Biennial, National Taiwan Museum of Fine
Arts, Taichung, 2009; and Australian Culture Now, Australian
Centre for the Moving Image, Melbourne, 2004.
Daftar Pustaka Pilihan
Selected Bibliography
Naomi Cass and Kyla McFarlane (ed.s), True Self: David
Rosetzky Selected Works, Centre for Contemporary
Photography, Melbourne, 2013.
Naomi Cass and Kyla McFarlane (ed.s), True Self: David
Rosetzky Selected Works, Centre for Contemporary
Photography, Melbourne, 2013.
Charlotte Day and Dominic Eichler, How to Feel, Australian
Centre for Contemporary Art, Melbourne, 2011.
Charlotte Day and Dominic Eichler, How to Feel, Australian
Centre for Contemporary Art, Melbourne, 2011.
Juliana Engberg, ‘Person incognita’, Art & Australia, vol.46,
no.4, Musim Dingin 2009, pp.584-585.
Juliana Engberg, ‘Person incognita’, Art & Australia, vol.46,
no.4, Winter 2009, pp.584-585.
Alexie Glass, ‘David Rosetzky: Maniac De Luxe’, 21st
Alexie Glass, ‘David Rosetzky: Maniac De Luxe’, 21st
Century Modern: 2006 Adelaide Biennial of Australia Art, Art Century Modern: 2006 Adelaide Biennial of Australia Art, Art
Gallery of South Australia, Adelaide, 2006, pp.62-63.
Gallery of South Australia, Adelaide, 2006, pp.62-63.
Jacqueline Millner, ‘Australian Video Art since 1980s’, Video
Logic, Museum of Contemporary Art, Sydney, 2008.
Jacqueline Millner, ‘Australian Video Art since 1980s’, Video
Logic, Museum of Contemporary Art, Sydney, 2008.
Daniel Palmer, ‘The difficulty of being oneself’, Art &
Australia, vol.48, no.3, Musim Gugur 2011, pp.486-493.
Daniel Palmer, ‘The difficulty of being oneself’, Art &
Australia, vol.48, no.3, Autumn 2011, pp.486-493.
Untuk informasi lebih lanjut kunjungi:
davidrosetzky.com
suttongallery.com.au
For further information see:
davidrosetzky.com
suttongallery.com.au
39
40
DAFTAR KARYA
LIST OF WORKS
Daniel Crooks
A garden of parallel paths 2012
video saluran tunggal high
definition
9 menit 33 detik
Koleksi Monash University
Dibeli tahun 2012
Daniel Crooks
A garden of parallel paths 2012
single-channel high definition video
(colour and sound)
9 minutes 33 seconds
Monash University Collection
Purchased 2012
Shaun Gladwell
Guide to recent architecture:
fountains (excerpt) 2000-07
video digital
4 menit
Koleksi Monash University
Dibeli tahun 2008
Shaun Gladwell
Guide to recent architecture:
fountains (excerpt) 2000-07
digital video (colour and sound)
4 minutes
Monash University Collection
Purchased 2008
Bianca Hester
Hoops: sound tests, performances,
documents 2011-13
video-video digital dengan bunyi
3 video: 4 menit 24 detik; 4 menit
34 detik; 4 menit 44 detik
Ditampilkan atas seizin seniman
dan Sarah Scout Presents,
Melbourne
Bianca Hester
Hoops: sound tests, performances,
documents 2011-13
digital videos with sound
3 videos: 4 minutes 24 seconds; 4
minutes 34 seconds; 4 minutes 44
seconds
Courtesy the artist and Sarah Scout
Presents, Melbourne
David Rosetzky
Half brother 2013
video digital high definition (warna
dan bunyi)
10 menit 33 detik
Koleksi Monash University
Dibeli tahun 2013
David Rosetzky
Half brother 2013
high definition digital video (colour
and sound)
10 minutes 33 seconds
Monash University Collection
Purchased by the Faculty of Science
2013
Seluruh gambar ditampilkan atas
seizin Monash University Museum
of Art, kecuali dinyatakan lain.
All image courtesy Monash
University Museum of Art, unless
otherwise stated.
41
MITRA
ARK GALERIE
ASIALINK ARTS
Didirikan pada bulan April 2007, Ark
Galerie telah mendapatkan reputasi yang
sangat baik dan diakui sebagai salah satu
galeri terpenting di Indonesia.
Asialink Arts adalah sebuah program
dari Asialink, sebuah inisiatif dari Myer
Foundation yang berbasis di University
of Melbourne. Asialink bekerja sama
dengan dunia usaha, pemerintah,
mitra-mitra filantrofis dan budaya untuk
memulai dan memperkuat kerja sama
Australia-Asia.
Ark Galerie menyediakan platform
untuk pameran eksperimental
sehingga mendorong seniman-seniman
untuk terus mempertanyakan dan
mendefinisikan ulang praktik artistic
mereka dan bekerja dengan perspektif
interdisipliner, mengeksplorasi berbagai
wacana sosial dan politik yang telah
menjadi bagian penting dari peran
seniman di Indonesia. Di saat yang
sama, Ark Galerie juga bertujuan
untuk melibatkan audiens yang lebih
luar dengan praktik seni kontemporer
saat ini, dan sekaligus menhubungkan
mereka dengan isu-isu sosial
kontemporer.
Sebagian besar seniman yang
naik daun dan yang mapan telah
menyelenggarakan pameran tunggal
mereka di Ark Galerie. Beberapa di
antaranya, Christine Ay Tjoe, Eko
Nugroho, Jompet Kuswidananto, Ronald
Ventura, Rodel Tapaya, Wedhar Riyadi,
Ade Darmawan, Tintin Wulia, Tsang
Kin-wah dan lainnya.
Musium Seni Monash University |
MUMA berkomitmen pada seni dan
praktik kuratorial yang inovatif,
eksperimental dan berbasis penelitian.
Dengan berfokus pada seni kontemporer
sejak tahun 1960-an, MUMA telah
berupaya untuk menjadikan musium
ini sebagai tempat yang dinamis
Asialink Arts mengembangkan model
bagi produksi, pendidikan dan
dan platform baru untuk pertukaran
partisipasi budaya – melalui pameran,
budaya di kawasan Asia melalui
pengembangan koleksi, penelitian
program-program intinya berupa
Pameran Keliling, Residensi dan Proyek- kuratorial, penerbitan, dan kerja sama
proyek Khusus. Telah berjalan selama 23 akademik dan masyarakat.
tahun, program ini berkomitmen untuk
Dengan visi menjadi sebuah pusat
mengembangkan dan memfasilitasi
unggulan internasional dalam penelitian
praktik terbaik dari kebijakan budaya
dan koleksi, promosi dan presentasi
internasional dan strategi diplomasi
seni visual kontemporer, MUMA sangat
budaya Australia.
berani dan berpandangan maju dalam
mendukungan seni dan ide baru
Dengan dukungan dari Departemen
Luar Negeri dan Perdagangan, Asialink
Arts menyelenggarakan pameran
keliling seni kontemporer Australia ke
lokasi-lokasi di kawasan Asia. Program
ini mempromosikan praktik dan ide seni
terkini, dan memberi kesempatan bagi
pertukaran dan pengembangan artistik.
Asialink Arts menggelar pameran
di dalam infrastruktur yang ada di
Ark Galerie juga memfungsikan diri
musium dan galeri dan acara-acara
sebagai tempat bertemunya seniman,
seni besar. Saat menyelenggarakan
curator, kolektor, dan publik yang
pameran-pameran tersebut, lembaga ini
membutuhkan sumber-sumber mengenai memperkenalkan seni Australia kepada
seni kontemporer Indonesia.
pemirsa internasional, memperkuat
jejaring regional dan mengembangkan
www.arkgalerie.com
kerja sama yang erat di antara para
seniman, kurator dan kolega di kawasan
Asia.
www.asialink.unimelb.edu.au/arts
42
MUSIUM SENI MONASH
UNIVERSITY (MUMA)
Sebagai sebuah musium seni publik di
dalam lembaga tersier terbesar Australia,
MUMA menghubungkan universitas
ini, dunia seni dan masyarakat luas.
Beroperasi dari fasilitas-fasilitas terbaik
dalam pusat seni, disain dan arsitektur
di kampus Caulfield, Monash, MUMA
memberikan kontribusi berharga bagi
kehidupan budaya dan intelektual dari
universitas ini dan masyarakat.
www.monash.edu.au/muma PARTNERS
ARK GALERIE
ASIALINK ARTS
Established in April 2007, Ark Galerie
has gained a reputation as being one
of the most important galleries in
Indonesia.
Asialink Arts is a key program of
Asialink, an initiative of the Myer
Foundation based at the University
of Melbourne. Asialink works with
business, government, philanthropic
and cultural partners to initiate and
strengthen Australia-Asia engagement.
Ark Galerie provides a platform for
experimental exhibitions, encouraging
artists to continuously question and
redefine their artistic practice and work
with an interdisciplinary perspective.
Exploring social and political discourse
has become an important part of an
artists’ role in Indonesia. Ark Galerie
aims to engage wider audience with
current practices in contemporary arts,
and through this connect them with
contemporary social issues.
Most of the rising stars and established
artists have held their solo exhibitions
at Ark Galerie. To name but a few,
Christine Ay Tjoe, Eko Nugroho, Jompet
Kuswidananto, Ronald Ventura, Rodel
Tapaya, Wedhar Riyadi, Ade Darmawan,
Tintin Wulia and Tsang Kin-wah.
Asialink Arts develops new models and
platforms for cultural exchange in the
Asian region through its core programs
of Exhibition Touring, Residencies
and Special Projects. In operation for
23 years, the program is committed to
developing and facilitating best practice
Australian international cultural policy
and cultural diplomacy strategies.
With the support of the Department of
Foreign Affairs and Trade, the Asialink
Arts tours contemporary exhibitions of
Australian art to venues throughout the
Asian region. The program promotes
current art practices and ideas, and
provides opportunities for artistic
exchange and development.
Ark Galerie serves also as the meeting
points of artists, curators, collectors and Asialink Arts presents exhibitions
public who need resources on Indonesian within the existing infrastructures of
contemporary arts.
museums and galleries and major arts
events. In doing so, the organisation
www.arkgalerie.com
introduces Australian art to an
international audience, strengthens
regional networks and develops strong
partnerships between artists, curators
and colleagues in the Asian region.
MONASH UNIVERSITY MUSEUM
OF ART | MUMA
Monash University Museum of Art |
MUMA is committed to innovative,
experimental and research-based
contemporary art and curatorial practice.
With a focus upon contemporary art
since the 1960s, MUMA seeks to
establish the museum as a dynamic site
for cultural production, pedagogy and
participation – through exhibitions,
collection development, curatorial
research, publishing, and academic and
community engagement.
With a vision to become an international
centre of excellence in the research and
collection, promotion and presentation
of contemporary visual art, MUMA is
adventurous and forward-looking in its
support of new art and ideas.
As a key public art museum within
Australia’s largest tertiary institution,
MUMA links the university, the art
world and the wider community.
Operating from award-winning facilities
in the art, design and architecture
precinct on Monash’s Caulfield campus
in Melbourne, MUMA makes a
valued contribution to the cultural and
intellectual life of the university and the
community.
www.monash.edu.au/muma www.asialink.unimelb.edu.au/arts
43
UCAPAN TERIMA KASIH
ACKNOWLEDGEMENTS
Seniman
Daniel Crooks
Shaun Gladwell
Bianca Hester
David Rosetzky
Artists
Daniel Crooks
Shaun Gladwell
Bianca Hester
David Rosetzky
Kurator
Patrice Sharkey, MUMA
Alia Swastika, Ark Galerie
Curators
Patrice Sharkey, MUMA
Alia Swastika, Ark Galerie
Manajer Pameran
Sarah Bond, Asialink Arts
Louise Joel, Asialink Arts
Exhibition Managers
Sarah Bond, Asialink Arts
Louise Joel, Asialink Arts
Koordinator Pameran
Jessica O’Brien, Asialink Arts
Exhibition Coordinator
Jessica O’Brien, Asialink Arts
Tanggal
15 Agustus-15 September 2014
Dates
15 August-15 September 2014
Tempat
Ark Galerie, Yogyakarta, Indonesia
Venue
Ark Galerie, Yogyakarta, Indonesia
Penerbit
Asialink
The University of Melbourne
Sidney Myer Asia Centre
The University of Melbourne
Parkville, Victoria 3010 Australia
www.asialink.unimelb.edu.au/arts
Publisher
Asialink
The University of Melbourne
Sidney Myer Asia Centre
The University of Melbourne
Parkville, Victoria 3010 Australia
www.asialink.unimelb.edu.au/arts
Pertama diterbitkan 2014
© 2014 Asialink Arts, Monash University Museum of
Art, para seniman dan penulis.
Edisi 600
First Published 2014
© 2014 Asialink Arts, Monash University Museum of
Art, the artists and authors.
Edition 600
Disain Katalog: Yanni Florence
ISBN 978 0 7340 4999 5
Catalogue Design: Yanni Florence
ISBN 978 0 7340 4999 5
Program Pameran Keliling Seni Visual Asialink
didukung oleh Pemerintah Australia melalui
Departemen Luar Negeri dan Perdagangan. Asialink
Arts didukung oleh Pemerintah Australia melalui
Australia Council, lembaga penyandang dana seni
utamanya, dan oleh Visual Arts and Craft Strategy,
sebuah proyek dari Pemerintahan Negara Bagian dan
Wilayah Australia.
The Asialink Visual Arts Touring Exhibition Program
is supported by the Australian Government through the
Department of Foreign Affairs and Trade. Asialink Arts
is supported by the Australian Government through the
Australia Council, its principal arts funding body, and
by the Visual Arts and Craft Strategy, an initiative of
the Australian, State and Territory Governments.
MUMA
Pendukung Proyek | Supporters
44
Download