http://www.vatican.va/roman_curia/pontifical_coun cils/migrants/documents/rc_pc_migrants_doc_2025 1004_strada_finaldoc_en.html Pontifical Council for the Pastoral Care of the Migrants and Itinerant People Dewan Kepausan untuk Pelayanan Pastoral Migran dan dari Anak Jalanan First International Meeting for the Pastoral Care of Street Children Pertemuan Pertama Internasional untuk Pelayanan Pastoral Anak Jalanan Rome, 25-26 October 2004 Final Document The Event The meeting was held in the offices of the Pontifical Council for the Pastoral Care of Migrants and Itinerant People in Rome. In addition to the Superiors and two Officials of the Pontifical Council, participants in the meeting included two bishops and various priests, men and women religious, and lay persons representing the bishops’ conferences of eleven European countries – Austria, Czech Republic, Estonia, Russian Federation, Germany, Ireland, Italy, Poland, Portugal, Spain and Hungary. Participants, including experts, also came from seven countries of other continents – Bolivia, Brazil, D. R. Congo, Philippines, India, Mexico and Peru. Other participants were the Secretary General of Caritas Internationalis, delegates of Kindermissionswerk (Germany) and representatives of the Salesian Congregation, of the Sisters of the Good Shepherd and of the Brothers of the Christian Schools. Rome, 25-26 Oktober 2004 Dokumen akhir Acara A message of encouragement to the participants in the meeting from the Holy Father was received in a telegram signed by the Secretary of State Cardinal Angelo Sodano. The Pope sent his greetings and best wishes for the success of the Congress. The text recalls the Divine Teacher’s predilection for the little ones. Hence, “the Holy Father hopes that the providential meeting will contribute towards formulating concrete proposals for effective projects to welcome and aid youth at risk, because they have no home or family, and to safeguard the rights and dignity of every boy and girl in difficulty”. To seal “this necessary social and religious action”, His Holiness assured all the participants of his prayer for Sebuah pesan dari Bapa Suci diterima oleh para peserta melalui telegram yang ditandatangani oleh Sekretaris Negara Kardinal Angelo Sodano. Paus mengirim salam dan harapan terbaik untuk keberhasilan Kongres. Telegram tersebut mengingatkan kecintaan Guru Ilahi untuk anak-anak kecil. Oleh karena itu, "Bapa Suci berharap bahwa pertemuan yang dikehendaki Allah ini dapat merumuskan usulan konkret untuk: 1) menyambut dan membantu anak-anak yang tidak terlindungi, karena mereka tidak memiliki rumah atau keluarga; serta 2) melindungi hak dan martabat setiap anak dan gadis dalam kesulitan ". Untuk segel "aksi sosial dan keagamaan yang diperlukan". Sri Paus meyakinkan semua peserta akan doanya bagi semua Pertemuan diadakan di kantor Dewan Kepausan untuk Pelayanan Pastoral Migran dan Anak Jalanan di Roma. Selain para Superior dan dua Pejabat Dewan Kepausan, hadir juga dua orang Uskup dan para imam, para bruder dan suster, serta awam yang mewakili konferensi para uskup dari sebelas negara: Eropa - Austria, Republik Ceko, Estonia, Rusia Federasi, Jerman, Irlandia, Italia, Polandia, Portugal, Spanyol dan Hongaria. Juga hadir para ahli dan para peserta lainnya dari tujuh negara di benua lain: Bolivia, Brasil, Kongo, Filipina, India, Meksiko dan Peru. Hadir juga Sekretaris Jenderal “Caritas Internationalis”, delegasi dari Kindermissionswerk (Jerman) dan perwakilan dari Kongregasi Salesian, para Suster Good Shepherd dan para Bruder dari Sekolah Kristiani. 1 all those who are dedicated to evangelizing the orang yang berdedikasi untuk melakukan penginjilan di dunia world of youth and for those who are entrusted to pemuda dan bagi mereka yang dipercayakan untuk merawat their care. mereka. After expressing his warm welcome, the President of the Pontifical Council, H.E. Cardinal Stephen Fumio Hamao, introduced the work of the meeting with a talk on the theme, “Children, Including those of the Street, in the Light of the Recent Teachings of John Paul II”. He emphasized the importance of the phenomenon being studied, which solicits the pastoral charity and attention of the Universal Church and the local Churches. In particular – the Cardinal affirmed – “the street becomes a place for planning a specific pastoral care for the children who live there”. Archbishop Agostino Marchetto, Secretary of the Dicastery, presented some criteria for evaluating this phenomenon in a talk entitled, “The Pastoral Care of Welcome for Street Children". He saw it as a vast and important field of apostolate that also requires new pastoral “objects-subjects”. He was referring, with concern, in a particular way to the boys and girls, many of whom live in the heart of big, cold cities. The subsequent talks by the participants in the meeting stressed various aspects of the present-day “reality” of the street. The Church has deep concern for it and invites us to understand the spiritual and theological values underlying a pastoral commitment that reveals the goodness of God towards street children too, with the awareness, on the part of everyone, of the tragedies underlying this experience. From this arises a special concern for the dramatic increase in the number of children of and in the street, from which flows the urgent need of a pastoral action in addition to the already-existing praiseworthy social initiatives and the difficulty of including that kind of action in today's ecclesial structures. The paper presented by Prof. Mario Pollo, entitled "The Pastoral Care of Street Children" (an overview), provided a general picture of the situation. This was drawn up from the responses to a questionnaire that was previously sent to all the participants. From this it appears that there is really a lack of the more Setelah penyambutan yang hangat, Presiden Dewan Kepausan, Yang Mulia Kardinal Hamao Fumio Stephen, berbicara tentang tema, "Anak-anak, termasuk anak-anak jalanan, dalam Terang Ajaran terbaru dari Yohanes Paulus II". Dia menekankan pentingnya fenomena yang sedang dipelajari, yang dikumpulkan dari amal pastoral serta perhatian Gereja Universal dan Gereja-gereja lokal. Secara khusus - Kardinal menegaskan - "Kini jalanan menjadi tempat untuk merencanakan Aktivitas Pastoral Khusus untuk anak-anak yang tinggal di sana". Uskup Agung Agostino Marchetto, Sekretaris Dicastery, menyajikan beberapa kriteria untuk mengevaluasi fenomena ini dalam sebuah ceramah berjudul, "Pastoral Care: Sambutan untuk Anak Jalanan" Beliau melihatnya sebagai bidang yang luas dan penting bagi kerasulan baru yang juga membutuhkan pastoral "objek -subyek ". Beliau merujuk, dengan penuh keprihatinan, kepada anak laki-laki dan anak perempuan yang tinggal di jantung kota yang dingin. Pembicaraan selanjutnya menekankan berbagai aspek "realitas" masa kini di jalanan. Gereja memiliki kepedulian yang mendalam dan mengajak kita untuk memahami nilai-nilai spiritual dan teologis yang mendasari komitmen pastoral untuk mengungkapkan kebaikan Allah kepada anak-anak jalanan. Keprihatinan khusus diberikan karena adanya peningkatan dramatis dalam jumlah anak-anak jalanan. Dengan demikian, ada kebutuhan mendesak untuk: 1) mengambil tindakan Pastoral di samping inisiatif-inisiatif sosial yang sudah ada; dan 2) memasukkan tindakan tersebut ke dalam struktur gerejawi. Sebuah makalah disajikan oleh Prof Mario Pollo, berjudul "The Pastoral Care of Street Children" (sebuah gambaran umum). Makalah ini memberikan gambaran umum situasi dan disusun dari tanggapan terhadap kuesioner yang sebelumnya dikirim ke semua peserta. Makalah ini menggambarkan bahwa belum 2 specifically pastoral aspect in what has been done so far. At the round table discussion with six experts, an attempt was made to "to lay down the main lines of a specific pastoral care". After an exchange of information, opinions and deeper knowledge, this international meeting ended with a grateful acknowledgement of the appreciated initiatives that have already been carried out in this field, as well as to the diversity of the pastoral situations in the various countries. adanya aspek pastoral yang lebih spesifik dalam apa yang telah dilakukan sejauh ini. Dalam diskusi panel dengan enam orang ahli, upaya dibuat untuk "untuk meletakkan garis-garis utama dari reksa pastoral spesifik". Setelah pertukaran informasi, pendapat dan pengetahuan, pertemuan internasional ini berakhir dengan pengakuan bersyukur bahwa inisiatif telah diambil dalam keragaman situasi pastoral di berbagai negara. Conclusions 1. Street children undoubtedly constitute one of the most serious and disquieting challenges of our century for the Church, as well as for civil and political society. We are before a phenomenon whose vastness was unknown, even to the public institutions: a population of around 100 million children, according to the estimates of Amnesty International (150 million according to the International Labor Organization); moreover it is a phenomenon that is growing almost everywhere: a real social emergency, besides being a pastoral one. Kesimpulan 2. It was observed that even when public institutions show a clear awareness of the gravity of the phenomenon, they do not adequately mobilize so as to transform this awareness into effective actions of prevention and rehabilitation. The prevalent attitude in the civil society itself is often one of social alarm, because it is faced with a threat to public order. There is thus more concern about personal protection from the danger that the street children present than a readiness to help them; the humanitarian aspect and sense of solidarity with respect to this problem emerge with difficulty, not to mention a Christian attitude towards it. 2. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa lembaga-lembaga publik telah menunjukkan kesadaran yang jelas terhadap bobot fenomena tersebut, namun mereka belum mengubah kesadaran ini menjadi tindakan efektif untuk pencegahan dan rehabilitasi. Masyarakat umum menganggap anak jalanan sebagai ancaman terhadap ketertiban umum sehingga masyarakat lebih cenderung berupaya melindungi diri dari ‘bahaya’ anak-anak jalanan daripada bersiap-siap membantu mereka. Dengan demikian, sulit untuk menumbuhkan kesadaran akan aspek Humanitas dan rasa solidaritas, apalagi kesadaran akan sikap Kristiani. 3. During the meeting, it was clear that street children, in the strict sense of the term – meaning the children who have made the street their dwelling place, often forced even to sleep there – are deprived of bonds with their family nucleus of origin. Among them a wide range of situations was observed. Briefly, there are those who suffered the 3. Dalam pertemuan tersebut, jelas bahwa anak-anak jalanan (yakni mereka yang menghabiskan sebagian besar waktunya di jalanan bahkan seringkali terpaksa tidur di sana) tercabut dari ikatan dengan keluarga inti mereka dengan berbagai macam situasinya. Singkat kata, ada yang menderita pengalaman traumatis akibat keluarga yang berantakan dan berada dalam kesendirian, dan ada juga yang diusir atau melarikan diri dari 1. Anak jalanan tidak diragukan lagi merupakan salah satu tantangan paling serius dan menggelisahkan abad kita bagi Gereja, serta untuk masyarakat sipil dan politik. Kita menghadapi sebuah fenomena yang tidak diketahui, bahkan oleh lembaga-lembaga publik sekalipun, di mana muncul sekitar 100 juta anak jalanan (menurut perkiraan Amnesty International), atau 150 juta anak jalanan (menurut Organisasi Buruh Internasional). Fenomena ini tumbuh hampir di manamana. Fenomena ini merupakan Keadaan Darurat Sosial yang nyata. 3 traumatic experience of a broken family and have remained alone and those who have been driven away or fled from home because they were too neglected or maltreated. There are also those who reject their home or are rejected due to their involvement in some form of deviant behavior (drugs, alcohol, theft and various stratagems to survive), and those who are persuaded to stay on the streets through promises, seduction or violence by adults or criminal gangs. This often happens to young foreigners who are forced to prostitution or to unaccompanied foreign minors who are forced to go begging. These children experience the interference of security forces in their lives and jail. In developing countries there is an impressive number of children that belong to this category. 4. A category that is different from the preceding one is that of the "children in the street", which means those who spend much of their time in the street, even if they have a "home" and a bond with the family of origin. They prefer to live day by day, with little or no responsibility for education and the future, in groupings that can hardly be recommended, habitually away from the family, although in there they can still find a place to sleep. Their number is a cause for concern in developed countries too. 5. There are numerous causes underlying this ever more alarming social phenomenon. Among the primary ones, the following were mentioned: - the increasing break-up of families, tension between parents, aggressive, violent and at times perverse behavior towards the children; - emigration, with uprooting from the usual context of life as a result and disorientation as a consequence; - conditions of poverty and misery that crush human dignity and deprive children of the indispensable needs of life; - the spread of drug addiction and alcoholism; - prostitution and the sex industry that continue to reap an impressive number of victims, often forced by spine-chilling violence even into this most ferocious form of slavery; - wars and social disorder that disrupt the normality of life also for minors; - the spread of a "culture of deviance and rumah karena terlalu diabaikan atau diperlakukan keliru. Ada juga yang pergi dari rumah karena terjerumus dalam beberapa bentuk perilaku menyimpang (obat-obatan, alkohol, pencurian dan berbagai siasat untuk bertahan hidup), dan mereka yang dibujuk untuk berada di jalanan melalui janji-janji, rayuan atau kekerasan oleh kelompok-kelompok (kriminal) tertentu. Hal ini sering terjadi pada anak muda yang dipaksa untuk melakukan prostitusi atau untuk anak-anak tanpa pendamping yang terpaksa pergi mengemis. Anak-anak ini mengalami kekerasan baik oleh aparat keamanan maupun di penjara. Di negara berkembang, ada banyak anak-anak yang masuk kategori ini. 4. Sebuah kategori yang berbeda dari yang sebelumnya adalah anak-anak di jalan yang menghabiskan banyak waktu di jalanan, namun memiliki "rumah" dan ikatan dengan keluarga asal. Mereka lebih suka untuk hidup hari demi hari, dengan sedikit atau tanpa tanggung jawab terhadap pendidikan dan masa depan, biasanya jauh dari keluarga, meskipun di sana mereka masih bisa menemukan tempat untuk tidur. Jumlah mereka juga memprihatinkan di negara maju juga. 5. Ada banyak penyebab yang mendasari fenomena sosial yang semakin mengkhawatirkan. Berikut adalah beberapa yang utama: - Meningkatnya perpecahan keluarga, ketegangan antara orang tua, perilaku menyimpang agresif, dan kekerasan terhadap anak-anak; - Emigrasi, tercabut dari konteks hidup yang biasa sehingga terjadi disorientasi; - Kondisi kemiskinan dan kesengsaraan yang menghancurkan martabat manusia; - kecanduan narkoba dan alkohol; - Prostitusi dan industri seks yang terus menuai banyak korban melalui kekerasan bahkan perbudakan yang paling ganas; - Perang dan kekacauan sosial yang mengganggu kehidupan normal anak-anak; 4 transgression" especially in Europe; - the lack of values of reference, solitude and an ever more profound sense of existential vacuum that characterize the world of the youth in general. 6. The more alarming the seriousness of the problem and the more insufficient the effective presence of the public authorities, the more we recognize the action of private social groups and volunteers in this area as precious and praiseworthy. Associations in the ecclesial field and those of Christian inspiration are active and efficient through absolutely inadequate before the vastness of the needs and, in most cases, linked to a specific organic form of pastoral care. Thus it was noted that the dioceses and the national episcopal conferences do not sufficiently assume this problem both for its prevention and for the rehabilitation of the children. However, some positive things do happen that encourage and stimulate those who consider the field too infertile for more investments of energy in it. 7. In the course of the meeting, it was observed that, in the majority of cases, the activities are planned and carried out by workers who are strongly motivated and well prepared professionally, be they people in charge of such initiatives or the group of volunteers. 8. Although there are a variety of approaches, there appeared to be a substantial agreement regarding the objectives, namely: - rehabilitation of street children for a normal life, which includes their reincorporation in society, but above all in a family environment, in their family of origin if possible or, if not, in another family, or else in family-type community structures; - bringing back the child to himself, to self-esteem, to a sense of dignity and, as a result, personal responsibility; - instilling in the child the authentic desire to go back to school and be professionally prepared to enter society with a job, so as to develop dignified and gratifying plans for life through their very own efforts and not just by depending on others. 9. Quite various and diversified instead were the types of action in favor of street children, such as: - the so-called commitment in the street, which involves contact with the children in the places - Penyebaran "budaya penyimpangan dan transgresi" terutama di Eropa; - Kurangnya pendidikan nilai-nilai, kesendirian dan kekosongan hidup (vakum eksistensial) yang menjadi ciri dunia pemuda pada umumnya. =========terjemahan yang belum disunting============ 6. Semakin mengkhawatirkan keseriusan dari masalah dan semakin tidak cukup kehadiran efektif dari otoritas publik, semakin kita menyadari tindakan kelompok sosial swasta dan sukarelawan di daerah ini sebagai berharga dan patut dipuji. Asosiasi di bidang gerejawi dan orang Kristen adalah inspirasi aktif dan efisien melalui mutlak memadai sebelum luasnya kebutuhan dan, dalam banyak kasus, terkait dengan bentuk organik spesifik dari pelayanan pastoral. Demikianlah dicatat bahwa keuskupan dan keuskupan nasional konferensi tidak cukup menganggap masalah ini baik untuk pencegahan dan rehabilitasi untuk anak-anak. Namun, beberapa hal positif bisa terjadi yang mendorong dan merangsang orang-orang yang menganggap lapangan terlalu subur untuk investasi lebih banyak energi di dalamnya. 7. Dalam perjalanan rapat, diamati bahwa, dalam sebagian besar kasus, kegiatan tersebut direncanakan dan dilakukan oleh pekerja yang sangat termotivasi dan dipersiapkan dengan baik profesional, akan mereka orang-orang yang bertanggung jawab atas inisiatif atau kelompok relawan. 8. Meskipun ada berbagai pendekatan, tampaknya ada kesepakatan substansial mengenai tujuan, yaitu: - Rehabilitasi anak jalanan untuk hidup normal, yang meliputi reincorporation mereka dalam masyarakat, tetapi di atas semua dalam lingkungan keluarga, dalam keluarga asal mereka jika mungkin atau, jika tidak, dalam keluarga lain, atau pun di keluarga-jenis struktur masyarakat; - Membawa kembali anak untuk dirinya sendiri, untuk harga diri, untuk rasa martabat dan, sebagai akibatnya, tanggung jawab pribadi; - Menanamkan pada anak keinginan otentik untuk kembali ke sekolah dan secara profesional siap memasuki masyarakat dengan pekerjaan, sehingga untuk mengembangkan rencana bermartabat dan memuaskan bagi kehidupan melalui usaha mereka sendiri dan tidak hanya dengan bergantung pada orang lain. 5 where they gather together, so as to establish an empathic relationship of trust that allows wayward children or those in difficulty to be open towards an educator; - day centers geared towards the promotion of essential conditions so that the children may be able to live with dignity; - support initiatives to satisfy their primary needs: food, clothing, socio-sanitary assistance; - structures for education and training: kindergartens, schools, courses for professional training; - welcome residences, where they also receive education and formation, but what counts most of all is human accompaniment that is also supported by psycho-pedagogical skills; in some cases there is also spiritual accompaniment based on the Gospel in a way committed to interior reconstruction and healing of the heart; - activities geared to reincorporate the children into the original nucleus where they belonged, or in new communities of adoption; - activities at a wider range, intended to reach civil and ecclesial society, not only to inform, but also to raise their awareness and above all involve them in the work of prevention of the phenomenon and of support for the children who have been returned to their natural environment; - training and refresher courses for workers and volunteers so as to guarantee professionality on everyone’s part. 10. As to the method, the following were the main points that emerged in the course of the meeting: - teamwork among all workers; - parallel commitment of support to parents if they can be located and are available for collaboration; - re-insertion in school and in professional training; - creating and enlarging networks of friendship, even outside the structures of welcome; - giving great importance to recreational activities and sports and to everything that stimulates the children to actively exercise a responsible role and be creative. 11. Commitment in favor of street children is certainly not easy. At times it can even seem useless and frustrating, and in those cases one can be tempted to lay down one's arms and retreat. This is the time to go back to the basic motivations that 9. Cukup beragam dan diversifikasi bukan merupakan jenis tindakan dalam mendukung anak jalanan, seperti: - Komitmen yang disebut di jalan, yang melibatkan kontak dengan anak-anak di tempat-tempat mereka berkumpul, sehingga untuk membangun hubungan empatik kepercayaan yang memungkinkan anak-anak bandel atau mereka yang dalam kesulitan untuk terbuka terhadap pendidik; - Pusat hari diarahkan pada promosi kondisi penting sehingga anak-anak mungkin dapat hidup dengan bermartabat; - Inisiatif dukungan untuk memenuhi kebutuhan primer mereka: makanan, pakaian, sosial-sanitasi bantuan; - Struktur untuk pendidikan dan pelatihan: taman kanak-kanak, sekolah, kursus untuk pelatihan profesional; - Menyambut tempat tinggal, di mana mereka juga menerima pendidikan dan pembentukan, tapi apa yang paling penting dari semua adalah pengiring manusia yang juga didukung oleh psiko-pedagogis keterampilan; dalam beberapa kasus ada juga pendampingan rohani berdasarkan Injil dengan cara yang berkomitmen untuk rekonstruksi interior dan penyembuhan jantung; - Kegiatan diarahkan untuk reincorporate anak-anak ke dalam inti yang asli di mana mereka milik, atau di komunitas baru adopsi; - Kegiatan di kisaran yang lebih luas, yang bertujuan untuk menjangkau masyarakat sipil dan gerejani, tidak hanya untuk menginformasikan, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran mereka dan di atas semua melibatkan mereka dalam pekerjaan pencegahan fenomena dan dukungan untuk anak-anak yang telah kembali ke lingkungan alam mereka; - Pelatihan dan kursus penyegaran untuk pekerja dan relawan sehingga untuk menjamin profesionalitas pada bagian setiap orang. 10. Adapun metode, berikut ini adalah poin utama yang muncul dalam pertemuan itu: - Kerjasama antara semua pekerja; - Komitmen paralel dukungan kepada orang tua jika mereka dapat ditemukan dan tersedia untuk kolaborasi; - Kembali-penyisipan di sekolah dan dalam pelatihan profesional; - Menciptakan dan memperluas jaringan pertemanan, bahkan di luar struktur diterima; - Memberikan kepentingan besar untuk kegiatan rekreasi dan olahraga dan untuk segala sesuatu yang merangsang anak-anak 6 inspired one’s involvement in this meritorious work. For believers, it is primarily a faith motivation. In any case, it is useful to pay attention to those who have a decidedly positive experience, as clearly emerged during the meeting, to those who rightly claim that the work has satisfying results, in many, at times, the majority of the cases. Prudence, however, dictates that we wait for time to confirm results by verifying, for instance, after five years the “constancy” of the rehabilitation and the normalization of the subject. A relapse could in fact take place, a return to the streets. However, the contrary may also happen: one who earlier resisted the work of educators may later open up to an itinerary of rehabilitation and to the very values previously offered to him. 12. It was generally observed, however, that something had to be done urgently: the name of childhood is “now”; tomorrow is too late. Besides, rehabilitation at an early age is relatively easy, not so when adolescence begins. 13. Unfortunately, in many countries, the UN Convention on the Rights of the Child of 1989, although formally approved, is still quite insufficient in its application. untuk aktif berolahraga peran yang bertanggung jawab dan menjadi kreatif. 11. Komitmen dalam mendukung anak-anak jalanan ini tentu tidak mudah. Pada waktu itu bahkan dapat tampak tidak berguna dan frustasi, dan dalam kasus-kasus seseorang dapat digodai untuk meletakkan senjata dan mundur seseorang. Ini adalah waktu untuk kembali ke motivasi dasar yang mengilhami keterlibatan seseorang dalam pekerjaan berjasa. Bagi orang percaya, ini terutama motivasi iman. Dalam kasus apapun, hal ini berguna untuk memperhatikan mereka yang memiliki pengalaman jelas positif, karena jelas muncul selama pertemuan, kepada mereka yang benar mengklaim bahwa pekerjaan telah memuaskan hasil, di banyak, di kali, sebagian besar kasus. Prudence, bagaimanapun, menentukan bahwa kita menunggu waktu untuk mengkonfirmasi hasil dengan memverifikasi, misalnya, setelah lima tahun "keteguhan" rehabilitasi dan normalisasi subjek. Kambuh A bisa pada kenyataannya terjadi, kembali ke jalanan. Namun, sebaliknya juga terjadi: orang yang sebelumnya menolak pekerjaan pendidik kemudian dapat membuka hingga jadwal rehabilitasi dan nilai-nilai yang sangat sebelumnya ditawarkan kepadanya. 12. Secara umum diamati, bagaimanapun, sesuatu yang harus dilakukan segera: nama anak adalah "sekarang", besok sudah terlambat. Selain itu, rehabilitasi di usia dini adalah relatif mudah, tidak jadi ketika masa remaja dimulai. 13. Sayangnya, di banyak negara, Konvensi PBB tentang Hak Recommendations Anak tahun 1989, meskipun secara resmi disetujui, masih cukup 1. It was evident that it is necessary to have a memadai dalam penerapannya. greater awareness of the gravity of the phenomenon Rekomendasi and a greater and more systematic commitment to 1. Sudah jelas bahwa perlu untuk memiliki kesadaran yang tackle it, including in the ecclesial milieu, wherein lebih besar dari gravitasi fenomena dan komitmen yang lebih actions of a humanitarian character in favor of street besar dan lebih sistematis untuk mengatasi hal itu, termasuk di children should be accompanied by the primary task lingkungan gerejawi, dimana tindakan karakter kemanusiaan of evangelization. Everyone expressed the hope that dalam mendukung anak-anak jalanan harus disertai dengan a specific pastoral care for these children be set up tugas utama dari evangelisasi. Semua orang mengungkapkan by formulating new strategies and ways of putting harapan bahwa pelayanan pastoral khusus untuk anak-anak ini them into contact with the liberating and healing diatur dengan merumuskan strategi baru dan cara-cara power of the Gospel. menempatkan mereka ke dalam kontak dengan kuasa 2. Nevertheless, as the inquiry undertaken in view pembebasan dan penyembuhan Injil. of the meeting showed, only a minority of the 2. Namun demikian, sebagai penyelidikan dilakukan mengingat initiatives, likewise in the ecclesial milieu, go beyond pertemuan menunjukkan, hanya minoritas dari inisiatif, juga di social welfare and psycho-pedagogical actions. At lingkungan gerejawi, melampaui kesejahteraan sosial dan psikoleast in the beginning, these do not include a clear pedagogis tindakan. Setidaknya pada awalnya, ini tidak pastoral characteristic of first or new evangelization termasuk karakteristik pastoral yang jelas tentang evangelisasi in the attempt to rehabilitate and make the most pertama atau baru dalam upaya untuk merehabilitasi dan out of the religious dimension of the child. membuat sebagian besar dari dimensi religius anak. 3. Two ways of intervening were thus observed. 3. Dua cara intervensi dengan demikian diamati. Ada beberapa There are methods that direct the attention right too metode yang mengarahkan perhatian yang tepat juga proposal the religious and specifically evangelical proposal in 7 order to rehabilitate the child, once introduced into the area of faith, towards human values too and liberate him from the conditioning and disorders that led him to the street. There are also those that direct the attention to the human rehabilitation of the child with the goal of giving him back equilibrium and normality, a full human identity. This patient work is accompanied with religious proposals and references to the extent that this is compatible with the condition of the child himself and of the country where he lives. These two methods – it was considered – should not be placed in contradiction with each other. Either one could be a possible itinerary. The choice would depend on the personal situation of the child, the environment in which he lives and, above all, on the personality of the educators. 4. In any case, this is the frame of reference for those who wish to make use of the religious proposal directly, which remains fundamental because the problem that people of the street have in common with one another is not so much misery, drug-addiction, alcoholism, deviance, violence, criminality, AIDS or prostitution, but rather the terrible evil of the ‘death of the soul’ (“the wages of sin is death”: Rm 6:23). [Often, we have creatures who, in the fullness of youth are ‘dead inside’]. a) It is therefore necessary to welcome the pressing invitation to a new evangelization which the Holy Father has been repeating for years. Only meeting the Risen Christ can give back the joy of the resurrection to those who are in death. Only meeting Him who came to bind the wounds of broken hearts can accomplish a profound healing of the devastating wounds of traumatized hearts which have been turned to stone by the experience of too much frustration and violence. b) Hence it is fundamental to move from a pastoral care of “waiting” to a pastoral care of “meeting”, acting with imagination, creativity and courage to reach the children in the new places they gather, in the streets, in the squares, as well as those with whom they associate in the "locales", discotheques and in the ‘hot’ areas of our metropolises. It is necessary to go out to them with love to bring the good news and give witness through our own experience of life that Christ is the Way, the Truth and the Life. agama dan evangelis khusus untuk merehabilitasi anak, setelah diperkenalkan ke daerah iman, terhadap nilai-nilai manusia juga dan membebaskan dia dari pengkondisian dan gangguan yang menyebabkan dia untuk jalan. Ada juga orang-orang yang mengarahkan perhatian kepada rehabilitasi anak manusia dengan tujuan memberikan kembali ekuilibrium dan normalitas, identitas manusia penuh. Karya ini pasien disertai dengan proposal agama dan referensi sejauh ini kompatibel dengan kondisi anak itu sendiri dan dari negara tempat dia tinggal. Kedua metode - dianggap - tidak harus ditempatkan bertentangan dengan satu sama lain. Salah satu bisa menjadi jadwal mungkin. Pilihan akan tergantung pada situasi pribadi anak, lingkungan di mana ia hidup dan, di atas semua, pada kepribadian pendidik. 4. Dalam hal apapun, ini adalah kerangka acuan bagi mereka yang ingin memanfaatkan proposal agama secara langsung, yang tetap mendasar karena masalah bahwa orang-orang jalan memiliki kesamaan dengan satu sama lain tidak begitu banyak kesengsaraan, obat-kecanduan, alkoholisme, penyimpangan, kekerasan, kriminalitas, AIDS atau prostitusi, melainkan kejahatan yang mengerikan dari 'kematian jiwa "(" upah dosa adalah maut ": Rm 6:23). [Seringkali, kita makhluk yang, dalam kepenuhan pemuda 'mati dalam']. a) Oleh karena itu diperlukan untuk menyambut undangan menekan ke evangelisasi baru yang Bapa Kudus telah mengulangi selama bertahun-tahun. Hanya Kristus yang Bangkit pertemuan dapat memberikan kembali sukacita kebangkitan bagi mereka yang berada dalam kematian. Hanya pertemuan dengan Allah yang datang untuk mengikat luka hati yang rusak dapat mencapai penyembuhan yang mendalam dari luka-luka yang menghancurkan hati trauma yang telah berubah menjadi batu oleh pengalaman frustrasi terlalu banyak dan kekerasan. b) Oleh karena itu adalah penting untuk bergerak dari reksa pastoral "menunggu" untuk perawatan pastoral "pertemuan", bertindak dengan imajinasi, kreativitas dan keberanian untuk mencapai anak-anak di tempat-tempat baru yang mereka kumpulkan, di jalanan, di alun-alun , serta orang-orang dengan siapa mereka bergaul dalam "Lokal", diskotik dan di 'panas' daerah metropolis kami. Hal ini diperlukan untuk pergi keluar kepada mereka dengan kasih untuk membawa kabar baik dan memberikan kesaksian melalui pengalaman hidup kita sendiri bahwa Kristus adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup. c) sangat diperlukan untuk memberikan kesaksian tentang terang Yesus yang menerangi dan membuka cara baru untuk mereka yang merasa diselimuti oleh kegelapan. Oleh karena itu mendesak untuk membangkitkan dalam komunitas Kristen panggilannya untuk pelayanan dan misi dalam kesadaran dan 8 c) It is indispensable to give witness to the light of Jesus that illumines and opens new ways to those who feel enveloped by the darkness. It is therefore urgent to awaken in the Christian community its vocation to service and to mission in a growing and sincere awareness of the salvific power of faith and the sacraments. Too many children, in fact, continue to die in the streets in the midst of indifference on the part of the majority. Failure to welcome with a strong commitment the anguished call of the Holy Father for a new evangelization is a true sin of omission of aid to our ‘dying’ brothers. It is therefore important to include in pastoral planning a great variety of forms of action that bring the first proclamation to those who are ‘far-away’, that give the children of the street the opportunity to be accompanied in establishing a new relationship with their own selves, with others, with God, with the community to which they belong or have adopted and to discover that there is someone who loves them. d) The following are therefore encouraged: - the formation of communities or groups (parochial or otherwise) in which young people have the opportunity to know and live the Gospel radically, having a first-hand experience of its healing power; - the institution of schools of prayer in parishes and other ecclesial entities to give a new impulse to the contemplative and missionary dimension of the various groups; - the formation of teams for evangelization to give enthusiastic witness to the wonderful news that Christ came to bring us; training of ‘missionary’ children who bring the Risen Christ’s embrace to their peers and to the ‘new poor’ in our century; - likewise in the various dioceses, the formation of young people, who are more professionally competent and who know how to make use of their artistic and musical talents to create new forms of entertainment capable of having a significant impact on prevention and of reaching thousands of young people with the Gospel message; - hence the creation of centers of formation for evangelization in the streets; the establishment of alternative meeting points for young people that would offer initiatives rich in values and meaning, ‘consultation’ centers and programs of prevention and evangelization in schools; tulus dari kekuatan keselamatan iman dan sakramen-sakramen. Terlalu banyak anak, pada kenyataannya, terus mati di jalanan di tengah-tengah ketidakpedulian pada bagian dari mayoritas. Kegagalan untuk menyambut dengan komitmen yang kuat panggilan derita dari Bapa Suci untuk evangelisasi baru adalah dosa sejati kelalaian bantuan untuk kami 'sekarat' saudara. Oleh karena itu penting untuk dimasukkan dalam perencanaan pastoral berbagai macam bentuk tindakan yang membawa proklamasi pertama untuk mereka yang 'jauh-jauh', yang memberikan anak-anak jalanan kesempatan untuk didampingi dalam membangun hubungan baru dengan mereka diri sendiri, dengan orang lain, dengan Allah, dengan masyarakat yang mereka milik atau telah mengadopsi dan menemukan bahwa ada seseorang yang mengasihi mereka. d) Berikut ini adalah karena didorong: - Pembentukan komunitas atau kelompok (paroki atau sebaliknya) di mana orang muda memiliki kesempatan untuk tahu dan hidup Injil radikal, memiliki pengalaman pertamatangan kekuasaan penyembuhan; - Institusi sekolah doa di paroki-paroki dan entitas gerejani lain untuk memberikan dorongan baru untuk dimensi kontemplatif dan misionaris dari berbagai kelompok; - Pembentukan tim untuk penginjilan untuk memberikan kesaksian antusias terhadap berita bagus bahwa Kristus datang untuk membawa kita; pelatihan 'misionaris' anak-anak yang membawa pelukan Kristus Bangkit untuk rekan-rekan mereka dan dengan 'miskin baru' di abad kita; - Juga di berbagai keuskupan, pembentukan orang-orang muda, yang lebih kompeten dan profesional yang tahu bagaimana memanfaatkan bakat artistik dan musik untuk menciptakan bentuk-bentuk baru hiburan mampu memiliki dampak yang signifikan pada pencegahan dan mencapai ribuan muda dengan pesan Injil; - Maka penciptaan pusat-pusat pembentukan untuk penginjilan di jalanan; pembentukan titik temu alternatif bagi orang-orang muda yang akan menawarkan inisiatif kaya nilai-nilai dan makna, 'konsultasi' pusat dan program pencegahan dan evangelisasi di sekolah; - Komitmen untuk menggunakan media massa sebagai instrumen berharga untuk berteriak Injil "dari atap rumah"; - Pembentukan komunitas baru dan kelompok untuk menyambut dan menemani anak-anak melalui jalan panjang dan berkomitmen terhadap penyembuhan interior, berdasarkan Injil, dengan kasih yang Kristus ajarkan kita, cinta yang tidak puas dengan melakukan tindakan amal, namun yang mengambil pada dirinya menangis, kesedihan, luka-luka, kematian orang-orang kecil dan orang miskin, cinta siap untuk menyerahkan hidup seseorang untuk teman-teman seseorang. 9 - commitment to use the mass media as precious instruments for shouting the Gospel “from the housetops”; - the formation of new communities and groups to welcome and accompany the children through a long and committed way towards interior healing, based on the Gospel, with the love that Christ taught us, a love that is not contented with doing acts of charity, but that takes upon itself the cry, the anguish, the wounds, the death of the little ones and of the poor, a love ready to give up one’s life for one's friends. 5. During the meeting, it was also observed that even the educator who does not start with an explicit and strong religious proposal can live – and this is true for many – an interior attitude inspired by faith, well expressed – and we hope it is inspiring for everyone – in a triple evangelical icon: a) first of all, the icon of Jesus before the adulteress: The Teacher is respectful and affectionate; He does not judge or condemn the person but by his own attitude encourages her to change her life; b) the second icon, the Good Shepherd who goes in search for the lost sheep (much more so if it is a little lamb), encourages us not to wait for, and much less demand from, the lamb to find its way back to the fold and take the following obligatory steps in a pastoral care for street children: - observe, listen, understand from within this very mysterious world (the Good Shepherd knows his sheep); - take the initiative of meeting, go to the street so that the child may perceive that he is at ease even there where he has chosen, or is forced, to stay (the Shepherd leaves the fold and goes out); - establish a spontaneous relationship with him, warm with affection and interest, an authentic friendship that is not necessary to declaim with a lot of words because it shows in every gesture (The Shepherd carries the sheep on his shoulders and celebrates with his friends); c) the third icon, that of the disciples at Emmaus: Finally their eyes were opened before the Risen Christ and at the prospect of resurrection after having walked on a way during which not the eyes but the heart is warmed and opens to the newness of the Gospel. 6. It is clear that with this interior attitude, the 5. Dalam pertemuan tersebut, ia juga mengamati bahwa bahkan pendidik yang tidak dimulai dengan sebuah proposal agama yang eksplisit dan kuat bisa hidup - dan ini benar untuk banyak - sikap interior terinspirasi oleh iman, diungkapkan dengan baik - dan kami berharap ini adalah inspirasi untuk semua orang - dalam ikon evangelis tiga: a) pertama-tama, ikon Yesus sebelum pezina ini: Guru adalah hormat dan kasih sayang; Dia tidak menghakimi atau menghukum orang, tetapi dengan sikap sendiri mendorong dia untuk mengubah hidupnya; b) ikon kedua, Gembala yang Baik yang pergi dalam mencari domba yang hilang (lebih jadi jika itu adalah domba kecil), mendorong kita untuk tidak menunggu, dan permintaan jauh lebih sedikit dari, anak domba untuk menemukan jalan kembali ke flip dan mengambil langkah-langkah wajib berikut dalam pelayanan pastoral bagi anak-anak jalanan: - Mengamati, mendengarkan, memahami dari dalam dunia ini sangat misterius (Gembala yang Baik tahu domba-dombanya); - Mengambil inisiatif pertemuan, pergi ke jalan sehingga anak dapat merasa bahwa ia nyaman bahkan ada di mana ia telah memilih, atau dipaksa, untuk menginap (Gembala meninggalkan lipat dan pergi keluar); - Membangun hubungan spontan dengan dia, hangat dengan kasih sayang dan bunga, persahabatan yang otentik yang tidak diperlukan untuk mendeklamasikan dengan banyak kata-kata karena itu terlihat dalam setiap gerakan (Gembala membawa domba-domba di bahunya dan merayakan dengan temantemannya); c) ikon ketiga, bahwa para murid di Emaus: Akhirnya mata mereka terbuka sebelum Kristus yang Bangkit dan prospek kebangkitan setelah berjalan di jalan selama yang tidak mata tapi hati dipanaskan dan membuka ke kebaruan Injil. 6. Hal ini jelas bahwa dengan sikap interior, jadwal pendidikan kedua (lihat N. 3) memiliki banyak kesamaan dengan yang pertama, dan di atas semua hanya ada satu tujuan akhir. Tujuan dan metode dibagi juga, terutama dalam ciri-ciri dasar berikut: a) merangsang kepercayaan dan harga diri, sehingga anak akan memahami dan pengalaman bahwa ia adalah penting bagi pendidik dan pendidik adalah penting baginya: ini adalah titik awal dalam membuat langkah pertama, dengan keyakinan, menuju pilihan hidup yang lain . Ia harus disertai menuju penemuan kasih Allah melalui pengalaman nyata dari perasaan bahwa ia disambut, diterima tanpa syarat dan pribadi dicintai karena apa yang dia. Ini kontak pribadi juga harus terus di kemudian hari, bahkan setelah anak telah pindah ke perawatan pendidik lainnya atau kiri pusat diterima; b) memberikan ruang kepada anak sehingga ia bisa memainkan peran aktif dalam masyarakat, merangsang rasa tanggung 10 second educational itinerary (see N. 3) has much in common with the first, and above all there is only one final goal. The objective and the method are shared too, especially in the following fundamental traits: a) stimulate trust and self-esteem, such that the child will understand and experience that he is important for the educator and the educator is important for him: this is the starting point in making the first steps, with conviction, towards another life choice. He must be accompanied towards the discovery of God’s love through the concrete experience of feeling that he is welcomed, accepted unconditionally and personally loved for what he is. This personal contact should also continue later on, even after the child has moved on to the care of other educators or left the welcome center; b) give space to the child so that he may play an active role in the community, stimulate his sense of responsibility and freedom, such that he would feel at home in the community. This means that at “home”, warmth, spontaneity and friendly closeness should predominate over order, discipline and written rules; c) cultivate a personal relationship with every child. In fact, notwithstanding the usefulness of methodologies and general rules, each child is unique, an original world, with his own story. Moreover, many have shown intelligence and energy capable of surviving extremely difficult situations; they proved to be capable, creative, smart. Thus it is necessary to continue making use of these resources, more or less evident, of their personality in guiding them to “change ways”, so that they may become subjects themselves and not only objects of pastoral care for their rehabilitation. Pedagogical and educational programmes, therefore, have the important task of leading the child to rediscover and value his own positive potential, to let his talents bear fruit and develop his capacities as much as possible; d) have the aim (and it is not a utopia) to make the child assimilate the educative project in depth to such a point that, maybe in a few years, he may become a help and a stimulus for other street children to follow his itinerary. He thus goes side by side with his educator, becoming himself an educator, subject of this specific pastoral care; jawab dan kebebasan, sehingga ia akan merasa di rumah di masyarakat. Ini berarti bahwa di "rumah", kehangatan, spontanitas dan ramah kedekatan harus mendominasi atas ketertiban, disiplin dan aturan tertulis; c) membangun hubungan pribadi dengan setiap anak. Bahkan, meskipun kegunaan dari metodologi dan aturan umum, setiap anak adalah unik, sebuah dunia asli, dengan cerita sendiri. Selain itu, banyak telah menunjukkan kecerdasan dan energi mampu bertahan situasi sangat sulit, mereka terbukti mampu, kreatif, cerdas. Oleh karena itu perlu untuk terus memanfaatkan sumber daya, lebih atau kurang jelas, dari kepribadian mereka dalam membimbing mereka untuk "mengubah cara", sehingga mereka dapat menjadi subyek sendiri dan tidak hanya objek pelayanan pastoral bagi rehabilitasi mereka. Program Pedagogi dan pendidikan, oleh karena itu, memiliki tugas penting dari memimpin anak untuk menemukan kembali potensi diri dan nilai positif, untuk membiarkan bakatnya berbuah dan mengembangkan kapasitasNya sebanyak mungkin; d) memiliki tujuan (dan bukan sebuah utopia) untuk membuat anak menyerap proyek edukatif secara mendalam sedemikian titik itu, mungkin dalam beberapa tahun, ia mungkin menjadi bantuan dan stimulus untuk anak-anak jalanan lain untuk mengikuti-Nya jadwal. Demikian ia berjalan berdampingan dengan pendidik, menjadi dirinya sendiri seorang pendidik, subjek ini reksa pastoral spesifik; e) mengakui dalam komitmen dalam mendukung anak-anak jalanan dengan cara istimewa dalam pelayanan Tuhan dan untuk pertemuan-Nya: "Sejauh kau lakukan kepada salah satu dari yang paling hina ini saudara-Ku, kamu telah melakukannya untuk Aku" (Mat 25:40). 7. Adalah logis bahwa sumber daya terbaik disediakan untuk bidang ini harus digunakan untuk mempersiapkan pekerja pastoral profesional dan spiritual. Mereka pada gilirannya harus menunjukkan kematangan manusiawi yang besar, dapat mengesampingkan kesuksesan dan yakin bahwa buah dari komitmen mereka akan mengungkapkan dirinya sendiri nanti, mungkin setelah saat-saat itu akan terlihat bahwa semuanya gagal. Selanjutnya, mereka harus memiliki kapasitas besar untuk bekerja secara harmonis dan kolaborasi dengan pendidik lainnya. 8. Perencanaan kolaborasi dengan keluarga asal (bila mungkin) diperlukan yang akan memiliki dampak positif pada dinamika keluarga yang tidak sehat. Tindakan ini harus dimaksudkan untuk membangun kembali kain keluarga dan secara bertahap mengiringi dan reincorporate anak ke dalam inti di mana ia berada. 9. Bekerja bersama harus dilakukan tidak hanya dalam struktur 11 e) recognize in the commitment in favor of street children a privileged way in the service of the Lord and for meeting Him: “In so far as you did this to one of the least of these brothers of mine, you did it to me” (Mt 25:40). 7. It is logical that the best resources reserved to this field must be employed to prepare pastoral workers professionally and spiritually. They in turn must show a great human maturity, be able to put aside immediate success and be confident that the fruit of their commitment would reveal itself later on, maybe after times when it would seem that everything failed. Furthermore, they must have a great capacity to work in harmony and collaboration with the other educators. 8. Planning collaboration with the family of origin (when possible) is needed that would have a positive impact on unhealthy family dynamics. This action should be meant to rebuild the fabric of the family and gradually accompany and reincorporate the child into the nucleus where he belongs. 9. Concerted work must be done not only within the structures where one operates but also with those who are doing the same work in the territory or are in some way interested in it. It is also necessary to look for and welcome the collaboration of other forces that are not ecclesial in nature but are genuinely sensitive, humanly speaking, to the issue. The same goes for collaboration with public offices, even when, by personal choice, it is not possible, or it is not intended, to make use of public funding. 10. Yet it is necessary to be very careful so that the supplementary action of associations and volunteer work not create in those who are supposed to act in this regard a mentality and a pretext for inaction. When necessary, even the Church’s function of suggesting and stimulating must be accompanied by constructive criticism and prophetic admonition of unjust and inhuman situations. 11. It is necessary to create in a territory a network that would allow an exchange of good practices and also eventually get the support of those who already have a long experience in this field for those who are just starting. 12. Street children are a “photograph” of the society where they live which did not support them but rather provoked and pushed them towards their present state. Workers must help society become di mana satu beroperasi tetapi juga dengan mereka yang melakukan pekerjaan yang sama di wilayah atau dalam beberapa cara yang tertarik di dalamnya. Hal ini juga diperlukan untuk mencari dan menyambut kolaborasi kekuatan lain yang tidak gerejawi di alam tetapi benar-benar sensitif, berbicara secara manusiawi, untuk masalah ini. Yang sama berlaku untuk kolaborasi dengan kantor-kantor publik, bahkan ketika, oleh pilihan pribadi, bukan tidak mungkin, atau tidak dimaksudkan, untuk menggunakan dana publik. 10. Namun perlu berhati-hati sehingga tindakan tambahan dari asosiasi dan kerja sukarela tidak menciptakan pada mereka yang seharusnya bertindak dalam hal ini mentalitas dan alasan untuk tidak bertindak. Bila perlu, bahkan fungsi Gereja dari menyarankan dan merangsang harus disertai dengan kritik konstruktif dan nasihat kenabian situasi yang tidak adil dan tidak manusiawi. 11. Hal ini diperlukan untuk menciptakan di wilayah sebuah jaringan yang akan memungkinkan pertukaran praktik yang baik dan juga akhirnya mendapatkan dukungan dari mereka yang sudah memiliki pengalaman panjang di bidang ini bagi mereka yang baru mulai. 12. Anak jalanan adalah "foto" dari masyarakat dimana mereka tinggal yang tidak mendukung mereka melainkan memprovokasi dan mendorong mereka terhadap negara mereka sekarang. Pekerja harus membantu masyarakat menjadi sadar dan memelihara tanggung jawabnya di dalamnya beberapa rasa kegelisahan yang sehat sehubungan dengan anak-anak. Komunitas Gereja lokal harus menerima bahwa perhatian yang sama. 13. Untuk mengatur gerak setiap orang dalam mendukung anak-anak jalanan, akan sangat berguna untuk membuat kantor khusus (atau bagian khusus dari sebuah kantor yang ada) dalam konferensi para uskup dan keuskupan terutama yang terlibat dalam masalah ini. Ini bisa menjadi kantor untuk pelayanan pastoral mobilitas manusia, terkait dengan kantor untuk pemuda atau untuk keluarga. Hal ini juga diharapkan bahwa proyek-proyek pastoral umum akan mencakup organik, proposal tajam dan berkelanjutan yang akan membayar perhatian khusus pada "pelayanan pastoral jalan". Dalam hal ini, pekerja di bidang tertentu adalah untuk membantu komunitas gerejani tumbuh dalam kesadaran dan keterlibatan dalam mencari tanggapan yang signifikan terhadap masalah mendesak anak-anak jalanan. 14. Diharapkan bahwa Dewan Kepausan untuk Pelayanan Pastoral Migran dan Anak Jalanan berkala akan mengadakan rapat pertemuan seperti yang baru saja berakhir, setidaknya pada tingkat benua. Rome, 25-26 Oktober 2004 12 aware of its responsibility and nurture in it some sense of healthy unease with respect to these children. The community of the local Church must receive that same attention. 13. To set everyone in motion in favor of street children, it will be very useful to create a specific office (or a special section of an existing office) within the bishops’ conferences and the dioceses primarily involved in this problem. It could be the office for the pastoral care of human mobility, linked with the office for the youth or for the family. It is also desirable that general pastoral projects would include organic, incisive and continuing proposals that would pay special attention to the “pastoral care of the street”. In this regard, workers in this specific field are to help the ecclesial community grow in awareness and involvement in looking for significant responses to the urgent problem of street children. 14. It is hoped that the Pontifical Council for the Pastoral Care of Migrants and Itinerant People would periodically convoke meetings like the one that has just ended, at least at a continental level. Rome, 25-26 October 2004 13 14 AMDG (2012) 15