Kuliah Tamu dari Universitas Kassel Fakultas Ekonomi Universitas

advertisement
Kuliah Tamu dari Universitas Kassel
Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Kamis (3/1) menyelenggarakan kuliah tamu bertajuk?
Global Migration and Migration Policies in Developing Countries?. Acara di ruang sidang utama ini
diikuti oleh mahasiswa seluruh program sarjana, magister dan doktoral FE Unibraw. Sebagai
pembicara, Prof Dr Beatrice Knerr dari Department of Economics Development Migration and
Agriculture Policy University of Kassel, Jerman.
Berbagai hal dibahas dalam kuliah yang berlangsung dua jam tersebut. Mulai dari pengaruh migrasi
pada tingkatan rumah tangga, pengaruhnya pada makro ekonomi, serta pembangunan regional.
Dalam paparannya, Beatrice memulai dengan data statistik dan fakta perkembangan migrasi global
di seluruh dunia.
Awalnya, Beatrice menyampaikan ilustrasi tentang pertumbuhan ekonomi dan jumlah pengangguran
di Jerman dalam kurun waktu 1951-2004, di mana pertumbuhannya mencapai 2% dan angka
pengangguran hingga 10%. Hal ini mengakibatkan rendahnya migrasi yang masuk Jerman, baik dari
negara kaya maupun miskin. Sebaliknya, migrasi keluar warganegara Jerman dan Uni Eropa yang
berkualitas semakin tinggi. Dalam hal remitan misalnya, yang merupakan hasil dari migrasi, dapat
berupa keuangan, sosial maupun sumber daya manusia (SDM). Disebutkan, jumlah remitan yang
mengalir ke negara berkembang selama 2007 mencapai 240 milyar USD dengan pendapatan
tertinggi diraih Amerika Latin dan Kepulauan Karibia yang mencapai 60 milyar USD dan di bawahnya
adalah Asia Timur dan Kepulauan Pasifik yang mencapai 58 milyar USD. Di Indonesia sendiri, Beatrice
memaparkan data remitan selama 2006 yang diperolehnya dari Bank Dunia. Remitan tertinggi di
Indonesia diperoleh dari Malaysia yang mencapai 546 juta USD, disusul Arab Saudi dan Belanda,
berturut-turut 369 juta USD dan 288 juta USD. Dari Jerman sendiri, remitan yang diperoleh hanya
sebesar 27 juta USD dari total remitan selama 2006 sebesar 1856 juta USD. Berbagai pembangunan
dan kebijakan baru yang mengiringi keberlangsungan migrasi bagi negara maju (tujuan) Disebutnya
adalah pembuat kebijakan akan lebih peduli terhadap arus keluarnya remitan serta perbankan yang
menawarkan berbagai tabungan dan pinjaman yang menarik khusus bagi para migran.
Migrasi bagi negara berkembang
Menurut Beatrice, banyak hal yang mendorong migrasi. Di antaranya, kesenjangan pendapatan,
kesempatan kerja yang lebih tinggi, ataupun strategi keluarga dalam berinvestasi dan
menganekaragamkan risiko. Bagi kehidupan rumah tangga, pengaruh remitan yang diterima akan
mampu meningkatkan pendapatan, investasi konsumtif (perumahan), produktif, maupun non
produktif, peningkatan pendidikan bagi anak-anak, serta berbagai permasalahan sosial lainnya.
Dalam bidang makroekonomi, Beatrice menegaskan, kenaikan migrasi dan remitan internasional
akan cenderung meningkatkan impor. Selain itu, negara pengekspor tenaga kerja akan dihadapkan
pada kekurangan tenaga kerja serta naiknya upah tenaga kerja. Hal senada juga akan dihadapi pada
tingkatan regional, yang bahkan akan dihadapkan pada penurunan produksi pertanian dan kenaikan
harga tanah yang mendorong petani mencari mata pencaharian yang lain. Terkait masalah tenaga
kerja, solusi yang paling mungkin, menurut Beatrice, adalah menambah kebutuhan tenaga kerja
melalui impor dengan memberikan upah tinggi atau meniru konsep dutch disease, yaitu
menurunkan sektor industri barang menuju ekspansi industri jasa.
Lebih lanjut dipaparkan berbagai kebijakan yang paling mungkin untuk mendukung migrasi. Di
antaranya, perjanjian dengan negara tujuan, training sebelum migrasi serta mengurangi biaya
transfer remitan. Di sisi lain, untuk memperkecil kekurangan tenaga kerja di dalam negeri dapat
dilakukan dengan menerima tenaga kerja asing, mendukung teknologi-teknologi yang hemat tenaga
kerja, serta memprakarsai pendidikan.
Pada akhir presentasi Beatrice menyatakan, keuntungan jangka pendek dalam ekspor tenaga kerja
akan mengimbas pada kerugian jangka panjang, baik pada tingkat nasional, regional maupun rumah
tangga. Selain itu ia juga menyampaikan bahwa ekonomi yang berasal dari remitan sangat mudah
diserang. Yang paling dibutuhkan menurutnya adalah saling tukar ide dan pengalaman di antara para
negara pengekspor tenaga kerja. [nok]
Guest Lecture from the University of Kassel
Faculty of Economics, Universitas Brawijaya, on Thursday (3/1) held a guest lecture entitled “Global
Migration and Migration Policies in Developing Countries”. The event in the main courtroom was
attended by the students from all undergraduates, masters and doctorals of FE UB. As a speaker,
Prof. Dr. Beatrice Knerr from of the Department of Economics Development Policy Migration and
Agriculture University of Kassel, Germany.
Various things discussed in the lecture which lasted two hours. Starting from the influence of
migration on the household level, its influence on the macro economy, and regional development. In
his presentation, Beatrice started with statistical data and facts of global migration developments
around the world.
Initially, Beatrice convey illustration of economic growth and unemployment in Germany in the
period 1951-2004, where growth reached 2% and the unemployment rate up to 10%. This results in
lower migration into Germany, both rich and poor countries. Conversely, migration out of Germany
and EU citizens are increasingly high quality. In the case of remittances for example, which is the
result of migration, can be either financial, social and human resources (HR). Mentioned, the
amount of remittances flowing into developing countries during 2007 reached 240 billion USD with
the highest revenues achieved by Latin America and the Caribbean who reaches 60 billion USD and
below it is the East Asia and the Pacific Islands which reached 58 billion USD. In Indonesia alone,
Beatrice remittances during 2006 presents data obtained from the World Bank. Indonesia's highest
remittances from Malaysia who reached 546 million USD, followed by Saudi Arabia and the
Netherlands, respectively 369 million USD and 288 million USD. From Germany alone, remittances
obtained only by 27 million USD of the total remittances for 2006 amounted to 1856 million USD.
Various development and sustainability of new policies that accompany migration to developed
countries (destination) The mention of the policy makers would be more concerned about the
discharge flow of remittance and banking services that offer a variety of savings and loans are
specially attractive for migrants.
Migration for developing countries
According to Beatrice, a lot of things that encourage migration. Among other things, the income gap,
higher employment, or family in an investment strategy and diversify risk. For those of domestic life,
the influence of remittances received will be able to increase revenue, consumptive investment
(housing), productive, and non-productive, improved education for children, as well as various other
social problems.
In the field of macroeconomics, Beatrice asserts, the increase of international migration and
remittances will tend to increase imports. In addition, labor exporting countries will be faced with
labor shortages and rising labor costs. The same thing also will deal with on a regional level, which
will even be faced with the decline in agricultural production and land prices are encouraging
farmers to find another livelihood. Labor-related issues, the most likely solution, according to
Beatrice, is to add manpower needs through imports by providing high wages or mimic the concept
of Dutch disease, namely reducing the industrial goods sector towards the service industry
expansion.
Further described the various policies that are most likely to support the migration. Among other
things, agreements with destination countries, training before migration and reduce the cost of
remittance transfers. On the other hand, to minimize labor shortages in the country can be done by
accepting foreign workers, to support technology-labor-saving technologies, and initiate education.
At the end of the presentation Beatrice states, short-term gains in the export of labor will induce the
long-term losses, both at the national, regional and domestic. In addition, he also said that the
economy is derived from remittances is very easy to attack. The most needed him, are the exchange
of ideas and experiences among countries exporting labor. [Nok]
Download