Setelah seorang mahasiswa lulus sarjana, dia mampu apa? Sebuah pertanyaan menarik yang hingga saat ini belum ada rumusan pasti tentang kemampuan atau ketrampilan sosok Sarjana lulusan S-1. Untuk membantu merumuskan dan menjawab hal tersebut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia saat ini telah mempersiapkan Kerangka kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) atau dikenal dengan Indonesian Qualification Framework (IQF). KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. Secara ringkas, KKNI ini terdiri atas sembilan level kualifikasi akademik Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia dan diresmikan dengan Perpres No. 8 yang terbit pada 17 Januari 2012. Menurut Dirjen Dikti Prof. Dr. Fasli Jalal, PhD, proses penyusunan KKNI ini termasuk cukup cepat karena beberapa negara membutuhkan waktu belasan tahun untuk melakukannya. Dengan adanya KKNI ini akan merubah cara melihat kompetensi seseorang, tidak lagi semata dari ijazah tapi juga kerangka kualifikasi yang disepakati secara nasional sebagai dasar pengakuan terhadap hasil pendidikan seseorang secara luas (formal, non-formal, in-formal dan otodidak) yang akuntabel dan transparan. Dengan adanya KKNI ini juga akan terjadi beberapa hal misalnya proses Recognition of Prior Learning. KKNI merupakan sistem yang berdiri sendiri dan merupakan jembatan antara sektor pendidikan dan pelatihan untuk membentuk SDM nasional berkualitas dan bersertifikat melalui skema pendidikan formal, non-formal, informal, pelatihan kerja atau pengalaman kerja. Lulusan sarjana (strata1), menurut KKNI setara dengan level enam yang memiliki beberapa kriteria. Diantaranya mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan IPTEKS pada bidangnya dalam penyelesaian masalah serta mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi; menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara mendalam serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural; mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informal dan data, dan mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternative solusi secara mandiri dan kelompok; bertanggungjawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi. “Capaian pembelajaran adalah internalisasi dan akumulasi ilmu pengetahuan, pengetahuan, pengetahuan praktis, ketrampilan, afeksi dan kompetensi yang dicapai melalui proses pendidikan yang terstruktur dan mencakup suatu bidang ilmu/keahlian tertentu atau melalui pengalaman kerja,” ucap Dr. Dillah Sailah, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Tinggi yang saat itu mewakili Wakil menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Pendidikan. Topik ini merupakan salah satu materi pembahasan yang cukup menarik saat Lokakarya Nasional FKPTPI (Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia) ke-XII pada Selasa (29/5) di Batu. [fp/nok] After a person graduated from bachelor programme, what can he/she do? An interesting question which till recent has no fixed formulation yet regard to ability or skill of a bachelor’s figure. In order to help formulating and answering those things, Directorate General of Higher Education, Ministry of Education and Culture Affairs Republic of Indonesia recently have prepared Indonesian Qualification Framework (IQF). IQF is framework for competence qualification gradation which able to reconcile, equalize and integrate between education and work training and also work experience in order to admit working competence based on employment structure in various sector. In summary, KKNI consists of nine level of academic human resource’s qualification and legalized by Perpres No. 8 which published in January 17th, 2012. According to Directorate General of Higher Education Prof. Dr. Fasli Jalal PhD, drafting process of KKNI is considered fast enough since several countries take dozen years finishing this. With the presence of KKNI, will change the way of seeing anyone’s competence, not merely from certificate but also qualification framework which nationally approved as the basis for accountable and transparent recognition for overall anyone’s education result (formally, non-formally, in-formally and autodidact). With the existence of KKNI, will also happened several things, a process for recognition of prior learning for instance. KKNI is a system that stand alone and also a bridge between education sector and training to form qualified national humas resources and certified through scheme of education formally, non-formally, informally, job training or working experience. Graduates, according to KKNI equivalent to the 6th level which has some criteria. Among them are able to apply their expertise and using IPTEKS in solving problems of their field and also able to adjust with situation they face; generally master the theoretical concepts in a particular field of knowledge and theoretical concepts in particular part of that particular knowledge in depth and able to formulate procedural solving problems and able to give guidance in choosing solution alternatives both independently and groups; responsible with their own work and can be assisted responsibilities for the achievement of organization’s work outcome. “Learning achievement is internalization and accumulation of knowledge, practical knowledge, skill, affection and competence achieved through structured learning process and including a field science/certain expertise or through working experience,” said Dr. Dillah Sailah, Director of learning and student Directorate of Higher Education who represented Vice Minister of Education and Cultural Affairs in the field of education. This topic is one of discussion material which interesting enough in national workshop of FKPTPI (An Communication forum of Indonesian Agriculture Higher Education). [fp/nok/translated by denok]