INFEKSI MENULAR SEKSUAL VS PENYAKIT MENULAR SEKSUAL Oleh : Yusuf Alam Romadhon Klarifikasi Istilah Sebelum memulai, mau klarifikasi istilah dulu HIV : singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, virus yang menyebabkan penyakit kelemahan sistem kekebalan tubuh. AIDS : singkatan dari Acquired ImmunoDeficiency Syndrome, penyakit atau dari istilah ini disebut dengan sindroma kelemahan sistem kekebalan tubuh. Melihat dari arti katanya kelemahan sistem kekebalan tubuh, berarti, orang yang menderita penyakit ini mengalami penurunan kemampuan dalam mengatasi musuh-musuh sistem pertahanan tubuh, seperti virus, bakteri yang mencoba menerobos masuk tubuh kita. Jadi orangnya mudah sakit infeksi. Kelemahan sistem kekebalan tubuh ini bersifat di dapat dari luar. Artinya ia mendapat dari luar, bukan seperti pada beberapa penyakit yang bersifat menurun atau penyakit keturunan atau akibat penyakit lain seperti kondisi penyakit diabetes melitus yang kronis dan berakibat penurunan kekebalan tubuh. Jadi HIV adalah penyebab, sedangkan AIDS adalah penyakit yang diakibatkannya. ……………………………………………………………………………………………………… Saat saya menulis buku ini, penyeranta handphone saya berbunyi…. ternyata ada SMS. dari 08564xxxxx dok, ini Evi mhn maaf mo nanya gynecosid itu obat apa sih, efek smpingnya apa? kalo beli mmang hrs pake resep? Saya menjawab 081225xxxxxx Itu obat hormon kewanitaan, hrs dengan resep dokter. Lha ada apa mbak? Beberapa menit kemudian Dari 08564xxxxx Saya sdh ga mens 2 bln ini, kata tmn2 gynecosid itu bisa membuat mens. Kalo boleh sy mnta respnya ya dok.. boleh ya Saya membalas kembali 081225xxxxxx Wah mbak kalo nulis resep apalagi obt hrs ada alasannya. Ga bs lgsng tembak. Sy sarankan mbak perxa lab dulu, mmastikan itu bukan kehamilan.. Kembali ada balasan Dari 08564xxxxx Trs terang kayaknya hamil, sy sdang skripsi, sy anak sulung, si cowok cuek… sy didiemin aja Saya balas sms-nya 081225xxxxx Mbak Evi yg b4ik, sy ada pasien anak, dia cacat, matanya suka nglirik ke atas, air ludahnya suka nyrocos terus… ortunya sm2 mhsiswa. Mncoba menggugurkan, dng obt mcm2 tms obt kimia & trdisionl. Ternyt anaknya ttap bertahan smpe lahr. Skrng ke2 ortunya ga tahu dimana. Anak itu dirwt pa becak.. maaf mbak kalo sy mngcewakn.. ……………………………………………………… Penasaran ya kelanjutan ceritanya... Tapi, baiknya kita mulai saja dulu yaa… untuk membahas inti dari permasalahan yang ditampilkan oleh buku ini. Gambar 1. HIV/AIDS lebih berhubungan dengan perilaku. Terutama akibat dari hubungan seks, mulanya pada orang homoseks (men have sex with men), kemudian meluas di kalangan heteroseksual dan terakhir dari jalur pemakai narkoba injeksi intravena 1|Menyongsong Tsunami HIV/AIDS tiba Bicara mengenai infeksi HIV / AIDS, tidak lepas dari perilaku manusia terutama berkaitan dengan perilaku seksual. Perilaku seks bebas, tampaknya saat ini sudah menjadi ancaman tersendiri yang memrihatinkan. Kasus Evi tidak sendiri. Seorang pakar media, mengatakan saat ini Indonesia mempunyai lebih dari 500 film porno. Dan bintangnya sebagian besar remaja SMP dan SMA. Dan yang lebih memrihatinkan adalah sebagian besar tempat terjadinya pembuatan film porno itu berada rumah orang tuanya sendiri saat rumah sepi, tidak ada siapa-siapa. Eh ngomong-ngomong kasihan ya anak yang bola matanya suka ngelirik ke atas, ludahnya suka nyrocos keluar, korban ortunya yang sama-sama tidak menghendaki kelahirannya, karena ketergesaan cinta dan berusaha membunuhnya, tetapi gagal, akhirnya lahir cacat seperti yang saya ceritakan di sms. Puisi sang anak malang Ooh sungguh malang diriku Akulah noda dari cinta yang bergairah Akulah aib dari cinta yang merekah Akulah satu bintang yang coba dihapus dari malam Akulah kota yang coba dihapus dari peta Tetapi mereka tidak mampu mengubah takdir Aku tetap terlahir Aku tetap ada Semua perasaan yang seharusnya ada untukku, tetapi dia dicampakkan jauh-jauh Aku dianggap tidak ada Aku tak diacuhkan sama sekali Aku lahir dengan ketidaksiapan cinta Aku lahir tak diharapkan Aku lahir tuk dikorbankan Aku lahir tuk dikalahkan oleh harga diri Aku lahir tuk dicampakkan agar mereka tetap terhormat di depan manusia Dengan cacat yang tlah mereka lakukan padaku 2|Menyongsong Tsunami HIV/AIDS tiba Cacat yang harus aku tanggung sendiri sampai tutup usiaku menjelang Penderitaan yang aku jalani tanpa penerimaan Tanpa dukungan Bahkan oleh bapak ibu biologisku sendiri Kasus Evi dan anak cacat yang gagal diabortus ortunya adalah masalah yang sering dijumpai di era “kebebasan seksual” dewasa ini. Abortus arti katanya usaha menggagalkan kehamilan, bisa pula diartikan usaha “membunuh” janin. Kriteria usia “membunuh” masih menjadi kontroversi di kalangan medis di berbagai belahan dunia. Istilah abortus dimunculkan untuk lebih membuat “nyaman” ketika melakukan tindakan “membunuh” janin. Apalagi kalau dilakukan secara sengaja dan bukan karena indikasi medis. Kejadian abortus yang berhasil (contoh di atas adalah kasus abortus yang tidak berhasil) mempunyai catatan statistik yang luar biasa. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) diperkirakan 4,2 juta abortus dilakukan setiap tahun di Asia Tenggara, dengan perincian1 : 1,3 juta dilakukan di Vietnam dan Singapura antara 750.000 sampai 1,5 juta di Indonesia antara 155.000 sampai 750.000 di Filipina antara 300.000 sampai 900.000 di Thailand Resiko tindakan abortus banyak ditanggung oleh wanita. Kita lihat dari data yang dihimpun oleh WHO semuanya ditanggung wanita. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan di seluruh dunia setiap tahun: dilakukan 20 juta unsafe abortion. 70.000 wanita ineninggal akibat unsafe abortion. 1 diantara 8 kematian ibu disebabkan unsafè abortion. Tabel 1. Darnpak lInsafe Abortion 1 Wilayah Jumlah Unsafe Abortion (per 1000) Unsafe Jumlah Abortion kematian per 1000 akibat wanita 15-49 Unsafe Abortion AKI akibat Unsafe Abortion Per 100.000 kelahiran hidup Kasus fatal per 100 Unsafe Risiko Abortion Kematian 1 Azhari, 2002, masalah abortus dan kesehatan reproduksi perempuan dalam Seminar Kelahiran Tidak diinginkan (aborsi) Dalam Kesejahteraan Reproduksi Remaja, Palembang 25 Juni 2002 3|Menyongsong Tsunami HIV/AIDS tiba Negara Maju 2340 Negara 17620 berkembang 3740 Afrika 9240 Asia 260 Eropa 4620 Amerika Latin 2080 Sumber: WHO 1995 Unisoviet (terdahulu) 8 17 26 12 2 41 30 600 69000 23000 40000 100 6000 500 4 55 83 47 2 48 10 0.03 0.40 0.60 0.40 0.04 0.10 0.03 1per 3700 1per 250 1per 150 1per 250 1per 2600 1per 800 1per 3900 Kasus Evi dan 500 film porno produk dalam negeri, serta abortus sebagai dampaknya, hanyalah sebagian dari fenomena gunung es yang mencuat ke permukaan. Sebagian besar kasus yang tidak muncul masih tidak terdeteksi, tetapi menyimpan bom waktu yang tinggal menunggu waktu kapan akan berubah menjadi sebuah ledakan dahsyat yang akan membahayakan ketenangan dan kenyamanan hidup yang kita alami. Selama saya melakukan praktik dalam delapan tahun terakhir, saya menjumpai lebih dari sepuluh kasus penyakit menular seksual seperti gonorhoea (dibaca gonore), atau orang biasa menyebut dengan kencing nanah. Karena yang sering dikeluhkan pada muara penisnya merembes carian putih kental bercampur nanah, menjadi flek-flek kekuningan di celana dalamnya. Dan yang lebih memrihatinkan adalah kesemuanya adalah mahasiswa. Kalau kita merujuk pada kepustakaan, seseorang yang telah menderita gonorhoea didapatkan telah melakukan hubungan seksual rata-rata dengan 4 pasangan seksual. Penderita sifilis melakukan hubungan seks dengan rata-rata 5 pasangan seksual yang tidak diketahui asal-usulnya. Jadi 10 mahasiswa yang datang di tempat praktik saya dalam 8 tahun terakhir, mencerminkan sudah punya resiko menularkan dan ditularkan penyakitnya kepada 40 pasangan seksual mereka. Bahkan ada dua orang dari mereka datang ke tempat praktik karena kambuh lebih dari empat kali dalam periode waktu yang berbeda. Sebentar. Kayaknya Anda belum percaya bagaimana perilaku seks bebas bisa mempunyai dampak yang mengerikan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Kisah berikut, kisah favorit saya untuk menjelaskan bagaimana sebuah epidemi itu bisa terjadi. Mari kita simak kutipan berikut.2 Epidemi Gonorhoea di Colorado Springs, Colorado Colorado Spring sebuah kota dengan penduduk 100.000 orang telah mengalami suatu epidemi gonorhoea. Epidemi itu tidak saja menyerang orang dewasa, tetapi juga menyerang bayi-bayi, dimana kedua matanya menjadi bernanah hebat. 2 Malcolm Gladwell, 2000, Tipping Point; How Little Things Can Make a Big Difference, Edisi Indonesia, Tipping Point; Bagaimana Hal-hal Kecil Dapat Menghasilkan Perubahan Besar, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002 4|Menyongsong Tsunami HIV/AIDS tiba John Potterat, seorang epidemiolog mencoba menganalisis bagaimana epidemi tersebut bisa terjadi. Dengan mewancarai setiap orang yang datang di Puskesmas untuk pengobatan penyakit ini selama jangka waktu enam bulan. Ia menemukan bahwa sekitar separuh dari kasus keseluruhan pada hakikatnya dialami oleh orang dari empat kawasan pemukiman yang hanya 6 persen dari luas seluruh kota. Selanjutnya, separuh di antara mereka yang termasuk 6 persen itu sering berkunjung ke enam buah bar yang sama. Maka John Potterat mewancarai 768 orang dalam kelompok kecil itu dan menemukan 600 di antara mereka tidak menularkan gonorhoe kepada siapa pun atau hanya menularkannya kepada satu orang lain. orang-orang ini disebutnya bukan penular (nontransmitter). Sementara itu, orang-orang yang memicu epidemi – orang-orang yang menginfeksi dua, tiga, empat, atau lima orang lain dengan penyakit ini – adalah 168 orang yang tersisa. Dengan kata lain, di seluruh kota Colorado Springs – sebuah kota yang berpenduduk lebih dari 100.000 orang – epidemi gonorhoe dipicu menjadi dramatis oleh ulah 168 orang di empat kawasan pemukiman yang senang bersosialisasi di enam bar yang sama. Siapakah 168 orang ini? Mereka bukan seperti orang seperti Anda atau saya. Mereka orang yang keluar rumah setiap malam, orang yang berganti-ganti pasangan dalam menyalurkan hasrat seksual, orang dengan gaya hidup dan perilaku yang menyimpang dari kelaziman. Pada pertengahan 1990-an, misalnya, di sebuah gelanggang olahraga dan rekreasi di East St. Louis, Missouri, ada seorang pria bernama Darnell “Boss Man” Mc Gee. Ia sosok pria bertubuh tinggi besar lebih dari satu meter delapan puluh, tampan, mahir bersepatu roda, yang sengaja memikat gadis-gadis remaja melalui keterampilannya di arena sepatu roda. Kelompok usia yang paling disukainya adalah tiga belas dan empat belas tahun. Ia membelikan mereka perhiasan, mengajak mereka berjalan-jalan dengan Cadilac-nya, membuat mereka “melayang tinggi” dengan narkotika, dan memperkenalkan mereka dengan kenikmatan hubungan seks. Antara tahun 1995 – 1997, ketika ia tewas ditembak oleh seseorang, ia telah berhubungan seks dengan sedikitnya 100 wanita dan (sebagaimana terbukti belakangan) telah menginfeksi setidaknya 30 di antara mereka dengan HIV. Coba Anda garis bawahi tebal-tebal, pakai yang berwarna juga boleh. Epidemi yang menyerang 100.000 warga akibat ulah 168 warganya. Bahkah salah seorang diantaranya terbukti telah menularkan HIV kepada 30 pasangan seksualnya yang kebanyakan gadis yang berusia 13 – 14 tahun!!! Coba cermati lagi dan garis bawahi lagi. Darnell “Boss Man” Mc Gee, seorang pria kharismatik dalam menggaet gadis-gadis belia, juga suka mengajak mereka “melayang tinggi” dengan narkotika… Ada perilaku tambahan selain perilaku seks bebas, yaitu perilaku pengguna narkotika! Kombinasi yang sinergis dalam menularkan HIV. Nanti kita akan bahas tersendiri. Sabar ya. 5|Menyongsong Tsunami HIV/AIDS tiba Sebelum berbicara lebih lanjut, kita perlu mencermati definisi penyakit menular seksual dan infeksi menular seksual. Pengertian ini sangat bermanfaat untuk nantinya membedakan istilah antara infeksi HIV dan penyakit AIDS. Pembedaan istilah penyakit menular seksual dengan infeksi menular seksual dimulai sejak tahun 1998.3 Kalau infeksi menular seksual berarti bakteri atau virus penyebab sudah masuk tubuh seseorang, tetapi masih belum memunculkan gejala-gejala yang membuat seseorang disebut sakit. Jadi seseorang yang di dalam tubuhnya ada bakteri atau virus penyebab penyakit menular seksual, belum tentu dia dalam keadaan sakit. Bisa jadi dia masih seperti orang normal, atau orang medis menyebut asimptomatik artinya tidak bergejala. Sebaliknya istilah penyakit menular seksual, gejala-gejala penyakit sudah ditemukan, dan dipastikan kuman atau bakteri maupun virus penyebab ada dalam tubuhnya. Walaupun kenyataannya menemukan kuman atau bakteri maupun virus penyebab bukanlah perkara yang mudah. Mengapa harus dibedakan kedua istilah itu? Apa pentingnya? Kalau sudah menjadi penyakit, maka akan jelas. Dokter, keluarga pasien, tetangga pasien, dan tentu saja pasiennya sendiri sudah bisa merasakan adanya penyakit. Semuanya bisa dilihat, dirasa, diraba dan tentu saja diperhatikan dengan seksama. Asal penderitanya mau terbuka. Tapi, sayangnya, menurut kebiasaan hanya terbuka sama dokter. Contohnya penyakit GO atau gonorhoea, pada penderita laki-laki, penderita sendiri sudah bisa merasakan. Bangun pagi ketika mau ke pipis, ketika membuka celana, dia terkejut-kejut melihat ada flek-flek kekuningan menodai celana dalamnya. Penderita sifilis, baik pria maupun wanita, melihat ada luka di kemaluannya. Sebagaimana umumnya penyakit infeksi lainnya, juga disertai badan meriang, pegel-pegel serasa habis dipukulin orang sekampung. Badan capek dan sebagainya dan sebagainya. 3 Sjaiful F D dkk, 2007, Infeksi Menular Seksual, Penerbit Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia hal 3 – 16 6|Menyongsong Tsunami HIV/AIDS tiba Gambar 24. Ujud kelainan dari penyakit sifilis Gambar 3. 5 6 Ujud kelainan dari penyakit gonorrhoea Hei.. kapan ngebahas penyakit HIV/AIDS? Sabar ya. Tuh kan menyebutnya saja keliru. Mana yang penyakit, HIV atau AIDS? Nah lo Kembali ke masalah tadi kenapa harus dibedakan dan mengapa penting. Kalau yang sudah jelas dia berpenyakit. Dia merasa terganggu dan menyadari kalau dia berpenyakit. Terus datang ke tempat dokter. Dikasih obat, infeksi bisa teratasi dan diberi nasihat sama dokter agar berperilaku seks yang sehat. Dia lebih hati-hati, atau dokter sudah bisa mengetahui siapa biang kerok penyebab penularan. Kalau seandainya di kemudian hari ada orang sakit serupa dan pernah ada riwayat kontak seksual dengan si dia. Tetapi kalau sudah bisa diobati dan kebetulan dunia medis sudah menemukan obatnya dan kumannya tidak kebal, seperti gonorhoea dan sifilis, masih sedikit bisa bernafas lega, penularan untuk sementara bisa diputus. Sementara? Iya, coba diingat-ingat data penelitian sebelumnya, satu penderita gonorhoea sudah melakukan hubungan seksual dengan empat partner seksual. Sementara satu penderita sifilis sudah melakukan hubungan seksual dengan lima partner seksual. Masih ingat? Lalu.. Kalau seseorang pada saat sudah tertular, tetapi dia belum menunjukkan gejala-gejala penyakit, berarti dapat dikatakan bahwa orang ini tampaknya normal, tetapi dalam tubuhnya terutama daerah kelaminnya ada kuman, sudah bisa menularkan ke banyak orang orang. Kemudian dia sakit, periksa ke dokter, dan diobati. Setelah diobati terus sembuh. Dia kembali ke habitatnya semula. Berarti… dia bisa tertular kembali?! 4 www.sexualhealthguide.in/2007/11/analysis-sex.. www.sexualhealthguide.in/2007/11/analysis-sex 6 www.nottinghamshire.gov.uk/youthzone/youthzon. 5 7|Menyongsong Tsunami HIV/AIDS tiba Iya Anda benar. Dia bisa tertular kembali. Jadi kuman yang ada di kelamin itu bisa berpindah-pindah seperti bola ping pong yang dipukul ke sana kemari oleh pemainnya. Itulah bedanya dan mengapa penting dibedakan kedua istilah Infeksi Menular Seksual dan Penyakit Menular Seksual. Faktor penting lainnya dari perilaku per-ping-pongan tadi, berarti dapat dikatakan daerah perkelaminannya dan organ pembiakan (reproduksinya) sering terinfeksi. Berarti sering radang. Ibarat militer, merupakan daerah rawan bergejolak. Sehingga penduduk sel-selnya rawan mengalami pemberontakan. Pemberontakan sel inilah dikenal dengan istilah kanker. Pemberontakan sel yang mengganas melawan pemerintahan tubuh. Yang berarti bisa mengancam hidup penderita. Jadi dapat dikatakan: komplikasi medis dari penyakit menular seksual terutama yang kronis selain tentu saja biaya kesehatan yang mahal, adalah bisa menyebabkan kemandulan, kecacatan, gangguan kehamilan, gangguan pertumbuhan, dan kanker yang tentu saja bisa berakibat pada kematian. Orang-orang yang suka main ping pong kuman penyebab penyakit menular seksual ini dalam istilah kedokterannya disebut dengan kelompok perilaku resiko tinggi. Sederhananya mereka yang masuk dalam kelompok perilaku resiko tinggi adalah 168 orang yang menjadi biang kerok epidemi gonorhoea di Colorado pada cuplikan di atas. Masih ingat? Itu lho, yang salah satu diantara mereka ada namanya Darnell “Boss Man” Mc Gee, pria yang tingginya 180 cm keren banget, banyak gadis yang mau diajak kencan, dan menularkan HIV pada 30 dari 100 gadis yang pernah diajaknya berhubungan seks. Masih belum ingat. Udah deh dilihat dulu di halaman sebelum ini yang ada judul kecil Epidemi Gonorhea di Colorado Springs, Colorado. Lalu mengapa kok sampai bisa bayi-bayi ikut tertular sampai kedua matanya bernanah hebat? Pintar! Pertanyaan yang bagus. Mengapa kuman penyebab yang menjadi bola ping pong bisa sampai keluar lapangan, bahkan sampai terlempar jauh? Inilah masalah utamanya. Pada kasus epidemi gonorhoea di Colorado Springs di atas ternyata ada andil dari profesional kesehatan yang tidak disiplin dalam menerapkan prinsip patient safety dalam bekerja. Para perawat lupa tidak menyucihama tangannya setelah menangani seorang ibu dari kelompok perilaku resiko tinggi yang melahirkan anaknya, kemudian menolong bayi-bayi lain di bangsal yang sama, yang ibunya normal-normal aja. Akibatnya bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang BUKAN termasuk dalam kelompok perilaku resiko tinggi juga ikut tertular. Infeksi pada bayi sehat akibat tindakan profesional kesehatan yang tidak mengindahkan prinsip patient safety ini dikenal dengan nama infeksi nosokomial. Pencegahannya sederhana. Hanya mencuci tangan dengan sabun sebelum berpindah 8|Menyongsong Tsunami HIV/AIDS tiba menangani pasien selanjutnya. Saat ini telah banyak penyucihama alkohol berbentuk gel, sehingga sangat praktis dan tidak merepotkan perawat atau bidan yang banyak menangani pasien dengan berbagai kondisi infeksi di rumah sakit. Sudah clear kan? Alhamdulillah. Sekarang kita pada akhir dalam pembahasan mengenai infeksi menular seksual dengan penyakit menular seksual. Beberapa poin penting yang dipelajari disini adalah : 1. Istilah penyakit menular seksual dan infeksi menular seksual adalah berbeda. Infeksi menandakan kuman penyebab masuk tetapi belum memunculkan sakit tetapi dapat menular. Sedangkan penyakit menular seksual, sudah muncul gejala-gejala yang menyimpulkan suatu penyakit dan kuman sudah ada di dalam tubuhnya dalam kurun waktu tertentu sebelum penyakit muncul. 2. Infeksi maupun penyakit menular seksual adalah penyakit perilaku. Maka penanganan yang utama adalah penanganan perilaku. Terutama pada kelompok perilaku resiko tinggi. Maka kampanye kesehatan seksual ditekankan pada kelompok ini. 3. Ketiga peran profesional kesehatan dalam menerapkan prinsip-prinsip patient safety sangat membantu dalam melokalisir fenomena kuman penyebab yang berperan seperti bola ping pong agar tidak melebar di luar arena kelompok mereka yang berperilaku resiko tinggi sebagai pengidap dan penyebar infeksi menular seksual. KELOMPOK PERILAKU RESIKO TINGGI Maksudnya adalah siapa saja yang karena perilakunya membuat mereka punya peluang untuk tertular dan menularkan penyakit menular seksual lebih besar ketimbang orang kebanyakan. Atau seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, yaitu para pemain utama yang terlibat dalam per-ping-pongan kuman penyebab penyakit menular seksual. Pembicaraan mengenai kelompok perilaku resiko tinggi sangat penting dalam penanggulangan dan pencegahan infeksi HIV/AIDS, karena faktor penularan utama penyakit tersebut diketahui melalui hubungan seksual. Karena itu kelompok-kelompok yang dianggap berperilaku resiko tinggi perlu memperoleh perhatian dalam upaya pencegahan dan penanggulangan AIDS. Kelompok resiko tinggi tersebut antara lain adalah kaum homoseksual, akhir-akhir ini sering disebut dengan istilah men have sex with men (MSM), pekerja seks komersial (selanjutnya sering disingkat dengan PSK) dan pelanggannya serta penyalahgunaan narkotika suntikan. Yuk kita bahas satu-satu Perilaku Pekerja Seks Komersial (PSK) 9|Menyongsong Tsunami HIV/AIDS tiba Menurut penelitian yang dilakukan Purnomo dan Siregar di Surabaya pada tahun 1984, ratarata hari kerja PSK perbulannya 23 – 25 hari. Mau tahu berapa partner seksual yang dilayani oleh seorang PSK dalam satu malam? Kok sukanya penasaran sih! Dari penelitian yang sama ternyata kemampuan mereka dalam menerima dan melayani tamu bervariasi dari 0 sampai 12 orang. Di Dolly, Surabaya rata-rata setiap PSK melayani 3 – 5 orang, di tempat lain di Kramat Tunggak Jakarta 70% PSK melayani 1 – 3 orang selebihnya melayani 4 – 6 orang setiap malamnya. Jadi, dapat dibayangkan di kedua lokalisasi, dimana jumlah PSK mencapai 2000 orang, maka setiap malamnya diperkirakan sejumlah 10.000 orang melakukan kontak seksual. 10.000 ribu orang laki-laki dari sekian juta penduduk kota Surabaya dan Jakarta waktu itu. 7 Bandingkan dengan keadaan di Singapura yang penduduknya kurang dari lima juta, yang berarti jumlah prianya sekitar 2,5 juta, terdapat 6000 pekerja seks komersial yang beroperasi di sana. Dapat disimpulkan di negara itu dengan pola seperti di atas, maka setiap malamnya diperkirakan sejumlah 30.000 orang melakukan kontak seksual tidak lazim. 8 Padahal jumlah penduduk Surabaya plus Jakarta jauh lebih besar ketimbang Singapura. Saya tidak mau berkesimpulan lebih lanjut. Kalau Anda berkesimpulan …. Silakan. He he he Bayangkan pula, intensitas dan frekuensi per-ping-pongan “bola ping pong” kuman baik bakteri maupun virus penyebab penyakit menular seksual cukup tinggi bukan? Ya iyalah. Perilaku seksual para PSK dalam melayani tamunya bervariasi. Dari penelitian Purnomo dan Siregar di Surabaya, hubungan seks yang biasa dilakukan berupa hubungan seks penis – vagina. Tetapi pelayanan seks oral – genital (felatio) yang di Dolly, Surabaya dikenal sebagai “AC – DC” atau di Ancol, Jakarta dikenal dengan layanan “dua ban”) juga dilakukan di kalangan PSK tersebut. Selain itu dalam jumlah terbatas juga ada yang melakukan hubungan penis – anus (seks anal, yang dikenal dengan istilah layanan “tiga ban”). Biasanya anak buah seperti ini sering disukai oleh pelanggan dan cepat “laku”. Sekalipun wanita yang bersangkutan sedang menstruasi (istilah Dolly, “palang merah” atau “yek – ying”) tetap saja dapat melakukan hubungan seksual dengan cara bukan vaginal. Perilaku Gang Bang9 Satu lagi yang intensitas hubungan seksualnya di atas rata-rata kebanyakan orang. Mereka bukan PSK, yang disebut dengan gang bang. Gang bang atau gangbang adalah situasi di mana seseorang berhubungan seksual dengan beberapa orang secara bergantian. Selain itu istilah lain yang digunakan adalah alley catting. Dalam sejarah dikenal tokoh Messalina dari Kekaisaran Romawi yang menyukai gang bang. 7 Hadi Pratomo, Aspek Perilaku Seksual pada Kaum Pelacur, Medika no.6 tahun 16, Juni 1990 David Brazil, 2004; No Money No Honey; A candid look at sex-for-sale in Singapore; Edisi Indonesia, Bisnis Seks di Singapura, Penerbit Pustaka Primatama, 2005 9 id.wikipedia.org 8 10 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Rekor gang bang Sejak tahun 1995 beberapa bintang film porno berusaha memecahkan rekor gang bang terbesar di dunia, dimulai oleh Annabel Chong yang mengaku berhubungan seks dengan 251 orang, yang terakhir adalah Ron Jeremy. Setelah itu Jasmin St. Claire mengaku gang bang dengan 300 orang, dan Houston dengan 620 orang. Banyak pihak yang meragukan klaim-klaim ini, karena tidak ada pihak independen yang mengamati dan menghitung dengan seksama. Perilaku kaum homoseksual / MSM (men have sex with men)10 Kata “homo” berarti “sama” atau “sejenis” dalam bahasa Yunani dan “seksualitas” diartikan sebagai “tingkah laku yang bersifat seksual”. Karena itu homoseksualitas diartikan sebagai “suatu gejala dimana dua orang berjenis kelamin yang sama secara seksual merasa tertarik satu dengan lainnya dan keduanya terlibat dalam aktivitas seksual”. Atau “suatu preferensi (kesukaan) erotik bagi sesama jenis, ketika pilihan pasangan lain yaitu lawan jenisnya tersedia” Jumlah kaum homoseksual sulit diketahui. Ada yang menyatakan bahwa jumlah kaum homoseks adalah piramida terbalik artinya mereka yang berasal dari kelas atas justru jumlahnya lebih banyak ketimbang yang berasal dari kelas bawah. Sebab-sebab homoseksualitas 1. Sebab biogenik, yaitu sebab yang berkaitan dengan keturunan atau adanya unsur genetik misalnya keturunan, kelainan bawaan atau ketidakseimbangan hormonal. Biasanya dia tidak jelas bentuk fisik jenis kelaminnya. 2. Sebab psikogenik, yaitu penyebab yang berkaitan dengan keadaan jiwa individu yang bersangkutan misalnya karena bujukan/rayuan, tidak memiliki daya tarik terhadap lawan jenis, melarikan diri dari kenyataan, penyakit/gangguan emosi, desakan hati yang kuat dan sebagainya. Berikut adalah contoh ilustrasi “Pada usia 7 tahun, aku sudah melihat sendiri keributan antara ayah da n ibu. Secara diam-diam aku maupun kakakku mencoba mencari penyebabnya. Ternyata ayah menyenangi wanita lain! Pernah suatu kali aku ikut pergi dengan ibu dan ayah ke Bogor tempat asal kedua orangtuaku. Selama dalam perjalanan dengan bis ayah kelihatan menggoda seorang wanita tanpa sepengetahuan ibuku dan aku melihat wanita itu senang dengan ayah. Anehnya aku tidak membenci ayahku, tetapi justru sebaliknya aku membenci wanita tersebut. Dan mulai saat itu dalam diriku terbesit rasa benci terhadap wanita. Hal ini mempengaruhi diriku hingga aku besar nantinya” 10 Diambil dari tulisan Hadi Pratomo “Aspek perilaku seksual pada kaum homoseks” di Majalah Medika, no 3 Tahun 16, Maret 1990 11 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a 3. Penyebab sosiogenik yaitu sebab-sebab yang lebih banyak berhubungan dengan lingkungan sekitarnya, misalnya ada contoh yang tidak baik, pemisahan jenis kelamin dalam waktu yang lama, salah didik atau salah asuh. Perilaku seksual kaum homoseks Penelitian lapangan di Jakarta menunjukkan bahwa sebagian besar melakukan hubungan seksual melalui lubang anus, dubur (“nembak, ditembak”) dan kombinasi dengan oral (felatio, ngolom”). Ada sebagian yang melakukan secara “jepit” dan sedikit sekali yang melakukan rimming (jilatan lidah pada anus). Pada hubungan seksual melalui anus, memang penderita merasakan kesakitan (secara anatomis dan fisiologis tidak disiapkan untuk hal itu) tetapi rupanya membawa kenikmatan sendiri. Pengalaman pertama merupakan trauma bagi yang bersangkutan seperti pada ilustrasi kasus berikut: “Aku disuruhnya berbuat seperti dalam gambar, aku menyatakan keberatan tetapi dia langsung mengancam diriku dan aku coba menyadarkannya. Kemudian aku disuruhnya “ngesong” tetapi aku menolak. Melihat penolakanku dia mengancam sambil membawa botol pecah, lalu aku sudah tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Dengan paksa dia menghadapkan diriku ke belakang dan dia secara paksa juga melampiaskan hasratnya. Aku agak sedikit menjerit pertama kali alat vitalnya dimasukkan secara paksa, seluruh badanku gemetar dan keluar keringat. Rasa nyeri serta sakit di sekitar dubur amat aku tahan. Setelah selesai dan puas kemudian dia tertidur, akupun merebahkan diri ke atas tempat tidur, rasanya seperti ada sesuatu yang hilang dalam diriku” Dari penelitian kaum homoseks di lokasi Jakarta Selatan diperoleh informasi bahwa 90% pernah berhubungan seksual dengan sesama rekan homoseks, paling sering frekuensi hubungan seks tersebut adalah antara 1 – 3 kali / minggu. Seperlima dari responden pernah mengadakan hubungan seksual dengan orang asing. Dari penelitian serupa dilaporkan bahwa hampir 85% homoseks memiliki teman/sahabat dekat dan 65% di antaranya pernah melakukan hubungan seksual dengan teman/sahabat dekat tersebut. Kenapa mereka melakukan hubungan seksual? Hampir 3 di antara 4 menyatakan bahwa mereka mengadakan hubungan seksual karena dorongan seks sematamata atau karena cinta kasih. Diantara kaum homoseks memang ada yang melakukan aktivitas seksualnya karena motif pelacuran. Menjadi semacam pelacur homoseks bagi pelanggan/pemakai jasa orang Indonesia lebih murah tarifnya, sebaliknya menjadi pasangan orang asing tarifnya lebih tinggi. Bahkan ada diantara mereka yang menjadi simpanan dan dicukupi semua keperluannya termasuk diberikan tabungan di bank bagi masa depannya. 12 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Penyalah gunaan Narkotika dan Obat Psikotropika bentuk injeksi / IVDU (intravenous drug users) 11 Gambar 4. Penggunaan jarum bagi pengguna narkoba suntikan, merupakan pintu baru penularan HIV yang paling efektif Perhatian terhadap pengguna narkotika dan obat psikotropika (narkoba) bentuk injeksi (suntikan) makin besar. Mengingat menurut penelitian Wigati, mendapatkan bahwa pengidap HIV/AIDS yang berobat ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) telah menggunakan suntikan narkoba cukup lama. Yang berarti kemungkinan menularkan ke populasi yang bukan lewat hubungan seksual semakin meningkat. Tabel berikut merupakan rincian dari Pola penggunaan Jarum Suntik di kalangan pengguna narkoba. Tabel 2. Pola Penggunaan Jarum Suntik di Kalangan Pengguna Narkoba Pola penggunaan jarum Lama penggunaan 4 tahun > 4 tahun Lokasi penyuntikan Vena lengan Vena lengan dan kaki Frekuensi penggunaan 1 – 4 × / hari > 4 × / hari Cara penggunaan Sendiri Berganti-ganti Prosentase Jumlah 66.0 % 34.0 % 33 penderita 17 penderita 94.0 % 6.0 % 47 penderita 3 penderita 72.0 % 28.0 % 36 penderita 14 penderita 24.0 % 76.0 % 12 penderita 38 penderita 11 Samsuridjal Djauzi, “Pendekatan Holistik dalam Penatalaksanaan Infeksi HIV” pada Pertemuan Ilmiah Tahunan I PAPDI Cabang Surakarta, Surakarta 30 Mei – 1 Juni 2003 13 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Seperti yang dikatakan Prof Samsuridjal Djauzi, saat ini, pertambahan pengidap HIV/AIDS dari jalur hubungan seksual baik hetero maupun homo seksual tidak ada gejala menurun jumlahnya, tetapi pada saat yang sama, pertambahan penderita dari jalur pengguna narkoba suntikan makin meningkat. Gambaran demografi orang yang terinfeksi HIV juga mulai berubah, rata-rata umur orang yang terinfeksi HIV menjadi lebih muda. Bahkan menurut beliau pula, frekuensi meningkat justru didapat dari anak-anak jalanan. Beliau menggambarkan bagaimana cara anak-anak jalanan itu mengoplos serbuk putih dengan air. Ternyata air yang digunakan bukanlah air steril. Air biasa. Bahkan ketika dalam suasana dikepung polisi, ketika sedang sakaw, sampai nekat menggunakan air selokan! Sangat memrihatinkan! Gambaran ngeri “tsunami HIV/AIDS” sudah di depan mata! Gambaran tsunami? Iya! Coba diingat-ingat lagi. Dari jalur penularan lewat hubungan seks tahun 1984 aja yang tidak se vulgar dengan tahun 2000-an, dua Kota (Jakarta & Surabaya) yang resminya ada 2000 PSK dengan aktivitas kontak seksual tidak normal sebanyak 10.000 ribu kali dalam semalam. Ini belum yang di jalur panti pijat, rumah-rumah bordir gelap dan yang di jalanan serta yang di rumahan. Apalagi sekarang! Sudah sangat meluas hingga anak-anak SMP/SMA. Jadi munculnya epidemi HIV/AIDS hanya tinggal menunggu waktu! Seperti epidemi gonorhoea yang pernah terjadi di kota Colorado Amerika di atas. Na’udzubillah INFEKSI HIV DAN AIDS Sudah paham kan mengenai perbedaan infeksi menular seksual dengan penyakit menular seksual. Kalau sudah paham, mari kita terapkan definisi tersebut pada Infeksi Human Immunodeficiency Virus atau biasa dikenal dengan singkatan HIV, dengan Acquired Immuno Deficiency Syndrome. Anda benar! Human Immunodeficiency Virus adalah penyebab sakit, sedangkan Acquired Immuno Deficiency Syndrome adalah akibat sakitnya. Jadi terinfeksi virus dulu baru menimbulkan sakit belakangan. Cuman yang jadi masalah adalah waktu antara masuknya virus hingga menjadi penyakit itu memakan waktu tahunan. Jadi cukup waktu dan kesempatan untuk menularkannya kepada banyak orang. SIAPA YANG DIANGGAP SEBAGAI PENYEBAB PENYAKIT AIDS Inilah dia yang paling dicari saat ini. Di bawah ini Foto hitam putihnya Kalau yang ini foto berwarnanya 14 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Gambar 5. wujud “penampakan” HIV Woow keren sekali! Hallah.. Kok cuman fotonya doang? Siapa tuh mereka berdua? O iya lupa mereka mempunyai identitas sebagai berikut : Nama pribadi : lentivirus mempunyai 2 saudara; yaitu human immunodeficiency virus 1 (HIV 1) dan human immunodeficiency virus 2 (HIV 2), yang HIV 1 lebih ganas ketimbang HIV 2 Nama keluarga : Retroviridae Biasanya mereka sering dipanggil dengan nama keluarganya Retroviridae. Seperti singkatan obat ART (Anti Retro Virus) misalnya merujuk pada keluarganya kan, bukan nama pribadinya. Sekitar 30 juta orang sedunia saat ini dalam tubuhnya mengandung “penampakanpenampakan” seperti pada foto identitas mereka. “Penampakan” ini telah menyebabkan 30 juta orang itu merosot kadar limfosit T CD4. Limfosit T CD4? Opo maneh? Ho oh saya tahu kok.. makanya mau saya jelaskan Begini ceritanya…. Darah dalam tubuh kita diambil lewat pembuluh vena seperti pada pengambilan darah saat donor darah, sekitar 5 cc, di taruh dalam tabung seperti di bawah ini 15 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Gambar 6. Tempat penampungan darah yang akan diperiksa lebih lanjut. Setelah itu ditaruh di alat pemutar, dengan kecepatan ribuan putaran per menit seperti putaran mesin kendaraan bermotor selama beberapa menit, maka bagian yang lebih berat akan mengendap ke bawah dan akan tampak seperti ini (akan terlihat komponen-komponen darah) Cairan berwarna kuning jernih, seperti yang sering dijumpai saat luka mau kering, disebut dengan plasma darah, bagian ini kaya protein albumin dan globulin Selubung lendir kental berwarna putih, sel darah putih ini pada orang normal sekitar 5000 sel darah per cc, di bagian ini kalau dicat dan dilihat di mikroskop akan tampak gambaran sel-sel darah putih seperti tampak pada gambar 8 Sel darah merah, setiap cc darah mengandung 3 – 5 juta sel darah merah Gambar 7. Darah hasil proses sentrifuge (pemusingan) bagian darah yang lebih berat akan mengendap di bawah, yang ringan akan terapung di atas. Gambar di samping memperlihatkan komponen sel darah putih yang jumlahnya sekitar 5000 sel per cc darah, ada lima jenis sel yang utama : Netrofil, Eosinofil, Basofil, Limfosit, dan Monosit. Mengenai komposisinya banyak porsi prajuritnya yang diperankan oleh netrofil (62 % dari total pasukan bersenjata tubuh). Dari 5 16 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a macam sel darah putih ini, yang mempunyai kontrol pengendali dan Netrofil 62 % Eosinofil 0,4 % Basofil 2,3 % Limfosit 30,0 % Monosit 5,3 % Gambar 8. Lima jenis sel utama penyusun sel darah putih manusia dan prosentasenya. 17 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Prajurit Netrofil 62 % trombosit Penyusun darah manusia Prajurit Eosinofil Sel polimorfo nuklear Prajurit Basofil Sel darah putih Sel darah merah Kapten Monosit Sel monomorfo nuklear Jendral Limfosit T CD 4 Jendral Limfosit T CD 8 Jendral Limfosit B Gambar 9. Bagan Organisasi Tentara Tubuh (semuanya adalah bagian dari sel darah putih) 18 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Dari 30 persen jajaran pimpinan (jendral limfosit) ada tiga jenis keahlian. Ahli penyusunan strategi serangan dan perbanyakan pasukan diperankan oleh sel limfosit T CD4. Ahli pengendalian serangan dan mengerem jumlah pasukan adalah sel limfosit T CD8. Dan ahli pengadaan senjata perang yang diperankan oleh sel limfosit B, yang nantinya akan merubah diri menjadi sel plasma yang menghasilkan antibodi. Selanjutnya antibodi ini akan membuat serangan terhadap musuh jauh lebih efektif dan efisien. Waduh mas… suseh banget deh. Kok pusing-pusing banget sih mikirin sel limfosit T CD 4? Kayak ga ada kerjaan aja! Begini lho.. Pada infeksi HIV, jendral yang diobok-obok oleh si HIV 1 maupun HIV2 adalah jendral ahli dalam penyusunan strategi serangan dan perbanyakan pasukan. Akibatnya terjadi gangguan berat dalam penyerangan dan perbanyakan pasukan. Penyerangan menjadi lumpuh. Semakin lama HIV1 dan/atau HIV2 bercokol dalam tubuh, maka jumlah HIV1 dan/atau HIV2 makin bertambah atau biasa disebut viral load. Sebaliknya jumlah sel limfosit T CD4 sering pula disingkat sel T CD4 dan sering pula lebih disingkat sel CD4, semakin turun. Angka yang dianggap kritis adalah 200 sel CD4 per cc darah. Bila sel CD4 kurang atau sama dengan 200 sel per cc darah, maka pemberian obat anti retrovirus harus segera diambil, walaupun stadium klinisnya masih stadium 1. Kalo ga percaya mari saya tunjukin rekomendasi WHO tentang kapan memulai terapi antiretrovirus biasa disingkat dengan ART. Tuh lihat tabel berikut : Tabel 3. Rekomendasi WHO tentang kapan memulai terapi obat antiretrovirus dengan menggunakan kriteria klinis dan imunologis. Stadium klinis WHO 1 2 3 4 Kriteria imunologis (hitung sel CD4) 200 sel / mm3 200 – 350 sel / mm3 200 sel / mm3 200 – 350 sel / mm3 200 – 350 sel / mm3 Tanpa melihat hitung CD4 Rekomendasi Terapi ART Pertimbangkan terapi Terapi ART Pertimbangkan terapi Terapi ART Terapi Bila hitung CD4 di sekitar 350 sel / mm3, mulai berdiskusi dengan pasien tentang perlunya memulai terapi ART12 Tuh bener kan? Paham tentang CD4 dan buat apa mengetahui kadar CD4, ternyata penting. Bahkan dalam kadar tertentu dokter harus sudah mendiskusikan pada pasien untu memulai terapi Eh kan masuknya lewat daerah perkelaminan… trus.. yang dicari kok hanya sel CD4 12 www.euro.who.int 19 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Itulah kayaknya yang ini sudah jadi rahasia Ilahi. Seperti virus hepatitis, masuknya lewat darah, teapi virusnya malah nyari organ hati. Virus cacar air, masuknya lewat saluran nafas, tetapi berjalan lewat sumsum tulang belakang terus berjalan keluar menuju kulit. Aneh ya. Virus itu sudah punya jodoh dengan penyakit yang diakibatkannya. Termasuk HIV ini sudah berjodoh dengan sel CD4. OK gini aja. Saya tunjukin bagaimana siklus hidup HIV di dalam sel CD4. Awal mulanya kayak yang di bawah ini, HIV sedang menempel di permukaan sel limfosit T CD4. Kemudian dari sini, intinya HIV hanya melakukan aktivitas perbanyakan diri saja, sampai virus HIV ini benar-benar kehabisan tempat alias si penderitanya sudah meninggal dunia. Gambar 10. 13 Virus HIV menempel pada permukaan sel CD4 13 Untuk gambar 9 dan gambar 10, saya kutip dari www.en.wikipedia.or.id 20 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Gambar 11. Perjalanan HIV mulai dari menempel permukaan sel CD4, menyatukan pembungkusnya dengan permukaan sel. Kemudian ia menyatukan “otak”nya dengan “otak” sel CD4. Akibatnya “otak” sel CD4 “terkontaminasi pemikiran” virus HIV. Sel CD 4 yang “otak”nya terkontaminasi ini berubah sifat, dia hanya memproduksi “otak-otak” virus HIV, tidak menjalankan fungsi yang seharusnya dia lakukan. “Otakotak” HIV baru itu merakit pembungkusnya di dalam sel sebelum akhirnya keluar dalam jumlah yang lebih besar, mencari sel CD 4 baru untuk penggandaan lagi. Sel CD 4 lama akhirnya mati. Inilah yang mengakibatkan jumlah sel CD4 pada orang yang terinfeksi virus HIV makin lama makin merosot. Sementara jumlah virus (biasa disebut viral load) makin menggurita sedemikian besar. 21 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Gambar 12. Foto mikrograf elektron yang memotret gambaran asli virus-virus baru yang menembus keluar permukaan sel CD4 (pada panah, keadaan ini biasa disebut dengan budding)14 Gambar 13. Foto mikrograf yang lebih besar pembesarannya yang menggambarkan proses keluarnya virus-virus baru dari sebuah sel CD415 BAGAIMANA HIV DITULARKAN 16 HIV disebar luaskan melalui hubungan seks dengan orang yang terinfeksi, melalui penggunaan jarum suntik dan siring injeksi secara bersama dengan orang yang terinfeksi 14 www.library.med.utah.edu www.avert.org/photo_no_253 16www.cdc.gov/hiv Centers for Disease Control and Prevention (CDC), July 1999, HIV and it’s transmision. 15 22 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a atau yang sangat jarang darah transfusi yang terinfeksi. Bayi yang dilahirkan oleh wanita yang terinfeksi HIV dapat menjadi terinfeksi sebelum atau selama kelahiran atau melalui pemberian air susu ibu setelah kelahiran. Dalam seting layanan kesehatan, pekerja kesehatan menjadi terinfeksi HIV akibat tertusuk jarum yang mengandung darah yang terinfeksi HIV, yang lebih jarang, darah pasien yang terinfeksi HIV masuk ke membran mukosa (selaput lendir, seperti dibagian dalam kelopak mata yang berwarna kemerahan, atau bagian dalam telinga), contohnya ketika melakukan tindakan pembedahan darah pasien muncrat memasuki bagian dalam kelopak mata. Di Amerika terdapat sedikit bukti bahwa pekerja kesehatan menularkan HIV kepada pasiennya. Penelitian menyeluruh yang melibatkan lebih dari 22.000 pasien dari 63 dokter, dokter bedah dan dokter gigi yang terinfeksi HIV dan menunjukkan tidak ada satu pun kasus penularan dari jenis ini. Banyak orang yang khawatir bahwa HIV dapat ditularkan dengan cara yang lain seperti terhambur di udara, air, atau melalui serangga misalnya digigit nyamuk. Tidak ada bukti ilmiah yang membenarkannya. HIV tidak dapat berkembang di dalam tubuh nyamuk. Jika terbukti maka akan lebih banyak lagi penderita anak-anak dan remaja yang terkena, seperti halnya wabah demam berdarah. Termasuk pula tidak ada bukti penularan lewat air ludah, keringat dan air mata. Juga tidak ada bukti pekerja pengemasan makanan/minuman yang menularkan HIV ke makanan / minuman yang dia kemas. Aktivitas berciuman ringan bibir menyentuh bibir, tidak beresiko menularkan HIV. CDC merekomendasikan agar menghindari ciuman “Prancis” atau berciuman dengan bibir terbuka dengan orang yang terinfeksi HIV, karena berpotensi kontak dengan darah selama berciuman tersebut. Menurut CDC, efektifitas kondom dalam mencegah penularan HIV sama efektifnya dalam perannya sebagai alat kontrasepsi. Kegagalan kondom yaitu robek kurang dari 2 persen. Hanya kondom dari bahan latex atau polyurethane yang memberikan perlindungan mekanis yang tinggi terhadap HIV. Tetapi di laboratorium, virus kadang-kadang bisa melintasi membran (“kulit”) kondom, karena HIV bisa melintasi pori-pori kondom. Sehingga banyak ahli yang tidak merekomendasikan kondom untuk perlindungan terhadap penularan HIV. Anehnya banyak penelitian yang menunjukkan bahwa pemggunaan kondom latex memberikan perlindungan yang tinggi dalam usaha mencegah penularan penyakit menular seksual termasuk HIV, tetap dengan catatan tidak robek 17. Perwakilan WHO di Eropa 18 telah mempublikasikan perkiraan resiko aktivitas-aktivitas penularan HIV, yang merupakan kompilasi dari berbagai penelitian yang telah dilakukan secara luas. Mengenai perkiraan resiko aktivitas tertularnya HIV dapat dilihat dalam tabel 4 berikut. Ada beberapa istilah yang perlu saya klarifikasi. Maaf agak vulgar, Insertif; berarti 17 Quinlan JD, Apgar BS, et al, March 2005, Clinics in Family Practice; Sexually Transmitted Diseases, Saunders Elsevier, Inc 18 www.euro.who.int 23 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a yang memasukkan penis, sedangkan reseptif adalah yang dimasuki penis. Perkiraan resiko ini dengan asumsi para pelaku tidak menggunakan kondom pada hubungan seks. Tabel 4 Perkiraan resiko per aktivitas untuk tertular HIV, dengan memperhatikan rute paparan # Rute Paparan Resiko per 10.000 paparan prosentase dari sumber yang terinfeksi Transfusi darah 9.250 92,50 Penularan dari ibu ke anak 1.500 – 3.000 15 – 30 Penggunaan jarum injeksi secara bersama 80 0.80 Hubungan seks per anus posisi reseptif 50 0.50 Jarum injeksi per kutan 30 0.30 Paparan membran mukosa (selaput lendir) 10 0.10 Hubungan seks penis – vagina posisi 1 – 15 0.01 – 0.15 reseptif Hubungan seks per anus posisi insertif 6.5 0.065 Hubungan seks penis – vagina posisi 1 – 15 0.01 – 0.15 insertif Hubungan seks per oral posisi reseptif 1 0.01 Hubungan seks per oral posisi insertif 0.5 0.005 # Perkiraan resiko tertular dari paparan seksual dengan asumsi tanpa menggunakan kondom MENGAPA HIV / AIDS MENJADI PENTING UNAIDS memperkirakan, saat ini terdapat 33.2 juta orang dengan HIV/AIDS (ODHA), termasuk di dalamnya 2.5 juta yang masih anak-anak. Selama tahun 2007 sekitar 2.5 juta orang dengan infeksi baru HIV. Separoh dari orang yang terinfeksi baru HIV ini berusia kurang dari 25 tahun dan meninggal sebelum mereka berusia 35 tahun. Sekitar 95 % orang dengan HIV/AIDS tinggal di negara-negara berkembang. Tetapi HIV kini telah menjadi ancaman serius bagi semua orang pria, wanita dan anak-anak di semua benua di dunia ini. Tabel 5. Data statistik terkini epidemi HIV/AIDS yang dipublikasikan oleh UNAIDS/WHO pada juli 2008 dan merujuk pada akhir tahun 2007 adalah sebagai berikut Perkiraan Rentang Orang dengan HIV/AIDS di tahun 2007 33.0 juta 30.3-36.1 juta Orang dewasa dengan HIV/AIDS di tahun 2007 30.8 juta 28.2-34.0 juta 24 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Wanita dengan HIV/AIDS di tahun 2007 15.5 juta 14.2-16.9 juta Anak-anak dengan HIV/AIDS di tahun 2007 2.0 juta 1.9-2.3 juta Orang yang baru terinfeksi HIV di tahun 2007 2.7 juta 2.2-3.2 juta Anak-anak yang baru terinfeksi HIV di tahun 2007 0.37 juta 0.33-0.41 juta Kematian akibat AIDS di tahun 2007 2.0 juta 1.8-2.3 juta Anak-anak yang mati akibat AIDS di tahun 2007 0.27 juta 0.25-0.29 juta Lebih dari 25 juta orang mati akibat AIDS sejak tahun 1981 Afrika memiliki 11.6 juta anak yatim (piatu) penderita AIDS. Di akhir tahu 2007, wanita terhitung 50% dari seluruh dewasa dengan HIV di seluruh dunia dan 59%-nya tinggal di Afrika sub-Sahara. Orang yang masih berusia muda (di bawah 25 tahun) menyumbang separoh lebih dari semua pengidap infeksi HIV baru di seluruh dunia. Di negara yang sedang berkembang dan sedang mengalami transisi, 9.7 juta orang membutuhkan obat penyelamat hidup segera, dan baru 2.99 juta (3%) yang baru menerima obat-obatan. Tren Global Jumlah orang dengan HIV meningkat dari sekitar 8 juta orang di tahun 1990 menjadi 33 juta orang saat ini, dan terus akan bertambah. Sekitar 67% orang dengan HIV tinggal di Afrika sub Sahara. 25 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Tabel 6. Statistik per wilayah regional HIV & AIDS, di akhir tahun 2007 Wilayah Regional Dewasa & Anakanak dengan HIV/AIDS Dewasa & Anakanak yang terinfeksi baru Kematian Prevalensi Dewasa & anakdewasa * anak Afrika Sub-Sahara 22.0 juta 1.9 juta 5.0% 1.5 juta Afrika utara & Timur Tengah 380,000 40,000 0.3% 27,000 Asia 5 juta 380,000 0.3% 380,000 Oceania 74,000 13,000 0.4% 1,000 Amerika Latin 1.7 juta 140,000 0.5% 63,000 Karibia 230,000 20,000 1.1% 14,000 Eropa timur dan AsiaTengah 1.5 juta 110,000 0.8% 58,000 Amerika Utara, Eropa Barat & Tengah 2.0 juta 81,000 0.4% 31,000 Total Global 33.0 juta 2.7 juta 0.8% 2.0 juta * Proporsi dewasa berusia 15 – 49 tahun dengan HIV/AIDS Selama tahun 2007 terdapat lebih dari dua setengah juta orang dewasa dan anak-anak yang terinfeksi HIV. Di akhir tahun tersebut, diperkirakan 33 juta orang di seluruh dunia hidup dengan HIV/AIDS. Pada tahun yang sama juga terdapat dua juta kematian akibat AIDS, meskipun sudah terdapat perbaikan dalam akses terapi antiretrovirus. Untuk lebih menyakinkan lagi, berikut saya paparkan juga perbandingan angka kejadian HIV, Hepatitis, Sifilis dan gonorrhoea di tiga wilayah eropa (Gambar 14 – gambar 16). Sebelum memaparkan angka kejadian sakitnya, saya perlihatkan dulu negara-negara mana saja yang masuk tiga wilayah eropa itu (tabel 7). 26 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Tabel 7. Pembagian wilayah eropa19 Eropa Barat Eropa Tengah Eropa Timur Andorra Austria Belgium Denmark Finland France Germany Greece Iceland Israel Ireland Italy Lichtenstein Luxembourg Monaco Netherlands Norway Portugal San Marino Spain Sweden Switzerland United Kingdom Albania Bulgaria Croatia Cyprus Czech Republic Hungary Malta Montenegro* Poland Romania Serbia* Slovakia Slovenia The former Yugoslav Republic of Macedonia Turkey Armenia Azerbaijan Belarus Estonia Georgia Kazakhstan Kyrgyzstan Latvia Lithuania Republic of Moldova Russian Federation Tajikistan Turkmenistan Ukraine Uzbekistan Gambar 14. Perbandingan rerata kemunculan kasus baru (insidensi) antara sifilis, gonorhoea, hepatitis B dan HIV di Eropa Barat20 19 www.euro.who.int/aids 27 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Di wilayah eropa barat insiden HIV bergerak perlahan namun pasti naik terus, dan menduduki tingkat teratas ketimbang sifilis, gonorrhoea dan hepatitis B. Di urutan kedua ditempati oleh infeksi hepatitis B sedangkan gonorrhoea menunjukkan tren turun yang drastis sedangkan sifilis kasusnya mendatar rendah. Kayaknya pengaruh kehidupan liberal berpengaruh terhadap kejadian HIV dan Hepatitis B. Gambar 15. Perbandingan rerata kemunculan kasus baru (insidensi) antara antara sifilis, gonorhoea, hepatitis B dan HIV di Eropa Tengah21 Di eropa tengah yang termasuk di dalamnya Serbia, Bosnia, dan negara-negara balkan yang sedang mengalami konflik, ternyata berpengaruh dalam kejadian HIV. Mereka lebih terisolir dari pada saudara mereka yang berada di Eropa Barat yang liberal. Kejadian HIV meningkat tapi dalam tingkat kecepatan yang jauh di bawah negara-negara eropa barat. 20 21 www.euro.who.int/aids www.euro.who.int/aids 28 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Gambar 16. Perbandingan rerata kemunculan kasus baru (insidensi) antara antara sifilis, gonorhoea, hepatitis B dan HIV di Eropa Timur22 Di eropa timur, terutama bekas uni soviet, tampak ada titik balik sejak negara-negara tersebut menjadi liberal (mungkin dalam nilai-nilai) pada tahun 1990-an menjadi titik tolak kenaikan angka kejadian penyakit Sifilis, kasus baru HIV. Tetapi angka kejadian gonorrhoea dan hepatitis B yang sebelumnya tinggi, terdapat kecenderungan menyusut secara pelan-pelan. Secara umum yang menjadi keprihatinan kita bersama adalah terdapat tren kenaikan angka kejadian HIV/AIDS di berbagai negara di dunia. Termasuk Indonesia. Termasuk pula akibat mobilitas warga dunia yang tinggi dan jangkauan bepergiannya yang jauh. Mempunyai dampak kuat dalam penyebaran HIV/AIDS. Bagaimana dengan Indonesia Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai media pemberitaan oleh Komisi Nasional Penanggulangan AIDS, jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia mempunyai tren peningkatan yang signifikan dan sangat memrihatinkan. Secara nasional total jumlah penderita HIV / AIDS di Indonesia pada tahun 2008 adalah 120.000 orang. Beberapa daerah dengan ciri khusus menunjukkan tren yang lebih memrihatinkan bahkan di ambang bahaya epidemi. Di Bali dilaporkan setiap hari 3 pengidap HIV / AIDS meninggal dunia. Di Jakarta adalah daerah yang berada di ambang bahaya epidemi, dengan pertambahan rata-rata 3.123 kasus baru per bulan, penularan terjadi karena penggunaan narkoba suntik 55%, hubungan seks waria 34%, penjaja seks langsung 10,2% dan penjaja seks tidak langsung 5,7%. Jumlah pengidap HIV/AIDS di Jakarta bertambah dua kali lipat dalam kurun waktu dua tahun sepuluh bulan. Di Propinsi DIY dengan statusnya sebagai kota wisata dan pelajar, jumlah penderita HIV / AIDS dalam enam tahun terakhir sampai 2007 naik 10 kali lipat, semula 20 orang menjadi 393 orang, sebagian besarnya berusia produktif 15 – 30 tahun. Di Kotamadya Surakarta, terhitung November 2005 hingga Oktober 2008 terdapat 181 penderita, jumlah itu didapat dari pasien yang datang ke klinik untuk memeriksakan diri. Artinya, penderita yang belum datang ke klinik belum masuk data. Dari total 181 penderita, untuk HIV sebanyak 92 orang dan AIDS 89 orang. Dari jumlah itu, untuk penderita HIV yang masih hidup sebanyak 46 orang dan penderita AIDS yang masih hidup sebanyak 75 orang.Dengan kata lain, sebanyak 17 penderita HIV dan 43 penderita AIDS telah meninggal. Dua lokasi risiko tinggi, Masing-masing di Ketelan dan Gilingan Banjarsari. Saat ini, angka kelompok risiko tinggi HIV/AIDS di Kotamadya Surakarta mencapai 17.000 orang.23 Dampak ekonomi dari HIV / AIDS, tidak diragukan lagi. Untuk kebutuhan obat anti retroviral saja sudah memakan biaya yang banyak. Jika di tahun 1988 harganya Rp8 sampai Rp10 juta per bulan kemudian turun menjadi Rp5 juta, dan berkat kerjasama dengan industri 22 23 www.euro.who.int/aids National AIDS Commission of Indonesia, 2008 29 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a farmasi India di tahun 2001 turun lagi menjadi Rp2,2 juta. Selanjutnya turun menjadi Rp1.050 ribu, kemudian Rp 850 ribu samapai Rp600 ribu dan terakhir saat ini sisa Rp380 ribu per-paket tiap bulan. Sebagai gambaran untuk menunjukkan besarnya biaya untuk obat (bulan Oktober 2008), saat stok obat antiretroviral (ARV) habis, KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) Nasional mengalokasikan Rp 1,2 miliar untuk menyediakan tiga jenis obat ARV selama dua bulan. Padahal, obat ARV ada sembilan jenis. Selain itu,upaya pengobatan membutuhkan banyak dana untuk menyembuhkan penyakit infeksi ikutan dan tes di laboratorium.24 BAGAIMANA MEKANISME TIMBULNYA PENYAKIT AIDS? Kalau boleh saya menyederhanakan permasalahan, inti dari permasalahan penyakit AIDS adalah virus retrovirus penyebabnya mempunyai kesenangan (sudah berjodoh) untuk hidup di dalam sel pertahanan yang berperan sebagai otak atau jenderal yang cerdas dan mempunyai kemampuan dalam mengenali siapa musuh siapa teman dan dapat memerintahkan perbanyakan sel prajurit yang melakukan penyerangan terhadap mikroorganisme asing. Karena otak dari strategi penyerangan atau jendralnya yang justru diserang dan dilumpuhkan maka gejala-gejala yang muncul adalah gejala-gejala lemahnya sistem pertahanan seperti yang disebutkan dalam infeksi oportunistik di atas. Masih belum jelas? Gambar skema di halaman berikut semoga bisa membantu memahami apa yang sebenarnya terjadi. Awalnya saya jelasin dulu, organisasi pertentaraan di dalam tubuh kita (gambar 17), kemudian bagaimana struktur organisasi pertentaraan ini bekerja melawan mikroorganisme (gambar 18), dan terakhir, bagaimana para jendral yang sebagai komandan penggerak dilumpuhkan oleh HIV, maka berakibat mikroorganisme dengan mudah membuat penyakit pada seseorang, seperti yang di jelaskan dalam perjalanan penyakit pada gambar 19. 24 National AIDS Commission of Indonesia, 2008 30 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Musuh jamur kandida Musuh bakteri tuberculosis Musuh Cytomegalo virus Prajurit sel netrofil • Melakukan perbanyakan pasukan sesuai instruksi • Melakukan penyerangan terhadap target sasaran yang ditentukan kapten sel makrofag Prajurit sel netrofil Prajurit sel eosinofil Musuh mikroorganisme lain Musuh sel sendiri yg jadi kanker tertetentu mayor sel monosit • Komando perbanyakan prajurit dan penyerangan • Komando penentuan siapa musuh yang harus dimusnahkan Jendral sel T CD4 Tubuh sehat karena musuh-musuh yang membahayakan telah dihancurkan oleh organisasi angkatan bersenjata tubuh yang salah satu komandan utamanya limfosit T (atau biasa disebut sel T) CD4 Gambar 17. Bagaimana struktur Organisasi Tentara Tubuh Bekerja 31 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Musuh jamur kandida Musuh bakteri tuberculosis Musuh Cytomegalo virus Musuh mikroorganisme lain Musuh sel sendiri yg jadi kanker tertetentu Prajurit sel netrofil • Melakukan perbanyakan pasukan sesuai instruksi • Melakukan penyerangan terhadap target sasaran yang ditentukan Virus HIV kapten sel makrofag Prajurit sel netrofil Prajurit sel eosinofil mayor sel monosit • Komando perbanyakan prajurit dan penyerangan • Komando penentuan siapa musuh yang harus dimusnahkan Jendral sel T CD4 Karena salah satu komandan utama sel T CD4 dilumpuhkan oleh virus retrovirus (HIV) maka prajurit-prajurit tidak bisa mengenali dan menyerang musuh. Akibatnya musuh-musuh mikroorganisme leluasa berkembang biak di dalam tubuh yang biasa dikenal dengan infeksi oportunistik Gambar 18. Akibat serangan HIV pada komandan utama pengatur strategi penyerangan mikroorganisme yang mengancam tubuh 32 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Gangguan neurologik terkait AIDS Normal Terpapar HIV Infeksi akut Persisten Generalized lymfadenopathy (PGL) Asimtomatik Kemampuan sistem pertahanan tubuh Stadium Klinis I Turun ringan Stadium Klinis II Abnormal AIDS Stadium Klinis III Sarkoma Kapossi dan tumor sekunder lainnhya Stadium Klinis IV Rusak berat Infeksi oportunistik Waktu Gambar 19. Bagaimana perjalanan penyakit mulai dari terinfeksi HIV sampai menjadi AIDS 33 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Jadi menjadi penyakit karena dampak dari penurunan jumlah sel T CD4 dalam darah yang berakibat tubuh penderita seperti dikepung oleh musuh dari segala penjuru. Musuhnya adalah mikroorganisme yang biasa menempel di seluruh permukaan tubuh baik luar maupun dalam. Atau juga mikroorganisme yang datang dari orang lain juga merupakan ancaman yang tidak kalah gawatnya. Orang tersebut menjadi lebih rentan terkena penyakit. Jadi, kalau dia berdekatan dengan orang yang sakit influenza, besok paginya langsung juga ikut sakit influenza. Kalau berdekatan dengan orang yang sakit cacar air atau orang medis biasa disebut dengan varicella dipastikan juga ikut terkena. Kalau berdekatan dengan orang yang sakit herpes zoster (orang Jawa biasa bilang sakit dompo, kulit ada bercak-bercak merah dengan gelembung-gelembung air, dimana mempunyai ciri khas separoh tubuh yang terkena, dan membentuk pola tertentu sesuai daerah persarafan), penderita AIDS juga bisa langsung tertular, bahkan munculnya lebih luas dari pada yang lazimnya terjadi. Kalau berdekatan dengan orang yang sakit TBC (orang awam biasa menyebut flek paru), maka dia juga sangat rentan terkena penyakit TBC. Bahkan kalau terkena penyakit TBC, dia sudah digolongkan pada stadium ke4. Selain itu beberapa sel-sel kanker terkait HIV juga bisa muncul. Nah, biar lebih lengkap bagaimana ciri-ciri orang yang sakit AIDS beserta tingkat berat penyakitnya atau biasa disebut stadium, bisa dilihat pada tabel berikut. Tabel ini dikeluarkan oleh kantor perwakilan WHO di Eropa. GEJALA KLINIS AIDS Kasus pertama AIDS dilaporkan di Amerika Serikat pada tahun 1981 sedangkan penyebab AIDS ditemukan pada tahun 1984 akhir. Kasus pertama AIDS di Indonesia dilaporkan oleh Zubairi pada tahun 1986 di Jakarta dan pada tahun 1987 Tuti Parwati melaporkan kasus AIDS di Bali. Dengan bertambahnya jumlah kasus AIDS di Indonesia khususnya di Jakarta maka terbuka kesempatan untuk mendapatkan pola gejala klinis dan pola infeksi oportunistik. Sebentar… sebentar, kok banyak istilah rumit sih Oh iya. Kayaknya yang ini ya; gejala klinis, maksudnya adalah hal-hal yang dikeluhkan oleh penderita, dan bagi dokter berubah menjadi tanda klinis karena hal-hal tersebut bisa dilihat dan dirasa oleh dokter. Kalau infeksi oportunistik? Adalah infeksi akibat kuman-kuman yang normalnya bersahabat dengan kita. Kita bisa bersahabat dengan kuman? Iya karena sistem pertahanan tubuh kita yang kuat, memungkinkan kita bisa berinteraksi dengan nyaman dan aman dengan mereka. Untunglah kita diberikan penglihatan yang terbatas. Kalo ga…. Wah ngeri! Kita ga bisa melihat cantiknya atau tampannya wajah seseorang, karena di wajahnya penuh dengan kuman-kuman, walau hanya kuman normal. Jadi infeksi oportunistik adalah infeksi kuman, baik bakteri, virus maupun jamur yang mengambil peluang penuh akibat turunnya daya tahan tubuh. 34 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a OK! Udah siap dengan cerita selanjutnya? Aida Lydia pada tahun 1994 meneliti gejala klinis yang didapatkan pada penderita AIDS yang dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), ada lima gejala utama yang didapatkan. Yaitu demam, bahkan didapatkan pada hampir semua penderita AIDS, disusul kemudian batuk, terus penurunan berat badan, sariawan dan nyeri telan serta diarhoea (dibaca diare) kronis. Secara lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 8. Gejala Klinis Penderita AIDS di Indonesia Manifestasi gejala klinis Panas lama Batuk Penurunan berat badan Sariawan + nyeri telan Diarhoea (diare) Sesak nafas Pembesaran kelenjar getah bening Penurunan kesadaran Gangguan penglihatan Neuropati HIV Ensefalopati HIV Prosentase pendertia yang menunjukkan gejala 100 % 90.3 % 89.7 % 78.8 % 69.2 % 40.4 % 28.8 % 17.3 % 15.3 % 3.8 % 4.5 % Jumlah penderita yang menunjukkan gejala 52 47 42 41 36 21 15 9 8 2 2 Sedangkan infeksi oportunistik yang sering dijumpai di RSCM, ternyata infeksi jamur merupakan infeksi yang tersering dijumpai. Secara lengkap infeksi oportunistik yang dijumpai di RSCM dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 9. Pola Infeksi Oportunistik Infeksi Oportunistik Kandidiasis mulut dan esofagus (kerongkongan) Tuberkulosis Sitomegalovirus Ensefalitis (radang otak) toksoplasma Pneumonia peneumocystis carinii Herpes simpleks Mycobacterium avium complex Kriptosporodiosis Histoplasmosis paru Frekuensi 80.8 % 40.1 % 28.8 % 17.3 % 13.4 % 9.6 % 4.0 % 2.0 % 2.0 % 35 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Pembagian lain, selain menampilkan gejala klinis, juga melibatkan hasil pemeriksaan laboratorium. Yang dilihat adalah hitung jenis sel CD4nya. Gejala klinis, yang nantinya digunakan untuk menentukan stadium klinisnya dikombinasi dengan hasil hitung jenis sel CD4 digunakan sebagai dasar penentuan terapi. Mengenai dasar pemberian terapi pada penderita AIDS dapat dilihat. 36 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Tabel 10. Kantor perwakilan WHO untuk Eropa telah membagi tingkat berat-ringannya gejala dan tanda dalam stadium akut dan 4 stadium klinis AIDS seperti pada tabel berikut : Infeksi HIV akut • Asimtomatik (tidak bergejala) • Sindroma retroviral akut Stadium klinis 1 • Asimtomatik (tidak bergejala) • Limfadenopati menyeluruh persisten / Persistent generalized lymphadenopathy (PGL) Stadium klinis 2 • Dermatitis seboroik (radang kulit terutama di daerah sekitar rambut kepala, pipi, janggut, dada dan punggung) • Angular cheilitis (semacam sariawan di sudut bibir) • Recurrent oral ulcerations (sariawan berat yang kambuh-kambuhan dua kali atau lebih dalam enam bulan) • Herpes zoster (lebih luas dari satu dermatom) • Infeksi saluran pernafasan yang kambuh-kambuhan (dua kali atau lebih dalam enam bulan terakhir yang juga meliputi sinusitis, otitis media, bronkitis, faringitis, trakeitis) • Infeksi jamur kuku • Ujud kelainan kulit gatal berbentuk papel (bercak-bercak dan mengeras di bagian bawahnya) Stadium klinis 3 • Lekoplakia (plak-plak keputihan) berambut di mulut (biasanya akibat jamur kandida di mulut dan tenggorokan) • Diare kronis yang tidak jelas lebih dari satu bulan • Kandidiasis mulut kambuh-kambuhan (dua kali atau lebih dalam enam bulan terakhir) • Infeksi bakterial berat (seperti pnemonia, empiema, piomiositis, infeksi tulang dan sendi, meningitis, bakteremia) • Stomatitis, gingivitis atau periodontitis yang berjenis ulserasi nekrosis akut Stadium klinis 4a • Tuberkulosis paru (tbc paru) • Tuberkulosis ekstrapulmoner (tbc di luar paru) • Berat badan turun dengan sebab tidak jelas (lebih dari 10% dalam enam bulan) • Sindroma wasting HIV (berat badan turun drastis) • Pneumonia pneumocystis • Gambaran radiologis pnemonia bakterial atau pnemonia berat kambuh-kambuhan (dua kali atau lebih dalam satu tahun) • Retinitis (±colitis) CMV (Cytomegalovirus) • Herpes simplex virus (HSV) (kronis dan persisten sedikitnya satu bulan terakhir) • Ensefalopati (penurunan fungsi otak) terkait dengan HIV • Kardiomiopati (kelemahan fungsi jantung) terkait dengan HIV • Nefropati (penurunan fungsi ginjal) terkait dengan HIV • Progressive multifocal leukoencephalopathy (PML) 37 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a • • • • • • Sarkoma Kaposi dan keganasan lain yang terkait dengan HIV Toxoplasmosis Infeksi jamur menyeluruh (misalnya candida, coccidomycosis, histoplasmosis) Cryptosporidiosis Meningitis cryptoccocal Infeksi mikobakterial non-tbc atau infeksi mikobakterial diseminata selain tbc Kemungkinan bisa dimasukkan dalam stadium 4 bila didukung bukti yang cukup akan adanya : kanker pada anus dan limfoma (limfoma Hodgkin sel T) Sumber : WHO Regional Office for Europe 2007 38 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Berikut adalah ruam-ruam merah yang menyertai demam pada awal-awal gejala infeksi HIV, biasa dikenal dengan sindroma retroviral akut. Gambar 20. Ruam-ruam merah yang sering muncul pada penderita AIDS bisa pada stadium awal maupun pada stadium lanjut. Gambar berikut menunjukkan pembesaran kelenjar limfe leher, masuk pada stadium klinis I Gambar 21. Pembesaran kelenjar limfe menyeluruh dan menetap (Persistent Generalized Limphadenopathy) 39 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Sedangkan foto di bawah adalah gambaran bercak keputihan akibat jamur kandida di mulut, masuk stadium klinis III Gambar 22. Penyakit jamur kandida pada mulut (kandidiasis oral) plak-plak keputihan (jamur kandida) menutupi luas permukaan langit-langit rongga mulut Foto berikut menunjukkan gambaran lekoplakia bergaris di lidah, masuk dalam stadium klinis III Gambar 23. Masih satu jenis jamur kandida di rongga mulut; hairy leukoplakia 40 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Gambar 24. Ulkus kronis (tukak kronis) di kulit pantat akibat herpes simplex pada penderita AIDS (sebelah kiri) dibandingkan kelainan yang sama pada orang yang sistem pertahanan tubuhnya kuat, HIV-nya negatif. 41 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Gambar 25. herpes di sekitar mulut, tampak lebih luas dari biasanya yang menyerang pada orang sistem pertahanan tubuhnya bagus. Pada kasus ini herpes resisten (kebal) terhadap pengobatan acyclovir (obat paling efektif menanggulangi virus herpes yang tersedia saat ini) Gambar 26. kasus yang sama herpes yang meluas dan kebal terhadap acyclovir 42 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Gambar 27. Herpes zoster, infeksi virus varicella zoster, tampak yang diserang adalah daerah persarafan saraf dahi cabang saraf wajah sebelah kanan. Gambar 28. Lipodistrofi merupakan efek samping dari meminum obat anti retro virus pada penderita AIDS25, pada kasus ini lemak di bagian tubuh menonjol sedangkan di bagian pantat lemaknya menyusut. Banyak pasien dengan kondisi seperti ini mengeluh tidak nyaman bila duduk lama. 25 www.wikipedia.org 43 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Gambar 29. Inilah gambaran dari kanker terkait AIDS, pada kasus ini adalah sarkoma Kapossi dalam gambar disingkat KS (Kapossi Sarcoma) Gambar 30. Kasus ini juga kasus Sarkoma Kapossi pada wanita umur 40 tahun, HIV positif, hitung sel CD4 6 sel per mm3. Pasien ini mengalami bengkak dinding perut dengan pembesaran kelenjar limfe di selangkangan. Pada biopsi (tusukan jarum pada kelenjar diambil contoh sel-selnya) menunjukkan diagnosis Sarkoma Kapossi. Foto rontgen berikut menunjukkan gambaran tuberculosis miliar pada penderita AIDS, menunjukkan stadium IV 44 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Gambar 31. Penyakit tuberculosis (tbc) paru sering dijumpai pada penderita AIDS yang lanjut. Panah merupakan cairan lendir lengket (infiltrat) akibat proses radang di paru. Tampak hampir seluruh paru dipenuhi infiltrat. Pada kasus ini dalam dunia medis disebut dengan TB miliar (bahasa jawa brontok) Perjalanan penyakit Infeksi HIV akut Di awali dengan orang sehat yang tertular HIV, HIV berkembang hingga mencapai jumlah jutaan, yang diikuti dengan penurunan drastis jumlah sel T CD4 dalam sirkulasi darah. Selama periode ini (biasanya 2 – 4 minggu pasca tertular) sebagian besar individu (80 – 90 %) mengalami gejala sakit seperti influenza yang sering disebut dengan infeksi HIV akut. Gejala yang paling sering muncul meliputi sakit kepala, mual-mual dan muntah-muntah, pembesaran hati dan limpa, berat badan turun, radang tenggorakan, demam, ruam-ruam merah, pegel-pegel dan lemes. Lamanya sakit bervariasi, rata-rata 28 hari dan biasanya paling singkat menghabiskan waktu selama seminggu. Karena gejalanya yang tidak khas, seringkali tidak dikenali sebagai infeksi HIV. Bahkan seringkali dokter salah mendiagnosis dengan penyakit yang umumnya sering dijumpai. Meskipun demikian pengenalan dini sangat penting karena selama ini pasien sangat infeksius (sangat menular) Stadium laten Perlawanan dari sistem pertahanan yang kuat menurunkan jumlah partikel-partikel virus dalam aliran darah. Dan pada saat inilah dimulai stadium baru, yaitu stadium laten klinis. Stadium ini bervariasi mulai dari dua mingguan sampai 20 tahun. Di awal fase ini, HIV aktif dalam organ limfoid (kelenjar limfe). Secara klinis yang dijumpai banyak pembesaran kelenjar limfe. Haah nafas dulu. Berat je..mencerna setiap pengertian. Ya silakan istirahat dulu…. OK kita kembali lagi. Kayaknya belum ngerti kelenjar limfe ya? Kelenjar limfe itu, ibarat militer, adalah benteng pertahanan yang letaknya di daerah-daerah perbatasan. Ketika ada invasi musuh (virus atau bakteri) benteng jadi aktif kan? Banyak tentara yang siaga. Amunisi dan logistik diperbanyak. Akibatnya volume benteng jadi membesar. Volumen benteng pertahanan tubuh yang membesar membuat kelenjar itu jadi bengkak. Masih ingat kan waktu kecil. Kalau kaki ada yang luka, maka ada yang terasa bengkak dan nyeri di selakangan. Karena sebagian kuman masuk menyusup di benteng pertahanan, sehingga benteng pertahanan yang terletak di selangkangan membesar. Contoh lain lagi misalnya penyakit amandel, atau orang medis menyebutnya tonsilitis. Kuman yang ada di tenggorokan ada yang berhasil menyusup di benteng pertahanan yang sering dikenal dengan nama amandel. Akibatnya tentara aktif, sistem logistik aktif, transportasi tentara gencar, berakibat bentengnya membengkak ukurannya. Karena membengkak maka akan menekan saraf nyeri, sehingga sering ada sensasi rasa sakit. Nah inilah yang dimaksud dengan pembengkakan kelenjar limfe atau bahasa medisnya disebut limfadenopati. 45 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Pada orang yang terinfeksi HIV pada stadium ini yang membesar tidak satu saja, tetapi menyeluruh, di semua kelenjar limfe yang dimiliki dan bertahan lama. Kalau Anda melihat pada pembagian stadium klinis WHO Eropa, pada stadium I, pembesaran kelenjar limfe menyeluruh ini disebut dengan istilah persistent (menetap) generalized (menyeluruh) limfadenopati (pembesaran kelenjar limfe). Alhamdulillah mulai banyak istilah medis yang faham ya… AIDS Bila jumlah sel T CD4 jumlahnya semakin turun hingga titik yang kritis, maka pertahanan yang strategi penyerangannya tergantung padanya, akan lumpuh. Pada saat inilah berbagai macam infeksi oportunistik (musuh-musuh yang memanfaatkan peluang kelumpuhannya) mulai menancapkan pengaruhnya bagi tubuh si penderita. Gejala awal seringkali meliputi, berat badan yang tidak dapat dijelaskan, infeksi saluran nafas yang kambuh-kambuhan (seperti sinusitis (radang pada rongga-rongga tulang di sekitar mata dan hidung), bronkitis (radang pada saluran nafas bronkus [saluran nafas yang mulai mendekati paru]), otitis media (radang pada ruang telinga tengah), faringitis (radang tenggorokan), prostatitis (radang pada kelenjar prostat [kelenjar yang memproduksi cairan air mani), ruam-ruam merah pada kulit, dan sari awan yang tidak sembuh-sembuh. Kuman-kuman lain yang sering diusir tubuh lantaran koordinasi yang bagus sang jendral sel T CD4 beserta timnya adalah jamur kandida (sering muncul di langitlangit rongga mulut dan tenggorokan serta lidah, lihat gambar 22 dan 23. Juga penyakit tuberkulosis paru merupakan ancaman tersendiri dan menambah penyiksaan yang mematikan. Penyakit infeksi virus lain seperti herpes zozter (gambar 27), herpes simplex (gambar 24, 25, 26), varicella (cacar air) dan penyakit-penyakit infeksi lain juga mempunyai peluang yang sama dalam menemani keberadaan HIV. Satu lagi yang tidak kalah heboh adalah munculnya penyakit kanker yang terkait HIV seperti sarkoma Kaposi misalnya(gambar 29 dan 30). Satu lagi masalah penyakit yang diakibatkan dan mempunyai dampak pada semakin kekalnya penyakit ini di masyarakat yaitu tuberculosis paru, seperti yang tampak pada gambar 31. Kuman mycobactrium tuberculosis menyerang secara merata di seluruh lapangan paru. Sekarang saya yang kesulitan menjelaskan masing-masing penyakit. Coz kalo dijelasin satusatu masing-masing nanti jadi buku sendiri. He he 46 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Menegakkan Diagnosis AIDS Untuk memantapkan keputusan apakah seseorang benar-benar menderita infeksi HIV atau tidak, atau bahkan sudah menjadi AIDS, maka yang perlu dilakukan dokter adalah sebagai berikut : 1. Memastikan di dalam tubuh penderita ada HIV atau tidak. Untuk itu perlu pemeriksaan laboratorium. Yaitu dengan menggunakan teknik ELISA atau bantuan penggandaan “otak” virus atau biasa dikenal dengan teknik PCR (polimerase chain reaction) sehingga keberadaan “otak” atau RNA-nya bisa teramati dengan mudah. 2. Mencocokkan keadaan fisik penderita dengan kriteria yang telah ditentukan oleh WHO (tabel 10), untuk menentukan stadium klinis penderita sudah pada tahap yang mana. Untuk tahap ini memang butuh keterampilan. Karenanya sebelum menjadi dokter, mahasiswa yang baru wisuda sarjana kedokteran, harus melalui co-schapship, agar terbiasa dengan kondisi nyata. 3. Mengombinasi poin 1 &2 dengan status kemerosotan sistem pertahanan dengan melihat hitung sel T CD4 dalam menentukan pilihan terapi selanjutnya (tabel 12). 4. Memeriksa kondisi lain yang menyertai, seperti adanya infeksi virus lain, infeksi kuman tuberculosis dan infeksi-infeksi lain. 5. Memeriksa kondisi psikologis penderita. Biasanya orang pasti syok mendapatkan diagnosis infeksi HIV atau AIDS. Seperti mendapatkan kutukan. Seluruh dunia serasa mempermalukan dirinya. 6. Memeriksa kondisi keluarga, teman dekat, atau orang-orang dekat yang bisa diandalkan. Karena dukungan mereka sangat dibutuhkan untuk mempercepat proses pengoptimalan kondisi terbaik yang bisa dicapai pasien, selain obat anti retrovirus. Saat ini telah dikenal konsep psiko-neuro-endokrino-immunologi. Artinya kondisi kematangan psikologis menghadapi musibah sangat berpengaruh di jalur saraf, hormon dan status pertahanan tubuh penderita. 7. Dengan memeriksa kondisi psikologis dan kondisi dukungan orang-orang dekat yang dapat diandalkan, maka dapat menentukan program terapi non obat sebagai pendukung terapi obat. 47 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Daftar Periksa yang memandu dokter untuk mendokumentasi kondisi pasien Tabel 11. Pemeriksaan fisik awal Penampilan umum: • berat dan tinggi badan • morfologi tubuh (lipodystrophy) Tanda vital: • Indeks Karnowsky atau skala standar lain untuk mengetahui kebugaran umumnya • tekanan darah • temperatur • nadi Limfonodi (Kelenjar Limfe) • frekuensi respirasi Kulit (seluruh tubuh): • secara khusus, untuk menilai ° herpes zoster aktif saat ini atau riwayat herpes zoster sebelumnya ° penyakit liver ° Sarcoma Kaposi seboroik ° Dermatitis Mulut dan Tenggorokan (Oro-pharynx): injeksi ° tempat-tempat • status kesehatan mulut danpada gigipengguna injeksi obat intravena (intravenous drugs user /IVDU) • tanda-tanda untuk adanya: Untuk dokumentasi gangguan kulit seperti perubahan warna kecoklatan atau bercak-bercak candidiasis oral ° gelap yang dijumpai sebaiknya dibuat foto agar dapat dibuat perbandingan di pemeriksaan Dada(Thorax) Paru leukoplakia ° oral hairydan selanjutnya. • tanda-tanda yang diperoleh saat pemeriksaan (pola dan karakteristik nafas, batuk, sesak ° syphilis primer nafas) Pemeriksaan • bentuk dadakelenjar (thorax)mammae (baik pada pasien pria dan wanita) untuk mengendalikan adanya karsinoma • kontrol resiko emfisema Pemeriksaan jantung untuk informasi dasar bilamana ada resiko tinggi terjadi komplikasi kardiovaskuler (kemungkinan efek samping Obat Anti RetroVirus (ART) atau resiko endokarditis (radang pada lapisan dalam jantung) terutama pada penderita pengguna narkoba Pemeriksaan (Abdomen) (untuk informasi dasar adanya efek samping ART, injeksi (IVDU Perut / intravenous drug users) terutama pada kasus hepatitis kronis, keracunan alkohol dan sirosis): • konsistensi, ukuran dan bentuk hati serta limpa • gerakan usus • kelenturan permukaan perut Pemeriksaan • kekakuan daerah genital (kemaluan) dan anus: •• memeriksa tanda mual, muntah danadanya: kesulitan menelan herpes simplex ° ° cytomegalovirus (CMV) ° syphilis Tungkai (pergerakan, mobilitas, distrofi lemak) untuk memberikan informasi dasarayam, papilloma virus (HPV), (condylomata acuminatae [penyakit jengger ° Human mengenai efek samping obatanus) ART dan penyakit-penyakit menular seksual lainnya keganasan di daerah Status Neurologis (juga tanda-tanda adanya neuropati) ereksi ° disfungsi Status Mental Fungsi mata dan telinga Program terapi 48 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Setelah diagnosis permasalahan bisa ditegakkan, baru bisa ditentukan seberapa besar permasalahan yang dihadapi dan memulai terapi. Tabel berikut membantu dokter dalam menentukan tindakan selanjutnya pada penderita AIDS. Tabel 12. Rekomendasi WHO tentang kapan memulai terapi obat antiretrovirus dengan menggunakan kriteria klinis dan imunologis. Stadium klinis WHO (tabel 10) 1 2 3 4 Kriteria imunologis (hitung sel CD4) 200 sel / mm3 200 – 350 sel / mm3 200 sel / mm3 200 – 350 sel / mm3 200 – 350 sel / mm3 Tanpa melihat hitung CD4 Rekomendasi terapi Terapi ART Pertimbangkan terapi Terapi ART Pertimbangkan terapi Terapi ART Terapi Bila hitung CD4 di sekitar 350 sel / mm3, mulai berdiskusi dengan pasien tentang perlunya memulai terapi ART26 Pada saat ini, sudah kelihatan kan permasalahan yang utama muncul adalah masalah pendanaan, karena baru menentukan hitung sel CD4, bukan barang yang murah apalagi gratis. MAHAL! Belum masalah minum obatnya. Kedua menentukan pilihan obat yang tepat dan sesuai kondisi ekonomi Inilah masalah yang sangat BERAT! Semuanya obat IMPORT! Dan belum habis masa hak paten dari perusahaan farmasi yang telah melakukan riset obat selama lebih dari sepuluh tahun. Sebagai gambaran, lihat dulu tabel 13, ada obat namanya 3TC, saat tulisan ini dibuat harganya satu tablet sekitar Rp. 40.000,- . Itu belum obat yang lain, mungkin sehari bisa menghabiskan uang Rp. 120.000,- lebih. Jadi kalau dikalikan 30 hari satu bulan, maka membutuhkan uang sebesar 30 × Rp. 120.000,- = Rp. 36.000.000,-. Dikalikan 8 bulan bila hasil membaik, butuh dana untuk obat; Rp. 36.000.000,- × 8 = Rp. 288.000.000,- (setara dengan harga satu unit Honda CRV!). Belum untuk pemeriksaan laboratorium, belum untuk pengobatan antivirus untuk infeksi virus yang menyertai. Haahhh Capek deh. Kalau seandainya masalah pertama sudah bisa diatasi, misalnya yang sakit seorang konglomerat sukses, masalah kedua yang muncul adalah masalah kepatuhan meminum obat. Coba bayangkan selama 48 minggu atau 8 bulan minum obat setiap hari setiap minum ada 3 macam obat. Itu pun belum menjamin. Diperiksa ulang kadar sel CD4-nya lagi. Kalau tidak ada perbaikan bisa diperpanjang dengan kombinasi jenis obat lain bisa tiga sampai empat macam obat selama dalam waktu yang sama. Tabel berikut menunjukkan kombinasi obat yang direkomendasikan WHO untuk membasmi HIV dalam tubuh penderita. 26 WHO Regional Office for Europe 2007 49 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Obat Anti Retro Virus Berpotensi Tinggi yang direkomendasikan sebagai terapi garis pertama Klasifikasi jenis obat Anti Regimen obat Anti Retro Virus Berpotensi Tinggi Retro Virus (ARV) ZDV + 3TC + (EFV a or NVP) or 2 NRTIs + 1 NNRTI TDF + FTC + (EFV a or NVP) Table 13 . or Keterangan Singkatan : ABC + 3TC + (EFV a or NVP) NNRTI non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor NRTI nucleoside or nucleotide reverse transcriptase inhibitor 3TC lamivudine ABC abacavir FTC emtricitabine EFV efavirenz NVP nevirapine TDF tenofovir ZDV zidovudine (juga dikenal dengan nama azidothymidine (AZT)) Setelah diberikan terapi dalam waktu tertentu (24 – 48 minggu / 4 bulan – 8 bulan terapi) diharapkan mulai ada keberhasilan terapinya. Tabel 14 berikut menunjukkan kriteria bahwa usaha menyembuhkan mulai menunjukkan hasil. Sekali lagi saya garis bawahi, USAHA MENYEMBUHKAN, bukan JAMINAN PASTI SEMBUH! Dokter dan pasien berikhtiar bersama-sama. Jadi dokter bukan dewa, dan obat bukan segalanya. Obat pun bukan lepas dari efek samping. Mohon dilihat lagi gambar 28. Itu salah satu contoh efek samping penggunaan obat anti retro virus pada pasien. Belum lagi efek samping lain, seperti keracunan hati, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal, efek pada gangguan pencernaan dan alergi. Walaupun kejadiannya kecil, tetapi perlu diwaspadai. Karenanya perlu pemeriksaan laboratorium tambahan selama meminum obat anti retro virus, seperti yang terlihat pada tabel 16. Mengapa dokter tetap ngasih obat, padahal banyak efek samping kayak gitu? Itulah yang namanya tindakan dengan resiko yang sudah diperhitungkan. Table 14 . Penanda Waktu pemeriksaana Kriteria Keberhasilan Terapi Pemeriksaan virus Status daya tahan Viral Load (jumlah Hitung tubuh sel CD4 virus dalam tubuh) 24 minggu 48 minggu 24–48 minggu Keadaan klinis Stadium Klinis (lihat tabel 4) Dalam 12 minggu setelah terapi dimulai harus asimtomatik (tidak bergejala) atau gejalagejalanya tinggal sedikit 50 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a <400 <50 Pertambahan jumlah Stadium 1 atau 2 Rentang turunan turunan sel CD4 sedikitnya hasil yang (virus) /ml (virus) / ml 50 – 100 sel / mm3 diharapka an Waktu dan rentang hasil yang diharapkan terlihat bukan sesuatu yang mutlak dan jumlahnya harus ketat seperti itu. Bila obat anti retroviru garis pertama setelah pemberian terapi 8 bulan tidak menunjukkan perbaikan yang berarti. Maka dokter mulai berpikir obat garis kedua. Berikut gambaran obatobatan yang direkomendasikan sebagai obat garis kedua untuk melawan retro virus. Table 15. Obat Anti Retro Virus Berpotensi Tinggi yang direkomendasikan untuk dewasa dan remajaObat anti retro virus Obat anti retro virus berpotensi tinggi garis berpotensi tinggi garis kedua LPV/ra (or ATV/r, SQV/r, FPV/r, IDV/r) + ddI + pertama ABC ZDV + 3TC + (EFV or NVP) o r a LPV/ra (or (orATV/r, ATV/r, SQV/r, SQV/r, FPV/r, FPV/r, IDV/r) IDV/r) ++TDF ddI + LPV/r TDF + FTC + (EFV or NVP) +ABC ABC oo LPV/ra (or ATV/r, SQV/r, FPV/r, IDV/r) + ddI + r ABC + 3TC + (EFV or NVP) r ZDV a LPV/r (or ATV/r, SQV/r, FPV/r, IDV/r) + ddI o FPV/r, LPV/ra (or ATV/r, SQV/r, IDV/r) + TDF + + ZDV r (ZDV + 3TC) b Keterangan Singkatan LPV/ra (or ATV/r, SQV/r, FPV/r, IDV/r) + ZDV + ABC abacavir ADF adefovir TDF (+ 3TC) b ATV atazanavir ATV/r tazanavir/ritonavir ddI didanosine EFV efavirenz FPV fosamprenavir FPV/r fosamprenavir/ritonavir FTC emtricitabine IDV indinavir LPV lopinavir LPV/r lopinavir/ritonavir LPV/r + RTV LPV/r with extra dose of ritonavir NVP nevirapine SQV saquinavir SQV/r saquinavir/ritonavir TDF tenofovir ZDV zidovudine (juga dikenal dengan nama azidothymidine (AZT)) Selain program terapi obat, juga program penguatan kondisi psikologis dan sosial penderita 51 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a juga harus mendapat perhatian yang sama pentingnya dengan terapi obat. Dengan memahami konsep psiko-neuro-endokrino-imunolgi, akan jelas pentingnya program tersebut. Memang akhirnya seperti kata pepatah, “Manusia berusaha, Tuhan-lah Yang Maha Menentukan”. Tidak semua pasien akhirnya bisa menunjukkan perbaikan. Ada sekelompok pasien yang tetap saja tidak menunjukkan perbaikan walaupun sudah dilakukan terapi obat garis kedua hingga program selesai. Masih tetap ada misteri yang belum terpecahkan. Table 16. Frekuensi pemeriksaan laboratorium secara umum dan khusus pada penderita yang menerima pemberian obat anti retro virus Baseline Minggu 2 Minggu 4 Minggu 8 Minggu Minggu Minggu Minggu X X X X X 16 24 36 48 Viral load X X X (X) X Hitung CD4 Hitung darah X X X X (ZDV) X (X) X lengkap Tes X (NVP,X (NVP, X X (NVP) X X (X) X Fungsi ZDV, PIs) Hati Cholestero PIs) X (PIs) X (PIs) X (PIs) l X (TDF, Tes fungsi triglycerid X X (TDF) IDV) X (X) X ginjal a X: pemeriksaan laboratorium dilakukan tanpa memperhatikan diberi tidaknya obat anti retrovirus (ARV); X (ARV): pemeriksaan laboratorium dilakukan bila ARV diberikan secara parenteral (lewat infus) ; (X): bisa dilakukan bisa tidak. Bagi Anda yang penasaran dengan obat-obatan anti retro virus, apa nama dagangnya dan apa nama generiknya serta siapa yang memproduksinya secara massal dapat dilihat pada tabel 17 berikut. Diperhatikan dengan seksama ya! Ada ga ya perusahaan dalam negeri yang menghasilkannya, seperti Kalbe Farma, Sanbe Farma, Dexa medica? Inilah tantangannya. 52 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Table 17 . Daftar obat Antiretroviral Nama non propeti Nama merek dagang Perusahaan Farmasi Internasional penghasil NRTIs ( Nucleoside/Nucleotide Reverse Transcriptase Inhibitors) Epzicom US, Kivexa United Kingdom GlaxoSmithKline Abacavir (ABC) (lamivudine/ abacavir) Trizivir Europe, United Kingdom, US Abavir Genixpharma (zidovudine/ Virol Ranbaxy lamivudine/abacavir) Virol LZ Ziagen UnitedEC Kingdom, United States Videx, Videx Bristol-Myers Squibb Didanosine (ddI) (abacavir/lamivudine/zidovudine) Dinex EC Cipla Odivir Kit AviroRanbaxy (India) (didanosine/lamivudine/efavirenz) Z Virosi Divir Thai Government ne ATRIPLA Bristol-Myers Squibb Emtricitabine (FTC) Viro(efavirenz/emtricitabine/tenofovir) and Emtriva Gilead Sciences Z Gilead Sciences Truvada (tenovovir/emtricitabine) Combivir United Kingdom, United States GlaxoSmithKline Lamivudine (3TC) (lamivudine/zidovudine) Epivir United Kingdom, United States, Zeffix United Kingdom Epzicom United States, Kivexa United Lamivox Aurobindo Kingdom Stavex-L (lamivudine/stavudine) (lamivudine/abacavir) Stavex-LN Trizivir United Kingdom, United States (lamivudine/nevirapine/stavudine) (zidovudine/ Duovir (lamivudine/zidovudine) Cipla Zidovex-L lamivudine/abacavir) Duovir-N (lamivudine/zidovudine) (lamivudine/nevirapine/zidovudine Zidovex-LN )(lamivudine/nevirapine/zidovudine) Lamivir Heptavir Genixpharma Odivir Kit Lamistar 30, Lamistar 40 (didanosine/lamivudine/efavirenz) (lamivudine/stavudine) Nevilast Triomune Virolam Ranbaxy (lamivudine/nevirapine/stavudine) (lamivudine/nevirapine/stavudine) Virocomb (lamivudine/zidovudine) Zidolam (lamivudine/zidovudine) Virolans (lamivudine/nevirapine/stavudine ) Virolis (lamivudine/stavudine) Virol LZ, Abac-ALZ 53 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a (abacavir/lamivudine/ zidovudine) Nama non propeti Internasional Stavudine (d4T) Nama merek dagang Zerit, Zerit XR Stavex Stavex-L (lamivudine/stavudine) Stavex-LN Stavir (lamivudine/nevirapine/stavudine) Lamivir-S (lamivudine/stavudine) Perusahaan Farmasi penghasil Bristol-Myers Squibb Aurobindo Cipla Triomune Lamistar (lamivudine/stavudine) (lamivudine/nevirapine/stavudine) Nevilast Genixpharma (lamivudine/nevirapine/stavudine) Stavir Stag Avostav GPO (Thailand) Ranbaxy Triviro-LNS (lamivudine/nevirapine/stavudine) Virolans Truvada Gilead Sciences Tenofovir (TDF) (lamivudine/nevirapine/stavudine) (tenofovir/emtricitabine) Virolis, Coviro ATRIPLA Bristol-Myers Squibb Viread (tenofovir) (lamivudine/stavudine) Trizivir United Kingdom, United States GlaxoSmithKline Triple nuceoside (TRZ) (efavirenz/emtricitabine/tenofovir) Virostav (zidovudine/ Combivir United Kingdom, United States GlaxoSmithKline Zidovudine (ZDV or lamivudine/abacavir) AZT) (lamivudine/zidovudine) Retrovir United Kingdom, United States Trizivir United Kingdom, United States Zidovex Auribindo (zidovudine/ Zidovir Cipla lamivudine/abacavir) Duovir (lamivudine/zidovudine) Zido-H (zidovudine) Genixpharma Antivir GPO (Thailand) Aviro-Z Ranbaxy Virocomb (lamivudine/zidovudine) Virol LZ NNRTIs (Non-Nucleoside/Nucleotide Reverse Transcriptase Inhibitors) (abacavir/lamivudine/zidovudine) Viro-Z Rescriptor Pfizer, Inc. Delavirdine (DLV) Sustiva Europe, United Kingdom, Bristol-Myers Squibb Efavirenz (EFV) Stocrin Australia, Europe, Latin America, South Africa Viranz Aurobindo ATRIPLA Efavir Cipla (efavirenz/emtricitabine/tenofovir) Estiva Genixpharma Efferven Ranbaxy 54 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a 55 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Nama non propeti Nevirapine (NVP) Internasional Fusion inhibitors Enfuvirtide, T-20 Protease inhibitors Amprenavir (APV) Atazanavir (ATV) Fosamprenavir (FPV) Indinavir (IDV) Lopinavir/ritona vir combination Nelfinavir (LPV/r) (NFV) Ritonavir (RTV) Saquinavir (SQV) Nama merek dagang Viramune Nevirex Stavex LN Duovir-N (lamivudine/nevirapine/stavudine) (lamivudine/nevirapine/zidovudine) Nevimune Nevilast Triomune(lamivudine/nevirapine/stavudine) GPOVir (lamivudine/nevirapine/stavudine) Nevipan Triviro LNS (lamivudine/nevirapine/stavudine) Virolans (lamivudine/nevirapine/stavudine) Fuzeon United Kingdom, United States Zidovex-LN Perusahaan Farmasi Boehringer penghasil Ingelheim Aurobindo Cipla Genixpharma GPO (Thailand) Ranbaxy Roche Pharmaceuticals & (lamivudine/nevirapine/zidovudine) Trimeris, Inc. Agenerase United Kingdom, United States GlaxoSmithKline Reyataz Europe, United States Bristol-Myers Squibb Lexiva United States, Telzir United GlaxoSmithKline and Crixivan Merck Kingdom Vertex & Co. Indivex Aurobinda Indivir Cipla Indivir Genixpharma Virodin Ranbaxy Kaletra Abbott Laboratories Viracept Nelvex Nelvir Nelfin Nefavir Norvir Ritovir Fortovase Europe, United Kingdom, United States Invirase United Kingdom, United States Pfizer, Inc., Roche Pharmaceuticals Aurobinda Cipla Genixpharma Ranbaxy Abbott Laboratories Hetero/Genix Roche Pharmaceuticals 56 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Prognosis (Akhir Cerita) Belum bisa disembuhkan! Lha itu ada obat anti retro virus? Pengobatan dengan anti retro virus memang pengobatan yang utama saat ini terhadap HIV/AIDS. Dia tidak menyembuhkan, tetapi hanya bisa mencegah orang menjadi sakit selama beberapa tahun. Pengobatan harus konsisten setiap hari dan bahkan sepanjang seseorang masih diberikan kehidupan oleh Yang Maha Memberikan kehidupan. Obat anti retro virus bekerja melawan infeksi HIV dengan menekan penggandaan HIV di dalam tubuh. 27 Permasalahan Khusus penderita HIV/AIDS Penderita Anak-anak Anak-anak mendapatkan perhatian khusus. Karena disamping kondisi tubuhnya yang sedang mengalami tumbuh kembang, juga anak hanyalah korban. Anak-anak sangat tergantung pada orang dewasa yang mempunyai tanggung jawab penuh padanya. Penularan pada anak terjadi lebih dari 90% karena penularan dari ibu ke anak saat anak masih dalam kandungan ibu. Sisanya karena menerima darah yang terkontaminasi HIV. Secara prinsip penyakit AIDS yang muncul hampir sama sistem pertahanan tubuh yang belum sempurna, karena sedang tumbuh dan berkembang. Di sisi lain, HIV melemahkan sistem pertahanan tubuh. Jadi sudah lemah bertambah lemah lagi. Berikut saya tampilkan kondisi AIDS pada anak-anak. 27 www.aidscommunity.com 57 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Gambar 32. Limfoma (salah satu jenis kanker yang terkait HIV/AIDS) pada anak dengan kondisi malnutrisi dan perut buncit Gambar 33. Pneumonia pada anak 18 bulan dengan HIV positif 58 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Gambar 34. Infeksi Cytomegalovirus yang menyertai infeksi HIV merupakan ancaman tersendiri pada anak. Tampak kerusakan pada retina mata, yang membuat anak rentan terhadap ancaman kebutaan. 59 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Gambar 35. Infeksi herpes simplex juga lebih berat terjadi pada anak-anak yang menderita AIDS Gambar 36. Penurunan berat badan yang drastis juga terdapat pada anak-anak dengan HIV/AIDS. Orang medis menyebutnya dengan istilah cachexia terkait HIV Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) Saya tidak membatasi orang dengan HIV/AIDS ini hanya pada satu golongan, tetapi semua golongan baik pada wanita, terutama mereka yang mempunyai perilaku resiko tinggi seperti yang profesinya sebagai pekerja seks komersial, golongan homoseks terutama dari jenis men have sex with men, dan juga para pengguna narkoba injeksi intravena. Mereka itu rawan mendapatkan stigma dari masyarakat. Beberapa alasan yang membuat stigma itu muncul adalah 28: 28 HIV/AIDS adalah penyakit yang mengancam jiwa Infeksi HIV dikaitkan dengan perilaku khusus (seperti homoseksual, kecanduan obat, prostitusi / pelacuran dan hidup serba boleh) yang telah distigmatisasi oleh sebagian besar masyarakat. www.AVERT.org 60 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a Sebagian besar orang yang terinfeksi HIV melalui hubungan seksual. Sedangkan Penyakit Menular Seksual sendiri sudah sangat terstigmatisasi. Terdapat adanya informasi yang tidak benar bagaimana HIV itu ditularkan. Infeksi HIV seringkali dianggap sebagai akibat dari sikap yang tidak bertanggung jawab seseorang. Dampak dari stigma yang muncul adalah : Penderita semakin jauh dan tidak tersentuh Pendertia rawan menularkan kepada banyak orang, entah lewat hubungan seksual, menurunkan infeksi HIV pada anak yang dikandung, atau ditangani oleh profesional kesehatan yang tidak mengindahkan prinsip-prinsip patient safety dalam penanganan pasien, sehingga HIV mempunyai potensi penularan pada komunitas yang lebih luas dan tidak terkendali. Penderita tidak dapat berdaya, dalam arti mereka sibuk menyalahkan diri, tidak berpikir lebih luas dan mencoba menghentikan perluasan penyakit. Di samping itu, jika mereka secara komunitas bisa berdaya, akan mampu menghimpun dan menggerakkan sumber daya yang ada di masyarakat melakukan transformasi masyarakat yang sehat bebas resiko menderita HIV/AIDS, membuat mereka merasa bermakna di sisa-sisa usianya. Prinsip-prinsip dalam menghilangkan stigma secara proporsional adalah sebagai berikut : Tujuan utama menghilangkan stigma adalah transformasi dari perilaku yang berresiko tinggi menjadi perilaku yang sehat dan bebas resiko penularan HIV/AIDS Penularan tidak terjadi lewat : berpelukan (asal tidak bau) memakai peralatan mandi secara bersama (tetapi beresiko tertular penyakit panuan, kemungkinan Anda yang menularkannya kepada mereka… he he) memakai peralatan makan secara bersama dicium pipi oleh orang yang HIV positif (asal tidak digigit sampai berdarah) memakai baju atau selimut orang yang HIVpositif berciuman pipi dengan pipi pada saat bersalaman tidur bersama (asal tidak dilanjutkan dengan berhubungan seks atau melakukan ciuman “Prancis” gigitan nyamuk atau serangga Lebih diutamakan dengan pendekatan spiritual keagamaan Kampanye patient safety pada profesional kesehatan 61 | M e n y o n g s o n g T s u n a m i H I V / A I D S t i b a