“analisis prosed piutang usaha pada cabang “analisis prosedur

advertisement
“ANALISIS PROSEDUR PENGENDALIAN INTERN
PIUTANG USAHA PADA ASTRA CREDIT COMPANIES
CABANG MAKASSAR”
Disusun Oleh:
SULAEMAN
A311 07 083
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2012
“ANALISIS PENGENDALIAN INTERN PIUTANG USAHA PADA
ASTRA CREDIT COMPANIES CABANG MAKASSAR”
:
SULAEMAN
A 311 07 083
Skripsi Sarjana Lengkap Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Hasanuddin
Makassar,
2012
Telah Disetujui Oleh:
Pembimbing I
Pembimbing II
DR. Yohanis Rura,SE, MSA
Drs.Haerial, Ak
NIP. 196111281988111001
NIP.196310051981031002
Abstrak
Sulaeman : Analisis Pengendalian Intern Piutang Usaha pada Astra Credit
Companies Cabang Makassar.
Piutang usaha merupakan urat nadi bagi sebuah perusahaan pembiayaan, oleh
karena itu pengendalian intern terhadap piutang usaha merupakan suatu hal yang
mutlak dilakukan. Pengendalian intern bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensi suatu perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sistem
pengendalian intern terhadap piutang usaha sudah efektif dan sesuai dengan prinsipprinsip pengendalian intern piutang usaha yang benar.
Penelitian ini dilakukan di Astra Credit Companies (ACC) Cabang Makassar
mulai bulan Maret sampai Mei tahun 2012. Jenis penelitian yang digunakan adalah
jenis penelitian berbentuk deskriptif, jenis data yang digunakan adalah data primer
dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif
yaitu metode analisis dengan terlebih dahulu mengumpulkan data yang ada kemudian
diklarifikasi, dianalisis, selanjutnya diinterpretasikan sehingga dapat memberikan
gambaran yang jelas mengenai keadaan yang diteliti.
Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa
pengendalian intern piutang usaha yang diterapkan di Astra Credit Companies
Cabang Makassar sudah berjalan cukup efektif dimana manajemen perusahaan sudah
menerapkan konsep-konsep dasar dan prinsip-prinsip pengendalian intern.
Kata kunci : Pengendalian intern, Piutang Usaha, Metode Deskriptif, COSO
ABSTRACK
Sulaeman: Analysis of Internal Controls in Accounts Receivable Astra Credit
Companies Chapter Makassar
Accounts receivable is the lifeblood for a finance company, therefore the
internal control of accounts receivable is an absolute thing to do. Internal control
aimed at improving the effectiveness and efficiency of a company. This study aims
to determine whether the
internal control system of trade receivables is effective
and in accordance with the principles of internal control to correct accounts.
The research was conducted at Astra Credit Companies (ACC)
Chapter
Makassar from March to May 2012. The type of study is descriptive of research, the
type of data is primary data and secondary data. Data analysis methods used is
descriptive method of analysis but before we collecting data and then clarified,
analyzed, then interpreted so as to provide a clear picture of the situation.
Based on the research can be concluded that internal controls are applied to
receivables in Makassar branch of Astra Credit Companies has been running quite
effective where management companies have to apply the basic concepts and
principles of internal control.
Key Words : Intern Control, Account Receivable, Descriptive method, COSO
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan melimpahkan karunia serta hidayah-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan syarat untuk
memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas
Hasanuddin Makassar. Adapun skripsi ini berjudul “Analisis Prosedur Pengendalian
Intern Piutang Usaha pada Astra Credit Companies Cabang Makassar”.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa apa yang telah
disajikan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, bimbingan, saran, serta
pengarahan dari semua pihak sangat penulis harapkan demi tercapainya penulisan
yang lebih baik. Skripsi ini penulis persembahkan terutama untuk keluarga tercinta,
kedua orang tuaku, Ladenna dan Hj. Hawati serta kedua adikku Muh. Yakub dan Nur
Asia, terimakasih atas doa, dukungan dan pengertiannya yang sangat membantu
dalam penyelesaian skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada
pihak-pihak yang membantu baik atas bimbingan, bantuan, semangat, dorongan,
maupun doa dan kasih sayang yang sangat membantu dalam penyusunan skripsi ini :
1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Ali selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Hasanuddin
2. Bapak Dr. H. Abdul Hamid Habbe, SE, M. Si dan bapak Drs. Syahrir
M.Si, Ak selaku Ketua Jurusan dan Sekertaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Hasanuddin.
3. Bapak Dr. Yohanis Rura, SE, M.SA, Ak selaku dosen pembimbing satu
dan Bapak Drs. Haerial, Ak selaku dosen pembimbing dua yang telah
banyak memberikan bimbingan, pengarahan, dan nasihat kepada penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Mushar Mustafa, MM, Ak, Bapak Drs. Muh. Ashari, M.SA,
Ak, dan Ibu Nadhirah Naghu, SE, M.SA, Ak selaku dosen penguji yang
telah banyak
memberikan kritik dan sarannya
bagi penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Misriadi Mise selaku Branch Manager Astra Credit Companies
Cabang Makassar yang telah memberikan kesempatan magang dan
penelitian
kepada
penulis
serta
memberikan
kemudahan
dalam
pengambilan data dan informasi yang dibutuhkan penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Adhi Sebayang selaku Operation Head (OH) Astra Credit
Companies Cabang Makassar serta segenap karyawan/karyawati Astra
Credit Companies Cabang Makassar yang telah membantu dan banyak
memberikan saran bagi penulis selama melakukan penelitian. Semoga
ACC Makassar tetap menjadi the 1st Financing Company With Total
Solution.
7. Teman-teman akuntansi UNHAS angkatan 2007 (Pr07ezholic), seperti
baru kemarin kita semua bersama-sama mengikuti prosesi penerimaan
mahasiswa baru hingga sekarang sudah hampir menjadi alumni. Semoga
solidaritas ungu tetap terjalin meskipun tidak berstatus mahasiswa lagi
8. Sobat-sobatku di organisasi kemahasiswaan, LDK FKMKI UNHAS,
UKPM UNHAS, FoSEI UNHAS dan LMND chapter UNHAS.
Kebersamaan selama ini sungguh banyak memberikan pengalaman dan
pembelajaran yang sangat berharga.
9. Akbar, Mus, Ranto, Mappa dan Gunawan yang masih berjuang
menyelesaikan skripsi, semangat fren, semoga bisa cepat menyusul di
baruga..
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan
semua pihak yang membacanya.
Makassar, 28 Agustus 2012
Penulis
Sulaeman
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI ................................................................................................
i
DAFTAR TABEL………………………………………………………………..
iv
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….
iv
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………… iv
BAB
BAB
I PENDAHULUAN…………………………………………………..
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………..……….
1
1
1.2 Perumusan Masalah…………………………………………….
5
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………….
5
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………
6
1.5 Kerangka Pemikiran ……………………………………………
6
II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………..
9
2.1 Piutang Usaha……………………………………………….......
8
2.1.1 Pengertian Piutang Usaha………………………………….
8
2.1.2 Akuntansi Piutang Usaha………………………………….
11
2.1.3 Penilaian Piutang Usaha……………………………. …….
13
2.2 Konsep Pengendalian Intern……………………………………
13
2.2.1 Pengertian Pengendalian Intern……………………. .........
13
2.2.2 Prinsip Dasar Pengendalian Intern………………………..
17
2.2.3 Tujuan Pengendalian Intern ……………………………….
19
2.2.4 Keterbatasan Pengendalian Intern.………………………..
19
i
2.3 Konsep Pengendalian Intern Piutang
Usaha Menurut COSO……………………………………….
BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………..
25
35
3.1 Lokasi dan Jadwal Penelitian Jenis Penelitian…………….
35
3.2 Jenis Data……………………………………………………..
36
3.3 Metode Pengumpulan Data………………………………….
36
3.4 Jenis Penelitian…………………………………………………
37
3.5 Metode Analisa Data…………………………………………..
37
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ……………………………
38
4.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan ………………
38
4.2 Visi dan Misi …………………………………………………..
43
4.3 Struktur Organisasi dan Tugas ………………………………..
44
4.4 Kinerja Usaha Terkini …………………………………………..
45
4.4.1 Prosedur Penjualan dan Kebijaksanaan Pemberian
Kredit ………………………………………………………
55
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………………… 57
5.1 Pengendalian Intern atas Piutang Usaha pada Astra
Credit Companies Cabang Makassar ……………………………... 57
5.2 Analisa Hasil Penelitian ………………………………………… 71
5.2.1 Analisis dan Evaluasi Struktur Organisasi…………………. 71
5.2.2 Analisis dan Evaluasi Prosedur Pemberian
Kredit…………………………………………………….. 72
5.2.3 Analisis dan Evaluasi Prosedur Pengendalian Intern
Piutang Usaha……………………………………………. 73
ii
BAB V1 KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………….
77
6.1 Kesimpulan ……………………………………………………
77
6.2 Saran …………………………………………………………..
79
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...
iii
80
Daftar Tabel
Tabel 1.1 Perkembangan jumlah piutang dan piutang tak tertagih Astra Credit
Companies cabang Makassar tahun 2007-2011 ……………………….. …… 5
Daftar Gambar
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ……………………………………………………….
8
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Struktur Organisasi Astra Credit Companies Cabang
Makassar ………………………………………………………………
82
Lampiran 2 Report Aging Schedule harian ARHO…………………………………
83
Lampiran 3 Report Aging Schedule Sales Officer…………………………………..
84
Lampiran 4 Report Aging Schedule Surveyor …………………………………………..
85
Lampiran 5 Report Aging Schedule kompre ……………………………………....
86
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Penjualan barang ataupun jasa merupakan sumber pendapatan perusahaan.
Dalam melaksanakan penjualan kepada para konsumen, perusahaan dapat
melakukannya secara tunai ataupun secara kredit. Sudah barang tentu perusahaan
akan lebih menyukai transaksi penjualan yang dapat dilakukan secara tunai,
karena perusahaan akan segera menerima kas dan kas tersebut dapat segera
digunakan kembali untuk mendapatkan pendapatan selanjutnya. Di pihak lain,
para konsumen umumnya lebih menyukai bila perusahaan dapat melakukan
penjualan secara kredit, karena pembayaran dapat ditunda. Dalam kenyataannya,
penjualan kredit pada kebanyakan perusahaan biasanya jauh lebih besar dari
penjualan tunai. Dari penjualan kredit tersebut maka akan timbul akun piutang.
Dalam perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan (finance), fokus
utama perusahaan adalah melakukan penjualan secara kredit. Penjualan kredit
tidak akan segera menghasilkan penerimaan kas. Tapi menimbulkan piutang
kepada konsumen, atau yang biasa disebut dengan piutang usaha, dan barulah
kemudian pada hari jatuh temponya, terjadi aliran kas masuk (cash flow) yang
berasal dari pengumpulan piutang usaha tersebut.
2
Piutang usaha sebuah perusahaan pembiayaan merupakan bagian terbesar
dari aktiva lancar serta menjadi salah satu bagian yang cukup besar dari total
aktiva perusahaan. Menurut Iwan Setiawan (2010:199) Piutang usaha merupakan
salah satu unsur terpenting dalam aktiva lancar karena biasanya hanya
membutuhkan satu tahapan lagi untuk dikonversi menjadi kas. Oleh karena itu,
pengendalian intern piutang ini sangat penting diterapkan. Kecurangan dalam
suatu siklus kerja sangat mungkin terjadi sehingga dapat merugikan perusahaan.
Kecurangan yang mungkin terjadi pada bagian piutang usaha adalah tidak
mencatat pembayaran pada debitur dan mengantongi uangnya, menunda
pencatatan piutang dengan melakukan cash lapping, melakukan pembukuan palsu
atas mutasi piutang, dan lain sebagainya.
Astra Credit Companies (ACC) merupakan salah satu anak perusahaan
grup Astra Internasional yang bergerak dibidang pembiayaan mobil, baik itu
pembiayaan mobil baru (new car) maupun pembiayaan mobil bekas (used car).
Berdasarkan data yang diperoleh dari situs resmi Astra Credit Companies, secara
nasional Astra Credit Companies (ACC) merupakan pembiayaan otomotif
pertama dan salah satu perusahaan pembiayaan otomotif yang terbesar di
Indonesia, hal ini didukung oleh fokus grup Astra Internasional yang menguasai
lebih dari 50% pangsa pasar otomotif di Indonesia (ACCelerate, 2011).
Di Sulawesi Selatan, Astra Credit Companies (ACC) memiliki dua kantor
cabang yang berada di kota Makassar dan kota Pare-Pare. Astra Credit Companies
Cabang Makassar berkantor di Jln. Jenderal Sudirman no. 68. Wilayah kerja Astra
Credit Companies Cabang Makassar meliputi sebagian besar Sulawesi Selatan
3
dan Sulawesi Barat. Aktivitas usaha Astra Credit Companies Cabang Makassar
adalah melakukan pembiayaan mobil dari semua jenis dan tipe mobil. Dalam hal
ini penjualan perusahaan adalah pemberian kredit pemilikan mobil (KPM),
sehingga Astra Credit Companies Cabang Makassar memiliki piutang usaha yang
jumlahnya tergolong besar. Oleh karena itu, kebutuhan akan pengendalian intern
terhadap piutang usaha merupakan hal yang wajib karena piutang usaha
perusahaan menjadi urat nadi bagi perusahaan ini.
Dalam melakukan aktivitas penagihan piutang kepada customer, selain
melalui kolektor yang memang bertugas untuk menagih piutang, penagihan
piutang dapat pula dilakukan oleh sales officer atau surveyor. Sales officer dan
surveyor ini bertanggung jawab memantau pembayaran angsuran customer
mereka dari angsuran pertama sampai angsuran keenam.
Penagihan piutang usaha yang dilakukan oleh sales officer atau surveyor
kepada customer untuk angsuran pertama hingga angsuran keenam sangat
mungkin dilakukan penyimpangan. Penyimpangan tersebut berupa cash lapping.
Sebelum tanggal jatuh tempo, sales officer atau surveyor melakukan penagihan.
Uang yang telah diterima dari customer dikantongi. Biasanya perusahaan
memberi jangka waktu 7 hari bagi customer setelah dilakukan penyerahan mobil.
Jadi, selama 8 hari tersebut uang dimanfaatkan oleh sales officer
ataupun
surveyor sebelum diserahkan kepada teller.
Kecurangan lain yang dapat terjadi dalam penagihan piutang adalah
melalui pencatatan palsu pada lembar kuitansi, yakni data kuitansi yang diberikan
4
kepada customer tidak sama dengan rangkap kuitansi yang diserahkan kepada
bagian piutang usaha. Apabila kecurangan ini terjadi terus menerus, maka akan
sulit bagi masing-masing personil untuk mengingat tanggal jatuh tempo setiap
konsumen, yang pada akhirnya meningkatkan jumlah piutang tak tertagih yang
tentu saja sangat merugikan perusahaan.
Pada penelitian pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti, terdapat
sejumlah piutang usaha yang sudah melewati tanggal jatuh tempo tetapi belum
dilunasi oleh customer . Tunggakan (overdue) piutang usaha di Astra Credit
Companies Cabang Makassar dibagi dalam beberapa range waktu, yaitu overdue
dibawah 7 hari, Overdue di bawah 30 hari, overdue dibawah 60 hari dan overdue
dibawah 120 hari. Tunggakan atau overdue ini jelas akan menyebabkan kerugian
pada perusahaan dan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan.
Berdasarkan data yang peneliti peroleh dari departemen piutang Astra
Credit Companies Cabang Makassar, peneliti mendapatkan data perkembangan
total jumlah piutang dan besaran piutang tak tertagih Astra Credit Companies
Cabang Makassar selama lima tahun terakhir sebagai berikut:
Tabel 1.1 Perkembangan jumlah piutang dan piutang tak tertagih Astra Credit
Companies Cabang Makassar tahun 2007-2011
Jumlah Piutang tak
tertagih
(dalam rupiah)
2011
350.570.000.000
12.367.570.000
2010
356.000.000.000
12.050.000.000
2009
300.471.000.000
11.000.000.000
2008
342.000.000.000
7.065.000.000
2007
340.576.000.000
6.342.800.000
Sumber : Astra Credit Companies Cabang Makassar
Tahun
Jumlah Piutang
(Dalam Rupiah)
Persentase
piutang tak
tertagih (%)
8,03
8,72
7,46
2,32
2,83
5
Berdasarkan tabel ini dapat dilihat bahwa persentase piutang tak tertagih
Astra Credit Companies Cabang Makassar dari tahun 2007 sampai dengan tahun
2011 mengalami peningkatan meskipun pada tahun 2011 mengalami penurunan,
tapi secara persentase penurunannya tidak signifikan. Untuk mengantisipasi
terjadinya piutang tak tertagih ini, maka di departemen piutang Astra Credit
Companies Cabang Makassar selain ada tim yang khusus bertugas untuk menagih
piutang (collection), juga dibentuk tim yang disebut eks coll yang bertugas untuk
mencari dan menemukan aset Astra Credit Companies (dalam hal ini mobil) yang
sebelumnya dikredit oleh customer yang memiliki piutang tak tertagih di atas
seratus hari. Setiap penarikan satu mobil dari customer, maka dibutuhkan biaya
operasional sebesar Rp. 400.000 dan upah ex coll sebesar Rp 2.000.000 per 1
mobil tarikan. Hal ini jelas akan semakin menambah besar biaya operasional
(operational expenses) perusahaan.
Dari penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh guna
mengetahui bagaimana sebenarnya pengendalian intern piutang usaha yang
diterapkan pada Astra Credit Companies Cabang Makassar, sehingga peneliti
tertarik untuk mengangkat sebuah penelitian skripsi dengan judul : “Analisis
Prosedur Pengendalian Intern Piutang Usaha pada Astra Credit Companies
Cabang Makassar”.
1.2 Perumusan Masalah
Dalam
skripsi
ini
dititikberatkan
pada
bagaimana
pelaksanaan
pengendalian intern terhadap piutang usaha Astra Credit Companies Cabang
6
Makassar dengan mendasarkan rumusan masalah pada apakah pengendalian
intern pada piutang usaha Astra Credit Companies Cabang Makassar sudah efektif
dan sesuai dengan prinsip-prinsip pengendalian intern piutang usaha ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
pengendalian intern yang telah dilakukan oleh Astra Credit Companies Cabang
Makassar sudah efektif dan sesuai dengan prinsip-prinsip pengendalian intern
piutang usaha.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, perusahaan, serta
pihak lain yang membaca hasil penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagi peneliti, untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang
berkaitan dengan pengendalian intern terhadap piutang usaha.
2. Bagi Astra Credit Companies, sebagai bahan informasi bagi pihak
manajemen mengenai pengendalian intern terhadap piutang usaha.
3. Bagi pihak lain, memberikan sumbangan wawasan terhadap penelitian
akuntansi yang berhubungan dengan pengendalian intern terhadap
piutang usaha.
1.5 Kerangka Pemikiran
Aktifitas Astra Credit Companies adalah pembiayaan kredit mobil baru
dan mobil bekas sehingga menyebabkan jumlah piutang usaha tinggi. Piutang
7
usaha tersebut harus berjalan lancar, dalam hal ini dapat ditagih sesuai dengan
jangka waktunya. Agar hal ini dapat berjalan lancar, maka pengendalian intern
terhadap piutang usaha harus dikelola dengan baik.
Kerangka pemikiran di bawah ini menggambarkan bahwa pengelolaan
piutang usaha dilakukan melalui pengendalian intern terhadap piutang usaha
dengan mengacu pada model COSO, sehingga diharapkan dengan adanya
pengendalian intern dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Gambar 1.1 kerangka pemikiran
ASTRA CREDIT COMPANIES
CABANG MAKASSAR
PENGENDALIAN INTERN:
1. Lingkungan Pengendalian
2. Penentuan resiko
3. Aktifitas Pengendalian
4. Informasi dan Komunikasi
5. Pengawasan atau Pemantuan
Piutang Usaha
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Piutang Usaha
2.1.1 Pengertian Piutang Usaha
Piutang usaha (account receivable) timbul akibat adanya penjualan secara
kredit agar dapat lebih banyak menjual produk barang dan jasa. Istilah piutang
meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk
individu, perusahaan atau organisasi lainnya. Dalam kegiatan perusahaan yang
normal, biasanya piutang akan dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu
tahun sehingga digolongkan dalam aktiva lancar.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan no. 1 (IAI:2007) suatu
aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, jika aktiva tersebut :
a. Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan
dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan.
b. Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan
diharapkan akan direalisasikan dalam jangka waktu 12 (dua belas)
bulan dari tanggal neraca atau
c. Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.
Piutang usaha menurut Iwan Setiawan (2010:199) adalah “segala bentuk
tagihan atau klaim perusahaan kepada pihak lain yang pelunasannya dapat
dilakukan dalam bentuk uang, barang, maupun jasa”. Menurut IFRS
(International
Financial
Reporting Standart)
IAS
1
(Revised
2009)
10
Precentation of Financial Statement Account Receivable is amount owed to the
company for services performed or products sold but not yet paid for.
Sedangkan Kieso, dkk (2002:256) mendefinisikan piutang sebagai “Claims
held against costumers and other for money, goods, or services.”
Berdasarkan ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa piutang
adalah klaim atas uang, barang, atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak
lainnya. Piutang usaha pada umumnya adalah kategori yang paling signifikan
dari piutang dan merupakan hasil dari aktivitas normal perusahaan atau entitas,
yaitu penjualan barang atau jasa secara kredit kepada pelanggan. Piutang usaha
dapat diperkuat dengan janji pembayaran tertulis secara formal dan
diklasifikasikan sebagai wesel tagih (notes receivable). Piutang usaha
umumnya merupakan jumlah yang material di neraca bila dibandingkan
dengan piutang non usaha.
Piutang non usaha timbul dari transaksi selain penjualan barang dan jasa
kepada pihak luar, seperti misalnya piutang kepada karyawan, piutang
penjualan saham, piutang klaim asuransi, piutang pengembalian pajak, piutang
dividen dan bunga. Piutang non usaha biasanya disajikan secara terpisah. Jika
piutang non usaha tersebut diharapkan akan tertagih dalam jangka waktu satu
tahun, maka piutang ini diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Jika
penagihannya lebih dari satu tahun, maka piutang ini diklasifikasikan sebagai
aktiva tidak lancar dan dilaporkan di bawah judul investasi.
11
Prinsip-prinsip akuntansi piutang usaha menurut Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan no. 16 (IAI:2007) adalah :
a. Piutang usaha disajikan dalam neraca sebesar netto, yaitu piutang
usaha dikurangi penyisihan kerugian piutang
b. Metode
penyisihan
kerugian
piutang
usaha
harus
dijelaskan
secukupnya
c. Piutang usaha disajikan terpisah dengan piutang lain-lain
d. Piutang usaha yang bersaldo kredit disajikan sebagai kewajiban lancar
dalam akun uang muka penjualan
e. Piutang usaha yang dijadikan jaminan harus dijelaskan
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no. 43
(IAI:2007) tentang akuntansi anjak piutang dijelaskan bahwa pengungkapan
piutang yang memadai harus dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan
mengenai hal-hal sebagai berikut :
a. Piutang usaha diakui sebagai kewajiban anjak piutang sebesar nilai
piutang yang dialihkan. Selisih antara nilai piutang yang dialihkan
dengan dana yang diterima ditambah retensi diakui sebagai beban
bunga selama periode anjak piutang.
b. Kewajiban anjak piutang disajikan dalam neraca sebesar nilai piutang
yang dialihkan dikurangi retensi dan beban bunga yang belum
diamortisasi.
12
2.1.2 Akuntansi Piutang Usaha
Transaksi yang memengaruhi piutang usaha merupakan bagian dari siklus
pendapatan. Siklus pendapatan tersebut adalah transaksi penjualan kredit barang
dan jasa kepada pelanggan, transaksi retur penjualan, transaksi penerimaan kas
dari debitur, dan transaksi penghapusan piutang. Transaksi-transaksi tersebut
dicatat ke dalam jurnal sebagai berikut :
a. Transaksi penjualan kredit barang dan jasa kepada pelanggan. Jurnal
untuk mencatat transaksi ini adalah :
Piutang usaha
xxx
Penjualan
xxx
b. Transaksi retur penjualan. Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah :
Retur penjualan
xxx
Piutang usaha
xxx
c. Transaksi penerimaan kas dari debitur. Jurnal untuk mencatat transaksi
ini adalah :
Kas
xxx
Piutang usaha
xxx
Pendapatan bunga
xxx
d. Transaksi penghapusan piutang. Jurnal untuk mencatat transaksi ini
adalah :
Cadangan kerugian piutang
Piutang usaha
xxx
xxx
13
2.1.3 Penilaian Piutang Usaha
Menurut Kieso, dkk (2002:260) semua piutang dinilai dalam jumlah yang
mewakili nilai sekarang dari perkiraan penerimaan kas di masa datang. Oleh
karena piutang usaha berjangka pendek, biasanya ditagih dalam jangka waktu 30
hingga 90 hari, bagi piutang jangka pendek yang dikenakan bunga, bunganya
akan relatif lebih kecil dari jumlah piutangnya. Sebagai ganti dari penilaian
piutang usaha pada nilai sekarang yang didiskontokan, piutang usaha dlaporkan
sebagai nilai realisasi bersih (net realizable value), yaitu nilai kas yang
diharapkan. Hal ini berarti bahwa piutang usaha harus dicatat sebagai jumlah
bersih dari estimasi piutang tak tertagih dan potongan dagang. Tujuannya adalah
untuk melaporkan piutang sejumlah klaim dari pelanggan yang benar-benar
diperkirakan dapat diterima secara tunai.
Menurut Warren, dkk (2001:327), terdapat dua metode akuntansi untuk
mencatat piutang yang diperkirakan tidak akan tertagih, yaitu :
a. Metode penyisihan akuntansi (allowance method)
Perusahaan-perusahaan besar pada umumnya menggunakan metode
penyisihan untuk mengestimasi besarnya piutang tak tertagih. Metode
ini mencatat beban atas dasar estimasi dalam periode akuntansi dimana
penjualan kredit dilakukan, untuk mendapat penandingan yang tepat
atas beban atau pendapatan serta untuk mendapatkan nilai tercatat
yang tepat untuk piutang usaha.
b. Metode penghapusan langsung (direct write method)
Metode ini biasanya digunakan pada perusahaan-perusahaan kecil,
perusahaan-perusahaan yang tidak dapat menafsirkan piutang tertagih
dengan tepat atau perusahaan yang lebih banyak melakukan transaksi
penjualan tunai maka jumlah piutang tak tertagih biasanya kecil.
Dalam metode ini beban piutang tak tertagih tidak dicatat sampai
piutang tersebut diputuskan tidak akan tertagih lagi sehingga akun
penyisihan dan ayat jurnal penyesuaian tidak diperlukan pada akhir
periode.
14
2.2 Konsep Pengendaian Intern
2.2.1 Pengertian Pengendalian Intern
Pengendalian intern merupakan kegiatan yang sangat penting dalam
pencapaian tujuan perusahaan. Demikian pula dunia usaha mempunyai perhatian
yang makin meningkat terhadap pengendalian intern. Sawyers (2005:58)
mendefinisikan pengendalian intern sebagai
suatu proses yang dipengaruhi oleh aktivitas dewan komisaris, manajemen
atau pegawai lainnya yang didesain untuk memberikan keyakinan yang
wajar tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini :
a. Kehandalan pelaporan keuangan
b. Efektivitas dan efisiensi operasi
c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
Menurut Hery (2011:87) sistem pengendalian intern terdiri atas kebijakan
dan prosedur yang dirancang untuk memberikan kepastian yang layak bagi
manajemen, bahwa perusahaan telah mencapai tujuan dan sasarannya. Manajemen
memiliki tiga tujuan umum dalam merancang sistem pengendalian intern yang
efektif, yaitu keandalan pelaporan keuangan, efisiensi, dan efektivitas operasi
serta ketaatan pada hukum dan peraturan.
Sistem pengendalian intern menurut Mulyadi (2006:167) meliputi struktur
organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikordinasikan untuk menjaga
kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan kehandalan data akuntansi,
mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Sistem
pengendalian intern pada hakikatnya adalah suatu mekanisme yang didesain untuk
menjaga (preventif), mendeteksi (detektif), dan memberikan mekanisme
15
pembetulan (korektif) terhadap potensi terjadinya kesalahan (kekeliruan, kelalaian,
error) maupun penyalahgunaan (kecurangan, fraud).
Menurut Mc Leod dan George (2008:67) yang diterjemahkan oleh Ali
akbar dan Afia Fitriani, pengendalian intern dapat dibedakan dalam berbagai
sudut pandang, yaitu :
a. Preventif controls, yaitu pengendalian intern yang dirancang dengan
maksud untuk mengurangi kemungkinan terjadi kesalahan dan
penyalahgunaan. Contoh jenis pengendalian ini ialah desain formulir yang
baik, itemnya lengkap, mudah diisi, serta user training atau pelatihan
kepada orang-orang yang berkaitan dengan input sistem, sehingga mereka
tidak melakukan kesalahan.
b. Detection control, adalah pengendalian yang didesain dengan tujuan agar
apabila data direkam/dikonversi dari media sumber untuk ditransfer ke
sistem computer dideteksi bila terjadi kesalahan (maksudnya tidak sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan). Contoh jenis pengendalian ini adalah
misalnya jika seseorang mengambil uang di atm, maka seharusnya
program computer mendeteksi jika dana tidak cukup, atau saldo minimum
tidak mencukupi, atau melebihi jumlah maksimal yang diijinkan untuk
pengambilan tiap harinya.
c. Corrective control, ialah pengendalian yang sifatnya jika terdapat data
yang sebenarnya error tetapi tidak terdeteksi oleh detection control , atau
data yang error yang terdeteksi oleh program validasi, harus ada prosedur
yang jelas tentang bagaimana melakukan pembetulan terhadap data yang
salah dengan maksud untuk mengurangi kemungkinan kerugian kalau
kesalahan/penyalahgunaan tersebut sudah benar-benar terjadi.
2.2.2 Prinsip Dasar Pengendalian Intern
Menurut Sanyoto (2007:250), ada beberapa asumsi dasar yang perlu
dipahami mengenai pengendalian internal bagi suatu entitas organisasi atau
perusahaan :
a. Sistem pengendalian intern merupakan management responsibility.
Bahwa sesungguhnya yang paling berkepentingan terhadap sistem
pengendalian intern suatu entitas organisasi/perusahaan adalah
16
manajemen, lebih tegasnya lagi adalah top manajemen/direksi), karena
dengan sistem pengendalian intern yang baik itulah top manajemen
dapat mengharapkan kebijakannya dipatuhi, aktiva atau harta
perusahaan dilindungi, dan penyelenggaraan pencatatan berjalan baik.
a. Top manajemen bertanggung jawab menyusun sistem pengendalian
intern, tentu saja dilaksanakan oleh para stafnya. Dalam penyusunan
tim yang akan ditugaskan untuk merancang sistem pengendalian
intern, harus dipilih anggotanya dari para ahli, termasuk yang
berkaitan dengan teknologi informasi (mengingat saat ini sistem
lazimnya dibuat berbasiskan teknologi informasi).
b. Sistem pengendalian intern seharusnya bersifat generic, mendasar,
dan dapat diterapkan pada semua perusahaan pada umumnya (tidak
boleh jika hanya berlaku untuk satu perusahaan saja, melainkan harus
ada hal-hal yang bersifat dasar yang berlaku umum).
c. Sifat sistem pengendalian intern adalah reasonable assurance, artinya
tingkat rancangan yang kita desain adalah yang paling optimal. Sistem
pengendalian intern yang paling baik ialah bukan yang paling
maksimal, apalagi harus dipertimbangkan cost benefitnya.
d. Sistem pengendalian intern mempunyai keterbatasan-keterbatasan
atau constraints, misalnya adalah sebaik-baik control tetapi kalau para
pegawai yang melaksanakannya tidak cakap, atau kolusi, maka tujuan
pengendalian internal itu mungkin tidak tercapai.
e. Sistem pengendalian intern harus selalu dan terus menerus dievaluasi,
diperbaiki, disesuaikan, dengan perkembangan kondisi dan teknologi.
Menurut Alvin (2001:290), terdapat empat konsep dasar yang mendasari
telaah atas struktur pengendalian intern dan penetepan risiko pengendalian,
diantaranya tanggung jawab manajemen, kepastian yang wajar, keterbatasan
yang melekat (inhern), dan metode pengendalian data.
a. Tanggung jawab manajemen
Manajemen, dan bukan auditor yang harus menyusun dan memonitor
struktur pengendalian internnya. Konsep ini sesuai dengan ketentuan
yang menyatakan bahwa manajemen, dan bukan auditor yang
bertanggung jawab dalam menyusun laporan keuangan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku.
b. Kepastian yang wajar
Suatu perusahaan harus mengusahakan struktur pengendalian intern yang
memberikan kepastian yang wajar tetapi bukan mutlak, bahwa laporan
keuangannya telah disajikan dengan wajar. Struktur pengendalian intern
disusun oleh manajemen setelah mempertimbangkan baik biaya maupun
manfaat pengendalian tersebut. Seringkali, manajemen enggan untuk
17
menerapkan sistem pengendalian yang ideal karena biayanya mungkin
terlalu tinggi. Sebagai contoh, auditor tidak selayaknya mengharapkan
manajemen dari perusahaan kecil untuk mempekerjakan beberapa
personil tambahan pada bagian akuntansi bila hanya untuk perbaikan
kecil saja pada penyediaan data akuntansi yang lebih terhandalkan.
Adakalanya, jauh lebih murah jika auditor menyelenggarakan
pemeriksaan yang lebih luas daripada harus mengeluarkan biaya
pengendalian intern yang tinggi.
c. Keterbatasan yang melekat (inhern)
Struktur pengendalian intern tidak dapat dianggap sepenuhnya efektif,
meskipun telah dirancang dan disusun dengan sebaik-baiknya. Bahkan,
meskipun sistem yang ideal telah dirancang, keberhasilannya tetap
bergantung pada kompetensi dan kehandalan oleh pelaksananya. Sebagai
contoh, misalkan prosedur penghitungan persediaan telah disusun dengan
seksama dan dibutuhkan dua orang karyawan yang harus menghitung
secara terpisah. Apabila kedua karyawan yang bertugas tidak memahami
petunjuk-petunjuk yang mereka terima, atau keduanya bekerja ceroboh,
penghitungan persediaan itupun cenderung tidak benar. Bahkan apabila
hasil penghitungan itu benar, manajemen mungkin mengabaikan
prosedurnya dan memerintahkan karyawannya untuk menaikkan jumlah
perhitungan barang-barang yang telah dibuat, untuk menaikkan laba yang
dilaporkan. Sama halnya bila karyawan yang bersangkutan, mungkin
dengan sengaja menaikkan jumlah perhitungannya untuk menutupi
pencurian barang-barang tersebut oleh salah seorang atau
keduanya.Inilah yang disebut persekongkolan (collusion). Karena
keterbatasan yang melekat pada struktur pengendalian tersebut dan arena
auditor tidak dapat mengharapkan kepastian yang wajar dari
keefektifannya, maka kepercayaan tidak dapat sepenuhnya diletakkan
pada beberapa tingkat risiko pengendalian. Karena itu, untuk merancang
sistem pengendalian intern yang efektif, auditor harus memperoleh bukti
audit yang cukup dalam menguji pengendalian intern. Selalu ada
kemungkinan bahwa sistem pengendalian tidak dapat melacak seluruh
kesalahan yang material.
d. Metode pengolahan data
Konsep pengendalian intern berlaku sama dengan sistem maupun manual
komputerisasi (EDP). Terdapat perbedaan besar antara sistem manual
yang sederhana bagi sebuah perusahaan kecil dan sistem EDP yang
sangat rumit untuk perusahaan industri bertaraf internasional. Meskipun
demikian, tujuan pengendalian intern adalah sama.
2.2.3 Tujuan Pengendalian Intern
Tujuan pengendalian intern menurut COSO (Committee of Sponsoring
Organization) (Moeller 2009:25) adalah :
18
a. To provide realible data, included :
1. Completeness, input/process/output
2. Accuracy, input/process/input
3. Uniqueness
4. Reasonableness
5. Errors are detected
b. To encourage adherence to prescribed accounting policies, included:
1. Timeleness : captired/enter/process
2. Valuation : calculation, summary, etc
3. Classification
c. To safeguard assets and records, included :
1. Transaction authorized
2. Distribution of output
3. Validity, no nonvalid data processed
4. Security of data and records
Tujuan pertama dirancangnya pengendalian intern dari segi pandang
manajemen ialah untuk dapat diperolehnya data yang dapat dipercaya, yaitu
data yang lengkap, akurat, unik, reasonable, dan kesalahan-kesalahan data
dideteksi. Tujuan berikutnya adalah dipatuhinya kebijakan akuntansi, yang
akan dicapai jika data diolah tepat waktu, penilaian, klasifikasi dan pisah batas
waktu transaksi akuntansi tepat. Tujuan selanjutnya ialah pengamanan asset,
yaitu dengan adanya otorisasi, distribusi output, data valid dan diolah serta
disimpan secara aman.
Tujuan dirancangnya sistem pengendalian intern dari cara pandang terkini
dan yang sudah mencakup lingkup yang lebih luas pada hakekatnya adalah
untuk melindungi harta milik perusahaan, mendorong kecermatan dan
kehandalan data dan pelaporan akuntansi, meningkatkan efektifitas dan
efisiensi usaha, serta mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah
digariskan dan aturan-aturan yang ada.
19
a. Pencatatan
Pengolahan data dan penyajian informasi yang dapat dipercaya
pimpinan hendaklah memiliki informasi yang benar/tepat dalam
rangka melaksanakan kegiatannya. Mengingat bahwa berbagai jenis
informasi digunakan untuk bahan mengambil keputusan sangat penting
artinya, karena itu suatu mekanisme
atau sistem yang dapat
mendukung penyajian informasi yang akurat sangat diperlukan oleh
pimpinan perusahaan.
b. Mengamankan aktiva perusahaan
Pengamanan
atas
berbagai
harta
benda
termasuk
catatan
pembukuan/file/database semakin penting dengan adanya computer.
Data/informasi yang begitu banyaknya yang disimpan di dalam media
computer seperti disket dan USB dapat dirusak apabila tidak
diperhatikan pengamanannya.
c. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi operasional
Pengawasan dalam suatu organisasi merupakan alat untuk mencegah
penyimpangan tujuan/rencana organisasi, menghindari pemborosan
dalam setiap segi perusahaan dan mengurangi setiap jenis penggunaan
sumber-sumber yang ada secara tidak efisien.
d.
Mendorong pelaksanaan kebijakan dan peraturan
Manajemen menyusun kebijakan dan peraturan yang dapat digunakan
untuk mencapai tujuan perusahaan. Sistem pengendalian intern berarti
20
memberikan jaminan yang layak bahwa kesemuanya itu telah
dilaksanakan oleh karyawan perusahaan.
Tujuan
pengendalian intern harus dilihat hubungannya dengan
orang/individu yang menjalankan sistem pengendalian tersebut. Sistem harus
dirancang sedemikian rupa sehingga para pegawai dapat merasakannya sendiri
dan yakin bahwa pengendalian intern bertujuan mengurangi kesulitan-kesulitan
dalam operasi organisasi, melindungi organisasi, merupakan persyaratan dalam
upaya tercapainya tujuan, dan dengan demikian mendorong dipatuhinya
kebijakan manajemen yang telah digariskan.
Suatu pengendalian intern yang baik dalam perusahaan akan memberikan
keuntungan yang sangat berarti bagi perusahaan itu sendiri, karena :
a. Dapat memperkecil kesalahan-kesalahan dalam penyajian data
akuntansi, sehingga akan menghasilkan laporan yang benar.
b. Melindungi atau membatasi kemungkinan terjadinya kecurangan dan
penggelapan-penggelapan
c. Kegiatan organisasi akan dapat dilaksanakan dengan efisien.
d. Mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan.
e. Tidak memerlukan detail audit dalam bentuk pengujian subtantif atas
bahan bukti/data perusahaan yang cukup besar oleh akuntan publik.
Jika sistem pengendalian intern suatu perusahaan cukup baik dan auditor
cukup puas dalam melakukan test of control, maka pengujian subtantif dapat
dilakukan dengan sekecil mungkin jumlah bukti/data dari suatu teknik
21
sampling. Dengan demikian, kegiatan audit tidak memerlukan biaya yang
terlalu besar. Tujuan didesainnya sistem pengendalian intern khusus (atau
tambahan) bagi sistem berbasis computer adalah untuk membantu manajemen
dalam mencapai pengendalian intern menyeluruh, termasuk kegiatan manual di
dalamnya, kegiatan dengan alat mekanis, maupun yang terkait dengan
pemrosesan data berbasis computer (teknologi informasi). Sistem pengendalian
tersebut dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personil
lain/karyawan perusahaan atau seluruh anggota suatu organisasi, dan didesain
untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian-pencapaian tujuan
di atas.
Berbagai jenis transaksi dalam sistem informasi akuntansi, jenis kesalahan
pencatatan dapat terjadi. Sebagai contoh, transaksi pembayaran upah/gaji dapat
terjadi kesalahan kalau jam kerja yang salah dibebankan ke dalam kartu
pencatat waktu atau pembayaran gaji bruto didebet ke dalam nomor perkiraan
yang salah dalam jumlah pembayaran gaji.
Prosedur pencatatan transaksi menurut Sanyoto (2007:262) :
a. Setiap transaksi yang dicatat adalah sah (validitas). Suatu sistem tidak
dapat memberikan transaksi-transaksi fiktif dan yang sebenarnya tidak
terjadi dalam jurnal atau catatan akuntansi lainnya.
b. Setiap transaksi diotorisasikan dengan tepat (otorisasi). Kalau transaksi
yang tidak dapat diotorisasi terjadi, hal ini dapat mengakibatkan
adanya transaksi yang curang, dan juga dapat mengakibatkan
pemborosan atau pengrusakan terhadap aktiva perusahaan.
c. Setiap transaksi yang terjadi dicatat (kelengkapan). Setiap prosedur
yang dimiliki klien harus memberikan pengendalian untuk mencegah
penghilangan setiap transaksi dari catatan.
d. Setiap transaksi dinilai dengan tepat (penilaian). Sistem yang memadai
selalu disertai dengan prosedur untuk menghindari kesalahan dalam
22
penghitungan dan recording tiap transaksi pada berbagai langkahlangkah proses pencatatan.
e. Setiap transaksi diklasifikasikan dengan tepat (klasifikasi). Klasifikasi
akun/perkiraan yang tepat, sesuai dengan kode perkiraan klien, harus
ditetapkan dalam jurnal kalau laporan keuangannya dinyatakan dengan
tepat. Klasifikasi ini juga mencakup berbagai kategori seperti divisi
dan hasil produk.
f. Setiap transaksi dicatat pada waktu yang tepat (ketetapan waktu).
Pencatatan setiap transaksi baik sebelum atau sesudah saat terjadinya,
selalu menimbulkan kemungkinan adanya kelalaian untuk mencatatnya
atau pencatatannya terjadi pada akhir periode maka laporan keuangan
akan mengandung kesalahan.
g. Setiap transaksi dimasukkan dengan tepat ke dalam catatan tambahan
dan diikhtisarkan dengan benar posting & ikhtisar. Dalam beberapa
keadaan, masing-masing transaksi diikhtisarkan (dirangkum menjadi
satu) dan dijumlahkan sebelum dicatat ke dalam jurnal yang
bersangkutan. Lalu jurnal tersebut diposting ke dalam buku besar, dan
buku besar tersebut diikhtisarkan lagi dan digunakan untuk menyusun
laporan keuangan. Selain metode yang digunakan untuk memasukkan
setiap transaksi ke dalam catatan tambahan selalu dibutuhkan untuk
memastikan bahwa pengikhtisaran tersebut adalah benar.
2.2.4 Keterbatasan Pengendalian Intern
Perlu diingat bahwa sistem pengendalian intern yang terbaik adalah bukan
struktur pengendalian yang seketat mungkin secara maksimal, sistem
pengendalian intern juga mempunyai keterbatasan-keterbatasan.
Menurut Boynton, dkk (2002:376) keterbatasan atau kelemahan yang melekat
pada sistem pengendalian intern antara lain :
a. Kesalahan dalam pertimbangan
Kadang-kadang, manajemen dan personel lainnya dapat melakukan
pertimbangan yang buruk dalam membuat keputusan bisnis atau dalam
melaksanakan tugas rutin karena prosedur lainnya.
b. Kemacetan
Kemacetan dalam melaksanakan pengendalian dapat terjadi karena
personel salah memahami instruksi atau membuat kekeliruan akibat
kecerobohan, kebingungan, atau kelelahan. Perubahan sementara atau
permanen dalam personel atau dalam sistem atau prosedur juga dapat
berkontribusi pada terjadinya kemacetan.
23
c. Kolusi
Individu yang bertindak bersama, seperti karyawan yang
melaksanakan suatu pengendalian penting bertindak bersama dengan
karyawan lain, konsumen atau pemasok, dapat melakukan sekaligus
menutupi kecurangan sehingga tidak dapat dideteksi oleh pengendalian
intern (misalnya, kolusi antara tiga karyawan mulai dari departemen
personel, manufaktur, dan penggajian untuk membuat pembayaran
kepada karyawan fiktif, atau skedul pembayaran kembali antara
seorang karyawan dalam departemen pembelian dan pemasok atau
antara seorang karyawan di departemen penjualan dengan pelanggan).
d. Penolakan manajemen
Manajemen dapat mengesampingkan kebijakan atau prosedur tertulis
untuk tujuan tidak sah seperti keuntungan pribadi atau presentasi
mengenai kondisi keuangan suatu entitas yang dinaikkan atau status
ketaatan (misalnya, menaikkan laba yang dilaporkan untuk menaikkan
pembayaran bonus atau nilai pasar dari saham entitas, atau
menyembunyikan pelanggaran dari perjanjian hutang atau
ketidaktaatan terhadap hukum dan peraturan). Praktik penolakan
(override) termasuk membuat penyajian salah dengan sengaja kepada
auditor dan lainnya seperti menerbitkan dokumen palsu untuk
mendukung pencatatan transaksi penjualan fiktif.
e. Biaya versus manfaat
Biaya pengendalian intern suatu entitas seharusnya tidak melebihi
manfaat yang diharapkan untuk diperoleh. Karena pengukuran yang
tepat baik dari biaya dan manfaat biasanya tidak memungkinkan,
manajemen harus membuat baik estimasi kuantitatif maupun kualitatif
dalam mengevaluasi hubungan antara biaya dan manfaat.
Menurut Hery (2011:103) Faktor manusia adalah faktor yang penting
sekali dalam setiap pelaksanaan sistem pengendalian intern. Sebuah sistem
pengendalian intern yang baik akan dapat menjadi tidak efektif oleh karena
adanya karyawan yang kelelahan, ceroboh, atau bersikap acuh tak acuh. Demikian
juga halnya dengan kolusi, dimana kolusi ini akan dapat secara signifikan
mengurangi keefektifan sebuah sistem dan mengeliminasi proteksi yang
ditawarkan dari pemisahan tugas. Belum lagi adanya sebuah pandangan umum
yang mengatakan bahwa pada prinsipnya di dunia ini tidak ada sesuatu yang
sempurna, termasuk sistem pengendalian intern yang dijalankan perusahaan.
2.3 Konsep Pengendalian Intern Piutang Usaha Menurut COSO
Suatu komite yang diorganisir oleh lima organisasi profesi yaitu IIA,
AICPA, IMA, FEI, dan AAA pada bulan oktober 1987 menghasilkan kajian yang
dinamakan COSO framework of internal control. Pada tahun 1992 COSO
24
mengeluarkan definisi
tentang pengendalian intern, COSO memandang
pengendalian intern merupakan rangkaian tindakan yang menembus seluruh
organisasi. COSO juga membuat jelas bahwa pengendalian intern berada dalam
proses manajemen dasar, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring
(Boynton 2003:379).
Terdapat lima komponen pengendalian intern
menurut COSO, yaitu
lingkungan pengendalian, penentuan risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan
komunikasi serta pengawasan atau pemantauan.
a. Lingkungan pengendalian
Komponen ini meliputi sikap manajemen disemua tingkatan
terhadap operasi secara umum dan konsep pengendalian secara khusus.
Hal ini mencakup etika, kompetensi, serta integritas dan kepentingan
terhadap kesejahteraan organisasi, juga tercakup struktur organisasi serta
kebijakan dan filosofi manajemen.
Kode etik merupakan upaya yang dapat dilakukan oleh entitas atau
perusahaan dalam mendorong efektifnya pengendalian intern. Kode etik
merupakan standar aturan mengenai etika yang harus dijalankan oleh
entitas. Implementasi dari kode etik ini akan sangat efektif jika memenuhi
dua syarat, yaitu pertama, entitas perlu menyatakan secara spesifik kepada
karyawan mengenai kode etik yang mereka jalankan. Syarat kedua, agar
kode etik ini bisa berjalan secara efektif adalah perlu adanya dukungan
dari tim manajemen puncak. Tanpa ada dukungan dari manajemen puncak,
kode etik ini akan sulit untuk diimplementasikan.
25
Kompetensi adalah skill atau kecakapan yang dimiliki oleh
seseorang sebagai modal dalam melaksanakan tugas atau kewajiban serta
kemampuan bersaing dalam mencapai tujuan. Integritas adalah suatu sikap
dalam menyatakan keinginan atau kehendak, kejujuran dan keikhlasan
serta perbuatan antara orang-orang yang memiliki satu tujuan yang sama.
Kompetensi dan integritas merupakan dua sikap yang harus dimiliki oleh
setiap personil dalam suatu entitas. Tanpa kedua sikap tersebut,
perusahaan akan sangat sulit mencapai tujuannya.
b. Penentuan risiko
Penentuan risiko merupakan hal yang penting bagi manajemen. Penentuan
risiko mencakup penentuan risiko di semua aspek organisasi dan
penentuan kekuatan organisasi melalui evaluasi risiko. COSO juga
menambahkan pertimbangan tujuan di semua bidang operasi untuk
memastikan bahwa semua bagian operasi bekerja secara harmonis
.Komponen ini telah menjadi bagian dari aktivitas audit internal.
Penentuan
risiko
merupakan
tanggung
jawab
yang
tidak
terpisahkan (integral) dan terus menerus dari manajemen. Dikatakan
integral, karena manajemen tidak dapat menetapkan tujuan dan dengan
mudah mengasumsikan bahwa tujuan tersebut akan tercapai. Banyak
hambatan atau risiko yang datang, baik dari dalam maupun dari luar
entitas.
Risiko kredit adalah risiko tidak terbayarnya kredit yang telah
diberikan kepada para pelanggan. Sebelum perusahaan memutuskan untuk
26
menyetujui permintaan atau penambahan kredit oleh para pelanggan,
perlulah mengadakan evaluasi risiko kredit dari para pelanggan tersebut.
Menilai risiko kredit, cedit manager harus mempertimbangkan berbagai
faktor yang menentukan besar kecilnya kredit tersebut. Pada umumnya
bank atau perusahaan dalam mengadakan penilaian risiko kredit terhadap
debitur adalah dengan memerhatikan lima “C”. lima “C” tersebut adalah
character, capacity, collateral, capital dan conditions.
Character, menunjukkan kemungkinan atau profitabilitas dari
pelanggan untuk secara jujur memenuhi kewajibannya. Faktor ini sangat
penting, karena setiap transaksi kredit mengandung kesanggupan untuk
membayar. Capacity, adalah pendapat subyek mengenai kemampuan dari
pelanggan, ini diukur dengan record diwaktu yang lalu, disertai dengan
observasi fisik (survey) pada rumah dan kantor maupun usaha dari calon
debitur. Capital, diukur oleh posisi financial pelanggan secara umum,
dimana hal ini ditunjukkan oleh analisa ratio financial, yang khususnya
ditekankan “tangible net worth” dari perusahaan. Collateral, dicerminkan
oleh aktiva dari langganan yang diikatkan, atau dijadikan jaminan bagi
keamanan kredit yang diberikan kepada pelanggan tersebut. Condition,
menunjukkan pengaruh langsung dari trend ekonomi pada umumnya
terhadap perusahaan yang bersangkutan atau perkembangan khusus dalam
suatu bidang ekonomi tertentu yang mungkin mempunyai efek terhadap
kemampuan pelanggan untuk memenuhi kewajibannya.
27
Setelah diuraikan berbagai faktor yang harus diperhatikan dalam
penilaian risiko kredit, maka selanjutnya perlu bagi perusahaan untuk
mengambil langkah-langkah tertentu di dalam usaha untuk memperkecil
risiko tidak terbayarnya piutang dengan mengadakan penyaringan atau
seleksi terhadap para pelanggan atau debitur.
1. Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus ditugaskan mengurus
piutang. Tugas pokok dari unit kerja ini meliputi kegiatan di bawah ini:
a. Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit
b. Menyeleksi calon debitur
c. Membukukan transaksi kredit yang terjadi
d. Melakukan penagihan piutang
e. Membukukan transaksi kredit/piutang
f. Menyusun dan mengklasifikasi piutang overdue berdasarkan
umurnya masing-masing
g. Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk
investasi
h. Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang
i. Membuat laporan tentang pengelolaan piutang bagi para pengambil
kebijakan tentang piutang
2. Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk dapat digunakan
sebagai pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang. Kebijakan
ini meliputi kegiatan di bawah ini :
a. Penentuan plafon kredit untuk berbagai jenis atau tingkatan debitur
28
b. Penentuan jangka waktu kredit
c. Pedoman melakukan seleksi calon debitur berdasarkan lima “C”
d. Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat
dibenarkan sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang
ragu-ragu
e. Penentuan
jumlah
anggaran
yang
digunakan
untuk
mengadministrasi piutang
3. Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang.
Berbagai kriteria yang dapat digunakan sebagai indikator pengelolaan
piutang :
a. Tingkat perputaran piutang
b. Persentase piutang tak tertagih yang sebenarnya. Tingkat
persentase ini perlu dibandingkan dengan rata-rata piutang tak
tertagih untuk industri ataupun usaha lain yang sejenis. Selama
tingkat persentase ini relatif sebanding, maka efisiensi pengelolaan
piutang oleh perusahaan masih dianggap dalam batas kewajaran.
Bilamana persentase ini melebihi industri atau usaha lain yang
sejenis, maka perlu dilakukan penganalisaan khusus untuk
mengetahui sebab-sebab secara jelas.
4. Usia piutang rata-rata. Daftar piutang yang ada dikelompokkan berapa
persen dari piutang masih dalam batas waktu piutang yang seharusnya,
berapa persen satu bulan terlambat/dua bulan terlambat/tiga bulan
terlambat dan sebagainya. Cara ini dapat diperkirakan berapa dari
29
piutang outstanding sebenarnya masih memiliki nilai ekonomis
sebagai kekayaan dan berapa yang seharusnya perlu diragukan atau
bahkan perlu dihapuskan. Kemudian dapat dipisahkan kelompok
debitur yang masih bonafit, kelompok yang perlu memperoleh
perhatian
yang
lebih
seksama,
kelompok
yang
memerlukan
penanganan secara khusus, dan kelompok yang seharusnya dihapuskan
dari daftar debitur.
5. Biaya pengelolaan setiap Rp. 1.000.000 juta piutang. Piutang sebagai
salah satu bentuk investasi menimbulkan biaya berupa:
1. Biaya modal
2. Biaya administrsi piutang
3. Biaya yang berupa piutang tak tertagih
c. Aktivitas pengendalian
Komponen
ini
mencakup
aktivitas-aktivitas
yang
dulunya
dikaitkan dengan konsep pengendalian internal. Aktivitas-aktivitas ini
meliputi persetujuan, tanggung jawab dan kewenangan, pemisahan tugas,
pendokumentasian,
rekonsiliasi,
karyawan
kompeten
dan
jujur,
pemeriksaan internal dan audit internal. Aktivitas-aktivitas ini harus
dievaluasi resikonya untuk organisasi secara keseluruhan. Struktur
organisasi merupakan rerangka pembagian tugas kepada unit-unit
organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok
perusahaan.
30
Menurut Mulyadi (2006:156), prosedur pemisahan tugas dalam
rangka memenuhi aktivitas pengendalian harus memenuhi syarat antara
lain :
1. Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasional dan penyimpanan
dari fungsi akuntansi. Fungsi operasi adalah fungsi yang
memiliki wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan.
Setiap kegiatan dalam perusahaan memerlukan otorisasi dari
manajer. Fungsi yang memiliki wewenang untuk menyimpan
aktiva perusahaan. Fungsi akuntansi adalah fungsi yang
memiliki wewenang untuk mencatat peristiwa keuangan
perusahaan.
2. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk
melakukan semua tahap suatu transaksi. Untuk melaksanakan
transaksi yang berhubungan dengan piutang usaha misalnya,
fungsi-fungsi yang dibentuk adalah fungsi akuntansi, fungsi
penerimaan, fungsi penjualan, dan sebagainya.
Tujuan pokok pemisahan fungsi ini adalah untuk mencegah dan
untuk mendeteksi kesalahan dan kecurangan dalam pelaksanaan tugas
yang dibebankan kepada seseorang.Transaksi yang terjadi dalam suatu
organisasi harus diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Oleh karena
itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian
wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.
Formulir merupakan media yang digunakan untuk merekam
penggunaan wewenang untuk memberikan otrisasi terlaksananya
transaksi dalam organisasi. Oleh karena itu, penggunaan formulir harus
diawasi sedemikian rupa guna mengawasi pelaksanaan otorisasi. Di lain
pihak, formulir merupakan dokumen yang digunakan sebagai dasar untuk
pencatatan transaksi dalam catatan akuntansi. Prosedur pencatatan yang
baik akan menjamin data yang direkam dalam formulir dicatat akuntansi
31
dengan tingkat ketelitian dan kehandalannya yang tinggi. Dengan
demikian, sistem otorisasi, akan menjamin dihasilkannya dokumen
pembukuan yang dapat dipercaya bagi proses akuntansi.
Dokumen dan catatan akuntansi yang digunakan sebagai dasar
pencatatan ke dalam kartu piutang adalah faktur penjualan, bukti kas
masuk, memo kredit dan bukti memorial.
1. Faktur penjualan. Dalam pencatatan piutang usaha, dokumen
ini digunakan sebagai dasar pencatatan timbulnya piutang
usaha dari transaksi penjualan kredit dimasukkan dalam jurnal
penjualan. Dokumen ini dilampiri dengan surat muat (bill of
lading) dan surat order pengiriman sebagai
dokumen
pendukung untuk mencatat transaksi penjualan kredit.
2. Bukti kas masuk, dalam pencatatan piutang usaha, bukti kas
masuk ini digunakan sebagai dasar pencatatan berkurangnya
piutang usaha dari transaksi pelunasan piutang oleh debitur
yang dimasukkan ke dalam jurnal penerimaan kas.
3. Memo kredit. Dalam pencatatan piutang usaha, dokumen ini
digunakan sebagai dasar pencatatan retur penjualan yang
dimasukkan ke dalam jurnal umum atau jurnal retur penjualan.
Dokumen ini dikeluarkan oleh bagian order penjualan, dan jika
dilampiri dengan laporan penerimaan barang yang dibuat oleh
32
bagian penerimaan, merupakan dokumen sumber untuk
mencatat transaksi retur penjualan.
4. Bukti memorial. Bukti memorial adalah dokumen sumber
untuk dasar pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum dan
kartu piutang. Dokumen ini dikeluarkan oleh fungsi kredit yang
memberikan otorisasi penghapusan piutang usaha yang tidak
dapat ditagih lagi.
d. Informasi dan komunikasi
Komponen ini merupakan bagian penting dari proses manajemen.
Manajemen tidak dapat berfungsi tanpa informasi. Komunikasi informasi
tentang operasi pengendalian internal memberikan substansi yang dapat
digunakan manajemen untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian dan
untuk mengelola operasinya.
Menurut
Saefullah
(2006:295),
komunikasi
adalah
proses
seseorang berusaha untuk memberikan pengertian atau pesan kepada
orang lain melalui pesan simbolis. Komunikasi bisa dilakukan secara
langsung maupun tidak langsung, dengan menggunakan berbagai media
komunikasi yang tidak tersedia.
e. Pengawasan dan pemantauan
Pengawasan atau pemantauan merupakan evaluasi rasional yang
dinamis atas informasi yang diberikan pada komunikasi informasi untuk
tujuan
manajemen
pengendalian.
Menurut
Saefullah
(2006:297)
“pengawasan merupakan proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan
33
pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang
diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan”.
Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi dalam piutang menurut
Riyanto (2007:85) :
1. Volume penjualan kredit
Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan
penjualan memperbesar jumlah investasi dalam piutang.
Makin besarnya volume penjualan kredit setiap tahunnya
berarti bahwa perusahaan itu harus menyediakan investasi yang
lebih besar lagi dalam piutang.Makin besarnya jumlah piutang
berarti makin besar pula risiko, tetapi bersamaan dengan itu
memperbesar pula profitability.
2. Syarat pembayaran penjualan kredit
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersipat ketat atau
lunak. Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran
yang ketat berarti bahwa perusahaan lebih mengutamakan
keselamatan kredit dari pada pertimbangan profitabilitas.
Syarat yang ketat misalnya dalam bentuk batas waktu
pembayarannya yang pendek, pembebanan bunga yang berat
pada pembayaran piutang yang terlambat.
3. Ketentuan tentang pembatasan kredit
Dalam penjualan kredit, perusahaan dapat menetapkan batas
maksimal atau plafon bagi kredit yang diberikan pada
langganaannya. Makin tinggi plafon yang ditetapkan bagi
masing-masing langganan berarti makin besar pula dana yang
diinvestasikan dalam piutang. Demikian pula ketentuan
mengenai siapa yang akan diberikan kredit. Makin selektif para
langganan yang diberikan kredit akan memperkecil jumlah
investasi dalam piutang.
4. Kebijaksanaan dalam mengumpulkan piutang
Perusahaan dapat
menjalankan kebijakannya dalam
mengumpulkan piutang secara aktif ataupun pasif. Perusahaan
yang menjalankan kebijakan secara aktif ataupun pasif.
Perusahaan yang menjalankan kebijakan secara aktif dalam
pengumpulan piutang akan mempunyai pengeluaran uang yang
lebih besar untuk membiayai aktivitas pengumpulan piutang
tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain yang
menjalankan kebijakan secara pasif. Perusahaan yang
disebutkan terdahulu kemungkinan akan mempunyai investasi
dalam piutang yang lebih kecil daripada perusahaan yang
disebutkan kemudian.
34
5. Kebiasaan membayar dari para langganan
Ada sebagian langganan yang mempunyai kebiasaan untuk
membayar dengan menggunakan kesempatan mendapatkan
cash discount, dan ada sebagian lagi yang tidak menggunakan
kesempatan tersebut. Kebiasaan para langganan untuk
membayar dalam cash discount period, atau sesudahnya akan
mempunyai efek terhadap besarnya investasi dalam piutang.
Apabila sebagian besar langganan membayar dalam waktu
selama discount period, maka dana yang tertanam dalam
piutang akan lebih cepat bebas, yang ini berarti makin kecilnya
investasi dalam piutang.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Jadwal Penelitian
Penelitian dilakukan pada
Astra Credit Companies Cabang Makassar
yang beralamat di Jalan Jend. Sudirman no. 68 Makassar. Penelitian dimulai pada
bulan Maret-Mei 2012.
3.2 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder
1. Data primer, berupa data yang diperoleh langsung dari perusahaan
melalui wawancara dengan manajer cabang, kepala bagian piutang,
dan karyawan yang terkait langsung dengan objek yang diteliti, dan
kegiatan observasi yang kemudian akan diolah peneliti.
2. Data sekunder, berupa data yang dikumpulkan melalui catatan
dokumen resmi perusahaan dan data yang telah diolah seperti sejarah
singkat perusahaan, memo internal, struktur organisasi, dan report
aging schedule.
36
3.3
MetodePengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data yang perlu diuji kebenarannya, relevan dan
lengkap dalam penelitian ini, maka metode pengumpulan data dan informasi yang
digunakan adalah sebagai berikut :
1. Studi dokumentasi, yakni melalui pencatatan dan fotocopy data yang
diperlukan. Seperti pencatatan hasil wawancara dan foto copy Report
Aging Schedule.
2. Teknik wawancara, yakni dengan melakukan tanya jawab secara
langsung dengan pihak-pihak yang terkait dengan objek penelitian.
Seperti wawancara dengan manajer cabang (branch manager), kepala
bagian operasional (operation head), kepala bagian piutang, bendahara
perusahaan, sales officer dan ARHO
3. Tekni observasi, yakni dengan melakukan pengamatan terhadap
kegiatan ataupun prosedur kerja yang berhubungan dengan objek
penelitian. Seperti prosedur penginputan data. prosedur survey,
prosedur penagihan piutang, dan prosedur penarikan kendaraan.
3.4
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian berbentuk
deskriptif. Penelitian berbentuk deskriptif adalah penelitian dengan
pendekatan spesifik untuk mengungkapkan fakta dalam hubungan sebab
akibat, bersifat eksploratif untuk mencari keterangan apa sebab terjadinya
37
masalah dan bagaimana memecahkannya. Akan tetapi, sifatnya hanyalah
mendalam pada satu unit peristiwa.
3.5
Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode analisis
dengan terlebih dahulu mengumpulkan data yang ada kemudian
diklarifikasi, dianalisis, selanjutnya diinterpretasikan sehingga dapat
memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan yang diteliti.
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan
Astra Credit Companies
adalah salah satu perusahaan pembiayaan
terbesar dan terpercaya yang sudah berdiri sejak tahun 1982. Dengan misi utama
menunjang penjualan produk astra di bidang automobile, manajemen Astra
sepakat untuk mendirikan lembaga pembiayaan yang pada awalnya diberi nama
PT. Raharja Sedaya. PT. Raharja Sedaya ini merupakan cikal bakal Astra Credit
Companies.
PT. Raharja Sedaya berdiri berdasarkan notaris hukum pada tanggal 15
Juli 1982 dan mulai beroperasi dalam bidang consumer finance pada tahun 1983.
Pada saat itu konsumen cenderung membeli barang secara kredit, karena
meningkatnya
harga
barang-barang
yang
tidak
seimbang
dengan
pendapatan/penghasilan masyarakat.
PT. Raharja Sedaya adalah pelopor dibidang consumer finance sehingga
dari tahun ke tahun semakin banyak perusahaan yang terjun dibidang kredit
kendaraan bermotor. Kunci keberhasilan PT. Raharja Sedaya saat itu adalah
hubungan baik yang terjalin dengan dealer atau showroom kendaraan bermotor.
Seiring dengan perkembangan perusahaan yang bergerak di consumer
finance muncul pula beberapa perusahaan sejenis di Astra Grup karena :
41
a. Limitation funding, pinjaman yang diberikan kepada perusahaan
terbatas.
b. Organization control, batas pengawasan jaringan kerja yang efektif
bagi suatu organisasi.
c. Nation wide retail to end user. Dimaksud adalah jaringan dapat lebih
luas menyebar ke seluruh Indonesia.
Pada tahun 1990, PT. Raharja Sedaya berubah menjadi PT. Astra Sedaya
Finance (ASF). Selama perjalanan bisnis PT. Astra Sedaya Finance, beberapa kali
terjadi perubahan dalam struktur kepemilikan saham. Pada tahun 1992, PT.
General Electric Services masuk sebagai salah satu pemilik PT. Astra Sedaya
Finance selain PT.Astra International, tbk. Yang berafiliasi dengan PT. Raharja
Sedaya digabungkan dalam satu manajemen di bawah brand “ACC yaitu Astra
Credit Company” dengan logo orang senyum yang sedang mengendarai mobil
dengan mengacungkan jempol.
Pada awalnya ACC merupakan singkatan dari Astra Credit Company,
nama ini kemudian diubah karena pemakaian nama Astra Credit Company
menimbulkan salah pengertian , sehingga banyak orang berpendapat Astra Credit
Company merupakan suatu badan hukum (PT). maka pada tahun 1994, ACC
berubah menjadi ASTRA CREDIT COMPANIES. Sekarang lembaga pembiayaan
ini menggunakan nama ACC sebagai brand.
Dalam memperoleh modal pinjamannya, selain dari Astra Grup sendiri,
banyak di backup pula oleh beberapa perusahaan ternama Indonesia maupun
42
dunia. Brand Astra Credit Companies sendiri menaungi enam PT yaitu, PT. Astra
Sedaya Finance (ASF), PT. Astra Multi Finance (AMF), PT. Astra Auto Finance
(AAF), PT. Swadharma Bakti Sedaya Finance (SBSF), PT. Pratama Sedaya
Finance (PSF), dan PT. Estaco Estika Sedaya Finance (EESF), melalui aliansi
partner strategis yang menciptakan sinergi usaha yang kokoh. Saat ini Astra
Credit Companies telah memiliki 61 kantor cabang yang tersebar di seluruh
Indonesia.
Astra Credit Companies Cabang Makassar sendiri terletak di Jln. Jend
Sudirman no. 68 Makassar, dengan wilayah kerja meliputi sebagian besar
Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Hingga saat ini Astra Credit Companies
Cabang Makassar telah menjalin kerjasama dengan 50 showroom dan 15 dealer
yang terletak di kota Makassar, Sungguminasa, dan Maros.
4.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi Astra Credit Companies adalah “Become the 1st choice financing
company with total solution” yaitu, menjadi perusahaan pilihan utama dalam
memberikan solusi pembiayaan otomotif yang paling mudah diakses, membantu
mewujudkan keinginan pelanggan untuk mencapai kehidupan yang lebih nyaman.
Misi Astra Credit Companies adalah “ To promote Credit for a better living”
dengan penjabaran sebagai berikut :
a. Memberikan jasa pembiayaan yang lengkap dan fleksibel kepada para
pelanggan
43
b. Membangun jaringan yang luas dengan dukungan teknologi yang
memungkinkan pelanggan mudah berhubungan
c. Membentuk kemitraan yang saling menguntungkan dengan dealer
d. Mewujudkan kualitas pelayanan yang prima dengan mempersiapkan
sumber daya manusia yang berorientasi pada pelanggan
e. Memberikan nilai maksimal kepada stake holder termasuk pemilik
perusahaan, karyawan, pelanggan dan komunitas yang dilayani
perusahaan
Values (nilai-nilai) yang dimiliki oleh Astra Credit Companies adalah :
1. Integritas, integritas mencerminkan citra positif perusahaan yang
dinilai dari kejujuran, loyalitas, tanggung jawab, keadilan dan rasa
memiliki.
2. Kerjasama, bahwa untuk mencapai tujuan perusahaan diperlukan
kerjasama yang baik dan saling menghargai
3. Kepuasan pelanggan, bahwa semua aktivitas harus menuju kepada
kepuasan pelanggan. Pelanggan adalah setiap pihak yang menerima
hasil kerja dan pelayanan, termasuk diantaranya end user, dealer,
pemegang saham, karyawan dan kreditur.
4. Kualitas, bahwa semua proses harus benar dari awal untuk mencapai
six sigma.
44
4.3
Struktur Organisasi dan Uraian Tugas
Setiap perusahaan memiliki struktur organisasi masing-masing dan tentu
mempunyai perbedaan antara satu dengan yang lainnya, tergantung dari tujuan
organisasi, sumber daya yang dimilikinya dan lingkungan yang melingkupinya.
Namun, pada hakekatnya mempunyai prinsip yang sama, yaitu tercapainya tujuan
secara efektif dan efisien. Struktur organisasi suatu perusahaan memberikan
gambaran tentang posisi dan hubungan antara semua unit kerja yang ada dalam
perusahaan sehingga memungkinkan tercapainya komunikasi, koordinasi, dan
pengintegrasian segenap kegiatan organisasi, baik secara vertikal maupun
horizontal. Struktur organisasi perusahaan yang disusun secara tepat merupakan
salah satu unsur terpenting bagi terciptanya pengendalian intern yang baik.
Terciptanya suasana kerja yang terorganisir secara sistematis dan terpadu,
diperlukan adanya suatu rencana kerja yang terarah serta personil pelaksana
rencana yang benar-benar membidangi kerjanya masing-masing, sehingga
diperlukan struktur organisasi yang jelas dan nyata. Struktur organisasi tersebut
terdapat kerangka hubungan antar unit-unit yang memuat tugas serta tanggung
jawab untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebagaimana yang terdapat di
dalam lampiran.
Astra Credit Companies Cabang Makassar dipimpin oleh seorang kepala
cabang. Kepala cabang ini memiliki tugas sebagai berikut :
1. Memimpin operasi dan perencanaan perusahaan untuk mencapai
tujuan perusahaan
45
2. Bertanggung jawab atas pencapaian target yang telah ditetapkan oleh
manajemen
3. Memberi pengarahan, negosiasi kepada kepala departemen berkaitan
dengan operasi departemen
4. Melakukan kebijakan dan strategi perusahaan
5. Memberikan motivasi kepada seluruh karyawan
6. Memantau pasar penjualan di berbagai dealer
7. Selalu membina hubungan yang baik dengan pihak dealer maupun
showroom.
Kepala cabang membawahi empat departemen, yaitu :
1. Departemen penjualan
2. Departemen underwriting
3. Departemen service
4. Departemen piutang usaha
Selain kepala cabang, Astra Credit Companies Cabang Makassar juga
mempunyai seorang operation head (OH) yang dalam aktivitas kesehariannya
memiliki fungsi sebagai penanggung jawab semua kegiatan operasional dalam
internal cabang. Tugas dan tanggung jawab operation head antara lain :
a. Menyusun, melaksanakan, dan mereview “activity plan operation”
cabang
b. Menyusun dan merevisi budget tahunan
c. Mewakili kepala cabang jika kepala cabang berhalangan
46
d. Menjalankan dan mengawasi day to day operation berjalan dengan
baik, sesuai dengan sistem dan prosedur dan batas waktu yang
ditetapkan
e. Melakukan persetujuan pancairan dana di cabang
f. Mengatur dan memonitor cash flow cabang
g. Memastikan serta mengawasi kebenaran pencatatan ke laporan kas dan
bank harian serta batas waktu pelaporan antara cabang dengan kantor
pusat
Adapun tugas dan kewajiban masing-masing departemen di Astra Credit
Companies Cabang Makassar akan diuraikan di bawah ini :
1. Departemen penjualan
Departemen penjualan dipimpin oleh Sales Operation Head (SOH)
yang memiliki tugas-tugas sebagai berikut :
a. Memonitor aplikasi yang masuk via dealer system maupun walk in
dan dokumen pendukung kredit dari sales officer
b. Memonitor dan melakukan follow up atas data-data aplikasi yang
masuk, approve, reject, valid, dan backlog
c. Memonitor permintaan dokumen tambahan dari credit analyst ke
sales officer
d. Menyusun strategi penjualan dengan membuat paket dan promosi
dengan persetujuan kepala cabang dan kantor pusat
e. Ikut menjaga hubungan baik dengan pihak dealer/showroom
47
Dalam menjalankan tugasnya, Sales Operation Head (SOH) dibantu oleh
Sales officer yang memiliki tugas sebagai berikut :
a. Menerima aplikasi permohonan kredit dari calon debitur melalui
dealer/showroom yang telah menjalin kerjasama dengan cabang
b. Memberikan dan membantu calon debitur mengisi form aplikasi
permohonan pembiayaan (FAP)
c. Membantu calon debitur menghitung besarnya angsuran yang
diinginkan debitur pada struktur kredit yang terbaik bagi
perusahaan dan calon debitur
d. Melakukan pengecekan fisik kendaraan dengan STNK dan BPKB
asli, jika permohonan kredit untuk mobil bekas
e. Menyiapkan kelengkapan dokumen-dokumen dan data-data yang
dibutuhkan oleh surveyor.
2. Departemen Underwriting
Departemen underwriting adalah departemen yang bertugas untuk
menindaklanjuti aplikasi permohonan kredit yang diperoleh sales
officer. Departemen ini dipimpin oleh seorang Underwritng Head
yang dibantu oleh satu orang data entry, delapan surveyor, satu orang
credit analyst, dua orang staf validasi, dan satu orang staf asuransi.
Adapun pembagian tugas masing-masing bagian ini adalah sebagai
berikut :
48
a. Data entry, memiliki tugas sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab terhadap input data calon debitur di sistem
dan kebenarannya serta pencetakan dokumen pendukung dalam
proses kredit.
2. Memeriksa
kelengkapan
data
calon
debitur
(dokumen
persyaratan kredit)
3. Cetak dokumen kontrak, setelah aplikasi disetujui oleh komite
kredit
b. Surveyor, memiliki tugas sebagai berikut :
1. Melakukan survey langsung ke rumah dan tempat usaha calon
debitur sesuai dengan alamat yang ada dalam form pengajuan
aplikasi kredit
2. Memberikan laporan kapada credit analyst
terkait dengan
kondisi calon debitur yang telah disurvey
c. Credit analyst, memiliki tugas antara lain :
1. Memeriksa kelayakan dokumen persyaratan kredit calon
debitur, beserta kekuatan legalitas dokumen persyaratan kredit
calon debitur
2. Melakukan kunjungan langsung ke lapangan atau survey ke
calon debitur jika credit analyst meragukan kebenaran dan
validitas data analisa sales officer dan surveyor
3. Memberikan masukan kepada sales officer dan marketing, halhal menyangkut kriteria kelayakan kredit serta memberikan
49
masukan kepada manajemen untuk memperbaharui kondisi
kebijakan kredit.
d. Staf validasi
Staf validasi bertugas untuk mengkonfirmasi pengambilan
kendaraan dan tanggal jatuh tempo ke customer sebelum dilakukan
pencairan ke dealer/showroom.
e. Staf asuransi
Adapun tugas-tugas dan tanggung jawab staf asuransi antara lain :
1. mengasuransikan unit pembiayaan kendaraan debitur dalam
rangka mengurangi risiko kerugian jika terjadi kehilangan
dengan tetap mengutamakan kepuasan pelanggan
2. menutup (cover) asuransi setiap unit pembiayaan kendaraan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
3. melakukan pengecekan terhadap polis dan tagihan asuransi
yang dikirimkan oleh perusahaan asuransi
4. melakukan peng-input-an nomor polis ke dalam sistem
5. melakukan proses endorsement terhadap polis asuransi yang
terjadi kesalahan.
3.
Departemen service
Departemen service berada di bawah control operation head, yang
memiliki tugas antara lain :
a. mengarahkan dan memberikan suvervise dalam aktivitas
pelanggan customer dan administrasi account
50
b. melakukan improvement atas standar dan prosedur yang berlaku
di bagian service
c. membina hubungan kerjasama yang baik dengan pihak internal
maupun eksternal (perbankan, asuransi)
d. bertanggung jawab atas masalah pelayanan customer yang
muncul
e. memonitor pemasukan data-data angsuran customer setiap hari
service departemen ini dibantu oleh :
1. BPKB Custodian, memiliki tugas sebagai berikut :
a. Memonitor penyimpanan dan pengeluaran BPKB
b. Membuat report BPKB dan SP BPKB dan mendistribusikannya
c. Memastikan dan mengontrol pelaksanaan BPKB self audit
2. EDP/Inventory officer, memiliki tugas antara lain :
a. Melaksanakan penjualan terhadap kendaraan inventory yang
telah melewati batas waktu yang ditentukan
b. Melakukan admnistrasi pelelangan sampai kendaraan terjual
c. Melakukan pool manajemen
3. Finance/banking tugasnya adalah :
a. Membuat dan menganalisa performance opex cabang
b. Mengelola cash management cabang
c. Mengelola dan mengontrol pembukuan seluruh uang keluar
masuk cabang
51
4. Teller, memiliki tugas antara lain :
a. Menerima pembayaran angsuran secara tunai dari debitur
b. Memasukkan data pembayaran tunai ke dalam sistem dengan
benar dan akurat sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan
c. Menerima setoran tunai dari ARHO dan remedial admin
dengan tanda terima setoran
d. Setiap hari seluruh penerimaan teller dilaporkan kepada staf
finance untuk disetorkan ke bank
e. Jika terjadi selisih penerimaan uang dengan input di sistem,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab teller yang bersangkutan
f. Setiap penerimaan uang kertas wajib diperiksa dengan
menggunakan lampu ultraviolet karena jika terdapat uang
palsu, maka menjadi tanggung jawab teller.
4.
Departemen piutang usaha
Departemen piutang usaha atau account receivable department
bertanggung jawab terhadap kelancaran pembayaran angsuran oleh
debitur. Depertemen ini dipimpin oleh kepala piutang usaha dan
dibantu oleh 5 orang desk call, 2 orang A/R admin, 20 orang ARHO,
1 orang remedial admin, dan 7 orang remedial officer. Adapun tugas
dari bagian-bagian ini adalah :
1. Desk call, adapun tugas-tugas dan tanggung jawab desk call
adalah :
52
a. Mem-follow up debitur-debitur yang telah membuat janji
b. Membuat insentif performance desk call
c. Melaksanakan seluruh aktivitas-aktivitas yang berhubungan
dengan tugasnya sebagai desk call dengan baik dan
bertanggungjawab
terhadap
segala
aktivitas
yang
terkait
dalam
dilakukannya
d. Berkoordinasi
dengan
bagian-bagian
menunjang pelaksanaan aktivitasnya
2. A/R admin, adapun tugas-tugas dan tanggungjawab dari A/R
admin adalah :
a. Membuat, mencetak, dan mengirimkan surat peringatan I, II,
dan surat peringatan terakhir (SPT)
b. Memberikan laporan tentang SP I, II, dan SPT yang telah
dicetak kepada A/R head dalam bentuk rekap SP I, SP II, dan
SPT
c. Membuat tanda terima SP I, SP II, dan SPT
d. Mempersiapkan administrasi untuk tugas
ARHO
dalam
menangani debitur yang menunggak
e. Membuat dan mencetak daftar kunjungan harian ARHO
3. Account Receivable Handling Officer (ARHO), adapun tugastugas dan tanggungjawab ARHO antara lain :
53
a. ARHO
bertanggungjawab atas terlaksananya kegiatan
penagihan A/R overdue yang ditugaskan kepadanya secara
tepat waktu di wilayahnya
b. Menyiapkan administrasi yang diperlukan dalam penagihan
seperti TTS, DKH ARHO,SP I/SP II/SPT
c. Mengirimkan surat peringatan I, surat peringatan II dan surat
peringatan terakhir (SPT) kepada debitur yang menunggak
d. Menerima uang angsuran, denda, dan biaya tagih dari debitur
dengan memberikan tanda terima setoran (TTS) sebagai bukti
penerimaan
e. Menyetorkan hasil tagihan ke teller/finance tepat waktu pada
sore hari atau maksimal keesokan harinya
4. Remedial admin, adapun tugas-tugas dan tanggungjawab dari
remedial admin adalah :
a. Membuat, mencetak, dan mengirimkan surat tugas penarikan
(SPT) buat remedial officer atau surat kuasa penarikan (SKP)
untuk eks call
b. Memberikan laporan tentang SPT/SKP yang telah dicetak
kepada A/R head dalam bentuk rekap SPT/SKP
c. Mempersiapkan administrasi untuk tugas remedial officer
dan eks call dalam melakukan penarikan unit
d. Membuat dan mencetak daptar kunjungan harian remedial
officer
54
e. Membuat dan mencetak berita acara serah terima kendaraan
tarikan (BASTK)
f. Melakukan verifikasi/rekondisi terhadap kendaraan yang
berhasil ditarik
5. Remedial officer, adapun tugas-tugas dan tanggungjawab
remedial officer adalah :
a. Remedial officer
bertanggungjawab atas terlaksananya
kegiatan penagihan atau penarikan terhadap unit kendaraan
debitur yang menunggak
b. Mengunjungi debitur yang menunggak untuk melakukan
penagihan atau penarikan unit sesuai dengan DKHR, bucket,
dan wilayahnya
c. Memberikan surat tugas penarikan kepada nasabah yang
menunggak
4.4 Kinerja Usaha Terkini
4.4.1 Prosedur Penjualan dan Kebijaksanaan Pemberian Kredit
a. Prosedur penjualan
Dalam melaksanakan aktivitas penjualan, Astra Credit Companies
Cabang Makassar bekerjasama dengan dealer-dealer dan showroom-showroom
resmi penjualan mobil, baik mobil baru maupun mobil bekas.
Astra Credit
Companies menyebarkan brosur dan daftar harga ke setiap dealer yang telah
diajak bekerjasama. Jika konsumen ingin membeli secara kredit, dalam brosur
55
tersebut telah disebutkan tipe kendaraan, jangka waktu kredit, uang muka yang
harus disetor dan angsuran perbulan yang harus dibayar.
Setelah konsumen menentukan pilihannya untuk membeli mobil secara
kredit melalui Astra Credit Companies, maka pihak sales dealer segera
menghubungi sales officer untuk memproses pengajuan kredit calon customer.
Selanjutnya sales officer melengkapi berkas pengajuan kredit calon customer
yang meliputi fotocopy ktp dan kartu keluarga yang masih berlaku, slip gaji,
fotocopy rekening tabungan tiga bulan terakhir, rekening listrik dan air untuk
diserahkan ke data entry serta melakukan pra analisa awal untuk mengukur
kapasitas calon customer yang kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan order
survey ke departemen underwriting untuk segera diturunkan surveyor untuk
melihat langsung kondisi kelayakan calon customer. Dalam hal ini, departemen
underwriting memiliki wewenang penuh memilih surveyor mana yang akan
melakukan survey.
Kemudian surveyor yang telah mendapatkan tugas akan segera
mendatangi rumah dan tempat kerja calon customer. Tugas utama surveyor dalam
hal ini adalah mencari data-data yang akurat mengenai customer untuk dapat
memastikan apakah customer tersebut layak diberi kredit atau tidak. Setelah itu,
surveyor akan membawa data-data mengenai kondisi customer kepada komite
kredit yang diberi wewenang untuk memutuskan apakah customer tersebut layak
diberikan kredit atau tidak. Bila tidak terdapat kata sepakat dari komite kredit,
maka keputusan layak atau tidak ditentukan oleh operation head ataupun kepala
cabang.
56
b. Kebijaksanaan pemberian kredit
Dalam menghadapi persaingan dari perusahaan pembiayaan lain, pihak
manajemen Astra Credit Companies Cabang Makassar menetapkan kebijakan
pemberian kredit yang ringan. Untuk jangka waktu kredit, customer ditawarkan
untuk membayar angsuran mulai dari jangka waktu 6 bulan sampai jangka waktu
4 tahun. Dan untuk setiap pengajuan kredit yang disetujui maka calon customer
minimal harus membayar uang muka sebesar 30% dari harga unit mobil.
Untuk
customer
perorangan
hanya
diperbolehkan
memperoleh
pembiayaan kredit sebanyak 1 unit, dan boleh mengajukan pembiayaan unit yang
lain berdasarkan catatan pembayaran angsurannya setelah berjalan minimal 6
bulan. Khusus untuk customer perusahaan, Astra Credit Companies tidak
membatasi jumlah pengajuan kredit selama perusahaan tersebut dianggap layak
memperoleh kredit setelah dilakukan survey langsung oleh operation head dan
kepala cabang.
57
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Pengendalian Intern atas Piutang Usaha pada Astra Credit Companies
Cabang Makassar
Pengendalian internal terhadap piutang usaha pada Astra Credit
Companies Cabang Makassar dijelaskan dalam uraian berikut :
a. Lingkungan Pengendalian
Manajemen Astra Credit Companies menjunjung tinggi integritas
dan kompetensi. Antara bagian marketing, bagian Underwriting
dengan bagian service dan bagian piutang usaha di dalam perusahaan
merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan. Setiap karyawan
Astra Credit Companies harus memiliki kompetensi sesuai dengan
kebutuhan perusahaan, yaitu tingkat pendidikan minimal diploma tiga
(D3) untuk posisi marketing dan surveyor serta minimal SMA untuk
posisi kolektor.
Perekrutan calon karyawan yang berkualitas merupakan tonggak
awal terciptanya kompetensi. Sistem kontrak bagi karyawan baru yang
diterapkan oleh perusahaan merupakan salah satu upaya manajemen
mendorong terciptanya SDM yang baik yang bertujuan meningkatkan
kinerja perusahaan. Perusahaan memiliki aturan-aturan
ditaati oleh setiap personil.
yang harus
59
Rutinitas kegiatan meeting dilakukan setiap pagi dari hari senin
sampai hari jum’at dan briefing bersama seluruh departemen pada hari
sabtu. Meeting dilakukan oleh satu bagian dan terpisah dengan bagian
lainnya. Misalnya, untuk bagian marketing, dipimpin oleh sales
operation head (SOH), dalam acara tersebut SOH juga berkoordinasi
dengan underwriting head
memberikan pengarahan kepada sales
officer baik berupa informasi kondisi pasar maupun strategi yang harus
dijalankan oleh sales officer.
Bagian collection juga melakukan meeting yang dipimpin oleh
A/R head, A/R head memberikan pengarahan kepada ARHO,
disamping itu ARHO juga berhak memberikan tanggapan atau
masukan, intinya meeting yang dilakukan oleh masing-masing bagian
dapat dikatakan sebagai musyawarah.
Breafing merupakan rapat yang diikuti oleh semua karyawan yang
dipimpin oleh kepala cabang, namun jika kepala cabang berhalangan
hadir, misalnya sedang menghadiri review nasional yang dilaksanakan
setiap bulan, maka breafing dipimpin oleh operation head.
Dalam kegiatan tersebut, setiap kepala departemen memberikan
laporan akhir mengenai hasil pencapaian, sehingga akan diketahui
kinerja per bagian atau divisi, di samping itu setiap personil berhak
memberikan tanggapan, saran, atau masukan ke arah perbaikan,
sedangkan kepala cabang dan operation head bertugas untuk
mengkoordinasikan dan memberikan bimbingan untuk tiap-tiap bagian
60
untuk terus meningkatkan
banyaknya
customer
yang
performance.
Misalnya dalam
menunggak,
maka
kepala
memerintahkan agar penagihan dilakukan oleh ARHO
hal
cabang
ke rumah
customer jika memungkinkan hingga pukul sembilan malam, di
samping itu seleksi yang lebih ketat untuk calon debitur dengan cara
penambahan DP (Down Payment) yang lebih besar, atau syarat
pekerjaan calon debitur harus pegawai tetap dan tidak boleh kontrak
rumah, wajib memperlihatkan slip gaji bagi PNS dan karyawan swasta
dan wajib memperlihatkan SITU/SIUP bagi wiraswasta.
Dalam membantu karyawan melaksanakan tugas-tugasnya, maka
pihak manajemen telah menyediakan program computer yang
mempermudah manajemen melakukan pengendalian intern piutang.
Tiap karyawan diberikan password atau kata kunci untuk memasuki
program tersebut. Tiap departemen mempunyai program yang berbeda
dengan
yang lainnya tetapi program-program tersebut
saling
berhubungan dan terintegrasi. Misalnya data-data customer yang
dimasukkan oleh data entry di departemen underwriting akan secara
otomatis masuk ke program bagian piutang dan data pembayaran
piutang yang dilakukan oleh bagian finance akan masuk ke master data
bagian piutang. Untuk setiap perubahan data atau perbaikan data yang
telah diotorisasi hanya boleh dilakukan oleh kepala departemen dan
harus ada laporan kepada kepala cabang.
61
Selain itu dengan adanya audit internal secara berkala
yang
dilaksanakan oleh komite audit menjadikan pengawasan terhadap
pengendalian intern piutang menjadi lebih efektif. Secara struktur,
komite audit berada dibawah naungan dewan komisaris yang berada di
kantor pusat Astra Credit Companies sehingga independensinya bisa
dijaga sebab tidak masuk di dalam struktur organisasi Astra Credit
Companies Cabang Makassar. Audit operasional berjalan dengan baik
dan setiap kuartalan kegiatan audit dilaksanakan di seluruh kantor
cabang se-Indonesia.
Audit internal ini bertujuan untuk menilai apakah setiap personil
di masing-masing cabang telah melaksanakan prosedur pekerjaan
sesuai dengan standar perusahaan, serta mengukur apakah prosedur
pekerjaan tersebut mampu untuk meningkatkan pengendalian intern
perusahaan. Jika standar prosedur tersebut belum cukup mampu untuk
menciptakan pengendalian intern, maka auditor internal akan
memberikan rekomendasi kepada dewan komisaris dalam hal
meningkatkan pengendalian intern guna mencapai tujuan perusahaan
serta tujuan pengendalian intern seluruhnya.
b. Penentuan risiko
Penentuan risiko merupakan hal yang penting bagi manajemen.
Ketika di akhir tahun 2011 lalu terjadi krisis ekonomi global yang
menyebabkan perusahaan pembiayaan lain menerapkan strategi stop
selling karena kekurangan dana, manajemen Astra Credit Companies
62
berupaya untuk menggunakan kesempatan ini. Kegiatan pembiayaan
perusahaan tetap berjalan karena penuh oleh para pemegang saham,
dengan adanya aliran dana yang cukup dan terus dibinanya hubungan
baik dengan dealer/showroom, sehingga hampir 80% penjualan kredit
produk otomotif Astra International (terutama merk Daihatsu dan
Toyota) saat itu hingga sekarang dibiayai oleh
Astra Credit
Companies.
Akibatnya tidak sedikit juga customer yang kurang memenuhi
kriteria untuk dibiayai diproses oleh sales officer, yang pada akhirnya
menyebabkan customer tersebut menunggak. Apalagi dengan adanya
kebijakan override, yaitu memberikan kewenangan kepada sales
officer dengan otorisasi kepala cabang untuk tetap memberikan kredit
pembiayaan mobil ke customer meskipun pengajuannya sudah ditolak
oleh komite kredit, biasanya satu orang sales officer mendapatkan satu
jatah override per bulan.
Hal ini tentu saja menjadi tantangan baru bagi manajemen, karena
sales officer sudah mulai sedikit mengabaikan persyaratan-persyaratan
seperti tidak boleh kontrak rumah, harus memiliki pekerjaan tetap dan
tidak termasuk dalam
blacklist
Asosiasi Perusahaan Pembiayaan
Indonesia (APPI) yang harus dipenuhi oleh calon customer.
Manajemen perusahaan selalu berusaha untuk meminimalkan
risiko kredit, yang akan berpengaruh terhadap piutang usaha
perusahaan. Manajemen juga mengingatkan dan mengawasi prosedur
63
kerja sales officer yang merupakan ujung tombak kelangsungan hidup
perusahaan, di samping itu perusahaan juga memberlakukan peraturan
yang mewajibkan sales officer dan surveyor
bertanggungjawab
terhadap angsuran pertama sampai keenam dari masing-masing
customernya.
Sebagaimana yang tertulis di dalam report aging schedule per
sales officer dan surveyor yang berasal dari credit analyst yang terus
dimutakhirkan dan diterima sales officer dan surveyor setiap minggu
kedua setiap bulannya. Ini akan berpengaruh pada kegiatan penilaian
karyawan oleh manajemen. Semakin sering dan banyak customer
angsuran pertama hingga angsuran keenam yang menunggak, maka
performance sales officer dan surveyor akan semakin turun, yang
menyebabkan kesempatan untuk menjadi karyawan tetap bagi sales
officer yang masih berstatus kontrak semakin kecil, sedangkan bagi
sales officer yang telah menjadi karyawan tetap, maka kesempatan
dalam hal kenaikan jabatan akan semakin kecil.
Demikian
juga
dengan
ARHO/collector,
manajemen
telah
menetapkan standar bagi ARHO dalam melakukan penagihan piutang
berupa persentase dari total piutang per debitur masing-masing ARHO,
setiap bulannya satu orang ARHO harus mampu menagih minimal 80%
piutang usaha dari customer yang ada di dalam bucketnya, misalnya
jika dalam satu bulan satu orang ARHO memiliki seratus customer
dalam bucketnya yang harus ditagih piutangnya, maka ARHO itu baru
64
akan dianggap berhasil dan memperoleh insentif apabila dia berhasil
menagih piutang minimal 80 orang customernya. Apabila standar
persentase tersebut tidak tercapai, maka akan berpengaruh bagi
kelangsungan ARHO tersebut. Hal yang sama berlaku pula bagi sales
officer dan surveyor.
Untuk
mengantisipasi
kemungkinan
adanya
risiko
yang
diakibatkan karyawan sendiri dan risiko dari customer yang terkait
dengan piutang, manajemen mengidentifikasi beberapa kemungkinan
risiko, antara lain :
1. Pemberian kredit kepada calon customer yang secara financial
tidak layak untuk diberikan kredit. Untuk mengantisipasi hal
ini maka kepada surveyor diharapkan meminta salinan
rekening pembayaran listrik, air, dan rekening tabungan tiga
bulan terakhir. Diharuskannya surveyor untuk mendatangi
rumah dan tempat usaha calon customer secara langsung serta
untuk customer yang sudah berkeluarga akan selalu dilakukan
konfirmasi kepada istri atau suami mengenai pengajuan kredit
yang diajukan.
2. Kredit yang diberikan melewati batas yang ditentukan. Tugas
komite kredit untuk mengawasi hal ini, dan internal auditor
akan melakukan “cross check” terhadap penerimaan uang
muka oleh showroom/dealer
65
3. Salah memasukkan data-data ke computer. Sebelum data-data
tersebut disimpan maka karyawan yang bertugas memasukkan
data harus diverifikasi oleh atasan masing-masing
4. Kolektor tidak menyetorkan hasil penagihan. Resiko ini
diantisipasi dengan laporan hasil tagihan dan secara berkala
account receivable controller akan melakukan konfirmasi
melalui telepon atau melalui internal audit. Bagi karyawan
yang melakukan pelanggaran, akan dikenakan sanksi misalnya
diturunkan
golongannya
atau
bahkan
mungkin
akan
diberhentikan dari perusahaan.
5. Penghapusan piutang tanpa persetujuan kepala cabang. Internal
audit secara mendadak akan melihat memo penghapusan
piutang untuk melihat apakah penghapusan piutang tersebut
telah disetujui oleh kepala cabang.
6. Ketidakmampuan customer
membayar angsuran. Apabila
customer menunggak lebih dari 3 (tiga) bulan maka bagian
remedial officer akan melakukan pendekatan persuasive
kepada customer yang menunggak. Apabila tidak berhasil,
maka akan dilakukan tindakan penarikan fisik kendaraan
customer, customer ini diberikan jangka waktu 2 (dua) minggu
untuk
melakukan
pelunasan
terhadap
piutangnya.
Jika
customer tidak sanggup maka kendaraan tarikan akan dijual
dan dilakukan penghitungan pelunasan.
66
7. Persekongkolan remedial officer
dengan customer. Untuk
mengantisipasi risiko ini adalah tugas bagian internal auditor
dan bagian piutang untuk memastikan mengapa bagian
remedial tidak berhasil melakukan piutang. Untuk kasus-kasus
khusus maka pihak perusahaan akan meminta bantuan eks call
untuk
menyelesaikan
masalah
dengan
customer
yang
bersangkutan.
c. Aktivitas pengendalian
Aktivitas pengendalian terhadap piutang usaha Astra Credit
Companies Cabang Makassar dibagi ke dalam beberapa aktivitas :
1. Aktivitas persetujuan kredit dilakukan oleh credit analyst,
sedangkan otorisasi persetujuan kredit dilakukan oleh kepala
cabang, bahkan dalam situasi tertentu (seperti pemotongan rate dan
BI checking) persetujuan kredit dilakukan oleh manajer area.
2. Aktivitas
tanggungjawab
dan
kewenangan
mutasi
piutang
dilakukan oleh setiap personil dan collection head yang
berhubungan dengan piutang usaha, diantaranya tanggungjawab
sales officer dalam menambah piutang usaha, tanggungjawab
teller, dan ARHO yang menerima cash sebagai bukti pengurangan
piutang usaha, serta wewenang credit analyst dan collection head
dalam memimpin bawahannya untuk meningkatkan kinerja operasi
untuk mendapatkan profitability.
67
3. Aktivitas pemisahan tugas oleh masing-masing bagian atau fungsi
yang berhubungan dengan piutang usaha. Antara lain: (a) bagian
penerimaan (teller) terpisah dengan bagian pencatatan (finance) (b)
bagian penagihan piutang terpisah dengan bagian pencatatan
(finance) (c) bagian penerimaan calon debitur terpisah dengan
bagian piutang. Hal ini bertujuan untuk mengurangi terjadinya
penyimpangan, baik penyimpangan berupa kesalahan maupun
penyimpangan berbentuk kecurangan atau penggelapan uang atau
cash perusahaan.
4. Aktivitas pendokumentasian terhadap piutang usaha, yakni berupa
(a) bukti penerimaan yang dikeluarkan oleh ARHO menunjukkan
berkurangnya piutang usaha (b) kuitansi penerimaan yang
dikeluarkan oleh teller menunjukkan berkurangnya piutang usaha
(c) kuitansi penerimaan yang dikeluarkan oleh A/R admin
menunjukkan berkurangnya piutang usaha (d) laporan kas harian
yang dibuat oleh teller merupakan dokumen pembantu penerimaan
kas dari piutang usaha, (e) form persetujuan kredit yang telah
diotorisasi merupakan dokumen sumber bertambahnya piutang
usaha.
5. Rekonsiliasi. Kegiatan rekonsiliasi yang menyangkut piutang usaha
adalah : (a) mencocokan antara report aging schedule yang berasal
dari collection dengan saldo piutang usaha di bagian keuangan, (b)
mencocokkan rekapitulasi penerimaan angsuran harian dari teller
68
dengan saldo piutang usaha di bagian keuangan, (c) melakukan
cross check antara rekapitulasi penerimaan angsuran dari teller
dengan report aging schedule di bagian collection secara harian.
6. Karyawan yang kompeten. Karyawan yang kompeten membidangi
pengelolaan piutang usaha Astra Credit Companies Cabang
Makassar dapat dilihat dari kebijakan manajemen, yaitu berupa (a)
prosedur perekrutan calon karyawan dengan selektif melalui tahaptahap seleksi sesuai dengan bidangnya (b) pemberlakuan sistem
kontrak bagi karyawan baru dengan tiga alternatif pertimbangan,
yakni alternatif pertama apabila performance karyawan tersebut di
atas rata-rata, maka apabila telah habis masa kontrak akan diangkat
menjadi
karyawan
tetap,
alternatif
kedua
adalah
apabila
performance karyawan tersebut di bawah rata-rata tetapi tidak
buruk, maka kontraknya diperpanjang sampai waktu yang telah
ditentukan, alternatif ketiga adalah apabila performance karyawan
tersebut buruk, maka kontrak kerja diputus. Performance karyawan
perusahaan diukur melalui penilaian karyawan setiap tiga bulan
oleh kepala departemen masing-masing dan laporan auditor
internal mengenai prosedur kerja yang telah dijalankan setiap
karyawan
69
d. Informasi dan komunikasi
Informasi mengenai piutang usaha pada Astra Credit Companies
Cabang Makassar adalah berupa informasi dari setiap bagian yang
membidangi piutang usaha, diantaranya :
1. Informasi dari surveyor mengenai kondisi calon debitur maupun
debitur saat ini. Informasi ini bertujuan apakah calon debitur
tersebut layak diberi kredit atau tidak, layak diperpanjang atau
tidak
2. Informasi
dari
dealer/showroom
sales
saat
officer
ini.
mengenai
Informasi
kondisi
ini
penjualan
bertujuan
untuk
mengetahui pangsa pasar dan seberapa besar minat orang untuk
memilih Astra Credit Companies Cabang Makassar sebagai
partner dalam pembiayaan otomotifnya.
3. Data
tentang
pembiayaan
riwayat
pembayaran
calon
debitur
kepada
(finance) lain. Informasi ini bertujuan untuk
memastikan apakah calon debitur belum pernah melakukan
penunggakan pada pembiayaan lain selama periode pembayaran
angsuran.
Informasi-informasi tersebut diolah dan dijadikan sebagai alat
pengambil keputusan oleh setiap kepala departemen dan kepala
cabang
dan dikomunikasikan kepada personil baik secara formal
maupun informal. Informasi di atas merupakan contoh informasi
eksternal perusahaan, sedangkan informasi internal perusahaan
70
misalnya laporan temuan audit intern yang menyatakan adanya
ketidakberesan yang dilakukan oleh sales officer berupa merekayasa
penghasilan calon debitur menjadi lebih besar, selanjutnya dari
informasi ini manajemen langsung mengambil tindakan berupa
peringatan, teguran atau pemecatan.
e. Pengawasan atau pemantauan
Manajemen Astra Credit Companies Cabang Makassar telah
menggariskan tanggungjawab kepada masing-masing personil secara
jelas. Kelancaran piutang usaha menjadi tanggungjawab bagi tiap-tiap
personil yang membidangi piutang usaha. Karena memang antara
bagian yang satu dengan bagian lainnya saling berkaitan. Misalnya
sales officer dan surveyor ikut bertanggungjawab terhadap tunggakan
customernya dari angsuran pertama sampai angsuran keenam,
sehingga berkewajiban untuk menagih , begitu juga teller dan A/R
admin berkewajiban untuk selalu mengingatkan debitur agar
membayar dengan lancar sebelum jatuh tempo. ARHO yang memang
menjadi tugas pokoknya dalam melakukan penagihan piutang dituntut
untuk bekerja secara maksimal guna meminimalisir piutang tak
tertagih.
Pemantauan
terhadap
kelancaran
piutang
usaha
menjadi
tanggungjawab collection head. Performance setiap personil selalu
dipantau berdasarkan informasi dari report aging schedule periode
sebelumnya, sehingga dari hasil pencapaian terhadap pengumpulan
71
piutang usaha dilakukanlah evaluasi lebih lanjut oleh kepala bagian
piutang untuk menilai tingkat prestasi personil yang bersangkutan, hal
ini berkaitan dengan pemberian promosi dan insentif.
5.2 Analisis Hasil Penelitian
5.2.1 Analisis dan Evaluasi Struktur Organisasi
Secara umum struktur organisasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan
sudah baik, karena telah menunjukkan adanya pemisahan tugas dan tanggung
jawab serta adanya pendelegasian wewenang. Struktur organisasi perusahaan
disusun berbentuk garis lurus yang menyatakan adanya kesatuan perintah dan
kepemimpinan. Departementalisasi yang diterapkan oleh Astra Credit Companies
Cabang Makassar berdasarkan fungsi yang dijalankan oleh masing-masing bagian
saling menunjang satu sama lain.
Hal ini dapat kita lihat dengan adanya fungsi ini maka kegiatan
operasional menjadi lebih efisien dan ekonomis. Namun, adanya pemberian fungsi
penagihan piutang kepada sales officer di departemen marketing dan surveyor di
departemen underwriting untuk angsuran pertama hingga angsuran keenam dapat
menimbulkan salah pengertian dengan ARHO di departemen piutang yang
memang memiliki tugas untuk menagih piutang kepada customer.
Selain itu, tidak masuknya komite audit dalam struktur cabang, dan berada
langsung dibawah naungan dewan komisaris di kantor pusat memberikan
keuntungan tersendiri, yaitu manajemen puncak yang berada di kantor pusat di
Jakarta dapat memperoleh informasi yang lebih independent tentang aktivitas
72
yang dilakukan dikantor cabang dari hasil audit internal yang dilakukan secara
berkala.
Sebagai perusahaan pembiayaan yang mana piutang usaha merupakan
jantung perusahaan, maka terlihat jelas adanya departemen khusus piutang
menunjukkan bahwa Astra Credit Companies Cabang Makassar mempunyai
komitmen kuat bahwa piutang usaha tersebut harus dikelola dengan baik.
Demikian juga dengan adanya bagian remedial yang membantu operasional
perusahaan
dalam
menangani
customer-customer
yang
“nakal”
dalam
melaksanakan kewajibannya.
5.2.2 Analisis dan Evaluasi Prosedur Pemberian Kredit
Prosedur pemberian kredit pada Astra Credit Companies Cabang Makassar
telah berjalan dengan baik. Adanya departemen underwriting yang manangani
semua permintaan kredit menunjukkan adanya prosedur order penjualan. Untuk
semua permohonan kredit, underwriting head telah menentukan surveyor untuk
melakukan survey untuk menentukan kelayakan calon customer. Setelah surveyor
melengkapi data calon customer maka akan dilanjutkan dengan persetujuan kredit.
Dalam prosedur pemberian kredit ini perusahaan telah membentuk sebuah
komite kredit yang berwenang untuk menentukan layak atau tidaknya calon
customer diberikan kredit. Kriteria utama untuk disetujui permohonan kredit
adalah pemohon memiliki sumber penghasilan tetap, tidak kontrak rumah,
mendapatkan persetujuan istri/suami bagi yang sudah berkeluarga dan pernyataan
bahwa kendaraan tidak akan dibawa keluar dari Provinsi Sulawesi Selatan serta
73
bila customer akan pindah harus memberitahukannya kepada pihak perusahaan.
Prosedur penagihan piutang dilakukan oleh departemen piutang dan pelaksana
penagihan dilakukan oleh ARHO. Dalam prosedur ini terkait fungsi penerimaan
kas oleh teller. Setiap uang penagihan diterima oleh teller dan setiap harinya akan
dosetor ke bank.
Uraian diatas menunjukkan bahwa prosedur pemberian kredit, prosedur
penagihan, dan prosedur pencatatan piutang telah dimiliki oleh Astra Credit
Companies Cabang Makassar dalam praktek pemberian kredit mereka.
5.2.3 Analisis dan Evaluasi Prosedur Pengendalian Intern Piutang Usaha
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap prosedur
kerja, mulai dari mendapatkan calon debitur sampai pelunasan piutang usaha pada
Astra Credit Companies Cabang Makassar diketahui bahwa manajemen
perusahaan memberikan perhatian yang cukup baik terhadap pengendalian intern
piutang usaha, baik dari segi pengelolaan hingga pengawasan piutang usaha
tersebut.
Lingkungan pengendalian terhadap piutang Astra Credit Companies
Cabang Makassar telah berjalan dengan baik. Astra Credit Companies Cabang
Makassar merupakan perusahaan yang produknya adalah jasa pemberian kredit.
Dalam menyalurkan jasa kredit adalah dengan prinsip kehati-hatian. Hal ini
terlihat dengan adanya surveyor
yang ditugaskan untuk mendapat informasi
sebanyak mungkin mengenai calon customer
terutama masalah kemampuan
financial calon customer. Astra Credit Companies Cabang Makassar memiliki
74
motto dalam menyalurkan jasa kredit kepada customer yaitu kredit yang sehat,
artinya bahwa perusahaan bukan mencari customer
sebanyak-banyaknya
melainkan mencari customer yang mempunyai kemampuan membayar.
Astra Credit Companies Cabang Makassar
menyadari bahwa faktor
sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
menjalankan operasional perusahaan. Sehingga dalam merekrut calon karyawan
perusahaan telah menetapkan langkah-langkah penyeleksian yang ketat sehingga
diharapkan karyawan yang diterima merupakan orang-orang yang memenuhi
kriteria yang mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
Perkembangan dan pelatihan karyawan yang diterima bekerja selalu
diperhatikan. Selain itu adanya tunjangan kesehatan, tunjangan hari raya dan
bonus merupakan alat bagi perusahaan dalam membangkitkan motivasi kerja dan
rasa loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Apabila perusahaan telah
memberikan berbagai fasilitas kepada karyawan, perusahaan juga menuntut
tanggung jawab dari karyawan.
Adanya komite audit yang berada langsung dibawah naungan dewan
komisaris juga sangat mempengaruhi keefektifan pengendalian intern piutang
karena komite audit dapat melakukan pemeriksaan secara mendadak dan tanpa
pemberitahuan sebelumnya. Hal ini akan membuat orang di cabang selalu siap
untuk diaudit.
Kewajiban sales officer dalam mendapatkan calon debitur berkualitas
merupakan kekuatan dasar bagi manajemen dalam menghasilkan profit, karena
75
semakin banyak jumlah piutang usaha perusahaan maka semakin besar bunga
yang akan diperoleh. Kenyataannya, hal tersebut belum berjalan dengan baik.
Banyaknya debitur yang kurang memenuhi syarat menyebabkan tingginya
tunggakan sehingga dapat menyebabkan jumlah piutang tak tertagih semakin
tinggi. Sehubungan dengan hal itu, maka manajemen menetapkan kebijakan
sebagai sanksi kepada sales officer, yaitu apabila ada debitur yang masih dalam
periode angsuran pertama hingga angsuran keenam dan telah menunggak sampai
diatas 14 hari, maka sales officer bertanggungjawab mengejar debitur tersebut
untuk melunasi kewajibannya, bahkan dalam jumlah piutang tertentu, sales officer
dilarang untuk mencari debitur baru dulu, sebelum tunggakan customer dilunasi.
Aktivitas pengendalian intern terhadap piutang usaha pada Astra Credit
Companies Cabang Makassar kurang efektif, diantaranya aktivitas tanggungjawab
ARHO dalam melakukan penagihan awal hingga keenam, dalam hal ini usaha
untuk menagih masih kurang maksimal, hal ini disebabkan karena adanya
tanggungjawab yang sama pula yang dibebankan kepada sales officer dan
surveyor, sehingga baik ARHO, sales officer maupun surveyor terkesan “lepas
tangan”.
Aktivitas pemisahan tugas belum efektif yaitu A/R admin dapat menerima
pembayaran debitur. Menurut konsep pengendalian intern, bagian piutang tidak
boleh merangkap menjadi bagian penerimaan. Hal ini dapat memungkinkan
terjadinya kecurangan, yakni berupa cash lapping atau adanya transaksi palsu atas
piutang usaha.
76
Aktivitas pendokumentasian yang belum efektif, dimana bukti penerimaan
yang dikeluarkan oleh ARHO tidak diserahkan ke bagian collection pada hari itu
juga, hal ini dapat memungkinkan terjadinya kecurangan, yakni berupa cash
lapping. Selanjutnya, dalam melakukan penagihan oleh sales officer dan surveyor,
tidak disertai bukti penerimaan, sehingga memungkinkan terjadinya pencurian
cash dan terjadinya cash lapping.
Aktivitas rekonsiliasi terhadap piutang usaha telah efektif, begitu juga
dengan karyawan pada Astra Credit Companies Cabang Makassar yang telah
memiliki kompetensi yang cukup baik, namun untuk kejujuran memang masih
belum cukup, karena menyangkut hati nurani. Aktivitas audit intern yang
dilakukan setiap tiga bulan berjalan lancar dan telah efektif. Ini ditandai dengan
adanya peningkatan ke arah perbaikan pada bagian-bagian tersebut yang telah
mengalami perubahan perbaikan sesuai dengan tujuan pengendalian intern piutang
usaha.
Informasi dan komunikasi terhadap piutang usaha telah efektif, hal ini
ditandai dengan akses yang mudah dan cepat dalam memperoleh data mengenai
piutang usaha dan menghubungi pihak-pihak yang berhubungan dengan piutang
usaha. Pengawasan dan pemantauan terhadap piutang usaha telah berjalan dengan
baik dan efektif. Collection head selalu mengingatkan kepada ARHO dan sales
officer maupun surveyor atas segala informasi penting yang harus dilakukan
mereka. Disamping itu, collection head juga turun langsung menangani debitur
yang telah menunggak lebih dari 3 bulan.
77
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berikut ini beberapa hal yang dapat disimpulkan dari hasil penelitian guna
menjawab permasalahan yang dihadapi :
1. Secara keseluruhan, prosedur pengendalian intern terhadap piutang
usaha pada Astra Credit Companies Cabang Makassar berjalan cukup
efektif, dimana manajemen perusahaan sudah menerapkan konsep
dasar dan prinsip-prinsip pengendalian intern, namun di sisi lain
terdapat beberapa prosedur yang belum mencerminkan konsep
pengendalian intern seperti masih diperbolehkannya A/R admin
menerima uang hasil tagihan dari ARHO dan dilibatkannya sales
officer dan surveyor dalam melakukan penagihan terhadap customer
yang menunggak angsuran pertama sampai keenam.
2. Lingkungan pengendalian terhadap piutang usaha Astra Credit
Companies Cabang Makassar sudah berjalan dengan efektif. Hal ini
ditandai salah satunya dengan adanya target tagihan piutang yang
dibebankan kepada ARHO
yakni wajib menagih minimal 80 %
customer yang ada di dalam bucketnya.
78
3. Penentuan risiko terhadap piutang usaha Astra Credit Companies
Cabang Makassar kurang efektif karena fungsi yang melakukan
penagihan piutang tidak diasuransikan oleh perusahaan.
4. Aktivitas pengendalian intern piutang usaha terhadap Astra Credit
Companies Cabang Makassar kurang efektif. Hal ini disebabkan antara
lain oleh :
a. Pengiriman barang dilakukan tanpa adanya otorisasi berupa tanda
tangan pada surat order pengiriman pada fungsi kredit..
b. Fungsi akuntansi tidak mengirimkan pernyataan piutang kepada
setiap debitur
c. Pemegang kartu piutang merangkap sebagai penerima kas pada
sore harinya
d. Fungsi penagihan dilakukan oleh tiga fungsi, yakni oleh ARHO,
sales officer, dan surveyor untuk angsuran pertama hingga
angsuran keenam.
e. Aktivitas pendokumentasian yang belum efektif, dimana bukti
penerimaan
yang dikeluarkan oleh ARHO sebagai akibat
berkurangnya piutang usaha tidak diserahkan ke bagian collection
pada hari itu juga, hal ini dapat menyebabkan terjadinya
kecurangan, yakni berupa cash lapping. Tidak adanya bukti
penerimaan piutang yang diberikan pada sales officer dan surveyor
pada saat melakukan penagihan piutang untuk angsuran pertama
79
hingga keenam dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya
kecurangan berupa penggelapan dana atau cash lapping.
5. Informasi dan komunikasi mengenai piutang usaha telah diterapkan
cukup efektif, baik informasi yang disampaikan oleh manajemen
kepada bawahannya maupun informasi yang berasal dari karyawan
kepada manajemen.
6. Pengawasan dan pemantauan terhadap piutang usaha telah berjalan
dengan baik dan efektif, baik pengawasan yang dilakukan oleh kepala
departemen maupun audit terhadap piutang usaha oleh komite audit
7. Kepala cabang dan komite kredit telah melaksanakan aktivitas
pemantauan (monitoring) terhadap aktivitas piutang dan kinerja
masing-masing karyawan. Terdapat kurangnya rotasi kerja sehingga
menimbulkan kejenuhan di kalangan surveyor dan ARHO
7.2 Saran
Berikut ini beberapa saran yang dikemukakan oleh peneliti :
1. Hendaknya setiap personil yang melakukan penagihan piutang usaha di
lapangan mendapatkan asuransi, baik asuransi pencurian maupun asuransi
kecelakaan. Hal ini dapat mengurangi risiko kerugian perusahaan apabila
terjadinya pencurian kas dan kecelakaan oleh personil tersebut
2. Perusahaan perlu mempertimbangkan bentuk pengecekan independent
terhadap saldo piutang dengan mengirimkan secara periodik daftar
80
piutang kepada customer. Hal ini berkaitan dengan manfaat yang
diperoleh perusahaan (costs versus benefits).
3. Jika memungkinkan, sebaiknya ditetapkan pembagian wewenang antara
sales officer, surveyor dan ARHO dalam melakukan penagihan angsuran
pertama hingga angsuran keenam, sehingga antara sales officer, surveyor
dan ARHO tidak saling “menunggu” dalam melakukan penagihan. Jika
tidak memungkinkan, maka sales officer dan surveyor yang melakukan
penagihan diberi formulir bukti penerimaan khusus sales officer dan
surveyor bernomor cetak.
4. Sebaiknya sales officer dan surveyor dalam melakukan penagihan untuk
angsuran pertama hingga keenam disertai dengan bukti penerimaan,
supaya kemungkinan terjadinya cash lapping bisa diminimalkan.
5. Tanggung jawab penuh oleh A/R admin dalam menerima pembayaran
angsuran yang juga merangkap menjadi fungsi pencatat piutang usaha
sebaiknya tidak dijalankan, akan tetapi penerimaan angsuran menjadi
tanggung jawab teller dan ARHO
6. Sebaiknya dalam melakukan survey kepada calon debitur, surveyor lebih
memperhatikan kondisi calon debitur tersebut apakah memenuhi
persyaratan atau tidak sehingga layak dilakukan pembiayaan dengan
memperhatikan aspek lima “C”. diharapkan dengan debitur yang
berkualitas, maka jumlah piutang tak tertagih menjadi semakin kecil.
81
7. Kebijakan pemberian override kepada sales officer perlu ditinjau ulang
sebab terdapat beberapa customer yang menunggak berasal dari customer
yang memperoleh kredit dari kebijakan override ini.
8. Perusahaan sebaiknya melakukan rotasi kerja secara berkala sehingga
dengan adanya rotasi kerja akan mengurangi rasa jenuh dalam bekerja,
selain itu juga merupakan tindakan untuk menilai apakah karyawan telah
bekerja sesuai dengan peraturan dan prosedur yang telah ditetapkan
perusahaan.
82
DAFTAR PUSTAKA
ACCelerate, 14 Agustus, 2011. ACCELERATE Edisi Kedelapan, hlm. 12
Arens, Alvin A, 2001. Auditing Suatu Pendekatan Terpadu, Cetakan
Keenam, Buku Satu, Edisi Indonesia, Terjemahan Ilham
Tjakrakusuma, Jakarta :Erlangga
Boynton William C, Raymond N. Johnson, Walter G. Kell. 2003. Modern
Auditing, Terjemahan Gina Gania dan Ichsan Setiyo Budi, Edisi
Ketujuh, Jakarta :Erlangga
Daryanto, S. S, 2000. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya :
Apollo
Gondodiyoto, Sanyoto, 2007. Audit Sistem Informasi+Pendekatan Cobit,
Edisi Revisi, Jakarta : Mitra Wacana Media
Hery, 2011. Auditing 1 Dasar-Dasar Pemeriksaan Akuntansi, Cetakan
Pertama, Jakarta, Kencana
Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta :
Salemba Empat
Kieso E. Donald, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield. 2002. Akuntansi
Intermediate. Terjemahan Herman Wibowo. Jakarta :Erlangga
Kurniawan Saefullah. 2006. Pengantar Manajemen. Cetakan Kedua, Edisi
Pertama. Jakarta : Kencana
McLeod Raymond, George P. Schell. 2008, Sistem Informasi
Manajemen, Terjemahan Ali Akbar dan Afia Fitriani, Edisi
Kesepuluh. Surabaya, Salemba Empat
Moeller, Robert R, 2009. Brink’s Modern Internal Auditing, Seventh
Edition, USA : John Wiley & Sons, Inc,
Mulyadi, 2001.Sistem Akuntansi, Cetakan Ketiga, Edisi Ketiga, Jakarta :
Salemba Empat
Mulyadi, 2006. Auditing, Cetakan Pertama, Buku Satu, Edisi Keenam.
Jakarta : Salemba Empat
Riyanto Bambang, 2007. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi
Keempat, Jakarta : Salemba Empat
83
Sawyer, Dittenhofer, S. Cheiner, 2005. Internal Auditing, Buku Satu, Edisi
Kelima, Jakarta : Salemba Empat
Setiawan Iwan, 2010. Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate
accounting), Buku Satu, Bandung : Refika Aditama
Soemarso S.R., 2003. Akuntansi Suatu Pengantar, Buku Dua, Edisi
Kelima, Jakarta : Salemba Empat.
Warren, Carl S., Reeve, James M., Fees, Philip E, 2002. Accounting,
Edisike 20, Cincinnati Ohio, Thomson Learning
84
Lampiran 1 Struktur Organisasi Astra Credit Company Cab. Makassar
Branch
Manager
Operation
Head
Marketing
Departemen
Underwriting
Departemen
SOH
Service
Departemen
Customer
Service
Teller
EDP/Invento
ry Officer
AR
Departemen
EDP/Invento
ry Officer
BPKB
Custodian
AR Head
Underwriting
Head
SO
Credit
Analyst
Surveyor
Data
Entry
Staff
Validasi
Staff
Asuransi
Desk
Call
AR
Admin
Remedial
Admin
ARHO
Remedial
Officer
Lampiran 2 Report Aging Schedule ARHO
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
No. Kontrak
0160080011467
016008001365
016008002316
016008003425
016008001182
016008001265
016008001287
016008001292
016008001368
016008001398
016008001642
016008001779
016008002467
016008002494
016008003642
016008002451
016008002347
016008001287
016008002653
016008001287
016008002463
016008003146
Nama Customer
Hariati
Hasma
Arifuddin Alim
Nurwina
Zaenab Ramli
Ali
Kamaruddin
A. Nafisah
Gatot Triyadi
Marthen. L
Hj. Suhrah
H. Amiruddin
Huzaima
Nurdin. L
Dg. Kebo
Rustam
H. Ambo Upe
Mustakim
Dg. Nyompa
Muh. Aswad
Kartini
Musriani
Alamat
Pondok Akik Hijau
Komp. Bumi Permata Hijau
Jl. Je'netallasa
Jl. Slt. Alauddin III
Jl. Kumala 1
Jl. A. Tonro II
Jl. Bajiminasa
jl. Veteran Selatan
Jl. Rusa
Jl. Dg. Tata
Komp. Citra Sudiang Indah
Jl. Jend. Sudirman
Jl. Ratulangi
Jl. Kapasa Raya
Jl. Poros Maros-Makassar
BTN Asal Mula
Jl. Goa Ria
BTN Mangga Tiga
Bumi Tamalanrea Permai
Bumi Tamalanrea Permai
Jl. Danau Towuti
Jl. Gunung Batu Putih
Kota
Makassar
Makassar
Gowa
Makassar
Makassar
Makassar
Makassar
Makassar
Makassar
Makassar
Makassar
Maros
Maros
Makassar
Maros
Makassar
Makassar
Makassar
Makassar
Makassar
Soroako
Soroako
ovd
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
angs
13
9
11
12
9
23
23
14
17
27
16
21
12
16
35
27
17
25
9
38
15
20
ARHO
Arya
Arya
Arya
Arya
Arya
Arya
Arya
Arya
Arya
Arya
Akbar
Akbar
Akbar
Akbar
Akbar
Akbar
Akbar
Akbar
Akbar
Akbar
Ikrawadi
Ikrawadi
Jml angsuran
4.200.000
2.200.000
4.000.000
3.500.000
6.500.000
2.500.000
2.700.000
3.800.000
4.000.000
2.500.000
5.200.000
3.000.000
7.000.000
4.500.000
3.500.000
5.000.0000
2.800.000
7.500.000
3.500.000
4.000.000
4.500.000
3.500.000
Merk
toyota
daihatsu
toyota
toyota
toyota
daihatsu
daihatsu
nissan
toyota
daihatsu
toyota
daihatsu
isuzu
toyota
daihatsu
toyota
daihatsu
toyota
daihatsu
toyota
isuzu
daihatsu
Lampiran 3 Report Aging Schedule Sales Officer
PER 20 Juli 2012
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
No. Kontrak
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
Nama Customer
A. Fardal Saleh
Idrus
Amran
Hj. Nurhaeda
Supriyanto
A. Afdal
Eko
Sahabu
Cekkong
H. abd. Rahim
Jumran Ali
Satong
H. Syarifuddin
Irwan
Nasrun
Arfah
H. Muin
Kartini
Hasmawati
Zainab
Mukhtar
A. Besse
Hj. Murni
Anto
Kamaruddin
H. Muis
Mammang
Massinau
Alimuddin
Muh. Ansar
Alamat
Jl. Slt. Alauddin
BTN Minasa Upa
Jl. Lanraki
Jl. Urip Sumoharjo
Jl. Poros Barru
Jl. Jend. Sudirman
Bumi Tamalanrea Permai
Jl. Buntukunyi
Jl. Arif Rahman Hakim
Jl. Tinumbu
Jl. Cakalang
Jl. Kapasa Raya
Jl. Veteran Utara
Jl. Poros takalar
BTN. Hamzy
Bumi Permata Hijau
Jl. persatuan raya
Jl. Jend. Sudirman
Cendrawasih Residence
Jl. Sunu
Jl. Maccini tengah
Jl. Sultan alauddin
Jl. Hertasning
BTN Pao-Pao
Jl. Korban 40000 Jiwa
jl. A. Cammi
Mandalle
Jl. Rusa
BTN Minasa Upa
Taman Telkomas
Kota
Makassar
Makassar
Makassar
Makassar
Barru
Sidrap
Makassar
Luwu
Makassar
Makassar
Makassar
Makassar
Makassar
Takalar
Makassar
Makassar
sinjai
Bantaeng
Makassar
Makassar
Makassar
Makassar
Makassar
Makassar
Makassar
Sidrap
Pangkep
Makassar
Makassar
Makassar
ovd
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
5
5
5
5
6
6
6
angs
2
5
5
3
4
3
6
4
3
6
4
2
6
5
2
6
5
2
3
5
2
6
3
4
3
2
3
3
6
4
SO
A. haris
Amiruddin
Najamuddin
Zubair. M
Zubair. M
Zubair. M
Muh. Abdillah
Amiruddin
Syahruddin
Amiruddin
Henra Halim
Rendra Amin
Agussalim
Graha. P
Zubair. M
Syahruddin
Asmirawaty
Muh. Abdillah
Najamuddin
A. haris
yulianti
yulianti
Henra Halim
Rendra Amin
Henra Halim
Syahruddin
Najamuddin
Amiruddin
A. haris
Henra Halim
Jml angsuran
4.200.000
2.500.000
3.000.000
4.200.000
5.000.000
3.800.000
4.000.000
3.800.000
4.800.000
2.500.000
3.800.000
4.200.000
3.900.000
4.700.000
3.200.000
5.000.000
3.500.000
4.700.000
3.100.000
4.200.000
2.900.000
4.200.000
4.000.000
5.700.000
2.900.000
4.000.000
3.000.000
4.900.000
6.800.000
4.200.000
Merk
Toyota
Isuzu
Toyota
Toyota
Toyota
Toyota
Toyota
Ford
Toyota
daihatsu
Isuzu
Isuzu
daihatsu
daihatsu
Toyota
Toyota
daihatsu
Toyota
daihatsu
Toyota
daihatsu
Toyota
Toyota
Isuzu
nissan
Toyota
daihatsu
daihatsu
Toyota
Toyota
Lampiran 4 Report Aging Schedule Surveyor
PER 20 Juli 2012
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
No. Kontrak
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
016008001
Nama Customer
A. Fardal Saleh
Idrus
Amran
Hj. Nurhaeda
Supriyanto
A. Afdal
Eko
Sahabu
Cekkong
H. abd. Rahim
Jumran Ali
Satong
H. Syarifuddin
Irwan
Nasrun
Arfah
H. Muin
Kartini
Hasmawati
Zainab
Mukhtar
A. Besse
Hj. Murni
Anto
Kamaruddin
H. Muis
Mammang
Massinau
Alimuddin
Muh. Ansar
Alamat
Jl. Slt. Alauddin
BTN Minasa Upa
Jl. Lanraki
Jl. Urip Sumoharjo
Jl. Poros Barru
Jl. Jend. Sudirman
Bumi Tamalanrea Permai
Jl. Buntukunyi
Jl. Arif Rahman Hakim
Jl. Tinumbu
Jl. Cakalang
Jl. Kapasa Raya
Jl. Veteran Utara
Jl. Poros takalar
BTN. Hamzy
Bumi Permata Hijau
Jl. persatuan raya
Jl. Jend. Sudirman
Cendrawasih Residence
Jl. Sunu
Jl. Maccini tengah
Jl. Sultan alauddin
Jl. Hertasning
BTN Pao-Pao
Jl. Korban 40000 Jiwa
jl. A. Cammi
Mandalle
Jl. Rusa
BTN Minasa Upa
Taman Telkomas
Kota
Makassar
Makassar
Makassar
Makassar
Barru
Sidrap
Makassar
Luwu
Makassar
Makassar
Makassar
Makassar
Makassar
Takalar
Makassar
Makassar
sinjai
Bantaeng
Makassar
Makassar
Makassar
Makassar
Makassar
Makassar
Makassar
Sidrap
Pangkep
Makassar
Makassar
Makassar
ovd
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
5
5
5
5
6
6
6
angs
2
5
5
3
4
3
6
4
3
6
4
2
6
5
2
6
5
2
3
5
2
6
3
4
3
2
3
3
6
4
surveyor Jml angsuran Merk
Regy
4.200.000 Toyota
regy
2.500.000
Isuzu
Fahmi
3.000.000 Toyota
A. Ristandi
4.200.000 Toyota
Fahmi
5.000.000 Toyota
Misel. P
3.800.000 Toyota
Fahmi
4.000.000 Toyota
Junaidi
3.800.000
Ford
A. Ristandi
4.800.000 Toyota
Syahril
2.500.000 daihatsu
Syahril
3.800.000
Isuzu
Fahmi
4.200.000
Isuzu
A. Ristandi
3.900.000 daihatsu
A. Fisal
4.700.000 daihatsu
Fahmi
3.200.000 Toyota
syahril
5.000.000 Toyota
A. faisal
3.500.000 daihatsu
A. faisal
4.700.000 Toyota
Junaidi
3.100.000 daihatsu
Junaidi
4.200.000 Toyota
Syahril
2.900.000 daihatsu
Fahmi
4.200.000 Toyota
A. faisal
4.000.000 Toyota
Junaidi
5.700.000
Isuzu
Regy
2.900.000 nissan
Misel. P
4.000.000 Toyota
Misel. P
3.000.000 daihatsu
A. Ristandi
4.900.000 daihatsu
Syahril
6.800.000 Toyota
Fahmi
4.200.000 Toyota
Lampiran 5 Report Aging Kompre
per 20 Juli 2012
No
1
2
3
4
No. Kontrak Nama Customer
01600801
Haryati
01600801
Hasmawati
01600801
Amran
01600801
Basirun
Alamat
Alauddin Residence
Pondok akik Hijau
Jl. Sabutung
Jl. Poros Barru
Kota
Makassar
Makassar
Makassar
Barru
ovd
45
65
65
70
angs
8
19
20
16
RO
Buyung
Buyung
Nasir
Ramli
Jml angsuran
4.700.000
5.500.000
4.200.000
5.000.000
Merk
toyota
toyota
daihatsu
toyota
Download