Majalah Santunan edisi Mei 2010

advertisement
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI ACEH
dan Seluruh Jajarannya
Mengucapkan Selamat dan Sukses
atas Pelantikan dan Serahterima Jabatan Kepala Kepolisian Daerah Aceh
Bapak Brigjen Pol Fajar Prihantoro
dan Ucapan Terima Kasih Kepada
Bapak Irjen Pol Adityawarman
atas Pengabdiannya Selama Menjadi Kapolda Aceh
Kepala,
ttd
Drs. H. A. Rahman TB, Lt.
Foto Repro Serambi Indonesia
KELUARGA BESAR MAJALAH SANTUNAN
Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas Pelantikan
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara
Drs. H. Zulkifli Idris
Tanggal 14 April 2010
Oleh Sekdakab Aceh Utara
Ir. Syahbuddin Usman, M.Si
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Lhokseumawe
Drs. H. M. Daud Hasbi, M.Ag
Tanggal 14 April 2010
Oleh An. Sekdakota Lhokseumawe
Drs. H. Arifin Abdullah
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar
Drs. Salahuddin
Tanggal 16 April 2010
Oleh Bupati Aceh Besar
DR. H. Bukhari Daud, M.Ed
Semoga Dalam Melaksanakan Tugas Selalu Mendapatkan Ridha dan Inayah Allah Swt.
Pemimpin Redaksi
dto
Juniazi, S.Ag.
DAFTAR ISI
Penyuluh Bukan Pegawai KUA Hal.19
Saat ini Kondisi Pendidikan di Aceh
Menyedihkan
Hal. 9
Penyuluh Agama
Masuk LP Hal.20
Syaikh Al-Qaradhawi:
Hari Ini Menara,
Besok Masjid yang Dilarang...
Hal. 27
Reformasi Birokrasi
Kemenag Tidak Boleh Berhenti
Hal. 28
Opini:
Iqra’, Persahabatan
dan Kebangkitan Nasional Hal. 42
Life Style: Hidup Sehat
Ala Rasulullah Hal. 51
Sampul depan: Siswa MIN Lampupok Raya Kecamatan Indrapuri Aceh Besar.
Sampul belakang: Peserta PAR (Penelitian Action Research) di Kanwil Kementerian Agama Aceh
yang diadakan oleh Balitbang Kementerian Agama RI. Kegiatan diikuti oleh pemuda lintas agama.
Majalah Santunan Kantor Kementerian Agama Provinsi Aceh Pembina: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Penanggungjawab: Kepala Bagian Tata Usaha
Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Dewan Pengarah: Drs. H. Taufiq Abdullah; Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd; H. Abrar Zym, S.Ag; Drs. H. Asy’ari Basyah; Drs. Saifuddin AR;
H. Aska Yunan, S.Ag. Pemimpin Umum: Drs. H. Zuardi Zain Pemimpin Redaksi: Juniazi Wakil Pemimpin Redaksi: Muzakkir Sekretaris Redaksi : Khairuddin Aba Wakil Sekretaris
Redaksi: Jabbar Sabil Redaktur: Mulyadi Nurdin; Ridwan Qari; Juhaimi; Taharuddin, Wiswadas; Azhar; Khairul Saleh; Abdullah AR; Muhammad Yacob Yahya; Suri Arniansyah;
Alfirdaus Putra. Pemimpin Usaha: Imran Wakil Pemimpin Usaha: Zulfahmi Keuangan: Munawar; Elia Fajri Sirkulasi: Darwin; Jatu Rahmi Rahayu Iklan: Hartati; Yenni Yusnita
Layout: Tim Santunan Alamat Redaksi: Jl. Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh E-mail : redaksisantunan@yahoo.co.id / redaksisantunan@gmail.com Hotline-SMS: 0852-7775-9339
T
Stop Diskriminasi
Madrasah (SDM)
anggal 2 Mei 2010, bangsa ini kembali memperingati
Hari Pendidikan Nasional. Hari Pendidikan Nasional
yang diperingati setiap tahun diambil dari hari
kelahiran Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara
yang lahir pada tanggal 2 Mei 1889.
Syahdan, di alam kubur sana, Ki Hajar Dewantara,
mungkin akan bergeming melihat ’carut marutnya’
pendidikan di negeri ini. Pendidikan ternyata belum
dinikmati oleh seluruh anak-anak bangsa ini. Pendidikan
masih menjadi barang ’mahal’ di negeri gemah ripah loh
jenawi. Mutu dan kualitas pendidikan bangsa ini masih
jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara
berkembang lainnya dan mungkin saja dengan negara
tetangga sekalipun. Lembaga pendidikan di Kementerian
Agama tidak boleh mendapatkan bantuan pendidikan dari
pemerintah daerah cuma gara-gara, madrasah milik pusat.
Cita-cita Proklamasi Kemerdekaan yang menjadi arah dan
tujuan bangsa ini untuk memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sepertinya masih
jadi harapan dan impian. Hasil UN yang katanya menjadi
tolok ukur dan barometer untuk mengukur mutu dan
kualitas pendidikan pun masih diragukan. Miris, memang.
Nah, pada sisi lain, dikotomi lembaga pendidikan
umum dan lembaga pendidikan agama dan keagamaan
masih terus dipertentangkan terutama di daerah.
Madrasah masih dianggap lembaga pendidikan kelas dua
di daerah. Anggaran pendidikan yang konon milyaran
bahkan triliunan yang bersumber dari dana Otsus, Migas,
sepertinya tidak berhak dinikmati oleh siswa dan guru
di madrasah dan tenaga kependidikan di Kementerian
Agama. Guru di madrasah tidak berhak mendapatkan
tunjangan dan fasilitas dari Pemerintah daerah. Padahal
ghalibnya, guru di madrasah adalah juga Warga Negara
Indonesia dan siswa madrasah adalah anak negeri ini,
putra putri Aceh yang seharusnya mendapatkan perhatian
dan perlakukan yang sama dan adil di mata pemerintah.
Secercah harapan berhembus dari Jakarta. Pemerintah
pusat berencana tahun ini menerbitkan peraturan anti
diskriminasi terhadap madrasah. Peraturan bersama
empat menteri, yaitu Menteri Agama, Menteri
Pendidikan Nasional, Menteri Dalam Negeri dan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara, diharapkan mampu
mendorong seluruh Pemerintah daerah di tingkat Provinsi
dan Kabupaten/Kota mau bersikap adil dan kooperatf
terhadap pengembangan pendidikan di madrasah dan
sekolah negeri. Dengan adanya regulasi ini diharapkan
akan membuka mata Pemerintah daerah untuk mengakui
4
kesetaraan posisi madrasah negeri dengan sekolah
negeri. Sehingga Pemerintah daerah mau berlaku adil
dan mau mengalokasikan anggaran untuk mendorong
pengembangan madrasah negeri di daerah mereka.
Sama seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah
seharusnya memberikan perlakuan sama terhadap
madrasah dan sekolah negeri. Jangan seperti yang terjadi
selama ini, madrasah hanya mendapatkan alokasi anggaran
pengembangan pendidikan dari pemerintah pusat melalui
Kementerian Agama yang setiap tahun dianggarkan dalam
DIPA.
Sementara yang berlaku selama ini, sekolah negeri
tidak hanya mendapatkan alokasi anggaran pendidikan
dari pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan
Nasional, tapi juga dari Pemerintah daerah apakah itu
dari dana Otsus, Migas maupun dari APBA atau APBK di
Kabupaten/Kota masing-masing. Oleh karenanya, wajar
saja pengembangan kuantitas dan kualitas madrasah
negeri tidak secepat sekolah negeri. Wajar saja hari ini,
fasilitas sekolah negeri lebih bagus dari madrasah dan
lembaga pendidikan kegamaan lainya.
Jika mau bersikap adil, mau berbagi, seharusnya
pemerintah daerah tidak lepas tanggung jawab hanya
karena madrasah negeri berada di bawah Kementerian
Agama yang merupakan instansi vertikal dan bukan
perangkat daerah. Pemerintah mestinya bertanggung
jawab pada seluruh masyarakat di daerahnya. Bukan
berpihak pada satu kelompok atau satu instansi dan atau
dinas. Misalnya, kalau daerah memberikan tunjangan bagi
guru di sekolah negeri, guru di madrasah juga seharusnya
dapat. Toh, guru di madrasah mengajar siswa dan anakanaknya pun anak daerah ini kok. Kalau begitu, apanya
yang berbeda?
Bagi Pemerintah daerah, sebenarnya tidak perlu
takut dan khawatir untuk membantu madrasah, karena
regulasinya selama ini sudah ada. Peraturan Pemerintah
Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan
Pendidikan Keagamaan, memberi lampu hijau kepada
Pemerintah daerah untuk mengalokasikan anggaran
pendidikan bagi madrasah negeri.
Dikotomi dan diskriminasi pendidikan antara
pendidikan agama dan pendidikan umum yang selama ini
terjadi, bukan tidak mustahil adalah salah satu penyebab
dari sekian sebab pendidikan di negeri ini belum maju
dan berkembang. Ada ketidakadilan yang dipertontonkan
penguasa. Dan itu harus dihentikan. Juniazi
Santunan Mei 2010
Redaktur Polkam Harian Serambi Indonesia Zainal Arifin M. Nur (kanan)
dan Pemred Santunan Juniazi dalam
diskusi “kiat menulis feature” yang
diikuti seluruh redaktur majalah ini,
Jum’at (9/4).
Upaya menampilkan
yang terbaik
Wajah Baru Santunan, Selamat!
Dari pedalaman Kabupaten Gayo
Lues, dari Blangkejren dan Jagong Jeget
sebagai daerah asal kami, dan dari pesisir
Takengon sebagai daerah tugas kami (KUA
Kecamatan Linge), kami menyapa Saudara
dan Saudari di dapur redaksi. Bahwa wajah
baru Majalah Santunan, milik keluarga
besar Kementerian Agama Aceh, cukup
bagus, dan selamat! Begitu juga dengan
cover (tampilan sampul). Tidak berlebihan,
semoga, jika dipajang bersanding dengan
majalah ibukota, tak kalah cerah dan
wah-nya. Lay out dan rubrik-rubriknya
juga sudah memadai, walaupun perlu
penamaan rubrik yang representatif
(keterwakilan) dengan isinya.
Ini tentu tak terlepas dari ’tangan
dingin’ dan ’halus’ dari SDM yang menjadi
crew-nya. Dengan kembalinya nama
asalnya: Santunan (tanpa jadid) --setelah
waktu bangkitnya kembali ada tambahan
label ’jadid’-- ini menurut saya, sebagai
wujud dari ’kembali ke khittah’ majalah
bulanan ini. Tidak semua kantor provinsi
ada majalah bulanan, atau buletin.
Bahkan, mungkin tidak semua kantor
Kementerian Agama Provinsi di luar Aceh
yang sempat berpikir menerbitkan karya
bersama semacam ini.
Kita bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kepada pihak mana pun
(pemimpin umum, pemimpin redaksi, dewan redaksi, redaktur, penulis, pengirim
berita, tim tingkat kabupaten/kota, pengedar, pembaca dan seterusnya) atas upaya
’pembangkitan’ majalah kebanggaan kita
Logo Kementerian Agama
yang Sebenarnya
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Redaksi dan pembaca Santunan yang saya hormati. Akhir-akhir ini kita melihat logo
atau lambang Kementerian Agama dipergunakan di banyak media, baik kop surat, amplop
dinas, iklan, dan juga di majalah Santunan yang kita banggakan ini.
Tanpa menyinggung niat baik teman-teman yang hendak memperindah bentuk dan logo
instansi kita, seingat saya pernah ada buku tentang kumpulan peraturan kesekretariatan
Kementerian Agama, di mana di dalamnya terdapat aturan yang menjelaskan tentang
bentuk, warna dan tata cara penggunaan logo/lambang Kementerian Agama.
Saya berharap, semua kita melihat kembali dan mempedomani peraturan tersebut.
Sekaligus mensosialisasikan kembali bentuk dan model logo Kementerian Agama yang
sebenarnya. Terima Kasih.
Yusran, 081360000xxx
TU MAN Darusssalam
Redaksi
Terima kasih atas sarannya dan sudah kita tindaklanjuti.
ini. Semoga semakin eksis dan menjadi
media ukhuwah bersama warga ikhlas
mengabdi, di hari Persahabatan Dunia (16
Mei) dan Hari Kebangkitan Nasional (20
Mei) tahun ini. Amin.
Mahbub Fauzi Chusen, S.Ag.
Penyuluh Agama Islam Fungsional dan
Ketua Pokjaluh Kankemenag Kabupaten
Aceh Tengah.
Redaksi
Terima kasih banyak atas respon
positifnya. Tulisan Saudara kami tunggu!
Ralat Edisi April 2010
1. Alamat email redaksi Majalah Santunan yang benar adalah redaksisantunan@gmail.com
2. Tulisan “Mengenang Dosa-dosa
Besar” pada halaman 39-40 ditulis
oleh Salman Abdul Muthalib, MA,
Dosen pada Fakultas Ushuluddin,
IAIN Ar-Raniry Banda Aceh.
3. Tulisan “Bila Bayi Anda Masuk Angin
(kembung)” pada halaman 53 ditulis
oleh Aidha Fitri, A.Ma (Istri dari
Drs. H. Jauharuddin, Kepala Kantor
Kementerian Agama Aceh Tenggara).
4. Tulisan “Mengenal Khasiat Seledri”
pada halaman 53 ditulis oleh Ny.
H.T. Helmi, Sm.Hk., S.Ag (Ketua
Dharmawanita Kantor Kementerian
Agama Kab. Aceh Tamiang).
Dengan demikian kesalahan telah
diperbaiki. Redaksi.
Santunan Mei 2010
5
LAPORAN UTAMA
Madrasahku Sayang,
Madrasahku Malang
Laporan, Mulyadi Nurdin dan Juniazi
Kekurangan fasilitas, kurangnya tenaga pendidik, kurangnya duit di satu pihak. Sementara di lain pihak,
pola diskriminasi pengambil kebijakan di daerah dan sikap serta alasan Pemerintah daerah kepada madrasah yang kurang, sepertinya tidak mengurangi semangat jajaran madrasah untuk terus mengabdi dan
mendidik anak-anak negeri ini.
Dan sebuah fakta hari ini terungkap, madrasah ternyata lebih unggul dari sekolah umum lainnya. Nah,
sehingga wajar saja jika kemudian banyak orang tua dan masyarakat berbondong-bondong menyekolahkan anaknya di madrasah. Bahkan tidak sedikit orang tua setiap tahun harus mengeluh, anaknya belum
diterima di madrasah. Alasannya, yah itu saja. Daya tampung terbatas. Seiring kedatangan bulan Mei, yang
setiap tanggal 2 diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional, Santunan mencoba mengungkapkan informasi dan fakta-fakta di atas ke sidang pembaca yang dijadikan laporan utama edisi ini.
S
iang itu, jarum jam sudah
menunjukkan pukul 14.30 WIB.
Namun, sayup-sayup suara siswa
masih riuh rendah di ruang belajar.
Sebuah pemandangan tidak biasanya
mungkin di tempat lain. Mereka sudah
terbiasa telat pulang karena harus
mengikuti les sore. Jam belajar di MTsN
Model Banda Aceh itu sedikit padat; di
samping harus memenuhi kurikulum
Diknas, anak-anak ditambah juga
dengan materi agama yang jumlahnya
6
sangat signifikan.
Di lain pihak, penambahan jam
belajar dari biasanya, kelihatannya
membuat madrasah, salah satunya
MTsN I Banda Aceh ini, menjadi
model dan unggul di tingkatannya.
Dan faktanya lagi, justru pola ini
makin diminati oleh masyarakat
dan khususnya orang tua dari
berbagai kalangan, mulai masyarakat
bawah hingga pejabat antusias
menyekolahkan anaknya di madrasah.
Santunan Mei 2010
Sambil memperlihatkan seabrek
prestasi yang diraih siswanya, kepala
MTsN Model Banda Aceh, Drs.
Muhammad, kepada Santunan dengan
bangga menunjukkan daftar sejumlah
pejabat yang menyekolahkan anaknya
di madrasah yang dipimpinnya.
Fenomena ini, dibenarkan oleh
Walikota Banda Aceh, Ir. Mawardy
Nurdin, menurutnya banyak pejabat
yang tidak sempat mengajar ilmu
agama kepada anaknya sehingga
lebih suka menyekolahkan anaknya
di madrasah. “Pejabat tidak banyak
waktu untuk anak. Sore baru pulang
ke rumah. Tidak ada waktu untuk
mengundang guru ngaji ke rumah,”
ungkapya kepada Santunan, Selasa
(13/4).
Madrasah menjadi solusi, di tengah
kesibukan banyak orang yang tidak
sempat membekali anaknya dengan
pendidikan moral dan agama. Dan
satu hal lagi, kualitas pendidikan di
madrasah secara kumulatif juga lebih
unggul dibanding sekolah umum.
Fakta ini bukan isapan jempol. DR.
Islahuddin, anggota tim Koordinasi
Dana Otsus dan Migas Aceh, yang
juga dosen Fakultas Ekonomi
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh,
membeberkan fakta itu. Menurutnya
kualitas pendidikan di madrasah jauh
lebih unggul dibandingkan sekolah
umum. “Tingkat pendidikan di bawah
LAPORAN UTAMA
Kementerian Agama lebih tinggi dari
rata-rata tingkat pendidikan di sekolahsekolah secara keseluruhan di tingkat
Provinsi,” ujarnya dalam pembicaraan
dengan Santunan.
Senada dengan Pak Doktor,
pengamat pendidikan Aceh, DR.
Sofyan A. Gani, mengaminkan fakta ini.
“Kualitas pendidikan di madrasah lebih
unggul,” katanya . Dan menurutnya,
salah satu faktor penyebabnya karena
kepemimpinan di jajaran Kementerian
Agama lebih terkoordinasi dengan
baik dibandingkan sekolah umum.
Pengangkatan
kepala
madrasah
dilakukan dengan cara yang lebih
selektif dan menganut profesionalitas,
karena masih dikoordinasi oleh Kanwil.
Berbeda dengan di sekolah, sarat
denganmuatanpolitisdankepentingan.
Nah! “Pada saat mengangkat kepala
madrasah ditentukan oleh Kepala
Kantor Kementerian Agama, sehingga
penentuan kepala madrasahnya
diseleksi secara ketat dan bisa
dikontrol,” ujar dosen FKIP dan
juga Ketua Pascasarjana Magister
Pendidikan Bahasa Inggris Unsyiah
tersebut.
Diskriminasi Anggaran Masih Terjadi
Sebagai lembaga pendidikan yang
sudah lama berkembang di Indonesia
dan khususnya di Aceh, madrasah
selain telah berhasil membina
dan mengembangkan kehidupan
beragama, juga ikut berperan dalam
menanamkan rasa kebangsaan ke
dalam jiwa masyarakat. Di samping itu,
madrasah juga sangat beperan dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Namun demikian, selain performa
madrasah yang masih harus terus
diperbaiki dan ditingkatkan, juga
kendala klasik, yaitu anggaran atau
dana yang belum memadai.
Walau unggul di kualitas belum
tentu unggul di anggaran, tidak semua
madrasah menikmati anggaran setara
dengan sekolah umum. Walaupun
kita dengar anggaran pendidikan
meningkat setiap tahun. Kucuran
dana dari migas dan Otsus yang konon
triliunan dikucurkan Jakarta untuk
Santunan Mei 2010
Aceh, toh dana itu tidak mengalir ke
jajaran madrasah. Jika pun ada itu
cuma tetesan.
Nasib Madrasah, guru dan jajaran
tenaga kependidikan di lingkungan
Kementerian Agama, begitu-begitu
saja. Dianaktirikan. Kalau tidak, seperti
yang sering diutarakan Kakanwil
Kementerian Agama Provinsi Aceh,
Drs. A. Rahman TB, Lt, karena roh
pengabdian dan keikhlasan yang masih
tinggi yang dimiliki jajaran madrasah
di Aceh. Kalau tidak, mungkin sudah
lama, madrasah dan guru di madrasah
termasuk tenaga kependidikannya,
ramai-ramai minta pindah ke Pemda,
karena tunjangan dan fasilitasnya
menjanjikan.
Sehingga wajar saja, sekolah
umum lebih unggul dari segi fasilitas
karena punya dana dan anggaran
yang memadai. Padahal, Undangundang Sistem Pendidikan Nasional
2003 mengamanatkan bahwa tidak
ada perbedaan antara sekolah umum
dengan madrasah termasuk dayah dan
pendidikan keagamaan lainnya. Namun
7
LAPORAN UTAMA
faktanya lain, malah di sebagian
daerah ada yang tidak menerima
suntikan dana dari Pemerintah
setempat, misalkan Aceh Besar seperti
diungkapkan Kasi Mapenda Kantor
kementerian Agama Kabupaten Aceh
Besar, Drs. Uzair, tidak seperti tahuntahun sebelumnya, tahun ini madrasah
tidak lagi menerima tunjangan dari
Pemda. Sehingga wajar saja, jika guru
madrasah kembali gigit jari.
Bupati Aceh Besar, Dr. Bukhari Daud
berpendapat bahwa Kementerian
Agama memiliki dana sendiri sehingga
tidak perlu dibantu lagi oleh Pemda
Aceh Besar. “Masing-masing punya
dapur sendiri”. katanya, usai menjadi
pembina upacara HAB di Kankemenag
Jantho awal Januari lalu.
Seperti yang ditelusuri Santunan,
Pemko Banda Aceh dan Pemko
Lhokseumawe punya pandangan lain.
Pemerintah setempat memperlakukan
madrasah sama dengan sekolah
umum, berbagai tunjangan yang
diberikan kepada guru sekolah juga
diberikan kepada madrasah, walau
bukan kewajibannya, pemerintah
setempat ingin menjaga kekompakan
antar lembaga pendidikan supaya
tidak ada pilih kasih, karena semua
mengajar anak-anak bangsa.
“Untuk menjaga kekompakan dan
harmonisasi juga, kita mengharapakan
sama nasib lah sesama guru, karena
mereka juga bekerja mencerdaskan
anak-anak kita,” Kata Mawardi Nurdin,
Walikota Banda Aceh.
Menurutnya Banda Aceh telah
menganggarkan dana pendidikan jauh
di atas Undang-undang, mencapai 42
persen dalam APBK. Ini langkah berani
di saat Pemkot kekurangan dana
pembangunan.
Ini juga diungkapkan Drs. Arifin
Abdullah, Nota Dinas Sekretaris
daerah Kota Lhokseumawe dalam
sambutannya
saat
pelantikan
Kepala Kantor Kementerian Agama
Kota Lhokseumawe, Rabu (14/4) di
Lhokseumawe. Menurutnya tidak
ada alasan guru-guru di madrasah
tidak dibantu. Sama seperti guru di
jajaran Diknas, guru di madrasah juga
harus dibantu dan sama. Toh, mereka
mengajarkan anak-anak Lhokseumawe
juga, katanya mantap.
Di Simeulu, Bupati Drs. Darmili
dalam kesempatan pelantikan Kepala
8
Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Simeulu, Maret lalu. Sambil berkelakar,
juga berkomentar senada, yang jangan
diminta bulan dan bintang. Kalau yang
lain silakan saja diminta ke Pemda,
dan insyaallah akan diberikan, ungkap
Darmili dihadapan pejabat Muspida
dan anggota dewan DPRK Simeulu,
kala itu.
Sedikit aneh, memang. Di saat
sejumlah Pemerintah daerah berpikir
positif dengan nasib madrasah, guru
dan tenaga kependidikan di jajaran
Kementerian Agama, namun sebagian
“Untuk menjaga
kekompakan dan
harmonisasi juga, kita
mengharapkan sama
nasib lah sesama guru”
Pemerintah daerah lain tetap
mencari-cari alasan. Ujung-ujungnya,
kekurangan dana adalah alasan utama
untuk tidak memperhatikan nasib
madrasah dan guru di lingkungan
Kementerian Agama di daerahnya.
Perbedaan sikap pemerintah
daerah dan diskriminasi yang
dipertontonkan sejumlah Pemerintah
daerah dalam menyikapi pendidikan
madrasah tercium tidak hanya di Aceh,
namun ini sudah jadi rahasia umum di
seluruh negeri ini, Indonesia.
Madrasah Harus Diperlakukan Sama
Ketimpangan ini membuat wakil
rakyat di DPR RI prihatin dan angkat
bicara. Wakil Ketua Komisi VIII DPR,
Chairun Nisa meminta Pemerintah
daerah tidak berlaku diskriminatif pada
madrasah negeri, karena madrasah
negeri memiliki hak yang sama dengan
sekolah negeri untuk mendapatkan
anggaran dari Pemda.
“Tidak boleh pemerintah daerah
diskriminatif terhadap madrasah,”
kata Nisa di Jakarta Jumat (9/4) lalu.
Hal senada juga dikatakan Direktur
Pendidikan Madrasah Kemenag RI,
Firdaus. Menurutnya madrasah harus
diperlakukan sama dengan sekolah,
karena siswa madrasah juga warga
negara yang berhak diperlakukan
sama oleh pemda.
“Madrasah
seharusnya
mendapatkan perlakuan adil dan
sama seperti daerah memperlakukan
sekolah,” kata Firdaus kepada
Santunan Mei 2010
Republika, Jumat (9/4) lalu.
Malah menurutnya, Pemerintah
pusat akan mengeluarkan peraturan
anti diskriminasi terhadap madrasah
tahun ini. Peraturan Bersama
Menteri itu akan melibatkan empat
menteri sekaligus, yakni Menteri
Agama, Menteri Pendidikan Nasional,
Menteri Dalam Negeri, dan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara.
Diharapkan, Peraturan Bersama
tersebut akan mendorong seluruh
pemerintah daerah di tingkat provinsi
dan kabupaten untuk bersikap adil
dalam pengembangan pendidikan
sekolah dan madrasah.
Dukungan Pemerintah daerah
merupakan salah satu faktor penting
dalam pengembangan madrasah
ke depan, karena anggaran yang
disediakan oleh Pemerintah pusat
belum mampu menutupi semua
kebutuhan pendidikan.
Kabid Mapenda Kanwil Kemenag
Aceh, H. Aska Yunan S.Ag, yang
diminta komentarnya seputar ini,
kembali
mengingatkan kepala
Kankemenag Kabupaten/Kota untuk
terus melakukan pendekatan dengan
pemerintah
daerah
setempat.
Menurutnya di zaman otonomi,
bupati/walikota memiliki wewenang
di wilayah masing-masing, sehingga
respon mereka akan sangat membantu
madrasah.
“Kita dalam sekat wilayah masingmasing. Kankemenag harus dekat
dengan pemda, dan juga sangat
tergantung Pemda itu bagaimana
sikapnya. Koordinasi, lobi dan
hubungan baik harus dijaga dan
dibangun dengan baik,” kata Kabid
Mapenda ini diplomatis, Selasa (13/4)
lalu.
Sebagian daerah telah memberikan
perhatiankepadamadrasah,sementara
yang lain masih Choh (nihil). Sebagian
Pemerintah daerah masih bersikeras
bahwa Kementerian Agama adalah
lembaga vertikal yang tidak perlu
dibantu. Lantas, bagaimana dengan
siswa di madrasah, guru yang mengajar
siswa di madrasah. Apakah mereka
juga anak-anak dan guru vertikal.
Jangan sampai mereka dikorbankan
atau jadi korban oleh kebijakan yang
salah kaprah. Atau, jangan-jangan, kita
sudah appriori dengan pendidikan di
negeri ini. Nah.. n
LAPORAN UTAMA
Dr. Sofyan A. Gani, MA,
Ketua Komite MAN Model Banda Aceh, ketua Prodi Magister Pendidikan Bahasa Inggris Unsyiah
Saat ini Kondisi Pendidikan Aceh
Sangat menyedihkan
Saat ini kondisi pendidikan Aceh sangat menyedihkan.
Tidak seimbang dengan dana yang ada dipendidikan,
terutama dalam segi mutu. Ini sangat kita sayangkan. Dana
besar tapi outputnya kurang.
kalau kita ukur berdasarkan hasil Ujian Nasional (UN)
tidak dapat dipertanggungjawabkan. Dari beberapa tulisan
saya bisa buktikan, bahwa UN itu tidak bisa mengukur mutu
pendidikan Aceh. Kalau mau jujur, itu sama sekali manipulasi
dan kecurangan. Kalau mau lihat nilai asli, lihatlah nilai
pada try out. Dimana rata-rata kelulusannya sekitar 30%.
Namun, saat UN yang hanya satu bulan waktunya dari try
out, angka kelulusannya bisa mencapai hingga 90%. Inikan
membingungkan. Dari mana nilainya bisa naik secara
signifikan.
Lantas, saat masuk Perguruan Tinggi anak-anak yang lulus
rata-ratanya nilai sembilan tidak lulus masuk Perguruan
Tinggi. Bahkan, fakultas favorit seperti kedokteran, yang lulus
banyak anak luar Aceh.
Masih bagus pendidikan diluar Aceh. Walau kecurangankecurangan tetap ada. Kalau mau fair, mari kita ambil sampel
sekolah yang ada di Sare, Bener Meriah, mialnya, jangan
di Kota Banda Aceh. Kita pasti terheran-heran, beginilah
keadaan sekolah di daerah. Sangat menyedihkan.
Kalau memperbaiki mutu pendidikan
di Aceh ada dua hal utama menurut saya.
Pertama, angkat kepala sekolah yang benar.
Punya visi dan misi. Kedua, soal guru. Kita harus
jujur, kemampuan guru kita masih dibawah
rata-rata.
Kesalahan besar kalau hanya mengejar
nilai UN. Bukan mengubah perilaku murid,
seperti hormat pada guru, mau belajar, dan
seterusnya.
Beruntung, madrasah masih menganut pola
sentralistik. Jadi, kepala madrasah ditentukan
oleh Kepala Kantor Kementerian Agama,
dan diseleksi secara ketat dan bisa dikontrol.
Lain halnya di sekolah umum, mereka tidak
beruntung. Kita sudah sarankan penentuan
kepala sekolah dikembalikan ke provinsi.
Makanya, umumnya kepala madrasah lebih
baik dari pada kepala sekolah umum.
Saya melihat wali murid semuanya tidak
ada masalah, sejauh kita bisa menampilkan
secara transparan dan bertanggung jawab.
Baik dalam pengelolaan dana maupun pada
dunia pendidikan itu sendiri. Komite sekolah
harus diikutsertakan bersama-sama dengan pihak sekolah
dalam membangun dunia pendidikan.
Selama ini di MAN Model Banda Aceh Sangat kekurangan
dana. Yang tersedia anggaran hanya 20% dari total keperluan
operasional. Selebihnya 80% kita cari sendiri melalui wali
murid. Dan syukur wali murid tidak ada yang menentang
terhadap pengutipan kekurangan biaya ini. Sedangkan dari
Pemda kita tidak mendapatkan bantuan, tapi kalau SMU ada
dana khusus.
Image yang dibangun madrasah bagus dan mempunyai
nilai tambah seperti pelajaran agama. Image inilah yang
membuat orang tua berlomba-lomba menyekolahkan
anaknya ke madrasah.
Sebenarnya terhadap anggaran tidak ada masalah lagi,
karena sudah dibantu wali murid. Seperti penambahan jam
belajar atau les, dananya kita bicarakan lagi dengan wali
murid. Nah, jika ada wali murid yang keberatan, ya kita tutup
lesnya.
Kita sering mengatakan bahwa pendidikan gratis. Yang
dikatakan pendidikan gratis oleh pemerintah, mulai jam
delapan sampai jam dua. Tapi kalau ada kegiatan diluar jam
itu, seperti les sore hari, kita harus cari dana sendiri. n
(mulyadi nurdin dan darwin)
Santunan Mei 2010
9
LAPORAN UTAMA
H. Aska Yunan, S.Ag
Kepala Bidang Mapenda Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh
Masing-masing Daerah
Punya Kebijakan Sendiri
U
ntuk tingkat ibtidaiyah dan
tsanawiyah madrasah lebih
unggul. Sementara untuk
tingkat aliyah, madrasah harus
diakui lemah. Madrasah dibawah
SMU. Namun, secara kumulatif,
madrasah masih di atas sekolah
umum.
Pendidikan adalah pekerjaan
besar dan memerlukan dana
yang besar. Kalau dana yang ada
di DIPA, itu memang tidak cukup.
Ada beberapa sekolah yang kreatif,
dana mereka pasti tidak cukup.
Semakin kreatif pimpinannya,
semakin ndak cukup dananya.
Semboyan sekolah bebas biaya,
sebenarnya sulit diwujudkan. Dana
DIPA tidak cukup, tapi dengan
10
DIPA itu banyak yang sudah kita
perbuat.
Memang masing-masing
Kabupaten punya perhatian
berbeda. Katakanlah seperti
Sabang, Pemko setempat
memberikan kenderaan roda dua
kepada semua kepala sekolah dan
Madrasah, baik di tingkat MI, MTs,
MA, negeri maupun swasta dapat
semua. Masing-masing daerah
punya kebijakan sendiri sesuai
pemahaman pimpinannya.
Sekarang otonomi itu sudah
tersekat-sekat. Di daerah itu
penguasanya bupati atau walikota.
Sebenarnya kalau bisa kita
katakan, kita ini penguasa punya
wilayah kerja tidak punya wilayah
Santunan Mei 2010
hukum. Wilayah kerja kita justru
berada di wilayah hukum orang.
Sebenarnya mungkin
ada keinginan pemda untuk
membantu, tapi karena
keterbatasan dana dan beban
yang banyak. Pemda punya
banyak instansi yang harus
disuplai dananya. Lagi pula kalau
di Aceh lebih banyak sekolah
dibanding madrasah, jadi berapa
banyak sekolah yang harus
dibantu oleh pemda. Kemudian
kalau pemda juga memberikan
juga kepada madrasah akan
jadi beban. Mungkin juga ada
pemikiran bahwa madrasah sudah
dapat suplai dana dari pusat,
dikhawatirkan dapat dana ganda.
Kita dapat informasi dari beberapa
daerah seperti itu.
Kalau dari tunjangan, antar
kabupaten tidak sama. Memang
kembali kepada kekuatan dana
yang dimiliki masing-masing
daerah. Atau bisa juga sejauh
mana pendekatan yang dilakukan
dari kita untuk memperoleh dana
tersebut. Kementerian Agama
harus dekat dengan Pemda. Ini
juga bergantung pada Pemda
setempat. Walaupun ada DIPA,
seyogianya ada tambahan dana
dari Pemda. Saya kira madrasah
juga berhak dapat anggaran dari
Pemda.
Kalau fasilitas, ada madrasah
kita yang lebih bagus dari sekolah,
tapi ada juga yang jauh ketinggalan
dari sekolah. Kalau standar umum
sarana kita masih kurang, apalagi
banyak madrasah yang masih
berstatus swasta.
(mulyadi nurdin dan darwin)
LAPORAN UTAMA
DR. Islahuddin, Dosen Fakultas Ekonomi Unsyiah, Anggota tim koordinasi dana otsus dan migas Aceh
Tidak Boleh Beda Sekolah dan Madrasah
Apa saja peran Bapak dalam Pemerintah
Aceh?
Tim koordinasi dana otsus dan migas, ini
tim khusus yang dibentuk oleh gubenur untuk
mengkoordinir pemanfaatan dana otsus dan
migas, supaya penggunaannya efektif.
Penggunaannya dana migas dan otsus di Aceh
kemana saja?
Termasuk untuk pendidikan, ini salah satu
mandat.
Selama ini pendekatan pembangunan
pendidikan di Aceh bagaimana?
Sebenarnya target yang ditetapkan dalam
renstra sudah ada tekanan-tekanan khusus, dari
segi fasilitas, kualitas, akses abiiltas pendidikan,
sejauh mana daya tampung sebuah sekolah untuk
menampung murid, kalau dilihat secara khusus
prioritasnya perlu diatur kembali, sehingga tidak
semua dianggap prioritas.
Beasiswa itu untuk pendidikan di tingkat
mana ?
Tingkat dasar dan menengah, itu kan menyerap beasiswa
yang besar, ada juga untuk sekolah tinggi, jumlahnya
mencapai seratusan Milyar Rupiah tiap tahun, semua dapat
dilihat dalam data anggaran.
Berapa besar tunjangan yang diberikan kepada guru di
lingkungan Pemerintah Aceh?
Itu semua ada dalam dokumen anggaran, masing-masing
Kabupaten/Kota punya kebijakan sendiri-sendiri, kalau dana
BOS itu merupakan dana pusat yang tidak diambil dari dana
migas.
Selain dana BOS di Aceh diberikan tunjangan khusus,
apakah tunjangan tersebut juga diberikan kepada
madrasah?
Untuk biaya operasional Kementerian agama juga dapat
dana BOS untuk masing-masing sekolah, jadi pada saat
menyusun strategi pemanfaatan dana otsus dan migas saya
rasa perlu diperhatikan agar tidak membedakan sekolah dan
madrasah, itu harus disamakan, penyamarataan lah.
Ada kesan seolah Pemerintah Daerah tidak boleh
membantu lembaga vertikal, bagaimana?
Memang ada kesan itu, ada instruksi yang saya baca, tapi
timbul masalah seperti di Aceh misalnya, kita punya sumber
keuangan tertentu, lalu kita membangun kemampuan
keuangan sekolah tapi mengabaikan madrasah, maka
kita tidak membangun kesempatan yang sama untuk
memperoleh tingkat kualitas pendidikan yang bagus, tidak
boleh membedakan antara sekolah dan madrasah.
Bagaimana kualitas pendidikan di Kementerian Agama?
Kita bicara soal data, dari yang saya dengar tingkat
pendidikan di bawah Kementerian agama lebih tinggi dari
rata-rata tingkat pendidikan di sekolah-sekolah, secara
keseluruhan di tingkat Provinsi.
Lebih tinggi ditinjau dari segi apa?
Saya tidak melihat dari segi sarana tapi dari out put.
Master plan pendidikan Aceh sendiri diarahkan
kemana?
Master plan pendidikan Aceh itu kan lebih kepada
penjabaran Renstra Pemerintah Aceh tentang pendidikan
yang masih direvisi juga, saya pikir ini kesempatan bagi kita
untuk dapat melihat itu dengan jelas, syariat satu hal yang
menjadi tekanan utama dalam itu, tapi itu bukan sematamata, yang paling penting adalah mengejar kinerja menurut
idikator pendidikan, paling tidak, ada kesetaraan dengan
pendidikan tingkat nasional, itu harus dapat digambarkan
dengan baik dalam perubahan renstra pendidikan.
Apa strategi untuk meningkatkan pendidikan Aceh ke
depan?
Sebenarnya yang peling penting kita tahu sekarang
kita berada dimana, indikator yang menjelaskan dimana
posisi kita dibandingkan daerah lain di Indonesia, apakah
pendidikan kita sudah cukup baik atau tidak, kita bisa lihat
dari akses abilitas, mutu, input, kualitas output, semua itu
perlu kita hitung dengan benar, kemudian target pencapaian
mesti diarahkan supaya mengangkat derajat pendidikan
Aceh paling tidak setara dengan rata-rata nasional. (mulyadi
nurdin dan darwin)
Santunan Mei 2010
11
Ir. H. Mawardy Nurdin, M.EngSc, Walikota Banda Aceh
Sudah Jadi Kewajiban Pemerintah Kota
Untuk Membantu
Bisa dijelaskan, bagaimana kondisi
pendidikan di Kota Banda Aceh
sekarang?
Kota Banda Aceh merupakan
satu-satunya daerah yang telah
mengalokasikan dana pendidikan jauh
di atas ketentuan Undang-undang.
Dalam UU Pendidikan, dikatakan
minimal 20 persen. Pemko Banda
Aceh mengalokasikan 42 persen dari
APBK. Pendidikan di Kota Banda Aceh
hampir seluruhnya gratis, kecuali ekstra
kurikuler yang ditentukan oleh kepala
sekolah dan komite.
Ngomong-ngomong, Pemko Banda
Aceh juga mengalokasikan anggaran
pendidikan untuk jajaran Kementerian
Agama, termasuk tunjangan guru?
Walau Kementerian Agama adalah
lembaga vertikal dan tidak menjadi
kewajiban kita, namun untuk menjaga kekompakan dan
harmonisasi, kita juga anggarkan tunjangan untuk guru
di Kementerian Agama. Ya, kita berharap sama-lah nasib
sesama guru. Mereka juga bekerja mencerdaskan anakanak kita. Itu sudah komitmen kita. Alhamdulillah, saya
dengan Kakankemenag dan Kakanwil Kemenag Aceh, juga
terus berkordinasi. Hubungan kita bagus dengan semua
instansi vertikal yang ada di Banda Aceh.
Apakah tunjangan yang diberikan kepada guru
madrasah sama seperti yang diberikan kepada guru
sekolah umum?
Sama. Mana ada kita bedakan, semua sama menurut
pangkat masing-masing.
Informasi, APBK Banda Aceh kurang, kenapa tetap
diberikan tunjangan kepada guru di madrasah?
Seperti saya jelaskan tadi, baik guru madrasah maupun
guru sekolah umum sama-sama mencerdaskan anakanak kita. Sudah menjadi kewajiban Pemerintah Kota
untuk membantu. Kita tidak membeda-bedakan, ini guru
madrasah, ini guru umum. Asal semua bekerja dengan baik
untuk mencerdaskan anak kita, memberi pelajaran dan
mengabdi kepada pendidikan, harus diberikan. Seharusnya
kepala daerah lain mengikuti apa yang telah dilakukan oleh
Banda Aceh. Tidak boleh ada dikotomi antara agama dan
12
bukan agama, mereka profesinya sama.
Dengan anggaran di atas 40 persen, apakah kualitas
pendidikan ada peningkatan?
Dari hasil yang telah dicapai, kita jauh lebih baik dari
seluruh kabupaten/kota. Secara nasional kita juga di atas
rata-rata nasional. Tingkat kelulusan SMP, SMA kita jauh
lebih bagus. Pendidikan di Banda aceh ada beberapa
sekolah sudah berstandar internasional. Ada yang sedang
menuju kesana. Ada juga yang sudah menerapkan sistem
billingual (dua bahasa). Banda Aceh menjadi tolak ukur dan
barometer kemajuan pendidikan di Aceh, dari segi apapun di
Banda Aceh sangat baik. Dari segi gedung, mutu, kualifikasi
guru, tingkat kelulusan, prestasi siswa secara nasional juga
banyak. Ada yang menang olimpiade di luar negeri.
Selain tunjangan untuk guru yang sudah disebutkan,
apakah ada
perhatian khusus dari Pemko untuk
Madrasah?
Ada, seperti MIN Model di Rukoh, kita bantu melalui
USAID, sekarang menjadi MIN yang bisa dikedepankan.
Setiap ada tamu kita bawa kesana untuk melihat bagaimana
pengelolaan sebuah madrasah yang baik. Cara mengajarnya
sudah jauh lebih baik dan lebih maju. MIN model ini juga
menjadi favorit karena ada tambahan pelajaran agama
disana. n (mulyadi nurdin dan darwin)
Santunan Mei 2010
LAPORAN UTAMA
Drs. Muhammad, Kepala MTsN Model Banda Aceh
Alhamdulillah, Dulu Tanpa Ada Tunjangan Bisa Hidup.
Apalagi Sekarang
C
ukup memuaskan, hasil UN
tahun yang lalu hampir 100
persen lulus. Kita berharap
tahun ini semuanya lulus.
Insyaallah, kita melaksanakannya
secara bersih. Madarasah kita
juga dipercayakan sebagai tempat
penyimpanan naskah soal UN
yang dijaga ketat oleh aparat
kepolisian.
Alhamdulillah, lulusan MTSN
I banyak ditampung di sekolah
unggulan, seperti SMA Modal
Bangsa, Fajar Harapan, dan lainlain.
Setiap tahun SMA Modal Bangsa
menerima siswa seratusan orang,
tahun lalu anak kita diterima 30
orang. Di Fajar Harapan juga
seperti itu. Kalau Modal Bangsa,
biasanya mereka merekrut sendiri
siswa berprestasi dengan berbagai
cara seperti aneka lomba,
pemenangnya langsung direkrut
jadi siswa mereka. Jadi anakanak kita banyak yang menang
dalam lomba itu, beberapa tahun
belakangan madrasah kita juara
umum.
Wali murid kita ini bermacammacam, mulai dari kelas paling
bawah hingga profesor. Kita bisa
lihat dari perolehan beasiswa,
tahun lalu kita salurkan kepada 85
orang. Tidak semua dari keluarga
besar
Kementerian
Agama,
mayoritas dari luar. Malah guru
SMA banyak yang menyekolahkan
anaknya disini, misalnya kepala
SMP 1 Banda Aceh, anaknya
disekolahkan disini, pejabat lain
juga banyak. Sehingga kadangkadang kita terpikir juga kalau ada
bantuan kenapa tidak diperhatikan
juga ke madrasah kita.
Kita menjalankan dua struktur
pendidikan, jadi itu yang membuat
madrasah lebih menarik dibanding
Santunan Mei 2010
sekolah lain. Kurikulum agama kan
sangat kurang di sekolah umum,
walaupun sebenarnya tiap sekolah
bisa menambah jam belajar. Tapi
ini tidak sembarangan juga.
Kalau jumlah guru sebenarnya
sudah lebih.
Karena sudah
diberlakukan aturan sertifikasi,
setiap guru yang sudah dan akan
disertifikasi harus mengajar 24 jam
pelajaran. Sekarang banyak yang
tidak cukup jam disini sehingga
ada yang mengajar di tempat lain.
Pun begitu, kita juga kekurangan
guru pelajaran tertentu, seperti
matematika
sehingga
harus
didatangkan dari luar.
Kalau anggaran sudah memadai
dengan adanya dana BOS.
Penggunaannya sudah ditentukan
oleh pusat, dana yang tidak bisa
ditarik harus dikembalikan ke
negara. Biaya les sore dan gaji
guru luar dibiayai dari uang ini,
sehingga tidak perlu memungut
biaya apapun dari siswa.
Kita dapat bantuan dari Dinas
Pendidikan Kota Banda Aceh,
hanya guru yang dapat. Pegawai
yang lain kita pikirkan bersamasama.
Gaji guru sebenarnya
sudah cukup. Dari sertifikasi saja
ada 2 juta per bulan, ditambah
lagi dengan tunjangan tadi.
Alhamdulillah, dulu tanpa ada
tunjangan kita bisa hidup, apalagi
sekarang.
Sebelumnya memang ada
perasaan
dianaktirikan,
tapi
akhirnya pengambil kebijakan
menyadari bahwa pendidikan yang
kita jalankan untuk semuanya,
education not for one people but
for all. Semua siswa adalah anak
Aceh, murid kita banyak juga dari
anak pejabat daerah.
(mulyadi nurdin dan darwin)
13
Laporan Alfirdaus Putra
S
Mengintip Hilal
Dari Observatorium Lhoknga
eandainya Nasaruddin At-Tusi,
Al-Batani, dan Al-Khawarizmi
masih hidup, mungkin ketiga
orang inilah yang paling berbahagia
bila mendengar berdirinya Balai
Observatorium Hilal Lhoknga sebagai
salah satu balai observasi astronomi
modern yang menkhususkan diri
sebagai pusat penelitian astronomi
Islam yang juga sering diistilahkan
dengan ilmu falak. Penelitian astronomi
islam yang sudah mulai dikembangkan
oleh 3 ilmuan diatas sejak abad ke 8
Masehi nampaknya akan kembali
menggeliat di bumi Serambi Mekah
ini sebagai khazanah perbendaharaan
keilmuan islam.
Balai Observatorium Hilal Lhoknga
versi modern ini sudah mulai dirintis
sejak tahun 2006 dengan adanya
penjajakan bantuan peralatan rukyatul
hilal oleh Bidang Urais Kementerian
Agama Provinsi Aceh (ketika itu masih
disebut dengan Departemen Agama)
ke Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi
NAD-Nias. Berbagai problematika
telah dihadapi dalam masa perintisan
pembangunan Balai Observasi Hilal
Lhoknga ini, mulai dengan pemetaan
tempat yang strategis sesuai dengan
bantang alam yang sesuai untuk
pembangunan sebuah Balai Observasi
yang ideal hingga pemilihan instrumen
astronomi yang serba canggih.
Sekali waktu penulis berbincang
dengan Hakim L. Malasan, peneliti
sekaligus Kepala Observatorium
Bosscha Bandung tentang pemilihan
Lhoknga sebagai tempat perdirinya
balai ini, ternyata yang membuat
penulis takjub adalah jawaban beliau
yang menyatakan bahwa posisi
Astronomi Pantai Lhoknga di Utara
garis khatulistiwa (95,8 derajat Bujur
Timur, 5,5 derajat Lintang Utara),
merupakan daerah yang terbaik dari
segi ketinggian hilal se-Indonesia
secara keseluruhan. Secara geografis
pun menurut beliau pantai Lhoknga
merupakan kawasan tanjung bermuka
lebar yang berdiameter lebih dari
600 sehingga tidak akan pernah
mengganggu proses observasi sabit
bulan setelah fase bulan baru (ijtima’)
yang dalam dunia Islam dikenal
14
sebagai hilal. Langit daerah Lhoknga
juga merupakan langit yang memiliki
turbulensi atmosfer kecil sehingga
memudahkan untuk melakukan
observasi vertikal sepanjang langit
belahan bumi utara.
Bahkan beliau yang juga merupakan
pengawas pengadaan instrumen astronomi untuk Observatorium Lhoknga
pernah melakukan observasi terhadap
Pleiades (M42, Gugus Bintang Tujuh)
dan kabut Orion yang menurut beliau
menurut mereka beberapa instrumen
yang terdapat di Observatorium Hilal ini
termasuk yang tercanggih dan terbaru
diantara observatorium lainnya di
nusantara ini. Instrumen pengamatan
terdiri atas sebuah teleskop pembias
(refractor) berdiameter 180 mm
dengan merek dagang vixen, sebuah
telescope vixen ED100SF berdiameter
100 mm dan teleskop catadioptric
Vixen VC200L berdiameter 200 mm,
sejumlah binokuler astronomi dengan
di daerah Observatorium Lhokngalah
bintang tersebut paling jelas dan bagus
untuk diamati. Penulis berkesimpulan
betapa istimewanya Observatorium
yang satu ini.
penguatan 125x, 4 buah teodolit
digital dengan medan pandang 1,5
derajat, proyektor matahari, perangkat
lunak kendali teleskop dan proses
citra modern, kamera-kamera sensitif
berbasis teknologi CCD dan berbagai
jenis penapis (filter), semua alat
tersebut diimpor dari Jepang dengan
perantara Jtscope sebagai dealer
resminya.
Selain dari instrumen utama
tersebut terdapat pula instrumen
penunjang
untuk
kegiatan
pengembangan astromomi yaitu
All-sky camera yang memungkinkan
pengamat memonitor situasi langit
di atas observatorium dari dalam
gedung, automated weather station
untuk mengukur secara langsung
Alat Tercanggih di Indonesia
Pada akhir Januari 2010 yang lalu
Observatorium Hilal Lhoknga yang
kini berdiri gagah menghadap arah
barat pantai Lhoknga nan indah yang
dikelola oleh Bidang Urusan Agama
Islam (Urais) Kanwil Kementerian
Agama Provinsi Aceh dikunjungi oleh
beberapa teman dari Tim Hisab Rukyat
Kementerian Agama Pusat. Sungguh di
luar perkiraan, ternyata mereka sangat
takjub dengan keberadaan instrumen
pengamatan yang terdapat di balai ini,
Santunan Mei 2010
kelembaban, laju angin, temperatur
dan tekanan, kompas Qiblat, dan
altimeter, gallery astronomi serta
planeterium mini untuk miniatur
pergerakan benda langit yang sangat
cocok sebagai pembelajaran astronomi
bagi siswa maupun khalayak umum.
Sekali lagi penulis berkesimpulan
betapa istimewanya Observatorium
yang satu ini.
Harapan dan Tantangan ke Depan
Penetapan awal bulan qamariah
sebagai pertanda dimulainya berbagai
macam ibadah dalam Islam seperti
awal ramadhan, awal syawal dan
awal dzulhijjah adalah kegiatan rutin
yang berjalan di Balai Observatorium
Lhoknga ini dan tempat ini merupakan
salah satu dari sembilan tempat
pengamatan hilal se Nusantara. Bekerjasama dengan Badan Hisab dan
Rukyat Provinsi Aceh dan ormas-ormas
masyarkat, Kanwil Kementerian Agama
Provinsi Aceh dengan Observatorium
ini selalu menjadi daerah yang paling
ditunggu-tunggu laporannya tentang
hasil rukyatul hilal. Berbagai kegiatan
observasi lainnya seperti observasi
gerhana matahari, observasi fase-fase
bulan dan observasi planet beserta
satelitnya juga merupakan kegiatan
yang secara periodik dilakukan di
Observatorium ini.
Para perintis Observatorium ini
seperti Deputi Agama BRR-NAD
Nias, DR. T. Safir Iskandar, Drs. H.
A.Rahman, TB, Badruddin Puteh, Drs.
Sofyan Saleh (kini Ketua PTA banten),
serta ormas Islam lainnya, ketika
pendirian dan penyediaan instrumen
di Observatorium ini sangat berharap
agar observatorim ini menjadi pusat
pendidikan astronomi Islam yang
bertarafkan nasional bahkan lebih
dari itu sebagaimana kejayaan Aceh
di masa Samudra Pasai, yang ketika
itu menjadi pusat pembelajaran kaum
pelajar Islam dari India Selatan dan
daratan Asia.
Para pelajar, siswa, santri, mahasiswa
hingga khalayak umum pun mempunyai
peran penting untuk mewujudkan
keinginan para perintis ini dengan
mendalami ilmu falak yang merupakan
bagian dari astronomi islam yang
pernah dikuasai oleh ilmuan-ilmuan
muslim abad pertengahan. Instrumen
yang telah tersedia ini hendaknya dapat
dimanfaatkan untuk mengembangkan
khazanah keilmuan Islam.
Harapan yang demikian besar
tentunya akan secara garis lurus berhubungan dengan tantangan yang
tidak kalah besarnya, perawatan
peralatan yang tergolong amat spesifik
dan tidak memiliki service center di
tanah air menjadi kendala utama yang
memerlukan perawatan seksama dan
kesadaran tinggi akan pentingnya
melestarikan lingkungan observatorium
menjadi kunci bertahannya peralatan
di Observatorium dalam waktu lama,
melintasigenerasimanusiapemakainya.
Lingkungan observatorium yang asri
dan nyaman sangat mempengaruhi
keawetan instrumen yang terdapat di
dalamnya, dan ini harus diperhatikan
secara intensif oleh pengelola
observatorium ini dengan dukungan
sepenuhnya baik semangat yang tinggi,
kebutuhan materil maupun non materil
dari kita semua.
Mengutip DR. Hakim L. Malasan,
dalam sebuah tulisannya di langit
selatan.com “Semoga mata langit
modern di bumi serambi Mekah ini
dapat menjadi kebanggaan rakyat
Aceh hingga generasi yang akan
datang. Insya Allah!”. n
Laporan Muzakkir dari Bali
Dari Temu Konsultasi Kasi Bidang Ibadah Sosial di Bali,
Wujudkan Bayang-bayang Syurga
di Muka Bumi
Pulau dewata, pulau seribu pura,
adalah sebutan untuk provinsi Bali.
Karena keindahan panorama alam
pantainya dan juga kehidupannya yang
identik dengan kehidupan masyarakat
Hindu, sebagai penduduk mayoritas
yang menjadikan candi sebagai simbol
keagamaan. Tapi ternyata kehidupan
kaum muslimin di Bali penuh geliat
dan memiliki kontribusi yang berarti
bagi masyarakat Bali. Sungguh,
kehidupan yang harmonis dan penuh
toleransi sangat terasa aromanya
dalam masyarakat Bali.
Tempat peribadatan agama-agama
selain Hindu tersebar di seantero pulau
yang terkenal dengan julukan “Pulau
Seribu Pura” ini. Tempat peribadatan
umat Islam bisa didapati di berbagai
tempat dan terdapat di hampir semua
kabupaten di Bali.
Agama Islam masuk ke Bali pada
abad XIV, yakni pada zaman kekuasaan
Raja Dalem Waturenggong (14801550). Peristiwa tersebut terjadi ketika
Dalem Waturenggong berkunjung ke
Kerajaan Majapahit di Jawa Timur.
Saat kembali ke Bali, beliau diiringkan
oleh 40 orang pengawal beragama
Islam. Ke-40 pengawal tersebut
kemudian diizinkan menetap di
Bali, bertugas sebagai abdi kerajaan
Gelgel (Klungkung bagian Selatan).
Mereka dianugerahi pemukiman dan
membangun sebuah masjid yang
diberi nama Masjid Gelgel. Itulah
masjid pertama di Bali.
Islam juga masuk ke Bali lewat
Pulau Serangan pada awal Abad
XVII. Pada saat itu para Ulama dan
saudagar Islam serta Laskar Bugis
Santunan Mei 2010
merapat menggunakan perahu Pinisi.
Kedatangan saudagar dan Ulama
Bugis disambut hangat oleh Raja Puri
Pemecutan, Badung, yang berkuasa
saat itu. Pada saat itu, para raja di Bali
teribat dalam konflik internal yang
sengaja dikondisikan oleh pemerintah
kolonial Balanda. Ikatan historis antara
Kampung Islam Bugis Pulau Serangan
dengan kerajaan Pemecutan Badung
tetap kuat hingga kini. Selain itu juga
banyak catatan-catatan lain yang
menjelaskan tentang sejarah Islam di
Bali.
Atas dasar tersebut, Direktorat
Pemberdayaan Zakat memilih Kota
Denpasar Bali sebagai tempat “Temu
Konsultasi Kasi Bina Ibadah Sosial” seIndonesia. Dalam kegiatan tersebut
Dirjen Bimas Islam, Dr.Nasaruddin
Umar,MA,
menjelaskan
bahwa
15
Ibadah mahdhah oriented perlu
penyeimbangan
dalam
praktik
masyarakat Indonesia sekarang ini,
kalau tidak maka nasib kaum fakir
miskin akan jalan di tempat. Dalam
ajaran Islam, konsisi pada garis
kemiskinan saja disuruh berantas
apa lagi yang kondisinya berada di
bawah garis kemiskinan. Maka fiqh
al-Ma’un perlu dikembangkan di
Indonesia dalam rangka untuk menuju
sebuah penghidupan yang layak bagi
warganya. Juga dalam rangka untuk
menciptakan insan kamil yang tidak
hanya memfungsikan diri sebagai ‘abid
(ahli ibadat) tapi juga harus berfungsi
sebagai khalifah. Oleh karena itu
ummat Islam dituntut untuk kerja
secara profesional dalam arti kerja dua
kali (niat dan aksi).
Dirjen Bimas Islam menambahkan,
Allah SWT memiliki blue print
dalam menata kehidupan makhluq
di semesta ini yang berada di lauh
mahfuzh (gambaran kita semacam
hard disk raksasa mungkin), maka kita
perlu bertanya selalu fainna tazhabun?
(mau kemana kita?) dengan programprogram yang kita rancang.
Demikian juga dalam menjalankan
tugas harus ada pemetaan (MAPPING
; short, middle dan long), pemetaan
jangka pendek, menengah dan jangka
panjang. Dan dalam kerja sebagai
aparat Negara Kementerian Agama
tidak cukup dengan hanya memahami
A
konsep, kondisi di lapangan juga harus
dikuasai pula sehingga segenap titik
kelemahan dan kekurangan kita dapat
dirasakan langsung, imbuhnya.
Setiap petugas sosial jangan hanya
terpaku dengan program dari pusat,
perlu ijtihad lokal untuk pengembangan
program kerja, harus berani berpikir
lain dari yang sudah mapan, perlu
mengasah niat dan mengasah aksi.
Masing-masing pegawai hendaknya
mengurai benang kusut yang ada
dalam
pikiran
masing-masing,
maka di sinilah diperlukan ISTIQRA’
(pengamatan terhadap masalah) dan
bacalah selalu Undang-undang yang
berhubungan dengan tugas. Buatlah
penafsiran Ibadah sosial menurut
kepentingan wilayah masing-masing
dengan mengedepankan aspekaspek pembaharuan dalam rangka
untuk meningkat kinerja. Jangan
enggan dan takut akan kesalahan
dalam bertindak untuk mencapai
suatu kebenaran, LEBIH BAIK SALAH
KARENA MELAKUKAN DARI PADA
TAK PERNAH SALAH KARENA TAK
MELAKUKAN APA-APA. Berbuatlah apa
adanya jangan bertanya bagaimana
seharusnya. Dan dalam bekerja jangan
suka menyalahkan orang. Demikian
untaian sambutan penutup yang
disampaikan Bapak Dirjen Bimas Islam
Kementerian Agama RI pada kegiatan
Temu Konsultasi Kepala Seksi Ibadah
Sosial.
Cara Sederhana Menentukan Arah Kiblat
da saat-saat tertentu dua kali satu tahun, matahari
tepat berada di atas Mekkah (Ka’bah). Sehingga jika
pengamat pada saat tersebut melihat ke matahari, dan
menarik garis lurus dari matahari memotong
ufuk/horison tegak lurus, pengamat akan
mendapatkan posisi tepat arah kiblat tanpa
harus melakukan perhitungan sama sekali.
Tentu saja, asal pengamat tahu kapan
tepatnya matahari berada di atas Mekkah.
Setiap tahun ada dua hari dimana matahari
berada tepat di atas Ka’bah, dan arah bayangan
matahari dimanapun di dunia pasti mengarah
ke kiblat. Peristiwa tersebut terjadi setiap
tanggal 28 Mei, pukul 9.18 GMT (16.18 WIB)
dan 16 Juli jam 9.27 GMT (16.27 WIB) untuk tahun biasa. Jika
tahun kabisat, tanggal tersebut dimajukan satu hari, dengan
jam yang sama.
Karena gerak tahunan matahari dikombinasikan dengan
gerak terbit terbenam matahari akibat rotasi bumi, maka
matahari menyapu daerah-daerah yang memiliki lintang
antara 23,5º LU dan 23,5º LS. Pada daerah-daerah di
permukaan bumi yang memiliki lintang dalam rentang
tersebut, matahari dua kali setahun akan berada kurang lebih
16
Kasubdit Ibadah sosial Drs.
Juraidi,MA, juga menyampaikan
perlunya misi mewujudkan bayangbayang surga di muka bumi karena
pada intinya hidup manusia mengacu
pada surat Thaha, ayat 118-119:
“Sesungguhnya kamu tidak akan
kelaparan di dalamnya dan tidak akan
telanjang. dan sesungguhnya kamu
tidak akan merasa dahaga dan tidak
(pula) akan ditimpa panas matahari di
dalamnya”
Ayat tersebut menggambarkan
suasana penghuni sorga yang terpenuhi
sandang, pangan dan papan. Maka
segenap kegiatan yang dilakukan oleh
Subdit Ibadah Sosial adalah bentuk
kepedulian kepada Kaum dluafa agar
kehidupannya layak dan memenuhi
standar sehingga mengarah ke maksud
ayat di atas.
Maka
sistem
dan
strategi
pembinaan kelompok fakir miskin perlu
terus ditingkatkan dan didampingi
selalu, karena tanpa pendampingan
bisa jadi program akan gagal dan tidak
mencapai sasaran yang diinginkan.
Kegiatan Temu Konsultasi Kasi
Bina Ibadah Sosial se-Indonesia
dilaksanakan di Hotel Santhi, Denpasar
Bali tanggal 7 s/d 9 April 2010, yang
dibuka oleh Direktur Pemberdayaan
Zakat dan ditutup oleh Kabid Urais
Kementerian Agama Provinsi Bali,
Drs.H.Musta’in,SH. n
tepat di atas. Karena Mekkah memiliki lintang 21º 26’ LU,
yang berarti berada dalam daerah yang disebutkan di atas,
maka dua kali dalam setahun. Matahari akan tepat berada di
atas kepala. Kapan hal ini terjadi, bisa dilihat
dalam almanak, misalnya Astronomical
Almanac.
Untuk menyesuaikan arah kiblat, pada
tanggal 28 Mei 2010, atau 16 Juli 2010 nanti,
langkah pertama yang harus anda lakukan
adalah menyesuaikan jam dengan waktu
GMT jauh-jauh hari. Cara yang paling tepat
adalah mencocokkan jam di computer anda
dengan jadwal GMT di internet.
Masuk ke Control Panel, klik Date and
Time, klik Internet Time, bila anda sedang terhubung ke
internet, klik Update Now, beberapa waktu kemudian, jam
yang tertera di computer anda sudah sesuai dengan standar
GMT+7 (untuk Jakarta, Bangkok) dan dapat digunakan
sebagai pedoman jam kiblat.
Nah, arah bayangan benda pada jam kiblat di atas adalah
berbanding terbalik dengan posisi Ka’bah. Selamat mencoba!
(ABA/disarikan dari berbagai sumber)
Santunan Mei 2010
Laporan Taharuddin
Catatan Rakor Penyelenggaran PAIS Tahun 2010 di Jakarta
USBN PAI
P
Berlari di Celah UN
ertarungan Ujian Sekolah Berstandar Nasional bagi Pendidikan
Agama pada Sekolah untuk
menjadi USBN yang sebenarnya belum
usai. Tahun Pelajaran 2009/2010
kembali USBN PAI itu menjadi tahap
Uji Coba yang telah berlangsung sejak
3 tahun yang lalu. Pasalnya berbagai
regulasi yang mengikat terlambat
terselesaikan. Kesannya, barangkali
karena persoalan Ujian Nasional (UN)
yang sangat santer dipolemikkan,
mengakibatkan USBN PAI berdampak
imbasannya. Seakan berlari di celah
dan relung gunung UN yang hampir
meletus. Tetapi insya Allah pada tahuntahun mendatang dapat berjalan baik.
Begitu harapan pengambil kebijakan
di Direktorat Pendidikan Agama Islam
pada Sekolah.
Penyelenggaraan USBN PAI di SMA
N 1 Banda Aceh berlangsung aman
dan tertib, dilaksanakan pada tanggal
29 Maret 2010 dan diletakkan pada
jam pertama hari ujian sekolah. Siswa
menjawab di atas Lembar Jawaban
Komputer yang diawasi oleh guru
selain mata ujian. Bapak Sumanto,
sebagai anggota tim monitoring
PAIS Pusat merasa senang dan lega
terhadap pelaksanaan Ujian PAI ini di
SMAN 1 Banda Aceh ini. Sementara
Kepala SMAN 1 Banda Aceh Drs.
Syarifuddin mengharapkan bahwa
kisi-kisi ujian PAI di masa mendatang
agar lebih cepat diedarkan untuk
mempersiapkan ujian PAI secara lebih
matang.
Pelaksanaan USBN PAI telah berlangsung sukses dan mengesankan
yang terlihat pada pelaksanaan USBN
PAI tingkat SMA di tingkat nasional.
Direktur Pendidikan Agama Islam
pada Sekolah (PAIS) DR. Imam Tolkhah
mengatakan bahwa pelaksanaan
USBN di daerah-daerah Uji Coba
berjalan dengan berbagai pola. Ada
yang diadakan sebelum UN. Ada yang
sesudah UN. Ada yang mengukuti
seperti pedoman dari pusat dan ada
yang tidak mengikuti pedoman tetapi
tetap memperhatikan kisi-kisi (draft).
Menurut Imam Tolkhah bahwa
sesungguhnya setelah dikeluarkan PP
No 55 tahun 2007 tentang Pendidikan
Agama dan Keagamaan, Direktorat
Pendidikan Agama Islam pada Sekolah
mencoba melakukan perencanaan,
implimentasi dan evaluasi terhadap
Pelajaran Pendidikan Agama Islam di
sekolah. Disela-sela rapat koordinasi
Kabupaten / Kota dan Kasi Kurikulum
dan Kasi Supervisi/Evaluasi Provinsi
Wilayah Barat itu, Imam Tolkhah
juga mengungkapkan bahwa sarana
Pendidkan Agama di sekolah-sekolah
masih kurang. Diperlukan di masa
akan datang Laboratorium Agama di
sekolah yang dapat dijadikan sebagai
Pusat Sumber Belajar atau Resource
Centre Pendidikan Agama. Untuk
itu Ditpais telah menyipakankan hal
itu juga diungkapkan bahwa untuk
mengantisipasi penyimpangan-penyimpangan terhadap pemahaman agama
maka DITPAIS telah merancang sebuah
pedoman kurikulum berbasis Islam
rahmatan lil alamiin” sebagai upayaupaya untuk mengantisipasi isu-isu
redikalisme di sekolah-sekolah. Oleh
karenanya isu-isu strategis menyangkut
multikulralisme patut dikembangkan.
Dalam acara rakor yang diikuti
oleh beberapa Kasi Mapenda
Kabupaten/Kota, Kepala Bidang
Dikdas/Dikmen Dinas Pendidikan
yang berkiatan dengan multimedia
termasuk didalamnya drama-drama
bernu-ansa islamiy.
Acara rakor di Hotel Golden
Boutique Jakarta dari tanggal 8-10
April 2010 itu turut serta sebagai
pembicara DR. T. Ramli Zakaria dari
BSNP dan Prof Rusmin Tumenggor
dari UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Prof. Rusmin dalam pemaparannya
menyam-paikan
bahwa
USBN
merupakan sarana pemetaan bukan
untuk menentukan kelulusan. n
Santunan Mei 2010
17
Kereta Api Expo Aceh
Oleh Taharuddin
“Bapak-bapak kasi! Sekarang kita
rapat sebentar ya?” Senin, 8 Februari
2010, Bapak M Hibban (Kasi Sarana
pada Bidang Mapenda Kanwil Kemenag
Provinsi Aceh) mengkoordinir kami
para kasi di Bidang Mapenda untuk
duduk bersama, berpikir sejenak
mengakumulasi apa yang mesti
dilakukan pada porseni mendatang;
Diskusi kami berjalan tidak begitu
ekspres. Kereta api yang membawa
expo madrasah di Aceh.
Sebuah mimpi tersentak di benak
dan pikiran saya, seandainya model
expo yang diinginkan telah terkristal
dan terbayang jernih di Aceh pada
masa mendatang. Modelnya, polanya
dan lain sebagainya sehingga pasca
pelaksanaannya walaupun belum
mampu mewakili provinsi di ajang
lama karena hanya memformulasi
jadwal porseni yang ideal dengan
menkonsiderasi pelaksanaan porseni
sebelumnya.
Dalam diskusi tersebut sempat
saya menyinggung pelaksanaan expo
yang kebetulan sinyal anggarannya
ada sedikit tersedia. Untuk apa dan
bagaimana serta kebetulan juga buku
sosialisasi untuk kompetisi dan expo
madrasah ketika palaksanaan secara
nasional di Malang sangat banyak
terkirimkan dari Jakarta. Barangkali
ini memerlukan pemaknaannya.
Relnya sudah ada, seperti rel kereta
api sekitar Lhokseumawe dan Aceh
utara, hanya menunggu kereta apinya
saja. Tetapi ini bukan kereta api
nasional minimal dengan expo itu,
kecemburuan
madrasah
dalam
mengembangkan diri telah kita miliki
sejak dini. Sanggupkah setiap atau
beberapa kankemenag kabupaten/
kota memformat suatu stand yang
mengekspose madrasah-madrasah
yang ada di kabupaten/kotanya
dengan berbagai pajangan unik,
khas dan unggulan? Kita menunggu
momentumnya
dalam
rapatrapat perjalanan Porseni di masa
mendatang.
Menghampiri bilangan satu tahun
sejak pelaksanaan Kompetisi dan
EXPO Madrasah 2009 digelinding
di Kota Malang. Saat itu tanggal
28-31 Juli 2009, sebanyak 8 putra
18
Santunan Mei 2010
dan 1 putri berasal dari tingkat
Madrasah Aliyah dan Madrasah
Tsanawiyah Provinsi Aceh, berangkat
bersama kami (penulis) menumpangi
pesawat Sriwijaya Air. Perjalanan
ini menghabiskan waktu seharian
sampai kami mendaftar diri di Bagian
Registrasi Universitas Islam Malang
(Unisma). Tempat dimana Direktorat
Pendidikan Madrasah Kementerian
Agama RI bekerja sama.
Hari kedua pelaksanaan expo, kami
bersama bapak Kakanwil Kementerian
Agama Provinsi Aceh (Drs. H. A.
Rahman TB, Lt) menuju stand expo.
Kami melihat berapa stand terpilih
oleh pusat untuk berekspo ria,
antara lain seingat kami stand-stand
kanwil-kanwil provinsi dari Jawa dan
Kalimantan. Pajangannya berupa hasil
rekayasa elektronika, robot, fashion
hingga barang-barang perlatan dapur
yang bersal dari kayu-kayuan. Bapak
Kepala Kakanwil sempat memborong
beberapa peralatan dapur serba kayu
untuk dapat dijadikan barang antik.
Kini barang-barang itu terlihat tertata
rapi di lemari hias rumahnya.
”Pak! Sepertinya dalam Porseni
yang akan datang model seperti ini
sudah akan kita mulai.” Usul saya.
”Tapi apakah madrasah-madrasah
kita ada yang sudah siap?” kami
beretorika. Setidaknya momentum
struktur kurikulum KTSP yang memuat
ekspansi pengembangan diri dan
ketrampilan siswa patut diusahakan
oleh
manajemen
madrasah.
Artinyanya madrasah memproduk
apa dan mempelopori apa?
Masih teringat penampilan MTsN
Gandapura yang mendapat juara 1
tingkat SMP lomba Adiwiyata Provinsi.
Keunggulannya antara lain bagaimana
kemampuan madrasah mendur-ulang
limbah sampah. Ketika dipresentasi
penampilam MTs Gandapuran dalam
penentuan juara oleh Tim Penilai
Adiwiyata. Sepertinya penampilan
MTs ini belum banyak diketahui oleh
kawan-kawan madrasah lain dalam
Provinsi Aceh.
Laporan Abdullah AR
Menyambut Biometrik Sistem
Jamaah Calon Haji
S
udah dua tahun berturut-turut,
Embarkasi Banda Aceh (BTJ)
mendapat predikat terbaik sebagai penyelenggara haji di tanah
air. Ini adalah surprise, bukan untuk
dibanggakan apalagi terbuai euforia,
tetapi tantangan dalam memberikan
pelayanan terbaik bagi setiap Jamaah
Calon Haji setiap tahun. Demikian
disampaikan Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs.
H. A. Rahman TB, Lt, dalam beberapa
kesempatan penting dihadapan jajaran
Kementerian Agama Kabupaten/Kota,
praktisi haji, masyarakat dan pemerhati
haji di Aceh.
Tentu saja, ini bukan keberhasilan
Kantor Wilayah Kementerian Agama,
khususnya Bidang Hazawa an sich.
Melainkan rahmat Allah SWT atas
keterlibatan banyak pihak setiap musim
haji, terutama pihak Pemerintah
Daerah, DPRA, Dinas Perhubungan,
pihak penerbangan, Angkasa pura,
Dinas Kesehatan, Imigrasi, Bea Cukai,
Kepolisian dan berbagai pihak yang
terlibat dalam Panitia Penyelenggara
Ibadah Haji (PPIH) maupun Pembantu
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji
(PPPIH) di Embarkasi Banda Aceh.
Pelayanan yang baik menjadi isu
penting yang selalu berkembang
dan menjadi diskursus menuju
pemerintahan yang baik (Good
Governance). Isu ini menjadi penting
mengingat bersentuhan erat dengan
pola hubungan yang ideal antara
masyarakat dengan pemerintah,
dimana nilai kemanusiaan, persamaan
dan keadilan menjadi pilar utama.
Dalam
konteks
membangun
komitmen pelayanan tersebut -istilah good governance berhubungan
erat dengan lembaga pemerintahan
-- maka azas rule of low, terbuka
bagi
keragaman
(incluseviness),
dapat
dipertanggungjawabkan
(accountability), efisien, efektif,stabil,
bersih dan adanya proses yang
transparan -- menjadi ‘rukun’ di dalam
memberikan pelayan di alam yang
demokrasi seperti sekarang ini.
Berhubungan
dengan hal
tersebut diatas, pemerintah, dalam
hal ini Kementerian Agama mencoba
memberikan terobosan baru di
bidang perhajian, antara lain dengan
menghadirkan Siskohat online dengan
sisitem biometric system pertengahan
tahun 2010 ini, di setiap Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/Kota
di seluruh Provinsi Aceh.
Santunan Mei 2010
Tenaga untuk mengoperasionalkan
Siskohat
(System
Komputerisasi
Haji Terpadu) pada setiap Kantor
Kementerian Agama Kabupaten / Kota
telah mengikuti pelatihan di Bandung
beberapa waktu yang lalu. Dan
perangkatnya pun sudah terpasang
dengan sempurna. Kita tinggal
menunggu launching dan kita akan
‘lari’, kata Kepala Bidang Hazawa, Drs.
H. Asy’ari saat memberi penjelasan
dihadapan pejabat struktural di jajaran
bidang Hazawa. Dengan demikian
kedepan harapan kita Bank Penerima
Setoran (BPS), akan berfungsi
sebagaimana fungsinya. Sedangkan
pendaftaran, pelayanan administrasi,
keshahihan data, entry data serta
penerbitan nomor porsi bagi jamaah
calon haji dilakukan oleh Kankemenag
secara konprehensif. n
19
Laporan Rahmawati, Ketua Pokjaluh Kementerian Agama Kota Langsa
Penyuluh Agama Masuk LP
S
ekilas judul ini sangat mengejutkan, tapi memang judul ini benar
adanya, karena saat ini Penyuluh
Agama Islam Fungsional Kota Langsa
sudah berani mengembangkan sayapnya memasuki Lapas memberikan
bimbingan dan penyuluhan.
Peran Penyuluh Agama Islam
sangat penting dalam menyukseskan pembangunan nasional, oleh
karenanya kegiatanPenyuluh Agama
Islam harus dilaksanakan secara terus menerus, terarah, terpadu dan
berkesinambungan. Demikian pula
dengan mutu penyuluhan dan
kualitas mental penyuluh perlu
selalu dipelihara dan ditingkatkan,
di samping tetap bertawakkal kepada Allah agar tugas yang mulia
ini berjalan lancar dan sukses. Inilah resep yang saat ini sedang dijalani oleh Pokjaluh Kementerian
Agama Kota Langsa.
Selama ini Poksar (Kelompok
Sasaran) Penyuluh Agama Islam
Fungsional hanya berkisar pada
TPA/TPQ dan MT (Majlis Taklim)
saja. Kali ini Tim Pokjaluh Kementerian Agama Kota Langsa
memberanikan diri untuk membuat
gebrakan baru dengan mengadakan
bimbingan pennyuluhan pada warga
Lapas Kota Langsa.
Pada awal bulan Juni tahun 2009,
Kasi Penamas dan Pekapontren Drs.
H.Hasanuddin serta Tim Pokjaluh Kementerian Agama Kota Langsa yaitu:
Rahmawati, S. Ag, Syahrial, S.Ag, Misbahuddin, S. Ag, M. Jamil, S.Ag, Safrizal, S. Ag, Nurmala, S.Ag, dan Syamsiah, S. Ag, mengadakan kunjungan
awal sekaligus silaturrahmi dengan
pegawai dan Kasi Binadik Lapas Kota
Langsa Bapak M. Sufi , dari basil bincang-bincang dengan beliau selama
beberapa jam, pertemuan pertama
ini disambut baik dan menerima kami
untuk dapat memberikan bimbingan
dan penyuluhan pada warga Lapas
Kota Langsa.
Pada tanggal 27 Juni 2009, Kasi Penamas dan Pekapontren Kementerian
Agama Kota Langsa serta ke 7 personil
20
yang tergabung dalam Pokjaluh Kementerian Agama Kota Langsa kembali mengadakan ta’arruf sekaligus silaturrahmi dengan warga Lapas Kota
Langsa. Pada kesempatan itu Kepala
Lapas Kota Langsa memberikan arahan dan bimbingan, dalam arahannya beliau mengatakan bahwa warga
Lapas Kota Langsa sangat membutuhkan siraman rohani dan kedatangan tim Pokjaluh ke Lapas Kota
Langsa juga merupakan angin segar
bagi warga Lapas. Dalam kesempatan
itu pula Kasi Penamas dan Pekapontren Kementerian Agama Kota Langsa
memberikan Bantuan Kitab suci AIQur’an dan terjemahnya sebanyak 10
Buah.
Menurut data yang kami terima
bahwa jumlah narapidana secara keseluruhan di Lapas Kota Langsa ini berjumlah 247 Orang, laki-Iaki 235 orang,
perempuan 8 orang dan anak-anak 4
orang dengan kasus-kasus yang berbeda. Dan yang paling banyak adalah
kasus Narkoba.
Adapun tujuan bimbingan dan penyuluhan di Lapas Kota Langsa adalah
untuk menumbuhkan kesadaran rohaniah untuk memperbaiki kesalahannya dan kembali kejalan yang benar
dengan penuh harapan bahwa Allah
akan menerima taubatnya, membuka
lembaran baru bagi sisa umurnya.
Para Penyuluh Agama hendaknya
juga mengetahui latar belakang pendidikan, keluarga, ketaatan beragama,
Santunan Mei 2010
jenis kejahatan yang dilakukan dan
lama hukuman yang dijalani untuk
memudahkan para Penyuluh Agama
mengambil strategi dalam menjalankan bimbingan dan penyuluhan.
Waktu pelaksanan bimbingan dan
penyuluhan di jadwalkan setiap hari
kamis dan jum’at, pukul 09.00 s.d.
12.00 Wib. Setiap hari kamis adalah
pemberian materi secara umum, sedangkan padahari jum’at, khusus bagi
penyuluh laki-laki langsung bertindak
sebagai Khatib Jum’ at dengan jadwal
yang telah ditentukan.
Adapun materi yang kami berikan bervariasi yaitu menyangkut
masalah Fiqih, Fardhu Kifayah dan
membaca AI-Qur’an, di dalam
memberikan materi bimbingan
dan penyuluhan kami menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan yang paling penting
adalah praktek. Sebagai realisasi
dari bimbingan dan penyuluhan
yang kami lakukan beberapa bulan sebelumnya, saat ini sebagian
warga Lapas Kota Langsa sudah
mampu untuk melakukan praktek
fardhu kifayah.
Pada Tahun 2010, tim Pokjaluh
Kementerian Agama Kota Langsa
mengadakan perlombaan Shalat
Jenazah antar kamar Lapas Kota
Langsa yang insya Allah akan di perlombakan pada bulan Mei 2010. Saat
ini mereka dibekali dengan makalah
tentang tata cara pengurusan mayit,
sebagai tuntunan mereka dalam perlombaan nantinya. Para Napi ·sudah
membentuk kelompok dan mereka
merasa senang atas kegiatan yang dilaksanakan.
kami berharap kepada warga
Lapas agar mereka bisa mengamalkan
ilmunya dan tidak akan kembali lagi
ke Lapas dengan alasan yang sama
apabila mereka telah bebas.
Semoga Langkah Penyuluh Agama
Islam Fungsional Kota Langsa ini dapat
dicontoh oleh penyuluh-penyuluh
Fungsional di daerah lainnya, agar
Perryuluh benar-benar eksis dan
dikenal di tengah-tengah masyarakat.
Laporan Zarkasyi Yusuf
Geliat Pesantren di Aceh
”Pesona Pesantren Harum Mewangi, Harum Semerbak ke Seluruh
Negeri”
Di Aceh, pesantren juga disebut
dengan dayah, kedua istilah ini sudah
sangat akrab dalam masyarakat. Jika
ditelaah lebih dalam, kedua istilah ini
berbeda pengertiannya. Dayah berasal
dari istilah zawiyah yang berarti pojok
mesjid, istilah zawiyah ini berkembang
di masa Rasulullah dan terus dipakai
untuk nama lembaga pendidikan Islam, khususnya lembaga pendidikan
yang berkembang di kawasan Timur
Tengah. Sedangkan pesantren diartikan sebagai tempat tinggal para santri
untuk menuntut pendidikan agama.
Menurut Prof. Safwan Idris, zawiyah
di Aceh lambat laun berubah menjadi dayah seperti perubahan nama
madrasah menjadi meunasah. Kendati Qanun Nomor 5 Tahun 2008 telah
menyebutkan dayah untuk institusi
pesantren di Aceh, namun istilah pesantren juga masih tetap digunakan.
Dalam masyarakat Aceh, istilah dayah
juga dialamatkan untuk Pesantren,
begitu pula sebaliknya.
Pesantren, adalah institusi yang
dipandang sebelah mata, institusi
yang “dipertanyakan” prospek masa
depannya. Bahkan, ada yang bilang ke
pesantren tidak ada masa depan, demikian desas-desus yang menghembus menerawang kehidupan. Desasdesus ini kadang ada benarnya juga,
ini mengingat sejumlah keterbatasan
yang dimilki dunia pesantren, baik itu
keterbatasan Pengembangan kurikulum, orientasi pendidikan dan penyediaan sarana serta kualitas kelulusan
alumni. Tidak hanya ini, kiprah para
alumni dalam percaturan pemerintahan, birokrasi dan pengambil kebijakan
juga masih sangat langka. Faktor-faktor inilah yang kadang membuat orang
“menyerang” pesantren. Nurcholis
Madjid, menyarankan perubahan
kurikulum pondok pesantren, menurutnya pesantren jangan selalu berkutat pada tradisi tradisionalnya, kendati
Azyumardi Azra mengakui bahwa pesantren dapat survive karena mampu
menjaga nilai tradisionalnya.
“Tidak memiliki masa depan” adalah nilai merah turun temurun yang
dialamatkan kepada institusi pesantren. Padahal, sejarah telah mencatat
banyak tokoh-tokoh nasional adalah
alumni pesantren. Tidak hanya itu,
nilai merah ini juga disebabkan karena pengakuan terhadap kelulusan
pesantren masih lemah, terutama
pengakuan secara formal. Menghapus
pelan-pelan nilai merah ini, pemerintah pusat dan daerah secara bertahap menetapkan kebijakan dan regulasi demi peningkatan kapasitas dan
pengakuan (recognition) pesantren,
mulai dari penyelenggaraan program
wajib belajar pendidikan dasar Sembilan tahun (WAJARDIKDAS), penyelenggaraan program Paket A. B dan
C pada Pesantren, penyelenggaraan
pesantren mua’dalah (penyetaraan)
dan sertifikasi Guru pesantren. Untuk
Aceh sampai saat ini sudah ada dua
pesantren mua’dalah yaitu Ponpes
Gontor 10 Kabupaten Aceh Besar dan
Dayah Darul Munawarah, Kuta Krueng
Kabupaten Pidie. Sementara baru ada
3 (tiga) orang guru yang dinyatakan
lulus sertifikasi. Untuk tahun 2011
direncanakan penyelenggaraan Ujian
Nasional di pesantren. Khusus untuk
Aceh, pemerintah Aceh pada tahun
2007 mendirikan Badan Dayah yang
khusus menangani pesantren dan
kendala yang dihadapinya.
Geliat pesantren di Aceh telah menebar sejuta pesona bahkan hingga
manca Negara. Penelitian Aslam Nur
Santunan MEI 2010
dkk, telah membuktikan bahwa pesantren Aceh telah menebar pesona,
berkiprah tidak hanya dalam pendidikan tetapi juga merambah dunia bisnis. Penelitian yang dilakukan pada
tahun 2007 dengan difasilitasi oleh
AusAID melalui program Education
Rehabilitation in Aceh (ERA) pada 40
Pesantren baik Modern dan Salafiah
(tradisional). Penelitian ini mengungkap beberapa fakta tentang geliat pesantren yang mampu menebar pesona. Pesona yang terungkap itu adalah
Dayah Aceh telah menjangkau hingga
manca Negara, Tengku juga bisa berbisnis, Pemberdayaan Perempuan
Dayah dan Renstra Menuju Dayah
Mandiri. Fakta ini menunjukkan bahwa pesantren Aceh telah menuju era
lepas landas dengan tetap menjadi
lembaga pendidikan Islam dan agent
of change bagi masyarakat Aceh.
Isu tidak sedap pun menerpa pe-
santren, terlebih lagi saat terorisme
merambah Aceh. Kecurigaan bahwa
pesantren menjadi tempat terorisme
dibantah tegas oleh Wakil Gubernur
Muhammad Nazar, saat pembukaan
Musabaqah cerdas cermat, Muhadharah dan fahmul kutub Aceh pada hari
Sabtu, 6 Maret 2010 di komplek Dayah
Ruhul Fata Seulimum. Wagub Muhammad Nazar dalam arahannya mengatakan, Islam adalah rahmatan lil’alamin
yang memberi manfaat dan menghilangkan mudharat bagi umat manusia.
“Maka Islam tidak mentolerir kekerasan dalam ideologi dan bentuk apa pun
dengan membawa-bawa agama,” demikian penegasan Wagub. n
21
Laporan Wiswadas, S.Ag.M.Si
Pelatihan PAR
Untuk Pemuda Lintas Agama
Program ini di selenggarakan oleh
Pusat Latihan dan Pengembangan
Kementerian Agama RI dan difasilitasi
oleh Sub Bagian Hukmas dan KUB
Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Aceh.
Kegiatan ini bertajuk Penyadaran
dan Pendampingan dalam Penguatan
Kedamaian (Peace Making) dan
berlangsung dari tanggal 26 sd. 29
Maret 2010, di Aula Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Aceh
dibuka oleh PIt. Ka.Kanwil Kemenag
Prov. Aceh Drs. H. Aska Yunan, Kabid
Mapenda Kanwil Kemenag Prov.
Aceh. Narasumber kegiatan ini adalah fasilitator dari Pusat Litbang Kementerian Agama RI, yaitu Prof. Dr.
Rusmin Tumanggor, Puaduddin, S.Ag
dan Akmal Salim, S.HI.
Dua puluh dua orang dari kalangan
pemuda berbagai Agama di Banda
Aceh ikut sebagai peserta. Mereka
peserta berasal dari Kanwil Kemenag
Provinsi Aceh empat orang, IAIN ArRaniry Banda Aceh satu orang, Pemuda
Muhammadiyah dua orang, Gerakan
Pemuda Alwashliyah dua orang,
Dewan Dakwah Islamiah Indonesia
dua orang, KNPI Aceh dua orang,
Fatayat NU Kota Banda Aceh datu
orang, DPW BKPRMI Aceh dua orang,
Remaja Mesjid Raya Baiturrahman
dua orang, Rabithah Thaliban dua
orang, Pemuda Kristen Protestan dua
orang, Pemuda Khatolik dua orang,
Pemuda Buddha dua orang, Pemuda
Hindu dua orang dan Kan. Kemenag
Kota Banda Aceh satu orang.
Prof. Dr. Rusmin Tumanggor dalam
salah satu materinya yang berjudul
Akar-akar Terjadinya Konflik di Tanah
Air menyatakan bahwa penyebab
Konflik adalah; pertama adanya pihak
yang merasa dirugikan atau tidak
22
terpenuhi hak keberagamannya;
Kedua, ada pihak yang merasa hak
pengembangan keilmuannya dibatasi;
Ketiga, ada pihak yang merasa peluang
ekonominya dirampas; Keempat, ada
pihak yang merasa tekhnologinya
disingkirkan; Kelima, ada pihak yang
merasa kelompoknya atau organisasi
sosialnya diintimidasi; Keenam,
ada pihak yang merasa bahasa dan
komunikasinya diremehkan dan
dirusak; dan Ketujuh, ada pihak yang
merasa keseniannya tidak dihargai.
Selanjutnya yang menjadi pemi-cu
konflik adalah, a. Ada kasus perkelahian dan dikaitkan dengan sentimen
nilai agama; b. Ada kasus pilkada
dikaitkan dengan keorganisasian sosial
keagamaan tertentu; c. Ada kasus pemilihan lahan dikaitkan dengan sentimen kesukuan tertentu dan d. Ada
kasus keinginan merdeka dikaitkan
dengan sentimen penguasaan pasar;
Kegiatan Participatory Action Research (PAR) yang begitu padat ini
dapat berjalan dengan lancar dan
tanpa kejenuhan. Ini disebabkan
oleh permainan-permainan yang
Santunan MEI 2010
diselipkan tim. Semua permainan
merupakan bagian dari pembelajaran
yang terkandung dalam materi-materi
yang disampaikan oleh narasumber.
Hasil dari PAR ini adalah:
1. Melahirkan tiga kegiatan PAR
yang akan di selanggaran oleh
Kelompok I. II dan III. Kelompok I
menyelenggarakan kegiatan PAR
dengan kegiatan, “ Temu ramah
kegiatan Pendidikan agama dan
keagamaan sekolah di Banda
Aceh. Kelompok penyelenggaraan
kegiatan, “ Peningkatan hubungan
Kerabatan Generasi Muda Lintas
Agama di Kota Banda Aceh dan
kelompok III menyelenggarakan
kegiatan, “ Futsal Lintas Agama di
Kota Banda Aceh,” semua kegiatan
ini akan diselengarakan pada bulan
April 2010.
2. Melahir seuatu wadah pemuda
dengan nama KaPAL 2010 (
Kreatifitas Pemuda Aceh Lintas
Agama).
Sebelum penutupan Panitia memutar Film PAR konflik yang terjadi
di Poso. Puncak acara PAR ini pada
tanggal 28 April 2010 malam, dihadiri
oleh Ka.Kanwil Kemenag Aceh, Drs.
H.A. Rahman TB, Lt yang sekaligus
menutup kegiatan tersebut. Dalam
sambutannya Drs. H. A. Rahman TB, Lt
menyampaikan bahwa di Aceh tidak
ada konflik agama, namun konflik
yang terjadi adalah konflik intern
umat beragama itu sendiri. n
Kakanwil Kementerian Agama;
Pengamalan Nilai-nilai Agama
Perlu Perhatian Serius
Santunan–Lhokseumawe. Panas yang
menyengat Kota Lhokseumawe, Rabu
(14/4) tidak menyurutkan para undangan
dan sejumlah pejabat untuk mengikuti
acara pelantikan dan serah terima jabatan Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Aceh Utara. Drs. H. M. Daud
Hasbi, Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Aceh Utara resmi digeser menjadi Kepala Kantor Kementerian Agama
Kota Lhokeumawe dan digantikan Drs. H.
Zulkifli Idris yang sebelumnya menjabat
Kepada Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara.
Pelantikan dan penyumpahan dilakukan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten
Aceh Utara Drs. Syahbuddin Usman, M.Si
atas nama Menteri Agama RI. Dalam
sambutannya Syahbuddin mengatakan
walaupun sedikit berat melepaskan M.
Daud Hasbi, namun karena masih dekat
dan untuk pengembangan yang bersangkutan, Pemkab Aceh Utara merelakan
yang bersangkutan pindah ke Kota Lhokseumawe. Menurut Sekda, mutasi, rotasi
PNS merupakan sebuah keharusan dalam
rangka pengembangan pegawai negeri
sipil, pengembangan organisasi dan untuk
memelihara dinamika kerja di lingkungan
instansi pemerintah.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Aceh, Drs. H. A. Rahman
TB. Lt, dalam sambutanya mengatakan
bahwa ke depan, tugas dan tanggung
jawab Kementerian Agama menjadi lebih berat, tidak hanya karena pengaruh
perkembangan zaman dan tantangan
dunia global. Namun, beberapa peristiwa
dan kejadian di tanah air akhir-akhir ini,
semakin memperkuat asumsi bahwa kondisi pengamalan nilai-nilai agama perlu
mendapat perhatian serius semua pihak.
Menurut Kakanwil, ada sejumlah pertanyaan yang muncul di dalam masyarakat
terkait persoalan diatas. Pertama, Apakah
agama masih relevan dijadikan pedoman
hidup? Kedua, apa yang salah dari aja-
ran agama? Ketiga, Ataukah agama tidak
lagi diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara?
”Kami yakin, semua orang beriman,
apapun agamanya akan sepakat dan menjawab, bahwa agama adalah pegangan
hidup dan masih relevan untuk menjamin
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat,”
tegasnya.
Di sisi lain, lanjutnya, kita harus mengevaluasi kembali, apakah nilai-nilai keagamaan sudah ditransformasi secara benar kepada generasi muda kita melalui
lembaga-lembaga pendidikan yang ada.
”Apakah ajaran-ajaran agama sudah dipahami secara benar oleh masyarakat. Dan
apakah lingkup pengamalan keagamaan
hanya terbatas dalam kehidupan privat,
dan tidak dapat diterapkan dalam dunia
politik dan bisnis,” ujar A. Rahman TB.
Untuk itu, Kakanwil mengajak semua
pihak, dan khususnya jajaran Kementerian
Agama untuk mengintrospeksi diri masing-masing dan membangun kualitas kepribadian yang dilandaskan kepada ajaran
agama, sehingga dapat menjadi contoh,
teladan, dan pionir dalam pembangunan
kehidupan beragama menuju kesejahteraan dan kemandirian bangsa. (jun)
Urusan Gender
Masih Menarik Dibicarakan
Santunan-Banda Aceh. Dalam rangka menyambut hari
Kartini 21 April 2010, Sub Bagian Perencanaan dan Informasi
Keagaamaan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh
bekerjasama dengan Bidang Pendidikan Agama Islam pada
Masyarakat dan Pemberdayaan Masjid (PENAMAS) Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh (14 s.d 16/4)
di Asrama Haji Embarkasi Banda Aceh menyelenggarakan
kegiatan seminar gender.
Dalam Laporannya Ketua Panitia Pelaksana H. Azhar,
S.Ag menjelaskan bahwa kegiatan seminar gender itu diikuti
oleh Penyuluh Agama Islam se-provinsi Aceh dengan tema
“perspektif gender dalam pandangan Islam”.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
Drs. H. A. Rahman, TB, LT membuka secara resmi Acara ini.
Dalam arahan dan bimbingannya Kakanwil menyarankan
agar pelaksanaan acara tersebut ke depan dapat diikuti
oleh semua agama.
Narasumber dalam acara tersebut adalah: Drs H. A.
Rahman, TB, Lt yang menyampaikan materi Kebijakan
Pemerintah Bidang Agama, Drs. H. Lukmanul Hakim
dosen fakultas ushuluddin IAIN AR-Raniry Banda Aceh,
dengan materi Konsep Alquran, DR Fauzi Saleh Lc, MA
dengan materi Perempuan dalam Pandangan Islam, dan
Drs. H. Zuardi Zain, Pengurus Universitas Muhammadiyah
Aceh dan juga mantan Kepala Bidang Penamas pada
Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, dengan
materi Kedudukan Isteri dalam keluarga. (eli)
Santunan MEI 2010
23
Kementerian Agama Perlu
Lakukan Reformasi Birokrasi
Santunan – Jantho. Bupati Aceh Besar DR. H. Bukhari Daud, menyatakan
harus dilakukan reformasi birokrasi di
jajaran Kementerian Agama Kabupaten
Aceh Besar, saat melantik Kepala Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar, di aula Setdakab, Jumat (16/4).
Menurut Bupati, reformasi ini penting
dilakukan untuk menghilangkan pola pikir
dan pola sikap lama yang sudah tidak sesuai dengan perubahan dan tuntutan zaman. ”Reformasi ini ini penting dilakukan
dalam rangka memberikan pelayanan administrasi yang baik kepada masyarakat,”
ujarnya dihadapan Kakanwil Kementerian Agama, Muspida plus, pejabat dan
sejumlah anggota DPRK setempat.
Pada bagian lain, Bupati mengharapkan jajaran Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar untuk membantu tugas-tugas Pemerintah daerah setempat
yang merupakan ’tiga martabat’ Aceh Besar. ”Saya berharap Kementerian Agama
harus pro aktif membantu Pemda dalam
pelaksanaan syariat Islam kaffah di daerah ini. Begitu pula Kementerian Agama
harus ikut aktif dalam kegiatan MTQ.
Sehingga Kabupaten Aceh Besar dapat
mengebalikan kejayaannya di arena MTQ
Provinsi maupun nasional,” ujar Bupati
serius.
Disamping itu pula, Bupati mengharapkan Kementerian Agama dibawah
kepemimpinan Drs. Salahuddin untuk ikut
serta bersama Pemda dalam sosialisasi
dan penyelenggaraan haji setiap tahun.
Bupati Aceh Besar atas nama Menteri Agama RI melantik dan mengambil
sumpah Drs. Salahuddin sebagai Kepala
Kementerian Agama kabupaten Aceh Besar mengantikan Drs. H. Burhan Ali yang
sudah beralih menjadi tenaga fungsional.
Drs. Salahuddin sebelumnya menjabat sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama
Kota Lhokseumawe.
Kakanwil Khatib Shalat Jumat
Selesai acara pelantikan, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Aceh Drs. H. A. Rahman. TB, Lt, menjadi
khatib shalat Jumat di masjid Al-Munawwarah, Kota Jantho.
Kakanwil dalam khutbah yang mengangkat tema bait lagu Ebit G Ade,
’mungkin Tuhan sudah bosan bersahabat dengan kita’, menjelaskan makna
musibah dan malapetaka yang menimpa
umat manusia akhir-akhir ini adalah ulah
tangan manusia sendiri sebagai bentuk
teguran atas dosa dan khilaf yang dilakukan manusia.
”Sebagai khalifah Allah di muka bumi,
manusia diberikan akal dan pikiran untuk
mengatur alam ini beserta seisinya. Namun, karena kecerdasan dan keangkuhan
yang dimilikinya itu, sering manusia lupa
diri dan melupakan Allah sebagai pencipta alam semesta ini,” ujarnya.
Menurut Kakanwil, musibah dan bencana harus dimaknai ebagai bentuk teguran Allah untuk secepatnya manusia
kembali dan bertobat kepada Allah Swt.
(jun)
Lima Perintah Untuk Kakankemenag Baru
Santunan – Lhokseumawe. Walikota
Lhokseumawe, yang diwakili Nota Dinas Sekretaris Daerah Kota Lhokseumawe, Drs. H.
Arifin Abdullah, atas nama Menteri Agama
RI, melantik dan mengambil sumpah Drs. H.
M. Daud Hasbi, M.Ag., sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Lhokseumawe
menggantikan Drs. H. Salahuddin.
Arifin Abdullah mengatakan bahwa
hubungan baik dan jalinan kerjasama
antara Pemerintah Kota Lhokseumawe
dan jajaran Kantor Kementerian Agama
Kota Lhokseumawe selama ini sudah
sangat bagus. Ini ditandai dengan
banyak-nya bantuan dan dukungan yang
diberikan Pemko kepada jajaran Kemenag.
”Pemerintah Kota telah banyak membantu
pelaksanaan operasional Kantor Kemenag
Kota Lhokseumawe dari berbagai sektor.
Diantaranya, penyetaraan kesejahteraan
guru di bawah Kankemenag sama dengan
guru di bawah Dinas Pendidikan Kota. Begitu
pula dukungan anggaran kegiatan agama
dan keagamaan tidak ada beda dengan
dinas-dinas atau intansi lain,” ujar Arifin.
Pada kesempatan itu pula, Walikota
24
memberikan lima amaran untuk Kakankemenag yang baru. Pertama, Kantor
Kementerian Agama Kota Lhokseumawe
harus memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. ”jadikan masyarakat sebagai raja dan kita sebagai abdi masyarakat,”
ujarnya. Kedua, Walikota juga berpesan
untuk terus menjalin kerjasama dan koordinasi dengan Pemko dan SKPD yang lain
dalam rangka mewujudkan efisiensi penyelenggaraan pelayanan keagamaan di
Kota Lhokseumawe. Disamping itu, Walikota juga berharap untuk menerapkan
prinsip-prinsip administrasi yang baik di
lingkungan Kemenag Kota Lhokseumawe
dengan menghindari KKN. Selanjuntnya
berikan dukungan kepada Pemko dalam
penegakan hukum dan upaya pemberantasan korupsi di di Kota Lhokseumawe.
Dan terakhir, mari tegakkan syariat Islam
di Kota Lhokseumawe dalam segala aspke kehidupan berbangsa, bernegara dan
berkarya.
Kakanwil Ajak Pemko Bantu Madrasah
Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Santunan MEI 2010
Agama Provinsi Aceh, Drs. H. A. Rahman,
TB, Lt. Dalam sambutannya mengharapkan dukungan dan perhatian kepada
madrasah sebagai pilar pengembangan
akhlak dan moral bangsa. ”Meskipun
madrasah di bawah Kementerian Agama,
namun kami meminta kepada Pemko
Lhokseumawe untuk terus memberikan
perhatian pada pengembangan dan mutu
madrasah dan pendidikan agama di kota
ini,” ujar Kakanwil. Karena, tambahnya,
pada hakikatnya yang dididik oleh lembaga pendidikan agama dan keagamaan
adalah sumber daya manusia, anak-anak
Kota Lhokseumawe.
Untuk itu, jelas Kakanwil, dalam waktu dekat Menteri Agama, Menteri Dalam
Negeri, Menteri Pendidikan Nasional, dan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
akan menandatangani Peraturan Bersama
Empat Menteri untuk mendorong dan
memayungi partisipasi pemerintah daerah
provinsi dan kabupaten/kota dalam membina pendidikan agama. (jun)
MTsN Rukoh Adakan Perpisahan
Santunan–Banda Aceh. Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN)
Rukoh, Banda Aceh, (17/4) melaksanakan perpisahan siswa kelas
tiga angkatan VIII tahun 2010, bertempat di Gedung SMP Putri,
Fatih Billingual School, Banda Aceh.
Kepala MTsN Rukoh, Zulkifli, S.Ag. M.Pd, kepada Santunan
menjelaskan kegiatan ini merupakan kegiatan yang diagendakan
setiap tahun di madrasah tersebut. Selain acara perpisahan yang
menampilkan beragam kreatifitas bakat minat dan seni siswa.
Kali ini juga dirangkai dengan pemberian penghargaan kepada
sejumlah guru, wali kelas dan pegawai yang berprestasi.
”Pemberian penghargaan kepada guru, wali kelas, dan
pegawai, ini sudah dilakukan sejak tahun 2009. dan ini salah satu
bentuk reward yang kita berikan untuk meningkatkan prestasi,
motivasi serta tanggung jawab terhadap tugasnya,” ujarya.
Untuk guru, tahun 2010 ini MTsN Rukoh memberikan
perhargaan kepada Dra. Suwaidah, Dahliana, S.Ag dan Salwati,
S.Ag. dan untuk wali kelas diberikan kepada Yasrati, S.Ag, Fitri
Yeni, SE, dan Nurai’an, S.Ag. Katagori pegawai, bendahara
madrasah Muhammad Bulqia, S.Hi yang selama ini sudah
berbuat maksimal dalam pembuatan laporan SAI, dan SIMAK
BMH menjadi yang terbaik. Tahun ini juga diberikan penghargaan
kepada guru pembimbing bakat dan minat madrasah yaitu ibu
Syarifah Jammah, S.pd.
Acara perpisahan ini turut dimeriahkan dengan sejumlah
bakat dan seni siswa seperti rapai geleng, musikalisasi puisi,
tarian kipas, likok pulo, tarian ratoeh duek dan tarian kreasi baru
oleh anak-anak pramuka. (jun)
Empat Angkatan CPNS
Ikut Prajab
Santunan-Banda Aceh. Badan Diklat Kepegawaian Kementerian Agama Medan menyelenggarakan
Diklat Prajabatan bagi 4 Angkatan CPNS di lingkungan
kementerian Agama Provinsi Aceh. Kegiatan Diklat ini
dibuka oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Aceh, Drs. H. A. Rahman TB, Lt, di Asrama Haji
Banda Aceh, 17 Maret 2010 silam, dan akan berlangsung sampai akhir maret 2010 yang akan datang.
Panitia Kegiatan, Zulfahmi, S.Ag, menginformasikan bahwa kegiatan prajabatan kali ini dibagi keapada
4 kelompok anggakatan, yaitu angkatan 7, angkatan 8,
angkatan 9, dan angkatan 10 dari seluruh CPNS yang
direncanakan prajabatannya di lingkungan Kementerian Agama Provinsi Aceh. Para peserta Parajabatn kali
ini bervariasi dari segi jabatan. Secara umum mereka
adalah CPNS formasi Honrer dan Umum golongan III,
akan tetapi sebahagian besar adalah CPNS dalam jabatan guru, dibandingkan dengan CPNS penyuluh agama,
kepenghuluan, dan administrasi.
Pada kesempatan berbeda, Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. A. Rahman
TB, Lt, berharap Balai Diklat Keagamaan Provinsi Aceh
dapat segera terealisasi, mengingat jumlah PNS Kementerian Agama di Aceh yang mencapai jumlah 15.000
orang. (rol)
KELUARGA BESAR
KANTOR KEMENTERIAN AGAMA
K A B U PA T E N A C E H U TA R A
Mengucapkan
Selamat dan Sukses atas Pelantikan
Drs. H. ZULKIFLI IDRIS
Sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara
oleh
Bapak Ir. Syahbuddin Usman, M.Si
( Sekda Kab. Aceh Utara )
An. BUPATI ACEH UTARA
Pada Hari Rabu, 14 April 2010 di Aula Sekdakab. Aceh Utara
Semoga selalu sukses dalam menjalankan tugas dan senantiasa mendapat
petunjuk dan perlindungan Allah SWT.
&
Terima kasih kepada
Drs. H. M. DAUD HASBI, M.Ag
Atas Pengabdiannya Semoga Menjadi Amal Shaleh
Santunan MEI 2010
25
Latihan
Baris Berbaris Di
Langsa
Kopega Al-Ishlah Adakan Rapat Anggota
Tahunan
Kankemenag Aceh
Utara laksanakan
Rakor Dan Renja
Santunan-Langsa. Kepala Kantor
Kementerian Agama Kota Langsa, Drs.
M. Yunus Ibrahim, M.Pd Jum’at, (2/4)
membuka acara Latihan Ketangkasan
Baris Berbaris (LKBB) Tingkat SD/MI
se-Kota Langsa, kegiatan ini dilaksanakan di MI Gampong Paya Bujok Tunong
Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa.
Hal ini digagas oleh Purna DKC dan
Pembina Kwartir Cabang Kota Langsa, kegiatan ini direncanakan selama
tiga hari mulai dari tanggal 02 s/d 04
April 2010. Kegiatan Latihan Ketangkasan Baris Berbaris (LKBB) Pramuka
Tingkat Siaga Se-Kwartir Cabang Kota
Langsa ini diikuti oleh 35 SD/MI dalam
wilayah Kota Langsa dengan Jumlah ±
700 peserta.
Dalam sambutannya Bapak Kepala
Kantor Kementerian Agama Kota Langsa (Drs. H. M. Yunus Ibrahim, M.Pd)
mengatakan, Pembinaan pramuka
siaga tingkat SD/MI selama ini mulai
tenggelam, seakan-akan keberadaan
Pramuka tingkat SD/MI tidak ada di
Langsa. Sedangkan untuk tingkat Pramuka jenjang pelajar SLTP/MTS, Pramuka Tingkat SMA dan sederajat hingga pramuka tingkat Perguruan Tingi
(PT), setiap tahunnya selalu digelar
dengan berbagai macam kegiatan.
Melalui kegiatan Latihan Ketangkasan Baris Berbaris (LKBB) Tingkat
SD/MI ini, diharapkan pramuka siaga
maupun para penggalangnya kembali
bangkit dan bersemangat dari masa
lesunya. Peran Pramuka Siaga juga
begitu dibutuhkan untuk dapat bersama-sama dengan pramuka tingkatan
lainnya, agar bersatu padu membawa
harum Pramuka, baik di daerahnya
sendiri maupun diseluruh negeri Indonesia.
Selain itu juga, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Langsa (Drs. H.
M. Yunus Ibrahim, M.Pd) juga berpesan agar pihak guru tingkat SD/MI seKota Langsa agar terus memacu kegiatan Pramuka, dengan cara menggelar
kegiatan seperti kegiatan keterampilan, ketangkasan dan kegiatan disiplin.
(mul/hendra)
Santunan-Jantho. Koperasi AlIshlah melaksanakan Rapat Anggota
Tahunan (RAT) Tahun Buku 2009 pada
Hari Sabtu 10 April 2010 bertempat di
Asrama Haji Banda Aceh.
Dalam Laporannya Ketua Koperasi
H. Usman Haji, S.Ag menyampaikan
bahwa SHU pada tahun buku 2009
berjumlah Rp. 367.896.958, Ketua
Koperasi dalam laporannya juga menyampaikan beberapa prestasi yang
telah diraih oleh Koperasi Al-Ishlah,
diantaranya :
KP-RI Al-Ishlah tahun 2000 s/d 2002
terpilih sebagai “Koperasi Terbaik I
Tingkat Kabupaten Aceh Besar”.
Predikat sebagai “ Juara II Koperasi
Pegawai Negeri yang Sehat” pada tahun 2002 yang diberikan oleh Kepala
Dinas Koperasi Provinsi NAD.
KP-RI Al Ishlah telah ditetapkan sebagai Juara III “Koperasi Pegawai Negeri yang Berprestasi” Tingkat Provinsi
NAD pada tanggal 12 Juli 2007.
Tahun 2009 terpilih sebagai “Koperasi Terbaik I Bidang Simpan Pinjam
Tingkat Kabupaten Aceh Besar dan
Terbaik III Tingkat Provinsi Aceh.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasai dan UKM Kabupaten Aceh Besar yang diwakili oleh
Kasubdin Kelembagaan dan Koperasi
Ruslan, SE dalam sambutanya menyatakan bahwa agar prestasi yang telah diraih di Tingkat Kabupaten dapat
dipertahankkan dan prestasi untuk
Tingkat Provinsi agar dapat ditingkatkan.
Azzahri, SH, Pymt.Kepala Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Aceh
Besar dalam Arahan dan Bimbingannya menyampaikan kepada anggota
koperasi Al Ishlah agar setoran wajib
dan angsuran pinjaman setiap bulannya dapat disetor tepat pada waktunya sehingga proses administrasi
dapat berjalan lancar. Kakankemenag
juga menyampaikan terima kasih kepada Pengurus Koperasi Al Ishlah yang
telah membantu rehab lantai Ruang
Pelayanan Haji Aceh Besar di Jl. Pocut
Baren Banda Aceh. (eli)
Santunan-Lhokseumawe. Kantor
Kementerian Agama Kabupaten
Aceh Utara, selasa ( 23/2 ) menggelar
Rapat Koordinasi dan rencana kerja
(renja) tahun 2011 yang dilaksanakan
satu hari penuh di Aula SMK 2
Lhokseumawe, Kegiatan tahunan
ini dibuka oleh
Kepala Kantor
Kementerian Agama Aceh Utara
Drs. H.M. Daud Hasbi, M.Ag. Ketua
Pelaksana Rakor Drs. Jamaluddin
Adam (Kasi Mapenda ) tersebut
menyampaikan
bahwa kegiatan
ini di ikuti 220 peserta yang terdiri
dari Kepala RA, MI, MTs, dan MA
Negeri / Swasta 145 orang, Kepala
Kantor Urusan Agama Kecamatan
27 Orang, Penyuluh Agama Isam
Fungsional 13 Orang, Pengawas
Pendidikan Agama Islam 5 Orang dan
Pegawai Kantor Kementerian Agama
30 orang. Dengan pemateri masingmasing dari KPPN Lhokseumawe
tentang Manajemen
Keuangan
Dan Pelaporan
KPKLN tentang Sistem Aplikasi
BMN, BPN tentang Proses Sertifikasi
Tanah Wakaf, Kepala Kantor
Kementerian Agama ikut juga
memberi materi tentang Kebijakan
Kementerian Agama dan Program
Kerja kedepan. Dibahagian lain
juga ketua Panitia
mengatakan
bahwa tujuan digelar rakor ini
untuk menggali format baru
dan
merencanakan
kebutuhan
pembangunan di bidang keagamaan
dalam jajaran Kementerian Agama
Kabupaten Aceh Utara jelasnya.
Sementera itu Kepala Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Aceh
Utara, Drs.H.M. Daud Hasbi, M.Ag
dalam arahannya mengharapkan
melalui Rapat Kerja Dan Konsultasi
Penyusunan rencana kerja tahun
2011 dapat membangun etos
kerja sebagai PNS sehingga ada
dorongan untuk bersikap jujur,
disiplin, bertanggung jawab dalam
melaksanakan tugas. (mul/kasmidi)
26
Santunan MEI 2010
Eropa Serukan
Syari’ah Islam
Hadapi Krisis
Keuangan
Santunan-Brussel.
Sebuah
majalah ekonomi terbesar di Eropa
mengajak negara-negara sekuler
untuk menerapkan syari’ah Islam
dalam bidang ekonomi sebagai solusi
manjur dalam menepis dampak dari
sistem Kapitalis yang berpangku pada
spekulasi pasar dan bisnis yang tidak
riil.
Lebih berani dan tegas lagi, Rolan
Laskin, Pemimpin Majalah “Jurnal
Finansial” itu dalam pembukaannya di
edisi minggu tersebut mengungkapkan
mendesaknya penerapan syari’ah Islam
di bidang ekonomi dan keuangan,
untuk mensudahi krisis yanng
menghantui dunia karena permainan
spekulasi yang tidak riil dan tidak
dibenarkan.
Laskin
memaparkan
dalam
tulisannya: “Kehancuran yang digali
oleh sistem Kapitalis, dan mendesaknya
pembahasan terhadap alternatif
pengganti untuk menyelamatkan krisis.
Dengan lugas ia menawarkan tuntutan
dan tahapan penerapan syari’ah Islam,
meskipun langkah ini tidak sesuai
dengan tradisi dan keyakinan agama
di Eropa.”
Semenjak
beberapa
tahun
sebelumnya para pemikir dan pelaku
ekonomi di Barat sudah memberi
warning akan bahayanya sistem
Kapitalis liberal yang bertumpu pada
spekulasi dan bukan bisnis riil. Mereka
sudah menyerukan adanya kajian
dan pemahasan solusi pengganti dari
sistem itu, dan ternyata solusi itu ada
pada Islam.
Bagaimana para penulis dan
pemerhati di Eropa menilai secara
obyektif dalam rangka beralih ke
hukum-hukum syari’ah Islam dalam
bidang Ekonomi? Dan apakah ini
merupakan keseriusan cara pandang
ekonomi Eropa dalam menangani krisis
selama ini? Kita tunggu keberanian
mereka membuktikan statemen
mereka sendiri.
(mul/dakwatuna)
Syaikh Al-Qaradhawi:
Hari Ini Menara, Besok
Masjid yang Dilarang
Santunan-Jenewa. Ulama terkemuka Syaikh Yusuf al-Qardhawi
yang juga merupakan Presiden
persatuan ulama internasional telah menyerukan umat Islam di
seluruh dunia untuk memprotes atas
pelarangan menara masjid di Swiss
dan meminta pemerintah Swiss
menghentikan keputusan tersebut dan
menganggap pelaksanaan referendum
yang didukung oleh partai rakyat Swiss
(SVP) akan mengakibatkan runtuhnya
upaya dialog antara barat dan Islam
yang telah berlangsung selama lebih
dari 20 tahun.
Syaikh al-Qardhawi menyatakan
bahwa, “minoritas umat Muslim di
Swiss harus mengajukan banding
ke badan-badan hak asasi manusia
internasional, untuk membalikkan
keputusan ini.”
Dia menyesalkan hasil referendum,
dengan
mengatakan:
“hasil
referendum di Swiss telah membuat
saya sedih, sehingga kelompok sayap
kanan bisa melakukan propaganda
menentang kaum Muslimin, dengan
mengintimidasi umat Islam di Eropa,
meskipun kita mengetahui bahwa
Swiss sebenarnya negara yang netral,
menjunjung tinggi keamanan dan
kebebasan - dan tidak menentang
agama apapun. “
Syeikh Qardhawi menyatakan
terkejut dengan kehebohan yang
mengangkat topik pembangunan
menara di masjid-masjid di Swiss, dan
merasa aneh kelompok ekstrem sayap
kanan dapat berhasil menjalankan
propagandanya untuk menyerukan
rakyat Swiss untuk memilih keputusan
melarang menara masjid, meskipun
pihak pemerintah, kelompok oposisi,
parlemen menolak hal tersebut. (mul/
eramuslim)
Santunan MEI 2010
Pakar Internasional:
Israel Miliki 300 Hulu
Ledak Nuklir
Santunan-London. Lembaga internasional yang berbasis di London
“institute for strategic studies” memperkirakan bahwa Israel saat ini memiliki 200 hulu ledak nuklir, sementara
itu informasi lain yang diungkapkan
oleh majalah Inggris yang khusus
membahas masalah-masalah pertahanan mengatakan bahwa Israel memiliki antara 200-300 hulu ledak nuklir.
Seorang analis Inggris spesialis
pertahanan di Inggris bernama Jane
mengatakan hari Sabtu (10/4) bahwa
Israel adalah negara terbesar keenam
di dunia dalam bidang persenjataan
nuklir, ia menambahkan bahwa senjata nuklir yang dimiliki oleh Israel sama
dengan yang dimiliki Inggris.
Menurut Jane, kekuatan strategis
Israel dapat dikerahkan oleh rudal Yerikho 2, yang memiliki jangkauan hingga 4.500 kilometer, atau rudal yang
berusia lima tahun Yerikho 3, yang bisa
mencapai jangkauan jelajah hingga
7.800 kilometer. (mul/eramuslim)
Saudi Kembangkan
Waktu Standar Mekkah
Gantikan Greenwich
Santunan-mekkah. Arab Saudi memulai proyek besar untuk mengganti waktu
Greenwich Time menjadi jam Mekkah.
Kerajaan Saudi saat ini sedang berusaha melaksanakan tujuan tersebut melalui
pengembangan jam khusus yang ditempatkan di atas menara yang terbesar di
dunia di samping Masjidil Haram Mekkah yang bertujuan menjadikan waktu
kota suci sebagai standar global waktu
bagi umat Islam dunia dalam menghadapi
Greenwich Time.
Muhammad Al-arkubi, Wakil Presiden
dan General Manager Hotel yang terdapat
menara Jam Mekkah yang menghadap ke
arah Haram al-Sharif, menyatakan bahwa
hotel yang terdapat menara jam tersebut
akan dibuka pada akhir Juni dan resmi dirilis pada akhir Juli, sebelum bulan suci Ramadhan tiba.(mul/Eramuslim)
27
Biar Lebih Hemat,
Paspor Haji Jadi 24
Halaman
Santunan-Jakarta. Kementerian
Agama (Kemenag) menyatakan jamaah haji tahun ini direncanakan
menggunakan paspor hijau 24 halaman untuk mengganti paspor 48
halaman. Alasannya, biaya pembuatan paspor 24 halaman lebih murah
dibandingkan paspor 48 halaman.
Dengan demikian, jamaah bisa
menghemat biaya ibadah haji. “Ya,
direncanakan tahun ini. TKI saja hanya 24 halaman, kenapa haji harus
48 halaman? Saya sudah ngomong
berkali-kali,” kata Dirjen Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah, Slamet
Riyanto, di Jakarta, Kamis, (15/4).
Menurut Slamet, Kemenag sebetulnya telah berencana menerapkan
paspor 24 halaman bagi jamaah haji
tahun lalu, tapi tidak terlaksana. Saat
itu, berdasarkan aturan pemerintah
Arab Saudi, seluruh jamaah haji dilarang menggunakan paspor haji berwarna coklat, tapi paspor umum berwarna hijau. (mul/pinas)
Takut Serangan Kimia,
Israel Mulai Bagikan
Masker Gas
Santunan-TelAviv. Israel pada hari
Ahad (28/2) mulai membagikan masker
gas baru untuk warga sipil yang akan digunakan dalam mengantisipasi kemungkinan adanya serangan kimia atau biologis
terhadap Israel, kata pihak militer Israel.
“Departemen Pertahanan sipil telah
meminta kepada pelayanan pos Israel
untuk mulai mendistribusikan masker gas
untuk percobaan dasar kepada penduduk
yahudi OrYehuda,” kata seorang jurubicara militer kepada AFP, mengacu ke suatu
daerah di dekat Tel Aviv.
“Secara bertahap, berdasarkan pelajaran yang diperoleh dalam operasi ini
dan sesuai dengan keputusan pemerintah
Israel, pendistribusian masker gas akan
diperluas ke seluruh penduduk Israel,” ia
menambahkan.
Pemerintah Israel pada tanggal 5 Januari lalu memutuskan untuk mendistribusikan sekitar delapan juta masker gas baru,
satu masker untuk setiap warga Israel,
hingga tahun 2013. (mul/eramuslim)
28
Reformasi Birokrasi Kemenag
Tidak Boleh Berhenti
Santunan-Jakarta. Menteri Agama
Suryadharma Ali berharap reformasi
birokrasi di Kementerian Agama tidak
jalan di tempat. Meskipun tantangan
yang dihadapi semakin banyak, reformasi
birokrasi tidak boleh berhenti bahkan
tidak boleh ditunda.
“Reformasi birokrasi jangan hanya
berorientasi salary, remunerasi tapi bagaimana peningkatan budaya kerja,” kata
Menag saat membuka Sosialisasi Reformasi Birokrasi di Kementerian Agama
di Jakarta, Kamis (15/4). Kegiatan ini
menampilkan pembicara Deputi Bidang
Tatalaksana Kementerian PAN Ismail Mohammad, serta diikuti seluruh pejabat
eselon I dan II Kemenag Pusat.
Menag
mengatakan,
reformasi
birokrasi bertujuan agar terciptanya penyelenggaraan kepemerintahan yang baik
dan bersih yang tercermin dari pelayanan
yang bermutu kepada masyarakat dan
birokrasi yang efektif, efisien, akuntabel
serta terhindar dari segala bentuk penyimpangan.
Diakui bahwa potensi permasalahan
dalam penyelenggaraan kepemerintahan
yang baik dan bersih di Kemeneg sebagai instansi vertical yang memiliki satuan
kerja terbesar di antara kementerian lain,
memerlukan upaya dan kekuatan yang
lebih besar dalam upaya penerapan reformasi birokrasi.
Menurut Menag, sebagai institusi
yang sejaka kelahirannya membawa misi
agama dan moral, Kemenag selayaknya
menjadi teladan dalam penyelenggaraan
pemerintahan yang baik, bahkan lebih
dari itu. (mul/pinas)
Menag:
Pemondokan di Mekkah Terjauh 4.000 meter
Santunan-Jakarta. Menteri Agama
Suryadharma Ali menyatakan, bahwa pemondokan jemaah haji Indonesia tahun
2010 di Arab Saudi, khususnya di kota
Mekkah akan semakin baik dan lebih
dekat dari Masjidil Haram, dengan jarak
terjauh menjadi 4.000 meter.
Menag mengemukakan hal itu kepada wartawan di Bandara Soekarno-Hatta,
Cengkareng, Minggu (11/4). Menag didampingi Sekjen Kementerian Agama
Bahrul Hayat, Dirjen Penyelenggara Haji
dan Umrah Slamet Ryanto usai melakukan kunjungan kerja di Arab Saudi membahas masalah perhajian dengan Menteri
Haji Arab Saudi Dr Fuad Abdul Salam Al
Faizi. Selain itu menjalin kerjasama dengan Universitas Madinah tentang pemberian beasiswa bagi santri Indonesia.
Menag mengatakan, pembicaraan
dengan Menteri Haji Arab Saudi membawa berita baik bagi jemaah haji Indonesia. “Kami sepakat meningkatkan pelayanan jemaah haji. Pada tahun 2010
target Kementerian Agama untuk dekaSantunan MEI 2010
tkan pemondokan insya Allah tercapai.
Kita optimis,” tandas SDA sapaan akrab
Suryadharma Ali.
Dijelaskan dia, jika tahun 2009 jarak
terjauh pemondokan dari Masjidil Haram
mencapai 7.000 meter, tahun 2010 berjarak 4.000 meter. Tahun 2009 ada 27
berada di Ring I dan 63 di Ring II. “Tahun
2010 lebih dari 50 persen dan dibawah
40 persen di Ring II,” imbuhnya.
Menjawab pertanyaan biaya pemondokan, Menag menganalogkan, biaya
menjadi naik bila ada peningkatan kenikmatan. “Setiap ada peningkatan kenyamanan pasti ada penambahan biaya. Kalau kita biasa nginap di hotel melati lalu
ke bintang lima, ada kan ada peningkatan
biaya,” ujarnya.
Namun demikian sambung Menag,
pihaknya masih mempelajari apakah ada
komponen BPIH yang lain yang bisa diturunkan, “Karena pemondokan di Mekkah jadi dekat, kemungkinan yang turun
komponen transportasi disana,” katanya.
(mul/pinas)
Untuk anda ketahui...
Wong Fei Hung Seorang Muslim
Wong Fei-Hung dilahirkan pada
tahun 1847 di Kwantung (Guandong) dari
keluarga muslim yang taat. Nama Fei pada
Wong Fei Hung merupakan dialek Canton
untuk menyebut nama Arab, Fais. Hung
juga merupakan dialek Kanton untuk
menyebut nama Arab, Hussein. Jadi,
namanya ialah Faisal Hussein Wong.
Ayahnya, Wong Kay-Ying adalah
seorang Ulama dan tabib ahli ilmu
pengobatan tradisional, serta ahli
beladiri tradisional Tiongkok (wushu/
kungfu). Ayahnya memiliki sebuah klinik
pengobatan bernama Po Chi Lam di
Canton (ibukota Guandong). Wong KayYing merupakan seorang ulama yang
menguasai ilmu wushu tingkat tinggi.
Ketinggian ilmu beladiri Wong Kay-Ying
membuatnya dikenal sebagai salah satu
dari Sepuluh Macan Kwantung.
Pada 1924 Wong Fei-Hung meninggal
dalam usia 77 tahun. Masyarakat Cina,
khususnya di Kwantung dan Canton
mengenangnya sebagai pahlawan pembela
kaum mustad’afin (tertindas) yang tidak
pernah gentar membela kehormatan
mereka. (aba/berbagai sumber)
KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA
KABUPATEN ACEH JAYA
DAN SEGENAP JAJARANNYA
Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas Pelantikan:
Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Aceh Utara
Drs. H. Zulkifli Idris
Tanggal 14 April 2010, oleh Sekdakab Aceh Utara
Ir. Syahbuddin Usman, M.Si
Kepala Kantor Kementerian Agama
Kota Lhokseumawe
Drs. H. M. Daud Hasbi, M.Ag
Tanggal 14 April 2010, oleh An. Sekdakota Lhokseumawe
Drs. H. Arifin Abdullah
Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Aceh Besar
Drs. Salahuddin
Tanggal 16 April 2010
Oleh Bupati Aceh Besar; DR. H. Bukhari Daud, M.Ed
Semoga Dalam Melaksanakan Tugas Selalu Mendapatkan Ridha dan
Inayah Allah Swt.
Kepala
dto
Drs. H. Herman
Santunan MEI 2010
MK Putuskan
UU Penodaan Agama
Konstitusional
Santunan-Jakarta.
Mahkamah
Konstitusi (MK) memutuskan untuk
menolak seluruh permohonan uji materi UU Nomor 1/PNPS/1965 tentang
Penodaan Agama, sehingga UU tersebut dinyatakan konstitusional dan
masih dapat dipertahankan.
“Menyatakan menolak permohonan para pemohon untuk seluruhnya,”
kata Ketua MK Moh Mahfud MD saat
membacakan amar putusan di Gedung
MK, Jakarta, Senin.
Mahkamah berpendapat dalil-dalil
pemohon, baik dalam permohonan
pengujian formil maupun permohonan pengujian material, tidak beralasan hukum.
Secara moril, menurut MK, UU
Pencegahan Penodaan Agama masih
tetap dibutuhkan sebagai pengendali
ketertiban umum dalam rangka kerukunan umat beragama di Indonesia.
Selain itu, MK juga berpendapat
bahwa negara berkepentingan untuk
membentuk UU Pencegahan Penodaan Agama sebagai pelaksanaan tanggung jawabnya untuk melindungi HAM
sesuai dengan prinsip negara hukum.
“Mahkamah menilai bahwa hak
beragama dalam konteks hak asasi individu tidak dapat dipisahkan dari hak
beragama dalam konteks hak asasi sosial,” katanya.
Dalam putusan tersebut, satu hakim yaitu Harjono mengajukan “concurrent opinion” (kesimpulan sama
tetapi alasan berbeda) dan satu hakim
lagi yaitu Maria Farida Indarti mengajukan “dissenting opinion” (kesimpulan
dan alasan/pendapat yang berbeda).
Menurut Maria, meski secara formil UU tersebut masih berlaku tetapi
secara substansial terdapat berbagai
penyimpangan dengan nilai-nilai HAM
yang terkandung dalam UUD 1945.
(mul/pinmas)
29
Ensiklopedi Bahasa di Aceh
Hasil Kontribusi Pembaca Santunan Edisi April 2010
Tema: Anggota Badan/Tubuh
Bahasa
Indonesia
Bahasa
Aceh
Bahasa
Gayo
Bahasa
Aneuk
Jamee
Bahasa
Alas
Bahasa
Sigulai
Bahasa
Devayan
Bahasa
Singkil
Bahasa
Pak-Pak
Boang
Bahasa
Tamiang
Hulu
Bahasa
Kluet
Kepala
Ulee
Ulu
Kapalo
Takal
Duhu
Ulu
Takal
Takal
Palo
Take
Rambut
Oek
Wok
Rambuik
Bu’uk
Buduhu
Buk
Wuk
Buk
Gambut
Buk
Telinga
Keupinyeung
Kemireng
Talingo
Cuping
Guguyu
Uyuk
Cuping
Cuping
Telingo
Pinge
Mata
Mata
Mata
Mato
Mate
Mata
Mata
-
Mata
Mato
Mato
Hidung
Idoeng
Iyong
Hiduang
Igung
Nikhu
Ihung
Igung
Igung
Idong
Idung
Mulut
Abah
Awah
Muncuang
Babah
Bafa
Bakba
Wawah
Babah
-
Babah
Tangan
Jaroe
Pumu
Tangen
Tangan
Danga
Kaok
-
Tangan
-
Tangan
Bahu
Baho
Kerlang
Bahu
Bare’
Galifi
Alifalang
Wakha
Wakha
-
Baro
Siku
Seungkee
Uku
Siku
Siki
I’u
Si’u
-
Siku
-
Siku
Jari
Aneuk jaroe
Jari
Jari
Jari
Nono danga
Anak kaok
-
Jakhi
-
Jari
Paha
Pha
Tes
Paho
Pahe
Faha
Sota
-
Paha
Peho
Paho
Kaki
Aki
Kedeng
Kaki
Kiding
Gae
Kae
Nehe
Nehe
-
Kiding
Kanan
Uneuen
Kuwen
Kanen
Kemuhun
Gambele
Inawan
Kemuhun
Kemuhun
-
Kemuhun
Kiri
Wiee
Kiri
Kiri
Kiri
Bilok
Ibilang
Jaluk
Kembikhang
Khiri
Kemirang
Depan
Keue
Arab
Dapen
Adep
Ivena
Amon
Muka
Lebe
Mukak
Nadop
Belakang
Likoet
Kuduk
Balakang
Pudi
Ivuli
Tete
-
Pudi
-
Tangpudi
Atas
Ateuh
Atas
Ateh
Datas
Khailawa
Detak
-
Babo
Ateh
Datas
Bawah
Yub, baroh
Tuyoh
Bawah
Teruh
Kha’ale
Arep
-
Tekhuh
-
Teruh
Kami menantikan kontribusi pembaca
Santunan untuk edisi ini dengan tema:
RUMAH
Rumah; Pintu; Jendela; Pagar; Pintu
Pagar; Halaman; Dapur; Kamar; Sumur;
Jamban; Jalan; Kebun; Atap; Tiang; Luas;
Sempit; Panjang; Pendek; Kaya; Miskin.
Pelatihan Komputer bagi guru
Guru MIN Lhok Beuringen Tanah Jambo
Aye Kabupaten Aceh Utara, mengikuti
pelatihan yang diadakan oleh madrasah
setempat, Rabu 24 Februari 2010.
30
Santunan MEI 2010
S A I N S
Membaca Cahaya; Inspirasi
Mempelajari Sains
Oleh : Anwar, S.Si
Allah berfirman dalam Al-Qur’an, surat an-Nur: 35
Yang artinya:
“Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi.
Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah
lubang yan tembus yang di dalamnya ada pelita besar:
pelita itu didalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang
(yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan
dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon
zaitun yang tumbuh tidak disebelah timur (sesuatu) dan
tidak pula disebelah barat (nya), yang minyaknya saja
hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api.
Cahaya diatas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing
kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah
membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia,
dan Allah maha mengetahui segala sesuatu.”
Tulisan ini ingin sedikit menggelitik tentang perdebatan
ilmu pengetahuan tentang cahaya. Apabila kita membaca
sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, maka dapatlah
kita mengetahui bahwa sampai dengan abad IV sebelum
Masehi orang masih beranggapan bahwa kita dapat
melihat benda sekeliling di sebabkan oleh adanya sinar
(cahaya) dari yang keluar dari mata, yang disebut sebagai
“sinar penglihatan” yang berbentuk kumis-kumis peraba.
Bila kumis-kumis peraba ini mengenai atau menyentuh
benda, maka kita mendapat kesan dapat melihat benda
tersebut. Anggapan semacam ini, mendapat dukungan
banyak ahli fisika terutama oleh Plato (429-348 SM) dan
Euclides (287-212 SM). Pendapat ini, pada kenyataannya
memang agak serasi dengan bentuk bola mata kita,
dimana bentuk cembungnya kurang dapat menerima
sesuatau yang berasal dari luar. hal ini juga diperkuat
dengan bersinarnya mata didalam gelap.
Pendapat di atas, ditentang oleh Aristoteles (348-322
SM) karena sebenarnya kita dapat melihat benda-benda
sekalipun dalam ruang gelap. Namun begitu, Aristoteles
tidak menjelaskan apa sebabnya mata dapat melihat
benda dalam ruang gelap. Teori yang dikemukakan oleh
Plato bersama Euclides di atas hanya dapat bertahan
sampai pada abad pertengahan saja.
Sementara itu, di dalam abad pertengahan muncul pula
Alhazan (365-1038 M) seorang ilmuwan Mesir Iskandaria
yang mengetengahkan pendapat lain. Dia berpendapat
bahwa manusialah yang sebenarnya dapat melihat bendabenda yang ada di sekelilingnya. Karena, cahaya yang
dipancarkan benda dapat ditangkap dan masuk ke dalam
mata. Sehingga, teori ini dapat di terima dan bertahan
sampai dengan abad ke 20 ini.
Dengan teori Alhazan, timbul masalah dan persoalan
baru, yaitu bagaimana cahaya itu dapat mengenai dan
menyentuh bola mata. Untuk memperkuat teori ini,
penulis akan mengemukakan dua teori berikut:
1. Teori Emisi yang dikemukakan oleh Newton (16421727 M) ilmuwan yang berkebangsaan Inggris ini
berpendapat bahwa dari sumber cahaya dipancarkan
partikel-partikel yang sangat kecil dan ringan kesegala
arah, dengan kecepatan yang sangat besar. Bila partikelpartikel cahaya mengenai mata, kita maka mendapat
kesan seolah melihat sumber cahaya.
2. Teori Gelombang, yang dikemukakan oleh Christian
Huygens (1629-1695 M) yang merupakan ilmuwan
bangsa Belanda. Ia berpendapat bahwa cahaya pada
dasarnya sama dengan bunyi hanya saja terletak
pada frekwensi dan panjang gelombang. Menurutnya
cahaya dapat merambat dengan perantara gelombanggelombang cahaya.
3. Kedua teori tersebut diatas dapat menjelaskan kepada
kita tentang peristiwa pemantulan cahaya dengan
sempurna. Akan tetapi Huygens terpakasa harus
memperkenalkan zat hipotetik eter alam sebagai
medium pada perambatan gelombang, sebab cepat
rambat gelombang yang di kenal pada waktu itu selalu
memerlukan medium. Sedangkan, ruang antar planetplanet dan bintang-bintang adalah hampa udara.
Karena Huygens sendiri tidak dapat menerangkan
tentang rambatan lurus udara, maka teorinya ‘kalah’
dibandingkan denga teori Newton.
Percobaan yang di pelopori oleh Thomas Young
(1773-1829 M) bersama Agustin Fresnel (1788-1827
M) menyatakan bahwa cahaya dapat melentur dan
berinterferensi. Peristiwa ini merupakan peristiwa yang
sama sekali tidak dapat di terangkan oleh teori Emisi
Newton.
Hasil percobaan yang dilakukan oleh Jean Leon Foucault
(1819-1868 M), bahwa cepat rambat cahaya di dalam zat
cair lebih kecil bila dibandingkan dengan cepat rambat di
udara, berbeda dengan pandangan Newton, bahwa cepat
rambat cahaya di dalam zat cair lebih besar daripada cepat
rambat cahaya di dalam udara.
Epilog
Apa yang coba digali oleh para ilmuwan tentang cahaya
dan sumbernya sesungguhnya merupakan rangkaian
aktifitas manusia dalam membaca ayat-ayat Allah,
khususnya di bidang sains. Meskipun usaha manusia
dalam memahami fenomena alam yang luar biasa ini tidak
pernah sempurna dan terbatas, namun usaha tersebut
telah membantu manusia dalam memahami pesan-pesan
yang disampaikan Allah di dalam Alquran.
Pada saat yang sama, sebagai orang beriman, petunjukpetunjuk sains yang ada di dalam Alquran harus dijadikan
motivasi untuk memperhatikan alam semesta dan
merenunginya sampai mendapatkan sesuatu pemahaman
tentang sifat dan kelakuan serta proses-proses alami
yang ada didalamnya. (Penulis adalah guru Fisika MAN
Gandapura Bireuen).
Santunan MEI 2010
31
S A I N S
Badai Matahari
2013 Bukan Akhir
Dunia
Komputer Super
Terinspirasi Otak Kucing
Kucing dikenal lebih cepat mengidentifikasi sebuah
wajah. Inilah yang menginspirasi seorang ahli komputer dari Universitas Michigan, Wei Lu, untuk membuat sebuah komputer super cepat.
Mesin komputer ini diharapkan mampu mempelajari dan mengenali obyek sebaik mengambil keputusan yang sulit dan melakukan tugas secara bersamaan
lebih dari yang komputer biasa lakukan.
Lu sebelumnya telah membangun ‘memristor’,
yakni sebuah perangkat yang menggantikan transistor komputer dan bertindak seperti memori biologis
untuk mengingat masa lalu.
Sekarang, ia menunjukkan ‘memristornya’ bisa
menghubungkan sirkuit konvensional dan mendukung proses yang mendasari memori dan pembelajaran dalam sistem biologi. “Kami membuat komputer
yang dapat bekerja layaknya otak bekerja,” kata Lu.
“Idenya adalah menggunakan paradigma yang
berbeda, tidak sama seperti membuat komputer biasa. Penggunaan dasar otak kucing adalah hal yang
rasional karena lebih simpel daripada otak manusia
walau masih sulit untuk meniru kompleksitas dan
efisiensinya,” ujar asisten profesor itu.
Sebagian besar komputer canggih saat ini sebetulnya dapat melakukan tugas-tugas tertentu layaknya
otak kucing. Tetapi tetap saja 83 kali lebih lambat.
Padahal sudah menggunakan lebih dari 140.000 CPU
dan sumber daya lain.
Dalam proyek ini akan dikembangkan sistem yang
bisa mengenali obyek yang dilihatnya. Sehingga bila
obyek tersebut pindah, komputer masih bisa mengenalinya. Itulah yang diharapkan dari komputer yang
terinspirasi otak kucing. (mul/dtc)
32
Sejumlah peneliti
antariksa di dunia
memprediksi puncak
badai matahari akan
terjadi pada pertengahan tahun 2013.
Indikasi tersebut berdasar pada aktivitas
matahari yang saat
ini terus meningkat.
Aktivitas matahari ini berupa medan magnet, bintik
matahari, ledakan matahari, lontaran massa korona,
angin surya, dan partikel energetik.
“Pada 2012 hingga 2015 bintik matahari diperkirakan mencapai titik yang sangat banyak dan itu akan
memicu banyak ledakan,” ujar Dra Clara Yono Yatini,
MSc, Kepala Bidang Aplikasi Geomagnet dan Magnet
Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), di sela-sela sosialisasi fenomena cuaca
antariksa 2012-2015 di Denpasar, Bali.
Namun, menurutnya, masyarakat tidak perlu khawatir karena badai matahari tidak akan menghancurkan peradaban dunia. “Dampak badai matahari hanya
merusak sistem teknologi saja,” tegas Clara Yono.
Sistem teknologi yang terpengaruh, misalnya, rusaknya satelit sehingga mengganggu jaringan komunikasi. Dampak lainnya dari badai matahari ini juga dapat mengganggu medan magnet bumi. Seperti tahun
1989 saat badai matahari menyerang Kanada, jelas
Clara, terjadi pemadaman listrik karena trafo di pusat
jaringan listrik terbakar akibat arus yang sangat besar
di bawah permukaan bumi. Badai matahari ini dapat
diantisipasi agar tidak menimbulkan kerusakan, seperti mematikan sementara jaringan satelit dan jaringan
listrik pada saat terjadi badai matahari.
“Masyarakat jangan terpengaruh dengan film 2012
karena itu sains palsu,” pesan Clara Yono. Lapan kini
gencar melakukan sosialisasi soal fenomena cuaca antariksa 2012-2015 kepada masyarakat untuk meluruskan cerita-cerita miring terkait kiamat yang tidak jelas
dasarnya.
Isu kiamat tahun 2012 seperti yang digambarkan
dalam film 2012 memang selama ini terus dikaitkan
dengan sejumlah fenomena alam yang akan terjadi di
bumi, di antaranya badai matahari ini. (mul/kcm)
Santunan MEI 2010
Penafsiran Ayat 102 Surat Al-Baqarah (Bagian Satu)
Nabi Sulaiman Bukan
Penyihir
Oleh Jabbar Sabil, MA
S
uatu hari di Madinah, Rasulullah
saw. menyampaikan berita tentang Nabi Sulaiman as. (‘Ali alShabuni, 1976: I, 84). Tatkala Rasulullah
saw. menyebut Nabi Sulaiman as.
sebagai rasul, seorang pemuka Yahudi
berkata:
“Muhammad mendakwa bahwa
ibn Dawd adalah Nabi, padahal demi
Allah tidak lain ia hanyalah seorang
penyihir”.
Lalu Allah menurunkan ayat ini (alSuyuti, t.th.: I, 48).
mereka itu (ahli sihir) tidak memberi
mudharat dengan sihirnya kepada
seorangpun, kecuali dengan izin Allah.
Dan mereka mempelajari sesuatu
yang memberi mudharat kepadanya
dan tidak memberi manfaat. Demi,
sesungguhnya mereka telah meyakini
bahwa barangsiapa yang menukarnya
(kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah
baginya keuntungan di akhirat, dan
amat jahatlah perbuatan mereka
menjual dirinya dengan sihir, kalau
mereka mengetahui.
“Manakala Allah
mengembalikan
kerajaan kepada Nabi
Sulaiman as, mereka
kembali beriman kepada
agama ini sebagaimana
sebelumnya”
Dan mereka mengikuti apa yang
dibaca oleh syaitan-syaitan pada
masa kerajan Sulaiman (dan mereka
mengatakan bahwa Sulaiman mengerjakan sihir), padahal Sulaiman
tidak kafir (tidak mengerjakan sihir),
hanya syaitan-syaitan itulah yang
kafir (mengerjakan sihir). Mereka
mengajarkan sihir kepada manusia
dan apa yang diturunkan kepada dua
orang malaikat di negeri Babil yaitu
Harut dan Marut, sedang keduanya
tidak mengajarkan (sesuatu) kepada
seorangpun sebelum mengatakan:
“Sesungguhnya kami hanya cobaan
(bagimu), sebab itu janganlah kamu
kafir”. Maka mereka mempelajari dari
keduamalaikatituapayangdengansihir
itu mereka dapat menceraikan antara
seorang (suami) dengan isterinya. Dan
Jelas ayat ini turun dalam rangka
membantah
pernyataan
Yahudi
yang mendakwa Nabi Sulaiman As.
sebagai penyihir. Dalam hal ini para
mufassir mengangkat banyak kisah
guna mengklarifikasi anggapan Yahudi
ini, di antaranya Ibn Kathir yang
mengutip dua riwayat. Satu riwayat
menyatakan bahwa manakala Nabi
Sulaiman as. kehilangan kerajaannya,
sekelompok jin dan manusia menjadi
murtad, mereka mengikuti hawa
nafsu mereka sendiri. Manakala Allah
mengembalikan kerajaan kepada Nabi
Sulaiman as., mereka kembali beriman
kepada agama ini sebagaimana
sebelumnya. Pada masa ini Nabi
Sulaiman as. menemukan kitab yang
ditulis oleh para jin tentang sihir, lalu
menguburnya di bawah kursi beliau.
Permasalahan pun muncul setelah
Nabi Sulaiman As. Wafat. Saat buku itu
ditemukan dalam suatu penggalian,
Santunan MEI 2010
mereka mengatakan bahwa kitab
ini diturunkan oleh Allah kepada
Sulaiman dan menuduh Sulaiman
menyembunyikannya dari mereka.
Lalu kitab itu pun dijadikan pedoman
(Ibn Katsir, t.th.: I, 188).
Perlu dicatat, Ibn al-‘Arabi menolak
kisah di atas. Menurut Ibn al-‘Arabi ini
tidak mungkin terjadi, kecuali jika kitab
itu bukan kitab sihir. Sebab jika Nabi
Sulaiman as. tahu bahwa itu kitab sihir,
tentunya beliau akan membakarnya
sehingga tidak tersisa apapun yang
dapat dimanfaatkan orang (Ibn al‘Arabi, t.th.: I, 43).
Riwayat kedua yang lebih panjang
dikutip Ibn Katsir dari Ibn Jarir alThabari yang meriwayatkan dari Ibn alSa’ib Salam ibn Jinadah al-Sawa’i dari
Abu Mu‘awiyyah dari al-A‘masy dari
al-Minhal dari Sa‘id ibn Jabir dari Ibn
‘Abbas. Dikisahkan bahwa setiap kali
Nabi Sulaiman As. hendak ke kamar
mandi atau hendak menunaikan
kebutuhan biologis, beliau menitipkan
cincinnya kepada Jiradah (seorang
pelayan wanita kepercayaan beliau).
Manakala Allah hendak menguji
Nabi Sulaiman as., maka pada suatu
hari setelah Nabi Sulaiman as.
menyerahkan cincin kepada Jiradah,
datanglah setan dalam rupa Nabi
Sulaiman as. meminta cincin. Tanpa
curiga Jiradah menyerahkan cincin itu
lalu dikenakan oleh setan, seketika
itu tunduklah seluruh setan, jin dan
manusia kepadanya. Kemudian Nabi
Sulaiman datang meminta kembali
cincinnya kepada Jiradah, Jiradah
berkata: “Kamu bohong, kamu bukan
Sulaiman”. Seketika itu sadarlah Nabi
Sulaiman as. bahwa beliau sedang
tertimpa bala.
Setan itu pun segera beraksi, ia
menulis sebuah buku yang berisi sihir
dan kekufuran lalu menguburkannya
33
di bawah kursi Nabi Sulaiman As..
Selang beberapa waktu kemudian
ia menggali dan membacakannya
di depan khalayak, lalu orang-orang
pun mengatakan: “Sesungguhnya
Sulaiman dapat menguasai manusia
karena kitab ini”. Sejak saat itu orangorang meninggalkan Nabi Sulaiman as.
karena menganggapnya tukang sihir
dan kafir. Hal ini diklarifikasi kemudian
hari, yaitu melalui Nabi Muhammad
Saw. saat turunnya ayat 102 surat alBaqarah (Ibn Katsir, t.th.: I, 189).
Ibn al-‘Arabi juga menolak cerita
ini, alasannya karena seorang Nabi
terpelihara dari dosa besar, jadi tidak
mungkin beliau menjadi silap dan
jatuh dalam pelukan wanita seperti
ini. Bagian lain dari riwayat di atas
yang dibantah Ibn al-‘Arabi adalah
penampilan setan dalam rupa Nabi
Sulaiman, sebab setan tidak mungkin
tampil dalam rupa nabi (Ibn al-‘Arabi,
t.th: I, 43).
Bantahan
pemuka
Yahudi
terhadap Nabi Muhammad di atas,
menunjukkan bahwa tuduhan keji
terhadap Nabi Sulaiman as. telah
diwariskan turun-temurun. Inilah yang
kemudian dibantah ayat 102 surat alBaqarah dengan menyatakan bahwa
apa yang mereka ikuti dan pedomani
adalah hasil “bacaan setan” (
: dan
mereka mengikuti apa yang dibaca
oleh setan).
Berlanjutnya tuduhan di atas
sampai di masa Nabi Muhammad
saw. memperlihatkan bahwa setan
menjadikan Nabi Sulaiman As. sebagai
kambinghitam, oleh karena itu ayat ini
dilanjutkan dengan pernyataan bahwa
Nabi Sulaiman As. tidak kafir (
). Justru yang menjadi kafir
adalah setan karena setan mengajarkan
sihir kepada manusia (
): tetapi setanlah
yang kafir, mereka mengajarkan sihir
kepada manusia. (Sayyid Qutb, t.th.:
I, 124). Dalam redaksi ayat ini telihat
pernyataan Alquran bahwa Sulaiman
tidak kafir, padahal sebelumnya tidak
ada pembicaraan tentang kekafiran
Sulaiman. Menurut al-Qurthubi,
ini menunjukkan bahwa menuduh
Nabi Sulaiman as. berbuat sihir sama
dengan menuduh beliau kafir. Hal ini
menjadi lebih jelas ketika kekafiran
setan dikaitkan dengan perbuatan
34
mereka mengajarkan sihir kepada
manusia (Al-Qurthubi, t.th.: II, 37).
Namun menurut sebagian ulama,
bagian ayat yang menjelaskan tentang
pengajaran sihir bukan lanjutan bagi
pernyataan kekafiran setan. Dalam
menafsirkan bagian ini terlihat ada
dua versi pendapat mufassir, pertama
menyambungkannya dengan kalimat
) dan kedua men(
jadikannya sebagai penafsiran yang
mandiri. Menurut Ibn Taymiyyah,
penafsiran ini lebih jelas (al-azhar) jika
menjadikannya sebagai kalimat yang
terpisah, dan pembicaraan tentang
setan berakhir pada penjelasan
)
kekafirannya. Lalu bagian (
ditafsirkan sebagai penjelasan tentang
karena sihir adalah
perbuatan yang dilarang
Allah lewat lidah rasulNya, jadi tidak mungkin
bersumber dari Allah
perbuatan Yahudi yang mengajarkan
sihir, perlu dicatat bahwa pengajaran
sihir
sangatlah
masyhur
dan
berkembang pada masa itu.
Dari penafsiran seperti ini, maka
pengertian yang dipetik adalah
sebagai
berikut:
“Sekelompok
Yahudi mencampakkan kitab Allah
dan mengikuti bacaan setan atas
Sulaiman”. Lalu bagaimana maksudnya
mereka mengikuti setan yang
mendustai Sulaiman dan mengklaim
bahwa sihir itu bersumber dari kitab
Sulaiman yang disembunyikan di
bawah kursinya? Pertanyaan ini
dijawab dengan cara menyelipkan
tambahan kalimat sebagai keterangan
(isti’naf bayani), yaitu: “Mereka
mengajarkan sihir kepada manusia
dan apa saja yang diturunkan kepada
kedua raja itu [Daud dan Sulaiman]”
(Rasyid Ridha, t.th.: I, 401). Hal ini
dapat dipahami dalam lanjutan ayat
berikutnya.
Lanjutan ayat (
), menurut sebagian ulama
kata ( ) di sini bermakna ( ) dan
dihubungkan (‘atf) kepada (al-sihr)
sehingga berarti; “Setan menjadi kafir
karena mengajarkan sihir kepada
manusia, dan mengajarkan apa
Santunan MEI 2010
yang diturunkan Allah kepada dua
malaikat, yaitu Harut dan Marut”.
Mereka mengatakan bahwa Harut dan
Marut adalah dua orang malaikat yang
diturunkan Allah ke bumi dan diberi
izin untuk mengajarkan sihir kepada
manusia sebagai cobaan bagi manusia.
Mereka juga mengatakan bahwa Harut
dan Marut mengajarkan sihir sebagai
bentuk ketaatan kepada Allah.
Ibn al-‘Arabi cenderung setuju
dengan penafsiran seperti ini, ketika
disodori pertanyaan; “Mungkinkah
Allah menurunkan sesuatu yang batil
dan kufur? Beliau menjawab; “Setiap
kebaikan atau keburukan, taat atau
maksiat, iman atau kufur adalah
sesuatu yang berasal dari Allah”.
Sebagai pembanding, Ibn al-‘ArabÄ«
mengutip sebuah hadis sahih di mana
Rasulullah saw. bersabda; “Peti harta
apa yang dibuka oleh malam? Fitnah
apa yang diturunkan Allah? Bangunlah
wahai pemilik kamar, karena
dikhawatikan orang yang berpakaian
di dunia nantinya akan telanjang di
akhirat. Menurut Ibn al-‘Arabi, hadis ini
bertutur tentang turunnya fitnah atas
manusia (Ibn al-‘Arabi, t.th.: I, 45).
Berbeda dari Ibn al-‘Arabi, Ibn Katsir
malah menilai aneh penafsiran seperti
ini, karena sihir adalah perbuatan
yang dilarang Allah lewat lidah rasulNya, jadi tidak mungkin bersumber
dari Allah. Di sisi lain, Ibn Katsir juga
menolak pendapat Ibn Hazm yang
menyatakan bahwa Harut dan Marut
adalah makhluk dari jenis setan (Ibn
Katsir,t.th.: I, 192). Pertanyaan yang
muncul kemudian adalah; Apakah
mungkin Allah menurunkan kekafiran
atas dua orang malaikat ini, padahal
mereka hanya mengerjakan apa yang
diperintah Allah dan bertasbih siang
dan malam?
Terkait dengan hal ini para mufassir
meriwayatkan satu kisah yang katanya
berdasar dari atsr yang diriwayatkan
dari ‘Ali, Ibn Mas‘ud, Ibn ‘Abbas dan Ibn
‘Umar. Dikisahkan bahwa di zaman Nabi
Idris as. ketika anak-anak Adam telah
melakukan banyak kerusakan, para
malaikat pun protes. Allah berfirman:
“Jika kalian berada pada posisi
mereka tentu kamu akan mengalami
nasib yang serupa”. Para malaikat
menjawab: “Maha Suci Engkau ya
Allah, sepatutnyalah kami tidak akan
begitu”. Lalu Allah berfirman: “Pilihlah
dua malaikat yang terbaik di antara
kamu”, maka terpilihlah Harut dan
Marut dan diturunkan ke bumi setelah
kepada keduanya di-‘instal’ syahwat.
Kira-kira sebulan kemudian terjadilah fitnah atas kedua malaikat
ini akibat interaksi dengan seorang
wanita yang bernama al-Zahrah.
Keduanya jatuh hati kepada al-Zahrah,
tapi ia menolaknya kecuali mereka
mau mengikuti agama al-Zahra
(menyembah berhala), meminum
khamr atau membunuh. Dari ketiga
opsi yang ditawarkan ini, mereka
memilih yang paling ringan, yaitu
minum khamr. Namun kemudian
mereka juga membunuh orang
yang memergoki mereka. Al-Zahra
meminta diajarkan ism al-a‘zam,
permintaan ini dipenuhi, al-Zahrah
pun segera mengamalkan dan terbang
ke langit. Konon menurut riwayat ini,
al-Zahra kemudian menjadi bintang
kejora. Dalam hadis yang lain, akibat
melakukan kesalahan, kepada kedua
malaikat ini diberi pilihan antara azab
dunia atau azab akhirat. Keduanya
memilih azab dunia, maka mereka di
azab di Babil, ada yang mengatakan
bahwa Babil adalah satu wilayah di
Irak.
Ibn al-‘Arabi, menolak kisah ini
karena sanadnya tidak sahih, namun
tentang malaikat yang berbuat
maksiat, baginya mungkin saja terjadi,
sebab setiap yang sahih secara naqli,
boleh jadi benar secara akal. Jadi
ketika Alquran menjelaskan adanya
malaikat yang maksiat, maka hal ini
tidak akan ditolak kecuali oleh dua
model manusia. Pertama orang bodoh
yang tidak mampu membedakan halhal yang mungkin terjadi dan yang
mustahil terjadi, kedua orang yang
pemikirannya telah diracuni oleh
filsafat (Ibn al-‘Arabi, t.th.: I, 43).
Berbeda dari penafsiran di atas, Ibn
Katsir lebih cenderung dengan pendapat yang mengatakan bahwa ( )
di sini adalah kata menidakkan (nafi),
) adalah
dan kalimat (
kalimat yang secara tulisan terletak
belakangan tapi secara arti justru
didahulukan. Susunannya menjadi:
“Dan mereka mengikuti apa yang
dibaca setan atas kerajaan Sulaiman
(sihir), dan Sulaiman tidak kafir, dan
Allah tidak menurunkan (sihir) kepada
dua malaikat (Jibril dan Mikail)
tetapi setanlah yang kafir karena
mengajarkan sihir kepada manusia (di
Babil oleh Harut dan Marut”).
Dengan penafsiran seperti ini, maka
kata malakayn dalam ayat bermakna
malaikat Jibril dan Mikail, karena
Yahudi menuduh Jibril dan Mikail
sebagai pembawa sihir kepada Nabi
Sulaiman As., itulah kenapa Alquran
membantahnya melalui redaksi (
). Lalu dijelaskan bahwa sihir
adalah perbuatan setan yang diajarkan
oleh Harut dan Marut. Dalam hal ini,
Harut dan Marut diartikan sebagai
dua orang manusia yang bersekutu
dengan setan (Ibn Katsir, t.th.: I, 192/
Al-Qurthubi, t.th.: II, 45).
Terkait dengan kisah dua malaikat
yang maksiat itu, Ibn Kathir sependapat
dengan al-Qurthubi dan Ibn al-‘Arabi
yang menyatakan bahwa riwayat
tentang kisah tersebut adalah dha‘if .
Setelah mengemukakan riwayat ini, alQurthubi mengatakan bahwa riwayat
ini lemah dan aneh jika disandarkan
kepada Ibn ‘Umar (Berbeda dengan
Ibn al-‘Arabi yang menyorot sisi
periwayatan saja). Alasan al-Qurthubi
justru karena riwayat ini bertentangan
dengan ayat Alquran yang berbicara
tentang tidak maksiatnya malaikat (AlQurthubi, t.th.: II, 46).
“Mereka tidak maksiat kepada
Allah atas apa yang diperintahkan,
dan mereka melakukan apa yang
diperintahkan”. (Q.S. al-Tahrim: 6)
Santunan MEI 2010
“Mereka tidak membantah, dan
mereka melakukan apa yang
diperintahkan”. (Q.S. al-Anbiya’: 27)
“Mereka bertasbih siang dan malam,
dan mereka tidak membangkang”.
(Q.S. al-Anbiya’: 20)
Sampai di sini ditemukan perbedaan
sikap ulama dalam menjelaskan siapa
yang dimaksud dengan malakayn
dalam ayat ini, apakah dua orang raja
(Daud dan Sulaiman) dua malaikat
(Jibril dan Mikail atau Harut dan
Marut), atau mungkin juga manusia
biasa.
) ditemukan
Pada kata (
adanya beda bacaan, jumhur al‘ulama’ membacanya dengan baris
fath pada lam yang berarti dua
malaikat. Sedangkan Ibn ‘Abbas alHasan dan Abi al-Aswad serta alDahhak membacanya kasrah lam
yang berarti dua orang raja yaitu
Daud dan Sulaiman. Menurut Rasyid
Ridha, sebagian dari mereka yang
membacanya dengan fath lam juga
memperkuat pendapat ulama yang
membaca kasrah lam. Alasannya
karena kedua raja itu sangat baik
dan sangat peduli dengan kebutuhan
umat, kebaikan keduanya melebihi
manusia biasa sehingga layak disebut
malaikat (Al-Qurtubi, t.th.: II, 46).
Menurut Al-Qurthubi, mereka yang
membaca kasrah lam menafsirkan
kata malikayn (dua orang raja) sebagai
Daud dan Sulaiman, dan kata ( ) dalam
) dikatakan
kalimat (
sebagai kata nafi. Namun al-Hasan
mengartikan malikayn sebagai dua
orang yang kufur, dalam konteks ini alHasan memandang ( ) dalam kalimat
) sebagai objek
(
(maf‘ul) bukan kata nafi/menidakkan
(Al-Qurtubi, t.th.: II, 46).
Jika di atas terlihat kecenderungan
Al-Qurthubi dan Ibn Katsir untuk
menafsirkan kata malakayn sebagai
dua orang malaikat (Jibril dan Mikail)
dan ( ) sebagai nafi, maka kita juga
melihat kecenderungan Ibn Taymiyyah
dan Rasyid Ridha untuk menafsirkan
malakayn sebagai dua orang raja
dan ( ) sebagai maf‘ul yang di-‘athf
kepada al-sihr. Dikatakan bahwa yang
35
diturunkan kepada kedua raja ini bukan
sihir, dihubungkan (‘athf) kepada sihir
karena ia sejenis, dan ia juga tidak
sama dengan wahyu meskipun disebut
unzila karena unzila tidak selamanya
dipakai untuk wahyu. Rasyid Ridha
menukil pendapat gurunya yang
melemahkan pendapat ( ) nafi itu (AlQurtubi, t.th.: II, 46).
Berbeda dari perdebatan di atas
Al-Zamakhsyari justru menafsirkan
bagian ayat ini tanpa terpengaruh
oleh wacana dari perdebatan ini. Ia
dengan gamblang menafsirkan ( )
sebagai maf‘ul dan malakayn sebagai
dua malaikat yang namanya Harut
dan Marut (Al-Zamakhsyari, t.th.: I,
172). Demikian pula halnya dengan
al-Suyuthi dalam Tafsir Jalalayn, ia
menafsirkan Harut dan Marut sebagai
dua orang malaikat yang memang
diturunkan untuk mengajarkan sihir
(al-Suyuthi, t.th.: I, 49).
Adapun Babil adalah sebuah tempat atau kota di wilayah Timur yang
paling populer pada masa lampau,
yaitu sekitar duaribu tahun sebelum
Masehi. Hingga kini bekas-bekasnya
masih dapat dilihat disebelah Timur
kota Baghdad, Irak (Quraish Shihab,
2007: I, 279). Menurut Abu Bakr alJassas, penduduk Babil menyembah
tujuh bintang yang dinyatakan sebagai
tuhan, semua kejadian di alam ini
adalah andil ketujuh tuhan ini. Kepada
kaum inilah Allah mengutus Nabi
Ibrahim As. (Abu Bakr al-Jassas, t.th.:
I, 62).
Pada bagian berikutnya, ayat ini
kembali menegaskan bahwa perbuatan
sihir dan usaha mempelajarinya adalah
kufur. Menurut Sayyid Qutb, di sini alQuran memperjelas hal ini melalui
lisan Harut dan Marut yang berkata;
“Sesungguhnya kami adalah fitnah,
maka janganlah kamu menjadi kafir
(Sayyid Quthb, t.th.: I, 124).
Merujuk kepada Ibn Kathir yang
mengatakan bahwa malakayn di sini
adalah malaikat Jibril dan Mikail,
sedangkan yang mengajarkan sihir
adalah setan, maka kata Harut dan
Marut di sini di-i‘rab sebagai badal
dari kata syayatin. Ia memandang
sah badal model ini, karena bentuk
jamak kadangkala juga dipakai untuk
dua orang (Ibn Katsir, t.th.: I, 191).
Lalu dalam menjelaskan bagian ini,
ia menyatakan bahwa manakala
36
seseorang datang menemui Harut
dan Marut, keduanya berkata; “Kami
adalah fitnah, maka janganlah kamu
kufur”. Jika orang itu bersikeras, maka
mereka meminta orang itu datang ke
suatu tempat, di sana ia akan bertemu
dengan setan yang akan mengajarkan
sihir kepadanya. Ketika ia belajar,
keluarlah cahaya/nur yang ada dalam
dirinya, lalu malaikat di langit melihat
kepadanya dan berkata sedih; “Aduhai
sayangnya, apa yang diperbuatnya”
(Ibn Katsir, t.th.: I, 199).
Harut dan Marut menasihati
siapa saja yang hendak belajar sihir,
bahwa apa yang mereka ajarkan
adalah cobaan yang bertujuan
untuk membedakan yang taat dan
yang durhaka. Selain itu juga untuk
membedakan bahwa sihir berbeda
dengan mukjizat. Meskipun Harut
dan Marut menasehati setiap orang
yang datang hendak belajar padanya,
bahwa tidak satu sisi
pun dari sihir yang dapat
menghasilkan manfaat
tapi ada juga yang membangkan dan
enggan mengikuti nasehat. Maka
mereka mempelajari sihir dari kedua
malaikat itu sehingga mereka dapat
menceraikan antara seseorang dengan
pasangannya/suami isteri (Quraish
Shihab, 2007: I, 279).
Untuk menghilangkan dugaan
keliru serta menyucikan akidah
manusia, ayat ini menegaskan bahwa:
“Dan mereka tidak memberi muhdarat
dengan sihirnya kepada seorang pun
kecuali dengan izin Allah”. Menurut
al-Zamakhsyarī, hal ini tampak dari
kenyataan bahwa kadangkala sihir itu
berhasil sesuai keinginan si pelakunya
dan kadangkala tidak membuahkan
hasil (Al-Zamakhsyari, t.th.: I, 173). Jadi
pada hakikatnya sihir tidak memberi
efek apa-apa baik secara tabiat atau
kekuatan yang ada pada dirinya, ia
hanya semata-mata sebab lahiriah.
Menurut Wahbah al-Zuhayli, sihir
tidak memberi kemudharatan kecuali
dengan perbuatan dan kehendak
Allah. Maka jika seseorang melakukan
sihir dan berhasil mewujudkan
keinginannya, maka ini berhasil karena
Allah mengizinkan, sedangkan sihir
Santunan MEI 2010
hanya sebagai perantara dan sebab
bagi akibat yang timbul setelahnya
(Wahbah al-Zuhayli, 1991: I, 245).
Pemahaman tentang maksud kata “bi
idzn Allah” di sini menurut Ibn al-‘Arabi
adalah; sesuai dengan ketentuan Allah
(qadha’) dan bukan karena sesuai
dengan perintah Allah, sebab Allah
tidak memerintahkan keburukan (Ibn
al-‘Arabi, t.th.: I, 49).
Karena yang mempelajari atau
mempraktekkan sihir itu mungkin saja
menduga bahwa apa yang dipelajarinya
dapat bermanfaat buat dirinya, maka
lanjutan ayat menambahkan bahwa;
“mereka mempelajari sesuatu yang
memberi mudharat kepadanya dan
tidak memberi manfaat”. Kalimat ini
mengandung makna bahwa tidak
satu sisi pun dari sihir yang dapat
menghasilkan manfaat. Bukankah
menafikan manfaat menunjukan
ketiadaannya,
dan
menetapkan
mudharat berarti kehadirannya?
(Quraish Shihab, 2007: I, 280). Ibn
al-‘Arabi mengatakan bahwa hakikat
mudarat adalah sesuatu yang di
dalamnya terkandung keburukan yang
besar akibatnya. Ia juga mengatakan
bahwa mudarat dalam pandangan ahl
al-sunnah adalah setiap kepedihan
yang tidak ada nikmat setelahnya,
sedangkan manfaat adalah setiap
kenikmatan yang tidak ada ancaman
sanksi setelahnya (Ibn al-‘Arabi, t.th.:
I, 49).
Dari awal ayat telah terpahami
bahwa ayat ini menerangkan tentang
perilaku Yahudi. Ayat ini ditutup:
yang merupakan jawaban tentang
kondisi Yahudi pada masa Nabi
Muhammad Saw., sebelum dan
sesudahnya. Tergambarlah bahwa
mereka: “demi Allah, sesungguhnya
mereka telah meyakini bahwa
barangsiapa yang menukar kitab Allah
dengan sihir itu, tiadalah baginya
keuntungan di akhirat dan amat
jahatlah perbuatan mereka menjual
dirinya dengan sihir, kalau mereka
mengetahui” (Quraish Shihab, 2007:
I, 280).
(Penulis adalah Mahasiswa Doktoral
PPs IAIN Ar-Raniry)
Mengukir di Atas Batu
(Refleksi Hari Pendidikan Nasional)
Oleh Antoni Kurnia Winata, SHI
U
sia kanak-kanak adalah masa
keemasan dalam kehidupan
seseorang. Segala yang dipelajari dan dialami pada masa ini akan
membekas kelak di masa dewasa. Tak
heran bila di kalangan pendahulu kita
yang shalih banyak kita dapati tokohtokoh besar yang kokoh ilmunya, bahkan dalam usia mereka yang masih
relatif muda.
Begitulah memang dari sejarah
kehidupan mereka kita bisa melihat,
mereka telah sibuk dengan ilmu dan
adab semenjak usia kanak-kanak. Jadilah apa yang mereka pelajari tertanam
dalam diri dan memberikan pengaruh
terhadap pribadi mereka. Demikian
yang diungkapkan oleh ‘Alqamah: “Segala sesuatu yang kuhafal ketika aku
masih belia, maka sekarang seakanakan aku melihatnya di atas kertas
atau lembaran catatan.”
Bahkan orangtua mereka berperan
dalam mengarahkan dan membiasakan anak-anak untuk menyibukkan
diri dengan ilmu agama sejak dini dan
mengasuh mereka untuk mempelajari
adab. Ibnu Anbari mengatakan “Barangsiapa mengajari anaknya adab
semasa kecil, maka akan menyejukkan
pandangannya ketika si anak telah dewasa.”
Dari kalangan sahabat Rasulullah
saw, ‘Umar ibnu Khaththab contohnya.
Beliau selalu menyertakan putranya,
‘Abdullah bin ‘Umar di majelis Rasulullah saw, sementara orang-orang
yang duduk di sana adalah orangorang dewasa. Bahkan betapa inginnya
‘Umar agar putranya menjadi seorang
yang terkemuka di antara para sahabat
yang hadir dari sisi ilmu. ‘Abdullah bin
‘Umar menceritakan: “Dulu kami pernah duduk di sisi Rasulullah saw, lalu
beliau bertanya pada kami, ‘Beritahukan kepadaku tentang sebatang pohon
yang menyerupai atau seperti seorang
muslim, tidak pernah gugur daunnya,
tidak demikian dan demikian, selalu
berbuah sepanjang waktu.’ Waktu itu
terbetik dalam benakku bahwa pohon
itu adalah pohon kurma, tapi kulihat
Abu Bakar dan ‘Umar tidak menjawab
apa pun sehingga aku pun merasa se-
gan untuk menjawabnya. Tatkala para
sahabat tidak juga mengatakan apa
pun, Rasulullah saw bersabda, “Itu
pohon kurma.” Ketika kami bubar, kukatakan kepada ayahku, “Wahai Ayah,
sebetulnya tadi terlintas di benakku
bahwa itu pohon kurma.”“Lalu apa
yang membuatmu tidak menjawab?”
tanya ayahku. “Aku melihat anda semua tidak berbicara, hingga aku merasa segan pula untuk menjawab atau
mengatakan sesuatu,” jawab Ibnu
‘Umar. ‘Umar pun berkata, “Sungguh,
kalau tadi engkau menjawab, itu lebih
kusukai daripada aku memiliki ini dan
itu!” (HR. Al-Bukhari)
Dari kalangan setelah tabi’in, kita
kenal Imam Sufyan Ats-Tsauri. Salah
satu hal yang mendorong Sufyan AtsTsauri sibuk menuntut ilmu sejak usia
dini adalah hasungan, dorongan, dan
arahan ibunya agar Sufyan mengambil
faedah dari para ulama, baik berupa
ilmu maupun faedah yang didapatkan dengan duduk bersama mereka,
hingga ilmu yang diperolehnya akan
memiliki pengaruh terhadap akhlak,
adab, dan muamalahnya terhadap
orang lain. Suatu hari ketika ibunda
menyuruhnya untuk hadir di halaqahhalaqah ilmu maupun majelis-majelis
para ulama, ibunda Sufyan Ats-Tsauri
berpesan, “Wahai anakku, ini ada
uang sepuluh dirham. Ambillah dan
pelajarilah sepuluh hadits! Apabila
kaudapati hadits itu dapat merubah
cara dudukmu, perilakumu, dan ucaSantunan MEI 2010
panmu terhadap orang lain, ambillah.
Aku akan membantumu dengan alat
tenunku ini! Tapi jika tidak, maka tinggalkan, karena aku takut nanti hanya
akan menjadi musibah bagimu di hari
kiamat!”
Begitu pula ibu Imam Malik, dia
memerhatikan keadaan putranya
saat hendak pergi belajar. Imam Malik mengisahkan: “Aku berkata kepada
ibuku, ‘Aku akan pergi untuk belajar.’
‘Kemarilah!’ kata ibuku, ‘Pakailah pakaian ilmu!’ Lalu ibuku memakaikan aku
mismarah (sejenis pakaian jubah) dan
meletakkan peci di kepalaku, kemudian memakaikan sorban di atas peci
itu. Setelah itu dia berpesan, ‘Sekarang, pergilah untuk belajar!’ Dia juga
pernah mengatakan, ‘Pergilah kepada
Rabi’ah (guru Imam Malik). Pelajarilah
adabnya sebelum engkau pelajari ilmunya!’
Lihat pula kisah bagaimana ibu
Imam Asy-Syafi’i berusaha agar putranya mendapatkan pendidikan dan
pengajaran yang baik. Diceritakan oleh
Imam Asy-Syafi’i: “Aku adalah seorang
yatim yang diasuh sendiri oleh ibuku.
Suatu ketika, ibuku menyerahkanku ke
kuttab (tempat anak-anak kecil belajar
baca-tulis Al-Qur’an, biasanya dikenal
dengan sebutan TPA/TPQ), namun
dia tidak memiliki sesuatu pun yang
bisa dia berikan kepada pengajarku.
Waktu itu, pengajarku membolehkan
aku menempati tempatnyai. Ketika
aku telah mengkhatamkan Al-Qur’an,
aku mulai masuk masjid, di sana aku
duduk di hadapan para ulama. Bila
aku mendengar suatu permasalahan
atau hadits yang disampaikan, maka
aku pun menghafalnya. Aku tak bisa
menulisnya, karena ibuku tak memiliki
harta yang bisa dia berikan kepadaku
untuk kubelikan kertas. Aku pun biasa
mencari tulang-belulang, tembikar, tulang punuk unta, atau pelepah pohon
kurma, lalu kutulis hadits di situ. Bila
telah penuh, kusimpan dalam tempayan (guci) yang ada di rumah ku. Karena banyaknya tempayan terkumpul,
ibuku berkata, ‘Tempayan-tempayan
ini membuat sempit rumah kita.’ Maka
kuambil tempayan-tempayan itu dan
37
kuhafalkan apa yang tertulis di dalamnya, lalu aku membuangnya. Sampai
kemudian Allah memberiku kemudahan untuk berangkat menuntut ilmu
ke negeri Yaman.”
Namun betapa mirisnya hati kita
bila melihat anak-anak kaum muslimin
sekarang ini. Dalam usia yang sama
dengan para tokoh di atas, mereka
tidak mempelajari ilmu agama ataupun memperbaiki adabnya. Akankah
kita biarkan ini terus berlangsung?
Kisah di atas memberikan pelajaran
kepada kita biarpun dalam keadaan
kekurangan, mestinya keadaan itu
tidak menyurutkan keinginan orangtua untuk memberikan yang terbaik
bagi sang anak. Di zaman kita sekarang ini orangtua akan sangat susah
mengeluarkan uang demi pendidikan
agama anaknya sekalipun itu hanya 20
ribu, 30 ribu, atau 50 ribu saja. Tapi untuk les Bahasa Inggris, Matematika tak
sungkan-sungkan mengeluarkan uang
ratusan ribu bahkan jutaan rupiah.
Bukannya tidak boleh mengeluarkan
uang yang begitu besar untuk pendidikan umum, hal itu boleh-boleh saja,
toh matematika ilmu juga, bahasa in-
ggris ilmu juga. Tapi ingat “antara kehidupan dunia dan akhirat kita harus
seimbangkan”, mengapa kalau untuk
les bahasa inggris kita bisa menggaji
guru privat sampai jutaan rupiah, tapi
untuk guru mengaji 50 atau 100 ribu
saja itu sudah terlalu banyak… ?? kalau bayar uang les tidak boleh terlambat 10 hari, apalagi 1 bulan, tapi kalau
uang mengaji 10 bulan tak dibayarpun
tidak menjadi beban..??
Karena faktor-faktor kurangnya
perhatian para orangtua terhadap
pendidikan agama sang anak sejak
usia dini, itulah salah satu sebab moral
anak didik kita selama ini semakin
merosot, kita hanya bisa memperhatikan pada dataran pendidikan umumnya saja, tapi agamanya, akhlaqnya,
‘ubudiyahnya tidak kita hiraukan, tidak
kita bina, tidak kita tingkatkan sejak
dini, acuh tak acuh, open tak open, pu
jeud kakeh jeud (bahasa aceh) yang
penting anak saya bisa jadi dokter, bisa
jadi pilot, bisa jadi anggota dewan,
bisa jadi ini dan itu, tapi tidak pernah
berpikir anak saya sudah bisa mengaji? Akhlaqnya sudah baik? Shalatnya
sudah benar? Bersucinya sudah betul?
jarang kita berbangga hati jika anak
kita menjadi ulama, satu dua orang
akan senang jika anaknya jadi seorang
ustadz, “apa tu ustadz, enggak banyak
uang”, anak saya pilot, punya rumah
mewah, mobil pun ada tiga dan seterusnya, seterusnya, seterusnya.. Maka
tak jarang petinggi-petinggi negeri ini
banyak yang tak beradab, intelektual
tapi pembohong, intelektual tapi pencuri dan perampok. Dokter tapi sombong, congkak, kepala dinas tapi orang
yang suka menerima sogokan, kepala
bank tapi selalu makan riba. Korupsi
jadi makanan, sogokan sudah mendarah daging, tidak di dinas, tidak pula
di swasta.
Oleh karena itu agar anak kita tidak
menjadi fitnah dikemudian hari, mari
bersama kita membina dan memperkuat pendidikan agama anak-anak
kita sejak sekarang, agar kelak menjadi
penyejuk hati tidak hanya di dunia tapi
sampai ke akhirat nanti. Anak yang
shalih adalah harta peninggalan yang
paling berharga buat orang tua. Wallahu a’lamu bish-shawab.
Penulis, Kabag Pengajaran TPQ Plus
Baiturrahman Banda Aceh
KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA
KABUPATEN BIREUEN DAN SEGENAP JAJARANNYA
Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas Pelantikan
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara
Drs. H. Zulkifli Idris
Tanggal 14 April 2010
Oleh Sekdakab Aceh Utara Ir. Syahbuddin Usman, M.Si
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Lhokseumawe
Drs. H. M. Daud Hasbi, M.Ag
Tanggal 14 April 2010
Oleh An. Sekdakota Lhokseumawe, Drs. H. Arifin Abdullah
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar
Drs. Salahuddin
Tanggal 16 April 2010
Oleh Bupati Aceh Besar DR. H. Bukhari Daud, M.Ed
Semoga Dalam Melaksanakan Tugas Selalu Mendapatkan Ridha dan Inayah Allah Swt.
Kepala
Drs. H. Zulhelmi A. Rahman, M. Ag
38
Santunan MEI 2010
Dikotomi Pendidikan
Agama dan Umum
Oleh Muhibuddin Hanafiah, M.Ag
S
uatu hal yang unik dan berbeda dengan negara lain adalah
masalah pendidikan di Indonesia
ditangani oleh lebih dari satu departemen atau kementrian.
Di samping Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) yang
menangani bidang pendidikan umum,
juga terdapat Kementrian Agama (Kemenag) yang mengurus pendidikan
agama. Pemisahan (dikotomi) antara
pendidikan umum dan pendidikan
agama telah berlangsung sejak negeri
ini diproklamirkan kemerdekaannya
tahun 1945 dan masih berlangsung
hingga sekarang. Artinya, penyelenggaraan pendidikan umum berada di
bawah koordinasi Kemendiknas dan
demikian juga sebaliknya, penyelenggaraan pendidikan agama berada di
bawah pengurusan Kemenag. Dualisme penanganan pendidikan tidak
saja menyangkut aspek keilmuan;
pemisahan yang tajam antara ilmu
umum dan ilmu agama, melainkan
berlanjut pada aspek-aspek lain seperti wewenang penyelenggaraan,
pengawasan, pendanaan dan managerial lembaga pendidikan. Sehingga
di Indonesia, ada lembaga pendidikan
--dengan berbagai jenis dan jenjangnya-- yang berada di bawah masingmasing departemen ini. Akibat yang
sering dirasakan dari dikhotomi pendidikan semacam ini adalah terjadinya
diskriminasi yang lebar dari pemerintah terhadap salah satu depertemen
(dulu: Depag) beserta seluruh perangkat yang berada di bawahnya. Tulisan
ini mencoba mengurai kembali akar
permasalahan ini dan mencermati beberapa dampak yang ditimbulkan.
Jika ditelusuri, jauh sebelum negeri
ini terbentuk, umat Islam di Indonesia
telah menyelenggarakan pendidikan
agama secara terbatas. Sebab, kegiatan pendidikan merupakan bagian
penting dari ajaran Islam itu sendiri.
Sehingga tidak mengherankan bila
aktivitas pendidikan di kalangan umat
Islam telah berkembang sejak lama.
pendidikan agama
berbasis rumah tangga
masih saja menjadi
semangat paling mendasar dalam aktivitas
pendidikan dalam
masyarakat Islam
Bahkan lebih dari itu, pendidikan
agama semakin tumbuh dan telah
melembaga di tengah kehidupan umat
Islam. Institusi pendidikan keagamaan
berbasis masyarakatpun mulai diperkenalkan. Setiap rumah tangga dari
umat Islam dipastikan memperkenalkan ajaran agama Islam kepada generasi baru mereka di rumah-rumah
secara mandiri. Selebihnya, pendidikan keluarga diteruskan ke rumahrumah tertentu seperti rumah ulama
(teungku) baik ulama laki-laki maupun perempuan. Jelasnya, pendidikan
agama berbasis rumah tangga masih
saja menjadi semangat paling mendasar dalam aktivitas pendidikan dalam masyarakat Islam. Pada level yang
lebih luas, tempat pendidikan agama
yang lebih massifpun bermunculan.
Seperti halnya balai pengajian yang
ada di rumah-rumah tokoh agama,
maka kemudian tempat ibadahpun
diberi peran tambahan yang lebih
luas. Dari itu mushalla, meunasah,
surau, dan masjid pun dijadikan sebagai pusat belajar agama masyarakat.
Perkembangan lebih jauh, pendidikan
agama yang lebih terorganisir daalam
wujud institusi pendidikan yang lebih
permanen didirikan. Dayah, rangkang,
bale, pesantren, pondok pengajian
dan diniyah sebagai perkembangan
lanjutan dari pusat pendidikan awal
saat itu mulai ramai menampun anakanak masyarakat.
Semua lembaga pendidikan agama
yang disebutkan di atas dikelola sepenuhnya oleh masyarakat. Pendidikan agama berlangsung apa adanya,
hidup dan eksis atas dasar kesadaran
Santunan MEI 2010
masyarakat terhadap pengetahuan
dan pengamalan ajaran agama. Karena lingkup pendidikan agama waktu
itu masih sebatas untuk memenuhi
kebutuhan fardhu a`in. Seperti belajar membaca al-Qur’an, ibadah pokok,
aqidah atau keimanan dan akhlakul
karimah. Selebihnya baru dipelajari
ilmu alat seperti bahasa Arab, logika
(manthiq) dan fiqh dan metodologinya (ushul fiqh). Kurikulum pendidikan agama seperti ini terus diperluas
dengan kajian-kajian tingkat tinggi dan
terus berdampingan dengan praktekpraktek asketis Islam yang ada dalam
pengamalan tasawuf. Sejak saat itu,
institusi pendidikan dayah ini nyaris
menyebar ke seluruh pelosok daerah
seiring dengan lahirnya ulama keluaran dayah sebelumnya. Singkatnya,
pendidikan agama telah berlangsung
secara sangat memadai dan kian mengakar dalam masyarakat. Hubungan
berkelindan antara masyarakat, lembaga pendidikan dan ulama sudah
demikian kokoh. Rasa kepemilikan
institusi pendidikan agama demikian
tinggi, sikap ini nantinya sebagai tanggungjawab memajukan agama. Kemandirian pengelolaan pendidikan
agama semacam ini berlangsung dengan baik hingga kemudian diambil alih
oleh pemerintah. Spirit mempelajari
agama telah tumbuh.
Partisipasi dan perhatian masyarakat yang kian merata terhadap
pendidikan agama terus saja terlihat.
Munculnya kesadaran kelas menengah muslim (aghniya’) untuk berziarah ke tanah suci dan melanjutkan
belajar agama serta menetap di Makkah menambah kemajuan pendidikan
agama di tanah air. Sebab, sekembalinya mereka dari sana, arus baru
ilmu-ilmu agama semakin terbuka dan
dinamis. Akibat lebih jauh dari sisasisa peradaban di Timur Tengah cukup untuk menggerakkan pendidikan
agama di Nusantara. Ketika itu, pendidikan agama bukan lagi kesadaran
kolektif masyarakat desa dalam ben39
tuk pendidikan tradisionalnya. Melainkan telah muncul kekuatan baru
dari masyarakat perkotaan dengan
organisasinya yang lebih terorganisir
dan memiliki jaringan luas dan kuat.
Oraganisasi sosial kemasayarakatanpun seperti Muhammadiyah khususnya mulai saat itu telah merentangkan
sayapnya untuk membuka lembaga
pendidikan. Sementara di kalangan
masyarakat tradisional di pedesaan,
semakin memberdayakan pesantren
mereka untuk menghadapi perkembangan zaman.
Keadaan ini mulai berubah pasca
masuknya penjajah Barat ke Nusantara. Umat Islam, pendidikan dan lembaga keagamaan di Indonesia mulai
terusik dan tersudut. Sejak saat itu,
pendidikan ala Barat
mulai diperkenalkan
melalui politik etis
yang diluncurkan pemerintahan kolonial
Belanda di Indonesia.
Sejumlah penduduk
pribumi yang dipilih dan ditentukan Belanda diperbolehkan
untuk mendapatkan
pendidikan gratis di
sekolah-sekolah yang
baru didirikan itu. Kalangan yang disebut
bumi putra itu sebenarnya dididik untuk
disiapkan
sebagai
tenaga administrasi
dalam pemerintahan
kolonial kelak. Pendidikan ala Barat ini
memulai orientasi baru pendidikan di
Indonesia, yaitu pendidikan untuk disiapkan sebagai pengisi lapangan kerja
di birokrasi pemerintahan. Sebagai
tenaga terdidik mereka akan mendapatkan upah atau gaji bulanan yang
tetap dari pemerintah Belanda. Akibat
dari fenomena baru ini, sedikit banyaknya terjadi gejolak di masyarakat
Indonesia. Pendidikan ala Barat semakin digandrungi karena dinilai lebih
modern dan menjanjikan pekerjaan
baru yang lebih pasti. Kehidupan beragama masyarakat mulai mengalami
penekanan, pembatasan dan pengekangan. Pendidikan agama diawasi secara ketat dan tidak jarang dihambat
lajunya.
Pasca kolonialisasi, pemerintah Indonesia mengambil alih pendidikan di
bawah satu birokrasi yang disiapkan.
Seiring dengan itu jawatan yang mengurus pendidikanpun dibentuk pemer40
intah lengkap dengan kementriannya.
Bersamaan dengan itu, pemerintah
kemudian membentuk departemen
agama. Meski pada awalnya, terjadi
bargaining antara pemerintah dan elit
agama (Islam) di Indonesia. Namun
kemudian nampaknya pemerintah
menemukan win-win solution dengan
memberikan jatah pendidikan agama
di bawah pengelolaan depag dan pendidikan umum di bawah pengelolaan
departemen pendidikan dan kebudayaan. Sejak awal kemerdekaan hingga sampai pemerintahan Orde Lama,
dan berlanjut kepada pemerintahan
Orde Baru dan hingga Orde Reformasi
ini, dua sistem pendidikan yang berbeda ini berjalan sendiri-sendiri di bawah
dua departemen yang berbeda. Meski
sekarang, pendidikan agama telah
berada dalam sistem pendidikan nasional yang utuh dan menyatu dengan
pendidikan umum, akan tetapi diskriminasi terhadap pendidikan agama
tidak bisa disembunyikan. Realitas ini
tidak hanya terlihat di tingkat pusat,
melainkan juga nampak dominan di
daerah. Bahkan di pendidikan agama
di bawah pemerintah daerah kondisinya lebih menyedihkan. Porsi pendanaan yang dititipkan pemerintah pada
depag untuk mengurus pendidikan
jauh tidak sebanding dengan kucuran
dana pendidikan yang dialokasikan ke
diknas.
Sebenarnya, dikotomi pendidikan
di Indonesia lebih banyak menyisakan
masalah ketimbang jalan keluarnya.
Dalam konteks otonomi daerah, status
pendidikan agama menjadi dilemma.
Sebab, pendidikan agama dianggap
sebagai bagian dari wilayah kerja keaSantunan MEI 2010
gamaan yang diurus secara langsung
(sentralistis) oleh depag yang berada di
tingkat pusat. Akibatnya, pemerintah
daerah (pemda) bisa lepas tangan untuk tidak memperdulikan penyelenggaraan pendidikan agama di daerahnya.
Penyelenggaran pendidikan agama
tidak diakui sebagai bagian kewajiban
dan wewenang pemda untuk mengurusnya. Alasannya, aspek pembangunan keagamaan tidak diotonomikan
ke daerah (baik daerah tingkat provinsi
maupun tingkat kabupaten/kota), sehingga pendanaannyapun menjadi urusan pemerintah pusat. Padahal, pendidikan agama bukan bagian wilayah
keagamaan secara umum, melainkan
wilayah kerja pendidikan yang statusnya sama dengan penyelenggaraan
pendidikan umum lainnya. Konsekuensinya,
pendidikan agama sepatutnya mendapat perhatian dan perlakuan yang
sama dengan pendidikan umum yang berada
di daerah. Karena bagaimanapun eksistensi
pendidikan agama berada di daerah dan memikul tanggungjawab yang
tidak lebih ringan untuk
secara intern mendidik
putra-putri
daerah.
Tetapi sayangnya, mengapa pemda masih saja
menganaktirikan lembaga pendidikan agama
dan orang-orang yang
beramal secara profesional di dalam naungan departemen agama yang ada di
daerah.
Dalam konteks Aceh yang notabene daerah otonomi khusus di Indonesia, diskriminasi ini tidak harus
terjadi. Konon lagi pemerintah Aceh
memiliki undang-undang tersendiri
(UUPA) untuk mengurus segala bidang
tanpa intervensi besar pemerintahan
pusat. Apalagi Aceh bisa mengurus
sendiri pendidikan yang Islami. Jangankan pendidikan agama yang sudah
Islami, pendidikan umum pun dapat
diislamisasikan. Tinggal niat ikhlas pemerintah Aceh sajalah yang mampu
memperlihatkan nasib persoalan pendidikan agama di Aceh agar tampil berbeda dengan daerah lain. Semoga!.
Penulis adalah Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry dan Mahasiswa
S3 UIN Jakarta
Rahasia Dan Keajaiban Besi
Ditinjau Dari Budaya Aceh, Al-Quran Dan Sains
Oleh: Mulyadi Nurdin, Lc
Tron busoe katron
Si titik embon katron u donya
Awai lah janji busoe deungon lon
Busoe dengon lon bek darohaka”
(turunlah wahai besi
setetes embun turun ke bumi
Dulu besi berjanji padaku
Janganlah sampai engkau durhaka)
L
antunan bait di atas adalah cuplikan
dari rangkaian syair yang dinyanyikan
penabuh rapai Aceh dalam sebuah
atraksi seni Top Daboh (debus), dimana
aksi pemain daboh menunjukkan kebolehannya dengan menaklukkan benda tajam
seperti pisau, rencong, pedang, gergaji
dan senjata tajam lainnya yang terbuat
dari besi, pemain daboh dengan penuh
keajaiban tidak terluka oleh benda tajam
tersebut.
Terlepas dari keajaiban apa yang dikandung seni top daboh, kita disini hanya
membahas tentang fenomena bahwa dalam syair tersebut diisyaratkan bahwa besi
dulunya ‘diturunkan’ ke bumi sebagimana
layaknya embun turun di malam hari. Peristiwa penurunan besi telah menjadi daya
tarik tersendiri bagi ilmuan dan astronom
modern, sehingga sebuah pertanyaan
layak diutarakan, apakah besi dihasilkan
dari bumi atau diturunkan dari langit?
Mengenai darimana endatu kita dulu
mengetahui bahwa besi diturunkan dari
langit, apakah dari Al-Quran atau dari hasil pengamatan pada masa itu, perlu kajian
lebih dalam lagi, karena terdapat hubungan yang sangat relavan antara syair Aceh
tersebut dengan sebuah ayat Al-Quran
dalam surat Al-Hadid (besi) ayat 25, yang
berbunyi:
“…Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
berbagai manfaat bagi manusia….” (Al
Qur’an, 57:25)
Dalam ayat di atas ada 3 poin yang
menjadi pokok pembahasan, yaitu:
1.Peristiwa penurunan besi ke bumi.
2.Besi mengandung kekuatan yang hebat.
3.Besi memberi manfaat kepada manusia.
Kata “anzalna” yang berarti “kami
turunkan” dalam ayat ini khusus digunakan untuk besi, sehingga dapat diartikan
secara harfiah bahwa “secara bendawi
besi diturunkan dari langit”, kita akan menyadari bahwa ayat ini memiliki keajaiban
ilmiah yang sangat penting.
Ini dikarenakan penemuan astronomi
modern telah mengungkapkan bahwa
logam besi yang ditemukan di bumi kita
berasal dari bintang-bintang raksasa di
angkasa luar.
Logam berat di alam semesta dibuat
dan dihasilkan dalam inti bintang-bintang
raksasa. Akan tetapi sistem tata surya kita
tidak memiliki struktur yang cocok untuk
menghasilkan besi secara mandiri. Besi
hanya dapat dibuat dan dihasilkan dalam
bintang-bintang yang jauh lebih besar dari
matahari, yang suhunya mencapai beberapa ratus juta derajat. Ketika jumlah besi
telah melampaui batas tertentu dalam
sebuah bintang, bintang tersebut tidak
mampu lagi menanggungnya, dan akhirnya meledak melalui peristiwa yang disebut “nova” atau “supernova”. Akibat dari
ledakan ini, meteor-meteor yang mengandung besi bertaburan di seluruh penjuru alam semesta dan mereka bergerak
melalui ruang hampa hingga mengalami
tarikan oleh gaya gravitasi benda angkasa.
Semua ini menunjukkan bahwa logam
besi tidak terbentuk di bumi melainkan
kiriman dari bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa melalui meteormeteor dan “diturunkan ke bumi”, persis
seperti dinyatakan dalam ayat tersebut:
Jelaslah bahwa fakta ini tidak dapat diketahui secara ilmiah pada abad ke-7 ketika
Al Qur’an diturunkan.
Ayat di atas juga menjelaskan tentang
kekuatan yang terkandung dalam besi
tersebut, seolah-olah ia diturunkan untuk
Santunan MEI 2010
“logam besi tidak terbentuk di bumi melainkan
kiriman dari bintangbintang yang meledak di
ruang angkasa”
menjadi kekuatan bagi manusia. Dalam
sejarah manusia terbukti besi telah menjadi simbol kekuatan dan kegagahan, segala jenis senjata dibuat dari besi, mulai dari
pisau, rencong, pedang, senapan, hingga
tank dan pesawat tempur semuanya terbuat dari bahan utama besi. Ayat di atas
menjadi inspirator kepada manusia untuk
terus mencari kekuatan baru yang tersembunyi dalam besi.
Ayat juga memberitahukan bahwa besi
membawa berbagai manfaat bagi manusia. Berbagai jenis kendaraan diciptakan
dari bahan baku besi, mulai dari sepeda,
sepeda motor, mobil, pesawat, kapal laut,
bahkan pesawat luar angkasa terbuat dari
besi. Berbagai mesin yang pernah dibuat
manusia mulai dari mesin jam tangan yang
kita pakai hingga mesin-mesin raksasa terbuat dari bahan baku besi, besi merupakan material yang bisa bekerja keras secara
terus menerus dan bertahan lama.
Logam jenis besi juga menjadi penghantar arus listrik. Ketika manusia telah
menggantungkan diri pada energi listrik,
maka ketergantungan pada logam semakin
tinggi, semua penghantar arus listrik mulai dari arus yang ada dalam jam tangan,
komputer, televisi, mesin HP, kabel listrik di
jalan, di rumah, hingga berbagai peralatan
elektronik di rumah kita semuanya menggunakan penghantar arus yang sama.
Ketika Al-Quran diturunkan 14 abad
yang silam, manusia belum mengerti
sebesar apa manfaat yang akan diberikan
besi kepada manusia, mungkin mereka
hanya membayangkan bahwa besi hanya
dapat dijadikan pedang atau panah, tetapi
perkembangan teknologi yang begitu pesat telah menyingkap tabir kehebatan yang
terkandung dalam besi tersebut. Mungkin
di masa yang akan datang kehebatan besi
ini akan lebih canggih lagi dari yang kita
saksikan sekarang ini.n
*Penulis adalah Penyuluh agama Islam
Fungsional Aceh Besar.
41
Iqra’, Persahabatan
dan Kebangkitan Nasional
(Renungan Hardiknas, Hari Persahabatan Internasional, dan Hari Kebangkitan Nasional)
Oleh Muhammad Yakub Yahya
D
osa kita, orang Aceh, yang juga tergolong besar, itulah malas membaca. Maka kalau kita terus dicobaiNya lewat beragam musibah, semacam
tsunami dan banjir, ketakutan dan ketakberkahan hidup, itu karena dosa besar
dan kecil kita. Salah satunya karena malas
membaca itu. Objek bacaan yang dituntut
sejak lahir hingga meninggal itu, adalah
ayat Allah yang tertulis (Kalâm Ilâhî), dan
ayat yang terbentang di alam (kawniyah)
ini. Membaca alam itu, salah satunya dengan tafakkur, tadabbur, tazkir, ta‘lim wa
ta‘lum, observasi, dan sebagainya. Hingga
lahirlah kitab dan buku, media dan terbitan. Sampai sesak di dunia maya akan
sains dan ilmu-Nya. Membaca hukumnya
wajib, sebagaimana perintah awal Kalam
Tuhan buat Nabi Muhammad SAW. Merenungi Hari Pendidikan Nasional (2 Mei),
kita pacu semangat baca kita: iqra’ atau
bacalah!
“Hidup ini terlalu singkat untuk mengetahui segalanya, maka belajar yang penting-penting saja,” ingat orang pandai. “Sebagaimana menguah makanan, bacalah
apa saja, namun jangan telan semuanya,”
sambung orang bijak lain. Sebab ada lahapan yang kita kunyah itu tulang dan
bulu. Ada yang kita abaca itu tak bermanfaat. Ilmu yang menyesatkan, mencelakakan, merendahkan martabat manusia, bukan ilmu yang bermanfaat namanya. Ilmu
yang memanusiakan manusia dan menyelematkan orang-orang dan lingkungan
itu akan terus mengalir imbalan kepada
pengajarkan, seperti amal dan infaq yang
mengalir (jâriyah) juga. Dosa orang tua,
salah satu dari yang lain-lain adalah, yang
meneladankan dan memaksakan kesan ke
generasi muda, bahwa membaca (belajar)
itu tugas anak-anak saja. Sedangkan bapak
hanya mencari uang: meukat, meula-öt,
meutani, meuglé dan seterusnya. Konsep
ini salah, dan yang benar adalah bapak,
ibu dan anak sama-sama menuntut ilmu.
Hanya beda cara dan jam belajar, tentu.
Orang belajar (banyak membaca)
akan bijak. Dia akan paham mana kawan
dan lawan. Biasa, pembaca yang banyak,
tak akan gampang menceraikan pasangan. Dalam hidup, memang bisa saja dulu
42
“Jika persahabatan dicederai, sekali dua kali,
maafkan.
Nasionalisme yang dikebiri, tuntut dan tuntun
elit itu kembali, mungkin
dengan pemilu dan lewat
wakil rakyat”
itu jadi lawan, dan sekarang jadi kawan.
Sama saja dalam politik atau di rumah
tangga. Dalam dunia kawula muda, sering dibilang, ada uang adik kusayang, tak
ada uang adek kuceraikan. Ada duit abang
kusayang, habis duit abang kutendang, itu
juga nyaris masih ada di kamus cewek materialis kita. Kaya kawin, miskin cerai, persis
halnya dengan prilaku suami yang kawin
anak orang kaya, demi uang. Cintanya
cuma pura-pura, sandiwara rupanya. Saat
dia kaya, cinta untuk seselimut bersama,
menggebu. Namun begitu istri bangkrut
atau papa, walau anak telah ada, cerai pun
dengan es em es diucapkan. Ini kisah sedih yang menimpa istri baik-baik, oleh oknum suami yang bejat. Suami materialis,
matere, mata duitan, harus diberi tanda,
dicap: tak layak lagi menjadi menantu.
Janda akan mencari uang sendiri usai ditalak suami. Mungkin lebaran ada alakadar kiriman dari mantan suaminya, tapi
cuma sedikit dari apa yang telah “disedot”
saat masih dalam status suami istri dulu.
Anak dengan susu yang harga kayak harga
emas, ditanggung kakek-nenek yang menyesal menyerahkan anaknya pada setan
(baca: suami berhati setan). kadar malaikat dan setan ada pada masing-masing
kita. “Jangan mencintai berlebihan, kelak
siapa tahu akan menjadi musuhmu; dan
jangan membenci berlebihan, siapa tahu
kelak akan menjadi kawanmu,” isyarat
Nabi. Merenungi Hari Persahabatan Dunia
(16 Mei) dan Hari Kebangkitan Nasional
(20 Mei), kita ingin, siapa pun yang akan
“kawin”, jalankan secara makruf dan “cerai” juga dengan makruf, baik di tingkat
elit, maupun di level bawahan.
Santunan MEI 2010
Kita satu ras, “spesies” manusia. Dari
sepasangan insan, Adam dan Hawa, insan
berasal. Memiliki persamaan yang prinsipil dan asasi. Kita semula satu rumah,
surga-Nya. Turun ke bumi, cucu Adam harus menempati wilayah demi dinamisasi
diri dan alam. Variasi ras dan bahasa, itu
tanda Allah Kuasa, untuk kita saling menyapa. Untuk menegakkan persahabatan
yang egalitarian, yang dibutuhkan bukan
elitisme dan eksklusifisme, tapi inklusif.
Seperti pandangan Harits ibn Hisyam dan
‘Athab ibn Usaid kepada Bilal bin Rabah
yang hitam dan hamba sahaya. Namun
Allah memuliakan yang layak mulia dan
menghinakan yang patut hina. Kerukunan
sungguh indah. Ia kata nan indah dalam
kamus manapun. Persahabatan yang tulus akan memotong kesedihan menjadi
separuh dan melipatduakan kesenangan.
Jika kita berjumpa dengan saudara kita
yang pelit senyuman, tebarkan sebuah
senyuman. Senyuman sama dalam bahasa mana pun. Dunia politik, sosial, dan
ekonomi akan lebih cerah bila dilihat dari
balik senyuman. Kita kaya dengan membagi, bukan menerima, juga murah senyuman. Persahabatan dan nasionalisme adalah kemampuan elit dan rakyat memberi
lebih dari apa yang diminta. Tragedi hidup
yang terbesar, bukan binasanya manusia,
tapi hilangnya gairah mencintai dan menyapa.
Jika persahabatan dicederai, sekali dua
kali, maafkan. Nasionalisme yang dikebiri,
tuntut dan tuntun elit itu kembali, mungkin dengan pemilu dan lewat wakil rakyat.
Hukumi penjual negara itu dengan cara
tak memilihnya lagi, namun tetap memaafkan sekadarnya. Kita yang tak bisa memaafkan akan menghancurkan jembatan
yang akan kita lalui nanti, kayak jembatan
di pesisir selatan barat Aceh yang ambruk
itu. Kita memaafkan atas dasar persahatan, sebab kita ada kekurangan. Kekurangan masing-masing kita akan menyempurnakan program. Sempurnalah Indonesia
dengan membiarkan, dengan mengangkat
sebagai pembantu dari barat dan timur
dengan tipologi yang unik itu. Tidak semarak nusantara andai dibiarkan mati
masyarakat Aceh, Melayu, Batak, Nias,
Tanjung, Minang, Kubu, Betawi, Sunda,
Karimun, Jawa, Madura, Dayak, Minahasa,
Banjar, Bugis, Papua Malanesia, Bali, Bima
dan seterusnya. Jadi memilih wakil sesuku
itu ada lemahnya. Belum meriah hidup
di dunia kalau satu saja ras dibasmikan.
Orang Aceh di Indonesia, Indian di Amerika, Aborigin di Australia, Arab di gurun
sahara, Aria di Jerman, Mongol di Cina,
Melayu di Asia, Negro di Afrika, atau Anglo-Saxon di Eropa mesti sama-sama hidup.
dari sekte kecil dan besar, dari ajaran lan-
git dan bumi, dari multiteis, Budha, Hindu,
Zoroaster, Majusi, Shinto, Yahudi, Kristen,
dan Islam berusaha memeriahkan dunia
yang sempit ini dengan keragaman kepiawaiannya. Manakala satu jiwa dibunuh
tanpa alasan, maka sama dengan menghabiskan semua manusia di bumi. Juga
menyelamatkan satu sosok insan di bumi
yang ringkih ini sama dengan menyelamatkan seluruh manusia. Jadi pembunuhan, penjajahan, dan rasialis bukan ajaran
langit. Jadi, sukuisme elit akan melemah-
kan nasionalisme kita. Kepentingan sesaat, melirik sisi ekonomis semata, walaupun untuk lima tahunan, itu akan merusak
pilar persahabatan nusantara, akan menyuburkan permusuhan, dan mengajarkan
penceraian. Cerai, bukan husnul khatimah
persahatan, sebuah koalisi, tapi akhir yang
buruk. Maka banyak membacalah dan
dekaplah dalam persahabatan.
Penulis adalah pengajar IAIN Ar-Raniry
KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA
KOTA BANDA ACEH DAN SEGENAP JAJARANNYA
Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas Pelantikan
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara
Drs. H. Zulkifli Idris
Tanggal 14 April 2010
Oleh Sekdakab Aceh Utara
Ir. Syahbuddin Usman, M.Si
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Lhokseumawe
Drs. H. M. Daud Hasbi, M.Ag
Tanggal 14 April 2010
Oleh An. Sekdakota Lhokseumawe
Drs. H. Arifin Abdullah
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar
Drs. Salahuddin
Tanggal 16 April 2010
Oleh Bupati Aceh Besar
DR. H. Bukhari Daud, M.Ed
Semoga Dalam Melaksanakan Tugas Selalu Mendapatkan Ridha dan Inayah Allah Swt.
Kepala
dto
Drs. H. Ayub Ahmad
Santunan MEI 2010
43
Makna Kekhalifahan Manusia
Harus Terus Diperbaharui
D
i antara nikmat dan karunia
Allah yang paling besar adalah
menjadikan kita sebagai manusia
yang berakal budi. Dan diutusnya para
nabi dan rasul adalah sebagai pemberi
peringatan dan petunjuk, sehingga
ma-nusia dapat memanifestasikan
tujuan penciptaannya di muka bumi
ini, yaitu beribadah kepada Allah,
sekaligus menjadi ”khalifah”.
Misi
penciptaan
manusia
diprotes para malaikat. Para malaikat
mengklaim bahwa tidak perlu ada
lagi makhluk di permukaan bumi dan
bukankah mereka sudah cukup untuk
beribadat kepada Allah. Bukankan
manusia akan membuat kerusakan
dan saling meenumpahkan darah di
muka bumi.
Allah menjawab ’keberatan’ ini
dengan pernyataan bahwa malaikat
tidak mengetahui seluruh rencana dan
skenario Allah SWT. Maka setelah Adam
AS diciptakan, Allah membekalinya
ilmu tentang segala nama, sehingga
para malaikat menjadi kagum dan
memuji kualitas kemanusiaan yang
dianugrahkan Allah kepada manusia
pertama ini.
Akan tetapi, tidak lama berselang,
44
Jika kita jujur dalam menilai
diri sendiri dan lingkungan
kita, maka tidak ada
seorangpun di dunia ini yang
benar-benar sempurna di
semua sisi kehidupannya.
terjadilah pertumpahan darah pertama
antara Habil dan Qabil. Dan sejak saat
itu, hingga hari ini, manusia tidak
pernah berhenti melakukan kerusakan
dimuka bumi, dan menumpahkan
darah sesamanya.
Kenapa hal ini terjadi? Apakah
keberatan malaikat tersebut benar
adanya? Atau kita yang salah dalam
memanifestasikan tujuan penciptaan
yang dikehendaki Allah SWT?
Tampaknya, setelah Nabi Adam
As, ilmu-ilmu tentang segala nama itu
mulai terderivasi menjadi berbagai
cabang ilmu yang beragam di antara
umat manusia. Dan tidak ada
seorangpun dari kita yang menguasai
seluruh ’nama-nama’ tersebut.
Akibatnya adalah, kesalahpahaman
banyak orang yang mengira bahwa
ilmunyalah yang paling utuh, lengkap
Santunan MEI 2010
dan sempurna. Sehingga berani
mengklaim superioritasnya sebagai
khalifah tunggal diantara sekalian
banyak manusia yang lain.
Kesalahpahaman
ini
telah
mengukir sejarah umat manusia
dengan terjadinya pertumpahan darah
memperebutkan kekuasaan.
Kini,
perebutan kekuasaan ini mengambil
bentuk-bentuk baru sebagai seperti
hegemoni, monopoli, kapitalisasi,
liberalisasi, penjajahan, hingga kasus
korupsi.
Jika kita jujur dalam menilai diri
sendiri dan lingkungan kita, maka
tidak ada seorangpun di dunia ini
yang benar-benar sempurna di semua
sisi kehidupannya. Sudah menjadi
sunnatullah bahwa ada yang kaya, ada
yang miskin, ada yang kuat dan yang
lemah, ada yang ahli dibidang teknik,
ada yang ahli dibidang kesehatan,
ada yang ahli dibidang perdagangan,
pertanian dan sebagainya. Masingmasing memiliki kelebihan, dan juga
kekurangan.
Lalu bagaimana manusia dapat
menjadi ”khalifah” dengan segala
keterbatasannya? Allah memaksudkan
manusia untuk menjadi khalifah di
muka bumi ini secara kolektif, tidak
sendiri-sendiri. Semua orang harus
bekerja sama untuk mewujudkan
kekhalifahan yang diperintahkan oleh
Allah SWT. Dalam bahasa modern,
kita menyebutnya dengan istilah
manajemen.
Secara teoritis, kita dapat
membagi model manajemen ini
menjadi khilafah besar dan khilafah
kecil, atau super manajemen dan
sub-sub manajemen. Dalam konteks
organisasi kepemerintahan, khususnya
Kementerian Agama, kita berada pada
salah satu sub manajemen besar,
disamping manajemen-manajemen
lain yang secara bersama-sama
membangun masyarakat dan negeri
yang kita cintai ini.
(Disarikan dari sambutan Kakanwil
Kementerian Agama Provinsi Aceh,
Drs. H. A. Rahman TB, Lt, pada
pelantikan Kakankemenag Kabupaten
Aceh Utara, Rabu 14 April 2010). n
KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN ACEH BESAR
Mengucapkan Selamat atas Pelantikan
Drs. SALAHUDDIN
Sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar
oleh
DR. BUKHARI DAUD, M.Ed, BUPATI ACEH BESAR
Pada Hari Jumat, 16 April 2010, di Kota Jantho
Semoga selalu sukses dalam menjalankan tugas dan senantiasa mendapat
Petunjuk & Perlindungan Allah Swt.
&
TERIMA KASIH KEPADA
AZZAHRI, SH
Yang telah menjalankan tugas dengan baik
sebagai PYMT Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar
KASUBBAG TU AZZAHRI, SH
Kasi Mapenda Drs. Uzair
Kasi Urais Drs. Tarmizi
Kasi Penamas Drs. M. Zain
Kasi Pekapontren Drs. Amiruddin Idris
Kasi Peny. Haji & Umrah Drs. Adnan Puteh
Kasi Zawa Nasruddin, S. Ag
Pokjaluh Khalid Wardana
Pokjawas Sabaruddin, S. Ag
Forum KA KUA Drs. Suryadinata
KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN ACEH BARAT
DAN SEGENAP JAJARANNYA
Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas Pelantikan
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara
Drs. H. Zulkifli Idris
Tanggal 14 April 2010
Oleh Sekdakab Aceh Utara Ir. Syahbuddin Usman, M.Si
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Lhokseumawe
Drs. H. M. Daud Hasbi, M.Ag
Tanggal 14 April 2010
Oleh An. Sekdakota Lhokseumawe Drs. H. Arifin Abdullah
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar
Drs. Salahuddin
Tanggal 16 April 2010
Oleh Bupati Aceh Besar DR. H. Bukhari Daud, M.Ed
Semoga Dalam Melaksanakan Tugas Selalu Mendapatkan Ridha dan Inayah Allah SWT.
Kepala,
dto
Drs. H. M. Arief Idris, MA
Santunan MEI 2010
45
Hati-hati, Penipuan Bermodus
Bantuan Dayah
Santunan - Banda Aceh. Kementerian Agama Provinsi Aceh mengingatkan pengurus pondok pesantren
atau dayah terhadap maraknya
penipuan dengan modus bantuan.
Kepala Sub Bagian Hukum, Humas dan
KUB, Juniazi Sag, mengatakan bahwa
modus penipuan tersebut dengan
surat yang seakan-akan berasal
dari Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Kementerian Agama Pusat,
perihal bantuan pendidikan ponpes,
madrasah dan lembaga pendidikan
keagamaan.
Pengirim minta kepada lembaga
penerima surat agar menghubungi
Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Aceh melalui nomor
telepon pribadi, bukan alamat dinas.
“Padahal nomor ini bukan nomor
pribadi pejabat yang bersangkutan
melainkan nomor si pelaku penipuan
sendiri,” ujar Juniazi.
Nomor HP pelaku yang mengatasnamakan Kakanwil Kementerian
Agama Aceh, Drs. H. A. Rahman
TB, Lt. antara lain: 081388999155,
081388960666, 081280941999.
Untuk diketahui, surat tersebut
tidak sesuai dengan tata cara
persuratan yang berlaku di lingkungan
Kementerian
Agama
Republik
Indonesia. Meskipun ada kemiripan
dalam penomoran surat akan tetapi
model kop surat, cap dinas, penulisan
nama dan NIP pejabat menyalahi
aturan kedinasan yang selama ini
berlaku di lingkungan Kemenag.
“Kesalahan yang paling jelas adalah
pada tanda tangan, meskipun
nama pejabatnya sama, bentuk
tandatangannya berbeda-beda,” ujarnya.
Selain modus surat, ada pula
madrasah dan TK/Raudhatul Atfal
yang menerima telepon dari orang
yang mengatasnamakan pejabat
Kementerian Agama Pusat atau
Provinsi yang mengabarkan bahwa
lembaga tersebut akan segera
memperoleh bantuan, dan supaya
perncairan bantuan tersebut dapat
segera terwujud, pimpinan madrasah
diminta untuk mentransfer sejumlah
uang ke rekening yang ditunjuk.
Terhadap hal ini, Kepala Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh sangat mengapresiasi
kehati-hatian pengelola ponpes dan
madrasah yang segera mengkonfirmasi
kebenaran surat atau telepon tersebut
ke Kanwil Kemenag atau Kankemenag
kabupaten/kota setempat sehingga
tidak menjadi korban penipuan dan
kesalahpahaman. Pimpinan ponpes
dan lembaga pendidikan keagamaan
yang lain apa bila mendapatkan
surat serupa agar segera melapor ke
Kankemenag setempat.(aba)
CITIVITAS AKADEMIKA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM TEUNGKU DIRUNDENG MEULABOH
Mengucapkan Selamat dan Sukses kepada
Drs. H .M. Arief Idris, MA
(Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat dan Dosen STAI Tgk. Dirundeng Meulaboh)
Telah memperoleh gelar Magister Agama (MA)
pada Program Pancasarjana IAIN Ar-Raniry Banda Aceh
dan
Dr. Syamsuar Basyariah, M.Ag
(Ketua STAI Tgk Dirundeng Meulaboh dan Pegawai Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat)
Telah memperoleh gelar Doktor (S3)
pada Program Pascasarjana IAIN Ar-Raniry Banda Aceh
Pembantu Ketua I Bidang Akademik
ttd,
Mukhsinuddin MS, S.Ag.
46
Santunan MEI 2010
Diasuh oleh Muzakkir,S.Ag
Mereka bersiap-siap =
Penting
=
Mengulang =
Kemampuan
=
Yang diujikan =
Materi-materi
=
Berusaha =
Disampaikan
=
Kesungguhan =
Meningkatkan
=
Santunan MEI 2010
47
By. Erfiati Adam, MA, English Teacher at MAN Model B.Aceh
Speed Reading Methods:
Skimming and Scanning
It is undoubtedly that;”Reading
is the Window of the World”. In the
daily life, reading is required in order
to grasp information, knowledge,
sciences and technology. Reading
is also a means of improving our
knowledge on the latest updates all
over the world. Moreover, people
can also increase their degree of
intelligence by reading upon a variety
of reports, journals, research findings
and other types of publications.
Reading a lot of books and other
references help people get in
touch with the rest of the worlds.
Therefore, reading is a ‘key point’
so as to meet the challenge of life
nowadays.
Nevertheless, many people
have trouble with reading. They
also have difficulty in passing
tests that involve reading. When
they read, they make the same
mistakes over and over. Reading
is a process of the brain where
the eyes look at symbols on a
page, and the mind sees the patterns
of characters and understands the
meaning in them. The good reading
means building frameworks for
connecting words to thoughts. It is
not merely moving the eyes on letters
by letters, words by words, sentences
by sentences, but to grab the ideas
within the reading. Hence, what the
reader needs to have is the so –called
reading comprehension ability.
To
improve
the
reading
comprehension, there are several
reading techniques to be taken in to
account. Amongst several techniques,
Speed Reading is a collection of
reading method which trying to
develop speeds of reading without
exceedingly decreasing the knowledge
within the reading. As one of the
techniques in reading, it improves
the reader’s reading comprehension.
It can help the reader to read and
48
understand the written information
much more quickly.
There are different methods of
the speed reading techniques for
different situations. The choosing
of the technique will depend on the
purpose for reading. When someone
is exploring or reviewing a document
to get an outline of the issue, what he
needs to do is to skim the document
quickly and extract only the crucial
events. But once the purpose is
to search and understand the real
detail of the information within the
document, the appropriate method
is by scanning for a specific word and
reading it slowly enough to gain the
full understanding on certain issue.
The skimming is a process of
speed reading that engages visually
searching the sentences of a page
for clues to meaning. It is applied to
quickly identify the main idea of an
article. The skimming is practiced
when there are lots of materials
to read within a limited amount
of time. The reader will obtain the
greatest time saving by skimming
the documents. The technique of
skimming can be applied by reading
the first and the last paragraph
using headings summarizes and
other organizers as the eyes move
down the page. Consider to read the
Santunan MEI 2010
titles, subtitles, subheadings, and
illustrations. Take into account to read
the first sentences of each paragraph.
Skimming is very helpful to obtain
dates, names, and places and to
analyze charts, graph, and tables.
The scanning is another speed
reading technique which is commonly
utilized to identify key words or ideas
within a document. Scanning is also
a method which is frequently used
when someone is searching for
a word in the telephone book,
dictionary, or encyclopedia. In
most scanning practices, the
reader certainly has the idea in
mind; what he intends to look for.
Therefore, the reader pays full
concentration on finding the certain
ideas within the text. Alike the
skimming method, scanning also
involves a speed moving of eyes
to look down the page or screen
searching for particular words,
phrases, or expressions. After
scanning the whole document,
the next step is to go back through
it and skim it. Technically, the reader
should consider seeking for the text
organizers which is being used by
the author. It requires attention to
the bold faced words or sentences,
different font sizes, styles, colors,
italics or the using of numbers.
Last but not least, speed reading
techniques are considered very helpful
for various backgrounds of readers
with their different purposes. Much
more information sharing obtained
easily. Life is getting more and more
fun and enjoyable by reading more
books and references. Consequently,
it facilitates the so called poor reader;
who have trouble with reading,
become the so-called skilled readers;
those with the adequate reading
ability. Well, Keep Reading!!!!! n
Dra. Hj. Mirati. AM
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Simeulu
“Buat Saya,
Ini Tantangan”
B
ersahaja, lugas, intelek dan
penuh keibuan, begitulah
kesan pertama berbincangbincang dengan Ibu Dra. H.
Mirati, yang pada tanggal 4 Maret
2010 resmi menjadi Kepala Kantor Kementerian Agama Kabuaten Simeulu.
Mantan isteri wakil Bupati Simeulu almarhum Drs. H. Ibnu Abban Gt Ulma,
menjadi perempuan pertama di Aceh
yang menjadi Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten. Sebuah
prestasi membanggakan. Penuh
percaya diri, visioner dan menyiratkan perasaan optimis itulah yang ditangkap Juniazi, Pemimpin Redaksi
Majalah Santunan saat wawancara
dengan Ibu tiga orang anak putraputri ini, di sela-sela kegiatan Rapat
Koordinasi Perencanaan Anggaran di
Kota Sabang, tanggal 15 Maret lalu.
Berikut petikannya:
Bagaimana perasaan Ibu ketika
mengetahui akan dilantik sebagai
Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Simelue?
Awalnya, saya dapat informasi
dari teman bahwa nama saya
termasuk yang diusul ke Jakarta. Dan terakhir saya
tahu, itu mengarah
ke saya. Waktu itu
saya berpikir,
kalau bisa,
jangan
saya. Itu
yang
saya minta ke teman saya untuk disampaikan kepada Bapak Kakanwil. Tentunya, dengan berbagai pertimbangan.
Salah satunya saya sudah sendiri, dan
punya tanggung jawab sepenuhnya
terhadap anak-anak. Saya katakan,
insya Allah saya akan tetap membantu Kementerian Agama melalui Kasi
Urais dan siap di depan apabila diajak
sekalipun tidak diberi jabatan. Saya
takut sekali dengan tanggung jawab.
Saya tahu, tanggung jawab seorang
pemimpin
sangatlah
berat.
Sejak
a w a l
s a y a
m e m a n g
p e ke r j a
keras,
t a n p a
pernah
Santunan MEI 2010
mengharapkan jabatan tinggi.
Bapak Kakanwil sepertinya punya pertimbangan lain. Ibu akhirnya
tetap dilantik jadi Kakankemenag
Simelue. Komentar Ibu?
Sebagai bawahan saya harus
menghargai atasan. Saya sangat
menghargai bapak Kakanwil. Itu yang
membuat saya akhirnya luluh. Sambil
berdoa kepada Allah jika memang ini
kehendak Mu mohon ridha Mu, ya Allah. Jika tidak baik untuk saya, mohon
petunjuk Mu. Itu yang saya sampaikan ke Allah.
Apa yang pertama Ibu lakukan
ketika Ibu tahu akan dilantik?
Awalnya saya pikir, itu
cuma isu. Karena belum ada
pemberitahuan secara khusus
kepada saya. Tapi begitu saya
ditelepon Pak Julaidi (Kakankemenag Simeulu sebelumnya), beliau katakan
surat pemberitahuan kepada Bupati tentang pelantikan saya
s u d a h
dikirim.
Beliau
menyu-
49
ruh saya mengecek kenapa surat itu
belum direspon, padahal surat itu sudah dikirim 15 hari yang lalu. Ini yang
membuat saya tertantang. Waktu itu
saya dapat dukungan luar biasa dari
berbagai pihak, baik di intern Kementerian agama maupun dari Pemda termasuk ulama dan tokoh masyarakat.
Soal saya mampu, tidak mampu itu
belakangan.
Bapak Kakanwil sangat respek
dan menaruh harapan besar kepada
Ibu untuk memimpin Kantor Kementerian Agama Simeulu. Bagaimana
ini ceritanya?
Hubungan saya dengan Bapak Kakanwil hanya sebatas pimpinan dan
bawahan. Itu saja. Kedua, mungkin
karena hubungan almarhum suami
saya dengan Bapak Kakanwil. Juga
mungkin laporan-laporan selama
saya di Urais. Saya tahu kaderisasi
di Kementerian Agama di Simelue
sangat kurang. Ada satu, dua orang
tapi karena berbagai pertimbangan
lain, jatuhlah pilihan Pak Kakanwil ke
saya. Mungkin harapan beliau, kalau perempuan pimpin Kementerian
Agama lebih amanah.
Ibu menjadi perempuan pertama di Aceh, boleh jadi di Indonesia
yang memimpin Kantor Kementerian Agama. Dan ini menjadi suatu
kebanggaan bagi Kakanwil juga bagi
Kabupaten Simeulu. Tanggapan Ibu?
Melihat respek Pak Kakanwil yang
sangat besar, ini tantangan besar
50
buat saya. Sampaisampai saya tidak
bisa tidur. Saya takut
tidak mampu melaksanakan amanah ini.
Buat saya ini tantangan.
N g o m o n g ngomong, apa visi
Ibu untuk memajukan Kementerian
Agama Simelue?
Pertama, mungkin ya konsolidasi ke
dalam. Saya lihat selama ini agak longgar,
ini akan kita benahi. Juga soal kedisiplinan pegawai, yang tidak hanya pada
kehadiran juga kedisipilinan di bidang
tugas masing-masing. Ke depan, saya
juga harus memikirkan penambahan
tenaga sumber daya manusia. Tanpa
adanya SDM yang handal kita juga
akan kewalahan. Kedua, koordinasi
dengan Pemerintah Daerah harus
jalan terus dengan baik dan insya Allah bisa kita tingkatkan lagi. Sudah
pasti, yang tidak tahu harus bertanya
ke mereka (Pemda-red).
Menarik, ibu punya hubungan
baik dengan Pemerintah daerah dan
ini merupakan aset kedepan. Komentar Ibu?
Alhamdulillah. Dengan adanya
hubungan baik dengan Pemda yang
masih melekat didiri saya, membuat
saya lebih lempang menjalin kerja
sama dengan Pemda untuk kepentingan dan kebaikan Kementerian
Agama kedepan. Sebenarnya Pemda
sejak dulu telah memberikan perhatian dan bantuan kepada kita, seperti
bantuan sepeda motor untuk para
kepala Madrasah dan KUA. Dan ini
harus terus kita pelihara.
Apa filosofinya, sehingga Ibu bisa
sukses seperti sekarang ?
Dulu saya punya tantangan pahit. Saya tidak diizinkan melanjutkan
Sekolah setamat saya dari PGA, karena dijanjikan akan diangkat sebagai
Pegawai Negeri. Pada saat itu saya
coba mogok makan, dua hari saya
tidak makan, akhirnya orang tua saya
luluh juga dan akhirnya mengizinkan
saya untuk kuliah di Banda Aceh. Tantangan ini membuat saya harus bisa
menjadi orang yang berguna bagi semua orang, menjadi orang yang bisa
membantu orang lain. n
B I O D ATA
Dra. Hj. Mirati, AM
Tempat dan tanggal lahir: Sinabang, 9 November 1959
Pendidikan: S1 IAIN Ar-Raniry, Banda Aceh (1988).
Pengalaman pekerjaan: Staf KUA Kecamatan Darussalam, Aceh
Besar (1991 - 2001), Staf Kasi URAIS Kandepag Simeulu (2002 2004), Kasie URAIS Kandepag Simeulu (2005 – 2010).
Pengalaman organisasi: Ketua KOHATI Fakultas Syariah IAIN
Ar-Raniry (1985), Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten
Simeulu (2001 – 2010), Wakil Ketua DEKRANAS Kabupaten
Simeulu (2001 – 2010), Ketua BKMT Kabupaten Simeulu (2001 –
2010), Anggota MPU Kabupaten Simeulu (2003 – 2010), Pengurus
Baitul Maal Kabupaten Simeulu (2007 – 2010), Pengurus Yayasan
Universitas Simeulu (2010), Anggota Tim Muballighah Kabupaten
Simeulu (2010).
Anak-anak: Ridha Al-Fayumi, STTP, PNS (22), Riadhi Zulfahmi,
Mahasiswa (20), dan Raihan Amalia, Pelajar (17).
Santunan MEI 2010
LIFE STYLE
Hidup Sehat Ala Rasulullah
Para pakar kesehatan menyatakan bahwa udara sepertiga malam terakhir sangat kaya dengan oksigen dan
belum terkotori oleh zat-zat lain, sehingga sangat bermanfaat untuk optimalisasi metabolisme tubuh. Hal ini
jelas sangat besar pengaruhnya terhadap vitalitas seseorang dalam aktivitasnya selama seharian penuh.
Contohlah Rasulullah, yang setiap subuh selalu
mendapat asupan udara segar. Beliau bangun sebelum
subuh dan melaksanakan qiyamul lail. Biasanya orang
yang memulai kehidupan di pagi hari dengan bangun
subuh, akan menjalani hari dengan penuh semangat dan
optimisme. Berbeda dengan orang yang tidak bangun di
subuh hari, biasanya lebih mudah terserang rasa malas
untuk beraktivitas.
Untuk menjaga kesehatan mulut dan giginya pada
pagi hari, Rasulullah SAW biasa memakai siwak. Siwak
mengandung flour yang sangat bermanfaat dalam menjaga kesehatan gigi dan gusi. Mulut dan gigi merupakan
organ tubuh yang sangat berperan dalam konsumsi makanan. Apabila mulut dan gigi sakit, maka biasanya proses konsumsi makanan menjadi terganggu.
Rasulullah saw membuka menu sarapannya dengan
air dingin yang dicampur dengan madu. Dalam Al Qur’an,
madu merupakan syifaa (obat) yang diungkapkan dengan
isim nakiroh, menunjukkan arti umum dan menyeluruh.
Pada dasarnya madu bisa menjadi obat atas berbagai penyakit. Madu berfungsi untuk membersihkan lambung,
mengaktifkan usus-usus, dan menyembuhkan sembelit,
wasir, luka bakar, dan peradangan.
Tujuh butir kurma ajwa (matang) menjadi kebiasaan
Rasulullah saw menjelang siang. Beliau pernah bersab-
da, “Barang siapa yang makan tujuh butir kurma,maka
akan terlindungi dari racun.” Hal ini terbukti ketika seorang wanita Yahudi menaruh racun dalam makanan Rasulullah pada sebuah percobaan pembunuhan di perang
Khaibar, racun yang tertelan oleh beliau kemudian bisa
dinetralisir oleh zat-zat yang terkandung dalam kurma.
Sementara itu Bisyir ibu al Barra’, salah seorang sahabat yang ikut makan racun tersebut akhirnya meninggal,
tetapi Rasulullah saw selamat dari racun tersebut. Rahasianya adalah tujuh butir kurma yang biasa dikonsumsi
Rasulullah SAW.
Menjelang sore hari, menu Rasulullah biasanya adalah cuka dan minyak zaitun. Tentu saja tidak hanya cuka
dan minyak zaitun, tetapi dikonsumsi dengan makanan
pokok seperti roti. Manfaatnya banyak sekali, diantara mencegah lemah tulang, kepikunan, melancarkan
sembelit, menghancurkan kolesterol, dan melancarkan
pencernaan.
Di malam hari, menu utama makan malam Rasulullah
adalah sayur- sayuran. Secara umum, sayuran memiliki
kandungan zat dan fungsi yang sama, yaitu menguatkan
daya tahan tubuh dan melindunginya dari serangan penyakit.
Setelah makan malam Rasulullah tidak langsung tidur. Beliau beraktivitas terlebih dahulu supaya makanan
yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan mudah dicerna. Caranya bisa juga dengan shalat. Rasulullah
saw bersabda: “Cairkan makanan kalian dengan berdzikir
kepada Allah dan shalat, serta janganlah kalian langsung
tidur setelah makan, karena dapat membuat hati kalian
menjadi keras.” (mul/dtc)
Santunan MEI 2010
51
LIFE STYLE
Tempat Wisata Paling Misterius di Dunia
D
unia kita penuh dengan misteri, mari kita bertualang dari satu tempat ke tempat misterius lainnya, siapa tahu anda mampu memecahkan misteri
tersebut.
1. Pulau Paskah atau skidwort island
Pulau ini berada di antara Tahiti dan Chili, dan meraih popularitas internasional karena patung kolosal yang luar biasa
berbentuk wajah manusia. Tiap patung tingginya adalah
14 kaki (sekitar 4 meter), berat sekitar
14 dan terbuat dari batu vulkanis, dan
merupakan hasil karya dari masyarakat
Rapa Nui. Sampai sekarang belum diketahui bagaimanakah patung ini dibuat
dengan teknologi primitif yang dimiliki
masyarakat tersebut.
2. Piramid Mesir
Negara ini memiliki lebih dari 80 piramida yang tersebar di sepanjang sungai
Nil. Masing2 tingginya mendekati 100
meter, dan terbuat dari batu raksasa
dengan berat masing-masing mencapai 100 ton. Semua piramida dibangun hanya dengan menumpuk satu batu diatas batu lainnya. Tidak ditemukan lem, paku, atau perekat
apapun digunakan dalam pembuatan piramid. Semua batu
entah bagaimana saling pas, sehingga sangat susah ditemukan adanya retakan atau celah. Permasalahan mengenai
teknik pembangunan yang digunakan juga belum terjawab
sampai saat ini.
3. Bermuda.
Di Atlantik Barat laut, terletak Segitiga Bermuda.
Dalam segitiga ini terdapat
7 pulau besar dan 150 pulau kecil yang sebenarnya
adalah gugusan karang. Segitiga ini juga disebut sebagai segitiga setan, semua
alat teknologi tinggi dan semua alat navigasi tidak bekerja
dengan benar di tempat tersebut. Tidak ada yang tahu
mengapa dan bagaimana mencegah hal ini. Jadi, jika anda
memang berani, siapa tahu anda menjadi yang pertama
memecahkan misteri ini.
4. Antartika.
Antartika adalah tempat yang sangat tidak ramah untuk
dihuni. Begitu banyak perubahan dan fenomena yang
sampai sekarang menjadi rahasia besar buat sebagian
besar dari kita. Antartika juga memiliki banyak misteri,
dari 14 juta kilometer benua tertutup salju dan es dengan
ketebalan antara 2000 sampai 4800 meter, ada juga pulau yang kering total, dan disebut “Lembah kering tanpa
salju”.
5. Xinjian.
Di kota ini, ada daerah terbengkalai yang disebut “Mo52
guicheng” atau kota iblis. Beberapa kastil di Moguicheng
menimbulkan suara aneh yang tidak jelas darimana asalanya. Jika anda mendekati kota iblis ini di hari panas dengan
angin sepoi-sepoi, anda akan mendengarkan ritme manis,
seperti 10 juta bel kecil atau 10 juta gitar bermain bersama dengan indahya. Tapi jika angin kencang mendekat,
maka suara yang timbul akan bagaikan raungan singa, tangis bayi atau lolongan serigala.
6. Stonehenge.
Stonehenge adalah susunan batu misterius di daerah pinggiran Inggris. Tidak
ada yang tahu tujuan dibangunnya apa,
apakah istana, atau tempat pemujaan,
atau kuil atau mungkin tanda adanya
UFO? Coba anda kunjungi, siapa tahu
anda bisa memecahkan misterinya.
7. Air Terjun Niagara.
Air Terjun ini terkenal sebagai tujuan
turis. Keajaiban alam ini terletak di
perbatasan Kanada dan Amerika. Air
terjun ini meliputi daerah seluas 250.000 mil persegi dan
aliran airnya dapat mencapai 250.000 kaki kubik perjam.
8. Geyser.
Geyser adalah aliran air hangat yang menyembur ke permukaan tanah. Geyser selalu tampak menarik dan misterius. Salah satu tempat di Reykjavik, ibukota Islandia, terkenal dengan geysernya yang
mencapai diameter 20 meter dan ketika hujan, anda
bisa menemukan pemandangan yang mengerikan:
aliran air yang menyembur
luar biasa sehingga mencapai ketinggian 70 meter. Jika
anda mengunjungi Cina,
dan menunggu di sekitaran
Geyser di sungai Yangbo, Tibet. Geyser yang ada dapat
menyembur dengan suara
yang mengejutkan setiap
beberapa menit sekali. Diameter semburan air panas ini mencapai 2 meter
dan ketinggian semburannya dapat mencapai 20 meter.
9. Pulau Arran dan Orkney.
Dua pulau di Skotlandia ini adalah harta rahasia sejarah
terpenting. Dua pulau ini terletak di lautan Skotlandia yang
dingin, kedua pulau ini menarik turis dengan sejumlah
kastil, reruntuhan, lingkaran-lingkaran batu dan kuil-kuil
kuno. Jika anda suka dengan periode abad pertengahan.
Kedua pulau ini wajib ada dalam daftar kunjungan anda.
(mul/kapanlagi)
Santunan MEI 2010
T T S
TTS 004 2010
Mendatar:
1. Pondok Pesantren, 5.Ilmuwan muslim yang karyanya menjadi rujukan ilmu kedokteran dunia berabad-abad lamanya
(namanya di kalangan bangsa barat), 6.Musabaqah Menulis kandungan Al-Qur’an, 9.Penulis kitab Busatnussalatin,
11.istilah agama Qath’iy, 13.Kejadian, 16.Penulis buku HABIS GELAP TERBITLAH TERANG, 17.Kitab tafsir yang membahas
ayat-ayat al-Qur’an dari sudut pandang ilmu alam, 19.Salah satu binatang amphibi, 20.Riwayat hidup seseorang yang
ditulis oleh orang lain, 21.Lawan dari sifat IRADAHnya Allah, 22.Salah satu saat haramnya shalat, 23.Istilah agama
dikenal dengan qana’ah
Menurun:
2.Toleransi (Arabic), 3.Rujukan, 4.gerakan persamaan hak antara pria dan wanita, 7.Pendidikan (English), 8.Kitab
turats = Kitab...., 9.Senyawa organik yang bergugus –OH, 10.istilah untuk hasil ibadah haji yang didambakan, 12.Serba
salah, 14.Ilmu yang mempelajari tentang perubahan zat yang tidak menimbulkan zat yang baru, 15.penutup suatu
pembahasan, 17.Gelar yang disandangkan kepada Umar Bin Khaththab, 18.Hari pendidikan nasional
Jawab TTS 002 2010
Mendatar:
2.ANTARA, 5.POWEL, 6.MAZMUMAH, 9.MUKTAZILAH, 11.SAKARIN, 14. PRAMUKA, 15.PELE, 17.SANAD, 18.TSUNAMI,
20.ARRANIRY, 21.FOTOSFER, 22.JABARIYAH, 24.KONDUKSI, 25.ALQITAL
26. HISTOLOGI, 27.BANYUL,
Menurun:
1.WAKAF, 3.DONASI, 4.SAMARINDA, 7.MUGHAYATSYAH, 8.KPU, 10.GAYA, 12.ABEE, 13.OPDA, 16.ETIOLASI, 19.RAIHAN,
23.AKMIL, 25.ADA
Santunan MEI 2010
53
Makna Perencanaan
Catatan Kecil Dari Rakor Perencanaan di Sabang
Oleh Saifuddin, SE
D
alam kehidupan seharihari, istilah rencana sudah
menjadi hal yang jamak,
karena sejak zaman prasejarah sampai
saat ini, dimanapun, kapanpun dan
siapapun tetap memiliki rencana
kehidupan
masing-masing
yang
disebut dengan cita-cita. Dalam
konteks ini, secara sederhana kdapat
disimpulkan bahwa organisasi sekecil
apapun membutuhkan perencanaan
untuk memastikan arah dan tujuan
dari suatu organisasi.
Seumpama rumah tangga perlu
merencanakan pendidikan anakanaknya, kebutuhan sandang, pangan
dan kesejahteraan hari tua. Pedagang
perlu merencanakan peluang usaha
perdagangannya. Madrasah perlu
merencanakanjadwalbelajar,anggaran
operasional, dan sebagainya. Dengan
demikian perencanaan merupakan hal
yang mutlak dan sangat menentukan
dalam menuntun sebuah organisani
ke tingkat yang lebih baik.
Secara teoretik, perencanaan
dalam arti luas bisa didefinisikan
sebagai upaya manusia meminimalkan
ketidakpastian, dengan memfungsikan
kemampuan
foresight,
yaitu
kemampuan melihat jauh ke depan.
Sedangkan perencanaan dalam arti
sempit adalah derivasi dari foresight
yaitu
mengukur
(measuring).
Persoalannya
sekarang
adalah
tidak semua hal berbentuk materi
yang mudah diukur, contoh paling
sederhana adalah apabila kita ditanya
tentang bahagia, barangkali kita akan
lebih sulit mengukur dibandingkan
dengan mendefinisikan sejahtera.
Nah disinilah tugas seorang perencana
untuk melihat jauh ke depan dan
mendefinisikan
sesuatu
yang
tersembunyi menjadi terukur sehingga
menjadi lebih nyata.
Tujuan Perencanaan
Tujuan perencanaan adalah untuk
memperkecil peluang munculnya
ketidakpastian. Ada tiga elemen utama
ketidakpastian dalam merencanakan
sesuatu,
yaitu
ketidakpastian
waktu; ketidakpastian ruang; dan
ketidakpastian materi. Sebagai contoh
adalah pelaksanaan ujian di madrasah,
54
semakin kita dapat menjamin bahwa
ujian tersebut dapat dilaksanakan
sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan, maka semakin kecil
pula peluang ketidakpastian, begitu
juga dengan tempat pelaksanaan
ujuian, dan materi materi yang akan
diujiankan.
Contoh lain, rencana pembangunan
gedung. Perencanaannya meliputi
waktu pelaksanaan, bentuk serta
spesifikasi, dan tempat pelaksanaan.
Dengan adanya rencana ini, maka
ketidakpastian waktu, bentuk dan
spesifikasi serta lokasi pelaksanaan
Pembangunan
gedung
bisa
diminimalisir, dan bila ketiga elemen
tersebut telah di penuhi sesuai
dengan yang direncanakan, artinya
ketidakpastian tersebut telah gugur,
karena hasilnya telah dapat diukur
secara nyata dan dapat dirasakan
secara idrawi, yaitu berdirinya gedung
di tempat yang telah ditentukan.
Jadi, semakin kecil kemungkinan
ketidakpastian dalam pelaksanaan
suatu
kegiatan,
menunjukkan
kualitas perencanaan yang semakin
sempurna.
Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Aceh, sebagai salah
satu organisasi yang berskala besar juga
tidak terlepas dari proses perencanaan
sebagaimana dimaksud di atas. Dalam
hal ini, perencanaan di lingkungan
Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Aceh bukanlah semata-mata
menjadi ’milik’ Subbag Perencanaan
saja, tetapi juga membutuhkan
partisipasi dari seluruh ’anggota
organisasi’ yang ada di lingkungan
Kantor wilayah Kementerian Agama
Provinsi Aceh. Jadi, seluruh unsur
yang terlibat dapat merencanakan
sesuatu untuk dapat memperkecil
ketidakpastian dalam pencapaian
tujuan organisasi.
Tanggungjawab Perencanaan
Beberapa waktu yang lalu
Kantor Wilayah Kementerian Agama
melaksanakan
kegiatan
Rapat
Koordinasi Penyusunan Rencana Kerja
Satuan Kerja di Kota Sabang, dengan
melibat semua unit di Kementerian
Agama se Provinsi Aceh. Dalam
Santunan MEI 2010
kegiatan tersebut dapat dilihat cara
kasat mata bahwa perencanaan adalah
tanggungjawab dari seluruh elemen
organisasi yang secra aktif terlibat
dalam proses perencanaan.
Ada yang menganggap bahwa
perencanaan
adalah
tanggung
jawab Subbag Perencanaan saja,
sehingga muncul image negatif yang
berakibat pada minimnya partisipasi
dan tanggung jawab satuan-satuan
kerja dalam merencanakan programprogram
kegiatannya.
Padahal
perencanaan
merupakan
’milik’
semua elemen organisasi dan Subbag
Perencanaan hanyalah media untuk
menyalurkan
rencana-rencana
tersebut.
Pada Rakor di Kota Sabang kita
telah
berupaya
menghilangkan
image tersebut dengan tidak
menempatkan pimpinan unit Subbag
Perencanaan sebagai ketua panitia
pelaksana kegiatan, tetapi kita tetap
menempatkan pimpinan unit Subbag
Perencanaan di posisi ketua tim
pengarah sebagai penaggungjawab
penyaluran rencana sesuai dengan
struktur organisasi Kementerian
Agama Provinsi Aceh, itu artinya
kita mengharapkan semua unit
kesekretariatan Kementrian Agama
Provinsi Aceh merasa memiliki
perencanaan,
dengan demikian
mudah-mudahan kita dapat mendekati
kesempurnaan perencanaan sesuai
yang kita harapkan. Semoga!
Penulis, Kasubbag Perencanaan dan
Informasi Keagamaan (Caninfoka),
Kanwil Kementerian Agama Provinsi
Aceh
Kiat Menghadapi DBD
Oleh Faridah Andriani
M
usim
penghujan
yang
berkepanjangan
mengakibatkan
genangan
air dimana-mana. Namun, ada yang perlu
diwaspadai bagi kaum ibu, yaitu tempattempat yang memungkinkan bagi nyamuk
untuk bersarang dan bekembang biak.
’Nyamuk bertelur dan berkembang biak
di tempat penampungan air, seperti:
bak mandi, WC, tempayan, drum air, bak
menara (tower air) yang tidak tertutup,
dan sumur gali.
Kewaspadaan kita merupakan modal
utama mengatasi timbulnya gejala demam
berdarah.
Upaya pencegahan berkembangnya
nyamuk aedes aegypti dapat dilakukan
dengan mengembangkan pola 3M sesuai
dengan anjuran pemerintah yaitu :
1.Menguras bak air dua kali seminggu;
2.Menutup tempat penampungan air
3.Menimbun dan atau menjual
barang-barang bekas yang sifatnya dapat
menampung air.
Gejala Demam Berdarah
Penyakit Demam Berdarah atau Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF), ialah penyakit
yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes
aegypti dan aedes albopictus. Gejala
penyakit ini ditandai dengan munculnya :
1.Demam secara tiba-tiba 2-7 hari,
disertai sakit kepala berat;
2.Sakit pada sendi dan otot (myalgia
dan arthralgia);
3.Ruam-ruam
demam
berdarah
mempunyai ciri-ciri merah terang, petekial
dan biasanya mucul dulu pada bagian
bawah badan - pada beberapa pasien, ia
menyebar hingga menyelimuti hampir
seluruh tubuh.
4.Pendarahan pada hidung dan gusi.
5.Selain itu, radang perut bisa juga
muncul dengan kombinasi sakit di perut,
rasa mual, muntah-muntah atau diare.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Demam
Berdarah Menyerang?
Jangan panik jika buah hati kita
terindikasi diserang demam berdarah.
Pertolongan pertama yang bisa dilakukan
adalah memberi minum sebanyakbanyaknya dengan air yang sudah
dimasak, seperti air susu, teh, air bening,
oralit atau air minum lainnya. Sementara
itu, penderita dapat dikompres dengan
air dingin atau es dan diberi obat penurun
panas seperti parasetamol. Selanjutnya
harus segera dibawa ke dokter.
Selain pengobatan dari dunia
kedokteran
pengobatan
dengan
menggunakan Cara tradisional juga bisa
dilakukan sebagai salah satu pertolongan
terhadap penderita DBD diantaranya:
1.Mengatasi gangguan pada trombosit
atau penurunan pada butiran darah merah
yangmengakibatkanterjadinyapendarahan
dapat diatasi dengan mengkomsumsi lebih
kurang 30 gram sambiloto segar + 30 gram
daun dewa segar direbus dengan 600 cc air
hingga tersisa 300 cc, airnya disaring dan
diminum.
2.Bagi mereka yang terserang DBD
akan mengalami penurunan daya tahan
tubuh. Untuk mengembalikan daya tahan
tubuh secara cepat dan efektif dapat
memanfaatkan 30 gram umbi daun dewa
(thien chi) dijadikan bubuk, ambil 10 gram
Santunan MEI 2010
bubuk tersebut dan seduh dengan 200 cc
air mendidih, diminum hangat-hangat.
lakukan sehari 3 kali. 30 gram daun
dewa segar direbus dengan 400 cc air
hingga tersisa 200 cc, airnya disaring, lalu
diminum.
3.Penderita DBD yang disertai
pendarahan, dapat menggunakan 200
gram akar teratai segar dijus, diminum atau
dibuat masakan sop atau sesuai selera. 60
gram akar alang-alang segar + 10 butir
angco direbus dengan 500 cc air hingga
tersisa 200 ee, airnya disaring, diminum,
angconya dimakan.
4. Untuk menambah nafsu makan bagi
penderita DBD dapat menggunakan: 1- 3
buah kiam boi /sun boi diseduh dengan
200 cc air + madu secukupnya, diminum.
15 gram asam jawa segar + 15 gram kencur
segar + gula jawa secukupnya direbus
dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc,
airnya disaring, diminum. Proses merebus
disarankan untuk menggunakan panci
enamel atau periuk tanah.
Selamat mencoba, semoga Demam
Berdarah tidak dapat kita cegah dan
kehidupan kita selalu ceria. Tak ada
malapetaka yang mengintai. Dan tidak ada
malapetaka yang merengut senyum buah
hati kita. Wallahu a’lam!
(Penulis adalah Karyawati Kanwil
Kemenag Aceh)
55
Profesor dan Pendayung Sampan
S
uatu hari seorang Profesor menyewa sebuah sampan untuk
membuat penelitian di tengah
lautan.Pendayung itu merupakan lelaki tua yang sangat pendiam. Profesor sengaja mengupah lelaki tua itu
kerana dia tidak mau orang yang menemaninya banyak bertanya tentang
apa yang dia lakukan.
Dengan tekun Profesor itu melakukan tugasnya tanpa menghiraukan
pendayung sampan. Dia mengambil
air laut dan diisi kedalam tabung uji,
digoncang-goncang, kemudian mencatat sesuatu di dalam buku catatan
dibawanya. Berjam-jam lamanya Profesor itu melakukan uji coba dengan
tekun sekali. Pendayung sampan mendongak ke langit, memandang pada
awan yang mulai berarak kelabu. Dalam hati dia berkata “Hmm..tak lama
lagi hujan lebat akan turun..”
“OK semua sudah siap mari kita
balik.” Lantas pendayung itu memutar sampannya dan mulai mendayung
ke arah pantai. Dalam perjalanan
itu baru Profesor itu membuka mulut menegur pendayung sampan.
“Dah lama kamu mendayung sampan?” Tanya Profesor kepada pendayung sampan. “Hmm..hampir seumur
hidupku,” jawab si pendayung ringkas.
Oleh Aswaranas S,Pd.I
“Seumur hidup kamu? Jadi kamu
tidak tahu apa-apa selain mendayung
sampan?” tanya Profesor itu lagi.
“Ya..”jawab pendayung sampan dengan ringkas.
Profesor belum berpuas hati dengan
jawaban pendayung tua itu. “Kamu tahu
Geografi?” Si pendayung menggeleng.
“Kalau
begitu
kamu
hilang
25 % dari usia hidup kamu.”
“Kamu tahuBiologi?”tanyaProfesoritulagi.
Pendayung sampan itu menggeleng lagi.
“Kasihan kamu telah kehilangan 50% dari
usia kamu.”
“Kamu tahu Fisika?” Profesor itu
masih bertanya. Seperti tadi pendayung sampan itu hanya menggeleng.
“Sungguh kasihan kalau begitu kamu
telah kehilangan 75% usia kamu.Malang sungguh nasib kamu semuanya
Penggali Pasir di Kali
Butir demi butir
Kau menggali pasir itu
Agar dapat bertahan hidup
Bagaimana jika aku sepertimu
Bagaimana kau menafkahi keluargamu
Gajimu tak seimbang dengan hasil jerih payahmu
Aku tau hidupmu serba tak kecukupan
Aku mesti bersyukur pada Tuhan
Yang telah dilimpahkan rahmat-Nya dan rezeki padaku
Wahai penggali Pasir
Jika aku disampingmu
aku akan senantiasa membantumu
Penulis adalah Security Kementerian
Agama Kabupaten Aceh Tamiang
Terjang
Ledakkan hati ini
Biar kau puas
Hinakan aku dalam nafsumu
Biar aku merana
Karena keangkuhanmu
Mengapa kau hanya menatap
Tidakkah kau mampu menerjang
Memburuku dengan segala hakmu
Apakah kau takut?
Aku hanya Satu
Dengan beribu manusia yang bebal akan
dirimu
Terjang aku
Bila perlu hanguskan sekalian
Bukankah aku bencana bagimu
Asal kau tahu
Kedigdayaanmu tak gentar bagiku
Untuk terus menantangmu
Biarpun aku merona dalam merana.
Karya: Teuku Asri Mahdi
Siswa III IPA 1, MAS Jeumala Amal,
Lueng Putu, Pidie Jaya
Karya: Ahmed Siddiq hawari
Siswa Kelas VII A MTsN Glumpang Minyeuk Kab Pidie
56
tidak tahu. Seluruh hidup kamu hanya
dihabiskan dengan sampan,tak ada
gunanya lagi,”
Profesor itu mengejek dan berkata
dengan angkuh setelah merasakan dirinya yang terhebat. Pendayung sampan hanya mendiamkan diri.
Selang beberapa menit kemudian
hujan turun dengan lebat, tiba-tiba
ombak besar datang melanda. Sampan
yang mereka naiki terbalik. Profesor
dan pendayung sampan terpelanting.
Sempat pula pendayung itu bertanya,
“Kamu tahu berenang?” Profesor hanya menggeleng.
“Sayang sekali kamu telah kehilangan100%nyawakamu.”Katapendayung
itu sambil berenang ke pantai meninggalkan Profesor yang angkuh tadi.
Santunan MEI 2010
MASJID RAYA BAITURRAHMAN
Interior Masjid Raya Baiturrahman sekarang setelah dilakukan
renovasi pada tahun 1992. Pandangan dari dalam ke arah teras
depan masjid.
Setelah masjid yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda
tahun 1614 M terbakar sekitar tahun 1677 M, saat terjadi
pergolakan kaum wujudiyyah, Sultanah Nurul ‘Alam
Nakiatuddin Syah membangun kembali Masjid Raya
Baiturrahman dengan arsitektur seperti terlihat dalam
gambar. Masjid ini lah yang dibakar Belanda dalam agresi
kedua tangggal 6 Januari 1874
Masjid Raya Baiturrahman th. 1900 M. Sebagai pengganti
masjid yang telah dibakar, Pemerintah Kolonial Belanda
membangun masjid baru untuk mengambil hati rakyat
Aceh. Mulai dibangun pada hari Kamis, 9 Oktober 1879,
selesai tahun 1881 dan diserahterimakan pada hari Selasa,
27 Desember 1881.
Masjid Raya Baiturrahman sekarang. Tampak pandangan
dari atas tugu modal (menara di halaman masjid). Lokasi
ini dulunya merupakan bagian dari bagian “Dalam”,
istana Kerajaan Islam Aceh Darussalam.
Pohon Keutapang di halaman Masjid Raya
Baiturrahman, di sini Jendral JHR Kohler tewas oleh
mujahid Aceh. Dendam akibat terbunuhnya Kohler lah
yang memicu tersulutnya api membakar Masjid Raya.
Santunan MEI 2010
57
Drs. Salahuddin, Kepala Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar, saat
diambil sumpahnya oleh Bupati Aceh Besar Dr. Bukhari Daud, M.Ed.
Kakanwil bersama Bupati Aceh Jaya, Ir. Azhar (tiga dari kiri) dalam
rangka peresmian penegeraian MTsN Panga Kabupaten Pidie
Kakanwil saat Peresmian Penegerian MIN Tanjong Tualang
Kecamatan Peureulak Barat Kabupaten Aceh Timur
Kakanwil bersama Bupati Aceh Besar, Dr. Bukhari Daud dan
Rombongan Kwarda Pramuka Aceh, ketika melakukan survey
lokasi jambore di Jantho.
Pelaksanaan Rakor dan Renja Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Aceh Utara tahun 2011
Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama RI,
H. Slamet Rianto, dan Sekretaris Dirjen, H. Ghafur Jawahir, saat
kunjungan kerja di Aceh (19/04).
58
Santunan MEI 2010
PT. AS-SALAM MULYA AL-HAROMAIN CABANG BANDA ACEH
Penyelenggara Haji Khusus dan Umrah
Jalan Tgk. H. Daud Beureueh, Nomor 177 Kav 5 Banda Aceh
Mengucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Umrah + Wisata Ke Turki
Kepada :
Rombongan Perdana Ibadah Umrah + Wisata Ke Turki
PT. As-Salam Mulya Haromain Cabang Banda Aceh,
dari Tanggal 19 April s.d 2 Mei 2010
Alhamdulillah, sejak dibuka cabang di Banda Aceh, tanggal 11 Januari 2010 lalu, PT. As-Salam Mulya Haromain Cabang Banda
Aceh langsung mendapat respon positif umat Islam di seluruh Aceh. Ini dibuktikan dengan jumlah peserta dan ragam profesi yang
bergabung dalam rombongan Perdana ini, di antaranya dari Kota Banda Aceh, Jakarta, Medan, Lhokseumawe, Langsa, Kutacane,
Sabang dan Bireun, dengan latar belakang profesi; PNS, Jajaran Pemda, Kantor Kementerian Agama, Dosen Unsyiah, BPH Unmuha,
Konsultan dan Sejumlah Pegawai Swasta lainnya. Termasuk di antaranya Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Aceh Bapak Drs. H. A. Rahman TB, Lt. dan sejumlah Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten dan Kota di Aceh.
Saat ini, disamping Melayani Perjalanan Umrah dan Haji Khusus, PT. As-Salam Mulya Haromain Cabang Banda Aceh, juga
melayani pembelian tiket pesawat dalam dan luar negeri.
Untuk Informasi dan Reservasi Silakan Hubungi Kami; PT. As-Salam Mulya Haromain Cabang Banda Aceh
Telepon 0651-636936 atau Mobile 081360131111.
Buku Penunjang Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk MI / SD, Pertama dan Satu-satunya
“TERAMPIL MENULIS; Satu Untuk Semua “. Cetakan ke-1 Januari 2010, oleh Azhari Zakaria,
Penerbit Azkia. Sebuah buku sederhana yang terlahir dari keprihatinan seorang guru dalam
melihat perkembangan anak didiknya yang kesulitan dalam menulis.
Siapa Saja Bisa Menggunakan Buku ini. Dengan Menggunakan Buku ini diharapkan:
- Siswa dapat menulis dengan baik dan benar serta memiliki tulisan
yang bagus dan rapi. Hal ini diupayakan dengan menyajikan berbagai
gaya huruf (fontase) yang menarik sehingga dapat merangsang siswa
untuk mencobanya.
- Merangsang imajinasi siswa melalui upaya penyajian beragam
bentuk tulisan yang dikemas dengan gaya bahasa yang ringan dan
komunikatif sehingga siswa diharapkan dapat mengapresiasi karya
sastra tanpa merasa digurui.
- Menambah wawasan serta pengetahuan siswa dengan menyajikan
pojok ilmu di bagian akhir buku ini.
Harga : Rp. 22.500.Pemesanan Hubungi : 08126935043
Pengumuman Iklan
Majalah Santunan menerima pemasangan iklan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.Iklan sosial dari pihak luar/rekanan kepada keluarga besar Kementerian Agama Aceh mendapat diskon sebesar 50% dari harga;
2.Harga iklan komersial dikenakan biaya sebagai berikut :
Halaman sampul:
Sampul luar belakang (fullcolor) Rp. 4.000.000, Sampul dalam depan (fullcolor) Rp. 3.000.000, Sampul dalam depan (hitam putih) Rp. 1.800.000, Sampul dalam
belakang (fullcolor) Rp. 2.500.000, Sampul dalam belakang (hitam putih) Rp. 1.500.000,
Halaman isi (Hitam Putih) 1 kolom x 1 cm = Rp. 15.000, 1 halaman penuh = Rp. 1.080.000,Untuk pemasangan iklan selama minimal 3 edisi berturut-turut mendapatkan diskon sebesar 20%. Untuk pemasangan iklan selama minimal 7 edisi berturut-turut
mendapatkan diskon sebesar 30%.
Informasi selannjutnya hubungi: Hartati (08126935043), Yenni (081362755575), Hotline Santunan (085277759339)
Download