KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI ACEH dan Seluruh Jajarannya Mengucapkan Selamat dan Sukses atas Pelantikan dan Serahterima Jabatan Kepala Kepolisian Daerah Aceh Bapak Brigjen Pol Fajar Prihantoro dan Ucapan Terima Kasih Kepada Bapak Irjen Pol Adityawarman atas Pengabdiannya Selama Menjadi Kapolda Aceh Kepala, ttd Drs. H. A. Rahman TB, Lt. Foto Repro Serambi Indonesia KELUARGA BESAR MAJALAH SANTUNAN Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas Pelantikan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara Drs. H. Zulkifli Idris Tanggal 14 April 2010 Oleh Sekdakab Aceh Utara Ir. Syahbuddin Usman, M.Si Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Lhokseumawe Drs. H. M. Daud Hasbi, M.Ag Tanggal 14 April 2010 Oleh An. Sekdakota Lhokseumawe Drs. H. Arifin Abdullah Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar Drs. Salahuddin Tanggal 16 April 2010 Oleh Bupati Aceh Besar DR. H. Bukhari Daud, M.Ed Semoga Dalam Melaksanakan Tugas Selalu Mendapatkan Ridha dan Inayah Allah Swt. Pemimpin Redaksi dto Juniazi, S.Ag. DAFTAR ISI Penyuluh Bukan Pegawai KUA Hal.19 Saat ini Kondisi Pendidikan di Aceh Menyedihkan Hal. 9 Penyuluh Agama Masuk LP Hal.20 Syaikh Al-Qaradhawi: Hari Ini Menara, Besok Masjid yang Dilarang... Hal. 27 Reformasi Birokrasi Kemenag Tidak Boleh Berhenti Hal. 28 Opini: Iqra’, Persahabatan dan Kebangkitan Nasional Hal. 42 Life Style: Hidup Sehat Ala Rasulullah Hal. 51 Sampul depan: Siswa MIN Lampupok Raya Kecamatan Indrapuri Aceh Besar. Sampul belakang: Peserta PAR (Penelitian Action Research) di Kanwil Kementerian Agama Aceh yang diadakan oleh Balitbang Kementerian Agama RI. Kegiatan diikuti oleh pemuda lintas agama. Majalah Santunan Kantor Kementerian Agama Provinsi Aceh Pembina: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Penanggungjawab: Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Dewan Pengarah: Drs. H. Taufiq Abdullah; Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd; H. Abrar Zym, S.Ag; Drs. H. Asy’ari Basyah; Drs. Saifuddin AR; H. Aska Yunan, S.Ag. Pemimpin Umum: Drs. H. Zuardi Zain Pemimpin Redaksi: Juniazi Wakil Pemimpin Redaksi: Muzakkir Sekretaris Redaksi : Khairuddin Aba Wakil Sekretaris Redaksi: Jabbar Sabil Redaktur: Mulyadi Nurdin; Ridwan Qari; Juhaimi; Taharuddin, Wiswadas; Azhar; Khairul Saleh; Abdullah AR; Muhammad Yacob Yahya; Suri Arniansyah; Alfirdaus Putra. Pemimpin Usaha: Imran Wakil Pemimpin Usaha: Zulfahmi Keuangan: Munawar; Elia Fajri Sirkulasi: Darwin; Jatu Rahmi Rahayu Iklan: Hartati; Yenni Yusnita Layout: Tim Santunan Alamat Redaksi: Jl. Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh E-mail : redaksisantunan@yahoo.co.id / redaksisantunan@gmail.com Hotline-SMS: 0852-7775-9339 T Stop Diskriminasi Madrasah (SDM) anggal 2 Mei 2010, bangsa ini kembali memperingati Hari Pendidikan Nasional. Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap tahun diambil dari hari kelahiran Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara yang lahir pada tanggal 2 Mei 1889. Syahdan, di alam kubur sana, Ki Hajar Dewantara, mungkin akan bergeming melihat ’carut marutnya’ pendidikan di negeri ini. Pendidikan ternyata belum dinikmati oleh seluruh anak-anak bangsa ini. Pendidikan masih menjadi barang ’mahal’ di negeri gemah ripah loh jenawi. Mutu dan kualitas pendidikan bangsa ini masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya dan mungkin saja dengan negara tetangga sekalipun. Lembaga pendidikan di Kementerian Agama tidak boleh mendapatkan bantuan pendidikan dari pemerintah daerah cuma gara-gara, madrasah milik pusat. Cita-cita Proklamasi Kemerdekaan yang menjadi arah dan tujuan bangsa ini untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sepertinya masih jadi harapan dan impian. Hasil UN yang katanya menjadi tolok ukur dan barometer untuk mengukur mutu dan kualitas pendidikan pun masih diragukan. Miris, memang. Nah, pada sisi lain, dikotomi lembaga pendidikan umum dan lembaga pendidikan agama dan keagamaan masih terus dipertentangkan terutama di daerah. Madrasah masih dianggap lembaga pendidikan kelas dua di daerah. Anggaran pendidikan yang konon milyaran bahkan triliunan yang bersumber dari dana Otsus, Migas, sepertinya tidak berhak dinikmati oleh siswa dan guru di madrasah dan tenaga kependidikan di Kementerian Agama. Guru di madrasah tidak berhak mendapatkan tunjangan dan fasilitas dari Pemerintah daerah. Padahal ghalibnya, guru di madrasah adalah juga Warga Negara Indonesia dan siswa madrasah adalah anak negeri ini, putra putri Aceh yang seharusnya mendapatkan perhatian dan perlakukan yang sama dan adil di mata pemerintah. Secercah harapan berhembus dari Jakarta. Pemerintah pusat berencana tahun ini menerbitkan peraturan anti diskriminasi terhadap madrasah. Peraturan bersama empat menteri, yaitu Menteri Agama, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, diharapkan mampu mendorong seluruh Pemerintah daerah di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota mau bersikap adil dan kooperatf terhadap pengembangan pendidikan di madrasah dan sekolah negeri. Dengan adanya regulasi ini diharapkan akan membuka mata Pemerintah daerah untuk mengakui 4 kesetaraan posisi madrasah negeri dengan sekolah negeri. Sehingga Pemerintah daerah mau berlaku adil dan mau mengalokasikan anggaran untuk mendorong pengembangan madrasah negeri di daerah mereka. Sama seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah seharusnya memberikan perlakuan sama terhadap madrasah dan sekolah negeri. Jangan seperti yang terjadi selama ini, madrasah hanya mendapatkan alokasi anggaran pengembangan pendidikan dari pemerintah pusat melalui Kementerian Agama yang setiap tahun dianggarkan dalam DIPA. Sementara yang berlaku selama ini, sekolah negeri tidak hanya mendapatkan alokasi anggaran pendidikan dari pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan Nasional, tapi juga dari Pemerintah daerah apakah itu dari dana Otsus, Migas maupun dari APBA atau APBK di Kabupaten/Kota masing-masing. Oleh karenanya, wajar saja pengembangan kuantitas dan kualitas madrasah negeri tidak secepat sekolah negeri. Wajar saja hari ini, fasilitas sekolah negeri lebih bagus dari madrasah dan lembaga pendidikan kegamaan lainya. Jika mau bersikap adil, mau berbagi, seharusnya pemerintah daerah tidak lepas tanggung jawab hanya karena madrasah negeri berada di bawah Kementerian Agama yang merupakan instansi vertikal dan bukan perangkat daerah. Pemerintah mestinya bertanggung jawab pada seluruh masyarakat di daerahnya. Bukan berpihak pada satu kelompok atau satu instansi dan atau dinas. Misalnya, kalau daerah memberikan tunjangan bagi guru di sekolah negeri, guru di madrasah juga seharusnya dapat. Toh, guru di madrasah mengajar siswa dan anakanaknya pun anak daerah ini kok. Kalau begitu, apanya yang berbeda? Bagi Pemerintah daerah, sebenarnya tidak perlu takut dan khawatir untuk membantu madrasah, karena regulasinya selama ini sudah ada. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, memberi lampu hijau kepada Pemerintah daerah untuk mengalokasikan anggaran pendidikan bagi madrasah negeri. Dikotomi dan diskriminasi pendidikan antara pendidikan agama dan pendidikan umum yang selama ini terjadi, bukan tidak mustahil adalah salah satu penyebab dari sekian sebab pendidikan di negeri ini belum maju dan berkembang. Ada ketidakadilan yang dipertontonkan penguasa. Dan itu harus dihentikan. Juniazi Santunan Mei 2010 Redaktur Polkam Harian Serambi Indonesia Zainal Arifin M. Nur (kanan) dan Pemred Santunan Juniazi dalam diskusi “kiat menulis feature” yang diikuti seluruh redaktur majalah ini, Jum’at (9/4). Upaya menampilkan yang terbaik Wajah Baru Santunan, Selamat! Dari pedalaman Kabupaten Gayo Lues, dari Blangkejren dan Jagong Jeget sebagai daerah asal kami, dan dari pesisir Takengon sebagai daerah tugas kami (KUA Kecamatan Linge), kami menyapa Saudara dan Saudari di dapur redaksi. Bahwa wajah baru Majalah Santunan, milik keluarga besar Kementerian Agama Aceh, cukup bagus, dan selamat! Begitu juga dengan cover (tampilan sampul). Tidak berlebihan, semoga, jika dipajang bersanding dengan majalah ibukota, tak kalah cerah dan wah-nya. Lay out dan rubrik-rubriknya juga sudah memadai, walaupun perlu penamaan rubrik yang representatif (keterwakilan) dengan isinya. Ini tentu tak terlepas dari ’tangan dingin’ dan ’halus’ dari SDM yang menjadi crew-nya. Dengan kembalinya nama asalnya: Santunan (tanpa jadid) --setelah waktu bangkitnya kembali ada tambahan label ’jadid’-- ini menurut saya, sebagai wujud dari ’kembali ke khittah’ majalah bulanan ini. Tidak semua kantor provinsi ada majalah bulanan, atau buletin. Bahkan, mungkin tidak semua kantor Kementerian Agama Provinsi di luar Aceh yang sempat berpikir menerbitkan karya bersama semacam ini. Kita bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kepada pihak mana pun (pemimpin umum, pemimpin redaksi, dewan redaksi, redaktur, penulis, pengirim berita, tim tingkat kabupaten/kota, pengedar, pembaca dan seterusnya) atas upaya ’pembangkitan’ majalah kebanggaan kita Logo Kementerian Agama yang Sebenarnya Assalamu’alaikum Wr. Wb. Redaksi dan pembaca Santunan yang saya hormati. Akhir-akhir ini kita melihat logo atau lambang Kementerian Agama dipergunakan di banyak media, baik kop surat, amplop dinas, iklan, dan juga di majalah Santunan yang kita banggakan ini. Tanpa menyinggung niat baik teman-teman yang hendak memperindah bentuk dan logo instansi kita, seingat saya pernah ada buku tentang kumpulan peraturan kesekretariatan Kementerian Agama, di mana di dalamnya terdapat aturan yang menjelaskan tentang bentuk, warna dan tata cara penggunaan logo/lambang Kementerian Agama. Saya berharap, semua kita melihat kembali dan mempedomani peraturan tersebut. Sekaligus mensosialisasikan kembali bentuk dan model logo Kementerian Agama yang sebenarnya. Terima Kasih. Yusran, 081360000xxx TU MAN Darusssalam Redaksi Terima kasih atas sarannya dan sudah kita tindaklanjuti. ini. Semoga semakin eksis dan menjadi media ukhuwah bersama warga ikhlas mengabdi, di hari Persahabatan Dunia (16 Mei) dan Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei) tahun ini. Amin. Mahbub Fauzi Chusen, S.Ag. Penyuluh Agama Islam Fungsional dan Ketua Pokjaluh Kankemenag Kabupaten Aceh Tengah. Redaksi Terima kasih banyak atas respon positifnya. Tulisan Saudara kami tunggu! Ralat Edisi April 2010 1. Alamat email redaksi Majalah Santunan yang benar adalah redaksisantunan@gmail.com 2. Tulisan “Mengenang Dosa-dosa Besar” pada halaman 39-40 ditulis oleh Salman Abdul Muthalib, MA, Dosen pada Fakultas Ushuluddin, IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. 3. Tulisan “Bila Bayi Anda Masuk Angin (kembung)” pada halaman 53 ditulis oleh Aidha Fitri, A.Ma (Istri dari Drs. H. Jauharuddin, Kepala Kantor Kementerian Agama Aceh Tenggara). 4. Tulisan “Mengenal Khasiat Seledri” pada halaman 53 ditulis oleh Ny. H.T. Helmi, Sm.Hk., S.Ag (Ketua Dharmawanita Kantor Kementerian Agama Kab. Aceh Tamiang). Dengan demikian kesalahan telah diperbaiki. Redaksi. Santunan Mei 2010 5 LAPORAN UTAMA Madrasahku Sayang, Madrasahku Malang Laporan, Mulyadi Nurdin dan Juniazi Kekurangan fasilitas, kurangnya tenaga pendidik, kurangnya duit di satu pihak. Sementara di lain pihak, pola diskriminasi pengambil kebijakan di daerah dan sikap serta alasan Pemerintah daerah kepada madrasah yang kurang, sepertinya tidak mengurangi semangat jajaran madrasah untuk terus mengabdi dan mendidik anak-anak negeri ini. Dan sebuah fakta hari ini terungkap, madrasah ternyata lebih unggul dari sekolah umum lainnya. Nah, sehingga wajar saja jika kemudian banyak orang tua dan masyarakat berbondong-bondong menyekolahkan anaknya di madrasah. Bahkan tidak sedikit orang tua setiap tahun harus mengeluh, anaknya belum diterima di madrasah. Alasannya, yah itu saja. Daya tampung terbatas. Seiring kedatangan bulan Mei, yang setiap tanggal 2 diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional, Santunan mencoba mengungkapkan informasi dan fakta-fakta di atas ke sidang pembaca yang dijadikan laporan utama edisi ini. S iang itu, jarum jam sudah menunjukkan pukul 14.30 WIB. Namun, sayup-sayup suara siswa masih riuh rendah di ruang belajar. Sebuah pemandangan tidak biasanya mungkin di tempat lain. Mereka sudah terbiasa telat pulang karena harus mengikuti les sore. Jam belajar di MTsN Model Banda Aceh itu sedikit padat; di samping harus memenuhi kurikulum Diknas, anak-anak ditambah juga dengan materi agama yang jumlahnya 6 sangat signifikan. Di lain pihak, penambahan jam belajar dari biasanya, kelihatannya membuat madrasah, salah satunya MTsN I Banda Aceh ini, menjadi model dan unggul di tingkatannya. Dan faktanya lagi, justru pola ini makin diminati oleh masyarakat dan khususnya orang tua dari berbagai kalangan, mulai masyarakat bawah hingga pejabat antusias menyekolahkan anaknya di madrasah. Santunan Mei 2010 Sambil memperlihatkan seabrek prestasi yang diraih siswanya, kepala MTsN Model Banda Aceh, Drs. Muhammad, kepada Santunan dengan bangga menunjukkan daftar sejumlah pejabat yang menyekolahkan anaknya di madrasah yang dipimpinnya. Fenomena ini, dibenarkan oleh Walikota Banda Aceh, Ir. Mawardy Nurdin, menurutnya banyak pejabat yang tidak sempat mengajar ilmu agama kepada anaknya sehingga lebih suka menyekolahkan anaknya di madrasah. “Pejabat tidak banyak waktu untuk anak. Sore baru pulang ke rumah. Tidak ada waktu untuk mengundang guru ngaji ke rumah,” ungkapya kepada Santunan, Selasa (13/4). Madrasah menjadi solusi, di tengah kesibukan banyak orang yang tidak sempat membekali anaknya dengan pendidikan moral dan agama. Dan satu hal lagi, kualitas pendidikan di madrasah secara kumulatif juga lebih unggul dibanding sekolah umum. Fakta ini bukan isapan jempol. DR. Islahuddin, anggota tim Koordinasi Dana Otsus dan Migas Aceh, yang juga dosen Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, membeberkan fakta itu. Menurutnya kualitas pendidikan di madrasah jauh lebih unggul dibandingkan sekolah umum. “Tingkat pendidikan di bawah LAPORAN UTAMA Kementerian Agama lebih tinggi dari rata-rata tingkat pendidikan di sekolahsekolah secara keseluruhan di tingkat Provinsi,” ujarnya dalam pembicaraan dengan Santunan. Senada dengan Pak Doktor, pengamat pendidikan Aceh, DR. Sofyan A. Gani, mengaminkan fakta ini. “Kualitas pendidikan di madrasah lebih unggul,” katanya . Dan menurutnya, salah satu faktor penyebabnya karena kepemimpinan di jajaran Kementerian Agama lebih terkoordinasi dengan baik dibandingkan sekolah umum. Pengangkatan kepala madrasah dilakukan dengan cara yang lebih selektif dan menganut profesionalitas, karena masih dikoordinasi oleh Kanwil. Berbeda dengan di sekolah, sarat denganmuatanpolitisdankepentingan. Nah! “Pada saat mengangkat kepala madrasah ditentukan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama, sehingga penentuan kepala madrasahnya diseleksi secara ketat dan bisa dikontrol,” ujar dosen FKIP dan juga Ketua Pascasarjana Magister Pendidikan Bahasa Inggris Unsyiah tersebut. Diskriminasi Anggaran Masih Terjadi Sebagai lembaga pendidikan yang sudah lama berkembang di Indonesia dan khususnya di Aceh, madrasah selain telah berhasil membina dan mengembangkan kehidupan beragama, juga ikut berperan dalam menanamkan rasa kebangsaan ke dalam jiwa masyarakat. Di samping itu, madrasah juga sangat beperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun demikian, selain performa madrasah yang masih harus terus diperbaiki dan ditingkatkan, juga kendala klasik, yaitu anggaran atau dana yang belum memadai. Walau unggul di kualitas belum tentu unggul di anggaran, tidak semua madrasah menikmati anggaran setara dengan sekolah umum. Walaupun kita dengar anggaran pendidikan meningkat setiap tahun. Kucuran dana dari migas dan Otsus yang konon triliunan dikucurkan Jakarta untuk Santunan Mei 2010 Aceh, toh dana itu tidak mengalir ke jajaran madrasah. Jika pun ada itu cuma tetesan. Nasib Madrasah, guru dan jajaran tenaga kependidikan di lingkungan Kementerian Agama, begitu-begitu saja. Dianaktirikan. Kalau tidak, seperti yang sering diutarakan Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. A. Rahman TB, Lt, karena roh pengabdian dan keikhlasan yang masih tinggi yang dimiliki jajaran madrasah di Aceh. Kalau tidak, mungkin sudah lama, madrasah dan guru di madrasah termasuk tenaga kependidikannya, ramai-ramai minta pindah ke Pemda, karena tunjangan dan fasilitasnya menjanjikan. Sehingga wajar saja, sekolah umum lebih unggul dari segi fasilitas karena punya dana dan anggaran yang memadai. Padahal, Undangundang Sistem Pendidikan Nasional 2003 mengamanatkan bahwa tidak ada perbedaan antara sekolah umum dengan madrasah termasuk dayah dan pendidikan keagamaan lainnya. Namun 7 LAPORAN UTAMA faktanya lain, malah di sebagian daerah ada yang tidak menerima suntikan dana dari Pemerintah setempat, misalkan Aceh Besar seperti diungkapkan Kasi Mapenda Kantor kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar, Drs. Uzair, tidak seperti tahuntahun sebelumnya, tahun ini madrasah tidak lagi menerima tunjangan dari Pemda. Sehingga wajar saja, jika guru madrasah kembali gigit jari. Bupati Aceh Besar, Dr. Bukhari Daud berpendapat bahwa Kementerian Agama memiliki dana sendiri sehingga tidak perlu dibantu lagi oleh Pemda Aceh Besar. “Masing-masing punya dapur sendiri”. katanya, usai menjadi pembina upacara HAB di Kankemenag Jantho awal Januari lalu. Seperti yang ditelusuri Santunan, Pemko Banda Aceh dan Pemko Lhokseumawe punya pandangan lain. Pemerintah setempat memperlakukan madrasah sama dengan sekolah umum, berbagai tunjangan yang diberikan kepada guru sekolah juga diberikan kepada madrasah, walau bukan kewajibannya, pemerintah setempat ingin menjaga kekompakan antar lembaga pendidikan supaya tidak ada pilih kasih, karena semua mengajar anak-anak bangsa. “Untuk menjaga kekompakan dan harmonisasi juga, kita mengharapakan sama nasib lah sesama guru, karena mereka juga bekerja mencerdaskan anak-anak kita,” Kata Mawardi Nurdin, Walikota Banda Aceh. Menurutnya Banda Aceh telah menganggarkan dana pendidikan jauh di atas Undang-undang, mencapai 42 persen dalam APBK. Ini langkah berani di saat Pemkot kekurangan dana pembangunan. Ini juga diungkapkan Drs. Arifin Abdullah, Nota Dinas Sekretaris daerah Kota Lhokseumawe dalam sambutannya saat pelantikan Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Lhokseumawe, Rabu (14/4) di Lhokseumawe. Menurutnya tidak ada alasan guru-guru di madrasah tidak dibantu. Sama seperti guru di jajaran Diknas, guru di madrasah juga harus dibantu dan sama. Toh, mereka mengajarkan anak-anak Lhokseumawe juga, katanya mantap. Di Simeulu, Bupati Drs. Darmili dalam kesempatan pelantikan Kepala 8 Kantor Kementerian Agama Kabupaten Simeulu, Maret lalu. Sambil berkelakar, juga berkomentar senada, yang jangan diminta bulan dan bintang. Kalau yang lain silakan saja diminta ke Pemda, dan insyaallah akan diberikan, ungkap Darmili dihadapan pejabat Muspida dan anggota dewan DPRK Simeulu, kala itu. Sedikit aneh, memang. Di saat sejumlah Pemerintah daerah berpikir positif dengan nasib madrasah, guru dan tenaga kependidikan di jajaran Kementerian Agama, namun sebagian “Untuk menjaga kekompakan dan harmonisasi juga, kita mengharapkan sama nasib lah sesama guru” Pemerintah daerah lain tetap mencari-cari alasan. Ujung-ujungnya, kekurangan dana adalah alasan utama untuk tidak memperhatikan nasib madrasah dan guru di lingkungan Kementerian Agama di daerahnya. Perbedaan sikap pemerintah daerah dan diskriminasi yang dipertontonkan sejumlah Pemerintah daerah dalam menyikapi pendidikan madrasah tercium tidak hanya di Aceh, namun ini sudah jadi rahasia umum di seluruh negeri ini, Indonesia. Madrasah Harus Diperlakukan Sama Ketimpangan ini membuat wakil rakyat di DPR RI prihatin dan angkat bicara. Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Chairun Nisa meminta Pemerintah daerah tidak berlaku diskriminatif pada madrasah negeri, karena madrasah negeri memiliki hak yang sama dengan sekolah negeri untuk mendapatkan anggaran dari Pemda. “Tidak boleh pemerintah daerah diskriminatif terhadap madrasah,” kata Nisa di Jakarta Jumat (9/4) lalu. Hal senada juga dikatakan Direktur Pendidikan Madrasah Kemenag RI, Firdaus. Menurutnya madrasah harus diperlakukan sama dengan sekolah, karena siswa madrasah juga warga negara yang berhak diperlakukan sama oleh pemda. “Madrasah seharusnya mendapatkan perlakuan adil dan sama seperti daerah memperlakukan sekolah,” kata Firdaus kepada Santunan Mei 2010 Republika, Jumat (9/4) lalu. Malah menurutnya, Pemerintah pusat akan mengeluarkan peraturan anti diskriminasi terhadap madrasah tahun ini. Peraturan Bersama Menteri itu akan melibatkan empat menteri sekaligus, yakni Menteri Agama, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. Diharapkan, Peraturan Bersama tersebut akan mendorong seluruh pemerintah daerah di tingkat provinsi dan kabupaten untuk bersikap adil dalam pengembangan pendidikan sekolah dan madrasah. Dukungan Pemerintah daerah merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan madrasah ke depan, karena anggaran yang disediakan oleh Pemerintah pusat belum mampu menutupi semua kebutuhan pendidikan. Kabid Mapenda Kanwil Kemenag Aceh, H. Aska Yunan S.Ag, yang diminta komentarnya seputar ini, kembali mengingatkan kepala Kankemenag Kabupaten/Kota untuk terus melakukan pendekatan dengan pemerintah daerah setempat. Menurutnya di zaman otonomi, bupati/walikota memiliki wewenang di wilayah masing-masing, sehingga respon mereka akan sangat membantu madrasah. “Kita dalam sekat wilayah masingmasing. Kankemenag harus dekat dengan pemda, dan juga sangat tergantung Pemda itu bagaimana sikapnya. Koordinasi, lobi dan hubungan baik harus dijaga dan dibangun dengan baik,” kata Kabid Mapenda ini diplomatis, Selasa (13/4) lalu. Sebagian daerah telah memberikan perhatiankepadamadrasah,sementara yang lain masih Choh (nihil). Sebagian Pemerintah daerah masih bersikeras bahwa Kementerian Agama adalah lembaga vertikal yang tidak perlu dibantu. Lantas, bagaimana dengan siswa di madrasah, guru yang mengajar siswa di madrasah. Apakah mereka juga anak-anak dan guru vertikal. Jangan sampai mereka dikorbankan atau jadi korban oleh kebijakan yang salah kaprah. Atau, jangan-jangan, kita sudah appriori dengan pendidikan di negeri ini. Nah.. n LAPORAN UTAMA Dr. Sofyan A. Gani, MA, Ketua Komite MAN Model Banda Aceh, ketua Prodi Magister Pendidikan Bahasa Inggris Unsyiah Saat ini Kondisi Pendidikan Aceh Sangat menyedihkan Saat ini kondisi pendidikan Aceh sangat menyedihkan. Tidak seimbang dengan dana yang ada dipendidikan, terutama dalam segi mutu. Ini sangat kita sayangkan. Dana besar tapi outputnya kurang. kalau kita ukur berdasarkan hasil Ujian Nasional (UN) tidak dapat dipertanggungjawabkan. Dari beberapa tulisan saya bisa buktikan, bahwa UN itu tidak bisa mengukur mutu pendidikan Aceh. Kalau mau jujur, itu sama sekali manipulasi dan kecurangan. Kalau mau lihat nilai asli, lihatlah nilai pada try out. Dimana rata-rata kelulusannya sekitar 30%. Namun, saat UN yang hanya satu bulan waktunya dari try out, angka kelulusannya bisa mencapai hingga 90%. Inikan membingungkan. Dari mana nilainya bisa naik secara signifikan. Lantas, saat masuk Perguruan Tinggi anak-anak yang lulus rata-ratanya nilai sembilan tidak lulus masuk Perguruan Tinggi. Bahkan, fakultas favorit seperti kedokteran, yang lulus banyak anak luar Aceh. Masih bagus pendidikan diluar Aceh. Walau kecurangankecurangan tetap ada. Kalau mau fair, mari kita ambil sampel sekolah yang ada di Sare, Bener Meriah, mialnya, jangan di Kota Banda Aceh. Kita pasti terheran-heran, beginilah keadaan sekolah di daerah. Sangat menyedihkan. Kalau memperbaiki mutu pendidikan di Aceh ada dua hal utama menurut saya. Pertama, angkat kepala sekolah yang benar. Punya visi dan misi. Kedua, soal guru. Kita harus jujur, kemampuan guru kita masih dibawah rata-rata. Kesalahan besar kalau hanya mengejar nilai UN. Bukan mengubah perilaku murid, seperti hormat pada guru, mau belajar, dan seterusnya. Beruntung, madrasah masih menganut pola sentralistik. Jadi, kepala madrasah ditentukan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama, dan diseleksi secara ketat dan bisa dikontrol. Lain halnya di sekolah umum, mereka tidak beruntung. Kita sudah sarankan penentuan kepala sekolah dikembalikan ke provinsi. Makanya, umumnya kepala madrasah lebih baik dari pada kepala sekolah umum. Saya melihat wali murid semuanya tidak ada masalah, sejauh kita bisa menampilkan secara transparan dan bertanggung jawab. Baik dalam pengelolaan dana maupun pada dunia pendidikan itu sendiri. Komite sekolah harus diikutsertakan bersama-sama dengan pihak sekolah dalam membangun dunia pendidikan. Selama ini di MAN Model Banda Aceh Sangat kekurangan dana. Yang tersedia anggaran hanya 20% dari total keperluan operasional. Selebihnya 80% kita cari sendiri melalui wali murid. Dan syukur wali murid tidak ada yang menentang terhadap pengutipan kekurangan biaya ini. Sedangkan dari Pemda kita tidak mendapatkan bantuan, tapi kalau SMU ada dana khusus. Image yang dibangun madrasah bagus dan mempunyai nilai tambah seperti pelajaran agama. Image inilah yang membuat orang tua berlomba-lomba menyekolahkan anaknya ke madrasah. Sebenarnya terhadap anggaran tidak ada masalah lagi, karena sudah dibantu wali murid. Seperti penambahan jam belajar atau les, dananya kita bicarakan lagi dengan wali murid. Nah, jika ada wali murid yang keberatan, ya kita tutup lesnya. Kita sering mengatakan bahwa pendidikan gratis. Yang dikatakan pendidikan gratis oleh pemerintah, mulai jam delapan sampai jam dua. Tapi kalau ada kegiatan diluar jam itu, seperti les sore hari, kita harus cari dana sendiri. n (mulyadi nurdin dan darwin) Santunan Mei 2010 9 LAPORAN UTAMA H. Aska Yunan, S.Ag Kepala Bidang Mapenda Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh Masing-masing Daerah Punya Kebijakan Sendiri U ntuk tingkat ibtidaiyah dan tsanawiyah madrasah lebih unggul. Sementara untuk tingkat aliyah, madrasah harus diakui lemah. Madrasah dibawah SMU. Namun, secara kumulatif, madrasah masih di atas sekolah umum. Pendidikan adalah pekerjaan besar dan memerlukan dana yang besar. Kalau dana yang ada di DIPA, itu memang tidak cukup. Ada beberapa sekolah yang kreatif, dana mereka pasti tidak cukup. Semakin kreatif pimpinannya, semakin ndak cukup dananya. Semboyan sekolah bebas biaya, sebenarnya sulit diwujudkan. Dana DIPA tidak cukup, tapi dengan 10 DIPA itu banyak yang sudah kita perbuat. Memang masing-masing Kabupaten punya perhatian berbeda. Katakanlah seperti Sabang, Pemko setempat memberikan kenderaan roda dua kepada semua kepala sekolah dan Madrasah, baik di tingkat MI, MTs, MA, negeri maupun swasta dapat semua. Masing-masing daerah punya kebijakan sendiri sesuai pemahaman pimpinannya. Sekarang otonomi itu sudah tersekat-sekat. Di daerah itu penguasanya bupati atau walikota. Sebenarnya kalau bisa kita katakan, kita ini penguasa punya wilayah kerja tidak punya wilayah Santunan Mei 2010 hukum. Wilayah kerja kita justru berada di wilayah hukum orang. Sebenarnya mungkin ada keinginan pemda untuk membantu, tapi karena keterbatasan dana dan beban yang banyak. Pemda punya banyak instansi yang harus disuplai dananya. Lagi pula kalau di Aceh lebih banyak sekolah dibanding madrasah, jadi berapa banyak sekolah yang harus dibantu oleh pemda. Kemudian kalau pemda juga memberikan juga kepada madrasah akan jadi beban. Mungkin juga ada pemikiran bahwa madrasah sudah dapat suplai dana dari pusat, dikhawatirkan dapat dana ganda. Kita dapat informasi dari beberapa daerah seperti itu. Kalau dari tunjangan, antar kabupaten tidak sama. Memang kembali kepada kekuatan dana yang dimiliki masing-masing daerah. Atau bisa juga sejauh mana pendekatan yang dilakukan dari kita untuk memperoleh dana tersebut. Kementerian Agama harus dekat dengan Pemda. Ini juga bergantung pada Pemda setempat. Walaupun ada DIPA, seyogianya ada tambahan dana dari Pemda. Saya kira madrasah juga berhak dapat anggaran dari Pemda. Kalau fasilitas, ada madrasah kita yang lebih bagus dari sekolah, tapi ada juga yang jauh ketinggalan dari sekolah. Kalau standar umum sarana kita masih kurang, apalagi banyak madrasah yang masih berstatus swasta. (mulyadi nurdin dan darwin) LAPORAN UTAMA DR. Islahuddin, Dosen Fakultas Ekonomi Unsyiah, Anggota tim koordinasi dana otsus dan migas Aceh Tidak Boleh Beda Sekolah dan Madrasah Apa saja peran Bapak dalam Pemerintah Aceh? Tim koordinasi dana otsus dan migas, ini tim khusus yang dibentuk oleh gubenur untuk mengkoordinir pemanfaatan dana otsus dan migas, supaya penggunaannya efektif. Penggunaannya dana migas dan otsus di Aceh kemana saja? Termasuk untuk pendidikan, ini salah satu mandat. Selama ini pendekatan pembangunan pendidikan di Aceh bagaimana? Sebenarnya target yang ditetapkan dalam renstra sudah ada tekanan-tekanan khusus, dari segi fasilitas, kualitas, akses abiiltas pendidikan, sejauh mana daya tampung sebuah sekolah untuk menampung murid, kalau dilihat secara khusus prioritasnya perlu diatur kembali, sehingga tidak semua dianggap prioritas. Beasiswa itu untuk pendidikan di tingkat mana ? Tingkat dasar dan menengah, itu kan menyerap beasiswa yang besar, ada juga untuk sekolah tinggi, jumlahnya mencapai seratusan Milyar Rupiah tiap tahun, semua dapat dilihat dalam data anggaran. Berapa besar tunjangan yang diberikan kepada guru di lingkungan Pemerintah Aceh? Itu semua ada dalam dokumen anggaran, masing-masing Kabupaten/Kota punya kebijakan sendiri-sendiri, kalau dana BOS itu merupakan dana pusat yang tidak diambil dari dana migas. Selain dana BOS di Aceh diberikan tunjangan khusus, apakah tunjangan tersebut juga diberikan kepada madrasah? Untuk biaya operasional Kementerian agama juga dapat dana BOS untuk masing-masing sekolah, jadi pada saat menyusun strategi pemanfaatan dana otsus dan migas saya rasa perlu diperhatikan agar tidak membedakan sekolah dan madrasah, itu harus disamakan, penyamarataan lah. Ada kesan seolah Pemerintah Daerah tidak boleh membantu lembaga vertikal, bagaimana? Memang ada kesan itu, ada instruksi yang saya baca, tapi timbul masalah seperti di Aceh misalnya, kita punya sumber keuangan tertentu, lalu kita membangun kemampuan keuangan sekolah tapi mengabaikan madrasah, maka kita tidak membangun kesempatan yang sama untuk memperoleh tingkat kualitas pendidikan yang bagus, tidak boleh membedakan antara sekolah dan madrasah. Bagaimana kualitas pendidikan di Kementerian Agama? Kita bicara soal data, dari yang saya dengar tingkat pendidikan di bawah Kementerian agama lebih tinggi dari rata-rata tingkat pendidikan di sekolah-sekolah, secara keseluruhan di tingkat Provinsi. Lebih tinggi ditinjau dari segi apa? Saya tidak melihat dari segi sarana tapi dari out put. Master plan pendidikan Aceh sendiri diarahkan kemana? Master plan pendidikan Aceh itu kan lebih kepada penjabaran Renstra Pemerintah Aceh tentang pendidikan yang masih direvisi juga, saya pikir ini kesempatan bagi kita untuk dapat melihat itu dengan jelas, syariat satu hal yang menjadi tekanan utama dalam itu, tapi itu bukan sematamata, yang paling penting adalah mengejar kinerja menurut idikator pendidikan, paling tidak, ada kesetaraan dengan pendidikan tingkat nasional, itu harus dapat digambarkan dengan baik dalam perubahan renstra pendidikan. Apa strategi untuk meningkatkan pendidikan Aceh ke depan? Sebenarnya yang peling penting kita tahu sekarang kita berada dimana, indikator yang menjelaskan dimana posisi kita dibandingkan daerah lain di Indonesia, apakah pendidikan kita sudah cukup baik atau tidak, kita bisa lihat dari akses abilitas, mutu, input, kualitas output, semua itu perlu kita hitung dengan benar, kemudian target pencapaian mesti diarahkan supaya mengangkat derajat pendidikan Aceh paling tidak setara dengan rata-rata nasional. (mulyadi nurdin dan darwin) Santunan Mei 2010 11 Ir. H. Mawardy Nurdin, M.EngSc, Walikota Banda Aceh Sudah Jadi Kewajiban Pemerintah Kota Untuk Membantu Bisa dijelaskan, bagaimana kondisi pendidikan di Kota Banda Aceh sekarang? Kota Banda Aceh merupakan satu-satunya daerah yang telah mengalokasikan dana pendidikan jauh di atas ketentuan Undang-undang. Dalam UU Pendidikan, dikatakan minimal 20 persen. Pemko Banda Aceh mengalokasikan 42 persen dari APBK. Pendidikan di Kota Banda Aceh hampir seluruhnya gratis, kecuali ekstra kurikuler yang ditentukan oleh kepala sekolah dan komite. Ngomong-ngomong, Pemko Banda Aceh juga mengalokasikan anggaran pendidikan untuk jajaran Kementerian Agama, termasuk tunjangan guru? Walau Kementerian Agama adalah lembaga vertikal dan tidak menjadi kewajiban kita, namun untuk menjaga kekompakan dan harmonisasi, kita juga anggarkan tunjangan untuk guru di Kementerian Agama. Ya, kita berharap sama-lah nasib sesama guru. Mereka juga bekerja mencerdaskan anakanak kita. Itu sudah komitmen kita. Alhamdulillah, saya dengan Kakankemenag dan Kakanwil Kemenag Aceh, juga terus berkordinasi. Hubungan kita bagus dengan semua instansi vertikal yang ada di Banda Aceh. Apakah tunjangan yang diberikan kepada guru madrasah sama seperti yang diberikan kepada guru sekolah umum? Sama. Mana ada kita bedakan, semua sama menurut pangkat masing-masing. Informasi, APBK Banda Aceh kurang, kenapa tetap diberikan tunjangan kepada guru di madrasah? Seperti saya jelaskan tadi, baik guru madrasah maupun guru sekolah umum sama-sama mencerdaskan anakanak kita. Sudah menjadi kewajiban Pemerintah Kota untuk membantu. Kita tidak membeda-bedakan, ini guru madrasah, ini guru umum. Asal semua bekerja dengan baik untuk mencerdaskan anak kita, memberi pelajaran dan mengabdi kepada pendidikan, harus diberikan. Seharusnya kepala daerah lain mengikuti apa yang telah dilakukan oleh Banda Aceh. Tidak boleh ada dikotomi antara agama dan 12 bukan agama, mereka profesinya sama. Dengan anggaran di atas 40 persen, apakah kualitas pendidikan ada peningkatan? Dari hasil yang telah dicapai, kita jauh lebih baik dari seluruh kabupaten/kota. Secara nasional kita juga di atas rata-rata nasional. Tingkat kelulusan SMP, SMA kita jauh lebih bagus. Pendidikan di Banda aceh ada beberapa sekolah sudah berstandar internasional. Ada yang sedang menuju kesana. Ada juga yang sudah menerapkan sistem billingual (dua bahasa). Banda Aceh menjadi tolak ukur dan barometer kemajuan pendidikan di Aceh, dari segi apapun di Banda Aceh sangat baik. Dari segi gedung, mutu, kualifikasi guru, tingkat kelulusan, prestasi siswa secara nasional juga banyak. Ada yang menang olimpiade di luar negeri. Selain tunjangan untuk guru yang sudah disebutkan, apakah ada perhatian khusus dari Pemko untuk Madrasah? Ada, seperti MIN Model di Rukoh, kita bantu melalui USAID, sekarang menjadi MIN yang bisa dikedepankan. Setiap ada tamu kita bawa kesana untuk melihat bagaimana pengelolaan sebuah madrasah yang baik. Cara mengajarnya sudah jauh lebih baik dan lebih maju. MIN model ini juga menjadi favorit karena ada tambahan pelajaran agama disana. n (mulyadi nurdin dan darwin) Santunan Mei 2010 LAPORAN UTAMA Drs. Muhammad, Kepala MTsN Model Banda Aceh Alhamdulillah, Dulu Tanpa Ada Tunjangan Bisa Hidup. Apalagi Sekarang C ukup memuaskan, hasil UN tahun yang lalu hampir 100 persen lulus. Kita berharap tahun ini semuanya lulus. Insyaallah, kita melaksanakannya secara bersih. Madarasah kita juga dipercayakan sebagai tempat penyimpanan naskah soal UN yang dijaga ketat oleh aparat kepolisian. Alhamdulillah, lulusan MTSN I banyak ditampung di sekolah unggulan, seperti SMA Modal Bangsa, Fajar Harapan, dan lainlain. Setiap tahun SMA Modal Bangsa menerima siswa seratusan orang, tahun lalu anak kita diterima 30 orang. Di Fajar Harapan juga seperti itu. Kalau Modal Bangsa, biasanya mereka merekrut sendiri siswa berprestasi dengan berbagai cara seperti aneka lomba, pemenangnya langsung direkrut jadi siswa mereka. Jadi anakanak kita banyak yang menang dalam lomba itu, beberapa tahun belakangan madrasah kita juara umum. Wali murid kita ini bermacammacam, mulai dari kelas paling bawah hingga profesor. Kita bisa lihat dari perolehan beasiswa, tahun lalu kita salurkan kepada 85 orang. Tidak semua dari keluarga besar Kementerian Agama, mayoritas dari luar. Malah guru SMA banyak yang menyekolahkan anaknya disini, misalnya kepala SMP 1 Banda Aceh, anaknya disekolahkan disini, pejabat lain juga banyak. Sehingga kadangkadang kita terpikir juga kalau ada bantuan kenapa tidak diperhatikan juga ke madrasah kita. Kita menjalankan dua struktur pendidikan, jadi itu yang membuat madrasah lebih menarik dibanding Santunan Mei 2010 sekolah lain. Kurikulum agama kan sangat kurang di sekolah umum, walaupun sebenarnya tiap sekolah bisa menambah jam belajar. Tapi ini tidak sembarangan juga. Kalau jumlah guru sebenarnya sudah lebih. Karena sudah diberlakukan aturan sertifikasi, setiap guru yang sudah dan akan disertifikasi harus mengajar 24 jam pelajaran. Sekarang banyak yang tidak cukup jam disini sehingga ada yang mengajar di tempat lain. Pun begitu, kita juga kekurangan guru pelajaran tertentu, seperti matematika sehingga harus didatangkan dari luar. Kalau anggaran sudah memadai dengan adanya dana BOS. Penggunaannya sudah ditentukan oleh pusat, dana yang tidak bisa ditarik harus dikembalikan ke negara. Biaya les sore dan gaji guru luar dibiayai dari uang ini, sehingga tidak perlu memungut biaya apapun dari siswa. Kita dapat bantuan dari Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh, hanya guru yang dapat. Pegawai yang lain kita pikirkan bersamasama. Gaji guru sebenarnya sudah cukup. Dari sertifikasi saja ada 2 juta per bulan, ditambah lagi dengan tunjangan tadi. Alhamdulillah, dulu tanpa ada tunjangan kita bisa hidup, apalagi sekarang. Sebelumnya memang ada perasaan dianaktirikan, tapi akhirnya pengambil kebijakan menyadari bahwa pendidikan yang kita jalankan untuk semuanya, education not for one people but for all. Semua siswa adalah anak Aceh, murid kita banyak juga dari anak pejabat daerah. (mulyadi nurdin dan darwin) 13 Laporan Alfirdaus Putra S Mengintip Hilal Dari Observatorium Lhoknga eandainya Nasaruddin At-Tusi, Al-Batani, dan Al-Khawarizmi masih hidup, mungkin ketiga orang inilah yang paling berbahagia bila mendengar berdirinya Balai Observatorium Hilal Lhoknga sebagai salah satu balai observasi astronomi modern yang menkhususkan diri sebagai pusat penelitian astronomi Islam yang juga sering diistilahkan dengan ilmu falak. Penelitian astronomi islam yang sudah mulai dikembangkan oleh 3 ilmuan diatas sejak abad ke 8 Masehi nampaknya akan kembali menggeliat di bumi Serambi Mekah ini sebagai khazanah perbendaharaan keilmuan islam. Balai Observatorium Hilal Lhoknga versi modern ini sudah mulai dirintis sejak tahun 2006 dengan adanya penjajakan bantuan peralatan rukyatul hilal oleh Bidang Urais Kementerian Agama Provinsi Aceh (ketika itu masih disebut dengan Departemen Agama) ke Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi NAD-Nias. Berbagai problematika telah dihadapi dalam masa perintisan pembangunan Balai Observasi Hilal Lhoknga ini, mulai dengan pemetaan tempat yang strategis sesuai dengan bantang alam yang sesuai untuk pembangunan sebuah Balai Observasi yang ideal hingga pemilihan instrumen astronomi yang serba canggih. Sekali waktu penulis berbincang dengan Hakim L. Malasan, peneliti sekaligus Kepala Observatorium Bosscha Bandung tentang pemilihan Lhoknga sebagai tempat perdirinya balai ini, ternyata yang membuat penulis takjub adalah jawaban beliau yang menyatakan bahwa posisi Astronomi Pantai Lhoknga di Utara garis khatulistiwa (95,8 derajat Bujur Timur, 5,5 derajat Lintang Utara), merupakan daerah yang terbaik dari segi ketinggian hilal se-Indonesia secara keseluruhan. Secara geografis pun menurut beliau pantai Lhoknga merupakan kawasan tanjung bermuka lebar yang berdiameter lebih dari 600 sehingga tidak akan pernah mengganggu proses observasi sabit bulan setelah fase bulan baru (ijtima’) yang dalam dunia Islam dikenal 14 sebagai hilal. Langit daerah Lhoknga juga merupakan langit yang memiliki turbulensi atmosfer kecil sehingga memudahkan untuk melakukan observasi vertikal sepanjang langit belahan bumi utara. Bahkan beliau yang juga merupakan pengawas pengadaan instrumen astronomi untuk Observatorium Lhoknga pernah melakukan observasi terhadap Pleiades (M42, Gugus Bintang Tujuh) dan kabut Orion yang menurut beliau menurut mereka beberapa instrumen yang terdapat di Observatorium Hilal ini termasuk yang tercanggih dan terbaru diantara observatorium lainnya di nusantara ini. Instrumen pengamatan terdiri atas sebuah teleskop pembias (refractor) berdiameter 180 mm dengan merek dagang vixen, sebuah telescope vixen ED100SF berdiameter 100 mm dan teleskop catadioptric Vixen VC200L berdiameter 200 mm, sejumlah binokuler astronomi dengan di daerah Observatorium Lhokngalah bintang tersebut paling jelas dan bagus untuk diamati. Penulis berkesimpulan betapa istimewanya Observatorium yang satu ini. penguatan 125x, 4 buah teodolit digital dengan medan pandang 1,5 derajat, proyektor matahari, perangkat lunak kendali teleskop dan proses citra modern, kamera-kamera sensitif berbasis teknologi CCD dan berbagai jenis penapis (filter), semua alat tersebut diimpor dari Jepang dengan perantara Jtscope sebagai dealer resminya. Selain dari instrumen utama tersebut terdapat pula instrumen penunjang untuk kegiatan pengembangan astromomi yaitu All-sky camera yang memungkinkan pengamat memonitor situasi langit di atas observatorium dari dalam gedung, automated weather station untuk mengukur secara langsung Alat Tercanggih di Indonesia Pada akhir Januari 2010 yang lalu Observatorium Hilal Lhoknga yang kini berdiri gagah menghadap arah barat pantai Lhoknga nan indah yang dikelola oleh Bidang Urusan Agama Islam (Urais) Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh dikunjungi oleh beberapa teman dari Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama Pusat. Sungguh di luar perkiraan, ternyata mereka sangat takjub dengan keberadaan instrumen pengamatan yang terdapat di balai ini, Santunan Mei 2010 kelembaban, laju angin, temperatur dan tekanan, kompas Qiblat, dan altimeter, gallery astronomi serta planeterium mini untuk miniatur pergerakan benda langit yang sangat cocok sebagai pembelajaran astronomi bagi siswa maupun khalayak umum. Sekali lagi penulis berkesimpulan betapa istimewanya Observatorium yang satu ini. Harapan dan Tantangan ke Depan Penetapan awal bulan qamariah sebagai pertanda dimulainya berbagai macam ibadah dalam Islam seperti awal ramadhan, awal syawal dan awal dzulhijjah adalah kegiatan rutin yang berjalan di Balai Observatorium Lhoknga ini dan tempat ini merupakan salah satu dari sembilan tempat pengamatan hilal se Nusantara. Bekerjasama dengan Badan Hisab dan Rukyat Provinsi Aceh dan ormas-ormas masyarkat, Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh dengan Observatorium ini selalu menjadi daerah yang paling ditunggu-tunggu laporannya tentang hasil rukyatul hilal. Berbagai kegiatan observasi lainnya seperti observasi gerhana matahari, observasi fase-fase bulan dan observasi planet beserta satelitnya juga merupakan kegiatan yang secara periodik dilakukan di Observatorium ini. Para perintis Observatorium ini seperti Deputi Agama BRR-NAD Nias, DR. T. Safir Iskandar, Drs. H. A.Rahman, TB, Badruddin Puteh, Drs. Sofyan Saleh (kini Ketua PTA banten), serta ormas Islam lainnya, ketika pendirian dan penyediaan instrumen di Observatorium ini sangat berharap agar observatorim ini menjadi pusat pendidikan astronomi Islam yang bertarafkan nasional bahkan lebih dari itu sebagaimana kejayaan Aceh di masa Samudra Pasai, yang ketika itu menjadi pusat pembelajaran kaum pelajar Islam dari India Selatan dan daratan Asia. Para pelajar, siswa, santri, mahasiswa hingga khalayak umum pun mempunyai peran penting untuk mewujudkan keinginan para perintis ini dengan mendalami ilmu falak yang merupakan bagian dari astronomi islam yang pernah dikuasai oleh ilmuan-ilmuan muslim abad pertengahan. Instrumen yang telah tersedia ini hendaknya dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan khazanah keilmuan Islam. Harapan yang demikian besar tentunya akan secara garis lurus berhubungan dengan tantangan yang tidak kalah besarnya, perawatan peralatan yang tergolong amat spesifik dan tidak memiliki service center di tanah air menjadi kendala utama yang memerlukan perawatan seksama dan kesadaran tinggi akan pentingnya melestarikan lingkungan observatorium menjadi kunci bertahannya peralatan di Observatorium dalam waktu lama, melintasigenerasimanusiapemakainya. Lingkungan observatorium yang asri dan nyaman sangat mempengaruhi keawetan instrumen yang terdapat di dalamnya, dan ini harus diperhatikan secara intensif oleh pengelola observatorium ini dengan dukungan sepenuhnya baik semangat yang tinggi, kebutuhan materil maupun non materil dari kita semua. Mengutip DR. Hakim L. Malasan, dalam sebuah tulisannya di langit selatan.com “Semoga mata langit modern di bumi serambi Mekah ini dapat menjadi kebanggaan rakyat Aceh hingga generasi yang akan datang. Insya Allah!”. n Laporan Muzakkir dari Bali Dari Temu Konsultasi Kasi Bidang Ibadah Sosial di Bali, Wujudkan Bayang-bayang Syurga di Muka Bumi Pulau dewata, pulau seribu pura, adalah sebutan untuk provinsi Bali. Karena keindahan panorama alam pantainya dan juga kehidupannya yang identik dengan kehidupan masyarakat Hindu, sebagai penduduk mayoritas yang menjadikan candi sebagai simbol keagamaan. Tapi ternyata kehidupan kaum muslimin di Bali penuh geliat dan memiliki kontribusi yang berarti bagi masyarakat Bali. Sungguh, kehidupan yang harmonis dan penuh toleransi sangat terasa aromanya dalam masyarakat Bali. Tempat peribadatan agama-agama selain Hindu tersebar di seantero pulau yang terkenal dengan julukan “Pulau Seribu Pura” ini. Tempat peribadatan umat Islam bisa didapati di berbagai tempat dan terdapat di hampir semua kabupaten di Bali. Agama Islam masuk ke Bali pada abad XIV, yakni pada zaman kekuasaan Raja Dalem Waturenggong (14801550). Peristiwa tersebut terjadi ketika Dalem Waturenggong berkunjung ke Kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Saat kembali ke Bali, beliau diiringkan oleh 40 orang pengawal beragama Islam. Ke-40 pengawal tersebut kemudian diizinkan menetap di Bali, bertugas sebagai abdi kerajaan Gelgel (Klungkung bagian Selatan). Mereka dianugerahi pemukiman dan membangun sebuah masjid yang diberi nama Masjid Gelgel. Itulah masjid pertama di Bali. Islam juga masuk ke Bali lewat Pulau Serangan pada awal Abad XVII. Pada saat itu para Ulama dan saudagar Islam serta Laskar Bugis Santunan Mei 2010 merapat menggunakan perahu Pinisi. Kedatangan saudagar dan Ulama Bugis disambut hangat oleh Raja Puri Pemecutan, Badung, yang berkuasa saat itu. Pada saat itu, para raja di Bali teribat dalam konflik internal yang sengaja dikondisikan oleh pemerintah kolonial Balanda. Ikatan historis antara Kampung Islam Bugis Pulau Serangan dengan kerajaan Pemecutan Badung tetap kuat hingga kini. Selain itu juga banyak catatan-catatan lain yang menjelaskan tentang sejarah Islam di Bali. Atas dasar tersebut, Direktorat Pemberdayaan Zakat memilih Kota Denpasar Bali sebagai tempat “Temu Konsultasi Kasi Bina Ibadah Sosial” seIndonesia. Dalam kegiatan tersebut Dirjen Bimas Islam, Dr.Nasaruddin Umar,MA, menjelaskan bahwa 15 Ibadah mahdhah oriented perlu penyeimbangan dalam praktik masyarakat Indonesia sekarang ini, kalau tidak maka nasib kaum fakir miskin akan jalan di tempat. Dalam ajaran Islam, konsisi pada garis kemiskinan saja disuruh berantas apa lagi yang kondisinya berada di bawah garis kemiskinan. Maka fiqh al-Ma’un perlu dikembangkan di Indonesia dalam rangka untuk menuju sebuah penghidupan yang layak bagi warganya. Juga dalam rangka untuk menciptakan insan kamil yang tidak hanya memfungsikan diri sebagai ‘abid (ahli ibadat) tapi juga harus berfungsi sebagai khalifah. Oleh karena itu ummat Islam dituntut untuk kerja secara profesional dalam arti kerja dua kali (niat dan aksi). Dirjen Bimas Islam menambahkan, Allah SWT memiliki blue print dalam menata kehidupan makhluq di semesta ini yang berada di lauh mahfuzh (gambaran kita semacam hard disk raksasa mungkin), maka kita perlu bertanya selalu fainna tazhabun? (mau kemana kita?) dengan programprogram yang kita rancang. Demikian juga dalam menjalankan tugas harus ada pemetaan (MAPPING ; short, middle dan long), pemetaan jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Dan dalam kerja sebagai aparat Negara Kementerian Agama tidak cukup dengan hanya memahami A konsep, kondisi di lapangan juga harus dikuasai pula sehingga segenap titik kelemahan dan kekurangan kita dapat dirasakan langsung, imbuhnya. Setiap petugas sosial jangan hanya terpaku dengan program dari pusat, perlu ijtihad lokal untuk pengembangan program kerja, harus berani berpikir lain dari yang sudah mapan, perlu mengasah niat dan mengasah aksi. Masing-masing pegawai hendaknya mengurai benang kusut yang ada dalam pikiran masing-masing, maka di sinilah diperlukan ISTIQRA’ (pengamatan terhadap masalah) dan bacalah selalu Undang-undang yang berhubungan dengan tugas. Buatlah penafsiran Ibadah sosial menurut kepentingan wilayah masing-masing dengan mengedepankan aspekaspek pembaharuan dalam rangka untuk meningkat kinerja. Jangan enggan dan takut akan kesalahan dalam bertindak untuk mencapai suatu kebenaran, LEBIH BAIK SALAH KARENA MELAKUKAN DARI PADA TAK PERNAH SALAH KARENA TAK MELAKUKAN APA-APA. Berbuatlah apa adanya jangan bertanya bagaimana seharusnya. Dan dalam bekerja jangan suka menyalahkan orang. Demikian untaian sambutan penutup yang disampaikan Bapak Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama RI pada kegiatan Temu Konsultasi Kepala Seksi Ibadah Sosial. Cara Sederhana Menentukan Arah Kiblat da saat-saat tertentu dua kali satu tahun, matahari tepat berada di atas Mekkah (Ka’bah). Sehingga jika pengamat pada saat tersebut melihat ke matahari, dan menarik garis lurus dari matahari memotong ufuk/horison tegak lurus, pengamat akan mendapatkan posisi tepat arah kiblat tanpa harus melakukan perhitungan sama sekali. Tentu saja, asal pengamat tahu kapan tepatnya matahari berada di atas Mekkah. Setiap tahun ada dua hari dimana matahari berada tepat di atas Ka’bah, dan arah bayangan matahari dimanapun di dunia pasti mengarah ke kiblat. Peristiwa tersebut terjadi setiap tanggal 28 Mei, pukul 9.18 GMT (16.18 WIB) dan 16 Juli jam 9.27 GMT (16.27 WIB) untuk tahun biasa. Jika tahun kabisat, tanggal tersebut dimajukan satu hari, dengan jam yang sama. Karena gerak tahunan matahari dikombinasikan dengan gerak terbit terbenam matahari akibat rotasi bumi, maka matahari menyapu daerah-daerah yang memiliki lintang antara 23,5º LU dan 23,5º LS. Pada daerah-daerah di permukaan bumi yang memiliki lintang dalam rentang tersebut, matahari dua kali setahun akan berada kurang lebih 16 Kasubdit Ibadah sosial Drs. Juraidi,MA, juga menyampaikan perlunya misi mewujudkan bayangbayang surga di muka bumi karena pada intinya hidup manusia mengacu pada surat Thaha, ayat 118-119: “Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang. dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya” Ayat tersebut menggambarkan suasana penghuni sorga yang terpenuhi sandang, pangan dan papan. Maka segenap kegiatan yang dilakukan oleh Subdit Ibadah Sosial adalah bentuk kepedulian kepada Kaum dluafa agar kehidupannya layak dan memenuhi standar sehingga mengarah ke maksud ayat di atas. Maka sistem dan strategi pembinaan kelompok fakir miskin perlu terus ditingkatkan dan didampingi selalu, karena tanpa pendampingan bisa jadi program akan gagal dan tidak mencapai sasaran yang diinginkan. Kegiatan Temu Konsultasi Kasi Bina Ibadah Sosial se-Indonesia dilaksanakan di Hotel Santhi, Denpasar Bali tanggal 7 s/d 9 April 2010, yang dibuka oleh Direktur Pemberdayaan Zakat dan ditutup oleh Kabid Urais Kementerian Agama Provinsi Bali, Drs.H.Musta’in,SH. n tepat di atas. Karena Mekkah memiliki lintang 21º 26’ LU, yang berarti berada dalam daerah yang disebutkan di atas, maka dua kali dalam setahun. Matahari akan tepat berada di atas kepala. Kapan hal ini terjadi, bisa dilihat dalam almanak, misalnya Astronomical Almanac. Untuk menyesuaikan arah kiblat, pada tanggal 28 Mei 2010, atau 16 Juli 2010 nanti, langkah pertama yang harus anda lakukan adalah menyesuaikan jam dengan waktu GMT jauh-jauh hari. Cara yang paling tepat adalah mencocokkan jam di computer anda dengan jadwal GMT di internet. Masuk ke Control Panel, klik Date and Time, klik Internet Time, bila anda sedang terhubung ke internet, klik Update Now, beberapa waktu kemudian, jam yang tertera di computer anda sudah sesuai dengan standar GMT+7 (untuk Jakarta, Bangkok) dan dapat digunakan sebagai pedoman jam kiblat. Nah, arah bayangan benda pada jam kiblat di atas adalah berbanding terbalik dengan posisi Ka’bah. Selamat mencoba! (ABA/disarikan dari berbagai sumber) Santunan Mei 2010 Laporan Taharuddin Catatan Rakor Penyelenggaran PAIS Tahun 2010 di Jakarta USBN PAI P Berlari di Celah UN ertarungan Ujian Sekolah Berstandar Nasional bagi Pendidikan Agama pada Sekolah untuk menjadi USBN yang sebenarnya belum usai. Tahun Pelajaran 2009/2010 kembali USBN PAI itu menjadi tahap Uji Coba yang telah berlangsung sejak 3 tahun yang lalu. Pasalnya berbagai regulasi yang mengikat terlambat terselesaikan. Kesannya, barangkali karena persoalan Ujian Nasional (UN) yang sangat santer dipolemikkan, mengakibatkan USBN PAI berdampak imbasannya. Seakan berlari di celah dan relung gunung UN yang hampir meletus. Tetapi insya Allah pada tahuntahun mendatang dapat berjalan baik. Begitu harapan pengambil kebijakan di Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah. Penyelenggaraan USBN PAI di SMA N 1 Banda Aceh berlangsung aman dan tertib, dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2010 dan diletakkan pada jam pertama hari ujian sekolah. Siswa menjawab di atas Lembar Jawaban Komputer yang diawasi oleh guru selain mata ujian. Bapak Sumanto, sebagai anggota tim monitoring PAIS Pusat merasa senang dan lega terhadap pelaksanaan Ujian PAI ini di SMAN 1 Banda Aceh ini. Sementara Kepala SMAN 1 Banda Aceh Drs. Syarifuddin mengharapkan bahwa kisi-kisi ujian PAI di masa mendatang agar lebih cepat diedarkan untuk mempersiapkan ujian PAI secara lebih matang. Pelaksanaan USBN PAI telah berlangsung sukses dan mengesankan yang terlihat pada pelaksanaan USBN PAI tingkat SMA di tingkat nasional. Direktur Pendidikan Agama Islam pada Sekolah (PAIS) DR. Imam Tolkhah mengatakan bahwa pelaksanaan USBN di daerah-daerah Uji Coba berjalan dengan berbagai pola. Ada yang diadakan sebelum UN. Ada yang sesudah UN. Ada yang mengukuti seperti pedoman dari pusat dan ada yang tidak mengikuti pedoman tetapi tetap memperhatikan kisi-kisi (draft). Menurut Imam Tolkhah bahwa sesungguhnya setelah dikeluarkan PP No 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan, Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah mencoba melakukan perencanaan, implimentasi dan evaluasi terhadap Pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah. Disela-sela rapat koordinasi Kabupaten / Kota dan Kasi Kurikulum dan Kasi Supervisi/Evaluasi Provinsi Wilayah Barat itu, Imam Tolkhah juga mengungkapkan bahwa sarana Pendidkan Agama di sekolah-sekolah masih kurang. Diperlukan di masa akan datang Laboratorium Agama di sekolah yang dapat dijadikan sebagai Pusat Sumber Belajar atau Resource Centre Pendidikan Agama. Untuk itu Ditpais telah menyipakankan hal itu juga diungkapkan bahwa untuk mengantisipasi penyimpangan-penyimpangan terhadap pemahaman agama maka DITPAIS telah merancang sebuah pedoman kurikulum berbasis Islam rahmatan lil alamiin” sebagai upayaupaya untuk mengantisipasi isu-isu redikalisme di sekolah-sekolah. Oleh karenanya isu-isu strategis menyangkut multikulralisme patut dikembangkan. Dalam acara rakor yang diikuti oleh beberapa Kasi Mapenda Kabupaten/Kota, Kepala Bidang Dikdas/Dikmen Dinas Pendidikan yang berkiatan dengan multimedia termasuk didalamnya drama-drama bernu-ansa islamiy. Acara rakor di Hotel Golden Boutique Jakarta dari tanggal 8-10 April 2010 itu turut serta sebagai pembicara DR. T. Ramli Zakaria dari BSNP dan Prof Rusmin Tumenggor dari UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Prof. Rusmin dalam pemaparannya menyam-paikan bahwa USBN merupakan sarana pemetaan bukan untuk menentukan kelulusan. n Santunan Mei 2010 17 Kereta Api Expo Aceh Oleh Taharuddin “Bapak-bapak kasi! Sekarang kita rapat sebentar ya?” Senin, 8 Februari 2010, Bapak M Hibban (Kasi Sarana pada Bidang Mapenda Kanwil Kemenag Provinsi Aceh) mengkoordinir kami para kasi di Bidang Mapenda untuk duduk bersama, berpikir sejenak mengakumulasi apa yang mesti dilakukan pada porseni mendatang; Diskusi kami berjalan tidak begitu ekspres. Kereta api yang membawa expo madrasah di Aceh. Sebuah mimpi tersentak di benak dan pikiran saya, seandainya model expo yang diinginkan telah terkristal dan terbayang jernih di Aceh pada masa mendatang. Modelnya, polanya dan lain sebagainya sehingga pasca pelaksanaannya walaupun belum mampu mewakili provinsi di ajang lama karena hanya memformulasi jadwal porseni yang ideal dengan menkonsiderasi pelaksanaan porseni sebelumnya. Dalam diskusi tersebut sempat saya menyinggung pelaksanaan expo yang kebetulan sinyal anggarannya ada sedikit tersedia. Untuk apa dan bagaimana serta kebetulan juga buku sosialisasi untuk kompetisi dan expo madrasah ketika palaksanaan secara nasional di Malang sangat banyak terkirimkan dari Jakarta. Barangkali ini memerlukan pemaknaannya. Relnya sudah ada, seperti rel kereta api sekitar Lhokseumawe dan Aceh utara, hanya menunggu kereta apinya saja. Tetapi ini bukan kereta api nasional minimal dengan expo itu, kecemburuan madrasah dalam mengembangkan diri telah kita miliki sejak dini. Sanggupkah setiap atau beberapa kankemenag kabupaten/ kota memformat suatu stand yang mengekspose madrasah-madrasah yang ada di kabupaten/kotanya dengan berbagai pajangan unik, khas dan unggulan? Kita menunggu momentumnya dalam rapatrapat perjalanan Porseni di masa mendatang. Menghampiri bilangan satu tahun sejak pelaksanaan Kompetisi dan EXPO Madrasah 2009 digelinding di Kota Malang. Saat itu tanggal 28-31 Juli 2009, sebanyak 8 putra 18 Santunan Mei 2010 dan 1 putri berasal dari tingkat Madrasah Aliyah dan Madrasah Tsanawiyah Provinsi Aceh, berangkat bersama kami (penulis) menumpangi pesawat Sriwijaya Air. Perjalanan ini menghabiskan waktu seharian sampai kami mendaftar diri di Bagian Registrasi Universitas Islam Malang (Unisma). Tempat dimana Direktorat Pendidikan Madrasah Kementerian Agama RI bekerja sama. Hari kedua pelaksanaan expo, kami bersama bapak Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh (Drs. H. A. Rahman TB, Lt) menuju stand expo. Kami melihat berapa stand terpilih oleh pusat untuk berekspo ria, antara lain seingat kami stand-stand kanwil-kanwil provinsi dari Jawa dan Kalimantan. Pajangannya berupa hasil rekayasa elektronika, robot, fashion hingga barang-barang perlatan dapur yang bersal dari kayu-kayuan. Bapak Kepala Kakanwil sempat memborong beberapa peralatan dapur serba kayu untuk dapat dijadikan barang antik. Kini barang-barang itu terlihat tertata rapi di lemari hias rumahnya. ”Pak! Sepertinya dalam Porseni yang akan datang model seperti ini sudah akan kita mulai.” Usul saya. ”Tapi apakah madrasah-madrasah kita ada yang sudah siap?” kami beretorika. Setidaknya momentum struktur kurikulum KTSP yang memuat ekspansi pengembangan diri dan ketrampilan siswa patut diusahakan oleh manajemen madrasah. Artinyanya madrasah memproduk apa dan mempelopori apa? Masih teringat penampilan MTsN Gandapura yang mendapat juara 1 tingkat SMP lomba Adiwiyata Provinsi. Keunggulannya antara lain bagaimana kemampuan madrasah mendur-ulang limbah sampah. Ketika dipresentasi penampilam MTs Gandapuran dalam penentuan juara oleh Tim Penilai Adiwiyata. Sepertinya penampilan MTs ini belum banyak diketahui oleh kawan-kawan madrasah lain dalam Provinsi Aceh. Laporan Abdullah AR Menyambut Biometrik Sistem Jamaah Calon Haji S udah dua tahun berturut-turut, Embarkasi Banda Aceh (BTJ) mendapat predikat terbaik sebagai penyelenggara haji di tanah air. Ini adalah surprise, bukan untuk dibanggakan apalagi terbuai euforia, tetapi tantangan dalam memberikan pelayanan terbaik bagi setiap Jamaah Calon Haji setiap tahun. Demikian disampaikan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. A. Rahman TB, Lt, dalam beberapa kesempatan penting dihadapan jajaran Kementerian Agama Kabupaten/Kota, praktisi haji, masyarakat dan pemerhati haji di Aceh. Tentu saja, ini bukan keberhasilan Kantor Wilayah Kementerian Agama, khususnya Bidang Hazawa an sich. Melainkan rahmat Allah SWT atas keterlibatan banyak pihak setiap musim haji, terutama pihak Pemerintah Daerah, DPRA, Dinas Perhubungan, pihak penerbangan, Angkasa pura, Dinas Kesehatan, Imigrasi, Bea Cukai, Kepolisian dan berbagai pihak yang terlibat dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) maupun Pembantu Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPPIH) di Embarkasi Banda Aceh. Pelayanan yang baik menjadi isu penting yang selalu berkembang dan menjadi diskursus menuju pemerintahan yang baik (Good Governance). Isu ini menjadi penting mengingat bersentuhan erat dengan pola hubungan yang ideal antara masyarakat dengan pemerintah, dimana nilai kemanusiaan, persamaan dan keadilan menjadi pilar utama. Dalam konteks membangun komitmen pelayanan tersebut -istilah good governance berhubungan erat dengan lembaga pemerintahan -- maka azas rule of low, terbuka bagi keragaman (incluseviness), dapat dipertanggungjawabkan (accountability), efisien, efektif,stabil, bersih dan adanya proses yang transparan -- menjadi ‘rukun’ di dalam memberikan pelayan di alam yang demokrasi seperti sekarang ini. Berhubungan dengan hal tersebut diatas, pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama mencoba memberikan terobosan baru di bidang perhajian, antara lain dengan menghadirkan Siskohat online dengan sisitem biometric system pertengahan tahun 2010 ini, di setiap Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota di seluruh Provinsi Aceh. Santunan Mei 2010 Tenaga untuk mengoperasionalkan Siskohat (System Komputerisasi Haji Terpadu) pada setiap Kantor Kementerian Agama Kabupaten / Kota telah mengikuti pelatihan di Bandung beberapa waktu yang lalu. Dan perangkatnya pun sudah terpasang dengan sempurna. Kita tinggal menunggu launching dan kita akan ‘lari’, kata Kepala Bidang Hazawa, Drs. H. Asy’ari saat memberi penjelasan dihadapan pejabat struktural di jajaran bidang Hazawa. Dengan demikian kedepan harapan kita Bank Penerima Setoran (BPS), akan berfungsi sebagaimana fungsinya. Sedangkan pendaftaran, pelayanan administrasi, keshahihan data, entry data serta penerbitan nomor porsi bagi jamaah calon haji dilakukan oleh Kankemenag secara konprehensif. n 19 Laporan Rahmawati, Ketua Pokjaluh Kementerian Agama Kota Langsa Penyuluh Agama Masuk LP S ekilas judul ini sangat mengejutkan, tapi memang judul ini benar adanya, karena saat ini Penyuluh Agama Islam Fungsional Kota Langsa sudah berani mengembangkan sayapnya memasuki Lapas memberikan bimbingan dan penyuluhan. Peran Penyuluh Agama Islam sangat penting dalam menyukseskan pembangunan nasional, oleh karenanya kegiatanPenyuluh Agama Islam harus dilaksanakan secara terus menerus, terarah, terpadu dan berkesinambungan. Demikian pula dengan mutu penyuluhan dan kualitas mental penyuluh perlu selalu dipelihara dan ditingkatkan, di samping tetap bertawakkal kepada Allah agar tugas yang mulia ini berjalan lancar dan sukses. Inilah resep yang saat ini sedang dijalani oleh Pokjaluh Kementerian Agama Kota Langsa. Selama ini Poksar (Kelompok Sasaran) Penyuluh Agama Islam Fungsional hanya berkisar pada TPA/TPQ dan MT (Majlis Taklim) saja. Kali ini Tim Pokjaluh Kementerian Agama Kota Langsa memberanikan diri untuk membuat gebrakan baru dengan mengadakan bimbingan pennyuluhan pada warga Lapas Kota Langsa. Pada awal bulan Juni tahun 2009, Kasi Penamas dan Pekapontren Drs. H.Hasanuddin serta Tim Pokjaluh Kementerian Agama Kota Langsa yaitu: Rahmawati, S. Ag, Syahrial, S.Ag, Misbahuddin, S. Ag, M. Jamil, S.Ag, Safrizal, S. Ag, Nurmala, S.Ag, dan Syamsiah, S. Ag, mengadakan kunjungan awal sekaligus silaturrahmi dengan pegawai dan Kasi Binadik Lapas Kota Langsa Bapak M. Sufi , dari basil bincang-bincang dengan beliau selama beberapa jam, pertemuan pertama ini disambut baik dan menerima kami untuk dapat memberikan bimbingan dan penyuluhan pada warga Lapas Kota Langsa. Pada tanggal 27 Juni 2009, Kasi Penamas dan Pekapontren Kementerian Agama Kota Langsa serta ke 7 personil 20 yang tergabung dalam Pokjaluh Kementerian Agama Kota Langsa kembali mengadakan ta’arruf sekaligus silaturrahmi dengan warga Lapas Kota Langsa. Pada kesempatan itu Kepala Lapas Kota Langsa memberikan arahan dan bimbingan, dalam arahannya beliau mengatakan bahwa warga Lapas Kota Langsa sangat membutuhkan siraman rohani dan kedatangan tim Pokjaluh ke Lapas Kota Langsa juga merupakan angin segar bagi warga Lapas. Dalam kesempatan itu pula Kasi Penamas dan Pekapontren Kementerian Agama Kota Langsa memberikan Bantuan Kitab suci AIQur’an dan terjemahnya sebanyak 10 Buah. Menurut data yang kami terima bahwa jumlah narapidana secara keseluruhan di Lapas Kota Langsa ini berjumlah 247 Orang, laki-Iaki 235 orang, perempuan 8 orang dan anak-anak 4 orang dengan kasus-kasus yang berbeda. Dan yang paling banyak adalah kasus Narkoba. Adapun tujuan bimbingan dan penyuluhan di Lapas Kota Langsa adalah untuk menumbuhkan kesadaran rohaniah untuk memperbaiki kesalahannya dan kembali kejalan yang benar dengan penuh harapan bahwa Allah akan menerima taubatnya, membuka lembaran baru bagi sisa umurnya. Para Penyuluh Agama hendaknya juga mengetahui latar belakang pendidikan, keluarga, ketaatan beragama, Santunan Mei 2010 jenis kejahatan yang dilakukan dan lama hukuman yang dijalani untuk memudahkan para Penyuluh Agama mengambil strategi dalam menjalankan bimbingan dan penyuluhan. Waktu pelaksanan bimbingan dan penyuluhan di jadwalkan setiap hari kamis dan jum’at, pukul 09.00 s.d. 12.00 Wib. Setiap hari kamis adalah pemberian materi secara umum, sedangkan padahari jum’at, khusus bagi penyuluh laki-laki langsung bertindak sebagai Khatib Jum’ at dengan jadwal yang telah ditentukan. Adapun materi yang kami berikan bervariasi yaitu menyangkut masalah Fiqih, Fardhu Kifayah dan membaca AI-Qur’an, di dalam memberikan materi bimbingan dan penyuluhan kami menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan yang paling penting adalah praktek. Sebagai realisasi dari bimbingan dan penyuluhan yang kami lakukan beberapa bulan sebelumnya, saat ini sebagian warga Lapas Kota Langsa sudah mampu untuk melakukan praktek fardhu kifayah. Pada Tahun 2010, tim Pokjaluh Kementerian Agama Kota Langsa mengadakan perlombaan Shalat Jenazah antar kamar Lapas Kota Langsa yang insya Allah akan di perlombakan pada bulan Mei 2010. Saat ini mereka dibekali dengan makalah tentang tata cara pengurusan mayit, sebagai tuntunan mereka dalam perlombaan nantinya. Para Napi ·sudah membentuk kelompok dan mereka merasa senang atas kegiatan yang dilaksanakan. kami berharap kepada warga Lapas agar mereka bisa mengamalkan ilmunya dan tidak akan kembali lagi ke Lapas dengan alasan yang sama apabila mereka telah bebas. Semoga Langkah Penyuluh Agama Islam Fungsional Kota Langsa ini dapat dicontoh oleh penyuluh-penyuluh Fungsional di daerah lainnya, agar Perryuluh benar-benar eksis dan dikenal di tengah-tengah masyarakat. Laporan Zarkasyi Yusuf Geliat Pesantren di Aceh ”Pesona Pesantren Harum Mewangi, Harum Semerbak ke Seluruh Negeri” Di Aceh, pesantren juga disebut dengan dayah, kedua istilah ini sudah sangat akrab dalam masyarakat. Jika ditelaah lebih dalam, kedua istilah ini berbeda pengertiannya. Dayah berasal dari istilah zawiyah yang berarti pojok mesjid, istilah zawiyah ini berkembang di masa Rasulullah dan terus dipakai untuk nama lembaga pendidikan Islam, khususnya lembaga pendidikan yang berkembang di kawasan Timur Tengah. Sedangkan pesantren diartikan sebagai tempat tinggal para santri untuk menuntut pendidikan agama. Menurut Prof. Safwan Idris, zawiyah di Aceh lambat laun berubah menjadi dayah seperti perubahan nama madrasah menjadi meunasah. Kendati Qanun Nomor 5 Tahun 2008 telah menyebutkan dayah untuk institusi pesantren di Aceh, namun istilah pesantren juga masih tetap digunakan. Dalam masyarakat Aceh, istilah dayah juga dialamatkan untuk Pesantren, begitu pula sebaliknya. Pesantren, adalah institusi yang dipandang sebelah mata, institusi yang “dipertanyakan” prospek masa depannya. Bahkan, ada yang bilang ke pesantren tidak ada masa depan, demikian desas-desus yang menghembus menerawang kehidupan. Desasdesus ini kadang ada benarnya juga, ini mengingat sejumlah keterbatasan yang dimilki dunia pesantren, baik itu keterbatasan Pengembangan kurikulum, orientasi pendidikan dan penyediaan sarana serta kualitas kelulusan alumni. Tidak hanya ini, kiprah para alumni dalam percaturan pemerintahan, birokrasi dan pengambil kebijakan juga masih sangat langka. Faktor-faktor inilah yang kadang membuat orang “menyerang” pesantren. Nurcholis Madjid, menyarankan perubahan kurikulum pondok pesantren, menurutnya pesantren jangan selalu berkutat pada tradisi tradisionalnya, kendati Azyumardi Azra mengakui bahwa pesantren dapat survive karena mampu menjaga nilai tradisionalnya. “Tidak memiliki masa depan” adalah nilai merah turun temurun yang dialamatkan kepada institusi pesantren. Padahal, sejarah telah mencatat banyak tokoh-tokoh nasional adalah alumni pesantren. Tidak hanya itu, nilai merah ini juga disebabkan karena pengakuan terhadap kelulusan pesantren masih lemah, terutama pengakuan secara formal. Menghapus pelan-pelan nilai merah ini, pemerintah pusat dan daerah secara bertahap menetapkan kebijakan dan regulasi demi peningkatan kapasitas dan pengakuan (recognition) pesantren, mulai dari penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar Sembilan tahun (WAJARDIKDAS), penyelenggaraan program Paket A. B dan C pada Pesantren, penyelenggaraan pesantren mua’dalah (penyetaraan) dan sertifikasi Guru pesantren. Untuk Aceh sampai saat ini sudah ada dua pesantren mua’dalah yaitu Ponpes Gontor 10 Kabupaten Aceh Besar dan Dayah Darul Munawarah, Kuta Krueng Kabupaten Pidie. Sementara baru ada 3 (tiga) orang guru yang dinyatakan lulus sertifikasi. Untuk tahun 2011 direncanakan penyelenggaraan Ujian Nasional di pesantren. Khusus untuk Aceh, pemerintah Aceh pada tahun 2007 mendirikan Badan Dayah yang khusus menangani pesantren dan kendala yang dihadapinya. Geliat pesantren di Aceh telah menebar sejuta pesona bahkan hingga manca Negara. Penelitian Aslam Nur Santunan MEI 2010 dkk, telah membuktikan bahwa pesantren Aceh telah menebar pesona, berkiprah tidak hanya dalam pendidikan tetapi juga merambah dunia bisnis. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2007 dengan difasilitasi oleh AusAID melalui program Education Rehabilitation in Aceh (ERA) pada 40 Pesantren baik Modern dan Salafiah (tradisional). Penelitian ini mengungkap beberapa fakta tentang geliat pesantren yang mampu menebar pesona. Pesona yang terungkap itu adalah Dayah Aceh telah menjangkau hingga manca Negara, Tengku juga bisa berbisnis, Pemberdayaan Perempuan Dayah dan Renstra Menuju Dayah Mandiri. Fakta ini menunjukkan bahwa pesantren Aceh telah menuju era lepas landas dengan tetap menjadi lembaga pendidikan Islam dan agent of change bagi masyarakat Aceh. Isu tidak sedap pun menerpa pe- santren, terlebih lagi saat terorisme merambah Aceh. Kecurigaan bahwa pesantren menjadi tempat terorisme dibantah tegas oleh Wakil Gubernur Muhammad Nazar, saat pembukaan Musabaqah cerdas cermat, Muhadharah dan fahmul kutub Aceh pada hari Sabtu, 6 Maret 2010 di komplek Dayah Ruhul Fata Seulimum. Wagub Muhammad Nazar dalam arahannya mengatakan, Islam adalah rahmatan lil’alamin yang memberi manfaat dan menghilangkan mudharat bagi umat manusia. “Maka Islam tidak mentolerir kekerasan dalam ideologi dan bentuk apa pun dengan membawa-bawa agama,” demikian penegasan Wagub. n 21 Laporan Wiswadas, S.Ag.M.Si Pelatihan PAR Untuk Pemuda Lintas Agama Program ini di selenggarakan oleh Pusat Latihan dan Pengembangan Kementerian Agama RI dan difasilitasi oleh Sub Bagian Hukmas dan KUB Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh. Kegiatan ini bertajuk Penyadaran dan Pendampingan dalam Penguatan Kedamaian (Peace Making) dan berlangsung dari tanggal 26 sd. 29 Maret 2010, di Aula Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh dibuka oleh PIt. Ka.Kanwil Kemenag Prov. Aceh Drs. H. Aska Yunan, Kabid Mapenda Kanwil Kemenag Prov. Aceh. Narasumber kegiatan ini adalah fasilitator dari Pusat Litbang Kementerian Agama RI, yaitu Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, Puaduddin, S.Ag dan Akmal Salim, S.HI. Dua puluh dua orang dari kalangan pemuda berbagai Agama di Banda Aceh ikut sebagai peserta. Mereka peserta berasal dari Kanwil Kemenag Provinsi Aceh empat orang, IAIN ArRaniry Banda Aceh satu orang, Pemuda Muhammadiyah dua orang, Gerakan Pemuda Alwashliyah dua orang, Dewan Dakwah Islamiah Indonesia dua orang, KNPI Aceh dua orang, Fatayat NU Kota Banda Aceh datu orang, DPW BKPRMI Aceh dua orang, Remaja Mesjid Raya Baiturrahman dua orang, Rabithah Thaliban dua orang, Pemuda Kristen Protestan dua orang, Pemuda Khatolik dua orang, Pemuda Buddha dua orang, Pemuda Hindu dua orang dan Kan. Kemenag Kota Banda Aceh satu orang. Prof. Dr. Rusmin Tumanggor dalam salah satu materinya yang berjudul Akar-akar Terjadinya Konflik di Tanah Air menyatakan bahwa penyebab Konflik adalah; pertama adanya pihak yang merasa dirugikan atau tidak 22 terpenuhi hak keberagamannya; Kedua, ada pihak yang merasa hak pengembangan keilmuannya dibatasi; Ketiga, ada pihak yang merasa peluang ekonominya dirampas; Keempat, ada pihak yang merasa tekhnologinya disingkirkan; Kelima, ada pihak yang merasa kelompoknya atau organisasi sosialnya diintimidasi; Keenam, ada pihak yang merasa bahasa dan komunikasinya diremehkan dan dirusak; dan Ketujuh, ada pihak yang merasa keseniannya tidak dihargai. Selanjutnya yang menjadi pemi-cu konflik adalah, a. Ada kasus perkelahian dan dikaitkan dengan sentimen nilai agama; b. Ada kasus pilkada dikaitkan dengan keorganisasian sosial keagamaan tertentu; c. Ada kasus pemilihan lahan dikaitkan dengan sentimen kesukuan tertentu dan d. Ada kasus keinginan merdeka dikaitkan dengan sentimen penguasaan pasar; Kegiatan Participatory Action Research (PAR) yang begitu padat ini dapat berjalan dengan lancar dan tanpa kejenuhan. Ini disebabkan oleh permainan-permainan yang Santunan MEI 2010 diselipkan tim. Semua permainan merupakan bagian dari pembelajaran yang terkandung dalam materi-materi yang disampaikan oleh narasumber. Hasil dari PAR ini adalah: 1. Melahirkan tiga kegiatan PAR yang akan di selanggaran oleh Kelompok I. II dan III. Kelompok I menyelenggarakan kegiatan PAR dengan kegiatan, “ Temu ramah kegiatan Pendidikan agama dan keagamaan sekolah di Banda Aceh. Kelompok penyelenggaraan kegiatan, “ Peningkatan hubungan Kerabatan Generasi Muda Lintas Agama di Kota Banda Aceh dan kelompok III menyelenggarakan kegiatan, “ Futsal Lintas Agama di Kota Banda Aceh,” semua kegiatan ini akan diselengarakan pada bulan April 2010. 2. Melahir seuatu wadah pemuda dengan nama KaPAL 2010 ( Kreatifitas Pemuda Aceh Lintas Agama). Sebelum penutupan Panitia memutar Film PAR konflik yang terjadi di Poso. Puncak acara PAR ini pada tanggal 28 April 2010 malam, dihadiri oleh Ka.Kanwil Kemenag Aceh, Drs. H.A. Rahman TB, Lt yang sekaligus menutup kegiatan tersebut. Dalam sambutannya Drs. H. A. Rahman TB, Lt menyampaikan bahwa di Aceh tidak ada konflik agama, namun konflik yang terjadi adalah konflik intern umat beragama itu sendiri. n Kakanwil Kementerian Agama; Pengamalan Nilai-nilai Agama Perlu Perhatian Serius Santunan–Lhokseumawe. Panas yang menyengat Kota Lhokseumawe, Rabu (14/4) tidak menyurutkan para undangan dan sejumlah pejabat untuk mengikuti acara pelantikan dan serah terima jabatan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara. Drs. H. M. Daud Hasbi, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara resmi digeser menjadi Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Lhokeumawe dan digantikan Drs. H. Zulkifli Idris yang sebelumnya menjabat Kepada Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara. Pelantikan dan penyumpahan dilakukan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Utara Drs. Syahbuddin Usman, M.Si atas nama Menteri Agama RI. Dalam sambutannya Syahbuddin mengatakan walaupun sedikit berat melepaskan M. Daud Hasbi, namun karena masih dekat dan untuk pengembangan yang bersangkutan, Pemkab Aceh Utara merelakan yang bersangkutan pindah ke Kota Lhokseumawe. Menurut Sekda, mutasi, rotasi PNS merupakan sebuah keharusan dalam rangka pengembangan pegawai negeri sipil, pengembangan organisasi dan untuk memelihara dinamika kerja di lingkungan instansi pemerintah. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. A. Rahman TB. Lt, dalam sambutanya mengatakan bahwa ke depan, tugas dan tanggung jawab Kementerian Agama menjadi lebih berat, tidak hanya karena pengaruh perkembangan zaman dan tantangan dunia global. Namun, beberapa peristiwa dan kejadian di tanah air akhir-akhir ini, semakin memperkuat asumsi bahwa kondisi pengamalan nilai-nilai agama perlu mendapat perhatian serius semua pihak. Menurut Kakanwil, ada sejumlah pertanyaan yang muncul di dalam masyarakat terkait persoalan diatas. Pertama, Apakah agama masih relevan dijadikan pedoman hidup? Kedua, apa yang salah dari aja- ran agama? Ketiga, Ataukah agama tidak lagi diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara? ”Kami yakin, semua orang beriman, apapun agamanya akan sepakat dan menjawab, bahwa agama adalah pegangan hidup dan masih relevan untuk menjamin kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat,” tegasnya. Di sisi lain, lanjutnya, kita harus mengevaluasi kembali, apakah nilai-nilai keagamaan sudah ditransformasi secara benar kepada generasi muda kita melalui lembaga-lembaga pendidikan yang ada. ”Apakah ajaran-ajaran agama sudah dipahami secara benar oleh masyarakat. Dan apakah lingkup pengamalan keagamaan hanya terbatas dalam kehidupan privat, dan tidak dapat diterapkan dalam dunia politik dan bisnis,” ujar A. Rahman TB. Untuk itu, Kakanwil mengajak semua pihak, dan khususnya jajaran Kementerian Agama untuk mengintrospeksi diri masing-masing dan membangun kualitas kepribadian yang dilandaskan kepada ajaran agama, sehingga dapat menjadi contoh, teladan, dan pionir dalam pembangunan kehidupan beragama menuju kesejahteraan dan kemandirian bangsa. (jun) Urusan Gender Masih Menarik Dibicarakan Santunan-Banda Aceh. Dalam rangka menyambut hari Kartini 21 April 2010, Sub Bagian Perencanaan dan Informasi Keagaamaan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh bekerjasama dengan Bidang Pendidikan Agama Islam pada Masyarakat dan Pemberdayaan Masjid (PENAMAS) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh (14 s.d 16/4) di Asrama Haji Embarkasi Banda Aceh menyelenggarakan kegiatan seminar gender. Dalam Laporannya Ketua Panitia Pelaksana H. Azhar, S.Ag menjelaskan bahwa kegiatan seminar gender itu diikuti oleh Penyuluh Agama Islam se-provinsi Aceh dengan tema “perspektif gender dalam pandangan Islam”. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Drs. H. A. Rahman, TB, LT membuka secara resmi Acara ini. Dalam arahan dan bimbingannya Kakanwil menyarankan agar pelaksanaan acara tersebut ke depan dapat diikuti oleh semua agama. Narasumber dalam acara tersebut adalah: Drs H. A. Rahman, TB, Lt yang menyampaikan materi Kebijakan Pemerintah Bidang Agama, Drs. H. Lukmanul Hakim dosen fakultas ushuluddin IAIN AR-Raniry Banda Aceh, dengan materi Konsep Alquran, DR Fauzi Saleh Lc, MA dengan materi Perempuan dalam Pandangan Islam, dan Drs. H. Zuardi Zain, Pengurus Universitas Muhammadiyah Aceh dan juga mantan Kepala Bidang Penamas pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, dengan materi Kedudukan Isteri dalam keluarga. (eli) Santunan MEI 2010 23 Kementerian Agama Perlu Lakukan Reformasi Birokrasi Santunan – Jantho. Bupati Aceh Besar DR. H. Bukhari Daud, menyatakan harus dilakukan reformasi birokrasi di jajaran Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar, saat melantik Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar, di aula Setdakab, Jumat (16/4). Menurut Bupati, reformasi ini penting dilakukan untuk menghilangkan pola pikir dan pola sikap lama yang sudah tidak sesuai dengan perubahan dan tuntutan zaman. ”Reformasi ini ini penting dilakukan dalam rangka memberikan pelayanan administrasi yang baik kepada masyarakat,” ujarnya dihadapan Kakanwil Kementerian Agama, Muspida plus, pejabat dan sejumlah anggota DPRK setempat. Pada bagian lain, Bupati mengharapkan jajaran Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar untuk membantu tugas-tugas Pemerintah daerah setempat yang merupakan ’tiga martabat’ Aceh Besar. ”Saya berharap Kementerian Agama harus pro aktif membantu Pemda dalam pelaksanaan syariat Islam kaffah di daerah ini. Begitu pula Kementerian Agama harus ikut aktif dalam kegiatan MTQ. Sehingga Kabupaten Aceh Besar dapat mengebalikan kejayaannya di arena MTQ Provinsi maupun nasional,” ujar Bupati serius. Disamping itu pula, Bupati mengharapkan Kementerian Agama dibawah kepemimpinan Drs. Salahuddin untuk ikut serta bersama Pemda dalam sosialisasi dan penyelenggaraan haji setiap tahun. Bupati Aceh Besar atas nama Menteri Agama RI melantik dan mengambil sumpah Drs. Salahuddin sebagai Kepala Kementerian Agama kabupaten Aceh Besar mengantikan Drs. H. Burhan Ali yang sudah beralih menjadi tenaga fungsional. Drs. Salahuddin sebelumnya menjabat sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Lhokseumawe. Kakanwil Khatib Shalat Jumat Selesai acara pelantikan, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Drs. H. A. Rahman. TB, Lt, menjadi khatib shalat Jumat di masjid Al-Munawwarah, Kota Jantho. Kakanwil dalam khutbah yang mengangkat tema bait lagu Ebit G Ade, ’mungkin Tuhan sudah bosan bersahabat dengan kita’, menjelaskan makna musibah dan malapetaka yang menimpa umat manusia akhir-akhir ini adalah ulah tangan manusia sendiri sebagai bentuk teguran atas dosa dan khilaf yang dilakukan manusia. ”Sebagai khalifah Allah di muka bumi, manusia diberikan akal dan pikiran untuk mengatur alam ini beserta seisinya. Namun, karena kecerdasan dan keangkuhan yang dimilikinya itu, sering manusia lupa diri dan melupakan Allah sebagai pencipta alam semesta ini,” ujarnya. Menurut Kakanwil, musibah dan bencana harus dimaknai ebagai bentuk teguran Allah untuk secepatnya manusia kembali dan bertobat kepada Allah Swt. (jun) Lima Perintah Untuk Kakankemenag Baru Santunan – Lhokseumawe. Walikota Lhokseumawe, yang diwakili Nota Dinas Sekretaris Daerah Kota Lhokseumawe, Drs. H. Arifin Abdullah, atas nama Menteri Agama RI, melantik dan mengambil sumpah Drs. H. M. Daud Hasbi, M.Ag., sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Lhokseumawe menggantikan Drs. H. Salahuddin. Arifin Abdullah mengatakan bahwa hubungan baik dan jalinan kerjasama antara Pemerintah Kota Lhokseumawe dan jajaran Kantor Kementerian Agama Kota Lhokseumawe selama ini sudah sangat bagus. Ini ditandai dengan banyak-nya bantuan dan dukungan yang diberikan Pemko kepada jajaran Kemenag. ”Pemerintah Kota telah banyak membantu pelaksanaan operasional Kantor Kemenag Kota Lhokseumawe dari berbagai sektor. Diantaranya, penyetaraan kesejahteraan guru di bawah Kankemenag sama dengan guru di bawah Dinas Pendidikan Kota. Begitu pula dukungan anggaran kegiatan agama dan keagamaan tidak ada beda dengan dinas-dinas atau intansi lain,” ujar Arifin. Pada kesempatan itu pula, Walikota 24 memberikan lima amaran untuk Kakankemenag yang baru. Pertama, Kantor Kementerian Agama Kota Lhokseumawe harus memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. ”jadikan masyarakat sebagai raja dan kita sebagai abdi masyarakat,” ujarnya. Kedua, Walikota juga berpesan untuk terus menjalin kerjasama dan koordinasi dengan Pemko dan SKPD yang lain dalam rangka mewujudkan efisiensi penyelenggaraan pelayanan keagamaan di Kota Lhokseumawe. Disamping itu, Walikota juga berharap untuk menerapkan prinsip-prinsip administrasi yang baik di lingkungan Kemenag Kota Lhokseumawe dengan menghindari KKN. Selanjuntnya berikan dukungan kepada Pemko dalam penegakan hukum dan upaya pemberantasan korupsi di di Kota Lhokseumawe. Dan terakhir, mari tegakkan syariat Islam di Kota Lhokseumawe dalam segala aspke kehidupan berbangsa, bernegara dan berkarya. Kakanwil Ajak Pemko Bantu Madrasah Kepala Kantor Wilayah Kementerian Santunan MEI 2010 Agama Provinsi Aceh, Drs. H. A. Rahman, TB, Lt. Dalam sambutannya mengharapkan dukungan dan perhatian kepada madrasah sebagai pilar pengembangan akhlak dan moral bangsa. ”Meskipun madrasah di bawah Kementerian Agama, namun kami meminta kepada Pemko Lhokseumawe untuk terus memberikan perhatian pada pengembangan dan mutu madrasah dan pendidikan agama di kota ini,” ujar Kakanwil. Karena, tambahnya, pada hakikatnya yang dididik oleh lembaga pendidikan agama dan keagamaan adalah sumber daya manusia, anak-anak Kota Lhokseumawe. Untuk itu, jelas Kakanwil, dalam waktu dekat Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendidikan Nasional, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara akan menandatangani Peraturan Bersama Empat Menteri untuk mendorong dan memayungi partisipasi pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota dalam membina pendidikan agama. (jun) MTsN Rukoh Adakan Perpisahan Santunan–Banda Aceh. Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Rukoh, Banda Aceh, (17/4) melaksanakan perpisahan siswa kelas tiga angkatan VIII tahun 2010, bertempat di Gedung SMP Putri, Fatih Billingual School, Banda Aceh. Kepala MTsN Rukoh, Zulkifli, S.Ag. M.Pd, kepada Santunan menjelaskan kegiatan ini merupakan kegiatan yang diagendakan setiap tahun di madrasah tersebut. Selain acara perpisahan yang menampilkan beragam kreatifitas bakat minat dan seni siswa. Kali ini juga dirangkai dengan pemberian penghargaan kepada sejumlah guru, wali kelas dan pegawai yang berprestasi. ”Pemberian penghargaan kepada guru, wali kelas, dan pegawai, ini sudah dilakukan sejak tahun 2009. dan ini salah satu bentuk reward yang kita berikan untuk meningkatkan prestasi, motivasi serta tanggung jawab terhadap tugasnya,” ujarya. Untuk guru, tahun 2010 ini MTsN Rukoh memberikan perhargaan kepada Dra. Suwaidah, Dahliana, S.Ag dan Salwati, S.Ag. dan untuk wali kelas diberikan kepada Yasrati, S.Ag, Fitri Yeni, SE, dan Nurai’an, S.Ag. Katagori pegawai, bendahara madrasah Muhammad Bulqia, S.Hi yang selama ini sudah berbuat maksimal dalam pembuatan laporan SAI, dan SIMAK BMH menjadi yang terbaik. Tahun ini juga diberikan penghargaan kepada guru pembimbing bakat dan minat madrasah yaitu ibu Syarifah Jammah, S.pd. Acara perpisahan ini turut dimeriahkan dengan sejumlah bakat dan seni siswa seperti rapai geleng, musikalisasi puisi, tarian kipas, likok pulo, tarian ratoeh duek dan tarian kreasi baru oleh anak-anak pramuka. (jun) Empat Angkatan CPNS Ikut Prajab Santunan-Banda Aceh. Badan Diklat Kepegawaian Kementerian Agama Medan menyelenggarakan Diklat Prajabatan bagi 4 Angkatan CPNS di lingkungan kementerian Agama Provinsi Aceh. Kegiatan Diklat ini dibuka oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. A. Rahman TB, Lt, di Asrama Haji Banda Aceh, 17 Maret 2010 silam, dan akan berlangsung sampai akhir maret 2010 yang akan datang. Panitia Kegiatan, Zulfahmi, S.Ag, menginformasikan bahwa kegiatan prajabatan kali ini dibagi keapada 4 kelompok anggakatan, yaitu angkatan 7, angkatan 8, angkatan 9, dan angkatan 10 dari seluruh CPNS yang direncanakan prajabatannya di lingkungan Kementerian Agama Provinsi Aceh. Para peserta Parajabatn kali ini bervariasi dari segi jabatan. Secara umum mereka adalah CPNS formasi Honrer dan Umum golongan III, akan tetapi sebahagian besar adalah CPNS dalam jabatan guru, dibandingkan dengan CPNS penyuluh agama, kepenghuluan, dan administrasi. Pada kesempatan berbeda, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. A. Rahman TB, Lt, berharap Balai Diklat Keagamaan Provinsi Aceh dapat segera terealisasi, mengingat jumlah PNS Kementerian Agama di Aceh yang mencapai jumlah 15.000 orang. (rol) KELUARGA BESAR KANTOR KEMENTERIAN AGAMA K A B U PA T E N A C E H U TA R A Mengucapkan Selamat dan Sukses atas Pelantikan Drs. H. ZULKIFLI IDRIS Sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara oleh Bapak Ir. Syahbuddin Usman, M.Si ( Sekda Kab. Aceh Utara ) An. BUPATI ACEH UTARA Pada Hari Rabu, 14 April 2010 di Aula Sekdakab. Aceh Utara Semoga selalu sukses dalam menjalankan tugas dan senantiasa mendapat petunjuk dan perlindungan Allah SWT. & Terima kasih kepada Drs. H. M. DAUD HASBI, M.Ag Atas Pengabdiannya Semoga Menjadi Amal Shaleh Santunan MEI 2010 25 Latihan Baris Berbaris Di Langsa Kopega Al-Ishlah Adakan Rapat Anggota Tahunan Kankemenag Aceh Utara laksanakan Rakor Dan Renja Santunan-Langsa. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Langsa, Drs. M. Yunus Ibrahim, M.Pd Jum’at, (2/4) membuka acara Latihan Ketangkasan Baris Berbaris (LKBB) Tingkat SD/MI se-Kota Langsa, kegiatan ini dilaksanakan di MI Gampong Paya Bujok Tunong Kecamatan Langsa Baro Kota Langsa. Hal ini digagas oleh Purna DKC dan Pembina Kwartir Cabang Kota Langsa, kegiatan ini direncanakan selama tiga hari mulai dari tanggal 02 s/d 04 April 2010. Kegiatan Latihan Ketangkasan Baris Berbaris (LKBB) Pramuka Tingkat Siaga Se-Kwartir Cabang Kota Langsa ini diikuti oleh 35 SD/MI dalam wilayah Kota Langsa dengan Jumlah ± 700 peserta. Dalam sambutannya Bapak Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Langsa (Drs. H. M. Yunus Ibrahim, M.Pd) mengatakan, Pembinaan pramuka siaga tingkat SD/MI selama ini mulai tenggelam, seakan-akan keberadaan Pramuka tingkat SD/MI tidak ada di Langsa. Sedangkan untuk tingkat Pramuka jenjang pelajar SLTP/MTS, Pramuka Tingkat SMA dan sederajat hingga pramuka tingkat Perguruan Tingi (PT), setiap tahunnya selalu digelar dengan berbagai macam kegiatan. Melalui kegiatan Latihan Ketangkasan Baris Berbaris (LKBB) Tingkat SD/MI ini, diharapkan pramuka siaga maupun para penggalangnya kembali bangkit dan bersemangat dari masa lesunya. Peran Pramuka Siaga juga begitu dibutuhkan untuk dapat bersama-sama dengan pramuka tingkatan lainnya, agar bersatu padu membawa harum Pramuka, baik di daerahnya sendiri maupun diseluruh negeri Indonesia. Selain itu juga, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Langsa (Drs. H. M. Yunus Ibrahim, M.Pd) juga berpesan agar pihak guru tingkat SD/MI seKota Langsa agar terus memacu kegiatan Pramuka, dengan cara menggelar kegiatan seperti kegiatan keterampilan, ketangkasan dan kegiatan disiplin. (mul/hendra) Santunan-Jantho. Koperasi AlIshlah melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2009 pada Hari Sabtu 10 April 2010 bertempat di Asrama Haji Banda Aceh. Dalam Laporannya Ketua Koperasi H. Usman Haji, S.Ag menyampaikan bahwa SHU pada tahun buku 2009 berjumlah Rp. 367.896.958, Ketua Koperasi dalam laporannya juga menyampaikan beberapa prestasi yang telah diraih oleh Koperasi Al-Ishlah, diantaranya : KP-RI Al-Ishlah tahun 2000 s/d 2002 terpilih sebagai “Koperasi Terbaik I Tingkat Kabupaten Aceh Besar”. Predikat sebagai “ Juara II Koperasi Pegawai Negeri yang Sehat” pada tahun 2002 yang diberikan oleh Kepala Dinas Koperasi Provinsi NAD. KP-RI Al Ishlah telah ditetapkan sebagai Juara III “Koperasi Pegawai Negeri yang Berprestasi” Tingkat Provinsi NAD pada tanggal 12 Juli 2007. Tahun 2009 terpilih sebagai “Koperasi Terbaik I Bidang Simpan Pinjam Tingkat Kabupaten Aceh Besar dan Terbaik III Tingkat Provinsi Aceh. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasai dan UKM Kabupaten Aceh Besar yang diwakili oleh Kasubdin Kelembagaan dan Koperasi Ruslan, SE dalam sambutanya menyatakan bahwa agar prestasi yang telah diraih di Tingkat Kabupaten dapat dipertahankkan dan prestasi untuk Tingkat Provinsi agar dapat ditingkatkan. Azzahri, SH, Pymt.Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar dalam Arahan dan Bimbingannya menyampaikan kepada anggota koperasi Al Ishlah agar setoran wajib dan angsuran pinjaman setiap bulannya dapat disetor tepat pada waktunya sehingga proses administrasi dapat berjalan lancar. Kakankemenag juga menyampaikan terima kasih kepada Pengurus Koperasi Al Ishlah yang telah membantu rehab lantai Ruang Pelayanan Haji Aceh Besar di Jl. Pocut Baren Banda Aceh. (eli) Santunan-Lhokseumawe. Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara, selasa ( 23/2 ) menggelar Rapat Koordinasi dan rencana kerja (renja) tahun 2011 yang dilaksanakan satu hari penuh di Aula SMK 2 Lhokseumawe, Kegiatan tahunan ini dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Aceh Utara Drs. H.M. Daud Hasbi, M.Ag. Ketua Pelaksana Rakor Drs. Jamaluddin Adam (Kasi Mapenda ) tersebut menyampaikan bahwa kegiatan ini di ikuti 220 peserta yang terdiri dari Kepala RA, MI, MTs, dan MA Negeri / Swasta 145 orang, Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan 27 Orang, Penyuluh Agama Isam Fungsional 13 Orang, Pengawas Pendidikan Agama Islam 5 Orang dan Pegawai Kantor Kementerian Agama 30 orang. Dengan pemateri masingmasing dari KPPN Lhokseumawe tentang Manajemen Keuangan Dan Pelaporan KPKLN tentang Sistem Aplikasi BMN, BPN tentang Proses Sertifikasi Tanah Wakaf, Kepala Kantor Kementerian Agama ikut juga memberi materi tentang Kebijakan Kementerian Agama dan Program Kerja kedepan. Dibahagian lain juga ketua Panitia mengatakan bahwa tujuan digelar rakor ini untuk menggali format baru dan merencanakan kebutuhan pembangunan di bidang keagamaan dalam jajaran Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara jelasnya. Sementera itu Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara, Drs.H.M. Daud Hasbi, M.Ag dalam arahannya mengharapkan melalui Rapat Kerja Dan Konsultasi Penyusunan rencana kerja tahun 2011 dapat membangun etos kerja sebagai PNS sehingga ada dorongan untuk bersikap jujur, disiplin, bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas. (mul/kasmidi) 26 Santunan MEI 2010 Eropa Serukan Syari’ah Islam Hadapi Krisis Keuangan Santunan-Brussel. Sebuah majalah ekonomi terbesar di Eropa mengajak negara-negara sekuler untuk menerapkan syari’ah Islam dalam bidang ekonomi sebagai solusi manjur dalam menepis dampak dari sistem Kapitalis yang berpangku pada spekulasi pasar dan bisnis yang tidak riil. Lebih berani dan tegas lagi, Rolan Laskin, Pemimpin Majalah “Jurnal Finansial” itu dalam pembukaannya di edisi minggu tersebut mengungkapkan mendesaknya penerapan syari’ah Islam di bidang ekonomi dan keuangan, untuk mensudahi krisis yanng menghantui dunia karena permainan spekulasi yang tidak riil dan tidak dibenarkan. Laskin memaparkan dalam tulisannya: “Kehancuran yang digali oleh sistem Kapitalis, dan mendesaknya pembahasan terhadap alternatif pengganti untuk menyelamatkan krisis. Dengan lugas ia menawarkan tuntutan dan tahapan penerapan syari’ah Islam, meskipun langkah ini tidak sesuai dengan tradisi dan keyakinan agama di Eropa.” Semenjak beberapa tahun sebelumnya para pemikir dan pelaku ekonomi di Barat sudah memberi warning akan bahayanya sistem Kapitalis liberal yang bertumpu pada spekulasi dan bukan bisnis riil. Mereka sudah menyerukan adanya kajian dan pemahasan solusi pengganti dari sistem itu, dan ternyata solusi itu ada pada Islam. Bagaimana para penulis dan pemerhati di Eropa menilai secara obyektif dalam rangka beralih ke hukum-hukum syari’ah Islam dalam bidang Ekonomi? Dan apakah ini merupakan keseriusan cara pandang ekonomi Eropa dalam menangani krisis selama ini? Kita tunggu keberanian mereka membuktikan statemen mereka sendiri. (mul/dakwatuna) Syaikh Al-Qaradhawi: Hari Ini Menara, Besok Masjid yang Dilarang Santunan-Jenewa. Ulama terkemuka Syaikh Yusuf al-Qardhawi yang juga merupakan Presiden persatuan ulama internasional telah menyerukan umat Islam di seluruh dunia untuk memprotes atas pelarangan menara masjid di Swiss dan meminta pemerintah Swiss menghentikan keputusan tersebut dan menganggap pelaksanaan referendum yang didukung oleh partai rakyat Swiss (SVP) akan mengakibatkan runtuhnya upaya dialog antara barat dan Islam yang telah berlangsung selama lebih dari 20 tahun. Syaikh al-Qardhawi menyatakan bahwa, “minoritas umat Muslim di Swiss harus mengajukan banding ke badan-badan hak asasi manusia internasional, untuk membalikkan keputusan ini.” Dia menyesalkan hasil referendum, dengan mengatakan: “hasil referendum di Swiss telah membuat saya sedih, sehingga kelompok sayap kanan bisa melakukan propaganda menentang kaum Muslimin, dengan mengintimidasi umat Islam di Eropa, meskipun kita mengetahui bahwa Swiss sebenarnya negara yang netral, menjunjung tinggi keamanan dan kebebasan - dan tidak menentang agama apapun. “ Syeikh Qardhawi menyatakan terkejut dengan kehebohan yang mengangkat topik pembangunan menara di masjid-masjid di Swiss, dan merasa aneh kelompok ekstrem sayap kanan dapat berhasil menjalankan propagandanya untuk menyerukan rakyat Swiss untuk memilih keputusan melarang menara masjid, meskipun pihak pemerintah, kelompok oposisi, parlemen menolak hal tersebut. (mul/ eramuslim) Santunan MEI 2010 Pakar Internasional: Israel Miliki 300 Hulu Ledak Nuklir Santunan-London. Lembaga internasional yang berbasis di London “institute for strategic studies” memperkirakan bahwa Israel saat ini memiliki 200 hulu ledak nuklir, sementara itu informasi lain yang diungkapkan oleh majalah Inggris yang khusus membahas masalah-masalah pertahanan mengatakan bahwa Israel memiliki antara 200-300 hulu ledak nuklir. Seorang analis Inggris spesialis pertahanan di Inggris bernama Jane mengatakan hari Sabtu (10/4) bahwa Israel adalah negara terbesar keenam di dunia dalam bidang persenjataan nuklir, ia menambahkan bahwa senjata nuklir yang dimiliki oleh Israel sama dengan yang dimiliki Inggris. Menurut Jane, kekuatan strategis Israel dapat dikerahkan oleh rudal Yerikho 2, yang memiliki jangkauan hingga 4.500 kilometer, atau rudal yang berusia lima tahun Yerikho 3, yang bisa mencapai jangkauan jelajah hingga 7.800 kilometer. (mul/eramuslim) Saudi Kembangkan Waktu Standar Mekkah Gantikan Greenwich Santunan-mekkah. Arab Saudi memulai proyek besar untuk mengganti waktu Greenwich Time menjadi jam Mekkah. Kerajaan Saudi saat ini sedang berusaha melaksanakan tujuan tersebut melalui pengembangan jam khusus yang ditempatkan di atas menara yang terbesar di dunia di samping Masjidil Haram Mekkah yang bertujuan menjadikan waktu kota suci sebagai standar global waktu bagi umat Islam dunia dalam menghadapi Greenwich Time. Muhammad Al-arkubi, Wakil Presiden dan General Manager Hotel yang terdapat menara Jam Mekkah yang menghadap ke arah Haram al-Sharif, menyatakan bahwa hotel yang terdapat menara jam tersebut akan dibuka pada akhir Juni dan resmi dirilis pada akhir Juli, sebelum bulan suci Ramadhan tiba.(mul/Eramuslim) 27 Biar Lebih Hemat, Paspor Haji Jadi 24 Halaman Santunan-Jakarta. Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan jamaah haji tahun ini direncanakan menggunakan paspor hijau 24 halaman untuk mengganti paspor 48 halaman. Alasannya, biaya pembuatan paspor 24 halaman lebih murah dibandingkan paspor 48 halaman. Dengan demikian, jamaah bisa menghemat biaya ibadah haji. “Ya, direncanakan tahun ini. TKI saja hanya 24 halaman, kenapa haji harus 48 halaman? Saya sudah ngomong berkali-kali,” kata Dirjen Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah, Slamet Riyanto, di Jakarta, Kamis, (15/4). Menurut Slamet, Kemenag sebetulnya telah berencana menerapkan paspor 24 halaman bagi jamaah haji tahun lalu, tapi tidak terlaksana. Saat itu, berdasarkan aturan pemerintah Arab Saudi, seluruh jamaah haji dilarang menggunakan paspor haji berwarna coklat, tapi paspor umum berwarna hijau. (mul/pinas) Takut Serangan Kimia, Israel Mulai Bagikan Masker Gas Santunan-TelAviv. Israel pada hari Ahad (28/2) mulai membagikan masker gas baru untuk warga sipil yang akan digunakan dalam mengantisipasi kemungkinan adanya serangan kimia atau biologis terhadap Israel, kata pihak militer Israel. “Departemen Pertahanan sipil telah meminta kepada pelayanan pos Israel untuk mulai mendistribusikan masker gas untuk percobaan dasar kepada penduduk yahudi OrYehuda,” kata seorang jurubicara militer kepada AFP, mengacu ke suatu daerah di dekat Tel Aviv. “Secara bertahap, berdasarkan pelajaran yang diperoleh dalam operasi ini dan sesuai dengan keputusan pemerintah Israel, pendistribusian masker gas akan diperluas ke seluruh penduduk Israel,” ia menambahkan. Pemerintah Israel pada tanggal 5 Januari lalu memutuskan untuk mendistribusikan sekitar delapan juta masker gas baru, satu masker untuk setiap warga Israel, hingga tahun 2013. (mul/eramuslim) 28 Reformasi Birokrasi Kemenag Tidak Boleh Berhenti Santunan-Jakarta. Menteri Agama Suryadharma Ali berharap reformasi birokrasi di Kementerian Agama tidak jalan di tempat. Meskipun tantangan yang dihadapi semakin banyak, reformasi birokrasi tidak boleh berhenti bahkan tidak boleh ditunda. “Reformasi birokrasi jangan hanya berorientasi salary, remunerasi tapi bagaimana peningkatan budaya kerja,” kata Menag saat membuka Sosialisasi Reformasi Birokrasi di Kementerian Agama di Jakarta, Kamis (15/4). Kegiatan ini menampilkan pembicara Deputi Bidang Tatalaksana Kementerian PAN Ismail Mohammad, serta diikuti seluruh pejabat eselon I dan II Kemenag Pusat. Menag mengatakan, reformasi birokrasi bertujuan agar terciptanya penyelenggaraan kepemerintahan yang baik dan bersih yang tercermin dari pelayanan yang bermutu kepada masyarakat dan birokrasi yang efektif, efisien, akuntabel serta terhindar dari segala bentuk penyimpangan. Diakui bahwa potensi permasalahan dalam penyelenggaraan kepemerintahan yang baik dan bersih di Kemeneg sebagai instansi vertical yang memiliki satuan kerja terbesar di antara kementerian lain, memerlukan upaya dan kekuatan yang lebih besar dalam upaya penerapan reformasi birokrasi. Menurut Menag, sebagai institusi yang sejaka kelahirannya membawa misi agama dan moral, Kemenag selayaknya menjadi teladan dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik, bahkan lebih dari itu. (mul/pinas) Menag: Pemondokan di Mekkah Terjauh 4.000 meter Santunan-Jakarta. Menteri Agama Suryadharma Ali menyatakan, bahwa pemondokan jemaah haji Indonesia tahun 2010 di Arab Saudi, khususnya di kota Mekkah akan semakin baik dan lebih dekat dari Masjidil Haram, dengan jarak terjauh menjadi 4.000 meter. Menag mengemukakan hal itu kepada wartawan di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Minggu (11/4). Menag didampingi Sekjen Kementerian Agama Bahrul Hayat, Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Slamet Ryanto usai melakukan kunjungan kerja di Arab Saudi membahas masalah perhajian dengan Menteri Haji Arab Saudi Dr Fuad Abdul Salam Al Faizi. Selain itu menjalin kerjasama dengan Universitas Madinah tentang pemberian beasiswa bagi santri Indonesia. Menag mengatakan, pembicaraan dengan Menteri Haji Arab Saudi membawa berita baik bagi jemaah haji Indonesia. “Kami sepakat meningkatkan pelayanan jemaah haji. Pada tahun 2010 target Kementerian Agama untuk dekaSantunan MEI 2010 tkan pemondokan insya Allah tercapai. Kita optimis,” tandas SDA sapaan akrab Suryadharma Ali. Dijelaskan dia, jika tahun 2009 jarak terjauh pemondokan dari Masjidil Haram mencapai 7.000 meter, tahun 2010 berjarak 4.000 meter. Tahun 2009 ada 27 berada di Ring I dan 63 di Ring II. “Tahun 2010 lebih dari 50 persen dan dibawah 40 persen di Ring II,” imbuhnya. Menjawab pertanyaan biaya pemondokan, Menag menganalogkan, biaya menjadi naik bila ada peningkatan kenikmatan. “Setiap ada peningkatan kenyamanan pasti ada penambahan biaya. Kalau kita biasa nginap di hotel melati lalu ke bintang lima, ada kan ada peningkatan biaya,” ujarnya. Namun demikian sambung Menag, pihaknya masih mempelajari apakah ada komponen BPIH yang lain yang bisa diturunkan, “Karena pemondokan di Mekkah jadi dekat, kemungkinan yang turun komponen transportasi disana,” katanya. (mul/pinas) Untuk anda ketahui... Wong Fei Hung Seorang Muslim Wong Fei-Hung dilahirkan pada tahun 1847 di Kwantung (Guandong) dari keluarga muslim yang taat. Nama Fei pada Wong Fei Hung merupakan dialek Canton untuk menyebut nama Arab, Fais. Hung juga merupakan dialek Kanton untuk menyebut nama Arab, Hussein. Jadi, namanya ialah Faisal Hussein Wong. Ayahnya, Wong Kay-Ying adalah seorang Ulama dan tabib ahli ilmu pengobatan tradisional, serta ahli beladiri tradisional Tiongkok (wushu/ kungfu). Ayahnya memiliki sebuah klinik pengobatan bernama Po Chi Lam di Canton (ibukota Guandong). Wong KayYing merupakan seorang ulama yang menguasai ilmu wushu tingkat tinggi. Ketinggian ilmu beladiri Wong Kay-Ying membuatnya dikenal sebagai salah satu dari Sepuluh Macan Kwantung. Pada 1924 Wong Fei-Hung meninggal dalam usia 77 tahun. Masyarakat Cina, khususnya di Kwantung dan Canton mengenangnya sebagai pahlawan pembela kaum mustad’afin (tertindas) yang tidak pernah gentar membela kehormatan mereka. (aba/berbagai sumber) KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN ACEH JAYA DAN SEGENAP JAJARANNYA Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas Pelantikan: Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara Drs. H. Zulkifli Idris Tanggal 14 April 2010, oleh Sekdakab Aceh Utara Ir. Syahbuddin Usman, M.Si Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Lhokseumawe Drs. H. M. Daud Hasbi, M.Ag Tanggal 14 April 2010, oleh An. Sekdakota Lhokseumawe Drs. H. Arifin Abdullah Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar Drs. Salahuddin Tanggal 16 April 2010 Oleh Bupati Aceh Besar; DR. H. Bukhari Daud, M.Ed Semoga Dalam Melaksanakan Tugas Selalu Mendapatkan Ridha dan Inayah Allah Swt. Kepala dto Drs. H. Herman Santunan MEI 2010 MK Putuskan UU Penodaan Agama Konstitusional Santunan-Jakarta. Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan untuk menolak seluruh permohonan uji materi UU Nomor 1/PNPS/1965 tentang Penodaan Agama, sehingga UU tersebut dinyatakan konstitusional dan masih dapat dipertahankan. “Menyatakan menolak permohonan para pemohon untuk seluruhnya,” kata Ketua MK Moh Mahfud MD saat membacakan amar putusan di Gedung MK, Jakarta, Senin. Mahkamah berpendapat dalil-dalil pemohon, baik dalam permohonan pengujian formil maupun permohonan pengujian material, tidak beralasan hukum. Secara moril, menurut MK, UU Pencegahan Penodaan Agama masih tetap dibutuhkan sebagai pengendali ketertiban umum dalam rangka kerukunan umat beragama di Indonesia. Selain itu, MK juga berpendapat bahwa negara berkepentingan untuk membentuk UU Pencegahan Penodaan Agama sebagai pelaksanaan tanggung jawabnya untuk melindungi HAM sesuai dengan prinsip negara hukum. “Mahkamah menilai bahwa hak beragama dalam konteks hak asasi individu tidak dapat dipisahkan dari hak beragama dalam konteks hak asasi sosial,” katanya. Dalam putusan tersebut, satu hakim yaitu Harjono mengajukan “concurrent opinion” (kesimpulan sama tetapi alasan berbeda) dan satu hakim lagi yaitu Maria Farida Indarti mengajukan “dissenting opinion” (kesimpulan dan alasan/pendapat yang berbeda). Menurut Maria, meski secara formil UU tersebut masih berlaku tetapi secara substansial terdapat berbagai penyimpangan dengan nilai-nilai HAM yang terkandung dalam UUD 1945. (mul/pinmas) 29 Ensiklopedi Bahasa di Aceh Hasil Kontribusi Pembaca Santunan Edisi April 2010 Tema: Anggota Badan/Tubuh Bahasa Indonesia Bahasa Aceh Bahasa Gayo Bahasa Aneuk Jamee Bahasa Alas Bahasa Sigulai Bahasa Devayan Bahasa Singkil Bahasa Pak-Pak Boang Bahasa Tamiang Hulu Bahasa Kluet Kepala Ulee Ulu Kapalo Takal Duhu Ulu Takal Takal Palo Take Rambut Oek Wok Rambuik Bu’uk Buduhu Buk Wuk Buk Gambut Buk Telinga Keupinyeung Kemireng Talingo Cuping Guguyu Uyuk Cuping Cuping Telingo Pinge Mata Mata Mata Mato Mate Mata Mata - Mata Mato Mato Hidung Idoeng Iyong Hiduang Igung Nikhu Ihung Igung Igung Idong Idung Mulut Abah Awah Muncuang Babah Bafa Bakba Wawah Babah - Babah Tangan Jaroe Pumu Tangen Tangan Danga Kaok - Tangan - Tangan Bahu Baho Kerlang Bahu Bare’ Galifi Alifalang Wakha Wakha - Baro Siku Seungkee Uku Siku Siki I’u Si’u - Siku - Siku Jari Aneuk jaroe Jari Jari Jari Nono danga Anak kaok - Jakhi - Jari Paha Pha Tes Paho Pahe Faha Sota - Paha Peho Paho Kaki Aki Kedeng Kaki Kiding Gae Kae Nehe Nehe - Kiding Kanan Uneuen Kuwen Kanen Kemuhun Gambele Inawan Kemuhun Kemuhun - Kemuhun Kiri Wiee Kiri Kiri Kiri Bilok Ibilang Jaluk Kembikhang Khiri Kemirang Depan Keue Arab Dapen Adep Ivena Amon Muka Lebe Mukak Nadop Belakang Likoet Kuduk Balakang Pudi Ivuli Tete - Pudi - Tangpudi Atas Ateuh Atas Ateh Datas Khailawa Detak - Babo Ateh Datas Bawah Yub, baroh Tuyoh Bawah Teruh Kha’ale Arep - Tekhuh - Teruh Kami menantikan kontribusi pembaca Santunan untuk edisi ini dengan tema: RUMAH Rumah; Pintu; Jendela; Pagar; Pintu Pagar; Halaman; Dapur; Kamar; Sumur; Jamban; Jalan; Kebun; Atap; Tiang; Luas; Sempit; Panjang; Pendek; Kaya; Miskin. Pelatihan Komputer bagi guru Guru MIN Lhok Beuringen Tanah Jambo Aye Kabupaten Aceh Utara, mengikuti pelatihan yang diadakan oleh madrasah setempat, Rabu 24 Februari 2010. 30 Santunan MEI 2010 S A I N S Membaca Cahaya; Inspirasi Mempelajari Sains Oleh : Anwar, S.Si Allah berfirman dalam Al-Qur’an, surat an-Nur: 35 Yang artinya: “Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yan tembus yang di dalamnya ada pelita besar: pelita itu didalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak disebelah timur (sesuatu) dan tidak pula disebelah barat (nya), yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya diatas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah maha mengetahui segala sesuatu.” Tulisan ini ingin sedikit menggelitik tentang perdebatan ilmu pengetahuan tentang cahaya. Apabila kita membaca sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, maka dapatlah kita mengetahui bahwa sampai dengan abad IV sebelum Masehi orang masih beranggapan bahwa kita dapat melihat benda sekeliling di sebabkan oleh adanya sinar (cahaya) dari yang keluar dari mata, yang disebut sebagai “sinar penglihatan” yang berbentuk kumis-kumis peraba. Bila kumis-kumis peraba ini mengenai atau menyentuh benda, maka kita mendapat kesan dapat melihat benda tersebut. Anggapan semacam ini, mendapat dukungan banyak ahli fisika terutama oleh Plato (429-348 SM) dan Euclides (287-212 SM). Pendapat ini, pada kenyataannya memang agak serasi dengan bentuk bola mata kita, dimana bentuk cembungnya kurang dapat menerima sesuatau yang berasal dari luar. hal ini juga diperkuat dengan bersinarnya mata didalam gelap. Pendapat di atas, ditentang oleh Aristoteles (348-322 SM) karena sebenarnya kita dapat melihat benda-benda sekalipun dalam ruang gelap. Namun begitu, Aristoteles tidak menjelaskan apa sebabnya mata dapat melihat benda dalam ruang gelap. Teori yang dikemukakan oleh Plato bersama Euclides di atas hanya dapat bertahan sampai pada abad pertengahan saja. Sementara itu, di dalam abad pertengahan muncul pula Alhazan (365-1038 M) seorang ilmuwan Mesir Iskandaria yang mengetengahkan pendapat lain. Dia berpendapat bahwa manusialah yang sebenarnya dapat melihat bendabenda yang ada di sekelilingnya. Karena, cahaya yang dipancarkan benda dapat ditangkap dan masuk ke dalam mata. Sehingga, teori ini dapat di terima dan bertahan sampai dengan abad ke 20 ini. Dengan teori Alhazan, timbul masalah dan persoalan baru, yaitu bagaimana cahaya itu dapat mengenai dan menyentuh bola mata. Untuk memperkuat teori ini, penulis akan mengemukakan dua teori berikut: 1. Teori Emisi yang dikemukakan oleh Newton (16421727 M) ilmuwan yang berkebangsaan Inggris ini berpendapat bahwa dari sumber cahaya dipancarkan partikel-partikel yang sangat kecil dan ringan kesegala arah, dengan kecepatan yang sangat besar. Bila partikelpartikel cahaya mengenai mata, kita maka mendapat kesan seolah melihat sumber cahaya. 2. Teori Gelombang, yang dikemukakan oleh Christian Huygens (1629-1695 M) yang merupakan ilmuwan bangsa Belanda. Ia berpendapat bahwa cahaya pada dasarnya sama dengan bunyi hanya saja terletak pada frekwensi dan panjang gelombang. Menurutnya cahaya dapat merambat dengan perantara gelombanggelombang cahaya. 3. Kedua teori tersebut diatas dapat menjelaskan kepada kita tentang peristiwa pemantulan cahaya dengan sempurna. Akan tetapi Huygens terpakasa harus memperkenalkan zat hipotetik eter alam sebagai medium pada perambatan gelombang, sebab cepat rambat gelombang yang di kenal pada waktu itu selalu memerlukan medium. Sedangkan, ruang antar planetplanet dan bintang-bintang adalah hampa udara. Karena Huygens sendiri tidak dapat menerangkan tentang rambatan lurus udara, maka teorinya ‘kalah’ dibandingkan denga teori Newton. Percobaan yang di pelopori oleh Thomas Young (1773-1829 M) bersama Agustin Fresnel (1788-1827 M) menyatakan bahwa cahaya dapat melentur dan berinterferensi. Peristiwa ini merupakan peristiwa yang sama sekali tidak dapat di terangkan oleh teori Emisi Newton. Hasil percobaan yang dilakukan oleh Jean Leon Foucault (1819-1868 M), bahwa cepat rambat cahaya di dalam zat cair lebih kecil bila dibandingkan dengan cepat rambat di udara, berbeda dengan pandangan Newton, bahwa cepat rambat cahaya di dalam zat cair lebih besar daripada cepat rambat cahaya di dalam udara. Epilog Apa yang coba digali oleh para ilmuwan tentang cahaya dan sumbernya sesungguhnya merupakan rangkaian aktifitas manusia dalam membaca ayat-ayat Allah, khususnya di bidang sains. Meskipun usaha manusia dalam memahami fenomena alam yang luar biasa ini tidak pernah sempurna dan terbatas, namun usaha tersebut telah membantu manusia dalam memahami pesan-pesan yang disampaikan Allah di dalam Alquran. Pada saat yang sama, sebagai orang beriman, petunjukpetunjuk sains yang ada di dalam Alquran harus dijadikan motivasi untuk memperhatikan alam semesta dan merenunginya sampai mendapatkan sesuatu pemahaman tentang sifat dan kelakuan serta proses-proses alami yang ada didalamnya. (Penulis adalah guru Fisika MAN Gandapura Bireuen). Santunan MEI 2010 31 S A I N S Badai Matahari 2013 Bukan Akhir Dunia Komputer Super Terinspirasi Otak Kucing Kucing dikenal lebih cepat mengidentifikasi sebuah wajah. Inilah yang menginspirasi seorang ahli komputer dari Universitas Michigan, Wei Lu, untuk membuat sebuah komputer super cepat. Mesin komputer ini diharapkan mampu mempelajari dan mengenali obyek sebaik mengambil keputusan yang sulit dan melakukan tugas secara bersamaan lebih dari yang komputer biasa lakukan. Lu sebelumnya telah membangun ‘memristor’, yakni sebuah perangkat yang menggantikan transistor komputer dan bertindak seperti memori biologis untuk mengingat masa lalu. Sekarang, ia menunjukkan ‘memristornya’ bisa menghubungkan sirkuit konvensional dan mendukung proses yang mendasari memori dan pembelajaran dalam sistem biologi. “Kami membuat komputer yang dapat bekerja layaknya otak bekerja,” kata Lu. “Idenya adalah menggunakan paradigma yang berbeda, tidak sama seperti membuat komputer biasa. Penggunaan dasar otak kucing adalah hal yang rasional karena lebih simpel daripada otak manusia walau masih sulit untuk meniru kompleksitas dan efisiensinya,” ujar asisten profesor itu. Sebagian besar komputer canggih saat ini sebetulnya dapat melakukan tugas-tugas tertentu layaknya otak kucing. Tetapi tetap saja 83 kali lebih lambat. Padahal sudah menggunakan lebih dari 140.000 CPU dan sumber daya lain. Dalam proyek ini akan dikembangkan sistem yang bisa mengenali obyek yang dilihatnya. Sehingga bila obyek tersebut pindah, komputer masih bisa mengenalinya. Itulah yang diharapkan dari komputer yang terinspirasi otak kucing. (mul/dtc) 32 Sejumlah peneliti antariksa di dunia memprediksi puncak badai matahari akan terjadi pada pertengahan tahun 2013. Indikasi tersebut berdasar pada aktivitas matahari yang saat ini terus meningkat. Aktivitas matahari ini berupa medan magnet, bintik matahari, ledakan matahari, lontaran massa korona, angin surya, dan partikel energetik. “Pada 2012 hingga 2015 bintik matahari diperkirakan mencapai titik yang sangat banyak dan itu akan memicu banyak ledakan,” ujar Dra Clara Yono Yatini, MSc, Kepala Bidang Aplikasi Geomagnet dan Magnet Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), di sela-sela sosialisasi fenomena cuaca antariksa 2012-2015 di Denpasar, Bali. Namun, menurutnya, masyarakat tidak perlu khawatir karena badai matahari tidak akan menghancurkan peradaban dunia. “Dampak badai matahari hanya merusak sistem teknologi saja,” tegas Clara Yono. Sistem teknologi yang terpengaruh, misalnya, rusaknya satelit sehingga mengganggu jaringan komunikasi. Dampak lainnya dari badai matahari ini juga dapat mengganggu medan magnet bumi. Seperti tahun 1989 saat badai matahari menyerang Kanada, jelas Clara, terjadi pemadaman listrik karena trafo di pusat jaringan listrik terbakar akibat arus yang sangat besar di bawah permukaan bumi. Badai matahari ini dapat diantisipasi agar tidak menimbulkan kerusakan, seperti mematikan sementara jaringan satelit dan jaringan listrik pada saat terjadi badai matahari. “Masyarakat jangan terpengaruh dengan film 2012 karena itu sains palsu,” pesan Clara Yono. Lapan kini gencar melakukan sosialisasi soal fenomena cuaca antariksa 2012-2015 kepada masyarakat untuk meluruskan cerita-cerita miring terkait kiamat yang tidak jelas dasarnya. Isu kiamat tahun 2012 seperti yang digambarkan dalam film 2012 memang selama ini terus dikaitkan dengan sejumlah fenomena alam yang akan terjadi di bumi, di antaranya badai matahari ini. (mul/kcm) Santunan MEI 2010 Penafsiran Ayat 102 Surat Al-Baqarah (Bagian Satu) Nabi Sulaiman Bukan Penyihir Oleh Jabbar Sabil, MA S uatu hari di Madinah, Rasulullah saw. menyampaikan berita tentang Nabi Sulaiman as. (‘Ali alShabuni, 1976: I, 84). Tatkala Rasulullah saw. menyebut Nabi Sulaiman as. sebagai rasul, seorang pemuka Yahudi berkata: “Muhammad mendakwa bahwa ibn Dawd adalah Nabi, padahal demi Allah tidak lain ia hanyalah seorang penyihir”. Lalu Allah menurunkan ayat ini (alSuyuti, t.th.: I, 48). mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui. “Manakala Allah mengembalikan kerajaan kepada Nabi Sulaiman as, mereka kembali beriman kepada agama ini sebagaimana sebelumnya” Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari keduamalaikatituapayangdengansihir itu mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan Jelas ayat ini turun dalam rangka membantah pernyataan Yahudi yang mendakwa Nabi Sulaiman As. sebagai penyihir. Dalam hal ini para mufassir mengangkat banyak kisah guna mengklarifikasi anggapan Yahudi ini, di antaranya Ibn Kathir yang mengutip dua riwayat. Satu riwayat menyatakan bahwa manakala Nabi Sulaiman as. kehilangan kerajaannya, sekelompok jin dan manusia menjadi murtad, mereka mengikuti hawa nafsu mereka sendiri. Manakala Allah mengembalikan kerajaan kepada Nabi Sulaiman as., mereka kembali beriman kepada agama ini sebagaimana sebelumnya. Pada masa ini Nabi Sulaiman as. menemukan kitab yang ditulis oleh para jin tentang sihir, lalu menguburnya di bawah kursi beliau. Permasalahan pun muncul setelah Nabi Sulaiman As. Wafat. Saat buku itu ditemukan dalam suatu penggalian, Santunan MEI 2010 mereka mengatakan bahwa kitab ini diturunkan oleh Allah kepada Sulaiman dan menuduh Sulaiman menyembunyikannya dari mereka. Lalu kitab itu pun dijadikan pedoman (Ibn Katsir, t.th.: I, 188). Perlu dicatat, Ibn al-‘Arabi menolak kisah di atas. Menurut Ibn al-‘Arabi ini tidak mungkin terjadi, kecuali jika kitab itu bukan kitab sihir. Sebab jika Nabi Sulaiman as. tahu bahwa itu kitab sihir, tentunya beliau akan membakarnya sehingga tidak tersisa apapun yang dapat dimanfaatkan orang (Ibn al‘Arabi, t.th.: I, 43). Riwayat kedua yang lebih panjang dikutip Ibn Katsir dari Ibn Jarir alThabari yang meriwayatkan dari Ibn alSa’ib Salam ibn Jinadah al-Sawa’i dari Abu Mu‘awiyyah dari al-A‘masy dari al-Minhal dari Sa‘id ibn Jabir dari Ibn ‘Abbas. Dikisahkan bahwa setiap kali Nabi Sulaiman As. hendak ke kamar mandi atau hendak menunaikan kebutuhan biologis, beliau menitipkan cincinnya kepada Jiradah (seorang pelayan wanita kepercayaan beliau). Manakala Allah hendak menguji Nabi Sulaiman as., maka pada suatu hari setelah Nabi Sulaiman as. menyerahkan cincin kepada Jiradah, datanglah setan dalam rupa Nabi Sulaiman as. meminta cincin. Tanpa curiga Jiradah menyerahkan cincin itu lalu dikenakan oleh setan, seketika itu tunduklah seluruh setan, jin dan manusia kepadanya. Kemudian Nabi Sulaiman datang meminta kembali cincinnya kepada Jiradah, Jiradah berkata: “Kamu bohong, kamu bukan Sulaiman”. Seketika itu sadarlah Nabi Sulaiman as. bahwa beliau sedang tertimpa bala. Setan itu pun segera beraksi, ia menulis sebuah buku yang berisi sihir dan kekufuran lalu menguburkannya 33 di bawah kursi Nabi Sulaiman As.. Selang beberapa waktu kemudian ia menggali dan membacakannya di depan khalayak, lalu orang-orang pun mengatakan: “Sesungguhnya Sulaiman dapat menguasai manusia karena kitab ini”. Sejak saat itu orangorang meninggalkan Nabi Sulaiman as. karena menganggapnya tukang sihir dan kafir. Hal ini diklarifikasi kemudian hari, yaitu melalui Nabi Muhammad Saw. saat turunnya ayat 102 surat alBaqarah (Ibn Katsir, t.th.: I, 189). Ibn al-‘Arabi juga menolak cerita ini, alasannya karena seorang Nabi terpelihara dari dosa besar, jadi tidak mungkin beliau menjadi silap dan jatuh dalam pelukan wanita seperti ini. Bagian lain dari riwayat di atas yang dibantah Ibn al-‘Arabi adalah penampilan setan dalam rupa Nabi Sulaiman, sebab setan tidak mungkin tampil dalam rupa nabi (Ibn al-‘Arabi, t.th: I, 43). Bantahan pemuka Yahudi terhadap Nabi Muhammad di atas, menunjukkan bahwa tuduhan keji terhadap Nabi Sulaiman as. telah diwariskan turun-temurun. Inilah yang kemudian dibantah ayat 102 surat alBaqarah dengan menyatakan bahwa apa yang mereka ikuti dan pedomani adalah hasil “bacaan setan” ( : dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan). Berlanjutnya tuduhan di atas sampai di masa Nabi Muhammad saw. memperlihatkan bahwa setan menjadikan Nabi Sulaiman As. sebagai kambinghitam, oleh karena itu ayat ini dilanjutkan dengan pernyataan bahwa Nabi Sulaiman As. tidak kafir ( ). Justru yang menjadi kafir adalah setan karena setan mengajarkan sihir kepada manusia ( ): tetapi setanlah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia. (Sayyid Qutb, t.th.: I, 124). Dalam redaksi ayat ini telihat pernyataan Alquran bahwa Sulaiman tidak kafir, padahal sebelumnya tidak ada pembicaraan tentang kekafiran Sulaiman. Menurut al-Qurthubi, ini menunjukkan bahwa menuduh Nabi Sulaiman as. berbuat sihir sama dengan menuduh beliau kafir. Hal ini menjadi lebih jelas ketika kekafiran setan dikaitkan dengan perbuatan 34 mereka mengajarkan sihir kepada manusia (Al-Qurthubi, t.th.: II, 37). Namun menurut sebagian ulama, bagian ayat yang menjelaskan tentang pengajaran sihir bukan lanjutan bagi pernyataan kekafiran setan. Dalam menafsirkan bagian ini terlihat ada dua versi pendapat mufassir, pertama menyambungkannya dengan kalimat ) dan kedua men( jadikannya sebagai penafsiran yang mandiri. Menurut Ibn Taymiyyah, penafsiran ini lebih jelas (al-azhar) jika menjadikannya sebagai kalimat yang terpisah, dan pembicaraan tentang setan berakhir pada penjelasan ) kekafirannya. Lalu bagian ( ditafsirkan sebagai penjelasan tentang karena sihir adalah perbuatan yang dilarang Allah lewat lidah rasulNya, jadi tidak mungkin bersumber dari Allah perbuatan Yahudi yang mengajarkan sihir, perlu dicatat bahwa pengajaran sihir sangatlah masyhur dan berkembang pada masa itu. Dari penafsiran seperti ini, maka pengertian yang dipetik adalah sebagai berikut: “Sekelompok Yahudi mencampakkan kitab Allah dan mengikuti bacaan setan atas Sulaiman”. Lalu bagaimana maksudnya mereka mengikuti setan yang mendustai Sulaiman dan mengklaim bahwa sihir itu bersumber dari kitab Sulaiman yang disembunyikan di bawah kursinya? Pertanyaan ini dijawab dengan cara menyelipkan tambahan kalimat sebagai keterangan (isti’naf bayani), yaitu: “Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa saja yang diturunkan kepada kedua raja itu [Daud dan Sulaiman]” (Rasyid Ridha, t.th.: I, 401). Hal ini dapat dipahami dalam lanjutan ayat berikutnya. Lanjutan ayat ( ), menurut sebagian ulama kata ( ) di sini bermakna ( ) dan dihubungkan (‘atf) kepada (al-sihr) sehingga berarti; “Setan menjadi kafir karena mengajarkan sihir kepada manusia, dan mengajarkan apa Santunan MEI 2010 yang diturunkan Allah kepada dua malaikat, yaitu Harut dan Marut”. Mereka mengatakan bahwa Harut dan Marut adalah dua orang malaikat yang diturunkan Allah ke bumi dan diberi izin untuk mengajarkan sihir kepada manusia sebagai cobaan bagi manusia. Mereka juga mengatakan bahwa Harut dan Marut mengajarkan sihir sebagai bentuk ketaatan kepada Allah. Ibn al-‘Arabi cenderung setuju dengan penafsiran seperti ini, ketika disodori pertanyaan; “Mungkinkah Allah menurunkan sesuatu yang batil dan kufur? Beliau menjawab; “Setiap kebaikan atau keburukan, taat atau maksiat, iman atau kufur adalah sesuatu yang berasal dari Allah”. Sebagai pembanding, Ibn al-‘ArabÄ« mengutip sebuah hadis sahih di mana Rasulullah saw. bersabda; “Peti harta apa yang dibuka oleh malam? Fitnah apa yang diturunkan Allah? Bangunlah wahai pemilik kamar, karena dikhawatikan orang yang berpakaian di dunia nantinya akan telanjang di akhirat. Menurut Ibn al-‘Arabi, hadis ini bertutur tentang turunnya fitnah atas manusia (Ibn al-‘Arabi, t.th.: I, 45). Berbeda dari Ibn al-‘Arabi, Ibn Katsir malah menilai aneh penafsiran seperti ini, karena sihir adalah perbuatan yang dilarang Allah lewat lidah rasulNya, jadi tidak mungkin bersumber dari Allah. Di sisi lain, Ibn Katsir juga menolak pendapat Ibn Hazm yang menyatakan bahwa Harut dan Marut adalah makhluk dari jenis setan (Ibn Katsir,t.th.: I, 192). Pertanyaan yang muncul kemudian adalah; Apakah mungkin Allah menurunkan kekafiran atas dua orang malaikat ini, padahal mereka hanya mengerjakan apa yang diperintah Allah dan bertasbih siang dan malam? Terkait dengan hal ini para mufassir meriwayatkan satu kisah yang katanya berdasar dari atsr yang diriwayatkan dari ‘Ali, Ibn Mas‘ud, Ibn ‘Abbas dan Ibn ‘Umar. Dikisahkan bahwa di zaman Nabi Idris as. ketika anak-anak Adam telah melakukan banyak kerusakan, para malaikat pun protes. Allah berfirman: “Jika kalian berada pada posisi mereka tentu kamu akan mengalami nasib yang serupa”. Para malaikat menjawab: “Maha Suci Engkau ya Allah, sepatutnyalah kami tidak akan begitu”. Lalu Allah berfirman: “Pilihlah dua malaikat yang terbaik di antara kamu”, maka terpilihlah Harut dan Marut dan diturunkan ke bumi setelah kepada keduanya di-‘instal’ syahwat. Kira-kira sebulan kemudian terjadilah fitnah atas kedua malaikat ini akibat interaksi dengan seorang wanita yang bernama al-Zahrah. Keduanya jatuh hati kepada al-Zahrah, tapi ia menolaknya kecuali mereka mau mengikuti agama al-Zahra (menyembah berhala), meminum khamr atau membunuh. Dari ketiga opsi yang ditawarkan ini, mereka memilih yang paling ringan, yaitu minum khamr. Namun kemudian mereka juga membunuh orang yang memergoki mereka. Al-Zahra meminta diajarkan ism al-a‘zam, permintaan ini dipenuhi, al-Zahrah pun segera mengamalkan dan terbang ke langit. Konon menurut riwayat ini, al-Zahra kemudian menjadi bintang kejora. Dalam hadis yang lain, akibat melakukan kesalahan, kepada kedua malaikat ini diberi pilihan antara azab dunia atau azab akhirat. Keduanya memilih azab dunia, maka mereka di azab di Babil, ada yang mengatakan bahwa Babil adalah satu wilayah di Irak. Ibn al-‘Arabi, menolak kisah ini karena sanadnya tidak sahih, namun tentang malaikat yang berbuat maksiat, baginya mungkin saja terjadi, sebab setiap yang sahih secara naqli, boleh jadi benar secara akal. Jadi ketika Alquran menjelaskan adanya malaikat yang maksiat, maka hal ini tidak akan ditolak kecuali oleh dua model manusia. Pertama orang bodoh yang tidak mampu membedakan halhal yang mungkin terjadi dan yang mustahil terjadi, kedua orang yang pemikirannya telah diracuni oleh filsafat (Ibn al-‘Arabi, t.th.: I, 43). Berbeda dari penafsiran di atas, Ibn Katsir lebih cenderung dengan pendapat yang mengatakan bahwa ( ) di sini adalah kata menidakkan (nafi), ) adalah dan kalimat ( kalimat yang secara tulisan terletak belakangan tapi secara arti justru didahulukan. Susunannya menjadi: “Dan mereka mengikuti apa yang dibaca setan atas kerajaan Sulaiman (sihir), dan Sulaiman tidak kafir, dan Allah tidak menurunkan (sihir) kepada dua malaikat (Jibril dan Mikail) tetapi setanlah yang kafir karena mengajarkan sihir kepada manusia (di Babil oleh Harut dan Marut”). Dengan penafsiran seperti ini, maka kata malakayn dalam ayat bermakna malaikat Jibril dan Mikail, karena Yahudi menuduh Jibril dan Mikail sebagai pembawa sihir kepada Nabi Sulaiman As., itulah kenapa Alquran membantahnya melalui redaksi ( ). Lalu dijelaskan bahwa sihir adalah perbuatan setan yang diajarkan oleh Harut dan Marut. Dalam hal ini, Harut dan Marut diartikan sebagai dua orang manusia yang bersekutu dengan setan (Ibn Katsir, t.th.: I, 192/ Al-Qurthubi, t.th.: II, 45). Terkait dengan kisah dua malaikat yang maksiat itu, Ibn Kathir sependapat dengan al-Qurthubi dan Ibn al-‘Arabi yang menyatakan bahwa riwayat tentang kisah tersebut adalah dha‘if . Setelah mengemukakan riwayat ini, alQurthubi mengatakan bahwa riwayat ini lemah dan aneh jika disandarkan kepada Ibn ‘Umar (Berbeda dengan Ibn al-‘Arabi yang menyorot sisi periwayatan saja). Alasan al-Qurthubi justru karena riwayat ini bertentangan dengan ayat Alquran yang berbicara tentang tidak maksiatnya malaikat (AlQurthubi, t.th.: II, 46). “Mereka tidak maksiat kepada Allah atas apa yang diperintahkan, dan mereka melakukan apa yang diperintahkan”. (Q.S. al-Tahrim: 6) Santunan MEI 2010 “Mereka tidak membantah, dan mereka melakukan apa yang diperintahkan”. (Q.S. al-Anbiya’: 27) “Mereka bertasbih siang dan malam, dan mereka tidak membangkang”. (Q.S. al-Anbiya’: 20) Sampai di sini ditemukan perbedaan sikap ulama dalam menjelaskan siapa yang dimaksud dengan malakayn dalam ayat ini, apakah dua orang raja (Daud dan Sulaiman) dua malaikat (Jibril dan Mikail atau Harut dan Marut), atau mungkin juga manusia biasa. ) ditemukan Pada kata ( adanya beda bacaan, jumhur al‘ulama’ membacanya dengan baris fath pada lam yang berarti dua malaikat. Sedangkan Ibn ‘Abbas alHasan dan Abi al-Aswad serta alDahhak membacanya kasrah lam yang berarti dua orang raja yaitu Daud dan Sulaiman. Menurut Rasyid Ridha, sebagian dari mereka yang membacanya dengan fath lam juga memperkuat pendapat ulama yang membaca kasrah lam. Alasannya karena kedua raja itu sangat baik dan sangat peduli dengan kebutuhan umat, kebaikan keduanya melebihi manusia biasa sehingga layak disebut malaikat (Al-Qurtubi, t.th.: II, 46). Menurut Al-Qurthubi, mereka yang membaca kasrah lam menafsirkan kata malikayn (dua orang raja) sebagai Daud dan Sulaiman, dan kata ( ) dalam ) dikatakan kalimat ( sebagai kata nafi. Namun al-Hasan mengartikan malikayn sebagai dua orang yang kufur, dalam konteks ini alHasan memandang ( ) dalam kalimat ) sebagai objek ( (maf‘ul) bukan kata nafi/menidakkan (Al-Qurtubi, t.th.: II, 46). Jika di atas terlihat kecenderungan Al-Qurthubi dan Ibn Katsir untuk menafsirkan kata malakayn sebagai dua orang malaikat (Jibril dan Mikail) dan ( ) sebagai nafi, maka kita juga melihat kecenderungan Ibn Taymiyyah dan Rasyid Ridha untuk menafsirkan malakayn sebagai dua orang raja dan ( ) sebagai maf‘ul yang di-‘athf kepada al-sihr. Dikatakan bahwa yang 35 diturunkan kepada kedua raja ini bukan sihir, dihubungkan (‘athf) kepada sihir karena ia sejenis, dan ia juga tidak sama dengan wahyu meskipun disebut unzila karena unzila tidak selamanya dipakai untuk wahyu. Rasyid Ridha menukil pendapat gurunya yang melemahkan pendapat ( ) nafi itu (AlQurtubi, t.th.: II, 46). Berbeda dari perdebatan di atas Al-Zamakhsyari justru menafsirkan bagian ayat ini tanpa terpengaruh oleh wacana dari perdebatan ini. Ia dengan gamblang menafsirkan ( ) sebagai maf‘ul dan malakayn sebagai dua malaikat yang namanya Harut dan Marut (Al-Zamakhsyari, t.th.: I, 172). Demikian pula halnya dengan al-Suyuthi dalam Tafsir Jalalayn, ia menafsirkan Harut dan Marut sebagai dua orang malaikat yang memang diturunkan untuk mengajarkan sihir (al-Suyuthi, t.th.: I, 49). Adapun Babil adalah sebuah tempat atau kota di wilayah Timur yang paling populer pada masa lampau, yaitu sekitar duaribu tahun sebelum Masehi. Hingga kini bekas-bekasnya masih dapat dilihat disebelah Timur kota Baghdad, Irak (Quraish Shihab, 2007: I, 279). Menurut Abu Bakr alJassas, penduduk Babil menyembah tujuh bintang yang dinyatakan sebagai tuhan, semua kejadian di alam ini adalah andil ketujuh tuhan ini. Kepada kaum inilah Allah mengutus Nabi Ibrahim As. (Abu Bakr al-Jassas, t.th.: I, 62). Pada bagian berikutnya, ayat ini kembali menegaskan bahwa perbuatan sihir dan usaha mempelajarinya adalah kufur. Menurut Sayyid Qutb, di sini alQuran memperjelas hal ini melalui lisan Harut dan Marut yang berkata; “Sesungguhnya kami adalah fitnah, maka janganlah kamu menjadi kafir (Sayyid Quthb, t.th.: I, 124). Merujuk kepada Ibn Kathir yang mengatakan bahwa malakayn di sini adalah malaikat Jibril dan Mikail, sedangkan yang mengajarkan sihir adalah setan, maka kata Harut dan Marut di sini di-i‘rab sebagai badal dari kata syayatin. Ia memandang sah badal model ini, karena bentuk jamak kadangkala juga dipakai untuk dua orang (Ibn Katsir, t.th.: I, 191). Lalu dalam menjelaskan bagian ini, ia menyatakan bahwa manakala 36 seseorang datang menemui Harut dan Marut, keduanya berkata; “Kami adalah fitnah, maka janganlah kamu kufur”. Jika orang itu bersikeras, maka mereka meminta orang itu datang ke suatu tempat, di sana ia akan bertemu dengan setan yang akan mengajarkan sihir kepadanya. Ketika ia belajar, keluarlah cahaya/nur yang ada dalam dirinya, lalu malaikat di langit melihat kepadanya dan berkata sedih; “Aduhai sayangnya, apa yang diperbuatnya” (Ibn Katsir, t.th.: I, 199). Harut dan Marut menasihati siapa saja yang hendak belajar sihir, bahwa apa yang mereka ajarkan adalah cobaan yang bertujuan untuk membedakan yang taat dan yang durhaka. Selain itu juga untuk membedakan bahwa sihir berbeda dengan mukjizat. Meskipun Harut dan Marut menasehati setiap orang yang datang hendak belajar padanya, bahwa tidak satu sisi pun dari sihir yang dapat menghasilkan manfaat tapi ada juga yang membangkan dan enggan mengikuti nasehat. Maka mereka mempelajari sihir dari kedua malaikat itu sehingga mereka dapat menceraikan antara seseorang dengan pasangannya/suami isteri (Quraish Shihab, 2007: I, 279). Untuk menghilangkan dugaan keliru serta menyucikan akidah manusia, ayat ini menegaskan bahwa: “Dan mereka tidak memberi muhdarat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah”. Menurut al-ZamakhsyarÄ«, hal ini tampak dari kenyataan bahwa kadangkala sihir itu berhasil sesuai keinginan si pelakunya dan kadangkala tidak membuahkan hasil (Al-Zamakhsyari, t.th.: I, 173). Jadi pada hakikatnya sihir tidak memberi efek apa-apa baik secara tabiat atau kekuatan yang ada pada dirinya, ia hanya semata-mata sebab lahiriah. Menurut Wahbah al-Zuhayli, sihir tidak memberi kemudharatan kecuali dengan perbuatan dan kehendak Allah. Maka jika seseorang melakukan sihir dan berhasil mewujudkan keinginannya, maka ini berhasil karena Allah mengizinkan, sedangkan sihir Santunan MEI 2010 hanya sebagai perantara dan sebab bagi akibat yang timbul setelahnya (Wahbah al-Zuhayli, 1991: I, 245). Pemahaman tentang maksud kata “bi idzn Allah” di sini menurut Ibn al-‘Arabi adalah; sesuai dengan ketentuan Allah (qadha’) dan bukan karena sesuai dengan perintah Allah, sebab Allah tidak memerintahkan keburukan (Ibn al-‘Arabi, t.th.: I, 49). Karena yang mempelajari atau mempraktekkan sihir itu mungkin saja menduga bahwa apa yang dipelajarinya dapat bermanfaat buat dirinya, maka lanjutan ayat menambahkan bahwa; “mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat”. Kalimat ini mengandung makna bahwa tidak satu sisi pun dari sihir yang dapat menghasilkan manfaat. Bukankah menafikan manfaat menunjukan ketiadaannya, dan menetapkan mudharat berarti kehadirannya? (Quraish Shihab, 2007: I, 280). Ibn al-‘Arabi mengatakan bahwa hakikat mudarat adalah sesuatu yang di dalamnya terkandung keburukan yang besar akibatnya. Ia juga mengatakan bahwa mudarat dalam pandangan ahl al-sunnah adalah setiap kepedihan yang tidak ada nikmat setelahnya, sedangkan manfaat adalah setiap kenikmatan yang tidak ada ancaman sanksi setelahnya (Ibn al-‘Arabi, t.th.: I, 49). Dari awal ayat telah terpahami bahwa ayat ini menerangkan tentang perilaku Yahudi. Ayat ini ditutup: yang merupakan jawaban tentang kondisi Yahudi pada masa Nabi Muhammad Saw., sebelum dan sesudahnya. Tergambarlah bahwa mereka: “demi Allah, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukar kitab Allah dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui” (Quraish Shihab, 2007: I, 280). (Penulis adalah Mahasiswa Doktoral PPs IAIN Ar-Raniry) Mengukir di Atas Batu (Refleksi Hari Pendidikan Nasional) Oleh Antoni Kurnia Winata, SHI U sia kanak-kanak adalah masa keemasan dalam kehidupan seseorang. Segala yang dipelajari dan dialami pada masa ini akan membekas kelak di masa dewasa. Tak heran bila di kalangan pendahulu kita yang shalih banyak kita dapati tokohtokoh besar yang kokoh ilmunya, bahkan dalam usia mereka yang masih relatif muda. Begitulah memang dari sejarah kehidupan mereka kita bisa melihat, mereka telah sibuk dengan ilmu dan adab semenjak usia kanak-kanak. Jadilah apa yang mereka pelajari tertanam dalam diri dan memberikan pengaruh terhadap pribadi mereka. Demikian yang diungkapkan oleh ‘Alqamah: “Segala sesuatu yang kuhafal ketika aku masih belia, maka sekarang seakanakan aku melihatnya di atas kertas atau lembaran catatan.” Bahkan orangtua mereka berperan dalam mengarahkan dan membiasakan anak-anak untuk menyibukkan diri dengan ilmu agama sejak dini dan mengasuh mereka untuk mempelajari adab. Ibnu Anbari mengatakan “Barangsiapa mengajari anaknya adab semasa kecil, maka akan menyejukkan pandangannya ketika si anak telah dewasa.” Dari kalangan sahabat Rasulullah saw, ‘Umar ibnu Khaththab contohnya. Beliau selalu menyertakan putranya, ‘Abdullah bin ‘Umar di majelis Rasulullah saw, sementara orang-orang yang duduk di sana adalah orangorang dewasa. Bahkan betapa inginnya ‘Umar agar putranya menjadi seorang yang terkemuka di antara para sahabat yang hadir dari sisi ilmu. ‘Abdullah bin ‘Umar menceritakan: “Dulu kami pernah duduk di sisi Rasulullah saw, lalu beliau bertanya pada kami, ‘Beritahukan kepadaku tentang sebatang pohon yang menyerupai atau seperti seorang muslim, tidak pernah gugur daunnya, tidak demikian dan demikian, selalu berbuah sepanjang waktu.’ Waktu itu terbetik dalam benakku bahwa pohon itu adalah pohon kurma, tapi kulihat Abu Bakar dan ‘Umar tidak menjawab apa pun sehingga aku pun merasa se- gan untuk menjawabnya. Tatkala para sahabat tidak juga mengatakan apa pun, Rasulullah saw bersabda, “Itu pohon kurma.” Ketika kami bubar, kukatakan kepada ayahku, “Wahai Ayah, sebetulnya tadi terlintas di benakku bahwa itu pohon kurma.”“Lalu apa yang membuatmu tidak menjawab?” tanya ayahku. “Aku melihat anda semua tidak berbicara, hingga aku merasa segan pula untuk menjawab atau mengatakan sesuatu,” jawab Ibnu ‘Umar. ‘Umar pun berkata, “Sungguh, kalau tadi engkau menjawab, itu lebih kusukai daripada aku memiliki ini dan itu!” (HR. Al-Bukhari) Dari kalangan setelah tabi’in, kita kenal Imam Sufyan Ats-Tsauri. Salah satu hal yang mendorong Sufyan AtsTsauri sibuk menuntut ilmu sejak usia dini adalah hasungan, dorongan, dan arahan ibunya agar Sufyan mengambil faedah dari para ulama, baik berupa ilmu maupun faedah yang didapatkan dengan duduk bersama mereka, hingga ilmu yang diperolehnya akan memiliki pengaruh terhadap akhlak, adab, dan muamalahnya terhadap orang lain. Suatu hari ketika ibunda menyuruhnya untuk hadir di halaqahhalaqah ilmu maupun majelis-majelis para ulama, ibunda Sufyan Ats-Tsauri berpesan, “Wahai anakku, ini ada uang sepuluh dirham. Ambillah dan pelajarilah sepuluh hadits! Apabila kaudapati hadits itu dapat merubah cara dudukmu, perilakumu, dan ucaSantunan MEI 2010 panmu terhadap orang lain, ambillah. Aku akan membantumu dengan alat tenunku ini! Tapi jika tidak, maka tinggalkan, karena aku takut nanti hanya akan menjadi musibah bagimu di hari kiamat!” Begitu pula ibu Imam Malik, dia memerhatikan keadaan putranya saat hendak pergi belajar. Imam Malik mengisahkan: “Aku berkata kepada ibuku, ‘Aku akan pergi untuk belajar.’ ‘Kemarilah!’ kata ibuku, ‘Pakailah pakaian ilmu!’ Lalu ibuku memakaikan aku mismarah (sejenis pakaian jubah) dan meletakkan peci di kepalaku, kemudian memakaikan sorban di atas peci itu. Setelah itu dia berpesan, ‘Sekarang, pergilah untuk belajar!’ Dia juga pernah mengatakan, ‘Pergilah kepada Rabi’ah (guru Imam Malik). Pelajarilah adabnya sebelum engkau pelajari ilmunya!’ Lihat pula kisah bagaimana ibu Imam Asy-Syafi’i berusaha agar putranya mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang baik. Diceritakan oleh Imam Asy-Syafi’i: “Aku adalah seorang yatim yang diasuh sendiri oleh ibuku. Suatu ketika, ibuku menyerahkanku ke kuttab (tempat anak-anak kecil belajar baca-tulis Al-Qur’an, biasanya dikenal dengan sebutan TPA/TPQ), namun dia tidak memiliki sesuatu pun yang bisa dia berikan kepada pengajarku. Waktu itu, pengajarku membolehkan aku menempati tempatnyai. Ketika aku telah mengkhatamkan Al-Qur’an, aku mulai masuk masjid, di sana aku duduk di hadapan para ulama. Bila aku mendengar suatu permasalahan atau hadits yang disampaikan, maka aku pun menghafalnya. Aku tak bisa menulisnya, karena ibuku tak memiliki harta yang bisa dia berikan kepadaku untuk kubelikan kertas. Aku pun biasa mencari tulang-belulang, tembikar, tulang punuk unta, atau pelepah pohon kurma, lalu kutulis hadits di situ. Bila telah penuh, kusimpan dalam tempayan (guci) yang ada di rumah ku. Karena banyaknya tempayan terkumpul, ibuku berkata, ‘Tempayan-tempayan ini membuat sempit rumah kita.’ Maka kuambil tempayan-tempayan itu dan 37 kuhafalkan apa yang tertulis di dalamnya, lalu aku membuangnya. Sampai kemudian Allah memberiku kemudahan untuk berangkat menuntut ilmu ke negeri Yaman.” Namun betapa mirisnya hati kita bila melihat anak-anak kaum muslimin sekarang ini. Dalam usia yang sama dengan para tokoh di atas, mereka tidak mempelajari ilmu agama ataupun memperbaiki adabnya. Akankah kita biarkan ini terus berlangsung? Kisah di atas memberikan pelajaran kepada kita biarpun dalam keadaan kekurangan, mestinya keadaan itu tidak menyurutkan keinginan orangtua untuk memberikan yang terbaik bagi sang anak. Di zaman kita sekarang ini orangtua akan sangat susah mengeluarkan uang demi pendidikan agama anaknya sekalipun itu hanya 20 ribu, 30 ribu, atau 50 ribu saja. Tapi untuk les Bahasa Inggris, Matematika tak sungkan-sungkan mengeluarkan uang ratusan ribu bahkan jutaan rupiah. Bukannya tidak boleh mengeluarkan uang yang begitu besar untuk pendidikan umum, hal itu boleh-boleh saja, toh matematika ilmu juga, bahasa in- ggris ilmu juga. Tapi ingat “antara kehidupan dunia dan akhirat kita harus seimbangkan”, mengapa kalau untuk les bahasa inggris kita bisa menggaji guru privat sampai jutaan rupiah, tapi untuk guru mengaji 50 atau 100 ribu saja itu sudah terlalu banyak… ?? kalau bayar uang les tidak boleh terlambat 10 hari, apalagi 1 bulan, tapi kalau uang mengaji 10 bulan tak dibayarpun tidak menjadi beban..?? Karena faktor-faktor kurangnya perhatian para orangtua terhadap pendidikan agama sang anak sejak usia dini, itulah salah satu sebab moral anak didik kita selama ini semakin merosot, kita hanya bisa memperhatikan pada dataran pendidikan umumnya saja, tapi agamanya, akhlaqnya, ‘ubudiyahnya tidak kita hiraukan, tidak kita bina, tidak kita tingkatkan sejak dini, acuh tak acuh, open tak open, pu jeud kakeh jeud (bahasa aceh) yang penting anak saya bisa jadi dokter, bisa jadi pilot, bisa jadi anggota dewan, bisa jadi ini dan itu, tapi tidak pernah berpikir anak saya sudah bisa mengaji? Akhlaqnya sudah baik? Shalatnya sudah benar? Bersucinya sudah betul? jarang kita berbangga hati jika anak kita menjadi ulama, satu dua orang akan senang jika anaknya jadi seorang ustadz, “apa tu ustadz, enggak banyak uang”, anak saya pilot, punya rumah mewah, mobil pun ada tiga dan seterusnya, seterusnya, seterusnya.. Maka tak jarang petinggi-petinggi negeri ini banyak yang tak beradab, intelektual tapi pembohong, intelektual tapi pencuri dan perampok. Dokter tapi sombong, congkak, kepala dinas tapi orang yang suka menerima sogokan, kepala bank tapi selalu makan riba. Korupsi jadi makanan, sogokan sudah mendarah daging, tidak di dinas, tidak pula di swasta. Oleh karena itu agar anak kita tidak menjadi fitnah dikemudian hari, mari bersama kita membina dan memperkuat pendidikan agama anak-anak kita sejak sekarang, agar kelak menjadi penyejuk hati tidak hanya di dunia tapi sampai ke akhirat nanti. Anak yang shalih adalah harta peninggalan yang paling berharga buat orang tua. Wallahu a’lamu bish-shawab. Penulis, Kabag Pengajaran TPQ Plus Baiturrahman Banda Aceh KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BIREUEN DAN SEGENAP JAJARANNYA Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas Pelantikan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara Drs. H. Zulkifli Idris Tanggal 14 April 2010 Oleh Sekdakab Aceh Utara Ir. Syahbuddin Usman, M.Si Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Lhokseumawe Drs. H. M. Daud Hasbi, M.Ag Tanggal 14 April 2010 Oleh An. Sekdakota Lhokseumawe, Drs. H. Arifin Abdullah Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar Drs. Salahuddin Tanggal 16 April 2010 Oleh Bupati Aceh Besar DR. H. Bukhari Daud, M.Ed Semoga Dalam Melaksanakan Tugas Selalu Mendapatkan Ridha dan Inayah Allah Swt. Kepala Drs. H. Zulhelmi A. Rahman, M. Ag 38 Santunan MEI 2010 Dikotomi Pendidikan Agama dan Umum Oleh Muhibuddin Hanafiah, M.Ag S uatu hal yang unik dan berbeda dengan negara lain adalah masalah pendidikan di Indonesia ditangani oleh lebih dari satu departemen atau kementrian. Di samping Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) yang menangani bidang pendidikan umum, juga terdapat Kementrian Agama (Kemenag) yang mengurus pendidikan agama. Pemisahan (dikotomi) antara pendidikan umum dan pendidikan agama telah berlangsung sejak negeri ini diproklamirkan kemerdekaannya tahun 1945 dan masih berlangsung hingga sekarang. Artinya, penyelenggaraan pendidikan umum berada di bawah koordinasi Kemendiknas dan demikian juga sebaliknya, penyelenggaraan pendidikan agama berada di bawah pengurusan Kemenag. Dualisme penanganan pendidikan tidak saja menyangkut aspek keilmuan; pemisahan yang tajam antara ilmu umum dan ilmu agama, melainkan berlanjut pada aspek-aspek lain seperti wewenang penyelenggaraan, pengawasan, pendanaan dan managerial lembaga pendidikan. Sehingga di Indonesia, ada lembaga pendidikan --dengan berbagai jenis dan jenjangnya-- yang berada di bawah masingmasing departemen ini. Akibat yang sering dirasakan dari dikhotomi pendidikan semacam ini adalah terjadinya diskriminasi yang lebar dari pemerintah terhadap salah satu depertemen (dulu: Depag) beserta seluruh perangkat yang berada di bawahnya. Tulisan ini mencoba mengurai kembali akar permasalahan ini dan mencermati beberapa dampak yang ditimbulkan. Jika ditelusuri, jauh sebelum negeri ini terbentuk, umat Islam di Indonesia telah menyelenggarakan pendidikan agama secara terbatas. Sebab, kegiatan pendidikan merupakan bagian penting dari ajaran Islam itu sendiri. Sehingga tidak mengherankan bila aktivitas pendidikan di kalangan umat Islam telah berkembang sejak lama. pendidikan agama berbasis rumah tangga masih saja menjadi semangat paling mendasar dalam aktivitas pendidikan dalam masyarakat Islam Bahkan lebih dari itu, pendidikan agama semakin tumbuh dan telah melembaga di tengah kehidupan umat Islam. Institusi pendidikan keagamaan berbasis masyarakatpun mulai diperkenalkan. Setiap rumah tangga dari umat Islam dipastikan memperkenalkan ajaran agama Islam kepada generasi baru mereka di rumah-rumah secara mandiri. Selebihnya, pendidikan keluarga diteruskan ke rumahrumah tertentu seperti rumah ulama (teungku) baik ulama laki-laki maupun perempuan. Jelasnya, pendidikan agama berbasis rumah tangga masih saja menjadi semangat paling mendasar dalam aktivitas pendidikan dalam masyarakat Islam. Pada level yang lebih luas, tempat pendidikan agama yang lebih massifpun bermunculan. Seperti halnya balai pengajian yang ada di rumah-rumah tokoh agama, maka kemudian tempat ibadahpun diberi peran tambahan yang lebih luas. Dari itu mushalla, meunasah, surau, dan masjid pun dijadikan sebagai pusat belajar agama masyarakat. Perkembangan lebih jauh, pendidikan agama yang lebih terorganisir daalam wujud institusi pendidikan yang lebih permanen didirikan. Dayah, rangkang, bale, pesantren, pondok pengajian dan diniyah sebagai perkembangan lanjutan dari pusat pendidikan awal saat itu mulai ramai menampun anakanak masyarakat. Semua lembaga pendidikan agama yang disebutkan di atas dikelola sepenuhnya oleh masyarakat. Pendidikan agama berlangsung apa adanya, hidup dan eksis atas dasar kesadaran Santunan MEI 2010 masyarakat terhadap pengetahuan dan pengamalan ajaran agama. Karena lingkup pendidikan agama waktu itu masih sebatas untuk memenuhi kebutuhan fardhu a`in. Seperti belajar membaca al-Qur’an, ibadah pokok, aqidah atau keimanan dan akhlakul karimah. Selebihnya baru dipelajari ilmu alat seperti bahasa Arab, logika (manthiq) dan fiqh dan metodologinya (ushul fiqh). Kurikulum pendidikan agama seperti ini terus diperluas dengan kajian-kajian tingkat tinggi dan terus berdampingan dengan praktekpraktek asketis Islam yang ada dalam pengamalan tasawuf. Sejak saat itu, institusi pendidikan dayah ini nyaris menyebar ke seluruh pelosok daerah seiring dengan lahirnya ulama keluaran dayah sebelumnya. Singkatnya, pendidikan agama telah berlangsung secara sangat memadai dan kian mengakar dalam masyarakat. Hubungan berkelindan antara masyarakat, lembaga pendidikan dan ulama sudah demikian kokoh. Rasa kepemilikan institusi pendidikan agama demikian tinggi, sikap ini nantinya sebagai tanggungjawab memajukan agama. Kemandirian pengelolaan pendidikan agama semacam ini berlangsung dengan baik hingga kemudian diambil alih oleh pemerintah. Spirit mempelajari agama telah tumbuh. Partisipasi dan perhatian masyarakat yang kian merata terhadap pendidikan agama terus saja terlihat. Munculnya kesadaran kelas menengah muslim (aghniya’) untuk berziarah ke tanah suci dan melanjutkan belajar agama serta menetap di Makkah menambah kemajuan pendidikan agama di tanah air. Sebab, sekembalinya mereka dari sana, arus baru ilmu-ilmu agama semakin terbuka dan dinamis. Akibat lebih jauh dari sisasisa peradaban di Timur Tengah cukup untuk menggerakkan pendidikan agama di Nusantara. Ketika itu, pendidikan agama bukan lagi kesadaran kolektif masyarakat desa dalam ben39 tuk pendidikan tradisionalnya. Melainkan telah muncul kekuatan baru dari masyarakat perkotaan dengan organisasinya yang lebih terorganisir dan memiliki jaringan luas dan kuat. Oraganisasi sosial kemasayarakatanpun seperti Muhammadiyah khususnya mulai saat itu telah merentangkan sayapnya untuk membuka lembaga pendidikan. Sementara di kalangan masyarakat tradisional di pedesaan, semakin memberdayakan pesantren mereka untuk menghadapi perkembangan zaman. Keadaan ini mulai berubah pasca masuknya penjajah Barat ke Nusantara. Umat Islam, pendidikan dan lembaga keagamaan di Indonesia mulai terusik dan tersudut. Sejak saat itu, pendidikan ala Barat mulai diperkenalkan melalui politik etis yang diluncurkan pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia. Sejumlah penduduk pribumi yang dipilih dan ditentukan Belanda diperbolehkan untuk mendapatkan pendidikan gratis di sekolah-sekolah yang baru didirikan itu. Kalangan yang disebut bumi putra itu sebenarnya dididik untuk disiapkan sebagai tenaga administrasi dalam pemerintahan kolonial kelak. Pendidikan ala Barat ini memulai orientasi baru pendidikan di Indonesia, yaitu pendidikan untuk disiapkan sebagai pengisi lapangan kerja di birokrasi pemerintahan. Sebagai tenaga terdidik mereka akan mendapatkan upah atau gaji bulanan yang tetap dari pemerintah Belanda. Akibat dari fenomena baru ini, sedikit banyaknya terjadi gejolak di masyarakat Indonesia. Pendidikan ala Barat semakin digandrungi karena dinilai lebih modern dan menjanjikan pekerjaan baru yang lebih pasti. Kehidupan beragama masyarakat mulai mengalami penekanan, pembatasan dan pengekangan. Pendidikan agama diawasi secara ketat dan tidak jarang dihambat lajunya. Pasca kolonialisasi, pemerintah Indonesia mengambil alih pendidikan di bawah satu birokrasi yang disiapkan. Seiring dengan itu jawatan yang mengurus pendidikanpun dibentuk pemer40 intah lengkap dengan kementriannya. Bersamaan dengan itu, pemerintah kemudian membentuk departemen agama. Meski pada awalnya, terjadi bargaining antara pemerintah dan elit agama (Islam) di Indonesia. Namun kemudian nampaknya pemerintah menemukan win-win solution dengan memberikan jatah pendidikan agama di bawah pengelolaan depag dan pendidikan umum di bawah pengelolaan departemen pendidikan dan kebudayaan. Sejak awal kemerdekaan hingga sampai pemerintahan Orde Lama, dan berlanjut kepada pemerintahan Orde Baru dan hingga Orde Reformasi ini, dua sistem pendidikan yang berbeda ini berjalan sendiri-sendiri di bawah dua departemen yang berbeda. Meski sekarang, pendidikan agama telah berada dalam sistem pendidikan nasional yang utuh dan menyatu dengan pendidikan umum, akan tetapi diskriminasi terhadap pendidikan agama tidak bisa disembunyikan. Realitas ini tidak hanya terlihat di tingkat pusat, melainkan juga nampak dominan di daerah. Bahkan di pendidikan agama di bawah pemerintah daerah kondisinya lebih menyedihkan. Porsi pendanaan yang dititipkan pemerintah pada depag untuk mengurus pendidikan jauh tidak sebanding dengan kucuran dana pendidikan yang dialokasikan ke diknas. Sebenarnya, dikotomi pendidikan di Indonesia lebih banyak menyisakan masalah ketimbang jalan keluarnya. Dalam konteks otonomi daerah, status pendidikan agama menjadi dilemma. Sebab, pendidikan agama dianggap sebagai bagian dari wilayah kerja keaSantunan MEI 2010 gamaan yang diurus secara langsung (sentralistis) oleh depag yang berada di tingkat pusat. Akibatnya, pemerintah daerah (pemda) bisa lepas tangan untuk tidak memperdulikan penyelenggaraan pendidikan agama di daerahnya. Penyelenggaran pendidikan agama tidak diakui sebagai bagian kewajiban dan wewenang pemda untuk mengurusnya. Alasannya, aspek pembangunan keagamaan tidak diotonomikan ke daerah (baik daerah tingkat provinsi maupun tingkat kabupaten/kota), sehingga pendanaannyapun menjadi urusan pemerintah pusat. Padahal, pendidikan agama bukan bagian wilayah keagamaan secara umum, melainkan wilayah kerja pendidikan yang statusnya sama dengan penyelenggaraan pendidikan umum lainnya. Konsekuensinya, pendidikan agama sepatutnya mendapat perhatian dan perlakuan yang sama dengan pendidikan umum yang berada di daerah. Karena bagaimanapun eksistensi pendidikan agama berada di daerah dan memikul tanggungjawab yang tidak lebih ringan untuk secara intern mendidik putra-putri daerah. Tetapi sayangnya, mengapa pemda masih saja menganaktirikan lembaga pendidikan agama dan orang-orang yang beramal secara profesional di dalam naungan departemen agama yang ada di daerah. Dalam konteks Aceh yang notabene daerah otonomi khusus di Indonesia, diskriminasi ini tidak harus terjadi. Konon lagi pemerintah Aceh memiliki undang-undang tersendiri (UUPA) untuk mengurus segala bidang tanpa intervensi besar pemerintahan pusat. Apalagi Aceh bisa mengurus sendiri pendidikan yang Islami. Jangankan pendidikan agama yang sudah Islami, pendidikan umum pun dapat diislamisasikan. Tinggal niat ikhlas pemerintah Aceh sajalah yang mampu memperlihatkan nasib persoalan pendidikan agama di Aceh agar tampil berbeda dengan daerah lain. Semoga!. Penulis adalah Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry dan Mahasiswa S3 UIN Jakarta Rahasia Dan Keajaiban Besi Ditinjau Dari Budaya Aceh, Al-Quran Dan Sains Oleh: Mulyadi Nurdin, Lc Tron busoe katron Si titik embon katron u donya Awai lah janji busoe deungon lon Busoe dengon lon bek darohaka” (turunlah wahai besi setetes embun turun ke bumi Dulu besi berjanji padaku Janganlah sampai engkau durhaka) L antunan bait di atas adalah cuplikan dari rangkaian syair yang dinyanyikan penabuh rapai Aceh dalam sebuah atraksi seni Top Daboh (debus), dimana aksi pemain daboh menunjukkan kebolehannya dengan menaklukkan benda tajam seperti pisau, rencong, pedang, gergaji dan senjata tajam lainnya yang terbuat dari besi, pemain daboh dengan penuh keajaiban tidak terluka oleh benda tajam tersebut. Terlepas dari keajaiban apa yang dikandung seni top daboh, kita disini hanya membahas tentang fenomena bahwa dalam syair tersebut diisyaratkan bahwa besi dulunya ‘diturunkan’ ke bumi sebagimana layaknya embun turun di malam hari. Peristiwa penurunan besi telah menjadi daya tarik tersendiri bagi ilmuan dan astronom modern, sehingga sebuah pertanyaan layak diutarakan, apakah besi dihasilkan dari bumi atau diturunkan dari langit? Mengenai darimana endatu kita dulu mengetahui bahwa besi diturunkan dari langit, apakah dari Al-Quran atau dari hasil pengamatan pada masa itu, perlu kajian lebih dalam lagi, karena terdapat hubungan yang sangat relavan antara syair Aceh tersebut dengan sebuah ayat Al-Quran dalam surat Al-Hadid (besi) ayat 25, yang berbunyi: “…Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia….” (Al Qur’an, 57:25) Dalam ayat di atas ada 3 poin yang menjadi pokok pembahasan, yaitu: 1.Peristiwa penurunan besi ke bumi. 2.Besi mengandung kekuatan yang hebat. 3.Besi memberi manfaat kepada manusia. Kata “anzalna” yang berarti “kami turunkan” dalam ayat ini khusus digunakan untuk besi, sehingga dapat diartikan secara harfiah bahwa “secara bendawi besi diturunkan dari langit”, kita akan menyadari bahwa ayat ini memiliki keajaiban ilmiah yang sangat penting. Ini dikarenakan penemuan astronomi modern telah mengungkapkan bahwa logam besi yang ditemukan di bumi kita berasal dari bintang-bintang raksasa di angkasa luar. Logam berat di alam semesta dibuat dan dihasilkan dalam inti bintang-bintang raksasa. Akan tetapi sistem tata surya kita tidak memiliki struktur yang cocok untuk menghasilkan besi secara mandiri. Besi hanya dapat dibuat dan dihasilkan dalam bintang-bintang yang jauh lebih besar dari matahari, yang suhunya mencapai beberapa ratus juta derajat. Ketika jumlah besi telah melampaui batas tertentu dalam sebuah bintang, bintang tersebut tidak mampu lagi menanggungnya, dan akhirnya meledak melalui peristiwa yang disebut “nova” atau “supernova”. Akibat dari ledakan ini, meteor-meteor yang mengandung besi bertaburan di seluruh penjuru alam semesta dan mereka bergerak melalui ruang hampa hingga mengalami tarikan oleh gaya gravitasi benda angkasa. Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di bumi melainkan kiriman dari bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa melalui meteormeteor dan “diturunkan ke bumi”, persis seperti dinyatakan dalam ayat tersebut: Jelaslah bahwa fakta ini tidak dapat diketahui secara ilmiah pada abad ke-7 ketika Al Qur’an diturunkan. Ayat di atas juga menjelaskan tentang kekuatan yang terkandung dalam besi tersebut, seolah-olah ia diturunkan untuk Santunan MEI 2010 “logam besi tidak terbentuk di bumi melainkan kiriman dari bintangbintang yang meledak di ruang angkasa” menjadi kekuatan bagi manusia. Dalam sejarah manusia terbukti besi telah menjadi simbol kekuatan dan kegagahan, segala jenis senjata dibuat dari besi, mulai dari pisau, rencong, pedang, senapan, hingga tank dan pesawat tempur semuanya terbuat dari bahan utama besi. Ayat di atas menjadi inspirator kepada manusia untuk terus mencari kekuatan baru yang tersembunyi dalam besi. Ayat juga memberitahukan bahwa besi membawa berbagai manfaat bagi manusia. Berbagai jenis kendaraan diciptakan dari bahan baku besi, mulai dari sepeda, sepeda motor, mobil, pesawat, kapal laut, bahkan pesawat luar angkasa terbuat dari besi. Berbagai mesin yang pernah dibuat manusia mulai dari mesin jam tangan yang kita pakai hingga mesin-mesin raksasa terbuat dari bahan baku besi, besi merupakan material yang bisa bekerja keras secara terus menerus dan bertahan lama. Logam jenis besi juga menjadi penghantar arus listrik. Ketika manusia telah menggantungkan diri pada energi listrik, maka ketergantungan pada logam semakin tinggi, semua penghantar arus listrik mulai dari arus yang ada dalam jam tangan, komputer, televisi, mesin HP, kabel listrik di jalan, di rumah, hingga berbagai peralatan elektronik di rumah kita semuanya menggunakan penghantar arus yang sama. Ketika Al-Quran diturunkan 14 abad yang silam, manusia belum mengerti sebesar apa manfaat yang akan diberikan besi kepada manusia, mungkin mereka hanya membayangkan bahwa besi hanya dapat dijadikan pedang atau panah, tetapi perkembangan teknologi yang begitu pesat telah menyingkap tabir kehebatan yang terkandung dalam besi tersebut. Mungkin di masa yang akan datang kehebatan besi ini akan lebih canggih lagi dari yang kita saksikan sekarang ini.n *Penulis adalah Penyuluh agama Islam Fungsional Aceh Besar. 41 Iqra’, Persahabatan dan Kebangkitan Nasional (Renungan Hardiknas, Hari Persahabatan Internasional, dan Hari Kebangkitan Nasional) Oleh Muhammad Yakub Yahya D osa kita, orang Aceh, yang juga tergolong besar, itulah malas membaca. Maka kalau kita terus dicobaiNya lewat beragam musibah, semacam tsunami dan banjir, ketakutan dan ketakberkahan hidup, itu karena dosa besar dan kecil kita. Salah satunya karena malas membaca itu. Objek bacaan yang dituntut sejak lahir hingga meninggal itu, adalah ayat Allah yang tertulis (Kalâm Ilâhî), dan ayat yang terbentang di alam (kawniyah) ini. Membaca alam itu, salah satunya dengan tafakkur, tadabbur, tazkir, ta‘lim wa ta‘lum, observasi, dan sebagainya. Hingga lahirlah kitab dan buku, media dan terbitan. Sampai sesak di dunia maya akan sains dan ilmu-Nya. Membaca hukumnya wajib, sebagaimana perintah awal Kalam Tuhan buat Nabi Muhammad SAW. Merenungi Hari Pendidikan Nasional (2 Mei), kita pacu semangat baca kita: iqra’ atau bacalah! “Hidup ini terlalu singkat untuk mengetahui segalanya, maka belajar yang penting-penting saja,” ingat orang pandai. “Sebagaimana menguah makanan, bacalah apa saja, namun jangan telan semuanya,” sambung orang bijak lain. Sebab ada lahapan yang kita kunyah itu tulang dan bulu. Ada yang kita abaca itu tak bermanfaat. Ilmu yang menyesatkan, mencelakakan, merendahkan martabat manusia, bukan ilmu yang bermanfaat namanya. Ilmu yang memanusiakan manusia dan menyelematkan orang-orang dan lingkungan itu akan terus mengalir imbalan kepada pengajarkan, seperti amal dan infaq yang mengalir (jâriyah) juga. Dosa orang tua, salah satu dari yang lain-lain adalah, yang meneladankan dan memaksakan kesan ke generasi muda, bahwa membaca (belajar) itu tugas anak-anak saja. Sedangkan bapak hanya mencari uang: meukat, meula-öt, meutani, meuglé dan seterusnya. Konsep ini salah, dan yang benar adalah bapak, ibu dan anak sama-sama menuntut ilmu. Hanya beda cara dan jam belajar, tentu. Orang belajar (banyak membaca) akan bijak. Dia akan paham mana kawan dan lawan. Biasa, pembaca yang banyak, tak akan gampang menceraikan pasangan. Dalam hidup, memang bisa saja dulu 42 “Jika persahabatan dicederai, sekali dua kali, maafkan. Nasionalisme yang dikebiri, tuntut dan tuntun elit itu kembali, mungkin dengan pemilu dan lewat wakil rakyat” itu jadi lawan, dan sekarang jadi kawan. Sama saja dalam politik atau di rumah tangga. Dalam dunia kawula muda, sering dibilang, ada uang adik kusayang, tak ada uang adek kuceraikan. Ada duit abang kusayang, habis duit abang kutendang, itu juga nyaris masih ada di kamus cewek materialis kita. Kaya kawin, miskin cerai, persis halnya dengan prilaku suami yang kawin anak orang kaya, demi uang. Cintanya cuma pura-pura, sandiwara rupanya. Saat dia kaya, cinta untuk seselimut bersama, menggebu. Namun begitu istri bangkrut atau papa, walau anak telah ada, cerai pun dengan es em es diucapkan. Ini kisah sedih yang menimpa istri baik-baik, oleh oknum suami yang bejat. Suami materialis, matere, mata duitan, harus diberi tanda, dicap: tak layak lagi menjadi menantu. Janda akan mencari uang sendiri usai ditalak suami. Mungkin lebaran ada alakadar kiriman dari mantan suaminya, tapi cuma sedikit dari apa yang telah “disedot” saat masih dalam status suami istri dulu. Anak dengan susu yang harga kayak harga emas, ditanggung kakek-nenek yang menyesal menyerahkan anaknya pada setan (baca: suami berhati setan). kadar malaikat dan setan ada pada masing-masing kita. “Jangan mencintai berlebihan, kelak siapa tahu akan menjadi musuhmu; dan jangan membenci berlebihan, siapa tahu kelak akan menjadi kawanmu,” isyarat Nabi. Merenungi Hari Persahabatan Dunia (16 Mei) dan Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei), kita ingin, siapa pun yang akan “kawin”, jalankan secara makruf dan “cerai” juga dengan makruf, baik di tingkat elit, maupun di level bawahan. Santunan MEI 2010 Kita satu ras, “spesies” manusia. Dari sepasangan insan, Adam dan Hawa, insan berasal. Memiliki persamaan yang prinsipil dan asasi. Kita semula satu rumah, surga-Nya. Turun ke bumi, cucu Adam harus menempati wilayah demi dinamisasi diri dan alam. Variasi ras dan bahasa, itu tanda Allah Kuasa, untuk kita saling menyapa. Untuk menegakkan persahabatan yang egalitarian, yang dibutuhkan bukan elitisme dan eksklusifisme, tapi inklusif. Seperti pandangan Harits ibn Hisyam dan ‘Athab ibn Usaid kepada Bilal bin Rabah yang hitam dan hamba sahaya. Namun Allah memuliakan yang layak mulia dan menghinakan yang patut hina. Kerukunan sungguh indah. Ia kata nan indah dalam kamus manapun. Persahabatan yang tulus akan memotong kesedihan menjadi separuh dan melipatduakan kesenangan. Jika kita berjumpa dengan saudara kita yang pelit senyuman, tebarkan sebuah senyuman. Senyuman sama dalam bahasa mana pun. Dunia politik, sosial, dan ekonomi akan lebih cerah bila dilihat dari balik senyuman. Kita kaya dengan membagi, bukan menerima, juga murah senyuman. Persahabatan dan nasionalisme adalah kemampuan elit dan rakyat memberi lebih dari apa yang diminta. Tragedi hidup yang terbesar, bukan binasanya manusia, tapi hilangnya gairah mencintai dan menyapa. Jika persahabatan dicederai, sekali dua kali, maafkan. Nasionalisme yang dikebiri, tuntut dan tuntun elit itu kembali, mungkin dengan pemilu dan lewat wakil rakyat. Hukumi penjual negara itu dengan cara tak memilihnya lagi, namun tetap memaafkan sekadarnya. Kita yang tak bisa memaafkan akan menghancurkan jembatan yang akan kita lalui nanti, kayak jembatan di pesisir selatan barat Aceh yang ambruk itu. Kita memaafkan atas dasar persahatan, sebab kita ada kekurangan. Kekurangan masing-masing kita akan menyempurnakan program. Sempurnalah Indonesia dengan membiarkan, dengan mengangkat sebagai pembantu dari barat dan timur dengan tipologi yang unik itu. Tidak semarak nusantara andai dibiarkan mati masyarakat Aceh, Melayu, Batak, Nias, Tanjung, Minang, Kubu, Betawi, Sunda, Karimun, Jawa, Madura, Dayak, Minahasa, Banjar, Bugis, Papua Malanesia, Bali, Bima dan seterusnya. Jadi memilih wakil sesuku itu ada lemahnya. Belum meriah hidup di dunia kalau satu saja ras dibasmikan. Orang Aceh di Indonesia, Indian di Amerika, Aborigin di Australia, Arab di gurun sahara, Aria di Jerman, Mongol di Cina, Melayu di Asia, Negro di Afrika, atau Anglo-Saxon di Eropa mesti sama-sama hidup. dari sekte kecil dan besar, dari ajaran lan- git dan bumi, dari multiteis, Budha, Hindu, Zoroaster, Majusi, Shinto, Yahudi, Kristen, dan Islam berusaha memeriahkan dunia yang sempit ini dengan keragaman kepiawaiannya. Manakala satu jiwa dibunuh tanpa alasan, maka sama dengan menghabiskan semua manusia di bumi. Juga menyelamatkan satu sosok insan di bumi yang ringkih ini sama dengan menyelamatkan seluruh manusia. Jadi pembunuhan, penjajahan, dan rasialis bukan ajaran langit. Jadi, sukuisme elit akan melemah- kan nasionalisme kita. Kepentingan sesaat, melirik sisi ekonomis semata, walaupun untuk lima tahunan, itu akan merusak pilar persahabatan nusantara, akan menyuburkan permusuhan, dan mengajarkan penceraian. Cerai, bukan husnul khatimah persahatan, sebuah koalisi, tapi akhir yang buruk. Maka banyak membacalah dan dekaplah dalam persahabatan. Penulis adalah pengajar IAIN Ar-Raniry KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA BANDA ACEH DAN SEGENAP JAJARANNYA Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas Pelantikan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara Drs. H. Zulkifli Idris Tanggal 14 April 2010 Oleh Sekdakab Aceh Utara Ir. Syahbuddin Usman, M.Si Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Lhokseumawe Drs. H. M. Daud Hasbi, M.Ag Tanggal 14 April 2010 Oleh An. Sekdakota Lhokseumawe Drs. H. Arifin Abdullah Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar Drs. Salahuddin Tanggal 16 April 2010 Oleh Bupati Aceh Besar DR. H. Bukhari Daud, M.Ed Semoga Dalam Melaksanakan Tugas Selalu Mendapatkan Ridha dan Inayah Allah Swt. Kepala dto Drs. H. Ayub Ahmad Santunan MEI 2010 43 Makna Kekhalifahan Manusia Harus Terus Diperbaharui D i antara nikmat dan karunia Allah yang paling besar adalah menjadikan kita sebagai manusia yang berakal budi. Dan diutusnya para nabi dan rasul adalah sebagai pemberi peringatan dan petunjuk, sehingga ma-nusia dapat memanifestasikan tujuan penciptaannya di muka bumi ini, yaitu beribadah kepada Allah, sekaligus menjadi ”khalifah”. Misi penciptaan manusia diprotes para malaikat. Para malaikat mengklaim bahwa tidak perlu ada lagi makhluk di permukaan bumi dan bukankah mereka sudah cukup untuk beribadat kepada Allah. Bukankan manusia akan membuat kerusakan dan saling meenumpahkan darah di muka bumi. Allah menjawab ’keberatan’ ini dengan pernyataan bahwa malaikat tidak mengetahui seluruh rencana dan skenario Allah SWT. Maka setelah Adam AS diciptakan, Allah membekalinya ilmu tentang segala nama, sehingga para malaikat menjadi kagum dan memuji kualitas kemanusiaan yang dianugrahkan Allah kepada manusia pertama ini. Akan tetapi, tidak lama berselang, 44 Jika kita jujur dalam menilai diri sendiri dan lingkungan kita, maka tidak ada seorangpun di dunia ini yang benar-benar sempurna di semua sisi kehidupannya. terjadilah pertumpahan darah pertama antara Habil dan Qabil. Dan sejak saat itu, hingga hari ini, manusia tidak pernah berhenti melakukan kerusakan dimuka bumi, dan menumpahkan darah sesamanya. Kenapa hal ini terjadi? Apakah keberatan malaikat tersebut benar adanya? Atau kita yang salah dalam memanifestasikan tujuan penciptaan yang dikehendaki Allah SWT? Tampaknya, setelah Nabi Adam As, ilmu-ilmu tentang segala nama itu mulai terderivasi menjadi berbagai cabang ilmu yang beragam di antara umat manusia. Dan tidak ada seorangpun dari kita yang menguasai seluruh ’nama-nama’ tersebut. Akibatnya adalah, kesalahpahaman banyak orang yang mengira bahwa ilmunyalah yang paling utuh, lengkap Santunan MEI 2010 dan sempurna. Sehingga berani mengklaim superioritasnya sebagai khalifah tunggal diantara sekalian banyak manusia yang lain. Kesalahpahaman ini telah mengukir sejarah umat manusia dengan terjadinya pertumpahan darah memperebutkan kekuasaan. Kini, perebutan kekuasaan ini mengambil bentuk-bentuk baru sebagai seperti hegemoni, monopoli, kapitalisasi, liberalisasi, penjajahan, hingga kasus korupsi. Jika kita jujur dalam menilai diri sendiri dan lingkungan kita, maka tidak ada seorangpun di dunia ini yang benar-benar sempurna di semua sisi kehidupannya. Sudah menjadi sunnatullah bahwa ada yang kaya, ada yang miskin, ada yang kuat dan yang lemah, ada yang ahli dibidang teknik, ada yang ahli dibidang kesehatan, ada yang ahli dibidang perdagangan, pertanian dan sebagainya. Masingmasing memiliki kelebihan, dan juga kekurangan. Lalu bagaimana manusia dapat menjadi ”khalifah” dengan segala keterbatasannya? Allah memaksudkan manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi ini secara kolektif, tidak sendiri-sendiri. Semua orang harus bekerja sama untuk mewujudkan kekhalifahan yang diperintahkan oleh Allah SWT. Dalam bahasa modern, kita menyebutnya dengan istilah manajemen. Secara teoritis, kita dapat membagi model manajemen ini menjadi khilafah besar dan khilafah kecil, atau super manajemen dan sub-sub manajemen. Dalam konteks organisasi kepemerintahan, khususnya Kementerian Agama, kita berada pada salah satu sub manajemen besar, disamping manajemen-manajemen lain yang secara bersama-sama membangun masyarakat dan negeri yang kita cintai ini. (Disarikan dari sambutan Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. A. Rahman TB, Lt, pada pelantikan Kakankemenag Kabupaten Aceh Utara, Rabu 14 April 2010). n KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN ACEH BESAR Mengucapkan Selamat atas Pelantikan Drs. SALAHUDDIN Sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar oleh DR. BUKHARI DAUD, M.Ed, BUPATI ACEH BESAR Pada Hari Jumat, 16 April 2010, di Kota Jantho Semoga selalu sukses dalam menjalankan tugas dan senantiasa mendapat Petunjuk & Perlindungan Allah Swt. & TERIMA KASIH KEPADA AZZAHRI, SH Yang telah menjalankan tugas dengan baik sebagai PYMT Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar KASUBBAG TU AZZAHRI, SH Kasi Mapenda Drs. Uzair Kasi Urais Drs. Tarmizi Kasi Penamas Drs. M. Zain Kasi Pekapontren Drs. Amiruddin Idris Kasi Peny. Haji & Umrah Drs. Adnan Puteh Kasi Zawa Nasruddin, S. Ag Pokjaluh Khalid Wardana Pokjawas Sabaruddin, S. Ag Forum KA KUA Drs. Suryadinata KEPALA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN ACEH BARAT DAN SEGENAP JAJARANNYA Mengucapkan Selamat dan Sukses Atas Pelantikan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara Drs. H. Zulkifli Idris Tanggal 14 April 2010 Oleh Sekdakab Aceh Utara Ir. Syahbuddin Usman, M.Si Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Lhokseumawe Drs. H. M. Daud Hasbi, M.Ag Tanggal 14 April 2010 Oleh An. Sekdakota Lhokseumawe Drs. H. Arifin Abdullah Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar Drs. Salahuddin Tanggal 16 April 2010 Oleh Bupati Aceh Besar DR. H. Bukhari Daud, M.Ed Semoga Dalam Melaksanakan Tugas Selalu Mendapatkan Ridha dan Inayah Allah SWT. Kepala, dto Drs. H. M. Arief Idris, MA Santunan MEI 2010 45 Hati-hati, Penipuan Bermodus Bantuan Dayah Santunan - Banda Aceh. Kementerian Agama Provinsi Aceh mengingatkan pengurus pondok pesantren atau dayah terhadap maraknya penipuan dengan modus bantuan. Kepala Sub Bagian Hukum, Humas dan KUB, Juniazi Sag, mengatakan bahwa modus penipuan tersebut dengan surat yang seakan-akan berasal dari Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Pusat, perihal bantuan pendidikan ponpes, madrasah dan lembaga pendidikan keagamaan. Pengirim minta kepada lembaga penerima surat agar menghubungi Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh melalui nomor telepon pribadi, bukan alamat dinas. “Padahal nomor ini bukan nomor pribadi pejabat yang bersangkutan melainkan nomor si pelaku penipuan sendiri,” ujar Juniazi. Nomor HP pelaku yang mengatasnamakan Kakanwil Kementerian Agama Aceh, Drs. H. A. Rahman TB, Lt. antara lain: 081388999155, 081388960666, 081280941999. Untuk diketahui, surat tersebut tidak sesuai dengan tata cara persuratan yang berlaku di lingkungan Kementerian Agama Republik Indonesia. Meskipun ada kemiripan dalam penomoran surat akan tetapi model kop surat, cap dinas, penulisan nama dan NIP pejabat menyalahi aturan kedinasan yang selama ini berlaku di lingkungan Kemenag. “Kesalahan yang paling jelas adalah pada tanda tangan, meskipun nama pejabatnya sama, bentuk tandatangannya berbeda-beda,” ujarnya. Selain modus surat, ada pula madrasah dan TK/Raudhatul Atfal yang menerima telepon dari orang yang mengatasnamakan pejabat Kementerian Agama Pusat atau Provinsi yang mengabarkan bahwa lembaga tersebut akan segera memperoleh bantuan, dan supaya perncairan bantuan tersebut dapat segera terwujud, pimpinan madrasah diminta untuk mentransfer sejumlah uang ke rekening yang ditunjuk. Terhadap hal ini, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh sangat mengapresiasi kehati-hatian pengelola ponpes dan madrasah yang segera mengkonfirmasi kebenaran surat atau telepon tersebut ke Kanwil Kemenag atau Kankemenag kabupaten/kota setempat sehingga tidak menjadi korban penipuan dan kesalahpahaman. Pimpinan ponpes dan lembaga pendidikan keagamaan yang lain apa bila mendapatkan surat serupa agar segera melapor ke Kankemenag setempat.(aba) CITIVITAS AKADEMIKA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM TEUNGKU DIRUNDENG MEULABOH Mengucapkan Selamat dan Sukses kepada Drs. H .M. Arief Idris, MA (Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat dan Dosen STAI Tgk. Dirundeng Meulaboh) Telah memperoleh gelar Magister Agama (MA) pada Program Pancasarjana IAIN Ar-Raniry Banda Aceh dan Dr. Syamsuar Basyariah, M.Ag (Ketua STAI Tgk Dirundeng Meulaboh dan Pegawai Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat) Telah memperoleh gelar Doktor (S3) pada Program Pascasarjana IAIN Ar-Raniry Banda Aceh Pembantu Ketua I Bidang Akademik ttd, Mukhsinuddin MS, S.Ag. 46 Santunan MEI 2010 Diasuh oleh Muzakkir,S.Ag Mereka bersiap-siap = Penting = Mengulang = Kemampuan = Yang diujikan = Materi-materi = Berusaha = Disampaikan = Kesungguhan = Meningkatkan = Santunan MEI 2010 47 By. Erfiati Adam, MA, English Teacher at MAN Model B.Aceh Speed Reading Methods: Skimming and Scanning It is undoubtedly that;”Reading is the Window of the World”. In the daily life, reading is required in order to grasp information, knowledge, sciences and technology. Reading is also a means of improving our knowledge on the latest updates all over the world. Moreover, people can also increase their degree of intelligence by reading upon a variety of reports, journals, research findings and other types of publications. Reading a lot of books and other references help people get in touch with the rest of the worlds. Therefore, reading is a ‘key point’ so as to meet the challenge of life nowadays. Nevertheless, many people have trouble with reading. They also have difficulty in passing tests that involve reading. When they read, they make the same mistakes over and over. Reading is a process of the brain where the eyes look at symbols on a page, and the mind sees the patterns of characters and understands the meaning in them. The good reading means building frameworks for connecting words to thoughts. It is not merely moving the eyes on letters by letters, words by words, sentences by sentences, but to grab the ideas within the reading. Hence, what the reader needs to have is the so –called reading comprehension ability. To improve the reading comprehension, there are several reading techniques to be taken in to account. Amongst several techniques, Speed Reading is a collection of reading method which trying to develop speeds of reading without exceedingly decreasing the knowledge within the reading. As one of the techniques in reading, it improves the reader’s reading comprehension. It can help the reader to read and 48 understand the written information much more quickly. There are different methods of the speed reading techniques for different situations. The choosing of the technique will depend on the purpose for reading. When someone is exploring or reviewing a document to get an outline of the issue, what he needs to do is to skim the document quickly and extract only the crucial events. But once the purpose is to search and understand the real detail of the information within the document, the appropriate method is by scanning for a specific word and reading it slowly enough to gain the full understanding on certain issue. The skimming is a process of speed reading that engages visually searching the sentences of a page for clues to meaning. It is applied to quickly identify the main idea of an article. The skimming is practiced when there are lots of materials to read within a limited amount of time. The reader will obtain the greatest time saving by skimming the documents. The technique of skimming can be applied by reading the first and the last paragraph using headings summarizes and other organizers as the eyes move down the page. Consider to read the Santunan MEI 2010 titles, subtitles, subheadings, and illustrations. Take into account to read the first sentences of each paragraph. Skimming is very helpful to obtain dates, names, and places and to analyze charts, graph, and tables. The scanning is another speed reading technique which is commonly utilized to identify key words or ideas within a document. Scanning is also a method which is frequently used when someone is searching for a word in the telephone book, dictionary, or encyclopedia. In most scanning practices, the reader certainly has the idea in mind; what he intends to look for. Therefore, the reader pays full concentration on finding the certain ideas within the text. Alike the skimming method, scanning also involves a speed moving of eyes to look down the page or screen searching for particular words, phrases, or expressions. After scanning the whole document, the next step is to go back through it and skim it. Technically, the reader should consider seeking for the text organizers which is being used by the author. It requires attention to the bold faced words or sentences, different font sizes, styles, colors, italics or the using of numbers. Last but not least, speed reading techniques are considered very helpful for various backgrounds of readers with their different purposes. Much more information sharing obtained easily. Life is getting more and more fun and enjoyable by reading more books and references. Consequently, it facilitates the so called poor reader; who have trouble with reading, become the so-called skilled readers; those with the adequate reading ability. Well, Keep Reading!!!!! n Dra. Hj. Mirati. AM Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Simeulu “Buat Saya, Ini Tantangan” B ersahaja, lugas, intelek dan penuh keibuan, begitulah kesan pertama berbincangbincang dengan Ibu Dra. H. Mirati, yang pada tanggal 4 Maret 2010 resmi menjadi Kepala Kantor Kementerian Agama Kabuaten Simeulu. Mantan isteri wakil Bupati Simeulu almarhum Drs. H. Ibnu Abban Gt Ulma, menjadi perempuan pertama di Aceh yang menjadi Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten. Sebuah prestasi membanggakan. Penuh percaya diri, visioner dan menyiratkan perasaan optimis itulah yang ditangkap Juniazi, Pemimpin Redaksi Majalah Santunan saat wawancara dengan Ibu tiga orang anak putraputri ini, di sela-sela kegiatan Rapat Koordinasi Perencanaan Anggaran di Kota Sabang, tanggal 15 Maret lalu. Berikut petikannya: Bagaimana perasaan Ibu ketika mengetahui akan dilantik sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Simelue? Awalnya, saya dapat informasi dari teman bahwa nama saya termasuk yang diusul ke Jakarta. Dan terakhir saya tahu, itu mengarah ke saya. Waktu itu saya berpikir, kalau bisa, jangan saya. Itu yang saya minta ke teman saya untuk disampaikan kepada Bapak Kakanwil. Tentunya, dengan berbagai pertimbangan. Salah satunya saya sudah sendiri, dan punya tanggung jawab sepenuhnya terhadap anak-anak. Saya katakan, insya Allah saya akan tetap membantu Kementerian Agama melalui Kasi Urais dan siap di depan apabila diajak sekalipun tidak diberi jabatan. Saya takut sekali dengan tanggung jawab. Saya tahu, tanggung jawab seorang pemimpin sangatlah berat. Sejak a w a l s a y a m e m a n g p e ke r j a keras, t a n p a pernah Santunan MEI 2010 mengharapkan jabatan tinggi. Bapak Kakanwil sepertinya punya pertimbangan lain. Ibu akhirnya tetap dilantik jadi Kakankemenag Simelue. Komentar Ibu? Sebagai bawahan saya harus menghargai atasan. Saya sangat menghargai bapak Kakanwil. Itu yang membuat saya akhirnya luluh. Sambil berdoa kepada Allah jika memang ini kehendak Mu mohon ridha Mu, ya Allah. Jika tidak baik untuk saya, mohon petunjuk Mu. Itu yang saya sampaikan ke Allah. Apa yang pertama Ibu lakukan ketika Ibu tahu akan dilantik? Awalnya saya pikir, itu cuma isu. Karena belum ada pemberitahuan secara khusus kepada saya. Tapi begitu saya ditelepon Pak Julaidi (Kakankemenag Simeulu sebelumnya), beliau katakan surat pemberitahuan kepada Bupati tentang pelantikan saya s u d a h dikirim. Beliau menyu- 49 ruh saya mengecek kenapa surat itu belum direspon, padahal surat itu sudah dikirim 15 hari yang lalu. Ini yang membuat saya tertantang. Waktu itu saya dapat dukungan luar biasa dari berbagai pihak, baik di intern Kementerian agama maupun dari Pemda termasuk ulama dan tokoh masyarakat. Soal saya mampu, tidak mampu itu belakangan. Bapak Kakanwil sangat respek dan menaruh harapan besar kepada Ibu untuk memimpin Kantor Kementerian Agama Simeulu. Bagaimana ini ceritanya? Hubungan saya dengan Bapak Kakanwil hanya sebatas pimpinan dan bawahan. Itu saja. Kedua, mungkin karena hubungan almarhum suami saya dengan Bapak Kakanwil. Juga mungkin laporan-laporan selama saya di Urais. Saya tahu kaderisasi di Kementerian Agama di Simelue sangat kurang. Ada satu, dua orang tapi karena berbagai pertimbangan lain, jatuhlah pilihan Pak Kakanwil ke saya. Mungkin harapan beliau, kalau perempuan pimpin Kementerian Agama lebih amanah. Ibu menjadi perempuan pertama di Aceh, boleh jadi di Indonesia yang memimpin Kantor Kementerian Agama. Dan ini menjadi suatu kebanggaan bagi Kakanwil juga bagi Kabupaten Simeulu. Tanggapan Ibu? Melihat respek Pak Kakanwil yang sangat besar, ini tantangan besar 50 buat saya. Sampaisampai saya tidak bisa tidur. Saya takut tidak mampu melaksanakan amanah ini. Buat saya ini tantangan. N g o m o n g ngomong, apa visi Ibu untuk memajukan Kementerian Agama Simelue? Pertama, mungkin ya konsolidasi ke dalam. Saya lihat selama ini agak longgar, ini akan kita benahi. Juga soal kedisiplinan pegawai, yang tidak hanya pada kehadiran juga kedisipilinan di bidang tugas masing-masing. Ke depan, saya juga harus memikirkan penambahan tenaga sumber daya manusia. Tanpa adanya SDM yang handal kita juga akan kewalahan. Kedua, koordinasi dengan Pemerintah Daerah harus jalan terus dengan baik dan insya Allah bisa kita tingkatkan lagi. Sudah pasti, yang tidak tahu harus bertanya ke mereka (Pemda-red). Menarik, ibu punya hubungan baik dengan Pemerintah daerah dan ini merupakan aset kedepan. Komentar Ibu? Alhamdulillah. Dengan adanya hubungan baik dengan Pemda yang masih melekat didiri saya, membuat saya lebih lempang menjalin kerja sama dengan Pemda untuk kepentingan dan kebaikan Kementerian Agama kedepan. Sebenarnya Pemda sejak dulu telah memberikan perhatian dan bantuan kepada kita, seperti bantuan sepeda motor untuk para kepala Madrasah dan KUA. Dan ini harus terus kita pelihara. Apa filosofinya, sehingga Ibu bisa sukses seperti sekarang ? Dulu saya punya tantangan pahit. Saya tidak diizinkan melanjutkan Sekolah setamat saya dari PGA, karena dijanjikan akan diangkat sebagai Pegawai Negeri. Pada saat itu saya coba mogok makan, dua hari saya tidak makan, akhirnya orang tua saya luluh juga dan akhirnya mengizinkan saya untuk kuliah di Banda Aceh. Tantangan ini membuat saya harus bisa menjadi orang yang berguna bagi semua orang, menjadi orang yang bisa membantu orang lain. n B I O D ATA Dra. Hj. Mirati, AM Tempat dan tanggal lahir: Sinabang, 9 November 1959 Pendidikan: S1 IAIN Ar-Raniry, Banda Aceh (1988). Pengalaman pekerjaan: Staf KUA Kecamatan Darussalam, Aceh Besar (1991 - 2001), Staf Kasi URAIS Kandepag Simeulu (2002 2004), Kasie URAIS Kandepag Simeulu (2005 – 2010). Pengalaman organisasi: Ketua KOHATI Fakultas Syariah IAIN Ar-Raniry (1985), Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Simeulu (2001 – 2010), Wakil Ketua DEKRANAS Kabupaten Simeulu (2001 – 2010), Ketua BKMT Kabupaten Simeulu (2001 – 2010), Anggota MPU Kabupaten Simeulu (2003 – 2010), Pengurus Baitul Maal Kabupaten Simeulu (2007 – 2010), Pengurus Yayasan Universitas Simeulu (2010), Anggota Tim Muballighah Kabupaten Simeulu (2010). Anak-anak: Ridha Al-Fayumi, STTP, PNS (22), Riadhi Zulfahmi, Mahasiswa (20), dan Raihan Amalia, Pelajar (17). Santunan MEI 2010 LIFE STYLE Hidup Sehat Ala Rasulullah Para pakar kesehatan menyatakan bahwa udara sepertiga malam terakhir sangat kaya dengan oksigen dan belum terkotori oleh zat-zat lain, sehingga sangat bermanfaat untuk optimalisasi metabolisme tubuh. Hal ini jelas sangat besar pengaruhnya terhadap vitalitas seseorang dalam aktivitasnya selama seharian penuh. Contohlah Rasulullah, yang setiap subuh selalu mendapat asupan udara segar. Beliau bangun sebelum subuh dan melaksanakan qiyamul lail. Biasanya orang yang memulai kehidupan di pagi hari dengan bangun subuh, akan menjalani hari dengan penuh semangat dan optimisme. Berbeda dengan orang yang tidak bangun di subuh hari, biasanya lebih mudah terserang rasa malas untuk beraktivitas. Untuk menjaga kesehatan mulut dan giginya pada pagi hari, Rasulullah SAW biasa memakai siwak. Siwak mengandung flour yang sangat bermanfaat dalam menjaga kesehatan gigi dan gusi. Mulut dan gigi merupakan organ tubuh yang sangat berperan dalam konsumsi makanan. Apabila mulut dan gigi sakit, maka biasanya proses konsumsi makanan menjadi terganggu. Rasulullah saw membuka menu sarapannya dengan air dingin yang dicampur dengan madu. Dalam Al Qur’an, madu merupakan syifaa (obat) yang diungkapkan dengan isim nakiroh, menunjukkan arti umum dan menyeluruh. Pada dasarnya madu bisa menjadi obat atas berbagai penyakit. Madu berfungsi untuk membersihkan lambung, mengaktifkan usus-usus, dan menyembuhkan sembelit, wasir, luka bakar, dan peradangan. Tujuh butir kurma ajwa (matang) menjadi kebiasaan Rasulullah saw menjelang siang. Beliau pernah bersab- da, “Barang siapa yang makan tujuh butir kurma,maka akan terlindungi dari racun.” Hal ini terbukti ketika seorang wanita Yahudi menaruh racun dalam makanan Rasulullah pada sebuah percobaan pembunuhan di perang Khaibar, racun yang tertelan oleh beliau kemudian bisa dinetralisir oleh zat-zat yang terkandung dalam kurma. Sementara itu Bisyir ibu al Barra’, salah seorang sahabat yang ikut makan racun tersebut akhirnya meninggal, tetapi Rasulullah saw selamat dari racun tersebut. Rahasianya adalah tujuh butir kurma yang biasa dikonsumsi Rasulullah SAW. Menjelang sore hari, menu Rasulullah biasanya adalah cuka dan minyak zaitun. Tentu saja tidak hanya cuka dan minyak zaitun, tetapi dikonsumsi dengan makanan pokok seperti roti. Manfaatnya banyak sekali, diantara mencegah lemah tulang, kepikunan, melancarkan sembelit, menghancurkan kolesterol, dan melancarkan pencernaan. Di malam hari, menu utama makan malam Rasulullah adalah sayur- sayuran. Secara umum, sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama, yaitu menguatkan daya tahan tubuh dan melindunginya dari serangan penyakit. Setelah makan malam Rasulullah tidak langsung tidur. Beliau beraktivitas terlebih dahulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan mudah dicerna. Caranya bisa juga dengan shalat. Rasulullah saw bersabda: “Cairkan makanan kalian dengan berdzikir kepada Allah dan shalat, serta janganlah kalian langsung tidur setelah makan, karena dapat membuat hati kalian menjadi keras.” (mul/dtc) Santunan MEI 2010 51 LIFE STYLE Tempat Wisata Paling Misterius di Dunia D unia kita penuh dengan misteri, mari kita bertualang dari satu tempat ke tempat misterius lainnya, siapa tahu anda mampu memecahkan misteri tersebut. 1. Pulau Paskah atau skidwort island Pulau ini berada di antara Tahiti dan Chili, dan meraih popularitas internasional karena patung kolosal yang luar biasa berbentuk wajah manusia. Tiap patung tingginya adalah 14 kaki (sekitar 4 meter), berat sekitar 14 dan terbuat dari batu vulkanis, dan merupakan hasil karya dari masyarakat Rapa Nui. Sampai sekarang belum diketahui bagaimanakah patung ini dibuat dengan teknologi primitif yang dimiliki masyarakat tersebut. 2. Piramid Mesir Negara ini memiliki lebih dari 80 piramida yang tersebar di sepanjang sungai Nil. Masing2 tingginya mendekati 100 meter, dan terbuat dari batu raksasa dengan berat masing-masing mencapai 100 ton. Semua piramida dibangun hanya dengan menumpuk satu batu diatas batu lainnya. Tidak ditemukan lem, paku, atau perekat apapun digunakan dalam pembuatan piramid. Semua batu entah bagaimana saling pas, sehingga sangat susah ditemukan adanya retakan atau celah. Permasalahan mengenai teknik pembangunan yang digunakan juga belum terjawab sampai saat ini. 3. Bermuda. Di Atlantik Barat laut, terletak Segitiga Bermuda. Dalam segitiga ini terdapat 7 pulau besar dan 150 pulau kecil yang sebenarnya adalah gugusan karang. Segitiga ini juga disebut sebagai segitiga setan, semua alat teknologi tinggi dan semua alat navigasi tidak bekerja dengan benar di tempat tersebut. Tidak ada yang tahu mengapa dan bagaimana mencegah hal ini. Jadi, jika anda memang berani, siapa tahu anda menjadi yang pertama memecahkan misteri ini. 4. Antartika. Antartika adalah tempat yang sangat tidak ramah untuk dihuni. Begitu banyak perubahan dan fenomena yang sampai sekarang menjadi rahasia besar buat sebagian besar dari kita. Antartika juga memiliki banyak misteri, dari 14 juta kilometer benua tertutup salju dan es dengan ketebalan antara 2000 sampai 4800 meter, ada juga pulau yang kering total, dan disebut “Lembah kering tanpa salju”. 5. Xinjian. Di kota ini, ada daerah terbengkalai yang disebut “Mo52 guicheng” atau kota iblis. Beberapa kastil di Moguicheng menimbulkan suara aneh yang tidak jelas darimana asalanya. Jika anda mendekati kota iblis ini di hari panas dengan angin sepoi-sepoi, anda akan mendengarkan ritme manis, seperti 10 juta bel kecil atau 10 juta gitar bermain bersama dengan indahya. Tapi jika angin kencang mendekat, maka suara yang timbul akan bagaikan raungan singa, tangis bayi atau lolongan serigala. 6. Stonehenge. Stonehenge adalah susunan batu misterius di daerah pinggiran Inggris. Tidak ada yang tahu tujuan dibangunnya apa, apakah istana, atau tempat pemujaan, atau kuil atau mungkin tanda adanya UFO? Coba anda kunjungi, siapa tahu anda bisa memecahkan misterinya. 7. Air Terjun Niagara. Air Terjun ini terkenal sebagai tujuan turis. Keajaiban alam ini terletak di perbatasan Kanada dan Amerika. Air terjun ini meliputi daerah seluas 250.000 mil persegi dan aliran airnya dapat mencapai 250.000 kaki kubik perjam. 8. Geyser. Geyser adalah aliran air hangat yang menyembur ke permukaan tanah. Geyser selalu tampak menarik dan misterius. Salah satu tempat di Reykjavik, ibukota Islandia, terkenal dengan geysernya yang mencapai diameter 20 meter dan ketika hujan, anda bisa menemukan pemandangan yang mengerikan: aliran air yang menyembur luar biasa sehingga mencapai ketinggian 70 meter. Jika anda mengunjungi Cina, dan menunggu di sekitaran Geyser di sungai Yangbo, Tibet. Geyser yang ada dapat menyembur dengan suara yang mengejutkan setiap beberapa menit sekali. Diameter semburan air panas ini mencapai 2 meter dan ketinggian semburannya dapat mencapai 20 meter. 9. Pulau Arran dan Orkney. Dua pulau di Skotlandia ini adalah harta rahasia sejarah terpenting. Dua pulau ini terletak di lautan Skotlandia yang dingin, kedua pulau ini menarik turis dengan sejumlah kastil, reruntuhan, lingkaran-lingkaran batu dan kuil-kuil kuno. Jika anda suka dengan periode abad pertengahan. Kedua pulau ini wajib ada dalam daftar kunjungan anda. (mul/kapanlagi) Santunan MEI 2010 T T S TTS 004 2010 Mendatar: 1. Pondok Pesantren, 5.Ilmuwan muslim yang karyanya menjadi rujukan ilmu kedokteran dunia berabad-abad lamanya (namanya di kalangan bangsa barat), 6.Musabaqah Menulis kandungan Al-Qur’an, 9.Penulis kitab Busatnussalatin, 11.istilah agama Qath’iy, 13.Kejadian, 16.Penulis buku HABIS GELAP TERBITLAH TERANG, 17.Kitab tafsir yang membahas ayat-ayat al-Qur’an dari sudut pandang ilmu alam, 19.Salah satu binatang amphibi, 20.Riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain, 21.Lawan dari sifat IRADAHnya Allah, 22.Salah satu saat haramnya shalat, 23.Istilah agama dikenal dengan qana’ah Menurun: 2.Toleransi (Arabic), 3.Rujukan, 4.gerakan persamaan hak antara pria dan wanita, 7.Pendidikan (English), 8.Kitab turats = Kitab...., 9.Senyawa organik yang bergugus –OH, 10.istilah untuk hasil ibadah haji yang didambakan, 12.Serba salah, 14.Ilmu yang mempelajari tentang perubahan zat yang tidak menimbulkan zat yang baru, 15.penutup suatu pembahasan, 17.Gelar yang disandangkan kepada Umar Bin Khaththab, 18.Hari pendidikan nasional Jawab TTS 002 2010 Mendatar: 2.ANTARA, 5.POWEL, 6.MAZMUMAH, 9.MUKTAZILAH, 11.SAKARIN, 14. PRAMUKA, 15.PELE, 17.SANAD, 18.TSUNAMI, 20.ARRANIRY, 21.FOTOSFER, 22.JABARIYAH, 24.KONDUKSI, 25.ALQITAL 26. HISTOLOGI, 27.BANYUL, Menurun: 1.WAKAF, 3.DONASI, 4.SAMARINDA, 7.MUGHAYATSYAH, 8.KPU, 10.GAYA, 12.ABEE, 13.OPDA, 16.ETIOLASI, 19.RAIHAN, 23.AKMIL, 25.ADA Santunan MEI 2010 53 Makna Perencanaan Catatan Kecil Dari Rakor Perencanaan di Sabang Oleh Saifuddin, SE D alam kehidupan seharihari, istilah rencana sudah menjadi hal yang jamak, karena sejak zaman prasejarah sampai saat ini, dimanapun, kapanpun dan siapapun tetap memiliki rencana kehidupan masing-masing yang disebut dengan cita-cita. Dalam konteks ini, secara sederhana kdapat disimpulkan bahwa organisasi sekecil apapun membutuhkan perencanaan untuk memastikan arah dan tujuan dari suatu organisasi. Seumpama rumah tangga perlu merencanakan pendidikan anakanaknya, kebutuhan sandang, pangan dan kesejahteraan hari tua. Pedagang perlu merencanakan peluang usaha perdagangannya. Madrasah perlu merencanakanjadwalbelajar,anggaran operasional, dan sebagainya. Dengan demikian perencanaan merupakan hal yang mutlak dan sangat menentukan dalam menuntun sebuah organisani ke tingkat yang lebih baik. Secara teoretik, perencanaan dalam arti luas bisa didefinisikan sebagai upaya manusia meminimalkan ketidakpastian, dengan memfungsikan kemampuan foresight, yaitu kemampuan melihat jauh ke depan. Sedangkan perencanaan dalam arti sempit adalah derivasi dari foresight yaitu mengukur (measuring). Persoalannya sekarang adalah tidak semua hal berbentuk materi yang mudah diukur, contoh paling sederhana adalah apabila kita ditanya tentang bahagia, barangkali kita akan lebih sulit mengukur dibandingkan dengan mendefinisikan sejahtera. Nah disinilah tugas seorang perencana untuk melihat jauh ke depan dan mendefinisikan sesuatu yang tersembunyi menjadi terukur sehingga menjadi lebih nyata. Tujuan Perencanaan Tujuan perencanaan adalah untuk memperkecil peluang munculnya ketidakpastian. Ada tiga elemen utama ketidakpastian dalam merencanakan sesuatu, yaitu ketidakpastian waktu; ketidakpastian ruang; dan ketidakpastian materi. Sebagai contoh adalah pelaksanaan ujian di madrasah, 54 semakin kita dapat menjamin bahwa ujian tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan, maka semakin kecil pula peluang ketidakpastian, begitu juga dengan tempat pelaksanaan ujuian, dan materi materi yang akan diujiankan. Contoh lain, rencana pembangunan gedung. Perencanaannya meliputi waktu pelaksanaan, bentuk serta spesifikasi, dan tempat pelaksanaan. Dengan adanya rencana ini, maka ketidakpastian waktu, bentuk dan spesifikasi serta lokasi pelaksanaan Pembangunan gedung bisa diminimalisir, dan bila ketiga elemen tersebut telah di penuhi sesuai dengan yang direncanakan, artinya ketidakpastian tersebut telah gugur, karena hasilnya telah dapat diukur secara nyata dan dapat dirasakan secara idrawi, yaitu berdirinya gedung di tempat yang telah ditentukan. Jadi, semakin kecil kemungkinan ketidakpastian dalam pelaksanaan suatu kegiatan, menunjukkan kualitas perencanaan yang semakin sempurna. Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, sebagai salah satu organisasi yang berskala besar juga tidak terlepas dari proses perencanaan sebagaimana dimaksud di atas. Dalam hal ini, perencanaan di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh bukanlah semata-mata menjadi ’milik’ Subbag Perencanaan saja, tetapi juga membutuhkan partisipasi dari seluruh ’anggota organisasi’ yang ada di lingkungan Kantor wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh. Jadi, seluruh unsur yang terlibat dapat merencanakan sesuatu untuk dapat memperkecil ketidakpastian dalam pencapaian tujuan organisasi. Tanggungjawab Perencanaan Beberapa waktu yang lalu Kantor Wilayah Kementerian Agama melaksanakan kegiatan Rapat Koordinasi Penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja di Kota Sabang, dengan melibat semua unit di Kementerian Agama se Provinsi Aceh. Dalam Santunan MEI 2010 kegiatan tersebut dapat dilihat cara kasat mata bahwa perencanaan adalah tanggungjawab dari seluruh elemen organisasi yang secra aktif terlibat dalam proses perencanaan. Ada yang menganggap bahwa perencanaan adalah tanggung jawab Subbag Perencanaan saja, sehingga muncul image negatif yang berakibat pada minimnya partisipasi dan tanggung jawab satuan-satuan kerja dalam merencanakan programprogram kegiatannya. Padahal perencanaan merupakan ’milik’ semua elemen organisasi dan Subbag Perencanaan hanyalah media untuk menyalurkan rencana-rencana tersebut. Pada Rakor di Kota Sabang kita telah berupaya menghilangkan image tersebut dengan tidak menempatkan pimpinan unit Subbag Perencanaan sebagai ketua panitia pelaksana kegiatan, tetapi kita tetap menempatkan pimpinan unit Subbag Perencanaan di posisi ketua tim pengarah sebagai penaggungjawab penyaluran rencana sesuai dengan struktur organisasi Kementerian Agama Provinsi Aceh, itu artinya kita mengharapkan semua unit kesekretariatan Kementrian Agama Provinsi Aceh merasa memiliki perencanaan, dengan demikian mudah-mudahan kita dapat mendekati kesempurnaan perencanaan sesuai yang kita harapkan. Semoga! Penulis, Kasubbag Perencanaan dan Informasi Keagamaan (Caninfoka), Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Kiat Menghadapi DBD Oleh Faridah Andriani M usim penghujan yang berkepanjangan mengakibatkan genangan air dimana-mana. Namun, ada yang perlu diwaspadai bagi kaum ibu, yaitu tempattempat yang memungkinkan bagi nyamuk untuk bersarang dan bekembang biak. ’Nyamuk bertelur dan berkembang biak di tempat penampungan air, seperti: bak mandi, WC, tempayan, drum air, bak menara (tower air) yang tidak tertutup, dan sumur gali. Kewaspadaan kita merupakan modal utama mengatasi timbulnya gejala demam berdarah. Upaya pencegahan berkembangnya nyamuk aedes aegypti dapat dilakukan dengan mengembangkan pola 3M sesuai dengan anjuran pemerintah yaitu : 1.Menguras bak air dua kali seminggu; 2.Menutup tempat penampungan air 3.Menimbun dan atau menjual barang-barang bekas yang sifatnya dapat menampung air. Gejala Demam Berdarah Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus. Gejala penyakit ini ditandai dengan munculnya : 1.Demam secara tiba-tiba 2-7 hari, disertai sakit kepala berat; 2.Sakit pada sendi dan otot (myalgia dan arthralgia); 3.Ruam-ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang, petekial dan biasanya mucul dulu pada bagian bawah badan - pada beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti hampir seluruh tubuh. 4.Pendarahan pada hidung dan gusi. 5.Selain itu, radang perut bisa juga muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare. Apa yang Harus Dilakukan Jika Demam Berdarah Menyerang? Jangan panik jika buah hati kita terindikasi diserang demam berdarah. Pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah memberi minum sebanyakbanyaknya dengan air yang sudah dimasak, seperti air susu, teh, air bening, oralit atau air minum lainnya. Sementara itu, penderita dapat dikompres dengan air dingin atau es dan diberi obat penurun panas seperti parasetamol. Selanjutnya harus segera dibawa ke dokter. Selain pengobatan dari dunia kedokteran pengobatan dengan menggunakan Cara tradisional juga bisa dilakukan sebagai salah satu pertolongan terhadap penderita DBD diantaranya: 1.Mengatasi gangguan pada trombosit atau penurunan pada butiran darah merah yangmengakibatkanterjadinyapendarahan dapat diatasi dengan mengkomsumsi lebih kurang 30 gram sambiloto segar + 30 gram daun dewa segar direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, airnya disaring dan diminum. 2.Bagi mereka yang terserang DBD akan mengalami penurunan daya tahan tubuh. Untuk mengembalikan daya tahan tubuh secara cepat dan efektif dapat memanfaatkan 30 gram umbi daun dewa (thien chi) dijadikan bubuk, ambil 10 gram Santunan MEI 2010 bubuk tersebut dan seduh dengan 200 cc air mendidih, diminum hangat-hangat. lakukan sehari 3 kali. 30 gram daun dewa segar direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, airnya disaring, lalu diminum. 3.Penderita DBD yang disertai pendarahan, dapat menggunakan 200 gram akar teratai segar dijus, diminum atau dibuat masakan sop atau sesuai selera. 60 gram akar alang-alang segar + 10 butir angco direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 ee, airnya disaring, diminum, angconya dimakan. 4. Untuk menambah nafsu makan bagi penderita DBD dapat menggunakan: 1- 3 buah kiam boi /sun boi diseduh dengan 200 cc air + madu secukupnya, diminum. 15 gram asam jawa segar + 15 gram kencur segar + gula jawa secukupnya direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, airnya disaring, diminum. Proses merebus disarankan untuk menggunakan panci enamel atau periuk tanah. Selamat mencoba, semoga Demam Berdarah tidak dapat kita cegah dan kehidupan kita selalu ceria. Tak ada malapetaka yang mengintai. Dan tidak ada malapetaka yang merengut senyum buah hati kita. Wallahu a’lam! (Penulis adalah Karyawati Kanwil Kemenag Aceh) 55 Profesor dan Pendayung Sampan S uatu hari seorang Profesor menyewa sebuah sampan untuk membuat penelitian di tengah lautan.Pendayung itu merupakan lelaki tua yang sangat pendiam. Profesor sengaja mengupah lelaki tua itu kerana dia tidak mau orang yang menemaninya banyak bertanya tentang apa yang dia lakukan. Dengan tekun Profesor itu melakukan tugasnya tanpa menghiraukan pendayung sampan. Dia mengambil air laut dan diisi kedalam tabung uji, digoncang-goncang, kemudian mencatat sesuatu di dalam buku catatan dibawanya. Berjam-jam lamanya Profesor itu melakukan uji coba dengan tekun sekali. Pendayung sampan mendongak ke langit, memandang pada awan yang mulai berarak kelabu. Dalam hati dia berkata “Hmm..tak lama lagi hujan lebat akan turun..” “OK semua sudah siap mari kita balik.” Lantas pendayung itu memutar sampannya dan mulai mendayung ke arah pantai. Dalam perjalanan itu baru Profesor itu membuka mulut menegur pendayung sampan. “Dah lama kamu mendayung sampan?” Tanya Profesor kepada pendayung sampan. “Hmm..hampir seumur hidupku,” jawab si pendayung ringkas. Oleh Aswaranas S,Pd.I “Seumur hidup kamu? Jadi kamu tidak tahu apa-apa selain mendayung sampan?” tanya Profesor itu lagi. “Ya..”jawab pendayung sampan dengan ringkas. Profesor belum berpuas hati dengan jawaban pendayung tua itu. “Kamu tahu Geografi?” Si pendayung menggeleng. “Kalau begitu kamu hilang 25 % dari usia hidup kamu.” “Kamu tahuBiologi?”tanyaProfesoritulagi. Pendayung sampan itu menggeleng lagi. “Kasihan kamu telah kehilangan 50% dari usia kamu.” “Kamu tahu Fisika?” Profesor itu masih bertanya. Seperti tadi pendayung sampan itu hanya menggeleng. “Sungguh kasihan kalau begitu kamu telah kehilangan 75% usia kamu.Malang sungguh nasib kamu semuanya Penggali Pasir di Kali Butir demi butir Kau menggali pasir itu Agar dapat bertahan hidup Bagaimana jika aku sepertimu Bagaimana kau menafkahi keluargamu Gajimu tak seimbang dengan hasil jerih payahmu Aku tau hidupmu serba tak kecukupan Aku mesti bersyukur pada Tuhan Yang telah dilimpahkan rahmat-Nya dan rezeki padaku Wahai penggali Pasir Jika aku disampingmu aku akan senantiasa membantumu Penulis adalah Security Kementerian Agama Kabupaten Aceh Tamiang Terjang Ledakkan hati ini Biar kau puas Hinakan aku dalam nafsumu Biar aku merana Karena keangkuhanmu Mengapa kau hanya menatap Tidakkah kau mampu menerjang Memburuku dengan segala hakmu Apakah kau takut? Aku hanya Satu Dengan beribu manusia yang bebal akan dirimu Terjang aku Bila perlu hanguskan sekalian Bukankah aku bencana bagimu Asal kau tahu Kedigdayaanmu tak gentar bagiku Untuk terus menantangmu Biarpun aku merona dalam merana. Karya: Teuku Asri Mahdi Siswa III IPA 1, MAS Jeumala Amal, Lueng Putu, Pidie Jaya Karya: Ahmed Siddiq hawari Siswa Kelas VII A MTsN Glumpang Minyeuk Kab Pidie 56 tidak tahu. Seluruh hidup kamu hanya dihabiskan dengan sampan,tak ada gunanya lagi,” Profesor itu mengejek dan berkata dengan angkuh setelah merasakan dirinya yang terhebat. Pendayung sampan hanya mendiamkan diri. Selang beberapa menit kemudian hujan turun dengan lebat, tiba-tiba ombak besar datang melanda. Sampan yang mereka naiki terbalik. Profesor dan pendayung sampan terpelanting. Sempat pula pendayung itu bertanya, “Kamu tahu berenang?” Profesor hanya menggeleng. “Sayang sekali kamu telah kehilangan100%nyawakamu.”Katapendayung itu sambil berenang ke pantai meninggalkan Profesor yang angkuh tadi. Santunan MEI 2010 MASJID RAYA BAITURRAHMAN Interior Masjid Raya Baiturrahman sekarang setelah dilakukan renovasi pada tahun 1992. Pandangan dari dalam ke arah teras depan masjid. Setelah masjid yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda tahun 1614 M terbakar sekitar tahun 1677 M, saat terjadi pergolakan kaum wujudiyyah, Sultanah Nurul ‘Alam Nakiatuddin Syah membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman dengan arsitektur seperti terlihat dalam gambar. Masjid ini lah yang dibakar Belanda dalam agresi kedua tangggal 6 Januari 1874 Masjid Raya Baiturrahman th. 1900 M. Sebagai pengganti masjid yang telah dibakar, Pemerintah Kolonial Belanda membangun masjid baru untuk mengambil hati rakyat Aceh. Mulai dibangun pada hari Kamis, 9 Oktober 1879, selesai tahun 1881 dan diserahterimakan pada hari Selasa, 27 Desember 1881. Masjid Raya Baiturrahman sekarang. Tampak pandangan dari atas tugu modal (menara di halaman masjid). Lokasi ini dulunya merupakan bagian dari bagian “Dalam”, istana Kerajaan Islam Aceh Darussalam. Pohon Keutapang di halaman Masjid Raya Baiturrahman, di sini Jendral JHR Kohler tewas oleh mujahid Aceh. Dendam akibat terbunuhnya Kohler lah yang memicu tersulutnya api membakar Masjid Raya. Santunan MEI 2010 57 Drs. Salahuddin, Kepala Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar, saat diambil sumpahnya oleh Bupati Aceh Besar Dr. Bukhari Daud, M.Ed. Kakanwil bersama Bupati Aceh Jaya, Ir. Azhar (tiga dari kiri) dalam rangka peresmian penegeraian MTsN Panga Kabupaten Pidie Kakanwil saat Peresmian Penegerian MIN Tanjong Tualang Kecamatan Peureulak Barat Kabupaten Aceh Timur Kakanwil bersama Bupati Aceh Besar, Dr. Bukhari Daud dan Rombongan Kwarda Pramuka Aceh, ketika melakukan survey lokasi jambore di Jantho. Pelaksanaan Rakor dan Renja Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara tahun 2011 Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama RI, H. Slamet Rianto, dan Sekretaris Dirjen, H. Ghafur Jawahir, saat kunjungan kerja di Aceh (19/04). 58 Santunan MEI 2010 PT. AS-SALAM MULYA AL-HAROMAIN CABANG BANDA ACEH Penyelenggara Haji Khusus dan Umrah Jalan Tgk. H. Daud Beureueh, Nomor 177 Kav 5 Banda Aceh Mengucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Umrah + Wisata Ke Turki Kepada : Rombongan Perdana Ibadah Umrah + Wisata Ke Turki PT. As-Salam Mulya Haromain Cabang Banda Aceh, dari Tanggal 19 April s.d 2 Mei 2010 Alhamdulillah, sejak dibuka cabang di Banda Aceh, tanggal 11 Januari 2010 lalu, PT. As-Salam Mulya Haromain Cabang Banda Aceh langsung mendapat respon positif umat Islam di seluruh Aceh. Ini dibuktikan dengan jumlah peserta dan ragam profesi yang bergabung dalam rombongan Perdana ini, di antaranya dari Kota Banda Aceh, Jakarta, Medan, Lhokseumawe, Langsa, Kutacane, Sabang dan Bireun, dengan latar belakang profesi; PNS, Jajaran Pemda, Kantor Kementerian Agama, Dosen Unsyiah, BPH Unmuha, Konsultan dan Sejumlah Pegawai Swasta lainnya. Termasuk di antaranya Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Bapak Drs. H. A. Rahman TB, Lt. dan sejumlah Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten dan Kota di Aceh. Saat ini, disamping Melayani Perjalanan Umrah dan Haji Khusus, PT. As-Salam Mulya Haromain Cabang Banda Aceh, juga melayani pembelian tiket pesawat dalam dan luar negeri. Untuk Informasi dan Reservasi Silakan Hubungi Kami; PT. As-Salam Mulya Haromain Cabang Banda Aceh Telepon 0651-636936 atau Mobile 081360131111. Buku Penunjang Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk MI / SD, Pertama dan Satu-satunya “TERAMPIL MENULIS; Satu Untuk Semua “. Cetakan ke-1 Januari 2010, oleh Azhari Zakaria, Penerbit Azkia. Sebuah buku sederhana yang terlahir dari keprihatinan seorang guru dalam melihat perkembangan anak didiknya yang kesulitan dalam menulis. Siapa Saja Bisa Menggunakan Buku ini. Dengan Menggunakan Buku ini diharapkan: - Siswa dapat menulis dengan baik dan benar serta memiliki tulisan yang bagus dan rapi. Hal ini diupayakan dengan menyajikan berbagai gaya huruf (fontase) yang menarik sehingga dapat merangsang siswa untuk mencobanya. - Merangsang imajinasi siswa melalui upaya penyajian beragam bentuk tulisan yang dikemas dengan gaya bahasa yang ringan dan komunikatif sehingga siswa diharapkan dapat mengapresiasi karya sastra tanpa merasa digurui. - Menambah wawasan serta pengetahuan siswa dengan menyajikan pojok ilmu di bagian akhir buku ini. Harga : Rp. 22.500.Pemesanan Hubungi : 08126935043 Pengumuman Iklan Majalah Santunan menerima pemasangan iklan dengan ketentuan sebagai berikut : 1.Iklan sosial dari pihak luar/rekanan kepada keluarga besar Kementerian Agama Aceh mendapat diskon sebesar 50% dari harga; 2.Harga iklan komersial dikenakan biaya sebagai berikut : Halaman sampul: Sampul luar belakang (fullcolor) Rp. 4.000.000, Sampul dalam depan (fullcolor) Rp. 3.000.000, Sampul dalam depan (hitam putih) Rp. 1.800.000, Sampul dalam belakang (fullcolor) Rp. 2.500.000, Sampul dalam belakang (hitam putih) Rp. 1.500.000, Halaman isi (Hitam Putih) 1 kolom x 1 cm = Rp. 15.000, 1 halaman penuh = Rp. 1.080.000,Untuk pemasangan iklan selama minimal 3 edisi berturut-turut mendapatkan diskon sebesar 20%. Untuk pemasangan iklan selama minimal 7 edisi berturut-turut mendapatkan diskon sebesar 30%. Informasi selannjutnya hubungi: Hartati (08126935043), Yenni (081362755575), Hotline Santunan (085277759339)