Data link layer Jaringan Komputer By : Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011 DATA LINK LAYER data-link layer berfungsi mentransfer data dari satu simpul (node) ke simpul yang berdekatan melalui saluran (link) “link” Terminologi: host and router adalah simpul Kanal komunikasi yang menghubungkan simpul yang berdekatan adalah link wired link wireless link LAN Data di encapsulate menjadi frame 2 DATA LINK LAYER Services Provided to the Network Layer Framing Error Control Flow Control 3 Layanan yang disediakan Data Link Layer bagi Network Layer Data link layer dapat dirancang untuk memberikan salah satu dari jenis layanan (service) berikut: Unacknowledged connectionless service. Acknowledged connectionless service. Sesuai pada kondisi dengan error rate yang sangat rendah, juga pada aplikasi real time seperti voice. Sesuai pada kondisi channel yang kurang handal seperti wireless. Acknowledged connection-oriented service. Menjamin pengiriman data secara handal 4 Services Provided to Network Layer (a) Virtual communication. (b) Actual communication. 5 Prinsip dasar (1) Masalah utama dalam komunikasi data ialah realibility atau keandalan. Sinyal yang dikirim melalui medium tertentu dapat mengalami pelemahan, distorsi, keterbatasan bandwidth Data yang dikirim dapat menjadi rusak, hilang, berubah Tugas data link layer adalah menangani kerusakan dan hilangnya data antar 2 titik komunikasi yang terhubung oleh satu medium transmisi fisik 6 Prinsip dasar (2) A mengirim data ke B. Jalur antara A dan B tidak reliable, sehingga mungkin ada data yang rusak/hilang. Bagaimana menjamin transmisi data A ke B tetap reliable? 7 Prinsip dasar (3) A tidak mengirim data yang panjang ke B. Data dibagi menjadi frame, sehingga kerusakan sebuah frame tidak merusak keseluruhan data. Bagaimana B dapat mendeteksi bahwa frame yang dikirim A mengalami kerusakan? A menambahkan error check bits ke frame, sehingga B dapat memeriksa frame dan menentukan apakah telah terjadi perubahan 8 Prinsip dasar (4) Bagaimana A mengetahui data yang dikirimnya telah diterima B? B dapat mengirimkan ack/pemberitahuan jika data diterima dengan benar, dan nak/pemberitahuan data salah jika data rusak A dapat mengirimkan ulang frame yang rusak 9 Prinsip dasar (5) Mengapa frame dapat hilang? Bagian alamat/id/header mengalami kerusakan, sehingga frame tidak dikenali Temporer disconnection Apa yg terjadi jika frame dapat hilang? B tidak mengetahui ada pengiriman dari A, sehingga tentunya juga tidak mengirimkan ack ke A. B mengirimkan ack namun hilang di jalan. 10 Prinsip dasar (6) A harus memiliki timer, yang akan mengirim ulang jika tidak menerima kabar dari B Jangka waktu timeout harus diatur. Jika timeout terlalu cepat, A akan mengirimkan ulang sebelum ack dari B tiba. Jika timeout terlalu lama, A akan menunggu terlalu lama jika ada frame yang hilang 11 Prinsip dasar (7) A mengirim frame 1 A mengalami timeout, dan mengirimkan ulang frame 1 A menerima ack, melanjutkan mengirim frame 2 A menerima ack kedua untuk frame 1, namun dianggap sebagai ack untuk frame 2 (error) Untuk mencegah hal tersebut maka A harus memberikan frame number, sehingga B dapat memberikan ack spesifik untuk frame number tertentu 12 Peran data link layer Physical layer: mengkodekan data menjadi sinyal yang dikirim melalui medium transmisi Data Link layer berfungsi menangani kesalahan transmisi, serta memberikan layanan ke network layer. Untuk itu beberapa hal yang dilakukan oleh Data Link Layer adalah: Framing Flow control Error control, error detection, error correction 13 Framing Data Link melakukan framing untuk: Mengurangi kemungkinan error Menyesuaikan dengan kapasitas buffer penerima yang terbatas 14 Framing Hubungan antara packets and frames. 15 Arsitektur Link Layer datagram sending node frame frame adapter adapter Sisi pengirim : rcving node link layer protocol Mengencapsulasi datagram dalam frame Menambah error checking bits, rdt, flow control, dsb. Sisi penerima Memeriksa error, rdt, flow control, dsb. Mengekstrak datagram, mengirimkan ke node penerima 16 Framing Teknik framing: Character count Flag byte – byte stuffing Flag bits – bit stuffing 17 Framing – character count A character stream. (a) Without errors. (b) With one error. Setiap frame diawali dengan field yang menyatakan panjang frame Jika field ini rusak, maka frame tidak dapat dikenali lagi 18 Framing : flag byte Awal dan akhir frame ditandai dengan byte(s) khusus Byte penanda dapat merupakan simbol yang sama atau berbeda Masalah: kode byte(s) yang digunakan dapat muncul di dalam data yang terkirim, sehingga dapat mengakibatkan kesalahan penentuan frame Solusi: byte stuffing, mengganti byte serupa pada data dengan simbol lain 19 Framing : flag byte (a) A frame delimited by flag bytes. (b) Four examples of byte sequences before and after stuffing. 20 Framing : flag bits Serupa dengan flag bytes, namun menggunakan bit Lebih cocok untuk data biner Misalnya ditentukan flag adalah: 01111110 Pada pengirim: setiap muncul 5 bit 1 berurutan, tambahkan bit 0 Pada penerima: jika menerima 5 bit 1 berurutan, maka: Jika bit berikutnya 0: hapus Jika bit berikutnya: 10: end-of-frame Jika bit berikutnya: 11: error 21 Framing : flag bits Bit stuffing (a) The original data. (b) The data as they appear on the line. (c) The data as they are stored in receiver’s memory after destuffing. 22 Error Control Menangani error jaringan yang disebabkan masalah transmisi Network errors Human errors: mis, perubahan nilai suatu bit saat transmisi Dikendalikan oleh network hardware dan software mis., kesalahan dlm pengetikan angka Dikendalikan oleh program aplikasi Kategori dari error jaringan Data terkorupsi (perubahan data) Data hilang 23 Error Control (Cont.) Laju Error (Error Rate) Burst error Bit error rate (BER) menunjukan probabilitas bit terkena error. Harga tipikal BER = 10-9 untuk link electrik, dan 10-12 untuk link optik 1 bit error dalam n bit yang ditransmisikan. mis., 1 dalam 100,000 Bit Error rate (BER) = 10-5 Banyak bit yang terkorupsi pada saat bersamaan Error-error tidak terdistribusi secara uniform Fungsi-fungsi utama Mencegah error Mendeteksi error Mengkoreksi errors 24 BER vs PER D H H ACK Contoh: Asumsi BER dan error independen, Packet Error Rate = PER = 1 – (1 – BER)N PER ~= N (BER) if N (BER) << 1 mis. N = 104, BER = 10-7 => PER = 10-3 25 Sumber-Sumber Error Noise saluran dan distorsi – penyebab utama Lebih mungkin pd media elektrik Sinyal elektrik yang tidak diinginkan Disebabkan gangguan peralatan dan alam Menurunkan performansi suatu circuit Tanda-tanda Bit-bit extra Bit-bit berubah (“flipped” bits) Bit-bit hilang 26 Sumber Error dan Pencegahan Source of Error What causes it How to prevent it More important mostly on analog Line Outages Faulty equipment, Storms, Accidents (circuit fails) White Noise (Gaussian Noise) Movement of electrons (thermal energy) Increase signal strength (increase SNR) Impulse Noise Sudden increases in electricity (e.g., lightning, power surges) Shield or move the wires Cross-talk Multiplexer guard bands are too small or wires too close together Increase the guard bands, or move or shield the wires Echo Poor connections (causing signal to be reflected back to the source) Fix the connections, or tune equipment Attenuation Gradual decrease in signal over distance (weakening of a signal) Intermodulation Noise Signals from several circuits combine Use repeaters or amplifiers Move or shield the wires Jitter Analog signals change (small changes in amp., freq., and phase) Tune equipment Harmonic Distortion Amplifier changes phase (does not correctly amplify its input signal) Tune equipment (Spikes) 27 Deteksi Error Pengirim mengkalkulasi Error Detection Value (EDV) dan mentransmisikan bersama data Mathematical calculations Penerima kalkulasi ulang EDV dan bandingkan dengan EDV yang diterima Mathematical calculations ? = Data yg akan ditransmisikan EDV Makin besar ukuran, makin baik deteksi error (tetapi efisiensi lebih rendah) – Jika sama tidak ada error saat transmisi – Jika berbeda Terjadi error saat transmisi 28 Error Detection and Correction Umumnya penanganan error transmisi dilakukan pada data link layer. Error control dapat pula dilakukan pada layer lain (biasanya higher layer) Error dapat dideteksi dan dikoreksi dengan menggunakan data tambahan / redundant pada setiap pengiriman data 29 Teknik Deteksi dan Koreksi Error Parity checks Longitudinal Redundancy Checking (LRC) Hamming Code Polynomial checking Checksum Cyclic Redundancy Check (CRC) 30 Error Detection and Correction Jenis error: Single bit error: hanya sebuah bit yang berubah. Disebabkan oleh white noise Burst error: sederetan bit-bit mengalami error. Disebabkan oleh impulse noise Makin tinggi data rate, makin besar efeknya 31 Error Detection and Correction Ada 2 teknik yang digunakan: Error - Detecting Codes Error - Correcting Codes Error correcting codes memerlukan data redundant lebih besar dibandingkan dengan error detecting codes 32 Koreksi Error Begitu terdeteksi, error harus dikoreksi Teknik Koreksi Error Retransmisi (Backward error correction) Sederhana, efektif, murah, umum digunakan Dikoreksi dengan retransmisi data Penerima, jika mendeteksi error, meminta pengirim untuk retransmit message Sering disebut Automatic Repeat Request (ARQ) Forward Error Correction Peralatan penerima dapat mengkoreksi sendiri messages yang datang 33 Forward Error Correction (FEC) Peralatan penerima dapat mengkoreksi sendiri message yang datang (tanpa retransmisi) Perlu informasi ekstra untuk koreksi Kirim bersama dengan data Memungkinkan data untuk di-check dan dikoreksi oleh penerima Jumlah informasi extra : biasanya 50-100% dari data Berguna untuk transmisi satelit Transmisi satu arah (retransmisi tidak dimungkinkan) Waktu transmisi sangat panjang (retransmisi akan memakan waktu lama) Biaya FEC tdk signifikan (dibandingkan biaya total peralatan) 34 Contoh Penggunaan Parity Bit Untuk dikirimkan: huruf V pd 7-bit ASCII: 0110101 EVEN parity sender receiver 01101010 Operator : XOR parity ODD parity Operator : ~XOR sender receiver 01101011 parity 35 Parity Checking Satu yang paling tua dan paling sederhana Satu bit ditambahkan pada tiap karakter Sisi penerima kalkulasi ulang parity bit Jika satu bit mengalami error transmisi jumlah bit 1 tdk sesuai dengan parity yang digunakan (genap identik dengan 0 dan ganjil identik dengan 1) Sederhana, tetapi tidak dapat mendeteksi semua error Even parity: penambahan 1 bit parity jumlah bit 1 genap (even) Odd parity : penambahan 1 bit parity jumlah bit 1 ganjil (odd) Jika dua (atau sejumlah genap) bit mengalami error, parity check tampak benar Mendeteksi sekitar 50% dari error Jika terjadi kesalahan maka data harus dikirim ulang Keuntungannya, hanya menggunakan satu bit tunggal untuk check bit dan membutuhkan hanya satu gate XOR untuk mengenerate 36 KODE DENGAN PENDETEKSI KESALAHAN Desimal BCD Dengan paritas genap Dengan paritas gasal 0 0000 0000 0 0000 1 1 0001 0001 1 0001 0 2 0010 0010 1 0010 0 3 0011 0011 0 0011 1 4 0100 0100 1 0100 0 5 0101 0101 0 0101 1 6 0110 0110 0 0110 1 7 0111 0111 1 0111 0 8 1000 1000 1 1000 0 9 1001 1001 0 1001 1 37 Error detection: parity bit Contoh : mengirimkan nilai 4-bit yaitu 1001 dengan bit paritas disisi kanan, tanda ^ menyatakan gate XOR Transmisi pengiriman menggunakan paritas genap : A wants to transmit: 1001 A computes parity bit value: 1^0^0^1 = 0 A adds parity bit and sends: 10010 B receives: 10010 B computes parity: 1^0^0^1^0 = 0 B reports correct transmission after observing expected even result. 38 Error detection: parity bit Transmisi pengiriman menggunakan paritas ganjil : A wants to transmit: 1001 A computes parity bit value: ~(1^0^0^1) = 1 A adds parity bit and sends: 10011 B receives: 10011 B computes overall parity: 1^0^0^1^1 = 1 B reports correct transmission after observing expected odd result. Transmisi pengiriman menggunakan paritas genap : A wants to transmit: 1001 A computes parity bit value: 1^0^0^1 = 0 A adds parity bit and sends: 10010 *** TRANSMISSION ERROR *** B receives: 11010 B computes overall parity: 1^1^0^1^0 = 1 B reports incorrect transmission after observing unexpected odd result. 39 Error detection: parity bit B menghitung paritas ganjil yang mengindikasikan error, disini yang terjadi error pada bit paritasnya : A wants to transmit: 1001 A computes even parity value: 1^0^0^1 = 0 A sends: 10010 *** TRANSMISSION ERROR *** B receives: 10011 B computes overall parity: 1^0^0^1^1 = 1 B reports incorrect transmission after observing unexpected odd result. Bit paritas hanya menjamin deteksi jumlah ganjil pada bit error. Jika jumlah genap mempunyai error, bit paritas mencatat hasil yang benar padahal datanya corrupt. A wants to transmit: 1001 A computes even parity value: 1^0^0^1 = 0 A sends: 10010 *** TRANSMISSION ERROR *** B receives: 11011 B computes overall parity: 1^1^0^1^1 = 0 B reports correct transmission though actually incorrect. 40 LRC - Longitudinal Redundancy Checking Tambahkan karakter tambahan (bukan satu bit) Block Check Character (BCC) pada tiap blok data Ditentukan seperti parity, tetapi menghitung secara longitudinal pada pesan (dan juga secara vertikal) Kalkulasi berdasarkan pd bit ke-1, ke-2 dst (dari semua karakter) pd blok Bit ke-1 dari BCC jumlah 1 pada bit ke-1 dari karakter Bit ke-2 dari BCC jumlah 1 pada bit ke-2 dari karakter Perbaikan signifikan dibandingkan parity checking 98% laju deteksi error utk burst errors ( > 10 bit) Mampu mengoreksi error sebuah bit Mampu mengoreksi error sebuah drive yang rusak (dalam RAID) 41 Parity Checking Single Bit Parity: Two Dimensional Bit Parity: Detect single bit errors Detect and correct single bit errors Contoh : Menggunakan paritas genap 0 0 42 Penggunaan LRC Utk Deteksi Error Contoh: kirim pesan “DATA” dg ODD parity dan LRC Letter ASCII Parity bit D 10001001 A 10000011 T 10101000 A 10000011 BCC 1 1 0 1 1 1 1 1 Arah pentransmisian bit Cat. parity bit BCC juga ditentukan dg parity 43 Penggunaan LRC Utk Deteksi Error Contoh: kirim pesan “DATA” dg ODD parity dan LRC Yang diterima seperti pada gambar Letter D C T A ASCII Parity bit 10001001 Paritas error 10000111 10101000 Bagaimana jika 10000011 BCC 1 1 0 1 1 1 1 1 ada 2 bit yang error pada data 2 ? Paritas error Koreksi dilakukan dengan menginversi bit 0 menjadi 1 atau 1 menjadi 0 pada posisi bit yang baris dan kolomnya dinyatakan error 44 Penggunaan LRC Utk Deteksi Error RAID Paritas juga digunakan dalam beberapa level RAID untuk mendapatkan redundansi. Jika dalam salah satu drive array rusak, data tersebut masih dapat dikembalikan dengan mengombinasikan data paritas (dengan operator logika XOR) untuk mengembalikan data yang rusak. Drive 1 2 3 4 BCC ASCII 10001001 10000011 10101000 10000011 11011111 Drive 1 Rusak !!! 3 4 BCC 2 ASCII 10001001 10101000 10000011 11011111 10000011 Koreksi dilakukan dengan megoperasi drive yang lain dengan BCC sehingga drive 2 (rusak) bisa dikembalikan data aslinya) 45 Hamming Code Hamming code dapat digunakan untuk melakukan error correction. Codeword (berukuran n-bit) merupakan gabungan data berukuran m-bit dan redundant check bits berukuran r-bit, (n=m+r). Hamming distance:Jumlah bit yang berbeda antara dua buah codeword (gunakan XOR): 1110 dan 1111 memiliki 1 bit yang berbeda: d=1 1010 dan 1100 memiliki 2 bit yang berbeda: d=2 46 Hamming distance 47 KODE HAMMING (DETEKSI DAN KOREKSI KESALAHAN) Data: 0 1 1 0 (6) d 3d 2d 1d 0 Posisi : 1 2 3 4 5 6 7 p1 p2 d3 p4 d2 d1 d0 p1 p2 0 p4 1 1 0 p1 bertanggung jawab pada posisi: 1,3,5,7 p2 bertanggung jawab pada posisi: 2,3,6,7 p4 bertanggung jawab pada posisi: 4,5,6,7 Menggunakan paritas genap : saat pendeteksian, hasil operasi XOR harus 0 (genap) p1 : p1 0 1 0 = genap p1 = 1 p2 : p2 0 1 0 = genap p2 = 1 p4 : p4 1 1 0 = genap p4 = 0 Kode Hamming: 1100110 48 MISAL KODE HAMMING PARITAS GENAP DARI BCD ADALAH 1 1 1 0 1 1 0 , BERAPA NILAI BCD TSB? Posisi : 1 2 3 4 5 6 7 p1 p2 d3 p4 d2 d1 d0 1 1 1 0 1 1 0 Yang benar: 1 1 0 0 1 1 0 Data : 0110 (6) p1 : 1 + 1 + 1 + 0 = ganjil salah p2 : 1 + 1 + 1 + 0 = ganjil salah p4 : 0 + 1 + 1 + 0 = genap benar Bit yang salah adalah posisi: 3 ???? 49 Hamming Code – Contoh FEC Kalkulasi tiga parity bit EVEN dari data Jika satu bit (parity atau data) berubah perubahan pd bit data dp dideteksi & dikoreksi Only Hanya bekerja for utk works satu bit bit one error errors 50 Use of a Hamming code to correct burst errors. 51 Polynomial Checking Tambahkan 1 atau lebih karakter pd akhir pesan (berdasarkan algoritma matematik) Dua tipe: Checksum dan CRC Checksum Kalkulasi dengan menambahkan nilai desimal dari tiap karakter pd pesan Bagi total dengan 255 dan Simpan sisanya (nilai 1 byte) dan gunakan ini sbg checksum 95% efektif Cyclic Redundancy Check (CRC) Dihitung dg kalkukasi sisa ke problem pembagian 52 Error detection: CRC Cyclic redundancy check (CRC) adalah method yang umum digunakan untuk mendeteksi error CRC beroperasi pada sebuah frame/block. Setiap block data (berukuran m bit m=M(x)+R(x)) yang akan dikirim akan terlebih dahulu dihitung CRC checksumnya (berukuran R bit dari standart). M(x) = pesan yang dikirim. G(x) = generator polynomial. R=jumlah bit CRC yang digunakan (mengikuti standart) Kalikan D dengan 2R Lakukan pembagian modulo 2 dengan G(x) untuk mendapatkan sisa R(x) Kemudian M(x)+R(x) sumnya akan dikirim sebagai frame (dengan ukuran m bit). Pada sisi penerima, CRC checksum akan dihitung kembali berdasarkan pada frame yang diterima, dan dibandingkan dengan checksum yang dikirimkan. Jika hasil baginya tidak 0, berarti frame telah rusak. CRC menggunakan prinsip modulo bilangan 2. 53 Modulo arithmetic Operasi penambahan dan pengurangan = XOR 54 Standart CRC Internasional Name CRC-1 CRC-4-ITU CRC-5-EPC CRC-5-ITU CRC-5-USB CRC-6-ITU CRC-7 CRC-8-CCITT CRC-8Dallas/Maxim CRC-8 CRC-8-SAE J1850 CRC-8-WCDMA CRC-10 CRC-11 Polynomial x + 1 (most hardware; also known as parity bit) x4 + x + 1 (ITU-T G.704, p. 12) x5 + x3 + 1 (Gen 2 RFID) x5 + x4 + x2 + 1 (ITU-T G.704, p. 9) x5 + x2 + 1 (USB token packets) x6 + x + 1 (ITU-T G.704, p. 3) x7 + x3 + 1 (telecom systems, ITU-T G.707, ITU-T G.832, MMC, SD) Representations: normal / reversed / reverse of reciprocal 0x1 / 0x1 / 0x1 0x3 / 0xC / 0x9 0x09 / 0x12 / 0x14 0x15 / 0x15 / 0x1A 0x05 / 0x14 / 0x12 0x03 / 0x30 / 0x21 0x09 / 0x48 / 0x44 x8 + x2 + x + 1 (ATM HEC), ISDN Header Error Control and Cell Delineation ITU-T I.432.1 (02/99) 0x07 / 0xE0 / 0x83 x8 + x5 + x4 + 1 (1-Wire bus) x8 + x7 + x 6 + x4 + x2 + 1 x8 + x4 + x 3 + x2 + 1 x8 + x7 + x 4 + x3 + x + 1 x10 + x9 + x5 + x4 + x + 1 (ATM; ITU-T I.610) x11 + x9 + x8 + x7 + x2 + 1 (FlexRay) 0x31 / 0x8C / 0x98 0xD5 / 0xAB / 0xEA 0x1D / 0xB8 / 0x8E 0x9B / 0xD9 / 0xCD 0x233 / 0x331 / 0x319 0x385 / 0x50E / 0x5C2 CRC-12 x12 + x11 + x3 + x2 + x + 1 (telecom systems) 0x80F / 0xF01 / 0xC07 CRC-15-CAN x15 + x14 + x10 + x8 + x7 + x4 + x3 + 1 0x4599 / 0x4CD1 / 0x62CC 55 Standart CRC Internasional Name CRC-16-IBM CRC-16-CCITT CRC-16-T10-DIF CRC-16-DNP CRC-16-DECT CRC-16-Fletcher Polynomial x16 + x15 + x2 + 1 (Bisync, Modbus, USB, ANSI X3.28, many others; also known as CRC-16 and CRC-16-ANSI) x16 + x12 + x5 + 1 (X.25, V.41, HDLC, XMODEM, Bluetooth, SD, many others; known as CRCCCITT) x16 + x15 + x11 + x9 + x8 + x7 + x5 + x4 + x2 + x + 1 (SCSI DIF) x16 + x13 + x12 + x11 + x10 + x8 + x6 + x5 + x2 + 1 (DNP, IEC 870, M-Bus) x16 + x10 + x8 + x7 + x3 + 1 (cordless telephones) Not a CRC; see Fletcher's checksum Representations: normal / reversed / reverse of reciprocal 0x8005 / 0xA001 / 0xC002 0x1021 / 0x8408 / 0x8810[8] 0x8BB7[20] / 0xEDD1 / 0xC5DB 0x3D65 / 0xA6BC / 0x9EB2 0x0589 / 0x91A0 / 0x82C4 Used in Adler-32 A & B CRCs CRC-24 CRC-24-Radix-64 x24 + x22 + x20 + x19 + x18 + x16 + x14 + x13 + x11 + x10 + x8 + x7 + x6 + x3 + x + 1 (FlexRay) 0x5D6DCB / 0xD3B6BA / 0xAEB6E5 x24 + x23 + x18 + x17 + x14 + x11 + x10 + x7 + x6 + x5 + x4 + x3 + x + 1 (OpenPGP) 0x864CFB / 0xDF3261 / 0xC3267D 0x2030B9C7 / 0x38E74301 / CRC-30 x30 + x29 + x21 + x20 + x15 + x13 + x12 + x11 + x8 + x7 + x6 + x2 + x + 1 (CDMA) 0x30185CE3 CRC-32-Adler Not a CRC; see Adler-32 See Adler-32 x32 + x26 + x23 + x22 + x16 + x12 + x11 + x10 + x8 + x7 + x5 + x4 + x2 + x + 1 (V.42, Ethernet, 0x04C11DB7 / 0xEDB88320 / CRC-32-IEEE 802.3 SATA, MPEG-2, PNG,[22] POSIX cksum) 0x82608EDB CRC-32C x32 + x28 + x27 + x26 + x25 + x23 + x22 + x20 + x19 + x18 + x14 + x13 + x11 + x10 + x9 + x8 + 0x1EDC6F41 / 0x82F63B78 / (Castagnoli) x6 + 1 (iSCSI & SCTP, G.hn payload, SSE4.2) 0x8F6E37A0 x32 + x30 + x29 + x28 + x26 + x20 + x19 + x17 + x16 + x15 + x11 + x10 + x7 + x6 + x4 + x2 + x + 0x741B8CD7 / 0xEB31D82E / CRC-32K (Koopman) 1 0xBA0DC66B[11] 0x814141AB / 0xD5828281 / CRC-32Q x32 + x31 + x24 + x22 + x16 + x14 + x8 + x7 + x5 + x3 + x + 1 (aviation; AIXM) 0xC0A0A0D5 0x0004820009 / 0x9000412000 / CRC-40-GSM x40 + x26 + x23 + x17 + x3 + 1 (GSM control channel) 0x8002410004 0x000000000000001B / 0xD800000000000000 / CRC-64-ISO x64 + x4 + x3 + x + 1 (HDLC — ISO 3309, Swiss-Prot/TrEMBL; considered weak for hashing) 0x800000000000000D x64 + x62 + x57 + x55 + x54 + x53 + x52 + x47 + x46 + x45 + x40 + x39 + x38 + x37 + x35 + x33 0x42F0E1EBA9EA3693 / + x32 + x31 + x29 + x27 + x24 + x23 + x22 + x21 + x19 + x17 + x13 + x12 + x10 + x9 + x7 + x4 + x 0xC96C5795D7870F42 / CRC-64-ECMA-182 + 1 (as described in ECMA-182 p. 51) 0xA17870F5D4F51B49 56 CRC Contoh: Akan mengirim karakter “W” Generator menggunakan standart CRC-8ATM (HEC) polynomial x8 + x2 + x + 1 Dalam desimal 8710 Biner : M(x) = x6 + x4 + x2 + x + 1 = 1010111 Maka G(x) = 9-bit string "100000111". R=8 (CRC 8bit) Kalikan M(x) dengan 2R M(x) * 28 = 101011100000000 Menentukan checksum: 1. Bagi M(x) dengan generator G(x) 2. Sisanya adalah checksum (10100010) 3. Tambahkan checksum ke data asal: 10100010 ke M(x) Menjadi : 101011110100010 57 CRC Data dan checksum dikirimkan. Pada sisi penerima, data dan checksum yang diterima dibagi dengan generator. Jika sisanya 0, berarti tidak terjadi kesalahan Jika sisanya bukan 0, berarti terjadi kesalahan Misalnya M(x) yang diterima : 101001110100010 Sisa yang dihasilkan : 00011100 Pesan yang terima terjadi error. 58 CRC M(x) yang diterima : 101011110100010 Sisa yang dihasilkan : 00000000 Pesan yang diterima benar – Paling powerful dan paling umum – Deteksi 100% error, jika jum error ≤ ukuran R • Kalau tdk : CRC-16 (99.998%) dan CRC-32 (99.9999%) 59 Flow control Mengendalikan aliran transmisi data, sehingga pengirim tidak membanjiri penerima Proses utk meminta data transmisi dikirim ulang (Automatic Repeat Request / ARQ) Dapat dilakukan pada layer data link maupun layer di atasnya Stop and wait protocol (Stop and wait ARQ) Sender mengirimkan sebuah message dan menunggu acknowledgment, lalu kjrim message berikutnya Receiver menerima message dan mengirimkan acknowledgement, dan menunggu message berikutnya sliding window (Continuous ARQ) Sender secara kontinyu mengirimkan paket tanpa menunggu acknowledge dari penerima Receiver secara kontinyu menerima messages tanpa harus memberikan acknowledment dg segera 60 Stop and Wait ARQ Sender Kirim paket, lalu tunggu kabar dari receiver Receiver Kirim acknowledgement Kirim paket berikutnya Kirim negative acknowledgement Kirim ulang paket 61 Stop and Wait Protocol Dengan stop and wait protocol utilisasi kanal akan rendah. bit rate: jumlah bit yang dikirim setiap satuan waktu transmission time: waktu yang diperlukan untuk mengirim sebuah frame. Untuk frame dengan ukuran L, maka transmission time (ttrans) = L / bit rate transmission delay/latency/propagation (tprop): waktu yang diperlukan sebuah bit untuk mencapai tujuan 62 Stop and Wait Protocol Utilisasi kanal: 63 Stop and Wait Protocol Jika latency jauh lebih besar dari transmission time, maka utilisasinya akan sangat rendah. Contoh: Pada link antara stasiun bumi dan satelit dengan jarak 36000 km dengan data rate 1 Mbps. t trans untuk frame berukuran 8000 bit : 8000/106 = 8ms Tprop (latency) = 36000km/3X108=120ms U = 8 / (8 + 2*120) = 0,032 64 Continuous ARQ pengirim dapat mengirim hingga w (ukuran window) buah frame tanpa harus menerima konfirmasi terlebih dahulu penerima harus memiliki buffer yang mampu menampung n buah frame frame memiliki nomor identitas (sequence number) ack menyatakan frame terakhir yang diterima sesuai urutan Perhatikan bahwa acknowledgments sekarang mengidentifikasi paket yang diacknowledged 65 Sliding Window Protocol utilisasi kanal: jika w x t trans > 2 x tprop, maka dapat dicapai utilisasi 100% (pengirim dapat melakukan pengiriman frame secara kontinu) 66 Sliding Window Protocol Window pengirim: Setiap mengirimkan frame baru, batas atas akan bergeser. Setiap menerima ack, batas bawah akan digeser. Pada unreliable link, frame-frame ini harus disimpan pada buffer pengirim Window penerima: menyatakan frame yang dapat diterima. Setiap menerima frame pada batas bawah, window akan bergeser A sliding window of size 1, with a 3-bit sequence number. (a) Initially. (b) After the first frame has been sent. (c) After the first frame has been received. (d) After the first acknowledgement has been received. 67 Sliding Window Protocol 68 Go-Back-N Allow up to N unACKed pkts in the network N is the Window size Sender Operation: If window not full, transmit ACKs are cumulative On timeout, send all packets previously sent but not yet ACKed. Uses a single timer – represents the oldest transmitted, but not yet ACKed pkt 69 A Protocol Using Go Back N Pipelining and error recovery. Effect on an error when (a) Receiver’s window size is 1. (b) Receiver’s window size is large. 70 Selective Repeat Penerima memberitahu secara individu semua paket yang diterima dengan benar Buffer paket, dibutuhkan untuk kejadian penerimaan paket layer diatasnya Pengirim hanya mengirimkan paket yang belum ada ACK Sender window N memutus urutan #’s Batas urutan #s yang terkirim, paket yang belum ACK 71 Selective Repeat Example PKT0 0123 456789 PKT1 PKT2 PKT3 0 1234 56789 01 2345 6789 ACK0 ACK1 0 1234 56789 ACK2 0 1234 56789 ACK3 PKT4 01234 5678 9 Time-Out PKT1 ACK4 ACK1 01234 5678 9 Sender Receiver 72 Protokol Data Link Klasifikasi Asynchronous transmission Synchronous transmission Berbeda oleh Message delineation Frame length Frame field structure frame k-1 frame k frame k+1 73 Asynchronous Transmission Kadang disebut start-stop transmission Digunakan oleh receiver utk memisahkan karakter dan utk synch. Tiap karakter dikirim secara independen Kirim antara transmisi (deretan stop bits) Digunakan pada point-to-point full duplex circuits (digunakan oleh Telnet saat menghubungkan ke komputer Unix/Linux) 74 Asynchronous File Transfer Digunakan pada Karakteristik dari file transfer protocols Point-to-point asynchronous circuits Biasanya melalui saluran telepon via modem Komputer ke komputer untuk transfer file data Dirancang untuk transmit error-free data Kelompokkan data kedalam blocks untuk ditransmisikan (tidak dikirimkan character by character) File transfer Protocols yang populer Xmodem, Zmodem, dan Kermit 75 File Transfer Protocols Xmodem • satu dari async file transfer protocol paling tua • menggunakan stop-and-wait ARQ. Start of Header SOH Packet # Packet # compl. Checksum (128 bytes) • Xmodem-CRC: menggunakan 1 byte CRC (drpd checksum) • Xmodem-1K: Xmodem-CRC + message field 1024 byte Zmodem • Menggunakan CRC-32 dg continuous ARQ • Pengaturan dinamis dari ukuran paket (tergantung circuit) Kermit • Sangat fleksibel, powerful dan popular • Biasanya menggunakan CRC-24 dan ukuran 1K, tetapi adjustable 76 Synchronous Transmission Data dikirim dalam satu blok yg besar Mencakup informasi addressing Terutama berguna dalam multipoint circuits Mencakup satu serie dari karakter-karakter synchronization (SYN) disebut frame atau paket Biasanya sekitar seribu karakter (bytes) Digunakan utk membantu receiver mengenali data yg datang Kategori Synchronous transmission protocols Bit-oriented protocols: SDLC, HDLC Byte-count protocols: Ethernet Byte-oriented protocols: PPP 77 Byte-Oriented Protocol 8 STX 8 Text (Data) ETX STX - start of text ETX - end of text Masalah: bagaimana jika ETX muncul pada bagian data dari frame Solusi: Gunakan karakter khusus DLE (“Data Link Escape”) sebelumnya Jika DLE muncul dalam text, gunakan DLE lainnya sebelumnya Contoh-contoh protocol: Bisync, PPP, DDCMP 78 Byte-Count Protocol Sender: Menyisipkan panjang data (dalam byte) pada awal frame Receiver: mengekstrak panjang ini dan menguranginya setiap satu byte dibaca, jika counter menjadi nol satu frame lengkap diproses Contoh: Ethernet 79 Bit-Oriented Protocol 8 Start sequence Text (Data) End sequence Digunakan suatu flag: deretan bit tetap (pola tetap) untuk indikasi awal dan akhir suatu paket 8 Pola start sequence dan end sequence dapat sama, mis pd HDLC” ‘01111110’ Secara prinsip, sembarang deretan dp digunakan, tetapi kemunculan flag harus dicegah di dalam data Protokol standard menggunakan deretan 8-bit 01111110 sbg satu flag INVENTED ~ 1970 oleh IBM utk SDLC (synchronous data link protocol) Data transparan Krnnya 0111111 yang tidak boleh muncul di didalam data Untuk mencegah pola start dan end sequence pada data digunakan ‘bit stuffing’ 80 Bit Stuffing (Pengirim) Digunakan utk menghilangkan flag dari data original Satu 0 disisipkan setelah 1 berturutan pd frame original Mengapa perlu menyisipkan 0 pd 0111110? Jika tidak Bagaimana membedakannya pd penerima? 0111110111 0111110111 011111111 0111110111 81 Destuffing (Penerima) Jika 11111 diikuti 0, buang 0 82 SDLC – Synchronous Data Link Control • Bit-oriented protocol dikembangkan IBM • Menggunakan controlled media access protocol Awal (01111110) Akhir (01111110) data Address tujuan(8 atau 16 bit) CRC-32 Identifikasi tipe frame: - Informasi (utk transfer data user) - Supervisory (utk error dan flow control) 83 Masalah Transparansi pd SDLC Problem: Transparansi Data user dapat berisi pola bit seperti flags (01111110) Receiver dapat menginterpretasi sebagai akhir frame dan mengabaikan yang lainnya Solusi: Bit stuffing (zero insertion) Sender menyisipkan 0 jika mendeteksi 11111 (lima deretan 1) Jika receiver melihat lima deretan 1, check bit-bit berikutnya jika 0, hilangkan (stuffed bit) jika10, akhir dari frame marker (01111110) jika 11, error (tujuh deretan tdk mungkin dlm data) Bekerja tetapi menambah kompleksitas 84 HDLC – High-Level Data Link Control Standar formal dikembangkan oleh ISO Sama seperti SDLC, kecuali Address dan field control lebih panjang Ukuran sliding window lebih besar Lainnya Dasar bagi banyak Data Link Layer protocol lainnya LAP-B (Link Accedes Protocol – Balanced) LAP-D (Link Accedes Protocol – Balanced) Digunakan pada teknologi X.25 Digunakan pada teknologi ISDN LAP- F (digunakan pd teknologi Frame Relay) 85 Ethernet (IEEE 802.3) Protokol LAN paling luas digunakan, dikembangkan bersama oleh Digital, Intel, dan Xerox, sekarang sebagai standar IEEE Menggunakan contention based media access control Byte-count data link layer protocol Tidak ada masalah transparency formal standard: IEEE 802.3ac Menggunakan sebuah field berisi jumlah bytes (bukan flags) untuk membatasi frames Koreksi error: optional 86 Frame Ethernet (IEEE 802.3) • Digunakan pd Virtual LANs; (jika tidak field ini diabaikan • Jika digunakan, 2 byte pertama di-set ke: 24.832 (8100H) Pengulangan pola dari (1010101010) (jumlah byte pada field message) Digunakan untuk no urut/sequence number, ACK/NAK, dll, (1 atau 2 byte) 00 01 10 11 Digunakan untuk pertukaran info kontrol (mis., tipe protokol network layer yang digunakan) 87 Point-to-Point Protocol (PPP) • Byte-oriented protocol dikembangkan awal 90’an • Umum digunakan pada saluran dial-up dari PC di rumah • Dirancang terutama untuk saluran. telepon point-to-point (dapat digunakan juga untuk saluran multipoint) (s/d 1500 byte) Menspesifikasikan protokol network layer yang digunakan (mis. IP, IPX) 88 Data Link Protocol Summary Protocol Size Error Detection Retransmission Media Access Asynchronous Xmission 1 Parity Continuous ARQ Full Duplex XMODEM 132 8-bit Checksum Stop-and-wait ARQ Controlled Access XMODEM-CRC 132 8-bit CRC Stop-and-wait ARQ Controlled Access XMODEM-1K 1028 8-bit CRC Stop-and-wait ARQ Controlled Access ZMODEM * 32-bit CRC Continuous ARQ Controlled Access KERMIT * 24-bit CRC Continuous ARQ Controlled Access SDLC * 16-bit CRC Continuous ARQ Controlled Access HDLC * 16-bit CRC Continuous ARQ Controlled Access Token Ring * 32-bit CRC Stop-and wait ARQ Controlled Access Ethernet * 32-bit CRC Stop-and wait ARQ Contention SLIP * None None Full Duplex PPP * 16-bit CRC Continuous ARQ Full Duplex File Transfer Protocols Synchronous Protocols * Varies depending on message length. 89 Efisiensi Transmisi Tujuan suatu jaringan: Fator yg mempengaruhi efisiensi jaringan: = Memindahkan sebanyak mungkin bit dengan error minimum efisiensi lebih tinggi biaya lebih rendah Karakteristik dari circuit (laju error/error rate, kecepatan/speed) Kecepatan dari peralatan, Teknik Error control Protocol yang digunakan Bit-bit informasi (memuat informasi user) Bit-bit Overhead (digunakan untuk error checking, pembatas frame, dll.) Total jumlah bit info ditransmisikan Total jumlah bit ditransmisikan 90 Efisiensi Transmisi dari Protocol Async Transmission: 7-bit ASCII (info bits), 1 parity bit, 1 stop bit, 1 start bit Efisiensi transmisi = 7 / 10 70% mis., V.92 modem dg 56 Kbps laju efektif 39.2 Kbps SDLC Transmission Asumsi 100 karakter info (800 bit), 2 flag (16 bit) Address (8 bits), Control (8 bits), CRC (32 bits) Efisiensi transmisi = 800 / 64 92.6% mis., V.92 modem with 56 Kbps 51.9 Kbps effective rate Lebih besar panjang message, efisiensi lebih baik namun, paket yang lebih besar kemungkinan mendapatkan error lebih besar (kemungkinan lebih banyak memerlukan retransmisi) kapasitas terbuang 91 Throughput Definisi lebih akurat dari efisiensi Total jumlah bit informasi diterima per detik; dengan mempertimbangkan: Kalkulasi kompleks; tergantung pada Bit-bit overhead (seperti pada efisiensi transmisi) Keperluan retransmisi paket mengandung error Efisiensi transmisi Laju error Jumlah retransmisi Transmission Rate of Information Bits (TRIB) Digunakan sebagai ukuran dari throughput 92 Ukuran paket Optimum Trade-off antara ukuran paket dan throughput Rentang yang dapat diterima (kemungkinan mengandung error kecil) (lebih mahal dalam hal kapasitas circuit untuk retransmisi jika ada error) 93 TRIB = Jumlah bit info diterima / total waktu diperlukan untuk mendapatkan bit (jumlah bit info) (Prob. Dari transmisi sukses) waktu diperlukan untuk transmit bit-bit ini + delay propagasi Average number Info bits per of non-info character characters per block TRIB = Ex: K=7 bits/character M = 400 char/block R= 4.8 Kb/s C = 10 char/block P = 1% T = 25 ms Probability that a block will require retransmission K (M – C) (1 – P) (M / R) + T 7(400-10)(1-0.01) TRIB = Packet length in characters Time between blocks (in Data seconds) (propagation xmission rate in char time + turnaround time) per second (a.k.a., reclocking time) (400/600)+0.025) = 3.908 Kb/s 94 PEKERJAAN RUMAH 1. 2. 3. 4. 5. Baca Tanenbaum Chapter 3 dan 4. Kerjakan soal Chapter 3 No: 2, 3, 5, 10, 15, 16, dan 17. Tugas di email paling lambat …… jam 24:00 Format nama file : tugas-datalink-noregnama.doc Format subject email : tugas-datalinknoreg-nama 95