EK 3053 ANTENA n PROPAGASI Paramet er dasar ANTENA Apakah antena ? Daerah transisi antara propagasi saluran “guided” dan ruang udara (bebas) Memusatkan gelombang datang ke sebuah sensor (sbg receiver) Meluncurkan gelombang dari struktur terbimbing ke ruang angkasa atau udara (kondisi memancarkan) Bagian dari sistem pengiriman sinyal yang mampu melampaui jarak Tidak dibatasi pd gelombang EM saja (mis. Gel akustik) Gelombang EM Ruang Udara x Medan Elektrik [V/m] Medan Elektrik Arah Propagasi y Time [s] z Medan Magnet •Gangguan medan EM •Kec. cahaya (~300 000 000 m/s) •Medan E dan H saling orthogonal •Medan E dan H se fasa •Impedansi, Z0: 377 ohm Medan Magnet [A/m] Time [s] Gelombang EM Ruang Udara Ex 2 t H 2 2 t y 2 x 1 Ex 2 0 0 z 1 E x E0e 2 H H 2 0 0 z j ( t z ) 2 Medan Elektrik z Medan Magnet H 0e y Arah Propagasi y y j ( t z ) Frekuensi f Panjang Gel Konstanta Fasa Z0 E0 H0 2 1 0 0 f Z0 2 0 0 Wave in lossy medium E x E0e z e j t E0 e z Redaman naik terhadap z j e e j t Fasa berubah terhadap z Konstanta Propagasi Konstanta Redaman Konstanta Fasa j z Periode waktu Aliran Daya Poynting vector S EH Average power density S av 1 2 Ex 2 1 Z0 1 2 2 H y Z0 Polarisation of EM wave sirkular vertikal Medan Elektrik, E horisontal Refleksi, refraksi Refleksi r i Koefisien Refraksi : Er Ei Bergantung pd media,polarisasi gel datang dan sudut kedatangannya. Refraksi sin( t ) 1 2 sin( i ) if both media are lossless sin( t ) Refleksi dan refraksi mempengaruhi polarisasi 1 1 2 2 sin( i ) Gelombang EM terbimbing Kabel ◦ Digunakan utk frekuensi di bawah35 GHz “Waveguides” ◦ Penggunaan antara 0.4 GHz smp 350 GHz Sistem Quasi-Optik ◦ Penggunaan di atas 30 GHz Gelombang TEM (Transverse ElectroMagnetic) dlm kabel dan sistem quasi-optik (sama seperti ruang bebas) TH,TE dan kombinasinya dlm waveguide : ◦ Komponen medan E atau H di arah propagasi ◦ Pantulan gelombang di dinding bag dalam dari waveguide ◦ Batas frekuensi atas dan bawah ◦ Dimensi melintang sebanding dg panjang gelombang Transverse = melintang Gelombang EM terbimbing (2) Waveguide Persegi Pelontaran Gelombang EM Kupas kabel dan belah kawatnya Antena Dipole Lebarkan ujung waveguide Antena Horn Transisi dari gelombang terbimbing ke gelombang ruang bebas Reciprocity (pertukaran/timbal balik) Antena Pengirim dan penerima dapat dipertukarkan penggunaannya Media harus bersifat linier, pasif dan isotropik Caveat : Antena biasanya dioptimasikan sebagai pengirim / penerima tetapi tidak untuk keduanya. Parameter dasar Antena Pola Radiasi Bidang berkas (Beam area) dan beam efficiency Apertur (tingkap) efektif dan Efisiensi apertur Direktifitas dan Penguatan (Gain) Resistan Radiasi Pola Radiasi •Pola medan jauh (Far field) •Intensitas medan turun jika jarak bertambah, ≈ 1/r •Rapat Daya radiasi turun ≈ 1/r2 •Bentuk Pola radiasi tak bergantung jarak •Biasanya ditunjukkan hanya di bidang utama Far field : r 2 D 2 D : Dimensi antena e.g. r > 220 km for APEX at 1.3 mm ! Pola Radiasi (2) Field patterns E ( , ) E ( , ) + phase patterns ( , ) ( , ) E ( , ) E ( , ) 2 P ( , ) 2 Z0 Pn ( , ) HPBW: half power beam width P ( , ) P ( , ) max r 2 Beam area dan beam efficiency Beam area Main beam area A 2 0 M 0 Pn ( , ) sin( ) d d m P ( , )d n P ( , )d n min or lobes A M m Main beam efficiency M M A n 4 Main beam Minor lobes area P ( , ) d Apertur Efektif dan Efisiensi Apertur Antena Penerima mengekstrak daya dari gelombang datang Prec S in Ae Apertur dan beam dihubungkan menjadi : Ae 2 A Untuk beberapa antena, hubungan antara apertur fisik dan apertur efektif dapat didefinisikan sbb : ap Ae Ap Direktifitas dan Penguatan Direktifitas : D P ( , ) max P ( , ) average D Di lihat dr pola medan : 4 P ( , ) d n 4 Ditinjau dr sisi Apertur : Antena Isotropik : Penguatan D 4 A 4 (Gain) Ae 2 dan D 1 G kg D k g faktor efisiensi (0 k g 1) G lbh rendah drpd D akibat dr rugi - 2 ohm 4 A Resistansi Radiasi • Antena memunculkan impedansi pada ujung terminalnya Z A R A jX A •Bagian resistif adalah resistansi radiasi + rugi resistansi/beban RA RR RL Resistansi radiasi tidak berhubungan dg resistor nyata yg terdapat pada antena tetapi resistansi dari udara yang tergandeng (coupled) via berkas ke terminal-2 antena. Tipe-2 Antena Wire Aperture Arrays Wire antenna Antena Dipole Antena Loop Folded dipole Antena Helikal Yagi (susunan dr dipole-2) Reflektor Sudut Type-2 lainnya Horizontal dipole Antena Kawat - resonansi Banyak “wire antenna” digunakan pada / dekat sbg resonansi Kadang tidak praktis membangun keseluruhan panjang sbg resonator Panjang secara fisik dapat diperpendek dg menggunakan teknik “loading” ◦ Inductive load : misal koil di tengah, dasar / atas (dpt diatur) ◦ Capacitive load : misal capacitance “hats” (flat top at one or both ends) Yagi-Uda Elements Gain dBi Gain dBd 3 7.5 5.5 4 8.5 6.5 5 10 8 6 11.5 9.5 7 12.5 10.5 8 13.5 11.5 Apertur antena Mengumpulkan daya di apertur yg ditentukan Berukuran besar dibanding panjang gelobangnya Contoh tipe : ◦ Reflector antenna ◦ Horn antenna ◦ Lensa Reflektor antena Reflektoryg dibentuk : piringan parabolik , antena silinder … ◦ Reflektor berfungsi sbg sebuah bidang besar pengumpul dan memusatkan daya pada sebuah daerah terpusat dimana “feed” diletakkan. Sistem Kombinasi optikal : Cassegrain, Nasmyth … ◦ 2 (Cassegrain) atau 3 (Nasmyth) cermin digunakan membawa “titik api” ke sebuah lokasi dimana ‘feed” termasuk transmiter/receiver dapat di instal lebih mudah. Antena Cassegrain • • • Memiliki sebaran kebelakang drpd antena parabola sederhana. Peluang Pengarahan berkas lebih besar : Gerakan cermin kedua dikuatkan oleh sistem optikal Jauh lebih kompak utuk rasio f/D yg diberikan. Antena Cassegrain (2) Gain bergantung pd diameter, panjang gelombang, pencahayaan Apertur efektif dibatasi oleh ketepatan permukaan dan halangan Pelat terskala bergantung pd panjang “focal” ekivalen. Rugi di Efisiensi apertur disebabkan oleh : ◦ ◦ ◦ ◦ Tapered illumination Spillover (illumination does not stop at the edge of the dish) Halangan dr cermin kedua, lengan penyangga Permukaan tidak rata (bergantung pd panjang gelombang) Kg cos 4 At the SEST: 2 rms of surface taper efficiency deviation : t 0 . 87 spillover efficiency : s 0 . 94 blockage efficiency : b 0 . 96 Antena Horn • Waveguide Persegi atau Lingkaran yg melebar • Gelombang muka bentuk bola dari pusat • Apertur dan sudut bukaan menentukan Gain Dipole Pendek Er I 0 le E I 0 le H j ( t r ) cos( ) 2 0 j ( t r ) cr sin( ) 4 0 I 0 le j ( t r ) 1 ( ( 2 j 2 4 ( j r 1 c r sin( ) 1 j cr cr 2 1 r 3 2 ) 1 j r 3 ) ) •Panjang lebih pendek drpd λ •Arus konstan di sepanjang antena •Daya dekat dipole kebanyakan bersifat reaktif •Jika “r” naik, Er menghilang, E dan H perlahan menjadi se fasa for r 2 , E and H vary as P varies as 1 r 2 1 r E j 60 I 0 e j ( t r ) r sin( ) l Short dipole power pattern Pola Dipole Pendek 90 120 60 0.8 0.6 0.4 0.2 0 150 PN 180 30 0 ( X Y Z) . 210 330 240 Short dipole power pattern 300 270 . A 8 3 l R r 80 2 2 D 1 .5 ( X Y Z) . Thin wire antenna •Diameter kawat kecil dibanding λ •Distribusi arus sepanjang kawat tidak konstan e.g. 2 L I ( y ) I 0 sin y 2 centre - fed dipole •Gunakan persamaan medan utk dipole pendek, ganti arus dg distribusi yg sebenarnya. E j 60 I 0 e r j ( t r ) L cos L cos cos 2 2 sin centre - fed dipole, I 0 current at feed point Thin wire pattern thin wire centre fed dipole power pattern thin wire centre fed dipole power pattern thin wire centre fed dipole power pattern ( X Y Z) l 1 A 7.735 2 D 1.625 ( X Y Z) l 1.395 A 5.097 D 2.466 ( X Y Z) l 10 A 1.958 D 6.417 Array of isotropic point sources – beam shaping Field Pattern of 2 isotropic sources Power pattern of 2 isotropic sources Power pattern of 2 isotropic sources 90 90 120 60 120 60 90 120 1.5 150 150 E i Pn 150 180 0 0 180 300 210 240 y 240 0 deg d 1 120 x 90 120 1.5 150 E i 150 0 180 0 0 210 240 2 0 330 330 Pn 180 210 210 d 1 30 0.5 180 300 270 60 30 1 30 240 Power pattern of 2 isotropic sources d 150 45 deg 60 60 Pn 2 Field Pattern of 2 isotropic sources Power pattern of 2 isotropic sources 90 120 300 270 2 90 330 300 270 i 270 0 330 330 240 Pn 0 210 210 0 30 0.5 180 d 1 30 1 30 60 330 300 270 i 90 deg 240 300 270 d 1 2 135 deg Array of isotropic point sources – centre-fed array ( ) y x d 0 Field Pattern of n is otropic sources Field Pattern of n is otropic sources 90 90 120 120 60 0.6 0.6 150 30 Ef i 0.2 180 0 0 210 330 240 0.2 180 0 330 240 300 67.5 deg 0 210 300 270 i 270 i n 3 30 0.4 0.4 Ef i 60 0.8 0.8 150 cos( ) n sin 1 2 E n ( ) n sin / 2 2 d d 0.5 n 8 0 deg d 0.5 Array of isotropic point sources – end-fired y ( ) 2 d cos 1 n n sin 2 E n ( ) sin 2n sin 2 x d 0 end-fired array,n eleme nts power pattern Field End-fired, n is otropic sources 90 120 60 0.8 0.6 150 30 0.4 Ef i 0.2 180 0 0 210 330 240 300 ( X Y Z) 270 i n 10 108 deg d 1 n 10 d 0.25 4 A 0.713 D 17.627 Pattern multiplication The total field pattern of an array of non-isotropic but similar point sources is the product of the individual source pattern and the pattern of an array of isotropic point sources having the same locations,relative amplitudes and phases as the non-isotropic point sources. Primary field pattern 120 60 120 30 Ef2 i 0 0 210 330 240 180 1 104 deg Ef i 0 0 210 300 330 240 300 d1 0.3 2 180 deg 0.2 180 0 0 210 330 240 300 270 i 270 i n 2 30 0.4 0.2 270 i n 2 0.6 150 30 0.4 0.2 60 0.8 0.6 150 0.4 180 120 60 0.8 0.6 Ef1 i 90 90 0.8 150 Total field pattern Secondary field pattern 90 d2 0.6 Total pattern of two primary sources (each an array of two isotropic sources) replacing two isotropic sources (4 sources in total). Patterns from line and area distributions •When the number of discrete elements in an array becomes large, it may be easier to consider the line or the aperture distribution as continuous. • line source: E (u ) l 1 2 f ( x )e jux u dx 1 l sin( ) , l length, anglefrom •2-D aperture source: E , f ( x, y )e j sin x cos y sin aperture f ( x , y ) aperture field distributi on dx dy normal to line Fourier transform of aperture illumination Diffraction limit HPBW rough estimate only D Ep 1.4 1.4 1.2 1.2 1 1 0.8 0.8 0.6 0.6 0.4 Ep 0.4 0.2 0.2 0 0 0.2 0.2 0.4 0.4 0.6 10 5 0 5 0.6 10 10 5 0 xp 3 Far field 3 Far field 0 5 5 10 10 P ow er patter n [dB ] P ow er patter n [dB ] 10 xp 0 15 20 25 30 35 15 20 25 30 35 40 40 45 45 50 5 300 240 180 120 60 0 60 angular distance [arcsec] 120 180 240 300 50 300 240 180 120 60 0 60 angular distance [arcsec] 120 180 240 300 Far field pattern from FFT of Aperture field distribution Predicted power pattern - SEST 1.3 mm - on axis Predicted power pattern - SEST 1.3 mm - off axis 130 mm Predicted power pattern - flat illumination EFN . EFN . EFN . Effect of edge taper Predicted power pattern -16dB taper Predicted power pattern -8dB taper EFN EFN . . dBi versus dBd •dBi menunjukkan gain vs. antena isotropik • Antena Isotropik meradiasi ke segala arah sama baik, berbentuk bola (spheric) •dBd menunjukkan gain vs. reference half-wavelength dipole •Pola antena Dipole berbentuk donat dg gain 2.15 dBi dBi dBd 2 . 15 dB Penyesuaian saluran dan “Feed” •Impedansi antena harus sesuai dengan “line feeding” jika ingin mencapai transfer daya maksimum •Impedansi saluran harus menjadi “complex conjugate” dari antena nya •Sebagian besar “feed line” pada dasarnya resistif Signal transmission, radar echo • Transmitting antenna Aet , Pt , G t , • Receiving antenna Pr Aer , Pr , G r Gr 2 G t Pt 4 r 4 2 S, power density Radar return Pr S, power density 2 G t G r Pt 4 r Effective receiving area G t Pt 4 r 2 4 r Gr 2 4 Reflected power density radar cross section (area) 2 Pt G t G r 2 4 3 r 4 Effective receiving area Antenna temperature Power received from antenna as from a black body or the radiation resitance at temperature Ta The end