Departemen Perhubungan - Wakil Menteri

advertisement
WAKIL MENTERI PERHUBUNGAN
PEMBANGUNAN SISTEM TRANSPORTASI DAN PELABUHAN
UNTUK MENJAMIN KELANCARAN ARUS BARANG DAN
MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA DAN
PENGEMBANGAN KOMODITI PANGAN YANG KOMPETITIF
Disampaikan Pada Seminar Nasional
KETAHANAN PANGAN MENUJU FEED THE WORLD
KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA
Jakarta, 28 - 29 Januari 2010
1
Pembangunan
Transportasi Nasional
SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL
(SISTRANAS)
Sistem Logistik
Nasional
Transportasi Multimoda
Perkeretaapian
STRATEGI
PROGRAM
Lalu Lintas
Angkutan Jalan
Laut
Udara
Peningkatan
keterpaduan jaringan
pelayanan pada 9 kota
metropolitan
Pembangunan jaringan
pelayanan dan jaringan
prasarana pada 183
kabupaten daerah
tertinggal
Peningkatan pelayanan
pada 25 pelabuhan
strategis
Peningkatan kinerja
pelayanan pada 7
terminal khusus CPO
dan batubara
Peningkatan kinerja
pelayanan kargo pada 4
bandar udara yang
menangani sebagian
besar (96%) arus kargo
•
• Pengembangan
jaringan pelayanan
• Pengembangan dan
pembangunan
jaringan prasarana
dan sarana
• Optimasi
• Pengembangan &
Pembangunan fasilitas
• Peningkatan
aksesibilitas
• Penerapan
NSW/portnet
• Optimasi
• Pengembangan &
Pembangunan fasilitas
terminal kargo
• Peningkatan
aksesibilitas ke
bandara kargo
2
•
Optimasi (transport
demand
management)
Transport Supply
management
Sumber: DJ Tata Ruang Dep PU 2009
Teluk Benggala,
Mediteran, Samudera
Hindia (Timur Tengah,
Eropa)
Lhokseumawe
Laut Cina Selatan
(Jepang, Korea, Filipina)
Laut Cina Selatan
(Hongkong, Cina, Taiwan)
Samudera Pasifik
(Jepang, Korea, Amerika,
Kanada)
BANDAR SRI BEGAWAN
KUALA LUMPUR
Simanggaris
Mebidang
Entikong
Dumai
Bontang
Bontang
SINGAPORE
Pekanbaru
Jambi
Pontianak
Batam
Gorontalo
Ternate
Manado
Samudera Pasifik
(Amerika, Kanada,
Amerika Latin)
Samarinda
Sorong
Palu
Biak
Palangkaraya
Pangkalan Bun
Padang
Palembang
Bengkulu
Bandar Lampung
Jayapura
Ambon
Kendari
Banjarmasin
Makasar
Bau-bau
Serang
Jakarta
Bandung
Surabaya
Semarang
Yogyakarta Malang
DenpasarMataram
Samudera Hindia
(Afrika, Australia)
Merau
DILLI
Kupang
Samudera Hindia (Australia,
Selandia Baru)
Big Island
International Sea Lane
Exclusive Economy Zone Boundary
National Growth Center
Regional Growth Center
Global / National Strategic Development Pole
National Strategic Development Pole
Subregional Economic
Cooperation
Ultimate Zone
Ultimate Sea Zone
Asal – Tujuan Angkutan Barang
(O-D Lines)
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Total domestic movement is around 12 billion/year
Java movement dominated for about 9.9 billion/year (81%)
Sumatera 13%, 1,6 billion ton/year
East Part of Indonesia 6%, 0.72 billion ton / year
Asal tujuan angkutan barang terbesar terletak di daerah Barat Indonesia khususnya Jawa dan Sumatera
Total pergerakan domestik 12 milyar ton /tahun
Jawa mendominasi hingga 9.9 milyar ton /tahun (81%),
Sumatera 1.6 milyar ton/tahun (13%),
Sumber : Study of National Logistic Development , Ministry of Transportation, 2006
Indonesia bagian timur 0.72 milyar ton/tahun (6%)
4
Koridor Strategis
Angkutan Barang
5
6 Koridor Ekonomi
6
Fokus Industri
koridor Ekonomi Timur Sumatra dan Utara
Jawa
Focus
industries
Palm Oil
Rubber
Coal
Strategies
Project types required
Strengthen upstream segment while
maintaining presences in downstream
Improve process and expand capacity at ports
• Remove potential bottlenecks for export
Improve plantation yields
• Better access to know-how, human resource,
financing and regulatory clarity
• Focus on small holders
Improve connectivity of plantations
• Improve plantation to mill connectivity
Strengthen upstream and expand into
downstream
• Improving yields upstream via replanting
• Develop downstream sector i.e., tires/gloves
• Better access to know-how, human resource,
financing and regulatory clarity
Improve capacity at ports
• Remove potential bottlenecks for exports
Improve power availability
• Support downstream industry development
Improve logistics
• Support downstream industry development
Lower production costs to tap on huge
resource base
• Investments in rail and port infrastructure
• Enhance workforce quality
Build railway from potential coal mine location
to ports
• Lower transportation cost
Increase port capacity to facilitate transport to
end users
Fokus Industri
koridor Ekonomi Utara Jawa
Focus
industries
Textile1
Food
products2
Koridor Ekonomi
Utara Jawa
Strategies
Project types required
Focus on re-capturing domestic market
• Curb illegal imports and improve efficiency
to compete with cheaper imports
Improve capacity and efficiency at Ports
• Remove potential bottlenecks
Developed into sourcing country of choice
and capture larger share of value add
• Capability building in supply chain
efficiency and design, upgrading
equipment
Capitalize on growing domestic demand
• Improved distribution and logistics
capability
• Better access to know-how, human
resource
Improve port security and strategy
• Limit entry points for illegal imports and
improve integrity at remaining ports
Improve connectivity through upgrading road
network
• Between ports, factories and distribution
centres
Improve capacity and efficiency at ports
• Remove potential bottlenecks
Develop regional exports for higher value
added products and indigenous products
Transport
equipment
Attract more OEMs and strengthen existing
OEM partnerships
Progress to higher value add
manufacturing
Increase power supply and reliability
• Address increasing demand
• Reduce occurrences of rolling blackouts
• Mitigate high energy costs by increasing
supply
Improve capacity and efficiency at ports
8
Keterhubungan Koridor Ekonomi
dan Pusat Pertumbuhan
9
Pembangunan Sektor Perhubungan
10
Sabuk Penyeberangan
Nusantara
11
Pembangunan
Perhubungan Laut
Pelabuhan yang diusahakan
12
ARAH PENGEMBANGAN PELABUHAN
Lokasi Pelabuhan Untuk Kelancaran Arus
Barang
25 PELABUHAN UTAMA
7 TERMINAL KHUSUS
BATUBARA & CPO
1.Plb. Lhoukseumawe
1.Pelabuhan Tj.Perak
1.Balikpapan
2.Pelabuhan Belawan
2.Pelabuhan Banjarmasin
2.Samarinda
3.Pelabuhan Dumai
3.Pelabuhan Kupang
3.Banjarmasin
4.Pelabuhan Tj. Pinag
4.Pelabuhan Benoa
4.Kotabaru
5.Pelabuhan Pekanbaru
5.Pelabuhan Samarinda
5.Belawan
6.Pelabuhan Batam
6.Pelabuhan Makassar
6.Dumai
7.Pelabuhan Teluk Bayur
7.Pelabuhan Balikpapan
7.Pekanbaru
8.Pelabuhan Panjang
8.Pelabuhan Bitung
9.Pelabuhan Palembang
9.Pelabuhan Biak
10.Pelabuhan Banten
10.Pelabuhan Jayapura
11.Pelabuhan Tj. Priok
11.Pelabuhan Ambon
12.Pelabuhan Pontianak
12.Pelabuhan Sorong
13.Pelabuhan Tj. Emas
13
BANDAR UDARA DI INDONESIA
sesuai KM 44 Tahun 2002
BANDAR UDARA
208 bandara
BANDAR UDARA UMUM
BANDAR UDARA KHUSUS
UPT DJU (162 BANDARA)
PT AP II (12 BANDARA)
PT. AP I (13 BANDARA)
UPT DJU
AP II
AP I
Khusus
187 + 1 (Timika)
= 188 BANDARA
14
BANDAR UDARA DI INDONESIA
saat ini
BANDAR UDARA
238 bandara
BANDAR UDARA UMUM
UPT DJU (162 BANDARA)
PT AP II (12 BANDARA)
PT. AP I (13 BANDARA)
UPT DJU
AP II
AP I
Khusus
BANDAR UDARA KHUSUS
20 bandara (yang beroperasi)
447 Aerodromes for Light Aircraft (ALA)
187 + 1 (Hang NadimBatam) + 1 (Moses K-Timika)
+ 30 (baru)
= 219 218 BANDARA
Catatan : Jumlah BU UPT : KM 7/2008 = 164 bandara dikurangi St.Thaha-Jambi & Depati Amir-PkPinang = 162
+ 1 (batam) = 163 162  + 25 (AP I & II) = 188 187 + 1 (Timika) = 189 188 Bandara
 + bandara baru (30)= 219 218 BANDARA
15
RENCANA BANDAR UDARA BARU
Bireuen
Blangkejeren
Mandailing Natal
Pohuwato
Singkawang
Tepeleo
Muara Teweh
Singkil
Tempuling
Waisai
Paser - Tanah
Grogot
Tojo Una2
Sinak Baru
Teluk Dalam, Nias
Morowali
Muara Bungo
Bua
Pagar Alam
Pekon Serai
Wakatobi
P.BaweanGresik
Tanggetada
Enggano
Bone
Majalengka
Jember
Banyuwangi
Aboyaga
Bula-Seram
Moa
BANDAR UDARA
DAERAH PERBATASAN dan RAWAN BENCANA
Cut Nyak Dhien
John BeckerKisar
Pulau pulau Batu
Nias SelTeluk Dalam
BinakaGn
Lasikin
Sitoli
Sinabang
Enggano
Komodo
Lekunik-Rote
Peningkatan Fasilitas Bandar udara untuk dapat melayani
pesawat sekelas F 27 / C 130 Hercules sehingga memberikan
akses yang cepat pada daerah rawan bencana dan
perbatasan.
C130
Tardamu-Sabu
C130
Rawan bencana
Perbatasan
Pembangunan Jalur
KA Trans Sumatera
BANDA ACEH
484 km
• Penyelesaian Desain
• Partial Track (Selesai 2019)
• Perkiraan Biaya : Rp. 5,0 T
BESITANG
MEDAN
196 km
SELESAI
RANTAUPRAPAT
DURI
PEKANBARU
1.353 km
MUARO
JAMBI
• Penyelesaian Desain
• Pembebasan Lahan
• Pembangunan (mulai
2013)
• Perkiraan Biaya : Rp.
57,3 T
PALEMBANG
400 km
LAMPUNG
SELESAI
Pembangunan Jalur Ganda
Lintas Utara Jawa
DKI
JAKARTA
Merak
Cikampek
SERANG
Banten
Bojonegoro
Cirebon
Bogor
Padalarang
Tegal
Sukabumi
BANDUNG
Bojonegoro
Pekalongan SEMARANG
Gambringan
Prupuk
Jawa Tengah
Purwokerto
Jawa Barat
Banjar
Kroya
Kutoarjo
Bojonegoro
Gundih
Jawa Timur
Bangil
DIY
YOGYAKARTA
Malang
CIREBON
220 km
SELESAI
Jember
TEGAL
BREBES
Banyuwangi
Blitar
JALUR GANDA LINTAS UTARA JAWA : 725 km
• Selesai : 263 km
• Sisa : 462 km  Kebutuhan Biaya : Rp. 11,5 T
JAKARTA
Sidoarjo
Madiun Kertosono
Solo
SURABAYA
SEMARANG
PEKALONGAN
BOJONEGORO
280 km
225 km
• Partial Double Track (Selesai 2016)
• Perkiraan Biaya : Rp. 3,0 T
SURABAYA
•
•
•
•
Desain (2010-2011)
Pembebasan Lahan (2011-2013)
Pembangunan (mulai 2014)
Perkiraan Biaya : Rp. 8,5 T
Pembangunan
Jalur Ganda Lintas Selatan Jawa
CIREBON
KROYA
156 km
• Partial Double Track
(Selesai 2016)
• Perkiraan Biaya :
Rp. 4,3 T
KUTOARJO YOGYA
76 km
• Desain (2010)
• Pembebasan
Lahan (2011)
• Pembangunan
(mulai 2012)
• Biaya:Rp. 4,5 T
160 km
SELESAI
SOLO
MADIUN
97 km
• Desain selesai
• Pembebasan
Lahan (20112012)
• Pembangunan
(mulai 2012)
• Perkiraan Biaya :
Rp. 1,8 T
SURABAYA
166 km
• Desain (2011-2012)
• Pembebasan Lahan
(2012-2013)
• Pembangunan (mulai
2013)
• Perkiraan Biaya :
Rp. 5,0 T
Rencana jaringan KA
Kalimantan
Cetak Biru
Pengembangan KA di Kalimantan
• Membangun akses angkutan KA barang ke
sentra produksi (tambang, perkebunan,
perhutanan dll) dan tidak menutup
kemungkinan untuk angkutan penumpang;
• Pembangunan jalur KA baru dengan beban
gandar 18-22 ton dengan lebar spoor 1.435
mm;
• Mendukung peningkatan keterkaitan
ekonomi antar wilayah di Pulau Kalimantan
dan intra wilayah dengan Malaysia dan
Brunai dalam rangka Trans Asia Railways.
21
Rencana jaringan KA Papua
Cetak Biru
Pengembangan KA di Papua
• Persiapan pembangunan jalur KA lintas
Sorong – Manokwari, Manokwari – Nabire,
Nabire – Timika, Nabire – Sarmi, Sarmi Jayapura
22
Angkutan Penyeberangan
Trans Maluku
Rencana Lintasan Baru
a.
Lintasan Antar Provinsi / Negara;
b.
Namlea – Pantai Barat SBB
c.
Wahai – Bula - Ujung Timur Seram
– Geser – Tual
d.
Ambon-Banda-Amahai
e.
Benjina – Tabarfane – Meror - Larat.
f.
Saumlaki – Adaut;
g.
Tepa – Lakor – Moa – Leti – Kisar –
Ilwaki.
h.
Banda-Serua-Nila-Teon-DamerBebar
Lintasan Real
Lintasan Usulan
23
KA Barang
Cilegon - Surabaya

KA menjadi moda utama bagi hasil produksi
PTKS berupa Hot Rolled Coil (HRC) dari
Cilegon ke Surabaya, dan sebaliknya
mengangkut pupuk phonska dan SP36 hasil
produksi PT. Petrokimia Gresik ke Pelabuhan
Cigading

per trip mengangkut + 480 Ton baja dengan
16 gerbong @ maks 30 Ton, setara dengan
12 angkutan Truck Trailer @40 ton.

Bila terdapat dicapai 9 trip, akan akan
terangkut 4.320 ton/bln atau setara dengan
108 angkutan truk kapasitas 40 ton.

Sementara Cargo potensial PT.KS beruoa
HRC (Hot Rolled Coil) yang dapat dikirim ke
Surabaya: adalah sebesar 20.000 ton/bulan
(belum termasuk Cold Rolled Coil (CRC) dan
Wire Rod).
24
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH
Upaya lanjut
Optimalisasi
pelayanan
dan
peningkatan
keselamatan
Kejelasan
peranan setiap
lembaga dan
prosedur
koordinasi
PP dan Permen
turunan UU,
sistranas, dan cetak
biru
RENSTRA
Dephub
2009-2014
Penerapan
kebijakan
tarif
pemulihan
biaya dan
subsidi
berbasis
kinerja
Peningkatan
anggaran
pembangunan
dan proyekproyek PPP
PROGRAM 100 HARI
Target: Januari 2010
Target: 31 Des 2009
Peningkatan komunikasi publik
26
Langkah – Langkah Pokok
Penyusunan dan
penyelerasan
kebijakan dan
regulasi
Percepatan
penyusunan PP dan
Keputusan Menteri,
pelaksana UU
Kebijakan atas tarif dan
subsidi
Implementasi
peraturan perundangan
pelaksana
Kelembagaan
Penetapan peran
pengambil kebijakan,
regulator, operator, dan
instansi pemberi
kontrak
Penyusunan prosedur
antar lembaga dan
instansi
Penguatan kapasitas
kelembagaan dan SDM
Korporatisasi UPT/
BUMN sebagai
penyelenggara operasi
Cetak biru
Penyusunan dan
penetapan RENSTRA
DEPHUB
Penyusunan dan
penetapan
SISTRANAS
Penyusunan dan
Penetapan cetakbiru
multimoda logistik
nasional
Penataan koordinasi
lembaga antar moda
Investasi
Penetapan prioritas
proyek dan pemilihan
proyek untuk PPP
Penyusunan alokasi
anggaran APBN
Pembangunan
infrastruktur publik dan
basic infrastructure
(bagi PPP)
Penyiapan ,
penawaran , dan
transaksi proyek PPP
Komunikasi
publik
Penyusunan strategi
komunikasi
Pembentukan
tatalaksana /SOP bagi
komunikasi publik
Optimalisasi fungsi
pelayanan komunikasi
Rencana jaringan KA Sulawesi
Cetak Biru
Pengembangan KA di Sulawesi
• Pembangunan jaringan KA untuk
pengintegrasian kota-kota di wilayah
pesisir, baik industri, pertambangan,
maupun pariwisata serta kota-kota
agropolitan, baik kehutanan, pertanian,
maupun perkebunan;
• Pengembangan KA perkotaan metropolitan
Makassar – Maros – Sungguminasa –
Takalar.
28
Peraturan Perundangan
Peraturan
Sektor
Perhubungan
UU
Perkeretaapian
PP
• jhkj
UU
Penerbangan
UU Pelayaran
PP
(2)
• PP 61/2009 ttg
Kepelabuhanan
• PP 5/2010 ttg
Kenavigasian
RPP
(6)
• Angkutan perairan
• Perlindungan
Lingkungan
Maritim
• Sea & Cost Guard
• Kepelautan
• FKKP
• Pemeriksaan Kapal
PP
• Angkutan perairan
• Perlindungan
Lingkungan
Maritim
• Sea & Cost Guard
• Kepelautan
• FKKP
• Pemeriksaan Kapal
UULAJ
RPP
PP
RPP
• Angkutan perairan
• Perlindungan
Lingkungan
Maritim
• Sea & Cost Guard
• Kepelautan
• FKKP
• Pemeriksaan Kapal
29
Download