Uploaded by Benjamin Joseph Lemanah 2067010

Budaya, IPTEK, dan Iman Kristen: Pelajaran SMA

advertisement
Pelajaran 1
Budaya, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi dalam
Perspektif Iman Kristen
Bahan Alkitab :
Kejadian 1:26-28; 2:15, Keluaran 31:1-11, Amsal 1:5.
Indikator :
1. Mensyukuri anugerah Allah dalam perkembangan budaya, ilmu pengetahuan, dan
teknologi.
2. Menjelaskan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
3. Mengidentifikasi dampak positif dan negatif dari perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
4. Menjelaskan perspektif Alkitab terhadap budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
5. Memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi secara bijak.
Pembukaan
❖ Pujian
KJ 292: 1-3 Tabuh Gendang
Syair: Komt nu met zang van zoete tonen, Adriaan Valerius, 1626
Terjemahan: H. A. Pandopo, 1982
Lagu: Kitab Sejarah karangan Valerius, 1626
1. Tabuh gendang sambil menari;
Nyanyikan lagu yang merdu!
Bunyikanlah gambus, kecapi:
mari memuji Allahmu!
Karya besar yang agung benar
t’lah dilakukan-Nya terhadap umat-Nya!
2. Israel pun atas berkat-Nya
Riang gembira bermazmur.
Ikut serta kita percaya
dan kepada-Nya bersyukur:
“Tuhanlah baik, kasih-Nya ajaib
kekal selamanya;
terpuji nama-Nya!”
3. Dulu telah dari himpitan
Ia bebaskan umat-Nya.
Habis mendung Ia berikan
sinar mentari yang cerah!
Puji terus yang Mahakudus:
Bebanmu yang berat
diganti-Nya berkat!
❖ Berdoa
Sebelum doa bersama, sepakati tentang apa dan siapa saja yang akan didoakan.
Pengantar
Adakah lagu/genre musik tertentu yang menjadi favoritmu? Apakah kamu
menyukai cabang ilmu pengetahuan tertentu? Apakah kamu terampil menggunakan
teknologi komputer? Musik, ilmu pengetahuan, dan teknologi merupakan beberapa
bentuk budaya. Kamu tentu dapat menemukan bentuk-bentuk lainnya di sekitarmu.
Pada bab ini, kamu akan belajar tentang pandangan iman Kristen terhadap budaya,
ilmu pengetahuan, dan teknologi (selanjutnya ditulis “budaya dan IPTEK”). Budaya dan
IPTEK merupakan anugerah Allah kepada manusia. Oleh karena itu, manusia harus
mensyukuri anugerah itu. Maka, pada akhir pelajaran ini, kamu diharapkan dapat
menggunakan budaya dan IPTEK dengan bijak.
Kegiatan Pembelajaran
Aktivitas 1: Menuliskan Bentuk dan Contoh Budaya
Gambar 1.1
The Culture Wheel
Perhatikanlah Gambar 1 di atas!
Apa saja bentuk-bentuk budaya? Apakah kamu dapat menyebutkan contoh dari tiap
bentuk tersebut? Tuliskanlah bentuk lain budaya dan tiap contohnya pada tabel berikut!
Makanan dan
Minuman
Gado-gado
merupakan makanan
khas Jakarta
A.
Apa itu Budaya dan IPTEK?
Pada Aktivitas 1, kamu telah belajar mengenai berbagai bentuk budaya.
Ternyata banyak hal di sekitar kita adalah bagian dari budaya manusia, misalnya
bahasa, makanan, pakaian, dan sebagainya. Pada bagian ini kita akan memahami arti
budaya dan IPTEK.
Budaya berasal dari kata Sanskerta “buddhayah.” Kata ini merupakan bentuk
jamak dari kata “buddhi” yang berarti “akal.” Hal ini menunjukkan bahwa budaya terkait
dengan akal manusia. Manusia menciptakan budaya untuk kepentingan dirinya.
Menurut Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi, dikutip dari Liputan6.com budaya
diciptakan manusia untuk “… menguasai alam sekitarnya agar kekuatan dan hasilnya
dapat diabadikan untuk keperluan masyarakat.” Contohnya, pada bidang medis,
perkembangan IPTEK memungkinkan manusia untuk menciptakan vaksin untuk
mengatasi pandemi Covid-19. Maka, kita dapat menyimpulkan bahwa manusia itu
makhluk berbudaya karena ia memiliki akal. Manusia pun selalu hidup di dalam budaya
tertentu.
Gambar 1.2
Vaksin Covid-19
https://www.republika.id/posts/16895/ayo-jangan-tunda-vaksinasi-covid-19
IPTEK merupakan dua dari banyak bentuk budaya. Menurut KBBI, ilmu
pengetahuan adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis. Maka, suatu ilmu
adalah sistem pengetahuan yang berasal dari pengamatan, pengujian, dan penarikan
simpulan. Suatu teori dari sistem pengetahuan itu berlaku umum dan dianggap sebagai
kebenaran. Contohnya, apakah titik didih air adalah 100 °C? Titik didih air bergantung
pada tekanan udara di sekitarnya. Jika tekanan udara rendah, misalnya di puncak
gunung, maka titik didih air pun lebih rendah. Begitu pula sebaliknya. Teori ini berlaku di
mana pun dan kapan pun, kecuali ada teori mutakhir yang menyanggahnya di
kemudian hari. Menurut KBBI, teknologi adalah ilmu pengetahuan terapan. Teori-teori
dari ilmu pengetahuan diwujudkan dalam suatu teknik atau alat yang dapat digunakan
manusia.
Pada bagian berikutnya, kamu akan belajar tentang pola-pola relasi iman Kristen
dengan budaya dan IPTEK. Pola-pola relasi itu mewakili berbagai gereja/denominasi.
Ada gereja/denominasi yang menganggap budaya itu negatif. Ada pula yang
sebaliknya: mengintegrasikan iman Kristen dengan budaya. Tentu masih ada pola-pola
lainnya. Kamu akan mengawali pembelajaran bagian itu dengan membaca artikel
berikut:
Aktivitas 2: Perjumpaan Iman Kristen dan Budaya
Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran
Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus (GHKTY) didirikan di Dusun Ganjuran,
Kabupaten Bantul. Gereja Katolik ini terletak sekitar 20 KM di sebelah selatan Kota
Yogyakarta. Gaya bangunan GHKTY unik; kental dengan nuansa budaya Jawa.
Bangunan utamanya berbentuk joglo, rumah adat khas Jawa. Ada juga dua patung
malaikat bercorak Jawa pada altar. Selain itu, sebuah candi bergaya Hindu-BuddhaJawa juga didirikan di komplek gereja. Candi ini merupakan lokasi umat untuk berdoa.
GHKTY juga memiliki dua patung lain, yaitu patung Yesus yang digambarkan sebagai
Raja Jawa dan patung Bunda Maria yang digambarkan sebagai Ratu Jawa yang
sedang menggendong bayi Yesus.
Gambar 1.2
Altar Gereja Hati Kudus Yesus Kristus Ganjuran
https://www.gerejaganjuran.org/
GHKTY didirikan oleh Julius Schmutzer pada tahun 1924. Keluarga Schmutzer
ingin menghayati imannya dalam konteks budaya mereka berada. Maka, ia
membangun gereja bernuansa Jawa sebagai upaya inkulturasi iman dengan budaya.
Selain itu, Schmutzer juga membangun sekolah dan rumah sakit untuk masyarakat
sekitar.
Pertanyaan :
1. Apa pendapat kamu tentang inkulturasi iman Kristen dengan budaya?
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………
2. Tulislah contoh lain inkulturasi iman Kristen dengan budaya!
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………
B.
Pola-pola Relasi Iman Kristen dan Budaya
James Davison Hunter, dalam tulisannya yang berjudul To Change the World:
The Irony, Tragedy, and Possibility of Christianity in the Late Modern World,
menyebutkan bahwa terdapat empat pola relasi iman Kristen dan budaya, yaitu
bertahan melawan (defense-against), relevan terhadap (relevance-to), kemurnian dari
(purity-from), dan kehadiran yang setia (faithful presence). Mari kita pelajari setiap pola
relasi tersebut!
Pola “bertahan-melawan” memiliki ciri berseberangan antara iman Kristen
dengan budaya. Gereja yang menggunakan pola relasi ini memandang budaya
secara negatif. Oleh karena itu, mereka membangun tembok pertahanan antara diri
mereka dengan budaya. Namun, gereja-gereja ini tidak berdiam diri. Mereka
menggunakan strategi penginjilan untuk mempertobatkan budaya. Tujuan mereka
adalah mengembalikan budaya kepada nilai-nilai Kekristenan. Adapun isu-isu yang
dibahas adalah kecaduan minuman keras, penciptaan dan evolusi, pornografi, dan
lainnya.
Pola “relevan terhadap” menekankan pada aspek keterkaitan antara iman
Kristen dengan isu-isu komunal terkini dalam budaya, misalnya imigran, perang,
diskriminasi, kemiskinan, pemanasan global, dan sebagainya. Gereja-gereja yang
menggunakan pola relasi ini mengutamakan misi daripada pengakuan imannya.
Namun, hal ini tidak berarti bahwa gereja-gereja tersebut tidak memiliki pengakuan
iman. Bagi mereka, pengakuan iman itu terus berubah dalam relevansi dengan
perkembangan dunia.
Gambar 1.4
Kasih dan Keadilan di dalam Alkitab
Pola “kemurnian dari” mirip dengan pola “defensif melawan,” khususnya
pada konsep “kami-melawan-mereka” dan menjaga warisan ajaran iman. Namun,
pola ini mengakui bahwa gereja-gereja pun telah terkontaminasi dosa dari
budaya. Oleh karena itu, gereja-gereja perlu melepaskan diri dari pengaruh dosa agar
dapat kembali menjadi otentik sebagai saksi Kristus. Kata kunci untuk memahami pola
ini adalah “dua kerajaan,” yaitu gereja dan dunia. Gereja memang berada di dunia,
tetapi ia tidak boleh sama dengan dunia. Contohnya, gereja perlu menarik diri dari
urusan politik.
Pola “kehadiran yang setia” ditandai dengan keterlibatan gereja di dalam dan
dengan dunia di sekitar. Kata kunci pola ini adalah “komitmen” dan “janji.” Menurut
Hunter, ada beberapa penerapan pola ini dalam kehidupan sehari-hari. Pertama, gereja
menampilkan kepemimpinan yang rendah hati dan mengutamakan kepentingan orang
lain. Kedua, membangkitkan iman, pengharapan, dan kasih dalam masyarakat yang
cenderung individualis. Ketiga, mempraktikkan ajaran imannya, misalnya membentuk
suasana keluarga yang penuh kasih. Dengan kata lain, pola relasi ini menampilkan
secara eksemplaris gaya hidup yang berbeda dari milik dunia.
Aktivitas 3 : Contoh pola interaksi gereja dan budaya
Pada bagian sebelumnya, kamu telah mempelajari tentang pola interaksi iman
Kristen dan budaya. Identifikasilah contoh gereja/denominasi berdasarkan pola-pola
interaksi tersebut! Kamu dapat mencari informasi mengenai pola interaksi yang dianut
dari dokumen resmi gereja (misalnya: artikel di situs resmi gereja).
Defense-against
Relevance-to
Purity-from
C.
Faithful presence
Pandangan Alkitab terhadap Budaya
Teks Kejadian 1:26-28 sering dikaitkan dengan budaya. Pada teks tersebut,
Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya (imago Dei), agar mereka
dapat berkuasa atas alam ini. Maka, ada dua hal penting yang perlu kamu cermati dari
ayat 26 ini, yaitu imago Dei dan amanat untuk “menguasai dan menaklukkan” alam. Kita
perlu memahami amanat itu dalam kaitannya dengan makna imago Dei. Menurut
Catherine McDowell, imago Dei berarti dua hal, yaitu manusia berbeda dari ciptaan
lainnya dan manusia memiliki relasi kekeluargaan dengan Allah. Manusia adalah
anggota keluarga Allah (family of God). Allah adalah Sang Bapa, sedangkan manusia
adalah anak-anak-Nya.
Gambar 1.5
Lukisan Imago Dei
Model relasi kekeluargaan ini tidak asing dalam iman Kristen. Bagian pertama
dari Pengakuan Iman Rasuli berbunyi, “Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Maha
Kuasa, Khalik langit dan bumi.” Yesus mengajarkan “Doa Bapa Kami” kepada pada
para murid (Mat. 6:9-13). Selain itu, banyak teks Alkitab yang menggambarkan
kedekatan Allah dengan manusia seperti hubungan orangtua dan anak (bdk. Kel. 4:2223, Yes. 66:13).
Manusia sebagai “anak-anak” Allah berperan sebagai wakil-Nya (God’s
representative) di dunia ini. Seorang wakil berbeda dari pihak yang diwakilinya, tetapi ia
mengemban tugas dari pihak itu. Tugas itu dilaksanakan demi kepentingan pihak yang
diwakilinya. Dengan kata lain, manusia itu bukan Allah, tetapi ia harus melaksanakan
tugas dari Allah demi kepentingan-Nya. Allah mengasihi dan memelihara seluruh
ciptaan. Maka, manusia pun harus berlaku demikian sesuai dengan yang dilakukan
Allah.
Konsep imago Dei mempengaruhi makna amanat Allah kepada manusia untuk
“berkuasa” dan “menaklukkan.” Pada ayat 26, kata “berkuasa” diterjemahkan dari kata
Ibrani radah. Menurut Michael R. Stead, kata Ibrani ini berkonotasi positif. Bahasa
Ibrani memiliki kata perek yang berarti “berkuasa” secara negatif. Lagipula, peran
manusia sebagai wakil Allah mengharuskan kuasa itu digunakan secara positif. Hal ini
juga berlaku pada makna kata “menaklukkan.” Kata Ibrani yang digunakan adalah
kabash. Stead membandingkan teks Kejadian 1:28 dengan teks Kejadian 2:15.
Menurutnya, “menaklukkan” dapat berarti “mengusahakan dan memelihara” alam.
Maka, kekuasaan dan penaklukan manusia terhadap alam dilakukan untuk merawat
alih-alih mengeksploitasi. Manusia memang boleh memanfaatkan alam untuk
menunjang kehidupannya. Ia dapat menciptakan berbagai bentuk budaya untuk
menguasai alam, tetapi ia tidak boleh merusaknya.
D.
Pandangan Alkitab terhadap IPTEK
Apa yang kamu pelajari di sekolah? Banyak hal. Namun, kamu pasti belajar
IPTEK, baik rumpun pengetahuan alam atau sosial. Adanya pembelajaran IPTEK di
sekolah Kristen menunjukkan bahwa Iman Kristen dan IPTEK sesungguhnya dapat
berjalan bersama. Ada beberapa teks Alkitab yang menunjukkan hal ini, misalnya
Keluaran 31:1-11; Amsal 1:5.
Pada teks Keluaran 31:1-11, kita membaca seorang tokoh yang mungkin asing.
Namanya tidak sepopuler Abraham, Ishak, dan Yakub. Bahkan, Musa lebih dikenal
dibandingkan tokoh ini. Bezaleel, demikian namanya, berarti “di bawah bayangan
(perlindungan) Allah.” Ia adalah seorang Israel yang dipenuhi dengan Roh Allah.
Kepenuhan Roh itu ditandai dengan keahlian, pengertian, pengetahuan Bezaleel untuk
membuat perkakas dari metal dan batu. Ia juga ditunjuk Musa sebagai perancang
Kemah Pertemuan, perabotannya, pakaian iman, dan hal-hal yang dibutuhkan untuk
ibadah.
Kita dapat belajar setidaknya dua hal dari kisah Bezaleel ini. Pertama, tanda
seseorang yang dipenuhi Roh Allah tidak melulu dapat melakukan hal-hal luar biasa,
misalnya berbahasa Roh atau menyembuhkan orang sakit. Roh Allah memenuhi
Bezale’el hanya untuk melakukan hal “biasa” dengan cara dan hasil yang menakjubkan.
Kedua, Roh Allah yang memenuhi Bezaleel membuatnya mampu menguasai IPTEK.
Hal ini menunjukkan bahwa iman Kristen dan IPTEK itu selaras.
Keselarasan iman Kristen dan IPTEK juga tampak pada teks Amsal 1:5. Penulis
Amsal menyarankan “orang bijak mendengar dan menambah ilmu” dan “orang yang
berpengertian memperoleh bahan pertimbangan.” Bahkan, penulis menyebutkan bahwa
orang yang enggan belajar itu bodoh. Penulis Amsal percaya bahwa hikmat dan
pengetahuan itu diperlukan manusia untuk bertindak bijak dalam kehidupan sehari-hari.
Hikmat dan pengetahuan ibarat kompas dan kapal. Kompas tanpa kapal tidak dapat
berlayar ke mana pun. Namun, kapal yang berlayar tanpa kompas akan hilang arah dan
tersesat. Demikian pula, orang berhikmat sia-sia tanpa pengetahuan. Orang
berpengetahuan tanpa hikmat hanya akan menyakiti sesamanya. Ia akan
menyalahgunakan pengetahuannya.
Pada dasarnya, IPTEK bersifat netral. Ia hanyalah alat, tanpa akal. Saat ini
manusia memang sedang mengembangkan kecerdasan buatan (AI). Namun, AI pun
bergantung pada bahasa program yang dibuat oleh manusia. Maka, manusia yang
menentukan dampak penggunaan IPTEK, entah itu positif maupun negatif, bagi
kehidupannya. Contohnya, sebilah pisau dapat digunakan manusia untuk memotong
sayuran saat memasak. Namun, pisau itu juga dapat digunakan untuk melukai orang
lain.
Aktivitas 4 : Observasi Film Pendek “Two Seconds”
(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=nctubyETsLw)
Simaklah film pendek berjudul “Two Seconds”! Lalu, jawablah pertanyaan-pertanyaan
berikut ini :
1. Apa masalah yang dialami oleh Dinda?
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
2. Apa dampak masalah itu bagi Dinda?
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
3. Apa pendapat kamu terhadap perlakuan yang diterima Dinda itu?
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
4. Bagaimana cara kamu menggunakan IPTEK dengan bijak?
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
Aktivitas 5: Kampanye Penggunaan IPTEK
Buatlah sebuah klip video kampanye singkat (durasi 2-3 menit) tentang penggunaan
IPTEK dengan bijak! Pilihlah satu contoh IPTEK yang dapat kamu temui di sekitarmu!
Tugas ini dapat dilakukan secara berkelompok.
Refleksi dan Aksi
Penutup
Tuliskan apa saja yang kamu pelajari dari pelajaran kali ini :
......................................................................................................
❖ Rangkuman
......................................................................................................
......................................................................................................
● Allah menciptakan manusia berbeda
dari ciptaan lainnya. Ia hanya memberikan
......................................................................................................
akal kepada manusia, bukan kepada
hewan maupun tumbuhan.
● Budaya dan IPTEK adalah hasil olah akal manusia untuk memahami,
mengolah, dan menikmati alam di sekitarnya.
Komitmen
dan rencana
yangDavison
hendak saya
lakukan :
● Sikap gereja beragam terhadap
budaya.
Menurut aksi
James
Hunter,
setidaknya ada empat sikap gereja terhadap budaya, yaitu bertahan melawan
(defense-against), relevan terhadap (relevance-to), kemurnian dari (purityfrom), dan kehadiran yang setia (faithful presence).
●
Iman Kristen dapat berjalan bersama dengan IPTEK. Namun, manusia harus
bijak dalam menggunakan IPTEK agar dapat berdampak bagi positif bagi
sekitarnya.
❖ Doa Penutup
Isi doa terutama tentang permohonan agar siswa dapat mempraktikan hal yang
telah dipelajari.
Daftar Acuan
Ganjuran, KomSos Gereja HKTY. Gereja Ganjuran. 2021. Sumber:
https://www.gerejaganjuran.org/tentang/gereja-ganjuran (diakses Oktober 2022, 24).
Hunter, James Davison. To Change the World: The Irony, Tragedy, and Possibility of
Christianity in the Late Modern World. Oxford: Oxford University Press, 2010.
McDowell, Catherine. The Image of God in the Garden of Eden: The Creation of
Humankind in Genesis 2:5-3:24 in Light of the Mis Pi Pit Pi and Wpt-r Rituals of
Mesopotamia and Ancient Egypt. Pennsylvania: Eisenbrauns, 2015.
Republika. Ayo, Jangan Tunda Vaksinasi Covid-19. 24 Mei 2021.
https://www.republika.id/posts/16895/ayo-jangan-tunda-vaksinasi-covid-19 (diakses
Oktober 20, 2022).
Tisara, Laudya. Pengertian Kebudayaan secara Umum, Unsur, dan Wujudnya Menurut
Para Ahli. 21 September 2021. https://hot.liputan6.com/read/4663610/pengertiankebudayaan-secara-umum-unsur-dan-wujudnya-menurut-para-ahli (diakses September
20, 2022).
Worshipping God through Creative Experience. 21 Maret 2017.
https://www.redeemer.ca/resound/worshipping-god-through-creative-experience/
(diakses Oktober 24, 2022).
Download