Laila Nur Fitri (P24571078) / Sherly Nanda Oktavia (P24571090) Ruang Kolaborasi T1.4 2) Kasus 2 Dua bulan telah berlalu sejak peristiwa di hari pertama yang lalu. Butet mulai terbiasa dengan ritme pekerjaan yang dimilikinya. Meskipun demikian, Butet merasa lelah dan kehilangan semangat memasuki bulan ketiga. Pada bulan ketiga ini merupakan jadwal penilaian masa percobaan Butet sebagai guru baru. Butet merasa kesulitan mendekatkan diri dengan siswa siswi di kelasnya. Ada lima siswa yang selalu tidak mengumpulkan tugas mandiri dan seringkali mengabaikan peringatan yang diberikan oleh Butet saat proses belajar mengajar berlangsung. Butet kemudian menjadi khawatir hasil evaluasi tiga bulanan ini akan terpengaruh karena hal itu, sehingga Butet mencoba untuk mendekati kelima siswa tersebut. Kelima siswa tersebut sama sekali tidak mengindahkan panggilan dari Butet. Butet bingung dan merasa tidak berdaya. Pertanyaan diskusi: 1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas. 2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan Kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut? Jawab: 1. Masalah yang dihadapi Butet: Butet menghadapi kesulitan dalam membangun hubungan yang efektif dengan siswa-siswanya, khususnya lima siswa yang sering tidak mengumpulkan tugas dan mengabaikan peringatan. Hal ini menyebabkan Butet merasa cemas karena khawatir hasil evaluasi masa percobaannya akan terpengaruh. Selain itu, Butet juga merasa lelah dan kehilangan semangat, yang dapat mempengaruhi kinerjanya sebagai guru baru. 2. Penerapan Kompetensi Sosial-Emosional (KSE): Kompetensi Sosial-Emosional (KSE) yang dapat diterapkan dalam situasi ini adalah sebagai berikut: Kesadaran Diri: Butet perlu mengenali dan memahami perasaan dan kondisi emosionalnya sendiri, seperti rasa lelah dan cemas yang dirasakannya. Dengan memahami kondisi dirinya, Butet bisa lebih bijaksana dalam mengelola perasaan dan mengambil langkah yang tepat untuk menghadapi tantangan ini. Pengelolaan diri: Butet perlu mengelola kecemasan dan frustrasinya dengan cara yang lebih positif. Misalnya, dengan mencari cara untuk mengurangi stres atau berbicara dengan kolega atau mentor untuk mendapatkan dukungan emosional. Kesadaran sosial: Butet harus mencoba memahami perspektif siswa-siswa yang sulit dijangkau. Mungkin ada alasan di balik ketidakpedulian mereka, seperti masalah pribadi atau kesulitan dalam belajar. Dengan menunjukkan empati, Butet dapat mencari cara yang lebih efektif untuk mendekati mereka. Keterampilan Sosial: Untuk mendekati siswa yang sulit, Butet perlu mengembangkan keterampilan komunikasi yang lebih baik. Menggunakan pendekatan yang lebih terbuka, mendengarkan siswa dengan lebih aktif, dan membangun hubungan yang lebih personal bisa membantu Butet dalam menciptakan kedekatan dengan siswa. Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab: Butet perlu membuat keputusan yang bijak dalam menghadapi situasi ini, seperti mencoba berbagai pendekatan dalam berkomunikasi dengan siswa yang tidak kooperatif, sambil tetap menjaga standar dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan menerapkan KSE ini, Butet dapat meningkatkan kemampuannya dalam mengelola situasi sulit dan membangun hubungan yang lebih baik dengan siswa.