Uploaded by Sherly Nanda Oktavia

Analisis Masalah Butet & Saran Pembelajaran Sosial Emosional

advertisement
Laila Nur Fitri (P24571078) / Sherly Nanda Oktavia (P24571090)
Ruang Kolaborasi T1.4a
Butet adalah seorang lulusan Sarjana Pendidikan yang sangat mencintai belajar dan
berbagi ilmu dengan orang lain. Visi yang dimilikinya adalah seluruh anak-anak di Indonesia,
dapat memperoleh pendidikan yang memadai supaya dapat menjadi generasi penerus bangsa
yang baik. Penerus bangsa yang menjunjung tinggi nilai nasionalisme dan toleransi dalam
setiap perbedaan individu.
Walau dirinya termasuk seorang pribadi yang sulit bersosialisasi dan bergaul, Butet
selalu bersemangat ketika dirinya menyiapkan materi dan metode untuk pembelajaran. Selain
itu Butet selalu memiliki kesulitan untuk mencairkan suasana sebelum memulai
pembelajaran. Butet seringkali merasa khawatir akan respon yang akan diperolehnya saat
dirinya berusaha mencairkan suasana kelas. Ia seringkali merasa dirinya sukar mengatur
prioritas karena baginya semua hal penting dan mendesaknya untuk segera menyelesaikan
secepat mungkin.
Pertanyaan pemantik untuk diskusi:
1.​ Jelaskan dengan singkat, padat, dan jelas masalah apa yang dialami oleh Butet!
Menurut kelompok kami, Butet menghadapi dua masalah utama. Pertama, kesulitan
Bersosialisasi, Butet merasa canggung dalam mencairkan suasana kelas dan berinteraksi
dengan siswa. Ini membuatnya khawatir tentang bagaimana respon siswa terhadap
usahanya. Masalah kedua, Butet sukar mengatur prioritas Butet merasa semua tugas dan
tanggung jawabnya mendesak dan penting, sehingga ia kesulitan mengatur prioritas dan
dapat merasa terbebani.
2.​ Berdasarkan pemaparan sebelumnya terkait pembelajaran sosial dan emosional yang
sudah dipelajari sebelumnya, hal apa yang akan Anda sarankan untuk Butet?
Menurut kelompok kami, Butet perlu menerapkan 5 komponen sosial emosional kedalam
masalah yang dihadapinya.
Self-Awareness (Kesadaran Diri): Butet perlu mengenali dan memahami emosinya,
terutama perasaan khawatir dan canggung yang dialaminya saat berinteraksi dengan
siswa. Melalui refleksi diri, ia bisa mengevaluasi situasi dan perasaannya serta mencari
cara untuk mengatasi rasa cemas tersebut.
Self-Management (Pengelolaan Diri): Butet dapat mempraktikkan teknik pengelolaan
stres, seperti pernapasan dalam atau meditasi, untuk mengendalikan kecemasan sebelum
memasuki kelas. Selain itu, membuat to-do list dan menetapkan tujuan harian dapat
membantunya mengatur prioritas dan mengurangi perasaan terbebani.
Responsible Decision Making (Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab):
Butet sebaiknya dapat menyusun aturan dan keterampilan pengelolaan kelas yang jelas
dan adil. Dengan melibatkan siswa dalam pembuatan aturan, Butet dapat mendorong
partisipasi dan menciptakan mata pelajaran pembelajaran yang menyenangkan.
Social Awareness (Kesadaran Sosial): Butet perlu memahami dinamika sosial di dalam
kelas, termasuk karakteristik siswa dan potensi mereka. Membangun empati terhadap
siswa dan lingkungan kelas dapat membantunya merespon dengan lebih baik terhadap
perilaku dan kepribadian siswa, serta menciptakan rasa saling menghormati.
Relationship Skills (Keterampilan Relasi): Butet harus membangun hubungan yang
baik dengan siswa melalui komunikasi yang terbuka dan interaksi yang positif.
Mengadakan aktivitas ice-breaking atau diskusi kelompok kecil sebelum pelajaran bisa
membantu menciptakan suasana yang lebih akrab dan mengurangi kecanggungan,
sehingga siswa merasa lebih nyaman untuk berinteraksi dan belajar.
Download