Energi Baru Terbarukan Finlandia A. Pendahuluan Sejarah panjang Finlandia dalam pengelolaan sumber daya alam, terutama hutan yang luas, telah memberikan fondasi yang kuat bagi pengembangan energi terbarukan. Negara ini tidak hanya fokus pada keberlanjutan lingkungan tetapi juga pada inovasi teknologi, menjadikannya salah satu pemimpin global dalam teknologi energi terbarukan. Dari proyek-proyek biomassa yang memanfaatkan limbah industri kehutanan hingga pengembangan ladang angin lepas pantai yang dirancang untuk bertahan dalam kondisi es laut, Finlandia terus berusaha untuk mengurangi emisi karbon dan memperkuat ketahanan energi nasional. Finlandia dikenal sebagai salah satu negara terkemuka di dunia dalam produksi dan pemanfaatan energi terbarukan. Bioenergi adalah sumber energi terbarukan yang paling signifikan, terhitung sekitar seperlima dari total konsumsi energi di Finlandia. Untuk mengekang perubahan iklim, produksi energi terbarukan harus ditingkatkan dari tingkat saat ini, juga di Finlandia. Ini membutuhkan peningkatan tajam dalam penggunaan bioenergi pada khususnya. Finlandia adalah negara yang berada di garis depan dalam upaya global untuk mengatasi perubahan iklim melalui transisi ke energi terbarukan. Sebagai negara yang memiliki sumber daya alam melimpah dan teknologi canggih, Finlandia telah menetapkan target ambisius untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2035. Kebijakan ini didukung oleh berbagai inisiatif dan investasi besar dalam pengembangan energi angin, biomassa, tenaga surya, dan hidroelektrik. Namun, meskipun memiliki potensi besar, Finlandia juga menghadapi tantangan, termasuk kondisi cuaca ekstrem yang dapat mempengaruhi produksi energi terbarukan dan kebutuhan akan investasi yang signifikan untuk pengembangan infrastruktur. Dalam diskusi ini, kami akan mengeksplorasi bagaimana Finlandia dapat memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dimilikinya untuk mengatasi tantangan ini, serta peran yang dapat dimainkan oleh negara-negara lain dan organisasi internasional dalam mendukung transisi Finlandia menuju masa depan yang lebih berkelanjutan. B. Potensi Energi Terbarukan di Finlandia Finlandia, dengan kondisi geografis dan iklimnya yang unik, memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan energi baru terbarukan. Berikut adalah beberapa sumber daya EBT utama yang dimiliki negara ini: 1. Energi Hidroelektrik Energi hidroelektrik adalah salah satu bentuk energi baru terbarukan (EBT) yang memainkan peran penting dalam penyediaan listrik di Finlandia. Dengan banyaknya sungai dan danau yang besar, Finlandia telah memanfaatkan potensi airnya untuk menghasilkan energi yang bersih dan berkelanjutan. Finlandia dikenal sebagai "Tanah Seribu Danau" dengan lebih dari 180.000 danau dan ribuan sungai yang mengalir di seluruh negeri. Kondisi geografis ini memberikan Finlandia potensi besar untuk memanfaatkan energi hidroelektrik. Sungai-sungai besar seperti Kemijoki, Oulujoki, dan Vuoksi merupakan pusat utama bagi pembangkit listrik tenaga air di Finlandia. Energi hidroelektrik menyumbang sekitar 15-20% dari total produksi listrik di Finlandia. Negara ini memiliki lebih dari 200 pembangkit listrik tenaga air dengan kapasitas terpasang sekitar 3.200 MW. Pembangkit listrik tenaga air di Finlandia menggunakan metode run-ofriver dan reservoir. Run-of-river tidak memerlukan penampungan besar dan memanfaatkan aliran alami sungai, sedangkan pembangkit dengan reservoir menggunakan bendungan untuk mengontrol dan menyimpan air untuk pembangkitan listrik yang teratur. Salah satu keunggulan energi hidroelektrik adalah kemampuannya untuk berfungsi sebagai "buffer" atau penyeimbang dalam sistem energi. Pembangkit listrik tenaga air dapat dengan cepat menyesuaikan outputnya untuk memenuhi fluktuasi dalam permintaan listrik, terutama ketika ada lonjakan kebutuhan energi atau ketika sumber energi lain tidak tersedia. Ini sangat penting di Finlandia, di mana permintaan energi bisa sangat bervariasi tergantung pada musim, dengan kebutuhan yang lebih tinggi selama musim dingin. Energi hidroelektrik adalah sumber energi terbarukan yang tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca selama operasinya. Ini berkontribusi langsung terhadap pengurangan emisi karbon Finlandia dan mendukung upaya negara ini untuk mencapai target iklimnya. 2. Energi Angin Energi angin merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang berkembang pesat di Finlandia, terutama di wilayah pesisir dan lepas pantai. Ladang angin lepas pantai Tahkoluoto, misalnya, adalah ladang angin pertama di dunia yang dirancang khusus untuk bertahan dalam kondisi es laut, menunjukkan inovasi teknologi Finlandia. Potensi pengembangan energi angin di Finlandia sangat besar, dengan kondisi angin yang stabil di sepanjang pantai dan kepulauan yang tersebar. Finlandia memiliki sejumlah ladang angin onshore yang tersebar di berbagai wilayah, terutama di daerah utara dan barat negara tersebut. Kapasitas terpasang energi angin onshore telah meningkat signifikan selama beberapa tahun terakhir. Faktor kapasitas turbin angin onshore di Finlandia cukup tinggi karena kondisi angin yang konsisten, meskipun sedikit lebih rendah dibandingkan ladang angin offshore. Beberapa ladang angin onshore di Finlandia yang signifikan meliputi: 1) Ladang Angin Kalajoki, di wilayah barat Finlandia. Ladang angin ini memiliki puluhan turbin dengan total kapasitas mencapai ratusan megawatt (MW), menjadikannya salah satu ladang angin terbesar di Finlandia. 2) Ladang Angin Luhanka, di wilayah Finlandia tengah. Ladang angin ini memiliki kapasitas lebih kecil dibandingkan beberapa proyek besar lainnya, tetapi tetap menjadi kontributor penting bagi jaringan listrik lokal. Lokasi ini dikenal dengan lanskap pedesaan dan merupakan contoh bagaimana ladang angin dapat diintegrasikan dengan lingkungan pedesaan Finlandia tanpa mengganggu komunitas lokal. 3) Ladang Angin Piiparinmäki, terletak di perbatasan antara Kainuu dan Pohjois-Pohjanmaa. Piiparinmäki adalah salah satu ladang angin onshore terbesar di Finlandia, dengan kapasitas total lebih dari 200 MW. salah satu proyek angin terbesar di Finlandia dan memanfaatkan teknologi canggih untuk memaksimalkan efisiensi turbin angin di area dengan potensi angin yang sangat baik. 4) Ladang Angin Tohkoja, di wilayah barat laut Finlandia. Ladang angin ini juga memiliki kapasitas yang signifikan, dengan puluhan turbin yang menghasilkan energi terbarukan untuk jaringan listrik nasional. Ladang angin Tohkoja menonjol karena lokasinya yang strategis di wilayah dengan angin kencang dan stabil, yang membuatnya sangat efisien dalam produksi energi. 5) Ladang Angin Santavuori, di wilayah Seinäjoki, Finlandia barat. Ladang ini terdiri dari beberapa turbin angin dan memiliki kapasitas yang cukup untuk mendukung jaringan listrik regional. salah satu ladang angin yang lebih kecil, namun tetap penting karena membantu mendiversifikasi sumber energi terbarukan di wilayah tersebut. Selain itu, ada juga Ladang angin offshore (lepas pantai), Proyek-proyek ini memanfaatkan potensi angin yang lebih kuat dan stabil di laut, terutama di perairan Laut Baltik dan Teluk Bothnia. Ladang angin offshore yang signifikan di Finlandia yakni Ladang Angin Tahkoluoto, Terletak di lepas pantai Pori, di Teluk Bothnia, bagian barat daya Finlandia. Tahkoluoto memiliki kapasitas sekitar 40 MW, dengan 10 turbin angin yang dipasang di lokasi. Tahkoluoto adalah ladang angin offshore pertama di dunia yang dirancang khusus untuk beroperasi dalam kondisi es laut, yang merupakan tantangan signifikan di perairan Finlandia. Ladang ini beroperasi sejak 2017 dan merupakan proyek percontohan yang menunjukkan potensi besar untuk pengembangan ladang angin lepas pantai di wilayah dengan kondisi es laut. Ladang ini menggunakan teknologi canggih untuk memastikan stabilitas turbin dalam kondisi cuaca yang keras dan suhu rendah, serta desain fondasi yang mampu menahan tekanan dari es laut. 3. Energi Biomassa Energi biomassa adalah salah satu sumber energi baru terbarukan (EBT) yang sangat penting di Finlandia. Negara ini memiliki hutan yang luas, yang mencakup sekitar 75% dari total luas daratannya, sehingga biomassa, terutama dari limbah kehutanan dan industri kayu, menjadi salah satu pilar utama dalam sistem energi terbarukan Finlandia. Biomassa memainkan peran kunci dalam transisi Finlandia menuju penggunaan energi yang lebih berkelanjutan dan berperan penting dalam pencapaian target netralitas karbon negara tersebut. Sebagai negara dengan luas hutan yang signifikan, Finlandia memiliki potensi biomassa yang besar. Biomassa, yang sebagian besar berasal dari limbah kayu dan produk sampingan dari industri kehutanan, telah menjadi sumber energi terbarukan yang penting di Finlandia. Penggunaan biomassa untuk pembangkitan listrik dan pemanasan distrik telah membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan memperkuat ekonomi lokal. Sumber Biomassa di Finlandia: 1) Limbah Kehutanan, Sebagian besar biomassa di Finlandia berasal dari limbah kayu yang dihasilkan oleh industri kehutanan. Ini termasuk sisasisa kayu dari penebangan hutan, dahan, batang yang tidak dapat digunakan, dan potongan kayu dari pengolahan kayu. Selain kayu limbah, residu kehutanan seperti ranting, daun, dan akar juga dimanfaatkan sebagai sumber biomassa. 2) Industri Pengolahan Kayu, Industri pengolahan kayu di Finlandia menghasilkan limbah yang meliputi serbuk gergaji, serpihan kayu, dan kulit kayu, yang semuanya dapat digunakan sebagai biomassa untuk pembangkitan energi. Selain itu industri kertas dan pulp juga menghasilkan limbah organik yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi biomassa. 3) Pertanian dan Agroindustri, Selain kehutanan, limbah pertanian seperti jerami, batang jagung, dan sisa-sisa tanaman lainnya juga dapat digunakan sebagai bahan baku biomassa. Selain itu, limbah dari industri makanan dan minuman, serta produksi biogas dari kotoran hewan, juga berkontribusi terhadap pasokan biomassa di Finlandia. Penggunaan Energi Biomassa 1) Pembangkitan Listrik dan Pemanasan, Biomassa digunakan dalam pembangkit listrik berbasis biomassa, di mana bahan bakar biomassa dibakar untuk menghasilkan uap, yang kemudian menggerakkan turbin untuk menghasilkan listrik. Selain itu, Finlandia terkenal dengan sistem pemanasan distrik yang luas, di mana biomassa digunakan sebagai sumber utama untuk menyediakan panas bagi kota-kota dan komunitas melalui jaringan pemanas sentral. Ini membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil untuk pemanasan di musim dingin yang panjang dan dingin. 2) Co-firing, Dalam beberapa pembangkit listrik, biomassa dicampur dengan batubara atau bahan bakar fosil lainnya untuk mengurangi emisi karbon. Teknik ini dikenal sebagai "co-firing" dan memungkinkan transisi yang lebih mulus dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan. 3) Produksi Bahan Bakar Bio, Finlandia juga mengembangkan teknologi untuk mengubah biomassa menjadi biofuel cair, seperti bioetanol dan biodiesel, yang dapat digunakan sebagai bahan bakar transportasi. Selain itu, melalui proses fermentasi anaerob, biomassa organik dapat diubah menjadi biogas, yang digunakan untuk pembangkitan listrik, pemanasan, atau bahan bakar kendaraan. Biomassa dianggap sebagai sumber energi yang berkelanjutan karena berasal dari bahan organik yang dapat diperbarui secara alami. Penggunaan biomassa juga membantu mengurangi limbah kehutanan dan pertanian, serta mengurangi emisi gas rumah kaca dibandingkan dengan bahan bakar fosil. 4. Energi Surya Finlandia memiliki intensitas sinar matahari yang rendah, terutama selama musim dingin, penggunaan energi surya terus berkembang. Panel surya telah dipasang di berbagai bangunan publik dan komersial, dan teknologi fotovoltaik terus ditingkatkan untuk memaksimalkan efisiensi di kondisi cahaya rendah. Energi surya memainkan peran penting, terutama selama musim panas ketika siang hari lebih panjang. Energi surya adalah salah satu bentuk energi baru terbarukan (EBT) yang sedang berkembang di Finlandia. Meskipun negara ini berada di bagian utara Eropa, yang berarti musim dingin yang panjang dan cahaya matahari yang terbatas selama beberapa bulan, Finlandia tetap melihat potensi besar dalam energi surya sebagai bagian dari transisi menuju sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Penggunaan energi surya membantu Finlandia dalam mencapai target iklimnya, terutama dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Selain itu, menambahkan energi surya ke dalam campuran energi nasional membantu diversifikasi sumber energi Finlandia, meningkatkan ketahanan energi, dan mengurangi risiko yang terkait dengan fluktuasi harga bahan bakar fosil atau ketidakpastian pasokan energi. C. Data Statistik Konsumsi Energi di Finlandia 1. Konsumsi Energi Finlandia pada Tahun 2022: Gambar 1. Pangsa sumber energi terbarukn dari totl konsumsi energi di Finlandia adalah 41,8% pada tahun 2022. Bahan bakar fosil dan gambut menyumbang 33,7% dari total konsumsi, dan energi nuklir sebesar 20,4%. Pada tahun 2022, impor neto adalah 3,5% dari total konsumsi energi. Gambar 2. Pada tahun 2020-an, sumber energi terbarukan melampaui bahan bakar fosil dalam total produksi energi Finlandia. Pada tahun 2022, perbedaan antara pangsa energi terbarukan dan pangsa bahan bakar fosil tumbuh hingga 8 poin persentase. Gambar 3. Pada tahun 2022, pangsa industri dalam konsumsi energi final Finlandia adalah 44,8% . Sebagai perbandingan dengan Uni Eropa, pangsa tersebut cukup tinggi. Pemanasan menyumbang 27,1% dan transportasi menyumbang 15,5% dari konsumsi energi final. Gambar 4. Di Finlandia, 89% listrik bebas bahan bakar fosil pada tahun 2022. Kapasitas tenaga angin Finlandia telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir dan pada tahun 2022, produksi tenaga angin mencakup 14,1% dari produksi listrik Finlandia. 2. Data Tahun 2023 D. Finlandia menduduki peringkat No. 1 di dunia dalam pembangunan berkelanjutan Pada tahun 2022, Finlandia menduduki peringkat teratas dalam pemeringkatan global dan Eropa tahunan yang melacak kemajuan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Secara global, Finlandia menduduki peringkat pertama dari 163 negara selama dua tahun berturut-turut. Dari 17 SDG, Finlandia telah mencapai sasarannya terkait pengentasan kemiskinan, energi bersih dan terjangkau, serta pendidikan berkualitas tinggi. Finlandia berhasil dalam hal keberlanjutan sosial, dan hampir mencapai sasaran terkait pengurangan kesenjangan, peningkatan kesetaraan gender, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, serta perdamaian dan supremasi hukum. Masih ada beberapa tujuan terkait keberlanjutan ekologi yang perlu dikerjakan Finlandia. Ini termasuk perjuangan melawan perubahan iklim, kebutuhan akan pola konsumsi dan produksi yang lebih berkelanjutan, dan penghentian hilangnya keanekaragaman hayati. Untuk menganalisis tantangan ini secara lebih rinci dan mencari pendekatan baru untuk mengatasinya, Pemerintah mereformasi Peta Jalan Keberlanjutannya pada tahun 2022 E. Kebijakan Energi Terbarukan di Finlandia Kebijakan energi dan iklim Finlandia difokuskan pada pencapaian netralitas karbon pada tahun 2035 dengan tetap memastikan keamanan energi, mengurangi ketergantungan impor energi, mendorong ekonomi berkelanjutan, dan melindungi keanekaragaman hayati. Undang-Undang Perubahan Iklim Finlandia diperbarui pada bulan Juli 2022 dengan kewajiban hukum untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2035. Untuk mendukung kewajiban ini, Undang-Undang tersebut menetapkan target yang mengikat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK), tidak termasuk penggunaan lahan, perubahan penggunaan lahan, dan kehutanan (LULUCF) sebesar 60% pada tahun 2030, 80% pada tahun 2040, dan 90-95% pada tahun 2050. Undang-Undang tersebut juga mengharuskan pengembangan beberapa dokumen yang mendefinisikan langkah-langkah khusus untuk mencapai target tersebut. Berkat reaktor nuklirnya dan produksi energi terbarukan dalam negeri yang besar (terutama biomassa padat kehutanan serta pembangkitan dari tenaga air dan angin), Finlandia memiliki salah satu tingkat ketergantungan terendah pada bahan bakar fosil di antara negara-negara anggota IEA. Pada tahun 2021, bahan bakar fosil mencakup 36% dari total pasokan energi Finlandia (TES), pangsa terendah kedua di antara negaranegara IEA dan jauh lebih rendah dari rata-rata IEA sebesar 70%. Finlandia tidak memiliki produksi bahan bakar fosil dalam negeri dan semua pasokan minyak mentah, gas alam, dan batu bara diimpor. Intensitas energi ekonomi dan konsumsi energi per kapita keduanya sangat tinggi karena sektor industri berat negara tersebut yang relatif besar dan tingginya permintaan pemanas dari iklimnya yang dingin. Strategi Iklim dan Energi Nasional (NCES) adalah dokumen utama yang mendefinisikan langkah-langkah yang akan ditempuh Finlandia untuk memenuhi target energi dan iklim Uni Eropa (UE) 2030 dan mencapai netralitas karbon pada tahun 2035. Finlandia berencana untuk mencapai netralitas karbon dengan mempertahankan porsi energi nuklir yang tinggi, meningkatkan pembangkitan listrik dan produksi panas dari energi terbarukan, meningkatkan efisiensi energi, dan melakukan elektrifikasi terhadap sebagian besar permintaan energi di seluruh perekonomian. Ada juga dorongan untuk pengembangan, komersialisasi, dan pengurangan biaya teknologi energi baru dan yang sedang berkembang untuk mendorong transisi energi di sektor-sektor yang sulit dikurangi dan penggunaan akhir, terutama industri dan transportasi berat. Bioenergi memainkan peran kunci dalam kebijakan iklim dan energi Finlandia. Biomassa kehutanan adalah sumber utama listrik dan panas, dan biofuel memainkan peran sentral dalam mendukung transisi energi di sektor transportasi. Rencana Finlandia untuk mencapai netralitas karbon juga bergantung pada peningkatan penghilangan karbon dari LULUCF untuk mengimbangi emisi yang tersisa. Finlandia telah membuat kemajuan penting dalam bergerak menuju netralitas karbon. Negara ini telah memasang reaktor nuklir baru pertama di Eropa dalam lebih dari 15 tahun, yang mulai beroperasi penuh pada 16 April 2023, dan telah mengalami pertumbuhan yang kuat dalam pembangkitan tenaga angin darat. Namun, masih ada tantangan penting yang harus dihadapi. Bahan bakar fosil yang diimpor masih menyumbang lebih dari sepertiga pasokan energi Finlandia dan beberapa bidang ekonomi, seperti transportasi dan kegiatan industri utama, masih bergantung padanya. Selain itu, meskipun LULUCF secara historis telah mengimbangi sejumlah besar emisi GRK, telah terjadi tren penurunan dalam penghapusan karbon dari LULUCF sejak 2010. Pada tahun 2021, untuk pertama kalinya, sektor tata guna lahan menjadi sumber bersih emisi GRK. Finlandia telah menjadi salah satu pelopor dalam pengembangan energi terbarukan di Eropa. Komitmen kuat terhadap lingkungan dan keberlanjutan telah mendorong pemerintah Finlandia untuk merancang kebijakan yang mendukung transisi menuju energi bersih. Kebijakan Ebergi Baru Terbarukan di Finlandia: 1. Renewable Energy Act Undang-undang ini memberikan dukungan keuangan untuk produksi listrik yang dihasilkan dari sumber energi terbarukan seperti angin, biomassa, biogas, dan tenaga air. Ini termasuk skema feed-in tariff, yang menjamin harga tetap bagi produsen energi terbarukan untuk setiap kWh listrik yang dihasilkan dan dijual ke jaringan listrik nasional. Pokok-Pokok Isi Kebijakan Renewable Energy Act: Feed-in Tariff (Tarif Masukan), tujuannya ialah menjamin pendapatan yang stabil bagi produsen listrik dari sumber energi terbarukan dengan menetapkan harga tetap untuk setiap kilowatt-jam (kWh) listrik yang dihasilkan dan dijual ke jaringan listrik nasional. Produsen listrik yang memenuhi syarat menerima pembayaran tetap per kWh yang diproduksi selama periode tertentu, biasanya dalam jangka waktu 12 hingga 20 tahun, tergantung pada teknologi yang digunakan. Tarif Premium, Produsen listrik dari sumber energi terbarukan juga dapat menerima tarif premium di atas harga pasar jika mereka menjual listrik mereka secara langsung ke pasar listrik tanpa kontrak jangka panjang. Dengan tujuan mendorong kompetisi di pasar listrik dan memastikan bahwa energi terbarukan dapat bersaing secara ekonomi dengan energi fosil. Dukungan Investasi, Subsidi langsung untuk proyek-proyek pembangunan instalasi energi terbarukan, seperti ladang angin atau pembangkit listrik biomassa. Tujuannya ialah mengurangi biaya awal yang tinggi yang seringkali menjadi penghalang bagi investasi di sektor energi terbarukan. Persyaratan Keberlanjutan, Untuk menerima dukungan di bawah undangundang ini, produsen harus memenuhi persyaratan keberlanjutan tertentu, terutama bagi mereka yang menggunakan biomassa sebagai bahan bakar. Ini termasuk kriteria keberlanjutan yang ketat terkait dengan asal-usul bahan baku dan dampaknya terhadap lingkungan. Dan Pemerintah akan melakukan pengawasan dan audit terhadap kepatuhan terhadap standar keberlanjutan ini. Target Produksi, Undang-undang ini juga menetapkan target produksi listrik dari energi terbarukan yang harus dicapai oleh Finlandia setiap tahun sebagai bagian dari komitmen terhadap kebijakan energi Uni Eropa. Sertifikasi dan Pelaporan, Undang-undang ini memungkinkan penerbitan sertifikat energi terbarukan untuk setiap unit listrik yang diproduksi dari sumber terbarukan. Sertifikat ini dapat diperdagangkan, mendorong lebih banyak investasi di sektor energi terbarukan. Selain itu, Produsen energi terbarukan diwajibkan untuk melaporkan produksi mereka secara berkala, yang kemudian digunakan untuk mengukur keberhasilan implementasi kebijakan dan menyesuaikan tarif serta dukungan jika diperlukan. 2. Strategi Energi Nasional 2035 Pemerintah Finlandia telah menetapkan strategi energi nasional yang mencakup rencana untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan beralih sepenuhnya ke sumber energi terbarukan pada tahun 2035. Strategi ini mencakup langkah-langkah untuk meningkatkan kapasitas energi angin, bioenergi, dan tenaga surya, serta pengembangan teknologi penyimpanan energi dan jaringan listrik pintar. Pokok-Pokok Isi Strategi Energi Nasional 2035: Target Ambisius Netralitas Karbon, Dimana Finlandia menargetkan bahwa mencapai netralitas karbon pada tahun 2035, yang berarti emisi gas rumah kaca akan seimbang dengan penyerapan atau offset yang dihasilkan dari berbagai inisiatif pengurangan emisi. Selain itu, meningkatkan pangsa energi terbarukan dalam total konsumsi energi hingga lebih dari 50% pada tahun 2030, dengan target yang lebih tinggi pada tahun 2035. Pengembangan Infrastruktur Energi Terbarukan, Memperluas kapasitas pembangkit listrik dari energi angin dan tenaga surya melalui insentif investasi, perizinan yang dipermudah, dan dukungan teknologi. Meningkatkan penggunaan bioenergi, terutama dari biomassa, biogas, dan biofuel, dengan memastikan keberlanjutan sumber daya dan pengelolaan hutan yang bertanggung jawab. Dan Mendorong pengembangan dan adopsi hidrogen hijau sebagai sumber energi baru yang dapat digunakan dalam sektor industri dan transportasi. Efisiensi Energi, Meningkatkan efisiensi energi di semua sektor, termasuk industri, transportasi, dan bangunan, melalui adopsi teknologi canggih dan praktik manajemen energi yang lebih baik. Adanya renovasi dan pembaharuan bangunan, dimana ada program untuk meningkatkan efisiensi energi di gedung-gedung, baik komersial maupun perumahan, termasuk melalui isolasi yang lebih baik, pemanas yang efisien, dan peningkatan penggunaan energi terbarukan di bangunan. Dekarbonisasi Sektor Transportasi, Mempercepat elektrifikasi sektor transportasi dengan mendorong penggunaan kendaraan listrik (EV), pengembangan infrastruktur pengisian daya, dan dukungan fiskal untuk pembelian kendaraan ramah lingkungan. Dan Meningkatkan investasi dalam transportasi publik yang berbasis energi terbarukan, seperti bus listrik dan kereta api yang menggunakan listrik dari sumber energi bersih. Peningkatan Teknologi dan Inovasi, Meningkatkan investasi dalam R&D untuk teknologi energi bersih, termasuk teknologi penyimpanan energi, smart grid, dan solusi inovatif lainnya untuk mendukung transisi energi. Dan Menerapkan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi dan manajemen sistem energi, termasuk penggunaan sensor, analitik data, dan jaringan listrik pintar (smart grid). Partisipasi dan Keterlibatan Masyarakat, Mendorong partisipasi masyarakat dan komunitas lokal dalam proyek energi terbarukan, seperti koperasi energi dan proyek energi skala kecil yang dikelola oleh komunitas. Dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya transisi energi melalui kampanye pendidikan dan program dukungan untuk pengurangan jejak karbon individu dan rumah tangga. Komitmen Internasional, Yang mana Finlandia berkomitmen untuk menjadi pemimpin global dalam kebijakan energi dan iklim, bekerja sama dengan Uni Eropa dan organisasi internasional lainnya untuk mempercepat aksi iklim global. Dan mendorong ekspor teknologi energi bersih dan solusi efisiensi energi Finlandia ke pasar internasional sebagai bagian dari kontribusi global terhadap mitigasi perubahan iklim. 3. Skema Insentif untuk Investasi Energi Angin. Skema Insentif untuk Investasi Energi Angin di Finlandia adalah bagian dari upaya pemerintah untuk mempercepat pengembangan energi terbarukan, khususnya energi angin. Skema ini dirancang untuk menarik investor dan mengurangi hambatan finansial dalam pengembangan proyek energi angin, baik di darat (onshore) maupun di lepas pantai (offshore). Pokok-pokok isi dari skema insentif untuk Investasi Energi Angin: Feed-in Tariff (FiT) dan Tarif Premium. Pad Feed-in Tariff (FiT), Skema ini menyediakan pembayaran tetap untuk setiap kilowatt-jam (kWh) listrik yang dihasilkan dari turbin angin. Harga tetap ini membantu memastikan pendapatan yang stabil bagi pengembang proyek energi angin, sehingga mengurangi risiko finansial. Selain FiT, Finlandia menawarkan tarif premium bagi proyek-proyek yang menjual listrik ke pasar energi. Tarif ini memberikan tambahan harga di atas harga pasar untuk listrik yang dihasilkan, mendorong lebih banyak partisipasi di pasar listrik. Dukungan Investasi dan Hibah. Pemerintah Finlandia menyediakan subsidi langsung untuk investasi awal dalam proyek-proyek energi angin. Subsidi ini mencakup sebagian dari biaya pembangunan dan instalasi turbin angin, termasuk infrastruktur pendukung seperti jaringan transmisi. Selain itu, Untuk proyek yang melibatkan pengembangan teknologi baru atau peningkatan efisiensi, pemerintah menyediakan hibah untuk penelitian dan pengembangan (R&D). Hibah ini dapat digunakan untuk inovasi teknologi angin, termasuk peningkatan desain turbin dan efisiensi operasional. Pengurangan Pajak. Instalasi turbin angin dapat menerima pengurangan pajak properti, yang secara signifikan mengurangi biaya operasional jangka panjang bagi investor. Hal ini berlaku baik untuk proyek-proyek onshore maupun offshore. Selain itu, Kredit pajak diberikan untuk investasi dalam teknologi dan infrastruktur energi angin, yang dapat digunakan untuk mengurangi beban pajak penghasilan perusahaan yang terlibat dalam proyek ini. Perizinan. Finlandia telah menyederhanakan dan mempercepat proses perizinan untuk proyek energi angin. Ini termasuk izin lingkungan dan konstruksi yang lebih cepat serta pengurangan birokrasi, yang memungkinkan proyek untuk dimulai lebih cepat. Selain itu, Pemerintah telah mengidentifikasi dan menetapkan zona-zona khusus yang ideal untuk pengembangan ladang angin, baik di darat maupun di lepas pantai. Ini memudahkan investor dalam memilih lokasi yang sesuai dan memastikan minimnya konflik dengan penggunaan lahan lainnya. Kolaborasi Publik-Swasta. Pemerintah mendorong kemitraan publikswasta (PPP) untuk proyek energi angin, di mana risiko dan manfaat dapat dibagi antara pemerintah dan sektor swasta. Model ini memberikan jaminan tambahan bagi investor dengan melibatkan pemerintah sebagai mitra dalam proyek. Lembaga keuangan publik di Finlandia, seperti Finnvera (agensi kredit ekspor), menawarkan dukungan finansial berupa pinjaman dengan bunga rendah dan jaminan kredit untuk proyek-proyek energi angin. Dukungan untuk Komunitas Lokal. Proyek energi angin di Finlandia sering kali mencakup komponen yang memberikan manfaat langsung kepada komunitas lokal, seperti pengembangan infrastruktur lokal, peningkatan ekonomi lokal, dan peluang pekerjaan. Selain itu, Pemerintah mendukung proyek-proyek di mana komunitas lokal dapat memiliki saham atau menerima bagian dari pendapatan dari ladang angin, menciptakan insentif untuk mendukung pengembangan energi angin di daerah mereka. 4. Program Pengembangan Bioekonomi. Finlandia mempromosikan penggunaan biomassa sebagai sumber energi melalui program bioekonomi nasional. Program ini mencakup kebijakan yang mendukung peningkatan produksi dan penggunaan bioenergi, seperti subsidi untuk pembangkit listrik tenaga biomassa dan insentif untuk penggunaan limbah hutan sebagai bahan baku energi. Program Pengembangan Bioekonomi di Finlandia adalah inisiatif strategis yang bertujuan untuk memanfaatkan sumber daya biologis dan proses bioteknologi dalam upaya menciptakan ekonomi yang lebih berkelanjutan, ramah lingkungan, dan inovatif. Program ini memfokuskan pada penggunaan biomassa, limbah organik, dan produk turunan biologis untuk menghasilkan energi, bahan bakar, bahan kimia, dan produk lainnya, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Pokok-Pokok Isi Program Pengembangan Bioekonomi di Finlandia: Peningkatan Pemanfaatan Biomassa. Program ini mempromosikan penggunaan biomassa dari hutan, pertanian, dan limbah industri sebagai bahan baku utama. Finlandia memiliki sumber daya hutan yang melimpah, dan program ini berfokus pada pemanfaatan kayu dan residu hutan secara berkelanjutan untuk menghasilkan energi dan produk biobased lainnya. Semua aktivitas yang melibatkan pemanfaatan biomassa harus memenuhi standar keberlanjutan yang ketat, memastikan bahwa eksploitasi sumber daya alam tidak merusak ekosistem atau keanekaragaman hayati. Pengembangan Bioenergi dan Bahan Bakar Bio. Program ini mendukung produksi bioenergi, seperti biogas dan biofuel, yang dihasilkan dari limbah organik dan biomassa. Ini termasuk dukungan untuk pembangkit listrik tenaga biomassa dan pabrik biofuel. Fokus juga diberikan pada pengembangan biofuel generasi kedua dan ketiga, yang dibuat dari bahan baku non-pangan, seperti lignoselulosa, untuk mengurangi persaingan dengan produksi pangan. Inovasi dalam Bioteknologi. Pemerintah Finlandia berinvestasi dalam R&D untuk mengembangkan teknologi bioteknologi baru yang dapat meningkatkan efisiensi proses produksi bio, seperti fermentasi, pengolahan enzimatik, dan pemanfaatan mikroorganisme. Program ini mendorong pengembangan produk berbasis bio, seperti bioplastik, bahan kimia ramah lingkungan, dan material komposit yang dapat menggantikan bahan berbasis fosil dalam industri manufaktur dan kimia. Dukungan Finansial dan Insentif. Pemerintah menyediakan subsidi dan hibah untuk proyek-proyek bioekonomi, termasuk investasi awal, penelitian, dan pengembangan teknologi baru. Program ini menawarkan kredit pajak untuk perusahaan yang berinvestasi dalam teknologi dan proyek bioekonomi, mendorong sektor swasta untuk berpartisipasi dalam pengembangan ekonomi berbasis bio. Pendidikan dan Pelatiha. Program ini mencakup inisiatif pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja dalam sektor bioekonomi, termasuk pelatihan teknis di bidang bioteknologi, manajemen sumber daya alam, dan pengelolaan lingkungan. Mendorong kolaborasi antara universitas, lembaga penelitian, dan industri untuk menciptakan program pendidikan yang relevan dengan kebutuhan bioekonomi. Keberlanjutan dan Lingkungan. Salah satu fokus utama adalah pengelolaan limbah secara efisien untuk mengurangi dampak lingkungan dan memanfaatkan limbah organik sebagai sumber bahan baku bio. Program ini memastikan bahwa pengembangan bioekonomi tidak mengorbankan kelestarian ekosistem, dengan menerapkan praktik-praktik pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan meminimalkan dampak lingkungan dari kegiatan produksi. Ekspor Teknologi dan Produk. Program ini mendorong ekspor teknologi bioekonomi dan produk bio-based Finlandia ke pasar internasional, serta memperkuat posisi Finlandia sebagai pemimpin global dalam bioekonomi. 5. Skema Sertifikat Energi Terbarukan (Renewable Energy Certificate Scheme). Finlandia memiliki sistem sertifikasi untuk energi terbarukan, di mana produsen energi terbarukan dapat menjual sertifikat yang menunjukkan bahwa energi yang mereka hasilkan berasal dari sumber terbarukan. Sertifikat ini dapat diperdagangkan, sehingga menciptakan pasar untuk energi hijau dan mendorong lebih banyak investasi di sektor ini. Skema ini telah menjadi mekanisme yang populer di banyak negara, termasuk Finlandia, untuk mendorong pengembangan dan pemanfaatan energi terbarukan. Ketika pembangkit listrik menghasilkan energi dari sumber terbarukan (seperti angin, matahari, atau air), mereka mendapatkan sertifikat yang sesuai dengan jumlah energi yang dihasilkan. Perusahaan listrik (utility) diwajibkan untuk membeli sejumlah tertentu REC untuk membuktikan bahwa sebagian dari listrik yang mereka jual berasal dari sumber terbarukan. Sertifikat ini dapat diperdagangkan di pasar sertifikat, di mana produsen energi terbarukan dapat menjualnya kepada konsumen atau perusahaan yang ingin memenuhi kewajiban energi terbarukan atau target keberlanjutan mereka. Kebijakan utama energi dan iklim: Efisiensi energi merupakan pilar strategi Finlandia untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2035, menurunkan tagihan energi, melindungi konsumen yang rentan, dan meningkatkan keamanan energi. Karena industri menyumbang lebih dari setengah permintaan energi, perjanjian efisiensi energi dengan rencana aksi khusus untuk sektor industri diharapkan dapat mencapai jumlah penghematan tertinggi dari tahun 2021 hingga 2030. Di sektor bangunan, peralihan bahan bakar dari minyak ke solusi pemanas yang lebih efisien mendorong peningkatan efisiensi pemanas. Finlandia adalah pemimpin dunia dalam penjualan pompa panas. Pemanasan distrik (DH) memainkan peran penting di negara ini, dan pasokannya beralih dari bahan bakar fosil menuju bioenergi dan panas buangan. Finlandia juga merupakan pemimpin dunia dalam pengembangan solusi penyimpanan termal, yang memberikan fleksibilitas pada jaringan DH tetapi juga pada sektor kelistrikan, berkat integrasi sektor. Di sektor transportasi, kinerja mobil penumpang telah meningkat dan jumlah kendaraan listrik (EV) meningkat sekitar dua kali lipat setiap tahun dari tahun 2012 hingga 2021. Ke depannya, Finlandia bermaksud untuk tidak meningkatkan permintaan energi dari sektor industri sambil meningkatkan nilai tambahnya, meningkatkan porsi pemanas ruangan dari sumber non-pembakaran secara signifikan, dan melakukan elektrifikasi armada transportasi dengan target yang ambisius untuk tahun 2030. NCES Finlandia dan dokumen kebijakan utama lainnya menunjukkan bahwa peningkatan yang kuat dalam energi terbarukan diperlukan untuk memenuhi tujuan netralitas iklim 2035. Sebagian besar pertumbuhan dalam pembangkitan listrik terbarukan diharapkan berasal dari pembangkitan angin di darat, bersama dengan pengembangan pertanian lepas pantai skala besar pertama di Finlandia. Tenaga surya fotovoltaik, yang sejauh ini hanya merupakan sumber pembangkitan yang kecil, juga diharapkan akan meningkat pesat penggunaannya. Bahan bakar kayu diharapkan akan memainkan peran utama dalam mengurangi permintaan bahan bakar fosil dalam waktu dekat, tetapi dalam jangka panjang, pemerintah ingin beralih ke sistem pemanas dan pendingin yang berbasis pada teknologi non-pembakaran (pompa panas, pemulihan panas buang, dan panas bumi). Peningkatan penggunaan energi terbarukan oleh kendaraan penumpang terutama didorong oleh kewajiban biofuel dan, pada tingkat yang lebih kecil, adopsi kendaraan listrik. Pemerintah melihat hidrogen rendah emisi dan bahan bakar berbasis hidrogen sebagai solusi yang lebih baik daripada elektrifikasi langsung untuk transportasi jalan raya berat, transportasi laut, dan penerbangan. Ada juga dorongan penting untuk meningkatkan produksi biometana untuk digunakan dalam transportasi dan pemanasan. Kebijakan energi dan iklim Finlandia difokuskan pada pencapaian netralitas karbon pada tahun 2035 dengan tetap memastikan keamanan energi, mengurangi ketergantungan impor energi, mendorong ekonomi berkelanjutan, dan melindungi keanekaragaman hayati. Undang-Undang Perubahan Iklim Finlandia diperbarui pada bulan Juli 2022 dengan kewajiban hukum untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2035. Untuk mendukung kewajiban ini, Undang-Undang tersebut menetapkan target yang mengikat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK), tidak termasuk penggunaan lahan, perubahan penggunaan lahan, dan kehutanan (LULUCF) sebesar 60% pada tahun 2030, 80% pada tahun 2040, dan 90-95% pada tahun 2050. Undang-Undang tersebut juga mengharuskan pengembangan beberapa dokumen yang mendefinisikan langkah-langkah khusus untuk mencapai target tersebut. Finlandia telah membuat kemajuan penting dalam bergerak menuju netralitas karbon. Negara ini telah memasang reaktor nuklir baru pertama di Eropa dalam lebih dari 15 tahun, yang mulai beroperasi penuh pada 16 April 2023, dan telah mengalami pertumbuhan yang kuat dalam pembangkitan tenaga angin darat. Namun, masih ada tantangan penting yang harus dihadapi. Bahan bakar fosil yang diimpor masih menyumbang lebih dari sepertiga pasokan energi Finlandia dan beberapa bidang ekonomi, seperti transportasi dan kegiatan industri utama, masih bergantung padanya. Selain itu, meskipun LULUCF secara historis telah mengimbangi sejumlah besar emisi GRK, telah terjadi tren penurunan dalam penghapusan karbon dari LULUCF sejak 2010. Pada tahun 2021, untuk pertama kalinya, sektor tata guna lahan menjadi sumber bersih emisi GRK. F. Peran dalam kerja sama internasional 1. Kerjasama Finlandia-Indonesia Mengenai Energi Terbarukan (Biomassa) Tahun 2011-2014 Program Kerjasama dengan Pemerintah Finlandia di bidang energi dan lingkungan melalui Program Energy and Environment Partnership with Indonesia (EEP Indonesia), adalah sebuah program kerjasama yang didanai oleh Kementerian Luar Negeri Finlandia (MFA) dan bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (DJEBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Republik Indonesia. Finlandia menandatangani kerjasama bilateral dalam rangka mempromosikan energi baru terbarukan, efisiensi energi, dan investasi teknologi bersih di Indonesia.Perjanjian ditandatangani oleh Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE), Luluk Sumiarso dengan Duta Besar Finlandia Kai Sauer. Program kerjasama ini disebut Energy and Environment Partnership (EEP) yang bertujuan mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengurangi dampak perubahan iklim dengan menyediakan energi yang modern, dapat diakses, dan dapat diandalkan di daerah pedesaan serta dalam penggunaannya di sektor industri. Finlandia mengajukan kerjasama dengan menghibahkan 4 juta Euro di bidang PLT biomassa di Prop. Kalteng dan Riau, dan Korea Selatan juga bekerjasama di bidang PLT biomassa di Gorontalo. Jepang (NEDO) tertarik membangun pabrik bioetahunanol dari tetes di Mojokerto, Jatim. Rusia dan Australia tertarik mengembangkan PLT biomassa (jerami+sekam padi) di Sergai, Sumut, sedangkan China tertarik menggunakan limbah cangkang kelapa sawit.Rusia juga tertarik mengembangkan EBT lainnya termasuk nuklir & batubara. Estonia tertarik mengembangkan pasir minyak dan biomassa. Denmark mendukung program efisiensi dan konservasi energi di Indonesia dengan memberikan dana US$10juta untuk program 4 tahun. 2. Peran IEA Mengatasi Krisis Energi IEA didirikan pada tahun 1974 untuk memastikan keamanan pasokan minyak. Keamanan energi tetap menjadi inti dari misi kami, tetapi IEA sekarang memiliki mandat yang lebih luas untuk fokus pada serangkaian masalah energi, termasuk perubahan iklim dan pengurangan karbon, ketersediaan dan efisiensi energi, investasi dan inovasi, serta memastikan sistem energi yang andal, terjangkau dan berkelanjutan. Anggota pendiri IEA adalah Austria, Belgia, Kanada, Denmark, Jerman, Irlandia, Italia, Jepang, Luksemburg, Belanda, Norwegia, Spanyol, Swedia, Swiss, Turki, Inggris, dan Amerika Serikat. Yunani (1976), Selandia Baru (1977), Australia (1979), Portugal (1981), Finlandia (1992), Prancis (1992), Hungaria (1997), Republik Ceko (2001), Republik Korea (2002) diikuti. ., Republik Slovakia (2007), Polandia (2008), Estonia (2014) dan Meksiko (2018) dan Lituania (2022). Sebagai salah satu anggota IEA, peran Finlandia dalam upaya kolektif IEA untuk mengatasi dampak dari krisis energi ini: 1) Diversifikasi Sumber Energi Finlandia, bersama dengan negara-negara anggota IEA lainnya, berupaya keras untuk mengurangi ketergantungan pada impor energi dari Rusia. Ini termasuk mencari sumber alternatif energi, seperti impor gas alam cair (LNG) dari negara-negara lain, serta peningkatan penggunaan energi terbarukan. Selain itu, Finlandia berinvestasi dalam infrastruktur energi baru yang memungkinkan diversifikasi sumber energi. Ini termasuk pengembangan terminal LNG dan koneksi jaringan listrik yang lebih baik dengan negaranegara tetangga. 2) Peningkatan Kapasitas Energi Terbarukan Dalam konteks krisis energi, Finlandia meningkatkan investasi dalam energi terbarukan seperti angin, surya, dan bioenergi untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan meningkatkan ketahanan energi nasional. Selain itu, Finlandia bekerja sama dengan IEA dalam program-program yang mendukung pengembangan energi terbarukan dan teknologi penyimpanan energi, yang penting untuk memastikan pasokan energi yang stabil dan berkelanjutan. 3) Partisipasi dalam Upaya Kolektif IEA Sebagai anggota IEA, Finlandia berpartisipasi dalam koordinasi tindakan darurat yang dilakukan oleh IEA untuk menstabilkan pasar energi global, termasuk rilis cadangan minyak strategis untuk menyeimbangkan pasar dan mencegah lonjakan harga yang berlebihan. Selain itu, Finlandia berperan dalam berbagi informasi dan strategi dengan negara-negara anggota IEA lainnya, termasuk best practices dalam pengelolaan krisis energi dan peningkatan efisiensi energi. 4) Pengembangan Teknologi Energi Baru Finlandia mendorong pengembangan dan adopsi teknologi baru yang dapat membantu mengatasi krisis energi. Ini termasuk teknologi untuk meningkatkan efisiensi energi, pengurangan emisi, dan pengembangan infrastruktur energi bersih. Dan Finlandia mendukung penelitian dan pengembangan global di sektor energi, termasuk inisiatif IEA yang bertujuan untuk mempercepat inovasi dalam energi bersih dan efisiensi energi. 3. Anggota Aktif Organisasi Internasional 1) International Renewable Energy Agency (IRENA). Finlandia adalah anggota aktif IRENA, sebuah organisasi yang berfokus pada pengembangan energi terbarukan di seluruh dunia. Finlandia berpartisipasi dalam proyek-proyek IRENA, berbagi teknologi dan pengalaman dalam pengembangan energi terbarukan, mendukung upaya global untuk transisi ke energi bersih. serta 2) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Finlandia adalah anggota PBB sejak 1955 dan aktif dalam berbagai badan dan program PBB, termasuk Dewan Keamanan (sebagai anggota tidak tetap), Program Pembangunan PBB (UNDP), dan Komisi Hak Asasi Manusia. Finlandia terlibat dalam misi perdamaian, pengembangan keberlanjutan, dan upaya pengurangan kemiskinan di seluruh dunia. 3) Uni Eropa (UE). Finlandia menjadi anggota Uni Eropa sejak 1995 dan aktif dalam pembuatan kebijakan UE, termasuk dalam isu-isu ekonomi, lingkungan, hak asasi manusia, dan kebijakan luar negeri. Sebagai anggota UE, Finlandia mempengaruhi kebijakan di bidang energi terbarukan, perubahan iklim, dan keamanan regional. Sebagai anggota Uni Eropa, Finlandia bekerja sama dalam pengembangan kebijakan energi dan iklim yang ambisius, termasuk target energi terbarukan dan pengurangan emisi karbon. Finlandia berkontribusi dalam pengembangan dan implementasi European Green Deal, yang bertujuan untuk membuat Eropa netral karbon pada tahun 2050. Finlandia berpartisipasi dalam program penelitian dan inovasi Uni Eropa seperti Horizon 2020 dan Horizon Europe, yang mendukung pengembangan teknologi energi terbarukan, efisiensi energi, dan inovasi dalam transisi energi. 4) Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO). Pada 2023, Finlandia menjadi anggota penuh NATO. Sebelumnya, negara ini berpartisipasi dalam program "Partnership for Peace" dan bekerja sama dengan NATO dalam keamanan dan pertahanan. Finlandia berkontribusi dalam pertahanan kolektif, terutama di kawasan Baltik dan Arktik, serta dalam operasi perdamaian internasional. 5) Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD). Sebagai anggota OECD, Finlandia terlibat dalam diskusi dan penelitian mengenai kebijakan ekonomi, pendidikan, dan inovasi. Finlandia berperan dalam pengembangan kebijakan ekonomi yang mendukung inklusi sosial dan pertumbuhan berkelanjutan. 6) Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Finlandia adalah anggota WTO dan terlibat dalam negosiasi perdagangan internasional. Finlandia mempromosikan perdagangan bebas yang adil dan mendukung reformasi dalam sistem perdagangan internasional. 7) Dewan Nordik. Sebagai bagian dari Dewan Nordik, Finlandia bekerja sama dengan negara-negara Nordik lainnya dalam isu-isu regional seperti energi, lingkungan, dan keamanan. Finlandia berperan dalam pengembangan kebijakan regional yang mendukung keberlanjutan dan integrasi energi terbarukan di kawasan Nordik. Finlandia bekerja sama dengan negara-negara Nordik lainnya (Swedia, Norwegia, Denmark, Islandia) dalam pengembangan energi terbarukan dan integrasi pasar energi regional. Inisiatif ini termasuk pengembangan jaringan listrik yang terintegrasi untuk memaksimalkan penggunaan energi terbarukan di kawasan tersebut. Finlandia terlibat dalam Nordic Energy Research, sebuah platform kerja sama penelitian energi di kawasan Nordik, yang mendukung proyek-proyek energi terbarukan dan solusi energi berkelanjutan. 4. Kerja Sama Bilateral 1) Kolaborasi dengan Rusia. Finlandia memiliki kerja sama dengan Rusia dalam pengembangan energi terbarukan, khususnya di wilayah perbatasan. Kolaborasi ini mencakup proyek-proyek untuk meningkatkan efisiensi energi dan pengembangan energi terbarukan di wilayah yang berbatasan dengan Rusia. 2) Kerja Sama dengan China. Finlandia juga menjalin kerja sama dengan China untuk pengembangan teknologi energi bersih dan terbarukan, termasuk dalam bidang bioenergi dan teknologi penyimpanan energi. G. Tantangan dan Solusi Tantangan : 1. Finlandia mengalami keterbatasan dalam potensi energi surya karena musim dingin yang panjang dan jumlah sinar matahari yang rendah selama beberapa bulan. 2. Proyek energi terbarukan skala besar, seperti ladang angin, dapat memiliki dampak lingkungan lokal, termasuk pada habitat dan ekosistem. 3. Pengembangan infrastruktur energi terbarukan seringkali memerlukan investasi awal yang tinggi, yang bisa menjadi hambatan untuk implementasi lebih lanjut. 4. Teknologi energi terbarukan seringkali memiliki biaya investasi awal yang tinggi, meskipun biaya operasionalnya lebih rendah dalam jangka panjang. Solusi : 1. Meskipun energi surya kurang optimal selama musim dingin, solusi seperti integrasi sistem penyimpanan energi dan penggunaan teknologi solar thermal dapat memaksimalkan potensi energi surya selama bulan-bulan dengan sinar matahari. Selain itu, pengembangan teknologi energi terbarukan lainnya seperti energi angin dan biomassa dapat menutupi kekurangan energi surya. 2. Melakukan studi dampak lingkungan yang komprehensif sebelum memulai proyek dan menerapkan langkah-langkah mitigasi untuk meminimalkan dampak negatif. Pengembangan proyek yang lebih kecil dan terdistribusi juga bisa menjadi alternatif untuk mengurangi dampak lingkungan. 3. Finlandia dapat mencari cara untuk mengurangi biaya investasi awal melalui insentif pemerintah, subsidi, dan skema pembiayaan inovatif seperti proyek kerjasama publik-swasta. Pengembangan teknologi yang lebih efisien dan biaya rendah juga dapat membantu menurunkan biaya investasi. 4. Finlandia dapat mencari cara untuk mengurangi biaya investasi awal melalui insentif pemerintah, subsidi, dan skema pembiayaan inovatif seperti proyek kerjasama publik-swasta. Pengembangan teknologi yang lebih efisien dan biaya rendah juga dapat membantu menurunkan biaya investasi. 5. Mengembangkan rencana darurat untuk mencapai target emisi nol bersih tahun 2035 jika sektor LULUCF gagal menyediakan penyerap karbon yang dibutuhkan. 6. Pastikan bahwa tindakan sementara yang diambil dalam menanggapi guncangan harga energi tidak merusak sinyal untuk keputusan dan investasi energi bersih jangka panjang. 7. Mendukung peningkatan penyebaran penyimpanan energi untuk mempercepat integrasi energi terbarukan dan meningkatkan ketahanan dan fleksibilitas jaringan listrik dan jaringan pemanas. 8. -Mempercepat penggunaan kendaraan listrik dengan rencana yang jelas untuk memperluas infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik. Mendukung peningkatan tingkat perputaran kendaraan dengan mengutamakan kendaraan listrik sekaligus mendorong lebih sedikit penggunaan dan kepemilikan kendaraan pribadi dengan meningkatkan infrastruktur untuk transportasi umum, berjalan kaki, dan bersepeda. 9. Siapkan peta jalan tenaga angin lepas pantai yang menetapkan aturan yang jelas dan target serta jadwal yang ambisius untuk penerapannya. Insentif harus dipertimbangkan jika diperlukan. 10. -Menilai apakah tindakan tambahan diperlukan untuk mengurangi konsumsi minyak lebih lanjut guna mencapai target tahun 2030 untuk mengurangi emisi transportasi sebesar 50% dibandingkan tahun 2005. H. Partisipasi Citizen Group terhadap EBT di Finlandia 1. Masyarakat Adat Partisipasi masyarakat adat, khususnya masyarakat Sámi, dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Finlandia merupakan aspek penting dari upaya negara tersebut untuk mencapai tujuan energi bersih dan berkelanjutan. Masyarakat Sámi memiliki hubungan erat dengan lingkungan alam dan sangat bergantung pada sumber daya alam untuk mempertahankan gaya hidup tradisional mereka. Berikut adalah cara partisipasi masyarakat adat Sámi dalam EBT di Finlandia: Konsultasi dan Pengambilan Keputusan. Pemerintah Finlandia memiliki kewajiban untuk berkonsultasi dengan masyarakat Sámi terkait proyek-proyek EBT yang berpotensi mempengaruhi tanah tradisional mereka. Proses ini bertujuan untuk memastikan bahwa proyek tersebut tidak merugikan kehidupan, budaya, dan lingkungan masyarakat Sámi. Masyarakat Sámi terlibat dalam diskusi dan pengambilan keputusan mengenai pengembangan proyek EBT. Ini termasuk evaluasi dampak lingkungan yang mempertimbangkan kepentingan dan hak-hak masyarakat adat. Pelestarian Budaya dan Lingkungan. Masyarakat Sámi menekankan pentingnya menjaga keseimbangan ekologi di wilayah mereka. Pengembangan EBT harus dilakukan dengan cara yang mempertimbangkan kelestarian lingkungan serta tidak mengganggu aktivitas tradisional seperti penggembalaan rusa dan perikanan. Sámi mendorong pendekatan berkelanjutan dalam pengembangan EBT, yang sejalan dengan prinsip-prinsip mereka untuk melestarikan alam dan budaya mereka. Inisiatif Energi Terbarukan Berbasis Komunitas. Beberapa inisiatif EBT di wilayah Sámi melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat adat dalam perencanaan dan pengelolaan proyek. Ini termasuk proyek energi angin atau bioenergi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan lokal sambil melindungi lingkungan. Partisipasi dalam proyek EBT berbasis komunitas memungkinkan masyarakat Sámi untuk mendapatkan manfaat ekonomi langsung, seperti lapangan kerja dan pendapatan, sekaligus mempertahankan kendali atas penggunaan tanah mereka. Kerja Sama dan Advokasi. Masyarakat Sámi bekerja sama dengan pemerintah dan perusahaan energi untuk memastikan bahwa proyek EBT dikembangkan dengan cara yang adil dan berkelanjutan. Kerja sama ini mencakup negosiasi yang mempertimbangkan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan. Selain upaya di tingkat nasional, masyarakat Sámi juga berpartisipasi dalam forum-forum internasional untuk mengadvokasi hak-hak mereka dalam konteks perubahan iklim dan pengembangan energi terbarukan. 2. NGO Greenpeace Finlandia, WWF Finlandia, dan Friends of the Earth adalah tiga NGO yang memainkan peran penting dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Finlandia. Meskipun mereka memiliki tujuan umum yang sama dalam mempromosikan energi bersih dan berkelanjutan, pendekatan dan fokus mereka dapat berbeda. Berikut adalah perbedaan dan persamaan dalam peran mereka: Greenpeace Finlandia. Greenpeace dikenal karena pendekatan langsung dan proaktif mereka dalam kampanye lingkungan, termasuk aksi langsung dan demonstrasi untuk menekan perubahan kebijakan dan industri. Greenpeace sering mengaitkan kampanye mereka dengan isu-isu global dan mendukung transisi energi terbarukan sebagai bagian dari perjuangan lebih luas melawan perubahan iklim. WWF Finlandia. WWF sering bekerja dalam kerangka kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, industri, dan komunitas lokal, untuk mengembangkan solusi energi yang berkelanjutan. WWF menekankan pentingnya keberlanjutan ekosistem dalam pengembangan energi terbarukan, memastikan bahwa proyek energi tidak hanya bersih tetapi juga tidak merusak habitat dan spesies lokal. Friends of the Earth Finlandia. Friends of the Earth sering menggabungkan isu lingkungan dengan keadilan sosial, menekankan bagaimana transisi energi harus adil dan inklusif bagi semua lapisan masyarakat. Mereka lebih banyak memfokuskan pada bagaimana kebijakan energi dan proyek energi terbarukan dapat mempengaruhi masyarakat lokal, termasuk dampak sosial dan ekonomi dari transisi energi. Referensi: International Energy Agency (IEA). (2022). Finland 2022: Energy Policy Review. Statistics Finland. (2023). Energy Production and Consumption in Finland. Astria R.Tobing. 2014. Kerjasama Finlandia-Indonesia Mengenai Energi Terbarukan (Biomassa) Tahun 2011-2014. Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 Nurhidayat Mahmuddin, Agussalim Burhanuddin.2024. Peran IEA (International Energy Agency) Dalam Mengatasi Krisis Energi Sebagai Dampak Perang Rusia-Ukraina. POLITEIA: Jurnal Ilmu Politik, Vol.16, No.01 (2024) 38-43 State Treasury Republic of Finland. 2022. Debt Management Annual Review 2022