GEOLOGI DAN BATUAN VULKANIK LAMONGAN STUDI KASUS DI RANU PAKIS, KLAKAH, LUMAJANG, PROVINSI JAWA TIMUR, INDONESIA REFERAT Dwi Fitri Yudiantoro, Ramonada Taruna Perwira, Muchamad Ocky Bayu Nugroho. 2019. Geology and Lamongan Volcanic Rocks Case Study at Ranu Pakis, Klakah, Lumajang, East Java Province, Indonesia. Geological Engineering of UPN Veteran Yogyakarta University, Indonesia. Oleh SIMON FEDRIK SINAGA NIM : 18150075 PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI JURUSAN TEKNIK MANUFAKTUR DAN MINERAL KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA OKTOBER 2020 ABSTRAK Lumajang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang terdapat Kawasan Gunung api Lamongan. Gunung api Lamongan merupakan Gunungapi monogenesis muda yang tumbuh dari sesar pada puncaknya. Erupsi yang terjadi pada Gunungapi Lamongan tidak hanya pada gunung utama, tetapi juga membentuk kerucut parasit di sekitar gunung utama berupa cinder cone dan maar.Terdapat sekitar 64 pusat letusan parasitik yang terdiri dari 37 volcanic cone (bocca) dan 27 ranu (maar). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari karakteristik litologi dan petrogenesis kompleks gunung berapi ini, khususnya di Ranu Pakis dan sekitarnya. Metode analisis yang digunakan adalah dengan melakukan pemetaan geologi dan analisis petrografi. Litologi yang ditemukan di daerah penelitian ini terdiri dari endapan letusan magmatik dan freatomagmatik. Secara genetik litologi ini meliputi piroklastik aliran, piroklastik jatuhan, tufa (freatik) dan lahar basaltik. Hasil analisis petrografi menunjukkan bahwa batuan vulkanik di daerah penelitian merupakan afinitas Kalk-Alkalin yang terdiri dari piroksen andesit, basal dan lava basal piroksen. Katakunci : Litologi, Maar, Petrologi, Ranu. ABSTRACT Lumajang is one of district at Jawa Timur regency where located Lamongan volcanic area. Lamongan volcano is a young monogenetic volcano that was growth from a fault at the summit. Eruption at Lamongan volcano not only occurred at the main volcano, but also at parasite cone at Lamongan volcanic area such us cinder cones and maars. There are about 64 parasitic eruption centers consisting of 37 volcanic cones (bocca) and 27 ranu (maar). The purpose of this research is to study the characteristics of lithology and petrogenesis of this volcano complex, especially in Ranu Pakis and surrounding areas. The analytical method used is to do geological mapping and petrographic analysis. The lithology found in this research area consists of magmatic and phreatomagmatic eruption deposits. Genetically this lithology includes pyroclastic flow, pyroclastic fall, tuff (phreatic) and basaltic lava. The results of petrographic analysis indicate that the volcanic rocks in the study area are calc alkaline affinity consisting of pyroxene andesite, basalt and pyroxene basalt lava. Keyword : Litology, Maar, Petrology, Ranu. i KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga studi literatur (literature review) dengan judul ”Geologi Dan Batuan Vulkanik Lamongan Studi Kasus Di Ranu Pakis, Klakah, Lumajang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu Ir. Niniek Rina Herdianita, M.Sc., Ph.D., ibu Bella Restu Juliarka, S.T., M.Eng., serta bapak Mochamad Iqbal, S.T., M.T. sebagai dosen pengampu mata kuliah referat yang selalu membimbing dan memberikan ilmu serta saran dalam proses penulisan. Selain itu, ucapan terimakasih saya persembahkan untuk kedua Orang Tua, dan teman-teman yang telah membantu memberikan masukan dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan banyak referensi, namun tidak menutup kemungkinan bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dalam sistematika penulisan dan ejaan yang disempurnakan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan semua pihak. Lampung Selatan, 5 Oktober 2020 Penulis ii DAFTAR ISI ABSTRAK .......................................................................................................................... i KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ iv DAFTAR TABEL ............................................................................................................. v BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1 1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 1 1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2 1.3. Maksud dan Tujuan ......................................................................................... 2 1.4. Batasan Masalah ............................................................................................... 2 1.5. Hipotesa ............................................................................................................. 2 BAB II METODE PENELITIAN.................................................................................... 3 BAB III TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 6 4.1. Geologi Setting .................................................................................................. 6 4.2. Litostratigrafi Ranu Pakis dan Daerah Sekitar ............................................. 7 4.3. Batuan Vulkanik ............................................................................................. 10 4.4. Magmatisme .................................................................................................... 14 BAB V KESIMPULAN .................................................................................................. 15 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 16 iii DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Lokasi Penelitian, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. ............. 1 Gambar 2. Peta geologi kawasan Gunung Lamongan (Bronto S, Situmorang T, Effendi W., 1986) ............................................................................................................... 7 Gambar 3 . Satuan Pyroclastic Tarub (Tp) didaerah Ranu Pakis ............................... 8 Gambar 4. Singkapan endapan piroklastik Lamongan terdiri dari piroklastik jatuhan (scoria fall) dan tufa ditemukan di Salak Desa. .............................................. 9 Gambar 5. Singkapan dari endapan aliran piroklastik di Sumberweringin dan Desa Darungan. Fragmen aliran piroklastik terdiri dari bom dan blok basal scoria. ........ 9 Gambar 6. Singkapan lava basal piroksen dari satuan lava sisi muda letusan Gunung Lamongan terpapar di desa Papringan, lava berstruktur scoria. ............... 10 Gambar 7 . Menunjukkan basal dengan tekstur trachytic yang disusun oleh olivine (olv) dan plagioclase (plg) microlite sebagai groundmass. Diwakili oleh sampel no.sampel23 dan 103 pada cross nicol positions........................................................... 12 Gambar 8. Menunjukkan lahar andesit piroksen dengan tekstur intergranular disusun oleh plagioklas (plg), piroksen (px) dalam massa dasar mikrolit plagioklas dan vulkanik kaca (vg). Itu diwakili oleh sampel 58 dan 5 pada cross nicol positions. .......................................................................................................................................... 13 Gambar 9. Menunjukkan tekstur lava basal piroksen dengan inter sertal, pilotaxitic yang dibuat oleh plagioklas (plg), piroksen (px), olivin (olv) dan mineral opak (opq) dalam mikrolit plagioklas dan massa dasar kaca vulkanik (vg). diwakili oleh sample no.sampel 41 dan 96 pada cross nicol position. ............................................................ 14 iv DAFTAR TABEL Tabel 1. Hasil analisis petrografi batuan vulkanik di daerah penelitian .................. 10 v BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang dilewati oleh jalur cincin api (ring of fire). Di sepanjang jalur ini terdapat kelompok gunung api aktif dan tidak aktif. Indonesia memiliki 129 gunung api dimana 35 diantaranya berada di Pulau Jawa dan salah satunya adalah gunung api Lamongan. Gunung berapi Lamongan adalah gunung berapi yang unik. Hal ini dikarenakan pusat erupsi gunung api Lamongan ini tidak berada dibagian tengah pipa kepundan (pipe diatrem), tetapi pusat erupsi berada disisi atau lereng gunung berapi. Terdapat sekitar 64 pusat erupsi parasitik yang terdiri dari 37 volcanic cones dan 27 "maar" (Matahelumual, J, 1990). Dari 27 ranu tersebut terdapat 13 ranu yang terisi air, seperti Ranu Klakah, Ranu Pakis, Ranu Bedali, Ranu Lading dll (Matahelumual, J, 1990). Maar merupakan cekungan yang umumnya berisi air dengan diameter 2 km, dan dikelilingi endapan letusan. Maar juga disebut sebagai kerucut vulkanik monogenik yang memotong batuan dasar di bawah permukaan air tanah dan membentuk kerucut dengan kemiringan halus yang tersusun oleh endapan vulkanik berbutir halus, memiliki variasi diameter kawah 100-3.000 m yang diisi oleh air untuk membentuk sebuah danau (Bronto, S., Mulyaningsih, S, 2001). Maar merupakan manifestasi letusan freatomagmatik yang memiliki keterkaitan erat dengan aktivitas hidrovolkanisme (Sheridan dan Wohletz, 1983). Letusan hidroklastik terjadi, ketika magma atau sumber panas bersentuhan dengan air meteorik (secara tidak langsung) pada saat letusan. Karakteristik inilah yang membuat gunung berapi ini unik karena pada saat meletus akan ditemukan hasil letusan hidroklastik seperti accretionary lapilli dan armored lapilli. Aspek geologi lain yang membuat gunung berapi ini berbeda adalah Gunung Api Lamongan merupakan gunung api dengan komposisi magma basaltik. Lokasi penelitian berada di kompleks Gunung Api Lamongan yang berada di Ranu Pakis dan sekitarnya, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Kawasan ini berjarak sekitar 16 km di sebelah timur laut Kota Lumajang, Jawa Timur. Gambar 1. Lokasi Penelitian, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. 1 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, makalah ini ditulis untuk memecahkan masalah, antara lain : a) Hal yang menjadikan Gunung Api Lamongan unik berdasarkan karakteristik litologi dan sifat magmatismenya. b) Analisis petrologi pada daerah kompleks Gunung Api Lamongan, khususnya di Ranu Pakis dan sekitarnya guna mengetahui mineral penyusunnya. 1.3. Maksud dan Tujuan Maksud penelitian adalah mempelajari karakteristik litologi dan magmatisme kompleks Gunung Api Lamongan, khususnya di Ranu Pakis dan sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah : a) Memberitahukan keunikan Gunung Api Lamongan yang berkaitan dengan keberadaan pusat letusan serta variasi litologi letusannya. b) Menganalisis sifat magmatisme serta petrologi daerah kompleks Gunung Api Lamongan. c) Melihat apakah pada daerah kompleks Gunung Api Lamongan ini memiliki ciri mineral yang khas. 1.4. Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah pembuatan makalah dilakukan berdasarkan informasi yang telah ada dan telah dipublikasikan. Penulis tidak melakukan penelitian langsung melainkan dengan mengambil data-data dalam jurnal yang telah ada dan terpublikasi. 1.5. Hipotesa Gunung Api Lamongan merupakan gunung api yang unik, keunikan Gunung Api Lamongan ini dapat dinilai dari karakteristik litologinya serta karakteristik petrologinya yang menjadi ciri khas yang berbeda dengan gunung api lainnya. 2 BAB II METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik lithologi dan magmatisme kompleks gunung api Lamongan, khususnya di Ranu Pakis dan sekitarnya. Metode analisis yang digunakan adalah dengan melakukan pemetaan geologi dan analisis petrografi. Serta dilakukan analisis sayatan tipis pada 3 sampel fragmen piroklastik jatuhan dan 12 sampel lava (basalt, pyroxene basalt dan pyroxene andesite) yang diharapkan dapat menjadi perwakilan untuk dapat menjelaskan petrogenesis batuan vulkanik di area studi. Analisis petrografi dilakukan dengan mengamati mineralogi komposit batuan vulkanik dari sampel sayatan tipis menggunakan mikroskop polarisasi untuk menentukan struktur, tekstur, dan komposisi mineral. Hasil analisis inilah yang digunakan untuk menentukan jenis batuan, magma afinitas dan lingkungan tektonik. 3 BAB III TINJAUAN PUSTAKA Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefenisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (bantuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km dibawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus. Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung api yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pasifik Ring of Fire) Erupsi gunung api adalah aktivitas letusan yang mengeluarkan material gunung api berupa gas, debu, aliran lava, fragmen batuan dan lain-lain. Erupsi dapat diklasifikasikan berdasarkan darimana letusan keluar : a) Erupsi Pusat, erupsi keluar melalui kawah utama atau lubang kepundan (pipe diatrem). b) Erupsi samping , erupsi yang keluar dari sisi samping atau lereng gunung api biasa disebut juga dengan erupsi parasitik. c) Erupsi celah , erupsi yang keluar melalui retakan yang panjang dapat mencapai hingga beberapa kilometer. d) Erupsi eksentrik, erupsi yang keluar dari samping dapur magma melalui kepundan sendiri. Berdasarkan tipe letusan gunung berapi yang ada di dunia gunung berapi dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: a) Gunung Api Strato atau Kerucut. Kebanyakan gunung berapi didunia merupakan gunung api kerucut. Kerucut ini terbentuk karena materi letusan gunung berapi merupakan campuran antara hasil erupsi efusif dan erupsi eksplosif. Sebagian gunung berapi di Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Maluku termasuk gunung berapi kerucut. b) Gunung Api Perisai. Gunung ini terbentuk karena magma yang keluar dari dapur magma bersifat cair. Di Indonesia tidak ada gunung yang berbentu perisai. Gunung api perisai contohnya Maona Loa Hawaii, Amerika Serikat. c) Gunung Api Maar. Menurut (Schieferdecker, 1959) maar adalah suatu cekungan yang umumnya terisi air, berdiameter mencapai 2 km, dan dikelilingi oleh endapan hasil letusannya. Gunung api maar yang cekungan kawahnya tidak berisi air disebut maar kering. Maar juga diartikan sebagai kerucut gunung api monogenesis yang memotong batuan dasar di bawah permukaan air tanah dan membentuk kerucut berpematang landai yang tersusun oleh rempah gunung api berbutir halus hingga kasar, mempunyai diameter kawah bervariasi antara 100 – 3000 m, yang sering terisi air sehingga membentuk danau (Bronto, S., Mulyaningsih, S, 2001). Pandangan dari atas, baik menggunakan foto udara, citra satelit, maupun peta rupabumi, menunjukkan bahwa kawah gunung api maar memperlihatkan penampakan lingkaran (circular features) atau cekungan melingkar (circular depressions). Wood (Cas, R.A.F and Wrigth, J.V, 1988)berpendapat bahwa 4 maar banyak ditemukan sebagai kerucut skoria dan kebanyakan letusan maar terjadi pada lingkungan geologi gunung api besar. 5 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Geologi Gunung Api Lamongan Secara geologis Pulau Jawa merupakan formasi yang disebabkan oleh proses tumbukan Lempeng Kontinental Eurasia dan Lempeng Samudera HindiaAustralia yang telah berlangsung sejak Eosen dan masih terjadi hingga sekarang. Tumbukan tersebut terjadi antar lempeng frontal subduksi / tegak lurus. Tabrakan lempeng ini menghasilkan busur vulkanik dan zona subduksi atau parit, dan telah berlangsung sejak Zaman Kapur-Paleosen. Zona subduksi Kapur diwakili oleh kompleks Melange Luk Ulo-Karangsambung, Kebumen (Asikin, 1974; Hamilton, 1979; Suparka, 1988; Parkinson et al., 1998) yang mempunyai arah umum struktur timur laut-barat daya dan terus menerus menuju Pegunungan Meratus di ujung tenggara Kalimantan. Pola kesejajaran struktur geologi Pulau Jawa menurut Pulunggono dan Martodjojo (1994) dibedakan menjadi 3 arah lurus, yaitu: pola Meratus arah timur laut-barat daya, pola Sunda arah utara-selatan, dan pola Jawa timur-barat. arah. Gunungapi Lamongan terletak pada busur Sunda diantara kompleks Pegunungan BromoSemeru dan Pegunungan Iyang-Argopuro. Deretan Gunungapi tersebut termasuk pada Zona Gugusan Gunungapi yang aktif sejak jaman Miosin akhir, yang merupakan zona geologi regional termuda di Pulau Jawa. Jenis batuan di Zona Gugusan Gunungapi ini Sebagian besar merupakan material erupsi gunungapi yang dihasilkan oleh Gunungapi-gunungapi di Zona ini. Gunungapi Lamongan merupakan gunungapi muda yang lahir dari pensesaran Gunung Tarub dengan arag tenggara-barat laut dengan ketinggian 1651 mdpl. Kerucut eksentrik berupa cinder cone dan maar tersebar di sekitar Gunungapi Lamongan sepanjang 37 km arah barat-timur dan 18 km arah utaraselatan. System fissure juga terdapat pada arah timur-timur laut hingga barat-barat-daya dan tercatat beberapa gempa bumi lokal yang menyebabkan adanya pola-pola struktur kerucut parasit yang berkembang di Kawasan Gunungapi Lamongan. Batuan permukaan pada Kawasan Gunungapi Lamongan merupakan batuan produk vulkanik dari erupsi yang terjadi baik dari kawah utama Gunung Lamongan dan Gunung Tarub, maupun dari kerucut-kerucut parasit di sekitarnya. Sebagian Kawasan memiliki batuan vulkanik hasil dari erupsi masa Gunung Tarub, ditunjukkan dengan batuan berwarna merah muda, sedangkan kawasan lain dengan warna batuan kuning memiliki batuan dengan umur lebih muda yang terbentuk pada masa erupsi Gunung Lamongan. 6 Gambar 2. Peta geologi kawasan Gunung Lamongan (Bronto S, Situmorang T, Effendi W., 1986) 4.2. Litostratigrafi Ranu Pakis dan Daerah Sekitar 4.2.1. Satuan Pyroclastic Tarub (Tp) Satuan endapan piroklastik Tarub (Tp) merupakan satuan tertua dan endapan piroklastik ini merupakan hasil letusan sentral. Satuan ini terdiri dari endapan jatuh piroklastik. Endapan jatuhnya piroklastik berwarna kecoklatan, ukuran butir lapilli-block / bomb (2-64mm), berbentuk sudut dan tertanam dalam abu vulkanik (<0,1-0,3 cm). Fragmen terdiri dari: lapili lapis baja (scoria basalt), blok dan bom, tersortir baik, menunjukkan struktur perlapisan dan perlapisan bergradasi. Kondisi singkapan tidak terkonsolidasi dan mengalami cuaca cukup. 7 Gambar 3 . Satuan Pyroclastic Tarub (Tp) didaerah Ranu Pakis 4.2.2. Satuan Maar Tarub (Tma) Satuan maar tarub merupakan endapan piroklastik hasil erupsi samping Tarub volcano dan satuan litologi yang ditemukan di sekitar ranu (danau kawah). Unit terdiri dari endapan maar ranu pakis, endapan maar ranu wurung, lava maar ranu lading, andmaar ranu kembar lava. Endapanmaar ini tersusun oleh endapan jatuh piroklastik, tufa, lahar dan diendapkan di sekitar ranu (danau kawah). Yudiantoro dan Yudiantoro (1992) menjelaskan bahwa deposit maar ranu parang yang juga merupakan bagian dari kompleks maar lamongan. Endapan tersebut terdiri dari endapan hidroklastik sebagai fragmen lapili akresi, pecahan vitric, lapili lapis baja; dan klas yang tidak disengaja tertanam dalam abu vulkanik berbutir halus. Struktur sedimen yang ditemukan adalah vesicle bending sags dan sorting yang buruk. 4.2.3. Satuan letusan eksentrik Tarub (Te) Satuan batuan ini hasil letusan kerucut parasit (bocca) Tarub Volcano. Endapan piroklastik jatuh (scoria fall) berwarna kecoklatan, lapilliblock/bomb (2-> 64mm), butir ditopang dengan subrounded-angular. Endapan piroklastik jatuh (scoria fall) berwarna kecoklatan, lapilliblock / bomb (2-> 64mm), butir ditopang dengan subrounded-angular. Fragmen terdiri dari basal, lapili lapis baja, lapili akresi dalam matriks abu vulkanik. Disortir sedang, tempat tidur bergradasi, dan kondisi singkapan tidak terkonsolidasi Singkapan ditemukan di desa Sumberweringin dan Duren. 4.2.4. Satuan lahar tua Lamongan (Lit) Satuan lahar Lamongan lama (Lit) merupakan satuan lava dari pusat letusan gunung api Lamongan. Lava ini terdiri dari batu andesit, hitam keabu-abuan, dan berstruktur scoria. Pada megaskopik piroksen andesit lava berwarna abu-abu kehitaman, berstruktur scoria, hipokristalin dan granularitas fenerik sedang. Komposisi mineral termasuk mineral plagioklas dan Singkapan yang ditemukan piroksen yang tertanam dalam massa dasar kaca vulkanik. Papringan di desa. Satuan lahar letusan sayap tua Gunung Lamongan Satuan lahar letusan lama Lamongan merupakan batuan hasil letusan Gunung Api Lamongan. Satuan litologi terdiri atas basalt dan lava piroksen andesit. Satuan batuan ini berwarna abu-abu dengan tampilan batuan permukaan yang kasar, tajam dan ditemukan lubang gas (scorias). Gambaran megascopic lava basal yang terpapar di desa Papringan berwarna hitam, struktur masif dan berstruktur scoria bertekstur hipokristalin, derajat granularitas 8 fenerik halus. Komposisi mineral termasuk plagioklas, piroksen dan olivin yang tertanam di dalam kaca vulkanik dengan massa dasar. Sedangkan jenis lava yang ditemukan di gunung Sadeng adalah andesit piroksen. Gambaran megaskopi lava piroksen andesit adalah berstruktur masif dan berwarna hitam keabu-abuan. Tekstur hipokristalin dengan granularitas fenerik sedang dan komposisi mineral batuan ini adalah plagioklas, piroksen, tertanam di dalam kaca vulkanik. Satuan batuan terekspos juga di desa Salak. 4.2.5. Satuan Piroklastik Lamongan (Lp) Gambar 4. Singkapan endapan piroklastik Lamongan terdiri dari piroklastik jatuhan (scoria fall) dan tufa ditemukan di Salak Desa. Satuan Piroklastik Lamongan (Lp) merupakan batuan piroklastik yang mengendap dari letusan pusat Gunung Api Lamongan. Satuan litologi terdiri dari endapan piroklastik jatuhan (freatomagmatik) dan endapan tuf (freatik). Tuff adalah abu halus (<0,04mm), berwarna kecoklatan, berstruktur masif dan kondisi singkapan tidak terkonsolidasi.Piroklastik jatuhan (scoria fall), berwarna kecoklatan, berukuran lapilli-bom (2-64 mm) dan berbentuk butir bersudut subrounded. Tersusun oleh fragmen: basal, akresi lapili, lapili lapis baja tertanam dalam matriks yang terdiri dari abu vulkanik dan plagioklas, kuarsa dan piroksen sebagai mikrolit mineral. Batuan ini menunjukkan struktur lapisan sedang, masif dan bergradasi. Satuan batuan (gambar 5) ini ditemukan di desa Salak, Sumberweringin dan Papringan. Aliran piroklastik berwarna kecoklatan, lapilli-block / bomb (2-> 64mm), butir ditopang dengan bentuk butir bersudut subrounded. Disusun oleh blok basal dan fragmen bom dalam matriks abu vulkanik halus. Penyortiran yang buruk, kondisi hamparan dan singkapan masif tidak terkonsolidasi. Gambar 5. Singkapan dari endapan aliran piroklastik di Sumberweringin dan Desa Darungan. Fragmen aliran piroklastik terdiri dari bom dan blok basal scoria. 9 4.2.6. Satuan lahar letusan sisi muda Gunung Lamongan (Lism) Satuan lahar tersebut merupakan hasil dari sisi letusan (bocca) Gunung Api Lamongan Muda (Lism). Komposisi lava adalah basal piroksen. Lahar ini ditemukan di desa Papringan dan Sumberweringin. Gambaran megaskopik lava adalah basal piroksen. Lava berwarna hitam keabuabuan, berstruktur masif, scoria bertekstur hipokristalin dan derajat granularitas fenerik halus. Komposisi mineral terdiri dari plagioklas, piroksen dan olivin yang tertanam di dalam massa dasar kaca vulkanik (Gambar 6). . Gambar 6. Singkapan lava basal piroksen dari satuan lava sisi muda letusan Gunung Lamongan terpapar di desa Papringan, lava berstruktur scoria. 4.3. Batuan Vulkanik Interpretasi magmatisme gunung api Lamongan diperoleh dari hasil analisis petrografi batuan vulkanik di daerah penelitian. Batuan vulkanik diwakili oleh 3 sampel fragmen jatuhnya piroklastik dan 12 sampel lava. Hasil analisis petrografi menunjukkan bahwa jenis lava terdiri dari piroksen andesit, basal dan basal piroksen. Hasil analisis petrografi disajikan pada Tabel 1 dan dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel 1. Hasil analisis petrografi batuan vulkanik di daerah penelitian No. Samples 41 50 18 23 53 55 62 Name of Rock Pyro.xene Lava Basalt Pyroxene Lava Andesite Basalt Fragmen Basalt Fragmen Pyroxene Basalt Pyroxene Basalt Basalt Name of Rock List Name of Rock olv px plg opq vg Intersertal O List Intergranular Tma Tma O O O - O O O - - O O O O O O - O O O O - Lava Tma Intersertal Pilotaxitic, Trachytic Intersertal Lava Tma Intersertal - O O O - Lava Tma Intersertal - O O O - 10 57 103 39 40 96 6 58 59 Pyroxene Basalt Basalt Lava Tma Intersertal O O O O - Lava Tma - O O O - Pyroxene Basalt Pyroxene Basalt Pyroxene Basalt Basalt Lava Lism O O O O - Lava Lism Pilotaxitic, Trachytic Pilotaxitic, Trachytic Intersertal O O O O - Lava Lism Intersertal O O O O - Fragmen Lp - O O O - Lava Lp Pilotaxitic, Trachytic 41 Intergranular O O O - Lava Lit Intergranular O O O - Pyroxene Andesite Pyroxene Andesite 4.3.1. Andesit piroksen Andesit piroksen ditemukan sebagai lava dan terekspos pada satuan endapan piroklastik Lamongan (no.58), satuan lava erupsi lereng lama Gunung Lamongan (no.50) dan satuan lahar tua Lamongan (no.59). Secara mikroskopis ditunjukkan oleh 3 sampel (Gambar 7) menunjukkan lava andesit piroksen. Lava andesit piroksen ini menunjukkan struktur scoria dan umumnya bertekstur hipokristalin, porfiritik, pilotaksit, aphyric dan intergranular. Fenokris (75-85%) memiliki ukuran O.2-1.2mm yang terdiri dari plagioklas, piroksen (hyperstene, augite) dan mineral buram yang tertanam di dalam massa dasar kaca vulkanik dan mikrolit plagioklas. Beberapa mineral buram hadir untuk memasukkan plagioklas dan piroksen. Plagioklas yang ada sekitar 45-60% tampak tidak berwarna, berupa subhedral-a nhedral, panjang prismatik, ukuran 0,2-1,2 mm hadir sebagai fenokrist dan sebagai massa dasar jenis plagioklas adalah Andesin (An45-An49). Fenocrys dari plagioklas umumnya memperlihatkan albit twining, carlsbad-albit dan beberapa individu menunjukkan komposisi zonasi.Pyroxene (hypersten, augite) hadir sekitar 18-20%, seperti fenokris dan massa dasar, prismatik tipis atau subhedral-anhderal dengan ukuran 0,2-0,4 mm. Beberapa fenokris menunjukkan korosi oleh massa dasar dan dimasukkan oleh mineral buram. Mineral buram hadir sekitar 510%, kadang-kadang hadir dengan massa dasar dan sebagian dimasukkan ke dalam piroksen. Kaca vulkanik hadir 15-23%, (gambar 7). 11 Gambar 7 . Menunjukkan basal dengan tekstur trachytic yang disusun oleh olivine (olv) dan plagioclase (plg) microlite sebagai groundmass. Diwakili oleh sampel no.sampel23 dan 103 pada cross nicol positions. 4.3.2. Basal Basal ditemukan sebagai lahar dan terekspos pada satuan endapan piroklastik Tarub maar dan Lamongan. Satuan Tarupmaar diwakili oleh lava no. Sampel 62 dan 103. Sedangkan Satuan endapan piroklastik Lamongan diwakili oleh fragmen no. Sampel 23 dan 18. dan 6. Mikroskopis basal (Gambar 8) umumnya menunjukkan struktur scoria dan tekstur hipokristalin, porfiritik, pilotaxitic, trachytic, aphyric dan intersertal. Fenokris (60%) memiliki ukuran 0,2-1,2 mm yang terdiri dari plagioklas, piroksen (hyperstene, augite), olivin dan mineral buram yang tertanam dalam massa dasar kaca vulkanik dan mikrolit plagioklas. Beberapa mineral buram hadir dalam plagioklas dan piroksen. Plagioklas yang ada sekitar 40% tampak tidak berwarna, dalam bentuk subhedral-anhedral, prismatik panjang, ukuran 0,2-1,2 mm hadir sebagai fenokrist dan sebagai massa dasar menunjukkan Labradorit jenis mikrolit plagioklas (An65An69). Plagioklas fenokris umumnya menunjukkan pelintiran albit, Pyroxene (hyperstene, augite) hadir sekitar 10%, sebagai fenokris dan massa dasar, prismatik pendek atau subhedral-anhderal dengan ukuran 0,2-0,4 mm. Beberapa fenokris menunjukkan korosi oleh massa dasar dan inklusi mineral buram. Olivine hadir 4%, berupa fenokrist dan massa dasar, berbentuk subhedral dengan ukuran 0,2-0,4 mm. Mineral buram hadir sekitar 6%, kadang-kadang di massa dasar dan sebagian dimasukkan dalam piroksen. Kaca vulkanik hadir 40%, karena massa dasar berukuran halus dengan mikrolit plagioklas dan mineral buram menunjukkan tekstur pilotaxit, aphyric dan intersertal. 12 Gambar 8. Menunjukkan lahar andesit piroksen dengan tekstur intergranular disusun oleh plagioklas (plg), piroksen (px) dalam massa dasar mikrolit plagioklas dan vulkanik kaca (vg). Itu diwakili oleh sampel 58 dan 5 pada cross nicol positions. 4.3.3. Basal piroksen Pangkal piroksen adalah Iouna sebagai aliran lava dan terpapar di satuan endapan piroklastik Tarub (no.sampel 53, 55, 57), satuan lava letusan sayap tua Gunung Lamongan (no.sampel 41) dan satuan lava letusan sisi muda gunung api Lamongan (no.sampel 39, 40 dan 96). Secara mikroskopis ditunjukkan oleh 7 sampel (Gambar 9) bahwa lahar tersebut merupakan basal piroksen. Batuan ini menunjukkan tekstur dan struktur scoria porfiritik, intersertal, aphyric dan pilotaxitic. Fenokris (65-82%) berukuran 0,2-1,2 mm terdiri dari mineral plagioklas, piroksen (hyperstene, augite), olivin dan opak. Fenokris tertanam di massa dasar kaca vulkanik dan mikrolit plagioklas. Beberapa mineral buram hadir sebagai inklusi dalam plagioklas dan piroksen. Plagioklas yang ada sekitar 40-45% tampak tidak berwarna, berupa subhedralanhedral, long prismatic, 0,2- Ukuran 1,2 mm hadir sebagai fenokris dan sebagai massa dasar menunjukkan Labradorit jenis mikrolit plagioklas (An63-An69). Plagioklas fenokris umumnya menunjukkan pelintiran albit, karlsbad-albit dan beberapa individu menunjukkan komposisi zonasi. Pyroxene (hyperstene, augite) hadir sekitar 12-15%, sebagai fenokris dan massa dasar, prismatik tipis tau subhedral-anhderal dengan ukuran 0,2-0,4 mm. Beberapa fenokris menunjukkan korosi oleh massa dasar dan dimasukkan oleh mineral buram. Olivine hadir 4-10%, berupa fenokris dan massa dasar, berbentuk subhedral dengan ukuran 0,2-0,4 mm. Mineral buram hadir sekitar 5-10%, kadang-kadang berkumpul di dalam massa dasar dan sebagian sebagai inklusi mineral pada piroksen. Kaca vulkanik hadir 18-30%, karena massa dasar berukuran halus dengan mikrolit plagioklas dan mineral buram menunjukkan tekstur ntersertal dan pilotaxitic. 13 Gambar 9. Menunjukkan tekstur lava basal piroksen dengan inter sertal, pilotaxitic yang dibuat oleh plagioklas (plg), piroksen (px), olivin (olv) dan mineral opak (opq) dalam mikrolit plagioklas dan massa dasar kaca vulkanik (vg). diwakili oleh sample no.sampel 41 dan 96 pada cross nicol position. 4.4. Magmatisme Geologi pulau Jawa sangat terkait dengan keberadaan busur magmatik dari zona subdusi Sunda (Simkin & Siebert, 1994).Batuan vulkanik Lamongan terdiri dari basal yang berasal dari berbagai episode aktivitas afusif Lamongan, terutama terdiri dari plagioklas Labradorit-Bytownite (An65-Ang0) disertai olivin minor dan piroksen. Basal dicirikan oleh konsentrasi rendah unsur Si (46-50% berat SiO2) dan unsur alkali (1,6-2,9% berat Na20; 0,63-2,3 wt% K2O) dan tinggi Ca (7-11 wt% CaO). Kisaran sempit dalam elemen Si menunjukkan bahwa magma yang kemudian diekstrusi di daerah ini mengalami tingkat diferensiasi yang relatif rendah 87 inisial Sr / 86Sr berkisar dari 0,70430 hingga 0,70463. Aliran lava dan kerucut mencakup rentang komposisi 43-56 wt % SiO2 dan O.6-2.2 wt% K20 (andesit basal-basaltik) secara umum mengikuti tren kalk-alkalin (Carn, 1999). Berdasarkan hasil pengamatan petrografi di daerah penelitian menunjukkan bahwa secara umum batuan vulkanik di daerah penelitian memiliki tekstur porfiritik yang kuat. Ciri ini menurut Ewart (1982) dan Wilson (1989) termasuk dalam batuan vulkanik busur pulau, fenokris melimpah sekitar 65-85%, yang terdiri dari plagioklas (30-60%), piroksen (10-20%), olivin. (410%) dan opaqueminerals sekitar 5-10%. Adanya mineral piroksen dan mineral opak menunjukkan bahwa batuan vulkanik yang terjadi di daerah penelitian merupakan pengayaan besi sejalan dengan proses diferensiasi magma. Berdasarkan karakteristik petrografi batuan vulkanik di daerah penelitian menunjukkan afinitas batuan vulkanik Lamongan bersifat kalk-basa (Hughes, 1971) 14 BAB V KESIMPULAN Gunung Api Lamongan merupakan salah satu gunung api unik yang ada di busur Sunda. Keunikan tersebut tidak hanya pada keberadaan beberapa pusat letusan saja, tetapi juga variasi litologi letusannya. Gunung berapi ini memiliki endapan letusan sentral, letusan samping atau letusan eksentrik (maar dan bocca). Litologi gunung berapi ini terdiri dari letusan magmatik dan freatomagmatik, yang meliputi aliran piroklastik, scoria fall dan freatik scoria fall / accretionary lapili dan lava piroksen andesit, lava basal, dan lava basal piroksen. Adanya mineral piroksen dan mineral buram menunjukkan bahwa batuan vulkanik merupakan pengayaan besi sejalan dengan proses diferensiasi magma dan afinitas batuan vulkanik bersifat kalkalkalin. 15 DAFTAR PUSTAKA Bronto S, Situmorang T, Effendi W. (1986). Peta Geologi Gunungapi Lamongan, Lumajang, Jawa Timur. . Bandung: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Bronto, S., Mulyaningsih, S. (2001). Volcanostratigraphic development from Tertiary to Quarternary: A case study. Cas, R.A.F and Wrigth, J.V. (1988). Volcanic Successions Modern and Ancient . Unwin, London. Dwi Fitri Yudiantoro, Ramonada Taruna Perwira, Muchamad Ocky Bayu Nugroho. 2019. Geology and Lamongan Volcanic Rocks Case Study at Ranu Pakis, Klakah, Lumajang, East Java Province, Indonesia. Geological Engineering of UPN Veteran Yogyakarta University, Indonesia. Hughes, C. (1971). Igneous Petrology. New York: Elsevier Sciencetific publishing Company, 551. Matahelumual, J. (1990). Gunung Lamongan, Berita Berkala Vulkanologi Edisi Khusus. Direktorat Vulkanologi Bandung, 48. Schieferdecker. (1959). Geological Nomenclature. 523. Simkin, T., & Siebert, L. (1994). Volcanoes Of The World 2nd. Tuscon: Geoscience Press, 349. 16 http://journal.uir.ac.id/index.php/JGEET