Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 4 Nomor 2 Tahun 2022 Halm 1783- 1792 EDUKATIF: JURNAL ILMU PENDIDIKAN Research & Learning in Education https://edukatif.org/index.php/edukatif/index Proses Perubahan Pembelajaran Siswa dari Daring ke Luring pada Saat Pandemi Covid-19 di Madrasah Tsanawiyah Iwan Ramadhan1, Ayu Manisah2, Dini Agra Angraini3, Diah Maulida4, Sana5, Nurul Hafiza6 Universitas Tanjungpura, Indonesia1,2,3,4,5,6 E-mail : iwan.ramadhan@untan.ac.id1, ayumanisah@student.untan.ac.id2, diniagraangraini62@student.untan.ac.id3, diahmaulida2307@student.untan.ac.id4, sana27@student.untan.ac.id5, hafizanurul84@gmail.com6 Abstrak Penelitian ini bermaksud memberikan gambaran mengenai proses pembelajaran siswa dari daring ke luring pada saat pademi covid-19, praktik pembelajaran luring setelah pandemi, dan dampak yang terjadi pada siswa setelah pembelajaran daring. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun hasil dari penelitian ini ialah proses perubahan pembelajaran dari daring ke luring yang dirasakan dari pihak sekolah terletak pada perubahan sikap dan perilaku siswa yang semakin berkurang terhadap rasa hormat serta taat aturan. Praktek pembelajaran luring di masa new normal ini dilakukan di ruang kelas dengan jumlah siswa satu kelas sekitar 25 orang yang terdiri dari 3 rombel kelas VII, 3 rombel kelas VIII, dan 3 rombel kelas IX dengan jumlah siswa 218 orang. Dampak yang dirasakan siswa dengan adanya perubahan proses pembelajaran dari daring ke luring ini pada prestasi belajar, siswa merasa prestasinya meningkat pada saat pembelajaran luring diterapkan karna siswa lebih mudah memahami apa yang dijelaskan guru dibanding pada saat pembelajaran daring kemarin. Kata Kunci: Perubahan, pembelajaran daring, pembelajaran luring Abstract This study intends to provide an overview of the online to offline student learning process during the covid-19 pandemic, offline learning practices after the pandemic, and the impact that occurs on students after online learning. Data collection techniques used in this study were observation, interviews, and documentation. The results of this study are the process of changing learning from online to offline which is felt by the school lies in changes in students' attitudes and behavior which are decreasing towards respect and obeying the rules. The practice of offline learning in the new normal period is carried out in a classroom with around 25 students in one class, consisting of 3 class VII groups, 3 class VIII groups, and 3 class IX groups with a total of 218 students. The impact felt by students with this change in the learning process from online to offline on learning achievement, students felt their achievement increased when offline learning was applied because students understood what the teacher explained easier than during online learning yesterday. Keywords: change, online learning, offline learning Copyright (c) 2022 Iwan Ramadhan, Ayu Manisah, Dini Agra Angraini, Diah Maulida, Sana, Nurul Hafiza Corresponding author: Email : iwan.ramadhan@untan.ac.id ISSN 2656-8063 (Media Cetak) DOI : https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i2.2200 ISSN 2656-8071 (Media Online) Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 2 Tahun 2022 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 1784 Proses Perubahan Pembelajaran Siswa dari Daring ke Luring pada Saat Pandemi Covid-19 di Madrasah Tsanawiyah – Iwan Ramadhan, Ayu Manisah, Dini Agra Angraini, Diah Maulida, Sana, Nurul Hafiza DOI: https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i2.2200 PENDAHULUAN Pada awal tahun 2020 Indonesia kedatangan wabah virus yang berasal dari Wuhan, Cina bernama Corona Virus Disease atau Covid-19. Virus ini menimbulkan banyak masalah dalam kehidupan masyarakat Indonesia di berbagai bidang. Pendidikan sebagai bidang yang berperan dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM) juga ikut mendapatkan masalah yang cukup berarti. Di masa pandemi Covid-19 banyak cara dilakukan pihak sekolah untuk pembelajaran tetap berlangsung seperti menerapkan pembelajaran daring dan pembelajaran luring. Walaupun terkadang tujuan pembelajaran yang ingin di sampaikan belum tercapai dengan baik, akan tetapi di harapkan dari proses tersebut perserta didik mampu menerima pembelajaran baik pembelajaran daring ataupun pembelajaran luring. Termasuk upaya yang di lakukan sekolah untuk mencerdaskan peserta didiknya (Khasanah, 2020). Di masa pandemi covid 19 banyak cara dilakukan pihak sekolah untuk pembelajaran tetap berlangsung seperti menerapkan pembelajaran daring dan pembelajaran luring. Walaupun terkadang tujuan pembelajaran yang ingin di sampaikan belum tercapai dengan baik, akan tetapi di harapkan dari proses tersebut di harapkan perserta didik mampu menerima pembelajaran baik pembelajaran daring ataupun pembelajaran luring. Termasuk upaya yang di lakukan sekolah untuk mencerdaskan peserta didiknya (Zulaiha, D., Lian, B., & Mulyadi, 2020). Pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan proses belajar-mengajar sebagai unsur inti dari aktivitas pembelajaran yang dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan rambu-rambu yang telah di susun dalam perencanaan sebelumnya (Majid, 2014.h.129). Pelaksanaan pembelajaran adalah proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu agar pelaksanaan mencapai hasil yang diharapkan (Sudjana, 2010.h.136). Pembelajaran daring artinya adalah pembelajaran yang dilakukan secara online, menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi melalui platform yang telah tersedia. Segala bentuk materi pelajaran didistribusikan secara online, komunikasi juga dilakukan secara online, dan tes juga dilaksanakan secara online. Sistem pembelajaran melalui daring ini dibantu dengan beberapa aplikasi, seperti Google Classroom, Google Meet, Edmudo dan Zoom (Mulyati, 2020). Pembelajaran daring merupakan sebuah inovasi pendidikan yang melibatkan nsur teknologi informasi dalam pembelajaran. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran. Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang mampu mempertemukan mahasiswa dan dosen untuk melaksanakan interaksi pembelajaran dengan bantuan intemet (Bahari, 2010). Pada tataran pelaksanaannya pembelajaran daring memerlukan dukungan perangkatperangkat mobile seperti smarphone atau telepon android, laptop, komputer, tablet, dan iphone yang dapat dipergunakan untuk mengakses informasi kapan saja dan di mana saja. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi melalui platform yang telah tersedia. Segala bentuk materi pelajaran didistribusikan secara online, komunikasi juga dilakukan secara online, dan tes juga dilaksanakan secara online. Daring juga menyatakan kondisi pada suatu alat perlengkapan atau suatu unit fungsional (Putri, 2020.h.115). Pembelajaran daring artinya adalah pembelajaran yang dilakukan secara online, menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi melalui platform yang telah tersedia, (Cahyani et al., 2020). Segala bentuk materi pelajaran didistribusikan secara online, komunikasi juga dilakukan secara online, dan tes juga dilaksanakan secara online. Sistem pembelajaran melalui daring ini dibantu dengan beberapa aplikasi, seperti Google Classroom, Google Meet, Edmudo dan Zoom. Sedangkan pembelajaran luring merupakan singkatan Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 2 Tahun 2022 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 1785 Proses Perubahan Pembelajaran Siswa dari Daring ke Luring pada Saat Pandemi Covid-19 di Madrasah Tsanawiyah – Iwan Ramadhan, Ayu Manisah, Dini Agra Angraini, Diah Maulida, Sana, Nurul Hafiza DOI: https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i2.2200 dari pembelajaran di luar jaringan atau dengan istilah offline, artinya pembelajaran ini tidak lain merupakan pembelajaran konvesional yang sering digunakan oleh guru sebelum adanya Gagasan Pendidikan Indonesia. Pembelajaran daring efektif untuk mengatasi pembelajaran yang memungkinan adanya interaksi dalam kelas virtual yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja. Pembelajaran daring dapat melatih kemandirian dan motivasinya meningkat. Namun, kelemahan pembelajaran daring ada pada pengawasan yang kurang baik selama proses pembelajaran daring. Lemah sinyal internet dan mahalnya biaya kuota menjadi tantangan tersendiri pembelajaran daring (Sadikin, A., & Hamidah, 2020). Setelah lebih dari satu tahun sekolah daring ternyata menimbulkan dampak negatif tidak menguntungkan bagi anak didik. Anak-anak menjadi kehilangan semangat belajar, kedisiplinan bahkan tanggungjawab tugas sekolah dikerjakan oleh orang tua, hingga akhirnya kesulitan untuk mengukur hasil pembelajaran. Oleh karena itu pemerintah memutuskan untuk melakukan pembelajaran tatap muka (PTM). Peta Zonasi Risiko daerah dihitung berdasarkan indikator-indikator kesehatan masyarakat dengan menggunakan skoring dan pembobotan. Terpantau data per 24 Oktober 2021 Kota Pontianak berada di zona kuning yang beresiko rendah Covid-19. Maka dari itu Kemendikbud mengeluarkan kebijakan mengenai pembelajaran tatap muka akan tetapi dengan jam pelajaran yang dibatasi. Peserta didik menerapkan BDR dengan mengerjakan soal-soal dari guru, tetapi intensitas pertemuan guru dan murid semakin menurun. Tentu saja dengan kebiasaan baru dalam menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin. Pemerintah telah berupaya ekstra keras untuk mengejar target vaksinasi massal agar masyarakat memiliki kekebalan lebih baik dalam menghadapi virus. Upaya yang dilakukan adalah dibentuk kluster vaksin di sekolah-sekolah agar para tenaga pendidik dan administrasi sekolah dan seluruh siswa diharapkan segera mendapat vaksinasi agar mempermudah proses PTM. Selain vaksinasi dalam penyelenggaraan PTM yang harus diperhatikan adalah keselamatan, keamanan dan kesehatan warga sekolah, dimulai dari sebelum berangkat, dalam perjalanan, selama pembelajaran hingga dalam perjalanan pulang. Jika ditemukan kasus positif maka PTM harus segera dihentikan, dan pihak sekolah harus berkoordinasi dengan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 setempat dan melakukan disifeksi dan prosedur tes. Dengan segala pertimbangan dan penjelasan diatas penelitian kami akan di laksanakan di Mts Al-Mustaqim Kuburaya dan melihat dan mengkaji bagaimana penerapan PTM dan perubahan-perubahan yang terjadi setelah pembelajaran daring. Pembelajaran luring (luar jaringan) yaitu suatu pembelajaran yang dilaksanakan dengan memberikan tugas secara terstruktur kepada peserta didik dan memberikan peraturan guru tetap hadir di sekolah sesuai jadwal mengajar. Luring merupakan singkatan dari "Luar Jaringan" yang sedang tren digunakan untuk menggantika kata offine, (Dinata, 2022). Luring adalah antonim dari kata daring atau dalam jaringan. Sedangkan istilah luring adalah kepanjangan dari luar jaringan" sebagai pengganti kata offine. Kata "luring merupakan lawan kata dari "daring. Menurut KBBI Kemendikbud, luring adalah akronim dari luar jaring(an); terputus dari jejaring komputer. Misalnya, saat siswa dan mahasiswa belajar melalui buku pegangan siswa atau mahasiswa dantenaga pengajar. Dengan demikian, pembelajaran luring dapat diartikan sebaga bentuk pembelajaran yang sama sekali tidak dalam kondisi terhubung jaringan internet. Sistem pembelajaran luring (luar jaringan) artinya pembelajaran dengan memakai media di luar internet, misalnya televisi, radio, bisa juga dengan sistem tatap muka yang terorganisir dengan baik (Jenri Ambarita, 2020.h.8). Pembelajaran dengan metode Luring atau offline merupakan pembelajaran yang dilakukan di luar tatap muka oleh guru dan peserta didik, namun dilakukan secara offline yang berarti guru memberikan materi berupa tugas hardcopy kepada peserta didik kemudian dilaksanakan di luar sekolah. Adanya penelitian ini semoga dapat mengkaji dampak dari covid-19 serta bagaimana praktik pembelajaran yang dilaksanakan. Sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 terjadi pergeseran dalam proses belajar mengajar yaitu pelaksanaan belajar dari rumah, penghapusan Ujian Nasional, pelaksanaan PPDB Daring, serta Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 2 Tahun 2022 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 1786 Proses Perubahan Pembelajaran Siswa dari Daring ke Luring pada Saat Pandemi Covid-19 di Madrasah Tsanawiyah – Iwan Ramadhan, Ayu Manisah, Dini Agra Angraini, Diah Maulida, Sana, Nurul Hafiza DOI: https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i2.2200 larangan berkerumun di lingkungan sekolah. Akan tetapi pada 7 Desember 2020, zona hijau dan kuning sudah boleh melakukan pembelajaran tatap muka dengan memenuhi syarat, sedangkan dua zona lainnya masih melakukan pembelajaran dari rumah. Adapun sekolah tujuan peneliti kami yaitu MTs Al-Mustaqim yang beralamat di Jalan Adisucipto, Gang Wonodadi 1 KM 13,5 Desa Arang Limbung Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Sebagaimana observasi yang dilakukan oleh kami bahwa penerapan sistem pembelajaran di MTs Al-Mustaqim dalam sistem pembelajaran menggunakan sistem Luring secara keseluruhan dan termasuk pelaksanaan UTS. Adanya perubahan jadwal pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan mengingat jumlah jam belajar dikurangi dari jam belajar normal. Sebelum melakukan pembelajaran secara luring pihak sekolah telah melakukan pertemuan dengan orang tua murid membahas mengenai pembelajaran luring yang akan diterapkan. Penelitian ini bermaksud memberikan gambaran seperti apa proses pembelajaran siswa dari daring ke luring pada saat pademi covid-19 saat ini. Adapun rumusan masalah adalah “Bagaimana proses perubahan pembelajaran siswa dari daring ke luring pada saat pandemi Covid-19 di MTs Al-Mustaqim Kuburaya”. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2017). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini berkenaan dengan perbaikan atau peningkatan proses pembelajaran pada suatu kelas. Pendekatan kualitatif digunakan karena prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan serta perilaku yang diamati dari orang-orang atau sumber informasi. Adapun lokasi penelitian ini adalah Gg Wonodadi 1 Arang Limbung Jalan Adisucipto Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kuburaya Kalimantan Barat. Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data-data penelitian dari sumber data (subyek maupun sampel penelitian). Teknik pengumpulan data merupakan suatu kewajiban, karena teknik pengumpulan data ini nantinya digunakan sebagai dasar untuk menyusun instrumen penelitian. Instrument penelitian merupakan seperangkat peralatan yang akan digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data-data penelitian (V.H.Kristanto, 2018.). Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participant observaction), wawancara mendalam (in depth interview), dan dokumentasi (Sugiyono, 2017). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Observasi adalah bagian dalam pengumpulan data. Observasi berarti mengumpulkan data langsung dari lapangan (C.R.Semiawan, 2010). Sedangkan menurut Zainal Arifin dalam buku (V.H.Kristanto, 2018) observasi adalah suatu proses yang didahului dengan pengamatan kemudian pencatatan yang bersifat sistematis, logis, objektif, dan rasional terhadap berbagai macam fenomena dalam situasi yang sebenarnya, maupun situasi buatan. Observasi merupakan suatu penyelidikan yang dilakukan secara sistematik dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indera terutama mata terhadap kejadian yang berlangsung dan dapat di analisa pada waktu kejadian itu terjadi. Dibandingkan dengan metode survey, metode observasi lebih obyektif. Maksud utama observasi adalah menggambarkan keadaan yang diobservasi. Kualitas penelitian ditentukan oleh seberapa jauh dan mendalam peneliti mengerti tentang situasi dan konteks dan menggambarkannya sealamiah mungkin (C.R.Semiawan, 2010). Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek penelitian. Dengan kemajuan teknologi informasi seperti saat ini, wawancara bisa saja dilakukan tanpa tatap muka, yakni melalui media telekomunikasi. Pada Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 2 Tahun 2022 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 1787 Proses Perubahan Pembelajaran Siswa dari Daring ke Luring pada Saat Pandemi Covid-19 di Madrasah Tsanawiyah – Iwan Ramadhan, Ayu Manisah, Dini Agra Angraini, Diah Maulida, Sana, Nurul Hafiza DOI: https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i2.2200 hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian. Atau, merupakan proses pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang telah diperoleh lewat teknik yang lain sebelumnya. terdapat dua jenis wawancara, yakni: wawancara mendalam (in-depth interview), di mana peneliti menggali informasi secara mendalam dengan cara terlibat langsung dengan kehidupan informan dan bertanya jawab secara bebas tanpa pedoman pertanyaan yang disiapkan sebelumnya sehingga suasananya hidup, dan dilakukan berkali-kali. wawancara terarah (guided interview) di mana peneliti menanyakan kepada informan hal-hal yang telah disiapkan sebelumnya. Berbeda dengan wawancara mendalam, wawancara terarah memiliki kelemahan, yakni suasana tidak hidup, karena peneliti terikat dengan pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Sering terjadi pewawancara atau peneliti lebih memperhatikan daftar pertanyaan yang diajukan daripada bertatap muka dengan informan, sehingga suasana terasa kaku (Raharjo, 2011). Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang berarti barang tertulis, metode dokumentasi berarti tata cara pengumpulan data dengan mencatat data-data yang sudah ada. Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menelusuri data historis. Dokumen tentang orang atau sekelompok orang, peristiwa, atau kejadian dalam situasi sosial yang sangat berguna dalam penelitian kualitatif (A.M.Yusuf, 2014). Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik untuk memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna (Raharjo, 2011). HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN MTs Al-Mustaqim Kuburaya berlokasi di Jalan Adisucipto Gang Wonodadi 1 km 13,5 Desa Arang Lambung Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kuburaya. Jarak sekolah menuju Kota Pontianak sekitar 13,4 km atau sekitar 30 menitan berkendara. Di sekolah ini juga memiliki 3 jenjang pendidikan yaitu Madrasah Ibtidaiyah (Terakreditasi B) Madrasah Tsanawiyah (terakreditasi B) dan Madrasah Aliyah (Terakreditasi B). Sistem pembelajaran di sekolah ini terbagi menjadi 2 yaitu sekolah masuk pagi ( MI dan MA ) dan sekolah masuk siang Mts. Siswa yang ada di sekolah ini tidak terlalu banyak di karenakan jarak dari sekolah ini dan sekolah negeri yang ada di kuburaya itu tidak terlalu jauh maka dari itu minat siswa untuk sekolah di sini bisa di bilang minim. Letaknya sangat kondusif untuk melaksanakan proses pembelajaran karena jauh dari keramaian seperti pasar dan jalan raya. Adapun siswa di Mts Al-Mustaqim tahun ajaran 2021/2022 berjumlah 218 orang, terdiri dari 113 orang siswa laki-laki dan 95 orang siswa perempuan dan untuk kelas nya di bagi menjadi 9 rombel, terdiri dari 3 rombel kelas VII, 3 rombel kelas VIII dan 3 rombel kelas IX. Untuk jumlah guru MTs tahun ajaran 2021/2022 berjumlah 53 orang. Adapun yang menjadi informan pada penelitian ini ialah berjumlah 5 orang yang terdiri dari Kepala Madrasah (Bapak S), Waka Kurikulum (Ibu EJ), Wali Kelas 7c (Ibu H), serta 2 orang siswa yaitu 1 laki-laki (NH) dan 1 Perempuan (GT). Dengan adanya informan ini dapat membantu peneliti untuk mengetahui atau menggali informasi terkait data yang di perlukan. Proses Perubahan Pembelajaran Daring Ke Luring Setelah Pandemi Yang Diterapkan Di Mts AlMustaqim Dunia pendidikan saat ini sedang mengalami perubahan sistem pendidikan akibat adanya pandemi Covid-19. Pandemi ini menyebabkan pembelajaran harus dilaksanakan dengan mengantisipasi adanya penularan wabah ini melalui protokol kesehatan. Berubahnya pelaksanaan pembelajaran, baik itu pembelajaran daring, luring, dan campuran telah banyak dilakukan di sekolah-sekolah. Metode pembelajaran di luar sekolah atau luring ini salah satu metode yang dapat diterapkan sementara waktu untuk melakukan Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 2 Tahun 2022 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 1788 Proses Perubahan Pembelajaran Siswa dari Daring ke Luring pada Saat Pandemi Covid-19 di Madrasah Tsanawiyah – Iwan Ramadhan, Ayu Manisah, Dini Agra Angraini, Diah Maulida, Sana, Nurul Hafiza DOI: https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i2.2200 pembelajaran, namun materi yang diberikan oleh guru harus menarik, sehingga siswa tidak mudah bosan dan badmood. Hal ini karena ruang lingkup pembelajaran luring yang sempit, sehingga memerlukan kreatifitas guru menyajikan materi agar tetap menarik. Sehingga dalam melakukan pembelajaran siswa merasa senang (Putri, 2020.h.117). Proses perubahan pembelajaran dari daring ke luring yang dirasakan dari pihak sekolah saat ini terletak pada perubahan sikap dan perilaku siswa yang semakin berkurang terhadap rasa hormat serta taat aturannya, (Iwan Ramadhan, Taufan Jaya Nugraha, Eja Firmansyah, Rio Alkahfy, 2021). Kurang lebih 1 tahun proses pembelajaran daring dilakukan yang mungkin membuat peserta didik menjadi lebih sedikit kurang sopan karena pada saat pembelajaran daring guru juga kurang dalam mengawasi sikap dan perilaku siswa sehingga dengan adanya perubahan pembelajaran ini sangat terlihat perbedaan sikap nya. Mulai dari kesopanan terhadap guru, pengumpulan tugas yang di sepelekan siswa serta cara siswa dalam bergaul dengan temannya. Oleh karena itu guru juga harus lebih ekstra dalam mendidik siswa untuk membantu siswa dalam berperilaku. Karna seorang guru tidak cukup untuk mengajar mata pelajaran saja tetapi juga harus mendidik sikap dan perilaku siswa (Allessadro Yosafat Massie, 2021). Pemerintah menganjurkan agar sekolah-sekolah memetakan pelaksanaan pembelajaran penggunaan secara daring, luring maupun keduanya yang dapat dilaksanakan oleh siswa. Tetapi pada pelaksanaannya tidak terlepas dari kendala, bagi sekolah yang sudah terbiasa melaksanakan pembelajaran berbasis digital atau daring sudah tentu bukan menjadi masalah, apalagi bagi guru yang sudah mahir melakukan penilaian portofolio dengan berbagai tugas yang bervariasi sehingga tidak menjadi beban (Anhusadar, 2021). Sebelum pembelajaran tatap muka diberlakukan pihak sekolah sudah melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada orang tua maupun siswa dengan adanya perubahan proses pembelajaran ini. Mulai dari surat pernyataan yang bertanda tangan di atas matrai dengan persetujuan pembelajaran tatap muka yang hampir 90% orang tua siswa menyetujui perubahan pembelajaran yang ditetapkan kemendikbud dengan pertimbangan bahwa Kota Pontianak saat ini sudah berada pada Zona Kuning yang berarti rendah terhadap penyebaran Covid-19. Awal mula proses pembelajaran tatap muka di lakukan pada awal September 2021 yang sudah berjalan kurang lebih 2 bulan ini. Akan tetapi pembelajaran yang dilakukan ini tidak berlangsung sebagaimana mestinya dengan perubahan waktu belajar yang dibatasi setengah dari jam pelajaran biasanya. Pada sebelum Covid-19 1 jam pelajaran sama dengan 40 menit namun pada saat ini di batasi menjadi 1 jam pelajaran hanya 20 menit. Praktik Pembelajaran Luring Setelah Pandemi Di Mts Al-Mustaqim Untuk menunjang berhasilnya metode pembelajaran Luring, diperlukan kerjasama antara guru, murid dan wali murid itu sendiri. Komunikasi antara guru dan serta kolaborasi dengan wali murid, menjadi hal yang tak dapat dihindari. Hal ini dikarenakan proses pengawasan belajar siswa seutuhnya ada dalam jangkauan orang tua selama pandemi Covid 19 (Atiqoh, 2020.h. 45-52). Protokol Kesehatan tetap diterapkan di MTs AlMustaqim, bahkan banyak juga dari siswa sudah melakukan vaksinasi untuk menghindari tersebarnya virus nya, namun ada juga beberapa siswa yang belum melakukan vaksinasi dikarenakan satu dan lain hal. Disekolah juga tersedia air keran yang mengalir untuk memastikan siswa tetap mencuci tangan, bahkan dari pihak sekolah menegaskan untuk memakai masker dan hand sanitizer jika ada yang ketahuam tidak memakai masker dari pihak sekolah juga adanya menyediakan masker, seluruh siswa dan guru tetap menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Menurut (S.A.Rachman, 2020.h,483) tempat yang dijadikan lingkungan belajar pada umumnya adalah ruang kelas yang didesain dengan baik agar kegiatan belajar mengajar berjalan dengan optimal. Namun pada masa pandemi, pembelajaran di kelas tidak dapat dilakukan seperti biasanya dan harus dilakukan dari rumah. Praktek pembelajaran saat luring di masa new normal ini dilakukan di ruang kelas yang jumlah siswa dalam satu kelas sekitar 25 orang dengan rombel 9 kelas terdiri dari 3 rombel kelas VII, 3 rombel kelas VIII, dan 3 Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 2 Tahun 2022 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 1789 Proses Perubahan Pembelajaran Siswa dari Daring ke Luring pada Saat Pandemi Covid-19 di Madrasah Tsanawiyah – Iwan Ramadhan, Ayu Manisah, Dini Agra Angraini, Diah Maulida, Sana, Nurul Hafiza DOI: https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i2.2200 rombel kelas IX dengan jumlah siswa 218 orang. Di dalam kelas guru menjelaskan pelajaran seperti biasa dengan bahan ajar yang telah di siapkan lalu siswa menyimak apa yang telah di jelaskan guru. Mengingat waktu belajar yang di batasi guru memaksimalkan 1 jam pelajaran dengan durasi 20 menit untuk menjelaskan beberapa pelajaran yang sulit di pahami, lalu untuk penugasan siswa diberi Pekerjaan Rumah (PR). Tergantung lagi dengan tingkat kesulitan pelajaran jika mata pelajaran yang sulit seperti mtk, fisika, kimia yang memerlukan tahap-tahap belajarnya guru juga memberikan video pembelajaran singkat untuk menunjang pemahaman siswa. Dampak Yang Terjadi Pada Siswa Setelah Pembelajaran Daring Di Mts Al-Mustaqim Dampak yang dirasakan siswa dengan adanya perubahan proses pembelajaran dari daring ke luring ini pada prestasi belajar, siswa merasa prestasi nya meningkat pada saat pembelajaran luring diterapkan karna siswa lebih mudah memahami apa yang dijelaskan guru dibanding pada saat pembelajaran daring kemarin. Siswa lebih rajin dalam mengerjakan tugas yang diberikan berbeda halnya dengan pada saat daring siswa lebih menyepelekan tugas dikarenakan deadline yang telah ditentukan dan siswa lebih sibuk sendiri dengan gedget nya masing-masing. Guru juga merasakan dampak terhadap siswa harus lebih ekstra lagi dalam mengajar dan mendidik sehingga dapat menghasilkan siswa yang berprestasi serta berpilaku yang baik. Berdasarkan Teori yang digunakan yaitu Teori Perubahan Sosial menunjukkan bahwa memang benar terjadi perubahan sosial saat ini yang faktor penyebabnya ialah adanya bencana yaitu pandemic Covid-19. Perubahan ini merupakan perubahan yang tidak direncanakan dan langsung berdampak besar pada berbagai aspek kehidupan yang salah satuya Pendidikan. Tidak hanya perubahan sikap, perilaku, dan karakter anak tapi juga ada perubahan dalam lembaga pendidikan itu sendiri seperti halnya penggunaan media pembelajaran yang memanfaatkan kemajuan teknologidimana kemajuan teknologi ini cukup mempermudah pembelajaran daring saat pandemi namun disisi lain memberikan celah untuk merebaknya ketidakjujuran. Artinya bahwa saat ini peserta didik belum siap untuk memanfaatkan kemajuan teknologi untuk pembelajaran tanpa disertai karakter yang baik dan kesadaran diri. Pentingnya penggunaan berbagai media pembelajaran ditonjolkan dalam tema teori pembelajaran, namun pada kenyataannya guru tidak mendalami media pembelajaran daring. Guru sering mengandalkan buku pedoman guru sebagai satu-satunya sumber informasi mereka. Hal ini tentu saja dapat menyebabkan pembelajaran tidak berlangsung dengan efektif dan penyampaian materi yang masih kurang dipahami oleh siswa sehingga mengakibatkan kurangnya minat belajar siswa. Guru hendaknya meningkatkan kreativitas belajar untuk meningkatkan minat belajar siswa sehingga pembelajaran dapat berlangsung dalam suasana yang damai dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Guru harus dapat menempatkan dirinya dalam proses pembelajaran sebagai pemegang penting manajemen pembelajaran. Maka dari itu guru juga harus bisa menyesuaikan perkembangan zaman dan teknologi agar pembelajaran dapat berjalan dengan efektif (Irsan, Andi Lely Nurmaya G, Tri Yulan, 2021). Pembelajaran luring dapat dilakukan dengan belajar melalui buku maupun pertemuan langsung. Melalui pembelajaran luring ini siswa dapat mengumpulkan tugas-tugas berupa PR ataupun LKPD serta tugas lainnya, (Ramadhan, 2021). Siswa sangat besemangat pada saat mendengar kabar bahwa proses pembelajaran tatap muka akan dilaksanakan, antusias baik dari guru, siswa maupun orang tua sangat tinggi untuk menunjang keberlangsungan proses pembelajaran ini. Walaupun dengan jam pelajaran yang dibatasi tapi semangat untuk belajar tidak berkurang. Dengan jam pelajaran yang terbatas ini juga merupakan tantangan bagi guru untuk mengatur bahan ajar agar tersampaikan kepada siswa. Pada saat disekolah sebisa mungkin guru menjelaskan materi yang harus di ajarkan lalu mengenai tugas dapat di kerjakan dirumah. Karna di sekolah tidak mempunyai waktu yang cukup untuk mengerjekan tugas yang diberikan. Guru juga memaksimalkan waktu dengan sebaiknya agar siswa dapat mengerti dengan apa yang telah diajarkan, (Iwan Ramadhan, 2022). Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 2 Tahun 2022 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 1790 Proses Perubahan Pembelajaran Siswa dari Daring ke Luring pada Saat Pandemi Covid-19 di Madrasah Tsanawiyah – Iwan Ramadhan, Ayu Manisah, Dini Agra Angraini, Diah Maulida, Sana, Nurul Hafiza DOI: https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i2.2200 Berdasarkan penejelasan dari siswa yang telah kami wawancarai menurut mereka lebih efektif belajar luring daripada daring dengan beberapa alasan yang telah dituturkan yaitu pada saat luring ini lebih memudahkan siswa untuk memahami pelajaran yang telah diberikan, jika tidak paham bisa langsung tanya kepada guru yang bersangkutan berbeda dengan pada saat daring kemarin untuk memahami materi sangat sulit belum lagi ditambah siswa yang masih tidak terlalu paham teknologi, lagipula pembelajaran daring boros kuota yang pastinya memerlukan banyak biaya untuk menunjang pembelajaran. Salah satu faktor pendorong siswa untuk semangat melakukan pembelajaran luring ini juga bisa bertemu dengan teman sebaya yang bisa meningkatkan rasa kekerluargaan. Menurut pemaparan siswa tidak ada hambatan yang dirasakan dalam proses pembelajaran luring ini, siswa hanya merasa kekurangan jam belajar di sekolah dan merasa singkat bertemu dengan teman. Penelitian lain yang sejalan dan mampu mendukung hasil penelitian peneliti adalah (Hardiyansyah, 2021) dalam penelitian tentang perubahan sistem pelaksanaan pembelajaran daring ke luring pada masa pandemi covid-19 menunjukkan bahwa praktik pembelajaran daring ke luring dilaksanakan telah sesuai dengan protokol kesehatan yang ketat, diantaranya dalam waktu belajar dan implementasinya dan dampak pembelajaran daring terhadap luring masih perlunya upaya preventif dan represif oleh sekolah. Proses, praktik dan dampak daring terhadap luring masih membutuhkan peningkatan dalam pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan secara holistik kepada peserta didik. Keterbatasan penelitian ini yaitu terletak pada waktu, peneliti masih merasa kekurangan waktu untuk meneliti lebih dalam mengenai perubahan proses pembelajaran yang di laksanakan pada saat pandemi, waktu untuk wawancara serta mengambil sampel juga terbatas. Selain waktu, peneliti juga merasa jumlah responden yang terbatas, tentunya masih kurang untuk menggambarkan keadaan praktik pembelajaran yang dilakukan. Penelitian yang dilakukan telah berjalan sesuai dengan perencanaan, akan tetapi masih terdapat keterbatasan dalam penelitian yaitu pada hasil belajar siswa. Pada dasarnya hasil belajar siswa mencakup tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Namun dalam penelitian ini hanya dapat mengukur hasil belajar pada ranah pengetahuan dan sikap. KESIMPULAN Hasil dari penelitian ini adalah dapat ditarik kesimpulan bahwa sekolah secara daring memberikan kesan yang lumayan signifikan terhadap perubahan sikap dan akhlak peserta didik. Perubahan yang terjadi seperti kurangnya rasa hormat terhadap guru atau orang tua terjadi karena kurangnya pengawasan. Pembelajaran daring juga membuat siswa/siswi kurang mengerti dengan materi yang di ajarkan. Dan pembelajaran secara luring siswa/siswi lebih merasa bahwa pemteri yang di sampaikan langsung bisa diserap, tak hanya itu siswa/siswi juga mendapatkan perhatian dari guru walaupun waktu disekolah sangatlah singkat. Menjaga protokol kesehatan juga sudah menjadi kebiasaan dari siswa/siswi dan tenaga pengajar dari MTs. Al-Mustaqim dengan membawa masker dari rumah dan selalu sedia hand sanitizer serta menjaga jarak mereka akan melindungi satu sama lain. Tak hanya itu sebelum masuk sekolah secara tatap muka semua siswa/ siswi harus vaksin terlebih dahulu, hal ini juga mendapatkan support dari orang tua peserta didik. Di masa peralihan sekarang antara Pandemi Covid 19 dan New Normal pembukaan lembaga pendidikan snagat di harapkan oleh berbagai pihak. Dengan adanya vaksin akan mempercepat proses peralihan ini. Oleh karena itu, alangkah baiknya seluruh masyarakat dan lembaga kesehatan bekerjasama melakukan vaksinasi secara menyeluruh terutama kepada anak-anak penerus bangsa agar sekolah dapat kembali dibuka secara normal tanpa pemotongan jam pelajaran sehingga mereka dapat belajar dengan lebih efektif. DAFTAR PUSTAKA A.M.Yusuf. (2014). Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan. Kencana. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 2 Tahun 2022 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 1791 Proses Perubahan Pembelajaran Siswa dari Daring ke Luring pada Saat Pandemi Covid-19 di Madrasah Tsanawiyah – Iwan Ramadhan, Ayu Manisah, Dini Agra Angraini, Diah Maulida, Sana, Nurul Hafiza DOI: https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i2.2200 Allessadro Yosafat Massie, K. R. N. (2021). Dampak Pembelajaran Daring Terhadap Pendidikan Karakter Siswa. XXXVII No. Anhusadar. (2021). Efektivitas Pembelajaran Online Pendidik Paud Di Tengah Pandemi Covid 19. 5 No 1. Atiqoh, L. N. (2020). Respon Orang Tua Terhadap Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 2 No 1. Bahari, A. Z. (2010). Strategi Belajar Mengajar. PT Rieneka Cipta. C.R.Semiawan. (2010). Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik Dan Keunggulannya. Grasindo. Cahyani, A., Listiana, I. D., & Larasati, S. P. D. (2020). Motivasi Belajar Siswa SMA pada Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19. IQ (Ilmu Al-Qur’an): Jurnal Pendidikan Islam, 3(01), 123–140. https://doi.org/10.37542/iq.v3i01.57 Dinata, K. B. (2022). Refleksi Pembelajaran Daring di Universitas Muhammadiyah Kotabumi di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(1), 240–249. https://doi.org/https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i1.803 Hardiyansyah, M. A. dkk. (2021). Analisis Perubahan Sistem Pelaksanaan Pembelajaran Daring ke Luring pada Masa Pandemi Covid-19 di SMP. Basicedu, 5 No 6. Irsan, Andi Lely Nurmaya G, Tri Yulan. (2021). Analisis Kesulitan Implementasi Pembelajaran Tematik pada Masa Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar. Ilmu Pendidikan, 3 No 6. Iwan Ramadhan, Taufan Jaya Nugraha, Eja Firmansyah, Rio Alkahfy, R. (2021). Perubahan Proses Pembelajaran Tatap Muka Pasca Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19 Di MAN 2 Pontianak. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 7(8), 86–93. https://doi.org/https://doi.org/10.5281/zenodo.5746197 Iwan Ramadhan, I. (2022). Kontruksi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program “Aku Belajar” Dalam Meningkatkan Literasi Anak Pemulung. Jurnal PIPSI, 7(1), 45–56. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.26737/jpipsi.v7i1.2389 Jenri Ambarita, D. (2020). Pembelajaran Luring. CV Adanu Abimata. Khasanah, D. R. & H. . U. (2020). Pendidikan Dalam Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Sintesia, X No 1. Majid, A. (2014). Strategi Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya. Mulyati, R. E. P. D. S. (2020). Pembelajaran Daring Dan Luring Saat Pandemi Covid-19. Jurnal Gagasan Pendidikan Indonesia, 1 No 2. Putri, D. P. E. (2020). Implementasi Pembelajaran Daring Dan Luring Saat Pademi Covid-19. Jurnal Kependidikan Dan Sosial Keagamaan, 6 No 1: 15. Raharjo, M. (2011). Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif. Ramadhan, I. (2021). Penggunaan Metode Problem Based Learning dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada kelas XI IPS 1. Cetta: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(3), 358–369. https://doi.org/10.37329/cetta.v4i3.1352 S.A.Rachman. (2020). Pentingnya penyediaan Lingkungan Belajar Yang Kondusif Bagi Anak Usia Dini Berbasis Kunjungan Belajar Dimasa New Normal. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 6 No 3. Sadikin, A., & Hamidah, A. (2020). Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19 (Online Learning in the Middle of the Covid-19 Pandemic). Ilmiah Pendidikan Biologi, 6 (1). Sudjana. (2010). Mengajar Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar. Sinar Baru Algensindo. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Alfabeta. V.H.Kristanto. (2018). Metodologi Penelitian Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI). CV Budi Utama. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 2 Tahun 2022 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071 1792 Proses Perubahan Pembelajaran Siswa dari Daring ke Luring pada Saat Pandemi Covid-19 di Madrasah Tsanawiyah – Iwan Ramadhan, Ayu Manisah, Dini Agra Angraini, Diah Maulida, Sana, Nurul Hafiza DOI: https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i2.2200 Zulaiha, D., Lian, B., & Mulyadi, M. (2020). The Effect of Principal’s Competence and Community Participation on the Quality of Educational Services. Journal of Social Work and Science Education, 1 No 1, 45–47. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 2 Tahun 2022 p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-8071