Uploaded by iinmahardini7

DESINFEKTAN

advertisement
Pembuatan Desinfektan Berbasis Alkohol 70% Dan Asam Asetat
Syamsul Bakhri
Email : syamsul.bakhri.fti@umi.ac.id
Program Studi Teknk Kimia, Fakultas Teknologi Indusrri, Universitas Muslim
Indonesia, Makassar.
ABSTRAK
Di penghujung tahun 2019, muncul penyakit baru yang disebabkan oleh virus dan
menyerang sistem pernapasan, penyakit ini dikenal dengan novel coronavirus
disease 2019 (Covid-19). Covid-19 dapat menyebar melalui partikel dari bersin atau
batuk penderita yang menempel pada benda lain seperti pakaian atau alat elektronik
dari orang sekitar. Covid-19 pertama kali menyebar dengan sangat cepat di China
dan saat ini menyebar ke bagian lain negara itu. Pandemi ini merupakan salah satu
hal yang dikhawatirkan masyarakat, namun dapat mencegah berbagai hal. Ada
banyak cara untuk mencegah penularan Covid-19, salah satunya dengan
menggunakan disinfektan. Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk
membunuh atau mengurangi jumlah mikroorganisme yang tidak diinginkan, seperti
bakteri, jamur, dan virus. Salah satu bahan aktif yang sering digunakan dalam
pembuatan desinfektan adalah alkohol. Alkohol efektif melawan Gram positif dan
Gram
negatif
termasuk
patogen
resisten
seperti
Methiciline
Resistant
Staphylococcus Aureus (MRSA) dan Vancomicin Resistant Enterococci (VRE),
Micobacterium tuberculosis, dan berbagai jamur dan virus lainnya. Tujuan dari
penulisan ini adalah untuk melihat kehalalan penggunaan disinfektan yang
menggunakan alkohol. Desinfektan ini dibuat dalam beberapa tahap yaitu pertama
50 mL asam asetat 99,8% dengan 250 mL akuades dan 700 mL alkohol 98% ke
dalam tangki berpengaduk. Motor pengaduk dihidupkan dan campuran diaduk
selama 15-20 menit. Sambil diaduk tambahkan 50 mL sabun cair (sinar matahari).
Untuk mendapatkan kandungan desinfektan yang diinginkan. Setelah 15-20 menit
tangki pengaduk dimatikan dan produk disinfektan siap digunakan. Tujuan
pembuatan disinfektan ini adalah sebagai bahan untuk proses penyemprotan
sebagai tindakan preventif terhadap virus corona, membunuh atau menghambat
perkembangbiakan bakteri dan virus. Serta upaya meningkatkan kebersihan untuk
mencegah penyebaran virus Corona (Covid-19). Salah satu langkahnya adalah
penyemprotan di tempat-tempat vital atau fasilitas umum. Program kerja
penyemprotan disinfektan ini berguna untuk mengantisipasi penyebaran virus
Covid-19. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kenyamanan
kepada masyarakat khususnya di wilayah Sulawesi Selatan dalam melakukan
kegiatan outdoor. Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka penggunaan
disinfektan yang mengandung alkohol diperbolehkan atau halal untuk digunakan.
ABSTRACT
At the end of 2019, a new disease caused by a virus emerged and attacked the
respiratory system, this disease is known as the novel coronavirus disease 2019
(Covid-19). Covid-19 can spread through particles from the sufferer's sneeze or
cough that stick to other objects such as clothing or electronic devices from
surrounding people. Covid-19 first spread very rapidly in China and is
currently spreading to other parts of the country. This pandemic is one of the things
that people are worried about, but it can prevent various things. There are many
ways to prevent the transmission of Covid-19, one of which is by using disinfectants.
Disinfectants are chemicals used to kill or reduce the number of unwanted
microorganisms, such as bacteria, fungi, and viruses. One of the active ingredients
that is often used in making disinfectants is alcohol. Alcohol is effective against
both Gram positive and Gram negative including resistant pathogens such as
Methiciline Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA) and Vancomicin Resistant
Enterococci (VRE), Micobacterium tuberculosis, and various other fungi and
viruses. The purpose of this paper is to see the halal use of disinfectants that use
alcohol. This disinfectant is made in several stages, namely first 50 mL of 99.8%
acetic acid with 250 mL of distilled water and 700 mL of 98% alcohol into a stirred
tank. The stirring motor is turned on and the mixture is stirred for 15-20 minutes.
While stirring add 50 mL of liquid soap (sunlight). To get the desired disinfectant
content. After 15-20 minutes the stirring tank is turned off and the disinfectant
product is ready for use. The purpose of making this disinfectant is as an ingredient
for the spraying process as a preventive measure against the corona virus, killing
or inhibiting the proliferation of bacteria and viruses. As well as efforts to improve
hygiene to prevent the spread of the Corona virus (Covid-19). One of the steps
is spraying in vital places or public facilities. This disinfectant spraying work
program is useful to anticipate the spread of the Covid-19 virus. In addition, this
activity is expected to provide comfort to the community, especially in the South
Sulawesi area in doing outdoor activities. In connection with the above, the use of
disinfectants containing alcohol is allowed or lawful to use.
PENDAHULUAN
Di penghujung tahun 2019, penyakit baru Covid-19 menyebar pertama
dengan cepat di China dan sekarang menyebar ke bagian lain negara itu. Tenaga
medis masa kini telah mempelajari virus tersebut dan memungkinkan untuk
menemukan langkah-langkah tepat yang dilakukan untuk mencegah dan
membatasi penyebaran yang lebih luas dan lebih cepat. Covid-19 dapat menyebar
melalui partikel dari bersin atau batuk seseorang yang menempel pada benda lain
seperti pakaian atau alat elektronik dari orang di sekitarnya. Penggunaan
Disinfektan dan Antiseptik dalam Pencegahan Penularan Covid-19 Masyarakat,
oleh karena itu, perlu kewaspadaan terhadap wabah Covid-19. Covid-19 akan tidak
aktif jika terkena sinar ultraviolet dan suhu tinggi serta disinfektan lipofilik (larut
dalam lemak), yaitu: eter, etanol, klorin, asam peroksiasetat, dan kloroform
(Fatimah & Hasanuddin, 2021). Pandemi ini adalah salah satu dari sedikit hal yang
dikhawatirkan orang, tetapi dapat dicegah dengan banyak cara. Banyak cara untuk
mencegah infeksi covid-19 ini, salah satunya dengan penggunaan disinfektan
(Larasati & Haribowo, 2020). Sejak WHO meningkatkan status Covid-19 secara
global menjadi pandemi, pemerintah Indonesia telah melakukan upaya peningkatan
kewaspadaan khususnya dalam hal penanganan dan pencegahan penyebaran kasus,
dengan menerbitkan Protokol Penanganan Covid-19 untuk berbagai sektor. Hal ini
merupakan perwujudan bahwa pemerintah hadir dan siap menghadapi Covid-19
(Laelasari, et al., 2020).
Sesaat kita bisa melihat ada kontrol organisasi untuk semua makhluk hidup
di bumi. Hadits disucikan oleh no al baihaqy. 3907 dan hal al marifah. 456 otentik
paling tepat menggambarkan situasi di atas. Dari 'abdullah bin' amru, beliau
mengatakan: "jangan kamu membunuh katak karena suaranya yang tasbiih. Jangan
kamu juga membunuh kelelawar karena Seperti ajaran rasulullah. Ketika wabah
melanda, itu masih membangun pikiran positif, prasangka baik, optimisme, ikhtiar
dan tawa. Utusan tuhan. Dikatakan "Tuhan tidak menurunkan penyakit, tetapi dia
telah meletakkan penawarnya." (h.r. (bukhori). Utusan tuhan. Mengantisipasi
penyebaran penyakit, nabi juga telah menemukan, memerintahkan, dan
menerapkan sistem karantina. Wabah covid-19 ini tidak lebih dari teguran tuhan
yang maha esa dan rahmat-Nya agar manusia mengingat kekuatan tuhan yang tiada
tara. untuk optimis dalam kasih-Nya, Tuhan akan segera membatalkan cobaan ini
dalam jangka waktu yang panjang, sesuai dengan arahan pemerintah dan optimis
menghadapi pandemi covid-19 (Partono & Rosada, 2020).
Hand Sanitizer adalah produk cair yang digunakan tanpa menggunakan air.
Berfungsi sebagai pemberi aroma yang sehat, segar di tangan dan dapat membunuh
kuman yang kini banyak dinikmati oleh masyarakat untuk kebersihan dan
kesehatan tangan, serta mencegah kontaminasi kuman pada saat mengkonsumsi
makanan. Saat ini penggunaan hand sanitizer semakin berkembang, tidak hanya
untuk tujuan menjaga kesehatan tangan tetapi untuk tujuan yang lebih praktis
seperti di restoran, di restoran cepat saji, di toilet umum, di rumah sakit, di dal.
Adapun kelebihan hand sanitizer relatif cepat membunuh kuman, karena
mengandung senyawa alkohol (ethanol, propanol, isopropanol) dengan konsentrasi
tereduksi 60% hingga 80% dan fenol (chlorhecine, triiklosan). Zat yang terkandung
dalam pembersih tangan memiliki mekanisme khusus dengan denizing dan
koagulasi protein sel germinal. Cara handsanitizer diterapkan pada Orang-orang
yang mau mengambilnya hanya ketika mereka berada di luar ruangan. Di rumah
dianjurkan untuk tetap mencuci tangan dengan sabun, karena hand sanitizer adalah
bahan yang membuat kulit kering jika digunakan terus menerus. Saat ini
penggunaan hand sanitizer semakin meningkat, mayoritas masyarakat membeli
produk yang banyak diiklankan tidak melihat keefektifan hand sanitizer seperti
pada konsentrasi apa dan bahan apa yang ditambahkan agar cukup efektif (Srikartika,
et al., 2016).
Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk membunuh atau
mengurangi jumlah mikroorganisme yang tidak terduga, seperti bakteri, jamur, dan
virus. Desinfektan yang biasa digunakan dalam kultur jaringan yang berbasis
alkohol. Disinfektan didefinisikan sebagai pengaruh kimia atau fisik yang
digunakan untuk mencegah infeksi atau kontaminan organisme seperti bakteri dan
virus, serta untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman
penyakit lainnya (Setiani, et al., 2018). Disinfektan adalah cairan pembersih yang
umumnya terbuat dari hidrogen peroksida, kreosot, atau alkohol yang bertujuan
untuk membunuh bakteri, virus, kuman, dan mikroorganisme berbahaya lainnya
yang terdapat di dalam ruangan atau permukaan benda mati. Disinfektan biasanya
digunakan untuk membersihkan permukaan benda yang banyak disentuh orang
(Qadrini, et al., 2020). isinfektan umumnya digunakan berupa infeksi tangan, lantai,
ruangan, peralatan dan pakaian. Selama waktu tertentu desinfektan digunakan
sebagai salah satu cara dalam sterilisasi atau pelepasan kuman penyakit. Dalam
proses desinfektan dikenal dua cara.
Dalam kimia yang dimaksud dengan alkohol adalah senyawa organik yang dalam
struktur molekulnya memiliki gugus hidroksil (OH) (Bakhri, 2022). Alkohol yang
beredar di masyarakat adalah alkohol jenis etanol (Bakhri, 2022). Namun, alkohol
dalam kehidupan sehari-hari (juga dalam tulisan ini) mengacu pada etanol atau etil
akohol dengan rumus kimia. Alkohol terdiri dari cairan bebas beras, lebih ringan
dari air, mudah terbakar, 5 bercampur dengan air, mudah menguap, titik didih 78"
c, dapat melarutkan lemak dan berbagai senyawa organik. Sebagai bahan kimia,
penggunaan alkohol meluas. Alkohol digunakan sebagai pelarut untuk
mengencerkan berbagai bahan organik (obat) di laboratorium, penyuplai senyawa
poten (alkaloid, glikosid, flavanoid) pada tumbuhan yang dikenal sebagai
supositoria galenik, bahan sintetik eter dan ester di laboratorium dan desinfektan
kimia, dan bahan bakar (Marsyidi, 2002).
Pencegahan penyebaran penyakit salah satunya dengan melakukan
disinfektan dengan disinfektan. Disinfektan alkohol aktif 40-80% dapat
menghambat pertumbuhan bakteri (Walidah, et al., 2014).
Desinfektan adalah antiseptik yang mengandung bahan aktif eti-alkohol (6090%), isopropil (70-90%), dan n-propanolol (60-70%), yang telah terbukti
khasiatnya. efektif membunuh kuman. Ini juga mengandung bahan anti-bakteri
lainnya seperti triclosan, gliserol, atau agen antimikroba lainnya. Alkohol efektif
melawan gram positif dan gram negatif.
METODE PENELITIAN
Untuk penelitian ini yang akan dilakukan adalah kualitatif dan untuk itu
dilakukan desinfektan di laboratorium operasi teknik kimia (otk) fti umi makassar,
dengan basis alkohol 98%, dan asam asetat 99,8%. Adapun alat yang digunakan
dalam pembuatan disinfektan ini adalah gelas ukur 1000 ml, gelas 1000 ml, gelas
500 ml, tangki besar, pengaduk, pengaduk, dan selang. Dan dibuat dengan beberapa
langkah terlebih dahulu 50 ml asam asetat 99,8% dengan aquades 250 ml dan
alkohol 98% 700 ml ke dalam tangki pengaduk. Mixer dimulai dan campuran
diaduk selama 15-20 menit. Sambil diaduk tambahkan 50 ml sabun cair (sinar
matahari). Untuk jumlah desinfektan yang diinginkan setelah 15 hingga 20 menit
tangki pengaduk dimatikan dan produk disinfektan siap digunakan. Berikut adalah
gambar produksi disinfektan di lab teknik kimia fti umi makassar.
Gambar 1. Proses Pembuatan Desinfektan
Selama masa pandemi, masyarakat berjuang untuk antiseptik dan desinfektan
untuk mencegah penyebaran dan penyebaran Covid-19. Ketika antiseptik dan
desinfektan sulit diperoleh, bahan sederhana dapat disiapkan. Menurut profesor arif
sumantri, cairan desinfektan dan antiseptik dapat dibuat menggunakan zat asam
yang diencerkan dengan bahan lain, karena cuka memiliki ph rendah yang
membunuh virus.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh strain virus corona yang menyerang
sistem pernapasan. Virus corona sebenarnya pertama kali diidentifikasi pada tahun
1960-an. Umumnya ditemukan pada hewan dari berbagai spesies, seperti unta, sapi,
kucing, dan kelelawar. Namun yang terjadi sekarang adalah virus corona jenis baru
yaitu covid-19. Telah mencapai kriteria epidemiologi yang saat ini dikenal sebagai
pandemi global karena telah berhasil menginfeksi lebih dari 100.000 orang di lebih
dari 100 negara.
Data yang diperoleh saat ini, di Indonesia terdapat sekitar 10.000 kasus
terkonfirmasi dengan jumlah pasien sembuh sekitar 1.000 dan meninggal 647,
sedangkan di seluruh dunia terkonfirmasi sekitar 3 juta dengan jumlah orang
terinfeksi covid-19 total sekitar 743 ribu dan sekitar 190 ribu mati. Dengan jumlah
masyarakat yang terinfeksi ini maka perlu dilakukan tindakan preventif untuk
menghindari penyebaran lebih lanjut.
Masyarakat masih sangat meyakini bahwa penularan covid-19 dapat
dihindari hanya dengan menjauhkan diri dari penyakit yang dapat menyebar
melalui partikel yang menempel pada material di sekitarnya. Virus dapat ditularkan
dari ketinggian 12 hingga 12 kaki [1 hingga 2 m] melalui batuk atau bersin. Cara
lain penularan virus adalah dengan kontak tangan, atau lingkungan seperti yang ada
virusnya.
Ketika sanitasi tidak dijaga, itu meluas. Misalkan seseorang yang terinfeksi
virus covid bersin dan tidak ditutup tisu atau di lengan kloset, dapat menularkan
kepada orang di sekitarnya, atau jika orang yang terinfeksi bersin dan tangannya
memegang suatu benda di tempat umum dan seseorang lain yang memegangnya,
bisa menyebabkan penularan penyakit.
Salah satu cara untuk mencegah penularan dan penyebarannya adalah dengan
menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
dapat dilakukan dengan disinfektan. Desinfektan adalah zat yang membunuh
patogen di lingkungan. Disinfektan biasanya mengandung glutaraldehid dan
formaldehid. Penggunaannya sebelumnya lebih merupakan tanggung jawab medis,
tetapi untuk saat ini penggunaannya dapat digunakan tidak hanya di rumah sakit
tetapi juga di rumah.
Berbagai jenis antiseptik dan desinfektan menurut lachenmeir 26 :
1.
Aldehyde: formaldehid, glutaral.
2.
Guanid: chlorhexidine, poliheksametilen guanid.
3.
Cetrimide
4.
Benzalconium compound
5.
Oxide
6.
Halogene
7.
Iodophosphorus
Selain jenis tersebut, ada juga zat yang mampu menjadi desinfektan dengan
Komposisi sebagai berikut :
1.
Bahan inti yang dapat digunakan disinfektan: alkohol 98% dan asam asetat
99,8%.
2.
Aditif bekas: 95% glasial, sabun cair, minyak esensial.
Efeknya jika tidak menggunakan disinfektan yang sesuai dengan
desinfektannya bisa menjadi yang paling umum untuk menghasilkan iritasi. Iritasi
yang dapat terjadi adalah iritasi kulit, saluran pernafasan, mata, dan dapat
menyebabkan keracunan. Tetapi berdasarkan jenis antiseptik dan desinfektan,
ternyata ada bahaya masing-masing.
Bahayanya terangkum dalam tabel 1 (Larasati & Haribowo, 2020)
Tabel 1. Jenis antiseptik dan desinfektan beserta bahayanya (lachenmeir 26)
No
1
Sort
Aldehid
Dager
Tumor,
teratogenic,
fertilias,
grastrointestinal, respiratory
2
Gunaid
Skin, immune system, respiration
3
Cetrimide
The immune system
4
Benzalkonium
Immune system and sensors
5
Etilen Oksida
Increased risk advers drudreaction
6
Halogen
Teeth, skin
7
Iodofosfor
The skin, the immune system
cardiovascular,
KESIMPULAN
Hasil operasi dan pembuatan disinfektan ini dinilai berhasil, karena disinfektan yang
dihasilkan telah digunakan di beberapa area rumah sakit, perkantoran, dan layanan publik
lainnya.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya ditujukan kepada:
1) dekan fti-umi dengan pangkat
2) aksioma teknik kimia dan susunan
3) kepala laboratorium fti umi dan jajarannya
4) Ikatan Dokter Indonesia (idi)
5) seluruh tim relawan yang telah mengikuti kegiatan ini
6) departemen teknologi industri yang telah memberikan dana untuk kegiatan
tanggap covid -19 sedang berjalan
DAFTAR PUSTAKA
Athena; Laelasari, Eva; Puspita, Tities Puspita. 2020. Implementation of Disifection in
Prevention of Covid-19 Transmission and Its Potential Health Risk in Indonesia.
Jurnal Ekologi Kesehatan, 19(1). Pp 1-20.
Fatimah; Hasanuddin, AR Pratiwi. 2021. Disinfectants Making As An Effort To Prevent
Covid-19 For People In The Village Of Paenre Lompoe, Gantarang. Jurnal Abdimas
Panrita, 2(1). Pp 15-18.
Larasati, Annisa Lazuardi; Haribowo, Chandra. 2020. Use of Disinfectants and
Antiseptics. Pharmacy Magazine Journal, 5(3). Pp 137-145.
Marsyidi, Ahmad (2002). Alcohol in Medicine and Cosmetics. TARJIH, 4(1). Pp 28-36.
Musafira; , Fardinah; Qadrini, Laila; Fatimah, Meryta Febrilian; Ardiputra, Septiawan; ,
Asrirawan. 2020. Education Of Disinfectant Manufacture And Spray In The
Community In The Village Of Suruang Sub-District Campalagian Polewali Mandar.
Community Developmemt Journal, 1(3). Pp 416-421.
Partono; Rosada, Amrina. 2020. Optimistic Attitude During the Covid-19 Pandemic. AlInsyiroh: The Islamic Study of Journal, 6(2). Pp 112-126.
Setiani, Nur Asni; Nurwinda, Fitri; Astriany, Dewi Astriany. 2018. The Effect of
Disinfectants and Soaking Time on the Sterilization of Breadfruit (Artocarpus altilis
(Parkinson ex. F.A Zorn) Fosberg) Leaf Explants. Biotropika: Journal of Tropical
Biology, 6(3). Pp 78-82.
Srikartika, Putri; Suharti, Netti ; Anas, Eliza. 2016. Inhibitory Ability of Active Ingredients
of Several Brands Hand sanitizer trade for growth Staphylococcus aureus. Andalas
Journal of Health, 5(3). Pp 540-545.
Syamsul Bakhri. 2022. Menakar Kehalalan Obat Medis Yang Mengandung Alkohol. Osf
Preprint, 28 Agustus 2022. Pp. 1-11.
Walidah, Isnaeni; Supriyatna, Bambang ; Sujono, Sujono (2014). The Killing Power of
Hand Sanitizer with 59% Alcohol in Packages After Repeated Use against Total Plate
Number (ALT). Jurnal Teknologi Laboratorium, 3(1).
Download