Uploaded by nanda20017

539696998-AQL-Sampling-Plan-Langkah-Langkah-Inspeksi-QC-dengan-ANSI-Z1

advertisement
AQL Sampling Plan, Langkah-Langkah Inspeksi QC dengan ANSI Z1.4
1 of 17
about:reader?url=https%3A%2F%2Feriskusnadi.com%2F2020%2F0...
eriskusnadi.com
AQL Sampling Plan, Langkah-Langkah
Inspeksi QC dengan ANSI Z1.4
Published by Eris Kusnadi View all posts by Eris Kusnadi
24-30 minutes
Dalam persaingan ekonomi global hari ini, manufaktur tidak hanya
dipacu untuk membuat produk. Manufaktur harus bisa
menghasilkan daya tarik pada produk dan pelayanannya agar tidak
kehilangan konsumen. Salah satu daya tarik yang mendasar
adalah “kualitas”.
Kualitas adalah sebuah disiplin yang berfokus pada keunggulan
produk dan pelayanan. Baik perusahaan manufaktur maupun jasa
saat ini sudah mempunyai program-program kualitas. Program
kualitas yang umum diterapkan adalah QA (quality assurance) dan
QC (quality control). Meskipun saat ini, QA mengambil peran yang
lebih besar dengan menjamin kualitas sejak dalam proses, pola
lama QC masih tetap menjadi andalan.
Teknik dasar QC adalah “inspeksi”, yaitu proses pemeriksaan hasil
produksi apakah sudah sesuai dengan standar dan ekspektasi
konsumen. Singkat kata, inspeksi hanya kegiatan pemisahan
produk dari cacat produk. Inspeksi tidak memberikan nilai tambah
apa pun pada produk.
Jika manufaktur masih banyak menghasilkan produk yang tidak
berkualitas, menghilangkan inspeksi (zero inspection) tidak
disarankan. Di sisi lain, inspeksi pada semua produk (100%
inspection) adalah proses yang mahal, khususnya untuk jenis-jenis
inspeksi berikut:
Inspeksi yang dapat merusak produk, contoh bonding test pada
sepatu untuk menguji kekuatan lem antara upper dan sole sepatu.
Inspeksi dengan biaya tinggi, contoh inspeksi item yang berjumlah
sangat banyak tapi mempunyai nilai ekonomi yang rendah, seperti
inspeksi kedatangan tali sepatu di pabrik sepatu.
9/20/2021, 10:59 AM
AQL Sampling Plan, Langkah-Langkah Inspeksi QC dengan ANSI Z1.4
2 of 17
about:reader?url=https%3A%2F%2Feriskusnadi.com%2F2020%2F0...
Inspeksi yang perlu waktu lama jika dilakukan secara sempurna,
contoh inspeksi sepatu jadi berikut dengan pemeriksaan posisi
penempatan sockliner pada bagian dalam sepatu.
Gambar 1. Alasan mengapa tidak dilakukan inspeksi 100%
Saat inspeksi yang diperlukan dianggap mahal atau dapat merusak
produk, kita dapat mengambil sejumlah sampel dari banyaknya
item dalam satu lot yang akan diinspeksi sehingga inspeksi lebih
efisien. Prosedur paling populer untuk menetapkan sampel dalam
inspeksi kualitas adalah AQL.
Apa itu AQL?
Dalam istilah manajemen kualitas, AQL adalah singkatan dari
Acceptable Quality Level (tingkat kualitas yang dapat diterima
menurut produsen), atau pada standar terbaru disebut Acceptance
Quality Limit (batas kualitas penerimaan).
Mengacu kepada Schilling (1999), AQL adalah tingkat kualitas
yang ditentukan untuk setiap lot sehingga rencana pengambilan
sampel (sampling plan) akan menerima persentase yang
dikehendaki produsen (biasanya pada tingkat yang cukup tinggi di
atas 95%, Pa ≥ 0.95).
Perhatikan contoh kurva Operating Characteristic (OC) pada
Gambar 2. Kurva ini dibuat dari suatu sampling plan dengan nilai
harapan hanya ditemukan tidak lebih dari c item cacat dari
sejumlah n item sampel. Dengan distribusi Poisson,
probability penerimaan sampling plan ini (lihat sumbu-y) terhadap
persentase cacat (lihat sumbu-x) akan membentuk kurva, yang
mana semakin kecil persentase cacat maka semakin besar
probability penerimaannya, dan sebaliknya.
9/20/2021, 10:59 AM
AQL Sampling Plan, Langkah-Langkah Inspeksi QC dengan ANSI Z1.4
3 of 17
about:reader?url=https%3A%2F%2Feriskusnadi.com%2F2020%2F0...
Produsen biasanya akan tertarik pada titik probability of acceptance
(Pa= 0.95) karena punya peluang 95% lot diterima. Jika
dihubungkan ke sumbu-x akan bertemu titik p1 = 2.5%. Titik inilah
yang dinamakan AQL, yang mana produsen harus
mempertahankan persentase cacat kurang dari AQL 2.5%
sepanjang waktu agar punya peluang 95% produknya diterima.
Di pihak konsumen akan tertarik pada sisi lain kurva, yang mana
persentase cacat besar harus punya probability penerimaan kecil.
Dalam contoh ini, mereka tertarik pada titik Pa= 0.1 yang bertemu
tingkat penolakan RQL (p2 = 7.5%). Ini berarti lot dengan
persentase cacat sama dengan atau lebih buruk dari RQL hanya
punya peluang terjadi 10%. Dengan kata lain, sampling plan
tersebut melindungi konsumen dari kemungkinan memperoleh lot
berkualitas rendah sebesar 90%.
Risiko penolakan (rejecting) lot dari kualitas AQL (p1) dikenal
sebagai risiko produsen (producer’s risk), α yang mana α = 1 –
Pa(p1). Hal sebaliknya adalah resiko konsumen (consumer’s risk),
β yang mana β = Pa(p2). Kita menetapkan risiko ini karena kita tahu
bahwa kita tidak akan selalu membuat keputusan yang akurat saat
sampling dilakukan (sampling risk).
OPERATING CHARACTERISTIC (OC) CURVE
OC CURVE — A graph of percent defective, 100p (see X-axis)
versus the probability that the sampling plan will accept the lot, Pa
(see Y-axis).
9/20/2021, 10:59 AM
AQL Sampling Plan, Langkah-Langkah Inspeksi QC dengan ANSI Z1.4
4 of 17
about:reader?url=https%3A%2F%2Feriskusnadi.com%2F2020%2F0...
ACCEPTABLE QUALITY LEVEL (AQL) — Poorest level of quality
we are willing to accept. Example: for AQL (p1 = 2.5%), probability
of acceptance is 1-α = 0.95.
REJECTABLE QUALITY LEVEL (RQL) — Quality level that is
unsatisfactory and therefore should be rejected. Example: for RQL
(p2 = 7.5%), probability of rejection is 1-β = 0.90.
PRODUCER’s RISK (α) — Risk of rejecting a “good” lot with a
defective rate equal to AQL. In some plans, this risk is fixed at α =
0.05; in other plans, it varies from about 0.01 to 0.10.
CONSUMER’s RISK (β) — Risk of accepting a “bad” lot at RQL.
Commonly, this risk is β = 0.10; this means that, at least 90% of the
time, you will reject a lot with a defective rate equal to RQL.
Gambar 2. AQL dalam kurva Operating Characteristic
Untuk kemudahan negosiasi antara produsen dan konsumen,
biasanya yang terbaik adalah dengan menggunakan prosedur dan
standar sampling yang sudah dipublikasikan oleh lembaga
standardisasi (contohnya ANSI Z1.4). Ini juga untuk menghindari
masalah kredibilitas yang dibuat ketika satu pihak atau pihak lain
menghasilkan sendiri prosedur dan standar sampling.
PUBLISHED SAMPLING TABLES AND PROCEDURES
Inspection by Attributes:
MIL-STD-105E
ANSI/ASQ Z1.4,
ASTM E2234-09
ISO 2859-1
Inspection by Variables: —
MIL-STD-414
ANSI/ASQ Z1.9
ASTM E2762-10
ISO 3951-1
Pada tulisan ini, saya akan mengambil contoh bentuk sederhana
dari inspeksi kualitas yaitu inspeksi dengan data atribut, di mana
hasil inspeksi diklasifikasikan menjadi hanya dua kelas, contoh:
go/no-go, in/out, cacat/tidak cacat, dll. Di tempat saya bekerja,
9/20/2021, 10:59 AM
AQL Sampling Plan, Langkah-Langkah Inspeksi QC dengan ANSI Z1.4
5 of 17
about:reader?url=https%3A%2F%2Feriskusnadi.com%2F2020%2F0...
standar yang menjadi kesepakatan antara produsen dan
konsumen/buyer untuk jenis inspeksi ini adalah ANSI/ASQ
Z1.4-2003 (Sampling Procedures and Tables for Inspection by
Attributes) sehingga para inspektor kami mengenalnya dengan
prosedur “Tabel ANSI”.
Prosedur “Tabel ANSI”
Tujuan penggunaan AQL adalah untuk mengestimasi kualitas
seluruh item (populasi), dengan cara “mencicipi” (memeriksa)
hanya sebagian (kecil) item. Dengan cara seperti ini, kita dapat
menghemat biaya, waktu, tenaga, dan mungkin lebih akurat
dibandingkan inspeksi 100% karena inspeksi 100% rentan dengan
kelelahan sehingga tidak fokus karena saking banyaknya item yang
diinspeksi.
Di dalam ANSI Z1.4 maupun standar lain yang sejenis, para ahli
statistik dan ahli matematika membuat sampling plan dalam bentuk
“tabel pedoman” untuk memudahkan inspektor mengambil sampel
yang mewakili populasi (representative). Gambar 3 berikut adalah
contoh isi standar ANSI Z1.4 untuk single sampling plan (metode
sekali pengambilan sampel).
Gambar 3. Contoh isi ANSI Z1.4 untuk single sampling plan, terdiri
dari: (1) Switching rule, (2) Tabel kode huruf, dan (3) Tiga tabel
master AQL (tightened, normal, dan reduced)
Standar ANSI/ASQ Z1.4 adalah standar komersial pengganti MILSTD-105E, yang dikembangkan oleh American National Standards
Institute (ANSI) dan American Society for Quality (ASQ). Secara
prosedur, ANSI Z1.4 dan MIL-STD-105E tidak ada perbedaan,
kecuali dalam istilah dan penjelasan. Berikut prosedur umum
9/20/2021, 10:59 AM
AQL Sampling Plan, Langkah-Langkah Inspeksi QC dengan ANSI Z1.4
6 of 17
about:reader?url=https%3A%2F%2Feriskusnadi.com%2F2020%2F0...
menggunakan ANSI Z1.4 (Gupta & Walker, 2007, p. 192):
1. Tentukan angka AQL.
2. Tentukan level inspeksi.
3. Tentukan lot size.
4. Cari kode sample size pada Tabel I standar ANSI Z1.4.
5. Tentukan jenis sampling plan (single, double, atau multiple).
6. Tentukan accepted number (Ac) dan rejected number (Re)
berdasarkan angka AQL dan sample size pada Tabel Master
standar ANSI Z1.4.
7. Terapkan switching rule.
Pada bahasan berikutnya, saya akan memberikan rincian lebih
lanjut tentang prosedur umum ini beserta dengan contoh kasus
inspeksi sampling di pabrik sepatu.
1. Tentukan angka AQL
Salah satu aspek terpenting dari inspeksi sampling adalah angka
AQL karena angka ini mendefinisikan berapa banyak cacat yang
diperbolehkan dalam suatu populasi. Angka AQL adalah rasio atau
persentase cacat yang dapat ditoleransi. Semakin tinggi AQL
semakin tinggi toleransi cacat. Hal ini bukan berarti kita
“menginginkan (mencapai level)” adanya cacat pada barang yang
yang kita inspeksi, tapi harus ada “batas penerimaan” terhadap
cacat. Jadi inilah sebab beberapa lembaga standar merubah istilah
“acceptable quality level” menjadi “acceptance quality limit”.
Perusahaan jasa inspeksi profesional sering menetapkan angka
AQL bervariasi berdasarkan pada tingkat kekritisan produk dan
karakteristik yang diinspeksi. Mereka biasanya akan
mengklasifikasikan cacat produk ke dalam tiga kategori utama:
Minor, untuk cacat kecil yang tidak mempengaruhi fungsi atau
bentuk produk (tidak signifikan berbeda dengan spesifikasi
konsumen).
Major, untuk cacat yang lebih serius dari cacat minor yang
mempengaruhi fungsi, kinerja, atau penampilan produk (berbeda
secara signifikan dengan spesifikasi konsumen).
Critical, untuk cacat yang sangat serius sehingga produk benar-
9/20/2021, 10:59 AM
AQL Sampling Plan, Langkah-Langkah Inspeksi QC dengan ANSI Z1.4
7 of 17
about:reader?url=https%3A%2F%2Feriskusnadi.com%2F2020%2F0...
benar tidak bisa digunakan atau berbahaya bagi penggunanya atau
orang disekitarnya.
Tabel 1 di bawah ini memperlihatkan contoh pengklasifikasian
cacat produk sepatu berdasarkan tiga kategori di atas.
Tabel 1. Contoh daftar klasifikasi cacat produk sepatu
Jika pasar sepatu anda adalah negara-negara yang mentoleransi
cacat kosmetik, masalah tali sepatu tidak rapih mungkin dapat
diklasifikasikan sebagai cacat “minor”. Namun, apabila anda
mengekspor ke negara yang mempunyai toleransi rendah terhadap
issue–issue kualitas (misalnya Jepang) atau ke retailer high-end,
bisa jadi masalah tali sepatu tidak rapih jadi cacat “major”.
Beberapa perusahaan menetapkan angka AQL berbeda-beda
untuk pasar dan harga/ jenis produk yang berbeda seperti yang
dicontohkan pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Contoh angka AQL untuk beberapa klasifikasi cacat dan
biaya produk
Pada kasus keamanan (safety) produk, 100% inspeksi/ testing
wajib dilakukan dan tidak dapat digantikan dengan inspeksi
berbasis AQL, contoh untuk mendeteksi patahan jarum, sepatu
wajib melewati detektor logam sebelum (atau sesudah) inspeksi
berbasis AQL. Untuk contoh selanjutnya, saya akan menggunakan
angka AQL 0.0 (critical), AQL 2.5 (major), dan AQL 4.0 (minor).
2. Tentukan level inspeksi
9/20/2021, 10:59 AM
AQL Sampling Plan, Langkah-Langkah Inspeksi QC dengan ANSI Z1.4
8 of 17
about:reader?url=https%3A%2F%2Feriskusnadi.com%2F2020%2F0...
Ketika memulai inspeksi berbasis AQL ini, kita perlu
mempertimbangkan level inspeksi (level inspection) sesuai dengan
corak inspeksi. Pada bagian pertama tabel AQL memuat dua
kategori level inspeksi yaitu General dan Special (lihat Tabel
5—Kode sample size dan level inspeksi). General ada tiga level: I,
II, dan III untuk penggunaan umum, dan Special ada empat level:
S-1, S-2, S-3, dan S-4. Sample size meningkat dari level S-1 ke
S-4, kemudian dari level I ke III.
Sebagian besar inspektor memilih inspeksi General karena
dianggap cukup mewakili asumsi aman suatu kuantitas lot. Level
Special baru dipilih ketika sample size kecil masuk akal untuk
inspeksi/ testing yang merusak produk, atau sample size kecil
dapat dengan tepat mewakili kuantitas lot yang lebih besar.
Aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan saat pemilihan jenis dan
level inspeksi dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Pedoman untuk memilih level inspeksi
Standar ANSI Z1.4 (2008, p. 5) menyarankan menggunakan level
inspeksi G-II jika tidak ada “ketentuan lain”. Level inspeksi G-II
paling sering dipilih karena dipandang cukup “aman” (risiko
sampling kecil) dengan biaya inspeksi yang rendah. Oleh karena
itu, saya akan menggunakan level inspeksi ini untuk contoh-contoh
kasus pada postingan ini.
Lalu apa maksud “ketentuan lain” (unless otherwise specified)
untuk penggunaan level inspeksi selain G-II?
Level inspeksi G-I yang mempunyai sample size terkecil dari tiga
level inspeksi General dapat digunakan untuk situasi di mana:
9/20/2021, 10:59 AM
AQL Sampling Plan, Langkah-Langkah Inspeksi QC dengan ANSI Z1.4
9 of 17
about:reader?url=https%3A%2F%2Feriskusnadi.com%2F2020%2F0...
Waktu dan anggaran untuk inspeksi terbatas.
Untuk produk promo atau produk yang minim risiko bahaya (safety
issues)
Produsen mampu menerapkan QMS berbasis ISO 9001 dan
mempunyai reputasi yang panjang dan konsisten dalam
menghasilkan produk yang berkualitas.
Ada situasi di mana kita perlu meminimalkan risiko
sampling dengan menggunakan level inspeksi G-III yang
mempunyai sample size terbesar. Level inspeksi G-III perlu
dipertimbangkan pada kasus di mana:
Produsen mempunyai reputasi kualitas yang buruk.
Order/ kontrak pertama dengan produsen.
Rilis pertama dari produk yang baru dikembangkan.
Produk bernilai sangat tinggi (barang mewah) atau memiliki risiko
sangat tinggi (misal peralatan medis).
Sementara itu S-1, S-2, S-3, dan S-4 dapat digunakan jika
diperlukan sample size yang relatif lebih kecil dan jika risiko
sampling yang besar dapat ditoleransi.
CONTOH PEMILIHAN LEVEL INSPEKSI
LEVEL INSPEKSI G-II — Pemeriksaan fungsi produk.
LEVEL INSPEKSI S-4 — Pengukuran dimensi-dimensi penting
produk (asumsi: hasil pengukuran serupa pada semua produk
dalam lot).
LEVEL INSPEKSI S-3 — Testing kekuatan bonding komponen
upper dan outsole sepatu (testing akan merusak sepatu).
LEVEL INSPEKSI S-1 — Pemeriksaan scan barcode.
3. Tentukan lot size
Lot size adalah jumlah item yang dipesan untuk pengiriman pada
tanggal tertentu atau diproduksi dalam sekali produksi. Setiap
pesanan biasanya diidentifikasi dengan kode unik yang disebut
SKU (stock keeping unit). Lot size dapat ditentukan dari jumlah
setiap SKU. Memeriksa banyak SKU secara terpisah dapat
meminimalkan risiko sampling, tetapi akan memakan banyak waktu
dan biaya.
9/20/2021, 10:59 AM
AQL Sampling Plan, Langkah-Langkah Inspeksi QC dengan ANSI Z1.4
10 of 17
about:reader?url=https%3A%2F%2Feriskusnadi.com%2F2020%2F0...
Jika sumber daya kita terbatas, kita perlu mempertimbangkan
untuk menggabungkan beberapa SKU yang sama/ mirip dan
memeriksanya bersama-sama. Katakanlah dari tiga SKU berbeda
dalam pesanan, terdapat dua SKU yang hanya berbeda warna, kita
dapat menggabungkan dua SKU tersebut sebagai sebagai satu lot,
dan satu SKU lainnya sebagai lot terpisah (lihat ilustrasinya pada
Tabel 4).
Tabel 4. Menentukan lot size
Untuk lebih mudahnya dapat dijelaskan dengan contoh berikut:
Kita akan menggunakan AQL untuk memeriksa hasil produksi 600
pasang sepatu. Hasil produksi tersebut memiliki lima nomor SKU
berbeda, kelimanya model yang sama dengan lima color way yang
berbeda-beda, masing-masing color way tidak perlu perlakuan
khusus baik secara material maupun riwayat cacat warna
(migration, yellowing, dsb.) sehingga kita bisa memutuskan untuk
menggabungkan nomor-nomor SKU tersebut dan memeriksanya
sebagai satu lot. Jadi lot size untuk contoh kasus selanjutnya
adalah 600 pasang.
4. Cari kode sample size
Setelah menentukan lot size sebanyak 600 pasang, cari lot size
tersebut pada Tabel I standar ANSI Z1.4 (sebagaimana juga
9/20/2021, 10:59 AM
AQL Sampling Plan, Langkah-Langkah Inspeksi QC dengan ANSI Z1.4
11 of 17
about:reader?url=https%3A%2F%2Feriskusnadi.com%2F2020%2F0...
diperlihatkan pada Tabel 5 di bawah ini), yang pada tabel berada
pada rentang 501–1200. Sorot baris ini maka kita menemukan
kode huruf J pada level inspeksi G-II (lihat ilustrasinya pada
Tabel 5).
Tabel 5. ANSI/ASQ Z1.4-2008 Table I: Kode sample size
Kode huruf tersebut akan kita gunakan pada “tabel master” ANSI
Z1.4 untuk menarik berapa banyak item yang harus diinspeksi. Kita
akan memilih salah satu dari beberapa pilihan tabel master dalam
ANSI Z1.4 sesuai dengan jenis sampling plan yang akan kita
tentukan.
5. Tentukan jenis sampling plan
Sampling plan adalah rencana penarikan sample size yang akan
diinspeksi dan jumlah sampel yang diperbolehkan pada batas
spesifikasi penerimaan sampel (acceptance number) untuk
menentukan keberterimaan suatu lot. Dalam ANSI Z1.4 terdapat
tiga macam sampling plan, yaitu:
single sampling plan (ANSI Z1.4, Table II),
double sampling plan (ANSI Z1.4, Table III), dan
multiple sampling plan (ANSI Z1.4, Table IV)
masing-masing dengan tiga tingkatan inspeksi (inspection severity),
yaitu tightened (diperlonggar), normal, dan reduced (diperketat).
Sistem ANSI Z1.4 mengatur inspeksi harus dimulai pada tingkatan
normal (lihat switching rule).
Single sampling plan — menerima atau menolak lot berdasarkan
9/20/2021, 10:59 AM
AQL Sampling Plan, Langkah-Langkah Inspeksi QC dengan ANSI Z1.4
12 of 17
about:reader?url=https%3A%2F%2Feriskusnadi.com%2F2020%2F0...
satu sampel saja (yang mewakili populasi).
Double sampling plan — terdapat 3 kesimpulan: menerima lot,
menolak lot, dan sampling ulang. Jika sampling ulang maka
hasilnya diakumulasikan dengan sampling pertama. Lot akan
diputuskan diterima atau ditolak pada sampling kedua.
Multiple sampling plan — prosedurnya sama dengan double
sampling plan, tetapi sampling ulang untuk mencapai keputusan
dilakukan lebih dari dua kali (berkali-kali). Kemudahan sampling ini
adalah sample size lebih kecil dari kedua sampling plan
sebelumnya, tetapi akan menjadi rumit jika lot ditolak.
Pada contoh ini, kita akan menggunakan dasar dari semua
sampling plan, yaitu single sampling plan. Single sampling
plan dengan data atribut cocok untuk semua situasi sampling,
paling sederhana, dan sering menjadi tolok ukur sampling plan
lainnya sehingga dalam prakteknya paling banyak digunakan untuk
pekerjaan inspeksi kualitas (Schilling & Neubauer, 2009, p. 113).
6. Tentukan Accepted number (Ac) dan Rejected number (Re)
Setelah memilih single sampling plan, maka tabel master yang
akan kita pakai adalah Tabel II (sebagaimana juga diperlihatkan
pada Tabel 6 di bawah ini). Pada tabel ini, kita akan menemukan
angka AQL di baris atas tabel dan kode huruf sample size pada
kolom sisi kiri. Pada kolom sisi kiri, kita dapat mengetahui sample
size yang harus ditarik dari kode huruf yang sudah ditentukan di
atas, yaitu: Huruf J = 80 pasang.
Tabel 6. ANSI/ASQ Z1.4-2008 Table II-A: Single sampling plan
untuk inspeksi normal (Tabel master)
9/20/2021, 10:59 AM
AQL Sampling Plan, Langkah-Langkah Inspeksi QC dengan ANSI Z1.4
13 of 17
about:reader?url=https%3A%2F%2Feriskusnadi.com%2F2020%2F0...
Setiap kolom AQL terbagi menjadi dua kolom lagi, “Ac” dan “Re”.
Ini adalah kolom untuk bilangan atau batas spesifikasi penerimaan
(accepted number) dan penolakan (rejected number) sampel. Jika
kita menemukan jumlah cacat lebih besar dari accepted number
(Ac), kita harus menolak lot berdasarkan AQL yang telah kita pilih.
Tabel 6 di atas memperlihatkan bahwa di bawah kolom AQL 2.5
persen sejajar dengan baris sample size 80 terdapat accepted
number (Ac) dan rejected number (Re) yang masing-masing
sebesar 5 dan 6. Ini berarti bahwa jika kita menemukan 6 cacat
atau lebih dalam sampel, maka kita harus menolak (reject) lot.
Pada langkah pertama kita telah menentukan angka AQL kita
adalah 0.0 (critical), 2.5 (major), dan 4.0 (minor), maka accepted
number (Ac) dan rejected number (Re) pada sample size 80 untuk
masing-masing angka AQL adalah sebagai berikut:
AQL 0.0 (critical): Tidak ada toleransi untuk cacat critical. Jika
ditemukan 1 cacat critical (misal sepatu berjamur) dari 80 sampel,
lot sebanyak 600 pasang sepatu harus ditolak (reject) atau inspeksi
100%.
AQL 2.5 (major): Ac = 5, Re = 6. Jika ditemukan 6 cacat major
(misal jahitan rusak) dari 80 sampel, lot sebanyak 600 pasang
sepatu harus ditolak.
AQL 4.0 (minor): Ac = 7, Re = 8. Jika ditemukan 8 cacat minor
(misal benang panjang) dari 80 sampel, lot sebanyak 600 pasang
sepatu harus ditolak.
Ada situasi di mana saat mencocokkan sample size dengan angka
AQL untuk menentukan accepted number (Ac) dan rejected
number (Re), kita bertemu dengan tanda panah. Tanda panah yang
mengarah ke bawah menunjukkan bahwa sample size yang lebih
besar diperlukan daripada sample size yang pertama kali kita
hitung. Tanda panah yang mengarah ke atas menunjukkan bahwa
lot size kita berlebihan pada angka AQL tersebut, dan sample size
yang lebih kecil sudah cukup memadai.
Sebagai contoh, jika AQL yang ditetapkan relatif ketat pada angka
0.065, sample size asli sebesar 80 pasang ternyata tidak
memadai. Kita harus mengikuti tanda panah pada tabel yang
menunjuk ke accepted number dan rejected number berikutnya (Ac
= 0 dan Re = 1), di mana kita menemukan sample size sebesar
9/20/2021, 10:59 AM
AQL Sampling Plan, Langkah-Langkah Inspeksi QC dengan ANSI Z1.4
14 of 17
about:reader?url=https%3A%2F%2Feriskusnadi.com%2F2020%2F0...
200 pasang. Ini adalah sample size terkecil yang cukup signifikan
secara statistik untuk membuat keputusan pada AQL 0.065.
Ketika suatu lot ditolak berturut-turut, mungkin kita perlu membuat
strategi untuk memperketat inspeksi. Atau sebaliknya, ketika suatu
lot diterima berturut-turut, kita perlu melonggarkan inspeksi untuk
efisiensi. Keputusan bisnis ini diatur dalam standar ANSI Z1.4 yang
dikenal dengan istilah switching rule (aturan pengalihan).
7. Terapkan switching rule
Dalam ANSI Z1.4 untuk masing-masing sampling plan terdapat tiga
tingkatan inspeksi (inspection severity), yaitu
tightened (diperlonggar), normal, dan reduced (diperketat), yang
mana:
Normal menggunakan Tabel II-A ANSI Z1.4.
Tightened menggunakan Tabel II-B ANSI Z1.4.
Reduced menggunakan Tabel II-C ANSI Z1.4.
Katakanlah kita akan menggunakan AQL 2.5 untuk lot size = 600
(seperti contoh di atas), gambaran sampling plan untuk ketiga
tingkatan inspeksi tersebut adalah sebagai berikut:
Normal: Sample size = 80, Ac = 5, Re = 6.
Tightened: Sample size = 80, Ac = 3, Re = 4.
Reduced: Sample size = 32, Ac = 2, Re = 5.
Sistem ANSI Z1.4 mengatur inspeksi harus dimulai pada tingkatan
normal, lalu kapan kita harus memperketat inspeksi? dan kapan
kita harus melonggarkan inspeksi? ANSI Z1.4 mengaturnya dalam
switching rule seperti pada Gambar 4 di bawah ini.
9/20/2021, 10:59 AM
AQL Sampling Plan, Langkah-Langkah Inspeksi QC dengan ANSI Z1.4
15 of 17
about:reader?url=https%3A%2F%2Feriskusnadi.com%2F2020%2F0...
Gambar 4. Switching rule untuk sistem ANSI Z1.4
SWITCHING RULE
NORMAL KE TIGHTENED
Jika 2 dari 2, 3, 4, atau 5 lot berturut-turut ditolak selama normal
inspection, maka inspeksi harus diubah ke tightened inspection.
TIGHTENED KE NORMAL
Jika 5 lot berturut-turut diterima pada saat tightened inspection,
maka inspeksi dapat kembali ke normal inspection.
NORMAL KE REDUCED
Jika 10 lot berturut-turut diterima, dengan
Jumlah cacat (dalam 10 lot tersebut) di bawah Limit Numbers for
Reduced Inspection (lihat Table VIII dalam ANSI Z1.4), dan
Produksi dalam kondisi stabil, dan
Telah disetujui oleh otoritas yang bertanggung jawab.
REDUCED KE NORMAL
Jika suatu lot ditolak, atau
Jika lot hanya sebagian dapat diterima (jumlah cacat jatuh diantara
accepted number dan rejected number), atau
Produksi tidak teratur atau sering terlambat, atau
Kondisi lain yang mengharuskan kembali ke normal inspection.
DISCONTINUE INSPECTION
Jika 5 lot berturut-turut selama tightened inspection ditolak,
inspeksi harus dihentikan sambil menunggu tindakan perbaikan
terhadap kualitas produk.
Apakah switching rule ini wajib digunakan? Tidak wajib, tetapi ada
risiko yang harus ditanggung:
Risiko pertama adalah jika inspeksi tidak diperketat ketika terjadi
masalah berturut-turut, maka akan ada risiko pelanggan
mendapatkan produk yang buruk.
Risiko kedua, ketika kualitas produk konsisten jika inspeksi tidak
9/20/2021, 10:59 AM
AQL Sampling Plan, Langkah-Langkah Inspeksi QC dengan ANSI Z1.4
16 of 17
about:reader?url=https%3A%2F%2Feriskusnadi.com%2F2020%2F0...
dilonggarkan, maka akan berpotensi meningkatkan anggaran
inspeksi.
Switching rule ini adalah sebuah keputusan bisnis yang bertujuan
untuk melindungi produsen dari risiko-risiko tersebut. Jika
konsumen tidak meminta tingkat inspeksi tertentu, maka sebaiknya
kita menggunakan switching rule ini.
Apakah AQL sebuah keharusan?
Andai kata pada contoh kasus di atas kita menemukan 8 item cacat
dari 80 item sampel, maka artinya kita telah mendeteksi tingkat
kegagalan sebesar 10%. Tingkat kegagalan 10% ini belum tentu
berlaku untuk seluruh populasi, mungkin saja dalam populasi 600
item (lot size) terdapat lebih dari 60 item cacat. Tabel AQL
dikembangkan secara statistik dengan tingkat kepercayaan
(confidence level) tidak sampai 100% (lihat kurva OC pada Gambar
2), didalamnya mengandung risiko sampling (risiko produsen
maupun risiko konsumen). Dengan kata lain, tingkat kegagalan
10% bisa berarti 1 dari 10 kali, keputusan sampling kita bisa salah
dalam jangka panjang, yaitu:
Menolak lot yang tingkat kualitasnya “bagus” sehingga muncul
risiko produsen (α), misal meningkatnya biaya kualitas karena
adanya 100% inspeksi, rework/ repair, scrap, dll.
Menerima lot yang tingkat kualitasnya “buruk” sehingga muncul
risiko konsumen (β), misal meningkatnya issues kualitas/ komplain,
product recall, defective return dll.
AQL harus dipandang sebagai alat kontrol proses untuk
mengidentifikasi rata-rata proses, bukan sebagai alat untuk
memutuskan diterima atau ditolaknya suatu lot. Produsen harus
mendefinisikan ruang lingkup inspeksi (level inspeksi, spesifikasi
kualitas, klasifikasi cacat, dll.) dengan jelas dan tepat untuk
mengukur rata-rata proses dan memperbaikinya.
Masalah lain adalah AQL dalam ANSI Z1.4 adalah turunan dari
MIL-STD-105 yang dibuat satu abad yang lalu, yang mana pada
abad ke-21 ini sejalan meningkatnya ekpektasi kualitas, tingkat
kepercayaannya sudah tidak dapat diterima di beberapa sektor
yang mensyaratkan spesifikasi kualitas yang sangat tinggi (industri
dirgantara, otomotif, medis, dll.). Kebanyakan mereka
9/20/2021, 10:59 AM
AQL Sampling Plan, Langkah-Langkah Inspeksi QC dengan ANSI Z1.4
17 of 17
about:reader?url=https%3A%2F%2Feriskusnadi.com%2F2020%2F0...
menginvestasikan waktunya untuk penilaian risiko (risk
assessment) dan perencanaan yang tepat untuk pengendalian/
inspeksi produk dan proses (contoh alat yang paling terkenal
adalah FMEA dan Control Plan).
Standar AQL bukanlah suatu keharusan untuk mengirimkan produk
yang berkualitas. Sebaiknya AQL cukup digunakan dalam kasus
produk yang tidak berisiko tinggi atau kasus cacat yang tidak
mempengaruhi fungsi produk. Kemampuan kita dalam penilaian
risiko, perencanaan inspeksi, proses manufaktur, pemilihan
pemasok, dan pemahaman terhadap harapan konsumen akan
menentukan apakah masalah kualitas dapat dideteksi oleh
inspektor kita atau ditemukan oleh konsumen.
Referensi
American Society for Quality. (2008). American national standard:
Sampling procedures and tables for inspection by attributes
(ANSI/ASQ Z1.4-2008). Milwaukee, WI: ASQ Quality Press.
Gupta, B. C., & Walker, H. F. (2007). Statistical Quality Control for
the Six Sigma Green Belt. Milwaukee, WI: ASQ Quality Press.
Schilling, E. G. (1999). Acceptance sampling. In J. M. Juran, & A.
B. Godfrey, Juran’s quality handbook (5th ed., pp. 46.1-46.87). New
York: McGraw-Hill.
Schilling, E. G., & Neubauer, D. V. (2009). Acceptance sampling in
quality control (2nd ed.). Boca Raton, FL: Taylor & Francis Group.
Webber, L., & Wallace, M. (2007). Quality control for dummies.
Hoboken, NJ: Wiley Publishing, Inc.
9/20/2021, 10:59 AM
Download