1 Telaah Paper “Using Big Data from Customer Relationship Management Information Systems to Determine the Client Profile in the Hotel Sector” Pilar Talón-Ballestero, Department of Business Economics, Rey Juan Carlos University, Lydia González-Serrano, Department of Business Economics, Rey Juan Carlos University, Cristina Soguero-Ruiz, Department of Signal Theory and Communications and Telematic Systems and Computation, Rey Juan Carlos University, Sergio Muñoz-Romero, Center of Computational Simulation, Universidad Politécnica de Madrid, José Luis Rojo-Álvarez, Center of Computational Simulation, Universidad Politécnica de Madrid Abstrak— Informasi pelanggan (customer knowledge) menjadi poin utama dalam kegiatan manajemen hotel. Namun, perkembangan Big Data dalam pemanfaatan sejumlah besar informasi pada sistem Customer Relationship Management (CRM) untuk menghasilkan profil client yang efektif masih belum banyak digunakan. Dalam penelitian ini, penulis akan menyusun profil client dari data pada sistem CRM menggunakan teknologi Big Data dan teknik resampling Bootstrap untuk uji proporsi. Profil konsisten ditemukan pada client yang datang kembali (repeaters) yang melakukan perjalanan tanpa anak. Profil untuk client yang berasal dari Inggris dan Jerman cenderung sama. Sedangkan profil client yang berasal dari Spanyol memiliki perbedaan utama pada usia client dan durasi tinggalnya. Teknologi Big Data sangat berguna untuk melakukan analisis data yang tersedia pada sistem informasi CRM pada industri perhotelan. Keywords—Big data, hospitality industry, customer relationship management, client profile, bootstrap resampling, hotel chains I. PENDAHULUAN Customer knowledge memiliki peran penting dalam industri perhotelan. Customer knowledge khususnya berperan dalam memberikan pelayanan dengan kualitas yang lebih baik (yang telah disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan) sehingga dapat meningkatkan hubungan dengan pelanggan, Apabila kepuasan pelanggan atas pelayanan meningkat, maka loyalitas pelanggan juga akan meningkat. Loyalitas pelanggan yang tinggi dapat menyebabkan repeating customer atau pelanggan yang kembali lagi. Dengan begitu, keuntungan yang didapatkan hotel pun menjadi lebih besar [1]. Informasi penting terkait pelanggan dan preferensinya disimpan dalam suatu sistem Customer Relationship Management (CRM). Sistem CRM ini mampu menyimpan informasi mengenai pelanggan dalam jumlah yang besar. Sayangnya, penggunaan teknik analisis Big Data yang sudah lebih canggih belum banyak diterapkan di industri perhotelan. Pemanfaatan sistem CRM dengan menggunakan teknologi Big Data dapat membantu menentukan profil pelanggan secara lebih efektif. Penggunaan teknologi Big Data ini juga telah terbukti membantu pada industri lain, seperti keuangan dan kesehatan. Oleh karena itu, muncul kebutuhan untuk memanfaatkan tools yang tersedia dari teknologi Big Data untuk melakukan client profiling pada industri perhotelan. Pada studi ini, tidak disebutkan nama dari rantai/grup hotel yang diteliti sehingga untuk kebutuhan paper review, grup akan disebut sebagai Grup Hotel X. Berdasarkan latar belakang yang telah disusun, hal yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut. “Bagaimana profil client dari Grup Hotel X berdasarkan informasi yang tersedia pada sistem CRM dengan memanfaatkan teknologi Big Data?” Maka, untuk menjawab rumusan masalah di atas, ditentukan tujuan dari penelitian ini adalah menentukan profil client dari Grup Hotel X berdasarkan informasi yang tersedia pada sistem CRM dengan memanfaatkan teknologi Big Data. Studi ini akan berfokus kepada pelanggan repeaters dari Grup Hotel X. Akan diperlukan analisis lebih lanjut terhadap profil pelanggan first-timers Grup Hotel X untuk mendapatkan informasi yang lebih. Untuk melakukan studi ini, diperlukan asumsi terhadap sistem CRM bahwa menciptakan dan memenuhi hubungan jangka panjang dengan pelanggan yang menguntungkan akan memperbesar peluang sukses perusahaan tersebut. Melihat semakin berkembangnya teknologi dan semakin banyaknya jenis hotel atau penginapan yang bermunculan, paper ini dapat digunakan oleh pihak hotel untuk dapat tetap bersaing pada di tengah ramainya industri perhotelan. Isi dari paper ini dinilai sangat relevan terhadap kondisi industri pada saat ini. Selain itu, metodologi yang digunakannya juga tidak terlalu kompleks sehingga dapat digunakan oleh pihak lainnya. Karena alasan tersebut, penulis memiliki paper ini udah direview lebih lanjut. II. PENGERTIAN CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT DAN PERKEMBANGANNYA Customer Relationship Management (CRM) merupakan suatu strategi pemasaran yang dilakukan dengan meningkatkan hubungan antara perusahaan dengan pelanggan. CRM biasanya 2 melibatkan identifikasi strategi bisnis dan pelanggan yang tepat dengan penggunaan data dan teknologi untuk menciptakan customer experiences yang lebih baik [2]. Terdapat beberapa terminologi yang berkaitan dengan CRM. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut. 1. Customer knowledge merupakan pengetahuan dan pemahaman suatu perusahaan terhadap pelanggan, termasuk kebutuhan dan keinginannya, berdasarkan pengalaman dan data pelanggan [3]. 2. Customer knowledge management merupakan teknik manajemen untuk memicu terjadinya pertukaran pengetahuan antara suatu perusahaan dengan pelanggannya sehingga membantu perusahaan mengambil keputusan dan menerapkan strategi yang tepat [4]. 3. Customer management merupakan implementasi dari CRM yang berkaitan dengan pengelolaan interaksi dengan pelanggan, termasuk penggunaan tools seperti manajemen campaign, manajemen call center, penjualan berbasis otomasi, dan personalisasi berbasis web [5]. 4. Relationship marketing merupakan strategi manajemen untuk membangun, mempertahankan, dan meningkatkan hubungan dengan pelanggan dan stakeholders (atau bahkan memutus hubungan) sehingga tujuan seluruh pihak tercapai secara mutual [6]. 5. Stakeholders merupakan seluruh pihak yang memiliki interest/concern yang sama dalam suatu perusahaan/bisnis. Stakeholders dapat berupa investor, pihak yang berkontribusi terhadap perusahaan (ex: supplier, pegawai), oberserver (ex: media). dan customer yang menerima output [7] 6. Customer value merupakan preferensi pelanggan terhadap suatu produk/fasilitas dan evaluasinya terhadap penggunaan produk/fasilitas tersebut (baik mendukung maupun menghalangi ketercapaian tujuan dari penggunaan produk/fasilitas) [8] CRM merupakan salah satu prinsip yang dikembangkan dari relationship marketing. Pada tahun 2001, Ryals dan Payne mengusulkan persepektif mengenai perbedaan keduanya. Menurutnya, relationship marketing berkaitan dengan menjaga dan mengelola hubungan dengan stakeholder, sedangkan CRM berfokus sepenuhnya pada pelanggan [9]. Dengan begitu, CRM menjadi suatu disiplin manajemen yang baru. CRM merupakan hasil dari evolusi dan integrasi secara terus menerus dari ide marketing, serta ketersediaan data, tekonologi, dan pendekatan organisasi yang baru [10]. Pada awal dikembangkannya CRM, definisi dari CRM sendiri masih terlalu beragam sehingga menyebabkan kebingungan. Maka, masih diperlukan analisis lebih lanjut untuk menentukan definisi yang sesuai untuk CRM. Pada tahun 2005, peneliti berusaha untuk mengelompokkan dan menarik suatu kesimpulan dari banyaknya definisi CRM. Didapatkan dua kata kunci, yaitu teknologi dan customercentric. Secara spesifik, CRM berkaitan erat dengan strategi, pemanfaatan data dan teknologi secara cerdas, perolehan customer knowledge dan pemanfaatannya terhadap stakeholders yang tepat, hubungan dengan pelanggan, dan integrasi dari seluruh proses yang berkolaborasi untuk menghasilkan customer value. III. RANGKUMAN KONTEN PAPER DAN KESIMPULANNYA Metodologi yang dilakukan pada studi yang ditelaah ini disusun dalam suatu diagram alur sebagai berikut. Gambar 1 Flowchart Metodologi Studi diawali dengan penyusunan latar belakang dan rumusan masalah. Dengan begitu, tujuan dilaksanakannya studi akan disesuaikan sehingga dapat menjawab rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya. Kemudian, perlu ditetapkan asumsi yang digunakan dan batasan dari studi. Hasil dari langkah awal ini telah dijelaskan pada bagian awal review paper. Selanjutnya, dilakukan pengumpulan data untuk kebutuhan analisis. Data yang digunakan pada studi ini merupakan data sekunder. Data diperoleh dari histori 4.935.806 pelanggan yang pernah menginap pada Grup Hotel X pada tahun 2013-2014. dan tersimpan pada sistem CRM hotel. Variabel yang dianalisis dari data pelanggan yang tersimpan terdiri atas 3 kelompok, yaitu demographic, behavioral, dan transactional data. Keseluruhan dari variabel yang dianalisis dapat dilihat pada Gambar 2. 3 untuk memvisualisasikan kategori-kategori yang signifikan/relevan dalam penentuan profil client. paling Gambar 2 Deskripsi Variabel Data yang dimiliki akan dikelompokkan ke dalam 2 populasi, yaitu pelanggan yang hanya pernah menginap sebanyak satu kali (first-timer) dan pelanggan yang pernah menginap lebih dari sekali (repeater). Proses pengelompokkan first-timer dan repeater dilakukan berdasarkan kewarganegaraannya. Pada studi ini, akan diambil 3 asal negara pelanggan tertinggi, yaitu Spanyol, Inggris, dan Jerman. Setelah itu. dilakukan uji proporsi terhadap kedua populasi. Pada pengolahan data ini, populasi repeaters akan menjadi grup 1, sedangkan populasi first-timers menjadi grup 2. Sebagai contoh, akan dilakukan perhitungan terhadap variabel gender. Pada sistem CRM data gender pelanggan disimpan ke dalam 3 kategori. yaitu wanita, pria, dan tidak diketahui. Dengan melambangkan proporsi wanita pada grup 1 sebagai 𝑝𝑓 (𝑔1 ) dan proporsi wanita pada grup 2 sebagai 𝑝𝑓 (𝑔2 ), maka Category Proportion Difference (CPD) dapat dihitung dengan persamaan berikut. ∆𝑝𝑓 = 𝑝𝑓 (𝑔1 ) − 𝑝𝑓 (𝑔2 ) (1) Jika didapatkan ∆𝑝𝑓 > 0, maka variabel tersebut lebih besar proporsinya pada grup 1 dibandingkan pada grup 2. Artinya, pelanggan berjenis kelamin wanita lebih mungkin untuk menjadi repeater clients. Dengan melakukan langkah yang sama untuk kedua kategori lainnya pada variabel gender, didapatkan vector perbedaan proporsi atau Feature Proportion Difference Vector (FPDV) sebagai berikut. 𝑣𝑔𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟 = [∆𝑝𝑓 , ∆𝑝𝑚 , ∆𝑝𝑢 ] (2) Kemudian langkah yang sama dilakukan untuk variabel yang lainnya. Ketika proporsi pada kategori 𝑖 dalam suatu variabel cukup seimbang di antara kedua grup, maka nilai ∆𝑝𝑖 akan mendekati 0. Nilai ∆𝑝𝑖 dari suatu kategori yang tidak sama dengan 0 menandakan bahwa kategori tersebut perlu diperhatikan lebih jauh. Oleh karena itu, dilakukan uji statistik untuk menentukan apakah terdapat perbedaan proporsi yang cukup signifikan antara kedua grup terhadap suatu kategori. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. 1. H0: ∆𝑝𝐼 = 0, tidak ada perbedaan proporsi antara kedua grup terhadap kategori 𝑖 2. H1: ∆𝑝𝑖 ≠ 0, terdapat perbedaan proporsi antara kedua grup terhadap kategori 𝑖 (∆𝑝𝑖 > 0, proporsi kategori 𝑖 lebih besar secara signifikan pada grup 1). Uji hipotesis dilakukan dengan metode bootsrap resampling. Hasil dari data yang diolah akan ditampilkan ke dalam 2 bentuk visualisasi, yaitu chromosome proportions plot (Gambar 3) dan spiderweb representation (Gambar 4). Chromosome proportions plot menunjukkan nilai CPD dari seluruh kategori. Garis merah putus-putus digunakan sebagai batasan untuk menentukan kategori yang cukup signifikan untuk dianalisis lebih lanjut. Sedangkan spiderweb representation digunakan Gambar 3 Chromosome Proportions Plot Gambar 4 Spiderweb Representation untuk kewarganegaraan Jerman (kiri), Spanyol (tengah), dan Inggris (kanan) dengan repeaters berwarna merah dan first-timers berwarna kuning. Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa pelanggan repeaters yang berasal dari Jerman dan Inggris memiliki profil yang serupa. Berikut merupakan beberapa karakteristik dari profil client repeaters untuk kedua grup dari asal negara yang berbeda. 1. Repeaters yang berasal dari Inggris dan Jerman: a. Pelanggan tanpa anak (kategori c85) b. Senior dengan durasi menginap yang panjang (kategori c73) c. Single (kategori c149) d. Melakukan perjalanan berpasangan (kategori c150) 2. Repeaters yang berasal dari Spanyol: a. Pelanggan muda yang berlibur dalam grup (kategori c78) b. Pelanggan tanpa anak (kategori c85) c. Single (kategori c149) d. Pria (kategori c1) Sedangkan profil client first-timers yang berasal dari Inggris dan Spanyol memiliki karakteristik sebagai berikut. 1. First-timers yang berasal dari Inggris a. Status civil yang tidak diketahui (kategori c148) b. Customer segment yang tidak diketahui (kategori c39) c. Customer group yang tidak diketahui (kategori c71) d. Habitual residence yang tidak diketahui (kategori c400) 2. First-timers yang berasal dari Spanyol 4 a. b. Melakukan perjalanan keluarga (kategori c151) Melakukan pemesanan melalui agensi (kategori c801) Jika dilihat pada karakteristik pelanggan first-timers yang berasal dari Inggris, kebanyakan dari datanya termasuk ke dalam kategori tidak diketahui. Artinya, data dari pelanggan first-timers tidak disimpan dalam sistem CRM oleh pihak hotel. Hal ini perlu menjadi perhatian lebih lanjut karena informasi yang dimiliki mengenai pelanggan first-timers dapat dimanfaatkan untuk mengenal pelanggan lebih baik sehingga dapat diberikan pelayanan yang lebih sesuai. Dengan begitu, terdapat peningkatan kemungkinan pelanggan akan kembali lagi dan menjadi repeaters. IV. ANALISIS Pada paper ini,Setelah melakukan review paper “Using Big Data from Customer Relationship Management Information Systems to Determine the Client Profile in the Hotel Sector”, berikut merupakan beberapa analisis yang dapat dilakukan. A. Kelebihan dan Kekurangan Metodologi Setelah melakukan review paper, dapat dilihat bahwa pengolahan data menggunakan metodologi serupa cukup sedehana sehingga metode tersebut mudah diaplikasikan pada sistem CRM lain pada industri yang lain. Penggunaan teknik map-reduce pada paper ini juga menghasilkan konsistensi pada uji statistik. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa penggunaan uji statistik yang simple pun masih jauh lebih efisien dibandingkan pendekatan konvensional.Selain itu, dengan memanfaatkan teknologi big data, perusahaan dapat melakukan pengolahan data secara mudah, bahkan untuk set data yang berukuran besar dan kompleks sekalipun. Namun, masih terdapat beberapa kekurangan dari metodologi yang digunakan pada paper ini. Hal pertama adalah penggunaan uji statistic yang masih bersifat simple. Akibatnya, informasi yang diperoleh oleh analis masih sangat sederhana sehingga diperlukan analisis lebih lanjut untuk memperoleh informasi yang lebih variatif dan spesifik, kemudian digunakan untuk membantu perusahaan dalam mengambil keputusan. Kemudian, pada paper ini dibahas mengenai pemanfaatan sistem CRM pada suatu rantai hotel sehingga agar studi dapat dilaksanakan, diperlukakn data lengkap pada sistem CRM hotel tersebut. Namun, biasanya data pelanggan yang dimiliki oleh perusahaan bersifat confidential sehingga tidak dapat diakses oleh sembarang orang. Oleh karena itu, analis perlu menjalin persetujuan untuk melakukan kolaborasi dengan hotel tersebut terlebih dahulu. B. Implikasi dari Penerapan Konten Paper pada Industri Berdasarkan hasil dari pengolahan data pada paper, ditemukan bahwa terdapat beberapa fitur yang relevan dalam pembentukan profil pelanggan pada Grup Hotel X. Beberapa di antaranya merupakan kewarganegaraan, jenis kelamin, usia, durasi menginap, dan lain-lain. Dengan mengetahui fitur pelanggan yang relevan, hotel dapat menentukan pada fitur apa saja yang penting untuk disimpan oleh hotel tersebut sesuai dengan pelanggan dan target pelanggan yang dimilikinya. Perlu diingat, setiap hotel memiliki kelompok pelanggan yang berbeda-beda dengan target pelanggannya yang berbeda pula. Dalam konteks pemasaran, hasil yang didapatkan dari analisis data pada paper dapat membantu industri perhotelan dalam mengidentifikasi pelanggan sehingga membantu hotel untuk memutuskan produk dan pelayanan seperti apa yang dibutuhkan pelanggan yang dimiliki hotel tersebut. Misalkan, pada kasus Grup Hotel X, ditemukan bahwa hampir seluruh pelanggan repeaters datang untuk menginap tanpa membawa anak. Informasi ini dapat dimanfaatkan Grup Hotel X untuk mengarahkan orientasi hotel menuju segmen “liburan nonkeluarga”, salah satunya dengan penawaran produk yang digunakan untuk usia dewasa. Penerapan dari paper ini dalam industri perhotelan memberikan pihak hotel pemahaman lebih dalam mengenai karakteristik dari pelanggannya. Pemahaman ini dapat meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan oleh perusahaan akibat dilakukannya strategi marketing yang bersifat personalized. C. Relevansi Topik dengan Kondisi Industri Saat Ini Seiring dengan perkembangan teknologi, sistem ekonomi dan bisnis pada berbagai industri bergeser menjadi berbasis kreativitas, entertainment, dan penciptaan pengalaman menggunakan platform berbasis digital [11]. Di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) menemukan bahwa konsumsi penduduk untuk restoran dan hotel lebih besar dibandingkan konsumsi untuk kebutuhan rumah tangga. Data ini mendukung penelitian mengenai generasi milenial yang lebih banyak menghabiskan uangnya untuk kebutuhan yang bersifat lifestyle dan experience, termasuk berlibur dan menginap di hotel [11]. Dengan adanya transformasi digital, perusahaan di berbagai industri memiliki kemudahan dalam mengumpulkan data pelanggan. Pada industri perhotelan, hampir keseluruhan interaksi antara pelanggan dengan manajemen hotel dilakukan secara digital. Dilihat dari proses booking kamar, saat ini pelanggan dapat melakukan pemesanan melalui berbagai metode secara digital, seperti melalui aplikasi traveling, website hotel tersebut, ataupun metode lainnya yang dimiliki tiap hotel. Dari berbagai metode tersebut, data pelanggan yang melakukan pemesanan akan disimpan secara otomatis pada sistem hotel. Data pelanggan inilah yang diperlukan oleh pihak hotel untuk menghasilkan customer knowledge yang cukup sehingga membantu hotel dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil oleh perusahaan menjadi kunci utama yang menentukan apakah pelanggan tertarik untuk menginap pada hotel tersebut dan pelanggan seperti apa yang akan tertarik. Oleh karena itu, data yang dimiliki oleh hotel perlu diolah dan dianalisis lebih lanjut sehingga informasi yang diperolehnya menjadi lebih beragam dan spesifik. Penggunaan teknologi Big Data ini akan membantu hotel untuk mengelola dan memproses data yang disimpan dalam sistem, bahkan dalam ukuran yang sangat besar dan kompleks. Dengan memanfaatkan teknologi yang sesuai, keputusan yang diambil oleh pihak hotel menjadi lebih tepat sasaran, sesuai 5 dengan target yang dimilikinya. Hotel dapat memberikan layanan dan penawaran yang sesuai dengan target pasarnya, bersamaan dengan strategi pemasaran yang tepat, yang juga disesuaikan dengan waktu-waktu tertentu. Hal ini akan membantu hotel tersebut ketika bersaing dengan kompetitor lainnya sehingga perusahaan tetap unggul sembari menjaga atau bahkan meningkatkan keuntungan yang didapatkannya. D. Analisis Perbedaan Penerapan Konten Paper pada Industri Perhotelan dengan Industri Lainnya Langkah awal yang diperlukan dalam proses pengolahan data pada paper merupakan penentuan fitur pelanggan yang relevan terhadap suatu perusahaan. Penerapan teknologi big data untuk sistem CRM pada industri yang berbeda tentunya akan menghasilkan fitur pelanggan relevan yang berbeda pula dengan pada industri perhotelan. Pada industri kesehatan misalkan, jika dianalisis secara sekilas, fitur relevan indsutri tersebut dapat terdiri atas usia pasien, keluhan/diagnosis, metode pembayaran (kondisi keuangan), dan lain-lain. Atau misalkan pada industri perbankan, fitur relevan dapat terdiri atas tanggal lahir pelanggan, jumlah tabungan, dan frekuensi transaksi. Setiap industri memiliki tujuan usaha yang sama, yaitu untuk mengembangkan usahanya dan mendapatkan keuntungan. Namun, strategi pemasaran dan pengembangan usaha pada masing-masing industri lah yang berbeda, Hal ini disebabkan karena pelanggan dari masing-masing industri datang ke usaha tersebut dengan tujuan yang berbeda pula sehingga hasil pengolahan data yang diperlukan juga beragam. Misalkan pada industri kesehatan, pengolahan data dapat menghasilkan informasi mengenai jenis penyakit yang saat ini sedang meningkat. Informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk melakukan pengobatan, mengantisipasi terjadinya kekurangan obat-obatan, dan mengedukasi masyarakat dalam pencegahan penyebaran. Sementara itu, pada industri perbankan, pengolahan data dapat menghasilkan informasi mengenai kebutuhan nasabah mengenai produk-produk perbankan. Informasi ini dapat dimanfaatkan industri perbankan dalam melakukan pengembangan produknya sekaligus menjaga loyalitas dari nasabah yang sudah dimilikinya. V. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan review paper yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan teknologi big data dapat membantu perusahaan dalam melakukan pengambilan keputusan sehingga memberikan banyak keuntungan terhadap perusahaan tersebut, khususnya pada industri perhotelan. Hal ini didukung oleh transformasi digital pada industri perhotelan yang menyebabkan hampir seluruh hotel melakukan penyimpanan data secara otomatis dalam suatu sistem CRM. Dalam pelaksanaan review paper ini, masih terdapat beberapa kekurangan sehingga terdapat saran yang dapat diberikan. Saran yang pertama ialah pemahaman lebih dalam mengenai teori dari metode pengujian yang digunakan pada paper. Kemudian, penyediaan informasi terkait data dan hasil pengolahan data dari paper yang lengkap sehingga penulis dapat mengetahui langkah pengolahan data yang dilakukan. REFERENSI [1] C. Tseng and P. Wu, "The impact of customer knowledge and customer relationship management on service quality," International Journal of Quality and Service Sciences, vol. 6, no. 1, pp. 77-96, 2014. [2] A. F. T. Payne and P. E. Frow, "A Strategic Framework for CRM," Journal of Marketing, vol. 69, no. 4, pp. 167-176, 2005. [3] B. Najat, "Importance of Customer Knowledge in Business Organizations," International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, vol. 7, no. 11, pp. 175-177, 2017. [4] C. Lopez-Nicolasa and F. J. Molina-Castillob, "Customer Knowledge Management and Ecommerce: The Role of Customer Perceived Risk," International Journal of Information Management, vol. 28, p. 102, 2008. [5] A. Payne and P. Frow, "Customer Relationship Management: A Strategic Perspective," Journal of Business and Management, vol. 3, no. 1, p. 11, 2009. [6] C. Grönroos, "From Marketing Mix to Relationship Marketing: Towards a Paradigm Shift in Marketing," Management Decision, vol. 32, no. 2, pp. 4-20, 1994. [7] S. K. McGrath and S. J. Whitty, "Stakeholder Defined," International Journal of Managing Projects in Business, vol. 10, no. 4, 2017. [8] R. B. Woodruff, "Customer Value: The Next Source for Competitive Advantage," Journal of The Academy of Marketing Science, vol. 25, no. 2, pp. 139-153, 1997. [9] L. Ryals and A. F. T. Payne, "Customer Relationship Management in Financial Services: Towards Information-Enabled Relationship Marketing," Journal of Strategic Marketing, vol. 9, pp. 1-25, 2001. [10] Boulding, William, Staelin, Richard, Ehret, Micahel and Johnston and Wesley J., "A CRM Roadmap: What We Know, Potential Pitfalls, and Where to GO," Journal of Marketing, vol. 69, no. 4, pp. 155167, 2005. [11] J. J. N. Prihanto, "Transformasi Digital Industri Perhotelan: Studi pada Industri Perhotelan di Daerah Istimewa Yogyakarta," Jurnal Manajemen Bisnis, vol. 13, no. 2, pp. 186-190, 2018.