Air minum merupakan kebutuhan esensial bagi kehidupan manusia dan memiliki peran penting dalam menjaga kadar cairan tubuh. Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia No. 167/1997 dan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 907/Menkes/SK/VII/2002, Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) adalah air yang diolah dan dikemas serta aman untuk diminum. Dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 275,8 juta jiwa pada tahun 2022, kebutuhan akan air minum yang bersih juga meningkat. Kesulitan mendapatkan air bersih karena pencemaran mendorong masyarakat beralih ke AMDK. Oleh karena itu, perusahaan AMDK harus menjaga kualitas produk untuk bersaing di pasar dan meningkatkan kepercayaan konsumen, yang memerlukan pengendalian kualitas yang ketat. CV. Tirto Waluyo adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan merek Mirsha. Perusahaan ini memproduksi AMDK dengan ukuran 220 ml. Perusahaan ini menggunakan mesin cup filling sebagai mesin utama dalam proses produksinya. Mesin filling canggih ini memiliki fitur pengisian cairan mutakhir. Namun, teknologi tersebut tidak sepenuhnya menjamin produk bebas dari cacat. Berbagai faktor, termasuk tenaga kerja, metode, dan mesin, dapat menyebabkan kerusakan pada produksi AMDK ukuran 220 ml, seperti cacat pada cup, lid, benda asing, dan pemotongan. Salah satu dari permasalahan yang sering terjadi berada dibagian trimming. Proses trimming adalah Proses pemotong lid yang dipotong sesuai dengan bagian penutup pada cup. Pada saat proses trimming atau pemotongan, lid mengalami kerusakan atau tidak terpotong sempurna sehingga lid pada cup akan menyambung satu sama lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan cacat pemotongan tutup pada produk Mirsha menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi akar penyebab masalah dan menentukan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas pemotongan tutup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti kualitas bahan baku, kondisi mesin, ketidakrapian pemotongan, dan tutup yang tidak terpotong secara sempurna merupakan penyebab utama cacat pemotongan tutup. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan perbaikan pada beberapa aspek seperti pemeliharaan mesin secara berkala, peningkatan penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP), serta rotasi kerja karyawan untuk mengurangi kejenuhan. Dengan implementasi perbaikan ini, diharapkan kualitas produk Mirsha dapat meningkat, yang pada gilirannya akan memperbaiki citra perusahaan . Orang tua tercinta yang memberikan doa dan dukungan baik morai maupun material. 4. Serta seluruh dosen Politeknik Purbaya yang membimbing dan mengajarkan ilmu. 5. Penulis menyadari bahwa dalam menulis Tugas Akhir ini terdapat kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan dan kemajuan penulis dimasa yang akan datang sangat diharapkan. Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.